analisis fundamental saham perusahaan sektor …

114
ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI (CONSUMER GOODS) DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) PERIODE 2011 - 2013 DENGAN METODE TOP DOWN ANALYSIS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.) Oleh: Fajar Fuady NIM: 1110046100035 PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/ 1436 H

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR BARANG

KONSUMSI (CONSUMER GOODS) DI INDEKS SAHAM SYARIAH

INDONESIA (ISSI) PERIODE 2011 - 2013 DENGAN METODE TOP

DOWN ANALYSIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

Fajar Fuady

NIM: 1110046100035

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/ 1436 H

Page 2: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …
Page 3: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …
Page 4: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIYAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fajar Fuady

No.Induk Mahasiswa : 1110046100035

Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melangggar pernyataataan diatas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi bedasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 26 November 2014

(Fajar Fuady)

Page 5: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

v

ABSTRAK

Fajar Fuady. NIM 1110046100035. Analisis Fundamental Saham Perusahaan Sektor Barang Konsumsi (Consumer Goods) Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2011-2013. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai saham dan posisi nilai saham (overvalued, fairvalued, atau undervalued) menggunakan metode penilaian Price Earning Ratio (PER), dan metode penilaian Price Book Value (PBV), serta memberikan gambaran kepada investor untuk menentukan keputusan investasi berdasarkan analisis fundamental.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa PT. Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk , PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk dan PT. Mayora Indah, Tbk memiliki prospek yang bagus sebagai tujuan investasi. Kemudian berdasarkan hasil valuasi saham , nilai saham PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk , PT. Mayora Indah, Tbk dan PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk menggunakan metode PER berada pada posisi undervalued. Maka keputusan yang seharusnya diambil ialah membeli atau menahan saham ketiga perusahaan tersebut. Selanjutnya posisi saham PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk , PT. Mayora Indah, Tbk dan PT.Ultra Jaya Milk Industri,Tbk yang dihitung menggunakan metode PBV menunjukkan nilai saham berada dalam posisi overvalued. Maka, keputusan yang seharusnya diambil adalah menjual atau tidak membeli dulu saham tersebut.

Kata Kunci : Analisis Fundamental, Consumer Goods, Price Earning Ratio, Price

Book Value

Pembimbing : Sofyan Rizal, SE. M.Si.,

Daftar Pustaka : Tahun 1991 - 2014

Page 6: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bissmillahirohmanirrohim

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Analisis Fundamental Saham Perusahaan Sektor Barang Konsumsi (Consumer

Goods) Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2011-2013.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari zaman kegelapan menuju

zaman yang terang benderang seperti saat ini. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis

tidak terlepas dari segala bantuan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. JM Muslimin, MA., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum;

2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag. M.H., selaku Ketua Prodi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum;

3. Bapak Abdurrauf, M.A., sebagai Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum;

4. Ibu Yuke Rahmawati, MA selaku dosen penasihat akademik;

Page 7: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

vii

5. Bapak Sofyan Rizal, SE. M.Si , sebagai Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dari mulai awal penelitian

hingga terselesaikannya skripsi ini, terima kasih untuk seluruh nasehat yang

telah Bapak berikan.

6. Kedua orang tuaku, Murtadi Salbini dan Mimi Maryati, yang tidak pernah

lelah memberikan petuah hidup, serta keempat kakakku Ina Farrihah, Iwan

Kurniawan, Ahmad Fariz dan Farida yang selalu memberikan doa, semangat,

serta dukungan moril yang sangat berarti bagi penulis, kalian adalah motivasi

terbesar dalam hidup. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian, terima

kasih;

7. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta segenap pegawainya yanng

telah memberikan penulis fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan;

8. Keluarga besar PS-E 2010 (Nurul, Rahmi, Dea, Ros, Eha, Anis, Diki, Fahry,

Rian, Syam, Ayu, Mahdiyah, Eko, Farid, Iqbal dan sahabat lain yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu). Terimakasih atas kebersamaan, canda

tawa, suka duka, dan kenangan-kenangan indah yang tidak akan pernah

penulis lupakan. Semoga Allah selalu menjaga persahabatan kita dan semoga

kesuksesan mengiringi kita.

9. Sahabat terbaik, Sari Febrianti, S.Pd yang selalu menghibur dalam kesedihan

dan selalu memberikan semangat dalam setiap laku , canda, dan tawa. Semoga

selalu dilindungi dan diliputi oleh berkah-Nya.

Page 8: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

viii

10. Sahabat-sahabat UKM Bahasa-FLAT UIN Jakarta (Albert, Kamil, Fiky, Uum,

Dessy, Saeful, Eni, Yuni, Herry, Dina, Nurul, Epin, Basyir ) kalian sahabat

terbaik yang selalu setia mengiringi setiap suka duka. Terimakasih atas segala

bentuk perhatian dan kasih sayang, terimakasih telah menjadi warna dalam

pelangi kehidupan penulis.

11. Keluarga Paguyuban Kang Nong Kota Tangerang (Kang Martin, Kang Maul,

Kang Ali, Kang Denny, Kang Aga, Nong Dian, Nong Olga, Aldo, Raynald,

Shella, Mutiara, Fathia dan anggota yang lain yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu), kalian telah menjadi keluarga baru bagi penulis yang

selalu memberikan dukungan dan semangat serta motivasi untuk menjadi

lebih baik. Semoga tali silaturahmi keluarga ini semakin erat. Amiin

Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membacanya, Aamiin ya Rabbal Alamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 28 November 2014

Penulis

Page 9: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GRAFIK xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 7

C. Perumusan Masalah 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

E. Sistematika Penulisan 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Analisis Fundamental 13

1. Prosedur Analisis Fundamental 17

B. Analisis Ekonomi Makro 18

1. Produk Domestik Bruto 19

2. Inflasi 19

3. Tingkat Suku Bunga 20

Page 10: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

x

4. Nilai Tukar Rupiah 21

C. Analisis Industri 22

D. Analisis Perusahaan 24

1. Rasio Aktifitas 24

2. Rasio Likuiditas 25

3. Rasio Solvabilitas 26

4. Rasio Profitabilitas 27

E. Valuasi Saham 28

F. Review Studi Terdahulu 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 34

B. Batasan Penelitian 34

C. Ruang Lingkup Penelitian 36

D. Variabel Penelitian 36

E. Sumber Data 39

F. Kerangka Penelitian 41

G. Analisis Data 42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 45

1. PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 45

2. PT Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 45

3. PT Mayora Indah, Tbk 45

B. Gambaran Umum Proses Seleksi Saham Syariah 46

C. Analisis Ekonomi Makro 47

1. Perekonomian Dunia 48

2. Perekonomian Indonesia 55

Page 11: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

xi

a. Produk Domestik Bruto 55

b. Tingkat Inflasi 58

c. Tingkat Suku Bunga 60

d. Nilai Tukar Rupiah 61

D. Analisis Industri Barang Konsumsi 65

E. Analisis Perusahaan 70

1. Rasio Aktifitas 70

2. Rasio Likuiditas 74

3. Rasio Solvabilitas 75

4. Rasio Profitabilitas 79

F. Valuasi Saham 84

1. Metode Price Earning Ratio 84

2. Metode Price to Book Value 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 88 B. Saran 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

xii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

3.1 Pedoman Keputusan Investasi 43

4.1 PDB Menurut Lapangan Usaha 56

4.2 Angka Inflasi Indonesia 60

4.3 BI Rate 60

4.4 Kurs Rupiah BI Periode 2011-2013 63

4.5 Hasil Analisis Ekonomi Makro Tahun 2011-2013 65

4.6 Porter’s Five Forces Analysis 70

4.7 Data Rasio Aktifitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 71

4.8 Data Rasio Aktifitas PT Mayora Indah Tbk 72

4.9 Data Rasio Aktifitas PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk 73

4.10 Data Rasio Likuiditas 74

4.11 Data Rasio Solvabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 76

4.12 Data Rasio Solvabilitas PT Mayora Indah Tbk 77

4.13 Data Rasio Solvabilitas PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk 78

4.14 Data Rasio Profitabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 79

4.15 Data Rasio Profitabilitas PT Mayora Indah Tbk 80

4.16 Data Rasio Profitabilitas PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk 81

4.17 Data Earning Per Share 83

4.18 Data Estimasi Harga Wajar Saham 84

4.19 Hasil Perhitungan Estimasi Harga Wajar Saham 84

Page 13: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

xiii

4.20 Perbandingan Nilai Intrinsik dengan Harga Pasar 85

4.21 Perhitungan Price to Book Value 86

4.22 Interpretasi Hasil Perhitungan Price to Book Value 86

Page 14: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

xiv

DAFTAR GRAFIK

No. Keterangan Halaman

4.1 Perubahan Indeks Harga Saham 2011 50

4.2 Volatilitas Pasar Keuangan Global 50

4.3 Rasio Aktifitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 71

4.4 Rasio Aktifitas PT Mayora Indah Tbk 72

4.5 Rasio Aktifitas PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk 73

4.6 Rasio Likuiditas Tahun 2011-2013 74

4.7 Rasio Solvabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 76

4.8 Rasio Solvabilitas PT Mayora Indah Tbk 77

4.9 Rasio Solvabilitas PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk 78

4.10 Rasio Profitabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 79

4.11 Rasio Profitabilitas PT Mayora Indah Tbk 81

4.12 Rasio Profitabilitas PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk 82

4.13 Earning Per Share 83

Page 15: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Laporan Keuangan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk 93

2. Laporan Keuangan PT. Ultra Jaya Milk Industri, Tbk 105

3. Laporan Keuangan PT. Mayora Indah, Tbk 113

4. Lembar Valuasi Saham ICBP 120

5. Lembar Valuasi Saham ULTJ 122

6. Lembar Valuasi Saham MYOR 124

Page 16: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi, suatu istilah yang erat kaitannya dengan keuangan dan

ekonomi. Pengertian investasi menurut Bodie-Kane “an investment is the

current commitment of money or other resources in the expectation of

reaping future benefits” 1 , dimana dapat dipahami bahwa investasi

merupakan komitmen atas uang atau sumber daya yang lain guna

mendapatkan keuntungan di masa depan. Sedangkan menurut Jack Clark

Francis, investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat

menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang.2

Maka merujuk kepada pengertian investasi yang telah

dikemukakan, investasi dikatakan sebagai suatu aktifitas dengan harapan

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Investasi dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Investasi dalam bentuk asset riil (real assets), yakni investasi yang

dilakukan dalam bentuk aktiva berwujud fisik seperti emas, kendaraan,

properti dan sebagainya.

2. Investasi dalam bentuk asset finansial (financial assets) yakni investasi

yang dilakukan dalam bentuk surat-surat berharga yang menyatakan

1 Zvi Bodie,dkk,Essential of Investments (Singapura : The McGraw-Hill Companies,

2003)edisi ke-5, h.3. 2Jack Clark Francis, Investment: Analysis and Management ( Singapura : McGraw-Hill

Inc, 1991)edisi ke-5, h.1.

Page 17: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

2

klaim atas aktiva riil yang dimiliki oleh suatu lembaga atau

perusahaan. Investasi aset finasial dilakukan melalui berbagai

instrumen seperti instrument pasar uang, saham, obligasi, reksadana.

Pada dasarnya, kedua jenis investasi tersebut merupakan investasi yang

bertujuan sama dan sama-sama bisa dipertimbangkan sebagai sarana

dalam rangka mencapai tujuan keuangan 3 . Pada masa sekarang ini ,

investasi pada aset finansial merupakan pilihan investasi yang umumnya

investor pilih, tentunya dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.

Investasi pada aset finansial tidak bisa dilakukan di tempat dan media

yang bebas, tetapi hanya bisa dilakukan di tempat dan melalui media yang

terbatas. Aset finansial terdiri dari berbagai macam instrument yakni

instrument pasar uang, saham, obligasi dan reksa dana.

Diantara berbagai instrumen aset finansial tersebut, saham merupakan

produk investasi yang menawarkan para investor untuk lebih leluasa dalam

berinvestasi dikarenakan para investor dimungkinkan untuk bisa

melakukan perubahan arah terkait jual beli saham yang dimiliki, apakah di

suatu waktu ingin melakukan penjualan atau pembelian demi mendapatkan

keuntungan atas hasil investasinya. Investasi pada saham dilakukan

melalui pasar modal (capital market).

3Danareksa Online,”Jenis Investasi”, artikel diakses pada 20 Desember 2013 pukul 15.47

dari http://www.danareksaonline.com/PerencanaanKeuangan/JenisInvestasi/tabid/146/language/id-ID/Default.aspx 30-12-2013

Page 18: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

3

Di Indonesia, pasar modal dioperasionalkan kembali pada tanggal 10

Agustus 1977. Tujuan Pasar Modal di Indonesia adalah untuk

mengerahkan dana, dari masyarakat guna disalurkan ke sektor-sektor yang

lebih produktif, serta ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui

pemilikan saham –saham perusahaan. Pencapaian tujuan ini dapat dilihat

dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang go-public yang

berarti masyarakat semakin mudah untuk mencari dan menemukan saham

perusahaan manakah yang akan dijadikan sebagai instrumen investasi.

Tidak hanya membantu masyarakat dalam berinvestasi, pasar modal pun

berfungsi sebagai alternatif pendanaan bagi perusahaan yang

membutuhkan dana jangka menengah dan jangka panjang. Di negara-

negara maju, saham dinilai lebih menarik oleh masyarakat dkarenakan

saham mampu memberikan keuntungan yang lebih besar yang diperoleh

dari perubahan harga surat berharga tersebut.4

Pasar modal Indonesia dikelola oleh PT.Bursa Efek Indonesia, baik

konvensional maupun syariah. Terkait dengan pasar modal syariah, maka

setiap transaksi perdagangan surat berharga di pasar modal dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan syariah Islam5, termasuk di dalamnya efek-efek

yang diperjualbelikan harus memenuhi segala persyaratan dan kualifikasi

untuk bisa dikategorikan sebagai efek syariah, dimana pedoman mengenai

prinsip-prinsip syariah sebagai syarat bagi efek syariah bisa ditemukan di

4Erna Retna Rahadjeng, “Metode Penilaian Harga Wajar Saham Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEI”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

5Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia (Jakarta : Kencana, 2009) ,h. 77.

Page 19: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

4

dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI). Pasar modal syariah di Indonesia memiliki dua indeks yakni

Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Jakarta Islamic Index (JII) dibentuk oleh PT. Bursa Efek Indonesia pada

tanggal 3 Juli 2000, sedangkan ISSI diluncurkan pada tanggal 12 Mei

2011.

ISSI memiliki kapasitas lebih besar dibanding JII, karena ISSI per

update terakhir pada 18 Desember 2013 memuat sebanyak 312 saham

syariah 6 dimana JII hanya memuat 30 saham syariah yang memiiki

likuiditas paling baik. Komposisi saham syariah pada ISSI ditetapkan

secara periodic yakni 6 bulan sekali, tetapi ini tidak berarti di antara

rentang waktu 6 bulan tidak ada saham syariah yang bisa masuk ke dalam

komposisi saham . Hal ini dikarenakan pada pelaksanaannya, BEI bisa

memperbarui saham-saham syariah yang dianggap memenuhi kriteria

untuk masuk ke dalam komposisi ISSI pada periode tersebut.Seperti

halnya indeks saham lain, komposisi saham ISSI pun terdiri dari saham-

saham berbagai sektor.

ISSI merupakan salah satu referensi alternatif bagi para investor untuk

menanamkan modalnya pada saham-saham syariah.Seperti halnya

investasi-investasi pada bidang-bidang lain, investasi di pasar modal

syariah juga memerlukan adanya pengukuran kinerja baik langsung

6PT Bursa Efek Indonesia,”Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 8 Januari 2014

pukul 13.56 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx

Page 20: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

5

maupun tidak langsung, dengan harapan pada waktu yang akan datang

pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman

modal tersebut. Investor yang akan melakukan investasi di bursa saham

akan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang berguna dalam

pengambilan keputusan investasi tersebut atau sering disebut proses

penilaian 7 . Proses penilaian terhadap saham-saham perusahaan dapat

dilakukan melalui dua pendekatan analisis, yakni analisis teknikal dan

analisis fundamental.

Penilaian saham perusahaan melalui analisis fundamental ialah proses

yang dilakukan dalam hal penentuan harga wajar atau nilai intrinsik

sekuritas atas suatu aset modal (capital asset). Analisis fundamental atas

harga saham dapat dilakukan terhadap saham-saham dari berbagai sektor

industri. Proses analisis ini dilakukan melalui berbagai tahapan yang

sistematis yakni tahapan analisis kondisi makro ekonomi, kemudian

analisis industri (sektor) , dilanjutkan dengan analisis kondisi spesifik

perusahaan yang akan didapatkan nilai dari saham perusahaan-perusahaan

tersebut. Di antara berbagai sektor industry yang terdapat di Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI), ada di dalamnya sektor consumer goods yang

menurut penulis merupakan salah satu sektor industri dengan tingkat

pengaruh yang besar, dikarenakan sektor consumer goods merupakan

salah satu sektor industri yang paling sering bersentuhan dengan

7M. Anwar Syaifulloh,”Analisis Perbandingan Kinerja Saham Antara yang Konsisten dan

yang Tidak Konsisten Terdaftar di Jakarta Islamic Index (2006-2007) “, (Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008), h.3.

Page 21: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

6

masyarakat dikarenakan hasil produksi industri pada sektor ini adalah

barang-barang yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat, yang memiliki

peran strategis dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat

dimana produknya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik berupa

barang–barang maupun berupa makanan dan minuman.

Tingkat kapitalisasi pasar yang besar menjadi salah satu alasan yang

menjadikan saham suatu perusahaan memiliki keunggulan dibanding

saham-saham dari sektor industri sejenis, tentunya pencapaian ini tidak

terlepas dari kinerja keuangan perusahaan yang sangat baik yang

dilaksanakan oleh pihak perusahaan. Namun, sebagai investor tidaklah

cukup jika hanya mengetahui suatu saham memiliki prospek yang cerah

tanpa mencari tahu dan menganalisa sendiri apakah benar saham

perusahaan tersebut merupakan saham yang layak dibeli dan dimiliki.

Maka investor perlu melakukan analisa terhadap saham ini melalui

berbagai cara dan metode yang akan menghasilkan kesimpulan yang

berguna sebagai referensi pengambilan keputusan sebelum melakukan

investasi pada saham perusahaan yang bergerak , terutama di sektor

consumer goods. Dalam hal ini, analisis fundamental saham ialah suatu

cara yang paling banyak digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai

kondisi perusahaan apakah perusahaan tersebut memiliki kemampuan

untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang (prospektif) yang

diteliti melalui berbagai faktor yakni faktor makro ekonomi, faktor kondisi

industry atau pasar serta faktor perusahaan itu sendiri, sehingga hasil dari

Page 22: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

7

penelitian ini menjadi suatu informasi yang berguna bagi investor dalam

pengambilan keputusan berinvestasi pada saham-saham perusahaan yang

bergerak di sektor barang konsumsi atau consumer goods.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diketahui kinerja

perusahaan sektor barang konsumsi, dengan melakukan analisis kondisi

makro ekonomi, analisis industri barang konsumsi, analisis rasio keuangan

perusahaan, serta dengan melakukan penilaian (valuasi) harga saham

ketiga perusahaan. Penelitian ini akan dibahas dalam skripsi berjudul

“Analisis Fundamental Saham Perusahaan Sektor Barang Konsumsi

(Consumer Goods) di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode

2011-2013 dengan Metode Top Down Analysis”.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Di dalam transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia ,saham-

saham yang diperdagangkan merupakan saham-saham dari perusahaan

yang tercatat (listing). Secara umum, saat ini terdapat 457 perusahaan yang

tercatat sebagai emitten di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan

yang telah tercatat tersebut merupakan perusahaan dari beberapa sektor

industri , termasuk di antaranya sektor barang-barang konsumsi

(consumer) dengan jumlah 35 perusahaan. Kemudian, dari 35 perusahaan

sektor consumer goods tersebut, penulis membatasi pada tiga perusahaan

yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri

Tbk, PT Mayora Indah Tbk.

Page 23: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

8

Dalam indeks pasar saham, PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk masuk dan

tetap konsisten dalam jajaran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan

Jakarta Islamic Index (JII).

Pergerakan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk setiap harinya dpat

dipantau di BEI. Sama seperti pergerakan saham pada umumnya

pergerakan saham ketiga perusahaan ini juga bergerak secara fluktuatif.

Analisis fundamental saham yang dilakukan terhadap PT Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora

Indah Tbk menggunakan pendekatan atau metode Top Down Analysis.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan untuk melakukan

analisis fundamental saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk , menggunakan data

perekonomian Indonesia tahun 2011-2013, data industri barang konsumsi

tahun 2011-2013, data perusahaan seperti data deviden tahunan, data

laporan keuangan, serta data-data lain yang terkait dengan penelitian pada

periode 2011-2013.

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil analisis ekonomi makro yang dilakukan terhadap

ketiga perusahaan ?

2. Bagaimanakah posisi ketiga perusahaan berdasarkan analisis industri

sektor barang konsumsi ?

Page 24: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

9

3. Melalui analisa terhadap rasio-rasio keuangan, apakah PT Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT

Mayora Indah Tbk memiliki prospek di masa depan sebagai tujuan

investasi bagi para investor ?

4. Setelah melalui proses penilaian saham dengan metode Price Earning

Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) , apakah saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk,

PT Mayora Indah Tbk dalam posisi undervalued, fairvalued, atau

overvalued ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menganalisis kondisi ketiga perusahaan berdasarkan analisis

ekonomi makro.

b. Menganalisis posisi ketiga perusahaan dalam industri sektor

barang konsumsi.

c. Menganalisis prospek masa depan ketiga perusahaan sebagai

tujuan investasi bagi para investor dengan melakukan analisa

terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan.

d. Menganalisis posisi saham dengan metode Price Earning Ratio

(PER) dan Price to Book Value (PBV) untuk mengetahui

Page 25: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

10

apakah saham ketiga perusahaan undervalued, fairvalued, atau

overvalued

2. Manfaat

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan terkait teknik dan proses

analisis fundamental perusahaan.

b. Bagi Investor

Dapat dijadikan salah satu referensi sebagai dasar pengambilan

keputusan investasi bagi investor yang ingin menginvestasikan

dananya di dunia sekuritas, terutama saham.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumber

rujukan yang berguna serta memperkaya koleksi dalam

khasanah keilmuan yakni ilmu ekonomi, terutama terkait

manajemen investasi dan resiko dan ekonomi makro.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun menjadi lima bab, dimana masing-masing bab

terdiri dari beberapa sub bab, diawali dengan pendahuluan dan diakhiri

dengan kesimpulan serta saran-saran. Adapun penyusunan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai

latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah,

Page 26: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

11

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori, Bab ini akan membahas teori analisis

fundamental, analisis ekonomi makro, analisis industri serta analisis

perusahaan. Pembahasan analisis ekonomi makro berisi teori mengenai

produk domestik bruto, inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah.

Kemudian analisis industri berisi teori siklus kehidupan industri.

Sedangkan pembahasan mengenai analisis perusahaan akan dijelaskan

teori-teori terkait dengan laporan keuangan serta rasio-rasio keuangan

perusahaan, selanjutnya di dalam teori analisis perusahaan juga akan

dijelaskan mengenai pendekatan untuk penilaian saham perusahaan

dengan pendekatan Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book

Value (PBV). Pada akhir bab ini , juga akan disajikan review studi

terdahulu.

BAB III Metode Penelitian, Dalam bab ini akan dijelaskan

tentang bagaimana penelitian ini dilaksanakan, variabel-variabel apa

yang digunakan serta metode analisis data yang akan akan digunakan

dalam menganalisa data dalam penelitian ini.

BAB IV Analisis dan Pembahasan, Dalam bab ini akan dibahas

mengenai gambaran umum dari perusahaan-perusahaan yang diteliti

serta gambaran umum proses seleksi saham syariah. Pada bab ini juga

akan menjabarkan tahapan dalam melakukan penilaian perusahaan

melalui analisis fundamental, dimulai dari analisis ekonomi makro ,

Page 27: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

12

analisis industri barang konsumsi, serta analisis perusahaan-

perusahaan sebagai objek penelitian. Kemudian akan dilakukan

analisis data laporan keuangan perusahaan dengan tujuan membuat

penilaian saham perusahaan dengan menggunakan pendekatan Price

Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value, yang pada akhirnya

dapat menghasilkan kesimpulan harga wajar dari perusahaan-

perusahaan yang diteliti.

BAB V Penutup, Bab ini akan memberikan kesimpulan dari hasil

pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang perlu

yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan kontribusi pemikiran.

Page 28: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Fundamental

Penelitian terkait pasar modal mengenai analisis fundamental , menjadi

sangat populer beberapa tahun belakangan terakhir, ini disebabkan oleh

meningkatnya bukti dalam literatur ekonomi keuangan terhadap hipotesis

pasar efisien.8

Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar dengan harga

sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi relevan. Semakin cepat

informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal

tersebut. Menurut Arifin, hipotesis pasar modal yang efisien menyatakan

bahwa:

1. Harga sekuritas umumnya pada ekuilibrium, yaitu samanya expected return

dan required return.

2. Harga-harga saham selalu mencerminkan seluruh informasi yang tersedia

berkaitan dengan perusahaan penerbit dan sahamnya.

8 Seng, Dyna. “Fundamental Analysis and the Prediction of Earnings.” International

Journal of Business and Management. Vol. 7, NO. 3 (February 2012): h.32

Page 29: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

14

3. Karena harga saham sudah mencerminkan harga yang benar maka investor

mestinya tidak perlu menyia-nyiakan waktu untuk mencari saham yang

mispriced (undervalued atau overvalued).9

Bursa efek di berbagai negara dikatakan sebagai salah satu pilar dalam

perekonomian yang mana menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi. 10

Komponen yang penting dalam bursa efek yakni pialang saham atau analis

pasar modal yang memiliki berbagai macam tugas dan fungsi seperti jual beli

saham, layanan jasa keuangan, serta penasihat nasabah. Analis menggunakan

informasi dan pendekatan yang berbeda dalam melakukan analisisnya terkait

aktivitas di pasar modal. Secara keseluruhan, terdapat dua cara yang sudah

dikenal dalam melakukan analisa terhadap saham yaitu analisis teknikal dan

analisis fundamental.

Sebagaimana diketahui, analisis teknikal adalah cara yang digunakan

untuk memprediksikan fluktuasi harga sekuritas dan untuk menemukan pola

harga saham.11 Lebih jelas lagi, analisis teknikal adalah analisis sekuritas

dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Analisis sekuritas

yang dimaksud adalah pergerakan grafik harga (atau volume) saham, obligasi,

option, future, dan instrumen keuangan lain. Analisis ini menganggap bahwa

9 Siti Bilqis Sabrini,”Analisis Harga Saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode

2004-2007 dengan Analisis Fundamental dan Teknikal”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2008), h. 8

10 Jamshidi, Nasser dkk. “Studying Affecting Factors on Analysts’ Decisions Regarding Share Analysis in Tehran Stock Exchange: A Fundamental Analysis Approach.” European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 44 (2012) : h.77

11 Ibid., h.78

Page 30: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

15

grafik harga masa lalu adalah pencerminan harapan, emosi, dan konsensus

pasar.12

Pendekatan kedua dalam melakukan analisa saham yakni dengan

menggunakan analisis fundamental.

Ada beberapa pengertian analisis fundamental, diantaranya sebagai

berikut :

a. Analisis fundamental adalah salah satu jenis analisa investasi yang

dilakukan investor dengan memperhatikan laporan keuangan dan

fundamental perusahaan. Faktor fundamental perusahaan yaitu hal-hal

yang berkaitan dengan operasional suatu perusahaan dan kemampuannya

mendatangkan keuntungan.13

b. Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data–

data internal (fundamental) dan faktor–faktor eksternal yang berhubungan

dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang

dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan

sejenisnya sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan

badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan

sejenisnya. Melalui pertimbangan data–data di atas, analisis fundamental

12 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 19 13 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 14

Page 31: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

16

menghasilkan analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan bahwa

perusahaan yang dianalisis sahamnya layak di beli atau tidak.14

c. Analisa fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri dan kondisi

perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan.15

d. “Fundamental analysis involves the use of current and past financial

statements in conjunction with industry and economic data in order to

determine firms’ intrinsic value and identify mispriced securities“. 16

Maksud dari pernyataan ini, bahwa analisis fundamental ialah analisis

yang melibatkan penggunaan laporan keuangan saat ini dan masa lalu

dalam hubungannya dengan data industri dan data ekonomi untuk

menentukan nilai intrinsik perusahaan dan mengidentifikasi efek kesalahan

harga.

Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis

fundamental ialah proses analisis sekuritas dengan memperhatikan berbagai faktor

baik internal (data-data keuangan perusahaan) maupun eksternal perusahaan

(sektor industri serta kondisi ekonomi secara makro) dengan tujuan untuk

menentukan nilai intrinsik perusahaan.

14 Andriani,Friska dkk.” Pengambilan Keputusan Investasi Saham dengan Menggunakan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Price Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).” Jurnal Universitas Brawijaya : h. 2

15 David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi : Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.203.

16 Seng, Dyna, loc.cit. h.32

Page 32: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

17

A.1 Prosedur Analisis Fundamental

Seperti yang telah disebutkan bahwa analisis fundamental adalah sebuah

cara untuk menemukan level fundamental keuangan perusahaan. Analisis ini

bertujuan mengetahui kondisi kesehatan keuangan dan memperkirakan nilai

intrinsik. Ada 3 elemen dalam analisis fundamental yakni analisis makro

ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan. Secara umum, ada dua

pendekatan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis fundamental.

Fundamental analysis can be conducted by two top – down and down – top approaches. In top – down approach, economy/market, industry and firm are analyzed respectively. Economy and market for securities are analyzed to see whether it is the right time to allocate additional sums to stocks or not..Then, industries and sections are analyzed to decide which one has the best outlook in future. Finally, company is analyzed. In down – top approach, investors focus on firm’s pillars or foundations directly. Analyzing such data as firm’s products, competitive status and financial situation lead to estimate potential profits and, ultimately, its value in the market. In this approach, it is emphasized on finding companies with long term growth perspective and on right estimations on profit.17

Artinya : analisis fundamental bisa dilakukan melalui dua pendekatan

yakni pendekatan top-down dan pendekatan down-top. Pada pendekatan

top-down, keadaan ekonomi atau pasar, industri dan perusahaan dianalisa

secara berurutan. Ekonomi dan pasar sekuritas dianalisis untuk melihat

waktu yang tepat untuk mengalokasikan tambahan saham atau tidak.

Kemudian, industri dan bagian-bagiannya dianalisis untuk menetukan

mana yang memiliki prospek terbaik di masa depan. Pada akhirnya

perusahaan dianalisis. Dalam pendekatan down-top, investor fokus kepada

pilar-pilar perusahaan secara langsung. Menganalisis data seperti produk

17 Jamshidi, Nasser dkk., op.cit. h.79.

Page 33: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

18

perusahaan, status kompetitif dan kondisi keuangan untuk memperkirakan

potensi keuntungan dan pada akhirnya nilainya di pasar. Dalam

pendekatan ini ditekankan pada pencarian perusahaan dengan

pertumbuhan jangka panjang dan perkiraan keuntungan yang tepat.

Lebih jelasnya, dua pendekatan yang bisa ditempuh yakni pendekatan

Top-down dan pendekatan Down-top. Pendekatan top down dimulai dengan

menganalisis ekonomi secara global, yang terdiri dari indikator internasional dan

nasional seperti tingkat pertumbuhan PDB, nilai tukar, tingkat suku bunga,

produktivitas serta inflasi. Berikutnya dilanjutkan dengan menganalisis industri ,

serta diakhiri dengan menganalisis perusahaan yang sekaligus melakukan

pencarian nilai intrinsik saham perusahaan.

Sedangkan analisis fundamental dengan pendekatan Down-top dimulai

dengan proses analisis perusahaan, dilanjutkan dengan analisis industri dan

diakhiri dengan melakukan analisis terhadap kondisi makro ekonomi. Penulis

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Top-down dalam melakukan

analisa fundamental atas saham perusahaan-perusahaan sektor barang konsumsi,

dimana analisis dilakukan mulai dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat

khusus.

B. Analisis Ekonomi Makro

Pada tahapan ini, analisis dilakukan dengan melihat kondisi

perekonomian secara makro untuk mendapatkan penilaian perekonomian

secara umum dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kondisi

Page 34: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

19

pasar modal khususnya pergerakan harga saham. Analisis ini dilakukan

dengan menggunakan indikator-indikator yang sesuai.

Secara teoritis ada beberapa indikator makroekonomi yang

mempengaruhi pergerakan harga saham. Indikator makroekonomi yang

dimaksud yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku

Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah. 18 Sub bab berikutnya akan menjelaskan

mengenai teori atas indikator-indikator yang telah disebutkan di atas.

B.1 Produk Domestik Bruto (PDB)

Di dalam suatu perekonomian, baik di negara maju maupun negara

berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik

penduduk negara tersebut tetapi juga oleh penduduk negara lain. Selalu

didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal

dari luar negeri. Konsep ini merupakan konsep pendapatan nasional yang

dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product

(GDP).19 Secara singkat, PDB adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara

yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut

dan warga negara asing yang ada di negara tersebut.

B.2 Inflasi

18 Werner R.Murhadi, Analisis Saham Pendekatan Fundamental (Jakarta :PT Indeks,

2009), h.19. 19 Sadono Sukirno, Makroekonomi : Teori Pengantar (Jakarta : PT Raja Grafindo persada,

2004), h.35.

Page 35: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

20

Inflasi merupakan kondisi dimana jumlah barang yang beredar lebih

sedikit dari jumlah permintaan sehingga akan mengakibatkan terjadinya

kenaikan harga yang meluas dalam sistem perekonomian. Kenaikan inflasi

secara signifikan akan mempengaruhi daya beli konsumen yakni penurunan

kemampuan daya beli. Inflasi yang tinggi dan bersifat uncertainty (tidak

menentu) yang dialami oleh suatu negara akan meningkatkan risiko investasi

dalam aset-aset keuangan, serta akan melemahkan kredibilitas mata uang

domestik terhadap mata uang global. Tingkat inflasi biasanya diukur melalui

tingkat perubahan indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index

(CPI).20

B.3 Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga pinjaman mencerminkan biaya yang dikeluarkan

perusahaan akibat dari meminjam uang dan hal ini akan mempengaruhi

kinerja bisnis melalui dua cara. Pertama, interest rate akan mempengaruhi

dalam menentukan harga yang perusahaan harus bayar atas pinjaman yang

telah diterimanya. Dengan mengasumsikan ceteris paribus (hal-hal lain

dianggap konstan) maka tingkat suku bunga yang rendah berarti berkurangnya

biaya bunga dan meningkatnya profit. Perlu dicatat pula bahwa perubahan

dalam interest rate akan mempengaruhi pola pembelanjaan dari konsumen

(consumer spending). Interest rate tidak hanya mencerminkan biaya konsumsi

20 Werner R.Murhadi, op. cit. h. 21.

Page 36: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

21

saat ini dan masa yang akan datang, tetapi juga mencerminkan harapan inflasi

dan resiko kredit.21

B.4 Nilai Tukar Rupiah

Kurs valuta asing atau nilai tukar rupiah menunjukkan harga atau nilai

mata uang rupiah dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. 22 Kurs

pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan

apakah barang-barang di negara lain adalah lebih murah atau lebih mahal dari

barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri.

Dampak dari perubahan nilai tukar atas suatu bisnis tidak hanya dilihat

dari penguatan atau pelemahan suatu mata uang, tetapi juga dengan

memperhatikan apakah negara tersebut adalah net exporter atau net importer.

Dalam bukunya, Sadono Sukirno menyebutkan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi nilai tukar. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perubahan dalam citarasa masyarakat

b. Perubahan harga barang ekspor impor

c. Kenaikan harga umum (inflasi)

d. Perubahan suku bunga dan Tingkat pengembalian investasi.

Sedangkan menurut Madura, perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh

suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, defisit perdagangan, perilaku bank

21Werner R.Murhadi, op. cit. h.20-21. 22 Sadono Sukirno, loc. cit. h.35.

Page 37: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

22

sentral yang terkait dengan independensi bank sentral, dan harapan pasar

(market expectation).23

C. Analisis Industri

Untuk melakukan analisis industri, langkah pertama adalah

mengidentifikasi siklus hidup industri. Kemudian langkah berikutnya

adalah melakukan analisis terhadap kekuatan-kekuatan yang

mempengaruhi persaingan industri.

1. Siklus Hidup Industri

Kondisi industri berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Investor

harus mengetahui bahwa industri tersebut mampu memberikan

prospek investasi yang mampu mendatangkan keuntungan. Maka harus

diketahui terlebih dahulu siklus hidup industri yang akan dimasuki.

Porter dalam bukunya mengemukakan bahwa siklus hidup industri

memiliki beberapa tahap atau fase, yaitu:

a. Tahap Perkenalan , tahapan ini mencerminkan kesulitan dalam

mengatasi kelambanan pembeli dan merangsang percobaan akan

produk baru.

b. Tahap Pertumbuhan, tahapan ini terjadi manakala banyak pembeli

menyerbu pasar begitu produk baru tersebut terbukti berhasil.

c. Tahap Kedewasaan, pada tahap ini penetrasi para pembeli produk

yang potensial akhirnya tercapai, yang menyebabkan pertumbuhan

23 Werner R.Murhadi, loc.cit. h.21.

Page 38: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

23

yang cepat terhenti dan menuju ke tingkat pertumbuhan yang

normal.

d. Tahap Penurunan, dimana industri mengalami pertumbuhan yang

menurun karena munculnya produk pengganti yang baru. 24

2. Analisa terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan

industri melalui Porter’s Five Forces. Porter menawarkan model

persaingan yang dipengaruhi lima kekuatan dalam industri.

Lima kekuatan tersebut adalah:

a. Hambatan bagi pemain baru (barrier to entry) Yaitu seberapa

mudah pemain baru masuk sebagai pesaing baru dalam industri.

Semakin mudah pemain baru masuk, artinya tingkat persaingan

dalam industri semakin tinggi.

b. Ancaman dari produk substitusi (threat of substitute) Jika produk

perusahaan mempunyai produk substitusi atau produk pengganti,

maka substitusi ini harus diperhitungkan sebagai pesaing.

c. Kekuatan tawar dari konsumen (bargaining power of buyers)

Posisi tawar menawar dari konsumen akan mempengaruhi

perusahaan untuk menetapkan harga jual dan volume produksi.

d. Kekuatan tawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)

Semakin banyak pemasok maka semakin kuat posisi tawar

24 Michael E.Porter, Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Penerjemah Agus Maulana (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1992), h.140-141.

Page 39: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

24

menawar perusahaan dalam menegosiasikan harga, volume dan

diferensiasi pasokan.

e. Tingkat persaingan diantara pemain yang ada (rivalry among

existing competitor) Tingkat persaingan diantara pemain dalam

industri ditentukan beberapa faktor, diantaranya potensi

pertumbuhan industri, beban tetap perusahaan (fixed cost),

diferensiasi produk, identitas merk (brand identity) dan informasi

yang dimiliki. 25

D. Analisis Perusahaan

Analisis perusahaan dilakukan dengan metode analisis rasio

keuangan, dimana ada beberapa rasio-rasio yang digunakan yakni Rasio

Aktifitas, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas.

1. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas dalam memanfaatkan

sumber-sumber daya yang dimiliki. Semua rasio yang tergolong dalam

kelompok rasio ini menunjukkan perbandingan antara hasil penjualan

dengan investasi dalam beberapa aktiva. Rasio ini sering disebut rasio

perputaran modal (capital turnover ratio).26.

A. Inventory Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam

satu periode.

25 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 14-15 26 David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, op.cit. h.237-239.

Page 40: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

25

Rumus 2.1

B. Fixed Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap

berputar dalam satu periode. Rasio ini mengukur apakah

perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya

atau belum.

Rumus 2.2

C. Total Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dalam

menciptakan penjualan.

Rumus 2.3

2. Rasio Likuiditas

Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban yang segera harus dipenuhi (jatuh tempo) dan membayar

tepat pada waktunya. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan

likuid, apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran

퐼푛푣푒푛푡표푟푦푇푢푟푛표푣푒푟푅푎푡푖표 = 푃푒푛푗푢푎푙푎푛푃푒푟푠푒푑푖푎푎푛

퐹푖푥푒푑퐴푠푠푒푡푇푢푟푛표푣푒푟 = 푃푒푛푗푢푎푙푎푛

퐴푘푡푖푣푎푇푒푡푎푝퐵푒푟푠푖ℎ

푇표푡푎푙퐴푠푠푒푡푇푢푟푛표푣푒푟 = 푃푒푛푗푢푎푙푎푛푇표푡푎푙퐴푘푡푖푣푎

Page 41: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

26

ataupun aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan utang

lancarnya. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi

kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut

dalam keadaan tidak likuid.27

Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan current ratio. Rumus

current ratio sebagai berikut :

Rumus 2.4

3. Rasio Solvabilitas

Rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang

didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang

ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Formula-formula dalam rasio solvabilitas :

A. Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio untuk mengukur seberapa

besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

Rumus 2.5

B. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara

hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan

27 David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, op.cit. h. 236-237

퐶푢푟푟푒푛푡푅푎푡푖표 = 퐴푘푡푖푣푎퐿푎푛푐푎푟푈푡푎푛푔퐿푎푛푐푎푟

퐷푒푏푡푡표퐴푠푠푒푡푅푎푡푖표 = 푇표푡푎푙푈푡푎푛푔푇표푡푎푙퐴푘푡푖푣푎

Page 42: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

27

menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya.

Rumus 2.6

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Kemampuan menghasilkan laba merupakan rasio

dari efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan, artinya

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat

penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Efektivitas ini dinilai

dengan mengaitkan laba bersih dengan aktiva yang digunakan untuk

menghasilkan laba tersebut.28

Rumus-rumus dalam rasio profitabilitas :

A. Return On Asset (ROA) merupakan ukuran dari efektifitas

perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba

Rumus 2.7

28 David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, op.cit. h. 239-240

퐷푒푏푡푡표퐸푞푢푖푡푦푅푎푡푖표 = 푇표푡푎푙푈푡푎푛푔푇표푡푎푙퐸푘푢푖푡푎푠

푅푒푡푢푟푛푂푛퐴푠푠푒푡 =퐿푎푏푎퐵푒푟푠푖ℎ푇표푡푎푙퐴푘푡푖푣푎

Page 43: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

28

B. Return On Equity (ROE) merupakan ukuran seberapa efektif

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari dana yang

diinvestasikan pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik

karena akan memberikan pengembalian yang lebih besar bagi

pemegang saham.

Rumus 2.8

C. Net Profit Margin (NPM), rasio ini menggambarkan besarnya laba

bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang

dilakukan.

Rumus 2.9

D. Earning per Share (EPS) , rasio ini menggambarkan besarnya

pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham.

Rumus 2.10

E. Valuasi Saham

Selanjutnya ialah tahapan penilaian saham perusahaan melalui

proses valuasi. Sebelum membahas definisi valuasi, ada suatu pendapat

dari Oscar Wilde yang menyatakan “knows the price of everything, but the

value of nothing”. Pernyataan ini didasarkan pada suatu anggapan di

푅푒푡푢푟푛푂푛퐸푞푢푖푡푦 =퐿푎푏푎퐵푒푟푠푖ℎ퐸푘푢푖푡푎푠

푁푒푡푃푟표푓푖푡푀푎푟푔푖푛 =퐿푎푏푎퐵푒푟푠푖ℎ푃푒푛푗푢푎푙푎푛

퐸푎푟푛푖푛푔푝푒푟푆ℎ푎푟푒 =퐿푎푏푎푏푒푟푠푖ℎ

퐽푢푚푙푎ℎ푠푎ℎ푎푚푦푎푛푔푏푒푟푒푑푎푟

Page 44: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

29

kalangan analis dan investor yang berargumen bahwa nilai dari suatu aset

adalah irrelevant. Pernyataan tersebut tidak dapat dibenarkan karena nilai

dari suatu aset mengimplikasikan harga yang harus dibayar atas setiap aset

yang memiliki harapan untuk menghasilkan arus kas dimasa yang akan

datang. 29

Nilai suatu aset dapat diketahui dengan cara valuasi. Valuasi

menurut Gitman “is the process that links risk and return to determine the

worth of an asset”. Maksudnya adalah bahwa valuasi adalah proses yang

menghubungkan antara resiko dengan return untuk menentukan nilai aset,

sehingga melalui valuasi dapat diketahui nilai dari suatu aset yang mana

bila dilihat dari perbandingan antara harga saham di pasar dengan nilai

intrinsik saham itu sendiri maka akan diketahui apakah saham tersebut

undervalued, overvalued atau fair.

Secara umum, ada dua pendekatan dalam melakukan valuasi yakni:

1. Discounted Cash Flow (DCF) Valuation, yang menghubungkan nilai suatu

asset terhadap present value (nilai saat ini) dari harapan arus kas di masa

yang akan datang dari asset tersebut.

2. Relative Valuation, mengestimasi nilai asset dengan menlihat pada harga

dari comparable asset (asset yang dapat diperbandingkan) dengan relative

terhadap variable umum lainnya seperti earnings (pendapatan), arus kas,

29 Dr. Werner. Murhadi , op.cit. h.3-4

Page 45: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

30

book value (nilai buku asset berdasarkan harga perolehan metode

akuntansi), ataupun penjualan.30

Dalam penelitian ini, penilaian saham dilakukan menggunakan

model valuasi Price Earnings Ratio (PER) dan Price to Book Value

(PBV).

1. Model Valuasi Price Earnings Ratio (PER).

Price Earning Ratio adalah ukuran kinerja saham yang didasarkan atas

perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan per lembar

saham. PER dapat digunakan sebagai pembanding harga saham antara

yang paling murah dan yang paling mahal dalam satu industri. Perusahaan

yang mempunyai PER yang paling tinggi merupakan perusahaan yang

mempunyai harga saham yang paling mahal. Sedangkan perusahaan yang

memiliki PER paling rendah merupakan perusahaan yang harga sahamnya

paling murah. 31

Rumus 2.14

Dimana :

P0 = Harga Saat Ini

EPS = Laba per lembar saham

2. Model Valuasi Price to Book Value (PBV).

30 Dr. Werner. Murhadi , op.cit. h. 10-11 31 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 29

푃퐸푅 = 푃퐸푃푆

Page 46: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

31

Price Book Value (PBV) merupakan metode penilaian saham yang

berdasarkan pada book value suatu saham. Book value adalah nilai buku

yang diperoleh dari total ekuitas dibagi dengan jumlah lembar saham

beredar. Untuk mencari nilai book value, digunakan rumus sebagai

berikut:

Nilai buku per lembar saham adalah rasio untuk membandingkan harga

pasar sebuah saham dengan nilai buku (book value) sebenarnya.

Sementara Syamsudin menjelaskan bahwa pengertian Price Book Value

adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai

buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka menunjukkan

semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut.

Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas

satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai

bukunya Rasio PBV dihitung dengan membagi nilai pasar dari saham

dibagi dengan nilai buku dari ekuitas saat ini. Secara matematis PBV dapat

ditulis:

푁푖푙푎푖푏푢푘푢푠푎ℎ푎푚 = 푇표푡푎푙퐸푘푢푖푡푎푠

퐽푢푚푙푎ℎ푙푒푚푏푎푟푠푎ℎ푎푚푏푒푟푒푑푎푟

푃퐵푉 = 퐻푎푟푔푎푠푎ℎ푎푚

푛푖푙푎푖푏푢푘푢푠푎ℎ푎푚

Page 47: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

32

Metode Price Book Value tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang

diteliti, melainkan menghitung nilai PBV kemudian mengukur harga

saham mahal atau murah dengan cut off 1 yang berarti jika nilai PBV

diatas 1 menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai

bukunya (overvalued), sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai

pasar saham lebih kecil dari nilai bukunya (undervalued).

F. Review Studi Terdahulu

No Penelitian Isi penelitian terdahulu

Perbedaan dengan penulis

1 Annisa Fathih Kurnia, Skripsi FSH UIN Jakarta, 2012. “Analisis Fundamental Saham dalam keputusan investasi di PT Telekomunikasi Tbk”

Nilai intrinsik saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk undervalued terhadap nilai pasarnya.

Penulis tidak hanya melakukan analisis fundamental pada satu perusahaan

2 Nazwirman,”Penilaian Harga Saham dengan Price Earning Ratio (PER) : Studi Kasus Pada Saham Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”, Makara, Sosial Humaniora, vol.12, no.2, (Desember 2008):h.98-106

Saham PT. Multi Bintang Indonesia Tbk layak dibeli karena dari tiga alternatif k* yang digunakan (11%,16% dan 21%) menghasilkan PER yang lebih besar dari PER BEJ Mei 2005.

Penulis tidak hanya mengguna-kan metode PER dalam menentukan sebuah saham apakah undervalued, overvalued, atau fair.

3 Ulfa Yulfita,”Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2011)”,Jurnal EMBA, vol.1,no.3,(September 2013),Hal.1089-1099

Melalui metode DDM (Dividend Discounted Model) dan metode DCF (Discounted Cash Flow) tidak terlalu memiliki perbedaan harga atas harga wajar saham sektor manufaktur tahun 2009-2011.

Penulis melakukan penilaian saham terhadap 3 perusahaan dengan top down analysis.

Page 48: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

33

4 Radim Gottwald,”The Use of the P/E Ratio to Stock Valuation”, GRANT journal ISSN 1805-062X, (IGA 31/2012)

Menjelaskan penggunaan metode PER sebagai cara untuk mencari nilai intrinsik saham

Penulis mengaplikasi-kan PER dan PBV dalam mencari nilai intrinsik saham.

5 Seng, Dyna,“Fundamental Analysis and the Prediction of Earnings” International Journal of Business and Management, vol.7,no.3 (February 2012)

Memprediksikan tingkat pendapatan dengan menggunakan analisis fundamental.

Penulis melakukan analisis fundamental dalam mencari nilai intrinsik saham.

Page 49: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, yakni

penelitian yang menggambarkan data informasi berdasarkan pada

fakta yang diperoleh di lapangan32.

Selain itu, metode deskriptif kuantitatif juga dilakukan

dalam penelitian ini dalam bentuk desain deskriptif dan metode

pengumpulan data. Dalam pengertian ini penelitian deskriptif

menggunakan data-data dan angka-angka yang telah diperoleh lalu

dijelaskan maksud dari hasil pengolahan angka-angka tersebut.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik saham

perusahaan dengan menggunakan model Price Earning Ratio

(PER) dan Price to Book Value (PBV).

B. Batasan Penelitian

Secara umum, saat ini terdapat 457 perusahaan yang

tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya per 18

Desember 2013, sebanyak 312 saham syariah masuk ke dalam

32 Suharsimi Ari Kunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : PT Renika Cipta, 1993), cet ke-

2,h. 309

Page 50: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

35

jajaran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)33. Menurut sektor

industrinya yaitu sektor barang konsumsi (consumer goods),

terdapat beberapa emiten yang tercatat di Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) dimana dalam penelitian ini, penulis membatasi

pada tiga emiten yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk. Ketiga

perusahaan tersebut merupakan sampel yang dipilih penulis dari

keseluruhan populasi yakni perusahaan-perusahaan yang terdaftar

dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Pemilihan ketiga emiten tersebut disebabkan oleh kondisi

indeks pasar saham, dimana PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk selalu

masuk dan tetap konsisten dalam jajaran Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII), yang mana ketiga

perusahaan ini telah melalui proses review atau seleksi untuk bisa

masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) melalui kualifikasi

kriteria bisnis dan kriteria keuangan yang berdasarkan pada

Peraturan Bapepam – LK No. IX.A.13 Tahun 2009 tentang

Penerbitan Efek Syariah

33PT Bursa Efek Indonesia,”Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 8 Januari 2014

pukul 13.56 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx

Page 51: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

36

C. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan mengetahui nilai

wajar dari saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra

Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk. Nilai wajar saham

atau nilai intrinsik ketiga perusahaan tersebut diperoleh dari

analisis fundamental saham yang memiliki tiga tahapan yakni

analisis makro ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan.

Nilai wajar saham yang telah diperoleh akan dibandingkan dengan

nilai pasar saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra

Jaya Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk, yang pada akhirnya

akan menghasilkan suatu keputusan investasi atas saham ketiga

perusahaan tersebut..

D. Variabel Penelitian

Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

untuk menghitung nilai wajar saham PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, dan PT Mayora

Indah Tbk dilakukan dengan beberapa pendekatan.

Variabel-variabel yang digunakan ialah sebagai berikut :

1. Growth, ialah tingkat pertumbuhan dividen dari saham, yang

diharapkan akan diterima oleh investor.

Rumus 3.1 푔 = 푅푂퐸푥푏

Page 52: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

37

dimana :

b = retention ratio, rasio laba yang tidak dibayarkan

sebagai dividen

= 1 – payout ratio

ROE = Return On Equity, tingkat pengembalian ekuitas

pemegang saham

2. Estimated Earning Per Share (EPS), ialah estimasi atau

perkiraan EPS yang akan didapatkan oleh investor.

Persamaan untuk menghitung estimated EPS :

Rumus 3.2 EPSt = EPS saham tahun terakhir

EPSt+1 = EPS saham pada tahun ke t + 1

3. Estimated Cash Dividend per Share ialah perkiraan dividen

yang akan didapatkan pada tahun t+1 atas setiap lembar saham

yang dimiliki. Persamaannya sebagai berikut :

Rumus 3.3

DIVt+1 = jumlah dividen yang akan didapatkan

퐸푠푡푖푚푎푡푒푑퐸푃푆 = 퐸푃푆 (1 + 푔)

퐷퐼푉 = 퐸푃푆 푋퐷푃푅푟푎푡푎 − 푟푎푡푎

Page 53: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

38

DPR rata-rata = jumlah dividend payout ratio dibagi

jumlah periode

4. Discount Rate (k) ialah tingkat diskonto atas saham. Discount

rate dapat dicari dengan rumus berikut :

Rumus 3.4 Dimana :

k = discount rate

POt+1 = harga pasar saham t+1

5. Estimated Price Earning Ratio (PER) adalah perkiraan tingkat

PER atas saham. Estimated PER dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Rumus 3.5

6. Intrinsic Value adalah nilai intrinsik dari saham yang diteliti.

Nilai intrinsik ini merupakan nilai saham sebenarnya, yang

akan dibandingkan dengan harga pasar saham saat ini.

Penelitian ini menggunakan model PER untuk pencarian nilai

intrinsik yaitu :

퐸푠푡푖푚푎푡푒푑푃퐸푅 =

퐷퐼푉퐸푃푆푘 − 푔

푘 =퐷퐼푉푃푂 + 푔

Page 54: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

39

Rumus 3.6

7. Book Value adalah nilai buku saham, yang didapatkan dengan

cara membagi total ekuitas perusahaan dengan jumlah lembar

saham yang beredar. Rumus untuk mencari Book Value ialah

sebagai berikut :

Rumus 3.7

8. Price to Book Value (PBV) ialah rasio harga terhadap nilai buku tiap lembar saham perusahaan. Berikut ini persamaan untuk mencari PBV :

Rumus 3.8

E. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Untuk melakukan analisis fundamental saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk

Industri serta PT Mayora Indah Tbk, dibutuhkan data-data

sebagai berikut :

푁푖푙푎푖푏푢푘푢푠푎ℎ푎푚 = 푇표푡푎푙퐸푘푢푖푡푎푠

퐽푢푚푙푎ℎ푙푒푚푏푎푟푠푎ℎ푎푚푏푒푟푒푑푎푟

퐼푛푡푟푖푛푠푖푐푉푎푙푢푒 = 푒푠푡푖푚푎푡푒푑퐸푃푆 + 푒푠푡푖푚푎푡푒푑푃퐸푅

푃퐵푉 = 퐻푎푟푔푎푠푎ℎ푎푚

푛푖푙푎푖푏푢푘푢푠푎ℎ푎푚

Page 55: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

40

1. Data-data variabel ekonomi yang merupakan indikator

perekonomian makro Indonesia yakni Produk Domestik

Bruto (PDB), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga (BI rate)

dan Nilai Tukar Rupiah (kurs).

2. Laporan keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,

PT Ultra Jaya Milk Industri dan PT Mayora Indah Tbk,

dimana akan dilakukan analisis laporan keuangan.

3. Data jumlah dividen yang pernah dibagikan kepada

pemegang saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,

PT Ultra Jaya Milk Industri dan PT Mayora Indah Tbk.

4. Data Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2011-2013.

5. Publikasi lain yang berkaitan dengan PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri dan PT

Mayora Indah Tbk sebagai objek penelitian.

Page 56: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

41

F. Kerangka Penelitian

Perusahaan Sektor Barang Konsumsi

Analisis Fundamental

Analisis Makro Ekonomi

1.Produk Domestik Bruto

2.Tingkat Inflasi

3.Tingkat Suku Bunga

4.Nilai Tukar Rupiah

Analisis Industri

1.Siklus Kehidupan Industri

2.Analisis Kekuatan Industri

Analisis Perusahaan

1.Rasio Aktifitas

2.Rasio Likuiditas

3.Rasio Solvabilitas

4.Rasio Probabilitas

Penilaian Saham

1. Price Earning Ratio(PER) 2. Price to Book Value (PBV)

NI < NP

Saham Undervalued, layak dibeli atau

dipertahankan oleh investor

NI > NP

Saham Overvalued, investor disarankan

untuk menjual.

NI = NP

Saham Fairvalued, nilai intrinsik sama dengan nilai saham di pasar

Keputusan Investasi

Page 57: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

42

G. Analisis Data

Dalam rangka melakukan penelitian saham, data-data

dianalisis secara deskriptif analisis dengan menggunakan analisis

kuantitatif. Analisis ini bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan

yakni dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan

menghitung nilai intrinsik saham dari perusahaan yang diteliti

dengan menggunakan metode Price Earning Ratio. Langkah-

langkah yang digunakan ialah sebagai berikut :

1. Menghitung expected earning growth rate (g) saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk

Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk.

2. Menentukan estimated Earning Per Share (EPS) saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk

Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk.

3. Menghitung estimated cash dividend per share saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk

Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk.

4. Menentukan discount rate (k) atas setiap saham PT Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk,

PT Mayora Indah Tbk.

Page 58: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

43

5. Menghitung estimated Price Earning Ratio (PER) atas setiap

saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya

Milk Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk.

6. Mengitung nilai intrinsik saham atas setiap saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Ultra Jaya Milk

Industri Tbk, PT Mayora Indah Tbk.

Setelah nilai intrinsik saham diperoleh, selanjutnya

dilakukan pengambilan keputusan investasi dengan

berdasarkan kepada pedoman berikut :

Tabel 3.1

Pedoman Keputusan Investasi

Keterangan Hasil

Perbandingan

Keputusan

Harga pasar

saham < Nilai

intrinsic

Saham dihargai

terlalu rendah

(undervalued)

Dibeli (buy)

atau ditahan

(hold)

Harga pasar

saham > Nilai

intrinsic

Saham dihargai

terlalu tinggi

(overvalued)

Dijual (sell)

Harga pasar

saham = Nilai

intrinsic

Harga saham

seimbang (fair)

Ditahan (hold)

Page 59: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

44

a. Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya

(undervalued) maka saham tersebut lebih baik dibeli

(buy) atau ditahan sementara (hold) oleh investor , yang

bertujuan untuk memperoleh capital gain jika pada

waktu berikutnya harga saham kembali naik.

b. Jika harga pasar saham lebih besar dari nilai

intrinsiknya (overvalued), maka untuk menghindari

kerugian dengan turunnya harga , investor lebih baik

menjual saham tersebut (sell).

c. Jika harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya,

maka saham tersebut berada dalam kondisi

keseimbangan, sehingga jangan melakukan transaksi

(hold) karena tidak ada keuntungan yang diperoleh dari

transaksi.

Page 60: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

45

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan produsen

makanan dengan berbagai pilihan produk makanan sehari-hari seperti

Indomie, Sarimi, Indomilk, Chitato, Penyedap Makanan Indofood,serta

berbagai minuman kemasan yang kesemua produknya telah dikenal

luas oleh masyarakat. Kemudian sebagai perusahaan terbuka, PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan masuk dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

dengan kode emiten ICBP.

2. Gambaran Umum PT Ultra Jaya Milk Industri, Tbk

PT Ultra Jaya Milk Industri, Tbk bergerak dalam bidang industri

makanan dan minuman. Produk-produk yang dihasilkan antara lain

susu UHT Ultra Milk, Teh Kotak, dan Sari Kacang Ijo. Perusahaan ini

listing di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan kode emiten

ULTJ.

3. Gambaran Umum PT Mayora Indah, Tbk

Di Indonesia, PT Mayora Indah, Tbk dikenal sebagai perusahaan

yang memproduksi makanan dan minuman olahan. Produk-produk

hasil inovasi perusahaan diantaranya, permen Kopiko, Astor, Beng

Page 61: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

46

Beng, Choki-choki, Energen, dan Kopi Torabika. Pada Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI), PT Mayora Indah Tbk terdaftar dengan kode

emiten MYOR.

B. Gambaran Umum Proses Seleksi Saham Syariah

Pada dasarnya, prinsip pasar modal syariah serta seleksi saham syariah

di Indonesia berlandaskan pada fatwa DSN-MUI No.40/DSN-

MUI/X/2003 , yang juga kemudian dijadikan dasar regulasi oleh

Bapepam-LK dalam membuat regulasi mengenai seleksi saham syariah

untuk bisa masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES), karena tidak

semua perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia bisa tercatat ke

dalam Daftar Efek Syariah (DES) tersebut. Hal ini dikarenakan adanya

persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan atau

emiten. Sesuai dengan peraturan Bapepam-LK No.IX.A.13 tentang

Penerbitan Efek Syariah, seleksi saham syariah didasarkan pada dua

kriteria yaitu kriteria bisnis dan kriteria keuangan, yang dimaksud dengan

kriteria bisnis adalah kriteria yang disusun berdasarkan jenis usaha dari

setiap emiten. Pada kriteria bisnis ini, emiten dilihat apakah jenis usahanya

bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Indikator dalam

kriteria bisnis adalah kehalalan dari jenis usaha tersebut, baik karena halal

zatnya (produknya) maupun prosesnya. Kriteria kedua yakni kriteria

keuangan, dimana seleksi berdasarkan kriteria ini dilakukan untuk melihat

komposisi dari pendapatan dan pembiayaan emiten yang berasal dari

sumber non halal. Pada kriteria ini terdapat dua tahap seleksi, dimana

Page 62: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

47

tahap pertama seleksi berdasarkan komposisi sumber pembiayaan yang

berasal dari sumber non halal atau pinjaman berbasis bunga dibandingkan

dengan modal perusahaan. Saat ini, persentase yang berlaku di pasar

modal syariah Indonesia untuk komposisi hutang dibandingkan modal

perusahaan ialah tidak lebih dari 82%. Kemudian tahap kedua, seleksi

berdasarkan pada komposisi sumber pendapatan yang berasal dari non

halal dibandingkan dengan total pendapatan termasuk pendapatan lain-

lain. Persentase untuk perbandingan antara pendapatan non halal terhadap

total pendapatan adalah tidak lebih dari 10%. Dikarenakan proses seleksi

ketat yang dilakukan untuk menentukan saham syariah, maka seharusnya

sudah tidak ada lagi keraguan kepada setiap emiten yang telah tercatat ke

dalam Daftar Efek Syariah (DES), termasuk di antaranya PT Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk serta PT Ultra Jaya Milk

Industri Tbk yang sampai saat ini telah tercatat dalam Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI).

C. Analisis Ekonomi Makro

Kondisi makro ekonomi yang mana di dalamnya terdapat variabel-

variabel makro ekonomi akan memberikan dampak pada kinerja

perusahaan. Maka analisis ekonomi makro adalah salah satu cara menilai

kinerja perusahaan dengan didasarkan pada variabel-variabel makro

ekonomi, baik makro ekonomi secara nasional maupun global. Variabel-

variabel ekonomi yang dimaksud yakni produk domestik bruto, tingkat

inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah.

Page 63: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

48

1. Perekonomian Dunia

Perkembangan ekonomi global pada tahun 2011 diwarnai oleh

peningkatan ketidakpastian yang muncul akibat berlarutnya penyelesaian

krisis utang dan kekhawatiran terhadap prospek pemulihan ekonomi di

negara maju. Di AS, sejumlah indikator menunjukkan proses pemulihan

ekonomi tidak sekuat yang diperkirakan. Sementara itu di Eropa, berlarut-

larutnya penanganan krisis utang semakin memperburuk kondisi sektor

keuangan dan pemulihan ekonomi di kawasan itu. Meningkatnya

ketidakpastian di dua kawasan negara maju tersebut telah memicu gejolak

di pasar keuangan global dan ditambah dengan terjadinya bencana alam di

Jepang dan krisis geopolitik di kawasan Timur Tengah, memperlemah

proses pemulihan ekonomi global tahun 2011.

Pada awal tahun, optimisme mengenai semakin baiknya proses

pemulihan ekonomi global sangatlah tinggi. Pada Januari 2011, IMF

merevisi ke atas angka perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2011

menjadi 4,4%, setelah pada Oktober 2010 diperkirakan mencapai 4,2%.

Perkiraan pertumbuhan yang berada di atas rata-rata historisnya tersebut

menunjukkan adanya harapan mengenai percepatan proses pemulihan

ekonomi global pada waktu itu. Namun, memasuki semester II tahun

2011, pesimisme pemulihan global mulai muncul seiring dengan

meningkatnya ketidakpastian akibat penanganan krisis utang di Eropa

yang berlarut-larut dan terhambatnya pemulihan ekonomi AS. Pada

Oktober 2011 IMF merevisi ke bawah angka perkiraan pertumbuhan

Page 64: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

49

global tahun 2011 menjadi hanya 4%, kembali tumbuh di bawah level

normalnya.

Gejolak di pasar keuangan tidak hanya terjadi di negara maju,

namun juga berdampak langsung ke pasar keuangan di negara-negara

emerging markets. Memburuknya sentimen negatif di pasar keuangan

global semakin mendorong investor global melakukan pelepasan investasi

pada surat utang pemerintah negara maju (proses deleveraging), terutama

negara- negara yang mengalami krisis. Pada saat bersamaan, tingginya

ketidakpastian dan persepsi risiko juga mendorong investor global

melakukan pengalihan investasi ke instrumen keuangan yang dianggap

lebih aman dan likuid (flight to quality), seperti surat utang pemerintah dan

mata uang dolar AS. Melalui dua proses yang bersamaan ini, krisis di

negara maju telah mengakibatkan keketatan likuditas dan jatuhnya harga

aset-aset keuangan global. Pasar keuangan di negara- negara emerging

markets juga tidak terlepas dari imbas gejolak di pasar keuangan negara

maju tersebut. Proses deleveraging dan perilaku flight to quality juga

mendorong investor global melikuidasi dan menarik kembali sebagian

dananya yang ditanamkan di emerging markets untuk menjaga

likuiditasnya ataupun karena meningkatnya persepsi risiko global.

Pembalikan arus modal asing tersebut telah menimbulkan jatuhnya harga

saham dan obligasi serta memberikan tekanan pelemahan terhadap nilai

tukar di negara-negara emerging markets, khususnya pada semester II-

Page 65: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

50

2011. Memburuknya kondisi pasar keuangan global tercermin pada

penurunan harga aset keuangan dengan volatilitas yang cukup tinggi.34

Grafik 4.1 Perubahan Indeks Harga Saham 2011

Sumber : Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2011

Grafik 4.2 Volatilitas Pasar Keuangan Global

Sumber : Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2011

34 Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2011 oleh Bank Indonesia

Page 66: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

51

Pasar keuangan global menunjukkan pemulihan sepanjang tahun

2012 yang ditunjukkan oleh kembali meningkatnya harga aset keuangan.

Sebagian besar negara baik negara-negara maju maupun negara- negara

emerging market, mengalami kenaikan harga saham dan obligasi. Namun,

dalam perkembangannya kenaikan harga aset keuangan tersebut tidak

terjadi secara terus menerus sepanjang tahun. Dalam beberapa periode,

terutama di triwulan II 2012, harga aset keuangan sempat mengalami

koreksi tajam, sejalan dengan memburuknya persepsi risiko dan sentimen

pasar. Meskipun risiko pasar keuangan global masih tinggi, perkembangan

harga aset sepanjang tahun relatif lebih stabil yang tercermin pada

turunnya volatilitas harga.

Peningkatan kinerja pasar keuangan global terutama didukung oleh

pertumbuhan harga aset di negara- negara berkembang. Kinerja positif

pasar keuangan negara-negara berkembang sejalan dengan fundamental

ekonomi yang lebih solid. Sementara itu, pertumbuhan harga aset

keuangan yang tinggi di negara-negara maju di tengah pertumbuhan

ekonomi yang masih rentan, ditopang oleh besarnya likuiditas terkait

berbagai kebijakan quantitative easing bank sentral di negara-negara maju.

Kebijakan quantitative easing tersebut selain meredakan tekanan

likuiditas juga meningkatkan kepercayaan pelaku pasar dan investor serta

menurunkan tingkat risiko. Kondisi tersebut mendorong pembelian aset-

aset keuangan, termasuk aset yang lebih berisiko seperti saham. Bahkan,

besarnya likuiditas yang dikeluarkan bank sentral di negara-negara maju

Page 67: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

52

tercermin pada ekspansi neraca masing-masing bank sentral, juga mengalir

ke pasar keuangan negara berkembang. Pada tahun 2012, aset the Fed

meningkat sekitar 42%, aset ECB meningkat 10,9%, sementara aset BOJ

meningkat 9,3% .

Perkembangan di bursa saham global tidak terlepas dari pergerakan

indikator risiko di pasar keuangan global. Penurunan tingkat risiko dan

membaiknya risk appetite investor global terindikasi pada tren penurunan

credit default swap (CDS) dan volatilitas harga di pasar keuangan global.

Perkembangan serupa juga terjadi di pasar obligasi yang tercermin dari

pergerakan imbal hasil baik obligasi negara-negara emerging market

maupun obligasi negara-negara maju, termasuk negara- negara yang

terkena krisis utang. Selain itu, tingkat likuiditas pasar keuangan global

juga membaik yang diindikasikan oleh penurunan selisih suku bunga

LIBOR terhadap overnight index swap (OIS), meski demikian, selisih

suku bunga tertinggi dan terendah dari 16 bank Eropa, sebagai gambaran

counterparty risk’, mengalami peningkatan.

Solidnya pasar keuangan global dan meningkatnya toleransi

terhadap tingkat risiko mendorong investor membeli aset-aset keuangan

negara-negara emerging market. Bursa saham di negara-negara emerging

market Asia mencatat net foreign buy pada triwulan I 2012. Sejalan

dengan derasnya aliran modal masuk tersebut, nilai tukar negara-negara

Page 68: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

53

emerging market Asia secara umum cenderung menguat terhadap dolar AS

35.

Pasar keuangan global tahun 2013 masih diliputi ketidakpastian

seiring pengaruh beralihnya arus modal dunia dari negara-negara EM ke

negara-negara maju. Ketidakpastian terutama dirasakan sampai dengan

triwulan III 2013 yang dipicu oleh belum jelasnya prospek ekonomi

Kawasan Eropa dan rencana tapering off the Fed. Pada periode ini, kinerja

pasar keuangan, terutama di negara-negara EM, berada dalam tren

menurun dipengaruhi aliran keluar modal asing di negara-negara EM.

Pada triwulan IV 2013, perbaikan kinerja pasar keuangan mulai terlihat

terutama ditopang oleh kenaikan harga aset di bursa saham negara-negara

maju. Sebaliknya, indeks komposit bursa saham negara-negara EM di Asia

masih menurun akibat sentimen negatif tapering off yang mendorong

terjadinya aliran keluar modal dari negara-negara EM. Sementara itu,

imbal hasil obligasi sebagian besar negara mengalami kenaikan, termasuk

United States Treasury (UST) bill (10 tahun/ 10Y) seiring dengan perilaku

menghindari risiko (risk off) para investor global yang lebih memilih

memegang uang tunai menyusul ketidakpastian rencana pengurangan

stimulus moneter tersebut.

Ketidakpastian di pasar keuangan global tercermin pada kinerja

pasar modal. Pada semester I 2013, kinerja pasar modal global menurun

akibat sentimen negatif terhadap beberapa hal seperti downgrade credit 35 Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2012 oleh Bank Indonesia

Page 69: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

54

rating negara Inggris, krisis di Siprus, kekhawatiran pemilu Italia, belum

terselesaikannya kompromi politik terkait debt ceiling dan automatic

spending cut (sequester) di AS, serta spekulasi tapering off. Penurunan

kinerja terlihat di Eropa sebagaimana tercermin dari menurunnya kinerja

bursa saham, melebarnya yield spread government bond, dan

meningkatnya Credit Default Swap (CDS) sovereign negara Eropa. Di

Asia, penurunan kinerja ditandai dengan koreksi di bursa saham

sebagaimana menurunnya Morgan Stanley Composite Index (MCSI)

negara-negara EM Asia, meningkatnya CDS sovereign dan Emerging

Markets Bond Index Global (EMBIG), serta melemahnya indeks mata

uang regional Asia (Asia Dollar Index) terhadap dolar AS.

Kinerja pasar modal sempat membaik pada semester II 2013,

meskipun secara umum masih turun. Perbaikan tersebut terjadi pada awal

semester II 2013 yang merupakan sentimen positif terhadap kebijakan

terkait stimulus moneter (quantitative easing/ QE) dari BOJ, tercapainya

resolusi krisis di Siprus, pernyataan Bernanke terkait penundaan tapering

off dan komitmen ECB untuk menjaga level suku bunga tetap rendah.

Namun demikian, bursa saham global kembali terkoreksi secara tajam

dipicu rilis data ekonomi dunia yang di bawah perkiraan dan belum adanya

kejelasan bentuk reformasi struktural yang diusung dalam program kerja

Abenomics.

Perbaikan kondisi pasar tenaga kerja dan ekspektasi berlanjutnya

pemulihan ekonomi AS tidak mendapat respons positif dari pelaku pasar,

Page 70: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

55

tertutup oleh rencana tapering off the Fed yang dikhawatirkan akan

mengurangi ekses likuiditas global. Risiko di pasar keuangan global yang

meningkat tercermin dari meningkatnya volatilitas disertai dengan koreksi

tajam bursa saham Nikkei, bursa saham negara-negara EM Asia, bursa

saham Eropa, dan bursa saham Amerika. Koreksi tajam di bursa saham

dipercepat oleh spekulasi tapering off yang akan dilakukan lebih awal

sehingga mendorong aksi jual investor global di pasar keuangan negara-

negara EM. Aksi ini pada gilirannya memberi tekanan depresiasi terhadap

mata uang negara-negara EM Asia (Asia Dollar Index), termasuk

Indonesia.

Pada akhir tahun 2013, tekanan di pasar keuangan Asia mereda.

Hal ini seiring dengan perkembangan positif pada sektor manufaktur

China yang menjadi landasan bagi perkembangan bursa saham global.

Selain itu, bursa saham Asia kembali mencatat net inflow dari nonresiden

dan yield spread obligasi negara EM dengan US Treasury telah kembali

menyempit sejalan dengan berakhirnya partial shutdown oleh pemerintah

AS. Perkembangan tersebut telah memberikan daya dorong bagi

penguatan mata uang negara-negara Asia terhadap dolar AS meski dengan

volatilitas yang meningkat pada akhir 2013.36

2. Perekonomian Indonesia

a. Produk Domestik Bruto

36 Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2013 diunduh pada 3 Oktober 2014 di

www.bi.go.id

Page 71: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

56

Perekonomian Indonesia memiliki pertumbuhan setiap tahun yang

masing-masing sebesar 6,22% (2010), 6,49% (2011), 6,23% (2012)37.

Setiap tahunnya, struktur PDB mengalami perubahan yang mana

hal ini menandakan bahwa setiap lapangan usaha tidak selalu memiliki

angka kontribusi yang konstan atas PDB, dimana hal ini didasarkan

kepada kondisi perekonomian yang turut mempengaruhi kemampuan

setiap lapangan usaha dalam menghasilkan pendapatan. . Berikut ini tabel

pertumbuhan PDB dan tabel struktur PDB menurut lapangan usaha (2009-

2013) :

Tabel 4.1 PDB menurut Lapangan Usaha

37 Laporan Data Strategis BPS Tahun 2013 diunduh pada 3 Oktober 2014 di

www.bps.go.id

No Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

3,96 3,01 3,37 3,97

2. Pertambangan dan Penggalian 4,47 3,86 1,39 1,49 3. Industri Pengolahan 2,21 4,74 6,14 5,73 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 14,2

9 5,33 4,82 6,40

5. Konstruksi 7,07 6,95 6,65 7,50 6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 1,28 8,69 9,17 8,11

7. Pengangkutan dan Komunikasi 15,85

13,41

10,70 9,98

8. Keuangan, Real Estate, Jasa Perusahaan

5,21 5,67 6,84 7,15

9. Jasa-jasa 6,42 6,04 6,75 5,24 PDB 4,63 6,22 6,49 6,23

No Lapangan Usaha Persentase Kontribusi 2009 2010 2011 2012 Smt 1-

2013 1. Pertanian, 15,29 15,29 14,7 14,44 15,01

Page 72: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

57

S

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sektor industri

pengolahan (manufacturing industry) selalu memiliki kontribusi terbesar

atas PDB setiap tahunnya dengan angka di atas 20%, yakni 24,80%

(2010), 24,33% (2011), 23,94% (2012). Ini menandakan bahwa sektor

industry pengolahan merupakan sektor dengan kemampuan menghasilkan

pendapatan yang paling besar di antara sektor-sektor yang lain, dan ini

juga memberikan sinyal bahwa sektor industri pengolahan di Indonesia

adalah sektor yang layak menjadi tujuan investasi. Hal tersebut dapat kita

lihat dari angka pertumbuhan PDB setiap tahunnya yang mengalami

pertumbuhan rata-rata di atas 6% , yang mana secara tidak langsung

menandakan naiknya pendapatan konsumen dan ini juga bisa

meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk olahan perusahaan,

Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

0

2. Pertambangan dan Penggalian

10,56 11,16 11,85

11,78 10,90

3. Industri Pengolahan 26,36 24,80 24,33

23,94 23,71

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

0,83 0,76 0,77 0,79 0,83

5. Konstruksi 9,90 10,25 10,16

10,45 10,25

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

13,28 13,69 13,80

13,90 14,26

7. Pengangkutan dan Komunikasi

6,31 6,56 6,62 6,66 6,84

8. Keuangan, Real Estate, Jasa Perusahaan

7,23 7,24 7,21 7,26 7,56

9. Jasa-jasa 10,24 10,24 10,56

10,78 10,64

PDB 100 100 100 100 100

Page 73: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

58

yang berada di sektor industry pengolahan salah satunya perusahaan

pengolahan barang konsumsi (consumer goods).

b. Tingkat Inflasi

Makna inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah

barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada

barang/jasa yang harganya naik dan ada yang tetap. Namun, tidak jarang

ada barang/ jasa yang harganya justru turun. Rata-rata tertimbang dari

perubahan harga bermacam barang dan jasa tersebut, pada suatu selang

waktu tertentu disebut inflasi apabila naik, dan deflasi apabila turun.

Secara umum, penghitungan perubahan harga tersebut tercakup

dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen

(IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Persentase kenaikan IHK dikenal

dengan inflasi, sedangkan penurunannya disebut deflasi.

Inflasi IHK pada tahun 2011 berhasil ditekan pada level yang

sangat rendah yaitu 3,79%. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari

koordinasi berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan

Pemerintah. Dari sisi Bank Indonesia, kebijakan diarahkan untuk

menjangkar ekspektasi inflasi, mengelola permintaan domestik dan

mengurangi dampak kenaikan inflasi global akibat kenaikan harga

komoditas pangan internasional. Hal ini tercermin dari inflasi inti yang

tetap terjaga pada level yang rendah di tengah akselerasi kegiatan ekonomi

domestik. Dari sisi Pemerintah, kebijakan diarahkan untuk mendukung

Page 74: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

59

ketahanan pangan dan terjaganya harga energi seperti BBM, listrik dan

gas. Hal tersebut tercermin dari keberhasilan dalam menurunkan inflasi

volatile food yang sangat signifikan dan inflasi administered prices yang

terjaga pada level yang cukup rendah. Rendahnya inflasi volatile food juga

dibantu oleh mulai menurunnya harga komoditas pangan global sejak

triwulan II-2011. Di tingkat daerah peningkatan koordinasi melalui forum

TPID juga cukup efektif dalam membantu penurunan tekanan inflasi

sebagaimana tercermin dari penurunan inflasi di hampir semua daerah di

Indonesia.38

Pada tahun 2012, inflasi tetap terkendali pada level yang rendah

dan berada dalam kisaran sasaran. Terkendalinya inflasi didukung oleh

penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang tepat dan

koordinasi kebijakan dengan pemerintah yang semakin solid dalam

mendorong kestabilan harga.

Pada tahun 2012, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai

4,3% (yoy) atau berada di dalam kisaran sasarannya sebesar 4,5%±1%.

Capaian inflasi nasional yang lebih rendah dari historisnya didukung oleh

inflasi di berbagai daerah.

Tekanan inflasi 2013 meningkat cukup tinggi dipicu kenaikan

harga pangan dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta

beberapa permasalahan struktural yang masih mengemuka. inflasi

38 Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2011, halaman 37

Page 75: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

60

keseluruhan tahun 2013 tidak melebihi angka dua digit seperti yang terjadi

pada periode-periode saat terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi di 2005

dan 2008. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2013 tercatat

mencapai 8,4%, lebih tinggi dari inflasi tahun 2012 yang sebesar 4,3%,

dan berada di atas kisaran sasaran yang ditetapkan sebesar 4,5%±1%.

Tabel 4.2 Angka Inflasi Indonesia

Tahun Inflasi 2011 3,79 % 2012 4,3 % 2013 8,4%

Sumber : Badan Pusat Statistik

Tekanan inflasi yang selalu meningkat , bahkan pada 2013

mencapai level tertingginya dalam 3 tahun terakhir (2011-2013)

merupakan hal yang harus dicermati serta diantisipasi oleh para investor di

pasar modal. Investor harus memperhatikan perusahaan yang mereka pilih,

karena pada dasarnya inflasi akan meningkatkan pendapatan dan biaya

perusahaan , dimana jika biaya perusahaan melebihi pendapatan

perusahaan maka akan terjadi penurunan pada sisi profitabilitas

perusahaan.39

c. Tingkat Suku Bunga

Tabel 4.3 BI Rate

39 Annisa Fathih Kurnia,”Analisis Fundamentas Saham Dalam Keputusan Investasi di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 83

Page 76: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

61

Sumber : Bank Indonesia

Selama periode 2011-2013, suku bunga terendah yakni 5,75%

terjadi pada waktu yang cukup lama yaitu Februari 2012 - Mei 2013, yang

kemudian suku bunga terus naik hingga mencapai level tertingginya yaitu

7,50% pada November-Desember 2013. Seiring meningkatnya suku bunga

acuan BI maka dapat dikatakan harga saham akan turun, ini dikarenakan

antara tingkat suku bunga dan harga saham memiliki hubungan negatif.40

Karena suku bunga yang tinggi akan mengakibatkan masyarakat

cenderung untuk menyimpan uang di bank dibanding melakukan konsumsi

dan investasi.

d. Nilai Tukar Rupiah

Ekonomi global 2013 juga diwarnai ketidakpastian di pasar

keuangan global terkait isu pengurangan stimulus moneter (tapering off) di

40 Annisa Fathih Kurnia,”Analisis Fundamentas Saham Dalam Keputusan Investasi di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 86

Bulan Tahun 2011 2012 2013

Januari 6.50% 6.00% 5.75% Februari 6.75% 5.75% 5.75% Maret 6.75% 5.75% 5.75% April 6.75% 5.75% 5.75% Mei 6.75% 5.75% 5.75% Juni 6.75% 5.75% 6.00% Juli 6.75% 5.75% 6.50% Agustus 6.75% 5.75% 6.50% September 6.75% 5.75% 7.25% Oktober 6.50% 5.75% 7.25% November 6.00% 5.75% 7.50% Desember 6.00% 5.75% 7.50%

Page 77: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

62

Amerika Serikat. Gejolak di pasar keuangan yang terjadi memicu aliran

modal asing keluar dari negara emerging market menuju negara maju,

terutama AS, sejalan dengan munculnya ekspektasi kenaikan suku bunga

AS. Indonesia, yang menjadi salah satu tempat penanaman modal portfolio

asing, juga tidak terlepas dari dampak rencana tapering off ini, dimana

terjadi aliran modal asing yang keluar cukup signifikan dari pasar

keuangan domestik. Selain itu, keluarnya aliran modal asing dari Indonesia

juga dipicu oleh persepsi negatif investor asing terhadap tekanan inflasi

yang sempat tinggi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dan defisit

transaksi berjalan yang melebar. Keseluruhan hal ini berakibat pada

menurunnya surplus transaksi modal dan finansial. Melebarnya defisit

transaksi berjalan dan menurunnya surplus transaksi modal dan finansial

menyebabkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit

setelah sebelumnya mengalami surplus.

Defisit transaksi berjalan yang semakin melebar tidak terhindarkan

mendorong nilai tukar rupiah bergerak dalam tren melemah. Eskalasi

pelemahan rupiah semakin kuat terjadi sejak pertengahan Mei 2013

sampai menjelang akhir September 2013, saat terjadi aliran keluar modal

asing di pasar keuangan yang meningkat akibat rencana pengurangan

stimulus moneter di AS dan persepsi negatif investor terhadap

fundamental ekonomi Indonesia. Sebagai akibatnya rupiah pada tahun

2013 terdepresiasi cukup tajam dibandingkan tahun 2012, baik secara

point to point ataupun secara rata-rata.

Page 78: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

63

Tabel 4.4 Kurs Rupiah BI Periode 2011-2013

No Bulan 2011 2012 2013 Jual Beli Jual Beli Jual Beli

1. Januari 9.102 9.012 9.045 8.955 9.746 9.650 2. Februari 8.867 8.779 9.130 9.040 9.715 9.619 3. Maret 8.753 8.665 9.226 9.134 9.768 9.670 4. April 8.617 8.531 9.236 9.144 9.771 9.673 5. Mei 8.580 8.494 9.613 9.517 9.851 9.753 6. Juni 8.640 8.554 9.527 9.433 9.979 9.879 7. Juli 8.551 8.465 9.532 9.438 10.329 10.227 8. Agustus 8.621 8.535 9.608 9.512 10.979 10.869 9. September 8.867 8.779 9.636 9.540 11.671 11.555 10. Oktober 8.879 8.791 9.663 9.567 11.290 11.178 11. November 9.216 9.124 9.653 9.557 12.037 11.917 12. Desember 9.113 9.023 9.718 9.622 12.250 12.128

Sumber : Bank Indonesia

Rupiah pada 2013 berada dalam tren melemah akibat kinerja

Neraca Pembayaran Indonesia yang menurun. Tekanan pelemahan rupiah

terutama meningkat sejak Mei 2013 dipicu dari sisi eksternal oleh rencana

pengurangan stimulus moneter di AS dan dari sisi domestik oleh

ekspektasi inflasi yang meningkat, serta persepsi negatif investor terhadap

defisit transaksi berjalan. Tekanan pelemahan rupiah mulai mereda pada

triwulan IV 2013 ditopang respons bauran kebijakan Bank Indonesia,

termasuk kebijakan nilai tukar, yang diarahkan untuk menurunkan tekanan

inflasi dan defisit transaksi berjalan. Respons kebijakan pemerintah untuk

mengendalikan defisit transaksi berjalan juga berkontribusi pada

meredanya tekanan terhadap rupiah.

Pada 2013, tren pelemahan nilai tukar rupiah mulai terjadi sejak

awal tahun, meskipun masih terbatas. Pada triwulan I 2013, rupiah ditutup

pada level Rp9.718 per dolar AS, melemah 0,82% dibandingkan dengan

Page 79: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

64

level penutupan akhir triwulan IV 2012. Secara rata-rata, rupiah pada

triwulan I 2013 juga melemah 0,70% menjadi Rp9.680 per dolar AS

dibandingkan Rp9.613 per dolar AS pada triwulan IV 2012.

Pelemahan rupiah masih terbatas di triwulan I 2013 karena tekanan

negatif pada sektor eksternal masih belum terlalu kuat. Defisit transaksi

berjalan yang mencapai 2,7% dari PDB pada triwulan I 2013 dapat

diimbangi oleh aliran masuk dana nonresiden ke pasar keuangan yang

masih cukup besar. Aliran masuk modal asing tersebut didorong oleh

menariknya imbal hasil investasi di aset rupiah dibandingkan dengan

negara-negara kawasan. Meskipun demikian, dalam triwulan tersebut

sempat terjadi beberapa gangguan terhadap arus modal asing akibat terjadi

peningkatan ketidakpastian global dan ekspektasi inflasi domestik.

Beberapa ketidakpastian global tersebut antara lain berkaitan dengan

kemungkinan pengetatan fiskal dan masalah penentuan debt ceiling AS,

serta ketidakpastian prospek pemulihan ekonomi Eropa.

Dari penjabaran kondisi perekonomian makro di Indonesia dan

implikasinya terhadap kondisi perusahaan, dapat disimpulkan sebagai

berikut.

Page 80: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

65

Tabel 4.5 Hasil Analisis Makro Ekonomi Tahun 2011-2013

No Variabel Makro

Ekonomi Hasil

Implikasi

Kondisi Makro

Ekonomi

Profitabilitas Perusahaan

Harga Saham

1. Produk Domestik Bruto

Meningkat Sinyal positif untuk investasi

Profitabilitas perusahaan tetap

meningkat, meskipun di

tengah keadaan perekonomian yang kurang mendukung

(lebih banyak sinyal negatif

untuk investasi)

Pada periode ini,

harga ketiga saham tetap

mengalami peningkata

n yang signifikan

dengan rentang

persentase 23% - 238%.

2. Tingkat Inflasi

Meningkat Sinyal negatif untuk investasi

3. Tingkat Suku Bunga

Meningkat Sinyal negatif untuk investasi

4. Nilai Tukar Rupiah

Melemah Sinyal negatif untuk investasi

D. Analisis Industri Barang Konsumsi

Untuk melakukan analisis industri, langkah pertama adalah

mengidentifikasi siklus hidup industri. Kemudian langkah berikutnya

adalah melakukan analisis terhadap kekuatan-kekuatan yang

mempengaruhi persaingan industri.

C.1 Siklus Hidup Industri

Porter dalam bukunya mengemukakan bahwa siklus hidup industri

memiliki beberapa tahap atau fase, yaitu tahap perkenalan, tahap

pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.

Page 81: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

66

Sektor industri barang konsumsi (consumer goods) secara umum

telah berada pada tahap kedewasaan, dimana produk dari perusahaan

sudah dikenal luas oleh masyarakat dan bahkan melekat dalam kehidupan

masyarakat. Pertumbuhan sektor industri barang konsumsi, khususnya sub

sektor makanan dan minuman pun tetap terus terjadi meskipun pada tahap

ini pertumbuhan berangsur-angsur menuju ke tingkat pertumbuhan

normal. Pada sub sektor ini, masing-masing perusahaan sudah memiliki

produk unggulan yang mampu menjadi pemimpin di tiap segmentasi

pasarnya. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan Indomie dan

Pop Mie yang dipandang sebagai market leader mie instan. PT Mayora

Indah Tbk dengan Kopi Torabika, Beng Beng, dan Roma Biskuit Kelapa.

Sedangkan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk juga dengan produk unggulan

minuman kemasan tetrapack yakni susu UHT Ultra Milk dan Teh Kotak.

C.2 Analisis Porter’s Five Forces

Langkah selanjutnya ialah melakukan analisis terhadap kekuatan-

kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri barang konsumsi sub

sektor makanan dan minuman melalui Porter’s Five Forces, sebagaimana

akan dijelaskan berikut ini :

a. Hambatan bagi pemain baru (barrier to entry)

Hambatan besar bagi pemain baru yang akan memasuki industry

ini yaitu besarnya investasi yang dibutuhkan karena pemain baru

mau tidak mau harus melakukan capital intensive jika ingin

memasuki industry yang sudah diisi oleh peruahaan-perusahaan

Page 82: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

67

yang sudah memiliki produk yang dikenal luas oleh masyarakat

Indonesia. Selain itu, waktu juga menjadi hambatan dikarenakan

butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa masuk dan menjadi

pemain besar di dalam industry makanan dan minuman di

Indonesia.

b. Ancaman dari produk substitusi (threat of substitute)

Beberapa produk subtitusi bagi masing-masing produk dari ketiga

perusahaan ini :

1. Pasta dengan jenis spaghetti dan macaroni sebagai produk

substitusi Indomie (produk PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk).

2. PT Mayora Indah Tbk yang focus pada biscuit dan coklat

memiliki produk substitusi yakni wafer dengan beragam varian

rasa produksi perusahaan pesaing.

3. Produk minuman sereal, minuman energi pengganti ion sebagai

produk substitusi atas susu UHT Ultrajaya dan Teh Kotak.

c. Kekuatan tawar dari konsumen (bargaining power of buyers)

Konsumen memiliki kekuatan tawar yang kuat dikarenakan

konsumen atau pembeli memiliki keleluasaan yang besar dalam

mengganti pilihan produknya . Konsumen bisa dengan mudah

beralih, hal ini tidak membutuhkan biaya pengalihan (switching

Page 83: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

68

cost) yang besar karena tidak jauhnya perbedaan harga antar

produk-produk ketiga perusahaan ini dengan harga produk pesaing.

d. Kekuatan tawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)

Hanya ada satu pemasok untuk PT Mayora Indah Tbk yakni PT

Inbisco Niaga yang dianggap memiliki kualitas bahan baku yang

sangat baik, sehingga pemasok mempunyai kekuatan tawar

menawar yang kuat.

Kemudian PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memiliki

beberapa pemasok utama, salah satunya yaitu Bogasari Flour Mills.

Sehingga kekuatan tawar pemasok rendah, hal ini juga

dikarenakan Bogasari Flour Mills masih merupakan anggota grup

Indofood .

Selanjutnya kekuatan tawar pemasok bagi PT Ultrajaya Milk

Industry bisa dikategorikan rendah, karena bahan baku untuk

produk susu yang dihasilkan berasal dari peternakan milik sendiri

yakni Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) yang mampu

menjamin ketersediaan susu berkualitas internasional, dan untuk

bahan baku produk lain seperti teh kotak juga berasal dari lahan

perkebunan milik sendiri.

e. Tingkat persaingan diantara pemain yang ada (rivalry among

existing competitor)

Page 84: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

69

Masing-masing perusahaan memiliki pesaing di setiap segmennya

seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan PT Sayap

Mas Utama sebagai pesaing yang memproduksi Mie Sedap,

dimana Mie Sedap mampu menggerogoti market share Indomie

yang selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam produk mie

instan di Indonesia. Kemudian Frisian Flag sebagai pesaing

Ultrajaya dalam produk susu, dan Danone Indonesia sebagai

pesaing Mayora dalam produk biskuit. Tetapi dalam persaingan

ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk

dan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk berhasil mengungguli pesaing

yang ada , ini dikarenakan ketiga perusahaan ini memiliki kekuatan

utama yakni jaringan distribusi luas yang mampu menjangkau

seluruh wilayah di Indonesia bahkan hingga menembus pasar

ekspor, keunggulan ini juga didukung oleh pengembangan yang

dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan di segala bidang

terutama dalam bidang teknologi yang sangat mendukung

peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan kualitas produk

yang dihasilkan.

Page 85: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

70

Tabel 4.6 Porter’s Five Forces Analysis

Kekuatan Tingkatan

Hambatan Bagi Pemain Baru Tinggi

Ancaman Produk Substitusi Medium

Kekuatan Tawar Konsumen Tinggi

Kekuatan Tawar Pemasok Tinggi

Tingkat Persaingan di Antara Pemain Tinggi

E. Analisis Perusahaan 1. Rasio Aktifitas

Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam

memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Rasio perputaran

persediaan (Inventory Turn Over) PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk pada tahun 2011 sebesar 11,8x, tahun 2012 sebesar 11,95x, tahun

2013 sebesar 8,74x. Rasio perputaran aset tetap (Fixed Asset Turn

Over) berturut-turut tahun 2011, 2012, 2013 sebesar 7,47x, 5,61x ,

5,18x tahun 2013. Rasio perputaran total aset (Total Asset Turn Over)

tahun 2011 sebesar 1,27x, tahun 2012 sebesar 1,21x, dan pada tahun

2013 sebesar 1,179x.

Page 86: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

71

Tabel 4.7 Data Rasio Aktifitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Inventory Turnover 11,8 11,95 8,74

2. Fixed Asset Turnover 7,47 5,61 5,18

3. Total Asset Turnover 1,27 1,21 1,179

Grafik 4.3 Rasio Aktifitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (data diolah)

Rasio perputaran persediaan (Inventory Turn Over) PT Mayora

Indah Tbk 7,07x tahun 2011, 7,01x tahun 2012, 8,25x tahun 2013.

Rasio perputaran aset tetap (Fixed Asset Turn Over) tahun 2011 4,63x,

tahun 2012 3,67x, tahun 2013 3,85x. Rasio perputaran total aset (Total

Asset Turn Over) tahun 2011, 2012, 2013 sebesar 1,43x, 1,26x, 1,23x.

0

2

4

6

8

10

12

2011 2012 2013

ITO

FATO

TATO

Page 87: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

72

Tabel 4.8 Data Rasio Aktifitas PT Mayora Indah Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Inventory Turnover 7,07 7,01 8,25

2. Fixed Asset Turnover 4,63 3,67 3,85

3. Total Asset Turnover 1,43 1,26 1,23

Grafik 4.4 Rasio Aktifitas PT Mayora Indah Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Mayora Indah Tbk (data diolah)

Rasio perputaran persediaan (Inventory Turn Over) PT Ultra Jaya

Milk Industri Tbk 5,7x pada tahun 2011, 8,4x pada tahun 2012, 6,46x

pada tahun 2013. Rasio perputaran aset tetap (Fixed Asset Turn Over)

1,96x pada tahun 2011, 2,86x pada tahun 2012, 3,58x pada tahun

2013. Rasio perputaran total aset (Total Asset Turn Over) tahun 2011

sebesar 0,96x , tahun 2012 sebesar 1,16x tahun 2012, dan tahun 2013

sebesar 1,23x.

0

2

4

6

8

10

2011 2012 2013

ITO

FATO

TATO

Page 88: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

73

Tabel 4.9 Data Rasio Aktifitas PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Inventory Turnover 5,7 8,4 6,46

2. Fixed Asset Turnover 1,96 2,86 3,58

3. Total Asset Turnover 0,96 1,16 1,23

Grafik 4.5 Rasio Aktifitas PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk (data diolah)

2. Rasio Likuiditas

Rasio aset lancar terhadap utang lancar PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk berada pada level di atas 200% yakni 278% (2,78x) pada

tahun 2011, 271,9% (2,71x) pada tahun 2012, dan 241% (2,41x) pada

tahun 2013. Ini menandakan bahwa semua utang lancar perusahaan

mampu ditutupi oleh jumlah aset lancar yang dimiliki perusahaan. PT

Mayora Indah Tbk juga mampu mempertahankan rasio lancarnya di

0123456789

2011 2012 2013

ITO

FATO

TATO

Page 89: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

74

kategori aman dengan angka di atas 200% , yakni 221,% (2,21x) tahun

2011, 276,1% (2,76x) tahun 2012, dan 240,2% (2,40x) pada tahun

2013. Sementara, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk berhasil menjaga

tingkat rasio lancarnya di atas 100%, dimana pada tahun 2011 sebesar

147,6% (1,47x), kemudian pada tahun 2012 sebesar 201,8% (2,01x)

dan 247% (2,47x) pada tahun 2013. Angka ini juga dikategorikan

aman pada rasio lancar perusahaan, meskipun perusahaan tetap harus

berupaya meningkatkan lagi ke tingkat 200% (2x) agar kemampuan

perusahaan dalam melunasi utang lancar lebih terjaga.

Tabel 4.10 Data Rasio Likuiditas

No. Perusahaan 2011 2012 2013

1. PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk

278% 271,9% 241%

2. PT Mayora Indah Tbk 221,% 276,1% 240,2%

3. PT Ultra Jaya Milk Industri

Tbk

147,6% 201,8% 247%

Grafik 4.6 Rasio Likuiditas Tahun 2011-2013

Page 90: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

75

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, Pt Ultra Jaya Milk Industri Tbk (data diolah)

3. Rasio Solvabilitas

Rasio total utang terhadap total aset (DAR) PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk masih berada di level aman, karena berada di

bawah 0,5 (50%) yakni 0,30 (30%) tahun 2011, 0,32 (32%) tahun

2012, dan 0,37 (37%) tahun 2013. Ini berarti total aset mampu

menutupi semua utang perusahaan, bahkan PT Indofood CPB Sukses

Makmur Tbk masih memiliki sisa aset yang cukup banyak apabila

seluruh utangnya dibayarkan. Demikian juga dengan rasio total utang

terhadap total ekuitas perusahaan (DER) yang pada tahun 2011 dan

2012 berada di level aman di bawah 0,5 (50%) yakni sebesar

0,43(43%) dan 0,48 (48%), sementara pada tahun 2013 meningkat

menjadi 0,60 (60%) ini berarti perusahaan dibiayai oleh utang sebesar

60% yang mana angka ini sudah dikategorikan sebagai level yang

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

2011 2012 2013

ICBP

MYOR

ULTJ

Page 91: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

76

rentan akan risiko , maka perusahaan harus berupaya menurunkan total

utangnya menjadi di bawah 0,5 (50%).

Tabel 4.11 Data Rasio Solvabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Debt to Asset 0,30 0,32 0,37

2. Debt to Equity 0,43 0,48 0,60

Grafik 4.7 Rasio Solvabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (data diolah)

Selanjutnya, total utang terhadap total aset (DAR) PT Mayora

Indah Tbk 2011, 2012, 2013 berturut-turut sebesar 0,63 (63%) , 0,63

(63%) dan 0,60 (60%). Meskipun total aset masih mampu menutupi

seluruh utang perusahaan dan masih memiliki sisa aset setelah utang

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

2011 2012 2013

DAR

DER

Page 92: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

77

dibayarkan, tetapi angka ini sudah melebihi 0,5 (50%) yang pada

umumnya dikategorikan sebagai level aman. Sedangkan rasio total

utang terhadap total modal (DER) perusahaan berada pada level risiko

gagal bayar yang sangat tinggi yakni 1,72 (172%) tahun 2011, 1,71

(171%) tahun 2012, serta sedikit mengalami penurunan pada tahun

2013 yakni 1,49 (149%). Ini menandakan bahwa perusahaan secara

keseluruhan dibiayai oleh hutang dan modal perusahaan tidak mampu

menutupi seluruh utang, karena total utang yang lebih besar dari modal

perusahaan.

Tabel 4.12 Data Rasio Solvabilitas PT Mayora Indah Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Debt to Asset 0,63 0,63 0,60

2. Debt to Equity 1,72 1,71 1,49

Grafik 4.8 Rasio Solvabilitas PT Mayora Indah Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Mayora Indah Tbk (data diolah)

0.000.200.400.600.801.001.201.401.601.80

2011 2012 2013

DAR

DER

Page 93: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

78

Sementara PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk selama tahun 2011

hingga tahun 2013 tetap menjaga rasio total utang terhadap total aset

(DAR) pada level aman di bawah 0,5 (50%) yakni 0,38 (38%) , 0,31

(31%), dan 0,28 (28%). Kemudian rasio total utang terhadap modal

juga masih dikategorikan aman, meskipun pada tahun 2011 berada

pada angka 0,61 (61%) yang mana pada dua tahun berikutnya kembali

turun pada angka 0,44 (44%) dan 0,40 (40%).

Tabel 4.13 Data Rasio Solvabilitas PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Debt to Asset 0,38 0,31 0,28

2. Debt to Equity 0,61 0,44 0,40

Grafik 4.9 Rasio Solvabilitas PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk (data diolah)

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

2011 2012 2013

DAR

DER

Page 94: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

79

4. Rasio Profitabilitas

Tahun 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mencatatkan

tingkat penggunaan keseluruhan aset dalam menghasilkan laba (ROA)

sebesar 13,57%, kemudian pada tahun 2012 sebesar 12,80% dan pada

tahun 2013 sebesar 10,50%. Kemudian tingkat pengembalian atas

setiap saham yang ditanamkan oleh investor (ROE) yakni 19,29% pada

tahun 2011, sebesar 19,04% pada tahun 2012 serta pada tahun 2013

sebesar 16,84%. Sementara marjin laba bersih perusahaan terhadap

penjualan (NPM) ialah sebesar 10,67%, 10,58%, serta 8,91% berturut-

turut untuk tahun 2011, 2012, 2013.

Tabel 4.14 Data Rasio Profitabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Return on Asset 13,57% 12,80% 10,50%

2. Return on Equity 19,29% 19,04% 16,84%

3. Net Profit Margin 10,67% 10,58% 8,91%

Grafik 4.10 Rasio Profitabilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Page 95: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

80

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (data diolah)

Pada tahun 2011 tingkat penggunaan keseluruhan aset dalam

menghasilkan laba (ROA) PT Mayora Indah Tbk sebesar 7,33%,

kemudian pada tahun 2012 sebesar 8,97% dan pada tahun 2013 sebesar

10,40%. Kemudian tingkat pengembalian atas setiap saham yang

ditanamkan oleh investor (ROE) yakni 19,94% pada tahun 2011,

sebesar 24,27% pada tahun 2012 serta pada tahun 2013 sebesar

26,02%. Sementara marjin laba bersih perusahaan terhadap penjualan

(NPM) ialah sebesar 5,11%, 7,08%, serta 8,42% berturut-turut untuk

tahun 2011, 2012, 2013.

Tabel 4.15 Data Rasio Profitabilitas PT Mayora Indah Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Return on Asset 7,33% 8,97% 10,40%

2. Return on Equity 19,94% 24,27% 26,02%

3. Net Profit Margin 5,11% 7,08% 8,42%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

20112012

2013

ROA

ROE

NPM

Page 96: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

81

Grafik 4.11 Rasio Profitabilitas PT Mayora Indah Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Mayora Indah Tbk (data diolah)

Tingkat penggunaan keseluruhan aset dalam menghasilkan laba

(ROA) PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk pada tahun 2011 sebesar

5,89%, pada tahun 2012 sebesar 14,60% dan pada tahun 2013 sebesar

11,56%. Kemudian tingkat pengembalian atas setiap saham yang

ditanamkan oleh investor (ROE) yakni 9,50% pada tahun 2011,

sebesar 21,08% pada tahun 2012 serta pada tahun 2013 sebesar

16,13%. Marjin laba bersih perusahaan terhadap penjualan (NPM)

sebesar 6,11%, 12,58%, serta 9,40% berturut-turut untuk tahun 2011,

2012, 2013.

Tabel 4.16 Data Rasio Profitabilitas PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk

No. Jenis Rasio 2011 2012 2013

1. Return on Asset 5,89% 14,60% 11,56%

2. Return on Equity 9,50% 21,08% 16,13%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

20112012

2013

ROA

ROE

NPM

Page 97: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

82

3. Net Profit Margin 6,11% 12,58% 9,40%

Grafik 4.12 Rasio Profitabilitas PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk (data diolah)

Selanjutnya adalah rasio jumlah laba yang dihasilkan perusahaan

untuk tiap lembar saham yang diterbitkan. Secara berturut-turut pada

tahun 2011, 2012, 2013 Earning Per Share (EPS) PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk sebesar Rp 339 , Rp 374, dan Rp 382 dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar 6%. Kemudian PT Mayora Indah Tbk

dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 34% mencatatkan Earning Per

Share (EPS) sebesar Rp 614 pada tahun 2011 , Rp 816 pada tahun

2012 , dan Rp 1.115 pada tahun 2013. Kenaikan Earning Per Share

(EPS) kedua perusahaan tersebut disebabkan oleh meningkatnya

jumlah laba bersih perusahaan dari tahun ke tahun. Sementara Earning

Per Share (EPS) PT Ultrajaya Milk Industri Tbk tahun 2011 tercatat

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

20112012

2013

ROA

ROE

NPM

Page 98: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

83

sebesar Rp 44, tahun 2012 sebesar Rp 122, serta mengalami sedikit

penurunan pada tahun 2013 menjadi Rp 113 dimana ini disebabkan

oleh menurunnya jumlah laba bersih PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk

pada tahun 2013.

Tabel 4.17 Data Earning Per Share (EPS)

No. Perusahaan 2011 2012 2013

1. PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk

339 374 382

2. PT Mayora Indah Tbk 614 816 1.115

3. PT Ultra Jaya Milk Industri

Tbk

44 122 113

Grafik 4.13 Earning Per Share (EPS)

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, Pt Ultra Jaya Milk Industri Tbk (data diolah)

0

200

400

600

800

1000

1200

2011 2012 2013

ICBP

MYOR

ULTJ

Page 99: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

84

F. Valuasi Saham

Proses valuasi atau penilaian saham dilakukan melalui dua metode, yakni

Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV).

1. Metode Price Earning Ratio (PER)

Pertama ialah penilaian saham dengan metode PER. Berikut data untuk

estimasi harga wajar saham menggunakan PER :

Tabel 4.18 Data Estimasi Harga Wajar Saham

Saham Tahun ROE (%)

EPS (Rp)

Dividen (Rp)

DPR (%) Harga (Rp)

ICBP

2011 19,29 339 169 49,85 5.200 2012 19,04 374 186 49,73 7.800 2013 16,85 382 190 49,73 10.200 2014 - - - - 11.000

MYOR

2011 19,94 614 130 21,17 14.250 2012 24,27 816 230 28,18 20.000 2013 26,02 1115 230 20,62 26.000 2014 - - - - 25.900

ULTJ

2011 9,5 44 10 22,72 1.080 2012 21,08 122 10 8,19 1.330 2013 16,13 113 12 10,61 4.500 2014 - - - - 3.750

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan 2011-2013(data diolah).

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil berikut :

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Estimasi Harga Wajar Saham

Saham

Expected Earning Growth Rate (g)

Estimated EPS2014

(Rp)

Estimated Dividen

2014 (Rp)

Discount Rate

(k)

Estimated PER2014

Nilai Intrinsik

(Rp)

ICBP 0,092 417,31 204,48 0,11 27,2 11.350,832

MYOR 0,18 1.315,7 302,61 0,19 22,9 30.247,94

Page 100: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

85

3 ULTJ 0,139 128,71 16,73 0,1434 29,54 3.802,093

4

Langkah selanjutnya ialah membandingkan nilai intrinsik saham dengan

harga pasar sekarang. Berikut ini tabel perbandingannya :

Tabel 4.20 Perbandingan Nilai Intrinsik dengan Harga Pasar

Saham Nilai Intrinsik Harga Pasar Sekarang

ICBP Rp 11.350,832 Rp 11.000 MYOR Rp 30.247,943 Rp 25.900 ULTJ Rp 3.802,0934 Rp 3.750

Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat dinyatakan bahwa :

1) Saham ICBP memiliki Nilai Intrinsik > Harga Pasar, berarti saham PT

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk yang dinilai dengan metode PER

berada dalam posisi Undervalued, yang mana saham ini layak dibeli

atau ditahan oleh investor karena memiliki harga pasar yang murah.

2) Saham MYOR memiliki Nilai Intrinsik > Harga Pasar, ini berarti

saham PT Mayora Indah, Tbk yang dinilai dengan metode PER berada

dalam posisi Undervalued. Sehingga saham ini juga merupakan saham

yang seharusnya dibeli atau ditahan oleh investor.

3) Saham ULTJ memiliki Nilai Intrinsik > Harga Pasar, berarti saham PT

Ultra Jaya Milk Industry, Tbk yang dinilai dengan metode PER berada

dalam posisi Undervalued. Lebih baik bagi investor untuk membeli

Page 101: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

86

karena nilai intrinsik saham lebih besar , dan ini menjadikan saham

ULTJ sebagai saham layak beli oleh para investor.

2. Metode Price to Book Value (PBV)

Berikut dapat ditentukan posisi saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk,

PT Mayora Indah Tbk serta PT Ultra Jaya Milk Industry dengan metode Price to

Book Value (PBV) :

Tabel 4.21 Perhitungan Price to Book Value

Saham Tahun

Total Ekuitas (jutaan

Rp)

Jumlah Saham

Beredar (jutaan lembar)

Nilai Buku (BV)

Harga Sekarang

(P) PBV

ICBP 2013 13.265.731 5.831 2.275,03 11.000 4,83

MYOR 2013 3.893.900 894,34 4.353,89 25.900 5,94

ULTJ 2013 2.015.145 2.888 697,764 3.750 5,37

Tabel 4.22 Interpretasi Hasil Perhitungan Price to Book Value

Saham PBV Posisi ICBP 4,83 Overvalued / Mahal MYOR 5,94 Overvalued / Mahal ULTJ 5,37 Overvalued / Mahal

Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa saham PT Indofood

Sukses Makmur Tbk dengan PBV 4,83 kali , PT Mayora Indah Tbk dengan PBV

5,94 kali serta PT Ultra Jaya Milk Industry dengan PBV 5,37 kali berada dalam

posisi overvalued, dengan melihat pada nilai PBV yang lebih besar dari 1. Ini

Page 102: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

87

menandakan bahwa ketiga saham ini dinilai tinggi (mahal) oleh para investor,

tetapi ketiga saham dengan PBV tinggi ini tetap merupakan saham layak beli

apabila ketiga saham ini memiliki prospek yang bagus, karena banyak kita

ketahui perusahaan yang memiliki prospek bagus dan mapan seperti saham-saham

bluechips, nilai PBV-nya tinggi (di atas 3 kali).

Page 103: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisis ekonomi makro yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa Produk Domestik Bruto, tingkat inflasi, serta tingkat suku

bunga mengalami peningkatan dalam 3 tahun dari 2011-2013,

sedangkan nilai tukar rupiah dari tahun ke tahun mengalami

pelemahan. Kondisi ini menyebabkan dominannya sinyal negatif untuk

berinvestasi, meskipun dalam kondisi yang kurang mendukung tetapi

pada kenyataannya profitabilitas ketiga perusahaan tetap mengalami

peningkatan. Hal yang sama juga terjadi pada harga saham, dimana

harga saham ketiga perusahaan pada periode 2011-2013 tetap

mengalami peningkatan yang signifikan dengan rentang persentase

23% hingga 238%.

2. Berdasarkan analisis industri, ketiga perusahaan yakni PT Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk ,serta PT Ultra Jaya

Milk Industri Tbk telah berada pada tahap kedewasaan, dimana produk

dari perusahaan sudah dikenal luas oleh masyarakat dan bahkan

melekat dalam kehidupan masyarakat. Kemudian hasil analisis

berdasarkan Porter’s Five Forces , ketiga perusahaan memiliki

Page 104: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

89

tingkatan yang tinggi dalam hal hambatan bagi pemain baru, kekuatan

tawar konsumen, kekuatan tawar pemasok dan tingkat persaingan di

antara pemain. Sedangkan dalam hal ancaman produk substitusi, ketiga

perusahaan memiliki tingkatan yang masih dikategorikan medium.

3. Melalui analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, yakni rasio

aktifitas (Invetory Turn Over, Fixed Asset Turn Over, Total Asset Turn

Over), rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt to Asset

Ratio, Debt to Equity Ratio), rasio profitabilitas (Return on Asset,

Return On Equity, Net Profit Margin, Earnings Per Share) , ketiga

perusahaan dinilai masih berada di kategori yang aman. Meskipun

dalam salah satu hasilnya yakni PT Mayora Indah Tbk pada rasio Debt

to Equity menunjukkan tanda tingginya utang terhadap modal

perusahaan, tetapi hal yang juga perlu dilihat ialah jumlah utang pada

rasio Debt to Asset masih mampu ditutupi oleh aset PT Mayora Indah

Tbk. Kemudian untuk ketiga perusahaan jika dilihat secara

keseluruhan dalam hal rasio-rasio keuangan perusahaan memberikan

tanda bahwa ketiga perusahaan ini adalah perusahaan-perusahaan yang

memiliki kinerja baik serta memiliki prospek yang bagus sebagai

tujuan investasi para investor.

4. Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk

,dan PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk yang dihitung menggunakan

metode PER, dimana hasil didapatkan dengan membandingkan nilai

intrinsik dengan harga pasar saham menunjukkan saham berada pada

Page 105: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

90

posisi undervalued. Maka, jika mengacu pada hasil penilaian dengan

metode PER, sebaiknya investor membeli saham dari ketiga

perusahaan ini yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

Mayora Indah Tbk, dan PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk.

Selanjutnya dengan menggunakan metode PBV, didapatkan hasil

saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan PBV 4,83 kali , PT

Mayora Indah Tbk dengan PBV 5,94 kali serta PT Ultra Jaya Milk

Industri dengan PBV 5,37 kali berada dalam posisi overvalued, dengan

melihat pada nilai PBV yang lebih besar dari 1. Ini menandakan bahwa

ketiga saham ini dinilai tinggi (mahal) oleh para investor, tetapi ketiga

saham dengan PBV tinggi ini tetap merupakan saham layak beli

apabila ketiga saham ini memiliki prospek yang bagus, dimana

banyak perusahaan dengan prospek bagus memiliki PBV di atas 3 kali.

B. Saran

Beberapa saran untuk perusahaan dan peneliti selanjutnya terkait hasil

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kepada ketiga perusahaan yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk, PT Ultra Jaya Milk Industri Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk agar

tetap konsisten menjaga kapabilitas produksi, profitabilitas serta selalu

berusaha menjaga kepuasan konsumen melalui pengembangan dan

inovasi produk-produk perusahaan.

2. Penulis juga menyarankan kepada ketiga perusahaan untuk terus

menjaga kepercayaan para stock holders (pemegang saham) melalui

Page 106: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

91

upaya-upaya yang berfokus kepada peningkatan penjualan dan

peningkatan laba perusahaan sebagai landasan bagi para pemodal

maupun para calon pemodal untuk berinvestasi pada ketiga perusahaan

ini.

3. Selanjutnya penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang

ingin melakukan penelitian atas harga wajar saham untuk bisa

menggunakan metode-metode valuasi saham lain seperti DCF

(Discounted Cash Flow), FCFE (Free Cash Flow to Equity) atau

berbagai metode valuasi saham yang lain, dan juga bagi peneliti

selanjutnya untuk fokus kepada analisis kinerja keuangan perusahaan

secara lebih mendalam dengan menggunakan berbagai rasio keuangan.

Page 107: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

DAFTAR PUSTAKA

Bodie,Zvi, dkk.Essential of Investments. Singapura : The McGraw-Hill Companies, 2003.

Francis, Jack Clark. Investment: Analysis and Management. Singapura : McGraw-

Hill Inc, 1991. Online ,Danareksa. Jenis Investasi. Artikel diakses pada 20 Desember 2013 pukul

15.47 dari http://www.danareksaonline.com/PerencanaanKeuangan/JenisInvestasi/tabid/146/language/id-ID/Default.aspx 30-12-2013

Rahadjeng, Erna Retna. “Metode Penilaian Harga Wajar Saham Perusahaan

Manufaktur yang Tercatat di BEI”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Manan, Abdul. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal

Syariah Indonesia. Jakarta : Kencana, 2009. PT Bursa Efek Indonesia. Indeks Saham Syariah. Artikel diakses pada 8 Januari

2014 pukul 13.56 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx

Syaifulloh, M. Anwar. “Analisis Perbandingan Kinerja Saham Antara yang Konsisten dan yang Tidak Konsisten Terdaftar di Jakarta Islamic Index (2006-2007)“ . Skripsi S1 Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Ari Kunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Renika Cipta, 1993.

Seng, Dyna. “Fundamental Analysis and the Prediction of Earnings.” International Journal of Business and Management. Vol. 7, NO. 3 (February 2012): h.32

Sabrini, Siti Bilqis. ”Analisis Harga Saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 dengan Analisis Fundamental dan Teknikal”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2008.

Kurnia, Annisa Fathih,”Analisis Fundamentas Saham Dalam Keputusan Investasi di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Page 108: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

Jamshidi, Nasser dkk. “Studying Affecting Factors on Analysts’ Decisions Regarding Share Analysis in Tehran Stock Exchange: A Fundamental Analysis Approach.” European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences. ISSN 1450-2275 Issue 44 (2012) : h.77

Friska, Andriani, dkk.”Pengambilan Keputusan Investasi Saham dengan Menggunakan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Price Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)”. Jurnal Universitas Brawijaya : h. 2

Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi : Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Murhadi, Werner R. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta :PT Indeks, 2009.

Sukirno, Sadono. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2004.

Porter, Michael E. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1992.

Permata, Irene Silvia, dkk. “ Penilaian Saham Dengan Menggunakan Metode

Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) (Studi Pada Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2012)”. Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

PT Bursa Efek Indonesia. Indeks Saham Syariah. Artikel diakses pada 8 Januari 2014 pukul 13.56 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx

Bank Indonesia. “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2011”. Laporan diunduh pada 3 Oktober 2014 dari www.bi.go.id

Bank Indonesia. “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2012”. Laporan diunduh pada 3 Oktober 2014 dari www.bi.go.id

Bank Indonesia. “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2013”. Laporan diunduh pada 3 Oktober 2014 dari www.bi.go.id

Badan Pusat Statistik. ”Laporan Data Strategis BPS Tahun 2013”. Laporan diunduh pada 3 Oktober 2014 di www.bps.go.id

Page 109: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

VALUASI SAHAM ICBP METODE PER

A. Menghitung expected earning growth rate (g), dimana g=ROE x b

1. menentukan Return On Equity (ROE)

ROE rata-rata = , , , = 18,39% = 0,1839

2.menentukan Retention Ratio (b) b 2014 = 1 – DPR 2013

b 2014 = 1 – 0,4973

b 2014 = 0,5027

Jadi, expected earning growth rate :

g = ROE x b

= 0,1839 x 0,5027

= 0,092

B. Menentukan estimated earning per share (EPS)

EPS t+1 = EPS t (1+g)

EPS 2014 = EPS 2013 (1+g)

EPS 2014 = 382 (1+0,092)

= 417,31

C.Menghitung estimated cash dividend per share

DIV t+1 = (EPS t+1 ) x DPR rata-rata

DIV 2014 = (EPS 2014 ) x DPR rata-rata

Tahun ROE (%) EPS (Rp) Dividen (Rp) DPR (%) Price (Rp) 2011 19.29 339 169 49.852507 5200 2012 19.04 374 186 49.73262 7800 2013 16.85 382 190 49.73822 10200 2014 x x x x 11000

Page 110: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

= 417,31 x 0,49

= 204,48

D. Menentukan discount rate (k)

k = + g

k = , + 0,092

= 0,11

e. Menghitung estimated Price Earning Ratio (PER)

estimated PER =

= ,

,, ,

= 27,2

f. Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Intrinsic Value = estimated EPS 2014 x estimated PER 2014

= 417,31 x 27,2

= 11.350,832

Nilai Intrinsik Harga Pasar Saham Keterangan 11.350,832 11.000 Undervalued

VALUASI SAHAM ICBP METODE PBV

Book Value =

= . . . .

. . .

= 2275,035

Price Book Value = .

. ,

= 4,83 X ( lebih besar dari 1x, overvalued )

Page 111: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

VALUASI SAHAM ULTJ METODE PER

A. Menghitung expected earning growth rate (g), dimana g=ROE x b

1. menentukan Return On Equity (ROE)

ROE rata-rata = , , , = 15,57% = 0,1557

2.menentukan Retention Ratio (b) b 2014 = 1 – DPR 2013

b 2014 = 1 – 0,1061

b 2014 = 0,8939

Jadi, expected earning growth rate :

g = ROE x b

= 0,1557 x 0,8939

= 0,139

B. Menentukan estimated earning per share (EPS)

EPS t+1 = EPS t (1+g)

EPS 2014 = EPS 2013 (1+g)

EPS 2014 = 113 (1+0,139)

= 128,71

C.Menghitung estimated cash dividend per share

DIV t+1 = (EPS t+1 ) x DPR rata-rata

DIV 2014 = (EPS 2014 ) x DPR rata-rata

Tahun ROE (%) EPS (Rp) Dividen (Rp) DPR (%) Price (Rp) 2011 9.5 44 10 22.72727273 1080 2012 21.08 122 10 8.196721311 1330 2013 16.13 113 12 10.61946903 4500 2014 x x x x 3750

Page 112: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

= 128,71 x 0,13

= 16,73

D. Menentukan discount rate (k)

k = + g

k = , + 0,139

= 0,1434

e. Menghitung estimated Price Earning Ratio (PER)

estimated PER =

= ,

,, ,

= 29,54

f. Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Intrinsic Value = estimated EPS 2014 x estimated PER 2014

= 128,71 x 29,54

= 3.802,0934

Nilai Intrinsik Harga Pasar Saham Keterangan 3.802,0934 3.750 Undervalued

VALUASI SAHAM ULTJ METODE PBV

Book Value =

= . . . .

. . .

= 697,764

Price Book Value = .

,

= 5,37 X ( lebih besar dari 1x, overvalued )

Page 113: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

VALUASI SAHAM MYOR METODE PER

A. Menghitung expected earning growth rate (g), dimana g=ROE x b

1. menentukan Return On Equity (ROE)

ROE rata-rata = , , , = 23,41% = 0,2341

2.menentukan Retention Ratio (b) b 2014 = 1 – DPR 2013

b 2014 = 1 – 0,2062

b 2014 = 0,7938

Jadi, expected earning growth rate :

g = ROE x b

= 0,2341 x 0,7938

= 0,18

B. Menentukan estimated earning per share (EPS)

EPS t+1 = EPS t (1+g)

EPS 2014 = EPS 2013 (1+g)

EPS 2014 = 1115 (1+0,18)

= 1315,7

C.Menghitung estimated cash dividend per share

DIV t+1 = (EPS t+1 ) x DPR rata-rata

DIV 2014 = (EPS 2014 ) x DPR rata-rata

Tahun ROE (%) EPS (Rp) Dividen (Rp) DPR (%) Price (Rp) 2011 19.94 614 130 21.172638 14250 2012 24.27 816 230 28.186275 20000 2013 26.02 1115 230 20.627803 26000 2014 x x x x 25900

Page 114: ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR …

= 1315,7 x 0,23

= 302,61

D. Menentukan discount rate (k)

k = + g

k = , + 0,18

= 0,19

e. Menghitung estimated Price Earning Ratio (PER)

estimated PER =

= ,

,, ,

= 22,99

f. Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Intrinsic Value = estimated EPS 2014 x estimated PER 2014

= 1315,7 x 22,99

= 30.247,943

Nilai Intrinsik Harga Pasar Saham Keterangan 30.247,943 25.900 Undervalued

VALUASI SAHAM MYOR METODE PBV

Book Value =

= . . . .

. .

= 4.353,898

Price Book Value = .

. ,

= 5,94 X ( lebih besar dari 1x, overvalued )