analisis gangguan listrik di pln kalimantan barat dengan...
TRANSCRIPT
Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat
dengan Fitting Sinusoids
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Lutfie Yoga Pradhana (672007269)
Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.
Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015
i
Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat
dengan Fitting Sinusoids
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Lutfie Yoga Pradhana (672007269)
Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.
Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015
ii
iii
iv
v
vi
vii
1
Analisis Gangguan Listrik pada PLN Kalimantan Barat
dengan Fitting Sinusoids
1)Lutfie Yoga Pradhana, 2)Sri Julianto Joko Prasetyo, 3)Mila Chrismawati
Paseleng
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
Abstract
Electric energy system plays an important role in everyday life. Electricity production process is divided into three step, the generation, transmission and distribution. In
the implementation of common disorders that occur during the process of transmission
substations to distribution substations before to consumers. These disorders can be either internal factors and external factors. Disturbance causes the power supply is interrupted and
can result in outages. Data interference pattern formed indicates that there are fluctuations in the data used. Therefore we need a proper analysis to giving information that disturbance get
proper treatment so that the distribution of electricity to consumers is not interrupted. This
research uses a fitting sinusoids to approach refers to the data pattern is formed. Results
obtained from this study is that the chances of internal electricity failure is greatest at the
substation new trench with an error value of 37. As for the external electricity failure was found that opportunities occur in substations Senggiring the error value by 58
Keywords: Electrical Failure, Fitting Sinusoids, Prediction,
Abstrak
Sistem energi listrik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Proses
penyediaan energi listrik dibagi menjadi tiga, pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam
pelaksanaannya sering ditemukan gangguan yang terjadi saat proses transmisi dari gardu induk
ke gardu distribusi sebelum ke konsumen. Gangguan ini dapat berupa faktor internal dan faktor
eksternal. Gangguan yang terjadi menyebabkan pasokan listrik terganggu serta dapat berakibat
pemadaman. Pola data gangguan yang terbentuk memperlihatkan bahwa terdapat fluktuasi
pada data yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan analisis yang tepat untuk menmberikan
informasi agar gangguan yang terjadi mendapatkan penanganan yang tepat sehingga proses
distribusi listrik kepada konsumen tidak terputus. Penelitian ini menggunakan metode fitting
sinusoids untuk melakukan pendekatan mengacu pada pola data yang terbentuk. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa peluang terjadi gangguan internal yang paling
besar ada di Gardu Induk Parit Baru dengan nilai error sebesar 37. Sedangkan untuk gangguan
eksternal didapatkan bahwa peluang terjadi pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai error
sebesar 58.
Kata Kunci : Gangguan Llistrik, Fitting Sinusoids, Prediksi, 1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga. 2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2
1. Pendahuluan
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun
industri, baik untuk penerangan atau penunjang berbagai alat elektronik dan
mesin-mesin. Penggunaan listrik warga Kalimantan Barat mencapai angka 70,60%
[1]. Penyediaan tenaga listrik dapat dibedakan menjadi tiga proses yaitu
pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam proses penyaluran listrik terdapat
lima gardu induk yang mencakup seluruh wilayah di Kalimantan Barat. Gardu
Induk Singkawang, Gardu Induk Siantan, Gardu Induk Senggiring, Gardu Induk
Seiraya, dan Gardu Induk Parit Baru. Energi listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit akan masuk ke dalam gardu induk setelahnya akan dilanjutkan ke
peralatan pendukung yakni transformator. Transformator (trafo) adalah suatu alat
listrik yang dapat menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkaian listrik yang lain [2]. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dalam setiap keperluannya,
misal untuk kebutuhan tegangan tinggi dalam pengiriman jarak jauh. Setelah
melewati gardu induk energi listrik melewati gardu distribusi sebelum sampai ke
pelanggan.
Proses pendistribusian daya listrik tidak lepas dari gangguan yang bisa
terjadi. Gangguan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, gangguan internal dan
gangguan eksternal. Gangguan internal disebabkan oleh faktor intern PLN,
contohnya gangguan yang disebabkan karena kerusakan peralatan dalam jangka
waktu tertentu, pemakaian peralatan dengan kualitas yang kurang baik, sehinga
mengakibatkan kerusakan, pemasangan jaringan yang kurang tepat juga dapat
mengakibatkan kerusakan. dan pemadaman listrik berkala. Sedangkan gangguan
eksternal adalah gangguan yang terjadi bukan karena kesengajaan, contohnya
gangguan yang disebabkan oleh angin kencang, sambaran petir dan gangguan
cuaca lain. Gangguan tersebut menyebabkan proses penyaluran daya listrik ke
pelanggan menjadi terganggu.
Penelitian ini menggunakan metode fitting sinusoids untuk melakukan
pemodelan terhadap gangguan yang terjadi pada tiap gardu induk. Hasil dari
pemodelan tersebut selanjutnya dianalisis dan diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam menangani dan mengurangi gangguan yang terjadi.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Penaksiran Potensi Gangguan
Listrik pada Suatu Gardu Induk dengan Menggunakan Regresi Beta” menghasilkan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan, salah satunya
adalah faktor wilayah, faktor gardu induk dan besarnya konsumsi daya yang
digunakan pada gardu induk. Regresi Beta dapat digunakan untuk menaksir
besarnya peluang sebuah trafo untuk mengalami gangguan. Berdasarkan gangguan
pada trafo dapat dihitung taksiran untuk gangguan pada gardu induk. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini adalah terdapat batasan peluang rusaknya trafo pada
gardu induk yaitu 60%, sehingga peluang proporsi trafo yang rusak dapat dihitung
3
dan menurut batasan yang ada didapatkan bahwa peluang trafo yang rusak diatas
batasan yang ditetapkan lebih besar [2].
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa trafo pada setiap gardu
induk berpotensi mengalami gangguan yang sekiranya dapat mempengaruhi proses
distribusi tenga listrik. Olah karena itu diperlukan analisis untuk mendapatkan
informasi yang akurat sebagai acuan dalam menangani gangguan yang terjadi serta
meminimalisir efek yang ditimbulkan dari gangguan tersebut.
Pada penelitian lain yang berjudul “Kombinasi Fitting Sinusoids dan
Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit (Studi Kasus:
Koperasi Simpan Pinjam X Salatiga, Jawa Tengah)”. Penelitian ini menitikberatkan
kepada peramalan permintaan kredit pada KSP X dengan menggunakan metode
fitting sinusoids untuk melakukan pendekatan pada plot data permintaan kredit
serta menggunakan metode dekomposisi untuk melakukan peramalan. Metode
fitting sinusoids digunakan karena data kredit yang fluktuatif setiap harinya, plot
yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya proyeksi trend, siklis ataupun
musiman. Sehingga digunakan pendekatan dengan metode sinus. Hasil error yang
didapat dari peramalan permintaan kredit KSP X adalah 10%, menunjukkan bahwa
kedua metode ini dapat digunakan untuk melakukan pendekatan dari plot yang
fluktuatif dan peramalan [3]. Pada penelitian ini metode fitting sinusoids terbukti
dapat digunakan dalam menangani masalah data yang fluktuatif.
Berdasarkan pada penelitian yang sebelumnya dilakukan, setiap gardu
induk berpotensi mengalami gangguan yang dapat berakibat pada penyaluran
tenaga listrik kepada masyarakat. Gangguan yang dapat berasal dari internal
ataupun eksternal memerlukan penanganan yang tepat sehingga pada penelitian ini
akan dilakukan analisis terhadap gangguan listrik yang terjadi di PLN Kalimantan
Barat. Mengingat terjadinya gangguan yang tidak teratur dan dipengaruhi oleh
banyak faktor, sebelum melakukan analisis digunakan metode fitting sinusoids
untuk melakukan pendekatan pada kurva yang terbentuk dari data aktual.
Pencocokan kurva atau fitting dengan metode sinusoids adalah suatu proses
pencocokan data dengan fungsi trigonometri, dalam hal ini fungsi sinus dan
cosinus.
Gelombang sinus berpangkal pada persamaan 𝑦 = sin 𝜃 , dimana 𝜃
adalah suatu sudut. Persamaan ini menggambarkan suatu gelombang dengan nilai
maksimum 1 dan nilai minimum -1. Gelombang ini bermula dari titik 0 (0 derajat),
dan berakhir pada koordinat 0 (360 derajat) dan melewati 0 bila 𝜃 = 180 derajat.
Dengan mengalikan persamaan dengan 𝑎, maka amplitudo gelombang sinus dapat
dikontrol. Jadi, pada persamaan 𝑦 = 𝐴 sin 𝜃 nilai maksimum dan nilai minimum
berturut – turut adalah +A dan –A. Apabila sudut 𝜃 dikalikan dengan suatu
bilangan konstan f, maka frekuensi dapat dikontrol dan menyesuaikan data yang
akan digunakan. Penambahan suatu sudut konstan ∅ terhadap 𝜃 akan
menjadikan perpindahan fase gelombang secara horizontal. Berdasarkan ketiga
faktor amplitudo (𝑎), frekuensi (f) dan fase (∅), dalam hubungannya dengan deret
berkala maka persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah persamaan 1 [4].
𝑦 = 𝑎 sin 𝑏 (𝑥 − ℎ) + 𝑘.......................................................................(1)
4
Dimana 𝑎 adalah amplitude, 2𝜋
𝑏 adalah periode, ℎ adalah horizontal
shift, dan 𝑘 adalah vertikal shift. Nilai 𝑎, 𝑏, ℎ dan 𝑘 ditentukan dengan
menyesuaikan data yang akan dicocokkan.
Untuk mengetahui ketepatan hasil peramalan dari metode dapat dilakukan
uji kesalahan. Terdapat banyak metode dalam melakukan uji akurasi, salah satunya
yaitu Nilai Tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolut Percentage Error)
menggunakan persamaan 2 [5] :
𝑀𝐴𝑃𝐸 =
𝑋𝑡 − 𝐹𝑡𝑋𝑡
(100)
𝑛
𝑛𝑡=1 ................................................................(2)
𝑋𝑡 adalah data aktual pada periode ke – 𝑡, 𝐹𝑡 adalah data hasil ramalan
pada periode ke- 𝑡, 𝑛 adalah jumlah data yang digunakan, dan 𝑡 adalah periode
ke-𝑡.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara kerja untuk dapat
memahami suatu objek penelitian [6]. Metodologi merupakan bagian epistemologi
yang mengkaji perihal urutan langkah–langkah yang ditempuh supaya pengetahuan
yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah [7]. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari PLN Kalimantan Barat selama periode
Januari 2012 sampai dengan Agustus 2014. Data digunakan adalah gangguan yang
terjadi pada gardu induk dan dikelompokkan tiap minggu. Asumsi penelitian ini
adalah bahwa gangguan yang terjadi tidak terpengaruh oleh faktor yang lain,
sehingga faktor–faktor lain yang mempengaruhi dianggap sudah tergabung menjadi
satu data. Batasan dalam penelitian ini diantaranya adalah data yang digunakan
dalam periode mingguan selama Januari 2012 sampai Agustus 2014. Data gangguan
yang digunakan adalah gangguan internal dan eksternal pada tiap gardu induk. Data
yang berisi total frekuensi gangguan pada gardu induk dalam periode mingguan
yang kemudian akan di-plot untuk mengetahui pola data yang terbentuk. Plot data
gangguan pada tiap gardu induk PLN Kalimantan Barat akan ditampilkan dalam
bentuk grafik dimana untuk sumbu X menunjukkan periode waktu data yang
digunakan, sedangkan sumbu Y menunjukan total gangguan yang terjadi selama
satu minggu.
5
Gambar 1 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Singkawang
Gambar 2 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Singkawang
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan grafik gangguan internal dan
eksternal yang terjadi pada Gardu Induk Singkawang. Berdasarkan grafik yang
ditampilkan, terlihat bahwa bahwa plot yang terbentuk dari data masih
menunjukkan pola yang fluktuatif, kenaikan dan penurunan yang tidak menentu.
6
Gambar 3 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Siantan
Gambar 4 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Siantan
Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan grafik gangguan yang terjadi pada
Gardu Induk Siantan yang memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk baik
gangguan internal maupun eksternal yang terjadi pada Gardu Induk Siantan masih
fluktuatif.
7
Gambar 5 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Senggiring
Gambar 6 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Senggiring
Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan grafik gangguan pada Gardu Induk
Senggiring memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk tidak membentuk
perilaku data tertentu. Pola yang dihasilkan menunjukkan bahwa terdapat kenaikan
dan penurunan yang tidak menentu.
Gambar 7 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Seiraya
8
Gambar 8 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Seiraya
Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan grafik gangguan yang terjadi pada
Gardu Induk Senggiring memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk dari data
gangguan internal dan eksternal pada gardu induk Seiraya masih menunjukkan pola
data yang fluktuatif.
Gambar 9 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Parit Baru
Gambar 10 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Parit Baru
9
Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan gangguan yang terjadi pada
Gardu Induk Parit Baru memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk dari
gangguan internal dan eksternal pada gardu induk Parit Baru.
Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian ini
diselesaikan melaui lima tahapan, yaitu (1) Identifikasi Masalah dan Studi Literatur;
(2) Perencanan; (3) Pengumpulan Data; (4) Analisis Data; (5) Pelaporan. Gambaran
lebih lengkapnya terdapat pada gambar 1.
Gambar 11 Tahapan Penelitian
Langkah – langkah penelitian pada gambar 11 dimulai dengan
mengidentifikasi masalah yang ada, dalam hal ini gangguan listik yang berasal dari
internal dan eksternal. Data yang digunakan yaitu gangguan internal dan eksternal
pada tiap gardu induk dalam periode satu minggu mulai dari Januari 2012 sampai
Agustus 2014. Data yang terkumpul diproses dalam bentuk grafik. Selanjutnya
dilakukan pencocokan kurva atau fitting dengan model sinusoids untuk
mendapatkan data ramalan, dan besarnya error dari metode ini. Berdasarkan fitting
tersebut, akan dilakukan analisis dan perbandingan antara lima gardu induk yang
ada di PLN Kalimantan Barat. Selanjutnya akan disimpulkan berdasarkan hasil
penelitian yang didapat.
4. Hasil dan Pembahasan
PLN Kalimantan Barat memiliki lima gardu induk untuk melakukan
proses transmisi dari pembangkit menuju gardu distribusi yang nantinya akan
dilanjutkan ke pelanggan. Pola data yang terbentuk pada grafik untuk kelima gardu
induk tidak memperlihatkan perilaku data yang memiliki pola trend, musiman atau
siklis. Oleh karena itu digunakan pendekatan dengan metode fitting dengan fungsi
sinus. Dalam metode sinus terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,
amplitudo, frekuensi dan perpindahan gelombang yang harus disesuaikan untuk
Identifikasi Masalah & Studi Literatur
Perencanaan
Pengumpulan Data
Analisis Data dengan Fitting
Sinusoids
Pelaporan
10
mendapatkan hasil dari pencocokan yang lebih baik. Berikut hasil dari fitting
sinusoids pada gangguan internal tiap gardu induk PLN Kalimantan Barat.
Gambar 12 Fitting Sinusoids Gangguan Internal Singkawang
Gambar 12 menunjukkan pencocokan kurva dari data gangguan internal
Gardu Induk Singkawang dengan fungsi sinus, hasil perhitungan memberikan nilai
amplitudo sebesar 3,28, periode gelombang sebesar 20π/2, perpindahan horizontal
6, dan perpindahan vertikal 13,6. Sesuai dengan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 3.
𝑦 = 3 sin 20 (𝑥 − 6) + 13 ................................................... (3)
Berdasarkan Persamaan 3, didapat hasil fitting dan dicari nilai error
dengan MAPE yang bernilai 51,54. Nilai amplitudo memperlihatkan bahwa
fluktuasi data gangguan berkisar di antara batas 0 sampai dengan (2 x 3,28 = 6,56)
gangguan per minggu dengan pergerakan vertikal pada model sebesar 13,6 dan
pergerakan horizontal sebesar 6. Hasil dari model memperlihatkan batas minimum
dan maksimum pada pola bernilai 10 dan 16. Hal ini dapat dibandingkan
banyaknya gangguan yang terjadi yang berkisar di bawah 20 gangguan per minggu.
Periode gelombang yang terjadi sebesar 20π/2 sebanding dengan 31,40 dalam skala
radian. Hal ini memberikan informasi bahwa diperkirakan akan terjadi perulangan
di setiap 31 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata
gangguan terjadi yaitu sebanyak 13,6 gangguan dan besar pergerakan tiap minggu
untuk rata-rata gangguan adalah 6 minggu.
11
Gambar 13 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Siantan
Gambar 13 menunjukkan hasil fitting gangguan internal Gardu Induk
Siantan dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapat nilai amplitudo
sebesar 2, periode setiap gelombang adalah 5π/2, pergeseran kurva horizontal
sebesar 5, dan pergeseran vertikal sebesar 2. Berdasarkan persamaan 1 didapatkan
fungsi pada persamaan 4.
𝑦 = 2 sin 5 (𝑥 − 5) + 2 ...................................................................(4)
Berdasarkan persamaan 4 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 80,08. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 4 dengan
pergeseran vertikal sebesar 2 dan pergerakan horizontal sebesar 5, sehingga didapat
nilai minimum dan maksimum untuk model yaitu 1 dan 4. Hasil ini terlihat dari
banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 5 gangguan per minggu
di luar lonjakan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 5π/2
sebanding dengan 7,85 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa
diperkirakan akan ada perulangan di setiap 8 periode ke depan. Informasi lain yang
bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 5 gangguan dan besar
pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 2 minggu.
12
Gambar 14 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Senggiring
Gambar 14 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk
Senggiring dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 5,9, periode gelombang adalah 28π/2, pergeseran horizontal sebesar 5, dan
pergeseran vertikal sebesar 7. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 5.
𝑦 = 5 sin 28 (𝑥 − 5) + 7 ................................................................(5)
Berdasarkan persamaan 5 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 120,75. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 10
dengan pergeseran vertikal sebesar 7, sehingga didapat nilai minimum dan
maksimum untuk model yaitu 2 dan 12. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan
yang terjadi berkisar antara 0 sampai 15 gangguan per minggu di luar lonjakan yang
terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 28π/2 sebanding dengan 43,96
dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada
perulangan di setiap 44 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah
rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 5 gangguan dan besar pergerakan tiap
minggu untuk rata-rata gangguan adalah 7 minggu.
13
Gambar 15 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Seiraya
Gambar 15 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk
Seiraya dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 7, periode gelombang adalah 3π/2, pergeseran horizontal sebesar 8, dan
pergeseran vertikal sebesar 11. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 6.
𝑦 = 7 sin 3 (𝑥 − 8) + 11 .............................................................(6)
Berdasarkan persamaan 6 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 78,78. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14
dengan pergeseran vertikal sebesar 11, sehingga didapat nilai minimum dan nilai
maksimum untuk model yaitu 4 dan 17. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan
yang terjadi berkisar antara 0 sampai 20 gangguan per minggu di luar lonjakan yang
terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 3π/2 sebanding dengan 4,71
dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada
perulangan di setiap 5 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah
rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 8 gangguan dan besar pergerakan tiap
minggu untuk rata-rata gangguan adalah 11 minggu.
14
Gambar 16 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Parit Baru
Gambar 16 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk
Parit Baru dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 7, periode gelombang adalah 2π/2, pergeseran horizontal sebesar 17, dan
pergeseran vertikal sebesar 15. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 7.
𝑦 = −7 sin 2 (𝑥 − 17) + 15 .........................................................(7)
Berdasarkan persamaan 7 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 37,52. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14
dengan pergeseran vertikal sebesar 15, sehingga di dapat milai minimum dan nilai
maksimum untuk model yaitu 8 dan 22. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan
yang terjadi berkisar antara 0 sampai 29 gangguan per minggu, di luar lonjakan
yang terjadi di periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 2π/2 sebanding dengan
3,14 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada
perulangan di setiap 3 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah
rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 17 gangguan dan besar pergerakan tiap
minggu untuk rata-rata gangguan adalah 15 minggu.
Berdasarkan hasil analisis dari lima gardu induk pada PLN Kalimantan
Barat, didapatkan bahwa penerapan model fitting sinusoids paling sesuai ada pada
Gardu Induk Parit Baru dengan nilai error paling kecil yaitu sebesar 37,52. Hal ini
menunjukkan bahwa wilayah sekitar Parit Baru memiliki peluang gangguan
internal yang lebih besar dibandingkan wilayah lain.
Berikut hasil dari fitting sinusoids gangguan eksternal pada tiap gardu
induk PLN Kalimantan Barat.
15
Gambar 17 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Singkawang
Gambar 17 menunjukkan hasil fitting dari data gangguan eksternal Gardu
Induk Singkawang dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan sinus didapatkan
nilai amplitudo sebesar 5, besar periode setiap gelombang adalah 16π/2, pergeseran
horizontal sebesar 3, dan pergeseran vertikal sebesar 10. Berdasarkan persamaan 1
didapatkan fungsi pada Persamaan 8.
𝑦 = 5 sin 16 (𝑥 − 3) + 10 ............................................................(8)
Berdasarkan Persamaan 4 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 40,29. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 10
dengan pergeseran vertikal sebesar 10, sehingga didapat nilai minimum untuk
model yaitu 5 dan nilai maksimum untuk model yaitu 15. Hasil ini terlihat dari
banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 15 gangguan per
minggu. Nilai periode sebesar 16π/2 sebanding dengan 25,12 dalam skala radian.
Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada perulangan di setiap 25
periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi
yaitu sebanyak 3 gangguan dan besar pergerakan tiap minggu untuk rata-rata
gangguan adalah 10 minggu.
16
Gambar 18 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Siantan
Gambar 18 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu
Induk Siantan dengan fungsi sinus. Dari perhitungan memberikan nilai amplitudo
sebesar 4, periode gelombang adalah 10π/2, pergeseran horizontal sebesar 5, dan
pergeseran vertikal sebesar 5. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 9.
𝑦 = 4 sin 10 (𝑥 − 5) + 5 ...............................................................(9)
Berdasarkan persamaan 6 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 74,46. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 8 dengan
pergeseran vertikal sebesar 5, sehingga didapat nilai minimum dan maksimum
untuk model yaitu 1 dan 9. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi
berkisar antara 0 sampai 10 gangguan per minggu, di luar lonjakan yang terjadi
pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 10π/2 sebanding dengan 15,7
dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada
perulangan di setiap 15 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah
rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 5 gangguan dan besar pergerakan tiap
minggu untuk rata-rata gangguan adalah 5 minggu.
17
.Gambar 19 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Senggiring
Gambar 19 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu
Induk Senggiring dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan
amplitudo sebesar 10, periode gelombang adalah 14π/2, pergeseran horizontal
sebesar -12, dan pergeseran vertikal sebesar 20. Berdasarkan persamaan 1 didapat
fungsi pada persamaan 10.
𝑦 = 10 sin 14 (𝑥 + 12) + 20 ..........................................................(10)
Berdasarkan persamaan 10 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 38,54. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 20
dengan pergeseran vertikal sebesar 20, sehingga didapat nilai minimum dan nilai
maksumum untuk model yaitu 10 dan 30. Hasil ini terlihat dari banyaknya
gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 30 gangguan per minggu di luar
lonjakan yang terjadi di periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 14π/2
sebanding dengan 21,98 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa
diperkirakan akan ada perulangan di setiap 22 periode ke depan. Informasi lain
yang bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 12 gangguan
dan besar pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 20 minggu.
18
.Gambar 21 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Seiraya
Gambar 21 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu
Induk Seiraya dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 7, periode gelombang adalah 17π/2, pergeseran horizontal sebesar -6, dan
pergeseran vertikal sebesar 18. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 11.
𝑦 = 7 sin 17 (𝑥 + 6) + 17 ...............................................................(11)
Berdasarkan persamaan 11 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 50,82. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14
dengan pergeseran vertikal sebesar 17, sehingga didapat nilai minimum dan nilai
maksimum untuk model yaitu 10 dan 24. Hasil ini terlihat dari banyaknya
gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 30 gangguan per minggu di luar
lonjakan yang terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 17π/2 sebanding
dengan 26,69 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan
akan ada perulangan di setiap 27 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat
adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 6 gangguan dan besar pergerakan
tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 17 minggu.
19
Gambar 20 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Parit Baru
Gambar 20 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk
Parit Baru dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 6, periode gelombang adalah 10π/2, pergeseran horizontal sebesar 38, dan
pergeseran vertikal sebesar 22. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada
persamaan 12.
𝑦 = 6 sin 10 (𝑥 − 38) + 22 ............................................................(12)
Berdasarkan persamaan 12 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji
akurasi dengan MAPE yang bernilai 47,98. Nilai amplitudo memperlihatkan pola
gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 12
dengan pergeseran vertikal sebesar 22, sehingga didapat nilai minimum dan nilai
maksimum untuk model yaitu 16 dan 28. Hasil ini terlihat dari banyaknya
gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 34 gangguan per minggu, di luar
lonjakan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 10π/2
sebanding dengan 15,7 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa
diperkirakan akan ada perulangan di setiap 16 periode. Informasi lain yang bisa
didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 38 gangguan dan besar
pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 22 minggu.
Berdasarkan hasil analisis dari lima gardu induk pada PLN Kalimantan
Barat, didapatkan bahwa penerapan model fitting sinusoids paling sesuai ada pada
Gardu Induk Senggiring dengan nilai error paling kecil yaitu sebesar 38,54. Hal ini
menunjukkan bahwa wilayah sekitar Senggiring memiliki peluang gangguan
eksternal yang lebih besar dibandingkan wilayah lain.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapatkan simpulan bahwa peluang
terjadi gangguan internal terbanyak ada di Gardu Induk Parit Baru dengan nilai
tertinggi adalah 22,55 gangguan pada minggu ke-8 dimana uji akurasi didapatkan
nilai error sebesar 37,52. Sedangkan untuk gangguan eksternal tertinggi terdapat
20
pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai 30,89 gangguan pada minggu ke-91
dimana nilai uji akurasi untuk error didapat sebesar 38,54.
Hasil error dari penelitian menggunakan fitting sinusoids terlihat bahwa
nilai yang dihasilkan masih terlalu besar. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan
dapat melakukan kombinasi untuk mendapatkan nilai error yang lebih kecil
sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Selain itu dapat dikembangkan
dengan membuat aplikasi untuk lebih mempermudah analisis.
6. Daftar Pustaka
[1] KDA, Kalimantan Barat Dalam Angka, 2010, http://kalbar.bps.go.id,
diakses pada tanggal : 22 Juni 2014.
[2] Winotoharjo, Sumanto, 2012, “Penaksiran Potensi Gangguan Pada Suatu
Gardu Induk dengan Menggunakan Regresi Beta”, Bandung : Universitas
Padjajaran.
[3] Prihantini, R., 2014, “Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode
Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit (Studi Kasus :
KSP X Salatiga, Jawa Tengah)”, Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana.
[4] Chapra, S.C. & Canale, R. P., Numerical Methods for Engineers, Sixth
Edition, New York : Mc Graw Hill.
[5] Makridakis, S., Wright, S.C.W., dan Mc Gee V.1999. Alih Bahasa Suminto,
H,Ir. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Binaputra Aksara.
Jakarta.
[6] Suryana, 2010, Metodologi Penilitian : Model Praktis Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif, Universitas Pendidikan Indonesia.
[7] Widi, R. K., 2010, Asas Metodologi Penelitian, Graha Ilmu, Jakarta.