analisis gender film salah bodi melalui semiotika

18
Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 59 A. Pengantar Peristiwa yang terjadi dan berkembang di masyarakat menjadi dasar ide seorang pembuat film. Penciptaan film merupakan kombinasi antara seni akting, musik, dan seni visual. Film sebagai benda seni sebaiknya dinilai dengan secara artistik bukan rasional. Film bukan hanya menyajikan pengalaman yang mengasyikkan, melainkan juga pengalaman hidup sehari-hari yang dikemas secara menarik. Karena itu, film dianggap sebagai suatu wadah pengekspresian dan gambaran tentang kehidupan sehari-hari. Hal paling penting dalam film adalah gambar dan suara; ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA CHRISTIAN METZ Mohammad Mahrush Ali Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126 ABSTRAK Tulisan ini membahas mengenai gender yang terdapat pada film Salah Bodi melalui semiotika Metz. Pengamatan gender pada tokoh utama yaitu Farhan (Andien) dan Inong (Indra). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu telaah dokumen, studi pustaka, dan wawancara. Hasil dari tulisan ini adalah (a). Menghasilkan pemaparan dari analisis menggunakan semiotika Christian Metz pada film Salah Bodi. Delapan grand sintagmatiknya yaitu Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma, Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, dan Ordinary Sequence terkandung dalam film Salah Bodi kecuali sintagma kurung (Bracket Syntagma). Rangkaian sintagmatik Metz mengungkap adegan-adegan yang berdasarkan atas gender dan bertujuan untuk menunjukkan kepada penonton identitas gender dari tokoh film (b). gender yang ditampilkan dalam film Salah Bodi memiliki kecenderungan berprilaku tersendiri seperti penampilan fisik, orientasi seksual, kebiasaannya, dan respon sosial dari masyarakat. Meskipun di akhir film ditunjukkan tokoh utama kembali ke kodrat aslinya. Dalam pembahasan ini juga didukung oleh argumen dari pelaku di luar film. Kata kunci: Gender, Film Salah Bodi, Semiotika Christian Metz. ABSTRACT This paper discusses about gender contained in film Salah Bodi through Metz semiotics. The observation of gender is focused on the main characters, Farhan (Andien) and Inong (Indra). The method used is qualitative descriptive, with data collection techniques namely document review, literature study, and interview. The re- sults of this paper are (a). A presentation of the analysis using Christian Metz’s semiotics on the film Salah Bodi. The eight grand syntagmatic namely Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma, Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, and Ordinary Sequence are contained in the film Salah Bodi except Brackets Syntagm (Bracket Syntagma). The Metz’s syntagmatic sequence reveals the scenes based on gender and aims to show the audience the gender identity of the film character (b). the gender shown in the film Salah Bodi has a tendency to behave in isolation such as physical appearance, sexual orientation, habits, and social responses from the community, even though at the end of the film, the main character is shown back to his original nature. This discussion is also supported by the arguments from actors outside the film. Keywords: Gender, Film Salah Bodi, Christian Metz Semiotics. . kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-suara lain yang serentak mengiringi gambar-gambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Proses pembelajaran sosial melalui media film akan menghasilkan makna-makna yang dapat dipahami oleh masyarakat. Dalam usaha pemahaman makna, film dapat dilihat sebagai teks yang tidak hanya sebagai naskah yang tersaji secara audio visual, tetapi sebagai jalinan tanda-tanda yang mengandung makna. Kelebihan film memang terletak pada gambar yang hidup dan bergerak seperti nyata, serta tidak terikat

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 59

A. Pengantar

Peristiwa yang terjadi dan berkembang dimasyarakat menjadi dasar ide seorang pembuat film.Penciptaan film merupakan kombinasi antara seniakting, musik, dan seni visual. Film sebagai bendaseni sebaiknya dinilai dengan secara artistik bukanrasional. Film bukan hanya menyajikan pengalamanyang mengasyikkan, melainkan juga pengalaman hidupsehari-hari yang dikemas secara menarik. Karena itu,film dianggap sebagai suatu wadah pengekspresiandan gambaran tentang kehidupan sehari-hari. Halpaling penting dalam film adalah gambar dan suara;

ANALISIS GENDER FILM SALAH BODIMELALUI SEMIOTIKA CHRISTIAN METZ

Mohammad Mahrush AliProgram Pascasarjana

Institut Seni Indonesia SurakartaJl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126

ABSTRAK

Tulisan ini membahas mengenai gender yang terdapat pada film Salah Bodi melalui semiotika Metz. Pengamatangender pada tokoh utama yaitu Farhan (Andien) dan Inong (Indra). Metode yang digunakan adalah kualitatifdeskriptif, dengan teknik pengumpulan data yaitu telaah dokumen, studi pustaka, dan wawancara. Hasil daritulisan ini adalah (a). Menghasilkan pemaparan dari analisis menggunakan semiotika Christian Metz pada filmSalah Bodi. Delapan grand sintagmatiknya yaitu Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma,Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, dan Ordinary Sequence terkandung dalam film Salah Bodikecuali sintagma kurung (Bracket Syntagma). Rangkaian sintagmatik Metz mengungkap adegan-adegan yangberdasarkan atas gender dan bertujuan untuk menunjukkan kepada penonton identitas gender dari tokoh film(b). gender yang ditampilkan dalam film Salah Bodi memiliki kecenderungan berprilaku tersendiri sepertipenampilan fisik, orientasi seksual, kebiasaannya, dan respon sosial dari masyarakat. Meskipun di akhir filmditunjukkan tokoh utama kembali ke kodrat aslinya. Dalam pembahasan ini juga didukung oleh argumen daripelaku di luar film.

Kata kunci: Gender, Film Salah Bodi, Semiotika Christian Metz.

ABSTRACT

This paper discusses about gender contained in film Salah Bodi through Metz semiotics. The observation ofgender is focused on the main characters, Farhan (Andien) and Inong (Indra). The method used is qualitativedescriptive, with data collection techniques namely document review, literature study, and interview. The re-sults of this paper are (a). A presentation of the analysis using Christian Metz’s semiotics on the film SalahBodi. The eight grand syntagmatic namely Autonomous Shot, Parallel Syntagma, Descriptive Syntagma,Alternating Syntagma, Scene, Episodic Sequence, and Ordinary Sequence are contained in the film SalahBodi except Brackets Syntagm (Bracket Syntagma). The Metz’s syntagmatic sequence reveals the scenesbased on gender and aims to show the audience the gender identity of the film character (b). the gender shownin the film Salah Bodi has a tendency to behave in isolation such as physical appearance, sexual orientation,habits, and social responses from the community, even though at the end of the film, the main character isshown back to his original nature. This discussion is also supported by the arguments from actors outside thefilm.

Keywords: Gender, Film Salah Bodi, Christian Metz Semiotics. .

kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-suaralain yang serentak mengiringi gambar-gambar) danmusik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagidalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis,yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.

Proses pembelajaran sosial melalui media filmakan menghasilkan makna-makna yang dapatdipahami oleh masyarakat. Dalam usaha pemahamanmakna, film dapat dilihat sebagai teks yang tidak hanyasebagai naskah yang tersaji secara audio visual, tetapisebagai jalinan tanda-tanda yang mengandung makna.Kelebihan film memang terletak pada gambar yanghidup dan bergerak seperti nyata, serta tidak terikat

Page 2: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

60 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

pada ruang dan waktu, atau dengan kata lain film dapatdiputar dan dinikmati di mana dan kapan saja sesuaikeinginan. Hal inilah yang membuat film menjadimedia yang populer (Sobur, 2003:126).

Film memiliki kekuatan besar dari segi estetikakarena menjajarkan dialog, musik, pemandangan, dantindakan bersama-sama secara visual dan naratif.Dalam bahasa semiotik sebuah film dapat didefinisikansebagai sebuah teks yang pada tingkat penanda,terdiri atas serangkaian imaji yang merepresentasikanaktiv itas dalam kehidupan nyata. Pada tingkatpetanda, film adalah cermin metaforis kehidupan(Danesi, 2010:122). Secara esensial dan substansialfilm memiliki power yang akan berimplikasi terhadapkomunikan masyarakat. Beberapa penelit ianmenyimpulkan bahwa film merefleksikan realitas, ataubahkan membentuk realitas itu sendiri.

Berdasarkan pernyataan di atas maka padatulisan ini dibahas mengenai analisis gender dalamfilm Salah Bodi. Pemilihan film Salah Bodi dilakukankarena menggambarkan isu yang terkait di tengahmasyarakat. Banyak fenomena di kehidupan ini yangdijumpai seperti halnya masalah gender. Berbicaramasalah gender kebanyakan masyarakat masihmenganut konsep maskulinitas dan femininitas.Namun kasus dalam film Salah Bodi berusahamemaparkan perubahan identitas diri yang dialami olehtokoh utama yaitu Farhan dan Inong dalam menjalanikehidupannya di lingkungan sekitar. Hal ini merupakanrepresentasi dari kenyataan yang diwujudkan dalamfilm dan menjadi bagian kritik bagi fenomena tersebut.

Secara sinopsis film Salah Bodi menceritakantentang dua orang yang saling mengubah identitasdirinya. Andien yang sejak lahir terlahir sebagaiperempuan mencoba untuk berganti menjadi laki-laki,begitupun dengan Indra yang awalnya laki-laki menjadiperempuan. Nama mereka berganti menjadi Farhandan Inong. Farhan dan Inong merasa bahwa dirinyaterlahir dengan tubuh yang salah. Mereka berdua salingsuka dan jatuh cinta hingga memutuskan untukmenikah. Sebelum menikah mereka sudah salingmengetahui identitasnya, namun tetap saja berprilakuatau kepribadiannya berkebalikan. Hingga akhirnyamereka memiliki anak, Farhan dan Inong menyadaribahwa tindakan yang dilakukannya adalah salah.Farhan dan Inong kembali lagi ke kodrat aslinya.

Tujuan dari tul isan ini adalah untukmenjelaskan analisis gender pada film Salah Bodimelalui semiotika menurut Christian Metz. Manfaatyang dapat diambil menambah wawasan danpengetahuan bagi masyarakat dan mahasiswa dalamseni terutama seni film. Wawasan dan pengetahuan

ini penting dalam hal semiotika Christian Metz danpemahaman mengenai teori gender. Selain itu, melaluipenelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahankoleksi kajian tentang film dan sebagai referensi untukpenelitian-penelitian selanjutnya. Metode yangdigunakan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulandata dilakukan dengan cara telaah dokumen, studipustaka, dan wawancara. Cara telaah dokumendilakukan dengan mengamati dan menonton filmberulang kali untuk mendapat data yang diinginkan.Studi pustaka dengan mencari sumber referensi yangberkaitan atau berhubungan dengan topik penelitian.Teknik wawancara juga di lakukan denganmewawancarai beberapa narasumber untukmendukung data dalam penelitian.

B. Pembahasan

1. GenderOrang yang sedang mencari identitasnya

adalah orang yang ingin menentukan siapakah danapakah dia pada saat sekarang ini dan siapakah atauapakah yang dia inginkan pada masa mendatang. Barupada saat itu manusia memperoleh suatu pandanganjelas tentang diri, tidak meragukan tentang identitasbatinnya sendiri serta mengenal perannya dalammasyarakat. Menurut Chris Barker mengatakan bahwaidentitas sepenuhnya merupakan konstruksi sosial dantidak mungkin eksis di luar representasi kultural danakulturalisasi (Barker, 2004:174). Jadi identitas yangdibentuk dalam film Salah Bodi ini merupakankonstruksi dari kehidupan di lingkungannya danmencoba untuk crossdressing agar mendapatpengakuan.

Konsep “identitas” dalam ilmu psikologiumumnya menunjuk kepada suatu kesadaran akankesatuan dan kesinambungan pribadi, pada keyakinanyang pada dasarnya tetap tinggal sama selamaseluruh jalan perkembangan hidup kendatipun terjadisegala macam perubahan (Erikson, 1989:182).Manusia selalu mencari identitas seksualnya, apakahdirinya sebagai seorang perempuan atau laki-laki.Orang yang tidak dapat menemukan apakah dirinyalaki-laki atau perempuan, biasanya akan mengalamikesulitan dalam mengungkapkan dirinya kepada or-ang lain, juga mempengaruhi bagaimana dia akanberkomunikasi mendalam dengan orang lain. Banyakorang yang bingung akan kelakian dankeperempuannya, menjadi minder, menjadi tidakmempunyai harga diri (Suparno,2007:35). Sejakdahulu, keberadaan transgender selalu diasosiasikandengan segala hal yang berlabel buruk dan negatif.

Page 3: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 61

Ironisnya, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja,namun terjadi pula di seluruh dunia. Dunia seakanmemandang kaum l iyan ini sebagai bagianmasyarakat yang terbelakang, tertindas, sertadianggap tidak memiliki potensi dan peran apapunsehingga mereka seringkali tidak mendapatkanhaknya untuk dapat berperan serta dalam masyarakat.

Sekitar tahun 1960-1990an, film transgenderkebanyakan dikemas dalam kisah horor penuh misteriyang menyeramkan. Sosok transgenderdirepresentasikan sebagai pembunuh brutal,pembunuh psikopat yang hidup sendiri dan tidakmempunyai satupun teman. Hal ini dijelaskan olehLaura Mulvey (1990),

Mulvey went on to claim that within those clas-sic cinematic narrative trajectories that beginwith a mystery, a murder, a checkered past,or class disadvantage, or that advance througha series of obstacles toward the desires reso-lution in heterosexual marriage, there exist aseries of male and female point of identifica-tion (dalam Judith Halberstam, 2005:83).

Mulvey mengklaim bahwa dalam arus narasisinematik klasik dimulai dengan sebuah misteri,pembunuhan, masa lalu yang kelam, atau kelas yangmerugikan, atau terlebih dahulu melalui serangkaianhambatan akan keputusan hasrat dalam pernikahanheteroseksual, terdapat serangkaian poin dari pria danwanita dalam suatu identifikasi. Berbeda dengan filmSalah Bodi, film ini dibuat dengan genre drama komedi.Namun pesan dan kesan transgender itu sendirisangat tampak dan mengena di hati penonton. MenurutYash transgender adalah kata yang digunakan untukmendeskripsikan bagi orang yang melakukan, merasa,berfikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yangtelah ditetapkan sejak lahir. Transgender tidakmengacu pada bentuk spesifik apapun ataupunorientasi seksual orangnya. Seorang transgenderdapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai seorangheteroseksual, homoseksual, atau biseksual (Yash,2003: 17).

Istilah gender sendiri untuk menjelaskanperbedaan perempuan dan laki-laki, yang bersifatbawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifatbentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikansejak kecil. Nugraha dalam bukunya mengungkapkanperbedaan peran gender ini sangat membantu untukmemikirkan kembali tentang pembagian peran yangselama ini dianggap telah melekat pada manusiaperempuan dan laki-laki untuk membangun gambaran

relasi gender yang dinamis dan tepat dengankenyataan yang ada dalam masyarakat. Perbedaankonsep gender secara sosial telah melahirkanperbedaan peran perempuan dan laki-laki dalammasyarakatnya (Nugraha, 2011:4). Gendermenyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jeniskelamin. Perbedaan biologis dalam hal alat reproduksiantara laki-laki dan perempuan memang membawakonsekuensi fungsi reproduksi yang berbeda. Jeniskelamin biologis inilah merupakan ciptaan Tuhan,bersifat kodrati tidak dapat berubah, tidak dapatdipertukarkan dan berlaku sepanjang zaman.

Berbicara mengenai masalah gender ituberbeda dengan jenis kelamin. Menurut FakihMansour, jenis kelamin merupakan pensifatan ataupembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukansecara biologis yang melekat pada jenis kelamintertentu. Sedangkan konsep gender adalah suatu sifatyang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuanyang dikonstruksi secara sosial maupun kultural(Mansour, 1996:8). Misalnya bahwa perempuan itudikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan.Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan,perkasa. Kurnia mengatakan perbedaan maskulin danfeminin pun menggring anggapan umum bahwakarakteristik maskulin lekat dengan laki-laki, dankarakter ini dikaitkan dengan tiga sifat khusus yaitukuat, keras, beraroma keringat (Kurnia, 2004:19).

Dalam memahami perbedaan gender dan jeniskelamin, dapat disimak dalam pemikiran bukukarangan Fakih Mansour, menjelaskan melalui prosespanjang, sosialisasi gender tersebut akhirnya dianggapmenjadi ketentuan Tuhan, seolah-olah bersifat biologisyang tidak bisa diubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender dianggap dan dipahami sebagaikodrat laki-laki dan kodrat perempuan (Mansour,1996:10). Misalnya, karena konstruksi sosial gender,kaum laki-laki harus bersifat kuat dan agresif makakaum laki-laki kemudian terlatih dan tersosialisasiserta termotivasi untuk menjadi atau menuju ke sifatgender yang ditentukan oleh suatu masyarakat, yaknisecara fisik lebih kuat dan lebih besar. Sebaliknya,karena kaum perempuan harus lemah lembut, makasejak bayi proses sosialisasi tersebut tidak sajaberpengaruh kepada perkembangan emosi dan visiserta ideologi kaum perempuan, tetapi jugamempengaruhi perkembangan fisik dan biologisselanjutnya. Oleh karena itu identitas-identitas itusecara keseluruhannya adalah budaya dan tidak dapateksis di luar representasi-representasi yang ada. Idamenjelaskan bahwa identitas-identitas itu adalahkonstruksi diskursif. Secara ringkas, identitas-identitas

Page 4: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

62 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

gender dan yang berbasis seksual adalah persoalanbagaimana femininitas dan maskulinitas dikatakan ataudisampaikan melalui konstruk Bahasa, bukan hanyabentuk manifestasi dari esensi biologis secara umum(dalam Rachmah Ida, 2014:200).

2. Semiotika Christian MetzSemiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda

dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadirdalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yaknisesuatu yang harus kita beri makna (Hoed, 2011:3).Soekawati menjelaskan bahwa sebuah tanda agardapat berfungsi sebagai tanda, harus dibuatsedemikian rupa sehingga dapat tampak; tetapibagaimana hal itu terjadi tidaklah terlalu penting. Nyataadanya bahwa antara tanda dan pendukung tandaharus terdapat suatu perbedaan (Soekawati, 1993:13)

Apabila kita hendak menganalisispenyusunan struktur dan aktivitas semiotikafilm-film, konsep-konsepnya dapat kita pinjamdari teori bercerita dan berkisah yangberorientasikan semiotika. Hal demikianmemang juga terjadi, antara lain dalamanalisis yang dilakukan Christian Metz(Soekawati, 1993:112).

Christian Metz merupakan tokoh di bidangSemiotic Cinema, di mana ia memunculkan beberapabahasan mengenai pola pengambilan gambar danmakna di balik pengambilan gambar tersebut. Iamengungkapkan bahwa sinema bukan suatu sistembahasa, namun sinema merupakan sebuah bahasa(suatu tanda yang mendukung). Menurut Metz, yangselalu sangat diutamakan adalah isi tiap motif yangdifilmkan (dalam oposisi dengan shot sebagai hasilshooting). Seni mulai pada tingkat ini, yangberlangsung terus pada tingkat sekuen dan berbagaishot yang yang diatur (Masinambow, 2001:169).Bidikan kamera atau sinematik seperti kata yangdibuat urutan seperti kalimat. Jadi bidikan kamera itubila diurutkan menjadi satu akan sama seperti kata-kata yang disusun hingga menjadi suatu kalimat. Shotbersifat tanpa batas dalam jumlah.Shot adalah ciptaan-ciptaan pembuat film.Satu shot memiliki banyak sekaliinformasi. Agar dapat menjelaskan maksud dari film,maka dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalamdalam membaca bahasa film, yang disebutnya sebagaifungsi dari the large syntagmatic category atau thegrand syntagmatique.

Naratif film dan The Large Syntagmatic Cat-egory merupakan ide sebagai sebuah sistem tekstual

yang digunakan karena adanya keabsenan bahasasinema, sehingga film dipahami sebagai teks atauwacana dibandingkan sebuah bahasa. Metzberpendapat bahwa film menjadi sebuah wacanamelalui pengelompokan sebagai naratif yangkemudian menciptakan sebuah prosedur penandaan.(Robert Stam, Burgoyne, Sandy Flitterman-Lewis,1992:37).

Untuk mengetahui semiotika Christian Metzdalam film Salah Bodi, maka diperlukan analisis grandsintagmatik Metz yang terbagi menjadi delapansintagma. Delapan grand sintagmatik Metz ini terdapatpada buku New Vocabularies In Film Semiotics (Rob-ert Stam, Burgoyne, Sandy Flitterman-Lewis, 1992:41).1. Shot Otonom (Autonomous Shot)

Sintagma yang merupakan satu shot dan dibagimenjadi dua jenis, yaitu Single Shot Sequence danempat jenis insert. Single Shot Sequence adalahadegan yang ditampilkan dalam satu shot. Empatjenis insert tersebut diantaranya:a. Non-diegetic Insert : Penyisipan sebuah shot

yang sama sekali tidak berhubungan denganunsur ruang dan waktu dalam cerita filmnya.

b. Subjective Insert :Shot yang mewakil ipenggambaran memori, halusinasi, atau mimpiyang bersifat subjektif.

c. Displaced Diegetic : Penyisipan shot padaserangkaian gambar pada ruang dan waktu yangdi luar.

d. Explanatory Insert :Shot sisipan yang bertujuanuntuk menjelaskan peristiwa kepada penonton.

2. Sintagma Paralel (Parallel Syntagma)Sintagma pararel merupakan sintagma nonkronologis yang terdiri dari gabungan dari beberapashot dengan gambar-gambar yang kontras.Memiliki jalinan dua atau lebih motif denganmaksud simbolis atau tematik. Sintagma ini tidakmemiliki keterhubungan antara unsur ruang danwaktu dalam adegan.

3. Sintagma Kurung (Bracket Syntagma)Sintagma yang termasuk bagian dari sintagma non-kronologis yang menggabungkan gambar-gambardengan tema yang senada. Sintagma yangmemberikan contoh khusus dari sebuah tatananreali tas, tanpa menghubungkannya secarakronologis. Meskipun tidak berurutan, namunberusaha menampilkan potongan gambar dalamfilm tanpa adanya keterkaitan antara ruang danwaktu.

4. Sintagma Deskriptif (Descriptive Syntagma)Merupakan sintagma kronologis yang mengurutkan

Page 5: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 63

peristiwa dalam satu screen dan setting secaralangsung. Sintagma deskriptif terdiri dari lebih satushot. Shot-shot yang dirangkai memil ikikesinambungan ruang dan waktu. Menjelaskansecara deskriptif pesan yang terangkai secaralangsung dan menghubungkan fakta apa saja yangditampilkan di layar. Sintagma deskriptif biasanyadigunakan pada adegan pembuka dalam film.

5. Sintagma Alternatif (Alternating Syntagma)Sintagma yang terdiri lebih dari satu shot,menampilkan peristiwa yang kronologis terjadidalam dua adegan yang berbeda secara bergantiandan berhubungan. Sintagma alternativemenyatukan shot-shot yang berbeda, namun masihdalam waktu yang sama dan memiliki kesamaanyang ditunjukkan secara simultan. Oleh karena itu,sintagma alternatif disebut juga sebagai teknikcross cutting.

6. SceneSecara kronologis dan kontinuiti menampilkanadegan-adegan spesifik atau khusus. Dapat berupasetting tempat, peristiwa, dan aksi. Terdiri dari lebihsatu shot yang memberikan kelangsungan ruangdan waktu yang dialami seolah-olah tanpa jeda.

7. Sekuen Episode (Episodic Sequence)Sintagma yang bersifat kronologis, berurutan danlinear, namun tidak berlangsung terus dan biasanyaterdiri atas lebih dari satu shot. Sintagma inicenderung konstan atau ajeg dan masihmembicarakan hal atau tujuan yang sama.

8. Sekuen Biasa (Ordinary Sequence)Sekuen biasa merupakan sintagma yang terdiridari lebih satu shot yang bersifat kronologis,berurutan, dan linear. Lebih menekankan danmengembangkan pada action yang berlangsungterus menerus.

Semiologi film mau membangun suatu modelyang komprehensif untuk menerangkan bagaimanafilm mengandung arti atau menyampaikan arti itukepada penonton. Dengan begitu diharapkan bahwadapat ditemukan patokan-patokan untuk mengupaspola-pola pemberian arti yang dimiliki setiap film.Pendekatan ini juga memungkinkan untuk menentukankarakter yang spesifik dari berbagai genre film(Peransi, 2005:35).

3. Analisis Semiotika Christian Metz Film SalahBodi

Pembahasan pada bab ini akan dibahasanalisis film Salah Bodi menggunakan semiotika Chris-tian Metz. Analisis ini difokuskan pada sekuen yang

sudah diamati sebelumnya. Pengamatan yangdilakukan terhadap film Salah Bodi yang berdurasi 130menit ini didapatkan tujuh sekuen. Sekuen-sekuen iniakan dibedah lagi adegan-adegannya yangmenggambarkan atau mewakili kesesuaian dengantopik penelitian ke dalam delapan sintagma semiotikaMetz. Pemahaman terhadap film harus mengetahuiterlebih dahulu unsur-unsur pembentuknya, karenamerupakan elemen dasar yang paling pokok dalamsebuah film yaitu unsur naratif dan unsur sinematik.Unsur naratif adalah yang berkaitan dengan cerita film.Unsur sinematik adalah aspek yang berkaitan denganteknik atau dalam kata lain aspek yang mewujudkancerita dalam bentuk gambar dan suara. Unsursinematik berupa sinematografi, editing, mise enscene, dan suara.

Uraian pembahasan bab ini menggunakananalisis interpretasi. Analisis yang dilakukan adalahmeliputi delapan sintagma semiotika Metz. Hasilanalisis berupa deskripsi dan penafsiran pada filmSalah Bodi. Sehingga mengetahui secara menyeluruhmaksud dan tujuan naratif serta sinematik film SalahBodi untuk menjawab rumusan masalah. Pengamatandilakukan pada film didapatkan pembagian tujuhsekuen yang terdiri dari beberapa adegan untukdijabarkan dalam grand sintagmatik Christian Metz.Berikut ini pembagian tujuh sekuen pada film SalahBodi.

Tabel 1. Pembagian Sekuen Film Salah Bodi

1. Sintagma Deskriptif (Descriptive Syntagma)Adegan dalam film Salah Bodi yang termasuk

dalam sintagma deskriptif adalah adegan pembukafilm yang ditampilkan. Adegan ini bercerita tentangmasa kecil Andien. Berikut adalah capture gambarnya,

No. Sekuen Durasi

1. Perjuangan Inong (Indra) mengantar Andien (Farhan) ke rumah sakit yang akan segera melahirkan.

00:00:30 – 00:03:15

2. Kehidupan Andien (Farhan) pada masa kecil sudah terlihat kepribadiannya ingin menjadi laki-laki.

00:03:16 – 00:07:31

3.

Masa ketika Andien (Farhan) dewasa dan kehidupan di lingkungan kerjanya. Di sini Andien (Farhan) bertemu dan mulai pendekatan dengan Inong.

00:07:32 – 00:21:45

4. Kisah Asmara Andien (Farhan) dengan Indra (Inong). 00:21:46 – 01:01:00

5. Masa kecil kehidupan Inong dan keluarganya. 01:01:01 – 01:06:20

6. Pernikahan Andien (Farhan) dengan Indra (Inong) dan kehidupan setelahnya sampai mereka memiliki anak.

01:07:12 – 01:26:14

7.

Andien (Farhan) dan Indra (Inong) kembali ke kepribadiannya yang asli, yaitu tetap menjadi perempuan dan laki-laki.

01:26:15 – 01:32:22

Page 6: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

64 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Gambar 1. Adegan pembuka Andien bermaindengan teman-temannya

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.03.16-00.05.01)

Serangkaian gambar di atas menceritakantentang suasana bermain anak-anak di wilayahperkampungan Jakarta. Tampak anak-anak sangatbahagia dan ceria menikmati permainannya.Permainannya masih dibilang tradisional, yaitu maingundu, lompat tali, layang-layang, mobil-mobilan darikayu, dan bersepeda.

Pada shot pertama memperlihatkan gambardengan teknik pengambilan crane shot. Gambardiambil dengan high angle, yaitu sudut pengambilangambar dari atas kemudian mendekat ke detail objek.Maksudnya adalah ingin memperlihatkan aktivitasanak-anak yang sedang bermain kelereng. Shot keduadiperlilhatkan lagi lebih lebar yaitu menggunakan longshot. Shot ini bertujuan untuk menggambarkansuasana dan lokasi adegan ini berlangsung. Shotberikutnya yaitu shot ketiga, keempat, kelima,keenam, dan ketujuh terlihat dirangkai dengan berulangmenggunakan transisi cut. Cut ini adalah transisi yangmana antara shot ke shot lainnya secara langsung.Rangkaian shot ini berulang-ulang menggambarkanaktivitas yang dilakukan oleh anak-anak. Kombinasiukuran gambar juga terlihat dari long shot kemudianke objek yang lebih dekat full shot, kembali lagi kelong shot. Shot kedelapan terlihat long shot lagi, yaitutampak seorang Andien yang memanggil teman-temannya untuk ikut bermain bersama mereka.

Terlihat bahwa lokasi dari adegan ini adalah diwilayah perkampungan Jakarta, tampak disekelilingnya terdapat rumah-rumah warga dan jugaberdiri bangunan besar. Lapangan di Jakarta sepertitampak pada gambar tersebut sangat jarang sekali.Oleh sebab itu anak-anak sangat bahagia bisa bermaindi tempat lapang yang masih ditumbuhi banyaksemak-semak. Detail mise en scene dalam adeganini tampak sudah sesuai dengan maksud yangdigambarkan. Lokasi, busana pemain, dan propertiyang ada sangat mendukung cerita. Pada serangkaiangambar di atas tampak properti seperti rongsokan danalat permainan alat-alat. Busana yang dipakai pemainpun terlihat memakai pakaian yang sederhana, tidakterlalu bagus dan mewah. Pakaian yang dipakaiAndien menggambarkan bahwa dia berbeda denganteman-teman perempuannya di lokasi tersebut. Andienmengindikasikan bahwa dia adalah seperti anak laki-laki. Gesture yang diperlihatkan seperti kuat, berani,dan keras tergambar dalam perlakuannya terhadapteman-temanya. Shot kesembilan adalah close upekspresi wajah dari anak-anak ketika meresponpanggilan dari Andien.

Sintagma deskriptif ini mendeskripsikanhubungan antara ruang dan waktu serta kausalitasnya.

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11 12

13 14

15 16

17 18

19 20

21

Page 7: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 65

Adanya konsistensi lokasi dan aktivitas anak-anak diadegan tersebut. Adegan pembuka ini merupakantahap permulaan untuk mengenalkan tokoh Andien ituseperti apa. Tokoh utama yang akan mengantarkancerita pada film dari awal sampai akhir. Gambar adegandi atas menggambarkan karakter Andien yang sejakkecil ingin menjadi seorang laki-laki. Hal tersebutdibuktikan dengan Andien yang memilih permainananak laki-laki yaitu bermain gundhu (kelereng). KetikaAndien diajak bermain lompat tali dengan temanperempuannya, dia menolak dan mendorong temannyasampai jatuh. Dalam adegan tersebut jugadigambarkan Andien sebagai sosok yang keras danpemberani. Teman laki-lakinya malas bermain samaAndien karena dia adalah perempuan yang ingin ikutanbermain sama mereka. Secara sengaja Andienlangsung menginjak tangan teman laki-lakinya.

Gambar di atas menjelaskan juga kalaumemang dari kecil kecenderungan kepribadian Andienseperti anak laki-laki. Teman laki-laki Andien sepertiyang tergambar pada adegan tersebut terlihat tidakberani melawan. Ada empat anak laki-laki terdiambegitu saja ketika Andien bersikap menyakititemannya. Sosok Andien digambarkan sangat beranidan tidak takut sama siapapun meskipun itu laki-laki.

2. SceneKategori sintagma ini terdiri dari lebih satu

shot, kronologis, berurutan dan linear. Adegan dalamfilm Salah Bodi yang termasuk dalam scene adalahketika adegan Farhan yang sedang di toilet bersamaOB dan Nicholas sedang berbincang masalah sepakbola. Secara tiba-tiba Farhan kebelet ingin buang airkecil, dan dia langsung menuju ke kamar mandi.

Gambar 2. Farhan sedang buang air kecildi toilet wanita

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.11.16-00.13.03)

Nicholas dan OB terheran karena Farhanmasuk ke dalam toilet duduk. “Loe ngapain kencingdi dalam?, Yaelah.. di luar aja Han. Emang Loekencing sambil jongkok ya..” Tanya Nicholas. Nicho-las masih bingung dengan tingkah Farhan yang buangair kecil ke dalam toilet duduk. Tampak Nicholas dan

OB mencoba mengintip ke bawah. Akhirnya Nicholaspergi dan OB melanjutkan pekerjaannya namun masihdengan rasa penasaran.

Adegan ini secara kronologis dan linearditampilkan. Percakapan berlangsung terus-menerustanpa jedah. Percakapan pada saat itu adalah tentangsepak bola. Unsur ruang dan waktu dalam adeganberkesinambungan. Adegan ini menunjukkan bahwaidentitas Farhan yang sebenarnya adalah perempuantidak bisa dibohongi. Hal tersebut ditunjukkan denganaktivitas buang air kecil. Dalam area toilet tersebutFarhan lebih memilih masuk ke dalam toilet dudukdaripada toilet berdiri. Cukup jelas kalau Farhan tidakingin ketahuan gender aslinya yaitu seorangperempuan. Percakapan mengenai dunia sepak bolajuga identik dengan laki-laki. Selama adeganberlangsung di area toilet, sepak bola menjadi obrolanyang menarik bagi kaum laki-laki.

Adegan penutup dalam film Salah Bodi jugatermasuk scene. Yaitu adegan Farhan dan Inong yangsudah kembali ke kodrat aslinya dengan nama Andiendan Indra.

Gambar 3. Inong yang pulang ke rumah orangtuanya dengan kembali ke identitas sebenarnya

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode01.30.00-01.32.20)

Adegan di atas terlihat berlangsung terussecara berurutan dan kronologis, terdiri beberapa shot.Gambar di atas menceritakan Indra dan Andien pulangke rumah orang tuanya. Indra tampak memakaipakaian muslim laki-laki dan peci putih, Andien jugamemakai busana muslim perempuan sertaberkerudung. Keluarga Indra kaget dengan kedatanganmobil dan dua orang yang tidak dikenal akan ke

1 2

1 2

3 4

5 6

Page 8: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

66 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

rumahnya. Setelah keluar dari mobil Indra langsungbersujud ke Abahnya sembari mengucapkanpermohonan maaf atas kesalahannya. Suasanalangsung pecah dengan isak tangis bahagia darikeluarganya, bahwa anaknya yang dulu bertingkahseperti perempuan kini kembali lagi ke identitassebenarnya.

Indra membuktikan kepada Abah dankeluarganya kalau dia masih sayang dan bisa kembalidengan membawa istri dan anak. Abahnya mengusirIndra pada waktu kecil karena selalu berpenampilanseperti perempuan. Kemarahan Abah kepada Indrasudah memuncak sampai bersumpah kalauberpenampilan tidak semestinya maka akan dilaknatoleh Tuhan.

Adegan di atas menggambarkan bahwatindakan atau prilaku Farhan dan Inong adalahmenyimpang serta salah. Keputusan untuk mengubahidentitas yang bukan semestinya menyalahi normaagama, sosial, dan budaya di masyarakat. Akhirnyamereka sadar untuk kembali lagi ke identitas ataukodrat sesungguhnya.Tampak semua tokoh terutamaFarhan (Andien) dan Inong (Indra) memakai pakaianputih. Warna putih menyimbolkan kesucian, seolah-olah kembali ke fitrahnya. Terlihat Inong (Indra) yangsudah meminta maaf kepada orang tuanya. Hal inimenggambarkan tentang mengawali kehidupannyayang baru.

3. Sintagma Alternatif (Alternating Syntagma)Sintagma alternatif terdapat dalam adegan

Farhan yang secara tidak sengaja bertemu denganorang tua palsu Inong. Orang tua tersebut kabur danFarhan berusaha mengejarnya. Seperti yang terdapatpada serangkaian gambar berikut.

Gambar 4. Kejar-mengejar Farhan dan John,sementara Inong sedang curhat

dengan pemilik butik(Sumber: capture film Salah Bodi timecode

00.41.47-00.45.20)

Adegan di atas menceritakan tentang kejarmengejar antara Farhan dan John yaitu orang tuasewaan Inong pada saat proses acara lamaransebelumnya serta tentang Inong yang berbincang-bincang dengan pemilik toko butik. Adegan kejar-kejaran tersebut diperlihatkan pergantian antara shotFarhan dan John. Shot pertama memperlihatkangambar Farhan dan tukang ojek yang mengejar John.Gambar diambil dengan medium shot tujuannya untukmenunjukkan ekspresi dan emosi dari tokoh. Shotkedua berganti ke gambar John, diambil denganmenggunakan long shot. Yaitu masih tampak latarbelakang kejadian tersebut di jalan raya. Shot ketiga,keempat, kelima secara bergantian ke gambar Farhandan John lagi. Shot keenam diperlihatkan close upJohn, tujuannya untuk menunjukkan reaksi atau emositokoh John kembali

7 8

9 10

11 12

13 14

15

1 2

3 4

5 6

Page 9: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 67

Di tengah-tengah adegan kejar-mengejarantara Farhan dan John. Muncul shot yangmenampilkan gambar Inong berbincang dengan pemilikbutik mengenai rahasia Inong. Kembali lagi ke shotFarhan dan John yang masih kejar-kejaran. Shotberikutnya ke gambar Inong lagi. Dua adegan yangditunjukkan dalam serangkaian gambar tersebutmenunjukkan bahwa penyambungan dengan teknikediting cross cutting bertujuan untuk lebih dramatisdan penuh ketegangan. Teknik ini juga menjadi alatuntuk mewujudkan konflik dari cerita tersebut. Adegantersebut merupakan sebuah kejutan yang membuatmasalah lebih kompleks. Masalah utama atau konflikdalam sebuah film harus bisa diinformasikan denganjelas kepada penonton. Munculnya konflik padaperistiwa yang berjalan secara terus menerus dalamcerita film, harus memiliki peningkatan nilai dramatikyang membuat penonton ingin melihat permasalahantersebut selesai. Ketegangan akan dirasakan olehpenonton saat melihat pergantian adegan lain yangberlangsung di tempat berbeda.

Tempo pada adegan tersebut cepat. Hal inijuga didukung dengan instrumen musiknya. Instrumenatau skoring musik itu memberikan efek yang besarterhadap emosional penonton. Tempo musik yangcepat mendukung adegan aksi dari para tokoh.Penyambungan gambar dengan transisi cut sangattepat. Gambar secara langsung berganti ke gambaryang lain. Durasi dari setiap gambar juga pendekkarena menyesuaikan dengan tempo pada adegan danmusiknya.

4. Shot Otonom (Autonomous Shot)Shot otonom terdapat pada adegan Farhan

yang berhalusinasi tentang dirinya yang sebenarnyabukan laki-laki tetapi perempuan. Farhan takutidentitas aslinya diketahui oleh Inong. Hal ini tampakpada gambar berikut.

Gambar 5. Farhan membayangkan pengungkapandiri yang sebenarnya

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.40.33-00.41.45)

Gambar di atas termasuk dalam SubjectiveInsert, shot pertama mewakili halusinasi dari Farhan

yang bersifat subjektif. Shot berikutnya disambungmenggunakan transisi dissolve yaitu Farhan yangdiam saja, tatapan kosong. Transisi tersebut bertujuanuntuk menjelaskan kalau adegan tersebut berbedawaktu.

Bukan hanya pada adegan tersebut Farhanberhalusinasi. Pada adegan lain juga menunjukkanhalusinasi Farhan yang ketahuan identitas aslidirinya.

Gambar 6. Farhan membayangkan pengungkapandiri yang sebenarnya

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.38.40-00.40.20)

Adegan yang menceritakan tentang Inongsedang mengunjungi rumah Farhan. Inong langsungmasuk begitu saja ke dalam rumah. Inong mendengarada suara gemricik air kemudian menuju begitusaja ke kamar mandi. Tidak disangka Inong melihattubuh Farhan adalah perempuan. Farhan kaget,kemudian disambung shot berikutnya yang tampakekspresi Farhan bingung. Ketika Inong bertanya,Farhan menjawab tidak nyambung dengan pertanyaanInong.

Adegan di atas menggambarkan bahwaketakutan Farhan terhadap identitas aslinya diketahuioleh Inong. Farhan sebenarnya bukan laki-laki.Kekhawatiran itu muncul setelah Farhan memastikanmelamar Inong. Dapat disimpulkan bahwa seseorangyang mengubah kepribadian dan penampilannyamenjadi yang bukan sebenarnya masih merasa takutidentitasnya diketahui. Hal ini yang dialami olehFarhan. Farhan nampak melamun atau berhalusinasiseandainya identitasnya bukan laki-laki ketahuanoleh pasangannya yang dianggapnya sebagaiperempuan.

5. Sintagma Paralel (Parallel Syntagma)Sintagma Paralel merupakan sintagma yang

lebih dari satu shot, yaitu menunjukkan tempat-tempatyang berbeda, tidak berkaitan dan dalam waktu yangberbeda. Pada film Salah bodi terdapat pada adeganFarhan (Andien yang berubah nama) yang sedangbingung memikirkan Inong berada di mana. Farhanduduk di atas kap mobil yang disekelilingnya terdapat

1 2

1 2

Page 10: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

68 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

banyak pohon. Berikut ini rangkaian gambar padaadegan tersebut.

Gambar 7. Farhan yang sedang sedih danmemikirkan kenangannya dengan Inong

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.50.45-00.52.13)

Pada shot pertama terlihat gambar diambildengan full shot. Farhan duduk di atas mobil denganekspresi sedih. Motivasi shot ini adalah untukmenunjukkan kepada penonton kegalauan yangdialami Farhan. Meskipun tidak jelas lokasinya dimana, namun pengambilan gambar seperti ini cukupmenjelaskan tentang latar belakang adegan. Shotkedua masih sama dengan ukuran gambar full shotnamun diberi transisi dissolve. Transisi ini digunakanuntuk menyampaikan kepada penonton bahwa seolah-olah yang dialami Farhan di tempat tersebut sudahlama. Hal tersebut tampak aktivitas Farhan yangawalnya duduk di atas mobil bagian depan kemudianpindah ke belakang. Penggunaan transisi dissolvemenggambarkan bahwa terjadi perubahan waktu padaadegan tersebut.

Shot berikutnya adalah adegan di manaawalnya Farhan bertemu dengan Inong. Inong tampaksenang ketika bersalaman dengan Farhan, sedangkanFarhan terlihat masih cuek dan kaku saat itu. Kembalilagi ke shot Farhan yang masih memikirkan Inongdengan duduk di atas mobil. Muncul lagi gambar Inongyang sedang senang melihat desain posternya. Secaraterus-menerus gambar berganti ke Farhan yang dudukdi atas mobil kemudian ingat lagi kenangannyabersama Inong. Gambar Farhan duduk di atas mobildiambil dengan teknik crab right dan crab left dengansudut pengambilan gambar low angle. Teknik crabbertujuan agar gambar tampak lebih dinamis. Sudutlow angle dipilih karena untuk memberikan maknabahwa Farhan itu adalah sosok yang kuat dan pantangmenyerah.

Adegan tersebut diiringi dengan musik lagudari Merry Lopez berjudul Mengapa Harus Aku. Laguini sangat sesuai dengan adegan tersebut yangmewakili perasaan hati dari seorang Farhan. Musikseringkali digunakan untuk menggugah emosionalpenonton. Menurut Asrul Sani bahwa penambahanmusik memungkinkan suatu perpaduan penglihatandan pendengaran yang artistik, penyatuan musik dangerak demikian efektifnya menyatu (Sani, 1992:159).Adegan di atas menggambarkan dua keadaan Farhanyang kontradiktif. Dalam adegan ditampilkan Farhanyang mengalami kesedihan dan kekecewaan setelahmemutuskan Inong kemudian meninggalkannya. Dilain sisi dimunculkan gambar yang menampilkankeadaan Farhan yang senang dan bahagia selamabersama Inong. Kenangan-kenangan yang muncul dibenak pikirannya semakin menambah kegalauannya.Adegan tersebut menggambarkan juga tentang rasasuka dan jatuh cinta Farhan kepada Inong sangatbesar. Hal ini dibuktikan dengan rasa kecewa Farhantelah memutuskan Inong, didukung dan ditunjukkanjuga masa-masa indah Farhan dan Inong ketika masihberhubungan baik.

6. Sekuen Episode (Episodic Sequence)Sintagma yang bersifat kronologis, berurutan

dan linear, namun tidak berlangsung terus danbiasanya terdiri atas lebih dari satu shot. Sintagmaini cenderung konstan atau ajeg dan masihmembicarakan hal atau tujuan yang sama.Sekuenepisode juga terdapat pada adegan Indra (Inong) yangpada waktu kecilnya memakai baju perempuan. Indrasangat bangga memakai baju perempuan dengandisoraki oleh teman-temannya yang berjalan dibelakangnya.

1 2

3 4

5 6

7 8

9

Page 11: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 69

Gambar 8. Inong pada waktu kecil sudah memakaipakaian perempuan

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode01.01.49-01.03.11)

Dalam potongan gambar di atasmemperlihatkan shot pertama yaitu gambar Inongyang berjalan diikuti teman-temannya. Shot keduadisambung menggunakan transisi cut to gambaranak laki-laki yang sedang bermain ketapel. Shotberikutnya very long shot gambar Inong disoraki teman-temannya, kemudian shot Abah yang memarahi Inongkarena memakai pakaian layaknya perempuan.Serangkaian potongan gambar di atas menjelaskanadegan Inong yang berjalan memakai pakaianperempuan dengan disoraki teman-temannya,kemudian tampak disisipkan shot yang tampak anaklaki-laki bermain ketapel namun masih dalam saturuang dan waktu. Adegan tidak berlangsung teruskarena terdapat shot anak bermain ketapel. Shotberikutnya Abah yang sangat marah dengan Inongkarena tidak berprilaku layaknya seorang laki-laki.Adegan di atas menggambarkan bahwa kepribadianIndra dari kecil cenderung menyerupai perempuan.Dibuktikan dengan permainan yang dilakukan, sertagaya penampilannya. Pengakuannya bahwa sangatnyaman dan bahagia dengan berpenampilan layaknyaperempuan. Jiwa menjadi perempuan dirasakan sejakkecil. Antara tubuh dan jiwanya merasa tidak adakecocokan.

Adegan yang termasuk dalam sekuen episodeadalah flashback kisah masa kecil Inong. KetikaFarhan berusaha meminta penjelasan dari Inongkarena menjauhinya. Akhirnya Inong mengakui bahwadirinya sebenarnya adalah laki-laki. Inong berceritamasa lalunya di depan Farhan dengan dia membukapakaian perempuan yang dikenakan. Farhan kagetdan tidak percaya dengan Inong yang sebenarnyaadalah laki-laki. Inong menceritakan banyak hal keFarhan kemudian flashback adegan ke masa kecilInong.

Gambar 9. Inong menceritakan dirinya sebenarnyakepada Farhan

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.58.06-01.07.11)

Shot pertama dan ketiga tampak diambilmenggunakan teknik OSS (Over Shoulder Shot).Teknik ini menjelaskan subjek dari sisi belakang or-ang lain, sehingga penonton mengetahui maksud darigambar di atas bahwa kedua karakter sedangmelakukan percakapan. Hal tersebut ditunjukkandengan berganti-ganti shot baik ketika tokoh sedangberbicara ataupun reaksi wajah dari mereka. KarakterFarhan melihat ke arah kanan dan karakter Inong yangmelihat ke arah kiri. Posisi kamera biasanya dari arahpundak masing-masing karakter. Penyambungangambar adegan Inong (shot 2) yang bercerita kepadaFarhan dengan masa kecil Inong (shot 3) menggunakantransisi dissolve. Transisi dissolve digunakan untukperubahan waktu dalam ruang yang berbeda.Perubahan waktu yang terjadi antara Inong berceritadengan masa kecilnya adalah puluhan tahun.Penggunaan transisi memberikan efek-efek tersendiriterhadap tempo film dan sifat transisi yang terjadi.Dissolve merupakan transisi yang lambat dan halusdigunakan untuk menyadarkan penonton tentangperubahan adegan dari satu tempat ke tempat lain.

Gambar di atas menggambarkan bahwaFarhan sangat kaget dengan pengakuan Inong yangsebenarnya adalah laki-laki. Inong menanyakan lagikepastiannya kepada Farhan apakah bisa menerimadengan keadaan yang di luar bayangannya. Farhanpun juga melakukan hal yang sama, yaitumemberitahukan bahwa sebenarnya dia adalahperempuan. Inong merasa kaget dan tidak percayadengan ucapan Farhan. Dari adegan inilah merekamengetahui identitas masing-masing yang berubahdari aslinya.

7. Sekuen Biasa (Ordinary Sequence)Adegan dalam film yang termasuk dalam

sintagma ini adalah pada saat acara pesta pernikahan

1 2

3 4

1 2

3 4

Page 12: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

70 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Farhan dan Inong. Sekuen biasa mengembangkanaksi yang berjalan terus menerus, namun disisipkandetail-detail shot yang masih termasuk kontinuitiediting (kesinambungan editing).

Gambar 10. Acara pesta pernikahan Farhandengan Inong

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode01.07.12-01.09.29)

Adegan di atas menggambarkan pestapernikahan Farhan dan Inong yang tanpa dihadiri olehorang tua Farhan. Karena dari awal sudah berpesankalau orang tuanya hanya memberikan restu tetapitidak bisa datang ke pesta pernikahannya. Pestapernikahan berlangsung di rumah Inong dan hanyadihadiri oleh rekan kerja serta teman-temannya. Dalamserangkaian shot yang ditampilkan dalam adegantersebut bervariasi, diantaranya sudut pengambilangambar high angle, low angle, dan eye level (normalangle). Ukuran gambar medium shot, long shot, closeup, dan full shot. Pergerakan kamera juga tak luputseperti panning, crane shot, tracking, dan crabbing.

Variasi shot yang terdapat pada adegantersebut terlihat gambar lebih menarik. Tampak de-tail-detail shot seperti ranting pohon, dedaunan, or-ang bertepuk tangan, tangan orang yang diangkat, danbunga pengantin yang dilempar. Penghadiran shot-shot seperti itu adalah membuat penonton agar tidakbosan hanya melihat prosesi pernikahan dengan vi-sual (gambar) Farhan dan Inong.

Dalam adegan tersebut menggambarkanInong yang meskipun mengakui kalau dirinya adalahlaki-laki dan Farhan mengakui bahwa dia perempuan,tetapi masih memakai pakaian pengantin yangsebaliknya. Hanya Inong dan Farhan yang tahutentang identitas diri masing-masingnya. Masyarakattidak tahu akan hal itu. Jadi Inong dan Farhan berusahamasih menutupi kenyataan itu.

8. Sintagma Kurung (Bracket Syntagma)Sintagma kurung merupakan penggabungan

dari shot-shot yang tidak linear dan tidak adakontinuitas antara ruang dan waktu. Oleh karena itusintagma ini termasuk dalam sintagma non kronologis.Sintagma kurung biasanya digunakan untukmenyampaikan metafora-metafora dalam film. Tidakadanya hubungan dalam cerita film karena shot yangtidak berkesinambungan. Contohnya dalam filmPotemkin, Sergei Eisenstein menggabungkan gambarmeriam kapal yang menembak dengan gambarbangunnya tiga patung singa dari tidur. Maksudnyaadalah menunjukkan simbol revolusi yang telahbangkit. Gambar yang tidak mempunyai hubunganunsur ruang dan waktu disisipkan karena ada maksudtertentu dari pembuat film.

Sintagma kurung tidak ditemukan dalam filmSalah Bodi. Seluruh adegan yang ditampilkan dalamfilm Salah Bodi mudah dicerna, tidak terdapatmetafora. Salah bodi merupakan film drama komediyang bersifat ringan sebagai tontonan atau hiburan,namun tidak melupakan makna dan pesan yang

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11 12

13 14

15 16

17

Page 13: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 71

disampaikan. Sintagma seperti ini jarang digunakandalam film di Indonesia. Namun tidak semua karenamasih ada yang menggunakan untuk motif simbolikatau memberikan informasi saja.

4. Gender Dalam Film Salah BodiGender yang dimaksud dalam film Salah Bodi

adalah tokoh utama yang bernama Andien atau Farhandan Inong atau Indra. Sebelumnya sudah dipaparkanbanyak mengenai rangkaian sintagma yangmenunjukkan identitas gender dari kedua tokohtersebut. Apa yang salah dengan mereka sehinggabisa mengubah dirinya menjadi sebaliknya. Idepembuat film didapat dari pengalamannya melihatfenomena yang terjadi pada temannya. Kejadiantersebut memunculkan ide untuk dibuat film. Pada subbab ini akan dijelaskan trouble gender yang dialamioleh kedua tokoh Farhan dan Inong. Pemaparan iniakan diperkuat juga dengan pendapat dari pelakuseorang transgender. Data ini didapat dari hasilwawancara dengan mereka.

Koeswinarno berpendapat hal-hal yangmenunjukan tentang keberadan mereka dapat dibagimenjadi tiga bagian (Koeswinarno,2004:54,59) :1) Perilaku

Perilaku seksual transgender, dalam arti tidaksekedar relasi seksual, tetapi bagaimana pola-polaperilaku seksual serta dorongan seksual yang adadalam diri seorang waria terekspresi dalamkehidupan sehari-hari

2) KebiasaanSebagai individu yang “mendekati” wanita,keindahan tubuh menjadi bagian penting dalampenampilan sehari-hari. Karena secara fisik tubuhmereka adalah laki-laki, maka banyak hal yangdilakukan untuk mempresentasikan tubuh laki-lakimenjadi tubuh wanita.

3) Ruang SosialPada aspek ini, LGBT merupakan bagian darirealitas kemanusiaan. Mereka lahir disekitar kitabahkan mereka adalah bagian dari realitaskemanusiaan. Realitas kemanusiaan yangmeminta dirinya diterima apa adanya.

Tahap pembuka film dikejutkan dengan adeganAndien yang tidak mau bermain dengan teman-temanperempuannya. Andien memilih untuk bermain gundubersama teman laki-laki. Bermain gundu pun Andienmemaksa teman laki-lakinya agar diperbolehkan ikutdengan menginjak tangan temannya. Adegan lain yangmembuat kaget dan lucu adalah ketika Andien kencingberdiri mengikuti temannya. Ketika di sekolahan juga

Andien berpenampilan seperti anak laki-laki, sehinggakepala sekolah memanggil orang tuanya untukmenasehati agar tidak diulangin kejadian seperti itu.

Gambar 11. Orang tua kaget melihat Andienseperti laki-laki

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode00.07.16)

Diceritakan bahwa Lestar (Bapak Andien) inginsekali memiliki anak laki-laki, karena bisa meneruskanmarga darinya. Namun tidak sesuai dengan harapanyang diinginkan. Setelah melihat Andien berpakaiandan model rambut seperti laki-laki, Lestar merespondengan berkata “Makjang..laki kali anakku”. Kokom(Ibu Andien) sebal dengan respon suaminya. Kokommemarahi Andien namun Lestar membela agar tidakberlaku kasar sama anak. Hal ini dapat dilihat bahwaprilaku Andien sejak kecil bisa jadi dipengaruhi olehperlakuan Bapaknya terhadapnya. Bapak Andienmemperlakukan dan mendidik seperti anak laki-laki.Secara tidak sadar jiwa Andien terbentuk menjadiseorang laki-laki.

Ketika beranjak dewasa Andien mengubahpenampilannya menjadi laki-laki sesunguhnya danmengganti nama Farhan. Hal ini dilihat pertama kalidari pakaian yang dikenakan. Andien terkesantomboy, ciri-ciri sebagai perempuannya pundisembunyikan. Seperti payudaranya dibuat agar tidakkelihatan menonjol, model rambu pendek, dan pakaianserta asesorisnya. Orang tuanya sangat tidak setujudan melarang Andien untuk berpenampilan menyalahikodratnya. Bapaknya sudah mengakui memangkesalahan dia sejak kecil diperlakukan dan dididikseperti laki-laki. Tetapi bapaknya sadar kalau Andienterlahir sebagai perempuan dan harus tetap jadiperempuan. Akhirnya Andien mengubah namanyasendiri menjadi Farhan. Nama ini digunakan dalamkehidupan sehari-harinya.

Hal lain dialami oleh Inong. Sejak lahir Inongsebagai laki-laki dengan nama Indra Sutisna. Tetapiapa yang dirasakan dari kecil adalah tidak suka dengan

Page 14: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

72 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

mainan anak laki-laki. Inong bermain mainan sepertiboneka, bunga, dan alat rias. Semakin besar, Inongmerasa seperti ada yang salah pada badannya. Inongmenganggap bahwa dirinya seharusnya perempuanbukan laki-laki. Ketika memakai baju perempuan,Inong merasa senang dan nyaman dengan apa yangdikenakannya. Inong tumbuh di keluarga yang agamis.Abahnya seorang ustadz, guru ngaji dan mengisiceramah di mana-mana. Saat Abahnya mengetahuiInong menyalahi kodrat, dia sangat marah sehinggamengusir Inong dari rumah. Abahnya mengatakanbahwa merasa malu memiliki anak seperti Inong.Karena hal tersebut adalah tindakan yang tidakdiperbolehkan oleh Tuhan. Tetapi Abahnya masihpunya hati untuk memaafkan dengan syarat haruskembali menjadi laki-laki sebenarnya.

Gambar 12. Indra (Inong) sedang bermain boneka(Sumber: capture film Salah Bodi timecode

01.01.17)

Hal yang dialami Inong sama halnya denganseorang transgender, berikut pernyataannya.

Saya menganggap kalau ini adalah sebuahtakdir dari Tuhan. Memang sudah jalannyaseperti ini. Itu kalau yang saya alami sendiri.Untuk yang lain saya tidak tahu menganggapitu bagaimana. Sejak SD sepertinya sayabertingkah seperti cewek. Jadi tidak bisadibohongi hati saya. Menurut saya lebih baikjujur apa adanya, daripada menyiksa diri danmenjadi beban di diri (Dwi, Wawancara 12Agustus 2017).

Orientasi seksual yang dialami Andien(Farhan) juga aneh. Dia memiliki rasa suka kepadasesama perempuan. Hal tersebut dibuktikan denganmunculnya gambar Andien (Farhan) mempunyaikekasih saat makan bersama di sebuah café. Andien(Farhan) sudah menjalin hubungan pacaran selamatiga bulan. Ketika kekasihnya ingin serius ke jenjangpernikahan dan akan mengenalkan sama orang

tuanya, Andien menolaknya. Dia berpikir untukmenyudahi saja hubungannya dengan pacarnya.

Gambar 13. Farhan makan dengan pacarnya(Sumber: capture film Salah Bodi timecode

00.14.07)

Keesokan harinya Farhan bertemu denganInong. Pertemuan ini awalnya untuk kerja samapembuatan poster film. Intensitas pertemuan yangsering membuat Farhan dan Inong saling suka danakhirnya jatuh cinta. Farhan yang ingin seriusmemutuskan untuk melamar Inong. Hal ini ditentangoleh orang tua Farhan karena calonnya diketahuiadalah perempuan juga. Sebagai orang tua mau tidakmau merestui niat Farhan untuk menikah dengansyarat mereka tidak bisa hadir dalam pernikahannya.Singkat cerita konflikpun terjadi antara Inong danFarhan. Inong mengakui kalau dirinya adalah seoranglaki-laki yang diusir oleh keluarganya karenaberkepribadian seperti perempuan. Farhan pun jugamengaku di hadapan Inong tentang dirinyasebenarnya. Akhirnya mereka memutuskan untukmelangsungkan pernikahan dengan kondisi salingbertukar kepribadian.

Gambar 14. Farhan menikah dengan Inong(Sumber: capture film Salah Bodi timecode

01.09.30)

Dalam kasus ini Farhan belum mengetahuikalau yang akan dinikahi adalah laki-laki. BegitupunInong juga tidak mengetahui kalau sebenarnya Farhan

Page 15: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 73

adalah perempuan. Jika dilihat dalam adegan tersebut,orientasi seksual Farhan yang sebenarnya adalahperempuan memiliki kecenderungan untuk menyukaiseorang sesama perempuan. Inong yangsesungguhnya laki-laki juga terdapat rasa sukakepada laki-laki. Menurut seorang yang suka dengansesama jenis memberikan pernyataan pendapatsebagai berikut.

Di negara-negara lain menikah sesama jenissudah ada yang dilegalkan. Kaum gay merasasangat setuju dengan hal itu, tetapi saya dankebanyakan yang lain hanya menguatkankomitmen antar hubungan gay. Memang waktudulu ada impian ingin menikah secara legal.Tetapi buat apa coba? Sama aja tidak akandiakui baik dari keluarga maupun masyarakat.Kita membuat komitmen saja sudah cukup(ZN, Wawancara 5 Agustus 2017).

Di Indonesia memang pernikahan sesamajenis dianggap sebuah penyimpangan. Karena tidaksesuai dengan norma dan budaya masyarakat Indo-nesia. Pro kontra masalah legali tas masihdiperdebatkan dan perlu dikaji. Kalaupun dilegalkanmenikah sesama jenis tetap tidak akan diakuikeberadaannya karena tindakan menyimpangnya.Menurut Maimunah dalam esainya, persepsi bahwalesbianisme itu salah adalah cerminan darikecenderungan bagi perempuan lesbian di Indonesiasaat ini untuk menerima pandangan dominan bahwamereka abnormal (Boellstorff dalam Maimunah,2007:215). Hal senada dari Allison Murray melaporkanbahwa perempuan lesbian di Jakarta sering kalimenyatakan betapa sulitnya merasakan ketertarikanseksual dengan perempuan tanpa merasa aneh(Maimunah, 2001:172).

Masyarakat masih menganut konsepmaskulin dan feminin. Norma agama menjadi alasanutama bagi masyarakat dalam memandang persoalanini. Persamaan hak dan diskriminasi sosial menjadialasan pokok bagi kaum yang mendukung. Hal inidapat dilihat dari kenyataan bahwa sebagianmasyarakat memandang orang yang menyukaisesama jenis adalah simbol kekejian. Suatu aib yangbisa memalukan keluarga. Kecia Ali (2006:86)berargumen bahwa norma ini berlaku di beberapaNegara muslim sebagai strategi untuk menghindaripelecehan dan tuntutan hukum terhadap minoritasseksual, dan untuk menghindari konflik keluarga yanglebih besar.

Berkaitan dengan respon sosial yang terjadijuga dimunculkan dalam film Salah Bodi. Seperti yang

terlihat dalam adegan Farhan yang pulang ke rumahorang tuanya. Tetangga yang melihat penampilan fisikFarhan kaget dan merasa aneh. Sampai ada tetanggayang tidak mengenalinya. Ibu-ibu ada yang merespon“Ihh ganteng-ganteng juga cewek, emangnya loe mausama dia?”. Masyarakat masih tabu melihat haltersebut yang dialami oleh Andien (Farhan). Responyang sama juga dialami oleh Inong ketika masakecilnya. Inong yang berkepribadian layaknya seorangperempuan ditertawakan oleh temannya.

Soal ayat di dalam Al-Qur ’an yangmenyudutkan kaum homoseks, tentang analseks dan sebagainya, saya setuju saja, karenalubang anus itu memang tempatnya kotoran.Nah biasanya orang homo itu berhubunganseksualnya lewat situ, karena lewat mana lagi.Meskipun juga orang-orang heteroseksual ataunormal juga banyak yang melakukan itu.Sebenarnya cerita tentang zaman Nabi Luthdulu itu juga terjadi pada masa sekarang. Rasasenang itu muncul karena ada semacamdorongan begitu. Misalnya kita lagi berkumpultiba-tiba melihat seorang yang ganteng atautampan. Maka kita akan merasa suka daningin mendekatinya. Memang dorongan itu adaseperti ceritanya Nabi Luth (ZN, Wawancara5 Agustus 2017).

Pernyataan di atas menjelaskan bahwamereka sudah menyadari tindakannya itu salah danmenyimpang. Mereka juga mengetahui di dalam ayatsuci juga melarang tentang hal tersebut. Hasrat yangdialami juga bingung munculnya dari mana. Tiba-tibasaja mereka suka dengan sesamanya. Danesimengatakan seseorang biasanya mengalami hasratpertama-tama melalui pikiran. Ini kemudianmenghasilkan perubahan dalam tubuh. Karena ituseks secara harfiah berlangsung di dalam benak(Setyarini & Lian Piantari, 2010:66). Pandangan yangmasih aneh dari masyarakat, ada yang melihatnyasebagai pilihan atas hak hidup. Namun banyak jugayang melihatnya sebagai perilaku yang menyimpangdan tidak bermoral.

Respon dan perhatian yang paling besardiperlihatkan dalam film Salah Bodi adalah dari orangtua. Orang tua Andien (Farhan) sangat tidak setujudan menentang dengan keputusan Andien. TetapiAndien masih bersikeras menganggap dirinya sebagailaki-laki dengan nama Farhan. Perlakuan Abah dariIndra (Inong) lebih keras lagi, sampai mengusir Inongkeluar rumah saat masa kecil. Menurut Oetomo dalamkonteks budaya Indonesia, hal ini penting karena

Page 16: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

74 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

penerimaan sosial yang lebih besar terhadap pasanganhomoseksual bermula di wilayah keluarga (Oetomo,2001:220).

Status sosial yang melekat pada jati diri Abahsebagai seorang ustadz yang religius membuatnyamalu dengan kepribadian Inong. Berulang kalidinasehati oleh Abahnya tetapi sama sekali tidakmerasa takut. Inong pun juga memiliki pendirian teguhbahwa dirinya adalah perempuan. Kontra yang dialamioleh Farhan dan Inong membuat mereka merasaberbeda dengan orang lain atau bahkan dari teman-temannya. Oleh karena itu Farhan dan Inong selaluberpura-pura dengan keadaan asli dirinya. Setiap harimembohongi orang lain dengan membentuk identitaspalsu.

Farhan dan Inong sadar bahwa yang dilakukanuntuk mengubah identitasnya adalah hal yang salah.Kesadaran itu muncul ketika mereka memiliki seoranganak setelah memtuskan untuk menikah. Merekamenganggap bahwa Tuhan itu tidak salah menciptakantubuh dan jiwa manusia. Itu semua adalah kesalahandari diri masing-masing. Akhirnya dari peristiwatersebut Farhan dan Inong kembali ke kodrat yangsesungguhnya.

Gambar 15. Orang tua Andien sangat bahagia danbersyukur melihat Andien kembali

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode01.29.50)

Gambar 16. Abah sangat bersyukur Indra telah kembali

(Sumber: capture film Salah Bodi timecode01.31.05)

Tokoh Farhan dan Inong dalam film Salah Bodisama sekali tidak mengubah bentuk fisiknya denganoperasi atau sebagainya. Nampak Inong tidakmengubah seperti menumbuhkan payudara atauoperasi kelamin. Farhan juga terlihat hanyamenyembunyikan identitas perempuannya saja dantidak operasi kelamin. Hanya saja Farhan membuatkumis palsu, menekan payudaranya dengan lilitankain agar tidak terlihat menonjol. Berikut ini pernyataandari seorang transgender mengenai perubahan jeniskelamin.

Saya begini saja sepertinya sudah dosa dimata Tuhan. Tidak mau saya mengubah jeniskelamin, walaupun saya bisa dikatakan sudahtransgender tetapi jangan sampai begitu. Sayalebih memikirkan agama daripada sesuatuyang sifatnya sementara. Penampilannya sajaseperti ini tetapi jangan sampai mengubahkelamin (Dwi, Wawancara 12 Agustus 2017).

Adegan penutup menunjukkan orang tuaFarhan sangat bahagia serta bersyukur melihat Farhankembali menjadi Andien dan berkepribadian layaknyaperempuan. Inongpun juga pulang ke rumah orangtuanya meminta maaf atas segala kesalahan yangtelah dia lakukan. Tindakan yang salah dan melanggarnorma dan menyimpang.

Bisa dikatakan bahwa Farhan dan Inong tidaktermasuk homoseksual. Meskipun dalam filmdiceritakan Farhan yang aslinya perempuan bisa jatuhcinta sesama perempuan, tetapi tidak mengetahuikalau perempuan yang dia sukai adalah sebenarnyalaki-laki. Hal ini dibuktikan dari hasil pernikahan merekayang mempunyai anak. Farhan dan Inong memilikiorientasi seksual yaitu biseksual. Bisa tertarik denganlaki-laki dan perempuan.

Pesan yang terkandung dalam film Salah Bodiakhirnya kodrat yang diberikan oleh Tuhan untukmenjadi laki-laki dan perempuan itu adalah hal yangmutlak serta tidak bisa diubah. Seperti terdapat dalambuku Supratiknya (1993:189) bahwa telah diketahuidan cukup diterima bahwa manusia pada hakikatnyamerupakan makhluk biseksual. Pada tingkat fisiologis,laki-laki mengeluarkan hormon seks laki-laki maupunperempuan, demikian juga wanita. Pada tingkatpsikologis sifat maskulin dan feminin terdapat padakedua jenis. Jung mengaitkan sisi feminin kepribadianpria dan sisi maskulin kepribadian wanita denganarkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe1 feminin pada priadisebut anima dan arkhetipe maskulin pada wanitadisebut animus (Jung, 1945, 1954) dalam Supratiknya,1993:189).

Page 17: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Mohammad Mahrush Ali: Analisis Gender Film Salah Bodi melalui Semiotika Christian Metz

Volume 16 Nomor 1, Juli 2018 75

C. KesimpulanBerdasarkan analisis yang sudah dilakukan,

maka didapatkan kesimpulan bahwa melalui semiotikaChristian Metz yang berdasarkan delapan grandsintagmatik maka film Salah Bodi mengandung tujuhdari delapan sintagmatik Metz. Di antaranya Autono-mous Shot (Shot Otonom yang terdiri single shotsequence, subjective insert, dan displaced diegeticinsert), Sintagma Pararel, Sintagma Deskriptif,Sintagma Alternatif, Scene, Sekuen Episode, SekuenBiasa. Grand sintagmatik tersebut terdapat pada tujuhsekuen yang sudah dibagi dari hasil telaah film. Tidakada sintagma kurung karena dalam film Salah Boditidak ditemukan metafora khusus yang mempunyaimaksud tertentu. Semua adegan digambarkan denganpenyusunan gambar jelas dan dimengerti olehpenonton.

Identitas gender direpresentasikan dalamtokoh utama yaitu Farhan (Andien) dan Inong (Indra).Kepribadian mereka menggambarkan bahwa tidaksesuai dengan kodrat sejak lahir. Farhan yang terlahirperempuan ingin mengubah menjadi laki-laki,sedangkan Inong yang awalnya adalah seorang laki-laki merasa tidak nyaman dengan keadaan tubuhnyadan berusaha berubah perempuan. Hal tersebutnampak dari gaya penampilannya yang sangatberkebalikan dari sebenarnya. Bukan hanya itu,orientasi seksual dan pandangan masyarakatmengenai prilaku mereka merasa aneh dan kaget.Wawancara juga di lakukan kepada seorangtransgender dan homoseksual. Data hasil wawancaradiperlukan tujuannya adalah untuk memperkuatpenjabaran dan mendukung hasil yang telah dilakukan.Hasil wawancara berkaitan dengan penampilan,pandangan terhadap fenomena LGBT, orientasiseksualnya, dan tindakannya melakukan hal tersebut.

Catatan Akhir:

1Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) uni-versal yang mengandung unsur emosi yang besar.Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaranatau visi-visi yang dalam kehidupan sadar normalberkaitan dengan aspek tertentu dari situasi; lihat A.Supratiknya, Teori-teori Psikodinamik (Klinis) hal. 186.

KEPUSTAKAAN

Ali, Kecia. 2006. Sexual Ethics and Islam: FeministReflections on Qur’an, Hadith, and Jurispru-dence. Oxford: One World.

Barker, Chris. 2004. Cultural Studies : Teori & Praktik.Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Danesi, Marcel. 2010. “Messages, Signs, and Mean-ings: A Book Textbook in Semiotic and Com-munication Theory, dalam terjemahan EviSetyarini dan Lusi Lian Piantari. Pesan,Tanda, dan Makna: Buku Teks DasarMengenai Semiotika dan Teori Komunikasi.Yogyakarta: Jalasutra.

Erikson, Erik H. 1989. Identitas dan Siklus HidupManusia Bunga Rampai I. Jakarta:Gramedia.

Halberstam, Judith. 2005. In a Queer Time and Place:Transgender Bodies, Subcultural Lives. NewYork University Press: New York and Lon-don.

Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika SosialBudaya. Depok: Komunitas Bambu.

Ida, Rachmah. 2014. Studi Media dan Kajian Budaya.Jakarta: Prenada Media Group.

Koeswinarno. 2004. Hidup Sebagai Waria. Yogyakarta:LKis Yogyakarta.

Kurnia, Novi. 2004. “Representasi Maskulinitas dalamIklan”, dalam Jurnal Ilmu Sosial & IlmuPolitik. Yogyakarta: FISIPOL UGM.

Maimunah. 2011. “Queer Indonesia dan SentralitasKeluarga Heteronormatif”, dalam Ed. KhooGaik Cheng & Thomas Barker, Mau Dibawake Mana Sinema Kita? : Beberapa WacanaSeputar Film Indonesia. Jakarta: SalembaHumanika.

Mansour, Fakih. 1996. Analisis Gender & TransformasiSosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masinambow, E.K.M dan Rahayu S. Hidayat.Semiotik: Mengkaji Tanda Dalam Artefak.Jakarta: Balai Pustaka, 2001.

Mulvey, Laura. 1999. “Visual Pleasure and NarrativeCinema” dalam Ed. Leo Braudy andMarshall Cohen, Film Theory and Criticism: Introductory Readings.. New York: OxfordUP.

Page 18: ANALISIS GENDER FILM SALAH BODI MELALUI SEMIOTIKA

Jurnal Seni Budaya

76 Volume 16 Nomor 1, Juli 2018

Oetomo, Dede. 2001. Memberi Suara pada yang Bisu.Jakarta: Galang Press.

Peransi, D. A. 2005. Film / Media / Seni. Jakarta: FFTV– IKJ Press.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Soekowati, Ani. 1993. Semiotika: Tentang Tanda, CaraKerjanya dan Apa yang Kita LakukanDengannya, Terjemahan dari Aart Van Zoest.Jakarta: Yayasan Sumber Agung.

Stam, Robert, et al. 2005. New Vocabularies in FilmSemiotics. London: Routledge.

Suparno SJ., Paul. 2007. Seksualitas KaumBerjubah. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Supratiknya, A. 1993. Teori-teoriPsikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.

Yash. 2003. Transseksual: Sebuah StudiKasus Perkembangan Transseksual Perempuan keLaki-laki. Semarang: AINI.