analisis kasus

3
Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial, disebut juga hipertensi primer ( Sudoyo, 2007; Depkes RI 2007). Dokumentasi hipertensi dikonfirmasi setelah tekanan darah tinggi setidaknya diukur pada 3 kesempatan terpisah (berdasarkan rata-rata dari 2 atau lebih pembacaan setelah screening awal), informasi berikut haruslah rinci (Riaz, 2005): - Tingkat kerusakan target organ - Penilaian status risiko kardiovaskular pasien - Pengecualian penyebab sekunder hipertensi Pasien mungkin memiliki hipertensi yang tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun, tidak pernah memeriksa BP. Riwayat kerusakan end organ harus ditanyakan secara hati-hati. Riwayat faktor risiko kardiovaskular termasuk hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan penggunaan tembakau ditanyakan. Kemudian riwayat penggunaan obat over-the-counter; obat-obatan herbal, efedrin, obat antihipertensi yang tidak berhasil, kontrasepsi oral, etanol, dan obat-obatan terlarang seperti kokain (Riaz, 2005). Dari hasil anamnesis, didapatkan pasien berumur 63 tahun berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data epidemiologis menunjukkan hipertensi semakin meningkat pada populasi usia lanjut. Seiring bertambahnya usia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertensi (Sudoyo, 2007).

Upload: ahmad-setyadi

Post on 13-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

Page 1: analisis kasus

Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, dimana tekanan yang

abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke,

aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial, disebut juga hipertensi

primer ( Sudoyo, 2007; Depkes RI 2007).

Dokumentasi hipertensi dikonfirmasi setelah tekanan darah tinggi setidaknya diukur

pada 3 kesempatan terpisah (berdasarkan rata-rata dari 2 atau lebih pembacaan setelah

screening awal), informasi berikut haruslah rinci (Riaz, 2005):

- Tingkat kerusakan target organ

- Penilaian status risiko kardiovaskular pasien

- Pengecualian penyebab sekunder hipertensi

Pasien mungkin memiliki hipertensi yang tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun,

tidak pernah memeriksa BP. Riwayat kerusakan end organ harus ditanyakan secara hati-hati.

Riwayat faktor risiko kardiovaskular termasuk hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan

penggunaan tembakau ditanyakan. Kemudian riwayat penggunaan obat over-the-counter;

obat-obatan herbal, efedrin, obat antihipertensi yang tidak berhasil, kontrasepsi oral, etanol,

dan obat-obatan terlarang seperti kokain (Riaz, 2005).

Dari hasil anamnesis, didapatkan pasien berumur 63 tahun berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan data epidemiologis menunjukkan hipertensi semakin meningkat pada populasi

usia lanjut. Seiring bertambahnya usia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertensi

(Sudoyo, 2007).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 kategori (Depkes RI, 2007):

1. Hipertensi primer: kasusnya sebanyak 90 – 95%, tidak diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder: kasusnya sebanyak 5 – 10%

a. Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-

sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

b. Penyakit ginjal.

c. Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

d. Feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan

hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

e. Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stres,

alkohol, atau garam dalam makanan.

Page 2: analisis kasus

f. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara

waktu, jika stres telah berlalu; maka tekanan darah biasanya akan kembali

normal.

Berdasarkan hasil anamnesis, pasien telah menderita hipertensi sejak 5 bulan yang lalu

dan terkontrol dengan baik. Pasien rutin meminum obat-obatan yang didapatkan, seperti

aspilet, ISDN, Alprazolam, captopril, antasida doen, dan grahabion. Setelah rutin minum

obat-obatan tersebut keluhan yang dideritanya mulai berkurang. Sekarang pasien dirawat

dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas yang dia alami beberapa hari yang lalu dan

semakin memberat kemudian dirujuk ke RSUDZA.

Pasien dirawat di RSUDZA dengan diagnosis sementara NSTEMI/UAP ditambah

dengan hipertensi stage II. Penyebab NSTEMI/UAP tersebut diduga karena hipertensi yang

dialaminya. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung

terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria sehingga memudahkan terjadinya

aterosklerosis koroner. Hal ini menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner dan

miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal