analisis kation dan anion 1
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Praktikum Kimia Analitik I
I. JUDUL PERCOBAAN : Analisis Kation dan Anion
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan kation yang terdapat dalam analit
2. Menentukan anion yang terdapat dalam analit
III. DASAR TEORI
Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan
dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara
mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap
dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang
lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih
berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok
kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji
spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan
dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok.
Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang
berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang
orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium masing-
masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan
sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang
digunakan dalam analisis kualitatif standar.
Kation golongan 2: Cu2+, Cd2+, BI3+, Hg2+, As3+, Sn4+, Sb3+
Kation golongan 2, 3,4, dan 5 tidak membentuk endapan klorida. Dengan demikian
kation tersebut tetap ada dalam filtrat larutan setelah penambahan HCl 6M. Untuk
memisahkan kation golongan 2 dengan kelompok kation lainnya maka kation gol 2
diendapkan sebagai garam sulfida dengan konsentrasi ion H+ dibuat menjadi sekitar 0,3 M
(pH = 0,5). Kondisi pH ini penting karena jika konsentrasi asam terlalu tinggi maka
tembaga, kadmium, kobalt dan timbal tidak akan sempurna pengendapannya, sebaliknya
jika keasaman terlalu rendah maka sulfida dari golongan 3 dapat ikut terendapkan.
Analisis Kation & Anion Page 1

Praktikum Kimia Analitik I
Larutan kemudian dijenuhkan dengan sulfida. Ion sulfida terbentuk dari ionisasi
asam lemah H2S yang berasal dari gas H2S yang dilarutkan dalam air atau dari tioasetamida
yang terhidrolisis. Penambahan hidrogen peroksida dapat dilakukan untuk mengoksidasi
Sn2+ menjadi Sn4+ sehingga endapan SnS yang agak gelatin menjadi SnS2.
Reaksi yang terjadi diantaranya:
Cu2+¿+S 2−¿ →2CuS ¿¿(endapan hitam)
Endapan kation lainnya adalah CdS(kuning), Bi2S3(hitam), SnS2(kuning), dan
Sb2S3(jingga). PbCl2 mempunyai Ksp yang cukup tinggi sehingga agak mudah larut
dalam larutan asam klorida encer, karena itu dalam kation golongan 2 ini kemungkinan
kation Pb masih ditemukan.
Pemisahan kation gol 2 menjadi: sub gol tembaga dan arsen
Kation gol 2 dibagi menjadi dua sub golongan yaitu sub-gol tembaga dan
arsen.pembagian ke dua sub-gol ini berdasarkan kelarutan endapan garam sulfida dan
amonium polisulfida. Sulfida dari sub-gol tembaga yaitu PbS, CuS, CdS, HgS dan
Bi2S3 tidak larut dalam pereaksi ini, sedangkan sulfide dari sub gol arsen yaitu As2S3,
As2S5, SnS2 dan Sb2Sb3 akan larut membentuk garam tio. Reaksi yang terjadi:
As2 S5+3 S2−¿ →2 AsS43−¿ (tioarsenit )¿ ¿
As2 S3+3 S2−¿ →2 AsS3−¿ (tioarsenat ) ¿ ¿
Sb2 S3+S2−¿ →2 SbS33−¿(tioantimonat )¿ ¿
Sb2 S5+S2−¿ →2 SbS43−¿(tioantimonit )¿ ¿
SnS+S2−¿→ SnS32−¿(tiostanat) ¿¿
Amonium sulfida (NH4)2S tidak dapat melarutkan SnS, karena itu SnS harus
dioksidasi telebih dahulu. Hal ini dapat dilakuka dengan penambahan hidrogen
peroksida sebelum pengendapan sulfida atau mengganti ammonium sulfida dengan
amonium polisulfida (NH4)2S2) yang dapat mengoksidasi kation tersebut.
Pemisahan dan identifikasi Hg
Sulfida dari tembaga, kadmium, bismut, dan timbal larut dalam asam nitrat,
sedangkan merkuri tidak. Berdasarkan hal tersebut, maka merkuri dapat dipisahkan
dari kation lainnya yang ada dalam sub gol tembaga. Sulfida tembaga, kadmium,
bismut dan timbal latut dengan asam nitrat berdasarkan reaksi berikut:
Analisis Kation & Anion Page 2

Praktikum Kimia Analitik I
3 CuS+2 NO3−¿+8 H +¿→3 Cu2+¿+ 3S+2NO+ 4H 2O¿
¿¿
Endapan HgS berwarna hitam, bila ada warna lain misalnya putih atau kuning
maka perlu dilakukan uji kemungkinan adanya Hg. HgS dapat larut dengan aqua
regia (campuran HCl : HNO3 = 3 : 1). Reaksi yang terjadi:
3 HgS+2 NO3−¿+8 H +¿+12Cl−¿→ 3HgCl 4
2−¿+2NO+ H 2O+ 3S¿¿¿ ¿
Ion HgCl42- akan segera terdisosiasi menjadi ion Hg2+ dan Cl- yang tidak
berwarna. Ion Hg2+ dapat diidentifikasi dengan cara reduksi oleh Sn2+.
2 Hg2+¿+Sn2+¿+2 Cl−¿→ Hg2Cl2 ( putih )+ Sn4+¿¿¿
¿ ¿
jika Hg2+ dalam jumlah banyak dan Sn2+ terus ditambahkan maka endapan Hg akan
terbentuk.
Hg2Cl2+Sn2+¿→ 2 Hg (hitam )+Sn4+¿+2Cl−¿¿¿
¿
Karena Sn2+ pereaksi yang ditambahkan secara berlebih, maka endapan yang
terbentuk akan terlihat abu-abu atau hitam. Sn2+ merupakan senyawa pereduksi yang
kuat, tetapi kemampun ini akan hilang jika terdapat ion Cl - karena Cl- ini akan
mengoksidasi Sn2+ menjadi Sn4+.
Pemisahan dan identifikasi Pb dari Bi, Cu, dan Cd
PbSO4 sangat tidak larut dalam air, sedangkan sulfat dari Bi, Cu dan Cd
sebaliknya, mudah larut. Hal ini menjadi dasar pemisahan Pb dengan ketiga kation
tersebut.
Pb2+¿+ SO42−¿→PbSO 4( putih)¿ ¿
Identifikasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan melarutkan endapan dengan
amonium asetat membentuk kompleks Pb-asetat dengan reaksi:
PbSO4+4 C2 H 3O2−¿ → Pb¿ ¿¿
Kemudian dengan penambahan K2CrO4 akan terbentuk endapan PbCrO4 yang
berwarna kuning. Kation Pb sebagaian besar sudah diendapkan dalam kelompok
kation gol 1 sehingga uji pada gol 2 ini tidak akan begitu seperti yang terlihat pada uji
kation lainnya.
Pemisahan dan identifikasi Bi dari Cu dan Cd
Analisis Kation & Anion Page 3

Praktikum Kimia Analitik I
Penambahan NH4OH pada larutan yang mengandung kation Bi,Cu dan Cd
pada awalnya akan mengendapkan ketiga hidroksida kation tersebut.
Cu2+¿+2 NH 4 OH →Cu ( OH )2 (biru )+2NH 4+¿ ¿¿
Tetapi jika pereaksi diberikan secara berlebih, hidroksida Cu akan larut membentuk
kompleks Cu(NH3)42+. Warna larutan akan berubah dari warna biru muda menjadi
biru gelap.
Cu(OH )2+4 N H 4OH → Cu(NH ¿¿3)42+¿+2OH−¿+4 H2 O¿ ¿¿
Demikian juga dengan hidroksida kadmium, Cd(OH)2 (putih) akan larut dalam
pereaksi berlebih membentuk kompleks Cd(NH3)42+. Tetapi tidak demikian dengan
hidroksida bhismut, Bi(OH)3, tidak akan larut dalam pereaksi berlebih. Karena itu
adanya endapan putih menunjukkan adanya kation Bi. Identifikasi lebih lanjut dapat
dilakukan dengan mereduksi Bi(OH)3 menjadi logam Bi yang merupakan endapan
berwarna hitam.
2 Bi (OH )3+3 Sn (OH )42−¿→ 2 Bi+3Sn (OH )6
2−¿¿ ¿
Sn(OH)42- diperoleh dari SnCl2 sebagai pereaksi yang ditambahkan bersama dengan
NaOH berlebih yang telah ditambahkan sebelumnya.
Sn2+¿+2 OH−¿→ Sn (OH )2¿¿
Sn(OH )2+2OH−¿ →Sn (OH )42−¿ ¿¿
Identifikasi Cu dan Cd
Cu dapat diidentifikasi secara visual lewat warna larutan yang berwarna biru
(jika konsentrasi Cu dalam larutan 1 bag per 25000 air). Jika larutan tidak berwarna
maka sebaiknya tetap dilakukan uji Cu dengan penambahan Fe(CN)63- yang dengan
Cu akan membentuk endapan warna merah dari kompleks [Cu2Fe(CN)6]. Pereaksi ini
dapat mengidentifikasi Cu sampai konsentrasi 1 ppm.
Jika Cu tidak ada, maka pada larutan yang tidak berwarna dapat langsung
ditambahkan amonium sulfida. Jika terbentuk endapan kuning,CdS, maka Cd ada.
Tetapi jika Cu ada, maka untuk mengidentifikasi Cd dilakukan dengan membentuk
Cu dan Cd menjadi kompleks Cu(CN)42- dan Cd(CN)4
2-. Reaksi yang terjadi:
2 Cu(NH¿¿3)42+¿+5 CN+H 2 O→ 2Cu (CN )4
2−¿+CNO−¿+6NH3+ 2NH4
+¿¿¿¿ ¿¿
Cd (NH¿¿3)42+¿+4 CN−¿→ Cd(CN)4
2−¿+ 4NH3¿¿ ¿¿
Analisis Kation & Anion Page 4

Praktikum Kimia Analitik I
Kompleks Cu(CN)42- sangat stabil dibandingkan kompleks Cd(CN)4
2-, sehingga
komplek Cd dapat terdisosiasi. Kation Cd yang dihasilkan cukup untuk membentuk
endapan sulfida dengan penambahan amonium sulfida menghasilkan sulfida
kadmium yang berwarna kuning.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis
anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji
pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau,
terbentuknya gas, dan kelarutannya. Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau
dioksidasi dengan asam sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Anion Pengamatan Reaksi
Cl- Bergelembung, tidak berwarna, bau
menusuk, asap putih pada udara
lembab, lakmus biru menjadi merah
NaCl+H 2 SO4 → NaHSO4−¿+HCl¿
Br- Bergelembung, berwarna coklat, bau
menusuk, berasap, lakmus biru
menjadi merah
NaBr+2 H 2 SO4 → HBr+NaHSO4−¿ ¿
2 HBr+H2 SO4 → Br2+SO2+2 H 2O
I- Bergelembung, uap ungu jika
dipanaskan, bau seperti H2S
NaI+H2 SO 4→ NaHSO4+HI
H2 SO4+HI → H2 S+4 H 2 O+4 I 2
S2- Bau khas gas H2S ZnS+H2 SO4 → ZnSO4+H2 S
CO32- Bergelembung, tidak berwarna, dan
tidak berbau
Na2CO3+H2 SO4 → Na2 SO4+H 2 O+CO2
SO32- Bergelembung, tidak berwarna, bau
sengak
Na2 SO3+H 2 SO4 → Na2 SO4+H 2O+SO2
CrO42- Perubahan warna dari kuning 2 K2Cr2O4+H2 SO4 → K2 Cr2O7+H 2O+K 2 SO4
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan
dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat
memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. golongan sulfat: SO42-, SO3
2-, PO43-, Cr2O4
2-, BO2-, CO3
2-, C2O42-,AsO4
3-
Analisis Kation & Anion Page 5

Praktikum Kimia Analitik I
b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-
c. golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,Ba3(AsO4)2
tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut.
Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat
dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna
kuning, garam barium lainnya berwarna putih.
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat
maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu:
AgCl (putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa
kation maka uji pendahuluan diatas tidak cukuk untuk menentukan ada atau tidaknya suatu
anion. Karena itu setelah pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji
spesifik untuk tiap anion.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat- Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Corong
d. Pipet tetes
e. Sikat pencuci
f. Kawat Kasa
g. Kawat nikhrom
h. Tabung sentrifuge
i. Gelas Kimia
j. Kertas saring
k. Botol semprot
Analisis Kation & Anion Page 6

Praktikum Kimia Analitik I
l. Kaki tiga
m. Segitiga porselin
n. Penjepit tabung
o. Alat sentrifuge
p. Pembakar spirtus
q. Spatula
r. Kertas lakmus merah & biru
2. Bahan
a. Sampel/ analit
b. HCl pekat
c. NH4Cl 20%
d. NH4OH encer
e. Na2CO3 jenuh
f. HNO3 pekat
g. HCl encer
h. H2SO4 pekat
i. AgNO3
j. NaOH
k. (NH4)2S
l. H2O2
Analisis Kation & Anion Page 7

Praktikum Kimia Analitik I
V. CARA KERJA
1. Analisis Kation
Analisis Kation & Anion Page 8
Endapan
- ditambahkan 4 tetes HCl 2M, diaduk- dipanaskan- ditambahkan 1 tetes ammonium asetat & 2 tetes ammonium sulfide- disentrifuge- ditambahkan air- disentrifuge & didekantasi
Residu
- diambil 4 tetes- ditambahkan 6 tetes H2O2 3% & 2 tetes HCl 2M- dididihkan hingga volume 1-2 tetes- dibiarkan dingin- ditambahkan 6 tetes HCl 6M- dididihkan
endapanDekantat A
- ditambahkan beberapa tetes larutan HCl 6M sampai tidak terbentuk endapan
- endapan sempurna, disentrifuge- didekantasi
endapansupernatan
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 5 tetes air- ditambahkan 2 tetes larutan HCl 6M- diaduk rata dengan spatula- zat yang menempel di dinding disentrifuge
5 tetes sampel

Praktikum Kimia Analitik I
Analisis Kation & Anion Page 9
Dekantat
- ditambahkan NH3 15M sampai basa- diaduk 2 menit- disentrifuge & didekantasi
Dekantat
- ditambahkan 4 tetes H2SO4 pekat- disentrifuge & didekantasi
Dekantat
- ditambahkan HNO3 3M 15 tetes- dididihkan perlahan 1 menit- disentrifuge & didekantasi
Endapan
- dicuci dengan 20 tetes larutan panas air dan NH4C2H3O2
Endapan
Endapan merah bata
- dimasukkan tabung reaksi 5 tetes- ditambahkan asam asetat 5M sampai tidak berwarna- ditambah (K4Fe(CN)6)

Praktikum Kimia Analitik I
2. Analisis Anion
Membuat larutan persiapan
Pembuktian ion sulfat (SO42-)
Analisis Kation & Anion Page 10
FiltratEndapan
-ditambahkan Na2CO3 jenuh-dipanaskan-disaring
Sampel
Endapan putih(adanya ion sulfat)
-ditambahkan HCl 6M sampai asam-dididihkan-ditambahkan larutan BaCl2
Filtrat

Praktikum Kimia Analitik I
VI. DATA PENGAMATAN
No.
Prosedur Percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi Kesimpulan
1. Analisis Anion Membuat larutan persiapan
Pembuktian ion sulfat (SO42-)
Sampel : kristal Biru muda + air : larutan bening
kebiruan + Na2CO3 jenuh : larutan
tetap biru dipanaskan : larutan jadi
tidak berwarna dan endapan hitam (CuCO3)
Larutan tidak berwarna (NaSO4) + HCl : tidak berwarna
dipanaskan : kuning (+) ditambah BaCl2 : terbentuk
endapan putih (BaSO4)
CuSO4+Na2CO3→ CuCO3 (s )+2 NaSO4 (aq )2 NaSO4 (aq )+BaCl2 ( l ) → BaSO4 (s )+2 NaCl (aq )
Dari analisis pada percobaan,di dapatkan bahwa analit mengandung anion sulfat (SO42-) yaitu adanya endapan putih (BaSO4)
Analisis Kation & Anion Page 11
Sampel
ditambahkan Na2CO3 jenuhdipanaskandisaring
Endapan Filtrat
Filtrat
ditambahkan HCl 6M sampai asamdididihkanditambahkan larutan BaCl2
Endapan putih(adanya ion sulfat)

Praktikum Kimia Analitik I
2. Analisis Kation Larutan berwarna biru setelah ditambah air tetap berwarna biru
ditambah HCl 6M larutan tetap berwarna biru tidak terbentuk endapan
CuSO4 (s )+ H2O →CuSO4(l) Dari analisis pada percobaan,di dapatkan bahwa analit mengandung kation Cu2+ yang dibuktikan dengan adanya endapan berwarna merah bata dari [Cu2Fe(CN)6]
Analisis Kation & Anion Page 12
5 tetes sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksiditambahkan 5 tetes airditambahkan 2 tetes larutan HCl 6Mdiaduk rata dengan spatulazat yang menempel di dinding disentrifuge
supernatan endapan
ditambahkan beberapa tetes larutan HCl 6M sampai tidak terbentuk endapanendapan sempurna, disentrifugedidekantasi
Dekantat A endapan

Praktikum Kimia Analitik I
ditambahkan hydrogen peroksida : warna tidak berubah
residu ditambahkan NH3C2H3O2 : terdapat endapan kehitaman CuS
Cu+4 NH 3 C2 H3O2 →(Cu(NH¿¿3)4)2+¿+ 4 CH3 COOH ¿¿
(Cu(NH ¿¿3)4)2+¿+4 CH3 COOH +( NH¿¿ 4)2 S → CuS ( s)+4 NH 4+2 NH3+ 4 CH3 COOH ¿¿¿
Analisis Kation & Anion Page 13
Dekantat A
diambil 4 tetesditambahkan 6 tetes H2O2 3%ditambahkan 2 tetes HCl 2Mdididihkan hingga volume 1-2 tetesdibiarkan dinginditambahkan 6 tetes HCl 6Mdididihkan
Residu
ditambahkan 4 tetes HCl 2M, diadukdipanaskanditambahkan 1 tetes ammonium asetatditambahkan 2 tetes ammonium sulfidedisentrifugeditambahkan airdisentrifuge & didekantasi
Endapan

Praktikum Kimia Analitik I
Endapan dicuci dengan air panas
Endapan larut ketika di tambah asam nitrat, terbentuk endapan putih belerang
3CuS ↓+8 H+¿+ 2NO3 → 3 Cu2+¿+3 Cu+2 S ↓+2NO ↑+4 H 2O ¿¿
Cu2+¿+H 2 SO4 →Cu2+¿+SO4
2−¿+SO2+2H 2O ¿¿ ¿
Cu2+¿+NH3 →¿ ¿¿
Analisis Kation & Anion Page 14
Endapan
dicuci dengan 20 tetes larutan panas air dan NH4C2H3O2
Endapan
ditambahkan HNO3 3M 15 tetesdididihkan perlahan 1 menitdisentrifuge & didekantasi
Dekantat
ditambahkan 4 tetes H2SO4 pekatdisentrifuge & didekantasi
Dekantat
ditambahkan NH3 15M sampai basadiaduk 2 menitdisentrifuge & didekantasi
Dekantat

Praktikum Kimia Analitik I
¿¿2Cu2+¿+( K¿¿ 4 Fe(CN )6)→(Cu¿¿2 Fe(CN )6)+4 CH 3 COOK +4 NH4
+¿¿ ¿¿¿
Analisis Kation & Anion Page 15
dimasukkan tabung reaksi 5 tetesditambahkan asam asetat 5M sampai tidak berwarnaditambah (K4Fe(CN)6)
Dekantat
Endapan merah bata

Praktikum Kimia Analitik I
VII. DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yang bertujuan untuk menganalisis adanya kation dan anion
dalam suatu analit/sampel yang diberikan, maka dilakukan terlebih dahulu analisis terhadap
anion.
Pada uji anion SO42- hasil dugaan sementara dari organoleptik CuSO4.XH2O
dalam sampel B14 (kristal biru nyala). Pertama dilakukan pembuatan larutan persiapan
yaitu kristal sampel diambil sedikit menggunakan spatula lalu dipanaskan dengan
penambahan larutan Na2CO3 jenuh untuk melarutkan endapan, pemanasan dengan natrium
karbonat sendiri dilakukan untuk menjauhkan anion-anion dari logam-logam berat.
Sehingga setelah itu akan terjadi penguraian berganda dengan menghasilkan karbonat –
karbonat yang tak larut dari logam – logamnya. Kemudian endapan yang terjadi disaring.
Filtrat yang didapatkan diambil, ditambahkan HCl 6 M sampai asam. Untuk mengetahui
apakah larutan tersebut telah asam maka digunakan tes menggunakan kertas lakmus biru.
Fungsi HCl 6 M disini adalah untuk membentuk suasana asam dari larutan persiapan.
Campuran larutan tersebut lalu dididihkan selama 1-2 menit dan ditambah lagi dengan
BaCl2 untuk membentuk endapan Ba2+ dari BaCl2. Endapan BaSO4 akan terbentuk
perlahan di dasar tabung reaksi. Hal tersebut yang membuktikan adanya ion sulfat (SO42-).
Persamaan reaksinya yaitu :
Cd 2+¿+S2−¿→CdS (s ) ¿¿
Ba2+¿+SO42−¿→ BaSO4 (s )¿¿
Pada uji kation Cu2+, hasil dugaan sementara dari organoleptik CuSO4.XH2O
dalam sampel B14 (kristal biru nyala). Dasar pemisahan Cu yang merupakan subgolongan
tembaga dari kation subgolongan arsen (As, Sb, Sn) adalah sulfida subgolongan arsen
melarut dalam (NH4)2Sx (amonium polisulfida), sedangkan sulfida subgolongan tembaga
tidak melarut.
Pertama adalah pembuatan larutan persiapan, kristal sampel diambil sedikit
menggunakan spatula dan dimasukkan dalam tabung reaksi pyrex 3 inci, dilarutkan dalam
aquades, diaduk dengan spatula hingga larut sempurna.
Analisis Kation & Anion Page 16

Praktikum Kimia Analitik I
Diambil sebanyak 5 tetes larutan persiapan, dimasukkan dalam tabung reaksi
pyrex 3 inci, ditambahkan 5 tetes air, ditambahkan lagi 2 tetes larutan HCl 6 M fungsinya
adalah untuk melarutkan analit lalu diaduk hingga rata dengan spatula. Jika ada zat yg
menempel dikaca maka disentrifugasi selama 2 menit.
Supernatan yang didapatkan kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan HCl
6M sampai tidak terbentuk endapan. Fungsi HCl 6 M disini adalah untuk memberikan
suasana asam atau untuk mengatur keasaman dari larutan persiapan tersebut dan
melarutkannya kembali. Jika endapan masih ada maka disentrifugasi lalu didekantasi.
Dekantat A yang didapat lalu dipindah ke dalam tabung reaksi pyrex 3 inci lain, diambil 4
tetes dan dimasukkan dalam tabung reaksi pyrex 3 inci lain. Ditambahkan 6 tetes H2O2
3% yng bertujuan untuk mengoksidasi Cu2+¿ →CuS¿, ditambahkan 6 tetes HCl 2M untuk
melarutkannya, didihkan hingga volume 1-2 tetes, dibiarkan dingin dan ditambah 6 tetes
HCl 6 M untuk membentuk suasana asam, dididihkan sampai terbentuk pasta (gel). Residu
yang didapat dipindah ke dalam tabung reaksi lain, dipanaskan sampai timbul buih,
ditambahkan 1 tetes NH4C2H3O2 1M dengan tujuan untuk menghilangkan pengotor pada
permukaan endapan. Setelah itu ditambahkan lagi 2 tetes (NH4)2S untuk mengendapkan
sulfida yang terbentuk. Setelah itu disentrifugasi. Supernatan yang didapatkan lalu dibilas
dinding tabung reaksinya dengan 5 tetes air. Disentrifugasi dan didekantasi lagi untuk
mendapatkan endapannya. Endapan yang ada dibilas dua kali dengan 10 tetes air panas
supaya melarut kembali.
Larutan yang didapatkan ditambahkan 10 tetes ammonium sulfida, fungsinya
adalah untuk membentuk supaya larutan tersebut mengendap. Kemudian diaduk hingga
homogen, dipanaskan di atas penangas air 3-4 menit. Disentrifugasi dan didekantasi.
Endapan yang didapat lalu dicuci dua kali dengan 20 tetes air panas dan NH4C2H3O2 1M
dengan tujuan untuk menghilangkan pengotor pada permukaan endapan pada perbandingan
1:1. Endapan yang sudah dibilas, ditambahkan 1 tetes HNO3 3M dengan tujuan untuk
melarutkan kembali endapan yang ada (PbS dan CuS yang larut akan melepaskan S2- yang
teroksidasi menjadi S(s) , lalu dididihkan perlahan selama 1 menit, disentrifugasi dan
didekantasi. Endapan yang masih terbentuk ditambahkan 6 tetes HCl 12M yang bertujuan
untuk memberikan suasana asam, ditambahkan 2 tetes HNO3 16M untuk melarutkan
Analisis Kation & Anion Page 17

Praktikum Kimia Analitik I
endapan yang masih terbentuk, dipanaskan dalam penangas air, ditambahkan 10 tetes air
panas untuk melarutkan endapan PbS dan CuS yang mungkin masih terbentuk, dididihkan
perlahan selama 1 menit, didinginkan, disentrifugasi dan didekantasi.
Dekantat ditambahkan 4 tetes H2SO4 pekat tujuannya adalah untuk
menghilangkan asam nitrat yang terbentuk, disentrifugasi, didekantasi.
Dekantat yang didapatkan lalu ditambahkan NH3 15 M tetes demi tetes sampai
basa. Dalam hal ini fungsi penambahan NH3 15 M adalah untuk membentuk suasana basa
dan membentuk ion kompleks dari Cu2+ dan Cd2+.
Cd 2+¿+4 NH 3 (aq )→ Cd(NH ¿¿3)2 +¿ ( tidakberwarna ) ¿¿ ¿
Cu2+¿+4 NH3 ( aq) →Cu(NH ¿¿3)42−¿( biru) ¿¿ ¿
Lalu diaduk 2 menit, disentrifugasi, didekantasi. Dekantat yang didapatkan
dimasukkan dalam tabung reaksi lain sebanyak 5 tetes, ditambahkan asam asetat 5 M untuk
uji penegasan sampai larutan jadi tidak berwarna. Penambahan asam asetat 5 M adalah
untuk uji penegasan/konfirmasi juga, kemudian ditambahkan K4Fe(CN)6, Ion kompleks
Cu(CN)42- lebih stabil dibandingkan ion Cd(CN)4
2-. Endapan merah [Cu2Fe(CN)6] yang
terbentuk menunjukkan adanya ion Cu2+.
VIII.KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Kation yang terdapat pada analit yaitu Cu2+
2. Anion yang terdapat pada analit yaitu SO42-
IX. TUGAS DAN JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi umum untuk masing-masing golongan!
(Golongan I : M +¿+Cl−¿ →MCl( s) putih¿ ¿ )
Jawab :
Golongan I : M +¿+Cl−¿ MCl (s )(putih) ¿¿
Analisis Kation & Anion Page 18

Praktikum Kimia Analitik I
Golongan II : M 2+¿+S 2−¿ MS ( s )¿ ¿
Warna endapannya tergantung masing-masing kationnya, yaitu HgS, Bi2S3,
CuS yang berwarna hitam, CdS, As2S3, SnS2 berwarna kuning, dan Sb2S3, Sb2S5
warna merah. Pengendapan dilakukan pada larutan dengan suasananya asam (H2S
yang mengandung HCl encer).
Golongan III A :
Warna endapan tergantung pada masing-masing kation, yakni Fe(OH)3,
Al(OH)3, yang berwarna putih, Cr(OH)3 warna abu-abu kehijauan.
Golongan III B :
Warna endapan tergantung pada masing-masing kation, yakni NiS, CoS,
warna hitam, MnS warna merah jambu, dan ZnS warna putih. Pengendapan terjadi
pada larutan yang suasananya basa (H2S yang mengandung larutan NH3 dan
NH4Cl).
Golangan IV : 2 M 2+¿+6 CO2+¿2 MCO 3(s )( putih)¿ ¿
Golongan V :
Pada golongan V, tidak ada reagensia umum, sehingga digunakan reaksi
khusus uji kering untuk mengidentifikasi ion-ionnya. Uji kering itu antara lain, uji
pipa tiup, uji pewarnaan, uji nyala dan lain sebagainya.
2. Mengapa oksidator yang digunakan dalam analisis kation secara system H2S adalah
H2O2 atau air brom, dan bukan HNO3?
Jawab:
Oksidator yang digunakan dalam analisis kation secara sistem H2S adalah H2O2
atau brom sebab H2O2 mudah menguap jika ditambahkan air sehingga didapatkan
endapan garam sulfida dari H2S. Dan bukan menggunakan oksidator HNO3 sebab
semua asam harus dihilangkan sehingga endapan garam sulfida tidak akan terbentuk,
karena gas H2S dialirkan dalam analit dalam suasana asam.
3. Bagaimana cara mengetahui bahwa H2S, H2O2, atau Br2 sudah tidak terdapat di dalam
larutan?
Jawab :
Untuk mengetahui H2S sudah tidak terdapat di dalam larutan, digunakan kertas Pb-
Asetat.
Analisis Kation & Anion Page 19

Praktikum Kimia Analitik I
Untuk mengetahui H2O2 sudah tidak terdapat di dalam larutan, caranya kertas saring
dicelupkan pada HCl, kemudian dihadapkan pada lubang selang yang disalurkan ke
H2O2. Jika pada kertas saring tidak ada noda hitam, maka H2O2 tidak ada.
Untuk mengetahui Br2 sudah tidak terdapat di dalam larutan, melalui cara larutan
diuapkan. Asap yang keluar diletakkan pada kertas kanji yang basah. Jika kertas
kanji basah menjadi merah jingga, maka Br2 masih ada, tapi jika berwarna jingga
maka Br2 sudah tidak ada.
4. Mengapa menentukan adanya kation NH4+ harus digunakan analitnya langsung?
Jawab :
Jika menggunakan Filtrat golongan I, II, III, atau IV yang sudah mengandung
ion NH4+ karena penambahkan pada pemisahan golongan sebelumnya, sehingga pada
larutan tersebut pasti mengandung ion NH4+ . Oleh karena itu, menentukan adanya
kation NH4+ harus digunakan analitnya langsung.
5. Bagaimana reaksinya secara umum pada pembuatan larutan persiapan untuk
menentukan adanya anion?
Jawab :
Reaksi secara umum pada pembuatan larutan persiapan untuk menentukan
adanya anion :
XY + Na2CO3 XCO3 + 2Na+ + Y-
6. Pengendapan garam sulfida pada analisis kation Golongan II dan Golongan IIIB
dilakukan pada suasana larutan yang berbeda. Jelaskan!
Jawab :
Pengendapan garam sulfida pada analisis kation golongan II dan golongan III B
dilakukan pada suasana larutan yang berbeda, sebab pada golongan II, pengendapan
garam sulfidanya dilakukan dalam suasana asam, yakni dalam H2S yang mengandung
HCl encer. Hal ini dikarenakan filtrat yang digunakan untuk mendapatkan endapan
garam sulfida tadi berasal dari filtrat golongan I yang masih mengandung HCl encer.
Pada golongan III B, pengendapan garam sulfidanya dilakukan dalam suasana basa
yaitu dalam H2S yang mengandung larutan NH3 dan NH4Cl. Hal ini karena filtrat yang
digunakan untuk mendapatkan endapan garam sulfidanya tadi berasal dari filtrat
golongan III A yang masih mengandung NH3 dan NH4Cl.
Analisis Kation & Anion Page 20

Praktikum Kimia Analitik I
7. Mengapa pada pengendapan Golongan IV harus dalam suasana basa?
Jawab :
Pengendapan golongan IV harus dalam suasana basa, sebab larutan amonia
dalam air, NH4OH, yang ditambahkan sebelum filtrat diletakkan pada penangas air
dapat mencegah hilangnya asam-asam yang mudah menguap sehingga akan dihasilkan
garam-garam karbonat yang berasal dari larutan amonium karbonat. Oleh sebab itu,
pengendapan golongan IV harus dalam suasana basa.
X. DAFTAR PUSTAKA
Ibnu, Sodik. Dkk. (2004). Kimia Analitik I . Malang : Universitas Negeri MalangHarjadi,
W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar (cetakan kedua). Jakarta : PT. Gramedia.
Setiono, L., Handyana, P. A. 1985. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro (cetakan pertama). Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Sorum, C. H., Lagowski, J. J. 1977. Introduction to Semimicro Qualitative Analysis (fifth
edition). New York : Prentice – Hall.
Svehla, G. 1979. Vogel’s Text Book of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis (fifth edition). London : Limited Group Ltd.
XI. LAMPIRAN
Analisis Kation & Anion Page 21
Larutan persiapan Kation Cu2+ Anion SO42-