analisis kation golonggan ii
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kimia analisaTRANSCRIPT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara
sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan
dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih
lanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium
karbonat.
Pada kelompok kation golongan II, reagensia yang dipakai adalah
hidrogen sulfida (gas atau larutan jenuh). Reaksi ini akan membentuk
endapan-endapan dengan berbagai warna. Setelah reaksi golongan dapat
terlihat, maka selanjutnya akan dilakukan pembahasan mengenai reaksi umum
dan reaksi spesifik dari kation-kation pada golongan II.
Ion-ion yang termasuk pada golongan II antara lain merkurium (II),
tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium
(V), timah (II) dan timah (III) (IV). Maka dari itu kami tertarik menulis
makalah ini untuk mengidentifikasi dan membahas reaksi golongan, reaksi
umum, dan reaksi spesifik dari kation golongan II dilihat dari segi literatur
yang ada dan terpercaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja ion yang termasuk kation golongan II.
2. Bagaimana reaksi golongan kation golongan II.
3. Bagaimana reaksi umum dan reaksi spesifik dari Merkurium (Hg), Bismut
(Bi), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Arsenik III dan V (As), Stibium III
dan V (Sb), Timah II dan IV (Sn), dan Timbel II.
1.3 Tujuan Makalah
1

1. Untuk mengetahui jenis-jenis ion yang termasuk kation golongan II serta
karakteristik masing-masing ion tersebut.
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada kation golongan II mulai dari
reaksi golongan, reaksi umum, dan reaksi spesifik.
3. Untuk mengetahui reagensia yang cocok untuk identifikasi kation
golongan II.
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Kation
Untuk menganalisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis.
Umumnya ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pemisahan dan identifikasi.
Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan
cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang
masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk
kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi
beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok
kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat
dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta
pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok.
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation-kation didefinisikan ke dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifatnya terhadap pereaksi. Dengan menggunakan
pereaksi- pereaksi tertentu secara sistematik, dapat ditetapkan ada atau tidaknya
kation-kation berdasarkan golongannya. Pereaksi-pereaksi yang sering digunakan
untuk klasifikasi kation berdasarkan golongan adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, amonium sulfida, serta amonium karbonat. Klasifikasi di atas didasarkan
pada kelarutan kation-kation masing-masing golongan pada pereaksi-pereaksi
yang digunakan.
2.2 Klasifikasi dan Analisis Kation Golongan II
Kation golongan II terdiri dari: Merkurium(II), Timbel(II), Bismut(III),
Tembaga(II), Kadmium(II), Arsenik(III), Arsenik(V), Stibium(III), Stibium(V),
Timah(II), dan Timah(IV).
Klasifikasi kation golongan kedua dibagi menjadi dua sub-golongan : 1)
sub-golongan tembaga dan 2) sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini
adalah dari kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Pada sub-
golongan tembaga, sulfidanya tidak larut dalam reagensia tembaga ini, sedangkan
pada sub-golongan arsenik, sulfidanya melarut dengan membentuk garam tio.
3

Yang termasuk sub-golongan tembaga adalah : Merkurium (II), Timbel
(II), Bismut (III), Tembaga (II), dan Kadmium (II). Meskipun bagian terbesar ion
timbel (II) diendapkan dalam asam klorida encer bersama ion-ion lain dari
golongan I, namun pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan oleh
kelarutan timbel (II) klorida yang relatif tinggi. Maka dalam pengerjaan analisis
sistematik, ion-ion timbel masih tetap akan ada, ketika kita bertugas
mengendapkan kation golongan kedua. Beberapa kation dari sub-golongan
tembaga, yaitu Merkurium, tembaga, dan kadmium cenderung membentuk
kompleks (ammonia, ion sianida, dan seterusnya).
Yang termasuk sub-golongan arsenik yaitu ion Arsenik (III), Arsenik
(V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), dan Timah (IV). Ion-ion ini
mempunyai sifat amfoter, yakni oksidanya membentuk garam baik dalam asam
maupun dalam basa.
Kation-kation golongan II diendapkan sebagai endapan sulfida dalam
suasana asam kuat. Dalam pengendapannya sulfida dengan mudah dipisahkan
menjadi dua golongan pada dasarnya CuS, Bi2S3, CdS, HgS dan PbS tidak larut
dalam larutan basa, akan tetapi SnS2 dan Sb2S3 memiliki kecendrungan
membentuk ion kompleks hidrokso yang larut, Sn(OH)62-dan Sb(OH)4-. Sulfida
dari tembaga, bismut, kadmium dan timbal larut dengan asam nitrat,sedangkan
HgS tidak. Selanjutnya larutan ini dibasakan dengan amonia dan membentuk
kompleks Cu(NH3)42+dan Cd(NH3)42+, sedangkan Bi3+, Pb2+mengendapsebagai
hidroksida dan garam basa. Dengan hadirnya Cu larutan berwarna biru dari
kompleks Cu(NH3)42+ dan ion logam direduksi oleh hidrosulfit menjadi logam
Cu,sedangkan kadmium diendapkan menjadi CdS yang berwarna kuning.Endapan
dari HgS larut dengan air raja. Kehadiran dari merkuri dapatdiidentifikasi dengan
mereaksikannya dengan logam tembaga dan larutan kalium iodida. Larutan yang
mengandung Sn(OH)62-dan Sb(OH)4-dalam suasana asam, akanmengendapkannya
sebagai sulfida dari SnS2 dan Sb2S3. Setelah dilarutkan dengan asam, sebahagian
dari larutan direduksi dengan logam Al menjadi Sn2+ danselanjutnya dengan
HgCl2 akan membentuk Hg dan Hg2Cl2.
4

Untuk menganalisis reaksi golongan kation, maka kita harus
mengidentifikasi terlebih dahulu kation tersebut dengan pereaksi golongan.
Berikut ini merupakan analisis reaksi golongan untuk kation golongan II :
A. Reagensia golongan : hydrogen sulfide (gas atau larutan-air jenuh)
B. Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna :
merkurium(II) sulfida, Hgs (hitam) ; timbel(II) sulfida, PbS (hitam) ;
tembaga(II) sulfida, CuS (hitam) ; kadmium sulfida, CdS (kuning) ;
bismut(III) sulfida, Bi2S3 (coklat) ; arsenik(III) sulfida, As2S3(kuning),
arsenik(V) sulfida (kuning) ; stibium(III) sulfida, Sb2S3 (jingga) ;
stibium(V) sulfida, Sb2S5(jingga) ; timah(II) sulfida, SnS (coklat) ; dan
timah (IV) sulfida, SnS2(kuning).
2.2.1 Merkurium (II), Hg2+¿( Ar : 200,59)¿
2.2.1.1 Karakteristik Merkurium
Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu
biasa, dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml-1 pada 25oC. Merkurium mudah
bereaksi dengan asam nitrat. Merkurium mudah menguap, Hg akan
memadat pada tekanan 7.640 atm.
Termasuk kedalam sub-golongantembaga
2.2.1.2 Reaksi Umum Merkurium
NoKation/
LarutanUjiPerlakuan Reaksi
Perubahan Menurut
Literatur
1Merkurium (II)
Hg2+¿ ¿
Ditambahkan
amonia2 Hg2+¿+N O3
−¿+4 N H 3+H2 O →HgO .Hg ( N H 2) N O3↓ +3 N H 4+¿¿¿ ¿
Terbentuk endapan putih
dengan komposisi
tercampur yang terdiri
dari merkurium (II)
oksida dan merkurium
(II) amidonitrat.
Ditambahkan
sedikit
Natrium
hidroksida
Hg2+¿+2 OH−¿→ HgO ↓+H 2O ¿¿ Terbentuk endapan
merah kecoklatan, jika
ditambahkan dalam
jumlah stoikiometri
5

endapan berubah menjadi
kuning terbentuk
merkurium (II) oksida.
Ditambahkan
Kaliumiodida
perlahan
Hg2+¿+2 I−¿→ Hg I2↓ ¿¿
Terbentuk endapan
merah merkurium (II)
iodide, melarut dalam
reagensia berlebih.
Ditambahkan
Kaliumsianid
a
-
Tidak menimbulkan
perubahan apa-apa
(perbedaan dari ion-ion
lain dari sub-golongan
tembaga)
Ditambahkan
Timah (II)
kloridadalam
jumlahsedan
g
2 Hg2+¿+Sn2+¿+2 Cl−¿→ Hg
2Cl
2↓+Sn
4+¿¿¿¿ ¿
Terbentuk endapan putih
dan seperti sutera,
merkurium (I) klorida
(kalomel)
Ujikering -
Semua senyawa
merkurium tak peduli
valensinya, membentuk
logam merkurium bila
dipanaskan dengan
natrium karbonat
anhidrat yang berlebih.
2.2.2 Bismut (III), Bi (Ar:208,98)
2.2.2.1 Karakteristik Bismut
Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, dan getas.
Titik leburnya 271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida disebabkan
oleh potensial standarnya (0,2 V), tetapi melarut dalam asam pengoksid
seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat panas.
2.2.2.2 Reaksi Umum Bismut
6

No Kation/
Laruta
n Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan
Menurut
Literatur
Pembahasan
1. Bi 1. A)
Ditambahkan
HNO₃ pekat
2Bi + 8HNO3
à 2Bi⁺3 +
6NO₃⁻ +
2NO↑ + 4H₂O
Bismut larut dalam
Asam nitrat pekat
Bismut dapat larut
dalan asam nitrat yang
pekat dan tidak
terbentuk endapan
B) Ditambahkan
air raja
Bi + 3HCL +
HNO₃ à
Bi⁺3 + 3Cl⁻ +
NO↑ +2H₂O
Bismut larut dalam
air raja
Bismut dapat larut
dalan air raja dan
tidak terbentuk
endapan
C) Ditambah
H₂S0₄ pekat,
panas
2Bi + 6
H2SO4→
2Bi⁺3
+3SO₄⁻2 +
3SO₂↑ +
6H₂O
Bismut larut dalam
asam sulfat pekat
Bismut dapat larut
dalan asam sulfat
yang pekat dan panas
dan tidak terbentuk
endapan
2. A)
Ditambahkan
H₂S
2Bi⁺3 +
3H₂SA à
Bi₂S₃↓ + 6H⁺
Terbentuk endapan
hitam bismut
sulfida
Endapan yang
berwarna hitam
tersebut adalah
Bismut Sulfida
B) Diberikan
HNO₃ encer
panas
Bi₂S₃↓ + 8H⁺
+ 2NO₃⁻ à
2Bi⁺3 + 3S↓ +
2NO↑ + 4H₂O
Terbentuk endapan
belerang berwarna
putih
Endapan berwarna
putih tersebut adalah
Belerang
3. A)
Ditambahkan
NaOH
BI 3 + 3OH⁺ ⁻
à Bi(OH)₃↓
Terbentuk endapan
putih bismut (III)
hidroksida
Endapan berwarna
putih yang terbentuk
adalah Bismut(III)
Hidroksida
B) Endapan Bi(OH)₃↓ + Endapan larut Endapan Bi(OH)₃
7

ditambah asam 3H ⁺ à Bi 3⁺
+ 3H₂O
dalam asam akan terlarut dalam
asam
C) Endapan
didihkan
Bi(OH)₃↓ à
BiO.OH↓
+H₂O
Endapan
kehilangan air dan
menjadi puth
kekuningan
Ketika didihkan lebih
lama, endapan
Bi(OH)₃ kehilangan
air dan menjadi putih
kekuningan
4. A) Ditambah
KI tetes demi
tetes
Bi⁺3 +3I⁻ à
BiI₃↓
Terbentuk endapan
hitam, bismut(III)
iodida
Endapan Hitam yang
terbentuk adalah
Bismut(III) Iodida
B) Dalam
reagensia
berlebihan
BiI₃↓ + I⁻ ↔
[BiI₄]⁻
Terbentuk ion
tetraiodobismutat
berwarna jingga
Dalam reagensi
berlebih endapan BiI₃
akan membentuk ion
tetraiodobismutat
yang berwarna jingga
C) Bila
diencerkan
dengan air
BiI₃ ↓ + H₂O
à BiO↓ +
2H⁺ + 2I⁻
Pembentukan
bismutil iodida
menjadi warna
jingga
Bila memanaskan
endapan BiI₃ dengan
air akan berubah
menjadi jingga
5. Ditambah
KCN
Bi⁺3 +3H₂O +
3CN⁻ à
Bi(OH)₃↓ +
3HCN↑
Terbentuk endapan
putih, bismut
hidroksida
Endapan berwarna
putih yang terbentuk
adalah Bismut
Hidroksida
2.2.3 Tembaga (II), Cu (Ar: 63,54)
2.2.3.1 Karakteristik Tembaga
Tembaga merupakan logam yang berwarna merah-muda, yang
bersifat lunak sehingga dapat ditempa dan liat. Tembaga melebur pada
suhu 1038°C. Tembaga memiliki potensial elektrode standar positif yang
menyebabkan tembaga tak larut dalam asam klorida dan sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen tembaga dapat larut namun hanya
8

sedikit saja. Tembaga dapat larut dengan mudah dalam asam nitrat yang
sedang pekatnya, dalam asam sulfat dan juga dalam air raja.
Garam-garam tembaga (II) pada umumnya berwarna biru, baik
dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air , warna ini benar-
benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu(H2O)4]2+ saja.
2.2.3.2 Reaksi Umum Tembaga
No
Kation/
Larutan
Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan Menurut Literatur
1Tembaga
(Cu)
1. A.)
Ditambahkan HNO3
pekat 8M
3Cu + 8 HNO3 3Cu+2 +
2NO + 6 NO3- + 4 H2O
Tembaga larut dalam Asam
Nitrat
Pekat
B.) Ditambahkan
H2SO4 pekat
Cu + 2H2SO4 Cu2+ +
SO42- + SO2 + 2H2O
Tembaga larut dalam Asam
Sulfat pekat
C.) Ditambahkan air
raja
3Cu + 6HCl + 2HNO3
3Cu2 + 6Cl- + 2NO + 4H2O
Tembaga mudah larut dalam air
raja
2. A.) Ditambahkan
Hidrogen Sulfida
Cu2+ + H2S CuS +
2H+ 4
Terbentuk endapan berwarna
hitam, yaitu Tembaga (II)
Sulfida
B.) Endapan
ditambahkan HNO3
pekat, panas
3CuS + 8HNO3 3Cu2+
+ 6NO3- + 3S + 2NO +
2H2O
Terbentuk endapan putih, yaitu
belerang
C.) Dididihkan lebih
lama
S + 2HNO3 2H+ +
SO42- + 2NO
Larutan menjadi jernih dan
berwarna biru
3. A.) Ditambah
larutan NH3 dengan
jumlah sangat
sedikit
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 +
2H2O
Cu(OH)2 . CuSO4 +
2NH4+
Terbentuk endapan biru,yaitu
Tembaga Sulfat Basa
B.) Jika Tambahan
Reagen
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3
2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- +
Terbentuknya ion kompleks
tetraaminokuprat (II) dan warna
9

berlebihan 2OH- berubah menjadi biru tua
4. A.) Ditambah NaOH
dalam larutan dingin
dengan reagensia
berlebihan
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Terbentuk endapan biru, yaitu
Tembaga (II) Hidroksida
B.) Endapan
dipanaskan
Cu(OH)2 CuO +
H2O
Endapan diubah menjadi
Tembaga (II) Oksida hitam
5. A.) Ditambahkan
KI
2Cu2+ +5I- 2CuI + I3- Terbentuk endapan putih, yaitu
Tembaga (I) Iodida, dan
larutannya berwarna coklat tua
B.) Endapan
ditambah Natrium
Tiosulfat berlebih
I3- + 2S2O32- 3I- +
S4O62-
Ion tri-iodida direduksi menjadi
ion iodida tak berwarna, warna
putih pada endapan terlihat
6. A.) Ditambahkan
KCN sedikit demi
sedikit
Cu2+ + 2CN- Cu(CN)2
Terurai dengan cepat
menjadi
2Cu(CN)2 2CuCN
+ (CN)2
Terbentuk endapan kuning, yaitu
Tembaga (II) Sianida, dan cepat
terurai menjadi Tembaga (I)
Sianida putih dan Sianogen
B.) Dalam reagensia
berlebihan
CuCN +3CN-
[Cu(CN)4]3-
CuCN terlarut dalam reagensia
berlebih, dan membentuk
kompleks tetrasianokuprat (I)
yang tak berwarna
10

7. A.) Ditambahkan
Kalium
Heksasianoferat (II)
2Cu2+ + [Fe(CN)6]4-
Cu2[Fe(CN)6] Terbentuk endapan cokelat-
kemerahan, yaitu Tembaga
Heksasianoferat (II)
B.) Endapan
ditambah NH3
Cu2+[Fe(CN)6] + 8NH3
2[Cu(NH3)4]2- + [Fe(CN)6]4-
Endapan larut dalam amonia,
dan terbentuk ion tembaga
tetraamina
C.) Ditambah NaOHCu[Fe(CN)6] + 4OH-
2Cu(OH)2 + Fe (CN)6]4-
Terbentuk endapan Tembaga (II)
Hidroksida berwarna biru
8. A.) Ditambahkan
Kalium tiosianat
Cu2+ + 2SCN-
Cu(SCN)2
Terbentuk endapan hitam yaitu
Tembaga (II) Tiosianat
B.) Endapan terurai
2Cu(SCN)2
2CuSCN + (SCN)2
Endapan terurai perlahan-lahan
membentuk Tembaga (I)
Tiosianat putih, dan Tiosianogen
C.) Endapan
ditambah SO2
2Cu(SCN)2 + SO2 + H2O
2CuSCN + 2SCN + SO42- +
4H+
Tembaga (II) Tiosianat diubah
menjadi Tembaga (I) Tiosianat
9. Fe dicelupkan dalam
larutan garam
tembaga
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu Terbentuk endapan berwarna
merah dari reaksi besi dengan
garam tembaga
2.2.4 Kadmium (II), Cd (Ar: 112,40)
2.2.4.1 Karakteristik Kadmium (II)
Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan
liat. Kadmium melebur pada suhu 321oC . Kadmium melarut dengan lambat
dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen (disebabkan potensial
elektrodenya yang negatif), berikut reaksinya :
Cd+ 2H+ Cd2+ + H2
11

Kadmium membentuk ion bivalen yang tak berwarna. Kadmium
klorida, nitrat dan sulfat larut dalam air; sulfidanya tidak larut dan
berwarna kuning khas.
2.2.4.2 Reaksi Umum Kadmium
No. Kation / Larutan
Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan Menurut
Literatur
1. Kadmium (II) 1. Ditambah H2S
sampai terbentuk
Endapan
Cd2+ + H2S CdS +2H+ Terbentuk endapan
kuning,Kadmium Sulfida
2.A)Ditambah
Larutan Amonia
tetes demi tetes
sampai terbentuk
endapan
Cd2+ + 2NH3 + 2H2O
Cd(OH)2 +2NH+4
Terbentuk endapan
Putih,Kadmium(II)
Hidroksida
2.B)Ditambah
Larutan Amonia
berlebih
Cd(OH)2 +4NH+3 [Cd(NH3)4]2+
+ 2OH-
Reagensia yang
berlebihan melarutkan
endapan, terbentuknya
tetraaminakadmium(II),
kompleks ini tak
berwarna
3. Ditambah
Natrium hidroksida
sampai terbentuk
endapan
Cd2+ + 2OH- Cd(OH)2 Terbentuk endapan putih,
Kadmium (II) hidroksida
4.A). Ditambah
Kalium
Sianida(RACUN)
Cd2+ + 2CN- Cd(CN)2 Terbentuk endapan putih,
Kadmium sianida
4.B). Ditambah
Kalium sianida
berlebih
Cd(CN)2+ 2CN- [Cd(CN)4]2- Reagensia yang
berlebihan melarutkan
endapan, terbentuknya
ion tetrasianokadmiat
12

(II), kompleks ini tak
berwarna
4.C) Dialirkan gas
hidrogen sulfida
[Cd(CN)4]2-+ H2S CdS +2H+ +
4CN-
Terbentuknya endapan,
Kadmium tetrasianato
2.2.5 Arsenik (III)
2.2.5.1 Karakteristik Arsenik, As (Ar=74,92)
Organoleptis :
Warna = Abu-abu seperti baja dan mengkilap
Bau = Bila dipanaskan akan timbul bau seperti bawang putih
Bentuk = Cair
2.2.5.2 Reaksi Umum Arsenik (III)
No Kation/Larutan
Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan Menurut
Literatur
1 Arsenik (As) 1.A)
Diberikan
HNO3 encer
As + 4H+ + NO3-→ As3+ +
NO + 2H2O
Ditambahkan NH3 encer
maka membentuk ion
arsenit
B)
Diberikan
HNO3 pekat
3As + 5HNO3 (pekat) +
H2O →3AsO4 3-+ 5NO +
9H+
Ditambahkan HNO3 pkeat
maka membentuk arsenat
C)
Diberikan
Air Raja atau
Larutan
Natrium
Hipoklorit
2As + 50Cl- +3H2O →
2AsO4 3- +5Cl-+ 6H+
Ditambahkan larutan
Natrium Hipoklorit maka
membentuk arsenat
13

2.A)
Dialirkan gas
H2S
2As3+ +3H2S → As2S3 +
6H+
Endapan kuning yang
terbentuk adalah perak
klorida
B)
Diberikan
HNO3 panas
3As2S3 + 26HNO3 + 8H2O
→ 6AsO43- +9SO4
2- +42H+
+26NO↑
Endapan perak klorida
dalam asam nitrat panas
dapat makin larut
C)
Diberikan
Amonium
Sulfida
As2S3 + 4S22- →2AsS4
3- Endapat terlarut dan
membentuk ion tioarsenat
2AsS43-
3. Diberikan
AgNO3
AsO33- + 3Ag+ +Ag3SO3↓ Terbentuk endapan kuning
Perak arsenit
4. Diberikan
KI
AsO33- + I3
- + H2O → AsO43-
+ 3I- +2H+
Ion arsenit teroksidasi
hingga kehilangan warna
5. Diberikan
SnCl2 dan
HCl pekat
2As3+ +3Sn2+ → 2As↓ +
3Sn4+
Larutan menjadi coklat tua
dan kemudian menjadi
hitam, disebabkan oleh
memisahnya arsenik
2.2.6 Arsenik (V)
2.2.6.1 Reaksi Umum Arsenik (V)
No Kation/Larutan
Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan Menurut
Literatur
1 Arsenik V
(As)
1.A)
Ditambah
dengan
Hidrogen
Sulfida
As2O43- + H2S à AsO3
3- +
S +H2O
Akan terbentuk endapan
As2S3
B)
Ditambah
AsO43- + 3Ag+ à Ag3AsO4 Akan terbentuk endapan
14

Larutan
Perak Nitrat
Ag2AsO4
C)
Campuran
magnesia
AsO43- + Mg2+ + NH4+ à
MgNH4AsO4’
Akan terbentuk endapan
Mg(NH4)AsO4.6H2O
D) Larutan
amonium
molibdat
AsO43- + 12MoO42-+
3NH4+ + 24H+
à(NH4)3AsMo12O40 +
12H2O
Akan terbentuk endapan
(NH4)3AsMo12O40
2.2.7 Stibium III, Sb (Ar: 121,75)
2.2.7.1 Karakteristik Stibium
Stibium adalah logam putih keperakan yang mengkilap,
stibium melebur pada suhu 630°C, dan tidak larut dalam asam
klorida, dan asam sulfat encer. Sedangkan dalam asam sulfat yang
pekat dan panas stibium melarut perlahan-lahan dengan membentuk
ion stibium (III) sama halnya dalam air raja, stibium juga larut dan
membetuk ion stibium (III)
Senyawa-senyawa stibium (III) mudah dilarutkan dalam asam,
pada mana ion Sb3+ adalah yang stabil. Jika larutan dijadikan basa
atau konsentrasi ion hidrogen dikurangi dengan pengenceran,
terjadilah hidrolisis pada mana ion-ion antimonil, SbO+ terbentuk.
2.2.7.2 Reaksi Umum Stibium (III)
NoKation/
Larutan UjiPerlakuan Reaksi
Perubahan Menurut
Literatur
1. Stibium, Sb 1. Ditambahkan asam 2Sb + 3H2SO4 + 6H+ Stibium larut dalam
15

(III)sulfat pekat yang
panas 2Sb3+ + 3SO2 + 6H2O
asam sulfat pekat dan
panas secara perlahan-
lahan dengan
membentuk ion
stibium (III)
2. Ditambahkan air
raja
Sb + HNO3 3 HCl
Sb3+ + 3Cl- + NO + 2H2O
Air raja melarutkan
stibium
3. a) Ditambahkan
Hidrogen Sulfida
Sb3+ + 3H2S Sb2S3 +
6H+
Terbentuk endapan
merah jingga, yaitu
stibium trisulfida
b) Endapan
ditambhkan asama
klorida pekat dan
panas
Sb2+S3 + 6HCl
2Sb3+ + 6Cl- + 3H2SEndapan larut dalam
asam klorida pekat
dan panas
c) Endapan larut
dalam amonium
polisulfida
Sb2S3 + 4S22- 2SbS4
3-
+ S32-
Endapan larut dalam
amonium polisulfida
d) Endapan larut
dalam larutan
hidroksida alkali
2 Sb2S3 + 4OH-
SbO2- + 3 SbS2
- + 2H2O
Endapan larut dalam
larutan hidroksida
alkali dan membentuk
antimonit dan
tioantimonit
4. Ditambahkan
larutan natrium
hidroksida atau
amonia
2Sb3+ + 6OH-
Sb2O3 + 3H2O
Dilarutkan dalam basa alkali
yang pekat
Sb2O3 + 2OH-
2SbO2- + H2O
Terbentuk endapan
putih yaitu stibium
(III) oksida
terdehidrasi Sb2O-
3.xH2O
5. Ditambahkan
Zink
2Sb3+ + 3Zn 2Sb +
3Zn2+
Terbentuk endapan
hitam
6. Direaksikan
dengan kawat besi
2Sb3+ + 3Fe 2Sb
+ 3Fe2+
Terbentuk endapan
hitam
16

7. Ditambhakan
dengan larutan
kalium iodida
Sb3+ + 6I- [SbI6]3-
Larutan berwarna
merah
2.2.8 Stibium (V)
2.2.8.1 Reaksi Umum Stibium (V)
a) Ion stibium (V) diturunkan dari oksida amfoter Sb2O5
b) Dalam asam, oksida ini melarut dengan membentuk kation stibium (V)
Sb2O5 + 10H+ 2Sb5+ + 5H2O Jadi dalam larutan asam, yang
terdapat adalah ion Sb5+
c) Dalam alkali-alkali, ion antimonat SbO43- yang terbentuk :
Sb2O5 + 3OH- 2SbO43- + 3H+ , jadi dalam suasana basa, yang
terdapat dalam larutan adalah SbO43-
d) Pembentukan Sb2O5 dengan alkali dapat dilukiskan dengan reaksi :
Sb2O5 + 2OH- + 5H2O 2[Sb(OH)6]- . untuk mempelajari reaksi-reaksi
ini, suatu larutan kalium heksahidroksoantimonat K[Sb(OH)6] 0,2 M dapat
dipakai. Dan sebagai alternative, boleh dilarutkan stibium pentaoksida
Sb2O5 dalam larutan HCL pekat.
17

18
No Kation/
Larutan
Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan
Menurut
Literatur
1. STIBIUM
(V)
(Sb5+)
1. a) Dalam larutan
asam
Sb2O5 + 10H+ 2Sb5++
5H2O
oksida ini melarut
dengan membentuk
kation stibium (V)
b) Dalam
larutan basa
Sb2O5 + 3OH- 2SbO43- +
3H+
Stibium melarut
menghasilkan ion
antimonat SbO43-
yang terbentuk
c) Direaksikan
dengan alkali
Sb2O5 + 2OH- + 5H2O
2[Sb(OH)6]-
Stibium melarut
menghasilkan
2[Sb(OH)6]-
2. a) Dengan
ditambahkan
H2S (Hidrogen
Sulfida)
2Sb5+ + 5H2S Sb2S5 + 10H+
menghasilkan
endapan merah-jingga
stibium pentasulfida,
Sb2S5, dalam larutan
yang sedang
asamnya.
b) Ditambah
larutan
amonium
sulfida
Sb2S5 + 3S2- 2SbS43- menghasilkan
tioantimonat
d) Ditambah
larutan
Hidoksida
Alkali
Sb2S5 + 6OH- SbSO33-
+ SbS43- + 3H2O
Endapan larut
e) Garam-tio
terurai oleh
asam
2SbS43- + 6H+ Sb2S5 +
3H2S
Menghasilkan
endapan stibium
pentasulfida

2.2.9 Timah (II), Sn (Ar: 118,69)
2.2.9.1 Karakteristik Timah (II)
19
3. a) Ditambahkan
air
S Sb5+ + 4H2O H3SbO4 +
5H+
Menghasilkan
endapan H3SbO4
(asam antimonat)
b)Endapan
dilarutkan
dalam asam
H3SbO4 + 5H+ Sb5+ +
4H2O
Endapan melarut
c)Endapan
dilarutkan
dalam basa-
basa alkali
H3SbO4 + 3OH-
SbO43- + 3H2O
Endapan melarut
4. a) Ditambahkan
Larutan KI
(kalium Iodida)
Sb Sb5+ + 2I- Sb3+ + I2 Membuat iod terpisah,
dan bila ion Sb5+
berlebih, maka -
kristal iod akan
memisah dan
mengapung di atas
permukaan larutan.
b) Ditambahkan
reagen berlebihan
S Sb5+ + 9I- [SbI6]3- + I3- Io Ion-ion tri-iodida
coklat, yang menapis
warna kuning dari
ion
heksaiodoantimonat
(III)
5. a) Ditambahkan
zink
2Sb5+ + 5Zn 2Sb +
5Zn2+
akan terbentuk
endapan hitam
stibium
b) Ditambahkan
dengan timah
2Sb5+ + 5Sn 2Sb +
5Sn2+
akan terbentuk
endapan hitam
stibium

Timah adalah logam putih perak yang dapat ditempa dan liat pada
suhu biasa. Tetapi, pada suhu rendah timah dapat menjadi getas karena
berubah menjadi suhu modifikasi alotropi yang berlainan. Timah meleleh
pada 231.8oC.
2.2.9.2 Reaksi Umum Timah (II)
No
.
Kation /
Larutan Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan Menurut
Literatur
1. Timah (II) 1.A) Di tambah
hidrogen sulfida
Sn2+ + H2S SnS +
2H+
Terbentuk endapan coklat,
timah (II) sulfida
B). Endapan di
tambah HCl pekat
SnS + 2HCl
SnCl2 + H2S
Endapan larut dalam HCl
C). Endapan di
tambah (NH4)2Sx
SnS + S2- SnS32- Endapan larut dalam
(NH4)2Sx
2.A) Di tambah
larutan natrium
hidroksida
Sn2++ 2 OH-
Sn(OH)2
Terbentuk endapan putih,
timah (II) hidroksida
B). Endapan di
tambah NaOH
berlebih
Sn(OH)2 + 2 OH-
[Sn(OH)4]2-
Endapan larut dalam alkali
berlebih
3.A). di tambah
larutan merkuri
Sn2+ + Hg2Cl2
Hg2Cl2 + Sn4+ +
2Cl-
Terbentuk endapan putih
merkurium(I) klorida
B). Jika ion timah
(II) berlebih
Sn2+ + Hg2Cl2
2Hg + Sn4+ + 2Cl-
Terbentuk endapan logam
merkurim berwarna abu-
abu, terutama dengan
pemanasan, karena
terinduksi lebih lanjut
menjadi logam merkurium.
4.A). ditambah
dengan larutan
bismut nitrat dan
natrium hidroksida
3[Sn(OH)4]2- +
2Bi(OH)3 2Bi +
3[Sn(OH)6]2-
Terbentuk endapan
berwarna hitam. Natrium
hidroksida bereaksi dengan
ion bismut (III), lalu bismut
20

(III) hidroksida direduksi
oleh ion
tetrahidroksostanat(II), dan
terbentuk logam bismut dan
ion heksahidrosostanat
2.2.10 Timah (IV)
2.2.10.1 Reaksi Umum Timah (IV)
No. Kation /
Larutan Uji
Perlakuan Reaksi Perubahan Menurut
Literatur
1. Timah (IV) 1.A). Ditambah
hidrogen sulfida
Sn4+ + 2 H2S SnS2
+ 4H+
Terbentuk endapan kuning,
Timah (IV) sulfida(SnS2)
B). Endapan di
tambah HCl pekat
SnS2 +4HCl
2SnCl2 + 2H2S
Endapan larut dalam HCl
2.A). Ditambah
larutan natrium
hidroksida
Sn4+ (aq) + 4OH-
(aq) Sn(OH)4
Terbentuk endapan putih
seperti gelatin, timah (IV)
hidroksida
B). Endapan
ditambah dengan
natrium hidroksida
berlebih
Sn(OH)4 + 2 OH-
[Sn(OH)6]2-
Endapan [Sn(OH)4] dapat
larut dalam NaOH berlebih
dengan membentuk
heksahidroksostanat (IV)
3.A). Ditambah
larutan merkuri (II)
klorida
Sn4+ +2 Hg2Cl2
2Hg2Cl2 + Sn6+ +
4Cl-
Tidak terbentuk endapan
(perbedaan dengan Timah
(II))
4.A). Ditambah
logam besi
Sn4+ + Fe Fe2+ +
Sn2+
Tidak terbentuk endapan,
melaikan Fe mereduksi ion
Timah (IV) menjadi Timah
(II)
2.2.11 Timbel (II), Pb (Ar: 207.19)
2.2.11.1 Karakteristik Timbel
21

Timbel adalah Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis
logam berat yang sering juga disebut dengan istilah timah hitam.
Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk,
memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk
melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal adalah
logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat dan
memiliki bilangan oksidasi +2 (Sunarya, 2007).
Timbal mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom
207,20. Titik leleh timbal adalah 1740 0C dan memiliki massa
jenis 11,34 g/cm3 (Widowati, 2008). Palar (1994)
mengungkapkan bahwa logam Pb pada suhu 500-600 0C dapat
menguap dan membentuk oksigen di udara dalam bentuk timbal
oksida (PbO).
2.2.11.2 Reaksi Umum Timbel
No Perlakuan Reaksi Perubahan
Menurut Literatur
Pembahasan
1 Hydrogen sulfide P Pb2+ + S2 → PbS
+2H+
Terbentuk endapan
hitam
Kation timbal (II
jika
direaksikan
dengan
hydrogen
sulfide dengan
suasana asam
akan terbentuk
endapan hitam
timbal PbS.
2 Natrium
hidroksida
P Pb2+ + 2OH →
Pb(OH)2
Terbentuk endapan
putih
Terbentuk
endapan putih
Pb(OH)2
3 Asam sulfat Pb2+ + SO42- → Terbentuk endapan Kation timbale
22

PbSO4 berwarna putih jika
ditambahkan
asam sulfat akan
terjadi reaksi
yang
menyebabkan
terjadinya
endapan
berwarna putih
yang berupa
PbSO4
4 Natrium karbonat Pb2+ + 2CO32- +H2O
→Pb(OH)2
+PB(CO3)2 + CO2
Terbentuk endapan
putih
Terbentuk
endapan putih
yaitu campuran
antara timbale
kromat dan
timbale
hidroksida
2.3 Tabel Reaksi Spesifik Kation Golongan II
2.3.1 Reaksi Spesifik Kation Golongan II Sub GolonganTembaga
REAGENSIA
KATION (SUB GOLONGAN TEMBAGA)
MERKURIUM
(II)
BISMUT
(III)
TEMBAGA
(II)
KADMIUM
(II)
H2S Hitam Coklat Hitam Kuning
NaOH MerahKecoklatan Putih Biru Putih
KIMerah Hitam Putih Tidak Ada
Endapan
23

KCN TidakBereaksi Putih Kuning Putih
NH3 Putih Putih Biru Putih
2.3.2 Reaksi Spesifik Kation Golongan II Sub GolonganArsenik
REAGEN
KATION (SUB GOLONGAN ARSENIK)
ARSENI
K (III)
As3+¿ ¿
ARSENIK
(V)
As5+¿ ¿
STIBIUM
(II)
Sb3+¿ ¿
STIBIUM (V)
Sb5+¿ ¿
TIMAH
(II)
Sn2+¿ ¿
H2S Kuning Kuning Jingga Jingga Coklat
AgNO3Kuning MerahKecokl
atan- -
Zat Padat
Putih
KIWarnaArs
enHilang
Ungu Merah Kristal
(Mengapung)
Kuning
BAB III
PENUTUP
24

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami paparkan, maka kami menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1) Analisis kation memerlukanpendekatan yang sistematisAnalisiskation.
Umumnyainidilakukandenganduacara, yaitupemisahandanidentifikasi.
Pemisahandilakukandengancaramengendapkansuatukelompokkationda
rilarutannya. Kelompokkation yang
mengendapdipisahkandarilarutandengancarasentrifusdanmenuangkanfi
ltratnyaketabunguji yang lain.
2) Kation golongan II terbagi menjadi dua sub-golongan, yaitu sub-
golongan tembaga ((Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III),
Tembaga (II), dan Kadmium (II)), dan sub-golongan arsenik ((Arsenik
(III), Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), dan Timah
(IV)).
3) Reaksi golongan kation golongan II terjadi dengan menambahkan
reagen Hidrogen Sulfida (H2S).
4) Reaksi spesifik kation golongan II terjadi jika ditambahkan dengan
reagensia Kalium Iodida (KI). Karena reagensia KI mampu
memberikan perubahan yang khas untuk tiap-tiap kation golongan II.
25

DAFTAR PUSTAKA
Svehla, G. 1985. Bagian I Vogels-Buku Teks Analisis Organik Kualitatif
Makro dan Semimikro Edisi ke Lima. Jakarta : PT. Kalman Media
Nusantara.
KKDIL KIMIA. Analisis Kualitatif anna. Pdf. https://
www.digilib.unimed.ac.id/...UNIMED-Course...pdf. Diakses pada
Sabtu, 14 Maret 2015 pukul 11.02 WIB.
Staff Unila. BAB II Analisis Kation dan Anion.pdf. https://
www.staff.unila.ac.id/.../bab-5.pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret
2015 pukul 16.40 WIB.
26