analisis kecerdasan emosional guru ditinjau dari …

14
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768 STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 11 ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS Astuti Karya Dewi 1 , Shoriyani 2 Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas, Lubuklinggau Email : [email protected] ABSTRACK This study aims to determine the emotional intelligence of teachers in terms of student learning motivation. The theory used is Human Resources related to Emotional Intelligence in terms of student learning motivation. The method used in this research is observation, interviews, and documentation, this type of research is qualitative analysis and the nature of this research is descriptive (illustrated). The data source used in this study is primary, which is about interviews with regard to research. The number of samples used purposive sampling technique consisting of 4 samples. Data analysis model used through structured interviews to participants. The conclusion of this study is the analysis of teacher emotional intelligence is quite good at the Muhammadiyah Megang Sakti Vocational School, Musi Rawas district. Keywords: Emotional Intelligence, Motivation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui kecerdasan emosional guru ditinjau dari motivasi belajar siswa.Teori yang digunakan adalah sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan Kecerdasan Emosional yang ditinjau dari motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, jenis penelitian ini adalah analisis kualitatif dan sifat dari penelitian ini adalah deskriftif ( meggambarkan ). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer yaitu mengenai wawancara yang berkenaan dengan penelitian. Jumlah sampel menggunakan tehnik purposive sampling yang terdiri dari 4 sampel. Model analisis data yang digunakan melalui wawancara terstruktur kepada partisipan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis kecerdasan emosioal guru cukup baik pada SMK Muhammadiyah Megang Sakti kabupaten Musi Rawas. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Motivasi.

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 11

ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH MEGANG SAKTI

KABUPATEN MUSI RAWAS

Astuti Karya Dewi1, Shoriyani

2

Program Studi Manajemen STIE Musi Rawas, Lubuklinggau

Email : [email protected]

ABSTRACK

This study aims to determine the emotional intelligence of teachers in terms of

student learning motivation. The theory used is Human Resources related to Emotional

Intelligence in terms of student learning motivation. The method used in this research is

observation, interviews, and documentation, this type of research is qualitative analysis

and the nature of this research is descriptive (illustrated). The data source used in this

study is primary, which is about interviews with regard to research. The number of

samples used purposive sampling technique consisting of 4 samples. Data analysis model

used through structured interviews to participants. The conclusion of this study is the

analysis of teacher emotional intelligence is quite good at the Muhammadiyah Megang

Sakti Vocational School, Musi Rawas district.

Keywords: Emotional Intelligence, Motivation

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menegetahui kecerdasan emosional guru ditinjau

dari motivasi belajar siswa.Teori yang digunakan adalah sumber Daya Manusia yang

berkaitan dengan Kecerdasan Emosional yang ditinjau dari motivasi belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi, jenis penelitian ini adalah analisis kualitatif dan sifat dari penelitian ini

adalah deskriftif ( meggambarkan ). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah primer yaitu mengenai wawancara yang berkenaan dengan penelitian. Jumlah

sampel menggunakan tehnik purposive sampling yang terdiri dari 4 sampel. Model

analisis data yang digunakan melalui wawancara terstruktur kepada partisipan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis kecerdasan emosioal guru cukup baik pada

SMK Muhammadiyah Megang Sakti kabupaten Musi Rawas.

Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Motivasi.

Page 2: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 12

I. PENDAHULUAN

Upaya meningkatan kualitas

sumber daya manusia di Indonesia

merupakan salah satu perwujudan dari

tujuan Nasional yang tercantum dalam

UUD 1945 yakni mencerdaskan

kehidupan bangsa. Dalam pencapaian

hal tersebut pendidikan tidak boleh

diabaikan karena pendidikan merupakan

kunci dari kemajuan, perkembangan,

dan perubahan suatu bangsa.

Rendahnya mutu pendidikan pada

setiap jenjang pendidikan merupakan

salah satu masalah yang sedang dihadapi

oleh bangsa Indonesia saat ini.

Pendidikan sangat penting bagi

peningkatan kualitas sumber daya

manusia, oleh karena itu pendidikan

harus diarahkan untuk menghasilkan

manusia yang mampu bersaing di era

globalisasi serta memiliki budi pekerti

yang luhur. Salah satu tujuan pendidikan

adalah menyiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik yang

dapat menerapkan, mengembangkan dan

menciptakan ilmu, teknologi dan

kesenian. Untuk mendukung tujuan

pendidikan diatas, telah banyak

didirikan lembaga – lembaga pendidikan

di Indonesia, baik lembaga formal

maupun non formal. Sekolah menengah

kejuruan merupakan lembaga formal

yang memegang peranan yang sangat

penting dalam meningkatan sumber

daya manusia (SDM).

Guru merupakan salah satu

Sumber Daya Manusia yang sangat

penting di sekolah. guru merupakan

faktor kunci keberhasilan pelaksanaan

pendidikan dan pengajaran, artinya

segala rencana inovasi gagasan

pendidikan yang ditetapkan untuk

mewujudkan cita-cita pendidikan

nasional, yang tertuju mutu pelaksanaan

terletak ditangan guru.

Kecerdasan emosional seorang

guru memainkan peranan penting dalam

meningkatkan performanya dalam

mengajar dan berinteraksi dengan

segenap komponen sekolah. Kesuksesan

seseorang dipengaruhi faktor kecerdasan

intelektualnya hanya sekitar 20 %.

Dorongan terhadap kinerja guru yang

bersifat internal sangat diperlukan

terutama dalam upaya mengkondisikan

guru untuk selalu bekerja secara

optimal. Dengan memiliki kecerdasan

emosional seorang guru akan mampu

mengendalikan dan mengelola emosinya

dan bahkan bisa menjalin kehidupan

sosial yang harmonis dengan sesama

guru, siswa, masyarakat sekitar sekolah

serta masyarakat dimana dia tinggal.

Kecerdasan emosional bukan lawan dari

kecerdasan intelektual, akan tetapi

keduanya berinteraksi secara dinamis

baik pada tataran konseptual maupun di

dunia nyata. (Sari,2015:75)

Selain kecerdasan emosional guru

ada faktor yang tak kalah penting dalam

kegiatan belajar mengajar yaitu motivasi

belajar siswa. Motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa

indikator dan unsur-unsur yang

mendukung.(Uno,2013:23)

Motivasi belajar tercipta jika guru

mengkondisikan situasi pembelajaran

yang tidak membosankan, Dan melalui

motivasi belajarnya, guru dan peserta

didik mengkondisikan pembelajaran

dikelas menjadi aktivitas yang

menyenangkan. Jadi, motivasi yang

efektif dan efesien adalah

memotivasikan para peserta didik untuk

belajar giat berdasarkan kebutuhan ilmu

Page 3: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 13

mereka masing- masing secara

memuaskan, yakni kebutuhan akan

pengetahuan yang cukup bagi keperluan

peserta didik.

Bagi siswa yang mempunyai

motivasi belajar yang kuat akan

mempunyai keinginan yang besar untuk

melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Akan tetapi boleh jadi siswa

yang memiliki intelegensi yang cukup

tinggi menjadi gagal karena kurangnya

motivasi. Karenanya, bila siswa

mengalami kegagalan dalam belajar, hal

ini bukan semata-mata kesalahan siswa,

tetapi mungkin saja guru tidak berhasil

dalam membangkitkan motivasi siswa.

Motivasi dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakan dan

mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar.

Menurut observasi sementara

penulis di SMK Muhammadiyah

Megang Sakti diperoleh informasi

bahwa guru yang mengajar belum dapat

memotivasi diri sendiri, mengelola

emosi diri dan berempati dengan baik.

Sedangkan motivasi yang dimiliki siswa

dalam mengikuti pelajaran juga kurang

baik. Hal ini disebabkan dari beberapa

indikator yaitu metode belajar yang

monoton, tidak memberikan apresiasi

kepada siswa dan kurangnya cita-cita

dan harapan dimasa depan.

Berdasarkan latar belakang diatas

penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Analisis

kecerdasan emosional guru di tinjau

dari motivasi belajar siswa di SMK

Muhamadiyah Megang Sakti

Kabupaten Musi Rawas “

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Emosional

Inteligence, dalam bahasa

Indonesia kita sebut inteligensi

(kecerdasan), semula bearti

menggunakan kekuatan intelektual

secara nyata, tetapi kemudian diartikan

sebagai sesuatu kekuatan lain. (Uno,

2006:68). Masyarakat umum mengenal

intelligence sebagai istilah yang

menggambarkan kecerdasan, kepintaran,

kemampuan berpikir seseorang atau

kemampuan, untuk memecahkan

problem yang dihadapi. Memang, hal

tersebut tidak bisa dipungkiri, apalagi

sejarah telah mencatat bahwa sejak

tahun 1904, Binet, seorang ahli

psikologi berbangsa Prancis dan

kelompoknya telah berhasil membuat

suatu alat untuk mengukur kecerdasan,

Yang disebut dengan Intelligence

Quotient (IQ).

2.2 Wilayah Kecerdasan Emosional

Menurut Uno (2006: 73)

kemampuan kecerdasan Emosional

menjadi lima wilayah utama yaitu :

a. Mengenali Emosi Diri, intinya

kesadaran diri, yaitu mengenali

perasaan sewaktu perasaan itu

terjadi. Ini merupakan dasar

kecerdasan emosional. Kesadaran

diri adalah perhatian terus-menerus

terhadap keadaan batin seseorang.

b. Mengelola Emosi, yaitu menangani

perasaan agar perasaan dapat

terungkap dengan pas. Kecakapan

ini tergantung pula pada pada

kesadara diri. Mengelola emosi

berhubungan dengan kemampuan

untuk menghibur diri sendiri,

menghapus kecemasan,

kemurungan atau ketersinggungan

dan akibat yang timbul karena

gagalnya keterampilan emosional

dasar.

c. Memotivasi diri sendiri, termasuk

dalam hal ini adalah kemampuan

Page 4: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 14

menata emmosi sebagai alat untuk

mencapai tujuandalan kaitan untuk

memberi perhatian, memotivasi diri

sendiri dan menguasai diri sendiri,

dan untuk berkreasi.

d. Mengenali emosi orang lain, yaittu

empati, kemampuan yang juga

bergantung pada kesadaran diri

emosional, yang merupakan

“keterampilan bergaul “ dasar.

Kemampuan berempati yaitu

kemampuan untuk mengentahui

perasaan orang lain.

e. Membina hubungan, yaitu seni

membina hubungan, sebagian besar

merupakan keterampilan mengelola

orang lain. Dalam keterampilan dan

ketidak terampilan sosial, serta

ketemrapilan-keterampilan tertentu

yang berkaitan adalah termasuk

didalamnya. Ini merupakan

keterampilan yang menunjang

popularitas, kepemimpinan, dan

keberhasilan antar pribadi.

Dari penjelasan diatas, maka

indikator kecerdasan emosional guru

dalam penelitian ini yaitu, mengenali

emosi diri, memotivasi diri sediri dan

mengenali emosi orang lain.

2.3 Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Uno (2006:01)

Motivasi adalah dorongan dasar yang

menggerakan seseorang untuk

bertingkah laku. Dorongan ini berada

pada diri seseorang yang menggerakan

untuk melakukan sesuatu yang sesuai

denga dorongan dalam dirinya.

2.4 Peran Motivasi dalam Belajar dan

pembelajaran

a. Peran motivasi dalam menentukan

Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam

penguatan belajar apabilaseorang anak

yang belajar dihadapkan pada suatu

masalah yang memerlukan pemecahan,

dan hanya dapat dipecahkan berkat

bantuan hal-hal yang dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas

tujuan belajar

Erat kaitanya dengan kemaknaan

belajar. Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu, jika yang dipelajari itu

sedikitnya sudah dapat diketahui atau

dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Motivasi menentukan ketekunan

belajar

Seorang yang telah termotivasi untuk

belajar sesuatu, akan berusaha

mempelajarinya dengan baik dan tekun,

dengan harapan memperoleh hasil yang

baik. Dalam hal ini, tampak bahwa

motivasi untuk belajar menyebabkan

seorang tekun belajar. Sebaliknya,

apabila seorang kurang atau tidak

memiliki motivasi untuk belajar, maka

ia tidak tahan lama untuk belajar. Dia

mudah tergoda untuk mengerjakan hal

lain yang buka belajar. Itu bearti

motivasi sangat berpengaruh terhadap

ketahanan dan ketekunan belajar.

2.4 Indikator Motivasi Belajar

Menurut Uno (2006:23)

indikator dari motivasi belajar adalah :

a. Adanya Hasrat dan Keinginan

Berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil

dalam belajar dan dalam kehidupan

sehari-hari pada umumnya disebut motif

berprestasi, yaitu motif untuk berhasil

dalam melakukan suatu tugas dan

pekerjaan atau motif untuk memperolah

kesempurnaan. Motif semacam ini

merupakan unsur kepribadian dan

prilaku manusia, sesuatu yang berasal

Page 5: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 15

dari ‘’dalam’’ diri manusia yang

bersangkutan.

Motif berprestasi adalah

motif yang dapat dipelajari, sehingga

motif itu dapat diperbaiki dan

dikembangkan melalui proses belajar.

Seseorang yang mempunyai motif

berprestasi tinggi cenderung untuk

berusaha menyelesaikan tugasnya secara

tuntas, tanpa menunda-nunda

pekerjaanya. Penyelesaian tugas

semacam ini bukanlah karena dorongan

dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

b. Adanya Dorongan dan Kebutuhan

Dalam Belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak

selamanya dilatar belakangi oleh motif

berprestasi atau keinginan untuk

berhasil, kadang kala seorang individu

menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik

orang yang memiliki motif berprestasi

tinggi, justru karena dorongan

menghindari kegagalan yang bersumber

pada ketakutan akan kegagalan itu.

c. Adanya Harapan dan Cita – cita

Masa Depan

Harapan didasari pada

keyakinan bahwa orang dipengaruhi

oleh perasaan mereka tetang gambaran

hasil tindakan mereka contohnya oarang

yang menginginkan kenaikan pangkat

akan menunjukan kinerja yang baik

kalau mereka menganggap kinerja yang

tinggi diakui dan dihargai dengan

kenaikan pangkat.

d. Adanya penghargaan dalam

belajar

Pernyataan verbal atau

penghargaan dalam bentuk lainya

terhadap prilaku yang good atau belajar

anak didik yang baik merupakan cara

paling dan efektif untuk meningkatkan

motif belajar anak didik kepada hasil

belajar yang lebih baik. Pernyataan

seperti bagus, hebat dan lain – lain di

samping akan menyenangkan siswa.

Pernyataan verbal seperti itu

juga mengandung makna interaksi dan

pengalaman pribadi yang langsung

antara siswa dan guru dan penyampaian

konkret, sehingga merupakan suatu

peretujuan pengakuan sosial. Apalagi

kalau penghargaan verbal itu diberikan

didepan orang banyak.

e. Adanya kegiatan menarik dalam

belajar

Baik simulasi maupun

permainan merupaka salah satu proses

yang sangat menarik bagi siswa.

Suasana yang menarik menyebabkan

proses belajar menjadi bermakna.

Sesuatu yang bermakana akan selalu di

ingat, dipahami, dan dihargai.

f. Adanya lingkungan Belajar yang

kondusif

Pada umumnya motif dasar

yang bersifat pribadi muncul dalam

tindakan individu setelah dibentuk oleh

lingkunganya. Lingkungan belajar yang

kondusif salah satu faktor pendorong

belajar anak didik, dengan demikian

anak didik mampu memperoleh bantuan

yang tepat dalam mengatasi kesulitan

atau masalah dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan

diatas, maka peneliti ini menggunakan

indikator motivasi belajar yaitu adanya

harapan dan cita-cita dimasa depan,

adanya penghargaan dalam belajar dan

adanya kegiaatn menarik dalam belajar.

2.5 Penelitian Terdahulu

Page 6: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 16

Kecerdasan Emosional Guru pada

Taman Kanak – kanak ( studi

deskriptif )

Laila Fitriani dengan Judul Kecerdasan

Emosional Guru pada Taman kanak –

kanak. Kecerdasan emosional

merupakan komponen yang dapat

membuat seseorang menjadi lebih

pintar dalam menguasai dirinya.

Kecerdasan emosional merupakan

hal yang diperlukan oleh seorang

guru Taman Kanak-kanak. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran kecerdasan emosional

pada guru Taman Kanak-kanak.

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif berupa study

deskriptif. Skala kecerdasan

emosional disusun berdasarkan

komponen kecerdasan emosional

dari Goleman (1996), yaitu

mengenali emosi diri, mengelola

emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain, dan

membina hubungan dengan orang

lain. Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan menggunakan pendekatan

kualitatif.penegumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan metode

kuesioner yaitu suatu data yang

berisikan kumpulan pertanyaan

mengenai masalah dalam bidang

yang akan diteliti. Berdasarkan

hitungan meanempirik dan

meanhipotetik, secara keseluruhan

didapatkan kecerdasan emosional

pada responden pada penelitian ini

berada pada taraf yang tinggi.

Komponen kecerdasan emosional

paling tinggi dalam penelitian ini

terdapat pada komponnen mengenali

emosi orang lain, tertinggi kedua ada

pada komponen memotivasi diri

sendiri dan mengelola emosi,

sedangkan yang terendah yaitu

mengenali emosi diri. Maka

kesimpulan dalam penelitian ini

kecerdasan emosianal guru cukup

baik.

Hubungan Antara Kecerdasan

emosional dengan prestasi belajar

fisika siswa kelas X MA AL-

Muhajirin ( tahun 2015)

Fadilla Salmawati,. Dengan Judul

Hubungan antara kecerdasan emosisonal

dengan prestasi belajar fisika siswa kelas

X MA – Almuhajirin Tugu Mulyo.

Permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah hubungan antara

kecerdasan emosional denga prestasi

belajr fisika siswa kela X MA –

Almuhajirin. Dari pemberian angket

tersebut, diperoleh data yang

menunjukan kecerdasanemosional yang

dimiliki cenderung berbeda-beda.

Berdasarkan analisis data

angketkecerdasan emosional siswa

didapatkan siswa dengan kategori

kecerdasan emosionalsangat tinggi

sebanyak 1 orang (3,33%), pada kategori

kecerdasan emosional tinggisebanyak 17

orang (56,67%), dan pada kategori

sedang sebanyak 12 orang (40%).Dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan

emosional siswa rata-rata pada kateggori

tinggi,dan tidak ada siswa yang berada

pada kategori rendah dan sangat rendah

Hasil penelitian kecerdasan emosional

siswa menunjukan bahwa aspek-aspek

kecerdasan esmoional siswa telah

menunjukan gambaran kecerdasan

emosional yang dimiliki siswa.

Persentase ketercapaian tertinggi pada

aspek memotivasi diri sendiri mencapai

Page 7: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 17

79,9 %. Hal ini menunjukan bahwa

dalam proses pembelajaran kemampuan

untuk menumbuhkan motivasi positif

dalam diri sendiri untuk dapat

berhadapan dengan hambatan-hambatan

yang terjadi dalam proses belajar,

sehingga lebih bersemangat dan lebih

giat belajar. Persentase ketercapaian

yang paling rendah pada aspek

mengelola emosi diri yaitu 68,25%. Hal

ini menunjukan bahwa siswa yang

kurang mampu dalam mengelola

emosinya, terkadang lebih cepat marah

dan dalam belajar selalu terpengaruh

oleh suasana hati, jika sedang marah

atau takut, maka akan malas dalam

belajar.

Efektifitas Strategi Pembelajaran Dan

Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Matematika SMK Baskara

Depok.

Witri Lestari, dengan judul

Efektifitas strategi pembelajaran dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar

matematika.

Tujuan dalam penelitian ini untuk

mengetahui bagaimana strategi

pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar matematika di

SMK Baskara Depok.

Metode dalam penelitian ini adalah

penelitian eksperimen dengan desain

penelitian ANAVA dua arah. Penelitian

ini dilakukan pada peserta didik SMK

Baskara Kelas X sebanyak 40 orang.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa: 1)

terdapat pengaruh strategi pembelajaran

terhadap hasil belajar matematika, 2)

terdapat pengaruh motivasi belajar

terhadap hasil belajar matematika, 3)

terdapat pengaruh interaksi strategi

pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar matematika.dapat

disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran dan motivasi belajar dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar dan

gur harus mampu memilih strtegi

pembelajaran yang tepat dan disenangi

peserta didik.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Secara sederhana masalah dalam

penelitian ini yaitu bagaimana analisis

kecerdasan emosional guru terhadap

motivasi belajar siswa di SMK

Muhammadiyah Megang Sakti

Kabupaten Musi Rawas ?

Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui analisis kecerdasan

emosional guru terhadap motivasi

belajar siswa di SMK Muhammadiyah

Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.

Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif deskriptif, yang berupa

kata-kata dan gambar. Tehnik

pengumpulan sampel menggunakan

metode purposive sampling. Tehnik

pengumpulan data menggunakan

observasi, wawancara terstktur dan

dokumentasi. Tehnik analisi data

menggunakan Data reduction, data

display dan conclusiong Drawing.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kualitatif yaitu untuk

membuat gambaran/fakta-fakta yang

berhubungan dengan objek yang akan

diteliti dengan memberikan gambaran

melalui deskripsi atau kata-kata/kalimat.

3.3 Sampel

Menurut Sugiyono (2014:297)

Sampel adalah Bagian dari populasi itu.

Tehnik sampling yang akan digunakan

dalam penelitian adalah nonprobability

sampling adalah tehnik pengambilan

sampel yang tidak memberi

Page 8: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 18

peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel.Tehnik yang

diambil adalah Purposive Sampling

adalah tehknik pengambilan data dengan

pertimbangan tertentu. Yaitu orang yang

dianggap paling tahu apa yang kita

harapkan.Maka sampel dalam penelitian

ini sebanyak 4 partisipan yang

merupakan kepala sekolah dan Siswa Di

SMK Muhammadiyah Megang Sakti.

Antara lain :

1. Kepala sekolah SMK

Muhammadiyah Megang Sakti

2. Siswa Kelas X

3. Siswa kelas XI

4. Siswa Kelas XII

3.4 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2014:308)

bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber skunder.

Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada

pengumpulan data, dan sumber skunder

merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul

data, misalnya lewat orang lain atau

dokumen.

Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data primer adalah

wawancara yang berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan di SMK

Muhammadiyah Megang Sakti

Kabupaten Musi Rawas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

a. Objek Penelitian

Pendidikan merupakan hal yang

sangat penting bagi kemajuan suatu

bangsa, dengan adanya pendidikan maka

akan bangsa itu akan menjadi generasi

yang cerdas. Banyak organisasi

pendidikan yang ada di Indonesia yang

turut menyumbangkan peranya di dunia

pendidikan.

SMK Muhammadiyah Megang

Sakti berdiri sejak tahun 2009 hingga

sekarang, jumlah seluruh siswa pada

tahun ajaran 2017 sebanyak 79 siswa.

Dan jumlah guru yaitu 19 guru dan 3

pegawai Tata Usaha.

b. Hasil Wawancara Awal

Narasumber : Bapak Felix S.Kom

Tanggal : 16-12-2016

Tempat : Ruang Kantor SMK

Muhamadiyah Megang Sakti kabupaten

Musi Rawas

Uraian Wawancara:

a.Motivasi yang dimiliki siswa kurang,

Banyak yang lulus sekolah

langsung menikah bahkan jarang yang

ingin meneruskan kuliah.

b.Mayoritas orang tua murid golongan

menengah kebawah, sehingga banyak

sebagian siswa lebih banyak waktu

membantu orang tua dari pada waktu

belajar.

4.2 Pembahasan

a. Deskripsi Data Hasil Quesioner

Dalam penelitian ini yang

menjadi partisipan yaitu sebanyak 30

siswa SMK Muhammadiyah Megang

Sakti. Banyak lulusan yang bekerja

sebagai buruh atau tidak bekerja untuk

mendapatkan pengalaman.Hasil

Rekapitulasi jawaban responden

mengenai item yang berkaitan dengan

Analisis Kecerdasan Emosional guru

ditinjau dari motiasi belajar siswa

dijelaskan pada uraian dibawah ini,

dimana masing-masing skor atas

jawaban responden dengan klarifikasi

sebagai berikut :

Page 9: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 19

Jumlah jawaban responden

Rumus perhitungan persen sebagai berikut: x 100

Jumlah responden

Kemudian dibawah ini dapat penulis

deskripsikan mengenai hasil jawaban

responden terhadap item pertanyaan

yang berkaitan dengan Analisis

kecerdasan emosional guru ditinjau dari

motivasi belajar siswa di SMK

Muhammadiyah Megang Sakti.

Tabel 1

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya tidak

1 Apakah emosional guru

ketika mengajar baik 20 10 66,6 33,4

100 %

Dari hasil tabel 3 dapat disimpulkan jika

di SMK Muhammadiyah kecerdasan

emosional sudah cukup

baik. Dengan presentasi nilai 20 (66,6)

yang mengatakan ya.

Tabel 2

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya tidak

2 Apakah guru yang

mengajar mengerti karater

siswa

10 20 33,4 66,6

100 %

Jawaban responden menunjukan bahwa

terdapat 10 siswa (33,4) menyatakan ya,

dan terdapat 20 siswa ( 66,6)

menyatakan tidak. Berdasarkan hasil

tersebut, mayoritas responden

menganggap guru yang mengajar tidak

mengerti karakter siswa yaitu sebesar

66,6 %.

Page 10: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 20

Tabel 3

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya tidak

3 Apakah guru mengajar

secara optimal 8 22 26,6 73,3 100 %

Jawaban responden menunjukan bahwa

terdapat 8 ( 26,6) siswamenyaakan ya,

dan terdapat 22 siswa menyata tidak.

Berdasarkan hasil tersebut mayoritas

guru menajar secara optimal yaitu

sebesar 26,6 %.

Tabel 4

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya tidak

4 Apakah guru

peduli/memahami siswa 8 22 26,6 73,3 100 %

Jawaban responden menunjukan

bahwa terdapat 8 ( 26,6)

siswamenyaakan ya, dan terdapat 22

siswa menyata tidak. Berdasarkan hasil

tersebut mayoritas guru peduli/

memahami karakter siswa yaitu sebesar

26,6 %.

Tabel 5

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya tidak

5 Apakah anda pernah diberi

motivasi 18 12 60,0 40,0 100 %

Jawaban responden menunjukan

bahwa terdapat 18 (60,0) siswa

menyatakan ya, dan terdapat 12 siswa

menyata tidak. Berdasarkan hasil

tersebut mayoritas siswa pernah diberi

motivasi yaitu sebesar 60,0 %.

Tabel 6

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya Tidak Ya tidak

6

Apakah setuju dengan

pemberian motivasi dari

guru yang mengajar

28 2 93,4 6,6 100 %

Jawaban responden menunjukan

bahwa terdapat 28 (93,4) siswa

menyatakan ya, dan terdapat 2 siswa

menyata tidak. Berdasarkan hasil

tersebut mayoritas siswa setuju dengan

diberi motivasi yaitu sebesar 93,4%.

Page 11: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 21

Tabel 7

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya Tidak

7 Apakah pemberian

motivasi sudah baik 14 16 46,6 14,4 100 %

Jawaban responden menunjukan

bahwa terdapat 14 (46,6) siswa

menyatakan ya, dan terdapat 16 siswa

menyata tidak. Berdasarkan hasil

tersebut mayoritas pemberian motivasi

sudah baik yaitu sebesar 93,4%.

Tabel 8

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya Tidak

8 Adakah pemberian pujian

sebagai apresiasi untuk

siswa

21 9 70,0 30,0 100 %

Jawaban responden menunjukan

bahwa terdapat 21 (70,0) siswa

menyatakan ya, dan terdapat 9 (30,0)

siswa menyata tidak. Berdasarkan hasil

tersebut mayoritas siswa setuju dengan

pemberian apresiasi untuk siswa yang

berprestasi sudah baik yaitu sebesar

70,0%.

Tabel 9

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya Tidak

9 Apakah guru memberikan

apresiasi pada siswa yang

tepat

24 6 80,0 20,0 100 %

Jawaban responden menunjukan

bahwa terdapat 24 (0,0) siswa

menyatakan ya, dan terdapat 6 (20,0)

siswa menyata tidak. Berdasarkan hasil

tersebut mayoritas siswa setuju dengan

pemberian apresiasi pada siswa yang

tepat sudah baik yaitu sebesar 80,0%.

Tabel 10

no Daftar pertanyaan

Jawaban

responden Persen %

total

Ya tidak Ya Tidak

10 Biasanya pemberian

apresiasi pada siswa yang

berpestasi

27 3 90,0 10,0 100 %

Page 12: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 22

Jawaban responden menunjukan bahwa

terdapat 27 (90,0) siswa menyatakan ya,

dan terdapat 3 (10,0) siswa menyata

tidak. Berdasarkan hasil tersebut

mayoritas pemberian apresiasi paa siswa

yang berprestasi yaitu sebesar

90,0%.“Guru, murid dan mereka

melaksanakan tugasnya cukup baik.

Tabel 11

Hasil Rekapitulasi jawaban responden

No Daftar pertayaan

Jawaban

responden persen Notal

100% Ya tidak Ya tidak

1 Apakah emosional guru

ketika mengajar baik

20 10 66,6 33,3 100%

2 Apakah guru yang mengajar

mengerti karakter siswa

10 20 33,3 66,6 100%

3 Apakah guru mengajar secara

optimal

8 22 26,6 73,3 100%

4 apakah guru

memahami/peduli pada siswa

8 22 26,6 73,3 100%

5 Apakah anda pernah diberi

motivasi

18 12 60,0 40,0 100%

6 Anda setuju dengan

pemberian motivasi dari guru

yang mengajar

28 2 93,4 6,6

7 Apakah pemberian motivasi

sudah baik

14 16 46,6 54,4 100%

8 Adakah pemberian apresiasi

untuk siswa

21 9 70,0 30,0 100%

9 Apakah guru memberikan

apresiasi pada orang yang

tepat

24 6 80,0 20,0 100%

10 Biasanya pemberian apresiasi

pada siswa yang berprestasi

27 3 90,0 10,0 100%

Total responden = 30 siswa

:

Berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan Kepala Sekolah dan Siswa di

SMK Muhammadiyah Megang Sakti

tersebut, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas Kecerdasan Emosional guru

dalam membangkitkan Motivasi Belajar

Siswa sudah cukup baik walaupun masih

belum maksimal dalam membangkitkan

Motivasi belajar Siswa di SMK

Muhammadiyah Megang Sakti

Kabupaten Musi Rawas.

Guru mempunyai tugas untuk

menciptakan pembelajaran yang

merupakan proses membantu siswa agar

dapat belajar dengan baik yang di

Page 13: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 23

dalamnya melibatkan interaksi antara

guru dan siswa. Dalam proses ini guru

membangun kecerdasan emosional

siswa. Untuk suksesnya usaha

membangun kecerdasan emosional

siswa tentu saja terlebih dahulu guru

membangun kecerdasan emosional diri

sendiri. Kecerdasan emosional seorang

guru memainkan peranan penting dalam

meningkatkan perfomanya dalam

mengajar dan berinteraksi dengan

segenap komponen sekolah terutama

siswa. Kemampuan kecerdasan

emosional akan berdampak pada

keberhasilan guru dalam mengelola

interaksi antara guru dengan siswa,

antara siswa dengan siswa lainnya

sehingga seorang guru dapat menjaga

dan mengendalikan ketertiban kelas,

mengelola kegiatan pembelajaran

sehingga terjadi pembelajaran yang

efektif.

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

dianalisis maka dapat disimpulkan

anatara lain :

1. Kecerdasan Emosional guru cukup

baik dan sangat penting guna

meningkatkan motivasi belajar siswa,

motivasi belajar siswa sangat

berperan dalam membantu

kecerdasan emosional seorang guru.

2. Guru yang mengajar seharusnya

mengenali perasaan sewaktu persaan

itu terjadi sehingga tidak dikuasai

oleh emosi.

3. Kepala sekolah mempunyai tugas

untuk menilai, memeriksa atau pun

mengawasi kecerdasan emosional

guru ketika belajar karena apabila

kecerdasan emosinalnya baik siswa

akan sangat termotivasi untuk maju

dan berprestasi.

4. Peran seorang guru dan pihak- pihak

lain sudah cukup baik dalam

membangkitkan motivasi belajar

siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian,

kesimpulan dan permasalahan dengan

Analisis Kecerdasan Emosional Guru di

tinjau dari motivasi belajar Siswa, maka

dapat di rumuskan beberapa saran

dengan penekanan sebagai berikut :

1. Hendaknya pendidik dapat

mengelola kecerdasan

emosionalnya dengan baik, agar

siswa dapat termotivasi dan

pendidik dapat dijadikan sebagai

teladan.

2. Disarankan agar mengikut sertakan

para guru dalam kegiatan-kegiatan

yang dapat menambah wawasan

para guru, terutama dengan hal

yang menyangkut kecerdasan

emosional misalnya dapat

dilakukan dengan cara mengikuti

pelatihan-pelatihan dan seminar.

3. Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan agar meneliti lebih

lanjut lagi, misalnya saja dengan

menambah jumlah responden

penelitian, meneliti responden

berdasarkan jenis kelamin yang

berbeda, atau dengan menambah

variabel psikologis kemudian juga

agar dibahas secara lebih mendalam

lagi agar dapat lebih

menyempurnakan penelitian ini

Page 14: ANALISIS KECERDASAN EMOSIONAL GURU DITINJAU DARI …

Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 22, No. 2 Agustus 2017 ISSN: 1693-4768

STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 22 No.2, Agustus 2017 24

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Fadilah ainun,09 februari

2014.kecerdasan emosional

dalambelajar (online)

(http;//ainunfadillah.blogspot.co.

id/2014/02/kecerdasan-

emosional-sebagai-hasil,diakses

21 mei 2017)

[2] Fahmi Irham. 2014. Manajemen

Teori, Kasus dan Solusi.

Cetakan ke III. Bandung:

Alfabeta

[3] Gusniwati Mira. 2015.

Pengaruh Kecerdasan

Emosional dan MinatBelajar

Terhadap Penguasaan Konsep

Matematika Siswa SMAN di

Kebon Jeruk. Jurnal Formatif.

Volume 5 (1:26-41).

[4] http:/blospot.co.id/2012/02.

kecerdasan-emosi-guru, diakses

21 mei 2017.

[5] Lestari Witri. Efektifitas Strategi

pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap hasilbelajar

matematika. Jurnal formatif.

Volume 2(3):170-181

[6] Sugiyono. 2014. Metodologi

Penelitian Pendidikan

Pendekata Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Cetakan

ke 19. Bandung: Alfabeta

[7] Sari Lina. Analisis pengaruh

faktor-faktor kecerdasan

emosional terhadap kinerja guru

SMA Negeri 1 Waringin

Kabupaten Balanagn.

[8] Salmawati fadila.Hubungan

Antar Kecerdasan Emosional

Dengan Prestasi Belajar Fisika

Siswa kelas x MA Al- muhajirin

Tugu Mulyo.2015

[9] Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia. Sesudah Amandemen

I-IV. Surakarta: ITA Surakarta

[10] Uno Hamzah. 2006. Orientasi

Baru dalam Psikologi

Pembelajaran. Cetakan ke I.

Jakarta: Bumi Aksara

[11] Uno Hamzah. 2013. Teori

Motivasi dan Pengukurannya.

Cetakan ke X. Jakarta: Bumi

Aksara

[12] Winarni Sudati. 2014. Pengaruh

Perhatian Guru, Motivasi

Belajar, dan Kecerdasan

Emosional Terhadap Prestasi

Belajar Biologi Siswa SMA

Negeri 2 Bantul. Jurnal

Bioedukatika. Volume II (1:42-

45)