analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi …

116
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat) Henning Pury Asanti PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 / 1432 H

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA

PENGOLAHAN BUAH

(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul,

Sawangan, Depok, Jawa Barat)

Henning Pury Asanti

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 / 1432 H

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA

PENGOLAHAN BUAH

(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan,

Depok, Jawa Barat)

Henning Pury Asanti

NIM: 105092002948

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 / 1432 H

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul ” Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah

(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok,

Jawa Barat), yang ditulis oleh Henning Pury Asanti dengan NIM 105092002948

telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu

tanggal 1 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si Dr. U. Maman Kh, M. Si

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Setyo Adhie, MM Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si

Mengetahui,

Dekan Ketua

Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Drs. Acep Muhib, MM

NIP. 1968011720011211001 NIP. 196906052001121001

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

SURAT PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2011

HENNING PURY ASANTI

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Henning Pury Asanti

Alamat : Jl. Pengantin Ali I Rt. 02/Rw. 06 No. 6A,

Ciracas, Jakarta Timur 13740

Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 14 Maret 1986

Kewarganegaraan : Indonesia

e-mail : [email protected]

PENDIDIKAN

1992 – 1998 : SD Negeri Lempuyang Wangi III Yogyakarta

1998 – 2001 : SLTP Negeri 1 Ende, NTT

2001 – 2004 : SMA Negeri 58 Jakarta

2005 – 2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ORGANISASI

2006 – 2007 : Manager Accounting Lembaga Semi Otonom

Campus Interpreneur Community

2007 – 2008 : Staf Dana Usaha BEM Jurusan Agribisnis

KEPANITIAAN

2007 : Sekretaris pada acara Workshop Kewirausahaan

2007 : Koordinator Konsumsi pada acara Diskusi Panel &

Munas IX POPMASEPI

2007 : Koordinator Acara Pelatihan Jurnalistik pada

rangkaian acara Agri’s Event

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya

dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Analisis

Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi Kasus : CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat”. Shalawat serta salam penulis

haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau serta

untuk semua kaum muslimin semoga kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan

akhirat serta diberikan syafa’at oleh beliau.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan arahan

yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua yang tanpa lelah membimbing dan melindungi penulis

selama ini, juga atas semangat yang tiada henti-hentinya diberikan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih

tak terhingga untuk Bapak dan Ibuku tercinta atas apa yang telah diberikan

pada putrimu ini. Love you so much.

2. Adik-adik tersayang Isna, Nimas, Ibnu, dan Ainur yang selalu menemani

penulis dan memberikan semangat serta menghibur penulis saat penulis

terserang penyakit lelah. Terima kasih atas kegilaannya selama ini

sehingga penulis selalu bisa tersenyum.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3. Bapak Ir. Setyo Adhie, MM selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan banyak pengarahan dan bimbingannya.

4. Ibu Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan banyak pengarahan dan atas bimbingannya.

5. Ibu Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si selaku penguji I dalam sidang

munaqosyah yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan

penulis.

6. Bapak Dr. U. Maman Kh, M.Si selaku penguji II dalam sidang

munaqosyah yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan

penulis.

7. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis

yang telah bersedia memberikan waktunya dan mengarahkan penulis.

8. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.

9. Ibu Maria Gigih Sandy selaku pemimpin CV. Winner Perkasa Indonesia

Unggul tempat penulis melakukan penelitian yang telah bersedia

membantu penulis dalam pengumpulan data-data.

10. Karyawan-karyawan yang bekerja di tempat penulis melaksanakan

penelitian. Mba Mul, Dian, Bang Dede, Agus, dan Fajar yang telah

membantu dalam proses penelitian.

11. Teman-teman seperjuangan Agri ’05 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Hanya satu yang ingin penulis sampaikan, tetaplah kita menjaga

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

tali persahabatan dan persaudaraan kita, tetap semangat, dan saling

mendoakan. Bersemangat!!

12. Seseorang di hati yang Insyaallah nantinya menjadi pelabuhan terakhirku.

Kakakku Fajar Pambudi Riyanto. Semoga selalu dapat menjadi kakak,

teman hidup, dan sahabat untuk sekarang, nanti, dan selamanya. Terima

kasih selalu menyemangati dan menghibur penulis. Thank you so much for

your love.

13. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang dapat membangun dari semua pembaca. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2011

Penulis

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

RINGKASAN

HENNING PURY ASANTI, Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan

Buah (Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok,

Jawa Barat). (Di bawah bimbingan SETYO ADHIE dan ENY DWININGSIH).

Permintaan terhadap produk olahan buah dewasa ini mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan perubahan perilaku masyarakat modern yang

menyukai mengkonsumsi buah dalam kemasan praktis, khususnya kemasan kecil

dan mempunyai masa kadaluarsa yang lebih lama dari buah segar. Kecenderungan

masyarakat yang dewasa ini menyukai produk olahan menjadikan peningkatan

permintaan produk olahan terhadap buah sebagai peluang dalam peningkatan dan

pengembangan nilai tambah buah-buahan menjadi produk-produk olahan seperti

buah dalam kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai, kripik, dodol, dan

produk olahan buah lainnya. Hal ini yang menyebabkan banyak pelaku usaha

bergerak dalam industri pengolahan makanan dan minuman khususnya yang

berbahan dasar buah. CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul merupakan salah

satu pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman yang berbahan

dasar buah. Usaha pengolahan buah yang dijalankan diharapkan dapat

memberikan keuntungan. Oleh karena itu, agar tujuan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan tercapai terlebih dahulu dilakukan sebuah studi

kelayakan untuk menilai investasi yang ditanamkan di perusahaan tersebut layak

atau tidak layak untuk dijalankan. Apabila usaha tersebut layak untuk dijalankan

maka akan memberikan keuntungan atau tidak, sehingga dapat meminimalkan

atau menghindari resiko kerugian keuangan yang penuh ketidakpastian di masa

yang akan datang agar penanaman investasi yang dilakukan pada perusahaan

tersebut tidak sia-sia.

Perusahaan tempat penelitian ini dalam menjalankan usahanya belum

melakukan analisis kelayakan khususnya dari segi finansial atau keuangannya

untuk mengetahui kelayakan dalam penanaman investasinya. Oleh karena itu,

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk perusahaan

mengambil keputusan berkenaan dengan kegiatan perusahaannya dan dapat

dijadikan sebuah model yang dapat diadopsi oleh para petani buah khususnya di

daerah sekitar perusahaan dan para petani di daerah lainnya pada umumnya agar

dapat lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk meningkatkan nilai tambah

dari buah-buahan yang produksinya cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis kelayakan finansial

pengolahan buah pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, (2) Menganalisis

sensitivitas kelayakan finnansial pengolahan buah apabila terjadi perubahan biaya

dan pendapatan.

Penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan lokasi perusahaan di

Jl. Sawangan Raya No. 16, Depok, Jawa Barat 16511. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010. Tempat penelitian ini dipilih

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan

pengolahan buah yang memiliki kapasitas produksi paling besar dan melakukan

diversifikasi produk diantara perusahaan lain yang terdapat di wilayah yang sama.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, analisis data

dengan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif

digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan misalnya untuk

mengetahui gambaran umum perusahaan dan aspek-aspek kelayakan usaha seperti

aspek teknis atau operasi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan

sosial, aspek lingkungan, dan aspek pasar yang terdapat pada perusahaan tersebut.

Metode kuantitatif dilakukan dengan perhitungan data yang telah diperoleh

kemudian diolah dengan penggunaan angka kuantitatif. Penggunaan angka

kuantitatif pada studi kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan

finansial usaha pengolahan buah dengan menggunakan kriteria penilaian

kelayakan yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Return On Investment (ROI), Payback

Period (PP), dan Break Event Point (BEP).

Hasil analisis kelayakan finansial dapat disimpulkan bahwa menggunakan

sumber dana 100% modal sendiri, 50% modal pinjaman, dan 100% modal

pinjaman selama 5 tahun dinyatakan layak yang ditandai dengan nilai NPV pada

DF 14% positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga Bank (14%), dan

nilai Net B/C lebih besar dari satu. Hasil analisis sensitivitas dapat disimpulkan

bahwa dengan kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan

sebesar 9% dinyatakan layak, serta penurunan penerimaan sebesar 10%

dinyatakan tidak layak. Sedangkan kombinasi antara kenaikan harga bahan bakar,

bahan baku, dan bahan kemasan naik sebesar 9% dengan penurunan penerimaan

sebesar 10% dinyatakan tidak layak, sehingga dapat disarankan: (1) Usaha ini

sebaiknya dikembangkan ke arah industri pengolahan yang lebih besar mengingat

citra produk CV. WPIU sudah baik di mata masyarakat. Namun perlu diwaspadai

saat terjadi kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan serta

penurunan penerimaan karena sangat mempengaruhi kelayakan finansial

perusahaan dan (2) Usaha ini dapat dijadikan contoh dan model yang baik untuk

diadopsi oleh berbagai pihak yang ingin menekuni usaha sejenis, khususnya bagi

para petani buah agar lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk meningkatkan

nilai tambah buah sehingga didapatkan keuntungan yang lebih besar.

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1. Landasan Teori ................................................................................. 6

2.1.1. Produk Olahan Buah .............................................................. 6

2.1.1.1. Jus atau Sari Buah ............................................................ 6

2.1.1.2. Sirup Buah ....................................................................... 11

2.1.2. Pengertian Studi Kelayakan ................................................... 13

2.1.3. Aspek Studi Kelayakan ....................................... .................. 15

2.1.4. Kriteria Penilaian Kelayakan Finansial...................................19

2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 22

2.3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 26

3.2. Sumber Data ..................................................................................... 26

3.3. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 27

3.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .................................... 27

3.4.1. Analisis Pendapatan ............................................................... 28

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3.4.2. Penyusutan ............................................................................. 29

3.4.3. Net Present Value (NPV) ....................................................... 29

3.4.4. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) .......................................... 30

3.4.5. Internal Rate of Return (IRR) ................................................ 31

3.4.6. Return On Investment (ROI) .................................................. 32

3.4.7. Payback Period (PP) .............................................................. 32

3.4.8. Break Event Point (BEP) ....................................................... 32

3.4.9. Analisis Sensitivitas ............................................................... 33

3.5. Definisi Operasional ........................................................................ 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 36

4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ........................................................ 36

4.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................. 37

4.3. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 37

4.4. Perkembangan Usaha ....................................................................... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40

5.1. Aspek Teknis .................................................................................... 40

5.2. Aspek Manajemen ........................................................................... 45

5.3. Aspek Hukum .................................................................................. 46

5.4. Aspek Ekonomi dan Sosial .............................................................. 47

5.5. Aspek Lingkungan ........................................................................... 48

5.6. Aspek Pasar ...................................................................................... 48

5.7. Aspek Keuangan .............................................................................. 51

5.7.1. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana ....................................... 51

5.7.1.1. Modal Reinvestasi ............................................................ 51

5.7.1.2. Modal Kerja ..................................................................... 53

5.7.2. Penerimaan Perusahaan ......................................................... 56

5.7.3. Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ................................. 57

5.7.4. Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan

Menggunakan Pinjaman ......................................................... 61

5.7.4.1. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan

50% Modal Pinjaman ....................................................... 61

5.7.4.2. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan

100% Modal Pinjaman ..................................................... 63

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5.7.5. Analisis Sensitivitas Pengolahan Buah

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ................................. 65

5.7.5.1. Sumber Dana 100% Modal Sendiri ................................. 65

5.7.5.2. Sumber Dana 50% Modal Pinjaman ................................ 71

5.7.5.3. Sumber Dana 100% Modal Pinjaman .............................. 75

5.7.6. Perbandingan Hasil Analisis Kelayakan

Finansial dan Sensitivitas Pengolahan Buah

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul ................................. 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 82

6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 82

6.2. Saran ................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Produksi buah-buahan per tahun di Indonesia ................................................. 1

2. Modal reinvestasi tahun 2009 ........................................................................... 53

3. Biaya tetap yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan

produksi tahun 2009 s/d 2013 ........................................................................... 54

4. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan per bulan dalam

melaksanakan produksi selama tahun 2009 ...................................................... 55

5. Total biaya yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan

produksi selama tahun 2009 .............................................................................. 56

6. Penerimaan perusahaan per bulan tahun 209 s/d 2013 ..................................... 57

7. Hasil analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal

Sendiri ............................................................................................................... 58

8. Analisis Break Event Point Jus dan Sirup Buah CV. WPIU

Tahun ke-1 (Tahun 2009) ................................................................................. 59

9. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 100%

Modal Sendiri .................................................................................................... 60

10. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50% Modal

Pinjaman ......................................................................................................... 61

11. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 50%

Modal Pinjaman .............................................................................................. 62

12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal

Pinjaman ......................................................................................................... 63

13. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 100%

Modal Pinjaman .............................................................................................. 64

14. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri.................................................66

15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ................................................. 66

16. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ................................................. 67

17. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ........................................................... 68

18. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri........................68

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

19. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ................. 69

20. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga

jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ........................................................... 70

21. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman................................................71

22. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ............................................... 71

23. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ............................................... 72

24. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ......................................................... 73

25. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman.......................73

26. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga

jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ......................................................... 74

27. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman..............................................75

28. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan,

harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ............................................. 76

56. Perbandingan Hasil Kelayakan Finansial dalam Berbagai

Penggunaan Sumber Dana .............................................................................. 78

57. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 100%

Modal Sendiri .................................................................................................. 79

58. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 50%

Modal Pinjaman .............................................................................................. 80

59. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 100%

Modal Pinjaman .............................................................................................. 81

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Diagram Alir Pengolahan Sari Buah ................................................................ 10

2. Diagram Alir Pengolahan Sirup Buah ............................................................. 13

3. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 25

4. Struktur Organisasi CV.WPIU .......................................................................... 38

5. Saluran Tataniaga Jus dan Sirup Buah Pada CV.WPIU ................................... 50

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Daftar Pertanyaan .............................................................................................. 85

2. Proses Produksi Jus Buah CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul .............................................................................................. 89

3. Proses Produksi Sirup Buah CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul .............................................................................................. 90

4. Laju Inflasi Nasional Periode 2004 - 2009 ....................................................... 91

5. Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum

Periode 2004 - 2009 .......................................................................................... 91

6. Rekapitulasi Modal Reinvestasi Tahun 2009 CV. WPIU ................................. 92

7. Rekapitulasi Biaya Tetap CV. WPIU ............................................................... 93

8. Rekapitulasi Biaya Tidak Tetap CV. WPIU ..................................................... 94

9. Analisa Pendapatan dan Biaya CV. WPIU ....................................................... 95

10. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100%

Modal Sendiri .................................................................................................. 96

11. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50%

Modal Pinjaman .............................................................................................. 96

12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100%

Modal Pinjaman .............................................................................................. 97

13. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri.................................................97

14. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ................................................. 98

15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik

9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri .......................................... 98

16. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ........................................................... 99

17. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri........................99

18. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri .................

........................................................................................................................... 10

0

19. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri .................

........................................................................................................................... 10

0

20. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku,

dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100%

Modal Sendiri ..................................................................................................

........................................................................................................................... 10

1

21. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9% dan

Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%

Modal Sendiri ..................................................................................................

............................................................................................................................... 10

1

22. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9% dan

Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%

Modal Sendiri ..................................................................................................

............................................................................................................................... 10

2

23. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%

dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%

Modal Sendiri ..................................................................................................

........................................................................................................................... 10

2

24. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap

dengan 100% Modal Sendiri ........................................................................... 103

25. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 100% Modal Sendiri ..........................................................

........................................................................................................................... 10

3

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

26. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan

Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Sendiri ................................................................

104

27. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku,

dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri .................................................

........................................................................................................................... 10

4

28. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman................................................

105

29. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ................................................

105

30. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ...............................................

............................................................................................................................... 10

6

31. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman .........................................................

........................................................................................................................... 10

6

32. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal

Pinjaman..........................................................................................................

107

33. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal

Pinjaman .........................................................................................................

........................................................................................................................... 10

7

34. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 50% Modal

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Pinjaman .........................................................................................................

........................................................................................................................... 10

8

35. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku,

dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 50%

Modal Pinjaman ..............................................................................................

108

36. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9% dan

Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 50% Modal

Pinjaman .........................................................................................................

109

37. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9% dan

Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 50% Modal

Pinjaman .........................................................................................................

............................................................................................................................... 10

9

38. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%

dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 50%

Modal Pinjaman ..............................................................................................

110

39. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap

dengan 50% Modal Pinjaman ......................................................................... 110

40. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ........................................................

111

41. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan

Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ........................................................

111

42. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku,

dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%,

harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman ...............................................

........................................................................................................................... 11

2

43. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%,

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman..............................................

112

44. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman .............................................

........................................................................................................................... 11

3

45. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman .............................................

............................................................................................................................... 11

3

46. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga

Jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman .......................................................

........................................................................................................................... 11

4

47. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman.....................

114

48. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal

Pinjaman .........................................................................................................

........................................................................................................................... 11

5

49. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan

Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal

Pinjaman .........................................................................................................

........................................................................................................................... 11

5

50. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku,

dan Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual tetap dengan 100%

Modal Pinjaman ..............................................................................................

........................................................................................................................... 11

6

51. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%

dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

100% Modal Pinjaman ....................................................................................

............................................................................................................................... 11

6

52. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%

dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan

100% Modal Pinjaman ....................................................................................

............................................................................................................................... 11

7

53. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%

dan Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap dengan 100%

Modal Pinjaman ..............................................................................................

........................................................................................................................... 11

7

54. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Baku Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Pinjaman ..............................................................

........................................................................................................................... 11

8

55. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan

Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Pinjaman ..............................................................

........................................................................................................................... 11

8

56. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku dan Bahan

Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%, harga

jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman ......................................................

........................................................................................................................... 11

9

57. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar, Bahan Baku,

dan Bahan Kemasan Naik 9% dan Penerimaan Turun 10%,

harga jual tetap dengan 100% Modal Pinjaman .............................................

........................................................................................................................... 11

9

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

58. Layout CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul .............................................

............................................................................................................................... 12

0

59. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian Skripsi .......................................

............................................................................................................................... 12

1

60. SNI 01 – 0222 – 1995, Bahan Tambahan Makanan .....................................

............................................................................................................................... 12

2

61. Dokumentasi CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki potensi besar

dalam hal perkembangan pertanian. Salah satu sub sektor pertanian yang memiliki

potensi besar untuk dikembangkan adalah hortikultura. Buah-buahan merupakan

salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan dalam hal

produksi. Tabel 1 menunjukkan jumlah produksi buah-buahan per tahun di

Indonesia.

Tabel 1. Produksi buah-buahan per tahun di Indonesia

No Jenis Buah Tahun (ton)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Mangga 1.412.884 1.621.997 1.818.619 2.013.121 2.243.440

2 Jeruk 2.214.019 2.565.543 2.625.884 2.311.581 2.131.768

3 Pepaya 548.657 643.451 621.524 653.276 772.844

4 Nanas 925.082 1.427.781 2.237.858 1.272.761 1.558.196

5 Durian 566.205 747.848 594.842 602.694 797.798

6 Manggis 64.711 72.634 112.722 65.133 15.558

7 Belimbing 65.967 70.298 59.984 66.700 72.443

8 Rambutan 657.579 801.077 705.823 851.240 986.841

9 Salak 937.930 861.950 805.879 712.263 829.014

10 Jambu Biji 178.509 196.180 179.474 207.025 220.202

11 Sirsak 75.767 84.373 55.798 49.158 65.359

12 Markisa 82.892 119.683 106.788 135.541 120.796 Sumber : Biro Pusat Statistik, 2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi buah-buahan khususnya buah

nanas, belimbing, dan jambu biji cenderung meningkat setiap tahun walaupun

untuk buah nanas pada tahun 2008 mengalami penurunan produksi sebesar

965.097 ton menjadi 1.272.761 ton dari tahun sebelumnya. Produksi buah

belimbing dan jambu biji juga mengalami penurunan di tahun yang sama yaitu

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

pada tahun 2007, namun jika di lihat secara keseluruhan jumlah produksi buah-

buahan khususnya nanas, belimbing, dan jambu biji cenderung meningkat.

Permintaan terhadap produk olahan buah dewasa ini juga mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan perubahan perilaku masyarakat modern yang

menyukai mengkonsumsi buah dalam kemasan praktis, khususnya kemasan kecil

dan mempunyai masa kadaluarsa yang lebih lama dari buah segar. Menurut

Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia (2010 : 10), permintaan produk

olahan buah seperti sari buah atau jus sebesar 76.565 ton pada tahun 2006 dengan

prediksi pertumbuhan permintaan 7% per tahun dengan total permintaan pada

tahun 2010 mencapai 368.875 ton. Kecenderungan masyarakat yang dewasa ini

menyukai produk olahan menjadikan peningkatan permintaan produk olahan

terhadap buah sebagai peluang dalam peningkatan dan pengembangan nilai

tambah buah-buahan menjadi produk-produk olahan seperti buah dalam kaleng,

minuman sari buah, manisan buah, selai, kripik, dodol, dan produk olahan buah

lainnya. Hal ini yang menyebabkan banyak pelaku usaha bergerak dalam industri

pengolahan makanan dan minuman khususnya yang berbahan dasar buah.

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul merupakan salah satu pelaku usaha

yang bergerak di bidang pengolahan minuman yang berbahan dasar buah.

Bermula dari ketersediaan bahan baku yang berlimpah di kota Depok, perusahaan

ini menciptakan produk-produk olahan buah berkualitas dengan basis hasil

pertanian kebanggaan kota Depok, yaitu buah belimbing dewa, didampingi buah

lainnya seperti jambu biji merah, wortel dan nanas. Produk yang dihasilkan adalah

jus dan sirup berbahan dasar buah belimbing, jambu biji merah, dan nanas dengan

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

tambahan wortel. Pengolahan jus dan sirup buah dilakukan dengan menggunakan

teknologi pengolahan sederhana karena merupakan home industry. Usaha

pengolahan buah yang dijalankan diharapkan dapat memberikan keuntungan

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, agar tujuan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan tercapai terlebih dahulu dilakukan

sebuah studi kelayakan untuk menilai investasi yang akan ditanamkan di

perusahaan tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan. Apabila usaha

tersebut layak untuk dijalankan maka akan memberikan keuntungan atau tidak,

sehingga dapat meminimalkan atau menghindari resiko kerugian keuangan yang

penuh ketidakpastian di masa yang akan datang baik resiko yang dapat

dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan agar penanaman investasi

yang dilakukan pada perusahaan tersebut tidak sia-sia.

Perusahaan tempat penelitian ini dalam menjalankan usahanya belum

melakukan analisis kelayakan khususnya dari segi finansial atau keuangannya

untuk mengetahui kelayakan dalam penanaman investasinya. Oleh karena itu,

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan untuk perusahaan

mengambil keputusan berkenaan dengan kegiatan dan keberlangsungan

perusahaannya dan dapat dijadikan sebuah model yang dapat diadopsi oleh para

petani buah khususnya di daerah sekitar perusahaan dan para petani di daerah

lainnya pada umumnya agar dapat lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk

meningkatkan nilai tambah dari buah-buahan yang produksinya cenderung

meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin

mengkaji lebih dalam tingkat kelayakan finansial perusahaan dalam judul

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

“Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi Kasus : CV.

Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan finansial pengolahan buah pada CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul?

2. Bagaimana sensitivitas kelayakan finansial CV. Winner Perkasa Indonesia

Unggul jika terjadi penambahan biaya dan penurunan pendapatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan finansial pengolahan buah pada CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul.

2. Menganalisis sensitivitas kelayakan finnansial pengolahan buah apabila terjadi

perubahan biaya dan pendapatan.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis kelayakan finansial pengolahan jus buah

dan sirup buah selama lima tahun. Data-data terakhir yang diambil meliputi aspek

pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan, aspek hukum, dan aspek

keuangan berupa data-data keuangan adalah pada akhir tahun 2009. Batasan ini

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

dilakukan karena keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam hal waktu, biaya, dan

tenaga.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dijabarkan di atas,

maka manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah

pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan, khususnya studi kelayakan usaha.

2. Bagi perusahaan

Mengetahui kelayakan usaha dan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha mendatang.

3. Bagi pembaca

a. Akademis

Memberikan bahan referensi dan acuan dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

b. Dinas Pertanian Kota Depok

Memberikan bahan referensi dalam melakukan kegiatan pengembangan

pertanian khususnya memajukan para petani di daerah Kota Depok dengan

mengadopsi hasil penelitian sehingga para petani dapat meningkatkan nilai

tambah hasil panen buah-buahannya.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Produk Olahan Buah

Kecenderungan masyarakat mengkonsumsi buah dalam kemasan praktis

menjadikan buah dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti buah dalam

kaleng, minuman sari buah, manisan buah, selai, kripik, dodol, dan produk olahan

buah lainnya. Salah satunya adalah mengolah buah menjadi jus atau sari buah dan

sirup buah.

2.1.1.1. Jus atau Sari Buah

Menurut Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2000 : 1), jus adalah sari buah encer yang

diperoleh dari hasil pengepresan daging buah yang dilanjutkan dengan

penambahan air dan gula pasir.

Jus buah dapat dibedakan menjadi jus jernih (clear juice) dan jus keruh

(cloudy juice). Contoh jus jernih adalah jus apel, anggur, pir, dan peach. Contoh

jus keruh adalah jus nanas, mangga, sirsak, jeruk, dan jambu biji. Jus dapat dibuat

dari satu jenis buah (single fruit juice) ataupun gabungan dari beberapa jenis buah

(mixed fruits juice) (Suratin, 2007 : 9).

Perbedaan pengertian antara jus buah (fruit juice) serta minuman rasa buah

(fruit drink) adalah jus buah didefinisikan sebagai cairan yang diperoleh dari

buah-buahan segar melalui proses mekanis (seperti pemerasan), sehingga

memiliki warna, aroma, dan cita rasa yang sama seperti pada buah aslinya. Jus

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

buah biasanya dijual dalam bentuk 100 persen jus, 70 persen jus, atau 50 persen

jus. Minuman 100 persen jus artinya jus tersebut betul-betul merupakan cairan

hasil perasan dari buah asli dan dikemas tanpa proses pengenceran. Sedangkan

istilah minuman rasa buah berarti minuman tersebut tidak mengandung unsur

buah sama sekali, tetapi dibuat dengan cara menambahkan cita rasa atau flavor

buah (Suratin, 2007 : 9).

Menurut Pujimulyani (2009 : 121-126), tahap-tahap proses produksi jus

atau sari buah adalah sebagai berikut:

1. Sortasi, pengupasan, dan pencucian

Buah disortasi dan dipilih yang matang serta bebas dari kerusakan (biologis

maupun mekanis). Setelah disortasi buah dikupas dan dicuci untuk

menghilangkan kotoran-kotoran, noda, debu serta kotoran lain yang tidak

dikehendaki.

2. Pemotongan dan penghilangan biji

Setelah bahan bersih dan bebas dari kerusakan kemudian dilakukan

pemotongan bahan menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran kurang

lebih 5 cm yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi blanching.

3. Blanching

Buah yang telah dibelah kemudian di blanching pada suhu kurang lebih 85oC

selama kurang lebih 10 menit. Pengukuran suhu dilakukan dengan mengukur

suhu uap (steam) menggunakan thermometer.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

4. Ekstraksi

Ekstraksi buah dimaksudkan untuk mengeluarkan air dalam buah tersebut.

Buah dihancurkan sampai menjadi bubur kemudian disaring. Untuk

mendapatkan ekstrak lebih banyak, biasanya dilakukan dengan alat press.

5. Penyaringan

Bubur buah hasil ekstraksi kemudian dilakukan penyaringan dengan kain

saring yang menghasilkan sari buah segar.

6. Penjernihan

Cara penjernihan dengan menggunakan sentrifugasi atau filtrasi dengan

menambahkan suatu senyawa yang dapat bereaksi dengan komponen sari buah.

Penambahan senyawa tersebut merangsang pembentukan endapan dengan

membawa bahan-bahan lain dalam suspensi. Bahan yang biasa ditambahkan

yaitu gelatin.

7. Stabilisasi

Penampakan keruh pada sari buah keruh dipengaruhi oleh kestabilan

suspensinya yang nantinya akan mengakibatkan terjadinya pengendapan.

Upaya untuk mempertahankan sistem dispersi tersebut dengan menambah zat

penstabil yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan

kecenderungan penggabungan partikel dan pengendapan. Zat penstabil yang

dapat ditambahkan yaitu hidrokoloid misalnya CMC (Johanes, 1973 dalam

Pujimulyani, 2009 : 124-125).

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

8. Pasteurisasi

Pemanasan sebagai tahap pengawetan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya

kerusakan pada sari buah. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 80oC selama 20

menit.

9. Pembotolan dan penghilangan udara (Exhausting)

Sari buah yang telah dipasteurisasi kemudian dimasukkan ke dalam botol yang

telah disterilkan dengan kapasitas 250 ml. Air buah yang dimasukkan masih

dalam keadaan panas, hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kontaminan

yang terikut. Sebelum dilakukan penutupan botol, sisa udara yang terdapat

dalam botol dihilangkan dengan pemanasan menggunakan air mendidih selama

kurang lebih 5 menit.

10. Penutupan

Tahap selanjutnya adalah penutupan yang merupakan proses finishing dari

pembuatan jus atau sari buah yaitu menutup botol yang terisi sari buah. Hal ini

dimaksudkan supaya sari buah tetap higienis dan aman dari pengaruh udara

luar.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Sari Buah (Sumber: Pujimulyani, 2009 : 123)

Sortasi, pengupasan, dan pencucian

Pemotongan dan penghilangan biji

Blanching

Ekstraksi

Penyaringan

Penjernihan

(sentrifugasi/filtrasi/gelatin)

Pencampuran dengan stabilizer

(CMC/gum arab/bahan hidrokoloid)

Pasteurisasi

Pembotolan

Exhausting

Penutupan

Buah

Sari buah

Sari buah dalam

botol

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

2.1.1.2. Sirup Buah

Menurut SNI 0153-1993, sirup adalah larutan gula pekat (Saccharosa high

fruktose syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa penambahan

bahan tambahan makanan yang diijinkan (Pujimulyani, 2009 : 128). Sirup yaitu

cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan

proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain

seperti penguapan dengan hampa udara, dan lain-lain (Deputi Menegristek Bidang

Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2000 : 1).

Menurut Pujimulyani (2009 : 121-129), tahap-tahap proses produksi sirup

buah adalah sebagai berikut:

1. Sortasi, pengupasan, dan pencucian

Buah disortasi dan dipilih yang matang serta bebas dari kerusakan (biologis

maupun mekanis). Setelah disortasi buah dikupas dan dicuci untuk

menghilangkan kotoran-kotoran, noda, debu serta kotoran lain yang tidak

dikehendaki.

2. Pemotongan dan penghilangan biji

Setelah bahan bersih dan bebas dari kerusakan kemudian dilakukan

pemotongan bahan menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran kurang

lebih 5 cm yang tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi blanching.

3. Blanching

Buah yang telah dibelah kemudian di blanching pada suhu 100oC selama 5

menit dengan menggunakan asam sitrat.

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

4. Ekstraksi

Ekstraksi buah dimaksudkan untuk mengeluarkan air dalam buah tersebut.

Buah dihancurkan sampai menjadi bubur dan ditambahkan aquades.

5. Penyaringan

Bubur buah hasil ekstraksi kemudian disaring dengan kain saring dan

menghasilkan ekstrak kasar.

6. Pasteurisasi

Selanjutnya dilakukan pengolahan dengan penambahan asam sitrat untuk

meningkatkan cita rasa minuman dan membuat suasana asam, kemudian

ditambahkan CMC untuk penstabil dan gula pasir untuk pemanis. Pemanasan

dilakukan pada suhu 100oC selama 20 menit.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Sirup Buah (Sumber: Pujimulyani, 2009 : 130)

2.1.2. Pengertian Studi Kelayakan

Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar

dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun-tahun dalam jangka

panjang memberikan dampak yang cukup besar bagi kelangsungan usaha suatu

perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan untuk menanamkan

investasi terlebih dahulu mengkaji studi kelayakan khususnya aspek finansial dan

Sortasi

Pengupasan

Blanching suhu 100oC dalam waktu 5 menit

dengan asam sitrat

Penghancuran

Penyaringan dengan kain saring

Pendidihan 20 menit

Buah

Bubur buah

Ekstrak buah

CMC 0,1%

Asam sitrat 0,128%

Ekstrak : gula pasir

(100:130)

Sirup buah

Ampas

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

ekonomi (Soeharto, 1999 : 109). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

menganalisis resiko dengan menggunakan suatu asumsi tertentu, baik mengenai

biaya yang dikeluarkan untuk investasi maupun pemasukan dari pendapatan yang

akan diperoleh atau faktor-faktor lain. Suatu asumsi tidak akan selalu tepat karena

memiliki resiko berbeda atau meleset dari kenyataan, maka untuk mendapatkan

hasil yang optimal adalah dengan menggunakan cara memisahkan analisis

keputusan investasi dengan keputusan pendanaan (financing decision). Keputusan

investasi mencoba menentukan proyek atau aset apa saja yang akan dipilih dan

berapa besar biayanya, sedangkan keputusan pendanaan menentukan bagaimana

dan dari mana proyek dibiayai, sehingga setelah pemilihan usulan investasi

dianalisis dengan berbagai kriteria (misalnya, NPV atau IRR) maka langkah

selanjutnya adalah mencoba mengaitkan dengan keputusan pendanaan dan

melihat bagaimana kemungkinan interaksi yang terjadi (Soeharto, 1999 : 111).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008 : 6), pengertian kelayakan adalah

penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang

akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan

biaya yang akan dikeluarkan sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang

dijalankan dengan tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan sehingga

dapat disimpulkan bahwa pengertian Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang

akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut.

Menurut Umar (2005 : 8), Studi Kelayakan Bisnis merupakan penelitian

terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

bisnis yang dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka

pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan,

misalnya rencana peluncuran produk baru.

Menyusun studi kelayakan bisnis banyak hal yang berhubungan dengan

perhitungan bunga dan nilai uang, seperti beban bunga, tingkat bunga, nilai uang

(time value money), nilai pinjaman beserta cicilan (kredit), serta perhitungan

penyusutan terhadap aset yang digunakan (Ibrahim, 2003 : 7).

2.1.3. Aspek Studi Kelayakan

Menentukan penilaian studi kelayakan, terlebih dahulu harus mengetahui

tahapan dari aspek-aspek kelayakan usaha. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Aspek Teknis

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah

penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan

pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi, analisis

dari aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam

menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan

layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan (Kasmir dan Jakfar,

2008 : 145).

2. Aspek Manajemen

Uraian aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan

cara pengelolaan dari gagasan usaha atau proyek yang direncanakan secara

efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

teknis (jenis pekerjaan yang diperlukan) dan berdasarkan pada kegiatan usaha,

disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan

kegiatan tersebut. Berdasarkan pada struktur organisasi yang ditetapkan,

kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan

(Ibrahim, 2003 : 95).

3. Aspek Hukum

Aspek hukum terdiri dari dokumen yang perlu diteliti keabsahan,

kesempurnaan, dan keasliannya yang meliputi badan hukum, izin-izin yang

dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan

usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 23).

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan

dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan

didirikan dan dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata

peraturan yang berlaku di wilayah tersebut (Suratman, 2001 : 29).

4. Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek sosial dan ekonomi terdiri dari dampak positif dan negatif yang

akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri,

pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial

dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan

kepada masyarakat khususnya yaitu memberikan peluang untuk meningkatkan

pendapatannya dan pemerintah pada umumnya yaitu memberikan pemasukan

berupa berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 193).

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5. Aspek Lingkungan

Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak

lingkungan di sekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun di luar

suatu proyek yang akan dijalankan. Arti keberadaan suatu usaha atau proyek

akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang berada di sekitar rencana lokasi,

baik dampak rencana usaha dan atau kegiatan terhadap kegiatan-kegiatan yang

sudah ada sebaliknya maupun dampak kumulatif dari rencana usaha dan atau

kegiatan yang sudah ada terhadap lingkungan hidup (Kasmir dan Jakfar,

2008 : 203).

6. Aspek Pasar

Menurut Ibrahim (2003 : 100), faktor utama yang perlu dinilai dalam

aspek pasar dan pemasaran, antara lain:

a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta kecenderungan

permintaan di masa yang akan datang.

b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan

market space (market potensial) yang tersedia di masa yang akan datang.

c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana

produksi.

d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa

yang akan datang.

e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang

telah direncanakan.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-

kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain

dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, Walker, dan

Larreche, 2000 : 4). Bauran pemasaran merupakan kiat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya. Kombinasi dari

bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi (Kotler,

2004 : 18).

7. Aspek Keuangan

Kajian aspek keuangan dalam studi kelayakan berkaitan dengan

bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pelaksanaannya

serta mencari sumberdaya yang bersangkutan secara efisien, sehingga

memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Suratman,

2002: 140). Keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal

seperti:

a. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.

b. Kebutuhan biaya investasi.

c. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode

termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur

investasi.

d. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.

e. Kriteria penilaian investasi.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

f. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

(Kasmir dan Jakfar, 2008 : 87).

2.1.4. Kriteria Penilaian Kelayakan Finansial

Pelaksanaan dari sebuah proyek dapat diketahui memberikan keuntungan

atau tidak dengan melakukan evaluasi proyek, yaitu dengan cara menghitung

manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek dengan menggunakan

kriteria penilaian kelayakan finansial. Kriteria penilaian kelayakan finansial yang

digunakan sebagai berikut:

1. Net Present Value (NPV)

Teknik NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek

investasi layak dilaksanakan atau tidak, dengan cara mengurangkan antara

present value (nilai saat ini) dan aliran kas bersih operasional atas proyek

investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cashflow dengan initial

cashflow (initial investment). Metode NPV yaitu menghitung selisih nilai

sekarang penerimaan kas bersih dari investasi yang diperlukan (Suratman,

2002 : 120). NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan

present value dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional

maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang (Umar, 2005 : 200).

NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dengan

PV investasi (capital outlays) selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar,

2008 : 100).

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah

didiskon positif dengan net benefit yang telah didiskon negatif. B/C Ratio

merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan dengan nilai

sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi (Ibrahim, 2003 : 151).

Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang

positif dengan jumlah present value yang negatif (Gray, 2005 : 74).

3. Internal Rate of Return (IRR)

Penentuan layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek investasi

adalah dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan

yang diharapkan atau diisyaratkan (Suratman, 2002 :132). Metode ini

digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari

arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan

pengeluaran investasi awal (Umar, 2005 : 198). IRR merupakan alat untuk

mengukur tingkat pengembalian hasil intern (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 102).

4. Return On Investment (ROI)

ROI merupakan pengembalian atas investasi yaitu perbandingan antara

pemasukan (income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan

indikasi profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002 : 95). ROI merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan

dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir dan

Jakfar, 2008 : 206).

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5. Payback Period (PP)

Penentuan layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek investasi,

cukup membandingkan antara waktu pengembalian jumlah dana untuk

investasi dengan umur ekonomi proyek (Suratman, 2002 : 112). Payback

Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali

pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran

kas (Umar, 2005 : 197). PP merupakan teknik penilaian terhadap jangka

waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir dan

Jakfar, 2008 : 98).

6. Break Event Point (BEP)

BEP merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah

manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan kata

lain pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi (Fatah,

1994 : 45). Analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan

untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam kegiatan

perusahaan seperti jumlah produksi yang dilaksanakan, biaya yang

dikeluarkan serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya

(Umar, 2005 : 202).

7. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas untuk mengkaji sejauhmana perubahan unsure-

unsur dalam aspek finansial-ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang

dipilih (Soeharto, 2002 : 122). Penentuan resiko investasi adalah dengan

dilakukannya analisis sensitivitas didasarkan pada kemungkinan yang paling

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

optimis sampai pada kemungkinan yang paling pesimis (Suratman,

2002 : 142). Analisis Sensitivitas merupakan suatu cara untuk mengetahui

pengaruh pada solusi optimal yang dihasilkan oleh perubahan variabel-

variabel kritis yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan (Suherman,

2004 : 8).

2.2. Penelitian Terdahulu

Rustiana (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan

Usaha Pengolahan Puree Mangga di CV. Promindo Utama, Cirebon, Jawa Barat.

Dapat diketahui bahwa hasil aspek non-finansial menunjukkan bahwa usaha

pengolahan puree mangga telah layak untuk dilaksanakan. Ditinjau dari aspek

pasar, potensi pasar puree mangga dinilai telah memadai yaitu pangsa pasar

berupa industri hilir. Ditinjau dari aspek teknis, pemilihan lokasi unit pengolahan

puree mangga dinilai sangat tepat. Ditinjau dari aspek manajemen, pelaksanaan

kegiatan unit pengolahan diharapkan akan terorganisasi dengan baik. Dari aspek

sosial, pengembangan unit pengolahan puree mangga ini telah meningkatkan

pendapatan petani serta membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar dan dari

aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan tidak mencemari sekitar.

Hasil aspek keuangan menunjukkan bahwa usaha pengolahan puree

mangga ini layak untuk dijalankan jika menggunakan bahan baku mangga

Harumanis grade C. Nilai NPV yang diperoleh unit pengolahan selama 10 tahun

yaitu sebesar Rp. 346.825.522,- dengan kapasitas mesin sebesar 78.000 kg selama

5 bulan masa produksi per tahunnya, nilai IRR sebesar 87,26 persen, nilai Net B/C

sebesar 6,14 dan Payback Period 2 tahun 2,6 bulan.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Manijo (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha

Pengolahan Jagung pada Proyek Agribisnis BPPT Pemda Sumedang, Sumedang,

Jawa Barat. Ditinjau dari aspek pasar, telah memiliki peluang pasar yang cukup

baik karena besarnya permintaan pasar. Dari aspek teknis, usaha ini layak

dikembangkan karena secara teknis tempat pengolahan dekat dengan tempat

produksi bahan baku, ketersediaan tenaga kerja yang cukup berpengalaman serta

sarana dan prasarana yang dimiliki cukup memadai. Ditinjau dari aspek sosial

telah memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar seperti pembukaan

lapangan kerja baru dan peningkatan keterampilan petani serta peningkatan

pendapatan petani.

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dan ekonomi, usaha

pengolahan jagung ini layak untuk dijalankan karena memberikan nilai NPV

positif, Net B/C lebih besar dari satu, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga

yang berlaku di pasaran, dan Payback Period kurang dari umur ekonomis proyek.

Jika dilihat dari analisis sensitivitasnya, kelayakan finansial untuk proyek ini tidak

layak untuk dijalankan ketika terjadi penurunan produksi sebesar 15,38% dan

penurunan harga jual sebesar 23,33%. Untuk kelayakan ekonominya tidak layak

untuk dikembangkan ketika terjadi penurunan produksi sebesar 15,38% dan

kenaikan biaya produksi sebesar 5% dikarenakan proyek ini akan mengalami

kerugian sehingga tidak dapat memberikan manfaat yang positif terhadap

masyarakat.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

2.3. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan olahan minuman buah CV.

Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan menggunakan beberapa tahap. Hal

yang pertama adalah dengan melakukan observasi dan wawancara langsung untuk

mencari informasi tentang permasalahan yang terdapat di perusahaan tersebut

dengan mengetahui data-data tentang aspek-aspek kelayakan yang berkaitan

dengan kelayakan usaha, seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen,

aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, aspek lingungan, serta berkaitan dengan

kelayakan finansial yaitu aspek keuangan perusahaan.

Kebutuhan dan sumber dana terdiri dari modal reinvestasi dan modal kerja

berupa biaya tetap dan biaya tidak tetap. Untuk mengetahui apakah perusahaan

tersebut secara keuangan dapat dikatakan layak dari data biaya dan pendapatan

maka dilakukan beberapa pengukuran kriteria penilaian kelayakan yaitu NPV, Net

B/C, IRR, ROI, Payback Period, dan BEP. Untuk mengestimasi adanya perubahan

harga di masa yang akan datang maka dilakukan analisis sensitivitas. Kemudian

dari data-data keuangan tersebut diolah dan kemudian dianalisis sehingga

didapatkan hasil data yang diperlukan. Setelah mendapatkan hasil tentang studi

kelayakan finansial pada perusahaan maka dapat disimpulkan apakah usaha

tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dikatakan layak maka usaha tersebut

dapat terus dilaksanakan dan rekomendasi difokuskan pada pengembangan

perusahaan ke depan, sedangkan apabila usaha tersebut tidak layak maka

perusahaan tersebut harus mengadakan evaluasi dan perbaikan dalam usaha dan

adanya pengefisienan terhadap biaya yang dikeluarkan dan perlu adanya

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

perbaikan dalam perusahaan. Untuk lebih jelas, maka kerangka pemikiran dapat

diuraikan pada Gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

Visi dan Misi

Pengolahan Buah Segar Menjadi

Jus dan Sirup Buah

Aspek Keuangan

1. Analisis Kelayakan Finansial

Pengolahan Buah

Net Present Value (NPV)

Internal Rate of Return (IRR)

Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C)

Return On Investment (ROI)

Payback Period (PP)

Break Event Point (BEP)

2. Analisis Sensitivitas Pengolahan Buah

Net Present Value (NPV)

Internal Rate of Return (IRR)

Net Benefit Cost-Ratio (Net B/C)

Payback Period (PP)

Layak

Analisis Kelayakan Finansial

Pengolahan Buah

Tidak Layak

Pengembangan Usaha Evaluasi

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul dengan lokasi perusahaan di

Jl. Sawangan Raya No. 16, Depok, Jawa Barat 16511. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010. Tempat penelitian ini dipilih

atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan

pengolahan buah yang memiliki kapasitas produksi paling besar dan melakukan

diversifikasi produk diantara perusahaan lain yang terdapat di wilayah yang sama.

Selain itu perusahaan ini juga memiliki potensi perkembangan yang baik pada

masa yang akan datang dan adanya transparansi data-data yang dapat

memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer yang diperoleh berupa data langsung dari perusahaan yang

berupa observasi dan wawancara dengan pimpinan CV. Winner Perkasa Indonesia

Unggul, dan karyawan di bidang pengolahan. Hal ini dilakukan antara lain untuk

mengetahui aspek-aspek kelayakan yang terdapat pada CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul yaitu data-data mengenai bauran pemasaran, layout perusahaan,

struktur organisasi, penanganan lingkungan, perizinan perusahaan, dan data-data

keuangan. Data primer tersebut digunakan dalam menganalisis studi kelayakan

finansial.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen perusahaan dan instansi

yang terkait. Data sekunder juga diperoleh melalui proses membaca, mempelajari,

dan mengambil keterangan yang diperlukan dari buku-buku atau majalah,

dokumen-dokumen, penelitian terdahulu, bahan-bahan kuliah serta sumber-

sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data-data dan keterangan yang diperlukan melalui

beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, dan studi literatur. Observasi adalah

pengumpulan data dengan observasi langsung atau mengamati objek penelitian

secara langsung sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata dari keadaan

perusahaan yaitu lokasi perusahaan, bagaimana layout pabrik tempat produksi,

sistem pengawasan proses produksi, penanganan limbah, sarana dan prasarana

produksi.

Wawancara adalah pengumpulan data yang melakukan tanya jawab secara

langsung dengan pimpinan perusahaan dan karyawan di bidang pengolahan yang

memiliki informasi mengenai data-data perusahaan khususnya data-data

keuangan. Studi literatur adalah pengumpulan data dengan studi literatur berupa

buku-buku atau majalah, dokumen-dokumen, dan sumber-sumber data lainnya

yang berhubungan dengan aspek-aspek kelayakan usaha dan finansial.

3.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Penulis melakukan analisis data dengan menggunakan dua metode

analisis, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan misalnya untuk

mengetahui gambaran umum perusahaan dan aspek-aspek kelayakan usaha seperti

aspek teknis atau operasi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan

sosial, aspek lingkungan, dan aspek pasar yang terdapat pada perusahaan tersebut.

Metode kuantitatif dilakukan dengan perhitungan data yang telah diperoleh

kemudian diolah dengan penggunaan angka kuantitatif. Penggunaan angka

kuantitatif pada studi kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan

finansial usaha pengolahan buah.

3.4.1. Analisis Pendapatan

Menurut Niswonger (1992 : 197), pendapatan dari penjualan adalah

seluruh total tagihan kepada pelanggan atas barang yang dijual, baik secara tunai

maupun kredit. Pendapatan yaitu pertambahan harta diluar tambahan investasi

yang mengakibatkan modal bertambah. Pendapatan usaha yaitu pendapatan yang

diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan (untuk perusahaan dagang

penjualan), sedangkan pendapatan diluar usaha yaitu pendapatan yang diperoleh

dari bukan usaha pokok perusahaan (diluar pokok usaha). Menurut Soemarso

(2002 : 274), pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan

kewajiban yang timbul dari penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha

lainnya dalam suatu periode. Analisis pendapatan usaha dilakukan terhadap biaya

kegiatan produksi dari awal pembuatan hingga pengemasan yang dilakukan dalam

satu bulan. Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui nilai pendapatan

yang diperoleh CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul. Terlebih dahulu dilakukan

perhitungan penerimaan dengan rumus sebagai berikut:

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Penerimaan usaha = P . Q

dimana : P = harga jual produk

Q = jumlah produk yang dihasilkan

Perhitungan pengeluaran sebagai berikut:

Total biaya = BT + BV

dimana : BT = total biaya tetap

BV = total biaya variabel

Perhitungan pendapatan sebagai berikut:

Pendapatan = Penerimaan – Total biaya

3.4.2. Penyusutan

Menurut Suratiyah (2006 : 35), untuk memperhitungkan penyusutan pada

dasarnya bertitik tolak pda harga perolehan (cost) sampai dengan modal tersebut

dapat memberikan manfaat bagi suatu usaha. Salah satu cara yang dapat

digunakan untuk memperhitungkan nilai penyusutan sekaligus digunakan dalam

penelitian ini adalah metode garis lurus. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Harga Beli – Nilai Sisa

Penyusutan =

Umur Ekonomis

3.4.3. Net Present Value (NPV)

NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan present value

dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas

terminal) di masa yang akan datang (Umar, 2005: 200). Rumus NPV adalah

sebagai berikut:

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

n CFt

NPV = ∑ I0

t=1 ( 1 + K)t

dimana : CFt = aliran kas per tahun pada periode t

I0 = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (discount rate)

Kriteria penilaiannya adalah :

a. NPV positif berarti bahwa proyek tersebut mendapatkan keuntungan dan

proyek dapat dilaksanakan.

b. NPV negatif berarti bahwa proyek tersebut berada dalam kerugian dan proyek

tidak dapat dilaksanakan.

3.4.4. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang

positif dengan jumlah present value yang negatif (Gray, 2005 : 74). Rumus Net

B/C adalah sebagai berikut:

n Bt - Ct

∑ ( untuk Bt – Ct > 0 )

t=0 (1 + i)t

Net B/C =

n Ct - Bt

∑ ( untuk Bt – Ct < 0 )

t=0 (1 + i)t

dimana : n = jumlah tahun

t = tahun ke

Bt - Ct = benefit netto dalam tahun t

i = discount rate

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Kriteria penilaiannya adalah:

a. Jika Net B/C > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan.

b. Jika Net B/C < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan.

Kasus perusahaan ini hanya menghitung manfaat langsung dari perusahaan

berupa penerimaan yang didapat dari volume penjualan yang dikalikan dengan

harga produk, dalam kasus ini tidak menghitung manfaat tidak langsung dari

perusahaan berupa nilai kepercayaan konsumen dan nilai-nilai lain yang memiliki

manfaat bersifat tidak langsung yang diterima perusahaan.

3.4.5. Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan

nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas

dengan pengeluaran investasi awal (Umar, 2005: 198). Rumus IRR adalah sebagai

berikut:

n CFt

I0 = ∑

t=1 ( 1 + IRR )t

dimana : t = tahun ke

n = jumlah tahun

I0 = nilai investasi awal

CF = arus kas bersih

IRR = tingkat bunga yang dicari harganya

Kriteria penilaiannya adalah jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari

tingkat suku bunga yang ditentukan maka investasi dapat diterima.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3.4.6. Return On Investment (ROI)

Pengembalian atas investasi (ROI) adalah perbandingan antara pemasukan

(income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi

profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002 : 95). ROI merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan

atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir dan Jakfar, 2008 : 206).

Rumus ROI sebagai berikut:

Net Profit After Tax

ROI = x 100%

Investasi

3.4.7. Payback Period (PP)

Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan

aliran kas (Umar, 2005: 197). Rumus PP adalah sebagai berikut:

Nilai investasi

Payback Period = x 1 tahun

Kas Masuk Bersih

Kriteria penilaiannya adalah jika payback period lebih pendek waktunya dari

maximum payback period-nya maka usulan investasi dapat diterima.

3.4.8. Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha

dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya)

dengan kata lain pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi

(Fatah, 1994 : 45).

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Total biaya produksi

BEP Produksi =

Harga penjualan

Total biaya

BEP Harga =

Total produksi

3.4.9. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan

proyek yang telah dilakukan. Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk mengkaji

sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial terhadap apa yang

dipilih (Fatah, 1994 : 96).

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan kriteria penilaian

kelayakan finansial, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengukur

perubahan-perubahan yang terjadi yaitu, perubahan harga bahan bakar, perubahan

harga bahan baku, perubahan harga bahan kemasan, dan perubahan penerimaan.

Hal tersebut karena dapat mempengaruhi kondisi kelayakan usaha dari nilai NPV,

Net B/C, IRR, ROI, dan Payback Period setelah terjadi perubahan akibat variabel-

variabel diatas. Kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan

sebesar 9% didapat dari rata-rata inflasi nasional periode 2004 – 2009 yang dapat

dilihat pada Lampiran 4. Penurunan penerimaan diasumsikan sebesar 10% dengan

pertimbangan banyaknya pesaing pada usaha sejenis yang bermunculan. Tingkat

suku bunga yang digunakan dalam analisis sensitivitas adalah 14% yang

merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit investasi bank umum periode

2004 – 2009 yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Adapun variabel-variabel

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

yang digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian diantaranya

adalah:

1. Peningkatan harga bahan bakar sebesar 9% pada harga bahan bakar gas untuk

proses produksi dan bahan bakar bensin untuk transportasi.

2. Peningkatan harga bahan baku sebesar 9% pada harga bahan baku buah

(belimbing, jambu biji merah, nanas, dan wortel) dan harga bahan baku

tambahan (gula pasir, CMC, dan bahan tambahan makanan (natrium benzoat,

citrun, pewarna makanan, dan essense)).

3. Peningkatan harga bahan kemasan sebesar 9% pada kemasan botol (plastik dan

kaca) dan kemasan karton pak.

4. Penurunan penerimaan 10 persen.

3.5. Definisi Operasional

1. Modal Reinvestasi adalah komponen biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi

usaha perusahaan dalam meningkatkan jumlah produksi dan bersifat jangka

panjang.

2. Modal Kerja adalah semua biaya yang dikeluarkan per periode

dilaksanakannya kegiatan produksi perusahaan. Modal kerja terdiri dari biaya

tetap dan biaya tidak tetap.

3. Perhitungan penyusutan dengan menghitung nilai sisa sebesar 10% dari harga

awal pembelian.

4. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung pada

perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan keluaran atau produk di

dalam interval tertentu.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5. Biaya Tidak Tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan tingkat produksi.

6. Total biaya adalah jumlah dari modal kerja dan biaya penyusutan yang

dikeluarkan selama umur proyek berlangsung.

7. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga yang

berlangsung sekarang yaitu sebesar 14% yang didapat dari rata-rata suku

bunga kredit investasi bank umum periode 2004-2009 dan ditentukan

berdasarkan ketetapan Bank Indonesia.

8. Rata-rata inflasi nasional periode 2004-2009 sebesar 9% untuk menentukan

kenaikan harga bahan bakar, harga bahan baku, dan harga bahan kemasan.

9. Penerimaan diasumsikan mengalami penurunan sebesar 10% akibat adanya

pesaing dengan produk yang sama.

10. Sumber modal CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul untuk reinvestasi

merupakan modal sendiri.

11. Perhitungan analisis kelayakan terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman

dengan jumlah pinjaman sebesar 50%, dan modal pinjaman dengan jumlah

pinjaman sebesar 100%.

12. Perhitungan analisis kelayakan tahun 2009 dianggap sebagai tahun pertama

produksi dengan perhitungan umur proyek selama 5 tahun.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul (WPIU) merupakan salah satu

pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan minuman yang berbahan dasar

buah. Perusahaan ini berdiri pada bulan September 2005 dengan pemiliknya

adalah Ibu Maria Gigih Sandy. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernaung di

bawah satu kesatuan kelompok kerja yaitu Babakan Agro Andalan Desa yang

bergerak pada bidang pengolahan buah menjadi aneka macam produk olahan

seperti jus, sirup, selai, dan instan. Seiring berjalannya waktu, kelompok kerja

tersebut memisahkan diri untuk mendirikan usaha sendiri dengan nama sesuai

yang diinginkan oleh pendirinya masing-masing. Salah satu kelompok yang

memisahkan diri tersebut adalah CV. WPIU dengan membawa komitmen bahwa

masing-masing kelompok memproduksi salah satu jenis hasil olahan buah sebagai

produk utamanya, namun jika ingin memproduksi hasil olahan yang lain

diperbolehkan seperti sirup, selai, dan dodol tetap diproduksi sesuai pesanan.

Merek dagang Winner Perkasa Indonesia Unggul dipilih adalah agar kelak

perusahaan ini menjadi pemenang di dalam industri pengolahan buah, baik di

dalam negeri maupun di luar negeri. Kata Indonesia diikutsertakan dalam

penamaan merek dagang supaya bangsa Indonesia tidak selalu dilecehkan oleh

bangsa-bangsa asing dan memberitahukan bahwa Indonesia memiliki sumberdaya

alam dan sumberdaya manusia yang unggul dan berkualitas.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan adalah mensejahterakan masyarakat sekitar melalui

pemberdayaan lingkungan guna menciptakan lapangan pekerjaan. Misi

perusahaan ke depan adalah memenuhi kebutuhan pasar lokal secara optimal dan

membudayakan cinta produk Indonesia. Berdasarkan visi dan misi yang

ditetapkan, maka perusahaan ini semakin melebarkan sayapnya menjadi sebuah

perusahaan industri pengolahan yang lebih besar.

3.3. Struktur Organisasi Perusahaan

CV. WPIU adalah sebuah perusahaan berskala kecil yang bergerak di

bidang pengolahan hasil hortikultura khususnya buah-buahan. Perusahaan ini

memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu organisasi garis atau lini yang

dipimpin oleh Ibu Maria Gigih Sandy sebagai pemilik sekaligus pemimpin

(komanditer) dan merangkap juga sebagai manajer tunggal. Jika Ibu Maria sedang

ada keperluan di luar perusahaan maka tugas tersebut dialihkan kepada anaknya

yang juga mempunyai saham pada perusahaan ini. Ibu Maria sebagai manajer

tunggal sekaligus pemimpin dan pemilik (komanditer) membawahi empat staf

pelaksana, yaitu bagian administrasi, bagian produksi, bagian finishing, dan

bagian distribusi. Adapun tugas dari masing-masing pelaksana sebagai berikut:

1. Komanditer yaitu pemilik sekaligus pemimpin perusahaan yang mempunyai

kekuasaan penuh dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

kegiatan dan keberlangsungan perusahaan.

2. Manajer yaitu pengawas dan pengendali yang bertanggung jawab terhadap

kegiatan produksi, finishing, distribusi, dan pemasaran.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3. Bagian administrasi yaitu staf pelaksana yang bertugas mencatat pengeluaran

dan pemasukan kas yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.

4. Bagian produksi yaitu staf pelaksana yang bertugas melaksanakan kegiatan

produksi hingga menghasilkan suatu produk.

5. Bagian finishing yaitu staf pelaksana yang bertugas melaksanakan kegiatan

pengemasan, pelabelan, dan pengepakan.

6. Bagian distribusi yaitu staf pelaksana yang bertugas melaksanakan kegiatan

penyaluran produk. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai

berikut.

-------------

Gambar 4. Struktur Organisasi CV.WPIU

3.4. Perkembangan Usaha

Perusahaan yang beroperasi sejak tahun 2006 ini dari tahun ke tahun

mengalami perkembangan terlihat dari peningkatan jumlah produksi selama

3 tahun hingga tahun 2009 dan masih bersifat fluktuatif. Tahun 2009 perusahaan

ini melakukan reinvestasi dengan tujuan meningkatkan jumlah produksi dan saat

ini (2011) peningkatan jumlah produksi mencapai kapasitas 1500 liter per hari.

Hal ini bertujuan untuk mencapai target pasar khususnya lokal. Produk ini telah

dikenal oleh berbagai lapisan sosial masyarakat dan dengan cita rasa khas buah

Indonesia, produk-produk ini diharapkan menjadi pilihan pertama konsumen.

Manajer Komanditer

Bagian Produksi Bagian Finishing Bagian

Distribusi

Bagian

Administrasi

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Perusahaan ini berada dalam lingkungan daerah Sawangan-Depok yang

didalamnya terdapat sejumlah pesaing yaitu perusahaan sejenis dengan produk

yang sama (jus dan sirup buah) dan penjual minuman dengan produk berbeda (es

kelapa, minuman ringan, dan lain-lain). Kondisi dengan banyaknya pesaing

tersebut perusahaan tetap memproduksi produknya secara kontinyu guna

melengkapi keanekaragaman cita rasa minuman sebagai pilihan untuk konsumen.

Perusahaan ini selalu berupaya untuk memenuhi permintaan pasar yaitu

dengan meningkatkan kapasitas produksinya hingga 150% dengan tingkat

pendistribusian yang kontinyu setiap harinya. Usaha pembuatan jus dan sirup

buah ini memiliki potensi dan prospek yang baik ke depan terlihat dari

peningkatan permintaan dari konsumen. Koperasi dan sejumlah agen telah

menjadi penyalur tetap produk-produknya. Saat ini CV. WPIU mendapat tawaran

untuk memasok produknya ke beberapa supermarket dan hingga saat ini masih

dalam proses. Berdasarkan produk, jus dan sirup buah yang dihasilkan merupakan

minuman instan yang memiliki nilai gizi dan atribut yang lengkap. Informasi ini

penting untuk disampaikan kepada konsumen sehingga dicetak pada label di

setiap kemasan jus maupun sirup buah. Produk yang dihasilkan CV. WPIU sudah

memiliki kelengkapan baik dari segi produksi yang selalu tersedia maupun

kandungan gizi sehingga produk ini dapat diterima di supermarket dan pasar

swalayan lainnya. Pengembangan pemasaran produk jus dan sirup buahnya juga

telah sampai ke luar pulau Jawa seperti Riau dan sedang dalam proses

mengirimkan produknya ke kota Dubai di kawasan Timur Tengah melalui

koperasi.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Aspek Teknis

Aspek teknik yang diteliti pada CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

(WPIU) meliputi lokasi usaha, teknologi, proses produksi, dan layout. Perusahaan

ini beralamatkan di Jl. Sawangan Raya No. 16, Depok, Jawa Barat 16511. Lokasi

pabrik terletak di tengah-tengah perumahan yang berada agak jauh dari jalan raya

yaitu sekitar satu kilometer. Transportasi menuju jalan raya tidak sulit karena

jalan perumahan dilewati oleh angkutan umum. Perusahaan ini berada tidak jauh

dari perkebunan buah milik kelompok tani daerah setempat yaitu sekitar

2 kilometer sehingga untuk pasokan buah-buahan tidak mengalami kendala dan

berada di lingkungan perumahan dan sekolah yang menjadi pasar produknya.

Produk jus dan sirup buah yang dihasilkan perusahaan ini menggunakan

3 bahan dasar buah yaitu belimbing, jambu biji merah, dan nanas yang di campur

dengan wortel (mixed fruit). Jus buah dikemas dalam botol berbahan dasar plastik

dengan ukuran isi 250 ml dan sirup buah dikemas dalam botol kaca berukuran isi

620 ml dengan diberi label masing-masing rasa. Setiap bulan perusahaan ini

memproduksi 1.092 karton atau 26.208 buah botol jus buah dengan kapasitas

perbotol 250 ml dan 157 karton atau 1.256 buah botol sirup buah dengan kapasitas

perbotol 620 ml dengan asumsi produk rusak (reject) sebesar 2% per bulan

produksi dan asumsi produk tidak terjual sebesar 2% per bulan produksi.

Perusahaan ini membeli buah belimbing dari pusat koperasi belimbing

dewa atau petani belimbing yang berada di sekitar perusahaan, buah jambu biji

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

merah dibeli dari petani jambu biji merah yang juga berada di sekitar perusahaan

dan membeli buah nanas serta wortel di pasar tradisional. Bahan tambahan

makanan yang digunakan sebagai bahan baku tambahan dibeli dari toko

langganan yang menjual bahan-bahan makanan pembuatan kue yang aman untuk

dikonsumsi. Kemasan botol plastik untuk jus dibeli dari toko khusus yang

menyediakan kemasan plastik makanan dan botol kaca didapat dari pasokan agen

khusus. Karton pak untuk jus dan sirup dipesan secara khusus pada percetakan

karton dengan harga yang telah disepakati oleh kedua pihak.

Teknologi dan proses pengolahan tergolong tradisional atau sederhana.

Hal ini dapat dilihat dari peralatan yang digunakan dalam proses produksi hingga

menjadi produk akhir menggunakan peralatan sederhana dan masih menggunakan

tenaga manusia secara langsung. Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam

kegiatan produksi dan finishing termasuk alat-alat yang sederhana dan biasa

digunakan oleh masyarakat pada umumnya, sebagai berikut:

1. Keranjang plastik

Keranjang plastik digunakan sebagai wadah atau tempat untuk meletakkan

buah yang diterima dari suplier sebelum dilakukan uji visual.

2. Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan dalam proses penerimaan bahan baku

untuk mengetahui kuantitas bahan baku. Timbangan yang digunakan adalah

timbangan manual dan timbangan digital.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3. Pisau tahan karat (stainless steel)

Pisau berfungsi untuk membersihkan buah dari bagian-bagian yang tidak

diinginkan.

4. Blender

Blender berfungsi untuk menghancurkan buah setelah dilakukan penimbangan

dan pencucian.

5. Alat pencampuran (bak plastik)

Bak plastik digunakan untuk menempatkan buah yang telah dilakukan

pencucian dan pembersihan. Bak plastik juga digunakan dalam melakukan

pencelupan buah ke dalam air panas sebelum selanjutnya buah dihancurkan.

6. Alat penyaringan

Alat penyaringan adalah alat yang digunakan untuk menyaring hasil

penghancuran buah. Alat ini juga digunakan untuk menyaring hasil akhir

pengolahan jus dan sirup buah agar dihasilkan jus dan sirup buah yang jernih.

7. Kompor Gas

Kompor gas adalah alat yang digunakan sebagai pemanas selama proses

pemasakan dan pencampuran bahan baku buah dan bahan baku tambahan.

8. Panci stainless steel

Panci stainless steel digunakan sebagai wadah atau tempat pemasakan dan

pencampuran semua bahan baku yang dibutuhkan dalam pengolahan jus dan

sirup buah.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

9. Pengaduk kayu

Pengaduk adalah alat yang digunakan untuk mengaduk semua bahan baku yang

telah dicampur dalam panci stainless steel selama proses pemasakan diatas

kompor gas.

10. Alat pengisian dalam kemasan (water dispenser)

Pengemas water dispenser adalah suatu alat yang berupa wadah tertutup yang

digunakan sebagai alat untuk mengemas hasil olahan jus dan sirup ke dalam

botol kemasan. Pengemas yang digunakan berkapasitas 21 liter.

11. Krat botol

Krat botol digunakan untuk menempatkan kemasan jus dan sirup buah yang

telah selesai dikemas dalam botol kemasan. Jus dan sirup buah tersebut

disusun dalam krat botol untuk didinginkan dengan menggunakan air dingin.

12. Wadah pelarutan (gentong air plastik)

Alat ini digunakan untuk melarutkan CMC dengan air sebagai bahan untuk

pengolahan jus dan sirup buah.

13. Panci stainless steel persegi

Alat ini digunakan untuk melakukan sterilisasi botol kaca untuk kemasan sirup

buah dengan merendam botol kaca ke dalam air yang telah dididihkan.

14. Alat pengepres

Alat ini digunakan untuk merekatkan tutup botol berbahan stainless steel ke

atas botol kaca untuk kemasan sirup buah.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

15. Lemari pendingin

Lemari pendingin adalah salah satu perlengkapan yang dibutuhkan untuk

menyimpan produk akhir jus dan sirup buah yang telah selesai dikemas.

Biasanya lemari pendingin hanya digunakan untuk menyimpan jus buah yang

tidak lolos uji visual yaitu kemasan botol plastik berkerut yang disebabkan jus

buah yang masih terlalu panas sudah dikemas.

Proses pengolahan mulai dari awal yaitu sortasi buah, penimbangan buah

dengan menggunakan timbangan, dan pencucian buah sekaligus dilakukan

pembuangan bagian buah yang tidak diperlukan dengan menggunakan pisau

stainless steel yang seluruhnya dilakukan oleh tenaga kerja bagian produksi.

Kemudian dilakukan blansir atau penirisan menggunakan bak plastik lalu

dilakukan penghancuran buah dengan menggunakan blender. Saat proses

pemasakan juga masih menggunakan kompor gas dan dilakukan pengadukan

manual oleh tenaga kerja. Proses pengemasan juga masih dilakukan oleh tenaga

kerja sampai proses pengepakan. Adapun bagan proses produksi jus buah

ditunjukkan pada Lampiran 2 dan sirup buah pada Lampiran 3.

Pabrik pengolahan jus dan sirup buah berukuran 80 m2 didirikan

disamping rumah tinggal pemiliknya. Kantor dengan pabrik dihubungkan melalui

sebuah pintu. Bangunan pabrik ini didalamnya terdapat satu ruang kantor

berukuran 2x2 m2, satu ruang kamar mandi berukuran 1x2 m

2, dan selebihnya

ruangan dibuat tanpa sekat yang memiliki satu pintu untuk keluar masuk

karyawan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan yaitu tempat pemasakan,

pencucian buah, dan diisi dengan meja-meja untuk menempatkan

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

peralatan-peralatan produksi dan bahan pengemas, serta terdapat rak-rak sebagai

tempat penyimpanan bahan tambahan makanan. Kemudian terdapat gentong-

gentong air yang berisi air bersih khusus untuk pemasakan dan bahan baku CMC

yang ditempatkan disamping tempat pemasakan. Terdapat juga saluran air untuk

pembuangan sisa-sisa pencucian buah dan peralatan produksi yang dialirkan

menuju sungai di daerah setempat. Layout CV. WPIU ditunjukkan pada

Lampiran 58.

5.2. Aspek Manajemen

Tenaga kerja yang diperkerjakan berasal dari masyarakat sekitar atau

tetangga yang berdomisili di daerah yang sama dengan perusahaan. CV. WPIU

memperkerjakan 6 orang tenaga kerja tidak tetap dan 3 orang anggota keluarga

sebagai tenaga kerja tetap. Perusahaan belum dapat menambah jumlah tenaga

kerja dikarenakan beberapa faktor alasan tertentu dari pemiliknya, namun Ibu

Maria sebagai pemilik perusahaan berkomitmen dalam waktu dekat akan

menambah jumlah tenaga kerja sebagaimana visi perusahaan yaitu

memberdayakan lingkungan guna menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga

yang berada di sekitar perusahaan.

Perekrutan tenaga kerja, perusahaan tidak memiliki standar khusus karena

perusahaan lebih mengutamakan kemampuan kerja dan keterampilan daripada

tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan tenaga kerja tidak tetap rata-rata adalah

SD, SMP dan SMA. Dari 6 orang tenaga kerja tidak tetap, terdapat 1 orang yang

berpendidikan terakhir SMA, 3 orang berpendidikan terakhir SMP, dan 2 orang

berpendidikan terakhir SD yang keseluruhannya ditempatkan pada bagian

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

produksi, finishing (pengemasan dan pengepakan), dan pendistribusian. Bagian

administrasi perusahaan dikerjakan oleh pemilik sekaligus pemimpin perusahaan

yaitu Ibu Maria dan dibantu oleh anggota keluarga sebanyak 3 orang sebagai

tenaga kerja tetap.

Setiap hari tenaga kerja mulai datang dan bekerja dari pukul 08.00-16.00

WIB dan dengan waktu istirahat selama satu jam dari pukul 12.00-13.00 WIB dan

tenaga kerja diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing saat jam istirahat

karena seluruh tenaga kerja bertempat tinggal di dekat lingkungan pabrik.

Kemudian proses pengolahan jus dan sirup buah dilanjutkan pada malam harinya

oleh Ibu Maria dan keluarga untuk memenuhi pesanan. Kemudian pada saat

waktu-waktu tertentu misalnya saat bulan Ramadhan tiba dan permintaan jus dan

sirup buah meningkat sangat tajam, perusahaan ini dapat merekrut tenaga kerja

harian hingga 18 orang dalam satu hari dengan sistem shift yaitu pembagian kerja

di waktu pagi dan malam hari.

Sistem penggajian untuk tenaga kerja tidak tetap dari masyarakat sekitar

berjumlah 6 orang sebesar Rp. 600.000,- perorang sedangkan untuk tenaga kerja

tetap terdiri dari 3 orang anggota keluarga sebesar Rp. 1.200.000,- perorang dan

gaji manajer Rp. 4.480.000,- untuk Ibu Maria selaku manajer tunggal.

5.3. Aspek Hukum

Perusahaan ini memiliki badan hukum berbentuk Perseroan Komanditer

(CV) dengan nama CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul yang secara hukum

telah terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) Jakarta,

dan telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sejak tahun 2006. Usaha

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

ini juga telah mendapatkan Surat Izin Usaha Industri (SIUI) dan Izin domisili atau

lokasi proyek dari Pemerintah Daerah serta memiliki Izin Mendirikan Bangunan

(IMB). Produk-produk perusahaan ini juga telah mendapat izin dari Dinas

Kesehatan dan label halal dari MUI sehingga layak untuk dipasarkan dan

dikonsumsi oleh masyarakat luas. Pajak yang dikeluarkan oleh perusahaan ini

adalah pajak penghasilan (PPh) yang dibayarkan setiap tahun melalui Bank

Mandiri.

5.4. Aspek Ekonomi dan Sosial

Keberadaan perusahaan ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi

masyarakat sekitar karena perusahaan ini tidak menggunakan mesin-mesin yang

menimbulkan kebisingan dalam proses produksi hingga finishingnya, bahkan

memberikan dampak positif karena dengan keberadaan perusahaan ini membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang sebagian besar pengangguran.

Dampak positif juga dapat secara langsung dirasakan oleh petani yang berada di

daerah Sawangan-Depok dan sekitarnya karena perusahaan ini bekerjasama dalam

hal pasokan bahan baku buah sehingga perusahaan memiliki ikatan baik dengan

para petani. Bentuk kerjasama perusahaan dengan petani adalah ketika pasokan

buah untuk diolah telah habis maka perusahaan ini menghubungi petani lewat

telepon supaya mengirimkan buah yang diperlukan dengan system pembayaran

langsung saat buah telah diterima. Buah yang dipasok oleh petani adalah buah

dengan kualitas grade C dengan ketentuan buah yang tidak layak dijual sebagai

buah segar karena mengalami kerusakan-kerusakan fisik namun masih layak

untuk diolah, seperti bentuk buah tidak utuh sempurna atau bengkok, ukuran buah

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

kecil, dan warna buah tidak menarik atau pudar. Perusahaan ini telah memberikan

sebuah gambaran contoh dan model untuk para petani dalam meningkatkan nilai

tambah buah sehingga akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para

petani.

5.5. Aspek Lingkungan

Limbah yang dihasilkan pada usaha pengolahan jus dan sirup buah ini

adalah limbah padat dan limbah cair. Penanganan limbah dari sisa hasil

pengolahan berupa limbah padat yaitu ampas hasil ekstraksi dari buah-buahan

diolah kembali menjadi pupuk organik. Ampas hasil ekstraksi buah-buahan

dikumpulkan menjadi satu kemudian dialihkan ke kelompok kerja lain yang

kemudian diolah menjadi pupuk organik. Penanganan limbah cair yaitu air sisa

pembersihan buah saat sortasi sampai pencucian alat-alat produksi dan sisa hasil

pemasakan berupa busa-busa dialirkan pada saluran pembuangan dan tidak

mencemari lingkungan karena tidak mengandung bahan-bahan kimia yang

berbahaya sehingga kegiatan produksi yang dilakukan merupakan kegiatan yang

ramah lingkungan.

5.6. Aspek Pasar

Kegiatan pemasaran CV. WPIU dilaksanakan mulai dari menyediakan

produk yaitu jus buah dan sirup buah yang berkualitas, menawarkan harga yang

kompetitif, membuka saluran distribusi dari produsen sampai kepada konsumen,

dan melihat upaya yang dilakukan perusahaan dalam mempromosikan produknya.

Produk yang dihasilkan adalah jus buah dan sirup buah dengan merek dagang

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Winner yang terjaga kualitasnya. Terjaga kualitasnya karena produk jus dan sirup

buah ini diolah dengan dengan penggunaan komposisi bahan tambahan

makanannya telah memenuhi persyaratan yang direkomendasikan. Persyaratan

bahan tambahan pangan mengacu pada SNI 01-0222-1995 tentang Bahan

Tambahan Makanan yang dapat dilihat pada Lampiran 60. Merek dagang Winner

diambil dari nama perusahaannya agar memberikan arti yang positif yaitu menjadi

pemenang di antara perusahaan yang berbidang sama. Selain itu merek dagang ini

juga mempunyai maksud untuk menarik perhatian dengan nama merek yang

mudah diingat.

Perusahaan ini menetapkan harga jual berdasarkan perhitungan Harga

Pokok Produksi (HPP) yang akhirnya ditetapkan harga jual untuk jus buah sebesar

Rp. 2.750,- per botol dan sirup buah Rp. 12.000,- per botol. Harga ini ditetapkan

untuk harga grosir yaitu pembelian dalam jumlah besar minimal 1 pak karton

dengan kapasitas 24 botol untuk jus buah dan 12 botol untuk sirup buah. Hal ini

dikarenakan perusahaan ini sebagai supplier.

Saluran distribusi merupakan salah satu kegiatan dalam bauran pemasaran

yang tidak kalah penting dilakukan perusahaan untuk membuat produknya

terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya sehingga konsumen dapat

memperolehnya. Perusahaan memiliki jalur distribusi yang tidak terlalu panjang

yaitu dengan menyalurkan produk jus buah dan sirup buah melalui agen-agen,

koperasi, dan kemudian dipasarkan kembali sampai kepada konsumen akhir.

Pendistribusian 70% dari keseluruhan produk yang dihasilkan disalurkan ke agen-

agen, 10% disalurkan ke koperasi, dan 20% disalurkan kepada konsumen yang

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

datang sendiri melakukan pesanan. Agen-agen tersebut berupa outlet-outlet yang

berada di Cinere, Pondok Labu, dan Cimanggis dengan sistem titip jual sehingga

produk yang tidak terjual dalam waktu tertentu dikembalikan ke perusahaan.

Konsumen juga dapat datang langsung ke perusahaan untuk membeli produk-

produk tersebut dengan sistem jual putus dan resiko ditanggung oleh konsumen

sendiri. Selain itu, pihak perusahaan mendistribusikan produknya secara langsung

ke koperasi-koperasi baik itu di sekolah, universitas, kantor sampai Dinas

Pemerintahan yang berada di kota Depok dengan sistem jual putus dan resiko

ditanggung oleh konsumen. Pasar yang dituju pun begitu beragam mulai dari ibu-

ibu PKK, pekerja kantoran sampai anak-anak sekolah, bahkan tidak jarang ada

permintaan dari luar pulau seperti Riau yang juga menggunakan sistem jual putus

sehingga resiko ditanggung oleh konsumen yang melakukan pesanan.

Gambar 5. Saluran Tata Niaga Jus dan Sirup Buah Pada CV.WPIU

Perusahaan menggunakan pameran sebagai alat promosi utama untuk

memperkenalkan produk-produk olahannya ke seluruh masyarakat. Selain

pameran, alat promosi lain yang digunakan adalah dari mulut ke mulut yaitu

melalui perbincangan antara pelanggan dengan masyarakat lain yang kemudian

tertarik untuk membeli produk-produk yang telah dihasilkan dan ditawarkan oleh

perusahaan ini.

CV. WPIU Agen Konsumen

akhir

Koperasi

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5.7. Aspek Keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai

keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini meliputi sumber dana yang

diperoleh, kebutuhan investasi dan biaya investasi, kebutuhan modal kerja,

estimasi penerimaan, dan kriteria penilaian investasi. Aspek ini sangat penting

untuk menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan.

5.7.1. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana

Jumlah dana yang diperlukan adalah sebesar Rp. 204.021.150,- (dua ratus

empat juta dua puluh satu ribu seratus lima puluh rupiah). Dana yang tersedia

tersebut digunakan untuk modal reinvestasi pada awal tahun 2009 sebesar

Rp. 129.000.000,- berupa aktiva tetap dan modal kerja sebesar Rp. 75.021.150,-

untuk kegiatan produksi pada bulan pertama dan biaya penyusutan di tahun 2009.

Sumber dana yang digunakan seluruhnya adalah berasal dari modal sendiri dan

pada kasus perusahaan ini, penerimaannya diasumsikan tetap selama 5 tahun dan

biaya tidak tetap yang dikeluarkan diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 5%

setiap tahun pada harga bahan bakar dan harga bahan baku . Skala usaha ini

termasuk skala usaha kecil (berdasarkan Kementerian Perindustrian dan

Perdagangan) dilihat dari dana yang dibutuhkan yaitu diantara Rp. 50.000.000,-

sampai Rp. 500.000.000,-

5.7.1.1. Modal Reinvestasi

Tahun 2006 merupakan tahun pertama perusahaan mengeluarkan modal

investasi untuk pembelian peralatan produksi dan memulai usahanya. Seiring

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

berjalannya waktu, pada tahun 2009 perusahaan ini melakukan reinvestasi dengan

tujuan meningkatkan jumlah produksi karena permintaan akan produk jus dan

sirup buah semakin meningkat. Modal reinvestasi adalah komponen biaya yang

dikeluarkan untuk memenuhi usaha perusahaan dalam meningkatkan jumlah

produksi dan bersifat jangka panjang. Modal reinvestasi perusahaan ini

dikeluarkan pada awal tahun 2009 sebagai aktiva tetap. Modal reinvestasi

perusahaan ini meliputi pembelian tanah sekaligus gedung atau pabrik untuk

kegiatan produksi. Aktiva lain yang ditambahkan adalah peralatan dan

perlengkapan yang digunakan selama produksi, pembelian alat transportasi, dan

inventaris kantor. Umur ekonomis untuk gedung dan sepeda motor adalah 10

tahun. Umur ekonomis untuk alat-alat produksi dan inventaris kantor adalah 5

tahun.

Sumber modal reinvestasi didapat dari pengumpulan keuntungan

perusahaan selama 3 tahun yaitu dari tahun 2006 hingga 2009 ditambah dengan

dana yang berasal dari uang pribadi. Khusus untuk pembelian gedung, perusahaan

ini membeli tanah terlebih dahulu pada tahun 2008, selanjutnya mendirikan

gedung untuk kegiatan produksi. Pada awal tahun 2009 pabrik telah berdiri dan

siap untuk digunakan sebagai tempat melakukan kegiatan produksi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 2. Modal reinvestasi tahun 2009

No Komponen Unit Harga Jumlah

Pembelian 1 set gedung :

1 Tanah dan gedung lengkap dengan

instalasi

1 gedung @ Rp. 85.000.000 Rp. 85.000.000

listrik dan pompa air listrik *)

Pembelian peralatan produksi :

2 Blender 2 buah @ Rp. 540.000 Rp. 1.080.000

3 Alat pencampuran (Bak plastik) 4 buah @ Rp. 120.000 Rp. 480.000

4 Kompor gas 2 buah @ Rp. 380.000 Rp. 760.000

5 Panci stainless steel 2 buah @ Rp. 600.000 Rp. 1.200.000

6 Alat pengisian dalam kemasan

(Water dispenser)

6 buah @ Rp. 120.000 Rp. 720.000

7 Krat botol 6 buah @ Rp. 80.000 Rp. 480.000

8 Wadah pelarutan (Gentong air

plastik)

3 buah @ Rp. 120.000 Rp. 360.000

9 Alat sterilisasi kemasan botol kaca

(Panci stainless steel persegi)

4 buah @ Rp. 300.000 Rp. 1.200.000

10 Tabung gas 3 kg 4 buah @ Rp. 150.000 Rp. 600.000

11 Alat pengepres 1 buah @ Rp. 550.000 Rp. 550.000

Pembelian perlengkapan

produksi:

12 Lemari pendingin 1 buah @ Rp. 2.700.000 Rp. 2.700.000

Pembelian alat transportasi :

13 Sepeda motor 2 buah @ Rp. 12.000.000 Rp. 24.000.000

Inventaris kantor :

14 Meja kayu 4 buah @ Rp. 500.000 Rp. 2.000.000

15 Kursi 6 buah @ Rp. 70.000 Rp. 420.000

16 Lemari kayu 1 buah @ Rp. 950.000 Rp. 950.000

17 Rak buku 2 buah @ Rp. 300.000 Rp. 600.000

18 Telepon genggam 2 buah @ Rp. 1.200.000 Rp. 2.400.000

19 Komputer 1 buah @ Rp. 3.500.000 Rp. 3.500.000

Total Modal Reinvestasi Rp.129.000.000

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Keterangan: *) tanah sekaligus gedung yang berlokasi di Sawangan dengan harga yang tidak

terlalu mahal karena di daerah ini harga jual tanahnya masih terjangkau

5.7.1.2. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk membiayai operasional

perusahaan selama perusahaan beroperasi atau selama kegiatan perusahaan

berlangsung. Modal kerja terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik

turunnya produksi yang dihasilkan. Biaya tetap perusahaan ini dikeluarkan setiap

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

melakukan produksi per bulan terdiri dari gaji tenaga kerja tetap, biaya perawatan

aktiva tetap, pembelian peralatan produksi, dan biaya tidak terduga.

Tabel 3. Biaya tetap yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan produksi

tahun 2009 s/d 2013

No Komponen Unit Harga Jumlah

Gaji tenaga kerja tetap:

1 Gaji direktur 1 orang @ Rp. 4.480.000 Rp. 4.480.000

2 Gaji tenaga kerja tetap 3 orang @ Rp. 1.200.000 Rp. 3.600.000

Biaya perawatan aktiva tetap :

3 Biaya perawatan gedung Rp. 350.000

4 Biaya perawatan peralatan dan

perlengkapan produksi

Rp. 250.000

5 Biaya perawatan alat transportasi Rp. 250.000

6 Biaya perawatan inventaris kantor Rp. 150.000

Pembelian peralatan produksi :

7 Alat penyaringan *) 16 buah @ Rp. 7.000 Rp. 112.000

8 Pengaduk kayu *) 10 buah @ Rp. 30.000 Rp. 300.000

9 Gayung air *) 6 buah @ Rp. 10.000 Rp. 60.000

10 Biaya tidak terduga Rp. 300.000

Total Biaya Tetap Rp. 9.852.000

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Keterangan : *) merupakan alat produksi yang setiap bulannya harus diganti

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dipengaruhi oleh naik turunnya

produksi. Biaya yang dikeluarkan perusahaan ini terdiri dari biaya gaji tenaga

kerja tidak tetap, pembelian bahan bakar (bensin untuk motor dan gas), pembelian

bahan baku yaitu bahan baku utama buah-buahan segar (belimbing, jambu biji

merah, nanas, dan wortel) dan bahan baku tambahan (gula pasir, CMC, dan bahan

tambahan makanan), bahan bakar gas, pembelian bahan kemasan (kemasan botol

plastik untuk jus dan botol kaca untuk sirup, karton pak), biaya administrasi, biaya

listrik dan air, biaya promosi, biaya telepon, dan biaya sewa mobil. Biaya ini

diasumsikan mengalami kenaikan 5% per tahun pada harga bahan bakar dan

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

bahan baku. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan untuk proses produksi dan

dihitung per bulan seperti yang dijelaskan pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan

produksi selama tahun 2009

No Komponen Unit Harga Satuan Jumlah

Biaya gaji tenaga kerja tidak

tetap :

1 Gaji tenaga kerja tidak tetap 6 orang @ Rp. 600.000 Rp. 3.600.000

Pembelian bahan bakar : *)

2 Bahan bakar bensin untuk motor 2 motor @ Rp. 520.000 Rp. 1.040.000

3 Bahan bakar gas 104 kali @ Rp. 15.000 Rp. 1.560.000

Pembelian bahan baku : *)

a. Bahan baku buah

4 Buah belimbing 600 kg @ Rp. 4.000 Rp. 2.400.000

5 Buah jambu biji merah 400 kg @ Rp. 4.000 Rp. 1.600.000

6 Buah nanas 142 kg @ Rp. 3.700 Rp. 525.400

7 Wortel 58 kg @ Rp. 4.000 Rp. 232.000

b. Bahan baku tambahan

8 Gula pasir 1200 kg @ Rp. 10.000 Rp. 12.000.000

9 CMC Rp. 2.400.000

10 Bahan tambahan makanan

(natrium benzoat, citrun, pewarna

makanan, essence)

Rp. 2.400.000

Pembelian bahan kemasan :

11 Kemasan botol plastik dengan

label

26.208 buah @ Rp. 1.000 Rp. 26.208.000

12 Kemasan botol kaca dengan label 1.256 buah @ Rp. 1.200 Rp. 1.507.200

13 Karton pak jus ukuran 30 x 25 x

18 cm

1.092 buah @ Rp. 1.500 Rp. 1.638.000

14 Karton pak sirup ukuran 30 x 28 x

15 cm

157 buah @ Rp. 3.400 Rp. 533.800

Biaya lain-lain :

15 Biaya administrasi Rp. 500.000

16 Biaya listrik dan air Rp. 300.000

17 Biaya promosi Rp. 5.000.000

18 Biaya telepon Rp. 300.000

19 Biaya sewa mobil Rp. 200.000

Total Biaya Tidak Tetap Rp. 63.944.400

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Keterangan: *) pembelian bahan bakar dan bahan baku diasumsikan mengalami kenaikan 5%

setiap tahunnya

Total biaya merupakan jumlah keseluruhan modal kerja yang terdiri dari

biaya tetap dan biaya tidak tetap yang dikeluarkan setiap memulai kegiatan

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

produksi per bulan ditambah biaya penyusutan gedung dan peralatan per bulan.

Biaya penyusutan untuk tahun 2009 sebesar Rp. 14.697.000,- sehingga biaya

penyusutan yang dibebankan sebesar Rp. 1.224.750,- per bulan selama tahun 2009

dan untuk biaya penyusutan di tahun berikutnya sebesar Rp. 13.410.000,- per

tahun. Perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 9. Perbedaan

jumlah biaya penyusutan dikarenakan pada tahun 2009 terdapat beberapa

peralatan produksi pada investasi tahun 2006 yang masih memiliki umur

ekonomis 1 tahun pada tahun 2009, kemudian di tahun berikutnya peralatan

produksi tersebut masih digunakan namun sudah tidak memiliki umur ekonomis.

Total biaya pengolahan buah dikeluarkan per bulan yang dapat ditunjukkan pada

Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Total biaya yang dikeluarkan per bulan dalam melaksanakan produksi

selama tahun 2009

No Komponen Jumlah

1 Biaya tetap Rp. 9.852.000

2 Biaya tidak tetap Rp. 63.944.400

Total Modal Kerja Rp. 73.796.400

3 Biaya penyusutan gedung dan peralatan Rp. 1.224.750

Total Biaya Rp. 75.021.150

Sumber : Data Primer, diolah 2011

5.7.2. Penerimaan Perusahaan

Penerimaan perusahaan berasal dari penjualan produk jus dan sirup buah

belimbing, jambu biji merah, dan wornas (wortel nanas) setiap bulannya. Sumber

penerimaan perusahaan didapat dari penjualan jus belimbing sebanyak 12.585

unit, jus jambu biji merah sebanyak 8.390 unit, jus wornas sebanyak 4.194 unit

dengan harga Rp. 2.750,- per unit. Selain itu, penerimaan didapat dari penjualan

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

sirup belimbing sebanyak 599 unit, sirup jambu biji merah sebanyak 400 unit, dan

sirup wornas sebanyak 208 unit dengan harga Rp. 12.000,- per unit sehingga total

penerimaan yang di dapat adalah sebesar Rp. 83.698.750,- selama satu bulan.

Penerimaan perusahaan dihitung per bulan seperti yang digambarkan pada

Tabel 6.

Tabel 6. Penerimaan perusahaan per bulan tahun 2009 s/d 2013

No Komponen Jumlah

Produksi

(botol)

Asumsi

Reject

2%

(botol)

Asumsi

Tidak

Terjual 2%

(botol)

Volume

Penjualan

(botol)

c - d - e

Harga

(Rp)

Penerimaan

(Rp)

f x g

a b c d e f g h

1 Jus Belimbing 13.104 262 257 12.585 2.750 34.608.750

2 Jus Jambu Biji

Merah

8.736 175 171 8.390 2.750 23.072.500

3 Jus Wornas 4.368 87 87 4.194 2.750 11.533.500

4 Sirup Belimbing 624 13 12 599 12.000 7.188.000

5 Sirup jambu Biji

Merah

416 8 8 400 12.000 4.800.000

6 Sirup Wornas 216 4 4 208 12.000 2.496.000

Total Penerimaan per bulan (Rupiah) 83.698.750

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Penerimaan perusahaan diasumsikan tetap selama 5 tahun dengan

perhitungan total penerimaan Rp. 83.698.750,- per bulan. Harga jual produk yang

ditetapkan perusahaan merupakan harga grosir.

5.7.3. Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul

Hasil analisis kelayakan finansial pada CV. Winner Perkasa Indonesia

Unggul (CV. WPIU) meliputi kriteria Net Present Value, Internal Rate of Return,

Net Benefit-Cost Ratio, Return On Investment, Payback Period, dan Break Event

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Point. Perhitungan kelayakan finansial usaha ini diperoleh dari data hasil

pengurangan aliran kas manfaat dengan pengeluaran biaya-biaya yang

menggunakan 100% modal sendiri. Manfaat bersih setelah pajak ditambah

penyusutan kemudian didiskontokan dengan tingkat suku bunga investasi sebesar

14% yang didapat dari perhitungan rata-rata tingkat suku bunga investasi periode

2004 - 2009. Hasil perhitungan kelayakan finansial CV. WPIU dengan 100%

modal sendiri dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 147.726.588 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 62,89% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 2,15 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 3 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 7 ditunjukkan bahwa dengan tingkat diskonto 14%

akan diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar 147.726.588 yang berarti

akan memberikan keuntungan sebesar Rp. 147.726.588,- selama umur proyek

5 tahun menurut nilai waktu uang sekarang. Kemudian nilai Internal Rate of

Return (IRR) sebesar 62,89% dan lebih besar dari tingkat suku yang berlaku

(14%) yang berarti bahwa usaha ini akan memberikan keuntungan yang lebih

besar dibandingkan dengan mendepositokan modalnya di Bank dengan suku

bunga yang berlaku. Nilai Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 2,15 yang

berarti bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan

sebesar Rp. 1,15,- dan hasil analisis Payback Period (PP) menunjukkan bahwa

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

untuk mengembalikan nilai reinvestasi sebesar Rp. 129.000.000,- memerlukan

waktu 1 tahun 3 bulan.

Berdasarkan kriteria kelayakan diatas maka usaha ini dinyatakan layak

yang ditunjukkan dengan nilai NPV positif, nilai IRR yang lebih besar dari tingkat

suku bunga yang berlaku (14%), dan nilai Net B/C yang lebih besar dari satu.

Nilai PP usaha ini menunjukkan masa pengembalian investasi yang ditanamkan

cukup singkat yaitu 1 tahun 3 bulan dalam masa proyek lima tahun sehingga arus

perpuratan kas lebih cepat. Perhitungan ini untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada

Lampiran 10.

Analisis Break Event Point (BEP) merupakan suatu keadaan yang dalam

hubungan dengan produk, usaha ini tidak memperoleh laba dan tidak mengalami

kerugian atau tingkat keuntungan usaha ini sama dengan nol. BEP ditentukan

berdasarkan pada jumlah penerimaan penjualan sama besarnya dengan jumlah

biaya yang dikeluarkan. Perhitungan BEP usaha ini ditinjau berdasarkan harga

jual dan volume produksi.

Tabel 8. Analisis Break Event Point Jus dan Sirup Buah CV. WPIU Tahun ke-1

(Tahun 2009)

No Keterangan Jus Buah Sirup Buah

1 Total biaya (Rp) / tahun 765.215.730 135.038.070

2 Volume produksi (botol) / tahun 314.496 15.072

3 BEP harga jual (Rp) 2.433 8.960

4 Harga jual (botol) (Rp) 2.750 12.000

5 BEP volume produksi / tahun 278.260 11.253 Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis Break Event Point bahwa usaha ini akan

mengalami pulang pokok pada saat volume produksi jus dan sirup buah mencapai

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

278.260 botol dan 11.253 botol dengan BEP harga jual jus buah per botol sebesar

Rp. 2.433,- dan Rp. 8.960,- untuk sirup buah per botol. Apabila jumlah produksi

jus dan sirup buah kurang dari 278.260 botol dan 11.253 botol per tahun maka

akan mengalami kerugian, dan sebaliknya apabila lebih besar maka akan

memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Metode Return On Investment (ROI) menunjukkan pengembalian atas

modal investasi dimana besarnya manfaat bersih setelah pajak yang dicapai dibagi

dengan besarnya modal investasi. Hasil perhitungan ROI ditunjukkan pada

Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 100% Modal Sendiri

No Uraian Tahun 1

1 Manfaat bersih sesudah pajak (Rp) 88.511.520

2 Biaya investasi (Rp) 129.000.000

3 ROI (%) 68,6 Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa setiap pengeluaran modal investasi

sebesar Rp. 1000,- maka pengembalian investasi diperoleh sebesar Rp. 1.686,-

untuk tahun ke-1. ROI untuk tahun ke-2 sebesar 59,9%, tahun ke-3 sebesar

49,9%, tahun ke-4 sebesar 39,4%, dan tahun ke-5 sebesar 28,3%. Jika dilihat dari

analisis tersebut maka perusahaan ini harus melakukan reinvestasi dengan

peningkatan produksi di tahun ke-5 agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Perhitungan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10.

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5.7.4. Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa

Indonesia Unggul dengan Menggunakan Pinjaman

Pada usaha pengolahan jus dan sirup buah di CV. WPIU ini akan

dilakukan simulasi penggunaan modal pinjaman dari Bank yaitu dengan asumsi

modal 50% pinjaman dan 100% pinjaman dengan tujuan mengetahui keadaan

keuangan perusahaan pada saat penggunaan modal pinjaman 50% dan

keseluruhan dari kebutuhan modal.

5.7.4.1.Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50% Modal Pinjaman

Hasil perhitungan kelayakan finansial CV. WPIU dengan 50% modal

pinjaman dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 50% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 88.201.735 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 45,35% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,68 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 4 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 10 ditunjukkan bahwa dengan tingkat diskonto 14%

akan diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar 88.201.735 yang berarti

bahwa dengan tingkat bunga pengembalian 14% usaha ini akan memberikan

keuntungan sebesar Rp. 88.201.735,- selama umur proyek 5 tahun menurut nilai

waktu uang sekarang. Kemudian nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar

45,35% dan lebih besar dari tingkat suku yang berlaku (14%) yang berarti bahwa

dengan melaksanakan usaha ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar

dibandingkan apabila mendepositokan modalnya di Bank dengan suku bunga

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

yang berlaku. Nilai Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,68 yang berarti

bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan

sebesar Rp. 0,68,- dan hasil analisis Payback Period (PP) menunjukkan bahwa

untuk mengembalikan nilai investasi sebesar Rp. 129.000.000,- memerlukan

waktu 1 tahun 4 bulan.

Berdasarkan hasil analisis maka usaha ini dinyatakan layak yang

ditunjukkan dengan nilai NPV positif, nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku (14%), dan nilai Net B/C yang lebih besar dari satu. Nilai PP

menunjukkan masa pengembalian investasi yang cukup singkat yaitu 1 tahun 4

bulan dalam masa proyek lima tahun sehingga arus kas dapat berputar lebih cepat.

Perhitungan ini untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Lampiran 11.

Metode Return On Investment (ROI) menunjukkan pengembalian atas

modal investasi dimana besarnya manfaat bersih setelah pajak yang dicapai dibagi

dengan besarnya modal investasi. Hasil perhitungan ROI ditunjukkan pada

Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 50% Modal

Pinjaman

No Uraian Tahun 1

1 Manfaat bersih sesudah pajak (Rp) 59.035.882

2 Biaya investasi (Rp) 129.000.000

3 ROI (%) 45,8 Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa setiap pengeluaran modal

investasi sebesar Rp. 1000,- maka pengembalian investasi diperoleh sebesar Rp.

1.458,- untuk tahun ke-1. ROI untuk tahun ke-2 sebesar 37,1%, tahun ke-3

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

sebesar 27,1%, tahun ke-4 sebesar 16,5%, dan tahun ke-5 sebesar 5,4%. Jika

dilihat dari analisis tersebut maka perusahaan ini harus melakukan reinvestasi

dengan peningkatan produksi di tahun ke-5 agar perusahaan tidak mengalami

kerugian. Perhitungan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

5.7.4.2.Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Pinjaman

Hasil perhitungan kelayakan finansial CV. WPIU dengan 100% modal

pinjaman dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial dengan 100% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 25.764.214 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,48% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,20 Layak

4 Payback Period (PP) 2 tahun 1 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 12 ditunjukkan bahwa dengan tingkat diskonto 14%

akan diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar 25.764.214 yang berarti

akan memberikan keuntungan sebesar Rp. 25.764.214,- selama umur proyek 5

tahun menurut nilai waktu uang sekarang. Kemudian nilai Internal Rate of Return

(IRR) sebesar 24,48% dan lebih besar dari tingkat suku yang berlaku (14%) yang

berarti bahwa usaha ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar

dibandingkan dengan mendepositokan modalnya di Bank dengan suku bunga

yang berlaku. Nilai Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,20 yang berarti

bahwa setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan memberikan keuntungan

sebesar Rp. 0,20,- dan hasil analisis Payback Period (PP) menunjukkan bahwa

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

untuk mengembalikan nilai investasi sebesar Rp. 129.000.000,- memerlukan

waktu 2 tahun 1 bulan.

Berdasarkan kriteria kelayakan diatas maka usaha ini dinyatakan layak

yang ditunjukkan dengan nilai NPV positif, nilai IRR yang lebih besar dari tingkat

suku bunga yang berlaku (14%), dan nilai Net B/C yang lebih besar dari satu.

Nilai PP usaha ini menunjukkan masa pengembalian investasi yang ditanamkan

cukup singkat yaitu 2 tahun 1 bulan dalam masa proyek lima tahun sehingga arus

perpuratan kas lebih cepat. Perhitungan ini untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada

Lampiran 12.

Metode Return On Investment (ROI) menunjukkan pengembalian atas

modal investasi dimana besarnya manfaat bersih setelah pajak yang dicapai dibagi

dengan besarnya modal investasi. Hasil perhitungan ROI ditunjukkan pada

Tabel 13.

Tabel 13. Analisis Return On Investment CV. WPIU dengan 100% Modal

Pinjaman

No Uraian Tahun 1

1 Manfaat bersih sesudah pajak (Rp) 29.560.245

2 Biaya investasi (Rp) 129.000.000

3 ROI (%) 22,9 Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa setiap pengeluaran modal

investasi sebesar Rp. 1000,- maka pengembalian investasi diperoleh sebesar Rp.

1.229,- untuk tahun ke-1. ROI untuk tahun ke-2 sebesar 14,2%, dan tahun ke-3

sebesar 4,2%. Pada tahun ke-4 dan tahun ke-5 perusahaan ini dalam keadaan

merugi dilihat dari arus kas. Jika dilihat dari analisis tersebut maka perusahaan ini

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

harus melakukan reinvestasi dengan peningkatan produksi di tahun ke-3 agar

perusahaan tidak mengalami kerugian. Perhitungan ini untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 12.

5.7.5. Analisis Sensitivitas Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa Indonesia

Unggul

Analisis sensitivitas digunakan untuk mengkaji sejauh mana perubahan

unsur-unsur dalam aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih

(Soeharto, 2002 : 122) karena dalam menganalisis sensitivitas diperlukan

peramalan-peramalan. Hal ini disebabkan biaya dan pendapatan mengandung

banyak ketidakpastian. Analisis sensitivitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan parameter perubahan harga bahan baku buah, bahan baku

tambahan, dan bahan bakar sebesar 9% per tahun dengan pertimbangan bahwa

ketiga variabel tersebut sensitif terhadap harga di pasaran serta penurunan

pendapatan 10% per tahun. Penentuan kenaikan harga bahan baku 9% per tahun

diperoleh dari rata-rata inflasi nasional periode tahun 2004 – 2009 (Lampiran 2)

dan penurunan pendapatan 10% dengan pertimbangan akibat persaingan pasar

sehingga banyak pesaing yang muncul sehingga perusahaan mengalami

penurunan penjualan yang akan berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan

dengan harga jual jus dan sirup buah diasumsikan tetap.

5.7.5.1.Sumber Dana 100% Modal Sendiri

Hasil perhitungan analisis sensitivitas menggunakan sumber dana 100%

modal sendiri dapat dilihat pada tabel-tabel berikut dibawah ini.

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 14. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 138.785.652 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 60,43% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 2,08 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 3 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan bakar naik 9%

dengan harga jual tetap, diketahui bahwa nilai NPV positif pada tingkat diskonto

14% yang memberikan keuntungan Rp. 138.785.652 selama 5 tahun umur proyek,

nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu 60,43% yang artinya

lebih menguntungkan menanamkan modal pada usaha ini daripada

mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh adalah 2,08 yang

berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp. 1,08,- sebagai

keuntungannya. Hasil analisis PP dapat dijelaskan bahwa masa pengembalian

investasinya cukup singkat dalam waktu 1 tahun 3 bulan (Lampiran 13).

Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 73.594.539 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 41,20% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,57 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 5 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan baku naik 9% dengan

harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV positif pada tingkat diskonto

14% yang memberikan keuntungan Rp. 73.594.539,- selama 5 tahun umur

proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu sebesar 41,20%

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada usaha ini daripada

mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh adalah 1,57 yang

berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp. 0,57,- sebagai

keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa masa

pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 1 tahun 5 bulan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 14.

Tabel 16. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 53.535.665 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 34,15% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,42 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 5 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan kemasan naik 9%

dengan harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV lebih besar dari 0 pada

tingkat diskonto 14% yang memberikan keuntungan Rp. 53.535.665,- selama

5 tahun umur proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu

sebesar 34,15% yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada

usaha ini daripada mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh

adalah 1,42 yang berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan

Rp. 0,42,- sebagai keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa

masa pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 1 tahun 5

bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 17. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap

dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% -157.062.204 Tidak Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) - Tidak Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) -0,22 Tidak Layak

4 Payback Period (PP) >5 tahun Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi penerimaan turun 10% dengan

harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV negatif pada tingkat diskonto

14% yang akan memberikan kerugian, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku

bunga (14%) yang artinya lebih menguntungkan mendepositokan dana ke Bank

daripada menanamkan dananya ke perusahaan, dan nilai Net B/C yang diperoleh

adalah lebih kecil dari satu. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa masa

pengembalian investasinya dalam waktu > 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 16.

Tabel 18. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik

9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 64.653.603 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 38,33% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,50 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 5 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan bakar dan bahan baku

naik 9% dengan harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV positif pada

tingkat diskonto 14% yang memberikan keuntungan Rp. 64.653.603,- selama

5 tahun umur proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

sebesar 38,33% yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada

usaha ini daripada mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh

adalah 1,50 yang berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp.

0,50,- sebagai keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa

masa pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 1 tahun 5

bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 17.

Tabel 19. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Kemasan

Naik 9%, harga jual tetap dengan 100% Modal Sendiri

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 44.594.729 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 31,12% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,35 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 6 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan bakar dan bahan

kemasan naik 9% dengan harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV

positif pada tingkat diskonto 14% yang memberikan keuntungan Rp. 44.594.729,-

selama 5 tahun umur proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%)

yaitu sebesar 31,12% yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal

pada usaha ini daripada mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang

diperoleh adalah 1,35 yang berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan

mendapatkan Rp. 0,35,- sebagai keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat

dijelaskan bahwa masa pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam

waktu 1 tahun 6 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 18.

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 20. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga jual tetap

dengan 100% Modal Sendiri

No

Variabel Perubahan

Alat Analisis

Kelayakan NPV

(DF 14%)

IRR Net

B/C

PP

1 Bahan baku + bahan kemasan

naik 9%

-21.970.013 3,05% 0,83 3 th 1 bln Tidak

Layak

2 Bahan bakar + bahan baku +

bahan kemasan naik 9%

-31.421.610 -2,90% 0,76 3 th 1 bln Tidak

Layak

3 Bahan bakar naik 9% +

penerimaan turun 10%

-167.211.478 - -0,30 > 5 tahun Tidak

Layak

4 Bahan baku naik 9% +

penerimaan turun 10%

-243.790.498 - -0,89 > 5 tahun Tidak

Layak

5 Bahan kemasan naik 9% +

penerimaan turun 10%

-267.389.173 - -1,07 > 5 tahun Tidak

Layak

6 Bahan bakar + bahan baku naik

9% + penerimaan turun 10%

-254.309.246 - -0,97 > 5 tahun Tidak

Layak

7 Bahan bakar + bahan kemasan

naik 9% + penerimaan turun

10%

-277.907.921 - -1,15 > 5 tahun Tidak

Layak

8 Bahan baku + bahan kemasan

naik 9% + penerimaan turun

10%

-354.603.348 - -1,75 > 5 tahun Tidak

Layak

9 Bahan bakar + bahan baku +

bahan kemasan naik 9% +

penerimaan turun 10%

-365.122.096 - -1,83 > 5 tahun Tidak

Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa variabel perubahan dengan harga

jual tetap, memiliki persamaan yaitu dapat diketahui bahwa nilai NPV negatif

pada tingkat diskonto 14% yang akan memberikan kerugian, nilai IRR lebih kecil

dari tingkat suku bunga (14%) yang artinya lebih menguntungkan

mendepositokan dana ke Bank daripada menanamkan dananya ke perusahaan, dan

nilai Net B/C yang diperoleh adalah lebih kecil dari satu. Hasil analisis PP diatas

dapat dijelaskan bahwa masa pengembalian investasinya cukup lama yaitu dalam

waktu antara 3 tahun hingga > 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 19 – 27.

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

5.7.5.2.Sumber Dana 50% Modal Pinjaman

Hasil perhitungan analisis sensitivitas dengan sumber dana 50% modal

pinjaman dapat dilihat pada tabel-tabel berikut dibawah ini.

Tabel 21. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%, harga jual

tetap dengan 50% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 79.260.799 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 42,60% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,61 Layak

4 Payback Period (PP) 1 tahun 11 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan bakar naik 9%

dengan harga jual tetap, diketahui bahwa nilai NPV positif pada tingkat diskonto

14% yang memberikan keuntungan Rp. 79.260.799,- selama 5 tahun umur

proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu 42,60% yang

artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada usaha ini daripada

mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh adalah 1,61 yang

berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp. 0,61,- sebagai

keuntungannya. Hasil analisis PP dapat dijelaskan bahwa masa pengembalian

investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 1 tahun 11 bulan (Lampiran 28).

Tabel 22. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Baku Naik 9%, harga jual

tetap dengan 50% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 12.339.992 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 19,31% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,10 Layak

4 Payback Period (PP) 2 tahun 1 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan baku naik 9% dengan

harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV positif pada tingkat diskonto

14% yang memberikan keuntungan Rp. 12.339.992,- selama 5 tahun umur

proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu sebesar 19,31%

yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada usaha ini daripada

mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh adalah 1,10 yang

berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp. 0,10,- sebagai

keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa masa

pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 2 tahun 1 bulan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 29.

Tabel 23. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Kemasan Naik 9%, harga jual

tetap dengan 50% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% -8.501.857 Tidak Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 10,14% Tidak Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 0,93 Tidak Layak

4 Payback Period (PP) 2 tahun 3 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan kemasan naik 9%

dengan harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV negatif pada tingkat

diskonto 14% yang akan memberikan kerugian, nilai IRR lebih kecil dari tingkat

suku bunga (14%) yang artinya lebih menguntungkan mendepositokan dana ke

Bank daripada menanamkan dananya ke perusahaan, dan nilai Net B/C yang

diperoleh adalah lebih kecil dari satu. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

bahwa masa pengembalian investasinya dalam waktu 2 tahun 3 bulan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 30.

Tabel 24. Hasil Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10%, harga jual tetap

dengan 50% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% -233.958.632 Tidak Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) - Tidak Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) -0,81 Tidak Layak

4 Payback Period (PP) >5 tahun Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi penerimaan turun 10% dengan

harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV negatif pada tingkat diskonto

14% yang akan memberikan kerugian, nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku

bunga (14%) yang artinya lebih menguntungkan mendepositokan dana ke Bank

daripada menanamkan dananya ke perusahaan, dan nilai Net B/C yang diperoleh

adalah lebih kecil dari satu. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa masa

pengembalian investasinya dalam waktu > 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 31.

Tabel 25. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar dan Bahan Baku Naik

9%, harga jual tetap dengan 50% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 2.844.461 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 15,27% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,02 Layak

4 Payback Period (PP) 2 tahun 2 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan bakar dan bahan baku

naik 9% dengan harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV positif pada

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

tingkat diskonto 14% yang memberikan keuntungan Rp. 2.844.461,- selama

5 tahun umur proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu

sebesar 15,27% yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada

usaha ini daripada mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh

adalah 1,02 yang berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan

Rp. 0,02,- sebagai keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa

masa pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 2 tahun

2 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 32.

Tabel 26. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga jual tetap

dengan 50% Modal Pinjaman

No

Variabel Perubahan

Alat Analisis

Kelayakan NPV

(DF 14%)

IRR Net

B/C

PP

1 Bahan bakar + bahan kemasan

naik 9%

-17.997.388 5,38% 0,86 2 th 3 bln Tidak

Layak

2 Bahan baku + bahan kemasan

naik 9%

-89.000.315 - 0,31 >5 tahun Tidak

Layak

3 Bahan bakar + bahan baku +

bahan kemasan naik 9%

-99.149.590 - 0,23 >5 tahun Tidak

Layak

4 Bahan bakar naik 9% +

penerimaan turun 10%

-244.477.379 - -0,90 > 5 tahun Tidak

Layak

5 Bahan baku naik 9% +

penerimaan turun 10%

-321.172.807 - -1,49 > 5 tahun Tidak

Layak

6 Bahan kemasan naik 9% +

penerimaan turun 10%

-344.771.482 - -1,67 > 5 tahun Tidak

Layak

7 Bahan bakar + bahan baku naik

9% + penerimaan turun 10%

-331.691.555 - -1,57 > 5 tahun Tidak

Layak

8 Bahan bakar + bahan kemasan

naik 9% + penerimaan turun

10%

-355.290.230 - -1,75 > 5 tahun Tidak

Layak

9 Bahan baku + bahan kemasan

naik 9% + penerimaan turun

10%

-431.985.657 - -2,35 > 5 tahun Tidak

Layak

10 Bahan bakar + bahan baku +

bahan kemasan naik 9% +

penerimaan turun 105

-442.504.405 - -2,43 > 5 tahun Tidak

Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa variabel perubahan dengan harga

jual tetap, memiliki persamaan yaitu dapat diketahui bahwa nilai NPV negatif

pada tingkat diskonto 14% yang akan memberikan kerugian, nilai IRR lebih kecil

dari tingkat suku bunga (14%) yang artinya lebih menguntungkan

mendepositokan dana ke Bank daripada menanamkan dananya ke perusahaan, dan

nilai Net B/C yang diperoleh adalah lebih kecil dari satu. Hasil analisis PP diatas

dapat dijelaskan bahwa masa pengembalian investasinya cukup lama yaitu dalam

waktu antara 2 tahun hingga > 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 33 – 42.

5.7.5.3.Sumber Dana 100% Modal Pinjaman

Hasil perhitungan analisis sensitivitas sumber dana 100% modal pinjaman

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut dibawah ini.

Tabel 27. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Bahan Bakar Naik 9%, harga jual

tetap dengan 100% Modal Pinjaman

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) pada DF 14% 16.268.683 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 20,84% Layak

3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) 1,13 Layak

4 Payback Period (PP) 2 tahun 3 bulan Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan hasil analisis untuk asumsi harga bahan bakar naik 9%

dengan harga jual tetap, dapat diketahui bahwa nilai NPV positif pada tingkat

diskonto 14% yang memberikan keuntungan Rp. 16.268.683,- selama 5 tahun

umur proyek, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (14%) yaitu sebesar

20,84% yang artinya lebih menguntungkan menanamkan modal pada usaha ini

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

daripada mendepositokannya ke Bank, dan nilai Net B/C yang diperoleh adalah

1,13 yang berarti setiap Rp. 1,- yang dikeluarkan akan mendapatkan Rp. 0,13,-

sebagai keuntungannya. Hasil analisis PP diatas dapat dijelaskan bahwa masa

pengembalian investasinya cukup singkat yaitu dalam waktu 2 tahun 3 bulan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 43.

Tabel 28. Hasil Analisis Sensitivitas Pada Variabel Perubahan, harga jual tetap

dengan 100% Modal Pinjaman

No

Variabel Perubahan

Alat Analisis

Kelayakan NPV

(DF 14%)

IRR Net

B/C

PP

1 Bahan baku naik 9% -55.254.082 - 0,57 >5 tahun Tidak

Layak

2 Bahan kemasan naik 9% -77.669.077 - 0,40 >5 tahun Tidak

Layak

3 Penerimaan turun 10% -311.340.940 - -1,41 >5 tahun Tidak

Layak

4 Bahan bakar + bahan baku naik

9%

-65.403.356 - 0,49 >5 tahun Tidak

Layak

5 Bahan bakar + bahan kemasan

naik 9%

-87.818.351 - 0,32 >5 tahun Tidak

Layak

6 Bahan baku + bahan kemasan

naik 9%

-164.554.463 - -0,28 >5 tahun Tidak

Layak

7 Bahan bakar + bahan baku +

bahan kemasan naik 9%

-175.073.210 - -0,36 >5 tahun Tidak

Layak

8 Bahan bakar naik 9% +

penerimaan turun 10%

-321.859.688 - -1,50 > 5 tahun Tidak

Layak

9 Bahan baku naik 9% +

penerimaan turun 10%

-398.555.115 - -2,09 > 5 tahun Tidak

Layak

10 Bahan kemasan naik 9% +

penerimaan turun 10%

-422.153.790 - -2,27 > 5 tahun Tidak

Layak

11 Bahan bakar + bahan baku naik

9% + penerimaan turun 10%

-409.073.863 - -2,17 > 5 tahun Tidak

Layak

12 Bahan bakar + bahan kemasan

naik 9% + penerimaan turun

10%

-432.672.538 - -2,35 > 5 tahun Tidak

Layak

13 Bahan baku + bahan kemasan

naik 9% + penerimaan turun

10%

-509.367.965 - -2,95 > 5 tahun Tidak

Layak

14 Bahan bakar + bahan baku +

bahan kemasan naik 9% +

penerimaan turun 10%

-519.886.713 - -3,03 > 5 tahun Tidak

Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Berdasarkan hasil analisis pada beberapa variabel perubahan dengan harga

jual tetap, memiliki persamaan yaitu dapat diketahui bahwa nilai NPV negatif

pada tingkat diskonto 14% yang akan memberikan kerugian, nilai IRR lebih kecil

dari tingkat suku bunga (14%) yang artinya lebih menguntungkan

mendepositokan dana ke Bank daripada menanamkan dananya ke perusahaan, dan

nilai Net B/C yang diperoleh adalah lebih kecil dari satu. Hasil analisis PP diatas

dapat dijelaskan bahwa masa pengembalian investasinya sangat lama yaitu dalam

waktu > 5 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 44 – 57.

5.7.6. Perbandingan Hasil Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas

Pengolahan Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

Perbandingan hasil analisis kelayakan finansial dan sensitivitas

pengolahan buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul (WPIU) dimaksudkan

untuk membandingkan kelayakan finansial perusahaan dengan kriteria penilaian

kelayakan terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Return On Investment (ROI), dan Payback

Period (PP) yang dikaitkan dengan sensitivitasnya terhadap perubahan harga

bahan bakar, harga bahan baku, harga bahan kemasan, dan penurunan penerimaan

pada beberapa alternatif penggunaan sumber dana. Alternatif penggunaan sumber

dana yang digunakan adalah 100% modal sendiri (sumber dana yang digunakan

pada awal berdirinya CV. WPIU), 50% modal pinjaman, dan 100% modal

pinjaman.

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 29. Perbandingan Hasil Kelayakan Finansial dalam Berbagai Penggunaan

Sumber Dana

No

Alternatif

Sumber

Dana

Kriteria Penilaian Kelayakan

Kelayakan NPV IRR

Net

B/C

ROI

tahun

ke-1

PP

1

100% modal

sendiri

DF 14%

147.726.588

62,89%

2,15

68,6%

1 th 3 bln

Layak

2

50% modal

pinjaman

DF 14%

88.201.735

45,35%

1,68

45,8%

1 th 4 bln

Layak

3

100% modal

pinjaman

DF 14%

25.764.214

24,48%

1,20

22,9%

2 th 1 bln

Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 29 didapat bahwa nilai NPV, IRR, Net B/C, ROI, dan

PP pada pemakaian sumber dana 100% modal sendiri dinyatakan layak dan hasil

perhitungannya lebih besar dibandingkan dengan pemakaian sumber dana yang

menggunakan pinjaman. Hal ini dikarenakan pada pemakaian sumber dana 100%

modal sendiri tidak dibebankan biaya bunga dan angsuran. Pemakaian sumber

dana yang menggunakan pinjaman yaitu 50% modal pinjaman dan 100% modal

pinjaman juga dinyatakan layak walaupun tidak sebesar hasil perhitungan 100%

modal sendiri. Namun akan terlihat ketidaklayakannya ketika dilakukan analisis

sensitivitas dengan kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, bahan kemasan, dan

penurunan penerimaan. Pada Tabel 30, 31, dan 32 menunjukkan hasil analisis

sensitivitas pada berbagai alternatif penggunaan sumber dana dan dapat dilihat

bahwa penurunan penerimaan sangat mempengaruhi kelayakan perusahaan.

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 30. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 100% Modal Sendiri

No Variabel Perubahan Kelayakan

1 Harga bahan bakar naik 9% Layak

2 Harga bahan baku naik 9% Layak

3 Harga bahan kemasan naik 9% Layak

4 Penerimaan turun 10% Tidak Layak

5 Harga bahan bakar dan bahan baku naik 9% Layak

6 Harga bahan bakar dan bahan kemasan naik 9% Layak

7 Harga bahan baku dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

8 Harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

9 Harga bahan bakar naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

10 Harga bahan baku naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

11 Harga bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

12 Harga bahan bakar dan bahan baku naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

13 Harga bahan bakar dan bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun

10%

Tidak Layak

14 Harga bahan baku dan bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun

10%

Tidak Layak

15 Harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik 9% dan

penerimaan turun 10%

Tidak Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Tabel 30 menunjukkan bahwa pada pemakaian sumber dana 100% modal

sendiri dengan variabel perubahan penurunan penerimaan menjadikan usaha ini

tidak layak, kenaikan harga bahan baku yang diikuti dengan kenaikan harga bahan

kemasan juga menjadikan usaha ini tidak layak dikarenakan kebutuhan untuk

bahan kemasan cukup besar. Kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan

kemasan yang diikuti dengan penurunan penerimaan juga menjadikan usaha ini

tidak layak. Hal ini dikarenakan penerimaan perusahaan berkurang sedangkan

biaya untuk pembelian bahan baku dan bahan kemasan cukup besar.

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Tabel 31. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 50% Modal Pinjaman

No Variabel Perubahan Kelayakan

1 Harga bahan bakar naik 9% Layak

2 Harga bahan baku naik 9% Layak

3 Harga bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

4 Penerimaan turun 10% Tidak Layak

5 Harga bahan bakar dan bahan baku naik 9% Layak

6 Harga bahan bakar dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

7 Harga bahan baku dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

8 Harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

9 Harga bahan bakar naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

10 Harga bahan baku naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

11 Harga bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

12 Harga bahan bakar dan bahan baku naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

13 Harga bahan bakar dan bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun

10%

Tidak Layak

14 Harga bahan baku dan bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun

10%

Tidak Layak

15 Harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik 9% dan

penerimaan turun 10%

Tidak Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Berdasarkan Tabel 31 diatas dapat dijelaskan bahwa pada pemakaian

sumber dana 50% modal pinjaman dengan variabel kenaikan harga bahan

kemasan menjadikan usaha ini tidak layak karena kebutuhan untuk bahan

kemasan cukup besar, kemudian dengan variabel penurunan penerimaan

menjadikan usaha ini tidak layak, kenaikan harga bahan bakar dan bahan baku

yang diikuti dengan kenaikan harga bahan kemasan juga menjadikan usaha ini

tidak layak dikarenakan kebutuhan untuk bahan kemasan cukup besar. Kenaikan

harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan yang diikuti dengan

penurunan penerimaan juga menjadikan usaha ini tidak layak karena ketika terjadi

kenaikan harga maka biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan bahan bakar, bahan

baku, dan bahan kemasan menjadi lebih besar sementara penerimaan perusahaan

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

berkurang dan juga harus mengeluarkan beban bunga dan angsuran. Hal ini

dikarenakan 50% sumber dana yang digunakan merupakan modal pinjaman.

Tabel 32. Hasil Analisis Sensitivitas dengan Sumber Dana 100% Modal

Pinjaman

No Variabel Perubahan Kelayakan

1 Harga bahan bakar naik 9% Layak

2 Harga bahan baku naik 9% Tidak Layak

3 Harga bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

4 Penerimaan turun 10% Tidak Layak

5 Harga bahan bakar dan bahan baku naik 9% Tidak Layak

6 Harga bahan bakar dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

7 Harga bahan baku dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

8 Harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik 9% Tidak Layak

9 Harga bahan bakar naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

10 Harga bahan baku naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

11 Harga bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

12 Harga bahan bakar dan bahan baku naik 9% dan penerimaan turun 10% Tidak Layak

13 Harga bahan bakar dan bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun

10%

Tidak Layak

14 Harga bahan baku dan bahan kemasan naik 9% dan penerimaan turun

10%

Tidak Layak

15 Harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik 9% dan

penerimaan turun 10%

Tidak Layak

Sumber : Data Primer, diolah 2011

Tabel 32 menunjukkan bahwa pada pemakaian sumber dana 100% modal

pinjaman dengan variabel kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan

kemasan menjadikan usaha ini tidak layak. Kemudian kenaikan harga bahan

bakar, bahan baku, dan bahan kemasan diikuti dengan penurunan penerimaan juga

menjadikan usaha ini tidak layak karena ketika terjadi kenaikan harga maka biaya

yang dikeluarkan untuk kebutuhan bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan

menjadi lebih besar dari biaya sebelumnya, sementara penerimaan perusahaan

berkurang dan juga harus mengeluarkan beban bunga dan angsuran yang lebih

besar karena sumber dana yang digunakan merupakan 100% modal pinjaman.

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil analisis kelayakan finansial dapat disimpulkan bahwa menggunakan

sumber dana 100% modal sendiri, 50% modal pinjaman, dan 100% modal

pinjaman selama 5 tahun dinyatakan layak yang ditandai dengan nilai NPV pada

DF 14% positif, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga Bank (14%), dan

nilai Net B/C lebih besar dari satu.

Hasil analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan harga

bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan sebesar 9% dinyatakan layak, serta

penurunan penerimaan sebesar 10% dinyatakan tidak layak. Sedangkan kombinasi

antara kenaikan harga bahan bakar, bahan baku, dan bahan kemasan naik sebesar

9% dengan penurunan penerimaan sebesar 10% dinyatakan tidak layak.

6.2. Saran

1. Usaha ini sebaiknya dikembangkan ke arah industri pengolahan yang lebih

besar mengingat citra produk CV. WPIU sudah baik di mata masyarakat.

Namun perlu diwaspadai saat terjadi kenaikan harga bahan bakar, bahan baku,

dan bahan kemasan serta penurunan penerimaan karena sangat mempengaruhi

kelayakan finansial perusahaan.

2. Usaha ini dapat dijadikan contoh dan model yang baik untuk diadopsi oleh

berbagai pihak yang ingin menekuni usaha sejenis, khususnya bagi para petani

buah agar lebih mengoptimalkan hasil panennya untuk meningkatkan nilai

tambah buah sehingga didapatkan keuntungan yang lebih besar.

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Walker, dan Larreche. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan

Strategis dengan Orientasi Global. (Jakarta : Erlangga, 2000)

Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi. Sari dan Sirup Buah. 20 Maret 2000. 4 hal.

http://www.ristek.go.id [4 Maret 2010]. Pukul 16.15 WIB.

Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia, Departemen Perindustrian.

Roadmap Industri Pengolahan Buah. 2009. 22 hal.

http://iak.depperin.go.id [15 April 2009]. Pukul 22.14 WIB.

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP, Deptan. Pedoman

Penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengolahan Hasil

Hortikultura. 26 Juni 2006. 32 hal. http://agribisnis.deptan.go.id [2 Mei

2009]. Pukul 13.36 WIB.

Fatah, N. Evaluasi Proyek Finansial pada Proyek Mikro. (Jakarta : CV. Asona,

1994)

Gray, Clive dkk. Pengantar Evaluasi Proyek, Edisi Kedua. (Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005)

Ibrahim, H. M. Yacob. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). (Jakarta :

PT. Rineka Cipta, 2003)

Kasmir dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua. (Jakarta : Kencana

Prenada Media Group, 2008)

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. (Jakarta : Prenhalindo, 2004)

Manijo. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Jagung pada Proyek Agribisnis

BPPT – Pemda Sumedang di Desa Marga Mekar, Kecamatan Sumedang

Selatan, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor,

IPB, Fakultas Pertanian, Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis.

2005.

Niswonger, Rollin dkk. Prinsip-prinsip Akuntansi. (Jakarta : Erlangga, 1992)

Pujimulyani, Dwiyati. Teknologi Pengolahan Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan.

(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009)

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Rustiana, Iswanti N. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Puree Mangga

(Mangifera indica L.) Studi kasus: CV. Promindo Utama, Desa Losari

Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. [Skripsi].

Bogor, IPB, Fakultas Pertanian, Program Studi Manajemen Agribisnis.

2008.

Soeharto, Iman. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional),

Jilid 1. (Jakarta : Erlangga, 1999)

Soeharto, Iman. Studi Kelayakan Proyek Industri (Jakarta: Erlangga, 2002)

Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-4. (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2002)

Suherman. Diklat Perencanaan Tambang Unisba : Prinsip-Prinsip Ekonomi

Mineral. 7 September 2004. 8 hal. http://www.blok21.com [26 Januari

2010]. Pukul 19.54 WIB.

Suratin, Santi. Jangan Terkecoh oleh Minuman Jus Buah. 16 Desember 2007. 13

hal. http://santisuratin053.blogspot.com [27 Januari 2010]. Pukul 14.35

WIB.

Suratiyah, Ken. Ilmu Usahatani, Cetakan 1. (Jakarta : Penebar Swadaya, 2006)

Suratman. Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan.

(Yogyakarta : J & J Learning, 2001).

Suratman. Studi Kelayakan Proyek. (Jakarta : Gramedia, 2002)

Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis Secara Komprehensif (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005)

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH

CV. WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL

Gambaran Umum Perusahaan

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan perusahaan?

2. Apa visi, misi, dan tujuan dari didirikannya perusahaan ini?

3. Dimana lokasi tepatnya perusahaan?

4. Bagaimana kondisi lokasi dan keadaan perusahaan?

5. Berapa jumlah karyawan perusahaan?

6. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?

7. Bagaimana cara mengembangkan usaha ini? kiat-kiat apa saja yang

digunakan perusahaan dalam mengembangkan perusahaan ke depan?

8. Bagaimana sistem manajemen dari perusahaan?

9. Apakah perusahaan memiliki kegiatan usaha lain selain kegiatan yang ada

dalam perusahaan?

10. Dimana saja cabang perusahaan yang lain?

Hasil dan Pembahasan

A. Aspek Pasar

1. Apa saja bauran pemasaran yang ada di perusahaan?

2. Apa produk utama dari perusahaan? apakah ada produk sampingan?

3. Berapa harga satuan penjualan jus buah dan sirup buah yang

ditetapkan perusahaan?

4. Bagaimana rantai distribusi?

5. Bagaimana sistem pemasaran yang ada di perusahaan?

6. Bagaimana strategi penjualan terhadap produk tersebut?

7. Apakah konsumen datang langsung atau produk dikirimkan?

8. Apakah perusahaan menggunakan promosi di dalam penjualan

produknya?

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

9. Apa saja promosi yang dilakukan perusahaan?

10. Berapa biaya promosi yang dikeluarkan?

B. Aspek Teknis

1. Apakah pemilihan lokasi perusahaan sudah efisien?

2. Bagaimana perusahaan menentukan layout proses produksi agar

berjalan efisien?

3. Bagaimana perusahaan menentukan teknologi yang tepat dalam proses

produksinya?

4. Berapa biaya investasi yang ditanamkan perusahaan?

5. Berapa biaya pemeliharaan untuk peralatan dan gedung?

6. Bagaimana perusahaan menentukan metode persediaan yang paling

baik untuk dijalankan?

7. Berapa biaya angkut atau penyimpanan?

C. Aspek Manajemen

1. Bagaimana sistem ketenagakerjaan pada perusahaan?

2. Berasal dari mana rata-rata para karyawan?

3. Berapa jumlah karyawan yang terdapat pada perusahaan?

4. Apa rata-rata tingkat pendidikan karyawan?

5. Bagaimana sistem gaji yang diperoleh karyawan?

D. Aspek Hukum

1. Bagaimana proses perizinan pendirian perusahaan?

E. Aspek Lingkungan

1. Bagaimana penanganan limbah yang terdapat pada perusahaan? (baik

limbah padat maupun cair).

2. Apakah perusahaan mencemari lingkungan di sekitar perusahaan?

3. Apa saja penanganan lingkungan yang dilakukan perusahaan?

4. Berapa besar biaya penanganan lingkungan?

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

F. Aspek Keuangan

1. Berapa modal yang digunakan untuk mendirikan perusahaan?

2. Berapa jumlah biaya-biaya tetap :

a. Pabrik tempat produksi?

b. Motor?

c. Masing-masing harga peralatan :

Blender?

Water Dispenser?

Penyaring/saringan?

Pengaduk kayu?

Bak plastik?

Gentong air?

Timbangan digital?

Timbangan manual?

Pisau?

Panci stainless steel?

Panci stainless steel persegi?

Tabung gas?

Kompor gas?

Krat botol?

Alat pengepres?

Lemari pendingin?

d. Gaji tenaga kerja tetap?

e. Inventaris kantor :

Meja?

Kursi?

Lemari buku?

Komputer?

f. Biaya tidak terduga?

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

3. Berapa jumlah biaya-biaya tidak tetap :

a. Harga bahan baku:

Buah segar (belimbing, jambu biji merah, nanas, dan

wortel)?

Bahan tambahan makanan (gula pasir, CMC, dan BTM)?

b. Gaji tenaga kerja tidak tetap?

c. Bahan bakar gas?

d. Kemasan botol :

Plastik untuk jus buah?

Kaca untuk sirup buah?

e. Karton pak :

Untuk jus buah?

Untuk sirup buah?

f. Transportasi?

g. Listrik?

h. Telpon?

i. Air?

4. Berapa harga jual jus buah dan sirup buah per botol?

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Lampiran 2. Proses Produksi Jus Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

Sortasi

Penimbangan

Pencucian

Blanching dan penirisan

Ekstraksi

Filtrasi pertama

Pemanasan larutan penstabil

Homogenisasi

Pemasakan

Filtrasi kedua

Penambahan BTP, pengatur keasaman, dan pewarna makanan

Botol plastik ukuran

250 ml

Komposisi buah : air = 1 : 5

Komposisi larutan CMC : air = 1 : 2

Komposisi buah : gula = 1 : 1

Buah

Ampas kasar

Ampas halus

Jus buah kemasan

Pengemasan

Pelabelan

Pengepakan

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Lampiran 3. Proses Produksi Sirup Buah CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

Komposisi buah : air = 1 : 1

Komposisi larutan CMC : air = 1 : 1

Komposisi buah : gula = 1 : 2

Botol kaca ukuran

620 ml

Sortasi

Penimbangan

Pencucian

Blanching dan penirisan

Ekstraksi

Filtrasi pertama

Pemanasan larutan penstabil

Homogenisasi

Pemasakan

Filtrasi kedua

Penambahan BTP, pengatur keasaman, dan pewarna makanan

Buah

Ampas kasar

Ampas halus

Pengemasan

Pelabelan

Pengepakan

Sirup buah kemasan

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Lampiran 4. Laju Inflasi Nasional Periode 2004 – 2009

Tahun Nilai

2004 6,06%

2005 10,40%

2006 13,33%

2007 6,40%

2008 10,31%

2009 4,90%

Rata-rata 8,57% dibulatkan 9%

Sumber: Bank Indonesia , diolah 2011

Lampiran 5. Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum Periode 2004 – 2009

Tahun Nilai

2004 14,05%

2005 15,66%

2006 15,10%

2007 13,01%

2008 14,40%

2009 13,85%

Rata-rata 14,35% dibulatkan 14%

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah 2011

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Lampiran 60. SNI 01 – 0222 – 1995, Bahan Tambahan Makanan

No.

Nama Bahan Tambahan

Pangan Jenis/Bahan Makanan Batas Maks. Penggunaan

B. Indonesia B. Inggris

Antioksidan (Antioxidant)

1. Butil

Hidrokinon

Tersier

Tertiary Butyl

Hydroquinine

(TBHQ)

Lemak dan minyak

makan

200 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan BHA,

BHT dan senyawa galat,

tetapi galat tidak boleh

lebih dari 100 mg/kg

2. Butil

Hidroksitoluen

(BHT)

Butylated

Hydroxytoluene

Lemak dan minyak

makan; minyak kacang;

minyak kelapa; dan

minyak lainnya

200 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan BHA,

Butil Hidrokinon Tersier

(TBHQ), atau senyawa

galat, tetapi galat tidak

boleh lebih dari 100 mg/kg

3. Propil Galat Propyl Gallate Lemak dan minyak

makan; minyak kacang;

minyak kelapa; dan

minyak lainnya

100 mg/kg

Pengemulsi, Pemantap, Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)

4. Dekstrin, Pati

Gosong, Putih,

dan Kuning

Dextrins,

Roasted Starch

Kaldu

Es krim dan sejenisnya

Secukupnya

30 g/kg, tunggal atau

campuran dengan pati lain

Sumber: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP, Departemen Pertanian, 2006: 45

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN BUAH (Studi …

Lampiran 61. Dokumentasi CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul

Ibu Maria Gigih Sandy Produk Jus Buah Winner

Produk Jus Buah Winner Produk Jus Buah Winner

Jus dan Sirup Buah Dalam Kemasan Karton