analisis kelayakan finansial usaha tahu (studi kasus …

89
i ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto) JUSRI 105961123716 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 08-Jun-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

i

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU

(Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu

Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto)

JUSRI

105961123716

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

ii

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU

(Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya Abadi

Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto)

JUSRI

105961123716

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PEERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …
Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …
Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis

Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu

Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto)adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 27 November 2021

Jusri

105961123716

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

vi

ABSTRAK

JUSRI, 109961123716. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus :

Pada Agroindustri Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto). Di bimbing oleh RATNAWATI

TAHIR dan KHAERIYAH DARWIS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi tahu dan untuk

menganalisis kelayakan finansial, jumlah produksi dan keuntungan usaha Tahu Di

Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.adapun Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan mengambil

informan yaitu Bapak Ahmad Jaelani selaku pemilik usaha Home Industri Tahu. Analis

data yang digunakan adalah analisis Revenue Cost R/C Ratio.

Hasil penelitian Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus:

Pada Agroindustri Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto). Proses produksi tahu yakni persiapan

inti bahan baku, penyortiran dan pencucian, perendaman penggilingan,

pemasakan, penyaringan, penambahan asam cuka, pencetakan, pengepresan,

pemotongan tahu, pengemasan dan pemasaran.Penerimaan pada Usaha Tahu

tersebut selama 3 tahun terakhir mampu memproduksi 266.250 kg kedelai dengan

hasil 106.500 cetakan dengan harga jual Rp 50.000/cetakan maka total

penerimaan yaitu Rp5.325.000.000 dengan total biaya Rp3.773.222.000 dan

pendapatan bersih yakni sebesar Rp 1.551.778.000 selama per tiga tahun terakhir

produksi (3 tahun). Adapun tingkat kelayakan usaha dengan menggunakan

analisis R/C ratio maka usaha tahu tersebut telah dinyatakan layak

diusahakan/dikembangkan atau efisien yang dapat dilihat dari angka R/C Ratio

sebesar 1.41.

Kata kunci : Analisis Kelayakan, Finansial,usaha Tahu

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur penulis panjat kan kehadiran ALLAH SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam

tak kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para

pengikutnya, sehingga penulis dapat menjelaskan skripsi yang berjudul “Analisis

Kelayakan Finansial Usaha Tahu (Studi Kasus Industri Rumah Tangga Usaha

Tahu Ajeng Mulya Abadi di kelurahan balang kecamatan binamu kabupaten

jeneponto)”.

Penyusunan penelitian ini dapat selesai dengan lancar karena tidak lepas

dari dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,

peneliti mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr.Ir.Hj. Andi Khaeriyah,M.Pd selaku Dekan fakultas Pertanian,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Sri mardiyati, S.P., M.P. selaku Ketua Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Prof. Dr.Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.S selaku pembimbing I (Utama) dan

ibu Khaeriyah Darwis selaku pembimbing II (Pendamping), yang telah

meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan berbagai macam masukan

serta memberi bantuan berupa motivasi, dorongan, dalam penulisan proposal

dan masukan dalam melakukan penelitian.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

viii

4. Ibu Dr. Jumiati S.P., M.M selaku penguji I dan bapak Isnam Junais, S.TP.,

M.Si. selaku pengaju II, atas kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang

sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh pegawai dan staf Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu dalam hal

administrasi.

6. Kedua orangtua dan saudara-saudara ku yang senantiasa memanjatkan do’a

serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak ahmad jaelani selaku pemilik usaha tahu ajeng mulya abadi yang telah

membimbing dan memberikan informasi akurat tentang usahanya selama

penelitian berlangsung.

8. Kepada pak ansar dan orang-orang di dinas pertanian kabupaten jeneponto

yang telah membantu dalam pemberian data tambahan pada data skripsi ini.

9. Teman-teman seangkatan di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya

Muh Bashar, Hastuti, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu, yang telah membantu dan selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semangat dan motivasi serta do’a

yang diberikan.

Akhir kata, penulis ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila

dalam penyusunan skripsi ini terdapat kata-kata yang salah dan kurang berkenan,

penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.

Wassalamu’alaim Warahmatullahi Wabarakatu

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

ix

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ................................................... iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ............................................. v

ABSTRAK ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................vii

DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5

2.1 Industri Rumah Tangga ............................................................. 5

2.2 Biaya Produksi .......................................................................... 8

2.3 Penerimaan Usaha Industri Tahu ............................................ 12

2.4 Pendapatan Usaha Industri Tahu ............................................. 13

2.5 Keuntungan Usaha Industri Tahu ............................................ 15

2.6 Analisis Kelayakan .................................................................. 17

2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................... 19

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

x

2.8 Kerangka Pemikiran ................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 24

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 24

3.2 Metode Penentuan Informan ................................................... 24

3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 26

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 26

3.6 Definisi Operasional................................................................ 28

BAB IV KEADAAN UMUM DAN WILAYAH PENELITIAN....... 30

4.1 Sejarah Berdirinya Usaha Tahu .............................................. 30

4.2 Struktur Organisasi.................................................................. 31

4.3 Deskripsi Produk Usaha Tahu ................................................. 33

4.4 Batas Wilayah Dan Topografi ................................................. 33

4.5 Kondisi Industri ....................................................................... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 36

5.1 Identitas Responden ................................................................ 32

5.2 Analis Finansial Usaha Tahu .................................................. 39

5.3 Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ......................... 44

5.4 Keuntungan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ........................ 46

5.5 Analisis KelayakanUsaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ............. 47

5.6 Analisis break even point ........................................................ 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 51

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 51

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

xi

6.2 Saran ........................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 53

LAMPIRAN ........................................................................................ 55

RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 72

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks 1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan .......................................... 19

2 Keadaan Tenaga Kerja ................................................................. 36

3 Biaya Tetap .................................................................................. 40

4 Rekapitulasi Hasil Keseluruhan Biaya Variabel .......................... 41

5 Biaya Produksi ............................................................................. 43

6 Penerimaan Usaha Tahu............................................................... 44

7 Keuntungan usaha tahu ................................................................ 46

8 Analisis Kelayakan Usaha Tahu Ajeng ....................................... 47

9 Break even point........................................................................... 48

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks 1. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 23

2. Struktur Organisasi Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi ................. 32

3. Proses Pengolahan Tahu ............................................................. 37

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks 1. Identitas Responden .................................................................... 56

2. Daftar Koesioner .......................................................................... 57

3. Biaya Variabel.............................................................................. 61

4. Biaya Tetap .................................................................................. 64

5. SPPT (Pajak) ................................................................................ 64

6. Total Penerimaan ......................................................................... 66

7. Total Pendapatan .......................................................................... 67

8. Kelayakan Financial R/C Racio ................................................... 67

9. Peta Lokasi Penelitian .................................................................. 68

10. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 69

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang saling terkait satu

sama lain. Pertanian sebagai penyedia bahan baku, sedangkan industri mengolah

hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah. Industri kecil mempunyai peranan

yang sangat besar terhadap roda perekonomian suatu Negara.Industri kecil yang

mengolah hasil-hasil pertanian (agroindustri) tahan terhadap dampak krisis

ekonomi bersifat padat karya merupakan salah satu alternatif dalam membangun

kembali perekonomian Indonesia saat ini.Industri kecil dapat menciptakan

lapangan kerja, bagi masyarakat sekitar perusahaan, juga dapat menciptakan nilai

tambah bagi produk pertanian khususnya pangan (Assauri, 2004).

Salah satu industri pengolahan yang banyak dijalankan adalah industri

berbasis kedelai. Industri ini dapat dimulai dengan modal awal yang relatif kecil,

teknologi sederhana dan tidak membutuhkan keahlian tinggi. Pengolahan kedelai

dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengolahan dengan fermentasi

dan tanpa fermentasi. Pengolahan dengan fermentasi akan menghasilkan kecap,

oncom, tauco, tauge, dan tepung kedelai. Salah satu produk pangan hasil olahan

kedelai yang sudah cukup dikenal di Indonesia adalah tahu.Selain harganya yang

cukup murah, tahu bernilai gizi tinggi (Hadiyanti, 2014).

Usaha rumah tangga industri tahu di Kabupaten Jeneponto adalah bukan

lagi hal yang dianggap baru di kalangan masyarakat jeneponto.Dikarenakan

penduduk terdahulu telah melakoni beragam jenis usaha rumah tangga industri

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

2

baik skala kecil maupun skala besar. Tercatat banyak sekali usaha rumah tangga

industri di Kabupaten Jeneponto khususnya tahu dan tempe, bahkan berdasarkan

data yang saya dapatkan di lokasi penelitian ini tercatat ada beberapa jenis usaha

rumah tangga industri yaitu 3 usaha industri tahu dan satu lokasi usaha industri

tempe.

Melihat data maupun situasi kondisi yang ada di Kelurahan Balang bahwa

usaha tahu sendiri memang telah banyak dilakoni oleh para pendahulu hanya saja

cara dan prospek pengembangan yang berbeda. Sehingga pengembangan usaha

industri tahu di Kelurahan Balang cukup membuka peluang para generasi

sekarang ini untuk lebih maju serta lebih berkembang dari sebelumnya, sehingga

pemerintah setempat di Kabupaten Jeneponto khususnya di Kelurahan Balang

untuk mengembangkan prospek usaha industri tahu kerana nasional tidak lagi

berputar ataupun bermain di skala kecamatan.

Usaha tahu banyak di gemari di karenakan tahu adalah hal yang sangat

digemari oleh masyarakat di indonesia termasuk di Kabupaten Jeneponto, selain

karena proses pengolahannya yang mudah, tahu juga merupakan makanan yang

sangat merakyat dan dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Salah satu yang memiliki industri tahu adalah Kelurahan Balang. Skala

industri tahu yang ada di Kelurahan Balang masih berbentuk industri rumah

tangga sehingga dalam pengolahannya masih ada yang menggunakan cara

tradisional. Dalam proses produksi tahu bahan baku utama yang dipakai adalah

biji kedelai baik lokal maupun impor. Untuk pemasaran tahu, para pengrajin

menjual tahu ke pasar tradisional dan masyarakat setempat.Jangkauan

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

3

wilayahpemasaran pengrajin di industri rumah tangga tahu di Kelurahan Balang

menjual produk tahunya se-desa, se-kecamatan, se-kabupaten.

Ada beberapa permasalahan ataupun tantangan usaha industri tahu di

Kelurahan Balang yaitu Tidak terpenuhinya komoditi kedelai di daerah jeneponto

sehingga harus mengambil bahan baku dari luar.kemudian terdapat 3 usaha rumah

tangga industri tahu di kelurahan balang sehingga sangat memungkinkan adanya

persaingan yang sangat ketat di antara para pengusaha tahu.Terakhir yakni

Strategi pemasaran yang masih bersifat sederhana yakni dari rumah ke rumah

melalui pedagang keliling ataupun pasar tradisional serta periklanan melalui mulut

ke mulut.

Para pengrajin tahu yang ada di Kelurahan Balang seringkali mengeluh

dengan hasil penjualan tahu yang terkadang tidak terserap oleh pasar, ditambah

lagi dengan adanya kondisi kenaikan harga kedelai yang menjadi bahan baku

pembuatan tahu. Sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi pendapatan

pengrajin tahu yang ada di Kelurahan Balang.Berdasarkan kondisi diatas apakah

usaha industri rumah tangga tahu di Kelurahan Balang layak atau tidak untuk

dijalankan sebagai usaha industri.Oleh karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu

Ajeng Mulya Abadi (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya

Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto).

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

4

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar pendapatan yang diperoleh pengusaha tahu Ajeng Mulya Abadi

dari usaha yang dikelolanya?

2. Bagaimana tingkat kelayakan finansial usaha industri rumah tangga tahu Ajeng

Mulya Abadi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis Pendapatan yang diperoleh pengusaha tahu Ajeng Mulya Abadi

dari usaha yang dikelolanya.

2. Mengetahui kelayaakan usaha industri rumah tangga tahu Ajeng Mulya Abadi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Rujukan bagi pelaku usaha industri tahu, sebagai bahan analisis dalam

mengembangkan usahanya.

2. sebagai bahan referensi bagi peneliti dalam rangka melakukan kajian-kajian

lanjutan yang terkait dengan usaha industri tahu.

3. bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan evaluasi

kebujakan pemerintah terhadap pengenmbangan usaha indusrti.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga merupakan suatu unit usaha atau perusahaan yang

berskala kecil dalam suatu bidang tertentu.Home berasal dari bahasa inggris yang

berarti rumah, tempat tinggal ataupun kampung halaman. Adapun industri berarti

sebagai kerajinan, produksi barang atau perusahaan.Home Industri (atau biasa

ditulis dengan “home industry”) adalah rumah usaha produk barang. Hal ini

dikatakan sebagai home industri atau perusahaan kecil karena termasuk dalam

jenis kegiatan ekonomi yang berpusat di rumah (Gita dan Anita, 2010).

Pengertian yang lain, industri rumah tangga adalah usaha yang sifatnya

tidak berbentuk dalam hukum serta dilaksanakan oleh satu orang atau beberapa

orang dari anggota rumah tangga yang mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak

empat orang atau kurang, dengan kegiatan mengubah bahan dasar menjadi barang

jadi atau setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi yang lebih tinggi

nilainya dengan tujuan untuk dijual atau ditukar dengan barang lain dan ada satu

orang dari anggota keluarga yang menanggung resiko (Praditya, 2010).

Home industri bisa juga diartikan sebagai rumah tangga.Hal tersebut

termasuk dalam kategori usaha kecil yang biasanya dikelola oleh keluarga. Pada

dasarnya home industri memusatkan kegiatan usaha di rumah keluarga tertentu

serta biasanya para karyawan yang direkrut berasal dari daerah dekat lokasi

industri atau berdomisili dekat dengan lokasi industri tersebut. Kemudian jika

ditinjau dari segi psikologis maupun geografis hubungan di antara karyawan

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

6

dengan pemilik usaha sangat dekat sehingga sangat memungkinkan untuk

menjalin hubungan dengan baik.Adapun yang berperan sebagai pelaku dalam

kegiatan ekonomi yang berbasis rumahan ini adalah keluarga dari mereka sendiri

ataupun salah satu dari keluarga yang berdomisili di tempat tinggalnya itu

kemudian mengajak beberapa orang dari sekitar tempat tinggalnya untuk menjadi

karyawan.Sehingga dapat dipahami bahwa secara tidak langsung kegiatan

ekonomi ini sangat bermanfaat dalam membuka lapangan pekerjaan untuk sanak

keluarga maupun tetangga sekitarnya.Sehingga home industry otomatis dapat

membantu program-program pemerintah dalam hal membuka lapangan pekerjaan

dan mengurangi pengangguran (Suratiyah, 1991).

Industri kecil dalam formatnya bisa saja disertai dengan home industri atau

cottage industry karena proses kegiatan usaha dilakukan secara bersahaja. Dan

pada umumnya di masyarakat masih memakai cara-cara sederhana atau

tradisional. Dengan kata lain, pengelolaan organisasi atau manajemen yang

diterapkan masih sederhana dan dilakukan dengan kekeluargaan. Sedangkan

kegiatan tersebut terpusat di rumah tangga atau dalam suatu wilayah di tempat

kediamannya sendiri yang dilakukan secara musiman, pesanan terbatas (lokal),

dan sebagian kecil secara kontinyu terjangkau pemasarannya dan sebagian kecil di

ekspor (Sartini Pawe, 2007).

Industri kecil juga merupakan aktivitas usaha industri yang dilakukan di

rumah-rumah penduduk yang pekerjaannya merupakan bagian dari anggota

keluarga dan masyarakat sekitar rumah tempat produksi yang tidak terikat

mengenai jam kerja dan tempat kerja. Industri juga ini bisa digolongkan sebagai

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

7

salah satu usaha produktif di masyarakat di luar dari usaha pertanian, baik itu

sebagai mata pencaharian utama ataupun sebagai usaha sampingan (T

Tambunan,1999).

Industri dapat juga di dalam pengertian yang lain dapat digolongkan

berdasarkan jumlah keseluruhan tenaga kerja dan jumlah investasi. Menurut

Badan Pusat Statistik. (2017), perusahaan industri pengolahan atau industri dibagi

dalam 4 golongan yaitu :

a. jumlah tenaga kerja 1-4 orang untuk industri rumah tangga

b. jumlah tenaga kerja 5-19 orang untuk industri kecil

c. jumlah tenaga kerja 20-99 orang untuk industri menengah

d. jumlah tenaga kerja ≥ 100 orang untuk industri besar

Industri rumah tangga memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap

pemanfaatan sumber daya manusia, yaitu memberikan peluang kerja dalam upaya

mengurangi pengangguran.dinamika pola pertanian menuju pola industri juga

memberikan peluang bagi masyarakat untuk mencari alternatif penghasilan

tambahan melalui industri rumah tangga (Al-kautsar, 2013)

Pengertian industri rumah tangga disebut pula sebagai suatu kegiatan

keluarga, yaitu sebagai unit-unit konsumtif dan produktif yang terdiri suatu

kegiatan keluarga, yaitu sebagai unit-unit konsumtif dan produktif yang terdiri

dari paling sedikit dua anggota rumah tangga yang sama, sama-sama menanggung

pekerjaan makanan dan tempat berlindung (Kimbal, 2015).

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

8

2.2 Biaya Produksi

1) Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya biaya untuk membuat suatu bahan menjadi

suatu produk jadi (Baldric siregar dkk, 2013 :37). Sedangkan pendapat lain

menyatakan bahwa biaya produksi adalah pengeluaran yang tidak dapat dihindari,

akan tetapi dapat diperkirakan jumlah yang dihasilkan suatu barang (Abdul

Ghofur mengtif dari Sofyan Assauri, 2008:339).

Biaya produksi adalah suatu nilai tukar, pengorbanan atau pengeluaran

yang dilakukan untuk menjamin porelehan manfaat. Besarnya biaya produksi

adalah besarnya pembebanan yang diperhitungkan atas pemakaian faktor-faktor

produksi yang berupa tenaga kerja, bahan baku, serta mesin dan peralatan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu (William, 2009:30).

Biaya adalah harga pokok yang telah memberi manfaat dan telah habis

dimanfaatkan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik

yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat ditukar dalam satuan uang,

yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya

merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan harga pokok produksi dan

harga jual produksi.

Biaya yang digunakan untuk menghasilkan setiap produk memerlukan

biaya produksi.Besar biaya produksi berhubungan dengan jumlah produk yang

dihasilkan atau biaya variabel.Disamping itu terdapat jenis biaya yang besar

kecilnya tidak berhubungan dengan jumlah produk atau biaya tetap.Jumlah biaya

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

9

variabel dan biaya tetap disebut biaya produksi.Jenis biaya produksi sebagai

berikut (Tajidan, 2002).

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Fixed Cost adalah biaya produksi yang besarnya tidak berubah atau tidak

dipengaruhi oleh volume produksi barang/jasa.Artinya berapapun jumlah

produksi, biaya ini selalu tetap. Biaya tetap dibedakan atas dua:

b. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)/TFC)

Total Fixed Cost adalah biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang atau yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang atau jasa.Contohnya biaya

penyusutan dan biaya sewa.

c. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)

Average Fixed Cost adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan

untuk memproduksi satu satuan unit produksi (barang/jasa). Rumus

menghitungnya yaitu:

AFC = TFC / Quantity

d. Biaya Variabel (Variable Cost/VC)

Biaya variabel adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang

besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah produksi.Artinya apabila

produksi bertambah maka biaya variabel bertambah demikian sebaliknya bila

produksi berkurang maka biaya variabel berkurang. Contohnya adalah pemakaian

bahan baku.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

10

e. Biaya Total (Total Cost/TC)

Biaya Total adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk memproduksi barang atau jasa. Komponen biaya total terdiri dari biaya

tetap dan biaya variabel (Biaya Total = biaya tetap + biaya variabel).

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana

fungsi produksi merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang

jadi. Biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang berkaitan dengan

perolehan atau pembuatan suatu produk (Riwayadi, 2006). Secara matematis total

biaya dapat dituliskan sebagai berikut:

TC = TVC + TFC

Keterangan:

TC = Biaya Total Produksi (Total Cost)

TVC = Biaya Total Variabel (Total Fixed Cost)

TFC = Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)

2) Klasifikasi Biaya

Adapun biaya-biaya berdasarkan penyusunan klasifikasinya yaitu :

1) Klasifikasi berdasarkan ketelusuran

a. Biaya langsung yaitu biaya-biaya yang dapat ditelusuri sampai pada produk

secara langsung.

b. Biaya tak langsung merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung hingga ke produk.

2) Klasifikasi biaya berdasarkan fungsinya

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

11

a. Biaya produksi ( production cost) adalah biaya untuk membuat bahan menjadi

produk jadi.

b. Biaya pemasaran (marketing expense) adalah biaya yang terjadi untuk

memasarkan atau jasa.

c. Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense) adalah

biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan

mengendalikan perusahaan.

3) Klasifikasi biaya berdasarkan elemen biaya produksi

a. Biaya Bahan Baku (raw material cost)

Biaya bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan dalam proses

produksi untuk diubah menjadi produk jadi. Pada dasarnya ada dua kategori

bahan, yaitu bahan baku dan bahan penolong. Bahan dikategorikan menjadikan

bahan baku dan bahan penolong tergantung pada keputusan manajemen.

Umumnya, ketertelusuran dan signifikansi nilai bahan dijadikan dasar untuk

mengklasifikasikan bahan menjadi bahan baku atau bahan penolong. Apabila

bahan mudah ditelusuri ke produk atau nilainya signifikan, maka bahan tersebut

dapat dikategorikan sebagai bahan baku.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost)

Biaya tenaga kerja langsung adalah besarnya nilai gaji dan upah tenaga

kerja yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk.Pada dasarnya ada dua

jenis tenaga kerja, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak

langsung.Karyawan produksi yang langsung terlibat dalam pembuatan produk,

misalnya buruh, termasuk tenaga kerja langsung, supervisor dan kepala pabrik

tidak secara langsung terlibat mengerjakan produk sehingga dikategorikan sebagai

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

12

tenaga kerja tidak langsung.Biaya tenaga kerja tidak langsung bukan biaya tenaga

kerja langsung melainkan biaya overhead pabrik.

2.3 Penerimaan Usaha Industri Tahu

Total penerimaan atau Total Revenue adalah hasil yang diterima perusahaan

dari hasil penjualan produksinya. Total penerimaan merupakan perkalian jumlah

barang yang dihasilkan dengan harga satuan barang yang bersangkutan (Tim zero

eduka, 2014). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

TR = Q x P

Keterangan :

TR = Total Revenue (penerimaan total)

Q = Quantity (jumlah produk yang dihasilkan)

P = Price (harga)

Penerimaan merupakan jumlah yang diperoleh dari penjualan sejumlah

output yang dihasilkan seorang produsen atau perusahaan. Penerimaan atau

revenue adalah penghasilan dari penjualan barang-barang atau barang-barang

dagangan.Besarnya penerimaan hasil usaha tergantung dari jumlah barang yang

dapat dihasilkan dan harga jual diperoleh.Tinggi rendahnya harga di pasaran

tidaklah selalu dapat dikuasai atau ditentukan oleh pengusaha.Seluruh jumlah

pendapatan yang diterima oleh perusahaan dari menjual barang yang

diproduksinya dinamakan hasil penjualan total (TR) yaitu dari perkalian total

revenue (Nurdin, 2016).

Penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan

harga jual produk. Penerimaan total atau pendapatan kotor adalah nilai produksi

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

13

secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Tujuan perusahaan dalam

memproduksi barang adalah agar memperoleh pendapatan dari penjualan output

sebagai sumber penerimaan utama atau revenue (Suwadi, 2018).

2.4 Pendapatan Usaha Industri Tahu

Menurut pengertian akuntansi keuangan, pendapatan adalah peningkatan

jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu organisasi sebagai akibat dari

penjualan barang dan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu.

Meskipun demikian, ada perbedaan antara pengertian pendapatan perusahaan jasa,

dagang, dan manufaktur.Pada perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari

penyerahan jasa, pendapatan perusahaan dagang diperoleh dari penjualan barang

dagangan, sedangkan perusahaan manufaktur berasal dari penjualan produk

selesai (Fuad, dkk. 2006).

Upaya dalam meninjau peningkatan produksi dan pendapatan di dalam

kegiatan industri maka dapat dijelaskan pada faktor pertumbuhan ekonomi yang

mana tergantung pada modal, tenaga kerja dan teknologi, sedangkan komponen

pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa di dunia yaitu:

a. Akumulasi modal

b. Pertumbuhan penduduk

c. Kemajuan teknologi

Akumulasi modal terjadi apabila sebagian pendapatan tabungan dan

investasi kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan kemudian

hari. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai

salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi, karena

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

14

pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestik lebih

besar. Kemajuan teknologi adalah ditemukan cara baru atau perbaikan cara lama

dalam mengenai pekerjaan tradisional (Amelia, 2007).

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang

dikonsumsi. Secara teoritis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan

konsumsi. Namun bertambahnya pendapatan suatu usaha mempengaruhi

permintaan akan barang. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi

permintaan yaitu:

a. Harga

b. Harga barang lain

c. Selera

d. Jumlah penduduk

e. Tingkat pendapatan

Analisis pendapatan merupakan total penerimaan yang dimiliki suatu unit

usaha yang diperoleh dari hasil penjualan output. Penerimaan total adalah output

dikali harga jual, dapat dirumuskan sebagai berikut (Mankiw, 2006).

TR = P . Q

Keterangan:

TR : total revenue (total pendapatan)

P : harga jual barang

Q : output

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

15

2.5 Keuntungan Usaha Industri Tahu

Keuntungan merupakan pendapatan yang dikurangi dari biaya.Faktor-faktor

yang mempengaruhi keuntungan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan.Modal, tenaga kerja dan pengalaman usaha dapat

mempengaruhi pendapatan (Unda Rukmana, 2014). Menurut Mulyadi (2001),

dalam buku akuntansi manajemen, keuntungan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

a. Biaya

b. Harga jual

c. Volume penjualan dan produksi

Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya (cost).

Biaya ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap seperti sewa tempat

usaha, bunga modal usaha dan biaya tidak tetap (variabel) seperti biaya

dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, bahan bakar, transportasi dan lain-lain.

Keuntungan merupakan kegiatan pengrajin yang mengurangkan beberapa biaya

yang dikeluarkan dengan hasil penjualan yang diperoleh.Apabila hasil penjualan

yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya positif maka

diperoleh keuntungan (laba) (Sukirno, 2005).

Untuk mengetahui keuntungan dari usaha industri rumah tangga tahu

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Π = TR – TC

Keterangan :

Π = Keuntungan Industri (Rp/Bulan)

TR = Total Revenue (Total penerimaan, Rp/Bulan)

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

16

TC = Total Cost (Total biaya, Rp/Bulan)

Perhitungan laba rugi perusahaan, dilakukan dengan membandingkan

antara pendapatan dalam suatu periode tertentu dengan biaya-biaya untuk

memperoleh pendapatan tersebut. Selisih dari pendapatan dan biaya-biaya akan

merupakan laba atau rugi untuk periode tersebut. Jika terjadi selisih lebih

pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi berarti perusahaan mendapatkan laba,

sedangkan jika terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi

maka perusahaan menderita kerugian (Gade, 2005).

Langkah-langkah dalam menghitung keuntungan pada usaha kecil (industri

rumah tangga) yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi setiap item biaya produksi

Biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah

yang akan digunakan untuk menciptakan barang yang diproduksi oleh perusahaan

tersebut (Sadono Sukirno, 2012). Dalam usaha kecil (industri rumah tangga)

selalu memiliki laporan keuangan yang biasanya biaya tersebut diklasifikasikan

menjadi biaya variabel (variable cost).Biaya variabel (VC) adalah biaya yang

besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk

tenaga kerja dan lain-lain.

2. Menghitung semua biaya pembentuk harga pokok penjualan

Menentukan harga jual yang pantas, pengusaha harus mengetahui harga

pokok, yaitu biaya untuk mendapatkan barang.Biaya yang ditambah dengan biaya

lain-lain serta keuntungan yang diharapkan, maka keluarlah harga jual.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

17

Pendekatan harga pokok produksi macam ini mengacu pada harga pokok

penjualan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang

dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.Total biaya (TC) adalah

jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC) (Soekartawi, 2002).

3. Menghitung semua pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil

kegiatan operasional usaha. Dalam menentukan keuntungan perlu diketahui

berapa besar pendapatan yang akan diperoleh. Pendapatan (TR) adalah perkalian

antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py) (Soekartawi, 2003).

4. Menghitung keuntungan

Tingkat pendapatan merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil

kegiatan operasional usaha. Dalam memunculkan perlu diketahui berapa besar

pendapatan dimana merupakan selisih antara total penerimaan (TR) dan semua

biaya (TC), jadi keuntungan = TR - TC.

2.6 Analisis Kelayakan

Analisis kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk menilai sejauh mana

manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan atau usaha.

Analisis kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam

tentang suatu usaha yang akan dijalankan untuk menentukan layak atau tidaknya

suatu usaha dijalankan (Kasmir & Jakfar, 2012).

Analisis kelayakan usaha atau yang sering disebut dengan studi kelayakan

bisnis merupakan suatu penelitian yang membahas mengenai layak atau tidaknya

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

18

suatu bisnis atau usaha yang merupakan proyek investasi tersebut untuk

dijalankan (Umar, 2009).

Terdapat lima tujuan yang perlu dilakukan dalam analisis kelayakan usaha

sebelum usaha tersebut dijalankan (Kasmir & Jakfar, 2012) yaitu sebagai berikut:

a. Menghindari resiko kerugian

b. Memudahkan perencanaan

c. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan

d. Mempermudah pengawasan

e. Mempermudah pengendalian

Kelayakan merupakan penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk

menentukan apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih

besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Kelayakan juga dapat

diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial

dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Layak artinya akan

memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya,

tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir &

Jakfar, 2007).

Analisis kelayakan pada penelitian ini dipusatkan pada aspek finansial yang

ditujukan untuk mengetahui gambaran apakah suatu usaha industri dapat

dikatakan layak atau tidak untuk diusahakan.Suatu bisnis dapat dikatakan layak

apabila mencapai ukuran tertentu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Kriteria kelayakan aspek finansial yang digunakan adalah dengan mencari nilai

dari Revenue Ratio Cost (R/C),

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

19

Revenue cost ratio, menurut Soekartawi (2006) merupakan perbandingan

antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Rumus yang digunakan:

𝑅/𝐶 =𝑇𝑅 (𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛)

𝑇𝐶 (𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙)

Keterangan :

R/C = Efisiensi Usaha

TR = Total Revenue (Penerimaan)

TC = Total Cost (Biaya total)

Jika R/C > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau

layak untuk dikembangkan. Jika R/C < 1, maka usaha tersebut mengalami

kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika R/C ratio =m1,

maka usaha berada pada titik impas.

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

No. Judul penelitian Metode analisis Hasil Penelitian

1. Lasena et al,

(2013). Analisis

Keuntungan

Pengrajin Tahu

(Studi Kasus:

Industri Rumah

Tangga di

Kecamatan Telaga.

Analisis yang

digunakan adalah

analisis deskriptif,

analisis keuntungan,

dan analisis

pendapatan dan

analisis R/C Ratio.

Usaha tahu yang ada di

Kecamatan Telaga

menguntungkan dengan

rata-rata keuntungan

pengrajin sebesar Rp.

1.151.275, serta rata-rata

nilai R/C ratio yang

diperoleh pengrajin tahu di

Kecamatan Telaga 1.016

sehingga usaha tahu yang di

Kecamatan Telaga layak

untuk dikembangkan

2. Santoso et

al,(2009). Analisis

Pendapatan dan

Produksi

Agroindustri Tahu

.Metode analisis

yang dipakai pada

penelitian ini yakni

menggunakan

perhitungan

. Total biaya (biaya

produksi) pada Agroindustri

tahu di Desa Pandansari

Kecamatan Ajibarang

Kabupaten Banyumas

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

20

di Desa Pandansari

Kecamatan

Ajibarang

Kabupaten

Banyumas.

sederhana sesuai

tujuan penelitian.

adalah sebesar Rp.

320.288.30 dengan

pendapatan bersih yang

diperoleh sebesar Rp.

72.313.70.

3. Analisis kelayakan

industri kecil tahu

(studi kasus di desa

danawinangun

kecamatan

klangenan

kabupaten Cirebon.

Sari 2013.

metode analisis ini

menggunakan 3 alat

analisis yakni 1.

Return Cost R/C Ratio.

2. Break Even point

(BEP).3.Return of

investment(ROI)

. Hasil penelitian

menunjukan bahwa usaha

industri kecil tahu di Desa

Danawinangun, Kecamatan

Klangenan, Kabupaten

Cirebon, layak untuk

diusahakan dilihat dari: (1)

Nilai R/C 1,46 berarti

pengusaha industri kecil

tahu layak untuk

diusahakan, (2) Nilai BEP

Produksi 26 kg/produksi,

sedangkan tahu yang

dihasilkan 27,5 kg/produksi

berarti pengusaha industri

kecil tahu layak untuk

diusahakan, (3) Nilai BEP

Harga Rp 11.251 per papan-,

sedangkan harga jual

Rp.24.000 per papan berarti

pengusaha industri kecil

tahu layak untuk

diusahakan, (4) Nilai ROI

sebesar 49% sedangkan

bunga bank yang berlaku

1% per bulan berarti

pengusaha industri kecil

tahu layak untuk

diusahakan.

4. Analisis

Kelayakan usaha

agroindustri tahu

putra laksana

(Studi kasus di di

kelurahan

mangka bumi

kecamatan

mangkubumi

kota

tasikMalaya)

sintia 2019.

Metode analisis yang

digunakan dalam

penelitian ini yakni

rasio B/C, ratio R/C

dan BEP produksi

serta BEP harga usaha

pembuatan tahu pada

industri Rumah

Tangga Putra Laksana

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

besarnya biaya produksi

rata-rata sebesar Rp

3.599.359,87 dalam satu kali

proses produksi. Penerimaan

rata-rata yang diperoleh

perajin tahu Putra Laksana

(PLS) sebesar Rp 6.300.000

dengan diperoleh

pendapatan Rp 2.700.640,13

untuk satu kali proses

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

21

produksi. Berdasarkan

Perhitungan kelayakan

usaha R/C sebesar 1,75

artinya setiap Rp 1,00 biaya

yang dikeluarkan akan

menerima keuntungan

sebesar Rp 0,75, sementara

itu perhitungan B/C, yaitu

perbandingan keuntungan

dengan total biaya adalah

0,75 atau 0,75 > 0.

Demikian juga perhitungan

BEP produksi sebesar

1.599,71 dan BEP harga jual

sebesar Rp. 1.333,09.

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa usaha

agroindustri tahu Putra

Laksana (PLS)

menguntungkan dan layak

untuk diusahakan.

5. Analisis kelayakan

usaha industri tahu

di desa banyuraden

kecamatan gamping

kabupaten sleman

Yogyakarta. Sinaga

2018.

Metode analisis yang

digunakan dalam

penelitian ini yakni

R/C Ratio dan

mengetahui

produktivitas modal

dan tenaga kerja

Hasil penelitian menunjukan

biaya total produksi yang

dikeluarkan oleh usaha

industri tahu selama satu

bulan sebesar Rp.

19.989.658,-. Penerimaan

yang diperoleh selama satu

bulan sebesar Rp.

24.400.714,-. Pendapatan

yang diperoleh selama satu

bulan sebesar Rp.

7.066.713,-. Keuntungan

yang diperoleh sebesar Rp.

4.411.057,-. Berdasarkan

hasil analisis nilai R/C

sebesar 1,22 maka lebih

besar dari 1, produktivitas

modal usaha industri tahu

sebesar 26,40% yang lebih

besar dari tingkat suku

tabungan bank yang berlaku

di Kecamatan Gamping

sebesar 0,96% per bulan,

produktivitas tenaga kerja

usaha industri tahu sebesar

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

22

Rp. 166.506,- per HKO

lebih besar dibandingkan

dengan UMR (Upah

Minimum Regional)

Kabupaten Sleman sebesar

Rp. 45.000,- per HKO,

sehingga usaha industri tahu

ini layak diusahakan.

2.8 Kerangka Pemikiran

Proses pembuatan untuk sampai menjadi produk tahu membutuhkan input

produksi berupa sarana produksi, peralatan, dan tenaga kerja. Dalam proses

produksi tahu diperlukan biaya produksi. Biaya produksi dibedakan menjadi dua

yakni biaya tetap dan variabel.Biaya variabel seperti biaya sarana produksi, tenaga

kerja, biaya lain-lain dan biaya penyusutan alat.Biaya tetap mencakup bunga

modal sendiri, sewa tempat sendiri, dan tenaga kerja dalam keluarga.

Selanjutnya tahu yang sudah diproduksi akan dipasarkan dengan harga yang

telah ditentukan sehingga akan didapat penerimaan sebagai hasil perkalian antara

jumlah produksi tahu dan harga. Setelah diperoleh penerimaan maka akan

dihitung pendapatan dan keuntungannya. Pendapatan didapat dari hasil

pengurangan penerimaan dengan total biaya tetap. Sementara itu, keuntungan

adalah hasil pengurangan penerimaan dengan total biaya tetap dan variabel.

Setelah itu akan dianalisis dengan 3 alat kriteria kelayakan yakni pertama dengan

R/C, apabila nilai R/C lebih besar dari 1, maka industri tahu layak untuk

diusahakan dan jika nilai R/C lebih kecil atau sama dengan 1, maka industri tahu

tidak layak untuk dijalankan.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

23

Berikut skema kerangka pemikiran penelitian ini:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu Ajeng

Mulya Abadi (Studi Kasus Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya

Abadi di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto)

Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya abadi

Tahu

Proses Produksi

Biaya Tetap& Biaya

Variabel

Penerimaan

TR = Q x P

Keuntungan

R/C Racio

Tidak Layak Layak

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

24

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Tahu di Kelurahan

Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Pemilihan lokasi ini pada

dasarnya bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha industri tahu karena usaha

tahu ini belum pernah melakukan pengkajian kelayakan secara formalitas studi

pada usahanya.Oleh sebab itu perlu kiranya dilakukan adanya studi kasus

mengenai kelayakan usaha dari beberapa aspek termasuk finansial.Penelitian

dilaksanakan pada bulan desember 2020.

3.2. Teknik Penentuan informan

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) pada pemilik usaha tahu. Dalam penelitian ini peneliti mengambil

keseluruhan karyawan dan pemilik sebagai informan diantaranya 1 pemilik

usaha(owner) Ahmad Jaelani Yaitu untuk mendapatkan informasi berupa data-

data keseluruhan pendapatan baik per hari hingga dalam kurung waktu 3 tahun

terakhir., 3 orang karyawan produksi untuk mendapatkan informasi yang lebih

detail mengenai jumlah produksi tahu dalam satu hari. Kemudian 4 orang

karyawan bagian penggorengan untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik

mengenai jumlah produksi tahu goreng, 1 orang karyawan bagian pemasaran hasil

produksi tahu.Peneliti mengambil Studi Kasus Tahu Ajeng Mulya Abadi dengan

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

25

pertimbangan bahwa usaha tersebut memiliki tingkat produksi yang tinggi dan

baru berdiri selama 5 tahun.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan Kuantitatif.

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang

diangkakan (Scoring) (Sugiyono, 2015).Sedangkan Data kualitatif adalah data yang

berbentuk kata, skema, dan gambar.Data kualitatatif penelitian ini berupa nama dan

alamat obyek penelitian (Sugiyono, 2015).

Disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2018), sedangkan menurut Siregar (2016)

prosedur pemecahan masalah pada penelitian deskriptif adalah dengan cara

menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-

fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Adapun sumber data pada penelitian yang digunakan yaitu Data Primer

dan data sekunder.Data primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama

baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2013).

Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah oleh data

primer dan dilanjutkan atau disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau

oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Husein

Umar, 2013).

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

26

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Pengamatan (observasi)

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian (Widoyoko,

2014).

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan data yang dicari (Sugiyono, 2010).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya (Arikunto, 2006).

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk

menganalisis penelitian ini digunakan dengan rumus sebagai berikut:

1. Analisis Biaya

Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa untuk menghitung besarnya

biaya total (Total Cost) diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed

Cost/ FC) dengan biaya variabel (Variable Cost) dengan rumus adalah sebagai

berikut:

TC = FC + VC

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

27

Dimana :

TC = Total Cost (Biaya Total)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap Total)

VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)

2. Analisis Penerimaan

Menurut Suratiyah (2009) secara umum perhitungan penerimaan total (Total

Revenue/ TR) adalah perkalian antara jumlah produksi (Y) dengan harga jual (Py)

dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

TR= Py . Y

Dimana :

TR = Total Revenue (Penerimaan Total)

Py = Harga produk

Y = Jumlah produksi

3. Analisis Pendapatan

Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa pendapatan adalah selisih

antara penerimaan (TR) dan biaya total (TC) dan dinyatakan dengan rumus

adalah sebagai berikut:

Pd = TR –TC

Dimana :

Pd = Pendapatan

TR = Total Revenue(Penerimaan Total)

TC = Total Cost (Biaya Total)

4. Analisis R/C

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

28

Menurut Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa R/C adalah perbandingan

antara penerimaan dengan biaya total adalah sebagai berikut:

R / C = Penerimaan Total

Biaya Total (biaya tetap + biaya variabel)

Dimana:

Revenue = Besarnya penerimaan yang diperoleh

Cost = Besarnya biaya yang dikeluarkan

Ada tiga kriteria dalam perhitungannya, yaitu:

a) Apabila R/C > 1 artinya usaha tahu tersebut menguntungkan

b) Apabila R/C = 1 artinya usaha tahu tersebut impas

c) Apabila R/C < 1 artinya usaha tahu tersebut rugi

3.6 Definisi Operasional

Untuk menyamakan dan memperjelas dalam penelitian ini, maka variabel-

variabel yang diteliti, di operasional sebagai berikut:

1. Tahu adalah bahan baku Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

2. Industri rumah tangga merupakan usaha yang digolongkan berdasarkan jumlah

tenaga kerja serta kapasitas modal yang dimiliki oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya

Abadi.

3. Biaya produksi merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan dalam suatu produk tahu goreng oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya

Abadi yang dinyatakan dalam bentuk satuan (Rp/Tahun).

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

29

4. Penerimaan merupakan jumlah hasil perkalian antara jumlah produksi tahu

goreng yang dihasilkan dengan harga jual dari suatu produk Usaha Tahu Ajeng

Mulya Abadi yang dinyatakan dalam bentuk satuan (Rp/Tahun).

5. Pendapatan adalah selisih antara jumlah total penerimaan dengan keseluruhan

jumlah biaya variabel yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk tahu

goreng dari Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi yang dinyatakan dalam bentuk

satuan (Rp/Tahun).

6. Keuntungan yaitu selisih antara biaya dan keseluruhan penerimaan, baik biaya

tetap maupun biaya variabel dari Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi yang

dinyatakan dalam bentuk satuan (Rp/Tahun).

7. Analisis kelayakan adalah untuk mengetahui apakah Usaha Tahu Ajeng Mulya

Abadi dapat dikatakan layak atau tidak untuk diusahakan yang dinyatakan dalam

bentuk angka-angka dengan tiga kriteria dalam perhitungannya, yaitu apabila

R/C > 1 artinya usaha tahu tersebut menguntungkan, apabila R/C = 1 artinya

usaha tahu tersebut impas dan apabila R/C < 1 artinya usaha tahu tersebut rugi.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

30

IV. KEADAAN UMUM DAN WILAYAH PENELITIAN

4.1 Sejarah berdirinya usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Tahu ajeng mulya abadi didirikan oleh seseorang yang bernama bapak

Ahmada Jaelani. Ahmad Jaelani dilahirkan di daerah Banyuwangi, pada tanggal

21 mei tahun 1982 asal provinsi Provinsi Jawa Timur. Kemudian Pak Ahmad

Jaelani mulai menggeluti usaha Tahu setelah beberapa tahun lebih dahulu menjadi

karyawan sebuah pabrik tahu di Jawa Timur.

Hal tersebut menjadi modal dasar bagi Pak Ahmad jaelani untuk

membangun usaha sendiri di Kabupaten Jeneponto. Sehingga pengetahuannya

mengenai proses pengolahan tahu serta bagaimana cara memproduksi tahu dengan

kualitas terbaik cukup mumpuni. Selanjutnya, ia merantau ke Provinsi Sulawesi

Selatan tepatnya di Kabupaten Jeneponto, setelah mendapatkan tempat yang ideal

dengan modal Awalnya sekitar Rp 100.000.000,-. Yang mana dana tersebut

dipakai guna menyewa rumah tempat tinggal dan rumah produksi serta membeli

mesin, untuk memproduksi tahu.

Ahmad Jaelani memulai usaha tahu dengan penuh kesungguhan dan

perjuangan sehingga ia mampu mendirikan usaha tahu sendiri pada tahun 2014 di

Lingkungan Balang Beru, Kelurahan Balang Beru, Kecamatan Binamu,

Kabupaten Jeneponto dengan nama usaha Ajeng Mulya Abadi. Adapun jumlah

bahan baku yang diolah dalam usaha tersebut yakni dalam perharinya berkisar

antara 40–50 kilogram kedelai. Kegiatan proses pengolahan produksi tahu

dilakukan Ahmad Jaelani bersama istrinya karena belum memiliki karyawan atau

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

31

tenaga kerja dan belum menggunakan mesin atau dengan kata lain masih dengan

cara-cara sederhana dan tradisional.

Awal usaha yang dilakukan Pak Ahmad Jaelani mengalami banyak kendala

baik dari segi modal maupun dari segi infrastruktur, harga bahan baku kedelai

yang fluktuatif dan keterbatasan modal sehingga usahanya pada saat itu

mengalami penurunan produksi. Dari segi infrastruktur, sulitnya akses menuju

lokasi. Pak Ahmad Jaelani pada saat itu mengambil sebuah keputusan yang

akhirnya menurunkan jumlah bahan baku yang diolah dari 40-50 kilogram ke 30-

40 kg.Pada tahun 2016, Pak Ahmad Jaelani dengan modal yang cukup sekitar Rp.

200.000.000.

Modal tersebut dipergunakan untuk membeli tanah dan bangunan,

pengadaan listrik serta membangun rumah produksi.Ia berpindah ke lokasi pabrik

yang baru yaitu Lingkungan Lembang loe Kelurahan Balang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto.Lokasi dipilih karena memiliki area yang luas, akses yang

mudah dijangkau dan dapat dilalui oleh kendaraan umum. Dengan modal tersebut,

Pak Ahmad Jaelani mulai berpikir untuk meningkatkan volume produksi, maka

harus menambah tenaga kerja dan membeli peralatan supaya mempercepat proses

produksi. Kemudian pak Ahmad Jaelani sekarang sudah mempunyai 8 Karyawan

yang terdiri dari 4 orang karyawan bagian Produksi, 3 orang Karyawan bagian

penggorengan tahu dan 1 orang karyawan pengantar olahan tahu

4.2 Struktur Organisasi Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

usaha tahu ajeng mulya abadi ditinjau dari segi struktur maupun susunan

keorganisasian dalam industri tahu tersebut memiliki struktur yang sangat

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

32

sederhana di mana pemilik usaha yakni ahmad jaelani bukan hanya berperan

sebagai pemilik usaha, tapi juga termasuk manajer yang mengatur keseluruhan

pengelolaan usaha tahu tersebut. Dan tak jarang pula ahmad jaelani membantu

para anggotanya dalam bekerja. Kemudian susunan selanjutnya yaitu para

karyawan yang terbagi dalam tiga bagian divisi yaitu bagian produksi,

penggorengan, dan pemasaran/distributor.

Berikut struktur organisasi usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Gambar 2. Struktur organisasi Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu

AjengMulya Abadi (Studi Kasus Pada Agroindustri Usaha Tahu Ajeng

Mulya Abadi di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto)

Ahmad Jaelani (Pemilik)

Tahu

karyawan

❖ Produksi tahu

1) Heri Irawan

2) Frenki Ternado

3) Rdwan

4) Khaerul Alam

❖ Penggorengan

1) Rmlah

2) Megawati

3) Salmawati

❖ Distributor

Karim

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

33

4.3 Deskripsi Produk Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Usaha tahu ajeng mulya abadi merupakan salah satu agroindustri tahu

yang ada kabupaten jeneponto.kondisi dan situasi persaingan usaha tahu yang ada

di jeneponto dianggap ketat dikarenakan banyaknya pabrik tahu yang di

jeneponto. Hal tersebut membuat bapak ahmad jaelani mengubah jenis produk

tahu yang dihasilkan yaitu dari penjualan usaha tahu menjadi usaha tahu goreng.

Hal tersebut sudah berlangsung selama 4 tahun terakhir di mana tahu ajeng mulya

abadi berfokus pada produk tahu goreng. Usaha tahu ajeng mulya abadi kini telah

memiliki sistem kerja sama pada beberapa penjual bakso dan penjual gorengan

yang tersebar di beberapa kelurahan di kabupaten jeneponto sebagai segmen pasar

usaha tahu goreng.

4.4 Batas Wilayah Dan Topografi

1. Batas Wilayah

Kelurahan Balang merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah

kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang terletak pada 3,4 Km dari Ibukota

Kecamatan Binamu dan 2,6 Km dari Ibukota Kabupaten Jeneponto dengan luas

cakupan wilayah mencapai 4,02 Km 2 .

● Batas-batas Wilayah Kelurahan Balang adalah :

1) Sebelah Barat : Kelurahan Balang Beru

2) Sebelah Selatan : Kelurahan Panaikang

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

34

3) Sebelah Utara : Desa Sapanang

4) Sebelah Timur : Kelurahan Balang Toa

● Jumlah Lingkungan di kelurahan balang terdiri dari 5 lingkungan yakni :

1). Lingkungan Lembangloe

2). Lingkungan Romagna

3). Lingkungan Bontoloe

4.). Lingkungan Pacceko

5). Lingkungan BTN Romanga

2. Topografi

Dilihat dari segi Topografinya, Kelurahan Balang memiliki topografi

dataran rendah dengan ketinggian ± 0 – 500 m dpl.Kemudian kelurahan Balang

memiliki jenis tanah yang berwarna hitam berliat dan sebahagian kecil tanah

bebatuan.Adapun Sumber air yang digunakan oleh masyarakat yakni masih

mengandalkan hujan serta memiliki kondisi iklim yang kering atau tropis dengan

curah hujan rata-rata 90 – 140 hari dengan suhu udara 28 ˚C – 32 ˚C.

4.5 Kondisi Industri

Usaha industri yang berkembang di Kecamatan Binamu adalah industri

barang dari kulit sebanyak 1 unit, industri kayu sebanyak 44 unit, kemudian

industri kain sebanyak 54 unit, industri gerabah/keramik/batu sebanyak 5 unit.

Industri makan dan minum sebanyak 113 unit, dan terdapat 57 unit merupakan

industri kategori lainnya. (Badan Pusat Statistika Jeneponto, 2019). Jumlah

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

35

industri rumah tangga di Kelurahan Balang sebanyak 3 industri. Serta terdapat 1

unit industri rumah tangga pengolahan tempe, dan terdapat 2 unit ndustri.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas responden merupakan suatu proses mendeskripsikan para

responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Penggunaan tenaga

kerja sejak tahun 2019 yaitu menggunakan tenaga kerja yang ada di sekitar

Kelurahan Balang yang berjumlah 8 orang karyawan tetap, karena permintaan

konsumen. Uraian tenaga kerja yang dipergunakan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keadaan Tenaga Kerja Pengolahan Tahu Pada Industri Tahu Ajeng

Mulya Abadi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Pendidikan

No

Nama

Umur

(Tahu)

Jenis

Kelamin

Pendidikn

Ket.

1 Ahmad Jaelani 38 Laki-Laki SMP Pemilik

2 Heri Irawan 20 Laki-Laki SMP Produksi

3 Frankie

Tornado

22 Laki-Laki SMP Produksi

4 Muh. Ridwan 22 Laki-Laki SMP Produksi

5 Khaerul alam 18 Laki-laki STM Produksi

6 Ramlah 30 Perempuan SMP Penggorengan

7 Megawati 38 Perempuan SMP Penggorengan

8 Salmawati 47 Perempuan SMK Penggorengan

9 Karim 27 Laki-Laki SD Pemasaran

Sumber: Data primer diolah, 2020

Dari data tabel 2 di atas menunjukkan bahwa tenaga kerja home Industri

Tahu Ajeng Mulya Abadi umumnya berada pada klasifikasi umur produktif

sedangkan menyangkut pendidikan hampir semuanya berstatus berpendidikan

sehingga mampu menyesuaikan dengan pekerjaan yang diberikan oleh pemilik

industri selaku pimpinan Usaha Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi Kelurahan

Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

37

5.1.1 Deskripsi Pengolahan Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi

Proses pengolahan merupakan teknik untuk menghasilkan atau menambah

kegunaan suatu barang atau jasa dengan sumber-sumber yang tersedia seperti

material, tenaga kerja, modal dan teknologi. Proses pengolahan tahu memerlukan

beberapa alat dan bahan seperti. Alat yang digunakan dalam pengolahan tahu

meliputi mesin penggiling, ember hitam, baskom besar, baskom kecil, pisau, kain

penyaring, cetakan tahu, timbah, sepatu air, ember drum, drum plastic dan

keranjang, . Bahan yang digunakan dalam pengolahan tahu yaitu, kayu bakar,

cuka cair, kedelai. Adapun proses pengolahan tahu dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Proses Pengolahan Tahu

Dari Gambar 3 diatas menunjukkan bahwa proses pengolahan tahu pada

Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi yaitu :

a) 300 kg kedelai yang akan digunakan di bersihkan dengan cara direndam

menggunakan air yang bersih selama 8 jam. Dalam proses perendaman ini

kedelai akan mengembang. Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci

berkali-kali.

b) Kedelai yang telah direndam selama 8 jam kemudian dibersihkan dengan cara

dicuci berulang-ulang 3-4 kali sampai benar-benar bersih.

Penyiapan

Kedelai

Pencucian

Kedelai

Penggilingan

Kedelai

Perebusan

Kedelai

Penyaringan

Kedelai Penambahan

Asam Cuka

Penekanan

Tahu

Pencetakan

Tahu

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

38

c) Setelah selesai kedelai dibersihkan, kemudian kedelai dihancurkan

menggunakan mesin penggiling hingga berbentuk bubur.

d) Setelah kedelai selesai dihancurkan hingga berbentuk bubur, kemudian kedelai

dimasak. Dalam proses perebusan bubur kedelai tidak boleh terlalu kental

Kemudian dalam proses perebusan bubur kedelai ditandai dengan adanya

gelembung-gelembung kecil.

e) Lanjut bubur kedelai dimasak dengan memberikan air panas yang sudah

dimasak dari ketel uap, lalu di hisap dengan menggunakan mesin hisap ke alat

mesin ayunan tahu yang memakai saringan. Hasil saringan selanjutnya

dialirkan ke tempat penyimpanan berupa drum stenlis selanjutnya dilakukan

penambahan asam cuka sambil terus diaduk secara pelan-pelan, hingga bubur

kedelai menggumpal. Fungsi Penambahan asam cuka adalah mengendapkan

dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara lapisan

atas (Whey) dengan gumpalan tahu.

f) Dari gumpalan tahu yang telah ditambahkan asam cuka siap di press,.

Pengepresan dilakukan dengan tujuan agar bubur kedelai yang telah

diendapkan, kandungan airnya benar-benar habis.

g) Gumpalan tahu di press, selanjutnya tahu kemudian dicetak segi empat.

h) Dari 300 Kg Biji Kedelai menjadi tahu, menghasilkan 120 cetakan tahu

mentah.

i) Tahu mentah yang telah jadi dilakukan pemotongan. Hasil potongan tahu

dapat berbentuk kotak maupun segitiga disesuaikan dengan pesanan pelanggan

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

39

dan selanjutkan dilakukan proses penggorengan, hasil gorengan dikemas

dalam kantong plastik dan siap dipasarkan kepada konsumen.

Langkah-langkah pengolahan tahu di Industri Tahu Ajeng Mulya

Abadi.Alat-alat yang gunakan cukup sederhana. Saat pembuatan tahu masih

dikerjakan oleh manusia, hanya sedikit menggunakan teknologi seperti pakai

mesin penggiling.

5.2. Analisis finansial Usaha Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi

Biaya produksi merupakan penjumlahan keseluruhan akumulasi dari semua

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi pembuatan tahu dengan

tujuan untuk menghasilkan suatu produk tahu. Biaya produksi di usaha tahu ajeng

mulya abadi merupakan biaya-biaya untuk membuat suatu bahan baku kedelai

maupun cuka menjadi suatu produk tahu yang dapat bernilai ekonomis. biaya

produksi juga termasuk pengeluaran yang tidak dapat dihindari dalam usaha tahu

baik di tiap harinya maupun di tiap tahunnya, akan tetapi hal tersebut dapat

diperkirakan berapa jumlah bahan baku kedelai yang yang akan diolah dengan

jumlah jumlah cetakan tahu yang dihasilkan dalam sekali produksi.

1. Biaya Tetap

Biaya merupakan biaya-biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan

oleh perusahaan tahu ajeng mulya abadi untuk memproduksi sejumlah cetakan

tahu atau yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah

barang. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha tahu ajeng mulya abadi

merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

40

tertentu dalam setiap kali produksi atau sering juga disebut dengan biaya yang

tidak habis dalam satu kali proses produksi tahu.Biaya tetap dalam usaha tahu

ajeng mulya abadi dalam penelitian ini terdiri dari modal awal, pajak usaha, pajak

bumi dan bangunan, listrik dan nilai penyusutan alat.Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Biaya Tetap Selama 3 Tahun Terakhir yang

Dikeluarkan Oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

No. Uraian Total Biaya Tetap (Rp)

1. Nilai Penyusutan Alat (NPA) 14.007.000

2 Modal awal 200.000.000

3 Pajak Bumi dan Bangunan 300.000

Total 214.307.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkandata pada tabel 3 di atas maka dapat kita lihat bahwa jumlah

keseluruhan biaya tetap dari Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi yakni sebesar Rp.

214.307.000.dalam 3 tahun terakhir. Biaya tersebut merupakan biaya di investasi

yang dikeluarkan untuk membeli peralatan seperti mesin penggiling 2 unit, ember

10 unit, tungku/ketel uap 1 unit, pisau 3 buah, kain penyaringan 1 unit, mesin

ayunan tahu 1 unit, cetakan tahu 8 unit, timba 1 unit, sepatu bot 4 pasang, drum

stenlis besar 3 unit, drum plastic besar 1 unit, bola lampu 100WT 3 unit,

keranjang 4 unit, meja cetakan tahu 2 unit, meja stenlis pemotong tahu 1 unit,

wajan besar 2 unit, saringan minyak besar 2 unit, spatula besar 2 unit, basko, 40

unit dan motor vario 1 unit. Dan nilai penyusutan serta pajak bumi dan bangunan.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

41

2. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen

yang besarnya berubah-ubah. Biaya variabel dalam usaha Tahu Ajeng Mulya

Abadi merupakan biaya yang tidak menetap atau dengan kata lain bahwa biaya

yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi tahu yang dihasilkan dalam tiap

kali produksi. Sehingga dapat apabila produksi tahu bertambah maka biaya

variabel dari usaha tersebut juga bertambah, demikian sebaliknya, apabila

produksi tahu dikurangi maka jumlah biaya yang dikeluarkan setiap kali produksi

juga berkurang.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Keseluruhan Biaya Variabel (Variable Cost) Dalam 3

Tahun Terakhir Yang Dikeluarkan Oleh Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Jenis biaya

Total Biaya Variabel

Total Biaya

(Rp) 2018

(Rp)

2019

(Rp)

2020

(Rp)

Tenaga kerja 141.950.000 159.750.000 187.600.000 489.350.000

Kayu bakar 71.000.000 71.000.000 124.250.000 266.250.000

Kedelai 532.500.000 665.625.000 798.750.000 1.996.880.000

Minyak goreng 170.400.000 239.625.000 287.550.000 697.580.000

Transportasi 17.040.00 23.075.000 24.850.000 64.965..000

Cuka air 8.875.000 10.650.000 14.200.000 33.730.000

Listrik 1.200.000 1.440.000 1.800.000 4.440..000

Telfon 1.080.000 1.200.000 1.440.000 3.720.000

Total biaya variabel

3.558.915.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan pada tabel 8, maka dapat dilihat bahwa biaya variabel yang

dikeluarkan setiap tahunnya meningkat.hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah

produksi yang dihasilkan serta meningkatnya harga bahan baku dalam pembuatan

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

42

tahu. Biaya tertinggi selama tiga tahun terakhir yaitu kedelai yang meningkat

harganya dalam setiap tahunnya di man pada tahun 2020 biaya kedelai mencapai

Rp.798.750.000 dan jumlah keseluruhan selama 3 tahun terakhir mencapai

Rp.1.998.880.000. begitu pula dengan kayu bakar yang meningkat pesat pada

tahun 2020. pada tahun 2018-2019 pengeluaran masih sama hal ini dikarenakan

harga kayu bakar masih sama yakni Rp.200.000/mobil sedangkan pada tahun

2020 harganya mencapai Rp. 350.000/mobil. Selain dikarenakan meningkatnya

jumlah kebutuhan bahan bakar kayu, juga dikarenakan susahnya mendapatkan

kayu sehingga harganya pun meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020

biaya kayu bakar mencapai Rp. 124.250.000 dan jumlah keseluruhan selama tiga

tahun mencapai Rp.266.250.000.

Biaya telepon merupakan pengeluaran terendah serta tidak mengalami

perubahaan dari 3 tahun terakhir hal ini dikarenakan pemakaian pulsa yang

menetap yakni biaya perbulan.Dan adapun jumlah keseluruhan biaya telepon yaitu

Rp.3.600.000. biaya tenaga kerja juga mengalami peningkatan setiap tahunnya hal

ini dikarenakan meningkatnya jumlah produksi tahu.

harga minyak goreng juga bertambah dari tahun ke tahun disebabkan

karena meningkatnya harga jual serta bertambahnya produksi tahu. dan adapun

jumlah pengeluaran biaya minyak goreng yakni Rp.697.580.000.begitupun

dengan cuka air dan transportasi yang meningkat setiap tahunnya disebabkan

karena harga beli yang meningkat serta meningkatnya jumlah produksi tahu. dan

adapun jumlah keseluruhan biaya variabel dalam usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

dalam tiga tahun terakhir sebesar Rp 3.558.915.000..

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

43

Tabel 5. Biaya Produksi Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi

Selama 3 Tahun Terakhir di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto.

No

Uraian

Jumlah

(cetakan)

Jumlah (Rp)

1. Biaya

a. Biaya Tetap (FC)

1) Modal usaha

2) Nilai Penyusutan Alat (NPA)

3) Pajak

200.000.000

14.007.000

300.000

Total Biaya Tetap Rp. 214.307.000

b. Biaya Variabel (VC)

1) Tenaga kerja

2) Kayu bakar

3) Kedelai

4) Minyak goreng

5) Transportasi

6) Cuka air

7) Telpon

8) Listrik

489.350.000

268.250.000

1.996.880.000

697.580.000

64.965.000

33.730.000

3.720.000

4.440.000

Total Biaya Variabel 3.558.915.000

2. Total biaya (TC) = FC + VC

a. Biaya tetap (FC)

b. Biaya variabel (VC)

214.307.000

3.558.915.000

Total Biaya Produksi Rp 3.773.222.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

44

Berdasarkan tabel 9. Maka dapat diketahui bahwa biaya produksi tahu

usaha home industri Tahu Ajeng Mulya Abadi selama 3 tahun terakhir sebesar Rp

3.773.222.000. nilai tersebut merupakan hasil penjumlahan dari biaya tetap (fix

cost) ditambahkan dengan biaya variabel (variable cost), di mana biaya tetap (fix

cost) sebesar Rp.214.307.000 dan biaya variabel (variable cost) Rp.

3.558.915.000. berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa biaya

produksi tertinggi adalah biaya pengadaan bahan baku kedelai dalam keseluruhan

biaya variabel. Sedangkan biaya modal awal masih menjadi pengeluaran tertinggi

selama tiga tahun terakhir pada bagian biaya tetap.dan biaya produksi terendah

yaitu biaya telpon yakni Rp 3.720.000.

5.3 Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Penerimaan usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan

harga jual. Penerimaan pada industri rumah tangga tahu ajeng mulya abadi secara

umumnya yakni perkalian antara jumlah cetakan tahu (Py) yang diproduksi dalam

3 tahun terakhir dengan harga jual (Y).

Tabel 6.Rata-Rata Penerimaan usaha Pada Agroindustri Tahu Ajeng Mulya Abadi

Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto.

Tahun

Total Peenerimaan

TR= Py . Y Total

Penerimaan

(Rp) Produksi

kedelai

(Kg)

Jumlah

(cetakan)

Harga

(Rp)

2018 71.000. 28.400 50.000 1.420.000.000

2019 88.750 35.500 50.000 1.775.000.000

2020 106.500 42.600 50.000 2.130.000.000

Jumlah

266.250

106.500

5.325.000.000

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

45

Berdasarkan pada tabel 10, maka dapat kita ketahui bahwa setiap tahunnya

usaha tahu tersebut mengalami peningkatan produksi yang cukup signifikan.

Dimana produksi tertinggi terjadi pada tahun 2020 yakni 106.500 kg kedelai dan

menghasilkan 42.600/cetakan dengan harga Rp.50.000. hal ini dikarenakan pada

tahun tersebut jumlah permintaan konsumen yang meningkat serta ketersediaan

bahan baku yang stabil. Sedangkan jumlah produksi terendah terjadi pada tahun

2018 yakni hanya mampu memproduksi 71.000 kg tahu dan menghasilkan 28.400

cetakan dengan harga jual Rp.50.000/cetakan. Dalam tersebut dapat juga dilihat

bahwa dalam 3 tahun terakhir harga jual tahu tidak mengalami perubahan hal ini

dikarenakan pemilik tahu belum berani mengambil resiko untuk menaikkan harga

jual untuk menjaga kestabilan penjualan serta harga tersebut masih dianggap

menguntungkan.

Adapun data penerimaan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya

jumlah produksi tahu, maka akan meningkatkan pula jumlah penerimaan

penerimaan usaha tahu. Penerimaan tertinggi terjadi pada tahun 2020 yakni Rp.

2.130.000.000..hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah produksi kedelai dan

jumlah cetakan tahu yang meningkat. Sedangkan penerimaan terendah terjadi

pada tahun 2018 yakni Rp.1.420.000.000.hal ini dikarenakan jumlah produksi

kedelai pada tahun tersebut masih rendah serta kondisi pasar yang masih terbatas.

Sehingga dapat juga dilihat bahwa jumlah penerimaan kotor usaha tahu tersebut

selama 3 tahun terakhir mulai dari tahun 2018 hingga 2020 mencapai

Rp.5.325.000.000dengan jumlah produksi 266.250 kg tahu menghasilkan 106.500

cetakan tahu.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

46

5.4 Keuntungan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Secara umum keuntungan adalah selisih antara jumlah total penerimaan

dengan total biaya yang dikeluarkan. keuntungan dari usaha tahu ajeng mulya

abadi berasal dari selisih antara jumlah penerimaan hasil penjualan tahu selama 3

tahun terakhir dengan jumlah keseluruhan biaya baik biaya variabel (variable

cost) maupun biaya tetap (fix cost)

Tabel 7 .Keuntungan Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi

Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto

No Uraian Keuntungan TR – TC

1 Penerimaan 5.325.000.000

2 Total biaya 3.772.922.000

Total 1.552.078.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan pada tabel 7 maka dapat diketahui bahwa keuntungan dan

penerimaan setiap tahunnya meningkat. Adapun jumlah keuntungan bersih dari usaha

Tahu Ajeng Mulya Abadi selama 3 tahun terakhir sebesar Rp.1.551.778.000. nilai

tersebut dihasilkan dari hasil pengurangan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah

keseluruhan biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel. Adapun total penerimaan

selama 3 tahun terakhir sebesar Rp.5.325.000.000 dan total biaya sebesar

Rp.3.773.222.000. sehingga berdasarkan data-data tersebut maka dapat kita

simpulkan bahwa usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi menguntungkan secara analisis

sehingga layak untuk dikembangkan.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

47

5.5 Analisis Kelayakan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Analisis kelayakan finansial pada umumnya digunakan untuk untuk melihat

apakah suatu usaha atau industri layak dari aspek finansial atau tidak. Dalam

penelitian ini peneliti ingin melihat apakah Industri Tahu Ajeng Mulya Abadi

layak secara finansial sehingga layak dikembangkan atau atau tidak dengan cara

melihat pembagian antara jumlah penerimaan dengan jumlah keseluruhan

biaya.Berikut akan dijelaskan secara lengkap terkait dengan analisa pendapatan

dan rasio R/C pada usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.

Tabel 8. Kelayakan Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi setiap

tahun Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto

No Tahun

Nilai

(Rp)

Kelayakan

R / C

2018

Penerimaan 1.420.000.000

1.2 Total biaya produksi

1.158.202.000

2019

Penerimaan 1.775.000.000

1.2 Total cost

1.386.472.000

2020

Penerimaan 2.130.000.000

1.3 Total cost

1.654.547.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan pada tabel 8, maka dapat kita liat bahwa pada tahun 2018 dan

2019 mengalami persamaan angka R/C. hal ini dikarnakan karna adanya tingkat

produksi dengan jumlah selisih dengan penerimaan yang kalkulasi yang mirip.

Berrdasarkan tabel tersebut pula, maka dapat kita simpulkan bahwa tingkat R/c

Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan angkan 1.3.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

48

Tabel 9.Kelayakan Pada Industri Rumah Tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi

Selama 3 Tahun Terakhir Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto

No Uraian

Nilai

(Rp)

Kelayakan

R / C

1 Penerimaan 5.325.000.000

1.41 2 Total biaya produksi 3.773.222.000

Total 1.551.778.000

Sumber: Data primer Setelah Diolah 2020

Berdasarkan pada tabel 12, maka dapat diketahui bahwa tingkat kelayakan

usaha rumah industri rumah tangga tahu ajeng ajeng mulya abadi sebesar 1.41 .hal

tersebut menandakan bahwa nilai kelayakan pada industri rumah tangga tahu

ajeng mulya abadi lebih dari satu, yang berarti bahwa usaha tahu ajeng mulya

abadi layak untuk diusahakan atau dengan kata lain telah mencapai kelayakan

secara finansial melalui pembagian antara besarnya jumlah penerimaan dengan

jumlah biaya total.

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis R /C rasio

untuk mengetahui tingkat kelayakan industri Tahu Ajeng Mulya Abadi.Kemudian

dari hasil analisis yang didapatkan bahwa nilai R/C ratio sebesar 1.41 atau lebih

besar satu. Artinya bahwa dalam setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam

memproduksi tahu akan menghasilkan 1,41 rupiah.Sehingga dapat dinyatakan

bahwa industri rumah tangga Tahu Ajeng Mulya Abadi telah layak untuk

diusahakan dan layak untuk di kembangkan.dengan demikian bahwa berdasarkan

hasil analisis dari data-data tersebut maka hasil perhitungan kelayakan usaha

industri rumah tangga tahu ajeng mulya abadi dikatakan layak yaitu R/C ratio > 1.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha industri tahu ajeng mulya abadi

layak diusahakan atau menguntungkan dari aspek finansial.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

49

5.6 Analisis Break Even Point (BEP)

Break even point atau titik impas merupakan analisis untuk mempelajari

hubungan biaya yang tetap pada usaha tahu ajeng mulya abadi, atau keadaan

dimana suatu operasi usaha tahu ajeng mulya abadi tidak mendapat untuk maupun

rugi.

Keterangan :

BEP : Break Even Poin (Titik Impas Per Unit)

FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)

P : Price (Harga Per Unit)

VC : Variabel Cost (Variabel Cost)

Break Even Point (BEP) ialah titik BEP dari usaha Tahu Ajeng Mulya

Abadi adalah sebagai berikut:

BEP unit (cetakan) =fixed cost (biaya tetap)

(p−vc)

=214.307.000

50.000−20.000

= 214.307.000

30.000

= 7.144(cetakan tahu)

BEP dalam rupiah (Rp) =variabel cost

1−(VC

P)

=214.307.000

1−Rp.20.000/Rp.50.000

= 214.307.000

1−0,4 = Rp. 357.180.000.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

50

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa usaha tahu ajeng mulya

abadi di kelurahan balang akan menglami titik impas atau kembali modal yang

berjumlah ketika usaha tahu tersebutmampu menghasilkan 7.144 cetakan dan

ketika di rupiahkan senilai R.p. 356.180.000. Dan berdasarkan data produksi tahu

ajeng mulya abadi selama 3 tahun dan telah memproduksi 372.750 cetakan maka

dengan demikian mahwa tahu ajeng mulya abadi telah kembali modal dan telah

memndapatkan keuntungan lebih.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

51

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu

Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang

telah dianalisis dan dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

produksi :

1. Secara finansial Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi selama 3 tahun

terakhir mampu memproduksi 266.250 Kg kedelai dengan hasil 106.500 cetakan

dengan harga jual 50.000/cetakan maka total penerimaan yaitu Rp 5.325.000.000

dengan total biaya Rp 3.773.222.000 dan adapun pendapatan bersih sebesar Rp

1.551.778.000 selama per tiga tahun terakhir produksi (3 tahun).

2. Analisis kelayakan R/C ratio usaha tahu ajeng mulya abadi telah dinyatakan

layak atau efisien yang dapat dilihat dari angka R/C Ratio sebesar 1.41 yang

berarti bahwa dalam setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam

memproduksi tahu akan menghasilkan 1,41 rupiah sehingga usaha tahu ini layak

dijalankan.

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

52

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan tersebut, maka adapun

saran-saran yang dapat dikemukakan yaitu :

1. Usaha tahu ajeng mulya abadi sudah mulai berkembang sehingga diharapkan

mampu lebih maju dan membuka lapangan pekerjaan.

2. Diharapkan adanya manajemen yang baik agar sistem produksi tahu lebih maju

dan lebih teratur.

3. Kepada pemerintah setempat diharapkan khususnya di kelurahan balang agar

kiranya lebih mendukung dan mengapresiasi para pelaku usaha terutama

industri tahu.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur Anshori. 2008. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Lembaga

Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmad Jaelani. 2020. Data Primer, Jeneponto

Al-kautsar, H. 2013.Analisis Industri Rumah Tangga Tempe Di Kecamatan

Gamping Kabupaten Sleman.Skripsi Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Amalia Lia.2007. Ekonomi Pembangunan. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

BPS Kecamatan Binamu. Dalam Angka 2019 Kabupaten Jeneponto

Carter, William. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat. Jakarta.

Gade, M. 2005. Teori Akuntansi. Penerbit: Almahira, Jakarta.

Hadiyanti, F. R. 2014. Analisis Kelayakan Usaha Tahu Bandung Kayun-Yun Desa

Cihideung Ilir Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Skripsi Fakultas

Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis.Jakarta: Rajawali

Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Cetakan Keempat.

Jakarta: Penerbit Prenada Media Group.

Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana

Kimbal, R.W. 2015. Modal Sosial Dan Ekonomi Industri Kecil Sebuah Studi

Kualitatif.Penerbit: Depublish, Yogyakarta.

M. Fuad, Christine H, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F. 2006. Pengantar Bisnis.

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mankiw, N. G. 2006. Pengantar Ekonomi Jilid I. Terjemahan: H. Munandar.

Erlangga. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen Konsep, manfaat dan Rekayasa,

(Yogyakarta: STIE YKPN).

Nurdin, S. & Adrianto. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

54

Pawe, Sartini. 2007. Peranan Industri Rumah Tangga dalam Peningkatan

Pendapatan Masyarakat di Desa Roworejo Kecamatan Ende Selatan,

Kabupaten Ende.Malang.

Sadono Sukirno. 2012. Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: Rajagrafindo Persada).

Siregar, Baldric, Suripto, Bambang. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi kedua, Bab

2,7,9-11, Salemba Empat, jakarta.

Siregar, Syofian. 2016. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Soekartawi. 2002. Faktor Produksi Dalam Menghasilkan Barang Dan Jasa.

(Jakarta: Bima Aksara).

Soekartawi.2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya.PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Jakarta: UI Press

Sugiyono, 2015.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D).penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono, 2018.Metode Penelitian Kombinasi. (Mixed Methods).Bandung: CV

Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukirno. 2005. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Tambunan. 1999. Perkembangan Industri Kecil di Indonesia. PT. Mukhtiar

Widia. Jakarta.

Unda Rukmana Dean Prisatya. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Pendapatan Industri Kecil Menengah.(Malang: Universitas

Brawijaya).

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

55

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

56

A. Identitas Responden

No

Nama

Umur

(Tahu)

Jenis

Kelamin

Pendidikn

Ket.

1 Ahmad Jaelani 38 Laki-Laki SMP Pemilik

2 Heri Irawan 20 Laki-Laki SMP Produksi

3 Frankie

Tornado

22 Laki-Laki SMP Produksi

4 Muh. Ridwan 22 Laki-Laki SMP Produksi

5 Khaerul alam 18 Laki-laki STM Produksi

6 Ramlah 30 perempuan SMP penggorengan

7 Megawati 38 perempuan SMP penggorengan

8 Salmawati 47 Perempuan SMK Penggorengan

9 Karim 27 Laki-Laki SD Pemasaran

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

57

B. DAFTAR KUESIONER PENELITIAN

Judul Penelitian :

Analisis Finansial Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi (Studi Kasus Pada Industri

Rumah Tangga Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi di Kelurahan Balang Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto)

Hari/Tanggal :

No. Informan :

A. INFORMAN

1. Nama Responden :

2. Umur : tahun

3. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Sarjana

4. Pekerjaan Pokok :

5. Pekerjaan Sampingan :

6. Lama Berusaha : tahun

7. Jumlah Tanggungan Keluarga : orang

B. Biaya Usaha Home Industri Tahu

1. Biaya Variabel (Sarana & Prasarana Produksi)

Uraian Satuan

(Unit)

Jumlah Harga

Rp/Satuan

Biaya

Rp/Bulan

Kedelai Kg

Ragi Kg

Transportasi -

Tenaga kerja HOK

Bahan Bakar -

Total

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

58

2. Biaya Tetap Home Industri Tahu

No. Jenis Biaya Jumlah Biaya

Rp/Bulan

1. Biaya listrik

3. Biaya modal usaha

Total

▪ Penyusutan Alat Home Industry Tahu

No. Jenis Peralatan Jumlah

(Unit)

Nilai

Penyusutan

(Rp)

Biaya

Rp/Bulan

1.

2,

3.

Total

▪ Pengeluaran lain-lain

1. Sewa Lahan : Rp /musim

2. Pajak Tanah : Rp /musim

3. Produksi Tahu

No. Uraian Harga

Rp/Satuan

Biaya

Rp/Bulan

1. Tahu Mentah

2. Tahu Goreng

Total

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

59

C. Profil Usaha

No. Pertanyaan Keterangan

1. Kapan bapak memulai usaha tahu di daerah

ini?

2. Apakah sudah punya izin usaha oleh

pemerintah setempat?

3. Apa alasan bapak menggeluti usaha ini?

4. Apakah lokasi tempat ini adalah milik pribadi

atau disewa?

D. Sumber Dana Pembiayaan Usaha

No. Pertanyaan Keterangan

1. Apakah usaha bapak ini adalah modal sendiri

atau ada pihak lain?

2. Apakah bapak sering/pernah berurusan dengan

pembiayaan kredit?

E. Aspek Keuangan

No. Pertanyaan Keterangan

1. Berapa jumlah biaya investasi atau biaya setiap

sekali produksi?

2. Berapa biaya operasional yang dikeluarkan

selama satu bulan?

3. Berapa harga spesifikasi bahan baku setiap kali

produksi?

4. Berapa jumlah biaya tenaga kerja tetap dan

borongan baik dari keluarga maupun di luar

keluarga selama sebulan?

5. Berapa jumlah biaya bahan-bahan penunjang

seperti listrik, BBM?

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

60

❖ Aspek Finansial Usaha Tahu

No. Pertanyaan Keterangan

1. Berapa jumlah penerimaan dan pendapatan

yang diperoleh selama sebulan?

2. Bagaimana perkembangan simpanan yang

dimiliki dan instrumen apa yang bapak

gunakan?

3. Berapa pendapatan bapak selain dari usaha

tahu in?

4. Berapa jumlah pengeluaran bapak untuk biaya

kebutuhan keluarga dalam sebulan?

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

61

C. Biaya Variabel Usaha Tahu Ajeng Mulya abadi

1. gaji karyawan

Tahun

Jumlah (Hok) × 355 hari

kerja

Jumlah

(Rp)

2018

1) 4 karyawan bagian produksi di gaji

dengan sistem borongan Rp

2.500/cetakan 200 kg kedelai/hari

menghasilkan 80 cetakan.

2) 3 karyawan bagian penggorengan

masing-masing di gaji Rp50.000

\hari.

3)1 karyawan pengantar dengan gaji

Rp50.000/hari

= 71.000.000

= 53.250.000

= 17.750.000

2019

1) 4 karyawan produksi di gaji dengan

sistem borongan yakni Rp

2.500/cetakan dan memproduksi 250

kg kedelai/hari menghasilkan 100

cetakan.

2) 3 karyawan bagian penggorengan

masing-masing di gaji Rp50.000

\hari.

2) 1 karyawan pengantar dengan gaji

Rp50.000/hari

= 88.750.000

= 53.250.000

= 17.750.000

2020

1) 4 karyawan bagian produksi di gaji

dengan sistem borongan Rp

2.500/cetakan dan memproduksi 300

kg/hari kedelai menghasilkan 120

cetakan.

2) 3 karyawan bagian penggorengan

masing-masing di gaji Rp50.000

\hari.

1 karyawan pengantar dengan gaji

Rp70.000/hari

= 109.500.000

= 53.250.000

= 24.850.000

Jumlah Rp. 489.350.000

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

62

2. Kayu Bakar

No

Tahun

Mobil

Pick up

Harga

(Unit×355)

Total

(Rp)

1 2018 1 200.000 71,000.000

2 2019 1 200.000 71,000.000

3 2020 1 350.000 124.250.00

Total

1.065.000

750.000

268.250.000

3. Kedelai

No

Tahun

Jumlah

produksi

(kg))

Harga

(Rp/kg × 355

hari)

Total biaya

(Rp)

1 2018 71.000 7.500 532.500.000

2 2019 88.750 7.500 665.625.000

3 2020 106.500 8.000 798.750.000

Total

266.250.00

1.996.880.000

4. Cuka Air

No

Tahun

Jumlah

(Botol)

Harga

(Rp/botol × 355

hari)

Total Biaya

(Rp)

1 2018 1 25.000 8.875.000

2 2019 1 30.000 10.650.000

3 2020 1 40.000 14.200.000

Total

33.730.000

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

63

5. Minyak goreng

No

Tahun

Jumlah

(liter/hari)

Harga

(Rp/liter × 355

hari)

Total

(Rp)

1 2018 60 8.000 170.400.000

2 2019 75 9.000 239.625.000

3 2020 90 9.000 287.550.000

Total

225

697.580.000

6. Transportasi

No

Tahun

Jumlah

(liter)

Harga

(Rp/liter × 355

hari)

Total

Biaya (Rp)

1 2018 8 6.000 17.040.000

2 2019 10 6.550 23.075.000

3 2020 10 7.000 24.850.000

Total

28

64.965.000

7. Biaya Telefon

No Tahun

Jumlah

(bulan)

Harga

(Rp/bulan )

Total

Biaya (Rp)

1 2018 12 90.000 1.080.000

2 2019 12 100.000 1.200.000

3 2020 12 120.000 1.440.000

Total

36

3.720.000

8. listrik

No

Tahun

Harga

(Rp/bulan)

Total

(Rp)

1 2018 100.000 1.200.000

2 2019 120.000 1.440.000

3 2020 150.000 1.800.000

Total

4.440.000

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

64

D. Biaya Tetap Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

1. pajak

No Tahun Pajak (Rp) Total (Rp)

1 2018 - 100.000

2 2019 - 100.000

3 2020 - 100.000

Total

300.000

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

65

2. biaya penyusutan Alat

No Nama Peralatan Jumla

h

Harga

Lama

Harga

Baru

Usia

alat

(Thn

)

Hasil (NPA)

1 Mesin Penggiling 2 50.000.000 30.000.000 5 8.000.000

2

Ember Tempat

Tahu 10 8.000

5.000 3

10.000

3

Tungku/Ketel

Uap 1 50.000.000

30.000.000 5

4.000.000

4 Pisau 3 10.000 5.000 5 3.000

5 Kain Penyaring 1 35.000 25.000 1 10.000

6

Mesin ayunan

Tahu 1 40.000.000

30.000.000 5

2.000.000

7 Cetakan Tahu 8 85.000 40.000 5 72.000

8 Timba 1 5.000 2.000 1 3.000

9 Sepatu Bot 4 80.000 10.000 3 94.000

10 Drum Stenlis 3 450.000 200.000 5 150.000

12 Drum Plastik 1 200.000 100.000 4 25.000

13

Bola Lampu

(100WT) 2 250.000

50.000 1

400.000

14 Keranjang 4 160.000 20.000 2 280.000

15

Meja Cetakan

Tahu 2 300.000

100.000 2

200.000

16

Meja Stellis

Pemotong Tahu 1 350.000

100.000 4

62.000

17 Wajan Besar 2 300.000 100.000 3 134.000

18

Saringan Minyak

Besar 2 500.000

100.000 4

200.000

19 Spatula Besar 2 40.000 10.000 2 30.000

20 Baskom 40 15.000 5.000 3 134.000

Jumlah

90

142.788.000

90.872.000

63

14.007.000

4. Modal invesatasi

No

Uraian

Total (Rp)

1 Modal 200.000.000

Jumlah 200.000.000

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

66

E. Total Biaya Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi

Jenis biaya

Total Biaya Variabel

TC = FC + VC TotalBiaya(Rp)

2018

(Rp)

2019

(Rp)

2020

(Rp)

Tenaga kerja 141.950.000 159.750.000 187.600.000 489.350.000

Kayu bakar 71.000.000 71.000.000 124.250.000 268.250.000

Kedelai 532.500.000 665.625.000 798.750.000 1.996.880.000

Minyak goreng 170.400.000 239.625.000 287.550.000 697.580.000

Transportasi 17.040.000 23.075.000 24.850.000 64.965.000

Cuka air 8.875.000 10.650.000 14.200.000 33.730.000

Listrik 1.200.000 1.440.000 1.800.000 4.440.000

Telpon 1.080.000 1.200.000 1.440.000 3.720.000

Total

Biaya tetap

Modal investasi 200.000.000

Penyusutan alat 14.007.000

Pajak 100.000 100.000 100.000 300.000

Jumlah

Rp. 3.773.222.000

F. Total Penerimaan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.

Tahun

Total Penerimaan

TR= Py . Y Total

penerimaan

(Rp) Produksi

kedelai

(Kg)

Jumlah

(cetakan)

Harga

(Rp)

2017 71.000. 28.400 50.000 1.420.000.000

2018 88.750 35.500 50.000 1.775.000.000

2020 106.500 42.600 50.000 2.130.000.000

Jumlah

266.250.00

106.500

5.325.000.000

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

67

G. Total Pendapatan Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.

Uraian

Nilai (Rp)

Total pendapatan

TR - TC.

Penerimaan

5.325.000.000

1.551.778.000

Total biaya

3.773.222.000

H. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi.

Uraian

Nilai (Rp)

Kelayakan

R / C

Penerimaan

5.325.000.000

1.41

Total biaya

3.773.222.000

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

68

I. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Binamu

J. Dokumentasi Penelitian

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

69

1. Proses Persiapan Bahan Baku

.

2. Proses Pengolahan Tahu

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

70

3. Hasil Penggorengan Tahu

4. Distribusi Tahu

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

71

5. Wawancara Dengan Pak Ahmad Jaelani (Pemilik)

6. Gambar Ketel Uap Dengan Kayu Bakar

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

72

RIWAYAT HIDUP

Jusri 105961123716 lahir di Dusun Bontoa, Desa Mangepong, Kecamatan

Turatea Kabupaten Jeneponto pada tanggal 11 agustus 1997.Anak ketiga dari tiga

bersaudara, dari pasangan bapak Yusuf Dan Ibu Tanni.Pendidikan penulis yang

pertama di SD Negeri Kampung Baru pada tahun 2006, kemudian melanjutkan

pendidikan di MTS Munte pada tahun 2011.Ketiga di Madrasah Aliyah Negeri

Binamu pada tahun 2013.Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di

salah satu perguruan tinggi swasta dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis melalui

seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah diberikan amanah menjadi

BPH di lembaga internal Fakultas Pertanian di Pimpinan Komisariat Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai departemen bidang kader periode

(2018-2019), dan juga pernah diberikan amanah menjadi BPH Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Pertanian sebagai Ketua Bidang Kajian Dan Penalaran

periode (2020-2021). Dan juga pernah diberikan amanah sebagai delegasi fakultas

pertanian dalam mengikuti learning ekspres (LEX kolaborasi indonesia,singapore

dan jepang) tahun 2018. Penulis juga pernah magang di Kedai Inklusi di kota

makassar selama 30 hari. Dan penulis juga pernah mengikuti kuliah kerja profesi

(KKP) di Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto selama 2

bulan.

Atas izin ALLAH SWT serta Doa dan usaha dalam menjalankan aktivitas

akademik di Universitas Muhammadiyah Makassar, Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis

Kelayakan Finansial Industri Rumah Tangga Tahu (Studi Kasus Pada Industri

Rumah Tangga Usaha Tahu Ajeng Mulya Abadi Di Kelurahan Balang Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto).

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

73

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

74

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TAHU (Studi Kasus …

75