analisis kelayakan finansial usahatani …digilib.unila.ac.id/55157/3/skripsi tanpa bab...

87
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS (Skripsi) Oleh Nadya Triana FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: phungliem

Post on 27-Apr-2019

279 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA

CALIFORNIA DI KECAMATAN SUMBEREJO

KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh

Nadya Triana

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

ABSTRACT

FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS OF CALIFORNIA PAPAYA

FARMING IN SUMBEREJO SUBDISTRICT OF

TANGGAMUS REGENCY

By

Nadya Triana

This research aims (1) to analyze the financial feasibility of the california papaya

farming, and (2) to analyze sensitivity rate of the California papaya farming. For

that purposes, the research is conducted in Sumberejo Subdistrict, Tanggamus

Regency. The number of respondents in the study was 36 california papaya

farmers who were selected using the purposive sampling method. The research

data was collected from May to June 2018. The data analysis method used is

Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Payback Period (PP), and

sensitivity analysis were analyzed using compounding factor (CF) 7 percent. The

results showed that (1) California papaya farming in Sumberejo Subdistrict,

Tanggamus Regency in terms of financial aspects at 7 percent interest rates were

feasible and profitable to be developed, and (2) based on sensitivity analysis,

California papaya farming was sensitive when cost of production increases by

3,78 percent, decreased selling prices by 10 percent, and decreased production by

7,82 percent. However, California papaya farming was still feasible and

profitable to cultivated.

Key words : california papaya, feasibility, financial, sensitivity

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA

CALIFORNIA DI KECAMATAN SUMBEREJO

KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

Nadya Triana

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis secara finansial usahatani pepaya

california, dan (2) mengetahui tingkat sensitivitas usahatani pepaya california.

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Jumlah responden pada penelitian yaitu 36 petani pepaya california yang dipilih

dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

pada bulan Mei sampai Juni 2018. Metode analisis data yang digunakan adalah

Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Payback Period (PP), dan

analisis sensitivitas dengan menggunakan compounding factor (CF) sebesar 7

persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) usahatani pepaya california di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus ditinjau dari aspek finansial pada

tingkat suku bunga 7 persen layak dan menguntungkan untuk dikembangkan, dan

(2) usahatani pepaya california sensitif terhadap kenaikan biaya produksi sebesar

3,78 persen, penurunan harga jual sebesar 10 persen, dan penurunan produksi

sebesar 7,82 persen. Akan tetapi, usahatani pepaya california masih tetap layak

dan menguntungkan untuk dijalankan.

Kata Kunci : finansial, kelayakan, pepaya california, sensitivitas

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA

CALIFORNIA DI KECAMATAN SUMBEREJO

KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

Nadya Triana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN
Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN
Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gisting, 21 Oktober 1996, buah hati dari

pasangan Bapak Triono Iryanto (alm) dan Ibu Sri Yuliana.

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Jenjang

akademis penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan

di Taman Kanak-Kanak (TK) Sari Teladan pada tahun 2002,

pendidikan Tingkat Dasar di SDN 1 Beringin Raya pada tahun 2008, pendidikan

tingkat menengah pertama di SMPN 14 Bandar Lampung pada tahun 2011, dan

pendidikan menengah atas di SMAN 7 Bandar Lampung pada tahun 2014.

Penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis

pada tahun 2014 melalu jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN).

Pada tahun 2015, penulis mengikuti kegiatan homestay (Praktik Pengenalan

Pertanian) selama 7 hari di Desa Wonoharjo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten

Tanggamus. Pada bulan Januari tahun 2017, penulis melakukan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik selama 40 hari di Desa Pujodadi, Kecamatan Trimurjo,

Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun yang sama, penulis melakukan Praktik

Umum (PU) selama 30 hari kerja pada 19 Juli – 23 Agustus 2017 di Koperasi

Pertanian Gerbang Emas Lembang. Penulis pernah aktif dalam organisasi

kemahasiswaan kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(HIMASEPERTA) sebagai anggota bidang Kewirausahaan periode 2015/2016.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Rabbisrahli sadri waysirli amri wakhlul ukdatam millisani yafkohu kouli

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani

Pepaya California di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus” dengan

baik sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan,

dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Universitas Lampung.

3. Prof. Dr. Ir. Ali Ibrahim Hasyim, M.S. selaku dosen Pembimbing Pertama

dan Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi kepada penulis

selama menjalani perkuliahan dan memberikan bimbingan, saran, arahan, dan

dukungan dari awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

4. Dr. Ir. Ktut Murniati, M.T.A. selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah

memberikan bimbingan, saran, arahan, dan dukungan kepada penulis dari

awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Sudarma Widjaya, M.S. selaku dosen Penguji yang telah memberikan

saran, arahan, dan masukan dalam penulisan skripsi.

6. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman selama penulis menjadi mahasiswa.

7. Bapak Solihin, Sriyadi, Talud, Agus, dan seluruh responden yang telah

memberikan bantuan, semangat, arahan, saran, dan motivasi selama

menjalankan penelitian.

8. Motivator terbesar dan teristimewa kepada Ayahku tercinta Triono Iryanto

(alm) dan Ibuku tercinta Sri Yuliana yang telah memberikan perhatian, kasih

sayang, dukungan, nasehat, motivasi, dan doa yang tiada henti kepada penulis

hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian ini.

9. Kedua abangku yang kusayang, Ferlian Pratama dan Andika Dwi Putra, S.I.P.

yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi,

dukungan, dan masukan selama ini.

10. Kedua kakak iparku yang kusayang Novitya Syafitri dan Ria Cardilla, S.P.,

serta kedua keponakanku tersayang Livia Ananda Salsabila dan Keysha Putri

Azzahra atas semangat dan dukungan kalian selama ini.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan selama masa perkuliahan yang kucintai yaitu

Fira, Uty, Pingky, Resti, Marina, Naul, Pual dan Ubay yang selalu ada disaat

suka maupun duka dalam melaksanakan perkuliahan selama ini.

12. Teman-teman seperjuangan skripsi bimbingan Prof Ali yaitu Siska, Adek,

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

Oca, Widi, Olpa, dan Rangga yang saling memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi.

13. Sahabatku dari kecil yang kusayang Nicolia Gleradea, S.H. dan Agnes

Nabila, S.Si. yang selalu memberikan motivasi dan selalu meluangkan

waktunya untuk mendengarkan, menemani, menghibur, dan selalu menjadi

penyemangat selama ini.

14. Sahabat-sahabatku tersayang dari SMA yaitu Ara, Kenny, Rani, Feby, Onit,

Ayu, Marisya, Fadel, Nyoman, Diki, dan Putra yang selalu meluangkan

waktunya untuk menemani, memberikan motivasi, semangat, doa, dan

dukungan selama ini.

15. Keluarga KKN Trimurjo yaitu Eya, Nunun, Sutir, Omang, dan Opal atas

pengalaman berharga semasa KKN serta semangat dan dukungan kalian

selama ini.

16. Sahabat-sahabatku dari SMP yang kusayang yaitu Tie, Meli, Anis, Opi, dan

Nade atas semangat dan dukungan kalian selama ini.

17. Agribisnis 2014 kelas C yaitu Nanda, Novia C, Measi, Tuti, Bella, Rana,

Novia S, Bunda, Pcr, Naay, Uuk, Pued, Rinty, Nurjanah, Marita, Mala, Faiq,

Reza, Rifa’i, Sofyan, Mustopa, dan yang lainnya, yang telah memberikan

kebahagiaan selama masa perkuliahan di Universitas Lampung.

18. Agribisnis 2014 yang kubanggakan yang telah saling memberikan dukungan

selama masa perkuliahan di Universitas Lampung.

19. Kanda, yunda, dan adinda agribisnis 2012, 2013, 2015, 2016, 2017 atas

dukungan kalian selama ini.

20. Seluruh staf/karyawan Jurusan Agribisnis (Mbak Ayi, Mbak Tunjung, Mba

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

Iin, Mas Boim, dan Mas Buchori) atas semua bantuan dan saran yang

diberikan selama ini.

21. Almamater tercinta dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas

kebaikan dan pengorbanan mereka semua serta Skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung,

Penulis

Nadya Triana

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL .................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

C. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 12

1. Sejarah Buah Pepaya ........................................................ 12

2. Klasifikasi dan Morfologi Pepaya .................................... 13

3. Macam-Macam Varietas Pepaya ...................................... 14

4. Karakteristik (Keragaan) Pepaya California ..................... 16

5. Analisis Usahatani ............................................................ 20

6. Analisis Kelayakan Finansial ........................................... 22

7. Analisis Sensitivitas .......................................................... 26

B. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................... 27

C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 34

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian ............................................................ 38

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional .................................... 38

C. Batasan Operasional .................................................................. 44

D. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian ............... 45

E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ............................... 47

F. Metode Analisis Data ................................................................ 47

1. Analisis Kelayakan Finansial ............................................. 48

2. Analisis Sensitivitas ........................................................... 52

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus .................................. 55

1. Keadaan Geografis ................................................................ 55

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

2. Keadaan Topografi dan Iklim ............................................... 56

3. Keadaan Demografi .............................................................. 57

B. Gambaran Umum Kecamatan Sumberejo ................................... 58

1. Keadaan Geografis ................................................................ 58

2. Keadaan Demografi .............................................................. 59

3. Keadaan Umum Pertanian..................................................... 60

C. Gambaran Umum Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan ..... 62

1. Keadaan Geografis ................................................................ 62

2. Keadaan Iklim ....................................................................... 62

3. Keadaan Demografi .............................................................. 63

4. Keadaan Umum Pertanian..................................................... 63

5. Sarana dan Prasarana............................................................. 64

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Petani ................................................................ 66

1. Umur dan Tingkat Pendidikan .............................................. 66

2. Pekerjaan Sampingan dan Jumlah Tanggungan Keluarga .... 68

3. Luas lahan dan Pengalaman Usahatani ................................. 70

B. Budidaya Pepaya California di Daerah Penelitian ...................... 72

1. Bibit ....................................................................................... 72

2. Persiapan Lahan dan Penanaman .......................................... 72

3. Pemeliharaan ......................................................................... 73

4. Panen dan Pasca Panen ......................................................... 75

C. Analisis Kelayakan Finansial ...................................................... 76

1. Biaya Usahatani Pepaya California ....................................... 76

a. Biaya Investasi ................................................................ 76

b. Biaya Operasional ........................................................... 81

2. Produksi dan Penerimaan Usahatani Pepaya California ....... 87

3. Pendapatan Usahatani Pepaya California.............................. 89

4. Analisis Kelayakan Finansial ................................................ 90

5. Analisis Sensitivitas Usahatani ............................................. 96

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 101

B. Saran ............................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 103

LAMPIRAN .............................................................................................. 106

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Konsumsi buah penduduk Provinsi Lampung tahun 2016 ................. 3

2. Kandungan gizi buah pepaya .............................................................. 4

3. Luas panen, produksi, dan produktivitas pepaya di Kabupaten

Tanggamus tahun 2016 ....................................................................... 5

4. Luas panen, produksi, dan produktivitas pepaya california di Kecamatan

Sumberejo tahun 2016......................................................................... 8

5. Kesimpulan dari tinjauan penelitian terdahulu ................................... 29

6. Sebaran penduduk Kabupaten Tanggamus menurut kelompok

umur tahun 2016 ................................................................................. 57

7. Jumlah penduduk Kecamatan Sumberejo menurut jenis kelamin

tahun 2016 ....................................................................................... 59

8. Sebaran penggunaan lahan di Kecamatan Sumberejo tahun 2016 ..... 60

9. Luas lahan basah dan lahan kering menurut desa di

Kecamatan Sumberejo tahun 2016...................................................... 61

10. Sarana dan prasarana Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan

tahun 2017 ........................................................................................... 65

11. Sebaran petani pepaya california berdasarkan umur dan tingkat

pendidikan di Kecamatan Sumberejo tahun 2018 ............................... 67

12. Sebaran petani pepaya california berdasarkan pekerjaan sampingan dan

jumlah tanggungan keluarga di Kecamatan Sumberejo tahun 2018 ... 69

13. Sebaran petani pepaya california berdasarkan luas lahan dan pengalaman

usahatani di Kecamatan Sumberejo tahun 2018 ................................. 71

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

14. Rata-rata biaya penggunaan bibit usahatani pepaya california ........... 77

15. Rata-rata biaya penggunaan kapur dolomit usahatani pepaya california 78

16. Rata-rata biaya peralatan usahatani pepaya california ........................ 79

17. Rata-rata biaya invesatsi penggunaan tenaga kerja usahatani

pepaya california ................................................................................. 80

18. Rata-rata biaya pupuk usahatani pepaya california ............................. 82

19. Rata-rata biaya pestisida usahatani pepaya california ......................... 83

20. Rata-rata biaya tenaga kerja usahatani pepaya california ................... 85

21. Rata-rata biaya lain-lain usahatani pepaya california ......................... 86

22. Rata-rata jumlah produksi, harga jual, dan penerimaan usahatani pepaya

california di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus .............. 87

23. Pendapatan per tahun usahatani pepaya california di Kecamatan

Sumberejo Kabupaten Tanggamus ..................................................... 89

24. Hasil analisis finansial usahatani pepaya california di Kecamatan

Sumberejo Kabupaten Tanggamus ..................................................... 91

25. Perbandingan hasil analisis kelayakan finansial usahatani pepaya

california dengan usahatani pisang ..................................................... 95

26. Analisis sensitivitas usahatani pepaya california di Kecamatan Sumberejo

Kabupaten Tanggamus ........................................................................ 97

27. Identitas responden petani pepaya california di Kecamatan Sumberejo

Kabupaten Tanggamus ........................................................................ 107

28. Penggunaan sarana produksi usahatani pepaya california .................. 109

29. Produksi pepaya california tahun pertama .......................................... 115

30. Produksi pepaya california tahun kedua ............................................. 116

31. Produksi pepaya california tahun ketiga ............................................. 118

32. Produksi pepaya california selama 3 tahun ......................................... 120

33. Penggunaan alat-alat pertanian usahatani pepaya california ............... 121

34. Penggunaan tenaga kerja pengolahan lahan ........................................ 127

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

35. Penggunaan tenaga kerja penanaman.................................................. 128

36. Penggunaan tenaga kerja pemupukan ................................................. 129

37. Penggunaan tenaga kerja penyiangan ................................................. 131

38. Penggunaan tenaga kerja pengairan .................................................... 133

39. Penggunaan tenaga kerja pemberantasan HPT ................................... 135

40. Penggunaan tenaga kerja panen .......................................................... 137

41. Biaya lain-lain usahatani pepaya california selama 1 tahun ............... 139

42. Cashflow usahatani pepaya california di Kecamatan Sumberejo

Kabupaten Tanggamus ........................................................................ 140

43. Analisis kelayakan finansial usahatani pepaya california ................... 142

44. Analisis kelayakan finansial usahatani pepaya california saat terjadi

kenaikan biaya produksi sebesar 3,78 persen ..................................... 143

45. Analisis kelayakan finansial usahatani pepaya california saat terjadi

penurunan harga jual sebesar 10 persen .............................................. 144

46. Analisis kelayakan finansial usahatani pepaya california saat terjadi

penurunan produksi sebesar 7,82 persen ............................................. 145

47. Analisis sensitivitas usahatani pepaya california ................................ 146

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran analisis kelayakan finansial usahatani pepaya

california di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus ............ 37

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dan

berpotensi dalam menunjang perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari

peranan sektor pertanian sebagai penyedia lapangan kerja, penyedia bahan

pangan masyarakat, penyumbang devisa negara melalui ekspor, dan penyedia

bahan baku industri. Masyarakat Indonesia banyak yang menjadikan sektor

pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Besarnya penduduk yang bekerja

pada sektor pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas dan subur, serta

faktor iklim yang mendukung. Hortikultura merupakan salah satu subsektor

pertanian yang berpotensial dalam memberikan kontribusi besar terhadap

pembangunan perekonomian Indonesia.

Tanaman hortikultura mampu meningkatkan pendapatan petani melalui

peningkatan nilai tambah, perluasan peluang usaha, peningkatan kesejahteraan

petani dan kesempatan kerja. Komoditas tanaman hortikultura di Indonesia

dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu tanaman buah-buahan, tanaman

sayuran, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Buah-buahan merupakan

salah satu sumber pertumbuhan baru pertanian yang berperan menunjang

perekonomian masyarakat. Adanya peningkatan pendapatan masyarakat,

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

2

menyebabkan terjadinya pergeseran proporsi pengeluaran masyarakat dari

kelompok makanan yang mengandung karbohidrat seperti padi-padian dan

umbi-umbian ke kelompok makanan yang mengandung vitamin dan mineral

seperti buah-buahan (Soedarya, 2009).

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang cukup banyak di

konsumsi dan mempunyai peranan besar dalam pemenuhan gizi dan kesehatan

tubuh. Banyak jenis buah-buahan yang kini mulai dikembangkan di

Indonesia. Permintaan terhadap buah-buahan yang semakin tinggi juga dapat

membuka peluang bagi peningkatan agribisnis buah sehingga diharapkan

dapat bersaing dengan negara-negara lainnya terutama dalam menghadapi

perdagangan bebas saat ini. Peningkatan kualitas buah merupakan salah satu

upaya dalam mengatasi persaingan tersebut disamping peningkatan produksi

dan efisiensi usaha (Ashari, 2006).

Wilayah Provinsi Lampung yang sebagian datarannya memiliki kondisi

geografis yang berbukit serta udara yang sejuk, sangat menunjang untuk

dijadikan wilayah pertanian tanaman hortikultura terutama untuk tanaman

buah-buahan. Provinsi Lampung juga merupakan 5 besar sentra produksi

nasional dengan rata-rata total produksi pertahun untuk 22 jenis buah-buahan

sebesar 1,4 juta ton. Jumlah tersebut memberikan kontribusi terhadap

produksi nasional sebesar 7,3 persen dan terhadap produksi Sumatera sebesar

26,9 persen dari rata-rata total produksi (Antara News, 2014).

Produksi buah-buahan di Provinsi Lampung meliputi : Jeruk, Mangga, Apel,

Rambutan, Duku, Durian, Salak, Pisang, Pepaya, Semangka, dll.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

3

Perkembangan buah-buahan di Provinsi Lampung tidak lepas dari tingkat

konsumsi masyarakat akan buah tersebut. Konsumsi buah di Provinsi

Lampung cukup beragam, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsumsi buah penduduk Provinsi Lampung tahun 2016

Jenis buah Konsumsi Perkapita

Perhari (gram)

Konsumsi Perkapita

Perminggu (gram)

Jeruk 10,4 72,7

Mangga 0,5 3,8

Apel 1,8 12,6

Rambutan 12,6 87,9

Duku 6,6 46,2

Durian 3 20,8

Salak 3,8 26,5

Pisang 18,3 127,9

Pepaya 4,5 31,6

Semangka 5,3 37,4

Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, 2017.

Tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi tertinggi terdapat pada buah pisang

dan terendah yaitu buah mangga. Pepaya merupakan salah satu buah yang

dikonsumsi oleh masyarakat Lampung dan mempunyai peranan besar dalam

pemenuhan gizi dan kesehatan. Konsumsi buah pepaya berada pada urutan ke

enam. Buah pepaya memiliki prospek pengembangan yang cukup baik.

Pepaya merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling banyak

dihasilkan oleh Provinsi Lampung pada tahun 2016 dengan total produksi

sebanyak 881 ribu ton (BPS Provinsi Lampung, 2017).

Pepaya merupakan salah satu jenis tanaman buah-buahan yang digemari oleh

seluruh lapisan masyarakat. Sebagai “buah meja” pepaya memang sudah

tidak asing lagi. Selain rasanya yang manis dan menyegarkan serta banyak

mengandung air dan serat tinggi yang dapat mencegah sembelit dan

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

4

meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, pepaya juga mengandung gizi

yang tinggi dan lengkap. Kandungan gizi yang terdapat dalam buah pepaya

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi buah Pepaya (100g)

Kandungan gizi Angka kecukupan gizi (%)

Folat 9

Kalsium 2

Karbohidrat 8

Magnesium 5

Niacin 2

Potasium 4

Riboflavin 2

Serat pangan 10

Vitamin A 32

Vitamin C 102

Vitamin E 2

Vitamin K 2

Zat besi 1

Sumber : Soedarya, 2009.

Tabel 2 menunjukkan bahwa kandungan gizi paling besar dalam buah pepaya

adalah vitamin C yaitu sebesar 102 persen dan mengandung vitamin A sebesar

32 persen. Pepaya juga kaya akan mineral terutama magnesium dan potasium,

kedua mineral ini sangat penting dan dibutuhkan oleh tubuh. Magnesium dan

potasium berperan penting dalam mengatur tekanan darah, menjaga kesehatan

tulang dan mencegah penyakit jantung.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi buah

pepaya dapat meningkatkan permintaan terhadap pepaya sehingga jumlah

pasokan pepaya juga harus ditingkatkan. Peningkatan pasokan pepaya yaitu

dengan melakukan pengembangan budidaya pepaya dan perluasan skala

usaha. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu daerah sentra produksi

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

5

tanaman pepaya di Provinsi Lampung yang menempati urutan ketiga setelah

Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan dengan total

produksi sebesar 73.786 ton (BPS Provinsi Lampung, 2017). Kabupaten

Tanggamus merupakan daerah tropis yang memiliki letak geografis, suhu, dan

curah hujan yang sesuai untuk melakukan budidaya pepaya. Hal ini

menunjukkan bahwa Kabupaten Tanggamus memiliki potensi yang cukup

baik dalam pengembangan usahatani pepaya di Provinsi Lampung.

Salah satu sentra produksi pepaya di Kabupaten Tanggamus terdapat di

Kecamatan Sumberejo. Kecamatan Sumberejo memiliki jumlah produksi

pepaya tertinggi di Kabupaten Tanggamus. Sebaran luas panen, produksi, dan

produktivitas pepaya di Kabupaten Tanggamus dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas panen, produksi, dan produktivitas pepaya di Kabupaten

Tanggamus tahun 2016

Kecamatan Luas Panen

(Ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha)

Semaka 182 11.032 60,62

Talang Padang 103 4.759 46,21

Air Naningan 36 1.580 43,89

Kota Agung 136 9.670 71,10

Pematang Sewa 143 7.215 50,45

Sumberejo 227 11.730 51,67

Wonosobo 87 4.727 54,34

Kota Agung Barat 62 3.028 48,83

Bandar Negeri Semuong 172 11.460 66,63

Rata-rata

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus,

2017.

Tabel 3 menunjukkan bahwa Kecamatan Sumberejo merupakan salah satu

Kecamatan yang memiliki luas panen dan produksi pepaya tertinggi di

Kabupaten Tanggamus, namun produktivitasnya masih di bawah Kecamatan

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

6

Kota Agung dan Kecamatan Bandar Negeri Semuong. Produktivitas pepaya

di Kecamatan Sumberejo yaitu sebesar 51,67. Produktivitas tersebut belum

ideal atau belum memenuhi standar, yaitu harus mencapai 60 ton/ha/tahun

apabila ingin memiliki jumlah produksi yang ekonomis (Deptan.go.id, 2011).

Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani pepaya di Kecamatan Sumberejo

belum menghasilkan produksi dan keuntungan yang optimal bagi petani.

Saat ini, salah satu jenis pepaya yang sedang diminati konsumen dan

permintaannya tinggi yaitu pepaya california. Pepaya california merupakan

salah satu tanaman tahunan yang mampu berbuah tanpa mengenal musim.

Tanaman pepaya california dapat menjadi sebuah peluang usaha yang

prospektif bila dikelola dengan baik karena permintaan pasar terhadap pepaya

california cukup besar, baik pasar tradisional maupun supermarket serta proses

budidayanya yang tidak membutuhkan waktu panen yang terlalu lama,

sehingga peluang usahatani pepaya california dapat terbuka bagi siapa saja

dan sangat menguntungkan (Sujiprihatin dan Suketi, 2009).

1. Keunggulan Pepaya California dibanding Pepaya Lokal Lainnya

Tanaman pepaya california merupakan salah satu komoditas pertanian

daerah tropis yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai

usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan. Pepaya

california memiliki ukuran buah yang relatif kecil, daging buahnya lebih

tebal dan berwarna merah, bijinya lebih sedikit, dan memiliki rasa buah

yang lebih manis, serta dapat dipanen lebih cepat dibandingkan pepaya

varietas lain menjadikan buah ini memiliki keunggulan tersendiri.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

7

Pohon pepaya california sudah bisa dipanen setelah berumur delapan

bulan dan pohonnya dapat berbuah hingga umur tiga tahun. Pohon

pepaya california dapat dipanen hingga empat kali dalam satu bulan. Berat

buah pepaya california berkisar antara 0,5 hingga 2,0 kg per buahnya, satu

pohon pepaya california mampu menghasilkan hingga 4 buah setiap kali

panen dan dalam satu hektar lahan dapat mencapai 2 hingga 3 ton setiap

panen, karena itu varietas pepaya california sangat produktif, serta menjadi

salah satu alasan bagi petani untuk lebih membudidayakan pepaya jenis

california dibandingkan dengan varietas lainnya (Muktiani, 2011).

Pepaya california menjadi pepaya unggulan di Kecamatan Sumberejo

karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibanding dengan pepaya jenis

lainnya. Berdasarkan sisi harga, pepaya california memiliki harga yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya lainnya, sehingga keuntungan

dalam mengembangkan usahatani pepaya california lebih besar dari

pepaya lokal biasa.

Jumlah permintaan pasar yang semakin banyak terhadap pepaya california

di Provinsi Lampung menjadikan petani tertarik terhadap usahatani

tersebut, bahkan ada petani yang beralih dari petani sayuran untuk

mencoba melakukan usahatani pepaya california. Permintaan pasar yang

semakin besar akan pepaya california menjadikan lahan pertanian terhadap

pepaya california di Kecamatan Sumberejo semakin berkembang. Sebaran

luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman pepaya california di

Kecamatan Sumberejo dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

8

Tabel 4. Luas panen, produksi, dan produktivitas pepaya california di

Kecamatan Sumberejo tahun 2016

Desa/Kelurahan Luas Panen

(Ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha)

Dadapan 56 3.047 54,41

Kebumen 24 1.674 69,75

Sidomulyo 32 1.627 50,84

Sidorejo 26 1.263 48,61

Simpang Kanan 42 2.220 52,86

Tegal Binangun 17 930 54,70

Wonoharjo 7 437 62,43

Rata-rata

Sumber : Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Sumberejo, 2017.

Tabel 4 menunjukkan bahwa Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan

memiliki produksi pepaya california terbesar pertama dan kedua di

Kecamatan Sumberejo dengan total produksi sebesar 3.047 ton dan 2.220

ton. Namun, kedua desa tersebut masih memiliki produktivitas yang

rendah dan belum ideal atau belum memenuhi standar, yaitu harus

mencapai 60 ton/ha/tahun (Deptan.go.id, 2011). Rendahnya tingkat

produktivitas tersebut disebabkan karena cara bercocok tanam yang masih

tradisional, rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan para petani,

kurangnya kemampuan petani dalam mengelola, mengatur dan

menggunakan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien. dan adanya

berbagai serangan hama dan penyakit, serta kondisi iklim dan cuaca yang

tidak stabil atau berubah-ubah.

Petani pepaya california di Kecamatan Sumberejo mengalami beberapa

kendala dalam mengelola usahataninya yang dapat menyebabkan produksi

pepaya california menurun. Pada umumnya, petani banyak yang belajar

sendiri tentang budidaya pepaya california, teknologi yang digunakan juga

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

9

masih tergolong tradisional dan sederhana. Tinggi rendahnya tingkat

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para petani untuk

melakukan kegiatan budidaya pepaya california, sangat berpengaruh

terhadap besarnya jumlah produksi yang dihasilkan.

Kondisi alam serta adanya serangan hama dan penyakit juga dapat

berpengaruh terhadap produksi pepaya calfironia. Tingginya curah hujan

dapat menyebabkan banyaknya bunga pepaya yang rontok akibat tersiram

hujan terus menerus, serta dapat menyebabkan banyaknya buah yang

terserang hama dan penyakit jamur. Adanya serangan hama dan penyakit

dapat mengakibatkan produksi menjadi turun sehingga penerimaan petani

pepaya california juga dapat menurun.

Harga jual pepaya california juga terkadang berfluktuatif, yaitu dapat

terjadi kenaikan dan juga penurunan harga. Petani pepaya california

menjual hasil produksinya kepada para pedagang pengumpul di

daerahnya, sehingga petani menerima harga jual yang rendah. Rendahnya

posisi tersebut dapat mempengaruhi tingkat penerimaan yang diperoleh

petani pepaya california.

Semua petani pepaya california berharap mendapatkan pendapatan serta

keuntungan dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Beberapa petani

seringkali hanya memikirkan keuntungan dalam jangka pendek, dimana

para petani bisa memproduksi suatu produk dalam jangka waktu singkat

dan bisa memberikan pendapatan untuk keluarganya. Petani kurang

memahami bagaimana suatu kegiatan usahatani itu mampu bertahan dan

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

10

menguntungkan sampai jangka panjang. Selama ini belum diketahui

seberapa besar usahatani pepaya california dapat memberikan manfaat

atau keuntungan.

Oleh karena itu, diperlukan analisis kelayakan terhadap usahatani pepaya

california supaya dapat memberikan gambaran kepada petani apakah

kegiatan usahatani pepaya california layak atau tidak untuk dijalankan atau

dikembangkan, dan mampu atau tidak usahatani tersebut membayar

kembali biaya yang telah dikeluarkan, serta seberapa besar kemampuan

usahatani tersebut memberikan manfaat atau benefit yang lebih besar dari

biaya yang telah dikeluarkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah

sebagai berikut:

1) Bagaimana kelayakan finansial usahatani pepaya california di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus?

2) Apakah usahatani pepaya california sensitif bila terjadi perubahan

biaya produksi, harga jual pepaya california, dan jumlah produksi dari

usahatani pepaya california di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya california di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

11

2. Mengetahui sensitivitas usahatani pepaya california apabila terjadi

perubahan biaya produksi, harga jual pepaya california, dan jumlah

produksi dari usahatani pepaya california di Kecamatan Sumberejo

Kabupaten Tanggamus.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani dalam mengambil keputusan

pada kegiatan usahatani pepaya california.

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi

terkait dalam merumuskan kebijakan sebagai usaha peningkatan produksi

dan pengembangan usahatani pepaya california.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti lain yang akan

mengkaji masalah yang sama.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

12

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Sejarah Buah Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah yang telah lama

dikenal dan berkembang luas di Indonesia yang berasal dari Meksiko

Selatan dan Amerika Tengah. Dalam bahasa Indonesia, nama pepaya

diambil dari bahasa Belanda,"papaja", yang pada gilirannya juga

mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa

pepaya disebut "kates" dan dalam bahasa Sunda "gedang”. Tanaman

pepaya dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Tanaman pepaya

tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari tanaman pekarangan hingga

tanaman yang ditanam intensif di perkebunan.

Sentra penanaman buah pepaya di Indonesia adalah Jawa Timur, Jawa

Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah dan Lampung. Besarnya

produksi pepaya di Indonesia disebabkan karena pepaya mempunyai

beberapa keistimewaan dibandingkan tanaman buah-buahan lainnya.

Keistimewaan buah pepaya yaitu mudah dibudidayakan, cepat

berbuah/berproduksi, buahnya tersedia sepanjang tahun dan tidak

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

13

memerlukan lahan yang luas sehingga dapat ditanam di pekarangan rumah

(Soedarya, 2009).

2. Klasifikasi dan Morfologi Pepaya

Menurut Muktiani (2011), klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan)

tanaman pepaya termasuk ke dalam:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua)

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Vioales

Famili : Caricaeae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Pepaya merupakan jenis tanaman herba, yaitu tanaman dengan batang

tunggal, berongga, silindris, tidak berkayu atau sedikit mengandung kayu

dan tumbuh tegak. Semua bagian tanaman mengandung lateks. Pohon

pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga

setinggi 5–10 m dengan perakaran yang kuat serta daun-daunan yang

membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daun pepaya

berwarna hijau, bentuk daunnya menyirip lima dengan tangkai yang

panjang dan berlubang di bagian tengah. Daun pepaya termasuk tunggal,

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

14

bulat, ujung meruncing, pangkal bertoreh, tepi bergerigi, dan memiliki

diameter 25-75 cm. Bunga pepaya berwarna putih dan berbentuk seperti

lilin. Berdasarkan keberadaan bunganya, pepaya termasuk monodieucius

yaitu berumah tunggal. Bunga ini berbentuk bintang dan berada di ketiak

daun. Bunga jantan mempunyai kelopak kecil, berwarna kuning, mahkota

berbentuk terompet, sedangkan bunga betina berdiri sendiri, mahkota

lepas, kepala putik berjumlah lima, dan berwarna putih kekuningan

(Muktiani, 2011).

3. Macam-Macam Varietas Pepaya

Pada saat ini, pepaya telah memiliki begitu banyak varietas yang

menyebar keseluruh dunia, salah satunya adalah Indonesia.

Pengelompokkan tanaman pepaya ke dalam beberapa varietas didasarkan

pada bentuk, ukuran, warna dan tekstur buahnya. Muktiani (2011)

menyebutkan bahwa banyak macam varietas pepaya di Indonesia, antara

lain:

1) Pepaya Cibinong

Pepaya Cibinong mempunyai ciri tersendiri, yaitu buah yang masak

terlihat pada warna kulit buahnya, warna kulit buah bagian ujung

umumnya kuning, namun bagian yang lain terus hijau. Bentuk

buahnya panjang dengan ukuran besar, bobot tiap buah rata-rata 2,5

kg, pangkal buah kecil lalu membesar dibagian tengah serta melancip

dibagian ujungnya. Permukaan kulit buah agak halus namun tidak

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

15

rata, daging buah berwarna merah kekuningan, rasanya manis dan

segar, teksturnya keras, serta tahan sepanjang pengangkutan.

2) Pepaya Bangkok

Pepaya bangkok bukan hanya tanaman asli Indonesia. Pepaya

bangkok didatangkan dari Thailand sekitar tahun 70-an. Pepaya

bangkok diunggulkan, karena ukurannya sangat besar di banding jenis

pepaya lainnya, beratnya bisa meraih 3,5 kg per buahnya. Pepaya

bangkok memiliki daging buah yang tebal, berwarna jingga

kemerahan, terasa manis dan segar, teksturnya keras, permukaan kulit

buah kasar serta tidak rata.

3) Pepaya Hawai

Pepaya hawai merupakan pepaya yang memiliki ukuran yang kecil

serta beratnya yang hanya mencapai 0,6 kg. Saat ini pepaya hawai

lebih dikenal dengan sebutan pepaya solo, karena pepaya hawai hanya

bisa dimakan oleh satu orang saja. Ciri-ciri dari pepaya hawai yaitu

memiliki ukuran yang kecil, bentuknya agak bulat atau bulat panjang,

kulit buah yang telah matang akan berwarna kuning, rasa daging buah

pepaya hawai tebal, sangat manis dan rasanya segar ketika dimakan.

4) Pepaya California

Pepaya california yaitu komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi

dan primadona diantara jenis pepaya lain di pasaran, terutama

supermarket/hypermarket. Pepaya california memiliki buah lebih kecil

serta lebih lonjong dari pepaya jenis lainnya. Pepaya california bisa

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

16

tumbuh subur sepanjang tahun (tanpa mengetahui musim) di

Indonesia. Pohon pepaya california lebih pendek di banding jenis

pepaya lainnya, tingginya kurang lebih 2 meter. Daunnya berjari

banyak serta mempunyai kuncung di permukaan pangkalnya, buahnya

berkulit tebal serta permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, serta

rasa manisnya lebih terasa, bobotnya berkisar antara 600 gr s/d 2 kg.

4. Karakteristik (Keragaan) Pepaya California

Pepaya California merupakan hasil pemuliaan tanaman dari Pusat Kajian

Buah-buahan Tropika Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) bernama IPB-

9 atau Calina. Tanaman pepaya california mempunyai ukuran lebih

pendek dibandingkan jenis pepaya lainnya. Ukuran paling tinggi lebih

kurang dua meter. Daunnya berjari banyak dan memiliki kuncung di

permukaan pangkalnya. Daging buah pepaya california berwarna jingga

kemerahan. Buahnya berkulit tebal dan permukaannya rata, dagingnya

kenyal, tebal, dan rasanya manis. Secara fisik, tanaman ini mempunyai

ciri di bagian pangkal helai daun terdapat daun bendera yang berdiri dan

tanaman ini memiliki ukuran buah yang seragam (Muktiani, 2011).

1) Syarat Tumbuh Pepaya California

Pepaya california memiliki batang basah dan bunga yang tumbuh pada

ketiak daun, menunjukkan bahwa tanaman pepaya membutuhkan

cahaya dan panas matahari serta kelembaban udara yang tinggi.

Tanaman pepaya california termasuk tanaman yang memerlukan

intensitas cahaya matahari secara penuh yaitu sebesar 100%. Hal ini

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

17

dibutuhkan karena cahaya matahari yang cukup dapat mempercepat

tanaman pepaya untuk berbunga dan berbuah karena daun pepaya yang

mendapat cahaya matahari secara optimal dapat melakukan proses

fotosintesis secara optimal. Cahaya matahari yang cukup juga akan

mempercepat proses pemasakan buah, bahkan cahaya matahari yang

cukup dapat menambah rasa manis buah karena kadar gula dalam buah

meningkat.

Pepaya california tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan

1000-2000 mm per tahun dan memiliki ketinggian sekitar 300 mdpl.

Suhu udara optimum untuk pertumbuhan pepaya california berkisar

antara 25º - 30º C dengan kelembaban udara sekitar 40%. Angin

diperlukan untuk penyerbukan bunga, agar tanaman pepaya california

dapat tumbuh dengan baik maka angin tidak boleh terlalu kencang.

Tanah yang baik untuk tanaman pepaya california adalah tanah yang

subur, gembur, yang kaya bahan organik, serta akan tumbuh optimal

jika ditanam di tanah yang sedikit mengandung pasir tetapi banyak

mengandung humus dan memiliki daya menahan air yang tinggi.

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk tanaman pepaya

california adalah netral dengan pH 6-7.

Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam

kehidupan tanaman pepaya california. Air menggenang dapat

mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman menjadi

layu (mati). Apabila kekeringan air, maka tamanan akan kurus, daun,

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

18

bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam

daripada 50–150 cm dari permukaan tanah (Muktiani, 2011).

2) Budidaya Pepaya California

Menurut Sujiprihatin dan Suketi (2009), kegiatan budidaya pepaya

california meliputi: persiapan bibit, persemaian, penanaman,

pemeliharaan, panen dan pasca panen.

a. Persiapan Bibit

Persiapan bibit untuk budidaya pepaya california diambil dari pohon

induk yang sudah berumur dua tahun dan masak di pohon atau

buahnya sudah cukup tua dengan kriteria rasa buah manis, berkulit

halus, bebas hama dan penyakit dan dipilih dari buah yang

bentuknya lonjong. Biji diambil dari bagian buah yang di tengah,

kemudian dicuci dan dibersihkan lapisan kulit bijinya. Setelah itu,

biji direndam dalam toples yang berisi air selama satu malam dan

dijemur di bawah sinar matahari selama dua hari dan siap untuk

digunakan.

b. Persemaian

Proses persemaian dimulai dari mengisi media ke dalam polybag

dimana media tanamnya adalah tanah yang cukup gembur dan

dicampur dengan pupuk kompos. Setelah itu, dilakukan

penyemaian dengan memasukkan satu biji benih (bibit) pepaya ke

dalam polybag yang sudah berisi tanah dengan kedalaman 0,5

hingga 1 cm.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

19

c. Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman, lahan perlu dibersihkan terlebih

dahulu, kemudian dilanjutkan dengan membuat lubang tanam.

Penanaman dilakukan setelah bibit siap tanam dan telah berumur 45

hari setelah semai. Bibit yang siap dipindahkan harus sudah

mempunyai ketinggian tanaman berkisar antara 12 hingga 15 cm

dan tidak menunjukkan gejala terserang hama dan penyakit.

d. Pemeliharaan

Pada proses pemeliharaan perlu dilakukan dengan berbagai kegiatan

yaitu: penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan,

pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan

pemeliharaan ini harus lebih teliti dilakukan agar jumlah dan

kualitas produksi buah pepaya california yang dihasilkan sesuai

dengan standar yang ditentukan oleh pasar.

e. Panen dan Pasca Panen

Pemanenan pepaya california yang paling ideal adalah pada pagi

hari dan dapat dilakukan seminggu sekali tergantung pada tingkat

kematangan buah. Pepaya california dapat dipanen pada umur 7-9

bulan setelah tanam. Teknik pemanenan dapat dilakukan dengan

langsung memetik buah, kemudian dikumpulkan dalam keranjang

dan disimpan di tempat yang teduh. Getah buah dibiarkan keluar

agar tidak mengenai kulit buah. Buah yang sudah dikumpulkan

kemudian diangkut dari kebun ke bangsal pengolahan dengan

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

20

menggunakan mobil angkutan. Setelah itu, buah-buahan tersebut

disimpan untuk dihitung dari hasil panen yang didapat. Bentuk

buah pepaya california dapat beragam mulai dari yang bentuknya

bulat hingga lonjong. Sortasi dan grading dilakukan berdasarkan

jenis buah dengan cara yang sederhana, yaitu berdasarkan ukuran,

bentuk dan tingkat kerusakan buah.

Buah yang termasuk dalam grade A memliki kriteria: bobot berkisar

antara 500-1000 gram dengan bentuk buah lonjong dan berkulit

mulus. Buah grade B memiliki kriteria: bobot buah berkisar antara

1000-2000 gram, dengan bentuk buah lonjong dan berkulit mulus.

Kegiatan selanjutnya adalah mencuci buah pepaya california,

kemudian dikemas dalam kotak kemasan. Setelah dilakukan

pengemasan, pepaya california siap untuk diangkut dan dipasarkan.

5. Analisis Usahatani

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Tujuan seorang

petani melakukan kegiatan usahatani adalah untuk memperoleh

pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Usaha untuk

meningkatkan pendapatan petani adalah dengan meningkatkan produksi.

Proses produksi pertanian adalah proses yang mengkombinasikan faktor-

faktor produksi pertanian (input) untuk menghasilkan produksi pertanian

(output).

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

21

Memperoleh produksi yang maksimum dari usahatani, diperlukan usaha

dalam memadukan berbagai faktor-fakor produksi dengan keterampilan

manajemen tertentu. Besar kecilnya pendapatan yang diterima petani

dipengaruhi oleh tingkat kecakapan petani dalam mengelola usahataninya

dari sumber produksi yang tersedia secara efisien sehingga dapat mencapai

tingginya produksi dan produktivitas (Gustiyana, 2004).

Dalam analisis usahatani, pendapatan petani digunakan sebagai indikator

penting karena merupakan sumber utama dalam mencukupi kebutuhan

hidup sehari-hari. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan

kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung per bulan, per

tahun, atau per musim tanam. Analisis pendapatan usahatani dapat dipakai

sebagai ukuran untuk melihat apakah suatu usahatani menguntungkan atau

merugikan, sampai seberapa besar keuntungan atau kerugian tersebut.

Dalam suatu anggaran kegiatan usahatani, unsur biaya adalah komponen

yang termasuk di dalamnya. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran

yang dipergunakan dalam usahatani. Nilainya dinyatakan dengan uang,

semua yang telah dikeluarkan dalam pengelolaan usahatani misalnya bibit,

pestisida, dan pengeluaran lainnya yang merupakan biaya usahatani.

Biaya usahatani berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu biaya tetap

(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

a. Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya biaya

tetap tidak tergantung kepada besar-kecilnya produksi yang diperoleh

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

22

dan dapat digunakan lebih dari satu kali proses produksi. Biaya sewa

atau bunga tanah berupa uang adalah contoh dari biaya tetap.

b. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan

besar kecilnya produksi dan habis dalam satu kali proses produksi.

Contoh dari biaya variabel yaitu pengeluaran membeli bibit, pupuk,

obat-obatan, pestisida, dll (Soekartawi, 2002).

Selain itu, biaya juga diklasifikasikan menjadi biaya tunai dan biaya

diperhitungkan. Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang

dikeluarkan oleh petani. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang

dibebankan kepada usahatani untuk penggunaan tenaga kerja dalam

keluarga, penyusutan alat-alat pertanian, dan biaya imbangan sewa lahan

serta digunakan untuk menghitung berapa besarnya keuntungan kerja

petani jika sewa lahan dan nilai tenaga kerja dalam keluarga

diperhitungkan (Soekartawi, 2002).

6. Analisis Kelayakan Finansial

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) studi kelayakan adalah suatu kegiatan

yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha

yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidak suatu usaha

dilakukan. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan apakah usaha

yang dilakukan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan

dengan biaya yang akan dikeluarkan. Ada lima tujuan penting melakukan

studi kelayakan yaitu:

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

23

1. Menghindari resiko kerugian keuangan dimasa mendatang yang penuh

dengan ketidakpastian.

2. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

3. Memudahkan perencanaaan.

4. Memudahkan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan dari

rencana yang telah disusun.

5. Memudahkan pengendalian dengan tujuan mengendalikan pelaksanaan

pekerjaan yang melenceng sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

Analisis finansial dalam studi kelayakan proyek dapat menggunakan

kriteria-kriteia penilaian investasi seperti Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio),

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C ratio) dan Payback Period. Metode

penilaian investasi tersebut digunakan untuk menilai suatu proyek

menguntungkan atau tidak (Kadariah, 2001).

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai tunai bersih, merupakan kelayakan

metode yang menghitung selisih antara manfaat atau penerimaan

dengan biaya atau pengeluaran. NPV dapat dikatakan sebagai nilai

sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi. Metode

ini diukur dengan menghitung selisish antara nilai sekarang arus

manfaat dengan nilai sekarang arus biaya, dengan kriteria sebagai

berikut:

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

24

1) Bila NPV > 0, maka proyek dikatakan bermanfaat dan layak untuk

dilaksanakan (feasible).

2) Bila NPV <0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan (no

feasible).

3) Bila NPV = 0, maka proyek yang bersangkutan mampu

mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor

produksi modal sehingga proyek tersebut berada pada posisi break

event point.

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah metode untuk menghitung tingkat

bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang

penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang. IRR

merupakan suatu tingkat bunga yang menunjukkan nilai bersih sekarang

(NPV) sama dengan jumlah seluruh investasi proyek atau dengan kata

lain tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Kriteria

penilaiannya sebagai berikut:

1) Bila IRR >1, maka investasi dinyatakan layak (feasible).

2) Bila IRR < 1, maka investasi dinyatakan tidak layak (no feasible).

3) Bila IRR = 1, maka investasi berada pada keadaan break event

point.

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio)

Net B/C ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah present

value yang positif (sebagai pembilang) dengan present value yang

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

25

negatif (sebagai penyebut). Kriteria pengukuran pada analisis Net

Benefit Cost Ratio yaitu:

1) Jika Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

2) Jika Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk

diusahakan.

3) Jika Net B/C = 1, maka usaha tersebut dalam keadaan break event

point.

Nilai Net B/C menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada

setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah.

d. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C ratio)

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) merupakan perbandingan antara

penerimaan atau manfaat dari suatu investasi dengan biaya yang telah

dikeluarkan. Kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:

1) Jika Gross B/C > 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

2) Jika Gross B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk

diusahakan.

3) Jika Gross B/C = 1, maka usaha tersebut dalam keadaan break event

point.

e. Tingkat Pengembalian Investasi (Payback Period)

Payback Period merupakan jangka waktu/periode yang diperlukan

untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam

investasi suatu proyek. Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat

investasi bisa kembali. Oleh karena itu, satuan hasilnya bukan

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

26

presentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Kriteria

penilaiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika masa pengembalian lebih pendek dari umur ekonomis proyek,

maka proyek tersebut dikatakan menguntungkan dan layak untuk

dilanjutkan.

2) Jika masa pengembalian lebih lama dari umur ekonomis proyek,

maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dilanjutkan.

(Kadariah, 2001).

7. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu kegiatan menganalisis kembali suatu

proyek, untuk melihat apakah yang akan terjadi pada proyek tersebut bila

suatu proyek terdapat suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar

perhitungan biaya maupun manfaat/penerimaan. Analisis sensitivitas

mencoba melihat realitas suatu proyek yang didasarkan pada kenyataan

bahwa proyeksi suatu rencana proyek sangat dipengaruhi unsur-unsur

ketidakpastian dan perubahan mengenai apa yang akan terjadi di masa yang

akan datang. Dalam bidang pertanian, proyek-proyek sensitif untuk

berubah yang diakibatkan oleh empat masalah utama yaitu :

1) Harga, terutama perubahan dalam harga hasil produksi yang disebabkan

oleh turunnya harga dipasaran.

2) Keterlambatan dalam pelaksanaan usahatani, dalam proyek-proyek

pertanian dapat terjadi keterlambatan pelaksanaan karena adanya

kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan teknis atau inovasi baru yang

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

27

diterapkan atau karena keterlambatan dalam pemesanan dan

penerimaan peralatan.

3) Kenaikan dalam biaya produksi ataupun peralatan yang digunakan,

diakibatkan oleh perhitungan-perhitungan yang terlalu rendah.

4) Perubahan volume produksi.

Perubahan-perubahan tersebut akan mempengaruhi komponen cashflow

(inflow atau outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi net benefit

dan mengubah kriteria investasi (Arifin, 2008).

Variabel harga jual dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan tetap

setiap tahunnya. Analisis finansial menggunakan harga produk dan biaya

pada tahun pertama analisis sebagai nilai tetap, walaupun dalam keadaan

nyata kedua variabel tersebut dapat berubah-ubah sejalan dengan

pertambahan waktu. Analisis kepekaan dilakukan untuk melihat sampai

berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat

mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu dari layak menjadi

tidak layak untuk dilaksanakan (Sofyan, 2004).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian ini. Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi

dan pembanding terhadap penelitian yang dilakukan dengan penelitian

sebelumnya untuk mempermudah dalam pengumpulan data dan metode

analisis data yang digunakan dalam pengolahan data.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

28

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada metode

analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif untuk menganalisis

kelayakan finansial dengan kriteria kelayakan investasi, yaitu Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Gross Benefit/Cost Ratio (Gross

B/C), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period, serta analisis

sensitivitas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian

Muhammad Fariando Marga (2016) menganalisis kelayakan finansial

usahatani pisang, sedangkan pada penelitian ini menganalisis kelayakan

finansial usahatani pepaya california, serta lokasi yang akan diteliti pada

penelitian ini berbeda dengan peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu

dilakukan di Kabupaten Pesawaran, sedangkan penelitian ini dilakukan di

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. Kajian penelitian-penelitian

terdahulu dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

29

Tabel 5. Kesimpulan dari tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan pada penelitian ini.

No Peneliti (Tahun) Judul Metode Analisis Hasil Penelitian

1 Dita Pratiwi, Ali

Ibrahim Hasyim, dan

Muhammad Irfan

Affandi (2016)

Analisis Finansial dan

Strategi Pengembangan

Nanas Madu di Kabupaten

Lampung Timur

1. Analisis finansial dengan

kriteria NPV, Net B/C,

IRR, dan payback period

dengan menggunakan

faktor compounding (CF)

dan discount factor (DF)

14%.

2. Analisis SWOT.

Budidaya nanas madu di Lampung Timur

adalah layak dan menguntungkan. Secara

finansial, pertanian layak dilakukan karena

nilai NPV dan B/C lebih besar dari 1, dan nilai

IRR lebih besar dari suku bunga. Strategi

prioritas untuk pertanian pengembangan nanas

madu adalah : (1) memanfaatkan lahan subur

dan luas untuk meningkatkan produksi

dominasi pasar (2) memanfaatkan fasilitas

produksi yang mudah didapat dan iklim yang

sesuai untuk meningkatkan produksi, (3)

menghasilkan barang berkualitas baik untuk

mendominasi pasar.

2 Irma Fitriani

Kusmayadi, Dedi

Herdiansah Sujaya,

dan Zulfikar

Noormasyah (2017)

Analisis Kelayakan Finansial

Usahatani Manggis (Garcinia

Mangostana L) (Studi Kasus

Pada Seorang Petani Manggis

Di Desa Cibanten Kecamatan

Cijulang Kabupaten

Pangandaran)

Analisis kelayakan finansial

yaitu dengan menggunakan

rumus NPV, IRR, Net B/C

dan Payback Period.

Hasil analisis menunjukkan:

Nilai NPV sebesar Rp. 10.383.611 berarti

responden memperoleh keuntungan pada

tingkat bunga 9% sebesar Rp. 10.383.611, Nilai

Net B/C sebesar 1,17 ini berarti setiap 1,00

modal yang ditanam pada usahatani manggis

akan memperoleh manfaat sebesar 1,17. Nilai

IRR yang diperoleh sebesar 11%, berarti

tingkat bunga bank maksimum yang mampu

dibayar oleh responden sebesar 11% pertahun

atau lebih besar dari tingkat bunga 9%, dilihat

dari nilai NPV, Net B/C dan IRR maka

usahatani manggis di Desa Cibanten

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

30

Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran

layak diusahakan. Payback Period yang

diperoleh pada usahatani manggis yang

diusahakan responden di Desa Cibanten

Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran

dicapai pada 13 tahun 1 bulan.

3 Harwan Sutomo, I

Ketut Sukanata, dan

Kadinda Retno

Martani (2015)

Perilaku Konsumen Terhadap

Pembelian Pepaya California

1. Analisis deskriptif.

2. Analisis komponen utama

(principal component

analysis / PCA).

Karakteristik dominan dari konsumen yang

membeli pepaya california di Pasar Harjamukti

sebagian besar adalah perempuan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian pepaya california adalah Faktor

lingkungan (budaya, kelas sosial, dan pengaruh

keluarga); Faktor perbedaan individu

(sumberdaya konsumen, motivasi, dan

pengetahuan); Faktor pengaruh psikologi

(pengelolaan informasi dan pembelajaran);

serta Faktor atribut pepaya dan atribut pasar

(harga, gizi, kualitas, lokasi, dan kemudahan

memperoleh). Proses keputusan pembelian

pepaya oleh konsumen yaitu melalui

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

proses pembelian, dan evaluasi.

4 Muhammad Azmi,

Wan Abbas Zakaria,

dan Ktut Muniarti

(2016)

Analisis Kelayakan Finansial

Dan Strategi Pengembangan

Usahatani Salak Pondoh di

Desa Wonoharjo Kecamatan

Sumberejo Kabupaten

Tanggamus

1. Analisis finansial (Gross

B/C, Net B/C, NPV, IRR,

dan PP) dan Analisis

sensitivitas dengan

menggunakan discount

factor (DF) dan compound

factor (CF) 12%.

Usahatani salak pondoh di Desa Wonoharjo

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus

secara finansial layak dan menguntungkan

untuk diteruskan. Usahatani salak pondoh

sensitif terhadap penurunan produksi,

penurunan harga, dan kenaikan biaya.

Strategi pengembangan usahatani salak pondoh

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

31

2. Analisis SWOT. yaitu : (a) memanfaatkan lahan yang subur

untuk meningkatkan produksi sehingga mampu

menguasai pasar, (b) memanfaatkan sarana

produksi yang mudah didapat, dan (c)

meningkatkan kualitas produksi salak pondoh.

5 Bayu Purwanto,

Suryanto, dan Mugi

Rahardjo (2013)

Studi Kelayakan Budidaya

Pepaya California (IPB-9)

Kabupaten Boyolali

Analisis kelayakan finansial

(NPV, IRR, Net B/C) dan

analisis sensitivitas.

Hasil analisis menunjukkan secara tekhnis

dapat dilaksanakan karena kondisi iklim dan

lingkungan di daerah penelitian (desa

Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten

Boyolali) kondusif untuk pengembangan usaha

budidaya tanaman pepaya california. Secara

finansial budidaya tanaman papaya california

menguntungkan dengan tingkat NPV>0 yakni

10.905.000, tingkat B/C Ratio >1 yaitu sebesar

1,09 dan IRR diperoleh 19,78% lebih besar dari

tingkat bunga bank umum yaitu sebesar 15%.

6 Emijar Asrianti (2013) Strategi Pengembangan

Usaha Pepaya California

Pada Mitra Alam, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat

Analisis SWOT dan QSPM. Alternatif strategi yang dapat dijalankan Mitra

Alam berdasarkan hasil analisis matriks IE

menempatkan Mitra Alam pada daerah II

kategori tumbuh dan kembangkan. Strategi

yang sesuai dilaksanakan untuk perusahaan

yang berada pada posisi ini yaitu strategi

penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

pengembangan produk atau strategi integrasi.

Berdasarkan hasil analisis QSPM strategi yang

menjadi prioritas pertama untuk dilakukan oleh

perusahaan adalah melakukan pengembangan

usaha melalui peningkatan volume produksi.

strategi ini memperoleh nilai penjumlahan TAS

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

32

yang terbesar diantara alternatif strategi lain,

yaitu sebesar 13,4734. Strategi kedua yang

menjadi prioritas perusahaan adalah menjaga

kontinuitas produksi dengan nilai penjumlahan

TAS yang lebih kecil dari strategi prioritas

pertama, yaitu sebesar 11,5095.

7 Jufry Limbong (2012) Analisis Kelayakan Finansial

Usahatani Pepaya (Carica

Papaya L.) di Muang Dalam

Kelurahan Lempake

Kecamatan Samarinda Utara

Analisis finansial (NPV, Net

B/C, IRR).

Keuntungan yang diperoleh usahatani pepaya

di Muang Dalam Kelurahan Lempake

Kecamatan Samarinda Utara adalah Rp.

556.727.000,- dan untuk rata-ratanya adalah

sebesar Rp. 111.344.400,-. Kelayakan finansial

usahatani pepaya di Muang Dalam Kelurahan

Lempake Kecamatan Samarinda Utara

diketahui bahwa Net B/C rasio sebesar

1,571254584 > 1 maka usaha ini layak

diusahakan, NPV sebesar 106.730.652,1 > 1

maka usaha ini layak untuk diusahakan dan

IRR yang didapatkan 206,4578329 > 13,75%

suku bunga yang diberlakukan maka usaha ini

layak untuk diusahakan.

8 Ikhsanul Irawan (2016) Analisis Kelayakan Usahatani

Pepaya California di Lahan

Pasir Pantai Desa

Karangsewu Kecamatan

Galur Kabupaten Kulon

Progo

Analisis finansial (NPV, IRR,

Net B/C, PP).

Usahatani pepaya california di Lahan Pasir

Pantai Desa Karangsewu Kecamatan Galur

Kabupaten Kulon Progo layak untuk

diusahakan dengan nilai NPV Rp 31.749.295,

nilai Net B/C adalah 3,78, dan nilai IRR

sebesar 44,95%, nilai IRR lebih besar dari

bunga bank (4%). Payback period yang

diperoleh pada usahatani pepaya california

adalah 10 bulan 3 hari. Beberapa kriteria

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

33

investasi menunjukkan usahatani pepaya

california layak untuk diusahakan.

9 Muhammad Fariando

Marga (2016)

Analisis Kelayakan Finansial

Usahatani Pisang di

Kabupaten Pesawaran

Analisis pendapatan,

kelayakan usahatani dari

perhitungan NPV, IRR,

Gross B/C Ratio, Net B/C

Ratio, Payback Period, dan

Sensitivitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

(1) Usahatani pisang di Kabupaten Pesawaran

ditinjau dari aspek finansial pada tingkat suku

bunga 14% layak diusahakan dan

dikembangkan. (2) Usahatani pisang di

Kabupaten Pesawaran masih tetap layak

diusahakan dengan kenaikan biaya produksi

sebesar 8,38% dan penurunan harga jual

sebesar 7,14%. Akan tetapi, pada penurunan

hasil produksi sebesar 30% nilai Payback

Period dari usahatani pisang lebih besar dari

nilai ekonomis usahatani pisang. Hal ini

menjadikan usahatani pisang tidak layak.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

34

C. Kerangka Pemikiran

Buah-buahan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru pertanian yang

berperan menunjang perekonomian masyarakat. Salah satu jenis buah-buahan

yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat adalah pepaya. Buah pepaya

memiliki prospek pengembangan yang cukup baik. Saat ini, salah satu jenis

pepaya yang sedang diminati konsumen dan permintaannya tinggi yaitu

pepaya california. Banyaknya permintaan pasar terhadap pepaya california

menjadi daya tarik bagi para petani untuk melakukan kegiatan usahatani

pepaya california. Tanaman pepaya california merupakan salah satu

komoditas pertanian daerah tropis yang memiliki peluang besar untuk

dikembangkan sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup

menjanjikan. Tanaman pepaya california memiliki nilai ekonomi yang tinggi

serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan.

Pepaya california memiliki ukuran yang relatif kecil, daging buahnya yang

merah dan rasanya yang manis, serta dapat dipanen lebih cepat dibandingkan

pepaya varietas lain menjadikan buah ini memiliki keunggulan tersendiri.

Pohon pepaya California sudah bisa dipanen setelah berumur 7-9 bulan dan

pohonnya dapat berbuah hingga umur tiga sampai empat tahun. Berdasarkan

sisi harga, pepaya california juga memiliki harga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pepaya lainnya, sehingga keuntungan dalam

mengembangkan usahatani pepaya california lebih besar dari pepaya lokal

biasa, hal tersebut dapat meningkatkan keinginan petani untuk mengusahakan

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

35

pepaya california, agar keuntungan yang diperoleh dapat semakin meningkat

(Muktiani, 2011).

Usahatani pepaya california merupakan suatu kegiatan menanam dan

mengelola tanaman pepaya california dengan mengkombinasikan berbagai

faktor-faktor produksi untuk menghasilkan produksi (output) dari kegiatan

budidaya. Petani pepaya california membutuhkan sejumlah biaya yang dapat

menunjang kegiatan usahatani pepaya california yaitu berupa biaya investasi

dan biaya operasional, dari kegiatan budidaya pepaya california, petani akan

menghasilkan output berupa buah pepaya california yang dapat dijual dan

dikonsumsi langsung.

Hasil produksi pepaya califronia yang didapatkan petani akan dijual dengan

tingkat harga tertentu, dari hasil penjualan tersebut petani akan memperoleh

imbalan berupa uang. Uang yang diterima petani disebut penerimaan atau

pendapatan kotor. Penerimaan atau pendapatan kotor tersebut bila dikurangi

dengan biaya-biaya produksi dari penggunaan faktor-faktor produksi pada

kegiatan usahatani disebut dengan pendapatan bersih. Setiap usahatani yang

dijalankan, semua petani berharap memperoleh pendapatan serta keuntungan.

Usahatani pepaya california perlu dilakukan suatu analisis proyek untuk

mengetahui apakah usahatani pepaya california yang dijalankan

menguntungkan atau tidak. Analisis proyek dilakukan dengan menggunakan

perhitungan yang diukur dari besarnya penerimaan dan biaya dari usahatani

pepaya california. Perhitungan yang dipergunakan adalah analisis finansial,

dari analisis tersebut akan diketahui apakah usahatani pepaya california di

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

36

Kecamatan Sumberejo mampu mengembalikan investasi yang telah

dikeluarkan dan dengan analisis tersebut juga diukur apakah usahatani pepaya

california dapat berkembang dan memberikan keuntungan bagi petani.

Kriteria kelayakan finansial yang digunakan adalah Net Present Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C), Gross

Benefit/Cost Ratio (Gross B/C), Payback Period, dan analisis sensitivitas.

Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui apakah usahatani tersebut

masih layak dilakukan bila terjadi perubahan-perubahan harga output, tingkat

produksi, kenaikan biaya dan tingkat suku bunga. Hasil analisis sensitivitas

akan diinterpretasikan dan dibahas secara mendalam untuk memberikan

gambaran menyeluruh mengenai kelayakan usahatani pepaya california. Alur

kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

37

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis kelayakan finansial usahatani Pepaya

California di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Usahatani Pepaya California

Input :

1. Luas lahan

2. Bibit

3. Pupuk

4. Pestisida

5. Alat-alat pertanian

6. Tenaga kerja

Proses Produksi:

Budidaya Pepaya

California

Output:

Buah Pepaya California

Biaya Produksi Penerimaan Usahatani

Harga

Input

put

Harga

Output

Layak Tidak Layak

Kelayakan Usahatani

Analisis Finansial:

IRR, NPV, PP,

Gross B/C, Net B/C

Analisis Sensitivitas

Lanjut

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

38

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yakni

informasi dikumpulkan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh

populasi. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian

yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu gejala dalam

populasi besar atau kecil dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar

pertanyaan sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data.

Sebelum melakukan penelitian, perlu diketahui beberapa hal diantaranya

yaitu: konsep dasar dan definisi operasional, batasan operasional variabel

penelitian, lokasi dan waktu pengumpulan data penelitian, jenis data,

penentuan sampel dan jumlah sampel penelitian, serta metode yang digunakan

untuk menganalisis data.

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan

pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan

operasional dalam penelitian ini adalah :

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

39

Petani pepaya california adalah sekelompok orang atau individu yang

melakukan usahatani pepaya california guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Usahatani pepaya california adalah suatu kegiatan menanam dan mengelola

tanaman pepaya california dengan mengkombinasikan berbagai faktor

sumberdaya alam, tenaga kerja, dan modal sesuai dengan kondisi lingkungan

untuk menghasilkan produksi dan memperoleh keuntungan maksimal.

Analisis finansial adalah analisis yang didasarkan atas perbandingan atau rasio

manfaat (benefit) yang akan diperoleh dan biaya (cost) yang akan dikeluarkan

untuk melihat layak atau tidaknya usaha tersebut dilaksanakan.

Produksi pepaya california adalah jumlah output atau hasil panen pepaya

california dari luas lahan petani dalam satu musim tanam (satu kali proses

produksi) yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Proses produksi adalah proses interaksi antara berbagai faktor produksi untuk

menghasilkan buah pepaya california dalam jumlah tertentu.

Periode produksi adalah masa produksi tanaman pepaya california dari mulai

penyemaian hingga panen, yaitu selama 7-8 bulan.

Luas lahan adalah areal/tempat yang digunakan untuk melakukan usahatani

pepaya california di atas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan hektar

(ha).

Produktivitas merupakan hasil produksi pepaya california per hektar, diukur

dalam satuan ton per hektar (ton/ha).

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

40

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja, baik dari dalam maupun

luar keluarga, baik pria maupun wanita yang digunakan dalam usahatani

pepaya california yang diukur dengan satuan Hari Orang Kerja (HOK). HOK

dihitung dengan cara jam kerja aktual dibagi jam kerja efektif (8 jam) dikali

dengan banyaknya tenaga kerja (orang) yang bekerja.

Jumlah bibit adalah banyaknya bibit yang digunakan petani pepaya california

pada proses produksi dalam satu musim tanam, diukur dalam satuan batang.

Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk organik atau kimia yang digunakan

oleh petani pepaya california pada proses produksi dalam satu kali musim

tanam, yang diukur dalam satuan liter (L) bila berbentuk cair dan kilogram

(kg) bila berbentuk padat/butiran.

Jumlah pestisida adalah banyaknya bahan kimia yang digunakan untuk

memberantas gulma serta hama dan penyakit tanaman pepaya california dalam

satu kali musim tanam, yang diukur dalam satuan liter (L) bila berbentuk cair

dan kilogram (kg) bila berbentuk padat/butiran.

Harga input adalah harga input faktor-faktor produksi, seperti sarana produksi

(pupuk dan pestisida) dan peralatan pertanian (cangkul, sabit, dll) yang harus

dibayar oleh petani pepaya california. Harga input dianggap sama dengan

harga input pada musim tanam terakhir (Rp).

Umur ekonomis tanaman pepaya california adalah jumlah tahun tanaman

pepaya california selama digunakan sampai tanaman pepaya california

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

41

tersebut tidak menghasilkan keuntungan atau tidak dapat digunakan lagi,

diukur dalam satuan tahun.

Umur ekonomis alat adalah jumlah tahun alat selama digunakan, sejak tahun

pembelian sampai alat tersebut tidak dapat digunakan lagi, diukur dalam

satuan tahun.

Biaya (cost) adalah jumlah seluruh nilai korbanan yang dikeluarkan untuk

usahatani pepaya california selama satu tahun dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan investasi awal

pada usahatani pepaya california sebelum usahatani tersebut dijalankan dan

diharapkan dapat menghasilkan manfaat (benefit) beberapa tahun kemudian

yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

usahatani pepaya california yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya operasional usahatani pepaya california dihitung selama proses tanam

dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

usahatani pepaya california yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar

kecilnya hasil produksi pepaya california dan dapat digunakan lebih dari satu

kali proses produksi. Contohnya: biaya penyusutan (peralatan), pajak lahan,

biaya sewa lahan, dll. Biaya tetap diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

42

Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam

kegiatan usahatani pepaya california yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

besar kecilnya hasil produksi dan habis dalam satu kali proses produksi.

Contohnya: biaya bibit, pupuk, tenaga kerja, dan pestisida. Biaya tidak tetap

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Total biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variabel cost) yang dikeluarkan pada saat produksi untuk

satu kali musim tanam. Total biaya diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga produksi adalah harga jual pepaya california yang diterima petani

dalam satu kali musim tanam dan diukur dalam satuan rupiah per kilogram

(Rp/kg).

Penerimaan usahatani pepaya california adalah uang yang diterima petani dari

jumlah produksi pepaya california yang dihasilkan untuk satu kali musim

tanam dikalikan dengan harga pepaya california, yang diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Pendapatan adalah balas jasa yang diterima petani pepaya california dari

pekerjaan dan pengelolaan usahataninya, dihitung dengan mengurangi

penerimaan usahatani pepaya california dengan biaya-biaya yang dikeluarkan

dalam satu kali musim tanam. Pendapatan usahatani pepaya california diukur

dalam satuan rupiah per tahun (Rp/thn).

Tingkat suku bunga atau discount factor adalah suatu bilangan yang lebih

kecil dari satu, yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai uang dimasa lalu

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

43

agar didapatkan nilainya pada saat ini, diukur dalam satuan persen (%).

Tingkat suku bunga yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan ketentuan

BRI yang terbaru dan sesuai dengan kriteria pinjaman maupun deposito objek

penelitian.

Net Present Value (NPV) atau nilai tunai bersih, merupakan suatu analisis

yang digunakan untuk menghitung selisih antara present value dari

penerimaan dengan present value dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan,

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu analisis yang digunakan untuk

mengetahui suatu tingkat bunga yang menunjukkan nilai bersih sekarang

(NPV) sama dengan jumlah seluruh investasi proyek atau dengan kata lain

tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol, diukur dalam satuan

persen (%).

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara present

value total dari net benefit bersih yang telah di discount positif dengan present

value dari net benefit bersih yang telah di discount negatif, diukur dalam

satuan persen (%).

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) merupakan perbandingan antara

penerimaan manfaat dari suatu investasi (gross benefit) dengan biaya yang

telah dikeluarkan (gross cost), diukur dalam satuan persen (%).

Payback Period (PP) atau disebut juga periode kembali investasi, merupakan

suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

44

diperlukan untuk mengembalikan modal investasi proyek dan diukur dalam

satuan tahun.

Analisis sensitivitas merupakan suatu perhitungan yang bertujuan untuk

melihat kepekaan suatu proyek terhadap suatu perubahan atau kesalahan

dalam perhitungan manfaat dan biaya, seperti peningkatan biaya berdasarkan

pada tingkat inflasi yang terjadi dan peningkatan harga bahan baku, serta

penurunan harga jual hasil produksi berdasarkan keadaan lapang.

C. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Suku bunga dalam penelitian ini yang digunakan untuk perhitungan

analisis kelayakan finansial usahatani pepaya california adalah suku bunga

pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ritel BRI di Kabupaten Tanggamus

sebesar 7 persen per tahun.

2. Umur ekonomis usahatani pepaya california dalam penelitian ini adalah 3

tahun berdasarkan umur produktif tanaman pepaya california.

3. Skenario sensitivitas kenaikan biaya produksi 3,78 persen didasarkan atas

nilai rata-rata inflasi Bank Indonesia (BI) pada tahun 2017.

4. Skenario sensitivitas penurunan harga jual pepaya california 10 persen

didasarkan atas kondisi aktual yang pernah terjadi di lapangan diperoleh

melalui wawancara dengan petani pepaya california.

5. Skenario sensitivitas penurunan jumlah produksi pepaya california 7,82

persen didasarkan atas kondisi aktual di lapangan yang pernah dialami

oleh petani pepaya california.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

45

D. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian mengenai analisis kelayakan finansial usahatani pepaya

california dilaksanakan di Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa Kecamatan Sumberejo merupakan salah satu daerah

pengembangan pepaya yang memiliki luas panen dan produksi pepaya

tertinggi di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016 (Dinas Tanaman Pangan

dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus, 2017).

Lokasi penelitian berada di Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan.

Pemilihan lokasi penelitian ini juga dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan bahwa di Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan

memiliki produksi pepaya california tertinggi di Kecamatan Sumberejo yaitu

sebesar 3.047 ton dan 2.220 ton pada tahun 2016 (Balai Penyuluhan Pertanian

Kecamatan Sumberejo, 2017).

Responden dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan data

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Artinya setiap subjek yang

diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan

pertimbangan tertentu. Kriteria responden yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu petani pepaya california yang memiliki lahan pepaya california yang

telah atau sedang berproduksi dan sudah memiliki pengalaman usahatani

pepaya california lebih dari tiga tahun.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

46

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pra survei untuk

melihat keadaan umum calon responden. Populasi petani pepaya california di

Desa Dadapan berjumlah 86 petani, sedangkan di Desa Simpang Kanan

berjumlah 58 petani. Jumlah populasi petani pepaya california yang ada pada

dua desa berjumlah 144 petani. Menurut Arikunto (2010), jika populasi

sampel yang akan diteliti kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya,

jika populasi sampel lebih dari 100 orang, dapat diambil 10-15% atau 20-25%.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka jumlah sampel petani pepaya

california yang ada di dua desa tersebut yaitu:

Jumlah sampel = jumlah populasi x 25%

= 144 x 25%

= 36 petani

Kemudian dari jumlah sampel yang didapat, ditentukan alokasi proporsi

sampel tiap desa dengan rumus :

na =

nab

Dimana :

na = Jumlah sampel desa A (Dadapan 86 responden dan Simpang Kanan 58

responden)

nab = Jumlah sampel keseluruhan

Na = Jumlah populasi desa A

Nab = Jumlah populasi keseluruhan

Jumlah sampel di Desa Dadapan diperoleh:

na Dadapan =

× 36

= 22 orang

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

47

Jumlah sampel di Desa Simpang Kanan:

na Simpang Kanan =

× 36

= 14 orang

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh jumlah petani yang akan

menjadi sampel di Desa Dadapan sebanyak 22 orang dan di Desa Simpang

Kanan berjumlah 14 orang. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada

bulan Mei –Juni 2018.

E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dan pengamatan

langsung di lapang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara

langsung kepada petani pepaya california dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data

sekunder diperoleh dari berbagai lembaga dan instansi-instansi pemerintah

yang terkait, publikasi, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan

penelitian.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan pertama

dan kedua, yaitu untuk menganalisis tingkat keuntungan dan kelayakan secara

finansial usahatani pepaya california, dengan kriteria kelayakan investasi,

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

48

yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Gross

Benefit/Cost Ratio (Gross B/C), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C), dan

Payback Period. Untuk menjawab tujuan kedua digunakan analisis

sensitivitas. Metode pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode tabulasi dan komputerisasi (Microsoft Excel).

1. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis Kelayakan Finansial digunakan untuk menjawab tujuan penelitian

yang pertama yaitu menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya

california dengan menggunakan alat ukur atau kriteria investasi sebagai

berikut, yaitu NPV, IRR, Gross B/C, Net B/C, dan PP. Kriteria investasi

akan diuraikan sebagai berikut (Kadariah, 2001) :

a. Net Present Value (NPV)

NPV dapat dikatakan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang

ditimbulkan oleh investasi. NPV merupakan metode yang menghitung

selisih antara penerimaan dengan total pengeluaran selama umur proyek

pada tingkat diskonto tertentu. Rumus yang digunakan adalah:

( )

Keterangan :

NPV = Net Present Value

Bt = Benefit (penerimaan)

Ct = Cost (biaya)

i = Tingkat bunga bank yang berlaku = 7%

t = Tahun (waktu ekonomis)

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

49

Penelitian ini menggunakan tingkat suku bunga sebesar 7 persen

berdasarkan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) Retail

Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang berlaku pada saat ini, sedangkan

untuk umur ekonomis yang digunakan pada penelitian ini ialah selama

3 tahun atau setara dengan umur produktif tanaman pepaya california.

Berikut adalah penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV (Net

Present Value):

1) NPV > 0, artinya secara finansial usahatani pepaya california layak

untuk diusahakan, karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari

biaya yang dikeluarkan.

2) NPV < 0, artinya secara finansial usahatani pepaya california tidak

layak untuk diusahakan, karena manfaat yang diperoleh lebih kecil

dari biaya yang dikeluarkan.

3) NPV = 0, artinya secara finansial usahatani pepaya california

dalam keadaan impas (Break Event Point), karena manfaat yang

diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat bunga yang

menunjukkan nilai bersih sekarang (NPV) sama dengan jumlah seluruh

investasi proyek atau dengan kata lain tingkat bunga yang menghasilkan

NPV sama dengan nol. IRR dapat dihitung dengan rumus menurut

Kadariah (2001) sebagai berikut :

[

] ( )

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

50

Keterangan :

NPV1 = Net Present Value positif

NPV2 = Net Present Value negatif

i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

i2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

Kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:

1) Bila nilai IRR > tingkat suku bunga, maka usahatani pepaya

california dinyatakan layak.

2) Bila nilai IRR < tingkat suku bunga, maka usahatani pepaya

california dinyatakan tidak layak.

3) Bila nilai IRR = tingkat suku bunga, maka usahatani pepaya

california dalam keadaan impas (Break Event Point).

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan perbandingan antara present value dari net benefit

yang telah di discount positif dengan present value dari net benefit yang

telah di discount negatif, dapat dirumuskan sebagai berikut :

( )

∑ ( )

Keterangan :

Net B/C = Net Benefit Cost Ratio

Bt = Benefit atau penerimaan bersih tahun (t = 1,2,3,.....n)

Ct = Cost atau biaya pada tahun t

I = Tingkat bunga

t = Tahun (waktu ekonomis)

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

51

Kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:

1) Jika Net B/C > 1, maka usahatani pepaya california dinyatakan

layak.

2) Jika Net B/C < 1, maka usahatani pepaya california dinyatakan tidak

layak.

3) Jika Net B/C = 1, maka usahatani pepaya california dalam keadaan

impas (Break Event Point).

d. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya

yang telah dikeluarkan. Perhitungan Gross B/C pembilang merupakan

jumlah present value benefit dan penyebut adalah jumlah present value

cost. Rumus Gross B/C adalah sebagai berikut :

∑ (

( )

)

∑ (

( ) )

Keterangan :

Gross B/C = Gross Benefit Cost Ratio

Bt = Benefit atau pendapatan tahun (t = 1,2,3,.....n)

Ct = Cost atau biaya pada tahun t

I = Tingkat bunga

t = Tahun (waktu ekonomis)

Kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:

1) Jika Gross B/C > 1, maka usahatani pepaya california dinyatakan

layak.

2) Jika Gross B/C < 1, maka usahatani pepaya california dinyatakan

tidak layak.

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

52

3) Jika Gross B/C = 1, maka usahatani pepaya california dalam keadaan

impas (Break Event Point).

e. Masa Pengembalian Investasi (Payback Period)

Payback Period (PP) merupakan penilaian kelayakan investasi suatu

proyek dengan mengukur jangka waktu pengembalian biaya investasi

maupun net benefit negatif, melalui pendapatan bersih yang diperoleh.

Secara matematis, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

PP = Tahun pengembalian investasi

Io = Investasi awal

Ab = Manfaat bersih (benefit) yang diperoleh dari setiap periode

Kriteria kelayakannya :

1) Jika masa pengembalian lebih pendek dari umur ekonomis usaha,

maka usahatani pepaya california layak untuk dikembangkan.

2) Jika masa pengembalian lebih lama dari umur ekonomis usaha, maka

usahatani pepaya california tidak layak untuk dikembangkan.

2. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk menjawab tujuan kedua yaitu

menganalisis sensitivitas kelayakan usahatani pepaya california, jika

terdapat suatu kesalahan atau perubahan dalam perhitungan biaya atau

benefit. Hal ini perlu dilakukan karena analisa proyek biasanya didasarkan

pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian dan perubahan

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

53

yang akan terjadi di masa mendatang, seperti naik turunnya biaya input dan

output, volume produksi, dan keterlambatan dimulainya proyek terhadap

kelayakan (Djamin, 1992).

Menurut Gittinger (1993), menyatakan bahwa dalam bidang pertanian,

proyek sensitif untuk berubah yang diakibatkan oleh empat masalah utama,

yaitu:

a) Harga, terutama perubahan dalam harga hasil produksi yang disebabkan

oleh turunnya harga di pasaran.

b) Keterlambatan pelaksanaan proyek. Dalam proyek pertanian dapat

terjadi keterlambatan pelaksanaan karena ada kesulitan-kesulitan secara

teknis atau inovasi baru yang diterapkan, atau karena keterlambatan

dalam pemesanan dan penerimaan peralatan.

c) Kenaikan biaya, baik dalam biaya konstruksi maupun biaya operasional

yang diakibatkan oleh perhitungan-perhitungan yang terlalu rendah.

d) Kenaikan hasil, dalam hal ini kesalahan perhitungan hasil.

Pada penelitian ini, analisis sensitivitas dilakukan pada arus penerimaan

dan pengeluaran. Perubahan-perubahan yang akan dikaji pada analisis

sensitivitas diasumsikan adanya kenaikan biaya produksi yang diperoleh

dari nilai rata-rata tingkat inflasi yang terjadi di daerah setempat, penurunan

harga jual didapatkan dari tingkat fluktuasi harga pepaya california di

daerah penelitian berdasarkan hasil wawancara terhadap petani pepaya

california, dan penurunan produksi didasarkan atas kondisi aktual di

lapangan yang pernah dialami oleh petani pepaya california.

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

54

Menurut Gittinger (1993) laju kepekaan atau sensitivitas dapat dihitung

dengan rumus:

X

01 X-X x 100%

Laju Kepekaan =

Y

01 Y-Y x 100%

Keterangan:

X1 = NPV/IRR/Net B/C/Gross B/C/PP setelah perubahan

X0 = NPV/IRR/Net B/C/Gross B/C/PP sebelum perubahan

X = Rata-rata perubahan NPV/IRR/Net B/C/ Gross B/C/PP

Y1 = Biaya produksi/jumlah produksi/harga jual setelah perubahan

Y0 = Biaya produksi/jumlah produksi/harga jual sebelum perubahan

Y = Rata-rata perubahan biaya produksi/jumlah produksi/harga jual

Kriteria laju kepekaan:

1) Jika laju kepekaan >1, maka hasil kegiatan usahatani pepaya

california peka atau sensitif terhadap perubahan.

2) Jika laju kepekaan <1, maka hasil kegiatan usahatani pepaya

california tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

55

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang berada di

Provinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus diresmikan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997, tanggal 21 Maret 1997.

Kabupaten Tanggamus memiliki 20 kecamatan dan 302 desa/kelurahan.

Secara geografis, Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104°18’ -

105°12’ Bujur Timur dan antara 5°05’ - 5°56’ Lintang Selatan.

Kabupaten Tanggamus memiliki luas wilayah sebesar 4.654,96 Km², yang

terdiri dari luas wilayah daratan sebesar 2.855,46 Km2 dan luas wilayah

lautan sebesar 1.799,50 Km2 disekitar Teluk Semaka dengan panjang

pesisir 210 Km (Tanggamus Dalam Angka, BPS 2017).

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus yaitu sebagai

berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan

Kabupaten Lampung Tengah.

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

56

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan

Kabupaten Pesisir Barat.

d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu.

2. Keadaan Topografi dan Iklim

Kabupaten Tanggamus memiliki keadaan topografi wilayah yang

bervariasi antara dataran tinggi dan dataran rendah, yang sebagian

merupakan daerah berbukit sampai bergunung yakni sekitar 40% dari

seluruh wilayah dengan ketinggian 0 sampai dengan 2.115 meter dari

permukaan laut. Kabupaten Tanggamus memiliki dua sungai utama yang

melintasi daerah-daerah tersebut, kedua sungai itu adalah Way Sekampung

dan Way Semangka.

Kabupaten Tanggamus merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki

curah hujan rata-rata 161,7 mm/bulan dengan rata-rata jumlah hari hujan

15 hari per bulan. Kabupaten Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropical

pantai dan dataran pegunungan dengan temperatur udara yang sejuk yaitu

berselang antara 21,3ºC – 33,0ºC dan memiliki selang kelembaban relatif

antara 38% - 100%.

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus

sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Terdapat

beberapa sumber daya alam lain yang memiliki potensi untuk

dikembangkan antara lain: pertambangan emas, bahan galian seperti

granit dan batu pualam atau marmer. Selain itu, terdapat juga sumber

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

57

air panas dan panas bumi yang memungkinkan untuk dikembangkan

menjadi pembangkit energi listrik alternatif.

3. Keadaan Demogafi

Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016 memiliki jumlah penduduk

sebanyak 580.383 jiwa atau meningkat sebesar 1,13 persen dari tahun

2015. Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Tanggamus yaitu sebesar

302.474 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 277.909 jiwa, yang

berarti memiliki angka sex ratio penduduk sebesar 108,84.

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata tingkat kepadatan penduduk di

Kabupaten Tanggamus tahun 2016 mencapai 201 jiwa/km2. Kepadatan

penduduk di 20 kecamatan cukup beragam, kepadatan penduduk tertinggi

terletak di Kecamatan Gisting dengan kepadatan sebesar 1.195 jiwa/km2

dan terendah di Kecamatan Limau sebesar 73 jiwa/km2. Sebaran

penduduk Kabupaten Tanggamus berada pada kelompok umur yang

sangat beragam, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Sebaran penduduk Kabupaten Tanggamus menurut kelompok

umur, tahun 2016

Kelompok umur Jumlah penduduk (jiwa) Persentase (%)

0-14 164.766 28,40

15-64 387.440 66,75

>64 28.177 4,85

580.383 100

Sumber : Tanggamus dalam angka, BPS 2017 (diolah).

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada tahun 2016 jumlah penduduk

Kabupaten Tanggamus memiliki persentase yang besar pada kelompok

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

58

umur 15-64 tahun yaitu sebesar 66,75%. Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk Kabupaten Tanggamus berada pada umur produktif sehingga

dapat berkontribusi aktif dan penuh dalam pembangunan pertanian. Hal

tersebut didukung oleh kondisi letak geografis Kabupaten Tanggamus

yang memiliki topografi di pegunungan sehingga dapat menjalankan

usahatani seperti, sayuran, buah-buahan, dan perkebunan.

B. Gambaran Umum Kecamatan Sumberejo

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Sumberejo merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang ada

di Kabupaten Tanggamus. Kecamatan Sumberejo memiliki 13

Desa/Pekon yang meliputi: Desa Margoyoso, Dadapan, Simpang Kanan,

Margodadi, Agropeni, Sumber Mulyo, Wonoharjo, Tegal Binangun,

Sumberejo, Sidomulyo, Kebumen, Agromulyo, dan Sidorejo. Kecamatan

Sumberejo berpusat di Desa Sumberejo. Kecamatan Sumberejo

merupakan salah satu kecamatan yang memberikan kontribusi cukup

besar dalam produksi tanaman hortikultura di Kabupaten Tanggamus

(Sumberejo dalam Angka, 2017).

Batas-batas administratif Kecamatan Sumberejo yaitu sebagai berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Panggung.

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung.

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pulau Panggung.

d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gisting.

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

59

2. Keadaan Demografi

Penduduk di Kecamatan Sumberejo tersebar di 13 desa, jumlahnya

sangat fluktuatif namun merata pada tiap daerahnya. Persebaran

penduduk di Kecamatan Sumberejo menurut jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah penduduk Kecamatan Sumberejo menurut jenis

kelamin tahun 2016

No Desa Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

1 Margoyoso 2.676 2.554 5.230

2 Dadapan 2.140 2.021 4.161

3 Simpang Kanan 1.452 1.360 2.812

4 Margodadi 1.395 1.316 2.711

5 Argopeni 1.300 1.253 2.553

6 Sumbermulyo 892 885 1.777

7 Wonoharjo 963 871 1.834

8 Tegal Binangun 722 717 1.439

9 Sumberejo 1.101 1.061 2.162

10 Sidomulyo 1.178 1.112 2.290

11 Kebumen 940 853 1.793

12 Agromulyo 1.005 910 1.915

13 Sidorejo 1.147 1.139 2.286

Jumlah 16.911 16.052 32.963

Sumber: Sumberejo dalam angka, BPS 2017.

Tabel 7 menunjukkan bahwa Kecamatan Sumberejo memiliki proporsi

penduduk laki-laki yang lebih banyak daripada penduduk perempuan.

Kecamatan Sumberejo memiliki jumlah penduduk total pada tahun

2016 sebanyak 32.963 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki

sebanyak 16.911 jiwa atau sebesar 51,3 persen dan penduduk

perempuan sebanyak 16.052 jiwa atau sebesar 48,7 persen.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

60

Penyebaran penduduk di Kecamatan Sumberejo memiliki persebaran

yang merata dan beragam pada setiap desa. Desa Dadapan memiliki

jumlah penduduk terbesar kedua yaitu sebanyak 4.161 jiwa atau

sebesar 12,6 persen, sedangkan Desa Simpang Kanan memiliki jumlah

penduduk sebanyak 2.812 jiwa atau sebesar 8,5 persen.

3. Keadaan Umum Pertanian

Sebagian besar wilayah Kecamatan Sumberejo merupakan dataran

tinggi. Penggunaan lahan pada sektor pertanian di Kecamatan

Sumberejo meliputi persawahan, tegalan, perkebunan, ladang,

pekarangan, kolam, pemukiman, dan lain-lain.

Sebagian besar penduduk Kecamatan Sumberejo bekerja pada sektor

pertanian, karena sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

dianggap menguntungkan bagi sebagaian besar masyarakat.

Kecamatan Sumberejo memiliki lahan pertanian yang cukup luas.

Luas lahan berperan sangat penting untuk petani dalam melakukan

kegiatan usahataninya. Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan

Sumberejo disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran penggunaan lahan di Kecamatan Sumberejo 2016

No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Persawahan/Rice Field 820 14,44

2 Ladang/Tegalan 796 14,02

3 Pekarangan/Lawn 596 10,50

4 Perkebunan Rakyat/Plantation 1.418 24,98

5 Kolam 28 0,49

6 Lainnya 2.019 35,56

Jumlah 5.677 100

Sumber: Sumberejo dalam angka, BPS 2017.

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

61

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagaian besar lahan yang ada di

Kecamatan Sumberejo digunakan untuk sektor pertanian. Luas lahan

yang terbesar adalah pada areal perkebunan yaitu sebesar 1.418 ha

atau sekitar 24,98%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat di Kecamatan Sumberejo bermata pencaharian di sektor

pertanian.

Luas lahan yang diusahakan pada sektor pertanian di Kecamatan

Sumberejo terdiri atas beberapa jenis lahan diantaranya yaitu lahan

basah dan lahan kering. Lahan basah dapat berupa kolam dan sawah,

sedangkan lahan kering berupa kebun, tegalan, dll. Persebaran lahan

basah dan lahan kering dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Luas lahan basah dan lahan kering menurut desa di

Kecamatan Sumberejo tahun 2016

No Pekon/Desa Lahan basah (Ha) Lahan kering (Ha) 1 Margoyoso 67 73 2 Dadapan 145 605 3 Simpang Kanan 53 198 4 Margodadi 105 12 5 Argopeni 115 10 6 Sumbermulyo 32 40 7 Wonoharjo 45 370 8 Tegal Binangun 37 138 9 Sumberejo 150 5

10 Sidomulyo 175 185 11 Kebumen 20 158 12 Agromulyo 70 70 13 Sidorejo 55 103

Jumlah 1.069 1.967 Rata-rata 82,23 151,31

Sumber: Sumberejo dalam angka, BPS 2017.

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah lahan di setiap desa, baik lahan

basah maupun lahan kering memiliki nilai yang beragam. Penggunaan

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

62

lahan pertanian di Kecamatan Sumberejo sebagian besar dilakukan

pada lahan kering seperti lahan perkebunan, ladang, tegalan dan kebun

rakyat dengan jumlah rata-rata pada setiap desa sebesar 151,30 ha,

sedangkan jumlah rata-rata penggunaan lahan basah lebih rendah yaitu

sebesar 82,23 ha.

C. Gambaran Umum Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan

1. Keadaan Geografis

Penelitian ini dilakukan di dua desa di Kecamatan Sumberejo, yaitu Desa

Dadapan dan Desa Simpang Kanan. Desa Dadapan memiliki luas wilayah

sekitar 340 ha, yang terdiri atas 3 dusun yaitu Dusun Dadapan, Simpang

Rowo, dan Gunung Sari. Desa Simpang Kanan memiliki luas wilayah

sebesar 400 ha, yang terdiri atas 3 dusun yaitu Dusun Simpang Kanan,

Margo Mulyo, dan Simpang Rejo. Desa Dadapan dan Desa Simpang

Kanan berdekatan dengan pasar Gisting dan pasar Dadapan, sehingga

dapat mempermudah perputaran roda perekonomian masyarakat.

2. Keadaan Iklim

Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan memiliki kondisi agroklimat

yang mendukung karena berada pada kaki Gunung Tanggamus yang

beriklim sejuk sehingga sangat cocok dan memiliki potensi untuk

melakukan kegiatan usahatani. Desa Dadapan berada pada ketinggian

sekitar 500 dpl, sedangkan Desa Simpang Kanan berada pada ketinggian

sekitar 520 dpl dengan kondisi tanah yang subur serta tekstur tanah

lempung berpasir. Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan memiliki

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

63

suhu rata-rata harian 25º C dengan musim hujan lebih banyak dari musim

kering dengan curah hujan kurang lebih sekitar 1.200 mm per tahun.

3. Keadaan Demografi

Penduduk Desa Dadapan berdasarkan pencatatan oleh aparat desa hingga

tahun 2017 tercatat terdapat 1.303 KK dengan jumlah penduduk sebanyak

4.258 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 2.166 jiwa dan

penduduk perempuan sebanyak 2.092 jiwa. Penduduk Desa Simpang

Kanan memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dibandingkan Desa

Dadapan, jumlah penduduk di Desa Simpang Kanan berjumlah 2.904 jiwa

dengan 826 KK, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 1.508 jiwa

dan penduduk perempuan sebanyak 1396 jiwa. Penduduk Desa Dadapan

dan Desa Simpang Kanan sebagian besar bersuku jawa.

4. Keadaan Umum Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memegang

peran penting sebagai penyumbang pendapatan bagi masyarakat yang ada

di Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan. Masyarakat Desa Dadapan

dan Desa Simpang Kanan merupakan masyarakat yang mayoritas

penduduknya adalah petani. Masyarakat memanfaatkan lahan yang ada

untuk ditanami dengan berbagai macam tanaman sebagai mata

pencaharian mereka. Komoditas tanaman yang ditanam beragam mulai

dari tanaman perkebunan, padi, sayuran hingga buah-buahan.

Wilayah Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan merupakan wilayah

dataran dan pegunungan dengan agroekosistem yang cocok untuk

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

64

dijadikan wilayah pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Dadapan

dan Desa Simpang Kanan memiliki potensi di bidang pertanian. Desa

Dadapan dan Desa Simpang Kanan sebagian besar lahannya didominasi

oleh lahan kering seperti perkebunan, ladang, dan tegalan yang banyak

dimanfaatkan penduduk untuk melakukan kegiatan usahatani tanaman

hortikultura salah satunya yaitu tanaman buah-buahan.

Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan dipilih sebagai lokasi penelitian

dikarenakan di kedua desa tersebut banyak petani yang melakukan

usahatani pepaya california. Beberapa lahan kering yang dimiliki oleh

petani di Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan pun ada yang tersebar

di beberapa desa tetangga seperti Desa Wonoharjo dan Desa Agropeni,

oleh sebab itu petani banyak yang memiliki lahan yang tersebar tidak

hanya pada lahan yang ada di desa namun beberapa petani juga memiliki

lahan di desa lain.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana sangat dibutuhkan dalam pertanian sebagai

pendukung usahatani baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sarana yang dimiliki oleh Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan seperti

kebanyakan desa pada umumnya. Sarana yang ada diantaranya adalah

sarana pendidikan, transportasi, pemerintahan, dan kesehatan. Secara

keseluruhan sarana yang dimiliki desa masih tergolong sederhana namun

tetap terjaga dan terawat. Keadaan sarana prasarana perekonomian di

Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

65

Tabel 10. Sarana dan prasarana Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan,

tahun 2017.

No Sarana/Prasarana Desa Dadapan

(jumlah)

Desa Simpang

Kanan (jumlah)

1. Prasarana Pemerintah:

Balai Pekon

Kantor Pekon

1

1

1

1

2. Lembaga Pendidikan:

PAUD

TK

SD

SMP

SMA

2

-

3

1

-

1

-

3

-

1

3. Kesehatan:

Posyandu

Puskesmas

Rumah bidan

4

1

1

3

-

-

4. Transportasi:

Panjang Jalan Aspal

Jalan Tanah

Jembatan

6,5 Km

17 Km

6

2,6 Km

7 Km

4

Sumber: Monografi Desa Dadapan dan Desa Simpang Kanan, 2017

(tidak dipublikasikan).

Tabel 10 menunjukkan bahwa beberapa sarana belum dimiliki oleh Desa

Dadapan dan Desa Simpang Kanan. Keadaan sarana transportasi di Desa

Dadapan dan Desa Simpang Kanan sudah cukup memadai, seperti adanya

jalan aspal dan jembatan yang dapat memudahkan kegiatan pertanian

dalam pengangkutan dan pemasaran hasil usahatani, serta dapat

mempermudah penduduk yang ada di kedua desa tersebut untuk keluar

wilayah mencari tambahan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan

hidupnya. Sarana yang dibutuhkan petani untuk kegiatan pertanian seperti

Koperasi atau lembaga lain yang dapat menyalurkan kredit kepada petani

belum dapat ditemukan di kedua desa tersebut. Salah satu sarana yang ada

yaitu kios pertanian yang ada di pusat desa yang menjual berbagai

kebutuhan sarana produksi pertanian.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

101

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Usahatani pepaya california di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus secara finansial layak dan menguntungkan untuk diusahakan

dan dikembangkan pada tingkat suku bunga sebesar 7 persen.

2. Usahatani pepaya california di Kecamatan Sumberejo Kabupaten

Tanggamus sensitif terhadap penurunan jumlah produksi sebesar 7,82

persen, penurunan harga jual sebesar 10 persen, dan peningkatan biaya

produksi sebesar 3,78 persen, namun usahatani pepaya california masih

tetap layak dan menguntungkan untuk dijalankan.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka disarankan sebagai berikut:

1. Petani diharapkan tetap mengembangkan usahatani pepaya california dan

tidak beralih ke usahatani lain karena usahatani pepaya california layak

dan menguntungkan untuk dijalankan.

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

102

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini terutama

mengenai analisis harga pokok dan resiko dalam usahatani pepaya

california.

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

DAFTAR PUSTAKA

Antara News. 2014. Lampung Produksi 22 Jenis Buah-Buahan 14 Juta Ton per

Tahun. https://www.antaranews.com/berita/457679/lampung-produksi-22-

jenis-buah-buahan-14-juta-ton-per-tahun. Diakses pada tanggal 16

November 2017.

Aliyudin, D, D. Rochdiani dan M.N. Yusuf. 2017. Analisis kelayakan finansial

usahatani pepaya california di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog

Kabupaten Ciamis. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. 4 (1) : 619-

623. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agroinfogaluh/article/view/1608/

1291. [18 Februari 2018].

Arifin, J. 2008. Perencanaan Bisnis. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian. Bina Aksara. Yogyakarta.

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.

Asrianti, E. 2013. Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California Pada Mitra

Alam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Bogor. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63074. [19 Februari

2018].

Azmi, M, W.A. Zakaria, dan K. Murniati. 2016. Analisis kelayakan finansial dan

strategi pengembangan usahatani salak pondoh di Desa Wonoharjo

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus. JIIA, 5 (1) : 15-21.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1670/1496. [18

Februari 2018].

Badan Ketahahan Pangan Provinsi Lampung. 2017. Konsumsi Buah Provinsi

Lampung Tahun. 2016. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung.

Lampung.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2017. Lampung Dalam Angka. Badan

Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. 2017. Tanggamus Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. Tanggamus.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

104

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. 2017. Sumberejo Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. Tanggamus.

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sumberejo. 2017. Data Produksi Pepaya

California di Kecamatan Sumberejo. Kecamatan Sumberejo. Kabupaten

Tanggamus.

Bank Rakyat Indonesia. 2018. Kredit Usaha Rakyat. http://kur.ekon.go.id/bank-

rakyat -indonesia. [4 Maret 2018].

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanggamus. 2017. Produksi

dan Luas Panen Pepaya per-Kecamatan. Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Tanggamus. Lampung.

Djamin. 1992. Perencanaan dan Analisa Proyek. LPEE UI. Jakarta.

Gittinger, JP. 1993. Analisa Ekonomi Proyek Pertanian, Cetakan Ketiga. PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba Empat. Jakarta.

Hernanto, F. 2005. Ilmu Usahatani. Penerbit swadaya. Jakarta.

Irawan, I. 2016. Analisis Kelayakan Usahatani Pepaya California di Lahan Pasir

Pantai Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3497. [16 Februari 2018].

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Universitas Indonesia.

Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.

Kusmayadi, I.F, D.H. Sujaya, Z. Noormasyah. 2017. Analisis kelayakan finansial

usahatani manggis (Garcinia Mangostana L) (studi kasus pada seorang

petani manggis di Desa Cibanten Kecamatan Cijulang Kabupaten

Pangandaran). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 4 (2) : 226-233.

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agroinfogaluh/article/view/720/62. [20

Februari 2018].

Marga, M.F. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pisang di Kabupaten

Pesawaran. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. http://digilib.

unila.ac.id/23483. [20 Februari 2018].

Muktiani. 2011. Bertanam Varietas Unggul Pepaya California. Pustaka Baru

Press. Yogyakarta.

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI …digilib.unila.ac.id/55157/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALIFORNIA DI KECAMATAN

105

Pratiwi, D, A.I. Hasyim, dan M.I. Affandi. 2016. Analisis finansial dan strategi

pengembangan nanas madu di Kabupaten Lampung Timur. JIIA, 4 (1) :

8-14. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1209/1106. [20

Februari 2018].

Purwanto, B., Suryanto dan M. Rahardjo. 2013. Studi kelayakan budidaya pepaya

california (IPB-9) Kabupaten Boyolali. Jurnal Bisnis dan Manajemen

Universitas Sebelas Maret, 36 (1) : 48-56. https://eprints.uns.ac.id/id/eprint/

12894. [17 Februari 2018].

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Sutomo, H, I.K. Sukanata, dan K.R. Martani. 2015. Perilaku konsumen terhadap

pembelian pepaya california. Jurnal Agrijati, 28 (1) : 114-144. http://jurnal.

unswagati.ac.id/index.php/agrijati/article/view/177/125. [18 Februari 2018].

Soedarya. 2009. Agribisnis Pepaya. Pustaka Grafika. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sofyan, I. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sujiprihatin, S dan Suketi, K. 2009. Budidaya Pepaya California Unggul. Penebar

Swadaya. Bogor.