analisis kelayakan finansiil usaha budidaya …repository.ub.ac.id/12565/1/sigit arifianto.pdf ·...

122
1 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI CAHAYA BARU DESA SUSUHBANGO KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR (Studi Kasus Di Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri) SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: SIGIT ARIFIANTO NIM. 135080418113010 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: letruc

Post on 15-Mar-2019

364 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI CAHAYA BARU DESA

SUSUHBANGO KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

(Studi Kasus Di Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri)

SKRIPSI

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:

SIGIT ARIFIANTO

NIM. 135080418113010

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

2

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI CAHAYA BARU DESA

SUSUHBANGO KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

(Studi Kasus Di Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri)

SKRIPSI

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

SIGIT ARIFIANTO

NIM. 135080418113010

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

i ii iii ii

xv

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

3

iii

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

4

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA

PEMBESARAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI CAHAYA BARU

DESA SUSUHBANGO KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI

JAWA TIMUR

(Studi Kasus Di Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri)

Nama Mahasiswa : Sigit Arifianto

NIM : 135080418113010

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP

Pembimbing 2 : Mochammad Fattah, S.Pi., M.Si

PENGUJI BUKA PEMBIMBING

Dosen Penguji 1 : Candra Adi Intyas, S.Pi., MP

Dosen Penguji 2 : Mariyana Sari, S.Pi., MP

Tanggal Ujian : 24 Mei 2018

iv

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

5

PERNYATAAN ORISINALITAS

Melalui pernyataan ini saya menyatakan bahwa dalam usulan skripsi yang

saya tulis ini benar–benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan

disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan usulan skripsi ini

hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Mahasiswa

Sigit Arifianto

(135080418113010)

v

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sigit Arifianto

NIM : 135080418113010

Tempat / Tgl Lahir : Kediri, 17 Januari 1994

No. Tes Masuk P.T. :140008007

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan / Pemanfaatan

SumberdayaPerikanan dan Kelautan / Sosial Ekonomi

Perikanan dan Kelautan *)

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

Agama : Islam

Status Perkawinan : ( Sudah Kawin / Belum Kawin *)

Alamat : Ds. Bogokidul RT. 02/RW.04 Kecamatan Plemahan

Kabupaten Kediri

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2001 2007

2 S.L.T.P 2007 2010

3 S.L.T.A 2010 2013

4 Perguruan Tinggi ..........

5 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2018

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan saya sanggup menanggung segala

akibatnya.

Hormat kami

( Sigit Arifianto )

*) Coret yang tidak perlu NIM. 135080418113010

vi

Malang, 13 Mei 2018

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

7

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allat S.W.T. atas karunia, kesehatan, dan kekuatan yang diberikan selama

ini dalam menghadapi segala kesulitan selama pengerjaan sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Ir. Edi Susilo, MS., selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Perikanan dan Kelautan.

3. Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP., selaku Dosen Pembimbing 1.

4. Bapak Mochammad Fattah, S.Pi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing 2.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya.

6. Keluargaku Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku atas doa restu, pikiran,

tenaga, dan finansial dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan dari FPIK AP 2013 UB Kampus III dan keluarga

FPIK AP 2013 UB yang selalu mendukung dan memotivasi, serta semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini

sehingga dapat selesai dengan baik.

Malang, Maret 2018

Sigit Arifianto

vii

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

8

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI CAHAYA BARU DESA

SUSUHBANGO KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

(Studi Kasus Di Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri)

Oleh:

(Sigit Arifianto1), Mimit Primyastanto2), Mochammad Fattah3))

1)Mahasiswa SEPK, FPIK Universitas Brawijaya, Malang 2)Dosen SEPK, FPIK Universitas Brawijaya, Malang 3)Dosen SEPK, FPIK Universitas Brawijaya, Malang

Abstrak

Ikan gurame dikategorikan sebagai ikan yang laju pertumbuhannya

lambat dengan teknologi semi intensif. Menurut Sitanggang dan Sarwono

(2002), pertumbuhan gurame sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan (strain),

kesehatan, pakan, dan umur (waktu). Sedangkan menurut BI (2002), masa

pemeliharaan yang relatif lama ini membuat pembudidaya ikan gurame untuk

melakukan beberapa tahap pemeliharaan yaitu tahap pembenihan, pendederan,

dan pembesaran yang masing-masing tahapan dapat dipasarkan secara

tersendiri. Susanto (2002), berpendapat bahwa harga ikan gurame yang

mendominasi di pasaran dibandingkan dengan jenis ikan tawar lainnya, sehingga

pembudidaya ikan gurame tidak mempermasalahkan pertumbuhannya yang

lambat, khususnya pada tahap pembesaran.Penelitian ini bertujuan untuk

mendiskripsikan aspek non finansiil dan aspek teknis, menganalisis kelayakan

secara finansiil, dan menganalisis tingkat sensitivitaspada usaha budidaya

pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango,Kecamatan Ringinrejo,

Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2018,

dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan

data menggunakan metode partisipasi aktif, kuisioner, observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Jenis sumber data yang dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Pada usaha pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango

Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri ini menunjukkan bahwa usaha ini layak

untuk dijalankan dan diteruskan.

Kata Kunci:Studi Kelayakan Usaha, Ikan Gurame, Tingkat Sensitivitas

viii

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

9

Feasibility Finansiil Analysis Of Cultivating Enlargement Carp

(Osphronemus gourami) Business In Cahaya Baru The Susuhbango Village

Ringinrejo Subdistrict Kediri Regency East Java

(Case Study In The Village Susuhbango Ringinrejo Subdistrict Kediri

Regency)

Oleh:

(Sigit Arifianto1), Mimit Primyastanto2), Mochammad Fattah3))

1)Student of SEPK, FPIK, University of Brawijaya, Malang 2)Lecture of SEPK, FPIK, University of Brawijaya, Malang 3)Lecture of SEPK, FPIK, University of Brawijaya, Malang

Abstract

Carp are classified as fish the rate of its growth slow with technology

spring intensive.According to Sitanggang and Sarwono ( 2002 ), gurame growth

is strongly influenced by heredity (strains), health, feed, and the days of a

time.While according to the BI (2002), the maintenance relatively long it makes

cultivator of the carp to do some stage of the maintenance the stage seeding,

pendederan, and enlargement that each phase can marketed in its own.Susanto

(2002), argues that the price of carp who dominated in the market compared with

other species of fresh, so that cultivator of the carp does not think its growth slow,

especially at the enlargement. Research aims to describingaspects non finansiil

and the technical aspects of, analyze feasibility in finansiil, and analyzed levels of

sensitivity in the business of cultivating enlargement carp in the village

susuhbango, Ringinrejo Subdistrict KediriRegencythis shows that business is

appropriate to run and passed on.

Keywords: feasibility study business , carp , the sensitivity

ix

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Gurame

(Osphronemus gouramy) di Cahaya Baru Desa Susuhbango, Kecamatan

Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur”. Proposal skripsi membahas

tentang analisis kelayakan fianasial usaha budidaya pembesaran ikan gurame

pada jangka pendek dan jangka panjang.

Data pada Pemerintah Kabupaten Kediri (2013), Kecamatan Ringinrejo

merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri yang mampu

memproduksi ikan gurame sebanyak 30.500 kg/bln atau sekitar 366 ton/th.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri (2016), menambahkan bahwa kegiatan

budidaya yang berada di Kecamatan Ringinrejo ditunjang dengan Unit

Pembenihan Rakyat (UPR) sebanyak 20 UPR dengan jumlah petani ikan

budidaya kolam sebanyak 241 rumah tangga. Desa Susuhbango merupakan

salah satu desa di Kecamatan Ringinrejo yang memproduksi ikan gurame

dengan jumlah pembudidaya sebanyak 70-80 orang. Kegiatan budidaya

dilakukan di lahan terbatas (pekarangan rumah) dengan modal yang dimiliki

untuk usaha tahap pembesaran ikan gurame dan sebagian benih didapatkan dari

daerah lain.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan proposal skripsi ini: Prof. Dr. Ir. Mimit

Primyastanto, MS selaku dosen pembimbing pertama dan Mochammad Fattah,

S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing kedua; Orang tua yang selalu memberikan

doa dan semangat untuk mengerjakan proposal skripsi; Teman-teman FPIK UB

x

xv

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

11

Kampus III dan teman-teman seangkatan FPIK AP 2013 di Malang; dan semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sangat menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan proposal skripsi ini. Semoga tulisan ini bermanfaat

bagi para pembaca. Aamiin

Malang,

Sigit Arifianto

xi

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

12

RINGKASAN

SIGIT ARIFIANTO, Analisis Kelayakan Finansiil Usaha Pembesaran Ikan

Gurame (Osphronemus gouramy) di Cahaya Baru Desa Susuhbango,

Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (dibawah bimbingan

Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto, Mp dan Mochammad Fattah, S.Pi., M.Si).

Negara Indonesia secara astronomis terletak berada pada 60LU–110LS dan 950BT–1410BT. Letak ini membawa pengaruh terhadap iklim tropis di Indonesia, yaitu curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, suhu dan kelembaban udara yang tinggi, banyak hutan lebat dan senantiasa hijau, serta keanekaragaman biota yang mendapat julukan sebagai 'Home of Hundred Exotic Ornamental Fish' dan 'The Seven Mega Diversity Countries'(Antarajateng, 2015).Berkaitan dengan keanekaragaman tersebut Allah berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 5 yang artinya:

“ ... dan kami lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.

Data pada Pemerintah Kabupaten Kediri (2013), Kecamatan Ringinrejo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri yang mampu memproduksi ikan gurame sebanyak 30.500 kg/bln atau sekitar 366 ton/th. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri (2016), menambahkan bahwa kegiatan budidaya yang berada di Kecamatan Ringinrejo ditunjang dengan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) sebanyak 20 UPR dengan jumlah petani ikan budidaya kolam sebanyak 241 rumah tangga. Desa Susuhbango merupakan salah satu desa di Kecamatan Ringinrejo yang memproduksi ikan gurame dengan jumlah pembudidaya sebanyak 70-80 orang. Kegiatan budidaya dilakukan di lahan terbatas (pekarangan rumah) dengan modal yang dimiliki untuk usaha tahap pembesaran ikan gurame dan sebagian benih didapatkan dari daerah lain.

Tujuan dari penelitian ini antara lain; Menganalisis aspek teknis yang dilakukan pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru di Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Menganalisis kelayakan secara finansiil dan non finansiil pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Menganalisis tingkat sensivitas apabila terjadi kenaikan biaya dan penurunan penerimaan pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif.Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data kemudian diolah. Hasil yang keluar akan menentukan layak atau tidaknya uaha pembesara ikan gurame di Cahaya Baru.Analisis finansiil jangka pendek pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame dalam periode hingga 10 tahun mendatang dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Pada analisis kelayakan finansiil jangka pendek didapatkan hasil yaitu

pada Modal Tetap sebesar Rp.654.185.500, Modal Kerja Rp.75.315.000, Biaya

Total sebesar (TC) Rp.87.436.000, Penerimaan (TR) sebesar 220.320.000, RC

Ratio sebesar 2,52, Keuntungan sebelum zakat sebesar Rp. 107.103.680,

Keuntungan setelah dikurangi zakat sebesar Rp.104.426.088, Rentabilitas

sebesar 119,4%, BEP sales sebesar 18.365.151,5, BEP Unit sebesar 440,44.

xii

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

13

Pada analisis kelayakan finansiil jangka panjang didapatkan hasil yaitu

pada Net Present Value sebesar Rp.342.835.855, Net B/C sebesar 4,50, Internal

Rate Return sebesar 31,80% dan pada Payback Period sebesar 2,88. Pada

analisis uji sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 105 mengalami

kerugian, pada asumsi benefit turun sebesar 42% juga mengalami kerugian dan

pada asumsi biaya naik 40% dan benefit turun 25% juga mengalami kerugian, itu

artinya pada uji asumsi sensitifitas semuanya mengalami kerugian.

Saran untuk pemilik yaitu bagi pelaku usaha atau pembudidaya

pembesaran ikan gurame, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan acuan bagi masyarakat atau pelaku usaha, khususnya usaha

budidaya pembesaran ikan gurame, sehingga dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menjalankan usaha serta keberlangsungan usaha dimasa

mendatang, serta dengan pendapatan yang tinggi dan terbilang menguntungkan,

diharapkan untuk kedepanya bisa merekruite tenaga kerja tetap.

xiii

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

14

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL................................................................................................................i

HALAMAN JUDUL................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii

HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI……………………………………………...iv

HALAMAN PERNYATAAN...................................................................................v

HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….vi

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………..vii

HALAMAN KATA PENGANTAR.........................................................................x

HALAMAN RINGKASAN…………………………………………………………….xii

HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………………………..xiv

HALAMAN DAFTAR TABEL……………………………………………………….xvii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...xviii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..…xix

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 20

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 20

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 25

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 27

1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................ 27

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 28

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 29

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 29

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gurame ................................................. 33

2.3 Teknik Budidaya Ikan Gurame ............................................................. 34

2.4 Analisis Kelayakan Usaha ................................................................... 39

2.4.1 Analisis Aspek Non Finansial ............................................................. 39

2.4.2 Analisis Aspek Finansial ................................................................... 40

2.4.2.1 Analisis Jangka Pendek ........................................................................... 42

2.4.2.2 Analisis Jangka Panjang .......................................................................... 44

2.4.3 Analisis Sensitivitas ..................................................................................... 45

2.5 Kerangka Berfikir ................................................................................. 46

xiv

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

15

METODE PENELITIAN ................................................................................................. 49

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................ 49

3.2 Objek Penelitian .................................................................................. 49

3.3 Jenis Penelitian ................................................................................... 49

3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 50

3.4.1 Jenis Data ...................................................................................................... 50

3.4.2 Sumber Data ................................................................................................. 51

3.5 Subjek Penelitian ................................................................................. 52

3.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 53

3.7 Analisis Data ....................................................................................... 55

3.7.1 Analisis Kualitatif .......................................................................................... 55

3.7.2 Analisis Kuantitatif ........................................................................................ 62

3.7.2 Analisis Sensitivitas ...................................................................................... 70

KEADAAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN ...................................................... 72

4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografi ............................................. 72

4.2 Profil Usaha Budidaya Ikan Gurame di Cahaya Baru ........................... 73

4.3 Demografi Lokasi Penelitian ................................................................ 74

4.3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 75

4.3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia .......................................... 75

4.3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ............................... 76

4.3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................. 78

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 79

5.1 Aspek Non Finansial ............................................................................ 79

5.1.1 Aspek Teknis Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Gurame .................. 79

5.1.2 Aspek Manajemen ....................................................................................... 92

5.1.3 Aspek Pemasaran ........................................................................................ 95

5.1.4 Aspek Hukum .............................................................................................. 100

5.1.5 Aspek Sosial Ekonomi ............................................................................... 100

5.1.6 Aspek Lingkungan ...................................................................................... 101

5.1.7 Faktor Penghambat Dan Pendukung ...................................................... 102

5.2 Analisis Kelayakan Finansial ............................................................. 103

5.2.1 Permodalan ................................................................................................. 103

5.2.2 Biaya produksi ............................................................................................ 103

xv

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

16

5.2.3 Penerimaan ................................................................................................. 104

5.3 Analisis Kelayakakan Finansial Jangka Pendek ..................................... 105

5.4 Analisis Kelayakan Finansial Jangka Panjang .......................................... 108

5.5 Analisis Sensitifitas ............................................................................. 110

5.6 Implikasi Penelitian ........................................................................................ 113

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 115

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 115

6.2 Saran ................................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 119

xvi

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

17

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penyediaan Ikan untuk Konsumsi dan Angka Konsumsi Ikan 2013-2017

.......................................................................................................................... 21

Tabel 2.Target dan capaian volume produksi perikanan budidaya (gurame),

2012-2016. ........................................................................................................ 24

Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 28

Tabel 4. RC Ratio, keuntungan, rentabilitas, Break event Point, Payback Period,

NPV (Net Present Value), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR). ..................... 32

Tabel 5.Komponen Aspek Manajemen .............................................................. 58

Tabel 6.Komponen Aspek Pemasaran ............................................................... 59

Tabel 7. Data Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 75

Tabel 8. Data Jumlah Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Tingkat Usia 76

Tabel 9. Data Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Mata Pencaharian ... 77

Tabel 10. Data Jumlah Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ......................................................................................................... 78

Tabel 11. Ukuran benih ikan gurame ................................................................. 87

Tabel 12. Permintaan Dan Penawaran Ikan Gurame Tahun 2012-2016 ............ 97

xvii

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

18

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ikan Gurame .................................................................................... 34

Gambar 2. Konstruksi kolam pendederan dan pembesaran ikan gurame .......... 36

Gambar 3. Kerangka Berpikir............................................................................. 48

Gambar 4. Mesin pakan ..................................................................................... 74

Gambar 5. Kondisi jalan raya di Desa Susuhbango ........................................... 80

Gambar 6. Saluran pengisian air kolam ............................................................. 81

Gambar 7. Media komunikasi yang digunakan oleh pembudidaya ..................... 81

Gambar 8. Kolam terpal pembesaran ikan gurame ............................................ 82

Gambar 9. Alur proses pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango. ........... 83

Gambar 10. Kolam pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango .................. 84

Gambar 11. Pengapuran pada kolam ikan gurame ............................................ 85

Gambar 12. Pengisian air kolam melalui pipa .................................................... 86

Gambar 13. Proses Pemberian Pakan ............................................................... 89

Gambar 14. Tahap pemanenan ikan gurame (a) seleksi ukuran panen ikan

gurame (b) penimbangan ikan gurame (c) pengemasan ikan gurame pasca

penen. ............................................................................................................... 91

Gambar 15. Pengangkutan ikan gurame oleh konsumen ................................... 92

Gambar 16. Saluran Pemasaran ....................................................................... 99

xviii

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

19

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian .................................................................. 123

Lampiran 2.Rincian Modal Tetap Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Cahaya

Baru Di Desa Susuhbango. ............................................................................. 124

Lampiran 3.Rincian Biaya Tetap Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Cahaya

Baru Di Desa Susuhbango. ............................................................................. 125

Lampiran 4.Rincian Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Cahaya

Baru Di Desa Susuhbango. ............................................................................. 125

Lampiran 5. Perhitungan Total Cost Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di

Cahaya Baru Di Desa Susuhbango. ................................................................ 125

Lampiran 6. Rincian Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Cahaya

Baru Di Desa Susuhbango. ............................................................................. 126

Lampiran 7. Perhitungan Revenue Cost Ratio (RC Ratio) Pada Usaha

Pembesaran Ikan Gurame Di Cahaya Baru Di Desa Susuhbango. .................. 126

Lampiran 8. Perhitungan Keuntungan Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di

Cahaya Baru Di Desa Susuhbango Sebelum Dikurangi Zakat.(EBZ). .............. 126

Lampiran 9. Perhitungan Keuntungan Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di

Cahaya Baru Di Desa Susuhbango Sesudah Di Kurangi Zakat (EAZ). ............ 127

Lampiran 10. Perhitungan Rentabilitas Pada Usaha Pembesaran Ikan Gurame

Di Cahaya Baru Di Desa Susuhbango. ............................................................ 127

Lampiran 11. Perhitungan Break Event Point (BEP) Pada Usaha Pembesaran

Ikan Gurame Di Cahaya Baru Di Desa Susuhbango. ....................................... 128

Lampiran 12. Peforma Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di Cahaya Baru Di

Desa Susuhbango. .......................................................................................... 129

Lampiran 13. Tabel Penambahan Investasi Usaha Pembesaran Ikan Gurame Di

Cahaya Baru Di Desa Susuhbango. ................................................................ 130

Lampiran 14. Analisis Finansial Jangka Panjang Usaha Pembesaran Ikan

Gurame Di Cahaya Baru Di Desa Susuhbango. .............................................. 131

Lampiran 15. Analisis Finansial Jangka Panjang Usaha Pembesaran Ikan

Gurame Di Cahaya Baru Pada Asumsi Kenaikan Biaya 105% ........................ 132

Lampiran 16.Analisis Finansial Jangka Panjang Usaha Pembesaran Ikan

Gurame Di Cahaya Baru Pada Asumsi Benefit Turun 42% .............................. 133

Lampiran 17. Analisis Finansial Jangka Panjang Usaha Pembesaran Ikan

Gurame Di Cahaya Baru Pada Asumsi Kenaikan Biaya 40% dan Benefit Turun

25% ................................................................................................................. 134

xix

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

20

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah berfirman :“ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-

orang yang menafkahkan hartanya ke jalan Allah adalah serupa dengan sebutir

benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seraus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha

Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui “(Q. S.Al-Baqarah : 261)

Negara Indonesia secara astronomis terletak berada pada 60LU–110LS

dan 950BT–1410BT. Letak ini membawa pengaruh terhadap iklim tropis di

Indonesia, yaitu curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, suhu dan kelembaban

udara yang tinggi, banyak hutan lebat dan senantiasa hijau, serta

keanekaragaman biota yang mendapat julukan sebagai 'Home of Hundred Exotic

Ornamental Fish' dan 'The Seven Mega Diversity Countries'(Antarajateng,

2015).Berkaitan dengan keanekaragaman tersebut Allah berfirman di dalam Al-

Qur’an surat Al-Hajj ayat 5 yang artinya:

“ ... dan kami lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan

air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai

macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.

Menurut data statistik perikanan dan kelautan tahun 2016, perbandingan

jumlah produksi sub sektor perikanan laut pada tahun 2012 sampai dengan

tahun 2017 terlihat jelas kenaikannya mencapai lebih dari 100%, sedangkan

jumlah produksi sub sektor perikanan budidaya kenaikannya sangat fantastis,

yaitu mencapai 600%. Hal ini menunjukkan tingginya minat para pelaku usaha

perikanan dalam mengembangkan usahanya, terutama di sub sektor perikanan

budidaya (Nainggolan, 2016).

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

21

Perkembangan masyarakat dunia pada abad ke 21 adanya

kecenderungan perubahan perilaku serta pola konsumsinya terhadap produk

perikanan. Terbatasnya pasokan hasil perikanan dunia akan mempengaruhi

kebutuhan komoditas perikanan oleh masyarakat dunia. Sehingga, permintaan

komoditas perikanan di masa datang akan semakin meningkat sebagai akibat

peningkatan jumlah penduduk, kualitas serta gaya hidup masyarakat dunia.

Sebagai pengaruh dari kebutuhan makanan sehat oleh masyarakat secara

internasional (Sukadi, 2002).

Keanekaragaman biota ini sangat bermanfaat khususnya bagi manusia

sebagai makhluk yang memanfaatkan dan mengolah sumber makanan dari

makhluk hidup lainnya, salah satunya ikan. Menurut data statistik Kementerian

Kelautan dan Perikanan (2015), tingkat konsumsi ikan di Indonesia selalu

meningkat seiring dengan gerakan Gemar Ikan yang dilakukan oleh KKP.Angka

konsumsi ikan dikonversi dalam satuan kg/kap/tahun dan data konsumsi ikan

selalu disandingkan dengan data penyediaan ikan konsumsi agar keduanya bisa

proporsional.

Tabel 1. Penyediaan Ikan untuk Konsumsi dan Angka Konsumsi Ikan 2013-2017

Item Satuan Tahun Pertumbuhan ( % )

2013 2014 2015 2016 2017 2013-2017

2013-2017

Penyediaan ikan

Total (1.000 Ton)

9.119 10.282 11.588 11.882 13.072 9,50 10,01

Perkapita (kg/Kap/Thn)

38,39 42,49 47,22 47,77 51,80 7,85 8,44

Konsumsi ikan

Perkapita (Kg/Kap/Thn)

30,48 32,25 33,89 35,21 38,14 5,78 8,32

Sumber: KKP, 2015

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

22

Pada tabel di atas angka penyediaan ikan dan angka konsumsi ikan

selalu meningkat, namun angka konsumsi ikan masih belum mendekati

penyediaan ikan, artinya tingkat konsumsi masih kurang maksimal. Berdasarkan

data capaian konsumsi ikan pada tahun 2015, sebesar 41,11 kg/kap/th justru

melebihi target yang telah ditentukan yaitu 40,90 kg/kap/th. Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya (2017), menambahkan bahwa tingkat konsumsi ikan tahun

2016 sebesar 43,94 kg/kap/th dari target 43,88 kg/kap/th.

Menurut Primyastanto (2011), kegiatan teknis usaha perikanan adalahh

usaha penangkapan, usaha budidaya, dan usaha pengolahan. Usaha

penangkapan adalah produk perikanan yang berasal dari alam dengan cara

penangkapan, sehingga kegiatan utama usaha terjadi pada saat melakukan

penangkapan. Usaha budidaya perikanan adalah usaha manusia untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi ikan dengan segala sumberdaya

yang dimilikinya, sedangkan usaha pengolahan adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kualitas produk perikanan menjadi produk baru dengan nilai jual

yang lebih tinggi atau memperpanjang masa konsumsinya.Melalui usaha

perikanan diharapkan angka penyediaan dan konsumsi ikan dapat berjalan

seimbang.

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2014), sistem usaha

perikanan budidaya juga harus memperhatikan daya dukung lahan serta

kelestarian sumberdaya dan lingkungan hidup, sehingga usaha perikanan

budidaya yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan,

sejalan dengan Tata Laksana Perikanan yang bertanggung jawab (Code of

Conduct for Responsible Fisheries).

Keanekaragaman biota yang banyak dikembangkan melalui kegiatan

budidaya air tawar adalah ikan lele, ikan mujair, ikan nila, dan ikan

bawal.Menurut Bank Indonesia (2002), ikan gurame (Oshpronemus gouramy)

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

23

yang merupakan ikan asli Indonesia dan berasal dari daerah Jawa Barat.Ikan

gurame merupakan jenis ikan air tawar yang paling unggul dibandingkan dengan

jenis ikan air tawar lainnya, seperti ikan lele, ikan nila, ikan bawal, dan ikan

mujair. Keunggulan tersebut terletak pada rasanya sehingga digemari

konsumen.Selain itu, harga ikan gurame paling tinggi namun permintaannya juga

tinggimeskipun pasar ikan gurame masih mengandalkan pada permintaan

domestik.

Ikan gurame dikategorikan sebagai ikan yang laju pertumbuhannya

lambat dengan teknologi semi intensif. Menurut Sitanggang dan Sarwono

(2002), pertumbuhan gurame sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan (strain),

kesehatan, pakan, ruang hidup dan umur (waktu). Sedangkan menurut BI

(2002), masa pemeliharaan yang relatif lama ini membuat pembudidaya ikan

gurame untuk melakukan beberapa tahap pemeliharaan yaitu tahap

pembenihan, pendederan, dan pembesaran yang masing-masing tahapan dapat

dipasarkan secara tersendiri. Susanto (2002), berpendapat bahwa harga ikan

gurame yang mendominasi di pasaran dibandingkan dengan jenis ikan tawar

lainnya, sehingga pembudidaya ikan gurame tidak mempermasalahkan

pertumbuhannya yang lambat, khususnya pada tahap pembesaran.

Menurut DJPB (2015), volume produksi budidaya ikan gurame yang dapat

dihasilkan oleh provinsi Jawa Timur tahun 2012 sebanyak 8.425 ton, tahun 2013

sebanyak 9.525 ton, tahun 2014 sebanyak 11.463 ton, tahun 2015 sebanyak

18.087 ton, dan menurut BPS Provinsi Jawa Timur (2015) pada tahun 2016 yang

diperoleh hasil produksi ikan gurame sebanyak 17.886,7 ton. Berdasarkan

jumlah produksi tersebut, perikanan budidaya kolam pada komoditas ikan

gurame di Kabupaten Kediri pada tahun 2013 mampu menyumbang angka

produksi sebanyak 684,94 ton.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

24

Produksi ikan gurame tahun 2012-2016 menunjukkan kinerja yang positif.

Berdasarkan kinerja tersebut menunjukkan bahwa capaian produksi telah

mampu melampaui target tahunan yang ditetapkan.

Tabel 2.Target dan capaian volume produksi perikanan budidaya (gurame), 2012-2016.

Komoditas Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Gurame Target 40.000 42.300 44.400 125.000 150.000

Capaian 56.889 64.252 84.681 86.773

Sumber: DJPB, 2015 *) Angka Sementara

Pada tabel di atas, ikan gurame masih ditetapkan sebagai sasaran

peningkatan produksi menurut komoditas utama. Selisih capaian produksi ikan

gurame dengan target paling tinggi pada tahun 2012, namun pada tahun 2013

target belum mampu dicapai karena tingkat target yang ditetapkan dua kali lipat

dari target pada tahun sebelumnya dan merupakan peluang besar untuk

memenuhi target yang ditetapkan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

(2017), menambahkan bahwa produksi ikan gurame tetap menjadi target sasaran

peningkatan pada periode akhir tahun 2019.

Peningkatan target sasaran ikan gurame sebagai salah satu komoditas

utama diharapkan dapat terpenuhi dari berbagai kalangan terutama pada

pembudidaya ikan gurame dan dijadikan sebagai peluang usaha yang

menjanjikan walaupun mempunyai masa pertumbuhan yang relatif lama.

Sehingga sasaran strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya kepada

Stakeholder Perspective mengenai terwujudnya kesejahteraan masyakarat

Perikanan Budidaya diharapkan dapat tercapai.

Data pada Pemerintah Kabupaten Kediri (2013), Kecamatan Ringinrejo

merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kediri yang mampu

memproduksi ikan gurame sebanyak 30.500 kg/bln atau sekitar 366 ton/th.

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

25

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri (2016), menambahkan bahwa kegiatan

budidaya yang berada di Kecamatan Ringinrejo ditunjang dengan Unit

Pembenihan Rakyat (UPR) sebanyak 20 UPR dengan jumlah petani ikan

budidaya kolam sebanyak 241 rumah tangga. Desa Susuhbango merupakan

salah satu desa di Kecamatan Ringinrejo yang memproduksi ikan gurame

dengan jumlah pembudidaya sebanyak 70-80 orang. Kegiatan budidaya

dilakukan di lahan terbatas (pekarangan rumah) dengan modal yang dimiliki

untuk usaha tahap pembesaran ikan gurame dan sebagian benih didapatkan dari

daerah lain.

Kegiatan budidaya ikan gurame di Desa Susuhbango ditunjang oleh

faktor lingkungan, yaitu mempunyai ketinggian 125 meter dari permukaan laut

dengan suhu udara berkisar antara 230C-310C. Menurut Sitanggang dan

Sarwono (2007), ikan gurame akan menunjukkan pertumbuhan optimum apabila

dikembangkan di daratan dengan ketinggian 50-400 meter dari permukaan laut

dengan suhu 240C-280C. Kegiatan budidaya juga didukung dengan tersedianya

tenaga kerja, sarana dan prasarana yang memadahi, penggunaan teknologi

yang baik (komunikasi dan transportasi), serta tersedianya pasar. Dengan

kondisi demikian Desa Susuhbango salah satu di desa yang berada di

Kabupaten Kediri ini sangat cocok untuk para pembudidaya pembesaran ikan

gurame. Melihat dengan kondisi demikian menarik untuk dilakukannya penelitian

terhadap rofibilitas dan kelayakan finansial usaha pembesaran ikan gurame di

Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

1.2 Perumusan Masalah

Desa Susuhbango merupakan salah satu desa yang berada dalam

wilayah Kecamatan Ringinrejo. Wilayah ini memiliki potensi sektor perikanan

budidaya air tawar yang mampu menjadi sumber pendapatan bagi warganya,

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

26

salah satunya adalah budidayaikan gurame. Produksi ikan gurame mampu

menyerap tenaga kerja yang berada di lingkungan budidaya, peluang

wirausahawan untuk menyediaan kebutuhan teknis usaha budidaya ikan

gurame, seperti pakan, pupuk, obat-obatan, serta sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk proses produksi ikan gurame sehingga dapat menjadi mitra bagi

pembudidaya setempat.

Pertumbuhanikan gurame memerlukan waktu yang cukup lama

dibandingkan dengan usaha budidaya ikan air tawar lainnya seperti ikan lele,

ikan nila, ikan mujair, dan lain sebagainya. Hal ini karena pertumbuhan ikan

gurame yang lambat dan baru mencapai kematangan telur sekitar umur dua

tahun. Menurut Kurniawan (2011), mengatakan bahwa benih ikan gurame dari

ukuran kuaci (2-2,5 cm) hingga korek (10-11 cm) membutuhkan waktu

pemeliharaan selama 125 hari atau sekitar 4 bulan, sedangkan ikan gurame

dengan berat 0,7-1 kg/ekor membutuhkan waktu selama 4-6 bulan, jika

dibandingkan dengan ikan lele ukuran konsumsi yang hanya 2,5-3,5 bulan.

Penelitian mengenai analisis kelayakan finansial usasha pembesaran ikan

gurame diperlukan agar dapat mengetahui keuntungan maksimum walaupun

waktu yang dibutuhkan untuk usaha budidaya pembesaran ikan gurame

membutuhkan alokasi waktu yang terbilang cukup lama. Berdasarkan uraian di

atas maka rumusan masalah yang dapat disusun dan akan dilakukan penelitian

mengenai:

1. Bagaimana aspek non finansiil dan aspek teknis budidaya yang dilakukan

pada budidaya pembesaran ikan gurame ?

2. Bagaimana kelayakan usaha budidaya pembesaran ikan gurame dilihat dari

kelayakan finansiilnya ?

3. Berapa tingkat sensitivitas apabila terjadi kenaikan biaya dan penurunan

biaya produksi ?

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

27

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mendeskripsikan aspek non finansiil dan aspek teknis yang dilakukan pada

usaha budidaya pemesaran ikan gurame di Cahaya Baru di Desa

Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

2. Menganalisis kelayakan secara finansiil pada usaha budidaya pembesaran

ikan gurame di Cahaya Baru di Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo,

Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

3. Menganalisis tingkat sensitivitas pada usaha budidaya pembesaran ikan

gurame di Cahaya Baru di Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo,

Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai

berikut:

1. Peneliti dan lembaga akademis, sebagai informasi dan masukan dalam

mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan penelitian lebih lanjut.

2. Pembudidaya ikan, sebagai bahan masukan dan informasi tambahan

mengenai kegiatan usaha yang sedang dijalankan dari sisi kelayakan

finansial.

3. Penyuluh atau pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

program dan menentukan kebijakan dalam bidang perikanan khususnya

pada pengembangan budidaya ikan gurame.

4. Investor atau penyandang dana, sebagai bahan studi pendahuluan dalam

menetapkan keputusan untuk menginvestasi modalnya.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

28

5. Masyarakat, sebagai bahan informasi dan untuk pengembangan usaha yang

mendukung serta melengkapi usaha budidaya pembesaran ikan gurame.

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Susuhbango, Kecamatan

Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Waktu penelitian sebagaimana

disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Februari

2018 Maret 2018 April 2018 Mei 2018

I II III IV I II III IV I II III IV I II III I

V

1 Penyusunan

Proposal

2 Penelitian

3 Penyusunan

Laporan

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

29

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Analisis kelayakan finansial usaha ikan gurame tanpa pengembangan

dinyatakan layak dengan nilai NPV sebesar Rp 40.458.531 yang dihasilkan lebih

besar dari nol, nilai Net B/C sebesar 1,63 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar

18 persen lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan (5,25 persen),

dan waktu pengembalian modal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10

tahun yaitu delapan tahun. Sedangkan analisis kelayakan finansial Kelompok

Tani Mina Makmur dengan pengembangan dinyatakan layak dengan nilai NPV

sebesarRp 451.876.066 yang dihasilkan lebih besar dari nol, nilai Net B/C

sebesar 34,7 lebih besar dari satu, nilai IRR sebesar 28 persen lebih besar dari

tingkat discount rate yang ditentukan (5,25 persen), dan waktu pengembalian

modal investasi sudah sesuai dengan umur proyek 10 tahun yaitu satu tahun.

Analisis switching value menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame

Kelompok Tani Mina Makmur tanpa pengembangan lebih peka terhadap

peningkatan harga pakan dari pada penurunan produksi, dimana switching value

kenaikan harga pakan sebesar 2,35 persen dan penurunan produksi sebesar 8

persen. Sedangkan untuk usaha pembesaran ikan gurame dengan

pengembangan relatif sama dengan sebelum pengembangan, yaitu lebih peka

terhadap peningkatan harga pakan dari pada penurunan produksi, dimana

switching value menunjukkan kenaikan harga pakan sebesar 22,21 persen dan

penurunan produksi sebesar 9,05 persen. Incremental Net Benefit (manfaat

bersih) yang diperoleh dari hasil pengurangan manfaat bersih (net benefit) tanpa

pengembangan dari manfaat bersih dengan pengembangan yakni sebesar Rp

248.656.024 menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame Kelompok

Tani Mina Makmur layak untuk dikembangkan, hal ini dikemukakan dalam

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

30

penelitian Derita W. (2013) dengan judul Analisis Kelayakan Pengembangan

Usaha Pembesaran Ikan Gurame Kelompok Tani Mina Makmur, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor.

Dalam penelitian Ketut ( 2008 ),dengan judul penelitian Analisis Usaha

Pembesaran Ikan Gurami, Pakan yang diberikan oleh petani kelompok Mina

Mekar ada dua jenis yaitu pakan buatan dan pakan alami. Rata-rata biaya pakan

yang dikeluarkan oleh kelompok Mina Mekar dalam satu kali produksi adalah Rp

5.884.615,38, dengan kisaran dari Rp 2.700.000,00 sampai Rp 16.200.000,00.

Pupuk yang digunakan oleh responden berbeda-beda, antara lain yaitu pupuk

Urea, TSP, Dolomix, dan Pupuk Kandang. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh

responden untuk pembelian pupuk dalam satu kali periode tebar adalah Rp

148.461,54 dengan kisaran Rp 30.000,- sampai dengan Rp 440.000,-.

Sedangkan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk pembelian

obat-obatan adalah Rp 197.307,69. Besarnya tingkat upah disesuaikan dengan

tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian selama penelitian ini berlangsung

yaitu Rp 30.000,00 per hari (rata-rata 8 jam). Untuk masa panen, sistem

pengupahan yang digunakan oleh kelompok Mina Mekar adalah dengan

menggunakan tenaga dari anggota kelompok dengan upah sebesar Rp.1000,-

tiap kilogramnya. Jadi besarnya biaya panen tergantung dari banyaknya ikan

yang di produksi.

Rata-rata penerimaan petani dari usaha pembesaran ikan gurami

kelompok “Mina Mekar” dalam satu musim produksi (12 bulan) adalah Rp

16.201.923,08 (Rp 25.000,00 X 648,08Kg). Dengan rata-rata total biaya

produksi yang dikeluarkan adalah Rp 13.863.973,67 yang terdiri dari Rp

6.732.239,52 biaya tetap dan Rp 7.131.734,15 biaya variabel. Setelah

mendapatkan semua data tentang kegiatan budidaya pembesaran gurami dan

biaya-biaya yang dikeluarkan oleh responden selama kegiatan budidaya maka

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

31

selanjutnya dapat dihitung berapa keuntungan ( Net Cash Flow), R/C Ratio,

Payback Period, dan Break Even Point dari usaha pembesaran gurami tersebut.

Pendapatan bersih usaha pembesaran ikan adalah Rp 2.337.949,41. Dari hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa usaha pembesaran ikan gurami tersebut layak

untuk diusahakan (NCF>1). Usaha ini dikatakan layak karena R/C ratio lebih dari

1 yaitu 1,14. Nilai investasi akan kembali (PBP) setelah 4,38 tahun atau 4-5 kali

periode tebar. Usaha pembesaran ikan gurami yang dilakukan oleh Kelompok

Mina Mekar, tidak mengalami keuntungan maupun kerugian apabila ikan yang

diproduksi sebanyak 481,03 Kg dengan harga Rp 21.392,38/Kg. Sehingga usaha

pembesaran ikan gurame yang dijalankan oleh kelompok Mina Mekar termasuk

kedalam usaha yang menguntungkan karena nilai R/C rationya lebih dari satu

dan nilai investasinya akan kembali setelah usaha pembesaran ikan gurame

dijalankan selama 4,3 tahun dengan asusmsi hasil produksi dan harga jual

produksi tidak selalu menurun dan setiap tahun bisa menigkat.

Penelitian Primyastanto (2014), dengan judul Feasibility Study Of Fish

Capture With Payang Tool Before Using Electronic Onjhem Fads In Madura

Strait Indonesia. Penelitian dilakukan dengan secara kuantitatif. Penelitian

kelayakan usaha dilakukan dengan perhitungan RC Ratio, keuntungan,

rentabilitas, Break event Point, Payback Period, NPV (Net Present Value), Net

B/C, Internal Rate of Return (IRR). Pada analisis usaha studi kelayak

penangkapan ikan dengan alat tangkap payang di Madura. Adapun hasil dari

penelitian yang diperoleh dari analisis pendapatan usaha penangkapan ikan

dengan alat tangkap payang di Madura, antara lain:

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

32

Tabel 4. RC Ratio, keuntungan, rentabilitas, Break event Point, Payback Period, NPV (Net Present Value), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR).

No Keterangan Nilai

1 RC Ratio 1.652, 4

2 Keuntungan 5.184.510,00

3 Rentabilitas 65, 2419 %

4 Break Event Point

1. Produk 2. Penjualan

1. 4. 455, 87 Kg 2. 25.089.419, 00

5 Payback Period 3,5 tahun

6 Net Present Value (NPV) 655.661.472,00

7 Net B/C 15,39

8 Internal Rate of Return (IRR) 417,35%

Sumber . IJABER, 2014

Penelitian Mimit Primyastanto (2015), dengan judul Pengembangan

Usaha Kerupuk Ikan Payus (Elops Hawaiensis) Pada Ud. Sumber Rezeki

Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya,

Jawa Timur. Didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi usaha

cukup mendukung. Pada aspek hukum UD. Sumber Rezeki telah memiliki SIUP,

TDI, PIRT, sertifikat merek, sertifikat halal. Pada aspek teknis UD. Sumber

Rezeki menggunakan sarana dan prasarana yang mudah diperoleh, dengan

proses produksi selama 209 hari orang kerja dalam 1 tahun. Pada aspek

finansial meliputi analisis finansial jangka pendek dapat dikatakan usaha ini

menguntungkan dengan permodalan Rp354.982.100,-; TC Rp321.714.100,-; TR

Rp 534.960.000; RC ratio 1,66; (π) Rp213.245.900,-; REC 54,77%; BEP (Sales)

produk A Rp88.156,84204,B Rp176.313,6841, C Rp73.464,03503, D

Rp88.156,84204, E Rp146.928,0701, F Rp7.934.115,784, G Rp2.424.313,156;

BEP unit (Q) produk A 15 bungkus, B 22 bungkus, C 7 bungkus, D 7 bungkus, E

10 bungkus, F 661 bungkus, G 73 bungkus. Aspek finansial jangka panjang,

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

33

usaha ini layak untuk dijalankan 10 tahun ke depan, NPV Rp1.082.713.378,63;

IRR 639%; Profitability Index (Net B/C) 32; Payback Periode 0,15 tahun atau 1

bulan 24 hari. Pada aspek manajemen dijalankan dengan partisipatif. Pada

aspek pemasaran, meliputi rantai pemasaran, bauran pemasaran, saluran

distribusi secara langsung ke konsumen akhir dan melalui perantara.

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gurame

Klasifikasi ilmiah ikan gurame sesuai dengan Standar Nasional Indonesia

(SNI) Nomor 01-6485.1-2000 yang dikeluarkan olehBadan Standarisasi Nasional

(2000) adalah:

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Subordo : Belontiidae

Famili : Osphronemidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Osphronemus gouramy.

Menurut Sitanggang dan Sarwono (2006), secara morfologi bentuk luar

ikan gurame (Osphronemus gouramy.) memiliki lima jenis sirip yaitu sirip dada

(pectoral), punggung(dorsal), perut(ventral), dubur (anal), dan ekor (caudal).

Gurat sisi (linealateralis) ikan gurame berada di pertengahan badan dengan

posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

Morfologi ikan gurame (Osphronemus gouramy.) dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

34

Gambar 1. Ikan Gurame Sumber: BI, 2000

Keterangan:

1: ikan gurame jantan 2 : ikan gurame betina

a : mulut b : operkulum

c : sirip dada (pectoral) d : sirip punggung (dorsal)

e : sirip ekor (caudal) f : sirip anus (anal)

g : sirip perut (ventral) h : gurat sisi (linealateralis)

2.3 Teknik Budidaya Ikan Gurame

Teknis budidaya diperlukan untuk mengetahui tahapan serangkaian

proses budidaya agar didapatkan kuantitas dan kualitas ikan yang sesuai dengan

permintaan pasar. Menurut Primyastanto (2011), secara umum tahapan

budidaya ikan adalah (1) Pemilihan lokasi; (2) Pembuatan dan persiapan media

budidaya; (3) Pemilihan dan penyediaan induk; (4) Pemijahan; (5) Penanganan

telur dan benih; (6) Perawatan induk dan benih; dan (7) Panen dan penanganan

hasil panen.

Menurut Bank Indonesia (2002), terdapat berbagaitahapan-tahapan

dalam pelaksanaan kegiatan budidaya ikan gurame secara teknis adalah

sebagai berikut:

1

a

b c

d e

f g

h

2

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

35

(1) Persiapan Kolam

Tahap persiapan kolam yang digunakan untuk budidaya ikan gurame

dalam berbagai tahap pada umumnya hampir sama, yang membedakan

adalah padat tebar, jenis pakan, dan ketinggian air yang dibutuhkan.

Sedangkan konstruksi kolam dan pengolahan lahan pada setiap tahap

sama. Kolam yang baik untuk budidaya ikan gurame berasal dari jenis

tanah liat/lempung, tidak berporos, dan cukup mengandung humus. Jenis

tanah seperti ini dapat menampung massa air yang besar dan tidak bocor

sehingga dapat dibuat pematang atau dinding kolam.

Bentuk pematang dibuat trapesium yaitu lebih lebar di bagian bawah

dengan kemiringan tidak lebih dari 45 derajat.Setiap kolam mempunyai

saluran pemasukan dan pengeluaran air, di dasar kolam dekat dengan

saluran masukan air sebaiknya ditanami ganggang Hydrilla verticilata untuk

berlindung dan mencari makan benih ikan gurame. Bagian tengah kolam

dibuat kowean, yaitu kolam kecil di dalam kolam sebagai tempat

berkumpulnya ikan pada saat pelepasan benih dan pemanenan ikan

gurame. Kowean dihubungkan dengan caren ke saluran pemasukan dan

pengeluaran air. Caren berfungsi sebagai tempat pengumpulan benih pada

saat air kolam dangkal atau surut dan untuk menggiring ikan ke kowean

pada saat panen.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

36

Gambar 2. Konstruksi kolam pendederan dan pembesaran ikan gurame Sumber: BI, 2002

Bersamaan dengan persiapan pembuatan kolam juga dilakukan

pengeringan dasar kolam.Setelah dasar kolam kering, kemudian diberikan

kapur dengan dosis 100-200 gr/m2 dan pupuk kandang 500-1.000 gr/m2.

Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH perairan, meningkatkan

ketersediaan kandungan unsur hara dalam tanah, menetralisir senyawa

beracun, dan dapat merangsang aktivitas mikroorganisme tanah,

sedangkan pemberian pupuk kandang (yang baik berasal dari kotoran

ayam) bertujuan untuk menyuburkan tanah sekaligus menumbuhkan pakan

alami.

(2) Pembenihan

Tahap pembenihan diawali dengan pemilihan induk ikan

gurameyang sudah matang gonad (berusia lebih dari 2 tahun) dan berada

pada usia produktif. Induk betina yang siap memijah ditandai dengan

bagian perut belakang sirip dada terlihat menggembung dan sisik-sisik

lebih terbuka, sedangkan pada induk jantan kedua belah rusuk di bagian

perut membentuk sudut tumpul serta mempunyai tingkah yang agresif.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

37

Satu pasang induk untuk pemijahan terdiri dari satu ekor pejantan dan tiga

sampai empat ekor betina.Pasangan induk kemudian dimasukkan ke kolam

pemijahan dan dipersiapkan perlengkapan seperti sosog, anjang-anjang,

dan bahan sarang.

Induk jantan akan membuat sarang setelah 15-30 hari berada di

kolam pemijahan. Sarang berguna sebagai tempat untuk melepaskan telur

dari induk betina dan induk jantan akan menyemprotkan spermanya.

Kemudian induk jantan akan meletakkan telur yan sudah dibuahi ke dalam

sarang dengan mulutnya. Apabila proses pemijahan sudah selesai akan

tercium bau amis dan permukaan air di atas sarang terlihat berminyak.

Telur dapat diambil satu hari setelah pemijahan dan dipisahkan dari

sarangnya kemudian dicuci untuk menghilangkan lemak yang menempel di

telur. Telur dapat menetas dalam waktu 30-35 jam setelah dipisahkan dari

induknya.Benih yang baru menetas mendapat makanan dari sisa-sisa

kuning telur (yolk). Setelah cadangan makanan tersebut habis (± 7 hari),

larva baru diberi pakan berupa pakan alami dan dipelihara hingga menjadi

larva dengan berat ± 0,5 gram selama ± 30 hari. Sebelum ditebar, terlebih

dahulu dilakukan seleksi untuk memilih benih yang berkualitas.

(3) Pendederan

Penebaran benih sebaiknya pada saat suhu udara rendah (pagi

atau sore hari) dengan melakukan proses aklimitasi (penyesuaian suhu air

dalam wadah angkut dengan suhu air kolam) terlebih dahulu. Proses

aklimitasi dilakukan dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi

sedikit ke dalam wadah angkut, setelah terjadi penyesuaian suhu, wadah

angkut dimasukkan ke dalam kolam dan ikan akan berenang keluar.

Pemanenan pada tahap pendederan dapat dilakukan apabila berat ikan

sudah mencapai 20-25 gram.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

38

(4) Pembesaran

Kolam yang digunakan untuk tahap pembesaranikan gurame dibuat

tidak terlalu berlumpur dengan kedalaman air 1 meter, dasar kolam dilapisi

dengan plastik atau dengan kolam permanen (semi intensif). Pemanenan

pada tahap pembesaran dapat dilakukan apabila ikan berukuran berat 200-

250 gram/ekor dan ditebar dengan kepadatan benih ± 1-2 kg/m2. Pakan

yang diberikan terdiri dari pelet dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5-

2% dari berat ikan pada pagi dan sore hari serta daun-daunan sebanyak

5% dari berat ikan diberikan pada sore hari. Selang waktu 4 bulan ikan

akan mencapai ukuran konsumsi dengan berat 500-700 gram/ekor dan

dapat dipanen tanpa menggunakan alat tangkap.

(5) Pemberian Pakan

Ikan gurame mengalami perubahan tingkah laku makan (feeding

habit) selama masa pertumbuhannya.Larva ikan gurame bersifat karnivora

sampai dengan umur tertentu, juvenil muda bersifat omnivora, dan setelah

mencapai ukuran induk menjadi herbivora.Pola perubahan tersebut terkait

dengan perubahan enzimatik dalam saluran pencernaannya.

Pakan yang digunakan terdiri dari pakan alami berupa plankton,

tubifex, daphnia, dan dedaunan maupun pakan buatan derupa pelet. Larva

ikan setelah cadangan kantung kuning telurnya habis diberi pakan alami

seperti plankton dan tubifex secukupnya, sedangkan pada ukuran juvenil

sampai induk diberi kombinasi pakan alami (dedaunan) sebanyak 5% per

hari dan pelet sebanyak 1,5-2% per hari. Konversi pakan untuk

pemeliharaan dalam kolam adalah 1,5-2%, artinya untuk menghasilkan 1

kg ikan gurame memerlukan pakan sebanyak 1,5 kg sampai dengan 2 kg.

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

39

2.4 Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan usaha adalah suatu studi yang digunakan oleh suatu

instansi untuk menilai layak atau tidaknya suatu proyek tertentu yang sedang

atau akan dilaksanakan. Prinsipnya, penilaian pada studi kelayakan lebih

ditekankan pada analisa atau rasio finansial, maka diperlukan analisa jangka

pendek dan jangka panjang terhadap suatu usaha (Primyastanto, 2011).

Hal ini sependapat dengan Riyanto (2003) yang menyatakan, aspek

finansial dari suatu usaha adalah inti dari pembahasan seluruh aspek lainnya,

karena studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui potensi keuntungan dari

usaha yang dijalankan maupun masih direncanakan. Aspek ini berkaitan dengan

penentuan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasian dana tersebut

seefisien mungkin, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan

bagi investor.

Menurut Riyanto (2002), profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan laba dibandingkan dengan aktiva atau modal

perusahaan yang digunakan selama periode tertentu dan dinyatakan dengan

persentase. Analisis profitabilitas diperlukan untuk menilai besar kecilnya

produktifitas usaha sebuah perusahaan. Penilaian profitabilitas ini menggunakan

beberapa kriteria antara lain: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Total Assets

Turnover, Return on Investment dan Return on Equity (Fanani, 2014).

2.4.1 Analisis Aspek Non Finansiil

Menurut Primyastanto (2011), tujuan dilkukan evaluasi proyek yaitu untuk

mengurangi resiko kerugian, memudahkan perencanaan, memumadahkan

pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan, serta memudahkan

pengendalian. Tahapan yang dilakukan dalam evaluasi proyek yaitu dengan

melakukan pengumpulan data yang telah didapatkan, lalu dilakukan analisis

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

40

data, setelah itu bisa diamil keputusan apakah proyek yang dijalankan layak atau

tidak untuk dijalankan, setelah didapatkan hasil keputusan kemudian dilakukan

rekomendasi hal-hal yang dapat menunjang kelancaran proyek sebelum

melakukan pelaksanaan usaha.

Evaluasi proyek atau juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek

merupakan pengkajian suatu usulan proyek apakah proyek dapa dialaksanakan

atau tidak dengan berdasarkan berbagai aspek kajian. Tujuannya adalah untuk

mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan degan berhasil, sehingga

dapat menghindari keterlajuran investasi modal yang terlalu besar untuk kegiatan

yang ternyata tidak menguntungkan. Aspek yang diperhatikan dalam kegiatan

evaluasi proyek adalah aspek manajemen, aspek teknis, aspek (pemasaran

pasar), aspek hukum, aspek sosial, aspek lingkungan.

2.4.2 Analisis Aspek Finansiil

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), studi kelayakan finansial pada

hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempelajari seara mendalam tentang

suatu kegiatan usaha atau bisnis yang dijalankan. Analisis finansial merupakan

perbandinan antara pengeluaran dan penerimaan suatu usaha, apakah usaha itu

akan menjamin modalnya akan kembali atau tidak. Analsis finansia juga

mencakup perkiraan biya oprasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja,

sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan, perhitungan kriteria investasi secara

jangka panjang.

Menurut Sanusi (2009), analisis finansial adalah analisis kelayakan yang

melihat dari sudut pandang petani sebagai pemilik. Pada analisis finasial,

diperhatikan segi cash-flow dari suatu proyek atau usaha tani yaitu perbandingan

antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross-sales) dengan jumlah

biaya-biaya (total cost ) yang dinyatakan dalam niali sekarang untuk mengetahui

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

41

kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek. Hasil finasial sering juga

disebut private returns.pada analisis kelayakan finansial meliputi permodalan,

biaya produksi, biaya produksi dan penerimaan.

1. Permodalan

Menurut Riyanto (2010), pengertian modal pada mulanya

berorientasi pada “ physical oriented “ yaitu hasil produksi yang digunakan

untuk memproduksi lebih lanjut. Berikutnya pengertian mulai bersifat “ non

physical oriented “yang lebih menekankan pada kekuasaan untuk

menggunakan barang barang modal. Pengelompokan modal dapat dilihat

dari berbagai jenis, modal yang menunjukan bentuknya disebut modal

aktif yang elemennya selalu berubah baik dalam waktu jangka pendek

maupun dalam jangka panjang. Sedangkan modal yang menunjukkan

asalnya dapat berupa modal pasif yag nilainya dalam jangka panjang

relatif permanen.

Sedangkan menurut Riyato (2001), modal usaha dalam pengertian

ekonomi adalah baranga atau uang yang besama-sama dengan factor

produksi tanah dan tenga kerja bekerja untuk menghasilkan suatu barang

baru. Modal tersebut dapat berupa modal tetap atau aktiva dan modal

kerja.

2. Biaya Produksi

Menurut Primyastato (2011), biaya meruakan satuan nilai yang

dikorbanka dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan suatu hasil

produksi. Berdsarkan penggnaanya pada proses produksi, biaya dibagi

menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya

tetap atau fixed cots merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses

roduksi yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biya

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

42

variabel atau variabelcost merupakan biaya prodksi yang jumlahnya

dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah roduksi.

Menurut Rehardi (1997), biaya produksi perikanan merupakan modal

awal pada sebuah usaha yang harus dikeluarkan untuk membudidayaka

ikan mulai dari proses persiapan hingga sampai dengan proses panen.

3. Penerimaan

Penerimaan atau Total Revenue TR merupakan pendapatan kotor

usaha yang dudefnisikan sebagai nilai produksi total usaha dalam jangka

waktu tertentu. Penerimaan diperoleh dari penjualan produk akhir yag

berupa uang (Primyastanto, 2011).

Penerimaan adalah total prodksi dikali dengan harga pasar. Besarnya

penerimaan yag dierima dipengaruhi oleh banyaknya hasil produksi dan

harga setiap ukuran ikan, semakin banyak hasil roduksi maka semakin

besar penerimaan yang akan di terima (Eni, 2012).

2.4.2.1 Analisis Jangka Pendek

Analisis jangka pendek merupakan analisis yang dilakukan untuk

mengetahui perolehan nilai profit dalam tiap siklus dalam satu tahun. Analisis

investasi jangka pendek meliputi; keuntungan, Rentabilitas, Revenue Cost Rate

(RC Ratio), Break Even Point (BEP), atau titik impas (Primyastanto, 2011).

1. RC Ratio

Menurut Effendi dan Oktaza (2005), analisis RC Ratio merupakan

alat analisis untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu

tahun terhada baiaya yag dipakai dalam kegiatan tersebut.

Menurut Primyastanto (2005), analisis revenue cost ratio yaitu

perbandingan atau imbangan antara total penerimaan degan total

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

43

biaya. RC Ratio merupakan perhitungan utuk mengetahui

perbandingan antara penerimaan denan biaya yang dikeluarkan.

2. Keuntungan

Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah besarnya

penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk

proses produksi baik tetap maupun tidak tetap (Primyastanto, 2006).

Keuntungan menurut Suwardjono (2008). Keuntungan dimaknai

sebagai imbalan atas upaya perusahan menghasilkan barang dan

jasa. Ini berarti kentungan merupakan kelebihan pendapatan diatasa

biaya (biaya total yang elekat kegiatan produksi dan penyerahan

barang atau jasa).

3. Break Even Point (BEP)

Menurut Primyastanto (2011), Break Even Point (BEP) merupakan

titik impas atau suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak

memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Analisa BEP

adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara

biaya tetap, biaya variable, keuntungan, dan volume kegiatan.

4. Rentabilitas

Menurut Riyanto (1995) rentabilitas merupakan kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal kerja

dalam perusahaan tersebut dengan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Menurut Riyanto (2010), rentabilitas suatu perusahaan menunjukan

perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan laba tersebut.

Pengertian rentabilitas dapat juga diartikan kemampuan suatu perushaan utuk

menghasilkan laba dalam periode tertentu.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

44

2.4.2.2 Analisis Jangka Panjang

Menurut Husnan dan Suwarsono (2008), ada lima metode yang dapat

dipertimbangkang dalam penilaian investasi, antara lain ; Average Rate Of

Retrun, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Retrun

(IRR), Dan Profitability Index Atau Bc Ratio.

1. Net Present Value (NPV)

Menurut Nurmalina et.al. (2009), suatu bisnis dapat dinyatakan

layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya

yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut denga

manfaat bersih adalah selisih antara present value manfaat dengan

total present value biaya atau jumlah present value dari manfaat berih

tambahan selama umur bisnis. Nilai yag dihasilkan oelh perhitungan

NPV adalah dalam satuan mata uang (Rp).

2. BC Ratio

Net B/C adalah ratio antar manfaat bersih yang bernilai positif

dengan manfaat bersih yang bernilai negative. Dengan kata lain

manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap

satu-satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu bisnis atau kegiatan

investasi dapat dikatan layak apabila Net B/C Ratio lebih besar dari

satu dan dikatakan tidak layak apabila niai Net B/C Ratio lebih kecil

dari satu (Nurmalina et.al. 2009).

3. Internal Rate Of Retrun (IRR)

Menurut Nurmalina et.al. (2009), kelayakan usaha / bisnis juga

dinilai dari seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi

yang ditanamkan. Hal ini ditunjukan dengan mengukur besaran

Internal Rate Of Retrun (IRR). IRR adalah tingkatan discount rate DR

yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran yang dihasilkan

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

45

dari perhitungan ii adalah dalam satuan presentase (%). Suatu bisis

dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of

capital-nya ( DR ).

Pada umumnya dalam menghitung tingkat IRR dilakukan

dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount

rate yang lebih dari tinggi (yang menghasilkan NPV negative)

(Nurmalina et.al. 2009).

4. Payback Period (PP)

Payback Period atau tingkat pengembalian investasi adalah

salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang

digunakan untuk mengukur period jangkan waktu pengembalian

modal. Semakin cepat modal itu kembali, semakin baik suatu proyek

untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untk

mebiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono, 2000).

2.4.3 Analisis Sensitivitas

Menurut Ambarawati et.al. (2015), kemampuan proyek bertahan dan

menghasilkan keuntungan dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

eksternal. Akibat perubahan tersebut, usaha yang tadinya layak dapat menjadi

tidak layak pada kondisi dan waktu tertentu. Oleh karena itu, perkiraan usaha

dimasa depan dihadapi dengan ketidakpastian, sehingga perlu adanya kajian

tingkat kepekaan (Sensitivity Analysis).

Menurut Kadariah et.al. (2004), analisis sensitivitas adalah suatu teknis

analisis untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi pada total

penerimaan apabila terjadi perubahana unsur-unsur dalam aspek finansial yang

tidak terduga yang berbeda dengan perencanaa dan perkiraan semula. Suatu

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

46

analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah unsur-unsur lain, kemudia

menentukan pengaruh pada hasil analisis.

Analisis bertujua untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil

analisis proyek apabila ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar

perhitungan biaya atau benefit. Analsis sensitivitas dilakukan dengan mengubah

suatu unsur atau mengkombinasikan perubahan beberapa unsur dan

menentukan pengaruh dari perubahan pada hasil semula.

2.5 Kerangka Berfikir

Sugiyono (2014), mengemukanan bahwa kerangka berpikir yang baik

menjelaskan secara teoritis mengenai pertautan antar variabel yang akan diteliti.

Kerangka berpikir dalam penelitian perlu dibuat apabila variabel yang digunakan

berjumlah dua atau lebih variabel.Penelitian yang menggunakan dua variabel

atau lebih, biasanya berbentuk komparasi atau hubungan, untuk itu dikemukakan

dalam kerangka berpikir.

Desa Susuhbango merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan

Ringinrejo. Di wilayah ini tersimpan banyak potensi perikanan, khususnya

perikanan air tawar karena Kawasan Desa Susuhbango berada pada ketinggian

125 meter dari permukaan laut dengan suhu udara berkisar antara 230C-310C,

mempunyai jenis tanah alluvial yang merupakan tanah lempung dan dapat

menahan massa air, merupakan faktor lingkungan yang menunjang untuk

mengembangkan usaha budidaya.

Menurut BSN (2006), tekstur tanah merupakan bagian yang perlu

diperhatikan, jenis tanah yang baik untuk budidaya adalah tanah liat berpasir

yang dapat menahan massa air dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang

kolam. Selain faktor lingkungan, sumber daya manusia dan kemudahan dalam

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

47

akses pemasaran, serta kebutuhan sarana prasarana menjadi faktor pendukung

usaha pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango.

Walaupun masa pertumbuhannya lambat, tingkat kematangan gonad

yang lama, dan masih mengandalkan pasar domestik, namun ikan gurame

memiliki nilai ekonomi yang baik karena untuk ukuran ikan konsumsi, ikan

gurame mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya

(lele, ikan mas, nila, mujaer).Ikan gurame juga tergolong mudah untuk

dibudidayakan.Selain itu, permintaan ikan gurame dari tahun ke tahun

mengalami perkembangan positif dan menjadi salah satu target sasaran produksi

ikan menurut komoditas utama dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

untuk meningkatkan produksi.Sehingga peluang usaha budidaya ikan gurame

sangat banyak, salah satunya usaha pada tahap pembesaran.

Untuk mengetahui kelayakan finansial pada usaha budidaya ikan gurame

terutama pada usaha pembesaran ikan gurame dilakukan analisis non finansiil

yang meliputi aspek teknis, aspek hokum, aspek social ekonomi, aspek

lingkungan, aspek manajemen, aspek pemasaran dan factor pendukung dan

penghambat. Pada analisis finansiil terdiri dari 2 analisis, yaitu ; analisis finansiil

jangka pendek dan analisis jangka panjang. Yang terakhir adalah dilakukan

anaisis sensitivitas. Setelah 3 analisis diketahui hasilnya maka dapat diketahui

apakah usaha budidaya pembesaranikan gurame tersebut layak atau tidak layak.

Apabila usaha tersebut tidak layak maka dilakukan evaluasi terhadap 3 analisis

tersebut samapi usha budidaya pembesaran ikan gurame tersebut dikatan layak.

Apabila usaha budidaya tersebut dikatakan layak maka selanjutnya dilakukan

pengembangan terhadap usaha budidaya pembesaran ikan gurame. Adapun

kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

48

Gambar 3.Kerangka Berpikir

Usaha budidaya ikan di Cahaya Baru Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

Profitabilitas

1. RC Ratio 2. BEP 3. Keuntungan 4. Rentabilitas

Kelayakan finansial

1. NPV 2. B/C 3. IRR 4. PP

Sensitivitas

Pembesaran Ikan Gurame

Analisis Non

Finansial

Aspek Finansial

Modal Biaya Penerimaan

Analisis Kualitatif

Pengembangan Usaha Budidaya

Ikan Gurame

1. Hukum 2. Sosial ekonomi 3. Manajemen 4. Lingkungan 5. Pasar

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

49

3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo,

Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang akan dilakukan pada bulan maret-april 2018.

Lokasi penelitian berada di kelompok pembudidaya ikan gurame Cahaya Baru di

Desa Susuhbango. Pemillihan lokasi berdasarkan potensi perikanan yang akan

dilakukan analisis mengenai kelayakan finansial usaha pembesaran ikan

gurame.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pelaku usaha budidaya pembesaran ikan

gurame di Desa Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa

Timur. Sasaran dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kelayakan secara non

finansiil dan aspek teknis dari budidaya pembesaran ikan gurame, menganalisis

kelayakan secara finansiil dan menganalisis tingkat sensitivitas pada usaha

pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru.

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data terutama yang

berasal dari data primer kemudian diolah untuk mengetahui kelayakan finansial

usaha. Analisis dari data primer dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan cara

menghitung dengan rumus.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Direktorat Tenaga Pendidikan (2008), penelitian kuantitatif menggunakan

instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan data numerikal (angka).

Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik untuk mereduksi dan

mengelompokan data, menentukan hubungan serta mengidentifikasikan

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

50

perbedaan antar kelompok data.Kontrol, instrumen, dan analisis statistik

digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan penelitian secara akurat.Dengan

demikian kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian

kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data merupakan sekumpulan informasi yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan. Data akan menunjukkan informasi berupa kuantitatif

dan kualitatif. Data perlu disimpan dengan metode tertentu agar pada saat

dibutuhkan dalam waktu cepat data sudah dapat diketahui keberadaannya.

3.4.1 Jenis Data

Berdasarkan jenis datanya, maka data dapat dibedakan menjadi data

kuantitatif dan data kualitatif:

1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diukur berdasarkan skala angka

atau numerik.Data kuantitatif dapat dihitung melalui perhitungan secara

matematika, seperti penjumlahan, pengurangan, pembabagian, dan

perkalian. Misalnya, jumlah kepadatan penduduk di suatu daerah, jumlah

pendapatan usaha berdasarkan aspek finansialnya..

2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur berdasarkan

skala angka atau numerik.Data kualitatif diuraikan berdasarkan rangkaian

penjabaran alur kegiatan.Namun, data kualitatif dapat dikuantitatifkan

melalui aplikasi pengolah data, yaitu mengubah data kualiatatif menjadi

data ordinal maupun nominal.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

51

3.4.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data terdiri dari data primer dan data

sekunder yang diperoleh baik dari penelitian dilapang maupun dari literatur.

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan hasil

penelusuran di lapangan dengan melakukan observasi, wawancara dan

pengisian kuesioner maupun hasil dokumentasi. Data yang dikumpulkan

meliputi identitas pembudidaya, teknis budidaya yang dilakukan, input

dan output produksi, serta permodalan untuk melakukan budidaya di

Cahaya Baru Di Desa Susuhbanbgo Kecamatan Ringinrejo Kabupaten

Kediri.

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dadri sumber datanya. Untuk mendapatkan data

primer, peneliti harus mengumpulkan secara langsung. Teknik

pengumpuan data digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer

antara lain obeservasi, wawancara. Diskusi terfokus, dan penyebaran

kuisioner (Dharma, 2008).

Sedangkan menurut Santoso dan Tjiptono (2002), dalam

penggunaannya data primer memiliki kelebihan serta kekurangan.

Kelebihan data primer yakni meliputi hampir semua tahap proses dari

riset sedangkan kekurangannya memiliki biaya yang tinggi karena harus

menghabiskan banyak waktu.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi

dari instansi dam lembaga terkait dengan penelitian seperti BPS

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

52

Kabupaten Kediri, Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, dan Kantor Kepala

Desa Susuhbango, serta berdasarkan literatur yang digunakan.

Menurut Santoso dan Tjiptono (2002), data sekunder memiliki

beberapa kekurangan serta kelebihan. Kelebihan dari dat sekunder

adalah hemat biaya karena waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan

data tidak selama data primer. Sementar kekurangannya yakni data yang

diperoleh terkadang kurang relevan dengan kebutuhan riset, akurasi

terkadang masih dipertanyakan.

Pada penelitian ini data sekunder berupa data keadaan umum

lokasi yang di peroleh dari Balai Desa/Kantor Kecamatan pada lokasi

penelitian serta data yang diperoleh dari jurnal atau literature dan buku-

buku sebagai tinjauan pustaka.

3.5 Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono (2014), subjek penelitian atau responden adalah orang

yang diminta untuk memberikan keterangan tentanf suatu fakta atau pendapat.

Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2006), subjek penelitian adalah subjek

yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jadi, subjek penelitian itu merupakan

sumber informasi yang digali untuk mengungkap fakta-fakta dilapangan.

Penentuan subjek penelitian atau sampel dalam penelitian kualitatif berbeda

dengan penelitian kuantitati. Licoln dan Gruba (2005) mengemukakan bahwa

penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik) sanagat berbeda

dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif). Penetuan

samapel tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi

untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penentuan subjek penelitian dalam

penelitian ini digunkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

53

dan mendalam. Penentuan subjek atau responden dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara purposive sampling. Purposive samplinmenurut Djam’an Satori

(2007) merupakan teknik pengambilan sampel yang ditentukan dengan

menyesuaikan pada tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu. Djam’an Satori

(2007) menambahkan bahwa “purposive sampling “ sering disebut juga sebagai

Judgement sampling, secara sederhana diartikan sebagai pemilihan sampel

yang disesuaikan dengan tujuan tertentu”.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam suatu penelitian digunakan sebagai

data atau bahan acuan yang relevan dan akurat. Dalam penelitian ini digunakan

metode pengumpulan data berupa:

a. Metode Interview (Wawancara)

Menurut Idrus (2009), wawancara atau interview merupakan

percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan maksud tertentu.

Percakapan yang ada dalam proses wawancara diarahkan pada suatu

masalah tertentu, di mana proses tanya jawab secara lisan dan dua orang

atau lebih berhadapan secara fisik. Metode wawancara terdiri dari

wawancara terstruktur dan wawancara yang tidak terstruktur. Wawancara

terstruktur dilakukan jika peneliti telah mengetahui dangan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh dengan menyiapkan daftar pertanyaan

dan alternatif jawabannya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur

merupakan wawancara yang bebas sehingga peneliti tidak perlu

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis.

Tetapi, menggunakan garis-garis besar dari pertanyaan yang akan

ditanyakan.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

54

b. Observasi

Menurut Sugiyono (2014), definisi dari observasi lebih luas dari

wawancara dan kuesioner yang berkomunikasi dengan orang, dalam

observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang

lainnya.

Idrus (2009), menambahkan bahwa observasi atau pengamatan

merupakan teknik untuk mencatat fenomena yang dilakukan secara

sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipasif)

ataupun nonpartisipasif, dengan melibatkan peneliti dalam kegiatan orang

yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada

kegiatan yang bersangkutan. Terkadang teknik observasi dalam penelitian

tidak mendapatkan respon yang selamanya positif. Untuk itu, dalam

melakukan observasi perlu diperhatikan keilmiahan dari hasil pengamatan

dan mencari informasi yang lengkap tentang hal-hal yang hendak

diobservasi.

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan bahan pelengkap dari metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono

(2014), dokumenbisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumentel dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan seperti

catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan

kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar seperti foto, gambar hidup,

sketsa, dan lain-lain.Sedangkan dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kreadibilitas

yang tinggi.Misalnya gambar yang tidak mencerminkan keadaan aslinya

dan autobiografi yang sering bersifat subjektif.Pengambilan dokumen perlu

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

55

memperhatikan sumbernya, yaitu berdasarkan sumber primer atau sumber

sekunder.

3.7 Analisis Data

Analisis data merupakan tahap suatu proyek penelitian yang mencoba

menjawab pertanyaan, “apa yang telah kita temukan?” dan “apa yang diungkap

oleh data?”(Syaban, 2005). Sedangkan menurut Sugiyono (2004), analisis

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.Pada penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yang ada

dilakukan penelitian secara deskriptif.Adapun analisis deskriptif yang dimaksud,

yaitu analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Menurut Nazir (2011), analisis deskriptif adalah suatu metode yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara aktual yang menggambarkan

gejala yang sudah ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan

prktek-praktek yang dilakukan orang lain dalam menghadapi maslah yang sama

dan belajar dari pengalama mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan

pada waktu yang aka datang.

3.7.1 Analisis Kualitatif

Menurut Hasan (2002), analisis kualitatif merupakan analisis yang berupa

uraian dan penafsiran dari suatu pengolahan data tanpa menggunakan model

matematik, statistik, maupun ekonometrik. Sedangkan menurut Usman dan

Akbar (2006) menyatakan, metode kualitatif dilakukan untuk memahami dan

menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi

tertentu.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

56

Untuk mengetahui pelaksanaan budidaya pembesaran ikan gurame di

Desa Susuhbango, dilakukan analisis data deskriptif kualitatif. Data yang

dianalisis berkiatan dengan aspek non finasial, antara lain aspek teknis, aspek

manajemen, aspek pemasaran, aspek hukum, aspek sosial ekonomi, aspek

lingkungan dan faktor penghambat maupun pendukung usaha budidaya

pembesaran ikan gurame.

3.7.1.1 Analisis Aspek Non Finansiil

Menurut Husnan dan Suwarsono (1994), untuk membahasevaluasi

proyek, ada beberapa aspek yang dapat digunakan. Namun dalam realisasinya

evaluasi proyek tidaklah meneliti semua aspek yang ada, tapi setidaknya ada

beberapa aspek utama yang harus diteliti. Aspek-aspek tersebut menurut

Suratman (2001) adalah sebagai berikut :

a. Aspek teknis

Menurut Husnan dan Suwarsono (2001), aspek teknis merupakan

suatu aspek yang berkenaan dengan teknis dan pengoperasianya setelah

proek tersebut dibangun. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan

dalam penentian aspek teknis adalah :

1. Ketersediaan benih

2. Pasar

3. Tenaga listrik

4. Ketersediaan air

5. Tenaga kerja

6. Fasilitas fasilitas terkait

Apek teknis merupakan aspek yang paling pentig dilakukan sebelum

perushaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi

perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis/operasi,

sehingga apabila tdak dianalsis dengan baik, maka akan berakibat fatal

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

57

bagi perusahaan dalam perjalanannya dikemudian hari. Berbagai hal

yang perlu dilakukan dalam aspek teknis ini adalah masalah penentuan

lokasi, luas produksi, tata letak, penyusunan, peralatan pabrik dan proses

prduksinya termasuk pemilihan teknologi (Kasmir dan Jakfar, 2009).

Data yang berkaitan dengan aspek teknis ini akan dianalisis secara

deskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran secara umum, sistematis,

jelas dan faktual yang berkaitan dengan proses pembenihan ikan gurame.

Mulai dari ketersediaan induk ikan gurame, benih ikan gurame, proses

produksi (persiapan kolam, pendederan, pemberian pakan, pemberian

obat-obatan, pemanenan) sampai proses pemasaran ikan gurame, serta

sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam

kegiatan usaha budidaya ikan gurame dan tersedia di sekitar lokasi

penelitian. Komponen yang dianalisis dari faktor teknis antara lain, yaitu

sarana prasarana, faktor produksi (input), proses produksi, serta output.

b. Aspek Manajemen

Menurut Primyastanto (2011), manajemen merupakan suatu proses

atau kegiatan yang terdiri dari penusunan suatu rencana,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan berbagai usaha dari

suatu organisasi degan menggunakan semua sumberdaya yang ada

dalam organisasi tersebut untuk mencapai sasaran. Adapun fungsi-fungsi

dari manajemen sendiri antara lain adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning) adalah proses untuk menentukan

kemana dan bagaimana suatu usaha akan dijalankan atau dimulai

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengorganisasian (Organizing) adalah proses untuk

pengelompokan terhadap kegiatan-kegiatan dalam unit-unit

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

58

tertentu agar jelas dan teratur sesuai dengan tanggung jawab dan

wewenang si pemegang unit.

3. Pelaksanaan (Actuating) adalah proses dimana semua hal

terencana telah dimulai oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer

yang mengerahkan seluruh bawahannya untuk memulai pekerjaan

sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan untuk meningkatkan

kinerja para bawahannya.

4. Pengawasan (Controling) adalah proes untuk mengukur, menilai

dan mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan

rencana awal dan mengkoreksi penyimpangan selama proses

pelaksanaan kerja.

Dalam Penelitian kelayakan finansial pada usaha pembesaran ikan

gurame di Cahaya Baru di Desa Susuhbango, data-data terkait

perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang

bersifat deskriptif. Komponen-komponen yang dianalisis dari aspek

manajemen disajikan dalam tabel.5

Tabel 5.Komponen Aspek Manajemen

Fungsi manajemen Komponen

Planing Tujuan usaha, target usaha, strategi usaha

Organizing Struktur organisasi, mekanisme kerja

Actuating Pengarahan dari manajer sesuai dengan

tujuan usaha, target usaha dan strategi

usaha

Controling Evaluasi keberhasilan usaha, mengontrol

proes kerja bawahan dilakukan oleh atasan

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

59

c. Aspek Pemasaran

Menurut Kotler (2011), pengertian pemasaran adalah suatu proses

sosial dan manajerial yang terjadi diantara individu dan kelompok dalam

mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan dan bertukar sesuatu yang saling bernilai bagi mereka.

Definisi tersebut didasarkan pada konsep inti pemasaran yaitu kebutuhan,

keinginan, dan permintaan; produk nilai, biaya, dan kepuasan;

pertukaran, transaksi, dan hubungan; pasar pemasaran serta pemasar.

Kajian aspek pemasaran berkaitan dengan strategi pemasaran usaha

yakni upaya yang dilakukan oleh calon investor atau pengusaha dalam

mempengaruhi keputuan konsumen untuk melakukan pembelian hasil

produksinya (Primyastanto, 2011). Penyajian data deskriptif dalam aspek

pemasaran yaitu mengenai strategi pemasaran, bauran pemasaran dan

saluran pemasaran serta faktor lain yang mempengaruhi dengan jalannya

pemasaran pada usaha pembesaran ikan gurame. Komponen-komponen

yang dianalisis anta lain disajikan pada tabel. 6

Tabel 6.Komponen Aspek Pemasaran

Aspek Komponen

Pemasaran

Daerah pemasaran ikan gurame

Gambaran secara umum

pemasaran ikan gurame

Bagaimana kondisi permintaan

pasar ikan gurame

Saluran pemasaran ikan gurame

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

60

d. Aspek Hukum

Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan

dibangun atau sedang dioperasikan. Hal ini berarti bahwa proyek tersebut

harus memenuhi hukum dan tat peraturan yang berlaku di wilayah

tersebut (Primyastanto, 2011).

Menurut Samsudin (2013), legalitas suatu perusahaan atau badna

usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas

merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan

usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas

perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, diamana

perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen

hingga sah dimata hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu.

Kegiatan usaha tidak dapat dilepaskan dari badan usaha dan izin

yang diperlukan dalam menjalakan usaha. Secara definisi badan usaha

adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan

menari laba atau keuntungan. Badan hukum seringkali disamakan

dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan

utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan tempat

diama badan usaha itu mengelola faktor-faktor produksi. Dalam aspek

hukum dikaji tentang legalitas, izin usaha dimiliki serta status badan

hukum dari usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru.

e. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial ekonomi yaitu aspek yang akan menentukan tentang

besar atau kecilnya sumbangan suatu proyek terhadap kesejahteraan

masyarakat setempat dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Dengan melakukan analisis ekonomi diharapkan proyek dapat menilai

apakah proyek akan membebani perekonomian nasional atau bahkan

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

61

justru membantu perekonomian nasional dan mampu memberikan

pengaruh baik bagi kehidupan msayarakat setempat (Primyastanto dan

Istikharoh, 2003). Adapun aspek sosial ekonomi dalam penelitian

kelayakan finansial usaha pembesaran ikan gurame yaitu mengkaji

tentang dampak keberadaan proyek terhadap kehidupan masyarakat

terutama masyarakat setempat dari sisi sosial dan pembangunan

perekonmian daerah setempat maupun secara keseluruhan.

f. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada

saat ini karena setiap proyek yang dijalakan akan sangat besar

dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya, baik terhadap darat,air dan

udara yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan manusia

dan makhluk hidup lain disektarnya (Kasmir dan Jakfar, 2003). Dalam

aspek lingkungan dalam usaha pembesaran ikan gurame dijelaskan

tentang apa saja pengaruh kegiatan usha terhadap kelestarian serta

penanggulangan dari dampak lingkungan akibat adanya kegiatan usaha

pembesaran ikan gurame tersebut.

g. Faktor Pendukung dan Penghambat

Setiap usaha yang diajalakna pasti memunyai faktor faktor yang

mempengaruhi, baik itu yang bersifat menghambat maupun yang

memperlancar usaha tersebut (Primyastanto, 2011). Faktor pendukung

merupakan faktor yang mendukung keberlangsungan usha budidaya ikan

gurame sehingga dengan faktor pendukung ini usaha budidaya

pembesara ikan gurame dapat berkembang dan berlangsung dalam

kurun waktu yang lama.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

62

Faktor penghambat merupakan faktor yang harus diperhitungkan,

terkait dengan adanya usaha sejenis, permintaan yang menurun, program

pemerintah yang membuat pembudidaya kesulitan dalam mendapatkan

perlindungan usaha dan melakukan engembangan usaha. Data primer

yang diperoleh mengenai faktor pendukung dan penghambat pada usaha

budidaya pembesaran ikan gurame akan dia analisis dengan cara

deskriptif kualitatif.

3.7.2 Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono ( 2014), penelitian kuantitatif analisis data merupakan

kegiatan yang dilakukan setelah memperoleh data dari responden atau data dari

sumber lain yang sudah terkumpul. Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data

adalah: mengelomokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data, menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknis analisis data dalam

penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Menurut Primyastanto (2014), aspek keuangan merupakan aspek yang

digunakan untuk menilai keuangan suatu perusahan secara keseluruhan dan

merupakan salah satu aspek yang digakan untuk mengetahui kelayakan suatu

usaha.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka aspek yang termasuk ke dalam

penelitian kuantitatif adalah aspek finansial, dalam aspek finansial meliputi;

permodalan, biaya produksi, dan penerimaan. Selain itu aspek finansial juga di

gunakan untuk menganalisis aspek finansial jangka pendek, yang terdapat dalam

analisis jangka pendek antara lain; Revenue Cost Ratio (RC Ratio), keuntungan,

Break Event Point (BEP), dan rentabilitas. Sedangkan analisis finansial jangka

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

63

panjang antara lain; Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal dan Retrun

(IRR), dan Payback Period (PP). Serta menganalisis Sensitivitas dalam sebuah

usaha.

3.7.2.1 Analisis Aspek Finansiil

Menurut Arifin (2007), analisis aspek finansiil memiliki peranan yang

strategis sebgai dasar pengambilan keputusan. Disamping itu ada studi

kelayakan proyek. Feasibility study atau studi kelayakan proyek bidang finansial

mempunyai tujuan untuk melakukan beberapa analisis dengan perhitungan

finansial dengan cara efisien, tepat dan akurat dari suatu investasi modal. Yaitu

menganalisis tingkat perbandingan antara chas in flow atau perbandingan antara

cost dan benefit.

Pada aspek analisis finasiil ada beberapa yang akan dinilai meliputi

jangka pendek dan jangka panjang, perhitungan dalam satu siklus produksi

selama satu tahun produksi denga komponen-komponen sebagai berikut;

permodalan, biaya produksi, dan penerimaan.

a. Permodalan

Menurut Riyanto (2002) dalam Primyastanto (2011), modal usaha

merupakan barang atau uang dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja

yang dapat menghasilkan suatu barang baru. Modal usaha tersebut

biasanya berupa modal tetap/aktiva dan modal kerja.

Pengertian modal berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam

Nugraha (2011), yaitu adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk)

untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang,

barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan

sesuatu yang menambah kekayaan. Analisis permodalan dalam Penelitian

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

64

yang di laksanakan di Cahaya Baru ini adalah: modal tetap, modal kerja,

dan sumber modal.

b. Biaya Produksi

Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2003), setiap kegiatan usaha yang

dilaksanakan memerlukan biaya-biaya atau pengeluaran usaha. Menurut

prinsip ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan hasil yang optimal, atau

dengan kata lain untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya yang

serendah mungkin.

Menurut Sinta (2011), total cost (TC) didapat dari penjumlahan biaya

tetap dengan biaya variabel. Dirumuskan sebagai berikut:

Di mana: TC = Total Cost/biaya total (Rp)

FC= Fixed Cost/biaya tetap (Rp)

VC = Variable Cost/biaya variabel (Rp)

c. Penerimaan

Menurut Primyastanto dan Intikharoh (2006), penerimaan atau Total

Revenue (TR) adalah pendapatan kotor usaha yang didefinisikan sebagai

nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu. Adapun Total Revenue

(TR) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Di mana : TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp)

P = Harga (Rp)

Q = Unit Produksi (Ekor).

TC = FC + VC

TR = P x Q

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

65

1. Analisis kelayakan finansiil jangka pendek

a. Revenue Cost Ratio (RC Ratio)

Menurut Effendi dan Oktariza (2006) dalam Primyastanto

(2011), analisis RC Ratio merupakan alat analisis untuk melihat

keuntungan relatif suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya

yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak

bila RC lebih besar dari 1 ( RC > 1). Hal ini menggambarkan semakin

tinggi nilai RC, maka tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin

tinggi. RC Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana : TR = Total Revenue/penerimaan total (Rp)

TC= Total Cost/biaya total (Rp)

Dengan kriteria :

a. RC > 1, maka usaha tersebut dikatakan menguntungkan

b. RC = 1, maka usaha tersebut dikatakan tidak untung dan tidak

rugi

c. RC < 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian

b. Keuntungan

Menurut Primyastanto (2006), meuntungan usaha atau

pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi

dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap

maupun tidak tetap. Analisis pendapatan ini digunakan untuk

mengetahui besaran yang diperoleh dari usaha yang dilakukan,

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

RC Ratio = TR

TC

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

66

Dimana: π = Keuntungan (Rp)

TR = Penerimaan total (Rp)

TC = Total biaya (Rp)

FC = Biaya tetap/Fixed Cost (Rp)

VC = Biaya tidak tetap/Variabel cost (Rp)

Untuk membersihkan harta/benefi tyang didapatkan maka

perlu dikeluarkan zakat sebesar 2,5% dari benefit yang diperoleh.

Firman allah surat At Taubah : 103 “ Ambilah zakat dari sebagian

harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan

mensucikan mereka, dan berdo’alah untuk merekea.

Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui “.

Zakat dalam analisis finansial tidak akan menambah total

cost(biaya produksi). Hal ini bebeda dengan konsep pajak, dimana

pajak (selain PPh karena kedua pajak tersebut dipotong

berdasarkan keuntungan kotor dan PPN dikenakan pada

konsumen) akan menyebabkan jumlah fixed cost dari suatu usaha

naik (Primyastanto,2011).

Untuk mengetahui jumlah keuntungan setelah dikenai zakat

atau Erning After Zakat (EAZ) dengan cara keuntungan sebelum

atau Erning Before Zakat(EBZ) dikenai zakat dikurangi nilai zakat

dari keuntungan sebelum dikenai zakat tersebut. Adapun analisi

perhitungannya sebagai berikut:

π = TR – TC

= TR – (FC + VC)

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

67

EBZ atau π = TR – TC

Zakat = 2,5% X EBZ

EAZ = EBZ - Z

c. Rentabilitas Usaha

Menurut Riyanto (1995) dalam Primyastanto (2011),

rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal kerja dalam

perusahaan tersebut dengan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Rentabilitas secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana = L : jumlah laba (Rp)

M : modal/aktiva (Rp)

R : rentabilitas (%)

d. BEP (Break Event Point)

Menurut Primyastanto (2011), Break Even Point (BEP)

merupakan titik impas atau suatu kondisi dimana suatu perusahaan

tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Analisa

BEP adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara

biaya tetap, biaya variable, keuntungan, dan volume kegiatan. Cara

perhitungan BEP ada 2 macam:

R = M

L X 100

%

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

68

1. BEP atas dasar sales, dirumuskan :

dimana : FC = Biaya tetap (Rp)

VC = Variabel cost (Rp)

S = Nilai penjualan/jumlah penerimaan (Rp)

2. BEP atas dasar unit, dirumuskan :

Dimana : FC = biaya tetap(Rp)

p = harga per unit(Rp)

v = biaya variabel per unit (Rp)

Apabila penerimaan lebih besar dari BEP maka usaha tersebut

dapat dikatakan memberikan keuntungan.

2. Analisis kelayakan finansial jangka panjang

a. Net Present Value (NPV)

Suatu bisnis dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang

diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat

dan biaya disebut dengan manfaat bersih. Suatu bisnis dikatakan

layak jika NPV lebih besar dari 0 yang artinya bisnis menguntungkan

atau memberikan manfaat. NPV adalah selisih antara total present

value manfaat dengan total present value biaya dengan rumus

sebagai berikut:

s

vc

FCBEP

1

vp

FCBEP

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

69

Dimana:

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t (Rp)

t = Tahun kegiatan bisnis, tahun awal bisa tahun 0

atau tahun 1

i = Tingkat DR (Dicount Rate)

b. Net B/C

Net B/C adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai

positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.Manfaat bersih

yang menguntungkan bisnis dihasilkan terhadap setiap satu satuan

kerugian dari bisnis tersebut. Secara matematis dapat dinyatakan

sebagai:

Dimana:

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t (Rp)

t = Tahun kegiatan bisnis, tahun awal bisa tahun 0

atau tahun 1

i = Tingkat DR (Dicount Rate)

c. Internal Rate and Return (IRR)

Kelayakan bisnis juga dinilai seberapa besar pengembalian

bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. IRR adalah tingkat

∑𝐵𝑡

(1 + 𝑖)𝑡

𝑛

𝑡=0/1

− ∑𝐶𝑡

(1 + 𝑖)𝑡

𝑛

𝑡=0/1

= ∑𝐵𝑡 − 𝐶𝑡

(1 + 𝑖)𝑡

𝑛

𝑡=0/1

NPV =

∑ 𝐵𝑡−𝐶𝑡𝑛

𝑡=1

(1+𝑖) 𝑡

∑ 𝐶𝑡−𝐵𝑡𝑛𝑡=𝑖

(1=𝑖) 𝑡

⇒[𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 > 0]

[𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 > 0] Net B/C =

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

70

discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0.

Perhitungan IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode

interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang

menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount rate yang lebih

tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus IRR:

Dimana:

i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif

i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negative

d. Payback Period (PP)

Payback Period adalah jangka waktu tertentu yang

menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flow) secara

kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value.

Sehingga disimpulkan bahwa Payback Period merupakan suatu nilai

dimana dari nilai tersebut dapat diketahui berapa lama usaha yang

dijalankan bisa mengembalikan modal yang ditanam baik modal tetap

maupun tidak tetap. Adapun rumus yang digunakan untuk

menghitung payback period, yaitu :

3.7.2 Analisis Sensitivitas

Menurut Ambarawati, et.al (2015), kemampuan proyek bertahan dan

menghasilkan keuntungan dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

IRR = 𝑖1 + 𝑁𝑃𝑉1

𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2 𝑥 (𝑖2 − 𝑖2)

PP = Jumlah Investasi

Keuntungan

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

71

eksternal. Akibat perubahan tersebut, usaha yang tadinya layak dapat menjadi

tidak layak pada kondisi dan waktu tertentu. Oleh karena itu, perkiraan usaha

dimasa depan dihadapi dengan ketidakpastian, sehingga perlu adanya kajian

tingkat kepekaan (sensitivity analysis).

Berdasarkan penelitian ini, analisis sensitivitas usaha dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pada usaha jika terjadi semacam kenaikan biaya

operasional maupun penurunan produktivitas usaha pada nilai tertentu apakah

hal tersebut berpengaruh besar terhadap kelayakan usaha yang dijalankan di

Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Adapun perubahan

atau skenario yang ditentukan dalam penelitian ini adalah terjadi kenaikan biaya

sebesar 105%, penurunan penerimaan sebesar 42%, dan biaya naik 40%

dengan penurunan penerimaan 25%.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

72

4. KEADAAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografi

Letak geografis Kabupaten Kediri berada pada 111o 47" 05" s/d 112o 18"

20" BT dan 7o 36" 12" s/d 8o 0" 32" LS dengan luas 1.386,05 Km2 atau 138.605

Ha (BPS Kabupaten Kediri, 2013).

Desa Susuhbango merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, dengan letak geografis kantor desanya

adalah 112,02487 oBT dan -7,97474oLS (BPS Kabupaten Kediri, 2016). Desa

Susuhbango terletak di wilayah selatan Kabupaten Kediri, berjarak 2,50 km dari

Ibukota Kecamatan Ringinrejo atau berjarak ± 14,7 km dari Ibukota Kabupaten

Kediri. Adapun denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran.

iBatas-wilayah Desa Susuhbango adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Nambakan

Sebelah selatan : Desa Sambi

Sebelah timur : Desa Selodono

Sebelah barat : Desa Bendosari

Menurut Data Potensi Desa (2017), luas Desa Susuhbango adalah

242,67 Ha. Berdasarkan total luas wilayah tersebut 92,30 Ha digunakan untuk

tanah sawah, 129,70 Ha digunakan untuk tanah kering, dan 20,67 Ha digunakan

untuk membangun fasilitas umum, seperti tanah kas desa/kelurahan, lapangan

olahraga, perkantoran pemerintah, tempat pemakaman, bangunan sekolah, dan

jalan.

Kondisi topografi Desa Susuhbango berada pada ketinggian 125 meter

dari permukaan laut, Curah hujan 26,50 mm dan suhu rata-rata harian 240 C.

Jenis tanahnya regosol yang bersifat subur, tekstur tanah kasar, peka terhadap

erosi, berwarna keabuan, kaya unsur hara seperti P dan K yang masih segar,

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

73

kandungan N kurang, pH 6-7, cenderung gembur, umumnya tekstur semakin

halus semakin produktif, dan kemampuan menyerap air tinggi. Budidaya ikan

gurame di Desa Susuhbango melapisi permukaan cekungan kolam dengan

terpal untuk mencegah tanah yang erosi dan penyerapan air yang tinggi oleh

tanah.

4.2 Profil Usaha Budidaya Ikan Gurame di Cahaya Baru

Usaha budidaya ikan gurame di Desa Susuhbango sudah berlangsung

sejak tahun 1990-an tepatnya pada tahun 1997 bermula dari mencoba-coba

hinggasekarang masih terus berkembang. Awalnya para pembudidaya

melakukan satu siklus budidaya gurame secara penuh, yaitu pada tahap

pembenihan, pendederan, hingga pembesaran. Namun, membutuhkan waktu

yang lama (kurang lebih selama 14 bulan), resiko yang besar, dan biaya yang

tidak sedikit. Untuk itu, pada saat ini sebagian besar pembudidaya hanya

melakukan satu tahap budidaya yaitu tahap pembesaran yang dilakukan di

kolam terpal dengan benih yang ditebar ukuran panjang 4–6 cm (berat 5–10

gram per ekor) yang dibesarkankan hingga ukuran konsumsi (berat 500 gram per

ekor) selama 7 bulan.

Nama Cahaya Baru adalah nama usaha milik Bapak Zainal Muhson yang

merupakan pelaku usaha dalam bidang pembudidaya ikan gurame di Desa

Susuhbango, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri yang berdiri sejak 2006

sampai sekarang,pada mulanya cahaya baru adalah hanya sebagai kelompok

pembudidaya ikan gurame saja dengan total anggota kelompok sebanyak 20

pembudidaya ikan gurame, setiap anggota pembudidaya mempunyai kegiatan

pembudidaya bermacam macam, ada yang sebagai pembudidaya ikan gurame

konsumsi ada juga yang sebagai pembudidaya pembenihan ikan gurame dan

hingga sampai akhirnya pada tahun 2014 kelompok cahaya baru terdaftar dalam

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

74

P2MPKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Dan Perikanan) yang mana

P2MPKP merupakan lembaga pelatihan kelautan dan perikanan yang di bawah

nauangan BPPP (Balai Pendidikan Dan Pelatihan Perikanan) Banyuwangi. Pada

tahun 2016, Cahaya Baru mendapatkan bantuan dari Dinas perikanan setempat

berupa mesin pembuat pakan, dan mengharuskan untuk membuat formulasi

pakan untuk budidaya ikan gurame. Berikut ini adalah gambar mesin pakan yang

ada di Cahaya Baru:

Gambar 4. Mesin pakan Sumber:Data primer, 2018 Penggunaan mesin pakan tersebut selalu mendapat perhatian dari Dinas

Perikanan setempat, dengan melakukan kontrol ke tempat pembudidaya minimal

satu bulan sekali. Besar harapannya agar pembudidaya mampu untuk

menciptakan formula pakan untuk budidaya ikan gurame yang tepat dan

meminimalisir biaya untuk keperluan pakan pabrik, sehingga dapat

meringgankan biya pakan yang dikeluarkan selama budidaya gurame.

4.3 Demografi Lokasi Penelitian

Menurut BPS Kabupaten Kediri (2016), Desa Susuhbango mempunyai

tiga dusun, yaitu Susuhbango Selatan, Karangnongko, dan Susuhbango Utara,

dengan jumlah dua rukun tetangga (RT) dan enam rukun warga (RW) di setiap

dusunnya. Keadaan penduduk di Desa Susuhbango dapat dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin, tingkat usia, mata pencaharian, dan tingkat

pendidikan.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

75

4.3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk yang menempati Desa Susuhbango sebanyak 3.966

jiwa, didominasi oleh penduduk laki-laki sebanyak 2.030 jiwa dan perempuan

sebanyak 1.936 jiwa. Berdasarkan data tersebut, dapat disajikan dalam bentuk

Tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Data Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1 Laki laki 2.030 51,2

2 Perempuan 1.936 48,8

Total 3.966 100,0

Sumber : Data Primer, 2018

4.3.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia

Berdasarkan tingkat usia jumlah penduduk di Desa Susuhbango dapat

digolongkan menjadi enam golongan. Rentang usia 18-56 tahun merupakan

usia produktif mendominasi dari keseluruhan penduduk sebanyak 2.039 jiwa

atau dengan persentase 51,4%, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.072 jiwa

dan perempuan sebanyak 967 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit

yaitu pada usia 6-7 tahun dengan jumlah sebesar 101 atau 2,6% dari total

penduduk Desa Susuhbango. Pembagian jumlah penduduk Desa Susuhbango

berdasarkan tingkat usia dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

76

Tabel 8. Data Jumlah Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Tingkat Usia

No. Usia Laki-Laki

(Jiwa)

Perempuan

(Jiwa)

Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1 0-12 bulan 199 338 537 13,5

2 1-5 tahun 89 78 167 4,2

3 6-7 tahun 53 48 101 2,6

4 8-17 tahun 406 334 740 18,7

5 18-56

tahun

1.072 967 2.039 51,4

6 >56 tahun 211 171 382 9,6

Total 2.030 1.936 3.966 100,0

Sumber: Data Potensi Desa Susuhbango, 2018

Usia produktif 18 tahun adakalanya membantu dalam memberi pakan

ikan gurame, menyiapkan sarana dan prasarana kolam budidaya, melakukan

pergantian air, dan turut serta melakukan pemasaran antar kota. Sedangkan

usia 56 tahun memungkinkan penduduk untuk masih bisa melakukan kegiatan di

kolam budidaya pembesaran gurame. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti

melalukan seleksi ikan gurame, pemanenan, penimbangan, dan pemasaran.

4.3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Terdapat banyak jenis mata pencaharian yang ada di Desa Susuhbango

yang dikelompokkan dalam jenis mata pencaharian lainnya, seperti mekanik,

pembantu rumah tangga, sopir, pengacara, pensiunan, dan mata pencaharian

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kelompok jenis pekerjaan

lainnya yang ditekuni penduduk mendominasi sebanyak 697 jiwa atau 17,5%

lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang biasanya mendominasi di

daerah pedesaan yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 640 jiwa

atau 16,1%. Data penduduk desa dapat dilihat pada tabel 9.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

77

Tabel 9. Data Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Belum/tidak bekerja 1.048 26,42

2 Petani 640 16,1

3 Buruh Tani 109 2,7

4 Pegawai Negeri Sipil 54 1,3

5 Industri Rumah Tangga 7 0,17

6 Pedagang 35 0,88

7 Peternak 41 1,03

8 Tukang 10 0,25

9 TNI 4 0,1

10 POLRI 2 0,05

11 Wiraswasta 684 17,24

12 Karyawan 113 2,84

13 Pelajar/Mahaiswa 522 13,42

14 Lain-lain 697 17,5

Total 3.966 100,0

Sumber: Data Potensi Desa Susuhbango, (2018)

Pengertian dari penduduk yang belum bekerja adalah penduduk yang

masih berada pada masa sekolah atau belum produktif sedangkan penduduk

tidak bekerja terdiri dari orang tua yang sudah tidak produktif atau tidak dapat

bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri.

Sebagian besar responden yang mempunyai usaha budidaya

pembesaran ikan gurame merupakan usaha sampingan karena tergolong usaha

yang membutuhkan waktu lama dan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari

serta kebutuhan dalam melakukan budidaya dihasilkan dari pekerjaan lainnya.

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

78

4.3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, dari jumlah penduduk yang ada di Desa

Susuhbango sebanyak 3.966 jiwa, tingkat pendidikan tamat SLTA mendominasi

sebanyak 1.001 jiwa atau 25,2% jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan

SLPA yang berjumlah 842 jiwa atau 21,2%. Ada juga jenjang pendidikan tingkat

TK, SD, diploma, hingga strata 1, bahkan ada yang tidak pernah mengenyam

pendidikan. Adapun pembagian jumlah penduduk Desa Susuhbango

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Data Jumlah Penduduk Desa Susuhbango Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum/Tidak Sekolah 593 14,9

2 TK/Play group 54 1,4

3 Usia 7-18 tahun yang sedang

sekolah

270 6,8

4 Tamat SD 702 17,7

5 Usia 12-56 tahun tidak tamat

SMP

61 1,5

6 Usia 18-56 tahun tidak tamat

SMA

193 4,9

7 Tamat SLTP 842 21,1

8 Tamat SLTA 1.001 25,2

9 Diploma I 90 2,3

10 Diploma II 52 1,3

11 Diploma III 48 1,2

12 Diploma IV/S-1 54 1,4

13 Strata 2 6 0,2

14 Strata 3 0 0

Total 3.966 100,0

Sumber: Data Potensi Desa Susuhbango, 2018

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

79

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Aspek Non Finansiil

Menurut Primyastanto (2011), tujuan dilkukan evaluasi proyek yaitu untuk

mengurangi resiko kerugian, memudahkan perencanaan, memumadahkan

pelaksanaan pekerjaan, memudahkan pengawasan, serta memudahkan

pengendalian. Tahapan yang dilakukan dalam evaluasi proyek yaitu dengan

melakukan pengumpulan data yang telah didapatkan, lalu dilakukan analisis

data, setelah itu bisa diamil keputusan apakah proyek yang dijalankan layak atau

tidak untuk dijalankan, setelah didapatkan hasil keputusan kemudian dilakukan

rekomendasi hal-hal yang dapat menunjang kelancaran proyek sebelum

melakukan pelaksanaan usaha.

Evaluasi proyek atau juga dikenal sebagai studi kelayakan proyek

merupakan pengkajian suatu usulan proyek apakah proyek dapa dialaksanakan

atau tidak dengan berdasarkan berbagai aspek kajian. Tujuannya adalah untuk

mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan degan berhasil, sehingga

dapat menghindari keterlajuran investasi modal yang terlalu besar untuk kegiatan

yang ternyata tidak menguntungkan. Aspek yang diperhatikan dalam kegiatan

evaluasi proyek adalah aspek manajemen, aspek teknis, aspek (pemasaran

pasar), aspek hukum, aspek sosial, aspek lingkungan.

5.1.1 Aspek Teknis Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Gurame

Kegiatan pembesaran ikan gurame memerlukan metode atau sistem

untuk mengerjakannya yang dirangkai dalam aspek teknis. Aspek teknis perlu

memperhatikan pengalaman dan penggunaan teknologi untuk mengambil

keputusan sebelum menerapkan lokasi, tata letak tempat produksi, skala usaha,

dan peralatan yang akan digunakan. Menurut Primyastanto (2011), aspek teknis

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

80

merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan teknis dan pengoperasiannya

setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek teknis pada usaha pembesaran

ikan gurame di Desa Susuhbango meliputi prasarana dan sarana, lokasi, fasilitas

penunjang, serta proses pembesaran ikan gurame.

5.1.1.1 Prasarana Pembesaran Ikan Gurame

Prasarana merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses atau

fasilitas yang secara tidak langsung dapat menunjang proses kegiatan.Prasarana

yang digunakan untuk menunjang kegiatan budidaya pembesaran ikan gurame

di Desa Susuhbango adalah sebagai berikut:

1. Akses jalan

Akses jalan menuju Desa Susuhbango sangat mudah, hal ini

karena Desa Susuhbango terletak di jalan raya yang menghubungkan

Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Blitar. Kondisi jalannya pun baik

sehingga memudahkan jalur perjalan konsumen menuju tembat budidaya

ikan gurame dan proses pengiriman ikan gurame kepada konsumen antar

daerah.

Gambar 5. Kondisi jalan raya di Desa Susuhbango Sumber: Data primer, 2018

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

81

2. Saluran irigasi

Sumber air yang digunakan untuk mengaliri air kolam berasal dari

pompa air yang dipasang disetiap rumah. Penggunaan pompa air pada

saat pengisian air kolam membutuhkan waktu sekitar 5-8 jam setiap 10 x

30 m² atau tergantung luas kolam yang dimiliki.

Gambar 6. Saluran pengisian air kolam Sumber: Data primer, 2018

3. Teknologi informasi

Teknologi informasi yang digunakan oleh pembudidaya ikan

gurame adalah telepon seluler. Penggunaan telepon seluler

memudahkan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam

bertransaksi dan untuk mengetahui informasi lainnya, seperti harga ikan

gurame, penyediaan stok pakan, pelaksanaan penyuluhan, kegiatan

dengan para pembudidaya, dan sebagainya.

Gambar 7.Media komunikasi yang digunakan oleh pembudidaya Sumber: Data primer, 2018

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

82

5.1.1.2 Sarana Pembesaran Ikan Gurame

Sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dapat

digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan. Pengadaan sarana bertujuan

untuk merangsang peningkatan produksi, pemanfaatan potensi sumberdaya

perikanan dan mendorong tumbuh kembangnya usaha perikanan (Penebar

Swadaya, 2009 dalam Kusumawati, 2015). Adapun sarana yang digunakan

dalam pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango antara lain:

1. Kolam terpal, digunakan untuk melakukan usaha pembesaran ikan gurame

dari ukuran benih hingga konsumsi. Setiap kolam mempunyai saluran output

dan input untuk keluar masuknya air kolam. Kolam yang mulai kotor

dilakukan pengerukan hingga dasar kolam agar tidak menggagu lingkungan

ikan gurame. Tepi kolam pembesaran ikan gurame dikelilingi oleh pagar

yang terbuat dari waring, bertujuan untuk mencegah ikan gurame yang

meloncat keluar, menghindari gangguan dari anak anak kecil yang bermain

di sekitaran kolam yang dapat mengganggu masa pertumbuhan dan

mencegah masuknya predator yang akan memangsa ikan gurame.

Gambar 8. Kolam terpal pembesaran ikan gurame Sumber: Data primer, 2018

2. Benih ikan gurame, benih yang ditebar oleh pemilik berkisar antara ukuran 4-

6 cm atau biasa disebut oleh para pembudidaya ikan gurame yaitu ukuran

silet, rata rata padat tebar sebanyak 15 ekor/m².

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

83

3. Peralatan, meliputi jaring, pipa, PVC, selang hisap, waring, timbangan,

gayung, bak, seser, sapu ijuk, sabit, timba, mesi diesel, dan drum bak besar.

4. Transportasi merupakan sarana yang penting dalam sebuah kegiatan usaha.

Dalam kegiatan usaha ini transportasi berperan penting dalam

keberlangsungan dan keberhasilan saat memasarkan ikan dan memberikan

kemudahan kepada para pembeli serta penjual untuk mengangkut hasil ikan

gurame tersebut serta mengangkut pakan. Semua jenis kendaraan dapat

digunakan melewati jalan.

5.1.1.3 Proses Budidaya Pembesaran Ikan Gurame

Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan budidaya

ikan gurame dimana setiap tahapan menentukan keberhasilan proses produksi.

Berikut ini adalah alur proses tahapan budidaya pembearan ikan gurame yang

dilakukan oleh pembudiaya ikan gurame di Cahaya Baru di Desa Susuhbango.

Gambar9. Alur proses pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango Sumber: Data primer, 2018.

Tahap persiapan

Tahap pemasaran

Tahap penebaran benih

Tahap pemeliharaan

Tahap pemanenan

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

84

Berdasarkan alur proses pembesaran ikan gurame di atas, maka dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Budidaya ikan gurame perlu memperhatikan karakteristik persyaratan

hidup lingkungan ikan gurame, salah satunya adalah kualitas air yang

dibutuhkan yaitu air tenang, bersih, dan dasar air yang tidak berlumpur (BI,

2002). Tahap persiapan kolam yang dilakukan oleh pembudidaya ikan

gurame di Desa Susuhbango dengan cara melapisi permukaan kolam tanah

menggunakan terpal, untuk menghindari dasar kolam yang tertalu

berlumpur. Rata-rata luas kolam yang dimiliki oleh pembudidaya

pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango seluas 157, 06 m air

sedalam 80 cm.

Gambar 10. Kolam pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango Sumber: Data primer, 2018

Konstruksi kolam perlu dilengkapi dengan pembuatan pematang, saluran

pemasukan (inlet) dan saluran pengeluaran (outlet) yang dilengkapi dengan

filter untuk menjaga kualitas air yang masuk dan menjaga ikan yang keluar

melalui saluran pengeluaran. Bagian tepi dari kolam diberi pagar yang

terbuat dari waring, pagar ini berfungsi melindungi kolam dari predator,

mencegah ikan meloncat keluar kolam, dan melindungi dari ulah manusia

yang jahil.

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

85

Sebelum pengisian air, terlebih dahulu kolam dikeringkan selama dua hari

untuk agar dapat memutus bibit penyakit yang terdapat di dalam tanah

kemudian kolam dilapisi dengan terpal dan dilakukan pengisian air kira-kira

30 cm untuk membasahi dasar kolam dan mengeringkannya kembali.

Pembilasan dan pengeringan yang berulang-ulang juga berfungsi untuk

mempercepat oksidasi amonia yang terperangkap di dalam lapisan tanah

kolam (Pane, 2011).

Gambar 11. Pengapuran pada kolam ikan gurame Sumber: Data primer, 2018

Langkah selanjutnya dengan melapisi seluruh permukaan terpal dengan

kapur pertanian (CaCO3) yang sudah dicampur dengan air kemudian

diratakan ke seluruh permukaan terpal menggunakan sapu ijuk. Umumnya

pengapuran diberikan dengan frekuensi satu kali selama satu siklus

budidaya ikan gurame yaitu pada pasca pemanenan yang dilakukan pada

waktu sore hari. Namun, pengapuran juga kadang diberikan jika kondisi

lingkungan kurang stabil. Nilai pH di Desa Susuhbango sekitar 6-7 sehingga

para pembudidaya tidak memerlukan pemupukan karena pemupukan akan

menurunkan nilai pH dan menjaga keamanan kualitas ikan gurame.

Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH menjadi pH netral pada

kisaran 7-8, meningkatkan kandungan fosfor yang sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan plankton, mengurangi pewarnaan air oleh humus dan

mengurangi kekeruhan yang disebabkan oleh partikel liat koloida (Boyd,

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

86

1979 dalam Pane, 2011). Setelah dilakukan pengapuran maka kolam

dikeringkan selama dua hari. Kemudian kolam diisi dengan air kira-kira

setinggi 30 cm dan didiamkan selama 4-7 hari untuk menumbuhkan plankon.

Setelah plankton cukup tumbuh maka volume air dinaikkan hingga

kedalaman 80 cm dan didiamkan kira-kira dua hari untuk mengendapkan

partikel halus yang mungkin lolos melalui filter saluran pemasukan.

Sumber air pada pembesaran ikan gurame di Desa Susuhbango berasal

dari air kran yang dipasang disetiap rumah pembudiaya dan disalurkan

melalui pipa panjang menuju kolam.

Gambar 12. Pengisian air kolam melalui pipa Sumber: Data primer, 2018

Proses pengisian air kolam berlangsung selama 8 jam dan dilakukan

pada malam hari. Jika terjadi pemadaman listrik maka pengisian air kolam

dibantu dengan mesin diesel. Pada tahan persiapan kolam, jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan hanya berkisar 1-3 orang karena kebutuhan tenaga

kerja tergantung pada luas kolam dan hanya beberapa jam kerja. Tenaga

kerja yang digunakan bukan merupakan tenaga kerja tetap.

2. Tahap Penebaran Benih

Salah satu kunci keberhasilan produksi ikan gurame adalah memilih

benih yang berkualitas bagus sebelum benih ikan ditebar. Menurut Pane

(2011), benih ikan gurame yang bagus mempunyai ciri-ciri warna tubuh

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

87

kecoklatan, bagian perut berwarna putih keperakan atau kekuningan dengan

bentuk menyerupai ikan dewasa, responsif terhadap rangsangan dari luar,

dan aktif muncul ke permukaan untuk mengambil oksigen bebas dari udara.

Ukuran benih yang ditebar oleh pembudidaya ikan gurame di Desa

Susuhbango pada umumnya berukuran 4-6 cm yang biasanya disebut

ukuran korek api yang dapat dilihat pada Tabel 5.Ukuran benih ikan gurame.

Tabel 11. Ukuran benih ikan gurame

Umur Sebutan

ukuran

Panjang

(cm)

1-12 hari - - -

12-30 hari Biji oyong 0,5 – 1

1-2 bulan Daun

kelor

1 – 2,5

3 bulan Silet 2,5 – 4

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

88

Umur Sebutan

ukuran

Panjang

(cm)

Gambar

4 bulan Korek Api 4 -6

Penebaran benih dilakukan saat suhu udara tidak terlalu tinggi yaitu pada

pagi atau sore hari. Sebelum benih ikan ditebar sebaiknya dilakukan

aklimatisasi (proses penyesusaian suhu air dalam wadah angkut dengan

suhu air kolam) di bak yang berisi air kolam. Tujuan aklimatisasi adalah

untuk mencegah terjadinya shock pada organisme apabila organisme

tersebut dipindahkan ke lingkungan yang sifatnya berbeda (Suyanto dan

Takarina, 2009 dalam Pane, 2011).

Kepadatan pada saat penebaran benih perlu menjadi perhatian karena

kepadatan ikan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Jika kepadatan terlalu

tinggi maka pertumbuhan ikan gurame akan terhambat karena ikan gurame

merupakan ikan yang bersifat teritori sehingga kepadatannya tidak boleh

terlalu tinggi. Kepadatan ikan gurame di Desa Susuhbango rata-rata

15ekor/m2. Menurut SNI 01-7241 (2006), kepadatan ikan gurame yang baik

pada kisaran 15-20 ekor/m2.

3. Tahap Pemeliharaan

Tahap pemeliharaan ikan gurame membutuhkan waktu yang relatif lama

karena pertumbuhan ikan gurame yang relatif lambat. Jika benih yang

ditebar di Desa Susuhbango ukuran 4-6 cm dengan berat 10 gr maka waktu

yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi (500 gr) adalah selama 7

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

89

bulan. Pakan yang diberikan pada ikan gurame adalah pakan buatan dan

pakan hijau.

Pakan buatan yang diberikan adalah pelet yang mengandung persen

protein dan diberikan setiap hari sebanyak (% dari total bobot ikan yang

ditebar). Pakan diberikan pada pagi dan sore hari. Sedangkan pakan hijau

yang diberikan berupa daun sente diberikan sebagai pakan tambahan yang

diberikan setiap tiga hari sekali.

Cara pemberian pakan dengan menebarkan ke kolam dan

memperhatikan selera makan ikan. Pakan pelet terlebih dahulu dicampur

dengan probiotik dengan dosis rata-rata 1,89 liter selama satu siklus ikan

gurame, kemudian pakan yang telah bercampur dengan probiotik disebarkan

ke kolam.

Pemberian pakan baik berupa pakan pelet maupun pakan hijau daun

sente harus secara seefisien mungkin. Pemberian pakan dalam jumlah

kurang menyebabkan pertumbuhan terhambat, sedangka pemberian pakan

dalam jumlah berlebih akan mengakibatkan penumpukan limbah di dasar

kolam, pemborosan pakan yang berdampak pada biaya pakan dan

mengurangi keuntungan.

Gambar 13. Proses Pemberian Pakan Sumber : Data Primer 2018.

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

90

4. Tahap Pemanenan Setelah ikan dipelihara selama 7 bulan dengan ukuran konsumsi (500

gr/ekor) maka ikan gurame sudah bisa dipanen. Pemanenan ikan gurame

dilakukan pada pagi hari (pukul 08.00-selesai) atau sore hari (pukul 15.00-

selesai WIB) pada saat suhu udara tidak terlalu tinggi untuk menghindari

terjadinya gangguang fisiologis pada ikan gurame. Peralatan yang

digunakan untuk memanen ikan adalah jaring, dan drum.

Proses pemanenan dimulai dengan menebar jaring ke permukaan kolam

untuk mengumpulkn ikan agar mudah ditangkap dan dilakukan seleksi

manual ikan yang dikira seragam (berat 500 gr/ekor). Setelah ikan terpilih,

ikan dimasukkan ke wadah penampungan sementara, hingga cukup dan

siap dikeluarkan dari kolam dan kemudian dilakukan penimbangan. Pada

saat penimbangan, ikan diletakkan di dalam wadah penampungan

sementara dengan perbandingan air dan ikan sebanyak 60 kg air dan 25 kg

ikan. Rata-rata setiap berat ikan 25 kg berisi ikan gurame sebanyak 38-55

ekor dengan berat 450-650 gr/ekor. Setelah dilakukan penimbangan ikan

gurame dipindahkan ke wadah jurigen milik konsumen, setiap jurigen diisi 8-

10 ekor ikan gurame dengan air secukupnya untuk mencegah ikan gurame

meloncat keluar.

(a) (b)

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

91

(c)

Gambar 14. Tahap pemanenan ikan gurame (a) seleksi ukuran panen ikan gurame (b) penimbangan ikan gurame (c) pengemasan ikan gurame pasca penen. Sumber: Data primer, 2018

5. Tahap Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan menyalurkan produk dari titik konsumsi

atau proses dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka

butuh dan inginkan dengan menciptakan dan menukar produk serta jasa

dengan sesamanya (Pane, 2011). Kegiatan pemasaran ikan gurame di Desa

Susuhbango belum memperlihatkan sistem pemasaran yang baik, karena

pemasarannya masih dipegang oleh tengkulak.

Pemanenan ikan gurame akan dilakukan jika pengepul sudah

menemukan calon konsumennya. Ikan gurame dipanen dalam ukuran size 2

(1 Kg ikan gurame isi 2 ekor) dengan berat 500 gr/ekor, dan harga dari

produsen sebesar Rp 34.000. Konsumen ikan gurame biasanya dari daerah

Lamongan, Bojonegoro, Tulungagung, Blitar, Surabaya, Trenggalek,

Sidoardjo, Cepu, danPasuruan. Jika sudah terjadi kesepakatan harga antara

konsumen danprodusen maka konsumen akan datang ke temat konsumen

dengan membawa mobil pick up dan tenaga kerjanya. Jadi, pada tahap

pemasaran produsen tidak menanggung biaya pemanenan dan transportasi

karena konsumen sudahmembawa tenaga kerja sendiri untuk menyeleksi

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

92

ikan gurame, menimbang, danmengepak ikan gurame ke dalam jurigen

Jurigen yang sudah berisi

Gambar 15. Pengangkutan ikan gurame oleh konsumen Sumber: Data primer, 2018

Jurigen yang sudah berisi ikan gurame ditempatkan didalam mobil pick up

dan bagian atas jurigen ditutup dengan sekat bambu dan anyaman batan

pohon pisang agar ikan gurame tidak loncat dan agar kuat menopang jurigen

yang ada di atasnya.

5.1.2 Aspek Manajemen

Manajemen yang dijalankan dalam pelaksanaan pembesaran ikan

gurame di Cahaya baru di Desa Susuhbango sudah dapat dikatakan

mananjemennya sudah cukup baik. Struktur organsasi dan deskripsi pekerjaan

juga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan. Terpenuhinya fungsi

manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasaan menunjukkan bahwa usaha saat ini layak untuk dilaksanakan

karena semua aspek yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis/usaha

telah dilakukan dan dijalankan dengan baik.

5.1.2.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah kegiatan pertama seorag manajer dalam rangka

melaksana fungsi manajemen. Penyusunan rencana terdiri dari memikirkan apa

yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki, sehingga pembuatan

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

93

rencana yang teratur dan logis dapat terlaksana dengan keputusan yang terlebih

dahulu diambil (Sukwiaty, Jamal, dan Sukamto, 2015 ).

Perencanaan yang telah dilakukan oleh pemilik usaha pembesaran ikan

gurame masih sederhana dan belum tertulis secara terstruktur. Perencanaan

yang dilakukan dimulai dari pembuatan kolam, kualitas air, pemilihan benih, cara

tebar benih, panen, dan pasca panen.

Pada perencanaannya, dilakukan dalam pengadaan atau produksi

pembesaran ikan gurame, perencanaan tenaga kerja dan pemasaran hasil

pembesaran ikan gurame serta perencanaan program kemitraan. Perencanaan

pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru dilaksanakan dengan merencanakan

jumlah produksi pembesaran ikan gurame pada siklus berikutnya berdasarkan

nilai perolehan Break Even Point (BEP) berdasarkan unit produksi sesuai harga

pasaran ikan gurame/kg yaitu sebesar 440,44. Sedangkan untuk kedepannya

Cahaya Baru akan melaksanakan program kemitraan dengan pelaku usaha

budidaya pembenihan ikan gurame yang ada disekitarnya sehingga dapat

meningkatkan hasil produksi yang berkualitas dan bermutu tinggi.

Pemilik kolam juga berencana untuk bekerja sama dengan dinas

Perikanan Kabupaten Kediri agar mendapatkan dana bantuan untuk menambah

jumlah kolam pembesaran dan memperbaruhi fasilitas yan lain. Pemilik juga

berencana untuk menambah jumlah pekerja bantu untuk proses produksi, dan

memperluas pemasaran ikan gurame yang telah di produksi.

5.1.2.2 Pengorganisasian (Organizing)

Organizing adalah menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian

yang terintergrasi sedemikian rupa pengorganisasian dalam sebuah usaha

dapat berjalan sesuai dengan struktur yang telah dibuat dan sehingga antara

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

94

bagian-bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur

tersebut (Sukwiaty, Jamal, dan Sukamto, 2015 ).

Pemilik usaha dalam menjalankan usahanya belum menerapkan

pengorganisasian. Beliau menjalakan semua tugas dan pekerjaannya dalam

kegiatan usaha pembesaran ikan gurame dikerjakan sendiri dan tidak ada

karyawan tetap. Untuk membantunya dalam bekerja, beliau menggunakan buruh

tidak tetap yang hanya diperlukan pada waktu-waktu tertentu saja., seperti pada

saat pengeringan kolam, pengkapuran kolam, penyelekasian dan perhitungan

pada saat pemanenan, sedangkan untuk kegiatan yag lain dilakukan sendiri oleh

pemilik.

5.1.2.3 Pengarahan/Pergerakan (Actuating)

Pergerakan merupakan fungsi manajemen yang tugasnya menjalankan

segala aktifitas atau tindakan guna mencapai tujuan atau sasaran yang telah

direncanakan. Untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pelaksanaan suatu

tindakan atau kegiatan. Fungsi pergerkan ini sangat menentukan sukses dan

gagalnya seseorang di dalam organisasi maupun dalam hidupnya

(Wiyono,2006).

Pelaksanaan atau pergerakan pada usaha pembesaran ikan gurameyang

ada di Cahaya Baru dimulai dari persiapan kolam, pengeringan kolam,

pengkapuran kolam, dan pengisian air, penebaran benih ikan gurame, perawatan

dan pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan

pengemasan ikan. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh pemilik dengan

dibantu oleh dua orang karyawan tidak tetap, dan pemilik juga memberikan upah

lebih agar para pekerja semakin giat dalam membantu pemilik. Serta pemberian

motivasi dilakukan oleh pemilik kepada tenaga kerja harian lepas dalam bentuk

hasil penjualan dari usaha pembesaran ikan gurame yang dilakukan oleh tenaga

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

95

kerja harian lepas tersebut dan rencananya juga akan diberikan jasa kerja

berupa upah tambahan kepada tenaga harian lepas yang giat dalam usaha

kerjanya.

5.1.2.4 Pengawasan (Controling)

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tugasnya mengawasi,

mengevaluasi, dan memantau apakah pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Mekanisme yang dilakukan adalah

membandingkan hasil yang telah direncanakan atau target hasil yang ditetapkan.

Jika hasil tidak sama dengan target, maka terjadi penyimpangan baik

penyimpangan yang merugikan maupun mengntungkan (Handoko, 2003).

Pengawasn yang dilakukan terhadap usaha pembesaran ikan gurame

diantaranya meliputi kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, jumlah

produksi yang dihasilkan setiap siklusnya, dan perkembangan pertumbuhan ikan.

Pemilik usaha tidak membuatdan mencatat keuangan yang masuk maupun yang

dikeluarkan. Tidak adanya pembukuan tersebut mengakibatkan tidak diketahui

secara rinci usaha yang dilaksanakannya tersebut mengalami kerugian atau

keuntungan.

5.1.3 Aspek Pemasaran

Menurut Kollter (2008), dalam perusahaan hendaknya mengetahui pasar

sebagai tempat jasa yang akan diproduksi dan ditawarkan. Ini erarti perusahaan

harus menentukan pasar sasaran yang akan dituju. Hal ini dikarenakan

perusahaan memiliki sumber daya terbatas untuk memenuhi pasar. Didalam

pemasara meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-

kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan dan menentukan harga, hingga

mempromosikan dan mendistribusikan produk yang akan memuaskan kebuthan

pembeli. Kangkauan pemasaran sangat luas , berbagai kegiatan harus dilalui

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

96

oleh jasa sebelum sampai ketangan kosumen. Manajemen pemasaran juga

mempunyai tugas untuk mempengaruhi tingkat serta komposisi permintaan

sehingga akan membantu perusahaan dalam mencapai sasaran. Manajemen

pemasaran pada dasarnya adalah manajemen terhadap permintaan akan suatu

produk atau jasa.

Dalam aspek pemasaran usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya

Baru terdiri dari; permintaan dan penawaran, penetapan harga, salauran

pemasaran, dan margin pemasaran.

5.1.3.1 Permintaan dan Penawaran

Permintaan atau demand adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan

mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga dalam jangka waktu

tertentu dan dengan anggapan hal-hal yang lain tetap sama. Teori permintaan

diturunkan dari teori konsumsi, dimana konsumen mau “meminta” (dalam

pengertian ekonomi) suatu barang pada harga tertentu karena barang tersebut

diangap berguna baginya. Semakin rendah harga suatau barang, maka

konsumen cenderung akan membeli barang tersebut dalam jumlah yang lebih

besar (Hanafie, 2010).

Permintaan terhadap ikan gurame dari tahun ke tahun terus menigkat.

Menurut DJPB (2015), permintaan ikan gurame konsumsi tahun 2012 yaitu

sebesar 26.690 ton, tahun 2013 sebesar 43.618 ton, tahun 2014 sebesar 57,926

ton, tahun 2015 sebesar 62.807, tahun 2016 sebesar 79.927 ton

Penawaran atau supply merupakan jumlah maksimum yang mau dijual

pada berbagai tingkat harga atau beberapa harga minimum yang masih

mendorong penjualan untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang.

Pengertian dalam ilmu ekonominya yaitu penawaran adalah jumlah suatu barang

yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu.

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

97

Penawaran lebih menekankan pada kerelaan atau ketersediaan untuk menjual,

bukan pada beapa jumlah barang yang benar-benar terjual (Hanafie,2010).

Jumlah penawaran ikan gurame yang dilakukan masih belum memenuhi

permintaan ikan gurame, dan jumlah penawarannya masih dibawah jumlah

permintaan. Penawaran ikan gurame yang dimaksudkan adalah produksi ikan

gurame tersebut yang dapat dihasilkan setiap siklusnya dalam satu tahun.

Berdasarkan laporan produksi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur tahun

2012 sebanyak 8.425 ton, tahun 2013 sebanyak 9.525 ton, tahun 2014 sebanyak

11.463 ton, tahun 2015 sebanyak 18. 087 ton, tahun 2016 sebanyak 17.886 ton.

Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan ikan gurame dari tahun ketahun

semakin meningkat. Jika dibandingkan dengan hasil produksi pada usaha

pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru, jumlah permintaan belum memenuhi

pasar. Maka kondisi itu dapat dijadikan peluang untuk lebih menigkatkan

produksi ikan gurame.

Tabel 12. Permintaan Dan Penawaran Ikan Gurame Tahun 2012-2016

Komoditas Tahun/ton

2012 2013 2014 2015 2016

Gurame Permintaan 26.690 43.618 57,926 62.807 79.927

Penawaran 8.425 9.525 11.463 18. 087 17.886

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur tahun 2016

5.1.3.2 Penetapan Harga

Penetapan harga mempunyai dampak secara langsung pada pendapatan

dan sangat fleksibel, maka dari itu pengusaha sebaiknya memiliki strategi

penetapan harga yang baik. Untuk penetapan harga pada produk yang udah

ada dapat dilakukan diantara 3 pilihan diantaranya yaitu penetapan harga di atas

harga pasar yang memanfaatkan asumsi-asumsi umum bahwa harga pasarlebih

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

98

tinggi berarti mutu lebih baik, penetapan harga dibawah harga pasar diamana

perusahaan menawarkan produk dengan mutu yang dapat diterima dengan

menjaga biaya dibawah biaya pesaing yang menetapkan harga yang mendekati

harga lebih tinggi, dan penetapan harga mendekati harga pasar (Ebert dan

Garifin, 2006).

Sistem pembayaran yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara

bhasil produksi di bawa dulu oleh pengepul dengan cara memberikan uang muka

terlebih dahulu dan uang akan diberikan ketika barang dari pengepul sudah

habis terjual semua atau dengan sistem pembayaran tunai. Kesepakatan harga

yaitu di dapat dari harga pasar ikan gurame di pasaran. Untuk harga ikan gurame

pada tahun ini yaitu 34.000 Rp / kg dengan asumsi perkilo ikan gurame isi dua.

5.1.3.3 Saluran Pemasaran

Pola kegiatan pemasaran ikan gurame adalah dengan memanfaatkan

saluran-saluran pemasaran yang ada untuk pendistribusian barang. Saluran

pemasaran adalah serangkaian lembaga-lembaga yang saling terkait satu sama

lain dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu suatu produk atau jasa

dapat digunakan atau dikonsumsi. Adanya saluran pemasaran ini dapat

membuat produsen dapat tetap menyalurkan produknya walaupun sumber daya

finasiil yang dimiliki terbatas (Tim Lentera, 2003).

Saluran pemasaran memiliki peran yang penting dalam aspek pemasaran

agar produk yang dihasilkan dapat tersalurkan hingga konsumen akhir dengan

cepat. Saluran pemasaran pada usaha pembesaran ikan gurame di pasarkan

melalui pengepul dan pengepul menjual ke pedagang pengecer. Saat sudah

memasuki waktu panen dan ikan siap dijual, pengepul yang biasnya membeli

ikan gurame akan datang dan mengambil hasil panen ikan gurame tersebut.

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

99

Pengepul yang sudah menjadi langganan dan biasanya mengambil ikan

gurame hasil panenanynya akan datang langsung ke kolam budiaya. Para

pengepul tersebut sudah menjadi langganan sejak 5 tahun terakhir. Mereka

memilih membeli ikan gurame karena kualitas ikannya dan pengepul

menganggap pemilik usaha pembesaran ikan gurame baik dan jujur serta pemilik

selalu menghubungi penepul apabila ikan guramesudah memasuki waktu panen.

Daerah-daerah pemasaran yang dituju oleh pengepul tersebut berbeda-

beda. Pengepul biasanya memasarkan hasil panen ikan gurame ke daerah

bojonegoro, ngawi, malang, kudus, sidoarjo, surabaya dan lamongan. Saluran

pemasaran yang dilakukan pada usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya

Baru dapat dilihat pada gambar. 15

Gambar 16.Saluran Pemasaran

5.1.3.4 Margin Pemasaran

Margin pemasaran adalah selisih antara harga di tingkat konsumen dan

harga di tingkat petani produsen. Semakin sedikit lembaga pemasaran yang

terlibat, maka margin pemasarannya akan semakin rendah sehinga harga di

tingkat produsen tinggi sedangkan hrga tingkat konsumen layak dan saling

diuntungkan. Sebaliknya, apabila lembaga pemasaran banyak, maka margin

pemasaran yang terbentuk akan tinggi, sehingga baik produsen maupun

konsumen saling tidak diuntungkan (Cahyono,2000).

Saluran pemasaran yang pendek membentuk margin pemasaran yang

rendah. Selisih harga diatara produsen ikan gurame dengan hasil penjualan yang

dihasilkan oleh pengepul tidak terlalu tinggi. Ikan gurame di beli oleh pengepul

dengan harga 34.000 Rp / Kg dengan asumsi satu kilo ikan gurame isi dua,

dengan hasil perhitungan margin sebesar 89,47% Dan pengepul menjual ke

Produsen Pedagang

pengepul

Konsumen Pedangan

pengecer

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

100

pedagang ecer dengan harga 36.500 / Kg, dengan hasil perhitungan margin

sebesar 6,58%, dan pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga

38.000 / Kg, dengan hasil perhitungan margin sebesar 3,95%. Total margin

pemasaran yaitu sebesar 10,53%. Semakin sedikit lembaga pemasaran, maka

semakin rendah margin pemasarannya, sehingga harga dari produsen tinggi,

sedangkan harga di tingkat konsumen layak.

5.1.4 Aspek Hukum

Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2006), untk memulai studi

kelayakan suatu usaha pada umumnya dimulai pada aspek hukum, walaupun

banyak pula yang melakukandari aspek lain. Aspek hukum bertujuan untuk

mencermati keabsahan, kelengkapan, dan keaslian dari setiap dokumen yang

dimiliki oleh setiap perusahaan, sertifikat tanah atau dokumen lainnyayang

mendukung kegiatan bisnis atau usaha tersebut.

Pada usaha pembesaran ikan gurame yang ada di Cahaya Baru,

dokumen-dokumen yang menunjang aspek hukum dalam mencermati

keabsahan suatu usaha pembesaran ikan gurame yang ada di Cahaya Baru

adalah berupa sertifikat tanah yang merupakan lahan untuk melakukan produksi

pembesaran ikan gurame.

5.1.5 Aspek Sosial Ekonomi

Menurut Primyastanto (2015), setiap usaha atau bisnis yang dilakukan

pasti nantinya akan menimbulkan dampak positf dan negatif terutama terhadap

masyarakat dan lingkungan sekitar dari usaha tersebut. Dalam pembanganunan

negara dan pengembangan daerah, biasanya dijadikan tolok ukur keberhasila

hanyalah yang dinyatakan dengan uang.

Usaha pemesaran ikan gurame di Cahaya Baru telah membawa dampak

positif pada masyarakat sekitar. Hal ini karena bisa membuka lapangan

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

101

pekerjaan bagi warga sekitar yang belum mendapatkan pekerjaan walapun

pekerjaan yang diberikan oleh pemilik usaha tidak setiap hari atau dalam artian

pemilik usaha memberikan pekerjaan borongan ketika pemilik usaha

membutukan bantuan dalam proses produksi.

Selain itu, melalui nilai perolehan zakat dari keuntungan setelah di kurangi

zakat (EAZ) diperoleh nilai sebesar 2.677.592,-. Zakat tersebut nantinya akan

dibagikan ke masyarakat sekitar yang kurang mampu pada 1 tahun sekali pada

bulan ramadhan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat disekitar lokasi

usaha pembesaran ikan gurame.

5.1.6 Aspek Lingkungan

Menurut Primyastanto (2015), aspek lingkungan adalah salah satu aspek

yang sangat penting untuk di telaah sebelum suatu kegiatan investasi, bisnis

atau usaha dilaksanakan. Penelitian mengenai aspek lingkungan untuk

mengetahui dampak yang ditimbulkan dalam investasi ataupun usaha harus

dilakukan, baik dampak negatif maupun positif. Dampak terhadap lingkungan

hidup yang terjadi adalah adanya perubahan adanya perubahan pada linkungan

hidup dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik, kimia, dan biologi atau sosial.

Keberadaan usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru tidak

menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan limbah

yang dihasilkan dari proses produksi budidaya pembesasran ikan gurame dapat

meberikan manfaat bagi area persawahan milik masyarakat sekitar lokasi

budidaya. Air kolam sisa pembesaran ikan gurame yang ada di Cahaya Baru di

aliran ke area persawahan masyarakat sekitar untuk dijadikan pupuk tambahan

tanaman. Air limbah kolam dapat dijadikan pupuk karena mengandung unsur

hara sisa pemeliharaan ikan yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu,

air limbah kolam terlebih dahulu dibuang melalui saluran pembuangan air limbah

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

102

dan kemudian dialirkan ke instalasi pembuangan air limbah (IPAL) untuk

mengurangi air cemaran yang masuk ke parit atau sungai yang ada di Desa

Susuhbango sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.

5.1.7 Faktor Penghambat Dan Pendukung

Dalam suatu usaha pasti terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat

maupun mendukung keberlangsungan suatu usaha, termasuk dalam usaha

pembesaran ikan gurame yang ada di Cahaya Baru di Desa Susuhbango.

5.1.7.1 Faktor Penghambat Usaha Pembesaran Ikan Gurame

Adapun faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi usaha

pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru :

a. Banyaknya hama yang terdapat di area kolam budidaya pembesaran ikan

gurame, seperti : ular, burung, dan biawak.

b. Tidak adanya tenaga kerja tetap untuk pemeliharaan pada saat proses

produksi sehingga bisa menghambat pertumbuhan ikan gurame dikarenakan

tidak adanya tenaga kerja yang memilihara pada saat proses produksi

apabila pemilik beserta keluarga sedang keluar kota dalam waktu yang lama.

c. Belum adanya obat-obatan yang dapat mengatasi penyakit ikan (jamur yang

terdapat pada sisik ikan).

5.1.7.2 Faktor Pendukung Usaha Pembesaran Ikan Gurame

Adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi usaha pembesaran

ikan gurame di Cahaya Baru :

a. Akses transportasi yang mudah.

b. Lokasi yang strategis dan cocok untuk usah pembesaran ikan gurame.

c. Permintaan akan ikan gurame tinggi, menginggat konsumsi ikan dari tahun

ke tahun terus meningkat.

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

103

d. Pemilik mempuyai pembeli atau pengepul yang tetap

5.2 Analisis Kelayakan Finansiil

Menurut Arifin (2007), aspek finansial memiliki peranan yang strategis

sebagai dasar pengambilan keputusan. Disamping itu ada suatu studi kelayakan

proyek. Feasibility study atau studi kelyakan proyek pada bidang finansial

mempunyai tujuan untuk melakukan beberapa analisis dengan perhitungan

finasial dengan cara efisien, tepat dan akurat dari suatu invesatasimodal. Yaitu

menganalisis tingkat perbanding anantara cash in flow atau perbandingan anatar

cost dan benefit.

5.2.1 Permodalan

Menurut Riyanto (1995) dalam Primyastanto (2011), modal dapat

diartikan ebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut.

Modala dapat dilihat dari bentuknya disebut modal aktif, sedangkan modal yang

dilihat dari asal modal tersebut disebut modal pasif. Modal aktif dibedakan

menjadi dua, yaitu modal tetap (fixed capital assets) dan modal kerja (working

capital assets).

Pada usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru Di desa Susuhbango,

modal tetap yang digunakan yaitu sebesar Rp. 654.185.500 (uraian modal tetap

dapat dilihat pada lampiran 4), kemudian modal lancar Rp. 75.315.000 (uraian

modal tetap dapat dilihat pada lampiran 2).

5.2.2 Biaya Produksi

Menurut Riyanto (2010), dalam Primyastanto (2011), biaya produksi

dalam suatu usaha dibedakan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya

variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam poses

produksi yang bersifat tetap dalam setiap tahun atau setiap siklus produksi dan

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

104

tidak dipengaruhi oleh proses produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya

yang dipengaruhi oleh proses produksi dan habis dalam 1 kali proses produksi.

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap pada usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru

anatara lain terdiri dari biaya penyusutan, perawatan peralatan kolam,

tagihan listrik dan pajak bumi bangunan. Biaya tetap yang digunakan dalam

proses produksi usaha pembesara ikan gurame yaitu sebesar Rp.

12.121.000 (Uraian biaya tetap dapa dilihat pada lampiran 3).

b. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)

Biaya variabel pada usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru

antara lain terdiri dari biaya pembelian benih, pembelian pakan pelet,

pembelian pakan alami, pembelian probiotik, dan upah tenaga kerja

borongan. Biaya variabel yang digunakan dalam proses produksi usaha

pembesaran ikan gurame yaitu sebesar Rp. 75.315.000 (Uraian biaya

variabel dapat dilihat pada lampiran 4).

c. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang digunakan dalam proses

produksi yang diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap yang diperlukan dalam saha pembesaran ikan gurame di

Cahaya Baru di peroleh sebesar Rp. 87.436.000 (Uraian biaya total dapat

dilihat pada lampiran 5).

5.2.3 Penerimaan

Penerimaan (Revenue) adalah sumber daya yang masuk ke perusahan

dalam satu periode atau dapat dikatakan hasil penjulan barang atau jasa yang

tidak mencakup dari sumber daya yang diperoleh dari operasi perusahaan

(Ahmad, 2007). Sedangkan menurut Riyanto (2010), penerimaan total adalah

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

105

jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan sejumlah produk dalam periode

tertentu.

Penerimaan merupakan hasil produksi yang diperoleh dari perkalian antar

jumlah hasil produksi dengan harga jual produk. Berdasarkan penelitian pada

analisis finasial, nilai penerimaan pada usaha pembesaran ikan gurame di

Cahaya Baru di peroleh sebesar Rp. 220.320.000 (Uraian penerimaan dapat

dilihat pada lampiran 6).

5.3 Analisis Kelayakakan Finansiil Jangka Pendek

a. Revenue Cost Ratio (RC Ratio)

Menurut Maryam (2009), analsis R/C juga dapat digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi suatu usaha dalam upaya penggunaan faktor produksi seminimal

mungkin untuk mendapatkan tigkat produksi yang maksimal. Efisiensi usaha

dapat dihitung dengan membandingkan anta penerimaan total atau total revenue

(TR) dengan biaya total atau total cost (TC). Perbandingan tersebut untuk

melihat apakah usha yang dijalankan efisien dengan menggunakan rumus: R/C=

TR/TC, dengan kaidah bahwa, apabila R/C > 1 menyatakan usaha yang

dijalankan dari segi ekonomi efisien, sedangkan R/C < 1 menyatakan usaha

yang dijalankan dari segi ekonomi tidak efisien, apabla R/C = 1 maka disebut

usaha belum mencapai efisien (Tugiyanto, et al, 2013).

Usaha pembesarn ikan gurame di peroleh perhitungan total penerimaan Rp.

2,52 (Uraian perhitungan RC Ratio dapat dilihat pada lampiran 7). Berdasarkan

perhitungan RC Ratio pada usaha pembesaran ikan gurami di Cahaya Baru

diperoleh nilai > 1, yang berarti usaha tersebut menguntungkan untuk dijalankan.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ambarwati (2015), yang menyatakan

bahwa RC Ratio dikatakan untung bila nilai yang diperoleh lebih besar dari 1.

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

106

b. Keutungan

Menurut Primyastanto (2009), untuk membersihkan harta/benefit yang

didaptkan maka perlu dikeluarkan zakat sebesar 2,5% dari benefit yang

diperoleh. Zakat dalam konsep finansial tidak menambah besarnya total biaya.

Hal ini beda dengan konsep pajak. Besarnya pajak selain PPh, hal ini

disebabkan kedua macam pajak tersebut dibayarkan berdasarkan keuntungan

kotor produsen dan PPN dibebankan pada konsumen. Hal ini mengakibatkan

jumlah fixed cost dari suatu proyek usaha meningkat. Zakat dilakukan terkait

dengan adanya perintah untuk membersihkan harta sekaligus ada proses

distribusi harta kepada yang berhak, sebagai mana tertera dalam Q.S. At-

Taubah:60, yaitu : “..... sesungguhnya zakat itu hanyalahuntuk orang-orang fakir,

orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk

(memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang,

untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai

kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana...”.

Berdasarkan analisis profitabilitas pada usaha pembesaran ikan gurame di

Cahaya Baru di peroleh nilai pendapatan sebesar Rp. 132.596.000, kemudian

dikurangi oleh nilai kerja keluarga (NKK) yaitu sebesar Rp. 25.492.320,-

sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp. 107.103.680. Keuntungan yang di

dapat pada usaha pembesaran ikan gurame dan setelah dikurangi zakat sebesar

2,5% dari keuntungan sebesar Rp. 104.426.088 (Uraian perhitungan keuntungan

dapat dilihat pada lampiran 8), sehingga diperoleh nilai zakat sebesar Rp.

2.677.592 (Uraian perhitungan nilai zakat dapat dilihat pada lampiran 9).

c. Rentabilitas usaha

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu, karena nilai rentabilitas menunjukkan perbnadingan

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

107

antara laba atau keuntungan dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut (Riyanto, 2010).

Berdasrkan hasil pehitungan rentabilitas, diperoleh hasil nilai retabilitas pada

usah pembesaran ikan gurame sebesar 119,4% (uraian perhitungan nilai

rentabilitas dapat dilihat ada lampiran 10). Berdasarkan hasil perhitungan

rentabilitas pada lokasi penelitian, usaha pembearan ikan gurame dapat

dikatakan layak karena nilai rentabilitas pada usaha pembesaran ikan gurame di

Cahaya Baru yaitu lebih dari 12% diatas tingkat suku buga bank. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Ambarwati (2015), dimana nilai rentabilitas dikatan

layak jika nilainya lebih dari tingkat suku bunga yang ditentukan bank.

d. Break Event Point (BEP)

Untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya tidak tetap,

keuntungan, dan volume kegiatan dapat menggunakan teknik analisis break-

even. Perhitungan break-even ini berguna untuk mengetahui berapa minimal

jumlah produk yang harus dihasilkan suatu perusahaan dan menjual agar tidak

mengalai kerugian (Riyanto, 2010).

1. BEP atas dasar sales

Berdasarkan hasil perhitungan break event point diperoleh hasil BEP total

sebesar 18 365.151,5 (uraian perhitungan BEP sales dapat dilihat pada

lampiran 11). Artinya usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru ini akan

mencapai titik keeimbangan(titik impas) setelah memperoleh tingkat penjualan

ikan gurame sebesar Rp. 18 365.151,5.

2. BEP atas dasar unit

Berdasarkan hasil perhitungan break event point diperoleh hasil BEP total

sebesar 440,44 (uraian perhitungan BEP unit dapat dilihat pada lampiran 11).

Artinya usaha pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru ini akan mencapai

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

108

titik keeimbangan (titik impas) setelah memperoleh tingkat penjualan ikan

gurame Sebesar Rp. 440,44.

5.4 Analisis Kelayakan Finansial Jangka Panjang

Analisis finansial jangka panjang atau investment criteria pada usaha

pembesaran ikan gurame terdiri dari: Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal

Rate and Retrun (IRR), Payback Period (PP).

5.4.1 Penambahan Investasi (Re-Investasi).

Menurut Dzulfikri (2016), penambahan investasi merupakan pengerluaran

biaya yang digunakan untuk membeli peralatan baru yang dipakai saat proses

produksi utuk mengganti peralatan yang sudah mengalami penyusutan. Hal ini

dilakukan untuk menunjang kelancaran jalannya proes produksi usaha. Biaya

yang dikeuarkan untuk penambahan investasi berbeda-beda tiap tahunnnya

tergantung umur teknis suatu peralatan yang diguakan dolama proses produksi.

Perencnaan penambahan investasi untuk pembesaran ikan gurame di

Cahaya Baru yang di peroleh sebesar Rp. 382.055.000 (Uraian perhitungan

penambahan investasi dapat dilihat pada lampiran 13), hasil dari perhitungan

tersebut menggunakan perencanaan penambahan investasi dengan jangka

waktu selama 10 tahun, mulai dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2027

dengan nilai kenaikan sebesar 1%.

5.4.2 Net Present Value (NPV)

Menurut Primyastanto (2011), Net Present Value merupakan metode

yang digunakan dalam menghitung antara nilai sekarang investasi dengan nilai

sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa mendatang. Perhitungan

analisis menggunakan Net Present Value dilakukan untuk mengetahui kelayaka

suatu usaha dalam jangka panjang, apakah suatu ushaa tersebut layak untuk

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

109

dijalankan pada masa mendatang atau tidak layak dijalankan sehingga

diperlukan evaluasi dan peninjauan kembali.

Berdasarkan perhitungan Net Present Valuepada usaha pembesaran ikan

gurame diperoleh nilai NPV pada keadaan normal sebesar Rp. 342.835.855

(uraian perhitungan net present value dapat dilihat pada lampiran 13). Hal ini

menunjukan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan, sesuai dengan

pendapat Mahyudin (2014), dimana kriteria nilai NPV jika bernilai positif atau

lebih dari 0 maka suatu usaha layak untuk dijalankan.

5.4.3 Net B/C

Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga

pembilangannya terdiri atas Present Value total dari keuntungan dalam setiap

tahun dimana keuntungan tersebut bernilai positif, sedangkan penyebutnya

terdiri dari Present Value total dari biaya bersih dalam setiap tahun dimana nilai

dari biaya kotor lebih besar daripada penerimaan (Ibrahim, 1998 dalam Dzulfikri,

2016).

Dalam perhitungan Net B/C pada usaha budidaya ikan guramedi Cahaya

Baru Desa Susuhbango diperoleh nilai Net B/C pada keadaan normal sebesar

4,50 (uraian perhitungan net B/C dpat dilihat pada lampiran 13). Hal tersebut

menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame layak untuk dijalankan,

dimana kriteria kelayakan usaha pada perhitungan Net B/C yaitu nilai yang

diperoleh lebih dari 1 (>1).

5.4.4 Internal Rate and Return

Internal Rate of Return atau IRR merupakan nilai ukur untuk

menyetarakan arus kas bersih dimasa mendatang dengan pengeluaran

investasi awal. IRR dinyatakan dalam bentuk presentase dimana proyek dengan

nilai IRR yang besar adalah proyek yang akan diterima (Ibrahim, 1998).

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

110

Pada analisis perhitungan Internal Rate of Return, diperoleh hasil pada

usaha budidaya pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru diperoleh nilai

IRRsebesar 31.80% (uraian perhirungan internal rate and retrun dapat dilihat

pada lampiran 13), pada keadaan normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa

usaha pada pembesaran ikan gurame di Cahaya Baru layak untuk dijalankan,

dimana kriteria kelayakan usaha pada perhitungan IRR adalah nilai IRR lebih dari

nilai tingkat suku bunga yang ditentukan, yaitu sebesar 12%.

5.4.5 Payback Period (PP)

Payback Period atau PP merupakan jangka waktu yang dibutuhkan suatu

usaha untuk dapat menutup kembali investasi yang dikeluarkan menggunakan

kas netto dengan mengabaikan nilai waktu uang. Layak tidaknya suatu investasi

usaha dilakukan dengan cara membandingkan periode waktu maksimum yang

ditentukan dengan hasil hitungan (Arifin, 2007).

Dalam perhitungan PP pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame

diperoleh nilai PP pada keadaan normal sebesar 2,9 (uraian perhitungan

payback period dapat dilihat pada lampiran 13) yang berarti jangka waktu yang

diperlukan agar modal yang diinvestasikan dapat kembali dalam waktu 2,9 tahun.

5.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk menilai dampak dari berbagai

kemungkinan perubahan dalam masing-masing variabel-variabel penting

terhadap hasil yang mungkin terjadi. Teknik analisis ini merupakan simulasi

dimana nilai-nilai variabel penyebab diubah-ubah guna mengetahui dampak yang

timbul terhadap hasil yang diharapkan pada aliran kas, seberapa besar

perubahan tersebut mempengaruhi layak atau tidaknya investasi tersebut

(Riyanto, 2010).

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

111

Analisis sensitivitas ini digunakan dengan mengasumsikan biaya yang

dikeluarkan mengalami kenaikan dan benefit atau keuntungan mengalami

penurunan, biaya mengalami kenaikan benefit yang dihasilkan tetap, dan benefit

yang dihasilkan turun namun biaya tetap. Sehingga pemilik usaha dapat

mengetahui bagian mana yang sensitif dan perlu pengawasan ketat sehingga

arus aliran kas stabil.

a. Asumsi biaya naik sebesar 105%

Asumsi biaya naik dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi hal-hal

yang terjadi karena perubahan yang berkaitan dengan kelayakan usaha

budidaya ikan lele, seperti kenaikan biaya-biaya produksi, seperti kenaikan biaya

pakan atau benih, upah tenaga kerja, dan sebagainya. Untuk mengetahui layak

atau tidaknya usaha budidaya ikan lele dengan asumsi biaya naik sebesar 105%

sehingga untuk kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pelaku usaha

dalam menjalankan usaha budidaya pembesaran ikan gurame serta sebagai

bahan rekomendasi untuk memulai usaha budidaya pembesaran ikan gurame.

Hasil analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 105%

dengan usaha budidaya pembesaran ikan gurame diperoleh nilai NPV sebesar

Rp -175.898.691 Net B/C sebesar 0,93, nilai IRR sebesar -1.43%, dan PP

sebesar 9,30. Hal tersebut menandakan bila terjadi kenaikan biaya sebesar

105%, usaha tersebut dinilai mengalami kerugian, karena nilai NPV menunjukkan

angka negatif (-) atau kurang dari nol (>0) dan nilai IRR dibawah nilai tingkat

suku bunga deposito yaitu 12%, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk

dijalankan. (uraian perhitungan sensitivitas dengan asumsi biaya naik 105%

dapat dilihat pada lampiran15).

b. Asumsi benefit turun sebesar 42%

Asumsi benefit turun dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi hal-

hal yang terjadi karena perubahan yang berkaitan dengan kelayakan usaha

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

112

budidaya pembesaran ikan gurame, seperti harga jual pasaran turun, produksi

mengalami penurunan, dan sebagainya. Untuk mengetahui layak atau tidaknya

usaha budidaya pembesaran ikan gurame dengan asumsi benefit turun sebesar

20% sehingga untuk kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pelaku

usaha dalam menjalankan usaha budidaya pembesaran ikan gurame sebagai

bahan rekomendasi untuk memulai usaha budidaya pembesaran ikan gurame.

Hasil analisis sensitivitas dengan asumsi benefit turun sebesar 42%

pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame diperoleh nilai NPV sebesar Rp.

-181.276.420 Net B/C sebesar 0,90, nilai IRR sebesar -2,04%, dan PP sebesar

9,47. Hal tersebut menandakan bila terjadi kenaikan biaya sebesar 42%, usaha

tersebut dinilai merugikan, karena nilai NPV menunjukkan angka negatif (-) atau

kurang dari nol (>0) dan nilai IRR dibawah nilai tingkat suku bunga deposito yaitu

12%, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. (uraian perhitungan

sensitivitas dengan asumsi benefit turun 42% dapat dilihat pada lampiran16).

c. Asumsi biaya naik 40% benefit turun sebesar 25%

Asumsi biaya naik dan benefit turun dilakukan sebagai tindakan

antisipasi hal-hal yang terjadi karena perubahan yang berkaitan dengan

kelayakan usaha budidaya pembesaran ikan gurame, seperti kenaikan biaya-

biaya produksi dan turunnya produksivitas. Asumsi biaya naik sebesar 40% dan

benefit turun sebesar 25% dilakukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya

pada pembesaran ikan gurame masih layak atau tidak jika suatu saat terjadi

kenaikan biaya dan penurunan benefit pada usaha-usaha tersebut.

Hasil analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 40% dan

benefit turun sebesar 25% pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame

diperoleh nilai NPV yaitu sebesar Rp. -167.263.867, Net B/C sebesar 0,96, nilai

IRR sebesar-0,730%, dan PP sebesar 8,92. Hal tersebut menandakan bila

terjadi kenaikan biaya sebesar 40% dan penurunan benefit sebesat 25%, usaha

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

113

tersebut dinila merugikan, karena nilai NPV menunjukkan angka negatif (+) atau

kurang dari nol (>0) dan nilai IRR dibawah nilai tingkat suku bunga deposito yaitu

12%, sehingga usaha tersebut layak lagi untuk dijalankan.(perhitungan nilai

sensitivitas biaya naik 40% dan benefit turun 25% dapat dilihat pada lampiran17)

5.6 Implikasi Penelitian

Berdasarkan penelitian pada usaha pembesaran ikan gurame“Cahaya

Barui” Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri, diperoleh

hasil atau bentuk implikasi sebagai berikut:

1. Dengan adanya pengembangan usaha pembesaran kan gurame pembenihan

dapat memberikan kontribusi dalam mencukupi kebutuhan pasar terhadap

permintaan ikan gurame konsumsi yang tinggi, khususnya daerah Kediri,

Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Bojonegoro. Mengingat tingginya minat konsumsi

ikan gurame di Indonesia, terutama daerah-daerah tersebut. Serta dapat

memberikan keuntungan kepada pelaku usaha rumah makan yang

menyediakan menu ikan gurame serta memberikan keuntungan bagi

tungkulak ikan gurame.

2. Semakin banyaknya usaha pembesaran ikan gurame, hal tersebut juga

berpengaruh terhadap pendapatan pelaku usaha pembesaran ikan gurame

pada daerah lain, seperti di daerah Tulungagung, kemudian juga akan

mempengaruhi harga pasaran ikan gurame semakin turun.

3. Dengan berjalannya usaha, serta besarnya profitabilitas yang diperoleh dari

usaha pembesaran ikan gurame “Cahaya Baru”, maka perlu dilakukan

pengembangan usaha, mengingat besarnya profitabilitas dari usaha tersebut

dan juga tingginya permintaan pasar terhadap konsumsi ikan gurame.

Perencanaan yang dapat dilakukan pada usaha pembesaran ikan gurame

“Cahaya Baru” yaitu dengan menambah jumlah kolam usaha pembesaran dan

memperbanyak jaringan dengan pembudidaya, menjalankan usaha

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

114

pembesaran sekaligus usaha rumah makan yang menyediakan menu khas

ikan gurame dengan varian menu yang berbahan dasar ikan gurame.

4. Pada analisis kelayakan finansiil jangka pendek didapatkan hasil yaitu pada

Modal Tetap sebesar Rp.654.185.500, Modal Kerja Rp.75.315.000, Biaya

Total sebesar (TC) Rp.87.436.000, Penerimaan (TR) sebesar 220.320.000,

RC Ratio sebesar 2,52, Keuntungan sebelum zakat sebesar Rp. 132.596.000,

kemudian dikurangi oleh nilai kerja keluarga (NKK) yaitu sebesar Rp.

25.492.320 sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp. 107.103.680.

Keuntungan yang di dapat pada usaha pembesaran ikan gurame dan setelah

dikurangi zakat sebesar 2,5% dari keuntungan sebesar Rp. 104.426.088.

Rentabilitas sebesar 119,4%, BEP sales sebesar 18.365.151,5, BEP Unit

sebesar 440,44.

5. Pada analisis kelayakan finansiil jangka panjang didapatkan hasil yaitu pada

Net Present Value sebesar Rp.342.835.855, Net B/C sebesar 4,50, Internal

Rate Return sebesar 31,80% dan pada Payback Period sebesar 2,88.

6. Pada analisis uji sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 105

mengalami kerugian, pada asumsi benefit turun sebesar 42% juga mengalami

kerugian dan pada asumsi biaya naik 40% dan benefit turun 25% juga

mengalami kerugian, itu artinya pada uji asumsi sensitifitas semuanya

mengalami kerugian.

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

115

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kelayakan finansiil usaha

pembesara ikan gurame di Cahaya Baru Di Desa Susuhbango Kecamatan

Ringinrejo Kabupaten Kediri dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.) Usaha budidaya ikan yang dijalankan berupa usaha pembesaran ikan

gurame, Pelaksanaan usaha pembesaran ikan gurame diawali dengan

persiapan kolam,pengkapuran kolam, penebaran benih, perawatan, panen

pan pasca panen. Jumlah padat tebar benih pada pembesaran ikan gurame

yang ada di Cahaya Baru adalah 1 ekor/kolam. Manajemen yang dijalankan

dalam pelaksanaan pembesaran ikan gurame di Cahaya baru di Desa

Susuhbango sudah baik. Terpenuhinya fungsi manajemen yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasaan

menunjukkan bahwa usaha saat ini layak untuk dilaksanakan karena semua

aspek yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis/usaha telah

dilakukan dan dijalankan dengan baik. Ditunjang dengan perencanaan yang

di lakuakan oleh pemilik pada proses produksi yang ada di Cahaya Baru

sudah direncanakan dengan matang sehingga hasil produksi yang dihasilkan

maksimal dan bisa memenuhi permintaan pasar. Lahan yang di jadikan utnuk

proses produksi merupakan lahan milik sendiri yang bias dibuktikan dengan

surat surat hak milik atas lahan yang dijadikan lahan untuk proses produksi,

sehingga dengan adanya usaha tersebut dapat memberikan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan dengan adanya kegiatan produksi di

desa tersebut juga membawa dampak positif bagi masyarakat yang memiliki

lahan pertanian karena limbah air dari kegiatan produksi bisa dimanfaatkan

untuk irigasi lahan pertanian.

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

116

Faktor pendukung dan faktor penghambat usaha budidaya pembesaran ikan

gurame antara lain :

a. Adapun faktor-faktor penghambat yang sering dikeluhkan oleh para pemilik

usaha budidaya pembesaran ikan gurame antara lain : tingginya harga

pakan, gangguan hama yang menyerang benih ikan, seperti burung, larva

capung, ular serta penyakit pada ikan lele dan belum adanya obat-obatan

yang dapat mengatasi penyakit ikan (jamuran pada sisik ikan).

b. Faktor-faktor pendukung yang terdapat pada usaha budidaya pembesaran

ikan gurame antara lain : lokasi usaha yang strategis dan cocok untuk

kegiatan usaha budidaya pembesaran ikan gurame, ketersediaan sumber air

yang menunjang usaha budidaya, tingginya minat atau permintaan

konsumen, adanya bantuan pemerintah berupa peralatan penunjang serta

pembenahan prasarana, dekat dengan pusat kota, dan akses jalan mudah

dilalui.

2.) Kelayakan finansiil

Analisis finansiil jangka pendek pada usaha budidaya pembesaran ikan

gurame adapun hasil analisis finansiil pada usaha budidaya pembesaran ikan

gurame diperoleh penerimaan sebesar Rp 220.320.000,-, nilai RC ratio

sebesar 2,52, keuntungan setelah adanya penhurangan zakat sebesar Rp

129.281.100,-, nilai rentabilitas sebesar 147.8%, nilai BEP sales sebesar Rp

18.365.151,5,-, dan BEP produk sebanyak 440,44 unit.

Analisis jangka panjang pada usaha budidaya pembesaran ikan gurame

dalam periode hingga 10 tahun mendatang dapat dikatakan layak untuk

dijalankan, adapun hasil analisis finansiil pada usaha budidaya pembesaran

ikan gurame diperoleh nilai NPV sebesar Rp 342.835.855,-, nilai Net B/C

sebesar 4,50, kemudian nilai IRR sebesar 31,80%, dan PP senilai 2,88.

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

117

3.) Analisis Sensitivitas

Pada analisis uji sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 105

mengalami kerugian, pada asumsi benefit turun sebesar 42% juga

mengalami kerugian dan pada asumsi biaya naik 40% dan benefit turun 25%

juga mengalami kerugian, itu artinya pada uji asumsi sensitifitas semuanya

mengalami kerugian.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini antara

lain :

1) Bagi pemerintah, perlu adanya peningkatan kualitas SDM, yaitu dengan

cara mengadakan pelatihan kepada setiap pelaku usaha perikanan dan

memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama pelaku usaha

budidaya, khususnya budidaya pembesaran ikan gurame agar dapat

meningkatkan produktivitas usahanya serta pemberian bantuan kepada

pelaku usaha budidaya pembesaran ikan gurame terutama usaha skala

kecil.

2) Bagi mahasiswa atau pihak akademisi, diharapkan penelitian ini dapat

menunjang dalam penelitian-penelitian selanjutnya agar dapat menjadi

lebih baik, terutama dalam bidang pengembangan usaha atau studi

kelayakan usaha, khususnya usaha budidaya pembesaran ikan

gurame.

3) Bagi pelaku usaha atau pembudidaya pembesaran ikan gurame,

dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan

bagi masyarakat atau pelaku usaha, khususnya usaha budidaya

pembesaran ikan gurame, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam menjalankan usaha serta keberlangsungan usaha dimasa

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

118

mendatang. Dan untuk kedepanya pemilik usaha bisa merekruite

pekerja untuk keberlangsungan dalam proses produksi. Sehingga

usaha yang dijalankan lenbih optimal dalam proses produksi.

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

119

DAFTAR PUSTAKA

Aji, 2009. Kombinasi Tepung Ikan Rucah Pada Pakan Buatan Untuk

Meningkatkan Kandungan Omega 3 Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus

Burchell). Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. http://e-

journal.uajy.ac.id/2140/1/0BL00921.pdf. diakses pada 2 Maret 2017,

pukul 20.14 WIB.

Ambarawati, dkk. 2015. Analisis Finansial Budidaya Pembibitan Lele: Studi

Kasus pada Kelompok Tani Unit Pembibitan Rakyat Mina Dalem Sari di

Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Agribisnis. FP UNUD. Bali.

Cholila, I. 2014. Analisis Profitabilitas Terhadap Pengembalian Aset Usaha Ayam

Petelur (Studi Kasus UD. Putra Tamago Kota Palu). e-J. Agrotekbis 2 (1):

91-95.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=173651&val=5153.

Diakses pada 11 April 2017, pukul 18.45 WIB.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Pt. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Dzulfikri, 2016. Studi Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele di Desa Gelang

Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Skripsi. FPIK-UB.

Malang

Fanani, Z. dkk. 2014. Analisis Proffitabilitas Usaha Penggemukan Sapi Potong

(Studi Kasus Di Kelompok Tani Ternak “Gunungrejo Makmur Ii” Desa

Gunungrejo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan).

http://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/Jurnal-Analisis-

Profitabilitas-Usaha-Penggemukan-Sapi-Potong.pdf. Diakses pada 11

April 2017, pukul 19.00 WIB.

Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian : Panduan Singkat. Bogor : Jurusan

Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.

Bogor.

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

120

Fauzi. A, dkk. 2014. Dinamika Interspatial Total Factor Produktivity Usaha

Perikanan Budidaya Air Tawar dan Implikasinya Terhadap Perekonomian

Wilayah Jawa Barat. Sosiohumaniora, Volume 16 No. 1.

http://download.portalgaruda.org/article.php. Diakses pada 11 April 2017,

pukul 17.12 WIB.

Gunawan. S, 2016. 99% Sukses Budidaya Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Harahab. N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove & Aplikasinya

dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hartanto. 2003. Modul Metodologi Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas

Diponegoro. https://core.ac.uk/download/pdf/11720379.pdf. Diakses pada

tanggal 24 Maret 2017, pukul 09.15 WIB.

Jamaludin, 2015. Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang (Clarias sp) di Bojong Farm Kabupaten Bogor. Skripsi.

Agribisnis. UIN Syarif Hidayatullah.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30196/1/JAMAL

UDIN-FST.pdf. Diakses pada 29 Maret 2017, pukul 19.43 WIB.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.

KEPMEN KP No 18 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Minapolitan.

Kohar M, A. dan Wibowo. 2014. Dampak Pengembangan Perikanan Terhadap

Penurunan Kemiskinan, Peningkatan Pendapatan Dan Penyerapan

Tenaga Kerja Di Jawa Tengah. Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/35266/. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017,

pukul 20.40 WIB.

Mahyudin, dkk. 2014. Analisis Kelayakan dan Sensitivitas Harga Input Pada

Usaha Budidaya Ikan Lele dalam Kolam Terpal di Kota Banjarbaru

Kalimantan Selatan. Enviro Scienteae 10 (2014) 9-17.

http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/es/article/view/1959/1706.

Diakses pada 23 Maret 2017, pukul 19.00 WIB.

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

121

Masri, M. 2013. Deteksi Koi Harpes Virus (KHV) pada Ikan Mas Koi (Cyprinus

carpio L) dengan menggunakan Metode Aplikasi Polymerase Chain

Reaction (PCR). Jurnal Teknosains .http://journal.uin-

alauddin.ac.id/index.php/teknosains/article/view/221. Diakses pada

tanggal 23 Maret 2017, pukul 18.21 WIB.

Notohatmojo. 2013. Perbandingan Analisis Usaha Pembesaran Ikan Lele dengan

Metode Konvensional dan Metode Regulator Ekosistem pada Skala

Rumah Tangga di Dusun Banjaran Kecamatan Tempuran Kabupaten

Magelang. Konverensi Akuakultur Indonesia 2013.

http://epaper.aquaculture-mai.org/upload/1.%20Bonifasius.pdf. Diakses

pada 28 Maret 2017, pukul 21.05 WIB.

Nazir, M. 2011. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Primyastanto, M, dan Istikharoh. 2003. Aplikasi Evaluasi Proyek dalam Aspek

Studi Kelayakan (Usaha Pembesaran Ikan Gurami). Fakultas Perikanan.

Universitas Brawijaya. Malang

Primyastanto, M. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan. UB Press. Malang.

Primyastanto, M. 2014. Feasibility Study Of Fish Capture With Payang Tool

Before Using Electronic Onjhem Fads In Madura Strait Indonesia. Vol.14,

No.10 (2016):6615-6628. IJABER. diakses pada tanggal 2 maret 2018,

Pukul 22.00 WIB.

Primyastanto, M. 2015. Pengembangan Usaha Kerupuk Ikan Payus (Elops

Hawaiensis) Pada Ud. Sumber Rezeki Kelurahan Gunung Anyar Tambak,

Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur. Vol. 3 No. 1,

2015. ECSOFiM. Diakses pada tanggal 2 maret 2018, Pukul 22.00 WIB.

Primyastanto, M. 2015. Ekonomi Perikanan. Inteligensi Media. Malang.

Primyastanto, M. 2016. Evaluasi Proyek. Teori dan Aplikasi ada Usaha

Pembesaran Ikan Sidat (Anguilla sp). UB Press. Malang.

Rahmat, P. 2009. Penelitian Kualitatif. Equilibrium, Vol. 5, No 9.

http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian-Kualitatif.pdf.

diakses pada 27 Maret 2017, pukul 22.00 WIB.

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN FINANSIIL USAHA BUDIDAYA …repository.ub.ac.id/12565/1/Sigit Arifianto.pdf · pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini ... pertumbuhan

122

Ratnaningtias, T. 2009. Pengendalian Kegiatan Penambangan Pasir

Berdasarkan Pendekatan Carrying Capacity Di Das Luk Ulo Kabupaten

Kebumen.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-6818-

3604100008-bab3.pdf. Diakses pada 23 Maret 2017, pukul 16.52 WIB.

Sriwidadi, T. 2011. Penggunaan Uji Mann-Whitney pada Analisis Pengaruh

Pelatihan Wiraniaga dalam Penjualan Produk Baru. Binus Business

Review Vol. 2 No. 2.

http://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/viewFile/1221/1089

Diakses pada 11 April 2017, pukul 16.39 WIB.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian. Universitas Pendidikan

Indonesia.http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB

/196006021986011-SURYANA/FILE__7.pdf. Diakses pada tanggal 24

Maret 2017, pukul 21.23 WIB

Syaban, A. 2005. Teknik Analisis Data Penelitian (Aplikasi Program SPSS dan

Teknik Menghitungnya). Diklat. UHAMKA.

http://www.stiead.ac.id/index.php/direktori-khusus/doc_download/44-

diktat-analisis-data. Diakses pada 27 Maret 2017, pukul 21.30 WIB

Syamsuddin. L, 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan [Konsep Aplikasi

dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan].

Rajawali Pers. Jakarta.

Usman dan Akbar. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.

Wiadnya. D, 2011. Konsep Perencanaan Kawasan Minapolitan dalam

Pengembangan Wilayah. FPIK UB.

http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/UNIBRAW-FPIK-Konsep

Perencanaan Minapolitan_22 November 2011.pdf. Diakses pada 29

Maret 2017, pukul 19.30