analisis kemampuan berpikir kritis pada resource …lib.unnes.ac.id/25326/1/4101412091.pdf · viii...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA
RESOURCE BASED LEARNING DITINJAU DARI
GAYA BELAJAR SISWA SMA KELAS X
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Devy Mayaningtyas
4101412091
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Man jadda wa jadda
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Q.S. Al-Insyirah:05 - 06)
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
(Q.S. Al-Mujadilah:11)
Ridlo Allah adalah ridlonya orang tua, dan murkanya Allah adalah murkanya
orang tua
(HR. Tirmidzi).
PERSEMBAHAN
1. Untuk kedua orang tuaku, Supriyadi
dan Kusmawati.
2. Untuk adikku Dya Rizka Anggraini.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama
menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama, dan
sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si. Ketua Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Dr. Isnarto, M.Si. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Dr. Rochmad, M.Si. Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Dra. Emi Pujiastuti, M.Pd. Dosen wali yang telah memberikan saran dan
bimbingan selama penulis menjalani studi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal
ilmu kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Drs. Agus Suhartono, M.Si. Kepala SMA Negeri 1 Juwana yang telah
memberikan izin penelitian.
9. Desi Kristiani, M.Pd. Guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Juwana
yang telah membimbing selama penelitian.
vii
10. Siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1 Juwana yang telah membantu
proses penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semarang, 26 Mei 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Mayaningtyas, D. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis pada Resource
Based Learning Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SMA Kelas X. Skripsi. Prodi
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Isnarto, M. Si., dan
Pembimbing Pendamping Dr. Rochmad, M.Si.
Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Model Resource Based Learning, Gaya
Belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan klasikal
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X dengan menggunakan model
pembelajaran Resource Based Learning dan untuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis siswa SMA kelas X berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa
yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning. Jenis penelitian ini
adalah mixed methods dan desain penelitian yang digunakan adalah adalah
sequential explanatory. Subjek penelitian siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1
Juwana. Pengumpulan data dilakukan melalui angket gaya belajar, tes
kemampuan berpikir kritis, dan wawancara. Seluruh siswa kelas X MIPA 1
diidentifikasi tipe gaya belajarnya dengan menggunakan angket gaya belajar. Data
mengenai ketuntasan klasikal diperoleh dengan metode tes kemampuan berpikir
kritis yang dianalisis dengan menggunakan uji proporsi. Data mengenai
kemampuan berpikir kritis dianalisis dari hasil tes kemampuan berpikir kritis lalu
dilakukan triangulasi dengan data hasil wawancara. Dipilih 6 siswa untuk
dilakukan wawancara kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari 2 siswa pada
masing-masing tipe gaya belajar. Selanjutnya analisis seluruh data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: tahap reduksi data, tahap penyajian data
dan tahap verifikasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
kemampuan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran Resource Based Learning
mencapai ketuntasasan klasikal 87,5%, 2) siswa dengan gaya belajar visual
mampu memenuhi semua indikator pada tahap klarifikasi, assesmen, dan strategi
namun kurang mampu memenuhi indikator pada tahap penyimpulan, 3) siswa
dengan gaya belajar auditori kurang mampu memenuhi tahap klarifikasi,
penyimpulan dan strategi namun mampu memenuhi semua indokator pada tahap
assesmen, 4) siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu memenuhi semua
indikator pada tahap klarifikasi, assesmen, penyimpulan, dan strategi, 5)
kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik sedikit kurang mampu untuk memenuhi tahap penyimpulan dengan
baik, 6) kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik, karena siswa dengan
gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dapat menggali informasi yang relevan
dari soal dan mampu menentukan ide/konsep yang akan digunakan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 11
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 11
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 11
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 12
1.5.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 12
1.5.2 Manfaat Praktis ...................................................................... 12
1.6 Penegasan Istilah ................................................................................. 13
1.6.1 Analisis ........................................................................................ 13
1.6.2 Kemampuan Berpikir Kritis ......................................................... 13
x
1.6.3 Model Pembelajaran Resource Based Learning ......................... 13
1.6.4 Gaya Belajar................................................................................. 14
1.6.5 Ketuntasan Pembelajaran ............................................................. 14
1.7 Fokus Penelitian .................................................................................. 14
1.8 Sistematika Penulisan ......................................................................... 15
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 17
2.1 Belajar dan Pembelajaran.................................................................... 17
2.2 Teori Belajar ....................................................................................... 18
2.2.1 Teori Piaget ............................................................................ 18
2.2.2 Teori Bruner ........................................................................... 19
2.2.3 Teori David Ausubel .............................................................. 21
2.3 Proses Belajar Mengajar Matematika ................................................. 22
2.4 Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................ 22
2.5 Model Pembelajaran Resource Based Leaning (RBL) ....................... 29
2.5.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran RBL ......................... 33
2.5.2 Kelebihan dan kelemahan model RBL .................................. 35
2.6 Gaya Belajar ........................................................................................ 36
2.6.1 Gaya Belajar Visual ............................................................... 37
2.6.2 Gaya Belajar Auditori ............................................................ 39
2.6.3 Gaya Belajar Kinestetik ......................................................... 40
2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................... 41
2.8 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 44
3. METODE PENELITIAN .......................................................................... 45
xi
3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 45
3.2 Desain Penelitian ................................................................................ 48
3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................. 49
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian ....................................................... 49
3.4.1 Data Penelitian ....................................................................... 49
3.4.2 Sumber Data Penelitian .......................................................... 50
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 53
3.5.1 Penyusunan Instrumen ........................................................... 53
3.5.1.1 Instrumen Angket Gaya Belajar ................................. 53
3.5.1.2 Instrumen RPP ............................................................ 54
3.5.1.3 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis ............... 55
3.5.1.4 Instrumen Wawancara ................................................ 59
3.5.2 Hasil Pengembangan Instrumen Tes KBK ............................ 60
3.6 Teknik Analisis Data.......................................................................... 61
3.6.1 Analisis Data Kuantitatif ........................................................ 61
3.6.1.1 Uji Normalitas ............................................................ 61
3.6.1.2 Uji Hipotesis .............................................................. 62
3.6.2 Analisis Data Kualitatif .......................................................... 62
3.6.2.1 Pengujian Keabsahan Data ......................................... 64
3.7 Prosedur Penelitian ............................................................................. 65
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 67
4.1 Hasil .................................................................................................... 67
4.1.1 Proses Pembelajaran RBL Kelas Penelitian ........................... 67
xii
4.1.2 Pelaksananaan Pengisisan Angket Gaya Belajar ................... 74
4.1.2.1 Deskripsi Gaya Belajar Kelas Penelitian ................... 75
4.1.3 Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ....................... 76
4.1.4 Pelakasanaan Wawancara Tes Kemampuan Berpikir Kritis .. 76
4.2 Analisis Data ....................................................................................... 77
4.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 77
4.2.2 Uji Hipotesis ......................................................................... 78
4.2.3 Hasil Tes KBK Setiap Gaya Belajar ...................................... 79
4.2.4 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Belajar ... 80
4.2.4.1 Analisis KBK Subjek Gaya Belajar Visual ................ 81
4.2.4.2 Analisis KBK Subjek Gaya Belajar Auditori ............. 103
4.2.4.3 Analisis KBK Subjek Gaya Belajar Kinestetik .......... 124
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 147
4.3.1 Kemampuan Berpikir Kritis Gaya Belajar Visual ................. 147
4.3.2 Kemampuan Berpikir Kritis Gaya Belajar Auditori .............. 150
4.3.3 Kemampuan Berpikir Kritis Gaya Belajar Kinestetik ........... 152
4.3.4 Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Penelitian ........ 154
5. PENUTUP ................................................................................................. 156
5.1 Simpulan ............................................................................................. 156
5.2 Saran ................................................................................................... 158
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 161
LAMPIRAN ..................................................................................................... 166
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Proses Berpikir Kritis Beberapa Tokoh ...................................... 28
2.2 Indikator Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Penelitian ................... 29
2.3 Langkah-langkah Perilaku Guru dalam Model RBL ................................. 34
3.1 Interpretasi Tingkat Kesukaran .................................................................. 58
3.2 Hasil Analisis Soal Uji Coba ..................................................................... 61
4.1 Jadwal Pembelajaran Penelitian ................................................................. 67
4.2 Hasil Angket Gaya Belajar Siswa Kelas Penelitian ................................... 75
4.3 Subjek Wawancara ..................................................................................... 77
4.4 Data Akhir Nilai Tes Kemampuan Brpikir Kritis ...................................... 77
4.5 Hasil Uji Proporsi ....................................................................................... 78
4.6 Rata-rata Hasil Tes KBK Setiap Gaya Belajar ......................................... 79
4.7 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G10 ..................................... 91
4.8 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G14 ..................................... 102
4.9 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G36 ..................................... 112
4.10 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G13 ................................... 123
4.11 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G22 ................................... 133
4.12 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G16 ................................... 143
4.13 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Visual ............................... 144
4.14 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Auditori ............................ 146
4.15 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Kinestetik ......................... 146
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Alur Kerangka Berpikir .................................................................. 45
3.1 Bagan Alur Pemilihan Subjek .................................................................... 52
3.2 Bagan Alur Prosedur Penelitian ................................................................. 66
4.1 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 1 ................... 81
4.2 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 2 ................... 82
4.3 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................... 84
4.4 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................... 85
4.5 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 1 ............... 86
4.6 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 2 ............... 87
4.7 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ......................... 88
4.8 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Tahap Stategi pada Soal 2 ......................... 90
4.9 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 1 ................... 92
4.10 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 2 ................. 93
4.11 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................. 94
4.12 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 96
4.13 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 1 ............. 97
4.14 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 2 ............. 98
4.15 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ....................... 99
4.16 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Tahap Stategi pada Soal 2 ....................... 101
4.17 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 1 ................. 103
4.18 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 2 ................. 104
xv
4.19 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................. 105
4.20 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 106
4.21 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 106
4.22 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 1 ............. 107
4.23 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 2 ............. 108
4.24 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ....................... 109
4.25 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Tahap Stategi pada Soal 2 ....................... 111
4.26 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 1 ................. 113
4.27 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 2 ................. 114
4.28 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................. 115
4.29 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 116
4.30 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 117
4.31 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 1 ............. 118
4.32 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 2 ............. 118
4.33 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ....................... 119
4.34 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ....................... 120
4.35 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Tahap Stategi pada Soal 2 ....................... 121
4.36 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 1 ................. 124
4.37 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 2 ................. 125
4.38 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................. 126
4.39 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 127
4.40 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 127
4.41 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 1 ............. 128
xvi
4.42 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 2 ............. 129
4.43 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ....................... 130
4.44 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Tahap Stategi pada Soal 2 ....................... 132
4.45 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 1 ................. 134
4.46 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Klarifikasi pada Soal 2 ................. 135
4.47 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................. 136
4.48 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 1.................. 136
4.49 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 137
4.50 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Assesmen pada Soal 2.................. 137
4.51 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 1 ............. 138
4.52 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Penyimpulan pada Soal 2 ............. 139
4.53 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Stategi pada Soal 1 ....................... 140
4.54 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Tahap Stategi pada Soal 2 ....................... 142
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa X MIPA 1 ................................................................. 166
2. Silabus ....................................................................................................... 168
3. RPP ........................................................................................................... 171
4. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar .................................................................. 242
5. Angket Gaya Belajar ................................................................................. 246
6. Hasil Angket Gaya Belajar ....................................................................... 251
7. Indikator Tahap KBK Perkins dan Murphy (2006) dan Alasan Pemilihan
Indikator KBK Penelitian ................................................................... 253
8. Kisi-kisi Soal Tes Penentuan Nilai KKM KBK Kelas Penelitian ............ 262
9. Soal Tes Penentuan Nilai KKM KBK Kelas Penelitian ........................... 263
10. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Penentuan Nilai KKM
KBK Kelas Penelitian ............................................................................... 265
11. Hasil Tes Penentuan Nilai KKM KBK Kelas Penelitian .......................... 278
12. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................. 280
13. Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 281
14. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Uji Coba .......................... 283
15. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... 287
16. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ........................................................ 289
17. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba .................................................... 293
18. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba............................................... 295
19. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ........................................ 298
xviii
20. Rekap Analisis Butir Soal Uji Coba ......................................................... 299
21. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Penelitian ...................................... 300
22. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes KBK Penelitian ........ 301
23. Rekap Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Penelitian ................ 309
24. Uji Normalitas ........................................................................................... 311
25. Uji Hipotesis ............................................................................................. 312
26. Subjek Penelitian ...................................................................................... 314
27. Hasil Pekerjaan Siswa Subjek Penelitian .................................................. 316
28. Pedoman Wawancara ................................................................................ 328
29. Traskrip Wawancara ................................................................................. 330
30. SK Pembimbing ........................................................................................ 342
31. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 343
32. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 344
33. Dokumentasi ............................................................................................. 345
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Di Indonesia, pendidikan yang berkualitas akan menjadikan Sumber Daya
Manusia (SDM) cerdas dan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara maju.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan di Indonesia diberikan melalui mata pelajaran yang saling
berkaitan dan saling terintegrasi menjadi satu kesatuan. Salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di Indonesia adalah matematika. Matematika dapat diaplikasikan
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bidang lain, seperti ekonomi,
sains, teknologi, dan sebagainya. Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP,
2006) menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
1
2
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, sehingga matematika
dijadikan mata pelajaran yang diajarkan dari pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi. Hal tersebut senada dengan pendapat Glenda sebagaimana dikutip
Setyawati (2011) yang menyatakan matematika sebagai mata pelajaran paling
penting pada kurikulum di seluruh negara, karena mempengaruhi banyak hal
untuk menciptakan dan menguasai teknologi masa depan.
Dalam kurikulum 2013 diharapkan siswa menjadi manusia yang berilmu,
cakap, kritis, kreatif dan inovatif. Kemampuan berpikir kritis menjadi penting
yang harus dikembangkan dari pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran
matematika. Kemampuan berpikir kritis dapat dikembangkan melalui
pembelajaran matematika di sekolah atau pun perguruan tinggi, yang menitik
beratkan pada sistem, struktur, konsep, serta kaitan yang ketat antara suatu unsur
dan unsur lainnya. Sehingga pengembangan kemampuan berpikir kritis di dalam
mata pelajaran matematika sangat penting tidak hanya untuk mencapai tujuan
umum pembelajaran matematika, tetapi juga untuk menciptakan manusia
berkualitas yang mampu menciptakan dan menguasai teknologi di masa depan.
Menurut Kurniasih (2013), berpikir kritis dapat dipandang sebagai kemampuan
berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan
informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Bila terdapat
perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar
dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan. Kemampuan berpikir kritis
3
merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi
setiap orang dan merupakan bagian yang fundamental dari kematangan manusia.
Oleh karena itu, pengembangan kemampuan berpikir kritis menjadi sangat
penting bagi siswa di setiap jenjang pendidikan.
Salah satu assesmen utama berskala internasional yang menilai kemampuan
matematika dan sains siswa yaitu PISA (Programme for International Student
Assesment). PISA dilaksanakan secara regular sekali dalam tiga tahun sejak tahun
2000 untuk mengetahui literasi siswa usia 15 tahun dalam matematika, sains, dan
membaca. Fokus dari PISA menekankan pada keterampilan dan kompetensi siswa
yang diperoleh dari sekolah dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam berbagai situasi (OECD, 2009).
Berdasarkan analisis hasil PISA menurut OECD (2009), ditemukan bahwa 6
(enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, siswa Indonesia
hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara
lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5
(lima), 6 (enam). Stacey (2011) menyatakan bahwa siswa Indonesia yang dapat
mengerjakan soal level 5 (lima) dan level (enam) pada PISA yaitu 0,1 persen.
Siswa di Indonesia yang berada pada level 1 (satu) mampu menggunakan
pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah yang konteksnya umum. Pada
level 2 (dua), siswa dapat menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya
dengan rumus. Pada level 3 (tiga), siswa dapat melaksanakan prosedur dengan
baik dalam menyelesaikan soal serta dapat memilih strategi pemecahan masalah.
Pada level 4 (empat), siswa bekerja secara efektif dengan model dan dapat
4
memilih serta mengintegrasikan representasi yang berbeda, kemudian
menghubungkannya dengan dunia nyata. Sedangkan 0,1 persen siswa yang dapat
mengerjakan soal level 5 (lima) dan level 6 (enam), pada level 5 (lima) siswa
dapat bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks serta dapat
menyelesaikan masalah yang rumit. Sedangkan pada level 6 (enam) siswa dapat
menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan masalah matematis, dapat
membuat generalisasi, merumuskan serta mengkomunikasikan hasil temuannya.
Menurut Setiawan (2014) yang melakukan penggolongan level soal pada
PISA dengan level berpikir menurut Bloom, didapatkan bahwa level 4 (empat)
sampai level 6 (enam) soal pada PISA tergolong Higher Order Thinking,
sedangkan level 1 (satu) sampai level 3 (tiga) tergolong Low Order Thinking.
McMahon dalam Setiawan (2012), proses Higher Order Thinking merupakan
integrasi dari proses berpikir kritis dan proses berpikir kreatif. Berdasarkan Stacey
(2011) bahwa hanya 0,1 persen siswa yang mampu menyelesaikan soal level 5
(lima) dan level 6 (enam) berarti bahwa kemampuan Higher Order Thinking siswa
Indonesia masih rendah, hal ini berarti pula bahwa kemampuan berpikir kritis
siswa di Indonesia masih harus dioptimalkan.
SMA Negeri 1 Juwana adalah sekolah dengan akreditasi A yang terletak di
Jalan Ki Hajar Dewantoro 54 Juwana-Pati. SMA Negeri 1 Juwana mempunyai
visi yaitu berkualitas dalam akademik, berbudaya berlandaskan iman dan taqwa
dengan salah satu misinya yaitu menciptakan proses belajar yang tertib, efektif,
produktif, dan dinamis. SMA Negeri 1 Juwana memiliki 11 kelas untuk kelas X
yaitu X MIPA 1 sampai X MIPA 6 dan X IPS 1 sampai X IPS 5.
5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Desi Kristiani selaku guru
matematika kelas X SMA Negeri 1 Juwana pada tanggal 19 Desember 2015
diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil ujian akhir semester ganjil kelas X
adalah 58,48, artinya hasil belajar masih rendah. Hasil ujian akhir ini
menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah, mangambil keputusan
cara menyelesaikan masalah dan menganalisisnya masih perlu ditingkatkan lagi.
Berdasarkan Depoter dan Mike (2015: 296) kemampuan memecahkan masalah
didefinisikan sederhana dari beberapa istilah yaitu berpikir vertikal, berpikir
lateral, berpikir kritis, berpikir analitis, berpikir strategis, berpikir tentang hasil
dan berpikir kreatif. Pemecahan masalah yang sejati menggunakan kombinasi
dari semua proses tersebut.
Selain itu, diperoleh informasi bahwa pembelajaran yang dilakukan masih
berpusat pada guru, bukan siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru ini
mengakibatkan siswa pasif dalam pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran di
kelas dimulai dengan mengulangi materi sebelumnya kemudian melanjutkan
materi, memberikan contoh soal, dan memberikan latihan soal.
SMA Negeri 1 Juwana memiliki siswa yang memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, artinya ada siswa yang aktif dan cepat dalam memahami materi
yang disampaikan namun ada pula siswa yang merasa kesulitan dalam memahami
materi walaupun materi sudah selesai diajarkan. Kararteristik siswa yang berbeda-
beda terkadang membuat seorang guru kesulitan dalam menyampaikan materi.
Atwood sebagaimana dikutip oleh Hasratuddin (2010) mengatakan bahwa
pola pengajaran mekanistik atau yang biasa disebut pengajaran tradisional atau
6
konvensional, yaitu pengajaran yang berlangsung satu arah, dimana guru lebih
aktif menjelaskan dan memberi informasi, tidak akan membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir yang baik. Salah satu ciri anak yang tidak
dapat berpikir kritis yang baik dalam belajar matematika adalah anak kurang
bergairah atau tidak bersemangat, tidak kritis dan hanya memikirkan dan berfokus
pada hasil atau jawab akhir.
Duron (2006) menyebutkan pentingnya berpikir kritis sebagai berikut.
“Critical thinking is an important and necessary skill because it is required in the
work place, it can help you deal with mental and spiritual questions, and it can be
used to evaluate people, policies, institutions, thereby avoiding social problems.”
Rendahnya berpikir kritis diakibatkan guru tidak memfokuskan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Guru hanya memusatkan
pembelajaran pada aspek kognitif saja.
Menurut Perkins dan Murphy (2006) terdapat 4 tahap berpikir kritis dengan
masing masing indikator yaitu (1) klarifikasi dengan indikator menyatakan
masalah, menganalisis pengertian dari masalah, mengidentifikasi sejumlah
asumsi yang mendasari, mengidentifikasi hubungan di antara pernyataan atau
asumsi, mendefinisikan atau mengkritisi definisi pola-pola yang relevan; (2)
assesmen dengan indikator yaitu memberikan alasan penalaran yang dilakukan
valid, penalaran yang dilakukan relevan, menentukan kriteria penilaian seperti
kredibilitas sumber, membuat penilaian keputusan berdasarkan kriteria penilaian
atau situasi atau topik, memberikan fakta bagi pilihan kriteria penilaian; (3)
penyimpulan dengan indikator menarik kesimpulan dari sejumlah ide, membuat
7
kesimpulan yang tepat, mencapai simpulan, menggeneralisasi, menunjukkan
hubungan antara sejumlah ide; (4) strategi dengan indikator mengambil tindakan,
menjelaskan tindakan yang mungkin, mengevaluasi tindakan yang mungkin,
memprediksi hasil dari tindakan yang diusulkan.
Untuk memperoleh siswa dengan kemampuan berpikir kritis yang baik,
dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat mengeksplorasi kemampuan
berpikir kritis siswa. Sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa adalah model yang mampu mengembangkan dan
mengeksplorasi indikator kemampuan berpikir kritis.
Penelitian Aliyah (2013) menunjukkan bahwa Resource Based Learning
efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Sebagaimana menurut
Depoter dan Mike (2015) kemampuan pemecahan masalah didefinisikan
sederhana dari beberapa istilah yaitu berpikir vertikal, berpikir lateral, berpikir
kritis, berpikir analitis, berpikir strategis, berpikir tentang hasil dan berpikir
kreatif. Oleh karena itu, Resource Based Learning dapat memberikan siswa
kesempatan untuk mengembangkan dan mengeksplorasi kemampuan berpikir
kritisnya secara optimal.
Nur Aini Haas dalam Khaeriyah (2015) menyebutkan langkah-langkah
pembelajaran Resource Based Learning adalah sebagai berikut: (1)
mengidentifikasi topik pembelajaran, pertanyaan atau permasalahan yaitu
melibatkan siswa dalam mengembangkan topik pembelajaran dengan memberikan
permasalahan dalam kehidupan nyata; (2) merencanakan cara mencari informasi
yaitu melibatkan siswa dalam menyiapkan berbagai sumber belajar untuk
8
melakukan kegiatan penyelidikan yang berkaitan dengan konsep atau prinsip
matematika tertentu; (3) mengumpulkan informasi yaitu memberikan kesempatan
siswa untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan topik pembelajaran
dari berbagai sumber belajar yang digunakan; (4) menggunakan informasi yaitu
memberikan kesempatan siswa untuk menggunakan informasi yang telah
ditemukan serta membimbing mereka untuk mengolah informasi tersebut dengan
menggunakan bahasa sendiri; (5) mensintesa informasi memberikan kesempatan
untuk mengorganisasikan informasi dari sumber belajar yang ada sehingga
memperoleh simpulan dalam susunan yang sistematis, logis, dan mudah dipahami
siswa; dan (6) evaluasi memberikan kesempatan siswa untuk mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang diperoleh.
Pelaksanaan tiap langkah dalam model pembelajaran Resource Based
Learning diharapkan dapat mengeksplorasi indikator kemampuan berpikir kritis
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir krtitis siswa. Dalam langkah
mengidentifikasi topik pembelajaran, pertanyaan atau permasalahan, siswa
diharapkan dapat mengobservasi kejadian terkait materi pembelajaran,
memberikan kesempatan untuk menyelidiki masalah yang muncul sehingga siswa
dapat merumuskan pertanyaan, dan menanyakan serta menjawab pertanyaan. Pada
langkah merencanakan cara mencari informasi dan mengumpulkan informasi,
siswa diberikan kesempatan berdiskusi dan menggali pengetahuan dan bukti-bukti
yang relevan dan dapat menentukan konsep atau ide yang akan digunakan. Pada
langkah menggunakan informasi, siswa dapat dilatih untuk menggunakan
informasi yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah dengan langkah yang
9
runtut dan benar. Pada langkah mensintesa informasi, dapat digunakan guru untuk
melatih siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok dan menyimpulkan hasil
diskusi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami diri sendiri. Pada
tahap evaluasi, siswa dilatih untuk membiasakan diri berpikir kritis dalam
menyelesaikan berbagai masalah, ide ataupun isu yang muncul dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada saat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, setiap guru
dihadapkan pada siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara
individu satu dengan yang lainnya. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
guru dalam mengajar adalah mengenal anak didik, mengetahui kemampuannya,
minat dan keterbatasannya, gaya belajarnya agar apa yang diberikan dan cara
penyampaian materi pelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan anak didik.
Untuk mengenali gaya belajar yang ada pada diri siswa, bukan merupakan hal
yang sulit karena gaya belajar seseorang merupakan salah satu dari karakteristik
individu yang belajar. Dengan kata lain, gaya belajar tercermin dari pribadi dan
kemampuan seseorang.
Gaya belajar merupakan cara seseorang untuk menyerap, mengatur dan
mengolah bahan informasi atau bahan pelajaran. Dalam merespon
stimulus/informasi, ada siswa yang senang merespon informasi sendiri, tetapi ada
pula siswa yang merespon informasi secara bersama-sama membentuk kelompok.
Siswa yang mempunyai gaya belajar mandiri berusaha menyelesaikan masalahnya
sendiri. Dengan demikian siswa tersebut dapat lebih termotivasi dalam belajar
sehingga hasil belajarnya pun akan lebih baik.
10
Belajar pada umumnya merupakan aktivitas individu untuk mencari dan
memperoleh pengetahuan, pengalaman maupun informasi melalui bahan belajar
ataupun dari lingkungan. Untuk mendapatkan pengetahuan, seseorang
menggunakan cara belajar yang berbeda-beda. Cara belajar yang digunakan oleh
seseorang dalam belajar disebut juga dengan gaya belajar.
Gaya belajar ditandai dengan cara konsisten siswa dalam merespon dan
menggunakan stimulus yang diterimanya dalam aktivitas belajar. W.S. Winkel
sebagaimana dikutip oleh Hartati (2013) mengatakan “Belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.
Gaya belajar adalah petunjuk bagaimana mengamati, berinteraksi dan
menanggapi lingkungan belajar. DePorter dan Mike (2015: 112) dalam bukunya
yang berjudul Quantum Learning mengatakan bahwa gaya belajar adalah
“kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi atau bahan pelajaran”. Kemampuan menyerap dan
mengatur informasi bagi setiap orang berbeda-beda dan sangat mempengaruhi
gaya belajarnya. Selanjutnya DePorter dan Mike (2015: 112) mengatakan bahwa
berdasarkan modalitas, ada siswa yang senang belajar dengan menggunakan
penglihatan, pendengaran atau gerakan. Modalitas individu adalah kemampuan
mengindera untuk menyerap bahan informasi maupun bahan pelajaran. Gaya
belajar berdasarkan modalitas ini terdiri dari tipe visual, auditori, dan kinestetik.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian yang akan dilakukan adalah “Analisis
11
Kemampuan Berpikir Kritis pada Resource Based Learning Ditinjau dari Gaya
Belajar Siswa SMA Kelas X.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diindentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut.
(1) Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.
(2) Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada model Resouce
Based Learning mencapai ketuntasan klasikal?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada Resource
Based Learning dengan gaya belajarnya visual?
3. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada Resource
Based Learning dengan gaya belajar auditori?
4. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada Resource
Based Learning dengan gaya belajar kinestetik?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
12
1. Untuk mengetahui pencapaian ketuntasan klasikal kemampuan berpikir kritis
siswa kelas X dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based
Learning.
2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada
Resource Based Learning dengan gaya belajar visual.
3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada
Resource Based Learning dengan gaya belajar auditori.
4. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada
Resource Based Learning dengan gaya belajar kinestetik.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
pemikiran terhadap upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan soal matematika serta mengenai gaya belajar siswa dalam konteks
pembelajaran Resource Based Learning.
1.5.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam mengamati dan menganalisis
kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada model Resource Based
Learning jika ditinjau dari gaya belajarnya.
2. Mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada model
Resource Based Learning jika ditinjau dari gaya belajarnya.
13
3. Memberikan informasi terkait inovasi yang perlu dikembangkan pada model
Resource Based Learning.
1.6 Penegasan istilah
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini
dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca, maka perlu
adanya penegasan istilah. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.6.1 Analisis
Secara umum analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah
bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan Pusat
Bahasa Depdiknas (2008: 60) menyebutkan bahwa analisis adalah penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan.
Dalam penelitian ini analisis yang dimaksudkan adalah penguraian
kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada Resource Based Learning
jika ditinjau dari gaya belajarnya.
1.6.2 Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis berarti cara berpikir reflektif yang masuk akal
atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus
diyakini dan dilakukan. Dalam penelitian ini tahap kemampuan berpikir kritis
yang diteliti adalah klarifikasi, assesmen, penyimpulan, strategi/taktik.
14
1.6.3 Model Pembelajaran Resource Based Learning
Resource Based Learning atau belajar berdasarkan sumber adalah suatu
proses pembelajaran yang langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau
sejumlah sumber belajar secara individu maupun kelompok dengan segala
kegiatan yang bertalian dengan sumber belajar (Sutrisno, 2010: 1). Jadi, dalam
Resource Based Learning kegiatan pembelajaran bukan dilakukan dengan cara
konvensional di mana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa. Tugas
utama guru adalah membimbing siswa untuk menemukan dan menyimpulkan
sendiri melalui sumber belajar yang tersedia. Dengan memanfaatkan sepenuhnya
segala sumber informasi sebagai sumber belajar maka diharapkan siswa dengan
mudah dapat memahami konsep materi pembelajaran.
1.6.4 Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kombinasi antara cara seseorang dalam menyerap
pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang
didapat. Itu berarti setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda, antara satu
orang dengan orang yang lain. Gaya belajar yang diteliti terdiri dari tiga jenis gaya
belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik.
1.6.5 Ketuntasan Pembelajaran
Ketuntasan belajar dalam penelitian ini tercapai apabila siswa mencapai
ketuntasan klasikal. Ketuntasan belajar klasikal kemampuan berpikir kritis yaitu
ketuntasan belajar klasikal yang mana dalam penelitian ini, suatu kelas dikatakan
telah mencapai ketuntasan belajar klasikal jika banyaknya siswa yang telah
mencapai ketuntasan belajar individual 75 sekurang-kurangnya adalah 85%.
15
1.7 Fokus Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X MIPA 1 di SMA 1 Juwana.
Materi yang diajarkan adlah perbandingan trigonometri sudut istimewa dan sudut
di berbagai kuadran. Selanjutnya, penelitian terhadap gaya belajar siswa menurut
Depoter dan Mike (2015), yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Sedangkan tahap
kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah tahap kemampuan berpikir
kritis Perkins dan Murphy yaitu meliputi: (1) klarifikasi; (2) assesmen; (3)
penyimpulan; (4) strategi.
1.8 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang dirinci sebagai berikut.
1. Bagian Pendahuluan skripsi, yang berisi halaman judul, halaman judul,
surat pernyataan keaslian tulisan, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar Lampiran.
2. Bagian isi skripsi, terdiri dari 5 Bab yaitu sebagi berikut.
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi pendahuluan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, fokus penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab 2 Landasan Teori
Bab ini membahas teori-teori yang mendasari permasalahan dalam skripsi
dan penjelasan yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam
penelitian dan hipotesis penelitian.
16
Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini berisi metode penelitian, desain penelitian, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengujian keabsahan data,
prosedur penelitian, dan hasil pengembangan instrument penelitian.
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab 5 Penutup
Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran peneliti.
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka yang digunakan sebagai
acuan teori serta Lampiran-Lampiran yang melengkapi uraian penjelasan
pada bagian inti skripsi.
17
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia. Belajar menurut Anni (2006: 2) merupakan proses penting
bagi perubahan perilaku dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa dengan belajar
manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar
manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Akan tetapi
menurut Hamalik (2001) belajar bukan suatu tujuan, tetapi belajar merupakan
suatu proses untk mencapai tujuan.
Menurut Anni (2006) menyebutkan bahwa belajar mengandung tiga unsur
utama (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku; (2) perubahan perilaku itu
terjadi karena didahului oleh proses pengalaman; (3) perubahan perilaku karena
belajar itu bersifat relatif permanen. Pada hakikatnya pembelajaran bertujuan
untuk membangun pengetahuan. Unsur utama dalam pembelajaran adalah
pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar
(Sugandi, 2004: 6).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar dan
pembelajaran saling berkaitan. Proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri
individu siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
18
2.2 Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan bagaimana terjadinya
belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa. Berdasarkan
suatu teori belajar, diharapkan pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan
hasil belajar siswa (Trianto, 2007: 12). Beberapa teori belajar yang melandasi
pembahasan dalam penelitian ini antara lain.
2.2.1 Teori Piaget
Piaget dalam Sugandi (2004: 36) mengemukakan tiga prinsip utama dalam
pembelajaran antara lain.
1. Belajar aktif
Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan
terbentuk dari dalam subjek belajar. Sehingga untuk membantu perkembangan
kognitif siswa perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar sendiri misalnya melakukan percobaan, memanipulasi simbol-
simbol, mengajukan pertanyaan, dan membandingkan penemuan sendiri dengan
penemuan temannya.
2. Belajar lewat interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi
interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan
membantu perkembangan kognitif siswa. Dengan interaksi sosial, perkembangan
kognitif siswa akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif
17
19
siswa akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif
tindakan.
3. Belajar lewat pengalaman sendiri
Perkembangan kognitif siswa akan lebih berarti apabila didasarkan pada
pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika
hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif
siswa cenderung mengarah ke verbalisme. Piaget dengan teori konstruktivisnya
berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan
objek/orang dan siswa selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi
tersebut.
Dengan demikian penelitian ini memiliki keterkaitan dengan teori Piaget
yaitu belajar aktif melalui kemampuan siswa menemukan sendiri, belajar lewat
interaksi sosial melalui diskusi kelompok, dan pembelajaran dengan pengalaman
sendiri akan membentuk pembelajaran yang bermakna. Walaupun dalam interaksi
tersebut pertukaran gagasan tidak dapat dihindari, namun akan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis terutama dalam mengemukakan,
mempertahankan dan bertanggung jawab atas pendapatnya berdasarkan
pengalaman yang dimiliki walaupun pendapat itu mungkin salah. Dari
pengalaman tersebut siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya terhadap materi
pembelajaran.
2.2.2 Teori Bruner
20
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi
pertama adalah perolehan pengetahuan merupakan proses interaktif. Bruner yakin
bahwa orang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan
tidak hanya terjadi di lingkungannya, tetapi juga dalam orang itu sendiri. Asumsi
kedua adalah orang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan
informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh
sebelumnya.
Menurut Dahar (2011: 79), salah satu model instruksional kognitif yang
sangat berpengaruh adalah model dari Jerome Bruner (1966) yang dikenal dengan
nama belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya
memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan
masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna. Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar
melalui partisipasi secara aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip agar mereka
dianjurkan untuk memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-
eksperimen yang mengijinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu
sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan memberikan
manfaat seperti pengetahuan itu akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan
cara lain, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik
daripada hasil belajar lainnya serta belajar penemuan mampu meningkatkan
penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas. Belajar penemuan
21
juga mampu membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk
bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban. Bruner menyadari bahwa
belajar penemuan yang murni memerlukan waktu sehingga ia menyarankan agar
penggunaan belajar penemuan hanya diterapkan pada konsep-konsep dasar bidang
studi itu.
Keterkaitan penelitian ini dengan teori belajar Bruner adalah selama proses
pembelajaran dalam memahami konsep rumus perbandingan trigonometri, siswa
diajak untuk menyelidiki dan menemukan konsep tersebut melalui media dan
sumber belajar yang tersedia sehingga siswa dapat dengan berpartisipasi secara
aktif dalam pembelajaran. Dengan menguasai konsep dasar, maka dia akan
mampu mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang
masuk dengan informasi yang disimpan dan diperoleh sebelumnya. Sehingga,
siswa dapat meningkatkan penalaran dan kemampuan berpikir kritisnya karena
mampu menghubungkan informasi yang dimiliki dengan hal-hal lainnya.
2.2.3 Teori Belajar Bermakna David Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Menurut
Dahar (2011) belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa.
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah
diketahui siswa. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau
informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam
struktur kognitif siswa.
22
Berdasarkan teori ausubel, dalam membantu siswa menanamkan
pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang
sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa
dituntut untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri, membangun
hubungan antara informasi baru dan pengetahuan yang telah siswa miliki untuk
menemukan konsep atau pengetahuan baru.
2.3 Proses Belajar Mengajar Matematika
Belajar merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang disebabkan
karena belajar. Arikunto (2009) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu
proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap
diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam
dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.”
Sedangkan menurut Hudojo (2003: 5) “Mengajar adalah suatu kegiatan
dimana pengajar menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki
kepada siswa dengan tujuan agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat
dipahami siswa”. Banyak komponen terkait dalam proses belajar mengajar
matematika, dan antar komponen tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling
mempengaruhi. Komponen-komponen tersebut adalah guru, tujuan, bahan atau
materi, metode, evaluasi, dan siswa. Kedudukan seorang guru di sini sangat
penting peranannya sebagai penentu peningkatan kemampuan siswa. Sebagai
bekal untuk memahami, mendorong, dan memberi arah kegiatan belajar, maka
perlu disusun prinsip dasar bagi bentuk pengajaran.
23
2.4 Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan
dilakukan (Hassoubah 202: 85). Salah satu ciri orang yang berpikir kritis adalah
selalu mencari dan memaparkan hubungan antara masalah yang didiskusikan
dengan masalah atau pengalaman lain yang relevan. Berpikir kritis merupakan
kemampuan yang harus dilatih pada siswa, karena merupakan kemampuan yang
sangat diperlukan dalam kehidupan. Guru dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan strategi,
metode pembelajaran yang mendukung siswa untuk belajar aktif.
Ennis (1996) menyatakan konsep tentang berpikir kritis terutama
berdasarkan keterampilan khusus seperti mengamati, menduga, menggeneralisasi,
penalaran, dan mengevaluasi penalaran. Menurutnya keterampilan yang
berasosiasi dengan berpikir kritis dapat dipelajari dan dapat ditransfer dari satu
disiplin ilmu ke disiplin ilmu yang lain. Ennis menekankan pada prinsip dan
keterampilan bernalar kritis yang subjek-netral, yaitu prinsip logis yang tidak
hanya berlaku untuk suatu disiplin tertentu tetapi dapat diterapkan secara
universal. Pengakuan terhadap kompetensi minimum tertentu pada suatu disiplin
ilmu merupakan hal yang penting untuk dapat menerapkan keterampilan berpikir
kritis pada disiplin tersebut. Proses berpikir kritis adalah deduktif, yang meliputi
penerapan prinsip dan keterampilan berpikir kritis pada disiplin ilmu tertentu.
Menurut Ennis (1996) indikator keterampilan berpikir kritis terdiri atas 12
komponen, yaitu (1) merumuskan masalah; (2) menganalisis argumen; (3)
24
bertanya dan menjawab pertanyaan; (4) menilai kredibilitas observasi; (5)
melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi; (6) membuat deduksi
dan menilai deduksi; (7) membuat induksi dan menilai induksi; (8) mengevaluasi;
(9) mendefinisikan dan menilai definisi; (10) mengidentifikasi asumsi; (11)
memutuskan dan melaksanakan; (12) berinteraksi dengan orang lain. Ennis (1996)
mengungkapkan bahwa, ada 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokkan
dalam lima besar aktivitas sebagai berikut.
(1) Klarifikasi dasar (basic clarification)
Tahapan ini terbagi menjadi tiga indikator yaitu (1) merumuskan pertanyaan,
(2) menganalisis argumen, dan (3) menanyakan dan menjawab pertanyaan.
(2) Memberikan alasan untuk suatu keputusan (the bases for the decision)
Tahapan ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) menilai kredibilitas
sumber informasi dan (2) melakukan observasi dan menilai laporan hasil
observasi.
(3) Menyimpulkan (inference)
Tahapan ini terdiri atas tiga indikator (1) membuat deduksi dan menilai
deduksi, (2) membuat induksi dan menilai induksi, dan (3) mengevaluasi.
(4) Klarifikasi lebih lanjut (advanced clarification)
Tahapan ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1) mendefinisikan dan
menilai definisi dan (2) mengidentifikasi asumsi.
(5) Dugaan dan keterpaduan (supposition and integration)
Tahapan ini terbagi menjadi dua indikator (1) menduga, dan (2) memadukan.
25
Untuk mendukung penentuan kemampuan berpikir kritis siswa, menurut
Ennis (1996) ada beberapa sifat-sifat atau bakat berpikir kritis yang mendasari,
yaitu mencari penjelasan pertanyaan, mencari penalaran, mencoba menjadi
sumber informasi yang baik, menggunakan dan menyebutkan sumber informasi
yang kredibel, sensitif terhadap perasaan dan pengetahuan. Bloom dalam Duron
(2006) mengidentifikasi berpikir kritis menjadi 6 level kemampuan kognitif, (1)
knowledge, mengingat dan mengutarakan kembali informasi; (2) comprehension
yaitu menghubungkan kembali informasi-informasi yang sudah dipelajari
sebelumnya; (3) application, menerapkan informasi yang sesuai dengan aturan
atau prinsip keadaan tertentu; (4) analysis merupakan focus dari kemampuan
berpikir kritis; (5) synthesis, menyimpulkan informasi yang baru; (6) evaluation
yaitu menilai dan membuat keputusan mengenai informasi yang baru. Sedangkan
Perkins dan Murphy (2006) menyatakan berpikir kritis melalui 4 tahap yaitu
klarifikasi, assesmen, penyimpulan, strategi atau taktik.
Tahap berpikir kritis menurut Henri dalam Setiawan (2012) antara lain,
klarifikasi dasar, klarifikasi mendalam, inferensi atau penyimpulan, assessment,
dan strategi. Klarifikasi dasar, berarti meneliti atau mempelajari sebuah masalah,
mengidentifikasi unsurunsurnya, meneliti hubungan-hubungannya. Klarifikasi
mendalam, berarti menganalisis sebuah masalah untuk memahami nilai-nilai,
kepercayaan-kepercayaan dan asumsi-asumsi utamanya. Penyimpulan, berarti
mengakui dan mengemukakan sebuah ide berdasarkan pada proposisi-proposisi
yang benar. Assessment, berarti membuat keputusan-keputusan, evaluasi-evaluasi,
26
dan kritik-kritik. Strategi, yang berarti menerapkan solusi setelah pilihan atau
keputusan.
Tahap berpikir kritis menurut Garrison, Anderson dan Archer dalam Setiawan
(2012) meliputi, identifikasi masalah, eksplorasi, eksplorasi masalah, dan
penerapan masalah. Identifikasi masalah, berarti mengupayakan tindakan menarik
minat dalam sebuah masalah. Eksplorasi, berarti mendefinisikan batasan-batasan,
akhir dan alat masalah. Eksplorasi masalah, berarti pemahaman mendalam tentang
situasi masalah. Serta penerapan masalah, yang berarti mengevaluasi solusi-solusi
alternatif dan ide-ide baru.
Proses berpikir kritis menurut Jacob dan Sam dalam Setiawan (2012), antara
lain klarifikasi, peyimpulan, assessment, dan strategi. Klarifikasi, berarti
menilai/memahami sifat alami pada poin-poin pandangan yang berbeda pada isu,
dilemma atau masalah. Assessment, berarti memutuskan kredibilitas sumber,
menaksir bukti untuk mendukung kesimpulan, menetapkan dasar menarik
kesimpulan. Penyimpulan, berarti mendukung secara induktif dan deduktif, dan
menilai keputusan, pengambilan keputusan dengan pertimbangan bukti yang
cukup untuk mendukung argumentasi. Strategi, berarti menggunakan strategi
untuk mengarahkan pikiran dalam proses pencapaian kesimpulan, membuat suatu
keputusan atau pemecahan suatu masalah secara efektif.
Perkins dan Murphy (2006) menyatakan berpikir kritis melalui empat tahap
penting sebagai berikut.
1. Klarifikasi (clarification)
27
Tahap klarifikasi meliputi semua aspek menyatakan, mengklarifikasi,
menggambarkan (bukan menjelaskan) atau mendefinisikan masalah. Aktivitas
yang dilakukan adalah menyatakan masalah, menganalisis pengertian dari
masalah, mengidentifikasi sejumlah asumsi yang mendasari, mengidentifikasi
hubungan diantara pernyataan atau asumsi, mendefinisikan atau mengkritisi
definisi pola-pola yang relevan.
2. Assesmen (assessment)
Tahap assesmen merupakan tahap melalui aspek-aspek seperti membuat
keputusan pola situasi, mengemukakan fakta-fakta argument atau menhubungkan
dengan masalah yang lain. Aktivitas yang dilakukan adalah memberikan alasan
penalaran yang dilakukan valid, mengajukan informasi lain yang relevan,
menentukan kriteria penilaian seperti kredibilitas sumber, membuat penilaian
keputusan berdasarkan kriteria atau situasi dan topik, dan memberikan fakta untuk
pilihan penilaian kriteria.
3. Penyimpulan (inference)
Tahap penyimpulan merupakan tahap menghubungkan antara sejumlah ide,
menggambarkan kesimpulan yang tepat baik melalui deduksi maupun induksi,
menggeneralisasi, menjelaskan, dan menyusun hipotesis. Aktivitas yang
dilakukan yaitu menarik kesimpulan dari sejumlah ide, membuat kesimpulan yang
tepat, mencapai simpulan, menggeneralisasi dan menunjukkan hubungan antara
sejumlah ide.
4. Strategi/taktik
28
Tahap strategi/taktik merupakan tahap mengajukan, membahas, atau
mengevaluasi, sejumlah tindakan yang mungkin. Aktivitas yang dilakukan adalah
mengambil tindakan, menggambarkan tindakan yang mungkin, mengevaluasi
sejumlah tindakan dan memprediksi hasil tindakan.
Tahap berpikir kritis Perkins dan Murphy pada dasarnya sama dengan
berpikir kritis Bloom dan Ennis. Pada tahap knowledge sama halnya pada tahap
klarifikasi Perkins dan Murphy. Tahap comprehension dan application merupakan
tahap assesmen, analisis dan sintesis merupakan tahap penyimpulan, evaluation
sama dengan tahap strategi.
Beberapa model proses berpikir kritis yang dikemukakan oleh para ahli
menunjukkan adanya kesamaan dan perbedaan dalam mengambil pendekatan
untuk mendefinisikan proses berpikir kritis. Indikator proses berpikir kritis dari
beberapa tokoh disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Proses Berpikir Kritis dari Beberapa Tokoh
Ahli
Tahapan Berpikir Kritis
Tahapan
Pertama
Tahapan
Kedua
Tahapan
Ketiga
Tahapan
Keempat
Tahapan
Kelima
Norris &
Ennis
(1989)
Klarifikasi
dasar
Dukungan
dasar Penyimpulan
Klarifikasi
lanjutan
Strategi/
taktik
Henri
(1992)
Klarifikasi
dasar
Klarifikasi
mendalam Penyimpulan Assessment Strategi
Newman
Webb &
Cocharan
e (1995)
Klarifikasi
dasar
Klarifikasi
mendalam Penyimpulan Assessment
Formasi
strategi
Bullem
(1997)
Klarifikasi
dasar
Menilai
fakta
Membuat,
menilai
penyimpulan
Membuat
strategi yang
cocok/taktik
-
Garrison
Anderson
& Archer
(2001)
Identifikasi
masalah Eksplorasi
Eksplorasi
masalah Pemecahan -
Perkins & Klarifikasi Assessment Penyimpulan Strategi/taktik -
29
Ahli
Tahapan Berpikir Kritis
Tahapan
Pertama
Tahapan
Kedua
Tahapan
Ketiga
Tahapan
Keempat
Tahapan
Kelima
Murphy
(2006)
Jacob &
Sam
(2008)
Klarifikasi Assessment Penyimpulan Strategi/taktik -
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka
tahap berpikir kritis siswa dalam penelitian ini mengacu pada tahap berpikir kritis
Perkins dan Murphy (2006). Berdasarkan kemampuan berpikir kritis Perkins dan
Murphy (2006), untuk menganalisis tahap kemampuan berpikir kritis siswa pada
penelitian ini mengacu pada indikator pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 lndikator Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Penelitian
Tahap Kemampuan
Berpikir Kritis Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Klarifikasi a. Menyatakan masalah yang ditunjukkan dengan siswa
dapat menentukan informasi yang diketahui dalam soal
secara tepat dan jelas.
b. Menganalisis pengertian dari masalah yang
ditunjukkan dengan siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta dari soal.
Assesmen a. Mengajukan informasi relevan yang ditunjukkan
dengan siswa dapat menggali lebih dalam informasi-
informasi lain relevan dengan pertanyaan pada soal.
b. Menentukan kriteria penilaian yang ditunjukkan
dengan siswa dapat menentukan ide/konsep yang akan
digunakan untuk menyelesaikan soal.
Penyimpulan a. Mencapai simpulan yang ditunjukkan dengan siswa
dapat mencapai simpulan dari masalah.
b. Menggeneralisasi yang ditunjukkan dengan siswa
dapat menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada
soal.
Strategi/taktik a. Mengambil tindakan yang ditunjukkan dengan siswa
dapat menggunakan informasi relevan yang telah
diperoleh sebelumnya untuk mengerjakan soal dengan
runtut dan benar.
b. Menjelaskan tindakan yang mungkin yang
ditunjukkan dengan siswa dapat menjelaskan langkah
penyelesaian soal yang sudah ditemukan dengan baik.
30
2.5 Model Pembelajaran Resource Based Learning
Menurut Joyce dalam Trianto (2007: 5), model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa
setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Resource Based Learning atau belajar berdasarkan sumber adalah suatu
proses pembelajaran yang langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau
sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok dengan segala kegiatan
yang bertalian dengan sumber belajar (Sutrisno, 2010: 1). Menurut Campbell
sebagaimana dikutip oleh Aliyah (2013) Resource Based Learning adalah model
pendidikan yang dirancang oleh instruktur, untuk secara aktif melibatkan para
siswa dengan aneka ragam sumber belajar, baik cetak maupun non-cetak. Dalam
model Resource Based Learning, siswa belajar dengan menggunakan sumber
belajar, teknologi informasi dan komunikasi digunakan untuk mendukung
pembelajaran dengan model Resource Based Learning ini.
Resource Based Learning tidak meniadakan peranan guru, juga tidak berarti
bahwa guru dapat duduk bermalas-malasan. Guru terlibat dalam setiap langkah
proses belajar, dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber-sumber
informasi, memberi motivasi, memberi bantuan apabila diperlukan dan bila
dirasanya perlu memperbaiki kesalahan (Nasution, 2011: 28). Jadi, dalam
31
Resource Based Learning kegiatan pembelajaran bukan dilakukan dengan cara
konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid. Tugas
utama guru adalah membimbing siswa untuk menemukan dan menyimpulkan
sendiri melalui sumber belajar yang tersedia. Dengan memanfaatkan sepenuhnya
segala sumber informasi sebagai sumber belajar maka diharapkan siswa dengan
mudah dapat memahami konsep materi pembelajaran serta mampu menyelesaikan
permasalahan yang diberikan melalui sumber belajar yang tersedia.
Menurut Sutrisno (2010: 3) ciri – ciri Resource Based Learning yaitu: (1)
Resource Based Learning memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi
sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat – alat audiovisual dan memberi
kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan
sumber – sumber yang tersedia, (2) Resource Based Learning berusaha memberi
pengertian kepada siswa tentang luas dan aneka ragamnya sumber – sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber – sumber itu berupa
sumber dari masyarakat dan lingkungan, bahkan cetakan, perpustakaan, alat audio
– visual, dan sebagainya, (3) Resource Based Learning berhasrat untuk mengganti
aktivitas siswa dalam belajar tradisional dengan belajar aktif di dorong oleh minat
dan keterlibatan diri dalam pendidikan, (4) Resource Based Learning berusaha
untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan
tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi, (5) Resource
Based Learning memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut
kecepatan dan kesanggupan masing – masing dan tidak dipaksa belajar menurut
kecepatan yang sama dalam hubungan di kelas, (6) Resource Based Learning
32
lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar, (7) Resource Based
Learning berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal yang
memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya.
Kokom dalam Apriliana (2015) mengungkapkan bahwa sumber belajar
merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, yang
dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan
alam sekitar, dan sebagainya. Sumber belajar akan sangat membantu dalam
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa agar dapat menemukan dan
mengkonstruksi pengetahuan serta mengoptimalkan kemampuannya hingga
terwujudnya pencapaian dalam pembelajarannya
Dalam pelaksanaan Resource Based Learning menurut Sutrisno (2010: 4) hal
– hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
(1) Guru perlu mengetahui tentang latar belakang siswa dan
pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran yang akan
disampaikan.
(2) Tujuan pembelajaran yaitu mengenai bahan yang harus dikuasai,
keterampilan dan tujuan emosional dan sosial.
(3) Memilih metodologi, unsur – unsur yang terkandung yaitu (1)
uraian tentang apa yang dipelajari, (2) diskusi dan pertukaran
pikiran, (3) kegiatan–kegiatan yang menggunakan berbagai alat
instruksional, (4) kegiatan–kegiatan dalam lingkungan sekitar
sekolah. (5) kegiatan–kegiatan dengan menggunakan berbagai
sumber belajar, (6) kegiatan kreatif.
(4) Koleksi dan penyediaan bahan
(5) Penyediaan tempat
Melalui pelaksanaan model pembelajaran Resource Based Learning ini,
siswa diarahkan untuk belajar sehingga siswa lebih mandiri. Guru berperan
sebagai motivator dan fasilitator serta memberikan dorongan pada siswa agar
dapat menyelesaikan masalah matematika. Guru menciptakan suasana proses
33
pembelajaran matematika yang kondusif agar belajar siswa lebih terarah.
Pengajaran matematika yang akan diterapkan di dalam kelas adalah pengajaran
dimana siswa dituntut untuk aktif dalam mencari sumber belajar dan dalam
memecahkan masalah. Selain itu, siswa mampu menemukan dan membangun
pengetahuan mereka kemudian menemukan solusi dari permasalahan yang harus
diselesaikan. Siswa juga sadar akan kekayaan pengetahuan yang dapat diperoleh
dari berbagai sumber belajar.
2.5.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Resource Based Learning
Dalam pelaksanaan pembelajaran Resource Based Learning,
Nasution (2011: 30-32) menyebutkan ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan yaitu, antara lain: a) pengetahuan yang ada, b) tujuan pelajaran, c)
memilih metodologi, d) koleksi dan penyediaan bahan, e) penyediaan tempat.
Nur Aini Haas dalam Khaeriyah (2015) menyebutkan langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam pembelajaran berbasis aneka sumber adalah sebagai
berikut: a) mengidentifikasi pertanyaan atau permasalahan; b) merencanakan cara
mencari informasi; c) mengumpulkan informasi; d) menggunakan informasi; e)
mensintesa informasi; dan f) evaluasi. Adapun sintaks dari model pembelajaran
Resource Based Learning adalah sebagai berikut (Sutrisno, 2010: 5).
(1) Pengenalan materi matematika dan penyelesaiannya.
(2) Guru memberikan contoh soal dan cara mengembangkannya
menjadi sub–sub pertanyaan dan penyelesaiannya.
(3) Guru membagi siswa dalam kelompok – kelompok.
(4) Guru membagi lembar kerja.
(5) Siswa menyelesaikan masalah matematika yang diajukan
secara berkelompok .
(6) Guru membimbing, mengawasi, dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan menyelesaikan masalah matematika.
34
(7) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompok ke dalam lembar
hasil diskusi.
(8) Masing – masing kelompok yang telah selesai melakukan
diskusi harus melaporkan kerja kelompoknya kepada guru.
(9) Guru meminta beberapa kelompok yang sudah selesai untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
(10) Guru menegaskan kembali hasil diskusi yang telah disajikan
siswa.
(11) Guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi siswa.
(12) Mengadakan ulangan harian.
Model pembelajaran Resource Based Learning ini terdiri dari beberapa
komponen yang meliputi pengajaran langsung oleh guru, penggunaan buku
pelajaran biasa, latihan-latihan formal, kegiatan penelitian, pencarian bahan dari
berbagai sumber, latihan memecahkan soal dan penggunaan alat audio-visual.
Pada penelitian ini sumber belajar yang akan digunakan yaitu pengajaran
langsung dari guru, beberapa buku yang ada di perpustakaan, gambar-gambar,
video pembelajaran tentang sumber daya alam, dan sumber belajar yang ada di
lingkungan sekitar. Selain itu model ini juga sangat mendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 dimana siswa mencari dan menemukan sendiri pengetahuannya
melalui berbagai sumber belajar sehingga hasil belajar siswa akan lebih bermakna.
Dari uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian sesuai langkah dari
pendapat Nur Aini Haas dalam Khaeriyah (2015). Berikut adalah langlah-langkah
pembelajaran dengan materi perbandingan trigonometri sudut khusus dan
perbandingan trigonometri semua kuadran.
Tabel 2.3 Langkah-langkah Perilaku Guru dalam Model Resource Based Learning
pada Pembelajaran Perbandingan Trigonometri.
No. Langkah-langkah pembelajaran Perilaku Guru
1 Mengidentifikasi topik
pembelajaran, pertanyaan atau
Guru mendorong siswa mengembangkan
topik dengan memberikan permasalahan
35
permasalahan. dalam kehidupan nyata yang berkaitan
dengan materi perbandingan trigonometri,
serta membimbing siswa dalam
menentukan apa saja sumber belajar yang
dibutuhkan untuk menjawab.
2 Merencanakan cara mencari
informasi
Guru memfasilitasi siswa dengan berbagai
sumber belajar, diantaranya lingkungan
sekolah, internet, video pembelajaran,
beberapa buku paket (buku sumber yang
relevan)
3 Mengumpulkan informasi Guru membimbing siswa mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber belajar
yang tersedia.
4 Menggunakan informasi Guru membimbing siswa dalam
menggunakan informasi yang telah
ditemukan serta membimbing mereka
untuk mengolah informasi tersebut
dengan menggunakan bahasa sediri.
5 Mensintesa informasi Guru membimbing siswa untuk
mengorganisasikan informasi dari sumber
belajar yang ada dalam susunan yang
sistematis, logis, dan mudah dipahami
siswa.
6 Evaluasi Guru bersama siswa mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang diperoleh.
2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Resource Based
Learning
Pada penggunaan setiap model dalam pembelajaran, pasti terdapat
kekurangan ataupun kelebihan, hal ini juga terdapat pada model
pembelajaran Resource Based Learning. Mengenai kelebihan pembelajaran
dengan Resource Based Learning, Siregar (2008) menyebutkan pelaksanaan
model Resource Based Learning memiliki kelebihan antara lain:
a) Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian
akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar.
b) Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik sehingga
membuat siswa menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil
belajar yang lebih bermutu.
c) Meningkatkan keterampilan berpikir seperti keterampilan memecahkan
masalah, memberikan pertimbangan-pertimbangan dan melakukan
evaluasi melalui penggunaan informasi dan penelitian secara mandiri.
d) Meningkatkan perolehan keterampilan pemrosesan informasi secara
36
efektif, dengan mengatahui sifat dasar informasi dan keberagamannya.
e) Memungkinkan pengumpulan informasi sebagai proses yang
berkesinambungan sehingga mengakibatkan terbentuknya pengetahuan
pada tiap fase berikutnya.
f) Meningkatkan sikap murid dan guru terhadap materi pembelajaran dan
prestasi akademik.
g) Membuat siswa antusias belajar dan terinspirasi untuk berpartisipasi aktif.
h) Meningkatkan prestasi akademik dalam penguasaan materi, sikap dan
berpikir kritis.
Menurut Nur Aini Haas dalam Khaeriyah (2015) kelemahan dari model
pembelajaran Resource Based Learning yaitu: (1) menuntut kemampuan dan
kreativitas siswa dan guru, (2) menuntut persiapan pembelajaran yang matang dari
seorang guru. Model pembelajaran Resource Based Learning menuntut kemampuan
dan kreativitas guru dalam menggunakan aneka sumber belajar di sekolah
sehingga guru harus berpengetahuan luas dan kreatif dalam menyajikan aneka
sumber belajar yang dibutuhkan, akan tetapi terkadang kebutuhan sumber belajar
itu di luar kemampuan sekolah dan siswa. Selain itu model pembelajaran
Resource Based Learning juga menuntut persiapan pembelajaran yang matang.
Persiapan pembelajaran dengan model ini seringkali menyita banyak waktu
sehingga pengelolaan kelas kurang efisien.
2.6 Gaya Belajar
Kemampuan setiap orang dalam memahami dan menyerap pelajaran sudah
pasti berbeda satu sama lainnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang
sangat lambat. Hal ini tentu dipengaruhi oleh cara mereka yang berbeda pula
dalam memahami dan menangkap informasi. Ada yang nyaman ketika belajar di
kesunyian, namun ada pula yang sebaliknya yakni belajar dengan mendengarkan
musik. Rasa nyaman dalam belajar lebih kita kenal dengan gaya belajar.
37
Ada beberapa pendapat tentang definisi gaya belajar. Beberapa pendapat
tersebut antara lain sebagai berikut.
(1) Nasution (2011: 93) berpendapat bahwa gaya belajar siswa adalah cara
bereaksi dengan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya
dalam proses belajar.
(2) Gunawan (2006: 139) menjelaskan gaya belajar adalah cara yang lebih kita
suka dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu
transformasi.
(3) DePorter dan Mike (2015: 110) berpendapat bahwa gaya belajar merupakan
kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi.
(4) Samples (2002: 74) berpendapat bahwa gaya belajar adalah kebiasaan yang
mencerminkan cara kita memperlakukan pengalaman yang kita peroleh
melalui modalitas.
(5) Winkel (1996: 147) gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi
siswa. Cara khas ini bersifat individual yang seringkali tidak disadari dan
ketika sudah terbentuk cenderung bertahan terus menerus.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa gaya
belajar adalah cara belajar individu yang khas dan ternyaman dalam memperoleh
informasi, terbentuk tanpa kita sadari dan dilakukan secara terus menerus.
DePoter dan Mike (2015: 112-113) menggolongkan gaya belajar berdasarkan cara
menerima informasi dengan mudah (modalitas) ke dalam tiga tipe yaitu gaya
belajar tipe visual, tipe auditorial dan tipe kinestetik.
38
2.6.1 Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual yaitu gaya belajar dimana seseorang merasa paling
baik ketika melihat gambar atau teks dalam proses belajarnya. Anak yang
mempunyai gaya belajar visual cenderung memiliki kecerdasan visual yang bagus
dibandingkan kecerdasan lainnya. Menurut DePoter dan Mike (2015: 116) ciri-ciri
orang yang memiliki gaya belajar visual sebagai berikut.
(1) Rapi dan teratur.
(2) Berbicara dengan cepat.
(3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik.
(4) Teliti terhadap detail.
(5) Mementingkan penampilan, baik dalam pakaian maupun presentasi.
(6) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikirannya.
(7) Mengingat dengan asosiasi visual.
(8) Biasanya tidak terganggu dengan keributan.
(9) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis,
dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
(10) Pembaca cepat dan tekun.
(11) Lebih suka membacakan daripada dibacakan.
(12) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap
waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau
proyek.
(13) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat.
39
(14) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain.
(15) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak.
(16) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato.
(17) Lebih suka seni daripada musik.
(18) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai
memilih kata-kata.
(19) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.
2.2.2 Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dimana seseorang belajar
dengan baik ketika mereka mendengar sumber informasi yang mereka pelajari.
Menurut Gunawan (2006: 94) orang auditorial belajar dengan menggunakan
mereka dan cenderung interpeden. Menurut DePoter dan Mike (2015: 118) ciri-
ciri orang yang mempunyai gaya belajar auditorial sebagai berikut.
(1) Berbicara pada dirinya sendiri saat bekerja.
(2) Mudah terganggu keributan.
(3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika
membaca.
(4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
(5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara.
(6) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita.
(7) Berbicara dalam irama yang berpola.
(8) Biasanya fasih dalam berbicara.
(9) Lebih suka musik daripada seni.
40
(10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada dilihat.
(11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar.
(12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat visualisasi,
seperti memotong bagian-bagian sehingga sesuai satu sama lain.
(13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
(14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
2.2.3 Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dimana seseorang harus
terlibat, bergerak, mengalami, dan mencoba sendiri dalam proses mengangkap apa
yang dipelajari. Menurut DePoter dan Mike (2015: 117-118) ciri-ciri orang yang
memiliki gaya belajar kinestetik sebagai berikut.
(1) Berbicara perlahan.
(2) Menanggapi perhatian fisik.
(3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian dari mereka.
(4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang.
(5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
(6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar.
(7) Belajar melalui manipulasi praktik.
(8) Mengahafal dengan cara berjalan dan melihat.
(9) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
(10) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
(11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama.
41
(12) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada
ditempat itu.
(13) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot dengan mencerminkan
aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
(14) Ingin melakukan segala sesuatu.
2.7 Kerangka Berpikir
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan pembelajaran
matematika di sekolah memiliki tujuan agar keterampilan dan kemampuan para
siswa dapat berkembang dengan baik sebagaimana diharapkan, yaitu menjadi
SDM yang berkualitas. Salah satu ketrampilan dan kemampuan yang harus
dimiliki siswa yaitu kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan
berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, siswa dituntut untuk mampu
menguasai banyak mata pelajaran, salah satunya adalah matematika. Matematika
merupakan mata pelajaran yang paling dianggap sulit oleh sebagian besar siswa di
Indonesia. Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kemampuan berpikir kritis
seharusnya menjadi kemampuan yang dimiliki setiap siswa. Hal ini dikarenakan
42
siswa SMA sebentar lagi akan menjalani kehidupan diluar sekolah dan
berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.
Agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat tercapai hendaknya
pembelajaran tidak fokus hanya pada aspek kognitifnya saja. Salah satu cara yang
dapat guru lakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah yaitu Resource Based Learning. Melalui model ini diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Selain menggunakan model berbasis
masalah, pembelajaran matematika juga perlu didukung dengan menggunakan
pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan saintifik. Salah satu kriteria
pembelajaran saintifik adalah mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami memecahkan masalah dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
Salah satu kendala guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa adalah perbedaan kecenderungan tipe gaya belajar siswa. Perbedaan gaya
belajar siswa tersebut menjadikan solusi yang diberikan guru haruslah berbeda
pula.
Menurut DePorter dan Mike (2015: 112) menjelaskan ada tiga jenis gaya
belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Perpaduan analisis kemampuan
berpikir kritis dan penggolongan siswa sesuai gaya belajarnya diharapkan dapat
membantu guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan dan
dapat memberikan solusi kepada siswa sesuai gaya belajarnya.
43
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis pada Resource Based Learning Ditinjau dari
Gaya Belajar Siswa SMA Kelas X
KBK masih rendah Model RBL Siswa SMA kelas X
KBK siswa
terasah dan
mencapai
ketuntasan
Gaya belajar
berbeda
menyebabkan KBK
siswa berbeda
Visual
Auditori
Kinestetik
Mengidentifikasi
topik
pembelajaran,
pertanyaan dan
permasalahan
Merumuskan
pertanyaan,
menentukan
informasi yang
diketahui
Klarifikasi
Merencanakan
cara mencari
informasi dan
emngumpulkasn
informasi
Menggali informasi
yang relevan dan
menentukan
konsep/ide yang
akan digunakan
Assesmen
Menggunakan
informasi dan
evaluasi
Menggunakan
informasi yang
diperloheh untuk
menyelsaikan
masalah
Strategi
Mensintesa
informasi Menyimpulkan hasil
permasalahan.
Penyimpulan
Gambar 2.1 Bagan Alur Kerangka Berpikir
44
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: kemampuan berpikir kritis siswa pada model Resource
Based Learning mencapai ketuntasan klasikal 85%.
45
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixed
methods. Penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan
menggabungkan dua bentuk penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut Creswell sebagaimana dikutip oleh
Sirnayatin (2013) penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang
mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.
Menurut pendapat Sugiyono (2010: 39) menyatakan bahwa metode
penelitian tidak dapat digabungkan karena padigmanya berbeda. Tetapi dalam
penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data
(bukan metodenya), seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif.
Menurut Creswell sebagaimana dikutip oleh Sirnayatin (2013), strategi-
strategi dalam mixed methods, yaitu:
1. Strategi metode campuran sekuensial/ bertahap (sequential mixed methods)
merupakan strategi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan
dari satu metode dengan metode lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan
interview terlabih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikuti
dengan data kuantitaif dalam hal ini menggunakan survey. Strategi ini dibagi
menjadi tiga bagian sebagai berikut.
a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Dalam strategi ini tahap pertama adalah
mengumpulkan dan menganalsis data kuantitatif kemudian diikuti oleh
45
46
pengumpulan dan menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan
hasil awal kuantitatif.
b. Strategi eksploratoris sekuensial. Strategi ini kebalikan dari strategi
ekspalanatoris sekuensial, pada tahap pertama peneliti mengumpulkan dan
menganalisis data kualitatif kemudian mengumpulkan dan menganalisis
data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil dari tahap
pertama. Bobot utama pada strategi ini adalah pada data kualitatif.
c. Strategi transformatif sekuensial. Pada Strategi ini peneliti menggunakan
perspektif teori untuk membentuk prosedur-prosedur tertentu dalam
penelitian. Dalam model ini, peneliti boleh memilih untuk menggunakan
salah satu dari dua metode dalam tahap pertama, dan bobotnya dapat
diberikan pada salah satu dari keduanya atau dibagikan secara merata pada
masing-masing tahap penelitian.
2. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu waktu (concurrent mixed
methods) merupakan penelitian yang menggabungkan antara data kuantitatif
dan data kualitatif dalam satu waktu.Terdapat tiga strategi pada strategi
metode campuran konkuren ini, yaitu:
a. Strategi triangulasi konkuren. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan
data kuantitatif dan data kualitatif dalam waktu bersamaan pada tahap
penelitian, kemudian membandingkan antara data kualitatif dengan data
kuantitatif untuk mengetahui perbedaan atau kombinasi.
b. Strategi embedded konkuren. Strategi ini hampir sama dengan model
triangulasi konkuren, karena sama-sama mengumpulkan data kualitatif dan
47
kuantitatif dalam waktu yang bersamaan. Membedakannya adalah model
ini memiliki metode primer yang memandu proyek dan data sekunder
yang memiliki peran pendukung dalam setiap prosedur penelitian. Metode
sekunder yang kurang begitu dominan/berperan (baik itu kualitatif atau
kuantitatif) ditancapkan (embedded) ke dalam metode yang lebih dominan
(kualitatif atau kuantitatif).
c. Strategi transformatif konkuren. Seperti model transformatif sequential
yaitu dapat diterapkan dengan mengumpulkan data kualitatif dan data
kuantitatif secara bersamaan serta didasarkan pada perspektif teoritis
tertentu.
3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed methods)
merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggunakan kacamata
teoritis sebagai perspektif overaching yang didalamnya terdiri dari data
kualitatif dan data kuantitatif. Perspektif inilah yang nantinya akan
memberikan kerangka kerja untuk topik penelitian, teknik pengumpulan data,
dan hasil yang diharapkan dari penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi metode campuran
sekuensial/bertahap (sequential mixed method) terutama strategi eksplanatoris
sekuensial. Dalam penelitian ini pada tahap pertama mengumpulkan dan
menganalisis data kuantitatif dalam menjawab rumusan masalah pertama yaitu
apakah kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada model Resouce Based
Learning kelas X mencapai ketuntasan kalsikal. Kemudian diikuti oleh
pengumpulan dan menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil
48
awal kuantitatif dalam menjawab rumusan masalah kedua, ketiga, dan keempat
yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada Resource
Based Learning dengan gaya belajar visual, bagaimana kemampuan berpikir kritis
siswa SMA kelas X pada Resource Based Learning dengan gaya belajar auditori,
dan bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada Resource
Based Learning dengan gaya belajar kinestetik.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential
explonatory, yaitu dalam strategi ini tahap pertama adalah mengumpulkan dan
menganalisis data kuantitatif kemudian diikuti oleh pengumpulan dan
menganalisis data kualitatif yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif.
Alasan pemilihan pendekatan penelitian tersebut adalah bahwa kedua jenis
penelitian tersebut saling memperkuat dan saling melengkapi sehingga akan
dicapai hasil penelitian yang tidak hanya obyektif, terstruktur dan terukur namun
akan dicapai juga hasil penelitian yang mendalam dan faktual.
Pada penelitian ini data kuantitatif dianalisis terlebih dulu, selanjutnya
dilakukan analisis data kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui
apakah kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada model Resouce Based
Learning kelas X mencapai ketuntasan klasikal. Sedangkan metode kualitatif
digunakan untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa kelas X pada Resource Based
Learning jika ditinjau dari gaya belajarnya. Data kualitatif ini didapatkan melalui
wawancara dengan partisipan secara mendalam.
49
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Juwana, yang beralamatkan di
Jalan Ki Hajar Dewantoro 54 Juwana-Pati, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan berikut.
(1) Memudahkan terciptanya kolaborasi antara peneliti dengan kepala sekolah
dan guru mata pelajaran matematika.
(2) Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang
menyatakan bahwa belum pernah diadakan penelitian tentang kemampuan
berpikir kritis siswa SMA ditinjau dari gaya belajar di SMA Negeri 1
Juwana.
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian
3.4.1 Data Penelitian
Data merupakan hal yang terpenting dalam suatu penelitian. Tanpa adanya
data maka suatu penelitian tidak akan berjalan. Data dapat diperoleh dari sumber
data. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memeberikan data kepada pengumpul data. Pada penelitian yang akan
dilaksanakan ini, menggunakan sumber data primer.
Data ini merupakan data tertulis dari angket gaya belajar, hasil pekerjaan
siswa, dan hasil wawancara dengan siswa yang menjadi subjek penelitian. Data
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Klasifikasi Gaya Belajar Siswa.
50
Data klasifikasi gaya belajar siswa merupakan data mengenai klasifikasi gaya
belajar siswa yang meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.
2. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa untuk Tiap Tipe Gaya Belajar.
Data deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar siswa
berupa uraian mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dengan tipe gaya belajar
siswa yang meliputi uraian kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar
visual, uraian kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar auditori,
uraian kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar kinestetik.
3.4.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 SMA
Negeri 1 Juwana tahun ajaran 2014/2015. Keseluruhan siswa tersebut merupakan
subjek angket gaya belajar serta subjek tes kemampuan berpikir kritis. Tetapi,
hanya enam siswa yang merupakan subjek wawancara kemampuan berpikir kritis.
Subjek penelitian merupakan informan untuk mendapatkan klasifikasi gaya
belajar dan deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar dalam
konteks pembelajaran pada materi trigonometri.
Sebelum penelitian dimulai, peneliti melakukan tes kemampuan berpikir
krits pada kelas penelitian untuk menentukan nilai kriteria ketuntasan minimal
yang sesuai dengan kondisi kelas penelitian. Hasil tes kemampuan berpikir kritis
sebelum penelitian diperoleh rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kritis 75.
Nilai 75 digunakan peneliti sebagai nilai KKM pada tes kemampuan berpikir
kritis saat penelitian.
51
Untuk mengetahui klasifikasi gaya belajar siswa maka semua siswa kelas
X MIPA 1 diberikan angket gaya belajar. Sedangkan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis, maka dalam penelitian ini digunakan tes kemampuan
berpikir kritis. Agar kemampuan berpikir kritis diketahui dengan berdasarkan
gaya belajar siswa, maka dilakukan wawancara. Teknik pemilihan subjek
wawancara dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2010: 218), teknik sampling yang sering digunakan pada penelitian kualitatif
adalah:
… purposive sampling, dan snowball sampling. Seperti telah dikemukakan
bahwa, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Pada penelitian ini subjek penelitian dipilih berdasarkan suatu kriteria
tertentu untuk kepentingan terpenuhinya informasi yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini kriteria tersebut antara lain yaitu subjek yang memiliki tipe gaya
belajar visual, auditorial dan kinestetik.
Dari 40 siswa dipilih 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa yang mewakili
masing-masing tipe gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik, untuk menjadi
subjek penelitian. Adapun langkah-langkah penentuan subjek penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan skor angket gaya belajar siswa
2. Menggolongkan hasil skor angket gaya belajar siswa kedalam tipe gaya
belajar yang sesuai.
52
3. Pemilihan subjek berdasarkan skor gaya belajar ditentukan dari siswa yang
memiliki gaya belajar dominan yang terkuat.
Pemilihan subjek penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Pada gambar 3.1 tersebut tampak bahwa terdapat siklus pemilihan subjek
untuk setiap gaya belajar. Pada akhirnya setiap siswa diklasifikasikan pada tipe
gaya belajar tertentu dipilih dua subjek yang memiliki skor gaya belajar visual,
auditori dan kinestetik yang terkuat. Tetapi dapat pula tidak ada siswa yang
menempati tipe gaya belajar tertentu. Setelah dilakukan pengecekan ulang
Pembelajaran RBL di kelas
Pengisisan angket gaya belajar
Analisis data
Apakah setiap tipe
gaya belajar telah
terisi subjek
Pengecekan ulang Tidak
Diperoleh lebih dari seorang siswa untuk setiap tipe gaya belajar
Dipilih 2 subjek untuk setiap tipe gaya belajar
Selesai
Ya
Gambar 3.1 Bagan Alur Pemilihan Subjek
53
terhadap gaya belajar setiap siswa dan ternyata tidak ditemukan siswa yang
mengisi tipe gaya belajar tertentu maka tidak lagi dilakukan pengecekan.
Untuk penelitian ini, hanya digunakan satu kelas. Apabila ingin setiap
gaya belajar terisi maka penelitian harus dilakukan terhadap kelas yang lain
sehingga akan melebihi waktu penelitian yang ditetapkan dan dimungkinkan akan
timbul ketidakakuratan data. Oleh karena itu, penelitian ini hanya terbatas pada
satu kelas saja. Jika proses tersebut telah dilakukan dan diperoleh kenyataan
bahwa ada tipe gaya belajar siswa yang tidak terisi subjek maka dapat
disimpulkan bahwa tipe gaya belajar tersebut tidak ada disertai penjelasan
terhadap hasil pertemuan yang ada.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
melakukan suatu penelitian, karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Sehingga tanpa
pengetahuan tentang teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
3.5.1 Penyusunan Instrumen
3.5.1.1 Instrumen Angket Gaya Belajar Siswa
Menurut Sudijono (2009: 84), angket atau keusioner adalah alat untuk
memperoleh data latar belakang siswa sebagai salah satu bahan dalam
menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Menurut Sugiyono (2014:
199), metode angket (kuesioner) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertnyaan atau pernyataan tertulis kepada
54
responden untuk menjawabnya. Metode angket yang digunakan dalam angket ini
adalah metode angket langsung. Metode angket langsung yaitu metode angket
yang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diperoleh secara langsung dari subjek
penelitian tanpa melalui perantara. Metode angket ini dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai gaya belajar dari subjek penelitian.
Angket ini diadaptasi dari angket gaya belajar yang disusun oleh Adhitya
(2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas
VII dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Materi Segiempat Ditinjau dari
Gaya Belajar” berdasarkan kisi-kisi dan indikator yang merujuk teori gaya belajar
menurut Deporter dan Mike. Angket gaya belajar ini sudah validasi oleh para
pakar yang ahli dalam bidangnya yaitu
No Nama Validator Jabatan
1 Dr. Edy Purwanto, M.Si. Dosen Psikologi UNNES
2 Drs. Mohammad Asikin, M.Pd. Dosen Pendidikan Matematika UNNES
3 Dra. Endang Retno Winarti,
M.Pd.
Dosen Pendidikan Matematika UNNES
Penelitian menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data
mengenai gaya belajar. Jawaban-jawaban di angket nantinya akan menunjukkan
gaya belajar siswa.
3.5.1.2 Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk empat pertemuan.
RPP dibuat sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah penelitian, yaitu
kurikulum 2013. RPP dibuat dengan menggunakan model pembelajaran Resource
Based Learning serta dengan materi matematika wajib yaitu trigonometri dengan
55
subbab perbandingan trigonometri pada sudut istimewa dan sudut di semua
kuadran.
3.5.1.3 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes kemampuan berpikir kritis merupakan kumpulan soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menyelesaikan soal matematika. Dalam penelitian ini peneliti memberikan tes
subjektif berupa tes uraian yang bertujuan untuk untuk mengukur sejauh mana
kemampuan berpikir kritis yang dilihat dari jawaban siswa. Tes ini digunakan
untuk memperoleh data mengenai kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan
berpikir kritis tidak hanya dilihat dari benar atau salah hasil perhitungan siswa,
tetapi juga dilihat dari kemampuan siswa dalam menyajikan jawaban mereka.
Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu diujicobakan terlebih
dahulu pada kelompok uji coba yaitu kelompok di luar kelompok penelitian.
Setelah diujicobakan, instrumen direvisi berdasarkan hasil analisis uji coba dan
saran dari guru matematika SMA Negeri 1 Juwana. Dengan soal yang sama dan
tenggang waktu yang cukup untuk diuji apakah butir-butir soal tersebut valid dan
dapat digunakan. Setelah dilakukan uji coba, dilakukan analisis terhadap validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Soal yang diberikan
pada kelas subjek adalah soal-soal yang telah diperbaiki dengan melihat hasil uji
coba sebelumnya.
1. Analisis Validitas Butir Soal
Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu
56
tes melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini, validitas soal yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Validitas Isi
Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu
yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2009: 67).
Validitas isi instrumen tes dalam penelitian ini ditetapkan menurut analisis
rasional terhadap isi tes, yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan
subjektif individual oleh seorang yang ahli di bidangnya. Yang disebut ahli dalam
penelitian ini adalah dosen pembimbing.
b. Validitas Butir
Pada validitas butir, sebuah butir soal dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk mengujinya digunakan rumus
korelasi product moment dengan angka kasar (Arikunto, 2009: 72), yaitu:
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ )
dengan
: koefisien korelasi butir soal
: banyaknya peserta tes
: skor butir soal
: skor total
Hasil perhitungan disesuaikan dengan tabel kritis r product moment. Jika
, maka butir soal tersebut valid. Nilai rtabel untuk N = 39 dan taraf
signifikansi 5% adalah 0,3160.
2. Analisis Reliabilitas Tes
Menurut Sugiyono (2010: 173), instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
57
menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini akan
dilakukan dengan internal consistency reliability, yaitu dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan metode tertentu. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berbentuk
uraian. Oleh sebab itu, pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah pengujian
reliabilitas untuk instrumen skor non diskrit dengan menggunakan rumus Alpha.
Rumus Alpha (Arikunto, 2009: 109) adalah:
2
2
11 11
t
i
n
nr
Dengan
N
N
XX
t
2
2
2
dimana
r11 : Reliabilitas instrumen yang dicari
n : Banyaknya butir soal
N : Jumlah peserta
X : Skor tiap butir soal
i : Nomor butir soal 2
i : Jumlah varians skor tiap-tiap butir soal 2
t : Varians total
Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan
harga tabel, jika maka item tes yang diujicobakan reliabel.
Dengan N = 39 dan taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,3160.
3. Analisis Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui soal tersebut mudah, sedang
atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar (Arifin, 2012: 349). Tingkat Kesukaran (TK) pada masing-masing butir soal
dihitung dengan menggunakan rumus:
58
dimana
TK = tingkat kesukaran
SA = jumlah skor kelompok atas
SB = jumlah skor kelompok bawah
n = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Sementara kriteria interpretasi tingkat kesukarannya seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Interpretasi Tingkat Kesukaran
TK Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah
Sumber: Sudjana dalam Jihad & Abdul, 2010
4. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk membedakan siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Setelah
kelompok atas dan kelompok bawah ditentukan, indeks daya pembeda dihitung
dengan rumus berikut.
dimana
= jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
= jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
= jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah
Interpretasi nilai DP mengacu pada pendapat Ruseffendi dalam Jihad & Abdul
(2010: 181):
: sangat baik
: baik, mungkin perlu diperbaiki
: cukup, perlu diperbaiki
: jelek, dibuang atau dirombak
59
3.5.1.4 Instrumen Pedoman Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2014: 72) menyatakan bahwa wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Sehingga melalui wawancara peneliti akan mendapatkan informasi yang
mendalam tentang segala sesuatu yang ada di dalam subjek penelitian. Maksud
mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam
Moleong (2014:186) antara lain: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
Tipe wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terbimbing. Wawancara terbimbing yaitu wawancara yang topiknya telah
direncanakan dalam bagan secara garis besar, kemudian peneliti mengembangkan
pertanyaan selama wawancara berdasarkan topik yang telah ditentukan.
Wawancara bersifat investigatif. Wawancara tersebut akan digunakan untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa jika ditinjau dari gaya belajarnya.
Instrumen pedoman wawancara ini selanjutnya divalidasi oleh ahli yang
terdiri atas dua orang. Yang dimaksud ahli dalam hal ini adalah dosen pendidikan
matematika selaku dosen pembimbing peneliti. Dipilihnya dosen karena dosen
dipandang sebagai pakar dan praktisi yang telah ahli dan berpengalaman dalam
mengembangkan instrumen penelitian. Validasi instrumen pedoman wawancara
60
diarahkan pada kejelasan butir pertanyaan dan apakah pertanyaan sudah
mengungkap kemampuan berpikir kritis siswa.
Secara umum pengembangan pedoman wawancara yang dimulai dari
penyusunan draf pedoman wawancara, justifikasi instrumen oleh validator
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu kejelasan butir pertanyaan dan
apakah pertanyaan sudah mengarah pada tujuan (kemampuan berpikir kritis
subjek penelitian dalam menyelesaikan masalah matematika), revisi berdasarkan
temuan dan saran validator, sampai dengan instrumen pedoman wawancara yang
siap digunakan.
3.5.2 Hasil Pengembangan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Tes kemampuan berpikir kritis terdiri dari 2 soal uraian. Sebelum
digunakan, soal telah diujicobakan untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda butir soal serta reliabilitas soal sebelum digunakan sebagai soal
tes kemampuan berpikir kritis. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 22 Februari
2016 di kelas X MIPA 3 SMA Negeri 1 Juwana sebagai kelas uji coba. Kisi-kisi
tes uji coba dan soal tes uji coba berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 12 dan
Lampiran 13.
Berdasarkan analisis hasil uji coba diketahui bahwa semua soal uji coba
memiliki kriteria sedang. Tidak adanya soal dengan kriteria mudah karena pada
penelitian ini akan diukur kemapuan berpikir kritis, karena kemampuan berpikir
kritis termasuk High Order Thinking, jadi kriteria soal mudah dianggap tidak
sesuai untuk diberikan. Sedangkan kriteria soal sukar tidak ada karena
keterbatasan waktu ujian, jika diberikan soal sukar yang akan membutuhkan
61
waktu lama bagi siswa untuk menyelesaikannya, dikhawatirkan waktu yang
disediakan tidak cukup. Sehingga soal yang digunakan dengan kriteria sedang,
tidak terlalu banyak soal. Secara keseluruhan hasil analisis butir soal dapat dilihat
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Hasil Analisis Soal Uji Coba
No
Soal Validitas Reliabilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya
Beda Keterangan
1 Valid
Reliabel
Sedang Cukup
Digunakan
dengan
perbaikan
2 Valid Sedang Sangat
baik Digunakan
Pada penelitian ini, dipilih 2 soal sebagai soal tes kemampuan berpikir
kritis untuk mewakili indikator pencapaian kompetensi yang sudah ditetapkan.
Semua soal digunakan karena memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda yang memenuhi sebagai syarat soal yang baik.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Kuantitatif
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika
data berdistribusi normal maka rumus uji hipotesis yang digunakan adalah jenis
uji yang termasuk ke dalam statistik parametris. Sedangkan jika data tidak
berdistribusi normal, maka perhitungan yang digunakan adalah statistik
nonparametris. Perhitungan dilakukan dari data nilai tes kemampuan berpikir
kritis siswa kelas penelitian. Dalam penelitian ini data awal diuji normalitas
menggunakan bantuan program SPSS 16.0.
62
Hipotesisnya sebagai berikut.
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya diterima jika nilai sig.
3.6.1.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi siswa yang
kemampuan berpikir kritisnya lebih dari 75 dengan model Resource Based
Learning mencapai lebih dari 85%. Untuk menguji hipotesis ini, akan digunakan
uji proporsi pihak kanan, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
: ; artinya persentase ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran Resource Based Learning lebih dari atau
samadengan 85%.
: ; artinya persentase ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran Resource Based Learning kurang dari
85%.
Untuk mengujinya menggunakan statistic z sebagai berikut.
√ ( )
Keterangan:
: nilai z hitung
: banyaknya siswa yang tuntas
: jumlah siswa keseluruhan
: nilai ketuntasan klasikal minimal yang telah ditentukan.
Kriteria yang digunakan adalah Tolak jika 5 , dimana .
Didapat dari distribusi normal baku dengan peluang ( ) dengan .
(Sudjana, 2005: 234)
3.6.2 Analisis Data Kualitatif
63
Menurut Gunawan (2013: 209) analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
mengatur, mengurutkan mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau
masalah yang ingin dijawab. Analisis dilakukan secara mendalam pada siswa
tentang kemampuan berpikir kritis setelah siswa digolongkan berdasarkan gaya
belajarnya. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 337-345)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan dan
pengidentifikasian data yang memiliki makna jika dikaitkan dengan masalah
penelitian, dan selanjutnya membuat kode pada setiap satuan sehingga diketahui
berasal dari sumber mana.
2. Penyajian Data
Penyajian data meliputi pengklasifikasian data, yaitu menuliskan kumpulan
data yang terorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk menarik
simpulan dari data tersebut. Data-data yang dikumpulkan berupa hasil tangket
gaya belajar siswa, hasil tes kemampuan berpikir kritis subjek penelitian, hasil
transkrip wawancara antara peneliti dan subjek penelitian mengenai kemampuan
berpikir kritis, dan dokumentasi.
3. Penarikan Kesimpulan
64
Verifikasi atau penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara. Dari kegiatan ini dapat
ditarik simpulan kemampuan berpikir kritis siswa untuk tiap-tiap jenis gaya belajar
sehingga permasalahan dan tujuan dari penelitian ini dapat dijawab.
Kesimpulan akhir mungkin tidak muncul hingga pengumpulan data berakhir.
Penarikan kesimpulan berkaitan dengan besarnya kumpulan catatan lapangan,
pengkodean, penyimpanan dan kecakapan peneliti. Apabila ada data baru akan
mengubah kesimpulan sementara hingga segera melakukan perbaikan data yang
diperoleh. Hal ini terus dilakukan sampai seluruh data dikumpulkan.
3.6.2.1 Pengujian Keabsahan Data
Setelah data dianalisis, selanjutnya peneliti memeriksa keabsahan data
yang telah didapatkan. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
kredibilitas data, uji transferability, uji dependability, dan uji confirmability
(Sugiyono, 2010: 367).
1. Uji Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dalam
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. William Wiersma dalam Sugiyono
(2010: 372) mengartikan triangulasi sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dalam penelitian ini
adalah membandingkan data hasil pekerjaan siswa dengan data hasil wawancara
(triangulasi metode), dan membandingkan serta memeriksa data wawancara dari
subjek yang berbeda dalam satu tipe gaya belajar yang sama (triangulasi sumber
data).
2. Uji Transferability
65
Uji transferability terhadap data analisis kemampuan berpikir kritis siswa
dalam pembelajaran matematika dengan model Resource Based Learning
dilakukan dengan memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya
dalam membuat laporan penelitiannya.
3. Uji Dependability
Uji dependability terhadap data analisis kemampuan berpikir kritis siswa
dalam pembelajaran matematika dengan model Resource Based Learning
dilakukan dengan cara audit terhadap seluruh proses penelitian. Audit dalam
penelitian ini akan dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian.
4. Uji Confirmability
Uji confirmability merupakan pengujian hasil analisis kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran matematika dengan model Resource Based
Learning yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini uji confirmability dilakukan
bersama uji dependability oleh peneliti dan pembimbing.
3.7 Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.2.
66
Analisis Data
Analisis Data Wawancara kemampuan berpikir kritis
Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Penentuan subjek terpilih
Pelaksanaan pengisian angket gaya belajar siswa kelas X MIPA 1
Proses pembelajaran Resource Based Learning
Validasi instrumen angket gaya belajar siswa, instrumen RPP, instrumen tes
kemampuan berpikir kritis, dan pedoman wawancara
Melihat Latar Subjek
Menyiapkan instrumen angket gaya belajar siswa, instrumen RPP, instrumen tes
kemampuan berpikir kritis, dan pedoman wawancara
Pendiskripsian Kemampuan Berpikir Kritis pada Pembelajan RBL Ditinjau dari
Gaya Belajar Siswa Kelas X MIPA 1
Gambar 3.2 Bagan Alur Prosedur Penelitian
67
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA 1 SMA N 1 Juwana. Banyak
siswa kelas X MIPA 1 adalah 40 siswa terdiri dari 36 siswa perempuan dan 4
siswa laki-laki. Kelas X SMA N 1 Juwana menggunakan kurikulum 2013, oleh
karena itu pada mata pelajaran matematika kelas X terdiri dari dua mata pelajaran
yaitu matematika wajib dan matematika peminatan. Pada penelitian ini
dilaksanakan pada mata perlajaran matematika wajib yang setiap minggunya
terdapat 4 jam pelajaran. Di kelas X MIPA 1 terdapat monitor dan LCD yang
mendukung pembelajaran pada penelitian ini.
4.1.1 Proses Pembelajaran Resource Based Learning pada Kelas Penelitian
Pembelajaran Resource Based Learning dilaksanakan di kelas penelitian,
yaitu kelas X MIPA 1 dengan materi perbandingan trigonometri pada pelajaran
matematika wajib dengan rincian jadwal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran Penelitian
Pertemuan Hari, Tanggal Waktu Sub Materi
1 Sabtu, 20 Februari
2016
2 x 45 menit Menentukan nilai
perbandingan trigonometri
sudut
, . 2 Selasa, 23 Februari
2016
2 x 45 menit Menentukan nilai
perbandingan trigonometri di
kuadran I, kuadran II,
kuadran III, kuadran IV.
3 Sabtu, 27 Februari
2016
2 x 45 menit Menemukan rumus
perbandingan trigonometri
untuk sudut ( ), ( ) (
67
68
) ( ) serta
penerapan perbandingan
trigonometri dalam
kehidupan sehari-hari.
4 Selasa, 1 Maret 2016 2 x 45 menit Menemukan rumus
perbandingan trigonometri
untuk sudut ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) serta
penerapan perbandingan
trigonometri dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebelum pertemuan pertama dilakukan, terlebih dulu dilakukan pertemuan
untuk melakukan tes guna mengetahui kriteria ketuntasan minimal kemampuan
berpikir kritis kelas penelitian pada hari Selasa, 16 Februari 2016 dari pukul 08.30
WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB dengan materi perbandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku. Dari hasil tes tersebut diperoleh kriteria ketuntasan
minimal kelas X MIPA 1 sebagai kelas penelitian adalah 75. Sisa waktu pada
pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk perkenalan dan menyampaikan tujuan
penelitian kepada siswa yaitu untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis pada
Resource Based Learning ditinjau dari gaya belajar. Siswa dijelaskan bagaimana
kriteria penilaian kemampuan berpikir kritis menurut Perkins dan Murphy.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Februari
2016 diikuti oleh 40 siswa. Pembelajaran dimulai pada pukul 12.10 WIB dan
diakhiri pada pukul 13.40 WIB. Pertemuan pertama membahas mengenai
menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut , .
Pada tahap merumuskan topik pembelajaran, pertanyaan, dan
permasalahan, semua siswa mengamati video tentang manfaat trigonometri dalam
69
kehidupan sehari-hari yaitu mengukur ketinggian tiang bendera jika dilihat dari
sudut elevasi tertentu. Selain itu, sebagian besar siswa mampu menjawab
tantangan dari guru untuk menyebutkan manfaat trigonometri yang lain dalam
kehidupan sehari-hari, salah satu jawaban dari siswa adalah menghitung jarak
kapal yang dilihat dari menara mercusuar dengan sudut depresi tertentu. Sebagian
besar siswa juga mampu menjawab pertanyaan dari guru mengenai bagaimana
mengaitkan sisi-sisi pada segitiga siku-siku dengan koordinat pada sumbu
koordinat cartesius. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa mampu
mengkomunikasikan ide-ide mereka.
Pada tahap merencanakan cara mencari informasi siswa dikelompokkan
menjadi 8 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok
diberikan lembar kerja dan lembar tugas. Pada tahap ini semua siswa mampu
menyiapkan berbagai sumber belajar yang dapat mereka gunakan untuk
mengerjakan lembar kerja dan lembar tugas. Semua siswa dangan antusias dengan
menyiapkan buku paket matematika dan LKS matematika di atas meja kelompok
masing-masing. Selain itu semua siswa juga memanfaatkan video pembelajaran
yang mampu menambah sumber belajar untuk mengerjakan lembar kerja dan
lembar tugas. Setiap kelompok merencakan cara mencari informasi yang berbeda-
beda. Ada yang bekerja secara bersama-sama dan ada pula yang bekerja dengan
membagi tugas untuk tiap anggota kelompok.
Pada tahap mengumpulkan informasi sebagian besar siswa mampu
mencatat hal-hal penting yang dapat digunakan untuk menyelesaikan lembar kerja
dan lembar tugas. Sementara itu, pada tahap menggunakan informasi siswa
70
mampu berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja dan lembar tugas yang
diberikan oleh guru. Selanjutnya, perwakilan dari setiap kelompok diminta
menyampaikan hasil lembar kerja kelompok masing-masing. Mereka mampu
menyampaikan dengan baik hasil diskusi yang diperoleh.
Pada tahap mensistesa informasi, 5 kelompok mampu menemukan seluruh
simpulan yang diminta pada lembar kerja yang diberikan. Sedangkan 3 kelompok
lainnya mengalami kesalahan dalam menghitung pada cotangen sudut istimewa.
Setelah membahas simpulan hasil lembar kerja, siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar tugas. Hasilnya, semua siswa mampu menggunakan hasil
simpulan lembar kerja untuk mengerjakan soal pada lembar tugas yang diberikan.
Pada tahap evaluasi siswa diberikan kuis dan hasilnya sebagian besar siswa
menunjukkan sudah bisa dalam mengerjakan soal nilai perbandingan sudut-sudut
khusus.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 Februari 2016
dimulai pukul 08.30 WIB dan diakhiri pada pukul 10.00 WIB. Pada pertemuan
kedua 15 menit awal pembelajaran digunakan untuk pengisian angket gaya belajar
siswa X MIPA 1. Pertemuan kedua membahas mengenai menentukan nilai
perbandingan trigonometri di kuadran I, kuadran II, kuadran III, kuadran IV.
Pada pertemuan kedua, tahap merumuskan topik pembelajaran,
pertanyaan, dan permasalahan dimulai siswa mengamati video bianglala yang
biasanya ada di pasar malam atau tempat permainan lainnya mempunyai banyak
sudut yang terbentuk agar bianglala menjadi seimbang. Semua siswa mampu
71
mengingat kembali materi perbandingan sudut khusus pada materi sebelumnya
sehingga pada saat guru bertanya siswa yang mampu menjawab tanpa melihat
catatan yang diberikan oleh guru.
Pada tahap merencanakan cara mencari informasi semua siswa mampu
menyiapkan sumber belajar yang diperlukan dan mendiskusikan lembar kerja
yang diberikan. Selain itu, saat diskusi kelompok berlangsung diputarkan video
pembelajaran mengenai nilai perbandingan trigonometri di kuadran I, kuadran II,
kuadran III, kuadran IV. Pada tahap mengumpulkan informasi semua siswa
mampu berdiskusi kelompoknya dan menyelesaikan lembar kerja dengan
menggunakan sumber belajar yang ada yaitu buku paket, LKS, video
pembelajaran, dan teman satu kelompok.
Pada tahap menggunakan informasi perwakilan dari 5 kelompok diminta
menyampaikan hasil lembar kerja kelompok masing-masing. Mereka mampu
menyampaikan dengan baik hasil diskusi yang diperoleh. Sementara pada tahap
mensistesa informasi semua siswa mampu menemukan nilai perbandingan selain
sinus, kosinus dan tangen pada semua kuadran. Selain itu, semua siswa mampu
menuliskan rangkuman hasil diskusi pada buku catatan masing-masing. Pada
tahap evaluasi siswa karena terkendala waktu siswa tidak diberikan kuis. Sebagai
gantinya siswa diberikan pekerjaan rumah dari LKS Matematika.
c) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanaan pada hari Sabtu tanggal 27 Februari 2016
pada pukul 12.10 WIB. Pertemuan ketiga membahas mengenai menemukan
rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( ) ( ) (
72
) ( ). Pertemuan ketiga pada tahap merumuskan topik pembelajaran,
pertanyaan, dan permasalahan diawali dengan ditunjukkannya sebuah gambar
tempat tidur pasien di rumah sakit. Guru memberikan pertanyaan bagaimana cara
mencari sudut yang terbentuk di bawah sandaran tempat tidur pasien di rumah
sakit. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga guru
memberikan sedikit penjelasan mengenai bentuk perbandingan trigonometri untuk
sudut ( ) ( ) ( ) ( ).
Pada tahap merencanakan cara mencari informasi siswa dikelompokkan
menjadi 8 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian setiap
kelompok diberikan lembar kerja dan lembar tugas kelompok mengenai
bagaimana menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (
) ( ) ( ) ( ). Siswa mengerjakan lembar kerja dan
lembar tugas bersama dengan kelompok masing-masing. Pada tahap
mengumpulkan informasi semua siswa mampu memanfaatkan LKS dan video
pembelajaran untuk mengerjakan lembar kerja dan lembar tugas kelompok. Pada
tahap menggunakan informasi semua siswa mampu mencatat informasi yang
diproleh untuk mengerjakan lembar kerja dan lembar tugas yang diberikan.
Perwakilan dari setiap kelompok diminta menyampaikan hasil lembar kerja
kelompok masing-masing. Mereka mampu menyampaikan dengan baik hasil
diskusi yang diperoleh.
Pada tahap mensintesa semua siswa dapat menemukan nilai perbandingan
untuk secan, cosecan dan cotangen. Selain itu, semua siswa mampu untuk
menuliskan rangkuman hasil diskusi pada buku catatan masing-masing. Pada
73
tahap evaluasi siswa diberikan kuis dan hasilnya sebagian besar siswa
menunjukkan sudah bisa dalam mengerjakan soal perbandingan sudut (
) ( ) ( ) ( ).
d) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Maret 2016
diikuti oleh 40 siswa. Pembelajaran dimulai pada pukul 08.30 WIB dan diakhiri
pada pukul 10.00 WIB. Pertemuan keempat membahas mengenai menemukan
rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( ) ( ) (
) ( ) ( ). Pertemuan keempat diawali dengan pemutaran video
berbagai macam bangunan yang memanfaatkan perbandingan trigonometri.
Pada tahap merumuskan topik pembelajaran, pertanyaan, dan
permasalahan, siswa diberikan masalah mengenai bagaimana mendapatkan nilai
sinus sudut di atas 180 , misalnya 210 selain menggunakan rumus ( ).
Guru menuliskan soal tersebut dipapan tulis kemudian bertanya “Siapa yang bisa
menyelesaikan soal dipapan tulis?” Sebagian besar siswa mampu menjawab
tantangan dari guru dengan tunjuk tangan untuk mengerjakan soal dipapan tulis.
Kemudian guru meminta satu siswa untuk maju dan yang lain mengerjakan di
buku catatan masing-masing. Petikan jawaban salah satu siswa bernama Willy,
“Bisa pakai yang ( ) bu. Tapi saya tidak tahu hasilnya.” Pada tahap
merencanakan cara mencari informasi siswa secara berkelompok mengerjakan
lembar kerja dan lembar tugas.
74
Pada tahap mengumpulkan informasi siswa dalam mengerjakan lembar
kerja memanfaatkan sumber belajar yaitu buku matematika kurikulum 2013 kelas
X, LKS matematika penerbit Viva Pakarindo, video trigonometri, dan teman satu
kelompok. Dalam diskusi siswa sangat aktif bertanya dan berbagi informasi
dengan teman satu kelompoknya. Pengerjaan lembar kerja pada pertemuan
keempat relatif lebih cepat dari biasanya.
Pada tahap menggunakan informasi, siswa dapat menggunakan rumus
perbandingan trigonometri yang sudah ditemukan untuk mengerjakan lembar
tugas. Perwakilan dari setiap kelompok maju untuk menyampaikan hasil diskusi
lembar kerja dan lembar tugas. Dari hasil diskusi, 7 dari 8 kelompok dapat
menyampaikan hasil diskusi lembar kerja dan lembar tugas dengan jawaban yang
benar semua. Sedangkan 1 kelompok lainnya terdapat kesalahan dalam
pengerjaan lembar tugas.
Pada tahap mensintesa semua siswa dapat menemukan nilai perbandingan
untuk secan, cosecan dan cotangen. Selain itu, siswa mampu untuk menuliskan
rangkuman hasil diskusi pada buku catatan masing-masing. Pada tahap evaluasi
diberikan kuis dan hasilnya semua siswa menunjukkan dapat mengerjakan soal
materi perbandingan trigonometri ( ) ( ) ( ) ( ).
4.1.2 Pelaksanaan Pengisian Angket Gaya Belajar
Pengisian angket gaya belajar oleh siswa kelas X MIPA 1 untuk keperluan
klasifikasi gaya belajar siswa. Kegiatan pengisian angket gaya belajar
dilaksanakan pada pertemuan kedua yaitu Selasa, 23 Februari 2016 dan diikuti
oleh 38 siswa. Dua orang siswa yang tidak berangkat diminta untuk mengisi
75
angket pada Rabu, 24 Februari 2016. Sebelum mengisi angket, siswa
diinformasikan mengenai aturan dan tata cara pengisian angket. Kemudian siswa
mulai mengerjakan angket gaya belajar selama kurang lebih 15 menit dimulai dari
pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 08.45 WIB dan bertempat di ruang kelas
X MIPA 1 SMA 1 Juwana. Setelah selesai, siswa diminta mengumpulkan kembali
angket gaya belajar.
4.1.2.1 Deskripsi Gaya Belajar Siswa Kelas Penelitian
Data yang diperoleh dari angket gaya belajar dianalisis sesuai pedoman
penilaian hasil angket. Hasil penelitian pada angket gaya belajar kelas X MIPA 1
ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Angket Gaya Belajar Kelas X MIPA 1
Tipe Gaya Belajar Jumlah Siswa
Visual 16
Auditori 12
Kinestetik 12
Total 40
Berdasarkan hasil dari kegiatan penelitian untuk angket gaya belajar siswa
kelas X MIPA 1, diperoleh bahwa ada siswa yang menempati masing-masing
gaya belajar menurut DePoter dan Mike. Banyaknya siswa yang diklasifikasikan
ke dalam tipe gaya belajar visual sebanyak 16 siswa (40%), banyak siswa yang
diklasifikasikan ke dalam tipe gaya belajar auditori sebanyak 12 siswa (30%), dan
banyaknya siswa yang diklasifikasikan ke dalam tipe gaya belajar kinestetik
sebanyak 12 siswa (30%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
4.1.3 Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis
76
Tes kemampuan berpikir kritis dilaksanakan setelah pertemuan keempat
selesai dilaksanakan. Tes kemampuan berpikir kritis dilaksanakan tepatnya pada
hari Selasa, 8 Maret 2016 pada pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 09.20 WIB
di kelas X MIPA 1. Tes dilaksanakan selama 50 menit dan diikuti oleh sebanyak
40 siswa. Dari 40 siswa ini terdiri dari 3 kelompok gaya belajar siswa yang
berbeda, yaitu kelompok siswa tipe visual sebanyak 16 siswa, kelompok siswa
tipe auditori terdiri dari 12 siswa, dan kelompok siswa tipe kinestetik sebanyak 12
siswa. Sebelum mengerjakan tes, guru memberikan instruksi dan petunjuk
pengerjaan tes kepada siswa. Tes bersifat close book, dikerjakan secara mandiri,
dan tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung. Setelah selesai diberikan
informasi, siswa dipersilahkan mengerjakan tes yang diberikan. Setelah waktu
habis, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil kerjanya kepada guru.
4.1.4 Pelaksanaan Wawancara Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Wawancara dilakukan setelah mengetahui tipe gaya belajar masing-masing
siswa dan pelaksanaan tes kemampuan berpikir kritis. Untuk setiap tipe gaya
belajar kriteria pemilihan subjek adalah siswa yang memiliki gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetik dominan yang terkuat. Subjek dalam penelitian ini terdiri
dari 2 siswa yang memiliki gaya belajar dominan visual terkuat, 2 siswa yang
memiliki gaya belajar dominan auditori terkuat, dan 2 siswa yang memiliki gaya
belajar dominan kinestetik terkuat. Dalam pemilihan subjek peneliti juga
memastikan bahwa subjek penelitian yang dipilih adalah subjek yang dapat
mengemukakan pendapat/jalan pikirannya secara lisan maupun tertulis dan subjek
77
mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran Resource Based Learning yang
telah dirancang peneliti.
Tabel 4.3 Subjek Wawancara
Tipe Gaya Belajar Subjek Wawancara
Visual G10
G14
Auditori G36
G13
Kinestetik G22
G16
4.2 Analisis Data
Setelah melaksanakan pembelajaran pada kelas penelitian yaitu X MIPA 1
dan melakukan tes kemampuan berpikir kritis dengan 2 soal uraian, serta angket
gaya belajar dengan 30 butir pernyataan, diperoleh data akhir berupa nilai tes
kemampuan berpikir kritis dan klasifikasi gaya belajar siswa. Data akhir nilai tes
kemampuan berpikir kritis kelas dalam penelitian disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Akhir Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Kategori Nilai N Rata-rata STDEV Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Kemampuan Berpikir
Kritis 40 84,8 8,5 95,8 62,5
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa nilai kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas ini berdistribusi normal.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian H0 diterima apabila nilai sig.> 0,05.
78
Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh sig. adalah 0,085. Karena
sig.=0,085 lebih dari 0,05, maka H0 diterima, sehingga data hasil tes kemampuan
berpikir kritis kelas penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24.
4.2.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi siswa yang
kemampuan berpikir kritisnya lebih dari 75 dengan pembelajaran Resource Based
Learning mencapai lebih dari 85%. Uji z dilakukan untuk menguji proporsi (π)
kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas penelitian dapat mencapai ketuntasan
belajar klasikal 85%. Hipotesis yang digunakan yaitu.
: ; artinya persentase ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran Resource Based Learning lebih dari atau
samadengan 85%.
: ; artinya persentase ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran Resource Based Learning kurang dari
85%.
Kriteria yang digunakan adalah tolak jika 5 , dimana .
didapat dari distribusi normal baku dengan peluang (0,5 - ) dengan .
Hasil uji proporsi (uji satu pihak, pihak kanan) dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Proporsi
Kesimpulan Artinya
0,42 5% -1,64
Persentase ketuntasan
hasil tes kemampuan
berpikir kritis siswa pada
pembelajaran Resource
Based Learning lebih dari
atau samadengan 85%.
79
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa dengan α = 5%
diperoleh 45 Hal ini menunjukkan bahwa
. Jadi H0 diterima, yang berarti persentase ketuntasan hasil tes
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 pada pembelajaran Resource
Based Learning lebih dari atau samadengan 85%. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 25.
4.2.3 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Gaya Belajar
Sebelum dilakukan analisis kemampuan berpikir kritis pada subjek gaya
belajar, rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis untuk setiap tipe gaya belajar
disajikan pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Gaya Belajar
Gaya Belajar Rata-rata Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kritis
Visual 83,8
Auditori 81,9
Kinestetik 89,4
Hasil tes kemampuan berpikir kritis menunjukkan bahawa siswa dengan
gaya belajar kinestetik memperoleh hasil tes kemampuan berpikir kritis yang lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa dengan
gaya belajar lainnya. Selanjutnya, dilakukan wawancara untuk setiap subjek gaya
belajar untuk memperoleh informasi yang lebih dalam.
4.2.4 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Belajar
80
Data penelitian diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir kritis subjek
dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subjek. Tahapan dan
indikator kemampuan berpikir kritis meliputi:
1. Klarifikasi dengan indikator: (1) menyatakan masalah yang ditunjukkan
dengan siswa dapat menentukan informasi yang diketahui dalam soal secara
tepat dan jelas, (2) menganalisis pengertian dari masalah yang ditunjukkan
dengan siswa dapat merumuskan pertanyaan yang diminta dari soal.
2. Assesmen dengan indikator: (1) mengajukan informasi relevan yang
ditunjukkan dengan siswa dapat menggali lebih dalam informasi-informasi
lain yang lebih dalam dan relevan dengan pertanyaan pada soal, (2)
menentukan kriteria penilaian yang ditunjukkan dengan siswa dapat
menentukan ide/konsep yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.
3. Penyimpulan dengan indikator: (1) mencapai simpulan yang ditunjukkan
dengan siswa dapat mencapai simpulan dari masalah, (2) menggeneralisasi
yang ditunjukkan dengan siswa dapat menggeneralisasikan simpulan sesuai
fakta pada soal.
4. Strategi/taktik dengan indikator: (1) mengambil tindakan yang ditunjukkan
dengan siswa dapat menggunakan informasi relevan yang telah diperoleh
sebelumnya untuk mengerjakan soal dengan runtut dan benar, (2)
menjelaskan tindakan yang mungkin yang ditunjukkan dengan siswa dapat
menjelaskan langkah penyelesaian soal yang sudah ditemukan dengan baik.
4.2.4.1 Subjek Penelitian Gaya Belajar Visual
1. Subjek Penelitian G10
81
a) Tahap Klarifikasi
Gambar 4.1 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 1
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 1 dengan benar, namun sedikit kekurangan. Hal tersebut
dikarenakan di dalam gambar 4.1 tidak memuat informasi yang ada pada soal
nomor 1 seperti jarak kedua gedung adalah 10 m. Padahal di dalam soal 1 sudah
diberikan informasi tersebut. Gambar 4.1 juga menunjukkan bahwa subjek G10
mampu merumuskan pertanyaan pada soal 1 dengan benar. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10 disajikan sebagai berikut.
Skrip G10.1 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 1
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G10 : Iya, sudah.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada nomor 1.
G10 : Diketahui tinggi gedung SMP Bina Insani sama dengan tinggi gedung
SMA Bina Insani m, tinggi badan Doni sama dengan tinggi badan
Vino 150 cm, sudut elevasi Doni sama dengan nilai 𝑥 dari persamaan
𝑠𝑖𝑛(𝑥 ) 𝑐𝑜𝑠(𝑥 ) , sudut elevasi Vino sama dengan
nilai 𝑥 dari persamaan cos( 𝑥 ) . P : Ada lagi dek?
G10 : (membaca lagi) Tidak ada bu. Ehh ada jarak kedua gedung 10 m.
P : Darimana kamu informasi itu?
G10 : Disoalnya bu. Kan disini sudah ada tulisannya seperti itu.
(menunjuk lembar soal).
P : Apa yang ditanyakan?
G10 : Berapa tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama tersebut?
82
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 mampu
menyebutkan informasi/fakta pada soal 1, namun sedikit kurang lengkap. Ada
informasi yang tertinggal saat subjek G10 menyebutkannya. Saat dilakukan
wawancara, subjek G10 tidak menyebutkan informasi jarak kedua gedung adalah
10 m. Setelah ditanyakan kembali apakah ada informasi lain pada soal nomor 1,
subjek G10 baru dapat menyebutkan bahwa terdapat informasi jarak kedua
gedung adalah 10 m. Hasil wawancara menunjukkan subjek G10 mampu
merumuskan pertanyaan yang diminta pada soal nomor 1.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait
indikator klarifikasi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G10 mampu memenuhi tahap klarifikasi pada soal 1 dengan baik, namun sedikit
kekurangan.
Pekerjaan subjek G10 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 2
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa subjek G10 menuliskan fakta yang ada
pada soal 1 dengan banyak kekurangan. Subjek G10 hanya menuliskan informasi
cos (
6). Padahal pada soal nomor 2 terdapat informasi
lain yaitu waktu (bulan) dan mempresentasikan hasil penjualan bulan
Januari 2015. Subjek G10 juga tidak menuliskan apa yang ditanyakan pada soal
83
nomor 2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek
G10 disajikan sebagai berikut.
Skrip G10.2 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 sebenarnya
mampu menyebutkan informasi yang diketahui pada soal nomor 2 dengan lengkap
dan tepat. Hanya saja dalam merumuskan pertanyaan yang diminta dari soal
nomor 2, subjek G10 hanya mampu menjawab apa yang ditanyakan saat
dilakukan wawancara namun belum menuliskan pada lembar pekerjaan apa yang
ditanyakan dari soal nomor 2.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait
indikator klarifikasi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa G10
kurang mampu dalam memenuhi tahap klarifikasi pada soal 2 dengan baik.
b) Tahap Assesmen
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G10 : Iya, sudah bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada nomor 2.
G10 : Penjualan bulanan selama dua tahun diprediksikan
𝑆 𝑡 cos (𝜋𝑡
6). 𝑡 mempresentasikan hasil
penjualan bulan Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G10 : Emmm, prediksi penjualan bulan Maret 2016. Berarti kalau sampai
Maret 2016, 𝑡 bu.
84
Gambar 4.3 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan dari soal npmor 1 dengan menggambarkan sketsa
dari informasi yang diperoleh pada soal nomor 1. Subjek G10 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
berupa deskripsi gambar sketsa yang tepat dan lengkap. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10 disajikan sebagai berikut.
Skrip G10 3. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Assesmen pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 1. Melalui wawancara, subjek G10 juga mampu menjelaskan gambar sketsa
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G10 : Dari yang diketahui tadi saya buat skestanya dulu bu.
P : Lalu, setelah membuat sketsa apa yang kamu lakukan?
G10 : Dari sketsanya kan jadi kelihatan saya harus mencari bagian apa
dan menggunakan rumus apa bu.
P : Apa rumus yang kamu gunakan?
G10 : Kalau dari gambar yang saya buat berarti saya harus pakai
perbandingan trigonometri bu.
85
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G10 : Dari yang diketahui tadi 𝑡 untuk bulan Januari 2015, yang
ditanyakan kan untuk bulan Maret 2016. Berarti 𝑡 jadinya 15.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G10 : Buat nyari cosnya dulu bu.
P : Apa rumus yang kamu gunakan?
G10 : Kan cosnya berarti cos , berarti pakai yang 𝛼.
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada soal 1 dengan tepat dan
lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait
indikator assesmen pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G10 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
Pekerjaan subjek G10 terkait indikator assesmen pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.4.
Gambar 4.4 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 2 dengan mencari nilai t untuk
bulan Maret 2016 yaitu dengan benar. Subjek G10 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
dengan mecari nilai dari untuk dengan benar. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10 disajikan sebagai berikut.
Skrip G10 4. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Assesmen pada soal nomor 2
86
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2. Melalui wawancara, subjek G10 juga mampu menjelaskan rumus
perbandingan trigonometri yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2 dengan tepat.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait
indikator assesmen pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G10 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
c) Tahap Penyimpulan
Gambar 4.5 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 1
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G10 juga mampu menemukan tinggi gedung kantor PT.
Persada Barutama dengan benar. Akan tetapi, subjek G10 hanya menuliskan hasil
dari AC yang sesuai dengan sketsa yaitu tinggi gedung kantor PT. Persada
Barutama saja. Subjek G10 tidak menuliskan generalisasi dari simpulan akhirnya
87
yaitu tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama adalah ( ) m. Terkait
dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10 disajikan
sebagai berikut.
Skrip G10 5. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 tidak
mampu menggeralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 1. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait indikator penyimpulan pada
soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G10 tidak mampu
memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
Pekerjaan subjek G10 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.6.
Gambar 4.6 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 2
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G10 juga mampu menemukan nilai S dengan benar. Akan
tetapi, subjek G10 hanya menuliskan hasil dari S saja. Walaupun subjek dapat
menjawab, namun subjek tidak membuat generalisasi dari permasalahan pada soal
2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10
disajikan sebagai berikut.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G10 : 𝐴𝐶 ( ) m bu.
P : Kamu sudah buat simpulan belum?
G10 : Ini kan kesimpulannya bu. 𝐴𝐶 ( ) m.
88
Skrip G10 6. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 tidak
mampu menggeralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 2. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait indikator penyimpulan pada
soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G10 tidak mampu
memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
d) Tahap Strategi/Taktik
Gambar 4.7 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Strategi pada Soal
P : Kamu sudah buat simpulan belum?
G10 : Sudah, S = 29.860 buah.
89
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu mengerjakan soal
dengan runtut dan benar. Subjek G10 juga mampu menentukan langkah-langkah
penyelesaian seperti mencari sudut elevasi Dino dan sudut elevasi Vino terlebih
dulu. Kemudian subjek G10 mencari tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama
dengan menfaatkan rumus tangen. Subjek G10 mampu menemukan nilai dari
tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama. Untuk memenuhi tahap strategi,
subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait
dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10 disajikan
sebagai berikut.
Skrip G10 7. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 1
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G10 : Kan saya mencari sudut elevasinya Doni dulu bu, saya samakan dulu
menjadi sin semua, jadi saya bisa mencari besar sudutnya.
P : Bagaimana cara memperoleh persamaan seperti itu?
G10 : Mmmm (agak lama) kemaren kita belajar yang
sin( 𝛼) cos𝛼 itu lho bu, jadi saya pakai rumus itu, kan
akhirnya nanti bisa jadi persamaan 𝑥 𝑥 ini bu, terus
diperoleh nilai 𝑥nya . P : Selanjutnya bagaimana?
G10 : Mencari punyanya Vino bu. Dari persamaan itu bisa
pindah ruas bu angka 2nya. Terus ketemu
Nah, nilai cos
dan sudut lancip kan ya sudah terus ketemu persamaan yang
baru, akhirnya 𝑥 . Begitu Bu.
P : Apakah kamu hafal nilai cos dari sudut-sudut istimewa?
G10 : Alhamdulillah bu, jadi bisa mengerjakan ini.
P : Lalu langkah selanjutnya apa?
G10 : Mencari panjang AB bu. Pakainya tangen.
P : Mengapa mencari AB?
G10 : Karena yang di cari panjang AC bu. 𝐴𝐶 𝐴𝐵 𝐵𝐽 𝐽𝐶
P : Selanjutnya berapa panjang AB yang kamu peroleh?
G10 : m bu.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G10 : 𝐴𝐶 ( ) m bu.
90
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait indikator
strategi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G10 mampu
memenuhi tahap strategi dengan baik.
Pekerjaan subjek G10 terkait indikator strategi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.8
Gambar 4.8 Pekerjaan Subjek G10 Terkait Indikator Strategi pada Soal 2
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa subjek G10 mampu mengerjakan soal
dengan runtut dan benar. Subjek G10 mampu menemukan nilai cos
kemudian subjek G10 mencari nilai S. Untuk memenuhi tahap strategi, subjek
diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G10 disajikan sebagai berikut.
91
Skrip G10 8. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G10 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G10 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G10, dapat dikatakan bahwa data subjek G10 terkait indikator
strategi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G10 mampu
memenuhi tahap strategi dengan baik.
Berdasarkan paparan tersebut, analisis kemampuan berpikir kritis subjek G10
disajikan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G10
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Klarifikasi
Menyatakan
masalah
1 Sedikit
kurang Sedikit kurang
Sedikit
kurang
Mam
pu 2
Banyak
kekurangan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menganalisis
pengertian dari
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Tidak
mampu
Mampu
menyebutkan Mampu
Assesmen
Mengajukan
informasi
relevan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menentukan
kriteria
penilaian
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G10 : Saya menghitung cos pakai rumus itu bu. Dapat isinya 0. Terus saya
pakai untuk menjawab.
P : Selanjutnya bagaimana?
G10 : Saya masukkan 𝑡 di persamaan itu, terus tinggal menghitung bu.
Soal nomor 2 lebih mudah dari soal nomor 1.
P : Oh begitu, berapa hasil akhirnya?
G10 : Jadi ya 𝑆 860 buah.
92
Penyimpulan
Mencapai
simpulan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Ku
ran
g m
amp
u
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menggeneralisa
si
1 Tidak
menuliskan
Tidak mampu
menyebutkan
Tidak
mampu
2 Tidak
menuliskan
Tidak mampu
menyebutkan
Tidak
mampu
Strategi
Mengambil
tindakan
1 Mampu
menuliskan - Mampu
Mam
pu
2 Mampu
menuliskan - Mampu
Menjelaskan
tindakan yang
mungkin
1 - Mampu
menyebutkan Mampu
2 - Mampu
menyebutkan Mampu
2. Subjek Penelitian G14
a) Tahap Klarifikasi
Gambar 4.9 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 1
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 1 dengan benar dan lengkap. Terkait dengan hal tersebut,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
93
Skrip G14. 1 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 mampu
menyebutkan informasi pada soal 1 dengan lengkap dan tepat. Subjek G14 juga
mampu merumuskan pertanyaan pada soal 1 dengan benar. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G14, dapat dikatakan bahwa data subjek G14 terkait indikator klarifikasi pada
soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G14 mampu memenuhi
tahap klarifikasi pada soal 1 dengan baik.
Pekerjaan subjek G14 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.10
Gambar 4.10 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 2
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G14 : Sudah bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G14 : Jarak kedua gedung 10 m, tinggi gedung SMP Bina Insani 8m, tinggi
gedung SMA Bina Insani juga 8m, tinggi badan Doni sama dengan
tinggi badan Vino 150 cm, sudut elevasi Doni sama dengan nilai 𝑥
dari persamaan 𝑠𝑖𝑛(𝑥 ) 𝑐𝑜𝑠(𝑥 ) , sudut elevasi Vino
sama dengan nilai 𝑥 dari persamaan cos( 𝑥 ) . P : Darimana kamu informasi itu?
G14 : Dari sini bu. (menunjuk lembar soal).
P : Yang ditanyain apa?
G14 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama.
94
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 1 dengan benar dan lengkap. Subjek G14 juga dapat
merumuskan pertanyaan pada soal nomor 2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
Skrip G14.2 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G14 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 mampu
menuliskan apa yang ditanyakan pada soal nomor 2. Subjek G14 mampu
menuliskan apa yang ditanyakan pada soal nomor 2. Berdasarkan triangulasi dari
hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G14, dapat
dikatakan bahwa data subjek G14 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 valid.
Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa G14 mampu memenuhi tahap klarifikasi pada
soal 2 dengan baik.
b) Tahap Assesmen
Gambar 4.11 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G14 : Sudah bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada nomor 2.
G14 : 𝑆 𝑡 cos (ð𝑡
6). 𝑡 waktu (bulan). 𝑡
mempresentasikan hasil penjualan bulan Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G14 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
95
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 1 dengan menggambarkan sketsa
dari informasi yang diperoleh pada soal nomor 1. Subjek G14 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
berupa deskripsi gambar sketsa yang tepat dan lengkap. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
Skrip G14 3. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G14 Terkait Indikator
Assesmen pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 1. Dari hasil pekerjaan, subjek G14 juga mampu mendiskripsikan gambar
sketsa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada soal 1 dengan tepat dan
lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G14, dapat dikatakan bahwa data subjek G14 terkait
indikator assesmen pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G14 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
Pekerjaan subjek G14 terkait indikator assesmen pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.12.
P : Apa yang kamu lakukan setelah menuliskan diketahui dan ditanya
pada soal nomor 1?
G14 : Ya saya buat sketsanya dulu bu.
P : Lalu, setelah membuat sketsa apa yang kamu lakukan?
G14 : Itu bu, mencari bagian sisi yang belum diketahui.
P : Kira-kira rumus apa yang akan kamu gunakan?
G14 : Kalau dari gambar yang saya buat berarti saya pakai perbandingan
trigonometri bu.
96
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G14 : 𝑡 untuk bulan Januari 2015, terus yang ditanyakan bulan
Maret 2016. Berarti 𝑡 jadinya 15, dari 12+3 bu.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G14 : Langsung ngerjain bu, nyari Snya.
Gambar 4.12 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 2 dengan mencari nilai t untuk
bulan Maret 2016 yaitu dengan benar. Subjek G10 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
dengan mecari nilai dari untuk dengan benar. Dalam lembar
pekerjaanya, subjek G14 tidah mencari mencari nilai cos terlebih dulu
melainkan runtut dalam penulisan untuk mencari hasil akhir. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
Skrip G14 4. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G10 Terkait Indikator
Assesmen pada soal nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2. Subjek G14 juga mampu menggunakan rumus perbandingan trigonometri
untuk menyelesaikan masalah pada soal 2 dengan tepat.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G14, dapat dikatakan bahwa data subjek G14 terkait
97
indikator assesmen pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G14 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
c) Tahap Penyimpulan
Gambar 4.13 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 1
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G14 mampu menemukan tinggi gedung kantor PT. Persada
Barutama dengan benar. Akan tetapi, subjek G14 hanya menuliskan hasil dari AD
yang sesuai dengan sketsa yaitu tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama saja.
Subjek G14 tidak menuliskan generalisasi dari simpulan yaitu jadi, tinggi gedung
kantor PT. Persada Barutama adalah ( ) m. Terkait dengan hal tersebut,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
Skrip G14 5. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G14 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 belum
mampu menggeneralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 1. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G14, dapat dikatakan bahwa data subjek G14 terkait indikator penyimpulan pada
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G14 : 𝐴𝐷 ( ) m bu.
P : AD itu apa?
G14 : Emm, tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama bu.
P : Lalu mengapa tidak ditulis seperti itu?
G14 : Saya kira nulis AD aja udah cukup bu.
98
soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G14 kurang mampu
memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
Pekerjaan subjek G14 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.14.
Gambar 4.14 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 2
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G14 menuliskan hasil akhir unit, yang berarti
juga mampu menemukan nilai S dengan benar. Namun subjek tidak membuat
generalisasi dari permasalahan pada soal 2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
Skrip G14 6. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G14 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 tidak
mampu menuliskan generalisasi dari hasil akhir permasalahan pada soal 2. Subjek
G14 tidak menyebutkan simpulan dari soal nomor 2 yaitu prediksi penjualan pada
bulan Maret 2016 adalah 29.860 unit. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek
G14 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G14, dapat dikatakan bahwa
data subjek G14 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 valid. Jadi, dapat
ditarik simpulan bahwa subjek G14 tidak mampu memenuhi tahap penyimpulan
dengan baik.
e) Tahap Strategi/Taktik
P : Jadi kamu buat simpulan apa?
G14 : 𝑆 unit bu, gak tak tulis kata-kata jadinya bu.
99
Gambar 4.15 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Strategi pada Soal 1
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu mengerjakan soal
dengan runtut dan benar. Subjek G14 juga mampu menentukan langkah-langkah
penyelesaian seperti mencari sudut elevasi Dino dan sudut elevasi Vino terlebih
dulu. Kemudian subjek G14 mencari tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama
dengan menfaatkan rumus tangen. Subjek G14 mampu menemukan nilai dari
tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama. Untuk memenuhi tahap strategi,
subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait
dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan
sebagai berikut.
100
Skrip G14 7. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G14 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G14, dapat dikatakan bahwa data subjek G14 terkait indikator
strategi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G14 mampu
memenuhi tahap strategi dengan baik.
Pekerjaan subjek G14 terkait indikator strategi pada soal 2 dapat dilihat pada
Gambar 4.16
P : Sekarang untuk soal nomor 1, bagaimana kamu bisa menjawab seperti
itu?
G14 : Jadi saya nyari sudut elevasinya Doni dulu bu, pakai yang
sin( 𝛼) cos𝛼, akhirnya nanti bisa jadi persamaan bu, terus 𝑥
ketemunya . P : Selanjutnya bagaimana?
G14 : Saya nyari sudut elevasinya Vino. Dari persamaan saya pindah
angka 2nya. Jadi,
Nilai cos
= , akhirnya 𝑥 .
Begitu Bu.
P : Apakah kamu hafal nilai cos dari sudut-sudut istimewa?
G14 : Hafal sin sama cos, kalau tan tidak hafal.
P : Lalu langkah selanjutnya apa?
G14 : Mencari panjang AD bu.
P : Pakai apa rumusnya?
G14 : Pakainya tangen.
P : Mengapa mencari tan?
G14 : Karena yang di cari sisi depannya, terus yang diketahui sampingnya.
Miringnya tidak diketahui.
P : Selanjutnya panjang ADnya berapa?
G14 : m bu.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G14 : 𝐴𝐷 ( ) m bu.
101
Gambar 4.16 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Strategi pada Soal 2
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa subjek G14 mampu mengerjakan soal
dengan runtut dan benar. Untuk memenuhi tahap strategi, subjek diharapkan dapat
menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G14 disajikan sebagai berikut.
Skrip G14 8. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G14 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G14 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G14 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G14, dapat dikatakan bahwa data subjek G14 terkait indikator
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G14 : Sudah tahu 𝑡 , saya masukkan ke persamaan. Dihitung saja.
P : Oh begitu, bagaimana dengan mencari nilai cosnya?
G14 : Cosnya dapet cos . P : Berapa hasil akhirnya?
G14 : 𝑆 860 unit.
102
strategi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G14 mampu
memenuhi tahap strategi dengan baik.
Berdasarkan paparan tersebut, analisis kemampuan berpikir kritis subjek G14
disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G14
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Klarifikasi
Menyatakan
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menganalisis
pengertian dari
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Assesmen
Mengajukan
informasi relevan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menentukan
kriteria penilaian
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Penyimpulan
Mencapai
simpulan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Kura
ng m
ampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menggeneralisasi
1 Tidak
menuliskan
Tidak
mampu
menyebutkan
Tidak
mampu
2 Tidak
menuliskan
Tidak
mampu
menyebutkan
Tidak
mampu
Strategi
Mengambil
tindakan
1 Mampu
menuliskan - Mampu
Mam
pu
2 Mampu
menuliskan - Mampu
Menjelaskan
tindakan yang
mungkin
1 - Mampu
menyebutkan Mampu
2 - Mampu
menyebutkan Mampu
103
4.2.4.2 Subjek Penelitian Gaya Belajar Auditori
1. Subjek Penelitian G36
a) Tahap Klarifikasi
Gambar 4.17 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 1
Gambar 4.17 menunjukkan bahwa subjek G36 tidak menuliskan fakta
yang ada pada soal 1, melainkan hanya menuliskan pertanyaan yang diminta pada
soal nomor 1. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan
subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36. 1 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 kurang
mampu dalam menyebutkan informasi/fakta pada soal 1. Subjek G36 hanya
menjawab banyak, tanpa menyebutkan informasi yang ada. Subjek G36 mampu
merumuskan pertanyaan pada soal 1 dengan benar. Berdasarkan triangulasi dari
hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G36, dapat
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G36 : Lumayan.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G36 : Banyak bu.
P : Darimana kamu informasi itu?
G36 : Dari soal bu. (menunjuk lembar soal).
P : Mengapa tidak kamu tulis seperti itu?
G36 : Kebanyakan bu, langsung jawab saja.
P : Lalu bagaimana kamu menggunakan informasi dari data yang
diketahui itu?
G36 : Dilihat lagi di soalnya bu.
P : Baca lagi?
G36 : Iya
P : Kalau yang ditanyakan apa?
G36 : Tinggi gedung kantor bu.
104
dikatakan bahwa data subjek G36 terkait indikator klarifikasi pada soal 1 valid.
Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G36 belum mampu memenuhi tahap
klarifikasi pada soal 1.
Pekerjaan subjek G36 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.19
Gambar 4.18 Pekerjaan Subjek G14 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 2
Gambar 4.18 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 2 dengan benar dan lengkap. Namun, subjek G36 tidak
merumuskan pertanyaan pada soal nomor 2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36.2 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 mampu
merumuskan apa yang ditanyakan pada soal nomor 2, namun kurang lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36 terkait indikator
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G36 : Sudah.
P : Apa yang diketahui pada nomor 2?
G36 :𝑆 𝑡 cos (𝜋𝑡
6)
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G36 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
105
klarifikasi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa G36 belum
mampu memenuhi tahap klarifikasi pada soal 2 dengan baik.
b) Tahap Assesmen
Gambar 4.19 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
Gambar 4.19 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 1 dengan menggambarkan sketsa
dari informasi yang diperoleh pada soal nomor 1. Subjek G36 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
berupa deskripsi gambar sketsa yang tepat dan lengkap. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36 3. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Assesmen pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 1. Dari hasil pekerjaan, subjek G36 juga mampu mendiskripsikan gambar
P : Kalo sudah baca soal seperti ini apa yang kamu lakukan?
G36 : Buat gambarnya bu.
P : Lalu, setelah membuat sketsa apa yang kamu lakukan?
G36 : Menulis identitas gambarnya.
P : Rumus apa yang akan kamu gunakan?
G36 : Perbandingan trigonometri.
106
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada soal 1 dengan tepat dan
lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36 terkait
indikator assesmen pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G36 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
Pekerjaan subjek G36 terkait indikator assesmen pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.20 dan 4.21.
Gambar 4.20 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.21 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.20 dan 4.21 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu menggali
informasi atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 2 dengan mencari nilai
t untuk bulan Maret 2016 yaitu dengan benar. Subjek G36 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
dengan mencari nilai dari untuk dengan benar. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
107
P : Sekarang soal nomor 2, bagaimana caramu untuk menyelesaikannya?
G36 : 𝑡 untuk bulan Januari 2015, yang dicari bulan Maret 2016.
Berarti 𝑡 jadinya 15.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G36 : Masukkan ke persamaan, dihitung juga cosnya.
P : Cos berapa?
G36 : Cos P : Hasilnya berapa?
G36 : Sama saja cos berarti 0.
Skrip G36 4. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Assesmen pada soal nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2. Subjek G36 mampu menggunakan rumus perbandingan trigonometri untuk
menyelesaikan masalah pada soal 2 dengan tepat.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36 terkait
indikator assesmen pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G36 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
c) Tahap Penyimpulan
Gambar 4.22 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 1
Gambar 4.22 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G36 hanya menuliskan hasil dari AD yang sesuai dengan
sketsa yaitu tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama saja. Subjek G36 tidak
108
menuliskan generalisasi dari simpulan nomor 1. Terkait dengan hal tersebut,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36 5. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 belum
mampu menggeralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 1. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36 terkait indikator penyimpulan pada
soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G36 belum mampu
memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
Pekerjaan subjek G36 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.23.
Gambar 4.23 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 2
Gambar 4.23 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G36 menuliskan hasil akhir buah, yang berarti
juga mampu menemukan nilai S dengan benar. Namun subjek tidak membuat
generalisasi dari permasalahan pada soal 2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36 6. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 2
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G36 : 𝐴𝐷 ( ) m bu.
P : AD itu apa?
G36 : Tingginya gedung kantor PT. Persada Barutama bu.
P : Lalu mengapa tidak ditulis seperti itu?
G36 : Kan sama saja.
P : Jadi kamu buat simpulan apa?
G36 : 𝑆 buah.
109
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 tidak
mampu menggeralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 2. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36 terkait indikator penyimpulan pada
soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G36 belum mampu
memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
d) Tahap Strategi/Taktik
Gambar 4.24 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Strategi pada Soal 1
Gambar 4.24 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu menentukan
langkah-langkah penyelesaian seperti mencari sudut elevasi Dino dan sudut
elevasi Vino terlebih dulu. Subjek G36 mampu menemukan nilai dari tinggi
gedung kantor PT. Persada Barutama. Untuk memenuhi tahap strategi, subjek
110
diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36 7. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 belum
mampu menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan
pada soal 1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil
wawancara peneliti dengan subjek G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36
terkait indikator strategi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa
subjek G36 belum mampu memenuhi tahap strategi dengan baik.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G36 : Diam. Saya agak bingung.
P : Yasudah, tidak apa. Santai saja. Kamu kan sudah bisa gambarnya,
terus langkah selanjutnya nyari apa?
G36 : Sudut Doni.
P : Sudut apa?
G36 : Oh ya, elevasi.
P : Kalau dari gambarmu, sudut elevasi yang bagian mana?
G36 : Diam.
P : Bagian ini kan?
G36 : Iya.
P : Kalau bingung kenapa bisa mengerjakan?
G36 : Kemarin saya tanya sebelah saya pakai rumus yang mana. Katanya
pakai itu. Ya saya pakai.
P : Berarti kalau gak tanya gak bisa?
G36 : Gak bisa.
P : Yasudah, terus hasilnya berapa?
G36 : 60
P : 60 apa?
G36 : Derajat.
P : Kalo sudut elevasinya Vino bisa mencarinya?
G36 : Bisa.
P : Selanjutnya bagaimana dek?
G36 : Nah, habis itu saya bingung mencari AB pakai sin, cos atau tan.
P : Lalu mengapa kamu bisa ngerjain ini pakai tan?
G36 : Tanya bu, tapi saya menghitung sendiri.
111
Pekerjaan subjek G36 terkait indikator strategi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.25
Gambar 4.25 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Strategi pada Soal 2
Gambar 4.25 menunjukkan bahwa subjek G36 mampu mengerjakan soal
dengan runtut dan benar. Pada tahap strategi, subjek diharapkan dapat
menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G36 disajikan sebagai berikut.
Skrip G36 8. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G36 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G36 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G36, dapat dikatakan bahwa data subjek G36 terkait indikator
strategi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G36 mampu
memenuhi tahap strategi.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G36 : Saya mencari 𝑡 nya dulu, 𝑡 bulan Maret 2016 berarti masukkan
ke persamaan. Dihitung, terus habis itu mencari cos.
P : Bagaimana cara mencari nilai cos?
G36 : Cos cos cos . P : Berapa hasil akhirnya?
G36 : 𝑆 pada bulan Maret 2016 jadi 860 buah.
112
Berdasarkan paparan tersebut, analisis kemampuan berpikir kritis subjek G36
disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G36
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Klarifikasi
Menyatakan
masalah
1 Tidak
menuliskan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
Ku
ran
g M
amp
u
2 Mampu
menuliskan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
Menganalisis
pengertian dari
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Tidak
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Assesmen
Mengajukan
informasi relevan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menentukan
kriteria penilaian
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Penyimpulan
Mencapai
simpulan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Kura
ng m
ampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menggeneralisasi
1 Tidak
menuliskan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
2 Tidak
menuliskan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
Strategi
Mengambil
tindakan
1 Mampu
menuliskan - Mampu
Ku
ran
g m
amp
u 2
Mampu
menuliskan - Mampu
Menjelaskan
tindakan yang
mungkin
1 - Kurang
mampu
Kurang
mampu
2 - Mampu
menyebutkan Mampu
2. Subjek Penelitian G13
a) Tahap Klarifikasi
113
Gambar 4.26 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 1
Gambar 4.26 menunjukkan bahwa subjek G13 menuliskan fakta yang ada
pada soal 1 dengan banyak kekurangan karena pada pekerjaannya, subjek G13
tidak menuliskan informasi yang diketahui. Misalnya, tinggi Doni = 150 cm,
Tinggi Vino =150 cm, dan seterusnya. G13 juga tidak menuliskan pertanyaan dari
nomor 1. Dalam pengerjaanya G13 hanya menggambar sketsa dan
mendeskripsikan sketsanya saja.Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara
peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
Skrip G13. 1 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 1
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G13 : Lumayan, sedikit.
P : Coba sebutkan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G13 : Tinggi gedung SMP Bina Insani, tinggi gedung SMA Bina
Insani, tinggi badan Doni sama dengan Vino 150 cm, sudut elevasi
Doni nilai 𝑥 dari persamaan 𝑠𝑖𝑛(𝑥 ) 𝑐𝑜𝑠(𝑥 ) , sudut
elevasi Vino nilai 𝑥 dari persamaan cos( 𝑥 ) P : Ada lagi?
G13 : Diam. Ada jaraknya 10 m.
P : Mengapa tidak kamu tulis itu?
G13 : Hemat waktu bu. Kan sudah saya gambar, bisa lihat gambar.
P : Lalu bagaimana kamu menggunakan informasi dari data yang
diketahui itu?
G13 : Di baca di soalnya bu.
P : Baca lagi?
G13 : Iya.
P : Kalau yang ditanyain apa?
G13 : AD, tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama.
P : Mengapa tidak ditulis?
G13 : Lupa.
114
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 kurang tepat
dalam menyebutkan informasi/fakta pada soal 1 karena masih ada informasi yang
tertinggal yaitu jarak dari kedua gedung adalah 10 m. Subjek G13 juga mampu
merumuskan pertanyaan pada soal 1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek
G13 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa
data subjek G13 terkait indikator klarifikasi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik
simpulan bahwa subjek G13 belum mampu memenuhi tahap klarifikasi pada soal
1.
Pekerjaan subjek G13 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.27
Gambar 4.27 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 2
Gambar 4.27 menunjukkan bahwa subjek G13 tidak mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 2 dengan benar dan lengkap. Subjek G13 juga tidak
merumuskan pertanyaan pada soal nomor 2. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
Skrip G13.2 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 2
P : Sekarang nomor 2 ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G13 : Sudah.
P : Apa yang diketahui pada nomor 2?
G13 :𝑆 𝑡 cos (𝜋𝑡
6).
P : Apa cuma itu saja?
G13 : Ohh tidak. Ada t nya juga.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G13 : Prediksi bulan Maret 2016.
P : Prediksi apa?
G13 : Sebentar bu. Ohh penjualan bukunya.
115
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 belum
mampu menuliskan fakta soal nomor 2 dan belum mampu merumuskan apa yang
ditanyakan pada soal nomor 2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G13
dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa data
subjek G13 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik
simpulan bahwa G13 belum mampu memenuhi tahap klarifikasi pada soal 2
dengan baik.
b) Tahap Assesmen
Gambar 4.28 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
Gambar 4.28 menunjukkan bahwa subjek G13 mampu menggali informasi atau
pengetahuan yang relevan dari soal nomor 1 dengan menggambarkan sketsa dari
informasi yang diperoleh pada soal nomor 1. Subjek G13 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
berupa deskripsi gambar sketsa yang tepat dan lengkap. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
Skrip G13 3. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Assesmen pada Soal 1
P : Kalau sudah baca soal ini yang kamu lakukan apa?
G13 : Menggambar bu.
P : Lalu, setelah membuat gambar apa yang kamu lakukan?
G13 : Menulis identitas gambarnya, lalu saya mencari AB.
P : Rumus apa yang akan kamu gunakan?
G13 : Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku bu.
116
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 1. Dari hasil pekerjaan, subjek G13 juga mampu mendiskripsikan gambar
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada soal 1 dengan tepat dan
lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G13 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa data subjek G13 terkait
indikator assesmen pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G13 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
Pekerjaan subjek G13 terkait indikator assesmen pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.29 dan 4.30.
Gambar 4.29 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.30 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.29 dan 4.30 menunjukkan bahwa subjek G13 mampu menggali
informasi atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 2 dengan mencari nilai
t untuk bulan Maret 2016 yaitu dengan benar. Subjek G13 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
dengan mencari nilai dari untuk dengan benar. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
117
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G13 : 𝑡 jadinya 15.
P : Darimana dek?
G13 : 12+3 bu.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G13 : Dimasukkan.
Skrip G13 4. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Assesmen pada soal nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G13 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa data subjek G13 terkait
indikator assesmen pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G13 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
c) Tahap Penyimpulan
Gambar 4.31 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 1
Gambar 4.31 menunjukkan bahwa subjek G13 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G13 juga mampu menuliskan generalisasi dari simpulan
nomor 1. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek
G13 disajikan sebagai berikut.
Skrip G13 5. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 mampu
menggeneralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 1 dengan baik.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G13 : Jadi tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m bu
118
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G13 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa data subjek G13 terkait indikator
penyimpulan pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G13
mampu memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
Pekerjaan subjek G13 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.32.
Gambar 4.32 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 2
Gambar 4.32 menunjukkan bahwa subjek G13 tidak mampu mencapai
simpulan dengan tepat. Subjek G13 menuliskan hasil akhir buah, yang
berarti juga tidak mampu menemukan nilai S dengan benar. Subjek G13 juga
tidak membuat generalisasi dari permasalahan pada soal 2. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
Skrip G13 6. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 kurang
mampu mencapai hasil akhir dari permasalahan pada soal 2 karena G13
mengalami kesalahan dalam menghitung. Namun, dalam wawancara subjek G13
mampu menggeneralisasikan simpulan pada nomer 2. Berdasarkan triangulasi dari
hasil tes subjek G13 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G13, dapat
dikatakan bahwa data subjek G13 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 valid.
P : Jadi kamu yakin dengan jawabanmu?
G13 : Yakin bu, hasilnya 𝑆 unit.
P : S itu apa dek?
G13 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
119
Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G13 tidak mampu memenuhi tahap
penyimpulan dengan baik.
d) Tahap Strategi/Taktik
Gambar 4.33 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Strategi pada Soal 1
Gambar 4.34 Pekerjaan Subjek G13 Terkait Indikator Strategi pada Soal 1
Gambar 4.33 dan 4.34 menunjukkan bahwa subjek G13 mampu menentukan
langkah-langkah penyelesaian seperti mencari sudut elevasi Dino dan sudut
elevasi Vino terlebih dulu. Untuk memenuhi tahap strategi, subjek diharapkan
dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal tersebut,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
120
Skrip G36 7. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G36 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 tidak
mampu menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan
pada soal 1. Subjek G13 masih terlihat ragu-ragu untuk menjelaskan pekerjaan
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G13 : Mencari sudut elevasinya Doni sama Vino dulu bu.
P : Bagaimana caranya?
G13 : mmmmm (berpikir)
P : Pakai yang sin( 𝛼) cos𝛼,
G13 : Ohh iya bu.
P : Lha kok kamu bisa mengerjakan dek?
G13 : Asal saja bu.
P : Terus yang punyanya Vino bagaimana?
G13 : Diam mencermati pekerjaannya. Dari persamaan itu saya dapat,
P : Nilai cos yang nilainya
berapa?
G13 : Sebentar. . (menjawab setelah mengurutkan nilai sin dengan jari
tangan)
P : Tidak hafal nilai cos sudut istimewa?
G13 : Belum.
P : Yasudah, terus habis itu bagaimana?
G13 : Mencari panjang AB bu.
P : Pakai rumus yang apa?
G13 : Pakainya tangen kan bu.
P : Kenapa pakai tan?
G13 : Diam.
P : Karena yang diketahui kan sisi samping, yang dicari sisi ………….
G13 : Depan.
P : Sisi miringnya tahu berapa?
G13 : mmm tidak. Ohh iya berarti pakai tan bu.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G13 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama ( ) m.
121
nomor 1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G13 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa data subjek G13 terkait
indikator strategi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G13
tidak mampu memenuhi tahap strategi dengan baik.
Pekerjaan subjek G13 terkait indikator strategi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.35.
Gambar 4.35 Pekerjaan Subjek G36 Terkait Indikator Strategi pada Soal 2
Gambar 4.35 menunjukkan bahwa subjek G13 kurang mampu mengerjakan soal
dengan benar. Pada tahap strategi, subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil
perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara
peneliti dengan subjek G13 disajikan sebagai berikut.
Skrip G13 8. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G13 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 2
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G13 : Saya mencari 𝑡 nya, 𝑡 bulan Maret 2016 berarti . Lalu saya
masukkan ke persamaan. Dihitung.
P : Bagaimana cara dapat 29.825? Coba dijelaskan.
G13 : 23,5 ditambah 0,424 dikalikan 15…
P : 0,424 dikalikan 15 berapa dek?
G13 : 6,375
P : Yakin?
G13 : Ehh, salah ya bu.
P : Coba dihitung lagi.
G13 : (menghitung) ohh iya salah ya.
122
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G13 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal 2
namun kurang tepat. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G13 dan hasil
wawancara peneliti dengan subjek G13, dapat dikatakan bahwa data subjek G13
terkait indikator strategi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa
subjek G13 kurang mampu mampu memenuhi tahap strategi.
Berdasarkan paparan tersebut, analisis kemampuan berpikir kritis subjek G13
disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G13
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Klarifikasi
Menyatakan
masalah
1 Banyak
kekurangan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
Kura
ng M
ampu
2 Tidak
menuliskan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
Menganalisis
pengertian dari
masalah
1 Tidak
menuliskan
Kurang
mampu
Kurang
mampu
2 Tidak
menuliskan Mampu Mampu
Assesmen
Mengajukan
informasi relevan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menentukan
kriteria penilaian
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Penyimpulan Mencapai
simpulan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Kura
ng
mam
pu
2 Kurang
tepat
Tidak
mampu
Kurang
mampu
123
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Menggeneralisasi
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Tidak
menuliskan
Tidak
mampu
Tidak
mampu
Strategi
Mengambil
tindakan
1 Mampu
menuliskan - Mampu
Ku
ran
g m
amp
u 2
Kurang
tepat -
Kurang
mampu
Menjelaskan
tindakan yang
mungkin
1 - Tidak
mampu
Tidak
mampu
2 - Kurang
mampu
Kurang
mampu
124
4.2.4.3 Subjek Penelitian Gaya Belajar Kinestetik
1. Subjek Penelitian G22
a) Tahap Klarifikasi
Gambar 4.36 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 1
Gambar 4.36 menunjukkan bahwa subjek G22 menuliskan fakta yang ada
pada soal 1 dengan baik, namun sedikit kurang lengkap. Subjek G22 juga dapat
merumuskan dengan menuliskan pertanyaan dari nomor 1. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G22 disajikan sebagai berikut.
Skrip G22. 1 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menyebutkan informasi/fakta pada soal 1 dengan tepat dan lengkap. Subjek G22
juga mampu menuliskan pertanyaan pada soal 1. Berdasarkan triangulasi dari
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G22 : SMP Bina Insani terletak 10 meter di depan SMA Bina Insani
berarti bu jarak kedua gedungnya 10 m. Gedung SMP Bina Insani dan
gedung SMA Bina Insani memiliki ketinggian gedung yang sama
yaitu 8m, tinggi badan Doni sama dengan Vino yaitu 150 cm, sudut
elevasi Doni nilai 𝑥 dari persamaan 𝑠𝑖𝑛(𝑥 ) 𝑐𝑜𝑠(𝑥 )
, sudut elevasi Vino nilai 𝑥 dari persamaan cos( 𝑥 ) (membaca kembali soal dengan mengunakan jari telunjuknya)
P : Darimana kamu informasi itu?
G22 : Di sini (menunjuk lembar soal).
P : Lalu apa yang ditanyakan dek?
G22 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama.
125
hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G22, dapat
dikatakan bahwa data subjek G22 terkait indikator klarifikasi pada soal 1 valid.
Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G22 mampu memenuhi tahap
klarifikasi pada soal 1, namun sedikit kurang lengkap.
Pekerjaan subjek G22 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.36
Gambar 4.37 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 2
Gambar 4.37 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 2 namun sedikit kurang lengkap. Subjek G22 juga mampu
merumuskan pertanyaan pada soal nomor 2 dengan menuliskannya pada lembar
jawabannya. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan
subjek G22 disajikan sebagai berikut.
Skrip G22.2 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menuliskan fakta soal nomor 2 dan mampu merumuskan apa yang ditanyakan
pada soal nomor 2 dengan baik. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G22
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G22 : Sudah bu.
P : Apa yang diketahui pada nomor 2?
G22 :𝑆 𝑡 cos (𝜋𝑡
6). t = 1 bulan Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G22 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
126
dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G22, dapat dikatakan bahwa data
subjek G22 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik
simpulan bahwa G22 mampu memenuhi tahap klarifikasi pada soal 2 dengan baik,
namun sedikit kurang lengkap.
b) Tahap Assesmen
Gambar 4.38 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
Gambar 4.38 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 1 dengan menggambarkan sketsa
dari informasi yang diperoleh pada soal nomor 1. Subjek G22 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
berupa deskripsi gambar sketsa yang tepat dan lengkap. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G22 disajikan sebagai berikut.
Skrip G22 3. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Assesmen pada Soal 1
P : Setelah menulis diketahui sama ditanyanya terus bagaimana?
G22 : Ya kalau cuma dibaca saja bingung bu. Jadi harus digambar.
P : Lalu, setelah membuat gambar apa yang kamu lakukan?
G22 : Menulis ini, EJ apa, FG apa IJ apa dan seterusnya.
P : Kalau sudah kamu mengerjakannya apa yang akan kamu gunakan?
G13 : Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
127
P : Setelah menulis diketahui dan ditanya bagaimana dek?
G22 : Ya kan sudah dapat t = 15 bu. Dimasukkan ke persamaan S.
P : Selanjutnya?
G22 : Dihitung, ohh terus mencari cos t juga.
P : Berapa nilai cosnya?
G22 : 0. Kan cos cos
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 1. Dari hasil pekerjaan, subjek G22juga mampu mendiskripsikan gambar
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada soal 1 dengan tepat dan
lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G22, dapat dikatakan bahwa data subjek G22 terkait
indikator assesmen pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G22 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
Pekerjaan subjek G22 terkait indikator assesmen pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.39 dan 4.40.
Gambar 4.39 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Assesmen pada Soal
Gambar 4.40 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.39 dan 4.40 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu menggali
informasi atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 2 dengan mencari nilai
t untuk bulan Maret 2016 yaitu dengan benar. Subjek G22 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
dengan mencari nilai dari untuk dengan benar. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G22 disajikan sebagai berikut.
Skrip G22 4. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
128
Assesmen pada soal nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G22, dapat dikatakan bahwa data subjek G22 terkait
indikator assesmen pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G22 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
c) Tahap Penyimpulan
Gambar 4.41 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 1
Gambar 4.41 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu mencapai simpulan
dengan tepat. Subjek G22 juga mampu menuliskan generalisasi dari simpulan
nomor 1. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek
G22 disajikan sebagai berikut.
Skrip G22 5. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menggeralisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 1 dengan baik.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G22, dapat dikatakan bahwa data subjek G22 terkait indikator
P : Bagaimana hasil akhirnya?
G22 : Jadi tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m.
129
penyimpulan pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G22
mampu memenuhi tahap penyimpulan dengan baik.
Pekerjaan subjek G22 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.42.
Gambar 4.42 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 2
Gambar 4.42 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu mencapai simpulan
dengan tepat, namun belum menggeneralisasikan simpulan yang diperoleh,
berbeda dengan penyimpulan pada nomor 1 yang dapat diselesaikan dengan baik.
Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G22
disajikan sebagai berikut.
Skrip G22 6. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 sebenarnya mampu
menggeneralisasikan hasil akhir dari permasalahan pada soal 2. Berdasarkan
triangulasi dari hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek
G22, dapat dikatakan bahwa data subjek G22 terkait indikator penyimpulan pada
soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G22 mampu memenuhi
tahap penyimpulan dengan baik, namun sedikit kekurangan.
d) Tahap Strategi/Taktik
P : Jadi hasilnya nomor 2 gimana?
G22 : Prediksi penjualan buku tulis pada bulan Maret 2016 adalah 29.860
unit.
P : Lhah itu bisa jawab kenapa tidak ditulis?
G22 : Waaaah iya bu, tidak sadar kalau belum saya tulis bu.
130
Gambar 4.43 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Strategi pada Soal 1
Gambar 4.43 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu menentukan
langkah-langkah penyelesaian yaitu mencari sudut elevasi Dino dan sudut elevasi
Vino terlebih dulu. Subjek G22 mampu menemukan sudut elevasi Doni dan Vino
dengan benar, selanjutnya, G22 mencari panjang AB menggunakan rumus tan dan
memperoleh hasil benar yaitu m. G22 juga mampu menemukan nilai dari
tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama. Untuk memenuhi tahap strategi,
subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait
dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G22 disajikan
sebagai berikut.
131
Skrip G22 7. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G22, dapat dikatakan bahwa data subjek G22 terkait indikator
strategi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G22 mampu
memenuhi tahap strategi dengan baik.
Pekerjaan subjek G22 terkait indikator strategi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.44.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G22 : Pertama-tama, saya harus tahu dulu sudut elevasinya Doni.
P : Bagaimana caranya?
G22 : Pakai yang sin( 𝛼) cos𝛼,
P : Selanjutnya?
G22 : Punya Doni ketemu bu P : Terus yang punyanya Vino bagaimana?
G22 : Dari persamaan itu, 2 pindah ruas. Jadinya
Biar sama sama
jadi cos berarti nyari nilai cos yang nilainya
.
P : Berapa?
G22 : . Punya Vino bu.
P : Hafal nilai sin, cos, tan sudut istimewa dek?
G22 : Sin cos hafal bu, tan yaa lumayanlah.
P : Terus habis itu bagaimana?
G22 : Mencari panjang AB pakai perbandingan tan 60 saya dapat
persamaan
BI. BI saya kasih nama persamaan 1. Terus mencari tan 30. Saya
dapat AB saya kasih nama persamaan 2.
P : Wahh bagus, selanjutnya?
G22 : Substitusi persamaan 1 ke 2 bu, dihitung, dapat ABnya m.
P : Bagaimana hasil akhirnya?
G22 : Jadi tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m.
.
132
Gambar 4.44 Pekerjaan Subjek G22 Terkait Indikator Strategi pada Soal 2
Gambar 4.44 menunjukkan bahwa subjek G22 mampu mengerjakan soal
dengan benar. Pada tahap strategi, subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil
perkerjaanya dengan baik. Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara
peneliti dengan subjek G22 disajikan sebagai berikut.
Skrip G22 8. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G22 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G22 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G22 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G22, dapat dikatakan bahwa data subjek G22 terkait indikator
strategi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G22 mampu
memenuhi tahap strategi.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G22 : 𝑡 nya dulu dicari untuk bulan Maret 2016, 𝑡 bulan Maret 2016 berarti
. Lalu saya masukkan ke S. Dihitung.
P : Selanjutnya?
G22 : Ini lebih mudah dari nomor 1 bu. 23,5 ditambah 0,424 kali 15
ditambah
cos . Diperoleh 𝑆 . P : Mengapa bisa jadi 29.860?
G22 : Karena itu dalam satuan ribuan unit, jadi dikalikan 1000.
133
Berdasarkan paparan tersebut, analisis kemampuan berpikir kritis subjek G22
disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G22
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Klarifikasi
Menyatakan
masalah
1 Sedikit
kurang
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu
2 Sedikit
kurang
Mampu
menyebutkan Mampu
Menganalisis
pengertian dari
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Assesmen
Mengajukan
informasi relevan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menentukan
kriteria penilaian
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Penyimpulan
Mencapai
simpulan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menggeneralisasi
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Tidak
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Strategi
Mengambil
tindakan
1 Mampu
menuliskan - Mampu
Mam
pu 2
Mampu
menuliskan - Mampu
Menjelaskan
tindakan yang
mungkin
1 - Mampu
menyebutkan Mampu
2 - Mampu
menyebutkan Mampu
2. Subjek Penelitian G16
a) Tahap Klarifikasi
134
Gambar 4.45 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 1
Gambar 4.45 menunjukkan bahwa subjek G16 menuliskan informasi yang
ada pada soal 1 dengan baik. Subjek G16 menuliskan fakta dijadikan satu dengan
identitas sketsa gambar yang telah dibuat. Subjek G16 mampu menuliskan
informasi yang diperoleh dengan benar dan lengkap. Subjek G16 juga dapat
merumuskan dengan menuliskan pertanyaan dari nomor 1. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan sebagai berikut.
Skrip G16. 1 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menyebutkan informasi/fakta pada soal 1 dengan tepat dan lengkap. Subjek G16
P : Sekarang nomor 1 dulu ya dek. Apa kamu sudah memahami soal
nomor 1?
G16 : Alhamdulillah sudah bu.
P : Coba sebutkan apa saja yang diketahui dari soal nomor 1.
G16 : Jaraknya SMP dan SMA 10 meter. Tinggi gedung SMP Bina Insani
dan gedung SMA Bina Insani sama, 8m, tinggi badan Doni sama
kayak Vino yaitu 150 cm, sudut elevasi Doni nilai 𝑥 dari persamaan
𝑠𝑖𝑛(𝑥 ) 𝑐𝑜𝑠(𝑥 ) , sudut elevasi Vino nilai 𝑥 dari
persamaan cos( 𝑥 ) P : Lalu apa yang ditanyakan dek?
G16 : Tinggi gedung kantornya bu.
135
juga mampu menuliskan pertanyaan pada soal 1. Berdasarkan triangulasi dari
hasil tes subjek G16 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G16, dapat
dikatakan bahwa data subjek G16 terkait indikator klarifikasi pada soal 1 valid.
Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G16 mampu memenuhi tahap
klarifikasi pada soal 1.
Pekerjaan subjek G16 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.46.
Gambar 4.46 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Klarifikasi pada Soal 2
Gambar 4.46 menunjukkan bahwa subjek G16 mampu menuliskan fakta
yang ada pada soal 2 meskipun tidak dituliskan kata “diketahui”. Subjek G16 juga
mampu merumuskan pertanyaan pada soal nomor 2 dengan menuliskannya
ditanya prediksi penjualan maret 2016. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan sebagai berikut.
Skrip G16.2 Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Klarifikasi pada Soal 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menuliskan fakta soal nomor 2 dan mampu merumuskan apa yang ditanyakan
P : Untuk soal nomor 2, kamu paham tidak?
G16 : Alhamdulillah paham.
P : Apa saja diketahui pada nomor 2?
G16 : 𝑆 𝑡 cos (𝜋𝑡
6). t menunjukkan waktu bulannya.
𝑡 buat Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G16 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
136
pada soal nomor 2 dengan baik. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G16
dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G16, dapat dikatakan bahwa data
subjek G16 terkait indikator klarifikasi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik
simpulan bahwa G16 mampu memenuhi tahap klarifikasi pada soal 2 dengan baik.
b) Tahap Assesmen
Gambar 4.47 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
Gambar 4.48 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 1
Gambar 4.47 dan 4.48 menunjukkan bahwa subjek G16 mampu menggali
informasi atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 1 dengan
menggambarkan sketsa dari informasi yang diperoleh pada soal nomor 1. Subjek
G16 juga mampu menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah berupa deskripsi gambar sketsa yang tepat dan lengkap.
Terkait dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G16
disajikan sebagai berikut.
137
Skrip G16 3. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Assesmen pada Soal 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 1. Dari hasil pekerjaan, subjek G16 juga mampu mendiskripsikan gambar
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada soal 1 dengan tepat dan
lengkap.
Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G16 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G16, dapat dikatakan bahwa data subjek G16 terkait
indikator assesmen pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G16 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
Pekerjaan subjek G16 terkait indikator assesmen pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.49 dan 4.50.
Gambar 4.49 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
Gambar 4.50 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Assesmen pada Soal 2
P : Setelah membaca soal kamu apa yang kamu lakukan?
G16 : Digambar, lalu ditulisi bu. Identitas gambarnya, EJ=FG, IJ=GH, EF,
sama angka-angkanya juga.
P : Kalau sudah kamu ngerjainya pakai rumus apa?
G16 : Perbandingan trigonometri yang tangen.
138
P : Apa yang kamu lakukan setelah nulis diketahui dan ditanya?
G16 : t nya dimasukkan ke persamaan S.
P : Selanjutnya?
G16 : Dihitung bu.
P : Berapa nilai cosnya?
G16 : cos cos( ) cos
Gambar 4.49 dan 4.50 menunjukkan bahwa subjek G16 mampu menggali
informasi atau pengetahuan yang relevan dari soal nomor 2 dengan mencari nilai
t untuk bulan Maret 2016 yaitu dengan benar. Subjek G16 juga mampu
menentukan konsep atau ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah
dengan mencari nilai dari untuk dengan benar. Terkait dengan hal
tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan sebagai berikut.
Skrip G16 4. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Assesmen pada soal nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menjelaskan ide atau konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
soal 2. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G16 dan hasil wawancara
peneliti dengan subjek G16, dapat dikatakan bahwa data subjek G16 terkait
indikator assesmen pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek
G16 mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik.
c) Tahap Penyimpulan
Gambar 4.51 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 1
139
Gambar 4.51 menunjukkan bahwa subjek G16 mampu menuliskan
generalisasi dari simpulan nomor 1. Terkait dengan hal tersebut, kutipan
wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan sebagai berikut.
Skrip G16 5. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menyebutkan generalisasi hasil akhir dari permasalahan pada soal 1 dengan baik
yaitu tinggi gedung kantor = ( )m. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes
subjek G16 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G16, dapat dikatakan
bahwa data subjek G16 terkait indikator penyimpulan pada soal 1 valid. Jadi,
dapat ditarik simpulan bahwa subjek G16 mampu memenuhi tahap penyimpulan
dengan baik.
Pekerjaan subjek G16 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.52.
Gambar 4.52 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Penyimpulan pada Soal 2
Gambar 4.52 menunjukkan bahwa subjek G16 kurang tepat dalam
mencapai simpulan. Sehingga subjek G16 kurang tepat dalam
menggeneralisasikan simpulan yang diperoleh. Terkait dengan hal tersebut,
kutipan wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan sebagai berikut.
P : Bagaimana hasil akhirnya?
G16 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m.
140
Skrip G16 6. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Penyimpulan pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 sebenarnya
mampu mencapai hasil akhir soal nomor 2 namun karena mengalami kesalahan
dalam menghitung mengakibatkan subjek G16 salah dalam mencapai simpulan.
Subjek G16 juga menggeneralisasikan hasil akhir dari permasalahan pada soal 2
meskipun dengan hasil yang salah. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek
G16 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G16, dapat dikatakan bahwa
data subjek G16 terkait indikator penyimpulan pada soal 2 valid. Jadi, dapat
ditarik simpulan bahwa subjek G16 mampu memenuhi tahap penyimpulan dengan
baik, namun sedikit kekurangan.
d) Tahap Strategi/Taktik
Gambar 4.53 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Strategi pada Soal 1
P : Jadi hasilnya nomor 2 bagaimana?
G16 : Prediksi bulan Maret 2016 adalah 29.875 unit.
P : Yakin dengan jawabanmu?
G16 : Insyaallah, memangnya salah bu?
P : Coba dihitung lagi.
G16 : (menghitung) Wah, iya salah.
141
Gambar 4.53 menunjukkan bahwa subjek G16 mampu menentukan
langkah-langkah penyelesaian yaitu mencari sudut elevasi Dino dan sudut elevasi
Vino terlebih dulu. Subjek G16 mampu menemukan sudut elevasi Doni dan Vino
dengan benar, selanjutnya, G16 mencari panjang AB menggunakan rumus tan dan
memperoleh hasil benar yaitu m. G16 juga Untuk memenuhi tahap strategi,
subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait
dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan
sebagai berikut.
Skrip G16 7. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 1
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
1. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek G16 dan hasil wawancara peneliti
dengan subjek G16, dapat dikatakan bahwa data subjek G16 terkait indikator
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G16 : Emmm, mencari sudut elevasinya Doni.
P : Bagaimana caranya?
G16 : Pakai yang persamaan cos𝛼 sin ( 𝛼) P : Selanjutnya?
G16 : Sudutnya Doni bu P : Punyanya Vino bagaimana?
G16 : Biar sama jadi cosnya nyari nilai cos yang nilainya
.
P : Berapa?
G16 : . Punya Vino dibagi 2 dapat . P : Terus setelah itu gimana?
G16 : Mencari panjang AB pakai perbandingan tan sudut I dan tan sudut
H. Lalu mencari tan 30. Saya masukkan hasil persamaan yang tah I
ke tan H. Dapat AB m.
P : Bagaimana hasil akhirnya?
G16 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m.
142
strategi pada soal 1 valid. Jadi, dapat ditarik simpulan bahwa subjek G16 mampu
memenuhi tahap strategi dengan baik.
Pekerjaan subjek G16 terkait indikator strategi pada soal 2 dapat dilihat pada
gambar 4.54.
Gambar 4.54 Pekerjaan Subjek G16 Terkait Indikator Strategi pada Soal 2
Gambar 4.54 menunjukkan bahwa subjek G16 sebenarnya mampu
mengerjakan soal, namun mengalami sedikit kesalahan. Pada tahap strategi,
subjek diharapkan dapat menjelaskan hasil perkerjaanya dengan baik. Terkait
dengan hal tersebut, kutipan wawancara peneliti dengan subjek G16 disajikan
sebagai berikut.
Skrip G16 8. Kutipan Wawancara Peneliti dengan Subjek G16 Terkait Indikator
Strategi pada Soal Nomor 2
Kutipan wawancara tersebut menunjukkan bahwa subjek G16 mampu
menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian yang sudah ditemukan pada soal
2, meskipun dengan hasil yang salah.. Berdasarkan triangulasi dari hasil tes subjek
G16 dan hasil wawancara peneliti dengan subjek G16, dapat dikatakan bahwa
data subjek G16 terkait indikator strategi pada soal 2 valid. Jadi, dapat ditarik
P : Seharusnya jawaban nomor 2 gimana?
G16 : 23,5 ditambah 0,424 kali 15 ditambah cos . Tapi
saya salah yang menghitung 0,424 kali 15nya. Harusnya 29.860.
P : Lain kali yang teliti ya.
G16 : Iya.
143
simpulan bahwa subjek G16 mampu memenuhi tahap strategi, namun sedikit
kekurangan.
Berdasarkan paparan tersebut, analisis kemampuan berpikir kritis subjek G16
disajikan pada Tabel 4.12
Tabel 4.12 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek G16
Tahap KBK Indikator KBK No
Soal Tes Wawancara Simpulan
Klarifikasi
Menyatakan
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menganalisis
pengertian dari
masalah
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Assesmen
Mengajukan
informasi relevan
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Mam
pu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Menentukan
kriteria penilaian
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Penyimpulan
Mencapai
simpulan.
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
Kura
ng m
ampu
2 Kurang
tepat Kurang tepat
Kurang
mampu
Menggeneralisasi
1 Mampu
menuliskan
Mampu
menyebutkan Mampu
2 Kurang
tepat
Mampu
menyebutkan Mampu
Strategi
Mengambil
tindakan
1 Mampu
menuliskan - Mampu
Mam
pu
2 Kurang
tepat -
Kurang
tepat
Menjelaskan
tindakan yang
mungkin
1 - Mampu
menyebutkan Mampu
2 - Mampu
menyebutkan Mampu
Setelah dilakukan analisis data kemampuan berpikir kritis dari hasil tes
kemampuan berpikir kritis dan data transkrip wawancara masing-masing subjek
144
berdasarkan gaya belajar, diperoleh data analisis kemampuan berpikir kritis
subjek berdasarkan gaya belajar visual yang disajikan pada Tabel 4.13, data
analisis kemampuan berpikir kritis subjek berdasarkan gaya belajar auditori yang
disajikan pada Tabel 4.14 dan data analisis kemampuan berpikir kritis subjek
berdasarkan gaya belajar kinestetik yang disajikan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.13 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Belajar Visual
Tahap
KBK Subjek G10 Subjek G14
Kla
rifi
kasi
1. Mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 1
dengan benar, namun sedikit
kekurangan.
2. Mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 2
dengan benar.
3. Mampu merumuskan pertanyaan
pada soal 1 dan 2 dengan benar
dan lengkap.
1. Mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 1 dan
2 dengan benar.
2. Mampu merumuskan
pertanyaan pada soal 1 dan 2
dengan benar dan lengkap.
Simpulan:
1. Mampu menentukan informasi/fakta yang ada pada soal dengan benar,
namun sedikit kekurangan.
2. Mampu merumuskan masalah dengan benar dan lengkap.
Ass
esm
en
1. Mampu menggali
informasi/pengetahuan yang
relevan pada soal 1 dan 2
dengan benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep
yang akan digunakan pada soal 1
dan 2 dengan benar.
1. Mampu menggali
informasi/pengetahuan yang
relevan pada soal 1 dan 2
dengan benar.
2. Mampu menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan pada soal 1 dan 2
dengan benar.
Simpulan:
1. Mampu menggali informasi/pengetahuan yang relevan pada soal
dengan benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep yang akan digunakan pada soal dengan
baik.
Pen
yim
pu
lan
1. Mampu mencapai simpulan pada
soal 1dan 2 dengan benar.
2. Tidak mampu
menggeneralisasikan simpulan
sesuai fakta pada soal 1 dan 2.
1. Mampu mencapai simpulan
pada soal 1dan 2 dengan benar.
2. Tidak mampu
menggeneralisasikan simpulan
sesuai fakta pada soal 1 dan 2.
Simpulan:
1. Mampu mencapai simpulan pada soal dengan benar.
2. Tidak mampu menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
145
Tahap
KBK Subjek G10 Subjek G14
Str
ate
gi
1. Mampu mengerjakan soal 1 dan 2
dengan langkah yang runtut dan
benar.
2. Mampu menjelaskan langkah
penyelesaian soal 1 dan 2 dengan
baik.
1. Mampu mengerjakan soal 1 dan
2 dengan langkah yang runtut
dan benar.
2. Mampu menjelaskan langkah
penyelesaian soal 1 dan 2
dengan baik.
Simpulan:
1. Mampu mengerjakan soal dengan langkah yang runtut dan benar.
2. Mampu menjelaskan langkah penyelesaian soal dengan baik.
Tabel 4.14 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Belajar Auditori
Tahap
KBK Subjek G36 Subjek G13
Kla
rifi
kasi
1. Kurang mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 1 dan
2.
2. Mampu mrumuskan pertanyaan
pada soal 1 dan 2 dengan benar
dan lengkap.
1. Kurang mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 1 dan
2.
2. Mampu merumuskan
pertanyaan pada soal 1 dan 2
dengan benar dan lengkap.
Simpulan:
1. Kurang mampu menentukan informasi/fakta yang ada pada soal.
2. Mampu merumuskan masalah dengan benar dan lengkap.
Ass
esm
en
1. Mampu menggali
informasi/pengetahuan yang
relevan pada soal 1 dan 2
dengan benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep
yang akan digunakan pada soal 1
dan 2 dengan benar.
1. Mampu menggali
informasi/pengetahuan yang
relevan pada soal 1 dan 2
dengan benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep
yang akan digunakan pada soal
1 dan 2 dengan benar.
Simpulan:
1. Mampu menggali informasi/pengetahuan yang relevan dari soal dengan
benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep yang akan digunakan pada soal dengan
baik.
Pen
yim
pu
lan
1. Mampu mencapai simpulan pada
soal 1 dan 2 dengan benar.
2. Kurang mampu
menggeneralisasikan simpulan
sesuai fakta pada soal 1 dan 2.
1. Mampu mencapai simpulan
soal 1.
2. Tidak mampu mencapai
simpulan pada soal 2.
3. Mampu menggeneralisasikan
simpulan sesuai fakta pada soal
1
4. Tidak mampu
menggeneralisasikan simpulan
sesuai fakta pada soal 2.
Simpulan:
1. Kurang mampu mencapai simpulan pada soal dengan benar.
146
Tahap
KBK Subjek G36 Subjek G13
2. Kurang mampu menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
Str
ate
gi
1. Mampu mengerjakan soal 1 dan
2 dengan langkah yang runtut
dan benar.
2. Mampu menjelaskan langkah
penyelesaian soal 1 dan 2
dengan baik.
1. Mampu mengerjakan soal 1
dengan langkah yang runtut dan
benar.
2. Kurang mampu mengerjakan
soal 2 dengan langkah yang
benar
3. Tidak mampu menjelaskan
langkah penyelesaian soal 1
dengan baik.
4. Kurang mampu menjelaskan
langkah penyelesaian soal 1
dengan baik.
Simpulan:
1. Mampu mengerjakan soal dengan langkah yang runtut dan benar.
2. Kurang mampu menjelaskan langkah penyelesaian soal dengan baik.
Tabel 4.15 Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Subjek Gaya Belajar Kinestetik
Tahap
KBK Subjek G22 Subjek G16
Kla
rifi
kasi
1. Mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 1 dan
2.
2. Mampu merumuskan pertanyaan
pada soal 1 dan 2 dengan benar
dan lengkap.
1. Mampu menentukan
informasi/fakta pada soal 1 dan
2.
2. Mampu merumuskan pertanyaan
pada soal 1 dan 2 dengan benar
dan lengkap.
Simpulan:
1. Mampu menentukan informasi/fakta yang ada pada soal.
2. Mampu merumuskan masalah dengan benar dan lengkap.
Ass
esm
en
1. Mampu menggali
informasi/pengetahuan yang
relevan pada soal 1 dan 2
dengan benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep
yang akan digunakan pada soal 1
dan 2 dengan benar.
1. Mampu menggali
informasi/pengetahuan yang
relevan pada soal 1 dan 2 dengan
benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep
yang akan digunakan pada soal 1
dan 2 dengan benar.
Simpulan:
1. Mampu menggali informasi/pengetahuan yang relevan dari soal dengan
benar.
2. Mampu menentukan ide/konsep yang akan digunakan pada soal dengan
baik.
Pen
yim
pu
la
n
1. Mampu mencapai simpulan pada
soal 1 dan 2 dengan benar.
2. Mampu menggeneralisasikan
simpulan sesuai fakta pada soal
1 dan 2.
1. Mampu mencapai simpulan pada
soal 1 dan 2 dengan benar.
2. Mampu menggeneralisasikan
simpulan sesuai fakta pada soal
1 dan 2
147
Tahap
KBK Subjek G22 Subjek G16
Simpulan:
1. Mampu mencapai simpulan pada soal dengan benar.
2. Mampu menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
Str
ate
gi
1. Mampu mengerjakan soal 1 dan
2 dengan langkah yang runtut
dan benar.
2. Mampu menjelaskan langkah
penyelesaian soal 1 dan 2
dengan baik.
1. Mampu mengerjakan soal 1 dan
2 dengan langkah yang runtut
dan benar.
2. Mampu menjelaskan langkah
penyelesaian soal 1 dan 2
dengan baik.
Simpulan:
1. Mampu mengerjakan soal dengan langkah yang runtut dan benar.
2. Mampu menjelaskan langkah penyelesaian soal dengan baik.
Setelah dilakukan wawancara untuk setiap subjek gaya belajar yang diwakili
oleh dua orang subjek dari setiap tipe gaya belajar, maka untuk kemampuan
berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik masing-
masing dibahas pada pembahasan berikut.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Gaya Belajar Visual
Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk kemampuan berpikir kritis siswa
dengan gaya belajar visual adalah G10 dan G14. Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan bahwa G10 dan G14 mampu memenuhi keempat tahap kemampuan
berpikir kritis menurut Perkins dan Murphy, yaitu klarifikasi, assesmen, penyimpulan
dan strategi.
Pada tahap klarifikasi, siswa dengan gaya belajar visual sedikit kurang mampu
untuk menentukan informasi yang terdapat pada soal. Hal ini dikarenakan siswa
dengan gaya belajar visual kurang lengkap dalam penulisan permasalahan yang
ditanyakan terutama kelengkapan informasi yang diperoleh dari soal yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan Depoter dan Mike (2015: 116) bahwa seseorang
dengan gaya belajar visual kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka
148
ingin memperhatikan sesuatu. Ketika siswa dengan gaya belajar visual mulai fokus
untuk mengerjakan soal, terkadang mereka kehilangan konsentrasi sehingga
menyebabkan beberapa informasi teringgal saat proses pengerjaan. Pada tahap
klarifikasi siswa dengan gaya belajar visual juga mampu merumuskan pertanyaan
yang diminta pada soal.
Pada tahap assesmen siswa dengan gaya belajar visual mampu memenuhi 2
indikator berpikir kritis yaitu dapat menggali informasi atau pengetahuan yang
relevan dari soal sehingga dapat membantunya untuk menyelesaikan soal. Siswa
dengan gaya belajar visual dapat menggambarkan sketsa sesuai dengan informasi
yang diperoleh pada soal. Hal ini sesuai dengan Mufida (2015) yang berpendapat
bahwa siswa dengan gaya belajar visual mampu menggambar sktetsa yang sesuai
pada soal dengan rapi dan disertai dengan keterangan yang lengkap. Indikator
selanjutnya yaitu mampu menentukan ide yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal. Hal ini sesuai dengan Tiffani (2015) yang berpendapat bawa
siswa dengan gaya belajar visual melaksanakan langkah-langkah penyelesaian
diawali dengan mengolah informasi yaitu mereka mengaitkan data-data untuk
menentukan rumus yang digunakan. Mufida (2015) juga berpendapat bahwa siswa
dengan gaya belajar visual mampu mengekspesikan ide-ide yang dimilikinya
dengan rapi dan teratur sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya dan
informasi yang diperolehnya sehingga siswa mampu menyelesaikan dan
menjawab permasalahan dengan sangat baik.
Pada tahap penyimpulan siswa dengan gaya belajar visual hanya mampu
mencapai simpulan pada soal saja tetapi tidak mampu menggeneralisasikan
149
simpulan sesuai fakta pada soal. Siswa dengan gaya belajar visuak tidak dapat
menggeneralisaikan simpulan yang diperoleh dari soal 1 dan 2. Pada soal 1,
subjek G10 dan G14 sama-sama hanya menuliskan ( ) m saja.
Subjek G10 dan G14 tidak menuliskan generalisasi dari kesimpulan tersebut yaitu
“Jadi, tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama adalah ( ) m. Hal
serupa juga terjadi pada soal 2. Subjek G10 dan G14 hanya menuliskan
unit. Pada saat dilakukan wawancara, subjek G10 dan G14 juga tidak
dapat menyebutkan simpulan akhir dengan baik. Oleh karena itu diperoleh
kesimpulan bahwa siswa dengan gaya belajar visual belum mampu
menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal. Hal ini sesuai dengan
Depoter dan Mike (2015:116) bahwa seseorang dengan gaya belajar visual
seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-
kata. Hasil penelitian Tiffani (2015) menunjukkan bahwa siswa dengan gaya
belajar visual kurang mampu mencapai simpulan akhir untuk menjawab hal yang
diminta dalam soal. Selain itu hasil penelitian Mufida (2015) juga menunjukkan
bahwa siswa mampu menyelesaikan permasalahan dan mampu menuliskan
jawaban dengan baik tetapi siswa belum mampu untuk menyimpulkan jawaban
permasalahan dengan menuliskan kesimpulan.
Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar visual mampu mengerjakan
soal dengan langkah yang runtut dan benar serta dapat menjelaskan dengan baik
langkah penyelesaian soal yang sudah ditemukan saat dilaksanakan wawancara.
Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar visual dapat menggunakan
informasi dan ide relevan yang diperoleh pada tahap assesmen untuk
150
menyelesaikan soal. Siswa dengan gaya beajar visual mampu menentukan
langkap soal 1 dengan runtut dan benar yaitu mencari sudut elevasi Dino dan Vino
terlebih dulu kemudian menggunakan rumus tangen untuk mencari panjang sisi
yang ditanyakan. Hal ini sesuai dengan Tiffani (2015) bahwa siswa dengan gaya
belajar visual mampu mengambil data-data yang dianggap penting dan digunakan
selama proses penyelesaian masalah.
4.3.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Gaya Belajar Auditori
Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk kemampuan berpikir kritis siswa
dengan gaya belajar auditori adalah G36 dan G13. Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan bahwa G36 dan G13 hanya mampu memenuhi tahap kemampuan
berpikir kritis menurut Perkins dan Murphy yaitu assesmen saja. Siswa dengan gaya
belajar auditori belum mampu memenuhi tahap klarifikasi, penyimpulan dan strategi
dengan baik.
Pada tahap klarifikasi, siswa dengan gaya belajar auditori kurang mampu untuk
menentukan informasi yang terdapat pada soal. Subjek G36 tidak menuliskan
informasi yang diperoleh pada soal dan hanya menuliskan pertanyaan yang diminta
pada soal. Subjek G13 juga tidak menuliskan informasi yang diperoleh pada soal dan
tidak menuliskan pertanyaan yang diminta pada soal. Hal ini sesuai dengan Depoter
dan Mike (2015: 118) bahwa seseorang dengan gaya belajar auditori merasa
kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita. Sehingga, pada tahap
klarifikasi ini siswa dengan gaya belajar auditori dapat menyebutkan informasi
yang diperoleh pada soal saat dilakukan wawancara.
Pada tahap assesmen subjek auditori mampu memenuhi 2 indikator berpikir
kritis yaitu dapat menggali informasi atau pengetahuan yang relevan dari soal
151
sehingga dapat membantunya untuk menyelesaikan soal dan mampu menentukan
ide yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. Hal ini sesuai dengan Tiffani
(2015) yang berpendapat bahwa siswa dengan gaya belajar auditori mampu
membuat rencana penyelesaian.
Pada tahap penyimpulan siswa dengan gaya belajar auditori kurang mampu
menyelesaikan soal dengan benar sehingga menyebabkan mereka mencapai
simpulan yang salah. Hal ini sesuai dengan Tiffani (2015) yang berpendapat
bahawa subjek auditori melakukan proses pengolahan informasi yang kurang tepat
sehingga mengakibatkan hasil akhirnya salah. Hasil penelitian Mufida (2015) juga
menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar auditorial mampu mendefinisikan
rumus-rumus matematika karena memang telah didiskusikan dan telah ia ketahui
sebelumnya. Tetapi siswa dengan gaya belajar ini belum mampu mengekspresikan
ide untuk menyelesaikan permasalahan secara maksimal sehingga siswa belum
mampu mengevaluasi idenya dengan baik. Selain itu, siswa dengan gaya belajar
auditori juga kurang mampu menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada
soal.
Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar auditori mampu mengerjakan
soal dengan langkah yang runtut dan benar namun tidak dapat menjelaskan
dengan baik langkah penyelesaian soal yang sudah ditemukan saat dilaksanakan
wawancara. Hal ini sesuai dengan Tiffani (2015) bahwa siswa dengan gaya
belajar auditori hanya mempu mengolah informasi dengan menunjukkan
penggunaaan rumus yang telah dituliskannya, tetapi kurang mampu menyimpan
152
dan mengingat informasi selama proses perencanaan dan pelaksanaan
penyelesaian.
4.3.3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Gaya Belajar Kinestetik
Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk kemampuan berpikir kritis siswa
dengan gaya belajar kinestetik adalah G22 dan G16. Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan bahwa G22 dan G16 mampu memenuhi keempat tahap kemampuan
berpikir kritis menurut Perkins dan Murphy, yaitu klarifikasi, assesmen, penyimpulan
dan strategi dengan baik.
Pada tahap klarifikasi, siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu untuk
menentukan informasi yang terdapat pada soal dan mampu merumuskan pertanyaan
yang dimnta pada soal dengan baik. Hal ini sesuai dengan Amir (2015) bahwa
seseorang dengan gaya belajar kinestetik dalam proses berpikir kritis dalam
memecahkan masalah mampu menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan
pada soal. Ketika wawancara, siswa dengan gaya belajar kinestetik menggunakan jari
telunjuk untuk mambaca soal dan menyebutkan informasi apa saja yang terdapat pada
soal. Hal ini sesuai dengan Depoter dan Mike (2015: 118) yang mengemukakan
bahwa seseorang dengan gaya belajar kinestetik biasanya menggunakan jari sebagai
penunjuk ketika membaca.
Pada tahap assesmen subjek kinestetik mampu memenuhi 2 indikator
berpikir kritis dengan baik yaitu dapat menggali informasi atau pengetahuan yang
relevan dari soal dan mampu menentukan ide yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal. Hal ini sesuai dengan Amir (2015) yang berpendapat bahwa
153
siswa dengan dengan gaya belajar kinestetik dalam proses berpikir kritis mampu
menyebutkan semua kemungkinan cara dan jawaban tepat yang dapat digunakan
sehingga dalam menyelesaikan masalah dengan baik.
Pada tahap penyimpulan siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu
mencapai simpulan pada soal saja dan mampu menggeneralisasikan simpulan
sesuai fakta pada soal. Siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu menuliskan
dan menyebukan generalisasi dari kesimpulan tersebut yaitu “Jadi, tinggi gedung
kantor PT. Persada Barutama adalah ( ) m. Hal serupa juga terjadi pada
soal 2. Siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu menyebutkan generalisasi dari
simpulan soal 2 yaitu prediksi penjualan bulan Maret 2016 adalah unit.
Oleh karena itu diperoleh kesimpulan bahwa siswa dengan gaya belajar kinestetik
mampu menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu
mengerjakan soal dengan langkah yang runtut dan benar serta dapat menjelaskan
dengan baik langkah penyelesaian soal yang sudah ditemukan saat dilaksanakan
wawancara. Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar kinestetik
memperhatikan syarat-syarat yang terdapat dalam soal, mampu mengolah
informasi dengan menggunakan rumus yang benar. Hal ini sesuai dengan Tiffani
(2015) yang berpendapat bahwa subjek kinestetik tahap mampu menunjukkan
penggunaan rumus yang diterapkan, mampu menyimpan dan mengingat informasi
dan melakukan pengecekan kembali pada proses perhitungan dan langkah-
langkah yang diterapkan.
4.3.4 Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Kritis
154
Pada penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran Resource Based Learning. Pada penelitian ini, diperoleh bahwa
rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis untuk setiap tipe gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetik sebagai berturut-turut adalah 83,8; 81,9; 89,4. Rata-rata
kemampuan berpikir kritis untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik adalah
89,4.
Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar
kinestetik memiliki hasil tes kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dari gaya
belajar lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Karim (2014) menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang memiliki gaya belajar
kinestetik lebih tinggi daripada rerata kemampuan berpikir kritis siswa yang
memiliki gaya belajar visual dan auditorial.
Berdasarkan penelitian oleh Amir (2015) siswa dengan gaya belajar
kinestetik memiliki kemampuan lebih baik dalam hal berpikir kritis. Hal ini
dikarenakan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dapat menyebutkan
pilihan cara dan jawaban yang masuk akal dan dapat menganalisis pilihan tersebut
untuk menemukan cara dan jawaban yang terbaik. Siswa dengan gaya belajar
kinestetik juga dapat menyebutkan alasan yang tepat saat memilih cara dan
memperoleh jawaban karena siswa dengan gaya belajar kinestetik mengecek
kembali pekerjaannya secara menyeluruh.
Sementara itu, siswa dengan gaya belajar visual cenderung melihat fokus
permasalahan dan menganalisa jawaban berdasarkan gambar. Apabila
permasalahan yang disajikan berupa soal cerita, siswa dengan gaya belajar visual
155
sedikit merasa kesulitan. Siswa dengan gaya belajar auditori, Siswa auditori
seringkali membaca soal dan jawaban agar dapat menyebutkan fokus
permasalahan, apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan menganalisa
permasalahan. Sehingga untuk menjelaskan alasan dan strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah siswa dengan gaya belajar auditori kurang mampu.
156
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan pada Bab 1, hasil penelitian
dan pembahasan di Bab 4, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran Resource Based
Learning mencapai ketuntasan klasikal.
2. Analisis kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual adalah
sebagai berikut.
a. Pada tahap klarifikasi siswa dengan gaya belajar visual mampu
menentukan informasi/fakta yang ada pada soal dengan benar, namun
sedikit kekurangan dan mampu merumuskan masalah dengan benar dan
lengkap.
b. Pada tahap assesmen siswa dengan gaya belajar visual mampu menggali
informasi/pengetahuan yang relevan pada soal dengan benar dan mampu
menentukan ide/konsep yang akan digunakan pada soal dengan baik.
c. Pada tahap penyimpulan siswa dengan gaya belajar visual mampu
mencapai simpulan pada soal dengan benar namun tidak mampu
menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
d. Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar visual mampu mengerjakan
soal dengan langkah yang runtut dan benar dan mampu menjelaskan
langkah penyelesaian soal dengan baik.
155
157
3. Analisis kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar auditori adalah
sebagai berikut.
a. Pada tahap klarifikasi siswa dengan gaya belajar auditori kurang mampu
menentukan informasi/fakta yang ada pada soal dan mampu merumuskan
masalah dengan benar dan lengkap.
b. Pada tahap assesmen siswa dengan gaya belajar auditori mampu menggali
informasi/pengetahuan yang relevan dari soal dengan benar dan mampu
menentukan ide/konsep yang akan digunakan pada soal dengan baik.
c. Pada tahap penyimpulan siswa dengan gaya belajar auditori kurang
mampu mencapai simpulan pada soal dengan benar dan kurang mampu
menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
d. Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar auditori mampu
mengerjakan soal dengan langkah yang runtut dan benar namun kurang
mampu menjelaskan langkah penyelesaian soal dengan baik
4. Analisis kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar kinestetik
adalah sebagai berikut.
a. Pada tahap klarifikasi siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu
menentukan informasi/fakta yang ada pada soal dan mampu merumuskan
masalah dengan benar dan lengkap.
b. Pada tahap assesmen siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu
menggali informasi/pengetahuan yang relevan dari soal dengan benar dan
mampu menentukan ide/konsep yang akan digunakan pada soal dengan
baik.
158
c. Pada tahap penyimpulan siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu
mencapai simpulan pada soal dengan benar dan mampu
menggeneralisasikan simpulan sesuai fakta pada soal.
d. Pada tahap strategi siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu
mengerjakan soal dengan langkah yang runtut dan benar serta mampu
menjelaskan langkah penyelesaian soal dengan baik.
5. Kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik sedikit kurang mampu untuk memenuhi tahap penyimpulan dengan
baik.
6. Kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik mampu memenuhi tahap assesmen dengan baik, karena siswa
dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dapat menggali informasi
yang relevan dari soal dan mampu menentukan ide/konsep yang akan
digunakan.
5.2 Saran
1. Berdasarkan pembahasan di Bab 4 dan simpulan, dalam pembelajaran
matematika dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa disarankan kepada guru matematika sebagai berikut.
a. Guru sebaiknya menentukan gaya belajar siswa di awal pembelajaran
untuk mengetahui perbedaan gaya belajar siswa.
b. Guru sebaiknya membiasakan siswa dengan gaya belajar visual untuk
menuliskan simpulan sesuai dengan permasalahan yang diberikan.
159
c. Guru sebaiknya membiasakan siswa dengan gaya belajar auditori untuk
membuat daftar pertanyaan terkait permasalahan yang diberikan dan
menjawab pertanyaan tersebut sehingga siswa mampu menentukan fakta
yang ada, membiasakan siswa untuk menuliskan simpulan sesuai dengan
permasalahan yang diberikan, dan melibatkan diri dalam diskusi sehingga
siswa terbiasa dalam menganalisis serta mengevaluasi pendapat sehingga
mampu memadukan informasi satu dengan informasi yang lain.
d. Guru sebaiknya membiasakan siswa dengan gaya belajar kinestetik untuk
tidak dibatasi ruang geraknya sehingga dapat mengembangkan
kemampuan observasi dan memberikan berbagai informasi mengenai
definisi/ pengertian dalam suatu materi yang diberikan.
2. Guru sebaiknya melakukan pembelajaran yang dapat mengeksplorasi
kemampuan berpikir kritis siswa, misalnya dengan kasus-kasus yang
mengarahkan siswa untuk melakukan analisis, inferensi, dan evaluasi. Hal ini
dapat digali melalui pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang dipersiapkan
guru sebelum pembelajaran dilaksanakan.
3. Penerapan model pembelajaran RBL ini dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk guru agar siswa dapat secara aktif terlibat dalam pembelajaran sehingga
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Perlu diadakan penelitian yang serupa dengan subjek penelitian dengan
indikator kemampuan berpikir kritis menurut pakar lainnya.
160
5. Perlu diadakan penelitian lanjutan yang membahas mengenai komparasi
kemampuan berpikir kritis siswa dengan perbandingan antara gaya belajar
visual, auditori, dan kinestetik.
161
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C. T. et al. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Adhitya, Y. 2015. Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VII dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Materi Segiempat Ditinjau Dari Gaya Belajar.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Aliyah, U.H. 2013 Keefektifan Model Resource Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Lingkaran. Journal
Mathematics of Education, Vol 2 No 1.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Arikunto, S. 2009. Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Apriliana, A. 2015. Eksperimentasi Model Pembelajaran Resource Based
Learning (RBL) Dan Problem Based Learning (PBL) Ditinjau dari
Kemampuan Komunikasi Matematika Peserta Didik Kelas XI SMA
Sekabupaten Kudus Tahun 2013/2014. Tesis. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Amir, M.F. 2015. Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Memecahkan
Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan Gaya Belajar.
Jurnal Math Educator Nusantara, Vol 1, No 2.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan
Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
DePorter, B dan Mike H. 2015. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Duron, R dan Husson C. 2006. Critical Thinking Framework For Any Discipline
International Journal of Teaching and Learning in Hogher Education, 17
(2): 163-166 tersedia di
http://sazlie.com/bahan/promotecriticalthinking.pdf diakses [22-12-2015]
Ennis, R. H. 1996. Critical Thinking. America: University of Illinois
162
Gunawan, A.W. 2006. Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk
Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia.
Gunawan, I. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Ghufron, M.N. 2013. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Halim, A. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat.
Jurnal Tabularasa PPS Unimed, Vol 9 (2): 141-158.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartati, L. 2013. Pengaruh Gaya Belajar dan Sikap Siswa Pada Pelajaran
Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA. Vol 3 No 3.
Hasratuddin. 2010. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP
melalui Pendekatan Matematik Realistik. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol 4 No 2.
Hassoubah, Z. I. 2002. Mengasah Pikiran Kreatif Dan Kritis. Jakarta: Nuansa
Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Jihad, A. & Abdul H. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Karim, A. 2014. Pengaruh Gaya Belajar dan Sikap Siswa Pada Pelajaran
Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal
Formatif Vol 4(3): 188-195
Kemdikbud, 2013. Kurikukum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Khaeriyah, E. 2015. Penerapan Model RBL dengan Pendekatan Scientific dalam
Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam pada Siswa
Kelas IV SDN 1 Klapasawit Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Kurniasih, A. W., 2013. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dalam
Mengembangkan Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru.
Prosiding Seminar Nasional Matematika 2013. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
163
Liberna, H. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif Vol 2(3): 190-197.
Mufida, M. 2015. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis pada Model PBL
dengan Pendekatan Saintifik Berdasarkan Gaya Belajar Siswa Kelas VIII.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Moleong, L. J. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar
(Ed. 15). Jakarta: Bumi Aksara.
OECD. 2009. PISA 2009 Assesment Framework-Key Competencecies in Reading,
Mathematics and Science. Paris: OECD.
Perkins, C., dan Murphy, E. 2006. Identifying and measuring individual
engagement in critical thinkingmin online discussion: An exploring case
study. Educational Technology dan Society, 9(1): 298-307. Tersedia di
http://research.library.mun.ca/2462/3/Identifying_and_measuring_individu
al_engagement_in_critical_thinking_in_online_discussions_An_explorator
y_case_study.pdf diakses [22-12-2015]
Samples, B. 2002. Revolusi Belajar Untuk Anak Anda: Panduan Belajar Sambil
Bermain untuk Membuka Pikiran Anak-anak Anda. Bandung: Kaifa.
Setiawan, H. 2014. Soal Matematika dalam Pisa Kaitannya dengan Literasi
Matematika dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Seminar
Nasional Matematika Universitas Jember.
Setiawan, T. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan
Higher Order Thinking Journal Mathematics of Education, Vol 1 No 1.
Setiawan, Y. 2012. Analisis Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan
Masalah Terbuka pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP
Negeri 1 Turi Lamongan. Undergraduate thesis. UIN Sunan Ampel
Surabaya.
Setyawati, R. D. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Model Problem Based Learning Berorientasi Enterpreneurship dan
Berbantuan CD Interaktif. Prosiding Seminar Nasional Matematika 2013.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
164
Siregar, E. 2008. Pengembangan Belajar Berbasis Aneka Sumber. Tersedia di
http://www.teknologipendidikan.net/wp-
content/uploads/2008/02/eveline_belajar_berbasis_aneka_sumber.PDF
diakses [2 Januari 2016]
Sirnayatin, T.A. 2013. Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran
Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia di
http://repository.upi.edu/607/6/T_SEJ_1006902_CHAPTER%203.pdf
[diakses 4-1-2016]
Stacey. 2011. The PISA of Mathematical Literacy in Indonesia. Australia:
University of Melbourne.
Sudjana, N. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sutrisno. 2010. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran
Resource Based Learning. Jurnal Aksioma IKIP PGRI Semarang, Vol.1,
No.1. Tersedia di http://e-
jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/aksioma/article/view/73 [diakses 22-
12-2015]
Tiffani, H. 2015. Profil Proses Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal
Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar dan Gaya Kognittif. Jurnal
Kependidikan Dasar. Vol 1(1): 7-21
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka.
Winkel, W.S 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
165
Lampiran 1. Daftar nama siswa
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X MIPA 1
SMA NEGERI 1 JUWANA
NO NAMA KODE SISWA
1 ADE YUSRIL B. G-01
2 ANNA NUR R. G-02
3 AZHAR DHIYA U. H. G-03
4 CITRA TRI TUNGGAL D. G-04
5 DEVI NIKEN TRISNAWATI G-05
6 DEVY KURNIAWATI G-06
7 DIAN WULAN SARI G-07
8 EKA MERLIYANI CINDI LORENSA G-08
9 EL FINA DAMAYANTI G-09
10 ERNA RISNIYANTI G-10
11 EVA APRILISTA G-11
12 EVITA NURUL A. G-12
13 FEBRIYANTI E. M G-13
14 FITRI MELINA R. G-14
15 IKA FEBY ASTUTI G-15
16 IMROATUL HASANAH G-16
17 INDAH DWI S. G-17
18 INDRIANI G-18
19 KHOFIFAH TRI NUR R. G-19
20 KHURIYATUL ZUHROH G-20
21 KUMORO RETNO G-21
22 KURNIAWAN WILLY PRASETYO G-22
23 LAILY HIDAYAH G-23
24 LIANA MUAZZAROH G-24
25 LUSIANI G-25
166
26 MAHARANI SUKMA G-26
27 MAULIDIA PRADHITA N. A. G-27
28 MUAZ KHUZAIMAH G-28
29 NADIA STOVINA G-29
30 NISSA ANGGRAENI G-30
31 NUR ASIH JAYANTI G-31
32 PUTRI AGUSTINA G-32
33 RANA SALSABELLA G-33
34 RIFKA HANA INDRASWARI G-34
35 SITI RUBIYANTI G-35
36 SRI LESTARI G-36
37 TIZA DAMAYANTI G-37
38 WIDIYA NURVITA G-38
39 WIKAYANTI LUVITA SARI G-39
40 MUHAMMAD FUAD G-40
166
Lampiran 2. Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN: MATEMATIKA (WAJIB)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
168
167
Kompetensi Dasar Materi
Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
3.16 Mendeskripsikan
dan menentukan
hubungan
perbandingan
Trigonometri dari
sudut di setiap
kuadran, memilih
dan menerapkan
dalam
penyelesaian
masalah nyata dan
matematika.
Trigonometri 1. Menentukan nilai
perbandingan trigonometri
dari sudut khusus, melalui
hubungan antar perbandingan
trigonometri pada segitiga
siku-siku dan sudut pada
setiap kuadran, dan
penerapannya pada masalah
nyata dan matematika.
2. Menentukan nilai
perbandingan trigonometri
dari sudut di semua kuadran
melalui hubungan antar
perbandingan trigonometri
pada segitiga siku-siku dan
sudut pada setiap kuadran,
dan penerapannya pada
masalah nyata dan
matematika.
1. Tugas
kelompok.
2. Tugas
individu
berupa
kuis.
3. Ulangan
4x 2JP 1. Kemendikbud,
2013. Buku
Matematika
kelas X.
Jakarta:
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
halaman 261-
271.
2. Lembar Kerja
3. Lembar Tugas
4. Buku referensi
dan artikel.
5. Internet.
169
168
Kompetensi Dasar Materi
Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
3. Memenukan rumus sudut-
sudut di semua kuadran.
4.14 Menerapkan
perbandingan
trigonometri dalam
menyelesaikan
masalah.
170
171
Lampiran 3. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Juwana
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/Semester : X MIPA 1/II
Materi Pokok : Trigonometri
Alokasi Waktu : 4 x 2JP
A. Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1. 1.1 Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
1.1.1 Berdoa sebelum dan
setelah pelajaran.
1.1.2 Memberi salam sebelum
172
dan sesudah kegiatan
pelajaran.
1.1.3 Memberi salam sebelum
dan sesudah
menyampaikan
pendapat dan presentasi
dalam diskusi.
2. 2.1 Menunjukkan sikap logis,
kritis, analitik, konsisten dan
teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah
menyerah dalam memecahkan
masalah.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya
diri, dan ketertarikan pada
matematika serta memiliki rasa
percaya pada daya dan kegunaan
matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.
2.2.1 Memiliki sikap
tanggung jawab dalam
mempelajari materi
trigonometri melalui
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya baik
mandiri atau kelompok.
2.2.1 Memiliki sikap percaya
diri dalam mempelajari
materi trigonometri
melalui pelaksanaan
tugas baik mandiri atau
kelompok.
3. 3.1 Memahami dan menentukan
hubungan perbandingan
trigonometri dari sudut di
setiap kuadran, memilih dan
menerapkan dalam
penyelesaian masalah nyata dan
matematika
3.1.1 Menentukan nilai
perbandingan
trigonometri dari sudut
khusus.
3.1.2 Menentukan nilai
perbandingan
trigonometri dari sudut
di semua kuadran.
3.1.3 Menemukan rumus
sudut-sudut di semua
173
kuadran.
4. 4.1 Menerapkan perbandingan
trigonometri dalam
menyelesaikan masalah.
4.1.1 Menyelesaikan masalah
sehari-hari dengan
menggunakan
perbandingan
trigonometri.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi, tanya jawab, pada model Resource Based Learning
dan pendekatan scientific dalam pembelajaran trigonometri ini diharapkan siswa
bertanggungjawab dan percaya diri dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat:
Pertemuan 1:
3.1.1.1 Menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut
3.1.1.2 Menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut
3.1.1.3 Menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut
3.1.1.4 Menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut
3.1.1.5 Menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut
Pertemuan 2:
3.1.2.1 Menentukan nilai perbandingan trigonometri di kuadran I
3.1.2.2 Menentukan nilai perbandingan trigonometri di kuadran II
3.1.2.3 Menentukan nilai perbandingan trigonometri di kuadran III
3.1.2.4 Menentukan nilai perbandingan trigonometri di kuadran IV
Pertemuan 3:
3.1.3.1 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
3.1.3.2 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
3.1.3.3 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
3.1.3.4 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
Pertemuan 4:
3.1.3.5 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
3.1.3.6 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
174
3.1.3.7 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
3.1.3.8 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut (
)
3.1.3.9 Menemukan rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( )
4.1.4.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan rumus
perbandingan trigonometri.
D. Materi Pembelajaran
Perbandingan trigonometri dari sudut khusus.
Perbandingan trigonometri dari sudut di semua kuadran.
E. Metode/Model Pembelajaran
Metode pembelajaran : Diskusi dan tanya jawab
Pendekatan pembelajaran : Pendekatan saintifik
Model pembelajaran : Resource Based Learning (RBL)
F. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat/Bahan:
a. Alat tulis
b. Lembar Kerja Siswa
c. Lembar Tugas Siswa
d. Lembar penilaian
2. Sumber Belajar:
a. Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku
Matematika kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
halaman 261-271.
b. LKS Penerbit Viva Pakarindo.
c. Teman sekelompok.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
175
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahuluan 5 menit
1. Guru hadir di kelas tepat waktu dan membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
2. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa antara
lain:
- Guru dan siswa berdoa bersama yang dipimpin
oleh perwakilan siswa (apabila pada jam pelajaran
pertama).
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menyiapkan lembar kerja dan lembar tugas.
- Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran
matematika kelas X.
3. Guru memberikan informasi tentang materi yang akan
dipelajari serta kegiatan yang akan dilakukan bersama
yaitu mendiskusikan materi perbandingan trigonometri
pada sudut khusus.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu dengan model Resource Based Learning
siswa dapat:
- Menentukan nilai perbandingan trigonometri
(sinus, cosinus, dan tangen) dari sudut khusus.
- Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
menggunakan perbandingan trigonometri.
5. Guru memberikan apersepsi: Mengingat kembali tentang
perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
(menanya, mengumpulkan informasi)
Kegiatan Inti 75
menit Tahap 1: Mengidentifikasi topik pembelajaran, pertanyaan,
dan permasalahan.
176
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
1. Guru memberikan video pembelajaran tentang aplikasi
trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
mengukur ketinggian tiang bendera jika dilihat dengan
sudut elevasi tertentu. (mengamati)
2. Guru menanyakan contoh lain mengenai trigonometri
dalam kehidupan sehari-hari. (menanya)
3. Guru mengajak siswa agar memiliki rasa ingin tahu dan
berpikir kritis dengan menyelesaikan masalah mengenai
bagaimana mendapatkan nilai sinus sudut 90 .
4. Guru bertanya tentang bagaimana mengaitkan sisi-sisi pada
segitiga siku-siku dengan koordinat pada sumbu koordinat
cartesius. (menanya)
5. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi
scaffolding dengan mengingatkan siswa dengan sudut
sebagai besar putaran.
Tahap 2: Merencanakan cara mencari informasi
6. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen.
7. Guru membagikan lembar kerja dan lembar tugas siswa
kepada masing-masing kelompok. (lampiran 1 dan
lampiran 2)
8. Guru memberikan informasi bahwa yang dikerjakan
terlebih dahulu adalah lembar kerja siswa dan
mengingatkan untuk menulis identitas anggota kelompok.
Tahap 3: Mengumpulkan informasi
9. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya menyelesaikan
lembar kerja dan lembar tugas dengan menggunakan
sumber belajar yang ada yaitu buku paket, LKS, video
pembelajaran, dan teman satu kelompok. (mencoba,
177
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
menalar)
10. Guru membimbing siswa agar setiap kelompok mencatat
penemuannya.
11. Siswa secara kelompok dapat menanyakan kesulitan
dalam mengerjakan lembar kerja.
Tahap 4: Menggunakan informasi
12. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
menjawab hasil pekerjaannya di depan kelas.
(mengkomunikasikan)
13. Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban hasil
pekerjaan di depan kelas.
14. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada
kesulitan.
Tahap 5: Mensintesa Informasi
15. Guru membimbing siswa untuk menuliskan rangkuman
hasil pembelajaran dari sumber belajar yang ada agar
mudah dipahami siswa.
Tahap 6: Evaluasi
16. Guru memberi soal kuis yang dikerjakan secara individu.
(lampiran 5)
Penutup 10
menit 1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi
perbandingan trigonometri pada sudut khusus dan sudut
di semua kuadran yang baru saja dipelajari.
2. Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
3. Siswa diberi tugas rumah yaitu menyelesaikan latihan
soal pada bahan ajar yang dimiliki siswa yaitu buku
matematika SMA kelas X halaman 279.
178
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tekun
belajar.
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa setelah
pembelajaran berakhir (jika pada jam terakhir).
6. Guru meninggalkan ruang kelas tepat waktu.
179
Pertemuan 2
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahuluan 5 menit
1. Guru hadir di kelas tepat waktu dan membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
2. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa antara
lain:
- Guru dan siswa berdoa bersama yang dipimpin
oleh perwakilan siswa (apabila pada jam pelajaran
pertama).
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menyiapkan lembar kerja.
- Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran
matematika kelas X.
3. Guru memberikan informasi tentang materi yang akan
dipelajari serta kegiatan yang akan dilakukan bersama
yaitu mendiskusikan materi nilai perbandingan
trigonometri pada sudut di semua kuadran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu dengan model Resource Based Learning
siswa dapat:
- Menentukan nilai perbandingan trigonometri dari
sudut di semua kuadran.
- Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
menggunakan perbandingan trigonometri.
5. Guru memberikan apersepsi: Mengingat kembali tentang
perbandingan trigonometri sudut khusus. (menanya,
mengumpulkan informasi)
Kegiatan Inti 75
180
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Tahap 1: Mengidentifikasi topik pembelajaran, pertanyaan,
dan permasalahan.
menit
1. Guru memberikan video berupa bianglala yang biasanya
ada di pasar malam atau tempat permainan lainnya
mempunyai banyak sudut yang terbentuk agar bianglala
menjadi seimbang. (mengamati)
2. Guru menanyakan contoh lain mengenai trigonometri
dalam kehidupan sehari-hari. (menanya)
3. Guru mengajak siswa agar memiliki rasa ingin tahu dan
berpikir kritis dengan menyelesaikan masalah mengenai
bagaimana mendapatkan nilai sinus sudut di atas 90 ,
misalnya 120 . (tidak terpecahkan bila menggunakan
definisi menggunakan sisi-sisi pada segitiga siku-siku).
Tahap 2: Merencanakan cara mencari informasi
4. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 5 siswa yang heterogen.
5. Guru membagikan lembar kerja dan lembar tugas siswa
kepada masing-masing kelompok. (lampiran 1 dan
lampiran 2)
6. Guru memberikan informasi bahwa yang dikerjakan
terlebih dahulu adalah lembar kerja siswa dan
mengingatkan untuk menulis identitas anggota kelompok.
Tahap 3: Mengumpulkan informasi
7. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya menyelesaikan
lembar kerja dengan menggunakan sumber belajar yang
ada yaitu buku paket, LKS, video pembelajaran, dan
teman satu kelompok. (mencoba, menalar)
8. Guru membimbing siswa agar setiap kelompok mencatat
181
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
penemuannya.
9. Siswa secara kelompok dapat menanyakan kesulitan
dalam mengerjakan lembar kerja.
Tahap 4: Menggunakan informasi
10. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
menjawab hasil pekerjaannya di depan kelas.
(mengkomunikasikan)
11. Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban hasil
pekerjaan di depan kelas.
12. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada
kesulitan.
Tahap 5: Mensintesa Informasi
13. Guru membimbing siswa untuk menuliskan rangkuman
hasil pembelajaran dari sumber belajar yang ada agar
mudah dipahami siswa.
Tahap 6: Evaluasi
14. Guru memberi soal kuis yang dikerjakan secara individu.
(lampiran 5)
Penutup 10
menit 1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi
perbandingan trigonometri pada sudut khusus dan sudut
di semua kuadran yang baru saja dipelajari.
2. Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
3. Siswa diberi tugas rumah yaitu menyelesaikan latihan
soal pada bahan ajar yang dimiliki siswa yaitu buku
matematika SMA kelas X halaman 279.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tekun
182
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
belajar.
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa setelah
pembelajaran berakhir (jika pada jam terakhir).
6. Guru meninggalkan ruang kelas tepat waktu.
183
Pertemuan 3
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahuluan 5 menit
1. Guru hadir di kelas tepat waktu dan membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
2. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa antara
lain:
- Guru dan siswa berdoa bersama yang dipimpin
oleh perwakilan siswa (apabila pada jam pelajaran
pertama).
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menyiapkan lembar kerja dan lembar tugas.
- Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran
matematika kelas X.
3. Guru memberikan informasi tentang materi yang akan
dipelajari serta kegiatan yang akan dilakukan bersama
yaitu mendiskusikan bagaimana rumus perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut di semua kuadran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu dengan model Resource Based Learning
siswa dapat:
- Menemukan rumus perbandingan
trigonometriuntuk sudut-sudut ( ) (
) ( ) ( )
- Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
menggunakan rumus perbandingan trigonometri.
5. Guru memberikan apersepsi: Mengingat kembali tentang
nilai perbandingan trigonometri sudut di semua kuadran.
(menanya, mengumpulkan informasi)
Kegiatan Inti 75
184
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Tahap 1: Mengidentifikasi topik pembelajaran, pertanyaan,
dan permasalahan.
menit
1. Guru menunjukkan gambar tempat tidur pasien di rumah
sakit dan menanyakan bagaimana cara mencari sudut
yang terbentuk di bawah sandaran tempat tidur pasien di
rumah sakit. (mengamati, menanya)
2. Guru menanyakan contoh lain mengenai trigonometri
dalam kehidupan sehari-hari. (menanya)
3. Guru mengajak siswa agar memiliki rasa ingin tahu dan
berpikir kritis dengan menyelesaikan masalah mengenai
bagaimana mendapatkan nilai sinus sudut di atas 180 ,
misalnya 210 .
4. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi
scaffolding dengan mengingatkan siswa dengan nilai
perbandingan sudut di berbagai kuadran.
Tahap 2: Merencanakan cara mencari informasi
5. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4 siswa yang heterogen.
6. Guru membagikan lembar kerja dan lembar tugas siswa
kepada masing-masing kelompok. (lampiran 1 dan
lampiran 2)
7. Guru memberikan informasi bahwa yang dikerjakan
terlebih dahulu adalah lembar kerja siswa dan
mengingatkan untuk menulis identitas anggota kelompok.
Tahap 3: Mengumpulkan informasi
8. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya menyelesaikan
lembar kerja dan lembar tugas dengan menggunakan
sumber belajar yang ada yaitu buku paket, LKS, video
185
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
pembelajaran, dan teman satu kelompok. (mencoba,
menalar)
9. Guru membimbing siswa agar setiap kelompok mencatat
penemuannya.
10. Siswa secara kelompok dapat menanyakan kesulitan
dalam mengerjakan lembar kerja.
Tahap 4: Menggunakan informasi
11. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
menjawab hasil pekerjaannya di depan kelas.
(mengkomunikasikan)
12. Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban hasil
pekerjaan di depan kelas.
13. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada
kesulitan.
Tahap 5: Mensintesa Informasi
14. Guru membimbing siswa untuk menuliskan rangkuman
hasil pembelajaran dari sumber belajar yang ada agar
mudah dipahami siswa.
Tahap 6: Evaluasi
15. Guru memberi soal kuis yang dikerjakan secara individu.
(lampiran 5)
Penutup 10
menit 1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan rumus
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut (
) ( ) ( ) ( )
2. Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
186
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
3. Siswa diberi tugas rumah yaitu menyelesaikan latihan
soal pada bahan ajar yang dimiliki siswa yaitu buku
matematika SMA kelas X halaman 279.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tekun
belajar.
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa setelah
pembelajaran berakhir (jika pada jam terakhir).
6. Guru meninggalkan ruang kelas tepat waktu.
187
Pertemuan 4
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Pendahuluan 5 menit
1. Guru hadir di kelas tepat waktu dan membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
2. Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa antara
lain:
- Guru dan siswa berdoa bersama yang dipimpin
oleh perwakilan siswa (apabila pada jam pelajaran
pertama).
- Mengecek kehadiran siswa.
- Menyiapkan lembar kerja dan lembar tugas.
- Meminta siswa menyiapkan buku pelajaran
matematika kelas X.
3. Guru memberikan informasi tentang materi yang akan
dipelajari serta kegiatan yang akan dilakukan bersama
yaitu mendiskusikan bagaimana rumus perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut di semua kuadran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu dengan model Resource Based Learning
siswa dapat:
- Menemukan rumus perbandingan
trigonometriuntuk sudut-sudut (
) ( ) ( ) ( ) ( )
- Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
menggunakan rumus perbandingan trigonometri.
5. Guru memberikan apersepsi: Mengingat kembali tentang
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut (
) ( ) ( ) ( ).
188
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
(menanya, mengumpulkan informasi)
Kegiatan Inti 75
menit Tahap 1: Mengidentifikasi topik pembelajaran, pertanyaan,
dan permasalahan.
1. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya
trigonometri dan memberikan gambaran tentang aplikasi
trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. (mengamati)
2. Guru menanyakan contoh lain mengenai trigonometri
dalam kehidupan sehari-hari. (menanya)
3. Guru mengajak siswa agar memiliki rasa ingin tahu dan
berpikir kritis dengan menyelesaikan masalah mengenai
bagaimana mendapatkan nilai sinus sudut di atas 180 ,
misalnya 210 selain menggunakan rumus
4. Bila siswa belum mampu menjawabnya, guru memberi
scaffolding dengan mengingatkan siswa dengan nilai
perbandingan sudut di berbagai kuadran.
Tahap 2: Merencanakan cara mencari informasi
5. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4 siswa yang heterogen.
6. Guru membagikan lembar kerja dan lembar tugas siswa
kepada masing-masing kelompok. (lampiran 1 dan
lampiran 2)
7. Guru memberikan informasi bahwa yang dikerjakan
terlebih dahulu adalah lembar kerja siswa dan
mengingatkan untuk menulis identitas anggota kelompok.
Tahap 3: Mengumpulkan informasi
8. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya menyelesaikan
lembar kerja dan lembar tugas dengan menggunakan
189
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
sumber belajar yang ada yaitu buku paket, LKS, video
pembelajaran, dan teman satu kelompok. (mencoba,
menalar)
9. Guru membimbing siswa agar setiap kelompok mencatat
penemuannya.
10. Siswa secara kelompok dapat menanyakan kesulitan
dalam mengerjakan lembar kerja.
Tahap 4: Menggunakan informasi
11. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk
menjawab hasil pekerjaannya di depan kelas.
(mengkomunikasikan)
12. Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban hasil
pekerjaan di depan kelas.
13. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada
kesulitan.
Tahap 5: Mensintesa Informasi
14. Guru membimbing siswa untuk menuliskan rangkuman
hasil pembelajaran dari sumber belajar yang ada agar
mudah dipahami siswa.
Tahap 6: Evaluasi
15. Guru memberi soal kuis yang dikerjakan secara individu.
(lampiran 5)
Penutup 10
menit 1. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan rumus
perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut (
) ( ) ( ) ( )
2. Guru memberikan reward kepada kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
190
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
3. Siswa diberi tugas rumah yaitu menyelesaikan latihan
soal pada bahan ajar yang dimiliki siswa yaitu buku
matematika SMA kelas X halaman 279.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tekun
belajar.
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin doa setelah
pembelajaran berakhir (jika pada jam terakhir).
6. Guru meninggalkan ruang kelas tepat waktu.
H. Penilaian
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi:
Indikator Butir Instrumen
1.1.1. Berdoa sebelum dan setelah pelajaran. 1
1.1.2. Memberi salam sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran
1
1.1.3. Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat dan presentasi
dalam diskusi.
1
Instrumen: lihat Lampiran 3
2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Pengamatan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan
c. Kisi-kisi:
Indikator Butir
Instrumen
191
Indikator Butir
Instrumen
1.1.1 Memiliki sikap tanggung jawab dalam mempelajari
materi trigonometri melalui pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya baik mandiri atau kelompok.
1
2.2.1 Memiliki sikap percaya diri dalam mempelajari
materi trigonometri melalui pelaksanaan tugas baik
mandiri atau kelompok.
1
Instrumen: lihat Lampiran 4
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen: lihat Lampiran 4
4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Check list
c. Kisi-kisi:
No. Keterampilan Butir
Instrumen
1. Menunjukkan kemampuan mempertahankan
pendapat.
1
2. Menerapkan trigonometri secara benar 1
3. Menggunakan strategi yang sesuai dan beragam 1
4. Mengemas penyajian secara runtut dan menarik. 1
Instrumen: lihat Lampiran 6
...., .............................. 2016
Mengetahui
Kepala SMA Guru Mata Pelajaran
________________________ Devy Mayaningtyas
NIP. ... 4101412091
192
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran 2 : Lembar Tugas Siswa (LTS)
Lampiran 3 : Lembar Observasi Spiritual
Lampiran 4 : Lembar Observasi Sosial
Lampiran 5 : Lembar Penilaian Pengetahuan
Lampiran 6 : Lembar Penilaian Keterampilan
193
Lampiran 1
TRIGONOMETRI
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ……………………………………
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………...
KELAS : …..……………………………..
MATEMATIKA Lembar Kerja
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : X MIPA 1
Materi Pokok : Trigonometri
Alokasi Waktu : 30 Menit
1. Siswa dapat menentukan
nilai perbandingan
trigonometri sudut-sudut
khusus (istimewa)
2. Siswa dapat menentukan
nilai perbandingan
trigonometri di semua
kuadran.
3. Siswa dapat menemukan
rumus perbandingan
trigonometri di semua
Petunjuk : 1. Diskusikan dengan kelompok
pertanyaan yang ada
kemudian isilah jawablah
pertanyaan tersebut.
2. Tanyakan kepada guru, jika
mengalami kesulitan dalam
mengerjakannya.
194
PERTEMUAN I
Pada segitiga di bawah terdapat istilah perbandingan trigonometri yang didefinisikan
sebagai berikut:
1. Perhatikan rumus perbadingan pada segitiga di atas,
sin
cos
n
Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan :
2. Mari kita cari nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus.
a. Nilai perbandingan trigonometri sudut pada segitiga siku-siku sama
kaki.
Perhatikan dibawah.
Diketahui : = siku-siku =
Nilai perbandingan sudut adalah
B A
C
α
b
c
sin𝛼 𝑎
𝑏 ; 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛼
𝑏
𝑎
cos𝛼 𝑐
𝑏 ; sec𝛼
𝑏
𝑐
n𝛼 𝑎
𝑐 ; co 𝛼
𝑐
𝑎
sin 𝛼 atau sin 𝛼
cos 𝛼 atau cos 𝛼
tan 𝛼 atau n 𝛼
A B 1
1
C
sin𝛼 sin
cos𝛼 cos
n𝛼 n
195
b. Nilai perbandingan trigonometri pada segitiga sama sisi.
Perhatikan ∆ PQR dibawah!
PQ = QR = PR = 2
Ruas garis SQ adalah garis berat ∆ PQR, maka:
SQ memotong PR di S dan membagi ruas garis PR yang sama panjang,
sehingga:
PS = SR = ….
SQ= …
Berapa ?
Nilai perbandingan sudut adalah
β
S 2
P Q
R
sin𝛼 sin
cos𝛼 cos
n𝛼 n
196
c. Nilai perbandingan trigonometri sudut pada segitiga siku-siku.
Perhatikan ∆PQR dibawah!
PQ = QR = PR = 2
Ruas garis SQ adalah garis bagi sudut PQR dan juga merupakan garis berat,
maka SQ membagi sudut PQR sama besar dan membagi PR sama panjang.
Berapakah besar sudut θ( )?
θ= = ...
Perhatikan ∆PQS!
PS = .... ; PQ = ....
SQ = .... ; sudut θ= ...
Nilai perbandingan sudut adalah
3. Dengan menggunakan sifat hubungan perbandingan trigonometri dari
kegiatan 1dan nilai perbandingan trigonometri pada kegiatan 2, maka
lengkapilah tabel berikut!
α 00 30
0 45
0 60
0 90
0
Cosec α …. ….
…. …. ….
Sec α …. …. …. …. ….
𝜃
S 2
P Q
R
sinθ sin
cosθ cos
nθ n
197
Cot α …. …. …. …. ….
198
PERTEMUAN II
Sub Materi Pokok: Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut di Berbagai
Kuadran.
Pada titik P (x,y), x = absis dan y = ordinat. Maka:
sin
cos
n
O
Y
r
P(x,y)
Q(x,0)
θ X
Pada koordinat Cartesius di samping θ
adalah sudut yang dibentuk oleh garis OP
dan sumbu X positif. r adalah jarak titik O ke
titik P (x,y).
Panjang OQ = …… dan PQ = …
sinθ
cosθ
nθ
a. Kuadran I
Pada kuadran I, x = absis bernilai ………… dan y = ordinat bernilai
…………. P (x,y) pada kuadran I, r = jarak titik O ke titik P dan θ sudut
yang dibentuk antara garis OP dengan sumbu X positif, sehingga:
sinθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
cosθ 𝑥
𝑟 bernilai ……………………
nθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
199
b. Kuadran II
Pada kuadran II, x = absis bernilai ………… dan y = ordinat bernilai
………… Q (x,y) pada kuadran II, r = jarak titik O ke titik Q dan θ sudut
yang dibentuk antara garis OQ dengan sumbu X positif, sehingga:
sinθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
cosθ 𝑥
𝑟 bernilai ……………………
nθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
c. Kuadran III
Pada kuadran III, x = absis bernilai ………… dan y = ordinat bernilai
…………. R (x,y) pada kuadran III, r = jarak titik O ke titik R dan θ sudut
yang dibentuk antara garis OR dengan sumbu X positif, sehingga:
sinθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
cosθ 𝑥
𝑟 bernilai ……………………
nθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
d. Kuadran IV
Pada kuadran IV, x = absis bernilai ………… dan y = ordinat bernilai
………… R (x,y) pada kuadran IV, r = jarak titik O ke titik R dan θ sudut
yang dibentuk antara garis OR dengan sumbu X positif, sehingga:
sinθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
cosθ 𝑥
𝑟 bernilai ……………………
nθ 𝑦
𝑟 bernilai …………………….
200
Kesimpulan
201
O
Y
r
P(x,y)
Q(x,0)
𝛼 X
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
PERTEMUAN III
Sub Materi: Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut-Sudut di Semua
Kuadran
Prasyarat : Perhatikan gambar(1)!
x = absis, y = ordinat dan r = jarak, maka
sin
cos
n
a. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri untuk sudut ( )
Perhatikan gb. (1a)!
( ) adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ. OQ
= OP = r (buktikan)
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼
X
𝛼
Q(b,a)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
202
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
b. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut ( )
Perhatikan gb. (1b)!
( )adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ =
OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
c. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut ( )
Perhatikan gb. (1c)! adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif
dan garis OQ, OQ = OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼
X
𝛼
Q(-b,a)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X
𝛼
Q(-a,b)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
203
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
d. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1d)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ
= OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(-a,-b)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
204
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
PERTEMUAN IV
Sub Materi: Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut-Sudut di Semua
Kuadran
a. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1e)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ
= OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X
𝛼
Q(-b,-a)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
205
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
b. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1f)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ =
OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
c. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1g)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ
= OP = r
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(b,-a)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(a,-b)
sin( 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos( 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n( 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
206
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
sin(𝑘 𝛼)
cos(𝑘 𝛼)
n(𝑘 𝛼)
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
d. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1g)!
Dari sumbu X positif apabila diukur sudut atau putaran, maka akan
kembali lagi ke sumbu X positif. Jika k = 0 maka .
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ,
OQ = OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X
sin(𝑘 𝛼)
sin𝛼
cosec𝛼
cos(𝑘 𝛼)
cos𝛼
sec𝛼
n(𝑘 𝛼)
n𝛼
co 𝛼
207
sin( 𝛼)
cos( 𝛼)
n( 𝛼)
e. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1i)!
adalah sudut yang diukur dari sumbu X positif searah dengan putaran jarum
jam sebesar . Jadi
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(a,-b) n( 𝛼) n( 𝛼)
sin( 𝛼) sin( 𝛼
cos( 𝛼) cos ( 𝛼)
208
KUNCI JAWABAN
PERTEMUAN 1
Pada segitiga di bawah terdapat istilah perbandingan trigonometri yang didefinisikan
sebagai berikut:
1. Perhatikan rumus perbadingan pada segitiga di atas,
sin
cos
sec
n
co
Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan :
B A
C
α
b
c
sin𝛼 𝑎
𝑏 ; 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛼
𝑏
𝑎
cos𝛼 𝑐
𝑏 ; sec𝛼
𝑏
𝑐
n𝛼 𝑎
𝑐 ; co 𝛼
𝑐
𝑎
sin𝛼 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛼 atau sin𝛼
𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛼
cos𝛼 sec𝛼 atau cos𝛼
𝑠𝑒𝑐 𝛼
n𝛼 co 𝛼 atau n𝛼
𝑐𝑜𝑡 𝛼
209
2. Mari kita cari nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut khusus.
a. Nilai perbandingan trigonometri sudut pada segitiga siku-siku sama kaki.
Perhatikan dibawah.
Diketahui : = siku-siku =
Berapa ?
Nilai perbandingan sudut adalah
b. Nilai perbandingan trigonomteri pada segitiga sama sisi
Perhatikan ∆ PQR disamping!
PQ = QR = PR = 2
Ruas garis SQ adalah garis berat ∆ PQR, maka:
SQ memotong PR di S dan membagi ruas garis PR
yang sama panjang, sehingga:
PS = SR = 1
SQ=
Berapa ?
Nilai perbandingan sudut adalah
c. Nilai perbandingan trigonometri sudut pada segitiga siku-siku yang panjang
sisi miringnya sama dengan dua kali panjang salah satu sisi lainnya.
A B 1
1
C
sin𝛼 sin
cos𝛼 cos
n𝛼 n
β
S 2
P Q
R
n â n
sin â sin 3
2
2 cos â cos
2
210
Perhatikan ∆PQR disamping!
PQ = QR = PR = 2
Ruas garis SQ adalah garis bagisudut PQR dan
juga merupakan garis berat, maka SQ
membagi sudut PQR sama besar dan membagi
PR sama panjang.
Berapakah besar sudut θ( )?
θ= =
Perhatikan ∆PQS!
PS = 1 ; PQ = 2
SQ = ; sudut θ=
Nilai perbandingan sudut adalah
3. Dengan menggunakan sifat hubungan perbandingan trigonometri dari kegiatan
1dan nilai perbandingan trigonometri pada kegiatan 2, maka lengkapilah tabel
berikut!
α 00 30
0 45
0 60
0 90
0
Cosec
α
Tak
terdefinisi
2
1
Sec α 1
2
Tak
terdefinisi
Cot α 0
1
Tak
terdefinisi
𝜃
S 2
P Q
R
211
PERTEMUAN 2
Sub Materi Pokok: Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut di Berbagai
Kuadran.
Pada titik P (x,y), x = absis dan y = ordinat. Maka:
sin
cos
n
a. Kuadran I
Pada kuadran I, x = absis bernilai positif dan y = ordinat bernilai positif. P (x,y)
pada kuadran I, r = jarak titik O ke titik P dan θ sudut yang dibentuk antara garis
OP dengan sumbu X positif, sehingga:
sin
bernilai positif
cos
bernilai positif
n
bernilai positif
b. Kuadran II
Pada kuadran II, x = absis bernilai negatif dan y = ordinat bernilai positif. Q
(x,y) pada kuadran II, r = jarak titik O ke titik Q dan θ sudut yang dibentuk
antara garis OQ dengan sumbu X positif, sehingga:
sin
bernilai positif.
cos
bernilai negatif
n
bernilai negative
O
Y
r
P(x,y)
Q(x,0)
𝜃 X
Pada koordinat Cartesius di samping θ
adalah sudut yang dibentuk oleh garis OP
dan sumbu X positif. r adalah jarak titik O
ke titik P (x,y).
Panjang OQ = x dan PQ = y
sin𝜃 𝑦
𝑟 cos𝜃
𝑥
𝑟 n𝜃
𝑦
𝑥
212
c. Kuadran III
Pada kuadran III, x = absis bernilai negatif dan y = ordinat bernilai negatif. R
(x,y) pada kuadran III, r = jarak titik O ke titik R dan θ sudut yang dibentuk
antara garis OR dengan sumbu X positif, sehingga:
sin
bernilai negatif
cos
bernilai negatif
n
bernilai positif
d. Kuadran IV
Pada kuadran IV, x = absis bernilai positif dan y = ordinat bernilai negatif. R
(x,y) pada kuadran IV, r = jarak titik O ke titik R dan θ sudut yang dibentuk
antara garis OR dengan sumbu X positif, sehingga:
sin
bernilai negatif
cos
bernilai positif
n
bernilai negatif
Kesimpulan
213
O
Y
r
P(x,y)
Q(x,0)
𝛼 X
n( 𝛼) co 𝛼
sin( 𝛼) cos𝛼
cos( 𝛼) sin𝛼
PERTEMUAN 3
Sub Materi: Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut-Sudut di Semua
Kuadran
Prasyarat : Perhatikan gambar(1)!
x = absis, y = ordinat dan r = jarak, maka
sin
cos
n
a. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri untuk sudur ( )
Perhatikan gb. (1a)!
( ) adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ.
OQ = OP = r.
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼
X
𝛼
Q(b,a)
sin( 𝛼) 𝑎
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑏
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑎
𝑏 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
214
sin( 𝛼) cos𝛼
cos( 𝛼) sin𝛼
n( 𝛼) co 𝛼
sin( 𝛼) sin𝛼
cos( 𝛼) cos𝛼
n( 𝛼) n𝛼
b. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut ( )
Perhatikan gb. (1b)!
( ) adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ.
OQ = OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
c. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut ( )
Perhatikan gb. (1c)! ( ) adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X
positif dan garis OQ, OQ = OP = r.
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼
X
𝛼
Q(-b,a)
sin( 𝛼) 𝑎
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑏
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑎
𝑏 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X
𝛼
Q(-a,b)
sin( 𝛼) 𝑏
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑎
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑏
𝑎 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
215
sin( 𝛼) sin𝛼
cos( 𝛼) cos𝛼
n( 𝛼) n𝛼
d. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut ( )
Perhatikan gb. (1d)!
( ) adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ,
OQ = OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(-a,-b)
sin( 𝛼) 𝑏
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑎
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑏
𝑎 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
216
sin( 𝛼) cos𝛼
cos( 𝛼) sin𝛼
n( 𝛼) 𝑐𝑜𝑡 𝛼
PERTEMUAN 4
Sub Materi: Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut-Sudut di Semua
Kuadran
a. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1e)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ
= OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X
𝛼
Q(-b,-a)
sin( 𝛼) 𝑎
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑏
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑎
𝑏 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
217
sin( 𝛼) cos𝛼
cos( 𝛼) sin𝛼
n( 𝛼) 𝑐𝑜𝑡𝑔 𝛼
b. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1f)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ =
OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
c. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1g)!
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ, OQ
= OP = r
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(b,-a)
sin( 𝛼) 𝑎
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑏
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑎
𝑏 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(a,-b)
sin( 𝛼) 𝑏
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos( 𝛼) 𝑎
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n( 𝛼) 𝑏
𝑎 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
218
sin( 𝛼) 𝑠𝑖𝑛𝛼
cos( 𝛼) cos𝛼
n( 𝛼) n𝛼
sin(𝑘 𝛼) sin𝛼
cos(𝑘 𝛼) cos𝛼
n(𝑘 𝛼) n𝛼
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
d. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Dari sumbu X positif apabila diukur sudut atau putaran, maka akan
kembali lagi ke sumbu X positif. Jika k = 0 maka .
adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu X positif dan garis OQ,
OQ = OP = r
Bandingkan hasil yang kamu peroleh! Apa yang dapat kamu simpulkan?
Kesimpulan
e. Mencari Rumus Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut
Perhatikan gb. (1i)!
adalah sudut yang diukur dari sumbu X positif searah dengan putaran jarum
jam sebesar . Jadi
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X
sin(𝑘 𝛼) 𝑏
𝑟 sin𝛼
𝑏
𝑟 cosec𝛼
𝑟
𝑏
cos(𝑘 𝛼) 𝑎
𝑟 cos𝛼
𝑎
𝑟 sec𝛼
𝑟
𝑎
n(𝑘 𝛼) 𝑏
𝑎 n𝛼
𝑏
𝑎 co 𝛼
𝑎
𝑏
219
sin( 𝛼) sin𝛼
cos( 𝛼) cos𝛼
n( 𝛼) n𝛼
Kesimpulan
O
Y
r
P(a,b)
𝛼 X 𝛼
Q(a,-b) n( 𝛼) n( 𝛼) 𝑏
𝑎
sin( 𝛼) sin( 𝛼) 𝑏
𝑟
cos( 𝛼) cos ( 𝛼) 𝑎
𝑟
225
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah tanda cek
(v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh siswa, dengan
kriteria sebagai berikut :
No Aspek Pengamatan Keterangan Skor
1 Berdoa Sebelum
dan Sesudah
Melakukan
Kegiatan
Pembelajaran
Berdoa khusyuk dengan kepala menunduk,
dan tidak berbicara dengan teman baik
sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
4
Berdoa dengan kepala menunduk, namun
berbicara dengan teman baik sebelum dan
sesudah kegiatan pembelajaran
3
Berdoa dengan kepala tidak menunduk, dan
berbicara dengan teman sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran
2
Tidak berdoa sebelum dan setelah kegiatan
pembelajaran
1
2 Memberi Salam
Sebelum Dan
Sesudah
Menyampaikan
Pendapat/ Presentasi
Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/ presentasi dengan
tidak bercanda
4
Memberi salam sebelum dan namun tidak
memberi salam sesudah menyampaikan
pendapat/ presentasi dengan tidak bercanda
3
Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/ presentasi dengan
bercanda
2
226
Tidak memberi salam sebelum dan tidak
memberi salam sesudah
1
Kelas : ......................................................................
Tanggal Pengamatan : ......................................................................
Materi Pokok : Trigonometri
No Nama Siswa
Berdoa Sebelum
Melakukan
Kegiatan
Pembelajaran
Memberi Salam
Sebelum Dan
Sesudah
Menyampaikan
Pendapat/ Presentasi
Jumlah
Skor Penilaian
1 2 3 4 1 2 3 4
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 2 pernyataan = 8, maka skor akhir :
Siswa memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,34 – 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,66 – 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor 1,66 – 2,65
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 1,66
227
Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI SOSIAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap percaya diri dan tanggung
jawab siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor
sesuai sikap yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Berani Bertanya dan Menyampaikan Ide/ Gagasan
4 = Siswa bertanya atau menyampaikan ide / gagasan 7 – 9 kali
3 = Siswa bertanya atau menyampaikan ide / gagasan 4 – 6 kali
2 = Siswa bertanya atau menyampaikan ide / gagasan 1 – 3 kali
1 = Siswa tidak pernah bertanya atau menyampaikan ide / gagasan
Bertanggung Jawab Terhadap Tugas yang diberikan baik Kelompok Maupun
Mandiri
4 = Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh – sungguh, rapi dan tepat waktu
3 = Siswa mengerjakan tugas dengan sungguh – sungguh, rapi namun tidak tepat waktu
2 = Siswa mengerjakan tugas namun malas – masalan
1 = Siswa tidak megerjakan tugas.
228
Kelas : ......................................................................
Tanggal Pengamatan : ......................................................................
Materi Pokok : Trigonometri
No Nama Siswa
Sikap Percaya Diri
Terhadap Tugas Baik
Mandiri Atau
Kelompok
Bertanggung
Jawab Terhadap
Tugas yang
diberikan baik
Kelompok
Maupun Mandiri
Jumlah
1 2 3 4 1 2 3 4
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 2 pernyataan = 8, maka skor akhir :
Siswa memperoleh nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,34 – 4,00
Baik : apabila memperoleh skor 2,66 – 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor 1,66 – 2,65
Kurang : apabila memperoleh skor kurang 1,66
229
Lampiran 5
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
Satuan Pendidikan : SMA Alokasi waktu : 10 menit
Mata Pelajaran : Matematika Penulis : Devy Mayaningtyas
Kelas/Semester : X MIPA/2
SOAL KUIS
PERTEMUAN I
1. Diketahui titik R (3,-3). adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu x positif
dengan ruas garis dari titik pusat O ke R (OR). Tentukan nilai perbandingan sin,
cos, tan sudut .
Jawaban:
Diketahui: R (3,-3) berarti di kuadran III.
Jelas dan
Ditanya: semua nilai perbandingan sudut .
Penyelesaian:
√ √
Sehingga,
sin
cos
R (3,-3)
X
Y
230
n
Jadi sin
2 cos
2 n
PERTEMUAN III
Setelah melalui studi yang mendalam, gelombang suara dari seekor ikan Paus akhirnya
dapat digambarkan dengan suatu pendekatan menggunakan fungsi trigonometri sebagai
berikut I(t) = n( ) cos dengan t dalam derajat. Berapa tinggi gelombang
suara Paus tsb untuk t = ?
Diketahui:
( n( )) cos .
derajat
Ditanya: tinggi gelombang suara Paus tsb untuk t =
Jawab:
n( ) n ( ) n ( ) n
cos( ) cos cos ( ) sin
Sehingga,
( n( )) cos .
( )
2
Jadi banyaknya buku tulis yang terjual pada bulan Mei 2015 adalah
unit.
PERTEMUAN IV
Sebuah perusahaan memproduksi buku tulis. Produksi hasil penjualan bulanan
(dalam satuan ribuan unit) selama 2 tahun diprediksi, sebagai berikut
cos (
3 ). Dengan waktu (bulan). mempresentasikan hasil
penjualan bulan Januari 2015. Tentukanlah prediksi penjualan pada bulan Mei 2015.
231
Diketahui:
cos (
3 ).
waktu (bulan).
mempresentasikan hasil penjualan bulan Januari 2015.
Ditanya: prediksi penjualan pada bulan Mei 2015.
Jawab: jika bulan Januari 2015 dinyatakan waktu , maka bulan Mei 2015
dinyatakan oleh .
cos (
) cos(
( )
) cos
cos ( ) cos ( ) cos ( )
Sehingga,
cos (
3).
( ) cos ( (5)
3).
( ) cos( ).
(
2)
Karena jumlah penjualan dalam ribuan unit maka
Jadi banyaknya buku tulis yang terjual pada bulan Mei 2015 adalah
unit.
232
KRITERIA PENILAIAN
Soal Penyelesaian Kriteria Penilaian
PERTEMUAN I
Diketahui titik R (3,-3)
adalah sudut yang
dibentuk oleh sumbu x
positif dengan ruas garis
dari titik pusat O ke R
(OR). Tentukan nilai
perbandingan sin, cos, tan
sudut .
Diketahui: R (3,-3) berarti
di kuadran III.
Jelas dan
Ditanya: semua nilai
perbandingan sudut .
Indikator klarifikasi :
(1), (2)
(1) siswa dapat
menyebutkan
informasi yang
diketahui dalam soal
secara tepat dan
jelas,
(2) siswa dapat
merumuskan
pertanyaan yang
diminta dari soal.
Penyelesaian:
√
√
Indikator assesmen:
(2), (3)
(2) siswa dapat
menggali informasi
atau pengetahuan
yang relevan dari
soal
(3) siswa dapat
menentukan
ide/konsep yang
akan digunakan
untuk
menyelesaikan soal.
R (3,-3)
X
Y
233
Sehingga,
sin
cos
n
Jadi nilai sin
cos
n
Indikator
penyimpulan: (3), (4)
(3) siswa dapat
mencapai simpulan
yang tepat.
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
simpulan yang
diperoleh sesuai
fakta pada soal
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengerjakan soal
dengan langkah yang runtut dan benar.
PERTEMUAN III
Setelah melalui studi yang
mendalam, gelombang
suara dari seekor ikan Paus
akhirnya dapat
digambarkan dengan suatu
pendekatan menggunakan
fungsi trigonometri sebagai
berikut I(t) =
n( ) cos dengan t
dalam derajat. Berapa
tinggi gelombang suara
Paus tsb untuk t = ?
Diketahui:
( n( ))
cos .
derajat
Ditanya: tinggi gelombang
suara Paus tsb untuk t =
Indikator klarifikasi :
(1), (2)
(1) siswa dapat
menyebutkan
informasi yang
diketahui dalam soal
secara tepat dan
jelas,
(2) siswa dapat
merumuskan
pertanyaan yang
diminta dari soal.
234
n( )
n ( )
n ( )
n
cos( ) cos
cos ( )
sin
Indikator assesmen: (2),
(3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal
(3) siswa dapat
menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
Sehingga,
( n( ))
cos .
( )
2
Jadi banyaknya buku tulis
yang terjual pada bulan
Mei 2015 adalah
unit.
Indikator penyimpulan:
(3), (4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat.
(4) siswa dapat
menggeneralisasi
simpulan sesuai fakta
pada soal
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengerjakan soal
dengan langkah yang runtut dan benar.
PERTEMUAN IV
235
Sebuah perusahaan
memproduksi buku tulis.
Produksi hasil penjualan
bulanan (dalam satuan
ribuan unit) selama 2
tahun diprediksi, sebagai
berikut
cos (
3 ). Dengan
waktu (bulan).
mempresentasikan hasil
penjualan bulan Januari
2015. Tentukanlah
prediksi penjualan pada
bulan Mei 2015.
Diketahui:
cos (
3 ).
waktu (bulan).
mempresentasikan
hasil penjualan bulan
Januari 2015.
Ditanya: prediksi
penjualan pada bulan Mei
2015.
Indikator klarifikasi : (1),
(2)
(1) siswa dapat
menyebutkan informasi
yang diketahui dalam
soal secara tepat dan
jelas,
(2) siswa dapat
merumuskan
pertanyaan yang
diminta dari soal.
Jika bulan Januari 2015
dinyatakan waktu ,
maka bulan Mei 2015
dinyatakan oleh .
cos (
) cos(
( )
)
cos
cos ( )
cos ( )
cos ( )
Indikator assesmen: (2),
(3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal
(3) siswa dapat
menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
236
Sehingga,
cos (
3).
( )
cos ( (5)
3).
( )
cos( ).
(
2)
Karena jumlah penjualan
dalam ribuan unit maka
Jadi banyaknya buku tulis
yang terjual pada bulan
Mei 2015 adalah
unit.
Indikator penyimpulan:
(3), (4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat.
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
simpulan sesuai fakta
pada soal.
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengerjakan soal
dengan langkah yang runtut dan benar.
237
PEDOMAN PENSKORAN SOAL PERTEMUAN I
No
Soal
TAHAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
SKOR KRITERIA
1 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada tahap
klarifikasi belum dipenuhi oleh
siswa.
2 Jika minimal satu indikator pada
tahap klarifikasi sudah dipenuhi
oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
klarifikasi sudah dipenuhi oleh
siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada tahap
assesmen belum dipenuhi oleh
siswa.
2 Jika minimal satu indikator pada
tahap assesmen sudah dipenuhi
oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
assesmen sudah dipenuhi oleh
siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada tahap
penyimpulan belum dipenuhi
oleh siswa.
2 Jika minimal dua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
penyimpulan sudah dipenuhi
oleh siswa
Strategi/taktik 1 Jika semua indikator pada tahap
238
strategi/taktik belum dipenuhi
oleh siswa.
2 Jika minimal tiga indikator pada
tahap strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
strategi/taktik sudah dipenuhi
oleh siswa
NILAI =
PEDOMAN PENSKORAN SOAL PERTEMUAN III
2 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada tahap
klarifikasi belum dipenuhi oleh
siswa.
2 Jika minimal satu indikator pada
tahap klarifikasi sudah dipenuhi
oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
klarifikasi sudah dipenuhi oleh
siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada tahap
assesmen belum dipenuhi oleh
siswa.
2 Jika minimal satu indikator pada
tahap assesmen sudah dipenuhi
oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
assesmen sudah dipenuhi oleh
siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada tahap
penyimpulan belum dipenuhi
oleh siswa.
239
2 Jika minimal dua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
penyimpulan sudah dipenuhi
oleh siswa
Strategi/taktik 1 Jika semua indikator pada tahap
strategi/taktik belum dipenuhi
oleh siswa.
2 Jika minimal tiga indikator pada
tahap strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
strategi/taktik sudah dipenuhi
oleh siswa
NILAI =
PEDOMAN PENSKORAN SOAL PERTEMUAN IV
3 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada tahap
klarifikasi belum dipenuhi oleh
siswa.
2 Jika minimal satu indikator pada
tahap klarifikasi sudah dipenuhi
oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
klarifikasi sudah dipenuhi oleh
siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada tahap
assesmen belum dipenuhi oleh
siswa.
2 Jika minimal satu indikator pada
tahap assesmen sudah dipenuhi
240
oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
assesmen sudah dipenuhi oleh
siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada tahap
penyimpulan belum dipenuhi
oleh siswa.
2 Jika minimal dua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
penyimpulan sudah dipenuhi
oleh siswa
Strategi/taktik 1 Jika semua indikator pada tahap
strategi/taktik belum dipenuhi
oleh siswa.
2 Jika minimal tiga indikator pada
tahap strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada tahap
strategi/taktik sudah dipenuhi
oleh siswa
NILAI =
241
Lampiran 6
PENILAIAN KETERAMPILAN
Instrumen:
Mempresentasikan hasil diskusi pada lampiran 1 dan lampiran 2
Penilaian Keterampilan
No
Nama
Siswa
Menunjukkan
kemampuan
mempertahan
kan pendapat.
Menerapkan
trigonometri
secara
benar.
Menggunaka
n strategi
yang sesuai
dan
beragam.
Mengemas
penyajian
secara runtut
dan menarik.
Total
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
4
5
6
..
..
Keterangan Nilai
Sangat baik = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
Kriteria:
A = Total Skor 13-16
B = Total Skor 9-12
C = Total Skor 5-8
D = Total Skor 4
Lampiran 4. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar
KISI-KISI ANGKET GAYA BELAJAR
Indikator Indikator Soal Gaya Belajar Nomor
Soal Visual Auditorial Kinestetik
Pembelajaran di
kelas
Menggunakan alat
peraga
Membaca instruksi
yang ada di lembar
kegiatan yang
diberikan guru
Mendengarkan
penjelasan langsung
dari guru/teman yang
sudah paham
Mencoba sendiri
terlebih dahulu 1
Metode saat
presentasi
Banyak diagram
untuk lebih jelas
urutannya
Sedikit tulisan dan
berusaha lebih banyak
penjelasan lisan
Memberikan banyak
contoh agar
presentasimu terlihat
nyata
26
Saat pembelajaran
di kelas
Memperhatikan
wajah guru saat
menerangkan
Mendengar suara guru
saat menerangkan
Tangan tidak bisa
diam dan bermain
ballpoint
19
Kebiasaan saat
membaca
Cara membaca
Membaca dengan
tenang, cepat, dan
tekun
Membaca sambil
menggerakkan bibir
dan mengucapkannya.
Menelusuri tiap-tiap
kata dengan jari
telunjukmu
12
Tingkat pengejaan Lancar Masih ada kesalahan Kesulitan 13
Hobi atau
kegemaran
Kegiatan yang
disukai
Menonton film,
fotografi, atau
melihat seni
Mendengarkan musik,
radio atau berbicara
dengan teman
Mengambil bagian
dalam kegiatan
olahraga, makan
makanan atau menari
242
Pelajaran favorit IPS Seni musik Olahraga 14
Saat tidak ada
kegiatan
Melamun, menatap
ke angkasa
Bebicara dengan diri
sendiri
Gelisah tak bisa duduk
tenang 16
Hal yang membuat
tertawa
Membaca cerita
lucu/komik
Mendengarakan stand
up comedy
Melihat ekspresi lucu
pelawak 23
Tokoh favorit Aliando Afgan Taufik Hidayat 28
Cita-cita Fotografer Penyanyi Ilmuwan/penemu
Respon
Ekspresi ketika
marah Mimik muka Intonasi suara Gerak tubuh 15
Cara menanggapi
seseorang
Menanggapi
perhatian visual,
seringkali bercerita
kepada orang untuk
mendapatkan
perhatian mereka
Seringkali
mendengarkan orang
untuk mendapatkan
perhatian mereka
Menanggapi perhatian
fisik, seringkali
menyentuh orang
untuk mendapatkan
perhatian mereka
21
Saat hasil ulangan
jelek
Mencoret-coret
kertas ulangan Mengomel
Membuang kertas
ulangan 17
Saat teman
meminta
penjelasan
Menulis
penjelasannya
Memberi mereka
penjelasan lisan
Menunjukkan secara
singkat lalu pergi 2
Ketika gagal
menjawab soal
ulangan
Membayangkan nilai
terburuk yang akan
di dapat
Menyuarakan apa
yang berkecamuk di
pikiran
Tidak bisa duduk
diam dan khawatir
5
Ketika ada orang
tersesat
Menunjukan peta
lokasi
Menjelaskan arah
untuk menuju lokasi
Mengantarkan
langsung 24
Ketika saya
bertemu seorang
Mengatakan
"akhirnya bisa lihat
Mengatakan "lama ga
denger candaanmu!"
Saya memberi mereka
pelukan atau jabat 9
243
teman lama loe lagi!" tangan
Cara menanggapi
obrolan
Saya paham
maksudmu
Saya paham apa yang
kamu utarakan
Saya paham apa yang
kamu rasakan 30
Ingatan
Cara mengingat
teman Wajahnya Namanya Perbuatanya 7
Cara menghafal
materi
Membolak-balik
buku membaca
materi ulangan
Berdiskusi dengan
teman Mencoba latihan soal 11
Mengingat
pembelajaran di
kelas
Menulis catatan
Mengatakan keras-
keras atau mengulangi
kata-kata dan poin
kunci di kepala
Melakukan dan
mempraktekkan
aktivitas
10
Konsentrasi
Saat melihat video
klip
Fokus pada
penampilan
penyanyinya
Fokus pada irama
musiknya
Menggerakan tangan
dan kaki sesuai
iramnya
4
Mengetahui
kebohongan orang
lain
Mereka menghindari
melihat saya
Perubahan suara
mereka Gerakan tubuhnya 8
Pengambilan
keputusan
Kegiatan sebelum
membeli buku
Membaca sinopsis di
bagian belakang
buku
Meminta pendapat
teman tentang buku
tersebut
Membeli buku yang
belum pernah saya
baca
25
Pertimbangan
memilih teman
Penampilannya baik
dan rapih
Dapat berkomunikasi
dengan baik
Pandai memahami
perasaan 22
Waktu/durasi
berpikir
Mengambil
keputusan dengan
cepat
Perlu waktu untuk
berpikir misalnya
mendiskusikan dengan
diri-sendiri
Perlu waktu untuk
berpikir misalnya
bagaimana tindakan
20
Pertimbangan saat
membeli tas
Warna dan
tampilanya
Penjelasan
keunggulanya Tekstur dan bahanya 27
244
Kepribadian
Hal yang saya
kagumi dari didi
saya adalah
Tulisan saya rapi Suara saya merdu Badan saya atletis 29
Kata khas "Lihat baik-baik…" “Dengarkan baik-
baik…"
"Rasakan baik-
baik…” 18
*) Adaptasi dari Adhitya (2015)
245
246
Lampiran 5. Angket Gaya Belajar
ANGKET GAYA BELAJAR
Nama : …………………………………………………………………
Kelas : …………………………………………………………………
No Absen : ………………………………………………………………...
Petunjuk
Bacalah setiap pertanyaan di bawah ini, lingkarilah (O) pada pilihan jawaban yang
sesuai dengan kebiasaan kamu dan paling sering kamu lakukan!
1. Ketika saya menggunakan alat
peraga saya biasanya:
a. mendengarkan penjelasan
langsung dari guru/teman yang
sudah paham
b. mencoba sendiri terlebih
dahulu
c. membaca instruksi yang ada di
lembar kegiatan yang diberikan
guru
2. Ketika teman meminta
penjelasan dari saya, saya akan:
a. menulis penjelasan untuk
mereka
b. memberi mereka penjelasan
lisan
c. menunjukkan secara singkat
lalu pergi
3. Saya lebih baik menjadi
seorang:
a. ilmuwan/penemu
b. penyanyi
c. fotografer
4. Ketika saya melihat video clip
sebuah lagu, saya akan:
a. fokus terhadap suara dan
ketukan alat musiknya
b. fokus terhadap penampilan
penyanyinya
c. menggerakkan tangan dan
kaki sesuai irama
5. Ketika saya gagal menjawab
ulangan matematika, saya:
a. membayangkan nilai terburuk
yang akan didapat
b. menyuarakan apa yang
berkecamuk di pikiran saya
c. tidak bisa duduk diam dan
khawatir
6. Saya benar-benar suka:
a. mendengarkan musik, radio
atau berbicara dengan teman
b. mengambil bagian dalam
kegiatan olahraga, makan
makanan atau menari
c. menonton film, fotografi,
atau melihat seni
7. Dalam mengingat teman-
teman saya, saya merasa lebih
mudah untuk mengingat:
a. namanya
b. wajahnya
c. perbuatannya
8. Saya berpikir bahwa saya
dapat mengetahui apakah
seseorang berbohong jika:
a. perubahan suara mereka
b. mereka menghindari melihat
saya
c. gerakan tubuhnya.
9. Ketika saya bertemu seorang
teman lama:
a. Saya mengatakan "akhirnya
bisa lihat loe lagi!"
247
b. Saya memberi mereka
pelukan atau jabat tangan
c. Saya mengatakan "lama ga
denger candaanmu!"
10. Saya akan mengingat
pembelajaran dikelas dengan
baik apabila:
a. melakukan dan
mempraktekkan aktivitas
b. menulis catatan
c. mengatakan keras-keras atau
mengulangi kata-kata dan
poin kunci di kepala Saya
11. Jika akan menghadapi
ulangan, saya mudah hafal
jika:
a. berdiskusi dengan teman
b. mencoba latihan soal
c. membolak-balik buku
membaca materi ulangan.
12. Saat membaca suatu buku,
yang sering saya lakukan
adalah:
a. menelusuri tiap-tiap kata
dengan jari telunjuk.
b. membacanya dengan tenang,
cepat dan tekun.
c. membaca sambil
menggerakkan bibir dan
mengucapkannya.
13. Saya termasuk orang yang:
a. mengeja dengan lancar
b. masih ada kesalahan dalam
memilih kata-kata
c. kesulitan mengeja
14. Pelajaran favorit saya yaitu:
a. olahraga
b. seni musik
c. IPS
15. Kalau saya marah, biasanya
paling terlihat dari:
a. mimik muka
b. gerak tubuh
c. intonasi suara
16. Biasanya pada saat saya tidak
ada kegiatan, saya akan:
a. melamun, menatap ke
angkasa.
b. bebicara dengan diri sendiri.
c. gelisah tak bisa duduk
tenang.
17. Saat nilai ulangan matematika
saya jelek, saya akan:
a. mengomel
b. membuang kertas ulangan
c. mencoret-coret kertas
ulangan
18. Kata-kata khas saya saat
berbicara:
a. "Rasakan baik-baik…”
b. "Lihat baik-baik…"
c. "Dengarkan baik-baik…"
19. Mana yang paling sering
terjadi saat di sekolah:
a. Saya mendengarkan saja
waktu guru menerangkan.
b. Saya memperhatikan wajah
guru saat beliau berbicara
atau menerangkan.
c. Saat guru menerangkan,
tangan saya tidak bisa diam,
memain-mainkan ballpoint
20. Ketika diminta mengambil
keputusan, saya:
a. dapat mengambil keputusan
dengan cepat
b. perlu waktu untuk berpikir
misalnya bagaimana tindakan
yang harus saya lakukan
c. perlu waktu untuk berpikir
misalnya mendiskusikan
dengan diri-sendiri
21. Cara saya menanggapi
seseorang:
248
a. menanggapi perhatian fisik,
seringkali menyentuh orang
untuk mendapatkan perhatian
mereka
b. seringkali mendengarkan
orang untuk mendapatkan
perhatian mereka
c. menanggapi perhatian visual,
seringkali bercerita kepada
orang untuk mendapatkan
perhatian mereka
22. Dalam memilih teman dekat,
saya akan mengutamakan
teman yang:
a. dapat berkomunikasi dengan
baik
b. pandai memahami perasaan
saya
c. penampilannya baik dan
rapih
23. Saya akan tertawa terbahak-
bahak jika:
a. membaca komik/cerita lucu
b. mendengar stand up comedy
c. melihat ekspresi lucu
pelawak
24. Ketika ada orang yang
tersesat dan ingin ke suatu
tempat, saya akan:
a. mengantarkan dia langsung
b. menunjukan peta ke lokasi
tersebut
c. menjelaskan arah menuju
lokasi
25. Sebelum membeli buku, saya
akan:
a. meminta pendapat teman
tentang buku tersebut
b. membeli buku yang belum
pernah saya baca
c. membaca sinopsis di bagian
belakang buku
26. Ketika saya
mempresentasikan tugas di
depan kelas, presentasi saya
akan:
a. banyak diagram untuk lebih
jelas urutannya
b. sedikit tulisan dan berusaha
lebih banyak penjelasan lisan
c. banyak contoh agar presentasi
saya terlihat nyata.
27. Saat saya membeli tas sekolah,
saya lebih memperhatikan:
a. tekstur dan bahannya
b. warna dan tampilannya
c. penjelasan keunggulannya
28. Tokoh favorit saya ialah:
a. Taufik Hidayat
b. Afgan
c. Aliando
29. Hal yang paling saya kagumi
dari diri saya ialah:
a. tulisan saya rapi
b. suara saya merdu
c. badan saya atletis
30. Ketika seorang teman
berbicara dengan saya, respon
simpati saya yaitu dengan
mengucapkan:
a. Saya paham apa yang kamu
rasakan.
b. Saya paham apa yang kamu
maksud.
c. Saya paham apa yang kamu
utarakan
*) Adaptasi dari Adhitya (2015)
249
PEDOMAN ANGKET
1 A K V 16 V A K
2 V A K 17 A K V
3 K A V 18 K V A
4 A V K 19 A V K
5 V A K 20 V K A
6 A K V 21 K A V
7 A V K 22 A K V
8 A V K 23 V A K
9 V K A 24 K V A
10 K V A 25 A K V
11 A K V 26 V A K
12 K V A 27 K V A
13 V A K 28 A K V
14 K A V 29 V A K
15 V K A 30 K V A
Keterangan:
a. Jika skor gaya belajar visual (V) merupakan skor tertinggi ( V>A dan V>K)
maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar visual
b. Jika skor gaya belajar auditorial (A) merupakan skor tertinggi ( A>V dan A>K)
maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar visual
c. Jika skor gaya belajar visual (K) merupakan skor tertinggi ( K>A dan K>A)
maka siswa tersebut tergolong tipe gaya belajar kinestetik
250
Lampiran 6. Hasil Angket Gaya Belajar
HASIL ANGKET GAYA BELAJAR SISWA KELAS X MIPA 1
No Subjek Skor
Keputusan V A K
1 G01 8 12 10 Auditori
2 G02 12 10 8 Visual
3 G03 7 15 8 Auditori
4 G04 12 10 8 Visual
5 G05 12 9 9 Visual
6 G06 9 10 11 Kinestetik
7 G07 9 8 13 Kinestetik
8 G08 13 10 7 Visual
9 G09 14 9 7 Visual
10 G10 15 9 6 Visual
11 G11 13 9 8 Visual
12 G12 11 10 9 Visual
13 G13 7 16 7 Auditori
14 G14 15 7 8 Visual
15 G15 9 10 11 Kinestetik
16 G16 8 9 13 Kinestetik
17 G17 10 14 6 Auditori
18 G18 8 14 8 Auditori
19 G19 12 9 9 Visual
20 G20 12 10 8 Visual
21 G21 13 6 11 Visual
22 G22 10 6 14 Kinestetik
23 G23 12 13 5 Auditori
24 G24 9 8 13 Kinestetik
25 G25 11 10 9 Visual
26 G26 9 9 12 Kinestetik
27 G27 8 15 7 Auditori
28 G28 8 10 12 Kinestetik
29 G29 13 11 6 Visual
30 G30 11 15 4 Auditori
251
31 G31 9 9 12 Kinestetik
32 G32 10 14 6 Auditori
33 G33 11 12 7 Auditori
34 G34 9 9 12 Kinestetik
35 G35 9 8 13 Kinestetik
36 G36 7 16 7 Auditori
37 G37 10 7 13 Kinestetik
38 G38 13 12 5 Visual
39 G39 14 10 6 Visual
40 G40 11 12 7 Auditori
TOTAL
VISUAL 16
AUDITORI 12
KINESTETIK 12
Lampiran 7. Indikator Tahap KBK Perkins dan Murphy dan Alasan Pemilihan Indikator KBK Penelitian
INDIKATOR TAHAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
TAHAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENURUT PERKINS DAN MURPHY
Klarifikasi Assesmen Penyimpulan Strategi/taktik
Indikator:
(1) menyatakan masalah,
(2) menganalisis pengertian
dari masalah,
(3) merumuskan sejumlah
asumsi yang mendasari,
(4) merumuskan hubungan
di antara pernyataan atau
asumsi,
(5) mendefinisikan atau
mengkritisi definisi pola-
pola yang relevan.
Indikator:
(1) memberikan alasan bahwa
penalaran yang dilakukan
valid,
(2) penalaran yang dilakukan
relevan,
(3) menentukan kriteria
penilaian seperti
kredibilitas sumber,
(4) membuat penilaian
keputusan berdasarkan
kriteria penilaian atau
situasi atau topik,
(5) memberikan fakta bagi
pilihan kriteria penilaian.
Indikator:
(1) menarik kesimpulan dari
sejumlah ide,
(2) membuat kesimpulan
yang tepat,
(3) mencapai simpulan,
(4) menggeneralisasi,
(5) menunjukkan hubungan
antara sejumlah ide
Indikator:
(1) mengambil tindakan,
(2) menjelaskan tindakan yang
mungkin,
(3) mengevaluasi tindakan
yang mungkin,
(4) memprediksi hasil dari
tindakan yang diusulkan.
253
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR TAHAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
NO SOAL PENYELESAIAN ALASAN
1. Doni dengan tinggi badan 150 cm
sedang mengamati puncak gedung
kantor PT. Persada Barutama dari atap
gedung SMP Bina Insani. Vino dengan
tinggi badan 150 cm juga sedang
mengamati puncak gedung kantor PT.
Persada Barutama dari atap gedung
SMA Bina Insani. SMP Bina Insani
terletak tepat 10 m di depan SMA Bina
Insani. Gedung SMP Bina Insani dan
gedung SMA Bina Insani memiliki
ketinggian gedung yang sama yaitu
m. Jika sudut elevasi Doni adalah nilai
dari persamaan ( )
( ) dan sudut elevasi dari
Diketahui:
Tinggi gedung SMP Bina Insani =
tinggi gedung SMA Bina Insani = 8 m
Jarak kedua gedung = 10 m.
Tinggi bandan Doni = tinggi badan
Vino=150 cm.
Sudut elevasi Doni = nilai dari
persamaan ( ) (
)
Sudut elevasi Vino = nilai dari
persamaan cos( ) .
Ditanya: tinggi gedung kantor PT.
Persada Barutama?
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menyebutkan
informasi yang diketahui dalam soal
secara tepat dan jelas,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta dari soal.
Penyelesaian:
Menggambar Sketsa
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan 254
D
I B
A
C G
H
F E
J
Vino adalah nilai sudut lancip dari
persamaan cos( ) , maka
berapa tinggi gedung kantor PT.
Persada Barutama?
Dimana:
= tinggi gedung kantor PT.
Persada Barutama.
= jarak kedua gedung
= tinggi gedung SMP
Bina Insani = tinggi gedung SMA Bina
Insani
= tinggi badan Doni =
tinggi badan Vino
dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan digunakan
untuk menyelesaikan soal.
( ) ( )
( ) ( )
1. Menghitung sudut elevasi Doni
Sudut elevasi Doni = nilai dari
persamaan ( )
( )
Indikator penyimpulan: (3), (4)
(3) Siswa dapat mencapai simpulan
akhir.
(4) Siswa dapat menggeneralisasi
simpulan sesuai fakta pada soal
255
( )
( (
))
( )
( )
cos( )
cos( )
cos( ) cos
Jadi sudut elevasi Doni adalah
2. Menghitung sudut elevasi Doni
Sudut elevasi Vino = nilai dari
persamaan cos( )
Sudut-sudut istimewa yang nilai
cosnya
dan merupakan sudut
lancip adalah .
Sehingga,
Jadi sudut elevasi Vino adalah
256
n
n
n
( ) n
(
n )
n
n
(
n )
n
n
(
n
n ) (
n )
3. Menghitung tinggi gedung kantor
PT. Persada Barutaman
Berdasarkan data yang di peroleh,
perbandingan yang dihasilkan yaitu
257
( n ) (
n )
n n
( n
n )
n n
n n
n n
Jadi, tinggi gedung kantor PT. Persada
Barutama adalah ( ) m.
Indikator strategi/taktik: (1), (2)
(1) Siswa dapat menggunakan informasi relevan yang telah diperoleh sebelumnya untuk mengerjakan soal dengan runtut
258
dan benar.
(2) Siswa dapat menjelaskan langkah penyelesaian soal yang sudah ditemukan dengan baik.
2. Sebuah perusahaan memproduksi buku
tulis. Produksi hasil penjualan bulanan
(dalam satuan ribuan unit) selama 2
tahun diprediksi, sebagai berikut
cos (
6 ),
dengan waktu (bulan).
mempresentasikan hasil penjualan
bulan Januari 2015. Tentukanlah
prediksi penjualan pada bulan Maret
2016.
Diketahui:
cos (
6).
waktu (bulan).
mempresentasikan hasil
penjualan bulan Januari 2015.
Ditanya: prediksi penjualan pada bulan
Juni 2016.
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menyebutkan
informasi yang diketahui dalam
soal secara tepat dan jelas,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta dari soal.
cos (
) cos (
( )
) cos
cos ( ) cos ( )
cos ( )
Jawab: jika bulan Januari 2015
dinyatakan waktu , maka bulan
Maret 2016 dinyatakan oleh .
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali informasi
atau pengetahuan yang relevan
dari soal
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan digunakan
untuk menyelesaikan soal,
Sehingga,
cos (
6).
Indikator penyimpulan: (3), (4)
(3) Siswa dapat mencapai simpulan
259
( )
cos ( ( 5)
6).
( )
cos( ).
( )
Karena jumlah penjualan dalam ribuan
unit maka
Jadi banyaknya buku tulis yang terjual
pada bulan Maret 2016 adalah
unit.
akhir.
(4) Siswa dapat menggeneralisasi
simpulan sesuai fakta pada soal
Indikator strategi/taktik: (1), (2)
(1) Siswa dapat menggunakan informasi relevan yang telah diperoleh sebelumnya untuk mengerjakan soal dengan runtut dan
benar.
(2) Siswa dapat menjelaskan langkah penyelesaian soal yang sudah ditemukan dengan baik.
260
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Tes Penentuan Nilai KKM Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Penelitian
KISI-KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
No Soal Indikator Soal Bentuk Soal
1 (a,b,c) Soal pembuktian identitas trigonometri melalui perbandingan pada segitiga siku-siku melalui
penyelidikan.
Uraian
2 Soal penerapan perbandingan trigonometri dalam menentukan besar sudut segitiga siku-siku
dan menerapkan dalam penyelesaian masalah nyata.
Uraian
3,4 Soal penerapan perbandingan trigonometri dalam menentukan panjang sisi segitiga siku-siku
dan menerapkan dalam penyelesaian masalah nyata.
Uraian
26
2
263
Lampiran 9. Soal Tes Penentuan Nilai KKM Kemampuan Berpikir Kritis Kelas
Penelitian
TES PENENTUAN KKM
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI
SMA N 1 JUWANA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kelas : X MIPA 1 Hari, tanggal : Selasa, 16 Februari 2016
Waktu : 50 menit Guru Pengampu : Devy Mayaningtyas
Petunjuk Pengerjaan:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan.
b. Kerjakan soal-soal berikut ini secara mandiri tanpa bantuan teman.
c. Tes bersifat close book.
d. Tidak diperkenankan menggunakan kalkulator (Silahkan bertanya kepada
pengawas).
e. Kertas buram (oret-oretan) dikumpulkan bersama lembar jawab.
SOAL TES
1. Perhatikan segitiga siku-siku dibawah ini.
Tunjukkan bahwa:
a. sin2 cos2
b. n sin
cos
c. 2 2
2. Seorang tukang pembersih jendela gedung mempunyai tangga yang dapat
b C
a
B
c
A
264
memanjang hingga mencapai lantai dua dari gedung tersebut. Untuk
membersihkan jendela di lantai pertama, panjang tangga tersebut 2 meter.
Untuk membersihkan jendela pada lantai kedua, panjang tangganya 6
meter. Jarak bawah tangga dengan dinding selalu 6 meter. Berapakah besar
sudut antara tangga dan tanah, jika tangga itu digunakan untuk membersihkan
jendela di lantai dua?
(Listiani, W. 2012. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Siswa. Laporan Penelitian Proses Berpikir Matematik. Kendari: Univeritas
Haluoleo)
3. Pak Agung dan Pak Yahya adalah guru SMA Negeri 1 Harapan. Pak Agung
dan Pak Yahya mempunyai tinggi badan yang sama yaitu 170 cm sedang
berdiri memandang puncak tiang bendera di sekolahnya. Pak Agung berdiri
tepat 10 m di depan Pak Yahya. Jika sudut elevasi Pak Agung 60 dan Pak
Yahya 30 , berapa tinggi tiang bendera tersebut?
4. Dari puncak suatu menara yang tingginya 300 meter, seorang pengamat
mercusuar melihat dua kapal dengan sudut depresi masing–masing
6 dan
3.
Jika kedua kapal itu terletak di sisi yang sama dari menara tersebut. Hitunglah
jarak kedua kapal tersebut.
(Listiani, W. 2012. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Siswa. Laporan Penelitian Proses Berpikir Matematik. Kendari: Universitas
Haluoleo)
265
Lampiran 10. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Penentuan Nilai
KKM KBK Kelas Penelitian
KUNCI JAWABAN TES PENENTUAN KKM KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS
No PENYELESAIAN ALASAN
1. Diketahui:
Diminta: buktikan
a. sin2 cos2
b. n sin
cos
c. 2 2
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap.
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
a. Dari gambar yang diketahui diperoleh
informasi sin
cos
sin
sin
cos
cos
b. Informasi lain relevan
sin
sin
cos
cos
c. Informasi lain yang relevan
sin dan
cos
sin
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang relevan
dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
b C
a
B
c
A
266
a. Dengan menggunakan teorema
Pythagoras diperoleh
2 2 2
( sin )2 ( cos )2 2
( 2 sin2 ) ( 2 cos2 ) 2
(kedua ruas dibagi )
sin2 cos2
Terbukti.
Cara II
Dengan menggunakan teorema
Pythagoras diperoleh
2 2 2
2
2 2
2 2
2
(
)2
(
)2
sin2 cos2
Terbukti.
Cara III
sin2 cos2 (
)2
(
)2
sin2 cos2
sin2 cos2
Dari teorema Pythagoras diketahui bahwa
2 2 2 sehingga
sin2 cos2
sin2 cos2
Terbukti.
b. Dengan informasi yang diperoleh
maka,
n
n sin
cos
n sin
cos
Terbukti.
c. Dengan informasi yang diperoleh
Indikator penyimpulan: (3),
(4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
kesimpulan sesuai fakta
pada soal.
267
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat mengejakan soal dengan menggunakan informasi/ pengetahuan
yang diperoleh disertai langkah yang runtut dan benar,
2. Diketahui:
untuk membersihkan jendela lantai
pertama, tangga harus mencapai 2 m,
untuk membersihkan jendela lantai
keedua, tangga harus mencapai 6 m,
jarak bawah tangga dengan dinding = 6
m.
Ditanya: besar sudut antara tangga dan
tanah untuk mencapai lantai 2.
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
Penyelesaian:
Sketsa
a = sudut yang terbentuk antara tangga
dengan tanah untuk mencapat jendela
lantai 2.
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang relevan
dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
Karena yang diketahui adalah sisi miring
dan sisi samping a, maka untuk mencari
besar sudut a digunakan perbandingan
cosinus. Sehingga,
cos
cos
Indikator penyimpulan: (3),
(4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
kesimpulan sesuai fakta
pada soal.
6 m
Lantai 1
Lantai 2
m m
a
268
Jadi besar sudut yang terbentuk antara
tangga dan tanah untuk mencapai lantai 2
adalah
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat mengejakan soal dengan menggunakan informasi/ pengetahuan
yang diperoleh disertai langkah yang runtut dan benar.
3. Diketahui:
tinggi badan Pak Agung = tinggi badan
Pak Yahya = 170 cm,
Jarak kedua guru = 10 m
Sudut elevasi Pak Agung 60 dan Pak
Yahya 30
Ditanya: tinggi tiang bendera.
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
Penyekesaian:
Sketsa
Dimana:
tinggi tiang bendera
tinggi Pak Agung
tinggi Pak Yahya
jarak Pak Agung dan Pak Yahya
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal. B
A
C D
G F
E
170 cm
10 m
269
Berdasarkan data yang diketahui,
perbandingan yang dihasilkan yaitu
n
n
n
n
( ) n
(
n ) n
n
(
n )
n
n
(
n n )
( n )
( n ) ( n )
n n
( n
n )
n n
n n
n n
n n
n n
Indikator penyimpulan: (3),
(4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
kesimpulan sesuai fakta
pada soal.
270
Jadi, tinggi tiang bendera adalah
( tan6 tan3
tan6 tan3 )
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat mengejakan soal dengan menggunakan informasi/ pengetahuan
yang diperoleh disertai langkah yang runtut dan benar.
4. Diketahui:
Tinggi menara mercusuar 300 meter.
Seorang pengamat mercusuar melihat
dua kapal dengan sudut depresi masing-
masing
dan
.
Kedua kapal itu terletak di sisi yang
sama dari menara.
Ditanyakan: jarak kedua kapal.
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
Penyelesaian:
Sketsa
Keterangan: K1 = Kapal 1
K2 = Kapal 2
S1 = Jarak kapal 1 dari menara
mercusuar
S2 = Jarak kapal 2 dari menara
mercusuar
Karena yang diketahui adalah sisi depan
dari sudut depresi, maka untuk mencari
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
300
m
K1 K2
S1 S2
ð
ð
271
sisi samping dari sudut depresi yang
merupakan jarak kapal ke menara
digunakan perbandingan trigonometri
tangen
Sehingga,
n
n
2
2
n
n
n
n
Jarak kedua kapal = 2
n
n
Jadi jarak kedua kapal tersebut adalah
n
n m.
Indikator penyimpulan:
(3), (4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
kesimpulan sesuai fakta
pada soal.
Indikator strategi/taktik: (1)
(1) siswa dapat mengejakan soal dengan menggunakan informasi/ pengetahuan
yang diperoleh disertai langkah yang runtut dan benar.
272
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
No
Soal
TAHAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
SKOR KRITERIA
1 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada
tahap assesmen belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap penyimpulan
sudah dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa
273
Strategi/taktik 1 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik belum
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa
2 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada
tahap assesmen belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap penyimpulan
sudah dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
274
dipenuhi oleh siswa
Strategi/taktik 1
Jika indikator pada tahap
strategi/taktik belum
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa
3 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada
tahap assesmen belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap penyimpulan
sudah dipenuhi oleh siswa.
275
3 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa
Strategi/taktik 1 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik belum
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa
4 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada
tahap assesmen belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
276
pada tahap penyimpulan
sudah dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa
Strategi/taktik 1 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik belum
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika indikator pada tahap
strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa
NILAI =
277
Lampiran 11. Hasil Tes Penentuan Nilai KKM KBK Kelas Penelitian
HASIL TES PENENTUAN NILAI KKM KBK KELAS PENELITIAN
No Soal Nomor Jumlah
Skor Nilai
1 2 3 4
1 9 10 8 10 37 77,08
2 8 10 9 7 35 70,83
3 9 10 8 10 38 77,08
4 10 11 8 9 38 79,17
5 8 9 9 10 36 75
6 10 11 8 10 40 81,25
7 10 9 8 10 38 77,08
8 10 10 9 9 38 79,17
9 10 10 8 9 38 77,08
10 9 11 8 10 39 79,17
11 9 8 10 7 39 70,83
12 8 8 9 8 31 68,75
13 8 8 8 8 33 66,67
14 10 11 9 10 41 83,33
15 10 8 9 7 34 70,83
16 8 8 10 9 33 72,92
17 9 9 9 8 36 72,92
18 10 9 8 9 37 75
19 11 9 7 7 34 70,83
20 9 9 7 9 35 70,83
21 8 10 8 9 36 72,92
22 10 8 10 8 34 75
23 8 8 8 7 32 64,58
24 10 11 8 9 39 79,17
25 8 10 10 8 34 75
26 11 9 10 10 41 83,33
27 11 9 7 8 36 72,92
28 9 7 7 7 29 62,5
29 10 9 8 9 37 75
30 8 6 8 8 31 62,5
31 10 10 7 9 37 75
32 10 9 8 8 36 72,92
33 11 9 9 8 38 77,08
34 11 12 10 9 42 87,5
278
35 11 9 8 8 37 75
36 9 7 8 8 32 66,67
37 11 9 8 7 35 72,92
38 11 10 11 10 42 87,5
39 9 9 8 9 35 72,92
40 10 11 8 8 37 77,08
Rata-rata 74,58
279
Lampiran 12. Kisi-kisi Soal Uji Coba
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Sekolah : SMA Negeri 1 Juwana Materi Pokok : Trigonometri
Mata Pelajaran : Matematika Alokasi Waktu : 50 menit
Kelas/Semester : X MIPA 2 Banyak Soal : 2
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan dan menentukan hubungan perbandingan Trigonometri dari sudut di setiap kuadran,
memilih dan menerapkan dalam penyelesaian masalah nyata dan matematika
No
Soal
Indikator Soal Bentuk Soal
1 Soal penerapan perbandingan trigonometri dari sudut khusus dan sudut di setiap kuadran untuk
menyelesaikan masalah nyata.
Uraian
2 Soal penerapan perbandingan trigonometri dari sudut ( ) untuk menyelesaikan
masalah nyata.
Uraian
280
280
Lampiran 13. Soal Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis
SOAL UJI COBA
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI
SMA N 1 JUWANA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kelas : X MIPA 1 Hari, tanggal : Senin, 22 Februari 2016
Waktu : 50 menit Guru Pengampu : Devy Mayaningtyas
Petunjuk Pengerjaan:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan.
b. Kerjakan soal-soal berikut ini secara mandiri tanpa bantuan teman.
c. Tes bersifat close book.
d. Tidak diperkenankan menggunakan kalkulator (Silahkan bertanya kepada
pengawas).
e. Kertas buram (oret-oretan) dikumpulkan bersama lembar jawab.
SOAL TES
1. Yayasan Bina Insani menaungi 2 dua sekolah yaitu SMP Bina Insani dan
SMA Bina Insani. SMP Bina Insani terletak tepat di depan SMA Bina
Insani Gedung SMP Bina Insani dan gedung SMA Bina Insani memiliki
ketinggian gedung yang sama yaitu m. Suatu hari, ketika diadakan persami
untuk seluruh siswa SMP dan SMA Bina Insani, guru pendamping persami
memberitahukan bahwa malam hari ini akan ada bulan purnama. Doni siswa
SMP Bina Insani bergegas menuju atap gedung sekolahnya dan Vino siswa
SMA Bina Insani sudahsampai di atap gedung sekolahnya. Mereka berdiri
melihat bulan purnama dari atap gedung sekolahnya masing-masing. Doni
dan Vino memiliki tinggi badan yang sama yaitu 150 cm. Jika sudut elevasi
Doni adalah nilai dari persamaan ( ) ( ) dan
sudut elevasi dari Vino adalah nilai sudut lancip dari persamaan cos(
) . Berapa tinggi bulan purnama tersebut?
2. Sebuah perusahaan memproduksi buku tulis. Produksi hasil penjualan
bulanan (dalam satuan ribuan unit) selama 2 tahun diprediksi, sebagai berikut
281
cos (
6 ), dengan waktu (bulan).
mempresentasikan hasil penjualan bulan Januari 2015. Tentukanlah
prediksi penjualan pada bulan Maret 2016.
282
D
I B
A
C G
H
F E
J
Lampiran 14. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Uji Coba Tes KBK
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS
No PENYELESAIAN INDIKATOR NILAI
1 Diketahui:
Tinggi gedung SMP Bina Insani =
tinggi gedung SMA Bina Insani 8m
Jarak kedua gedung = m
Tinggi bandan Doni = tinggi badan
Vino=150 cm.
Sudut elevasi Doni = nilai dari
persamaan ( ) ( ) Sudut elevasi Vino = nilai dari
persamaan cos( ) .
Indikator klarifikasi : (1),
(2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
1
Ditanya: tinggi bulan purnama. (2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
1
Penyelesaian:
Menggambar Sketsa
Dimana:
= tinggi bulan punama
= jarak kedua gedung
= tinggi pedung SMP
Bina Insani = tinggi gedung SMA
Bina Insani
= tinggi badan
Doni = tinggi badan Vino
Indikator assesmen: (1),
(3)
(1) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
2
4. Menghitung sudut elevasi Doni
Sudut elevasi Doni = nilai dari
Indikator penyimpulan:
(3), (4)
2
283
persamaan ( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
( ) ( ( ))
( ) ( )
Jadi sudut elevasi Doni adalah
5. Menghitung sudut elevasi Doni
Sudut elevasi Vino = nilai dari
persamaan cos( )
cos( )
cos( )
Sudut-sudut istimewa yang nilai
cosnya
dan merupakan
sudut lancip adalah . Sehingga, cos( ) cos Jadi sudut elevasi Vino adalah
6. Menghitung tinggi tiang bendera
Berdasarkan data yang di
peroleh, perbandingan yang
dihasilkan yaitu
n
n
n
( ) n
(
n )
n
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
kesimpulan sesuai fakta
pada soal.
Indikator strategi/taktik:
(1), (2)
(1) siswa dapat mengejakan
soal dengan
menggunakan informasi/
pengetahuan yang
diperoleh disertai
langkah yang runtut dan
benar.
(2) Siswa dapat menjelaskan
langkah penyelesaian
yang sudah ditemukan
dengan baik.
2
3
284
n ( n ) n
n ( n n ) ( n )
( n ) ( n ) n n
( n n ) n n
n n
n n
Jadi, tinggi bulan purnama adalah
( ) m.
1
Total Skor 12
2. Diketahui:
cos (
6).
waktu (bulan).
mempresentasikan hasil
penjualan bulan Januari 2015.
Indikator klarifikasi : (1),
(2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
1
Ditanya: prediksi penjualan pada
bulan Juni 2016
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
1
285
Jawab: jika bulan Januari 2015
dinyatakan waktu , maka bulan
Maret 2016 dinyatakan oleh .
cos (
) cos (
( )
) cos
cos ( ) cos ( )
cos ( )
Indikator assesmen: (1),
(3)
(1) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
3
Sehingga,
cos (
6).
( )
cos ( ( 5)
6).
( ) cos( ). ( )
Karena jumlah penjualan dalam
ribuan unit maka
Jadi banyaknya buku tulis yang
terjual pada bulan Maret 2016 adalah
unit.
Indikator penyimpulan:
(3), (4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
kesimpulan sesuai fakta
pada soal.
Indikator strategi/taktik:
(1), (2)
(1) siswa dapat mengejakan
soal dengan
menggunakan informasi/
pengetahuan yang
diperoleh disertai
langkah yang runtut dan
benar.
(2) Siswa dapat menjelaskan
langkah penyelesaian
yang sudah ditemukan
4
2
1
Total Skor 12
NILAI =
Lampiran 15. Hasil Uji Coba Soal Tes
HASIL UJI COBA SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
No Kode Nomor Butir Soal
Total Nilai 1 2
286
1 UC-01 5 3 8 33
2 UC-02 5 3 8 33
3 UC-03 8 10 18 75
4 UC-04 9 10 19 79
5 UC-05 9 10 19 79
6 UC-06 8 10 18 75
7 UC-07 9 11 20 83
8 UC-08 9 11 20 83
9 UC-09 8 10 18 75
10 UC-10 8 10 18 75
11 UC-11 7 6 13 54
12 UC-12 7 6 13 54
13 UC-13 7 11 18 75
14 UC-14 7 9 16 67
15 UC-15 9 8 17 71
16 UC-16 8 9 17 71
17 UC-17 5 10 15 63
18 UC-18 8 6 14 58
19 UC-19 6 10 16 67
20 UC-20 7 8 15 63
21 UC-21 5 4 9 38
22 UC-22 7 6 13 54
23 UC-23 7 7 14 58
24 UC-24 6 3 9 38
25 UC-25 11 7 18 75
26 UC-26 9 11 20 83
27 UC-27 9 11 20 83
28 UC-28 11 11 22 92
29 UC-29 8 8 16 67
30 UC-30 9 11 20 83
31 UC-31 6 3 9 38
32 UC-32 7 11 18 75
33 UC-33 7 10 17 71
34 UC-34 9 11 20 83
35 UC-35 7 9 16 67
36 UC-36 7 11 18 75
37 UC-37 7 11 18 75
38 UC-38 8 6 14 58
39 UC-39 7 5 12 50
287
288
Lampiran 16. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL SOAL UJI COBA
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Rumus:
∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
Keterangan:
: koefisien korelasi tiap item
N : banyaknya subjek uji coba
∑
: jumlah skor item
∑
: jumlah skor total
∑
: jumlah kuadrat skor item
∑
: jumlah kuadrat skor total
∑
: jumlah perkalian skor item dan skor total
Kriteria:
soal dikatakan valid jika dengan hasil r pada tabel
product moment dengan taraf signifikan 5%.
Perhitungan:
Berikut ini disajikan perhitungan validitas butir soal nomor 1.
No Kode Siswa X Y X2 Y
2 XY
1 UC-01 5 8 25 64 40
2 UC-02 5 8 25 64 40
3 UC-03 8 18 64 324 144
4 UC-04 9 19 81 361 171
5 UC-05 9 19 81 361 171
6 UC-06 8 18 64 324 144
7 UC-07 9 20 81 400 180
8 UC-08 9 20 81 400 180
9 UC-09 8 18 64 324 144
289
10 UC-10 8 18 64 324 144
11 UC-11 7 13 49 169 91
12 UC-12 7 13 49 169 91
13 UC-13 7 18 49 324 126
14 UC-14 7 16 49 256 112
15 UC-15 9 17 81 289 153
16 UC-16 8 17 64 289 136
17 UC-17 5 15 25 225 75
18 UC-18 8 14 64 196 112
19 UC-19 6 16 36 256 96
20 UC-20 7 15 49 225 105
21 UC-21 5 9 25 81 45
22 UC-22 7 13 49 169 91
23 UC-23 7 14 49 196 98
24 UC-24 6 9 36 81 54
25 UC-25 11 18 121 324 198
26 UC-26 9 20 81 400 180
27 UC-27 9 20 81 400 180
28 UC-28 11 22 121 484 242
29 UC-29 8 16 64 256 128
30 UC-30 9 20 81 400 180
31 UC-31 6 9 36 81 54
32 UC-32 7 18 49 324 126
33 UC-33 7 17 49 289 119
34 UC-34 9 20 81 400 180
35 UC-35 7 16 49 256 112
36 UC-36 7 18 49 324 126
37 UC-37 7 18 49 324 126
38 UC-38 8 14 64 196 112
39 UC-39 7 12 49 144 84
Jumlah 296 623 2328 10473 4890
Kuadrat 87616 388129
∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
( ) ( )
*( ) +*( ) +
( )( )
290
( )( )
Berdasarkan perhitungan diperoleh harga = maka butir soal nomor 1
valid.
Perhitungan:
Berikut ini disajikan perhitungan validitas butir soal nomor 2.
No Kode Siswa X Y X2 Y
2 XY
1 UC-01 3 8 9 64 24
2 UC-02 3 8 9 64 24
3 UC-03 10 18 100 324 180
4 UC-04 10 19 100 361 190
5 UC-05 10 19 100 361 190
6 UC-06 10 18 100 324 180
7 UC-07 11 20 121 400 220
8 UC-08 11 20 121 400 220
9 UC-09 10 18 100 324 180
10 UC-10 10 18 100 324 180
11 UC-11 6 13 36 169 78
12 UC-12 6 13 36 169 78
13 UC-13 11 18 121 324 198
14 UC-14 9 16 81 256 144
15 UC-15 8 17 64 289 136
16 UC-16 9 17 81 289 153
17 UC-17 10 15 100 225 150
18 UC-18 6 14 36 196 84
19 UC-19 10 16 100 256 160
20 UC-20 8 15 64 225 120
21 UC-21 4 9 16 81 36
22 UC-22 6 13 36 169 78
23 UC-23 7 14 49 196 98
24 UC-24 3 9 9 81 27
25 UC-25 7 18 49 324 126
291
26 UC-26 11 20 121 400 220
27 UC-27 11 20 121 400 220
28 UC-28 11 22 121 484 242
29 UC-29 8 16 64 256 128
30 UC-30 11 20 121 400 220
31 UC-31 3 9 9 81 27
32 UC-32 11 18 121 324 198
33 UC-33 10 17 100 289 170
34 UC-34 11 20 121 400 220
35 UC-35 9 16 81 256 144
36 UC-36 11 18 121 324 198
37 UC-37 11 18 121 324 198
38 UC-38 6 14 36 196 84
39 UC-39 5 12 25 144 60
Jumlah 327 623 3021 10473 5583
Kuadrat 106929 388129
∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
( ) ( )
*( ) +*( ) +
( )( )
( )( )
Berdasarkan perhitungan diperoleh harga maka butir soal
nomor 2 valid.
292
Lampiran 17. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL SOAL UJI COBA
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Rumus:
[
( )] [
∑
]
Keterangan:
: reliabilitas tes secara keseluruhan
: banyaknya item
∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item
∑ : varians total
Dengan rumus varians ( ):
∑
(∑ )
Keterangan:
X : skor pada tiap-tiap item;
N : jumlah peserta tes.
Kriteria:
Apabila maka item tes yang di uji cobakan reliabel.
Perhitungan:
∑
(∑ )
∑
(∑ )
Sehingga didapatkan ∑
293
∑
(∑ )
Jadi,
(
) [
∑
]
(
) [
]
Diperoleh dan karena = 0,616 >
0,3160 maka butir soal tes tersebut dapat dikatakan reliabel.
294
Lampiran 18. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL UJI COBA
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Rumus:
Keterangan:
= jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
= jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
= jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah
Kriteria:
: sangat baik
: baik, mungkin perlu diperbaiki
: cukup, perlu diperbaiki
: jelek, dibuang atau dirombak
Perhitungan:
Daftar skor kelompok atas no.1 Daftar skor kelompok bawah no.1
No Kode Siswa Skor no.1
No Kode Siswa Skor no.1
1 UC-25 11 21 UC-12 7
2 UC-28 11 22 UC-13 7
3 UC-07 9 23 UC-14 7
4 UC-08 9 24 UC-20 7
5 UC-15 9 25 UC-22 7
6 UC-26 9 26 UC-23 7
7 UC-27 9 27 UC-32 7
8 UC-30 9 28 UC-33 7
9 UC-34 9 29 UC-35 7
295
10 UC-04 9 30 UC-36 7
11 UC-05 9 31 UC-37 7
12 UC-16 8 32 UC-39 7
12 UC-18 8 33 UC-19 6
14 UC-29 8 34 UC-24 6
15 UC-38 8 35 UC-31 6
16 UC-03 8 36 UC-01 5
17 UC-06 8 37 UC-02 5
18 UC-09 8 38 UC-17 5
19 UC-10 8 39 UC-21 5
20 UC-11 7 Jumlah 122
Jumlah 174
Dari perhitungan diperoleh bahwa DP = 0,22 sehingga soal nomor 1 memiliki
kategori cukup dan perlu diperbaiki. Pada saat pelaksanaan soal no.1 masih sedikit
direvisi sesuai arahan guru pamong.
Daftar skor kelompok atas no.2 Daftar skor kelompok bawah no.2
No Kode Siswa Skor no. 2
No Kode Siswa Skor no. 2
1 UC-07 11 21 UC-14 9
2 UC-08 11 22 UC-16 9
3 UC-13 11 23 UC-35 9
4 UC-26 11 24 UC-15 8
5 UC-27 11 25 UC-20 8
6 UC-28 11 26 UC-29 8
7 UC-30 11 27 UC-23 7
296
8 UC-32 11 28 UC-25 7
9 UC-34 11 29 UC-11 6
10 UC-36 11 30 UC-12 6
11 UC-37 11 31 UC-18 6
12 UC-03 10 32 UC-22 6
12 UC-04 10 33 UC-38 6
14 UC-05 10 34 UC-39 5
15 UC-06 10 35 UC-21 4
16 UC-09 10 36 UC-01 3
17 UC-10 10 37 UC-02 3
18 UC-17 10 38 UC-24 3
19 UC-19 10 39 UC-31 3
20 UC-33 10 Jumlah 116
Jumlah 211
Dari perhitungan diperoleh bahwa DP = 0,40 sehingga soal nomor 2 memiliki
kategori sangat baik.
297
Lampiran 19. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Rumus:
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
SA = jumlah skor kelompok atas
SB = jumlah skor kelompok bawah
n = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = skor maksimal soal yang bersangkutan
Kriteria:
TK Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah
Perhitungan:
Tingkat kesukaran no.1
Tingkat kesukaran 0,55 berarti bahwa butir soal termasuk kategori sedang.
Tingkat kesukaran no.2
Tingkat kesukaran 0,56 berarti bahwa butir soal termasuk kategori sedang.
298
Lampiran 20. Rekap Analisis Butir Soal Uji Coba
REKAPITULASI ANALISIS BUTIR SOAL TES UJI COBA
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
No
Soal Validitas Reliabilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya
Beda Keterangan
1 Valid
Reliabel
Sedang Cukup
Digunakan,
dengan
perbaikan
2 Valid Sedang Sangat
Baik Digunakan
1. VALIDITAS
Validitas Valid Tidak Valid
No. Soal 1
2 -
Jumlah 2 0
2. DAYA PEMBEDA
Daya Beda Sangat
Baik Baik Cukup Jelek
No. Soal 2 - 1 -
Jumlah 2 0 1 0
3. TINGKAT KESUKARAN
Tingkat
Kesukaran Mudah Sedang Sukar
No. Soal - 1
2 -
Jumlah 0 2 0
Lampiran 21. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Penelitian
TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI
SMA N 1 JUWANA
299
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Kelas : X MIPA 1 Hari, tanggal : Selasa, 8 Maret 2016
Waktu : 50 menit Guru Pengampu : Devy Mayaningtyas
Petunjuk Pengerjaan:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan.
b. Kerjakan soal-soal berikut ini secara mandiri tanpa bantuan teman.
c. Tes bersifat close book.
d. Tidak diperkenankan menggunakan kalkulator (Silahkan bertanya kepada
pengawas).
e. Kertas buram (oret-oretan) dikumpulkan bersama lembar jawab.
SOAL TES
1. Doni dengan tinggi badan 150 cm sedang mengamati puncak gedung kantor
PT. Persada Barutama dari atap gedung SMP Bina Insani. Vino dengan tinggi
badan 150 cm juga sedang mengamati puncak gedung kantor PT. Persada
Barutama dari atap gedung SMA Bina Insani. SMP Bina Insani terletak tepat
10 m di depan SMA Bina Insani. Gedung SMP Bina Insani dan gedung SMA
Bina Insani memiliki ketinggian gedung yang sama yaitu m. Jika sudut
elevasi Doni adalah nilai dari persamaan ( ) ( )
dan sudut elevasi dari Vino adalah nilai sudut lancip dari persamaan
cos( ) , maka berapa tinggi gedung kantor PT. Persada
Barutama?
2. Sebuah perusahaan memproduksi buku tulis. Produksi hasil penjualan
bulanan (dalam satuan ribuan unit) selama 2 tahun diprediksi, sebagai berikut
cos (
6), dengan waktu (bulan).
mempresentasikan hasil penjualan bulan Januari 2015. Tentukanlah
prediksi penjualan pada bulan Maret 2016.
300
D
I B
A
C G
H
F E
J
Lampiran 22. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes KBK
NO PENYELESAIAN INDIKATOR
1. Diketahui:
Tinggi gedung SMP Bina Insani = tinggi
gedung SMA Bina Insani 8m
Jarak kedua gedung = m
Tinggi bandan Doni = tinggi badan
Vino=150 cm.
Sudut elevasi Doni = nilai dari
persamaan ( ) (
)
Sudut elevasi Vino = nilai dari
persamaan cos( ) .
Ditanya: tinggi gedung kantor PT.
Persada Barutama
Indikator klarifikasi : (1),
(2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
Penyelesaian:
Menggambar Sketsa
Dimana:
= tinggi gedung kantor PT.
Indikator assesmen: (2),
(3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau
pengetahuan yang
relevan dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
301
Persada Barutama
= jarak kedua gedung
= tinggi pedung SMP
Bina Insani = tinggi gedung SMA Bina
Insani
= tinggi badan
Doni = tinggi badan Vino
1. Menghitung sudut elevasi Doni
Sudut elevasi Doni = nilai dari
persamaan ( )
( )
( ) ( )
( ) ( )
( )
( (
))
( ) ( )
Jadi sudut elevasi Doni adalah
2. Menghitung sudut elevasi Vino
Sudut elevasi Vino = nilai dari
persamaan cos( )
cos( )
cos( )
Sudut-sudut istimewa yang nilai
cosnya
dan merupakan sudut
lancip adalah .
Indikator penyimpulan:
(3), (4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
simpulan sesuai fakta
pada soal.
302
Sehingga,
cos( ) cos
Jadi sudut elevasi Vino adalah
3. Menghitung tinggi tiang bendera
Berdasarkan data yang di peroleh,
perbandingan yang dihasilkan yaitu
n
n
n
( ) n
(
n ) n
n
(
n )
n
n
(
n n )
( n )
( n ) (
n )
n n
( n
n )
n n
n n
n n
303
Indikator strategi/taktik: (1), (2)
(1) siswa dapat mengejakan soal dengan menggunakan informasi/
pengetahuan yang diperoleh disertai langkah yang runtut dan benar.
(2) siswa dapat menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian soal
yang sudah ditemukan. (wawancara)
2. Diketahui:
cos (
6).
waktu (bulan).
mempresentasikan hasil
penjualan bulan Januari 2015.
Ditanya: prediksi penjualan pada
bulan Juni 2016.
Indikator klarifikasi : (1), (2)
(1) siswa dapat menentukan
informasi yang ada pada
soal dengan tepat dan
lengkap,
(2) siswa dapat merumuskan
pertanyaan yang diminta
dari soal.
Jawab: jika bulan Januari 2015
dinyatakan waktu , maka bulan
Maret 2016 dinyatakan oleh .
cos (
) cos (
( )
) cos
cos ( ) cos ( )
cos ( )
Indikator assesmen: (2), (3)
(2) siswa dapat menggali
informasi atau pengetahuan
yang relevan dari soal,
(3) siswa dapat menentukan
ide/konsep yang akan
digunakan untuk
menyelesaikan soal.
Sehingga,
cos (
6).
( )
cos ( ( 5)
6).
( )
cos( ).
( )
Karena jumlah penjualan dalam
Indikator penyimpulan: (3),
(4)
(3) siswa dapat mencapai
simpulan yang tepat,
(4) siswa dapat
menggeneralisasikan
simpulan sesuai fakta pada
soal.
304
ribuan unit maka
Jadi banyaknya buku tulis yang terjual
pada bulan Maret 2016 adalah
unit.
Indikator strategi/taktik: (1), (2)
(1) siswa dapat mengejakan soal dengan menggunakan informasi/ pengetahuan
yang diperoleh disertai langkah yang runtut dan benar.
(2) siswa dapat menjelaskan dengan baik langkah penyelesaian soal yang sudah
ditemukan. (wawancara)
305
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
No
Soal
TAHAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
SKOR KRITERIA
1 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada
tahap assesmen belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap penyimpulan
sudah dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
dipenuhi oleh siswa
306
Strategi/taktik 1
Jika semua indikator pada
tahap strategi/taktik belum
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa
2 Klarifikasi 1 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap klarifikasi sudah
dipenuhi oleh siswa
Assesmen 1 Jika semua indikator pada
tahap assesmen belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal satu indikator
pada tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap assesmen sudah
dipenuhi oleh siswa
Penyimpulan 1 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan belum
dipenuhi oleh siswa.
2 Jika minimal dua indikator
pada tahap penyimpulan
sudah dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap penyimpulan sudah
307
dipenuhi oleh siswa
Strategi/taktik 1
Jika semua indikator pada
tahap strategi/taktik belum
dipenuhi oleh siswa.
3 Jika semua indikator pada
tahap strategi/taktik sudah
dipenuhi oleh siswa
NILAI =
308
Lampiran 23. Rekap Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis
REKAP NILAI TES KEMEMPUAN BERPIKIR KRITIS KELAS X MIPA 1
No Skor Nomor
Jumlah Nilai 1 2
1 9 10 19 79,2
2 10 10 20 83,3
3 9 11 20 83,3
4 11 8 19 79,2
5 11 10 21 87,5
6 11 11 22 91,7
7 11 9 20 83,3
8 10 11 21 87,5
9 12 10 22 91,7
10 8 7 15 62,5
11 11 11 22 91,7
12 9 8 17 70,8
13 9 6 15 62,5
14 11 11 22 91,7
15 11 10 21 87,5
16 12 9 21 87,5
17 12 11 23 95,8
18 12 10 22 91,7
19 11 8 19 79,2
20 10 10 20 83,3
21 9 9 18 75
22 11 11 22 91,7
23 9 10 19 79,2
24 11 10 21 87,5
25 12 10 22 91,7
26 12 11 23 95,8
27 9 11 20 83,3
28 12 9 21 87,5
29 11 10 21 87,5
30 12 10 22 91,7
31 11 10 21 87,5
32 9 9 18 75
33 10 9 19 79,2
34 12 11 23 95,8
309
35 12 11 23 95,8
36 10 10 20 83,3
37 12 9 21 87,5
38 12 10 22 91,7
39 11 10 21 87,5
40 9 7 16 66,7
310
Lampiran 24. Uji Normalitas
UJI NORMALITAS NILAI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Hipotesis:
: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujian:
diterima apabila nilai significant 0,05.
Dari hasil penghitungan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NilaiKBK
N 40
Normal Parametersa Mean 84.7975
Std. Deviation 8.57075
Most Extreme Differences Absolute .199
Positive .110
Negative -.199
Kolmogorov-Smirnov Z 1.257
Asymp. Sig. (2-tailed) .085
a. Test distribution is Normal.
Karena ni i si maka diterima, artinya data nilai tes
kemampuan berpikir kritis kelas penelitian (X MIPA 1) berdistribusi normal.
311
Lampiran 25. Uji Hipotesis
UJI KETUNTASAN KLASIKAL
Hipotesis:
: ; artinya persentase ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran Resource Based Learning lebih dari
atau samadengan 85%.
: ; artinya persentase ketuntasan hasil tes kemampuan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran Resource Based Learning kurang dari
85%.
Uji Statistik:
Uji proporsi dengan .
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan adalah
√ ( )
Kriteria Pengujian:
Tolak jika 5 .
Perhitungan:
√ ( )
√ ( )
312
Dengan diperoleh sehingga .
Karena 45, maka diterima berarti persentase ketuntasan hasil
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Resource Based Learning
telah mencapai ketuntasan klasikal.
Daerah Penerimaan 𝐻
313
Lampiran 26. Subjek Penelitian
PEMILIHAN SUBJEK PENELITIAN
No Subjek Skor
Keputusan V A K
1 G10 15 9 6
Visual
2 G14 15 7 8
3 G09 14 9 7
4 G39 14 10 6
5 G08 13 10 7
6 G11 13 9 8
7 G21 13 6 11
8 G29 13 11 6
9 G38 13 12 5
10 G02 12 10 8
11 G04 12 10 8
12 G05 12 9 9
13 G19 12 9 9
14 G20 12 10 8
15 G12 11 10 9
16 G25 11 10 9
17 G36 7 16 7
Auditori
18 G13 7 16 7
19 G30 11 15 4
20 G03 7 15 8
21 G27 8 15 7
22 G17 10 14 6
23 G18 8 14 8
24 G32 10 14 6
25 G23 12 13 5
26 G01 8 12 10
27 G33 11 12 7
28 G40 11 12 7
29 G22 10 6 14
Kinestetik
30 G16 8 8 13
31 G07 9 8 13
32 G24 9 9 13
33 G35 9 8 13
34 G37 10 7 13
314
35 G26 9 9 12
36 G28 8 10 12
37 G31 9 9 12
38 G34 9 9 12
39 G06 9 10 11
40 G15 9 10 11
315
Lampiran 27. Hasil Pekerjaan Subjek
Subjek Visual 1
316
317
Subjek Visual 2
318
319
Subjek Auditori 1
320
321
Subjek Auditori 2
322
323
Subjek Kinestetik 1
324
325
Subjek Kinestetik 2
326
327
Lampiran 28. Pedoman wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan Wawancara
Mengetahui tahap kemampuan berpikir kritis siswa menurut Perkins dan
Murphy (2006).
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara klinis tidak terstruktur.
Yakni wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara dilakukan
sebagai berikut.
1. Wawancara dilakukan secara face to face, yakni terjadi kontak langsung
antara peneliti dan informan.
2. Wawancara dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan tempat
pelaksanaan wawancara antara peneliti dan informan.
3. Pertanyaan yang diberikan tidak harus sama, tetapi memuat pokok
permasalahan yang sama.
C. Pelaksanaan
Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan pembelajaran Resource
Based Learning, dan di pertemuan akhir siswa diberi soal untuk menentukan
tingkat kemampuan berpikir kritis. Soal dikerjakan dalam waktu 50 menit.
328
Setelah beberapa waktu, sejumlah siswa diwawancara berkaitan pengerjaan
soal tersebut dengan pertanyaan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tahap klarifikasi masalah dalam kemampuan berpikir
kritis. Pertanyaan:
a. Menurut Kamu, apakah soal yang diberikan dapat dipahami?
b. Dapatkah Kamu menyebutkan informasi yang disediakan dalam soal
tersebut? Jelaskan.
c. Menurut Kamu, apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
2. Untuk mengetahui tahap assesmen dalam kemampuan berpikir kritis.
a. Dapatkah Kamu menjelaskan ide/konsep yang akan digunakan untuk
menyelesaikan soal ini?
b. Apakah ada hubungan antar informasi tersebut? Jelaskan.
3. Untuk mengetahui tahap penyimpulan dalam kemampuan berpikir kritis.
a. Bagaimana hasil akhir yang kamu dapatkan dari masalah/soal tersebut?
b. Apa simpulan atau solusi yang kamu dapatkan dari masalah/soal
tersebut?
4. Untuk mengetahui tahap strategi/taktik dalam kemampuan berpikir kritis.
a. Dapatkah kamu menjelaskan bagaimana kamu menyelesaikan soal ini?
329
Lampiran 29. Transkrip Wawancara
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara peneliti dengan subjek G10
P : Selamat siang, ibu mau minta waktu sebentar ya. Ibu mau wawancara
soal pekerjaanmu saat tes kemampuan berpikir kritis.
G10 : Selamat siang juga bu. Oh iya bu.
P : Nomer 1 dulu ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G10 : Iya, sudah.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada nomor 1.
G10 : Diketahui tinggi gedung SMP Bina Insani sama dengan tinggi gedung
SMA Bina Insani m, tinggi badan Doni sama dengan tinggi badan Vino
150 cm, sudut elevasi Doni sama dengan nilai dari persamaan (
) ( ) , sudut elevasi Vino sama dengan nilai dari
persamaan cos( ) .
P : Ada lagi dek?
G10 : (membaca lagi) Tidak ada bu. Ehh ada jarak kedua gedung 10 m.
P : Darimana kamu informasi itu?
G10 : Disoalnya bu. Kan disini sudah ada tulisannya seperti itu. (menunjuk
lembar soal).
P : Apa yang ditanyakan?
G10 : Berapa tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama tersebut?
P : Untuk soal nomor 1, bagaimana cara yang kamu lakukan untuk
menyelesaikannya?
G10 : Dari yang diketahui tadi saya buat skestanya dulu bu.
P : Lalu, setelah membuat sketsa apa yang kamu lakukan?
G10 : Dari sketsanya kan jadi kelihatan saya harus mencari bagian apa dan
menggunakan rumus apa bu.
P : Apa rumus yang kamu gunakan?
G10 : Kalau dari gambar yang saya buat berarti saya harus pakai perbandingan
trigonometri bu.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G10 : Kan saya mencari sudut elevasinya Doni dulu bu, saya samakan dulu
menjadi sin semua, jadi saya bisa mencari besar sudutnya.
P : Bagaimana cara memperoleh persamaan seperti itu?
G10 : Mmmm (agak lama) kemaren kita belajar yang sin( ) cos itu
lho bu, jadi saya pakai rumus itu, kan akhirnya nanti bisa jadi persamaan
ini bu, terus diperoleh nilai nya .
330
P : Selanjutnya bagaimana?
G10 : Mencari punyanya Vino bu. Dari persamaan itu bisa pindah ruas bu
angka 2nya.
Terus ketemu
Nah, nilai cos
dan sudut lancip kan ya
sudah terus ketemu persamaan yang baru, akhirnya . Begitu Bu.
P : Apakah kamu hafal nilai cos dari sudut-sudut istimewa?
G10 : Alhamdulillah bu, jadi bisa mengerjakan ini.
P : Lalu langkah selanjutnya apa?
G10 : Mencari panjang AB bu. Pakainya tangen.
P : Mengapa mencari AB?
G10 : Karena yang di cari panjang AC bu.
P : Selanjutnya berapa panjang AB yang kamu peroleh?
G10 : m bu.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G10 : ( ) m bu.
P : Kamu sudah buat simpulan belum?
G10 : Ini kan kesimpulannya bu. ( ) m.
P : Sekarang nomor 2 ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G10 : Iya, sudah bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada nomor 2.
G10 : Penjualan bulanan selama dua tahun diprediksikan
cos (
6). mempresentasikan hasil penjualan bulan Januari
2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G10 : Emmm, prediksi penjualan bulan Maret 2016. Berarti kalau sampai Maret
2016, bu.
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G10 : Dari yang diketahui tadi untuk bulan Januari 2015, yang
ditanyakan kan untuk bulan Maret 2016. Berarti jadinya 15.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G10 : Buat nyari cosnya dulu bu.
P : Apa rumus yang kamu gunakan?
G10 : Kan cosnya berarti cos , berarti pakai yang .
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G10 : Saya menghitung cos pakai rumus itu bu. Dapat isinya 0. Terus saya
pakai untuk menjawab.
P : Selanjutnya bagaimana?
G10 : Saya masukkan di persamaan itu, terus tinggal menghitung bu.
Soal nomor 2 lebih mudah dari soal nomor 1.
331
P : Oh begitu, berapa hasil akhirnya?
G10 : Jadi ya 860 buah.
P : Kamu sudah buat simpulan belum?
G10 : Sudah, S = 29.860 buah.
P : Ya sudah terimkasih waktunya ya.
G10 : Iya bu, sama-sama.
Wawancara peneliti dengan subjek G14
P : Hai dek, ibu mau wawancara soal tes kemarin ya.
G14 : Ohh iya bu.
P : Soal nomor 1 dulu ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G14 : Sudah bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G14 : Jarak kedua gedung 10 m, tinggi gedung SMP Bina Insani 8m, tinggi
gedung SMA Bina Insani juga 8m, tinggi badan Doni sama dengan tinggi
badan Vino 150 cm, sudut elevasi Doni sama dengan nilai dari
persamaan ( ) ( ) , sudut elevasi Vino sama
dengan nilai dari persamaan cos( ) .
P : Darimana kamu informasi itu?
G14 : Dari sini bu. (menunjuk lembar soal).
P : Yang ditanyain apa?
G14 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama.
P : Apa yang kamu lakukan setelah menuliskan diketahui dan ditanya pada
soal nomor 1?
G14 : Ya saya buat sketsanya dulu bu.
P : Lalu, setelah membuat sketsa apa yang kamu lakukan?
G14 : Itu bu, mencari bagian sisi yang belum diketahui.
P : Kira-kira rumus apa yang akan kamu gunakan?
G14 : Kalau dari gambar yang saya buat berarti saya pakai perbandingan
trigonometri bu.
P : Sekarang untuk soal nomor 1, bagaimana kamu bisa menjawab seperti
itu?
G14 : Jadi saya nyari sudut elevasinya Doni dulu bu, pakai yang
sin( ) cos , akhirnya nanti bisa jadi persamaan bu, terus
ketemunya .
P : Selanjutnya bagaimana?
G14 : Saya nyari sudut elevasinya Vino. Dari persamaan saya pindah angka
2nya. Jadi,
Nilai cos
= , akhirnya . Begitu Bu.
P : Apakah kamu hafal nilai cos dari sudut-sudut istimewa?
G14 : Hafal sin sama cos, kalau tan tidak hafal.
332
P : Lalu langkah selanjutnya apa?
G14 : Mencari panjang AD bu.
P : Pakai apa rumusnya?
G14 : Pakainya tangen.
P : Mengapa mencari tan?
G14 : Karena yang di cari sisi depannya, terus yang diketahui sampingnya.
Miringnya tidak diketahui.
P : Selanjutnya panjang ADnya berapa?
G14 : m bu.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G14 : ( ) m bu.
P : AD itu apa sih?
G14 : Emm, tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama bu.
P : Lalu mengapa tidak ditulis seperti itu?
G14 : Saya kira nulis AD aja udah cukup bu.
P : Sekarang nomor 2 ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G14 : Sudah bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada nomor 2.
G14 : cos (
6). waktu (bulan).
mempresentasikan hasil penjualan bulan Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G14 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G14 : untuk bulan Januari 2015, terus yang ditanyakan bulan Maret 2016.
Berarti jadinya 15, dari 12+3 bu.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G14 : Langsung ngerjain bu, nyari Snya.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G14 : Sudah tahu , saya masukkan ke persamaan. Dihitung saja.
P : Oh begitu, bagaimana dengan mencari nilai cosnya?
G14 : Cosnya dapet cos .
P : Berapa hasil akhirnya?
G14 : 860 unit.
P : Jadi kamu buat simpulan apa?
G14 : unit bu, gak tak tulis kata-kata jadinya bu.
P : Oke, sudah selesai wawancaranya, terimakasih ya.
G14 : Ya bu. Sama-sama.
Wawancara peneliti dengan subjek G36
333
P : Siang, ibu mau wawancara sebentar ya, santai aja. Ini soal tes kemarin.
G36 : Ulangan kemarin ya bu.
P : iya, soal nomor 1 dulu ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 1?
G36 : Lumayan.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G36 : Banyak bu.
P : Darimana kamu informasi itu?
G36 : Dari soal bu. (menunjuk lembar soal).
P : Mengapa tidak kamu tulis seperti itu?
G36 : Kebanyakan bu, langsung jawab saja.
P : Lalu bagaimana kamu menggunakan informasi dari data yang diketahui
itu?
G36 : Dilihat lagi di soalnya bu.
P : Baca lagi?
G36 : Iya
P : Kalau yang ditanyakan apa?
G36 : Tinggi gedung kantor bu.
P : Kalo sudah baca soal seperti ini apa yang kamu lakukan?
G36 : Buat gambarnya bu.
P : Lalu, setelah membuat sketsa apa yang kamu lakukan?
G36 : Menulis identitas gambarnya.
P : Rumus apa yang akan kamu gunakan?
G36 : Perbandingan trigonometri.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G36 : Diam. Saya agak bingung.
P : Yasudah, tidak apa. Santai saja. Kamu kan sudah bisa gambarnya, terus
langkah selanjutnya nyari apa?
G36 : Sudut Doni.
P : Sudut apa?
G36 : Oh ya, elevasi.
P : Kalau dari gambarmu, sudut elevasi yang bagian mana?
G36 : Diam.
P : Bagian ini kan?
G36 : Iya.
P : Kalau bingung kenapa bisa mengerjakan?
G36 : Kemarin saya tanya sebelah saya pakai rumus yang mana. Katanya pakai
itu. Ya saya pakai.
P : Berarti kalau gak tanya gak bisa?
G36 : Gak bisa.
P : Yasudah, terus hasilnya berapa?
334
G36 : 60
P : 60 apa?
G36 : Derajat.
P : Kalo sudut elevasinya Vino bisa mencarinya?
G36 : Bisa.
P : Selanjutnya bagaimana dek?
G36 : Nah, habis itu saya bingung mencari AB pakai sin, cos atau tan.
P : Lalu mengapa kamu bisa ngerjain ini pakai tan?
G36 : Tanya bu, tapi saya menghitung sendiri.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G36 : ( ) m bu.
P : AD itu apa?
G36 : Tingginya gedung kantor PT. Persada Barutama bu.
P : Lalu mengapa tidak ditulis seperti itu?
G36 : Kan sama saja.
P : Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G36 : Sudah.
P : Apa yang diketahui pada nomor 2?
G36 : cos (
6)
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G36 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
P : Sekarang soal nomor 2, bagaimana caramu untuk menyelesaikannya?
G36 : untuk bulan Januari 2015, yang dicari bulan Maret 2016.
Berarti jadinya 15.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G36 : Masukkan ke persamaan, dihitung juga cosnya.
P : Cos berapa?
G36 : Cos
P : Hasilnya berapa?
G36 : Sama saja cos berarti 0.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G36 : Saya mencari nya dulu, bulan Maret 2016 berarti masukkan
ke persamaan. Dihitung, terus habis itu mencari cos.
P : Bagaimana cara mencari nilai cos?
G36 : Cos cos cos .
P : Berapa hasil akhirnya?
G36 : pada bulan Maret 2016 jadi 860 buah.
P : Jadi kamu buat simpulan apa?
G36 : buah.
335
P : Oke, sudah selesai, rajin belajar ya, terimakasih. Selamat siang.
G36 : Sama sama bu. Selamat siang.
Wawancara peneliti dengan subjek G13
P : Selamat siang, ibu mau wawancara sebentar ya, tentang hasil tes yang
kamu kerjakan. Susah tidak soalnya?
G13 : Susah bu.
P : Susah ya? Ya sudah kita mulai ya. Dari soal nomor 1 dulu. Apa kamu
sudah memahami soal nomor 1?
G13 : Lumayan, sedikit.
P : Coba sebutkan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G13 : Tinggi gedung SMP Bina Insani, tinggi gedung SMA Bina
Insani, tinggi badan Doni sama dengan Vino 150 cm, sudut elevasi Doni
nilai dari persamaan ( ) ( ) , sudut elevasi
Vino nilai dari persamaan cos( ) .
P : Ada lagi?
G13 : Diam. Ada jaraknya 10 m.
P : Mengapa tidak kamu tulis itu?
G13 : Hemat waktu bu. Kan sudah saya gambar, bisa lihat gambar.
P : Lalu bagaimana kamu menggunakan informasi dari data yang diketahui
itu?
G13 : Di baca di soalnya bu.
P : Baca lagi?
G13 : Iya.
P : Kalau yang ditanyain apa?
G13 : AD, tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama.
P : Mengapa tidak ditulis?
G13 : Lupa.
P : Kalau sudah baca soal ini yang kamu lakukan apa?
G13 : Menggambar bu.
P : Lalu, setelah membuat gambar apa yang kamu lakukan?
G13 : Menulis identitas gambarnya, lalu saya mencari AB.
P : Rumus apa yang akan kamu gunakan?
G13 : Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku bu.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G13 : Mencari sudut elevasinya Doni sama Vino dulu bu.
P : Bagaimana caranya?
G13 : mmmmm (berpikir)
P : Pakai yang sin( ) cos ,
G13 : Ohh iya bu.
336
P : Lha kok kamu bisa mengerjakan dek?
G13 : Asal saja bu.
P : Terus yang punyanya Vino bagaimana?
G13 : Diam mencermati pekerjaannya. Dari persamaan itu saya dapat,
P : Nilai cos yang nilainya
berapa?
G13 : Sebentar. . (menjawab setelah mengurutkan nilai sin dengan jari
tangan)
P : Tidak hafal nilai cos sudut istimewa?
G13 : Belum.
P : Yasudah, terus habis itu bagaimana?
G13 : Mencari panjang AB bu.
P : Pakai rumus yang apa?
G13 : Pakainya tangen kan bu.
P : Kenapa pakai tan?
G13 : Diam.
P : Karena yang diketahui kan sisi samping, yang dicari sisi ………….
G13 : Depan.
P : Sisi miringnya tahu berapa?
G13 : mmm tidak. Ohh iya berarti pakai tan bu.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G13 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama ( ) m.
P : Jadi berapa hasil akhirnya?
G13 : Jadi tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m bu.
P : Sekarang nomor 2 ya. Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G13 : Sudah.
P : Apa yang diketahui pada nomor 2?
G13 : cos (
6).
P : Apa cuma itu saja?
G13 : Ohh tidak. Ada t nya juga.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G13 : Prediksi bulan Maret 2016.
P : Prediksi apa?
G13 : Sebentar bu. Ohh penjualan bukunya.
P : Bagaimana cara yang kamu lakukan untuk menyelesaikannya?
G13 : jadinya 15.
P : Darimana dek?
G13 : 12+3 bu.
P : Lalu, setelah menemukan nilai t apa yang kamu lakukan?
G13 : Dimasukkan.
337
P : Jadi kamu yakin dengan jawabanmu?
G13 : Yakin bu, hasilnya unit.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G13 : Saya mencari nya, bulan Maret 2016 berarti . Lalu saya masukkan
ke persamaan. Dihitung.
P : Bagaimana cara dapat 29.825? Coba dijelaskan.
G13 : 23,5 ditambah 0,424 dikalikan 15…
P : 0,424 dikalikan 15 berapa dek?
G13 : 6,375
P : Yakin?
G13 : Ehh, salah ya bu.
P : Coba dihitung lagi.
G13 : (menghitung) ohh iya salah ya.
P : S itu apa dek?
G13 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
P : Terimkasih atas waktunya ya. Selamat siang.
G13 : Sama-sama bu. Selamat siang.
Wawancara peneliti dengan subjek G22
P : Siang willy, ibu minta waktu sebentar untuk wawancara ya.
G22 : Iya bu.
P : Gimana soal tesnya? Ada yang susah?
G22 : Lumayan bu. (tesenyum)
P : Sekarang nomor 1 dulu ya.
G22 : Iya bu.
P : Coba jelaskan apa yang diketahui pada soal nomor 1.
G22 : SMP Bina Insani terletak 10 meter di depan SMA Bina Insani
berarti bu jarak kedua gedungnya 10 m. Gedung SMP Bina Insani dan
gedung SMA Bina Insani memiliki ketinggian gedung yang sama yaitu
8m, tinggi badan Doni sama dengan Vino yaitu 150 cm, sudut elevasi
Doni nilai dari persamaan ( ) ( ) , sudut
elevasi Vino nilai dari persamaan cos( ) (membaca
kembali soal dengan mengunakan jari telunjuknya)
P : Darimana kamu informasi itu?
G22 : Di sini (menunjuk lembar soal).
P : Lalu apa yang ditanyakan dek?
G22 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama.
P : Setelah menulis diketahui sama ditanyanya terus bagaimana?
G22 : Ya kalau cuma dibaca saja bingung bu. Jadi harus digambar.
P : Lalu, setelah membuat gambar apa yang kamu lakukan?
338
G22 : Menulis ini, EJ apa, FG apa IJ apa dan seterusnya.
P : Kalau sudah kamu mengerjakannya apa yang akan kamu
gunakan?
G13 : Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G22 : Pertama-tama, saya harus tahu dulu sudut elevasinya Doni.
P : Bagaimana caranya?
G22 : Pakai yang sin( ) cos ,
P : Selanjutnya?
G22 : Punya Doni ketemu bu
P : Terus yang punyanya Vino bagaimana?
G22 : Dari persamaan itu, 2 pindah ruas. Jadinya
Biar sama sama jadi
cos berarti nyari nilai cos yang nilainya
.
P : Berapa?
G22 : . Punya Vino bu.
P : Hafal nilai sin, cos, tan sudut istimewa dek?
G22 : Sin cos hafal bu, tan yaa lumayanlah.
P : Terus habis itu bagaimana?
G22 : Mencari panjang AB pakai perbandingan tan 60 saya dapat persamaan
BI. BI saya kasih nama persamaan 1. Terus mencari tan 30. Saya dapat
AB saya kasih nama persamaan 2.
P : Wahh bagus, selanjutnya?
G22 : Substitusi persamaan 1 ke 2 bu, dihitung, dapat ABnya m.
P : Bagaimana hasil akhirnya?
G22 : Jadi tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m.
P : Sekarang soal nomor 2. Apa kamu sudah memahami soal nomor 2?
G22 : Sudah bu.
P : Apa yang diketahui pada nomor 2?
G22 : cos (
6). t = 1 bulan Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G22 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
P : Setelah menulis diketahui dan ditanya bagaimana dek?
G22 : Ya kan sudah dapat t = 15 bu. Dimasukkan ke persamaan S.
P : Selanjutnya?
G22 : Dihitung, ohh terus mencari cos t juga.
P : Berapa nilai cosnya?
G22 : 0. Kan cos cos
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
339
G22 : nya dulu dicari untuk bulan Maret 2016, bulan Maret 2016
berarti . Lalu saya masukkan ke S. Dihitung.
P : Selanjutnya?
G22 : Ini lebih mudah dari nomor 1 bu. 23,5 ditambah 0,424 kali 15
ditambah cos . Diperoleh .
P : Mengapa bisa jadi 29.860?
G22 : Karena itu dalam satuan ribuan unit, jadi dikalikan 1000.
P : Jadi hasilnya nomor 2 gimana?
G22 : Prediksi penjualan buku tulis pada bulan Maret 2016 adalah
29.860 unit.
P : Lhah itu bisa jawab kenapa tidak ditulis?
G22 : Waaaah iya bu, tidak sadar kalau belum saya tulis bu.
P : Ya sudah tidak apa-apa. Terimkasih ya.
G22 : Sama sama bu.
Wawancara peneliti dengan subjek G16
P : Siang ek, ibu mau wawancara sebentar ya.
G16 : Iya bu.
P : Ini tentang pekerjaanmu di tes kemarin.
G16 : Wah, yaya bu.
P : Sekarang nomor 1 dulu ya dek. Apa kamu sudah memahami soal nomor
1?
G16 : Alhamdulillah sudah bu.
P : Coba sebutkan apa saja yang diketahui dari soal nomor 1.
G16 : Jaraknya SMP dan SMA 10 meter. Tinggi gedung SMP Bina Insani
dan gedung SMA Bina Insani sama, 8m, tinggi badan Doni sama kayak
Vino yaitu 150 cm, sudut elevasi Doni nilai dari persamaan (
) ( ) , sudut elevasi Vino nilai dari persamaan
cos( )
P : Lalu apa yang ditanyakan dek?
G16 : Tinggi gedung kantornya bu.
P : Setelah membaca soal kamu apa yang kamu lakukan?
G16 : Digambar, lalu ditulisi bu. Identitas gambarnya, EJ=FG,
IJ=GH, EF, sama angka-angkanya juga.
P : Kalau sudah kamu ngerjainya pakai rumus apa?
G16 : Perbandingan trigonometri yang tangen.
P : Bagaimana kamu bisa menjawab seperti itu?
G16 : Emmm, mencari sudut elevasinya Doni.
P : Bagaimana caranya?
G16 : Pakai yang persamaan cos sin ( )
340
P : Selanjutnya?
G16 : Sudutnya Doni bu
P : Punyanya Vino bagaimana?
G16 : Biar sama jadi cosnya nyari nilai cos yang nilainya
.
P : Berapa?
G16 : . Punya Vino dibagi 2 dapat .
P : Terus setelah itu gimana?
G16 : Mencari panjang AB pakai perbandingan tan sudut I dan tan sudut
H. Lalu mencari tan 30. Saya masukkan hasil persamaan yang tah I ke
tan H. Dapat AB m.
P : Bagaimana hasil akhirnya?
G16 : Tinggi gedung kantor PT. Persada Barutama = ( )m.
P : Apa yang kamu lakukan setelah nulis diketahui dan ditanya?
P : Untuk soal nomor 2, kamu paham tidak?
G16 : Alhamdulillah paham.
P : Apa saja diketahui pada nomor 2?
G16 : cos (
6). t menunjukkan waktu bulannya.
buat Januari 2015.
P : Apa yang ditanyakan pada soal nomor 2?
G16 : Prediksi penjualan bulan Maret 2016.
P : Apa yang kamu lakukan setelah nulis diketahui dan ditanya?
G16 : t nya dimasukkan ke persamaan S.
P : Selanjutnya?
G16 : Dihitung bu.
P : Berapa nilai cosnya?
G16 : cos cos( ) cos
P : Jadi hasilnya nomor 2 bagaimana?
G16 : Prediksi bulan Maret 2016 adalah 29.875 unit.
P : Yakin dengan jawabanmu?
G16 : Insyaallah, memangnya salah bu?
P : Coba dihitung lagi.
G16 : (menghitung) Wah, iya salah.
P : Seharusnya jawaban nomor 2 gimana?
G16 : 23,5 ditambah 0,424 kali 15 ditambah cos . Tapi saya salah yang
menghitung 0,424 kali 15nya. Harusnya 29.860.
P : Lain kali yang teliti ya.
G16 : Iya.
P : Terimakasih ya atas waktunya.
341
G16 : Sama sama bu.
342
Lampiran 30. SK Pembimbing
343
Lampiran 31. Surat Ijin Penelitian
344
345
Lampiran 32. Surat Keterangan Penelitian
346
Lampiran 33. Dokumentasi
SMA Negeri 1 Juwana Pengisian Angket Gaya Belajar
Pelaksanaan pembelajaran RBL Pelaksanaan diskusi kelompok
Siswa bertanya kepada guru Guru menjadi fasilitator
347
Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi Guru memberikan klarifikasi
hasil diskusi
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil Pelaksanaan tes kemampuan berpikir
diskusi kritis
Kegiatan wawancara dengan siswa Siswa menjelaskan hasil pekerjaannya
terkait kemampuan berpikir kritis saat wawancara dengan guru