analisis kemampuan daerah (pembiayaan pembangunan )kota surabaya
DESCRIPTION
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaTRANSCRIPT
9
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
BAB III
PROFIL WILAYAH KOTA SURABAYA
3.1 Konstelasi Wilayah Kota Surabaya
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Ibukota Jakarta, Kota Surabaya
merupakan pusat dari aktivitas yang terdapat di Jawa Timur. Ibukota Provinsi Jawa Timur ini
menjadi sentral tempat aktivitas perekonomian, industri, dan pengangkutan. Oleh karenanya,
sebagai pusat kegiatan tentu kota ini memiliki banyak keterkaitan dengan wilayah-wilayah di
sekitarnya, seperti di bidang pengangkutan, perindutrian, dan perekonomian lainnya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di Kota Surabaya ini terdapat berbagai macam
kawasan industri. Dimana industri yang terdapat di Kota Surabaya ini juga sebagai salahsatu
penyumbang pendapatan daerah yang cukup besar. Kegiatan industri yang terdapat di Kota
Surabaya ini tentu juga akan mempengaruhi wilayah di sekitarnya, mulai dari distribusi bahan
industri hingga pekerja yang tidak hanya berasal dari wilayah Kota Surabaya.
Dari aspek pengangkutan pun, Kota Surabaya juga memiliki peran yang cukup vital.
Pasalnya di kota ini pula terdapat salahsatu pelabuhan terbesar di Indonesia yaitu pelabuhan
Tanjung Perak. Adanya pelabuhan in tentu menjadikan Kota Surabya sebagai kota dengan
mobilisasi yang sangat sibuk, karena kota ini menjadi penghubung pulau jawa bagian timur dengan
wilayah luar pulau lainnya baik di dalam maupun luar negeri. Keterkaitan Kota Surabaya dengan
wilayah lain disekitarnya tentu sangat banyak terlihat dari berbagai aspek dan aktivitas yang ada.
Hal ini dikarenakan, kota metropolitan ini memiliki fungsi dan cakupan yang luas, sebagai pusat
aktivitas yang terdapat di jawa bagian timur.
Sumber: Kota Surabaya.go.id
Gambar 3.1
Kota Surabaya dalam Provinsi Jawa Timur
10
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
3.2 Kondisi Fisik Kota Surabaya
Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai kondisi fisik Kota Surabaya. Kondisi fisik suatu
wilayah erat kaitannya dengan kebutuhan terhadap pembangunan dan kondisi perekonomian yang
menunjangnya. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing kondisi fisik Kota Surabaya.
3.2.1 Kondisi Geografis
Kota Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur terletak di tepi pantai utara Provinsi
Jawa Timur atau tepatnya berada diantara 7° 9′- 7° 21′ Lintang Selatan dan 112° 36′ – 112° 54′ Bujur
Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di sebelah Utara dan Timur, Kabupaten
Sidoarjo di sebelah Selatan dan Kabupaten Gresik di sebelah Barat. Luas wilayah Kota Surabaya
adalah 52.087 Hektar. Secara geografis, Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai
(DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Kota Surabaya yang berada di pinggir laut sehingga
memiliki satu sektor unggulan yaitu sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Hal tersebut
diperkuat oleh keberadaan salahsatu pelabuhan paling sibuk di Pulau Jawa yaitu Tanjung Perak.
Selain itu karena dilewati oleh jalur Pantai Utara Pulau Jawa sehingga sektor perdagangan, hotel
dan restoran dan sektor jasa-jasa juga menjadi sektor unggulannya.
3.2.2 Topografi
Secara Topografi Kota Surabaya 80% dataran rendah, dengan ketinggian 3 – 6 meter di atas
permukaan air laut, kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di daerah Lidah (Kecamatan
Lakarsantri) dan Gayungan dengan ketinggian 25 – 50 meter di atas permukaan air laut. Keadaan
topografi yang sebagian besar landai ini membuat Kota Surabaya memiliki satu sektor basis yaitu
industri pengolahan. Sektor industri pengolahan mengalami perkembangan yang pesat di Kota
Surabaya karena memang didukung lahan di Kota Surabaya yang sebagian besar landai dan
kebutuhan lahan untuk industri yang memang membutuhkan lahan yang datar untuk
pengembangannya terutama industri skala besar dan menengah.
3.2.3 Hidrologi
Kota Surabaya dilalui oleh tiga sungai utama yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Brantas yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, dan Kali Wonokromo. Ketiga sungai tersebut dimanfaatkan
sebagai sumber air bersih di Kota Surabaya. Pada Kali Brantas terbagi menjadi dua di Kota
Mojokerto, yaitu Sungai Porong yang melintasi Kota Sidoarjo dan Kali Surabaya yang melintasi
Kota Surabaya. Kali Surabaya terbagi menjadi dua aliran anak sungai di Jagir Wonokromo, yaitu
Kali Mas dan kali Wonokromo. Sebagian wilayahnya yang masih berupa lahan pertanian,
keberadaan Sungai Berantai juga dimanfaatkan untuk irigasi kegiatan pertanian.
11
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
3.2.4 Tata Guna Lahan
Kota Surabaya dibagi dalam beberapa wilayah yang terdiri atas 31 kecamatan. Masing-
masing kecamatan memiliki lahan yang dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan masyarakat.
Penggunaan lahan secara umum dikelompokan ke dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan di Kota
Surabaya sebagian besar digunakan oleh sektor non pertanian dengan luasan sebesar 30.076,30 ha
dari luas total lahan kota yaitu 32.637,75 Ha. Pemerintah Kota memberikan kesempatan kepada
pihak-pihak yang terkait untuk melakukan pembangunan secara berkesinambungan di berbagai
sektor sarana dan fasilitas umum Kota Surabaya. Hal tersebut merupakan salah satu wujud usaha
dalam mengembangkan kehidupan kota yang dinamis, khususnya pada bidang industri dan
perdagangan yang menjadi titik berat pembangunan di Kota Surabaya.
Tabel llI.1
Penggunaan Lahan Kota Surabaya
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Perumahan 13.711,00
2 Tambak 4.982,71
3 Sawah 3.508,19
4 Jasa 2.982,06
5 Industri Sedang 2.370,38
6 Tegalan 1.808,90
7 Tanah Kosong 1.784,90
8 Lain-lain 918,29
69 Perdagangan 573,32
Total 32.637,75
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Surabaya, 2013
Kota Surabaya dengan jumlah penduduk hampir 3 juta jiwa, merupakan kota terbesar
kedua Indonesia dan sangat besar peranannya dalam menerima dan mendistribusikan barang-
barang industri, peralatan teknik, hasil-hasil pertanian, hasil hutan, sembako, dan sebagainya,
terutama bagi wilayah Indonesia Timur. Sebagai kota perdagangan, Surabaya tidak hanya menjadi
pusat perdagangan bagi hinterlandnya yang ada di Jawa Timur, namun juga memfasilitasi wilayah-
wilayah di Jawa Tengah, Kalimantan, dan kawasan Indonesia Timur. Penggunaan lahan terbesar di
Kota Surabaya berupa lahan permukiman. terdapat pula sebagian lahan industri baik industri besar
mapun industri kecil yang menjadi salah satu penggerak perekonomian di Kota Surabaya. Melihat
posisinnya yang penting, Kota surabaya menjadi wilayah pusat perdagangan dan jasa bagi
hinterland disekitarnya
12
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
3.2.5 Infrastruktur
Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Letak
geografis Kota Surabaya berada di tepi pantai utara Jawa Timur dan terbentang antara 70 12’ – 070
21’ Lintang Selatan dan 1120 36’ -1120 54’ Bujur Timur. Kota Surabaya memposisikan diri sebagai
pusat konsentrasi industri, dan berpotensi menjadi pusat pengembangan wilayah Indonesia bagian
timur. Sebagai kota industri, jasa dan perdagangan dibutuhkan kelengkapan sarana-sarana yang
menunjang aktivitas guna mengembangkan potensi ekonomi yang ada. Berikut ini adalah sarana
yang ada di Kota Subaya.
a. Sarana
1. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
pembangunan sebuah kota. Pendidikan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan utuk
melihat perkembangan kota, termasuk tingkat kecerdasan masyarakat. Di Surabaya,
pengembangan kegiatan pendidikan beserta penyediaan fasilitasnya, tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah, namun juga oleh pihak swasta dan organisasi sosial kemasyarakatan. Catatan sejarah
menunjukkan, pendirian sekolah dan penyelenggaraan pendidikan di Surabaya pertama kali
dilakukan pada tahun 1818. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1831, didirikan sekolah dasar
negeri di mana untuk sekolah inipun, juga hanya terbatas untuk anak-anak orang Belanda.
Sedangkan sekolah swasta, sebuah sekolah teknik yang disebut ambachtschool, dibuka pada tahun
1853. Usaha-usaha memajukan pendidikan khusus bagi anak-anak pribumi baru berkembang pada
permulaan tahun 1900-an, dengan dibukanya MULO, HIS, HBS, dan Sekolah Kedokteran, yang
kemudian dikenal dengan nama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Berikut ini adalah data
jumlah sarana pendidikan yang ada di Kota Surabaya.
Tabel IlI.2 Jumlah Sarana Pendidikan Kota Surabaya
NO KECAMATAN JUMLAH SEKOLAH JUMLAH
DASAR MENENGAH PERTAMA
MENENGAH ATAS
1 Tegalsari 55 13 4 72 2 Genteng 25 12 15 52 3 Bubutan 41 13 5 59 4 Simokerto 34 8 6 48 5 Pabean Cantikan 27 9 6 42 6 Semampir 80 21 8 109 7 Krembangan 52 24 11 87 8 Kenjeran 39 17 5 61 9 Bulak 20 5 2 27 10 Tambak Sari 78 26 13 117 11 Gubeng 63 23 16 102 12 Rungkut 27 10 4 41 13. Tenggilis Mejoyo 25 9 3 37
13
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
NO KECAMATAN JUMLAH SEKOLAH JUMLAH
DASAR MENENGAH PERTAMA
MENENGAH ATAS
14 Gunung Anyar 14 7 0 21 15. Sukolilo 43 14 12 69 16. Mulyorejo 38 19 11 68 17. Sawahan 66 19 13 98 18. Wonokromo 59 26 9 94 19. Karangpilang 24 11 6 41 20. Dukuh Pakis 31 15 6 52 21. Wiyung 21 5 3 29 22. Wonocolo 31 11 9 51 23. Gayungan 20 8 7 35 24 Jambangan 12 5 4 21 25. Tandes 34 19 6 59 26. Sukomanunggal 39 16 7 62 27. Asemrowo 19 2 2 23 28. Benowo 16 6 3 25 29. Pakal 23 6 2 31 30. Lakarsantri 23 9 3 35 31 Sambikereb 16 6 6 28 Jumlah 1.095 394 207 1696
Sumber: Surabaya Dalam Angka 2013
2. Kesehatan
Kesehatan dan pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkat kulaitas sumber daya manusia dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan adalah salah satu elemen yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, oleh sebab itu bagaimanapun kita harus menghargai dan menyayangi sebuah
kesehatan. Salah satu program Pemerintah dalam bidang kesehatan adalah pelayanan kesehatan
dengan prasarana yang lengkap dan dilaksanakan merata di seluruh daerah Kota Surabaya,
diantaranya rumah sakit. Fungsi Rumah Sakit adalah sebagai tempat penyelenggaraan pelayanan
medis, penunjang medis, administrasi dan manajemen, dan juga dapat digunakan sebagai tempat
pendidikan/pelatihan dan pengembangan. Saat ini, rumah sakit di Surabaya terus berbenah dengan
melengkapi berbagai fasilitas medis modern serta tenaga ahli yang telah mendapatkan berbagai
penghargaan dari dunia kedokteran internasional.
Berikut ini adalah jumlah sarana kesehatan yang ada di Kota Surabaya
Tabel IlI.3 Jumlah Sarana Kesehatan Kota Surabaya
No. Kecamatan Puskesmas Rumah Sakit
1 Tegalsari 2 1
2 Genteng 2 1
3 Bubutan 2 0
4 Simokerto 2 1
5 Pabean Cantikan 1 1
6 Semampir 3 2
14
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
No. Kecamatan Puskesmas Rumah Sakit
7 Krembangan 2 1
8 Kenjeran 2 0
9 Bulak 1 0
10 Tambaksari 3 2
11 Gubeng 2 0
12 Rungkut 2 0
13 Tenggilis Mejoyo 1 0
14 Gunung Anyar 1 0
15 Sukolilo 2 1
16 Mulyorejo 1 0
17 Sawahan 4 0
18 Wonokromo 3 1
19 Karangpilang 1 0
20 Dukuh Pakis 1 0
21 Wiyung 1 2
22 Wonocolo 2 0
23 Gayungan 1 1
24 Jambangan 1 0
25 Tandes 2 0
26 Sukomanunggal 2 1
27 Asemrowo 1 0
28 Benowo 1 0
29 Pakal 1 0
30 Lakarsantri 2 0
31 Sambikerep 1 0
TOTAL 53 15
Sumber: Surabaya Dalam Angka 2013
Rumah sakit dengan standart Internasional diantaranya, Rumah Sakit Surabaya
Internasional (RSSI), adalah sebuah fasilitas layanan kesehatan yang mulai dioperasikan
pada tanggal 16 Maret 1998. RSSI adalah sebuah fasilitas kesehatan dan pengobatan
modern, yang menghadirkan kepada warga Surabaya dan sekitarnya, sebuah era baru
dalam pelayanan kesehatan dan pengobatan berkualitas tinggi, beroperasi dibawah
manajemen Ramsay Health Care Australia. Merupakan gabungan antara komitmen dan
tenaga ahli Indonesia dan Australia. RSSI mulai beroperasi pada bulan Maret 1998.
Demikian juga Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan yang beralamatkan di Jl. Undaan
Wetan 40-44 Surabaya. Rumah Sakit ini adalah Type B/Utama. Visi rumah sakit ini adalah,
menjadi rumah sakit terpercaya dengan pelayanan kesehatan profesional yang handal dan
mampu berkembang secara berkesinambungan, dikenal secara Nasional maupun
Internasional.
15
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Untuk Surabaya bagian Utara, berdiri Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya (RSPS)
bernama Port Health Center(PHC).Dalam perjalanannya nama Port Health Center diubah
menjadi Rumah Sakit Pelabuhan Tanjung Perak, dan pada akhirnya, tanggal 1 September
1999 resmi menjadi anak perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III dengan nama
Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya (RSPS). Karena lebih dikenal sebagai PHC, maka pada
tanggal 22 Februari 2006, RS Pelabuhan Surabaya diubah menjadi RS PHC Surabaya. Dan
sebagai rumah sakit terbesar se-Jawa Timur adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo, Fasilitas yang dimiliki antara lain Laboratorium, instalasi atau laboratorium
patologi, Instalasi/Laboratorium Anatomi, Laboratorium Kedokteran Forensik,
Instalasi/Laboratorium Mikrobiologi Klinik. Rumah sakit ini menjadi rujukan untuk wilayah
Indonesia bagian timur dan juga rumah sakit pendidikan.
3. Peribadatan
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di
Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai
dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan
penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas
kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang
Madura. Kondisi penduduk yang beragam ini juga terlihat dari jenis sarana peribadatan
yang tersedia, berikut ini adalah jenis saran peribadatan yang terdapat di Kota Surabaya.
Tabel IIl.4 Jumlah Sarana Peribadatan Kota Surabaya
NO KECAMATAN SARANA PERIBADATAN
MASJID MUSHOLA GEREJA PURA VIHARA
1 Tegalsari 45 63 1 0 0
2 Genteng 41 51 0 0 2
3 Bubutan 45 52 0 0 2
4 Simokerto 28 43 0 0 2
5 Pabean Cantikan 37 91 0 0 0
6 Semampir 42 88 1 0 0
7 Krembangan 46 103 2 1 2
8 Kenjeran 35 50 1 0 2
9 Bulak 31 84 0 2 2
10 Tambak Sari 54 146 0 0 1
11 Gubeng 81 81 1 0 4
12 Rungkut 40 69 0 0 1
13. Tenggilis Mejoyo 23 92 1 0 1
14 Gunung Anyar 36 41 0 0 0
15. Sukolilo 58 82 0 0 4
16
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
NO KECAMATAN SARANA PERIBADATAN
MASJID MUSHOLA GEREJA PURA VIHARA
16. Mulyorejo 35 61 0 0 1
17. Sawahan 88 82 1 0 1
18. Wonokromo 70 88 1 0 6
19. Karangpilang 46 50 0 0 2
20. Dukuh Pakis 32 32 1 0 3
21. Wiyung 33 52 1 1 1
22. Wonocolo 41 82 2 0 1
23. Gayungan 29 54 1 0 0
24 Jambangan 53 82 0 0 0
25. Tandes 46 46 0 0 0
26. Sukomanunggal 41 71 0 1 5
27. Asemrowo 25 35 1 0 0
28. Benowo 24 44 0 0 0
29. Pakal 34 34 0 0 0
30. Lakarsantri 25 61 1 0 0
31 Sambikereb 32 64 1 1 2
Jumlah 1.296 2.074 17 8 45
Sumber: Surabaya Dalam Angka 2013
4. Perdagangan
Surabaya merupakan sebuah kota yang mempunyai fokus pengembagan ekonomi pada
sektor industri, jasa dan perdagangan. Sarana perdagangan yang terdapat di Kota Surabaya
diantaranya adalah pasar dan pusat-puat perbelanjaan. Berikut ini adalah jumlah pasar yang ada di
Kota Surabaya.
Tabel IlI.5 Jumlah Sarana Perdagangan Kota Surabaya
NO KECAMATAN SARANA PERDAGANGAN PASAR
JUMLAH LUAS (Ha)
1 Tegalsari 6 22.290 2 Genteng 7 16.536 3 Bubutan 4 1.164 4 Simokerto 4 38.192 5 Pabean Cantikan 8 18.696 6 Semampir 3 5.517 7 Krembangan 4 3.120 8 Kenjeran 0 0 9 Bulak 1 705 10 Tambak Sari 6 11.147 11 Gubeng 5 23.874 12 Rungkut 1 23.874 13. Tenggilis Mejoyo 3 3.252 14 Gunung Anyar 0 0 15. Sukolilo 1 657 16. Mulyorejo 1 3.420 17. Sawahan 5 13.382 18. Wonokromo 6 26.635 19. Karangpilang 2 4.760 20. Dukuh Pakis 2 3.130
17
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
NO KECAMATAN SARANA PERDAGANGAN PASAR
JUMLAH LUAS (Ha)
21. Wiyung 0 0 22. Wonocolo 0 0 23. Gayungan 1 2.550 24 Jambangan 0 0 25. Tandes 4 9.549 26. Sukomanunggal 1 1.490 27. Asemrowo 2 33.852 28. Benowo 0 0 29. Pakal 0 0 30. Lakarsantri 2 5.875 31 Sambikereb 0 0 Jumlah 79 255.388
Sumber: Surabaya Dalam Angka 2013
Pusat-pusat perbelanjaan yang ada diantaranya adalah, Pakuwon Indah Supernall sebagai
pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya Barat, Tunjungan Plaza, dan Grand City Surabaya sebagai
pusat perbelanjaan terlengkap di Kota Surabaya. Kota Surabaya juga dijadikan sebagai pusat
perdagangan bagi wilayah hinterlandnya yang ada di Provinsi Jawa Timur, dan wilayah-wilayah lain
seperti dari Provinsi Jawa Tengah, Kalimantan dan Kawasan Indonesia Bagian Timur.
b. Prasarana
1. Jaringan Jalan
Sebagai kota metropolitan, dengan sektor ekonomi unggulan industri, jasa dan
perdagangan, Kota Surabaya memiliki prasaran jaringan jalan yang sudah cukup terintegrasi
dengan wilayah kecamatan didalamnya dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya serta terintegrasi
dengan sistem jaringan jalan nasional. Sistem jaringan jalan Kota Surabaya menggunakan pola grid
dengan pengembangan jaringan jalan alteernatif yang dapat dicapai dari fungsi jalan arteri ke jalan
kolektor, jalan kolektor ke jalan lokal dan seterusnya. Jalan nasional arteri primer Kota Surabaya
yang menghubungkan dengan Kota atau Kabupaten lain di sekitarnya adalah Jalan Surabaya-
Malang, Jalan Surabaya-Mojokerto-Jombang-Ngawi, Jalan Surabaya-Lamongan-Tuban, Jalan
Surabaya-Sidoarjo-Pasuruan-Situbondo-Banyuwangi, dan Jalan Kamal-Bangkalan-Pamekasan.
Jalan bebas hambatan yang ada di Kota Surabaya diantaranya adalah Jalan tol antar kota Surabaya-
Madura (Jembatan Suramadu), dan jalan tol dalam kota yaitu Jalan tol Surabaya-Gempol, jalan tol
Surabaya-Gresik dan jalan tol Simpang Susun Waru-Bandara Juanda, selain itu terdapat rencana
penambahan jaringan jalan bebas hambatan yaitu jalan tol Surabaya-Mojokerto dan jalan tol
bandara Juanda-Tanjung Perak. Berikut ini adalah peta jaringan jalan Kota Surabaya
2. Jaringan Air Bersih
Pelayanan air bersih Kota Surabaya dipenuhi oleh PDAM Surya Sembada. Pelayanan air
minum ini tidak hanya terbatas pada daerah administratif Kota Surabaya aja, melaikan juga
18
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
masyarakat di daerah Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik. Selain itu PDAM Kota Surabaya
juga mendukung program pemerintah dalam pelayanan air bersih seperti untuk Perumnas,
Program perbaiakan Kampung, dan Kran umum bantuan UNICEF dan Pemerintah Pusat. Pelayanan
untuk masyarakat dilakukan dengan cara pipa dan untuk wilayah yang masih sulit jangkauan
jaringan perpipaan, pelayanan dilakukan dengan cara menggunakan mobil tangki, terminal air,
hidran umum dan kran umum. Berikut ini adalah data pelanggan PDAM Kota Surabaya,
Tabel IlI.6 Jumlah Pelanggan PDAM Kota Surabaya
NO JENIS PELANGGAN TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 1 Perumahan 342.509 355.799 367.456 397.040 420.140 2 Pemerintah 1.174 1.177 1.199 1.201 1.182 3 Perdagangan 27.046 27.514 28.609 29.796 31.376 4 Industri 885 892 881 872 578 5 Sosial Umum 3.653 3.521 3.598 3.560 3.495 6 Sosial Khusus 1.377 1.477 1.516 1.572 1.714 7 Pelabhuhan 4 4 4 4 4 8 Jumlah Penduduk 2.740.490 2.749.306 2.794.596 2.731.018 2.719.237 9 Penduduk Terlayani 1.872.489 1.969.730 2.028.175 2.168.689 2.270.751 10 Cakupan Layanan 68,33% 71.64% 72,57% 79,41% 83,51%
Sumber :PDAM Surya Sembada Kota Surabaya 2013
3. Jaringan Listrik
Kota Surabaya termasuk kedalam wilayah usaha PLN Jawa Timur, dengan area pelayanan
meliputi pelayanan dan jaringan Surabaya Selatan, Surabaya Utara, dan Surabaya Barat. Berikut ini
adalah jumlah pelanggan, jumlah daya dan jumlah kwh yang dapat dilayani PLN area pelayanan
Kota Surabaya,
Tabel IIl.7 Jumlah Pelayanan PLN Kota Surabaya
NO AREA PELAYANAN JUMLAH PELANGGAN
JUMLAH DAYA (VA)
JUMLAH KWH
1 Surabaya Utara 252.096 891.964.910 1.637.427.049 2 Surabaya Selatan 358.773 1.192.169.140 2.566.752.401 3 Surabaya Barat 321.142 216.606.858 281.031.463
Sumber: PLN Jatim
4. Jaringan Persampahan
Saat ini Dinas Kebrsihan dan Pertamana Kota Surabaya mempunyai lokasi pembuangan
akhir (TPA) yang terletak di bagian Barat Kota Surabaya. Lokasi pembuangan akhir (LPA) Benowo
ini selain menampung pembuangan sampah juga berfungsi sebagai tempat pengolahan limbah
yang dihasilkan lingkungan dengan menggunakan teknologi instalasi pegolahan air limbah (IPAL).
19
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
5. Jaringan Drainase
Kondisi praarana drainase Kota Surabaya diantaranya terdapat Kali Mas yang membentang
dari pusat kota menuju ke laut utara dan Kali Wonokromo yang mengalir ke arah timur, berikut ini
adalah daftar wilayah drainase Kota Surabaya.
Tabel IlI.8 Sistem Drainase Kota Surabaya
NO WILAYAH DRAINASE
SUB SISTEM POLA JARINGAN
1 Surabaya Selatan
- Wonorejo - Kebonagung - Perbatasan
Dialirkan menuju laut utara secara gaya gravitasi dan dilengkapi dengan boezem serta pintu pasang surut di bagian timur
2 Surabaya Timur
- Medokan - Bratang - Kalibokor – keputih - Kalidami - Kali kepiting - Kenjeran - Kenjeran utara –
kedung cowek - Pegirian-tambak
wedi
Dialirkan menuju laut utara secara gaya gravitasi dan dilengkapi dengan boezem serta pintu pengendali banjir
3 Surabaya Barat
- Kali mas - Gereges - Gunung sari - Kedurus - Karang pilang
Sub sistem gereges membentang sepanjang permukiman penduduk, subsistem gunungsari pada awalnya merupakan saluran irigasi.
Sumber: Cipta Karya Jawa Timur.
3.3 Kondisi Non Fisik
3.3.1 Kependudukan
a. Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kependudukan merupakan salah stau aspek yang penting dalam perekonomian suatu
wilayah. Pada tahun 2013 Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk sebesar 3.200.454 Jiwa dari 31
Kecamatan. Dengan luas wilayah sebesar 332,57 Km2, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk
yang ada, Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk 9.623 jiwa per Km2.
Tabel lll.9 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Surabaya
Per Kecamatan Tahun 2013
No Kecamatan Luas Wilayah
Jumlah penduduk
1 Karang Pilang 9,23 251267644
2 Wonocolo 6,78 174616770
3 Rungkut 21,08 128338205
4 Wonokromo 8,47 503335401
5 Tegalsari 4,29 638650596
6 Sawahan 6,93 787887766
20
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
No Kecamatan Luas Wilayah
Jumlah penduduk
7 Genteng 4,04 367828178
8 Gubeng 7,99 513224803
9 Sukolilo 23,69 162006981
10 Tambak Sari 8,99 729095426
11 Semokerto 2,59 980139038
12 Pabean Cantilan 6,8 326734349
13 Bubutan 3,86 700323344
14 Tandes 11,07 298026276
15 Krembangan 8,34 409306062
16 Semampir 8,76 553230478
17 Kenjeran 7,7 673183494
18 Lakar Santri 18,99 86284240
19 Benowo 23,73 73002356
20 Wiyung 12,46 174616770
21 Dukuh Pakis 9,94 251267644
22 Gayungan 6,07 225215948
23 Jambangan 4,19 354642308
24 Tenggilis Mejoyo
5,52 420155601
25 Gunung Anyar 9,71 204765047
26 Mulyorejo 14,21 213342264
27 Sukomanunggal 9,23 348881491
28 Asemrowo 15,44 88524558
29 Bulak 6,72 177241143
30 Pakal 22,07 68745752
31 Sambi Kerep 23,68 82571713
Jumlah 332,57 3200454
Sumber : Dispendukcapil.surabaya.go.id
b. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Usia
Melihat dari jenis kelamin jumlah penduduk Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk laki-
laki lebih besar yaitu sebesar 1.602.875 jiwa dibandingkan jumlah penduduk perempuan sebesar
1.597.579 jiwa. Dapat dilihat persentase perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
pada diagram Jumlah Penduduk Kota Surabaya tahun 2013 menurut jenis kelamin :
59,08%
49,92%
Laki-laki=1.602.875
Perempuan=1.597.579
Sumber : Dispendukcapil.surabaya.go.id
Gambar 3.2 Diagram Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2013 Menurut Jenis kelamin
21
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Berdasarkan diagram jumlah penduduk tahun 2013 menurut jenis kelamin, penduduk laki-
laki dan perempuan yang ada di Kota Surabaya tidak terlalu signifikan jauh perbandingan jumlah
penduduk yang ada antara 59,08% jumlah penduduk laki-laki, dan 49,92% adalah penduduk
perempuan.Struktur Penduduk Kota Surabaya dapat dilihat pada diagram piramida penduduk
tahun 2013 :
Sumber : Dispendukcapil.surabaya.go.id
Gambar 3.3 Piramida Penduduk Kota Surabaya Tahun 2013
Diagram piramida penduduk pada tahun 2013 menunjukan bahwa struktur
penduduk Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk usia produktif yang lebih besar. Hal tersebut
menjadi potensi bagi Kota Surabaya dimana angka ketergantungan rendah. Banyaknya jumlah
penduduk produktif yang ada dapat meningkatkan nilai perekonomian kota karena banyaknya usia
angkatan kerja.
Sumber : Dispendukcapil.surabaya.go.id
Gambar 3.4 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Tahun 2013 Menurut Jenis kelamin
200000,0 150000,0 100000,0 50000,0 0,0 50000,0 100000,0 150000,0 200000,0
0-4
10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
70-75 perempuan laki-laki
22
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Jumlah penduduk paling besar di Kota Surabaya berada di Kecamatan Tambak Sari, hal
tersebut dapat dilihat pada grafik jumlah penduduk tiap kecamatan. Pada grafik diatas diketahui
juga jumlah penduduk terbesar setelah Kecamatan Tambaksari adalah Kecamatan Sawahan, dan
Kecamatan Semampir.
3.3.2 Perekonomian
Surabaya, sebagai salah satu kota megapolitan, memiliki tingkat perekonomian yang
tinggi. Tingkat perekonomian Surabaya yang tinggi tersebut didukung oleh sektor-sektor basis
yang tentunya memberikan kontribusi besar. Untuk itu, dalam mengidentififkasi permasalahan
yang ada di Kota Surabaya , perlu dianalisis sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor basis
perekonomian Kota Surabaya. Salah satu alat analisis untuk mengetahui sektor basis adalah
dengan analisis location quotient (LQ).
Adapun data yang dibutuhkan dalam analisis location quotient adalah data produk
domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur.
Data PDRB yang diambil adalah data time series. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar hasil
analisis location quotient yang didapat mempunyai tingkat kevalidan data yang cukup baik dengan
jalan diambil rata-rata nilai LQ data PDRB time series tersebut.
Berikut adalah data PDRB Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 5
tahun, yaitu tahun 2008-2012.
Tabel lll.10 PDRB Kota Surabaya 2008-2012
No. Sektor Kota Surabaya(rupiah)
PDRB 2008 PDRB 2009 PDRB 2010 PDRB 2011 PDRB 2012
1 Pertanian 76,804 78,240 79,172 77,663 78,013
2 Pertambangan dan Penggalian
6,102 6,203 6,353 6,511 6,743
3 Industri 20,702,813 18,542,202 19,225,159 20,223,279 21,421,457
4 Listrik, Gas, dan Air Minum
2,160,358 1,962,341 2,054,131 2,089,362 2,188,117
5 Konstruksi 4,746,183 5,529,740 5,916,295 6,316,850 6,782,238
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
27,193,093 34,135,780 37,025,576 40,371,150 44,011,461
7 Transportasi dan Komunikasi
7,114,363 9,215,350 10,082,260 11,122,674 12,054,700
8 Keuangan 4,715,249 5,368,465 5,745,702 6,153,536 6,613,389
9 Jasa-jasa 5,198,856 7,176,392 7,694,195 8,110,024 8,515,422
Total 71,913,821.00
82,014,713.00
87,828,843.00
94,471,050 101,671,540.00
Sumber: Regional Investment.bkpm.go.id
23
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Tabel lll.11 PDRB Provinsi Jawa Timur 2008-201
No. Sektor Provinsi Jawa Timur (rupiah)
PDRB 2008 PDRB 2009 PDRB 2010 PDRB 2011 PDRB 2012
1 Pertanian 48,315,111.68 50,208,896.71 51,329,548.83 52,628,433 54,463,942
2 Pertambangan dan Penggalian
6,645,089.71 7,104,816.81 7,757,319.82 8,228,632 8,401,262
3 Industri 81,033,880.59 83,229,893.42 86,900,779.13 92,171,191 98,017,056
4 Listrik, Gas, dan Air Minum
4,246,146.61 4,361,515.81 4,642,081.81 4,932,084 5,238,431
5 Konstruksi 9,887,403.83 10,307,883.76 10,992,599.76 11,994,826 12,840,565
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
90,911,382.23 95,983,867.09 106,229,112.97 116,645,214 128,375,498
7 Transportasi dan Komunikasi
20,164,063.96 22,781,527.67 25,076,425.54 27,946,280 30,640,913
8 Keuangan 16,519,146.41 17,395,393.53 18,659,490.17 20,186,109 21,802,467
9 Jasa-jasa 27,816,461.60 29,417,374.11 30,693,407.48 32,251,631 33,886,297
Total 305,538,686.62 320,791,168.91 342,280,765.51 366,984,401 393,666,431
Sumber: Regional Investment.bkpm.go.id
Tabel lll.12 Perhitungan LQ Kota Surabaya Terhadap Provinsi Jawa Timur
Sektor LQ Tahun Total Rata-rata
Keterangan
2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 0.00675 0.00610 0.00601 1.01398 0.00593 1.03284 0.20657 non basis
Pertambangan dan Penggalian
0.00390 0.00341 0.00332 1.02885 0.00323 1.03948 0.20790
non basis
Industri 1.08547 0.87139 0.86217 1.01070 0.85304 3.82972 0.76594
non basis
Listrik, Gas, dan Air Minum
2.16165 1.75982 1.72449 1.02049 1.68987 6.66644 1.33329 basis
Konstruksi 2.03946 2.09829 2.09747 1.00039 2.09664 7.23561 1.44712 basis
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
1.27085 1.39105 1.35832 1.02409 1.32637 5.04431 1.00886 basis
Transportasi dan Komunikasi
1.49904 1.58219 1.56689 1.00977 1.55173 5.65788 1.13158 basis
Keuangan 1.21275 1.20711 1.20002 1.00591 1.19297 4.62579 0.92516 non basis
Jasa-jasa 0.79407 0.95419 0.97693 0.97672 1.00022 3.70191 0.74038
non basis
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014
24
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
3.3.3 Struktur APBD Kota Surabaya Tahun 2013
Tabel lll.13 Ringkasan APBD Kota Surabaya
Tahun Anggaran 2013
Sumber: RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Surabaya 2010- 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kota Surabaya pada tahun anggaran 2013
mengalami defisit sebesar Rp 704.333.776.746,00. Hasil tersebut diperoleh dari pengurangan
pandapatan daerah sebesar Rp 5.255.234.153.444,00 dengan belanja daerah sebesar Rp
5.959.567.930.190,00.
Dalam rangka mempertimbangkan belanja-belanja, maka di perlukan struktur anggaran
dan pengelolaan keuangan daerah yang tepat. Struktur anggaran yang tepat merupakan syarat
pokok bagi pengelola keuangan yang baik di daerah, untuk itu ada beberapa yang di lakukan, yaitu :
1. Struktur anggaran harus secara eksplisit memisahkan pendapatan dan pembiayaan.
Kode Uraian Jumlah
4. PENDAPATAN DAERAH 5.255.234.153.444
4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.657.099.226.595
4.1.1. PAJAK DAERAH 2.118.292.666.000
4.1.2. RETRIBUSI DAERAH 235.196.801.853
4.1.3. HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 111.956.678.336
4.1.4. LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 191.653.080.406
4.2. DANA PERIMBANGAN 1.567.049.863.846
4.2.1. DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK 338.843.380.846
4.2.2. DANA ALOKASI UMUM 1.160.025.693.000
4.2.3. DANA ALOKASI KHUSUS 68.180.790.000
4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 1.031.085.063.003
4.3.1. DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA 664.150.585.652
4.3.4. DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 359.911.885.000
4.3.5. BANTUAN KEUANGAN DARI PROVINSI ATAU PEMERINTAH DAERAH LAINNYA 6.173.385.000
4.3.6. BAGI HASIL LAINNYA 757.294.351
4.3.7. DANA INSENTIF DAERAH 91.913.000
5. BELANJA DAERAH 5.959.567.930.190
5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.067.487.482.922
5.1.1. BELANJA PEGAWAI 1.758.471.045.132
5.1.4. BELANJA BUNGA 1.226.354.437
5.1.5. BELANJA HIBAH 284.910.615.394
5.1.6. BELANJA BANTUAN SOSIAL 1.651.000.000
5.1.7. BELANJA BAGI HASIL KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA 5.055.082.959
5.1.8. BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA 6.173.385.000
5.1.9. BELANJA TIDAK TERDUGA 10.000.000.000
5.2. BELANJA LANGSUNG 3.892.080.447.268
5.2.1. BELANJA PEGAWAI 450.351.680.331
5.2.2. BELANJA BARANG DAN JASA 1.694.372.007.583
5.2.3. BELANJA MODAL 1.747.356.759.354
Surplus/(Defisit) -704.333.776.746
6. PEMBIAYAAN DAERAH 824.402.300.306
6.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 805.419.392.936
6.1.1. SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN DAERAH TAHUN SEBELUMNYA 805.419.392.936
6.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 18.982.907.370
6.2.2. PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) PEMERINTAH DAERAH 18.972.668.470
6.2.3. PEMBAYARAN POKOK ULANG 10.238.900
Pembiayaan Netto 786.436.485.568
6.3 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) 86.353.090.822
25
Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
2014
Pembiayaan yang berasal dari utang misalnya, tidak bisa diklam sebagai pendapatan
karena suatu saat nanti dana tersebut harus dikembalikan. Demikian pula penerimaan
yang berasal dari kinerja anggaran tahun- tahun sebelumnya (seperti dana cadangan dan
SILPA) ataupun dana dana yang bersifiat temporer (seperti hasil penjualan aset daerah)
tidak bisa dimasukkan ke dalam komponen pendapatan daerah karena berpotensi
menganggu perencanaan keuangan daerah.
2. Struktur alokasi anggaran harus disusun sesuai prioritasnya, yakni antara alokasi belanja
untuk urusan yang bersifat wajib dan pilihan, serta antara alokasi belanja yang dirasakan
menfaatnya secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat.
Pengelolaan keuangan di daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi
belanja daerah, dan mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan (sufficient
condition) bagi pengelola keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan
menggali potensi.keunggulan daerah serta mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan
yang ada, prioritas prioritas pembangunan daerah dengan beberapa pertimbangan
tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di kota Surabaya.
Dalam upaya mewujudkan ”Surabaya Lebih Baik”, perlu dilakukan pembenahaan tata
ruang, pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu, ruang gerak
anggaran perlu lebih dioptimalkan tidak hanya melalui mobilisasi sumber pendapatan, tetapi juga
melalui upaya penggalian sumber pembiayaan antara lain dari pinjaman dan obligasi kota, serta
melakukan efisiensi belanja. Disamping itu, perlu dilakukan proses penganggaran partisipatif
(participatory budgeting) dengan melibatkan seluruh stakeholders. Dalam upaya memenuhi
kebutuhan pembangunan infrastruktur kota, perlu dikembangkan model pembiayaan public-private
partnership .