analisis kunjungan wisatawan objek wisata nglimut...

28
1 ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Dolina Gitapati Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP ABSTRACT Wisata Alam Nglimut, one of the natural tourism object in Kendal Regency. It has a potential prospect for tourism industry of Kendal. At this moment, the number of visitors in the object is still lower compared to the other tourism objects in Kendal. This might be due Nglimut is newly promoted and has not well known by people. The objective of this study is to identify the factors affecting the demand to visit in natural tourism object of Nglimut. Quoted accidental sampling was employed to select 100 respondents. Travel cost method was involved to analyze the collected data. Further, the consumer surplus (CS) is estimated in order to value the appreciation of respondents about the tourism object observed. The results showed that five out of seven independent variables found significantly influenced to the respondent in determining of the number of visit to Nglimut. These factors are travel cost, leisure time, length time, facilities, and the natural beauty of Nglimut s perceived by repondents. Economic value in this site is Rp 35.453.126.400, the estimated CS is about Rp 760.960 per year per head. Assuming at the end of 2012 there will about 50.000 visitors, therefore the estimated economic value will reach to Rp 38 billions per year. There will be a very bright prospect for Nglimut as the natural tourism object for Kendal as the periphery of Semarang City with highly density in population. Keywords: Tourism, Natural Endeavour, Travel Cost, Nglimut, Kendal, Java

Upload: phamminh

Post on 23-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

1

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN

KENDAL

Dolina Gitapati

Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP

ABSTRACT

Wisata Alam Nglimut, one of the natural tourism object in Kendal Regency. It has a potential prospect for tourism industry of Kendal. At this moment, the number of visitors in the object is still lower compared to the other tourism objects in Kendal. This might be due Nglimut is newly promoted and has not well known by people. The objective of this study is to identify the factors affecting the demand to visit in natural tourism object of Nglimut.

Quoted accidental sampling was employed to select 100 respondents. Travel cost method was involved to analyze the collected data. Further, the consumer surplus (CS) is estimated in order to value the appreciation of respondents about the tourism object observed.

The results showed that five out of seven independent variables found significantly influenced to the respondent in determining of the number of visit to Nglimut. These factors are travel cost, leisure time, length time, facilities, and the natural beauty of Nglimut s perceived by repondents. Economic value in this site is Rp 35.453.126.400, the estimated CS is about Rp 760.960 per year per head. Assuming at the end of 2012 there will about 50.000 visitors, therefore the estimated economic value will reach to Rp 38 billions per year.

There will be a very bright prospect for Nglimut as the natural tourism object for Kendal as the periphery of Semarang City with highly density in population. Keywords: Tourism, Natural Endeavour, Travel Cost, Nglimut, Kendal, Java

Page 2: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

2

PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas

yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian.

Pemerintah sangat berharap bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi pengganti

pemasok devisa utama setelah peran migas yang mengalami degradasi. Sektor

pariwisata akan menjadi aset Negara Indonesia apabila mampu dikelola dengan baik.

Keberagaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti

potensi alam, flora, fauna, keindahan alam serta bentuknya yang berkepulauan kaya

akan adat istiadat, kebudayaan dan bahasa memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh

wisatawan domestik maupun mancanegara dan menjadi penopang perekonomian negara

karena dapat membantu sektor lain seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan,

kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan untuk

menunjang industri pariwisata. Kekayaan sumber daya alam dan budaya tersebut

diharapkan mendapat pengemasan yang lebih berkualitas, pendayagunaan secara

maksimal, dan dijaga kelestariannya. Sebaiknya pariwisata harus mampu secara optimal

memberi nilai tambah ekonomis untuk daerah pemilik potensi wisata.

Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah tujuan wisata nasional yang

menjadi prioritas pengembangan pariwisata Indonesia yang memiliki pesonanya

tersendiri. Dengan letak yang strategis dan daerah yang masih tergolong alami dan sarat

akan kebudayaan, Jawa Tengah menjadi salah satu pusat wisata yang menarik yang

menawarkan berbagai macam tujuan wisata seperti pemandangan alam, budaya atau

barang-barang kerajinan. Contohnya seperti kawasan Candi Borobudur, Keraton Solo,

wisata air Waterblaster, Baturraden, dataran tinggi Dieng, Curug Sewu, Tawangmangu

dan objek wisata lainnya.

Pada tabel 1.1, dapat dilihat bahwa sumbangan sektor pariwisata terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan jumlah

pendapatan dari tahun ke tahun walaupun kontribusi untuk PAD sendiri masih terbilang

kecil, begitu pula dengan kontribusi pariwisata Kabupaten Kendal terhadap pariwisata

Provinsi Jawa Tengah. Namun ini menjelaskan bahwa sumbangan sektor pariwisata

terhadap PAD Jawa Tengah mengalami perkembangan tiap tahunnya.

Page 3: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

3

Tabel 1.1

Sumbangan Sektor Pariwisata Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah

Terhadap PAD di provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2010

Tahun Kendal Jawa Tengah % PAD %

2007 572.752.500 63.250.298.050 0,91 2.970.030.968,74 2,13

2008 893.714.000 85.521.610.454 1,05 4.057.776.195,98 2,11

2009 796.728.000 112.469.856.990 0,71 3.716.052.663,29 3,03

2010 833.994.000 118.513.629.758 0,70 4.417.869.229,53 2,68

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, 2012

Kabupaten Kendal sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah memiliki sektor

pariwisata yang merupakan salah satu sektor yang strategis dan potensial untuk

dikembangkan, mengingat potensi obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Kendal sangat

beragam meliputi obyek wisata daerah pantai, dataran rendah sampai daerah

pegunungan di beberapa Kecamatan. Dengan diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004

dan UU No.33 Tahun 2004 yang memberikan kewenangan lebih luas pada Pemerintah

Daerah untuk mengelola wilayahnya, memberi tanggung jawab dan tuntutan yang lebih

besar untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki

demi pembangunan di daerah. Melalui “Kendal Tuan Rumah Yang Baik Bagi

Wisatawan”, Kabupaten Kendal berusaha untuk mewujudkan harapan besar yaitu

sebagai daerah tujuan wisata. Beberapa objek wisata yang ada di Kabupaten Kendal

yaitu objek wisata alam seperti Air Terjun Curug Sewu, Pantai Sendang Sikucing,

Wisata Alam Nglimut, Pantai Jomblom dan Goa Kiskendo. Dari beberapa objek wisata

yang ada di Kabupaten Kendal, hanya dua objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah

yaitu Air Terjun Curug Sewu dan Pantai Sendang Sekucing. Sedangkan objek wisata

lainnya dikelola oleh swasta.

Objek Wisata Alam Nglimut merupakan salah satu objek wisata yang menarik

dan cukup lengkap dengan fasilitas-fasilitas seperti cafetaria, pemandian air panas,

outbond, kolam renang, camping ground, kebun binatang mini, pemancingan, taman

bermain anak-anak, gazebo untuk berkumpul, pemandangan alam yang indah sampai

villa disediakan disini. Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa objek wisata Nglimut

Page 4: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

4

termasuk penyumbang pendapatan daerah yang cukup tinggi di Kabupaten Kendal dan

sebagai penyumbang pendapatan tertinggi untuk objek wisata yang dikelola swasta.

Curug Sewu adalah objek wisata yang paling banyak memberikan kontribusi dalam

bentuk retribusi karena objek wisata ini telah menjadi objek wisata unggulan di

Kabupaten Kendal dan mendapat subsidi dari pemerintah. Begitu pula dengan Pantai

Sendang Sikucing yang termasuk objek wisata unggulan dalam kategori wisata bahari.

Walaupun berbagai macam fasilitas telah disediakan, namun objek Wisata Alam

Nglimut belum mampu untuk mengungguli jumlah pendapatan dan jumlah pengunjung

objek wisata Curug Sewu dan Sendang Sikucing yang merupakan wisata unggulan

sekaligus dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Kendal. Dari sebuah data,

ditampilkan jumlah pengunjung objek wisata Curug Sewu, Sendang Sikucing dan

Wisata Alam Nglimut memiliki perkembangan jumlah pengunjung yang berbeda-beda.

Jumlah pengunjung objek wisata Curug Sewu relatif lebih tinggi daripada Sendang

Sikucing dan Wisata Alam Nglimut. Wisata Alam Nglimut mengalami fluktuasi jumlah

pengunjung. Pada tahun 2007, jumlah pengunjung mengalami penurunan dari 44.765

orang menjadi 42.312 orang dan pada tahun 2009 dari 44.090 orang menjadi hanya

41.889 orang. Namun di tahun 2010 pengunjungnya mengalami peningkatan melebihi

tahun-tahun sebelumnya yaitu sebanyak 46.590 orang. Tetapi jumlah pengunjung objek

wisata alam Nglimut masih di bawah jumlah pengunjung Curug Sewu dan Sendang

Sikucing, walaupun kedua objek wisata tersebut cenderung menurun jumlah

pengunjungnya di tiga tahun terakhir. Curug Sewu selalu menjadi objek wisata yang

tertinggi jumlah pengunjungnya walaupun pada tahun 2009 mengalami penurunan

jumlah pengunjung yang sangat drastis tetapi jumlahnya tidak pernah lebih kecil dari

jumlah kedua objek wisata yang lain.

Bila ditelusuri dan dikaji dari beberapa faktor seperti faktor transportasi, di kedua

objek wisata baik Curug Sewu maupun Pantai Sendang Sikucing tidak banyak alat

transportasi umum menuju kesana, semuanya masih tergantung dari adanya kendaraan

pribadi. Faktor prasarana seperti kondisi jalan pun hampir sama keadaannya dengan

jalan menuju ke Wisata Alam Nglimut. Untuk faktor jarak, Curug Sewu bahkan

memiliki jarak yang terjauh, ± 50 km dari Kota Semarang dan ± 40 km dari Kota

Kendal. Sedangkan Pantai Sendang Sikucing berjarak ± 35 km dari Kota Kendal

menuju ke Weleri. Dalam faktor fasilitas pun, Wisata Alam Nglimut tidak kalah

Page 5: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

5

lengkap dengan Curug Sewu, hanya saja Curug Sewu menampilkan keindahan alam air

terjun dalam atraksinya, dan jika dibandingkan dengan fasilitas Pantai Sendang

Sikucing, objek wisata bahari ini memiliki fasilitas yang kalah bersaing dibanding

Wisata Alam Nglimut.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah kunjungan objek wisata alam Nglimut serta mengukur nilai ekonomi objek

wisata alam Nglimut dengan menggunakan valuasi ekonomi (total economic value)

suatu kawasan wisata alam, sehingga dapat diketahui nilai permintaan yang terkandung

dalam objek wisata tersebut. Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan untuk

meningkatkan permintaan pariwisata di suatu objek wisata namun didukung dengan

pelestarian di objek wisata tersebut. Karena dengan rusaknya sumber daya alam pada

obyek wisata tertentu akan sangat berpengaruh pada kemauan wisatawan untuk

membayar (willingness to pay) pada obyek wisata tersebut. Penilaian individu pada

barang dan jasa tidak lain adalah selisih antara keinginan membayar, dengan biaya

untuk mensuplai barang dan jasa tersebut (Surplus Konsumen). Maka dari itu perlu

diketahui nilai ekonomi yang terkandung pada objek wisata alam Nglimut serta

keinginan wisatawan untuk membayar obyek wisata alam Nglimut dan surplus

konsumen yang didapat oleh pengunjung, sehingga membantu untuk menentukan

pengembangan objek wisata alam Nglimut di Kabupaten Kendal.

Penelitian ini didasarkan oleh beberapa penelitian terdahulu seperti yang

dilakukan oleh Djijono (2002) berjudul Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel

Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, Propinsi Lampung

bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi menggunakan metode biaya perjalanan

wisata dengan menggunakan variabel-variabel seperti jumlah kunjungan per 1000 orang,

biaya perjalanan, pendapatan atau uang saku, jumlah penduduk kecamatan tempat

pengunjung berasal, pendidikan, waktu kerja, waktu luang, dan biaya transportasi. Hasil

uji statisitik menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi jumlah kunjungan

adalah pendidikan, jumlah penduduk, dan waktu luang. Rata-rata kesediaan untuk

mengeluarkan uang sebesar Rp 25.320,558 per 1000 orang, nilai yang dikorbankan

sebesar Rp 6.045,3443 per 1000 orang dan surplus konsumen sebesar Rp 9.275,2137

per 1000 orang.

Page 6: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

6

Penelitian yang dilakukan oleh Irma Afia Salma dan Indah Susilowati (2004)

dengan judul Analisis Permintaan Objek Wisata Alam Curug Sewu, Kabupaten Kendal

dengan menggunakan Metode Biaya Perjalanan (Individual Travel Cost Method). Dari

keenam variabel, hanya dua variabel yang signifikan yaitu biaya perjalanan dan jarak.

Variabel biaya perjalanan ke objek wisata lain dalam penelitian ini adalah objek wisata

Simpang Lima dan diperoleh nilai koefisiennya negatif yang berarti kedua objek wisata

merupakan barang kompelementer. Surplus konsumen sebesar Rp. 224.198,7 per

individu per kunjungan menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh konsumen

masih jauh diatas biaya perjalanan yaitu sebesar Rp. 87.652 per kunjungan.

Dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi

Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan, Tri Firandari (2009)

variabel seperti adalah jumlah permintaan wisata, biaya perjalanan ke objek wisata,

lama mengetahui objek wisata dan jarak dengan menggunakan alat analisis regresi

Poisson untuk meneliti tentang permintaan pariwisata. Dari penelitian diperoleh hasil

bahwa biaya perjalanan dan jarak memiliki korelasi negatif terhadap jumlah permintaan

wisata, sedangkan variabel lama mengetahui objek wisata berpengaruh secara positif

terhadap jumlah permintaan. Surplus konsumen sebesar Rp 28.985,51 per kunjungan.

Pulau Situ Gintung-3 yang memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan memiliki

nilai manfaat atau ekonomi sebesar Rp 3.373.130.755,00.

TELAAH TEORI

1. Teori Permintaan

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai

tingkat harga selama periode waktu tertentu. Menurut Nopirin (2000), teori permintaan

menerangkan tentang hubungan antara berbagai kombinasi harga dan jumlah suatu

barang yang ingin dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga untuk

suatu periode tertentu.

Hukum permintaan merupakan suatu hipotesis yang menyatakan semakin rendah

harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan

sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan

Page 7: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

7

terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno, 2005). Hal tersebut disebabkan karena

hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu periode

waktu tertentu berubah berlawanan dengan harganya, dengan asumsi hal lain tetap atau

ceteris paribus (Samuelson, 1998).

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Sumber : Samuelson dan Nordhaus, 1998

Seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.1 diatas, kurva permintaan (DD)

terbentuk dari kombinasi harga (P) dan jumlah barang yang diminta (Q). Ketika harga

sebesar P1 dengan jumlah barang sebesar Q1. Kemudian harga berubah/naik menjadi P2

maka Q akan berubah/turun menjadi Q2. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, P

dan Q berhubungan berlawanan. Kurva permintaan DD memiliki slope yang negatif

menunjukkan konsumen bersedia untuk membeli lebih banyak pada harga yang relatif

lebih murah (Pindyck, 2004).

Fungsi permintaan (demand function) adalah persamaan yang menunjukkan

hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dan semua faktor-faktor yang

mempengaruhi (Boediono, 1999).

Fungsi permintaan akan suatu barang dituliskan sebagai berikut:

QD = f ( PQ, Ps.i, Y, S, D )......................................................................... (2.1)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan selain harga menurut Sadono

Soekirno (2005) adalah sebagai berikut:

1) Harga Barang-Barang yang Berkaitan

P

P2

P1

D Q1

Q

0 Q2

Page 8: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

8

Barang pengganti (apabila harga barang lebih murah maka jumlah permintaan

terhadap barang yang digantikan akan mengalami penurunan), Barang pelengkap

(kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap sejalan dengan

perubahan permintaan barang yang digenapinya), dan barang netral (perubahan

permintaannya tidak mempengaruhi permintaan barang lain).

2) Pendapatan

Biasanya kenaikan dalam pendapatan akan mengarah pada kenaikan dalam

permintaan. Pendapatan konsumen merupakan faktor yang penting dalam menentukan

permintaan. Perubahan pendapatan akan menimbulkan permintaan berbagai jenis

barang yaitu barang inferior, barang esensial, barang normal dan barang mewah.

3) Selera dan Preferensi

Selera adalah determinan permintaan non harga, karena kesulitan dalam

pengukuran dan ketiadaan teori tentang perubahan selera, Selera dapat dilihat dari

preferensi seseorang terhadap jenis barang yang diminta atau diinginkan dan selera

memiliki pengaruh yang cukup besar kepada masyarakat untuk membeli suatu barang.

Selera seseorang dapat dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.

4) Dugaan tentang Harga Relatif di Masa Depan

Dugaan tentang harga-harga relatif di masa depan memainkan peranan yang

penting dalam menentukan permintaan. Misalnya, konsumen akan memperhatikan

apakah harga tesebut di masa mendatang akan memiliki harga yang tinggi sehingga

akan mendorong mereka membeli lebih banyak di masa kini.

5) Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan

permintaan tetapi diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja.

6) Distribusi Pendapatan

Pendapatan masyarakat yang tertentu akan menimbulkan permintaan yang

berbeda apabila pendapatan tersebut diubah distribusinya.

2. Pariwisata

Definisi pariwisata secara luas adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain,

bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk

Page 9: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

9

mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,

budaya, alam dan ilmu. James J. Spillane (1987) mengatakan bahwa pariwisata adalah

kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari

kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau

istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain.

3. Permintaan Pariwisata

Konsumen mempunyai tingkah laku yang beragam dalam memenuhi

kebutuhannya terhadap barang dan jasa (goods and services). Dalam kondisi ekstrim,

seseorang dapat mengalokasikan seluruh anggarannya untuk berpariwisata dan pada

selain itu juga dapat digunakan seluruhnya untuk mengkonsumsi barang lain.

Kombinasi pariwisata dan barang lain yang diputuskan untuk dibeli seseorang

tergantung pada preferensi mereka. Kombinasi alternatif antara pariwisata dan barang

lain dapat memberikan tingkat kepuasan yang sama kepada konsumen, misalnya,

konsumsi yang rendah terhadap pariwisata dan konsumsi yang tinggi terhadap barang

lain memberikan kepuasan yang sama seperti konsumsi pariwisata yang tinggi dan

konsumsi barang lain yang rendah.

Posisi optimal pada akhirnya tergantung pada anggaran dan preferensi seseorang

serta diasumsikan bahwa anggaran dialokasikan antara jenis-jenis pariwisata yang

berbeda agar memaksimalkan kepuasan.

Fungsi permintaan pariwisata dapat dituliskan sebagai berikut:

D = f(X1, X2, .... Xn).................................................................................. (2.2)

Dimana D adalah permintaan pariwisata X1 ... Xn adalah sebagai variabel

independen yang berkedudukan sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Untuk

mengidentifikasikan maka diperlukan faktor-faktor eksternal dan internal untuk melihat

dan menganalisis strategi yang tepat pada pengembangan kawasan obyek wisata dengan

tujuan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

4. Valuasi Ekonomi

Valuasi ekonomi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan nilai

kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan

Page 10: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

10

terlepas baik dari nilai pasar (market value) atau non pasar (non market value ). Tujuan

dari studi valuasi adalah untuk menentukan besarnya Total Economic Value (TEV)

pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan.

Nilai TEV merupakan jumlah dari Nilai Guna (Direct Use Value), yaitu nilai yang

diperoleh dari pemakaian langsung atau yang berkaitan dengan sumberdaya alam dan

lingkungan yang dikaji atau diteliti. Nilai ini terdiri dari nilai yang berkaitan dengan

kegiatan komersial, subsistensi, leisure dan aktivitas lain yang bertautan dengan

sumberdaya alam yang ditelaah. Sedangkan Nilai Guna Tak Langsung (In Direct Use

Value), berkaitan dengan perlindungan atau dukungan terhadap kegiatan ekonomis dan

harta benda yang diberikan oleh suatu sumberdaya alam dan Nilai Pilihan (Option Use

Value) nilai guna dari sumberdaya alam dan lingkungan di masa mendatang. Untuk

Nilai Guna Tak Langsung (In Direct Use Value) yaitu nilai-nilai yang tidak ada kaitan

langsung dengan kemungkinan pemakaian sumberdaya alam dan lingkungan itu,

biasanya berupa Existence Value dan Bequest Value yang merupakan total dari Nilai

Keberadaan (Existence Value) yaitu nilai yang diberikan (secara semata-mata) karena

keberadaan suatu sumberdaya alam dan lingkungan, ditambah Nilai Pewarisan (Bequest

Value) yaitu nilai yang diberikan kepada anak cucu agar dapat diwariskan suatu

sumberdaya alam dan lingkungan tersebut (Irma Alfia dan Indah Susilowati, 2004).

Gambar 2.3

Konsumsi Pariwisata

Sumber: Djijono, 2002

p

D Surplus Konsumen R

N

E

Q M O

D

Keterangan:

OREM= Total Utilitas membayar konsumen

ONEM = Biaya barang bagi konsumen

NRE = Total Nilai surplus konsumen

Page 11: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

11

Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah yang dibayarkan oleh

pembeli untuk suatu produk dan kesediaan untuk membayar. Surplus konsumen

mencerminkan manfaat yang diperoleh karena dapat membeli semua unit barang pada

tingkat harga rendah yang sama. Pada Gambar 2.3 menunjukan bahwa kesediaan

membayar berada di area di bawah kurva permintaan. Kurva permintaan mengukur

jumlah yang akan dibayar oleh konsumen untuk tiap unit yang dikonsumsi. Total bidang

di bawah kurva permintaan (OREM) menunjukkan total utilitas yang diperoleh

konsumen atas konsumsi suatu barang atau merupakan ukuran kemauan membayar total

karena jumlah tersebut adalah hasil penjumlahan nilai-nilai marginal Q dari 0 sampai M

dengan mengurangkan biaya suatu barang bagi konsumen (ONEM), nilai surplus

konsumen ditunjukkan sebagai bidang segitiga NRE dan merupakan ukuran kemauan

membayar diatas pengeluaran kas untuk konsumsi (Hufschmidt et al, dalam Djijono,

2002).

5. Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)

Pada mulanya pendekatan biaya perjalanan ini digunakan untuk menilai manfaat

yang diterima masyarakat dari penggunaan barang dan jasa lingkungan. Pendekatan ini

juga mencerminkan kesediaan masyarakat untuk membayar barang dan jasa yang

diberikan lingkungan dibanding dengan jasa lingkungan dimana mereka berada pada

saat tersebut. Banyak contoh sumber daya lingkungan yang dinilai dengan pendekatan

ini berkaitan dengan jasa-jasa lingkungan untuk rekreasi di luar rumah yang seringkali

tidak diberikan nilai yang pasti. Untuk tempat wisata, pada umumnya hanya dipungut

harga karcis yang tidak cukup untuk mencerminkan nilai jasa lingkungan dan juga tidak

mencerminkan kesediaan membayar oleh para wisatawan yang memanfaatkan sumber

daya alam tersebut. Untuk lebih sempurnanya perlu diperhitungkan pula nilai kepuasan

yang diperoleh para wisatawan yang bersangkutan (Suparmoko, 2000).

Surplus konsumen merupakan kelebihan kesediaan membayar atas harga yang

telah ditentukan. Oleh karena itu surplus konsumen yang dimiliki oleh wisatawan yang

jauh tempat tinggalnya dari tempat wisata akan lebih rendah dari pada mereka yang

lebih dekat tempat tinggalnya dari tempat wisata tersebut (Suparmoko, 2000).

Pendekatan travel cost banyak digunakan dalam perkiraan nilai suatu tempat

wisata dengan menggunakan berbagai variabel. Pertama kali dikumpulkan data

Page 12: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

12

mengenai jumlah pengunjung, biaya perjalanan yang dikeluarkan, serta faktor lain

seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan mungkin juga agama dan

kebudayaan serta kelompok etnik dan sebagainya. Data atau informasi tersebut

diperoleh dengan cara mewawancarai para pengunjung tempat wisata untuk

mendapatkan data yang diperlukan (Suparmoko, 2000).

Untuk menilai ekonomi dengan pendekatan biaya perjalanan ada dua teknik yang

dapat digunakan yaitu pendekatan sederhana melalui zonasi dan pendekatan individual.

Metode biaya perjalanan dengan pendekatan individual, metode biaya perjalanan

dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui survey.

6. Hipotesis

Berdasarkan uraian dan perumusan masalah di atas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga terdapat pengaruh signifikan dan bersifat positif antara pendapatan atau

uang saku rata-rata individu perbulan terhadap jumlah kunjungan wisata ke

objek Wisata Alam Nglimut.

2. Diduga terdapat pengaruh signifikan dan bersifat negatif antara biaya perjalanan

(travel cost) ke objek Wisata Alam Nglimut terhadap jumlah kunjungan wisata

ke objek Wisata Alam Nglimut.

3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya perjalanan (Travel Cost)

ke objek wisata lain (Umbul Sidomukti) terhadap jumlah kunjungan wisata ke

objek wisata Alam Nglimut.

4. Diduga terdapat pengaruh signifikan dan bersifat positif antara waktu luang

terhadap jumlah kunjungan wisata ke objek Wisata Alam Nglimut.

5. Diduga terdapat pengaruh signifikan dan bersifat negatif antara lama perjalanan

terhadap jumlah kunjungan wisata ke objek Wisata Alam Nglimut.

6. Diduga terdapat pengaruh signifikan dan bersifat positif antara fasilitas-fasilitas

di objek wisata terhadap jumlah kunjungan wisata ke objek Wisata Alam

Nglimut.

7. Diduga terdapat pengaruh signifikan dan bersifat positif antara keindahan alam

Nglimut terhadap jumlah kunjungan wisata ke objek Wisata Alam Nglimut.

Page 13: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

13

METODE PENELITIAN

Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data primer berbentuk kualitatif dan kuantitatif

dengan metode quota accidental sampling dan memiliki 100 sampel.

Variabel Penelitian

1. Jumlah kunjungan wisatawan ke objek Wisata Alam Nglimut

Jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata Nglimut diukur melalui banyaknya

kunjungan wisata yang dilakukan oleh individu ke objek wisata Nglimut. Variabel

ini diukur secara kontinyu dalam satu kekerapan (kali) per tahun.

2. Pendapatan atau uang saku individu

Pendapatan atau uang saku per bulan oleh pengunjung objek wisata Nglimut. Diukur

dengan satuan rupiah (Rp).

3. Biaya Perjalanan ke Objek Wisata Alam Nglimut

Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk

mengunjungi kawasan wisata Nglimut. Biaya perjalanan meliputi biaya transportasi,

biaya retribusi masuk, biaya penginapan, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, serta

biaya-biaya lain yang relevan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala

kontinyu dengan satuan rupiah (Rp / kunjungan).

4. Biaya Perjalanan ke Objek Wisata Lain (Umbul Sidomukti)

Biaya pejalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung menuju objek wisata lain yang

dalam hal ini diwakili oleh objek wisata Umbul Sidomukti. Biaya perjalanan

menyangkut biaya-biaya yang dikeluarkan pengunjung termasuk biaya transportasi,

biaya retribusi masuk, biaya penginapan, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, serta

biaya-biaya lain yang relevan. Variabel ini diukur menggunakan skala kontinyu

dengan satuan rupiah (Rp/kunjungan).

5. Waktu Luang

Jumlah waktu yang dimiliki oleh pengunjung ketika tidak bekerja dalam satu bulan.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala kontinyu dalam satuan hari dalam

satuan bulan (hari/bulan).

6. Lama Perjalanan

Lama perjalanan dari rumah pengunjung dengan objek wisata Nglimut. Variabel ini

diukur dengan menggunakan satuan menit.

Page 14: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

14

7. Fasilitas-Fasilitas

Fasilitas-fasilitas adalah persepsi pengunjung terhadap fasilitas yang ada di objek

wisata Nglimut dan diukur dengan satuan skala likert. (1 = tidak lengkap, 2 = kurang

lengkap, 3 = cukup lengkap, 4 = lengkap, 5 = sangat lengkap).

8. Keindahan Alam Objek Wisata Nglimut

Variabel ini menunjukkan persepsi atas nilai keindahan alam Nglimut yang

mempengaruhi wisatawan untuk datang ke Nglimut. Variabel ini diukur dengan

satuan Likert. (1 = sangat jelek, 2 = jelek, 3 = cukup bagus, 4 = bagus, 5 = sangat

bagus).

Metode Analisis

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu alat unuk mengukur kehandalan kuesioner yang

mana dapat dikatakan reliabel jika jawaban atas pernyataan seseorang stabil atau

konsisten dari waktu ke waktu. Variabel yang akan diuji menggunakan uji reliabilitas

adalah variabel fasilitas dan variabel keindahan alam Nglimut. Dengan menggunakan

taraf signifikansi α = 0,05, suatu variabel dikatakan reliabel jika mempunyai nilai

Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005).

2. Analisis Regresi

Alat analisis statistik yang dipakai adalah regresi linier berganda dengan

pendekatan OLS (Ordinary Least Square) (Gujarati, 2003). Pada penelitian ini untuk

menganalisis kunjungan ke objek Wisata Alam Nglimut yang dipengaruhi oleh

pendapatan individu (X1), biaya perjalanan ke objek Wisata Nglimut (X2), biaya

perjalanan ke objek wisata lain (Umbul Sidomukti) (X3) waktu luang (X4), lama

perjalanan (X5), fasilitas-fasilitas (X6) dan keindahan alam Nglimut (X7), dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Y = f ( X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7,) ........................................................... (3.2)

Dari formulasi diatas, model regresi dengan menggunakan pendekatan OLS

adalah sebagai berikut:

Page 15: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

15

Y=β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + ei ............. (3.3)

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik meliputi 3 pengujian yaitu uji heteroskedasitas menggunakan

Uji Glejser, uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson dan uji multikolinearitas

dengan regresi parsial dan tolerance & VIF.

4. Uji Kriteria Statistik

Uji kriteria statistik meliputi 3 pengujian yaitu uji koefisien determinasi (R2), uji

signifikansi simultan (uji F) dan uji signifikansi parameter individual (uji t).

5. Perhitungan Valuasi Ekonomi

Untuk menghitung nilai surplus konsumen, menggunakan formulasi sebagai

berikut:

Dx = Qx = a – bP .............................................................................................. (3.4)

Persamaan di atas digunakan untuk menghasilkan surplus konsumen sebagai nilai

ekonomi. Untuk menghasilkan surplus konsumen per individu per tahun digunakan

pehitungan integral terbatas, dengan batas bawah yaitu harga terendah dan batas teratas

yaitu harga tertinggi, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut:

SK = � ������

��� dP............................................................................................ (3.5)

HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Cronbach Alpha untuk X6 adalah 0,943 dan untuk variabel X7 adalah 0,869

dimana dapat disimpulkan kedua variabel tersebut reliabel.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,629a ,396 ,350 2,422 1,865

Page 16: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

16

Uji Heteroskedasitas dengan Uji Glejser

Model Unstandardized Coef. Std. Coef. t Sig. Keputusan B Std. Error Beta

C ,149 1,240 ,120 ,904 Bebas multikol X1 -6,0E-008 ,000 -,076 -,743 ,459 Bebas multikol X2 -8,9E-007 ,000 -,074 -,610 ,543 Bebas multikol X3 -1,4E-006 ,000 -,112 -1,105 ,272 Bebas multikol X4 ,113 ,125 ,096 ,906 ,367 Bebas multikol X5 -,004 ,003 -,110 -1,111 ,270 Bebas multikol X6 ,196 ,173 ,117 1,135 ,259 Bebas multikol X7 ,388 ,249 ,166 1,559 ,122 Bebas multikol

Hasil Uji Multikolinearitas dengan Regresi Parsial dan t & VIF

Persamaan

Terikat

Bebas R2 t VIF Keputusan

Y X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7 0,396 1 X1 X2,X3,X4,X5,X6,X7 0,110 ,890 1,124 Bebas multikol 2 X2 X1,X3,X4,X5,X6,X7 0,356 ,644 1,552 Bebas multikol 3 X3 X1,X2,X4,X5,X6,X7 0,087 ,913 1,095 Bebas multikol 4 X4 X1,X2,X3,X5,X6,X7 0,163 ,837 1,195 Bebas multikol 5 X5 X1,X2,X3,X4,X6,X7 0,046 ,954 1,048 Bebas multikol 6 X6 X1,X2,X3,X4,X5,X7 0,113 ,887 1,128 Bebas multikol 7 X7 X1,X2,X3,X4,X5,X6 0,170 ,830 1,205 Bebas multikol

Dari hasil uji asumsi klasik diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada penyakit

atau gangguan dalam data penelitian ini.

3. Hasil Analisis Regresi

Hasil Regresi dengan metode OLS

Variabel Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t hitung

Sig. Keputusan

Konstanta 3,268 ,604 ,047 X1 1,00 x 10-7 ,063 ,728 ,469 TS X2 -6,16 x 10-5 -,251 -2,488 ,015 S X3 5,15 x 10-7 ,021 ,248 ,805 TS X4 ,457 ,192 2,164 ,033 S X5 -,015 -,216 -2,600 ,011 S X6 ,876 ,258 2,995 ,004 S X7 1,017 ,214 2,412 ,018 S R 0,629

Page 17: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

17

R2 0,396 Adjusted R2

0,350

F hitung 8,617 Sig. 0,000 DW 1,865 Dependent Variable: Y

Dari hasil uji regresi diatas dapat disimpulkan bahwa R2 sebesar 39,6% yang

artinya 39,6 persen jumlah kunjungan wisatawan di objek Wisata Alam Nglimut secara

bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi dari ketujuh variabel independen yaitu

pendapatan atau uang saku individu, biaya perjalanan, biaya perjalanan ke Umbul

Sidomukti, waktu luang, lama perjalanan, fasilitas-fasilitas dan keindahan alam Nglimut.

Sedangkan sisanya 61,4 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak

termasuk dalam penelitian.

Dengan tingkat probabilitas 0,05 (5 persen) dan nilai degree of freedom (df) = (n-

k-1) = 100-7-1 = 92 maka dapat diketahui nilai F-tabel sebesar 2,11. Berdasarkan tabel

4.8 nilai F-hitung sebesar 8,617 lebih besar dari nilai F-tabel 2,11 dan probabilitas F-

statistic sebesar 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari nilai alpha (α) 5 persen

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen merupakan penjelas

terhadap variabel dependen.

4. Interpretasi Hasil

Interpretasi hasil dari uji statistik t dan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Variabel pendapatan (X1) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,469 > dari

0,05. Kemudian t-hitung sebesar 0,728 < dari t-tabel (1,661) H0 diterima dan Ha

ditolak. Dengan demikian pendapatan individu tidak signifikan berpengaruh

positif terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.

2. Variabel biaya perjalanan (X2) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,015 <

dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar -2,488 maka nilai mutlak sebesar 2,488.

Dengan demikian diperoleh t hitung 2,488 > dari t-tabel (1,661). Dengan

demikian biaya perjalanan berpengaruh signifikan berpengaruh negatif

terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.

Page 18: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

18

3. Variabel Biaya Perjalanan ke Umbul Sidomukti (X3) memiliki probabilitas

signifikansi sebesar 0,805 > dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 0,248 < dari t-

tabel (1,661). Dengan demikian biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti tidak

signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan objek Wisata

Alam Nglimut.

4. Variabel Waktu Luang (X4) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,033 <

dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 2,164 > dari t-tabel (1,661). Dengan

demikian waktu luang signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah

kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.

5. Variabel lama perjalanan (X5) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,011 <

dari 0,05. Kemudian t hitung -2,6 maka nilai mutlak sebesar 2,6. Jadi t-hitung 2,6

> dari t tabel (1,661). Dengan demikian lama perjalanan signifikan

berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam

Nglimut.

6. Variabel fasilitas-fasilitas (X6) memiliki probabilitas signifikansi sebesar 0,004 <

dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 2,995 > dari t-tabel (1,661). Dengan

demikian fasilitas-fasilitas signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah

kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.

7. Variabel keindahan alam Nglimut (X7) memiliki probabilitas signifikansi sebesar

0,018 < dari 0,05. Kemudian t-hitung sebesar 2,412 > dari t-tabel (1,661). Dengan

demikian hipotesis keindahan alam Nglimut signifikan berpengaruh positif

terhadap jumlah kunjungan objek Wisata Alam Nglimut.

5. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

1) Pengaruh variabel pendapatan atau uang saku individu per bulan (X1)

terhadap jumlah kunjungan wisatawan (Y)

Dari interpretasi diatas, diketahui bahwa nilai koefisien dari variabel pendapatan

individu per bulan bertanda positif yaitu 0,0000001 dan signifikansi sebesar

0,469 (lebih besar dari α=5%).

Variabel pendapatan atau uang saku individu per bulan dengan tanda koefisien

positif berarti bahwa peningkatan pendapatan akan memberi dampak kenaikan

Page 19: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

19

jumlah kunjungan wisatawan dengan asumsi variabel-variabel independen lain

dalam keadaan konstan dalam keadaan konstan.

Menurut Yoeti (2008) semakin besar pendapatan bebas seseorang maka akan

semakin besar kemungkinan orang tersebut melakukan perjalanan wisata yang

diinginkan. Kesimpulan ini sesuai pernyataan yang dikemukakan Sadono

Sukirno (1994) bahwa perubahan dalam pendapatan akan menimbulkan

perubahan permintaan suatu produk. Karena semakin tinggi pendapatan

seseorang, akan berbanding lurus dengan jumlah permintaan perjalanan wisata.

2) Pengaruh variabel biaya perjalanan ke objek Wisata Alam Nglimut (X2)

terhadap jumlah kunjungan wisatawan (Y)

Pengaruh variabel biaya perjalanan (X2) terhadap jumlah kunjungan wisatawan

di objek Wisata Alam Nglimut (Y) mempunyai nilai koefisien -0,00000616 dan

signifikansi sebesar 0,015 (lebih kecil dari α = 5%), artinya biaya perjalanan

signifikan dan berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan di obyek Wisata

Alam Nglimut.

Variabel biaya perjalanan dengan nilai tanda koefisien negatif mempunyai arti

bahwa jika terjadi penurunan biaya perjalanan ke objek wisata Nglimut maka

akan memberi dampak kenaikan jumlah kunjungan wisatawan dengan asumsi

variabel-variabel independen lain dalam keadaan konstan.

Hukum permintaan dalam teori ekonomi menyatakan bahwa jumlah permintaan

suatu barang berbanding terbalik dengan harga barang tersebut. Atas dasar teori

tersebut maka seorang wisatawan akan memilih perjalanan wisata dengan biaya

perjalanan yang lebih rendah, sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan teori

tersebut.

3) Pengaruh variabel biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti (X3) terhadap

jumlah kunjungan wisatawan (Y)

Pengaruh variabel biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti (X3) terhadap jumlah

kunjungan wisatawan di objek Wisata Alam Nglimut (Y) mempunyai nilai

koefisien 0,000000515 dan signifikansi sebesar 0,805 (lebih besar dari α = 5%),

Page 20: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

20

artinya biaya perjalanan tidak signifikan dan berpengaruh positif terhadap

jumlah kunjungan di obyek Wisata Alam Nglimut.

Variabel biaya perjalanan ke Umbul Sidomukti memiliki tanda koefisien positif

yang mempunyai arti bahwa jika terjadi kenaikan biaya perjalanan ke objek

wisata Umbul Sidomukti maka akan memberi dampak kenaikan jumlah

kunjungan wisatawan ke objek wisata Nglimut dengan asumsi variabel-variabel

independen lain dalam keadaan konstan.

Di dalam teori permintaan, salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan

suatu barang adalah harga barang lain. Dalam hasil penelitian, biaya perjalanan

ke objek wisata lain tidak signifikan dikarenakan ketidakidentikan dan

bervariasinya daya tarik kedua objek wisata. Nilai t-hitung positif yang berarti

bahwa objek wisata Umbul Sidomukti adalah barang substitusi, sehingga

penelitian ini sesuai dengan teori permintaan bahwa harga suatu barang

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah harga barang lain

(substitusi atau komplementer).

4) Pengaruh variabel waktu luang (X4) terhadap jumlah kunjungan

wisatawan (Y)

Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel waktu luang sebesar 0,457

dan signifikansi sebesar 0,033 (lebih kecil dari α = 5 persen) yang berarti

variabel waktu luang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah

kunjungan wisatawan objek Wisata Alam Nglimut.

Variabel waktu luang dengan tanda koefisien positif berarti jika terjadi

peningkatan waktu luang maka akan menimbulkan kenaikan jumlah kunjungan

wisatawan dengan asumsi variabel-variabel independen lain dalam keadaan

konstan.

Dalam Yoeti (2008), salah satu faktor yang mempengaruhi orang-orang dalam

melakukan perjalanan wisata adalah adanya waktu luang (leisure time). Semakin

panjang waktu senggang yang tersedia dapat memperbanyak jumlah waktu

Page 21: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

21

berlibur. Pendapatan yang besar tidak akan ada artinya jika tidak terdapat waktu

luang untuk melakukan perjalanan wisata.

5) Pengaruh variabel lama perjalanan (X5) terhadap jumlah kunjungan

wisatawan (Y)

Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel lama perjalanan sebesar -

0,015 dan signifikansi sebesar 0,011 (lebih kecil dari α = 5%) yang berarti

sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel lama perjalanan memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan objek

Wisata Alam Nglimut.

Variabel lama perjalanan dengan tanda koefisien negatif mempunyai arti

bahwa peningkatan lama perjalanan akan mengakibatkan penurunan jumlah

kunjungan wisatawan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independen lain

dalam keadaan konstan.

Salah satu sifat pariwisata adalah bahwa objek wisata tersebut tidak dapat

dipindah-pindahkan sehingga pengunjunglah yang harus datang untuk

menikmati wisata tersebut (Spillane, 1987). Maka dari itu, aksesibilitas seperti

jarak dari tempat asal wisatawan ke lokasi objek wisata dan transportasi yang

memadai juga mempengaruhi permintaan perjalanan wisata. Semakin jauh

jarak yang ditempuh maka akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama,

dan para wisatawan diduga lebih memilih lokasi wisata yang lebih dekat untuk

dicapai. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Tri

Firandari (2009) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara

jarak tempuh ke objek wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan jumlah permintaan

objek wisata tersebut.

6) Pengaruh variabel fasilitas-fasilitas (X6) terhadap jumlah kunjungan

wisatawan (Y)

Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel fasilitas-fasilitas sebesar

0,876 dan signifikansi sebesar 0,004 (lebih kecil dari α = 5%) yang berarti

sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel fasilitas memiliki pengaruh positif

Page 22: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

22

dan signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan objek Wisata Alam

Nglimut.

Variabel fasilitas-fasilitas dengan tanda koefisien positif yang berarti

peningkatan fasilitas-fasilitas akan mengakibatkan kenaikan jumlah kunjungan

wisatawan dengan asumsi bahwa variabel-variabel independen lain dalam

keadaan konstan.

Dalam melakukan perjalanan wisata, wisatawan membutuhkan berbagai

fasilitas wisata untuk menunjang kegiatan wisata mereka seperti fasilitas

ibadah, fasilitas rekreasi, restoran, fasilitas hiburan, fasilitas kamar mandi dan

lain-lain (Suwantoro, 1997). Menurut Spillane (1987) fasilitas merupakan

unsur industri pariwisata yang sangat penting. Berapa pun besarnya suatu

daerah tujuan wisata, jika fasilitasnya tidak memadai, maka keinginan

wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata tersebut akan diurungkan.

Seluruh fasilitas itu dibangun dengan tujuan menimbulkan rasa betah dan

nyaman kepada wisatawan untuk tinggal lebih lama di objek wisata tersebut

dan bersedia untuk kembali lagi kesana dalam lain kesempatan.

7) Pengaruh variabel keindahan alam Nglimut (X7) terhadap jumlah

kunjungan wisatawan (Y)

Dari persamaan diketahui nilai koefisien dari variabel keindahan alam Nglimut

sebesar 1,017 dan signifikansi sebesar 0,018 (lebih kecil dari α = 5%) yang

berarti sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel keindahan alam Nglimut

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan

wisatawan objek Wisata Alam Nglimut.

Variabel keindahan alam Nglimut dengan tanda koefisien positif yang berarti

peningkatan persepsi nilai keindahan alam Nglimut akan mengakibatkan

kenaikan jumlah kunjungan wisatawan dengan asumsi bahwa variabel-variabel

independen lain dalam keadaan konstan.

Dalam dunia pariwisata, segala sesuatu yang menarik untuk dikunjungi yang

hadir secara natural dan berlangsung setiap harinya seperti panorama dan

Page 23: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

23

pemandangan alam sangat bernilai menarik pengunjung untuk datang. Suatu

daerah disamping fasilitasnya akan disebut “daerah tujuan wisata” apabila

memiliki atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata (Pendit,

1994). Nglimut menyajikan panorama ke arah utara Pulau Jawa dari lereng

gunung Ungaran yang berhawa dingin dan teduh sehingga diharapkan dapat

menyegarkan kembali jiwa dan raga wisatawan yang berkunjung kesana.

Untuk itu diharapkan kepada seluruh elemen masyarakat dapat ikut membantu

melestarikan keindahan alam agar dapat meningkatkan potensi objek Wisata

Alam Nglimut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Tri

Firandari (2009) yang menyatakan perlunya pengembangan dan pelestarian

objek wisata pulau Situ Gintung-3 sebagai daya tarik utama objek wisata.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kesimpulan

1) ketujuh variabel yang dianalisis terdapat lima variabel yang signifikan yaitu

variabel biaya perjalanan ke objek wisata alam Nglimut, variabel waktu luang,

variabel lama perjalanan, variabel fasilitas-fasilitas, dan variabel keindahan alam

Nglimut. Sedangkan variabel pendapatan individu dan variabel biaya perjalanan

ke objek wisata lain (Umbul Sidomukti) dinyatakan tidak signifikan terhadap

jumlah kunjungan wisatawan objek wisata Alam Nglimut.

2) Surplus konsumen sebesar Rp 760.960 per individu per tahun menunjukkan

bahwa keuntungan yang diperoleh oleh konsumen masih lebih tinggi dari harga

rata-rata pengeluaran perjalanan yaitu Rp 143.790 per kunjungan.

3) Nilai ekonomi objek wisata alam Nglimut dengan pendekatan biaya perjalanan

individu sebesar Rp 35.453.126.400 per tahun.

Keterbatasan

1) penerapan metode kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini, memungkinkan

terdapatnya beberapa data yang bias karena kemungkinan responden tidak

menjawab secara serius atau tidak jujur.

Page 24: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

24

2) Variabel-variabel yang menggunakan skala Likert tidak dapat diinterpretasikan

nilai koefisiennya melainkan hanya tanda koefisiennya saja.

Saran

1) Dengan melihat koefisien pendapatan individu yang bertanda positif dapat

disimpulkan bahwa objek wisata Alam Nglimut merupakan barang normal

sehingga semakin tinggi pendapatan wisatawan akan semakin tinggi jumlah

kunjungan wisata ke objek wisata Alam Nglimut. Untuk itu, diperlukan

pengembangan atraksi wisata seperti memperluas arena outbond dan menambah

permainannya, penambahan satwa di kebun binatang mini, penambahan

permainan yang belum ada di objek wisata ini agar wisatawan yang telah

berkunjung bersedia untuk datang kembali ke objek wisata Alam Nglimut.

2) Dengan melihat koefisien variabel lama perjalanan mempunyai tanda negatif, dapat

disimpulkan bahwa semakin lama waktu tempuh ke tempat wisata maka semakin

rendah jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata Alam Nglimut, begitu juga

sebaliknya. Maka diperlukan peningkatan kemudahan akses dan kualitas jalan menuju

ke objek wisata Alam Nglimut dengan cara memperlebar dan memperbaiki jalan-

jalan yang rusak dan menambahkan rute untuk alat transportasi umum yang dapat

mencapai objek wisata alam Nglimut.

3) Biaya perjalanan menuju objek wisata alam Nglimut berpengaruh negatif terhadap

jumlah kunjungan wisata alam Nglimut yang dapat disimpulkan bahwa semakin kecil

biaya perjalanan menuju objek wisata alam Nglimut akan semakin tinggi jumlah

kunjungan wisata ke objek wisata alam Nglimut, begitu pula sebaliknya. Oleh karena

itu, penentuan harga seperti harga tiket dan harga barang yang dijual didalam objek

wisata Nglimut sebaiknya diimbangi dengan penganekaragaman produk wisata serta

kualitas barang yang disajikan didalam objek wisata alam Nglimut.

4) Harga barang lain (Umbul Sidomukti) lebih tinggi dan berpengaruh positif terhadap

jumlah kunjungan ke objek wisata Nglimut, sehingga objek wisata tersebut termasuk

barang substitusi. Untuk itu diperlukan penentuan tarif yang bersaing dan penggalian

serta pemanfaatan keunikan objek wisata Nglimut sehingga wisatawan akan lebih

memilih untuk berkunjung ke objek wisata Nglimut.

5) Dengan nilai ekonomi yang tinggi dan variabel keindahan alam Nglimut yang

signifikan dan positif, para wisatawan terbukti sangat menikmati keindahan alam

Page 25: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

25

di objek Wisata Nglimut, maka diharapkan kepada pihak pengelola untuk

menambah gardu pandang agar wisatawan lebih dapat menikmati keindahan

alamnya dan kepada pemerintah khususnya pemerintahan Kabupaten Kendal

diharapkan untuk lebih bijak dalam mengawasi masalah kelestarian lingkungan

dengan cara membatasi penggunaan lahan untuk pemukiman yang dapat

mengurangi nilai estetik keindahan alam, sehingga akhirnya dapat menjadi potensi

wisata yang lebih menarik dan besar di Kabupaten Kendal.

Page 26: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

26

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Fauzi. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Anonim. 2004. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik.

.2009. Kendal dalam angka 2009. Badan Pusat Statistik.

.2010. Kendal dalam angka 2010. Badan Pusat Statistik.

.2010. Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Beberapa Objek Wisata Kabupaten Kendal 2009 dan 2010. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.

.2010. Data Realisasi Pendapatan Beberapa Objek Wisata Kabupaten Kendal 2006-2010. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.

.2011. Buku Paket Wisata Kendal 2011. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.

.2011. Data Devisa Indonesia tahun 2005 sampai 2009. Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia.

.2011. Peta Pariwisata Kabupaten Kendal. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Kendal.

Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Boediono. 1996. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE

Cooper, Donald R. and Pamela S. Schlinder. 2011. Business Research Methods. New York : The McGraw-Hill Companies Inc.

Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, Propinsi Lampung. Makalah Pengantar Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. United States : The McGraw-Hill

Companies Inc. Hair, Joseph F., R. Enderson, R. Tatham, W. Black. 1998. Multivariate Data Analysis.

New Jersey : Prentice-Hall, Inc. I Gede Wiyasa. 1997. Hotel Ramah Lingkungan Alternatif Hotel Masa Depan.

Kelola, No. 16, Tahun VI, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Page 27: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

27

Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Irma Alfia Salma dan Indah Susilowati. 2004. Analisis Permintaan Objek Wisata Alam Curug Sewu, Kabupaten Kendal dengan Pendekatan Travel Cost. Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol 1 No. 2/Des 2004.

Lundberg, Donald.E et al. 1995. Tourism Economic. United States of America : John Wiley & Sons, Inc.

McEachern, William A. 2000. Ekonomi Mikro, Pendekatan Kontemporer. Terjemahan Sigit Triandaru. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

M.J. Prajogo. 1976. Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pariwisata.

Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. Yogyakarta : BPFE.

Nyoman S Pendit. 1994. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Oka A. Yoeti. 2008. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

Pindyck, S. Robert dan Rubinfeld, L. Daniel. 2004. Mikroekonomi. Jakarta : Indeks.

Sadono Soekirno. 1994. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada.

.2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada.

Samuelson, Paul A dan William D.Nordhaus. 1998. Mikro-Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sinclair, M.Thea dan Stabler, Mike. 1997. Economics of Tourism. London : Rout Ledge.

Spillane, James.J. 1987. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. 2000. Ekonomika Lingkungan. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta.

Supranto, 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar (Cetakan Pertama). Jakarta : Rineka Cipta.

Tri Firandari. 2009. Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan. Skripsi Program Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 28: ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN OBJEK WISATA NGLIMUT ...eprints.undip.ac.id/35781/1/Dolina_G._(Jurnal_Skripsi).pdf · kerajinan rakyat dan lain sebagainya karena produk-produknya diperlukan

28