analisis laporan keuangan konsolidasian pt indofood sukses makmur tahun 2013

68
TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI KEUANGAN 1 “PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.” Nama Anggota: Ratu Yuke Ratna Pembayun - 1306391421 Yunissa Rara Fahreza - 1306391472 Kintan Imanda Sabilina - 1306469815 Anis Filzah Handayani - 1306469821 Dinda Anastasya Nuraina - 1306469834 Muhammad Arugha Savero - 1306469885 Muhammad Rega Permana - 1306469891 PROGRAM VOKASI AKUNTANSI i

Upload: yunissa-rara-lettonic

Post on 18-Jan-2016

252 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Merupakan makalah yang berisi: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI KEUANGAN 1

“PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.”

Nama Anggota:

Ratu Yuke Ratna Pembayun - 1306391421

Yunissa Rara Fahreza - 1306391472

Kintan Imanda Sabilina - 1306469815

Anis Filzah Handayani - 1306469821

Dinda Anastasya Nuraina - 1306469834

Muhammad Arugha Savero - 1306469885

Muhammad Rega Permana - 1306469891

PROGRAM VOKASI AKUNTANSI

UNIVERSITAS INDONESIA

2014i

Page 2: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Daftar Isi

Daftar Isi ii

Bab 1 – Pendahuluan 11.1 Latar belakang 11.2 Tujuan Penulisan 11.3 Manfaat 1

Bab 2 – Profil Perusahaan 22.1 Jenis Perusahaan 22.2 Manajemen Kunci dan Produk yang dihasilkan 32.3 Major Customer 32.4 Program CSR 32.5 Analisis Laporan Keuangan 4

2.5.1 Analisis Horizontal 42.5.2 Analisis Vertikal 52.5.3 Analisis Rasio 6

Bab 3- Teori Akuntansi 73.1 Penyajian Laporan Posisi Keuangan 73.2 Penyajian Laporan Laba Rugi 10

Bab 4 – Pembahasan4.1 Kas dan Setara Kas 144.2 Piutang Usaha 184.3 Persediaan 234.4 Aset Tetap 274.5 Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi 334.6 Intangible Assets 354.7 Provisi 394.8 Obligasi 41

Bab 5 – Kesimpulan dan Saran 455.1 Kesimpulan 455.2 Saran 45

Lampiran 46Artikel Kelompok 46Surat Pernyataan 51Laporan Keuangan -Daftar Referensi 52

ii

Page 3: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia.Baik perusahaan sejenis maupun yang tidak sejenis. Setiap perusahaan memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda. Dalam mengambil sebuah keputusan, saat ini perusahaan tidak lagi hanya melihat keadaan perusahaan secara fisik, tetapi juga dengan perhitungan-perhitungan akurat mengenai segala proses yang terjadi di perusahaan. Perusahaan di Indonesia memiliki beberapa jenis.Oleh karena itu, laporan keuangan setiap jenis perusahaan juga berbeda.

Salah satu cara yang menjadi pertimbangan suatu perusahaan dalam mengambil keputusan adalah menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri didefinisikan sebagai media yang menyajikan posisi dan keadaan keuangan perusahaan yang digunakan oleh berbagai pihak internal maupun eksternal dalam menilai kinerja manajemen maupun kinerja ekonomi perusahaan.Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan mempunyai 4 karakterisik, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dimengerti. Sedangkan analisis laporan keuangan menurut Soemarso (2006 : 430) adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena.

1.2 Tujuan penulisan

1. Mengetahui perbandingan akun persediaan, aset tetap, assets held for sale, property investasi, dan provisi dari kebijakan akuntansi di perusahaan dengan standar akuntansi

2. Analisa vertical dan horizontal3. Mengetahui metode perhitungan yang digunakan4. Mengetahui metode yang digunakan untuk aktiva tetap

1.3 Manfaat

1. Bagi penulis, memperluas wawasan mengenai aktivitas keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan mengetahui penyusunan laporan keuangan perusahaan manufaktur.

2. Bagi pihak lain, menjadi salah satu sumber ilmu dalam memperluas wawasan mengenai analisis laporan keuangan dan aktivitas keuangan suatu perusahaan.

1

Page 4: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

BAB 2PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Jenis Perusahaan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) adalah perusahaan manufaktur yang telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutionsdengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memiliki empat Kelompok Usaha Strategis yang saling melengkapi sebagai berikut:

Produk Konsumen Bermerek (“CBP”). Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan merek–merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan.

Bogasari, memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta. Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan.

Agribisnis. Kegiatan operasional di bidang agribisnis dijalankan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang sahamnya tercatat di BEI, serta merupakan anak perusahaan Indofood Agri Resources Ltd. yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening bermerek. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya.

Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak–anak perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga

2

Page 5: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

2.2 Manajemen Kunci dan Produk yang Dihasilkan

Produk yang Dihasilkan

a) Produk konsumen bermerek, terdiri dari : Indomie, Pop Mie, Sarimi, Supermi, Sakura, Mie Telur Cap 3 Ayam, Pop Bihun, Cheetos (lisensi dari PepsiCo), Chiki, Jet-Z, Lay's (lisensi dari PepsiCo), Chitato, Qtela, Wonderland, Trenz, Dueto, Bim-Bim, Indomilk, Cap Enaak, Indoeskrim, Freiss, Orchid Butter, Kecap Indofood, Sambal Indofood, Promina, SUN, Bumbu Kaldu Indofood, Bumbu Instan Indofood,Bumbu Racik Indofood.

b) Bogasari,terdiri dari : Cakra Kembar Emas, Cakra Kembar, Segitiga Biru, Lencana Merah, Kunci Biru, La Fonte.

c) Minyak goreng dan lemak, terdiri dari : Bimoli, Simas Palmia, Happy Salad Oil, Amanda, Delima, Palmia.d) Minuman, terdiri dari : Pepsi, Pepsi Blue, 7 Up, Mirinda, Tehkita, Fruitamin, Tropicana Twister, Ichi

Ocha, Caféla Latte, Club.

2.3 Major customer

Major customer dari PT Indofood adalah semua lapisan masyarakat dari anak – anak hingga orang dewasa dari kota – kota besar hingga kota – kota terpencil.

2.4 Program CSR

a. Bidang pendidikan Beasiswa Indofood Sukses Makmur (BISMA), memberikan bantuan pendidikan untuk anak–

anak karyawan PT Indofood yang berprestasi dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

Indofood Riset Nugraha, memberikan bantuan dana untuk kegiatan penelitian di bidang pangan, terutama berkaitan dengan peningkatan kualitas pangan.

3

Page 6: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

b. Bidang Sosial

Indofood Berbagi Kasih, dilaksanakan pada peringatan hari besar keagamaan seperti Ramadhan

dan Natal. Kepedulian diwujudkan dalam bentuk pemberian paket produk dan peralatan

sekolah kepada komunitas–komunitas yang membutuhkan.

MTQ , program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca Al Quran bagi anak–

anak karyawan Indofood dan masyarakat di sekitar area perkebunan.

Sumbangan qurban untuk memperingati hari Idul Adha yang diberikan kepada masyarakat di

sekitar area operasional Perseroan.

2.5 Analisis Laporan Keuangan

2.5.1 Analisis Horizontal

Analisis horizontal pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur menyatakan bahwa:

Kenaikan tertinggi terjadi pada liabilitas jangka panjang sebesar 62,72% atau sebesar Rp 7.804.383. Aset lancar naik sebesar 23,74%, aset tidak lancar naik sebesar 37,63%. Sehingga total aset keseluruhan

mengalami kenaikan sebesar 31,49%. Liabilitas jangka pendek naik sebesar 52,06%. Sehingga total liabilitas keseluruhan mengalami kenaikan

sebesar 57,31%. Ekuitas mengalami kenaikan yang paling sedikit yaitu sebesar 12,40%.

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Aset Lancar Rp 32.464.497 Rp 26.235.990 Rp 6.228.50723,74

%

Aset Tidak Lancar Rp 45.628.292 Rp 33.153.415 Rp 12.474.87737,63

%

Total Aset Rp 78.092.789 Rp 59.389.405 Rp 18.703.38431,49

%

Liabilitas Jangka Pendek Rp 19.471.309 Rp 12.805.200 Rp 6.666.10952,06

%

Liabilitas Jangka Panjang Rp 20.248.351 Rp 12.443.968 Rp 7.804.38362,72

%

4

Page 7: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Total Liabilitas Rp 39.719.660 Rp 25.249.168 Rp 14.470.49257,31

%

Tota Ekuitas Rp 38.373.129 Rp 34.140.237 Rp 4.232.89212,40

%

2.5.2 Analisis Vertikal

Analisis Vertikal pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur menyatakan bahwa:

Total Aset pada tahun 2013 terdiri dari Aset Lancar sebesar 41,57% dan Aset Tidak Lancar sebesar 58,43%. Sedangkan untuk tahun 2012 terdiri dari Aset Lancar sebesar 44,18% dan Aset Tidak Lancar sebesar 55,82%. Sehingga terjadi penurunan Aset Lancar sebesar 2% dan kenaikan Aset Tidak Lancar sebesar 2%. Total Aset pada tahun 2013 di dominasi oleh Aset Tidak Lancar masing – masing sebesar 58,43%.

Total liabilitas tahun 2013 di dominasi oleh liabilitas jangka panjang sebesar 50,98%, dan selanjutnya liabilitas jangka pendek sebesar 49,02%. Total liabilitas sendiri adalah sebesar 50,86%.

Untuk total ekuitas adalah sebesar 49,14%. Dengan demikian, aset lancar yang dimiliki maka PT Indofood Sukses Makmur mampu membiayai

liabilitas jangka pendeknya. Begitu juga dengan aset tidak lancar yang dimiliki maka PT Indofood Sukses Makmur.

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

Jumlah % Jumlah %

Aset Lancar Rp 32.464.49741,57

% Rp 26.235.99044,18

%

Aset Tidak Lancar Rp 45.628.29258,43

% Rp 33.153.41555,82

%

Total Aset Rp 78.092.789 Rp 59.389.405

Liabilitas Jangka Pendek Rp 19.471.30949,02

% Rp 12.805.20050,72

%

Liabilitas Jangka Panjang Rp 20.248.35150,98

% Rp 12.443.96849,28

%

Total Liabilitas Rp 39.719.66050,86

% Rp 25.249.16842,51

%

Total Ekuitas Rp 38.373.12949,14

% Rp 34.140.23757,49

%5

Page 8: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

2.5.3 Analisis Rasio

Current Assets 32.464.497Rp Current Liabilities 19.471.309Rp

Cash, Deposit, Invest, AR 22.716.742Rp Current Liabilities 19.471.309Rp

Net Credit Sales 57.731.998Rp Average Net Receivable 4.300.408Rp

Cost of Goods Sold 43.402.144Rp Average Inventory 7.973.353Rp

Net Income 5.161.274Rp Net Sales 57.731.998Rp

Net Sales 57.731.998Rp Average Assets 68.741.097Rp

Net Income 5.161.274Rp Average Assets 68.741.097Rp

Total Debt 39.719.660Rp Total Assets 78.092.789Rp

0,08

0,51

1,67

1,17

13,42

5,44

0,09

0,84

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

=

7. Return on Assets =

8. Debt to Total Assets Ratio =

4. Inventory Turnover =

5. Profit Margin =

6. Asset Turnover =

=1. Current Ratio

2. Quick Ratio =

3. Receivables Turnover =

6

Page 9: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

BAB 3TEORI AKUNTANSI

3.1 Penyajian Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi aset, liabilitas dan ekuitas pada periode waktu tertentu di suatu organisasi atau perusahaan. Menurut PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan, berikut adalah format penyajian laporan posisi keuangan:

PT XXX

Laporan Posisi Keuangan

Per 31 Desember 20xx

ASET LIABILITAS

Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek

Aset tidak Lancar Liabilitas Jangka Panjang

EKUITAS

Hak Non Pengendali

Ekuitas yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk

Pos - posminimal pada laporan posisi keuangan antara lain:

• Aset tetap

• Properti Investasi

• Aset tak berwujud

• Aset keuangan

7

Page 10: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

• Investasi dengan metode ekuitas

• Persediaan

• Piutang usaha dan piutang lainnya

• Persediaan

• Kas dan setara kas

• Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual aset kelompok lepasan

• Utang usaha dan utang lainnya

• Provisi

• Liabilitas keuangan

• Liabilitas pajak dan aset unuk pajak kini

• Liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan

• Liabilitas yg termasuk dlm kelompok lepasan

• Kepentiangan non Pengendali

• Modal saham dan cadangan

Kolom Aset terbagi 2 yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Klasifikasi aset lancar yaitu:

o mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;

o memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

o mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan; atau

o kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Jika tidak memenuhi kriteria diatas maka aset tersebut merupakan aset tidak lancar.

Kolom liabilitas terbagi 2 yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Klasifikasi liabilitas jangka pendek yaitu:

o mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;

o memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

8

Page 11: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

o liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau

o tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Perusahaan mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang.

Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali.Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan

Perbedaan laporan posisi keuangan menurut PSAK 1 dengan IFRS adalah urutan penyajiannya. Berikut ini adalah perbedaannya:

Menurut PSAK 1

ASET LIABILITAS

Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek

Aset tidak Lancar Liabilitas Jangka Panjang

EKUITAS

Hak Non Pengendali

Ekuitas yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk

Menurut IFRS

ASET Ekuitas

Aset tidak Lancar Hak Non Pengendali

Aset Lancar Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk

Liabilitas

Liabilitas Jangka Pendek

9

Page 12: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Liabilitas Jangka Panjang

3.2 Penyajian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan dan beban dalam periode waktu tertentu disuatu organisasi. Menurut PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan, pos – pos minimal yang ada dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

o pendapatan;

o biaya keuangan;

o bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint

ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

o beban pajak;

o suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

o laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan

o keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;

o laba rugi;

o setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));

o bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

Laba komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode berjalan

o Selisih revaluasi aset tetap

o Perubahan nilai investasi available for sales

o Dampak translasi laporan keuangan

Terdapat dua laporan yaitu:10

Page 13: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

o Laba sebelum laba komprehensif

o Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

Format laporan laba rugi komprehensif yang digabung:

11

Page 14: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Format laporan laba rugi komprehensif yang dipisah:

Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Penyebab pengungkapan terpisah:

penurunan nilai persediaan /aset tetap dan pemulihannya restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap liabilitas diestimasi atas biaya

restrukturisasi;12

Page 15: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

pelepasan aset tetap; pelepasan investasi; operasi yang dihentikan; penyelesaian litigasi; dan pembalikan liabilitas diestimasi lain.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.

Beban dibagi menjadi 2 jenis yaitu beban berdasarkan sifat dan beban berdasarkan fungsi.Beban berdasarkan sifat yaitu beban yang pemilihan klasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri.Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi beban menurut fungsi.

Sedangkan jika klasifikasi beban menurut fungsi maka minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungsi secara terpisah dari beban lain dan harus mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan& amortisasi serta imbalan kerja.

13

Page 16: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Bab 4Pembahasan

4.1 Kas dan Setara Kas

Kas di perusahaan terdiri atas kas di tangan (Cash on Hand) dan kas di bank (Cash in Banks). Setara kas terutama merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak saat penempatan yang tidak dibatasi penggunaannya dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang signifikan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian perusahaan Kas dan Setara Kas merupakan kelompok Aset bagian Aset Lancar dengan posisi paling atas.Posisi kas sesuai dengan PSAK No. 1 tentang Laporan Keuangan.Sedangkan menurut IFRS (International Financial Reporting Standar), bagian aset lancar berada di posisi terbawah pada kelompok aset dengan kas berada pada posisi paling bawah pada bagian aset lancar.

Analisis Vertikal

Analisis Vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk akun Kas dan Setara kas PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada akun Kas dan Setara Kas dari 50,87% pada tahun 2012 menjadi 42,10% pada tahun 2013. Berarti ada penurunan Kas dan Setara Kas sebesar 8,77%. Total Kas dan Setara Kas di dominasi oleh Setara Kas dari 75,84% pada tahun 2012 menjadi 74,41% pada tahun 2013. Kemudian pada bagian Kas dan Setara Kas terjadi kenaikan Kas di Bank dari 22,67% pada tahun 2012 menjadi 25,15% pada tahun 2013. Sementara itu, untuk Kas di Tangan mengalami penurunan dari 1,40% pada tahun 2012 menjadi 0,44% pada tahun 2013.

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

Jumlah % Jumlah %Kas di tangan Rp59.465 0,44% Rp186.268 1,40%

14

Page 17: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Kas di bank Rp3.437.274 25,15% Rp3.037.971 22,76%

Setara Kas Rp10.169.455 74,41% Rp10.121.642 75,84%

Total Kas Rp13.666.194 42,10% Rp13.345.881 50,87%

Aset Lancar Rp32.464.497 Rp26.235.990

Analisis Horizontal

Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk akun Kas dan Setara kas PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada Total Kas dan Setara kas sebesar 2,40% atau sebesar Rp 320.313.000.000. Peningkatan tertinggi pada total Kas dan Setara Kas berasal pada Kas di Bank sebesar 13,14% atau sebesar Rp 399.303.000.000. Penurunan drastis terjadi pada Kas di tangan sebesar 68,08% atau sebesar Rp 126.803.000.000. sementara itu Setara Kas mengalami kenaikan sebesar 0,47% atau sebesar Rp 47.813.000.000.

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Kas di tangan Rp59.465 Rp186.268 -Rp126.803 -68,08%

Kas di bank Rp3.437.274 Rp3.037.971 Rp399.303 13,14%

Setara Kas Rp10.169.455 Rp10.121.642 Rp47.813 0,47%

Total Kas Rp13.666.194 Rp13.345.881 Rp320.313 2,40%

Penyajian dan Pengungkapan

Menurut PSAK 2, Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.

Kas di perusahaan terdiri atas kas di tangan (Cash on Hand) dan kas di bank (Cash in Banks). Setara kas terutama merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak saat penempatan

15

Page 18: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

yang tidak dibatasi penggunaannya dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang signifikan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.

Dalam penyajian laporan arus kas konsolidasian, cerukan (Overdraft) termasuk komponen kas dan setara kas karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas. Cerukan akan mengurangi saldo dari Kas dan Setara Kas. Laporan arus kas konsolidasian menggunakan metode langsung, yaitu menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Kas dan Setara Kas menurut kebijakan akuntansi perusahaan dan PSAK 55 merupakan salah satu aset keuangan yang pengakuan dan penyajian awalnya atau nilai tercatatnya diukur pada nilai wajar karena berjangka pendek dan jika diperbolehkan dan sesuai akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan (periode).

Di perusahaan, Kas di Tangan (Cash on Hand) adalah uang kas tunai yang berada dalam perusahaan yang disimpan dalam brangkas penyimpanan.

Untuk kas di Bank (Cash in Bank), mata uangnya terdiri dari mata uang rupiah dan mata uang asing. Kas di Bank dengan mata uang rupiah berada di Bank BCA, Bank Danamon, Bank Mega, Bank BRI, Bank DBS, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, Bank UOB Indonesia, dan bank – Bank lain yang masing - masing di bawah Rp 100.000.000.000. Sedangkan Kas di Bank dengan mata uang asing ada di Bank BCA, Bank Danamon, Bank UOB Singapura, dan bank – bank lain yang masing – masing dibawah Rp 100.000.000.000.

Untuk Setara Kas (Cash Equivalent) yang berupa deposito berjangka, mata uangnya terdiri dari mata uang rupiah dan mata uang asing. Setara Kas dengan mata uang rupiah berada di Bank CIMB Niaga, Bank Mega, Bank UOB Indonesia, Bank Permata, Bank DBS Indonesia, Bank Panin, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank BII, Bank ICBC, Bank BCA, Bank BRI, dan bank – Bank lain yang masing - masing di bawah Rp 100.000.000.000. Sedangkan Setara Kas dengan mata uang asing berada di Bank DZ Singapura, Bank Argricultural China, Bank CIMB Niaga, Bank Artha Graha, Bank Permata, Bank UOB Indonesia, Bank DBS, Bank Deutsche Singapura, Bank CIMB Singapura, Citibank Singapura, Bank SMBC, Bank BRI, dan bank – Bank lain yang masing - masing di bawah Rp 100.000.000.000.

Berikut adalah posisi Kas dan Setara Kas pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian:

16

Page 19: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Berikut adalah pengungkapan Kas dan Setara Kas pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian:

17

Page 20: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

18

Page 21: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Rekening di bank memiliki tingkat suku bunga mengambang sesuai dengan tingkat penawaran pada masing – masing bank. Kisaran tingkat suku bunga tahunan dan deposito berjangka adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2013, tidak terdapat saldo kas dan setara kas dengan pihak berelasi.Artinya, saldo kas dan setara kas 100% dengan pihak ketiga.

4.2 Piutang Usaha

Piutang usaha adalah klaim yang diajukan kepada pihak lain dalam bentuk uang, barang, maupun jasa. Piutang usaha timbul dari siklus normal bisnis, yaitu siklus dalam perusahaan yang dimulai dari uang kas, membeli bahan baku, mengolah bahan baku sampai menjadi sebuah produk. Contoh transaksi transaksi yang menimbulkan piutang antara lain adalah penjualan barang atau jasa secara kredit, pemberian pinjaman kepada nasabah atau karyawan, memberi uang muka pada anak perusahaan.

Piutang dalam penyajian Laporan Posisi Keuangan dibedakan menjadi 2, yaitu :

- Piutang Usaha- Piutang Bukan Usaha

Piutang usaha timbul dari siklus normal bisnis, umumnya dari hasil penjualan produk kepada pembeli.Sedangkan piutang bukan usaha penyajiannya untuk memberikan informasi yang lebih lengkap karena piutang ini muncul bukan dari kegiatan inti perusahaan.

Analisis Horizontal

Analisis Horizontal pada Piutang Usaha di PT Indofood Sukses Makmur menyatakan bahwa terjadi kenaikan sebesar Rp 1.318.017 atau 36%.

19

2013 2012

Rp 4.959.416 Rp 3.641.399

Horizontal 0,36195347 36%

Page 22: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Analisis Vertikal

Analisa Vertikal pada PT Indofood Sukses Makmur menyatakan bahwa untuk piutang pada tahun 2013 yang terdiri dari Usaha sebesar 14%.Sedangkan untuk tahun 2012 yang terdiri dari Usaha sebesar 12%, sehingga terjadi kenaikan usaha sebesar 2%.

Menggunakan Metode Allowance

Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha - Evaluasi Individual

Kelompok Usaha mengevaluasi akun-akun tertentu yang diketahui bahwa beberapa pelanggannya tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya.Dalam hal tersebut, kelompok usaha mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui.Untuk mencatat provisi spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Piutang Usaha.

Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha. Nilai tercatat piutang usaha kelompok usaha sebelum sebelum penyisihan kerugian untuk penurunan nilai pada tanggal-tanggal pelaporan.

20

Tahun 2013

Total UsahaRp 4.053.300 + Rp 375.733 = Rp 4.429.033

Total Aset Lancar Rp 32.464.497

Tahun 2012

Total UsahaRp 2.696.937 + Rp 339.888 = Rp 3.036.825

Total Aset Lancar Rp 26.235.990

2013

Rp 4.429.033 Rp 32.464.497

0,136426971

14%

2012

Rp 3.036.825 Rp 26.235.990

0,115750349

12%

Page 23: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Penyisihan atas Kerugian Penurunan Nilai Piutang Plasma

Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma.Kelompok Usaha mengevaluasi kelebihan atas akumulasi biaya pengembangan atas pendanaan dari bank dan jumlah yang disepakati oleh petani plasma.Dalam hal tersebut, kelompok usaha mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, untuk mencatat penyisihan kerugian atas penurunan nilai piutang plasma.

Penyisihan atas Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha - Evaluasi Kolektif

Bila kelompok usaha memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak.Kelompok Usaha menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan karakteristiknya risiko kredit yang serupa dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan piutang usaha kelompok tersebut.

Penyajian Piutang Usaha yang terdapat pada PT Indofood Sukses Makmur sudah sesuai dengan kebijakan PSAK.

21

Page 24: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Penyajian dan Pengungkapan

Menurut PSAK no.9 : Piutang Usaha meliputi piutang yang timbul karena adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang Usaha dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Piutang Usaha di Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian masuk ke dalam kelompok Aset, bagian Aset Lancar setelah Kas dan Setara Kas, Deposito Berjangka, dan Investasi Jangka Pendek.

22

Page 25: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

4.3. Persediaan

Persediaan Perusahaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata–rata bergerak (Moving – Avarage) untuk Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yaitu IDLK dan IFL, serta metode rata–rata tertimbang (weight – Avarage) untuk entitas anak lainnya.

Menurut PSAK 14 mengatur bahwa persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah . Dengan demikian, dalam menentukan persediaan, baik biaya maupun nilai realisasi neto harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah dibuat perbandingan, nilai terendah dari keduanya digunakan sebagai nilai persediaan..sedangkan untuk IFRS lebih membatasi penggunaan alternatif metode akuntansi IFRS lebih condong ke metode rules-based.

Analisis Vertikal

Analisi vertical pada catatan Atas laporan keuangan Konsolidasian untuk akun perseediaan PT. Indofood Sukses Makmur ,Tbk dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada akun persedian dari 29,67% pada tahun 2012 menjadi 25,13% pada tahun 2013.

23

Page 26: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT. Indofood Sukses Makmur

(Dalam jutaan Rupiah)

Akun 2013 2012

Jumlah % Jumlah %Persediaan Rp 8.160.539 25,13% Rp 7.786.166 29,67%

Aset Lancar Rp 32.464.497 Rp 26.235.990

Analisis Horizontal

Analisis Horizontal pada catatan Atas Laporan keuangan Konsolidasian untuk akun persediaan PT.Indoffood Sukses Makmur,Tbk dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada Total Persediaan sebesar 0,04% atau sebesar Rp 374.373

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT. Indofood Sukses Makmur

(Dalam jutaan Rupiah)

Akun

2013 2012(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Persediaan Rp 8.160.539 Rp 7.786.166 Rp 374.373 0,04%

Penyajian Dan Pengungkapan

Menurut PSAK 14, persediaan di ukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih untuk mana yang lebih rendah ( the lower of the cost and net realizable value),Teknik untuk pengukuran biaya persedian dengan menggunakan Metode biaya standar serta untuk metode eceran (retail)dapat di gunakan jika hasilnya mendekati biaya historis dan untuk barang lain di hitung dengan rumus biaya yaitu FIFO dan Weighted Avarage.

Persediaan di Perusahaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata–rata bergerak (Moving – Avarage) untuk Perusahaan dan Entitas Anak tertentu yaitu IDLK dan IFL, serta metode rata–rata tertimbang (weight – Avarage) untuk entitas anak lainnya.

24

Page 27: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Berikut adalah posisi akun persediaan pada Laporan Posisi Keuangan Konsolidasin

Penyisihan atas Penurunan Nilai Pasar Persediaan

Penyisihan atas penurunan nilai pasar persediaan di destimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia , namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki dengan,harga jual pasar,estimasi biaya penyelesaian dan estimasi baiaya yang timbul untuk penjualan .Penyisihan dievalusi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat neto persediaan kelompok Usaha pada tanggal – tanggal pelaporan.

25

Page 28: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Analisis perubahan saldo penyisihan atas kerugian penurunan nilai pasar persediaan adalah sebegai berikut:

Berdasarkan hasil penelahan terhadap harga pasar dan kondisi fisik dari persediaan pada tanggal pelaporan , manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan tersebut di atas cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari penurunan nilai pasar persediaan.

Pada tanggal 31 Desember 2013, persediaan Entitas Anak tertentu dengan nilai tercatat sebesar Rp 29.706 (31 Desember 2012: Rp35.068 dan 31 Desember 2011: Rp.51.827) dijaminkan untuk fasilitas Kredit dari BRI.

Pada tanggal 31 Desember 2013, persediaan di lindungi oleh asuransi terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnyaberdasrkan paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp.8.159.109 (31 Desember 2012: Rp.7.717.263 dan 31 Desember 2011: Rp.6.470.369 ) yang menurut pendapat menejemen cukup untuk menututp kemungkinan kerugian yang timbul dari resiko yang di pertanggungkan.

Beban Pokok Penjualan

Rincian Beban Pokok penjualan adalah sebagai berikut :

Tidak ada transaksi pembelian dari satu pemasok dengan jumlah pembelian kumulatif melebihi 10,00% dan penjualan netto konsolidasian, kecuali pembelian gandum dari Sojitz Asia Pte. Ltd., Singapura (Sojitz). Jumlah pembelian dari Sojitz pada tahun 2013 adalah 21,42% (2012 : 23,2% dan 2011: 23,99%) dari penjualan neto konsolidasian periode terkait.

26

Page 29: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

4.4 Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan yang terdiri dari harga perolehan dan biaya-biaya yang diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan sampai aset tersebut dapat digunakan. Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penyusutan, amortisasi, dan kerugian penurunan aset tetap pada saat penggantian.

Penyusutan dan amortisasi aset dimulai pada saat aset tersebut dapat digunakan dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan masa manfaat masing-masing aset tetap.

Penurunan nilai jumlah tercatat aset tetap dilakukan jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset mungkin tidak dapat terpulihkan seluruhnya.

Nilai tercatat suatu aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomi masa yang diharapkan penggunaannya atau pelepasannya. Keuantungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan ke dalam laba rugi pada saat penghentian pengakuan tersebut dilakukan.

Nilai residu aset, umur manfaat, dan metode penyusutan amortisasi dievaluasi setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi, karena manajemen berpendapat bahwa kemungkinan besar hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo, kecuali hak atas tanah tertenti amortisasi selama 62 tahun.

Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan termasuk kapitalisasi beban bunga dan laba/rugi selisih kurs jika ada, atas pinjaman dan biaya lainnya yang terjadi sehubungan dengan pembiayaan aset dalam penyelesaian dan/atau pembangunan tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan dan/atau instalasi selesai dan aset tersebut telah siap untuk dipergunakan. Aset tetap dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisassi kepada nilai tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Kelompok Usaha manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait, jika ada.

Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 sampai dengan 40 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomi dan nilai aset tetap, karenanya beban penyusutan masa depan dapat direvisi.

27

Page 30: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Berikut aset tetap yang dimiliki perusahaan :

Pada tahun 2011 ada pejualan aset tetap senilai Rp 28.689 dengan harga Rp 50.553

Aset tetap dalam tahap penyelesaian :

28

Page 31: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Aset tetap termasuk mesin-mesin yang diperoleh oleh IDLK yang pembayarannya melalui angsuran atas utang jangka panjang. Nilai tercatat mesin-mesin tersebut adalah sejumlah Rp62.320 pada tanggal 31 Desember 2013.

Biaya pinjaman dan tingkat kapitalisasi

Pembelian mesin dari PT Tetra Pak Indonesia (TPI) dengan rincian sebagai berikut:

Rincian nilai kontak, jumlah angsuran tahunan dan tanggal pembayaran terakhir pada utang angsuran adalah sebagai berikut:

Dengan tingkat suku bunga efektif berkisar antara 5% sampai 12,4% per tahun.

Penyusutan dan amortisasi di bebankan pada operasi sebagai berikut:

Jenis kepemilikan hak atas tanah Kelompok Usaha, termasuk tanah perkebunan berupa HGB (berlaku 8 sampai dengan 40 tahun), Hak Guna Usaha “HGU” (berlaku 18 sampai dengan 39 tahun), dan Hak Pakai “HP” (berlaku 10 sampai dengan 25 tahun) dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo yang berkisar antar tahun 2014 sampai dengan tahun 2069.

29

Page 32: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Aset yang tidak digunakan dalam operasi dengan nilai tercatat sebesar 374.808 pada tangan 31 Desember 2013 sebagai bagian dari akun “Aset Tidak Lancar Lainnya” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pada 31 Desember 2013 aset tetap Entitas Anak tertentu dengan jumlah nilai tercatat sebesar Rp139.953 dijaminkan terhadap pinjaman dari BRI.

Pada 31 Desember 2013 aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan paket polis dengan jumlah pertanggunan sebesar Rp30.219.939 yang mungkin dapat menutup kerugian dari resiko yang dipertanggungkan.

Kelompok Usaha mengasuransikan persediaan dan aset tetap dengan ACA dan yang diperoleh melalui perantaraan IBU meliputi asuransi persediaan, tanaman perkebunana, aset tetap, dan kargo laut dengan nilai keseluruhan pertanggungan asuransi pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp39.998.625. Beban asuransi yang terkait untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp85.723. Beban asuransi disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan, Beban Penjualan dan Distribusi, dan Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset tetap dapat terealisasi seluruhnya dan oleh karena itu, tidak diperlukan adanya penyisihan atas kerugian penurunan nilai aset tetap.

Kelompok Usaha mengakui liabilitas diestimasi atas biaya pembongkaran, pemindahan, dan restorasi lokasi atas beberapa bangunan dan mesin tertentu pada saat periode sewa atas tanah, dimana aset tersebut berada. Bagian liabilitas jangka panjang pada 31 Desember 2013 sebesar Rp50.923 dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap dan disajikan sebagai “Liabilitas Diestimasi atas Biaya Pembongkaran Aset Tetap” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Analisis vertikal dan horizontal

Aset Tetap

Analisis Horizontal Analisis Vertikal

2012 2013 2012 2013

22,13 45,69 26,61 29,48

Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset Tetap PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. Tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada Aset Tetap dari tahun 2012 sebesar 22,13% menjadi 45,69%.

Sementara itu, untuk analisis vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset Tetap PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. tahun 2013 juga mengalami kenaikan dari 26,61% pada tahun 2012 menjadi 29,48% pada tahun 2013.

30

Page 33: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Menurut PSAK 16 tentang Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif

2. Diharapkan digunakan selama lebih dari 1 periode

Ciri:

1. Digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual

2. Jangka waktu lebih dari 1 tahun

3. Ada wujud secara fisik

Komponen biaya perolehan terdiri dari :

1. Harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potingan lain,

2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, dan

3. Estimasi awal biaya pembogkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selam periode tertentu untuk tujuan selain menghasilkan persediaan.

Menelaah kembali nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan minimum tiap akhir tahun dan perubahannya diperlakukan sebagai perubahan estimasi.

Perolehan tanah, semua biaya yang terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan, yaitu harga beli tanah, biaya pengurusan hak tanah, biaya untuk peralatan tanah dan penghancuran bangunan yang diperlukan.

Pengukuran setelah pengakuan awal ada 2 metode , yaitu :

1. Cost method, dimana aset tetap yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset

2. Revaluation method, dimana aset tetap dicatat sebesar jumlah revalusasi (nilai wajajr pada tanggal revaluasi) dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah, beban penyusutan untuk setiap

31

Page 34: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan, dan dihentikan ketika aset tersebut diklasifikasikan dimiliki untuk dijual dan dihentikan pengakuannya. Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus.

Metode penyusutan terdiri dari :

1. Garis lurus, menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah.

2. Saldo menurun, menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat.

3. Jumlah unit, menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan.

Aset tetap mempunyai kemungkinan mengalami penurunan nilai aset. Beberapa informasi yang menjadi bahan pertimbangan, sebagai berikut :

a. Informasi dari sumber-sumber eksternal

1. Perubahan signifikan nilai pasar.

2. Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi, dan lingkup hukum.

3. Perubahan suku bunga.

4. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

b. Informasi dari sumber-sumber internal

1. Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset.

2. Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian, dan masa manfaat aset.

3. Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.

PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara Fair Value Less Costs to Sell dan Value in Use.

Penghentian pengakuan aset tetap terjadi ketika aset tersebut dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-sewa balik), serta laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.

32

Page 35: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

4.5 Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi

Aset tidak lancar lainnya adalah terutama terdiri dari aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi, bibitan, biaya dibayar dimuka dalam jangka panjang, uang muka jangka panjang, dan pinjaman jangka panjang pada karyawan perusahaan.

Untuk aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi terdapat nilai tercatat sebesar Rp 374.808.000.000 pada tanggal 31 Desember 2013.Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012 Rp 390.258.000.000.

Analisis Vertikal

Analisis Vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi dari 29,32% pada tahun 2012 menjadi 13,64% terhadap Aset Tidak Lancar Lainnya. Berarti ada penurunan sebesar 15,68%.

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

Jumlah % Jumlah %

Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Rp374.80813,64

% Rp390.25829,32

%

Aset Tidak Lancar LainnyaRp2.748.44

6Rp1.330.94

3

Analisis Horizontal

Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi penurunan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi sebesar 3,96% atau sebesar Rp 15.450.000.000.

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Aset Tetap yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Rp374.808Rp390.25

8 -Rp15.450 -3,96%

33

Page 36: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Penyajian dan Pengungkapan

Untuk aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi terdapat nilai tercatat sebesar Rp 374.808.000.000 pada tanggal 31 Desember 2013.Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2012 Rp 390.258.000.000.Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi disajikan sebagai bagian dari akun aset tidak lancar lainnya pada laporan posisi keuangan konsolidasian.Akun aset tidak lancar lainnya merupakan bagian dari kelompok aset tidak lancar yang berada di posisi paling bawah.Sedangkan menurut IFRS, akun aset tidak lancar lainnya berada di posisi paling atas dalam kelompok Aset.Tidak dijelaskan di Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian bagaimana penyajian pengungkapan aset tidak lancar lainnya.

Tidak diberitahukan dengan rinci aset tetap apa saja yang tidak digunakan dalam operasi. Selain itu juga tidak diberitahukan dengan rinci mengapa aset tersebut tidak digunakan dalam operasi. Apakah karena dimiliki untuk dijual (Asset Held for Sale), atau untuk karena sebagai Properti Investasi (Properti Investasi), atau karena memang belum saatnya digunakan dalam operasional perusahaan sampai akhir tahun 2013 sehinggga disimpan terlebih dahulu.

Berikut adalah posisi akun aset tidak lancar lainnya pada laporan posisi keuangan konsolidasian:

34

Page 37: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

4.6 Intangible Asset / Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal. Nilai perolehan aset tak berwujud yang diperoleh dari kombinasi bisnis pada awalnya diakui sesuai nilai wajar pada tanggal akusisi.Setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dicatat pada nilai perolehan yang dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Analisis Vertikal

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012Jumlah % Jumlah %

Aset Tak Berwujud Rp1.931.9574,23% Rp2.065.195 6,23%

Goodwill Rp3.970.4208,70% Rp3.878.674

11,70%

Aset Tidak Lancar Rp45.628.292 Rp33.153.415

Analisis Vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk aset tak berwujud dan goodwill PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa akun aset tak berwujud sebesar 4,23% dan goodwill sebesar 8,70% dari total keseluruhan aset tidak lancar. Sedangkan pada tahun 2012 akun aset tak berwujud adalah sebesar 6,23% dan goodwill sebesar 11,70%. Jadi aset tak berwujud mengalami penurunan sebesar 2% dan goodwill sebesar 3%.

Analisis Horizontal

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Aset Tak Berwujud Rp1.931.957 Rp2.065.195 -Rp133.238 -6,45%

Goodwill Rp3.970.420 Rp3.878.674 Rp91.746 2,37%

Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk aset tak berwujud dan goodwill PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa akun aset tak berwujud mengalami penurunan signifikan sebesar 6,45% atau sebesar Rp 133.238 dan akun goodwill mengalami kenaikan sebesar 2,37% atau sebesar Rp 91.746.

Penyajian dan pengungkapan

35

Page 38: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Aset tak berwujud sesuai dengan kebijakan akuntansi di Indonesia yaitu PSAK 19, yaitu diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal.

Aset tak berwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai untuk aset tak berwujud. Periode dan Metode amortisasi untuk aset tak berwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap penutupan buku akhir tahun.

Aset tak berwujud Kelompok Usaha mewakili merek-merek dari beberapa produk terkait dengan Produk susu. Merek-merek tersebut diamortisasi menggunakan Metode Garis Lurus selama Estimasi umur manfaat 20 tahun.

*Tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan nilai Potensial terhadap Intangible asset dan Goodwill pada laporan posisi keuangan knosolidasi pada tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011, dan 2010. Penurunan hanya terjadi akibat Amortisasi pada terutama Intangible asset.*Akusisi terhadap beberapa Intangible Asset menimbulkan Goodwill

36

2013 2012 (Per 31 Desember (dalam Jutaan rupiah))

1.931.957 2.065.195 Intangible Asset

3.970.420 3.878.674 Goodwill

Page 39: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Total Goodwill yang ada, berdasarkan tahun berjalan, Serta Tingkat diskonto dan pertumbuhan dari masing-masing Entitas yg disebut

Aset tak berwujud yang timbul sehubungan dengan transaksi yg di akusisi, yang terdiri atas merek-merek dagang atas produk yg diproduksi diataranya Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Crima, Keremer dan Indoeskrim.

Amortisasi

2013 2012 2011 Per 31 DesemberDalam Jutaan Rupiah

133.238 133.238 133.238 Amortization of Intangible Asset

Perpajakan37

Page 40: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

2013 2012 2011 2010 Per 31 DesemberDalam Jutaan Rupiah

(482.989) (516.299) (549.608) (582.918) Aset tidak Berwujud

4.7 Provisi

38

Page 41: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Provisi diakui jika kelompok usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimnasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

Provisi untuk biaya pembongkaran aset diestimasi berdasarkan beberapa asumsi dan disajikan pada nilai wajar sesuai dengan tingkat diskonto yang berlaku

Untuk tujuan penyajian dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, klasifikasi aset atau liabilitas pajak tangguhan untuk setiap perbedaan temporer di atas ditentukan berdasarkan posisi pajak tangguhan (aset maupun liabilitas) neto untuk setiap entitas.

Tidak terdapat konsekuensi pajak penghasilan atas pembayaran dividen oleh entitas anak yang berdomisili di Indonesia kepada Perusahaan.

Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa aset pajak tangguhan tersebut di atas dapat dipulihkan melalui penghasilan kena pajak di masa yang akan datang.

Analisis Vertikal

Analisis vertikal pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk akun provisi tahun 2013 menunjukkan bahwa provisi sebesar 0,51% dari liabilitas jangka panjang. Dibanding tahun 2012 sebesar 0,79%, provisi mengalami penurunan sebesar 0,28%.

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

Jumlah % Jumlah %

Provisi Rp102.8450,51

% Rp98.5240,79

%

Total Liabilitas Jangka Panjang Rp20.248.351 Rp12.443.968

Analisis Horizontal

Analisis horizontal vertikal pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk akun provisi tahun 2013 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan provisi sebesar 4,39% atau sebesar Rp 4.321.

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur

39

Page 42: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Provisi Rp102.845 Rp98.524 Rp4.321 4,39%

Penyajian dan Pengungkapan

Menurut PSAK 57 dan IFRS yaitu IAS 57, Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti. PSAK 57 ini bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, kewajiban kontinjensi dan aset kewajiban kontinjensi dan aset Contingent liabilities kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam CaLK. Agar para pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

4.8 Obligasi

40

Page 43: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Obligasi pada perusahaan terdapat pada liabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangka panjang.

Analisis Vertikal

Tabel Perhitungan Analisis Vertikal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

Jumlah % Jumlah %Utang Obligasi (jk pendek) Rp2.336.642 12,00% Rp0 0,00%

Total Liabilitas Jangka Pendek Rp19.471.309 Rp12.805.200

Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah (jk panjang) Rp1.993.227 9,84% Rp4.323.442 34,74%

Total Liabilitas Jangka Panjang Rp20.248.351 Rp12.443.968

Analisis vertikal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk obligasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa utang obligasi jangka pendek sebesar 12% dari total liabilitas jangka pendek dan utang obligasi dan sukuk ijarah jangka panjang sebesar 9,84% dari total liabilitas jangka panjang. Sedangkan pada tahun 2012 utang obligasi jangka pendek sebesar 0% dari total liabilitas jangka pendek dan utang obligasi dan sukuk ijarah jangka panjang sebesar 34,74% dari total liabilitas jangka panjang. Maka utang obligasi jangka pendek mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 12% dan utang obligasi dan sukuk ijarah jangka panjang mengami penurunan yang sangat signifikan sebesar 24,9%.

Analisis Horizontal

Tabel Perhitungan Analisis Horizontal PT Indofood Sukses Makmur(Dalam Jutaan Rupiah)

Akun2013 2012

(+) atau (-) %Jumlah Jumlah

Utang Obligasi (jk pendek) Rp2.336.642 Rp0 Rp2.336.642100,00

%

Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah (jk panjang) Rp1.993.227 Rp4.323.442 -Rp2.330.215 -53,90%

Analisis horizontal pada Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian untuk obligasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. dan entitas anak pada tahun 2013 menunjukkan bahwa utang obligasi jangka pendek mengalami kenaikan sebesar 100% karena tahun 2012 tidak ada utang obligasi jangka pendek dan Utang Obligasi dan Sukuk Ijarah jangka panjang mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 53,9%.

41

Page 44: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Penyajian dan pengungkapan

Penyajian dan pengungkapan obligasi di perusahaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi di Indonesia (PSAK).Obligasi di perusahaan terdiri dari utang obligasi jangka pendek dan utang obligasi dan sukuk ijarah jangka panjang.Obligasi diamortisasi menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.Obligasi dikeluarkan berdasarkan diskonto atau premium tergantung tingkat bunganya.

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

2013 2012 2011 Tahun- 1.990.616 - Penerimaan dari Penerbitan

Obiligasi Rupiah IV - neto- (1.964.000) - Pelunasan obiligasi Rupiah IV

Mei 2012, Perusahaan menawarkan Obiligasi tanpa hak konversi dengan tingkat bunga tetap kepada masyarakat, nilai Nominal seluruhnya Rp 2.000.000 juta.

Kelompok Usaha mempunyai Investasi Jangka Pendek yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia 42

Page 45: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

untuk dijual yaitu investasi dalam bentuk saham dan Obligasi yang tercat pada Bursa efek serta reksadana.

Catatan atas laporan keuangan.

Utang Jangka Panjang

Perusahaan

Obiligasi Rupiah V, berjumlah Rp.1.610.000 juta (5 tahun)Jatuh tempo pada tanggal 18 Juni 2014 dengan tingkat bunga 13%/tahun

Utang Obiligasi dan Sukuk Ijarah

Obiligasi Rupiah VI , Rp 2.000.000 juta (5 tahun)Jatuh tempo pada tanggal 31 mei 2017 dengan tingkat bunga 7,25%/tahun

Sebagian hasil penerimaan obiligasi digunakan untuk melunasi Pinjaman yang ditarik sehubungan dengan pelunasan Obilgasi Rupiah IV bulan mei 2012. Dan sisa peneriamaan atas penerbitan Obligasi digunakan untuk modal kerja

Entitas AnakObiligasi Salim Ivomas Pratama IDengan nilai nominal Rp 452.000 juta (5 tahun). Sampai dengan 1 Desember 2014Tingkat bunga 11,65%/tahun dibayarkan setiap kuartal.

Rincian Beban Keuangan:

43

Page 46: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Resiko Likuiditas

(31 Desember 2013)

Jumlah/Total 1 tahun 1-5 tahun Lebih dari 5 tahun

Jangka waktu(dalam Jutaan rupiah)

2.335.642 2.336.642 - - Utang Obiligasi dan sukuk Ijarah yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pokok pinjaman

1.993.227 - 1.993.227 - Utang Obiligasi dan Sukuk Ijarah pokok pinjaman

(31 Desember 2012)

Jumlah/total 1 tahun 1-5 tahun Lebih dari 5 tahun

Jangka waktu (Dalam Jutaan Rupiah)

4.323.442 - 4.323.442 - Utang Obiligasi dan Sukuk ijarah pokok pinjaman

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

44

Page 47: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis horizontal, vertikal, dan rasio yang dilakukan penulis, maka dapat dilihat bahwa kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kenaikan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan laba pada tahun 2013 dan juga adanya peningkatan rasio.

2. Pos-pos yang dominan mempengaruhi kenaikan analisis horizontal pada tahun 2013 pada perusahaan adalah peningkatan pendapatan yang berasal dari penjualan. Begitu pula aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan yang berasal dari piutang usaha pihak ketiga.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Berdasarkan laporan keuangan, dapat dilihat bahwa kondisi perusahaan mulai membaik. Hal ini dapat dilihat dari laba yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu hal ini perlu dipertahankan atau ditingkatkan lagi. Namun untuk biaya yang dikeluarkan perusahaan hendaknya ditekan agar laba yang dihasilkan lebih optimal. Manajemen juga harus membuat kebijakan untuk meningkatkan rasio solvabilitas dan aktivitas perusahaan, sedangkan kenaikan pada rasio likuiditas dan profitabilitas dapat diperthankan atau ditingkatkan lagi

2. Pihak perusahaan perlu meninjau kembali kebijakan manajemen dengan memperhatikan pos-pos mana yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya pengawasan terhadap biaya yang dikeluarkan baik dari segi manfaat atau jumlah khususnya biaya administrasi dan umum yang cukup besar. Selain itu pengawasan terhadap kewajiban perusahaan agar tidak terlalu tinggi dan dapat bermanfaat bagi operasi perusahaan. Sedangkan hal-hal lain berupa penjualan atau aktiva perusahaan dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

LAMPIRAN

Artikel Kelompok

45

Page 48: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

1. Artikel Mengenai Obligasi

Obligasi

Pengaruh market tidak hanya berdasarkan dari manufaktur, saham, maupun dari mata uang itu sendiri.Namun ada satu hal lagi yang pengaruhnya sangat penting demi berlangsungnya mata uang di suatu negara yaitu obligasi.Obligasi umumnya dibutuhkan untuk keperluan ekonomi negara.Obligasi merupakan penyelamat negara dan dijadikan senjata untuk mengatasi defisit negara. Nah, apa sebenarnya obligasi itu, dan apa pengaruhnya pada forex market?

Obligasi biasanya berbentuk surat namun mampu memberi catatan yang isinya berkekuatan hukum dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam arti luas obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan berupa suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.

Biasanya, orang yang bisa menghasilkan surat berharga adalah orang yang memiliki kekayaan dan suratnya dapat diperjualbelikan, tapi tidak harus mengembalikan modal hasil dari jual beli surat. Namun sebaliknya pada obligasi ini, mereka yang menciptakan surat hutang justru akan dicatat seorang penghutang atau debitur, sedangkan yang membeli surat hutang atau obligasi bakal menjadi kreditur atau pemberi pinjaman.

Untuk bisa mendapatkan obligasi ini biasanya pemerintah akan mengeluarkan surat melalui lelang. Jalurnya bisa mengundang para investor, atau mengeluarkannya lewat valuta asing. Nah valuta asing inilah yang akan mempengaruhi market karena adanya obligasi. Tidak main-main, bila obligasi dikeluarkan dalam bentuk valuta asing, milyaran dari mata uang negara bersangkutan akan dikucurkan. Jadi efeknya akan sangat terasa sekali bagi market.

Lalu siapa yang berani menerbitkan obligasi?Sebetulnya siapapun bisa menciptakan obligasi ini. Hampir setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara

46

Page 49: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali, sehingga harus melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika tidak menuruti prosedur maka akan dianggap ilegal dan berisiko langsung dipidana.

Ada beberapa penerbit yang paling terkenal di dunia diantaranya lembaga supranasional.Lembaga ini merupakan lembaga yang bertugas menciptakan obligasi lintas benua.Pembuatannya langsung bisa dilakukan dan diperjualbelikan ke investor dunia. Hasil investasi tersebut disalurkan kepada negara-negara yang membutuhkan dana segar sebagai talangan.

Dan yang paling terkenal adalah obligasi internasional.Obligasi ini merupakan obligasi valuta asing, dimana seluruh transaksi dalam obligasi dilakukan melalui valuta asing.Yang menciptakan obligasi internasional adalah negara. Obligasi dari pemerintah ini akan dibagi menjadi dua yaitu obligasi dalam mata uang negaranya dan dalam denominasi valuta asing.

Semua obligasi-obligasi bisa dibeli oleh investor dari mana saja. Sehingga perputaran uang dari mata uang asing akan masuk ke negara. Jika perputaran keuangan antar negara sangat besar, maka hal ini sudah cukup mampu membuat perputaran di market valas semakin meningkat.

Kesimpulan Artikel:

Obligasi biasanya dibutuhkan untuk keperluan ekonomi negara, penyelamat negara dan dapat dijadikan senjata untuk mengatasi defisit negara.Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan berupa suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.Pada obligasi, mereka yang mengeluarkan obligasi adalah sebagai debitur, dan mereka yang membeli obligasi adalah sebagai kreditur. Untuk bisa mendapatkan obligasi ini biasanya pemerintah akan mengeluarkan surat melalui lelang. Jalurnya bisa mengundang para investor, atau mengeluarkannya lewat valuta asing. Siapapun dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan yang mengatur mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali, sehingga harus melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Lembaga penerbit obligasi yang terkenal adalah lembaga supranasional dan internasional.Semua obligasi-obligasi bisa dibeli oleh investor dari mana saja. Sehingga perputaran uang dari mata uang asing akan masuk ke negara. Jika perputaran keuangan antar negara sangat besar, maka hal ini sudah cukup mampu membuat perputaran di market valas semakin meningkat.

Sumber artikel:

Parmadita.“Obligasi”.19 Oktober 2012.http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=105117&title=obligasi.2. Artikel Mengenai Revaluasi Aktiva Tetap

Revaluasi atau Penilaian Kembali Aktiva Tetap

47

Page 50: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Menurut PSAK 16 (Revisi 2007),aset (aktiva) tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, diperoleh dengan dibangun lebih dulu atau didapat dalam bentuk siap untuk di pakai, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Dampak Revaluasi Terhadap PPh- Penilaian kembali aktiva akan membantu pemerintah menambah penerimaan negara yang bersumber

dari pajak penghasilan badan.

- Penilaian kembali aktiva membantu wajib pajak untuk melakukan penghematan pembayaran pajak.

- Adanya kenaikan nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap yang dibebankan pada harga pokok produksi atau dibebankan pada laba rugi ikut naik.

Syarat Dilakukannya Revaluasi Aktiva Tetap- Semua kewajiban pajaknya sudah terpenuhi hingga masa pajak terakhir sebelum masa pajak

dilakukannya kembali penilaian.

- Wajib pajak dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan badan dalam negeri adalah perusahaan yang tidak diperkenankan melakukan pembukuan dalam bahasa Inggris serta mata uang Dollar Amerika Serikat.

- Mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Dirjen Pajak dan memperoleh persetejuan dari Dirjen Pajak.

Model biaya historis (historical cost) umumnya digunakan untuk menyajikan nilai aset dalam laporan keuangan.Ditemukan dalam beberapa kasus ternyata penyajian laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan posisi keuangan yang sewajarnya yang disebabkan oleh perbedaan yang sangat jauh antara nilai historis dengan nilai aktual.

Dari kedua perbedaan di atas maka, International Accounting Standardmemberikan dua pilihan dalam membukukan aset tetap.Pertama, dengan menggunakan model historical cost, dengan model ini aset tetap diperoleh dari harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dengan akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap dan revaluasi tidak dibenarkan dalam model ini.Kedua, menggunakan model revaluasi, model mengharuskan untuk dilakukan revaluasi secararutin, penilaian atas aset dilakukan dengan menggunakan nilai wajar. Kedua model tersebut juga ditegaskan di dalam PSAK 16 (Revisi 2007) bahwa entitas bisnis boleh menggunakan salah satu model di antara modelhistorical cost atau model revaluasi asalkan dilakukan dengan konsisten.

Pengertian dari revaluasi aktiva tetap ialah penilaian kembali dari aktiva tetap suatu perusahaan yang disebabkan adanya perubahan nilai aktiva tersebut, baik terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain. Revaluasi dilakukan karena nilai aktiva tetap

48

Page 51: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

sudah tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Adanya penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi) membantu Pemerintah atau badan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan negara yang diperoleh dari Pajak Penghasilan Badan.Adanya revaluasi juga membantu wajib pajak atau pemilik perusahaan untuk membuat perencanaan perpajakan yang bertujuan untuk menghemat pembayaran pajak.

Dengan adanya penilaian aktiva tetap akan memberikan dampak positif dan negatif bagi perusahaan. Berikut dampak positif bagi perusahaan:

1. Posisi kekayaan di dalam neraca menunjukkan kewajaran, ini akan mempermudah pemakai laporan keuangan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.

2. Selisih lebih penilaian kembali akan menyebabkan struktur modal meningkat, artinya bahwa DER semakin membaik yang dilihat dari perbandingan antara pinjaman (debt) dan modal sendiri (equity).

3. Semakin membaiknya DER menjadikan perusahan dapat melakukan pinjaman dari pihak ke tiga atau emisi saham.

Dampak negatif bagi perusahaan:

1. Naiknya nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap menjadi naik yang di bebankan dala laba/rugi atau dibebankan ke dalam harga poko produksi.

2. Dari segi perpajakan bahwa selisih lebih yang disebabkan revaluasi aktiva tetap adalah objek pajak yang dikenai pajak final 10%.

Jika di lihat dari dampak positif dan negatif yang disebabkan revaluasi aktiva tetap, maka untuk melakukan revaluasi aktiva tetap perlu dipikirkan secara baik-baik oleh pihak manajemen perusahaan, manfaat dan kerugaian yang akan dialami di masa sekarang dan yang akan datang akibat revaluasi aktiva tetap harus benar-benar dipertimbangkan dengan baik.

Kesimpulan artikel:

Revaluasi aktiva tetap menurut PSAK 16 merupakan aset berwujud yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dan tidak untuk diperjual belikan. Revaluasi aktiva tetap memiliki syarat yang digunakan untuk menentukam metode apa yang harus dilakukan. Metode tersebut antara lain adalah metode historical cost dan revaluasi. Selain itu revaluasi aktiva tetap memiliki beberapa dampak terhadap PPh dan perusahaan. Pada PPh, revaluasi aktiva tetap dapat membantu menambah penerimaan pemerintah, membantu Wajib Pajak dalam meringankan biaya pajak, dan pada kenaikan nilai aktiva tetap menyebabkan beban penyusutan aktiva tetap pada laba rugi ikut naik. Sedangkan pada perusahaan memiliki dampak positif dan dampak negatif yang keduanya dapat menjadi suatu keuntungan dan kerugian bagi perusahaan.

49

Page 52: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

Sumber artikel: Anonim.“Revaluasi atau Penilaian Kembali Aktiva Tetap”.http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaian-kembali-aktiva.html

SURAT PERNYATAAN

50

Page 53: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri dan kami semua berperan serta dalam mengerjakan tugas terlampir. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan.”

Mata Ajaran : Akuntansi Keuangan 1Judul Tugas : Tugas Kelompok Akuntansi Keuangan 1: Penjelasan Laporan Keuangan PT Indofood

Sukses Makmur Tbk.Tanggal : 27 November 2014Dosen : Birawani Dwi Anggraeni S.E., M.S.M.

Nama – Nama Anggota :

Anggota 1Nama : Ratu Yuke Ratna PembayunNPM : 1306391421

Tandatangan :

Anggota 2Nama : Yunissa Rara FahrezaNPM : 1306391472

Tandatangan :

Anggota 3Nama : Kintan Imanda SabilinaNPM : 1306469815

Tandatangan :

Anggota 4Nama : Anis Filzah HandayaniNPM : 1306469821

Tandatangan :Anggota 5Nama : Dinda Anastasya NurainaNPM : 1306469834

Tandatangan :

Anggota 6Nama : Muhammad Arugha SaveroNPM : 1306469885

Tandatangan : Anggota 7Nama : Muhammad Rega PermanaNPM : 1306469891

Tandatangan :

Daftar Referensi

51

Page 54: Analisis Laporan Keuangan Konsolidasian PT Indofood Sukses Makmur Tahun 2013

1. Kieso, Donald E., dkk. 2011. “Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition”. Hong Kong: John Wiley & Sons Inc.

2. Martani, Dwi. “PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan IAS 1”. 16 Februari 2010. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-21082013.pptx

3. Martani, Dwi. “ED PSAK 16”. 28 Juni 2011. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf

4. Martani, Dwi. “PSAK 2 Laporan Arus Kas”. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-2-LAPORAN-ARUS-KAS.pdf

5. Martani, Dwi. “PSAK 19 Aset Tidak Berwujud”. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-19-Aset-Tidak-Berwujud-IAS-38.pptx

6. Martani, Dwi. “PSAK 14 Persediaan IAS 21” https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-14-Persediaan-IAS-21.pptx

7. Martani, Dwi. “PSAK 57 Provisi Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf

8. Martani, Dwi. “PSAK 50 dan 55 Overview”. https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-50-dan-55-overview.pdf

9. Parmadita. “Obligasi”. 19 Oktober 2012. http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=105117&title=obligasi.

10. Anonim. “Revaluasi atau Penilaian Kembali Aktiva Tetap”. http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaian-kembali-aktiva.html.

52