analisis layout fasilitas produksi pada air minum … fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA AIR MINUM MURNI JENIS CUP 240 ML DI CV. AL ABRAR
SURAKARTA
Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan
Ahli Madya Di Bidang Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
MUHAMMAD KANTHI UTOMO
F3508081
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN INDUSTRI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul :
ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA AIR MINUM MURNI
JENIS CUP 240 ML DI CV. AL ABRAR SURAKARTA
Surakarta, 20 Juni 2011
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
SINTO SUNARYO, S.E., M.Si.
NIP : 197503062000122001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan Judul :
ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA AIR MINUM MURNI
JENIS CUP 240 ML DI CV. AL ABRAR SURAKARTA
Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 28 juli 2011
Tim penguji tugas akhir
SURYANDARI ISTIQOMAH. SE (………………….……) NIP : 350700002 Penguji
SINTO SUNARYO, S.E., M.Si. (………………………..) NIP : 197503062000122001 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Jangan terjebak masa lalu, jangan terlalu memikirkan masa
depan, fokuslah apa yang dikerjakan saat ini (penulis).
Karya ini dipersembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta
2. Adikku tercinta
3. Rara yuni
4. Teman – teman terbaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir
dengan Judul Analisis Layout Fasilitas Produksi Pada Air Minum
Murni Jenis Cup 240 Ml Di CV. AL ABRAR Surakarta ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma 3 Studi Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini :
1. Dr. Wisnu Untoro, Ms. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Sinto Sunaryo, S.E., M.Si. selaku ketua progam Studi Diploma III
Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Sinto Sunaryo, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Tugas Akhir yang
telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir.
4. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan
satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan
tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Namun demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 20 Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi
BAB I Pendahuluan .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................... 5
E. Metode Penelitian .................................................... 6
F. Kerangka Pemikiran ................................................ 11
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................... 13
A. Pengertian Layout ................................................... 13
B. Tujuan Layout .......................................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Faktor-Faktor Yang Menentukan Dalam Penyusunan
Layout ...................................................................... 15
D. Jenis Layout ............................................................ 18
E. Pentingnya Perencanaan Layout ............................ 24
F. Pengertian Line Balancing (Keseimbangan Lini) Dan
Proses Produksi ...................................................... 25
BAB III PEMBAHASAN .............................................................. 29
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................... 29
B. Tujuan Perusahaan ................................................. 31
C. Struktur Organisasi Perusahaan ............................. 32
D. Aspek Personalia .................................................... 40
E. Aspek Produksi ........................................................ 44
F. Aspek Pemasaran ................................................... 53
G. Laporan Magang Kerja ............................................ 53
H. Pembahasan Masalah ............................................. 56
BAB IV PENUTUP ...................................................................... 68
A. Kesimpulan .............................................................. 68
B. Saran ....................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Format tabel Inventarisasi pekerjaan .............................. 8
Tabel 3.1 Data Jumlah Tenaga Kerja ............................................. 41
Tabel 3.2 Penjadwalan pekerjaan dan waktu penyelesaian proses
produksi di CV. AL ABRAR Surakarta ............................ 57
Tabel 3.3 Penugasan elemen-elemen kerja di CV. AL ABRAR
Surakarta ......................................................................... 60
Tabel 3.4 Pada siklus kerja 52,70 menit perhitungan efisiensinya . 62
Tabel 3.5 Pada siklus kerja 49,65 menit perhitungan efisiensinya . 64
Tabel 3.6 Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus
kerja terlama LOT (longest operation time) .................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jaringan kerja dan pengelompokan stasiun kerja ........ 8
Gambar 1.2 kerangka pemikiran ....................................................... 11
Gambar 2.1 Layout Garis .................................................................. 19
Gambar 2.2 Layout Fungsional ......................................................... 21
Gambar 2.3 Layout Kelompok .......................................................... 22
Gambar 2.4 Layout posisi tetap ........................................................ 24
Gambar 3.1 Struktur Organisasi CV. Al Abrar Kaafur ....................... 32
Gambar 3.2 Alur Proses Produksi CV. Al Abrar Kaafur ..................... 49
Gambar 3.3 Tata Letak Pabrik .......................................................... 50
Gambar 3.4 Jaringan Kerja Produksi Air Minum Murni Jenis Cup
240 ml ............................................................................ 57
Gambar 3.5 Pembagian Stasiun Kerja Produksi Air Minum Murni Jenis
Cup 240 ml .................................................................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Jenis Produk
Lampiran 2. Surat Keterangan Magang Kerja
Lampiran 3. Surat Penilaian Magang
Lampiran 4. Surat Pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini persaingan pasar global sangat berpengaruh terhadap
perekonomian negara. Hal ini yang menyebabkan banyak usaha-usaha
yang ada, dihadapkan pada persaingan ketat dalam melakukan kegiatan
usaha. Untuk itu perusahaan-perusahaan berusaha mencari alternatif
terbaik untuk mengatasi persaingan tersebut. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah perencanaan penataan fasilitas produksi yang ada pada
perusahaan.
Penataan fasilitas produksi akan terkait dengan layout produksi.
Layout produksi yaitu cara penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan
dalam pabrik (Subagyo, 2000 : 79). Layout fasilitas produksi merupakan
keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di
dalam proses produksi. Fasilitas-fasilitas itu misalnya mesin-mesin, alat-alat
produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar
kecil, jam dan alat-alat pengawasan. Letak dari fasilitas-fasilitas itu harus
diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan lancar dan
efisien.
Menurut Subagyo (2000 : 79) layout dibagi menjadi empat macam,
yaitu layout funsional, layout garis, layout kelompok dan layout dengan
posisi tetap. Layout funsional adalah pengaturan letak fasilitas produksi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau
fasilitas produksi yang ada. Layout garis adalah pengaturan letak mesin-
mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas
urut-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Layout
kelompok adalah suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan
atas kelompok barang yang dikerjakan. Layout dengan posisi tetap adalah
pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang
yang tetap atau tidak dipindah-pindah.
Pemilihan tipe layout yang dipergunakan suatu perusahaan
tergantung pada tipe operasi dan proses produksi suatu perusahaan. Hal ini
dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan pengelolaan faktor-faktor
produksi dan juga untuk mencapai kelancaran aliran produksi dalam
perusahaan, guna memperoleh efisiensi dari proses produksi yang
dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Penetapkan suatu layout yang akan digunakan oleh suatu perusahaan
harus juga mempertimbangkan berbagai keputusan operasional yang telah
dibuat sebelumnya. Keputusan operasional yang berkaitan dengan layout
dintaranya adalah desain produk, lokasi, proses maupun kapasitas
perusahaan. Perencanaan layout secara umum bertujuan agar perusahaan
dapat melakukan pengaturan tenaga kerja, ruang yang tersedia, peralatan
atau fasilitas yang digunakan sehingga segala macam aliran yang ada di
perusahaan baik berupa informasi maupun bahan dapat berjalan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
efektif dan efisien (Gitosudarmo, 2002 : 185). Layout yang efektif akan
dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan.
Jika layout yang ada sudah optimal atau sudah tidak bisa dioptimalkan
lagi maka tidak dilakukan relayout. Dengan demikian layout yang sudah
ada tetap digunakan. Adapun adanya relayout diharapkan mampu memberi
kontribusi positif bagi perusahan. Kontribusi positif tersebut misalnya
dengan adanya peningkatan kenyamanan karyawan, meningkatkan
keamanan produksi serta meningkatkan produktifitas perusahaan
(Gitosudarmo, 2002 : 185).
Menurut Subagyo (2000 : 88) suatu perusahaan menentukan layout
berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain sifat produk yang dibuat,
jenis proses produksi yang digunakan, jumlah modal yang tersedia,
keluwesan atau fleksibilitas, pengangkutan barang, aliran barang serta
efektifitas penggunaan ruangan. Dalam perkembangan zaman yang
semakin maju perusahaan seringkali melakukan perubahan internal dalam
mengantisipasi perkembangan usaha. Perubahan itu dapat dikaitkan
dengan usaha pengoptimalan masalah penggunaan waktu produksi,
keseimbangan lini dan tenaga kerja. Oleh karena itu perusahaan perlu
melakukan evaluasi apakah layout saat ini digunakan sudah sesuai dengan
perubahan internal tersebut.
CV. AL ABRAR adalah perusahaan yang bergerak di bidang Air
Minum Murni Dalam Kemasan (AMDK) dan mempunyai lima varian produk,
yaitu galon 19 liter, botol 1500 ml, botol 600 ml, botol 330 ml dan cup 240
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ml. Untuk memenuhi persediaan dalam gudang sesuai target, perusahaan
berupaya agar proses produksi menjadi lebih lancar dan efisien. Menurut
pengamatan penulis selama melakukan magang kerja di CV. AL ABRAR,
penulis melihat layout fasilitas produksi jenis cup 240 ml belum berurutan.
Terutama pada penataan mesin dengan bahan baku di gudang. Penataan
mesin produksi berada di tengah, bahan baku cup 240 ml berada di gudang
sebelah kiri belakang, sedangkan bahan baku karton 240 ml berada di
gudang sebelah kanan belakang. Penataan yang demikian mengakibatkan
karyawan bekerja kurang optimal, karena penataan tersebut
mengakibatkan karyawan membutuhkan waktu dari letak satu dengan letak
yang lain tidak efektif. Sehingga mengakibatkan kurang efisiennya waktu
yang digunakan dalam proses produksi.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menganalisis
tentang layout di CV. AL ABRAR dengan judul ”ANALISIS LAYOUT
FASILITAS PRODUKSI PADA AIR MINUM MURNI JENIS CUP 240 ML
DI CV. AL ABRAR SURAKARTA”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana urutan proses produksi pada CV. AL ABRAR Surakarta?
2. Layout apa yang digunakan di CV. AL ABRAR Surakarta?
3. Apakah layout yang digunakan sudah efektif dan efisien?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui urutan proses produksi pada CV. AL ABRAR
Surakarta.
2. Untuk mengetahui layout yang digunakan di CV. AL ABRAR
Surakarta.
3. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi layout dalam proses
produksi CV. AL ABRAR Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan
a) Dapat mengetahui tingkat efisiensi pada layout fasilitas produksi
yang diterapkan perusahaan selama ini.
b) Diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan untuk
menentukan kebijakan yang berhubungan dengan layout produksi.
2. Bagi Penulis
a) Memperoleh gambaran secara langsung dunia kerja nyata pada
perusahaan yang diteliti.
b) Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama studi di
perguruan tinggi, terutama masalah layout.
3. Bagi Pembaca
a) Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan masalah layout.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b) Diharapkan berguna sebagai bahan masukan dalam penelitian
serupa.
E. METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian adalah CV. Al Abrar Divisii
AMDK, yang berlokasi di Jl. KH. Agus Salim No. 36 B, Kel. Sondakan,
Kec. Laweyan, Surakarta.
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode diskriptif yang
dilakukan dengan meneliti layout fasilitas produksi yang diterapkan
pada CV. AL ABRAR apakah sudah efisien atau belum. Metode
diskriptif adalah memperoleh jawaban dari pertanyaan tentang siapa,
kapan, dimana, dan bagaimana dari suatu topik penelitian (Sumarni
Dan Wahyuni, 2006:52). Dengan melihat hal tersebut apakah
perusahaan perlu mengadakan penataan ulang atau layout yang sudah
diterapkan atau mempertahankan layout yang sudah ada sekarang.
3. Jenis dan Sumber Data
a) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari observasi dan
wawancara penelitian dengan staff atau karyawan CV. AL ABRAR
yang berupa deskripsi proses pembuatan air minum murni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b) Data sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari
perusahaan. Data yang diperoleh dari catatan-catatan, studi
pustaka yang relevan dengan tujuan penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data
a) Interview
Cara memperoleh data dengan cara menanyakan langsung
kepada karyawan atau kepala bagian bagian produksi terhadap
proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
b) Observasi
Cara memperoleh data dengan cara turun secara langsung
kelapangan untuk melihat proses produksi dan mengamati
permasalahan yang ada.
c) Pemeriksaan dokumentasi
Pemeriksaan yang mengadakan pencatatan data atau
informasi, memeriksa arsip-arsip terkait yang dibutuhkan
diperusahan dari asuhan pejabat yang berwenang.
5. Metode Analisis Data
a) Inventaris Kegiatan Yang Ada
Melakukan pencatatan terhadap semua jenis kegiatan yang
ada pada proses produksi dengan membuat tabel kegiatan-
kegiatan yang mendahului serta waktu penyelesaian kegiatan. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melalukan
analisis data.
Tabel 1.1
Format tabel Inventarisasi pekerjaan
No Pekerjaan Simbol Pekerjaan
yang
Mendahului
Waktu proses
b) Menggambar jaringan kerja
Dari hasil inventarisasi kegiatan, maka dibuat suatu jaringan
kerja untuk memberi kemudahan dalam menentukan jumlah
stasiun yang ada.
Stasiun kerja : I II III IV V VI VII VIII IX
Urutan pekerjaan: A B C D E F G H I J K L M N O P
Gambar 1.1
Jaringan kerja dan pengelompokan stasiun kerja
c) Melakukan analisis keseimbangan lini
Langkah yang terakhir melakukan analisis dengan metode
keseimbangan lini (line balancing).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Cara penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
1) Menentukan cycle time (waktu daur)
Cyle time merupakan waktu terpanjang yang diperlukan
antara bagian-bagian proses produksi yang harus dilalui suatu
produk.
Rumus :
C = cyle time
t = waktu kerja perhari
D = permintaan perhari
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara :
(Render dan Heizer, 2001:357)
2) Mencari stasiun kerja terkecil
Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja
terkecil yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas atau
pekerjaan yang ada. Akan dilaksanakan untuk menghasilkan
produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Rumus :
Keterangan : N = Stasiun kerja yang dibuat
D = Produksi
T = Waktu proses total
t = Waktu kerja perhari
(Render dan Heizer, 2001:357)
3) Melakukan penugasan ke stasiun kerja dengan aturan LOT
(longest operation time)
Yaitu melakukan penugasan pada elemen-elemen tugas
berikutnya. Penundaan (balancing delay) di pakai sebagai
ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan
bebann kerja pada stasiun kerja, yang merupakan indicator
efisiensi, menunjukkan jumlah waktu menganggur yang
disebabkan tidak sempurnanya penugasan elemen pekerjaan
antara stasiun kerja yang ada.
Menghitung Tingkat penundaan dengan rumus :
100%
Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
100 %
(Stevenson, 2005:241)
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran
Pengaturan layout fasilitas produksi akan memperlancar proses
produksi. Dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan selalu
berupaya agar dapat mencapai tingkat efisiensi waktu yang optimal.
Layout Fasilitas
Produksi
Proses Produksi
Line Balancing (keseimbangan lini)
Tercapai efisiensi dan efektifitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Efisiensi dalam proses produksi dapat dicapai apabila terdapat layout
fasilitas produksi yang tepat, karena adanya layout fasilitas produksi
yang tepat dapat menciptakan kelancaran dalam menjalankan proses
produksi.
Untuk mencapai efisiensi waktu, layout fasilitas produksi yang
tepat dilakukan dengan menerapkan metode line balancing. Dengan
adanya penerapan metode line balancing dapat menyeimbangkan
antara kapasitas produksi dari suatu bagian dengan bagian produksi
yang lainnya, sehingga waktu menganggur yang terjadi dapat
diminimalkan karena aktivitas produksi dapat berjalan dengan lancar.
Maka tidak akan mengakibatkan penumpukan barang pada bagian
produksi, serta dapat mengurangi kerugian waktu. Dengan demikian
waktu menganggur dapat dihindari, sehingga tercapai efisiensi dan
efektifitas yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Layout
Layout atau tata letak dipakai untuk melanjutkan pengaturan pabrik
dan bagian-bagiannya, sehingga layout atau tata letak mencakup lokasi
peralatan di dalam bagian yang kecil dan pengaturan letak bagian-bagian
atas sebidang tanah bagunan. Tata letak ialah landasan utama dalam
dunia industri. Layout didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Yamit,
1998:120). Untuk pengaturan tersebut memanfaatkan luas area untuk
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran
gerak perpindahan material baik bersifat temporer maupun permanent,
personal pekerjaan dan sebagainya.
Subagyo (2000:79) mendefinisikan layout ialah cara penempatan
fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam pabrik. Fasilitas-fasilitas itu
misalnya mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan barang,
tempat pembangunan, kamar mandi, jam dan alat pengawasan. Letak dari
fasilitas-fasilitas pabrik itu harus diatur sedemikian rupa sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Efisien dalam proses
produksi dapat dicapai dengan meneka jumlah biaya-biaya produksi dan
transportasi selama dalam pabrik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Tujuan Layout
Secara umum perencanaan layout dalam perusahaan bertujuan agar
proses produksi berjalan dengan lancar dengan biaya yang minimal
sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan. Maka, suatu layout
yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem
produksi. Menurut Gitosudarmo (2002 : 185), tujuan layout adalah sebagai
berikut :
1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.
2. Mengurangi waktu tunggu (delay time).
3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
4. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia.
5. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.
6. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar.
7. Proses manufacturing yang lebih singkat.
8. Mempermudah aktivitas supervisor atau meminimumkan
kebutuhan akan pengawasan
9. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan
dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.
10. Memaksimumkan hasil produksi.
Sedangkan menurut Wigjosoebroto ( 2003:145), tujuan utama di
dalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai
berikut :
1. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin
maupun fasilitas produksi lainnya.
2. Biaya pemindahan bahan (material handling cost).
3. Biaya produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan
produk setengah jadi.
C. Faktor-Faktor Yang Menentukan Dalam Penyusunan Layout
Menurut Subagyo (2000:88) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
penyusunan layout fasilitas adalah :
1. Sifat produk yang dibuat
Sifat produk berbentuk padat atau cair, hal ini akan
menentukan jenis layout yang akan dipilih. Apabila produknya cair
atau gas pengangkutan barang akan dapat dilakukan dengan
pipa, berarti menghemat tempat. Bila produknya besar dan sulit
dipindahkan maka akan lebih baik menggunakan layout dengan
posisi tetap.
2. Jenis proses produksi yang digunakan
Jenis proses produksi juga mempengaruhi layout yang akan
disusun. Layout garis digunakan untuk pabrik yang memiliki
proses produksi continous atau memiliki line flow, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
layout fungsional biasanya digunakan pada proses produksi
intermittent.
3. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan
Perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam barang
atau produk yang jumlah setiap jenis hanya sedikit biasanya lebih
cocok menggunakan layout fungsional. Akan tetapi jika produknya
selalu sama serta jumlah setiap jenis banyak, sebaiknya
menggunakan layout garis.
4. Jumlah modal yang tersedia
Meskipun suatu perusahaan memerlukan layout garis,
perusahaan tidak dapat menggunakanya jika modal yang tersedia
kurang. Hal ini disebabkan layout garis memerlukan investasi
yang sangat mahal.
5. Keluwesan atau fleksibilitas
Fleksibel disini ialah jika terjadi perubahan macam barang
yang dihasilkan atau terjadi penambahan kapasitas pabrik atau
penambahan mesin, maka letak mesin dan fasilitas-fasilitas pabrik
mudah disesuaikan.
6. Pengangkutan barang
Pengangkutan barang dilakukan seefisien mungkin dapat
diusahakan dengan menggunakan conveyor, karena jalan yang
dilalui barang selalu sama sehingga biaya pengangkutanya
murah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
7. Aliran barang
Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga aliran barang yang dikerjakan tidak saling menggangu.
8. Penggunaan ruangan
Penempatan mesin harus ditempatkan sedemikian rupa
misalnya, jangan sampai ada ruangan yang menganggur, jangan
pula meletakkan mesin terlalu jauh supaya menghemat ruangan
dan mengurangi pengangkutan, dan peletakan mesin jangan
terlalu rapat karena akan saling mengganggu.
9. Lingkungan dan keselamatan kerja
Pertimbangan keselamatan kerja pada perencanaan layout
perlu diperhatikan, jangan sampai penempatan mesin
membahayakan keselamatan karyawan. Mesin-mesin yang
membahayakan ditempatkan di tempat yang jarang dilewati
karyawan atau diberi pengaman yang cukup.
10. Pemeliharaan
Peletakan mesin harus memungkinkan pelaksanaan
pemeliharaan mesin dengan mudah.
11. Letak kamar mandi kecil
Letak kamar kecil harus dekat dengan ruangan kerja, supaya
tidak ada waktu terbuang oleh karyawan hanya untuk perjalanan ke
kamar kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
12. Pengawasan
Sebaiknya mesin atau fasilitas produksi yang lain diletakkan
sedemikian rupa sehingga pengawasannya mudah.
D. Jenis Layout
Menurut Subagyo (2000 : 80) jenis layout dapat dibagi menjadi
empat, yaitu :
1. Layout Produk (Layout Garis)
Dalam layout produk memerlukan urut-urutan yang sama
dalam operasi produksinya. Barang yang dikerjakan setiap hari
selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap hari juga
selalu sama. Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus yang
hanya dapat mengerjakan satu macam pekerjaan, sehingga
kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin
daripada keahlian karyawan. Selain itu layout ini memiliki
keseimbangan kapasitas mesin atau mesin yang satu dengan yang
lainnya harus sama.
Jenis layout ini memiliki kelebihan antara lain:
a) Biaya produksi lebih murah.
b) Pengawasan pada proses produksi menjadi lebih mudah.
c) Pengangkutan dalam pabrik lebih mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Adapun kelemahannya antara lain :
a) Apabila terjadi kemacetan di satu bagian akan mengakibatkan
kemacetan diseluruh proses produksi.
b) Kurang fleksibel apabila digunakan dalam perusahaan yang
membuat satu macam barang saja dalam jangka panjang tidak
terganti.
c) Karyawan akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
d) Nilai investasi mahal karena mesin yang digunakan banyak
sekali serta menggunakan mesin khusus.
Gambar 2.1
Layout Garis
2. Layout proses (Layout fungsional)
Merupakan pengaturan letak fasilitas produksi di dasarkan
pada fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang
ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan sama
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3
Mesin 6 Mesin 5 Mesin 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dikelompokkan dan diletakkan pada ruangan atau tempat yang
sama.
Layout jenis ini memiliki kelebihan antara lain:
a) Investasi modal untuk mesin dan peralatan fasilitas produksi
yang lain lebih murah, sebab menggunakan mesin serbaguna.
b) Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam
barang.
Adapun kelemahan-kelemahanya sebagai berikut :
a) Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang
yang dikerjakan selalu berganti-ganti.
b) Perencanaan dan pengawasan produksi lebih sering dilakukan
karena macam barang yang dikerjakan berganti-ganti dan urutan
produksi berubah-ubah.
c) Pengangkutan barang didalam pabrik lebih sulit dan simpang-
siur karena arus pekerjaan selalu berubah – ubah.
d) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.2
Layout Fungsional
3. Layout Kelompok
Layout kelompok ialah suatu pengaturan letak fasilitas suatu
pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan. serta
memusatkan daerah-daerah dari kelompok-kelompok mesin serta
peralatan bagi pembuatan produk-produkl.
Layout ini memiliki kelebihan antara lain:
a) Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa
macam barang.
Bubut Bor Gerindra
Cor
Poles
Potong
Vercroom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b) Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam, arus
barang tidak terlalu simpang-siur.
c) Biaya produksi lebih murah.
Adapun kelemahannya ialah sebagai berikut :
a) Untuk menggunakan layout kelompok, kelompok produk yang
memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.
b) Instruksi kerja harus jelas.
c) Memerlukan pengawasan yang cermat.
sepatu
Ikat Pinggang
Tas dan
Koper
Gambar 2.3
Layout Kelompok
Sol Bagian Atas Assembling Finishing
Bungkus Finishing Jahit Potong
finishing Pasang perlengkapan
Jahit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4. Layout Posisi Tetap
Adalah pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang
dengan letak barang yang tetap atau tidak dipindah-pindah. Mesin,
karyawan, serta fasilitas produksi yang lain berpindah-pindah
mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya layout pembuatan jembatan, gedung, jalan dan layout
penghijauan.
Kelebihan jenis layout ini antara lain:
a) Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan yang
berbeda-beda.
b) Dapat diletakkan dimana saja sesuai dengan kebutuhan.
c) Tidak memerlukan bangunan gedung atau pabrik.
Kelemahan jenis layout ini antara lain:
a) Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk
merencanakan layoutnya.
b) Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relativ sulit.
c) Keamanan barang disekitar tempat pembuatan barang harus
dijaga dengan baik karena rawan pencurian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 2. 4
Layout Posisi Tetap
E. Pentingnya Perencanaan Layout
Perencanaan layout merupakan hal yang strategis bagi perusahaan,
karena memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan (Tomskin,
2004:21). Perencanaan strategis ini meliputi hal berikut ini:
1. Penyimpanan dan pengisian kembali meliputi semua fungsi
pergudangan.
2. Penggunaan suatu material pada suatu tempat, meliputi tujuan,
asal dan proses manufaktur.
3. Distribusi fisik, meliputi asal perpindahan, tujuan perpindahan, dan
perpindahan antar tempat.
4. Kontrol peralatan dan material.
5. Layout tempat dan modul bangunan.
6. Persyaratan fasilitas yang mendukung.
Bahan A
Proses produksi
Bahan D Bahan E Bahan F
Bahan B Bahan C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tata letak memiliki implikasi strategis karena tata letak menentukan
daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan
biaya serta mutu kehidupan kerja. (Reinder dan Heizer, 2001:272).
Tataletak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal
berikut ini:
1. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan
manusia.
2. Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik.
3. Lebih memudahkan konsumen.
4. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.
F. Pengertian Line Balancing (Keseimbangan Lini) Dan Proses Produksi
Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai proses perancangan
desain fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan desain dan
susunan fasilitas peralatan fisik dan manusia yang ditunjuk untuk
meningkatkan efisiensi produksi dan sistem yang ditunjuk untuk
meningkatkan pelayanan. Di dunia industri perencanaan fasilitas
dimaksudkan sebagai layout fasilitas, digunakan dalam penanganan
fasilitas (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam
proses produksi juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara
keseluruhan (Purnomo, 2004 : 167).
Line balancing ialah proses pembagian pekerjaan kepada work
stations atau kumpulan beberapa element kerja, sedemikian rupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
sehingga diperoleh keseimbangan setiap work station, line balancing
merupakan keseimbangan antara kapasitas dari satu department atau
mesin dengan departement atau mesin berikutnya didalam proses
produksi (Subagyo, 2000 : 96). Penentuan besarnya tingkat
keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Menentukan cycle time yang dikehendaki
Cycle time ialah selang waktu yang terjadi pada saat produk
yang sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi atau
waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian-bagian proses
produksi yang harus dilalui suatu produk.
Rumus:
Dengan:
C = Cycle time atau waktu daur
t = Waktu kerja per hari
D = Permintaan per hari
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara:
(Render dan Heizer, 2001:357)
b) Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil
Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil yang
dibutuhkan untuk menempatkan tugas pekerjaan yang ada, akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Angka ini merupakan
total lamanya pengerjaan tugas dibagi dengan waktu siklus.
Rumus :
Keterangan :
N : stasiun kerja yang dibuat
T : waktu proses total produksi
t : waktu kerja per hari
c) Melakukan penugasan ke stasiun kerja dengan aturan LOT (longest
operation time)
Yaitu melakukan penugasan pada elemen-elemen tugas
berikutnya. Penundaan (balancing delay) di pakai sebagai ukuran
tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan bebann kerja pada
stasiun kerja, yang merupakan indicator efisiensi, menunjukkan
jumlah waktu menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya
penugasan elemen pekerjaan antara stasiun kerja yang ada.
Menghitung Tingkat penundaan dengan rumus :
100%
Keterangan :
Total waktu menganggur = Jumlah stasiun kerja x Cycle time total
Waktu elemen pekerjaan
Total waktu kerja = jumlah stasiun kerja cycle time
Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
d) Menentukan efektifitas
Diukur dengan :
100 %
(Stevenson, 2005:241)
e) Efisiensi
Efisiensi adalah usaha meminimalkan input dan berusaha
mendapatkan output yang optimal. Efisiensi keseimbangan lini
dapat dihitung dengan membagi waktu tugas total dengan jumlah
stasiun kerja yang dibutuhkan, lalu dikalikan dengan waktu siklus
terpanjang yang ditentukan.
∑
(Render dan Heizer, 2009 :564)
Manajer operasi membandingkan tingkat efisiensi yang
berbeda untuk stasiun kerja yang berbeda. Dengan cara ini,
perusahaan dapat menentukan sensitivitas lini produksi terhadap
perubahan dalam tingkat produksi dan penugasan stasiun kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
CV. Al ABRAR Divisi AMDK Kaafur merupakan sebuah perusahaan
yang menghasilkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang
memproduksi air minum murni. Perusahaan ini berdiri pada bulan April
2004 di kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta tepatnya di
Jl. KH. Agus Salim No. 36 B dengan SIUP. No 517/0253/PK/VI/2004 dan
BPOM RI MD : 249111001296.
Produk yang dihasilkan yaitu air minum murni “KAAFUR”. Air minum
murni ini adalah proses filter berteknologi tinggi dengan tingkat kemurnian
sampai 99% diukur dengan Elektrolisa air dan TDS (Total Dissolved
Solid), didukung proses akhir ozonisasi dan (Ultraviolet) UV, sehingga
tidak ada apa-apa lagi, termasuk mineral. Air minum ini tidak berlumut bila
dijemur dalam waktu sekian tahun. Bagi orang yang belum terbiasa
minum air murni “KAFUUR” kesan pertama terkadang terasa pahit,
karena “KAFUUR” adalah air murni yang tidak ada apa-apanya lagi dalam
air, termasuk garam dan gula. Rasa pahit itu sebagai salah satu proses
pelarutan toxic atau racun berupa endapan-endapan yang tidak berguna
bagi tubuh, sehingga saat pelarutan itulah timbul rasa pahit.
Produk air minum ini awal berdirinya bernama Tasnim dengan
mengusung “Air Minum Kesehatan” kemudian pada awal tahun 2005,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tasnim berubah nama menjadi Kaafur, karena pada waktu didaftarkan
untuk SNI (Standart Nasional Indonesia) di Jakarta, sudah ada yang
mendaftarkan dengan nama Tasnim, sehingga harus mengubah nama
menjadi Kaafur sampai dengan sekarang. Nama Kaafur itu sendiri
berasal dari nama bahasa arab yang artinya air yang turun dari surga.
Air minum Kaafur telah mencapai perkembangan yang cukup
menggembirakan. Semula dari kapasitas produksi 10.000 Lt per hari
menjadi 20.000 Lt per hari. Perusahaan Air Minum Murni KAAFUR
diproduksi dalam 5 varian produk, yaitu cup 240 ml, botol 1500 ml, 600 ml,
330 ml, dan galon 19 liter. Peningkatan mutu dan kepuasan pelanggan
merupakan komitmen dari CV. Al ABRAR Divisi AMDK Kaafur sebagai
perusahaan pendistribusian air minum murni, dengan menetapkan
kebijakan mutu sebagai berikut :
1. Memproduksi AMDK sesuai dengan Standar Nasioanal Indonesia.
2. Berupaya mengelola perusahaan secara profesional dengan
melibatkan tanggung jawab seluruh karyawan.
3. Menjamin kontinuitas produk dan kepuasan pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Tujuan Perusahaan
CV. Al Abrar Divisi AMDK Kaafur didirikan memiliki dua tujuan baik
secara umum maupun khusus :
Tujuan Umum :
1. Memenuhi kebutuhan, memberi kepuasan dan pelayanan yang baik
bagi pelanggan.
2. Membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Tujuan Khusus :
Untuk memperoleh keuntungan yang digunakan sebagai sumber
penghasilan perusahaan guna kelangsungan hidup perusahaan dan
sebagian keuntungannya merupakan pendapatan yayasan untuk
sabilillah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1
Struktur Organisasi CV. Al Abrar Kaafur
DIREKTUR
Kabag Keuangan
Seksi Produksi
Seksi Maintence
QUALITY ASSURANCE
KEPALA DIVISI
Kabag Pengadaan & Gudang
Kabag Produksi &
QC
Kabag Umum & Personalia
QUALITY ASSURANCE
Seksi Cleaning Serive
Seksi Transportasi
Seksi Penjualan
Seksi Administrasi
QUALITY ASSURANCE
Kabag Pemasaran
Kabag PPIC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan gambar di atas dapat diuraikan tugas dan tanggung
jawab dari tiap kegiatan dalam struktur organisasi CV. Al Abrar Divisi
AMDK adalah sebagai berikut :
1. Direktur
a) Menentukan misi dan tujuan organisasi.
b) Memilih eksekutif.
c) Mendukung eksekutif dan tinjauan terhadap kinerjanya.
d) Memastikan perencanaan organisasi yang efektif.
e) Memastikan sumber daya yang mencukupi.
f) Menentukan dan memantau program dan jasa organisasi.
g) Menentukan image organisasi ke publik.
h) Bertindak sebagai court of appeal (pengendalian perkara).
i) Mengukur kinerjanya sendiri.
2. Quality Assurance
a) Menyelenggarakan kegiatan berdasarkan panduan mutu.
b) Membuat perhitungan biaya, tinjauannya berdasarkan kualitas.
c) Menindak lanjuti rencana mutu.
d) Melakukan pengontrolan proses dengan teknik statistik.
e) Melakukan analisa penyebab kegagalan.
f) Dalam bertindak mewakili atau persetujuan ketiga pihak.
g) Mengadakan sitem audit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Kepala Divisi
a) Semua kebijakan perusahaan termasuk kebijkan serta sasaran
mutu yang ingin dicapai.
b) Melakasanakan tinjauan manajemen sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan.
c) Pemilihan pemasok komponen produksi.
d) Pemeriksaan pemasok komponen produksi.
e) Pemeriksaan pemasok bahan penolong atau komponen produksi.
f) Menentukan pembelian dengan sistem kredit.
g) Memeriksa keuangan perusahaan.
h) Mengadakan perjanjian dengan pihak luar.
i) Melaksanakan perubahan-perubahan yang diperlukan.
j) Memberikan pengarahan kepada seluruh personel.
4. Kepala Bagian PPIC
a) Membuat planning produksi dan pemasaran berdasarkan repeat
order.
b) Menbuat statistik dari data pemasaran dan produksi.
c) Memonitor perkembangan atau prestasi pelanggan.
d) Memonitor sirkulasi galon di pelanggan.
e) Melakukan analisa secara berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Kepala Bagian Produksi
a) Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya kegiatan
produksi.
b) Mengendalikan proses produksi agar hasilnya selalu sesuai
dengan yang direncanakan.
c) Menjamin bahwa bahan baku, bahan penolong dan bahan
kemasan yang digunakan dalam proses produksi sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.
d) Menjamin bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
e) Menyimpan dan memelihara dokumen yang berkaitan dengan
kegiatan produksi.
6. Kepala Bagian Quality Control
a) Cek harian
Memeriksa kondisi air baku.
a. Sebelum proses produksi (chek physic).
b. Saat air datang dari supplier.
b) Cek mingguan
Memerikasa bakteriologis air produk yang siap diisikan.
c) Cek bulanan
Memerikasa bakteriologis air baku yang akan diproses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d) Cek insidentil
1) Memerriksa kondisi fisik produk jadi (galon, cup, botol 600 ml,
dan botol 1500 ml) stiap selesai produksi.
2) Memeriksa bakteriologis produk jadi (gallon, cup, botol 600 ml,
dan botol 1500 ml).
3) Melakukan pemeriksaan ulang terhadap produk di-complain
konsumen.
4) Mencatat produk yang tidak sesuai dengan standar.
5) Melakukan pemeriksaan terhadap bahan pembantu yang akan
dipakai untuk proses produksi.
6) Mendata peralatan yang telah dan akan diproduksi.
7) Menjamamin bahwa urutan produksi sudah sesuai degan
persyaratan SNI.
7. Kepala Bagian Keuangan
a) Mengendalikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan keuangan
agar sesuai dengan anggaran.
b) Mengendalikan piutang perusahaan.
c) Bertanggug jawab atas keluaran dan masuknya keuangan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
8. Kepala Bagian Umum Dan Personalia
a) Mengendalikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
pengadaan bahan, suku cadang, mesin, peralatan, dan
kepegawaian.
b) Merencanakan penerimaan dan penempatan karyawan sesuai
dengan yang dibutuhkan.
c) Merencanakan dan mengendalikan pelatihan atau kursus
terhadap karyawan dalam rangka peningkatan untuk pelaksanaan
tugas.
9. Kepala Bagian Pemasaran
a) Bertanggung jawab terhadap pemasaran produk.
b) Memajukan perluasan pasar.
c) Membuat perencanaan pemasaran produk, termasuk cara
pengirimanya.
d) Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan serta
mengevaluasi perbaikan yang diperlukan.
10. Kepala Bagian Pengadaan Dan Gudang
a) Mempersiapkan data barang kebutuhan pabrik yang akan dibeli
b) Mengadakan negosiasi dengan supplier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c) Menyimpan dan memelihara dokumen yang ada pada seksi
pembelian.
d) Mencatat daftar sub kontrak berterima.
11. Seksi Administrasi
a) Mencatat order dari customer.
b) Merangkum dan melakukan koreksi terhadap laporan pemasaran,
produksi, dan pegeluaran gudang.
c) Melaksanakan kegiatan surat menyurat.
d) Melaksanakan tindakan koreksi pada kartu debitur.
12. Seksi Produksi
a) Melaksanakan proses produksi : gallon, botol, cup.
b) Memperhatikan standar operasional.
1) Proses pencucian kemasan.
2) Proses pencucian, penutupan dan pengepakan.
c) Melakukan proses inspeksi produk yang dihasilakan, segera
melapor jika terjadi penyimpangan dari standar yang ditentukan.
d) Mengirimkan atau menyerahkan hasil produksi ke gudang dalam
keadaan tertata rapi.
e) Menjaga kebersihan mesin, lokasi pekerjaan dan peralatan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
13. Seksi Maintenance
a) Menjamin bahwa seluruh peralatan dan mesin dalam keadaan
baik dan siap di operasikan.
b) Melakukan dan memelihara mesin dan peralatan.
c) Melakukan perbaikan mesin dan peralatan.
d) Menyimpan dan memelihara dokumen yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan perbaikan peralatan.
e) Menjamin keadaan barang di gudang dari kerusakan, penurunan
kualitas serta kehilangan.
14. Seksi Transportasi
a) Mengirim produk ke konsumen sesuai instruktur kepala bagian
pemasaran.
b) Melakukan perawatan mobil.
c) Menjamin bahwa mobil dalam keadaan baik dan siap untuk di
operasikan.
15. Seksi Penjualan
a) Menyiapkan produk yang akan dipasarkan.
b) Mengadakan kontrak atau negosiasi dengan para pembeli atau
pelanggan.
c) Menjamin barang yang dipasarkan sampai kepelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
d) Menyimpan dan memelihara dokumen yang ada pada seksi
penjualan.
e) Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lokasi
perusahaan.
f) Menyimpan dan memelihara peralatan kebersihan.
D. Aspek Personalia
1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah pegawai pada CV. Al Abrar dari bulan ke bulan
mengalami perubahan. Hal ini disebabkan tingkat volume produksi
dan permintaan dari pelanggan.
CV. Al Abrar bulan Januari 2011 ini memiliki jumlah karyawan
sebanyak 33 orang, dengan perincian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 3.1
Data Jumlah Tenaga Kerja
Sumber : CV AL ABRAR
2. Pembagian Kerja
Sistem kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a) Shift I : Shift ini untuk karyawan kantor dan karyawan bagian
produksi yang masuk pagi.
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Divisi 1
2 Kabag PPIC 1
3 Kabag Keuangan 1
4 Kabag Umum & Personalia 1
5 Kabag Pemasaran 1
6 Kabag Produksi & QC 1
7 Kabag Pengadaan & gudang 1
8 Seksi Administrasi 1
9 Seksi Produksi 10
10 Seksi Maintenance 1
11 Seksi Tranportasi 8
12 Seksi penjualan 5
13 Seksi Ceaning Service 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b) Shift II : Shift ini untuk karyawan bagian produksi saja yang
masuk malam.
Pembagian waktu kerja di perusahaan ini adalah :
Shift I :
a) Hari Senin – Kamis
Jam kerja mulai 08.00 WIB – 16.00 WIB, dengan jam
istirahat 12.00 WIB – 13.00 WIB.
b) Hari Jum’at
Jam kerja mulai 08.00 WIB – 16.00 WIB, dengan jam
istirahat 11.30 WIB – 13.00 WIB.
c) Hari Sabtu
Jam kerja mulai 08.00 WIB – 14.30 WIB, dengan jam
istirahat 12.00 WIB – 13.00 WIB.
d) Hari Minggu
Jam kerja mulai 08.00 WIB – 16.00 WIB, dengan jam
istirahat 12.00 WIB – 13.00 WIB.
Shift II :
Hari Senin – Sabtu
Jam kerja mulai 16.00 WIB – 24.00 WIB, dengan jam
istirahat 18.00 WIB – 19.00 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan yang diterapkan oleh CV Al Abrar adalah :
a) Upah Bulanan
Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan tetap dan diberikan
setiap bulannya. Yang meliputi karyawan staff kantor, karyawan
produksi, dan keamanan.
b) Upah Mingguan
Yaitu upah yang diberikan pada akhir minggu. Upah ini diberikan
untuk karyawan tidak tetap yaitu pada karyawan bagian produksi.
4. Kesejahteraan Karyawan
Dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan
semangat kerja karyawan, maka perusahaan CV. Al Abrar Divisi
AMDK selain memberikan upah juga memberikan kebijakan yang
menyangkut kesejahteraan karyawan yaitu :
a) Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya), yaitu tunjangan
kesejahteraan yang diberikan setiap akhir tahun atau libur hari
raya.
b) Untuk karyawan yang sudah berkeluarga berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik dari perusahaan terhadap (suami,
istri ataupun anak-anaknya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c) Memberikan pakaian seragam kepada seluruh karyawan.
d) Setiap bulannya perusahaan memberikan fasilitas 3 buah galon
air murni kepada setiap karyawannya.
E. Aspek Produksi
1. Hasil Produksi
Perusahaan CV. Al Abrar Kaafur menghasilkan produk dengan
ukuran yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk memenuhi
permintaan pelanggan. Adapun produk-produk yang dihasilkan di CV.
Al Abrar Kaafur adalah sebagai berikut :
a) Galon 19 liter
b) Botol 1500 ml
c) Botol 600 ml
d) Botol 330 ml
e) Cup 240 ml
2. Bahan-bahan yang Digunakan
a) Bahan Produksi
Proses produksi pada CV. Al Abrar Divisi AMDK merupakan
proses produksi terus menerus atau proses produksi kontinyu.
Bahan baku yang digunakan adalah Air baku, Yaitu air yang telah
memenuhi persyaratan kualitas air bersih sesuai peraturan yang
berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b) Bahan Penolong yang Digunakan adalah :
1) Kemasan galon, botol, dan cup
2) Tutup galon, botol, dan Lidcup
3) Seal galon dan botol
4) Stiker galon dan botol
5) Double tape
3. Mesin dan Peralatan
Dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan CV. Al Abrar
Kaafur menggunakan mesin dan peralatan produksi berupa:
a) Bak atau tangki penampung air beku
b) Unit pengolahan air (water treatment)
Unit pengolahan air harus meempunyai alat desinfeksi
(ozonator, lampu UV atau alat lain yang mempunyai kemampuan
sejenis). Sesuai dengan kualitas pengolahan dapat terdiri dari :
1) Prefilter
2) Filter karbon Aktif
3) Mikrofilter
c) Mesin pencuci kemasan (bottle washer).
d) Mesin pengisi kemasan (filling machine).
e) Mesin penutup kemasan (capping machine).
Selain itu seluruh mesin dan peralatan yang kontak langsung
dengan air harus terbuat dari bahan yang tara pangan (food grade),
tahan korosi dan tidak bereaksi dengan bahan kimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4. Proses Produksi
Secara garis besar proses produksi pada CV. Al Abrar Divisi
AMDK adalah sebagai berikut :
a) Penyediaan Air Baku
Pada tahap ini dilakukan proses pemompaan air baku dari
sumbernya, yaitu air sumur ke dalam tangki-tangki penampungan air
baku. Dalam tahap ini kandungan mineral (TDS) dalam tangki
penampungan air baku masih tinggi sekali yaitu ± 200 – 300 ppm.
b) Pengolahan Air Baku Menjadi Air Setengah Jadi
Tahap selanjutnya adalah pengolahan dari air baku menjadi air
setengah jadi, dimana pada tahap ini dilakukan proses filtrasi dengan
menggunakan pasir kuarsa dan filter 10 micron. Filtrasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk menyaring partikel-partikel kasar yang ada
dalam air tersebut. Setelah dilakukan proses filtrasi dilanjutkan
dengan proses penukaran ion, yaitu unsur mineral yang terdapat
dalam bahan baku dihilangkan yaitu dengan mengikat ion positif dan
ion negative yang diproses melaui tabung kation dan tabung anion.
Pada proses penukaran ion ini, TDS air yang tadinya ± 200 ppm
menjadi < 50 ppm.
c) Pengolahan Air Setengah Jadi Menjadi Air Jadi
Setelah dilakukan proses pengolahan air baku menjadi air
setangah jadi, tahap selanjutnya adalah pengolahan dari air
setengah jadi menjadi air jadi. Pada tahap ini sama seperti pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
tahap proses pengolahan air baku menjadi air setengah jadi, yaitu
dengan melakukan penukaran ion dan ditambah dengan proses filter
dengan karbon aktif, prose ini bertujuan untuk menyerap bau, rasa,
warna, sisa khlor dan bahan an organik. Pada tahap ini, TDS air
dapat turun lagi menjadi < 3 ppm.
d) Penyaringan dengan Mikrofilter
Penyaringan dengan menggunakan filter micro ini merupakan
penyaringan bertingkat, karena menggunakan filter berukuran 5µ,
3µ, dan 1µ. Filter ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel halus
dan menghilangkan sisa-sisa an organik maupun koloid.
e) Desinfeksi dengan Ozon dan Ultraviolet (UV)
Proses desinfeksi dapat berlangsung dalam tangki pencamur
ozon dan selama ozon masih dalam kemasan. Kadar ozon pada
tangki pencamur minimal 0,6 ppm dan kadar residu ozon sesaat
setelah pengisian berkisar antara 0,1-0,4 ppm. Pemeriksaan kadar
residu ozon dilakukan secara periodik dan didokumentasikan dalam
administratif perusahaan. Tindakan desinfeksi ini dapat ditambah
dengan melakukan penyinaran dengan lampu Ultra Violet (UV).
Dengan catatan, apabila menggunakan lampu ultra violet (UV) harus
dengan panjang gelombang 254 nm atau 2573 A dengan intensitas
minimum 10.000 mw detik per . Tujuan dari proses desinfeksi ini
adalah untuk mematikan bakteri-baketri yang masih hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
f) Pengisian, Penutupan dan Pengepakan
1) Pengisian dan penutupan
Setelah dilakukan proses pengolahan air bahan baku
menjadi air jadi, maka air murni siap untuk diisikan kedalam galon,
botol, dan gelas yang proses pengisiannya dengan menggunakan
mesin yang sudah terotomasi.
Pengisian dan penutupan botol atau gelas harus dilakukan
dengan cara yang higienis dalam ruang pengisian yang bersih dan
saniter. Suhu dalam ruang pengisian maksimal 25 .
2) Pengepakan
Tahap terakhir adalah pengepakan. Pengepakan terhadap
produk yang sudah jadi ini dapat berupa : kotak karton, shrink
plastik, atau krat plastik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 3.2
Alur Proses Produksi CV. AL ABRAR
Air Sumber atau air baku
Proses Filtrasi
Carbon Filter
Storage Tank
Sort Water Tank I
Sort Water Tank II
CF 10 µ CF 5 µ
CF 1 µ
Ozon Generation
Ultra Violet
Finish Tank
Cup atau gelas Botol Galon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Sumber : CV. AL ABRAR Surakarta
Gambar 3.3
Tata Letak Pabrik
Keterangan :
1. Kantor
Tempat untuk meminta order dari konsumen, penjualan,
pemasaran.
2. Gudang A
Penyimpanan bahan baku botol 330 ml, 600 ml, 1500 ml, tutup
gelas, lid cup, tisue.
20 21 22 23 24 25 26 27
6
7
11
10
9
8
19
18
17
16 15
4
12 13 14
1
3
2
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Gudang Produksi
Penyimpanan barang jadi cup 240 ml, 330 ml, 600 ml, 1500 ml.
4. Produksi
Proses produksi
5. Pos Satpam
6. Bahan Baku
Tempat untuk memompa bahan baku air ke dalam tangki
7. Gudang Galon
Penyimpanan barang jadi galon
8. Pengisian Botol
Proses pengisian botol 330 ml, 600 ml dan 1500 ml.
9. Pengisian Galon
Proses pengisian air murni ke dalam galon.
10. Mesin Penampung Air
Tempat penyimpanan air murni ke dalam tangki steanlestel.
11. Laboratorium
Tempat untuk mengecek air murni
12. Mesin Cup
Mesin produksi jenis cup 240 ml
13. Mesin
Tempat untuk menghidupkan mesin
14. Bahan Baku
Tempat untuk memompa bahan baku air ke dalam tangki
15. Toilet
16. Gudang B
Tempat untuk menyimpan galon rusak.
17. Gudang C
Tempat untuk menyimpan botol 330 ml
18. Gudang D
Tempat untuk menyimpan botol 600 ml, 1500 ml.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
19. Gudang E
Tempat untuk menyimpan cup 240 ml, double tip.
20. Gudang F
Tempat untuk menyimpan tangki yang sudah rusak, pralon.
21. Gudang G
Tempat penyimpanan botol yang sudah rusak.
22. Gudang H
Tempat penyimpanan pompa air yang sudah usang.
23. Gudang I
Tempat penyimpanan karton 330 ml
24. Gudang J
Tempat penyimpanan karton 600 ml, 1500 ml.
25. Gudang K
Tempat penyimpanan karton cup 240 ml
26. Mushola
27. Parkir
Tempat parkir kendaraan karyawan CV. Al Abrar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
F. Aspek Pemasaran
Untuk meningkatkan dan memajukan hasil usaha, perusahaan CV.
Al Abrar Kaafur dalam memasarkan hasil produksinya mempunyai daerah
pemasaran yang cukup luas, diantaranya : Surakarta, Semarang,
Ungaran, Boyolali, Pacitan, Wonogiri, Karang Anyar, Klaten, Sukoharjo,
dan Sragen. Untuk memasarkan hasil produksinya, perusahaan
menggunakan saluran distribusi lansung dan tidak langsung, artinya
distribusi barang dari produsen langsung kepada konsumen dan dari
produsen ke konsumen lewat penyalur terlebih dahulu.
G. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja merupakan kegiatan penunjang perkuliahan yang
wajib dilakukan oleh mahasiswa dengan cara diterjunkan secara
langsung ke dunia kerja dengan tujuan agar mahasiswa dapat melihat
secara langsung aplikasi dari berbagai teori yang telah dipelajari dalam
perkuliahan. Magang kerja ini wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa
Diploma Tiga jurusan Manajemen Industri pada semester akhir.
Lamanya pelaksanaan magang kerja, yaitu minimal selama satu bulan.
Karena magang kerja juga membantu mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas akhir. Perusahaan yang menjadi tujuan magang
kerja yaitu perusahaan yang bersifat produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja
Tempat pelaksanaan kerja di CV. Al Abrar Divisi AMDK, yang
berlokasi di Jl. KH. Agus Salim No. 36B, Kel. Sondakan, Kec. Laweyan,
Surakarta. Waktu pelaksanaan magang kerja.
3. Prosedur Magang Kerja
Selama dalam kegiatan magang kerja, perusahaan memberikan
beberapa prosedur atau peraturan yang harus ditaati oleh mahasiswa
antara lain sebagai berikut :
a) Mahasiswa wajib mengenakan pakaian sopan dan rapi.
b) Magang Kerja dilaksanakan mulai jam 08.00 – 16.00 WIB.
c) Setiap harinya, mahasiswa diharap lapor kepada keamanan pabrik
(security) untuk melakukan absensi daftar hadir.
4. Tujuan Magang Kerja
Membandingkan ilmu–ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan
dengan aplikasi di lapangan yang dilaksanakan di CV. Al Abrar Divisi
AMDK, yaitu :
a) Mahasiswa dapat melihat secara langsung aplikasi dari berbagai
teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan.
b) Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
langsung mengenai berbagai aktivitas dalam dunia kerja.
c) Setelah lulus diharapkan mahasiswa mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan di dunia kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
5. Kegiatan Magang Kerja
a) Minggu I ( Tanggal 1 – 4 Februari 2011 )
1) Pengenalan lingkungan perusahaan.
2) Pengenalan staf kantor
3) Mengetahui jumlah jenis yang diproduksi
b) Minggu II ( Tanggal 7 – 11 Februari 2011 )
1) Monitoring proses produksi mulai dari bahan baku sampai
menjadi produk jadi.
2) Mengamati lokasi pengolahan air baku menjadi air murni
3) Mengetahui jenis layout yang digunakan
c) Minggu III ( Tanggal 14 – 18 Februari 2011 )
1) Monitoring dan membantu lingkungan bagian perusahaan.
2) Membantu penempelan stiker botol..
3) Menyiapkan lakban, lidcup dan cup ke bagian produksi.
d) Minggu IV ( Tanggal – 21 – 25 Februari 2011 )
1) Mengetahui stuktur organisasi CV. AL ABRAR.
2) Mengetahui sejarah dan perkembangan perusahaan.
3) Mengetahui jam kerja perusahaan dan pembagiannya.
4) Perpisahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
H. Pembahasan Masalah
Keseimbangan lini diperlukan untuk menentukan stasiun kerja yang
seimbang apabila terjadi perbedaan pembebanan waktu untuk setiap
stasiun kerja, yang berakibat terganggunya proses produksi dan
mengurangi efisiensi. Pembagian pekerjaan kedalam stasiun kerja untuk
menghasilkan pembagian pekerjaan yang lebih merata, untuk
memperkecil waktu menganggur. Untuk mengetahui efisien dan
efektifivitas layout produksi perlu diketahui urutan pekerjaan dan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Untuk mengetahui urutan pekerjaan dan waktu yang diperlukan, penulis
melakukan pengamatan terhadap proses produksi air minum murni jenis
cup 240 ml pada CV. AL ABRAR, pada saat jam kerja.
1) Identifikasi Urutan Pekerjaan
Dalam penerapan metode line balancing untuk mendapatkan
efisiensi dan efektivitas dari suatu layout dengan mengidentifikasi
pekerjaan atau mencatat urutan pekerjaan yang ada beserta waktu
penyelesaianya. Pada produksi air minum murni jenis cup 240 ml
pada CV. AL ABRAR, urutan pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proses produksi ialah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 3.2
Penjadwalan pekerjaan dan waktu penyelesaian proses produksi di
CV. AL ABRAR Surakarta
Sumber : data yang diolah
No Pekerjaan Simbol
Pekerjaan yang
mendahului
Waktu
(menit)
1 Memompa air bahan baku untuk
di simpan dalam tangki A - 14,22
2 Proses filtrasi menggunakan pasir
kuarsa dan filter 10 micron B A
20,85
3 Proses penukaran ion di tabung
kation dan anion C B
14,22
4 Di simpan di tangki setengah jadi D C 12,30
5 Proses filtrasi menggunakan pasir
kuarsa dan filter 10 micron E D 20,85
6 Proses penukaran ion di tabung
kation, anion, dan karbon aktif F E 14,22
7 Penyaringan dengan microfilter G F 45
8 Disinveksi dengan Ozon dan UV H G 48
9 Pemeriksaan kadar rezidu ozon I H 52,70
10 Di simpan di tangki stainlisteal J I 40
11 Di cek di laboratorium K J 11
12 Mengambil kardus dan cup 240
ml di gudang L K 21
13 Pemanasan pada mesin M L 30
14 Pengisian air minum ke cup 240
ml N L, M 23
15 Packing O N 25
16 Pengangkutan ke gudang P O 30
Total waktu 422,36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 3.4
Jaringan Kerja Produksi Air Minum Murni Jenis Cup 240 ml.
Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam
proses pekerjaan ini, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :
N
Keterangan :
N = stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
A B C E D F
G
H
N
M
L
K J
I
O P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
D = produksi
t = waktu kerja perhari
Perusahaan telah menetapkan untuk menargetkan produksi air
minum murni jenis cup 240 ml sebanyak 29 kardus per hari. Informasi
ini diperoleh dari pernyataan bagian produksi serta diperkuat dengan
perhitungan waktu penyelesaian proses produksi di CV AL ABRAR.
Sehingga :
,
,
= 8,50 dibulatkan menjadi 9 stasiun kerja
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan elemen pekerjaan
yang ada ke dalam 9 stasiun kerja. Untuk lebih jelasnya, urutan proses
dari stasiun kerja dapat dilihat pada gambar berikut :
Stasiun kerja : I II III IV V VI VII VIII IX
Urutan pekerjaan: A B C D E F G H I J K L M N O P
Gambar 3.5
Pembagian Stasiun Kerja Produksi Air Minum Murni Jenis Cup
240 ml
Berikut tabel yang menggambarkan penugasan elemen-elemen ke
dalam stasiun kerja beserta jumlah waktu kumulatif dari tiap stasiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 3.3
Penugasan elemen-elemen kerja di CV. AL ABRAR Surakarta
No Pekerjaan Waktu
(menit)
Stasiun
kerja
Jumlah
Waktu
(menit)
1 Memompa air bahan baku untuk
di simpan dalam tangki 14,22 1
49,29 2 Proses filtrasi menggunakan pasir
kuarsa dan filter 10 micron
20,85
1
3 Proses penukaran ion di tabung
kation dan anion
14,22
1
4 Di simpan di tangki setengah jadi 12,30
2
47,37 5 Proses filtrasi menggunakan pasir
kuarsa dan filter 10 micron 20,85 2
6 Proses penukaran ion di tabung
kation, anion, dan karbon aktif 14,22 2
7 Penyaringan dengan microfilter 45 3 45
8 Disinveksi dengan Ozon dan UV 48 4 48
9 Pemeriksaan kadar rezidu ozon 52,70 5 52,70
10 Di simpan di tangki stainlisteal 40 6 51
11 Di cek di laboratorium 11 6
12 Mengambil kardus dan cup 240
ml di gudang 21 7
51
13 Pemanasan pada mesin 30 7
14 Pengisian air minum ke cup 240
ml 23 8
48
15 Packing 25 8
16 Pengangkutan ke gudang 30 9 30
Jumlah Waktu Penyelesaian 422,36
Sumber : data yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Selanjutnya diketahui bahwa perusahaan menggunakan elemen
proses terlama sebagai dasar dari siklus kerja atau cycle time yaitu
pada stasiun kerja kelima yang membutuhkan waktu 52,70 menit.
Untuk mengetahui apakah perusahaan telah bekerja dengan kapasitas
maksimum atau belum, dapat diketahui dengan perhitungan sebagai
berikut :
max
,
,
= 27,32 proses produksi
Menghitung cycle time yang diijinkan
= 49,65 menit
Penentuan elemen pekerjaan pada setiap stasiun kerja beserta
perhitungan waktu menganggur atau idle time dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 3.4
Pada siklus kerja 52,70 menit perhitungan efisiensinya sebagai berikut :
Stasiun
Kerja I II III IV V VI VII VIII IX
Total
waktu
(menit)
Waktu
kumulatif 49,29 47,37 45 48 52,70 51 51 48 30 422,36
Siklus
Kerja 52,70 52,70 52,70 52,70 52,70 52,70 52,70 52,70 52,70 474,36
Waktu
menganggur 3,41 5,33 7,7 4,7 0 1,7 1,7 4,7 22,70 52
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa besarnya waktu penundaan :
Tingkat penundaan
100%
52474,36 100%
= 10,96%
Tingkat efisiensi
Efisiensi = 100% - penundaan
= 100% - 10,96%
= 89,04%
Tabel 3.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Pada siklus kerja 49,65 menit perhitungan efisiensinya sebagai
berikut :
Stasiun
Kerja I II III IV V VI VII VIII IX
Total
waktu
(menit)
Waktu
kumulatif 49,29 47,37 45 48 52,70 51 51 48 30 422,36
Siklus
kerja 49,65 49,65 49,65 49,65 49,65 49,65 49,65 49,65 49,65 446,85
Waktu
menganggur 0,36 2,28 4,65 1,65 -3,05 -1,35 -1,35 1,65 19,65 24,49
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa besarnya waktu
penundaan :
Tingkat penundaan
100%
,,
100%
= 5,48%
Tingkat efisiensi
Efisiensi = 100% - penundaan
= 100% - 5,48%
= 94,52%
Menghitung efektivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Efektivitas lininya ialah tingkat kapasitas yang diinginkan dan
dapat dicapai oleh kemampuan perusahaan yaitu dengan siklus kerja
49,65 menit, total output perhari yang bisa dicapai adalah
,
= 29 proses per hari
Efektivitas di ukur dengan :
100%
2929 100%
= 100%
Jika dibandingkan dengan perhitungan output per hari yang
dicapai menggunakan siklus kerja 52,70 menit, maka akan diperoleh
jumlah output per hari sebagai berikut :
,
= 27 proses per hari
Dari perhitungan tersebut maka dapat diketahui tingkat
efektifitasnya sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
100%
= 93%
Maka dari keseluruhan perhitungan di atas dapat dirangkumkan
ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja
terlama LOT (longest operation time)
Keterangan
Analisis kerja
(siklus kerja
49,65 menit)
Analisis kerja
(siklus kerja
52,70 menit)
Perbedaan
(selisih)
Total waktu
menganggur 24,49 52 27,51
Efisiensi 94,52% 89,04% 5,48%
Efektifitas 100% 93% 7%
Tingkat
penundaan 5,48% 10,96% 5,48%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari tabel di atas dapat dibandingkan antara penerapan kebijakan
siklus kerja 46,65 menit lebih menguntungkan dari pada penerapan
siklus kerja sebelumnya yaitu 52,70 menit. Sehingga apabila siklus
kerja 46,65 menit dapat diaplikasikan dengan benar, maka
keseimbangan lini dapat diterapkan lebih baik. Hal ini akan
meningkatkan produktivitas perusahaan. Apabila perusahaan
menggunakan waktu siklus kerja 52,70 menit, menghasilkan waktu
menganggur cukup besar yaitu 52 menit, tingkat efisiensi dan
efektivitas yang rendah yaitu 89,04% dan 93% serta tingkat penundaan
yang tinggi yaitu 10,96%. Ini berarti layout yang digunakan perusahaan
jika menggunakan waktu siklus (cycle time) 52,70 menit, pada
penerapan keseimbangan lini belum efektif dan efisien.
Sebaliknya apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil yang
diijinkan yakni 49,65 menit, yang mana dari hasil analisis terlihat lebih
baik karena menghasilkan waktu menganggur yang kecil 24,49 menit,
tingkat efesiensi dan efektivitas yang lebih tinggi yakni 94,52% dan
100%, serta tingkat penundaan yang rendah yakni sebesar 5,48%.
Sehingga apabila perusahaan dapat menerapkan siklus kerja terkecil
yang diijinkan yaitu 49,65 menit dengan baik maka efisiensi dan
efektivitas layout akan tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2) Layout yang Digunakan Perusahaan Dalam Proses Produksi
Perusahaan CV. AL ABRAR Surakarta menggunakan layout
produk atau (layout garis), hal ini disebabkan proses produksi yang ada
saling berurutan. Selain itu barang yang dikerjakan setiap hari selalu
sama dan arus barang yang dikerjakan tiap hari juga selalu sama
dalam proses pembuatan air minum murni jenis cup 240 ml. Layout ini
memiliki keseimbangan kapasitas mesin atau mesin yang satu dengan
yang lainnya harus sama.
3) Layout produksi yang diterapkan oleh CV. AL ABRAR Surakarta
apabila menggunakan waktu siklus 49, 65 menit keefektifan layout
sudah efektif karena hasil perhitungan menunjukkan 100%, sedangkan
apabila menggunakan waktu terlama 52, 70 menit keefektifan layout
kurang efektif.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, layout yang
diterapkan oleh perusahaan masih kurang efisien. Karena dalam
keefisienan layout, bisa dikatakan efisien apabila hasil perhitungan
tersebut 100%. Sedangkan hasil dari perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan waktu siklus 49, 65 menit hasilnya 94, 52% dan
dengan menggunakan waktu terlama 52, 70 menit hasilnya 89,04%.
Apabila perusahaan menggunakan waktu siklus 49, 65 menit
keefisienan layout perusahaan hampir mendekati efisien 100% yaitu
94,52%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis serta perhitungan terhadap data-data dan
informasi yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Layout yang diterapkan di CV. AL ABRAR adalah layout produk karena
proses produksinya dilakukan secara berurutan.
2. Perusahaan menggunakan 9 stasiun kerja dalam mengelompokkan
elemen pekerjaan yang ada.
3. Dengan siklus 52,70 menit, kapasitas maksimal yang dicapai adalah
27 proses produksi. Tingkat penundaan sebesar 10,96%, efisiensi
produk sebesar 89,04% dan efektifitas sebesar 93%. Dengan siklus
49,65 menit output perhari yang dicapai 29 proses produksi, tingkat
penundaan sebesar 5,48%, efisiensi produk sebesar 94,52% dan
efektifitas sebesar 100%. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
siklus kerja maka efisiensi dan efektifitasnya makin tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran kepada
perusahaan :
1. Untuk memompa air kedalam tangki dengan waktu yang optimal,
sebaiknya perusahaan mengganti pompa air yang sudah usang
dengan pompa air dengan tehnologi yang baru, agar optimal bisa
tercapai.
2. Untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang tinggi,
sebaiknya perusahaan menggunakan siklus kerja 49,65 menit.
3. Evaluasi pada tiap-tiap stasiun kerja perlu dilakukan oleh perusahaan
untuk mendapatkan siklus kerja yang kecil, untuk mengurangi
pemborosan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Operasi. Edisi Kedua. Yogyakarta,
BPFE.
Render dan Heizer. 2001. Operations Management. Sixth Edition. New
Jersey. Prentice Hall.
. 2009. Operations Management. Nine Edition. New
Jersey. Prentice Hall.
Stevenson, J William. 2005. Operations Management. Eight Edition.
Singapore. Mc Grow Hill.
Subagyo, Pangestu. 2000. Dasar – Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta, Salemba Empat.
Wahyuni, Salamah dan Sumarni, Murti. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.
Andi Offset, Yogyakarta.
Wigjosoebroto, Sritomo. 2003. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Barang.
Jakarta, Guna Widya.
Zulian, Yamit. 1998. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Pertama.
Ekonosia. Yogyakarta.