analisis lingkungan pt centex tbk
TRANSCRIPT
KOMPONEN A
ANALISIS LINGKUNGAN
A.1. Analisis Kinerja dan Postur Strategik PT. Century Textile Industry, Tbk
A.1.1. Penjelasan Situasi Saat Ini
PT. Century Textile Industry, Tbk atau yang biasa disingkat PT. Centex adalah pabrik
tekstil T/C, CVC, Dobby dan Oxford yang terintegrasi, memproduksi kain jadi (pemintalan,
pertenunan dan pencelupan). Berdiri pada tahun 1970 dan sejak 1980 PT. Centex telah menembus
pasar ekspor. PT. Centex menghasilkan produk yang berkualitas sesuai standar internasional
berkat kerja keras yang berkesinambungan, dukungan dari ahli-ahli yang handal dan terlatih. PT.
Centex juga telah memperoleh dukungan penuh dari pelanggan yang terhormat.
Kapasitas produksi PT. Centex saat ini adalah 2.5 Juta yard per bulan, dimana PT. Centex
memproduksi 60% tenun polos dan 40% kain tenun dobby. Aktifitas reguler PT. Centex adalah
mengekspor kemeja dan seragam ke seluruh penjuru dunia, terutama ke negara Amerika Serikat,
Jepang, Inggris, dan lain sebagainya.
Gambar 1. Logo Perusahaan
Perseroan didirikan dengan nama PT. Century Textile Industry disingkat PT. Centex
dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1967
jo. Undang-Undang No.11 Tahun 1970, dengan akte notaris Dian Paramita Tamzil (pengganti
notaris Djojo Muljadi SH) tanggal 22 Mei 1970 No. 52, yang diubah dengan akte notaris Djojo
Muljadi SH tanggal 25 Januari 1971 No. 90.
Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.J.A.S/19/19 tanggal 10
Februari 1971, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 508 dan 509 tanggal 16
Februari 1971, dan diumumkan dalam Tambahan No. 150 pada berita Negara No. 25 tanggal 26
Maret 1971. Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali. Mengenai perubahan nama
Perseroan menjadi PT. Century Textile Industry Tbk disingkat PT. Centex Tbk dilakukan dengan
akte-akte notaris Singgih Susilo SH tanggal 20 September 1997 No. 65 dan tanggal 21 Oktober
1997 No. 100, serta akte notaris Irene Yulia Susilo SH (pengganti notaris Singgih Susilo SH)
tanggal 8 Januari 1998 No. 22.
Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.C2-2028.HT.01.04.Th.98
tanggal 20 Maret 1998 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2704 pada Berita Negara No.41
tanggal 22 Mei 1998. Perubahan terakhir dilakukan dengan akte notaris Haji Syarif Siangan
Tanudjaja SH tanggal 4 Agustus 2008 No.2. Perubahan ini dibuat untuk mematuhi Undang-
Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J1
mengenai pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, dan persetujuan penggunaan mata uang Dollar Amerika
Serikat dalam pembukuan Perseroan. Akte ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dengan No.AHU-59078.AH.1.02. Tahun 2008 tanggal 4 September 2008 dan
diumumkan dalam Tambahan No. 5422 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20 Februari 2009.
Sesuai pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, Perseroan beroperasi dalam industry tekstil terpadu.
Kegiatan Komersial dimulai pada tahun 1972.
Pengelolaan Perseroan dilakuan oleh Dewan Direksi di bawah pengawasan Dewan
Komisaris. Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diatur dalam Anggaran
Dasar Perseroan. Dewan Komisaris dan Dewan dirsi diangkat dan dihentikan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham.
Dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT. Centex Tbk tanggal 22 Juni
2012, yang risalah rapatnya diaktakan dengan akta notaris publik Haji Syarif Siangan Tanudjaja,
SH tanggal 22 Juni 2012 No.7, susunan pengurus dan pengawas Perseroan adalah sebagai
berikut:
Susunan Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Suhardi Budiman
Komisaris Independen : Katsutoshi Ina
Komisaris : Kazuyoshi Tsuji
Susunan Dewan Direksi
Presiden Direktur : Komei Kobayashi
Wakil Presiden Direktur : Muljadi Budiman
Direktur Keuangan : Norio Kurobe
Direktur Pemasaran : Satoru Matsuda
Direktur Produksi : Masaru Kimura
Direktur Teknik : Echio Kidachi
Produk Yang Dihasilkan
PT. Centex, Tbk memproduksi bahan tenun polos TC dan kain CVC yang telah melalui proses
dyeing. Selain itu, PT. Centex, Tbk juga memproduksi kain Dobby, yaitu kain tenun yang
memiliki design, seperti Twill, Stripes, Checks, Herringbone, dan Oxford. Produk kain PT.
Centex, Tbk memiliki keunggulan spesialis karena mudah untuk dirawat, kain murni, cepat
kering, anti bakteria, dan anti deodorant. Kini, PT. Centex memiliki beberapa pengembangan
produk baru yaitu kain natural stretch, kain quick dry/water absorption (dengan menggunakan
fiber Toray), dan kain kationic. Produk-produk PT. Centex sangat baik untuk digunakan sebagai
kemeja (pakaian kerja/working attire), seragam (sekolah, polisi, dan lain sebagainya).
Pasar yang dilayani
Pasar yang dilayani mencakup semua industri yang membutuhkan produk bahan kain.
Jangkauan pemasaran produk
PT. Centex, Tbk berorientasi pada penjualan bahan kain untuk ekspor terutama untuk negara
Amerika Serikat, Jepang dan Inggris.
Kepemilikan perusahaan
Jumlah saham yang diterbitkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejumlah 10.000.000 saham.
Berikut ini daftar pemegang saham, jumlah saham, dan persentase kepemilikan pada 31
Desember 2012.
Pemegang saham/Shareholders Seri A Seri B %
Toray Industries, Inc., Jepang 200.000 2.2792.990 30
Kanematsu Corporation, Jepang - 2.296.250 23
Tokai Senko K.K., Jepang - 326 3
Kurabo Industries Ltd., Jepang - 84.760 1
PT. Budiman Kencana Lestari 165.5 1.000.000 12
PT. Prospect Motor 1.197.050 - 12
PT. Easternex 1.014.900 - 10
Masyarakat lainnya 922.55 - 9
Total 3.500.000 6.500.000 100%
Pesaing Perusahaan
Pesaing PT. Centex, Tbk diantaranya perusahaan-perusahaan sejenis dengan spesifikasi produksi
kain TC dan CVC.
A.1.2. Analisis Kinerja Keuangan PT. Century Textile Industry, Tbk
Tabel 1. Tabel Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Ratio/Tahun 2012 2011 2010
LIQUIDITY RATIO
Current Ratio 1,01 1,06 0,70
Quick Acid Ratio 0,60 0,62 0,34
Cash Ratio 0,03 0,14 0,02
Cash Turnover 69,99 21,13 86,13
Inventory to Net Working Capital 31,92 7,20 (1,21)
LEVERAGE RATIO
Debt to Asset Ratio 0,93 1,19 0,94
Debt to Equity Ratio 12,81 5,19 14,87
Long-term debt to Equity Ratio 6,66 2,54 6,79
Times Interest Earned 1,04 41,66 11,54
Fix Change Coverage 88,41 327,94 (166,21)
ACTIVITY RATIO
Receivable Turnover 4,84 7,53 6,24
Inventory Turnover 5,46 5,32 4,24
Working Capital Turnover 175,83 47,57 (564,019)
Fixed Assets Turnover 1,56 2,03 1,24
Total Assets Turnover 0,91 1,11 0,79
PROFITABILITY RATIO
Gross Profit Margin 0,01 0,19 1,91
Return On Investment -0,11 0,10 -0,03
Return On Equity -1,614 0,625 -0,53
Earning Per Share -0,36
0,37 -0,12
Net Profit Margin -0,127 0,091 -0,04
BOOK TO MARKET RATIO
Price Earning Ratio 2777,77 2702,70 8333,33
Market Book Ratio ?? ??
Economy Value Added ?? ??
Market Value Added ?? ??
Tabel 2. Interpretasi Kinerja Keuangan-1 : Liquidity Ratio
Liquidity Ratio
Indikator Kinerja
Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan
2012 2011 2010
Current Ratio(%)
101,306 106,023 70,189Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang harus segera dibayar / jatuh tempo
Current ratio mengalam kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dari 70,189 menjadi 106,023; namun terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 101,36. Rasio menurun berarti kemampuan perusahaan menurun dalam membayar hutang jangka pendek menggunakan aset jangka pendek. Hal ini berarti perusahaan mengalami kemunduran
Jika rasio ini semakin turun berarti hutang jangka pendeknya semakin besar. Hal ini tentu tidak baik buat perusahaan karena jika ada hutang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun harus dibayar, maka perusahaan harus mencari dana/pinjaman lain yang akan menyebabkan bunga pinjaman semakin besar.
.Quick Ratio
(%)59,615 62,471 34,028
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dengan menggunakan aset lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Quick ratio mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dari 34,028 menjadi 62,471; namun terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 59,615. Rasio semakin menurun yang dapat disebabkan karena nilai aset lancar dikurangi persediaan menjadi semakin menurun atau nilai hutang lancar semakin membesar.
Persediaan sebagai bagian dari aktiva lancar mengalami penurunan dan diikuti dengan penurunan current liabilities tetapi juga terjadi penurunan current assets yang signifikan (turun 19% dibandingkan tahun 2011)
Cash Ratio(%) 3,281 13,562 1,952
Alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang
Rasio secara umum masih kecil hanya sekitar 3% (2012) dan 13% (2011) saja hutang jangka pendek yang dapat didanai dengan kas perusahaan. Perusahaan tidak memiliki surat berharga. Rasio ini juga semakin menurun tentu tidak baik.
Jika rasio semakin naik maka bagi perusahaan sangat bagus karena ada dana kas yang dapat membayar hutang jangka pendeknya.
Cash Turn Over Ratio 69,999 21,129 86,128
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai pengeluaran perusahaan.
Cash Turn Over mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 86,128x menjadi 21,129x pada tahun 2011. kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 69,999
Jika rasio semakin naik maka bagi perusahaan sangat bagus karena dengan dana yang tersedia di akhir tahun dapat memberikan perputaran yang lebih banyak untuk menghasilkan penjualan.
Inventory to Net
Working Capital
31,915 7,203 (1,213)Digunakan untuk mengukur antara jumlah persediaan dengan modal kerja perusahaan
Rasio meningkat secara signifikan disertai dengan penurunan current aset dan meningkatnya curret liabilities.
Jika rasio ini semakin besar berarti tidak baik buat perusahaan karena inventory yang dimiliki perusahaan terlalu besar dan perusahaan tidak liquid.
Tabel 3. Interpretasi Kinerja Keuangan-2 : Leverage Ratio
Leverage Ratio
Indikator Kinerja
Prosentasi (peningkatan/penurunan)Arti rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan
2012 2011 2010
Debt Asset Ratio (%)
92,759 83,852 93,705Digunakan untuk membandingkan
total utang dengan total asset padalam pendanaan perusahaan
Debt Asset Ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dari 93,705 menjadi 83,852; kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 92,759. Rasio semakin menurun tetapi secara umum relatif tidak banyak berubah. Rasio lebih rendah dari 100% pada tahun 2012 menunjukkan aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas.
Jika rasio ini semakin besar berarti tidak baik bagi perusahaan. Bisa terjadi karena aset yang semakin kecil atau hutang yang semakin besar yang dapat berarti kurang baik di dalam mengelola hutang perusahaan.
Debt to Equity Ratio (%)
1281,114 519,256 1488,684Digunakan untuk mengukur
prosentase dari modal sendiri yang dijadikan jaminan seluruh hutang
Rasio semakin meningkat 2x lipat dibanding tahun 2011. Jika rasio ini meningkat berarti jumlah hutang
meningkat sementara jumlah ekuitas cenderung tetap. Hutang meningkat karena adanya pembelian persediaan
yang masuk ke aktiva.
Jika rasio ini semakin besar berarti tidak baik bagi perusahaan karena dapat berarti hutang perusahaan semakin banyak (ekuitas cenderung tetap tidak berubah). Hal ini dapat menyebabkan biaya bunga pinjaman menjadi semakin besar.
Long-term debt to Equity Ratio
(%)
666,351 254,318 679,504Digunakan untuk mengukur
prosentasi dari modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka
panjang
Rasio semakin meningkat hampir 300% dibanding tahun 2011 yang mengindikasikan LDER perusahaan
tidak terlalu baik.
Times Interest Earned ratio
(%)
104,68 4166,43 1154,354
Rasio kelipatan bunga yang dapat dibayarkan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan
laba yang diperolehnya
Beban bunga di tahun 2011 dan 2012 relatif berjumlah sama tidak berubah tetapi rasio ini turun karena EBIT
tahun 2012 mengalami kerugian.
Jika rasio ini naik maka baik bagi perusahaan karena beban bunga dapat ditutup oleh laba yang dihasilkan.
Fix Change Coverage
88,406 327,939 (166,206)
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi hutang dan
biaya tetap sekalipun tidak menjalankan usahanya.
Rasio meningkat ditandai dengan laba perusahaan yang meningkat sementara beban bunga pinjaman relatif tetap dan biaya penyusutan semakin menurun
Rasio ini meningkat yang berarti perusahaan dapat menutupi biaya yang harus timbul sekalipun perusahaan tidak menjalankan operasional usahanya yaitu biaya bunga pinjaman dan biaya tetap (penyusutan)
Tabel 4. Interpretasi Kinerja Keuangan-3 : Activity Ratio
Activity Ratio
Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan
2012 2011 2010
Recievable Turnover
4,843 7,530 6,244Mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode
Rasio ini semakin meningkat yang berarti piutang perusahaan dapat segera dilunasi. Penjualan perusahaan tahun 2010 99% ekspor yang dijaminkan oleh bank garansi.
Rasio ini meningkat yang berarti perusahaan efektif mengelola piutangnya.
Inventory Turnover
5,464 5,318 4,243Mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan ini berputar dalam satu periode
Rasio ini semakin menurun karena terdapat persediaan akhir tahun 2010 yang meningkat signifikan (naik sekitar 160%), Kenaikan pembelian diiringi juga dengan kenaikan penjualan.
Rasio semakin menurun tidak baik bagi perusahaan karena jika persediaan akhir meningkat dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi juga.
Working Capital Turnover
175,825 47,572(564,019)
Mengukur dan menilai efektivitas modal kerja perusahaan selama periode tertentu
Rasio ini semakin menurun karena terdapat kenaikan pinjaman bank yang dimasukkan sebagai pos hutang jangka pendek yang seharusnya jangka panjang.
Rasio semakin menurun karena adanya pinjaman bank yang naik sehingga biaya bunga pinjaman akan naik.
Fixed Assets Turnover
1,556 2,028 1,244
Digunakan untuk mengukur perputaran dana yang ditanamkan dalam asset tetap berputar dalam satu periode
Rasio ini semakin menurun karena penjualan meningkat dan aset tetap cenderung tetap.
jika rasio ini semakin meningkat berarti dengan jumlah aktiva tetap yang tersedia berjumlah relatif tetap dapat memberikan penjualan yang semakin meningkat.
Total Assets Turnover
0,913 1,114 0,790
Digunakan untuk mengukur seluruh perputaran semua asset dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset
Rasio ini semakin menurun karena penjualan meningkat dan total aset naik lebih besar (sekitar 20%).
jika rasio ini semakin menurun berarti ada penambahan biaya sehubungan dengan penambahan di aktiva.
Tabel 5. Interpretasi Kinerja Keuangan-4 : Profitability Ratio
Profitability Ratio
Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan
2012 2011 2010
Gross Profit Margin
0,008 0,191 1,913
Digunakan untuk mengukur margin laba atas pendapatan perusahaan.
Rasio mengalami penurunan karena laba bruto turun secara signifikan 3300% dibandingkan tahun 2011 disertain penurunan penjualan 42% dibanding tahun 2011.
jika rasio ini semakin menurun berarti kurang baik bagi perusahaan karena terjadi kenaikan pembelian dibandingkan tahun. Hal ini kemungkinan karena adanya kenaikan harga bahan baku.
Return on Invesment
(%)
-0,116 0,101 -0,033
Menunjukkan tingkat pengembalian atas total asset yang digunakan perusahaan. Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri
Rasio ini semakin meningkat (naik sekitar 14% dibandingkan tahun 2009) karena EAT naik 18% total aset juga meningkat 41%
jika rasio ini semakin meningkat berarti EAT semakin baik dengan memperhitungkan perubahan aset secara total.
Return on Equity (%)
-1,614 0,625 -0,529
Menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham
Rasio ini semakin menurun karena perusahaan mengalami kerugian di tahun 2012.
jika rasio ini semakin meningkat berarti semakin baik bagi perusahaan karena ada kenaikan laba ditahan yang dapat digunakan untuk operasionalnya dibandingkan dengan memberikan deviden kepada pemegang saham.
Earnings per share (Rp.)
-0,36 0,37Mengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham
Rasio ini semakin menurun karena perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan tidak dapat memberikan keuntungan perusahaan (EAT) kepada pemegang saham dengan asumsi seluruh keuntungan perusahaan dibagikan dalan bentuk deviden.
jika rasio ini semakin meningkat berarti kinerja perusahaan dalam memperoleh laba semakin tinggi.
Net Profit Margin (%)
-0,127 0,091 -0,042Menunjukkan berapa banyak profit setelah pajak yang yang dihasilkan setiap rupiah pendapatan.
Rasio ini semakin menurun secara signifikan karena perusahaan mengalami kerugian.
Jika rasio ini semakin meningkat berarti kinerja perusahaan dalam memperoleh laba semakin tinggi.
Tabel 6. Interpretasi Kinerja Keuangan-5 : Book to Market Ratio
Book to Market Ratio
Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan
2012 2011 2010
Price/earnings ratio
2777,77 2702,70 8333,33
Menunjukkan penilaian pasar terhadap sebuah saham berdasarkan pendapatannya, sehingga menunjukkan berapa banyak inverstor bersedia membayar untuk setiap rupiah pendapatan
Jika rasio ini semakin menurun berarti semakin baik karena dapat memberikan earning per share yang membaik (semakin meningkat).
Market/book ratio
- - - Untuk mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value nya
Jika rasio ini semakin meningkat berarti semakin baik karena harga pasarnya semakin baik.
MVA - - - Perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan modal yang disumbangkan investor
EVA - 225,187
332,995
230,384
Suatu alat pengukuran kinerja perusahaan yang menilai berhasil atau tidaknya suatu kegiatan atau aktivitas dari sudut kepentingan dan harapan penyandang dana.
Tabel 7. Interpretasi Kinerja Keuangan-6 : Growth Ratio
Growth Ratio
Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan
2012 2011 2010
Income Ratio (%)
Pertumbuhan tahunan dalam total pendapatan dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan.
Net Income Ratio (%)
Pertumbuhan tahunan laba dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan laba perusahaan.
Earning per Share Ratio (%)
Pertumbuhan tahunan dalam total pendapatan dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan.
Dividend per Share Ratio (%)
Pertumbuhan tahunan dalam total pendapatan dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan..
-
A.1.3 Strategic Posture
1.3.1. Current Vision
Visi :
Berusaha menjadi perusahaan teladan di bidang industri tekstil terpadu.
Analisis kesesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dan visi perusahaan:
1.3.2. Current Mission
Misi :
Untuk Pelanggan : Memberikan nilai baru bagi pelanggan melalui produk yang bermutu tinggi
serta pelayanan yang baik.
Untuk Para Karyawan : Memberikan peluang kepada karyawan untuk mengembangkan diri
dalam suasana kerja yang penuh tantangan.
Untuk Pemegang Saham : Memberikan manajemen yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh
Pemegang Saham
Untuk Masyarakat : Bertindak sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam membina
hubungan baik dengan masyarakat sekitar dimana bisnis dilakukan.
Analisis kesesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dan misi perusahaan:
1.3.3. Current Objectives
1.3.4. Current Strategy
1.3.5. Current Policy
A.1.4. Corporate Governance, Business Ethics & CSR
1.4.1. Corporate Governance
Manajemen PT. Centex, Tbk sadar bahwa dengan beroperasi dalam lingkungan
global yang semakin kompetitif, harus mengikuti standar tertinggi dalam praktik manajemen
untuk memenangkan kepercayaan dari pelanggan dan mitra bisnis lainnya. Untuk menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan terus meningkatkan sumber daya manusia dan
kualitas kerja seluruh karyawan. Dengan demikian hasil produksi PT. Centex, Tbk dapat
bersaing di pasaran luar negeri maupun dalam negeri. PT. Centex, Tbk telah berusaha keras
untuk memelihara sistem pengawasan terhadap kualitas produksi, menjaga kualitas pesanan
yang bermutu, mengefektifkan penurunan biaya dan pembaharuan peralatan produksi. Oleh
karena itu prinsip-prinsip tata kelola Perseroan seperti Keberanian, Pencapaian,
Menghormati, Tanggung Jawab, Integritas, Loyalitas dan Transparasi merupakan syarat
untuk tercapainya pertumbuhan perusahaan. Sebagai tambahan terhadap komitmennya untuk
secara keseluruhan mematuhi hukum dan peraturan yang mengatur pasar modal dan industri
tekstil.
Salah satu bentuk perwujudan dan penerapannya adalah, Perseroan telah mengikuti
uji penilaian dari SGS untuk kategori ISO 9001:2008, untuk kualitas produksi, ISO
14001:2004, untuk lingkungan yang bersih, dan TESTEX, untuk sistem akhir uji kualitas
produksi di bagian pencelupan (dyeing). Semua sertifikat diatas mencerminkan usaha keras dari
manajemen PT. Centex Tbk untuk memberikan yang terbaik kepada para pelanggannya.
A.1.4.2.Business Ethics & Code of Conduct PT Century Textile Industry, Tbk
Etika Perusahaan dan Kepatuhan Legal adalah standar prioritas manajemen dalam
mempertahankan keselamatan, pencegahan kecelakaan, dan kelestarian lingkungan. Berdasarkan
sikap dan tindakan yang aktif dari Pimpinan/CEO, semua di Toray Group bekerja sama untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Secara spesifik aktivitas kepatuhan Group di pimpin oleh
tiga komite yakni (1) Komite Etika Perusahaan (dikepalai oleh Presiden & CEO dan
beranggotakan semua anggota Dewan Direksi serta Kepala Serikat Pekerja), yang menentukan
kebijakan terkait etika perusahaan dan kepatuhan legal; (2) Komite Perusahaan Kepatuhan Legal,
yang menekankan pada komunikasi langsung antara manajemen puncak dengan para
karyawannya; dan (3) Komite CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan) dan Kepatuhan Lega,
yang implementasi program-program di tingkat divisi, departemen, kantor serta pabrik.
Guna memastikan semua eksekutif dan karyawan mengobservasi etika perusahaan serta
mengacu/mengikuti pada undang-undang dan peraturan perusahaan, Toray telah mengadopsi
Kode Perilaku (Code of Conduct) untuk Etika Perusahaan dan Kepatuhan Legal serta Buku
Arahan Etika Perusahaan dan Kepatuhan Legal. Baik Kode Perilaku (CoC) maupun Buku Arahan
(Guidelines) telah digabung menjadi satu di buku Panduan Etika Perusahaan dan Kepatuhan
Legal guna memastikan penyebaran menyeluruh ke seluruh eksekutif dan karyawan. Kita juga
sedang menyiapkan Sistem Pelaporan Internal untuk para eksekutif dan karyawan yang
melanggar hukum, peraturan dan anggaran dasar/akte pendirian perusahaan.
A.1.4.3.Corporate Social Responsibility (CSR)
People
Sebagai anggota dari Toray Grup di Indonesia, PT Centex, Tbk berpartisipasi dalam
ITSF (Indonesia Toray Science Foundation), yang didirikan pada tahun 1993 dan
memberikan kontribusi dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dasar dan
teknologi di Indonesia setiap tahunnya. PT Centex, Tbk juga berpartisipasi dalam JITF (Judo
Indonesia Toray Foundation) yang didirikan pada tahun 2000 oleh Toray Group dan
memberikan kontribusi dalam pengembangan Judo di Indonesia.
ITSF menyerahkan penghargaan sains dan teknologi kepada para peneliti dan guru.
Hibah penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi diserahkan kepada peneliti muda yang
penelitiannya mengandung tema-tema yang penuh harapan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi masa depan. Ada 229 pendaftar yang masuk dan Komite Seleksi telah
memilih 18 orang peneliti sebagai pemenang untuk menerima hibah dengan total nilai Rp.
668,473,960.00.
Penghargaan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam akan diserahkan kepada para guru
Sekolah Menengah Atas bidang Biologi, Fisika dan Kimia di Indonesia yang telah menghasilkan
suatu metode pembelajaran yang inovatif, kreatif atau mempergunakan alat-alat peraga untuk
belajar, dan mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi pembelajaran ilmu pengetahuan alam di
SMA. Komite Seleksi telah menilai tiap pelamar yang berjumlah 90 calon, dan komite seleksi
telah memutuskan 9 (sembilan) orang pemenang yang menerima penghargaan tersebut tahun ini
dengan total Rp 180,000,000.00.
Untuk semua penghargaan dan hibah tersebut, ITSF membatasi hanya bidang Ilmu
pengetahuan alam dan teknologi, termasuk ilmu / teknik lingkungan , tetapi tidak termasuk ilmu
kedokteran klinik dan matematika. Satu hari sebelum acara upacara pemberian penghargaan, pada
tanggal 08 Februari 2012 telah diadakan seminar satu hari (ITSF Seminar on Science and
Technology) sebagai laporan hasil penelitian penerima dana bantuan penelitian ITSF program
tahun 2010 sebanyak 15 peneliti.
Planet
Sebagai wujud dari etika bisnis, manajemen Perseroan selalu berusaha memberikan
kontribusi yang positif terhadap lingkungan hidup disekitar pabrik. Perseroan memiliki
sistem proses pengolahan limbah produksi yang terkontrol dengan baik yakni IPAL (Instalasi
Pengolahan Limbah) demi mencegah kerusakan lingkungan.
Profit
Manajemen Perseroan juga memberikan kontribusi atau bantuan terhadap masyarakat
sekitar pabrik, diantaranya :
1. Mendukung kegiatan penghijauan disekitar pabrik, dengan penanaman pohon.
2. Membangun sumur resapan
3. Pemberian Beasiswa untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah Menegah Umum
(SMU).
4. Bantuan penyedian air bersih
5. Penyedian fasilitas ATM Mandiri
6. Bantuan untuk kegiatan hari-hari besar, diantaranya Hari Kemerdekaan RI, Idul fitri, Idul
Adha, Natal dan lain-lain.
A.2. Analisis Lingkungan Internal
A.2.1. Analisis Fungsi Bisnis
A.2.1.1.Marketing
Ked
alam
an P
rod
uk
Kelebaran Produk
Kain TC dan
CVC
Jenis Produk 1 Jenis Produk 2 Jenis produk jadi
Kain tenun polos TC
dan CVC yang telah
melalui proses dyeing,
terutama adalah 186TH
dan 208TH
Kain Dobby (kain tenun
yang memiliki design)
seperti Twill, Stripes,
Checks, Herringbone,
dan Oxford.
Kemeja
Seragam (sekolah,polisi,
seragam kerja)
Lady’s blouse
Sales (Unit &
Value)- -
Plain Fabrics
Dobby Fabrics
A. Product
Kekuatan produk:
Produk dihasilkan dengan keunggulan spesifikasi seperti anti bakteri, anti deodorant dan quick
dry (menyerap air)
Telah menerima sertifikat ISO 9001:2008 mengenai qualitas produk yang dihasilkan
Mengembangkan value-added materials yang terkini seperti memulai produk fungsional seperti
UV-cut, stretch, Quick dry dll.
Harga bersaing
Pemasaran produk luas, ekspor terutama ke negara US, Jepang, Inggris dll.
Kelemahan produk
Banyaknya saingan yang menghasilkan produk yang sama, yang mengharuskan perusahaan
bergantung akan kualitas produksi.
B. Promosi
Strength:
Mengembangkan sales flow dan customer baru dengan memulai direct sales ke SPA dan GMS.
Program diskon untuk konsumen tetap
Weakness:
Belum ada promosi secara audiovisual yang mungkin dapat meningkatkan penjualan.
C. Place
Strength:
Alamat Perseroan terletak di segitiga emas jalan Sudirman wilayah perdagangan di ibukota yang
menjadikan strategis untuk melakukan kegiatan penjualan.
Alamat pabrik masih terletak di Jakarta yang memudahkan akses pengiriman hasil produksi.
Weakness:
Alamat kantor dan pabrik terletak di ibukota akan memakan biaya terutama pajak lebih besar
dibandingkan diluar ibukota.
D. Price
Strength
Harga produk bersaing.
Weakness
Harga sedikit diatas pesaing lainnya karena beberapa kualitas produk yang dibebankan kepada
naiknya harga jual.
A.2.1.2 Finance
- Obtaining Fund (Financing decision)
- Allocating fund (investing decision)
- Operation (dividen policy)
A.2.1.3. Operation
- product design
Kelemahan strategis :
Kekuatan Strategis :
- product manufacture dan facilities
Kelemahan strategis :
Kekuatan Strategis:
- plant design dan services
Kekuatan Strategis :
Kelemahan Strategis :
- production planning and control
Kekuatan Strategis :
Kelemahan Strategis :
A.2.1.4 HRM
Analisis kekuatan dan kelemahan Perseroan dalam bidang MSDM
Kekuatan:
Kesempatan menjadi pegawai tetap
Ada jenjang karier
Traning secara berkala baik dari dalam Perseroan maupun dari luar Perseroan kepada karyawan.
Fasilitas yang cukup lengkap untuk mendukung kesejahteraan karyawan
Kelemahan:
Jika dilihat dari komposisi tingkat pendidikan karyawan yang mayoritas adalah lulusan SMU,
jenjang karir lebih diprioritaskan kepada karyawan dengan tingkat pendidikan sarjana.
- procurement (HR planning, recruitment, selection, placement, dan orientation)
Berdasarkan data per 31 Desember 2012, perseroan memperkerjakan tenaga kerja baik di kantor
pusat dan pabrik sejumlah 421 karyawan tetap. Rekrutment karyawan dilakukan secara terbuka.
Calon karyawan diseleksi dan di tes untuk ditempatkan sesuai dengan bidang keahliannya.
Penerimaan karyawan yang paling banyak dibutuhkan adalah untuk kerja di pabrik dengan syarat
tingkat pendidikan SMU atau sederajat.
- development (training & development dan career development)
Centex memegang prinsip bahwa untuk meraih keberhasilan, harus ditopang oleh kualitas sumber
daya manusia yang dimilikinya. Oleh sebab itu pengembangan sumber daya manusia menjadi
perhatian utama suatu perusahaan.
Program-program sistematis yang telah direncanakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
sumberdaya manusia yang berkualitas meliputi:
1. Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan Perseroan (internal training), merupakan
pelatihan yang diselenggarakan di dalam lingkungan Perseroan dengan instruktur dari dalam
Perseroan maupun dari lembaga pendidikan dari luar perseroan. Tercatat pada tahun 2012, telah
diadakan 35 kali pelatihan di dalam Perseroan.
2. Pelatihan yang dilakukan di luar lingkungan Perseroan (external training), merupakan pelatihan
yang diselenggarakan sesuai dengan tingkat kebutuhan Perseroan. Pelatihan ini dilakukan
dengan mengikutsertakan para karyawan dalam seminar-seminar atau pelatihan yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Adapun jenis pelatihan yang pernah diadakan bagi karyawan Perseroan antara lain:
kepemimpinan, keamanan dan kenyamanan kerja, ISO, Mutu dan produktifitas.
- maintenance (compensation, integration dan hubungan dengan labour union)
Manajemen Perseroan memperhatikan peningktan kemampuan teknis, manajerial serta
kesejahteraan karyawan. Perseroan memberikan reward dan jenjang karir untuk karyawan berprestasi
yang dinilai dari kinerja selama di Perseroan.
Fasilitas untuk mendukung kesejahteraan karyawan diantaranya:
1. Tunjangan Hari Raya (THR)
2. Bonus kepada pekerja setiap tahun
3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
4. Tunjangan Pensiun
5. Sarana ibadah
6. Fasilitas pemeriksaan kesehatan pekerja
7. Koperasi karyawan.
Strength
Pelatihan peningkatan kemampuan tentang produk pembiayaan.
Pelatihan pengembangan karyawan-karyawan agar berkompeten dan sesuai dengan tugasnya
masing-masing
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, keuangan, serta informatika.
Pelatihan dan pengembangan dilakukan secara berkesinambungan.
Weakness
Tidak ada sistem monitoring yang terpadu terhadap kinerja karyawan, sebelum dan sesudah
mengikuti pelatihan dan pengembangan.
A.2.1.5. Management Information Systems
Perseroan sedang mencoba mengimplementasikan manajemen sistem informasi berstandar ISO
27001:2005 dalam segala aktivitas perusahaan. Segala sistem informasi perusahaan dimaksudkan untuk
membawa keamanan informasi dibawah kontrol manajemen.
Tingkat Operasional
Kekuatan
Pemberlakuan
Tingkat Managerial
Tingkat Strategical
A.2.1.6. Fungsi Bisnis Lainnya
Tabel 8. IFAS, kekuatan
Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Keterangan
TOTAL
Tabel 9. IFAS, kelemahan
Faktor Strategis
InternalBobot Rating Skor Keterangan
TOTAL
A.2.2. Value Chain Analysis
Analisis Rantai Nilai adalah suatu cara untuk meneliti suatu sifat dan tingkat sinergi diantara
kegiatan-kegiatan internal perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan
(advantages) atau ketidakunggulan (disadvantages) yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari bahan
baku hingga ke aktivitas layanan pelanggan. Analisis Rantai Nilai dilakukan pada dua aktivitas
perusahaan yaitu: Aktivitas Utama (primary activities), serta Aktivitas Pendukungnya (support
activities). Primary activities terdiri dari Inbound Logistic, Operations, Outbond Logistic, Sales &
Marketing, dan Service.
A. 2.2.1. Primary Activities
Inbound logistic
Operations
Outbond logistic
Sales & Marketing
Service
A.2.2.2 Support Activities
Tabel 10. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : inbound logistic
Table 10. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Inbound Logistic
Aktivitas Penjelasan
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Pengadaan
Table 11. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Operation
Aktivitas Penjelasan
Table 10. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Inbound Logistic
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Pengadaan
Tabel 11. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : operations
Table 11. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Operation
Aktivitas Penjelasan
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Pengadaan
Tabel 12. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : outbpund logistics
Table 12. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Outbond Logistic
Aktivitas Penjelasan
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Pengadaan
Tabel 13. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : marketing & selling
Table 13. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Marketing dan Selling
Aktivitas Penjelasan
Infrastruktur Perusahaan Product
Price
Promotion
Place
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Pengadaan
Tabel 14. Anaisis Rantai Nilai perusahaan : services
Table 14. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Services
Aktivitas Penjelasan
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen SDM
Pengembangan Teknologi
Pengadaan
A.2.2.3. Value Chain Analysis (Kompilasi)
Tabel 15. Value Chain Analysis (Kompilasi)
Infrastuktur Perusahan
Infrastuktur Perusahan
Infrastuktur Perusahan Infrastuktur Perusahan
HRM HRM HRM HRM
Aplikasi TeknologiAplikasi
TeknologiAplikasi Teknologi Aplikasi Teknologi
Procuremet Procurement Procurement Procurement
Inbound Logistics OperationsOutboundLogistics
Marketing & Selling
Rasionalisasi pengendalian manajemen untuk mengurangi biaya tetap
Meminimalkan biaya melalui pendayagunaan SDM yang telah ada
Penggunaan teknologi informasi untuk mempercepat proses bisnis
Pengelolaan pembelian dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan rata-rata harga pembelian yang lebih rendah
Melakukan hedging nilai mata uang untuk mengurangi risiko penurunan nilai rupiah
Efisiensi layout
gudang dan gerai
dalam proses
penerimaan barang
Penggunaan
mekanisme control
terhadap kualitas
untuk mengurangi
produk cacat serta
mengurangi keluhan
konsumen.
Penggunaan system
informasi yang efektif
dan terintegrasi terkait
control atas
ketersediaan barang.
Penggunaan tenaga
penjualan yang kompeten
Kontrak media
konvensional dan luar
ruangan yang efektif
dalam jangka panjang
Standar prosedur operasi
dalam menangani
kebutuhan dan keluhan
konsumen
PelayananPemasaraan & Penjualan
Logistik ke luarOperasiLogistik ke dalam
A.2.3. Tangible Intangible Resources & Organisational Capabilities Analysis (TIROCA)
Tabel 16. TIROCA
NO Apakah sumberdaya atau kapabilitas organisasi memiliki kriteria sbb :
1
Tangible Resources V R I N Daya Saing
FinancialCash AccountPiutangKapasitas meminjam
PhysicalKemodernan FasilitasKestrategisan Lokasi Gerai
TechnologicalRahasia DagangHak atas kekayaan intelektualMerk Dagang
OrganisationalKeefektifan perencanaan strategisKeunggulan sistem pengendalianKeunggulan sistem evaluasi
2
Intangible Resources
Human Resources
Pengalaman dan kapabilitasKemampuan untuk dipercayaKeefektifan tim kerjaKeterampilan manajerial
Innovation & Creativity
Keahlian ilmiahKeahlian teknisPenciptaan ide creatif
Reputation
Nama MerkReputasi (dengan pemasok)Reputasi (dengan pelanggan)Keandalan produkKinerja Mutu produk
3 Organisational CapabilityAdaptability to
consumerPelayanan Pelanggan unggul
Product Development
Process
Kapabilitas pengembangan produk yang unggulKeinovatifan produk dan jasa
HRM ProcessKemampuan untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan modal SDM
Penurunan daya saing industri tekstil dapat ditinjau dari berbagai aspek. Sanchita
Banerjee Saxena dan Véronique Salze-Lozac’h, yang melakukan penelitian terhadap
daya
saing produk tekstil dan garmen di Bangladesh menyimpulkan bahwa lemahnya
daya
saing industri tekstil dan garmen di Bangladesh disebabkan oleh buruknya
infrastruktur,
fluktuasi nilai tukar mata uang, bunga pinjaman yang tinggi, tenaga kerja yang
tidak
terampil, banyaknya pesaing di dalam negeri, rendahnya teknologi produksi, dan
citra
negative yang digambarkan oleh media (www.asiafoundation.org. Occasional Paper, No.
1, July 2010). Demikian juga halnya dengan penelitian tekstil di dalam negeri,
seperti
penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa
Tengah,
menyimpulkan bahwa industri tekstil Jawa Tengah masih menghadapi masalah berkaitan
dengan ketersediaan bahan baku benang sutera sehingga harus dikirim dari luar
daerah
atau di impor. Pada industri pemintalan, masalah yang dihadapi adalah kualitas
tenaga
kerja yang rendah dan keterbatasan teknologi
(http://www.balitbangjateng.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=1412).
Sementara itu Sri Martini menyimpulkan adanya 3 masalah pokok dihadapi oleh
industri
TPT, yaitu umur mesin yang relative tua, produktifitas tenaga kerja yang belum optimum,
dan biaya energy yang tinggi (www. agung.blog.stisitelkom.ac.id/).
Kondisi politik luar negeri khususnya negara - negara tujuan utama ekspor kain
polyester light georgete yaitu : Amerika, Jerman, Inggris, Perancis, Bagian negara
UAE seperti Dubai dan Jeddah saat ini dalam keadaan stabil. Dari ke enam negara
tersebut Amerika, Perancis, Inggris dan Jerman menjadi tujuan ekspor utama. Pada
waktu yang akan datang volume ekspornya masih dapat ditingkatkan. Hambatan kuota
untuk negara Eropa harus dapat diatasi demikian pula masalah kuota untuk negara
Amerika harus dapat diatasi. Kondisi politik di negara - negara seperti Thailand,
Malaysia,Singapore, Hongkong saat ini dinilai cukup stabil. Dilihat
A.3. Analisis Lingkungan Eksternal
A.3.1. Analisis Lingkungan Makro (remote environment)
A.3.1.1. Lingkungan Politik dan Regulasi
Peluang strategik:
- Industri tekstil adalah salah satu kelompok industri yang masuk dalam kluster industri
prioritas berdasarkan Perpres Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional.
- Kondisi politik luar negeri maupun dalam negeri dapat mempengaruhi iklim usaha yang
baik langsung maupun tidak langsung. Pergantian pemimpin salah satu negara dapat
mengubah arah kebijaksanaan dalam perdagangan internasional. Hubungan dagang
dengan negara - negara yang pemerintahnya relatif stabil lebih menguntungkan dari
pada negara -negara yang sering bergolak.
- Keadaan politik dalam negeri yang stabil akan menjamin kelangsungan dan iklim
berusaha. Walaupun untuk ekspor kenegara Amerika Serikat dan Eropa memiliki peluang
pasar relatif besar namun pembatasan kuota, isu hak asasi manusia dan isu lingkungan
menjadi hambatan utama dalam pemasaran ekspornya.
Ancaman strategik:
- Sebagai perusahaan manufaktur yang memproduksi tekstil, dimana industri tekstil
merupakan industri yang memiliki dampak pencemaran lingkungan yang tinggi, peraturan
dan undang-undang yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Penaatan terhadap
perundang-undangan tersebut bukan merupakan hal yang mudah dan murah karena
teknologi pengolahan limbah tekstil membutuhkan biaya yang cukup tinggi.
- Permasalahan kebijakan pemerintah mengenai UMR => biaya produksi
- Transportasi => pungutan liar, kemacetan (biaya, waktu)
- Ditinjau dari sisi kebijakan pemerintah, menurut para pelaku industri tekstil dan pakaian
jadi, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dianggap belum cukup mendukung
perbaikan dan kemajuan industri ini.
A.3.1.2. Lingkungan Ekonomi
Mengingat kontribusi tekstil terhadap Gross National Product sebesar 2,75% maka masih
diperlukan peningkatan pemasaran produk tekstil kepasar internasional. Perusahaan perlu
mengetahui arah perekonomian dari negara dimana ia beroperasi. Menurunnya nilai rupiah
terhadap US dollar menjadikan barang - barang ekspor dari Indonesia lebih kompetitif
dibandingkan dengan barang - barang dari negara pesaing terutama negara-negara yang tidak
mengalami depresiasi nilai mata uangnya. Keadaan perekonomian ini menguntungkan
sebagian perusahaan pelaku ekspor, tapi bagi yang tidak pandai mengelola keuangannya akan
mendapat keuntungan yang makin mengecil, bahkan beberapa perusahaan banyak yang
bangkrut atau mengurangi kegiatan usahanya dan sebagai akibatnya makin meluas
pengangguran. Namun demikian ada pengusaha / eksportir justru mengalami kemajuan dalam
usahanya dalam kondisi naiknya kurs US dollar, terutama perusahaan yang mengekspor
barang - barang dengan bahan baku lokal atau kandungan lokalnya tinggi.
Peluang strategik :
- Perusahaan berperan besar dalam perekonomian, baik dari sisi kontribusi dalam PDB dan
ekspor maupun dalam penyerapan tenaga kerja.
- Perusahaan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyumbang perolehan devisa Indonesia.
Ancaman strategik :
- Persaingan pemasaran baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
- Peningkatan harga bahan baku sebagai akibat tidak langsung dari naiknya harga minyak
dunia.
- Nilai rupiah yang sekarang tidak stabil / cenderung melemah membuat perusahaan
mendapat bahan baku (rata-rata ekspor) dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan harga
produk di pasar belum tentu bias dipaksakan untuk naik.
A.3.1.3. Lingkungan Sosial dan Budaya
Faktor-faktor demografi, sosial, dan budaya dalam pengaruhnya kepada industri tekstil
khususnya di Asia, secara umum memberikan arah yang positif dari sisi populasi penduduk dan
budaya timur yang tidak mentolerir pemakaian busana yang minim.
Peluang strategik :
- Perusahaan menyerap banyak tenaga kerja, baik yang bekerja secara langsung ataupun
tidak langsung.
- Potensi pasar untuk komoditas tekstil relatif besar sebab kebutuhan kain masyarakat
perkotaan tidak hanya berupa pakaian, tapi juga kebutuhan non pakaian, dilihat dari
perannya sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan papan. Oleh
karena itu, konsumsi sandang akan cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk.
Ancaman strategik :
- Kebiasaan buruh melakukan demonstrasi mengakibatkan produktivitas kerja menurun.
A.3.1.4. Lingkungan Teknologi
Perkembangan teknologi didunia dan di Indonesia seiring denga era globalisasi dewasa
ini mengharuskan perusahaan agar melanjutkan inovasinya untuk mempertahankan diri. Faktor
teknologi, khususnya mesin-mesin yang semakin berkembang di dunia tentunya akan berimbas
dengan perkembangan teknologi yang ada di Indonesia. Dengan adanya mesin-mesin baru yang
lebih canggih akan menghemat biaya produksi dan mempercepat proses produksi. Namun hal
tersebut mengakibatkan persaingan antar industri semakin ketat diakibatkan munculnya
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis.
Peluang strategik :
1. Teknologi yang semakin berkembang dan canggih akan menghemat biaya produksi.
2. Internet digunakan oleh perusahaan untuk dapat memasarkan produknya dan mampu
meminimalisasi biaya pemasaran.
Ancaman strategik :
1. Pembelian mesin baru memerlukan biaya yang cukup tinggi.
2. Persaingan antar industri sejenis yang semakin ketat akibat perkembangan teknologi yang
semakin canggih dalam memproduksi kain.
3. Mesin-mesin produksi tekstil yang sebagian besar sudah tua, sehingga dibutuhkan dana
yang lebih untuk investasi mesin baru.
A.3.1.5. Lingkungan Lainnya (ekologi)
Aktivitas industri manufaktur, termasuk di Indonesia, diibaratkan sebagai dua sisi mata
pisau karena menghasilkan produk industri yang dibutuhkan untuk kehidupan, sekaligus
menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran air permukaan, air tanah, sungai, danau,
dan laut oleh residu bahan kimia organik maupun anorganik serta perubahan iklim global
merupakan dampak langsung maupun tidak langsung dari aktivitas tersebut. Diperlukan upaya
sistematis untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti perubahan pola hidup manusia
ataupun penerapan pendekatan pengelolaan aktivitas industri manufaktur secara komprehensif.
Salah satu kebijakan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Centex, Tbk adalah dengan
berpartisipasi secara aktif dalam pelestarian lingkungan serta menyediakan lingkungan kerja
yang sehat dan selamat bagi karyawan.
Peluang strategik :
- Perusahaan menerima penghargaan dari KADIN JKT sebagai perusahaan unggulan dalam
kontrol pelestarian lingkungan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan dari masyarakat
sekitar terhadap perusahaan yang melakukan “go green”.
Ancaman strategik :
- Isu-isu yang berkembang, baik nasional maupun internasional mengenai limbah industri
manufaktur terutama industri tekstil dapat melemahkan kinerja perusahaan.
Tabel 17. EFAS, Peluang
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor KeteranganPerusahaan termasuk ke dalam kluster industri prioritas berdasarkan peraturan presiden
0,09 3 0,27
Perusahaan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyumbang perolehan devisa negara
0,16 3 0,48
Peningkatan konsumsi sandang akan cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
0,10 3 0,30
Potensi pasar untuk komoditas tekstil relatif besar sebab kebutuhan kain masyarakat perkotaan tidak hanya berupa pakaian, tapi juga kebutuhan non pakaian, dilihat dari perannya sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan papan. Oleh karena itu, konsumsi sandang akan cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Perkembangan teknologi mesin 0,15 3 0,45Teknologi yang semakin berkembang dan canggih akan menghemat biaya produksi.
Perusahaan menerima penghargaan dari KADIN JKT sebagai perusahaan unggulan dalam kontrol pelestarian lingkungan.
0,11 4 0,44
Dengan adanya penghargaan tersebut makan kan meningkatkan kepercayaan dari masyarakat sekitar terhadap perusahaan yang melakukan “go green”.
TOTAL 0.64 1.9
Tabel 18. EFAS, Ancaman
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Keterangan
Permasalahan kebijakan
pemerintah (T1)0,05 3 0,15
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
dianggap belum cukup mendukung perbaikan
dan kemajuan industri ini.
Kondisi ekonomi Indonesia dan
dunia yang tidak menentu (T2)0,15 4 0,60
Nilai rupiah yang sekarang tidak stabil /
cenderung melemah membuat perusahaan
mendapat bahan baku (rata-rata ekspor)
dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan
harga produk di pasar belum tentu bias
dipaksakan untuk naik.
Persaingan pemasaran baik di
pasar domestik maupun pasar
internasional (T3)
0,09 4 0,36
Persaingan antar industri sejenis yang semakin
ketat akibat perkembangan teknologi yang
semakin canggih dalam memproduksi kain.
Perkembangan teknologi (T4) 0,07 3 0,21
Mesin-mesin produksi tekstil sebagian besar
sudah tua, sehingga dibutuhkan dana yang
lebih untuk investasi mesin baru.
Limbah industri manufaktur
(T5)
0,08 4 0,32 Isu-isu yang berkembang, baik nasional
maupun internasional mengenai limbah
industri manufaktur terutama industri tekstil
dapat melemahkan kinerja perusahaan.
TOTAL 0.44 1.64
TOTAL (O+T) 1.08
A.3.2. Analisis Lingkungan Mikro (task environment)
A.3.2.1.Consumer (Market) Analysis
Tabel 19. Template Analisis Pelanggan (Pasar) PT. Centex, Tbk
Wilayah Pemasaran
Nama Pelanggan Bisnis
Jenis Produk Yang Dibeli
Kategori Pelanggan (Kelas Low, Medium, High)
B2B
Nama Konsumen Akhir
-
Nama Jenis Produk
- Kain tenun polos TC dan TVC
- Kain Dobby
B2C
Nama Konsumen Akhir
-
Nama Jenis Produk
- Lady’s blouse- Seragam
Berbagai kota besar di Indonesia
Berbagai kota besar di Indonesia
A.3.2.2.Competitors (Industry) Analysis
1. Industry Analysis
Ancaman masuknyaPendatang baru
Kekuatan Kekuatan Tawar Menawar Tawar Menawar
Pemasok Pembeli
Ancaman pendatang baru
Produk tekstil dari Cina
Persaingan Dalam Industri- PT. Tifico- PT. Argo Pantes- PT. ISTEM- PT. Eastertex- PT. Tri Sulastex
Persaingan industri yang sudah ada
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
- Distributor- Agen- Trading
house
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
- PT. ITS- PT. Sulifadin- PT. Lautan Luas- PT. Texfiber- PT. Indo Barat
Substitusi- Kain wol dan
sutera- Kain yang
bercorak- Kain jeans- Trading
house
1) Threat of New Entrants
Mengingat struktur pasar produk tekstil adalah persaingan sempurna, dan adanya
produsen yang bermunculan dan berproduksi di negara-negara Asia terutama, China dan
Vietnam yang memiliki performa lebih baik dalam hal waktu produksi yang lebih singkat dan
waktu pengiriman lebih cepat dan tepat. Dengan demikian kehadiran mereka patut
diperhitungkan walaupun hasil produksi mereka dalam arti kualitas produk tekstil yang
dihasilkan mereka masih dibawah hasil produk tekstil dalam negeri, maka hasil produksi
mereka banyak mengarah pada pasar menengah kebawah seperti pemasaran ke Afghanistan, dan
negara-negara Afrika. Ancaman pendatang baru ditentukan oleh skala ekonomi, diferensiasi
produk, kebutuhan modal, biaya pengalihan, akses ke saluran distribusi, keunggulan relatif
dan kebijakan pemerintah. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini ancaman pendatang
baru diduga relatif kecil dan dapat diantisipasi dengan cara segera mengisi produk
tekstilnya dipasar Internasional untuk meningkatkan pangsa pasar barang impor di negara
yang dituju dan meningkatkan akses kesaluran distribusi sehingga akan menjadi barrier to
entry bagi pemasok asing (produk barang impor milik perusahaan asing).
2) Rivalry Among Existing Firms
Ditentukan oleh jumlah pesaing, pertumbuhan industri, biaya tetap, diferensiasi
produk, tambahan kapasitas yang diperlukan, karakteristik pesaing dan hambatan keluar
industri. Persaingan antar pesaing industri Tekstil kategori "sedang” karena tingkat
diferensiasi produk sangat beragam, hambatan besar untuk keluar dari Industri Tekstil dan
jumlah order meningkat pada saat secara insidentil dan tidak menentu dari tahun ke tahun
kadang menuntut tambahan kapasitas produksi. Selain itu arus order terlambat membuat
kapasitas mesin sebagian idle. Kahadiran pesaing industri dari dalam negeri patut
diperhitungkan walupun hasil produknya belum seperti standard produksi PT. A ataupun
PT. B tapi untuk pasar menengah kebawah cukup mengurangi porsi pangsa pasar tekstil
terutama harganya lebih murah sekitar 20% tapi kualitasnya juga tidak memenuhi standar
negara - negara Amerika, Perancis, Inggris dan Jerman. Sedangkan pesaing yang paling dominan
adalah pesaing dari group sendiri yaitu PT. B. Untuk mengantisispasinya ialah dengan
meningkatkan kemampuan menciptakan desain - desain yang baru dengan arah warna
yang spesifik dan waktu pengiriman yang lebih cepat akan membuat PT. A dapat lebih
bersaing dipasar internasional. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya intensitas antar pesaing
kapasitas sedang, tapi kuncinya penetrasi pasar adalah kewaspadaan pada karakteristik
pesaing.
3) Threat of Substitute Products
Ancaman barang pengganti yang dihadapi oleh PT. Centex, Tbk adalah kain yang
menggunakan bahan wol, bahan sutera, dan bahan jeans, dimana bahan-bahan ini dapat
menggantikan fungsi kain tekstil yang diproduksi oleh PT. Centex, Tbk dan bahan kain yang
bermotif dan bergambar yang lebih disukai oleh pembeli.
4) Bargaining Power of Buyers
Konsumen atau pembeli kain PT. Centex, Tbk terdiri atas pembeli pertama, yaitu
distributor dan agen, yang dibagi dua yaitu dalam dan luar negeri. PT. Centex, Tbk tidak
diperbolehkan menjual hasil produksi langsung kepada end user (konsumen), sedangkan untuk
pasar di luar negeri melalui trading house yang tersebar di beberapa Negara seperti Jepang,
Amerika Serikat, Inggris, dan Timur Tengah.
Ditentukan oleh jumlah pemasok, ciri produk, biaya pengalihan, nilai produk dalam
struktur biaya pembeli, kesempatan integrasi kebelakang, tingkat kepentingan kualitas produk
bagi pembeli dan informasi yang dimiliki pembeli. Intensitas kekuatan tawar menawar
pembeli pada industri tekstil termasuk kategori "sedang" karena :
a. Tergantung pada besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli.
b. Tingkat kepentingan kualitas produk bagi pembeli masih rendah.
Sekalipun perusahaan pembeli tersebut berbasis di negaranya (misalnya Hongkong dan
Jepang) tapi mereka juga memiliki kantor cabang di beberapa negara lainnya, disamping itu
barang yang dibeli dari Perusahaan Tekstil tidak terbatas untuk tujuan negara tersebut,
melainkan dapat ke negara Eropa dan negara lainnya. Importir - importir tersebut
merupakan agen pembelian dan mereka memiliki agen penjualan. Selain itu mereka juga
mempunyai jaringan pemasaran dan lebih aktif mencari pasar sasaran untuk produksi yang
diimpornya. Hal tersebut menguntungkan Perusahaan yang memiliki jaringan yang luas
diluar negeri, tetapi untuk pengembangan pemasaran dan peningkatan pangsa pasar harus
mulai dilakukan pemasaran secara langsung terutama pada konsumen industri (garment),
sehingga Perusahaan Tekstil dapat mengurangi ketergantungan terhadap para agen atau
distributor, selain itu posisi para agen dan distributor dapat dikendalikan oleh perusahaan.Ada
beberapa perusahaan trading besar di pasar industri tektil dunia. Posisi mereka di pasar sangat
membantu Perusahaan Tekstil, karena selain membeli produk tekstil dari Perusahaan mereka
juga berfungsi sebagai distributor yang mengatur siklus hidup produksi suatu jenis kain
pada booking season tertentu. Sehingga setiap pedagang dipasar internasional yang membeli
barang dari merek a akan mendapatkan dua keuntungan, dalam arti keuntungan jaminan mutu
dan desain produk tekstil.
5) Bargaining Power of Suppliers
Pemasok merupakan penyuplai bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam proses
produksinya. Dalam hal ini, PT. Centex, Tbk bekerja sama dengan pemasok yang memiliki bahan
yang berkualitas tinggi, seperti PT. ITS, PT. Sulifadin, dan PT. Lautan Lua. Para pemasok ini
adalah sesame anak perusahaan Toray Inc, sehingga pendistribusian bahan baku lebih efisien.
Supplier utama untuk bahan baku pembuatan benang adalah PT. ITS dan PT. Indo Barat Rayon,
sedangkan beberapa benang dibeli dari luar untuk mengurangi ketidakefisiensi yaitu benang
polyester rayon dari PT. Texfiber dan polyester dari PT. Sulifadin.
Jumlah pemasok bahan kimia untuk menunjang produksi tekstil sangat banyak,
disamping itu jenis bahan kimia dye-stuff untuk melengkapi proses produksi printing dan dyeing
ditawarkan berbagai jenis dan merk oleh para pemasok seperti dari perusahaan kimia
Perancis, Jerman dan Amerika yang kantor perwakilannya ada di Jakarta, sehingga
Perusahaan Tekstil mempunyai bargaining power yang tinggi. Intensitas kekuatan tawar
menawar pemasok ditentukan oleh jumlah, tingkat diferensiasi produk yang dipasarkan, peran
produk yang dipasok bagi pelanggan, tingkat kepentingan pelanggan industri bagi pemasok,
ancaman adanya produk substitusi dan ancaman integrasi kedepan oleh pemasok. Dalam
industri Tekstil kekuatan tawar menawar pemasok termasuk kategori "sedang".
6) Relative Power of Other Stakeholders
Pemerintah menjadi kekuatan yang cukup besar terhadap industri ini. Hal ini terkait
dengan regulasi, perizinan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah mengenai perindustrian
tekstil di Indonesia.
Tabel 20. Analisis Kekuatan Dalam Industri (C3: Competitors (Industry) Analysis)
No Kekuatan Rating Keterangan
1Threat of New
EntrantsLow
2Rivalry Among
Existing FirmsMedium
3
Threat of
Substitute
Products
Medium
No Kekuatan Rating Keterangan
4
Bargaining
Power of
Supplier
Medium
5
Bargaining
Power of
Buyers
MediumJumlah pemasok bahan kimia untuk menunjang produksi tekstil sangat banyak,
sehingga PT Centex, Tbk mempunyai bargaining power yang tinggi.
6
Relative Power
of Other
Stakeholder
Medium
Pemerintah menjadi kekuatan yang cukup besar terhadap industri ini. Hal ini
terkait dengan regulasi, perizinan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah
mengenai perindustrian tekstil di Indonesia.
Concl
usion
2. Strategic Groups
Strategic Groups ini disusun berdasarkan pangsa pasar dibandingkan dengan banyaknya jenis
produk yang ditawarkan oleh 3 perusahaan ritel sejenis di Indonesia.
Gambar 1. Matriks kelompok strategis (strategic group)
3. Key Success Factors Analysis (KSFA)
Faktor kunci keberhasilan perusahaan dimana perusahaan berada sesuai dengan tabel analisa
KSFA adalah sebagai berikut:
Saluran distribusi yang luas mencapai 77 titik di seluruh kota di Indonesia sehingga konsumen
dengan mudah memperoleh produk dan layanan ACE.
Banyak
Mitra 10
ACE
BJ Home
Tinggi
Rendah
Sedikit
Pangsa Pasar
Kelebaran jenis produk
Pong’s
Kualitas produk menjadi suatu hal signifikan yang harus selalu diperhatikan agar konsumen yang
telah menikmati produk ACE merasa puas dan akan dengan sukarela menginginkan kembali produk
lain berkualitas dari ACE. Hal ini menjadi salah satu kunci sukses ACE yang memiliki bobot
terbesar dikarenakan saat ini konsumen sudah sangat kritis terhadap kualitas barang rumah tangga
sehingga menjual kualitas barang terbaik adalah menjual reputasi terbaik ACE.
Kualitas layanan yang mengedepankan kenyamanan pelanggan sehingga mampu memuaskan
konsumen dan mampu mendorong konsumen loyal pada produk dan layanan ACE.
Reputasi merk yang baik dan dipercaya oleh konsumen, menimbulkan positioning di benak
konsumen bahwa dengan berbelanja ke ACE maka produk yang dibeli adalah yang berkualitas dan
terbaik.
Diferensiasi produk yang tinggi terbukti telah mampu menjangkau berbagai macam kebutuhan dan
keinginan konsumen dalam memilih untuk berbelanja keperluan rumah tangga dan lifestyle ke
ACE. Hal ini tentu disertai kualitas produk yang tidak dapat ditawar lagi.
Skill sumber daya manusia yang melayani telah melalui proses pelatihan yang cukup ketat,
sehingga mereka selalu mampu memberikan pelayanan kepada setiap konsumen yang
membutuhkan sehingga mampu mendorong konsumen sampai ke tahap loyal.
Tabel 21. Analisis KSFA (Industry Matrix)
Key Succes
FactorBobot ACE Mitra 10 Pong’s BJ Home Keterangan
R S R S R S R S
Saluran
Distribusi0.15 5 0.75 3 0.45 2 0.30 1 0.15
Saluran distribusi yang luas dapat mempermudah
konsumen untuk menikmati produk ACE
Kualitas
Produk0.20 4 0.80 3 0.60 4 0.80 3 0.60
Kualitas produk menjadi suatu hal signifikan yang
harus selalu diperhatikan agar konsumen yang telah
menikmati produk ACE merasa puas dan akan dengan
sukarela menginginkan kembali produk lainnya
Kualitas
Layanan0.16 5 0.80 2 0.32 5 0.80 4 0.64
Kualitas layanan yang mengedepankan kenyamanan
pelanggan sehingga mampu memuaskan konsumen
dan mampu mendorong konsumen loyal pada produk
dan layanan ACE
Reputasi
Merk0.14 5 0.70 5 0.70 2 0.28 4 0.56
Merk yang baik dan dipercaya oleh konsumen,
menimbulkan positioning di benak konsumen untuk
mendapatkan produk yang berkualitas dan terbaik
Diferensiasi 0.18 5 0.90 4 0.72 5 0.90 2 0.36 Diferensiasi produk yang tinggi mampu memenuhi
Produk
berbagai macam kebutuhan dan keinginan konsumen
untuk berbelanja keperluan rumah tangga dan lifestyle
ke ACE
Skill SDM 0.17 4 0.68 4 0.68 3 0.51 3 0.51
Skill SDM yang memuaskan dengan memberikan
pelayanan kepada setiap konsumen yang membutuhkan
sehingga mampu mendorong konsumen sampai ke
tahap loyal
Total 1 4.63 3.47 3.59 2.82
A.3.2.3. Collaborators (Suppliers) Analysis
1. Suply Chain Analysis
Gambar 2. Supply Chain Analysis (C2: Colaborators Analysis)
Nama Jenis PasokanBenang polyester
bertekstur
Nama Pemasok
PT Sulindafin
Nama Jenis PasokanBEnang polyester
rayon
Nama Pemasok
PT Texfiber
Nama Jenis Pasokan
Benang kapas
Nama Jenis Pasokan Serat Pokok
Polyester
Nama Pemasok
Toyoshima Inc, USA
Nama PemasokPT. Indonesia Toray
Synthetics
Tabel 22. Template Analisis Rantai Pasokan
Nama Pemasok Produsen Produk Sejenis Nama Distributor Nama Pengecer
(Penjual Produk)
PT. Indonesia Toray Synthetics
Toyoshima Inc, USA
Kolaborasi supply chain pada ACE hanya melibatkan supplier, perusahaan, dan konsumen akhir
(B2C) karena perusahaan bertindak juga sebagai distributor dan retailer. Kerjasama antara mitra dalam
rantai pasokan tersebut melibatkan sinergi aktif dalam berbagi informasi, pengetahuan, risiko dan laba
untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini akan menjadikan mereka memiliki keunggulan bersaing melalui
pembagian informasi, pembuatan keputusan bersama, dan berbagi manfaat hasil profitabilitas yang tinggi
dari keberhasilan memuaskan kebutuhan pelanggan akhir.
Nama Jenis PasokanHome Appliance
Ace Hardware Indonesia
Nama Pemasok
PT. Kawan Lama
SejahteraPT. Kawan
Lama Internusa
Nama Jenis PasokanHome Appliance
Mitra 10
Nama Pemasok
PT. Istana Argo Kencana
PT. Oxone Okta Utama
Nama Jenis PasokanHome AppliancePongs Indonesia
Nama PemasokDo It Best Corp.
2. Industry Value Chain Analysis
Gambar 3. Analisis Rantai Nilai Industri
Tabel 23. Template Analisis Rantai Nilai Industri
Nama Pemasok Produsen Produk Nama
Distributor
Nama Pengecer
(Penjual Produk)
PT. Kawan Lama Sejahtera PT. Kawan Lama Sejahtera - -
PT. Kawan Lama Internusa PT. Kawan Lama Sejahtera - -
PT. Istana Argo Kencana Sanken Electric Co.,Ltd. - -
PT. Oxone Okta Utama Oxone - -
Do It Best Corp. Do It Best Corp. - -
Masing-masing perusahaan memiliki pemasok yang berbeda-beda dan beberapa di antara mereka
seperti PT. Kawan Lama Sejahtera dan Do It Best Corp. membuat produk mereka / proses
manufakturingnya melalui outsourcing. Mereka berusaha focus meningkatkan competitive advantage
yang dimiliki dengan menyerahkan proses produksi kepada pihak yang dianggap lebih berkompeten. Para
pemasok tersebut sama-sama menawarkan produk yang diklaim memiliki mutu tinggi dengan kualitas
ekspor sebagai alat menarik minat konsumen. Namun, melihat perkembangan saat ini PT. Kawan Lama
lebih unggul dibandingkan pemasok lainnya karena di Indonesia produk mereka sering dianggap
memiliki kualitas bagus. Bandingkan dengan produk dari Sanken Electric Co.Ltd. yang memiliki citra
merek kurang bagus, karena dianggap sebagai produk cina meskipun mereka adalah perusahaan dari
Jepang.
A.4. Analisis Situasional Perusahaan (SFAS Table)
A.4.1. Strategic Factor Analysis Summary (SFAS)
Tabel 24. Tabel Strategic Faktors Analysis Summary (SFAS)
Faktor StrategikBobot Rating Skor
DurasiKeterangan
S M L
Kondisi Keuangan yang
stabil (S1)
0.12 4 0.48 X
Kondisi keuangan merupakan hal penting dalam menunjukkan suatu
perusahaan dapat dikatakan baik atau tidak, kondisi keuangan yang
baik mengindikasikan kekuatan perusahaan.
Merek dagang yang
kompetitif (S2)
0.1 4 0.4 X
Merek menandakan tingkat kualitas tertentu, menciptakan loyalitas,
dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain
untuk memasuki pasar.
Diferensiasi produk
beragam atau
terdiferensiasi dan unik
(S3) 0.1 5 0.5 X
Produk merupakan inti dari bisnis ritel, dengan banyaknya lini
produk yang tersedia dapat menjaring masyarakat yang berpotensial.
Keunikan produk juga menjadi daya tarik yang membedakan satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Lokasi gerai dan gudang
yang strategis (S5) 0.12 5 0.6 X
Kondisi ini membuat ACE sangat dekat dengan pangsa pasarnya dan
mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih mudah
Kualitas produk yang
kurang baik (W5)
0.1 5 0.5 X
Kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat,
semakin jauh kualitas produk yang ditawarkan akan mengurangi
kekuatan merek yang dimilikinya
Kurangnya strategi
promosi dan komunikasi
pemasaran (W2)
0.09 4 0.36 X
Promosi dan komunikasi pemasaran merupakan salah satu strategi
yang dilakukan perusahaan untuk menarik calon konsumen baik
untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, dan
memperkuat brand identity.
Kebiasaan masyarakat
yang konsumtif karena
peningkatan pendapatan 0.08 4 0.32 X
Hal ini dijadikan peluang yang sangat besar bagi ACE untuk terus
melakukan ekspansi sehingga mampu terus meraih pangsa pasar
yang lebih besar lagi.
Penurunan suku bunga
kredit perbankan
0.1 4 0.4 X
Penurunan suku bunga kredit meningkatkan peluang perusahaan
untuk mendapatkan pinjaman dengan biaya rendah untuk
meningkatkan leverage.
Peraturan pemerintah yang
membatasi pembangunan
retail 0.1 4,5 0.45 X
Regulasi tidak terlalu berpengaruh pada pembangunan ritel ACE,
dikarenakan regulasi yang ada lebih kepada pembatasan bisnis ritel
minimarket.
Nilai tukar rupiah yang
lemah
0.09 4 0.36 X
Nilai tukar rupiah yang lemah membuat ACE harus membeli produk
dengan harga yang lebih mahal sehingga ACE pun harus
menyesuaikan dengan harga jual ke pasaran.
TOTAL 1 0.48
A.4.2. Review of Mission and Objectives
- Faktor Strategis yang perlu dilakukan pada jangka pendek:
a. Kondisi keuangan yang stabil
b. Diferensiasi produk beragam atau terdiferensasi dan unik
c. Meningkatkan kualitas produk yang lebih baik
d. Peraturan pemerintah yang membatasi pembangunan retail
e. Nilai tukar rupiah yang lemah
- Faktor Strategis yang perlu dilakukan pada jangka menengah:
a. Menciptakan merek dagang yang kompetitif
b. Meningkatkan strategi promosi dan komunikasi pemasaran
c. Kebiasaan masyarakat yang konsumtif karena peningkatan pendapatan
d. Menambah lokasi gerai dan gudang yang strategis
- Faktor Strategis yang perlu dilakukan pada jangka panjang:
a. Membuka kesempatan kredit untuk inventory di masa yang akan datang.