analisis lingkungan pt centex tbk

63
KOMPONEN A ANALISIS LINGKUNGAN A.1. Analisis Kinerja dan Postur Strategik PT. Century Textile Industry, Tbk A.1.1. Penjelasan Situasi Saat Ini PT. Century Textile Industry, Tbk atau yang biasa disingkat PT. Centex adalah pabrik tekstil T/C, CVC, Dobby dan Oxford yang terintegrasi, memproduksi kain jadi (pemintalan, pertenunan dan pencelupan). Berdiri pada tahun 1970 dan sejak 1980 PT. Centex telah menembus pasar ekspor. PT. Centex menghasilkan produk yang berkualitas sesuai standar internasional berkat kerja keras yang berkesinambungan, dukungan dari ahli-ahli yang handal dan terlatih. PT. Centex juga telah memperoleh dukungan penuh dari pelanggan yang terhormat. Kapasitas produksi PT. Centex saat ini adalah 2.5 Juta yard per bulan, dimana PT. Centex memproduksi 60% tenun polos dan 40% kain tenun dobby. Aktifitas reguler PT. Centex adalah mengekspor kemeja dan seragam ke seluruh penjuru dunia, terutama ke negara Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan lain sebagainya. Gambar 1. Logo Perusahaan Perseroan didirikan dengan nama PT. Century Textile Industry disingkat PT. Centex dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1967 jo. Undang-Undang No.11

Upload: herlan-setiadi

Post on 26-Oct-2015

565 views

Category:

Documents


64 download

TRANSCRIPT

KOMPONEN A

ANALISIS LINGKUNGAN

A.1. Analisis Kinerja dan Postur Strategik PT. Century Textile Industry, Tbk

A.1.1. Penjelasan Situasi Saat Ini

PT. Century Textile Industry, Tbk atau yang biasa disingkat PT. Centex adalah pabrik

tekstil T/C, CVC, Dobby dan Oxford yang terintegrasi, memproduksi kain jadi (pemintalan,

pertenunan dan pencelupan). Berdiri pada tahun 1970 dan sejak 1980 PT. Centex telah menembus

pasar ekspor. PT. Centex menghasilkan produk yang berkualitas sesuai standar internasional

berkat kerja keras yang berkesinambungan, dukungan dari ahli-ahli yang handal dan terlatih. PT.

Centex juga telah memperoleh dukungan penuh dari pelanggan yang terhormat.

Kapasitas produksi PT. Centex saat ini adalah 2.5 Juta yard per bulan, dimana PT. Centex

memproduksi 60% tenun polos dan 40% kain tenun dobby. Aktifitas reguler PT. Centex adalah

mengekspor kemeja dan seragam ke seluruh penjuru dunia, terutama ke negara Amerika Serikat,

Jepang, Inggris, dan lain sebagainya.

Gambar 1. Logo Perusahaan

Perseroan didirikan dengan nama PT. Century Textile Industry disingkat PT. Centex

dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1967

jo. Undang-Undang No.11 Tahun 1970, dengan akte notaris Dian Paramita Tamzil (pengganti

notaris Djojo Muljadi SH) tanggal 22 Mei 1970 No. 52, yang diubah dengan akte notaris Djojo

Muljadi SH tanggal 25 Januari 1971 No. 90.

Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.J.A.S/19/19 tanggal 10

Februari 1971, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 508 dan 509 tanggal 16

Februari 1971, dan diumumkan dalam Tambahan No. 150 pada berita Negara No. 25 tanggal 26

Maret 1971. Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali. Mengenai perubahan nama

Perseroan menjadi PT. Century Textile Industry Tbk disingkat PT. Centex Tbk dilakukan dengan

akte-akte notaris Singgih Susilo SH tanggal 20 September 1997 No. 65 dan tanggal 21 Oktober

1997 No. 100, serta akte notaris Irene Yulia Susilo SH (pengganti notaris Singgih Susilo SH)

tanggal 8 Januari 1998 No. 22.

Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.C2-2028.HT.01.04.Th.98

tanggal 20 Maret 1998 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2704 pada Berita Negara No.41

tanggal 22 Mei 1998. Perubahan terakhir dilakukan dengan akte notaris Haji Syarif Siangan

Tanudjaja SH tanggal 4 Agustus 2008 No.2. Perubahan ini dibuat untuk mematuhi Undang-

Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J1

mengenai pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek

Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, dan persetujuan penggunaan mata uang Dollar Amerika

Serikat dalam pembukuan Perseroan. Akte ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia dengan No.AHU-59078.AH.1.02. Tahun 2008 tanggal 4 September 2008 dan

diumumkan dalam Tambahan No. 5422 pada Berita Negara No. 15 tanggal 20 Februari 2009.

Sesuai pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, Perseroan beroperasi dalam industry tekstil terpadu.

Kegiatan Komersial dimulai pada tahun 1972.

Pengelolaan Perseroan dilakuan oleh Dewan Direksi di bawah pengawasan Dewan

Komisaris. Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diatur dalam Anggaran

Dasar Perseroan. Dewan Komisaris dan Dewan dirsi diangkat dan dihentikan oleh Rapat Umum

Pemegang Saham.

Dalam hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT. Centex Tbk tanggal 22 Juni

2012, yang risalah rapatnya diaktakan dengan akta notaris publik Haji Syarif Siangan Tanudjaja,

SH tanggal 22 Juni 2012 No.7, susunan pengurus dan pengawas Perseroan adalah sebagai

berikut:

Susunan Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Suhardi Budiman

Komisaris Independen : Katsutoshi Ina

Komisaris : Kazuyoshi Tsuji

Susunan Dewan Direksi

Presiden Direktur : Komei Kobayashi

Wakil Presiden Direktur : Muljadi Budiman

Direktur Keuangan : Norio Kurobe

Direktur Pemasaran : Satoru Matsuda

Direktur Produksi : Masaru Kimura

Direktur Teknik : Echio Kidachi

Produk Yang Dihasilkan

PT. Centex, Tbk memproduksi bahan tenun polos TC dan kain CVC yang telah melalui proses

dyeing. Selain itu, PT. Centex, Tbk juga memproduksi kain Dobby, yaitu kain tenun yang

memiliki design, seperti Twill, Stripes, Checks, Herringbone, dan Oxford. Produk kain PT.

Centex, Tbk memiliki keunggulan spesialis karena mudah untuk dirawat, kain murni, cepat

kering, anti bakteria, dan anti deodorant. Kini, PT. Centex memiliki beberapa pengembangan

produk baru yaitu kain natural stretch, kain quick dry/water absorption (dengan menggunakan

fiber Toray), dan kain kationic. Produk-produk PT. Centex sangat baik untuk digunakan sebagai

kemeja (pakaian kerja/working attire), seragam (sekolah, polisi, dan lain sebagainya).

Pasar yang dilayani

Pasar yang dilayani mencakup semua industri yang membutuhkan produk bahan kain.

Jangkauan pemasaran produk

PT. Centex, Tbk berorientasi pada penjualan bahan kain untuk ekspor terutama untuk negara

Amerika Serikat, Jepang dan Inggris.

Kepemilikan perusahaan

Jumlah saham yang diterbitkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejumlah 10.000.000 saham.

Berikut ini daftar pemegang saham, jumlah saham, dan persentase kepemilikan pada 31

Desember 2012.

Pemegang saham/Shareholders Seri A Seri B %

Toray Industries, Inc., Jepang 200.000 2.2792.990 30

Kanematsu Corporation, Jepang - 2.296.250 23

Tokai Senko K.K., Jepang - 326 3

Kurabo Industries Ltd., Jepang - 84.760 1

PT. Budiman Kencana Lestari 165.5 1.000.000 12

PT. Prospect Motor 1.197.050 - 12

PT. Easternex 1.014.900 - 10

Masyarakat lainnya 922.55 - 9

Total 3.500.000 6.500.000 100%

Pesaing Perusahaan

Pesaing PT. Centex, Tbk diantaranya perusahaan-perusahaan sejenis dengan spesifikasi produksi

kain TC dan CVC.

A.1.2. Analisis Kinerja Keuangan PT. Century Textile Industry, Tbk

Tabel 1. Tabel Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Ratio/Tahun 2012 2011 2010

LIQUIDITY RATIO

Current Ratio 1,01 1,06 0,70

Quick Acid Ratio 0,60 0,62 0,34

Cash Ratio 0,03 0,14 0,02

Cash Turnover 69,99 21,13 86,13

Inventory to Net Working Capital 31,92 7,20 (1,21)

LEVERAGE RATIO

Debt to Asset Ratio 0,93 1,19 0,94

Debt to Equity Ratio 12,81 5,19 14,87

Long-term debt to Equity Ratio 6,66 2,54 6,79

Times Interest Earned 1,04 41,66 11,54

Fix Change Coverage 88,41 327,94 (166,21)

ACTIVITY RATIO

Receivable Turnover 4,84 7,53 6,24

Inventory Turnover 5,46 5,32 4,24

Working Capital Turnover 175,83 47,57 (564,019)

Fixed Assets Turnover 1,56 2,03 1,24

Total Assets Turnover 0,91 1,11 0,79

PROFITABILITY RATIO

Gross Profit Margin 0,01 0,19 1,91

Return On Investment -0,11 0,10 -0,03

Return On Equity -1,614 0,625 -0,53

Earning Per Share -0,36

0,37 -0,12

Net Profit Margin -0,127 0,091 -0,04

BOOK TO MARKET RATIO

Price Earning Ratio 2777,77 2702,70 8333,33

Market Book Ratio ?? ??

Economy Value Added ?? ??

Market Value Added ?? ??

Tabel 2. Interpretasi Kinerja Keuangan-1 : Liquidity Ratio

Liquidity Ratio

Indikator Kinerja

Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan

2012 2011 2010

Current Ratio(%)

101,306 106,023 70,189Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang harus segera dibayar / jatuh tempo

Current ratio mengalam kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dari 70,189 menjadi 106,023; namun terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 101,36. Rasio menurun berarti kemampuan perusahaan menurun dalam membayar hutang jangka pendek menggunakan aset jangka pendek. Hal ini berarti perusahaan mengalami kemunduran

Jika rasio ini semakin turun berarti hutang jangka pendeknya semakin besar. Hal ini tentu tidak baik buat perusahaan karena jika ada hutang yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun harus dibayar, maka perusahaan harus mencari dana/pinjaman lain yang akan menyebabkan bunga pinjaman semakin besar.

.Quick Ratio

(%)59,615 62,471 34,028

Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dengan menggunakan aset lancar tanpa memperhitungkan persediaan.

Quick ratio mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dari 34,028 menjadi 62,471; namun terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi 59,615. Rasio semakin menurun yang dapat disebabkan karena nilai aset lancar dikurangi persediaan menjadi semakin menurun atau nilai hutang lancar semakin membesar.

Persediaan sebagai bagian dari aktiva lancar mengalami penurunan dan diikuti dengan penurunan current liabilities tetapi juga terjadi penurunan current assets yang signifikan (turun 19% dibandingkan tahun 2011)

Cash Ratio(%) 3,281 13,562 1,952

Alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang

Rasio secara umum masih kecil hanya sekitar 3% (2012) dan 13% (2011) saja hutang jangka pendek yang dapat didanai dengan kas perusahaan. Perusahaan tidak memiliki surat berharga. Rasio ini juga semakin menurun tentu tidak baik.

Jika rasio semakin naik maka bagi perusahaan sangat bagus karena ada dana kas yang dapat membayar hutang jangka pendeknya.

Cash Turn Over Ratio 69,999 21,129 86,128

Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai pengeluaran perusahaan.

Cash Turn Over mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 86,128x menjadi 21,129x pada tahun 2011. kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 69,999

Jika rasio semakin naik maka bagi perusahaan sangat bagus karena dengan dana yang tersedia di akhir tahun dapat memberikan perputaran yang lebih banyak untuk menghasilkan penjualan.

Inventory to Net

Working Capital

31,915 7,203 (1,213)Digunakan untuk mengukur antara jumlah persediaan dengan modal kerja perusahaan

Rasio meningkat secara signifikan disertai dengan penurunan current aset dan meningkatnya curret liabilities.

Jika rasio ini semakin besar berarti tidak baik buat perusahaan karena inventory yang dimiliki perusahaan terlalu besar dan perusahaan tidak liquid.

Tabel 3. Interpretasi Kinerja Keuangan-2 : Leverage Ratio

Leverage Ratio

Indikator Kinerja

Prosentasi (peningkatan/penurunan)Arti rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan

2012 2011 2010

Debt Asset Ratio (%)

92,759 83,852 93,705Digunakan untuk membandingkan

total utang dengan total asset padalam pendanaan perusahaan

Debt Asset Ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu dari 93,705 menjadi 83,852; kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2012 menjadi 92,759. Rasio semakin menurun tetapi secara umum relatif tidak banyak berubah. Rasio lebih rendah dari 100% pada tahun 2012 menunjukkan aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas.

Jika rasio ini semakin besar berarti tidak baik bagi perusahaan. Bisa terjadi karena aset yang semakin kecil atau hutang yang semakin besar yang dapat berarti kurang baik di dalam mengelola hutang perusahaan.

Debt to Equity Ratio (%)

1281,114 519,256 1488,684Digunakan untuk mengukur

prosentase dari modal sendiri yang dijadikan jaminan seluruh hutang

Rasio semakin meningkat 2x lipat dibanding tahun 2011. Jika rasio ini meningkat berarti jumlah hutang

meningkat sementara jumlah ekuitas cenderung tetap. Hutang meningkat karena adanya pembelian persediaan

yang masuk ke aktiva.

Jika rasio ini semakin besar berarti tidak baik bagi perusahaan karena dapat berarti hutang perusahaan semakin banyak (ekuitas cenderung tetap tidak berubah). Hal ini dapat menyebabkan biaya bunga pinjaman menjadi semakin besar.

Long-term debt to Equity Ratio

(%)

666,351 254,318 679,504Digunakan untuk mengukur

prosentasi dari modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka

panjang

Rasio semakin meningkat hampir 300% dibanding tahun 2011 yang mengindikasikan LDER perusahaan

tidak terlalu baik.

Times Interest Earned ratio

(%)

104,68 4166,43 1154,354

Rasio kelipatan bunga yang dapat dibayarkan untuk mengukur

kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan

laba yang diperolehnya

Beban bunga di tahun 2011 dan 2012 relatif berjumlah sama tidak berubah tetapi rasio ini turun karena EBIT

tahun 2012 mengalami kerugian.

Jika rasio ini naik maka baik bagi perusahaan karena beban bunga dapat ditutup oleh laba yang dihasilkan.

Fix Change Coverage

88,406 327,939 (166,206)

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi hutang dan

biaya tetap sekalipun tidak menjalankan usahanya.

Rasio meningkat ditandai dengan laba perusahaan yang meningkat sementara beban bunga pinjaman relatif tetap dan biaya penyusutan semakin menurun

Rasio ini meningkat yang berarti perusahaan dapat menutupi biaya yang harus timbul sekalipun perusahaan tidak menjalankan operasional usahanya yaitu biaya bunga pinjaman dan biaya tetap (penyusutan)

Tabel 4. Interpretasi Kinerja Keuangan-3 : Activity Ratio

Activity Ratio

Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan

2012 2011 2010

Recievable Turnover

4,843 7,530 6,244Mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode

Rasio ini semakin meningkat yang berarti piutang perusahaan dapat segera dilunasi. Penjualan perusahaan tahun 2010 99% ekspor yang dijaminkan oleh bank garansi.

Rasio ini meningkat yang berarti perusahaan efektif mengelola piutangnya.

Inventory Turnover

5,464 5,318 4,243Mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan ini berputar dalam satu periode

Rasio ini semakin menurun karena terdapat persediaan akhir tahun 2010 yang meningkat signifikan (naik sekitar 160%), Kenaikan pembelian diiringi juga dengan kenaikan penjualan.

Rasio semakin menurun tidak baik bagi perusahaan karena jika persediaan akhir meningkat dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi juga.

Working Capital Turnover

175,825 47,572(564,019)

Mengukur dan menilai efektivitas modal kerja perusahaan selama periode tertentu

Rasio ini semakin menurun karena terdapat kenaikan pinjaman bank yang dimasukkan sebagai pos hutang jangka pendek yang seharusnya jangka panjang.

Rasio semakin menurun karena adanya pinjaman bank yang naik sehingga biaya bunga pinjaman akan naik.

Fixed Assets Turnover

1,556 2,028 1,244

Digunakan untuk mengukur perputaran dana yang ditanamkan dalam asset tetap berputar dalam satu periode

Rasio ini semakin menurun karena penjualan meningkat dan aset tetap cenderung tetap.

jika rasio ini semakin meningkat berarti dengan jumlah aktiva tetap yang tersedia berjumlah relatif tetap dapat memberikan penjualan yang semakin meningkat.

Total Assets Turnover

0,913 1,114 0,790

Digunakan untuk mengukur seluruh perputaran semua asset dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset

Rasio ini semakin menurun karena penjualan meningkat dan total aset naik lebih besar (sekitar 20%).

jika rasio ini semakin menurun berarti ada penambahan biaya sehubungan dengan penambahan di aktiva.

Tabel 5. Interpretasi Kinerja Keuangan-4 : Profitability Ratio

Profitability Ratio

Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan

2012 2011 2010

Gross Profit Margin

0,008 0,191 1,913

Digunakan untuk mengukur margin laba atas pendapatan perusahaan.

Rasio mengalami penurunan karena laba bruto turun secara signifikan 3300% dibandingkan tahun 2011 disertain penurunan penjualan 42% dibanding tahun 2011.

jika rasio ini semakin menurun berarti kurang baik bagi perusahaan karena terjadi kenaikan pembelian dibandingkan tahun. Hal ini kemungkinan karena adanya kenaikan harga bahan baku.

Return on Invesment

(%)

-0,116 0,101 -0,033

Menunjukkan tingkat pengembalian atas total asset yang digunakan perusahaan. Hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri

Rasio ini semakin meningkat (naik sekitar 14% dibandingkan tahun 2009) karena EAT naik 18% total aset juga meningkat 41%

jika rasio ini semakin meningkat berarti EAT semakin baik dengan memperhitungkan perubahan aset secara total.

Return on Equity (%)

-1,614 0,625 -0,529

Menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham

Rasio ini semakin menurun karena perusahaan mengalami kerugian di tahun 2012.

jika rasio ini semakin meningkat berarti semakin baik bagi perusahaan karena ada kenaikan laba ditahan yang dapat digunakan untuk operasionalnya dibandingkan dengan memberikan deviden kepada pemegang saham.

Earnings per share (Rp.)

-0,36 0,37Mengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham

Rasio ini semakin menurun karena perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan tidak dapat memberikan keuntungan perusahaan (EAT) kepada pemegang saham dengan asumsi seluruh keuntungan perusahaan dibagikan dalan bentuk deviden.

jika rasio ini semakin meningkat berarti kinerja perusahaan dalam memperoleh laba semakin tinggi.

Net Profit Margin (%)

-0,127 0,091 -0,042Menunjukkan berapa banyak profit setelah pajak yang yang dihasilkan setiap rupiah pendapatan.

Rasio ini semakin menurun secara signifikan karena perusahaan mengalami kerugian.

Jika rasio ini semakin meningkat berarti kinerja perusahaan dalam memperoleh laba semakin tinggi.

Tabel 6. Interpretasi Kinerja Keuangan-5 : Book to Market Ratio

Book to Market Ratio

Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan

2012 2011 2010

Price/earnings ratio

2777,77 2702,70 8333,33

Menunjukkan penilaian pasar terhadap sebuah saham berdasarkan pendapatannya, sehingga menunjukkan berapa banyak inverstor bersedia membayar untuk setiap rupiah pendapatan

Jika rasio ini semakin menurun berarti semakin baik karena dapat memberikan earning per share yang membaik (semakin meningkat).

Market/book ratio

- - - Untuk mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value nya

Jika rasio ini semakin meningkat berarti semakin baik karena harga pasarnya semakin baik.

MVA - - - Perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan modal yang disumbangkan investor

EVA - 225,187

332,995

230,384

Suatu alat pengukuran kinerja perusahaan yang menilai berhasil atau tidaknya suatu kegiatan atau aktivitas dari sudut kepentingan dan harapan penyandang dana.

Tabel 7. Interpretasi Kinerja Keuangan-6 : Growth Ratio

Growth Ratio

Indikator Kerja Prosentasi (peningkatan/penurunan) Arti Rasio Interpretasi atas rasio yang dicapai Implikasi terhadap perusahaan

2012 2011 2010

Income Ratio (%)

Pertumbuhan tahunan dalam total pendapatan dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan.

Net Income Ratio (%)

Pertumbuhan tahunan laba dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan laba perusahaan.

Earning per Share Ratio (%)

Pertumbuhan tahunan dalam total pendapatan dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan.

Dividend per Share Ratio (%)

Pertumbuhan tahunan dalam total pendapatan dan yang diukur adalah tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan..

-

A.1.3 Strategic Posture

1.3.1. Current Vision

Visi :

Berusaha menjadi perusahaan teladan di bidang industri tekstil terpadu.

Analisis kesesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dan visi perusahaan:

1.3.2. Current Mission

Misi :

Untuk Pelanggan : Memberikan nilai baru bagi pelanggan melalui produk yang bermutu tinggi

serta pelayanan yang baik.

Untuk Para Karyawan : Memberikan peluang kepada karyawan untuk mengembangkan diri

dalam suasana kerja yang penuh tantangan.

Untuk Pemegang Saham : Memberikan manajemen yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh

Pemegang Saham

Untuk Masyarakat : Bertindak sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam membina

hubungan baik dengan masyarakat sekitar dimana bisnis dilakukan.

Analisis kesesuaian antara kinerja keuangan perusahaan dan misi perusahaan:

1.3.3. Current Objectives

1.3.4. Current Strategy

1.3.5. Current Policy

A.1.4. Corporate Governance, Business Ethics & CSR

1.4.1. Corporate Governance

Manajemen PT. Centex, Tbk sadar bahwa dengan beroperasi dalam lingkungan

global yang semakin kompetitif, harus mengikuti standar tertinggi dalam praktik manajemen

untuk memenangkan kepercayaan dari pelanggan dan mitra bisnis lainnya. Untuk menerapkan

tata kelola perusahaan yang baik adalah dengan terus meningkatkan sumber daya manusia dan

kualitas kerja seluruh karyawan. Dengan demikian hasil produksi PT. Centex, Tbk dapat

bersaing di pasaran luar negeri maupun dalam negeri. PT. Centex, Tbk telah berusaha keras

untuk memelihara sistem pengawasan terhadap kualitas produksi, menjaga kualitas pesanan

yang bermutu, mengefektifkan penurunan biaya dan pembaharuan peralatan produksi. Oleh

karena itu prinsip-prinsip tata kelola Perseroan seperti Keberanian, Pencapaian,

Menghormati, Tanggung Jawab, Integritas, Loyalitas dan Transparasi merupakan syarat

untuk tercapainya pertumbuhan perusahaan. Sebagai tambahan terhadap komitmennya untuk

secara keseluruhan mematuhi hukum dan peraturan yang mengatur pasar modal dan industri

tekstil.

Salah satu bentuk perwujudan dan penerapannya adalah, Perseroan telah mengikuti

uji penilaian dari SGS untuk kategori ISO 9001:2008, untuk kualitas produksi, ISO

14001:2004, untuk lingkungan yang bersih, dan TESTEX, untuk sistem akhir uji kualitas

produksi di bagian pencelupan (dyeing). Semua sertifikat diatas mencerminkan usaha keras dari

manajemen PT. Centex Tbk untuk memberikan yang terbaik kepada para pelanggannya.

A.1.4.2.Business Ethics & Code of Conduct PT Century Textile Industry, Tbk

Etika Perusahaan dan Kepatuhan Legal adalah standar prioritas manajemen dalam

mempertahankan keselamatan, pencegahan kecelakaan, dan kelestarian lingkungan. Berdasarkan

sikap dan tindakan yang aktif dari Pimpinan/CEO, semua di Toray Group bekerja sama untuk

mencapai tujuan-tujuan perusahaan.  Secara spesifik aktivitas kepatuhan Group di pimpin oleh

tiga komite yakni (1) Komite Etika Perusahaan   (dikepalai oleh Presiden  & CEO dan

beranggotakan semua anggota Dewan Direksi serta Kepala Serikat Pekerja), yang menentukan

kebijakan terkait etika perusahaan dan kepatuhan legal; (2) Komite Perusahaan Kepatuhan Legal,

yang menekankan pada komunikasi langsung antara manajemen puncak dengan para

karyawannya; dan (3) Komite CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan) dan Kepatuhan Lega,

yang implementasi program-program di tingkat divisi, departemen, kantor serta pabrik.

Guna memastikan semua eksekutif dan karyawan mengobservasi etika perusahaan serta

mengacu/mengikuti pada undang-undang dan peraturan perusahaan, Toray telah mengadopsi

Kode Perilaku (Code of Conduct) untuk Etika Perusahaan dan Kepatuhan Legal serta Buku

Arahan Etika Perusahaan dan Kepatuhan Legal. Baik Kode Perilaku (CoC) maupun Buku Arahan

(Guidelines) telah digabung menjadi satu di buku Panduan Etika Perusahaan dan Kepatuhan

Legal guna memastikan penyebaran  menyeluruh ke seluruh eksekutif dan karyawan. Kita juga

sedang menyiapkan Sistem Pelaporan Internal untuk para eksekutif dan karyawan yang

melanggar hukum, peraturan dan anggaran dasar/akte pendirian perusahaan.

A.1.4.3.Corporate Social Responsibility (CSR)

People

Sebagai anggota dari Toray Grup di Indonesia, PT Centex, Tbk berpartisipasi dalam

ITSF (Indonesia Toray Science Foundation), yang didirikan pada tahun 1993 dan

memberikan kontribusi dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dasar dan

teknologi di Indonesia setiap tahunnya. PT Centex, Tbk juga berpartisipasi dalam JITF (Judo

Indonesia Toray Foundation) yang didirikan pada tahun 2000 oleh Toray Group dan

memberikan kontribusi dalam pengembangan Judo di Indonesia.

ITSF menyerahkan penghargaan sains dan teknologi kepada para peneliti dan guru.

Hibah penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi diserahkan kepada peneliti muda yang

penelitiannya mengandung tema-tema yang penuh harapan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi masa depan. Ada 229 pendaftar yang masuk dan Komite Seleksi telah

memilih 18 orang peneliti sebagai pemenang untuk menerima hibah dengan total nilai Rp.

668,473,960.00.

Penghargaan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam akan diserahkan kepada para guru

Sekolah Menengah Atas bidang Biologi, Fisika dan Kimia di Indonesia yang telah menghasilkan

suatu metode pembelajaran yang inovatif, kreatif atau mempergunakan alat-alat peraga untuk

belajar, dan mempunyai pengaruh yang luar biasa bagi pembelajaran ilmu pengetahuan alam di

SMA. Komite Seleksi telah menilai tiap pelamar yang berjumlah 90 calon, dan komite seleksi

telah memutuskan 9 (sembilan) orang pemenang yang menerima penghargaan tersebut tahun ini

dengan total Rp 180,000,000.00.

Untuk semua penghargaan dan hibah tersebut, ITSF membatasi hanya bidang Ilmu

pengetahuan alam dan teknologi, termasuk ilmu / teknik lingkungan , tetapi tidak termasuk ilmu

kedokteran klinik dan matematika. Satu hari sebelum acara upacara pemberian penghargaan, pada

tanggal 08 Februari 2012 telah diadakan seminar satu hari (ITSF Seminar on Science and

Technology) sebagai laporan hasil penelitian penerima dana bantuan penelitian ITSF program

tahun 2010 sebanyak 15 peneliti.

Planet

Sebagai wujud dari etika bisnis, manajemen Perseroan selalu berusaha memberikan

kontribusi yang positif terhadap lingkungan hidup disekitar pabrik. Perseroan memiliki

sistem proses pengolahan limbah produksi yang terkontrol dengan baik yakni IPAL (Instalasi

Pengolahan Limbah) demi mencegah kerusakan lingkungan.

Profit

Manajemen Perseroan juga memberikan kontribusi atau bantuan terhadap masyarakat

sekitar pabrik, diantaranya :

1. Mendukung kegiatan penghijauan disekitar pabrik, dengan penanaman pohon.

2. Membangun sumur resapan

3. Pemberian Beasiswa untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah Menegah Umum

(SMU).

4. Bantuan penyedian air bersih

5. Penyedian fasilitas ATM Mandiri

6. Bantuan untuk kegiatan hari-hari besar, diantaranya Hari Kemerdekaan RI, Idul fitri, Idul

Adha, Natal dan lain-lain.

A.2. Analisis Lingkungan Internal

A.2.1. Analisis Fungsi Bisnis

A.2.1.1.Marketing

Ked

alam

an P

rod

uk

Kelebaran Produk

Kain TC dan

CVC

Jenis Produk 1 Jenis Produk 2 Jenis produk jadi

Kain tenun polos TC

dan CVC yang telah

melalui proses dyeing,

terutama adalah 186TH

dan 208TH

Kain Dobby (kain tenun

yang memiliki design)

seperti Twill, Stripes,

Checks, Herringbone,

dan Oxford.

Kemeja

Seragam (sekolah,polisi,

seragam kerja)

Lady’s blouse

Sales (Unit &

Value)- -

Plain Fabrics

Dobby Fabrics

A. Product

Kekuatan produk:

Produk dihasilkan dengan keunggulan spesifikasi seperti anti bakteri, anti deodorant dan quick

dry (menyerap air)

Telah menerima sertifikat ISO 9001:2008 mengenai qualitas produk yang dihasilkan

Mengembangkan value-added materials yang terkini seperti memulai produk fungsional seperti

UV-cut, stretch, Quick dry dll.

Harga bersaing

Pemasaran produk luas, ekspor terutama ke negara US, Jepang, Inggris dll.

Kelemahan produk

Banyaknya saingan yang menghasilkan produk yang sama, yang mengharuskan perusahaan

bergantung akan kualitas produksi.

B. Promosi

Strength:

Mengembangkan sales flow dan customer baru dengan memulai direct sales ke SPA dan GMS.

Program diskon untuk konsumen tetap

Weakness:

Belum ada promosi secara audiovisual yang mungkin dapat meningkatkan penjualan.

C. Place

Strength:

Alamat Perseroan terletak di segitiga emas jalan Sudirman wilayah perdagangan di ibukota yang

menjadikan strategis untuk melakukan kegiatan penjualan.

Alamat pabrik masih terletak di Jakarta yang memudahkan akses pengiriman hasil produksi.

Weakness:

Alamat kantor dan pabrik terletak di ibukota akan memakan biaya terutama pajak lebih besar

dibandingkan diluar ibukota.

D. Price

Strength

Harga produk bersaing.

Weakness

Harga sedikit diatas pesaing lainnya karena beberapa kualitas produk yang dibebankan kepada

naiknya harga jual.

A.2.1.2 Finance

- Obtaining Fund (Financing decision)

- Allocating fund (investing decision)

- Operation (dividen policy)

A.2.1.3. Operation

- product design

Kelemahan strategis :

Kekuatan Strategis :

- product manufacture dan facilities

Kelemahan strategis :

Kekuatan Strategis:

- plant design dan services

Kekuatan Strategis :

Kelemahan Strategis :

- production planning and control

Kekuatan Strategis :

Kelemahan Strategis :

A.2.1.4 HRM

Analisis kekuatan dan kelemahan Perseroan dalam bidang MSDM

Kekuatan:

Kesempatan menjadi pegawai tetap

Ada jenjang karier

Traning secara berkala baik dari dalam Perseroan maupun dari luar Perseroan kepada karyawan.

Fasilitas yang cukup lengkap untuk mendukung kesejahteraan karyawan

Kelemahan:

Jika dilihat dari komposisi tingkat pendidikan karyawan yang mayoritas adalah lulusan SMU,

jenjang karir lebih diprioritaskan kepada karyawan dengan tingkat pendidikan sarjana.

- procurement (HR planning, recruitment, selection, placement, dan orientation)

Berdasarkan data per 31 Desember 2012, perseroan memperkerjakan tenaga kerja baik di kantor

pusat dan pabrik sejumlah 421 karyawan tetap. Rekrutment karyawan dilakukan secara terbuka.

Calon karyawan diseleksi dan di tes untuk ditempatkan sesuai dengan bidang keahliannya.

Penerimaan karyawan yang paling banyak dibutuhkan adalah untuk kerja di pabrik dengan syarat

tingkat pendidikan SMU atau sederajat.

- development (training & development dan career development)

Centex memegang prinsip bahwa untuk meraih keberhasilan, harus ditopang oleh kualitas sumber

daya manusia yang dimilikinya. Oleh sebab itu pengembangan sumber daya manusia menjadi

perhatian utama suatu perusahaan.

Program-program sistematis yang telah direncanakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan

sumberdaya manusia yang berkualitas meliputi:

1. Pelatihan yang diadakan di dalam lingkungan Perseroan (internal training), merupakan

pelatihan yang diselenggarakan di dalam lingkungan Perseroan dengan instruktur dari dalam

Perseroan maupun dari lembaga pendidikan dari luar perseroan. Tercatat pada tahun 2012, telah

diadakan 35 kali pelatihan di dalam Perseroan.

2. Pelatihan yang dilakukan di luar lingkungan Perseroan (external training), merupakan pelatihan

yang diselenggarakan sesuai dengan tingkat kebutuhan Perseroan. Pelatihan ini dilakukan

dengan mengikutsertakan para karyawan dalam seminar-seminar atau pelatihan yang

diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Adapun jenis pelatihan yang pernah diadakan bagi karyawan Perseroan antara lain:

kepemimpinan, keamanan dan kenyamanan kerja, ISO, Mutu dan produktifitas.

- maintenance (compensation, integration dan hubungan dengan labour union)

Manajemen Perseroan memperhatikan peningktan kemampuan teknis, manajerial serta

kesejahteraan karyawan. Perseroan memberikan reward dan jenjang karir untuk karyawan berprestasi

yang dinilai dari kinerja selama di Perseroan.

Fasilitas untuk mendukung kesejahteraan karyawan diantaranya:

1. Tunjangan Hari Raya (THR)

2. Bonus kepada pekerja setiap tahun

3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

4. Tunjangan Pensiun

5. Sarana ibadah

6. Fasilitas pemeriksaan kesehatan pekerja

7. Koperasi karyawan.

Strength

Pelatihan peningkatan kemampuan tentang produk pembiayaan.

Pelatihan pengembangan karyawan-karyawan agar berkompeten dan sesuai dengan tugasnya

masing-masing

Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, keuangan, serta informatika.

Pelatihan dan pengembangan dilakukan secara berkesinambungan.

Weakness

Tidak ada sistem monitoring yang terpadu terhadap kinerja karyawan, sebelum dan sesudah

mengikuti pelatihan dan pengembangan.

A.2.1.5. Management Information Systems

Perseroan sedang mencoba mengimplementasikan manajemen sistem informasi berstandar ISO

27001:2005 dalam segala aktivitas perusahaan. Segala sistem informasi perusahaan dimaksudkan untuk

membawa keamanan informasi dibawah kontrol manajemen.

Tingkat Operasional

Kekuatan

Pemberlakuan

Tingkat Managerial

Tingkat Strategical

A.2.1.6. Fungsi Bisnis Lainnya

Tabel 8. IFAS, kekuatan

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Keterangan

TOTAL

Tabel 9. IFAS, kelemahan

Faktor Strategis

InternalBobot Rating Skor Keterangan

TOTAL

A.2.2. Value Chain Analysis

Analisis Rantai Nilai adalah suatu cara untuk meneliti suatu sifat dan tingkat sinergi diantara

kegiatan-kegiatan internal perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan

(advantages) atau ketidakunggulan (disadvantages) yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari bahan

baku hingga ke aktivitas layanan pelanggan. Analisis Rantai Nilai dilakukan pada dua aktivitas

perusahaan yaitu: Aktivitas Utama (primary activities), serta Aktivitas Pendukungnya (support

activities). Primary activities terdiri dari Inbound Logistic, Operations, Outbond Logistic, Sales &

Marketing, dan Service.

A. 2.2.1. Primary Activities

Inbound logistic

Operations

Outbond logistic

Sales & Marketing

Service

A.2.2.2 Support Activities

Tabel 10. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : inbound logistic

Table 10. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Inbound Logistic

Aktivitas Penjelasan

Infrastruktur Perusahaan

Manajemen SDM

Pengembangan Teknologi

Pengadaan

Table 11. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Operation

Aktivitas Penjelasan

Table 10. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Inbound Logistic

Infrastruktur Perusahaan

Manajemen SDM

Pengembangan Teknologi

Pengadaan

Tabel 11. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : operations

Table 11. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Operation

Aktivitas Penjelasan

Infrastruktur Perusahaan

Manajemen SDM

Pengembangan Teknologi

Pengadaan

Tabel 12. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : outbpund logistics

Table 12. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Outbond Logistic

Aktivitas Penjelasan

Infrastruktur Perusahaan

Manajemen SDM

Pengembangan Teknologi

Pengadaan

Tabel 13. Analisis Rantai Nilai Perusahaan : marketing & selling

Table 13. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Marketing dan Selling

Aktivitas Penjelasan

Infrastruktur Perusahaan Product

Price

Promotion

Place

Manajemen SDM

Pengembangan Teknologi

Pengadaan

Tabel 14. Anaisis Rantai Nilai perusahaan : services

Table 14. Analisis Rantai Nilai Perusahaan Services

Aktivitas Penjelasan

Infrastruktur Perusahaan

Manajemen SDM

Pengembangan Teknologi

Pengadaan

A.2.2.3. Value Chain Analysis (Kompilasi)

Tabel 15. Value Chain Analysis (Kompilasi)

Infrastuktur Perusahan

Infrastuktur Perusahan

Infrastuktur Perusahan Infrastuktur Perusahan

HRM HRM HRM HRM

Aplikasi TeknologiAplikasi

TeknologiAplikasi Teknologi Aplikasi Teknologi

Procuremet Procurement Procurement Procurement

Inbound Logistics OperationsOutboundLogistics

Marketing & Selling

Rasionalisasi pengendalian manajemen untuk mengurangi biaya tetap

Meminimalkan biaya melalui pendayagunaan SDM yang telah ada

Penggunaan teknologi informasi untuk mempercepat proses bisnis

Pengelolaan pembelian dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan rata-rata harga pembelian yang lebih rendah

Melakukan hedging nilai mata uang untuk mengurangi risiko penurunan nilai rupiah

Efisiensi layout

gudang dan gerai

dalam proses

penerimaan barang

Penggunaan

mekanisme control

terhadap kualitas

untuk mengurangi

produk cacat serta

mengurangi keluhan

konsumen.

Penggunaan system

informasi yang efektif

dan terintegrasi terkait

control atas

ketersediaan barang.

Penggunaan tenaga

penjualan yang kompeten

Kontrak media

konvensional dan luar

ruangan yang efektif

dalam jangka panjang

Standar prosedur operasi

dalam menangani

kebutuhan dan keluhan

konsumen

PelayananPemasaraan & Penjualan

Logistik ke luarOperasiLogistik ke dalam

A.2.3. Tangible Intangible Resources & Organisational Capabilities Analysis (TIROCA)

Tabel 16. TIROCA

NO Apakah sumberdaya atau kapabilitas organisasi memiliki kriteria sbb :

1

Tangible Resources V R I N Daya Saing

FinancialCash AccountPiutangKapasitas meminjam

PhysicalKemodernan FasilitasKestrategisan Lokasi Gerai

TechnologicalRahasia DagangHak atas kekayaan intelektualMerk Dagang

OrganisationalKeefektifan perencanaan strategisKeunggulan sistem pengendalianKeunggulan sistem evaluasi

2

Intangible Resources

Human Resources

Pengalaman dan kapabilitasKemampuan untuk dipercayaKeefektifan tim kerjaKeterampilan manajerial

Innovation & Creativity

Keahlian ilmiahKeahlian teknisPenciptaan ide creatif

Reputation

Nama MerkReputasi (dengan pemasok)Reputasi (dengan pelanggan)Keandalan produkKinerja Mutu produk

3 Organisational CapabilityAdaptability to

consumerPelayanan Pelanggan unggul

Product Development

Process

Kapabilitas pengembangan produk yang unggulKeinovatifan produk dan jasa

HRM ProcessKemampuan untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan modal SDM

Penurunan daya saing industri tekstil dapat ditinjau dari berbagai aspek. Sanchita

Banerjee Saxena dan Véronique Salze-Lozac’h, yang melakukan penelitian terhadap

daya

saing produk tekstil dan garmen di Bangladesh menyimpulkan bahwa lemahnya

daya

saing industri tekstil dan garmen di Bangladesh disebabkan oleh buruknya

infrastruktur,

fluktuasi nilai tukar mata uang, bunga pinjaman yang tinggi, tenaga kerja yang

tidak

terampil, banyaknya pesaing di dalam negeri, rendahnya teknologi produksi, dan

citra

negative yang digambarkan oleh media (www.asiafoundation.org. Occasional Paper, No.

1, July 2010). Demikian juga halnya dengan penelitian tekstil di dalam negeri,

seperti

penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa

Tengah,

menyimpulkan bahwa industri tekstil Jawa Tengah masih menghadapi masalah berkaitan

dengan ketersediaan bahan baku benang sutera sehingga harus dikirim dari luar

daerah

atau di impor. Pada industri pemintalan, masalah yang dihadapi adalah kualitas

tenaga

kerja yang rendah dan keterbatasan teknologi

(http://www.balitbangjateng.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=1412).

Sementara itu Sri Martini menyimpulkan adanya 3 masalah pokok dihadapi oleh

industri

TPT, yaitu umur mesin yang relative tua, produktifitas tenaga kerja yang belum optimum,

dan biaya energy yang tinggi (www. agung.blog.stisitelkom.ac.id/).

Kondisi politik luar negeri khususnya negara - negara tujuan utama ekspor kain

polyester light georgete yaitu : Amerika, Jerman, Inggris, Perancis, Bagian negara

UAE seperti Dubai dan Jeddah saat ini dalam keadaan stabil. Dari ke enam negara

tersebut Amerika, Perancis, Inggris dan Jerman menjadi tujuan ekspor utama. Pada

waktu yang akan datang volume ekspornya masih dapat ditingkatkan. Hambatan kuota

untuk negara Eropa harus dapat diatasi demikian pula masalah kuota untuk negara

Amerika harus dapat diatasi. Kondisi politik di negara - negara seperti Thailand,

Malaysia,Singapore, Hongkong saat ini dinilai cukup stabil. Dilihat

A.3. Analisis Lingkungan Eksternal

A.3.1. Analisis Lingkungan Makro (remote environment)

A.3.1.1. Lingkungan Politik dan Regulasi

Peluang strategik:

- Industri tekstil adalah salah satu kelompok industri yang masuk dalam kluster industri

prioritas berdasarkan Perpres Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional.

- Kondisi politik luar negeri maupun dalam negeri dapat mempengaruhi iklim usaha yang

baik langsung maupun tidak langsung. Pergantian pemimpin salah satu negara dapat

mengubah arah kebijaksanaan dalam perdagangan internasional. Hubungan dagang

dengan negara - negara yang pemerintahnya relatif stabil lebih menguntungkan dari

pada negara -negara yang sering bergolak.

- Keadaan politik dalam negeri yang stabil akan menjamin kelangsungan dan iklim

berusaha. Walaupun untuk ekspor kenegara Amerika Serikat dan Eropa memiliki peluang

pasar relatif besar namun pembatasan kuota, isu hak asasi manusia dan isu lingkungan

menjadi hambatan utama dalam pemasaran ekspornya.

Ancaman strategik:

- Sebagai perusahaan manufaktur yang memproduksi tekstil, dimana industri tekstil

merupakan industri yang memiliki dampak pencemaran lingkungan yang tinggi, peraturan

dan undang-undang yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Penaatan terhadap

perundang-undangan tersebut bukan merupakan hal yang mudah dan murah karena

teknologi pengolahan limbah tekstil membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

- Permasalahan kebijakan pemerintah mengenai UMR => biaya produksi

- Transportasi => pungutan liar, kemacetan (biaya, waktu)

- Ditinjau dari sisi kebijakan pemerintah, menurut para pelaku industri tekstil dan pakaian

jadi, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dianggap belum cukup mendukung

perbaikan dan kemajuan industri ini.

A.3.1.2. Lingkungan Ekonomi

Mengingat kontribusi tekstil terhadap Gross National Product sebesar 2,75% maka masih

diperlukan peningkatan pemasaran produk tekstil kepasar internasional. Perusahaan perlu

mengetahui arah perekonomian dari negara dimana ia beroperasi. Menurunnya nilai rupiah

terhadap US dollar menjadikan barang - barang ekspor dari Indonesia lebih kompetitif

dibandingkan dengan barang - barang dari negara pesaing terutama negara-negara yang tidak

mengalami depresiasi nilai mata uangnya. Keadaan perekonomian ini menguntungkan

sebagian perusahaan pelaku ekspor, tapi bagi yang tidak pandai mengelola keuangannya akan

mendapat keuntungan yang makin mengecil, bahkan beberapa perusahaan banyak yang

bangkrut atau mengurangi kegiatan usahanya dan sebagai akibatnya makin meluas

pengangguran. Namun demikian ada pengusaha / eksportir justru mengalami kemajuan dalam

usahanya dalam kondisi naiknya kurs US dollar, terutama perusahaan yang mengekspor

barang - barang dengan bahan baku lokal atau kandungan lokalnya tinggi.

Peluang strategik :

- Perusahaan berperan besar dalam perekonomian, baik dari sisi kontribusi dalam PDB dan

ekspor maupun dalam penyerapan tenaga kerja.

- Perusahaan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyumbang perolehan devisa Indonesia.

Ancaman strategik :

- Persaingan pemasaran baik di pasar domestik maupun pasar internasional.

- Peningkatan harga bahan baku sebagai akibat tidak langsung dari naiknya harga minyak

dunia.

- Nilai rupiah yang sekarang tidak stabil / cenderung melemah membuat perusahaan

mendapat bahan baku (rata-rata ekspor) dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan harga

produk di pasar belum tentu bias dipaksakan untuk naik.

A.3.1.3. Lingkungan Sosial dan Budaya

Faktor-faktor demografi, sosial, dan budaya dalam pengaruhnya kepada industri tekstil

khususnya di Asia, secara umum memberikan arah yang positif dari sisi populasi penduduk dan

budaya timur yang tidak mentolerir pemakaian busana yang minim.

Peluang strategik :

- Perusahaan menyerap banyak tenaga kerja, baik yang bekerja secara langsung ataupun

tidak langsung.

- Potensi pasar untuk komoditas tekstil relatif besar sebab kebutuhan kain masyarakat

perkotaan tidak hanya berupa pakaian, tapi juga kebutuhan non pakaian, dilihat dari

perannya sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan papan. Oleh

karena itu, konsumsi sandang akan cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

penduduk.

Ancaman strategik :

- Kebiasaan buruh melakukan demonstrasi mengakibatkan produktivitas kerja menurun.

A.3.1.4. Lingkungan Teknologi

Perkembangan teknologi didunia dan di Indonesia seiring denga era globalisasi dewasa

ini mengharuskan perusahaan agar melanjutkan inovasinya untuk mempertahankan diri. Faktor

teknologi, khususnya mesin-mesin yang semakin berkembang di dunia tentunya akan berimbas

dengan perkembangan teknologi yang ada di Indonesia. Dengan adanya mesin-mesin baru yang

lebih canggih akan menghemat biaya produksi dan mempercepat proses produksi. Namun hal

tersebut mengakibatkan persaingan antar industri semakin ketat diakibatkan munculnya

perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis.

Peluang strategik :

1. Teknologi yang semakin berkembang dan canggih akan menghemat biaya produksi.

2. Internet digunakan oleh perusahaan untuk dapat memasarkan produknya dan mampu

meminimalisasi biaya pemasaran.

Ancaman strategik :

1. Pembelian mesin baru memerlukan biaya yang cukup tinggi.

2. Persaingan antar industri sejenis yang semakin ketat akibat perkembangan teknologi yang

semakin canggih dalam memproduksi kain.

3. Mesin-mesin produksi tekstil yang sebagian besar sudah tua, sehingga dibutuhkan dana

yang lebih untuk investasi mesin baru.

A.3.1.5. Lingkungan Lainnya (ekologi)

Aktivitas industri manufaktur, termasuk di Indonesia, diibaratkan sebagai dua sisi mata

pisau karena menghasilkan produk industri yang dibutuhkan untuk kehidupan, sekaligus

menyebabkan pencemaran lingkungan. Pencemaran air permukaan, air tanah, sungai, danau,

dan laut oleh residu bahan kimia organik maupun anorganik serta perubahan iklim global

merupakan dampak langsung maupun tidak langsung dari aktivitas tersebut. Diperlukan upaya

sistematis untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti perubahan pola hidup manusia

ataupun penerapan pendekatan pengelolaan aktivitas industri manufaktur secara komprehensif.

Salah satu kebijakan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Centex, Tbk adalah dengan

berpartisipasi secara aktif dalam pelestarian lingkungan serta menyediakan lingkungan kerja

yang sehat dan selamat bagi karyawan.

Peluang strategik :

- Perusahaan menerima penghargaan dari KADIN JKT sebagai perusahaan unggulan dalam

kontrol pelestarian lingkungan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan dari masyarakat

sekitar terhadap perusahaan yang melakukan “go green”.

Ancaman strategik :

- Isu-isu yang berkembang, baik nasional maupun internasional mengenai limbah industri

manufaktur terutama industri tekstil dapat melemahkan kinerja perusahaan.

Tabel 17. EFAS, Peluang

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor KeteranganPerusahaan termasuk ke dalam kluster industri prioritas berdasarkan peraturan presiden

0,09 3 0,27

Perusahaan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyumbang perolehan devisa negara

0,16 3 0,48

Peningkatan konsumsi sandang akan cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.

0,10 3 0,30

Potensi pasar untuk komoditas tekstil relatif besar sebab kebutuhan kain masyarakat perkotaan tidak hanya berupa pakaian, tapi juga kebutuhan non pakaian, dilihat dari perannya sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selain pangan dan papan. Oleh karena itu, konsumsi sandang akan cenderung meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.

Perkembangan teknologi mesin 0,15 3 0,45Teknologi yang semakin berkembang dan canggih akan menghemat biaya produksi.

Perusahaan menerima penghargaan dari KADIN JKT sebagai perusahaan unggulan dalam kontrol pelestarian lingkungan.

0,11 4 0,44

Dengan adanya penghargaan tersebut makan kan meningkatkan kepercayaan dari masyarakat sekitar terhadap perusahaan yang melakukan “go green”.

TOTAL 0.64 1.9

Tabel 18. EFAS, Ancaman

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Keterangan

Permasalahan kebijakan

pemerintah (T1)0,05 3 0,15

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah

dianggap belum cukup mendukung perbaikan

dan kemajuan industri ini.

Kondisi ekonomi Indonesia dan

dunia yang tidak menentu (T2)0,15 4 0,60

Nilai rupiah yang sekarang tidak stabil /

cenderung melemah membuat perusahaan

mendapat bahan baku (rata-rata ekspor)

dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan

harga produk di pasar belum tentu bias

dipaksakan untuk naik.

Persaingan pemasaran baik di

pasar domestik maupun pasar

internasional (T3)

0,09 4 0,36

Persaingan antar industri sejenis yang semakin

ketat akibat perkembangan teknologi yang

semakin canggih dalam memproduksi kain.

Perkembangan teknologi (T4) 0,07 3 0,21

Mesin-mesin produksi tekstil sebagian besar

sudah tua, sehingga dibutuhkan dana yang

lebih untuk investasi mesin baru.

Limbah industri manufaktur

(T5)

0,08 4 0,32 Isu-isu yang berkembang, baik nasional

maupun internasional mengenai limbah

industri manufaktur terutama industri tekstil

dapat melemahkan kinerja perusahaan.

TOTAL 0.44 1.64

TOTAL (O+T) 1.08

A.3.2. Analisis Lingkungan Mikro (task environment)

A.3.2.1.Consumer (Market) Analysis

Tabel 19. Template Analisis Pelanggan (Pasar) PT. Centex, Tbk

Wilayah Pemasaran

Nama Pelanggan Bisnis

Jenis Produk Yang Dibeli

Kategori Pelanggan (Kelas Low, Medium, High)

B2B

Nama Konsumen Akhir

-

Nama Jenis Produk

- Kain tenun polos TC dan TVC

- Kain Dobby

B2C

Nama Konsumen Akhir

-

Nama Jenis Produk

- Lady’s blouse- Seragam

Berbagai kota besar di Indonesia

Berbagai kota besar di Indonesia

A.3.2.2.Competitors (Industry) Analysis

1. Industry Analysis

Ancaman masuknyaPendatang baru

Kekuatan Kekuatan Tawar Menawar Tawar Menawar

Pemasok Pembeli

Ancaman pendatang baru

Produk tekstil dari Cina

Persaingan Dalam Industri- PT. Tifico- PT. Argo Pantes- PT. ISTEM- PT. Eastertex- PT. Tri Sulastex

Persaingan industri yang sudah ada

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

- Distributor- Agen- Trading

house

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

- PT. ITS- PT. Sulifadin- PT. Lautan Luas- PT. Texfiber- PT. Indo Barat

Substitusi- Kain wol dan

sutera- Kain yang

bercorak- Kain jeans- Trading

house

1) Threat of New Entrants

Mengingat struktur pasar produk tekstil adalah persaingan sempurna, dan adanya

produsen yang bermunculan dan berproduksi di negara-negara Asia terutama, China dan

Vietnam yang memiliki performa lebih baik dalam hal waktu produksi yang lebih singkat dan

waktu pengiriman lebih cepat dan tepat. Dengan demikian kehadiran mereka patut

diperhitungkan walaupun hasil produksi mereka dalam arti kualitas produk tekstil yang

dihasilkan mereka masih dibawah hasil produk tekstil dalam negeri, maka hasil produksi

mereka banyak mengarah pada pasar menengah kebawah seperti pemasaran ke Afghanistan, dan

negara-negara Afrika. Ancaman pendatang baru ditentukan oleh skala ekonomi, diferensiasi

produk, kebutuhan modal, biaya pengalihan, akses ke saluran distribusi, keunggulan relatif

dan kebijakan pemerintah. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini ancaman pendatang

baru diduga relatif kecil dan dapat diantisipasi dengan cara segera mengisi produk

tekstilnya dipasar Internasional untuk meningkatkan pangsa pasar barang impor di negara

yang dituju dan meningkatkan akses kesaluran distribusi sehingga akan menjadi barrier to

entry bagi pemasok asing (produk barang impor milik perusahaan asing).

2) Rivalry Among Existing Firms

Ditentukan oleh jumlah pesaing, pertumbuhan industri, biaya tetap, diferensiasi

produk, tambahan kapasitas yang diperlukan, karakteristik pesaing dan hambatan keluar

industri. Persaingan antar pesaing industri Tekstil kategori "sedang” karena tingkat

diferensiasi produk sangat beragam, hambatan besar untuk keluar dari Industri Tekstil dan

jumlah order meningkat pada saat secara insidentil dan tidak menentu dari tahun ke tahun

kadang menuntut tambahan kapasitas produksi. Selain itu arus order terlambat membuat

kapasitas mesin sebagian idle. Kahadiran pesaing industri dari dalam negeri patut

diperhitungkan walupun hasil produknya belum seperti standard produksi PT. A ataupun

PT. B tapi untuk pasar menengah kebawah cukup mengurangi porsi pangsa pasar tekstil

terutama harganya lebih murah sekitar 20% tapi kualitasnya juga tidak memenuhi standar

negara - negara Amerika, Perancis, Inggris dan Jerman. Sedangkan pesaing yang paling dominan

adalah pesaing dari group sendiri yaitu PT. B. Untuk mengantisispasinya ialah dengan

meningkatkan kemampuan menciptakan desain - desain yang baru dengan arah warna

yang spesifik dan waktu pengiriman yang lebih cepat akan membuat PT. A dapat lebih

bersaing dipasar internasional. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya intensitas antar pesaing

kapasitas sedang, tapi kuncinya penetrasi pasar adalah kewaspadaan pada karakteristik

pesaing.

3) Threat of Substitute Products

Ancaman barang pengganti yang dihadapi oleh PT. Centex, Tbk adalah kain yang

menggunakan bahan wol, bahan sutera, dan bahan jeans, dimana bahan-bahan ini dapat

menggantikan fungsi kain tekstil yang diproduksi oleh PT. Centex, Tbk dan bahan kain yang

bermotif dan bergambar yang lebih disukai oleh pembeli.

4) Bargaining Power of Buyers

Konsumen atau pembeli kain PT. Centex, Tbk terdiri atas pembeli pertama, yaitu

distributor dan agen, yang dibagi dua yaitu dalam dan luar negeri. PT. Centex, Tbk tidak

diperbolehkan menjual hasil produksi langsung kepada end user (konsumen), sedangkan untuk

pasar di luar negeri melalui trading house yang tersebar di beberapa Negara seperti Jepang,

Amerika Serikat, Inggris, dan Timur Tengah.

Ditentukan oleh jumlah pemasok, ciri produk, biaya pengalihan, nilai produk dalam

struktur biaya pembeli, kesempatan integrasi kebelakang, tingkat kepentingan kualitas produk

bagi pembeli dan informasi yang dimiliki pembeli. Intensitas kekuatan tawar menawar

pembeli pada industri tekstil termasuk kategori "sedang" karena :

a. Tergantung pada besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli.

b. Tingkat kepentingan kualitas produk bagi pembeli masih rendah.

Sekalipun perusahaan pembeli tersebut berbasis di negaranya (misalnya Hongkong dan

Jepang) tapi mereka juga memiliki kantor cabang di beberapa negara lainnya, disamping itu

barang yang dibeli dari Perusahaan Tekstil tidak terbatas untuk tujuan negara tersebut,

melainkan dapat ke negara Eropa dan negara lainnya. Importir - importir tersebut

merupakan agen pembelian dan mereka memiliki agen penjualan. Selain itu mereka juga

mempunyai jaringan pemasaran dan lebih aktif mencari pasar sasaran untuk produksi yang

diimpornya. Hal tersebut menguntungkan Perusahaan yang memiliki jaringan yang luas

diluar negeri, tetapi untuk pengembangan pemasaran dan peningkatan pangsa pasar harus

mulai dilakukan pemasaran secara langsung terutama pada konsumen industri (garment),

sehingga Perusahaan Tekstil dapat mengurangi ketergantungan terhadap para agen atau

distributor, selain itu posisi para agen dan distributor dapat dikendalikan oleh perusahaan.Ada

beberapa perusahaan trading besar di pasar industri tektil dunia. Posisi mereka di pasar sangat

membantu Perusahaan Tekstil, karena selain membeli produk tekstil dari Perusahaan mereka

juga berfungsi sebagai distributor yang mengatur siklus hidup produksi suatu jenis kain

pada booking season tertentu. Sehingga setiap pedagang dipasar internasional yang membeli

barang dari merek a akan mendapatkan dua keuntungan, dalam arti keuntungan jaminan mutu

dan desain produk tekstil.

5) Bargaining Power of Suppliers

Pemasok merupakan penyuplai bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam proses

produksinya. Dalam hal ini, PT. Centex, Tbk bekerja sama dengan pemasok yang memiliki bahan

yang berkualitas tinggi, seperti PT. ITS, PT. Sulifadin, dan PT. Lautan Lua. Para pemasok ini

adalah sesame anak perusahaan Toray Inc, sehingga pendistribusian bahan baku lebih efisien.

Supplier utama untuk bahan baku pembuatan benang adalah PT. ITS dan PT. Indo Barat Rayon,

sedangkan beberapa benang dibeli dari luar untuk mengurangi ketidakefisiensi yaitu benang

polyester rayon dari PT. Texfiber dan polyester dari PT. Sulifadin.

Jumlah pemasok bahan kimia untuk menunjang produksi tekstil sangat banyak,

disamping itu jenis bahan kimia dye-stuff untuk melengkapi proses produksi printing dan dyeing

ditawarkan berbagai jenis dan merk oleh para pemasok seperti dari perusahaan kimia

Perancis, Jerman dan Amerika yang kantor perwakilannya ada di Jakarta, sehingga

Perusahaan Tekstil mempunyai bargaining power yang tinggi. Intensitas kekuatan tawar

menawar pemasok ditentukan oleh jumlah, tingkat diferensiasi produk yang dipasarkan, peran

produk yang dipasok bagi pelanggan, tingkat kepentingan pelanggan industri bagi pemasok,

ancaman adanya produk substitusi dan ancaman integrasi kedepan oleh pemasok. Dalam

industri Tekstil kekuatan tawar menawar pemasok termasuk kategori "sedang".

6) Relative Power of Other Stakeholders

Pemerintah menjadi kekuatan yang cukup besar terhadap industri ini. Hal ini terkait

dengan regulasi, perizinan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah mengenai perindustrian

tekstil di Indonesia.

Tabel 20. Analisis Kekuatan Dalam Industri (C3: Competitors (Industry) Analysis)

No Kekuatan Rating Keterangan

1Threat of New

EntrantsLow

2Rivalry Among

Existing FirmsMedium

3

Threat of

Substitute

Products

Medium

No Kekuatan Rating Keterangan

4

Bargaining

Power of

Supplier

Medium

5

Bargaining

Power of

Buyers

MediumJumlah pemasok bahan kimia untuk menunjang produksi tekstil sangat banyak,

sehingga PT Centex, Tbk mempunyai bargaining power yang tinggi.

6

Relative Power

of Other

Stakeholder

Medium

Pemerintah menjadi kekuatan yang cukup besar terhadap industri ini. Hal ini

terkait dengan regulasi, perizinan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah

mengenai perindustrian tekstil di Indonesia.

Concl

usion

2. Strategic Groups

Strategic Groups ini disusun berdasarkan pangsa pasar dibandingkan dengan banyaknya jenis

produk yang ditawarkan oleh 3 perusahaan ritel sejenis di Indonesia.

Gambar 1. Matriks kelompok strategis (strategic group)

3. Key Success Factors Analysis (KSFA)

Faktor kunci keberhasilan perusahaan dimana perusahaan berada sesuai dengan tabel analisa

KSFA adalah sebagai berikut:

Saluran distribusi yang luas mencapai 77 titik di seluruh kota di Indonesia sehingga konsumen

dengan mudah memperoleh produk dan layanan ACE.

Banyak

Mitra 10

ACE

BJ Home

Tinggi

Rendah

Sedikit

Pangsa Pasar

Kelebaran jenis produk

Pong’s

Kualitas produk menjadi suatu hal signifikan yang harus selalu diperhatikan agar konsumen yang

telah menikmati produk ACE merasa puas dan akan dengan sukarela menginginkan kembali produk

lain berkualitas dari ACE. Hal ini menjadi salah satu kunci sukses ACE yang memiliki bobot

terbesar dikarenakan saat ini konsumen sudah sangat kritis terhadap kualitas barang rumah tangga

sehingga menjual kualitas barang terbaik adalah menjual reputasi terbaik ACE.

Kualitas layanan yang mengedepankan kenyamanan pelanggan sehingga mampu memuaskan

konsumen dan mampu mendorong konsumen loyal pada produk dan layanan ACE.

Reputasi merk yang baik dan dipercaya oleh konsumen, menimbulkan positioning di benak

konsumen bahwa dengan berbelanja ke ACE maka produk yang dibeli adalah yang berkualitas dan

terbaik.

Diferensiasi produk yang tinggi terbukti telah mampu menjangkau berbagai macam kebutuhan dan

keinginan konsumen dalam memilih untuk berbelanja keperluan rumah tangga dan lifestyle ke

ACE. Hal ini tentu disertai kualitas produk yang tidak dapat ditawar lagi.

Skill sumber daya manusia yang melayani telah melalui proses pelatihan yang cukup ketat,

sehingga mereka selalu mampu memberikan pelayanan kepada setiap konsumen yang

membutuhkan sehingga mampu mendorong konsumen sampai ke tahap loyal.

Tabel 21. Analisis KSFA (Industry Matrix)

Key Succes

FactorBobot ACE Mitra 10 Pong’s BJ Home Keterangan

R S R S R S R S

Saluran

Distribusi0.15 5 0.75 3 0.45 2 0.30 1 0.15

Saluran distribusi yang luas dapat mempermudah

konsumen untuk menikmati produk ACE

Kualitas

Produk0.20 4 0.80 3 0.60 4 0.80 3 0.60

Kualitas produk menjadi suatu hal signifikan yang

harus selalu diperhatikan agar konsumen yang telah

menikmati produk ACE merasa puas dan akan dengan

sukarela menginginkan kembali produk lainnya

Kualitas

Layanan0.16 5 0.80 2 0.32 5 0.80 4 0.64

Kualitas layanan yang mengedepankan kenyamanan

pelanggan sehingga mampu memuaskan konsumen

dan mampu mendorong konsumen loyal pada produk

dan layanan ACE

Reputasi

Merk0.14 5 0.70 5 0.70 2 0.28 4 0.56

Merk yang baik dan dipercaya oleh konsumen,

menimbulkan positioning di benak konsumen untuk

mendapatkan produk yang berkualitas dan terbaik

Diferensiasi 0.18 5 0.90 4 0.72 5 0.90 2 0.36 Diferensiasi produk yang tinggi mampu memenuhi

Produk

berbagai macam kebutuhan dan keinginan konsumen

untuk berbelanja keperluan rumah tangga dan lifestyle

ke ACE

Skill SDM 0.17 4 0.68 4 0.68 3 0.51 3 0.51

Skill SDM yang memuaskan dengan memberikan

pelayanan kepada setiap konsumen yang membutuhkan

sehingga mampu mendorong konsumen sampai ke

tahap loyal

Total 1 4.63 3.47 3.59 2.82

A.3.2.3. Collaborators (Suppliers) Analysis

1. Suply Chain Analysis

Gambar 2. Supply Chain Analysis (C2: Colaborators Analysis)

Nama Jenis PasokanBenang polyester

bertekstur

Nama Pemasok

PT Sulindafin

Nama Jenis PasokanBEnang polyester

rayon

Nama Pemasok

PT Texfiber

Nama Jenis Pasokan

Benang kapas

Nama Jenis Pasokan Serat Pokok

Polyester

Nama Pemasok

Toyoshima Inc, USA

Nama PemasokPT. Indonesia Toray

Synthetics

Tabel 22. Template Analisis Rantai Pasokan

Nama Pemasok Produsen Produk Sejenis Nama Distributor Nama Pengecer

(Penjual Produk)

PT. Indonesia Toray Synthetics

Toyoshima Inc, USA

Kolaborasi supply chain pada ACE hanya melibatkan supplier, perusahaan, dan konsumen akhir

(B2C) karena perusahaan bertindak juga sebagai distributor dan retailer. Kerjasama antara mitra dalam

rantai pasokan tersebut melibatkan sinergi aktif dalam berbagi informasi, pengetahuan, risiko dan laba

untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini akan menjadikan mereka memiliki keunggulan bersaing melalui

pembagian informasi, pembuatan keputusan bersama, dan berbagi manfaat hasil profitabilitas yang tinggi

dari keberhasilan memuaskan kebutuhan pelanggan akhir.

Nama Jenis PasokanHome Appliance

Ace Hardware Indonesia

Nama Pemasok

PT. Kawan Lama

SejahteraPT. Kawan

Lama Internusa

Nama Jenis PasokanHome Appliance

Mitra 10

Nama Pemasok

PT. Istana Argo Kencana

PT. Oxone Okta Utama

Nama Jenis PasokanHome AppliancePongs Indonesia

Nama PemasokDo It Best Corp.

2. Industry Value Chain Analysis

Gambar 3. Analisis Rantai Nilai Industri

Tabel 23. Template Analisis Rantai Nilai Industri

Nama Pemasok Produsen Produk Nama

Distributor

Nama Pengecer

(Penjual Produk)

PT. Kawan Lama Sejahtera PT. Kawan Lama Sejahtera - -

PT. Kawan Lama Internusa PT. Kawan Lama Sejahtera - -

PT. Istana Argo Kencana Sanken Electric Co.,Ltd. - -

PT. Oxone Okta Utama Oxone - -

Do It Best Corp. Do It Best Corp. - -

Masing-masing perusahaan memiliki pemasok yang berbeda-beda dan beberapa di antara mereka

seperti PT. Kawan Lama Sejahtera dan Do It Best Corp. membuat produk mereka / proses

manufakturingnya melalui outsourcing. Mereka berusaha focus meningkatkan competitive advantage

yang dimiliki dengan menyerahkan proses produksi kepada pihak yang dianggap lebih berkompeten. Para

pemasok tersebut sama-sama menawarkan produk yang diklaim memiliki mutu tinggi dengan kualitas

ekspor sebagai alat menarik minat konsumen. Namun, melihat perkembangan saat ini PT. Kawan Lama

lebih unggul dibandingkan pemasok lainnya karena di Indonesia produk mereka sering dianggap

memiliki kualitas bagus. Bandingkan dengan produk dari Sanken Electric Co.Ltd. yang memiliki citra

merek kurang bagus, karena dianggap sebagai produk cina meskipun mereka adalah perusahaan dari

Jepang.

A.4. Analisis Situasional Perusahaan (SFAS Table)

A.4.1. Strategic Factor Analysis Summary (SFAS)

Tabel 24. Tabel Strategic Faktors Analysis Summary (SFAS)

Faktor StrategikBobot Rating Skor

DurasiKeterangan

S M L

Kondisi Keuangan yang

stabil (S1)

0.12 4 0.48 X

Kondisi keuangan merupakan hal penting dalam menunjukkan suatu

perusahaan dapat dikatakan baik atau tidak, kondisi keuangan yang

baik mengindikasikan kekuatan perusahaan.

Merek dagang yang

kompetitif (S2)

0.1 4 0.4 X

Merek menandakan tingkat kualitas tertentu, menciptakan loyalitas,

dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain

untuk memasuki pasar.

Diferensiasi produk

beragam atau

terdiferensiasi dan unik

(S3) 0.1 5 0.5 X

Produk merupakan inti dari bisnis ritel, dengan banyaknya lini

produk yang tersedia dapat menjaring masyarakat yang berpotensial.

Keunikan produk juga menjadi daya tarik yang membedakan satu

perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Lokasi gerai dan gudang

yang strategis (S5) 0.12 5 0.6 X

Kondisi ini membuat ACE sangat dekat dengan pangsa pasarnya dan

mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih mudah

Kualitas produk yang

kurang baik (W5)

0.1 5 0.5 X

Kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat,

semakin jauh kualitas produk yang ditawarkan akan mengurangi

kekuatan merek yang dimilikinya

Kurangnya strategi

promosi dan komunikasi

pemasaran (W2)

0.09 4 0.36 X

Promosi dan komunikasi pemasaran merupakan salah satu strategi

yang dilakukan perusahaan untuk menarik calon konsumen baik

untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan, dan

memperkuat brand identity.

Kebiasaan masyarakat

yang konsumtif karena

peningkatan pendapatan 0.08 4 0.32 X

Hal ini dijadikan peluang yang sangat besar bagi ACE untuk terus

melakukan ekspansi sehingga mampu terus meraih pangsa pasar

yang lebih besar lagi.

Penurunan suku bunga

kredit perbankan

0.1 4 0.4 X

Penurunan suku bunga kredit meningkatkan peluang perusahaan

untuk mendapatkan pinjaman dengan biaya rendah untuk

meningkatkan leverage.

Peraturan pemerintah yang

membatasi pembangunan

retail 0.1 4,5 0.45 X

Regulasi tidak terlalu berpengaruh pada pembangunan ritel ACE,

dikarenakan regulasi yang ada lebih kepada pembatasan bisnis ritel

minimarket.

Nilai tukar rupiah yang

lemah

0.09 4 0.36 X

Nilai tukar rupiah yang lemah membuat ACE harus membeli produk

dengan harga yang lebih mahal sehingga ACE pun harus

menyesuaikan dengan harga jual ke pasaran.

TOTAL 1 0.48

A.4.2. Review of Mission and Objectives

- Faktor Strategis yang perlu dilakukan pada jangka pendek:

a. Kondisi keuangan yang stabil

b. Diferensiasi produk beragam atau terdiferensasi dan unik

c. Meningkatkan kualitas produk yang lebih baik

d. Peraturan pemerintah yang membatasi pembangunan retail

e. Nilai tukar rupiah yang lemah

- Faktor Strategis yang perlu dilakukan pada jangka menengah:

a. Menciptakan merek dagang yang kompetitif

b. Meningkatkan strategi promosi dan komunikasi pemasaran

c. Kebiasaan masyarakat yang konsumtif karena peningkatan pendapatan

d. Menambah lokasi gerai dan gudang yang strategis

- Faktor Strategis yang perlu dilakukan pada jangka panjang:

a. Membuka kesempatan kredit untuk inventory di masa yang akan datang.