analisis narasi fungsi karakter makna perjuangan …€¦ · analisis narasi fungsi karakter makna...
TRANSCRIPT
ANALISIS NARASI FUNGSI KARAKTER MAKNA PERJUANGAN DALAM FILM SURAT DARI PRAHA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Muhammad Badruzzaman
NIM. 1112051100015
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 01 Oktober 2017
Muhammad Badruzzaman
i
ABSTRAK Muhammad Badruzzaman Analisis Narasi Fungsi Karakter Makna Perjuangan Dalam Film Surat Dari Praha
Film merupakan media massa untuk menyampaikan pesan. Dengan menggunakan film, sering kali sebuah pesan dapat tersalurkan karena film merupakan media massa yang bersifat audio visual. Film Surat Dari Praha merupakan salah satu film bergenre drama romance dengan mengusung tema besar tentang perjuangan dan keikhlasan. Film ini menceritakan sebuah perjuangan Larasati yang berusaha menyerahkan kotak surat kepada seseorang yang berada di Praha sebagai syarat untuk mendapatkan warisan ibunya. namun ia malah mendapatkan penolakan dari Jaya seorang mahasiswa ikatan dinas tahun 1965 merupakan kekasih ibunya dahulu. Jaya berusaha mengikhlaskan masa lalunya dan berjuang terhadap keyakinannya hingga saat ini. Film ini terinspirasi dari kisah kehidupan para pelajar Indonesia di Praha yang tidak bisa kembali ke Indonesia, akibat perubahan situasi politik tahun 1965 dan perjalanan karya musik Glenn Fredly sebagai elemen utama pembentukan cerita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perjuangan seorang wanita muda untuk menyerahkan kotak surat dan mendapatkan tanda tangan seorang lelaki tua yang berada di Praha. Namun, perjuangan Laras untuk mendapatkan tanda tangan dan menyerahkan kotak surat tidaklah mudah. Ia harus mengalami beberapa cobaan dan penolakan secara terus menerus. Karena jaya sudah melupakan masa lalunya yang berkaitan dengan surat-surat tersebut. Adegan tersebut tervisualisasi dalam film Surat Dari Praha. Kemudian mencari makna perjuangan yang terkandung dalam setiap adegan dalam film ini.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis narasi yang menggunakan karakter fungsi pelaku Vladimir Propp. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggambaran 31 fungsi karakter, mengetahui karakter oposisi berlawanan dalam film. Beberapa komponen dan elemen yang dapat diinterpretasikan melalui unsur-unsur sinematografi dalam adegan-adegan yang diteliti. Karena narasi tidak cukup pada analisis teks semata. Teknik pengumpulan data, penulis menonton original film Surat Dari Praha serta melakukan wawancara dengan penulis film Surat Dari Praha yaitu M. Irfan Ramli.
Jika dianalisa, secara umum pembuat film dalam film Surat Dari Praha menyampaikan pesannya mengenai perjuangannya Laras untuk menyerahkan kotak surat dan mnyelesaikan tugas yang diamanahkan kepadanya. Serta perjuangan Jaya terhadap keyakinannya untuk menolak orde baru, sehingga harus menetap dan menghabiskan sisa hidup di negeri orang. Juga kekuatan keikhlasan untuk memaafkan masa lalu dan terus menjalankan kehidupan. Karena terdapat unsur dan tanda yang menghadirkan interpretasi pesan-pesan simbolik. Dari sanalah muncul pesan perjuangan dalam film Surat Dari Praha.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu fungsi pelaku sebanyak 16 fungsi pelaku makna perjuangan dari 31 fungsi pelaku. Diawali dengan situasi awal yang kemudian diikuti dengan fungsi pelaku. Terdapat pengulangan fungsi yang terjadi namun pada peristiwa yang berbeda. Seperti pada narasi ke 4 dan 8 sama-sama memiliki fungsi Mediasi. Struktur fungsi pelaku makna perjuangan dalam film Surat Dari Praha apabila disusun yaitu sebagai berikut: α, M, ↑, B, A, Rs, γ, B, D, δ, ε, E, C, N, H, dan Ex. Untuk karakter oposisi berlawanan mengikuti pola narasi modern yang menggambarkan karakter kebaikan dan kejahatan berdasarkan karakter yang dinarasikan dalam film. Dalam tujuh fungsi karakter, hanya ada enam fungsi dalam film Surat Dari Praha karena fungsi pahlawan palsu tidak ada.
Kata Kunci: Analisis, Narasi, Film, Vladimir Propp
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta
shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul
“Analisis Narasi Fungsi Pelaku Makna Perjuangan Dalam Film Surat Dari
Praha” diharapkan mampu menyumbang wawasan serta pengetahuan tentang
narasi dalam film.
Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, maka penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, bimbingan, Doa serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini, terutama kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Dr. Suparto. M.Ed. Ph.D, Selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag Selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Dr. H. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil Dekan III
BidangKemahasiswaan.
2. Kholis Ridho, M,Si Selaku Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik dan
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA ,Selaku Sekertaris Jurusan Konsentrasi
Jurnalistik.
3. Dr. Rully Nasrullah, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan ilmu serta meluangkan waktunya yang sangat berharga
untuk membimbing dan senantiasa memberikan pengarahan kepada
iii
penulis selama proses penulisan skripsi ini.
4. Siti Nurbaya, M.Si Selaku dosen pembimbing akademik Jurnalistik A
2012 yang telah membimbing penulis selama kurang lebih 5
tahunperkuliahan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih telah mengajar dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepadapenulis.
6. Seluruh Staff Tata Usaha dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam hal peminjaman buku – buku yang digunakan
sebagai referensi dan memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Angga Dwimas Sasongko dan M. Irfan Ramli, selaku sutradara dan Script
Writer film Surat Dari Prahayang sangat berbaik hati untuk membantu
saya mendapatkan izin Penelitian, serta bersedia meluangkan waktunya
untukwawancara.
8. Kedua orangtua tercinta, Ahmad Ridwan dan Ibunda Mu’alifah,
terimakasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tiada terhingga
dan tak terhitung banyaknya yang selalu engkau berikan kepada penulis.
9. Seluruh Keluarga besar, Kakak-ku M. Khairul Anam, Uswatun Hasanah,
M. Ahsanul Umam, M. Imam Al-Anshori, Kakak Iparku Ka Uswah, Ka
Dani Candra, Ka Lita dan Ka Dilla serta keponakanku tercinta Ghally
Athaya, Faradiba Mazza, Hauna Jameela dan Rara terimakasih telah
iv
menghibur dan memotivasi penulis selama penulis menyusun skripsiini.
10. Lupita Sihab, Terimakasih banyak atas doa, waktu, bantuan dan dukungan
yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat Seperjuangan Jurnalistik 2012. Terimakasih atas pelajarannya,
kekompakan, kebersamaan dan suka duka selama menjalani kuliah.
Terlebih Jurnalistik A 2012 atau JKA27 yangmemberikan kebersamaan,
keceriaan, kenangan, canda tawa dan kehadirankalian yang telah
memberikan warna dan pelajaran berharga bagi penulis. Arfian, Joni,
Syarif, Reja, Andre, Lukman, Agita, Aya, Isna, Dede, Umi, Fajri, Mae,
Debi, Rista, Hana, Corie, Atika, Anisa, Rara, Fahmi, Kokoy, devi, Gea,
faruq, onay.
12. Kawan-kawan dari DNK TV Fidkom UIN Jakarta, terima kasih atas
ilmunya, kenangannya, kebersamaan dan keseruan. Buat para anggota,
pengurus sampai alumni yang memberikan nuansa baru dalam kuliah.
13. Terima kasih buat Zamzamedia dan WekeepO Magazine atas segala
ilmu dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis.
14. Terimakasih juga buat kawan-kawan DPR (Dibawah Pohon Rindang)
Bang Tebo, Bang kinoy, Bang Algi, Bongkeng, Iyos, Angga, Alif, Reja,
Ojih, Tray, Eva, Tincup, Hari, Fatur, Roni, Ejon, Deni, dollah, Kalingga,
Bisri, Petot, Boja, Fachri, Singgih, Agung, Linda, Laras, Atika, Bang
Ojih.
15. Teman – teman dari KKN Care 2015 terimakasih atas suka duka selama
v
satu bulan menjalani KKN bersama.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu. Semoga Allah membalas segala
kebaikan kalian semua. Amiin yaa Rabbal’Alamin. Tentu banyak sekali
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Tiada yang sempurna karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.
Jakarta, 01 Oktober 2017
Muhammad Badruzzaman
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATAPENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTARISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah. ................................. 5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian......................... 6
D. Metodologi Penelitian. ..................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 11
F. Sistematika Penulisan....................................................... 13
BABII LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Film .................................................................... 15
1. Pengertian Film .......................................................... 15
2. Sejarah Film ............................................................... 16
3. Struktur Pembentukan Film ........................................ 20
4. Jenis-jenis Film .......................................................... 23
5. Struktur Naratif Film .................................................. 24
B. Teori Narasi ..................................................................... 28
1. Pengertian Narasi ....................................................... 28
2. Narasi Menurut Beberapa Tokoh ................................ 30
3. Model Analisis Narasi Vladimir Proop ....................... 32
C. Definisi Perjuangan. ......................................................... 38
BAB III GAMBARAN UMUM FILM SURAT DARI PRAHA
A. Sekilas Film Surat Dari Praha ......................................... 48
B. Sinopsis Film Surat Dari Praha ....................................... 54
C. Profil Pemain Film Surat Dari Praha ............................... 57
D. Kelebihan Film Surat Dari Praha .................................... 62
vii
BABIV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Fungsi Narasi Propp Makna Perjuangan Dalam
Film Surat Dari Praha ................................................... 64
B. Karakter dan Oposisi Berlawanan Dalam Film Surat
Dari Praha ..................................................................... 87
C. Karakter Tokoh Dalam Film Surat Dari Praha ............... 90
D. Perspektif Islam Tentang Perjuangan Dalam Film Surat
Dari Praha ..................................................................... 92
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 95
B. Saran ................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Struktur Naratif ...................................................................... 25
2. Tabel 2.3 Fungsi Propp .......................................................................... 36
3. Tabel 4.1 Situasi Awal ........................................................................... 65
4. Tabel 4.2 Tugas Berat ............................................................................ 67
5. Tabel 4.3 Keberangkatan ........................................................................ 68
6. Tabel 4.4 Mediasi................................................................................... 69
7. Tabel 4.5 Kejahatan ............................................................................... 71
8. Tabel 4.6 Pertama Seorang Penolong ..................................................... 72
9. Tabel 4.7 Pelarangan .............................................................................. 73
10. Tabel 4.8 Mediasi................................................................................... 74
11. Tabel 4.9 Pertolongan ............................................................................ 75
12. Tabel 4.10 Kekerasan ............................................................................. 76
13. Tabel 4.11 Pengintaian ........................................................................... 77
14. Tabel 4.12 Reaksi Pahlawan ................................................................... 78
15. Tabel 4.13 Tindakan Balasan ................................................................. 80
16. Tabel 4.14 Solusi ................................................................................... 82
17. Tabel 4.15 Perjuangan ............................................................................ 83
18. Tabel 4.16 Pemaparan ............................................................................ 84
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Gambar Poster Film Surat Dari Praha ................................. 54
2. Gambar 3.2 Foto Julie Estelle .................................................................. 57
3. Gambar 3.3 Foto Tio Pakusadewo ........................................................... 58
4. Gambar 3.4 Foto Widyawati ................................................................... 59
5. Gambar 3.5 Foto Rio Dewanto ................................................................ 59
6. Gambar 3.6 Foto Jajang C Noer .............................................................. 60
7. Gambar 3.7 Foto Chicco Jerikho ............................................................. 60
8. Gambar 3.8 Foto Angga Dwimas Sasongko ............................................ 61
9. Gambar 4.1 Potongan Adegan; Situasi Awal ........................................... 65
10. Gambar 4.2 Potongan Adegan; Mendapatkan Tugas ................................ 67
11. Gambar 4.3 Potongan Adegan; Keberangkatan ........................................ 68
12. Gambar 4.4 Potongan Adegan; Mediasi .................................................. 69
13. Gambar 4.5 Potongan Adegan; Kejahatan atau Kekurangan .................... 71
14. Gambar 4.6 Potongan Adegan; Fungsi Pertama Seorang Penolong ............... 72
15. Gambar 4.7 Potongan Adegan; Larangan ........................................................... 73
16. Gambar 4.8 Potongan Adegan; Mediasi ............................................................. 74
17. Gambar 4.9 Potongan Adegan; Pertolongan ............................................ 75
18. Gambar 4.10 Potongan Adegan; Kekerasan atau Larangan Dilanggar ............ 76
19. Gambar 4.11 Potongan Adegan; Pengintaian ..................................................... 77
20. Gambar 4.12 Potongan Adegan; Reaksi ............................................................. 78
21. Gambar 4.13 Potongan Adegan; Tindakan Balasan .......................................... 80
22. Gambar 4.14 Potongan Adegan; Solusi ................................................... 82
23. Gambar 4.15 Potongan Adegan; Perjuangan ........................................... 83
24. Gambar 4.16 Potongan Adegan; Pemaparan ............................................ 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa, atau disebut pula media jurnalistik, merupakan alat
bantu utama dalam proses komunikasi massa. Sebab komunikasi massa
sendiri, secara sederhana berarti kegiatan komunikasi yang menggunakan
media. Menurut Bittner, sebagaimana dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi,
menyatakan bahwa komunikasi massa dipahami sebagai suatu komunikasi
yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-
tempat yang tidak ditentukan. Jadi, media massa menurutnya adalah suatu alat
transmisi informasi, seperti Koran, majalah, buku, radio, dan televisi atau
suatu kombinasi bentuk-bentuk media tersebut.1
Film merupakan salah satu media massa yang mengandung pesan
sosial di dalamnya, itu dikarenakan film adalah sebuah gabungan pemikiran
dan keyataan sosial yang dirasakan oleh seseorang dan dituangkan paa sebuah
gambar audio visual dalam bentuk cerita. Pesan sosial yang terdapat dalam
film dapat merubah perilaku, cara pikir, style (gaya), hingga cara berbicara
seseorang. Film bisa disebut sebagai sinema atau gambar hidup yang mana
diartikan sebagai karya seni, bentuk populer dari hiburan, juga produksi
industri atau barang bisnis. Film sebagai karya seni lahir dari proses kreatifitas
yang menuntut kebebasan berkreativitas.2
1 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori Dan Praktek, (Jakarta: Pt. Logos
Wacana Ilmu, 1999), H.73 2 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional tinjauan dan Restrospeksi, (Jakarta: Panitia hari
Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010, 2010), h. 40
2
Film termasuk media komunikasi yang lahir kemudian dibanding
dengan media cetak. Film muncul pada abad ke-20 dan merupakan media
gambar tanpa kata-kata pada awalnya. Karena masyarakat sudah mengenal
teater pada awalnya dan film mirip dengan teater, film mengikuti teater dalam
masyarakat. Sejak Perang Dunia I, film berfungsi dalam menyampaikan
informasi, opini, dan juga hiburan. Film dianggap sebagai media pers
sehingga timbul pertanyaan mengapa film harus dikenakan lisensi dan sensor
sementara media cetak sudah bebas dari kedua pembatasan tersebut. Memang
film merupakan media komunikasi yang masih muda dan menjangkau pemirsa
lebih luas yang relatif masih berusia muda, sehingga film bisa mempengaruhi
moral masyarakat.3
Menonton sebuah film, tidak akan lepas dengan unsur sinematik dan
narasi. Aspek cerita dan tema sebuah film terdapat di dalam narasi. Cerita
dikemas ke dalam bentuk sekenario, sehingga dapat melihat unsur-unsur
seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu serta lainnya. Seluruh unsur-
unsur tersebut membentuk sebuah jalinan peristiwa terkait oleh sebuah aturan
yakni hukum kasualitas.4
Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik dibanding
dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap,
penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang
nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang
tidak terbatas ragamnya.5 Sehingga bisa menjadi sarana rekreasi dan edukasi,
3 Suyuti S. Budiharsono, Politik Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2003), h. 35-36. 4 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 2. 5 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar, (Jakarta: BPSDM Citra Pusat
Perfilman H. Usman Ismail, 2000), h.6.
3
di sisi lain dapat pula berperan sebagai penyebarluasan nilai-nilai budaya
baru.6
Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam
kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa
dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau
cita-cita yang ingn dicapaibaik itu dalam bidang materi maupun imateri.7 Life
is a struggle begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah
perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk
bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka
bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. Orang
tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain. Untuk
itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah
perjuangan dalam hidup ini.8
Satu lagi film tanah air yang akan mengangkat nama Indonesia di
kancah internasional adalah Surat Dari Praha. Film yang disutradarai Angga
Dwimas Sasongko ini berhasil mewakili Indonesia dalam kategori Best
Foreign Language Film di ajang Academy Awards (Oscar) 2017.9 Sebelum
maju ke piala Oscar, film ini juga mendapat penghargaan pada Usmar Ismail
Awards 2016. Penghargaan tersebut antara lain untuk kategori Film Terbaik,
6 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi, (jakarta: Panitia hari
Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010, 2010) hal.26. 7 http://www.anneahira.com/hidup-adalah-perjuangan.html diakses pada tanggal 01
Agustus 2017 pukul 20.35 8 Agustinus Wibowo. Titik nol: Makna Sebuah Perjuangan, (Yogyakarta:2005), h.10. 9https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/09/26/surat-dari-praha-mewakili-
indonesia-di-piala-oscar-2017.html, diakses pada 12 Desember 2016, pukul 20:30 WIB
4
Sutradara Terbaik yang diraih oleh Angga Dwimas Sasongko dan Pemeran
Utama Pria Terbaik yang diraih oleh Tyo Pakusadewo.10
Film Surat Dari Praha terinspirasi dari kisah pelajar Indonesia di Praha
yang tidak bisa kembali ke Tanah Air karena perubahan situasi politik orde
baru tahun 1966. Menyisipkan lagu "Tanah Air Beta" dalam salah satu
adegannya, memunculkan ironi ketika para putera bangsa dengan rasa cinta
begitu besar terhadap Indonesia, justru tak mendapat perlindungan dari tanah
air mereka dan harus menyingsing masa tua di negeri orang. Hal itu sebagai
dampak terjadinya gejolak politik tatkala kepemimpinan Soekarno digantikan
oleh orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Beberapa mahasiswa yang
menyatakan diri anti terhadap orde baru pun kehilangan kewarganegaraan
mereka, dicap sebagai komunis serta pengkhianat bangsa. Alhasil, mereka tak
bisa kembali pulang ke tanah air.
Dibintangi oleh Tyo Pakusadewo, Chicco Jerikho, Julie Estelle, Rio
Dewanto, Widyawati, Jajang C Noer dan deretan bintang lainnya, Surat dari
Praha menceritakan kisah Larasati (Julie Estelle), seorang gadis cantik yang
terpaksa memenuhi wasiat ibunya, Sulastri (Widayawati), untuk mengirimkan
sebuah kotak dan surat kepada Jaya (Tyo Pakusadewo), pria paruh baya yang
tinggal di Praha. Jaya adalah mantan tunangan ibunya, yang ternyata terjebak
situasi ketika suhu politik Indonesia memanas pada awal era orde baru.
Awalnya, Larasati hanya berniat meminta tanda tangan sebagai bukti
penerimaan kotak dan surat tersebut, tapi penolakan dari Jaya serta beberapa
kejadian tak terduga memaksanya tinggal lebih lama di Praha. Larasati
10http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/16/04/05/o5425q284-surat-dari-praha-
menangkan-tiga-penghargaan.html, diakses pada 12 Desember 2016, pukul 20:50 WIB
5
perlahan mempelajari masa lalu antara Jaya dan Ibunya lewat lagu-lagu, juga
surat hasil tulisan Jaya setelah puluhan tahun menghilang.
Cinta, perjuangan entah terhadap negeri atau kepada satu orang setia
yang melingkupi kehidupan karakternya. Dua rasa cinta itu nyatanya menjadi
sumber kebahagiaan sekaligus kegetiran yang coba dipendam, dilupakan
sebagai masa lalu. menghadapi masa lalu yang kelam dan memaafkan segala
hal termasuk kondisi dan diri sendiri menjadi fokus utama penceritaan. Cerita
yang mampu membawakan tema perjuangan Larasati tanpa kehilangan
kekuatan dari film Surat Dari Praha itu sendiri.
Di dalam film ini banyak terdapat adegan dan dialog yang
mengandung makna perjuangan. Berangkat dari latar belakang tersebut,
kiranya perlu dilakukan penelitian lebih mendalam pada aspek cerita film ini,
guna memahami pesan apa yang sebenarnya hendak disampaikan melalui
skenario yang ditulis, dengan pendekatan kacamata Vladimir Propp, serta
untuk memberikan aparesiasi terhadap karya seorang pekerja media yang
tentunya juga memiliki ideologi tertentu dalam memandang realitas
kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai isu untuk ditonjolkan kepada
masyarakat. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis memilih judul skripsi
Analisis Narasi Fungsi Karakter Makna Perjuangan Dalam Film “Surat
Dari Praha”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti membatasi
penelitian ini pada Analisis Naratif Makna Perjuangan dalam Film “Surat
6
Dari Praha”. Penelitian ini dibatasi hanya dengan mengkaji pada pesan
yang terdapat pada isi teks narasi adegan dan dialog dari film Surat Dari
Praha yang berkaitan dengan Perjuangan. Dan penelitian ini menggunakan
model analisis struktur narasi menurut Vladimir Propp. Unit analisis dalam
skripsi ini adalah makna Perjuangan yang terdapat dalam durasi 90 menit.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan, penulis merumuskan rincian
permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Adapun
perumusan sebagai berikut:
a. Bagaimana fungsi pelaku dinarasikan dalam Film Surat Dari Praha
menurut teori Vladimir Propp?
b. Bagaimana karakter oposisi berlawanan dalam Film Surat Dari Praha
menurut teori Vladimir Propp?
c. Bagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam Film Surat Dari Praha
menurut teori Vladimir Propp?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka tujuan penelitiannya adalah:
a. Mendeskripsikan fungsi pelaku yang terdapat dalam Film Surat
Dari Praha
b. Mendeskripsikan karakter oposisi berlawanan dalam Film Surat
Dari Praha
c. Mendeskripsikan karakter tokoh di dalam Film Surat Dari Praha
7
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, serta memberikan pandangan
tentang analisis naratif yang berkaitan dengan film.
b. Manfaat Praktis
1. Memberi wacana baru tentang pentingnya peran kritik, saran
dan pesan dalam sebuah karya film bagi dunia perfilman
Indonesia.
2. Bagi sineas muda indonesia bisa membuat film yang
berkualitas, bermanfaat, tanpa menyinggung suatu kelompok
manapun.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis narasi
(narative analysis) yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah
mengenai aneka fungsi bahasa (pragmatic).11 Dalam pendekatan ini,
penulis menggunakan metode yang langsung menarasikan dalam bentuk
penjelasan kualitatif tentang fenomena yang dibahas. Pendekatan ini
bertujuan untuk memahami makna sehingga dapat menggambarkan makna
perjuangan dari film Surat Dari Praha.
11 Alex Sobur, Analisis Teks Media-Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, Dan Analisis Framing (Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya, 2001).
8
Metode analisis narasi berbeda dengan metode kuantitatif yang
menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis narasi lebih melihat
“bagaimana” (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi. Dengan metode
ini, tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam Film
Surat Dari Praha, tetapi bagaimana pesan itu dikemas dan diatur
sedemikian rupa dalam bentuk cerita. Melalui analisis narasi tidak hanya
mengetahui isi teks. Tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat
cerita. Macam apa yang disampaikan. Analisis narasi lebih melihat
bagaimana isi pesan yang akan diteliti.
Mengolah narasi atau cerita yaitu dengan cara di mana makna dan
kegemaran dapat terbina dan tersusun baik dari dalam dan luar media. Dua
poin kajian sistematik dari narasi di media modern, adalah sebagai
Pertama, teori narasi menganjurkan bahwa cerita/kisah dalam media
apapun dan budaya manapun saling berbagi keunggulan tertentu. Kedua,
tetapi media tertentu/khusus mampu untuk “menceritakan” kisah dengan
cara yang berbeda. Hal ini sangat berharga bahwa manusia hampir tidak
pernah menemukan pemisahan suatu cerita dari harapan tersebut.12
Analisis naratif dapat pula dipakai untuk mengkaji struktur cerita
dari narasi fiksi (seperti novel dan film).13 Naratif (narasi) representasi dari
peristiwa-peristiwa. Dipilihnya sebagai metode penelitian karena analisis
naratif melihat teks berita sebuah cerita, sebuah dongeng yang didalam
cerita ada plot, adegan, tokoh, dan karakter. Selain itu analisis naratif
12 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London dan New York:
Routledge), h.32. 13 Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2013), h.9.
9
membantu kita untuk memahami bagaimana pengetahuan, makna dan nilai
diproduksi dan disebarkan dalam masyarakat. Secara umum teknik analisis
datanya menggunakan alur yang lazim digunakan dalam metode penelitian
kualitatif yakni mengidentifikasi objek yang diteliti untuk dipaparkan,
dianalisis, kemudian ditafsirkan maknanya.
2. Jenis Data
Dalam penelitian ini data-data yang dikumpulkan melalui cara
observasi, yaitu mengamati langsung secara mendalam data-data yang
sesuai dengan pertanyaan penelitian.
Adapun instrumen penelitiannya adalah:
a. Data Primer
Berupa dokumen elektronik, yaitu berupa film Surat Dari
Praha. Peneliti mengamati film tersebut serta menganalisis sesuai
dengan model penelitian yang digunakan.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak
lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subjek penelitian. Data
ini diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan yang telah tersedia.
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah film “Surat Dari Praha”,
sedangkan objek penelitiannya adalah potongan adegan visual yang
terdapat dalam film “Surat Dari Praha”, juga dari teks yang yang
ada pada film yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
10
Penelitian kualitatif menggunakan berbagai metode
pengumpulan data, seperti wawancara individual, wawancara
kelompok, penelitian dokumen dan arsip, serta penelitian
lapangan.14 Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi atau pengamatan yaitu metode pertama yang
digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan
dan pencatatan dalam fenomena-fenomena yang diselidiki pada
setiap adegan film. Disini peneliti membaca dan memahami isi
pesan dan makna perjuangan pada film Surat Dari Praha.
Setelah itu peneliti mengutip kemudian mencatat dialog
ataupun paragraf yang mengandung pesan pada film ini.15
b. Metode wawancara (interview) adalah metode pengumpulan
data dengan melakukan komunikasi tatap muka antara peneliti
dengan sumber penelitian akan tetapi peneliti melakukan
wawancara. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
dengan Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara dari film
Surat Dari Praha.
c. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku-buku dan sumber lain yang
bisa digunakan dalam penelitian.
14 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h. 141-142. 15 Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta; UIN Jakarta Press, 2006).
Cet. Ke-1
11
Langkah selanjutnya ialah mengumpulkan data yang diperoleh
dari hasilpemiliahn dialog, wawancara, serta dokumentasi. Lalu
mengolah hasil temuan atau data dan meninjau kembali data
yang telah terkumpul. Seluruh data tersebut nantinya akan
dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi
pustaka yang kemudian dianalisis.
3. Teknik Analisis Data
Setelah data primer dan sekunder terkumpul, kemudian
diklarifikasikan sesuai pertanyaan yang terdapat pada rumusan
masalah. Peneliti menggunakan analisis narasi. Narasi adalah suatu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-
jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Titik
perhatian dari analisis narasi adalah menggambarkan tokoh, alur,
dan sifat secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi.
Analisis narasi yang digunakan sebagai metode dalam penelitian
ini adalah model Vladimir Propp. Alasan penulis menggunakan
analisis narasi karena penelitian ini tidak hanya menganalisis teks
semata, tetapi juga menganalisis karakter pelaku dan alur ceritanya.
E. Tinjauan Pustaka
Judul yang digunakan dalam skripsi ini memang banyak kemiripan
dengan judul-judul skripsi lainnya yang mencoba menganalisis film-film dan
objek lainnya, seperti skripsi berikut ini:
12
Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua dan Anak Dalam Film Mencari
Hilal, yang ditulis oleh Indah Noviyanti NIM 1112051000115, mahasiswi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi tersebut
menggunakan pendekatan Narasi Tzevtan Todorov.
Film Dokumenter: The Muslim Premiere League dalam Perspektif
Analisis Narasi yang ditulis oleh Wahyu Eko Wibowo NIM 109051000127,
mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam penelitian tersebut terkandung pesan moral dengan
menggunakan pendekatan teori Narasi Tzevtan Todorov.
Konflik Identitas Peran Muslimah dalam Keluarga, Analsis Naratif
Film Hijab Karya Hanung Bramantyo, yang ditulis oleh Ahmad Syahroji.
Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dalam skripsi tersebut mmperlihatkan pesan konflik identitas
muslimah dalam keluarga, dengan menggunakan pendekatan narasi Tzevtan
Todorov.
Penokohan Kiai dalam Film Sang Kiai Dan Sang Pencerah, Analisis
Naratif Struktural terhadap Struktur Naratif dalam Film Sang Kiai dan Sang
Pencerah yang ditulis oleh Baharuddin Rabbani. Mahasiswa Ilmu
Komunikasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Skripsi tersebut
menggunnakan pendekatan naarasi Vladimir Propp.
Cerita Rakyat Raden Kusuma Di Kecamatan Karang Anyar
Kabupaten Grobogan yang ditulis oleh Yunita Tri Lestari, Mahasiswa jurusan
13
Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang. Skripsi tersebut
menggunakan pendekatan Vladimir Propp.
Meskipun penelitian ini merujuk dari skripsi atau jurnal di atas,
namun ada perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu pada
bahan penelitian, perumusan masalah, fokus penelitian, dan teorinya
walaupun sama-sama menggunakan pendekatan Vladimir Propp.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian
mengenai pembahasan-pembahasan tertentu dalam skripsi, maka dari itu
peneliti menyusun sistematika penelitian ini ke dalam lima bab. Dalam bab-
bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara
terperinci, adapun sistematika penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan dikemukakan Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Tinjauan Pustaka, dan Sisematika Penulisan
BAB II Landasan Teori
Landasan teori yang meliputi, Pengertian analisis wacana, terdiri dari konsep
analisis naratif Vladimir Propp, Tinjauan umum tentang film yang meliputi
Pengertian Film, Film Sebagai Media Komunikasi Massa,, Unsur-Unsur
Pembentukan Film, Jenis dan Klasifikasi Film, Struktur Film dan
Sinematografi. Perjuangan Menurut Pandangan Islam.
14
BAB III Gambaran Film Surat Dari Praha
Dalam BAB III berisi gambaran Film Surat Dari Praha, yang meliputi
Sinopsis Film Surat Dari Praha, Tim Produksi Film Surat Dari Praha,
Penghargaan Film Surat Dari Praha.
BAB IV Analisis Data Film Surat Dari Praha
Pada BAB IV ini menjabarkan temuan dan analisis narasi fungsi pelaku
terhadap Film Surat Dari Praha. Didalamnya membahas tentang temuan
naratif perjuangan dalam film Surat Dari Praha yang diperoleh peneliti dari
hasil penelitiannya.
BAB V Penutup
Pada BAB ini berisi Penutup mengenai Kesimpulan dan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Film
1. Pengertian Film
Film merupakan salah satu bagian dari audio visual yang berarti
suatu cara menyampaikan dan sekaligus merangsang penglihatan dan
pendengaran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia secara fisik istilah film
adalah lakon (cerita) gambaran hidup. Sedangkan secara etimologis, film
adalah gambar hidup, cerita hidup, menurut beberapa pendapat, film
adalah susunan gambar yang ada dalam selluloid, kemudian diputar
dengan mempergunakan teknologi proyektor yang sebetulnya telah
menawarkan nafas demokrasi, dan bisa ditafsirkan dalam berbagai
makna.1
Alex Sobur mengungkapkan bahwa, film merupakan bayangan
yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-
hari. Itulah sebabnya selalu ada kecenderungan untuk mencari relevensi
antara film dengan realitas kehidupan. Apakah film itu merupakan film
drama, yaitu film yang mengungkapkan tentang kejadian atau peristiwa
hidup yang hebat. Atau film yang sifatnya realism yaitu film yang
mengandung relevansi dengan kehidupan seharian.2
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame,
dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
1 Gatot Prakoso, Film Pinggiran-Antologi Film Pendek, Eksperimental & Documenter,
FFTV- IKJ dengan YLP’ (Jakarta : Fatwa Press, 1997) h, 22. 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2001), h. 128.
16
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak
dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan daya tarik tersendiri.3
Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia, kerjanya ibarat jarum hipodemik
atau peluru yang banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, dimana
kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan
obat yang dapat langsung merasuk dalam jiwa penerima pesan.4
Fungsi dari film itu sendiri sebagai media hiburan, namun bukan
hanya media hiburan saja tetapi dapat terkandung fungsi informatif
maupun edukatif bahkan persuasif. Ini sesuai dengan misi perfilman
nasional, bahwa selain sebagai media hiburan tetapi bisa dijadikan sebagai
media pembelajaran dan sarana informasi. Film mempunyai karakteristik
tersendiri yakni menggunakan layar lebar, pengambilan gambar jarak jauh
atau long shot bahkan extrem long shot, konsentrasi penuh dan identifikasi
psikologi yang mana saat kita menonton pikiran dan perasaan kita larut
dalam alur cerita yang disuguhkan.5
2. Sejarah Film
a. Sejarah Perkembangan Film Dunia
Dilihat dari sejarah, penemuan film sebenarnya berlangsung
cukup panjang. Teknologi film atau motion picture bekerja
berdasarkan proses kimiawi seperti fotografi. Medium ini
3 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-5,
h.48. 4 Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang:
Ramdina Prakasa, 2005), h.12. 5 Elvinaro, Ardianto, Dkk, Komunikasi massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2007, h. 145-147.
17
dikembangkan pada 1880-an dan 1890-an. Pada 1930-an bioskop
sudah ada dimana-mana menayangkan talkies.6 Pada dasarnya
tontonan bergerak sudah ada sejak lama. Tanggal 24 April 1894, The
New York Times memberitakan dahsyatnya sambutan publik terhadap
film layar lebar pertama yang ditayangkan yakni tentang dua gadis
pirang yang memperagakan tarian payung. Film pertama ditayangkan
di Amerika Serikat pada tanggal 23 April 1896 di kota New York.7
Sejarah film pertama terjadi di Perancis, tepatnya pada 28
Desember 1895, Ketka Lumiere bersaudara telah mambuat dunia
‘terkejut’. Mereka telah melakuakn pemutaran film pertama kalinya di
depan publik, yakni Cafe de Paris. Film-film buata Lumiere yang
diputar pada pertunjukan pertama itu adalah tentang para laki-laki dan
wanita pekerja di Pabrik Lumiere, kedatangn kereta api di Stasiun Ia
Ciotat, bayi yang sedang makan siang dan kapal-kapal yang
meninggalkan pelabuhan. Salah satu kejadia unik, yaitu saat
pertunjukan lokomotif yang kelihatannya menuju ke arah penonton,
banyak yang lari kebawah bangku Teknologi temuan Lumiere ini
kemudian mendunia dengan cepat karena juga didukung oleh teknologi
proyektor berfilm 23/4inci yang lebih unggul keluaran The American
Biograph, yang diciptakan Herman Casler pada 1896. Maka sejak
6 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008), ed. 8, h. 161. 7 William, L. Rivers, Jay W. Jensen, dan Theodore Peterson, Media Massa dan
Masyarakat Modern, edisi kedua, (terj.) oleh Haris Munandar dan Didy Priatna, (Jakarta: Prenada Media, 2004), cet. 2, h. 198
18
pertunjukan di Cafe de Paris itulah, kata Louis Lumiere, lahirlah
ekspresi “I have been to a movie”.8
Joseph Plateu adalah seorang ilmuan yang telah banyak
memberikan perhatian untuk mempelajari rahasia gambar hidup
dengan seksama, terutama dalam hal kecepatan, waktu dan pewarna.
Penyempurnaan baru dicapai lewat kamera oleh asisten ahli listrik
terkena Thomas Alva Edison yang bernama William Dickson pada
tahun 1895. Setelah itu barulah orang amerika berhasil membuat film
bisu yang berdurasi 25 menit, diantaranya film A Trip to the Moon
(1902), life of an America Fireman (1903) dan The Great Train
Robbery (1903).
Kemudian perusahaan film Warner Brothers dengan
bekerjasama dengan Amerika Telephon dan Telegraph berusaha
mempelajari bagaimana cara memindahkan suara yang ada dalam
telepon ke dalam film. Usaha ini berhasil pada tahun 1928 melaluin
film The Jazz Singer. Masa keemasan film berlangsung cukup lama,
barulah televisi muncul sebagai media hiburan9.
b. Sejarah Perkembangan Film Indonesia
Penghujung abad ke 19, teknologi pembuatan film, gambar
yang bisa bergerak ditemukan di Perancis, Inggris, dan Amerika. Pada
waktu itu, Indonesia masih merupakan jajahan Belanda dengan nama
Nederlands Indie atau dalam bahasa pribumi disebut Hindia Belanda.
8 Misbach Yusran Biran, Sejarah Film 1990-1950: Bikin Film di Jawa, (Jakarta: Komunitas Bambu 2009), h.xv.
9 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 137-138.
19
Sejak Tahun 1900, tontonan film mulai bisa disaksikan oleh
masyarakat di kota-kota besar Hindia-Belanda.10
Hari film Nasional yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia
adalah tanggal 30 Maret 1950, sebagaimana yang telah menjadi
aspirasi masyarakat perfilman dan telah menjadi Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999, semasa pemerintah BJ
Habibie yang berbunyi: “bahwa tanggal 30 Maret 1950 merupakan
hari bersejarah bagi perfilman Indonesia karena pada tanggal tersebut
pertama kalinya film cerita dibuat oleh orang dan perusahaan
Indonesia.11
Sejarah mencatat bawasannya film Indonesia yang dibuat oleh
orang pribumi dan perusahaan Indonesia adalah film yang berjudl The
Long March atau Darah dan Doa, diproduksi oleh perusahaan bernama
PERFINI (Perusahaan Film Nasional Indonesia) yang merupakan
perusahaan film nasional pertama, dengan produser Djamaluddin
Malik dan Sutradara Usmar Ismail. Sedangkan tanggal 30 Maret 1950
merupakan hari pertama pengambilan gambar atau syuting film Darah
dan Doa. Usmar Ismail adalah tokoh yang paling bersemangat untuk
mewujudkan adanya film nasional.12 Untuk itu ia dinobatkan sebagai
bapak perilman Indonesia.
10 Misbach Yusran Biran, Sejarah Film 1900-1950:Bikin Film di Jawa, (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2009), h. 1. 11 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restropeksi, (Jakarta: Panitia hari
Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahin 2010, 2010), h 5-7. 12 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restropeksi, h 7-9.
20
c. Struktur Pembentukan Film
Esensi dari struktur film terletak pada pengaturan berbagai unit
cerita atau ide sedemikian rupa sehingga mudah dipahami. Struktur
adalah blueprint; kerangka desain yang menyatukan berbagai unsur
film dan merepresentasikan jalan pikiran dari pembuat film.13 Struktur
terdapat dalam semua bentuk karya seni. Pada film mengikat aksi
(action) dan ide menjadi satu kesatuan yang utuh.
Struktur yang baik adalah struktur yang sederhana tapi penuh
relief. Struktur yang sederhana berhubungan dengan kontinuitas fisik,
yaitu: anak dilahirkan, hiduo sebagai orang dewasa, kemudia mati. Ini
mengandaikan adanya permulaan, pengembangan dan akhir. Variasi
dari uruta ini banyak sekali, misalnya suatu akhir dapat dijadikan
permulaan, dalam hal kilas balik flashback permisalannya.
Penyusun pikiran dan perasaan sineas film ditentukan oleh
faktor-faktor:
1. Keutuhan: semua unsur dalam film mesti berkaitan dengan
subjek utamanya, harus menjaga bagian dari keseluruhan. Arti
da maknanya ditentukan hubungan dengan keseluruhan karya.
2. Ketergabungan: unsur atau unit yang satu harus memiliki
hubungan degan unit atau unsur berikutnya sedemikian rupa.
Sehingga hubungan ini bukan saja logis akan tetapi juga
hubungan yang membangun. Ini berarti bahwa urutan unsur ini
harus menunjukan perkembangan yang menuju suatu
13 D.A. Peransi, Film/ Media/ Seni, (Jakarta: FFTV IKJ Press, 2005), cet. 1, h. 8.
21
kesimpulan. Faktor ketergabungan ini tergantung lagi pada
sebab, akibat dan kemungkinan.
3. Tekanan: berhubungan dengan atau menentukan posisi dari
unit-unit pertama da sampingan, hubungan terhadap yang lain.
Tekanan menentukan juga proposisi dari unit-unit itu, sehingga
menjadi jelas nilai dari berbagai unit tersebut.
4. Interes. Berhubungan dengan “isi” dari setiap unit. Pilihan ini
yang tepat untuk menjadikan unit-unit itu saling berhubungan
dengan jalinan subordinat menjadi suatu kesatuan karya yang
utuh.
Secara fisik sebuah film dapat dapat dipecah menjadi unsur-
unsur, yakni shot, adegan dan sekuen. Pemahamn tentang shot, adegan
dan sekuen nantinya banyak berguna untuk memebagi urutan-urutan
(segmentasi) plot sebuah film secara sistematik. Segmentasi plot akan
banyak membantu melihat perkembangan plot sebuah film secara
menyeluruh dari awal hingga akhir.
1. Shot
Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman
gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan
(off) atau juga sering diistilahkan satu kali take (pengambilan
gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca produksi)
memiliki arti suatu rangkaian gambar utuh yang tidak terinstrupsi
oleh potongan gambar (editing). Shot merupakan unsur terkecil
dari film, sekumpulan beberapa shot biasanya dapat dikelompokan
22
menjadi sebuah adegan.14
2. Adegan (scene)
Adegan atau scene adalah satu segmen pendek dari
keseluruhan cerita yang mempertlihatkan satu aksi
berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita),
tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari
beberapa shot yang saling berhubungan. Biasanya film cerita
terdiri dari tiga sampai lima puluh buah adegan. Adegan adalah
yang paling mudah dikenali sewaktu menonton film.
3. Sekuen (sequence)
Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu
rangkaian peristiwa yang utuh.satu sekuen umumnya terdiri dari
beberapa adegan yang saling berhubungan. Sekuen bisa diibaratkan
seperti sebuah bab atau sekumpulan bab, dalam pertunjukan teater,
sekuen bisa disamakan dengan satu babak satu sekuen biasanya
dikelompokkan berdasarkan satu periode (waktu), lokasi atau satu
rangkaian aksi panjang.biasanya film cerita terdiri dari delapan
sampai lima belas sekuen. Dalam beberapa kasus film, sekuen
dapat dibagi berdasarkan usia karakter utama yakni masa balita,
kanak-kanak, remaja, dewasa, serta lanjut usia. Dalam film-film
petualangan yang umumnya mengambil banyak tempat, sekuen
biasanya dibagi berdasarkan lokasi cerita.15
14 Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), H.29. 15 Himawan Pratista, Memahami film, H.29-30.
23
d. Jenis-jenis Film
Secara umum, pembagian jenis film didasarkan atas cara
bertuturnya, yakni naratif (cerita) seperti film fiksi dan non-naratif
seperti film eksperimental dan film dokumenter. Adapun definisi dari
jenis film menurut Himawan Pratista adalah sebagai berikut:
a) Film Fiksi
Film ini merupakan jenis film yang menggunakan cerita
rekaan di luar kejadian nyata, terkait dengan plot, dan memiliki
konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal. Struktur
cerita film juga terkait hukum kausalitas atau hubungan sebab-
akibat. Namun demikian, film fiksi juga sering diangkat dari
kejadian nyata dengan beberapa cuplikan rekaman gambar dari
peristiwa aslinya.
b) Film Dokumenter
Film ini biasanya berhubungan dengan orang-orang,
peristiwa, maupun kejadian tertentu. Film dokumenter ini tidak
menciptakan suatu peristiwa, melainkan merekamnya. Struktur
bertutur dari film dokumenter umunya sederhana dengan tujuan
agar penonton dapat memahami dan percaya atas fakta-fakta yang
disajikan. Film jenis ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan di
antaranya sebagai informasi, berita, biografi, pengetahuan,
pendidikan, sosial, dan politik.
c) Film Eksperimental
Jenis film ini berbeda dengan dua jenis film lainnya. Film
24
ini tidak terikat plot, tetapi tetap memiliki struktur. Strukturnya
sangat dipengaruhi oleh insting subjektif sineas seperti gagasan,
ide emosi, serta pengalaman batin mereka. Film ini umumnya tidak
bercerita tentang apapun dan semua adegannya menentang logika
sebab-akibat. Selain itu, film ini tidak mudah dipahami lantaran
menggunakan simbol personal yang diciptakan sendiri.
Dari perbedaan jenis film di atas, dapat dibagi lagi menjadi
berbagai genre film yang diklasifikasikan sesuai dengan spesifikasinya,
baik berdasarkan setting, isi, maupun latar cerita. Alhasil, kini muncul
banyak film dengan genre yang beragam, seperti film aksi, petualangan,
drama, komedi, misteri, dan percintaan. Selain itu, terdapat karya
yang mengkombinasikan beberapa genre menjadi satu, misalnya film
drama aksi komedi. Namun begitu, biasanya sebuah film tetap memiliki
satu atau dua genre yang dominan.16
3. Struktur Naratif
a. Pengertian Naratif
Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan
satu sama lain dan terikat oleh logika sebab akibat yang terjadi dalam
suatu ruang dan waktu. Sebuah kejadian tidak bisa terjadi begitu saja
tanpa ada alasan yang jelas. Segala hal yang terjadi pasti disebabkan
oleh sesuatu dan terikat satu sama lain oleh hukum sebab akibat.
16 Himawan Pratista, Memahami film, h.8-11.
25
Dalam sebuah film cerita sebuah kejadian pasti disebabkan oleh
kejadian sebelumnya.
Misalnya,pada shot A tampak seorang bocah sedang
menendang bola dan shot B memperlihatkan kaca jendela yang pecah.
Shot B terjadi karena shot A. penonton akan mudah memahaminya
karena adanya hubungan sebab akibat. Penonton secara sadar juga
mengetahui jika lokasi dua peristiwa tersebut berdekatan dan terjadi
dalam waktu yang singkat. Namun jika urutannya dibalik menjadi
shot B lalu shot A. penonton akan sulit memahami karena tidak ada
hubungan logika antara kaca yang pecah dengan seorang bocah yang
menendang bola.17
b. Pola Struktur Naratif
Pola struktur naratif dalam film secara umum dibagi menjadi
tiga tahapan yakni, permulaan, pertengahan, serta penutupan. Tahap
pembukaan biasanya hanya memiliki panjang cerita seperempat durasi
filmnya. Tahap pertengahan adalah yang paling lama dan biasanya
panjangnya lebih dari separuh dari durasi film.18
Tabel 2.1
Permulaan Pertengahan Penutupan
Aspek ruang dan Konflik Konfrontasi Akhir
Waktu para pelaku Konfrontasi Resolusi
Masalah Pengembangan
masalah
Tujuan
17 Himawan Pratista, Memahami film, h.33-34. 18 Himawan Pratista, Memahami film, h.45.
26
1. Tahap Permulaan
Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis
dalam sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula.
Pada titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film. Pada
tahap ini biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan pendukung.
2. Tahap Pertengahan
Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh
utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah
yang telah ditentukan pada tahap permulaan. Pada tahap inilah alur
cerita mulai berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi di luar
perkiraan yang dilakukan oleh karakter utama atau pendukung.
Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya konflik.
Konflik sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara protagonis
dengan antagonis. Pada tahap ini juga umumnya karakter utama
tidak mampu begitu saja menyelesaikan masalahnya karena
terdapat elemen-elemen kejutan yang membuat masalah menjadi
lebih sulit atau kompleks dari sebelumnya. Pada tahap ini tempo
cerita semakin meningkat hingga klimaks cerita.
3. Tahap Penutupan
Puncak dari konflik atau konfrontasi akhir, pada titik inilah
cerita film mencapai titik ketegangan tertinggi. Setelah konflik
berakhir maka tercapailah penyelesain masalah, kesimpulan cerita,
atau resolusi. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga
akhir cerita film berakhir. Ketiga tahapan tersebut tidak harus
27
saling terikat seperti aturan-aturan di atas, cerita dapat berkembang
dan berubah sesuai dengan tuntutan naratif atau campur tangan
sineas.19
c. Urutan Waktu
Urutan waktu menunjuk pada pola berjalannya waktu cerita
sebuah film. Urutan waktu cerita secara umum dibagi menjadi dua
macam pola yakni, linier dan nonlinier.20
1. Pola Linier
Plot film sebagian besar dituturkan dengan pola linier
dimana waktu berjalan sesuai urutan aksi peristiwa tanpa adanya
interupsi waktu yang signifikan. Penuturan cerita secara linier
memudahkan kita untuk melihat hubungan kasualitas jalinan satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya. Jika urutan waktu cerita
dianggap sebagai A-B-C-D-E maka urutan waktu plotnya juga
sama, yakni A-B-C-D-E. Jika misalnya cerita film berlangsung
selama sehari, maka penuturan kisahnya disajikan secara urut dari
pagi, siang, sore, hingga malam harinya.
2. Pola Nonlinier
Nonlinier adalah pola urutan waktu plot yang jarang
digunakan dalam film cerita. Pola ini memanipulasi urutan waktu
kejadian denagn megubah urutan plotnya sehingga membuat
hubungan kausalitas menjadi tidak jelas. Pola nonlinier cenderung
menyulitkan penonton untuk bisa mengikuti alur cerita filmnya.
19 Himawan Pratista, Memahami film, h.45-46. 20 Himawan Pratista, Memahami film, h.36.
28
Jika urutan waktu cerita dianggap A-B-C-D-E maka urutan waktu
plotnya dapat C-D-E-A-B atau D-B-C-A-E atau lainnya. Jika
cerita film berlangsung selama sehari, maka penuturan kisahnya
disajikan secara tidak urut, misalkan malam, pagi, sore, dan siang.
Tentu saja pola seperti ini akan menyulitkan penonton untuk
memahami ceritanya.21
B. Teori Narasi
1. Pengertian Narasi
Dari sisi etimologis, Narrative berasal dari bahasa latin “narrare”,
menunjukkan berbagai keterangan tentang sebuah kejadian. Ini berarti
menyampaikan apa yang terjadi, jelas William F. Woo dalam tulisan “Just
write what happened: imposing a narrative structure doesn’t always
work”.22 Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu
peristiwa yang telah terjadi. Narasi mendefinisikan di mana, bagaimana
berbagai hal bisa terjadi, kapan hal- hal tersebut terjadi, dan seberapa cepat
hal-hal tersebut terjadi.23
Narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran
utamanya adalah tingkah laku yang dijalin dan dirangkaikan menjadi
sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu.24 Dikalangan para ahli
sendiri terdapat beberapa perbedaan mengenai definisi narasi. Sekedar
21 Himawan Pratista, Memahami film, h.37. 22 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan obor Indonesia, 2005),
h. 30. 23 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media ; Pengantar Kepada Kajian Media,
(Yogyakarta: Jalasutra, 2006), h.139. 24 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), h.136.
29
ilustrasi diberikan tiga definisi narasi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli.
Girard Ganette: Representation of events or of a sequence of
events. (Representasi dari sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa-
peristiwa).
Gerald Prine: The representation of one or more real or fictive
events communicated by one, two, or several narator to one, two, or
several narratees. (Representasi dari satu atau lebih peristiwa nyata atau
fiktif yang dikomunikasikan oleh satu, dua, atau beberapa narato untuk
satu, dua, atau beberapa naratif).
Porter Abbott: Representation of events, consisting of story and
narrative discourse, story is an events or sequence of events (the action)
and narrative discourse is those events as represented. (Representasi dari
peristiwa-peristiwa, memasukkan cerita dan wacana naratif, diamana cerita
adalah peristiwa-peristiwa atau rangkaian peristiwa (tindakan) dan wacana
naratif adalah peristiwa sebagaimana ditampilkan).
Dari berbagai definisi narasi yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut, terdapat benang merah. Narasi adalah representasi dari peristiwa-
peristiwa atau rangkaian dari peristiwa-peristiwa. Dengan demikian,
sebuah teks baru bisa disebut sebagai narasi apabila terdapat beberapa
peristiwa atau rangkaian dari peristiwa-peristiwa.25
Secara umum, analisis naratif mengharuskan kita mengungkap
struktur benda-benda kultural. Menaruh perhatian pada narasi
25 Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2013), h.1-2.
30
mensyaratkan kita tidak “terseret” oleh kisah tersebut, tetapi tetap tidak
menolak sikap untuk mempercayainya. Kita menginterupsi kisah guna
menganalisis dan menyelidikinya. Sebuah kisah yang baik selalu
menyembunyikan mekanismenya sehingga jangan sampai teks membuat
kita lupa bahwa yang kita hadapi adalah sebuah narasi. Dalam analisis,
kita perlu mengadopsi satu jarak kritis agar dapat memahami lebih baik
bagaimana sebuah kisah dibangun.26
2. Narasi Menurut Beberapa Tokoh
Menurut Branston and Stafford, narasi terdiri atas empat macam
yaitu narasi menurut Tvezetan Todorov, Vladmir Proop, Levi-Strauss dan
Joseph Cambell.
a) Narasi menurut Tvzetan Todorov
Narasi berisi penjelasan bagaimana cerita disampaikan,
bagaimana materi dari suatu cerita dipilih dan disusun untuk mencapai
efek tertentu kepada khalayak.27 Narasi adalah proses dan efek dari
merepresentasikan waktu dalam teks.28 Setiap narasi memiliki sebuah
plot atau alur yang didasarkan pada kesinambungan peristiwa dalam
narasi itu dalam hubungan sebab akibat. Ada bagian yang mengawali
narasi, ada bagian yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
situasi awal, dan ada bagian yang mengakhiri narasi itu. Alurlah yang
26 Jane Stokes, How to media and cultural studies: panduan untuk melaksanakan
penelitian dalam kajian media dan budaya, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2007), h.73. 27 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, h.38. 28 Tony Thwaites, dkk, Introducing Cultural and Media Studies (Yogyakarta:Jalasutra,
2009), h. 174
31
menandai kapan sebuah narasi itu mulai dan kapan berakhir.29
b) Narasi Menurut Vladimir Propp
Sebagaimana analisanya terhadap dongeng lebih ditekankan
kepada struktur atau anatomi cerita dan pada karakter tokoh di dalam
cerita. Dengan pendekatan model Propp ini, terutama analisis karakter
tokoh dalam sebuah cerita akan mempermudah menemukan
“lompatan-lompatan baru” atau kejutan narasi. Propp menyimpulkan
ke dalam delapan ruang tindakan atau peranan.30
c) Narasi menurut Levi Strauss
Levi-Strauss setidaknya menggunakan dua konsep penting dari
pemikiran Saussure; 1) Konsep perbedaan (diferensiasi). Menurut
Saussure, yang membedakan satu kata dengan kata lain adalah
diferensiasi sistematis yang ada antara setiap kata dengan kata-kata
yang lain. Kata “paku” misalnya dibedakan menurut suaranya dengan
“baku” atau “daku”, namun secara konseptual kata tersebut dibedakan
dengan “sekrup”, “mur”, “pasak” dan sebagainya, dan 2) Konsep
tentang sintagmatik dan paradigmatik. Kata-kata mempunyai relasi
dengan kata lain sehingga membentuk suatu pengertian melalui
hubungan asosiatif (paradigmatik) dan hubungan sintagmatik.31
Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara satu tanda dengan
tanda lain dalam suatu kesatuan (linier). Sementara hubungan
paradigmatik adalah relasi antara tanda-tanda dalam suatu paradigma
29 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 36. 30 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 34. 31 Eriyanto, Analisis Naratif, h. 162-163
32
(kesamaan umum): unit-unit memiliki kesamaan karakteristik yang
menentukan keanggotaannya dalam paradigma tersebut.32
d) Narasi menurut Joseph Campbell
Narasi Joseph Campbell, yang kaitannya membahas narasi
dengan mitos. Campbell menyatakan mitos memiliki 4 fungsi utama:
Fungsi mistis, menafsirkan kekaguman atas alam semesta. Fungsi
kosmologis, menjelaskan bentuk alam semesta. Fungsi sosiologis,
mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial tertentu. Fungsi
pendagogis, bagaiamana menjalani hidup sebagai manusia dalam
keadaan apapun.33
3. Model Analisis Narasi Vladimir Propp
Propp, lengkapnya Vladimir Jakovlevic Propp, lahir 17 April
1895 di St. Petersburg, Rusia adalah seorang peneliti sastra yang pada
masa 1920-an banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh Formalis Rusia.
Meskipun banyak berkenalan dengan kaum formalis, Propp bukanlah
seorang formalis (bdk. Eagleton, 1988: 115; Jefferson, 1988:54).
Dikatakan demikian karena ketika Formalisme Rusia sedang mangalami
krisis (menjelang tahun 1930), ia justru memunculkan semacam poetika
baru dalam hal pengkajian dan penelitian sastra. Hal itu dapat dibuktikan
melalui buku Morphology of the Folktale (1975).
Dapat dikatakan bahwa buku itu merupakan hasil dekons-truksi
Propp terhadap teori-teori yang berkembang sebelumnya. Propp (1975:3-
32 Heddy Shri Ahimsa-Putra, Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya
Sastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001), h. 41-42. 33 Braston and Stafford, The Media Student‟s Book, h. 33.
33
18) berpendapat bahwa para peneliti sebelumnya banyak melakukan
kesalahan dan sering membuat simpulan yang tumpang tindih. Selain itu,
sedikit banyak teori Propp juga mendekonstruksi teori formalis. Kalau
Formalisme menekankan perhatiannya pada penyimpangan (deviation)
melalui unsur naratif fabula dan suzjet dalam karya-karya individual
untuk mencapai nilai kesastraan (literariness) sastra, Propp lebih
menitikberatkan perhatiannya pada motif naratif yang terpenting, yaitu
tindakan atau perbuatan (action), yang selanjutnya disebut fungsi (func-
tion).
Propp menyadari bahwa suatu cerita pada dasarnya memiliki
konstruksi. Konstruksi itu terdiri atas motif-motif yang terbagi dalam tiga
unsur, yaitu pelaku, perbuatan, dan penderita (lihat juga: Junus, 1983:63).
Ia melihat bahwa tiga unsur itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu unsur yang tetap dan unsur yang berubah. Unsur yang tetap adalah
perbuatan, sedang-kan unsur yang berubah adalah pelaku dan penderita.
Bagi Propp, yang terpenting adalah unsur yang tetap. Sebagai contoh,
yang terpenting di dalam konstruksi "raksasa menculik seorang gadis"
adalah perbuatan atau tindakannya, yaitu "menculik", karena tindakan itu
dapat membentuk satu fungsi tertentu dalam cerita. Seandainya tindakan
itu diganti dengan tindakan lain, fungsinya akan berubah. Tidak demikian
jika yang diganti adalah unsur pelaku atau penderita. Penggantian unsur
pelaku dan penderita tidak mempengaruhi fungsi perbuatan dalam suatu
konstruksi tertentu. Dilihat dari contoh tersebut, jelas bahwa teori Propp
diilhami oleh strukturalisme dalam ilmu bahasa (linguistik) sebagaimana
34
dikembangkan oleh Saussure.34
Di dalam narasi terdapat karakter, yakni orang atau tokoh yang
mempunyai sifat atau prilaku tertentu. Karakter-karakter tersebut masing-
masing mempunyai fungsi dalam narasi sehingga narasi menjadi koheren
(menyatu). Narasi tidak hanya menggambarkan isi, tetapi juga di
dalamnya terdapat karakter-karakter. Dengan adanya karakter akan
memudahkan bagi pembuat cerita dalam mengungkapkan gagasannya.35
Narasi agaknya berutang banyak pada karya Vladimir Propp,
yang mengungkap dasar kesamaan dari struktur naratif dalam cerita
rakyat Rusia. Propp mengklaim bahwa semua dongeng Rusia dapat
dipahami dengan empat prinsip dasar; fungsi karakter merupakan elemen
dongeng yang stabil; fungsi-fungsi di dalam dongeng amatlah terbatas;
sekuen-sekuen fungsi tersebut selalu identik; dan dongeng hampir selalu
berpegang pada strktur.36
Propp tidak tertarik dengan motivasi psikologis dari masing-
masing karakter. Ia lebih melihat karakter itu sebagai sebuah fungsi
dalam narasi.37 Masing-masing karakter menempati fungsi masing-
masing dalam suatu narasi, sehingga narasi menjadi utuh. Fungsi disini
dipahami sebagai sebagai tindakan dari sebuah karakter, didefinisikan
dari sudut pandang signifikasinya sebagai bagian dari tindakannya dalam
34 Tirto Suwondo, Cerita Rakyat Damarwulan: Analisis Fungsi Pelaku dan
Penyebarannya Menurut Teori Vladimir Propp, Jurnal Widyaparwa, No.48, Maret 1997, h.6. 35 Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2013), h.65. 36 Alex Sobur, Komunikasi Naratif: paradigma, analisis, dan aplikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), h.228. 37 Arthur A. Berger, Media and Society: A Critical Perspectiv, (Boulder: Rowman and
Littlefield Publishers, 2003), h.43.
35
teks. Fungsi di sini dikonseptualisasikan oleh Propp lewat dua aspek.
Pertama, tindakan dari karakter tersebut dalam narasi. Tindakan atau
perbuatan apa yang dilakukan oleh karakter atau aktor. Perbedaan antara
tindakan dari satu karakter dengan karakter lain. Bagaimana masing-
masing tindakan itu membentuk makna tertentu yang ingin disampaikan
oleh pembuat cerita. Kedua, akibat dari tindakan dalam cerita (narasi).
Tindakan dari aktor atau karakter akan memengaruhi karakter-karakter
lain dalam cerita.38
Fungsi adalah perbuatan dari karakter atau peran cerita, yang
ditetapkan dari sudut pandang keterkaitannya dengan rangkaian aksi.
Propp membagi fungsi menjadi tiga puluh satu fungsi dimana satu fungsi
memiliki peran mandiri (Stam et.al, 1998: 80-81). Salah satu contohnya
adalah alpha (α) untuk situasi inisial (inisiation status) yang menjelaskan
bagaimana anggota keluarga diperkenalkan atau pahlawan diperkenalkan
(members of family introduced or hero introduced). Sebagai contoh yang
lain adalah fungsi H untuk perjuangan (struggle) dimana pahlawan dan
penjahat bertarung (hero and villain join in direct combat) (Berger,
2000:46). Fungsi H dapat kita terapkan pada pertarungan (struggle)
antara Batman (hero) dengan Bane (villain) dalam film The Dark Knight
Rises (2012).
38 Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2013), h.66.
36
Tabel 2.2 Fungsi Propp (Berger, 1997: 26)
Fungsi Deskripsi
No. Simbol Nama Fungsi
α Initial Situation Anggota keluarga diperkenalkan
1. β Absentation Salah satu anggota keluarga tidak hadir
2. γ Interdiction Larangan ditujukan kepada pahlawan (bisa
sebaliknya)
3. δ Violation Larangan dilanggar
4. ε Reconnaissance Penjahat berupaya untuk mendapatkan
informasi
5. ξ Delivery Penjahat mendapatkan informasi tentang korban
6. η Trickery Penjahat mencoba untuk menipu korban
7. θ Complicity Korban tertipu
8.
9.
A Villainy penjahat menyebabkan kerugian bagi anggota
keluarga; atau
a Lack Anggota keluarga tidak memiliki sesuatu,
menginginkan sesuatu
B Mediation Kesialan diketahui; pahlawan dikirim
10. C Counter-action Pahlawan (pencari) setuju untuk penentangan
11. ↑ Deprature Pahlawan meninggalkan rumah
12. D 1st donor function Pahlawan diuji, menerima agen magis atau
pembantu
13. E Hero‘s reaction Pahlawan bereaksi terhadap agen atau donor
14. F Receipt of a magical
agent
Pahlawan menerima fungsi agen magis
15. G Guidance Pahlawan memimpin pada objek pencarian
16. H Struggle Pahlawan dan penjahat terlibat pertarungan
langsung
17. I Branding Pahlawan diberi gelar
18. J Victory Penjahat dikalahkan
19. K Liquidation kemalangan awal atau kelemahan dihancurkan
20. ↓ Return Pahlawan kembali
21. Pr Pursuit, Chase Pahlawan dikejar
22. Rs Rescue Pahlawan selamat dari kejaran
37
23. O Unrecognized arrival Pahlawan, tanpa diketahui/diakui, pulang ke
rumah, atau tempat lain. 24. L Unfounded claims False hero menyajikan klaim tanpa dasar
25. M Difficult task Tugas sulit dibebankan pada pahlawan
26. N Solution Tugas diselesaikan
27. R Recognition Pahlawan diakui/dihormati
28. Ex Exposure False hero atau penjahat terekspos
29 T Transfiguration Pahlawan diberikan penampilan baru
30 U Punishment Penjahat dihukum
31 W Wedding Pahlawan menikah, naik takhta.
Peran cerita dalam sebuah narasi dirumuskan Propp dalam tujuh
dramatis personae yaitu sebagai pemeran cerita dalam naratif (Berger,
2000:47). Ketujuh peran ini adalah,
1. Villain (bertarung dengan hero)
2. Hero (mencari sesuatu dan bertarung dengan villain)
3. Donor (mendukung hero dengan agen atau kekuatan magis)
4. Penolong (membantu hero menyelesaikan tugas yang sulit)
5. Putri (tokoh yang dicari), Bapak dari putri (memberikan tugas
yang sulit)
6. Dispatcher (mengirim hero pada misinya)
7. False hero (mengklaim sebagai hero tapi akhirnya terungkap
kepalsuanya)
Berger menjelaskan bahwa Propp tidak berhenti dalam pembagian
tujuh dramatis personae, ia juga membagi hero dalam dua macam. Tipe
pertama adalah hero yang mengorbankan dirinya pada aksi para penjahat
atau victim hero. Tipe kedua adalah hero yang menolong orang lain yang
dicelakai, atau berkorban pada penjahat, Propp menyebutnya seeker hero.
38
Jika diperhatikan karakter utama yang diidentifikasi oleh Propp,
terpilah ke dalam dua karakter utama, yakni kepahlawanan versus
kejahatan. Kepahlawanan adalah orang atau karakter yang mempunyai
misi tertentu. Sebaliknya kejahatan adalah tindakan membuat dunia tidak
stabil dan menghalangi misi. Pahlawan dan penjahat dalam banyak narasi
digambarkan dengan karakter berlawanan. Prop menyebutnya karakter
dan oposisi berlawanan dalam cerita.
Menurut Silverman, yang menjadi titik tolak dalam model Propp
adalah fungsi dari karakter dalam narasi, dan bukan karakter itu sendiri.
Setiap karakter memainkan peran dan fungsi tertentu dalam narasi,
misalnya karakter yang satu berperan sebagai pahlawan, karakter yang
lain berfungsi sebagai penjahat dan seterusnya. Karena itu model Propp
ini bisa diterapkan dalam seluruh cerita, baik cerita klasik (tradisional)
ataupun modern.39
C. Definisi Perjuangan
1. Pengertian Perjuangan Secara Umum
Perjuangan/per·ju·ang·an/ n 1 perkelahian (merebut sesuatu);
peperangan: aku terus melanjutkan ~ ku; 2 usaha yang penuh dengan
kesukaran dan bahaya: berkat ~ yg hebat, pendaki gunung yang tersesat itu
akhirnya dapat mencapai desa transmigrasi; 3 Pol salah satu wujud
interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik;~
39 Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2013), h.73.
39
kelas Pol konflik antara satu kelas atau kelompok (proletar, tani, dsb) dan
kelas lain (borjuis, tuan tanah, dsb) atau kelompok lain.40
Perjuangan dalam hidup sangatlah diperlukan dalam kehidupan
seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa dikatakan
haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita
yang ingn dicapaibaik itu dalam bidang materi maupun imateri.41 Life is a
struggle begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah
perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita
untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk
maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur
hidupnya. Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri
dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka
haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidup ini.42
Kehidupan manusia juga berlangsung dalam perjuangan. Dalam
awal terbentuknya, lahir, hidup sampai mati, kehidupan manusia diwarnai
perjuangan. Dari sejak bayi manusia telah berjuang mengerakkan tangan
dan kaki, membolak balikkan badan, tengkurap, merangkak, duduk,
berdiri, berjalan dan berlari. Sampai pada titik tersebut saja, tentu sudah
tidak terhitung lagi berapa kali seorang anak manusia gagal dan
mengalami kesakitan. Tetapi sebagai anak, pengalaman semacam itu tidak
pernah membuatnya untuk berhenti mencoba. Bahkan dengan perjuangan
40 http://kbbi.web.id/juang diakses pada tanggal 01 Agustus 2017 pukul 20.30 41 http://www.anneahira.com/hidup-adalah-perjuangan.html diakses pada tanggal 01
Agustus 2017 pukul 20.35 42 Agustinus Wibowo. Titik nol: Makna Sebuah Perjuangan, (Yogyakarta:2005), h.10.
40
itulah seorang anak manusia menjadi lebih hebat.43
Daya juang atau perjuangan merupakan kemampuan seseorang
baik fisik maupun psikis untuk menghadapi masalah. Senada dengan
pernyataan tersebut, Departemen Pendidikan Nasional (2007) dan hasil
penelitian Markman, Robert dan Balkin (2003), Nashori (2007), Chin &
Hung (2013) mengartikan adversity quotient sebagai “daya juang”, yaitu
kemampuan mempertahankan atau mencapai sesuatu yang dilakukan
dengan gigih.44
Perjuangan pertama kali diperkenalkan oleh Paul. G. Stoltz dengan
istilah kecerdasan adversity (Adversity Quotient), yaitu kecerdasan
individu dalam menghadapi rintangan atau kesulitan dengan gigih dan
ketekunan seraya tetap berpegang teguh pada prinsip dan impian. Salah
satu rahasia untuk mengatasi tantangan atau kesulitan bagi setiap individu
yaitu dengan meningkatkan AQ - Adversity Quotient. Dalam konsep
perjuangan, individu dengan daya juang yang tinggi, akan cenderung
merasa bertanggung jawab atas masalah yang dihadapinya saat berada
dalam kesulitan, mampu mengontrol masalah, lihai dalam mencari
pemecahan masalah dan fokus terhadap solusi (Stoltz, 2007). Dapat
disimpulkan bahwa daya juang (adversity quotient) adalah kemampuan,
ketahanan dan kegigihan individu dalam menghadapi kesulitan, mengubah
hambatan menjadi sebuah tantangan dan kesempatan untuk meraih tujuan
43 Linus Palinangan. Tinjauan Filosofis Tentang Hidup, Tujuan Hidup, Kejahatan, Takdir
dan Perjuangan, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan sekertaris Tarakanita, No 319, April 2012, h.29.
44 Isnaya Arina Hidayati. Daya Juang Pelajar Berprestasi Dengan Keterbatasan Kondisi, Jurnal Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Februari 2016, h.2.
41
yang diharapkan.45
Individu yang bertahan dalam menghadapi setiap tantangan dan
kesulitan hidup adalah pribadi-pribadi pejuang atau pendaki, yang selalu
terus-menerus berusaha untuk: (1) Mendapatkan selalu yang terbaik dari
kehidupan. (2) Membaktikan diri mereka pada pertumbuhan dan belajar
seumur hidup, (3) Tertantang untuk berkontribusi terhadap kehidupan ini
(4) tidak takut untuk menjelajahi segala kemungkinan dan potensi tanpa
batas yang ada di antara manusia. (5) Menyambut baik setiap perubahan
tanpa pernah melepaskan tanggung jawab (6) Mereka terus berjuang,
mencari dan menemukan pertumbuhan dan perbaikan seumur hidup.46
Lain halnya dengan pendapat Zainuddin (2011), Menurutnya,
sejumlah faktor yang mempengaruhi perjuangan atau daya juang antara
lain; (a) Pengaruh lingkungan keluarga. Cara orang tua mendidik akan
sangat berpengaruh terhadapat AQ anak. Pola asuh yang baik dimana
orang tua memberikan bimbingan dan mengajarkan ketrampilan-
ketrampilan dalam menghadapi kesulitan hidup sebagai bekal anak
dalam menghadapi masa depannya. (b) Pengaruh lingkungan sekolah.
Sekolah merupakan wadah untuk mencari ilmu. Tidak hanya itu, sekolah
juga mampu memberikan masukan baik dalam membentuk karakter anak.
Karena di sekolah anak menemukan berbagai macam hal yang bisa
mempengaruhi dirinya, (c) Pengaruh lingkungan masyarakat. Dapat
berupa lingkungan tetanga maupun lingkunan tempat tinggal. Apabila
45 Isnaya Arina Hidayati. Daya Juang Pelajar Berprestasi Dengan Keterbatasan Kondisi,
h.3. 46 Linus Palinangan. Tinjauan Filosofis Tentang Hidup, Tujuan Hidup, Kejahatan, Takdir
dan Perjuangan,h.30.
42
lingkungan yang diterimanya baik, maka baik pula pengaruhnya.47
Kehidupan dan perjuangan itu berlangsung di dalam suatu proses
yang terus-menerus, bekerja dan terus menerus menjadi. Proses yang terus
menerus menjadi inilah yang disebut perjuangan. Sebagai bagian dari
keseluruhan ciptaan, kehidupan manusia juga berlangsung dalam
perjuangan. Dalam awal terbentuknya, lahir, hidup sampai mati,
kehidupan manusia diwarnai perjuangan. Dari sejak bayi manusia telah
berjuang mengerakkan tangan dan kaki, membolak balikkan badan,
tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, berjalan dan berlari.48 Hidup adalah
perjuangan, istilah itulah yang mungkin paling tepat untuk
mendeskripsikan makna dari sebuah kehidupan. Maka setiap manusia
yagn hidup di dunia ini tidak akan pernah lepas dari berbagai jenis
perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup tanpa mau berjuang, maka
sama saja ia sedang mengharapkan sebuah kematian untuk menjemputnya.
2. Pengertian Perjuangan Dalam Pandangan Islam
Pada dasarnya manusia dimuka bumi ini hidupdengan beberapa
misi penting yang harus diaplikasikan dan dijabarkan dalam realitas
kehidupannya. Misi utama adalah sebagai pengabdi yang harus tunduk dan
patuh terhadap setiap aturan dan nilai-nilai kebenaran yang telah
digariskan melalui firman Allah SWT dan Sunnah para Rasul-Nya. Sesuai
dengan SuratAdz-Dzaariyat Ayat: 56:
47 Zainuddin. Pentingnya Adversity Quotient Dalam Meraih Prestasi Belajar, Jurnal Guru
Membangun, Pontianak: Universitas Tanjungpura, No 26, 2011. h.2. 48 Linus Palinangan. Tinjauan Filosofis Tentang Hidup, Tujuan Hidup, Kejahatan, Takdir
dan Perjuangan,h.30.
43
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS: Adz-Dzaariyat Ayat: 56)
Di dalam ajaran Islam, Allah swt mengatakan di dalam Al Quran
bahwa manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk mengabdi/beribadah
kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang tidak mau beribadah
kepada Allah swt maka ia tidak patut untuk hidup. Perjuangan sebagai
manusia merupakan sebuah proses, tidak akan terjadi apabila manusia itu
sendiri tidak mau merubahnya, sebagaimna dalam firman Allah SWT.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Ibadah kepada Allah swt, itulah perjuangan hidup yang diajarkan di
dalam Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas- malasan.
Islam mengajarkan umatnya untuk berjuang, karena Islam mengajarkan
bahwa Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum melainkan kaum
itu sendirilah yang harus berjuang untuk merubahnya. Sama saja dengan
seorang karyawan yang direkrut untuk bekerja, kalau dia tidak mau
bekerja maka berhenti saja menjadi karyawan. Satu hal yang identik
dengan perjuangan adalah adanya cobaan.
Cobaan adalah salah satu bagian dari setiap perjuangan yang tidak
dapat dihindarkan, pasti dialami dan dirasakan oleh setiap manusia dalam
44
perjalanan hidup. Cobaan memang terkadang terasa sangat berat,
sehingga banyak sekali manusia yang merasa sangat menderita manakala
mendapatkan cobaan dari Allah swt. Bahkan ada pula yang nekat
mengakhiri hidupnya karena tidak mampu untuk bertahan dengan cobaan
yang tengah dialaminya.49
Selanjutnya manusia memiliki misi oprasional sebagai pemakmur
bumi yang mengelola dan mengembangkan kekayaan bumi dengan
mengacu kepada aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS: Shaad Ayat: 26)
Untuk merealisasikan misi-misi di atas manusia harus memahami
dengan benar bagaiman hakekat kehidupan yang sesungguhnya. Dengan
pemahaman yang benar tentang hakekat kehidupan ini, manusia
diharapkan berupaya dan berusaha komitmen dengan nilai-nilai kebenaran
dan konsisten pada puncak ketakwaan dan keimanannya. Maka ia harus
membangun benteng tekad dan mengenali setiap potensi dirinya untuk
meraih dan mencapai kehendak-kehendak ilahiah Dengan tekad dan
kekuatan potensi dirinya, ia akan senantiasa melakukan pengorbanan
dengan apa yang ia miliki, dengan apa yang ia cintai dan dengan apa yang
ia kuasai demi bertahan dalam perjuangan hidup.
Karena hidup ini sebenarnya adalah ujian dan perjuangan. Namun
49 Aswar sutan malaka, hidup adalah perjuangan : pejuang sejati tak pernah mati,
(Yogyakarta,2001), h.10
45
tidak semua manusia sama dalam menghadapi hidup dan kehidupan. Ada
sebagian mereka yang berkorban dan berjuang untuk menghadang gerakan
kebaikan dan kebenaran, ada yang hanya memilih kehidupan duniawi saja
dan ada yang tidak merespon sama sekali ayat-ayat Allah SWT. Beberapa
ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang perjuangan, sebagai berikut:
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (QS: Al-Baqarah Ayat: 200)
Perjuangan sejatinya berarti "Jihad" atau "usaha keras atau
sungguh-sungguh" (struggle). Awalnya terjemahan inilah yang dipahami
tanpa ikatan apa-apa. Artinya jihad bisa berarti perjuangan dalam segala
format dan manisfestasinya. Jihad atau perjuangan sesungguhnya secara
global dapat dibagi kepada tiga tingkatan:
Pertama adalah perjuangan fisik material. Dalam bahasa Al-qur'an
umumnya jihad pada level ini lebih dikenal dengan "qitaal" atau "harb"
(peperangan). Dan sejujurnya inilah jihad yang termudah. Selain karena
musuhnya jelas di depan mata, juga karena tidak bersifat permanen.
Diperlukan memang hanya di saat ada situasi yang memang memaksa.
Bahkan sejujurnya hal ini dibenci (wahya kurhun lakum).
Kedua adalah jihad intelektualitas atau pemikiran. Perjuangan
dalam bidang pemikiran menjadi sangat krusial ketika umat ini mengingat
tanggung jawabnya membangun peradaban dunia. Hanya dengan
kesungguhan dalam pemikiran akan terlahir berbagai "inovasi" kehidupan
yang dengan akan terbentuk "at-tamaddun al-insani" atau human
46
civilization. Perjuangan di bidang ini dikenal dalam agama dengan
"ijtihad". Kesungguhan berpikir dalam upaya menemukan makna-makna
sumber keagamaan kita.
Ketiga adalah jihad ruhi atau spiritualitas. Yaitu perjuangan
sungguh-sungguh dalam memenangkan "hati nurani" (fitrah) kita terhadap
berbagai godaannya dalam hidup. Perjuangan ini dalam agama dikenal
dengan "mujahadah". Perjuangan inilah sesungguhny yang terpenting dan
terberat karena tuntutannya tanpa batasan waktu dan tempat. Kapan dan di
mana saja jihad ini diperlukan oleh manusia, bahkan di dalam masjidil
haram sekalipun.50
Perjuangan bukanlah perkara yang ringan. Allah swt telah
menjanjikan balasan yang terbaik bagi mereka yang istiqomah dalam
perjuangan. Tentu saja untuk mendapatkan janji yang terbaik dari Allah
swt tersebut tidaklah mudah, melainkan penuh dengan ujian, halangan,
rintangan, dan berbagai macam perlawanan. Jika Rasulullah saw saja
memperoleh ujian dalam menjalankan perjuangan, maka sangatlah wajar
kalau kitapun mengalaminya. Dan tentunya, tidaklah patut bagi kita untuk
mundur dari perjuangan. Hendaknya kita mencontoh Rasulullah saw dan
para sahabat yang senantiasa sabar dan istiqomah dalam perjuangan Islam
meskipun ujian dan tantangan itu semakin berat adanya.51
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagi mu, jika kamu Mengetahui.” (QS. At Taubah: 41)
50 http://www.icmi.or.id/blog/2015/07/alhayaatu-jihaad-hidup-adalah-perjuangan diakses
pada tanggal 01 Agustus 2017 pukul 21.15. 51 http://sabdaislam.blogspot.co.id/2009/05/perjuangan-islam.html diakses pada tanggal
01 Agustus 2017 pukul 21.16.
47
Dengan pemahaman yang benar tentang hakekat kehidupan ini,
manusia diharapkan berupaya dan berusaha komitmen dengan nilai-nilai
kebenaran dan konsisten pada puncak ketakwaan dan keimanannya. Maka
ia harus membangun benteng tekad dan mengenali setiap potensi dirinya
untuk meraih dan mencapai kehendak-kehendak ilahiah. Dengan tekad dan
kekuatan potensi dirinya, ia akan senantiasa melakukan pengorbanan
dengan apa yang ia miliki, dengan apa yang ia cintai dan dengan apa yang
ia kuasai demi bertahan dalam perjuangan hidup. Karena hidup ini
sebenarnya adalah ujian dan perjuangan.52 Sebenarnya ada dua kunci
kesuksesan mukmin dalam menghadapi hidup dan kehidupan yaitu sabar
dan syukur sebagimana yng dijelaskan Rasulullah dalam sebuah haditsnya;
“Sangat mengagumkan urusan orang-orang mukmin, karena seluruh urusannya memuat kebaikan, apabila diuji dengan kenikmatan maka ia selalu bersyukur. Maka yang demikian ini kebaikan bagi dirinya. Dan apabila diuji dengan kesusahan maka ia selalu sabar. Maka yang demikian ini adalah kebaikan bagi dirinya.” (HR at-Tirmidzi)
52 http://almanar.co.id/tafsir/hidup-dan-perjuangan-kajian-surat-al-balad.html diakses
pada tanggal 01 Agustus 2017 pukul 22.30
48
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM SURAT DARI PRAHA
A. Sekilas Film Surat Dari Praha
Visinema Pictures dikenal sebagai rumah produksi yang membuat film
dengan kekuatan riset dan sejarah, seperti film Cahaya dari Timur Beta
Maluku yang mengangkat sisi lain konflik di Maluku, dan film Filosofi Kopi
yang melakukan riset mendalam tentang kopi.1 Begitu pula dengan film
terbarunya yang berjudul Surat Dari Praha yang mengangkat tema terkait
peristiwa mahasiswa ikatan dinas di Prahayang memiliki nilai sejarah, politik
maupundrama cinta.
Surat Dari Praha adalah sebuah film Indonesia bergenre drama,
sekaligus menjadi karya ketujuh Angga Dwimas Sasongko sebagai
sutradara.Film yang dibintangi oleh Julie Estelle, Tio Pakusadewo,
Widyawati, Rio Dewanto, Jajang C Noer, Shafira Umm dan Chicco
Jerikho.Terinspirasi dari kisah kehidupan para pelajar Indonesia di Praha yang
tidak bisa kembali ke Indonesia, akibat perubahan situasi politik tahun
1965dan karya musik Glenn Fredly sebagai elemen utama cerita.
Film berdurasi 97 menit ini dirilis pada 28 Januari 2016 dan
ditayangkan serentak diseluruh bioskop Indonesia. Film yang diproduksi oleh
Visinema Pictures, 13 Entertainment dan Tinggikan Production ini sebagian
besar proses syutingnya mengambil latar belakang kota Praha. Berjarak sekitar
150 meter dari Charles Bridge yang membelah sungai Vltava. Nama awalnya
1http://hiburan.metrotvnews.com/read/2016/01/25/474625/produksi-film-tentang-
pattimura-visinema-pictures-riset diakses pada 1 Mei 2017 pukul 20.35.
49
adalah Stone Bridge atau Prague Bridge. Sejak tahun 1870, jembatan yang
panjangnya mencapai 621 meter dan lebar 10 meter itu lebih dikenal dengan
sebutan Charles Bridge.
Para turis kerap menjadikan jembatan yang menghubungkan distrik
Old Town dan Lesser Town ini sebagai tempat wisata. Pasalnya, ada 30
patung peninggalan zaman Baroque yang menghiasi sepanjang jembatan ini..2
Sehingga membuat film ini menjadi menarik dan layak ditonton karena dibalut
dengan keindahan dan keanggunan kota Praha. Berikut penjelasan tentang
rumah produksi diatas.
Visinema Pictures adalah perusahaan film berbasis di Jakarta yang
berdiri sejak tahun 2008, dan memproduksi berbagai film, TV Program, Music
Video dan berbagai materi audio visual untuk corporate dan brand. Visinema
Pictures bertujuan menjadi pemain regional pada tahun 2017. Film yang di
hasilkan merupakan kombinasi antara aspek artistik dan komersial. Visinema
Pictures mengembangkan film dengan pendekatan kolaborasi melalui konsep
co-production dan branded content.
Bagi Visinema Pictures, hal itulah yang mendifinisi industri film hari
ini. karya Visinema Pictures diantaranya, Cahaya dari Timur: Beta Maluku
yang dinobatkan sebagai pemenang kategori Film Terbaik dan Aktor Terbaik
pada Festival Film Indonesia (FFI) 2014 dan Filosofi Kopi yang
memenangkan kategori Penyunting Gambar Terbaik dan Penulis Skenario
Adaptasi Terbaik pada Festival Film IndonesiaFFI 2015.3
2https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_dari_Praha diakses pada 1 Mei 2017 pukul 21.15
WIB. 3http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/production.php?comid=1060
diakses pada 2 Mei 2017 09.20.
50
13 Entertainment adalah perusahaan hiburan terdiversifikasi yang
berbasis di Indonesia. Perusahaan ini berfokus pada konten film dan televisi,
agregasi dan distribusi hiburan di seluruh dunia. 13 Entertainment memiliki
dan mengelola beberapa koleksi f
ilm terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 800 film layar lebar. Pada
mulanya film yang dirilis selama periode enam puluh tahun. Kemudian film-
film pemenang penghargaan dan box-office dipulihkan kembali secara digital,
dan distribusikan kembali ke global. Perusahaan ini telah banyak berinvestasi
pada pelestarian film dan restorasi perpustakaan. Juga telah aktif dalam
memproduksi dan mendistribusikan konten film baru. Termasuk Ada Apa
Dengan Cinta 2 di Malaysia dan Surat dari Praha dari Indonesia yang telah
terpilih untuk mewakili film Indonesia di ajang Academy Awards ke-89 dalam
kategori Best Foreign Language.4
Film yang juga didedikasikan untuk Glenn Fredly yang telah berkarir
di dunia musik selama 20 tahun ini merupakan bentuk perlawanannya
terhadap stigma negatif yang diciptakan Orde Baru, terutama soal sejarah
bangsa Indonesia di tahun 1965. Ia pun berharap, lewat film ini, dirinya bisa
sediki membantu membuka stigma tersebut dan mengajak masyarakat untuk
mencari tahu dan menggali lebih dalam lagi. Berikut kutipan Angga Dwimas
Sasongko pada saat wawancara dengan tim 21cineplex.com di Epiwalk
Kuningan, Jakarat Selatan.
"Banyak stigma yang ada di masyarakat bahwa orang-orang yang ada di Praha itu, maksudnya eksil-eksil politik itu semuanya komunis. Tapi itu kan nggak adil, karena ternyata yang ada di Praha nggak, banyak yang juga nggak sebenernya. Eksil kan ada banyak, ada yang eksil GAM (Gerakan Aceh
4https://www.13entertainment.com/ diakses pada 2 Mei 2017 pukul 10.05
51
Merdeka), RMS (Republik Maluku Selatan), PKI (Partai Komunis Indonesia, ada yang Mahid (Mahasiswa Ikatan Dinas). Mahid kan nggak semuanya komunis, rata-rata nggak semua komunis. Dan kemudian menurut saya salah satu fungsi film ya melawan stigma dan ini stigma yang pengen saya lawan, bahwa stigma itu kan didorong sama framing yang diciptakan oleh orde baru terhadap sejarah kita tahun 1965, film ini mudah-mudahan sedikit membantu membuka stigma tersebut yang kemudian banyak orang pengen cari tahu lagi."5
Hal-hal yang membuat film ini menarik adalah banyaknya sindiran
yang menyentil banyak isu. Mulai dari isu politik, sejarah maupun sosial. film
yang dirilis 28 Januari ini, salah seorang eksil, Ronny Surjomartono ikut
menjadi salah seorang pemain. Adegannya tidak banyak memang. Ia
bernyanyi di sebuah bar dan berbincang-bincang bersama bintang utama, Tyo
Pakusadewo dan Julie Estelle. Dalam film ini empat lagu Glenn Freadly juga
menjadi nyawa utama yaitu sabda rindu, nyali terakhir, untuk sebuah nama
dan menanti arah. Empat lagu itu menjadi pilihan aku untuk menghidupkan
kisah cinta yang berlatar belakang sejarah Indonesia.
Keempat lagu itu dirajut ke dalam satu cerita yang kuat dan menarik.
Sebab, masing-masing lagu milik Glenn Fredly memberikan sumbangsih
terhadap jalan cerita di film iniagu Sabda Rindu menjadi punggawa pertama
yang bisa mengambarkan kisah cinta romantis yang dirasakan oleh tokoh
bernama Jaya yang diperankan oleh Tyo Pasukadewo. Sementara lagu Nyali
Terakhir mencerminkan sisi perasaan perempuan bernama Larasati yang
dimainkan oleh Julie Estelle.Lagu Menanti Arah menjadi pembungkus yang
sangat sempurna untuk menjahit keseluruhan cinta. Di lagu Menanti Arah,
Glenn tidak hanya bicara soal cinta namun juga berbicara dalam konteks
sosial dan politik.
5http://www.21cineplex.com/exclusive/perlawanan-angga-dwimas-sasongko-lewat-surat-dari-praha,182.htm diakses pada 2 Mei 2017 pukul 12.40
52
Dalam film ini terdapat lirik lagu yang cukup menggambarkan
semuanya, yaitu negeriku gelap histori dan kebencian jadi ideologi. Lirik
tersebut menggambarkan kehidupan sang tokoh utama Jaya, seorang
mahasiswa ikatan dinas yang terpaksa kehilangan kewarganegaraannya karena
menolak pemerintahan orde baru.6
Surat dari Praha akan memberikan adegan kepada mantan mahasiswa
ikatan dinas yang masih hidup dan tinggal di Praha sampai sekarang, yaitu
Roni Marton, Bismo Gondokusumo, dan Yono. Mereka akan beradu akting
dengan Jaya (Tyo Pakusadewo) dalam scene berkumpul dan mengobrol
bareng di sebuah rumah.
Namun sayangnya film ini sempat mengalami sorotan karena dianggap
plagiarisme oleh Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya,
Malang, Yusri Fajar. Dia mengklaim film yang dibintangi Julie Estelle dan
Rio Dewanto itu hasil plagiat atas buku kumpulan cerpen yang berjudul sama
Surat dari Praha yang dicetak 2012 silam.7 Ada empat poin yang di
kemukakan atas film yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko itu yakni
kesamaan cover atau poster, kesamaan judul, alur cerita, dan lokasi.
Namun secara tegas pihak Visinema Pictures membantah tuduhan itu.
Menurut Angga Dwimas Sasongko, sutradara sekaligus CEO Visinema
Pictures, tudingan plagiarisme yang diarahkan kepada film Surat dari Praha itu
tidak punya legal standing yang kuat. Apalagi tema politik 1965 di Praha tidak
bisa diklaim sebagai hak cipta karena fakta sejarah. Hal ini telah diatur di UU
nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 41 ayat 2, bahwa ide, temuan,
6https://www.storibriti.com/film-indonesia/4-lagu-glenn-fredly-jadi-nyawa-di-film-surat-
dari-praha-160125x.htmldiakses pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 13.20 7https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/sutradara-surat-dari-praha-klarifikasi-tuduhan-
plagiat Diakses pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 15.20
53
data bukan merupakan objek hak cipta.8
Mengenai kesamaan judul pada media seni, sudah sering terjadi. Surat
dari Praha (Letter from Prague) juga telah dipakai sebagai judul buku karya
Sue Gee pada 1994 dan Raya Czerner Schapiro & Helga Czerner Weinberg
pada 1991.Judul Surat dari Praha adalah benang merah dari apa yang sudah
dipelajari dari penulis dan tim produksi. Dari cerita narasumber (para eksil di
Praha), kesamaan atau benang merahnya adalah surat. Karena mereka pasti
menceritakan surat-menyurat mereka dengan teman dan saudara di Indonesia.
Sejarah cerita ini berangkat dari pengalaman para pelajar Indonesia
yang dikirim danmenjadi terasingkan di Praha akibat peritiwa yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1965.Sehingga harus kehilangan kewarganegaraan serta
bekerja keras untuk menghidupi diri sendiri. Dalam film ini tergambarkan
melalui verbal Jaya kepada Laras mengenai kisah masa lalu yang kian
menghantuinya tetapi cintanya kepada Indonesia tidak kurun memudar malah
semakin besar. Perjuangan dia dan teman-temannya tidaklah sepenuhnya sia-
sia.
Secara keseluruhan, Surat dari Praha bukanlah fim yang sempurna
namun setidaknya mampu untuk menggugah dan mengkritik masa orde lama
melalui kisah dengan jalan yang berbeda. Sebagai sebuah film semi musikal
yang masih dapat dinikmati, mengharu biru mendengar dentuman merdu para
aktor yang menyanyikan secara langsung melalui lagu-lagu yang
merepresentasikan kisah mereka. Film ini bukanlah sebuah film yang hendak
untuk mengupayakan membongkar sejarah yang tersembunyi rapat selama ini
tapi dia hanyalah sebuah film yang bertutur mengenai kisah pertemuan dua
8http://www.jawapos.com/read/2016/02/01/17037/benarkah-film-surat-dari-praha-hasil-
plagiat- Diakses pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 15.25
54
anak manusia dengan sejarah mereka masing-masing.
B. Sinopsis Film Surat Dari Praha
Gambar 3.1
Melihat beberapa kabel menancap di dada Sulastri tak membuat Laras
(Julie Estelle) mundur. Ia tetap pada pendiriannya, meminta sertifikat rumah
untuk digadai. Hasilnya dipakai mengurus perceraian dengan suami (Chicco
Jerikho). Ia mantap bercerai setelah memergoki suami selingkuh sementara ia
sedang hamil dua bulan. Beberapa pekan kemudian, Laras keguguran.
Laras kemudian menemui pengacara di lobi rumah sakit. Setelah itu ia
balik ke kamar Sulastri dan mendapati ibunya tidak di sana. Sulastri mangkat.
Ia mewariskan rumah dengan satu syarat: harus mengembalikan sebuah kotak
berikut selembar surat kepada pria paruh baya bernama Jaya (Tyo
Pakusadewo) yang kini tinggal di Praha, Republik Ceko. 9
Sesampainya di kota Republik Ceko itu, Laras langsung menandangi
apartemen Jaya yang sederhana. Di sana, ia memaksa Jaya untuk menerima
9http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/ulasan/32884-resensi-film-surat-
dari-praha-seorang-anak-dan-mantan-calon-suami-ibunya diakses pada tanggal 12 Mei 2017 pukul 17.45
55
kotak yang diwasiatkan ibunya dan menandatangani surat bukti notaris.
Namun, Jaya justru menolak mentah-mentah dan mengusir Laras.
Malang, di tengah perjalanannya menuju hotel, Laras dirampok oleh
sopir taksi. Karena tak memiliki kolega di Praha, ia pun kembali ke apartemen
Jaya dan menginap untuk sementara waktu hingga Kedutaan Besar RI
memberikannya jalan keluar. Mau tak mau, Jaya pun menerima keberadaan
Laras untuk tinggal sementara satu atap dengannya.
Selama itu pula, Laras berusaha keras untuk meluluhkan hati Jaya agar
mau menerima wasiat dari ibunya. Karena penasaran dengan sikap dingin
Jaya, Laras pun membuka kotak dan membaca sepucuk surat yang masih
tersegel tersebut. Kotak tersebut ternyata berisi ratusan surat yang dikirimkan
Jaya untuk sang ibunda dari Laras.10
Pak Jaya adalah laki-laki renta yang menghabiskan masa tuanya di
negeri orang sebagai tukang bersih-bersih di sebuah gedung pertunjukan, ia
hidup sendiri, hanya di temani oleh Bagong, si Golden Retriever yang sama
tuanya. Tidak jarang selepas pulang kerja ia mampir di bar yang kebetulan di
jaga oleh mahasiswa arsitek asal Indonesia bernama Dewa (Rio Dewanto).
Pertemuannya dengan Larasati yang tidak pernah disangka-sangkanya
membuka luka lamanya, apalagi kemudian ia mengetahui fakta bahwa
perempuan yang paling dicintainya telah meninggalkan dirinya untuk
selamanya.
Sementara Larasati perempuan muda yang jutek, keras kepala dan
egois lihat bagimana ia menolak mentah-mentah kehadiran mantan suaminya
10http://www.bintang.com/celeb/read/2422976/review-surat-dari-praha-antara-idealisme-
dan-cinta-sejati diakses pada tanggal 12 Mei 2017 pukul 17.40
56
di pemakaman sang ibu, atau ketika ia meminta warisan tanpa rasa hormat
mengingat baru satu hari ibunya di makamkan. terbang ribuan kilometer ke
Praha hanya dengan satu tujuan, mendapatkan tanda tangan Pak Jaya, pria
misterius yang tidak pernah dikenalnya. Ya, hanya satu tanda tangan saja,
mudah, dan setelah itu ia bisa kembali ke tanah air dan memperbaiki hidupnya
lagi.
Larasati tidak pernah mengira bahwa ia akan terjebak di sana lebih
lama dan dalam situasi lebih rumit dari perkiraannya. Perlahan ia mulai
mengetahui siapa sebenarnya Pak Jaya, mengapa pria tua itu menolaknya dan
pemberian ibunya mentah-mentah, hingga fakta yang kemudian mengubah
hidupnya selamanya.11
Satu per satu surat coba dipahami Laras. Hingga ia mengerti, mengapa
Jaya begitu mantap tak mau menerima kotak itu. Sulastri memang resmi
menikah dengan ayah Laras, namun rumah tangga mereka tak berjalan
harmonis. Akhirnya, Laras pun tumbuh menjadi pribadi yang keras.
Penyebabnya tidak lain adalah orang dari masa lalu Sulastri yang masih
memberikan 'janji' akan cinta sejati, Jaya.
Film Surat dari Praha menyajikan akhir yang cukup tak terduga.
Endingnya membuat penonton 'tak sadar' kalau film telah berakhir. Tetapi,
penonton dapat langsung mengetahui pesan yang ingin disampaikan film ini
seperti tentang keikhlasan, penerimaan dan arti cinta sejati.
11http://movienthusiast.com/surat-dari-praha-2016/ Diakses pada tanggal 12 Mei 2017
pukul 18.12
57
C. Profil Pemain Surat Dari Praha
1. Profil Julie Estelle
Gambar 3.2
Julie Estelle sebagai Laras
Julie Estelle berperan sebagai Kemala Dahayu Larasati, atau Laras
panggilannya dalam film Surat Dari Praha. Putri tunggal dari Sulastri
Kusumaningrumyang hendak meminta harta warisannya. Namun ternyata
ia diminta terlebih dahulu mengemban tugas mengantarkan sebuah kotak
dan sepucuk surat untuk Jaya di Praha yang belum dikenalnya sama sekali.
Akhirnya, dikarenakan kekurangan finansial untuk proses perceraian ia
memutuskan menjumpai pria itu tanpa mengetahui apa sebenarnyakisah
yang terjadi antara ibunya(Sulastri) dan Jaya di masa lalu.
Laras terpaksa terbang ke Praha, Republik Ceko, untuk memenuhi
wasiat ibunya yang baru saja meninggal untuk menemui seorang pria
paruh baya "misterius," yang belakangan diketahui ternyata mantan
kekasih ibunya. Bukan soal drama kehidupan Laras yang menyulitkan bagi
Julie Estelle untuk memerankannya, melainkan sisi lain Laras yang
digambarkan sebagai wanita muda berbakat, lihai menyanyi dan
memainkan piano juga peran yang harus dikuasai dan dihayati.
58
2. Profil Tio Pakusadewo
Gambar 3.3
Tio Pakusadewo sebagai Jaya
Dalam film, Jaya (Tio Pakusadewo) bekerja sebagai petugas
kebersihan gedung pertunjukan, dulunya adalah mahasiswa ikatan dinas di
Praha, Ceko. Situasi politik yang membuat Jaya tidak bisa kembali ke
tanah air karena perubahan pemerintahan dari orde lama menjadi orde
baru, karena tidak mengakui pemerintahan yang baru yang dipimpin oleh
Soeharto. Membuat Jaya harus kehilangan kewarganegaraannya.
Lantas tidak membuat dirinya lupa akan tanah airnya, ia setiap
tahunnya mengirimkan surat kepada kekasihnya Sulastri (ibunda Laras).
Walaupun tidak ada satupun surat yang dibalas ia tetap mengirimkan,
hingga suatu hari Laras datang menemuinya dengan membawa kotak surat
dan memberi kabar bahwa Sulastri sudah meninggal.
59
3. Profil Widyawati
Gambar 3.4
Widyawati sebagai Sulastri
Widyawati berperan sebagai Sulastri, ibunda dari Laras yang
memerintahkan untuk bertemu Jaya di Praha untuk meberikan kotak surat
dan surat wasiat, Selain itu Sulastri merupakan kekasih dari Jaya pada
masa lalu. Sulastri dalam film ini digambarkan seorang perempuan yang
sudah sakit-sakitan dan harus menjalani perawatan di rumah sakit hingga
akhir hayatnya. Meninggalkan sebuah wasiat kepada anak semata
wayangnya Laras untuk menyerahkan kotak surat dan mendapatkan tanda
tangan Jaya sebagai syarat mendapatkan warisan.
4. Profil Rio Dewanto
Gambar 3.5
Rio Dewanto sebagai Dewa
Rio Dewanto berperan sebagai Dewa, seorang mahasiswa
Indonesiayang tengah menempuh studi di Praha, yang menjadi kawan Jaya
60
(Tio Pakusadewo). Selain itu Jaya menjadi seorang bartender di sebuah
kafe di kota Praha, diamana tempat Jaya dan dewa bertemu untuk sekedar
mengobrol dan bertukar informasi. Ia juga membantu Jaya dalam mengisi
kebutuhan pokok Jaya di rumahnya. Sosok karakter tattoo yang melekat
pada tokoh dewa yaitu mulai dari leher hingga ke tangan, membuat kesan
sangar dan tegas.
5. Profil Jajang C Noer
Gambar 3.6
Jajang C Noer sebagai Notaris
Jajang C Noer berperan sebagai notaris, yang memberikan surat
wasiat almarhum Sulastri kepada Laras anaknya dan memerintahkan agar
memberikan kotak itu terlebih dahulu kepada Jaya agar bias mendapatkan
warisan ibunya. Tidak banyak karakter yang ditampilkan oleh Jajang
dalam film Surat Dari Praha. Selain memberikan tugas wasiat tersebut.
6. Profil Chico Jerikho
Gambar 3.7
Chicco Jerikho sebagai Produser
61
Chicco Jerikho kini sudah merambah karier baru di dunia film. Ia
tidak hanya menjadi aktor, tetapi juga produser. Dalam film Surat Dari
Praha selain berperan sebgai suami Laras, ia juga berperan sebagai
produser. Chicco telah sukses menjadi produser pada film sebelumnya
‘Filosofi Kopi’yang terpilih sebagai Film Terbaik Usmar Ismail Award
2016, April lalu. Film-film tersebut merupakan hasil kolaborasi Chicco
dengan sutradara Angga Dwimas Sasongko.
7. Profil Angga Dwimas Sasongko
Gambar 3.8
Angga Dwimas Sasongko Sebagai Sutradara
Surat Dari Praha adalah sebuah film Indonesia tahun 2016 yang
menjadi karya ketujuh Angga Dwimas Sasongko sebagai
sutradara.terinspirasi dari kisah kehidupan para pelajar Indonesia di Praha
yang tidak bisa kembali akibat perubahan situasi politik Indonesia tahun
1966 pasca Gerakan 30 September dan karya musik Glenn Fredly sebagai
elemen utama cerita.
Salah satu karyanya yang sukses dipasaran adalah Filosofi Kopi
tayang di tahun 2015 lalu. Karya-karyanya pun sempat membuat nama
Angga Dwimas Sasongko masuk dalam daftar Nominasi Sutradara
62
Terbaik FFI 2010 dalam film Hari Untuk Amanda dan Nominasi Sutradara
Terpuji FFB 2015 film Filosofi Kopi. Tak hanya menyudtradarai film
layar lebar, Dwimas Sasongko juga telah menyutradarai puluhan video
klip musik dan iklan komersial serta berkeliling Indonesia untuk proyek
film dokumenternya.
D. Kelebihan Film Surat Dari Praha
Sebagai media komunikasi massa, film memiliki kekuatan potensial
untuk mempengaruhi cara publik berpikir, bersikap, dan berperilaku atas isu
tertentu. Film dapat bersinergi dengan televisi, radio, atausuratkabar.12
Kekuatan film sebagai nilai informasi dan edukasi. Membuat film tidak
hanya sebagai media hiburan semata, nilai sejarah, sosial kemanusiaan,
politik dan sebagainya. Bisa kita jumpai pada film saat ini.
Film ini masuk ke dalam beberapa nominasi yang diadakan dalam
ajang penghargaan di Indonesia. Selain masuk sebagai nominasi, film ini
mampu membuktikan keberhasilannya dengan meraih berbagai
penghargaan.Berikut adalah penghargaan yang telah didapatkan oleh
filmSurat Dari Praha:
1. Surat Dari Praha sebagai Film Terbaik Usmar Ismail Awards
2016.
2. Angga Dwimas Sasongko sebagai Sutradara Terbaik pada Usmar
Ismail Awards2016.
3. Tyo Pakusadewo sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik pada
12http://www.indonesiabersih.org/suara-kamu/melawan-korupsi-dengan-film/, diakses
pada 3 Mei 2017, pukul22.40
63
Usmar Ismail Awards 2016.
4. Julie Estelle sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik pada Indonesia
Movie Actor Awards 2016
Berdasarkan keputusan dewan seleksi bentuk Persatuan Perusahaan
Film Indonesia (PPFI) Surat Dari Praha terpilih sebagai wakil Indonesia
dalam ajang Academy Award (Oscar) tahun 2017 dalam kategori film
berbahasa asing terbaik.13 Film ini layak di teliti karena meraih beberapa
penghaargaan di Indonesia pada tahun 2016 dan terpilih mewakili Indonesia
pada kategori Film Berbahasa Asing Terbaik dalam ajang Piala Oscar atau
Academy Award2017.
13https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_dari_Praha Diakses pada 3 Mei 2017 pukul 20.00
64
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan temuan data dan hasil analisis
penelitian yang terdapat dalam film Surat Dari Praha, sesuai dengan teori yang
penulis gunakan yaitu analisis model Vladimir Propp untuk menganalisis
karakterisasi tokoh yang terdapat dalam film Surat Dari Praha. Berikut adalah
hasil temuan yang berkaitan dengan teori diatas :
A. Analisis Fungsi Narasi Propp Makna Perjuangan Larasati Dalam Film
Surat Dari Praha
Dalam fungsi pelaku terdapat ringkasan cerita, fungsi, definisi, dan
lambang. Fungsi pelaku menggambarkan fungsi dimana seorang tokoh atau
pelaku bertidak sesuatu. Dari fungsi tertentu kemudian didefinisikan ke dalam
suatu peristiwa. Definisi yang menunjukan suatu peristiwa akan diberi
lambang dengan kode-kode tertentu, misalnya suatu ringkasan scene
menempati seorang pahlawan meninggalkan rumah didefinisikan suatu
pemergian dan dilambangkan dalam rangkaian fungsi pelaku sebutan tokoh
di bagian fungsi, tidak dijelaskan dengan nama tokoh tersebut namun
menggunakan istilah pahlawan, penjarah, donor atau pembekal. Pahlawan
merupakan tokoh sentral yang selalu hadir hampir dalam setiap peristiwa.
Penjarah adalah penjahat atau penghambat kemudian donor atau pembekal
adalah orang atau alat yang membantu pahlawan saat mengalami kesulitan.
Makna perjuangan fungsi pelaku dalam film Surat Dari Praha akan diuraikan
lebih jelas di bawah ini.
65
1. Adegan awal dari Film Surat Dari Praha mengenalkan sosok Laras sebagai
tokoh utama yang berusaha menyelesaikan masalah pribadinya dengan
cara yang mudah dengan meminjam sertifikat rumah ibunya.
Gambar 4.1
00.01.40 – 00.04.50
Tabel 4.1
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi α Situasi
Awal
Bagian ini dibuka dengan adegan Laras (Julie Estelle) menemui Ibunya Sulastri (Widyawati) yang terbaring di rumah sakit. Ia berusaha meyakinkan ibunya untuk meminjamkan sertifikat rumah untuk digadai. Hasilnya dipakai untuk proses perceraian dengan suaminya. Sang ibu berharap Laras memikirkan kembali niat untuk menceraikan suaminya. Namun Laras tetap pada keyakinannya untuk meminjam sertifikat rumah dan menyelesaikan persoalan perceraiannya.
Sulastri :“Setahun lebih ibu tidak melihat kamu …
tiba-tiba sekarang muncul lalu kamu mau meminjam sertifikat tanah … soal perceraian kamu saja ibu taunya dari tante Widia”
Laras : “yang penting sekarang ibu sudah tahu kan …”
Sulastri : “Kamu pikir cerai sesederhana itu …” Laras : “Bu … Laras udah buat keputusan, gak sulit
kan, kali ini aja ibu hargai keputusan Laras”
66
Sulastri : “Ibu Bercerai … Laras ..” kalau kamu perlu sertifikat .. setidaknya kamu harus mendengarkan omongan ibu sampai selesai”
Laras : “Sekarang Laras tanya sama ibu .. apa yang diharepin dari laki-laki yang tidur dengan perempuan lain sementara istrinya lagi hamil dua bulan .. sampai harus keguguran .. bu laras gak pernah minta bantuan apa-apa dari ibu .. sekarang Laras minta bantuan … tolong ibu pikirkan.” .
Peristiwa ini merupakan situasi awal yang berperan penting dalam
urutan cerita film Surat Dari Praha. Situasi awal ini tidak termasuk dalam
fungsi namun mempunyai lambang seperti fungsi pelaku yaitu α.1
Adegan awal menampilkan kondisi pertama pahlawan mendapatkan
masalah sehingga harus mecari jalan keluar agar dapat diselesaikan.
Situasi awal menceritakan asal-usul pahlawan dalam cerita yang
perankan oleh Laras. Pahlawan ini merupakan tokoh sentral dan utama
yang banyak terlibat dalam peristiwa. Setelah situasi awal kemudian
dilanjutkan dengan fungsi pelaku.
2. Mendapatkan tugas yang diberikan notaris (Jajang C Noer) sebagai syarat
untuk mendapatkan warisan ibunya.
Gambar 4.2
00.10.45 – 00.12.30
1 Eriyanto, Analisis Naratif, h. 66
67
Tabel 4.2
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi M Tugas Berat
(F.XXV)
Setelah meninggalnya sang ibu (Sulastri), tidak butuh waktu lama bagi Laras untuk segera mendapatkan warisan. Laras langsung menemui notaris keluarga, jarak satu hari setelah kepergian sang ibu. Namun untuk mendapatkan warisan, laras harus menjalankan surat wasiat yang ditulis oleh sang ibu. Ia diberi tugas oleh notasris untuk bertemu dengan seseorang yang berada di kota Praha, Republik Ceko, menyerahkan sebuah kotak surat dan mendapatkan tanda tangan sebagai syarat mendapatkan warisan.
Notaris :“Saya yang bertanda tangan dibawah ini ..
Sulastri Kusumaningrum .. tempat tanggal lahir Jakarta 20 Juni 1946 .. sebagai ibu kandung dengan sadar dan tanpa paksaan membuat pernyataan surat wasiat waris .. agar apabila saya sudah tiada, maka rumah yang saya tempati sekarang berikut seluruh isinya .. diserahkan kepada satu-satunya anak saya Kemala Dahayu Larasati .. dengan syarat mutlak dilakukan setelah dirinya mengantar sebuah kotak beserta surat yang tersimpan di dalamnya, ke alamat tertera yang dibuktikan dengan selembar surat tanda terima ..”
Laras : “Jadi saya harus dapat tanda tangan orang itu dulu baru bisa dapat rumah ini?”
Notaris : “Begitulah ..” Laras : “Gak ada cara lain?” Notaris : “Tante hanya notaris .. tante hanya
membacakan apa yang sudah tertera disurat wasiat .. lagipula kekuatan hukumnya sudah jelas .. tidak bisa dihindari”.
Melihat dialog tersebut, terlihat bahwa perjuangan laras untuk
mendapatkan warisan harus menemui jalan yang berat. Karena harus
menyelesaikan wasiat dari sang ibu, barulah kemudian Laras bisa
68
menguasai penuh harta warisannya. Pada adegan sebelumnya Laras ingin
segera menyelesaikan proses perceraiannya dengan suaminya, dengan
berusaha mendapatkan sertifikat rumah. Namun situasi berubah ketika
sang ibu meninggal dengan harapan segera mendapatkan warisan
peninggalannya harus menyelesaikan perintah wasiat yang diberikan oleh
notaris untuk menyerahkan kotak surat dan mendapatkan tanda tangan
Jaya sebagai syarat mendapatkan warisan. Peristiwa ini terdapat dalam
fungsi narasi Propp ke-25 dengan lambang M. Pahlawan diberikan tugas
berat, diberikan ujian untuk membuktikan dirinya.2
3. Laras menuju kota Praha, Republik Ceko
Gambar 4.3
00.12.40 – 00.12.51
Tabel 4.3
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi Keberangkatan
(F.XI) Laras menuju kota Praha, Ceko untuk menjalankan misinya menyerahkan kotak surat kepada seseorang dan mendapatkan tanda tangannya.
2 Eriyanto, Analisis Naratif, h. 70
69
Pada fungsi ini pahlawan meninggalkan rumah, memutuskan
untuk mengejar dan menyelesaikan tugas. Dalam cerita ini
menggambarkan peristiwa keberangkatan Laras menuju kota Praha yang
mendapatkan tugas setelah menerima surat wasiat dari almarhum ibunya
(Sulastri) yang diserahkan melalui notaris pada adegan sebelumnya. Hal
inilah yang menyebabkan Laras pergi maka dapat didefinisikan
keberangkatan dalam narasi Propp.
4. Laras bertemu dengan Jaya dan melakukan perbincangan terkait tugas
yang diberikan oleh almarhum ibunya (Sulastri).
Gambar 4.4
00.17.20 – 00.18.50
Tabel 4.4
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi B Mediasi
(F.IX) Laras menjelaskan prihal kedatangannya kepada Jaya di kediamannya di Praha. Untuk menyerahkan sebuah kotak surat yang diberikan oleh alm ibunya (Sulastri) serta mendapatkan tanda tangannya agar tugasnya selesai. Namun Jaya menolaknya sehingga terjadi perdebatan antara Laras dengan Jaya.
70
Laras :“Saya tidak kenal dengan anda .. dan saya gak ngerti kenapa ibu saya menjadikan ini sebagai syarat atas warisannya,, yang jelas saya hanya butuh anda menandatangani surat ini!!”
Jaya : “yang jelas saya tidak bisa menerima barang-barang ini ..”
Laras : “Ya tapi alasannya apa?” Jaya : “Itu urusan anda …” Laras : “Kok jadi urusan saya sih … saya jauh-jauh
kesini untuk dapat tanda tangan anda .. dan anda bilang ini hanya urusan saya!”
Jaya : “Palsukan saja tanda tangan saya .. saya akan telpon taksi .. dan anda bawa barang ini semua .. anda boleh pergi dari sini .. Jelas?”
Laras : “Gak perlu .. saya bisa cari sendiri ..” “Saya akan kembali besok pagi … dan
berharap anda berubah pikiran ..”
Setelah sampai di kota Praha, kemudian Laras menuju rumah Jaya
untuk melakukan perbincangan terkait perintah yang dikirim oleh
almarhum ibunya (Sulastri). Dari dialog diatas dijelaskan bahwa
perjuangan Laras untuk mendapatkan tanda tangan serta menyerahkan
kotak surat mendapatkan penolakan dari Jaya, Namun Laras bersikukuh
untuk mendapatkan tanda tangannya dan menyelesaikan tugasnya. Pada
fungsi pelaku ini B (Mediasi), pahlawan dikirim untuk mengejar dan
menjalankan misi yang telah ditugaskan kepadanya. Laras memutuskan
untuk menjalankan tugasnya agar kotak surat ini diterima oleh Jaya.
Dalam narasi diceritakan Laras menjelaskan kedatangannya dan berusaha
membujuk Jaya untuk menerima kotak surat tersebut dan mendapatkan
tanda tangannya.
71
5. Terjadi perampokan kepada Laras saat hendak menuju hotel.
Gambar 4.5
00.20.58 – 00.21.32
Tabel 4.5
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi A Kejahatan
(Terjadi Perampokan) (F.VIII)
Laras mengalami nasib nahas saat menuju hotel. Ia mengalami perampokan di jalan oleh supir taksinya sendiri. Sehingga harus kehilangan harta bendanya dan hanya menyisakan kotak surat.
Laras : “Where are we? “Why you’re stopping here? Supir taksi : “I think you should get out now!”
“Leave your bag and get out!!”
Ditengah perjalanan menuju hotel Laras mengalami kejadian yang
tak terduga. Ia dirampok oleh supir taksi yang ia tumpangi, di bawah
terowongan yang gelap Laras ditodong dengan pistol, serta diminta untuk
turun dan meninggalkan barang-barangnya. Hanya menyisakan kotak surat
dan surat wasiat. Dalam narasi Propp kejahatan dalam sebuah cerita yaitu
penjahat melukai pahlawan, tindakan penjahat menyebabkan kerugian atau
72
hilangnya seseorang baik anggota keluarga maupun pahlawan.3 Peristiwa
ini sesuai dengan fungsi yang ke-8 dalam narasi Propp dengan lambang
(A).
6. Laras meminta bantuan kepada polisi disekitar KBRI kota Praha untuk
diantarkan ke rumah Jaya.
Gambar 4.6
00.25.42 – 00.25.57
Tabel 4.6
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi D Fungsi
Pertama seorang penolong (F.XII)
Laras mendapatkan bantuan dari polisi di sekitar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kota Praha. Untuk diantarkan menuju alamat yang tertera pada surat.
Laras : “Can you please take me to this address?” Polisi : “Yes …”
Setelah mengalami perampokan, Laras menuju KBRI kota Praha
untuk meminta bantuan. Karena tidak mendapatkan respon dari KBRI.
Laras meminta bantuan kepada Polisi, untuk diantarkan ke sebuah alamat
yang tertera dalam surat. Kemudian polisi itu pun bersedia untuk
3 Eriyanto, Analisis Naratif, h. 68
73
mengantarkannya. Pada fungsi ini tampak jelas Laras mendapatkan
pertolongan dari polisi usai mengalami perampokan. Peristiwa ini tampak
pada untit naratif ke-12 dengan lambang (D) dalam narasi Propp.
7. Jaya memberikan larangan kepada laras selama tinggal dirumahnya.
Gambar 4.7
00.26.35 – 00.26.55
Tabel 4.7
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi γ Pelarangan
(F.II) Setelah mengalami perampokan dan kembali lagi ke rumah Jaya. Laras diberikan larangan untuk tidak menyentuh hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan dia selama tinggal dirumahnya.
Jaya : “Kamu bisa tidur disini… jangan sentuh apapun yang tidak ada hubungannya dengan kamu ..”
Peristiwa perampokan yang terjadi pada Laras, membuat ia
kehilangan harta benda termasuk uang. Ia pun kembali kerumah Jaya
untuk tinggal sementara. Selama tinggal di rumah Jaya, Laras tidak boleh
menyentuh hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan dia. Peristiwa ini
74
tampak pada unit naratif Propp sesuai dengan fungsi yang ke dua yaitu
pelarangan dengan lambang γ.
8. Terjadi perdebatan kembali antara Laras dengan Jaya di depan KBRI kota
Praha.
Gambar 4.8
00.28.56 – 00.29.45
Tabel 4.8
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi B Mediasi
(F.IX) Laras meminta untuk tetap tinggal sementara di rumah Jaya. Sampai administrasi di KBRI kota Praha kembali seperti semula. Serta meminjam rekening Jaya untuk mentransfer uang dari temannya di Indonesia.
Laras : “Ada pergantian duta besar .. jadi semua aktifitas diliburin … saya diminta balik lagi hari senin”
Jaya : “Kamu bisa minta kamar satu didalam … bilang aja pasti dikasih ..”
Laras : “Saya diminta untuk tinggal di tempat anda” Jaya : “Situ kan bukan siapa-siapa saya” Laras :“Ya .. kalau begitu anda masuk aja dan
ngomong sendiri dengan mereka..” “Saya butuh nomer rekening Bank anda!”
Jaya : “Nanti saya pinjamkan” Laras : “Semua uang yang saya pakai nanti saya
kembalikan!” Jaya : “sebaiknya begitu” Laras : “Anda ini siapa ibu saya sih??”
75
Setelah mengetahui adanya pergantian duta besar di KBRI kota
Praha, dan semua aktifitas diliburkan. Laras memutuskan untuk dapat
tinggal sementara di kediaman Jaya, namun Jaya menolaknya dan
bersikeras kepada Laras untuk meminta kamar dan tinggal sementara di
KBRI. Namun Laras bersikukuh untuk tetap tinggal sementara di rumah
Jaya sampai KBRI kembali berjalan normal. Tidak hanya meminta untuk
tinggal sementara Laras juga ingin meminjam rekening Jaya agar bisa
ditransfer uang oleh temannya di Indonesia. Serta mengganti semua biaya
yang dikeluarkan oleh Jaya selama membantu Laras. Namun karena sikap
Jaya terkesan acuh membuat Laras berjuang untuk meyakinkannya.
Peristiwa ini sesuai dengan fungsi yang ke 9 dengan lambang B.
9. Mendapatkan pertolongan dari seorang perempuan Ceko.
Gambar 4.9
00.33.27 – 00.33.56
Tabel 4.9
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi Rs Pertolongan
(F.XXII) Laras mendapat sebuah kiriman barang dari seorang wanita yang diutus oleh Jaya yang berisi beberapa pakaian, handphone dan secarik kertas berisi nomer rekening untuk menghubungi temannya di Indonesia.
76
Teman Jaya : “Larasati?” Laras : “Ya ..” Teman Jaya : “Jaya ask me to give this for you!” Laras : “Thank you” Teman Jaya : “Have a nice day” Laras : “You too”
Dalam cerita tradisional (dongeng) bagian ini biasanya berupa
pemberian seorang tetua atau orang sakti kepada pahlawan, berupa alat
atau mantra yang bias melindungi pahlawan dalam tugasnya. Dalam film
Surat Dari Praha Laras mendapatkan sebuah kiriman barang dari seorang
perempuan yang diketahui adalah teman Jaya di Praha. Berupa pakaian,
nomer rekening dan handphone untuk keperluannya selama di Praha,
karena sebelumnya laras mengalami perampokan saat menuju hotelnya
dan harus kehilangan seluruh harta bendanya. Peristiwa ini sesuai dengan
fungsi yang ke-12 feungsi pertama seorang penolong dengan lambing D.
10. Laras mengambil sebuah buku dan menyanyikan sebuah lagu yang ada di
buku tersebut dengan piano Jaya.
Gambar 4.10
00.36.06 – 00.37.40
77
Tabel 4.10
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi δ Kekerasan
(F.III) Laras melanggar larangan yang diperintahkan oleh Jaya selama tinggal dirumahnya. Ia membuka sebuah buku yang berada diatas piano dan memainkan sebuah lagu yang berjudul “Sabda Rindu” yang terdapat dalam buku tersebut.
Fungsi 2 dan 3 dalam fungsi narasi Propp merupakan elemen
yang berpasangan yaitu adanya larangan yang tidak boleh dilanggar dalam
sebuah cerita. Seperti dalam scene ini terlihat laras mengambil sebuah
buku milik Jaya dan memainkan sebuah lagu yang terdapat pada buku itu
dengan piano milik Jaya. Padahal pada Scene sebelumnya terdapat
perintah dari Jaya untuk tidak menyentuh hal-hal yang tidak ada
hubungannnya dengan Laras selama tinggal dirumahnya. Fungsi ini ada
akibat dari fugsi yang ke dua yaitu larangan yang tidak boleh dilanggar.
Peristiwa ini termasuk dalam fungsi yang ke tiga dengan lambang δ.
11. Adegan Laras menyelidiki isi dari kotak surat yang dikirimkan oleh
ibunya.
Gambar 4.11
00.38.40 – 00.41.24
78
Tabel 4.11 Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
ε Pengintaian (F.IV)
Laras melakukan usaha pengintaian dengan membuka kotak surat yang dikirimkan oleh ibunya untuk Jaya. Serta membaca satu per satu surat dan mencari informasi terkait apa isi didalam surat tersebut.
Setelah memainkan lagu sabda rindu yang ditulis oleh Jaya.
Laras penasaran dengan isi kotak yang dikirimkan oleh ibunya (Sulastri).
Laras mulai membuka dan membaca satu per satu surat yang ada dalam
kotak tersebut. Sampai akhirnya ia tahu bahwa surat-surat tersebut
merupakan surat cinta yang ditulis Jaya untuk ibunya (Sulastri). Peristiwa
ini tampak pada fungsi ke-4 dengan lambang E.
12. Reaksi Laras setelah mengetahui isi dari surat-surat yang dikirmikan Jaya
kepada Ibunya.
Gambar 4.12
00.41.29 – 00.43.27
Tabel 4.12 Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi E Reaksi dari
Pahlawan (F.XIII)
Setelah mengetahui isi dari surat-surat yang dikirimkan Jaya kepada Ibunya. Terjadi perdebatan antara Laras dengan Jaya. Laras menuding Jaya sebagai perusak hubungan keluarga antara ibunya dengan ayahnya.
79
Laras : “Anda dan surat-surat ini merupakan penyebab orang tua saya jadi menderita ... anda penyebab kematian ayah saya!”
Jay : “saya tidak mengerti maksud kamu?” Laras : “Anda mengirim seratus tigapuluh enam
surat setelah menghilang selama puluhan tahun, tanpa kabar apapun, setelah kedua orangtua saya menikah selama sebelas tahun, pernah gak sih anda mikir, surat-surat ini tuh terlambat!”
Sebelumnya Laras tidak mengetahui alasan dirinya dikirim ke
kota Praha, dan tidak mengetahui hubungan yang terjadi antara ibunya
(Sulastri) dengan Jaya. Sampai akhirnya laras mengetahuinya setelah
pada adegan sebelumnya ia membuka dan membaca surat-surat yang ada
di kotak tersebut. Di dalam scene ini diceritakan bahwa reaksi Laras
setelah mengetahui isi dari surat-surat yang ia baca. Laras marah besar
terhadap Jaya dan menuding sebagai perusak hubungan keluarganya.
Peristiwa ini sesuai dengan fungsi narasi ke-13 yaitu reaksi dari pahlawan
dengan lambang E.
13. Keikhlasan Jaya untuk melupakan masalalunya termasuk kisah cintanya
dengan Sulastri.
Keikhlasan merupakan tema besar juga dalam film ini, menurut
sang penulis Irfan Ramli, sekenario yang ia buat selain menceritakan
tentang drama/romance yang dibalut dengan nuansa sejarah dan politik,
cerita ini juga mengangkat tema garis besar keikhlasan. Diamana Jaya
mengikhlaskan semuanya termasuk untuk tinggal di Praha setelah di cap
pembelot oleh pemerintah Soeharto hanya karena tidak mengakui
80
pemerintahannya dan masa lalunya untuk menikahi gadis impiannya
Sulastri.
Gambar 4.13
00.45.08 – 00.46.05
Tabel 4.13
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi C Tindakan
Balasan (F.X)
Jaya berusaha mencoba menjelaskan kepada Laras tentang kisah masa lalunya dengan ibunya (Sulastri). Terhadap apa yang dituduhkan kepadanya atas kekacauan hubungan keluarganya.
Jaya : “Memang terlambat tapi surat-surat ini dikirim bukan untuk mencelakakan siapapun.. hanya karena tidak dibalas..”
Laras : “Sabda rindu ditulis tahun Sembilan belas tujuh puluh dua .. ini setidaknya dua tahun sebelum ibu saya menikah .. kenapa anda gak pulang ke Indonesia?”
Jaya : “Anda mau tahu kenapa saya menolak pulang .. karena saya sudah mengikhlaskan semuanya .. masa lalu saya sudah saya ikhlaskan .. termasuk sulastri.. dan kalau saya mengikuti keinginan anda .. saya jadi manusia yang tidak konsisten .. jelas saya mencintai sisa-sisa hidup saya”.
Laras : (terdiam) Jaya :“Siapa namamu? Laras .. Larasati .. saya tidak
ingin menceritakan masa lalu saya yang sudah saya ikhlaskan,, bahwa kedatanganmu disini telah memberitahu saya banyak hal bahwa saya
81
harus banyak berterima kasih .. tapi daun saja tidak sia-sia jatuh ke bumi .. saya punya alasan kenapa saya harus menghilang .. tidak memberi kabar .. terpaksa harus menghilang tepatnya .. tidak isa kembali ke tanah air .. dan itu semua bukan omong kosong”.
Dalam peristiwa ini Jaya berusaha meyakinkan Laras terhadap
apa yang dituduhkan kepadanya. Jaya menulis surat bukan karena niat
mencelakakan seseorang, tetapi karena tidak dibalas, membuat ia terus
menulis sampai akhirnya ia percaya bahwa surat itu tidak pernah sampai.
Jaya berjuang menjelaskan kepada Laras bahwa ia telah mengikhlaskan
masa lalunya termasuk kisah cintanya dengan Sulastri. Perjuangan Jaya
untuk tetap tinggal dan harus kehilangan kewarganegaraan akibat
menolak orde baru. Itu semua ia lakukan dengan sadar, serta perjuangan
saat ini adalah menikmati masa tuanya dan mengikhlaskan semuanya.
Peristiwa ini sesuai dengan perjuangan narasi propp pada fungsi ke-16
dengan lambang H.
14. Setelah perdebatan panjang mengenai masa lalunya, Jaya akhirnya
bersedia untuk menandatangani surat tanda terima wasiat dari Sulastri.
Gambar 4.14
00.47.45 – 00.49.26
82
Tabel 4.14
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi N Solusi
(F.XXVI) Laras berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ibunya. Dengan mengantarkan kotak surat serta mendapatkan tanda tangan Jaya sebagai syarat mendapatkan warisan. Walaupun sempat mendapatkan penolakan oleh Jaya karena tidak mau menerima. Akhirnya Jaya mau menandatanganinya setelah perdebatan panjang perihal masa lalunya yang telah ia ikhlaskan.
Laras : “Kalau anda sudah mengikhlaskan semuanya, seharusnya anda gak perlu menolak saya .. toh anda sudah ikhlas .. anda tinggal tanda tangan kertas itu .. dan semuanya selesai..”
Jaya : “Anda kesini hanya meminta tanda tangan saya, untuk mendapatkan warisan ibumu? Mana surat yang harus saya tanda tangani?”
Pada tahap ini Solusi dalam narasi Propp yaitu tugas berhasil
diselesaikan, lolos dari ujian dan bisa membuktikan dirinya adalah asli
serta dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada peristiwa ini Laras
berhasil mendapatkan tanda tangan Jaya walaupun harus dilalui dengan
perdebatan panjang sebelumnya terkait isi surat-surat yang dikirimkan
oleh Jaya yang ia tuding sebagai perusak hubungan keluarganya. Namun
Jaya membantah dan telah mengikhlaskan masa lalunya dan mau
menerima kotak tersebut dan menandatangani suratnya. Peristiwa ini
sesuai dengan fungsi narasi ke-26 dengan lambang N.
15. Pilihan emosianal dan berbagai macam peristiwa yang membuat jaya
berjuang mempertahankan keyakinannya untuk tidak kembali ke
Indonesia dan memilih bertahan hidup di Praha.
83
Gambar 4.15
01.01.54 – 01.03.44
Tabel 4.15
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi H Perjuangan
(F.XVI) Jaya menceritakan perjuangan hidupnya selama tinggal di Praha. Mulai dari menolak orde baru yang dipimpin oleh Soeharto karena berbagai alasan sampai berjuang bertahan hidup dengan bekerja apapun untuk memenuhi kehidupan.
Jaya : “Pilihan emosianal awalnya .. tahun berganti .. rezim juga berganti ... berbagai peristiwa-peristiwa yang kemudian menguatkan keyakinan bahwa .. Menolak adalah keputusan paling rasional .. tapi ada juga dari yang menolak kemudian mangkir dan membelot tapi saya tidak begitu ..”
Laras : “Jadi dulu hanya bertahan dengan tujuh ratus crown dari pemerintah sini?”
Jaya : “Gak mungkin! .. sebab hidup kan perlu makan .. perlu nyuci dan lainnya .. meskipun disini sekolahnya gratis .. waktu itu kita mengerjakan apa saja .. wes macem-macem .. sebab di negara sosialis pada waktu itu kalau tidak bekerja .. bisa masuk penjara .. itu melawan hukum .. jadi segala sesuatu harus dikerjakan untuk bertahan hidup .. tapi tak apa memang harus mahal harga sebuah keyakinan dan perjuangan itu .. tidak boleh murah .. semakin mahal semakin bagus!”
84
Pada peristiwa ini dijelaskan perjuangan Jaya untuk memilih
bertahan pada keyakinannya akan peristiwa yang terjadi pada pemeritah
orde baru sehingga semakin kuat untuk menolak adalah keputusan yang
paling rasional. Sehingga Jaya harus berjuang bertahan hidup di kota
Praha. Walaupun sekolah yang diberikan pemerintah Ceko gratis namun
kebutuhan lainnya harus tetap dipenuhi, membuat Jaya dan teman-teman
lainnya harus bekerja apapun. Hingga saat ini pada gambar terlihat Jaya
bekerja membersihkan gedung pertunjukan. Pada kejadian ini Sesuai
dengan fungsi narasi ke-16 dengan lambang H.
16. Jaya dan para Mahasiswa Ikatan Dinas (Mahid) menjelaskan alasan untuk
tetap tinggal dan berjuang mempertahankan keyakinannya.
Gambar 4.16
01.16.40 – 01.19.50
Tabel 4.16
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi Ex Pemaparan
(XXVIII) Jaya bersama teman-teman mahasiswa ikatan dinas (Mahid) 1965 menjelaskan alasannya untuk tetap tinggal di Praha, kepada Laras dan Dewa.
85
Rudi : “Makanya itu saya bilang, bahwa sejarah itulah sumber kekuatan .. ingatan tidak perlu di sortir!”
Laras : “Jadi dari yang menolak itu, enggak semuanya komunis?”
Jaya : “Ada sebagian .. tapi jauh lebih banyak dan besar adalah Nasionalis!!”
Rudi : “Yang jelas sebagian besar itu adalah pendukung Soekarno .. Soekanoist”
Laras : “Lalu setelah menolak dan kehilangan passport?
Jaya : “Ya Stateless .. tidak punya kewarganegaraan!”
Rudi : “Yang jelas kita itu bukan pencari suaka .. karena waktu itu pemerintah Ceko keliatannya plintat-plintut terhadap pemerintah Soeharto … dan kita berada dibawah perlindungan palang merah Cekoslovakia.
Teman Jaya : “Pada waktu itu blok timur sangat banyak menawarkan beasiswa dan kami akhirnya berangkat … sampai akhirnya disini!”
*Kemudian dilanjutkan dengan menyamyikan lagu Indonesia Pusaka bersama-sama dengan diiringi piano yang dimainkan oleh Jaya.
Pada peristiwa ini diceritakan bahwa mereka Mahasiswa Ikatan
Dinas (Mahid) yang menempuh perjalan jauh untuk belajar harus rela
kehilangan kewarganegaraan karena tidak menerima orde baru. Krarena
di cap pembelot oleh pemerintah Soeharto. Rudi salah seorang mahid
menjelaskan bahwa tidak semua mahasiswa disini adalah berideologi
Komunis malahan sebagian besar adalah Nasionalis, dan sebagian besar
merupakan pendukung dari Soekarno. Karena tidak memiliki
kewarganegaraan mereka berjuang untuk bertahan karena passport
dicabut oleh pemerintah Soeharto akhirnya mereka bernaung pada Palang
Merah Cekoslovakia. Peristiwa ini sesuai dengan fungsi yang ke-28 yaitu
pemaparan denagn lambang Ex.
86
Ke-31 fungsi yang dikemukakan oleh Propp adalah cerita yang
sempurna, diamana setiap karakter dan fungsi terdapat dalam cerita.
Sering kali terjadi, dalam cerita (narasi) tidak semua karakter dan fungsi
ada. Sebuah cerita mengkin hanya memuat beberapa bagian saja dari
karakter dan fungsi. Dalam analisis narasi, peneliti tidak perlu
membuktikan atau menemukan ke-31 fungsi yang dikemukakan oleh
Propp. Bisa jadi dalam sebuah narasi, hanya ditemukan beberapa fungsi
saja.4
Dalam film Surat Dari Praha terdapat 16 fungsi pelaku makna
perjuangan yang diawali dengan situasi awal yang merupakan pengenalan
pahlawan atau ksatria yaitu Kemala Dahayu Larasati (Laras) terhadap
penonton atau penikmat film. Fungsi pelaku yang dialami tokoh-tokoh
baik pahlawan, pengirim, penjahat atau pembekal itu diakhiri dengan
pemaparan Jaya bersama teman-teman mahid berjuang hidup di negeri
lain dan mengikhlaskan masa lalunya. kemudian juga Laras yang telah
berhasil menjalankan tugasnya sehingga ia bisa mendapatkan warisan
ibunya setelah sebelumnya berhasil mengalahkan Jaya untuk menerima
kotak dan menandatangani surat wasiat.
Dari fungsi-fungsi tersebut terjadi tidak hanya sekali namun juga
ada pengulangan fungsi yang terjadi pada peristiwa yang berbeda. Seperti
pada narasi ke 4 dan 8 sama-sama memiliki fungsi Mediasi. Struktur
fungsi pelaku makna perjuangan dalam film Surat Dari Praha apabila
4 Eriyanto, Analisis Naratif, h.71.
87
disusun yaitu sebagai berikut: α, M, ↑, B, A, Rs, γ, B, D, δ, ε, E, C, N,
H, dan Ex.
B. Karakter dan Oposisi Berlawanan Dalam Film Surat Dari Praha
Dalam sebuah cerita, terdapat plot (alur) didalamnya. Film Surat Dari
Praha merupakan film buatan Visinema Picture yang bergenre drama romance
yang berplot maju dengan relatif konfensional.5 yang dimana gambaran dalam
film pertama kali dimunculkan saat zaman sekarang dan cerita dilanjutkan
dengan diceritakannya perjuanga seorang Laras dalam menjalankan tugasnya
menyerahkan kotak surat dan akhirnya mengetahui kisah masa lalu ibunya
dengan Jaya serta dibumbui dengan nuansa sejarah dan politik yang terjadi
pada Jaya dan Mahasiswa ikatan dinas lainnya yang terjadi pada tahun 1965.
Dalam suatu dongeng jaman dulu, tampilan seorang pahlawan
digambarkan dengan sangat tampan ataupun cantik, dan penjahat mempunyai
wajah yang buruk rupa. Seiring dengan perkembangan pemikiran seseorang,
di jaman sekarang tampilan seorang penjahat pun bisa mengimbangi wajah
sang pahlawan. Dalam fungsi karakter dan oposis berlawanan, sifat antara
pahlawan dan penjahat sangat bertolak belakang dalam film. Pahlawan
mempunyai sifat penolong sedangkan penjahat mempunyai sifat berlainan.
Dalam film Surat Dari Praha sang pahlawan diwakili oleh Laras dan penjahat
diwakili oleh Supir Taksi Praha dan Jaya yang menghalangi tugasnya.
Selain itu penggunaan karakter oposisi berlawanan ini mengikuti pola
Narasi modern. Berbeda dengan karakter berlawanan dongeng jaman dulu
5 Wawancara penulis dengan Irfan Ramli selaku script writer film Surat
Dari Praha pada 15 September 2017
88
menggambarkan karakter penjahatnya ditampilkan dengan buruk rupa dan
pahlawannya digambarkan dengan muka yang tampan rupawan dan pahlawan
mendapatkan kekuatan dari kekuatan magis sedangkan penjahat mendapatkan
kekuatan dengan bantuan bawahan penjahat untuk melawan dan menghalangi
misi pahlawan. Karakter dalam cerita modern mungkin saja berbeda dengan
karakter cerita tradisional, tetapi fungsi dari karakter tersebut tetaplah sama.
Karakter Oposisi Berlawanan dalam Film Surat dari Praha
Kepahlawanan Kejahatan Pahlawan menjalankan misi tertentu
atau menderita akibat tindakan penjahat.
Dalam film Surat Dari Praha Laras mendapatkan misi untuk menyerahkan kotak surat dan mendapatkan tanda tangan Jaya. Sebagai syarat untuk mendapatkan warisan.
Penjahat menghalangi misi pahlawan, menghukum pahlawan
Ketika diperjalanan di kota Praha, Laras mengalami nasib yang buruk. Yaitu mengalami perampokan yang dilakukan oleh supir taksi. Sehingga harus kehilangan harta bendanya dan menghambat misinya
Mengalami cobaan berat. Laras mengalami cobaan berat harus kehilangan bayi yang dikandungnya serta selama menjalankan misinya di Praha. Selain mengalami perampokan ia juga mengalami penolakan dari Jaya.
Membuat Pahlawan mengalami cobaan. Chico Jerikho berselingkuh dengan wanita lain pada saat Laras hamil 3 bulan hingga menyebabkan keguguran. Serta Jaya yang tidak mau menerima kotak surat dan tidak mau menandatanganinya.
Diutus Laras diutus oleh tante Widia, seorang notaris keluarga. Untuk menyerahkan kotak surat tersebut kepada Jaya di Praha.
Bertindak Sendiri Setelah mendengarkan penjelasan dari Laras, tanpa alasan yang jelas. Jaya langsung menolak dan menyuruhnya keluar dari rumahnya
Mendapatkan pertolongan kekuatan dari penderma
Laras yang tadinya tidak memiliki harta termasuk pakaian mendapatkan pertolongan dari Loretta yaitu beberapa pakaian untuk dikenakan.
Perpanjangan dari kekuatan jahat Supir taksi menggunakan senjata api berupa pistol. Untuk menakuti lalu merampok harta benda Laras.
89
Cinta Laras menjalankan tugas dengan tulus. Mau mengikuti apa yang diperintahkan oleh almarhum ibunya. Setelah mengetahui latar belakang Jaya, Laras kemudian menjadi lebih mengerti, mengenai alasan dan keyakinannya.
Benci Setelah mengetahui Laras dikirim oleh Sulastri, kekasihnya zaman dulu, Jaya langsung memerintahkan laras untuk keluar drari rumahnya dan membawa semua barang-barangnya termasuk kotak surat.
Muda Sosok Laras digambarkan masih muda dan gagah.
Tua Sosok Jaya dan perampok digambarkan seorang yang sudah tua.
Perjuangan Perjuangan Laras untuk menyerahkan dan mendapatkan tanda tangan Jaya tidak didapatkan begitu saja. Ia harus mengikuti apa yang di perintahkan, dan beberapa kali melakukan mediasi, sampai akhirnya Jaya mau menerima, dan menandatanganinya.
Jalan Pintas Supir taksi melakukan cara lain untuk mendapatkan ke untungan dengan merampok penumpangnya. Serta Jaya meminta Laras untuk memalsukan tanda tangannya.
Menemukan Sosok Penderma Laras menemukan sosok penderma yaitu temannya di Indonesia yang bersedia meminjamkan uang dan mentransfernya ke Praha, untuk keperluan selama di Praha.
Menghambat Sosok Penderma Tanpa memberikan alasan yang jelas, Jaya menunda untuk memberikan nomer rekening kepada temannnya Laras.
Mengalahkan Laras berhasil menjalankan tugas yang diperintahkan oleh almarhum ibunya, Jaya mau menerima kotak surat tersebut dan menandatangani surat penerimaan.
Dikalahkan Jaya akhirnya mau menandatangani Surat penerimaan kotak surat, setelah sebelumnya terjadi perdebatan dengan Laras terkait surat-surat yang ia kirimkan.
Sumber: Olahan Penulis berdasarkan karakter oposisi berlawanan
Di dalam narasi (cerita) terdapat karakter, yakni orang atau tokoh
yang mepunyai sifat atau perilaku tertentu.6 Karakter-karakter tersebut
masing-masing mempunyai fungsi dalam narasi, sehingga narasi menjadi
menyatu. Narasi tidak hanyamenggambarkan isi, tetapi juga di dalamnya
terdapat karakter-karakter. Dengan adanya karakter, akan memudahkan bagi
pebuat cerita ataupun film dalam mengungkapkan gagasannya. Karakter di
6 Eriyanto, Analisis Naratif, h.65.
90
sini bisa sesuatu yang dekat atau jauh dari kehidupan sehari-hari khalayak
tetapi ia membantu untuk menggambarkan dunia realitas.
Analisis naratif adalah mengenai narasi, baik itu narasi fiksi (novel,
puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya) ataupun
fakta seperti berita. Menggunakan analisis naratif berarti menempatkan teks
sebagai sebua cerita. Teks dilihat sebagaik rangkaian peristiwa, logika, dan
tata urutan peristiwa, bagian dari peristiwa yang dipilih dan dibuang.7
C. Karakter tokoh dalam Film Surat Dari Praha
Menurut Vladimir Propp, terdapat 5 karakter tokoh dalam narasi,
berikut adalah analisis karakter tokoh yang terdapat dalam film Mencari Hilal,
diantaranya:
1. The Hero atau Pahlawan ( Laras )
Menurut Propp, Pahlawan adalah orang yang mengembalikan
situasi kacau menjadi normal kembali. Walau tidak semua pahlawan dalam
narasi digambarkan dengan tokoh yang gagah dan tampan.
Di dalam film ini seorang pahlawan diperankan oleh Jualia Estel
yang memerankan tokoh Larasati. Sesuai dengan definisi pahlawan yang
dikemukakan oleh Propp. Larasati dalam film Surat dari Praha telah
menjalanan perintah wasiat dari ibunya (Sulastri) sebagai syarat untuk
mendapatkan warisan. Yaitu konflik tentang masa lalu ibunya (Sulastri)
dengan seorang pria yang bernama Jaya.
2. Villain atau Penjahat (Chicco Jerikho, Supir Taksi dan Jaya)
Tokoh Villain atau penjahat pada narasi Propp menggambarkan
7 Eriyanto, Analisis Naratif, h.9.
91
seseorang yang melukai pahlawan, tindakan penjahat menyebabkan
kerugian atau cedera baik pada pahlawan maupun anggota lainnya (dengan
penculikan, pencurian, menyebabkan hilangnya seseorang, mengancam,
dan melakukan siksaan).8 Pada film ini yang menjadi penjahat adalah
Chicco Jerikho yang berperan sebagai suami Laras, Ia berselingkuh
dengan wanita lain pada saat Laras hamil sehingga menyebabkan
keguguran. Kemudian supir taksi di kota Praha, yang merampok pahlawan
(Laras) sehingga harus kehilangan seluruh harta bendanya. Kemudian Jaya
yang tidak mau menerima Laras dan menghalangi dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. The Donor atau Penderma ( Loretta )
Menurut Propp, Penderma adalah orang yang memberikan sesuatu
kepada pahlawan, baik berupa benda, informasi ataupun nasihat.
Menolong pahlawan dengan kekuatan magic (supranatural).
Penderma dalam film ini ditokohkan oleh Loretta. beliau
merupakan wanita asal Ceko yang memberikan pakaian dan handphone
kepada Laras untuk dipakai dan digunakan selama di Praha. Karena
sebelumnya laras mengalami perampokan sehingga harus kehilangan harta
bendanya.
4. Helper atau Penolong (Polisi dan Jaya)
Penolong dalam film ini ditokohkan oleh Polisi yang membantu
Laras untuk diantarkan ke sebuah alamat setelah mengalami perampokan.
Serta Jaya yang menolong Laras untuk tinggal sementara dirumahnya.
8 Eriyanto, Analisis Naratif, h.72.
92
Sesuai dengan definisi dari Helper atau penolong dalam narasi
adalah orang yang secara langsung membantu pahlawan dalam
mengalahkan dan mengembalikan situasi kembali kepada situasi normal.
5. Putri dan Ayah sang putri
Dalam film ini karakter ayah sang putri digantikan oleh ibunya Laras
yaitu Sulastri karena yang memberikan tugas berat kepada Laras dalam
film Surat Dari Praha adalah ibunya. dan tidak ada sosok Putri dalam film
ini.
6. Dispatcher atau Pengirim (Widia)
Pengirim dalam narasi digambarkan sebagai orang yang mengirim
pahlawan untuk menyelesaikan tugas dalam melawan penjahat. Widia atau
notaris kelaurga merupakan pengirim (dispatcher) dalam film Surat Dari
Praha. Beliau yang mengutus Laras untuk pergi menemui Jaya dikota
Praha. Untuk menyerahkan sebuah kotak dan mendapatkan
tandatangannya. Sebagai syarat mendapatkan warisannya.
7. The False Hero atau Pahlawan Palsu
Dalam film ini tidak ada pahlawan palsu.
D. Perspektif Islam Tentang Perjuangan dalam Film Surat Dari Praha
Menurut peneliti banyak hal yang menjadi contoh positif dalam film
ini, film ini mampu mengedukasikan dan menggugah moral masyarakat agar
selalu menanamkan sikap Berjuang dan keikhlasan di setiap individu.
Terutama jika kita memiliki sebuah harapan untuk meraih sesuatu, terkadang
kita dihadapkan dengan masalah sebagai suatu ujian. Namun jika kita
meyerah tanpa ada kemauan dan usaha, maka kita tidak akan mendapatkan
93
hasil apapun. Kita ingin menyelesaikan masalah dan ingin meraih sesuatu
yang lebih baik, tentunya dengan keamuan dan perjuangan dapat
diwujudkannya.
Dalam film ini contohnya pada adegan awal, ketika Laras ingin
menyelesaikan masalahnya dengan segera mendapatkan warisan setelah
kepergian ibunya. Namun tidak langsung diterima melainkan terdapat tugas
yang harus diselesaikan terlebih dahulu baru bisa mendapatkan warisan
tersebut. Allah menciptakan masalah tentunya memiliki banyak pula dalam
menyelesaikannya. Serta agar kita menjadi pribadi yang kuat dan tangguh
dalam menghadapi kehidupan.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”. (QS. Ar-Ra’d: 11).
Hidup memang selalu diahadapkan pada suatu pilihan. Terkadang
keyakinan dalam diri kita lah yang membuat keputusan untuk tetap
mengambil keputusan. Maka setiap manusia yagn hidup di dunia ini tidak
akan pernah lepas dari berbagai jenis perjuangan. Jika seorang manusia
ingin hidup tanpa mau berjuang, maka sama saja ia sedang mengharapkan
sebuah kematian untuk menjemputnya.
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 286)
Keikhlasan juga menjadi topik yang utama dalam film ini,
dalam beberapa adegan akhir. Dimana Jaya mengikhlaskan semuanya
termasuk untuk tinggal di Praha setelah di cap pembelot oleh pemerintah
Soeharto hanya karena tidak mengakui pemerintahannya dan harus rela
mengubur impiannya untuk menikahi gadis impiannya Sulastri. Semua yang
94
dijalankan oleh Jaya beserta teman-teman mahasiswa ikatan dinas lainnya
dilakukan dengan sadar dan ikhlas. Sehingga bisa menjalani kehidupan
selanjutnya dengan lebih lapang dan tenang.
“Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu”. (QS. At-Taghaabun: 11)
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kekuatan dan
kemampuan yang terbatas. Sering kali dilingkupi rasa khawatir dan takut
pada setiap keadaan, oleh karena itu kita membutuhkan pegangan dan
perlindungan. Kita pada akhirnya akan mencari Tuhan yang diyakini dapat
memenuhi segalanya. Inilah alasan kita harus mantap dan ikhlas dalam
menjalani kehidupan.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti
mengacu pada fokus permasalahan yang ada dengan melihat pada pendekatan
teori dan implementasinya pada objek penelitian, maka peneliti
menyimpulkan ada enam belas adegan yang mengandung unsur perjuangan,
adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Adegan “Awal dari Film Surat Dari Praha mengenalkan sosok Laras
sebagai tokoh utama yang berusaha menyelesaikan masalah pribadinya
dengan cara yang mudah dengan meminjam sertifikat rumah ibunya.”.
Dalam adegan ini merupakan situasi awal yang berperan penting terhadap
cerita, walaupun tidak termasuk dalam fungsi namun memiliki lambang
sama seperti fungsi pelaku lainnya yaitu α. Laras merupakan tokoh sentral
yang banyak terlibat dalam peristiwa, dan akan berjuang menyelesaikan
tugas yang diberikan pada peristiwa selanjutnya.
2. Adegan “Mendapatkan tugas yang diberikan notaris sebagai syarat untuk
mendapatkan warisan ibunya.”. Dalam adegan ini Laras harus
menyelesaikan tugas terlebih dahulu. Sebagai syarat mendapatkan warisan
dari ibunya. Laras harus menemui seseorang di Praha, Ceko, menyerahkan
sebuah Kotak dan mendapatkan tanda tangannya. Dalam fungsi pelaku
Propp masuk kedalam fungsi Tugas Berat (F.XXV) dengan lambang M.
3. Adegan “ Laras menuju kota Praha, Republik Ceko”. Dalam adegan ini
agar segera mendapatkan warisannya, laras bertolak menuju kota Praha.
96
Unruk menyelesaikan tugasnya. Dalam fungsi pelaku Propp masuk
kedalam fungsi Keberangkatan (F.XI) dengan lambang ↑.
4. Adegan “Laras bertemu dengan Jaya dan melakukan perbincangan terkait
tugas yang diberikan oleh almarhum ibunya (Sulastri).”. Dalam adegan ini
mengambarkan prihal kedatangan laras kepada Jaya di kediamannya di
Praha. Untuk menyerahkan sebuah kotak surat yang diberikan oleh
almarhum ibunya (Sulastri) serta mendapatkan tanda tangannya agar
segera mendapatkan warisan. Namun Jaya menolaknya sehingga terjadi
perdebatan antara Laras dengan Jaya. Fungsi ini terdapat di Mediasi (F.IX)
dengan lambang B pada narasi Propp.
5. Adegan “Perampokan kepada Laras saat hendak menuju hotel.”. Dalam
adegan ini terjadi kemalangan yang dialami oleh Laras. Mengalami
perampokan oleh supir taksi saat hendak menuju hotel. Terdapat pada
fungsi Kejahatan atau Kekurangan (F.VIII) dengan lambang A.
6. Adegan “Laras meminta bantuan kepada polisi disekitar KBRI kota Praha
untuk diantarkan ke rumah Jaya”. Dalam adegan ini Laras mendapatkan
pertolongan dari Polisi untuk diantarkan ke rumah Jaya, setelah
sebelumnya tidak mendapatkan respon dari pihak KBRI kota Praha.
Fungsi ini sesuai dengan Fungsi Pertama Seorang Penolong (F.XII)
dengan lambang D.
7. Adegan “Jaya memberikan larangan kepada laras selama tinggal
dirumahnya.”. Dalam adegan ini Jaya mengizinkan Laras untuk tinggal
dirumahnya sementara, dengan memberikan perintah larangan untuk tidak
menyentuh segala hal yang tidak ada kaitannya dengan dia. Fungsi ini
97
sesuai dengan Fungsi Pelarangan atau penghalangan (F.II) dengan
lambang γ.
8. Adegan “Terjadi perdebatan kembali antara Laras dengan Jaya di depan
KBRI kota Praha”. Dalam adegan ini menggambarkan perdebatan antara
Jaya dan Laras setelah Jaya menolak Laras untuk kembali tinggal
sementara di rumahnya, karena aktifitas KBRI belum berjalan dengan
normal, dengan sikapnya yang keras Laras berjuang untuk tetap tinggal
sementara di kediaman Jaya sampai proses administrasinya selesai. Serta
meminjam rekening Jaya agar bisa mendapatkan bantuan dana dari
temannya di Indonesia. Fungsi ini sesuai dengan Mediasi (F.IX) dengan
lambang B.
9. Adegan “Mendapatkan pertolongan dari seorang perempuan Ceko”.
Dalam adegan ini, Laras mendapatkan pertolongan dari seorang
perempuan yang diutus oleh Jaya berupa beberapa pakaian untuk
dikenakan sebuah telpon seluler dan nomer rekening. Fungsi ini sesuai
dengan Fungsi Pertolongan (F.XXII) dengan lambang Rs.
10. Adegan “Laras mengambil sebuah buku dan menyanyikan sebuah lagu
yang ada di buku tersebut dengan piano”. Dalam adegan ini menjelaskan
bahwa larangan yang diperintahkan Jaya dilanggar oleh Laras dengan
mengambil dan memainkan sebuah lagu yang terdapat dalam buku Jaya.
Peristiwa ini sesuai dengan fungsi Kekerasan (F.III) dengan lambang δ.
11. Adegan “Laras menyelidiki isi dari kotak surat yang dikirimkan oleh
ibunya”. Dalam peristiwa ini Laras berusaha melakukan pengintaian
terhadap isi dari kotak yang dikirimkan oleh almarhum ibunya Sulastri.
98
Laras membaca satu persatu surat yang ada di kotak tersebut. Peristiwa ini
sesuai dengan Fungsi Pengintaian (F.IV) dengan lambang ε.
12. Adegan “Reaksi Laras setelah mengetahui isi dari surat-surat yang
dikirmikan Jaya kepada Ibunya”. Terjadi perdebatan antara Laras dengan
Jaya. Laras menuding Jaya sebagai perusak hubungan keluarga antara
ibunya dengan ayahnya. Peristiwa ini sesuai dengan Fungsi Reaksi Dari
Pahlawan (F.XIII) dengan lambang E.
13. Adegan “Keikhlasan Jaya untuk melupakan masalalunya termasuk kisah
cintanya dengan Sulastri. Peristiwa ini terjadi karena tuduhan Laras
terhadap Jaya sebagai perusak hubungan keluarganya. Namun Jaya
membantahnya karena tidak pernah dibalas Jaya terus menulis sampai
akhirnya ia percaya bahwa surat itu tidak pernah sampai. Jaya sudah
mengikhlaskan dan melupakan masalalunya termasuk kisah cintanya
dengan Sulastri. Fungsi ini sesuai dengan fungsi Tindakan Balasan (F.X)
dengan lambang C.
14. Adegan “Setelah perdebatan panjang mengenai masa lalunya, Jaya
akhirnya bersedia untuk menandatangani surat tanda terima wasiat dari
Sulastri”. Laras berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ibunya.
Dengan mengantarkan kotak surat serta mendapatkan tanda tangan Jaya
sebagai syarat mendapatkan warisan. Walaupun sempat mendapatkan
penolakan oleh Jaya karena tidak mau menerima. Akhirnya Jaya mau
menandatanganinya. Adeagan ini sesuai dengan Fungsi Solusi (F.XXVI)
dengan lambang N
99
15. Adegan “Pilihan emosianal dan berbagai macam peristiwa yang membuat
jaya berjuang mempertahankan keyakinannya untuk tidak kembali ke
Indonesia dan memilih bertahan hidup di Praha. Jaya menceritakan
perjuangan hidupnya selama tinggal di Praha. Mulai dari menolak orde
baru yang dipimpin oleh Soeharto karena berbagai alasan sampai berjuang
bertahan hidup dengan bekerja apapun untuk memenuhi kehidupan.
Peristiwa ini sesuai dengan fungsi Perjuangan (F.XVI) dengan lambang H.
16. Adegan “Jaya dan para Mahasiswa Ikatan Dinas (Mahid) menjelaskan
alasan untuk tetap tinggal dan berjuang di Praha. Pada peristiwa ini para
Mahid menjelaskan perjuangannya untuk tetap mempertahankan
keyakinannya dan tetap tinggal di Praha, karena berbagai alasan dan
berbeda pendapat dengan orde baru, dan sebagian besar dari mereka
adalah pendukung soekarno. Peristiwa ini sesuai dengan fungsi Pemaparan
(XXVIII) dengan lambang Ex.
Penulis mengambil kesimpulan bahwa film ini mengandung
pesan perjuangan dan keikhlasan tentang bagaimana perjuangan dari Laras
untuk mennyelesaikan tugas yang diberikan, serta perjuangan dan
keikhlasan Jaya untuk memafkan masalalunya. Serta film narasi modern
ini dapat dianalisis menggunakan pendekatan fungsi karakter Vladimir
Propp.
B. Saran
Film ini merupakan film drama, namun dibuat berdasarkan realita yang
ada. Banyak adegan yang menarik dalam film ini. Namun ada beberapa
adegan yang memperlihatkan produk kopi dan permen, dan itu sangat
100
menganggu, ditengah pesan yang ingin disampaikan terselip iklan suatu
produk itu rasanya tidak begitu nyaman dilihat.
Saran yang terakhir ditujukan kepada pemuda-pemuda generasi
penerus bangsa setidaknya masih memiliki perjuangan terutama untuk dirinya
sendiri, segala sesuatu memang tidak didapat dengan mudah dan harus
dilakukakn dengan sungguh-sungguh. film ini sudah memnuhi kriteria yang
baik untuk sebuah film, ada unsur hiburan, edukasi dan juga informasi. Tanpa
harus menyudutkan suatu pihak, film ini bisa dijadikan contoh bagi mereka
yang ingin membuat film perjuangan tanpa harus melupakan fungsi film
sebagai hiburan.
101
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku:
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi massa, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Berger, A. Arthur. Media and Society: A Critical Perspective. Boulder: Rowman and Littlefield Publishers, 2003.
Braston, Gill and Roy Stafford. The Media Student's Book. London and New York: Routledge, 2003.
Burton, Graeme. Yang Tersembunyi di Balik Media; Pengantar Kepada Kajian Media. Yogyakarta: Jalasutra, 2006.
Budiharsono, Suyuti. Politik Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2003.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
Herman, David. The Cambridge Companion to Narrative. New York: Cambridge University Press, 2007.
Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia, 2007.
Malaka, Aswar Sutan. hidup adalah perjuangan: pejuang sejati tak pernah mati, Yogyakarta,2001.
Muhtadi, Asep, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Lagos Wacana Ilmu, 1999.
Moeleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005.
102
Pranajaya, Adi. Film dan Masyaraka Sebuah Pengantar. Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman Usman Ismail, 2000.
Prakoso, Gatot. Film Pinggiran-Antologi Film Pendek, Eksperimental & Documenter. Jakarta: Fatwa Press, 1997.
Peransi, D.A. Film Media Seni. Jakarta: FFTV IKJ Press, 2005.
Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka,2008.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media-Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya, 2001. Komunikasi Naratif: paradigma, analisis, dan aplikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Suryapati, Akhlis. Hari Film Nasional tinjauan dan Restrospeksi, Jakarta: Panitia hari Film Nasional Ke-60 Direktorat Perfilman, 2010.
Santana, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan obor Indonesia, 2005.
Stokes, Jane. How to media and cultural studies: panduan untuk melaksanakan penelitian dalam kajian media dan budaya, Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2007.
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana, 2008.
Wibowo, Agustinus. Titik Nol, Makna Sebuah Perjuangan. Yogyakarta, 2005
Yusran Biran, Miscbah. Sejarah Film 1990-1950: Bikin Film di Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu, 2009.
B. Skripsi
Atik Sukriati Rahmah, “Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2014.
Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua dan Anak Dalam Film Mencari Hilal, yang ditulis oleh Indah Noviyanti, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konflik Identitas Peran Muslimah dalam Keluarga, Analsis Naratif Film
Hijab Karya Hanung Bramantyo, yang ditulis oleh Ahmad Syahroji. Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penokohan Kiai dalam Film Sang Kiai Dan Sang Pencerah, Analisis Naratif
Struktural terhadap Struktur Naratif dalam Film Sang Kiai dan Sang
103
Pencerah yang ditulis oleh Baharuddin Rabbani. Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Cerita Rakyat Raden Kusuma Di Kecamatan Karang Anyar Kabupaten
Grobogan yang ditulis oleh Yunita Tri Lestari, Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang.
C. Website
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/09/26/surat-dari-praha-
mewakili-indonesia-di-piala-oscar-2017.html
http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/16/04/05/o5425q284-surat-
dari-praha-menangkan-tiga-penghargaan.html
http://www.icmi.or.id/blog/2015/07/alhayaatu-jihaad-hidup-adalah-
perjuangan
http://sabdaislam.blogspot.co.id/2009/05/perjuangan-islam.html
http://almanar.co.id/tafsir/hidup-dan-perjuangan-kajian-surat-al-balad.html
http://hiburan.metrotvnews.com/read/2016/01/25/474625/produksi-film-
tentang-pattimura-visinema-pictures-riset
https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_dari_Praha
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/filminfo/production.php?comid
=1060
https://www.13entertainment.com/
http://www.anneahira.com/hidup-adalah-perjuangan.html
http://www.jawapos.com/read/2016/02/01/17037/benarkah-film-surat-dari-
praha-hasil-plagiat
http://movienthusiast.com/surat-dari-praha-2016/
http://pialacitra.com/ http://www.mvpindonesia.com
Lampiran – lampiran A. POSTER FILM SURAT DARI PRAHA
B. HASIL WAWANCARA DENGAN PENULIS FILM “SURAT DARI PRAHA”
Narasumber : M. Irfan Ramli
Tempat : Jakarta, melalui email
Waktu : Jumat, 15 September 2017 Pukul 22.00 WIB.
1. Apa yang melatarbelakangi mas Irfan Ramli untuk menjadi Script Writer film Surat Dari Praha? Jawab : Karena saya dan Angga Sasongko (Director) punya ide bikin retrospektif untuk 20 tahun berkarya Glenn Fredly waktu itu. Kami punya kedekatan dan saya memang suka materi sejarah. Film ini merupakan bentuk perlawanannya terhadap stigma negatif yang diciptakan Orde Baru, terutama soal sejarah bangsa Indonesia di tahun 1965. Serta membantu membuka stigma tersebut dan mengajak masyarakat untuk mencari tahu dan menggali lebih dalam lagi.
2. Apa Tema yang Diusung dalam Film Surat Dari Praha? Jawab : Ini film drama/ romance. Tema besarnya kurang lebih soal perjuangan dan mengikhlaskan.
3. Dan mengapa mengangkat tema tersebut? Jawab : Karena penting dan belum pernah dibuat sebelumnya. Sejarah perlu dipandang dari berbagai angle dan dituturkan dengan berbagai cara.
4. Bagaimana Alur dan Plot dalam Film Surat Dari Praha? Jawab : Alurnya relatif konfensional. Cerita dengan alur maju. Film yang mengambil syuting 8 hari di Praha, Republik Ceko dan 3 hari di Jakarta ini sendiri berkisah tentang perempuan cantik bernama Larasati (Julie Estelle) yang atas desakan keadaan terpaksa memenuhi wasiat ibunya, Sulastri (Widyawati Sofyan) untuk menghantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat untuk seorang pria bernama Jaya (Tio Pakusadewo) di Praha. Lebih jelasnya baca sinopsisnya saja.
5. Bagaimana penggambaran fungsi dari karakter dalam Film Surat dari Praha? Jawab : Jaya mewakili masa lampu yang bentuknya gagasan dan ingatan. Laras mewakili masa kini yang gelap dengan masa lampau dan cenderung skeptis.
6. Mengapa hanya karakter Jaya dan Laras yang sering digambarkan, Apakah ada pesan khusus yang ingin disampaikan oleh penulis dalam film surat dari praha? Jawab : Ya karena keduanya tokoh utama. Jadi lebih banyak digambarakan
7. Bagaimana gambaran perjuangan Laras dalam melaksanakan wasiat dari ibundanya? Jawab : Gambaran perjuangan Laras sudah terlihat dengan jelas dalam film, perjuangannya hingga mendapatkan tanda tangannya.
8. Bagaimana proses penulisan skenarionya dan mengapa memilih lagu-lagu dari Glenn Fredly untuk film ini? Jawab: bagaimana surat jadi elemen paling penting di sana. Surat ini satu-satunya cara berkomunikasi dengan yang mereka tinggalkan. Tapi surat jika salah kata (zaman orde baru) bisa kena imbasnya. Surat ini jadi elemen penting, kita merasa paling menarik. Kita cari lagu yang bisa menyusun ceritanya. Secara lirik lagu Sabda Rindu klasik, ketika lirik diciptakan jaya, itu make sense. Sabda Rindu menggambarkan eranya Jaya. Generasi saat itu punya preferensi kata. Nyali terakhir signature song-nya Glenn, lagu galau sedunia. Terus untuk bisa menggambarkan emosi, kita ketemu lagu Untuk Sebuah Nama dan Menanti Arah, ini lagu yang bisa menjahit (cerita) semuanya. Tidak bicara cinta, tapi bermain di konteks sosial politis dan cocok dengan Surat dari Praha.
9. Selain bercerita mengenai sejarah, politik dan percintaan, adakah pesan lain yang ingin disampaikan dalam film surat dari Praha? Jawab : Kurang lebih memang itu yang ingin kami sampaikan.
10. Pesan Moral apa yang ingin disampaikan penulis dari Film Surat Dari Praha? Jawab : Nggak ada pesan moral macem macem sih. Masing2 aja penonton mau membaca bagaimana. Kalaupun ada ya soal keikhlasan tadi. Terbuka menerima keadaan dan kenyataan lain itu penting.
Salam
Ipang