analisis narasi tentang konsep gender pada film … aulia rizqi-fdk-ir...membahas mengenai persoalan...
TRANSCRIPT
ANALISIS NARASI TENTANG KONSEP GENDER
PADA FILM HIJAB DALAM PERSPEKTIF ISLAM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Faqih Aulia Rizqi
1112051000002
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016M
Analisis Narasi Tentang Konsep Gender pada Film Hijab dalam
Perspektif Islam
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh
Faqih Aulia Rizqi
NIM: 1112051000002
Pembimbing:
Dr. Armawati Arbi, M.Si
NIP: 196502071991032002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016M
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi yang berjudul
“Analisis Narasi Tentang Konsep Gender pada Film Hijab dalam Perspektif
Islam” , dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang dijadikan untuk
memenuhi salah satu persyatan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan dalam bentuk referensi, baik footnote maupun daftar pustaka
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau
merupakan hasil duplikasi dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, sehingga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Terimakasih.
Jakarta, 9 September 2016
Penulis
Faqih Aulia Rizqi
i
ABSTRAK
Faqih Aulia Rizqi (1112051000002)
Analisis Narasi Tentang Konsep Gender pada Film Hijab dalam Perspektif
Islam
Konsep gender merupakan persoalan yang sering diperdebatkan oleh
berbagai kalangan. Laki-laki yang sering diuntungkan dengan kedudukan yang
lebih tinggi dibanding perempuan membuat perempuan menuntut adanya
kesetaraan. Salah satunya adalah keinginan perempuan untuk bekerja di luar
rumah, sama seperti laki-laki. Film Hijab menjadi film yang membahas persoalan
tersebut. Sejak rilis pada 15 Januari 2015, banyak kontroversi yang terjadi
terhadap film Hijab. Terdapat pro dan kontra di sosial media sehingga film ini
menjadi perbincangan hangat saat itu.
Berdasarkan latar belakang di atas, munculah beberapa pertanyaan dalam
penelitian ini: Bagaimana konsep gender menurut teori naratif Todorov?
Kemudian bagaimana perspektif Islam dalam memandang konsep gender di film
Hijab?
Pertama, kondisi seimbang saat Tata, Bia dan Sari masih bersedia
mengerjakan tugas mereka untuk mengurus rumah. Kedua, adanya gangguan saat
mereka mulai tidak nyaman dengan hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan
memutuskan membuka usaha secara diam-diam. Ketiga, kesadaran terjadinya
gangguan saat suami mereka mulai menyadari perubahan yang terjadi pada
masing-masing istrinya. Keempat, upaya memperbaiki gangguan yang dilakukan
para suami yang kembali pulang setelah meninggalkan rumah. Kelima, tahap
kembali seimbang saat para suami justru membantu usaha yang mereka jalankan
kecuali Gamal yang tetap pada pendiriannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang
digunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Model yang
digunakan pada penelitian ini adalah model narasi Todorov. Peneliti
mengklasifikasikan konsep gender di film Hijab dengan memilih adegan-adegan
di film Hijab yang berkaitan dengan konsep gender. Setelah itu, peneliti
mengaitkan konsep gender yang sudah peneliti klasifikan dengan menggunakan
teori narasi Todorov dengan perspektif Islam.
Perspektif Islam dari kelima konsep gender yang ada di film Hijab yaitu
tidak ada larangan perempuan untuk bekerja selama mendapat izin dari suaminya
dan tidak melalaikan hak suami yang harus dia penuhi. Selain itu, masing-masing
antara suami dan istri memiliki hak yang harus saling dipenuhi agar tercipta
hubungan keluarga yang harmonis.
Kata Kunci : Konsep Gender, Wanita Karier, Naratif Todorov, Suami dan Istri
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan segala nikmat berupa nikmat iman, nikmat Islam,
serta sehat wal „afiatkepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan para sahabatnya yang sudah
sangat berjasa mewariskan kita berbagai ilmu untuk kita pelajari, sehingga kita
semua terhindar dari yang namanya kebodohan. Banyak hambatan dan kesulitan
yang penulis temui, baik dalam mencari sumber pustaka maupun mengolah
sumber data. Tetapi, dari kesulitan itulah penulis banyak belajar sehingga pada
akhirnya skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Alhamdulillah hal tersebut bisa
penulis lewati berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan,M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto,Ph.D sebagai Wakil Dekan 1 Bidang Akademik,
Dr.Roudhonah,M.A sebagai Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum,
Dr. Suhaimi,M.Si sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran,M.A sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
dan Fita Fathurokhmah,M.Si sebagai Sekretaris jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam yang telah banyak membantu melancarkan berbagai
urusan penulis yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, sebagai pembimbing skripsi yang luar biasa
iii
karena telah memberikan bimbingan serta pengarahan yang sangat
berharga kepada penulis hingga skripsi ini bisa selesai.
4. Prof. Yunan Yusuf,M.A, Penasehat Akademik KPI A 2012 yang
memberikan banyak masukan serta arahan mulai sejak kuliah hingga saat
menyusun proposal skripsi.
5. Semua Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
6. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
karena sudah memberikan kemudahan pada penulis untuk meminjam buku
sebagai referensi skripsi yang penulis teliti.
7. Kak Haikal Kamil yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk bisa melakukan wawancara di tengah-tengah kesibukannya. Kak
Esty dari Dapur Film yang selalu bersedia membantu keperluan penulis
dalam hal pengambilan data pada skripsi ini.
8. Kedua orangtua yang penulis sayangi dan penulis banggakan, Bapak
Tholib B.H. Ilyas dan Ibu Kartini yang sudah mendidik penulis hingga
detik ini dan tidak pernah lelah memberikan do‟a dan semangat kepada
penulis hingga akhirnya menjadi motivasi bagi penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua Saudara penulis, yaitu Ari Fachrurozy Al Khaidir sebagai kakak
dan Navillah Qurrota A‟yun sebagai adik yang telah memberikan motivasi
serta doa‟a untuk penulis agar bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iv
10. Indriana Rara Subadra, sebagai partner yang selalu ada dan bersedia
membantu penulis baik dalam hal bimbingan maupun mencari referensi
buku, partner berdiskusi dan berbagi cerita yang baik, pemberi motivasi,
saran serta semangat yang luar biasa sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini.
11. Hany Sabrina Mumtaz Aziz, Ricca Junia Ilprima, Rizki Hakiki, Fajar
Hardian Azhar, Yoga Alif Prasetyo, Dani Perdana Sya‟bani sebagai
sahabat-sahabat dekat penulis selama melaksanakan perkuliahan yang
sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, baik
berupa saran, kritik, maupun berupa semangat dan do‟a. Kemudian ada
Muhammad Nur juga yang telah bersedia meminjamkan buku referensi
yang sangat berguna mulai dari penulis ingin seminar proposal sampai
penulis sidang skripsi, untuk menguatkan pernyataan-pernyataan yang
terdapat pada skripsi ini.
12. Aldi Muhammad Alamsyah, Bayu Andar Moyo Serayu, Andika Selamet
Prihatin, Septian Eka Wijaya, Amin Hayyu Al Bakky, Irvan Kurniawan,
Paras Ayunita, Puji Larassati, Ghea Nurrohmah, Emira Devira, sebagai
sahabat-sahabat dekat penulis dari Madrasah Tsanawiyah sampai
sekarang, yang telah memberikan dukungan dan doa‟a untuk
menyelesaikan skripsi ini.
13. Keluarga besar KPI A angkatan 2012, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-satu di sini, sebagai teman-teman kuliah penulis dari semester 1
hingga semester 7 yang sudah memberikan semangat serta memberikan
v
ilmu dan pengalaman kepada penulis dalam diskusi-diskusi ketika dalam
perkuliahan.
14. Keluarga besar KKN OASE, sebagai teman-teman seperjuangan selama
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sudah memberikan banyak
pelajaran yang baik untuk penulis dalam berbagai hal.
15. Semua guru beserta mentor penulis yang sudah banyak memberikan do‟a
untuk kesuksesan penulis dalam dunia akademik dan juga telah banyak
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.
Jakarta, 9 September 2016
Faqih Aulia Rizqi
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...............................................
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................
BSTRAK I ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................8
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................9
F. Kerangka Teori..........................................................................12
G. Metode Penelitian......................................................................14
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................15
2. Teknik Pengolahan Data ....................................................16
3. Teknik Analisis Data ..........................................................17
F. Sistematika Penulisan ...............................................................18
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Naratif Todorov .........................................................................19
B. Konsep Gender ..........................................................................24
C. Pandangan Islam Tehadap Wanita Karier .................................33
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sinopsis Film Hijab ...................................................................54
B. Profil Serta Peran Para Pemain Hijab .......................................57
C. Profil Dapur Film ......................................................................61
D. Tanggapan Terhadap Film Hijab ..............................................63
vii
BAB IV ANALISIS DATA
A. Konsep Gender pada Film Hijab ...............................................67
B. Perspektif Islam dalam Menilai Konsep Gender pada
Film Hijab .................................................................................90
C. Interprestasi ...............................................................................102
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................105
B. Saran ..........................................................................................107
Daftar Pustaka .....................................................................................................108
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Larangan Gamal Kepada Sari .................................................... 70
Gambar 2 Tata yang sedang Berdebat dengan Dosen ................................ 71
Gambar 3 Respon Tata Terhadap Ucapan Gamal ...................................... 74
Gambar 4 Tata, Bia, Sari dan Anin sedang Berdiskusi ............................... 76
Gambar 5 Bia, Sari, Tata dan Anin yang sedang Bermain Gadget ............. 78
Gambar 6 Debat Antara Chaky dan Gamal ................................................ 81
Gambar 7 Penjelasan Tata kepada Ujul ...................................................... 83
Gambar 8 Penjelasan Bia Kepada Mat Nur ................................................ 84
Gambar 9 Kemarahan Gamal Kepada Sari................................................. 85
Gambar 10 Sari yang Ingin Keluar dari Meccanism ..................................... 87
Gambar 11 Perkataan Tukang Parkir yang Menyadarkan Mat Nur ............. 88
Gambar 12 Mat Nur, Ujul dan Chaky yang Siap Membantu Meccanism ..... 89
Gambar 13 Keinginan Gamal yang Ingin Tetap Bersilaturahmi .................. 90
Gambar 14 Kekhawatiran Para Istri Jika Jujur Pada Suami Mereka
Tentang Bisnis yang Sedang Mereka Jalankan .......................... 93
Gambar 15 Kepulangan Gamal yang Disambut Pihak Keluarga ................. 94
Gambar 16 Pernyataan Gamal Tentang Istri yang Ingin Bekerja ................ 96
Gambar 17 Bia Sedang Menemani Mat Nur Sambil Membalas Chat .......... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga seolah-olah kita bisa melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi
adalah unsur perbuatan atau tindakan.1
Film merupakan salah satu media narasi. Dikatakan sebagai media narasi
karena di dalam sebuah film terdapat rangkaian cerita yang saling terhubung dan
saling berkaitan sehingga cerita tersebut bisa dipahami. Dalam sebuah film juga
terdapat makna yang terkandung sehingga untuk mengetahuinya dapat dilakukan
penelitian yang mendalam. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan
analisis narasi.
Misalnya saja film yang membahas mengenai persoalan gender antara
laki-laki dan perempuan. Sebelumnya, konsep penting yang perlu dipahami dalam
rangka membahas hubungan kaum kaum perempuan dan laki-laki adalah
membedakan antara konsep sex (jenis kelamin) dan konsep gender. Pemahaman
dan pebedaan antara kedua konsep tersebut sangat diperlukan dalam melakukan
analisis untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan sosial yang menimpa
kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena ada kaitan yang erat antara
perbedaan gender (gender differences) dan ketidakadilan gender (gender
inequalities) dengan struktur ketidakadilan masyarakat secara luas. Pemahaman
1Keraf, Argumentasi dan Narasi , h.135-136.
2
atas konsep gender sangatlah diperlukan mengingat dari konsep ini telah lahir
suatu analisis gender.2
Istilah gender digunakan berbeda dengan sex. Gender digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial-budaya.
Sementara sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah sex lebih banyak berkonsentrasi pada
aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon dalam
tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sementara itu,
gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan
aspek-aspek non-biologis lainnya.3
Perbedaan tersebut melahirkan pemisahan fungsi dan tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki bertugas mengurusi urusan luar rumah
dan perempuan bertugas mengurusi urusan dalam rumah yang dikenal sebagai
masyarakat pemburu (hunter) dan peramu (gatherer) dalam masyarakat
tradisional dan sektor publik dan sektor domestik dalam masyarakat modern.4
Perbedaan gender (gender differences) pada proses berikutnya melahirkan
peran gender (gender role) dan dianggap tidak menimbulkan masalah, maka tak
pernah digugat. Akan tetapi yang menjadi masalah dan perlu digugat adalah
struktur ketidakadilan yang ditimbulkan oleh peran gender dan perbedaan gender.5
2Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1997), h. 4. 3Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur'an (Jakarta:
Paramadina, 1999), h. 35. 4Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur'an, h. 302-302.
5Nur Ahmad Fadhil Lubis, Yurisprudensi Emansipatif, (Bandung: Citapustaka Media,
2003), h.47.
3
Pengungkapan masalah kaum perempuan dengan menggunakan analisis
gender sering menghadapi perlawanan (resistance), baik dari kalangan kaum laki-
laki ataupun kaum perempuan sendiri. Hal ini bisa jadi disebabkan: pertama,
mempertanyakan status kaum perempuan pada dasarnya adalah mempersoalkan
sistem dan struktur yang telah mapan, kedua, mendiskusikan soal gender berarti
membahas hubungan kekuasaan yang sifatnya sangat pribadi, yakni menyangkut
dan melibatkan individu kita masing.6
Oleh karena itu pemahaman atas konsep gender sesungguhnya merupakan
isu mendasar dalam rangka menjelaskan masalah kesetaraan hubungan,
kedudukan, peran dan tanggung jawab antara kaum perempuan dan laki-laki.
Salah satu film yang membahas persoalan antara laki-laki dan perempuan
adalah film Hijab karyanya Hanung Bramantyo. Meskipun diberi judul Hijab, film
ini sendiri bukanlah bertema religi, melainkan bergenre drama komedi. Isu yang
diangkat juga bukan tentang hijab, tapi isunya adalah ketika wanita mempunyai
penghasilan lebih besar dari pria dan bagaimana cara pria menyikapinya?7 Hanya
saja memang hijab di film ini dijadikan sebagai perantara fashion dan gaya hidup.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga tiga orang perempuan
yaitu Bia, Sari dan Tata ditambah dengan satu orang perempuan yang belum
menikahyaitu Anin dengan sekelumit masalahnya masing-masing. Selain
mengurus kehidupan rumah tangga, mereka yang tak ingin selalu bergantung pada
suami akhirnya memutuskan untuk membuka bisnis hijabonline secara diam-diam
tanpa sepengetahuan suami mereka.
6Mansour Fakih, Analisis Gender..., h. 5-6.
7Haikal Kamil, Produser Film Hijab, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 April 2016.
4
Tak disangka bisnis hijab online yang mereka jalankan perlahan mulai
ramai pembeli. Hanya saja, karena dari awalnya mereka tidak jujur kepada suami
mereka tentang bisnis hijab online yang mereka miliki, mereka pun terjebak
dalam keadaan yang sulit. Mereka harus memilih apakah tetap meneruskan bisnis
hijab online mereka yang semakin ramai ataukah memilih berhenti untuk
memperbaiki keadaan rumah tangga mereka yang berantakan karena bisnis hijab
online yang mereka jalankan.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Hanung Bramantyo membuat film
dengan bertemakan tentang persoalan wanita. Sebelumya pada tahun 2009,
Hanung pernah membuat film yang berjudul Perempuan Berkalung Sorban. Film
ini menceritakan tentang latar tradisi sebuah sekolah pesantren di Jawa Timur
yang cenderung mempraktekkan tradisi konservatif terhadap wanita dan
kehidupan modern. Dalam pesantren Salafiah putri Al-Huda diajarkan bagaimana
menjadi seorang perempuan yang tunduk pada laki-laki. Sehingga Anisa, tokoh
wanita di film ini, menganggap bahwa ajaran Islam hanya membela laki-laki saja
dan menempatkan perempuan dalam posisi yang lemah dan tidak seimbang.8
Film Perempuan Berkalung Sorban pun menjadi perbincangan publik saat
itu. Hanung dinilai gagal menyampaikan konten substansial dari novelnya.
Hanung justru malah menonjolkan kekerasan dalam rumah tangga.9 Hanung juga
diprotes karena dinilai mendiskreditkan kiai dan pesantren. Sementara, Abidah El
Khalieqy, penulis novel aslinya, dalam sebuah wawancara bersama kru film
8Perempuan Berkalung Sorban,
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perempuan_Berkalung_Sorban diakses pada 19 Juni 2016. 9Daftar Film Kontroversial Hanung Bramantyo, http://infoheboh.com/daftar-film-
kontroversial-hanung-bramantyo/ diakses pada 24 Mei 2016.
5
mengatakan bahwa tema novel yang ditulisnya tersebut pada intinya adalah
tentang pemberdayaan wanita.10
Sama halnya dengan film Perempuan Berkalung Sorban, Film Hijab pun
saat itu menjadi perbincangan publik. Sejak pertama kali dirilis pada tanggal 15
Januari 2015, terdapat banyak pro dan kontra terhadap cerita dari film Hijab. Film
Hijab dinilai sebagai film yang menyudutkan Islam karena menceritakan tentang
orang-orang yang memakai hijab sebagai transformasi keterpaksaan, pemaksaan
kehendak suami atau sekedar fashion trend.11
Zaskia Mecca, selaku produser dari
film Hijab pun menjawab berbagai kritikan tentang film Hijab dengan
mengatakan bahwa film Hijab bukanlah film yang menyudutkan Islam, tetapi
lebih kepada kehidupan nyata wanita-wanita berhijab yang modern dan ingin
sekali berkreativitas tanpa interfensi dari sang suami. Film Hijab juga diangkat
berdasarkan realitas yang nyata di kehidupan sehari-hari dan dikemas secara
komedi dan drama secara berimbang.12
Konsep dari film Hijab ini sebenarnya sangat menarik untuk diteliti.
Karena di film ini diceritakan tentang kehidupan rumah tangga dengan sekelumit
masalahnya masing-masing. Selain itu, konsep gender yang diceritakan di film ini
juga memang berkaitan tentang hak dan kewajiban masing-masing antara suami
dan istri. Tidak hanya itu, konflik rumah tangga yang disebabkan karena para istri
10
Film-Film Kontroversial Hanung Bramantyo,
http://m.detik.com/hot/movie/2138149/film-film-kontroversial-hanung-bramantyo-/2#detailfoto
diakses pada 24 Mei 2016. 11
Film Hijab Dikritik Putri Amien Rais, Ini Jawaban Zaskia Mecca,
http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/01/29/film-hijab-dikritik-putri-amien-rais-ini-jawaban-
zaskia-mecca diakses pada 21 April 2016. 12
Film Hijab Lecehkan Islam, Hanung Dicap JIL,
http://www.jpnn.com/read/2015/01/29/284410/Film-Hijab-Lecehkan-Islam-Hanung-Dicap-
Anggota-JIL-diakses pada 21 April 2016.
6
mempunyai penghasilan sendiri dan bahkan penghasilannya melebihi penghasilan
suami menjadi bahasan menarik pada penelitian ini.
Di dalam Al-Qur‟an secara umum sebenarnya banyak ayat yang isinya
membicarakan tentang gender, baik itu kedudukan antara laki-laki dan
perempuan, hubungan antara laki-laki dan perempuan, maupun hak dan kewajiban
mereka dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan rumah tangga dengan
konsep yang rapi, indah dan bersifat adil. Seperti apa yang disebutkan di dalam
Q.S. An-Nisa ayat 124 yang berbunyi :
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun” (Q.S. An-Nisa : 124).13
Dari ayat di atas jelas bahwa Islam tidak membeda-bedakan kedudukan antara
laki-laki dan perempuan. Semua mempunyai ganjaran yang sama berupa surga
bagi mereka yang senantiasa mengerjakan amal-amal saleh.
Laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Hanya saja memang
derajat laki-laki lebih tinggi satu tingkat di atas perempuan. Itu disebabkan karena
laki-laki telah memberikan mahar perkawinan dan memberikan nafkah kepada
13
Q.S. An-Nisa Ayat 124.
7
keluarganya.14
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti film Hijab karena
film tersebut membahas mengenai persoalan rumah tangga antara suami dan istri,
baik itu dari segi kehidupan sehari-hari maupun dari konflik yang terjadi saat para
istri mempunyai penghasilan sendiri dan para suami merasa terancam dengan
keadaan tersebut. Selain membahas tentang konsep gender pada film Hijab,
peneliti juga akan mengaitkan konsep gender yang terdapat di film Hijab dalam
perspektif Islam guna memperkuat analisis yang akan peneliti lakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, judul dari penelitian ini yaitu “Analisis
Narasi Tentang Konsep Gender pada Film Hijab dalam Perspektif Islam”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Peneliti ingin membatasi masalah yang akan dibahas pada penelitian ini
supaya lebih fokus dan tidak meluas ke arah yang tidak ada kaitannya dengan
permasalahan. Oleh karena itu, batasan masalah penelitian ini adalah hanya
membahas tentang konsep gender yang ada pada film Hijab, kemudian konsep
gender pada film Hijab itu dikaitkan dalam perspektif Islam.
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah :
a. Bagaimana konsep gender pada film Hijab dalam teori narasi Todorov?
b. Bagaimana perspektif Islam tentang konsep gender pada film Hijab?
14
Syekh Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantany, Uqudul Jain (Indonesia: Darul Ihya), h.3.
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui konsep gender pada film Hijab dalam teori naratif
Todorov.
b. Untuk mengetahui perspektif Islam tentang konsep gender pada film
Hijab.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Manfaat Praktis
Penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan mengenai
narasi pesan dalam sebuah film bagi para mahasiswa di bidang penyiaran.
Penulis juga berharap skripsi ini bisa menjadi bahan referensi untuk
memperkuat penelitian tentang film selanjutnya dan berharap dapat
menambah ilmu tentang cara penarasian film bagi para mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, khususnya, serta mahasiswa lainnya yang
mempunyai minat di bidang penyiaran dan film pada umumnya.
b. Manfaat Akademis
Penulis berharap penelitian ini dapat memperkaya bidang studi
ilmu komunikasi berkaitan dengan pembelajaran mengenai analisis narasi
9
dalam sebuah film, khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan
terhadap analisis narasi pesan yang terkandung dalam sebuah film kepada
pembaca mengenai konsep gender pada film Hijab dalam perspektif Islam.
E. Tinjauan Pustaka
Nurlaela menemukan konteks ceramah yang disampaikan Hj. Dedeh
Rosyadah saat berdakwah di salah satu acara televisi cenderung lebih berpihak
kepada kaum perempuan. Nurlaela juga menyebut bahwa Hj. Dedeh Rosyadah ini
sebagai ustadzah yang feminis karena materi-materi dakwah yang beliau
sampaikan selalu isinya tentang persoalan perempuan yang tidak boleh kalah
dengan laki-laki dan laki-laki pun tidak boleh berbuat semena-mena dengan
perempuan. Isi skripsi ini difokuskan pada sensitivitas gender pada materi dakwah
Hj. Dedeh Rosyadah yang memang jika membicarakan gender sangat semangat
sekali. Persamaan dengan penelitian ini terdapat pada persoalan gender yang
dibahas. Namun, karya Nurlaela ini juga memiliki perbedaan yaitu pada metode
analisisnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis narasi, sedangkan
Nurlaela menggunakan metode deskriptif.15
Heryanto dalam jurnalnya membahas tentang persoalan gender dalam
konstruksi media, dimana pada jurnal ini dikatakan persoalan gender ini dibentuk
oleh media, bukan karena ada sendiri. Selain itu, Heryanto juga menemukan
15
Nurlela,Sensitivitas Gender Ustadzah Dedeh Rosyidah pada Materi Dakwahnya
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
10
bahwa media cenderung lebih diskriminatif pada perempuan dalam setiap berita
yang ditampilkan di media. Persamaan dengan penelitian ini terdapat pada
persoalan gender yang dibahas. Sedangkan perbedaannya yakni pada metode
analisis yang digunakan. Penelitian ini menggunakan analisis narasi sedangkan
karya Heryanto menggunakan metode deskriptif.16
Atik Sukriati Rahmah menemukan bahwa di dalam Film 99 Cahaya di
Langit Eropa terdapat pesan-pesan berupa penggambaran Islam di wilayah Eropa
di tengah wajah minusnya mesti tampil sebagai agen yang damai, agen yang
penuh senyum, saling membantu untuk sesama dan yang berbeda keyakinan.
Persamaannya yakni terletak pada pendekatan dan metode penelitian analisis
naratif serta model naratif Tzvetan Todorov. Perbedaannya terletak pada judul
film. Kalau yang penulis teliti merupakan film Hijab sedangkan Atik meneliti film
99 Cahaya di Langit Eropa.17
Dwita Apriliani menemukan pesan dan himbauan yang terdapat di buku
“Udah, Putusin Aja”, karya Felix Yanwar Siauw, di mana pada buku tersebut
terdapat banyak pembahasan mengenai sisi negatif dari menjalin hubungan
pacaran. Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis
yang sama yaitu analisis naratif. Sebaliknya perbedaan dari penelitian ini adalah
pada objek penelitiannya. Dwita Apriliani membahas buku “Udah, Putusin Aja”
karya Felix Yanwar Siauw. Sedangkan, penulis membahas film “Hijab” mengenai
16
Heryanto, Gender dalam Konstruksi Media, Komunika Volume 3 no.3 (April 2009), h. 43-49.
17Atik Sukriati Rahmah, Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa (UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014).
11
konsep gender.18
Sarifa Suhra membahas tentang Islam yang menjunjung tinggi nilai
keadilan dan persamaan yang mengandung prinsip-prinsip kesetaraan antara laki-
laki dan perempuan. Persamaan dengan penelitian ini terdapat pada konsep gender
yang dibahas yang dikaitkan dalam perspektif Islam. Sedangkan perbedaannya
terdapat pada metode analisisnya. Karya Sarifa ini menggunakan analisis
deskriptif, sedangkan penelitian ini menggunakan analisis naratif.19
18
Dwita Apriliani, Analisis Naratif Larangan Pacaran Dalam Agama Islam Pada Buku Udah Putusin Aja, Karya Felix Yanwar Siauw (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
19Sarifa Suhra, Kesetaraan Gender dalam Perspektif AL-Qur’an dan Implikasinya
Terhadap Hukum Islam, Al-Um Volume 13 no.2 (Desember 2013), h. 373-394 .
12
F. Kerangka Teori
Konsep
Konsep gender yang dibahas pada film Hijab yaitu mengenai persoalan
rumah tangga antara suami dan istri, di mana pada film ini isu yang diangkat
adalah tentang istri yang bekerja di luar rumah dan mempunyai penghasilan
sendiri. Kemudian cara dari istri yang bisa dibilang bekerja secara diam-diam
tanpa sepengetahuan suami menjadi bahasan yang menarik karena terjadinya
konflik bermula dari situ. Para suami yang mengetahui bahwa istrinya bekerja dan
mempunyai penghasilan sendiri merasa terancam dengan keadaan tersebut.
Mereka tidak ingin penghasilan istri mereka lebih besar dari penghasilan mereka.
P
E
R
S
P
E
K
T
I
F
I
S
L
A
M
Konsep
Keseimbangan
Adanya
Gangguan
Konsep
Gender
pada Film
Hijab
Sadar Adanya
Gangguan
Upaya
Memperbaiki
Gangguan
Kondisi
Kembali
Seimbang
13
Untuk mengetahui konsep gender pada film Hijab, peneliti menggunakan
teori narasi Todorov di mana terdapat lima konsep yaitu yang pertama konsep
keseimbangan. Konsep ini membahas tentang situasi di rumah tangga dari
masing-masing keluarga seperti keluarga Sari-Gamal, Tata-Ujul dan Bia-Mat Nur
masih harmonis karena masing-masing mereka menjalankan perannya secara baik
di keluarga. Yang kedua yaitu mulai terjadinya gangguan. Pada tahap ini para istri
mulai merasa bosan dan jenuh dengan keadaan mereka yang selalu di rumah dan
tidak mempunyai penghasilan sendiri, akhirnya mereka memutuskan untuk
membuka usaha tapi tanpa sepengetahuan suami mereka. Akhirnya mereka pun
menjadi istri yang menjalankan dua peran, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan
sebagai wanita karier.
Yang ketiga yaitu sadar terjadinya gangguan. Pada tahap ini para suami
sudah mulai menyadari perubahan yang terjadi pada istrinya. Kemudian yang
keempat upaya memperbaiki gangguan. Pada tahap ini, masing-masing diantara
mereka sudah mulai menyadari kesalahannya masing-masing dan akhirnya
mereka ingin menyelesaikan masalah mereka masing-masing. Hingga akhirnya
pada tahap terakhir yaitu kondisi kembali seimbang. Pada tahap ini masing-
masing diantara mereka sudah mulai menerima perubahan yang terjadi pada
pasangannya masing-masing. Para suami pun sudah menerima kalau istrinya
mempunyai usaha sendiri, kecuali Gamal yang tetap pada pendiriannya yang tidak
membolehkan Sari bekerja dan hanya memperbolehkan Sari bermain ke tempat
usah daei teman-temannya.
Dari kelima konsep di atas, baru lah peneliti mengaitkan dengan perspektif
14
Islam, adegan-adegan yang terjadi pasti mengandung sebuah pesan yang tersirat.
Oleh karena itu, dari kelima konsep di atas peneliti mengaitkannya dengan
perspektif Islam. Bagaimanakah Islam menilai konsep gender yang terdapat pada
film Hijab.
G. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriprif kualitatif naratif. Menurut Bogdan
dan Tylor sebagaimana yang dikutip oleh Lexi Moleong menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisa data dengan mendeskripsikan data melalui bentuk kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.20
Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
naratif,dikarenakan ada beberapa pertimbangan di antaranya adalah: penelitian
inibersifat menggambarkan, menguraikan suatu hal dengan apa adanya,
maksudnya adalah data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata atau
penalaran, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan kualitatif, penyajian data dilakukan secara langsung hakikat hubungan
peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
kenyataan.
Suatu rencana prosedur kualitatif harus menghasilkan bagian tentang naratif yang
muncul dari analisa data. Naratif dalam penelitian kulitatif menyajikan informasi
dalam bentuk naskah atau gambar. Penulis dapat memasukkan pembahasan
20
Lexi Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
h. 3.
15
tentanng kesepakatan naratif seperti: menggunakan kutipan panjang, pendek dan
kutipan yang ada dalam naskah secara bervariasi, menyusun naskah percakapan,
memasukkan kutipan dan penafsiran (pembuat film) secara bergantian
menggunakan indeks untuk menandai kutipan-kutipan informan, menggunakan
kata ganti orang pertama saya atau kata ganti kolektif kita dalam bentuk naratif.
a. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan peneliti diantaranya diambil dari
rekaman video original film Hijab, dari resensi film Hijab baik dari surat kabar,
wawancara-wawancara yang dilakukan sutradara serta para pemain Hijab di
majalah, televisi, radio serta artikel-artikel di internet dan terbitan lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini data-data untuk penelitian dikumpulkan melalui
observasi, yaitu mengamati langsung data-data yang sesuai dengan pertanyaan
peneliti. Dalam hal ini peneliti membaginya menjadi 2 macam, yaitu :
a. Data Primer, data yang diperoleh dari rekaman video original film Hijab.
Kemudian dipilih beberapa scene yang diperlukan peneliti dalam
penelitian ini. Analisis data pada penelitian ini dimulai dengan
mengklasifikasikan adegan-adegan di film Hijab yang sesuai dengan
rumusan masalah.
b. Data Sekunder, data yang bersumber dari berbagai dokumen tertulis
seperti buku, resensi film Hijab baik dari surat kabar, wawancara-
wawancara yang dilakukan sutradara serta para pemain Hijab di majalah,
16
televisi, radio serta artikel-artikel di internet dan terbitan lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
Selain itu untuk memperkuat data yang diperoleh, peneliti juga melakukan
wawancara dengan seorang informan.Informan merupakan orang yang terlibat
secara langsung dalam aktivitas yang menjadi objek perhatian peneliti. Untuk itu,
peneliti memperoleh data yang akurat dari informan. Penentuan informan di sini
dilakukan secara purposive. Orang yang akan menjadi informan sengaja diambil
oleh penulis, berdasarkan kriteria dan pertimbangan (apa) yang dibutuhkan dalam
penelitian.Karena sutradara dari film Hijab yaitu Hanung Bramantyo sedang sibuk
dengan film terbarunya, oleh karena itu dari pihak Dapur Film sendiri
merekomendasika informan dalam penelitian ini yaitu Haikal Kamil selaku
produser dari film Hijab.
Penggunaan wawancara mendalam (in-dept interviews) dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan data primer dari subjek penelitian dengan cara
wawancara mendalam yang tidak berstruktur, dengan pertimbangan supaya dapat
berkembang sesuai dengan kepentingan penelitian.
b. Teknik Pengolahan Data
Penulisan hasil penelitian ini menyesuaikan dengan buku Pedoman Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for
Quality Development and Assurance) di Jakarta tahun 2007.
17
c. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian analisis narasi, data-data yang sudah terkumpul akan
disesuaikan dengan metode yang digunakan Tzvetan Todorov yaitu meneliti dari
struktur narasinya. Data tersebut merupakan data yang terdapat dalam film Hijab.
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Jadi, narasi
dapat dibatasi sebagai bentuk wacana yang sasaran utamanya tingkah laku yang
dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
waktu.21
Alasan peneliti menggunakan analisis narasi karena penelitian ini tidak
hanya menganalisis teks semata, tetapi juga menganalisis karakter perilaku dan
alur ceritanya.
21
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.3.
18
G. Sistematika Pembahasan
Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah – langkah pembahasan
sebagai berikut:
BAB I : Yaitu pendahuluan, pada bab ini terdiri atas enam sub bab antar
lain latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan psutaka, kerangka teori,
metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : Yaitu kajian teori, pada bab ini terdiri dari naratif Todorov, konsep
gender dan pandangan Islam terhadap konsep gender di film Hijab.
BAB III : Yaitu gambaran umum pada bab ini terdiri dari sinopsis film Hijab,
profil serta peran pemain film Hijab dan Profil Dapur Film.
BAB IV : Yaitu penyajian data, yang terdiri dari konsep gender pada film
Hijab dan perspektif Islam dalam menilai konsep gender pada film
Hijab.
BAB V : Yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan
saran.
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Narasi Todorov
Narasi berasal dari kata Latin narre, yang artinya “membuat tahu”.
Dengan begitu, narasi berhubungan dengan usaha untuk memberitahu sesuatu atau
peristiwa.22
Sesuatu atau peristiwa yang dimaksud di sini adalah peristiwa yang
mempunyai rangkaian atau urutan peristiwa. Jadi, jika memberitahu sesuatu atau
peristiwa yang tidak terdapat rangkaian atau urutannya, seperti papan penunjuk
jalan, jadwal siaran televisi di koran atau lowongan pekerjaan di sosial media, itu
semua tidak bisa disebut sebagai narasi.
“Narasi juga bisa berarti cerita. Cerita itu didasarkan pada urut-urutan
sesuatu (atau serangkaian) kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu
ada tokoh (atau beberapa) tokoh, dan tokoh ini mengalami atau
menghadapi suatu (atau serangkaian) konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh
dan konflik ini merupakan unsur pokok sebuah narasi, dan ketiganya
secara kesatuan biasa disebut plot atau alur. Dengan demikian, narasi
adalah cerita berdasarkan alur”.23
Narasi juga harus dibedakan dengan deskripsi. Jika deskripsi merupakan
sebuah bentuk wacana yang menggambarkan objek dengan sedetail-detailnya
sehingga seolah-olah objek tersebut seperti berada di hadapan kita, maka narasi
merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga seolah-olah kita bisa melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu. Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur
22
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media (Jakarta: Jakarta Prenada Media Group, 2013), h.1. 23
Alex Sobur, Komunikasi Naratif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h.4-5.
20
perbuatan atau tindakan.24
Selain itu, untuk membedakan antara narasi dengan deskripsi, bisa juga
dengan memperhitungkan unsur lain yaitu unsur waktu. Karena jika hanya
menyampaikan suatu kejadian atau peristiwa, deskripsi pun bisa kita gunakan.
Oleh karena itu, unsur yang membedakan narasi dengan deskripsi terdapat dua
unsur, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi
mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.25
Kemudian unsur lain dari narasi adalah plot, karakter dan latar. Plot adalah
basicdari semua unsur yang terdapat dalam narasi karena menggambarkan dari
jalannya sebuah cerita. Karakter merupakan pemeran atau tokoh yang terdapat
dalam sebuah cerita. Mereka bisa berupa “the hero, the coward, the lover, the
friend and so on”. Sedangkan latar berupa lokasinya di mana, kapan waktunya
dan alur cerita yang diambil.26
Salah satu tokoh asal Bulgaria, Tzvetan Todorov, mengatakan bahwa
semua cerita dimulai dengan “keseimbangan” di mana beberapa potensi
pertentangan berusaha “diseimbangkan”- pada suatu waktu. Teorinya mungkin
terdengar seperti klise bahwa cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir.
24
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), h.135-136.
25Keraf, Argumentasi dan Narasi , h.136. 26
Marcel Danesi, Messages, Signs, and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Comunication Theory (Toronto: Canadian Scholar’s Press Inc, 2004), h.142.
21
Namun, keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara.27
Narasi diawali dari sebuah keteraturan, dimana kondisi para pemain di
film tersebut masih tertib dan belum menemukan konflik. Kemudian keteraturan
tersebut berubah menjadi kekacauan akibat tindakan dari seorang tokoh. Narasi
diakhiri dengan kembalinya kepada kondisi keteraturan. Dalam banyak cerita fiksi
misalnya ditandai dengan musuh yang berhasil dikalahkan, pahlawan yang hidup
bahagia, masyarakat yang bisa dibebaskan sehingga menjadi makmur dan bahagia
selamanya.28
Sejumlah ahli memodifikasi struktur narasi Todorov, seperti Nick Lacey
yang memodifikasi struktur narasi menjadi lima bagian. Modifikasi terutama
dibuat untuk tahapan antara gangguan ke ekuilibrium. Tahapan yang ditambahkan
misalnya gangguan yang makin meningkat, kesadaran akan terjadinya gangguan
dan klimaks (gangguan memuncak). Bagian penting yang ditambahkan adalah
adanya upaya memperbaiki gangguan.29
27
Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London dan New York: Routledge), h.36.
28Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media (Jakarta: Jakarta Prenada Media Group, 2013), h.46. 29
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, h.46-47.
22
Sehingga jika dibentuk dalam tabel akan terlihat seperti ini30
:
No. Todorov Nick Lacey
1. Ekuilibrium (Keseimbangan) Kondisi Keseimbangan dan
Keteraturan
2. Gangguan (Kekacauan) Gangguan Terhadap Keseimbangan
3. Kesadaran Terjadinya Gangguan
4. Upaya Memperbaiki Gangguan
5. Ekuilibrium (Keseimbangan) Pemulihan Menuju Keseimbangan
1. Kondisi Keseimbangan dan Keteraturan
Narasi umumnya diawali dari situasi normal, ketertiban dan
keseimbangan. Dalam narasi tentang superhero, umumnya diawali oleh kondisi
kota yang damai, kerajaan yang makmur dan seterusnya. Atau narasi tentang
sebuah keluarga, diawali dengan kondisi keluarga yang harmonis dan bahagia.
2. Gangguan Terhadap Keseimbangan
Bagian atau struktur kedua dari narasi adalah adanya gangguan terhadap
keseimbangan. Ini bisa berupa tindakan atau adanya tokoh yang merusak
keharmoniasan, keseimbangan atau keteraturan. Kehidupan yang normal dan
tertib, setelah adanya tokoh yang membuat gangguan berubah menjadi tidak tertib
dan tidak teratur. Gangguan ini juga bisa berupa tindakan tertentu dari aktor yang
30
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, h.47-48 .
23
mengubah ketertiban. Suatu keluarga yang harmonis, berubah menjadi kacau
ketika sang Ayah melakukan selingkuh atau mengkonsumsi narkoba. Tindakan itu
mengubah keluarga menjadi tidak harmonis, hubungan baik menjadi buruk dan
seterusnya.
3. Kesadaran Terjadinya Gangguan
Pada tahap ketiga, gangguan makin besar dan dampaknya makin
dirasakan. Pada tahap ini, gangguan umumnya mencapai titik puncak (klimaks).
Dalam cerita mengenai sebuah keluarga, pada tahap ini kekacauan mengalami
titik puncak. Perselingkuhan yang dilakukan Ayah misalnya membuat konflik di
keluarga semakin besar dan keluarga di ambang perceraian.
4. Upaya Memperbaiki Gangguan
Pada tahap ini, narasi biasanya berisi tentang hadirnya sosok pahlawan
yang berupaya mempebaiki gangguan. Pada tahap ini, sudah ada upaya untuk
menciptakan keteraturan kembali, meskipun upaya digambarkan mengalami
kegagalan. Dalam narasi superhero misalnya, di tahap ini sudah muncul
perlawanan terhadap musuh. Tetapi karena musuh terlalu kuat, umumnya
pahlawan digambarkan kalah terlebih dahulu.
5. Pemulihan Menuju Keseimbangan
Tahap ini adalah babak terakhir dari suatu narasi. Kekacauan yang muncul
di tahap dua, berhasil diselesaikan sehingga keteraturan bisa dipulihkan kembali.
Penduduk bisa bekerja dengan aman, keluarga menjadi harmonis kembali dan
seterusnya.
24
B. Konsep Gender
Istilah gender sudah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi masih banyak di
antara kita yang belum memahami dengan benar istilah tersebut. Gender sering
diidentikkan dengan jenis kelamin (sex), padahal gender berbeda dengan jenis
kelamin. Gender sering juga dipahami sebagai pemberian dari Tuhan atau kodrat
Ilahi, padahal gender tidak semata-mata demikian.
Untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dengan kata
sex atau jenis kelamin. Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau
pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang
melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki
adalah jenis manusia yang memiliki atau bersifat seperti daftar berikut ini:Laki-
laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakun, dan memproduksi
sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti Rahim dan
saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina dan mempunyai
alat untuk menyusui. Artinya secara biologis dan secara permanen alat-alat
tersebut tidak bisa berubah dan dipertukarkan karena itu merupakan ketentuan
tuhan atau kodrat.31
Sedangkan konsep lainnya adalah konsep gender, yakni suatu sifat yang
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan. Yang dikonstruksi secara sosial,
maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik,
emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan,
31
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Cet. V; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), h. 7-8.
25
perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan
atau dalam hal lain ada laki-laki yang lemah lembut, emosional dan keibuan,
sementara ada juga perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Dari hal tersebut
bisa dikatakan bahwa konsep gender antara sifat perempuan dan laki-laki bisa
berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun
berbeda dari suatu kelas ke kelas lainnya. Oleh karena itu, terbentuknya
perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk,
disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural melalui
ajaran keagaman atau Negara. Sehingga, hal tersebut dianggap menjadi ketentuan
tuhan yang seolah-olah tidak dapat diubah lagi dan perbedaan-perbedaan gender
tersebut dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan kodrat perempuan.32
Dalam pandangan lain, gender merupakan sebuah konsep yang terkait
dengan peranan dan hubunganantara perempuan dan laki-laki yang tidak
ditentukan oleh perbedaan biologis,namun ditentukan oleh lingkungan sosial,
politik dan ekonomi. Gender merupakan suatu kategori sosial yang menunjukkan
adanya peningkatan status perempuan sehingga melahirkan kesetaraan dengan
laki-laki. Gender tidak hanya terbatas pada persoalan kesetaraan peran saja tetapi
juga terkait dengan kesadaran dan komitmen. Oleh sebab itu, gender tidak
menitikberatkan pada kepentingan perempuan semata tetapi keseimbangan antara
perempuan dan laki-laki. Artinya pembangunan yang tertuju kepada perempuan
dan laki-laki.33
32
Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h. 7-8. 33
Aida Vitalaya S. Hubeis, Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa (Bogor: IPB
Press, 2010), h. 90, 99.
26
Dalam menjernihkan perbedaan antara seks dan gender, yang menjadi
masalah adalah kerancuan dan pemutarbalikkan makna tentang apa yang disebut
dengan seks dan gender. Pemahaman masyarakat tentang gender saat ini telah
mereka anggap sebagai sebuah bentuk kodrat Tuhan yang berarti tidak bisa
diubah lagi. Hal ini karena proses sosialisasi dan konstruksi mengenai persoalan
gender telah berlangsung mapan, lama dan terpola. Misalnya seperti mendidik
anak, merawat dan mengelola kebersihan dan keindahan rumah tangga atau
urusan domestik sering dianggap sebagai kodrat wanita. Padahal, laki-laki pun
bisa melakukan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, selama jenis pekerjaan
tersebut masih bisa dipertukarkan dan tidak bersifat universal, seperti dalam kasus
mendidik anak dan mengatur kebersihan rumah tangga, itu disebut sebagai
gender.34
Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi suatu masalah
sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalitaties). Namun,
yang menjadi persoalan ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai
ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki dan terutama terhadap kaum perempuan.
Menurut Mansour Fakih, ada lima ketidakadilan yang terjadi antara laki-laki dan
perempuan, yaitu35
:
a. Gender dan Marginalisasi Perempuan
Proses marginalisasi, yang mengakibatkan kemiskinan, sesungguhnya
banyak sekali terjadi dalam masyarakat dan negara yang menimpa kaum laki-laki
dan perempuan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti penggusuran, bencana
34
Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h.10-11. 35
Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h. 12-23.
27
alam atau proses eksploitasi. Ada beberapa perbedaan jenis dan bentuk, tempat
dan waktu serta mekanisme proses pemiskinan perempuan karena adanya
perbedaan gender tersebut. Namun, ada salah satu bentuk pemiskinan atas satu
jenis kelamin tertentu, yaitu perempuan, yang disebabkan oleh gender. Dari segi
sumbernya bisa dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama, keyakinan
tradisi, kebiasaan, bahkan juga asumsi ilmu pengetahuan. Hal ini juga tidak terjadi
hanya ditempat kerja, tetapi bisa juga terjadi dalam rumah tangga.
b. Gender dan Subordinasi
Bentuk ketidakadilan ini antara lain berupa penempatan perempuan hanya
pada posisi yang kurang penting, posisi yang tidak punya wewenang untuk
mempengaruhi proses pembentukan keputusan bahkan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi masa depannya seperti kebijakan kependudukan dan reproduksi,
hak kerja dan lain-lain.Karya tidak mendapat hak yang sepadan, diskriminasi
perempuan dalam skala gaji, jadwal kenaikan pangkat, keselamatan jiwa di tempat
kerja dan praktek-praktek pinjam meminjam merupakan subordinasi.
c. Gender dan Stereotipe
Stereotipe dalam kaitannya dengan gender adalah pelabelan negatif
terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya perempan. Misalnya penandaan yang
berawal dari asumsi bahwa tugas utama perempuan adalah melayani suami.
Diantara akibat stereotype ini adalah dinomorduakannya pendidikan
perempuan.”Apalah wanita sekolah tinggi-tinggi, nanti juga akan kembali
kepekerjaan rumah yaitu mencuci dan memasak” atau contoh yang lain, misalnya,
adanya keyakinan masyarakat, laki-laki adalah pencari nafkah, maka setiap
28
pekerjaan yang dilakukan perempuan hanya dianggap sebagai tambahan. Oleh
karenanya, boleh dibayar lebih rendah. Pakerjaan supir dianggap pekerjaan laki-
laki, sering dibayar lebih tinggi daripada pekerjaan seorang perempuan sebagai
pembantu rumah tangga, meskipun tidak ada yang menjamin bahwasannya
pekerjaan supir lebih sulit dan lebih berat dari mencuci dan memasak.
d. Gender dan Kekerasan
Kekerasan (violence) terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya
perempuan, yang disebabkan perbedaan gender. Kekerasan mulai dari kekerasan
fisik (pemerkosaan, maupun pembunuhan) sampai pada kekerasaan yang lebih
halus (pelecehan seksual dan penciptaan ketergantungan).
e. Gender dan Beban Kerja
Karena peran perempuan adalah mengelola rumah tangga, maka
perempuan banyak menanggung beban domestik yang lebih banyak dan lama
(double burden). Perempuan bertugas menjaga dan memelihara kerapian dan
pemeliharaan dalam rumah tangga. Sosialisasi peran gender tersebut
menyebabkan rasa bersalah bagi perempuan jika tidak melaksanakan. Sedangkan
bagi kaum laki-laki, tidak merasa bukan saja tanggung jawabnya, bahkan banyak
tradisi yang melarangnya untuk berpartisipasi. Beban kerja tersebut menjadi dua
kali lipat, terlebih bagi kaum perempuan yang bekerja di luar rumah. Mereka
selain bekerja di luar juga masih dituntut bertanggung jawab terhadap keseluruhan
pekerjaan domestik. Semua perwujudan ketidakadilan tersebut saling berkaitan
dan mempengaruhi.
29
Ketidakadilan itu tersosialisasi kepada kaum laki-laki maupun kaum
perempuan secara mantap yang lambat laun akhirnya maupun laki-laki ataupun
perempuan menjadi terbiasa dan percaya bahwa seolah-olah peran-peran tersebut
menjadi kodrat. Itulah sebabnya adalah wajar jika ada yang berpendapat bahwa
relasi antara laki-laki dan perempuan tersebut sebagai hal yang dianggap adil dan
tidak bertentangan dengan Islam. Padahal sebenarnya hal tersebut hanyalah
konstruksi sosial seiring dengan perjalanan sejarah kehidupan manusia.
Gender dalam perspektif Islam, menurut Nasaruddin Umar, bahwa Islam
memang mengakui adanya perbedaan (distincion) antara laki-laki dan perempuan,
tetapi bukan pembedaan (discrimination). Perbedaan tersebut didasarkan atas
kondisi fisik-biologis perempuan yang ditakdirkan berbeda dengan laki-laki,
namun perbedaan tersebut tidak dimaksudkan untuk memuliakan yang satu dan
merendahkan yang lainnya.36
Al-Qur‟an juga sebagai rujukan utama masyarakat Islam pada dasarnya
mengakui bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama. Keduanya
diciptakan dari satu nafs (living entity), di mana yang satu tidak memiliki
keunggulan terhadap yang lain. Bahkan Al-Qur‟an tidak menjelaskan secara tegas
bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sehingga kedudukan dan
statusnya lebih rendah. Atas dasar itu, prinsip Al-Qur‟an terhadap kaum laki-laki
dan perempuan adalah sama, di mana hak istri diakui sederajat dengan hak suami.
Dengan kata lain, laki-laki memiliki hak dan kewajiban terhadap perempuan dan
36
Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam (Jakarta: Lembaga Kajian Agama
dan Gender, 1999), h.23.
30
begitu pula sebaliknya.37
Bahkan, menurut Nasruddin Umar, di dalam Al-Qur‟an terdapat ayat-ayat
yang menjelaskan tentang konsep kesetaraan gender antara laki-laki dan
perempuan. Masing-masing mendapatkan ganjaran berupa pahala atas perbuatan
yang mereka lakukan. Ketaatan beribadah, amal sholeh dan ketaqwaan mereka lah
yang membedakan diantara keduanya. Konsep kesetaraan gender tersebut antara
lain sebagai berikut38
:
a. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba
Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-
laki dan perempuan. Keduanya sama-sama berpotensi untuk menjadi hamba Allah
yang ideal atau di dalam Al-Qur‟an disebut muttaqun. Seperti pada Q.S. Al-
Hujurat : 13 yang berbunyi :
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. Al-
Hujurat : 13).
37
Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h.129-130. 38
Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender: Perspektif Al-Qur‟an (Jakarta:
Paramadina, 2001), h. 247-265.
31
b. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di bumi
Maksud dan tujuan manusia diciptakan di bumi ini selain untuk beribadah kepada
Allah, juga untuk menjadi khalifah di bumi. Hal itu dijelaskan dalam Q.S. Al-
Baqarah : 30 :
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" (Q.S.
Al-Baqarah : 30).
Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya
ditugaskan untuk menjadi khalifah di bumi. Masing-masing mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan.
c. Laki-Laki dan perempuan sama-sama berpotensi meraih prestasi
Laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai potensi meraih prestasi.
Seperti yang dijelaskan pada dua ayat Al-Qur‟an berikut ini :
32
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan (Q.S. An-Nahl : 97).
Artinya : Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi
melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal
yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman,
maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab
(Q.S. Ghofir : 40).
Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan tentang konsep kesetaraan yang ideal
dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual
maupun karir profesional, tidak mesti dimonopoli oleh satu jenis kelamin saja.
33
C. Pandangan Islam Terhadap Wanita Karier
Allah SWT berfirman :
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada keluarganya
dengan cara ma‟ruf”(Al-Baqarah : 233).
Maksud ayat di atas yaitu tentang kewajiban ayah dalam menafkahi
keluarga serta pakaian yang dipakai oleh keluarganya. Oleh karena itu, dalam ayat
tersebut dikatakan bahwa sebenarnya dalam urusan mencari dan memberi nafkah
itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari seorang ayah.39
Sebuah hadits shahih menjelaskan tentang ganjaran yang didapat bagi
seorang Muslim, yang berarti dalam hal ini seorang Ayah, yaitu berupa pahala
seperti orang yang bersedekah. Jadi, seorang Ayah yang berniat mencari nafkah
untuk keluarganya dengan niat yang ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah
semata, maka Allah menganggap itu sebagai bentuk sedekah darinya. Hadits
tersebut berbunyi :
ثبثذ قبل عذي ث ب شعجخ ع أثي إيبط دذث ب آدو ث دذث
صبسي فقهذ أثي يغعد انأ صبسي ع يضيذ انأ ث عذ عجذ انه ع
عه عهي انجي صهى انه جي فقبل ع ان غهى ع فق ان ى قبل إرا أ
صذقخ ذ ن ب كب يذزغج ه فقخ عهى أ
( صذيخ انجخبسي )
39
Imam Nawawi, Riyadus Shalihin dan Penjelasannya. Penerjemah Faisal bin Abdul
Aziz Alu Mubarak (Jakarta: Ulumul Qura, 2014), h. 239.
34
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas Telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Adi bin Tsabit ia berkata: Aku
mendengar Abdullah bin Yazid Al Anshari dari Abu Mas'ud Al Anshari maka aku
berkata: Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Jika seorang
muslim memberi nafkah pada keluarganya dengan niat mengharap pahala, maka
baginya hal itu adalah sedekah” (H.R. Bukhari).40
Islam juga tidak membeda-bedakan dalam urusan memberi nafkah.
Walaupun telah dijelaskan bahwa kewajiban memberi nafkah merupakan
tanggung jawab suami, tetapi perempuan juga akan mendapatkan ganjaran yang
sama jika dia telah menafkahi keluarganya. Seperti pada kasus Ummu Salamah
berikut ini :
ب ذ كشيت أث دذث يذ ب انعهبء ث ب أعبيخ أث دذث شبو دذث ع أثي
ت ع ذ صي خ أثي ث عه خ أو ع لسع يب قهذ: قبنذ عه ني م انه
ي في أجش خ أثي ث فق عه ى أ ى نغذ عهي كزا كزا ثزبسكز ب ى إ
ي ى نك عى فقبل ث فقذ يب أجش في ى أ . عهي
يغهى صذيخ ) )
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Ala`
Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah Telah menceritakan kepada kami
Hisyam dari bapaknya dari Zainab binti Abu Salamah dari Ummu Salamah ia
berkata; Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, mungkinkah aku mendapatkan pahala
40
H.R. Bukhari.
35
atas nafkah yang kuberikan untuk mengasuh anak-anak Abu Salamah (anak tiri
bagi Ummu Salamah) sehingga mereka tidak tersia-sia, dimana mereka kuanggap
seperti anak-anakku sendiri?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Ya, kamu dapat pahala atas nafkah yang kamu keluarkan untuk biaya mengasuh
mereka" (H.R. Muslim).41
Dari keterangan hadits di atas dapat dikatakan bahwa siapa pun yang
memberi nafkah untuk keluarganya, baik itu laki-laki maupun perempuan, maka
akan mendapatkan pahala atas nafkah yang telah dikeluarkannya.42
Kemudian, yang menjadi persoalan adalah jika nafkah dari suami yang
belum bisa mencukupi kebutuhan dari keluarganya. Keadaan dilema akan terjadi
pada seorang istri. Di satu sisi, dia tidak bisa begitu saja bekerja karena pekerjaan
di rumah dan mengurus anak yang tidak bisa ia tinggal. Di sisi lain, banyaknya
keperluan dan kebutuhan yang harus dipenuhi juga membuatnya mau tidak mau
harus mencari pekerjaan untuk membantu meringankan beban suami.
Tetapi, keberhasilan seorang perempuan pada wilayah publik seringkali
diukur dan dilabelkan negatif karena dianggap keluar dari tugas utama mereka,
yaitu mengurus urusan rumah tangga. Hal inilah yang membuat perempuan
mempunyai peran ganda yang harus diselesaikan secara sepihak, misalnya seperti
perempuan yang aktif di sektor publik tetap harus melaksanakan tugasnya dalam
mengurus urusan rumah tangga yang dianggap sebagai kewajiban perempuan.43
41
H.R. Muslim. 42
Nawawi, Riyadus Shalihin dan Penjelasannya. Penerjemah Faisal bin Abdul Aziz Alu
Mubarak, h. 239. 43
Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2014), h. 174.
36
Di lain pihak, tugas-tugas kerumahtanggaan dan reproduksi cenderung
tidak dihargai secara ekonomi tetapi hanya dihargai sebagai prestasi kemanusiaan.
Para ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui bayinya tidak dianggap
sebagai profesi ekonomi yang memerlukan hitungan jam kerja, meskipun keadaan
ini cukup melelahkan.44
Mengenai hal ini, para ahli fiqih mengatakan bahwa pekerjaan seorang
istri di rumah suaminya bukanlah merupakan suatu kewajiban, akan tetapi sunah
dan shodaqoh kepada suami dan anak-anaknya. Adapun yang wajib adalah tidak
menolak ajakan suami apabila membutuhkannya kecuali dengan beberapa
halangan yang jelas seperti sedang haidh, nifas dan sakit yang membuat dirinya
tidak memungkinkan untuk melakukan ajakan suaminya itu ataupun karena puasa
yang telah diizinkan oleh suaminya, kemudian tidak ada orang lain yang meniduri
tempat tidur suaminya (tidak mengkhianati dalam urusan ranjang), tidak keluar
rumah tanpa izin dari suami, tidak mengizinkan orang yang tidak disukai
suaminya masuk ke dalam rumahnya dan menjaga nama baik suaminya di dalam
dirinya serta menjaga hartanya.45
Ada sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang
berbunyi :
ب ذ دذث يذ ب عشعشح ث شعجخ دذث انذكى ع عزيجخ ث يى ع إثشا
د ع انأع سضي عبئشخ عأنذ يضيذ ث ب انه يب ع جي كب صهى ان
44
Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, h. 174. 45
Muhammad Ali Al-Bar, Wanita Karir dalam Timbangan Islam: Kodrat Kewanitaan,
Emansipasi dan Pelecehan Seksual. Penerjemah Amir Hamzah Fachruddin (Jakarta: Pustaka
Azzam, 1998), h. 57.
37
انه قبنذ انجيذ في يصع عهى عهي كب خ في يك ي ه فئرا أ
ع ع خشج انأرا
( صذيخ انجخبسي )
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ar'arah Telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam bin Utbah dari Ibrahim dari Al
Aswad bin Yazid ia berkata; Aku bertanya kepada Aisyah radiallahu 'anha
mengenai apa saja yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumah.
Maka ia pun menjawab, "Beliau turut membantu pekerjaan keluarganya, dan bila
beliau mendengar adzan, beliau pun keluar" (H.R. Bukhari).46
Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah yang suka membantu
pekerjaan keluarganya. Beliau tidak sungkan-sungkan untuk membantu pekerjaan
rumah tangganya. Hal ini tentu patut ditiru oleh kaum laki-laki yang masih
beranggapan bahwa urusan rumah tangga merupakan urusan perempuan saja.
Urusan rumah tangga, jika dilakukan secara bersama, maka akan terciptanya
keharmonisan dalam rumah tangga karena masing-masing bisa saling menghargai
satu sama lain.
Oleh sebab itu, untuk terciptanya suasana keluarga yang harmonis maka
perlu diketahui hak dan kewajiban masing-masing. Hak istri yang wajib dipenuhi
suami diantaranya yaitu suami harus berbuat baik terhadap istri dan harus
46
H.R. Bukhari.
38
memberikan pakaian dan makanan (nafkah) secara layak.47
Sesuai dengan hadits
Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang berbunyi :
ب دذث انذغ ب انخهبل عهي ث دذث انذغي انجعفي عهي ث صائذح ع
شجيت ع غشقذح ث ع ب عهي ش ث ع ص ث يدذ قبل انأد ث
: أثي ذ أ داع دجخ ش سعل يع ان صهى انه انه ذ عهى عهي فذ
ى انه أث عظ ركش عهي أنب : فقبل قصخ انذذيث في فزكش
صا ب خيشا ثبنغبء اعز فئ ا ذكى ع نيظ ع هك ر ي
إنب رنك غيش شيئب أ خ ثفبدشخ يأري يجي فئ فعه جش في فب
ضبجع ان يجشح غيش ضشثب اضشث كى فئ رجغا فهب أطع عهي
أنب عجيهب غبئكى دقب غبئكى عهى نكى إ عهى دقكى فأيب دقب عهيكى ن
فهب غبئكى فششكى يطئ ي نب ركش ثيركى في يأر ن
أنب ركش عهيكى دق ذغار أ في إني ر كغ طعبي
انزشيزي ع ) )
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal, telah
menceritakan kepada Al Husain bin Ali Al Ju'fi dari Za`idah dari Syabib bin
47
Syekh Muhammad bin Umar An-Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, Petunjuk Menuju
Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain. Penerjemah Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Islam, Pesantren Al-Mahalli (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2013), h. 10.
39
Gharqadah dari Sulaiman bin Amr bin Al Ahwash berkata; Telah menceritakan
kepadaku Bapakku bahwa dia melaksanakan haji wada' bersama Nabi shallallahu
'alaihi wasallam. Beliau bertahmid dan memuji Allah, beliau memberi
pengingatan dan nasehat. Beliau menuturkan cerita dalam haditsnya, lantas
bersabda: "Ingatlah wahai kaum laki-laki, hendaklah kamu selalu memberikan
wasiat yang baik kepada kaum wanita, karena mereka adalah tawanan kalian.
Kalian tidak berhak atas mereka lebih dari itu, kecuali jika mereka melakukan
perbuatan keji yang nyata. Jika mereka melakukannya, jauhilah mereka di tempat
tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Jika
kemudian mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Ketahuilah; kalian memiliki hak atas istri kalian dan istri kalian
memiliki hak atas kalian. Hak kalian atas istri kalian ialah dia tidak boleh
memasukkan orang yang kalian benci ke tempat tidur kalian. Tidak boleh
memasukan seseorang yang kalian benci ke dalam rumah kalian. Ketahuilah; hak
istri kalian atas kalian ialah kalian berbuat baik kepada mereka dalam
(memberikan) pakaian dan makanan (kepada) mereka" (H.R.Tirmidzi).48
Dengan kata lain, Rasulullah SAW. telah memerintahkan kepada kaum
laki-laki untuk bersikap lemah lembut kepada kaum wanita. Wasiat ini merupakan
penegasan atau sifat lemah serta ketergantungan kaum wanita kepada kam laki-
laki dalam memnuhi kebutuhan hidupnya, baik dalam bentuk bimbingan,
perlindungan maupun yang lain. Selain itu, di dalam hadits di atas, terdapat dua
48
H.R. Tirmidzi.
40
perintah, yaitu perintah untuk berbuat baik kepada istri dan perintah untuk berbuat
kebaikan.49
Kaum laki-laki tidak berhak melakukan sesuatu apa pun kepada istri
kecuali hal-hal yang baik. Mereka baru boleh melakukan sesuatu apabila istrinya
melakukan perbuatan maksiat. Misalnya, kembali ke rumah orang tuanya tanpa
sepengetahuan suami atau melakukan pembangkangan terhadap suami secara
terang-terangan. Kemudian apabila istri melakukan nusyuz (meninggalkan rumah
tanpa seizin suami), maka pisahkanlah mereka dari tempat tidur. Artinya, suami
jangan tidur bersama mereka dalam jangka waktu tertentu. Hal itu untuk
memberikan pelajaran kepada mereka agar tidak seperti itu lagi.50
Seperti yang dijelaskan Q.S. An_Nisa ayat 34 yang berbunyi :
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
49
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h. 8. 50
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h. 9.
41
mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan
pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar” (An-Nisa‟: 34).51
Sebagian ulama ada yang menegaskan bahwa batas meninggalkan istrinya
dari tempat tidur (tidak digauli) adalah delapan bulan. Jika istri tetap tidak mau
sadar juga akan kesalahannya, maka boleh memukulnya sepanjang tidak
menyakiti dan melukai badannya atau sepanjang pukulan itu tidak sampai
memecahkan tulang atau merusak anggota tubuhnya.52
Tetapi, kata wadhribu-hunna pada ayat tersebut sangat rentan
dimanfaatkan oleh suami untuk bertindak kekerasan terhadap istrinya. Karena
kata wadhribu-hunna menurut Departemen Agama (Depag) memang mempunyai
arti “pukullah mereka”. Tetapi, dalam kamus Lisan Al-„Arab, kamus bahasa Arab
paling standar hingga saat ini, memberikan beberapa pengertian tentang kata ini.
Kata dharaba diartikan bersetubuh, melerai, mencampuri, menjelaskan dan
menjauhi.53
Kemudian ada pendapat lain mengenai masalah ini yaitu yang
dikemukakan oleh Muhammad Abduh yang berpendapat bahwa kata “memukul”
51
Q.S. An-Nisa ayat 34. 52
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h.10. 53
Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, h. 89.
42
di sini bukanlah pukulan secara harfiyah, tetapi cenderung berkonotasi makna
metaforis, yaitu mendidik atau memberi pelajaran.54
Seorang suami diizinkan memukul istrinya, disebabkan karena beberapa
hal diantaranya55
:
1. Apabila sang istri tidak mau merias diri, sedangkan sang suami
menghendakinnya dan tidak bersedia diajak ketempat tidur.
2. Apabila seorang istri keluar rumah tanpa seizin suami atau karena dia
memukul anaknya yang belum berakal lantaran anaknya menangis.
3. Apabila istri membuka aurat di depan laki-laki lain, berbicara dengan
lelaki yang bukan muhrim, atau berbicara dengan suami agar didengar
lelaki lain.
Dalam menjalin sebuah hubungan yang harmonis dengan istri,
sebaiknya seorang suami melaksanakan hal-hal berikut56
:
1. Memberikan wasiat kepada istrinya. Yakni memberikan
perintah, peringatan, serta ucapan yang membahagiakan sang
istri.
2. Memberikan nafkah kepada istri sesuai dengan kadar
kemampuan, usaha, serta kekuatan fisiknya.
3. Menahan diri dengan penuh kesabaran atas perbuatan istri yang
menyakitkan hati.
54
Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, h. 90. 55
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, 18. 56
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h. 19-
21.
43
4. Memberikan kebahagiaan kepada istri, yakni memenuhi apa
yang menjadi keinginannya dengan penuh kebijakan.
5. Membimbing sang istri meniti jalan yang baik. Di dalam kitab,
Raudhatur Rahib Syekh Ar Ramli menegaskan: “seorang
suami tidak diperbolehkan memukul istri karena meninggalkan
shalat”. Jadi, apabila seorang istri meninggalkan shalat, maka
sebaiknya sang suami menasehatkan agar dia mau mengerjakan
shalat dengan baik.
6. Memberikan kebijakan dan pengajaran kepada istri tentang
kebutuhan-kebutuhan dalam melaksanakan agama.
7. Memberikan penyidikan tentang akhlakul karimah kepada
seluruh anggota keluarga. Sebab, manusia yang sangat berat
siksanya di hari kiamat nati adalah orang, dimana keluarganya
bodoh dalam permasalahan agama.
Selain itu, pada surat An-Nisa ayat 34 juga dibahas tentang kaum
laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Maksud kata
“pemimpin” di sini bisa berarti pendamping, pemelihara atau penanggung
jawab.57
Oleh karena itu, sebagai pemimpin bagi kaum wanita, maka laki-
laki harus dapat menguasai dan mengurus keperluan istrinya. Termasuk di
dalamnya mendidik akhlak karimah. Allah melebihkan kaum laki-laki di
57
Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, h.188.
44
atas kaum perempuan karena dalam melangsungkan pernikahan kaum laki-
laki memberikan maskawin dan nafkah kepada kaum perempuan.58
Kemudian Imam Ibnu Majah menjelaskan sebuah riwayat hadits lain yang
berbunyi :
ب ثكش أث دذث ب شيجخ أثي ث يضيذ دذث ث بس شعجخ ع أثي ع
قضعخ دكيى ع يخيعب ث ع أثي جي عأل سجهب أ صهى ان انه عهي
شأح دق يب عهى ج عهى ان : قبل انض ب أ طعى إرا يطع ب أ يكغ
يضشة نب اكزغى إرا ج جش نب يقجخ نب ان انجيذ في بإن ي
يبج اث ع ) )
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata,
telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Syu'bah dari Abu Qaz'ah
dari Hakim bin Mu'awiyah dari Bapaknya berkata, "Seorang laki-laki bertanya
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Apa hak seorang wanita atas
suaminya?" beliau menjawab: "Memberi makan kepadanya apabila dia makan,
memberi pakaian apabila ia berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-
jelekkannya dan tidak boleh mendiamkannya kecuali di dalam rumah" (H.R. Ibnu
Majah).59
Jadi, seorang suami berkewajiban memberi makan kepada istrinya apabila
dia makan dan memberi pakaian apabila dia berpakaian. Kemudian apabila istri
58
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h. 28. 59
H.R. Ibnu Majah.
45
nusyuz, maka tidak diperbolehkan memukul bagian muka dan tidak boleh
mendiamkannya (tidak mengajak bicara) kecuali di dalam rumah saja. Dan tidak
boleh berkata jelek kepada istri, seperti perkataan : “Semoga Allah memberikan
kejelekan kepadamu”.60
Karena bagaimanapun juga seorang suami harus tetap
bersikap baik kepada istrinya seperti penjelasan hadits di atas. Karena orang
mukmin yang sempurna imannya adalah mereka yang bersikap baik kepada
istrinya. Seperti hadits berikut ini :
ب ب كشيت أث دذث عجذح دذث ث ب عهي ذ ع يذ ش ث ب ع أث دذث
خ عه سعل قبل: بلق شيشح أثي ع صهى انه انه م عهى عهي أك
ي ؤي ب ان ب ى إي ى خيبسكى خيبسكى خهقب أدغ غبئ خهقب ن
انزشيزي ع ) )
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami
'Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin 'Amr, telah menceritakan kepada kami
Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para
istrinya" (H.R.Tirmidzi).61
Ada sebuah cerita tentang perlakuan Umar bin Khatab kepada istrinya
yang patut untuk dicontoh sebagai berikut:
60
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h. 11. 61
H.R. Tirmidzi.
46
Pada suatu hari, ada seorang lelaki datang menghadap Umar bin
Khatab. Ia bermaksud mengadukan kejelekan istrinya kepada
Umar bin Khatab. Disaat berdiri di depan rumah, sambil
menunggu sahabat Umar keluar, lelaki itu mendengar omelan istri
Umar. Tetapi, sahabat Umar diam seribu bahasa dan tidak
memberikan jawaban sepatah kata pun. Menyaksikan kejadian itu,
lelaki tersebut mengurungkan niatnya untuk menghadap kepada
sahabat Umar. Ia pun pergi sambil berkata didalam hati: “kalau
keadaan Amirul Mukminin saja seperti itu, apalagi diriku”.
Kemudian sahabat Umar keluar dan melihat lelaki tersebut
mengurungkan niatnya lalu sahabat Umar memanggilnya kembali.
“Wahai saudaraku, apakah yang menjadi keperluanmu?”.
Kemudian lelaki itu menjawab: “wahai Amirul Mukminin, aku
datang untuk mengadukan kejelekan akhlak istriku dan sikap-
sikapnya yang menyakitkan hatiku. Tetapi aku menyaksikan sendiri
bahwa istrimu juga berbuat hal yang sama. Kalau keadaan mu
saja seperti itu, apalagi keadaanku”. Umar menjawab:”Wahai
saudaraku, aku rela atas ucapan jelek istriku karena hak-haknya
yang semestinya kupenuhi. Dia memasak makanan untukku,
membuat roti untukku, mencuci pakaianku, dan menyusui anakku.
Karena kehadiranmu, maka hatiku menjadi tentram dan terhindar
dari perbuatan haram. Itulah sebabnya aku selalu bersikap rela
atas segala perbuatannya kepadaku”. Lelaki itu berkata:”Wahai
47
Amirul Mukminin, apakah aku harus bersikap seperti itu terhadap
istriku?” kemudian Umar menjawab:”Wahai saudaraku bersikap
diam atas pelakuan istri merupakan perkara yang mudah dan
hanya sebentar, tetapi akan mendatangkan manfaat yang besar”.
Dari cerita tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seorang suami harus
tetap bersikap baik kepada istrinya karena bagaimanapun sang istri telah
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga yang baik.
Seperti yang telah dicontohkan sahabat Umar, ia tetap diam ketika istrinya marah
karena hak-haknya tidak terpenuhi. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan hadits
diatas yang mana menyebutkan bahwa sebaik-baiknya laki-laki adalah yang
mampu bersikap baik terhadap istrinya.
Selain hak-hak istri yang harus dipenuhi oleh suami, istri juga harus
memenuhi hak-hak suami. Diantaranya adalah seperti yang dijelaskan pada hadits
berikut ini :
ب ثكش أث دذث ب شيجخ أثي ث دذث انذغي عهي ث صائذح ع ع
شجيت انجبسقي غشقذح ث ع ب عهي ش ث ع ص ث ي انأد دذث
أثي ذ أ داع دجخ ش سعل يع ان صهى انه انه ذ عهى عهي فذ
ى انه أث عظ ركش عهي صا : قبل ثى خيشا ثبنغبء اعز فئ
ذكى ع ا نيظ ع هك ر إنب كرن غيش شيئب ي أ ثفبدشخ يأري
خ يجي فئ فعه جش ضبجع في فب ان يجشح غيش ضشثب اضشث
48
كى فئ رجغا فهب أطع عجيهب عهي نكى إ غبئكى دقب غبئكى ي ن
فهب غبئكى عهى دقكى فأيب دقب ىعهيك طئ فششكى ي ي نب ركش
ثيركى في يأر ن أنب ركش عهيكى دق رذغا أ في إني
ر كغ طعبي
يبج اث ع ) )
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata,
telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Ali dari Za`idah dari Syabib bin
Gharqadah Al Bariqi dari Sulaiman bin Amru bin Al Ahwash berkata, telah
menceritakan kepadaku Bapakku bahwasanya ia pernah menghadiri haji wada'
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau memuji Allah dan
mengagungkan-Nya, mengingatkan dan memberi wejangan. Setelah itu beliau
bersabda: "Perlakukanlah isteri-isteri kalian dengan baik, karena mereka adalah
teman di sisi kalian. Kalian tidak memiliki suatu apapun dari mereka selain itu.
Kecuali jika mereka berbuat zina dengan terang-terangan. Jika mereka
melakukannya maka tinggalkan mereka di tempat tidur dan pukullah dengan
pukulan yang tidak melukai. Apabila mereka mentaati kalian maka janganlah
berbuat sewenang-wenang terhadap mereka. Sungguh, kalian mempunyai hak dari
isteri-isteri kalian dan isteri-isteri kalian mempunyai dari kalian. Adapun hak
kalian terhadap isteri kalian; jangan menginjakkan di tempat tidur kalian orang
yang kalian benci dan jangan diizinkan masuk rumah-rumah kalian terhadap
orang yang kalian benci. Dan sungguh hak mereka atas kalian; hendaknya
49
memperlakukan mereka dengan baik dalam masalah pakaian dan makanan" (H.R.
Ibnu Majah).62
Dalam hadits di atas, hak-hak suami yang harus dipenuhi oleh istri yaitu
istri tidak diperbolehkan memberi izin kepada orang yang dibenci suami masuk ke
tempat tidur. Apalagi sampai tidur di tempat tidur. Kemudian istri tidak
diperkenankan memberi izin masuk kepada orang yang dibenci suami.63
Selain itu, ada riwayat lain yang membahas tentang izin dari suami yang
sangat penting didapatkan oleh istri. Seperti pada hadits berikut ini :
ب اصم دذث ب انأعهى عجذ ث ذ دذث يذ فضيم ث عجذ ع انه عجذ ث
صش أثي انشد س ع يشي يغب انذ ع أي خ أو ع : قبنذ عه
سعل قبل صهى انه انه ب عهى عهي ب يبرذ ايشأح أي ج ب ص ع
انجخ دخهذ ساض
انزشيزي ع ) )
Telah menceritakan kepada kami Washil bin Abdul A'la, telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Fudlail dari Abdullah bin Abdurrahman, Abu Nadlr
dari Musawir Al Himyari dari ibunya dari Umu Salamah berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Wanita manapun yang meninggal dan
62
H.R. Ibnu Majah. 63
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h.10.
50
suaminya dalam keadaan ridha (kepadanya), niscaya dia masuk surga"
(H.R.Tirmidzi).64
Hadits ini terdapat anjuran agar seorang istri berusaha melakukan sesuatu
yang diridhai suaminya serta menjauhi hal-hal yang membuat suami marah agar
kelak ia mendapatkan surga.65
Ada sebuah cerita menarik tentang hak suami atas istri yang dijelaskan
dalam hadits berikut ini:
ب ش دذث أص ث ا ب قبل يش بد دذث د صيذ ث أية ع انقبعى ع
ي انشيجب عجذ ع انه فى أثي ث ب: قبل أ يعبر قذو ن عجذ انشبو ي
جي صهى نه انه ى انشبو أريذ قبل يعبر يب زا يب بلق عهى عهي افقز ف
ى يغجذ ى نأعبقفز ددد ثطبسقز فغي في ف فقبل ثك رنك فعم أ
سعل صهى انه انه ي رفعها فهب عهى عهي فئ ن أدذا آيشا ذك أ
نغيش يغجذ شأح نأيشد انه ان ب رغجذ أ ج ذ فظ انزي نض يذ ثيذ
شأح رؤدي نب ب دق ان ب دق رؤدي دزى سث ج ص ب ن ب عأن فغ
ي ىن قزت عهى ع ر
يبج اث ع ) )
64
H.R. Tirmidzi. 65
Nawawi, Riyadus Shalihin dan Penjelasannya. Penerjemah Faisal bin Abdul Aziz Alu
Mubarak h. 238-239.
51
Telah menceritakan kepada kami Azhar bin Marwan ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Al Qasim Asy
Syaibani dari Abdullah bin Abu Aufa ia berkata, "Tatkala Mu'adz datang dari
Syam, ia bersujud kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau
bersabda: "Apa-apaan ini ya Mu'adz! Mu'adz menjawab, "Aku pernah mendatangi
Syam, aku mendapatkan mereka sujud kepada para uskup dan komandan mereka.
Maka, aku ingin melakukannya terhadapmu." Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah kalian melakukannya, kalau saja aku
diperbolehkan memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada selain Allah,
niscaya aku akan perintahkan seorang isteri bersujud kepada suaminya. Demi
Dzat yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh seorang isteri itu tidak
dikatakan menunaikan hak Rabb-nya hingga ia menunaikan hak suaminya. Kalau
saja suami memintanya untuk dilayani, sementara ia sedang berada di atas pelana
kendaraan, maka ia tidak boleh menolaknya" (H.R. Ibnu Majah).
Hadits ini menjelaskan tentang hak-hak suami yang harus dipenuhi istri
dan kewajiban taat kepada suami yang harus mendahulukan kepenting suami
dibanding kesibukannya sendiri.66
Seorang suami yang merupakan pemimpin keluarga, akan dimintai
pertanggungjawaban atas keluarganya. Apakah sudah memenuhi hak-hak mereka
atau belum. Seperti hak memberi nafkah, pakaian, perumahan, memeilhara,
mengasuh, medidik serta bergaul dengan baik terhadap mereka. Kalau dia
menyia-nyiakan hak-hak keluarga artinya ia telah berbuat zalim kepada
66
Nawawi, Riyadus Shalihin dan Penjelasannya. Penerjemah Faisal bin Abdul Aziz Alu
Mubarak h. 238.
52
keluarganya. Begitupun seorang istri yang merupakan pemimpin di dalam rumah
suami harus mampu mengatur kehidupan rumah tangga dengan baik. Dia harus
bersikap baik kepada suami, memberikan kasih sayang kepada suami, meminta
izin sebelum melakukan sesuatu, memlihara harta suami dan taat dalam
melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri.67
Dari penjelasan di atas mengenai hak-hak istri atas suami dan hak-hak
suami atas istri jelas harus dipahami dengan baik. Apabila hak-hak tersebut sudah
saling terpenuhi maka akan tercipta hubungan yang harmonis dalam sebuah
keluarga. Begitupun halnya dengan seorang istri, sebelum ia memutuskan untuk
bekerja, ia harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Jika telah
mendapatkan izin, sebaiknya sang istri mendiskusikannya dengan sang suami
mengenai hak dan kewajibannya. Misalnya, apakah dengan berbagi peran dengan
suami dalam mengurus rumah, mengurus anak dan lain sebagainya. Karena
pembagian peran dalam keluarga sangat diperlukan dalam rangka membagi
tanggung jawab antara anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan bersama
yang saling mengunutungkan.68
Sesungguhnya di dalam Al-Quran dan Hadits tidak ada larangan yang
tegas bagi seorang istri yang ingin bekerja dan membantu meringankan beban
suaminya, selama pekerjaan itu halal dan dilakukan dalam suasan terhormat dan
mencegah hal-hal yang menimbulkan kemudharatan. Karena kondisi perempuan
di zaman Nabi, bahkan istri-istri Nabi pun aktif dalam bidang ekonomi dalam
beragam profesi seperti Khadijah, konglomerat yang berhasil dalam bidang
67
Al-Jawi, Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab Syarah „Uqudullijain, h.23. 68
Herien Puspiitawati, Isu Gender dalam Agroforesty (Bogor: Fakultas Kehutanan IPB-
ICRAF, 2010) h. 7.
53
eksport-import, Shafiyah binti Huyay, perias pengantin dan Zainab binti Jhsy,
yang bekerja dalam bidang home industry pada proses menyamak kulit binatang.
Selain itu perempuan-perempuan lain seperti Qilat Ummi Bani Ammar yang
pernah datang kepada nabi meminta petunjuk mengenai jual-beli. Raithah, istri
Abdullah Ibnu Mas‟ud sahabat nabi yang aktif berbisnis karena suaminya tidak
mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Juga Al-Syifa, seorang perempuan yang
ditugasi Umar untuk mengurus pasar di kota Madinah.69
69
Umar, Ketika Fikih Membela Perempuan, h.177-178.
54
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM HIJAB
A. Sinopsis Film Hijab
Untuk pertama kalinya, Hanung Bramantyo akan memproduksi sendiri
filmnya di bawah bendera rumah produksi miliknya, yaitu Dapur Film yang
bekerja sama juga dengan Ampuh Entertainment. Selain dirinya sendiri sebagai
sutradara sekaligus produser film yang berjudul Hijab itu, sang istri Zaskia
Mecca, dan adik iparnya Haikal Kamil juga ikut membantu sebagai produser
bersama dalam debut proyek film tersebut.
Meskipun diberi judul Hijab, film ini sendiri bukanlah bertema religi,
melainkan bergenre drama komedi yang mencoba membalutnya dengan hijab
sebagai perantara fashion dan gaya hidup. Film ini mengisahkan tentang
kehidupan rumah tangga empat orang perempuan dengan sekelumit masalahnya
masing-masing. Selain mengurus kehidupan rumah tangga, mereka juga ingin
sekali hidup mandiri dan tak ingin bergantung pada suami dengan membuka
bisnis hijab secara diam-diam tanpa sepengetahuan suami mereka.
Keempat perempuan tersebut adalah Bia, Tata, Sari dan Anin. Kecuali
Anin, tiga perempuan lainnya mengenakan hijab dengan gaya yang berbeda-beda.
Bia yang merupakan seorang desainer dan bersuamikan artis yang bernama Mat
Nur, memilih memakai jilbab yang fashionable dari rancangannya sendiri.
Kemudian Tata, istri seorang fotografer yang bernama Ujul, memilih menutupi
rambutnya yang botak dengan turban. Sedangkan Sari yang bersuamikan seorang
55
lelaki keturunan Arab yang bernama Gamal, membalut tubuhnya dengan jilbab
syar‟i sesuai perintah suaminya.
Hanya Anin sendiri yang belum berhijab dan masih memilih untuk hidup
bebas. Hal ini karena dia melihat ketiga sahabatnya, yaitu Bia, Tata dan Sari
menjadi tidak bebas karena sudah menikah. Karena sebelum menikah, mereka
merupakan perempuan-perempuan yang mandiri. Namun, setelah menikah mereka
menjadi isteri yang “ikut suami” dan berada dalam kondisi tidak berdaya dengan
pilihan-pilihannya sendiri. Mereka pun mempunyai banyak keluhan karena
merasa setiap kebutuhan yang mereka inginkan harus selalu bergantung dengan
suami. Hal inilah yang membuat Anin berpikir ulang untuk mengikuti jejak para
sahabatnya. Walaupun di akhir cerita, Anin pun akhirnya mengikuti jejak ketiga
sahabatnya untuk menikah dengan seorang pria yang bernama Chaky.
Konflik di film ini bermula dari perkataan Gamal yang mengatakan bahwa
arisan bergilir yang mereka adakan adalah arisannya para suami karena uangnya
selalu dari suami. Tata yang tidak terima perkataan Gamal membalas dengan
mengatakan bahwa para istri sebenernya bisa saja bekerja, hanya saja karena
kewajiban mereka mengurus rumah dan menjaga anak menjadi halangan untuk
mereka bekerja di luar rumah.
Kemudian Bia, Tata, Sari, dan juga Anin memutuskan jalan sendiri untuk
membuka sebuah bisnis hijab online secara diam-diam tanpa sepengetahuan
suami mereka. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa mencari
penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhannya dan membantu para suami
56
dalam mencari nafkah. Bia bertugas sebagai desainernya, Sari mengelola
keuangan, sedangkan Tata dan Anin sebagai marketingnya. Dalam tiga bulan saja,
bisnis mereka pun naik daun. Mereka berhasil membuktikan bahwa mereka bukan
tipe perempuan ikut suami.
Hebatnya, penghasilan mereka bisa melebihi para suaminya. Namun,
tanpa disadari para suami perlahan mengetahui bahwa ada yang berbeda dari
kelakuan istri mereka. Para suami merasa bahwa istri mereka berkelakuan tidak
seperti biasanya. Puncaknya saat kondisi para suami saat itu lagi terpuruk
keuangannya karena masing-masing dihadapkan oleh masalah yang berbeda. Mat
Nur merasa tidak senang saat Bia bermaksud ingin membantu Mat Nur untuk
membayar tagihan telpon dan kartu kredit yang biasanya dibayar oleh Mat Nur
tiap bulannya. Begitu pun dengan Ujul, dia tidak senang karena Tata telah
melunasi cicilan mobil dan cicilan rumah selama 3 bulan ke depan. Berbeda
dengan Sari yang harus berbohong saat dia membelikan jas untuk Gamal yang
harganya sangat mahal. Sari mengatakan bahwa dia meminjam uang ke ibunya
untuk membelikan suaminya jas. Hal inilah yang membuat Gamal sangat marah.
Kondisi ini pun menyebabkan kehidupan rumah tangga mereka menjadi retak.
Hingga akhirnya mereka harus memilih antara melanjutkan bisnisnya atau
memperbaiki hubungan dengan suaminya dengan tidak melanjutkan bisnis
mereka. Dan pada akhirnya, Mat Nur, Ujul dan Chaky pun memutuskan untuk
membantu usaha yang dijalankan istri mereka karena dengan saling membantu,
tentunya usaha mereka akan semakin berkembang. Sementara Gamal tetap pada
pendiriannya bahwa Sari tidak dibolehkan ikut bekerja dengan para sahabatnya
57
dan hanya diperkenankan membantu teman-temannya di butik atau sekedar main
saja. 70
B. Profil Para Pemain Film Hijab
1. Zaskia A. Mecca sebagai Sari
Sari adalah sosok istri yang sholehah dengan mengenakan hijab Syar'i
semenjak menikah dengan pria keturunan Timur Tengah. Sosok Sari
memendam keahliannya dalam berbisnis untuk menjadi istri yang sholehah
dan mengabdi pada suami. Dirinya sangat lihai dalam mengelola keuangan
dalam bisnis onlinenya.71
70
Sinopsis Lengkap Film Hijab, http://sinopsisfilmbisokopterbaru.com/2015/01/sinopsis-
lengkap-film-2014.html diakses pada 15 Juni 2016. 71
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page7.html diakses pada 6 September 2016.
58
2. Carissa Putri sebagai Bia
Bia adalah seorang istri dari aktor terkenal yang mendapatkan hidayah
untuk berhijab setelah terjebak dalam lingkungan yang religius. Bia yang
bersuamikan seorang artis memilih untuk berpenampilan hijab yang trendy
dan fashionable. Terlebih lagi dirinya adalah seorang desainer. Namun
semenjak masuk dalam kehidupan berumah tangga, dirinya mengalami konflik
dengan dirinya sendiri seperti merasa kehilangan jati diri.72
3. Tika Bravani sebagai Tata
Tata digambarkan sebagai mantan aktivis muda yang memutuskan untuk
berhijab dikarenakan krisis kepercayaan diri. Memutuskan untuk menjadi ibu
72
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page1.html diakses pada 6 September 2016.
59
rumah tangga dan meninggalkan peran aktivis ketika ia telah dikaruniai anak
dari pernikahannya dengan seorang fotografer, Ujul. Tata yang istri fotografer
menutupi rambutnya yang botak dengan Turban.73
4. Natasha Rizki sebagai Anin
Anin merupakan satu-satunya wanita yang belum menikah dan
berhijab diantara keempat sahabatnya. Anin masih belum berkeinginan
segera menikah karena dirinya masih mencari sosok suami idamannya
yang ideal. Dirinya digambarkan sebagai sosok wanita modern penggila
fashion dan berorientasi pada kultur Perancis.74
73
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page6.html diakses pada 6 September 2016. 74
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page4.html diakses pada 6 September 2016.
60
5. Ananda Omesh sebagai Ujul
Dengan nama lengkap Zahuja Zulkarnaen namun sering di panggil
Ujul. Seorang fotografer profesional terkenal di Jakarta. Ujul bertemu
dengan sang istri, Tata saat mereka di bangku kuliah. Dirinya jatuh cinta
pada Tata karena keaktifannya di kampus.75
6. Nino Fernandez sebagai Mat Nur
Rahmat Nur Hidayat, Mat Nur digambarkan sebagai seorang Artis
sinetron bertampang blastrean yang selalu disibukkan dengan shoting
75
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page5.html diakses pada 6 September 2016.
61
stripping. Meskipun memiliki banyak penggemar wanita layaknya seorang
artis, namun dirinya hanya takluk dengan pesona Bia, istrinya.76
7. Mike Lucock sebagai Gamal
Gamal Abdul Nasser, panggil saja dengan Gamal. Seorang pria
keturunan arab yang bekerja sebagai pegawai Instansi pajak. Gamal
dikenal sangat memegang teguh nilai-nilai Islami yang kemudian ia
praktekan ke dalam membina rumah tangga bersama istrinya, Sari.77
C. Profil Dapur Film
PT. Dapur Film Production atau Dapur Film adalah salah satu perusahaan
produksi film dan video terkemuka yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Alamat
lengkapnya yaitu berada di Jl. Ampera Raya 17B, Cilandak Timur, Jakarta Selatan
12560. Dapur Film dibuat pada tahun 2003 sebagai komunitas dan resmi menjadi
76
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page2.html diakses pada 6 September 2016. 77
Kenalan Yuk dengan Tokoh Film Hijab, http://www.muvila.com/foto/film/kenalan-yuk-
dengan-tokoh-film-hijab-1501108-page3.html diakses pada 6 September 2016.
62
perusahaan pada tahun 2010. Misi dari Dapur Film yaitu membuat film-film yang
bagus dan berkualitas.
Dapur Film mengkhususkan diri dalam produksi film komersial, film
pendek, program televisi, TVC, dokumenter, dan dokumentasi acara
menggunakan peralatan yang tersedia. Dapur Film telah menghasilkan program
untuk perusahaan, grup band dan penyanyi seperti: MVP Pictures, Gambar
MAHAKA, MD Pictures, Produksi Putarr, Starvision, SinemArt, Rapi Films,
Million Pictures, SCTV, RCTI, Jusuf Kalla, Melly Goeslaw, GIGI, Opick Tombo
Ati, SLANK, Changcuters, Nidji, Ust. Jefri Al Buchori, Siti Nurhaliza, Tasya &
Ferry Pernikahan, Wim Cycle dan lain-lain.
Dapur Film telah menghasilkan lebih dari 50 film dan produksi video.
Selama 10 tahun terakhir, Dapur Film menetapkan diri sebagai salah satu
perusahaan film paling produktif di Indonesia. Film-film yang dihasilkan oleh
Dapur Film diantaranya adalah Brownis (2005), Get Married (2007), Perempuan
Berkalung Sorban (2009), Pengejar Angin (2011), Tendangan dari Langit (20110,
Tanda Tanya (2011), Ayat-Ayat Cinta (2008), Habibie & Ainun (2013), Hijab
(2015) dan lain-lain.78
78
Company Profile Dapur Film Digital.
63
D. Tanggapan Terhadap Film Hijab
Artikel 1
Liputan6.com, Jakarta- Semua bermula ketika Hanum Salsabiela Rais
memposting tulisan di akun Facebooknya pada 18 Januari 2015 lalu. Di postingan
itu, putri Amien Rais ini berbagi pengalaman soal film Hijab yang baru ia tonton
dengan sang suami, Rangga Almahendra. Hanum menilai, film yang disutradarai
Hanung Bramantyo itu nyeleneh dan mengaburkan nilai-nilai fundamental Islam,
terutama arti hijab itu sendiri.
Hanum mengkritisi mengapa film `Hijab` mengangkat keterpaksaan kaum
hawa untuk menutup aurat lantaran permintaan suami. Lalu, kebutuhan akan hijab
juga dijadikan layaknya tren mode hingga menghilangkan sisi religius.
Celetukan Hanum Salsabiela Rais di akun Facebook-nya tersebut bagaikan
bola salju, menggunung sampai jadi pembicaraan banyak orang. Tak cuma di
Facebook, perdebatan juga muncul di media sosial lainnya macam Twitter.
Belakangan, Hanum memilih menghapus postingan itu tanpa menyebut alasannya.
Apa daya, tulisan Hanum tadi terlanjur singgah ke telinga Zaskia Adya
Mecca. Wanita berkerudung ini bukan cuma istri Hanung Bramantyo, tapi Zaskia
pula yang punya ide membuat film `Hijab` itu. Bahkan, Zaskia dan Hanung lah
yang menjadi penyokong dana utama film.
Lantas, apa kata Zaskia soal tuduhan kalau `Hijab` mengaburkan nilai-nilai
agama?
Zaskia menjawab dengan menggelar jumpa media di CityWalk Sudirman,
64
Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015). "Makin ke sini, banyak yang menghakimi kalau
film `Hijab` menjelekkan Islam. Itu sangat menyudutkan kami," kata Zaskia
Mecca membuka obrolan.
Zaskia Mecca kecewa dengan Hanum Salsabiela Rais. Seharusnya, penulis
novel 99 Cahaya di Langit Eropa itu lebih peka dan duduk bareng ketika merasa
ada yang salah dari film `Hijab`, ketimbang koar-koar di akun Facebook.
"Kalau ada yang tidak setuju, sebaiknya diskusi dan duduk bareng. Kami
membuka diri kok. Sayangnya ada yang tidak mau diskusi dan justru bilang dan
menilai negatif," tandas Zaskia Mecca.
Sebagai pembanding, Zaskia dan Hanung sowan ke Din Syamsuddin,
tokoh senior PP Muhamaddiyah yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Kepada Din, suami istri ini memberi undangan nonton bareng film
`Hijab`. Usai nonton, Din memberi penilaian.
"Secara keseluruhan, film ini punya pesan dakwah walaupun kemudian
bermain pada realitas yang dipotret apa adanya. Kreasi seni itu sangat relatif,
selalu ada dimensi positif dan negatif. Jadi tergantung penilainya yang memiliki
subjektivitas tertentu," urai Din Syamsuddin.
Terlepas dari kontroversi ini, Hijab masih diputar di bioskop. Sejak
pemutaran perdana pada 15 Januari lalu, film ini sudah menembus 100ribu
penonton.79
79
Benarkah Film Hijab Lecehkan Nilai-Nilai Islam?,
http://showbiz.liputan6.com/read/2167415/benarkah-film-hijab-lecehkan-nilai-nilai-islam diakses
pada 15 Juni 2016.
65
Artikel 2
Okezone.com, Jakarta - Zaskia Adya Mecca tak bisa menduga jika film
terbarunya berjudul Hijab mendapatkan tuduhan pahit. Padahal, film tersebut
diangkat berdasarkan realitas yang nyata di kehidupan sehari-hari, dan dikemas
secara komedi dan drama secara berimbang.
"Berawal dari keinginan saya memotret kehidupan saya-sahabat dan
lingkungan hijabers yang saya temui belakangan ini. Melihat banyak film tentang
hijabers tapi saya merasa tidak terwakili. Sangat menarik padahal melihat proses
orang-orang yang saya kenal sampai akhirnya berjilbab. Akhirnya saya coba
membujuk suami saya, Hanung Bramantyo, untuk membuatnya (film Hijab),"
kata Zaskia kepada Okezone.
"Alhamdulillah akhirnya terealisasi. Apa yang ada di dalam film adalah
kisah-kisah nyata yang saya alami dan menyaksikan sendiri. Dikemas dengan
komedi, terasa ringan," sambungnya.
Setelah muncul di bioskop, rupanya ada segelintir orang yang mengkritik
tanpa alasan kuat karena tidak menonton sepenuhnya film tersebut. Penilaian juga
semakin tidak objektif, saat menuduh Hanung yang bertindak sebagai sutradara
sebagai anggota Jaringan Islam Liberal (JIL).
"Tak pernah terbayangkan akan menuai reaksi yang cukup keras dari
beberapa pihak seperti sekarang. Suami saya di bilang JIL padahal bukan.
Dihakimi pembuat film Hijab adalah pembenci Islam, Anda bayangkan dituduh
membenci sesuatu yang sangat saya cintai, dan dituduh mengkomersialisasikan
agama," ungkapnya.
66
Bingung dengan tuduhan itu, Zaskia pun berpikir jernih. Dirinya meminta
nasehat dari Din Syamsyudin yang juga sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Setelah meminta nasehat, Zaskia bisa bernafas lega. Tokoh ulama itu
menilai tidak ada yang salah dari film Hijab.
"Pak Din menyatakan, 'Filmnya bagus, tidak menjelekan Islam, memotret
kenyataan, dan menyarankan masyarakat untuk menontonnya. Apabila setelah
menonton ada penilaian sendiri, dikembalikan kepada penonton'. Saya rasa Pak
Din pun pasti akan sangat berhati-hati untuk membuat penilaian serta pernyataan
apabila film ini dirasa mengdeskriditkan umat Islam. Mengingat kapasitas beliau
sebagai ketua MUI," imbuhnya.
Kakak dari Haykal Kamil itupun menghimbau bagi para pengkritis harap
bisa menonton film Hijab sebelum berkomentar. Setidaknya pandangan atau kritik
bisa sesuai konteks dan menjadi objektif. Bukan semata-mata kebencian.
"Memberikan pendapat, kritik yang membangun, Itu sangat baik karna
tandanya kita perduli dan ingin saudara kita lebih baik lagi kedepannya. Tapi
menghakimi tanpa tabayyun terlebih dahulu? Pasti bisa menyimpulkan sendiri kan
baik atau tidaknya. Intinya saya dan suami selalu ingin berkarya bukan untuk
kami sendiri. Tapi untuk anak-anak kami, untuk masyarakat," tandasnya.80
80
Zaskia Mecca Kaget Film Hijab dituduh Jelekkan
Islam,http://celebrity.okezone.com/read/2015/01/25/206/1096938/zaskia-mecca-kaget-film-hijab-
dituduh-jelekkan-islam diakses pada 21 April 2016.
67
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil temuan dan analisis data
penelitian yang terdapat pada film Hijab, sesuai dengan model teori yang penulis
gunakan yaitu analisis narasi model Tvzetan Todorov. Berikut adalah hasil
temuan yang berkaitan dengan teori di atas :
A. Alur Cerita Tentang Konsep Gender di Film Hijab
Menurut Tvzetan Todorov, narasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu
terdiri dari stuktur keseimbangan, gangguan dan keseimbangan kembali.
Kemudian Nick Lacey memodifikasi struktur narasi dari Todorov dan
menambahkannya menjadi lima struktur, yaitu kondisi keseimbangan dan
keteraturan, gangguan terhadap keseimbangan, kesadaran terjadi
gangguan, upaya untuk memperbaiki gangguan dan pemulihan menuju
keseimbangan. Berikut adalah analisis alur cerita dari film Hijab.
1. Kondisi Keseimbangan
Kondisi keseimbangan merupakan bagian awal cerita dimana pada
bagian ini masing-masing dari karakter, yaitu Bia (Carrisa Puteri), Sari
(Zaskia Mecca) dan Tata (Tika Bravani) menceritakan pengalaman mereka
masing-masing, mulai dari alasan mereka berhijab dan awal mula mereka
bertemu suami mereka. Selain itu, pada bagian ini juga masing-masing
karakter digambarkan dan diperkenalkan dengan masing-masing dari
mereka menceritakan satu sama lain. Cerita dari film Hijab mempunyai
68
alur maju mundur karena di awal film ini, Bia, Sari dan Tata harus
menceritakan pengalaman mereka di depan sebuah kamera yang merekam
dan nantinya akan dibagikan ke youtube.
Pertanyaan pertama yang ditanyakan sutradara kepada mereka
yaitu alasan mereka berhijab. Bia menjadi orang pertama yang
menjawabnya. Dia mengatakan bahwa dia memakai hijab karena terjebak.
Berawal dari seminar pemantapan iman yang dia ikuti, kemudian dia
merasa salah menggunakan pakaian karena hampir semua perempuan yang
mengikuti seminar tersebut menggunakan hijab, hanya dia seorang yang
tidak menggunakan hijab.
Akhirnya dia memutuskan untuk memakai hijab pada seminar
pemantapan iman di hari kedua. Saat dia hendak ingin memasuki ruangan,
ustadzah yang memimpin seminar tersebut melihat Bia memakai hijab dan
mengucapkan kalimat syukur karena baru dua hari mengikuti seminar, Bia
sudah mau menggunakan hijab. Dari sini lah dia dikenal sebagai gadis
hidayah. Dan karena predikatnya sebagai gadis hidayah, Bia pun
memutuskan untuk merancang pakaiannya sendiri dan membawanya ke
konveksi guna dibuat sesuai dengan keinginan dia.
Selanjutnya ada Sari yang diceritakan oleh Tata dan Bia sebagai
ratu bisnis. Saat itu, Sari sedang pergi ke tempat oleh-oleh haji yang
berada di Tanah Abang. Di tempat itulah dia bertemu dengan Gamal
(Mike Lucock) yang langsung melamarnya setelah mereka bertatap mata
karena saat itu Sari memakai cadar, sehingga wajahnya belum terlihat oleh
Gamal.
69
Sejak menikah dengan Gamal, hidup Sari pun menjadi berubah.
Sari sudah tidak bisa sebebas sebelumnya karena ketatnya aturan dari
suami. Sari yang sebelumnya juga merupakan ratu bisnis harus rela untuk
tidak berbisnis lagi karena Gamal melarang Sari untuk bekerja. Karena
menurut dia, wanita itu seharusnya berada di rumah untuk mengurus
rumah seperti menyuci baju, memasak dan menjaga anak. Sari yang
awalnya masih menggunakan turban atau penutup kepala saja, akhirnya
harus menggunakan jilbab panjang (syar‟i) karena perintah dari suaminya.
Sari : “Nyetir mobil haram?”
Gamal : “Hhmm”.
Sari : “Belanja?”
Gamal : “Ya untuk sehari-hari fadhol, suami wajib
kasih fulus”.
Sari : “Misalnya belanja baju, perhiasan,
parfum....”.
Gamal : “Fadhol..fadhol.. asal dipake di depan
suami. Di luar itu haram”.
Ibu Sari : “Mmm begini aja, Sari kalo belanja baju,
perhiasan pake uangnya sendiri, tidak
mengganggu uang suami. Jadi, Sari harus
kerja”.
Gamal : “Haraaaaaaaaam!!! Perempuan itu kudu di
rumah. Nyuci baju, merawat anak, masak
dan patuh dengan suami. Kalo mau keluar
rumah harus izin suami dan didampingi
muhrim. Kalo tidak, haram!”
(Keluarga Sari sangat terkejut dengan perkataan Gamal)
Gamal : “Satu lagi, mama dan Sari harus pake
jilbab, tapi jilbab yang bener, sesuai aturan
agama. Kalo perlu pake cadar, wajib
hukumnye!”.81
81
Terdapat pada durasi menit ke 00: 05: 54 dalam film Hijab.
70
Gambar 1 : Larangan Gamal Kepada Sari
Melihat dialog tersebut, terlihat sekali bahwa Gamal merupakan
suami yang sangat taat terhadap ajaran Islam. Bahkan Ibu Sari pun tidak
bisa membujuknya untuk membolehkan Sari bekerja guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Justru Ibu Sari yang harus menuruti perintah dari
Gamal untuk menggunakan jilbab yang sesuai dengan ajaran agama.
Selanjutnya ada Tata yang diceritakan oleh Sari dan Bia tentang
alasan Tata berhijab. Tata yang awalnya tidak menggunakan hijab,
akhirnya terpaksa harus menggunakan turban atau penutup kepala untuk
menutupi kepalanya yang botak di bagian atas agar dia tidak malu di
hadapan juniornya. Karena pada saat itu, dia merupakan ketua senat dan
saat dia pergi ke WC, dia melihat bahwa rambutnya rontok di bagian atas
sehingga menjadi botak pada bagian atas kepalanya. Saat itu juga dia
memutuskan untuk menggunakan turban karena dia harus berbicara di
depan juniornya untuk memberikan sambutan.
Tata digambarkan sebagai sosok wanita yang sangat pandai
berorasi. Orasi yang dia sampaikan pun mengenai persoalan wanita yang
71
menurutnya tidak mesti harus selalu mengikuti para laki-laki. Dia juga
diceritakan Bia dan Tata sebagai ratu debat.
Dosen : “Tidak ada jaminan Ospek ini bisa
membentuk mental mahasiswa menjadi
kuat. Jadi, kegiatan ini harus dibubarkan!”
Tata : “Memangnya ada jaminan kalo ga ada
Ospek mental mahasiswa jadi lebih kuat?”
Teman Tata : “Betul... Hidup Talita!” (sambil menyeru
kepada semua junior untuk meneriakkan
nama Talita).82
Gambar 2 : Tata yang sedang Berdebat dengan Dosen
Dari dialog di atas, terlihat bahwa Tata merupakan ratu debat.
Kepandaiannya untuk berdebat dan berorasi pun tak luput dari pandangan
seorang pria bernama Zahuja Zulkarnaenyang biasa dipanggil Ujul
(Ananda Omesh). Saat Tata sedang berdebat dengan dosen mengenai pro
kontra kegiatan Ospek tadi, dia memerhatikan Tata dari jarak jauh sambil
mengagumi Tata yang sangat cantik saat memakai turban. Kemudian saat
Tata sedang memimpin orasi, dia berada dihadapan Tata untuk
memotretnya. Ujul beralasan lensa tele dia tertinggal, jadi dia tidak bisa
82
Terdapat pada durasi menit ke 00:07:59 dalam film Hijab.
72
memotret dari jarak jauh. Dia juga mengatakan sayang jika dia tidak
memotret Tata yang sedang berorasi. Setelah kejadian itu, Ujul pun datang
melamar Tata bersama keluarganya.
Selanjutnya, ada suami dari Bia, yaitu Rahmat Nur Hidayat yang
biasa dipanggil Mat Nur (Nino Fernandez). Dia merupakan seorang artis
sinetron yang banyak sekali penggemarnya. Pertemuan antara Bia dan Mat
Nur pertama kali yaitu ketika Bia membantu Mat Nur untuk menghindari
kejaran fans-fans nya. Mat Nur bersembunyi di dalam mobil Bia. Setelah
itu, Mat Nur berterima kasih kepada Bia karena telah bersedia
membantunya. Mat Nur pun meminta nomor hand phone Bia sebelum dia
turun dari mobilnya. Saat itu juga Bia langsung bergegas mencari pulpen
dan kertas untuk menulis nomor hand phone miliknya. Sampai pada
akhirnya Mat Nur pun datang bersama keluarganya untuk melamar Bia.
Sejak menikah dengan Mat Nur, Bia pun langsung menyandang
gelar istri selebritis. Status itu berlaku jika dia sedang berjalan sendiri.
Sedangkan saat dia sedang jalan bareng Mat Nur, status dia pun berubah
menjadi tukang foto karena banyak fans dari Mat Nur yang meminta Bia
untuk memotret mereka bersama Mat Nur.
Yang terakhir ada Anin (Natasha Rizki). Karena dia belum hadir,
Bia, Sari dan Tata menceritakan bahwa Anin merupakan ratu buku dan
penggila Prancis. Dia juga satu-satunya tokoh perempuan yang belum
berhijab dan belum menikah. Saat itu, Tata sedang mencari orang untuk
membantu temannya, yaitu Oldi Prima yang biasa dipanggil Chaky (Dion
73
Wiyoko) untuk bermain di filmnya. Karena film tersebut akan ditayangkan
di Prancis, Anin pun langsung menawarkan dirinya untuk bermain di film
tersebut walaupun dia harus rela menjadi seekor kambing di film tersebut.
Karena film nya yang kontroversial, Chaky pun mendapat banyak protes
dari beberapa kelompok Islam. Chaky memang dikenal sebagai sutradara
yang idealis dan kontroversial karena film-filmnya.
2. Gangguan Terhadap Keseimbangan
Pada bagian ini mulai terjadinya konflik. Konflik bermula dari
arisan yang mereka adakan rutin dan bergilir. Saat itu arisan diadakan di
rumah Bia. Ketika arisan sedang berlangsung, Gamal mengatakan candaan
yang kurang mengenakkan. Sari pun menanyakan alasan Gamal
mengatakan hal tersebut. Gamal mengatakan arisan tersebut seperti
arisannya para suami karena semua uangnya selalu dari suami. Tata yang
tidak senang dengan ucapan itu menjawab dengan pernyataan bahwa
sebenarnya alasan mereka tidak bekerja karena mereka mempunyai
banyak tanggungan di rumah seperti mengurus anak, mengurus rumah,
mengurus suami. Tata pun menambahkan kalau mereka bisa saja
mempunyai penghasilan sendiri kalau mereka bekerja.
Gamal : “Nih kalo dipikir-pikir nih ye, ni kayak
arisan suami, toh fulus nya dari suami
semua. Jangan-jangan semua arisan ibu-ibu
kayak gini juga, ya ngga?”
Sari : “Maksud kamu ngomong kayak gitu apa
sih, Bi?”
Gamal : “Oh engga Umi, Ane cuma sebentar doang
74
mikirnye, ya ngga Jul?”
Ujul : “Iya si hehehe...”
(Tata langsung menatap Ujul)
Ujul : (Ujul menambahkan) tergantung
hehehe...”
Tata : “Emang ya kita keliatannya kaya
perempuan pendamping suami. Tapi, asal
kalian tau para laki-laki, kalo gua ga ada
Faiz juga gua bisa acari duit sendiri. Bia
juga, ya kan Bi?”
(Suasana hening)
Bia : (Mengalihkan pembicaraan) “Eh yuk kita
mulai aja yuk”
Mereka semua menjawab “ayuk...ayuk..ayuk”.83
Ganbar 3 : Respon Tata Terhadap Ucapan Gamal
Kemudian Tata, Sari, Bia dan Anin berkumpul bersama di sebuah
rumah sambil berdiskusi mengenai ketidakbebasan mereka karena faktor
masing-masing. Bia merasa seperti asisten pribadinya Mat Nur karena
setiap Mat Nur syuting, dia harus selalu mendampinginya. Kemudian Sari
pun yang sebelum menikah memang gemar berjualan menjadi seperti tidak
bisa melakukan hobinya itu karena aturan dari suami yang melarangnya
83
Terdapat pada durasi menit ke 00: 17:56 dalam film Hijab.
75
bekerja. Tata juga merasakan hal yang sama, tidak bisa bekerja karena
alasan mengurus Faiz (anaknya) di rumah. Hal inilah yang menyebabkan
mereka memutuskan untuk berbisnis hijab tanpa sepengetahuan suami
mereka. Dari sinilah gangguan terhadap keseimbangan makin meningkat.
Tata : “Lu tuh ngerasa bosen ga sih hidup di
bawah bayang-bayang suami? Ga punya
penghasilan sendiri, apa-apa selalu nunggu
suami ngasih jatah bulanan”.
Bia : “Benerbanget lu Ta. gue juga ngerasain
hal yang sama kayak lu. Gue tuh berasa
sekarang kayak asisten pribadinya Mat Nur
tau ga sih. Tiap Mat Nur syuting gue harus
ikut ke lokasi. Ini aja sekarang lagi break,
makanya kita bisa ketemuan”.
Tata : “Kita bikin usaha apa gitu yuk”
Sari : “Eh ayo.. yo.. yo.. yo.. yo.. yo...”
Anin : Sar lu kenapa sar? Kesurupan syetan
apaanlu? Biasanya dikit-dikit aduh gimana
nih gue bisa di garot ama laki gue”.
Tata : “Apa gara-gara Gamal ngomongin soal
duit arisan kemaren?”
Sari : Ya engga, bukan itu. Gue emang berhenti
dagang semenjak gue nikah. Dan gue
emang enjoy ngeladenin suami gue. Cuma
lama-lama gue ngerasa mati gaya tau ga
sih loh.Gue ngerasa ga jujur ama diri gue
sendiri. Lu berdua ngerasa kaya gitu juga
ga sih?”
Tata : “Kalo gue si ya lu tau lahgue bukan tipe
cewe yang bisa diatur-atur. Dan keputusan
gue jadi ibu rumah tangga ya memang
karena Faiz masih menyusui”.
Bia : “Ya gue si, lu tau sendiri kan namanya
bintang sinetron, ga pernah tau kapan di
rumah. Makanya gue ngalah untuk ga
kerja, kalo gue kerja kapan coba gue
ketemu laki gue?”
Sari : “Gimana kalo kita bikin usaha yang ga
bikin kita repot?”
Tata : “Usaha apaanyang kayak gituh?”
Sari : “Gimana kalo kita usaha itu? (sambil
76
menunjuk ke Ipad Bia).
Anin : “Jualan Ipad?”
Sari : “Bukan, lu liat deh apa yang dia gambar”.
(Anin mengambil Ipad milik Bia)
Anin : “Jualan baju?”
Sari : “Bener, kita jualan fashion Hijab”.
Bia : “Naaaah...lucu tuh”.
Anin : “Tapi jangan cuma hijab, kenapa? Karena
hijab itu kan macem-macem modelnya.
Dari yang kalian pake aja udah beda-beda.
Kenapa ga umum aja? Ada modern, klasik
tapi lebih spesifik. Ada batik, sutra,
songket. Itu lebih Indonesia banget ga
sih?”
(Sari, Tata dan Bia pun menyetujui ide dari Anin).84
Gambar 4 : Tata, Bia, Sari dan Anin sedang Berdiskusi
Berbagai upaya serta rencana mereka lakukan untuk memulai
bisnis hijab. Bia yang biasanya selalu melihat dan mendampingi saat Mat
Nur syuting diam-diam bertemu dengan penjahit langganannya untuk
memberikan sketsa busana hasil rancangannya. Saat ditanya Mat Nur
kemana pun Bia manjawab dari toilet. Kemudian Tata secara diam-diam
pun menjual kalung perhiasan ibunya untuk dijadikan sebagai modal awal
84
Terdapat pada durasi menit ke 00: 19:34 dalam film Hijab.
77
bisnis mereka. Selanjutnya Anin berusaha membujuk ibunya untuk
mengundang teman-teman ibunya untuk melihat rancangan busana yang
mereka buat. Selain itu, Anin pun berencana untuk bisa meminjam dana
dari mereka guna memperlancar rencana mereka dalam memulai bisnis
hijab.
Mereka membagi tugas untuk memperluas jangkauan pembeli dari
bisnis hijab yang mereka jalankan. Bia bertugas memposting kembali
kalimat-kalimat motivasi di insagram miliknya yang sebelumnya dia
gunakan saat masih menjadi gadis hidayah. Tata juga bertugas
memposting kalimat-kalimat motivasi di twitter miliknya. Sedangkan Sari
bertugas menjadi penerima dan penyimpan uang konsumen di ATM
miliknya.
Sejak saat itu, mereka menjadi wanita yang selalu bergantung
gadget mereka. Saat malam tiba dan suami mereka sudah tidur, mereka
menyempatkan waktu untuk saling berkomunikasi untuk membahas bisnis
hijab yang mereka jalankan. Kemudian semakin lama, bisnis yang mereka
jalankan pun semakin ramai pembeli. Hingga sampai mereka melakukan
tugas sebagai ibu rumah tangga sambil mengurus bisnis mereka. Seperti
Sari yang sedang mencuci baju dan memandikan anaknya harus membagi
waktunya sambil mengurus bisnis yang mereka jalankan.
78
Gambar 5 : Bia, Sari, Tata dan Anin yang sedang Bermain Gadget
Akhirnya, upaya mereka dalam mengembangkan bisnis mereka
mendapat respon dari teman-teman ibunya Anin yang melihat bisnis hijab
yang mereka jalankan sangat ramai pembeli. Salah satu teman dari ibu
Anin pun akhirnya memutuskan untuk menaruh modal ke bisnis yang
mereka jalankan. Dia pun mendukung niat mereka membuat bisnis hijab
adalah untuk membantu suami dalam urusan penghasilan dan tidak ingin
selalu merepotkan para suami untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
3. Kesadaran Terjadi Gangguan
Kesadaran akan terjadinya gangguan bermula dari para suami yang
mulai merasakan bahwa ada perubahan sikap yang dialami istrinya. Saat
itu, para suami yang sedang membakar sosis untuk hidangan arisan saling
bercerita satu sama lain. Sementara para istri yang sedang menyiapkan
hidangan di dapur saling berdiskusi apakah perlu atau tidak izin terlebih
dahulu dalam niat mereka untuk membuka butik hijab. Akhirnya mereka
pun memutuskan untuk tidak memberi tahu suami mereka terlebih dahulu.
79
Kemudian Gamal menanyakan kepada Ujul dan Mat Nur apakah
mereka merasa bahwa ada yang berbeda dari istri mereka. Ujul pun
menjawab pertanyaan Gamal dan membenarkan bahwa ada yang berbeda
dari Tata. Ujul merasa Tata seperti mempunyai dunia sendiri. Gamal pun
begitu, dia merasa Sari menjadi lebih sering pergi keluar rumah, tidak
seperti biasanya. Mat Nur pun kemudian menyadari kalau Bia juga
berbeda dari biasanya. Bia yang biasanya menemani dia syuting menjadi
jarang menemani dia syuting. Dia juga sudah tidak siap sedia
melayaninya di rumah.
Kemudian terjadi perdebatan mengenai persoalan apakah istri
boleh bekerja atau tidak. Dalam urusan ini, Chaky tidak
mempermasalahkan urusan itu. Chaky yang dalam film tersebut belum
menikah mengatakan bahwa laki-laki pun bisa melakukan urusan seperti
merawat anak dan membantu istri dalam melakukan pekerjaan rumah.
Gamal yang tidak setuju dengan pernyataan Chaky menjawab dengan
menambahkan ayat Al-Quran yang isinya mengenai laki-laki yang
merupakan pemimpin bagi perempuan. Oleh karena itu, Gamal tetap pada
keyakinannya bahwa istri dilarang bekerja karena urusan mencari nafkah
merupakan tanggungjawab dan kewajiban dari suami. Dia juga tidak rela
kalau istrinya bekerja dan pendapatannya bisa melebihi pendapatannya.
Gamal : “Ane ngasih tau nih ye, hati-hati dengan
perempuan yang punya pemikiran sendiri.
Kite sebagai suami harus kasih perhatian
yang lebih”.
Chaky : “Maksud lu makin dikekang gituh?”
Gamal : “Eh, laki-laki itu pemimpin buat wanita.
80
„Arrijalu Qawamuna „Alannisa‟. Kita harus
ngontrol mereka. Inget ye, wanita itu
berasal dari tulang rusuk laki-laki yang
bengkok. Nah... kalo lu lurusin nanti patah,
hati-hati ente”
Chaky : “Aaah, engga..engga.. gua ga setuju ama
lo.Cowo sama cewe punya
tanggungjawabnya masing-masing. Selain
hamil, mens, menyusui, cewe sama cowo
punya hak yang sama”
Gamal : La..la..la.. perempuan itu sumber fitnah.
Makanya kalo kemana-mana harus
didampingin muhrim, ya kalo engga
suaminya, ayahnya, kakak kandungnya,
gituh.
Ujul : “Kok lu berdua malah jadi pengajian si?
Lagianelu Chak, lu kan belom married,
jadi belom tau pengalamannya kayak
gimana”.
Chaky : Pokoknya gua ga setuju ama lo (sambil
menunjuk ke arah Gamal)”
Ujul : “Gua sih ya kalo masalah Tata, Tata kerja
gua gapapa. Tapi disini masalahnya Faiz.
Kalo Tata kerja, siapa yang jagain Faiz?”
Chaky : “Ya kan bisa gantian ama lu bos. Cowo
juga bisa ngurusin anak, ye kan?”
Ujul : “Iya sih, iya..iya”
Gamal : (melambaikan tangannya sebagai bentuk
ketidaksetujuan) “Kalo ane nih ye, istri
dilarang bekerja, haram! Emang ente pada
rela apa penghasilan istri lebih gede
daripada suami?”
Ujul : “Kalo gua sih engga hehehe..”
Chaky : “Lu setuju?”
Ujul : “Gua si setuju amalu”
Gamal : “Ente ga setuju?
Ujul : “Gua tergantung keadaannya”
(Kemudian Sari memanggil mereka untuk memulai
arisan).85
85
Terdapat pada durasi menit ke 00: 34:12 dalam film Hijab.
81
Gambar 6 : Debat Antara Chaky dan Gamal
Kemudian Sari, Tata dan Bia melanjutkan kebiasaan mereka ketika
para suami mereka telah tertidur. Sari dan Tata berkomunikasi untuk
membahas urusan bisnis hijab mereka. Sedangkan Bia membuka
komputernya untuk membuat desain terbaru untuk bisnis mereka. Tata pun
mengakhiri komunikasi dengan Sari karena Ujul terbangun dan mengigau.
Bia juga sama, dia ketahuan Mat Nur sedang bermain komputer. Begitu
juga dengan Sari yang ketahuan Gamal sedang bermain handphone.
Keesokan harinya, Sari menceritakan kejadian semalam yang
menimpanya karena ketahuan suaminya sedang bermain handphone
malam-malam. Dia pun berkata bohong dengan mengatakan sedang
mencari doa tahajud di Google. Sedangkan Bia yang ketahuan Mat Nur
sedang membuat desain busana di komputer mengatakan bahwa bisnis
tersebut merupakan bisnis Anin yang didanai oleh Ayah Anin.
Setelah itu, mereka berunding untuk membahas nama dari bisnis
yang mereka jalankan. Akhirnya mereka memilih nama Meccanism karena
mereka ingin menjadikan busana rancangan mereka menjadi kiblat fashion
82
dunia seperti halnya kota Mekkah yang menjadi kiblat umat muslim di
dunia.
Kemudian tiba hari peresmian butik yang mereka miliki. Di sinilah
mereka mulai cemas karena takut suami mereka mengetahui bahwa butik
itu sebenarnya milik mereka. Seperti Bia yang baru sampai di lokasi dan
ditanyakan oleh ibunya apakah Mat Nur sudah mengetahui kalau Bia
mempunyai bisnis sampingan? Kemudian ada Ujul yang mengomentari
foto di brosur yang kurang bagus sehingga orang tua Tata keheranan dan
bertanya karena ternyata bukan Ujul yang mengambil foto tersebut. Lalu
ada Sari yang belum sampai di lokasi, tetapi ditanya oleh Gamal di dalam
mobil. Dia pun menjawab itu merupakan butik Anin yang didanai oleh
ayahnya.
Setelah butik diresmikan, butik mereka pun semakin ramai
pembeli. Sehingga Bia, Tata, Anin dan Sari menjadi sangat sibuk dengan
hand phone nya masing-masing. Mereka bermain hand phone karena
sedang melayani pembeli. Bia yang biasanya fokus melihat suaminya
syuting menjadi tak memperhatikan suaminya lagi. Tata pun
menyempatkan dirinya untuk bermain handphone di selah-selah mengurus
Faiz (anaknya). Anin juga menjadi tidak fokus saat diajak berbicara
dengan Chaky dan Sari juga menyempatkan waktunya untuk bermain
hand phone di selah-selah waktunya mencuci baju dan memandikan
anaknya.
Kemudian mulailah terjadi konflik demi konflik dalam rumah
83
tangga mereka masing-masing. Ujul yang tidak suka karena Tata telah
melunasi tagihan mobil dan cicilan rumah selama 3 bulan ke depan. Dia
merasa masih menjadi fotografer profesional yang masih sanggup
membiayai keluarganya.
Ujul : “Aku tuh masih fotografer ya, masih
kecatet, belum jadi tukang foto kawinan”
Tata : “Yang bilang kamu tukang foto kawinan
siapa?”
Ujul : Itu mereka nya aja yang goblok. Mereka
nya ga ngerti seni, ga ngerti estetik.
Mereka itu kejebak dalam kemapanan, hah
ngerti ga sih kamu?”
Tata : “Kamu ngomong apaan sih? Aku kan
cuma ngeringanin beban kamu aja”
Ujul : “Naaah itu.. itu!” (sambil menunjuk ke
arah Tata)
Tata : “Itu apah?”
Ujul : “Ya ituh!!!” (dengan nada keras).86
Gambar 7 : Penjelasan Tata kepada Ujul
Mat Nur pun tidak suka karena Bia telah membayar semua tagihan
telpon dan kartu kredit. Dia juga merasa sinetron yang dia mainkan masih
menjadi top 20 di televisi-televisi swasta.
86
Terdapat pada durasi menit ke 00: 57:46 dalam film Hijab.
84
Mat Nur : “Rating Kerdus (Kerudung Dusta) itu
masih bagus ya sayang. Top 20 di tv-tv
swasta. Aku itu belum dibuang dari
industri”.
Bia : “Aku cuma mau bikin surprise aja ke
kamu”.
Mat Nur : “Surprise?”
Bia : “Iya”.
Mat Nur : “Kamu udah berhasil bikin aku surprise.
Waw..waw..”.
Bia : “Emang salah ya kalo istri mau coba
meringankan beban suami? Hah? Salah?”87
Gambar 8 : Penjelasan Bia Kepada Mat Nur
Begitu juga dengan Gamal yang sangat marah karena Sari telah
membelikan sebuah jas mahal untuknya. Saat ditanya Sari mendapatkan
uang dari mana, Sari pun berbohong dengan mengatakan itu merupakan
uang dari ibunya yang dia pinjam. Gamal pun semakin marah dengan
pernyataan Sari seperti itu.
87
Terdapat pada durasi menit ke 00: 58:08 dalam film Hijab.
85
Gambar 9 : Kemarahan Gamal Kepada Sari
Tak hanya itu, Mat Nur, Ujul dan Chaky juga mengalami masalah
pada kerjaannya. Mat Nur yang sudah tidak bermain sinetron lagi karena
sinetron yang dimainkannya sudah tidak tayang lagi. Chaky pun seperti
biasanya, mendapat protes karena video klip yang dia buat untuk tim rohis
sangat bertentangan.
Berbeda dengan Gamal yang pergi dari rumah karena Sari telah
membohonginya. Saat itu ada seseorang yang datang ke rumahnya untuk
menemui Sari dan kebetulan Gamal yang menerima tamu itu. Tamu itu
mengatakan bahwa dia ingin memakai kamar kosong miliknya untuk
ditempati untuk adik istrinya karena dia diterima kuliah di Jakarta. Gamal
pun kaget melihat barang-barang Sari yang dia simpan di kamar tersebut.
Karena kejadian itu, Gamal pun pergi dari rumah.
Setelah beberapa hari pergi meninggalkan rumah, Gamal pun
akhirnya kembali pulang ke rumah. Saat itu, rumah Sari ramai karena
kedatangan Abi kandung Gamal dan Guru nya Gamal. Gamal pun terkejut
86
saat melihat ada Abi dan Gurunya berada di rumahnya.
Setelah Gamal pulang, giliran Ujul dan Mat Nur yang tidak pulang.
Mat Nur tidak mau pulang karena malu telah terlihat Anin dan Bia sedang
menjadi pemeran pocong dalam syuting yang dia mainkan. Begitu juga
Ujul yang malu karena ada seseorang yang menyebarkan video yang
memalukannya di Path.
4. Upaya Untuk Memperbaiki Gangguan
Pada tahap ini, masing-masing tokoh melakukan upaya berbeda
untuk memperbaiki gangguan yang terjadi di dalam keluarganya. Upaya
yang dilakukan Bia dan Tata yaitu pergi mengunjungi Sari di rumahnya.
Awalnya Sari menolak untuk menemui mereka. Sari yang ingin
memperbaiki keadaan rumah tangganya akhirnya memutuskan untuk
berhenti dari Meccanism. Sari beranggapan bahwa memang wanita itu
tidak boleh bekerja karena memang sudah takdirnya wanita itu harus di
rumah, melayani suami dan mengurus rumah. Mendengar pernyataan Sari
seperti itu Tata dan Bia pulang ke rumahnya masing-masing.
Sari : “Ta, Bi, plis, jangan ke sini dulu ya.”
Bia : “Sar, lu kenapa sih? Buka..buka..buka
pintunya Sar”.
Sari : “Ta, Bi, plis cukup! Gue ga mau
ngancurin rumah tangga gue. Gue udah
mutusin buat keluar dari Meccanism”.
Tata : “Lu ngomong apa si Sar? Butik ini kan ide
lo. Butik lo butik kita. Kalo lo keluar ya gue
juga keluar”.
Bia : “Sar lu tau ga sih Mat Nur juga ga
pulang!
87
Tata : “Ujul juga Sar!”
(sambil mengetok-ngetok pintu Sari)
Bia : “Ga lu doang yang ditinggal suami. Ayo
dong kita ngomong dulu Sar”.
(Akhirnya Sari pun mau membukakan pintu untuk mereka)
Sari : “Gamal udah pulang. Gue tau ini emang
ide gue buat bikin usaha. Gue boong sama
suami, gue sadar itu salah tapi gue tetep
ngejalaninnya. Tapi sekarang gue udah
tobat. Jadi kalo laki lo pada mau balik, lu
berdua harus tobat. Tutup tuh butik! Itu
biangnya dosa tau ga lo? Ketentuan kita
sebagai istri itu ya di rumah, ngerawat
anak, ngelayani suami, itu ketetapannya.
Kalo kita ngelanggar ya jelas aja semua ga
ada yang berkah. Kita tuh semua make
jilbab, harusnya kita semua tau bagaimana
bersikap sesuai dengan syariat Islam, ngerti
lo?”.88
Gambar 10 : Sari yang Ingin Keluar dari Meccanism
Sepulangnya dari rumah Sari, Tata dan Bia menuju ke rumah sakit.
Akibat Tata terlalu sibuk mengurusi bisnis hijabnya, Faiz (anaknya)
menjadi kurang diperhatikan. Faiz pun harus terbaring di rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan.
Di sisi lain, ada Mat Nur yang sedang mengobrol dengan tukang
88
Terdapat pada durasi menit ke 01: 09 :09 dalam film Hijab.
88
parkir kenalannya. Dari sini lah Mat Nur sadar bahwa tindakannya untuk
pergi dari rumah meninggalkan Bia itu salah. Berikut adalah perkataan
tukang parkir yang membuat Mat Nur sadar akan kesalahannya.
Tukang Parkir : “Aye ini tipe suami yang selalu ngalah
ama bini. Tapi, aye selalu ngedoain bini
aye biar jadi perempuan yang sholehah.
Duit hasil markir aye kumpulin buat beli
jilbab di toko istri bos. Besoknya bos, itu
jilbab dia pake kemana mana. Temen-
temennya bilang dia lebih cantik kalo pake
jilbab. Sejak ntu bos, dia kaga mao lepas
tuh jilbab. Dia pake kemana-mana.. tiap
hari. Aye jadi semangat cari duit. Itu
makanya bos, aye ke sini, di sini mau
ngucapin terima kasih ama bos”.89
Gambar 11 : Perkataan Tukang Parkir yang Menyadarkan Mat Nur
5. Pemulihan Menuju Keseimbangan
Bagian ini merupakan bagian akhir yang dialami para tokoh setelah
upaya yang mereka lakukan dalam menghadapi gangguan yang terjadi
dalam keluarganya. Bagian ini juga kondisi menjadi stabil kembali setelah
para tokoh akhirnya menyadari kesalahannya masing-masing dan mencoba
89
Terdapat pada durasi menit ke 01: 25:50 dalam film Hijab.
89
memperbaiki kesalahannya tersebut.
Bagian ini dimulai dari Bia yang sudah merasa frustasi karena Mat
Nur tak kunjung pulang memutuskan untuk berhenti dari Meccanism.
Tetapi, Mat Nur datang dan langsung mencegahnya dengan mengatakan
dia tidak rela kalau Bia harus keluar dari Meccanism. Dia pun mengatakan
alasan dia pergi dari rumah adalah karena dia merasa khawatir dengan
kondisi kalau Bia punya penghasilan sendiri. Dia tidak ingin nanti Bia
meninggalkan dirinya kalau sudah kaya raya. Kemudian datang Ujul
dengan mengatakan kesiapannya menjadi fotografer di Meccanism. Lalu
datang Chaky dengan mengatakan kesiapannya membuatkan video iklan
untuk Meccanism.
Gambar 12 : Mat Nur, Ujul dan Chaky yang Siap Membantu Meccanism
Kemudian datang Gamal datang ke butik Meccanism bersama Sari.
Dia datang di saat yang tepat karena saat itu pajak dari Meccanism belum
di bayar selama dua bulan. Akhirnya Gamal bersedia membantu untuk
mengurus segala persyaratan pembayaran pajak dari Meccanism karena
90
dia juga baru saja diangkat sebagai Kepala Kantor Pajak Jakarta Selatan.
Sari yang bertemu kembali dengan teman-temannya hanya diizinkan untuk
mampir ke butik Meccanism karena Gamal tetap pada pendiriannya, yaitu
melarang Sari untuk bekerja. Akhirnya mereka pun saling bahu membahu
untuk menjalankan dan mengembangkan Meccanism.
Gambar 13 : Keinginan Gamal yang Ingin Tetap Bersilaturahmi
B. Analisis Konsep Gender pada Film Hijab dalam Perspektif Islam
Setelah melakukan analisis narasi model Tvzetan Todorov, maka
di sini penulis akan mengaitkan konsep gender pada film Hijab dalam
perspektif Islam.
Di dalam film Hijab, pembahasan yang dibahas lebih dominan
mengenai persoalan antara suami dan istri. Jadi, konsep gender pada film
Hijab merupakan konsep antara suami dan istri. Konsep tersebut lebih
kepada persoalan mengenai istri yang ingin bekerja untuk membantu
meringankan beban suaminya serta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
91
tanpa harus selalu menunggu suami mengasih jatah bulanan setiap
bulannya.
Dulu ketika wanita bekerja itu dianggap sebagai sesuatu yang
tabu. Tapi sekarang realitanya memang banyak banget wanita
yang bekerja dan dia menjadi tulang punggung keluarga. Dan
gimana cara film Hijab menyikapi itu? Disini kita punya 4
karakter dan memang masing-masing karakter ini, suami mereka
memperlakukan mereka berbeda-beda. Ada Bia, yang suaminya
seorang artis sinetron yang tidak membatasi ketika dia berkarier.
Tapi ketika Bia menjadi lebih sukses dari suaminya yaitu Mat Nur,
maka Mat Nur pun merasa terancam. Begitu pula semua laki-laki
yang ada di film ini, semua merasa terancam. Tapi memang
penilaiannya berbeda dari masing-masing tokoh dan itu memang
yang ada di masyarakat. Dan memang yang kita tampilkan disini
dari 4 karakter, satu karakter menolak wanita bekerja dan tiga
lainnya membolehkan wanita bekerja.90
Di dalam Al-Qur‟an dan hadits, memang tidak ditemukan larangan
yang tegas mengenai perempuan yang dilarang bekerja di luar rumah
selama pekejaan itu halal, dilakukan dalam suasana terhormat, mencegah
hal-hal yang menimbulkan kemudharatan serta yang penting yaitu
mendapat izin dari suaminya.
Pada Film Hijab, permasalahan terjadi karena perbedaan yang
terjadi antara keinginan suami yang ingin istrinya tetap di rumah untuk
mengurus urusan rumah tangga dan keinginan istri yang ingin bekerja
untuk membantu meringankan beban suami dan memenuhi kebutuhannya
sendiri tanpa harus selalu menunggu suami mengasih jatah bulanan.
Berawal dari ketidaknyamanan Tata, Bia dan Sari yang sudah tidak
bisa lagi mengekspresikan dirinya sendiri karena sudah menikah. Mereka
yang sebelum menikah mempunyai kegiatan masing-masing seperti Bia
90
Hasil Wawancara pribadi dengan Haikal Kamil.
92
yang sebelumnya dikenal sebagai ratu hidayah dan merancang sendiri
setiap pakaian yang ia kenakan, Sari yang dikenal sebagai ratu bisnis dan
Tata yang saat masih di bangku perkuliahan merupakan ketua senat di
kampusnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membuka usaha hijab
online. Sayangnya, upaya mereka dengan membuka usaha hijab online
dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan suami mereka. Hal
inilah yang menimbulkan konflik diantara keluarga mereka.
Niat mereka membuka usaha hijab ini juga selain untuk memenuhi
kebutuhannya, juga untuk meringankan beban suami mereka. Sebenarnya
sah-sah saja jika wanita bekerja dan membantu suami untuk mencari
nafkah asalkan sudah diizinkan oleh suami dan hak-hak suami sudah
mereka penuhi. Karena izin dari suami merupakan hal terpenting guna
terhindar dari dosa. Jika apa yang dilakukan istri tidak diizinkan oleh
suami, maka semua yang dilakukan menjadi sia-sia. Bahkan jika istri ingin
berpuasa sunnah di rumah saja jika tidak diizinkan suami maka tidak boleh
dilakukan. Oleh karena itu, tidak ada larangan untuk wanita bekerja di luar
rumah sama seperti laki-laki. Semua itu tergantung dari izin suami, apakah
mengizinkan dia untuk bekerja di luar rumah atau tidak. Hanya saja
memang cara yang mereka pakai salah. Niat baik mereka untuk membantu
suami pun menjadi dosa karena mereka tidak terlebih dahulu izin kepada
suami mereka. Bagaimana pun juga izin dari suami merupakan ketentuan
yang harus dilakukan istri guna memperlancar semua urusannya dan
menjadikan apa yang dia lakukan sebagai ibadah.
93
Padahal sudah jelas bahwa dalam hadits yang telah penulis
jelaskan pada bab 2 yang berbunyi : "Wanita manapun yang meninggal
dan suaminya dalam keadaan ridha (kepadanya), niscaya dia masuk
surga" (H.R.Tirmidzi). Hadits ini menjelaskan tentang pentingnya
keridhaan suami kepada istrinya. Begitu pun pada film Hijab ini, apa
yang dilakukan Tata, Bia dan Sari yang membuka usaha hijab online
secara diam-diam tanpa sepengetahuan suaminya merupakan tindakan
yang salah. Niat mereka memang baik, yaitu untuk membantu
meringankan beban suami, tetapi jika niat dan rencana itu dilakukan tanpa
izin suami, maka akan sia-sia saja dan hal itu tidak mendatangkan
keberkahan serta pahala.
Gambar 14 : Kekhawatiran Para Istri Jika Jujur Pada Suami Mereka Tentang
Bisnis yang Sedang Mereka Jalankan
Selain itu, apa yang dilakukan Tata, Bia dan Sari merupakan
bentuk kebangkangan yang terjadi antara istri kepada suaminya. Disebut
kebangkangan karena mereka tidak melakukan izin terlebih dahulu kepada
suami mereka tentang usaha hijab online mereka. Dalam sebuah hadits
94
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yaitu apabila istri nusyuz, maka tidak
diperbolehkan memukul bagian muka dan tidak boleh mendiamkannya
(tidak mengajak bicara) kecuali di dalam rumah saja. Dan tidak boleh
berkata jelek kepada istri, seperti perkataan : “Semoga Allah memberikan
kejelekan kepadamu. Dalam hal ini, masing-masing suami mereka
memberikan pelajaran yang sama kepada mereka, yaitu pergi dari rumah
meninggalkan istri mereka. Hanya saja, cara yang dilakukan mereka tidak
benar karena sebaiknya hanya mendiamkan istri di rumah saja, tidak
sampai ditinggal sendiri di rumah. Karena bagaimanapun suami harus
tetap bersikap baik kepada istrinya dan harus sabar dalam mendidik dan
memberinya pelajaran tentang pemahaman-pemahaman agama yang
belum diketahui oleh istri.
Gambar 15 : Kepulangan Gamal yang Disambut Pihak Keluarga
Beberapa faktor yang seharusnya diperhatikan oleh para suami di
film Hijab bahwa tugas suami tidak hanya memberikan nafkah kepada
keluarganya, melainkan harus melakukan beberapa hal lain seperti :
95
1. Memberikan wasiat kepada istrinya. Yakni memberikan
perintah, peringatan, serta ucapan yang membahagiakan sang
istri.
2. Memberikan nafkah kepada istri sesuai dengan kadar
kemampuan, usaha, serta kekuatan fisiknya.
3. Menahan diri dengan penuh kesabaran atas perbuatan istri yang
menyakitkan hati.
4. Memberikan kebahagiaan kepada istri, yakni memenuhi apa
yang menjadi keinginannya dengan penuh kebijakan.
5. Membimbing sang istri meniti jalan yang baik. Di dalam kitab,
Raudhatur Rahib Syekh Ar Ramli menegaskan: “seorang
suami tidak diperbolehkan memukul istri karena meninggalkan
shalat”. Jadi, apabila seorang istri meninggalkan shalat, maka
sebaiknya sang suami menasehatkan agar dia mau mengerjakan
shalat dengan baik.
6. Memberikan kebijakan dan pengajaran kepada istri tentang
kebutuhan-kebutuhan dalam melaksanakan agama.
7. Memberikan penyidikan tentang akhlakul karimah kepada
seluruh anggota keluarga. Sebab, manusia yang sangat berat
siksanya di hari kiamat nati adalah orang, dimana keluarganya
bodoh dalam permasalahan agama.
Untuk urusan nomor 2, para suami telah melakukan kewajibannya
sebagai seorang suami, yaitu memberikan nafkah untuk keluarganya.
96
Hanya Gamal saja yang memberikan pengertian tentang larangan istri
bekerja karena menurutnya, seorang perempuan apabila keluar harus
ditemani oleh mahramnya karena rentan terjadi fitnah. Selain itu, dia juga
tidak rela kalau istrinya bekerja kemudian bisa mengalahkan
penghasilannya. Hal inilah yang menjadi penyebab Sari sangat takut
mengatakan ke Gamal kalau dia dan teman-temannya mempunyai usaha
hijab online.
Gambar 16 : Pernyataan Gamal Tentang Istri yang Ingin Bekerja
Beberapa ketimpangan yang sebenarnya terjadi pada film Hijab
yaitu pada faktor gender dan subordinasi. Hal ini terjadi pada Sari yang
dilarang Gamal bekerja karena menurut keyakinan dia, tugas istri yaitu di
dalam rumah, menjaga anak, melayani suami dan lain-lain. Sari yang
sebelumnya dikenal sebagai ratu bisnis terpaksa harus rela statusnya
berubah menjadi ibu rumah tangga karena aturan dari Gamal. Berbeda
dengan Tata yang terpaksa menjadi ibu rumah tangga karena anaknya,
Faiz masih membutuhkan asupan ASI sehingga dia harus mengalah untuk
tidak bekerja demi merawat anaknya di rumah. Sedangkan Bia, dia merasa
97
justru seperti asistem pribadinya Mat Nur karena setiap Mat Nur syuting,
dia harus ikut menemani.
Apa yang dilakukan oleh Tata, Bia dan Sari sebenarnya sudah
benar. Apalagi pekerjaan seorang istri di rumah suaminya bukanlah
merupakan suatu kewajiban, akan tetapi sunah dan shodaqoh kepada
suami dan anak-anaknya. Ketimpangan di sini maksudnya karena Tata,
Bia dan Sari merasa tidak nyaman dengan perannya yang hanya sebagai
ibu rumah tangga saja. Karena memang keadaan mereka yang sebelum
menikah mempunyai kesibukan masing-masing. Seharusnya Gamal, Mat
Nur dan Ujul pun harus lebih memperhatikan lagi keadaan yang dialami
oleh istrinya. Mereka harus mendengarkan segala keluhan yang dirasakan
istrinya agar istri mereka tidak melakukan perbuatan secara diam-diam
lagi. Misalnya seperti pembagian peran dalam keluarga yang sangat
diperlukan dalam rangka membagi tanggung jawab antara anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan bersama yang saling
menguntungkan.
Gambar 17 : Bia Sedang Menemani Mat Nur Sambil Membalas Chat Pembeli
98
Secara umum, Islam memandang laki-laki dan wanita dalam posisi
yang sama, tanpa ada perbedaan. Masing-masing adalah ciptaan Allah
yang dibebani dengan tanggungjawab melaksanakan ibadah kepada-Nya,
menunaikan titah-titah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hampir
seluruh syariat Islam dan hukum-hukumnya berlaku untuk kaum Adam
dan kaum Hawa secara seimbang. Begitu pun dengan janji pahala dan
ancaman siksaan. Tidak dibedakan satu dengan yang lainnya. Masing-
masing dari mereka memiliki kewajiban dan hak yang sama dihadapan
Allah sebagai hamba-hamba-Nya. Berikut adalah petikan ayat al Qur`an
yang menjelaskan tentang pandangan Islam dalam hal ini :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baikdan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan” (QS. An-Nahl : 97).
Ini merupakan janji dari Allah SWT. bagi orang yang mengerjakan
amal shalih, yaitu baik laki-laki maupun perempuan yang hatinya beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya. Amal yang diperintahkan itu telah
disyari‟atkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang
99
baik di dunia dan akan memberikan balasan di akhirat kelak dengan
balasan yang lebih baik daripada amalnya. Kehidupan yang baik itu
mencakup seluruh bentuk ketenangan, bagaimanapun wujudnya.
Dari ayat di atas, jelaslah bahwa tidak ada perbedaan antara laki-
laki dan perempuan. Jika mereka mengerjakan kebaikan dalam keadaan
beriman kepada Allah, maka Allah pun akan mengganjarnya dengan
pahala yang berlipat ganda. Sama halnya dengan kehidupan antara suami
dan istri, tidak ada larangan bagi istri untuk melakukan perbuatan yang
baik untuk dirinya. Asalkan itu bisa bermanfaat untuk dirinya dan untuk
keluarga. Terutama dalam soal bekerja. Jadi, tidak ada diskriminasi,
subordinasi, stereo type dan kekerasan dalam Islam soal urusan pekerjaan
antara laki-laki dan perempuan. Semua diberikan kesamaan dan diberi
kesempatan untuk berlomba-lomba mengumpulkan kebaikan sebanyak-
banyaknya.
Namun demikian, bukan berarti kaum laki-laki dan wanita menjadi
sama dan setara dalam segala hal. Menyetarakan keduanya dalam semua
peran, kedudukan, status sosial, pekerjaan, jenis kewajiban dan hak sama
dengan melanggar kodrat. Karena, kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
bahwa antara laki-laki dan wanita terdapat perbedaan-perbedaan
mendasar, hingga jika kita melihat keduanya dengan kasat mata sekalipun.
Secara biologis dan kemampuan fisik, laki-laki dan perempuan jelas
berbeda. Begitu pun dari sisi sifat, pemikiran-akal, kecenderungan, emosi
dan potensi masing-masing juga berbeda.
Apalagi wanita dengan tabiatnya melakukan proses reproduksi,
100
mengandung, melahirkan, menyusui, menstruasi, sementara laki-laki tidak.
Adalah tidak adil jika kita kemudian memaksakan suatu peran yang tidak
sesuai dengan tabiat dan kecenderungan dasar dari masing-masing jenis
tersebut. Dalam Al-Qur‟an Surat An-Nisa„ ayat 34 :
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar” (an-Nisa‟: 34).
101
Pada ayat tersebut jelaslah pembagian tugas antara suami dan istri,
suami sebagai penanggung jawab, pelindung dan pemimpin bagi istri.
Dijelaskan pula di sini karena suami memiliki kelebihan dan memberi
nafkah, maka kewajiban istri adalah taat dan menjaga diri dan rumah
tangga suaminya serta memimpin anak-anaknya.
Oleh karena itu, yang digambarkan di film Hijab merupakan
contoh yang real berupa kehidupan rumah tangga sehari-hari dimana istri
merasa kurang dengan apa yang telah diberikan suaminya dan ingin
mencari pekerjaan juga guna membantu suami agar kebutuhan rumah
tangga mereka terpenuhi. Selain itu, kesombongan para suami yang
merasa bahwa mereka yang mencari nafkah, mereka lah yang menentukan
semua urusan. Pada film ini juga dijelaskan apa saja akibat yang harus
diterima karena melakukan sesuatu tanpa seizin suami. Oleh karena itu,
sebenarnya pada film ini bisa dijadikan bahan evaluasi masing-masing
untuk para istri maupun para suami.
Jika kita mengetahui hak-hak dan kewajiban masing-masing, maka
keadaan rumah tangga menjadi harmonis. Tetapi jika ada hak ataupun
kewajiban yang belum terpenuhi, maka kehidupan rumah tangga menjadi
tidak beres. Banyak yang disembunyikan karena merasa tidak enak untuk
mengungkapkannya. Karena itu, komitmen sangatlah perlu untuk saling
terbuka dalam hal apa pun guna menciptakan keadaan rumah tangga yang
harmonis.
102
C. Interpretasi
Berdasarkan hasil temuan dan analisis narasi yang telah dilakukan
oleh penulis berdasarkan film Hijab dan dengan wawancara sutradara film
Hijab. Maka penulis melihat terdapat nilai–nilai yang terdapat dalam film
Hijab.
Konsep gender pada film Hijab bermula pada kondisi
keseimbangan yang terjadi pada masing-masing keluarga, yaitu keluarga
Sari-Gamal, keluarga Tata-Ujul dan keluarga Bia-Mat Nur. Semua
berjalan baik-baik saja karena masing-masing masih menjalankan
perannya dengan baik di keluarga. Kemudian mulai terjadi gangguan saat
para istri ingin membuka usaha sendiri tanpa sepengetahuan suami.
Apalagi usaha yang mereka jalankan berjalan lancar dan sukses.
Kemudian sadar terjadinya gangguan karena para suami mengetahui
perubahan yang terjadi pada istri mereka. Gamal yang pertama menyadari
perubahan pada Sari, yaitu Sari yang lebih sering pergi keluar rumah.
Kemudian Ujul yang merasa Tata mempunyai dunianya sendiri, asyik
sendiri. Lalu Bia yang biasanya selalu menemani dan sigap untuk
melayani Mat Nur ketika syuting menjadi tidak fokus dan tidak sigap lagi
melayani Mat Nur. Konflik mulai muncul saat para suami akhirnya
mengetahui bahwa istri mereka mempunyai bisnis Hijab yang mereka
jalankan tanpa sepengetauan mereka. Akhirnya Gamal pergi dari rumah
dan tidak pulang selama 3 hari. Ujul dan Mat Nur pun melakukan hal yang
sama. Kemudian pada tahap upaya untuk memperbaiki gangguan dimulai
103
dari kepulangan Gamal ke rumahnya, di mana orang tua Sari dan orang tua
Gamal kebetulan berada di rumah Gamal untuk menegok keadaan Sari
yang ditinggal Gamal. Lalu Mat Nur dan Ujul pun datang ke kantor Bia
dan Tata. Mereka mengatakan siap membantu usaha istri mereka agar
lebih sukses lagi. Dan keadaan kembali ke kondisi seimbang.
Kemudian konsep gender yang digambarkan pada film Hijab
dalam perspektif Islam merupakan fakta yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Istri yang merasa jenuh selalu berada di rumah dan tidak bisa
mengeksplor dirinya merasa ingin berbuat sesuatu dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, Tata, Bia dan Sari tidak ingin selalu menunggu
suami memberi jatah bulanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membuat usaha hijab secara
diam-diam tanpa sepengetahuan suami mereka. Dalam Islam sebenarnya
tidak ada larangan istri untuk tidak boleh bekerja, asalkan pekerjaan
tersebut halal dan dia pun mendapat izin dari suami mereka. Hanya saja
pada film Hijab ini, apa yang para istri lakukan bisa dibilang salah karena
mereka membuka usaha hijab tanpa sepengetahuan suami mereka. Niat
mereka baik, yaitu untuk meringankan beban suami, tetapi hal ini menjadi
dianggap salah karena izin yang belum mereka dapatkan dari suami
mereka. Akhirnya para suami merasa terancam dan marah karena merasa
dirinya masih mampu untuk membiayai keluarganya. Hal inilah yang
menjadi konsekuensi yang harus diterima para istri karea perbuatan yang
mereka lakukan. Oleh karena itu, masing-masing dari suami dan istri
104
seharusnya bisa saling memahami dan mengerti keadaan pasangannya.
Karena pasti masing-masing diantara mereka mempunyai kebutuhan yang
diinginkan. Dan satu lagi yang perlu ditekankan yaitu tentang izin suami.
Karena bagaimana pun juga izin suami merupakan ketentuan yang harus
dilakukan istri setiap dia ingin melakukan suatu tindakan. Selama suami
tidak merestui, maka yang dilakukan akan sia-sia dan kita bisa lihat contoh
yang ada di film Hijab yaitu usaha hijab yang dilakukan para istri
mendapat banyak konflik karena dari awal mereka sudah tidak jujur
dengan pasangan mereka masing-masing.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep Narasi Todorov yaitu konsep keseimbangan, terjadinya gangguan,
kesadaran terjadinya gangguan, upaya memperbaiki gangguan dan kondisi
kembali seimbang merupakan konsep yang menjabarkan konsep gender pada film
Hijab. Konsep gender pada film Hijab bermula pada kondisi keseimbangan yang
terjadi pada masing-masing keluarga, yaitu keluarga Sari-Gamal, keluarga Tata-
Ujul dan keluarga Bia-Mat Nur. Semua berjalan baik-baik saja karena masing-
masing masih menjalankan perannya dengan baik di keluarga. Kemudian mulai
terjadi gangguan saat para istri ingin membuka usaha sendiri tanpa sepengetahuan
suami. Apalagi usaha yang mereka jalankan berjalan lancar dan sukses. Kemudian
sadar terjadinya gangguan karena para suami mengetahui perubahan yang terjadi
pada istri mereka. Gamal yang pertama menyadari perubahan pada Sari, yaitu Sari
yang lebih sering pergi keluar rumah. Kemudian Ujul yang merasa Tata
mempunyai dunianya sendiri, asyik sendiri. Lalu Bia yang biasanya selalu
menemani dan sigap untuk melayani Mat Nur ketika syuting menjadi tidak fokus
dan tidak sigap lagi melayani Mat Nur. Konflik mulai muncul saat para suami
akhirnya mengetahui bahwa istri mereka mempunyai bisnis Hijab yang mereka
jalankan tanpa sepengetauan mereka. Akhirnya Gamal pergi dari rumah dan tidak
pulang selama 3 hari. Ujul dan Mat Nur pun melakukan hal yang sama. Kemudian
pada tahap upaya untuk memperbaiki gangguan dimulai dari kepulangan Gamal
ke rumahnya, di mana orang tua Sari dan orang tua Gamal kebetulan berada di
106
rumah Gamal untuk menegok keadaan Sari yang ditinggal Gamal. Lalu Mat Nur
dan Ujul yang datang ke kantor Bia dan Tata. Mereka mengatakan siap membantu
usaha istri mereka agar lebih sukses lagi.
Dengan menjabarkan dan mengklasifikasikan adegan-adegan di film Hijab
dengan konsep Narasi Todorov, memudahkan untuk menganalisis dan
mengaitkannya ke dalam perspektif Islam. Konsep gender yang dibahas pada film
Hijab adalah mengenai para istri yang membuka usaha Hijab tanpa sepengetahuan
suaminya. Dalam perspektif Islam, apa yang telah dilakukan oleh Tata, Bia dan
Sari merupakan bentuk kebangkangan yang mereka lakukan kepada suami
mereka. Karena seharusnya, mereka meminta izin kepada suami mereka untuk
membuka usaha hijab online. Izin dari suami sangatlah penting agar apa yang
mereka lakukan juga bisa mendatangkan pahala untuk mereka. Kemudian Gamal,
Mat Nur dan Ujul pun memberikan pelajaran berupa pergi meninggalkan rumah.
Hal ini sudah benar, hanya saja sebaiknya tidak harus sampai meninggalkan
rumah, cukup di dalam rumah saja.
107
B. Saran
1. Kepada Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam agar bisa lebih
mengembangkan lagi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan film. Karena di
dalam setiap film terdapat makna yang terkandung yang bisa dijadikan pelajaran
buat kehidupan pribadi maupun khalayak. Selain meneliti makna yang
terkandung di dalam sebuah film tersebut, bisa juga dikaitkan dengan perspektif
Islam atau perspektif yang lain guna memperdalam penelitian kita.
2. Kepada Hanung Bramantyo agar bisa terus membuat film-film dengan
bertemakan kehidupan sehari-hari seperti film yang bertemakan tentang istri yang
menghadapi suami yang menganggur dan dibungkus dengan komedi. Memang
tidak semua orang menyukai film religi yang dikemas dengan komedi, tetapi
justru itu merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi untuk terus
menciptakan film-film berkualitas yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
108
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Alami, Y. (2002). Jenis Kelamin Tuhan. Yogyakarta: Yayasan Kajian dan
Layanan Informasi untuk Kedalautan Rakyat.
Al-Bantany, S. M. (n.d.). Uqudul Jain. Indonesia: Darul Ihya.
Al-Bar, M. A. (1998). Wanita Karir dalam Timbangan Islam: Kodrat
Kewanitaan, Emansipasi, dan Pelecehan Seksual. Jakarta: Pustaka Azzam.
Al-Jawi, S. M.-N.-B. (2013). Petunjuk Menuju Keluarga Sakinah: Kajian Kitab
Syarah Uqudullijain (Terjemah). Surabaya: Mutiara Ilmu.
Al-Qardhawi, Y. (2007). Fiqih Wanita. Bandung: Jabal.
Anam, F. K. (2009). Fikih Jurnalistik. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Apriani, D. (2014). Analisis Naratif Larangan Pacaran pada Buku Udah Putusin
Aja, Karya Felix Siauw. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
As-Sya'rawi, S. M. (2005). Fiqih Perempuan (Muslimah). Jakarta: Amzah.
Braston, G. a. (2012). The Media Student's Book. London and New York:
Routledge.
Danesi, M. (2014). Messages, Signs, and Meanings: A Basic Textbook in
Semiotics and Comunication Theory . Toronto: Canadian Scholar's Press.
Eriyanto. (2013). Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam
Analisis Teks Media. Jakarta: Jakarta Prenada Media Group.
Fakih, M. (1996). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Heryanto. (2009). Gender dalam Konstruksi Media. Purwokwerto: Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri.
Hubeis, A. V. (2010). Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB
Press.
Keraf, G. (2004). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moeloeng, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muis, A. A. (2001). Komunikasi Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nawawi, I. (2014). Riyadus Shalihin dan Penjelasannya (Terjemahan). Jakarta:
Ulumul Qura.
109
Nurlela. (2014). Sensivitas Gender Ustadzah Dedeh padaMateri Dakwahnya.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatulla Jakarta.
Rahmah, A. S. (2014). Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rosyadah pada Materi Dakwahnya. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Rahardjo, M. (2002). Relung-Relung Bahasa. Surabaya: Terbit Terang.
Sobur, A. (2001). Analisis Teks Media - Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotic dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sobur, A. (2014). Komunikasi Naratif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suhra, S. (2013). Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Quran dan
Implikasinya terhadap Hukum Islam.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Thwaites, T. (2009). Introducing Cultural and Media Studies . Yogyakarta:
Jalasutra.
Umar, N. (1999). Kodrat Perempuan dalam Islam. Jakarta: Lembaga Kajian
Agama dan Gender.
Umar, N. (2001). Argumen Kesetaraan Gender: Perspektif Al-Qur'an . Jakarta:
Paramadina.
Umar, N. (2014). Ketika Fikih Membela Perempuan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
2. Website
Perempuan Berkalung Sorban,
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perempuan_Berkalung_Sorban diakses pada 19
Juni 2016
Daftar Film Kontroversial Hanung Bramantyo, http://infoheboh.com/daftar-film-
kontroversial-hanung-bramantyo/ diakses pada 24 Mei 2016
Film-Film Kontroversial Hanung Bramantyo,
http://m.detik.com/hot/movie/2138149/film-film-kontroversial-hanung-bramantyo-
/2#detailfoto diakses pada 24 Mei 2016
Film Hijab Dikritik Putri Amien Rais, Ini Jawaban Zaskia Mecca,
http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/01/29/film-hijab-dikritik-putri-amien-
rais-ini-jawaban-zaskia-mecca diakses pada 21 April 2016
110
Film Hijab Lecehkan Islam, Hanung Dicap JIL,
http://www.jpnn.com/read/2015/01/29/284410/Film-Hijab-Lecehkan-Islam-
Hanung-Dicap-Anggota-JIL-diakses pada 21 April 2016
111
LAMPIRAN
112
113
Transkip Wawancara dengan Haikal Kamil (Produser Film Hijab)
1. Konsep awal film Hijab ini murni ide dari Kak Zaskia atau ada campuran ide
dari Mas Hanung?
Jadi, ide awal film ini dari Mas Hanung ngeliat kehidupannya Kak Zaskia, ketika
Kak Zaskia membuka butik yang bernama Meccanism, 3 tahun lalu, dan
kehidupan ketika Kak Zaskia memiliki butik itu cukup berubah dari segi pola
hidup, kebiasaan sampe ke penghasilannya berubah. Menurut Mas Hanung,
kayaknya fenomena ini engga cuma dialami oleh Kak Zaskia karena sekarang lagi
booming yang namanya e-commerce dan fashion hijab. Akhirnya Mas Hanung
yang melontarkan ide, kenapa sih engga kita bangun film yang bertemakan cerita
tentang kamu? Yaudah akhirnya kita bikin film yang ceritanya insprired by true
event, dari kejadian-kejadian yang dialami Kak Zaskia dan teman-teman di
butiknya.
2. Trus kalo film Hijab ini sebenernya film komedi atau film dakwah yang
dikemas dengan komedi?
Jadi film Hijab ini lebih ke drama komedi si, konsepnya memang bukan film
religi. Ketika ada unsur religi di dalamnya, ya itu memang unsur kehidupan yang
memang ga bisa dilepaskan dari kemanusiaan. Isu yang diangkat sebenernya
bukan tentang hijab, tapi isunya adalah ketika wanita mempunyai penghasilan
lebih besar dari pria dan bagaimana cara pria menyikapinya? Dan kayaknya isu itu
sangat relevan karena banyak banget saat ini wanita yang bekerja dan lebih sukses
kariernya dari pria. Dan memang menurut kami, Dapur Film, Film itu merupakan
114
sebuah cerminan kehidupan. Oleh karena itu, kalo ada statement yang
bermunculan, itu balik lagi ke pribadi masing-masing yang mempunyai perspektif
berbeda-beda.
3. Trus di awal cerita film hijab itu kan diceritakan alasan berhijab dengan
berbeda-beda, apakah memang konsepnya seperti itu atau bagaimana?
Iya si, karena memang sekarang hijab itu lagi tren, jadi ga bisa dipungkiri alesan
wanita berhijab itu memang macem-macem. Tapi memang dari 4 orang itu, ada
yang pertama, dia ngerasa terjebak ketika dia masuk ke seminar pemantapan
iman, kan ada seorang ustadzah juga disitu. Itu cerita real sebenernya. Kak Zaskia
awal mula berhijab karena itu. Awalnya dia ngerasa terjebak, tapi terjebak dalam
kebaikan dan akhirnya karena memberikan dampak yang baik buat dia dan
lingkungan sekitarnya, akhirnya dia terusin.
4. Soal feminisme di film hijab?
Kalo menurut saya, dulu ketika wanita bekerja itu dianggap sebagai sesuatu yang
tabu. Tapi sekarang realitanya memang banyak banget wanita yang bekerja dan
dia menjadi tulang punggung keluarga. Dan gimana cara film Hijab menyikapi
itu? Disini kita punya 4 karakter dan memang masing-masing karakter ini, suami
mereka memperlakukan mereka berbeda-beda. Ada Bia, yang suaminya seorang
artis sinetron yang tidak membatasi ketika dia berkarier. Tapi ketika Bia menjadi
lebih sukses dari suaminya yaitu Mat Nur, maka Mat Nur pun merasa terancam.
Begitu pula semua laki-laki yang ada di film ini, semua merasa terancam. Tapi
memang penilaiannya berbeda dari masing-masing tokoh dan itu memang yang
115
ada di masyarakat. Dan memang yang kita tampilkan disini dari 4 karakter, satu
karakter menolak wanita bekerja dan tiga lainnya membolehkan wanita bekerja.
Foto Bersama Haikal Kamil (Produser Film Hijab)