analisis pemahaman konsep dalam menyelesaikan … · kata pengantar tiada kata yang terindah...
TRANSCRIPT
22
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP DALAM MENYELESAIKAN SOAL
POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP PESANTREN GUPPI
SAMATA KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
A. NURUL AINUN
NIM 10536 5098 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan,
Tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan,
Agar tidak terjadi kesalahan lagi.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
untuk mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
ABSTRAK
A.Nurul Ainun, 2019. Analisis Pemahaman Konsep dalam Menyelesaikan
Pola Bilangan pada Siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata
Kabupaten Gowa. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Bapak H. Djadir. dan Pembimbing II Ibu Mutmainnah.
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa siswa masih kurang memahami
konsep pembelajaran matematika dalam menentukan pola bilangan. Ada beberapa
masalah yang dapat dijadikan indikasi sebagai penyebab kenapa sebagian siswa
belum secara maksimal memahami konsep pada pelajaran matematika khususnya
dalam menyelesaikan soal pola bilangan, antara lain: Siswa masih pada tahap
belajar, siswa menganggap bahwa materi sebelum dan sesudahnya yang telah
diberikan itu menggunakan cara yang sama, dan siswa masih kurang berlatih soal.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berinisiatif melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui pemahaman konsep dalam menyelesaikan soal pola bilangan
pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif . Subjek penelitian yaitu
sebanyak 23 orang dimana 6 orang siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata
dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan matematikanya untuk wawancara.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes tertulis dan wawancara.
Tes terulis berupa soal-soal pemahaman konsep yang berjumah 3 butir soal
berbentuk uraian dan 1 butir soal untuk 6 subjek siswa yang akan diwawancarai
guna untuk lebih mendalami pemahaman konsep siswa. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep masih sangat kurang hanya menggunakan informasi berupa
angka yang terdapat dalam soal saja, namun tidak dapat memanfaatkan
prosedur atau operasi tertentu dalam algoritma pemecahan masalah. Hasil
persentase indikator pemahaman konsep tidak terlalu jauh. Indikator pemahaman
konsep matematika siswa pada materi pola bilangan yang lebih menonjol adalah
pemahaman konsep indikator satu. Sedangkan tiga indikator terendah adalah
indikator lima , enam, dan tujuh. Hal ini karena indikator lima, enam dan tujuh
memiliki tingkatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan keempat
indikator lainnya.
Kata kunci: kemampuan pemahaman konsep
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang terindah melebihi segala puji dan syukur atas kehadirat
Allah SWT., atas segala rahmat dan petunjuk-Nya yang dilimpahkan kepada
penulis mulai dari pra penelitian sampai penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikam skripsi ini dengan judul “Analisis
Pemahaman Konsep Dalam Menyelesaikan Soal Pola Bilangan Pada Siswa
Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa” Skripsi ini
dibuat sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Serjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penyelesaian ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
semua pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan terima kasih setulus-setulusnya dan setinggi-tingginya kepada
Ayahanda tercinta Zainal Abidin dan Ibunda tercinta Agustina, yang telah
memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan, nasehat, motivasi, dan dukungan
yang tiada hentinya dan tak ternilai harganya kepada penulis.
Selain itu, penulis hanturkan penghormatan dan penghargaan setinggi-
tingginya serta ucapan terimakasih kepada :
1. Ayahanda Prof. Dr. H. Rahman Rahim, MM., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Ayahanda Drs. Muhammad Yamin Wahab, M.Pd, selaku Penasehat
Akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis
selama menempuh perkuliahan.
6. Ayahanda Dr. H. Djadir, M.Pd. dan Ibunda Mutmainnah, S.Pd., M.Pd., selaku
dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing, menasehati, dan
memotovasi penulis selama menyusun skripsi ini.
7. Ibunda Sri Satriani, S.Pd., M.Pd., dan Ayahanda Abdul Gaffar, S.Pd., M.Pd.,
selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap
instrumen penelitian.
8. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.
9. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani
dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.
10. Ayahanda Amri, S.Pd., M.M., selaku Kepala SMP Pesantren Guppi Samata
Kabupaten Gowa yang telah membantu penelitian dalam hal pemberian izin
penelitian.
11. Ibu Nurhikmah, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika SMP
Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa yang telah membantu peneliti
selama proses penelitian.
12. Siswa-siswi kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa yang
telah bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian ini.
13. Teman-teman angkatan 2015 di Pendidikan Matematika khususnya Wana
Herdiyana, Sasmita Indriani, Alfi Nurkhauly, Rifani Almadiyanti, Mita
Astuti, Nirmala Dewi dan Nur Ainan Alfi yang menjadi sahabat yang
bersedia menemani peneliti selama proses penelitian, untuk bantuannnya
dalam memberikan ide dan motivasi selama penyusunan skripsi ini, juga
untuk persahabatan yang luar biasa.
14. Wardiansyah yang selalu membantu dan memberi motivasi setiap harinya
dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Seluruh pihak yang telah memberi saran, kritik, dan dukungan selama ini,
yang penulis tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga
segala bantuan dan kerjasamannya dapat menjadi amal ibadah disisi Allah
SWT.
Tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu meskipun penulis telah
berusaha secara maksimal untuk menyajikan skripsi ini dengan sempurna, namun
tetap saja skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan baik dari segi bahasa,
sistematika penulisan, maupun isi yang terkandung didalamnya. Olehnya itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga skripsi ini
lebih terarah kepada kesempurnaan.
Makassar, September 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Konsep Matematika ................................................... 8
1. Pengertian Matematika .............................................................. 8
2. Konsep Matematika ................................................................... 9
3. Pemahaman Konsep Matematika ............................................... 10
B. Analisis Pemahaman Konsep .......................................................... 12
C. Indikator Pemahaman Konsep ........................................................ 14
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep .............. 16
E. Penelitian Relevan .......................................................................... 17
F. Pola Bilangan .................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 22
C. Subjek Penelitian ............................................................................ 22
D. Prosedur Penelitian ......................................................................... 26
E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 27
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 28
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 28
H. Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 33
1. Paparan Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pola Bilangan dan Data
Hasil Wawancara Pada Siswa Kategori Sangat Tinggi ................ 37
2. Paparan Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pola Bilangan dan Data
Hasil Wawancara Pada Siswa Kategori Sedang ........................... 56
3. Paparan Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pola Bilangan dan Data
Hasil Wawancara Pada Siswa Kategori Sangat Rendah ............... 73
B. Pembahasan ................................................................................... 86
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 94
B. Saran ............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 96
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kegiatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Pendidikan
tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih
ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh
sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Peserta didik harus dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang memungkinkannya untuk mandiri, sehingga dapat memberikan kontribusi
yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara. Hal ini akan dapat
terwujud jika dilakukan melalui proses pengajaran dengan strategi pelaksanaan
melalui : (1) bimbingan yaitu pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat, dan
penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan, dan menanggulangi
masalahnya sendiri ; (2) pengajaran yaitu bentuk kegiatan dimana terjalin
hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan
dan peserta didik ; dan (3) pelatihan yaitu sama dengan pengajaran khususnya
untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
1
Salah satu pengetahuan dalam pendidikan yang mampu mengembangkan
daya pikir manusia adalah pengetahuan matematika. Matematika merupakan ilmu
yang mendasar, dan merupakan ratu bagi ilmu-ilmu lain, sehingga matematika
mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi.
Matematika juga modal awal seseorang dalam terjun ke masyarakat, pemikiran
rasional dan logis yang didapat setelah belajar matematika dapat digunakan dalam
menghadapi situasi sosial di masyarakat. Oleh karena itu memberikan pengajaran
matematika di sekolah menjadi sangat penting, karena matematika bersifat
universal artinya dimanapun sesorang berada maka rumusan matematika akan
berlaku sama.
Matematika merupakan salah satu materi ajar yang berkaitan dengan
mempelajari ide-ide atau konsep yang bersifat abstrak. Hal ini membuat siswa
beranggapan bahwa matematika merupakan materi ajar yang sulit.
Pemahaman siswa terhadap materi konsep-konsep matematika masih rendah. Hal
ini terlihat dalam menyelesaikan suatu permasalahan, siswa selalu menyelesaikan
permasalahan tersebut runtut sama seperti cara atau langkah-langkah penyelesaian
yang diberikan oleh guru. Siswa tidak memahami langkah-langkah atau konsep
penyelesaian suatu permasalahan tetapi menghafal langkah-langkah
penyelesaiannya, sehingga apabila permasalahan mengalami perubahan namun
inti permasalahannya sama, siswa kurang mampu menyelesaikan masalah
tersebut.
Permasalahan di atas juga dijumpai di dalam pembelajaran matematika di
SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa . Berdasarkan hasil pengamatan,
tingkat pemahaman konsep yang ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal secara tepat, kemampuan siswa
dalam menerapkan konsep secara tepat, kemampuan siswa memberi tanggapan
tentang jawaban siswa lain dan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan
materi yang meliputi mendefinisikan konsep, menemukan sifat-sifat dari konsep
dan memberikan contoh dan non contoh dari konsep masih rendah.
Dalam pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan konsep
atau pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa. Harus terdapat keterkaitan
antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan
karena suatu konsep menjadi pra syarat bagi konsep yang lain. Terutama pada
mata pelajaran matematika yang memuat banyak ide, struktur, hubungan, bentuk,
susunan, besaran dan konsep. Sebagaimana yang dikemukakan Hudoyono
(Herwandi: 2017) berkaitan dengan pemahaman konsep, prinsip keterampilan
menyelesaikan soal, dan penyelesaian masalah, bahwa:
”Mempelajari konsep B yang didasarkan pada konsep A, seharusnya perlu
memahami lebih dahulu konsep A, karena tanpa memahami konsep A,
tidak mungkin orang itu memahami konsep B”.
Maka pemahaman konsep adalah suatu proses dalam memperoleh
pengetahuan seseorang secara mendalam terhadap informasi suatu objek melalui
pengalaman. Karena memahami konsep bukan hanya dengan menghafal namun
dengan mempelajari contoh-contoh konkret sehingga siswa mampu
mendefinisikan sendiri suatu informasi.
Ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa dalam mata
pelajaran matematika, salah satu bahan kajian itu adalah pola bilangan. Namun
dalam kondisi ini pemahaman konsep pada materi pola bilangan masih
belum optimal khususnya di SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa.
Kurang optimalnya pemahaman siswa tentang konsep dikarenakan
kemampuan terhadap pengetahuan konseptual belumlah maksimal, yaitu
sebatas mengingat. Hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa disekolah
tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Pesantren Guppi Samata
melalui wawancara dengan Ibu Nurhikmah selaku guru matematika di sekolah
tersebut, diperoleh bahwa siswa masih kurang memahami konsep dalam
menentukan pola bilangan. Selain itu daya tangkap siswa dalam memperoleh
pelajaran berbeda-beda sehingga beberapa siswa yang pernah diajar masih ada
yang bingung dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pola
bilangan, namun ada banyak siswa yang juga sudah menguasai konsep pola
bilangan. Materi pola bilangan adalah salah satu materi prasyarat untuk
mempelajari materi barisan dan deret pada jenjang SMA. Oleh karena itu, sangat
disayangkan jika ternyata siswa masih melakukan banyak kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal pola bilangan.
Ada beberapa masalah yang dapat dijadikan indikasi sebagai penyebab
kenapa sebagian siswa belum secara maksimal memahami konsep pada pelajaran
matematika khususnya dalam menyelesaikan soal pola bilangan, antara lain: (1)
Siswa masih pada tahap belajar, belum sampai pada tahap pemahaman maupun
analisis. Siswa menganggap bahwa materi sebelum dan sesudahnya yang telah
diberikan itu menggunakan cara yang sama, (2) siswa masih kurang berlatih soal.
Jadi, ketika diberikan sebuah permasalahan yang lebih baru dan belum pernah
dikerjakan sebelumnya, ia merasa kesulitan dalam mengerjakan soal, dan (3)
Materi menerapkan pola bilangan belum dikuasai oleh sebagian siswa. Apalagi
jika pemberian soal yang diberikan agak berbeda dengan model contoh soal yang
telah diberikan sebelumnya oleh guru, siswa agak susah atau bingung dalam
menyelesaikannya.
Inna Rohmatun Kholidah (2018) menyatakan bahwa terdapat siswa yang
mampu menjelaskan pemahaman konsep yang diajarkan namun siswa kesulitan
dalam menggunakan operasi/rumus dalam menyelesaikan soal. Selain itu terdapat
siswa yang mampu menggunakan opreasi/rumus namun masih kesulitan dalam
menjelaskan maupun memberikan contoh dari pemahaman konsep pada materi
yang diajarkan. Oleh karena itu pemahaman konsep matematika sangat perlu
dimiliki secara maksimal terutama dalam menyelesaikan soal matematika pada
materi pola bilangan.
Pola bilangan adalah salah satu pokok bahasan yang memiliki peran sangat
penting di kehidupan. Banyak hal dalam kegiatan di sekitar kita yang
berhubungan dengan penerapan pola bilangan. Misal pola penataan rumah, pola
penataan kursi di stadion, pola nomor buku di perpustakaan, dan sebagainya.
Dengan memahami pola bilangan, kita bias menata banyak hal dengan lebih
teratur. Bahkan dalam pelaksanaan Tes Potensi Akademik, akan banyak dijumpai
soal terkait pola bilangan. Hal itu berarti pola bilangan juga menjadi tolok ukur
dalam menentukan kemampuan akademik seseorang.
Berdasarkan uraian di diatas, bahwa pemahaman konsep pada materi pola
bilangan sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Karena itu diperlukan upaya
untuk menyelidiki, mengetahui dan memberikan gambaran tentang pemahaman
konsep siswa, agar menjadi dasar dalam upaya untuk terus meningkatkan
kemahiran matematika siswa. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Pemahaman Konsep dalam Menyelesaikan
Soal Pola Bilangan pada Siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata
Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka fokus penelitian dalam
penelitian ini adalah bagaimana pemahaman konsep dalam menyelesaikan soal
pola bilangan pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman konsep dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pendidikan matematika yang bekaitan dengan
pemahaman konsep, serta dapat memberikan kontribusi dalam membuka
wawasan dan wacana pemikiran tentang peningkatan kualitas pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi beberapa manfaat sebagai
berikut:
a. Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada guru dan sekolah
tentang pemahaman konsep yang dimiliki siswa, sehingga akan menjadi
acuan untuk merancang pembelajaran. Secara tidak langsung siswa akan
terbantu untuk meningkatkan pemahaman konsep.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi
peneliti lain, utamanya yang terkait dengan pemahaman konsep dalam
menyelesaikan soal matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Konsep Matematika
1. Matematika
Berdasarkan etimologi (Rojak: 2017), matematika adalah ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan cara bernalar. Namun bukan berarti ilmu pengetahuan lain
tidak diperoleh dengan cara bernalar, akan tetapi dalam matematika lebih
menekankan aktivitas dalam penalaran, sedangkan ilmu pengetahuan yang lain
berdasarkan hasil observasi atau eksperimen di samping bernalar. Matematika
terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses
dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia
secara empiris, kemudia pengalaman tersebut diproses berdasarkan nalar,
selanjutnya diolah secara analisis dan sintesis sehingga terbentuklah struktur
kognitif yang nantinya menjadi kesimpulan berupa konsep-konsep matematika.
Hamzah dan Muhlisrarini (Zaerani dkk: 2017), menerangkan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika terkait mengenai bentuk, susunan besaran,
dan konsep-konsep hubungan lain yang jumlahnya banyak dan terbagi kedalam
tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Matematika memegang peran
penting dalam mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
kemampuan berpikir kritis pada siswa. Selain itu pembelajaran matematika dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, memberikan banyak manfaat dalam
penyelesaian masalah sehari-hari, dan sangat mendukung perkembangan ilmu
8
pengetahuan. Oleh karena itu matematika merupakan ilmu dasar yang harus
dikuasai.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang definisi dan deskripsi matematika di
atas, benar-benar menunjukkan begitu luasnya objek kajian dalam matematika.
Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang terdiri
atas beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dengan beberapa disiplin ilmu
yang lain dan dalam proses penyelesaiannya membutuhkan pemikiran secara
logis.
2. Konsep Matematika
Dalam pengertian konsep matematika, Hudojo (Ujan: 2017), mendefinisikan
konsep matematika merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan kita
mengklasifikasikan objek-objek dan peristiwa-peristiwa kedalam ide abstrak
tersebut (konsep matematika).
Bell (Pemu: 2017) mengemukakan bahwa konsep dalam matematika adalah
ide abstrak yang memungkinkan kita untuk dapat mengklasifikasikan
(mengelompokkan) objek atau kejadian, dan menerangkan apakah objek atau
kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide tersebut. Misalnya,
segitiga adalah nama suatu konsep abstrak, yang dengan konsep ini sekumpulan
objek dapat digolongkan sebagai contoh segitiga atau bukan segitiga.
Konsep-konsep dalam matematika pada umumnya disusun dari fakta-fakta
dan konsep-konsep terdahulu. Sedang untuk menunjukkan sesuatu konsep
tertentu, digunakan batasan atau definisi (Pemu: 2017). Karena karakteristik
materi matematika yang hirarkis, maka suatu konsep dalam matematika pada
umumnya digunakan secara berkesinambungan untuk menjelaskan konsep-konsep
yang lain.
3. Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman konsep adalah pengetahuan secara menyeluruh terhadap
konsep dasar matematika beserta dasar dibalik algoritma tersebut.
Pemahaman konsep merupakan situasi dimana siswa menemukan dan
membuktikan sendiri suatu konsep tanpa proses hafalan. Ghazali & Zakaria
(Nurafni, dkk: 2018) menjelaskan bahwa pemahaman konsep memungkinkan
siswa untuk memecahkan masalah matematika dalam berbagai bentuk dan
aturan baru. Siswa dengan pengetahuan konseptual tingkat tinggi mampu
memecahkan masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya
Pemahaman konsep merupakan unsur penting dalam belajar matematika.
Menurut Sanjaya (Herwandi: 2017) mengatakan bahwa yang dimaksud
pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah
materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat
sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam
bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu
mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Suatu konsep yang dikuasai siswa semakin baik apabila disertai dengan
pengaplikasian. Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran
matematika. Herman (Herwandi: 2017) menyatakan bahwa belajar matematika itu
memerlukan pemahaman terhadap konsep-konsep, konsep-konsep ini akan
melahirkan teorema atau rumus. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus
ditekankan ke arah pemahaman konsep.
Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan
landasan yang sangat penting untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah
matematika maupun permasalahan sehari-hari. Zulkardi (Nurafni dkk: 2018)
menyatakan bahwa “pelajaran matematika menekankan pada pemahaman
konsep”, artinya dalam mempelajari matematika, siswa harus memahami
konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan
mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam dunia nyata (Herawati:
2010) (Nurafni dkk: 2018)
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa kemampuan pemahaman konsep
menginginkan siswa mampu memanfaatkan atau mengaplikasikan apa yang telah
dipahaminya ke dalam kegiatan belajar. Jika siswa telah memiliki pemahaman
yang baik, maka siswa tersebut siap memberi jawaban yang pasti atas pernyataan-
pernyataan atau masalah-masalah dalam belajar.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan definisi pemahaman
konsep matematika adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengemukakan kembali konsep, teorema, sifat, serta ukuran-ukurannya dan
hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya baik dalam bentuk ucapan
maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-benar mengerti
apa yang disampaikan.
B. Analisis Pemahaman Konsep
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahuikan keadaan yang sebenarnya. Menurut Herman
(Qausar, 2013: 132) bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap kemudian
masalah tersebut dipecahkan sehingga dapat menjawab permasalahan tersebut
untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas yang di maksud analisis dalam penelitian ini
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan yang dimiliki
siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
Copeland (Rojak, 2017: 17) membedakan pemahaman konsep menjadi dua
yaitu, antara pemahaman konsep yang rutin siswa kerjakan berdasarkan latihan
soal yang diulang secara terus menerus, dengan pemahaman konsep dimana siswa
dengan sadar mengetahui apa yang diselesaikan dalam mengerjakan soal dengan
tingkatan yang lebih rumit.
Sedangkan menurut Polya (Rojak, 2017: 17-18) membedakan pemahaman
konsep menjadi empat yaitu, pemahaman mekanikal merupakan
pengetahuan/konsep yang sudah melekat, sehingga dapat diterapkan secara rutin
oleh siswa. misalnya saja operasi hitung pada bilangan bulat atau konsep
sederhana lainnya. Pemahaman induktif merupakan pola pikir dalam
menyelesaikan suatu masalah berdasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus.
Misalnya pada materi barisan dan deret, untuk menentukan pola ke-n bilangan
genap, siswa dapat memulainya dari percobaan 2x1 = 2 , 2x2 = 4, 2x3 = 6. Hingga
akhirnya didapat kesimpulan, untuk menentukan pola ke-n bilangan genap adalah
2xn = 2n. Pemahaman rasional merupakan pola pikir siswa dalam menyelesaikan
masalah melalui pembuktian yang logis. Misal siswa dapat membuktikan rumus
permukan tabung melalui jaring-jaring tabung. Pemahaman intuitif merupakan
pola pikir siswa dalam menyelesaikan masalah dengan cara memperkirakan
kebenaran suatu masalah tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.
Berbeda dengan Skemp dan Copeland (Rojak: 2017) Bloom mencoba
menjabarkan lebih rinci antara pemahaman konsep yang hanya berupa hafalan,
dengan pemahaman konsep yang secara sadar siswa kerjakan dalam
menyelesaikan masalah. menerjemahkan, mengklasifikasikan, dan memberikan
contoh menjadi kemampuan yang hanya sekedar hafalan. Sedangkan empat
lainnya, yaitu: memberikan gambaran tentang kesimpulan yang logis, meringkas,
mendeteksi hubungan antara dua ide atau konsep, mengkonstruksi model sebab
akibat. Menjadi tahapan siswa bukan lagi hanya sekedar menghafal, namun sudah
dengan sadar mengetahui bagaimana dan mengapa prosedur tersebut digunakan
dalam menyelesaikan masalah.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan pemahaman konsep matematika adalah
kemampuan siswa untuk menerangkan suatu hal secara mendalam tentang sebuah
konsep, sehingga mengharuskan siswa membangun sendiri pengetahuan dalam
benaknya, dan bukan hanya sekedar menghafal, melainkan harus dapat
menemukan kembali asal-usul sebuah konsep, dapat menjelaskan sebuah konsep
dengan baik, dapat membedakan antara konsep satu dengan konsep yang lainya,
dan pada akhirnya dapat menggunkan sebuah konsep dalam menyelesaikan
sebuah masalah, serta mampu mengatikan antara konsep satu dengan konsep
lainnya.
C. Indikator Pemahaman Konsep
Menurut Sanjaya (Herwandi: 2017) indikator yang termuat dalam
pemahaman konsep diantaranya:
1) Mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya
2) Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta
mengetahui perbedaan,
3) Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau
tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut,
4) Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur,
5) Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang
dipelajari,
6) Mampu menerapkan konsep secara algoritma,
7) Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.
Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11
November 2001 (Herwandi: 2017) tentang rapor diuraikan bahwa indikator siswa
memahami konsep matematika adalah mampu:
1) Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu kemampuan siswa untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya,
2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya), yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengelompokkan objek
menurut sifat-sifatnya,
3) Memberikan contoh dan non contoh dari konsep, yaitu kemampuan siswa
dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi yang telah
dipelajari,
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, yaitu
kemampuan siswa menggambar atau membuat grafik, membuat ekspresi
matematis, menyusun cerita atau teks tertulis,
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, yaitu
kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu atau cukup suatu konsep
yang terkait,
6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu, yaitu kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai
dengan prosedur, dan
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah, yaitu
kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian ini, untuk mengukur indikator kemampuan menyatakan
ulang sebuah konsep, siswa diminta untuk menyatakan ulang sebuah konsep
yang telah dipelajari dengan menggunakan bahasa sendiri, dan siswa juga
dapat diminta untuk menyebutkan nama-nama dari konsep yang ditunjukkan
melalui gambar. Pada kemampuan memberikan contoh dan non contoh, siswa
dapat diminta untuk menyebutkan dan menuliskan contoh yang lain atau
dengan menyebutkan contoh yang benar dan contoh yang salah. Pada
kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika, siswa dapat diminta memaparkan suatu objek dalam bentuk
gambar, bisa juga dengan meninta siswa untuk menuliskan kalimat
matematika dari suatu konsep. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur tertentu dapat dilihat pada saat siswa mengerjakan soal dengan
benar dengan langkah-langkah yang tepat. Dan dalam kemampuan
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah, dapat
dilihat pada saat siswa mengerjakan soal, apakah siswa telah menggunakan
konsep pada materi serta menggunakan langkah-langkah yang tepat dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep
Keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Ngalim Purwanto (Herwandi: 2017) mengungkapkan bahwa
berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam faktor.
Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu,
yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk
faktor sosial ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.
Selain faktor tersebut, pemahaman konsep dipengaruhi oleh psikologis siswa.
Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi matematika yang dipelajari
karena tidak adanya usaha yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-
soal yang diberikan guru. Siswa lebih mengharapkan kepada penyelesaian dari
guru, hal ini memperlihatkan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah.
E. Penelitian yang relevan
1. Inna Rohmatun Kholidah dkk ,2018. Analisis Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Kelas V Dalam Menyelesaikan Soal Di SD Negeri
Gunturan Pandak Bantul Tahun Ajaran 2016/2017
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh simpulan
terkait dengan pemahaman konsep bangun ruang dalam menyelesaikan soal
siswa kelas V di SDN Gunturan. Persentase pemahaman konsep bangun
ruang yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal sebesar 50,91%.
Persentase menyatakan ulang konsep bangun ruang yang dimiliki siswa
dalam menyelesaikan soal sebesar 68.35%. Persentase tersebut diperoleh
dari akumulasi persentase sub indikator menjelaskan pengertian bangun
ruang sebesar 69.15%. Menjelaskan hubungan antara bangun ruang
sebesar 73.40% . Menjelaskan syarat syarat bangun ruang sebesar
73.40%. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sebesar 57.45%. Persentase
mengklasifikasikan dan memberi contoh/bukan contoh bangun ruang
yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal sebesar 50.80%.
Persentase tersebut diperoleh dari akumulasi persentase sub indikator
mengelompokan sesuai dengan syarat bangun ruang sebesar 41.49%.
Mengelompokan sesuai sifat bangun ruang sebesar 43.62%. Memberikan
contoh/bukan contoh sesuai syarat bangun ruang sebesar 70.74%.
Memberikan contoh/bukan contoh sesuai sifat bangun ruang sebesar
47.34%. Persentase memanfaatkan operasi hitung bangun ruang yang
dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal sebesar 33.59%. Persentase
tersebut diperoleh dari akumulasi persenta se sub indikator
menggunakan operasi hitung yang sesuai dengan sifat/syarat bangun
ruang sebesar 36.17%. Menggunakan operasi sesuai masalah yang
dihadapi sebesar 31.00%
2. Abdul Rojak, 2017. Analisis Pemahaman Konsep Pada Materi Perbandingan
Siswa SMP.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemahaman konsep siswa pada materi perbandingan kelas VII SMP Negeri
13 Tangerang Selatan dalam menjawab tes berbentuk uraian adalah 12,31 dari
skor ideal 30 atau dapat dikatakan siswa hanya mampu menjawab 41,03%.
Hal ini menyebabakan kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi
perbandingan masuk dalam kategori kurang. Kemampuan menemukan
kembali suatu konsep, memberikan contoh dan bukan contoh, dan
mengidentifikasi suatu konsep dengan cara yang tepat, berada pada
kategori cukup baik. Sedangkan kemampuan mendefinisikan suatu
konsep dengan kalimat sendiri, menggunakan, memanfaatkan suatu
konsep, mengaplikasikan konsep, serta mampu mengaitkan berbagai
konsep, berada pada kategori kurang. Indikator yang paling dikuasai
siswa adalah menemukan kembali suatu konsep sedang yang paling
tidak dikuasi siswa adalah kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur suatu konsep. Sebanyak 9 siswa masuk dalam
kelompok tinggi dengan kemampuan pemahaman konsep sangat baik.
Sedangkan sebanyak 7 siswa dengan kemampuan pemahaman konsep
masih sangat kurang masuk dalam kelompok rendah. Sisanya 38 siswa masuk
dalam kelompok sedang dengan kemampuan pemahaman kosep masih
kurang. Sebagai temuan dalam penelitian ini, siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep masih sangat kurang hanya menggunakan informasi
berupa angka yang terdapat dalam soal saja, namun tidak dapat
memanfaatkan prosedur atau operasi tertentu dalam algoritma pemecahan
masalah.
3. Intan Ayu Setyorini dkk, 2017. Analisis Pemahaman Konsep Siswa Terhadap
Materi Pokok Statistika Ditinjau Dari Kebiasaan Belajar Matematika pada
Siswa Kelas XII Ips 1 SMA Negeri 6 Surakarta
Tahun Pelajaran 2016/2017
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut. Pada
kategori kebiasaan belajar matematika tinggi, siswa mencapai tingkat
memahami sepenuhnya ketika menentukan rata-rata dan simpangan
baku, memahami sepenuhnya atau miskonsepsi tertentu ketika menentukan
kuartil atas dan kuartil bawah, memahami sebagian atau memahami
sebagian dengan miskonsepsi tertentu ketika menentukan data mana yang
lebih menyebar jika dilihat dari rata-rata dan simpangan kuartilnya, dan
tingkat memahami sebagian dengan miskonsepsi tertentu ketika
menentukan data mana yang lebih menyebar jika dilihat dari rata-rata dan
simpangan bakunya. Pada kategori kebiasaan belajar matematika sedang,
siswa mencapai tingkat memahami sepenuhnya ketika menentukan rata-
rata dan simpangan baku, memahami sepenuhnya atau miskonsepsi
tertentu ketika menentukan kuartil atas dan kuartil bawah, miskonsepsi
tertentu atau memahami sebagian dengan miskonsepsi tertentu ketika
menentukan data mana yang lebih menyebar jika dilihat dari rata-rata dan
simpangan kuartilnya, dan tingkat miskonsepsi tertentu ketika menentukan
data mana yang lebih menyebar jika dilihat dari rata-rata dan simpangan
bakunya. Pada kategori kebiasaan belajar matematika rendah, siswa
mencapai tingkat memahami sepenuhnya ketika menentukan rata-rata dan
simpangan baku, miskonsepsi tertentu ketika menentukan kuartil atas dan
kuartil bawah, tidak memahami ketika menentukan data mana yang
lebih menyebar jika dilihat dari rata-rata dan simpangan kuartilnya, dan
tidak memahami ketika menentukan data mana yang lebih menyebar jika
dilihat dari rata-rata dan simpangan bakunya.
F. Pola bilangan
1. Pola Bilangan Ganjil merupakan pola yang terbentuk dari bilangan –
bilangan ganjil . Sedangkan bilangan ganjil sendiri adalah bilangan asli yang
tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya Contoh pola bilangan ganjil
adalah : 1 , 3 , 5 , 7, 9
Rumusnya: Un = 2n – 1
2. Pola Bilangan Genap merupakan pola yang terbentuk dari bilangan –
bilangan genap . Bilangan genap adalah bilangan asli yaitu bilangan asli yang
habis dibagi dua atau kelipatannya. Contoh Pola bilangan genap adalah : 2 , 4
, 6 , 8 , . . .
Rumusnya: Un = 2n
3. Pola bilangan Persegi yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu
pola persegi . Contoh Pola bilangan persegi adalah 1 , 4 , 9 , 16 , 25 , . . .
Rumusnya: Un = n2
4. Pola Bilangan Persegi Panjang merupakan barisan bilangan yang membentuk
pola persegi panjang . Contoh Pola persegi panjang adalah 2 , 6 , 12 , 20 , 30 ,
. . .
Rumusnya: Un = n . n + 1
5. Pola Bilangan Segitiga merupakan suatu barisan bilangan yang membentuk
sebuah pola bilangan segitiga . Pola bilangan segitiga adalah : 1 , 3 , 6 , 10 ,
15 , . . .
Rumusnya: Un = 1 / 2 n ( n + 1 )
6. Pola Bilangan Fibonacci adalah suatu bilangan yang setiap sukunya
merupakan jumlah dari dua suku di depanya . Pola bilangan fibonacci :
1 , 2 , 3 , 5 , 8 , 13 , 21 , 34 , 56 , . . .
2 , 2 , 4 , 6 , 10 , 16 , 26 , 42 , . . ..
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat
deskriptif dan penjelasan. Menurut Ghony dan Fauzan Almanshur Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara-cara
kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat,
sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan
kekerabatan. Beberapa data dapat diukur melalui data sensus, tetapi analisisnya
tap analisis data kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman
konsep dalam menyelesaikan soal pola bilangan pada siswa kelas VIII SMP
Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa
pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pesantren
Guppi Samata Kabupaten Gowa yang terdiri dari 2 kelas, yaitu: (1) Kelas VIII
A dengan jumlah 25 siswa, (2) Kelas VIII B 23 siswa.
Dalam penelitian ini teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan adalah
Cluster Random Sampling. Dalam Sugiyono, (2016: 63) Cluster Random
Sampling merupakan teknik pengambilan anggota sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada. Adapun subjek yang dipilih dalam penelitian ini
adalah kelas VIII B yang terdiri dari 26 siswa. Dari subjek tersebut akan
dilanjutkan wawancara pada 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa pada kategori sangat
tinggi, 2 siswa pada kategori sedang, dan 2 siswa pada kategori sangat rendah.
Dari kedua kelas VIII , Kelas VIII B merupakan suatu subjek yang sangat
menarik untuk diteliti karena memiliki semangat belajar yang tinggi namun hasil
belajarnya masih dalam kategori rendah.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan
sebagai berikut:
a. Melakukan observasi awal.
b. Menyusun dan menyiapkan tes pemahaman konsep dan pedoman
wawancara tentang pemahaman konsep pola bilangan.
c. Melaksanakan validasi instrumen penelitian oleh ahli.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian dengan memberikan tes
pemahaman konsep dan melakukan wawancara tentang pemahaman konsep pola
bilangan.
3. Tahap Analisis
Setelah melakukan penelitian, selanjutnya semua data yang telah dikumpulkan
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Teknik analisis digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi
Samata Kabupaten Gowa.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes pemahaman konsep
dan pedoman wawancara. Tes pemahaman konsep yang disusun berdasarkan
indikator pemahaman konsep matematika, yaitu soal yang mengambil pokok
bahasan pola bilangan. Dalam menyusun tes pemahaman konsep akan
dikonsultasikan dengan tim validasi. Validitas item berkenaan dengan
kesanggupan alat penelitian dalam mengukur item soal yang seharusnya, artinya
tes tersebut harus mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang
hendak diukur. Setelah peneliti melakukan validasi, maka dapat disimpulkan
bahwa tes tersebut telah memenuhi validitas item karena sudah sesuai dengan
kurikulum (materi dan ujian) dan telah memenuhi kisi-kisi dalam materi
pelajaran. Sedangkan pedoman wawancara disusun dengan memberikan satu soal
terakhir kepada subjek penelitian, dimana ketika subjek penelitian membaca soal,
juga diselingi dengan serangkaian pertanyaan wawancara untuk lebih mendalamu
pemahaman konsep pola bilangan setelah dilakukan wawancara.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengumpulan
lembar tes pemahaman konsep dan pedoman wawancara yang mendalam dengan
informan/subjek penelitian. Metode teknik pengumpulan data tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data melalui tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes awal
diberikan kepada siswa berupa tiga soal essay untuk menentukan subjek
berikutnya yang setiap soal nya mampu mengukur pemahaman konsep siswa.
2. Pengumpulan data melalui wawancara
Wawancara dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan dengan
dua soal terakhir yang diajukan secara langsung oleh peneliti kepada subjek
penelitian selanjutnya. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur. Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan berhadapan langsung dengan subjek penelitian. Di dalam proses
wawancara ada pedoman wawancara yang sangat umum, dengan mencantumkan
hal-hal penting dan pertanyaan yang akan dikembangkan dan disesuaikan sendiri
ketika dilapangan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
1. Analisis data kuantitatif
Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman konsep matematika
siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata. Adapun kategorisasi standar
hasil belajar yang ditetapkan di SMP Pesantren Guppi Samata adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Kategorisasi Standar Hasil Belajar Siswa yang Ditetapkan di SMP
Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa
Nilai Kategori
0 – 59 Sangat rendah
60 – 69 Rendah
70 – 79 Sedang
80 – 89 Tinggi
90– 100 SangatTinggi
Sumber: Data SMP Pesantren Guppi Samata 2018
Tabel 3.2. Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Siswa SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa
Tingkat Penguasaan Kategorisasi Ketuntasan Belajar
0 x <70 TidakTuntas
70 x 100 Tuntas
Sumber: Data SMP Pesantren Guppi Samata 2018
Di samping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil
belajar secara individual dan klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas
belajar apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
oleh sekolah yaitu 70, sedangkan ketuntasan klasikal akan tercapai apabila
minimal 80% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor ketuntasan minimal.
Ketuntasan klasikal dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
KK = Ketuntasan klasikal
JS = Jumlah siswa yang memperoleh nilai minimum KKM
JK = Jumlah siswa keseluruhan
Sumber: Anas (2016: 30)
Kemudian untuk mengetahui persentase kesalahan-kesalahan setiap
indikator pemahaman konsep matematika dalam menyelesaikan soal teorema
phytagoras digunakan rumus sebagai berikut:
∑
∑ ∑
Keterangan:
P = Persentasi kesalahan yang dialami siswa
∑ = Jumlah skor yang salah (mengalami kesalahan dalam
memahami konsep matematika) dari total semua skor
∑ = Jumlah skor yang benar (tidak mengalami kesalahan dalam
memahami konsep matematika) dari total semua skor.
Sumber: (Sari, 2014)
Selanjutnya dihitung rata-rata persentase skor siswa untuk mengetahui tinggi
rendahnya persentase pemahaman konsep matematika, maka penulis
menggunakan acuan sebagai berikut:
0 % ≤ P < 20 % = sangat rendah
20 % ≤ P < 40 % = rendah
40 % ≤ P < 60 % = sedang
60 % ≤ P < 80 % = tinggi
80 % ≤ P < 100 % = sangat tinggi
Sumber: (Sari, 2014)
Selanjutnya memilih enam siswa secara acak untuk wawancara yang
terdiri dari dua siswa yang memperoleh skor rendah, dua siswa skor sedang,
dan dua siswa skor tinggi.
2. Analisis data kualitatif
Data yang diperoleh melalui hasil wawancara akan selanjutnya dianalisis
menggunakan analisis data kualitatif. Adapun langkah-langkah dalam analisis
data yang dimaksud adalah:
a. Reduksi data adalah proses pemilihan hal-hal pokok, penyederhanaan, dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data tes yang berkaitan dengan pemahaman konsep
matematika siswa dalam menyelesaikan soal,
b. Penyajian data berupa informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun,
diringkas, dan diatur agar mudah dipahami dan merencanakan kerja
penelitian selanjutnya. Peneliti menyusun data yang relevan sehingga menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu,
c. Penarikan kesimpulan
H. Pemeriksaan Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji
dependabilitas (realibilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/
generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). Teknik pemeriksaan
keabsahan data pada penelitian ini yaitu dengan teknik triangulasi.
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
ditemukan akan dideskripsikan, dikategorikan berdasrkan pandangan yang
sama, pandangan yang berbeda, dan mana spesifik dari sumber data tersebut.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga mengasilkan
suatu kesimpulan dan dilanjutkan dengan memberi kesepakatan.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sangat memepengaruhi kreadibilitas data. Misalnya data yang
dikumpulkan dengan wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, belum banyak masalah. Sehingga akan memberikan data yang lebih
valid dan lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian data dilakukan
dalam situasi dan waktu yang berbeda
4) Triangulasi Teori
Triangulasi teori yaitu hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuh rumusan
informasi atau thesis statement. Selain itu triangulasi teori dapat
meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali
pengetahuan teoriotik secara ,mendalam atas hasil analisis data yang telah
diperoleh.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kesalahan pemahaman konsep siswa merupakan hal yang sering terjadi,
sehingga harus diperhatikan oleh pendidik. Dari hal tersebut peneliti berusaha
untuk mencari kesalahan pemahaman konsep tersebut yang akan menjadi acuan
bagi seorang pendidik. Namun, sebelum melaksanakan penelitian, peneliti
menyusun instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep dan pedoman
wawancara berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika. Tes
pemahaman konsep terdiri 3 soal essay dan pedoman wawancaran yang disusun
untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan soal pola
bilangan serta diberikan 1 soal essay dalam waktu yang bersamaan untuk lebih
mengetahui apakah benar-benar paham atau tidak dengan materi pola bilangan.
Setelah instrumen disusun selanjutnya melaksanakan penelitian untuk
memperoleh data yang dibutuhkan mengenai kemampuan pemahaman konsep
siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan. Penelitian ini dilakukan pada
siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa selama 2 kali
pertemuan, yaitu memberikan tes pemahaman konsep pada hari Kamis 8 Agustus
2019 yang berjumlah 23 siswa, selanjutnya dilakukan wawancara dengan siswa
pada hari Sabtu 10 Agustus 2019 yang berjumlah 6 subjek yaitu, 2 siswa kategori
sangat tinggi, 2 siswa kategori sedang dan 2 siswa kategori sangat rendah. Dari
hasil pekerjaan siswa maka diperoleh data pemahaman konsep siswa dalam
menyelesaikan soal pola bilangan ditinjau dari indikator pemahaman konsep
matematika dalam penelitian ini yaitu :
(1)menyatakan ulang sebuah konsep; (2) mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep; (3) memberi contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika; (5) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi tertentu; (6) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah; (7) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.
Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIII SMP
Pesantren Guppi Samata Kabupaten Gowa.
Berdasarkan tabel 4.1, yaitu hasil data tes pemahaman konsep siswa dalam
menyelesaikan soal pola bilangan maka pada tabel 4.2 yang menjadi subjek dalam
penelitian ini berada pada 2 siswa kategori sangat tinggi, 2 siswa kategori sedang
dan 2 siswa kategori sangat rendah yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.2 Subjek Penelitian
Kode Keterangan
S1T siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi
S1T1 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi pada soal pertama
S1T2 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
Kemampuan Pemahaman Konsep Jumlah
Sangat Tinggi
(90 x 100)
Tinggi
(80 x 89)
Sedang
(70 x 79)
Rendah
(60 x 69)
Sangat Rendah
(0 x 59) 23
3 orang 2 orang 5 orang 8 orang 5 orang
sangat tinggi pada soal kedua
S1T3 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi pada soal ketiga
S2T siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi
S2T1 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi pada soal pertama
S2T2 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi pada soal kedua
S2T3 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat tinggi pada soal ketiga
S1S siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang
S1S1 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang pada soal pertama
S1S2 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang pada soal kedua
S1S3 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang pada soal ketiga
S2S siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang
S2S1 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang pada soal pertama
S2S2 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang pada soal kedua
S2S3 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sedang pada soal ketiga
S1R siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah
S1R1 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah pada soal pertama
S1R2 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah pada soal kedua
S1R3 siswa pertama yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah pada soal ketiga
S2R siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah
S2R1 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah pada soal pertama
S2R2 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah pada soal kedua
S2R3 siswa kedua yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori
sangat rendah pada soal ketiga
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian berupa tes dan wawancara yaitu
pada hari kamis 8 Agustus 2019 dan hari kamis 15 agustus 2019 yaitu sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan
Hari/Tanggal
Waktu (WITA)
Pertemuan I (Tes
Pemahaman
Konsep)
Kamis/8
Agustus 2019 08.50-10.10
S1T S2T S1S S2S S1R S2R
Pertemuan II
(wawancara)
Sabtu/10
Agustus 2019
08.50-
09.20
09.20-
10.00
10.00
-10.25
10.25-
11.00
11.00–
11.15
11.15-
11.35
Berdasarkan data hasil tes esai dan wawancara, maka akan dipaparkan
analisis deskriptif tentang pemahaman konsep. Adapun analisis deskriptif
mengenai pemahaman konsep pada materi pola bilangan siswa kelas VIII B
SMP Pesantren GUPPI Samata Kabupaten Gowa dapat dilihat dari uraian
berikut.
1. Paparan Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pola Bilangan dan Data
Hasil Wawancara pada Siswa Kategori Sangat Tinggi
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Tinggi Pada Soal Pertama (S1T1)
a. Indikator pemahaman konsep 1 : Menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1T1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1T1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T1-003 P Ohiya, lalu bagian b darimana adek bisa dapatkan
seperti ini?
S1T1-003 J Rumus pola bilangan persegi kak
S1T1-004 P Disini saya lihat bagian b tidak ada rumusnya
dicantumkan
S1T1-004 J Saya lupa kak, tapi yang bagian c saya tulis kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 1 pada S1T1, siswa telah
mengetahui konsep pola bilangan persegi yaitu Un = n2.S1T1 dapat
memperlihatkan bahwa dia mampu menemukan berapa banyak persegi disetiap
sukunya. Walaupun pada bagian b tidak menuliskan rumusnya, tapi dari hasil
wawancara ketika dipertanyakan, siswa mampu memberikan alasan dengan
jawaban yang benar.
b. Indikator pemahaman konsep 4 : Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1T1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada konsep pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1T1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T1-001 P Coba perhatikan no. 1 , apakah soalnya mudah
dipahami?
S1T1-001 J Iya mudah kak
S1T1-002 P Menurut adek, apakah aturan gambar pola sudah benar
begitu?
S1T1-002 J Iya kak karena bentuknya memang persegi baru sudah
memang dipelajari macam-macamnya pola bilangan
sama gambar-gambarnyami juga
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 1 pada S1T1, siswa telah
mampu memperlihatkan dan menyajikan konsep aturan pola bilangan dalam
bentuk representasi matematika. Adapun pada saat wawancara S1T1, menjawab
dengan lancar dan penjelasan yang benar.
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Tinggi Pada Soal Kedua (S1T2)
a. Indikator pemahaman konsep 5 : Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1T2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu,
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep subjek S1T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T2-005 P Baik. Selanjutnya no.2. Coba bisa dijelaskan bagaimana
langkah-langkah atau cara menyelesaikan soal tersebut?
S1T2-005 J Kalau saya pertama cari dulu bedanya kak sebelum di
jawab bagian a nya. Kalau sudah didapat jawabannya b
didapat juga jawaban yang lain kak, bagian a, c dan d.
S1T2-007 P Menurut adek apakah sudah sesuai ini caranya mulai
dari yang diketahui sampai dengan jawabannya?
S1T2-007 J Iya dikasih masuk apa-apa saja yang diketahui dengan
cara begini kak, baru dikerjakan sesuai dengan kerja
sebelumnya
S1T2-008 P Maksudnya?
S1T2-008 J Maksud saya, misalnya ini kak a+8 = 11, jadi saya tulis
dulu menjadi a= 11-8 = 3. Tidak langsung jawaban 3
nya
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 2 pada indikator ke-lima
untuk S1T2, telah mampu menggunakan atau memilih prosedur tertentu sesuai
dengan konsep dengan baik. Subjek S1T2 telah mampu memperlihatkan
bagaimana langkah atau cara menyelesaikan soal tersebut. Walaupun pada
gambar hasil tes cara menulisnya agak tidak teratur, akan tetapi penjelasan dari
yang dipertanyakan saat wawancara sangat jelas dan lancar.
b. Indikator pemahaman konsep 6 : Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep subjek S1T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T2 -009 P Sudah betul menggunakan rumus ini?
S1T2 -009 J Iya kak rumus untuk mencari jumlah barisan atau deret
itu seperti ini kak
S1T2 -010 P Jadi kalau misalnya saya minta contoh masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan ini soal
no.2?
S1T2 -010 J Hmmmm, apa kak? Tidak saya tau
S1T2 -011 P Pikir baik-baik dulu, kira-kira apa ?
S1T2 -011 J Ohh ituu kak, kan saya sering nonton kak dibioskop. Itu
banyak susunan-susunan kursinya, barisan a-z, jadi
disini soalnya bisa seperti barisan ketiga di bioskop ada
11 kursi dan barisan kesepuluh ada 39 kursi.
S1T2 -012 P Yah, terus?
S1T2 -012 J Dikasih masukmi di rumus kak, misalnya ini berapa
jumlah 10 kursi di barisan pertama. Begitu mungkin kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 2 pada indikator ke-enam
untuk S1T2, telah mampu menyelesaikan konsep dan mengaplikasikannya pada
algortima pemecahan masalah. Siswa mampu memahami apa yang ditanyakan
lalu memasukkan angka sesuai dengan rumus dan soal yang diketahui. Sedangkan
pada saat wawancara, ketika diminta untuk memberikan contoh pemecahan
masalah dalam kehidupan sehari-sehari , S1T2 mampu menjawabnya dengan
cukup baik.
c. Indikator pemahaman konsep 7 : Memberikan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1T2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 memberikan syarat perlu
dan syarat cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7
memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T2 -005 P Baik. Selanjutnya no.2. Coba bisa dijelaskan bagaimana
langkah-langkah atau cara menyelesaikan soal tersebut?
S1T2 -005 J Kalau saya pertama cari dulu bedanya kak sebelum di
jawab bagian a nya. Kalau sudah didapat jawabannya b
didapat juga jawaban yang lain kak.
S1T2 -006 P Apa itu sudah masuk dalam syarat menyelesaikan soal
ini?
S1T2 -006 J Iya kak.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 2 pada indikator ke-tujuh
untuk S1T2, telah mampu menunjukkan syarat dalam menjawab soal tersebut.
Subjek S1T2 menjawab dengan baik yaitu pada soal tersebut yang harus
diselesaikan terlebih dahulu yaitu dengan mencari bedanya(b). Jawaban itu juga
sangat jelas ketika wawancara, subjek S1T2 menjawabnya dengan benar dan tepat.
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Tinggi Pada Soal Ketiga (S1T3)
a. Indikator pemahaman konsep 2 : Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1T3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1T3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep pemahaman
konsep 2 yaitu mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T3-015 P Apakah ada rumus yang digunakan untuk mencari
jawabannya? Coba ingat-ingat rumusnya
S1T3-015 J Tidak tau kak, saya juga lupa. Langsung begitu cara
yang saya gunakan. Atau rumus beda kak yang u2-u1?
S1T3-016 P Kalau begitu coba dimasukkan rumusnya
S1T3-016 J Begini kak,
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 2 pada indikator ke-dua untuk
subjek S1T3, mampu menuliskan bahwa soal itu adalah contoh pola bilangan
namun pada jawaban Subjek S1T3 tidak dapat mengklasifikasi menurut sifat-sifat
sesuai dengan konsep, hanya menjawab bahwa itu adalah contoh pola bilangan
tanpa memperlihatkan sifat pola bilangan. Namun disaat wawancara, Subjek S1T3
dapat memahami dan mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat pola bilangan
sesuai dengan konsep setelah diberikan pertayaan lebih mendalam.
b. Indikator pemahaman konsep 3 : Memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1T3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 3 yaitu memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1T3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 3 yaitu
memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T3-013 P Yah baik. Sekarang soal no.3, yang mana menurut adek
yang merupakan pola bilangan?
S1T3-013 J Dua-duanya kak,
S1T3-014 P Yakin? Apa alasannya?
S1T3-014 J Karena bagian a semua dikali dua, bagian b bedanya -8
S1T3-015 P Apakah ada rumus yang digunakan untuk mencari
jawabannya? Coba ingat-ingat rumusnya
S1T3-015 J Tidak tau kak, saya juga lupa. Langsung begitu cara
yang saya gunakan. Atau rumus beda kak yang u2-u1?
S1T3-016 P Kalau begitu coba dihitung,
S1T3-016 J Begini kak, berarti ini bukan pola bilangan ini pola
bilangan
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 2 pada indikator ketiga untuk
subjek SKST1, belum mampu membedakan yang mana pola bilangan yanga mana
buka pola bilangan dilihat dari klasifikasi objek menurut sifat-sifat sesuai dengan
konsep. Pada hasil tes diatas pada bagian a S1T3 menuliskan bahwa soal bagian a
adalah contoh pola bilangan, padahal beda dari urutan barisan bilangan itu tidak
sama. Namun disaat wawancara, Subjek S1T3 sudah dapat membedakan dan
memberikan contoh pola bilangan dan bukan contoh pola bilangan setelah
diberikan pertayaan lebih mendalam.
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep subjek S1T dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep subjek S1T dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1T -018 P Coba ini ada soal dibaca, dipahami , dan coba
dikerjakan
Apa yang diketahui atau apa informasi yang didapatkan
dari soal ?
S1T -018 J Gambar korek api bentuk segitiga kak
S1T -019 P Lalu apa yang adek lakukan setelah membaca soal
tersebut?
S1T -019 J Tunggu kak coba saya kerjakan, Begini kak gambar 1 itu
U1?
S1T -020 P Iya terus gambar 2 dan 3?
S1T -020 J U2 dan U3 kak. Baru selanjutnya kak?
S1T -021 P Lanjutkan, coba baca baik-baik kembali soalnya.
Coba hitung korek apinya disetiap gambar
S1T -021
J Ohiya saya mengerti kak,
Begini kak?
S1T -022 P Bukan seperti itu, adek cari dulu pola yang cocok untuk
mendapatkan rumus suku ke n, liat berapa kali berapa,
atau berapa tambah berapa bisa mendapatkan banyak
batang korek apinya. Liat gambar 1 ada 3 korek api kan,
coba pikirkan angka yang bisa mendapatkan 3. Berapa?
S1T -022 J 2+1 kak, saya tidak mengerti
S1T -023 P itu bukan pola namanya, itu penjumlahan. Coba pola
2n+1 kerjakan
S1T -023 J Iya kak cocok
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal II untuk subjek S1T, sudah
mampu memahami apa yang diinginkan oleh soal tersebut, sudah bisa menyajikan
konsep dalam bentuk representasi matematika, hanya saja masih keliru dan
kurang mampu dalam menggunakan atau memilih prosedur dalam menyelesaikan
soal tersebut. Setelah dibantu dengan beberapa penejelasan dan pertanyaan yang
diberikan , Subjek S1T dapat menghitung sendiri berapa banyak batang korek api
pada suku yang ditanyakan. Itu artinya, pemahaman konsep untuk subjek S1T
dikategorikan baik.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Tinggi Pada Soal Pertama (S2T1)
a. Indikator pemahaman konsep 1 : Menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2T1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T1 -004 P Bagian b dan c apakah jawabannya sudah betul?
S2T1 -004 J Insya allah kak, karena rumusnya mmg begitu
S2T1 -005 P Rumus apa ini?
S2T1 -005 J Rumus pola bilangan persegi
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-satu untuk S2T1,
siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan baik yaitu telah mengetahui
konsep pola bilangan persegi yaitu Un = n2. S2T1 dapat memperlihatkan bahwa
dia mampu menemukan berapa hasil dari U5 dan U6 serta berapa banyak persegi
di suku ke-12.
b. Indikator pemahaman konsep 4 : Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2T1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T1 -001 P Sekarang no.1, Apakah adek mudah memahami soalnya?
S2T1 -001 J Iya kak mudah
S2T1 -002 P Apa saja yang diketahui di soal no.1?
S2T1 -002 J U2 nya kak 4, U3nya 9 sama U4 16
S2T1 -003 P Kenapa bisa adek katakan bahwa 4 adalah U2 padahal
suku pertama yang tertulis adalah 4?
S2T1 -003 J Karena dibuku yang sudah dipelajari kak kalau pola
bilangan persegi U1 nya itu 1
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-empat untuk S2T1,
siswa telah mampu memperlihatkan dan menyajikan konsep aturan pola bilangan
dalam bentuk representasi matematika. Adapun jawaban S2T1 pada saat
wawancara, juga menjelaskan bahwa dia tmemahami konsep sesuai dengan apa
yang telah dipelajari sebelumnya.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Tinggi Pada Soal Kedua (S2T2)
a. Indikator pemahaman konsep 5 : Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T2-006 P Ohiya, bagaimana kalau no.2? apakah soalnya juga
mudah dipahami?
S2T2-006 J Iya kak
S2T2-007 P Bagaimana langkah-langkah yang digunakan untuk
mendapat semua jawaban no.2?
S2T2-007 J Dikerja sesuai langkah-langkahnya kak. Dicari U1 nya,
eh tapi bedanya dulu dicari kak baru ke suku pertama
S2T2-008 P Terus ini bagian b kenapa seperti ini?
S2T2-008 J Saya singkat kak, karena kertasnya nanti tidak cukup
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-lima untuk S2T2,
telah mampu menggunakan atau memilih prosedur tertentu sesuai dengan konsep
dengan baik. S2T2 telah mampu memperlihatkan dan menjelaskan bagaimana
langkah atau cara menyelesaikan soal tersebut. Walaupun pada gambar hasil tes
langkah-langkahnya tidak tersusun teratur, akan tetapi penjelasan dari yang
dipertanyakan saat wawancara jelas dan lancar.
b. Indikator pemahaman konsep 6 : Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T2-009 P Rumus untuk bagian c dan d sudah betul begini?
S2T2-009 J Iya kak
S2T2-010 P Bagian c rumus apa dan bagian d rumus apa?
S2T2-010 J Bagian c rumus mencari suku ke n, bagian d rumus
mencari jumlah 10 suku pertama kak
S2T2-011 P Kenapa bagian c memakai rumus Un= a+(n-1)b
S2T2-011 J Karena ini... apa namanya..
Rumus umum Un kak, untuk cari rumus suku ke-n nya ini
pakai rumus ini kak saya yang sudah saya pelajari
S2T2-012 P Adakah yang adek ketahui mengenai kehidupan sehari-
hari tentang soal no.2?
S2T2-012 J Maksudnya?
S2T2-013 P Masalah dalam kehidupanta sehari-hari yang modelnya
seperti no.2
S2T2-013 J Tidak mengerti kak
S2T2-014 P Pikir baik-baik dulu, kira-kira apa ?
S2T2-014 J Tidak saya tau kak.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-enam untuk S2T2,
telah mampu menyelesaikan soal dengan jawaban yang benar dan
mengaplikasikannya pada algortima pemecahan masalah. Semua yang diketahui
dari soal , S2T2 mampu memasukkan angka pada rumus yang sesuai dengan
konsep. Namun pada saat wawancara, S2T2 masih belum mampu memberikan
contoh pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang masalahnya sama
dengan soal nomor 2.
c. Indikator pemahaman konsep 7 : Memberikan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu memberikan syarat
perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2T2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu
memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T2-007 P Bagaimana langkah-langkah yang digunakan untuk
mendapat semua jawaban no.2?
S2T2-007 J Dikerja sesuai langkah-langkahnya kak. Dicari U1 nya,
eh tapi bedanya dulu dicari kak baru ke suku pertama
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-tujuh untuk subjek
S2T2, telah mampu menunjukkan syarat dalam menjawab soal tersebut. S2T2
menjawab dengan baik yaitu pada soal tersebut yang harus diselesaikan terlebih
dahulu yaitu dengan mencari bedanya(b). Jawaban itu juga sangat jelas ketika
wawancara, S2T2 menjawabnya dengan benar dan tepat.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Tinggi Pada Soal Ketiga (S2T3)
a. Indikator pemahaman konsep 2 : Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah hasil tes wawancara konsep S2T3 dalam menyelesaikan soal
pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi objek
menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T3 -015 P Lalu no.3, alasan adek mengatakan a bukan pola
bilangan dan b adalah pola bilangan
S2T3 -015 J Karena bedanya tidak sama bagian a kak, bagian b
memiliki beda yang sama.
S2T3 -016 P Apa memang seperti itu?
S2T3 -016 J Iya kak, rumus mencari beda U2-U1
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-dua untuk subjek
S2T3, mampu mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya yaitu subjek S2T3 menyelesaikan soal nomor tiga sesuai dengan sifat-
sifatnya yaitu mempunyai beda yang sama. Dengan begitu, S2T3 paham dengan
konsep pola bilangan dilihat dari mengaplikasikan rumus beda.
b. Indikator pemahaman konsep 3 : Memberi contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2T3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada konsep pemahaman konsep 3 yaitu memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2T3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada konsep pemahaman konsep 3 yaitu
memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T3 -015 P Lalu no.3, alasan adek mengatakan a bukan pola
bilangan dan b adalah pola bilangan
S2T3 -015 J Karena bedanya tidak sama bagian a kak, bagian b
memiliki beda yang sama.
S2T3 -016 P Apa memang seperti itu?
S2T3 -016 J Iya kak, rumus mencari beda U2-U1
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-tiga untuk S2T3, telah
mampu membedakan yang mana pola bilangan dan yang mana buka pola
bilangan. Artinya S2T3, mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep dengan sangat baik. Hasil wawancaranya pun, juga memberikan jawaban
yang tepat.
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep subjek S2T dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep subjek S2T dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara
Kode P/J Uraian Wawancara
S2T -018 P Coba ini ada soal dibaca, dipahami , dan coba
dikerjakan
Apa yang diketahui atau apa informasi yang didapatkan
dari soal ?
S2T -018 J bentuk segitiga kak
S2T -019 P Apa itu? Maksud saya gambar apa?
S2T -019 J Batang korek api kak (sambil mengerjakan)
Tidak tau kak, begini yang bisa saya kerjakan
S2T -020 P Coba saya lihat. Ohiya jadi ini kurang tepat , seharusnya
2 dikali n tambah 1(2n+1). Coba hitung
S2T -020 J Seperti ini kak.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal II untuk S2T, sudah dapat
menyebutkan hal-hal yang diketahui dari gambar yang dia lihat dan emahami apa
yang diinginkan oleh soal tersebut. Hanya saja jawabannya masih keliru dan
kurang mampu dalam menggunakan atau memilih prosedur dalam menyelesaikan
soal tersebut. Rumus suku ke-n yang dimasukkan itu adalah 2+1(n) padahal yang
benar adalah 2(n)+1. Namun setelah dibantu dengan beberapa penejelasan dan
pertanyaan yang diberikan , S2T dapat menghitung sendiri berapa banyak batang
korek api pada suku yang ditanyakan.
2. Paparan Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pola Bilangan dan Data
Hasil Wawancara pada Siswa Kategori Sedang
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sedang Pada Soal Pertama (S1S1)
a. Indikator pemahaman konsep 1 : Menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep subjek S1S1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep subjek S1S1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S1-006 P Bagian b dan c apakah sudah betul seperti itu?
S1S1-006 J Iya kak, rumusnya
S1S1-007 P Dari mana adek tau kalau ini rumus yang digunakan?
S1S1-007 J Sudah dipelajari kak
S1S1-008 P Ini hasilnya mana?
S1S1-008 J Astaga, saya lupa kak. Disini 25, 36 sama disini
(mencakar) 144.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-satu untuk S1S1,
siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan baik yaitu telah mengetahui
konsep pola bilangan persegi yaitu Un = n2. Namun hanya berhenti pada langkah
yang belum menentukan hasilnya. S1S1 hanya menuliskan U5 = 52, U6 = 6
2, dan
U12 = 12
2.
b. Indikator pemahaman konsep 4 : Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1S1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S1-001 P Apakah adek mudah paham dengan soal no.1?
S1S1-001 J Tidak terlalu mengerti kak
S1S1-002 P Bagian mana yang tidak paham?
S1S1-002 J Yang ini aturan pola persegi
S1S1-003 P Coba lihat apakah gambarnya ini bentuk persegi?
S1S1-003 J Iye kak
S1S1-004 P Adek tau kan bentuk persegi bagaimana? Ini bentuk
membentuk persegi atau tidak?
S1S1-004 J Iya kak yang semua sisinya sama panjang
S1S1-005 P Iya jadi ini?
S1S1-005 P Tidak bentuk persegi kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-empat untuk S1S1,
siswa masih keliru dengan aturan pembentukan pola bilangan persegi. S1S1 masih
belum mampu menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika. S1S1
tidak begitu paham dengan bentuk pola bilangan persegi dilihat dari hasil tes dan
pada saat wawancara.
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sedang Pada Soal Kedua (S1S2)
a. Indikator pemahaman konsep 5 : Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep subjek S1S2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S2-009 P Kalau no.2 bagaimana? Paham dengan soalnya?
S1S2-009 J Paham kak, tapi tidak tau kerjanya sama rumusnya.
S1S2-010 P Kenapa bisa tidak tau? Tidak pernah dipelajari?
S1S2-010 J Lupa
S1S2-011 P Ini memperoleh a = 12 dan b = 4, dapat darimana?
S1S2-011 J Dari sini kak
S1S2-012 P Terus yang saya lihat jawaban sama soalnya kenapa
berbeda?
S1S2-012 J Saya pusing kak, tidak tahu juga.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-lima untuk S1S2 ,
belum mampu menggunakan atau memilih prosedur tertentu sesuai dengan
konsep. Selain dari hasil tesnya yang tidak jelas, jawaban pada saat wawancara
juga tidak menjelaskan bahwa S1S2 paham dengan soal nomor dua.
b. Indikator pemahaman konsep 6 : Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1S2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S2-009 P Kalau no.2 bagaimana? Paham dengan soalnya?
S1S2-009 J Paham kak, tapi tidak tau kerjanya sama rumusnya.
S1S2-010 P Kenapa bisa tidak tau? Tidak pernah dipelajari?
S1S2-010 J Lupa
S1S2-011 P Ini memperoleh a = 12 dan b = 4, dapat darimana
langkah- langkahnya?
S1S2-011 J Dari sini kak
S1S2-012 P Terus yang saya lihat jawaban sama soalnya kenapa
berbeda?
S1S2-012 J Saya pusing kak, tidak tahu juga.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-enam untuk S1S2,
belum mampu menyelesaikan soal dengan jawaban yang benar dan
pengaplikasian pada algortima pemecahan masalah belum tepat. Subjek S1S2 tidak
mampu mengetahui apa saja informasi dari soal tersebut sehingga jawaban yang
dituliskan tidak sesuai dengan soal.
c. Indikator pemahaman konsep 7 : Memberikan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu memberikan syarat
perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1S2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu
memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S2-011 P Ini memperoleh a = 12 dan b = 4, dapat darimana
langkah- langkahnya?
S1S2-011 J Dari sini kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-tujuh untuk S1S2,
tidak memperlihatkan langkah-langkah dalam mengerjakan soal sehingga tidak
menunjukkan syarat cukup atau syarat perlu dari suatu konsep.
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sedang Pada Soal Ketiga (S1S3)
a. Indikator pemahaman konsep 2 : Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1S3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S3-013 P Coba jelaskan yang no.3
S1S3-013 J kalau yang no.3 itu cari polanya kak. Yang saya tau itu
mecari bedanya dengan rumus U2-U1 , jadi bagian a
bedanya itu beda-beda semua , sedangkan bagian b sama
yaitu -8.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator kedua untuk S1S3,
mampu mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya. S1S3 menyelesaikan soal nomor tiga sesuai dengan sifat-sifatnya yaitu
sifat pola bilangan mempunyai beda yang sama. Dengan begitu, S1S3 paham
dengan konsep pola bilangan dilihat dari mengaplikasikan rumus beda yaitu U2-
U1.
b. Indikator pemahaman konsep 3 : Memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 3 yaitu memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1S3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 3 yaitu
memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S3-013 P Coba jelaskan yang no.3
S1S3-013 J Kalau yang no.3 itu cari polanya kak. Yang saya tau itu
mecari bedanya dengan rumus U2-U1 , jadi bagian a
bedanya itu beda-beda semua , sedangkan bagian b sama
yaitu -8.
S1S3-014 P Terus yang mana pola bilangan yang mana bukan pola
bilangan?
S1S3-014 J a bukan pola bilangan, b pola bilangan
S1S3-015 P Kenapa tidak ditulis disini?
S1S3-0015 J Saya lupa kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ketiga untuk S1S3, telah
mampu membedakan yang mana pola bilangan dan yang mana buka pola
bilangan. S1S3 mampu menjelaskan pada saat wawancara bagaimana cara
membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. Namun tidak
menuliskan hasil jawabannya di hasil lembar tes.
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1S dalam menyelesaikan soal
pola bilangan pada saat wawancara.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1S dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1S -016 P Ini ada soal, coba adek baca lalu kerjakan. Apa yang
diketahui dari soal itu?
S1S -016 J Yang diketahui itu gambar korek api berbentuk segitiga,
gambar 1 = U1 , gambar 2 = U2, dan gambar 3= U3
S1S -017 P Coba hitung korek api pada setiap Suku
S1S -017 J Suku 1 = 3, suku 2= 5, suku 3=7
S1S- 018 P Jadi bagaimana rumus suku ke n?
S1S3-018 J Tidak tau kak, Rumus pola segitiga kak atau bilangan
ganjil mungkin
S1S-019 P Itu sudah hampir benar, jadi tinggal kurangnya diganti
dengan tambah supaya polanya tepat
S1S -019 J Iya kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal II untuk S1S, sudah dapat
menyebutkan hal-hal yang diketahui dari gambar yang dia lihat dan memahami
apa yang diinginkan oleh soal tersebut. Selain itu, S1S sudah mampu memahami
konsep dalam bentuk representasi matematika. Hanya saja jawabannya masih
keliru karena rumus suku ke-n yang dimasukkan itu adalah 2(n)-1 padahal yang
benar adalah 2(n)+1.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sedang Pada Soal Pertama (S2S1)
a. Indikator pemahaman konsep 1 : Menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S1 dalam menyelesaikan soal
pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep subjek S2S1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S1-001 P Perhatikan soal no.1 bisa dipahami?
S2S1-001 J Iya kak sedikit
S2S1-002 P Berarti banyak yang tidak bisa dipahami? Yang mananya
belum paham?
S2S1-002 J Yang bagian b kak tidak tau rumus yang digunakan
S2S1-003 P Coba liat lagi pekerjaannya rumus apa yang adek tulis?
S2S1-003 J Un= n2 kak .
S2S1-004 P Yah itu sudah benar, kenapa adek tulis n5, n
6, n
12 padahal
sudah ditulis disni n2
S2S1-004 J Iya kak, saya salah disitu
S2S1-005 P Seharusnya apa? Coba dihitung kembali
S2S1-005 J Ini kak, U5=52
jadi 25 kak.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke- satu untuk S2S1
siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan cukup baik yaitu telah
mengetahui rumus konsep pola bilangan persegi yaitu Un = n2. Namun keliru
pada saat mengaplikasikan rumus dengan memasukkan angka yang diketahui
ataupun ditanyakan dari soal. S2S1 menuliskan Un = n2 = U5 = n
5, sedangkan
jawaban yang seharusnya adalah Un = n2 = U5 = 5
2
b. Indikator pemahaman konsep 4 : Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S1-001 P Perhatikan soal no.1 bisa dipahami?
S2S1-001 J Iya kak sedikit
S2S1-002 P Berarti banyak yang tidak bisa dipahami? Yang mananya
belum paham?
S2S1-002 J Yang bagian b kak tidak tau rumus yang digunakan
S2S1-003 P Coba liat lagi pekerjaannya rumus apa yang adek tulis?
S2S1-003 J Un= n2 kak .
S2S1-004 P Yah itu sudah benar, kenapa adek tulis n5, n
6, n
12 padahal
sudah ditulis disni n2
S2S1-004 J Iya kak, saya salah disitu
S2S1-005 P Seharusnya apa? Coba dihitung kembali
S2S1-005 J Ini kak, U5=52
jadi 25 kak.
S2S1-006 P Ini gambar untuk U1-U3 sudah benar yah , cuman U4nya
yang belum tepat.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-empat untuk S2S1 ,
siswa menuliskan apa saja yang diketahui yaitu U2 = 4, U3 = 9, U4 = 16. S2S1
telah mampu memperlihatkan dan menyajikan konsep aturan pola bilangan dalam
bentuk representasi matematika pada U1, U2, dan U3, namun dalam gambar pola
bilangan persegi untuk U4 masih keliru.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sedang Pada Soal Kedua (S2S2)
a. Indikator pemahaman konsep 5 : Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S2-006 P Ini gambar untuk U1 sampai U3 sudah benar yah ,
cuman U4nya yang belum tepat. Oke selanjutnya no.2.
rumus-rumus apa saja yang adek gunakan?
S2S2-006 J Rumus...
S2S2-007 P Rumus apa? Apa yang ditanyakan? Coba lihat
S2S2-007 J U1, b, Rumus suku ke n dan jumlah 10 suku pertama kak
S2S2-008 P Yah terus mana langkah-langkah kerjanya?
S2S2-008 J Saya kerja di kertas cakaran kak
S2S2-009 P Lebih baik kerja disini saja, supaya saya bisa lihat cara
menyelesaikan soal. S2S2-009 J Iya kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-lima untuk S2S2,
mampu menjawab bagian a dan b dengan benar namun tidak menggunakan atau
memilih prosedur tertentu sesuai dengan konsep. S2S2 tidak menuliskan langkah-
langkah dalam menjawab soal . Maka dari itu dapat dikatakan siswa masih keliru
dalam menggunakan, dan memanfaatkan serta memilih prosedur dalam
mengerjakan soal.
b. Indikator pemahaman konsep 6 : Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S2-010 P Sudah betul pakai rumus ini untuk mencari rumus suku
ke n?
S2S2-010 J Hmm, iya kak betul
S2S2-011 P Lalu kenapa tidak dilanjutkan?
S2S2-011 J Tidak tau kak
S2S2-012 P Ini rumus apa?
S2S2-012 J Rumus Un kak
S2S2-013 P Benar, ini kan sisa dimasukkan dalam rumus. a = 3
bedanya berapa?
S2S2-013 J 4
S2S2-014 P Jadi?
S2S2-014 J Oh jadi kak, Un = 3 + (n-1) 4
S2S2-015 P Ya seperti itu
S2S2-015 J Baru mengerti kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-enam untuk S2S2,
belum mampu menyelesaikan soal dengan jawaban yang benar dan
pengaplikasian pada algortima pemecahan masalah belum tepat. S2S2 hanya
menuliskan rumus awal ,tidak memasukkan angka dari jawaban yang telah
didapatkan. Namun S2S2 bisa paham apa yang diinginkan dari soal setelah di beri
pertanyaan lebih dalam pada saat wawancara.
c. Indikator pemahaman konsep 7 : Memberikan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S2, dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu memberikan syarat
perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S2, dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu
memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S2-016 P Apakah adek tau syarat-syaratnya agar bisa dapat
jawaban ini?
S2S2-016 J Cara saya kak dapat ini a=3 dicari dulu bedanya dengan
menggunakan rumus kak
S2S2-017 P Coba tuliskan saya rumusnya,
S2S2-017 J Ini kak, 39 dikurang 11 lalu dibagi dengan 10 kurang 3 .
jadi 28 dibagi 7 sama dengan 4 kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-tujuh untuk S2S2,
meskipun jawaban a dan b itu benar namun tidak memperlihatkan langkah-
langkah dalam mengerjakan soal sehingga tidak menunjukkan syarat cukup atau
syarat perlu dari suatu konsep. Namun, saat wawancara S2S2 bisa menjelaskan apa
saja syarat dalam menyelesaikan soal tersebut.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sedang Pada Soal Ketiga (S2S3)
a. Indikator pemahaman konsep 2 : Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S3-018 P Baik, selanjutnya no.3 mana cara kerjanya? Kenapa
langsung seperti ini?
S2S3-018 J Tidak tau kak, saya Cuma menebak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator kedua untuk S2S3, tidak
menuliskan cara mendapatkan jawaban sehingga mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya masih keliru. Sedangkan pada saat
wawancara, S2S3 juga tidak mampu menjelaskan cara menyelesaikan soal
tersebut.
b. Indikator pemahaman konsep 3 : Memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S3 , dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 3 yaitu memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 3 yaitu
memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S3-018 P Baik, selanjutnya no.3 mana cara kerjanya? Kenapa
langsung seperti ini?
S2S3-018 J Tidak tau kak, saya Cuma menebak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ketiga untuk S2S3, telah
mampu membedakan yang mana pola bilangan dan yang mana buka pola
bilangan. Namun jawaban pada saat wawancara tidak mampu menjelaskan
jawabannya sendiri , jadi siswa belum bisa membedakan contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep.
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2S, dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada saat wawancara.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2S, dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara.
Kode P/J Uraian Wawancara
S2S-019 P Kalau begitu coba kerjakan soal ini, baca baik-baik
S2S-019 J Saya tidak mengerti kak
S2S-020 P Coba apa yang adek ketahui dari soal ini?
S2S -020 J Batang korek api berbentuk segitiga kak
S2S -021 Nah berapa banyak korek api dalam setiap segitiga, coba
hitung
S2S -021 Gambar 1, ada 3, Gambar 2, 5 kak dan gambar 3 itu 7
kak.
S2S -022 Terus, U1, U2, dstnya berapa?
S2S -022 U1 nya mi itu kak 3? U2, 5?
S2S -023 Iya coba kerjakan apa yang ditanyakan
S2S -023 Begini ji saya tau kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal II untuk subjek S2S, sudah
dapat menyebutkan hal-hal yang diketahui dari gambar yang dia lihat dan
memahami apa yang diinginkan oleh soal tersebut. Selain itu, S2S sudah mampu
memahami konsep dalam bentuk representasi matematika. Hanya saja
jawabannya masih keliru karena rumus suku ke-n yang dimasukkan itu adalah
Rumus umum mencari Un sedangkan pola yang benar adalah Un = 2(n)+1.
3. Paparan Data Hasil Tes Pemahaman Konsep Pola Bilangan dan Data
Hasil Wawancara pada Siswa Kategori Sangat Rendah
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Rendah Pada Soal Pertama (S1R1)
a. Indikator pemahaman konsep 1 : Menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1R1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1R1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S1R1-001 P Bagaimana soal no.1, apakah mudah dipahami?
S1R1-001 J Tidak tau kak
S1R1-002 P Coba baca kembali, apa saja yang diketahui dan
ditanyakan?
S1R1-002 J U2 = 4, U3=9, dan U4= 16 , yang ditanyakan U5 dan
U6 kak
S1R1-003 P Betul, setelah itu?
S1R1-003 J Cari hasilnya menggunakan rumus ini
S1R1-004 P Rumus yang mana?
S1R1-004 J Un=n2
S1R1-005 P Terus kenapa tidak dilanjutkan kerjanya?
S1R1-005 J Tidak mengerti kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-satu untuk S1R1,
siswa dapat menuliskan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal nomor
1. S1R1 dapat menuliskan dan memaparkan rumus aturan pola bilangan persegi
yaitu Un = n2. Namun tidak memasukkan angka yang diketahui maupun
ditanyakan pada soal tersebut. S1R1 masih belum mampu menyatakan ulang
sebuah konsep dalam menyelesaikan soal.
b. Indikator pemahaman konsep 4 : Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1R1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil wawancara konsep S1R1 dalam menyelesaikan soal
pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika
Kode P/J Uraian Wawancara
S1R1-001 P Bagaimana soal no.1, apakah mudah dipahami?
S1R1-001 J Tidak tau kak
S1R1-002 P Coba baca kembali, apa saja yang diketahui dan
ditanyakan?
S1R1-002 J U2 = 4, U3=9, dan U4= 16 , yang ditanyakan U5 dan
U6 kak
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-empat untuk S1R1,
siswa hanya menggambarkan aturan pola bilangan persegi pada suku ke-2 yaitu 4
persegi. Sedangkan dari hasil wawancara S1R1 belum mampu memperlihatkan
dan menyajikan konsep aturan pola bilangan dalam bentuk representasi
matematika.
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Rendah Pada Soal Kedua (S1R2)
a. Indikator pemahaman konsep 5 : Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu
b. Indikator pemahaman konsep 6 : Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah
c. Indikator pemahaman konsep 7 : Memberikan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1R2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, indikator 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, dan indikator 7 yaitu
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1R2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu,
indikator 6 yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, dan
indikator 7 yaitu memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1R2-006 P No.2 dan no.3 kenapa tidak diselesaikan?
S1R2-006 J Tidak tau kak. Susah
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator 5,6, dan 7 untuk S1R2,
siswa tidak mampu menyelesaikan soal tersebut. S1R2 tidak mampu menggunakan
dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, tidak mampu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, dan tidak mampu
memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.
Siswa Pertama Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Rendah Pada Soal Ketiga (S1R3)
a. Indikator pemahaman konsep 2 : Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep
b. Indikator pemahaman konsep 3 : Memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S1R3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep, dan indikator 3 yaitu
memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1R3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep, dan
indikator 3 yaitu memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S1R3-006 P No.2 dan no.3 kenapa tidak diselesaikan?
S1R3-006 J Tidak tau kak. Susah
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator satu dan dua untuk S1R3,
siswa tidak mampu menyelesaikan soal tersebut. S1R3 tidak mampu
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep, dan tidak
mampu memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S1R dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara.
Kode P/J Uraian Wawancara
S1R -007 P Coba kerjakan soal ini
S1R -007 J Bagaimana ini kak? Saya tidak mengerti
S1R -008 P Apa yang diketahui?
S1R -008 J Tidak ada kak, gambar segitiga saja
S1R -009 P Baca ulang kembali soalnya baik-baik, lalu cakar disitu
S1R -009 J Tidak tau kak cara menyelesaikannya
S1R -010 P Yasudah tidak apa-apa
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal II untuk S1R, siswa tidak
dapat mengerjakan soal tersebut. S1R tidak mampu memenuhi seluruh indikator
pemahaman konsep pada soal tersebut.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Rendah Pada Soal Pertama(S2R1)
a. Indikator pemahaman konsep 1 : Menyatakan ulang sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 1 yaitu
menyatakan ulang sebuah konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R1-001 P Bagaimana? Soal no.1 paham?
S2R1-001 J Tidak terlalu kak
S2R1-002 P Coba jelaskan jawabannya kenapa seperti ini
S2R1-002 J Ini gambarnya aturan pembentukan pola bilangan
persegi
S2R1-003 P Bisa dijelaskan maksud dari gambarnya?
S2R1-003 J Gambar U1 itu sebanyak 1 persegi, gambar U2nya
sebanyak 4 persegi, U3 sebanyak 9 persegi dan U4
sebanyak 16 persegi
S2R1-004 P Kalau bagian b dan c?
S2R1-004 J Tidak tau rumusnya
S2R1-005 P Ini rumus apa yang dicoret?
S2R1-005 J Tidak tau kak, Un=n2
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-satu untuk S2R1,
siswa dapat menuliskan apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal nomor
1. Namun masih keliru dalam menuliskan rumus pola bilangan persegi, yang
disebutkan Un=n2, sedangkan yang benar adalah Un= n2 sehingga S2R1 tidak
menyelesaikan soal nomor 1 bagian b dan c.
b. Indikator pemahaman konsep 4 : Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R1 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi matematika
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R1 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 4 yaitu
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R1-001 P Bagaimana? Soal no.1 paham?
S2R1-001 J Tidak terlalu kak
S2R1-002 P Coba jelaskan jawabannya kenapa seperti ini
S2R1-002 J Ini gambarnya aturan pembentukan pola bilangan
persegi
S2R1-003 Bisa dijelaskan maksud dari gambarnya?
S2R1-003 Gambar U1 itu sebanyak 1 persegi, gambar U2nya
sebanyak 4 persegi, U3 sebanyak 9 persegi dan U4
sebanyak 16 persegi
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-empat S2R1, siswa
mampu menggambarkan aturan pola bilangan persegi dengan benar. Pada saat
wawancara siswa juga bisa menjelaskan apa yang dijawab pada soal tersebut.
S2R1 mampu memperlihatkan dan menyajikan konsep aturan pola bilangan dalam
bentuk representasi matematika.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Rendah Pada Soal Kedua(S2R2)
a. Indikator pemahaman konsep 5 : Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 5 yaitu
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R2-006 P Sekarang untuk no.2?
S2R2-006 J Saya tidak mengerti cara menyelesaikannya kak
S2R2-007 P Menurut adek membaca soal ini, apanya dulu yang dicari
jika diketahui seperti ini? Apakah ada syarat-syaratnya?
S2R2-007 J Mungkin ada kak, dicari dulu semuanya baru dikasih
masuk dalam rumus
S2R2-008 P Apa itu semuanya?
S2R2-009 J Kayak U1nya, n-nya, bedanya, baru rumusnya kak
S2R2-009 P Tidak bisa cari itu jawabannya?
S2R2-010 J Tidak kak, saya pusing kerjanya
S2R2-010 P Iya tidak apa-apa ,
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-lima untuk S2R2,
tidak menggunakan atau memilih prosedur tertentu sesuai dengan konsep. S2R2
tidak menuliskan langkah-langkah dalam menjawab soal . Maka dari itu dapat
dikatakan siswa masih keliru dalam menggunakan, dan memanfaatkan serta
memilih prosedur dalam mengerjakan soal.
b. Indikator pemahaman konsep 6 : Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu mengaplikasikan
konsep atau algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 6 yaitu
mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R2-006 P Sekarang untuk no.2?
S2R2-006 J Saya tidak mengerti cara menyelesaikannya kak
S2R2-007 P Menurut adek membaca soal ini, apanya dulu yang dicari
jika diketahui seperti ini? Apakah ada syarat-syaratnya?
S2R2-007 J Mungkin ada kak, dicari dulu semuanya baru dikasih
masuk dalam rumus
S2R2-008 P Apa itu semuanya?
S2R2-008 J Kayak U1nya, n-nya, bedanya, baru rumusnya kak
S2R2-009 P Tidak bisa cari itu jawabannya?
S2R2-009 J Tidak kak, saya pusing kerjanya
S2R2-010 P Iya tidak apa-apa ,
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-enam untuk S2R2,
belum mampu menyelesaikan soal dengan jawaban yang benar dan
pengaplikasian pada algortima pemecahan masalah belum tepat. Pada saat
wawancara S2R2 juga menjelaskan bahwa tidak begitu paham dengan soal nomor
dua.
c. Indikator pemahaman konsep 7 : Memberikan syarat perlu dan syarat
cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R2 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu memberikan syarat
perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R2 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 7 yaitu
memberikan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R2-007 P Menurut adek membaca soal ini, apanya dulu yang dicari
jika diketahui seperti ini? Apakah ada syarat-syaratnya?
S2R2-007 J Mungkin ada kak, dicari dulu semuanya baru dikasih
masuk dalam rumus
S2R2-008 P Apa itu semuanya?
S2R2-008 J Kayak U1nya, n-nya, bedanya, baru rumusnya kak
S2R2-009 P Tidak bisa cari itu jawabannya?
S2R2-009 J Tidak kak, saya pusing kerjanya
S2R2-010 P Iya tidak apa-apa ,
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator ke-tujuh untuk S2R2,
tidak menuliskan langkah-langkah dalam mengerjakan soal pada lembar hasil
jawaban sehingga tidak memperlihatkan adanya syarat perlu atau syarat cukup
dari soal. Namun pada saat wawancara S2R2 mampu mengetahui apa syarat-syarat
yang diperlukan saat menyelesaikan soal tersebut.
Siswa Kedua Yang Memiliki Kemampuan Pemahaman Konsep Kategori
Sangat Rendah Pada Soal Ketiga(S2R3)
a. Indikator pemahaman konsep 2 : Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep.
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R3-010 P Ini yang no.3 , soalnya mudah dipahami?
S2R3-010 J Disuruh cari yang mana contoh pola bilangan dan
contoh bukan pola bilangan?
S2R3-011 P Tidak tau kak, hanya itu yang bisa saya kerjakan.
S2R3-011 J Iya tidak apa-apa
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator kedua untuk S2R3, tidak
menuliskan cara mendapatkan jawaban sehingga mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya masih keliru. Sedangkan pada saat
wawancara, meskipun siswa bisa mengetahui apa tujuan dari soal, namun S2R3
juga tidak mampu menjelaskan cara menyelesaikan soal tersebut.
b. Indikator pemahaman konsep 3 : Memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R3 dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R3 dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada indikator pemahaman konsep 2 yaitu
memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R3-010 P Ini yang no.3 , soalnya mudah dipahami?
S2R3-010 J Disuruh cari yang mana contoh pola bilangan dan
contoh bukan pola bilangan?
S2R3-011 P Iya terus?
S2R3-011 J Tidak tau kak, hanya itu yang bisa saya kerjakan.
S2R3-012 P Iya tidak apa-apa
Berdasarkan hasil tes dan wawancara nomor 3 pada indikator ketiga untuk S2R3,
bisa mengetahui apa tujuan dari soal, yaitu memberikan contoh pola bilangan dan
contoh bukan pola bilangan namun S2R3 juga tidak mampu menjelaskan dan
menuliskan cara menyelesaikan soal tersebut.
Berikut ini adalah hasil tes pemahaman konsep S2R dalam menyelesaikan soal
pola bilangan pada saat wawancara.
Subjek S2R tidak mapu mengerjakan soal ke dua pada saat wawancara.
Berikut ini adalah hasil wawancara pemahaman konsep S2R dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada saat wawancara.
Kode P/J Uraian Wawancara
S2R-012 P Iya tidak apa-apa , kalau begitu coba pahami soal ini?
Bisa?
S2R-012 J Yang ini saja tidak mengerti kak apalagi yang soal baru.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada soal II untuk S2R, tidak mampu
memahami soal yang diberikan. Artinya siswa masih kurang paham dengan ke 7
indikator tentang pemahaman konsep pada materi pola bilangan.
Dari hasil tes seluruh ke 6 subjek jika dibandingkan dengan jawaban pada saat
wawancara ada beberapa siswa yang memang benar-benar paham dengan konsep
pola bilangan. Sebagian siswa mempunyai hasil pekerjaan yang bagus namun
pada saat wawancara tidak begitu lancar dalam menjelaskan, sebagian siswa
memiliki hasil pekerjaaan kurang bias dipahami namun pada saat wawancara
mampu menjelaskana walaupun tidak begitu lancer. Sedangkan sebagian siswa
juga memang sama sekali tidak paham dengan konsep pola bilangan baik pada tes
maupun pada saat wawancara.
B. Pembahasan
Berdasarkan pada lampiran 7 diperoleh persentase kesalahan tiap aspek
indikator pemahaman konsep matematika yaitu: (1) Kesalahan dalam indikator I
adalah kesalahan dalam menyatakan ulang sebuah konsep yaitu sebesar 19,5%,
(2) kesalahan dalam indikator II yaitu kesalahan mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep sebesar 34,7%, (3) kesalahan dalam
indikator III adalah kesalahan dalam memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep yaitu sebesar 34,7%, (4) kesalahan dalam indikator IV adalah
kesalahan dalam menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis yaitu sebesar 23,9%, (5) kesalahan dalam indikator V adalah kesalahan
dalam menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu yaitu sebesar 39,1%, (6) kesalahan dalam indikator VI yaitu kesalahan
mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah yaitu sebesar
39,1%, dan (7) kesalahan dalam indikator VIII yaitu kesalahan dalam
mengembangkan syarat perlu ddan syarat cukup dari suatu konsep yaitu sebesar
36,9% sehingga rata-rata persentase kesalahan dalam menyelesaikan soal
geometri dimensi tiga siawa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kabupaten
Gowa adalah 36%.
Berdasarkan data tersebut hasil persentase indikator pemahaman konsep
tidak terlalu jauh. Indikator pemahaman konsep matematika siswa pada materi
pola bilangan yang lebih menonjol adalah pemahaman konsep indikator satu.
Sedangkan tiga indikator terendah adalah indikator lima , enam, dan tujuh. Hal ini
karena indikator lima, enam dan tujuh memiliki tingkatan yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan keempat indikator lainnya.
Adapun pembahasan mengenai ke enam subjek penelitian , berdasarkan
kategori siswa sangat tinggi, sedang dan sangat rendah yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman konsep matematika pada materi pola bilangan setelah
mendapatkan hasil tes pemahaman konsep, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa Kategori Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek siswa S1T menguasai ke-enam
indikator yaitu 1)menyatakan ulang sebuh konsep, 2)memberi contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep, 3)menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika, 4)menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu, 5)mengaplikasikan konsep atau algoritma
pemecahan masalah, dan 6)mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari
suatu konsep. Pada jawaban hasil tes siswa S1T untuk indikator pemahaman
konsep yaitu mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsep masih belum tepat.
Sedangkan untuk siswa S2T, juga ada satu indikator pemahaman konsep yang
masih keliru yaitu indikator ke enam, mengaplikasikan konsep atau algoritma
pemecahan masalah. Selebihnya siswa S2T meguasai enam indikator yaitu
1)menyatakan ulang sebuh konsep, 2)mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat
tertentu sesuai dengan konsep 3)memberi contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep, 4)menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika,
5)menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,dan 6)mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep.
2. Siswa Kategori Sedang
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek siswa S1S hanya menguasai tiga
indikator yaitu 1)menyatakan ulang sebuah konsep, 2)mengklasifikasi objek
menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep dan 3)memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep, sedangkan ke empat indikator pemahaman
konsep lainnya masih keliru yaitu 1)menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika, 2)menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu,dan 3)mengaplikasikan konsep atau algoritma
pemecahan masalah dan 4)mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari
suatu konsep.
Berbeda dengan siswa S1S, siswa S2S menguasai indikator pemahaman
konsep 1)Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, 2)menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, dan 3)mengembangkan
syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep. Untuk ke empat indikator lainnya
yaitu 1)menyatakan ulang sebuah konsep, 2)mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsep, 3)menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu, dan 4)mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah.
3. Siswa Kategori Sangat Rendah
Berdasarkan hasil tes dan wawancara, siswa S1R hanya menguasai indikator
satu dan empat yaitu 1)menyatakan ulang sebuah konsep, dan 2)menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. Sedangkan ke-lima
indikator lainnya sama sekali tidak dikuasai yaitu indikator 1)mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep, 2)memberi contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep, 3)menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu, 4)mengaplikasikan konsep atau algortima
pemecahan masalah dan 5)mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari
suatu konsep.
Untuk siswa S2R, ada dua indikator yang dikuasai yaitu indikator empat dan
tujuh, adalah 1)menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika dan 2)mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu
konsep. Indikator pemahaman konsep lima dan enam masih keliru yaitu
1)menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
dan 2)mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Siswa S2R
sama sekali tidak menguasai untuk indikator satu, dua dan tiga yaitu
1)menyatakan ulang sebuah konsep, 2)mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat
tertentu, dan 3)memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
Berikut perbedaan dari ketiga kategori siswa yang mempunyai
pemahaman konsep sangat tinggi, sedang dan sangat rendah dalam menyelesaikan
soal pola bilangan pada tujuh indikator . Adapun uraiannya dapat dilihat pada
tabel 4.4
Tabel 4.4 Perbedaan pemamaham konsep dalam menyelesaiakan soal pola
bilangan pada berdasarkan indikator pemahaman konsep
Indikator Kategori Siswa Kategori Siswa Kategori Siswa
Pemahaman
Konsep
Kemampuan
Pemahaman
Konsep Sangat
Tinggi
Kemampuan
Pemahaman
Konsep Sedang
Kemampuan
Pemahaman
Konsep Sangat
Rendah
Menyatakan ulang
sebuah konsep
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu
menyatakan ulang
sebuah konsep
pada materi pola
bilangan untuk
soal nomor satu.
Subjek S1S sudah
mampu menyatakan
ulang sebuah
konsep pada materi
pola bilangan untuk
soal nomor satu.
Subjek S2S sudah
mampu namun
belum tepat dalam
menyelesaikan soal
Subjek S1R sudah
mampu
menyatakan
ulang sebuah
konsep pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor satu.
Subjek S2R
Belum mampu
dalam
menyelesaikan
soal.
Mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep
Subjek S1T sudah
mampu
mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor tiga
tapi masih belum
tepat. Subjek S2T
sudah mampu
mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep
Subjek S1S sudah
mampu
mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep pada materi
pola bilangan untuk
soal nomor tiga
Subjek S2S sudah
mampu
mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep tapi masih
belum tepat.
Subjek S1R dan
S2R belum
mampu
mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor tiga
Memberi contoh
dan bukan contoh
dari suatu konsep
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu memberi
contoh dan bukan
contoh dari suatu
konsep pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor tiga
Kedua subjek S1S
dan S2S sudah
mampu memberi
contoh dan bukan
contoh dari suatu
konsep pada materi
pola bilangan untuk
soal nomor tiga
Kedua subjek S1R
dan S2R sudah
mampu memberi
contoh dan bukan
contoh dari suatu
konsep pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor tiga
Menyajikan konsep
dalam berbagai
bentuk representasi
matematika
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu
menyajikan
Subjek S1S sudah
mampu menyajikan
konsep dalam
berbagai bentuk
Kedua subjek S1R
dan S2R sudah
mampu
menyajikan
konsep dalam
berbagai bentuk
representasi
matematika pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor satu
representasi
matematika pada
materi pola
bilangan untuk soal
nomor satu tapi
belum tepat. Subjek
S2S sudah mampu
menyajikan konsep
dalam berbagai
bentuk representasi
matematika.
konsep dalam
berbagai bentuk
representasi
matematika pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor satu
Menggunakan dan
memanfaatkan
serta memilih
prosedur atau
operasi tertentu
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu
menggunakan dan
memanfaatkan
serta memilih
prosedur atau
operasi tertentu
pada materi pola
bilangan untuk
soal nomor dua
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu
menggunakan dan
memanfaatkan serta
memilih prosedur
atau operasi
tertentu pada materi
pola bilangan untuk
soal nomor dua tapi
masih belum tepat.
Subjek S1R
belum mampu
menggunakan
dan
memanfaatkan
serta memilih
prosedur atau
operasi tertentu
pada materi pola
bilangan untuk
soal nomor dua.
Subjek S2R sudah
mampu
menggunakan
dan
memanfaatkan
serta memilih
prosedur atau
operasi tertentu
tapi masih belum
tepat.
Mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan
masalah
Subjek S1T sudah
mampu
mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan
masalah pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor dua
Subjek S2T sudah
mampu
mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu
mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan masalah
pada materi pola
bilangan untuk soal
nomor dua tapi
masih belum tepat.
Subjek S1R
belum mampu
mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan
masalah pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor dua.
Subjek S2R sudah
mampu
mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan
masalah tapi
masih belum
tepat.
masalah tapi
masih belum
tepat.
Mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep
Kedua subjek S1T
dan S2T sudah
mampu
mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep pada
materi pola
bilangan untuk
soal nomor dua
Subjek S1S sudah
mampu
mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep pada
materi pola
bilangan untuk soal
nomor dua tapi
belum tepat. Subjek
S2S sudah mampu
mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep
Subjek S1R
belum mampu
mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep
pada materi pola
bilangan untuk
soal nomor dua
Subjek S2R sudah
mampu
mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep
c. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Hal itu disebabkan oleh karena adanya keterbatasan dan kelemahan
dalam pengambilan data peneltian yaitu:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada materi pola bilangan sehingga belum
dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Peneliti hanya menganalisa variabel pemahaman konsep, tanpa melihat
varibel lain, seperti minat, motivasi, lingkungan belajar dan lain-lain.
3. Adanya keterbatasan waktu saat memberi tes dan memberikan wawancara
dikarenakan hampir bersamaan dengan Lebaran Ied Adha dan persiapan 17
Agustusan
4. Teknik wawancara yang dilakukan pada waktu yang bersamaan sehingga
hasil yang diperoleh kurang maksimal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dalam
menyelesaikan soal pola bilangan pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi
Samata Kabupaten Gowa mengalami kesalahan terletak pada indikator : (1)
Kesalahan dalam indikator I adalah kesalahan dalam menyatakan ulang sebuah
konsep yaitu sebesar 19,5%, (2) kesalahan dalam indikator II yaitu kesalahan
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep sebesar
34,7%, (3) kesalahan dalam indikator III adalah kesalahan dalam memberikan
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep yaitu sebesar 34,7%, (4) kesalahan
dalam indikator IV adalah kesalahan dalam menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis yaitu sebesar 23,9%, (5) kesalahan dalam indikator
V adalah kesalahan dalam menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu yaitu sebesar 39,1%, (6) kesalahan dalam indikator
VI yaitu kesalahan mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan
masalah yaitu sebesar 39,1%, dan (7) kesalahan dalam indikator VIII yaitu
kesalahan dalam mengembangkan syarat perlu ddan syarat cukup dari suatu
konsep yaitu sebesar 36,9%. Hal ini disebabkan karena kemampuan pemahaman
konsep siswa pada materi pola bilangan masuk dalam kategori kurang. Indikator
yang paling dikuasai siswa adalah menemukan kembali suatu konsep sedang
yang paling tidak dikuasi siswa adalah kemampuan menggunakan,
memanfaatkan dan memilih prosedur suatu konsep. Hanya ada 5 siswa yang
mampu masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, 2 diantaranya memiliki
pepmahaman konsep sangat baik, Sedangkan sebanyak 13 siswa dengan
kemampuan pemahaman konsep masih sangat kurang masuk dalam kelompok
rendah dan sangat rendah. Sisanya 5 siswa masuk dalam kelompok sedang dengan
kemampuan pemahaman kosep masih kurang.
Sebagai temuan dalam penelitian ini, siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep masih sangat kurang hanya menggunakan informasi berupa
angka yang terdapat dalam soal saja, namun tidak dapat memanfaatkan
prosedur atau operasi tertentu dalam algoritma pemecahan masalah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matapelajaran diharapkan supaya melakukan deteksi dini sebelum
melaksanakan proses pembelajaran, supaya guru lebih memahami pemahaman
dasar dan kesalahan siswa terhadap suatu materi yang akan diajarkan.
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan indikator-
indikator dari suatu pemahaman konsep atau objek kajian yang lainnya, supaya
data yang diperoleh lebih valid dan akurat
DAFTAR PUSTAKA
Alfian Heri. 2016. Matematika FKIP Untan Pontianak. Mengatasi Hambatan
Pemahaman Konseptual Matematis Dengan Pendekatan Antisipasi
Didaktis Materi Dalil Pythagoras Di SMP, (online), Vol. 6, No. 1 ,
http://jurnal.untan.ac.id. Diakses 25 April 2019
Anas, Aswar. 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving-Heuristik (Laps-
Heuristik) pada Siswa Kelas IX Mts Muhammadiyah Pasui Kabupaten
Enrekang. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Anggraini Githa Randu. 2017. Matematika FKIP Unismuh Surakarta. Analisis
Kesulitan Pemahaman Konsep Pada Materi Pythagoras Di Kelas VIII
SMP Negeri 3 Kartasura, (online), http://eprints.ums.ac.id. Diakses 15
Mei 2019
Ghony dan Fauzan Almanshur. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Ar-
Ruzz Media
Herwandi. 2017. Analisis Pemahaman Konsep dalam Menyelesaikan Soal
Geometri Dimensi Tiga pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Indiriyani Ria Dwi. 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Mind Mapping
Dalam Pembelajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Konsep Teorema Pythagoras (Ptk Pembelajaran Matematika
Kelas VIII SMP Muhammadiyah 9 Gemolong). Skripsi tidak diterbitkan.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Juliant Aditya dkk. 2016. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Pada Materi Pola Bilangan Ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa.
Jurnal Riset Pendidikan (online),Vol. 2, No. 2, November 2016, ISSN:
2460-1470, (http://hikmahuniversity.ac.id, diakses 27 Februari 2019).
Kholidah Inna Rohmatun. 2018. Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas V Dalam Menyelesaikan Soal Di Sd Negeri Gunturan Pandak
Bantul Tahun Ajaran 2016/2017. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an,
Vol. 4, Nomor 3, Mei 2018, hlm. 428-431
Nukuhaly Nur Afriani dkk. 2018. Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal-
soal Pola Bilangan Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Ambon.
Prosiding SEMNAS Matematika & Pendidikan Matematika IAIN
Ambon(online), 9 Februari 2018, ISBN 9 786025 185700,
(https://fitk.iainambon.ac.id, diakses 27 Februari 2019).
Nurafni dkk. 2016. Profil Pemahaman Konsep Teorema Phytagoras Siswa
Berdasarkan Perbedaan Gaya Kognitif Field Independent dan Field
Dependent. KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika (Online),
Volume 03, No. 02, November 2018, hal. 175-192,
(http://kalamatika.matematika-uhamka.com , diakses 14 Mei 2019)
Pemu. 2017. Konsep Dalam Kegiatan Pembelajaran Matematika(online).
Makassar: Universitas Negeri Makassar
(https://www.researchgate.net/publication/325922751_KONSEP_DALA
M_KEGIATAN_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA, diakses 18 Juni
2019)
Qausar, Ikhbariati. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-
Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Pendidikan
Matematika SIGMA. 2 (5): 129-139.
Rojak. 2017. Analisis Pemahaman Konsep Pada Materi Perbandingan Siswa
SMP. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Sagala. 2017. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfa Beta.
Sari, D.A. 2014. Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setelah
Diterapkan Kurikulum 2013 (Studi Kasus Di Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Sukoharjo). Skripsi tidak diterbitkan, Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyorini dkk. 2017. Analisis Pemahaman Konsep Siswa Terhadap Materi Pokok
Statistika Ditinjau Dari Kebiasaan Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas XII Ips 1 Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) (online), Solusi
Vol.I , No.4, Juli 2017 (jurnal.fkip.uns.ac.id , diakses 16 Mei 2019).
Sugiyono, 2016. Statitika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Suprijono. 2017. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ujan. 2017. Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat
Kelas VIII Di SMP Budi Mulia Minggir. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Warih Pratiwi Dwi. 2016. Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
VIII Pada Materi Teorema Phytagoras. Konferensi Nasional Penelitian
Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 377 Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016 ISSN: 2502-6526
Zaerani dkk. 2017. Pengaruh Penguasaan Konsep Teorema Pythagoras Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Bangun Ruang Sisi Datar Pada
Siswa Kelas VIII Mts Negeri Balang-Balang. Jurnal Matematika dan
Pembelajaran(online), Vol. 5, No. 2, Desember 2017, p-ISSN: 2354-
6883, (https://doi.org/10.24252/mapan.v5n2a9, diakses 16 Mei 2019).
LAMPIRAN Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Pemahaman
Konsep
Soal Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Jawaban Soal Instrumen Tes Pemahaman
Konsep
Pedoman Penskoran Soal Instrumen Tes
Pemahaman Konsep
Pedoman wawancara Instrumen Tes
Pemahaman Konsep
Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa
Persentase Kesalahan dan Persentase
Pemahaman Setiap Indikator
Pemahaman Konsep Siswa
Daftar Nama Siswa
Daftar Hadir Siswa
Lembar Jawaban Hasil Tes Pemahaman
Konsep Siswa
Hasil Wawancara
Dokumentasi
Arsip Dokumen
Ppt
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP
Sekolah : SMP Pesantren GUPPI Samata Kabupaten Gowa
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Pola Bilangan
Kelas/Semester : VIII B/Ganjil
Kompetensi
Dasar Indikator
Indikator
Pemahaman Konsep
Nomor
soal
1. Membuat
generalisasi
dari pola pada
barisan
bilangan dan
konfigurasi
objek
2. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan pola
pada barisan
bilangan dan
barisan
konfigurasi
objek
1. Siswa mampu
menentukan suku
selanjutnya dari suatu
barisan bilangan
dengan cara
menggeneralisasikan
pola bilangan
sebelumnya
2. Siswa mampu
menggeneralisasikan
pola barisan bilangan
menjadi suatu
persamaan
1. Menyatakan ulang
sebuah konsep
1
2. Mengklasifikasi
objek menurut
sifat-sifat tertentu
sesuai dengan
konsep
3
3. Memberi contoh
dan bukan contoh
dari suatu konsep
3
4. Menyajikan konsep
dalam berbagai
bentuk representasi
matematika
1
5. Menggunakan dan
memanfaatkan serta
memilih prosedur
atau operasi
tertentu
2
6. Mengaplikasikan
konsep atau
algoritma
pemecahan masalah
2
7. Mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep
2
Lampiran 2
SOAL INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP
Mata pelajaran : Matematika
Pokok bahasan: Pola Bilangan
Alokasi waktu : 45 Menit
Kelas/Semester: VIIIB/ Ganjil
Petunjuk:
1. Tulislah Nama, Nis pada lembar jawaban.
2. Jawablah soal pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah.
Soal I
1. Diketahui susunan persegi membentuk barisan bilangan yaitu 4, 9, 16,...,...
Tentukan :
a. Aturan pembentukan pola bilangan persegi
b. 2 bilangan selanjutnya
c. Banyak persegi pada suku ke 12
2. Pada suatu barisan aritmetika diketahui suku ketiganya adalah 11 dan suku
kesepuluhnya adalah 39. Tentukan :
a. suku pertama
b. beda
c. rumus suku ke- n!
d. Jumlah 10 suku pertama
3. Dari barisan bilangan berikut manakah yang merupakan pola bilangan ?
a. 2, 4, 8, 16, … .
b. 42, 34, 26, 18, … .
Soal II
1. Perhatikan gambar susunan batang korek api yang berbentuk pola segitiga.
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Tentukan :
a. Rumus Suku ke-n
b. Banyaknya Batang korek api pada suku ke- 5
Lampiran 3
JAWABAN SOAL INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP
Jawaban I
1. Diketahui :
Barisan bilangan pada pola bilangan persegi yaitu : 4, 9, 16
Ditanyakan :
a. Aturan pembentukan pola bilangan tersebut?
b. 2 bilangan selanjutnya
c. Banyak persegi pada suku ke-12
Penyelesaian :
a. Aturan pembentukan pola bilangan persegi
4 persegi
9 persegi
16 persegi
b. Un = n2
U5 = 52
U5 = 25
U6 = 62
U6 = 36
c. Banyak persegi pada suku ke 12
Un = n2
U12 = 122
= 144
Jadi dengan menggunakan rumus pola bilangan persegi diperoleh
suku selanjutnya yaitu U5 = 25 dan U6 = 36 serta U12 = 144
2. Diketahui U3 = 11 dan U10 = 39
Ditanyakan : a. b?
b. U1?
b. rumus suku ke n?
c. Sn?
Penyelesaian:
a) U3 = 11 a + 2b = 11
U10 = 39 a + 9b = 39
-7b = -28
b =
b = 4
b = 4 substitusikan ke persamaan a + 2b = 11
b) a + 2 . 4 = 11
a + 8 = 11
a = 11 -8
a = 3
c) Rumus suku ke-n adalah :
Un = a + (n-1) b
Un = 3 + (n-1)4
Un = 3 +4n -4
Un = 4n – 1
d) Jumlah 10 Suku pertama
) )
) )
) )
)
Jadi, beda = 4 , suku pertama = 3, rumus suku ke-n adalah Un = 4n – 1 dan S10 =
210
3. Menentukan pola bilangan atau bukan pola bilangan
a. 2, 4, 8, 16, ...
Karena b1 b2 b3 maka bukan merupakan pola bilangan
b. 42, 34, 26, 18,...
Karena b1 = b2 = b3 = -8 ,maka merupakan pola bilangan
Jawaban II
1. Diketahui U1 = 3, U2 = 5, U3 = 7
Ditanyakan :
a. Rumus Suku ke-n
b. Banyaknya Batang korek api pada suku ke- 5
a. Jadi rumus suku ke- n adalah Un = 2n + 1
b. U5 = (2 x 5) + 1
U5 = 10 + 1
U5 = 11
Jadi banyaknya batang korek api pada suku ke- 5 adalah 11 batang .
Banyak Segitiga
(n)
Banyak Batang Korek Api Pola bilangan
(Un)
1 3 (2).(1) + 1
2 5 (2).(2) + 1
3 7 (2).(3) + 1
2n + 1
Lampiran 4
PEDOMAN PENSKORAN TES PEMAHAMAN KONSEP
No Indikator Keterangan Skor
1. Menyatakan ulang
sebuah konsep
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
sesuai dengan definisi yang dimiliki oleh
sebuah objek namun masih terdapat
kesalahan
1
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
sesuai dengan definisi yang dimiliki oleh
sebuah objek dengan tepat
2
2. Mengklasifikasi Tidak ada jawaban atau tidak ada ide 0
objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu yang
dimiliki namun masih terdapat kesalahan
1
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri
2
3. Memberi contoh dan
bukan contoh dari
suatu konsep
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Dapat memberikan contoh dan bukan
contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek namun pengembangannya
belum tepat
1
Dapat memberikan contoh dan bukan
contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek dan telah dapat
dikembangkan
2
4. Menyajikan konsep
dalam berbagai
bentuk representasi
matematika
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika sebagai
suatu algoritma pemahaman konsep
namun masih terdapat kesalahan
1
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika dengan benar
2
5. Mengembangkan
syarat perlu dan
syarat cukup dari
suatu konsep
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Dapat mengembangkan syarat perlu dan
syarat cukup dari suatu konsep dengan
benar namun masih terdapat kesalahan
1
Dapat mengembangkan syarat perlu dan
syarat cukup dari suatu konsep dengan
benar
2
6. Menggunakan dan
memanfaatkan serta
memilih prosedur
atau operasi tertentu
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Dapat menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi
tertentunamun masih terdapat kesalahan
1
Dapat menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur dengan benar
2
7. Mengaplikasikan
konsep atau
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
0
algoritma
pemecahan masalah
soal
Dapat mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah namun
masih terdapat kesalahan.
1
Dapat mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalahdengan
tepat.
2
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
Daftar wawancara dibawah ini adalah sebagai gambaran umum pedoman
wawancara. Dalam pelaksanaanya, pertanyaan yang diberikan bisa
bertambah atau berkurang sesuai jawaban siswa.
1. Menyatakan ulang sebuah konsep
Mampukah kamu memahami konsep pola bilangan?
Bisakah kamu ulangi kembali apa itu pola bilangan?
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
Apa saja objek – objek yang ada pada sifat pola bilangan?
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Bisakah anda tuliskan contoh dan bukan contoh pada soal pola
bilangan?
Apa alasan anda menyebutkan bahwa contoh tersebut benar atau
salah?
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Bisakah anda memberikan gambar yang menyajikan konsep salah
satu pola bilangan?
5. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu
Bagaimana cara kamu menyelesaikan soal tersebut?
Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu menemukan soal pola
bilangan yang tidak kamu pahami?
6. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Apakah kamu sudah menggunakan pada materi serta menggunakan
langkah yang tepat dalam menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari?
7. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Apa saja syarat yang kamu ketahui untuk menyelesaikan soal pola
bilangan?
Lampiran 6
HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP SISWA
NO NAMA SKOR Kategori
1 Dwi Resky Ananda 93 Sangat Tinggi
2 Mustika 93 Sangat Tinggi
3 Reza 93 Sangat Tinggi
4 Anisa Nurmala Sari R 86 Tinggi
5 Andi Tenri Maharaja 86 Tinggi
6 Arfin 79 Sedang
7 Asrullah 71 Sedang
8 Dina 79 Sedang
9 Irna 71 Sedang
10 Putri Nabila 79 Sedang
11 Aris 64 Rendah
12 Muh. Nur Cholis Syam 64 Rendah
13 Muh. Ridwan T 64 Rendah
14 Muh. Rifky 64 Rendah
15 Muh. Sabir 64 Rendah
16 Risal 64 Rendah
17 Safaruddin 64 Rendah
18 Muh. Nur Qolbi 64 Rendah
19 Bima Erlangga 36 Sangat Rendah
20 Afdal 57 Sangat Rendah
21 Zulfaisal 29 Sangat Rendah
22 Aidil 43 Sangat Rendah
23 Ardiansyah 43 Sangat Rendah
Lampiran 7
PERSENTASE KESALAHAN DAN PERSENTASE PEMAHAMAN
SETIAP INDIKATOR PEMAHAMAN KONSEP SISWA
No
. Nama
Indikator Pemahaman Konsep
I II III IV V VI VII
1. Dwi Resky Ananda 2 1 2 2 2 2 2
2. Mustika 2 1 2 2 2 2 2
3. Reza 2 2 2 2 2 1 2
4. Anisa Nurmala Sari R 2 2 2 2 2 1 1
5. Andi Tenri Maharaja 2 2 2 2 2 1 1
6. Arfin 2 1 1 2 2 2 1
7. Asrullah 2 2 2 1 1 1 1
8. Dina 2 1 2 2 2 2 0
9. Irna 1 2 2 1 1 1 1
10. Putri Nabila 1 1 2 2 1 1 2
11. Aris 1 1 1 2 1 1 2
12. Muh. Nur Cholis
Syam 1 2 2 0 1 1 2
13. Muh. Ridwan T 2 2 1 1 0 1 2
14. Muh. Rifky 2 2 1 0 1 1 2
15. Muh. Sabir 2 1 0 2 2 2 1
16. Risal 1 2 1 1 2 1 1
17. Safaruddin 2 2 1 1 0 1 2
18. Muh. Nur Qolbi 2 1 1 2 0 1 1
19. Bima Erlangga 0 0 2 1 0 2 0
20. Afdal 2 0 1 2 2 1 1
21. Zulfaisal 2 0 0 2 0 0 0
22. Aidil 2 2 0 1 1 1 0
23 Ardiansyah 0 0 0 2 1 1 2
Total Skor
Persentase(%) Kesalahan 19,5 34,7 34,7 23,9 39,1 39,1 36,9
Persentase(%) Pemahaman 80,5 65,3 65,3 76,1 60,9 60,9 63,1
Lampiran 8
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII B SMP PESANTREN
GUPPI SAMATA KABUPATEN GOWA
TAHUN AJARAN 2019/2020
No. Nama Jenis Kelamin Kelas
1. Afdal L VIII B
2. Aidil L VIII B
3. Anisa Numala Sari R P VIII B
4. Ardiansyah L VIII B
5. Arfin L VIII B
6. Aris L VIII B
7. Asrullah L VIII B
8. Bima Erlangga L VIII B
9. Dina P VIII B
10. Dwi Resky Ananda P VIII B
11. Irna P VIII B
12. Muh.Nur Cholis Syam L VIII B
13. Muh.Ridwan T L VIII B
14. Muh. Rifki L VIII B
15. Muh. Sabir L VIII B
16. Mustika P VIII B
17. Putri Nabila P VIII B
18. Reza L VIII B
19. Risal L VIII B
20. Safaruddin L VIII B
21. Zulfaisal L VIII B
22. Muh. Nur Qolbi L VIII B
23. Andi Tenri Maharaja P VIII B
Lampiran 9
DAFTAR HADIR SISWA SMP PESANTREN GUPPI SAMATA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KELAS : VIII B
No Nama Siswa Keterangan
Tes Esai Wawancara
1 Afdal
2 Aidil
3 Anisa Numala Sari R
4 Ardiansyah
5 Arfin
6 Aris
7 Asrullah
8 Bima Erlangga
9 Dina
10 Dwi Resky Ananda
11 Irna
12 Muh.Nur Cholis Syam
13 Muh.Ridwan T
14 Muh. Rifki
15 Muh. Sabir
16 Mustika
17 Putri Nabila
18 Reza
19 Risal
20 Safaruddin
21 Zulfaisal
22 Muh. Nur Qolbi
23 Andi Tenri Maharaja
24 Afdal
Gowa, Agustus 2019
Peneliti
A.Nurul Ainun
Lampiran 11
HASIL WAWANCARA SISWA S1T, S2T, S1S, S2S, S1R, DAN S2R
a) Wawancara siswa S1T
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Coba perhatikan no. 1 , apakah soalnya mudah dipahami?
J Iya mudah kak
P Menurut adek, apakah aturan gambar pola sudah benar begitu?
J Iya kak karena bentuknya memang persegi baru sudah memang dipelajari
macam-macamnya pola bilangan sama gambar-gambarnyami juga
P Ohiya, lalu bagian b darimana adek bisa dapatkan seperti ini?
J Rumus pola bilangan persegi kak
P Disini saya lihat bagian b tidak ada rumusnya dicantumkan
J Saya lupa kak, tapi yang bagian c saya tulis kak
P Baik. Selanjutnya no.2. Coba bisa dijelaskan bagaimana langkah-langkah
atau cara menyelesaikan soal tersebut?
J Kalau saya pertama cari dulu bedanya kak sebelum di jawab bagian a nya.
Kalau sudah didapat jawabannya b didapat juga jawaban yang lain kak,
bagian a, c dan d.
P Apa itu sudah masuk dalam syarat menyelesaikan soal ini?
J Iya kak.
P Menurut adek apakah sudah sesuai ini caranya mulai dari yang diketahui
sampai dengan jawabannya?
J Iya dikasih masuk apa-apa saja yang diketahui dengan cara begini kak,
baru dikerjakan sesuai dengan kerja sebelumnya
P Maksudnya?
J Maksud saya, misalnya ini kak a+8 = 11, jadi saya tulis dulu menjadi a=
11-8 = 3. Tidak langsung jawaban 3 nya
P Sudah betul menggunakan rumus ini?
J Iya kak rumus untuk mencari jumlah barisan atau deret itu seperti ini kak
P Jadi kalau misalnya saya minta contoh masalah dalam kehidupan sehari-
hari yang berhubungan dengan ini soal no.2?
J Hmmmm, apa kak? Tidak saya tau
P Pikir baik-baik dulu, kira-kira apa ?
J Ohh ituu kak, kan saya sering nonton kak dibioskop. Itu banyak susunan-
susunan kursinya, barisan a-z, jadi disini soalnya bisa seperti barisan ketiga
di bioskop ada 11 kursi dan barisan kesepuluh ada 39 kursi.
P Yah, terus?
J Dikasih masukmi di rumus kak, misalnya ini berapa jumlah 10 kursi di
barisan pertama. Begitu mungkin kak
P Yah baik. Sekarang soal no.3, yang mana menurut adek yang merupakan
pola bilangan?
J Dua-duanya kak,
P Yakin? Apa alasannya?
J Karena bagian a semua dikali dua, bagian b bedanya -8
P Apakah ada rumus yang digunakan untuk mencari jawabannya? Coba
ingat-ingat rumusnya
J Tidak tau kak, saya juga lupa. Langsung begitu cara yang saya gunakan.
Atau rumus beda kak yang u2-u1?
P Kalau begitu coba dihitung,
J Begini kak, berarti ini bukan pola bilangan ini pola bilangan
P Apakah adek mengerjakan soal sendiri?
J Iya kak
P Coba ini ada soal dibaca, dipahami , dan coba dikerjakan
Apa yang diketahui atau apa informasi yang didapatkan dari soal ?
J Gambar korek api bentuk segitiga kak
P Lalu apa yang adek lakukan setelah membaca soal tersebut?
J Tunggu kak coba saya kerjakan, Begini kak gambar 1 itu U1?
P Iya terus gambar 2 dan 3?
J U2 dan U3 kak. Baru selanjutnya kak?
P Lanjutkan, coba baca baik-baik kembali soalnya.
Coba hitung korek apinya disetiap gambar
J Ohiya saya mengerti kak,
Begini kak?
P Bukan seperti itu, adek cari dulu pola yang cocok untuk mendapatkan rumus
suku ke n, liat berapa kali berapa, atau berapa tambah berapa bisa
mendapatkan banyak batang korek apinya. Liat gambar 1 ada 3 korek api
kan, coba pikirkan angka yang bisa mendapatkan 3. Berapa?
J 2+1 kak, saya tidak mengerti
P itu bukan pola namanya, itu penjumlahan. Coba pola 2n+1 kerjakan
J Iya kak cocok
b) Wawancara siswa S2T
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Sekarang no.1, Apakah adek mudah memahami soalnya?
J Iya kak mudah
P Apa saja yang diketahui di soal no.1?
J U2 nya kak 4, U3nya 9 sama U4 16
P Kenapa bisa adek katakan bahwa 4 adalah U2 padahal suku pertama yang
tertulis adalah 4?
J Karena dibuku yang sudah dipelajari kak kalau pola bilangan persegi U1
nya itu 1
P Bagian b dan c apakah jawabannya sudah betul?
J Insya allah kak, karena rumusnya mmg begitu
P Rumus apa ini?
J Rumus pola bilangan persegi
P Ohiya, bagaimana kalau no.2? apakah soalnya juga mudah dipahami?
J Iya kak
P Bagaimana langkah-langkah yang digunakan untuk mendapat semua
jawaban no.2?
J Dikerja sesuai langkah-langkahnya kak. Dicari U1 nya, eh tapi bedanya
dulu dicari kak baru ke suku pertama
P Terus ini bagian b kenapa seperti ini?
J Saya singkat kak, karena kertasnya nanti tidak cukup
P Rumus untuk bagian c dan d sudah betul begini?
J Iya kak
P Bagian c rumus apa dan bagian d rumus apa?
J Bagian c rumus mencari suku ke n, bagian d rumus mencari jumlah 10 suku
pertama kak
P Kenapa bagian c memakai rumus Un= a+(n-1)b
J Karena ini... apa namanya..
Rumus umum Un kak, untuk cari rumus suku ke-n nya ini pakai rumus ini
kak saya yang sudah saya pelajari
P Adakah yang adek ketahui mengenai kehidupan sehari-hari tentang soal
no.2?
J Maksudnya?
P Masalah dalam kehidupanta sehari-hari yang modelnya seperti no.2
J Tidak mengerti kak
P Pikir baik-baik dulu, kira-kira apa ?
J Tidak saya tau kak.
P Lalu no.3, alasan adek mengatakan a bukan pola bilangan dan b adalah
pola bilangan
J Karena bedanya tidak sama bagian a kak, bagian b memiliki beda yang
sama.
P Apa memang seperti itu?
J Iya kak, rumus mencari beda U2-U1
P Apakah adek mengerjakan soal sendiri?
J Iya kak
P Coba ini ada soal dibaca, dipahami , dan coba dikerjakan
Apa yang diketahui atau apa informasi yang didapatkan dari soal ?
J bentuk segitiga kak
P Apa itu? Maksud saya gambar apa?
J Batang korek api kak (sambil mengerjakan)
Tidak tau kak, begini yang bisa saya kerjakan
P Coba saya lihat. Ohiya jadi ini kurang tepat , seharusnya 2 dikali n tambah
1(2n+1). Coba hitung
J Seperti ini kak.
c) Wawancara siswa S1S
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Apakah adek mudah paham dengan soal no.1?
J Tidak terlalu mengerti kak
P Bagian mana yang tidak paham?
J Yang ini aturan pola persegi
P Coba lihat apakah gambarnya ini bentuk persegi?
J Iye kak
P Adek tau kan bentuk persegi bagaimana? Ini bentuk membentuk persegi
atau tidak?
J Iya kak yang semua sisinya sama panjang
P Iya jadi ini?
J Tidak bentuk persegi kak
P Bagian b dan c apakah sudah betul seperti itu?
J Iya kak, rumusnya
P Dari mana adek tau kalau ini rumus yang digunakan?
J Sudah dipelajari kak
P Ini hasilnya mana?
J Astaga, saya lupa kak. Disini 25, 36 sama disini (mencakar) 144.
P Kalau no.2 bagaimana? Paham dengan soalnya?
J Paham kak, tapi tidak tau kerjanya sama rumusnya.
P Kenapa bisa tidak tau? Tidak pernah dipelajari?
J Lupa
P Ini memperoleh a = 12 dan b = 4, dapat darimana?
J Dari sini kak
P Terus yang saya lihat jawaban sama soalnya kenapa berbeda?
J Saya pusing kak, tidak tahu juga.
P Coba jelaskan yang no.3
J kalau yang no.3 itu cari polanya kak. Yang saya tau itu mecari bedanya
dengan rumus U2-U1 , jadi bagian a bedanya itu beda-beda semua ,
sedangkan bagian b sama yaitu -8.
P Terus yang mana pola bilangan yang mana bukan pola bilangan?
J a bukan pola bilangan, b pola bilangan
P Kenapa tidak ditulis disini?
J Saya lupa kak
P Ini ada soal, coba adek baca lalu kerjakan. Apa yang diketahui dari soal
itu?
J Yang diketahui itu gambar korek api berbentuk segitiga, gambar 1 = U1 ,
gambar 2 = U2, dan gambar 3= U3
P Coba hitung korek api pada setiap Suku
J Suku 1 = 3, suku 2= 5, suku 3=7
P Jadi bagaimana rumus suku ke n?
J Tidak tau kak, Rumus pola segitiga kak atau bilangan ganjil mungkin
P Itu sudah hampir benar, jadi tinggal kurangnya diganti dengan tambah
supaya polanya tepat
J Iya kak
d) Wawancara siswa S2S
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Perhatikan soal no.1 bisa dipahami?
J Iya kak sedikit
P Berarti banyak yang tidak bisa dipahami? Yang mananya belum paham?
J Yang bagian b kak tidak tau rumus yang digunakan
P Coba liat lagi pekerjaannya rumus apa yang adek tulis?
J Un= n2 kak .
P Yah itu sudah benar, kenapa adek tulis n5, n
6, n
12 padahal sudah ditulis
disni n2
J Iya kak, saya salah disitu
P Seharusnya apa? Coba dihitung kembali
J Ini kak, U5=52
jadi 25 kak.
P Ini gambar untuk U1 sampai U3 sudah benar yah , cuman U4nya yang
belum tepat. Oke selanjutnya no.2. rumus-rumus apa saja yang adek
gunakan?
J Rumus...
P Rumus apa? Apa yang ditanyakan? Coba lihat
J U1, b, Rumus suku ke n dan jumlah 10 suku pertama kak
P Yah terus mana langkah-langkah kerjanya?
J Saya kerja di kertas cakaran kak
P Lebih baik kerja disini saja, supaya saya bisa lihat cara menyelesaikan soal.
J Iya kak
P Sudah betul pakai rumus ini untuk mencari rumus suku ke n?
J Hmm, iya kak betul
P Lalu kenapa tidak dilanjutkan?
J Tidak tau kak
P Ini rumus apa?
J Rumus Un kak
P Benar, ini kan sisa dimasukkan dalam rumus. a = 3 bedanya berapa?
J 4
P Jadi?
J Oh jadi kak, Un = 3 + (n-1) 4
P Ya seperti itu
J Baru mengerti kak
P Apakah adek tau syarat-syaratnya agar bisa dapat jawaban ini?
J Cara saya kak dapat ini a=3 dicari dulu bedanya dengan menggunakan
rumus kak
P Coba tuliskan saya rumusnya,
J Ini kak, 39 dikurang 11 lalu dibagi dengan 10 kurang 3 . jadi 28 dibagi 7
sama dengan 4 kak
P Baik, selanjutnya no.3 mana cara kerjanya? Kenapa langsung seperti ini?
J Tidak tau kak, saya Cuma menebak
P Kalau begitu coba kerjakan soal ini, baca baik-baik
J Saya tidak mengerti kak
P Coba apa yang adek ketahui dari soal ini?
J Batang korek api berbentuk segitiga kak
P Nah berapa banyak korek api dalam setiap segitiga, coba hitung
J Gambar 1, ada 3, Gambar 2, 5 kak dan gambar 3 itu 7 kak.
P Terus, U1, U2, dstnya berapa?
J U1 nya mi itu kak 3? U2, 5?
P Iya coba kerjakan apa yang ditanyakan
J Begini ji saya tau kak
e) Wawancara siswa S2S
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Perhatikan soal no.1 bisa dipahami?
J Iya kak sedikit
P Berarti banyak yang tidak bisa dipahami? Yang mananya belum paham?
J Yang bagian b kak tidak tau rumus yang digunakan
P Coba liat lagi pekerjaannya rumus apa yang adek tulis?
J Un= n2 kak .
P Yah itu sudah benar, kenapa adek tulis n5, n
6, n
12 padahal sudah ditulis
disni n2
J Iya kak, saya salah disitu
P Seharusnya apa? Coba dihitung kembali
J Ini kak, U5=52
jadi 25 kak.
P Ini gambar untuk U1 sampai U3 sudah benar yah , cuman U4nya yang
belum tepat. Oke selanjutnya no.2. rumus-rumus apa saja yang adek
gunakan?
J Rumus...
P Rumus apa? Apa yang ditanyakan? Coba lihat
J U1, b, Rumus suku ke n dan jumlah 10 suku pertama kak
P Yah terus mana langkah-langkah kerjanya?
J Saya kerja di kertas cakaran kak
P Lebih baik kerja disini saja, supaya saya bisa lihat cara menyelesaikan soal.
J Iya kak
P Sudah betul pakai rumus ini untuk mencari rumus suku ke n?
J Hmm, iya kak betul
P Lalu kenapa tidak dilanjutkan?
J Tidak tau kak
P Ini rumus apa?
J Rumus Un kak
P Benar, ini kan sisa dimasukkan dalam rumus. a = 3 bedanya berapa?
J 4
P Jadi?
J Oh jadi kak, Un = 3 + (n-1) 4
P Ya seperti itu
J Baru mengerti kak
P Apakah adek tau syarat-syaratnya agar bisa dapat jawaban ini?
J Cara saya kak dapat ini a=3 dicari dulu bedanya dengan menggunakan
rumus kak
P Coba tuliskan saya rumusnya,
J Ini kak, 39 dikurang 11 lalu dibagi dengan 10 kurang 3 . jadi 28 dibagi 7
sama dengan 4 kak
P Baik, selanjutnya no.3 mana cara kerjanya? Kenapa langsung seperti ini?
J Tidak tau kak, saya Cuma menebak
P Kalau begitu coba kerjakan soal ini, baca baik-baik
J Saya tidak mengerti kak
P Coba apa yang adek ketahui dari soal ini?
J Batang korek api berbentuk segitiga kak
P Nah berapa banyak korek api dalam setiap segitiga, coba hitung
J Gambar 1, ada 3, Gambar 2, 5 kak dan gambar 3 itu 7 kak.
P Terus, U1, U2, dstnya berapa?
J U1 nya mi itu kak 3? U2, 5?
P Iya coba kerjakan apa yang ditanyakan
J Begini ji saya tau kak
f) Wawancara siswa S1R
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Bagaimana soal no.1, apakah mudah dipahami?
J Tidak tau kak
P Coba baca kembali, apa saja yang diketahui dan ditanyakan?
J U2 = 4, U3=9, dan U4= 16 , yang ditanyakan U5 dan U6 kak
P Betul, setelah itu?
J Cari hasilnya menggunakan rumus ini
P Rumus yang mana?
J Un=n2
P Terus kenapa tidak dilanjutkan kerjanya?
J Tidak mengerti kak
P No.2 dan no.3 kenapa tidak diselesaikan?
J Tidak tau kak. Susah
P Coba kerjakan soal ini
J Bagaimana ini kak? Saya tidak mengerti
P Apa yang diketahui?
J Tidak ada kak, gambar segitiga saja
P Baca ulang kembali soalnya baik-baik, lalu cakar disitu
J Tidak tau kak cara menyelesaikannya
P Yasudah tidak apa-apa
g) Wawancara siswa S2R
P/J Uraian Percakapan Wawancara
P Bagaimana? Soal no.1 paham?
J Tidak terlalu kak
P Coba jelaskan jawabannya kenapa seperti ini
J Ini gambarnya aturan pembentukan pola bilangan persegi
P Bisa dijelaskan maksud dari gambarnya?
J Gambar U1 itu sebanyak 1 persegi, gambar U2nya sebanyak 4 persegi,
U3 sebanyak 9 persegi dan U4 sebanyak 16 persegi
P Kalau bagian b dan c?
J Tidak tau rumusnya
P Ini rumus apa yang dicoret?
J Tidak tau kak, Un=n2
P Sekarang untuk no.2?
J Saya tidak mengerti cara menyelesaikannya kak
P Menurut adek membaca soal ini, apanya dulu yang dicari jika diketahui
seperti ini? Apakah ada syarat-syaratnya?
J Mungkin ada kak, dicari dulu semuanya baru dikasih masuk dalam rumus
P Apa itu semuanya?
J Kayak U1nya, n-nya, bedanya, baru rumusnya kak
P Tidak bisa cari itu jawabannya?
J Tidak kak, saya pusing kerjanya
P Iya tidak apa-apa ,
P Ini yang no.3 , soalnya mudah dipahami?
J Disuruh cari yang mana contoh pola bilangan dan contoh bukan pola
bilangan?
P Iya terus?
J Tidak tau kak, hanya itu yang bisa saya kerjakan.
P Iya tidak apa-apa , kalau begitu coba pahami soal ini? Bisa?
J Yang ini saja tidak mengerti kak apalagi yang soal baru.
RIWAYAT HIDUP
A.Nurul Ainun, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 22 Juli
1997. Adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan
merupakan buah cinta kasih dari pasangan Zainal Abidin dan
Agustina. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri
02 Balangnipa, pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009.
Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri
01 Sinjai Kec. Sinjai Utara, Kab. Sinjai, dan tamat pada tahun 2012. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sinjai mulai dari tahun 2012
sampai pada tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang
pendidikan ditingkat Universitas pada program Strata 1 (S1) Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2019.