analisis pemasaran buah mangga arumanis …/analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup...

118
1 ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS (Mangifera indica L.) DI KABUPATEN MAGETAN A. SKRIPSI Oleh : Erwanto H 1306010 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dinhtruc

Post on 04-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

1

ANALISIS PEMASARAN

BUAH MANGGA ARUMANIS (Mangifera indica L.)

DI KABUPATEN MAGETAN

A. SKRIPSI

Oleh :

Erwanto

H 1306010

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan sub sektor tanaman holtikultura pada dasarnya merupakan

bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dalam

upaya mewujudkan program pembangunan secara nasional. Hortikultura

merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan,

sayur-sayuran dan bunga yang secara keseluruhan dapat ditemukan pada

ketinggian 0 – 1000 m di atas permukaan air laut, maka dari itu areal yang ada

di Indonesia hampir seluruhnya dapat digunakan dalam penguasaan tanaman

hortikultura (Rahardi et. al., 2003).

Usahatani hortikultura khususnya buah-buahan di Indonesia selama ini

hanya dipandang sebagai usaha sampingan yang sederhana serta ditanam di

pekarangan atau areal sempit, penerapan teknik budidaya, dan penanganan

pasca panen yang masih sederhana. Permintaan pasar terhadap buah baik dari

pasar lokal maupun pasar ekspor yang menghendaki mutu tertentu, ukuran

seragam dan pasokan buah yang berkesinambungan. Oleh karena itu dalam

rangka mengembangkan buah-buahan di Indonesia dan untuk meningkatkan

daya saingnya baik di pasar lokal maupun pasar ekspor, pemerintah

menggalangkan pembangunan pertanian bidang hortikultura dan strategi

pemasarannya (Arifin et. al., 1997).

Pemasaran komoditi pertanian Indonesia merupakan bagian yang paling

lemah dalam mata rantai perekonomian. Hal ini berarti efisiensi dibidang

pemasaran masih rendah sehingga kemungkinan untuk mempertinggi tingkat

efisiensi masih besar (Mubyarto, 1995). Pemasaran merupakan faktor yang

sangat penting dalam dunia usaha, tanpa adanya suatu pemasaran maka

pendistribusian produksi hasil olahan maupun pertanian akan terhambat atau

tidak sampai pada konsumen ataupun sasaran yang dituju. Untuk itulah

pemasaran sangat penting untuk mewujudkan pembangunan pertanian

Indonesia.

1

Page 3: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

3

Aspek pemasaran memang penting bila mekanisme pemasaran berjalan

baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan. Oleh karena itu

peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak,

pedagang pengumpul, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting.

Lembaga pemasaran ini, khususnya bagi negara berkembang, yang dicirikan

oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian, akan menentukan mekanisme pasar

(Soekartawi, 2001).

Mangga adalah buah yang berasal dari India, oleh karena itu bernama

latin Mangifera indica. Tercatat ada 2000 jenis varietas di dunia. Mangga

memiliki kandungan Vitamin A, C dan E yang sangat bagus untuk keremajaan

kulit dan mencegah kanker. Mangga mengandung karotenoid yang disebut

crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker yang baik. Kandungan asam galat

yang ada di mangga, sangat baik untuk pencernaan, selain itu kandungan

riboflavin-nya baik untuk menjaga kesehatan mata, mulut dan tenggorokan

(Pradnyamita, 2008).

Thailand adalah salah satu produsen utama buah-buahan tropis di dunia.

Walaupun kebanyakan dari buah-buahan tropis dari Thailand dikonsumsi

dalam negeri, namun banyak juga yang diekspor. Buah-Buahan yang diekspor

adalah harus bermutu tinggi salah satunya adalah buah mangga. Pemerintah

Thailand telah mengeluarkan kebijakan nasional untuk memusatkan pada

peningkatan mutu, efisiensi ekonomi, pemasaran dan berdagang buah mangga.

Mangga sudah ditanam di Indonesia dan Myanmar lebih dari 4,000 tahun.

Mangga adalah salah satu buah-buahan Thailand populer seperti halnya dari

banyak lain Negara-Negara Asia. Thailand mempertimbangkan berbagai

cultivar mangga untuk di usahakan secara komersial, diproduksi dan dijual.

Mangga di Thailand digunakan sebagai buah pencuci mulut dan dimakan

dalam kondisi belum masak. Kelebihannya adalah mempunyai daging yang

enak dan sangat manis biasanya dimakan dengan beras/nasi lengket Pada

tahun 2005, penanaman mangga di Thailand menggunakan area seluas

316.032.16 ha dan produksinya sebesar 2.080.650 ton. Kebanyakan produksi

Page 4: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

4

mangga dikonsumsi dalam negeri, hanya sebagian yang diekspor sekitar

17.158 ton (Chomchalow et. al., 2008).

Buah-Buahan adalah suatu sub-sector penting di sektor pertanian di

Pakistan. Komoditi buah unggulan di Pakistan adalah buah mangga. Tanaman

mangga mangga menduduki posisi paling utama kedua setelah pohon jeruk.

Luas area dan produksi buah jeruk sekitar 173 ribu hektar dan mangga sekitar

86 ribu hektar). Konsumen Mangga semakin banyak seiring dengan tingkat

konsumsi buah. Kelezatan/ kehalusan, dan bahan gizi menjadikan buah

mangga banyak digemari penduduk Pakistan. Produsen Mangga dituntut untuk

meningkatkan produksinya sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan

penghasilan produsen mangga, dan diharapkan mampu melakukan ekspor

mangga baik skala Timur Tengah Maupun Eropa. Produksi buah mangga

Pakistan masih rendah, sekitar 8-9 ton/ha, hal ini disebabkan petani yang

miskin, manajemen praktek yang kurang baik sehingga menyebabkan

kerugian. Pemerintah Pakistan mengelurakan kebijakan penggunaan pupuk

secara efektif, irigasi tepat waktu. Penanganan pasca panen yang baik, petik

buah dewasa, dan pengangkutan yang baik. Selain itu menyediakan pasar buah

dan menguraikan operasi serta struktur saluran pemasaran mangga dan untuk

mengukur memasarkan garis tepi produsen dan para perantara pasar

(Muhammed dan Laurence, 1996).

Komoditas pertanian Indonesia termasuk mangga sudah memasuki era

perdagangan bebas, status pasarnya sudah mendunia, persaingan pemasaran

tidak terbatas pada Negara ASEAN (AFTA) tetapi secara frontal sudah masuk

ke pasar Internasional. Produk mangga Indonesia harus bersaing dengan

mangga dari Negara lain seperti mangga Thailand, Philipina, India, Meksiko,

Brazil dan Australia. Lebih jauh, arena persaingan tidak saja terjadi di pasar

ekspor/luar negeri tetapi juga terjadi di pasar dalam negeri terutama pasar

modern seperti supermarket, hypermarket, fruitshop, hotel berbintang, dan

usaha katering, sejalan dengan terbukanya pintu impor mangga luar

(Sumarno, 2003).

Page 5: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

5

Pradnyamita (2008) mengungkapkan, mangga merupakan satu genus

tumbuhan yang terdiri dari pada 35 spesies pokok buah tropika dalam Famili

Anacardiaceae. Mangga merupakan tanaman tahunan dan salah satu

komoditas buah-buahan yang ada di Indonesia. Mangga banyak mengandung

sumber vitamin dan mineral, mangga juga memiliki nilai ekonomi yang cukup

tinggi.

Mangga (Mangifera indica) termasuk komoditas buah unggulan

Nasional yang mampu berperan sebagai sumber vitamin dan mineral,

meningkatkan pendapatan petani, serta mendukung perkembangan industri

dan ekspor. Pada tahun 2003, volume ekspor mangga Indonesia mencapai 559

ribu ton atau setara dengan 461 ribu US$ sedangkan volume impor mencapai

348 ribu ton atau setara dengan 329 ribu US$. Jadi volume ekspor mangga

Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan volume impor sebanyak 211 ribu

ton atau setara dengan 132 US$ (Ditjen Hortikultura, 2004). Pengembangan

mangga Nasional diarahkan ke wilayah-wilayah sentra produksi yang sudah

dikenal, paling luas berturut-turut ke wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, dan NTT.

Dalam upaya meningkatkan daya saing pemasaran, baik di pasar dalam

negeri maupun pasar internasional, tidak ada jalan lain bagi petani mangga

Indonesia melainkan harus bekerja keras, menyediakan produk melimpah

dengan mutu tinggi dan diproduksi dengan biaya efisien.

Kusumo et. al., (1989) menginformasikan bahwa selama ini upaya

pemasaran mangga Indonesia menjumpai beberapa permasalahan yaitu produk

tidak seragam ukurannya, penampilan kurang menarik, tingkat kematangan

tidak menentu, kehilangan hasil sekitar 5-15 persen, dan belum ada

karakterisisasi patologi untuk menentukan perlakuan pasca panen/pestisida. Di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Buah Mangga merupakan salah satu

komoditas buah unggulan diantara komoditas lainnya seperti durian, pisang,

rambutan, sawo, dan salak. Kelebihan buah mangga jenis Arumanis adalah

rasa buah ini amat manis dan baunya lebih harum menyengat bercampur

Page 6: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

6

manis, dengan sedikit mempunyai rasa masam. Tekstur buah yang lembut

dengan sedikit berserat dan berkulit buah yang tipis.

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2004 – 2008), produksi buah

mangga Arumanis berfluktuasi. Adapun data produksi buah di Kabupaten

Magetan tersaji pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Produksi Buah di Kabupaten Magetan Tahun 2004 – 2008

Total Produksi (Ton) No. Komoditas 2004 2005 2006 2007 2008

1. Durian 1.158 5.433 - 2.245 7.085 2. Mangga 246.259 126.978 275.001 74.026 292.259 3. Pisang 94.551 143.324 91.327 93.362 127.006 4. Rambutan 11.550 1.980 6.377 7.767 25.887 5. Sawo 788 758 414 613 11.119 6. Salak 135 90 383 393 986

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa produksi mangga Arumanis

di Kabupaten Magetan tertinggi apabila dibandingkan dengan produksi buah-

buahan yang lain. Produksi buah mangga tertinggi pada tahun 2008 yaitu

sebesar 292.259 ton. Tahun 2004 ke tahun 2005 produksi buah mangga yang

semula 246.259 ton menjadi 126.978 ton mengalami penurunan sebesar

119.281 ton. Tahun 2006 mengalami kenaikan produksi menjadi 275.001 ton.

Tahun 2007 produksi buah mangga mengalami penurunan menjadi 74.026 ton.

Pada tahun 2008, produksi buah mangga mengalami peningkatan yang cukup

tinggi menjadi 292.259, peningkatannya sebesar 218.233 ton.

Produksi buah mangga yang berfluktuatif ini disebabkan oleh tingkat

perawatan pohon mangga yang berbeda tiap tahunnya dan kondisi cuaca yang

tidak menentu tiap tahunnya. Dalam hal pemasaran, buah mangga Arumanis

masih terbatas Jawa Barat dan Surabaya. Alasannya ternyata sampai saat ini

masih dijumpai beberapa kendala diantaranya mencakup pola saluran, biaya,

margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran. Hal ini sangat mempengaruhi

pemasaran buah mangga Arumanis di Kabupaten Magetan. Melihat potensi

yang ada dan permintaan pasar yang terus meningkat seiring bertambahnya

jumlah penduduk serta produksi yang masih bisa ditingkatkan lagi maka

Page 7: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

7

mendorong peneliti mengadakan suatu penelitian mengenai analisis pemasaran

buah mangga Arumanis (Mangifera indica L.) di Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan.

Pemasaran buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Kecamatan

Parang Kabupaten Magetan saja, akan tetapi juga dipasarkan ke luar

Kabupaten Magetan, antara lain Surabaya dan Jakarta. Untuk menjangkau

pasar yang lebih luas tersebut produsen tidak mampu apabila hanya

mengandalkan penjualan langsung kepada konsumen. Sehingga dalam

pemasaran buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

melibatkan beberapa lembaga pemasaran agar dapat menyalurkan produk

dengan cepat dan tepat.

Peran dari lembaga pemasaran sangat penting dalam rangka

menyampaikan hasil produksi kepada konsumen. Mengingat buah mangga

Arumanis di Kabupaten Magetan berpotensi untuk lebih dikembangkan agar

dapat memenuhi kebutuhan akan buah di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan maupun di luar Kabupaten Magetan. Hal ini yang mendorong

peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemasaran buah mangga

Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

B. Perumusan Masalah

Komoditi mangga di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan cukup

terkenal terutama mangga Gadung atau mangga Arumanis, baik dikenal

masyarakat Kabupaten Magetan maupun luar Kabupaten Magetan. Harga

mangga yang relatif murah pada musin panen raya, selain itu buah mangga

Arumanis memiliki kelebihan tekstur buah yang lembut sedikit serat, manis

dan harum aroma buahnya, hal inilah yang menjadikan produk buah mangga

Arumanis banyak diminati konsumen.

Pemasaran mangga Arumanis di Kabupaten Magetan agar dapat

menjangkau pemasaran mangga yang luas yaitu lokal maupun luar Kabupaten

Magetan, maka produsen mangga tidak akan mampu bila hanya

Page 8: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

8

mengandalkan penjualan secara langsung kepada konsumen. Untuk itu

diperlukan adanya saluran distribusi yang berupa lembaga penyalur yaitu

penebas, pedagang pengumpul, pedagang besar, Agen dan pedagang pengecer

agar produk dapat tersalurkan dengan cepat dan tepat. Hal ini disebabkan buah

mangga Arumanis sebagai komoditi unggulan di Kabupaten Magetan

mempunyai sifat mudah busuk dan tidak tahan lama, dengan alasan itu maka

mangga harus segera sampai ke konsumen jika produsen mangga dan lembaga

pemasaran tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar. Banyaknya

lembaga atau pedagang buah mangga Arumanis tidak termanfaatkan dengan

baik oleh petani untuk menjual hasil produksinya untuk mendapatkan tingkat

harga yang lebih tinggi, petani cenderung tidak mau mencari informasi terkait

harga buah mangga Arumanis atau pedagang yang mau membeli buah mangga

Arumanisnya dengan harga yang lebih tinggi dimana kebiasaan petani menjual

buah mangga Arumanisnya dengan sistem tebasan maupun ijon. Menurunnya

mutu setiap musim panen buah mangga Arumanis menyebabkan harga jual

buah mangga Arumanis rendah apalagi setelah musim hujan datang dimana

kualitas buah mangga Arumanis menurun dan berdampak pada pendapatan

petani.

Berdasar uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pola saluran pemasaran buah mangga Arumanis di Kabupaten

Magetan ?

2. Bagaimana tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran buah mangga

Arumanis di Kabupaten Magetan.

3. Berapa besar biaya, keuntungan dan marjin pemasaran buah mangga

Arumanis di Kabupaten Magetan ?

4. Saluran pemasaran manakah dari pemasaran buah mangga Arumanis di

Kabupaten Magetan yang paling efisien secara ekonomi ?

Page 9: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

9

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pola saluran pemasaran buah mangga Arumanis di

Kabupaten Magetan.

2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran buah

mangga Arumanis di Kabupaten Magetan.

3. Untuk menganalisis biaya, keuntungan dan marjin pemasaran buah

mangga Arumanis di Kabupaten Magetan.

4. Untuk mengetahui saluran pemasaran buah mangga Arumanis di

Kabupaten Magetan yang paling efisien secara ekonomi.

D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini meliputi :

1. Bagi Peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan topik penelitian serta merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan, serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran, evaluasi terhadap penetapan

kebijakan, terutama kaitannya dengan pemasaran buah mangga Arumanis

di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

3. Bagi petani buah mangga Arumanis, hasil dari penelitian ini dapat

memberikan informasi tentang pentingnya sebuah pemasaran sehingga

diharapkan mampu meningkatkan pendapatan ditingkat petani mangga.

Diharapkan petani mampu menjual buah mangga Arumanisnya ke

pedagang yang membeli dengan harga tinggi.

4. Bagi lembaga pemasaran, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi

tentang strategi pemasaran dan saluran pemasaran yang paling efisien

sehingga diharapkan mampu meningkatkan keuntungan bagi masing-

masing lembaga pemasaran tersebut.

Page 10: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

10

5. Bagi pembaca dan peminat permasalahan yang sama, diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan kajian guna menambah wawasan dan pengetahuan

serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 11: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

11

Petani K onsum en (E ksportir)

Petani Pedagang Pengumpul Konsumen (Eksportir)

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian dari Kumalawati, E (2004) dengan judul Analisis Pemasaran

Komoditi White Melon di Kabupaten Sragen terdapat dua saluran yaitu :

1. Saluran I :

2. Saluran II :

Saluran yang paling banyak digunakan oleh petani white melon di

Kabupaten Sragen adalah saluran I. Pada saluran pemasaran I biaya

pemasaran untuk grade A sebesar Rp 605,44/kg dan untuk grade B sebesar

Rp 498,62/kg dan pada saluran pemasaran II biaya pemasaran untuk grade

A sebesar Rp 479,19/kg sedangkan untuk grade B sebesar Rp 409,15/kg.

Total biaya pemasaran terbesar dikeluarkan oleh saluran I pada grade A.

Lembaga pemasaran dalam hal ini pedagang pengumpul

mengeluarkan biaya pemasaran berupa biaya transportasi/pengangkutan,

resiko, sewa gudang dan bongkar muat. Keseluruhan biaya pemasaran

yang dikeluarkan pedagang pengumpul untuk grade A sebesar Rp 352,9/kg

(35,29%) dan untuk grade B sebesar Rp 315,4 kg (42,05%).

Besarnya keuntungan pemasaran pada saluran pemasaran II adalah

Rp 47,1/kg untuk grade A dan Rp 179,63/kg untuk grade B. Besarnya

marjin pemasaran pada saluran pemasaran I adalah Rp 605,44/kg untuk

grade A dan Rp 498,64/kg untuk grade B dan pada saluran pemasaran II

adalah Rp 526,29/kg untuk grade A dan Rp 588,78/kg untuk grade B.

Marjin pemasaran terbesar dimiliki oleh saluran pemasaran I untuk grade

A. Nilai farmer’s share pada saluran I untuk grade A adalah 39,46% dan

untuk grade B sebesar 33,52% sedangkan pada saluran pemasaran II nilai

farmer’s shahrenya untuk grade A 47,37% dan untuk grade B 21,5%.

10

Page 12: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

12

Petani Pedagang Besar Konsumen

Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer KonsumenPetani

Pedagang Pengumpul Pedagang Besar KonsumenPetani

Saluran pemasaran I untuk grade A merupakan saluran yang secara

ekonomis lebih efisien dengan marjin pemasaran terendah (52,63%) dan

bagian petani yang diterima petani tertinggi (47,37%).

Penelitian dari Susilo, H (2006) dengan judul Efisiensi Pemasaran Melon

di Kabupaten Klaten menyatakan terdapat tiga (3) macam saluran pemasaran

yaitu :

1. Saluran I :

2. Saluran II :

3. Saluran III :

Saluran yang banyak digunakan untuk petani adalah pada saluran I

sebanyak 29 responden atau sebesar 72,5%.

Rata-rata biaya pada saluran I sebesar Rp 944,00/kg (25,51%) yang

terdiri dari Rp 17,00/kg dikeluarkan oleh petani dan Rp 927,00/kg oleh

pedagang besar. Pada saluran II biaya sebesar Rp 1133,00/kg (36,65%)

terdiri dari petani mengeluarkan Rp 28,00/kg, pedagang pengumpul

sebesar Rp 675,00/kg dan pedagang besar Rp 431,00/kg sedangkan pada

saluran III sebesar Rp 1805,00/kg (40,11%) terdiri dari biaya petani Rp

18,00/kg, biaya pedagang pengumpul Rp 722,00/kg dan biaya pengecer Rp

1065,00/kg, biaya terbesar pada saluran III.

Besarnya keuntungan yang diambil lembaga pemasaran tertinggi

pada saluran III sebesar Rp 1013,00/kg (22,50%) terdiri dari keuntungan

pedagang pengumpul Rp 578,00/kg (12,84%) dan pengecer Rp 435,00/kg

(9,66%). Saluran I mengambil keuntungan sebesar Rp 224,00/kg (6,06%)

dan saluran II sebesar Rp 894,00/kg (23,96%).

Page 13: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

13

Selisih harga dari produsen ke konsumen atau yang lebih dikenal

dengan marjin pemasaran terbesar pada saluran III, sebesar Rp 2818,00/kg

(62,62%) terdiri dari marjin dari petani.

Penelitian Ekawati, S (2008) dengan judul Analisis Pemasaran Mangga

(Mangifera indica L.) Di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu

terdapat tiga macam saluran pemasaran yaitu :

1. Saluran I :

2. Saluran II :

3. Saluran III :

Saluran pemasaran yang paling banyak digunakan petani adalah

saluran pemasaran II yaitu sebesar 48,72%.

Marjin pemasaran yang paling besar dari keempat jenis mangga

adalah jenis mangga Gedong, yaitu sebesar Rp 2750,00/kg, paling kecil

adalah jenis mangga Arumanis sebesar Rp 975,00/kg. Marjin pemasaran

pada saluran I yang paling rendah yaitu pada mangga Arumanis sebesar Rp

975,00/kg dengan farmer’s share sebesar 51,25%, paling besar dan bagian

yang diterima petani besar adalah mangga Gedong, yaitu sebesar Rp

2750,00/kg dengan farmer’s share 42,10%. Saluran pemasaran II yang

paling rendah farmer’s sharenya adalah mangga Arumanis, yaitu sebesar

28,26%. Saluran pemasaran efisien karena memiliki marjin yang rendah

yaitu sebesar Rp 500,00/kg dan farmer’s share yang tinggi, yaitu sebesar

66,67%.

Page 14: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

14

Penelitian-penelitian diatas dijadikan sebagai acuan atau bahan

referensi acuan peneliti untuk menganalisis pemasaran Buah Mangga

Arumanis (Mangifera indica L.) di Kabupaten Magetan. Berdasarkan

penelitian sebelumnya diketahui bahwa terdapat beberapa kesamaan,

sehingga menjadi pertimbangan peneliti dalam menyusun rencana

penelitian, adapun kesamaan-kesamaan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Adanya kesamaan dalam grading buah untuk pemasaran dalam

penelitian Kumalawati, E (2004)

2. Adanya kesamaan topik dalam bidang kajian penelitian, yaitu

mengenai pemasaran mangga dalam penelitian Ekawati, S (2008).

3. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui lembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat dalam pemasaran tanaman hortikultura serta

pendeknya saluran pemasaran hortikultura merupakan salah satu faktor

penentu efisiensi pemasaran yang dilakukan.

4. Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin

pendek saluran pemasaran suatu produk dengan marjin pemasaran

rendah serta farmer’s share yang tinggi, maka pemasaran akan

semakin efisien serta memberikan keuntungan kepada produsen.

B. Tinjauan Pustaka

1. Komoditi Mangga (Mangifera indica L)

Menurut AAK (1996), sistematika mangga (Mangifera indica L.)

adalah sebagai berikut :

Spesies (Jenis) : Mangifera indica L

Genus : Mangifera

Famili : Anacardiaceae

Ordo : Sapindales

Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua)

Sub devisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Devisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Page 15: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

15

Tanaman mangga memiliki toleransi tumbuh yang tinggi, baik di

dataran rendah maupun dataran tinggi dengan keadaan volume curah hujan

sedikit atau banyak. Akan tetapi untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil

produksi yang optimum sebaiknya mangga ditanam pada suatu areal yang

memiliki ketinggian maksimum 500 m diatas permukaan laut. Dengan

temperatur 24 – 270C. Tanaman mangga sangat cocok ditanam pada tanah

ringan, lempung berpasir dengan perbandingan yang seimbang

(Sandy Loams) dengan pH ideal 5,5 – 6,0 (AAK, 1996).

Menurut Pracaya (2001), bahwa buah mangga terdiri dari kulit,

kurang lebih 11% – 18%, pelok 14% – 22%, sedangkan daging buah

menduduki bagian yang paling besar, yakni 60% – 75%. Adapun susunan

nilai makanan dan komposisi kimia buah mangga, dapat diuraikan sebagai

berikut :

Tabel 2. Komposisi Kimia dan Nilai Makanan Buah Mangga

Nilai Rata-rata Buah Manga Unsur-unsur yang terkandung Masih Mentah Sudah Masak

Air 90,0% 86,1% Protein 0,7% 0,6% Lipid/lemak 0,1% 0,1% Gula 8,8% 11,8% Serat - 1,1% Bahan Mineral 0,4% 0,3% - Kapur 0,01% 0,01% - Fosfor 0,02% 0,02% - Besi 4,5 mg/gr 0,3 mg/gr Vitamin - Vitamin A 41 mg 38 mg - Riboflamin (Vit. B2) 0,03 mg/100 gr 0,05 mg/100 gr - Thiamin(Vit. B1) - 0,04 mg/100 gr - Vitamin C 3 mg/100 gr 13 mg/100 gr - Asam nicotinat - 0,3 mg/100 gr Nilai kalori setiap 100 g 39 gr 50-60 gr

Sumber : Pracaya, 2001

Mangga ranum segar mengandung air sekitar 90 persen, sedangkan

yang sudah masak sekitar 86 persen. Vitamin A sebesar 41 mg pada

mangga ranum, dan 38 mg mangga yang sudah masak, selain itu juga

Page 16: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

16

mengandung Vitamin C, B1, dan B2. Unsur gula pada mangga mentah

8,8% dan masak 11,8%. Serat pada mangga mentah tidak ada sedangkan

untuk mangga masak 1,1%. Beberapa bahan mineral yang terkandung

pada mangga diantaranya; Kapur, Fosfor, dan Besi. Nilai kalori dalam

setiap 100 gram mangga muda mencapai 39 gram, dan mangga yang sudah

masak 50 – 60 gram. Kalori dalam mangga muda rendah karena lebih

banyak mengandung zat pati, yang akan berubah menjadi gula dalam

proses pematangan.

Mangga tergolong kelompok buah “batu” berdaging dengan

bentuk, ukuran, warna, dan citarasa (aroma-rasa-tekstur) beraneka. Bentuk

mangga ada yang bulat penuh, seperti mangga Gedong, dan bulat panjang,

seperti mangga Arumanis dan mangga Manalagi, Mangga Kopek

berbentuk bulat pipih, sedang mangga Golek lonjong (Pracaya, 2001).

Kandungan Vitamin C mangga cukup layak diperhitungkan. Setiap

100 gram bagian mangga masak yang dapat dimakan memasok Vitamin C

sebanyak 41 mg, mangga muda bahkan hingga 65 mg. Berarti, dengan

mengkonsumsi mangga ranum 150 gram atau mangga golek 200 gram (1/2

buah ukuran kecil), kecukupan Vitamin C yang dianjurkan untuk laki-laki

dan perempuan dewasa per hari (masing-masing 60 mg) dapat terpenuhi

(Deptan, 2009).

Mangga Arumanis (sebutan Probolinggo) AAK (1996), berasal dari

kata harum dan manis, yang memiliki ciri khas dan perbedaan yang nyata

apabila dibandingkan dengan mangga jenis lainnya. Adapun tanda-

tandanya adalah :

a. Berat rata-rata 385 gram/buah, panjang 13 cm, lebar 8 cm dan tebal

7,5 cm.

b. Bentuk agak panjang, melengkung sedikit, bahunya tegak lebar, ujung

agak bundar.

c. Kulit tipis, warna hijau tua sampai hijau biru-biruan, bertotol-totol

coklat keputihan.

Page 17: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

17

d. Buah yang sudah tua siap dipetik, diselimuti lapisan lilin halus, pada

tampuk (pangkal buah) berwarna hijau kecoklat-coklatan.

e. Dagingnya kuning belerang, serat halus, berair dan berbau harum

menyengat

Mangga Arumanis yang berasal dari daerah Probolinggo, Jawa

Timur ini merupakan salah satu varietas unggul yang telah dilepas oleh

Menteri Pertanian. Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit, dan

ujungnya meruncing. Pangkal buah berwarna merah keunguan, sedangkan

bagian lainnya berwarna hijau kebiruan. Kulitnya tidak begitu tebal,

berbintik-bintik kelenjar berwarna keputihan, dan ditutupi lapisan lilin.

Daging buahnya tebal, berwarna kuning, lunak, tak berserat, dan tidak

begitu banyak mengandung air. Rasanya manis segar, tetapi pada bagian

ujungnya kadang-kadang terasa asam. Bijinya kecil, lonjong pipih, dan

panjangnya antara 13-14 cm. Panjang buahnya dapat mencapai 15 cm

dengan berat rata-rata per buah 450 g. Produktivitasnya cukup tinggi,

dapat mencapai 54 kg/pohon (Anonimb, 2005).

Mangga Arumanis mempunyai keunggulan apabila dibandingkan

dengan mangga jenis lain. Bentuknya agak panjang dan lebar, berkulit

tipis, warna hijau tua sampai hijau biru-biruan, bertotol-totol coklat

keputihan dengan rasa manis yang unik menjadi keunggulannya. Nilai

lebih mangga ini makin lengkap bila mencium aromanya yang khas yaitu

harum bercampur manis, tidak cuma dari baunya, mangga Arumanis ini

apabila masak berwarna kuning belerang, serat halus, dan berair.

Kelebihan mangga Arumanis terletak pada aroma dan rasanya.

Mangga Arumanis setelah dipetik dari pohon, bisa awet sampai sepuluh

hari dan tidak membusuk. Hal itulah yang membedakannya dengan

mangga jenis lain yang tiga hari saja warnanya menguning dan cepat

membusuk. Perbedaan lainnya juga ada pada aroma. Aroma mangga

Arumanis lebih menusuk. Rasa manisnya juga lebih "legit" dan dagingnya

"pulen" karena seratnya sedikit dan halus (Anonim, 2005).

Page 18: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

18

2. Pasca Panen Buah Mangga Arumanis

Mutu buah mangga dapat berkurang setelah dipanen apabila tidak

diambil tindakan-tindakan yang memadai untuk mengawetkan buah.

(Anonima, 2002). Dikatakan bahwa di Indonesia sekitar 50% dari hasil

panen musnah karena penanganan pasca-panen yang tidak memadai.

Sehingga diperlukan penanganan yang baik, diantaranya :

a. Pemanenan

Tingkat ketuaan buah saat dipanen berpengaruh terhadap mutu

dan rasa buah setelah panen. Buah yang dipanen haruslah yang sudah

cukup tua tapi belum matang, sehingga perkembangan buah sudah

maksimal dan buah siap memasuki periode pematangan. Buah mangga

dipanen dengan tangan. Memanen mangga sangat mudah karena

dengan tarikan yang lemah buah yang sudah masak akan lepas.

Pemanen biasanya memanjat pohon mangga dan langsung mengambil

buahnya atau menggunakan keranjang yang diikatkan pada sebatang

galah panjang. Kadang-kadang diikatkan pula gunting pada galah

untuk memotong tangkai buah. Bila digunakan gunting, sebuah

keranjang yang diikatkan pada sebatang galah ditempatkan di bawah

buah yang akan dipotong, untuk mencegah jatuhnya buah ke tanah.

Tidak baik merontokkan, melempar, atau menjatuhkan buah mangga

langsung ke tanah karena akan membuat tekstur buah rusak. Buah

mangga yang telah dipanen tidak boleh langsung terkena sinar

matahari, angin, atau hujan, baik di lapangan mapun waktu diangkut.

b. Sortasi

Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih

untuk diseleksi (gudang). Seleksi dilakukan untuk memisahkan buah

yang tidak dikehendaki, seperti buah busuk, buah muda, buah

matang/lewat matang, buah cacat karena hama/penyakit, buah memar,

luka atau pecah karena jatuh, dan buah berukuran/berbentuk tidak

normal disingkirkan. Sortasi biasanya dilakukan dengan tangan yang

dikerjakan oleh karyawan-karyawan penyortir. Pengukuran buah

Page 19: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

19

dilakukan dengan mata, atau di perusahaan-perusahaan besar dengan

menggunakan timbangan yang bekerja secara otomatis.

c. Grading

Buah mangga yang telah melewati tahap sortasi kemudian

ditata kedalam peti berdasarkan ukuran atau grading untuk kemudian

dilakukan pengemasan dan pemeraman. Macam dan kriteria grade

mangga ditentukan oleh pemilik/pedagang buah ataupun permintaan

pasar. Disamping itu, tidak ada standar buah mangga, yang

menggolongkan mutu buah mangga ke dalam Mutu-mutu yang

diinginkan.

d. Pengepakan dan Pemeraman

Buah yang lolos sortir kemudian dimasukkan ke dalam wadah

berupa peti/kotak untuk dilakukan pemeraman sesuai dengan grade

yang diinginkan oleh pedagang. Pada peti/kotak buah untuk

pemeraman bagian dasar dan dinding keranjang harus dilapisi dengan

kertas semen atau daun-daunan dan jerami agar tidak menyebabkan

lecet pada kulit buah. Tidak dianjurkan menggunakan koran karena

tintanya dapat mengotori kulit buah. Buah harus dilindungi dari sinar

matahari selama dalam pengangkutan untuk menghindari kelayuan.

Selain itu juga diperlukan gas etilen dari karbid, belerang, dan kunyit

untuk mempercepat proses pemasakan buah dan menambah warna

buah serta aroma buah. Kertas semen ternyata tidak dapat mencegah

pembusukan buah akibat penyimpanan/pemeraman

3. Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam menjalankan

usaha pertanian, karena pemasaran merupakan tindakan ekonomis yang

sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan petani. Produksi

yang baik akan sia-sia dengan harga pasar yang rendah karena tingginya

produksi tidak mutlak memberi keuntungan yang tinggi tanpa disertai

dengan pemasaran yang baik dan efisien (Mubyarto, 1995).

Page 20: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

20

Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan

dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengatur seberapa

besarnya, menentukan pasar-pasar target mana yang paling baik dilayani

oleh organisasi, dan menentukan berbagai produk, jasa dan program yang

tepat untuk melayani pasar tersebut. Jadi pemasaran berperan sebagai

penghubung antara kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban

industri (dalam hal ini termasuk industri di bidang pertanian) yang

bersangkutan (Kotler, 1992).

Menurut Swastha dan Sukotjo (2000) mendefinisikan pemasaran itu

adalah sistem keseluruhan dari usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli

potensial.

Ditinjau dari aspek ekonomi kegiatan pemasaran pertanian dikatakan

sebagai kegiatan produktif sebab pemasaran pertanian dapat meningkatkan

guna waktu (time utility), guna tempat (place utility), guna bentuk (form

utility) dan guna pemilikan (possesion utility). Komoditi pertanian yang

sudah mengalami peningkatan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk

baru dapat memenuhi kebutuhan konsumen, apabila sudah terjadi

pemindahan hak milik dari produsen atau lembaga pemasaran kepada

konsumen (Sudiyono, 2002). Banyak definisi mengenai pemasaran, tetapi

dalam pengertian ini pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa

yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari produsen ke titik

konsumen (Anindita, 2004).

4. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran merupakan jalur dari lembaga-lembaga penyalur

yang mempunyai kegiatan meyalurkan barang dari produsen ke konsumen.

Penyalur ini secara aktif akan mengusahakan perpindahan bukan hanya

secara fisik tapi dalam arti agar barang-barang tersebut dapat dibeli

konsumen (Stanton, 1993).

Page 21: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

21

Kotler (1992), mendefinisikan saluran pemasaran merupakan

saluran distribusi yang terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan

semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan

status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.

Saluran distribusi atau saluran pemasaran merupakan suatu alur

yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan

akhirnya sampai pada pemakai. Saluran pemasaran merupakan suatu

struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri

atas agen, dealer, pedagang besar, pengecer, melalui mana sebuah

komoditi, produk atau jasa dipasarkan (Swastha dan Handoko, 1997).

Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang/jasa dari

produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh

diabaikan adalah memilih secara tepat saluran pemasaran yang akan

digunakan dalam rangka usaha pemasaran barang-barang/jasa-jasa dari

produsen ke konsumen. Yang disebut dengan saluran pemasaran adalah

lembaga-lembaga pemasaran yang mempunyai kegiatan untuk

meyalurkan/penyampaian barang-barang/jasa-jasa dari produsen ke

konsumen. Distributor-distributor/penyalur ini bekerja secara aktif untuk

mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tetapi dalam arti agar

barang-barang tersebut dapat dibeli oleh konsumen (Semito, 1993).

5. Lembaga Pemasaran

Dalam hal melancarkan penyampaian dan memindahtangankan

barang-barang dari produsennya ke pasar (para konsumen) peranan

lembaga-lembaga pemasaran (marketing institutions) adalah besar. Yang

dimaksud dengan lembaga-lembaga pemasaran yaitu segala usaha yang

berkait dalam jaringan lalu lintas barang-barang di masyarakat, seperti

halnya jasa-jasa yang ditawarkan oleh agen-agen atau perusahaan dagang,

perbankan, perusahaan pengepakan dan peti kemas, perusahaan angkutan,

usaha pertanggungan (asuransi) dan lain sebagainya (Kartasapoetra, 1992).

Menurut Sudiyono (2002), lembaga pemasaran adalah orang atau

badan usaha atau lembaga yang secara langsung terlibat didalam

Page 22: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

22

mengalirkan barang dari produsen ke konsumen. Lembaga-lembaga

pemasaran ini dapat berupa tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang

besar dan pedagang pengecer. Lembaga-lembaga dapat didefinisikan

sebagai berikut :

a. Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung

berhubungan dengan petani, tengkulak melakukan transaksi dengan

petani baik secara tunai, ijon maupun dengan kontrak pembelian.

b. Pedagang pengumpul, yaitu membeli komoditi pertanian dari tengkulak

biasanya relatif kecil.

c. Pedagang besar, yaitu melakukan proses pengumpulan komoditi dari

pedagang pengumpul, juga melakukan proses distribusi ke agen

penjualan ataupun pengecer.

d. Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan

langsung dengan konsumen.

6. Biaya Pemasaran

Secara umum biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan

oleh produsen dalam mengelola usaha taninya untuk mendapatkan hasil

yang maksimal. Biaya merupakan pengorbanan yang diukur untuk suatu

alat tukar berupa uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu

dalam usahataninya. Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan atau aktifitas usaha pemasaran komoditas pertanian. Biaya

pemasaran komoditas pertanian meliputi biaya transportasi/biaya angkut,

biaya pungutan retribusi, biaya penyusutan dan lain-lain. Besarnya biaya

pemasaran berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan lokasi pemasaran,

lembaga pemasaran (pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan

sebagainya) dan efektifitas pemasaran yang dilakukan serta macam

komoditas (Rahim dan Hastuti, 2007).

Seringkali komoditi pertanian yang nilainya tinggi diikuti dengan

biaya pemasaran yang tinggi pula. Peraturan pemasaran di suatu daerah

juga kadang-kadang berbeda satu sama lain. Begitu pula macam lembaga

pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan. Makin efektif

Page 23: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

23

pemasaran yang dilakukan, maka akan semakin kecil biaya pemasaran

yang dikeluarkan (Soekartawi, 1993).

Istilah biaya pemasaran yang digunakan mencakup jumlah

pengeluaran perusahaan untuk keperluan pelaksanaan kegiatan yang

berhubungan dengan penjualan hasil produksinya dan jumlah pengeluaran

oleh lembaga pemasaran (badan perantara) dan laba (profit) yang diterima

oleh badan bersangkutan (Hanafiah dan Saefuddin, 1983). Selanjutnya

biaya pemasaran suatu macam produk biasanya diukur secara kasar

dengan marjin atau spread. Marjin adalah suatu istilah yang digunakan

untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama

dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir.

7. Keuntungan Pemasaran

Keuntungan pemasaran merupakan selisih harga di tingkat produsen

produsen dan harga yang di bayarkan oleh konsumen dikurangi dengan

biaya pemasaran. Jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari

produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya

keuntungan. Perbedaan harga di masing-masing lembaga pemasaran

sangat bervariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh

masing-masing lembaga pemasaran (Soekartawi, 1993).

Pertimbangan lain dalam menetapkan mata rantai saluran pemasaran

adalah dengan jalan membandingkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan.

Secara umum maka menggunakan mata rantai saluran pemasaran yang

selalu panjang akan menimbulkan biaya-biaya yang lebih besar sehingga

mendorong harga jual yang lebih tinggi, sehingga kelancaran penjualan

barang-barang tersebut dapat terganggu. Hal ini dapat dimaklumi sebab

setiap mata rantai menginginkan keuntungan yang layak sebagai kegiatan

imbalan mereka. Untuk dapat menekan harga penjualan agar tidak terlalu

tinggi maka perusahaan harus merelakan agar komisi dari mata rantai

tersebut menjadi lebih kecil (Semito, 1993). Selanjutnya karena persaingan

yang semakin tajam dapat mendorong harga penjualan menjadi lebih

rendah. Dalam keadaan yang demikian maka tingkat keuntungan dari

Page 24: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

24

perusahaan mempergunakan mata rantai saluran pemasaran yang sangat

panjang, dapat menyebabkan harga ke konsumen menjadi sangat tinggi

dan ini mengganggu kelancaran penjualan barang-barang tersebut.

Berdasarkan keadaan tersebut maka makin tipis keuntungan suatu

perusahaan maka akan lebih cenderung menggunakan mata rantai saluran

pemasaran pendek atau langsung bilamana hal ini dimungkinkan.

8. Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran adalah selisih harga dari dua tingkat rantai

pemasaran atau selisih harga yang dibayarkan di tingkat pengecer dengan

harga yang diterima oleh produsen (petani). Dengan kata lain, marjin

pemasaran menunjukkan perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam

sistem pemasaran. Hal tersebut juga dapat didefinisikan sebagai perbedaan

antara apa yang dibayar oleh konsumen dan apa yang diterima oleh

produsen untuk produk pertaniannya.

Saluran pemasaran ditinjau sebagai satu kelompok atau satu tim

operasi, maka marjin dapat dinyatakan sebagai suatu pembayaran yang

diberikan kepada mereka atas jasa-jasanya. Jadi, margin merupakan suatu

imbalan, atau harga atas suatu hasil kerja. Apabila ditinjau sebagai

pembayaran atas jasa-jasa, margin menjadi suatu elemen yang penting

dalam strategi pemasaran. Konsep marjin sebagai suatu pembayaran pada

penyalur mempunyai dasar logis dalam konsep tentang nilai tambah.

Marjin didefinisikan sebagai perbedaan antara harga beli dengan harga jual

(Swastha, 1992).

Menurut Sudiyono (2002) marjin pemasaran didefinisikan dengan

dua cara yaitu :

a. Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga, antara harga yang

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, secara

sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

M = Pr – Pf

Keterangan :

M : Marjin

Page 25: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

25

Pr : Harga di tingkat konsumen

Pf : Harga di tingkat produsen

b. Marjin pemasaran terdiri dari komponen yang terdiri dari biaya-biaya

yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan

fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran. Secara

sistematis marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

M = Bp + Kp

Keterangan :

M : Marjin

Bp : Biaya pemasaran

Kp : Keuntungan pemasaran

9. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran menurut Soekartawi (2002) adalah persentase

antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan. Pemasaran

tidak akan efisien jika biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk

yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar.

Sistem pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan

hasil-hasil dari produsen kepada konsumen dengan biaya murah dan

mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang

dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam

kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut (Mubyarto, 1995).

Pemasaran dianggap efisien bila memenuhi dua syarat yaitu : (1) mampu

menyampaikan hasil produksi dari produsen kepada konsumen dengan

biaya yang semurah-murahnya dan (2) mampu mengadakan pembagian

yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada

semua pihak yang terkait dalam kegiatan pemasaran tersebut

(Mubyarto, 1979).

Pengukuran efisiensi pemasaran pertanian yang menggunakan

perbandingan output pemasaran dengan biaya pemasaran pada umumnya

dapat digunakan untuk memperbaiki efisiensi pemasaran dengan

mengubah keduanya. Upaya perbaikan efisiensi pemasaran dapat

Page 26: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

26

dilakukan dengan meningkatkan output pemasaran atau mengurangi biaya

pemasaran (Sudiyono, 2002).

Menurut (Soekartawi, 1993) faktor-faktor yang dapat sebagai

ukuran efisiensi pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan pemasaran

b. Harga yang diterima konsumen

c. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran yang memadai untuk melancarkan

transaksi jual beli barang, penyimpanan, transportasi

d. Kompetisi pasar, persaingan diantara pelaku pemasaran

Salah satu indikator untuk mengukur efisiensi pemasaran adalah

bagian yang diterima oleh petani. Komoditi yang diproduksi secara tidak

efisien maka harus dijual dengan harga per unit yang tinggi sehingga

komoditi yang diproduksikan secara tidak efisien menyebabkan bagian

yang diterima petani menjadi kecil (Sudiyono, 2002).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Proses pemasaran, petani membutuhkan bantuan pihak lain untuk

memasarkan hasil produksinya. Untuk itulah diperlukan peranan lembaga

pemasaran untuk menyalurkan hasil produksi kepada konsumen. Jejak

penyaluran dari petani sampai dengan konsumen akhir disebut dengan saluran

pemasaran. Bentuk saluran pemasaran dalam satu jenis komoditi bisa

beranekaragam.

Dalam menyampaikan barang dari produsen (petani) ke konsumen

akhir, akan dibutuhkan biaya pemasaran. Menurut Soekartawi (1993), biaya

pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya

pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengepakan atau pengemasan, biaya

bongkar muat (tenaga), biaya penyusutan dan lain-lain. Besarnya biaya

pemasaran ini berbeda satu sama lain disebabkan karena macam komoditi,

lokasi pemasaran dan macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran

yang dilakukan. Untuk menghitung besarnya biaya pemasaran dapat

diperhitungkan dengan cara menjumlahkan semua biaya pemasaran dari tiap-

Page 27: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

27

tiap lembaga pemasaran. Perhitung besarnya biaya pemasaran dapat

diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Bp = Bp1 + Bp2 +......Bpn

Keterangan :

Bp : Biaya pemasaran

Bp1,Bp2...Bpn : Biaya pemasaran tiap-tiap lembaga pemasaran

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran mempunyai

tujuan untuk memperoleh keuntungan. Besar kecilnya keuntungan pemasaran

yang diambil biasanya sesuai dengan biaya pemasaran yang telah dikeluarkan

oleh lembaga pemasaran. Besarnya keuntungan pemasaran diperoleh dari

penjumlahan keuntungan pemasaran dari tiap-tiap lembaga pemasaran.

Dengan demikian keuntungan pemasaran mangga Arumanis dapat diketahui

dengan jalan menjumlahkan keuntungan dari tiap-tiap lembaga pemasaran

menggunakan rumus :

Kp = Kp1 + Kp2 + .....+ Kpn

Keterangan:

Kp : Keuntungan pemasaran

Kp1, Kp2,..Kpn : Keuntungan tiap-tiap lembaga pemasaran

Besarnya biaya dan keuntungan akan berpengaruh pada harga di

tingkat eceran. Hal ini mengakibatkan perbedaan besarnya harga yang harus

dibayar konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen (petani).

Perbedaan harga tersebut disebut sebagai marjin pemasaran. Marjin pemasaran

dapat diperhitungkan dengan cara mencari selisih antara harga ditingkat

konsumen dengan harga ditingkat produsen. Marjin pemasaran mangga dapat

diperhitungkan dengan cara harga ditingkat konsumen dikurangi harga

ditingkat produsen menggunakan rumus :

Page 28: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

28

Mp = Pr – Pf

Keterangan :

Mp : Marjin pemasaran

Pr : Harga di tingkat konsumen

Pf : Harga di tingkat produsen

Marjin yang diperoleh pedagang perantara dari sejumlah biaya

pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diterima oleh pedagang

perantara. Marjin pemasaran buah mangga Arumanis diperoleh dari biaya

pemasaran ditambah keuntungan pemasaran dengan menggunakan rumus :

Mp = Bp + Kp

Keterangan :

Mp : Marjin pemasaran

Bp : Biaya pemasaran

Kp : Keuntungan pemasaran

Untuk mengukur efisiensi pemasaran secara ekonomi digunakan

persentase margin pemasaran dan farmer’s share. Persentase margin

pemasaran diperoleh dari harga di tingkat konsumen dikurangi harga ditingkat

produsen/petani dibagi harga di tingkat konsumen itu sendiri kemudian dikali

100%, adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Mp : Marjin pemasaran

Pr : Harga di tingkat konsumen

Pf : Harga ditingkat produsen/ petani

Menurut Sudiyono (2002), bagian yang diterima petani (Farmer’s

Share) ini sama dengan harga yang betul-betul diterima petani dibagi harga

yang dibayarkan oleh konsumen dikalikan 100%. Bagian yang diterima

produsen diperoleh dari 1 dikurangi margin pemasaran dibagi harga di tingkat

konsumen kemudian dikalikan 100%. Secara sistematis dapat ditulis dengan

rumus sebagai berikut :

Page 29: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

29

Keterangan

F : Bagian yang diterima produsen

Mp : Marjin Pemasaran

Pr : Harga di tingkat konsumen

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran buah

mangga arumanis dianggap efisien secara ekonomis adalah tiap-tiap saluran

pemasaran mempunyai nilai persentase marjin pemasaran yang rendah dan

mempunyai nilai persentase bagian yang diterima petani mangga yang tinggi.

Bila bagian yang diterima petani < 50% berarti belum efisien, dan bila bagian

yang diterima petani > 50% maka pemasaran dikatakan efisien.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan alur berpikir dalam pemecahan

masalah dalam penelitian sebagai berikut :

Page 30: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

30

Gambar 1. Alur Berpikir Dalam Pemecahan Masalah

D. Pembatasan Masalah

1. Komoditi yang dipasarkan adalah buah mangga Arumanis dari Kabupaten

Magetan.

2. Kegiatan pemasaran yang diteliti adalah kegiatan pada bulan Desember

tahun 2009.

3. Pemasaran buah mangga Arumanis yang diteliti disalurkan ke Pasar Induk

Kramat Jati Jakarta Timur.

Page 31: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

31

4. Petani yang dimaksud adalah petani yang membudidayakan buah mangga

Arumanis yang memiliki minimal 15 pohon menghasilkan.

5. Harga buah mangga yang diteliti adalah tingkat harga yang berlaku pada

saat penelitian.

E. Hipotesis

1. Diduga terdapat beberapa pola saluran pemasaran mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

2. Diduga saluran pemasaran mangga Arumanis yang lebih pendek di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan secara ekonomi lebih efisien.

F. Asumsi

1. Hasil produksi buah mangga dijual seluruhnya oleh petani sampel.

2. Berat buah mangga Arumanis yang dipasarkan tiap peti/kotak berukuran

50 Kg.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Pemasaran mangga Arumanis adalah mengalirnya barang produksi khusus

buah mangga Arumanis di produsen ke konsumen yang dapat terjadi

karena adanya lembaga pemasaran.

2. Produsen adalah petani yang mengusahakan kegiatan usahatani komoditas

mangga Arumanis.

3. Konsumen adalah pembeli terakhir dalam saluran pemasaran mangga

Arumanis yang diperoleh dari informasi pedagang pengecer.

4. Penebas adalah orang yang membeli mangga dari petani dengan cara tebas

dalam kondisi buah berada di pohon dan siap panen.

5. Pedagang pengumpul dan penebas adalah pedagang yang membeli

mangga dari penebas dan petani serta mengumpulkannya kemudian dijual

ke pedagang besar.

6. Harga ditingkat konsumen akhir diperoleh dengan pendekatan (proxy)

informasi harga jual ditingkat pedagang pengecer.

Page 32: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

32

7. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli dari pedagang pengumpul

kemudian dijual ke agen dan pedagang pengecer. Pedagang besar selalu

membeli dan menjual barang dalam partai besar.

8. Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan buah mangga

Arumanis dari pedagang besar dalam kuantitas besar kemudian dijual

kembali ke pedagang pengecer.

9. Pedagang pengecer adalah pedagang yang menjual dalam jumlah kecil

atau per satuan secara langsung kepada konsumen akhir.

10. Pedagang luar kabupaten adalah pedagang yang membeli dari pedagang

besar Kabupaten Magetan kemudian dijual ke konsumen akhir luar

kabupaten.

11. Konsumen akhir merupakan proxy melalui wawancara dengan pedagang

pengecer di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur.

12. Pendekatan (Proxy) dimana pedagang pengecer sebagai pihak ketiga yang

saling berhubungan dan berfungsi sebagai perantara yaitu dengan

konsumen akhir buah mangga Arumanis.

13. Lembaga pemasaran adalah badan-badan atau lembaga-lembaga yang

berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke

konsumen melalui proses jual beli.

14. Harga yang diterima petani produsen adalah harga mangga Arumanis pada

saat terjadi jual beli yang ditentukan berdasarkan keadaan pasar pada saat

terjadi transaksi dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp/kg).

15. Harga yang diterima pedagang adalah harga pada saat terjadi jual beli yang

ditentukan berdasarkan keadaan pasar pada saat terjadi transaksi diukur

dalam rupiah perkilogram (Rp/kg).

16. Harga yang diterima konsumen adalah harga pada saat terjadi jual beli

yang ditentukan kesepakatan antara penjual dan pembeli pada saat terjadi

transaksi diukur dalam rupiah perkilogram (Rp/kg).

17. Sortasi adalah proses/kegiatan memisahkan buah mangga Arumanis

busuk, muda, matang, memar, luka, pecah, dan bentuk yang tidak normal.

Page 33: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

33

18. Grading atau pengkelasan mutu buah mangga Arumanis adalah upaya

pengelompokan buah mangga Arumanis berdasarkan kriteria atau

keberagaman ukuran dan kualitas menjadi beberapa tingkat berdasarkan

perbedaan mutu.

19. Grading buah mangga Arumanis terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu :

a. Mega : 1 – 2 buah/Kg

b. Bom : 2 – 3 buah/Kg

c. Super : 4 – 5 buah/Kg

d. A : 6 – 8 buah/Kg

20. Bongkar muat di tingkat pedagang pengumpul adalah kegiatan

memindahkan kotak/peti buah mangga Arumanis dari tempat

penyimpanan ke atas truk.

21. Biaya pemasaran buah mangga Arumanis adalah semua biaya yang

digunakan dalam proses pemasaran yang meliputi biaya transportasi, biaya

pengepakan/pemeraman/merpak, biaya bongkar muat, biaya

pengangkutan, biaya sewa tempat atau lapak, biaya resiko, dan lain-lain

yang dinyatakan dalam rupiah perkilogram (Rp/kg).

22. Keuntungan pemasaran mangga merupakan besarnya keuntungan yang

diperoleh lembaga pemasaran/selisih harga jual dengan harga beli dan

biaya pemasaran dalam rupiah perkilogram (Rp/kg).

23. Margin pemasaran mangga adalah perbedaan harga yang dibayar oleh

konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen, diukur dengan

rupiah perkilogram (Rp/kg).

24. Farmer’s share adalah perbandingan antara harga yang diterima produsen

dengan harga yang diterima konsumen yang dinyatakan dalam persen (%).

25. Efisiensi pemasaran adalah efisiensi ekonomi yang diukur dari besarnya

marjin pemasaran dan bagian yang diterima petani (Farmer’s share)

dinyatakan dalam persentase (%).

Page 34: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

34

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian ini adalah

metode deskriptif analisis dengan menggunakan data berkala (time series),

dimana mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-

masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual.

Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisa (Surakhmad, 1994).

Sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah metode Survey,

yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

menggunakan Questioner sebagai alat untuk mengumpulkan data

(Singarimbun dan Effendy, 1995).

B. Metode Pengambilan Sampel Responden

1. Pemilihan Daerah Penelitian

Pemilihan daerah penelitian diambil secara sengaja (Purposive)

yaitu Kabupaten Magetan. Pemilihan kecamatan sebagai sampel dilakukan

dengan menggunakan metode Purposive sampling yaitu Kecamatan

Parang, Kabupaten Magetan dengan pertimbangan Kecamatan Parang

mempunyai produktivitas mangga Arumanis terbesar di Kabupaten

Magetan, selain itu merupakan daerah sentra produksi buah mangga

Arumanis karena jumlah produksi buah mangga Arumanis terbesar di

Kabupaten Magetan. Hal ini didukung oleh keadaan iklim, topografi dan

keadaan wilayah di Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan yang

mendukung untuk sentra penanaman buah mangga Arumanis. Produksi

dan Produktivitas Buah Mangga Menurut Kecamatan di Kabupaten

Magetan 2008 tersaji dalam Tabel 3 di bawah ini :

33

Page 35: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

35

Tabel. 3. Produksi dan Produktivitas Buah Mangga Menurut Kecamatan di Kabupaten Magetan 2008

No. Kecamatan Yang Sedang menghasilkan

(Pohon/Rumpun)

Produksi (Kw)

Produktivitas (Kw/Phn)

1. Poncol 5.300 2.650 0,50 2. Parang 354.200 170.016 0,48 3. Lembeyan - - - 4. Takeran - - - 5. Nguntoronadi 21.765 6.747 0,31 6. Kawedanan - - - 7. Magetan 63.825 38.295 0,60 8. Ngariboyo 9.628 2.888 0,30 9. Plaosan - - -

10. Sidorejo 1.216 426 0,35 11. Panekan 48.435 19.374 0,40 12. Sukomoro 14.321 6.444 0,45 13. Bendo - - - 14. Maospati 64.988 23.396 0,36 15. Karangrejo - - - 16. Karas - - - 17. Barat 31.216 10.301 0,33 18. Kartoharjo 36.630 11.722 0,32

∑ 651.524 292.259 0,45

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, 2009

Kecamatan yang diambil sebagai daerah penelitian adalah

Kecamatan Parang dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Parang

merupakan sentra produksi buah mangga Arumanis dengan produksi

170.016 kwintal, dengan jumlah pohon yang mengasilkan 354.200 pohon

pada tahun 2008.

2. Penentuan Desa Sampel

Kecamatan Parang terdiri dari 13 desa, penentuan desa yang akan

dijadikan sampel adalah Desa Krajan, Desa Tamanarum, dan Desa Pragak.

Penentuan desa sampel dilakukan berdasarkan jumlah pohon dan produksi

buah mangga Arumanis terbanyak. Adapun jumlah pohon mangga,

produksi dan rata-rata produksi buah mangga per desa di Kecamatan

Parang Kabupaten Magetan Tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel dibawah

ini :

Page 36: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

36

Tabel. 4. Jumlah Tanaman Mangga, Produksi dan Rata-rata Produksi Buah Mangga per desa di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2009

No. Desa/Kelurahan Jumlah Pohon

Produksi (Kg)

Rata – Rata Produksi (Kg/Phn)

1. Sayutan 27.224 408.360 15 2. Nglopang 31.124 622.480 20 3. Mategal 37.245 744.900 20 4. Bungkuk 33.214 498.210 15 5. Trosono 33.216 664.320 20 6. Ngunut 25.227 378.405 15 7. Ngaglik 21.141 317.115 15 8. Parang 32.242 644.840 20 9. Tamanarum 58.271 874.065 15

10. Pragak 48.426 968.520 20 11. Sundul 18.712 280.680 15 12. Krajan 59.134 1.182.680 20 13. Joketro 34.224 513.360 15

∑ 459.400 8.415.050 18,32

Sumber : Kantor Kecamatan Parang, 2009

Tiga desa yang diambil menjadi desa sampel adalah Desa Krajan,

Desa Tamanarum, dan Desa Pragak. Ketiga desa ini dipilih karena

memiliki jumlah pohon dan produksi buah mangga terbesar dari 13 desa di

Kecamatan Parang. Desa Krajan memiliki 59.134 pohon dengan produksi

buah mangganya sebesar 1.182.680 kg. Desa Tamanarum 58.271 pohon

dan produksinya sebesar 874.065 kg, sedangkan Desa Pragak sebesar

968.520 kg dengan memiliki 48.426 pohon. Penurunan jumlah produksi

buah mangga Arumanis (lihat tabel 3) disebabkan banyaknya penebangan

pohon mangga dan peremajaan pohon.

3. Penentuan Responden (Petani sampel)

Singarimbun dan Effendi (1995), data yang dianalisis harus

menggunakan sampel yang cukup besar sehingga dapat mengikuti

distribusi normal. Sampel yang tergolong mengikuti distribusi normal

adalah sampel yang jumlahnya ≥ 30. Berdasarkan pertimbangan tersebut

maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden

petani.

Pengambilan petani sampel dilakukan dengan menggunakan

metode Proportional random sampling artinya pengambilan sampel dari

Page 37: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

37

keseluruhan populasi, sesuai dengan proporsi masing-masing sub populasi,

yaitu Desa Krajan, Desa Tamanarum, dan Desa Pragak dengan

mempertimbangkan jumlah petani responden yang memenuhi syarat

sebagai petani sampel. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak

30 orang dari 3 (tiga) desa terpilih yang memenuhi syarat yaitu memiliki

pohon mangga Arumanis minimal 15 pohon yang telah menghasilkan,

dengan rumus :

nNNk

ni ´=

Keterangan :

ni : Jumlah sampel petani buah mangga Arumanis dari setiap

kelurahan/desa.

Nk : Jumlah petani buah mangga Arumanis desa dari tiap

kelurahan/desa terpilih.

N : Jumlah keseluruhan populasi petani buah mangga

Arumanis dari desa-desa terpilih.

n : Jumlah sampel petani buah mangga Arumanis yang

dikehendaki (30 responden).

Berdasarkan penggunaan rumus diatas maka sampel petani yang

membudidayakan buah mangga Arumanis tiap kelurahan atau desa yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Petani sampel (petani buah mangga Arumanis) di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

No. Kelurahan/Desa Populasi (Orang)

Jumlah petani sampel (orang)

1. Krajan 325 14 2. Tamanarum 287 12 3. Pragak 106 4

∑ 718 30

Sumber : Analisis Data Sekunder, 2009

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa di Desa Krajan diambil

respondennya sebanyak 14 responden, Desa Tamanarum sebanyak 12

Page 38: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

38

responden, sedangkan Desa Pragak pengambilan sampelnya sebanyak 4

(empat) responden.

Pemilihan sampel petani dari desa terpilih dilakukan secara

random (acak) dengan cara undian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Cara

undian tersebut dilakukan dengan sistem pengembalian agar setiap petani

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

4. Penentuan Lembaga Pemasaran

Pengambilan responden lembaga pemasaran ditentukan dengan

metode Snowball sampling yaitu dengan cara menelusuri saluran

pemasaran buah mangga Arumanis yang ada di Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan mulai dari petani sampai pada konsumen akhir

berdasarkan informasi dari produsen dan pedagang. Sebagian besar

konsumen buah mangga Arumanis berada diluar Kabupaten Magetan yaitu

berada di Jakarta dan sekitarnya.

C. Jenis dan Sumber Data yang Diperlukan

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu :

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari responden dimana

memberikan gambaran tentang karakteristik responden. Teknik yang

dipergunakan adalah wawancara secara langsung kepada petani buah

mangga Arumanis dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kuisioner).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan

dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga

yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari BPS,

Dinas Pertanian, Kantor Kecamatan Parang dan Kantor Kelurahan yang

diambil sebagai desa sampel.

Page 39: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Teknik observasi yaitu metode pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan langsung di daerah penelitian sehingga didapatkan

gambaran yang jelas mengenai daerah penelitian.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu metode pengambilan data primer dengan

melakukan wawancara langsung dengan petani sampel dan pedagang atau

lembaga pemasaran menggunakan daftar pertanyaan (quisionare) yang

telah dipersiapkan sebelumnya.

3. Metode Pencatatan

Metode pencatatan yaitu metode pengumpulan data sekunder dan

primer dengan melakukan pencatatan dari segala sumber termasuk

wawancara dengan responden dan observasi dari instansi-instansi

pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui saluran pemasaran dan lembaga pemasaran buah

mangga Arumanis yang ada di Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan

menggunakan metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang didasarkan

pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang

dilapang.

2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi lembaga-lembaga pemasaran buah

mangga Arumanis di Kabupaten Magetan di peroleh dengan metode

Snowball sampling yaitu menelusuri lembaga/pedagang responden yang

memasarkan buah mangga Arumanis dari di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan mulai dari petani sampai pada konsumen akhir yang berupa

informasi dari produsen dan pedagang.

Page 40: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

40

3. Untuk mengetahui biaya pemasaran dan marjin pemasaran di tingkat

lembaga dalam saluran pemasaran digunakan alat analisis biaya dan marjin

pemasaran (cost margin analysis) yaitu dengan menghitung besarnya

biaya, keuntungan, dan marjin pemasaran pada tiap lembaga perantara

pada berbagai saluran pemasaran.

a. Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk

memasarkan suatu komoditi dari produsen ke konsumen. Biaya

pemasaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3 ……..+ Bpn

Keterangan :

Bp : Biaya pemasaran buah mangga Arumanis (Rp/Kg)

Bp1,2,3…n : Biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran buah

mangga Arumanis (Rp/Kg).

1,2,3….n : Jumlah lembaga pemasaran buah mangga Arumanis

b. Keuntungan Pemasaran

Keuntungan pemasaran adalah penjumlahan dari keuntungan

yang diterima oleh setiap lembaga pemasaran. Keuntungan pemasaran

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kp = Kp1 + Kp2 + Kp3 +……..+ Kpn

Keterangan :

Kp : Keuntungan pemasaran buah mangga Arumanis

(Rp/Kg).

Kp1 +.....+ Kpn : Keuntungan tiap-tiap lembaga pemasaran buah

mangga Arumanis (Rp/Kg)

c. Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran adalah selisih harga tingkat produsen dan

tingkat konsumen akhir. Marjin pemasaran dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 41: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

41

%100Pr

Pr´÷øö

çèæ -=

PfMp

M = Pr – Pf

Keterangan :

Mp : Marjin Pemasaran buah mangga Arumanis (Rp/Kg)

Pr : Harga buah mangga Arumanis di tingkat konsumen (Rp/Kg)

Pf : Harga buah mangga Arumanis di tingkat produsen (Rp/Kg)

Marjin yang diperoleh pedagang perantara dari sejumlah biaya

pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diterima oleh

pedagang perantara dirumuskan sebagai berikut:

Mp = Bp + Kp

Keterangan :

Mp : Marjin Pemasaran buah mangga Arumanis (Rp/Kg)

Bp : Biaya pemasaran buah mangga Arumanis (Rp/Kg)

Kp : Keuntungan pemasaran buah mangga Arumanis (Rp/Kg)

d. Efisiensi Ekonomis

Efisiensi ekonomis dari saluran pemasaran buah mangga

Arumanis dapat dihitung dengan cara memperhitungkan persentase

bagian yang diterima produsen. Persentase marjin pemasaran dari

masing-masing saluran pemasaran dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

1. Persentase Marjin Pemasaran

Keterangan :

Mp : Marjin pemasaran buah mangga Arumanis (%)

Pr : Harga buah mangga Arumanis di tingkat produsen

(Rp/Kg)

Pf : Harga buah mangga Arumanis di tingakat konsumen

(Rp/kg)

Untuk mengetahui efisiensi pemasaran secara ekonomis

dilakukan analisis marjin pemasaran dan memperhitungkan bagian

Page 42: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

42

yang diterima oleh petani (farmer’s share) dan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

2. Farmer’s share

Keterangan :

F : Bagian yang diterima petani buah mangga Arumanis (%)

Mp : Marjin Pemasaran buah mangga Arumanis (Rp/Kg)

Pr : Harga buah mangga Arumanis di tingkat konsumen

(Rp/Kg)

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bahwa pemasaran

buah mangga Arumanis dianggap efisien adalah tiap-tiap saluran

pemasaran mempunyai nilai persentase margin pemasaran yang rendah

dan mempunyai nilai persentase bagian yang diterima petani

(Farmer’s Share) tinggi. Suatu usaha secara normal dikatakan bisa

dilanjutkan apabila tidak mengalami kerugian atau usaha tersebut

mengalami impas. Bila bagian yang diterima petani <50% berarti

belum efisien, dan bila bagian yang diterima petani >50% maka

pemasaran dikatakan efisien (Sudiyono, 2002).

F = %100Pr

1 XMp

÷øö

çèæ -

Page 43: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

43

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Magetan

1. Keadaan Alam

a. Letak Geografis

Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di

ujung barat Provinsi Jawa Timur. Secara Astronomis, Kabupaten

Magetan terletak diantara 7° 38′ 30" lintang selatan dan 111° 20′ 30"

bujur timur. Kabupaten magetan merupakan kabupaten terkecil kedua

se Jawa Timur setelah Sidoharjo. Luas wilayahnya sebesar 68.884,74

Ha yang terdiri dari 18 kecamatan dengan 235 desa atau kelurahan.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten magetan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Ponorogo

Sebelah Barat : Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo

Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang berpotensi di

bidang pertanian dan pariwisata. Letak Kabupaten Magetan yang diapit

oleh kabupaten-kabupaten yang lain, memungkinkan hasil-hasil

pertanian dapat dipasarkan keluar terutama buah-buahan dan sayur-

sayuran, maka hal ini akan menguntungkan bagi petani dan pedagang

dalam hal ini adalah petani dan pedagang buah mangga Arumanis

untuk memasarkan hasil produksi mereka kepada konsumen luar kota

atau kabupaten.

b. Topografi

Kabupaten Magetan sebagian besar wilayahnya merupakan

daerah perbukitan dengan tingkat kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 30

%. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan tinggi,

maka tidak terjadi genangan air. Kabupaten Magetan berada pada

ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan air

laut. Hal ini yang menjadikan Kabupaten Magetan mampu

42

Page 44: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

44

mencanangkan penanaman buah-buahan yang tersentra. Sebagai

contoh penanaman buah mangga Arumanis tersentra di Kecamatan

Parang.

c. Iklim

Kabupaten Magetan sebagian wilayahnya adalah perbukitan

yaitu dibawah lereng Gunung Lawu sebelah timur sehingga relatif

lebih dingin, suhu udara berkisar antara 16 – 20° C di daerah

pegunungan dan 22 – 26° C di dataran rendah. Curah hujan yang turun

mencapai 1.481 – 2.345 mm pertahun di dataran tinggi dan 876 –

1.551 mm pertahun di dataran rendah. Curah hujan mempengaruhi

produksi hasil pertanian, dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah

produksi buah mangga Arumanis, dimana curah hujan rendah produksi

melimpah sedangkan curah hujan yang tinggi produksi menurun.

d. Pemanfaatan Lahan

Jenis tanah mempunyai pengaruh terhadap kesuburan tanah

sehingga akan berpengaruh juga pada keputusan dalam penggunaan

wilayah. Penggunaan lahan di Kabupaten Magetan bermacam-macam

sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan wilayah

tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan wilayah di

Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Pemanfaatannya di Kabupaten Magetan Tahun 2008

Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%) Sawah 28.355,98 41,16 Tegal 12.884,97 18,71 Bangunan/pekarangan 15.518,77 22,53 Hutan Negara 9.196,95 13,35 Hutan Rakyat 383,01 0,56 Lain-lain 2.545,06 3,70

∑ 68.884,74 100,00

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Lahan di Kabupaten Magetan sebagian besar dimanfaatkan

untuk sektor pertanian. Lebih dari sepertiganya dimanfaatkan untuk

sawah yaitu sebesar 41,16 % atau 28.355,98 ha. Urutan kedua adalah

Page 45: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

45

bangunan dan pekarangan, yaitu sebesar 15.518,77 ha atau 22,53 %.

Lahan tegalan berada di urutan ketiga yaitu sebesar 12.884,97 ha atau

18,71 %. Kabupaten Magetan memiliki hutan negara seluas 13,35 %

atau 9.196,95 ha; yang ditanami mahoni, pinus, sono, keling dan jati.

Pemanfaatan lahan tersempit adalah hutan rakyat seluas 0,56 % atau

sebesar 383,01 ha yang ditanami tanaman serupa. Pemanfaatan lahan

untuk keperluan lainnya seluas 2.545,06 ha atau 3,70 % dari

keseluruhan luas wilayah Kabupaten Magetan. Dari data tersebut

dapat diketahui jika lahan yang berpotensi untuk pengembangan

tanaman buah mangga Arumanis adalah lahan sawah, pekarangan dan

tegal seluas 56.759,72 ha atau 82,40 % dari keseluruhan luas wilayah

Kabupaten Magetan. Jenis lahan ini sangat mendukung untuk

usahatani buah mangga Arumanis. Biasanya tanaman buah mangga

Arumanis ditanam di areal persawahan, pekarangan dan tegalan.

2. Keadaan Penduduk

a. Pertumbuhan Penduduk

Penduduk merupakan sasaran dan pelaku dari pembangunan.

Oleh karena itu salah satu keberhasilan pembangunan dipengaruhi

oleh keadaan penduduk suatu daerah. Pertumbuhan penduduk di

Kabupaten Magetan mengalami peningkatan dari tahun 2003 – 2007.

Peningkatan jumlah penduduk dari lima tahun terakhir tidak begitu

signifikan. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang masuk atau

menetap dan menetap lebih banyak daripada penduduk yang mati atau

pindah keluar Kabupaten Magetan. Jumlah penduduk di Kabupaten

Magetan dari tahun 2003 hingga tahun 2007 dapat ditunjukkan pada

Tabel 7 di bawah ini :

Page 46: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

46

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan dari Tahun 2004 – 2008

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) 1. 2004 687.773 - 2. 2005 689.445 2,4 3. 2006 691.185 2,5 4. 2007 692.248 1,5 5. 2008 693.274 1,5

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 7 diatas terlihat bahwa pada tahun 2004

jumlah penduduk Kabupaten Magetan sebanyak 687.773 jiwa. Tetapi

setiap tahun mengalami pertumbuhan rendah. Pada tahun 2004 sampai

tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 2,4 %. Tahun 2005 sampai

tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 2,5 %. Kemudian pada tahun

2006 sampai tahun 2007 naik sebesar 1,5 %. Sedangkan pada tahun

2007 sampai dengan tahun 2008 pertumbuhannya sebesar 1,5 %.

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Magetan dari tahun 2004 sampai

tahun 2008 rata-rata kenaikannya sebesar 1,6 %. Kenaikan jumlah

penduduk ini akan berpengaruh terhadap berbagai sektor terutama

sektor pertanian. Kabupaten Magetan yang sebagian penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani merupakan daerah yang potensial

untuk usahatani dan pemasaran buah mangga Arumanis.

b. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat

mempengaruhi besarnya tenaga kerja terutama disektor pertanian yang

dibutuhkan dalam usahatani, karena besarnya tenaga yang dihasilkan

antara laki-laki dan perempuan itu berbeda. Keadaan penduduk

menurut jenis kelamin di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel

8 berikut :

Page 47: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

47

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Magetan Tahun 2004-2008

Jumlah penduduk (jiwa) Tahun Laki-laki Perempuan Total

Sex ratio

2004 332.352 355.421 687.773 93,51 2005 333.172 356.273 689.445 93,52 2006 334.177 357.008 691.185 93,60 2007 334.722 357.526 692.248 93,62 2008 335.292 357.982 693.274 93,66

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk

laki-laki dan perempuan yang terkecil terjadi pada tahun 2004 yaitu

332.352 jiwa untuk penduduk laki-laki dan 355.421 jiwa untuk

penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan yang terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu 335.292 jiwa

untuk penduduk laki-laki dan 357.982 jiwa untuk penduduk

perempuan. Dari tahun 2003 sampai 2008 jumlah penduduk

perempuan lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah

penduduk laki-laki. Dari tahun ketahun rasio jumlah penduduk laki-

laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan terus

meningkat. Dilihat dari nilai sex ratio yang hampir selalu mendekati

100%, ini berarti kesempatan kerja antara penduduk laki-laki dan

perempuan relatif sama.

c. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dapat

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif

dan penduduk usia produktif. Data mengenai penduduk berdasarkan

kelompok umur di Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

Page 48: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

48

Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Menurut Golongan Umur Tahun 2008

Jenis Kelamin Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan

Jumlah (Jiwa)

0 – 14 68.735 67.097 135.832 15 – 64 236.298 246.039 482.337

65 + 30.480 45.211 75.691 ∑ 335.513 358.347 693.860

ABT 42 46 44

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Pada Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk

menurut kelompok usia produktif yaitu usia 15 – 64 tahun lebih besar

daripada usia non produktif yang terdiri dari usia 0 – 14 tahun dan ≥

65 tahun. Banyaknya penduduk usia produktif ini mendukung untuk

dikembangkannya usahatani mangga Arumanis karena pada umumnya

usia produktif mempunyai tenaga untuk melakukan kegiatan usahatani

lebih baik daripada usia non produktif. Angka Beban Tanggungan

bernilai 44 yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif harus

menanggung 44 penduduk non produktif.

d. Keadaaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keberhasilan sektor pertanian suatu wilayah dapat dilihat dari

tingkat tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. Besarnya

penyerapan tenaga kerja akan dapat meningkatkan pendapatan per

kapita penduduk, sehingga dapat menyejahteraan hidup penduduk pada

wilayah tersebut. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di

Kabupaten Magetan dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini:

Page 49: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

49

Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan Menurut Mata Pencaharian Utama Tahun 2004-2008 (orang)

Tahun No. Sektor Perekonomian 2004 2005 2006 2007 2008

1. Pertanian 253.244 260.218 264.071 278.251 275.060

2. Pertambangan & galian

34 40 42 44 44

3. Industri Pengolahan

34.825 34.688 35.746 35.831 35.420

4. Listrik, Gas dan Air Minum

534

547

532

527

522

5. Konstruksi 12.467 12.571 12.516 12.618 12.472

6. Perdagangan, Hotel

60.692 61.673 6.176 61.770 61.062

7. Angkutan & Komunikasi

6.532

5.491

5.561

6.506

6.432

8. Keuangan 1.643 1.653 1.689 1.758 1.738 9. Jasa 39.453 40.091 40.930 41.326 40.852

10. Lainnya 971 980 1.089 1.015 1.000 ∑ 410.39 408.94 368.35 439.65 434.60

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 10 di atas diketahui bahwa sebagian besar

penduduk di Kabupaten Magetan bekerja di sektor pertanian. Sektor

terbesar urutan kedua yang berperan dalam penyerapan tenaga kerja

adalah sektor perdagangan, kemudian disusul oleh sektor jasa pada

urutan ketiga, sektor industri urutan keempat dan urutan terakhir

adalah pada sektor pertambangan dan galian.

3. Keadaan Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan dari tahun ke tahun terus

berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan

kesejahteraan penduduk Kabupaten Magetan. Pertumbuhan ekonomi dapat

diukur melalui pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) yang merupakan tolak ukur kinerja perekonomian. Pertumbuhan

PDRB dari tahun ke tahun setelah adanya krisis ekonomi belum

menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini nampak dari besarnya

pertumbuhan ekonomi masih rendah meskipun relative positif yaitu yang

ditunjukkan pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tiap-tiap

sektor, sehingga usaha pemulihan perekonomian Kabupaten Magetan

perlu untuk ditingkatkan. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk

Page 50: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

50

melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang PDRB atas dasar harga

konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke

tahun.

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi di suatu wilayah. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan

harga pada setiap tahun. Besarnya PDRB atas harga berlaku tersaji pada

Tabel 11 dibawah ini :

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magetan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2004 - 2008

PDRB (%) No. Sektor Perekonomian 2006 2007 2008

1. Pertanian 32,83 32,30 31,48 2. Pertambangan & galian 0,70 0,64 0,61 3. Industri Pengolahan 8,11 8,21 8,33

4. Listrik, Gas dan Air Minum

1,11

1,15

1,09

5. Konstruksi 6,36 6,45 6,64 6. Perdagangan, Hotel 23,86 24,13 24,76 7. Angkutan & Komunikasi 2,57 2,50 2,40 8. Keuangan 3,76 3,76 3,73 9. Jasa 20,70 20,86 20,95

∑ 100 100 100

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa PDRB didominasi oleh

sektor pertanian dan perdagangan dan perhotelan. Dapat diketahui bahwa

sumbangan sektor pertanian untuk Kabupaten Magetan masih dominan,

sehingga jika sektor pertanian mengalami kenaikan secara signifikan maka

dimungkinkan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), tahun

2008 menyumbang 31,48 % yang berarti meningkat 0,18 % jika

dibandingkan tahun 2007. Untuk kontribusi PDRB, selain sektor pertanian

dan perdagangan yang memberikan kontribusi PDRB selain kedua sektor

Page 51: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

51

tersebut yaitu sektor jasa, industri pengolahan, kontruksi, keuangan,

angkutan dan komunikasi, listrik, gas, dan air minum serta pertambangan

dan galian.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menunjukkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

tertentu sebagai dasar, di mana dalam penghitungan ini digunakan harga

tahun 2000. Besarnya PDRB atas harga konstan tersaji pada Tabel 12

dibawah ini :

Tabel 12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magetan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2006 - 2008

PDRB (%) No. Sektor Perekonomian 2006 2007 2008

1. Pertanian 35,88 35,56 35,85 2. Pertambangan & galian 0,59 0,58 0,57 3. Industri Pengolahan 8,17 8,29 8,50 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,93 0,91 0,90 5. Konstruksi 6,02 5,90 5,87 6. Perdagangan, Hotel 23,74 24,14 24,92 7. Angkutan & Komunikasi 2,04 2,00 2,00 8. Keuangan 4,17 4,23 4,33 9. Jasa 18,46 18,40 18,56

∑ 100 100 100

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

digunakan untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah.

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa kegiatan perekonomian di

Kabupaten Magetan ditopang oleh sembilan sektor perekonomian, antara

lain sektor pertanian; sektor pertambangan dan galian; sektor industri

pengolahan; sektor listrik, gas, dan air minum; sektor

bangunan/konstruksi; sektor perdagangan, hotel; sektor angkutan dan

komunikasi; sektor keuangan; serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Magetan dari Sembilan yang ada pada PDRB, 5

(lima) sektor menghasilkan pertumbuhan yang positif. Sektor yang

menghasilkan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor perdagangan,

perhotelan 0,78 %. Sektor pertanian mampu memberikan sumbangan

Page 52: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

52

0,29%, sektor industry pengolahan 21%, sektor jasa sebesar 16%, dan

sektor keuangan 10%.

4. Keadaan Pertanian

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian di Kabupaten Magetan ditunjang oleh lima

subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor

perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor

perikanan. Sektor pertanian menyumbang 32,48 % dari total PDRB

Kabupaten Magetan. Pada subsektor tanaman pangan komoditi yang

dihasilkan yaitu; padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,

kedelai, dan kacang hijau. Disamping tanaman pangan dengan padi

sebagai bahan pangan pokok masyarakat, Kabupaten Magetan

memiliki tanaman unggulan lainnya yaitu tanaman buah Mangga

Arumanis dan Buah Jeruk Pamelo, serta buah-buahan lainnya. Hasil

sub sektor tanaman bahan pangan tersebar di 18 kecamatan yang

berada di Kabupaten Magetan. Jenis tanaman bahan pangan di

Kabupaten Magetan tersaji pada Tabel 13 berikut :

Page 53: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

53

Tabel 13. Jenis-jenis Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten Magetan tahun 2008

No. Jenis Komoditi Produksi (Kw) A. Padi dan Palawija

1. Padi 2. Jagung 3. Ubi kayu 4. Ubi jalar 5. Kacang tanah 6. Kedalai 7. Kacang hijau

2.140.255

849.319 1.110.678

536.221 78.614 26.758 1.035

B. Sayur-Sayuran 1. Bawang putih 2. Bawang merah 3. Buncis 4. Kentang 5. Kubis 6. Sawi 7. Tomat 8. Wortel 9. Bayam 10. Cabe 11. Terong 12. Waluh 13. Bawang daun 14. Mentimun 15. Kangkung 16. Kacang Panjang 17. Melinjo

456

56.326 9.339

54.263 140.200

56.554 7.078

51.801 514

3.463 24.163 6.165

48.355 3.947 1.449 5.660

21.382 C. Buah-Buahan

1. Nangka 2. Sirsak 3. Alpokat 4. Blimbing 5. Semangka dan Melon 6. Jambu biji 7. Manggis 8. Pepaya 9. Sukun 10. Jeruk besar 11. Jeruk keprok 12. Durian 13. Mangga 14. Pisang 15. Rambutan

11.655

477 26.887

354 19.594

3.306,6 44,75

21.281 643

278.623 23.438 6.998

292.259 127.006

25.888

Page 54: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

54

16. Sawo 17. Salak

1.119 257

Sumber : Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat diketahui bahwa komoditi

subsektor tanaman bahan pangan terbesar adalah komoditi padi dengan

jumlah produksi 2.140.255 kw, produksi yang terkecil adalah komoditi

kacang hijau yaitu sebesar 1.035 kw. Sedangkan untuk komoditi jenis

sayur-sayuran produksi terbesar yang dihasilkan adalah kubis yaitu

140.200 kw, dan produksi terendah adalah komoditi bawang putih

sebesar 456 kw. Kategori buah-buahan yang produksinya terbesar

adalah buah mangga Arumanis sebesar 292.259 kw, sedangkan

produksi buah terendah adalah buah manggis yaitu 44,75 kw.

b. Keadaan Usahatani Buah Mangga Arumanis

Sekitar tahun 1995 buah mangga Arumanis telah masuk dan

mulai ditanam di lahan ataupun pekarangan masyarakat. Hal ini

merupakan bentuk program penanaman pohon mangga Arumanis dari

Dinas Pertanian Kabupaten Magetan. Dimana penanamannya adalah

tersentra di Kecamatan Parang. Hingga saat ini Kecamatan Parang

menjadi sentra produksi buah mangga Arumanis dimana produk

unggulannya adalah buah mangga Arumanis yang mampu dipasarkan

keluar Kabupaten Magetan diantaranya Surabaya, Pasar Induk

Keramat Jati Jakarta Timur dan sekitarnya. Akhir tahun 2009 telah

diterapkan pengolahan buah mangga Arumanis yang masih dalam

kondisi mentah menjadi keripik mangga.

B. Keadaan Umum Kecamatan Parang

Kecamatan Parang merupakan kecamatan yang terletak di bagian

selatan Kabupaten Magetan dan berada pada ketinggian antar 275 sampai

dengan 1.000 meter diatas permukaan laut, berjarak ± 15 Km dari pusat

pemerintahan Kabupaten Magetan. Luas wilayah Kecamatan Parang adalah

7.254,47 Ha yang terdiri dari 1 kelurahan dan 12 desa dengan 106 RW, 294

Page 55: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

55

RT dan 54 lingkungan atau dusun. Kecamatan Parang merupakan penghasil

produksi buah mangga Arumanis terbesar di Kabupaten Magetan. Batas

wilayah Kecamatan Parang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Ngariboyo

Sebelah Timur : Kecamatan Lembeyan dan Kawedanan

Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo.

Sebelah Barat : Kecamatan Poncol, Propinsi Jawa Tengah,

Kabupaten Wonogiri.

1. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Parang

Kecamatan Parang merupakan kecamatan yang memiliki potensi

daerah untuk dikembangkannya usahatani mangga Arumanis. Adapun

penggunaan lahan di Kecamatan Parang dapat ditunjukkan pada Tabel 14

dibawah ini :

Tabel 14. Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1. Sawah pengairan teknis 1.221,00 3. Sawah pengairan irigasi sederhana 168,00 4. Sawah Tadah hujan 541,44 5. Tegal/ kebun 2.655,25 6. Hutan Negara 703,00 7. Pekarangan 1.713,83 8. Lainnya 251,95

∑ 7.254,47

Sumber : Kecamatan Parang Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat diketahui bahwa penggunaan

lahan di Kecamatan Parang paling besar dipergunakan untuk sawah

pengairan teknis yaitu seluas 1.221,00 Ha. Sedangkan penggunaan lahan

kedua adalah untuk tegal/ kebun seluas 2.665,25 Ha dimana

penggunaannya adalah untuk tanaman jagung, kacang tanah, kedelai, dan

terutama buah mangga Arumanis. Kondisi lahan yang cenderung berbukit,

sedikit curah hujan dan kelembaban tanah yang sesuai cukup baik untuk

usahatani buah mangga Arumanis.

2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan

Page 56: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

56

Salah satu indikator kemajuan masyarakat suatu daerah dapat

dilihat dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang

ditempuh oleh penduduk suatu daerah, maka bisa dikatakan semakin maju

pula daerah tersebut, dimana potensi untuk mengembangkan daerah

tersebut juga besar. Tingkat pendidikan disuatu daerah dipengaruhi antara

lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial

ekonomi serta ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaaan

penduduk menurut pendidikan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada

Tabel 15 dibawah ini :

Tabel 15. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) % 1. Belum/Tidak sekolah 6.980 15,2 2. Tidak Tamat SD 9.419 20,5 3. Tamat SD 19.015 40,4 4. Tamat SMP 5.871 11,7 5. Tamat SMA 4.405 8,6 6. Tamat P.T. 351 6,6

∑ 45.951 100

Sumber : Kecamatan Parang Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 15 tampak bahwa prosentase penduduk yang

belum/tidak sekolah adalah sebesar 15,2 %. Penduduk yang tidak tamat

tamat SD adalah sebesar 20,5 %. Penduduk yang tamat SD sebesar 40,4 %

dari total jumlah penduduk, dimana jumlah ini memiliki prosentase

terbesar. Prosentase penduduk di Kecamatan Parang yang hanya tamatan

SD yang besar ini disebabkan karena sebagian sedang menempuh

pendidikan tingkat SMP, dan masyarakat yang usia lanjut pada masa itu

belum terfasilitasi untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi serta

kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi sebagian

penduduk, hal ini disebabkan karena alasan ekonomi yang lemah, sehingga

tidak mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Rendahnya

tingkat penduduk tersebut akan berdampak pada pola pikir penduduk yang

cenderung susah untuk menerima adanya perubahan kearah yang lebih

baik serta cenderung memiliki pandangan dan pengetahuan yang sempit.

Page 57: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

57

Salah satu contohnya adalah kesadaran dan kemampuan untuk merawat

dan mengusahakan usahatani buah mangga Arumanis yang lebih baik,

dimana cara perawatan pohon yang kurang maksimal sehingga berdampak

pada produksi buah mangga Arumanis itu sendiri, hal ini ditunjukkan hasil

produksi buah berukuran kecil, tingkat serangan hama dan penyakit

meningkat.

3. Keadaan Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan parang sampai dengan Bulan

Desember 2008 adalah sebanyak 46.041 jiwa, dimana terbagi atas

penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22.379 jiwa,

perempuan sebanyak 23.662 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 13.371 KK. Adapun jumlah penduduk menurut jenis mata

pencaharian di Kecamatan Parang tersaji pada Tabel 16 dibawah ini :

Tabel 16. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No. Mata Pencaharian Jumlah (orang) 1 Petani 11.871 2 Buruh tani 3.359 3 Pengusaha industri 885 4 Buruh industri 488 5 Pengusaha bangunan 3 6 Buruh bangunan 829 7 Pedagang 1.808 8 Pengangkutan/transportasi 240 9 Pegawai Negeri Sipil 791

10 Pegawai swasta 129 11 TNI/POLRI 55 12 Pensiunan 298 13 Lain-lain 1.152

∑ 21.908

Sumber : Kecamatan Parang Dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Parang sebagian besar

bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 11.871 orang. Hal ini

disebabkan karena luas lahan pertanian dan kemampuan penduduk untuk

kepemilikan lahan pertanian cukup banyak. Sebagian besar lahan pertanian

Page 58: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

58

penduduk dipergunakan untuk menanam padi dan palawija dan sebagian

lagi adalah untuk menanam pohon buah mangga Arumanis. Mata

pencaharian digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan

karakteristik daerah dengan melihat mata pencaharian yang dipilih untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keadaan ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya penduduk di Kecamatan Parang masih mengandalkan sektor

pertanian. Hal ini merupakan peluang untuk lebih mengembangkan sektor

pertanian termasuk tanaman hortikultura khususnya buah mangga

Arumanis, dimana jumlah penduduk pada sektor ini dan luas lahan

pertanian juga termasuk petani buah mangga Arumanis yang biasanya

ditanam di pematang sawah, lahan-lahan kurang subur bahkan sebagian

ada yang menggunakan lahan sawahnya khusus untuk buah mangga

Arumanis.

4. Keadaan Pertanian

Kecamatan Parang memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar

yaitu 7.254,47 Ha, dimana penggunaannya adalah untuk tanaman padi dan

palawija; buah-buahan dan sayuran. Adapun produksi tanaman pangan

menurut jenis tanaman bahan pangan tersaji pada Tabel 17 berikut :

Tabel 17. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman Bahan Pangan di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun 2008

No. Jenis Tanaman Produksi (kw) A. Padi dan Palawija

1. Padi 2. Jagung 3. Ubi kayu 4. Kacang tanah 5. Kedelai

127.231

78.394 272.828

33.054 197

B. Sayur-sayuran 1. Kentang 2. Kubis 3. Bayam 4. Cabe rawit 5. Terong 6. Kangkung 7. Kacang Panjang

160

30 226

1.026 60

685 956

C. Buah-buahan 1. Nangka

1.525

Page 59: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

59

2. Pepaya 3. Jeruk besar 4. Jeruk keprok 5. Sirsak 6. Mangga 7. Pisang 8. Rambutan 9. Salak 10. Sawo

3.252 3

800 89

170.016 17.436

250 240 625

Sumber : Dinas Kecamatan Parang, 2009

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa komoditi tanaman

bahan pangan kelompok jenis padi dan palawija terbesar adalah produksi

Ubi kayu sebesar 272.828 kw hal ini disebabkan karena lahan sawah lebih

sedikit dibandingkan dengan lahan tegalan. Kelompok sayur-sayuran

produksi terbesar adalah cabe rawit yaitu 1.026 kw, sedangkan kelompok

tanaman buah-buahan produksi terbesarnya adalah buah mangga Arumanis

sebesar 170.016 kw dan produksi terbesar kedua adalah buah pisang

sebesar 17.436 kw. Biasanya tanaman sayuran dan buah-buahan tersebut

ditanam di lahan tegalan atau pekarangan. Buah mangga Arumanis

merupakan salah satu komoditi buah unggulan di Kabupaten Magetan,

terutama di Kecamatan Parang yang sebagian besar penduduknya

mengusahakan buah mangga Arumanis. Kondisi wilayah, iklim, dan

topografi Kecamatan Parang sesuai untuk penanaman buah mangga

Arumanis.

Syarat tumbuh dan kemampuan produksi tanaman buah mangga

Arumanis baik di daerah kering. Kecamatan Parang memiliki curah hujan

terbesar 636 mm/th. Tanaman buah mangga secara vegetatif lebih baik

tumbuh pada wilayah yang memiliki curah hujan 1200-1500 mm/th

sedangkan kemampuan produksi generatif maksimal apabila curah

hujannnya < 750 mm/th. Suhu optimal yang dibutuhkan tanaman buah

mangga Arumanis antara 22-27 0C pada ketinggian tempat yang baik 1250

meter dpl. Perkebunan mangga yang baik pada ketinggian 600-700 meter

dpl, hal ini sesuai dengan daerah penelitian dimana Kecamatan Parang

Page 60: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

60

berada pada ketinggian tempat 275-1000 meter dpl. Suhu berkisar antara

20-25 0C.

Page 61: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

61

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian pemasaran buah mangga Arumanis ini analisis data

yang dilakukan meliputi karakteristik usahatani buah mangga Arumanis,

identitas petani responden, identitas pedagang, saluran pemasaran yang ada,

lembaga pemasaran, analisis biaya, keuntungan, marjin pemasaran dan

efisiensi pemasaran dari buah mangga Arumanis.

1. Karakteristik Usahatani Buah Mangga Arumanis

Tanaman buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan merupakan bentuk program pemerintah Kabupaten Magetan yang

menjadikan Kecamatan Parang menjadi sentra penanaman buah mangga

Arumanis, program ini mulai dijalankan pada tahun 1995. Tanaman buah

mangga Arumanis Pohon mangga berumur 2 (dua) tahun dapat

menghasilkan 5 kg buah, sedangkan pada umur 10 tahun, 100 kg buah.

Hasil panen dari pohon mangga Arumanis berumur 10 tahun sebesar 170

kg/pohon. Hasil panen maksimum didapatkan setelah pohon mangga

berumur lebih dari 10 tahun. Kemudian untuk 15 - 20 tahun kemudian,

masih produktif, walaupun ditemukan pohon mangga yang berumur lebih

dari 100 tahun yang masih produktif. Masa panen raya berkisar antara

bulan Juni hingga Desember. Produktivitas tanaman buah mangga

Arumanis tergantung pada kualitas bibit mangga yang ditanam, perawatan

yang dilakukan yang meliputi; pemupukan, pengairan, penyemprotan

bunga, pengendalian hama, bila dimungkinkan penjarangan buah, serta

pemangkasan (wiwil) pasca panen yaitu dengan cara memangkas ranting-

ranting tua.

2. Identitas Petani Responden

Identitas responden merupakan gambaran secara umum dan latar

belakang dalam menjalankan suatu kegiatan usahatani baik yang bersifat

subsisten maupun usahatani yang sudah komersil. Dalam menjalankan

usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya umur dari petani itu

59

Page 62: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

62

sendiri, tingkat pendidikan, jumlah pemilikan pohon yang diusahakan,

jenis mangga yang diusahakan dan pengalaman berusahatani.

a. Umur Petani Responden

Usia produktif dan usia tidak produktif dapat mempengaruhi

kegiatan yang dilakukan petani. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, diperoleh data jumlah petani responden berdasarkan umur.

Tabel 18. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

No. Kelompok Umur Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) 1. 35 – 39 2 6,67 2. 40 – 44 5 16,67 3. 45 – 49 5 16,67 4. 50 – 54 6 20 5. 55 – 59 4 13,33 6. 60 – 64 8 26,67

∑ 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa jumlah petani

responden yaitu 30 orang yang semuanya masih berusia produktif.

Pada responden usia produktif, 2 (dua) orang atau 6,67 % berada pada

kisaran umur 35-39 tahun, 5 (lima) orang atau 16,67 % berumur antara

40-44 tahun, 5 (lima) orang atau 16,67% berumur 45-49 tahun, 6

(enam) orang atau 20 % berumur 50-54 tahun, dan 4 (empat) orang

atau 13,33 % berumur 55-69 tahun, sedangkan kisaran umur 60-64

tahun lebih banyak yaitu 8 (delapan) orang.

Usia petani responden termasuk dalam kelompok usia yang

produktif. Dimana usia ini berpengaruh terhadap produktivitas kerja

petani. Dengan banyaknya petani dalam kelompok umur produktif di

suatu daerah memungkinkan daerah tersebut dapat berkembang. Hal

ini disebabkan petani pada umumnya lebih mudah menerima informasi

dan inovasi baru serta lebih cepat mengambil keputusan dalam

penerapan teknologi baru yang berhubungan dengan usahataninya.

Dengan kondisi usia tersebut juga diharapkan petani mampu membaca

Page 63: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

63

pasar dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan penerimaan

usahataninya.

b. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi petani dalam

menjual mangga Arumanisnya. Semakin banyak jumlah anggota

keluarga menuntut petani untuk mendapatkan uang yang lebih cepat

guna memenuhi kebutuhannya. Anggota keluarga yang aktif dalam

usahatani mangga Arumanis tersebut hanya dua orang yaitu bapak dan

ibu sedangkan anggota keluarga yang lain hanya membantu seperlunya

saja. Berikut ini merupakan jumlah anggota kelurga dari petani

responden.

Tabel 19. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

No. Anggota Keluarga Jumlah % 1. 2.

1 – 4 5 – 8

10 20

33,33 66,67

∑ 30 100

Sumber: Analisis data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 19 bahwa jumlah anggota keluarga petani

responden yang memiliki jumlah anggota terbanyak kisaran 5-8

sebanyak 20 orang atau 66,67 %. Hal ini berarti bahwa selain

responden, terdapat anggota keluarga lain yang dapat diajak untuk

bermusyawarah dalam pengambilan keputusan. Selain itu anggota

keluarga responden tersebut dapat diikutsertakan secara aktif dalam

usahatani mangga Arumanis dan pemasarannya.

c. Pendidikan Petani Responden

Pendidikan petani responden merupakan salah satu faktor

penting menerima dan menerapkan teknologi baru disamping

kemampuan dan ketrampilan petani itu sendiri. Di samping itu sangat

mempengaruhi pola pikir dan pengambilan keputusan dalam

pengolahan usahatani mangga dan pemasaran mangga yang dihasilkan.

Page 64: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

64

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Orang) Persentase (%) 1. Tamat SD 22 73,33 2. Tamat SMP 2 6,67 3. Tamat SLTA 3 10 4. Sarjana 3 10

∑ 30 100

Sumber : Analisis data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa sebagian besar

petani responden adalah tamatan SD sebanyak 22 orang atau 73,33 %.

Petani responden yang tamat SMP ada 2 (dua) orang atau 6,67 %,

petani yang tamat SMA ada 3 (tiga) orang atau 10 % dan yang sarjana

ada 3 orang atau 10 %.

Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk keberhasilan

penerapan teknologi baru pada suatu daerah yang berhubungan dengan

usahatani setempat. Tingkat pendidikan formal maupun non formal

sangat mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan mengenai

pelaksanaan usahatani. Di Kecamatan Parang dapat dikatakan

pendidikan masih rendah, ditandai dengan kesadaran untuk menuntut

ilmu sebagian besar hanya tamatan SD. Pendidikan yang dimiliki

diharapkan dapat menjadi modal bagi petani untuk memperhatikan

keadaan pasar, harga yang terjadi dan pemilihan pedagang yang mau

membeli buah mangga Arumanis dengan harga tinggi untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tingkat pendidikan

yang rendah ini tentu saja berpengaruh terhadap bagaimana teknik

budidaya buah mangga Arumanis yang baik sehingga akan

berpengaruh terhadap produktivitas buah mangga Arumanis,

pemahaman petani responden mengenai bibit mangga yang ditanam,

perawatan yang dilakukan yang meliputi; pemupukan, pengairan,

penyemprotan bunga, pengendalian hama, bila mdimungkinkan

penjarangan buah, serta pemangkasan (pipil) pasca panen yang belum

sepenuhnya dilakukan oleh petani responden. Awal tahun 2008 telah

Page 65: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

65

dibentuk kelompok-kelompok tani diharapkan petani dapat menyerap

informasi baru sehingga dapat diaplikasikan pada usahatani buah

mangganya. Akan tetapi sebagian besar petani pemilik tanaman

mangga Arumanis tidak begitu aktif dalam setiap penyuluhan yang

diadakan oleh ketua Gapoktan dan PPL setempat.

d. Jumlah Kepemilikan Tanaman Mangga

Jumlah kepemilikan tanaman mangga petani merupakan jumlah

mangga Arumanis. Jumlah kepemilikan tanaman juga akan

berpengaruh pada hasil produksi. Dari hasil wawancara dengan petani

maka pemilikan tanaman mangga Arumanis dapat dikelompokkan di

bawah ini :

Tabel 21. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Jumlah Pemilikan Tanaman Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

No. Jumlah Pemilikan Mangga (Pohon)

Jumlah Petani

Persentase (%)

1. 18 – 27 5 16,67 2. 28 – 37 5 16,67 3. 38 – 47 5 16,67 4. 48 – 57 2 6,67 5. 58 – 67 5 16,67 6. 68 – 77 2 6,67 7. 78 – 87 3 10,00 8. 88 – 97 - - 9. ≥ 98 3 10,00

∑ 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa jumlah kepemilikan

tanaman mangga Arumanis kisaran 18-27, 28-37, 38-47, dan 58-67

pohon sebanyak 5 (lima) orang atau 16,67 %. Sedangkan petani

responden yang memiliki ≥ 98 pohon adalah 3 (tiga) orang. Jumlah

pemilikan pohon yang produktif atau menghasilkan menentukan

besarnya pendapatan petani, semakin banyak jumlah pohon mangga

Arumanis yang ditanam maka pendapatan yang diterima petani besar.

Dari hasil penelitian petani responden memperoleh tingkat pendapatan

yang lebih besar apabila jumlah luas pertanaman dan jumlah pohon

Page 66: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

66

mangga Arumanis banyak. Jumlah pohon mangga Arumanis yang

ditanam tergantung dari luas lahan yang dimiliki petani mangga, rata-

rata luas lahan yang dimiliki petani yaitu 0,37 Ha.

e. Luas Lahan Usahatani Mangga Arumanis

Kepemilikan lahan petani akan berpengaruh pada produksi yang

dihasilkan. Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang penting.

Jika jumlah produksi yang dihasilkan banyak maka akan berpengaruh

juga pada penerimaan dan pendapatan petani. Berikut ini merupakan

luas lahan usahatani mangga Arumanis dari petani responden.

Tabel 22. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

No. Luas Tanam (Ha) Jumlah Petani (Orang) % 1. 2. 3.

≤ 0,5 0,51 ≤ 1

>1

26 4 0

86,6 13,3

0 ∑ 30 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2009

Luas lahan tanam akan berpengaruh pada hasil produksi.

Keberadaan lahan akan mempengaruhi besar kecilnya peneriaan

petani, semakin luas lahan tanamnya semakin banyak pohon mangga

Arumanis yang ditanam. Pada lokasi penelitian diketahui bahwa

sebagian besar petani responden atau 86,6 % memiliki luas lahan ≤ 0,5

Ha. Mayoritas petani buah mangga Arumanis didaerah penelitian

adalah petani kecil karena mempunyai luas lahan ≤ 0,5 ha. Sebagian

besar petani menanam pohon mangga di areal persawahan, tegalan,

dan pekarangan rumah.

f. Pengalaman Usahatani Mangga Arumanis

Keberhasilan usahatani mangga Arumanis tidak terlepas dari

pengalaman dalam berusahatani mangga Arumanis. Dari hasil

wawancara maka jumlah petani berdasarkan pengalamannya, dapat

dikelompokkan seperti tercantum pada Tabel 23 berikut :

Page 67: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

67

Tabel 23. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

No. Pengalaman Usahatani (Tahun)

Jumlah Petani (Orang)

Persentase (%)

1. 5 – 11 23 76,67 2. 12 – 18 7 23,33

∑ 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa pengalaman petani

mangga Arumanis antara 5-11 tahun adalah 23 orang atau 76,67 % .

Lama pengalaman ini dipengaruhi oleh adanya program pemerintah

melalui Dinas Pertanian Kabupaten Magetan pada tahun 1995 yang

menjadikan Kecamatan Parang sebagai sentra penanaman buah

mangga Arumanis. Pengalaman tersebut menunjukkan lamanya waktu

petani/produsen dalam mengusahakan mangga serta keuletan dalam

budidaya dan pemasaran mangga. Semakin lama pengalaman tersebut

maka keberhasilan dalam usahatani mangga akan lebih mudah dalam

pengelolaan maupun dalam pemasarannya. Berdasarkan pengalaman

yang telah dimiliki oleh petani buah mangga Arumanis diharapkan

untuk kedepannya petani mampu lebih baik lagi dalam menjalankan

usahatani buah mangga Arumanisnya, sehingga mampu

mempertahankan serta meningkatkan produktivitas dan

pendapatannya.

3. Identitas Responden Lembaga Pemasaran

Pedagang/lembaga pemasaran yang terlibat pemasaran buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan adalah

pedagang penebas, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer, dan

pada akhir tahun 2009 ini sedang dikembangkan pengolahan manisan dari

buah mangga Arumanis yang dijalankan oleh kelompok petani. Dari

petani buah mangga Arumanis menjual ke pedagang/lembaga pemasaran.

Layaknya suatu pengalaman dan pola pikir yang cermat yang dalam hal

ini pengalaman, umur, dan pendidikan sangat mempengaruhi keberhasilan

Page 68: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

68

dalam berdagang. Berdasarkan hasil penelitian pemasaran buah mangga

Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan, lembaga pemasaran

yang terlibat dalam proses penyampaian buah mangga Arumanis dari

petani sampai ke konsumen terdapat beberapa lembaga pemasaran.

Berikut ini identitas responden lembaga perantara pemasaran buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan, tersaji pada

Tabel 24, 25, 26, 27, dan Tabel 28 berikut :

a. Pedagang Penebas

Pedagang penebas pada umumnya mendapatkan buah mangga

Arumanis langsung dari petani dengan cara sistem tebasan dan per

kilogram. Berikut ini identitas responden pedagang penebas buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan :

Tabel 24. Identitas Responden Pedagang Penebas Buah Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Status Lembaga Pemasaran No. Uraian Pedagang Penebas (Orang) Persentase %

1. Umur (Tahun) a. 32 – 36 1 16,67 b. 37 – 40 0 0 c. 41 – 44 0 0 d. 45 – 48 1 16,67 e. 49 – 52 2 33,33 f. 53 – 56 2 33,33

∑ 6 100

2. Pendidikan a. Tidak Tamat SD 0 0 b. Tamatan SD 2 33,33 c. Tamatan SMP 3 50 d. Tamatan SMA 1 16,67 e. Diploma/Sarjana 0 0

∑ 6 100

3. Pengalaman Usaha (Tahun) a. ≤ 3 3 50 b. 4 – 10 3 50

c. 11 – 17 0 0

d. 18 – 24 0 0 e. 25 – 31 0 0

∑ 6 100

Sumber : Analisis data Primer, 2009

Page 69: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

69

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa umur responden

pedagang penebas buah mangga Arumanis tergolong dalam usia

produktif antara 32-56 tahun. Pada umur kisaran 32-36 tahun sebanyak

1 (satu) orang atau 16,67%, begitu juga kisaran umur 45-48 tahun.

Sedangkan untuk kisaran umur 49-52 tahun dan 53-56 tahun yang

masing-masing sebanyak 2 (dua) orang atau 33,33%. Pada usia ini

pedagang penebas masih mampu bekerja dengan baik, sehingga

pedagang yang usianya masih produktif.

Tingkat pendidikan responden pedagang penebas dalam

pemasaran buah mangga Arumanis adalah tamatan SD sebanyak 2

orang atau 33,33%, tamatan SMP sebanyak 3 orang (50%) dan tamat

SMA sebanyak 1 orang (16,57%). Tingkat pendidikan pada pedagang

penebas yang mayoritas tamatan SMP mempengaruhi strategi

penjualan ke Pedagang Pengumpul sehingga dalam menjalankan

kegiatan penjualan buah mangga Arumanis pedagang penebas tidak

melakukan Grading buah mangga Arumanis. Hal ini disebabkan

karena kurangnya pengalaman dan tidak mau mengelurakan biaya

sortir serta waktu.

Lama berusaha akan mempengaruhi pengalaman mereka dalam

memasarkan buah mangga Arumanis. Lama usaha pada pedagang

penebas sekitar 3–10 tahun. Semakin lama pengalaman berdagang

semakin mudah bagi mereka untuk mendapatkan produksi buah

mangga Arumanis hal ini disebabkan karena mereka sudah dikenal

oleh produsen/petani.

b. Pedagang Pengumpul

Pedagang Pengumpul pada umumnya mendapatkan buah

mangga Arumanis langsung dari petani dan pedagang penebas yang

mengantarkan ke tempat pedagang pengumpul, selain itu pedagang

pengumpul juga melakukan peran ganda yaitu melakukan pembelian

buah mangga Arumanis dengan cara tebasan dan per kilogram dari

Page 70: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

70

petani. Berikut ini identitas responden Pedagang Pengumpul buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan :

Tabel 25. Identitas Responden Pedagang Pengumpul Buah Mangga Arumanis Di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Status Lembaga Pemasaran No. Uraian Pedagang Pengumpul

(Orang) Persentase

% 1. Umur (Tahun) a. 41 – 43 1 25 b. 44 – 46 1 25 c. 47 – 49 1 25 d. 50 – 52 0 0 e. 53 – 55 0 0 f. 56 – 58 1 25

∑ 4 100

2. Pendidikan

a. Tidak Tamat SD 0 0

b. Tamatan SD 2 50

c. Tamatan SMP 1 25

d. Tamatan SMA 0 0

e. Diploma/Sarjana 1 25

∑ 4 100

3. Pengalaman Usaha (Tahun)

a. ≤ 3 0 0

b. 4 – 10 3 75

c. 11 – 17 1 25

d. 18 – 24 0 0

e. 25 – 31 0 0

∑ 4 100

Sumber : Analisis data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa umur Pedagang

Pengumpul buah mangga Arumanis tergolong dalam usia produktif

antara 41-58 tahun. Pada usia ini pedagang pengumpul masih mampu

bekerja dengan baik didukung dengan fisik yang kuat serta mental

dalam melaksanakan peran sebagai penyalur pemasaran buah mangga

Arumanis dari petani ke konsumen.

Tingkat pendidikan Pedagang Pengumpul adalah tamatan SD

sebanyak 2 (dua) orang atau 50%, tamatan SMP sebanyak 1 (satu)

Page 71: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

71

orang atau 25%, dan tamatan S1 sebanyak 1 (satu) atau 25%.

Keseluruhan responden lembaga pemasaran sudah mengikuti

pendidikan formal dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Tingkat

pendidikan akan mempengaruhi lembaga pemasaran dalam membaca

informasi pasar dan perubahan teknologi yang ada dengan proses

bertahap. Perbedaan tingkat pendidikan ini mempengaruhi perlakuan

buah mangga Arumanis pada saat sortasi.

Lama berusaha juga akan berpengaruh terhadap pengalaman

mereka dalam memasarkan buah mangga Arumanis. Lama usaha pada

responden pedagang pengumpul 4-10 tahun sebanyak 3 (tiga) orang

atau sebesar 75%, dan 11-17 tahun sebesar 1 (satu) atau sebesar 25%.

Pengalaman Pedagang Pengumpul ini mempengaruhi strategi

pemasaran dan perlakuan buah mangga Arumanis dari hasil pembelian

atau tebasan.

c. Pedagang Besar

Pedagang Besar mendapatkan buah mangga Arumanis dari

kiriman Pedagang Pengumpul dan volume pembeliannya besar

berkisar 8 (delapan) sampai 12 ton setiap sekali transaksi. Pedagang

Besar dalam penelitian ini berada di Pasar Induk Keramat Jati Jakarta

Timur. Berikut ini identitas responden Pedagang Besar buah mangga

Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan :

Page 72: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

72

Tabel 26. Identitas Responden Pedagang Besar Buah Mangga Arumanis Di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Status Lembaga Pemasaran No. Uraian

Pedagang Besar (Orang) Persentase

% 1. Umur (Tahun) a. 45 – 46 1 50 b. 47 – 48 0 0 c. 49 – 50 0 0 d. 51 – 52 0 0 e. 53 – 54 1 50

∑ 2 100

2. Pendidikan

a. Tidak Tamat SD 0 0

b. Tamatan SD 0 0

c. Tamatan SMP 0 0

d. Tamatan SMA 1 50

e. Diploma/Sarjana 1 50

∑ 2 100

3. Pengalaman Usaha (Tahun)

a. ≤ 3 0 0

b. 4 – 10 0 0

c. 11 – 17 1 50

d. 18 – 24 1 50

e. 25 – 31 0 0

∑ 2 100

Sumber : Analisis data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 26 dapat diketahui bahwa umur Pedagang

Besar buah mangga Arumanis tergolong dalam usia produktif antara

45-54 tahun. Tingkat pendidikan pedagang besar adalah tamat SMA

sebanyak 1 (satu) orang (50%) dan tamat Diploma/Sarjana sebanyak 1

(satu) orang (50%). Keseluruhan responden lembaga pemasaran sudah

mengikuti pendidikan formal dengan tingkat pendidikan yang berbeda.

Lama usaha berdagang pada responden Pedagang Besar buah mangga

Arumanis yaitu berkisar antara 11-17 tahun sebanyak 1 (satu) orang

(50%) dan 18-24 tahun sebanyak 1 (satu) orang (50%). Hal inilah yang

mempengaruhi strategi pemasaran buah mangga Arumanis, dimana

Pedagang Besar mampu membaca kondisi pasar dan persaingan harga.

Page 73: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

73

d. Agen

Agen mendapatkan buah mangga Arumanis dari Pedagang

Besar dengan sistem pembayaran buka tutup. Agen dalam penelitian

ini berada di Pasar Induk Keramat Jati Jakarta Timur. Berikut ini

identitas responden Agen buah mangga Arumanis di Kecamatan

Parang Kabupaten Magetan :

Tabel 27. Identitas Responden Agen Buah Mangga Arumanis Di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Status Lembaga Pemasaran No. Uraian

Agen (Orang) Persentase

% 1. Umur (Tahun) a. 39 – 42 2 22,22 b. 43 – 46 2 22,.22 c. 47 – 50 4 44,44 d. ≥ 51 1 11,11

∑ 9 100

2. Pendidikan

a. Tidak Tamat SD 0 0

b. Tamatan SD 0 0

c. Tamatan SMP 1 11,11

d. Tamatan SMA 8 88,89

e. Diploma/Sarjana 0 0

∑ 9 100

3. Pengalaman Usaha (Tahun)

a. ≤ 3 1 11,11

b. 4 – 10 5 55,56

c. 11 – 17 3 33,33

d. 18 – 24 0 0

e. 25 – 31 0 0

∑ 9 100

Sumber : Analisis data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 27 dapat diketahui bahwa umur Agen buah

mangga Arumanis tergolong dalam usia produktif antara 39 - ≥51

tahun. Umur Agen buah mangga Arumanis paling banyak pada kisaran

umur 47-50 tahun yaitu 4 (empat) orang atau 44,44%. Tingkat

pendidikan Agen adalah tamatan SMP sebanyak 1 (satu) orang atau

11,11% dan tamatan SMA sebanyak 8 (delapan) orang atau sebesar

Page 74: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

74

88,89%. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi strategi pemasaran dan

mengakses informasi serta kondisi pasar. Keseluruhan responden

lembaga pemasaran sudah mengikuti pendidikan formal dengan tingkat

pendidikan yang berbeda. Lama usaha berdagang pada responden

Agen buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan yaitu ≤ 3 tahun sebanyak 1 satu orang atau 11,11%, antara 4-

5 tahun sebanyak 5 (lima) orang (55,56%), dan antara 11-17 tahun

sebanyak 3 orang (33,33%). Tingkat pengalaman ini mempengaruhi

strategi pemasaran yang digunakan.

e. Pedagang pengecer

Pedagang pengecer mendapatkan buah mangga Arumanis dari

Agen. Pedagang pengecer dalam penelitian ini berada di daerah Jakarta

dan sekitarnya. Berikut ini identitas responden pedagang pengecer

buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan :

Page 75: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

75

Tabel 28. Identitas Responden Pedagang Pengecer Buah Mangga Arumanis Di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Status Lembaga Pemasaran No. Uraian

Pedagang Pengecer (Orang) Persentase

% 1. Umur (Tahun) a. 22 – 27 0 0 b. 28 – 33 0 0 c. 34 – 39 6 15,79 d. 40 – 45 16 42,11 e. 46 – 51 9 23,68 f. 52 – 57 7 18,42

∑ 38 100

2. Pendidikan a. Tidak Tamat SD 0 0 b. Tamatan SD 2 5,26 c. Tamatan SMP 9 23,68 d. Tamatan SMA 19 50 e. Diploma/Sarjana 8 21,05

∑ 38 100

3.

Pengalaman Usaha (Tahun)

a. ≤ 3 0 0

b. 4 – 10 36 94,74

c. 11 – 17 2 5,26

d. 18 – 24 0 0

e. 25 – 31 0 0

∑ 38 100

Sumber : Analisis data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 28 dapat diketahui pedagang pengecer

berjumlah banyak yaitu 38 responden, hal ini dikarenakan jumlah

kegiatan pemasaran buah mangga Arumanis melibatkan banyak

pedagang pengecer, baik pedagang pengecer didalam Kabupaten

Magetan maupun pedagang pengecer diluar Kabupaten Magetan yaitu

daerah Jakarta dan sekitarnya. Umur pedagang pengecer buah mangga

Arumanis tergolong dalam usia produktif antara 22-57 tahun. Sebagian

besar pedagang pengecer berumur antara 40-45 tahun yaitu sebanyak

16 orang atau 42,11%. Tingkat pendidikan pedagang besar adalah

tamatan SD sebanyak 2 (dua) orang atau 5,26%, tamatan SMP

Page 76: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

76

sebanyak 9 (Sembilan) orang ataun 23,68%, tamatan SMA sebanyak

19 orang (50%), sedangkan tamatan Diploma/Sarjana sebanyak 8

(delapan) orang atau 21,05%. Keseluruhan responden lembaga

pemasaran sudah mengikuti pendidikan formal dengan tingkat

pendidikan yang berbeda. Lama usaha berdagang pada responden

pedagang pengecer buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan yaitu berkisar antara 4-10 tahun sebanyak 36

orang (94,74%) dan 11-17 tahun sebanyak 2 (dua) orang atau 5,26%.

Tingkat pendidikan dan pengalaman berdagang ini mempengaruhi

bagaimana cara memasarkan buah mangga Arumanis dan mampu

mengikuti kondisi pasar.

f. Konsumen Buah Mangga Arumanis

Konsumen buah mangga Arumanis adalah orang-orang yang

membeli buah mangga Arumanis untuk dikonsumsi sendiri. Konsumen

buah mangga Arumanis diperoleh menggunakan pendekatan (proxy) dari

pedagang pengecer (konsumen luar Kabupaten Magetan). Berdasarkan

hasil penelitian konsumen buah mangga Arumanis dikonsumsi dalam

skala rumah tangga. Biasanya volume pembeliannya dalam jumlah kecil

berkisar antara 2-10 kg. Konsumen akhir buah mangga Arumanis pada

saluran I dan II adalah konsumen dalam Kabupaten Magetan dan

sekitarnya yaitu Ngawi, Madiun, dan Ponorogo. Sedangkan konsumen

pada saluran III dan IV adalah konsumen luar Kabupaten Magetan yaitu

konsumen di daerah Jakarta dan sekitarnya.

g. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Buah Mangga Arumanis di

Kecamatan parang Kabupaten Magetan

Dalam rangka proses penyampaian hasil produksi dari petani

sebagai produsen sampai ke konsumen. Lembaga pemasaran memiliki arti

penting dalam proses penyampaian barang dari produsen ke konsumen.

Hubungan antara produsen dan pedagang sama-sama menguntungkan

kedua belah pihak, produsen memerlukan jasa pedagang untuk

memasarkan barang produksinya dan pedagang memerlukan produsen

Page 77: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

77

sebagai penyedia barang dagangan. Selain itu konsumen juga memerlukan

produsen dan pedagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang

menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari

produsen sampai kepada konsumen akhir. Serta mempunyai hubungan

dengan badan usaha atau individu lainnya. Tugas lembaga pemasaran

adalah menjalankan fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan

konsumen (Sudiyono, 2002). Berdasarkan hasil penelitian maka tugas dan

fungsi lembaga pemasaran buah mangga Arumanis yang ada di Kecamatan

Parang Kabupaten Magetan tersaji pada Tabel 29 berikut :

Tabel 29. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Buah Mangga Arumanis Yang Ada di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

No. Lembaga Pemasaran Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran 1. Pedagang Penebas - Melakukan fungsi pembelian dengan sistem tebasan

dan penjualan - Melakukan fungsi pengangkutan - Melakukan fungsi pelancar yaitu penanggungan resiko

rusak 2. Pedagang Pengumpul - Melakukan fungsi pembelian dengan sistem tebasan

maupun per kilogram dan penjualan - Melakukan fungsi pengepakan, pemeraman,

pengangkutan dan penyimpanan sementara - Melakukan Grading pada buah mangga Arumanis - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi

penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan (konsumen dan pedagang besar)

3. Pedagang Besar - Melakukan fungsi pembelian dan penjualan - Melakukan fungsi penyimpanan sementara - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi

penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan (Agen)

4. Agen - Melakukan fungsi pembelian, penjulan, dan penyimpanan sementara

- Melakukan fungsi pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak dan penyampaian informasi kepada pihak yang membutuhkan (pedagang pengecer)

5. Pedagang Pengecer - Melakukan fungsi pembelian dan penjualan - Melakukan fungsi pengangkutan dan penyimpanan

sementara - Melakukan fungsi pelancar yang meliputi

penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan (konsumen)

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Page 78: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

78

Berdasarkan hasil penelitian pemasaran mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan lembaga pemasaran yang terlibat

untuk memperlancar penyampaian mangga Arumanis dari petani sampai

ke konsumen terdapat beberapa lembaga pemasaran yaitu:

1. Pedagang Penebas

Pedagang penebas adalah pedagang atau orang yang melakukan

pembelian mangga Arumanis yang mendatangi langsung petani dan

membeli semuanya dengan menebas buah mangga Arumanis yang

masih berbunga di pohon atau buah mangga Arumanis yang sudah siap

dipanen. Penebas ini biasanya berasal dari desa setempat. Dalam

melakukan kegiatan pemasaran yaitu hanya pemanenan dan

pengangkutan, serta penjualan. Penebas setelah melakukan pemanenan

biasanya menjual langsung ke padagang pengumpul langganan tiap

tahunnya, yang bertujuan untuk mengurangi resiko. Resiko yang

ditanggung oleh penebas yaitu penyusutan berat mangga dan

kehilangan. Penebas melakukan pengangkutan menggunakan alat

angkut sepeda motor apabila jarak yang di tempuh dekat dari tempat

pemanenan dan untuk jarak yang cukup jauh dari tempat pemanenan

menggunakan Pick up dengan yang disesuaikan dengan volume

pemanenan.

2. Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul di Kecamatan Parang yaitu pedagang yang

membeli mangga dari penebas mangga dan petani serta

mengumpulkannya kemudian dijual ke pedagang besar dan pengecer.

Pedagang pengumpul biasanya pedagang yang memiliki modal kecil

dan pada umumnya berjualan dekat dengan tempat tinggalnya.

Pedagang pengumpul dalam pembelian mangga biasanya didatangi

oleh penebas dan petani selain sebagai pengumpul. pedagang

pengumpul pada umumnya juga melakukan kegiatan tebasan yaitu

menebas langsung dari petani kemudian menjualnya ke pedagang

besar, sedangkan untuk menjual ke pengecer biasanya pedagang

Page 79: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

79

pengecer yang mendatangi pedagang pengumpul. Pedagang

pengumpul ini juga melakukan pembelian, sortasi, pengGradingan,

pengepakan, pemeraman dan pengangkutan. Pedagang Pengumpul

melakukan pengiriman buah mangga Arumanis keluar Kabupaten

Magetan yaitu daerah Jawa Barat (Pasar Induk Keramat Jati Jakarta

Timur) untuk saluran pemasaran III dan IV. Pedagang Pengumpul

yang menjual ke luar kota biasanya pedagang diberi modal terlebih

dahulu dari pedagang besar.

3. Pedagang Besar

Pedagang besar yaitu pedagang yang membeli mangga

Arumanis dalam volume yang relatif banyak dan memiliki modal yang

cukup besar. Biasanya pedagang besar membeli mangga Arumanis dari

pedagang pengumpul secara aktif. Maksudnya pedagang besar yang

memberi informasi bahwa mangga Arumanis dari Pedagang

Pengumpul telah terjual semua dan memesan kembali untuk

melakukan pengiriman ke pedagang besar. Pedagang besar ini

berdomisili di luar Kabupaten Magetan yaitu Jakarta. Volume

pembelian pedagang besar dalam jual beli transaksi rata-rata

sebanyak 8000-12000 kg untuk tiap kali pengiriman dan tergantung

dengan transaksi yang terjadi. Pedagang besar juga melakukan fungsi

pemasaran yaitu pembelian, bongkar muat, resiko, dan retribusi.

Setelah itu pedagang besar melakukan penjualan ke Agen. Pedagang

besar memberikan nota tertulis mangga yang dibawa oleh Agen.

4. Agen

Agen membeli buah mangga Arumanis dari Pedagang Besar

dalam kondisi per peti/kotak. Sistem pembayaran Agen ini adalah buka

tutup, maksudnya Agen melihat dahulu isi dari peti/kotak buah

mangga Arumanis, apabila terjadi kecocokan barang dan harga

kemudian Agen membawa buah mangga Arumanis dengan membayar

kemudian setelah buah mangga Arumanis tersebut terjual semua ke

Page 80: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

80

pedagang pengecer. Agen juga melakukan fungsi pemasaran yaitu

pembelian, resiko, buka tutup, dan sewa tempat dan retribusi.

5. Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer ini membeli mangga dari Agen yang sudah

masak dalam kotak jadi tidak memerlukan pemeraman. Pedagang

pengecer ini biasanya mengambil keuntungan anatar 200-1000 per

kilogram buah mangga Arumanis. Pedagang pengecer juga melakukan

fungsi pemasaran seperti penimbangan, resiko, retribusi, dan

pengangkutan.

h. Saluran Pemasaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat

diuraikan mengenai pola saluran pemasaran mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Pengumpulan data untuk

mengetahui berbagai hasil pemasaran mangga Arumanis yang digunakan.

diperoleh dengan cara penelusuran jalur pemasaran mangga Arumanis

mulai dari petani sampai pada pedagang pengecer.

Page 81: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

81

Berikut ini merupakan tipe saluran pemasaran buah mangga

Arumanis yang ada di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan :

Gambar 2. Bagan Saluran I Pemasaran buah mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Gambar 3. Bagan Saluran II Pemasaran buah mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Gambar 4. Bagan Saluran III Pemasaran buah mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Gambar 5. Bagan Saluran IV Pemasaran buah mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

Jika digambarkan dalam satu kesatuan, saluran pemasaran yang

digunakan produsen buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan tersaji seperti di bawah ini :

Page 82: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

82

Gambar 6. Saluran Pemasaran Buah Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Untuk Saluran I dan II.

Gambar 7. Saluran Pemasaran Buah Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Untuk Saluran III dan IV.

I I

I

I

II

II

II

III III

III

III

III

III

IV

IV

IV

IV

IV

Page 83: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

83

Berdasarkan bagan saluran pemasaran mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan, melalui bebarapa saluran yaitu :

a. Saluran Pemasaran I

Pada saluran pemasaran I ini, petani menjual dengan cara

menebaskan ke pedagang penebas. Kegiatan penjualan dengan cara

pedagang penebas mendatangi petani. Biaya panen, pemetikan, dan

pengangkutan ditanggung oleh pedagang penebas. Kemudian dari

pedagang penebas, mangga dijual ke pedagang pengumpul. Pedagang

pengumpul menjualnya ke pedagang pengecer, kemudian pedagang

pengecer menjual ke konsumen di pasar kabupaten. Pasar Baru

Kabupaten Magetan. Pada saluran I pemasaran komoditi mangga

Arumanis bertujuan untuk memenuhi permintaan dalam kota.

b. Saluran Pemasaran II

Pada saluran pemasaran II ini, petani menjual buah mangga

Arumanis ke Pedagang Pengumpul dengan cara mengantarkan buah

mangga Arumanis. Kemudian dari penebas dan pengumpul, mangga

Arumanis dijual ke pedagang pengecer yang ada di tingkat Kecamatan

Parang maupun Kabupaten Magetan. Pedagang pengumpul sebelum

menjual buah mangga Arumanis ke pedagang pengecer terlebih dahulu

melakukan kegiatan penyortiran sesuai tingkat warna kulit buah kulit

buah yang bercak-bercak karena serangan hama dan penyakit dan

besar kecilnya ukuran buah, untuk harga jual buah mangga Arumanis

saluran I maupun saluran II disesuaikan dengan ukuran dan kondisi

buah yang dijual. Semakin halus warna kulit buah dan semakin besar

ukuran buah maka harga jualnyapun lebih tinggi. Kemudian dari

pedagang pengecer, mangga Arumanis dijual ke konsumen ditingkat

Kecamatan Parang, dan dalam Kabupaten Magetan.

c. Saluran Pemasaran III

Pada saluran pemasaran III, petani menjual ke pedagang

penebas dengan sistem tebasan, maksudnya pedagang penebas

membeli buah masih berada dipohon berdasarkan jumlah pohon

Page 84: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

84

maupun berdasarkan volume buah mangga yang masih berada

dipohon. Biaya pemetikan dan pengangkutan merupakan tanggungan

pedagang penebas. Dari pedagang penebas mangga kemudian dijual

ke Pedagang Pengumpul. Setelah berada di Pedagang Pengumpul,

dilakukan sortasi sesuai dengan ukuran buah (Grading), pengepakan,

pemeraman, dan pengangkutan. Setelah buah setengah masak dalam

peti/kotak kegiatan selanjutnya adalah mengirim ke Pedagang Besar

luar Kabupaten Magetan. Buah mangga Arumanis yang berada di

Pedagang Besar kemudian dijual ke Agen dengan sisitem pembayaran

buka tutup yaitu membayar setelah buah mangga di Agen terjual. Dari

Agen kemudian dijual kembali ke pedagang pengecer, biasanya

pedagang pengecer ini berdomisili di Bekasi, Karawang, dan

sekitarnya, kemudian pedagang pengecer menjual buah mangga

Arumanis tersebut ke konsumen.

d. Saluran Pemasaran IV

Pada saluran pemasaran IV, petani menjual ke Pedagang

Pengumpul dimana petani mendatangi pedagang. Petani harus

menaggung biaya pemetikan dan pengangkutan. Dari pedagang

pengumpul melakukan sortasi sesuai dengan ukuran buah (grade),

pengepakan, pemeraman, dan pengangkutan, Pemasaran yang

dilakukan adalah mengirim buah ke Pedagang Besar yang berada

diluar Kabupaten Magetan, Daerah tujuan pemasaran yaitu Pasar Induk

Keramat Jati Jakarta Timur. Pemasaran luar kota dengan volume yang

cukup besar yaitu kurang lebih 8 (delapan) ton mangga/pengiriman.

Dengan alasan untuk mendapatkan keuntungan yang besar,

mengurangi biaya pengiriman, dan untuk memenuhi permintaan

konsumen luar kota. Setelah buah mangga Arumanis berada di

Pedagang Besar kemudian di jual ke Agen, dari Agen dijual kembali

ke pedagang pengecer, konsumen bisa membeli buah mangga ditingkat

pedagang pengecer.

Page 85: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

85

Adapun jumlah petani berdasarkan saluran pemasaran buah

mangga Arumanis yang digunakan dalam mendistribusikan mangga

Arumanis dapat dilihat pada Tabel 25 dibawah ini :

Tabel 30. Jenis Saluran Pemasaran dan Jumlah Petani Responden di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

No. Saluran Pemasaran Jumlah Petani % 1. Saluran I 3 10 2. Saluran II 7 23,33 3. Saluran III 6 20 4. Saluran IV 14 46,67

∑ 30 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 30 diketahui bahwa saluran pemasaran IV

merupakan saluran yang paling banyak digunakan oleh petani yaitu

sebesar 14 petani responden atau 46,72 % dari 30 petani. Hal ini

disebabkan petani lebih memilih menjual buah mangga Arumanis

langsung ke Pedagang Pengumpul karena setiap tahunnya Pedagang

Pengumpul ini sudah berlangganan, selain itu pedagang yang aktif

mendatangi tegalan atau pekarangan untuk membeli buah mangga

Arumanis. Sehingga petani tidak menanggung resiko selama belum

dipanen dan petani lebih memilih mengalokasikan waktunya untuk

kegiatan menambah penghasilan lainya, serta tidak mengeluarkan biaya

yang lebih besar. Hal ini dikarenakan biaya pemanenan dan pengangkutan

di tanggung Pedagang Pengumpul, maka petani mangga tidak khawatir

hasil produknya tidak terjual.

Saluran pemasaran I merupakan saluran yang lebih sedikit

digunakan oleh petani dibandingkan saluran pemasaran II, yaitu sebesar

10 %. Saluran pemasaran I ini lebih sedikit digunakan oleh petani karena

petani cenderung lebih memilih untuk menjual sendiri ke pedagang

pengumpul, dan sebagian besar petani sudah berlangganan dengan

Pedagang Pengumpul.

Saluran pemasaran II terbesar ke 2 (dua) setelah saluran IV yaitu

sebesar 23,33%. Saluran pemasaran ini hanya dilakukan sebagian petani

Page 86: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

86

saja. Hal ini dikarenakan petani merasa enggan untuk menjual buah

mangganya ke pedagang pengumpul karena harus mengelurakan biaya

pengangkutan.

Sedangkan saluran III yaitu sebesar 20 %. Saluran pemasaran ini

menunjukkan bahwa petani petani memilih menjual buah mangga

Arumanisnya kepada pedagang penebas. Hal ini dilakukan karena petani

tidak mau mengelurakan biaya lagi. Sehingga yang menanggung biaya

pemetikan dan pengangkutan adalah pedagang penebas.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis pertama

bahwa diduga terdapat beberapa saluran pemasaran buah mangga

Arumanis dapat diterima. Pada saluran pemasaran buah mangga Arumanis

di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan terdapat 4 (empat) pola saluran

pemasaran.

i. Biaya, Marjin dan Keuntungan Pemasaran

Proses mengalirnya barang dari produsen ke konsumen

memerlukan suatu biaya, dengan adanya biaya pemasaran maka suatu

produk akan meningkat harganya. Semakin panjang rantai pemasaran

maka biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran akan semakin meningkat.

Adapun besarnya biaya, keuntungan dan marjin pemasaran buah mangga

Arumanis pada saluran I, II, III, dan IV yang digunakan oleh produsen

buah mangga Arumanis tersaji pada Tabel 31, 32, 33, dan 34 berikut :

Page 87: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

87

Tabel 31. Rata-Rata Biaya, Keuntungan Dan Margin Pemasaran Buah Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Pada Saluran Pemasaran I

No. Uraian Rp/Kg %

Petani

a. Harga di Tingkat Petani 1266,67 42,22

b. Biaya Pemasaran

1) Biaya Panen 0 0

2) Biaya Pengangkutan 0 0

Jumlah Biaya 0 0

1.

c. Harga yang di terima petani 1266,67 42,22

Penebas

a. Harga Beli 1266,67 42,22

b. Biaya Pemasaran

1) Biaya Pemetikan 42,88 1,43

2) Biaya Pengangkutan 41,29 1,38

Jumlah Biaya 84,16 2,81

c. Keuntungan 115,84 3,86

d. Marjin Pemasaran 200 6,67

2.

e. Harga Jual 1466,67 48,89

Pedagang Pengumpul

a. Harga Beli 1466,67 48,89

b. Biaya Pemasaran

1) Sortasi 10 0,33

2) Pengepakan 200 6,67

3) Pengangkutan 71,46 2,38

4) Parkir 2,49 0,08

3.

5) Retribusi 6,22 0,21

6) Resiko 124,4 4,15

Jumlah Biaya 414,57 13,82

c. Keuntungan 452,1 15,07

d. Margin Pemasaran 866,67 28,89

e. Harga Jual 2333,33 77,78

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Page 88: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

88

Lanjutan Tabel 31… Pedagang Pengecer

a. Harga Beli 2333,33 77,78

b. Biaya Pemasaran

1) Pengangkutan 208,1 6,94

4.

2) Parkir 8,32 0,27

3) Retribusi 8,32 0,27

4) Resiko 104,05 3,47

5) Pengemasan 41,62 1,39

Jumlah Biaya 370,41 12,35

c. Keuntungan 296,27 9,88

d. Margin Pemasaran 666,67 22,22

e. Harga Jual 3000 100

5. Harga Beli Konsumen 3000 100

a. Total Biaya Pemasaran 803,14 26,77

b. Total Keuntungan 864,21 28,81

c. Total Margin Pemasaran 1733,34 57,78

6. d. Farmer's Share 42,22

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 31 menunjukkan bahwa saluran pemasaran I

pada komoditi buah mangga Arumanis, lembaga yang terkait pedagang

penebas, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Petani pada

saluran ini tidak mengeluarkan biaya panen ataupun biaya pengangkutan

dalam kegiatan pemasaran, hal ini disebabkan karena petani menjual buah

mangga Arumanis ke pedagang penebas, sehingga baya panen dan biaya

pengangkutan ditanggung oleh pedagang penebas. Harga yang diterima

sebesar Rp 1266,67 per kg karena kondisi buah mangga masih berada di

pohon dan tidak melakukan Grading.

Pedagang penebas pada saluran I mengeluarkan biaya pemetikan

(panen), dan pengangkutan. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk

pemetikan adalah Rp 42,88 per kg, dan biaya pengangkutan sebesar Rp

41,29 per kg. Kegiatan penjualan pedagang penebas belum dalam bentuk

Grading, hal ini disebabkan karena pedagang penebas tidak paham ukuran

dan kriteria Grading dan menjual ke pedagang pengumpul di tingkat

Kecamatan. Keuntungan yang diperoleh pedagang penebas sebesar Rp

Page 89: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

89

115,84 per kg. Margin pemasaran yang dikeluarkan adalah Rp 200 per kg.

Harga jual buah mangga Arumanis ditingkat pedagang penebas sebesar Rp

1466,67 per kg.

Saluran pemasaran I pedagang pengumpul mengeluarkan biaya

yaitu biaya, sortasi, pemeraman/pengepakan, Bongkar muat,

pengangkutan, parkir, dan resiko. Biaya paling tinggi adalah biaya

pemeraman/pengepakan, yaitu sebesar Rp 200 per kg. Hal ini disebabkan

pedagang pengumpul melakukan pengepakan dan pemeraman dalam

bentuk peti/kotak selama kurang lebih 3 (tiga) hari sambil menunggu

pemasakan buah. Pedagang pengumpul dalam kegiatan penjualannya

melakukan sortasi dengan tujuan memisahkan buah mangga Arumanis

antara yang baik dengan yang busuk atau rusak. Biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan sortasi adalah Rp 10 per kg. Resiko yang ditanggung

pedagang pengumpul adalah kemungkinan adanya buah mangga yang

busuk atau rusak dari pembelian. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk

biaya pemasaran ditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp 414,1 per kg.

Pedagang pengumpul mendapatkan keuntungan rata-rata Rp 452,1 per kg

dari kegiatan penjualannya. Margin pemasaran sebesar Rp 886,67 per kg

dan harga jual mangga ke pedagang pengecer adalah Rp 2333,33 per kg.

Biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh pedagang pengecer

adalah biaya pengangkutan yaitu sebesar Rp 208,1 per kg. Resiko yang

ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu busuk, tidak laku di pasar, dan

persaingan serta permintaan penawaran pasar. Semakin lama buah mangga

Arumanis tersebut dipasarkan maka semakin besar biaya resiko yang

dikeluarkan, resiko yang ditanggung pedagang pengecer sebesar Rp

104,05 per kg. Biaya retribusi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh

pedagang pengecer untuk membayar keamanan dan kebersihan dan pajak

di pasar, pemungutannya dilakukan setiap hari. Sedangkan untuk biaya

pengemasan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli plastik dan

kardus.

Page 90: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

90

Pada saluran pemasaran I total biaya pemasaran buah mangga

Arumanis diperoleh dari petani, penjumlahan biaya pedagang penebas,

pedagang pengumpul, dan biaya ditingkat pedagang pengecer. Hasil

penjumlahan tersebut diperoleh total biaya pemasaran sebesar Rp 803,14

per kg. Keuntungan pemasaran juga diperoleh dari penjumlahan

keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran yaitu sebesar Rp

864,21 per kg dan total margin pemasaran adalah Rp 1733,34 per kg.

Farmer's Share merupakan bagian yang diterima petani atau

perbandingan antara harga yang diterima petani/produsen dengan harga

yang diterima konsumen. Farmer's Share pada saluran I adalah 42,22 %

dan harga ditingkat konsumen Rp 3000,00 per kg. Untuk mengukur

efisiensi pemasaran yaitu apabila bagian yang diterima produsen < 50%

berarti pemasaran belum efisien dan bila bagian yang diterima produsen >

50% maka pemasaran dikatakan efisien. Melihat nilai Farmer's Share

yang <50% maka saluran pemasaran I belum efisien secara ekonomi.

Berikut ini rata-rata biaya, keuntungan dan marjin pemasaran buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan pada saluran

pemasaran II tersaji pada Tabel 32.

Page 91: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

91

Tabel 32. Rata-Rata Biaya, Keuntungan Dan Margin Pemasaran Buah Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Pada Saluran Pemasaran II

No Uraian Rp/Kg %

Petani a. Harga di Tingkat Petani 1700 52,31 b. Biaya Pemasaran 0

1) Biaya Panen 25,07 0,77

2) Biaya Pengangkutan 27,5 0,85

Jumlah Biaya 52,57 1,62

1.

c. Harga yang di terima petani 1700 52,31

Pedagang Pengumpul

a. Harga Beli 1700 52,31

b. Biaya Pemasaran

1) Sortasi 9,39 0,29

2) Pengepakan 204,35 6,29

3) Pengangkutan 165,55 5,09

4) Parkir 2,82 0,09

5) Retribusi 2,82 0,09

6) Resiko 141,22 4,35

Jumlah Biaya 384,94 11,84

c. Keuntungan 592,22 18,22

2.

d. Margin Pemasaran 871,43 26,81 e. Harga Jual 2571,43 79,12

Pedagang Pengecer

a. Harga Beli 2571,43 79,12

b. Biaya Pemasaran

1) Pengangkutan 96,19 2,96

2) Parkir 3,88 0,12

3) Retribusi 3,88 0,12

4) Resiko 97,08 2,99

5) Pengemasan 19,42 0,60

Jumlah Biaya 220,46 6,78

c. Keuntungan 477,5 14,69

d. Margin Pemasaran 697,96 21,48

3.

e. Harga Jual 3250 100 4. Harga Beli Konsumen 3250 100

a. Total Biaya Pemasaran 960,96 29,57

b. Total Keuntungan 1069,72 32,91

c. Total Margin Pemasaran 1569,39 48,29

5.

d. Farmer's Share 52,31

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Page 92: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

92

Berdasarkan Tabel 32 menunjukkan bahwa saluran pemasaran II

pada buah mangga Arumanis lembaga yang terkait yaitu petani, pedagang

pengumpul, dan pedagang pengecer. Petani pada saluran ini mengeluarkan

biaya panen sebesar Rp 25,07 per kg, dan biaya pengangkutan dalam

kegiatan pemasaran sebesar Rp 27,5 per kg, sehingga harga yang diterima

petani sebesar Rp 1700 per kg dari harga konsumen.

Pada saluran pemasaran II pedagang pengumpul mengeluarkan

biaya yaitu biaya sortasi, pemeraman/pengepakan, pengangkutan, parkir,

retribusi, dan resiko. Biaya paling tinggi adalah biaya pengepakan, yaitu

Sebesar Rp 187,7400 per kg. Hal ini disebabkan pedagang pengumpul

harus melakukan pengepakan dan pemeraman dalam bentuk kotak/peti.

Sedangkan biaya resiko sebesar Rp 141,22 per kg, hal ini disebabkan

kemungkinan akibat adanya kebusukan buah pada saat pemeraman.

Jumlah biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul sebesar Rp 279,21

per kg. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 592,22 per kg, margin

pemasarannya adalah Rp 871,43, dan harga jual buah mangga Arumanis

ditingkat pedagang pengumpul sebesar Rp 2571,43 per kg.

Biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh pedagang pengecer

adalah biaya resiko sebesar Rp 97,42 per kg. Resiko yang ditanggung oleh

pedagang pengecer yaitu perubahan selera konsumen, busuk, tidak laku di

pasar, dan persaingan serta permintaan penawaran pasar. Biaya

pengangkutan yang dikeluarkan sebesar Rp 96,19 per kg, karena pedagang

pengecer melakukan pengangkutan. Sedangkan untuk biaya pengemasan

adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli plastik dan kardus sebagai

tempat buah mangga yang dijual ke konsumen, sehingga pengecer harus

menanggung biaya pengemasan sebesar Rp 19,42 per kg.

Total biaya pemasaran pada saluran pemasaran II sebesar Rp

960,96 per kg dengan keuntungan pemasaran sebesar Rp 1069,72 per kg.

Besarnya biaya dan keuntungan tergantung banyaknya pedagang perantara

yang terlibat dalam saluran pemasaran. Berdasarkan Tabel 27 marjin

pemasarannya sebesar Rp 1569,39 per kg. Besarnya nilai marjin ini

Page 93: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

93

disebabkan oleh besarnya biaya pemasaran. Dari saluran pemasaran II

memiliki marjin pemasaran yang rendah hal ini ditunjukkan dengan nilai

farmer’s share sebesar 52,31%, sehingga pendapatan yang diterima petani

(farmer’s share) tinggi. Untuk mengukur efisiensi pemasaran yaitu apabila

bagian yang diterima produsen <50% berarti pemasaran belum efisien dan

bila bagian yang diterima produsen >50% maka pemasaran dikatakan

efisien. Sehingga saluran pemasaran II sudah efisien secara ekonomis.

Rata-rata biaya, keuntungan dan marjin pemasaran buah mangga

Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan pada saluran

pemasaran III tersaji pada Tabel 33 berikut :

Page 94: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

94

Page 95: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

95

Page 96: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

96

Page 97: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

97

Berdasarkan Tabel 33 menunjukkan bahwa saluran pemasaran III

buah mangga Arumanis lembaga yang terkait yaitu pedagang penebas,

pedagang pengumpul, dan pedagang besar, dan pengecer. Pada saluran

pemasaran III ini petani tidak mengeluarkan biaya pemasaran, sehingga

petani memperoleh pendapatan bersih dari hasil penjualan mangga

tersebut. Sedangkan biaya pemasaran yang dikeluarkan penebas terdiri

dari biaya pemetikan, dan biaya pengangkutan. Biaya pemasaran yang

paling tinggi dikeluarkan oleh penebas yaitu biaya pengangkutan yaitu

sebesar Rp 54,99 per kg. Biaya pengangkutan adalah biaya yang

dikeluarkan untuk memasarkan mangga sampai ke tangan pedagang

pengumpul.

Biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengumpul adalah

biaya sortasi, biaya pengepakan/pemeraman, bongkar muat, pengangkutan

dan biaya resiko. Sortasi adalah kegiatan memilah-milah buah mangga

Arumanis sesuai dengan ukurannya (grade) dan biayanya sebesar Rp 9,96

per kg. Bongkar muat adalah kegiatan memindahkan peti/kotak-kotak

mangga dari tempat pemeraman ke truk pengangkutan.

Biaya pemeraman/pengepakan yang dikeluarkan pedagang

pengumpul sebesar Rp 202,86 per kg, hal ini dikarenakan pedagang

pengumpul harus mengeluarkan biaya pembelian peti/kotak, tenaga, kertas

(bekas semen), karbit, belerang, jerami, dan lain-lain. Pada tingkat ini

biaya pengangkutan yaitu Rp 519,01 per kg, hal ini disebabkan karena

pedagang pengumpul harus menanggung biaya transportasi dari

Kabupaten Magetan ke Pasar Induk Keramat Jati Jakarta Timur. Biaya

yang paling banyak dikeluarkan oleh pedagang pengumpul adalah biaya

resiko sebesar Rp 574,97 per kg. Resiko yang ditanggung oleh pedagang

pengumpul yaitu kemungkinan adanya buah mangga yang busuk atau

rusak pada saat pembelian, busuk, rusak diperjalanan.

Kegiatan yang dilakukan pedagang pengumpul yaitu melakukan

penjualan kepada Pedagang Besar diluar Kabupaten Magetan. Biaya yang

paling tinggi dikeluarkan oleh Pedagang Besar adalah biaya resiko, hal ini

Page 98: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

98

disebabkan Pedagang Besar harus menanggung kemungkinan adanya

kebusukan buah mangga apabila terlalu lama tidak terjual dan Agen tidak

melakukan pembelian yang volumenya banyak. Bongkar muat adalah

kegiatan menurunkan pati/kotak-kotak buah mangga dari atas truk ke

lapak/kios pedagang besar, biaya yang dikeluarkan adalah Rp 92 per kg.

Penataan peti merupakan kegiatan menata peti/kotak mangga sesuai

dengan grade-nya.

Agen dalam menjalankan kegiatan pemasarannya menanggung

biaya pindah tempat sebesar Rp 64,52 per kg, biaya bongkar peti Rp 9,95

per kg, sewa tempat Rp 64,52 per kg, retribusi sebesar Rp 2,37, dan biaya

resiko Rp 39,46 per kg. Biaya yang dikeluarkan terbesar adalah biaya

pindah tempat dan sewa tempat, dimana Agen harus memindahkan

peti/kotak-kotak buah mangga tersebut dari tempat Pedagang Besar ke

lapak-lapak yang telah disewanya.

Biaya yang paling banyak dikeluarkan oleh pedagang pengecer

adalah biaya pengangkutan sebesar Rp 168,89 per kg. Biaya pengangkutan

besar disebabkan karena pedagang pengecer haraus melakukan pengakutan

peti/kotak-kotak buah mangga dari Pasar Induk Kramat Jati ke kios-kios

penjualannya ditempat lain seperti Bekasi, Cibubur, Ciracas. Resiko yang

ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu perubahan selera konsumen,

busuk, tidak laku di pasar, dan persaingan serta permintaan penawaran

pasar. Sedangkan untuk biaya pengemasan adalah biaya yang dikeluarkan

untuk membeli plastik dan kardus sebagai tempat buah mangga yang

dijual ke konsumen, sehingga pengecer harus menanggung biaya

pengemasan sebesar Rp 50,67 per kg.

Pada saluran pemasaran III ini, total biaya pemasaran masing-

masing grade buah mangga Arumanis sebesar Rp 2329,92 per kg, hal ini

dikarenakan rata-rata biaya yang dikeluarkan relatif sama besarnya. Total

keuntungan pemasarannya yang paling besar adalah grade Mega yaitu

sebesar Rp 3891,8 per kg, karena kecenderungan konsumen yang lebih

suka mengkonsumsi buah mangga yang berukuran besar (mega). Total

Page 99: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

99

marjin pemasaran terbesar adalah grade Mega yaitu sebesar Rp 23295,33

per kg. Saluran pemasaran III memiliki marjin lebih tinggi jika

dibandingkan dengan saluran I ataupun II. Hal ini dikarenakan adanya

lembaga pemasaran yang terlibat lebih banyak dan jumlah produksi

mangga yang besar. Besarnya marjin mengakibatkan harga di tingkat

konsumen lebih mahal, sehingga saluran pemasaran III baik grade buah

mangga A, Super, Bom, maupun Grade Mega belum efisien secara

ekonomis karena nilai Farmer’s Share-nya dari masing-masing grade

buah < 50 %.

Berikut ini rata-rata biaya, keuntungan dan marjin pemasaran buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan pada saluran

pemasaran IV tersaji pada Tabel 34.

Page 100: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

100

Page 101: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

101

Page 102: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

102

Page 103: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

103

Berdasarkan Tabel 34 menunjukkan bahwa saluran pemasaran IV

pada komoditi buah mangga Arumanis Grade A, Super, Bom, dan Grade

Mega. Lembaga yang terkait Pedagang pengumpul, Pedagang Besar,

Agen, dan pedagang pengecer. Petani pada saluran ini mengeluarkan biaya

panen dan biaya pengangkutan dalam kegiatan pemasaran, harga yang

diterima petani sebesar Rp 1325 per kg dari harga konsumen karena petani

dalam penjualannya tidak melakukan Grading buah, hal ini disebabkan

karena petani tidak tahu kriteria dari Grading yang diinginkan oleh

pedagang.

Saluran pemasaran IV pedagang pengumpul mengeluarkan biaya

yaitu biaya sortasi, pemeraman dan pengepakan, Bongkar muat,

pengangkutan, dan resiko. Biaya paling tinggi adalah biaya resiko, yaitu

sebesar Rp 440,16 per kg. Hal ini disebabkan pedagang pengumpul

menanggung kemungkinan akibat permintaan dan penawaran mangga

yang merosot pada waktu musim panen raya, buah mangga yang rusak

pada saat pembelian dan busuk pada saat pemeraman. Biaya pengepakan

dan pemeraman sebesar Rp 198,05 per kg, dimana proses pengepakan

membutuhkan peti/kotak, jerami, karbit, belerang, dan kertas bekas kardus

semen dan lainnya. Grade mangga dengan harga paling tinggi di tingkat

konsumen adalah mangga Grade Mega, yaitu sebesar Rp 6000,00 per kg

dan harga yang paling rendah di tingkat konsumen adalah mangga grade

A, yaitu sebesar Rp 3000,00 per kg. Biaya pengangkutan adalah biaya

yang dikeluarkan untuk memasarkan mangga sampai ke tangan pedagang

besar, dari keempat grade mangga menanggung biaya pengangkutan yang

sama yaitu sebesar Rp 418,44 per kg. Keuntungan yang paling besar

adalah grade Rp 3568,71 per kg, dan keuntungan terkecil adalah grade A

yaitu sebesar Rp 650,73 per kg, perbedaan keuntungan yang berbeda ini

disebabkan karena masing-masing grade mangga harus menanggung biaya

pemasaran yang sama sedangkan selisih harga jualnya besar.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul

adalah dengan jalan menjual/mengirim ke Pedagang Besar di Jakarta.

Page 104: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

104

Pedagang Besar dalam pemasaran buah mangga Arumanis ini

menanggung biaya bongkar muat, retribusi, penataan peti, dan resiko.

Biaya resiko merupakan biaya terbesar yang harus ditanggung Pedagang

Besar, dimana dari jumlah biaya yang harus ditanggung untuk buah

mangga Arumanis grade A, Super, Bom, dan Grade Mega adalah sama

yaitu Rp 199,26 per kg. Harga jual ditingkat pedagang pengumpul untuk

grade A yaitu Rp 3750,00 per kg, Super Rp 4800 per kg, Rp 5900 per kg

untuk grade Bom, dan Grade Mega Rp 6950 per kg, sehingga keuntungan

yang diperoleh dari hasil penjualan untuk grade A sebesar Rp 550,74 per

kg, Super Rp 600,74 per kg, Bom Rp 700,74 per kg, dan grade Mega

sebesar Rp 750,74 per kg.

Pedagang Besar melakukan penjulan keAgen, Sub grosir menjual

buah mangga Arumanis berbagai grade, dimana sub grosir harus

menaggung biaya pindah tempat, bongkar peti, sewa tempat, retribusi, dan

resiko. Biaya retribusi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang

pengecer untuk membayar keamanan dan kebersihan dan pajak di pasar,

pemungutannya dilakukan setiap hari. Sedangkan untuk biaya pengemasan

adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli plastik dan kardus. Biaya

pindah tempat dan sewa tempat menjadi biaya paling besar yaitu Rp 60,27

per kg. Harga jual grade A sebesar Rp 4200, Rp 5400 per kg untuk grade

Super, Grade Bom sebesar Rp 6400 per kg, dan untuk grade Mega Rp

7500 per kg, sehingga mendatangkan keuntungan yang berbeda pula tiap

gradenya.

Pada saluran pemasaran IV total biaya pemasaran dari empat jenis

grade buah mangga Arumanis sama yaitu Rp 1677,58 per kg dari harga

yang dibayarkan konsumen akhir, dengan keuntungan pemasaran sebesar

Rp 1932,59 per kg untuk grade A, grade super Rp 2634,94 per kg, grade

Bom Rp 4046,73 per kg, dan keuntungan grade mega sebesar Rp 5068,39

per kg. Besarnya biaya dan keuntungan tergantung banyaknya pedagang

perantara yang terlibat dalam saluran pemasaran. Berdasarkan Tabel 29

marjin pemasaran yang paling besar dari keempat jenis grade adalah grade

Page 105: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

105

mega, yaitu sebesar Rp 8005,56 per kg. Besarnya nilai marjin ini

disebabkan oleh besarnya biaya pemasaran dan keuntungan. Sedangkan

marjin pemasaran paling kecil adalah grade A sebesar Rp 4109,8 per kg.

Dari empat jenis grade buah mangga Arumanis pada saluran pemasaran

IV memiliki marjin pemasaran yang tinggi sehingga pendapatan yang

diterima petani (farmer’s share) rendah. Masing-masing grade buah

mangga Arumanis nilai farmer’s share < 50%, hal ini untuk mengukur

efisiensi pemasaran, dan hasilnya yaitu apabila bagian yang diterima

produsen <50% berarti pemasaran belum efisien dan bila bagian yang

diterima produsen >50% maka pemasaran dikatakan efisien, sehingga

saluran pemasaran IV dikatakan belum efisien.

Besarnya biaya pemasaran, keuntungan pemasaran dan marjin

pemasaran tiap lembaga pemasaran beragam, hal ini dikarenakan adanya

perbedaan harga jual buah mangga Arumanis, biaya yang dikeluarkan dan

keuntungan tiap-tiap lembaga pemasaran tersebut.

j. Efisiensi Pemasan Buah Mangga Arumanis

Sistem pemasaran dianggap efisien apabila dianggap mampu

menyampaikan hasil-hasil dari produsen kepada konsumen dengan biaya

wajar serta mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan

harga yang dibayarkan konsumen.

Tinggi rendahnya marjin pemasaran dan bagian yang diterima

petani dari harga beli di tingkat konsumen/pedagang akhir merupakan

indikator dari efisiensi suatu pemasaran. Semakin rendah marjin

pemasaran dan semakin besar bagian yang diterima petani, maka sistem

pemasaran tersebut dikatakan efisien (Mubyarto, 1995).

Untuk mengetahui efisiensi pemasaran buah mangga Arumanis

secara ekonomis adalah dengan melihat marjin dan bagian yang diterima

petani (Farmer’s Share) pada setiap saluran pemasaran yang ada, dapat

dilihat pada Tabel 34 berikut :

Page 106: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

106

Tabel 35. Perbandingan Total Biaya, Keuntungan, dan Total Margin Pemasaran Pada Setiap Lembaga Pemasaran Buah Mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

No.

Saluran Pemasaran

Total Biaya

(Rp/Kg)

Total Keuntungan

(Rp/Kg)

Total Margin Pemasaran (Rp/Kg)

Farmer's Share

1. Saluran I 803,14 864,21 1733,34 42,22 2. Saluran II 960,96 1069,72 1583,96 52,31

Saluran III

a. Grade A 2326,66 1961,04 4284,62 26,67

b. Grade Super 2326,66 2256,66 9664,15 22,22

c. Grade Bom 2326,66 3340 18259,15 19,04

3. d. Grade Mega 2326,66 3891,8 21962 14,69

Saluran IV

a. Grade A 1677,58 1932,59 2784,8 26,5

b. Grade Super 1677,58 2634,94 4876,15 22,08

c. Grade Bom 1677,58 4046,73 5658,89 18,93

4. d. Grade Mega 1677,58 5068,39 6680,56 16,56

Sumber : Analisis Data Primer, 2009

Berdasarkan Tabel 35, dapat diketahui bahwa saluran pemasaran

III memiliki margin pemasaran yang paling tinggi dibandingkan saluran

pemasaran yang lain, ditunjukkan margin pemasaran pada grade Bom

sebesar Rp 18259,15 per kg. Hal ini disebabkan karena pada saluran

pemasaran III lembaga pemasaran yang terlibat lebih banyak dan biaya

yang dikeluarkan juga semakin tinggi dibandingkan dengan lembaga

pemasaran yang lain. Berdasarkan tinggi dan rendahnya marjin pemasaran

maka saluran pemasaran II merupakan saluran pemasaran yang efisien di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Hal ini dikarenakan lembaga yang

terlibat sedikit yaitu petani, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan

konsumen dalam Kabupaten Magetan.

Nilai farmer’s share saluran pemasaran II lebih tinggi dibadingkan

dengan saluran yang lain dimana besarnya 52,31% dibandingkan saluran

yang lain, karena pada saluran pemasaran II lembaga yang berperan lebih

sedikit. Saluran pemasaran mangga II di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan merupakan saluran yang paling efisien secara ekonomis. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 30 bahwa pada saluran pemasaran II total margin

Page 107: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

107

pemasaran sebesar Rp 1583,96 per kg yang jauh lebih kecil dari total

margin pemasaran saluran I, III, dan IV disebabkan karena perbedaan

biaya yang dikeluarkan dan tingkat keuntungan.

Saluran pemasaran buah mangga Arumanis III di Kecamatan

Parang Kabupaten Magetan merupakan saluran pemasaran paling banyak

digunakan oleh petani responden yaitu sebanyak 15 responden. Saluran ini

mempunyai nilai farmer’s share paling rendah dibandingkan dengan

saluran pemasaran yang lain. Hal ini disebabkan karena lembaga

pemasaran yang terkait pada saluran ini lebih banyak/panjang, yaitu

perdagang penebas, pedagang pengumpul, Pedagang Besar, Agen, dan

pedagang pengecer.

B. Pembahasan

1. Saluran dan Lembaga Pemasaran Buah Mangga Arumanis

Pemasaran pada prinsinya merupakan proses penyampaian

barang dari produsen ke konsumen. Pola saluran pemasaran seperti

fungsi pertukaran, fungsi pengadaan barang secara fisik dapat berjalan

dengan baik. Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam siklus

produksi. Produksi yang baik akan sia-sia karena harga pasar yang rendah,

Oleh karena itu, tingginya produksi tidak mutlak memberikan keuntungan

yang tinggi tanpa disertai pemasaran yang baik.

Dalam memasarkan komoditi pertanian memerlukan keberadaan

lembaga pemasaran yang membantu menyalurkan barang. Dengan adanya

lembaga pemasaran, produsen dapat menjual hasil produksinya kepada

konsumen, dan konsumen bisa mendapatkan barang-barang kebutuhannya.

Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan suatu lembaga pemasaran

sangatlah penting.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa

terdapat 4 (empat) tipe saluran pemasaran yang digunakan oleh petani

buah mangga Arumanis. Dalam kegiatan pemasaran petani ada yang

menjual pada pedagang penebas yang kemudian pedagang penebas

Page 108: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

108

tersebut menjualnya kepedagang pengumpul, ada juga yang langsung

menjual ke pedagang pengumpul yang kemudian dijual ke pedagang

pengecer untuk saluran pemasaran I dan II. Selain itu pada saluran III dan

IV petani yang menjual pada pedagang penebas, dan atau langsung ke

pedagang pengumpul yang kemudian dijual ke pedagang besar, kegiatan

ini berlanjut sampai ke konsumen melalui lembaga pemasaran agen dan

pengecer yang berada pada di luar Kabupaten Magetan, yaitu Pasar Induk

Keramat Jati Jakarta Timur dan sekitarnya.

Pada saluran pemasaran I merupakan saluran yang paling sedikit

digunakan oleh petani buah mangga Arumanis yaitu sebanyak 3 (tiga)

orang dari 30 responden. Petani menjual buah mangga Arumanisnya ke

pedagang penebas dimana buah mangga masih berada dipohon. Terdapat

dua sistem pembelian pada pemasaran buah mangga Arumanis ini yaitu

dengan cara tebasan dimana buah mangga Arumanis masih berada

dipohon sehingga pedagang penebas memetik sendiri buah mangga

Arumanis ataupun dengan cara menjual per kilogram yaitu pedagang

penebas memetik buah mangga Arumanis yang masih berada dipohon

kemudian harga disesuaikan berdasarkan hasil penimbangan (Rp/Kg).

Kemudian Pedagang penebas menjual kembali pada pedagang pengumpul

ditingkat kecamatan, kemudian Pedagang Pengumpul menjual buah

mangga Arumanis yang sudah dalam peti ke pedagang pengecer, dimana

pedagang pengecer mendatangi kios Pedagang Pengumpul.

Saluran pemasaran II digunakan oleh petani responden dalam

memasarkan buah mangga Arumanis sebanyak 7 (tujuh) orang. Dalam

saluran ini, buah mangga Arumanis petani menjual langsung ke pedagang

pengumpul dengan cara pembelian per kilogram dimana petani langsung

mendatangi Pedagang Pengumpul. Dari Pedagang Pengumpul tersebut

kemudian menjualnya pada pedagang pengecer yang ada pada lingkup

Kabupaten Magetan dan sekitarnya yaitu Ngawi, Madiun, dan Ponorogo.

Alasan mengapa sebagian petani menjual buah mangga Arumanis

secara tebasan adalah agar petani tidak menanggung resiko yang tinggi

Page 109: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

109

bila hasil panen tidak baik, tidak mengeluarkan biaya karena biaya panen

ditanggung pedagang penebas dan Pedagang Pengumpul. Sedangkan

penjualan dilakukan secara per kilogram petani mempunyai alasan bahwa

mereka mengetahui hasil secara transparan (untung atau rugi) dari hasil

bertani buah mangga tersebut, mengetahui hasil yang sebenarnya dari

usahatani buah mangga Arumanis yang mereka usahakan.

2. Tugas dan Fungsi Lembaga Pemasaran Buah Mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan

Berdasarkan hasil penelitian maka tugas dan fungsi lembaga

pemasaran buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten

Magetan antara lain melakukan penjualan dan pembelian. Fungsi

penjualan dilakukan pedagang penebas, pedagang pengumpul, Pedagang

Besar, Agen, dan pedagang pengecer. Fungsi penjualan merupakan faktor

penting dalam menentukan berapa besar keuntungan pemasaran yang

diperoleh. Sedangkan fungsi pembelian dilakukan oleh pedagang penebas,

pengumpul, Pedagang Besar, agen, dan pedagang pengecer. Fungsi

pembelian merupakan faktor penentu harga jual selanjutnya oleh

pedagang. Semakin kecil harga pembelian maka semakin besar

keuntungan yang ingin diperoleh. Hasil penelitian Agen membeli buah

mangga Arumanis kepada Pedagang Besar dengan sistem buka tutup

dengan kesepakatan harga buah mangga Arumanis tiap-tiap grade per peti,

maksudnya Agen membuka peti buah untuk melihat kondisi buah mangga

Arumanis, sedangkan sistem pembayarannya adalah tempo, setelah buah

mangga Arumanis terjual semua ke pedagang pengecer baru dilakukan

pembayaran ke Pedagang Besar.

Proses pengangkutan/transportasi merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan dalam proses pemasaran buah mangga Arumanis. Fungsi

pengangkutan ini dilakukan sebagian petani responden, pedagang penebas,

pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Fungsi pengangkutan

dilakukan untuk menyampaikan hasil produksi dari produsen ke

konsumen. Pada proses penyampaian buah mangga Arumanis dari

Page 110: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

110

produsen ke konsumen, pedagang pengumpul melakukan

pemeraman/pengepakan dalam bentuk peti/kotak untuk mengurangi

kerusakan buah mangga Arumanis. Selain itu pedagang penebas,

Pedagang pengumpul, Pedagang Besar, dan Agen melakukan fungsi

penyampaian informasi kepada pihak yang membutuhkan. Pihak yang

membutuhkan informasi dalam hal ini adalah petani serta masing-masing

lembaga pemasaran yaitu Pedagang penebas, Pedagang pengumpul,

Pedagang Besar, dan Agen dan konsumen akhir yang membeli buah

mangga Arumanis. Informasi yang disampaikan mengenai perkembangan

harga dan kualitas buah mangga Arumanis dari tingkat petani sampai

tingkat konsumen.

3. Biaya, Keuntungan dan Margin Pemasaran Buah Mangga Arumanis

Proses pemasaran buah mangga Arumanis di Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan, besarnya biaya yang dikeluarkan produsen dan setiap

lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran berbeda-beda.

Besarnya biaya pemasaran sangat dipengaruhi oleh kegiatan petani

didalam menjual buah mangga Arumanis dan setiap saluran pemasaran

buah mangga Arumanis dan lembaga pemasaran tersebut.

Hasil analisis menunjukan bahwa keempat saluran pemasaran

menunjukan bahwa saluran III saluran pemasaran yang paling banyak

mengeluarkan biaya pemasaran, Pada saluran pemasaran ini besarnya

biaya pemasaran adalah Rp 2326,66 per Kg dan tiap-tiap Grading buah

adalah sama, karena tidak ada perlakuan berbeda dari masing-masing

grading, sehingga besarnya biaya dibebankan sama untuk tiap grading-

nya.

Keuntungan merupakan balas jasa yang diterima oleh lembaga

pemasaran atas kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyampaikan

produk-produk sampai pada konsumen akhir. Dalam pemasaran buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan keuntungan

yang diterima oleh produsen dan lembaga pemasaran berbeda-beda,

Keuntungan diperoleh dari selisih margin pemasaran dan biaya pemasaran.

Page 111: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

111

4. Efisiensi Pemasaran Buah Mangga Arumanis

Saluran pemasaran dianggap efisien apabila masing-masing saluran

pemasaran mempunyai nilai persentase pemasaran yang rendah dan nilai

Farmer’s Share yang tinggi. Farmer’s Share pada saluran I sebesar

42,22%, saluran II sebesar 52,31%, pada saluran III dan IV terdapat

Grading yang nilai Farmer’s Share berbeda-beda, akan tetapi dari masing-

masing Grading tersebut nilai Farmer’s Share rendah yaitu <50%.

Berdasarkan tinggi rendahnya margin pemasaran dan Farmer’s Share

maka saluran pemasaran II merupakan saluran yang paling efisien secara

ekonomis dibandingkan dengan saluran pemasaran I,III, dan IV. Hal ini

disebabkan karena pada saluran II lembaga yang terlibat dalam pemasaran

sedikit, Sedangkan pada saluran III dan IV melibatkan banyak lembaga

pemasaran lebih dari satu yaitu pedagang penebas, Pedagang pengumpul,

Pedagang Besar, Agen, dan pedagang pengecer.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa petani, pedagang penebas,

dan pedagang pengumpul pada saluran I dan II dalam pembelian dan

penjualannya belum melakukan Grading buah mangga Arumanis karena

konsumen dalam Kabupaten Magetan belum mengenal Grading buah yang

dibelinya. Pada saluran III dan IV petani dan pedagang penebas juga

belum melakukan Grading buah, hal ini disebabkan karena petani maupun

pedagang penebas tidak cukup tahu kriteria Grading yang diinginkan oleh

pedagang pengumpul. Sehingga kegiatan Grading hanya dilakukan oleh

pedagang pengumpul, hal ini merupakan strategi pemasaran yang akan

memberikan keuntungan yang lebih tinggi dan kualitas buah mangga

Arumanis yang dipasarkan.

Tiap-tiap saluran pemasaran sebetulnya semuanya menguntungkan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran pemasaran II nilai

Farmer’s Share sebesar 52,31%, sedangkan besarnya margin pemasaran

total Rp 1569,39 per kilogram atau 48,29%, secara ekonomis saluran II

efisien daripada saluran pemasaran I, III, dan IV. Hal ini disebabkan

semakin rendah marjin pemasaran atau semakin tinggi bagian yang

Page 112: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

112

diterima petani, semakin pendek saluran pemasaran maka saluran

pemasaran semakin efisien. Lembaga yang berperan pada saluran

pemasaran II adalah petani, pedagang penebas, Pedagang Pengumpul,

pedagang pengecer, dan konsumen.

Kendala-kendala yang dihadapi petani dalam pemasaran buah

mangga Arumanis di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan dalam

rangka penyampaian barang dari produsen ke konsumen di daerah

penelitian yaitu :

a. Petani dalam menjual buah mangga Arumanisnya kurang mau mencari

informasi harus kemana menjual untuk mendapatkan harga yang lebih

tinggi serta tidak mau melakukan peng-grading-an buah mangga

Arumanis.

b. Merosotnya harga buah mangga Arumanis pada saat panen raya dan

musim penghujan, bagi petani yang memiliki buah mangga Arumanis

yang mempunyai kualitas yang rendah, misalnya fisik yang kurang

menarik biasanya pada kulit buah timbul bercak-bercak hitam dan

berukuran kecil. Dalam hal ini tentunya tidak menguntungkan bagi

petani.

c. Kerusakan diakibat masaknya buah mangga Arumanis yang tidak

seragam dalam perjalanan dan sebagian peti rusak, keadaan ini

disebabkan buah mangga Arumanis akan dipasarkan untuk jarak jauh,

dan belum adanya sistem pengepakan yang baik sehingga buah

mangga menjadi mudah rusak, dimana bahan kayu pembuatan peti

kurang kuat.

Page 113: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

113

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

mengenai Analisis Pemasaran Buah Mangga Arumanis di Kabupaten Magetan

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Saluran pemasaran buah mangga Arumanis yang digunakan petani di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan terdapat 4 (empat) saluran

pemasaran, yaitu :

a. Saluran Pemasaran I :

Petani → Pedagang Penebas → Pedagang Pengumpul → Pedagang

pengecer → Konsumen Kabupaten Magetan

b. Saluran Pemasaran II :

Petani → Pedagang Pengumpul → Pedagang Pengecer → Konsumen

Kabupaten Magetan

c. Saluran Pemasaran III :

Petani → Pedagang Penebas → Pedagang Pengumpul → Pedagang

Besar Luar Kabupaten Magetan → Agen → Pedagang Pengecer →

Konsumen Luar Kabupaten Magetan

d. Saluran Pemasaran IV :

Petani → Pedagang Pengumpul → Pedagang Besar Luar Kabupaten

Magetan → Agen → Pedagang Pengecer → Konsumen Luar

Kabupaten Magetan

2. Tugas dan fungsi lembaga pemasaran buah mangga Arumanis di

Kecamatan Parang Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

a. Pedagang Penebas : melakukan pembelian dari petani dan penjulan

kepada pedagang pengumpul. Selain itu pedagang penebas melakukan

fungsi pengangkutan, penjualan, dan penyampaian informasi kepada

pihak yang membutuhkan (petani dan pedagang pengumpul).

b. Pedagang pengumpul : melakukan fungsi pembelian dan penjualan,

Pengepakan dan pemeraman, pengangkutan dan penyimpanan

111

Page 114: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

114

sementara, melakukan grading pada buah mangga Arumanis (saluran

III dan IV), dan melakukan fungsi pelancar yang meliputi

penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi kepada

pihak yang membutuhkan (konsumen dan pedagang besar).

c. Pedagang besar : melakukan fungsi pembelian dan penjualan,

penyimpanan sementara, serta melakukan fungsi pelancar yang

meliputi penanggungan resiko rusak, dan menyampaikan informasi

kepada pihak yang membutuhkan (Agen).

d. Agen : melakukan fungsi pembelian, penjulan, dan penyimpanan

sementara, serta melakukan fungsi pelancar yang meliputi

penanggungan resiko rusak dan penyampaian informasi kepada pihak

yang membutuhkan (pedagang pengecer).

e. Pedagang pengecer : melakukan fungsi pembelian, penjualan,

pengangkutan dan penyimpanan sementara, serta melakukan fungsi

pelancar yang meliputi penanggungan resiko rusak, dan

menyampaikan informasi kepada pihak yang membutuhkan

(konsumen).

3. Saluran pemasaran I mengelurkan total biaya pemasaran sebesar Rp

803,14 per kg, margin pemasaran Rp 1733,34 per kg, dan keuntungan

pemasaran sebesar Rp 864,31 per kg. Pada saluran II besarnya total biaya

pemasaran sebesar Rp 960,96 per kg, margin pemasarannya sebesar Rp

1583,96 per kg, dengan keuntungannya sebesar Rp 1069,72 per kg.

Saluran III terdapat 4 (empat) grading, grading buah pada saluran III dan

IV mengeluarkan total biaya pemasaran yang sama. Pada saluran III total

biaya pemasarannya sebesar Rp 2326,66 per kg, margin pemasaran empat

grade berbeda, sehingga keuntungannyapun berbeda tiap grade-nya.

Saluran IV mengeluarkan biaya pemasaran yang sama tiap grade-nya yaitu

sebesar Rp 1677,58 per kg, akan tetapi besarnya margin pemasaran dan

keuntungan yang berbeda pula.

4. Dilihat dari efisiensi secara ekonomis dari keempat saluran pemasaran

yang ada di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan maka saluran

Page 115: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

115

pemasaran II adalah saluran pemasaran yang paling efisien secara

ekonomis karena nilai Farmer’s Share-nya tertinggi apabila dibandingkan

dengan saluran yang lain dimana nilainya >50% yaitu 52,31%. Hal ini

disebabkan karena lembaga pemasaran yang berperan dalam proses

pemasaran lebih sedikit.

B. Saran

Masalah yang muncul pada saat penelitian adalah petani cenderung

tidak mau menjual sendiri ke Pedagang pengumpul dan tidak mau mencari

informasi harga buah mangga Arumanis, serta grading tidak dilakukan oleh

petani tetapi dimulai ditingkat Pedagang pengumpul, peti/kotak yang

digunakan untuk pengemasan kurang kuat. Berdasarkan permasalah inilah

maka dapat disarankan :

1. Untuk meningkatkan pendapatan, diharapkan petani mampu dan mau

mencari informasi kepada Pedagang Pengumpul terkait peng-grading-an

buah dan petani melakukan penjualan produksinya dalam bentuk grading

sehingga penerimaan ditingkat petani lebih tinggi.

2. Banyaknya saluran pemasaran buah mangga Arumanis, sebaiknya petani

lebih jeli dalam memilih pedagang pemasaran buah mangga Arumanis

dengan cara mencari informasi pasar meliputi harga buah mangga per kg,

dan mencari pedagang yang membeli harga lebih tinggi sehingga petani

mendapatkan harga yang tinggi serta mendapatkan keuntungan yang besar.

3. Pedagang pengumpul hendaknya membuat peti/kotak sendiri berbahan

kayu yang lebih kuat (Lamtoro, Asem, Jati) sehingga peti/kotak yang

dipakai lebih kuat.

Page 116: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

116

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1996. Budidaya Tanaman Mangga. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anandita, R. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.

Anonima. 2002. Penanganan Pasca Panen Mangga. No. 24/1 Mei 2002. Panduan 06-TP2002. Diakses dari http://agribisnis.deptan.go.id. Pada 03 Juni 2010.

b. 2005. Mangga Arumanis 143. Diakses dari http://www.wikipedia.go.id. Pada 15 Desember 2009.

Arifin, B, A., Hudoyo., dan A. Amron. 1997. Pengembangan Pemasaran Buah-Buahan Indonesia. Jurnal sosio ekonomika. Vol 3 No 6 Desember 1997. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

BPS. 2008. Kabupaten Magetan Dalam Angka 2008. BPS Kabupaten Magetan. Magetan.

____. 2009. Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009. BPS Kabupaten Magetan. Magetan.

____. 2008. Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan Dalam Angka 2008. BPS Kabupaten Magetan. Magetan.

____. 2009. Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan Dalam Angka 2009. BPS Kabupaten Magetan. Magetan.

Chomchalow, N., Somsri, S., dan Na Songkhla, P. 2008. Pemasaran dan Ekspor Buah-Buahan Tropis Utama dari Thailand. Jurnal Internasional U J.T. 11(3): 133-143 (Jan. 2008). Kantor Presiden, Universitas Asumsi.

Bangkok. Thailand.

Departemen Pertanian. 2009. Manfaat Buah Mangga. Diakses dari http://www.deptan.go.id/bpsdm/bbppketindan/index.php/artikel/55-mangga. Pada 17 November 2009.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2004. Buku Tahunan Hortikultura Tahun 2003. (Horticulture Year Book). Seri Tanaman Buah. Departemen Pertanian. Jakarta.

Dinas Pertanian. 2008. Data Produksi dan Produktivitas Mangga. Dinas Pertanian Kabupaten Magetan. Magetan.

Djarwanto. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian Jilid 1. Liberty. Yogyakarta.

Ekawati, S. 2008. Analisis Pemasaran Mangga (Mangifera indica L.) Di Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu. Skripsi Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agrobisnis. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Page 117: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

117

Hanafiah dan Saefuddin. 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Rineka Cipta. Jakarta.

Kecamatan Parang. 2009. Data Produksi Mangga. Kecamatan Parang. Parang.

Kotler, P. 1992. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta.

Kumalawati, E. 2004. Analisis Pemasaran Komoditi White Melon di Kabupaten Sragen. Skripsi Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agrobisnis. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Kosumo S, Ismiyati, H.S, dan Ria R. 1989. Produksi Mangga di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta.

Mubyarto. 1979. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3S. Yogyakarta.

. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Muhammed, K, A., dan Laurence, D, E. 1996. Suatu Analisa Persiapan Pemasaran Mangga di Sindh Provinsi, Pakistan. Jurnal Pengembangan Pakistan Ninjau ulang 35: 3 (Musim gugur 1996) pp. 241—255. Pakistan.

Pradnyamita. 2008. Khasiat Buah Mangga. Diakses dari http://bayivegetarian.com. Pada 16 November 2009. Pracaya. 2001. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahardi, F.,Yovita, Heti, Indriati., dan Haryono. 2003. Agrobisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahim, Abd., dan Hastuti, Dwi, R, D. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan Kasus). Penebar Swadaya. Jakarta.

Semito, Niti, A. 1993. Marketing. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori dan Aplikasi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2001. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori dan Aplikasi). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Stanton, W,S. 1993. Prinsip Pemasaran Jilid 2. (Diterjemahkan oleh: Sadu Sundaru). Erlangga. Jakarta.

Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang.

Page 118: ANALISIS PEMASARAN BUAH MANGGA ARUMANIS …/Analisis... · merupakan bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga yang secara ... irigasi tepat

118

Sumarno. 2003. Potensi dan Peluang Usaha Agribisnis Buah Tropika dalam Era Pasar Bebas. Dalam Prosiding Seminar Prospek Sub-Sektor Pertanian Menghadapi Era AFTA Tahun 2003. Ed. Roesmijanto. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar-Dasar Metoda Teknik. Tarsito. Bandung.

Susilo, H. 2006. Efisiensi Pemasaran Melon Di Kabupaten Klaten. Skripsi Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Swastha, B., dan Handoko, H. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen. BPFE. Yogyakarta.

Swastha dan Sukotjo. 2000. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Liberty. Yogjakarta.