analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi …digilib.unila.ac.id/55128/3/skripsi tanpa bab...

74
ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI ORGANIK DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU Skripsi Fitria Kusuma Astuti JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: phungque

Post on 21-Jun-2019

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN

PADI ORGANIK DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU

Skripsi

Fitria Kusuma Astuti

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

ABSTRACT

ANALYSIS OF INCOME AND MARKET SYSTEM OF ORGANIC AND

INORGANIC RICE IN PRINGSEWU DISTRICT

By

Fitria Kusuma Astuti

This research aims to analyze income, comparison of income, and marketing

effeciency of organic and inorganic rice farming in Pringsewu District. This

research is conducted in Fajaresuk Village, Pringsewu Subdistrict, Pringsewu

District using survey method and location were proposively at determind. The

data was collected from August to September 2017. The samples of the research

are 14 organic rice farmers, 25 inorganic rice farmers, and 15 marketing

respondents. Market respondent consist of : 1 Sejahtera Farmer Group, 9

collectors and 5 millers wich is conducted by snowball method. Data is analyzed

by income, different test of income, and marketing analysis. The result of study

showes that organic rice farming income bigger than inorganic rice farming

income, there is significant difference in rice farm income betwen organic and

inorganic rice farming, the marketing of organic rice more efficient than

inorganic rice.

Keywords: income, inorganic rice, marketing, organic rice

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI ORGANIK

DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

Fitria Kusuma Astuti

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, perbandingan

pendapatan, dan efisiensi pemasaran padi organik dan anorganik di Kabupaten

Pringsewu. Penelitian menggunakan metode survei dilaksanakan di Desa

Fajaresuk Kabupaten Pringsewu yang ditentukan secara sengaja (purposive).

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 hingga

September 2017. Sampel pada penelitian terdiri dari 14 petani padi organik dan

25 petani padi anorganik, serta 15 responden pemasaran. Responden pemasaran

terdiri dari 1 Kelompok Tani Sejahtera, 9 pedagang pengumpul dan 5 pedagang

penggiling yang dilakukan dengan metode snowball. Analisis data menggunakan

analisis pendapatan, uji beda pendapatan dan pemasaran. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan usahatani padi organik lebih besar dibandingkan

dengan pendapatan usahatani padi anorganik, terdapat perbedaan pendapatan yang

signifikan antara pendapatan petani padi organik dibandingkan pendapatan

usahatani padi anorganik dan pemasaran padi organik lebih efisien dibandingkan

pemasaran padi anorganik.

Kata kunci : padi anorganik, padi organik, pemasaran, pendapatan

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI ORGANIK

DAN ANORGANIK DI KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

FITRIA KUSUMA ASTUTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 5 Maret

1995, merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan

Bapak Ahmad Jarkasih, A.Md dan Ibu Christiana

Tavipiani. Penulis menempuh pendidikan Taman Kanak-

Kanak (TK) Karya Utama tahun 2000, Sekolah Dasar

(SD) di SD Al-Azhar Bandar Lampung tahun 2001, lulus

pada tahun 2007. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung lulus pada tahun 2010, kemudian

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA YP Unila

Bandar Lampung, lulus pada tahun 2013. Penulis juga aktif sebagai anggota

Pasukan Pengibar Bendera Sekolah (Paskibra) di SMA YP Unila Bandar Lampung

tahun 2010-2013.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi reguler pada Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Penulis pernah aktif

berorganisasi sebagai anggota bidang 2 (Pengkaderan dan Pengabdian

Masyarakat) pada organisasi HIMASEPERTA periode 2014/2015. Pada bidang

akademik, penulis pernah dipercaya menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah

Pengembangan Masyarakat. Selain itu, penulis pernah mendapatkan Beasiswa

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

Paguyuban Karya Salemba Empat sebagai beswan BPJS TK selama satu

semester pada periode ajaran 2015/2016. Pada tahun 2014, penulis mengikuti

kegiatan homestay (Praktik Pengenalan Pertanian) selama tujuh hari di Dusun 3

Pancasila Natar Kabupaten Lampung Selatan. Pada tahun 2016 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Pekon Margodadi

Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggmus, pada tahun yang sama, penulis juga

melaksanakan Praktik Umum (PU) selama 40 hari di PT. Mitra Tani Parahyangan,

Cianjur, Jawa Barat.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan kasih karunia-

Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan

dan Sistem Pemasaran Padi Organik Dan Anorganik Di Kabupaten

Pringsewu” dengan baik. Selama penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang

telah memberikan bantuan, nasihat, dorongan semangat, doa dan saran yang

membangun kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala

ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultan Pertanian

Universitas Lampung

2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung

3. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., sebagai Pembimbing Pertama, yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran, pengarahan,

motivasi, dan semangat kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Adia Nugraha, M.S., sebagai Pembimbing Kedua, yang telah memberikan

bimbingan, saran, pengarahan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Ir. Suriaty Situmorang, M.Si., selaku Penguji Skripsi, yang telah memberikan

saran, arahan, dan masukan untuk perbaikan skripsi.

6. Ani Suryani, S.P, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik, atas nasihat dan

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

dorongan semangat kepada penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman selama penulis menjadi mahasiswi Agribisnis, serta

staf/karyawan yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya selama ini.

8. Instansi-instansi yang terkait, Dinas Pertanian Provinsi Lampung dan Dinas

Pertanian Kabupaten Pringsewu, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalaman penulis dalam menyelesaikan skrpisi ini.

9. Keluargaku yang tercinta, Ayahanda Ahmad Jarkasih, A.Md, Ibunda Christiana

Tavipiani, dan kakak Samatha Danaparamita, S.Pt., serta keluarga besar penulis

yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, serta doa yang tiada

henti sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat WS, Annisa Shabrina, S.Pd., Samnurika Permata, S.Pd., Arum

Isti, S.E., Nyoman Adhtiya, S.P., Vita Meilani, S.Si., Meiyana Eka, A.Md.,

Riska Anggun, S.Tr.Kep., Bripda Tino Hadi dan Hening Ramadhani, S.Pd.

11. Sahabat-sahabat penulis, Arienda Mustikawati, Ade Akta Notaria, Hesti

Permata Sari S.P., Fitri Yuni Lestari, S.P., atas kebersamaan, dukungan, dan

persahabatan selama ini kepada penulis.

12. Febriko Fajar Alafim yang telah memberikan doa, dukungan dan motovasi

kepada penulis.

13. Teman-teman seperjuangan penulis Mentari Diasti Putri, Yuni Astika Rahayu,

Fadhilah Ismi Bazai S.P., Wardiah Nurul S.P, Biha Melati S.P, Jenisa Devi,

S.P., Romidah Astuti, S.P., Gita Marindra S.P, Shintia Maria W.S. S.P.

14. Teman-teman seperjuangan penulis Haryadi S.P., Dwi Ega Prasetyo S. P., M.

Reza Azhar S.P., Reki Septian S.P., Pandu Pradyatama S.P., Ahmad

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

Miftahudin, S.P., Doni Pranata S.P dan rekan seperjuangan Agribisnis 2013

yang lainnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada penulis.

15. Adik-adik 2014 Martsilia Amartasari, Iis Rosdiana, dan Hafia Kamarga, yang

telah memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis.

16. HIMASEPERTA sebagai tempat menempa dan menggali potensi diri.

17. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis hingga

terselesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikan Bapak/Ibu, dan

memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan oleh

saudara-saudari sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi

ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, namun semoga skripsi ini

tetap dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung,

Penulis,

Fitria Kusuma Astuti

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL…………………………………………………….. iii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. vi

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang……………………………………………...….. 1

B. Rumusan Masalah ...…………………………………………… 7

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 9

D. Kegunaan Penelitian………………………………………........ 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

10

A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….

1. Pertanian Organik ………………………………………….

2. Padi Organik ……………………………………………….

3. Budidaya Padi ……………………………………………...

4. Konsep Usahatani ………………………………………….

5. Teori Pendapatan Usahatani ……………………………….

6. Teori Pemasaran ……………………………………………

7. Analisis Pemasaran …………………………………………

a. Struktur Pasar (Market Structure) ……………………….

b. Perilaku Pasar (Market Conduct) ………………………..

c. Keragaan Pasar (Market Performance) ………………….

10

10

13

13

16

17

18

19

19

20

20

B. Penelitian Terdahulu……………………………..…………….. 24

C. Kerangka Pemikiran……………...…………………………….. 29

D. Hipotesis Penelitian………………………………...…………... 30

III. METODELOGI PENELITIAN 32

A. Metode Penelitian……………………………………………… 32

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional…………………….…. 32

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

ii

C. Penentuan Lokasi, Responden dan Waktu Pengumpulan Data ..

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data …………………….

E. Metode Analisis Data dan Pengolahan Data …………………...

1. Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik ……….

2. Analisis Efisiensi Pemasaran Padi Organik dan Anorganik ..

36

38

39

39

42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………... 48

B. Keadaan Umum Responden……………………………………. 50

1. Umur Responden Petani …………………………………….

2. Tingkat Pendidikan Responden Petani ………………...……

3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Petani …………..

4. Pengalaman Berusahatani Padi ……………………………..

5. Pekerjaan Sampingan Petani ………………………………..

6. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan Responden

Petani ………………………………………………………..

51

51

52

53

54

56

C. Analisis Usahatani Padi ………………..………………………

1. Penggunaan Input Produksi dan Biaya Usahatani Padi …….

a. Penggunaan Benih ……………………………………….

b. Penggunaan Pupuk ……………………………………....

c. Penggunaan Pestisida …………………………………....

d. Penggunaan Tenaga Kerja ……………………………….

e. Biaya Lainnya ……………………………………………

f. Biaya Usahatani Padi Organik dan Anorganik ………….

57

58

58

60

64

66

70

70

D. Analisis Pendapatan Usahatani Padi …………………………...

1. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik

2. Analisis Uji Beda Pendapatan Usahatani …………………...

73

73

79

E. Pemasaran Padi Organik dan Padi Anorganik …………………

1. Keadaan Umum Responden Pelaku Pemasaran Padi ………

a. Karakteristik Pedagang …………………………………..

b. Umur Pedagang Responden ……………………………...

c. Tingkat Pendidikan Pedagang …………………………...

d. Pengalaman Berdagang Padi Organik dan Anorganik ….

2. Analisis Pemasaran …………………………………………

a. Struktur Pasar (Market Structure) ……………………….

b. Perilaku Pasar (Market Conduct) ………………………..

c. Keragaan Pasar (Market Performance) ………………….

80

80

80

80

81

81

83

83

87

89

V. KESIMPULAN DAN SARAN 103

A. Kesimpulan………………………………………..…………… 103

B. Saran………………………………………………..………….. 109

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

iii

DAFTAR PUSTAKA 111

LAMPIRAN 115

Tabel 30 - 77 116

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi Provinsi Lampung

tahun 2011-2015 .................................................................................. 4

2. Sebaran luas lahan, produksi dan produktivitas padi organik dan

anorganik Provinsi Lampung tahun 2015 ............................................ 5

3. Kajian Penelitian Terdahu .................................................................... 25

4. Responden petani padi organik dan anorganik .................................... 38

5. Luas lahan sawah per Pekon atau Kelurahan di Kecamatan

Pringsewu tahun 2016 .......................................................................... 48

6. Sebaran umur responden petani padi di Kabupaten Pringsewu ........... 51

7. Sebaran pendidikan terakhir responden petani padi organik dan

anorganik di Kabupaten Pringsewu ..................................................... 52

8. Jumlah tanggungan keluarga responden petani padi organik dan

anorganik Kabupaten Pringsewu ......................................................... 53

9. Pengalaman berusahatani petani padi di Kabupaten Pringsewu .......... 54

10. Sebaran petani berdasarkan pekerjaan sampingan di Kabupaten

Pringsewu ............................................................................................. 55

11. Sebaran luas lahan petani responden padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 57

12. Rata-rata penggunaan pupuk pada usahatani padi organik dan

anorganik di Kabupaten Pringsewu (per hektar) .................................. 62

13. Anjuran penggunaan pupuk usahatani padi anorganik di Kabupaten

Pringsewu ............................................................................................. 63

14. Rata-rata penggunaan pestisida petani padi anorganik di Kabupaten

Pringsewu (per hektar) ......................................................................... 66

15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi organik dan

anorganik di Kabupaten Pringsewu (per hektar) .................................. 70

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

v

16. Rata-rata biaya lain yang dikeluarkan petani padi organik dan

anorganik di Kabupaten Pringsewu (per tahun) ................................... 71

17. Rata-rata biaya tunai yang dikeluarkan petani padi organik dan

anorganik di Kabupaten Pringsewu (per hektar) .................................. 72

18. Rata-rata biaya diperhitungkan petani padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu (per hektar) ....................................................... 74

19. Rata-rata pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 77

20. Hasil uji Independent sample t-test pendapatan usahatani petani padi

Organik dan Anorganik di Kabupaten Pringsewu ............................... 79

21. Umur pedagang responden pemasaran padi anorganik di Kabupaten

Pringsewu ............................................................................................. 81

22. Tingkat pendidikan responden pemasaran padi anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 82

23. Pengalaman Berdagang responden pemasaran padi anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 83

24. Sebaran jumlah responden lembaga pemasaran padi anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 84

25. Sebaran pangsa produsen usahatani padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 94

26. Margin pemasaran padi organik di Kabupaten Pringsewu .................. 100

27. Margin pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu .............. 101

28. Sebaran total margin pemasaran padi organik dan beras anorganik di

Kabupaten Pringsewu .......................................................................... 104

29. Sebaran ratio margin keuntungan (Ratio Profit Margin) pada

pemasaran padi organik dan padi anorganik di Kabupaten Pringsewu 106

30. Identitas responden petani padi organik ............................................... 116

31. Penggunaan pupuk usahatani padi organik MT I ................................ 117

32. Penggunaan pupuk usahatani padi organik MT II ............................... 119

33. Tenaga kerja usahatani padi organik MT I .......................................... 121

34. Penggunaan tenaga kerja usahatani padi organik MT II ...................... 129

35. Penyusutan peralatan usahatani padi organik ...................................... 137

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

vi

36. Biaya lain lain usahatani padi organik ................................................. 139

37. Total biaya usahatani padi organik MT I dan MT II ........................... 140

38. Total penerimaan usahatani padi organik MT I dan MT II ................. 142

39. Pendapatan usahatani padi organik MT I dan MT II ........................... 143

40. Rata-rata keuntungan usahatani padi organik per musim tanam ......... 145

41. Identitas responden petani padi anorganik ........................................... 146

42. Penggunaan pupuk usahatani padi anorganik MT I ............................. 147

43. Penggunaan pupuk usahatani padi anorganik MT II ........................... 149

44. Penggunaan pestisida usahatani padi anorganik MT I ......................... 151

45. Penggunaan pestisida usahatani padi anorganik MT II ....................... 153

46. Tenaga kerja usahatani padi anorganik MT I ....................................... 155

47. Tenaga kerja usahatani padi anorganik MT II ..................................... 163

48. Penyusutan peralatan usahatani padi anorganik ................................... 171

49. Biaya lain lain usahatani padi anorganik ............................................ 172

50. Total biaya usahatani padi anorganik MT I dan MT II ........................ 173

51. Total penerimaan usahatani padi anorganik ......................................... 175

52. Pendapatan usahatani padi anorganik MT I dan MT II ....................... 176

53. Rata-rata pendapatan usahatani padi anorganik MT I dan MT II ........ 178

54. Rata-rata pendapatan usahatani padi organik dan anorganik MT I dan

MT II .................................................................................................... 179

55. Identitas petani padi organik ................................................................ 183

56. Identitas pedagang beras organik ......................................................... 183

57. Saluran pemasaran beras organik dari petani ke kelompok tani per

musim tanam ........................................................................................ 184

58. Saluran pemasaran beras organik dari kelompok tani ke konsumen

per musim tanam .................................................................................. 184

59. Margin pemasaran beras organik MT I dan MT II .............................. 185

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

vii

60. Identitas petani padi anorganik ............................................................ 186

61. Identitas pedagang pengumpul padi anorganik .................................... 187

62. Identitas penggiling padi anorganik .................................................... 187

63. Identitas pedagang pengecer padi anorganik ...................................... 188

64. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari petani padi ke

pedagang pengumpul MT I dan MT II ................................................ 189

65. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari pedagang

pengumpul ke penggiling MT I dan MT II ......................................... 190

66. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari penggiling ke

pedagang pengecer MT I dan MT II ................................................... 191

67. Volume dan tempat pemasaran padi anorganik dari pedagang

pengecer ke konsumen MT I dan MT II ............................................. 192

68. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari petani ke pedagang

pengumpul MT I dan MT II ................................................................ 194

69. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari pedagang pengumpul ke

penggiling MT I dan MT II ................................................................. 195

70. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari penggiling ke pedagang

pengecer MT I dan MT II ................................................................... 196

71. Saluran 2 Pemasaran padi anorganik dari petani ke penggiling MT I

dan MT II ............................................................................................ 197

72. Saluran 2 Pemasaran padi anorganik dari penggiling ke pedagang

pengecer MT I dan MT II ................................................................... 197

73. Saluran 1 Pemasaran padi anorganik dari peagang pengecer ke

konsumen MT I dan MT II ................................................................. 198

74. Saluran 2 Pemasaran padi anorganik dari peagang pengecer ke

konsumen MT I dan MT II ................................................................. 200

75. Margin pemasaran padi anorganik MT I dan MT II ........................... 201

76. Daftar harga beras organik Tahun 2017 .............................................. 202

77. Daftar harga padi anorganik Tahun 2017 ........................................... 202

78. Hasil uji beda pendapatan usahatani padi organik dan anorganik MT

I ........................................................................................................... 203

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

viii

79. Hasil uji beda pendapatan usahatani padi organik dan anorganik MT

II .......................................................................................................... 203

80. Hasil analisis Et padi anorganik di Kabupaten Pringsewu ................. 203

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kontribusi rata-rata produksi padi di 17 provinsi sentra di Indonesia

tahun 2012-2016 …………………………………………………….

2

2. Bagan alur analisis pendapatan dan pemasaran padi organik di

Provinsi Lampung …………………………………………………

31

3. Saluran Pemasaran padi organik di Kabupaten Pringsewu ………… 91

4. Saluran pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu ……… 91

5. Saluran 1 pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu …… 92

6. Saluran 2 pemasaran padi anorganik di Kabupaten Pringsewu ......... 92

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan lahan dengan melakukan budidaya

tanaman. Sektor pertanian memiliki peran yang cukup tinggi dalam peningkatan

perekonomian negara. Hal ini disebabkan oleh beberapa komoditas yang terdapat

dalam sektor pertanian termasuk ke dalam komoditas ekspor-impor yang

berhubungan dengan perekonomian negara. Sektor pertanian memiliki kontribusi

sebesar 14,57% terhadap produk domestik bruto (PDB) Inonesia pada tahun 2015,

dari jumlah tersebut sebanyak 3,76% disumbang oleh subsektor tanaman pangan

(Pusdatin, 2015).

Tanaman pangan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peran bagi

perekonomian Indonesia. Kontribusi tanaman pangan terhadap PDB

menunjukkan share kedua setelah tanaman perkebunan, yaitu sebesar 3,41% dari

total share pertanian sebesar 10,28% (Pusdatin, 2016). Tanaman padi merupakan

tanaman pangan yang penting sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.

Produksi tanaman padi Indonesia mencapai angka 79.171.916 ton pada tahun

2016. Angka tersebut didapat dari beberapa sentra produksi padi di Indonesia,

yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Barat, NTB, dan Kalimatan Selatan

(Pusdatin, 2016).

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

2

Pemenuhan kebutuhan padi untuk masyarakat Indonesia didukung oleh beberapa

sentra produksi padi di Indonesia. Kontribusi beberapa sentra produksi padi di

Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan padi diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Kontribusi rata-rata

produksi padi di 17 provinsi sentra di Indonesia tahun 2012-2016 dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontribusi rata-rata produksi padi 17 provinsi sentra di Indonesia

tahun 2012-2016

Sumber : Pusdatin, 2016

Gambar 1 menunjukkan bahwa kontribusi rata-rata produksi padi terbesar di

Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur (17,32%). Provinsi Lampung menempati

urutan ke tujuh sentra produksi padi di Indonesia dan urutan ke tiga di Pulau

Sumatera dengan presentase produksi sebesar 4,37% pada tahun 2016 (Pusdatin,

2016). Produksi padi Provinsi Lampung sebesar 3.641.895 ton atau

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

3

menyumbangkan sebesar 4,66% produksi padi di Indonesia pada tahun 2016.

Angka tersebut naik sebesar 9,69% dari tahun 2014 dan merupakan kenaikan

produksi tertinggi selama lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh kenaikan

luas panen padi sebesar 58,54 ribu hektar atau sebesar 9,02% di Provinsi

Lampung. Peningkatan tersebut menunjukkan tanaman pangan Provinsi

Lampung, terutama tanaman padi, memiliki potensi yang baik bagi perekonomian

daerah (BPS Provinsi Lampung, 2016b).

Sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 31,86% dari total produk

domestik regional bruto (PDRB) Provisi Lampung. Tanaman pangan merupakan

komoditas penting bagi Provinsi Lampung khususnya tanaman padi, karena

Provinsi Lampung merupakan salah satu lumbung padi Indonesia dan merupakan

salah satu sentra produksi padi Indonesia. Khusus subsektor tanaman pangan

menyumbangkan 11,06% terhadap pembentukan PDRB Provinsi Lampung (BPS

Lampung, 2016a)

Produksi padi di Provinsi Lampung mengalami kenaikan dari tahun 2011 hingga

tahun 2015. Produksi padi mencapai 2.940.795 ha dengan produktivitas sebesar

4.845 ton/ha di tahun 2011. Tabel 1 menunjukkan bahwa kenaikan produksi padi

dari tahun 2011 hingga tahun 2015 relatif konstan. Kenaikan produksi padi

diiringi dengan penambahan luas panen padi dan mencapai produksi tertinggi

sebesar 3.641.895 ton dengan produktivitas sebesar 5,15 ton/ha pada tahun 2015.

Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas padi Provinsi Lampung

tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

4

Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi Provinsi Lampung tahun

2011-2015

Tahun Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

2011 606.973 2.940.795 4,85

2012 641.876 3.101.455 4,83

2013 638.090 3.207.002 5.03

2014 648.731 3.320.064 5,12

2015 707.266 3.641.895 5,15

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2016a)

Produksi padi di Provinsi Lampung mengalami perkembangan positif. Terjadi

peningkatan produksi padi dengan rata-rata sebesar 5,25% dari tahun 2011 sampai

tahun 2015 (BPS Provinsi Lampung, 2016a). Masyarakat di Provinsi Lampung

melakukan usahatani padi dengan dua cara, yaitu usahatani padi organik dan

usahatani padi anorganik. Usahatani padi organik merupakan usahatani padi yang

tidak menggunakan zat kimia dalam kegiatan usahatani mulai dari pengolahan

tanah, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman. Usahatani padi

anorganik merupakan usahatani padi yang masih menggunakan bahan kimia

dalam proses kegiatan usahatani pada pemupukan dan pemberantasan hama

penyakit tanaman (BSN, 2015).

Sebagai salah satu provinsi dengan produksi padi terbesar di Indonesia, luas lahan

tanaman padi Provinsi Lampung tersebar di semua kabupaten/kota. Masyarakat

di setiap kabupaten/kota sebagian besar melakukan usahatani padi anorganik atau

masih menggunakan bahan-bahan kimia. Akan tetapi, terdapat tiga kabupaten

yang melakukan usahatani padi organik. Sebaran luas lahan, produksi dan

produktivitas tanaman padi organik dan anorganik di Provinsi Lampung tahun

2015 dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

5

Tabel 2. Sebaran luas lahan, produksi dan produktivitas padi organik dan

anorganik Provinsi Lampung tahun 2015

No Kabupaten

Padi Anorganik Padi Organik

Luas Lahan

(ha)

Produksi

(ton)

Prodvitas

(ton/ha)

Luas

Lahan

(ha)

Produksi

(ton)

Prodvitasi

(ton/ha)

1 Lampung Barat 23.854 112.063 4,67 - - -

2 Tanggamus 50.083 284.643 5,68 27,50 137,50 5,00

3 Lampung

Selatan 88.129 488.079 5,54 - - -

4 Lampung Timur 110.099 564.315 5,13 - - -

5 Lampung

Tengah 138.807 782.604 5,64 1,28 7,04 5,50

6 Lampung Utara 33.011 168.942 5,12 - - -

7 Way Kanan 31.944 149.178 4,67 - - -

8 Tulang Bawang 50.06 242.728 4,85 - - -

9 Pesawaran 30.733 170.073 5,53 - - -

10 Pringsewu 23.611 137.193 5,81 3,25 20,15 6,2

11 Mesuji 39.246 186.216 4,75 - - -

12 Tulang Bawang

Barat 18.159 88.443 4,87 - - -

13 Pesisir Barat 15.473 77.605 5,02 - - -

14 Kota Bandar

Lampung

1.676

9.997 5,96 - - -

15 Kota Metro 5.678 34.410 6.06 - - -

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Lampung, 2016

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung (2016)

menjelaskan produksi padi Provinsi lampung mengalami tren positif. Produksi

padi mencapai 3,64 juta ton pada tahun 2015. Tabel 2 menunjukkan terdapat tiga

belas kabupaten dan dua kota di Provinsi Lampung yang melakukan usahatani

padi anorganik dan tiga kabupaten yang melakukan usahatani padi organik.

Produktivitas padi organik tertinggi terdapat di Kabupaten Pringsewu dan

terendah terdapat di Kabupaten Tanggamus. Produktivitas padi anorganik

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

6

tertinggi terdapat di Kota Metro, sedangkan terendah terdapat di Kabupaten Way

Kanan.

Perkembangan usahatani padi organik mengalami pasang surut produksi, dan

sejak tahun 2000 mulai dilakukan intensifikasi padi organik yang dilakukan di

beberapa kabupaten di Provinsi Lampung. Terdapat tiga kabupaten di Provinsi

Lampung yang telah melakukan usahatani padi organik dan telah mendapatkan

sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi Inofice (Indonesian Organic Farming

Sertification). Tiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Pringsewu, Kabupaten

Tanggamus dan Kabupaten Lampung Tengah.

Kabupaten Pringsewu memiliki produktivitas padi organik tertinggi, sebesar 6,2

ton/ha. Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu (2016) menjelaskan tiga

kecamatan melakukan usahatani padi organik di Kabupaten Pringsewu, yaitu

Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Sukoharjo. Pada

masing-masing kecamatan terdapat satu sampai dua kelompok tani yang telah

melakukan usahatani padi organik. Akan tetapi hanya satu kelompok tani yang

telah mendapatkan sertifikat organik dari lembaga serifikasi Inofice (Indonesian

Organic Farming Sertification) pada tahun 2015 yang berada di Kecamatan

Pringsewu.

Harga padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan harga padi anorganik.

Harga padi organik adalah Rp 7.000,00 per kilogram, sedangkan harga padi

anorganik sebesar Rp 4.900,00 per kilogram di tingkat petani (BPS, 2017).

Perbedaan harga padi organik dengan padi anorganik memberikan peluang bagi

petani untuk meningkatkan pendapatan usahatani padi. Perbedaan harga yang

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

7

cukup tinggi antara padi organik dan anorganik juga menjadikan petani tertarik

untuk melakukan usahatani padi organik.

Pemasaran yang baik pada produksi padi organik dapat meningkatkan pendapatan

petani. Saluran pemasaran berguna untuk mengetahui rantai pemasaran padi

organik dari petani sebagai produsen hingga masyarakat sebagai konsumen.

Pemasaran juga dapat memperlihatkan sejauh mana perbedaan margin pemasaran

padi organik pada tingkat petani hingga tingkat konsumen, sehingga harga yang

diterima petani tidak jauh berbeda dengan harga yang dibayar oleh konsumen.

B. Rumusan Masalah

Harga suatu komoditas merupakan hal penting bagi produsen yang dapat

mempengaruhi nilai pendapatan. Harga padi organik lebih tinggi dibandingkan

harga padi anorganik. Harga yang tinggi memungkinkan adanya perbedaan

pendapatan antara usahatani padi organik dan anorganik. Perbedaan harga juga

dapat menjadi peluang bagi petani usahatani padi anorganik tertarik beralih untuk

melakukan usahatani padi organik. Akan tetapi harga yang tinggi tidak dapat

memastikan bahwa pendapatan usahatani sesuai dengan yang diharapkan. Hal

tersebut memerlukan analisis mengenai perbedaan pendapatan antara usahatani

padi organik dan anorganik.

Tingginya harga padi organik memerlukan sistem pemasaran yang tepat agar

produksi yang dihasilkan memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi bagi

petani. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat konsumsi padi organik masyarakat

yang masih tergolong rendah sehingga padi organik belum dapat dipasarkan

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

8

secara luas. Pemasaran merupakan hal yang penting untuk mempermudah

konsumen dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Adanya sistem pemasaran

yang baik dapat membantu petani menjual hasil produksi secara berkelanjutan.

Beras organik memiliki rasa yang lebih enak jika dibandingkan degan beras

anorganik. Selain itu, beras organik memiliki tekstur lebih pulen dan aroma yang

lebih wangi. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan beras organik

dibandingkan dengan beras anorganik (Basito, 2010). Akan tetapi, sebagian besar

masyarakat menganggap bahwa beras organik memiliki rasa, tekstur dan aroma

yang tidak jauh berbeda dengan beras anorganik, sehingga minat masyarakat

untuk membeli dan mengonsumsi beras organik masih tergolong rendah.

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui produk padi organik di Provinsi

Lampung. Sebagian besar masyarakat di Provinsi Lampung hanya mengetahui

jenis beras dari hasil produksi padi anorganik. Pengetahuan masyarakat terhadap

padi organik yang masih rendah, menjadikan hasil produksi padi organik belum

dipasarkan secara massal dan hanya terbatas pada masyarakat di sekitar lokasi

kegiatan usahatani, pemerintah daerah Kabupaten Pringsewu atau masyarakat

yang telah mengetahui produk padi organik.

Pemasaran padi organik belum memiliki pemasaran tetap dibandingkan dengan

padi anorganik. Hal ini berbeda dengan padi anorganik yang memiliki pemasaran

yang tetap. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis mendalam mengenai

pendapatan dan pemasaran padi organik dan anorganik di Kabupaten Pringsewu.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

9

1. Berapa besar pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di Kabupaten

Pringsewu?

2. Apakah terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani padi organik dan

anorganik di Kabupaten Pringsewu?

3. Bagaimana efisiensi sistem pemasaran padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di Kabupaten

Pringsewu.

2. Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu.

3. Menganalisis efisiensi sistem pemasaran padi organik dan anorganik di

Kabupaten Pringsewu.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang dilakukan ini adalah :

1. Bagi petani, diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses kegiatan

usahatani padi organik, anorganik dan pemasaran yang dilakukan petani.

2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan penentuan kebijakan

pemasaran padi organik dan anorganik serta penetapan kebijakan harga.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian lain.

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang membatasi

penggunan pupuk kimia buatan pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh

dan aditif pakan. Pada pertanian organik digunakan sistem manajemen produksi

terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa

genetika, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Suatu sistem pertanian

dapat dikatakan organik jika sistem pertanian tersebut tidak menggunakan

masukan dari luar (bahan-bahan kimiawi) namun mengikuti aturan pertanian

organik meskipun dalam agrosistemnya tidak mendapatkan sertifikasi organik.

Hal ini menjadikan pertanian organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan

produktivitas tanaman yang ditanam (Andriawan, 2016).

Sutanto (2002) menjelaskan bahwa pertanian organik merupakan sistem produksi

pertanian yang berazazkan daur ulang secara hayati. Proses daur ulang hara

terjadi melalui sarana limbah tanaman dan ternak atau limbah lainnya yang

mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Pertanian organik pada

dasarnya dapat bermanfaat untuk membatasi kemungkinan dampak negatif yang

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

11

ditimbulkan oleh zat kimiawi dari pertanian konvensional yang biasa digunakan

oleh petani. Pertanian organik dapat memperbaiki struktur tanah yang telah rusak

akibat sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian organik dapat

memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani meskipun penerapan sistem

organik tidak mudah dilakukan dan diterapkan oleh petani.

International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM)

mendefinisikan pertanian organik sebagai sistem pertanian holistik dan terpadu

dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara

alami sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan

berkelanjutan. IFOAM juga menjelaskan pertanian organik sebagai manajemen

produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk kimia. Tujuan pertanian

organik diantaranya: (1) mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem

usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jaad renik, flora dan fauna, tanah,

tanaman serta hewan; (2) memberikan jaminan yang semakin baik bagi para

produsen pertanian dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia

untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan

kerja, termasuk lingkungan aman dan sehat; (3) memelihara serta meningkatkan

kesuburan tanah secara keberlanjutan (IFOAM, 2008).

IFOAM menjelaskan terdapat tiga tujuan keberlanjutan pertanian organik yaitu

tujuan ekonomi, sosial dan ekologi. Secara ekonomi, pertanian organik memiliki

tujuan pokok sebagai jaminan ekonomi, kegairahan perekonomian, peningkatan

nilai tambah, kondisi kerja yang baik dan perdagangan yang adil. Tujuan

pertanian organik sebagai tujuan sosial meliputi penjaminan suplai pangan,

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

12

pemenuhan kebutuhan lokal, kesetaraan gender dan penghargaan terhadap

budidaya lokal. Tujuan ekologi pertanian organik meliputi keseimbangan

ekosistem, kesuburan tanah tinggi, keanekaragaman hayati, konservasi

sumberdaya alam serta pengelolaan ternak yang baik (Sulaeman, 2007).

Pertanian organik memiliki empat prinsip utama, yaitu :

1. Prinsip kesehatan, pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan

kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan

tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan

komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem tanah. Ekosistem

tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung

kesehatan hewan dan manusia.

2. Prinsip ekologi, pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus

ekologi kehidupan; bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus

ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik xdalam

sistem ekologi kehidupan.

3. Prinsip keadilan, menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian

organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan

adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan seperti petani, pekerja,

pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.

4. Prinsip perlindungan, pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan

bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi

sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup (IFOAM, 2008).

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

13

2. Padi Organik

Padi organik merupakan budidaya tanaman padi yang dikelola secara organik

tanpa penggunaan bahan-bahan kimiawi dan telah mendapatkan sertifikasi

organik dari Badan Standar Nasional (BSN). Ciri padi organik memiliki warna

yang lebih mengkilat, aroma yang lebih wangi, dan tekstur beras yang lebih licin.

BSN telah menetapkan standar bagi beras organik SNI 01-6729-2002 tentang

pangan organik yang telah direvisi menjadi sistem pangan organik SNI 6729-2010

(Badan Standar Nasional, 2010).

Padi organik yang bersertifikat lebih dipercaya oleh konsumen. Hal ini karena

padi organik yang telah memiliki sertifikat telah melalui uji mutu oleh lembaga

yang berwenang. Padi organik yang bersertifikat memiliki keunggulan, yaitu: (1)

telah diuji badan sertifikat uji mutu, (2) bebas dari bahapn pengawet dan pemutih,

(3) bebas dari pupuk dan pestisida kimia (4) kaya akan serat, (4) memiliki aroma

yang lebih wangi dan lebih pulen, (5) terbebas dari produk rekayasa genetika

(Trubus, 2009).

3. Budidaya Padi

Budidaya padi organik tidak jauh berbeda dengan budidaya padi secara anorganik

atau konvensioal. Perbedaan mendasar dalam budidaya padi organik adalah pada

penggunaan pupuk serta dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman yang

digunakan dengan penggunaan sistem organik. Salah satu metode budidaya padi

organik yang sering digunakan adalah metode Syistem of Rice Intensification

(SRI). Budidaya padi organik yang menggunakan metode SRI lebih sering

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

14

digunakan oleh petani karena metode ini memiliki beberapa keunggulan.

Keunggulan budidaya mentode SRI di antaranya tanaman yaitu lebih hemat dalam

penggunaan air, hemat biaya, hemat waktu, produksi tanaman meningkat dan

ramah lingkungan.

Budidaya padi organik dengan metode SRI dapat dilakukan dengan cara :

a. Penyemaian

Penyemaian benih dilakukan dengan merendam benih yang telah dilakukan uji

kualitas didalam air selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam dalam

kondisi lembab. Benih yang telah diperam akan keluar calon tunas dan kemudian

disemai pada tanah dengan pupuk kompos sebanyak 10 kg. Umur semai 7 sampai

12 hari benih padi sudah siap di lahan tanaman.

b. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan cara bajak dan cangkul. Pembajakan lahan

dilakukan minimal dua kali yaitu pembajakan kasar dan pembajakan halus diikuti

pencangkulan. Pengolahan lahan untuk ditanami benih bisa mencapai 2 hingga 3

hari. Lahan yang telah dibajak dialiri air dan direndam selama satu hari sebelum

keesokan hari ditanami benih padi.

c. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan pembuatan jarak tanam. Jarak tanam yang dibuat

pada metode SRI tidak terlalu rapat. Jarak tanamn yang digunakan adalah 25 x 25

cm atau 30 x 30 cm. Benih ditanam sebanyak satu benih pada setiap lubang serta

kedalaman benih yang tidak terlalu dalam agar akar benih bisa leluasa bergerak.

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

15

d. Perawatan

Hal terpenting dalam kegiatan perawatan usahatani padi pada metode SRI adalah

menjaga aliran air supaya lahan yang digunakan tidak terus menerus tergenang

air. Hal ini karena pengairan yang dilakukan lebih pada pengaliran air pada lahan.

Pengairan dilakukan sampai anakan padi berumur 10 hari hingga 14 hari.

Pengairan juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk

pemenuhuan kebutuhan air serta melumpurkan tanah.

Pada metode usahatani padi SRI, pemupukan padi dilakukan pada saat 20 hari

setelah penanaman bibit. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos dengan

jumlah 175 kg hingga 200 kg. Pemupukan dilakukan dengan cara pengeringan

sawah saat dilakukan pemupukan dan pintu air ditutup. Selanjutnya, lahan akan

dialiri secara bergilir antara lahan yang kering dengan lahan basah pada umur

bibit 27 hari.

Hama yang menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng,

belalang. Penyakit yang sering menyerag adalah penyakit ganjuran atau daun

menguning serta bercak daun. Penanganan hama dan penyakit pada sistem

pertanian organik dilakukan secara manual. Pemberantasan hama dilakukan

dengan pestisida hayati seperti nanas, bawang putih, dan gadung. Pemberantasan

penyakit dilakukan dengan mencabut dan membakar tanaman yang sudah terkena

penyakit daun menguning. Pencegahan penyerangan hama dan penyakit

dilakukan dengan cara penanaman serentak, penggunaan bibit sehat, pengaturan

air yang baik dan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang cukup nutrisi

dan vitamin.

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

16

e. Panen

Rata-rata umur padi bisa dipanen pada umur 90 sampai 120 hari. Petani dapat

langsung menjual padi dalam bentuk gabah basah atau gabah kering. Petani dapat

menjemur gabah selama 1 hingga 2 hari sebelum dijual ke pedagang. Lahan

dengan luas 200 meter persegi petani dapat memperoleh 2 kuintal gabah basah

atau 1,5 kuintal gabah kering atau setara dengan 90 kg beras.

4. Konsep Usahatani

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien untuk memperoleh

keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Alokasi sumberdaya dapat

dikatakan efektif jika petani dapat mengalokasikan sumberdaya usahatani dengan

baik. Alokasi sumberdaya dapat dikatakan efisien jika pemanfaatan sumber daya

mengeluarkan output yang melebihi input (Soekartawi, 2002).

Corak pengelolaan usahatani dibagi menjadi dua, yaitu usahatani untuk menckupi

kebutuhan keluarga dan usahatani untuk komersial. Usahatani mencakup

kebutuhan keluarga (subsistence farm) merupakan usahatani yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga, baik melalui atau tanpa melalui peredaran uang.

Usahatani komersial (comercial farm) merupakan usahatani dimana petani

memiliki motif berusahatni didorong oleh keinginan untuk memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya.

Usahatani keluarga dilakukan dengan pengolahan bersifat apa adanya atau masih

secara sederhana. Akan tetapi, pada usahatani komersial sudah dikelola secara

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

17

efisien dan profesional. Perbedaan komersialisasi usahatani dapat diketahui

melalui orientasi pengambilan keputusan, yaitu orientasi pada masalah, orientasi

pada kebutuhan, rasional dan tidak rasional (Hernanto, 1991).

5. Teori Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi dua yaitu pendapatan kotor (gross

farm income) dan pendapatan bersih (net farm income). Pendapatan kotor

merupakan pendapatan yang diperoleh petani dalam mengusahakan suatu produk

selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penerimaan. Pendapatan

bersih merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun dikurangi dengan

biaya produksi selama proses produksi meliputi biaya tenaga kerja dan sarana

produksi (Gustiyana, 2004).

Pendapatan usahatani menurut Soekartawi (2006), dibagi menjadi dua yaitu

pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani adalah nilai

produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu meliputi produk yang

dihasilkan petani baik yang dijual, dikonsumsi sendiri oleh petani, digunakan

kembali sebagai input usahatani, digunakan untuk pembayaran serta disimpan.

Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani

dengan pengeluaran usahatani.

Pendapatan yang diterima pada kegiatan usahatani padi dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Hernanto (1991) faktor yang mempengaruhi pendapatan

usahatani adalah :

1. Luas usaha, meliputi areal penanaman, luas tanaman, luas tanaman rata-rata

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

18

2. Tingkat produksi, diukur lewat produksi per hektar dan indeks penanaman

3. Pilihan dan kombinasi

4. Intensitas perusahaan pertanaman

5. Efisiensi tenaga kerja

Mubyarto (1995) mendefinisikan pendapatan petani merupakan seluruh

penerimaan hasil produksi dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan petani

selama proses produksi dan pemasaran hasil produksi. Definisi lain menyatakan

penerimaan merupakan hasil kali antara produksi yang diterima petani dengan

harga jual (Soekartawi, 2002). Secara matematis pendapatan usahatani dapat

ditulis sebagai berikut:

π = TR – TC ……………………………………………......…………………(1)

Keterangan : π = Pendapatan (Rp)

TR = Total peneriman usahatani padi organik (Rp)

TC = Total biaya usahatani padi organik (Rp)

6. Teori Pemasaran

Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial

dan manajerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk dengan pihak lain. Pemasaran merupakan hal yang

penting bagi setiap produsen. Petani sebagai produsen di bidang pertanian dalam

menjalankan usahataninya juga memerlukan pemasaran untuk menjual hasil

produksi. Tanpa adanya pemasaran, maka kegiatan usahatani yang dijalankan

tidak dapat berjalan dengan baik.

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

19

Pemasaran dalam bidang pertanian merupakan proses aliran komoditi yang

disertai hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang

dilakukan oleh lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi

pemasaran (Sudiyono, 2004). Isitilah pemasaran dapat diartikan berbagai konteks

sesuai dengan pengembangan strategi yang dilakukan. Konsep tataniaga atau

pemasaran didasarkan pada kebutuhan konsumen (Hasyim, 2012).

Pemasaran di bidang pertanian dapat diartikan sebagai proses pemindahan produk

pertanian dari produsen (petani) hingga sampai ke tangan konsumen. Proses

pemindahan produk tersebut melalui lembaga-lembaga pemasaran pertanian.

Sudiyono (2004) menyatakan bahwa lembaga pemasaran adalah badan usaha atau

individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi

pertanian dari produsen kepada konsumen akhir dan memiliki hubungan dengan

badan usaha atau individu lain. Perantara pemasaran yang dimaksud terdiri dari

pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer.

7. Analisis Pemasaran

Hasyim (2012) menyatakan pengukuran efisiensi pemasaran dilakukan dengan

teknik market structure, market conduct,dan market performance.

a. Struktur Pasar (Maket Structure)

Pengukuran struktur pasar (maket structure) mengacu pada dimensi fisik yang

menyangkut definisi industri, jumlah produsen, distribusi produsen dan berbagai

ukuran dan konsentrasi, deskripsi produk, dan diferensiasi produk. Untuk

mengoptimalkan dan memaksimumkan efisiensi pemasaran diperlukan kriteria

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

20

(a) jumlah pembeli dan penjual harus banyak; (b) lembaga pemasaran memiliki

kebebasan masuk dan keluar dari aktivitas pemasaran; (c) harus ada jumlah

pembeli yang memadai.

b. Perilaku Pasar (Market Conduct)

Perilaku pasar mengacu pada gambaran tingkah laku lembaga pemasaran dalam

mengahadapi struktur pasar dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang

maksimal meliputi kegiatan pembelian, penjualan, penentuan harga dan strategi

pasar. Struktur pasar yang mungkin dihadapai oleh pelaku pemasaran diantaranya

pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, pasar oligopoli dan

pasar oligopsoni. Pemasaran yang efisien dihadapi pelaku pasar secara normatif

adalah pasar persaingan sempurna yaitu dimana terdapat banyak penjual dan

pembeli dengan sifat produk yang homogen. Akan tetapi struktur pasar ini

hampir tidak ditemukan dalam realita pemasaran.

c. Keragaan (Market Performance)

1. Saluran Pemasaran

Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang

terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau

dikonsumsi (Kotler, 2005). Saluran distibusi lebih dari sekedar kumpulan

organisasi atau perusahaan yang terkait bersama oleh beberapa aliran. Saluran

distribusi merupakan sistem perilaku yang kompleks, dimana individu atau

perusahaan sebagai produsen berinteraksi untuk mencapai sasaran individu,

perusahaan dan saluran (Hasyim, 2012).

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

21

Pemasaran produk pertanian tidak terlepas dari adanya lembaga yang

menyalurkan produk pertanian. Berdasarkan penguasaan terhadap produk barang

dan jasa dan bentuk usaha, lembaga pertanian dapat dibedakan menjadi tiga

golongan, yaitu : (1) lembaga yang tidak memiliki namun menguasai produk

pertanian, seperti agen perantara dan makelar; (2) lembaga yang memiliki dan

menguasai produk pertanian yang diperjualbelikan, seperti pedagang pengumpul,

tengkulak, eksportir dan importir; (3) lembaga yang tidak memiliki dan tidak

menguasai produk pertanian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan penyedia

fasilitas-fasilitas trasportasi, asuransi, dan penentu mutu produk pertanian

(Sudiyono, 2004).

Hasil produki menentukan bagaimana saluran distribusi yang dilakukan oleh

perusahaan. Produsen atau petani harus mempertimbangkan berbagai macam

faktor yang berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Swasta dan

Irawan (2005) menyatakan saluran distribusi untuk barang konsumsi dapat

dilakukan dengan cara:

1. Produsen – konsumen

2. Produsen – pengecer – konsumen

3. Produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen

4. Produsen – agen – pengecer – konsumen

5. Produsen – agen – pedagang besar – pengecer – konsumen

Hasyim (2012) menyatakan secara umum produsen banyak menggunakan

pedagang perantara dalam memasarkan hasil produksi. Penggunaan pedagang

perantara akan memperoleh efisiensi yang lebih besar dalam usaha menyediakan

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

22

produk-produk bagi pasar sasaran. Pedagang perantara umumnya mendapat

capaian lebih besar dibanding dengan yang diperoleh produsen bila melakukan

pemasaran sendiri. Hal ini karena pedagang perantara telah memiliki kontak,

pengalaman, spesialisasi dan skala operasional lebih baik. Faktor-faktor yang

mendorong produsen atau perusahaan menggunakan pedagang perantara adalah :

1. Produsen dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan

penjualan langsung.

2. Distributor akan lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi

mereka dengan pengecer dan keahlian khusus.

3. Pengusaha pabrik yang cukup modal lebih senang menggunakan dana mereka

untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.

4. Pengecer yang menjual banyak lebih senang membeli macam-macam barang

dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabrik.

2. Pangsa Pasar

Kinerja pasar atau keragaan pasar mengacu pada pangaruh nyata struktur dan

perilaku yang diukur dalam beberapa variabel yaitu harga, biaya dan volume

output. Kinerja pasar dapat diukur melalui pangsa produsen atau produsen share

(PS). Jika PS semakin tinggi maka kinerja pasar akan semakin baik dari sisi

produsen. Pangsa produsen dirumuskan dengan:

PS =

1 ……………..………………………………………...……….....(2)

Dimana : Ps : bagian harga yang diterima petani

Pf : harga di tingkat petani

Pr : harga di tingkat konsumen

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

23

3. Marjin Pemasaran dan Rasio Profit Marjin

Hasyim (2012) menyatakan marjin pemasaran merupakan perbedaan harga pada

berbagai tingkat pemasaran. Efisiensi pemasaran suatu produk dapat dilihat

melalui analisis marjin dan dapat digunakan sebaran rasio marjin keuntungan atau

rasio profit marjin (RPM) pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam

proses pemasaran. Rasio margin keuntungan adalah perbandingan antara tingkat

keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga

pemasaran yang bersangkutan. Perhitungan marjin pemasaran dirumuskan

sebagai berikut :

mji = Psi – Pbi atau mji = bti + πi …………...………...………………...(3)

Total dari margin pemasaran yang diperoleh dari saluran pemasaran yang terlibat

dirumuskan dengan:

Mji = ∑ mji ……….......……………………………………….……………..(4)

Penyebaran margin berdasarkan presentase keuntungan terhadap biaya pemasaran

pada masing-masing lembaga pemasaran adalah :

RPM = pi

i …………………………………………………….…………..…(5)

Dimana:

mji : margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Mji : total margin pada suatu saluran pemasaran ke i

Psi : harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Pbi : harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Bti : biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

πi : keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

24

4. Elastisitas Transmisi Harga

Analsisis transmisi harga menggambarkan sejauh mana dampak perubahan barang

di suatu tempat terhadap perubahan harga tersebut di tingkat lain. Transmisi

harga dapat diukur dengan regresi sederhana di antara dua harga pada dua tingkat

pasar kemudian dihitung elatisitasnya. Secara matematis elastisitas transmisi

harga dapat dihitung dengan rumus:

Et = p

atau Et =

.

………………………......….………...(6)

Pf merupakan fungsi dari Pr sedangkan harga mempunya hubungan linear, maka :

= a + ……...........................................................................................(7)

sehingga dari persamaan (6) dan (7) diperoleh

= atau

=

1

sehingga

1

.

…….….............................………..(8)

Keterangan :

Et : elastisitas transmisi harga

𝘥 : diferensiasi atau turunan

Pf : harga rarat-rata di tingkat petani

Pr : harga rata-rata di tingkat konsumen

a : konstanta atau titik potong

b : koefisiensi regresi

B. Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu digunakan untuk mengetahui perbedaan dan

persamaan hasil dan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis pendapatan dan pemasaran

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

25

dalam penelitian ini, memiliki persamaan dan perbedaan dengan peneliti

sebelumnya. Kajian penelitian terdahulu secara lengkap disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan persamaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya yaitu

komoditas yang diteliti dan alat analisis dalam menentukan pendapatan petani.

Komoditas yang diteliti dalam penelitian yaitu padi organik. Selain itu persamaan

lainnya adalah alat analisis yang digunakan dalam penentuan pendapatan petani

padi organik menggunakan analisis usahatani.

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah penelitian ini

menganalisis pendapatan dan pemasaran usahatani padi organik dan padi

anorganik. Terdapat perbedaan lokasi dan tujuan penelitian ini dengan peneliti

sebelumnya. Penelitian ini fokus terhadap pendapatan usahatani padi, baik yang

menggunakan sistem usahatani padi organik maupun sistem usahatani anorganik.

Penelitian terdahulu hanya meneliti pendapatan usahtani padi anorganik saja.

Penelitian ini juga membandingkan pendapatan yang diterima petani dari kedua

sistem budidaya tersebut. Selain itu, penelitian ini melakukan analisis efisiensi

sistem pemasaran yang dilakukan antara petani yang menggunakan sistem organik

dan sistem anorganik. Pada sistem budidaya padi organik, komoditas yang diteliti

dalam penelitian ini merupakan komoditas yang telah mendapatkan sertifikasi di

lokasi penelitian.

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

26

Tabel 3. Kajian Penelitian Terdahu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Moch Muslich Mustadjab

(2008) Analisis Pemasaran Beras

Dalam Upaya Peningkatan

Pendapatan Petani (Studi

Kasus Pada Sentra Produksi

Padi di Desa Kayen,

Kecamatan Kayen,

Kabupaten Pati,Jawa Tengah)

a. Analisis usahatani

padi

b. Analisis pemasaran

padi

a. Sistem pemasaran gabah dan beras di Desa Kayen

sangat berengaruh terhadap tingkat pendapatan

petani

2. Farid Fitriadi dan Rita

Nurmaliana (2008)

Analisis Pendapatan Dan

Pemasran Padi Organik

Metode System Of Rice

Intensification (SRI) Studi

Kasus Di Desa Sukagalih,

Kecamatan Sukaratu

Kebupaten Tasikmalaya

a. Analisis kualitatif

digunakan umtuk

mengatuhi struktur

pasar dan saluran

pemasran padi

organik

b. Analisis kuantitatif

digunakan

menganalisis

pendapatan usahatani

padi organik dan

analisis R/C

a. Jumlah produksi padi yang dihasilkan oleh petani

organik SRI lebih besar sekitar dua kali lipat

dibandingkan dengan produksi padi petani

konvensioanl. Pendapatan atas biaya tunai dan

biaya total petani organik metode SRI lebih besar

dibandingkan dengan dengan petani padi

konvensional.

b. Pendapatan atas biaya tunai dan total petani pemilik

penggarap untuk usahatani padi organik dan

konvensional lebih besar dibandingkan petani

penyakap karena biaya tunai usahatani yang

dikeluarkan petani penyekap lebih besar.

c. Nilai R/C usahatani organik metode SRI lebih tinggi

dibandingkan dengan R/C usahatani konvensional,

metode SRI lebih efisien daripada metode

konvensional.

d. Struktur pasar yang dilakikan petani padi organik

adalah monopsono yaitu melalui KTNA selaku

pedagang pengumpul tingkat daerah (PPTD) dan

terdapat 4 saluran pemasaran yang dilakukan.

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

27

Tabel 3. Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

3. Imam Perkasa (2016) Analisis Pendapatan

Usahatani dan Pemasaran

Serta Persepsi Masyarakat

Terhadap Beras Organik dan

Anorganik (Studi Kasus

Kecamatan Cianjur,

Kabupaten Cianjur)

a. Analisis usahatani

digunakan untuk

menganalisis

pendapatan

b. Analisis pemasaran

c. Analisis persepsi

pemasaran

a. Fungsi produksi usahatani beras organik dan

anorganik memenuhi kriteria ekonomi, satatistik,

dan ekonometrika

b. analisis pemasaran menunjukkan bahwa saluran

pemasaran beras organik lebih efisien dibandingkan

dengan saluran pemasaran beras anorganik

c. tingkat loyalitas masyarakat kepada beras oganik

masih rendah.

4. Muhammad Arbi,

Thirtawati, Yulian Junaidi

(2018)

Analisis Saluran Dan Tingkat

Efisiensi Pemasaran Beras

Semi

Organik Di Kecamatan

Rambutan Kabupaten

Banyuasin

a. Analisis pemasaran a. Terdapat dua tipe saluran pemasaran, yaitu saluran 1

(petani-pengepul tingkat desa-pengepul besar-

pengecer-konsumen) dan saluran 2 (petani-

pedagang pengepul-konsumen).

b. Struktur pasar termasuk dalam kategori pasar

persaingan sempurna pada tingkat pedangan

pengepul tingkat desa dan pasar persaingan

monopolistik karena konsumen, harga, produk dan

transaksi tidak dikuasai pihak manapun.

5. Dwi Yuniarti (2017) Saluran Pemasaran Beras

Organik Di Kabupaten

Boyolali

a. Analisis kualitatif

b. Analisis kuantitatif

(margin pemasaran dan

farmer’s share)

c. rata-rata produsen beras organik di Kabupaten

Boyolali melewati satu lembaga pemasaran saja

(penggilingan padi)

d. marjin pemasaran terbesar pada saluran pemasaran I

dan terendah pada saluran pemasaran IV

e. farmer’s share tertinggi 57% dan terendah sebesar

37%

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

28

Tabel 3. Lanjutan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode penelitian Hasil Penelitian

6. Made Supartini dan Ni

Ktut Karyati (2015)

Analisis Perbandingan dan

Pendapatan Usahatani Padi

Organik dan Padi Anorganik

(Studi Kasus di Subak

Wonggaya Betan, Desa

Mengesta, Kecamatan

Penebel, Kabupaten Tabanan,

Provinsi Bali

d. Analisis struktur

perbandingan biaya

usahatani

a. Pendapatan petani padi organik lebih besar

dibandingkan petani padi anorganik

b. Nilai R/C atas biaya total petani padi organik lebih

besar dibandingkan petani padi anorganik

c. Hasil nilai uji t sebesar 0,000 yang menunjukan

bahwa pendapatan petani padi organik lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan petani padi

anorganik.

7. Indah Wulandari (2011) Analisis Perbandingan

Pendapatan Usahatani Padi

Organik dengan Padi

Anorganik (Studi Kasus

Kelurahan Sindang Barang

dan situ Gede Kecamatan

Bogor Barat)

a. Analisi pendapatan

b. Analisis perbandingan

menggunakan uji beda

a. Pendapatan petani padi organik lebih besar

dibandingkan petani padi anorganik.

b. Dilihat dari nilai R/C usaha padi organik lebih

menguntungkan jika dibandingkan dengan petani

padi anorganik

c. Secara statistis pedapatan atas biaya tunai dan biaya

total usaha tani padi organik bereda nyata dengan

anorganik.

8 Dimas Kharisma

Ramadhani (2013)

Analisis Efisiensi Pemasaran

Jagung (Zea Mays) Di

Kabupaten Grobogan (Studi

Kasus di Kecamatan Geyer)

a. Metode deskripsi

analisis

a. Pemasaran jagung Di Kecamatan Geyer, Kabupaten

Grobogan terdapat empat jenis saluran pemasaran

b. Struktur pasar yang dihadapi cenderung monopsoni

c. perilaku pasar menunjukkan laju perubahan harga di

tingkat konsumen lebih kecil dibanding dengan laju

perubahan harga di tingkat produsen

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

29

C. Kerangka Pemikiran

Usahatani padi dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu dengan secara

konvensional (anorganik) dan organik. Usahatani padi organik merupakan

usahatani padi yang tidak menggunakan zat kimia dalam proses usahatani mulai

dari pengolahan tanah, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman.

Budidaya padi secara anorganik merupakan budidaya tanaman padi yang masih

menggunakan bahan kimia dalam proses usahatani (BSN, 2015).

Input yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi organik adalah luas lahan,

benih, pupuk kandang, pestisida nabati dan tenaga kerja, sedangkan input pada

usahatani padi anorganik adalah luas lahan, benih, pupuk Urea, pupuk Phonska,

pupuk TSP, pupuk SP-36, pestisida dan tenaga kerja. Input yang digunakan

dalam kegiatan usahatani mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan.

Kesesuaian input yang digunakan menjadikan hasil yang didapat lebih optimal.

Penggunaan input produksi mempengaruhi besarnya biaya yang digunakan dalam

kegiatan usahatani. Semakin banyak input yang digunakan maka semakin besar

biaya yang diperlukan dalam kegiatan usahatani padi. Harga produk akan

berpengaruh terhadap pendapatan usahatani padi. Semakin tinggi harga produk

maka semaki tinggi penerimaan pada kegiatan usahatani padi. Penggunaan input

produksi dan harga memiliki hubungan dengan pendapatan usahatani padi. Hal

ini dikarenakan pendapatan usahatani padi didapatkan dari penerimaan dikurangi

dengan biaya, sehingga besar kecilnya pendapatan usahatani padi sesuai dengan

penerimaan yang didapatkan dan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

usahatani padi organik atau anorganik.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

30

Saluran pemasaran yang sederhana dapat meminimalisasi margin pemasaran yang

ada. Kecilnya margin pemasaran menjadikan usahatani mejadi lebih efisien.

Saluran pemasaran padi organik lebih sederhana dibandingkan padi anorganik,

namun hal ini belum memastikan saluran pemasaran padi organik lebih efisien

dibandingkan padi anorganik. Selain itu, sistem pemasaran yang baik

menyebabkan semakin mudah kegiatan pemasaran padi. Sistem pemasaran padi

yang baik dapat mempengaruhi pendapatan petani sehingga perlu diketahui sistem

pemasaran padi. Alur kerangaka berfikir yang dilakukan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

“diduga tingkat pendapatan usahatani padi organik tidak berbeda dengan tingkat

pendapatan usahatani padi anorganik”.

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

31

Gambar 2. Bagan alur “analisis pendapatan dan pemasaran padi organik di

Provinsi Lampung, 2017”

Analisis Pemasaran

1. Struktur Pasar

2. Perilaku Pasar

3. Keragaan Pasar

Tidak Efisien

Efisien

Pemasaran Padi Organik /Anorganik

Uji Beda Pendapatan

Output

Biaya

Output

Pendapatan

Pendapatan

Organik

Input

Anorganik

Produksi

Input

Produksi

Usahatani Padi

Harga Harga

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

32

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Metode survei adalah penelitian yang dilakukan dengan jumlah populasi besar

atau kecil akan tetapi data yang digunakan merupakan bagian dari sampel yang

terdapat dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Pada metode survei informasi

didapat dari beberapa sampel dalam populasi yang dapat mewakili populasi

tersebut . Metode survei dapat digunakan dengan teknik wawancara atau

penggunaan kuesioner. Penggunaan metode ini dipilih karena dapat memberikan

manfaat pada penelitian dengan tujuan deskriptif dan membantu dalam pengujian

hipotesis.

B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

penelitian.

Padi organik adalah padi yang dibudidaya oleh petani tanpa menggunakan bahan

kimia dalam proses produksinya. Faktor produksi usahatani padi organik adalah

benih, pupuk organik, pestisida nabati dan tenaga kerja.

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

33

Padi anorganik adalah padi yang dibudidaya oleh petani dengan menggunakan

bahan kimia dalam proses produksinya. Faktor produksi usahatani padi anorganik

adalah benih, pupuk kimia, pestisida kimia dan tenaga kerja.

Luas lahan adalah tempat petani mengusahakan budidaya padi pada setiap musim

tanam. Satuan yang digunakan untuk mengukur luas lahan adalah hektar (ha).

Produksi padi organik adalah jumlah output dari budidaya padi organik selama

satu kali musim tanam, yang diukur dengan satuan kilogram (kg).

Produksi padi anorganik adalah jumlah output dari budidaya padi anorganik

selama satu kali musim tanam, yang diukur dengan satuan kilogram (kg).

Benih padi organik adalah benih yang disemai selama kurang lebih 12 hari

menjadi bibit padi yang ditanam petani selama satu kali musim tanam untuk

menghasilkan beras. Jumlah benih yang digunakan diukur dalam satuan kilogram

(kg).

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup seperti

pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik berbentuk

padat atau cair yaitu pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk organik cair, dan

pupuk perangsang cair. Penggunaan pupuk organik diukur dalam satuan kilogram

(kg) dan liter (l).

Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia dari bahan-bahan mineral.

Pupuk kimia terbagi menjadi dua yaitu pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia

majemuk. Pupuk kimia yang digunakan yaitu pupuk Urea, pupuk Phonska, pupuk

TSP dan pupuk SP-36. Penggunaan pupuk kimia diukur dalam kilogram (kg).

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

34

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasar pembuatannya berasal dari

bahan-bahan nabati seperti tumbuhan. Pestisida nabati terbuat dari bawang-putih,

daun sirsak, daun sirih dan lengkuas.

Pestisida kimia adalah bahan kimia atau racun untuk membasmi hama tanaman.

Pestisida yang digunakan antara lain insektisida, fungisida, dan herbisida.

Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk yang digunakan dalam proses usahatani

padi organik dan padi anorganik dalam satu kali musim tanam yang diukur dalam

satuan kilogram (kg).

Jumlah pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam proses usahatani

padi organik dan padi anorganik dalam satu kali musim tanam yang diukur

dengan satuan liter (l).

Harga pupuk adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk

yang digunakan untuk proses usahatani padi dalam satu kali musim tanam yang

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga pestisida adalah jumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli

pestisida yang digunakan untuk proses usahatani padi dalam satu kali musim

tanam yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi

padi mulai dari pembuatan bibit, pengolahan lahan, perawatan, panen hingga

pasca panen. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga

kerja luar keluarga yang diukur berdasarka hari orang kerja (HOK).

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

35

Penerimaan petani adalah jumlah hasil yang diterima petani dalam produksi padi

organik dihitung dari jumlah produksi dikalikan dengan harga jual produk

ditingkat petani. Penerimaan diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Pendapatan petani adalah penerimaan usahatani dikurangi dengan total biaya yang

dikeluarkan selama satu kali musim tanam, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi selama satu

kali musim tanam yang diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya produksi terdiri

dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap dalah biaya yang dikeluarkan dalam produksi usahatani padi yang

jumlahnya tidak tergantung dari besar kecilnya produksi yang diperoleh diukur

dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam produksi usahatani padi yang

jumlahnya mempengaruhi besar kecilnya produksi diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Sistem pemasaran padi organik adalah segala bentuk kegiatan penyaluran padi

organik, dimulai dari petani padi organik hingga sampai ke tangan konsumen

akhir, yaitu konsumen rumah tangga.

Sistem pemasaran padi anorganik adalah segala bentuk kegiatan penyaluran padi

anorganik, dimulai dari petani padi anorganik hingga sampai ke tangan konsumen

akhir, yaitu konsumen rumah tangga.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

36

Efisiensi sistem pemasaran adalah suatu kondisi atau keadaan yang mampu

dicapai apabila ada pembagian keuntungan yang adil dan merata pada setiap

lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam suatu sistem pemasaran.

Saluran pemasaran padi organik adalah pola atau saluran yang menggambarkan

seluruh lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam kegiatan penyaluran

padi organik, mulai dari petani, Kelompok Tani Sejahtera, dan konsumen akhir.

Saluran pemasaran padi anorganik adalah pola atau saluran yang menggambarkan

seluruh lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam kegiatan penyaluran

padi anorganik, mulai dari petani, pedagang pengumpul, penggiling padi dan

konsumen akhir.

Kelompok Tani Sejahtera adalah kelompok tani yang melakukan kegiatan

pemasaran organik dari petani ke konsumen akhir.

Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli padi anorganik dari petani.

Penggiling padi adalah pedagang yang membeli padi anorganik dari petani atau

pedagang pengumpul dan melakukan penggilingan padi menjadi beras.

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran hasil

produksi, meliputi biaya angkut, biaya pengemasan, diukur dalam satuan rupiah

per kilogram (Rp/kg).

Pangsa produsen atau producer share adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui bagian harga yang diterima oleh petani padi organik dan anorganik,

yang dinyatakan dalam persentase (%).

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

37

Marjin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen

akhir dengan harga yang diterima oleh petani padi organik atau anorganik, diukur

dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Profit marjin adalah marjin keuntungan dari tiap lembaga perantara pemasaran,

dihitung dengan cara mengurangi nilai marjin pemasaran dengan biaya yang

dikeluarkan oleh tiap lembaga dalam kegiatan pemasaran padi organik atau

anorganik, diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Rasio marjin keuntungan atau Ratio Profit Margin adalah perbandingan antara

tingkat keuntungan yang diperoleh lembaga perantara pemasaran dengan biaya

yang dikeluarkannya pada kegiatan pemasaran padi organik atau anorgnaik,

diukur dalam persentase (%).

Analisis transmisi harga adalah analisis yang digunakan untuk melihat nisbah atau

perbandingan dari perubahan harga yang terjadi di tingkat konsumen akhir

terhadap perubahan harga di tingkat produsen atau petani.

Harga di tingkat petani adalah harga jual padi yang diterima petani pada saat

menjual hasil produksi padi yang dikur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Volume penjualan adalah jumlah padi yang dijual petani pada saat terjadi proses

jual beli yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Volume pembelian adalah jumlah padi yang dibeli oleh konsumen saat terjadi

proses jual beli yang diukur dalam satuan kilogram (kg).

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

38

Konsumen adalah semua individu atau organisasi yang terlibat dalam proses

pembelian, dari pedagang pengumpul, pedagang penggiling dan kelompok tani.

C. Penentuan Lokasi, Responden dan Waktu Pengumpulan Data

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pringsewu. Terdapat satu kecamatan yang

dipilih di Kabupaten Pringsewu yaitu Kecamatan Pringsewu dan dipilih satu desa

sebagai lokasi penelitian, yaitu Desa Fajaresuk. Penentuan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten

Pringsewu memiliki produktivitas padi organik tertinggi dan salah satu

Kabupaten yang memiliki produktivitas padi anorganik tertinggi di Provinsi

Lampung. Selain itu, padi organik di Desa Fajaresuk Kecamatan Pringsewu telah

mendapatkan sertifikat organik dari lembaga sertifikasi Inofice (Indonesian

Organic Farming Sertification). Lokasi yang sama juga digunakan untuk meneliti

padi anorganik dengan pertimbangan adanya persamaan iklim pertanian serta

keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang relatif sama.

Responden pada penelitian ini adalah petani padi organik dan anorganik yang

berada di Desa Fajaresuk Kecamatan Pringsewu. Terdapat 340 petani yang

melakukan usahatani padi secara anorganik di Desa Fajaresuk kemudian dipilih

25 petani sebagai responden dalam penelitian. Perhitungan penentuan responden

padi anorganik menurut Sugiarto (2003) adalah sebagai berikut

n =

+ …………………………………………………………………….(9)

=3 (1 5)( 1)

3 ( 1) +(1 5) ( 1) …………………………………...………………………….(1 )

=3 ( )( 1)

3 + …………………………………………….……………………….(11)

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

39

……………………………………………………………………………..(1 )

Keterangan :

n = jumlah responden

N = jumlah populasi

Z = tingkat kepercayaan (0.10)

d = derajat penyimpangan

s = variasi sampel

Metode pengumpulan data responden padi organik menggunakan metode sensus.

Metode sensus adalah teknik pengambilan sampel bila seluruh populasi digunakan

sebagai responden dalam penelitian (Sugiyono, 2012). Metode sensus dilakukan

karena jumlah populasi petani padi organik di Kecamatan Pringsewu relatif

sedikit sehingga dapat mengetahui informasi yang lengkap tentang usahatani padi

organik di lokasi penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut jumlah responden

yang digunakan dalam penelitian sebanyak 14 responden petani padi organik.

Jumlah keseluruhan responden pada penelitian ini adalah 39 petani. Secara rinci

jumlah responden petani organik dan anorganik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Responden petani padi organik dan anorganik

No Responden Jumlah Responden (orang)

1 Petani anorganik 25

2 Petani organik 14

Jumlah 39

Penentuan informasi saluran pemasaran yang dilakukan oleh petani menggunakan

metode snowball mengikuti alur pemasaran dari petani. Metode snowball diambil

berdasarkan lembaga perantara pemasaran yang terlibat langsung dalam kegiatan

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

40

pemasaran padi organik dan anorganik. Lembaga perantara pemasaran yang

terlibat yaitu kelompok tani, pedagang pengumpul dan penggiling. Pengumpulan

data penelitian dilakukan pada bulan Agustus – September 2017.

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari petani padi organik dan anorganik sebagai responden

dalam penelitian melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah di

persiapkan sebagai alat pengumpulan data. Data sekunder diperoleh dari instansi

terkait yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan seperti Badan Pusat

Statistik, Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, dan lembaga lain yang

berhubungan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data dan Pengolahan Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan pasar.

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis pendapatan usahatani padi

organik dan anorganik dengan menggunakan analisis usahatani. Metode analisis

usahatani dan pemasaran yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Usahatani Padi Organik dan Anorganik

Menjawab tujuan pertama pendapatan usahatani padi dikaji menggunakan

perhitungan pendapatan usahatani dan R/C ratio serta increamental B/C.

Pendapatan usahatani padi adalah jumlah produksi padi dikalikan dengan harga

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

41

jual padi dikurang dengan total biaya produksi padi. Ratio penerimaan atas biaya

menunjukan besarnya tingakat keuntungan kegiatan usahatani padi. Artinya nilai

ratio menunjukan suatu usahatani menguntungkan atau tidak. Soekartawi (2002)

menjelaskan perhitungan pendapatan usahatani padi organik dapat dituliskan

dengan rumus:

πi = TRi – TCi …………………………………………………..………...(13)

TR = Pi x Qi ……………………………………………………………..…(14)

TC = TFCi + TVCi ..............................................................................(15)

Keterangan: π = Pendapatan usahatani padi organik/anorganik

TR = Total peneriman usahatani padi organik/anorganik

TC = Total biaya usahatani padi organik/anorganik

P = Harga padi organik/anorganik

Q = Jumlah produksi padi organik/ anorganik

TFC = Total biaya tunai usahatani padi organik/ anorganik

TVC = Total biaya variabel usahatani padi organik/ anorganik

I = Padi organik/anorganik

Penerimaan usahatani padi organik dan anorganik persatuan biaya yang

dikeluarkan petani padi organik dan anorganik digunakan R/C ratio. Nilai R/C

ratio dapat diperoleh dengan rumus :

R/C = T

TC ………………………...…..……………………………………..(1 )

dimana: TR = Total peneriman usahatani padi organik/anorganik

TC = Total biaya usahatani padi organik/anorganik

Kriteria pengukuran pada analisis penerimaan dengan biaya total adalah:

Jika R/C > 1, maka usahatani yang diusahakan menguntungkan,

Jika R/C = 1, maka usahatani yang diusahakan impas,

Jika R/C < 1, maka usahatani yang diusahakan mengalami kerugian

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

42

Increamental B/C ratio digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

teknologi baru dalam kegiatan usahatani padi terhadap pendapatan yang diterima.

Pada penelitian ini, menghitung penerapan usahatani padi organik sebagai

teknologi baru kegiatan usahatani padi dibandingkan dengan kegiatan usahatani

padi anorganik. B/C ratio dihitung dengan cara perubahan penerimaan dibagi

dengan perubahan total biaya, secara matematis dapat ditulis dengan rumus :

B/C = T

TC…………………………..........................……………………….(1 )

dimana : T = pe u ahan pene imaan

TC = pe u ahan total biaya

Kriteria pengukuran pada analisis penerimaan dengan biaya total adalah:

Jika B/C > 1, maka usahatani yang diusahakan menguntungkan,

Jika B/C = 1, maka usahatani yang diusahakan impas,

Jika B/C < 1, maka usahatani yang diusahakan mengalami kerugian

Menjawab tujuan kedua, untuk mengetahui perbandingan pendapatan antara padi

organik dan anorganik dilakukan uji beda pendapatan antara padi organik dan

anorganik. Hipotesis yang digunakan adalah :

a. H0 : π1 = π2 ……………………………………………………….................(18)

Pendapatan usahatani padi organik sama dengan pendapatan usahatani padi

anorganik

b. H1 : π1 ≠ π2 …………………………………………………………………..(19)

Pendapatan usahatani padi organik tidak sama dengan pendapatan usahatani padi

anorganik

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

43

Hasil probabilitas yang didapat jika lebih kecil daripada nilai <α maka Ho i olak

dan jika probabilitas yang didapat lebih besar daripada nilai >α maka Ho i e ima.

ilai α yang igunakan alam peneli ian se esa 5. a a peneli ian ini uji

beda pendapatan usahatani padi organik dan padi anorganik menggunakan analisis

independent sample t-test.

2. Analisis Pemasaran Padi Organik dan Anorganik

Analisis pemasaran padi organik dan anorganik pada penelitian mengunakan

metode analisis model SCP (Structure, Conduct, Performance), digunakan untuk

mengetahui efisiensi suatu sistem pemasaran. Alisis SCP pada penelitian terbagi

menjadi dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan

untuk mengetahui sistem pemasaran padi organik dan anorganik melalui struktur

pasar, perilaku pasar (transaksi jual beli, pembentukan harga dan sistem

pembayaran), serta keragaan pasar (saluran pemasaran, harga, biaya, dan volume

penjualan). Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis efisiensi sistem

pemasaran yang terjadi berdasarkan pangsa produsen (PS), marjin pemasaran,

rasio marjin keuntungan dan elastisitas transmisi harga (Et).

a. Struktur Pasar

Analisis struktur pasar pemasaran padi organik dan anorganik dijawab secara

deskriptif dengan melihat banyaknya jumlah pedagang pada masing-masing

lembaga dibandingkan dengan lembaga selanjutnya. Analisis yang dilakukan dari

struktur pasar pada pemasaran beras organik dan anorganik menghasilkan jenis

struktur pasar oligopoli, oligopsoni, monopoli, dan monopsoni.

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

44

- Pasar oligopoli merupakan struktur pasar dimana penawar atau pembeli beras

anorganik dihadapkan dengan pedagang (penjual) beras lain dengan jumlah

yang lebih relatif kecil.

- Pasar oligopsoni merupakan struktur pasar dimana beras yang dijual oleh

beberapa pedagang dihadapkan oleh pedagang lain dengan jumlah yang relatif

lebih tinggi.

- Pasar monopoli merupakan strutur pasar dimana hanya terdapat satu pedagang

(pembeli) yang meguasai pasar penjualan beras organik.

- Pasar monopsoni merupakan struktur pasar dimana hanya terdapat satu

pedagang yang membeli beras organik.

b. Perilaku Pasar

Analisis perilaku pasar dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif (deskriptif)

yang dilihat dari transaksi jual beli, pembentukan harga, dan sistem pembayaran.

Pada transaksi jual beli beras organik dan anorganik melihat bagaimana petani

melakukan penjualan dengan cara mengantar hasil produksi padi organik dan padi

anorganik ke lembaga perantara pemasaran padi. Selain itu, lembaga perantara

pemasaran dapat mengambil hasil produksi padi organik dan padi anorganik

langsung dari petani atau dari lembaga pemasaran lainnya, sehingga dapat

diketahui bagaimana proses transaksi jual beli beras organik dan beras anorganik

yang dilakukan setiap lembaga pemasaran padi.

Pembentukan harga pada pemasaran beras organik dan beras anorganik yakni

sebagai price taker dan sebagai price setter. Petani dalam penelitian ini sebagian

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

45

besar berperan sebagai price taker (penerima harga) yang telah ditetapkan oleh

penentu harga output. Lembaga-lembaga pemasaran seperti pengumpul,

pedagang penggiling, dan pedagang pengecer sebagian besar berperan sebagai

price setter (penentu harga). Penentuan harga yang dilakukan dengan melihat

informasi pasar antar sesama lembaga perantara pemasaran atau melihat

penetapan harga dari lembaga perantara pemasaran yang lebih tinggi. Akan

tetapi, lembaga-lembaga tersebut masih melakukan proses tawar menawar dalam

penentuan harga sampai menemui kesepakatan harga.

Sistem pembayaran padi organik dan padi anorganik dilakukan dengan dua cara

yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran kemudian. Sistem

pembayaran tunai dilakukan oleh pedagang dengan modal dimiliki sesuai dengan

jumlah produksi yang dibeli, sedangkan sistem pembayaran kemudian yang

dilakukan oleh petani dikarenakan pedagang terlebih dahulu mengambil hasil

produksi berupa padi organik atau padi anorganik dari lembaga-lembaga terkait

secara tidak tunai atau dengan waktu pembayaran paling lambat selama tujuh hari.

c. Keragaan Pasar

1. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran padi organik dan anorganik di Kabupaten Pringsewu dimulai

dari petani, pedagang pengumpul, pedagang penggiling, hingga ke konsumen

akhir. Jika saluran pemasaran yang digunakan oleh petani memiliki rantai yang

pendek namun fungsi pemasaran yang dilakukan telah sesuai maka dapat

dikatakan efisien. Jika fungsi pemasaran memiliki rantai yang pendek namun

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

46

perlu adanya tambahan fungsi pemasaran maka saluran pemasaran dikatakan tidak

efisien. Jika saluran pemasaran memiliki rantai yang panjang namun fungsi

pemasaran perlu dilakukan makan saluran pemasaran dikatakan efisien. Jika

fungsi pemasaran rantai yang panjang namun terdapat fungsi pemasaran tidak

dibutuhkan dan dapat diperpendek maka saluran pemasaran tidak efisien.

2. Pangsa Pasar (Producer’s Share)

Pangsa pasar atau producer’s share (PS) diketahui dengan analisis deskriptif

kuantitatif. Perhitungan pangsa pasar dilakukan untuk mengetahui bagaimana

kinerja pasar pada pemasaran beras organik dan anorganik. Jika PS semakin

tinggi maka kinerja pasar akan semakin baik dari sisi produsen. Perhitungan yang

dilakukan menghitung pangsa pasar atau producer’s share (PS) pada pangsa

pasar beras organik dan pangsa pasar beras anorganik. Pangsa produsen

dirumuskan dengan:

PS =

1 ………………….................…..……………………………( )

Dimana : Ps : bagian harga yang diterima petani padi organik /anorganik

Pf : harga di tingkat petani padi organik/anorganik

Pr : harga ditingkat konsumen beras organik/anorganik

3. Margin Pemasaran dan Ratio Profit Margin

Efisiensi pemasaran yang dihitung menggunakan analisis marjin pemasaran

dengan penggunaan sebaran rasio marjin pendapatan atau ratio profit marjin

(RPM) pada setiap lembaga perantara pemasaran yang terlibat dalam proses

pemasaran yakni Kelompok Tani Sejahtera, pedagang pengumpul dan pedagang

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

47

penggiling. Rasio margin adalah perbandingan antara tingkat pendapatan yang

diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh setiap lembaga perantara

pemasaran yang bersangkutan. Hasyim (2012) menjelaskan perhitungan marjin

pemasaran dapat dihitung menggunakan rumus :

mji = Psi–Pbi atau mji = bti+ πi …………………………………………...( 1)

Total dari margin pemasaran yang diperoleh dari saluran pemasaran yang terlibat

dirumuskan dengan:

Mji = ∑ mji ……...…………………………………………………………..( )

Penyebaran margin berdasarkan presentase keuntungan terhadap biaya pemasaran

pada masing-masing lembaga pemasaran adalah :

RPM =

………………..………………………………………………...( 3)

Keterangan:

mji : margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Mji : total margin pada suatu saluran pemasaran ke i

Psi : harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Pbi : harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i

Bti : biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i

πi : pendapatan lembaga pemasaran tingkat ke-i

i : lembaga pemasaran beras organik dan anorganik

4. Elastisitas Transmisi Harga (Et)

Analisis transmisi harga menggambarkan sejauh mana dampak perubahan barang

di suatu tempat terhadap perubahan harga tersebut di tingkat lain. Perubahan

harga yang dilihat yakni perubahan harga beras organik dan anorganik di tingkat

petani, dan harga beras organik dan anorganik di tingkat konsumen. Secara

matematis dapat dihitung dengan:

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

48

Et= p

atau Et =

.

………………………………………...….( 4)

Pf merupakan fungsi dari Pr sedangkan harga mempunyai hubungan linear, maka:

= a + . …………………...………...…………………………………..(25)

sehingga dari persamaan tersebut diperoleh

= a au

=

1

sehingga =

1

.

………………………………..…( )

Keterangan :

Et : elastisitas transmisi harga beras organik/anorganik

𝘥 : diferensiasi atau turunan

Pf : harga rarat-rata di tingkat petani padi organik/anorganik

Pr : harga rata-rata di tingkat konsumen beras organik/anorganik

a : konstanta atau titik potong

b : koefisiensi regresi

Menurut Hasyim (2012), kriteria pengukuran pada analisis elastisitas transmisi

harga adalah :

(a) Jika Et = 1, berarti perubahan harga di tingkat konsumen ditransmisikan

100% ke produsen, sehingga pasar dianggap sebagai pasar yang bersaing

sempurna dan sistem pemasaran telah efisien.

(b) Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih besar

dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Artinya pemasaran yang

terjadi merupakan pemasaran bersaing tidak sempurna dan sistem pemasaran

yang berlangsung tidak efisien.

(c) Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih kecil

daripada laju perubahan harga di tingkat produsen, artinya pasar yang

dihadapi oleh pelaku pasar adalah tidak sempurna, dan sistem pemasaran

yang berlangsung tidak efisien.

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

109

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

1. Pendapatan usahatani padi organik lebih besar dibandingkan pendapatan

usahatani padi anorganik di Kabupaten Pringsewu.

2. Terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara pendapatan usahatani

padi organik dengan pendapatan usahatani padi anorganik di Kabupaten

Pringsewu.

3. Pemasaran padi organik lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran padi

anorganik di Kabupaten Pringsewu.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah

1. Bagi petani organik, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi organik

agar dapat menjalin kerjasama dengan lembaga pemasaran lain untuk

memperluas jaringan pemasaran padi organik, bagi petani anorganik dalam

menjalankan kegiatan usahatani padi anorganik dapat menerapkan anjuran

pemakain pupuk yang telah ditetapkan dinas petanian setempat agar dapat

menjaga keadaan tanah dan dapat meningkatkan produksi padi anorganik.

2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat lebih memperhatikan kegiatan pemasaran

padi organik yang dapat menjadi potensi unggulan di daerah setempat sehingga

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

110

dapat berkembang lebih baik, dan dapat lebih memberikan penyuluhan atau

pelatihan kepada petani padi anorganik untuk kegiatan pengembangan produksi

dan penggunaan pemakain pupuk agar penggunaan pupuk lebih efisien dan

tidak mudah merusak unsur hara tanah.

3. Bagi peneliti lain, pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti

mengenai efisiensi produksi padi organik dan anorganik.

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

111

DAFTAR PUSTAKA

Andriawan. 2016. Konsep Pertanian Organik. Badan Pelatihan Pertanian

Lampung. http://bpp-lampung.info. diakses pada 20 Desember 2016 pukul

20.00.

Arbi M, Thirtawati, Junaidi Y. 2018. Analisis Saluran dan Tingkat Efisiensi

Pemasaran Beras Semi Organik Di Kecamatan Rambutan Kabupaten

Banyuasin. JSEP. Vol. 11 No1.

BPS Provinsi Lampung. 2016a. Produksi Tanaman Padi Provinsi Lampung 2011-

2015. BPS Lampung. Bandar Lampung.

__________________. 2016b. Lampung Dalam Angka 2015. BPS Lampung.

Bandar Lampung

BPS Provinsi Lampung. 2017. Statistik Harga Produsen Pertanian Provinsi

Lampung. Bandar Lampung.

BSN. 2015. Standar Pangan Organik.

http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/ detail _sni/10438. diakses

pada 24 Desember 2016 pukul 21.25

Balai Pelatihan Pertanian Lampung. 2016. Konsep pertanian Organik. http://bpp-

lampung.info/blog-konsep-pertanian-organik.html.diakses pada 20

Desember 2016 pukul 16.45.

Basito. 2010. Kajian Karakteristik Fisikokimia dan Sensori Beras Organik Mentik

Susu dan IR 64; Pecah Kulit dan Giling Selama Penyimpanan Jurnal

Teknologi Hasil Pertanian. Vol III No 2. Universitas Sebelas Maret. Solo.

Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. 2018. Anjuran Penggunaan Pupuk

Tanaman Padi. Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. Pringsewu

Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu. 2016. Luas Lahan, Produksi dan

Produktivitas Padi Organik Kabupaten Pringsewu. Dinas Pertanian

Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 2016.

Luas Lahan dan Produktivitas Padi Organik di Provinsi Lampung. Dinas

Pertanian Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

112

Fitriandi F dan Nurmaliana R. 2008. Analisis Pendapatan Dan Pemasran Padi

Organik Metode System Of Rice Intensification (SRI) Studi Kasus Di Desa

Sukagalih, Kecamatan Sukaratu Kebupaten Tasikmalaya. Jurnal. Vol 11.

IPB. Bogor

Gustiyana. 2004. Analsisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.

Salemba Empat. Jakarta

Hambali dan Iskandar. 2015. Evaluasi Produktivitas Beberapa Varietas Padi.

Jurnal Agrohorti. Vol III No 2. IPB. Bogor

Hasyim, AI. 2012. Tataniaga Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

IFOAM, 2008. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik.

https://www.ifoam.bio/sites/default /files/poa_indonesian_web.pdf. diakses

pada 20 Desember 2016 pukul 20.21.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga Belas Jilid 1.

Erlangga. Jakarta

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. PT Indeks. Jakarta.

Mubyarto. 1995.Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ESI. Jakarta.

Muniarti, K. 2014. Efisiensi Teknis Usahatani Padi Organik Lahan Sawah Tadah

Hujan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Jurnal Penelitian

Pertanian Terapan. Vol 14. Hal 31-38.

Murdani, MA. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah

Tangga Petani Padi (Oryza sativa) di Kecamatan Gading Rejo Kabupaten

Tanggamus. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Bandar Lampung

Mustadjab, MM. 2008. Analisis Pemasaran Beras Dalam Upaya Peningkatan

Pendapatan Petani (Studi Kasus pada Sentra Produksi Padi di Desa Kayen,

Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati). Jurnal. Vol. VIII No 1.

Nurdiansyah, A. 2015.Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Kakao Di Kecamatan

Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Skripsi.Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nurjayanti, A. 2016. Pendapatan Dan Manfaat Usahatani Padi Organik

Dibandingkan Dengan Usahatani Padi Anorganik Di Kabupaten Pringsewu.

Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar

Lampung

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

113

Perkasa, I. 2016. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran serta Persepsi

Masyarakat Terhadap Beras Organik dan Anorganik (Studi Kasus

Kecamatan Cianjur). Fakultas Ekonomi dan Manajemen Skripsi. IPB. Bogor

Pusdatin. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Padi.

Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.

Pusdatin. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Sub Sektor Pangan Padi.

Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.

Ramadhani, DK. 2013. Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung (Zea mays) di

Kabupaten Grobogan. Jurnal Agriesta. Edisi 3 Vol 1

Saragih. 2008. Pertanian Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saragih, A. 2014. Analisis Sistem Pemasaran Beras Ciherang di Kecamatan

Cibeber, Kabupaten Cianjur. Skripsi. IPB. Bogor.

Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani

Kecil. UI Press. Jakarta

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Sudiyono. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammdyah Malang.

Malang.

Sugiarto. 2003. Teknik Sampling. Gramedia. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Sulaeman, A. 2007. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. Pelatihan Inspektor

Pangan Organik. Jakarta.

Supartini M dan Karyati NK. 2015. Analisis Perbandingan dan Pendapatan

Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik (Studi Kasus di Subak

Wonggaya Betan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten

Tabanan, Provinsi Bali. Jurnal.Dwijenagro Vol 5 No 2.

Sutanto. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Swasta dan Irawan. 2005. Manjmen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta.

Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta.

Trubus. 2009. Padi Organik:Lebih Unggul dengan Sertifikat.

http://www.trubusonline co.id/lebih-unggul-dengan-sertifikat/. diakses pada

24 Desember 2016 pukul 21.28 WIB.

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN DAN SISTEM PEMASARAN PADI …digilib.unila.ac.id/55128/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis pendapatan dan sistem pemasaran padi organik dan anorganik

114

UPT Pertanian Kecamatan Pringsewu. 2016. Luas Lahan Sawah Kecamatan

Pringsewu. UPT Pertanian Kecamatan Pringsewu. Pringsewu.

Wulandari, I. 2011. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Organik

dengan Padi Anorganik (Studi Kasus Kelurahan Sindang Barang dan situ

Gede Kecamatan Bogor Barat). Skripsi. Departemen Ekonomi dan Sumber

Daya. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor.

Yuniarti D, Rahayu ES, dan Harisudin M. 2017. Saluran Pemasaran Beras

Organik Di Kabupaten Boyolali. Jurnal Agrosocionomics. Vol 1 No 2.