analisis penerapan akuntansi aset tetap pada … fileyonnas hotel teluk dalam kabupaten nias selatan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA
YONNAS HOTEL TELUK DALAM KABUPATEN
NIAS SELATAN
SKRIPSI MINOR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
NELY SAFITRI NDRURU
NIM. 14100131028
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) NIAS SELATAN
TELUKDALAM
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi Minor yang berjudul: “ANALISIS
PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA YONNAS HOTEL
TELUKDALAM KABUPATEN NIAS SELATAN” Skripsi Minor ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Ahli Madya pada
Program Studi Akuntansi di STIE Nias Selatan.
Selama penelitian dan penyusunan Skripsi Minor ini, Penulis tidak luput
dari kekurangan dan kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi Penulis berkat adanya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Bambowo Laiya, M.A dan Ibu Sitasi Zagoto, M.A sebagai Pendiri
Perguruan Tinggi Yayasan Nias Selatan dan sebagai Koordinator STKIP,
STIE dan STIH Nias Selatan.
2. Bapak Dr. Taosige Wau, S.E., M.Si selaku Ketua STIE Nias Selatan yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti dan menulis Skripsi saya
ini.
3. Bapak Samalua Waoma, SE., M.M selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIE Nias Selatan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti
dan menulis Skripsi saya ini.
4. Ibu Alwinda Manao, SE., M.M selaku Wakil Ketua II dan sebagai Dosen
Pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta
memberikan bimbingan, pengarahan dan saran kepada penulis sampai pada
tahap Skripsi Minor.
5. Bapak Yohanes Dakhi, SE., M.M selaku Wakil Ketua III Bidang
Kemahasiswaan STIE Nias Selatan yang memiliki peran memimpin setiap
kegiatan kemahasiswaan.
6. Bapak Reaksi Zagoto, SE., M.M selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang
telah memberikan pengarahan-pengarahan kepada penulis.
7. Ibu Anskaria S. Gohae, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
yang telah memberikan Pelayanan Akademik kepada penulis dalam
menyusun Skripsi Minor ini.
8. Bapak atau Ibu Dosen Tenaga Pengajar di Program Studi Akuntansi STIE
Nias Selatan yang senantiasa memotivasi penulis sehingga penulisan skripsi
minor dapat terselesaikan.
9. Pimpinan Yonnas Hotel dan seluruh staf dan karyawan yang telah banyak
membantu penulis dalam mendapatkan data serta informasi yang penulis
perlukan sehingga selesainya skripsi minor ini.
10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Benaso Ndruru dan Ibunda Satilina
Harita (Alm) yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh
kasih sayang. Semoga penulis mampu menjadi apa yang mereka harapkan
dan menjadi kebanggaan mereka. Serta keluarga lainnya yang telah
memberikan bantuan dukungan material dan moral kepada penulis.
11. Untuk Kakakku Lenny Salvia dan Tetty Veronika yang telah memberikan
semangat dan motivasi untuk penulis selama penyusunan skripsi ini.
12. Kepada teman-teman seperjuangan jurusan Akuntansi khususnya angkatan
2014 yang telah banyak memberikan dukungan serta waktunya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik kalian atas bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa Skripsi
Minor ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang baik. Semoga Skripsi Minor ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Telukdalam, September 2017
Penulis,
NELYSAFITRI NDRURU
NIM: 14100131028
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan .……..……………………….…………................... i
Surat Pernyataan ………………………………………………................. ii
Kata Pengantar …………………………………………………................ iii
Daftar Isi ………………………………………………………..…........... vi
Daftar Tabel …………………….………………….................................... ix
Daftar Gambar ………………………………………….............................. x
Abstrak …………………………………….………………………..........… xi
Abstract ………………………………..………………………….….......... xii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………... 1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………………… 5
1.3 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 5
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 6
1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 6
1.6 Sistematika Penulisan ………………………………………………… 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS ..… 8
2.1 Tinjauan Literatur ……………………………………………………… 8
2.1.1 Pengertian Akuntansi …………………………………………… 8
2.1.2 Pengertian Aset Tetap …………………………………………... 9
2.1.3 Pengelompokkan Aset Tetap …………………………………… 11
2.1.4 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 ……... 12
2.1.4.1 Cara Perolehan Aset Tetap …………………………………… 12
2.1.4.2 Penilaian Kembali Aset Tetap ……………………………….. 15
2.1.4.3 Pengeluaran Selama Pengguna Aset Tetap ………………….. 16
2.1.5 Penyusutan Aset Tetap ……………………………………………… 18
2.1.6 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap ……………………………. 23
2.1.7 Penyajian Aset Tetap Dalam Laporan Keuangan ……………….. 24
2.2 Penelitian Terdahulu ………………………………………………….. 28
2.3 Metode Analisis …...…………………………………………………. 29
2.3.1 Metode Pengumpulan Data ……………………………………… 29
2.3.2 Metode Analisis Data ….………………………………………… 29
BAB III PEMBAHASAN ………………………………..………………. 31
3.1 Gambaran Umum Perusahaan ………………………………………… 31
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………. 31
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ……………………………….. 31
3.1.3 Uraian Tugas …………………………………………………… 33
3.1.4 Aktivitas Perusahaan ………………………………………….... 35
3.2 Deskripsi Data Penelitian ……………........................……………….. 35
3.3 Analisis dan Pembahasan ...................................................................... 36
3.3.1 Pengelompokkan Aset Tetap...............................……………….. 36
3.3.2 Perolehan Aset Tetap .................................................................... 36
3.3.2 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap ... …………………. 40
3.3.3 Pengakuan Aset Tetap ................................…………………… 40
3.3.4 Pengukuran Aset Tetap .............................................................. 41
3.3.5 Pengeluaran Atas Aset Tetap Setelah Perolehan ............................. 44
3.3.6 Penyusutan Aset Tetap .................................................................... 42
3.3.7 Nilai Aset Tetap Yonnas Hotel ....................................................... 43
3.3.8 Penyajian Aset Tetap dalam Neraca ............................................... 45
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………… 51
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 47
4.1 Saran …………………………………………………………………. 49
Daftar Pustaka ………...........……………………………………………. 50
Lampiran-Lampiran ……...........………………………………………….. 51
Daftar Riwayat Hidup …............………………………………………… 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Yonnas Hotel Nias Selatan ……………… 33
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca ………………………….. 27
Tabel 3.1 Masa Manfaat Aset Tetap……………………………................... 37
Tabel 3.2 Daftar Aset Tetap Yonnas Hotel..................................................... 37
Tabel 3.3 Perbandingan Pengakuan Aset Tetap……………….................… 42
Tabel 3.4 Penyusutan Aset Tetap Yonnas Hotel ........................................... 44
ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA YONNAS
HOTEL TELUKDALAM KABUPATEN
NIAS SELATAN
Oleh:
NELY SAFITRI NDRURU
NIM: 14100131028
Dosen Pembimbing:
ALWINDA MANAO, SE., MM
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan
akuntansi aset tetap terhadap nilai aset tetap Yonnas Hotel Nias Selatan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu membandingkan
keadaan yang sebenarnya terjadi dengan teori-teori yang relevan dengan masalah
yang terkait. Pengumpulan data dan informasi lainnnya dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi. Jenis data yang digunakan yaitu, data primer adalah
data yang dikumpulkan oleh peneliti itu sendiri sedangkan data Sekunder adalah
data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung. Yonnas Hotel Nias Selatan
dalam melaksanakan kegiatan akuntansi berpedoman pada kebijakan akuntansi
yang pada prinsipnya sudah mendekati PSAK No. 16. Pengakuan aset tetap
memiliki masa manfaat lebih dari satu periode serta biaya perolehan aset tetap
diukur secara andal. Penilaian/Pengukuran aset tetap pada perusahaan
mengkapitalisasi seluruh pengeluaran yang berhubungan dengan pembuatan aset
tetap hingga siap digunakan. Pengeluaran aset tetap setelah perolehan menerapkan
kebijakan pembebanan biaya pada periode terjadinya dan Yonnas Hotel Nias
Selatan melakukan penghentian dan pelepasan aset tetap dengan cara dijual,
dihibahkan maupun dimusnahkan.
Kata kunci : Aset Tetap
ABSTRACT
ANALYSIS OF ACCOUNTING IMPLEMENTATION OF FIXED
ASSETS YONNAS HOTEL TELUKDALAM
REGENCY OF SOUTH NIAS
By:
NELY SAFITRI NDRURU
NIM: 14100131028
Counsellor Lecturer:
ALWINDA MANAO, SE., MM
The purpose of this study is to know how the impact of the aoolication of fixed
asset accounting to the fixed asset value Yonnas Hotel Nias Selatan. The research
method used is descriptive method that is comparing with the relevant theories
with related problems. Collecting data and other information is done by interview
and observation. The type of data used is, primary data is data collected by the
researcher it self while the secondary data is data obtained by researchers
indirectly. Yonnas Hotel Nias Selatan south in carrying out accounting activies
based on accounting policy which in principle is approaching Statement Of
Financial Accounting Standar No. 16. The recognition of fixed assets has a useful
life of more than one period and the cost of fixed assets is measured reliably the
valuation/measurement of fixed assets in the enterprise capitalizes all
expenditures related to the manufacture of fixed assets until the are ready for use.
Fixed asset expenditure after acquisition implements a charging policy in the
period in which it take place and the southern Yonnas Hotel Nias Selatan
discontinues and disposes of fixed assets by sale, granted of destroyed.
Keyword : Fixed Assets
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri perhotelan di Indonesia saat ini berjalan dengan
cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari mulai maraknya pembangunan hotel dengan
kapasitas yang beranekaragam. Industri perhotelan merupakan bagian dari industri
pariwisata yang memiliki arti penting bila dikaji dari aspek ekonomi. Industri
perhotelan ini secara ekonomi dapat memberikan kontribusi berarti untuk
perekonomian. Tentu saja hal ini menarik para pengusaha atau pihak lainnya
untuk mendirikan usaha dibidang ini.
Tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh
laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan sehingga dapat
mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu
investasi tersebut adalah aset yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
yaitu aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk
mencapainya diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan,
pemeliharaan maupun pencatatan akuntansinya.
Menurut Simamora (2002:298), perusahaan bisnis yang menginvestasikan
modalnya dalam bentuk harta yang bersifat tahan lama dan dapat menunjang
kegiatan operasional perusahaan dalam akuntansi dikenal dengan istilah aset tetap.
Aset tetap (fixed asset) adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai atau dengan di bangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
2
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut Madura (2001:196), Akuntansi keuangan sebagai salah satu
cabang ilmu dan praktik akuntansi yang berhubungan dengan permasalahan
laporan keuangan perusahaan kepada berbagai pihak pengambil keputusan dalam
manajemen perusahaan, perlu diselenggarakan dengan berlandaskan pada standar
akuntansi yang berlaku. Akuntansi merupakan ikhtisar dan analisis kondisi
keuangan sebuah perusahaan, laporan keuangan dibuat untuk menyajikan rincian
informasi tentang keadaan kinerja dan keuangan sebuah perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:591), Aset tetap mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan aset lancar. Jika aset lancar dikendalikan pada saat konsumsinya,
pengendalian aset tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aset
tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan
dengan aset tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena berupa commited
cost, yang dalam masa pengoperasian aset tetap jenis biaya tersebut tidak dapat
dikendalikan oleh manajemen melalui wewenang yang dimilikinya.
Menurut Dyckman, Dukes dan Davis (1996:521), Penilaian aset tetap
berwujud, aset tetap dinyatakan sebesar nilai buku. Nilai buku adalah harga
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap. Sedangkan harga
perolehan aset tetap adalah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan
biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh ase tetap sejak pembelian sampai
aset tetap tersebut siap digunakan untuk operasional perusahaan. Pengeluaran
yang berkaitan dengan akuisisi dan penggunaan aset operasional adalah modal
3
(capital expenditures) atau pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang diharapkan akan memberikan
keuntungan di luar periode akuntansi berjalan. Pengeluaran pendapatan, seperti
perbaikan rutin, diharapkan akan menberikan keuntungan hanya pada periode
akuntansi berjalan.
Menurut Soemarso (2005:24), Dalam menetapkan besarnya beban
penyusutan suatu aset tetap, ada beberapa metode yang sering digunakan dalam
suatu perusahaan, yaitu metode garis lurus, metode unit produksi, metode saldo
menurun, metode saldo menurun ganda, serta metode lainnya yang sesuai dengan
jenis perusahaan tersebut. Aset tetap yang tidak digunakan lagi atau masa
manfaatnya telah habis, biasanya perusahaan akan menghapus aset tersebut di
dalam laporan keuangan dengan mendebet akumulasi penyusutan aset tetap dan
mengkredit aset tetap tersebut. Untuk penyajian aset tetap pada laporan keuangan,
perusahaan harus menyajikan urutan laporan keuangan beserta akumulasi
penyusutannya. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan pengguna laporan
keuangan dalam membaca nilai aset tetap yang dimiliki perusahaan. Aset tetap
merupakan salah satu jenis aset yang relatif besar. Untuk itu dilakukan akuntansi
yang tepat dan akurat. Supaya aset tetap dapat disajikan secara wajar dalam
laporan keuangan. Apabila terjadi kesalahan penyajian dalam laporan keuangan,
akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan itu sendiri dan menyesatkan
pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan.
4
Yonnas Hotel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
perhotelan atau penginapan di kota Telukdalam. Perusahaan ini mempunyai aset
tetap yang terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan, peralatan seperti AC, televisi,
genset, dan kulkas sebagai alat pendukung dalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan. Dalam suatu perusahaan, aset tetap sangatlah penting
untuk menjalankan operasinya. Aset tetap mempunyai kedudukan yang penting
dalam perusahaan karena memerlukan dana yang besar dan tertanam dalam
jangka waktu yang lama. Aset tetap harus mendapat perhatian yanng memadai
dari pimpinan serta segala penerapan akuntansi terhadap aset tetap harus sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang merupakan dasar yang
menjadi pedoman dalam menilai, mencatat dan menyajikan laporan keuangan
perusahaan.
Penerapan akuntansi terhadap aset tetap yang kurang tepat atau tidak sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 akan membawa pengaruh dalam
penyajian laporan keuangan. Aset tetap yang dinilai atau dicatat terlalu besar akan
berpengaruh terhadap nilai penyusutannya, nilai penyusutannya akan terlalu besar
sehingga laba perusahaan menjadi kecil. Jika aset tetap tersebut dinilai atau dicatat
terlalu kecil, maka penyusutan yang dilakukan akan terlalu kecil, sehingga laba
perusahaan akan menjadi besar. Hal seperti inilah yang akan membawa pengaruh
dalam penyajian laporan keuangan perusahaan.
Mengingat pentingnya peranan aset tetap dalam kelangsungan sebuah
perusahaan maka penerapan akuntansi aset tetap perlu diperhatikan. Oleh karena
itu, suatu perusahaan tanpa mempunyai aset tetap berwujud tidak akan dapat
5
menjalankan usahanya dengan baik. Dengan adanya aset tetap berwujud, proses
kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik dan lancar.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap Aset Tetap pada perusahaan dengan judul “ANALISIS
PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAK. NO 16
PADA YONNAS HOTEL NIAS SELATAN”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas dapat di identifikasi
masalahnya :
1. Kurangnya pemahaman pemilik Yonnas Hotel Nias Selatan terhadap
penerapan akuntansi aset tetap pada perusahaan\
2. Aset tetap yang tidak tepat atau tidak sesuai akan membawa pengaruh
dalam penyajian laporan keuangan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, peneliti mencoba
merumuskan masalah agar lebih terarah dan mencapai hasil yang diharapkan.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Dampak Penerapan Akuntansi Aset Tetap Terhadap Nilai Aset
Tetap Yonnas Hotel Nias Selatan?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya satu
hal yang diperoleh setelah penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah:
6
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Dampak Penerapan Akuntansi Aset Tetap
Terhadap Nilai Aset Tetap Yonnas Hotel Nias Selatan.
1.5 Manfaat penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan
peneliti mengenai tentang penerapan akuntansi aset tetap di perusahaan.
2. Bagi Lokasi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berkaitan
dengan Penerapan Akuntansi Aset Tetap Di Yonnas Hotel Telukdalam
3. Bagi STIE Nias Selatan
Penelitian ini diharapakan sebagai bahan referensi, pertimbangan,
menambah wawasan bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
4. Bagi Penelitian Lanjutan
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapakan dapat menjadi
perbandingan pada penelitian dengan topik yang sama.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun Sistematika Penulisan ini adalah dalam penulisan dan penerapan
Skripsi ini terbagi atas 4 (empat) Bab yaitu sebagai berikut: Bab satu yang terdiri
dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari konsep-konsep
yang berhubungan dengan masalah yang dirumuskan, yang meliputi tentang
tinjauan literatur terdiri dari pengertian akuntansi, pengertian aset tetap,
pengelompokkan aset tetap, kebijakan akuntansi aset tetap menurut PSAK No. 16,
7
penyusutan aset tetap, penghentian dan pelepasan aset tetap, penyajian aset tetap
dalam laporan keuangan, penelitian terdahulu, metode analisis terdiri dari metode
pengumpulan data dan metode analisis data. Bab tiga penulis mencoba
menguraikan beberapa hal yang secara langsung berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum perusahaan, data
penelitian, analisis dan pembahasan. Bab empat tentang kesimpulan dan saran.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN METODE ANALISIS
2.1 Tinjauan Literatur
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Definisi Akuntansi menurut Harahap (2011:5), merupakan sebuah kegiatan
jasa (service activity) fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-entitas ekonomi, dalam penentuan
pilihan-pilihan logis diantara tindakan-tindakan alternatif.
Menurut Grady dalam Yadiati ( 2007 :1), Akuntansi
merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi yang
secara sistematik, orisinal dan autentik, mencatat,
mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis,
menginterprestasikan seluruh transaksi dan kejadiaan serta karakter
keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka
menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen
sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang
diterima.
Menurut Soemarso (2008:8), Akuntansi merupakan “Proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka
yang menggunakan informasi tersebut.
Jadi kesimpulan dari beberapa pengertian diatas Penulis mengambil
kesimpulan bahwa Akuntansi merupakan Proses yang meliputi pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, pelaporan dan penganalisis keuangan dari
organisasi.
9
2.1.2 Pengertian Aset Tetap
Menurut Harisson (2012:403) Aset Tetap atau Aktiva Tetap dengan istilah
harta tetap, Plant equipment, noncurrent operating asset dan fixed asset. Aset
tetap adalah aset tidak lancar atau jangka panjang yang berwujud, misalnya tanah,
bangunan, dan peralatan. Aset tersebut digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, atau untuk tujuan administrasi; dan di harapkan akan digunakan
selama lebih dari satu periode. Tanah yang dimiliki dan bersifat prepetuitas tidak
disusutkan dengan berlalunya waktu karena manfaatnya tidak menurun.
Menurut Jusup (2005:161) “Aset Tetap (fixed asets) adalah aset yang
digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun.
Menurut Mulyadi (2001:591), “Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk
dijual kembali”.
Sedangkan Menurut Soemarso (2002:23), “Aktiva tetap adalah aktiva yang;
(1) jangka waktu pemakaiannya lama; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan;
(3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta;
(4) nilainya cukup besar.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16 tahun 2011)
menyatakan Aset Tetap adalah Aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak
10
lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode.
Kecuali tanah, semua jenis aset tersebut mempunyai umur terbatas. Baik
menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai aset tetap tidak boleh
dibebankan sekaligus sebagai biaya. Dalam ketentuan fiskal, aset tetap disebut
dengan istilah harta berwujud yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
Sedangkan menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2007: 12), Aktiva tetap
berupa tanah, struktur bangunan, dan peralatan. Karakteristik utama dari Properti
dan Peralatan adalah:
a. Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan
untuk dijual kembali.
Hanya aktiva yang digunakan dalam operasi normal yang dapat
diklasifikasikan. Sebagai contoh sebuah bangunan yang tidak
digunakan diklasifikasikan sebagai investasi. Tanah yang dimiliki
oleh pengembang tanah atau subdivider diklasifikasikan sebagai
persediaan.
b. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek
penyusutan.
Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aktiva-aktiva
pada periode masa depan melalui beban penyusutan kecuali tanah.
Tanah tidak disusutkan kecuali terjadi penurunan nilai yang
material.
c. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.
Aktiva berwujud yang mempunyai karakteristi eksistensi atau
substansi fisik
11
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Aset
Tetap adalah Aset Berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun.
2.1.3 Pengelompokkan Aset Tetap
Klasifikasi Aset Tetap merupakan salah satu komponen aset yang berperan
penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Menurut Skousen dan Smith
(2005:429), ada beberapa klasifikasi dari Aset Tetap adalah:
1. Aset Tetap Berwujud
Aset tetap berwujud memiliki bentuk fisik dan dengan demikian dapat
diamati dengan satu alat atau lebih panca indera dan memiliki karakteristik
umum, yaitu memberi manfaat ekonomi pada masa mendatang bagi perusahaan.
Aset tertentu yang umum dilaporkan didalam kategori ini meliputi:
a. Tanah, biaya yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat
yang tidak terbatas.
b. Perbaikan Tanah, pemetaan tanah, pengaspalan, pemagaran, saluran air,
intalasi listrik, dan lain-lain.
c. Bangunan, digunakan dalam kegiatan perusahaan yaitu bangunan yang
belum jadi (dalam tahap pembangunan) tidak dapat di klasifikasikan aktiva
tetap.
d. Mesin dan peralatan.
e. Kendaraan.
12
2. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud didefinisikan sebagai aset yang tidak memiliki bentuk
fisik. Bukti adanya aset ini terdapat dalam bentuk perjanjian, kontrak atau
paten. Hal ini memenuhi definisi aset karena adanya manfaat mendatang.
Contoh aset tak berwujud adalah:
a. Hak Paten
b. Merek Dagang
c. Hak Cipta
d. Goodwill, sumber daya, faktor dan kondisi tak berwujud lain.
2.1.4 Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16
2.1.4.1 Cara Perolehan Aset Tetap
Aset Tetap harus dicatat sebesar harga perolehaan. Harga perolehaan
meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aset dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya agar aset tetap siap untuk digunakan. Pajak
penjualan, biaya transportasi, asuransi aset tetap selama aset dalam perjalanan,
pondasi khusus, dan biaya pemasangan harus ditambah keharga beli aset tetap
bersangkutan.
Harga Perolehan didefinisikan Standar Akuntansi Keuangan (2004:16.2),
sebagai “Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai wajar imbalan
lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan”.
Sinuraya (2003:63), dalam buku Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
13
1. Dibeli dengan tunai
Apabila aset tetap diperoleh dengan pembelian tunai maka nilai aset
tersebut harus dicatat sebesar jumlah pengeluaran. Termasuk seluruh biaya
yang berkaitan dengan pembelian atau penyiapan penggunaannya. Begitu
juga jika terdapat potongan tunai maka potongan itu harus dicatat sebagai
pengurangan harga perolehaan, bukan dianggap sebagai laba.
2. Dibeli secara angsuran
Aset yang diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset
tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga termasuk dalam angsuran, baik
dinyatakan secara jelas maupun tidak harus dikeluarkan dari harga
perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
3. Tukar tambah
Menurut Baridwan (2005:225), dalam buku Intermediate Accounting.
Mengatakan, pertukaran aktiva tetap dapat dibagi atas dua macam yaitu:
a. Pertukaran Aktiva Tetap yang tidak Sejenis
Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran aktiva yang
sifat dan fungsinya tidak sama, seperti mobil dengan mesin. Bila
menyangkut pertukaran aktiva yang tidak sejenis, perbedaan antara nilai
buku aktiva tetap yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan
sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi
terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.
b. Pertukaran aktiva tetap sejenis
14
Pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva tetap yang
sifatnya dan fungsinya sama seperti mobil dengan mobil, mesin cetak
sama mesin cetak. Dalam pertukaran ini tidak ada laba yang diakui
kecuali seandainya perusahaan menerima sejumlah uang.
4. Penerbitan surat-surat berharga
a. Dibuat sendiri
Smith dan Skousen (2004:403), dalam bukunya Akuntansi
Intermediate, AICPA menyatakan :Bilamana nilai perolehaan suatu
harta yang dibuat sendiri lebih rendah harga pokok untuk
memperolehnya dengan jalan membeli atau dibuat oleh pihak luar,
selisihnya untuk kepentingan akuntansi tidak dianggap suatu laba tapi
suatu penghematan. Kontruksi selayaknya dilaporkan sebagai laba
selama usia harta bersangkutan karena penyusutan yang dibebankan
kepada pendapatan periodik akan lebih rendah. Namun demikian, jika
ada petunjuk bahwa biaya jauh melampaui karena adanya inefisiensi
atau kegagalan kontruksi tertentu, maka kelebihaan itu selayaknya
diakui sebagai kerugian periode selanjutnya tidak boleh dibebankan
dengan beban-beban penyusutan yang timbul dari biaya yang
semestinya dapat dihindarkan.
b. Diterima sebagai hadiah
Widyawati (2011:19), dalam buku Akuntansi mengatakan bahwa
“Aktiva yang diperoleh melalui donasi seharusnya dinilai dan dicatat
sebesar nilai pasar wajarnya”. Perolehan aktiva tetap lewat sumbangan
15
ini akan di akui sebagai pendapatan atau keuntungan dalam periode
dimana sumbangan aktiva tersebut diterima.
2.1.4.2 Penilaian Kembali Aset Tetap
Penarikan atau pelepasan aset tetap dilakukan apabila aset tetap tersebut
tidak lagi bermanfaat bagi perusahaan, dapat disebabkan karena faktor keusangan,
tersedia aset baru yang lebih produktif, kejadian tidak menyenangkan, misalnya
bencana alam, dicuri, dll. Dalam penyajian dineraca, aset tetap disajikan sebesar
nilai cost atau perolehannya dengan akumulasi penyusutan sebagai pengurang
daricost aset tetap tersebut.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2002:16), menjelaskan tentang
penilaian kembali atau revaluasi aset tetap sebagai berikut:
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenaan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut sistem
penilaian aset berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran.
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus
menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan
di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh dari pada
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan.
Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku aset tetap dibukukan
dalam akun modal dengan nama Selisih Penilaian Kembali Aset
Tetap.
16
Selanjutnya menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(2002:13), jika aktiva tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali harus
diungkapkan:
a. Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aset
b. Tanggal ekfektif penilaian kembali
c. Nama penilaian indenpenden, bila ada
d. Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan
biaya pengganti
e. Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
f. Surplus penilaian kembali aktiva tetap
2.1.4.3. Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap
Selama suatu aset tetap tersebut digunakan dalam operasi perusahaan maka
pengeluaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penambahan
Penambahan (additions) adalah perluasan tata letak fisik sebuah aktiva
tetap. Penambahan akan memberikan manfaat-manfaat di masa yang akan
datang dan ditambahkan atau dibubuhkan kepada aktiva yang ada. Apabila
sebuah sayap bangunan baru ditambahkan kepada sebuah bangunan, maka
manfaat-manfaat dari pengeluaran untuk gedung sayap tadi akan diterima
selama beberapa tahun. Pengeluaran untuk penambahan atas aktiva tetap
mesti didebit ke rekening aktiva berangkutan. Biaya penambahan itu harus
disusutkan selama taksiran masa manfaatnya.
2. Perbaikan.
Pemeliharaan dan reparasi (repair and maintenance) adalah pekerjaan yang
dilakukan untuk menjadikan sebuah aktiva dalam kondisi operasi yang baik
17
atau menjadikannya kembali kedalam kondisi baik setelah rusak. Biaya
pemeliharaan dan reparasi biasanya merupakan biaya periode, biaya tersebut
tidak dimasukkan dalam biaya kapitalisasi aktiva, berbeda halnya dengan
perbaikan. Perbaikan (betterment) terjadi manakala suatu aktiva tetap
dimodifikasi agar membuatnya lebih efisien atau produktif. Perbaikan
kerapkali melibatkan penambahan sebuah komponen kepada sebuah aktiva
atau mengganti suatu komponen lama dengan yang lebih unggul.
Perbaikan merupakan pengeluaran modal karena meningkatkan mutu jasa
yang diperoleh dari aktiva. Pengeluaran untuk perbaikan haruslah di debit
kepada rekening aktiva yang tersebut kemudian nilai buku yang baru
(dikurangi nilai sisa) harus disusutkan selama sisa manfaat aktiva tadi.
Perbedaan antara pemeliharaan dan perbaikan adalah bahwa pemeliharaan
mempertahankan aktiva dalam kondisi baik tetapi tidak lebih baik daripada
kondisi pada saat dibeli, sedangkan perbaikan membuat kondisi aktiva
menjadi lebih baik daripada saat dibeli atau memperpanjang masa
manfaatnya melampaui taksiran masa manfaatnya pertama kali.
3. Reparasi luar biasa atau penambahan nilai
Reparasi luar biasa (extraordinary repair) adalah pengeluaran yang
memperpanjang taksiran masa manfaat aktiva melebihi taksiran masa
manfaat sebelumnya. Pengeluaran seperti ini haruslah didebit ke rekening
akumulasi penyusutan (yang meningkatkan nilai buku aktiva). Rekening
akumulasi penyusutan didebit karena dianggap bahwa penyusutan tahun-
18
tahun sebelumnya ditutupi oleh pengeluaran yang memperpanjang masa
manfaat aktiva.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah pengeluaran untuk memelihara agar aktiva tetap yang
bersangkutan tidak cepat rusak atau usang dan tetap dalam kondisi yang
baik agar dapat melaksanakan fungsinya dalam operasi perusahaan.
5. Penggantian
Penggantian adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mengganti bagian
yang rusak dari aktiva tetap. Biaya dari penggantian ini dapat dibebankan ke
expenses atau dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap. Hal ini tergantung
pada besar kecilnya penggantian tersebut.
2.1.5 Penyusutan Aset Tetap.
Menurut Horngren dan Harrison (2007:488), “Penyusutan adalah alokasi
biaya aktiva tetap ke beban selama umur manfaatnya. Penyusutan akan
menandingkan beban dengan pendapatan untuk menentukan laba bersih”.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.16)
(2009:350), “Aset yang dapat disusutkan dapat didefinisikan sebagai aset yang
a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
b. Memiliki masa manfaat yang terbatas, dan
c. Dikuasai oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau penyedia
barang dan jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif.
19
PSAK No.16 mensyaratkan bahwa Penyusutan Aset yang dapat disusutkan
dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan bahwa penyusutan
dihentikan hanya pada saat aset itu diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.58 (PSAK N0.16
paragraf 55). Dengan demikian penyusutan tidak dihentikan apabila suatu aset
tidak sedang digunakan atau tidak lagi gunakan, kecuali jika aset itu telah
sepenuhnya disusutkan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:16.11), Penyusutan Aset Tetap
dapat dilakukan dengan berbagai macam metode antara lain adalah :
1. Berdasarkan Waktu
a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode ini mengasumsikan bahwa kegunaan aset pada setiap periode fisikal
selalu sama. Metode ini merupakan metode yang sederhana dan
mengabaikan produktivitas dan efisiensi, digunakan secara luas dan mudah
dipahami. Nilai penyusutan dengan metode garis lurus diperoleh dengan
cara mengurangi harga perolehan aset tetap dengan nilai residu, kemudian
membagi dengan umur ekonomis aset tersebut.
Menurut Soemarso (2002:30), “Metode garis lurus yaitu biaya penyusutan
dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang
masa manfaat aktiva tetap”.
b. Metode Pembebanan Menurun
Metode ini mempertimbangkan bahwa dengan bertambahnya usia aset tetap,
maka prestasi yang dihasilkan juga menurun. Pembebanan yang makin
20
menurun bahwa semakin tua kapasitas aset tetap dalam memberikan
jasanya, juga akan semakin menurun.
Metode ini dibagi atas 3 bagian yaitu :
1. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Digit Method)
Metode jumlah angka tahun menghasilkan pembebanan biaya penyusutan
menurun dengan memakai angka pecahaan yang diperoleh dari angka
tahun kegunaan umur aset. Penyebut dari pecahan dihitung dengan
menjumlahkan akumulasi angka tahun umur kegunaan aset, sedangkan
pembilangannya merupakan angka bobot pada tahun pemakain, metode
ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan
yang menurun dari dasar penyusutan.
Menurut Soemarso (2002:33), “Dasar Penyusutan pada metode jumlah
angka tahun adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Tarif penyusutan dalam
metode jumlah angka tahun merupakan suatu bilangan pecahan yang makin lama
makin kecil”.
2. Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
Metode ini menggunakan persentase yang tetap dari nilai buku aset
tetap, dan besarnya persentase dihitung dengan rumus :
% = √
Dimana, n = taksiran masa manfaat
Besarnya beban penyusutan tahun pertama dihitung dengan
mengalihkan % (persentase) dengan harga perolehan aset dan untuk
21
tahun selanjutnya persentase tersebut dikalikan dengan nilai buku
yang semakin menurun.
3. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Metode ini menggunakan cara melipat duakan tarif penyusutan garis
lurus, dihitung tanpa memperhatikan nilai residu dan menggunakan
tarif penyusutan yang dihasilkan terhadap harga aktiva dikurangi nilai
buku.
2. Berdasarkan Penggunaanya.
a. Metode Jam Jasa (Service Hour Method)
Metode ini mengasumsikan bahwa pembelian suatu aktiva tetap merupakan
pembelian sejumlah jam jasa lansung. Metode ini menggunakan suatu
estimasi usia tetap dalam satuan jam jasa. Nilai perolehan dikurangi nilai
residu dibagi dengan total jam jasa menghasilkan tariff penyusutan perjam.
Tarif tersebut dikalikan dengan penggunaan aktiva tetap selama periode
untuk mendapatkan beban penyusutan periodik.
b. Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)
Metode ini merupakan estimasi, yaitu estimasi total unit output yang akan
dihasilkan. Nilai perolehan aktiva setelah dikurangi dengan nilai residu
dibagi dengan total unit output yang akan dihasilkan dan merupakan tarif
penyusutan perunit output. Tarif ini dikalikan dengan unit produksi yang
diukur untuk satu periode dan menghasilkan beban penyusutan untuk
periode tersebut.
22
3. Berdasarkan Kriteria Lainnya
a. Metode berdasarkan kelompok (Group Method)
Dalam metode ini aktiva yang serupa digabungkan dalam suatu kelompok
sehingga penyusutan dikumpulkan dalam suatu perkiraan saja dan tingkat
penyusutan dikumpulkan dalam suatu perkiraan saja dan tingkat penyusutan
didasarkan pada umur rata-rata aktiva dalam kelompok itu. Beban
penyusutan diperoleh dengan membagi total nilai perolehan aktiva tetap
setalah dikurangi total nilai residu dengan umur rata-rata aktiva tetap.
Metode ini dapat digunakan untuk sekelompok aktiva tetap yang sama yang
dibeli pada waktu bersamaan sehingga umur mamfaat sama.
b. Metode Berdasarkan Jenis (Composite Method)
Metode berdasarkan jenis atau komposit digunakan untuk suatu kelompok
aktiva tetap yang mempunyai karakteristik dan umur ekonomis yang
berbeda. Disebabkan ketidak seragaman umur diantara aktiva tetap tersebut,
carilah persentasi rata-rata penyusutan yang dihitung dengan membuat suatu
analisa terhadap umur dan beban penyusutan periode untuk setiap unit
aktiva yang bergabung.
c. Metode Anuitas (Anuity Method)
Metode ini didasarkan pada kriteria waktu yang meningkatkan beban.
Dalam perhitungannya metode annuitas memerlukan penggunaan kalkulasi
bunga majemuk. Metode ini pada kenyataannya jarang dijumpai dalam
praktek
23
d. Sistem Persediaan (Inventory Sistem)
Sistem ini dimaksudkan sebagai alternatif lain jika terdapat kesulitan untuk
menghitung penyusutan dengan cara biasa. Dalam metode ini perkiraan
aktiva tetap didebet dengan harga perolehan aktiva. Setiap periode aktiva
tersebut dinilai dan perkiraan aktiva dikurangi sampai pada jumlah penilaian
tersebut, jumlah nilai yang dipakai sebagai pengurang itu dihitung sebagai
beban penyusutan. Metode-metode penyusutan yang disebut sebelumnya
adalah yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di
Indonesia
2.1.6 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Menurut Mulyadi (2001:596), bahwa Jika berdasarkan pertimbangan teknis
atau ekonomis suatu aktiva tetap tidak layak diteruskan pemakaiannya,
manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan pemakaian aktiva tetap yang
bersangkutan.
Selanjutnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 (2004:12),
menyatakan “Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila
aset secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat
keekonomisan masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya”.
Dalam pelepasan aset tetap ada beberapa cara yaitu :
1. Pembesituaan aset tetap.
Manakala aset tetap tidak lagi berharga dan mesti dibesituakan maka biaya
perolehan dan saldo akumulasi penyusutan mesin dihilangkan dari catatan-
catatan akuntansi. Apabila semua biaya perolehan aset sudah disusutkan,
tidak ada kerugian dalam pelepasan aset tersebut. Sebaliknya bilamana
24
biaya perolehannya belum disusutkan sepenuhnya, maka biaya perolehan
yang belum sempat disusutkan merupakan kerugian atas pelepasan aset.
2. Penghancuran Aset Tetap.
Kadang kala kecelakaan, kebakaran, banjir, petir dan bencana alam
menghancurkan aktiva tetap sehingga menyebabkan perusahaan
menanggung rugi.
3. Penjualan Aset tetap
Perusahaan kerap kali melepas aset tetapnya dengan menjual aset tetap
tersebut. Dengan membandingkan nilai buku aset (biaya prolehan dikurangi
akumulasi penyusutan) dengan harga jualnya (nilai realisasi bersih bilamana
terdapat beban penjualan), perusahaan bisa mendapat untung atau
menanggung rugi. Apabila harga jual lebih besar dari nilai buku aset, maka
perusahaan menanggung untung. Sebaliknya jika harga jual dibawah nilai
buku, maka perusahaan menderita kerugian.
2.1.7 Penyajian Aset Tetap Dalam Laporan Keuangan
Menurut Madura (2001:199) Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disajikan manajemen
haruslah dapat menggambarkan secara wajar posisi keuangan dan tidak
menyesatkan. Hal yang paling penting dalam laporan keuangan adalah laporan
laba rugi dan neraca.
Dalam laporan keuangan, penyajian aktiva tetap akan terlihat dalam neraca.
Neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan komposisi harta, hutang
25
dan modal pada suatu tanggal tertentu. Aktiva tetap yang disajikan berdasarkan
nilai perolehan aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.
Setiap jenis aktiva tetap seperti : tanah, bangunan, inventariskantor dan lain
sebagainya harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci dalam
catatan atas laporan keuangan.
Menurut Mulyadi (2001:539), perlu diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi
yang lazim dalam penyajian aktiva tetap dalam neraca berikut ini :
1. Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.
2. Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3. Jumlah akumulasi depresiasi dan biaya depresiasi untuk tahun kini
harus ditunjukkan di dalam laporan keuangan.
4. Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan
besar aktiva tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Aktiva tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika
jumlahnya material.
6. Aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan
untuk beroperasi, jika jumlahnya material harus dijelaskan.
7. Aktiva tetap harus dipecah kedalam golongan yang terpisah jika
jumlahnya material.
8. Aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan
untuk beroperasi, jika jumlahnya material harus dijelaskan.
Namun banyak juga perusahaan menyajikan aktiva tetap sebesar jumlah
bersihnya, dikarenakan pengurangan beban penyusutan. Akibat adanya bebarapa
alternatif untuk menghitung beban penyusutan, maka metode penyusutan yang
digunakan dalam menghitung beban penyusutan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan. Tanpa informasi ini, pemakai laporan dapat keliru dalam
usahanya membandingkan hasil-hasil keuangan suatu perusahaan dengan
26
perusahaan lainnya. Metode penyusutan yang dianut suatu perusahaan biasanya
dilaporkan dalam penjelasan laporan keuangan sebagai kebijakan akuntansi
perusahaan.
Aktiva tetap sering masih digunakan walaupun harga perolehannya sudah
habis disusutkan. Keadaan ini bisa timbul dari dua sebab, yaitu keliru dalam
membuat taksiran umur, dan umurnya tidak ditaksir keliru tetapi perusahaan tidak
mampu untuk mengganti aktiva tetap tersebut dengan aktiva yang baru. Aktiva
tetap yang sudah habis masa manfaatnya tetapi masih digunakan perusahaan harus
direvaluasi.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:17), menyatakan bahwa:
Laporan keuangan harus mengungkapkan, dalam hubungan dengan setiap jenis
aset tetap:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah catatan
bruto. Jika lebih dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat
bruto untuk dasar dalam setiap kategori harus diungkapkan;
b. Metode penyusutan yang digunakan;
c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan
akhir periode;
e. Suatu rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir priode
memperlihatkan: penambahan, pelepasan, akuisisi melalui
penggabungan usaha, revaluasi yang dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah, penurunan nilai dicatat, penyusutan beda
nilai tukar neto yang timbul pada laporan keuangan suatu entitas
asing dan setiap pengklasikan kembali.
27
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa, penilaian kembali aset tetap
yang sudah habis masa manfaatnya diperbolehkan, apabila penilaian itu dianggap
signifikan dengan kondisi perusahaan pada saat sekarang
Tabel 2.1
Penyajian Aktiva Tetap dalam Neraca
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas XXX
Surat-surat berharga XXX
Piutang XXX
Persedian XXX +
Jumlah Aktiva Lancar XXX
Aktiva Tetap
Tanah XXX
Bangunan XXX
Akumulasi Penyusutan (XXX)
Nilai Buku XXX
Mesin dan Alat XXX
Akumulasi Penyusutan (XXX)
Nilai Buku XXX
Perabot XXX
Akumulasi Penyusutan (XXX)
Nilai Buku XXX
28
Jumlah Aktiva Tetap XXX
JUMLAH AKTIVA XXX
Sumber : Zaki Baridwan, Intermediate Accounting (2005 :27)
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Restu’eli Telaumbanua (2014) yang
berjudul Penerapan Revaluasi Aset Tetap Terhadap Penghematan Beban
Pajak Penghasilan pada UD. Karunia Abadi Telukdalam Kabupaten Nias
Selatan. Berdasarkan fakta yang diperoleh dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah beban pajak yang harus dibayarkan
perusahaan lebih kecil ketika melakukan revaluasi aset tetap di bandingkan
ketika perusahaan tidak melakukan revaluasi aset tetap pada UD. Karunia
Abadi. Dengan melihat keadaan tentang aset tetap yang mengalami
penyusutan setiap tahunnya mengalami penyusutan dapat mempengaruhi
laporan akhir tahun. Manajer perusahaan wajib melakukan revaluasi pada
aset-aset kecil lainnya seperti meja, peralatan dan aset lain yang dimiliki
oleh UD. Karunia Abadi guna meminimalisir beban pajak yang akan di
tanggung oleh perusahaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rizal Effendi (2015) yang berjudul
Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada
CV. Sekonjing Ogan Ilir. Berdasarkan fakta yang diperoleh dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi atas aset tetap yang
diterapkan oleh perusahaan belum sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
29
3. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mariati Ndruru (2014) yang
berjudul Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada SMK Swasta Kristen BNKP
Telukdalam. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui cara perolehan
aktiva tetap pada SMK Swasta Kristen BNKP Telukdalam Kabupaten Nias
Selatan untuk mengetahui metode beban penyusutan yang digunakan pada
SMK Swasta Kristen BNKP Telukdalam Kabupaten Nias Selatan, dan
untuk mengetahui dokumen apa saja yang digunakan dalam sistem
akuntansi aktiva tetap pada SMK Swasta Kristen BNKP Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan. Dalam penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif.
2.3 Metode Analisis
Metode analisis merupakan penjelasan tentang jenis penelitian, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
2.3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Wawancara (interview) yaitu penelitan yang dilakukan dengan
melakukan tanya jawab langsung kepada pihak Yonnas Hotel
Telukdalam.
2. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung objek yang
diteliti untuk mendapatkan data yang sistematis.
2.3.2 Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan oleh penelitian adalah:
1. Deskriptif, yaitu dengan menggunakan uraian tugas yang menjelaskan
atau memberikan gambaran mengenai fakta-fakta yang diperoleh dari
30
hasil kegiatan penelitian lapangan tentang kegiatan objek penelitian yang
sebenarnya.
2. Metode kualitatif, yaitu mengumpulkan, menyusun, menghitung, serta
mengklasifikasi data.
31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Yonnas Hotel merupakan perusahaan perorangan yang berbentuk
perusahaan penginapan yang dimiliki oleh Pemilik/Presiden Direktur. Perusahaan
ini didirikan oleh Metiba Maduwu. Sesuai jenis perusahaannya, Hotel ini
beroperasi di bidang penginapan dan menyediakan tempat untuk pertemuan.
Perusahaan ini pertama kali didirikan pada Tahun 2010. Usaha ini terdaftar
dikantor ke Polisian Resort Nias Selatan dengan Nomor SI/08/11/2010/Ontelkam,
14 Desember 2010. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Pasir Putih Kompleks PPI
Kelurahan Pasar Teluk Dalam. Awal kegiatan usaha ini dimulai pada Tanggal 1
januari 2011, kemudian pada bulan September 2011 diresmikan Restoran Yonnas
untuk semakin menarik pengunjung.
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang merupakan
syarat mutlak berdirinya suatu perusahaan, oleh karena itu tujuan harus
dirumuskan secara jelas sehingga dapat ditentukan kegiatan-kegiatan apa yang
dapat dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan sebagai suatu organisasi merupakan
fungsi dari manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan mengunakan
sumber-sumber yang ada dalam perusahaan itu. Didalam melaksanakan
32
kegiatannya, salah satu yang perlu diperhatikan adalah struktur organisasi yang
baik dan tersusun rapi untuk kelancaran tugas Operasional perusahaan.
Organisasi pada prinsipnya merupakan suatu sistem antar fungsi-fungsi
manajemen yang ada, dimana terdiri dari segolongan orang-orang tertentu untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan usaha yang diharapkan, pembagian tugas serta
tanggung jawab yang terikat dengan kegiatan usaha perusahaan haruslah sangat
jelas setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing orang yang terikat dengan
kegiatan perusahaan tersebut. Karena itu, agar dalam melakukan setiap kegiatan
usaha perusahaan terlaksana dengan baik dan disiplin dalam melakukan setiap
tanggung jawab yang dibebankan. Struktur organisasi Yonnas Hotel Telukdalam
seperti yang tertera dibawah ini.
33
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Yonnas Hotel Nias Selatan
Sumber: Yonnas Hotel Nias Selatan
3.1.3 Uraian Tugas
Dari Struktur Perusahaan diatas dapat diuraikan tugas pokok dan
tanggungjawab masing-masing bagian, yaitu:
1. Direktur
Direktur merupakan Pimpinan tertinggi dalam Yonnas Hotel Telukdalam, yang
bertanggungjawab penuh pada kegiatan perusahaan.
Presiden Direktur
Wakil Direktur
Sekretaris
Manager
Perhotelan
Manager
Personalia
Manager
Pemasaran
Karyawan Karyawan
34
2. Wakil Direktur
Wakil Direktur merupakan kedua tertinggi perusahaan, yang membantu
Direktur mengontrol dan mengembangkan perusahaan agar dapat mencapai
tujuan perusahaan.
3. Sekretaris
Sekretaris merupakan bagian tulis menulis yang membantu seluruh kegiatan
perusahaan.
4. Manager Personalia
Manager personalia merupakan pimpinan dibagian personalia, yang mengawasi
bagian dan pemasaran agar dapat melaporkan seluruh kegiatan melalui
Sekretaris perusahaan
5. Manager Perhotelan
Manager Perhotelan merupakan pimpinan dibagian perhotelan, yang
bertanggung jawab pada sistem perhotelan baik dari segi pelayanan, hingga
pada pengembangan.
6. Manager Pemasaran
Manager Perhotelan merupakan pimpinan dibagian pemasaran Yonnas Hotel
pada khalayak banyak.
7. Karyawan
Karyawan merupakan seorang pekerja, dan yang berbeda pada tingkat paling
bawah dalam sebuah perusahaan.
35
3.1.4 Aktivitas Perusahaaan
Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memberikan kontribusi
dibidang sosial juga memprioritaskan komersialnya dalam rangka existensi dan
survivalnya perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah maupun dalam
jangka panjang. Hal demikian dapat diwujudkan dengan cara meningkatkan
volume usaha dalam rangka memperoleh laba maksimum.
Adapun yang memotivasi berdirinya usaha ini adalah salah satunya karena
buruknya pelayanan jasa di Nias Selatan, serta dapat mengurangi pengangguran.
Sehingga sampai saat ini Yonnas Hotel Nias Selatan masih menjadi perhatian
masyarakat.
Aktivitas utama dari Yonnas Hotel Nias Selatan ini adalah menyediakan
tempat penginapan bagi wisatawan. Yonnas Hotel ini terletak di tempat yang
cukup strategis, berlokasi di Jl. Pasir Putih Kompleks PPI Kelurahan pasar
Telukdalam, yaitu dekat dengan pantai dan pelabuhan TPI. Yonnas Hotel juga
menyediakan restoran serta tempat pertemuan (Ballroom) kecil untuk pelanggan
yang ingin melakukan meeting.
3.2 Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang Penulis ambil adalah terdiri dari
dua hal, yaitu:
1. Data Primer yaitu data peneliti yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui perantara) yang secara khusus di kumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Data ini diperoleh peneliti
dari hasil wawancara dengan Manajer dan kepada karyawan Yonnas Hotel
36
Nias Selatan untuk memperoleh data mengenai perlakuan aset tetap yang
diberlakukan oleh Yonnas Hotel Telukdalam
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh Peneliti secara tidak langsung,
melainkan data yang berupa studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perlakuan aset tetap yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.3 Analisis dan Pembahasan
3.3.1 Pengelompokkan Aset Tetap
Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan harus memiliki aset. Karena
aset tetap sangat berperan penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Namun
tidak setiap aset perusahaan dapat di kelompokkan sebagai aset tetap, karena aset
tetap memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan aset lainnya yang
dimiliki perusahaan.
Yonnas Hotel merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
penginapan dan menyediakan tempat untuk pertemuan. Perusahaan ini memiliki
aset tetap yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tanah
Tanah yang dimiliki dan di pergunakan oleh Yonnas Hotel di pergunakan
untuk menjalankan kegiatan normal perusahaan, antara lain berupa bangunan
halaman serta tanah untuk lainnya.
2. Gedung
Gedung atau bangunan yang dimiiki atau dipergunakan untuk menjalankan
aktivitas perusahaan. Yonnas Hotel memiliki beberapa bangunan yang
37
digunakan sebagai tempat penginapan dan menyediakan tempat untuk
pertemuan.
3. Kendaraan
Yaitu harga perolehan dari alat-alat pengangkutan, termasuk biaya-biaya lain
yang dikeluarkan sampai alat pengangkutan tersebut siap untuk digunakan.
4. Peralatan
Peralatan lain-lain digunakan untuk membantu menunjang kegiatan
perusahaan.
Tujuan dari pengklasifikasian aset tetap tersebut adalah untuk
mempermudah pencatatan, perhitungan biaya penyusutan dan pemahaman dalam
membaca laporan keuangan, terutama bagi pihak manajemen yang berkepentingan
dalam melakukan aktivitas pengendalian terhadap kegiatan operasi Hotel.
Tabel 3.1
Masa Manfaat Aset Tetap
No Aset Tetap Masa Manfaat
1 Tanah -
2 Bangunan 20 – 40 Tahun 3 Peralatan Yonnas Hotel 5 - 10 Tahun
4 Peralatan Lain 5 - 20 Tahun Sumber: Yonnas Hotel Nias Selatan
Berikut ini akan dijabarkan jenis-jenis aset tetap yang dimiliki oleh Yonnas
Hotel Nias Selatan
Tabel 3.2
Daftar Aset Tetap Yonnas Hotel Nias Selatan
No Aset Tetap Yonnas Unit/kamar Harga Perolehan
1 Tanah Rp 2.000.000.000
2 Bangunan Rp 5.000.000.000
38
3 Peralatan Rp 789.480.000
- AC
- TV
- CCTV
- Mesin/Genset
- Mesin cuci
- Spring bad
- Single bad
- Sofa
- Kulkas
- Meja kayu
- Kursi kayu
- Lemari
- In focus
- Tempat karaoke
- Tempat badroom
- Alat-alat dapur
- Komputer
- Peralatan lain
34 x Rp 2.500.000
35 x Rp 3.500.000
8 x Rp 1.500.000
1 x Rp 90.000.000
2 x Rp 2.000.000
30 x Rp 5.000.000
4 x Rp 3.000.000
2 x Rp 6.000.000
2 x Rp 1.500.000
1 x Rp 5.000.000
1 x Rp 4.500.000
34 x Rp 1.500.000
4 x Rp 2.000.000
2 x Rp 5.000.000
Rp 85.000.000
Rp 122.500.000
Rp 12.000.000
Rp 90.000.000
Rp 4.000.000
Rp 150.000.000
Rp 12.000.000
Rp 12.000.000
Rp 3.000.000
Rp 5.000.000
Rp 4.500.000
Rp 51.000.000
Rp 8.000.000
Rp 32.000.000
Rp 55.000.000
Rp 80.000.000
Rp 10.000.000
Rp 53.480.000
Jumlah Aset Tetap Rp 7.789.480.000
Sumber data: Yonnas Hotel Nias Selatan
3.3.2 Perolehan Aset Tetap
Untuk memperoleh aset tetap, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah
uang yang tidak hanya dipakai untuk membayar barang itu sendiri sesuai nilai
yang tercantum didalam faktur, tetapi juga untuk untuk pengeluaran-pengeluaran
lain yang terkait dan keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset
tetap tersebut aset tetap tersebut siap untuk digunakan dalam operasi perusahaan
disebut harga perolehan. Cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga
perolehan aset tetap tersebut. Dan harga perolehan aset tetap menjadi dasar
akuntansi untuk aset tetap tersebut selama masa pemakaian aset tetap
bersangkutan.
39
Yonnas Hotel dalam penentuan harga perolehan tanah sebesar Rp
2.000.000.000 oleh perusahaan digabungkan dalam perkiraan bangunan dengan
total nilai gabungan sebesar Rp 7.000.000.000.- Dalam PSAK No.16, dinyatakan
tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat
terpisah meskipun keduanya di peroleh sekaligus.
Perusahaan mencatat perkiraan bangunan dan tanah menjadi satu perkiraan yaitu
bangunan dan jurnal sebagai berikut
Dr. Bangunan Rp 7.000.000.000
Cr. Kas Rp 7.000.000.000
Hal ini mengakibatkan perhitungan beban penyusutan menjadi besar dan
penyajian beban operasional menjadi besar sehingga laba yang diperhitungkan
menjadi kecil dalam laporan rugi laba. Dalam laporan neraca, mengakibatkan
akumulasi penyusutan menjadi besar sehingga nilai buku yang diperhitungkan
menjadi kecil. Hal ini mengakibatkan laporan keuangan yang disajikan kurang
informasi.
Sebaiknya perusahaan memisahkan harga perolehan tanah dan bangunan
untuk tujuan akuntansi karena harga perolehan tanah tidak disusutkan sedangkan
aset tetap berupa bangunan disusutkan dan untuk itu pencatatan yang harus
dilakukan oleh perusahaan adalah :
Dr. Tanah Rp 2.000.000.000
Dr. Bangunan Rp 5.000.000.000
Cr. Kas Rp 7.000.000.000
40
3.3.3 Pengeluaran Selama Penggunaan Aset Tetap
Dalam penggunaan aset tetap pada proses produksi akan terjadi
pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin atau pun tidak rutin. Peneluaran-
pengeluaran tersebut biasanya meliputi penambahan, perbaikan, reparasi luar
biasa atau penambahan nilai, pemeliharaan dan penggantian.
Pengeluaran yang dilakukan Yonnas Hotel Nias Selatan dalam masa
perolehan aset tetapnya ada dua, yaitu:
1. Pengeluaran modal
Adalah pengeluaran – pengeluaran yang kemungkinan dimasa depan akan
memberikan manfaat lebih dibanding sebelum pengeluaran tersebut
dikeluarkan. Kriterianya adalah pengeluaran tersebut nilainya lebih atau sama
dengan Rp.2.000.000, menambah masa manfaat dari aset tersebut, dan
meningkat dalam kualitas maupun kuantitas. Pengeluaran tersebut harus
dikapitalisasikan ke dalam nilai perolehan aset tetap tersebut yang
bersangkutan.
2. Pengeluaran pendapatan
Adalah pengeluaran rutin yang dikeluarkan Sekolah untuk merawat dan
menjaga aset tetapnya untuk dapat tetap dalam keadaan siap pakai. Misalnya
adalah pengeluaran untuk ganti oli genset, dan sejenisnya. Pengeluaran
tersebut dibebankan kedalam akun beban tahun berjalan.
3.3.4 Pengakuan Aset Tetap
Yonnas Hotel Nias Selatan mengklasifikasikan aset tetapnya kedalam
beberapa kategori. Yonnas Hotel mengakui sebagai aset yang dimiliki dengan
ketentuan yaitu: aset yang dimiliki atau yang diperoleh adalah aset yang
41
memberikan manfaat ekonomi bagi entitas, dan mampu mendukung kegiatan
operasional perusahaan. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara andal,
yaitu dengan menjumlahkan harga perolehan dan seluruh biaya yang terjadi
hingga aset tetap tersebut siap digunakan. Selain itu aset tetap diakui ketika
diperkirakan masa kegunaannya lebih dari satu periode akuntansi. Pengakuan aset
tetap Yonnas Hotel Nias Selatan dicatat berdasarkan tanggal terjadinya transaksi
perolehan aset tetap tersebut siap untuk digunakan.
3.3.5 Pengukuran Aset Tetap
Aset tetap harus dicatat ssebesar harga perolehan. Harga perolehan meliputi
semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aset dan pengeluaran-
pengeluaran lainnya agar aset tetap siap untuk digunakan .
Aset tetap awalnya dicatatat sebesar harga perolehan. berdasarkan data
yang bersumber dari Yonnas Hotel Nias Selatan ternyata perusahaan ini
memperoleh aset tetap dengan cara pembelian dan dibuat sendiri.
1. Pembelian Tunai
Harga perolehan aset tetap yang dicatat Yonnas Hotel Nias Selatan jikan
pembelian tunai adalah harga faktur yang tertera dalam faktur pembelian. Berikut
ini perbandingan pencatatan yang dilakukan Yonnas Hotel Nias Selatan dengan
pencatatan yang seharusnya sesuai dengan PSAK No. 16
42
Tabel 3.3
Perbandingan Pencatatan Aset Tetap
Keterangan
Yonnas Hotel Nias
Selatan
PSAK No. 16
komputer dengan harga
beli Rp 10.000.000,‐
dengan baiya angkut
Rp 250.000,‐
Dr. Komputer
Rp 10.000.000,‐
Dr. Beban Angkut
Rp 250.000,-
Cr. Kas
Rp 9.750.000,‐
Dr. Komputer
Rp 9.750.000,‐
Cr. Kas
Rp 9.750.000,‐
2. Dibuat Sendiri
Untuk aset yang dibuat sendiri, Yonnas Hotel Nias Selatan mencatatnya
didasarkan atas semua biaya yang terjadi berkenaan dengan pembuatan yang aset
yang bersangkutan hingga aset siap digunakan. Harga perolehan aset tetap
meliputi harga beli aset tetap serta biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap
tersebut digunakan. Aset tetap yang diperoleh melalui transaksi prtukaran moneter,
pencatatannya didasarkan atas nilai wajar dari aset yang diperoleh atau
diserahkan, mana yang lebih layak berdasarkan data/bukti yang tersedin Biaya
perolehan suatu aset yang dibangun sendiri di tentukan dengan menggunakan
prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pebelian.
3.3.6 Pengeluaran Atas Aset Tetap Setelah Perolehan
Setelah aset tersebut diperoleh dan siap untuk digunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan, maka akan timbul biaya‐biaya untuk memelihara aset
tersebut agar dapat beroperasi dengan baik dan bahkan bias menambahkan masa
43
manfaat aset tersebut. Yonnas Hotel Nias Selatan menerapkan kebiajakan
pembebanan biaya pada periode terjadinya. Pengeluaran setelah perolehan awal
suatu aset tetap memperpanjang masa manfaat dimasa yang akan datang dalam
bentuk peningkatan standar kinerja, atau mutu produksi harus ditambahkan pada
jumlah tercatat pada aset yang bersangkutan. Pengeluaran untuk memperbaiki
atau perawatan aset tetap untuk menjaga manfaat ke ekonomian yang akan datang
yang diharapkan dapat mempertahankan standar kinerja atas suatu aset di akui
dalam laba rugi saat terjadinya.
3.3.7 Nilai Aset Tetap Yonnas Hotel
Menurut PSAK No.16 dalam hubungannya dengan penilaian aset
menyatakan bahwa aset tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap merupakan alokasi sistematis sejumlah aset yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat tersebut. Proses alokasi tersebut dapat
dilakukan dengan memilih suatu metode penyusutan yang tepat secara konsisten
dari suatu periode ke periode berikutnya. Berdasarkan evakuasi yang penulis
lakukan dapat diketahui untuk pelaporan keuangan perusahaan menggunakan
metode garis lurus untuk menentukan besarnya beban penyusutan untuk tiap
periode. Penggunaan metode tersebut diterapkan atas seluruh aset tetap yang
dimilki oleh perusahaan, kecuali untuk tanah karena tidak dilakukan penyusutan,
dengan membagi nilai perolehan aset dengan umur penggunaannya aset tetap
tanpa ada nilai residu.
44
Setelah aset tetap diperoleh maka perusahaan akan menyusutkan nilai aset
tetap Yonnas Hotel tersebut setiap periode akuntansinya. Yonnas Hotel belum
menyusutkan aset tetap untuk semua jenis aset yang ada. Perusahaan
menggunakan metode penyusutan yang telah ditetapkan didalam standar
akuntansi keuangan.
Tabel 3.4
Penyusutan Aset Tetap Yonnas Hotel
Aset Tetap Harga Perolehan Akm.
Penyusutan
Nilai Buku
Tanah Rp 2.000.000.000 2.000.000.000
Bangunan 5.000.000.000 1.000.000.000 4.000.000.000
Perlatan
- AC
- TV
- CCTV
- Genset
- Mesin cuci
- Springbad
- Singlebad
- Sofa
- Kulkas
- Meja kayu
- Kursi kayu
- Lemari
- In focus
- Tempat karaoke
- Badroom
- Alat-alat dapur
85.000.000
122.500.000
12.000.000
90.000.000
4.000.000
150.000.000
12.000.000
12.000.000
3.000.000
5.000.000
4.500.000
51.000.000
8.000.000
32.000.000
55.000.000
80.000.000
68.000.000
98.000.000
9.600.000
72.000.000
3.200.000
120.000.000
9.600.000
9.600.000
2.400.000
4.000.000
3.600.000
40.800.000
6.400.000
25.600.000
44.000.000
64.000.000
17.000.000
24.500.000
2.400.000
18.000.000
800.000
30.000.000
2.400.000
2.400.000
600.000
1.000.000
900.000
10.200.000
1.600.000
6.400.000
11.000.000
16.000.000
45
- Komputer
- Peralatan lain
10.000.000
53.480.000
8.000.000
42.784.000
2.000.000
10.696.000
Total 7.789.480.000 1.631.584.000 6.157.896.000
Yonnas Hotel Nias Selatan belum melakukan pencatatan penyusutan untuk
semua aset tetap tersebut, hal ini belum sesuai dengan PSAK No.16 kecuali untuk
tanah. Berdasarkan PSAK No.16 penilaian aset tetap sebesar nilai buku yaitu
harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan sedangkan penilaian aset tetap
pada Yonnas Hotel adalah sebesar harga perolehannya tanpa dikurangi akumulasi
penyusutan. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset kecuali tanah, harus
disusutkan secara terpisah. Jumlah tersusutkan dari suatu aset di alokasikan secara
sistematis sepanjang umur manfaatnya.
Mengimplementasikan penyusutan pada nilai aset yang dimiliki Yonnas
Hotel Nias Selatan maka dapat dihitung nilai aset tersebut berdasarkan
penyusutan. Pengimplementasian penyusutan menimbulkan dampak pada
perusahaan yaitu akan ada penurunan nilai aset dan ekuitas pada laporan
keuangan. Nilai aset tetap Yonnas Hotel sebesar Rp 7.789.480.000.- setelah
dilakukan penyusutan berdasarkan PSAK No. 16 maka nilai aset tetap yang
dimiliki Yonnas Hotel sebesar Rp 6.157.896.000.
46
3.3.8 Penyajian Aset Tetap Dalam Neraca
Yonnas Hotel Nias Selatan menyajikan posisi aset tetap di neraca secara
terpisah seperti tanah. Nilai aset tetap yang disajikan pada neraca merupakan nilai
bersih atas aset‐aset tetap tersebut pada tahun pelaporan, yakni setelah harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan perusahaan sudah melakukan
penyajian sesuai dengan PSAK No.16. karena menurut PSAK No. 16 nilai
perolehan akumulasi penyusutan disajikan secara terpisah. Jadi penyajian aset
tetap pada laporan keuangan perusahaan masih belum sesuai dengan PSAK No.
16. Seharusnya perusahaan menyajikan aset tetap pada neraca sebagai berikut:
Aset tetap
Tanah Rp 2.000.000.000
Bangunan Rp 5.000.000.000
Akumulasi penyusutan ( Rp 1.000.000.000 )
Peralatan Yonnas Hotel Rp 789.480.000
Akumulasi penyusutan ( Rp 631.584.000 )
Total nilai aset tetap Rp 6.157.896.000
47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Akuntansi
Aset Tetap pada Yonnas Hotel Nias Selatan telah dijalankan cukup memadai dan
telah ditetapkan secara konsisten sesuai dengan pernyataan standar akuntansi
keuangan No. 16 yaitu sebagai berikut
1. Yonnas Hotel Nias Selatan dalam hal melaksanakan kegiatan akuntansinya
berpedoman pada Kebijakan Akuntansi yang pada prinsipnya sudah
mendekati Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
Pengakuan aset tetap telah sesuai dengan PSAK No.16 yaitu, perusahaan
mengakui aset tetap sebagai aset yang memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode serta biaya perolehan aset tetap yang dapat diukur secara andal.
Penilaian / Pengukuran aset tetap pada Aset Tetap Perusahaan yaitu,
Perusahaan mengkapitalisasikan seluruh pengeluaran yang berhubungan
dengan pembuatan aset tetap hingga siap digunakan telah sesuai dengan
PSAK No. 16 dan perusahaan ini belum menerapkan pencatatan sebagaimana
mestinya dikarenakan tidak dikapitalisasi semua biaya yang berkaitan dengan
perolehan aset tetap dan belum sesuai dengan PSAK No. 16. Pengeluaran atas
aset tetap setelah perolehan perusahaan menerapkan kebijakan pembebanan
biaya pada periode terjadinya. Penyusutan aset tetap sesuai dengan ketentuan
perpajakan. Perusahaan memiliki saldo menurun, kecuali tanah dan
48
menghitung penyusutan semua aset dengan satu metode saja. Penghentian dan
pelepasan aset tetap dengan cara dijual secara lelang, dihibahkan, maupun
dimusnahkan. Dalam hal ini sudah sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 16 Dalam hal penyajian dan Pengungkapan Aset tetap dalam
laporan keuangan, secara umum tidak menyimpang dari pola yang terdapat
pada Standar Akuntansi Keuangan. Dalam daftar aset tetap, pengidentifikasian
aset tetap kurang informatif. Karena, aset tetap yang diperoleh ditahun berbeda
digabungkan dalam satu daftar, selain itu masa manfaat serta maksimum
pemakain tidak diungkapkan.
2. Pernyataan-pernyataan akuntansi aset tetap dalam PSAK No.16 harus
diterapkan dalam penerapan akuntansi aset tetap terhadap nilai aset tetap
Yonnas Hotel. Nilai yang dapat diakui sebagai aset tetap dalam standar ini
dapat dikategorikan dalam dua macam. Yaitu biaya perolehan awal dan biaya-
biaya setelah perolehan. Aset tetap yang yang nilai wajarnya dapat diukur
secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan
nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Pengakuan terhadap kenaikan atau
penurunan nilai akibat revaluasi dilakukan langsung pada kenaikan atau
penurunan akibat revaluasi. Nilai aset tetap Yonnas Hotel sebelum dilakukan
revaluasi, adanya kenaikan nilai aset tetap pada perusahaan sehingga nilai
aset tersebut tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. Setelah dilakukan
revaluasi nilai aset tetap, nilai aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai aset.
49
Penurunan nilai aset tetap tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
4.2 Saran
Berdasarkan uraian penulis di atas mengenai Penerapan Akuntansi Aset
Tetap menurut PSAK No. 16 pada Yonnas Hotel Nias Selatan :
1. Dalam penerapan akuntansi aset tetap harus sesuai pada pernyataan Standar
Akuntansi Keuangna No.16
2. Penulis menyarankan kepada perusahaan untuk melakukan revaluasi secara
teratur, agar perusahaan bisa memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda
secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada
akhir periode pelaporan dan sebaiknya entitas menambahkan informasi seperti,
dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto,
penggolongan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan agar lebih jelas
dan bisa dipahami dengan baik.
50
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, zaki. 2005. Intermediate Accounting. Edisi ketujuh. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Gajah Mada.
Dyckman, Thomas, R. Dukes Ronald, E. dan Davis, Charles J. 1996. Akuntansi
Intermediate. Penerbit Erlangga.
Harahap, Sofyian, Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Cetakan Kesebelas. Jakarta.
Harrrison, Jr, Walter T. 2012. Akuntansi Keuangan. Jenis – Jenis Aset Tidak
Lancar. Penerbit Erlangga.
Horngren, Charles, T dan Harrison, Walter, T. 2007. Akuntansi. Penyusutan. Edisi
ketujuh. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat
----------------------------------. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat.
Juan, Ng, Eng, dan Wahyuni, Ersa, Tri. 2011. Panduan Praktis Standar
Akuntansi Keuangan. Aset Tetap (PSAK No. 16). Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Jusup, Al, Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: ANDI
Kieso, Donald, E. Weygandt, Jerry, J. dan Warfield, Terry, D. 2007. Akuntansi
Intermediate. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Analisis Akuntansi dan Keuangan. Penerbit
Salemba Empat.
Muljo, dan Harjono, Hery. 2007. Penuntun Belajar Akuntansi Keuangan
Menengah. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Skousen, Fred, K. dan Smith, Jay, M. 2005. Akuntansi Intermediate, Volume
Konfrehensif. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
51
Sinuraya, Selamat. 2003. Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa. Medan:
Lembaga Akuntansi.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Penerbit: UPP AMP
YKPN
Soemarso, S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
------------------. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
------------------. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi keempat. Jakarta: Rineka
Cipta
Widyawati, Hery dan Lekok. 2011. Akuntansi keuangan menengah 2. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Yadiati, Winwin. 2007. Teori Akuntansi. Suatu Pengantar. Jakarta: Prenada
Media Group
YONNAS HOTEL NIAS SELATAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2017
Lampiran 1
NO
AKUN KETERANGAN
JUMLAH NO
AKUN KETERANGAN JUMLAH
DEBET KREDIT
100 Kas Rp 1.000.000.000 200 Hutang Usaha Rp 500.000.000
101 Piutang Usaha Rp 500.000.000 201 Hutang Gaji Rp 150.000.000
102 Peralatan Rp 55.000.000 300 Modal Rp 6.285.000.000
103 Asuransi Dibayar Dimuka Rp -
104 Gedung/Bangunan Rp 5.000.000.000
105 Akm. Penyusutan Gedung Rp (150.000.000)
Rp 4.850.000.000
106 Peralatan Rp 789.000.000
107 Akm. Penyusutan Peralatan Rp (389.000.000)
Rp 400.000.000
108 Kendaraan Rp 250.000.000
109 Akm. Penyusutan Kendaraan Rp (120.000.000)
Rp 130.000.000
JUMLAH AKTIVA Rp 6.935.000.000
JUMLAH PASIVA Rp 6.935.000.000
YONNAS HOTEL NIAS SELATAN
LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2017
Lampiran 2
NO
AKUN KETERANGAN
JUMLAH
DEBET KREDIT
400 Kamar Yang Disewa Rp. 550.000.000
Biaya-Biaya:
501 Biaya Iklan Rp. 10.000.000
502 Biaya Gaji Rp. 50.000.000
503 Biaya Listrik Rp. 5.000.000
504 Biaya Telepon & Air Rp. 2.000.000
505 Biaya Penyusutan Gedung Rp. 10.000.000
506 Biaya Penyusutan Peralatan Rp. 5.000.000
507 Biaya Perlengkapan Rp. 5.000.000
508 Biaya Asuransi Rp. 60.000.000
TOTAL BIAYA Rp. 147.000.000
LABA BERSIH Rp. 403.000.000