analisis penerimaan grup whatsapp sebagai sarana...

13
1 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO) Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839 Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana Komunikasi dan Pembelajaran dari Perspektif Mahasiswa Tikno Universitas Internasional Semen Indonesia; Jl. Veteran Gresik 61122 e-mail: [email protected] Abstrak Pengaruh penggunaan teknologi dalam pembelajaran banyak dibahas para peneliti, termasuk penggunaan media sosial. Aplikasi grup WhatsApp (WA) sebagai salah satu media social dengan pengguna terbesar di Indonesia telah digunakan secara tidak resmi oleh beberapa dosen di Universitas X sebagai media komunikasi dan pembelajaran dengan para mahasiswa. Penelitian ini ditujukan untuk menguji faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa di Universitas X untuk mau menggunakan grup WA sebagai media komunikasi dan pembelajaran dengan dosen. Penelitian ini mengadopsi Technologu Acceptance Model (TAM) sebagai kerangka kerja penelitian dan mengujinya dengan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan SmartPLS v3.2.6. Sebanyak 122 responden dari mahasiswa Universitas X yang pernah menggunakan grup WA di kelasnya, telah berpartisipasi dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kebermanfaatan berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan yang mengarah kepada penggunaan, yang mana merupakan variabel yang secara signifikan mempengaruhi penerimaan teknologi. Penelitian ini menunjukkan bahwa adopsi grup WA dapat diterima oleh mahasiswa karena dirasa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembelajaran antara dosen dan mahasiswa. Kata kunci: Technology Acceptance Model, grup WhatsApp, Partial Least Square Abstract Many researchers investigated The influence of technology use in learning systems, including social media. WhatsApp (WA) group as one of the largest social media in Indonesia was used by some lecturers in X University as communicating and learning media with their students in the class. The purpose of this study was to examine the factors influencing the usage of the WA grup by the students. This study adopted technology acceptance model (TAM) as a research framework and test it using Partial Least Square (PLS) with SmartPLS v3.2.6. One hundred and twenty two students of X University who ever used a WA group in their class, participated in this study. The findings suggest that attitude towards use which leads to actual system use, is significantly influenced by perceived of usefulness. The study proved that

Upload: others

Post on 10-Mar-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

1 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana

Komunikasi dan Pembelajaran dari Perspektif Mahasiswa

Tikno

Universitas Internasional Semen Indonesia; Jl. Veteran – Gresik 61122

e-mail: [email protected]

Abstrak

Pengaruh penggunaan teknologi dalam pembelajaran banyak dibahas para

peneliti, termasuk penggunaan media sosial. Aplikasi grup WhatsApp (WA) sebagai

salah satu media social dengan pengguna terbesar di Indonesia telah digunakan secara

tidak resmi oleh beberapa dosen di Universitas X sebagai media komunikasi dan

pembelajaran dengan para mahasiswa. Penelitian ini ditujukan untuk menguji faktor

apa saja yang mempengaruhi mahasiswa di Universitas X untuk mau menggunakan

grup WA sebagai media komunikasi dan pembelajaran dengan dosen. Penelitian ini

mengadopsi Technologu Acceptance Model (TAM) sebagai kerangka kerja penelitian

dan mengujinya dengan metode Partial Least Square (PLS) menggunakan SmartPLS

v3.2.6. Sebanyak 122 responden dari mahasiswa Universitas X yang pernah

menggunakan grup WA di kelasnya, telah berpartisipasi dalam penelitian. Hasil

penelitian menunjukkan persepsi kebermanfaatan berpengaruh signifikan terhadap

kebiasaan yang mengarah kepada penggunaan, yang mana merupakan variabel yang

secara signifikan mempengaruhi penerimaan teknologi. Penelitian ini menunjukkan

bahwa adopsi grup WA dapat diterima oleh mahasiswa karena dirasa bermanfaat

untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembelajaran antara dosen dan

mahasiswa.

Kata kunci: Technology Acceptance Model, grup WhatsApp, Partial Least Square

Abstract

Many researchers investigated The influence of technology use in learning

systems, including social media. WhatsApp (WA) group as one of the largest social

media in Indonesia was used by some lecturers in X University as communicating

and learning media with their students in the class. The purpose of this study was to

examine the factors influencing the usage of the WA grup by the students. This study

adopted technology acceptance model (TAM) as a research framework and test it

using Partial Least Square (PLS) with SmartPLS v3.2.6. One hundred and twenty two

students of X University who ever used a WA group in their class, participated in this

study. The findings suggest that attitude towards use which leads to actual system

use, is significantly influenced by perceived of usefulness. The study proved that

Page 2: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

2 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

students were adopting the WA group because it is usefull to enhance the quality of

communication and learning among the lecturers and their students.

Keywords: Technology Acceptance Model, WhatsApp Group, Partial Least Square

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini memberikan kemudahan dalam berbagai

bidang, diantaranya dalam proses pembelajaran dan komunikasi yang ada di

dalamnya. WhatsApp (WA) sebagai salah satu aplikasi media sosial yang paling

banyak digunakan di Indonesia setelah Facebook [1], menjadi sarana yang cukup

efisien dalam hal komunikasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

[2], menyatakan bahwa para pengajar saat ini perlu untuk menggunakan teknologi

yang bermacam-macam dalam proses pembelajarannya karena para pelajar makin

akrab dengan teknologi terkini.

Pengajar dianjurkan untuk melakukan transformasi dari cara pembelajaran tradisional

menjadi metode pembelajaran yang mengadopsi teknologi untuk memastikan agar

para pelajar tetap tertarik dan mengikuti dengan baik proses pembelajaran yang

dilakukan.

Hal inilah yang menyebabkan berkembang pesatnya teknologi pembelajaran

melalui media elektronik (e-learning) dan melalui media telepon pintar (m-learning),

dimana teknologi menjadi faktor kunci yang menjadikan pembelajaran menjadi lebih

dalam dan menarik [3]. Banyak penelitian yang menyelidiki pengaruh penggunaan

teknologi terutama media social dalam pembelajaran seperti dilakukan dalam [4] [5]

[6] [7] dan secara spesifik aplikasi WA seperti dalam [8]. Namun belum ditemukan

penelitian yang secara khusus menyelidiki faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

diterimanya penggunaan grup WA oleh mahasiswa sebagai media komunikasi dan

pembelajaran dengan dosennya. Penelitian ini akan menyelidiki bagaimana

penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori

Technology Acceptance Model (TAM).

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 WhatsApp dalam pembelajaran

Penelitian ini menitik-beratkan pada penggunaan teknologi, khususnya grup

WA, sebagai media sosial dalam konteks pembelajaran. Penelitian sebelumnya

menemukan bahwa penggunaan media sosial terus meningkat dalam proses

pembelajaran di perguruan tinggi [4]. Juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh [5] yang menunjukkan meningkatnya kecenderungan kalangan muda,

khususnya mahasiswa perguruan tinggi, untuk memanfaatkan media sosial sebagai

Page 3: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

3 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

sarana komunikasi dengan dosen dan teman sekelas untuk mendapatkan informasi

yang terkait dengan akademik. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan

teknologi bergerak semacam telepon genggam dan tablet dalam pembelajaran, yang

dikenal kemudian sebagai m-learning, meningkat dalam lingkup lokal maupun

global.

Hal ini terutama disebabkan karena m-learning memungkinkan pembelajaran

yang dapat dipersonalisasi dari manapun dan kapanpun, serta memfasilitasi

pengalaman belajar secara individu maupun kolaboratif dengan banyak pihak.

Penggunaan teknologi ini juga memungkinkan pergeseran proses pembelajaran yang

sebelumnya dibatasi oleh ruang kelas menjadi lebih luas dan bebas secara ruang [6].

Layanan pesan di Grup WA meningkatkan pengalaman pelanggan, dalam hal ini

dosen dan mahasiswa, yang dipertemukan secara virtual, dimana mereka dapat

langsung berkomunikasi dan melakukan aktivitas pembelajaran [7].

Fitur grup WA terkait dengan perizinan yang diberikan di dalam grup

memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk membuat grup WA khusus kelas

tertentu, yang menghadirkan diskusi langsung terkait akademik dan non-akademik

antara dosen dan mahasiswanya secara aman. Juga fitur untuk dapat berbagi tulisan,

fitur pesan suara, dan pesan video, yang memungkinkan dosen untuk memberikan

umpan balik kepada mahasiswa serta dapat digunakan untuk komunikasi sosial

dengan teman-temannya [8].

Penelitian yang lain juga menemukan korelasi langsung antara kesediaan

dosen dalam diskusi bersama dengan mahasiswanya terhadap peningkatan kognitif,

afektif dan motivasi dari mahasiswanya [9]. Selain itu, media sosial juga

menguntungkan untuk pengguna, terutama yang memiliki kepercayaan diri yang

rendah, Karena mereka lebih memilih untuk menghindari pertemuan tatap muka jika

merasa ada kesulitan dalam hal akademik [10]. Media ini juga dapat memotivasi

anggota grup untuk lebih bersemangat belajar Karena adanya diskusi di dalam grup

menggunakan telepon genggam mereka [2]. Bukti selanjutnya diberikan oleh [11],

dimana siswa dapat belajar dari kelas online sebaik dalam pembelajaran tatap muka

di kelas, Karena mereka tetap dapat berinteraksi secara cepat dan langsung dengan

komunitas di grup WA.

Dalam riset yang dilakukan oleh [12] ditemukan bahwa mahasiswa

menunjukkan sikap belajar yang lebih baik dalam proses pembelajaran ketika

memanfaatkan aplikasi WA dalam kegiatan belajarnya. Sebagai tambahan, [13] juga

membenarkan bahwa responden mereka yang menggunakan aplikasi WA dalam

proses pembelajarannya merasa sangat terbantu dan meningkatkan semangat belajar,

saling bertukar pengalaman dan ide, mendiskusikan terkait akademik dan sosial, serta

mencari atau membantu jika ada kesulitan dalam hal pembelajaran. Secara alamiah,

siswa tidak akan menemui kendala dalam menggunakan grup WA untuk

mengirimkan tulisan, berbagi informasi dan berdiskusi secara online. Setiap tulisan

dari anggota grup WA akan langsung dapat dilihat baik oleh dosen maupun siswa

lainnya secara langsung dimanapun mereka berada.

Page 4: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

4 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Manfaat penggunaan grup WA dalam pembelajaran diantaranya: (i) dapat

digunakan sebagai alat kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dimanapun mereka

berada; (ii) teknologi ini gratis dan mudah untuk digunakan; (iii) grup WA dapat

digunakan secara segmentatif per kelas kuliah yang diajarkan; (iv) memiliki

kapabilitas untuk mempublikasi tugas dari mahasiswa dan dikritisi oleh mahasiswa

lainnya; (v) informasi dan pengetahuan dari dosen dapat dengan dimudah dibagi

melalui grup WA (jain) [14]. Kolaborasi pembelajaran melalui grup WA bukan hanya

menjadi kepentingan dari pengajar, namun juga bagi mahasiswanya, untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Meskipun banyak keuntungan yang didapatkan dari teknologi WA, ada

beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam penggunaannya, antara lain

masalah kognitif yang berlebihan [8], potensi awalnya yang menganggu [15],

keterbatasannya dalam hal privasi dan kekhawatiran bercampurnya kehidupan

professional dengan pribadi [16].

2.2 Technology Acceptance Model (TAM)

TAM dikembangkan untuk merumuskan teori tentang perilaku penggunaan

teknologi computer [17]. TAM diadopsi dari teori sebelumnya yang popular disebut

sebagai Theory of Reasoned Action (TRA) yang berasal dari disiplin psikologi sosial

yang menjelaskan perilaku seseorang berdasarkan niatan yang ditunjukkan. Niat ini

dikonstruksikan menjadi dua bagian yang menentukan, yaitu kebiasaan individu yang

mengarah pada suatu perilaku dan norma sosial yang dipercayai oleh individu

tersebut yang menentukan apakah perilaku tersebut dapat diterima atau tidak [18].

Jika TRA sebagai teori menjelaskan tentang perilaku manusia secara umum, maka

TAM lebih spesifik menyelidiki faktor yang menentukan penerimaan suatu teknologi

dan kemampuan untuk menjelaskan perilaku pengguna dari berbagai latar belakang

pengguna akhir teknologi computer ini dalam populasi yang diamati.

TAM membagi konstruk “attitude” pada TRA menjadi dua konstruk yang

berbeda, yaitu “perceived usefulness (PU)” dan “perceived ease of use (PEOU)”

dalam menjelaskan perilaku penggunaan computer [17]. PU diterjemahkan sebagai

tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan teknologi tersebut akan

dapat meningkatkan kinerja pekerjaannya. Dalam konteks organisasi, peningkatan

kinerja ini dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung dari peningkatan

manfaat finansial maupun non finansial. Sedangkan PEOU diartikan sebagai tingkat

kepercayaan seseorang bahwa menggunakan teknologi tersebut sangat mudah

dilakukan [19]. PU dan PEOU secara bersama akan mempengaruhi perilaku

seseorang yang ingin menggunakan teknologi tersebut (behavioral intention to

use/BITU) dan kebiasaan yang mengarah pada penggunaan teknologi (attitude

towards using/ATU). Dan menurut teori TAM, BITU dan ATU akan memicu

penggunaan sistem atau teknologi yang dimaksud (actual system use/ASU).

Berikut adalah model TAM yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan

mengacu pada model yang dikembangkan dalam [19]:

Page 5: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

5 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Gambar 1 Technology Acceptance Model

Indikator-indikator yang digunakan untuk menjelaskan konstruk dalam model

di atas terutama diambil dari penelitian [20] yang menggunakan TAM untuk

menginvestigasi perilaku pengguna sistem informasi. Penelitian ini bersesuaian

dengan konteks yang akan diteliti dalam penelitian ini sehingga layak untuk

digunakan dengan beberapa penyesuaian pada pertanyaan yang akan diajukan kepada

responden.

2.3 Pengembangan Hipotesis

Struktur TAM dikembangkan dengan mempertimbangkan variabel-variabel

yang dapat mempengaruhi penerimaan penggunaan grup WA sebagai sarana

komunikasi dan pembelajaran di Universitas X. Variabel terikat (dependent variabel)

yang digunakan adalah variabel ASU dan terdapat beberapa variabel bebas

(independent variabel) yang mempengaruhi variabel terikat yang telah didefinisikan

yaitu PU, PEOU, ATU, dan BITU. Kelima variabel ini kemudian saling berhubungan

untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya satu sama lain. Dari model struktural pada

Gambar 1 akan diturunkan menjadi beberapa hipotesis yang akan diuji seperti berikut

ini :

Hipotesis 1 : PEOU berpengaruh secara positif terhadap PU

Hipotesis 2 : PEOU berpengaruh secara positif terhadap ATU

Hipotesis 3 : PU berpengaruh secara positif terhadap ATU

Hipotesis 4 : PU berpengaruh secara positif terhadap BITU

Hipotesis 5 : ATU berpengaruh secara positif terhadap BITU

Hipotesis 6 : ATU berpengaruh secara positif terhadap ASU

Hipotesis 7 : BITU berpengaruh secara positif terhadap ASU

3. METODE PENELITIAN

3.1 Responden

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa di Universitas X dan ditujukan hanya

untuk yang memiliki grup WA dengan dosennya pada kelas yang diikuti pada

semester terakhir (purposive sampling). Dari dua kali pengumuman melalui grup WA

PU

PEOU

BITU

ATU ASU

Page 6: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

6 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

program studi yang ditujukan pada 527 mahasiswa tingkat pertama, sebanyak 144

orang yang ikut berpartisipasi dengan mengisi survey online yang disediakan.

Sebanyak 112 tanggapan menyatakan memiliki grup WA di kelas, sedangkan 32

lainnya menyatakan tidak memiliki grup WA sehingga tidak diikutkan dalam analisis.

Dari 112 responden, 60% berjenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 40%

adalah laki-laki.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner tertutup dengan

mengadopsi skala Likert, dan disusun dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

sesuai dengan indikator-indikator penelitian yang didapatkan dari hasil studi pustaka

yang telah dilakukan, terutama diambil dari [20] yang telah disesuaikan dengan

bahasa yang digunakan dengan konteks penelitian yang dilakukan.

3.3 Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan partial least square (PLS) sebagai

metode untuk pembangunan model dan dihitung dengan bantuan perangkat lunak

SmartPLS V3.2.6 [21]. Dengan menggunakan metode PLS dapat diketahui

kompleksitas hubungan suatu konstruk dan konstruk yang lain, serta hubungan suatu

konstruk dan indikator-indikatornya. PLS dibentuk oleh dua persamaan, yaitu inner

model yang menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan konstruk yang

lain, serta outer model yang menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan

indikator-indikatornya. Konstruk terbagi menjadi dua yaitu, konstruk eksogen yang

merupakan konstruk penyebab dan tidak dipengaruhi oleh konstruk lainnya, serta

konstruk endogen yang merupakan konstruk yang dijelaskan oleh konstruk eksogen.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengolahan data yang dilakukan dengan bantuan SmartPLS V3.2.6

untuk menganalisis struktur TAM yang digunakan dengan hasil sebagaimana

ditunjukkan dalam gambar 2. Selanjutnya dapat dihitung nilai validitas konvergen,

validitas diskriminan, dan reliabilitas dari konstruk dan variabel yang digunakan

dalam model.

Validitas konvergen digunakan untuk mengukur nilai dari korelasi antara skor

indikator dengan skor konstruknya. Pada SmartPLS, nilai korelasi ini ditunjukkan

oleh nilai outer loading, yang ukurannya secara reflektif individual dikatakan tinggi

apabila nilainya lebih dari 0,7 dengan konstruk yang diukur [22].

Page 7: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

7 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Gambar 2 Hasil analisis SmartPLS Hasil iterasi algoritma PLS ditampilkan dalam

tabel 1.

Tabel 1. Nilai Validitas Konvergen

VARIABEL INDIKATOR

OUTER

LOADING KET.

PEOU

PEOU1 0,856 VALID

PEOU2 0,551 TIDAK VALID

PEOU3 0,826 VALID

PEOU4 0,873 VALID

PEOU5 0,856 VALID

PEOU6 0,842 VALID

PU

PU1 0,811 VALID

PU2 0,751 VALID

PU3 0,816 VALID

PU4 0,881 VALID

PU5 0,869 VALID

PU6 0,875 VALID

PU7 0,867 VALID

Page 8: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

8 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

VARIABEL INDIKATOR

OUTER

LOADING KET.

ATU

ATU1 0,909 VALID

ATU2 0,820 VALID

ATU3 0,929 VALID

ATU4 0,917 VALID

ATU5 0,918 VALID

BITU

BITU1 0,920 VALID

BITU2 0,951 VALID

BITU3 0,933 VALID

BITU4 0,943 VALID

BITU5 0,954 VALID

ASU

ASU1 0,944 VALID

ASU2 0,955 VALID

ASU3 0,954 VALID

ASU4 0,945 VALID

ASU5 0,974 VALID

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hanya ada 1 indikator yang memiliki nilai

kurang dari 0,7 sehingga dikatakan tidak valid, dan oleh karenanya tidak dijadikan

indikator dalam kuisioner. Sedangkan semua indikator lainnya memiliki nilai di atas

0,7 sehingga dinilai valid untuk menguji konstruk dalam penelitian ini.

Pengukuran validitas diskriminan digunakan untuk menguji ketepatan antara

indikator dengan variabel latennya, yang dihitung dengan membandingkan nilai akar

kuadrat dari Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan nilai korelasi

antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya sehingga dapat memperlihatkan

nilai validitas diskriminan yang baik yaitu lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian

ditunjukkan dalam tabel 2 berikut:

Tabel 2. Nilai Validitas Diskriminan

VARIABEL NILAI

PEOU 0,809

PU 0,840

ATU 0,900

BITU 0,940

ASU 0,954

Tabel 3. Nilai Pengujian Reliabilitas

VARIABEL Cronbach’s

Alpha

Composite

Reliability

PEOU 0,891 0,917

PU 0,930 0,943

ATU 0,941 0,955

BITU 0,967 0,974

ASU 0,975 0,981

Page 9: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

9 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa semua konstruk memiliki nilai validitas

diskriminan yang lebih besar dari 0,5 sehingga dikatakan valid untuk digunakan

dalam penelitian ini.

Pengujian reliabilitas variabel dapat dilakukan dengan mengukur kriteria

composite reliability dan cronbach’s alpha. Variabel dapat dikatakan reliabel jika

nilai kedua kriteria tersebut di atas 0,7. Perhitungan nilai cronbach’s alpha dan

composite reliability yang didapatkan dari SmartPLS disajikan dalam tabel 3. Dari

nilai yang ditunjukkan pada tabel 3 di atas, semua indikator pada semua konstruk

memiliki nilai cronbach’s alpha dan composite reliability di atas 0,7 yang artinya,

seluruh indikator yang ada dinilai reliabel atau konsisten untuk dijadikan alat ukur

pada kondisi yang sama.

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas di atas, selanjutnya dapat

dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah dibuat pada perumusan masalah

sebelumnya, untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel pada model TAM

yang dibuat terhadap penerimaan grup WA sebagai media komunikasi dan

pembelajaran.

Dari tujuh hipotesis yang diuji untuk masing-masing responden, dilakukan

kalkulasi nilai t-hitung melalui fungsi bootstrapping pada SmartPLS untuk

menentukan apakah variabel penerimaan memperoleh pengaruh yang signifikan dari

variabel lainnya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat

signifikansi 5% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Nilai t-table didapatkan

sebesar 1,98, sehingga agar hipotesis diterima, maka t-hitung harus lebih besar dari

1,98. Hasil perhitungan dan penarikan kesimpulan disajikan dalam tabel 4 berikut:

Tabel 4. Nilai t-hitung dan Hasil Uji Hipotesis

JALUR

t-tabel t-hitung Hasil pengujian

a=0,05 DARI KE

H1 PEOU PU 1,98 7,62 Signifikan

H2 PEOU ATU 1,98 0,09 Tidak Signifikan

H3 PU ATU 1,98 2,85 Signifikan

H4 PU BITU 1,98 0,94 Tidak Signifikan

H5 ATU BITU 1,98 6,85 Signifikan

H6 ATU ASU 1,98 2,05 Signifikan

H7 BITU ASU 1,98 4,60 Signifikan

Hasil akhir pengujian hipotesis di atas menunjukkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Persepsi mudah digunakan (PEOU) berpengaruh signifikan terhadap persepsi

kebermanfaatan (PU) teknologi grup WA dalam komunikasi dan pembelajaran.

Page 10: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

10 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

2. Persepsi mudah digunakan (PEOU) tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebiasaan yang mengarah pada penggunaan (ATU)

3. Persepsi kebermanfaatan (PU) berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan yang

mengarah pada penggunaan (ATU)

4. Persepsi kebermanfaatan (PU) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan

yang menunjukkan keinginan untuk menggunakan (BITU)

5. kebiasaan yang mengarah pada penggunaan (ATU) berpengaruh signifikan

terhadap kebiasaan yang menunjukkan keinginan untuk menggunakan (BITU)

6. kebiasaan yang mengarah pada penggunaan (ATU) berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan penggunaan secara nyata (ASU)

7. kebiasaan yang menunjukkan keinginan untuk menggunakan (BITU) berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan penggunaan secara nyata (ASU)

Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, mahasiswa tidak terlalu

mempermasalahkan kemudahan penggunaan grup WA untuk mempengaruhi

kebiasaan mereka dalam menggunakannya, namun mempersepsikan apakah aplikasi

ini bermanfaat untuk mereka atau tidak. Persepsi tentang apakah grup WA ini

bermanfaat atau tidak ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa

yang mengindikasikan keinginan mereka untuk menggunakannya, namun lebih

dipengaruhi oleh faktor kebiasaan semata. Sehingga alurnya dapat dijelaskan sebagai

berikut: (i) Persepsi mudah digunakan akan mendorong persepsi bahwa teknologi ini

bermanfaat; (ii) Persepsi kebermanfaatan ini memicu kebiasaan mahasiswa untuk

mencoba menggunakan; (iii) Kebiasaan ini lalu mempengaruhi perilaku mahasiswa

yang menunjukkan keinginan menggunakan aplikasi; (iv) Dan secara bersama atara

kebiasaan dan perilaku yang menunjukkan intensi ini mempengaruhi secara

signifikan penggunaan grup WA secara nyata bagi mahasiswa.

8. KESIMPULAN

Hasil penelitian ini dapat menjawab faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi diterimanya teknologi grup WA sebagai sarana komunikasi dan

pembelajaran, serta membuktikan bahwa di Universitas X, teknologi tersebut dapat

diterima oleh mahasiswa. Faktor paling kuat yang mempengaruhinya yaitu kebiasaan

yang menunjukkan keinginan untuk menggunakan grup WA. Adapun dari uji

validitas konvergen yang dilakukan, ditemukan bahwa mahasiswa merasa diskusi di

grup WA belum bisa menggantikan diskusi langsung dengan dosen yang

bersangkutan.

Penelitian ini dilakukan terbatas pada mahasiswa tahun pertama di Universitas

X sehingga hasilnya belum bisa menjadi kesimpulan umum untuk setiap mahasiswa

di Indonesia. Untuk itu dimungkinkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan

memperluas cakupan responden dan mempertimbangkan faktor lain yang dapat

memperkuat penerimaan teknologi grup WA ini dalam pembelajaran di perguruan

tinggi.

Page 11: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

11 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tikno, 2016, "Measuring Performance of Facebook Advertising Based on Media Used: A Case Study on Online Shops in Indonesia," in 8th International Conference on Advances Information Technology, Macau, December 22.

[2] Bansal, T., and Joshi, D., 2014, "A study of students’ experiences of mobile learning," Global Journal of HUMAN-SOCIAL SCIENCE, vol. 14, no. 4, pp. 27-33.

[3] Barhoumi, C., and Rossi, P. G., 2013, "The Effectiveness of Instruction-Oriented Hypertext Systems Compared to Direct Instruction in e-learning Environments," Contemporary Educational Technology, vol. 4, no. 4, pp. 281-308.

[4] Johnson, L., Becker, S. A., Estrada, V., and Freeman, A., 2014, "NMC Horizon Report: 2014 Higher Education Edition," The New Media Consortium, Austin, Texas.

[5] Madge, C., Meek, J., Wellens, J., and Hooley, T., 2009, "Facebook, social integration and informal learning at university: ‘It is more for socialising and talking to friends about work than for actually doing work’," Learning, Media and Technology, vol. 34, no. 2, pp. 141-155.

[6] Rajasingham, L., 2011, "Will Mobile Learning Bring a Paradigm Shift in Higher Education?," Education Research International, Vols. Volume 2011, Article ID 528495, 10 pages, no. http://dx.doi.org/10.1155/2011/528495.

[7] Herrington, J., Revees, T. C., and Oliver, R., 2010, A Guide to Authentic e-Learning, Routledge, New York.

[8] Church, K. and Oliveira, R. d., 2013, "What's up with whatsapp?: comparing mobile instant messaging behaviors with traditional SMS," in 15th international conference on Human-computer interaction with mobile devices and services, Munich, Germany.

[9] Bower, M., 2008, "Affordance analysis – matching learning tasks with learning technologies," Educational Media International , vol. 45, no. 1, pp. 3-15.

[10] Ellison, N. B., Steinfield, C., and Lampe, C., 2007, "The Benefits of Facebook ‘‘Friends:’’ SocialCapital and College Students’ Use ofOnline Social Network

Page 12: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

12 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Sites," Journal of Computer-Mediated Communication, vol. 12, pp. 1143-1168.

[11] Holmes, K., Preston, G., Shaw, K., and Buchanan, R., 2013, "Follow me: Networked professional learning for teachers," Australian Journal of Teacher Education, vol. 38, no. 12.

[12] Cheung, W. S., Hew, K. F., and Ng, C. S. L., 2008, "Toward an Understanding of Why Students Contribute in Asynchronous Online Discussions," Journal of Educational Computing Research, vol. 38, no. 1, pp. 29-50.

[13] Bertelsen, O. W. and Bødker, S., 2003, "Activity theory," HCI models, theories, and frameworks: Toward a multidisciplinary science, pp. 291-324.

[14] Jain, J., Luaran, J. @. E., and binti Abd Rahman, N., 2016, "Learning Beyond the Walls: The Role of WhatsApp Groups," in Envisioning the Future of Online Learning, Singapore.

[15] Yeboah, J. and Ewur, G. D., 2014, "The Impact of Whatsapp Messenger Usage on Students Performance in Tertiary Institutions in Ghana," Journal of Education and Practice, vol. 5, no. 6, pp. 157-164.

[16] Rambe, P. and Bere, A., 2013, "Using mobile instant messaging to leverage learner participation and transform pedagogy at a South African University of Technology," British Journal of Educational Technology, vol. 44, no. 4, pp. 544-561.

[17] Davis, F. D., 1989, "Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology," MIS Quarterly, vol. 13, no. 3, pp. 319-340.

[18] Ajzen, I., and Fishbein, M., 1980, Understanding attitudes and predicting social behavior, Englewood Cliffs, Prentice-Hall, New Jersey.

[19] Venkatesh, V., and Davis, F. D., 2000, "A Theoretical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies," Management Science, vol. 46, no. 2.

[20] Wibowo, A., 2014, "Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) [Online]. Available: http://www.academia.edu/download/30907586/arif_wibowo.pdf. [Accessed 1

Page 13: Analisis Penerimaan Grup WhatsApp Sebagai Sarana ...aisindo.org/wp-content/uploads/2019/10/2.4... · penerimaan grup WA dari perspektif mahasiswa dengan menggunakan teori Technology

13 Association for Information Systems – Indonesia chapter (AISINDO)

Jurnal Sistem Informasi Indonesia (JSII) Volume 2 Nomor 1(2017) ISSN: 2460 – 6839

Mei 2017].

[21] Ringle, C. M., Wende, S., and Becker, J.-M., 2015, "SmartPLS 3. Bönningstedt: SmartPLS," http://www.smartpls.com.

[22] Ghozali, I., 2014, Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square PLS Ed.4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.