analisis pengaruh ldr, npl, roa dan roe terhadap car pada bpr

Upload: abu-asad-tri-widodo

Post on 06-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    1/25

    1

    BAB I. PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang Masalah

    Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan

    kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sebagaimana dimaksud

    dalam Undang-Undang mengenai perbankan. Jika dibandingkan dengan

    proses bisnis Bank Konvensional, BPR memiliki proses bisnis yang lebih

    sederhana. Kesederhanaan proses bisnis ini dikarenakan tujuan dari

    pembentukan BPR sendiri dikarenakan tujuannya yang lebih berfokus

    kepada pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta

    pemberian akses perbankan kepada masyarakat kelas menengah dan

    kebawah. Walaupun Bank Konvensional juga berpartisipasi dalam pasar

    pembiayaan mikro, jangkauan mereka terhadap masyarakat menengah

    dan ke bawah serta UMKM tetap terbatas (Hamada, 2009). BPR mengambil

    peran penting dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan UMKM (Nasution,

    2010).

    Gubernur Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa BPR, sesuai

    dengan Undang-Undang Perbankan, adalah bank yang memiliki kegiatan

    usaha terbatas dengan transaksi yang sederhana, meliputi penghimpunan

    dana dalam bentuk tabungan dan deposito serta penyaluran kredit.

    Keterbatasan ini diberikan kepada BPR terkait dengan tujuan pelayanan

    utama BPR kepada usaha mikro kecil dan menengah serta masyarakat

    Dikomentari [TW1]: Peraturan perbankan

    Dikomentari [TW2]: Pedoman Akuntansi BPR, hal iii

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    2/25

    2

    sekitar (Bank Indonesia, 2010). Keterbatasan proses bisnis BPR ini justru

    dapat menjadi sebuah kelebihan BPR itu sendiri, yaitu:

    - cakupan usaha yang lebih sempit memungkinkan BPR

    mengenali usahanya dengan lebih baik,

    - kegiatan yang terbatas menjadikan BPR lebih fokus dengan

    kegiatan yang lebih sempit dan membangun suatu keahlian pada

    bidang usaha tertentu,

    - bentuk yang lebih kecil memungkinkan lebih uggul dalam

    segmen pemberian kredit kecil atau kredit UMKM (Njotoprajitno,

    2012).

    Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan

    oleh Bank Indonesia (BI, 2016), jumlah BPR pada tahun 2015 adalah 1.669

    (seribu enam ratus enam puluh sembilan) atau bertambah 32 (tiga puluh

    dua) BPR dalam jangka waktu lima tahun dihitung dari tahun 2011.

    Pertumbuhan jumlah BPR ini melebihi pertumbuhan dari jumlah Bank

    Umum yang hanya bertambah 2 (dua) bank dalam jangka yang sama. Aset

    BPR tumbuh menjadi Rp 101.713 Milyar pada tahun 2015 dari Rp 55.799

    Milyar pada tahun 2011. Penyaluran dana BPR juga naik dari Rp 53.534

    Milyar pada tahun 2011 menjadi Rp 98.289 Milyar pada tahun 2015.

    Perkembangan BPR, yang lebih ke pembiayaan UMKM, tentunya

    tentunya akan sejajar dengan perkembangan UMKM itu sendiri.

    Pembentukan pembiayaan mikro diharapkan dapat memperluas ekspansi

    kredit dan mempercepat pembiayaan mikro karena yang paling penting

    Dikomentari [TW3]: Peraturan Akuntansi BPR

    Dikomentari [TW4]: Pengembangan dan Pemberdayaan

    BPR

    Dikomentari [TW5]: Statistik Perbankan Indonesia,

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    3/25

    3

    dalam pembiayaan mikro adalah kemudahan pembiayaan dan mobilisasi

    dana (Hamada, 2009).

    Usaha Mikro, Kecil dan Menenganah (UMKM) mengalami

    perkembangan yang begitu pesat. UMKM sangat berperan dalam

    pertumbuhan perekonomian Indonesia. UMKM menjadi sektor yang begitu

    kuat disaat perekonomian secara makro memburuk bahkan di saat krisis.

    Pada saat itu, usaha-usaha skala besar berjatuhan dan bangkrut karena

    meningkatnya harga bahan baku yang sebagian besar adalah berasal dari

    impor sehingga tidak dapat berproduksi. Hutang-hutang perusahaan-

    perusahaan besar meningkat dikarenakan menurunnya nilai tukar rupiah

    (Widyanto, 2015). UMKM terbukti menjadi sektor yang bertahan pada saat

    terjadinya krisis pada tahun 1998 (Brodjonegoro, 2015). Bahkan jumlah

    UMKM kian bertambah. Pertumbuhan UMKM ini meningkatkan kebutuhan

    akan pembiayaan terhadap UMKM tersebut untuk mengembangkan

    usahanya. Seiring dengan berkembangnya usaha mikro, pembiayaan untuk

    pengembangan usaha menjadi penting (Hamada, 2009).

    BPR juga memilik keunggulan-keunggulan yang memberikan daya

    saing tersendiri dibandingkan dengan Bank Konvensional. BPR mempunyai

    kelebihan dengan kemudahan dalam memperoleh pinjaman/kredit. Herli

    (2013:4) menyatakan bahwa prinsip kerja BPR sangat mengandalkan

    kecepatan dan kemudahan, bahkan debitur bank umum sering menutup

    kebutuhan kas yang bersifat mendadak dengan datang ke BPR. Prosedur

    BPR dapat lebih cepat dan mudah karena struktur BPR jauh lebih ramping

    Dikomentari [TW6]: Peran UMKM dlm perekonomian

    Indonesia

    https://unitafisip.files.wordpress.com/2015/09/p-ishworo-

    1.pdf  

    Dikomentari [TW7]: http://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesia 

    Dikomentari [TW8]: commercialization of microfinance

    in indonesia

    https://unitafisip.files.wordpress.com/2015/09/p-ishworo-1.pdfhttps://unitafisip.files.wordpress.com/2015/09/p-ishworo-1.pdfhttps://unitafisip.files.wordpress.com/2015/09/p-ishworo-1.pdfhttp://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesiahttp://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesiahttp://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesiahttp://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesiahttp://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesiahttp://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesiahttps://unitafisip.files.wordpress.com/2015/09/p-ishworo-1.pdfhttps://unitafisip.files.wordpress.com/2015/09/p-ishworo-1.pdf

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    4/25

    4

    dan pendek daripada bank umum. Persetujuan permohonan kas dapat

    dipenuhi dalam satu hari karena tidak terdapat layer yang berlapis-lapis

    sebagaimana bank umum. Kecepatan dalam memutuskan permohonan

    kredit menjadi daya saing utama usaha BPR. Pelayanan langsung

    menjemput pelanggan juga menjadi salah satu keunggulan dari BPR

    (Njotoprajitno, 2012). Dana masyarakat yang tersimpan di BPR juga sudah

    dijamin oleh LPS.

    Sebagaimana Bank Konvensional, modal (capital) mempunyai peran

    penting untuk menjalankan proses bisnis BPR. Dengan memiliki modal

    yang cukup, dapat memberi kesempatan bagi BPR, antara lain:

    1. memberikan sumber daya pertumbuhan perusahaan,

    2. sebagai dasar pertimbangan ekspansi bisnis,

    3. cadangan jika terjadi kerugian yang tidak terduga yang mungkin

    dihadapi serta menutupi kerugian-kerugian yang terjadi dari

    berbagai resiko bisnis BPR.

    4. Menaikkan kepercayaan publik terhadap manajemen bank

    Sedikitnya kenaikan modal bank, menimbulkan pertanyaan tentang

    ketidakpastian di mata para depositor (Al-Mamun, 2013:15).

    Kecukupan modal (capital adequacy) telah menjadi topik

    perbincangan pada tahun 1974. Dengan modal yang cukup, diharapkan

    bank dapat mempertahankan modal untuk proses bisnis sehari-hari dari

    langkah-langkah operasional bank yang beresiko. Pada krisis keuangan

    tahun 2007, bank-bank di dunia tetap bermasalah dengan permodalan. Hal

    Dikomentari [TW9]: determinant of capital ratio using

    panel data analysis on state owned bank in indonesia

    Dikomentari [TW10]: capital adequacy and the valuationof large commercial banking organization

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    5/25

    5

    ini mengingatkan kembali akan pentingnya pembahasan yang tepat tentang

    kecukupan modal bagi bank. Standar internasional menyarankan agar

    terdapat sebuah regulasi untuk mengatur rasio kecukupan modal minimum

    untuk memastikan bahwa bank dapat bertahan pada tingkat kerugian

    tertentu sebelum benar-benar tidak dapat melakukan proses bisnisnya lagi

    (Al-Mamun, 2013:15).

    Institusi penerbit regulasi-regulasi perbankan, BI sebagai bank

    sentral Indoensia, menerbitkan peraturan-peraturan terkait permodalan

    meningkatkan kualitas dan kuantitas modal bank, termasuk BPR.

    Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/18/PBI/2006 tentang

    Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Perkreditan Rakyat

    (BPR), BPR wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan

    perseratus) dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Regulasi

    mengenai KPMM adalah dalam rangka mewujudkan Bank Perkreditan

    Rakyat yang sehat, kuat, produktif dan berdaya saing, diperlukan

    penguatan terhadap permodalan. Penguatan permodalan BPR dilakukan

    antara lain melalui penyesuaian terhadap komponen modal dan bobot

    risiko, sesuai dengan praktik dan perkembangan kegiatan perbankan. Bagi

    BPR yang tidak memenuhi ketentuan KPMM ini, atau disebut juga Rasio

    Kecukupan Modal - Capital Adequacy Ratio (CAR), tentunya akan

    mendapat sanksi, karena selain menyalahi peraturan dari regulator bank,

    hal ini juga menandakan bahwa BPR mengalami suatu keadaan dibawah

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    6/25

    6

    standar permodalan yang aman untuk mengantisipasi resiko-resiko bisnis

    dalam menjalankan usahanya.

    Mengingat pentingya kecukupan modal bagi BPR, perlu untuk

    diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Telah banyak penelitian

    yang membahas rasio kinerja yang mempengaruhi kecukupan modal bank

    baik di tingkat nasional maupun internasional. Akan tetapi, sepanjang

    pengetahuan penulis, masih sedikit sekali penelitian yang membahas rasio

    kinerja yang mempengaruhi kecukupan modal pada BPR karena

    kebanyakan yang diteliti adalah Bank Konvensional. Dalam penelitian yang

    membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan modal, masih

    terdapat kontradiksi pengaruh dari faktor-faktor yang diteliti dari penelitian

    yang satu dan penelitian lainnya.

    Oleh karena pentingnya kecukupan modal bagi keberlangsungan

    proses bisnis BPR, dan masih sedikitnya penelitian yang meneliti rasio

    mempengaruhi kecukupan modal BPR serta kontradiksi pengaruh rasio

    kinerja tersebut terhadap kecukupan modal, maka perlu dilakukan analisis

    pengaruh rasio kinerja terhadap rasio kecukupan modal pada BPR.

    B. Perumusan Masalah Penelitian

    Kecukupan modal sangat penting bagi keberlangsungan proses

    bisnis BPR. BI sebagai pengatur regulasi bank di Indonesia pun

    mensyaratkan agar BPR mempunyai KPMM atau CAR sebanyak 8%

    (delapan perseratus) dari ATMR. Oleh karena itu, perlu diteliti determinan

    CAR terutama dari rasio-rasio kinerja BPR. Rasio kinerja yang dimaksud

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    7/25

    7

    adalah rasio kinerja yang tertera pada Statistik Perbankan Indonesia yang

    dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu Loan to Deposit Ratio

    (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), dan Return on

    Equity (ROE). Penelitian-penelitian terdahulu, menghasilkan pengaruh

    rasio kinerja terhadap rasio kecukupan modal (CAR) yang berbeda-beda.

    Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian yang meneliti pengaruh

    rasio kinerja terhadap rasio kecukupan modal BPR masih sedikit. Penelitan-

    penelitian lebih banyak meneliti pengaruh rasio-rasio kinerja terhadap rasio

    kecukupan modal pada selain BPR, baik bank umum, bank pemerintah,

    ataupun bank syariah.

    Berdasarka latar belakang yang dikemukakan tersebut, penulis

    merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang akan dilakukan

    sebagai berikut, yaitu:

    1. Apakah terdapat pengaruh LDR secara parsial terhadap CAR?

    2. Apakah terdapat pengaruh NPL secara parsial terhadap CAR?

    3. Apakah terdapat pengaruh ROA secara parsial terhadap CAR?

    4. Apakah terdapat pengaruh ROE secara parsial terhadap CAR?

    5. Apakah terdapat pengaruh LDR, NPL, ROA dan ROE secara

    simultan terhadap CAR?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian, maka tujuan

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk menganalisis pengaruh LDR secara parsial terhadap CAR.

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    8/25

    8

    2. Untuk menganalisis pengaruh NPL secara parsial terhadap CAR.

    3. Untuk menganalisis pengaruh ROA secara parsial terhadap

    CAR.

    4. Untuk menganalisis pengaruh ROE secara parsial terhadap

    CAR.

    5. Untuk menganalisis pengaruh LDR, NPL, ROA, dan ROE secara

    simultan terhadap CAR.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap

    ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi tentang pengaruh rasio

    kinerja yang didefinikan dalam LDR, NPL, ROA dan ROE terhadap

    CAR pada BPR.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan

    manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis sehingga dapat

    menjaga kecukupan modal dan memenuhi KPMM sebagaimana

    disyaratkan oleh BI.

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    9/25

    9

    BAB II. TELAAH PUSTAKA

    II.1. KONSEP-KONSEP DASAR

    Pengertian Bank

    Pengertian Bank, menurut Undang-undang (UU) Nomor 7 tahun

    1992 tentang Perbankan, adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

    masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada

    masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

    Menurut jenisnya bank dapat dikategorikan menjadi dua yaitu Bank Umum

    dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum adalah bank yang dapat

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank

    Umum meliputi:

    a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

    giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau

    bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

    b. memberikan kredit;

    c. menerbitkan surat pengakuan hutang;

    d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

    kepentingan dan atas perintah nasabahnya :

    1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank

    yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan

    dalam perdagangan suratsurat dimaksud;

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    10/25

    10

    2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa

    berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan

    surat-surat dimaksud;

    3. kertas perbendaharaaa negara dan surat jaminan pemerintah;

    4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);

    5. obligasi;

    6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

    7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

    dengan 1 (satu) tahun;

    e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

    kepentingan nasabah;

    f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan

    dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana

    telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana

    lainnya;

    g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

    melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

    h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

    i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

    berdasarkan suatu kontrak; melakukan penempatan dana dari

    nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang

    tidak tercatat di bursa efek;

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    11/25

    11

     j. membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian

    dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank,

    dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan

    secepatnya;

    k. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan

    wali amanat;

    l. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi

    hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan

    Pemerintah;

    m. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang

    tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    Selain hal tersebut di atas, Bank Umum juga dapat melakukan

    kegiatan sebagai berikut:

    a. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi

    ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

    b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan

    lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura,

    perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan

    penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

    Bank Indonesia;

    c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

    akibat kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    12/25

    12

    penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

    Bank Indonesia; dan

    d. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun

    sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

    dana pensiun yang berlaku.

    Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

    Pengertian BPR dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992

    tentang Perbankan yaitu:

    “Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan

    hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk

    lainnya yang dipersamakan dengan itu”. 

    Pengertian BPR, dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

    Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, yaitu:

    “Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

    usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya tidak

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sebagaimana

    dimaksud dalam Undang-Undang mengenai perbankan”. 

    Usaha BPR, dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

    Perbankan, yaitu:

    a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

    deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

    dipersamakan dengan itu;

    b. memberikan kredit;

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    13/25

    13

    c. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi

    hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan

    Pemerintah;

    d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI

    deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada

    bank lain.

    Kegiatan usaha yang dilarang dilakukan oleh BPR meliputi: 

    a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

    pembayaran;

    b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;

    c. melakukan penyertaan modal;

    d. melakukan usaha perasuransian; melakukan usaha lain di luar

    kegiatan usaha.

    Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/20/PBI/2006

    tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat, BPR

    wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Bank Indonesia paling

    lambat akhir bulan April tahun berikutnya.

     Analisis Laporan Keuangan

     Analisis laporan keuangan adalah proses menggali informasi dari

    laporan keuangan agar lebih memahami kondisi keuangan saat ini dan

    yang akan datang (Easton, 2015). Analisis laporan keuangan adalah bagian

    integral dan penting yang merupakan pengembangan dari proses penilaian

    Dikomentari [TW11]: Financial Statement Analysis n

    Valuation hal 1-3

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    14/25

    14

    prospek ekonomi dan resiko suatu perusahaan dengan menggunakan

    tehnik dan alat analisis (Subramanyam, 2009). Oleh karena itu, dapat

    disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah proses untuk

    mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi suatu

    perusahaan menggunakan tehnik dan alat analisis tertentu.

    Porter et al., (2011:2) menyatakan tentang beberapa informasi

    penting yang didapatkan dalam penilaian dan analisis laporan keuangan

    yaitu:

    1. untuk dapat memperlihatkan bagaimana menghubungkan tingkat

    ekonomi suatu industri, strategi perusahaan, dan laporan keuangan

    mereka, serta mendapatkan informasi penting secara lebih

    mendalam tentang seberapa menguntungkan dan beresikonya

    suatu perusahaan.

    2. Untuk menambah pengetahuan tentang metode dan prinsip

    akuntansi untuk mengukur dan melaporkan tentang pembiayaan,

    investasi dan aktivitas operasi dalam suatu laporan keuangan dan

    penyesuaiannya yang digunakan oleh para analis laporan keuangan

    untuk menambah relevansi dan reliabilitas laporan keuangan

    tersebut.

    3. untuk dapat memperlihatkan tentang bagaimana data laporan

    keuangan digunakan untuk memperkirakan laporan keuangan masa

    datang.

    Dikomentari [TW12]: Financial Statement Analysis – John

    Wild 10th  – hal 3

    Dikomentari [TW13]: Using Financial Information –

     porter – hal 736

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    15/25

    15

    Tehnik dalam menganalisis laporan keuangan dapat dengan 2 (dua)

    cara, yaitu analisis horizontal (comparatif) dan analisis vertical (common-

    size) (Porter, 2011). Analsis horizontal adalah cara menganalisis dengan

    cara membandingkan item-item pada laporan keuangan antar periode

    laporan keuangan. Dengan memperhatikan item-item antar beberapa

    periode laporan keuangan, hal ini yang disebut dengan analisis tren, yang

    dapat sangat berguna dalam melakukan sebuah analsis.

     Analisis Ras io Keuangan

     Analisis vertical adalah cara menganalisis suatu laporan keuangan

    dengan cara memperhatikan ukuran dan komposisi relatif dari berbagai

    item pada suatu laporan keuangan dalam 1 (satu) periode akuntansi.

     Analisis vertikal ini sering menggunakan rasio-rasio keuangan. Analisis

    rasio merupakan salah satu jenis analisis yang digunakan untuk menggali

    informasi lebih dalam suatu laporan keuangan (Porter, 2011). Rasio

    keuangan dapat memberikan peringatan dini terhadap resiko potensial

    yang dapat terjadi di masa mendatang yang dapat berujung kepada

    kebangkrutan jika tidak ditangani dengan baik (Maricica dan Georgeta,

    2012).

    Fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan

     jasa keuangan di sektor perbankan adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

    sejak tanggal 31 Desember 2013. OJK menerbitkan media publikasi setiap

    bulan yang menyediakan data statistik perbankan di Indonesia dengan

    nama Statistik Perbankan Indoensia (SPI) yang diterbitkan secara bulanan.

    Dikomentari [TW14]: Using Financial Information – 

    Porter – hal 732

    Dikomentari [TW15]: Business failure risk analysis using

    financial ratio – hal 5

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    16/25

    16

    SPI diterbitkan oleh Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan

    dengan tujuan memberikan gambaran perkembangan perbankan di

    Indonesia. Data yang digunakan dalam publikasi SPI bersumber dari

    Laporan Bulanan Bank Konvensional, dan Laporan Bulanan BPR. Salah

    satu informasi mengenai BPR dalam SPI adalah data Kinerja BPR. Dalam

    publikasi SPI, kinerja BPR dinyatakan dalam 4 (empat) rasio keuangan,

    yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loan (NPL), Return on

     Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE).

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    17/25

    17

    BAB III. METODE PENELITIAN DAN TEHNIK ANALISIS DATA

     A. Metode Penelitian

    Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    deskriptif, menurut Uma Sekaran (Mastuti F., 2013) yaitu penelitian yang

    dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan

    karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan penelitian

    deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk

    menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian

    dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya yang

    kemudian penelitian ini membantu peneliti untuk memberikan gagasan

    untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut atau membuat keputusan

    tertentu yang sederhana (Uma Sekaran, 2009). Penulis memilih jenis

    penelitian ini karena penulis ingin mendeskripsikan hasil analisis laporan

    keuangan BPR di Wilayah Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap

    dan Kebumen (Masbarlingcakeb).

    Obyek dari penelitian ini adalah BPR di wilayah Banyumas,

    Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen (Masbarlingcakeb).

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

    diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa laporan neraca dan

    laporan laba rugi tahun 2010 s.d. 2014.

     Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Modified 

    DuPont Model.

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    18/25

    18

    B. Tehnik Analisis Data

    Tehnik analisis data yang digunakan adalah:

    1. Mengumpulkan data BPR yang dinyatakan dilikuidasi pada tahun

    2014.

    2. Mengumpulkan data Laporan Keuangan BPR yang dinyatakan

    dilikuidasi pada tahun 2014 untuk periode laporan keuangan

    2010 s.d. 2014.

    3. Melakukan analisis terhadap data Laporan Keuangan BPR yang

    dinyatakan dilikuidasi tahun 2014 dari tahun 2010 s.d. 2014

    menggunakan Modified Dupont Model. Analisis yang dilakukan

    adalah dengan mengidentifikasi komponen-komponen rasio

    keuangan yang digunakan dalam Modified Dupont Model.

    4. Menganalisis tren yang terjadi dari komponen-komponen

    Modified Dupont Model tersebut pada poin 3. Analisis tren disini

    dimaksudkan untuk mengetahui tren apa yang terjadi pada 5

    (lima) tahun terakhir sehingga menyebabkan BPR dinyatakan

    dilikuidasi pada tahun 2014.

    5. Mengumpulkan data Laporan Keuangan BPR di wilayah

    Masbarlingcakeb untuk periode 2010-2014.

    6. Melakukan analisis terhadap data Laporan Keuangan BPR di

    wilayah Masbarlingcakeb tahun 2014 dari tahun 2010 s.d. 2014

    menggunakan Modified Dupont Model.

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    19/25

    19

    7. Menganalisis tren yang terjadi dari komponen-komponen

    Modified Dupont Model tersebut pada poin 6.

    8. Menganalisis dan membandingkan tren Laporan Keuangan

    periode tahun 2010 s.d. 2014 antara BPR yang dinyatakan

    dilikuidasi tahun 2014.

    9. Membuat simpulan tentang hasil analisis dan pembandingan

    pada poin 8.

    C. Jadwal dan Target Waktu Penelitian

    No. Kegiatan Bulan Ke-

    1 2 3 4 5 6

    1 Seminar proposal skripsi

    2 Revisi proposal skripsi dan persetujuan skripsi

    3 Pengumpulan dan pengolahan data

    4 Proses bimbingan untuk menyelesaikan skripsi

    5 Ujian skripsi dan pendadaran

    6 Revisi Skripsi dan persetujuan skripsi

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    20/25

    20

    DAFTAR PUSTAKA

     Aurelija Mažintienė, D. B. (2012). The Need of Bankruptcy Prediction in TheCompany. 7th International Scientific Conference, “Business andManagement 2012” May 10 -11, 2012  (p. 138). Vilnius: VilniusGediminas Technical University.

    Bank-Indonesia, D. K. (2010). Pedoman Akuntansi Bank PerkreditanRakyat. Jakarta: Bank Indonesia.

    Brojonegoro, B. (2015, Juli 1). Peran Penting UKM Dorong PerekonomianIndonesia. Retrieved from Kemenkeu RI:http://www.kemenkeu.go.id/Berita/peran-penting-ukm-dorong-perekonomian-indonesia

    Hamada, M. (2010). Commercialization of Microfinance in Indonesia: TheShorage of Fund and Linkage Program. The Developing Economies48, no. 1 (March 2010), 156.

    Herli, A. S. (2013). Buku Pintar Pengelolaan BPR dan Lembaga KeuanganPembiayaan Mikro. Yogyakarta: Andi Offset.

    K. R. Subramanyam, J. J. (2009). Financial Statement Analysis 10th ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

    Kyriazopoulos Georgios, H. G. (2002). Du Pont Analysis of a Bank Mergerand Acquisition between Laiki Bank from Cyprus and MarfinInvestment Group from Greece. MIBES Transactions, Vol 5, Issue 2,30-49.

    LPS. (2016). Lembaga Penjamin Simpanan. Retrieved fromhttp://www.lps.go.id/bank-yang-telah-selesai-proses-likuidasinya

    LPS. (2016). Lembaga Penjamin Simpanan. Retrieved fromhttp://www.lps.go.id/bank-yang-sedang-dalam-proses-likuidasi

    Mastuti, F. (2013). ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI SALAH SATU METODEDALAM MENGANALISIS ESTIMASI KEBANGKRUTANPERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang

    Terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010sampai dengan 2012). Jurnal Administrasi Bisnis.

    Moscalu Maricica, V. G. (2012). Business failure risk analysis using financialratios. Social and Behavioral Sciences 62, 732.

    Njotoprajitno, R. S. (2012). Pengembangan dan Pemberdayaan BPR dalamUpaya Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Retrieved from academia.edu:

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    21/25

    21

    https://www.academia.edu/11284887/PENGEMBANGAN_DAN_PEMBERDAYAAN_BPR_DALAM_UPAYA_PENINGKATAN_USAHA_KECIL_DAN_MENENGAH_DI_INDONESIA_BPR_Development_and_Empowerment_to_Improve_Small_and_Medium_Businesses_in_Indonesia

    OJK. (2014). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014tentang Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta.

    Otoritas Jasa Keuangan. (2015, Desember Vol. 14 No. 1). Otoritas Jasa

    Keuangan.  Retrieved fromhttp://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Documents/Pages/Statistik-Perbankan-Indonesia---Desember-2015/SPI%20Des%202015.pdf

    Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/20/PBI/2006 tentang TransparansiKondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. (2006, Oktober 5).Jakarta.

    Peter D. Easton, M. L.-J. (2015). Financial Statement Analysis andValuation. Cambridge: Cambridge Business Publishers.

    Porter, G. A., & Norton, C. L. (2011). Using Financial AccountingInformation. Ohio: South-Western Cengage Learning.

    Prendergast, P. (2006). How a "Modified DuPont Approach" to Ratio Analysis Can be Used to Drill Down to The True Cause of FinancialProblems. Financial Manajement, 49.

    Sekaran, U. (2009). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

    Soliman, M. T. (2008). The Use of DuPont Analysis by Market Participants.THE ACCOUNTING REVIEW Vol. 83, No. 3, 823.

    Stanley F. Slater, E. M. (September-October 2009). A Value BasedManagement System. Business Horizons, 49.

    Thomas J. Liesz, S. J. (2008). Ratio Analysis Featuring DuPont Method.Small Business Institute Journal Volume I, 22-25.

    TRICorporation. (2009). Key Financial Metrics - The Dupont Model. CriticalEquation for Business Leader .

    UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.  (1992). Jakarta: RepublikIndonesia.

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    22/25

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    23/25

    23

    DAFTAR BPR DI WILAYAH BANYUMAS, BANJARNEGARA,

    PURBALINGGA, CILACAP DAN KEBUMEN (MASBARLINGCAKEB)

    BPR DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

    1. PT. BPR Artha Mekar Sokaraja

    2. PD BPR BKK Purwokerto

    3. PT. BPR Gunung Simping Artha

    4. PT. BPR Dana Mitra Sakti

    5. PT. BPR Tirta Danarta

    6. PT. BPR Mitra Gema Mandiri

    7. PT. BPR Soka Panca Artha

    BPR DI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA

    1. PT. BPR Surya Y. Kencana

    2. PD. BPR BKK Mandiraja

    BPR DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA

    1. PT. BPR Artha Perwira

    2. PD. BPR BKK Purbalingga

    BPR DI WILAYAH KABUPATEN CILACAP

    1. PT. BPR Gunung Slamet

    2. PT. BPR Citanduy Artha

    3. PT. BPR Kroya Bangunartha

    4. PD. BPR BKK Cilacap

    5. PT. BPR Artha Rahayu

    6. PT. BPR Banyu Arthacitra

    Lampiran 1

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    24/25

    24

    7. PT. BPR Ukabima Sejahtera

    BPR DI WILAYAH KABUPATEN KEBUMEN

    1. PT. BPR Araya Arta d/h Gunung Merapi Kebumen

    2. PD. BPR Kebumen

    3. PD. BPR BKK Kebumen

    4. PT. BPR Danamitra Sejahtera

    5. PT. BPR Sinararta Sejahtera

  • 8/18/2019 Analisis Pengaruh Ldr, Npl, Roa Dan Roe Terhadap Car Pada Bpr

    25/25

    25

    No Nama Bank Dalam Liku idasi Posisi

    1 PT BPR Mutiara Artha Pratama (DL) Proses Likuidasi

    2 PT BPR Cahaya Nagari (DL) Proses Likuidasi

    3 PT BPR Cakra Dharma Artamandiri (DL) Proses Likuidasi

    4 PT BPR Kujang Artha Sembada (DL) Proses Likuidasi

    5 PT BPR Cinere Artha Raya (DL) Proses Likuidasi

    6 PT BPR Mitra Danagung (DL) Proses Likuidasi

    7 PT BPR Kapital Metropolitan (DL) Selesai

    8 PT BPR Berok Gunung Pangilun (DL) Proses Likuidasi

    9 PT BPR Sukowati Jaya (DL) selesai

    10 BPR LPN Mudik Air (DL) Proses Likuidasi

    11 PT. BPR Artha Nagari Madani (DL) Proses Likuidasi

    12 PD. BPR LPK Bojongpicung (DL) Selesai Likuidasi

    13 PT. BPR Sadayana Artha (DL) Selesai Likuidasi

    14 PT BPR Dharma Bhakti SMAdang Proses Likuidasi

    15 PT. BPR Mustika Utama Raha (DL) Selesai Likuidasi

    16 PT. BPR Iswara Artha (DL) Selesai Likuidasi

    17 PT. BPR Syariah Syarif Hidayatullah (DL) Selesai Likudasi

    18 PT. BPR Dharma Bhakti SMAdang (DL) Proses Likuidasi

    19 PT. BPR Indomitra Mandiri Ciputat (DL) Selesai Likuidasi

    20 PT. BPR Pundi Artha Sejahtera Selesai Likuidasi

    21 PD. BPR LPK Sukamandi Selesai Likuidasi

    22 PD. BPR LPK Pabuaran Selesai

    23 PD. BPR LPK Talegong Selesai Likuidasi

    24 PD. BPR LPK Samarang Selesai Likuidasi

    Lampiran 2