analisis pengaruh profitabilitas, kecukupan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KECUKUPAN MODAL,
EFISIENSI OPERASIONAL DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
TERHADAP PERTUMBUHAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA
BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2011-2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E.)
OLEH
INTAN FIRDAUS ARUMPAKA
NIM 1113046000009
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
v
ABSTRACT
Syariah Bank plays a huge role in Indonesia, the big challenge facing Islamic
banks today is how to realize the trust of the stakeholders, especially depositors.
Third Party Funds deposited by depositors, especially mudharabah deposits, are
instrumental in increasing the liquidity of sharia banks. Various internal factors
can affect the number of mudharabah deposits.This study aims to determine the
effect of mudharabah deposit growth from internal factors / financial ratios in
Sharia Commercial Banks in Indonesia. The independent variables used are
Profitability, Capital Adequacy, Operational Efficiency and Troubled Financing.
This research is a quantitative research. The analysis was conducted by using
time series data from year 2011 up to 2016. Sampling in this research is 11
Sharia Commercial Bank using purposive sampling method. The method of
analysis used in this research is a panel data regression model with fixed effect
model approach. From the results of the analysis obtained results that capital
adequacy and operational efficiency have a significant influence on the growth of
mudharabah deposits while profitability and non-performing financing has no
effect on the growth of mudharabah deposits.
Keywords : ROA, CAR, BOPO, NPF and mudharabah deposits
Adviser :Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
References : 2000 - 2017
vi
ABSTRAK
Bank Syariah sangat berperan pesat di Indonesia, tantangan besar yang dihadapi
bank syariah saat ini adalah bagaimana mewujudkan kepercayaan dari para
stakeholder, terutama deposan. Dana Pihak ketiga yang diletakkan oleh para
deposan, khususnya deposito mudharabah sangat berperan dalam meningkatkan
likuiditas bank syariah. Berbagai faktor internal dapat mempengaruhi jumlah
deposito mudharabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pertumbuhan deposito mudharabah dari faktor internal/ rasio keuangan pada Bank
Umum Syariah di Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah
Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi Operasional dan Pembiayaan
Bermasalah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Analisis dilakukan
dengan menggunakan data sekunder runtut waktu (time series) tahunan dari tahun
2011 sampai dengan 2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu 11
Bank Umum Syariah menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel dengan
pendekatan fixed effect model. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil
bahwa kecukupan modal dan efisiensi operasional memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah sedangkan profitabilitas
dan pembiayaan bermasalah tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah.
Kata Kunci : ROA, CAR, BOPO, NPF dan deposito mudharabah
Pembimbing : Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
Daftar Pustaka : 2000 - 2017
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi
Operasional, dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2016” ini
sesuai dengan harapan. Skripsi ini disusun sebagai syarat akhir untuk
menyelesaikan jenjang S1 pada program studi Ekonomi Syariah konsentrasi
Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, bimbingan,
semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang ada di sekeliling penulis selama
proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak A.M. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Tim Task Force Passiout
Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., MA., selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Ir. Rr. Tini Anggraeni, S.T, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan,
motivasi dan ilmu yang berharga kepada penulis selama menyusunan
viii
skripsi. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang Ibu berikan selama
proses hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA selaku Dosen Penasehat
Akademik yang telah memberikan motivasi dan membimbing penulis
selama masa perkuliahan.
8. Bapak Dr. Supriyadi dan Bapak Dr. Sofyan Rizal, SE, M.Si selaku penguji
seminar proposal yang mengarahkan dan memperbaiki proposal skripsi
penulis.
9. Seluruh bapak dan Ibu dosen yang selama ini telah mengajarkan ilmu yang
tidak ternilai, hingga penulis menyelesaikan jenjang pendidikan ini dengan
baik, semoga ilmu yang telah diberikan dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Dan tak lupa kepada para staf akademik, karyawan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Segenap pimpinan perpustakaan dan staff perpustakaan yang telah
memberikan fasilitas dan referensi untuk mengadakan studi perpustakaan.
11. Ayah dan Mama yang tiada henti-hentinya mendoakan dengan tulus
sehingga penulis bisa berada pada titik ini. Dan tak lupa adikku
Muhammad Iqbal Hanif Firdaus yang memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Mas Haris terima kasih banyak untuk support, kepercayaan, yang selalu
sabar mendengarkan keluh kesah penulis, mengingatkan, menjaga mood
tetep baik, mendoakan dan megajarkan akan banyal hal baru.
13. Lima sahabat setiaku (Ela, Ima, Rena, Robi’ah, dan Wiwit) yang selalu
menemani baik dikala senang maupun susah, mendoakan, memberikan
dukungan dan terimakasih untuk kebersamaan selama kuliah kalian
memberikan kenangan yang indah. Semoga silaturahmi kita tetap erat
sampai kapanpun.
14. Teman-teman terbaikku darul ulum yang selalu memberikan semangat,
bantuan doa, dan perhatian yang tulus.
ix
15. Teman-teman Muamalat Kelas A angkatan 2013 yang selalu memberikan
dukungan dan masukan kepada penulis, suatu kebahagiaan bertemu
dengan kalian.
16. Teman KKN BUMI, terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan
selama masa KKN.
Jakarta, September 2017
Intan Firdaus Arumpaka
NIM. 1113046000009
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH....................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 9
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 9
E. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .............................................................................. 13
1. Pengertian Perbankan Syariah .................................................. 13
2. Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah ..................................... 14
3. Ciri-ciri Bank Syariah .............................................................. 16
4. Akad dan Produk Perbankan Syariah ....................................... 18
5. Deposito Mudharabah ............................................................. 22
a. Pengertian .......................................................................... 22
b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah ........................... 25
c. Bentuk - Bentuk Deposito Mudharabah ............................. 26
6. Profitabilitas (ROA) ................................................................. 27
7. Kecukupan Modal (CAR) ........................................................ 29
8. Efisiensi Operasional (BOPO) ................................................. 30
xi
9. Pembiayaan Bermasalah (NPF) ................................................ 31
B. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ...................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 45
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel ........................................ 45
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 47
D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 48
1. Uji Asumsi Klasik.................................................................... 49
2. Penentuan Model Estimasi Regresi Data Panel ........................ 52
3. Tahapan Analisis Data ............................................................. 54
4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel ................................... 56
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 58
F. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 60
G. Hipotesis ....................................................................................... 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................ 64
B. Analisis Deskriptif Statistik ........................................................... 65
C. Analisa dan Pembahasan ............................................................... 73
1. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................... 73
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel ....................................... 77
3. Persamaan Model Regresi ........................................................ 80
4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel ................................... 85
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ............................................ 85
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)........................................ 87
c. Uji Adjusted R2 .................................................................. 88
D. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 94
B. Saran ................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97
LAMPIRAN .................................................................................................. 103
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah (BUS) .
....................................................................................................................... 4
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah ....................... 16
Tabel 2.2 Klasifikasi Tingkat CAR Menurut BI .............................................. 30
Tabel 2.3 Kriteria Penetapan Peringkat Non Performing Financing (NPF) ...... 32
Tabel 3.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian .................................................. 46
Tabel 3.2 Bank Umum Syariah yang menjadi Sampel ..................................... 47
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian ............................................................... 64
Tabel 4.2 Return On Assets ............................................................................. 66
Tabel 4.3 Capital Adequacy Ratio ................................................................... 68
Tabel 4.4 Biaya Operasional Pendapatan Operasional ..................................... 70
Tabel 4.5 Non PerformingFinancing ............................................................... 72
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 74
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 75
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 76
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Chow .............................................................................. 78
Tabel 4.11 Hasil Uji Hausman ........................................................................ 79
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi dengan Fixed Effect Model .......................... 80
Tabel 4.13 Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian ................................. 82
Tabel 4.14 Hasil Uji t ...................................................................................... 85
Tabel 4.15 Hasil Uji F ..................................................................................... 88
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 89
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Komposisi DPK Berdasarkan Akad di Perbankan Syariah .............. 3
Grafik 1.2 Komposisi Pendanaan di Perbankan Syariah .................................. 3
Grafik 1.3 Perkembangan ROA Pada Tahun 2012-2016 .................................. 6
Grafik 4.1 Pergerakan Variabel Return On Assets ........................................... 66
Grafik 4.2 Pergerakan Variabel Capital Adequacy Ratio ................................. 68
Grafik 4.3 Pergerakan Variabel Biaya Operasional pendapatan Operasional ... 70
Grafik 4.4 Pergerakan Variabel Non Performing Financing ............................ 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian .............................................................. 109
Lampiran 2: Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 111
Lampiran 3: Pemilihan Model Regresi Data Panel .......................................... 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya
perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya
karena kontribusi sektor perbankan berperan penting dalam menggerakkan roda
perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin luas dan
kompleks, keberadaan perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat
yang kelebihan dana dan menyalurkan dana tersebut kembali ke masyarakat
yang mengalami kekurangan dana dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perkembangan industri perbankan syariah di indonesia dalam waktu
terakhir ini tergolong sangat cepat. Hal ini bisa kita lihat Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) mencatat per Juni 2016, sektor perbankan syariah memiliki total aset
sebesar Rp306,23 triliun dan terdiri dari 13 Bank Umum Syariah (BUS), 21 Unit
Usaha Syariah (UUS). Aset perbankan syariah tersebut tumbuh sebesar 11,97%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya eksistensi
bank syariah di Indonesia juga didorong oleh tingginya minat masyarakat untuk
menempatkan dananya di bank syariah.1 Seperti bank konvensional, bank
syariah juga bergantung pada Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai sumber
pendanaan. DPK harus dikelola secara optimal agar dapat memberi ruang gerak
yang cukup bagi pihak perbankan baik dalam aspek pembiayaan maupun
likuiditasnya. Perubahan yang sedikit saja pada tingkat deposito akan berpotensi
mempengaruhi performa bank dan tingkat resikonya. DPK memiliki konstribusi
yang cukup besar dalam pembentukan modal bank, sehingga harus dikelola
dengan baik dan hati-hati. Komponen DPK Bank Syariah ada tiga jenis produk,
1 Data Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, diakses pada 12 Mei 2017,
www.ojk.go.id
2
yaitu tabungan dan deposito yang menerapkan prinsip mudharabah serta giro
yang menerapkan prinsip wadiah.2 Dimana disisi pendanaan bank syariah lebih
banyak menggunakan akad mudharabah untuk simpanan berbentuk tabungan
dan deposito/investasi, serta sebagian kecil menggunakan akad wadiah untuk
simpanan giro. Akad mudharabah yang awalnya mendominasi kemudian hanya
sedikit bervariasi dari tahun ke tahun sekitar 81,9%-85,9% dan porsi
mudharabah pada tahun 2013 mencapai 89,9%. Sementara itu, akad wadiah
terutama diterapkan untuk simpanan giro memiliki pangsa kecil yang bervariasi
sekitar 14,1%-18,1%, dan porsi wadiah pada tahun 2013 hanya mencapai
15,9%.
Dalam kegiatan operasionalnya, baik bank syariah maupun bank
konvensional memilliki fasilitas produk yang hampir sama, baik dalam
penyaluran dana, salah satu produk yang ditawarkan bank syariah guna
menyerap sumber dana masyarakat adalah deposito berjangka yaitu simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan. Proporsi
deposito selalu mendominasi pendanaan, dimana semakin tinggi porsi deposito
berarti semakin tinggi cost of fund, karena deposito/investasi dikenal sebagai
dana mahal. Proporsi deposito cenderung sedikit meningkat sejak tahun 2006,
mencapai puncaknya pada tahun 2011 sebesar 61,3% dan menurun menjadi
58,7% di tahun 2013. Sementara proporsi giro dan tabungan selalu rendah
berkisar 38,7%-47,6%, dengan porsi tabungan sekitar 3 kali porsi giro. Giro dan
tabungan dikenal sebagai dana murah, sehingga semakin tinggi porsi giro dan
tabungan berarti semakin murah cost of fund.3
2 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan, 2005), hal.
265 3 Darsono,dkk. Perbankan Syariah Di Indonesia (kelembagaan dan kebijakan serta Tantangan
ke Depan), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, ed 1, Cet 1, 2017), hal. 205
3
Grafik 1.1
Komposisi DPK Berdasarkan Akad di Perbankan Syariah
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.2
Komposisi Pendanaan di Perbankan Syariah
Sumber : Bank Indonesia
18.1 16.5 13.4 11.5 11.9 11.9 10.4 12.0 10.1
28.0 31.1 33.8 33.8 31.5 30.1 28.2 30.6 31.2
58.8 52.4 52.9 54.7 56.6 58.0 61.3 57.4 58.7
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Giro Tabungan Deposito
4
Sedangkan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan
prinsip syariah.4 Deposito juga telah diatur dalam sebuah Fatwa DSN
No.3/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan bahwa
keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang
investasi, memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang
penghimpunan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.5
Berdasarkan perkembangan pada setiap jenis produknya, deposito
mudharabah tetep mendominasi dengan jumlah deposito yang dihimpun
mencapai 84,732 triliun sampai dengan akhir tahun 2012. Jumlah tersebut terus
meningkat, dimana pada kuartal III 2013 menjadi Rp105,100 triliun.
Tabel 1.1
Perkembangan Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah (BUS)
Tahun Deposito Mudharabah Peningkatan
2011 70.806 60%
2012 84.732 19%
2013 107.812 27%
2014 883.731 71%
2015 784.154 -11%
2016 1.806.593 19%
Sumber : Laporan Statistik Perbankan Syariah
Berdasarkan tabel 1.1 diatas, perkembangan deposito mudharabah pada
Bank Syariah pada tahun 2013 ke tahun 2014 terus mengalami peningkatan
mencapai 71%, berdampak pada meningkatnya jumlah pembiayaan yang
disalurkan kepada masyarakat. Berdasarkan data statistik perbankan syariah
pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 11%. Alasan terjadi penurunan
deposito pada tahun 2015 adalah karena pada tahun 2015 berdasarkan data yang
dihimpun oleh Asosiasi REI (Real Estate Indonesia), perkembangan investasi
4Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (PT. Raja Grafindo Persada,
2013), hal. 303 5 Khotibul Umam, Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya di
Indonesia, (PT Grafindo Persada, 2016), h.94
5
properti di Indonesia meningkat hingga 30%, sedangkan pada tahun 2014
pertumbuhan properti hanya berkisar sebesar 15 - 20%. Real Estate Indonesia
memprediksi bahwa bisnis di bidang properti ini akan terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahunnya bahkan hingga tahun 2018. Perkembangan
investasi properti ini didorong adanya faktor LTV (Loan to Value) yang ada
kaitannya dengan besaran DP yang harus dibayarkan oleh pembeli properti di
awal pembelian. Bahkan, angka cicilan kedua dan ketiga juga turut
mempengaruhi jumlah permintaan konsumen. Properti ini mulai terdorong dan
semakin terlihat sejak kuartal kedua 2015. Apalagi dengan kebijakan Bank
Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan hingga BI 7-Days Reverse Repo
Rate berada di level 4,50% atau turun 25 bps dibandingkan bulan sebelumnya.
Dengan fenomena tersebut masyarakat Indonesia cenderung lebih
memilih properti untuk dibeli dan dijadikan sebagai investasi guna
mempertahankan kondisi keuangan di masa yang akan datang dan masih
menjadi pilihan jangka panjang bagi banyak orang dibandingkan instrumen
investasi lain. Risiko yang melekat di sektor properti juga lebih kecil karena ada
bentuk fisiknya. Perkembangan sektor properti tahun 2015 mengarah ke hunian
vertical (apartment dan condominium). Segmen kelas menengah di Indonesia
tumbuh menjadi sekitar 90 juta orang dengan daya beli tinggi. Tak hanya itu,
kebutuhan hunian juga bertambah banyak terkait pertumbuhan populasi 1.49
persen per tahun. Kemudian di tahun 2016 deposito mudharabah mengalami
kenaikan kembali sebesar 19%. Dilihat dari peningkatan jumlah dana deposito
mudharabah menunjukkan Bank Umum Syariah (BUS) sangat mampu
memberikan bagi hasil yang besar terhadap dana deposan. Karna itu keuntungan
(profitabilitas) bank berpengaruh terhadap bagi hasil yang akan diberikan pada
nasabah penyimpan dana.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah, yaitu Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi
Operasional dan Pembiayaan Bermasalah. Berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia, standar ROA yang baik adalah sekitar 1.5%. Semakin besar ROA
6
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin
besar.6 ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki.7 Bank
Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia
sebagai pembina dan pengawas lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu
bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana
simpanan masyarakat.8
Grafik 1.3
Perkembangan ROA Pada Tahun 2012-2016
Sumber: www.ojk.go.id (data diolah)
Pada grafik 1.3 terlihat bahwa pergerakan Return On Asset (ROA)
mengalami fluktuasi. Pada beberapa periode dalam penelitian ini Return On
Asset (ROA) mengalami penurunan, penurunan ROA pada lima tahun terakhir
terjadi pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank
Bukopin Syariah dan Bank Panin Syariah. Sedangkan pencapaian ROA tertinggi
pada lima tahun terakhir adalah Bank Mega Syariah.
6 Lyla Rahma Adyani dan R. Djoko Sampurno, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas (ROA), (Jurnal Universitas Diponogoro, 2011), hal. 4 7 M. Nur Rianto Al Arif & Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta:
UIN PRESS, 2015), h. 252 8 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 119
7
Kecukupan modal digambarkan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
merupakan rasio yang berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang
diperlukan untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana
dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko.9 Modal juga merupakan
salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis. Semakin
tinggi nilai CAR maka bank mampu membiayai operasi bank tersebut, keadaan
yang menguntungkan bank akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan pertumbuhan deposito
mudharabah. Faktor lain berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah adalah Efisiensi Operasional diproksikan dengan rasio BOPO
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.10Semakin rendah
BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh
bank akan semakin besar. Pembiayaan bermasalah atau Non Performing
Financing (NPF) merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja
bank. Dimana rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh bank.11 Pembiayaan bermasalah adalah
pembiayaan yang pembayaran angsuran pokoknya telah lewat 90 hari setelah
jatuh tempo, atau pembiayaan yang pembayarannya secara tepat waktu sangat
diragukan.
Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian lebih lanjut yang
hanya terfokus pada faktor-faktor internal bank itu sendiri. Beberapa studi yang
melakukan penelitian tentang deposito mudharabah antara lain Aprilia Tri
Rahayu dan Bambang Pranowo (2012), Bayu Ayom Gumelar (2013), Suratman
(2013), Dini Yuliansyah (2014), Septiani Soleha (2015).
9 Wiji Nurastuti, Teknologi Perbankan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Cetakan pertama, 2011), h. 44 10 Boy Loen dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa, (Jakarta, Grasindo,
2007), h. 121 11 Djoko Retnadi, Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya, (Jakarta: PT
Elex media Komputindo, 2006), h. 188
8
Dari pemaparan diatas, deposito mudharabah merupakan penyimpanan
dana oleh nasabah bank syariah selama jangka waktu tertentu dengan
menggunakan prinsip bagi hasil. Pertumbuhan deposito mudharabah diukur
dengan membandingkan jumlah deposito mudharabah dari waktu ke waktu,
antara periode berjalan dengan periode sebelumnya. Jumlah deposito
mudharabah berkaitan dengan kepercayaan nasabah untuk menyimpan dananya
dengan mempertimbnagkan profit yang akan diperoleh, sehingga diperkirakan
pertumbuhannya bergantung pada beberapa faktor, maka peneliti tertarik untuk
membahas skripsi dengan judul “Analisis PengaruhProfitabilitas, Kecukupan
Modal, Efisiensi Operasional, Dan Pembiayaan BermasalahTerhadap
Pertumbuhan Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia Periode 2011-2016”
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada hal-hal di atas yang melatarbelakangi penelitian ini, maka
penulis mengidentifikasi permasalahannya. Faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi pertumbuhan deposito mudharabah antara lain:
1. Terjadi penurunan tingkat profitabilitas dilihat dari rasio Return On Assets
(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. Penurunan terjadi dimulai dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2016
2. Permodalan perbankan syariah membaik, dilihat dari peningkatan rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2016 mencapai 16,16 dari tahun
sebelumnya
3. Tingkat efisiensi operasional dilihat dari rasio BOPO selama periode 4 tahun
terakhir selalu mengalami peningkatan. Meningkatnya rasio BOPO
mengindikasikan terjadinya inefisiensi pada bank syariah.
4. Rasio Non Performing Financing (NPF) dari tahun 2013 sampai 2016
bergerak fluktuatif. Rasio NPF sempat menembus angka 5% pada tahun
2016.
9
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan penulisan dalam menganalisis, penulis
menyampaikan batasan pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian dibatasi pada 11 Bank Umum Syariah. Adapun dasar
pengambilannya di dasarkan pada Bank Umum Syariah yang telah
beroperasi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.
2. Penelitan ini hanya terfokus pada faktor internal bank yang mempengaruhi
Pertumbuhan Deposito Mudharabah seperti, Profitabilitas yang diproksikan
dengan Return On Assets (ROA), Kecukupan Modal yang diproksikan
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Efisiensi Operasional yang
diproksikan dengan (BOPO) dan Pembiayaan bermasalah yang diproksikan
dengan Non Performing Financing (NPF).
3. Informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan Bank
Umum Syariah yang telah beroperasi pada tahun 2011 sampai dengan 2016
berdasarkan data Annual Report.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas
maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Profitabilitas (Return On Assets), Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Pembiayaan
bermasalah (Non Performing Financing) memiliki pengaruh secara parsial
terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
Periode 2011 - 2016?
2. Apakah Profitabilitas (Return On Assets), Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Pembiayaan
bermasalah (Non Performing Financing) memiliki pengaruh secara
simultanterhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah Periode 2011 - 2016?
10
3. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah Periode 2011 -2016?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis pengaruh Profitabilitas (Return On Assets), Kecukupan
Modal (Capital Adequacy Ratio), Efisiensi Operasional (BOPO) dan
Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) secara parsial
terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
Periode 2011 - 2016.
b. Menganalisis pengaruh Profitabilitas (Return On Assets), Kecukupan
Modal (Capital Adequacy Ratio), Efisiensi Operasional (BOPO) dan
Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) secara simultan
terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah
Periode 2011 - 2016.
c. Mengukur variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah Periode
2011 – 2016
2. Manfaat Penelitian
Adapun dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi praktisi, untuk mengetahui seberapa berpengaruh variabel yang
diteliti terhadap pertumbuhan deposito mudharabah di Bank Umum
Syariah
b. Bagi nasabah, dapat menjadikan informasi yang akan menambah
wawasan dan pengetahuan terutama produk deposito
11
mudharabahsehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi.
c. Bagi pihak lain hal ini masyarakat, skripsi ini dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang perbankan syariah secara praktis
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menggambarkan secara garis besar tentang apa
yang akan ditemukan dalam skripsi ini. Skripsi ini terdiri dari lima bab, berikut
ini sistematika penulisannya secara lengkap dan jelas.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah dan Pembatasan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori terhadap hal-hal yang akan
dibahas, menjelaskan tentang perbankan syariah, tujuan dan
fungsi bank syariah, ciri-ciri bank syariah, akad dan produk bank
syariah, konsep deposito mudharabah bank syariah, profitabilitas,
kecukupan modal, efisiensi operasional dan pembiayaan
bermasalah, dan review studi terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini mengemukakan tentang bagaimana penelitian ini
dilakukan, variabel-variabel apa saja yang digunakan, ruang
lingkup penelitian, populasi dan metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, teknik analisis data serta metode
analisis yang akan digunakan hipotesis penelitian dan kerangka
berfikir.
12
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini meguraikan deskripsi objek penelitian dan analisis data
serta pembahasan hasil dan interpretasi hasil yang diperoleh dari
penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari
rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya serta saran
yang sekiranya dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan dan
kontribusi pemikiran.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Perbankan Syariah
Istilah bank berasal dari bahasa Prancis yaitu banque dan dari bahasa
Italia yaitu banco, yang berarti peti/lemari atau bangku. Konotasi kedua kata
ini menjelaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan oleh bank komersial.
Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-
benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya.
Jadi kesimpulannya, fungsi dasar bank adalah menyediakan tempat untuk
menitipkan uang dengan aman (safe keeping function) dan menyediakan alat
pembayaran untuk membeli barang dan jasa (transaction function).12
Pengertian bank pada awal dikenalnya adalah meja tempat menukar
uang, lalu pengertian bank berkembang sebagai tempat penyimpan uang dan
seterusnya. Namun semakin modernnya perkembangan dunia perbankan,
maka pengertian bank pun berubah pula. Bank diartikan sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah
setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya
apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-
keduanya menghimpun dan menyalurkan dana.13
Bank Islam di Indonesia disebut dengan bank syariah merupakan
lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi
disektor rill melalui aktivitas kegiatan usaha (Investasi, jual beli, atau
lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan
12 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,2006), h.1 13 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 45
14
hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.14
Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan
berdasarkan syariah (hukum) Islam. Menurut Undang-undang Perbankan
Syariah No.21 Tahun 2008, dinyatakan bahwa: Bank syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).15
Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
pasal 1, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, Bank syariah secara umum
adalah salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan
operasionalnya pada ketentuan-ketentuan syariah Islam yang mengacu pada
Al-Quran dan Al-hadis.16
2. Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah
Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingan bank
konvensional, berkaitan dengan keberadaannya sebagai institusi komersial
dan kewajiban moral yang disandangnya. Selain bertujuan mendapatkan
profit sebagaimana layaknya bank konvensional, bank syariah juga bertujuan
sebagai berikut:
14 Ascarya, Akad dan Produk Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 30 15 M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Prakts, (Bandung:
CV. Pustaka Setia), h. 98 16 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Penerbit Unit Penerbit dan
Percetakan,2005), h. 8
15
a. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana
meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Pengumpulan modal dari masyarakat dan pemanfaatannya kepada
masyarakat diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial guna
tercipta peningkatan pembangunan nasional yang semakin mantap.
Metode bagi hasil akan membantu orang yang lemah permodalannya
untuk bergabung dengan bank syariah untuk mengembangkan usahanya.
Metode bagi hasil akan memunculkan usaha-usaha baru dan
pengembangan usaha yang telah ada sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan
karena keengganan sebagian masyarakat untuk berhubungan dengan
bank yang disebabkan oleh sikap menghindari bunga telah terjawab oleh
bank syariah. Metode perbankan yang efisien dan adil akan menggalakan
usaha ekonomi kerakyatan.
c. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan berperilaku
bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi,
tumbuh, dan berkembang melalui bank-bank dengan metode lain.17
Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai
financial intermediary. Secara sepesifik bank dapat berfungsi sebagai agent
of trust, agent of development, agent of servies.
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayan, baik
dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Maka dari itu
memiliki fungsi sebagai agent of trust untuk membantu nasabah dalam
menyimpan ataupun mengelola dana milik nasabah.
17Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah? , h. 47
16
b. Agent of Development
Dalam mendukung pembangunan ekonomi suatu negara, kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, konsumsi merupakan suatu hal penting
yang harus terus dijaga dan dipantau. Bank dalam hal ini muncul sebagai
lembaga yang ikut membantu kegiatan-kegiatan tersebut agar berjalan
dengan maksimal. Oleh karena itu bank merupakan lembaga keuangan
yang menjadi sendi perekonomian suatu negara.
c. Agent of Service
Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memiliki
fungsi untuk memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain.
Tingkat ekonomi masyarakat yang terus berkembang membuat perlu ada
bantuan infrastruktur tambahan khususnya dalam bidang keuangan dan
teknologi. Hal ini bertujuan untuk mengimbangi permintaan masyarakat
atas layanan keuangan yang cepat dan praktis. Bank sebagai lembaga
yang memiliki teknologi yang hebat, dapat hadir sebagai pelayan
masyarakat untuk memudahkan berjalannya kegiatan ekonomi tersebut.
3. Ciri-ciri Bank Syariah
Terdapat beberapa ciri-ciri bank syariah yang membedakan dengan bank
konvensional, perbedaan tersebut dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Indikator Bank Konvensional Bank Syariah
Fungsi dan
Kegiatan Bank
Intermediasi, jasa keuangan Intermediasi, manager
investasi, investor, social,
jasa keuangan
Mekanisme dan
Objek Usaha
Tidak anti riba dan anti
maysir
Anti riba dan anti maysir
Prinsip Dasar
Operasi
- Bebas nilai (prinsip
materialis)
- Uang sebagai
komoditi
- Bunga
- Tidak bebas nilai
(prinsip syariah
Islam)
- Uang sebagai alat
tukar dan bukan
17
komoditi
- Bagi hasil, jual beli,
sewa
Prioritas
Pelayanan
Kepentingan pribadi Kepentingan publik
Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi
Islam, Keuntungan
Bentuk Bank komersial Bank komersial, bank
pembangunan, bank
universal atau multi-purpose
Evaluasi
Nasabah
Kepastian pengembalian
pokok dan bunga
(creditworthiness dan
collateral)
Lebih hati-hati karena
partisipasi dalam risiko
Hubungan
Nasabah
Terbatas debitur-kreditur Erat sebagai mitra usaha
Sumber
Likuiditas
Jangka Pendek
Pasar Uang, Bank Sentral Pasar Uang Syariah, Bank
Sentral
Pinjaman yang
diberikan
Komersial dan
nonkomersial, berorientasi
laba
Komersial dan
nonkomersial, berorientasi
laba dan nirlaba
Lembaga
Penyelesai
Sengketa
Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan Arbitrase
Syariah Nasional
Risiko Usaha - Risiko bank tidak
terkait langsung
dengan debitur,
risiko debitur tidak
terkait langsung
dengan bank
- Kemungkinan
terjadi negative
spread
- Dihadapi bersama
antara bank dan
nasabah dengan
prinsip keadilan dan
kejujuran
- Tidak mungkin
terjadi negative
spread
Struktur
Organisasi
Pengawas
Dewan Komisaris Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas Syariah, Dewan
Syariah Nasional
Investasi Halal dan haram Halal Sumber : IBI, 2002.
18
4. Akad dan Produk Perbankan Syariah
Akad atau transaksi yang digunakan bank syariah dalam operasinya
terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan (tijarah) dan
sebagian dari kegiatan tolong-menolong (tabarru’). Turunan dari tijarah
adalah perniagaan (al-bai’) yang berbentuk kontrak pertukaran dan kontrak
bagi hasil dengan segala variasinya. Allah telah menghalalkan perniagaan
(Al-Bai’) dan mengharamkan riba (QS 2: 275). Inilah dasar utama operasi
bank syariah yang meninggalkan penggunaan sistem bunga dan menerapkan
penggunaan sebagian akad-akad perniagaan dalam produk-produk bank
syariah.
Akad atau transaksi yang berhubungan dengan kegiatan usaha bank
syariah dapat digolongkan ke dalam transaksi untuk mencari keuntungan
(tijarah) dan transaksi tidak untuk mencari keuntungan (tabarru’). Transaksi
untuk mencari keuntungan dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu transaksi
yang mengandung kepastian (natural certainty contracts/NCC), yaitu
kontrak dengan prinsip non bagi hasil (jual-beli dan sewa), dan transaksi
yang mengandung ketidakpastian (natural uncertainty contracts/NUC), yaitu
kontrak dengan prinsip bagi hasil. Transaksi NCC berlandaskan pada teori
pertukaran, sedangkan NUC berlandaskan pada teori percampuran. Semua
transaksi untuk mencari keuntungan tercakup dalam pembiayaan dan
pendanaan, sedangkan transaksi tidak untuk mencari keuntungan tercakup
dalam pendanaan, jasa pelayanan (fee based income) dan kegiatan sosial.18
Akad tabarru’, yaitu segala macam perjanjian yang menyangkut non-
profit transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukan
transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil. Akad tabarru’
dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan.
Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta
18Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, edisi kedua, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 37-38
19
kepada counter part-nya untuk sekadar menutup biaya (cover the cost) yang
dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut. Akan tetapi,
ia tidak boleh sedikit pun mengambil laba dari akad tabarru’ itu. Contoh
akad tabarru’ adalah :
a. Qard, yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali.
b. Wadi’ah, yaitu mewakilkan orang lain untuk memelihara harta
tertentu dengan cara tertentu.
c. Wakalah, yaitu akad pemberian kuasa (muwakkil) kepada penerima
kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama
pemberi kuasa.
d. Kafalah, yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafl)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
yang ditanggung.
e. Rahn, yaitu menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syariah sabagai jaminan utang sehingga orang yang
bersangkutan boleh mengambil atau ia bisa mengambil sebagian
manfaat barang itu.
f. Dhaman, yaitu menggabungkan dua beban (tanggungan) untuk
membayar utang, menggadaikan barang, atau menghadirkan orang
pada tempat yang telah ditentukan.
g. Hiwalah, yaitu akad yang mengharuskan pemindahan utang dari
yang bertanggung jawab kepada penanggung jawab yang lain.
Berbeda dengan akad tabarru’, akad tijarah (compensational contract)
adalah segala macam perjanjian yang menyangkut profit transaction. Akad-
akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan sehingga bersifat
komersil. Contoh akad tijaroh antara lain sebagai berikut:
a. Murabahah, yaitu jual-beli barang dengan harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberitahu
20
harga produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
sebagai tambahannya.
b. Salam, yaitu pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sementara pembayaran dilakukan di muka.
c. Istishna, yaitu kontrak penjualan antara mustashni (pembeli akhir)
dan shani (supplier). Pembelian dengan pesanan.
d. Ijaroh, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.
e. Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
f. Muzara’ah, yaitu bentuk kontrak bagi hasil yang diterapkan pada
tanaman pertanian setahun.
g. Musaqah, yaitu bentuk kontrak bagi hasil yang diterapkan pada
tanaman pertanian tahunan.
h. Mukhabarah, yaitu muzara’ah, tetapi bibitnya berasal dari pemilik
tanah.19
Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana
(funding), produk penyaluan dana (financing), dan produk jasa (service).20
a. Produk Penghimpunan Dana (funding)
1) Tabungan
Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun
2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau
19Dr. Amir Machmud & H. Rukmana, Bank Syariah Teori, Kebijakan, Dan Studi Empiris di
Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 9 20 M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung:
Pustaka Setia, 2012), h. 133
21
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau
yang dipersamakan dengan itu.
Produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah
membutuhkan, tetapi bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah
penabung kecil.
2) Deposito
Deposito menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008
adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah
dan/ atau Unit Usaha Syariah (UUS).
Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai
jumlah minimal dan jangka waktu tertentu, yang bagi hasilya
lebih tinggi daripada tabungan biasa atau tabungan berencana.
3) Giro
Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi
hasil, dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya
digunakan oleh perusahaan atau yayasan atau bentuk badan
hukum lainnya dalam proses keuangan mereka. Dalam giro,
meskipun tidak diberikan bagi hasil, pihak bank berhak
memberikan bonus kepada nasabah yang besarannya tidak
ditentukan di awal, bergantung pada kebaikan pihak bank.21
21M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik, (Bandung:CV Pustaka
Setia, Cetakan ke-1, 2015), h. 346-347.
22
b. Produk Penyaluran Dana/ Pembiayaan (financing)
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata
lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan.
Produk pembiayaan kepada nasabah sebagai berikut :
1) Pembiayan dengan prinsip jual beli. Seperti ba’i murabahah, ba’i
salam, dan ba’i al istishna.
2) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Meliputi ijarah dan ijaran
muntahiya bit tamlik.
3) Pembiayan dengan prinsip bagi hasil. Meliputi musyarakah,
mudharabah, muzara’ah, dan musaqah.
c. Produk Jasa (Service)
Selain menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi antara
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana, bank
syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau
keuntungan. Jasa perbankan antara lain sebagai berikut :
1) Sharf (jual beli valuta asing)
2) Wadi’ah (titipan)
5. Deposito Mudharabah
a. Pengertian
Deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
23
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau UUS.22
Menurut Mudrajat Kuncoro dan Suharjono, deposito dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu: 23
a. Deposito Berjangka. Deposito berjangka merupakan simpanan
berjangka yang dapat dicairkan sesuai jangka waktu yang disepakati.
Pemegang deposito berjangka akan mendapatkan bilyet deposito
sebagai bukti hak kepemilikannya. Deposito berjangka tidak dapat
diperjualbelikan dan pembayaran bagi hasil dilakukan setiap tanggal
valuta, tanggal dimana deposito tersebut dibuka.
b. Sertifikat Deposito. Sertifikat deposito merupakan simpanan
berjangka yang diterbitkan dengan menggunakan sertifikat sebagai
bukti kepemilikkan oleh pemegang haknya. Sertifikat deposito dapat
dicairkan oleh siapapun yang membawa dan menunjukkan kepada
bank yang menerbitkan dan dapat diperjualbelikan pembayaran bagi
hasil dilakukan pada saat pembelian atau dibayar dimuka.
c. Deposito On Call. Deposito On Call adalah jenis simpanan berjangka
yang penarikannya perlu memberitahukannya terlebih dahulu kepada
bank penerbit deposit on call. Deposit ini tidak dapat diperjualbelikan
dan diterbitkan atas nama serta bagi hasil dibayarkan pada saat
pencairan.
Mudharabah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul
maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau
keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan
nisbah yang telah disepakati diawal akad. Dana nasabah yang disimpan
di bank akan dikelola oleh bank untuk mendapatkan keuntungan. Hasil
22 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, edisi kedua, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, cet ke-6, 2016), h. 72 23Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Cetakan 1, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), hal. 45-46
24
pengelolaannya itulah yang kemudian harus dibagikan diantara bank dan
nasabah.24Bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki
sifat sabagai seorang wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati atau
bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Disamping itu, bank
syariah juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang
diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa
melanggar berbagai aturan syariah.25
Prinsip mudharabah diterapkan oleh bank syariah dalam kegiatan
pengimpunan dana dan penyaluran dana. Untuk kegiatan penghimpunan
dana diaplikasikan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.
Sementara untuk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan
mudharabah. Deposito mudharabah disebut juga sebagai deposito
investasi mudharabah, adalah jenis investasi melalui simpanan pihak
ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu (tanggal jatuh tempo), dengan
mendapatkan imbalan bagi hasil. Imbalan ini dilakukan dalam bentuk
pembagian pendapatan (revenue sharing) atas penggunaan tersebut
secara syariah dengan pembagian (nisbah atau proporsi) tertentu,
misalnya 70:30 artinya, untuk deposan sebesar 70% dan untuk bank
30%.26 Jangka waktu deposito berjangka ini bervariasi antara lain:
Deposito Jangka waktu 1 bulan.
Deposito Jangka waktu 3 bulan.
Deposito Jangka waktu 6 bulan.
Deposito Jangka waktu 12 bulan.
24 Wirdyaningsih dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2005), h.105 25 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 277 26 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-2, 2015), h. 325-327
25
Deposito Jangka waktu 24 bulan.
Perbedaan jangka waktu deposito berjangka merupakan
perbedaan masa penyimpanan, juga akan menimbulkan perbedaan balas
jasa berupa besarnya presentase nisbah bagi hasil. Pada umumnya,
semakin lama jangka waktu deposito berjangka akan semakin tinggi
presentase nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah.27
Bank dan nasabah masing-masing mendapatkan keuntungan.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah
uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki
jangka waktu yang relatif lebih panjang dan frekuensi penarikan yang
panjang. Sehingga bank akan lebih leluasa melempar dana tersebut untuk
kegiatan yang produktif. Sedangkan nasabah mendapatkan keuntungan
bagi hasil yang besarnya sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
diawal perjanjian.28
b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah
Prinsip syariah deposito diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito. Deposito ada dua jenis,
yaitu deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang
berdasarkan perhitungan bunga. Deposito yang dibenarkan, yaitu
deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Fitur dan Mekanisme
Deposito berdasarkan Mudharabah adalah sebagai berikut :
(1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal).
(2) Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-
batasan yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah
27 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-4, 2016), h.
92 28 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, cet-pertama, 2007), h. 93
26
muqayyadah) atau dilakukan tanpa batasan-batasan dari pemilik
dana (mudharabah mutlaqah).
(3) Dalam mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara jelas
syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah.
(4) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati.
(5) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
yang disepakati.
(6) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya
pengelolaan rekening, antara lain biaya materai, cetak laporan
transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan
rekening.
(7) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
c. Bentuk-Bentuk Deposito Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana,
terdapat 2 (dua) bentuk Mudharabah, yaitu:29
a. Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA)
Dalam deposito Mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana
tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank
syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan
tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank
syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam
menginvestasikan dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang
diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
29Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2004), h. 304
27
b. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA)
Berbeda halnya dengan deposito Mudharabah mutlaqah (URIA),
dalam deposito Mudharabah muqayyadah (RIA), pemilik dana
memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syariah
dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat,
cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah
tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam
menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang
diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
6. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan dari usahanya.30Profitabilitas sangat penting dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam jangka
panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut
mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.31Dalam jangka panjang,
perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya
sehingga mampu membayar kewajibannya. Apabila perusahaan akan
memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan
menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
pembiayaan dari luar.32
Rasio Profitabilitas terdiri atas ROA (Return On Assets) dan ROE
(Return On Equity). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan
30Danang Suntoto, Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis, ( Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 113 31 Sri Hermuningsih, “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap
Nilai Perusahaan Publik di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol.16 No.2, Oktober
2013, h. 130 32 Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan Modern, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2014), h. 192
28
Return on Asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank
karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan
profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar
berasal dari simpanan masyarakat.33 Semakin tinggi ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik
pula posisi bank dari segi penggunaan dan pemanfaatan aset.34 Rasio yang
meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam
mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk
menghasilkan laba bersih. Maka dapat dikatakan bahwa selain
memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola investasi yang
dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang
mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk
menciptakan laba bersih.
Profitabilitas dari bank tidak hanya penting bagi pemiliknya, tetapi juga
bagi golongan-golongan lain di dalam masyarakat. Bila bank berhasil
mengumpulkan cadangan dengan memperbesar modal, akan memperoleh
kesempatan meminjamkan dengan lebih luas/besar karena tingkat
kepercayaan atau kredibilitas meningkat. Seperti halnya, para penyimpan
(deposan) yang berkepentingan jika posisi modal bank kuat, dengan
sendirinya tidak perlu merasa was-was atau bimbang terhadap risiko
seandainya simpanannya tidak dapat dilunasi oleh bank. Modal besar
senantiasa menutupinya jika terjadi kerugian atau risiko di dalam bank.35
33 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2009), h. 119 34 Rahmat Abdillah, Faktor-fator yang mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas pada Bank
Umum Syariah di Indonesia, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2015), h.
28 35 Drs. O .P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Nonbank, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004), hal. 153
29
7. Kecukupan Modal
Capital Adequacy ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang
diakibatkan dalam operasional bank. Capital Adequacy ratio (CAR) ini
digunakan untuk mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan dengan
dana dari luar di dalam pembiayaan kegiatan usaha perbankan.36Semakin
besar rasio CAR tersebut maka akan semakin baik posisi modal.37 Jika nilai
CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan dapat
melindungi deposan sehingga memberikan dampak meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap bank.38
Perhitungan Capital Adequacy didasarkan pada prinsip bahwa setiap
penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar
presentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Sejalan dengan standar
yang ditetapkan Bank Of International Settlements (BIS), seluruh bank yang
ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar
8% dari ATMR.39 Dengan adanya modal yang cukup memungkinkan suatu
bank dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan
kerugian yang mungkin akan timbul kemudian berdampak pada naiknya
tingkat profitabilitas.40
36Veithzal, Rivai, dkk., “Bank and Financial Institution Management (Conventional & Sharia
System)”, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 785. 37 Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, “Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai
Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan Di Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis. Vol.
XV (Juni, 2003) FE-UNDIP, Semarang. 38Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
BPFE, 2002) 39 Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI,
2006) 40 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2005)
30
Tabel 2.2
Klasifikasi Tingkat CAR Menurut BI
Sumber:www.bi.go.id
8. Efisiensi Operasional
Biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) atau yang sering
disebut Rasio Efisiensi Operasional (REO) adalah rasio efisiensi bank yang
mengukur beban operasional terhadap operasional.41BOPO merupakan rasio
antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Biaya operasional
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan
aktivitas usaha utamanya. Pendapatan operasional merupakan pendapatan
utama bank yaitu pendapatan yang diperoleh dari penempatan dana dalam
bentuk kredit dan pendapatan operasional lainnya.42
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya.43 Karena kegiatan utama bank
pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara yaitu menghimpun dana
dan menyalurkan dana. Semakin rendah nilai BOPO berarti semakin
efisiensi bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya. Rasio
yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam
menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasional yang
dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola
41Sutan, R. Sjahdeini, “Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia”, (Jakarta: Pustaka Utama, 2007), h. 177 42 Ponttie Prasnanugraha, Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank
Umum di Indonesia, (Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang, 2007), h. 28 43 Lukman, Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.120
Predikat Kriteria
CAR > 12% Sangat Sehat
9% ≤ CAR < 12% Sehat
8% ≤ CAR < 9% Cukup Sehat
6% ≤ NPF < 8% Kurang Sehat
CAR ≤6% Tidak Sehat
31
usahanya.44 Semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya
maka laba yang dapat diperoleh bank semakin besar.
BOPO yaitu, rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan
Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti
semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam
menggunakan sumber dana yang ada. Bank Indonesia menetapkan angka
terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika BOPO melebihi
90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan
tidak efisien dalam menjalankan operasinya.
9. Pembiayaan Bermasalah
Salah satu risiko yang tidak dapat dihindari oleh setiap bank adalah tidak
terbayarnya pembiayaan yang telah disalurkan atau sering disebut risiko
pembiayaan. NPF (Non Performing Financing) merupakan indikator
pembiayaan bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang
fluktuatif dan tidak menentu sehingga penting untuk diberikan perhatian
khusus.
Menurut Wiroso berpendapat bahwa salah satu rasio yang mengukur
kualitas aktiva produktif bank syariah adalah NPF (Non Performing
Financing). NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan yang
dikategorikan bermasalah dengan total pembiayan yang telah disalurkan.
Indikator yang menunjukkan kerugian akibat risiko kredit tercermin dari
besarnya non performing loan (NPL), namun dalam terminology bank
syariah hal tersebut dikenal dengan istilah Non Performing Financing
(NPF). Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia
44Erni, Masdupi. “Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Sektor Perbankan”,
Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, Vol.3, Nomor 1 (Maret,2014).
32
kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar,
diragukan, dan macet.45
Tabel 2.3
Kriteria Penetapan Peringkat Non performing Financing
Peringkat Kriteria Predikat
1 Sangat Baik NPF < 2%
2 Baik 2% ≤ NPF < 5%
3 Cukup Baik 5% ≤ NPF < 8%
4 Kurang Baik 8% ≤ NPF < 12%
5 Tidak Baik 12% ≤ NPF
B. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)
Penulisan skripsi ini mengacu pada penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut di gunakan sebagai landasan
dan pembanding dalam menganalisa variabel yang mempengaruhi pertumbuhan
deposito mudharabah di Bank Syariah. Adapun terkait dengan penelitian
terdahulu adalah sebagai berikut:
No Nama Penelitian/
Judul/ Tahun
Substansi Pembeda
1 Fauzan
Al Farizi,
Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga,
Likuiditas dan Bagi
Hasil Terhadap
Deposito
Mudharabah,
Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah
analisis regresi berganda
Data yang digunakan
adalah laporan keuangan
triwulan periode 2010
sampai tahun 2014. Objek
penelitian ialah Bank
Rakyat Indonesia Syariah.
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
variabel internal,
menggunakan
metode analisis
regresi data panel
dengan program
eviews. Populasi
yang dijadikan
sampel adalah 11
45Otoritas Jasa Keuangan, Data Statistik Perbankan Syariah, 2014 (http://www.ojk.go.id/en/data-
statistik-perbankan-syariah)
33
Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi :
Volume. 5, Nomor
4, April 2016.
Hasil yang diperoleh ialah
variabel Inflasi, likuiditas
yang diproksikan pada
FDR dan tingkat bagi
hasil tidak berpengaruh
terhadap jumlah deposito
mudharabah. Sedangkan
variabel tingkat suku
bunga berpengaruh
signifikan positif terhadap
jumlah deposito
mudharabah Bank Rakyat
Indonesia Syariah.
Bank Umum Syariah
di Indonesia.
2 Erna Rachmawati
dan Ekki
Syamsulhakim,
Factors Affecting
Mudaraba Deposits
in Indonesia
Jurnal Department
of Economics
Padjadjaran
University
Metode yang digunakan
adalah metode kointegrasi
ekonometrik.
Data yang digunakan
adalah data triwulan
periode 1993 sampai
dengan 2003.
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa
jumlah kantor cabang dan
tingkat bagi hasil secara
signifikan mempengaruhi
deposito mudharabah di
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
variabel internal,
metode yang
digunakan adalah
analisis regresi data
panel, pada periode
penelitian 2011-
2016.
34
Indonesia dalam jangka
panjang, sedangkan PDB
dan tingkat suku bunga
tidak memiliki pengaruh
terhadap volume deposito
mudharabah.
3 Indah Piliyanti dan
Tri Wahyuni,
Tingkat Suku Bunga
Deposito, Tingkat
Bagi Hasil Deposito
Mudharabah,
Financing To
Deposit Ratio,
Tingkat Inflasi,
Ukuran Perusahaan
serta pengaruhnya
Terhadap
Pertumbuhan
Deposito
Mudharabah Pada
Bank Syariah
Indonesia dan
Malasyia
Jurnal Syirkah
Ekonomi dan Bisnis
Islam Volume 9
Metode yang digunakan
adalah analisis regresi
linier berganda.
Data yang digunakan
adalah data time series
untuk rentang waktu
bulanan yaitu Agustus
2010 – Juli 2013.
Objek penelitian adalah
Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah di
Indonesia dan Bank
Syariah yang ada di
Malaysia.
Hasil yang didapat adalah
suku bunga deposito, bagi
hasil deposito
mudharabah,
financing to deposit ratio
dan inflasi tidak
Menggunakan
variabel internal
sebagai variabel
independen, sampel
yang digunakan
merupakan 11 Bank
Umum Syariah yang
beroperasi di
Indonesia periode
2011-2016, data yang
digunakan
berdasarkan rentang
waktu tahunan.
35
Nomor 1, juni 2013. berpengaruh pada
pertumbuhan deposito
mudharabah. Sedangkan
ukuran perusahaan yang
dilihat dari sisi aset
mempunyai pengaruh
positif terhadap
pertumbuhan deposito
mudharabah pada
perbankan syariah di
Indonesia dan Malaysia.
4 Asmawarna Sinaga,
Analisis Pengaruh
Tingkat Suku Bunga
(BI Rate), Bagi
Hasil, Inflasi dan
Harga Emas
terhadap Jumlah
Deposito
Mudharabah
Perbankan Syariah
Periode 2010-2015.
Journal Analytica
Islamica, Vol. 5,
No. 2, 2016.
Metode yang digunakan
adalah analisis Vector
Autoregression
VAR/VECM.
Data yang digunakan
adalah data bulanan dari
bulan januari 2010
sampai dengan bulan
desemper 2015.
Hasil dari penelitian ini
adalah Bagi hasil
memiliki pengaruh yang
paling dominan
dibandingkan dengan
variabel lain yakni
sebesar 7,19%, namun
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
variabel internal,
metode yang
digunakan analisis
regresi data panel
dengan program
eviews, data yang
digunakan
berdasarkan laporan
keuangan tahunan
dari periode 2011-
2016.
36
kinerjanya terkadang
menurun dan naik hingga
akhir periode
pengamatan. Sedangkan
Inflasi memiliki pengaruh
yang paling dominan di
akhir periode pengamatan
yakni sebesar 26,95%,
meskipun pada mulanya
varian inflasi cukup
rendah terhadap deposito
yaitu sebesar 0,93%.
5 Ifat Marifat,
Analisis Pengaruh
Tingkat Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah,
Jumlah Kantor
Layanan, Inflasi,
dan PDB terhadap
Jumlah Deposito
Mudharabah Pada
Bank Umum
Syariah di
Indonesia, Skripsi
Syariah dan Hukum
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Metode yang digunakan
adalah analisis regresi
data panel.
Data yang digunakan
adalah data triwulan
periode 2011-2015. Objek
penelitian ialah Bank
Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri,
BNI Syariah, BRI
Syariah, Bank Panin
Syariah, Bank Syariah
Bukopin, BCA Syariah,
Bank Mega Syariah.
Hasil yang didapat
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
faktor internal
sebagai variabel
independen, data
yang digunakan
berdasarkan laporan
keuangan tahunan
yang dipublikasikan
di website resmi
BUS dari periode
2011-2016.
37
2016. menunjukkan bahwa
tingkat bagi hasil deposito
mudharabah, jumlah
kantor layanan, inflasi,
dan PDB berpengaruh
signifikan terhadap
jumlah deposito
mudharabah berpengaruh
signifikan secara negatif
terhadap jumlah deposito
mudharabah. Sedangkan
inflasi dan PDB secara
parsial tidak berpengaruh
dan tidak signifikan
terhadap jumlah deposito
mudharabah.
6 Suratman,
Pengaruh Jumlah
Bagi Hasil Deposito
Mudarabah,
Tingkat Imbalan
SBIS, Suku Bunga
Simpanan
Berjangka 1 bulan,
dan Inflasi terhadap
Jumlah Deposito
Mudharabah Studi
Kasus PT. Bank
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah metode analisis
regresi linier berganda.
Data yang digunakan
adalah data bulanan dari
januari 2007 sampai
desember 2011. Objek
penelitian pada Bank
Syariah Mandiri
Hasil dari penelitian ini
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
faktor internal
sebagai variabel
independen, Populasi
yang dijadikan
sampel adalah 11
Bank Umum Syariah
di Indonesia pada
periode 2011-2016.
38
Syariah Mandiri
Tahun 2007-2011.
Skripsi Ekonomi
dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013.
adalah menunjukkan
bahwa secara parsial,
jumlah bagi hasil deposito
mudharabah, tingkat
imbalan SBIS, suku
bunga simpanan
berjangka 1 bulan, dan
inflasi berpengaruh
signifikan terhadap
jumlah deposito
mudharabah. Secara
simultan variabel jumlah
bagi hasil deposito
mudharabah, tingkat
imbalan SBIS, suku
bunga simpanan
berjangka 1 bulan, dan
inflasi berpengaruh
signifikan terhadap
jumlah deposito
mudharabah. Hal ini
dibuktikan dengan nilai
sig-F 0,000 yang lebih
kecil dari signifikansi 5%.
Kemampuan prediksi dari
keempat variabel tersebut
terhadap jumlah deposito
mudharabah adalah
68,8%. Sebagaimana
39
ditunjukkan oleh besarnya
R square, sedangkan
sisanya 31,2%
dipengaruhi faktor lain
yang tidak dimasukkan ke
dalam variabel penelitian
ini.
7 Nenda Prima
Kusumawati,
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Jumlah Deposito
Mudharabah Pada
Bank Syariah
Mandiri Periode
Tahun 2011-2015.
Skripsi Ekonomi
dan Bisnis
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta 2017.
Metode yang digunakan
adalah metode Partial
Adjustment Model
(PAM).
Data yang digunakan
adalah data laporan
keuangan triwulan dan
bulanan periode 2011-
2015. Objek penelitian
adalah Bank Syariah
Mandiri.
Hasil dari penelitian ini
adalah tingkat bagi hasil
dan tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap
jumlah deposito
mudharabah, sedangkan
variabel tingkat suku
bunga BI dan jumlah
kantor cabang
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
variabel internal,
menggunakan
metode analisis
regresi data panel
dengan program
eviews.
40
berpengaruh signifikan
positif terhadap jumlah
deposito mudharabah
Bank Syariah Mandiri
karena disaat jumlah
kantor cabang semakin
banyak maka jumlah
deposito mudharabah
mengalami kenaikan.
8 Sisca Juliana,
Analisa Pengaruh
BOPO, Kecukupan
Modal, pembiayaan
Bermasalah, Bagi
Hasil dan
Profitabilitas
terhadap Simpanan
Mudharabah pada
Bank Umum
Syariah Periode
2011-2015. Skripsi
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2017.
Metode analisis yang
digunakan adalah analisis
regresi data panel.
Data yang digunakan
adalah data tahunan
periode 2011-2015 yang
berasal dari situs website
masing-masing Bank
Syariah.
Sampel penelitian dalam
penelitian ini ada
sembilan yaitu BCA
Syariah, BRI Syariah,
BNI Syariah, Bank
Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, Bank
Panin Syariah, Bank
Variabel deposito
mudharabah sebagai
variabel dependen,
sampel yang
digunakan
merupakan 11 Bank
Umum Syariah yang
beroperasi di
Indonesia periode
2011-2016.
41
Syariah Bukopin dan BJB
Syariah.
Hasil dari penelitian ini
bahwa hasil dari uji F
diketahui bahwa BOPO,
CAR, NPF, Bagi Hasil
dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap
simpanan mudharabah.
Berdasarkan hasil uji t
bahwa variabel CAR
tidak berpengaruh
terhadap simpanan
mudharabah. Sedangkan
variabel BOPO, NPF,
Bagi Hasil dan ROA
berpengaruh positif
signifikan terhadap
simpanan mudharabah
pada Bank Umum
Syariah.
9 Dita Meyliana,
Pengaruh Produk
Domestik Bruto
(PDB), Jumlah Bagi
Hasil dan Jumlah
Kantor terhadap
Metode yang digunakan
adalah Analisis Regresi
Data panel menggunakan
progran komputer Eviews
dan Microsoft Excel.
Data yang digunakan
Penelitian ini hanya
fokus menggunakan
faktor internal
sebagai variabel
independen, Objek
penelitian yang
digunakan sebanyak
42
Jumlah Deposito
Mudharabah Bank
Syariah Di
Indonesia Periode
2011-2015. Skripsi
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2017.
adalah data triwulan
periode 2011-2015. Objek
penelitian sebanyak 6
BUS diantaranya, Bank
Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri,
BNI Syariah, BRI
Syariah, Bank Syariah
Bukopin, BCA Syariah.
Hasil dari penelitian ini
adalah secara parsial
Produk Domestik Bruto
(PDB), Jumlah bagi hasil
dan jumlah kantor
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
jumlah deposito
mudharabah, dengan nilai
signifikan sebesar 0.0000
yaitu lebih kecil dari 0.05
dan memiliki arah positif.
Sehingga semakin besar
PDB, jumlah bagi hasil
dan jumlah kantor maka
semakin besar pula
jumlah deposito
mudharabah bank syariah
di Indonesia.
11 Bank Umum
Syariah yang
beroperasi di
Indonesia.
43
10 Rabiahtul
Addawiyah,
Pengaruh IHSG,
Harga Emas, Biaya
Promosi dan FDR
terhadap Jumlah
Deposito
Mudharabah (Studi
Kasus pada BUS
dan UUS di
Indonesia Periode
2011-2015). Skripsi
Syariah dan Hukum
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2016.
Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah
analisis regresi berganda
data time series.
Sampel yang digunakan
adalah seluruh BUS dan
UUS di Indonesia.
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa
variabel IHSG, variabel
harga emas dan biaya
promosi berpengaruh
positif signifikan terhadap
deposito mudharabah,
sedangkan variabel FDR
tidak berpengaruh
terhadap deposito
mudharabah.
Penelitian ini hanya
menggunakan
variabel internal saja,
metode yang
digunakan analisis
regresi data panel
dengan
menggunakan
program eviews.
11 Sri Masitoh,
Pengaruh Tingkat
Bagi Hasil Deposito
Berjangka 1 Bulan,
Non Performing
Financing (NPF)
dan Return On
Asset (ROA)
Metode yang digunakan
adalah analisis regresi
linier berganda.
Data yang digunakan
adalah data bulanan dari
januari 2012 sampai
dengan juni 2015.
Penambahan variabel
CAR dan BOPO
sebagai variabel
independen, sampel
yang digunakan
merupakan 11 Bank
Umum Syariah yang
beroperasi di
Indonesia periode
44
terhadap Jumlah
Deposito
Mudharabah pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
(Periode Januari
2012 – Juni 2015).
Skripsi Ekonomi
dan Bisnis
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2016.
Objek penelitian yang
digunakan adalah Bank
Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah yang
terdaftar di Bank
Indonesia periode Januari
2012 - Juni 2015.
Hasil penelitian
menunjukkan secara
parsial bahwa ROA tidak
berpengaruh signifikan
terhadap deposito
mudharabah. Sedangkan
tingkat bagi hasil deposito
mudharabah berjangka 1
bulan dan NPF
berpengaruh signifikan
terhadap deposito
mudharabah.
2011-2016, data yang
digunakan
berdasarkan rentang
waktu tahunan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, nampak
terjadi perbedaan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti. Perbedaan
hasil penelitian tersebut memberikan motivasi untuk meneliti kembali mengenai
pertumbuhan deposito mudharabah, dengan variabel yang berbeda, obyek
penelitian yang berbeda dan periode penelitian yang berbeda pula.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada Profitabilitas (Return On
assets), Kecukupan Modal (Capital Adequacy ratio), Efisiensi Operasional
(BOPO), Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah (BUS). Periode
yang diteliti dari tahun 2011 sampai dengan 2016. Data yang diambil merupakan
data tahunan. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data panel yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section atau
data runtun waktu silang (cross-sectional time series) dimana banyak objek
diamati dalam dua periode atau lebih. Sedangkan data time series adalah data
statistik yang disusun berdasarkan urutan waktu kejadian.
B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai keseluruhan objek
penelitian.46Pada penelitian ini populasi yang dijadikan objek penelitian
adalah 13 Bank Umum Syariah di Indonesia periode pengamatan tahun
2011-2016.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari anggota populasi dan membatasi
berlakunya daerah generalisasi. Adapun metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini
digunakan untuk penelitian yang memiliki target tertentu atau pertimbangan
46 Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar, Pengantar Statistika, edisi kedua, cet- ke1 (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2006), h. 181
46
tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak (umumnya sesuai dengan
tujuan dan masalah penelitian). Unsur populasi yang dipilih sebagai sampel
dibatasi pada unsur-unsur yang dapat memberikan informasi berdasarkan
pertimbangan tersebut.47
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini, dijelaskan sebagai berikut:
a. Bank Umum Syariah yang terdaftar menurut data statistik perbankan
syariah
b. Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2011-
2016 dan terdaftar pada Bank Indonesia (BI).
c. Bank Umum Syariah yang menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan
(Annual Report) secara lengkap dan mempublikasikannya pada periode
2011-2016.
d. Bank Umum Syariah yang laporan keuangannya sudah teraudit BI.
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ada 11 Bank Umum Syariah yaitu:
Tabel 3.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1. Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia 13
2. Bank Umum Syariah yang tidak memenuhi kriteria 2
3. Sampel terpilih 11
4. Tahun Pengamatan 6
5. Sampel total selama periode pengamatan 66 Sumber : Data sekunder diolah
47 Ety, Rochaety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi. (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2009), h. 66
47
Tabel 3.2
Bank Umum Syariah yang menjadi Sampel
No Nama Bank
1 Bank Muamalat Indonesia
2 Bank Syariah Mandiri
3 Bank Mega Syariah
4 BRI Syariah
5 Bank Bukopin Syariah
6 BNI Syariah
7 Bank Jabar Banten Syariah
8 Bank Panin Syariah
9 BCA Syariah
10 Bank Victoria Syariah
11 Maybank Syariah Sumber: www.ojk.go.id
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data sekunder
Data sekunder adalah informasi tangan kedua yang sudah dikumpulkan oleh
beberapa orang (organisasi) untuk tujuan tertentu dan tersedia untuk
berbagai penelitian.48Pengumpulan data sekunder ini menggunakan beberapa
teknik, seperti dibawah ini:
a. Library Research
Library Research merupakan teknik pengumpulan data yang
dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur
yang bersumber dari buku-buku, jurnal-jurnal, dokumen, maupun artikel,
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan aspek penelitian sebagai
upaya untuk memperoleh data yang valid.
48Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: Penerbit Andi,
2016), h. 48
48
b. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data panel dengan
skala tahunan yang diambil dari data Statistik Perbankan Syariah dengan
rentan waktu dari tahun 2011 sampai dengan 2016 dilihat dari annual
report yang dipublikasikan pada masing-masing website Bank Umum
Syariah.
c. Internet Research
Ilmu pengetahuan seiring dengan berjalannya waktu semakin
berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, penulis
menggunakan teknologi yang juga berkembang seperti internet, sehingga
data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang bersifat
kuantitatif yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yang populer
disebut dengan pooled time series. Data panel akan memberikan hasil analisis
yang lebih baik secara statistik karena penggabungan data cros section dan data
time series akan menghasilkan degree of freedom yang lebih besar dan dapat
mengatasi masalah penghilangan variabel (ommited variabel). Penggunaan data
panel dapat mempelajari sekelompok subjek jika kita ingin mempertimbangkan
baik dimensi individu data maupun dimensi waktu. Kelebihan data panel adalah
ketersediaan jumlah data yang dapat dianalisis, oleh karena itu data panel akan
memberikan jumlah data yang semakin banyak sehingga memenuhi prasyarat
dan sifat-sifat statistik.49
49Jaka Sriyana, Metode Regresi Data Panel: Dilengkapi Analisis Kinerja Bank Syariah di
Indonesia, (Yogyakarta: Ekonosia, 2014), h. 77&80.
49
Data cross section dalam penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah
yang memenuhi kriteria dalam pemilihan sampel. Sedangkan data time
seriesdalam penelitian ini memiliki 6 waktu pengamatan, yaitu selama periode
2011 sampai dengan 2016 dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan.
Sehingga jumlah pengamatan sebanyak 66 pengamatan (6 x 11 = 66).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi data panel, yang mengolahannya akan dilakukan dengan bantuan aplikasi
komputer yaitu, program Microsoft Exel 2007 sebagai software pembantu dalam
mengkonversi data sedangkan software utama untuk mengolahan datanya
menggunakan Eviews 9.0. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Klasik
Menurut Widarjono (2009:101), dalam melakukan analisis regresi
berganda harus memenuhi beberapa persyaratan dan berhasil melewati
serangkaian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas,
multikolinearitas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.50
Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Jarque Bera
(J-B Test). Uji ini dilakukan dengan membandingkan statistik Jarque Bera
(JB) dengan nilai X2 tabel. Apabila nilai Jarque-Bera (JB) hitung lebih kecil
dari X2 tabel atau nilai probabilitas J-B test lebih besar dari nilai taraf nyata
0.05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal dan
50Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2009), h.19
50
sebaliknya, apabila nilainnya lebih kecil maka residual tidak berdistribusi
normal.
Langkah pengujian asumsi klasik normalitas dengan mencari nilai
skewness dan nilai kurtosis dari data variabel bebas (X) ataupun data
variabel terikat (Y).51 Menggunakan rumus sebagai berikut :
JB = n [S2
6+
(K−3)2
24]
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan yang lain.
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.52Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas
dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik. Metode grafik
relatif lebih mudah dilakukan namun memiliki kelemahan yang cukup
signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi tampilannya. Semakin
sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik.
Heteroskedastisitas dapat terjadi karena adanya data outlier (data ekstrim).
Heteroskedastisitas tidak menyebabkan estimator (koefisien variabel
independen) menjadi bias karena residual bukan komponen menghitungnya.
Namun, menyebabkan estimator jadi tidak efisien dan BLUE lagi serta
standard error dari model regresi menjadi bias sehingga menyebabkan nilai t
statistik dan F hitung bias (misleading). Dampak akhirnya adalah
pengambilan kesimpulan statistik untuk pengujian hipotesis menjadi tidak
valid.53
51Danang Sunyoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2009), h.
85 52 Santoso, Buku Latihan Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.
53 53 Imam Ghazali dan Dwi Ratmono, Analisis Multivariat Dan Ekonomi Teori, Konsep, dan
Aplikasi Dengan Eviews 8, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2013), h. 95
51
Metode statistic memiliki beberapa cara dalam mendeteksi
heteroskedastisitas diantarannya yaitu Glesjer, White, Breusch-pagan-
Godfrey, Harvey, Park. Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan uji white, uji white dapat menjelaskan
apabila nilai Probabilitas F-Statistic lebih kecil dari α=5% maka data bersifat
heteroskedastisitas begitu pula sebaliknya.
c. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan peristiwa dimana terjadi linier yang
mendekat sempurna antar dua variabel bebas. Uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang
tinggi atau sempurna diantara variabel bebas (variabel independen) atau
tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen.54
Adanya multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antar variabel
independen dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu
Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini uji
multikolinearitas akan dilakukan dengan melihat pada nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika nilai VIP tidak lebih dari 10, maka model tersebut
dinyatakan tidak terdapat gelaja multikolinier.55
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah hubungan yang muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan dengan satu sama lain.56 Persamaan
regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika
54 Ibid, hal 77 55 Suliyanto, Ekonometrika Terapan- Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV.Andi
Offset, 2011), h. 90 56 Mudrajad Kuncoro, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE, 2007, h.
83
52
terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi titik baik/tidak layak
dipakai prediksi.57
Dalam mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan Uji Dubin-Watson (DW test) dan Uji Lagrange
Multiplier(LM test) atau uji Breusch-Godfrey(BG test). Dalam penelitian ini
uji yang digunakan adalah Uji Lagrange Multiplier (LM test). Jika nilai
probabilitas pada Obs* R-squared lebih besar dari taraf nyata (α= 0.05)
model artinya tidak ditemukan gejala autokorelasi pada model begitupun
sebaliknya.
2. Penentuan Model Estimasi Data Panel
Estimasi adalah proses menemukan nilai terbaik koefisien regresi, termasuk
nilai intersepnya. Menurut Hsiao (1995: 12-19), dalam analiss regresi dengan
menggunakan data panel akan menghasilkan hasil regresi dengan intersep dan
koefisien regresi (slope) yang berbeda pada setiap individu dan setiap periode
waktu.58 Metode estimasi analisis regresi data panel dapat digunakan melalui
beberapa pendekatan antara lain :
a. Metode Pendekatan Common Effect Model (CEM)
Model estimasi Common Effect adalah pendugaan yang
menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section dan
menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk menduga
parameternya. Metode OLS merupakan salah satu metode populer untuk
menduga nilai parameter dalam persamaan regresi linier. Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang paling sederhana dibandingkan kedua
pendekatan lainnya. Dengan pendekatan ini tidak bisa melihat perbedaan
57 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 110 58 Dr. Jaka Sriyana, Metode Regresi Data Panel: Dilengkapi Analisis Kinerja Bank Syariah di
Indonesia, (Yogyakarta: EKONOSIA, 2014), h. 82-83
53
antara individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope
dari model sama.59
Persamaan dengan menggunakan Common Effect Model dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut:60
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + ℇit
b. Metode Pendekatan Efek Tetap (Fixed effects)
Pendekatan ini menggunakan variabel boneka yang dikenal dengan
sebutan efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy Variabel atau
disebut juga Covariance Model. Efek tetap disini adalah bahwa satu obyek
memiliki intersep yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu.
Demikian juga koefisien regresinya tetap besarnya antar individu maupun
dari waktu ke waktu.
Pada metode fixed effect, estimasi dapat dilakukan dengan tanpa
pembobolan (nowight) atau Least Square Dummy Variabel (LSDV) dan
dengan pembobotan (Cross Section weight) atau General Least Square
(GLS). Tujuan dilakukan pembobotan adalah untuk mengurangi
heterogenitas antar unit cross section.61
Persamaan dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut:
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β3D1i + β3D2i + ...+𝜺it
Dengan D = (D1, D2, …, Dn) merupakan variabel dummy untuk unit
ke-i. Penggunaan variabel dummy inilah yang membuat estimasi pada Fixed
Effect Model disebut Least Square Dummy Variabel (LSDV) model.62
59Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Utsman, Ekonometrika, (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Indonesia, 2006), h.312 60 Ansofino, dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish, Juli 2016), h. 143 61Damodar Gujarati, Dasar-dasar Ekonometrika edisi ketiga, (Jakarta: Erlangga,2004), h. 106 62Ni Putu Anik Mas Ratnasari, dkk, Aplikasi Regresi Data Panel dengan Pendekatan Fixed
Effect Model (Studi Kasus: PT PLN Gianyar), (E-Jurnal Matematika Vol. 3, No. 1 Januari 2014), h. 3
54
c. Model Pendekatan Efek Acak (Random Effects)
Estimasi dengan metode fixed effect juga memberikan hasil parameter
yang tidak efisien karena tak terpenuhinya degree of freedom. Untuk
mengatasi masalah tersebut dikembangkan model efek random (random
effects). Pada model Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh
errorterms masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model ini
adalah menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini disebut juga dengan
error componen model (ECM) atau teknik Generalized Least Square
(GLS).63
Untuk menganalisis dengan metode efek random ini ada satu syarat,
yaitu objek data cross section harus lebih besar daripada banyaknya
koefisien. Artinya untuk melakukan analisis sebanyak 3 variabel (baik
independen maupun dependen) maka minimal harus ada minimal 3 objek
data cross section.
Persamaan dengan menggunakan Random Effect Model dapat ditulis
dalam bentuk sebagai berikut:
Yit = 𝜶1 + βjXj it + 𝜺itdengan 𝜺it = ui + vt + wit
Dimana :
ui ~ N (0, 𝜎𝑢2) = komponen cross section error
vt ~ N (0, 𝜎𝑣2) = komponen time series error
wit ~ N (0, 𝜎𝑤2) = komponen error kombinasi
3. Tahapan Analisis Data
a. Uji Chow (chow-Test)
Uji Chow bertujuan untuk memilih atau membandingkan model mana
yang terbaik apakah model common effect atau fixed effect yang lebih sesuai
63Agus Tri Basuki, Regresi Model PAM, ECM, dan Data panel dengan Eviews 7, (Yogyakarta:
Katalog Dalam terbitan, 2014) h. 55
55
untuk digunakan dalam penelitian ini.64Langkah –langkah yang dilakukan
dalam Uji Chow- Test adalah sebagai berikut :
1) Estimasi dengan Fixed Effect
2) Uji dengan menggunakan Chow-test
3) Melihat nilai probability F dan Chi-Square dengan asumsi :
a) Jika nilai probability F dan Chi-Square>α = 5%, maka uji regresi
panel data menggunakan model Common Effect.
b) Jika nilai probability F dan Chi-Square<α = 5%, maka uji regresi
panel data menggunakan model Fixed Effect.
b. Uji Hausman (Hausman-Test)
Uji Hausman dilakukan untuk memilih model mana yang paling tepat
digunakan antara model efek acak (random effect model) dengan model efek
tetap (fixed effect model).65Berikut ini pengujian hipotesis Uji Haussman
sebagai berikut :
H0 = model menggunakan pendekatan random effect
H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect
Uji Hausman dilihat menggunakan nilai probability F dan Chi-Square
dengan asumsi :
1) Jika nilai probability F dan Chi-Square> α = 5%, maka uji regresi
data panel menggunakan model Random Effect.
2) Jika nilai probability F dan Chi-Square< α = 5%, maka uji regresi
data panel menggunakan model Fixed Effect.
64Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EVIEWS, (Yogyakarta:
UPP STIM YKPN, 2011), h. 9 65Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, (Bogor : IPB
Press, 2012), h. 195
56
4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang di uji
pada tingkat signifikasi 0,05.66 Dengan kriteria pengujian yang digunakan
sebagai berikut :
1) Jika t hitung < t tabel, maka variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika t hitung > t tabel, maka variabel independen secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Melakukan uji t dengan menentukan daerah kritis. Daerah kritis
ditentukan oleh nilat t tabel dengan derajat bebas (degree of freedom) yaitu
n-k dengan tingkat signifikansi (α). Dimana n adalah jumlah observasi dan k
adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen. Kemudian
membandingkan nilai t statistik dengan t tabel. Apabila nilai t statistik lebih
besar dari t tabel artinya t statistik berada di daerah H0 ditolak maka
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis alternatifnya
adalah bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. Apabila nilai F hitung lebih besar
dari nilai F tabel maka variabel-variabel independen secara keseluruhan
berpengaruh terhadap variabel dependen.67
66Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2005), h. 52 67 Ibid, h. 53
57
Dalam uji F untuk menentukan daerah keputusan dilakukan dengan
mencari nilai F tabel. nilai F kritis dengan tingkat signifikansi (α) dan df
ditentukan oleh pembilang (numerator) yaitu k – 1 dan df penyebut
(denominator) yaitu n – k. k adalah jumlah variabel independen dan variabel
dependen dan n adalah ukuran sampel penelitian.68
Pada tingkat signifikansi 0,05 dengan kriteria pengujian yang
digunakan sebagai berikut :
1) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang
artinya bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat.
2) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
artinya bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2
merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Dengan kata lain
angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang
terestimasi dengan data sesungguhnya.69
Nilai koefisien determinasi nilainya selalu naik jika kita terus
menambah variabel independen, walaupun variabel independen yang
ditambahkan secara teoritik tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Untuk menghindari kesalahan terhadap perbandingan dua regresi yang
68 Purwanto dan Suharyadi, Statistika,edisi 2 (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h. 227 69 Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2006), h. 18
58
mempunyai variabel dependen Y sama tetapi berbeda dalam jumlah variabel
independen X, maka menggunakan adjusted R2 sebagai alternatifnya.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua jenis,
yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel tidak terikat
(independent variable).
1. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat atau variabel dependen merupakan jenis variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel tidak terikat.Variabel terikat atau
(Y)akan menjadi fokus utama penelitian untuk melihat variasi sebuah
penelitian dan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan
deposito mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik
modal dan pengelola dimana keuntungan di bagi berdasarkan akad. Deposito
mudharabah merupakan total simpanan berdasarkan prinsip bagi hasil yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
jumlah keseluruhan deposito mudharabah baik rupiah atau valuta asing yang
diperoleh dari website setiap Bank Syariah yaitu laporan tahunan bank
syariah pada periode 2011 sampai dengan 2016.
2. Variabel Tidak Terikat (independent variable)
Variabel tidak terikat merupakan variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhiatau menjelaskan variabel lain, variabel yang dapat diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
59
dengan suatu gejala observasi.70Variabel tidak terikat dalam penelitian ini
meliputi:
a. Profitabilitas (X1)
Variabel profitabilitas diproksikan dengan menggunakan ROA
(Return on Assets). ROA merupakan indikator kemampuan perbankan
untuk memperoeh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank.71
ROA = Laba Sebelum Pajak
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡x 100%
b. Kecukupan Modal (X2)
Kecukupan modal suatu bank dihitung dengan rasio CAR
(Capital Adequacy ratio). CAR merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai
dari dana modal bank sendiri, disamping dana-dana yang berasal dari
sumber-sumber di luar bank.72
CAR = Modal Inti + Pelengkap
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)x 100%
c. Efisiensi Operasional (X3)
Efisiensi diproksikan dengan menggunakan rasio BOPO. BOPO
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.73Semakin
kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan
bank yang bersangkutan. Rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Sesuai SEBI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)
BOPO = Biaya Operasional
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙x 100%
70Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), h. 34 71Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2012), h. 71 72 Tri Hendro dan Conny Tjandra Rahardja, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di
Indonesia, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), h. 199 73Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2005)
60
d. Pembiayaan Bermasalah(X4)
Pembiayaan Bermasalah yang diproksikan dengan Non
Performing Financing (NPF). NPF merupakan rasio yang menghitung
banyaknya nilai kewajiban atas pembiayaan yang belum dibayar oleh
nasabah kepada lembaga keuangan syariah. Bank Indonesia
mengkategorikan NPF dalam beberapa level yaitu pembiayaan kurang
lancar, pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet. Secara matematis
ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPF = Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL, D, M)
Total Pembiayaanx 100%
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari
serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan
dalam bentuk bagan, deskriptif kualitatif atau gabungan keduanya.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
61
Uji Hipotesis
Random Effect Model
Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2016
Uji Parsial (Uji t) Uji Simultan (Uji F) Uji Adjusted R2
Interpretasi dan Kesimpulan
Variabel Independen Variabel Dependen
X1 : Profitabilitas
X4 : Pembiayaan Bermasalah
X3 : Efisiensi Operasional
X2 : Kecukupan Modal Y : Pertumbuhan Deposito
Mudharabah
Uji Asumsi Klasik
Model Estimasi Data Panel
Fixed Effect Model Common Effect Model
Uji Hausman Uji Chow
Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi Operasional dan
Pembiayaan Bermasalah Terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah
Econometrics Views 9.0
62
G. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, maka penelitian melakukan rumusan
hipotesis sebagai berikut :
a. Variabel Profitabilitas (ROA) (X1)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas
secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas secara
parsial terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah.
b. Variabel Kecukupan Modal (CAR) (X2)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Kecukupan
Modal secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara Kecukupan Modal
secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah.
c. Variabel Efisiensi Operasional (BOPO) (X3)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Efisiensi
Operasional secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara Efisiensi Operasional
secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah.
63
d. Variabel Pembiayaan Bermasalah (NPF) (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Pembiayaan
Bermasalah secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara Pembiayaan
Bermasalah secara parsial terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Umum Syariah.
e. Variabel Profitabilitas (X1), Variabel kecukupan Modal (X2), Variabel
Efisiensi Operasional (X3), Variabel Pembiayaan Bermasalah (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas,
kecukupan Modal, Efisiensi Operasional, Pembiayaan
Bermasalah secara simultan terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Umum Syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas,
kecukupan Modal, Efisiensi Operasional, Pembiayaan
Bermasalah secara simultan terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Umum Syariah.
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank
Umum Syariah (BUS) yang ada di Indonesia. Dalam penelitian ini Pemilihan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan
beberapa kriteria penentu. Penelitian secara purposive sampling
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian merupakan
representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan. Berdasarkan data
statistik perbankan syariah yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
terdapat 13 Bank Umum Syariah yang beroperasi. Periode penelitian yang
digunakan adalah tahun 2011 sampai dengan tahun 2016. Berdasarkan kriteria
total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 66 pengamatan.
Selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Bank Umum Syariah yang terdaftar menurut data statistik
perbankan syariah
13
2 Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia
selama periode 2011-2016
11
3 Bank Umum Syariah yang telah mempublikasikan
laporan keuangan (annual report) pada tahun 2011-2016
11
4 Bank Umum Syariah yang laporan keuangan sudah
teraudit BI
11
Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria 11
Total sampel penelitian selama 6 periode 66
Sumber: Data Sekunder diolah
65
B. Analisis Deskriptif Statistik
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar
dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif
menggambarkan fenomena atau data sebagaimana dalam bentuk tabel, grafik,
frekuensi, rata-rata ataupun bentuk lainnya. Statistik deskriptif umumnya hanya
memberikan gambaran mengenai keadaan data sebenarnya tanpa bermaksud
membuat generalisasi dari data tersebut.74 Penyajian statistik deskriptif
ditunjukkan dengan suatu data yang dilihat dari nilali rata-rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimum dan minimum. Pada penelitian ini statistik deskripstif
akan menggambarkan deskripsi dari masing-masing variabel.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA), Kecukupan
Modal yang diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Efisiensi
Operasional yang diproksikan dengan (BOPO) dan Pembiayaan bermasalah
yang diproksikan dengan Non Performing Financing (NPF). Berikut ini akan
dijelaskan pada tabel dan grafik di bawah ini mengenai pergerakan dari variabel-
variabel yang sudah disebutkan, yaitu:
74 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam, edisi pertama (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 210
66
Tabel 4.2 Return On Assets
No Kode Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 1,13 0,20 0,27 0,17 0,20 0,22
2 BSM 1,95 2,25 1,53 -0,04 0,56 0,59
3 BMS 1,58 3,81 2,33 0,29 0,30 2,63
4 BRIS 0,20 0,88 1,15 0,08 0,77 0,95
5 BSB 0,52 0,55 0,69 0,27 0,79 0,76
6 BNIS 1,29 1,48 1,37 1,27 1,43 1,44
7 BJBS 1,23 -0,59 0,91 0,72 0,25 -8,09
8 BPS 1,75 3,48 1,03 1,99 1,14 0,37
9 BCAS 0,90 0,80 1,00 0,80 1,00 1,10
10 BVS 6,93 1,43 0,50 -1,87 -2,36 -2,19
11 MSI 3,57 2,88 2,87 3,61 -20,13 -9,51
Sumber: Data Olahan
Keterangan:
: Nilai Maksimum
: Nilai Minimum
Grafik 4.1 Pergerakan Variabel Return On Assets
-20.00
-15.00
-10.00
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
MSI
BVS
BCAS
BPS
BJBS
BNIS
BSB
BRIS
BMS
BSM
BMI
67
Pada tabel 4.1 dan grafik 4.1, dapat dilihat hasil statistik deskriptif
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai
ROA paling tinggi adalah Bank Victoria Syariah dengan nilai sebesar 6,93 dan
yang memiliki ROA paling rendah adalah BRI Syariah dengan nilai sebesar
0,20. Pada tahun 2012 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai ROA paling
tinggi adalah Bank Mega Syariah dengan nilai sebesar 3,81 dan yang memiliki
ROA paling rendah adalah Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai sebesar -
0,59. Pada tahun 2013 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai ROA paling
tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 2,87 dan yang
memiliki ROA paling rendah adalah Bank Muamalat Indonesia dengan nilai
sebesar 0,27. Pada tahun 2014 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai ROA
paling tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 3,61 dan
yang memiliki ROA paling rendah adalah Bank Victoria Syariah dengan nilai
sebesar -1,87. Pada tahun 2015 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai ROA
paling tinggi adalah BNI Syariah dengan nilai sebesar 1,43 dan yang memiliki
ROA paling rendah adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar -
20,13. Pada tahun 2016 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai ROA paling
tinggi adalah Bank Mega Syariah dengan nilai sebesar 2,63 dan yang memiliki
ROA paling rendah adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar -
9,51.
68
Tabel 4.3 Capital Adequacy Ratio
No Kode Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 11,78 11,03 14,43 13,91 12,36 12,74
2 BSM 14,57 13,82 14,10 14,12 12,85 14,01
3 BMS 12,03 13,51 12,99 19,26 18,74 23,53
4 BRIS 14,74 11,91 14,49 12,89 13,94 20,63
5 BSB 15,29 12,78 11,10 14,80 16,31 17,00
6 BNIS 20,75 19,29 16,54 18,76 18,16 17,81
7 BJBS 30,29 21,09 17,99 15,78 22,53 18,25
8 BPS 61,98 32,20 20,83 25,69 20,30 18,17
9 BCAS 46,90 31,50 22,40 29,60 16,14 36,70
10 BVS 45,20 28,08 59,41 15,27 34,30 15,98
11 MSI 73,44 63,89 18,40 52,13 38,40 55,06
Sumber: Data Olahan
Keterangan:
: Nilai Maksimum
: Nilai Minimum
Grafik 4.2 Pergerakan Variabel Capital Adequacy Ratio
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013 2014 2015 2016
BMI
BSM
BMS
BRIS
BSB
BNIS
BJBS
BPS
BCAS
BVS
MSI
69
Pada tabel 4.2 dan grafik 4.2, dapat dilihat hasil statistik deskriptif
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai
CAR paling tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar
73,44 dan yang memiliki CAR paling rendah adalah Bank Muamalat Indonesia
dengan nilai sebesar 11,78. Pada tahun 2012 Bank Umum Syariah yang
memiliki nilai CAR paling tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan
nilai sebesar 63,89 dan yang memiliki CAR paling rendah adalah Bank
Muamalat Indonesia dengan nilai sebesar 11,03. Pada tahun 2013 Bank Umum
Syariah yang memiliki nilai CAR paling tinggi adalah Bank Victoria Syariah
dengan nilai sebesar 59,41 dan yang memiliki CAR paling rendah adalah Bank
Syariah Bukopin dengan nilai sebesar 11,10. Pada tahun 2014 Bank Umum
Syariah yang memiliki nilai CAR paling tinggi adalah Maybank Syariah
Indonesia dengan nilai sebesar 52,13 dan yang memiliki CAR paling rendah
adalah BRI Syariah dengan nilai sebesar 12,89. Pada tahun 2015 Bank Umum
Syariah yang memiliki nilai CAR paling tinggi adalah Maybank Syariah
Indonesia dengan nilai sebesar 38,40 dan yang memiliki CAR paling rendah
adalah Bank Muamalat Indonesia dengan nilai sebesar 12,36. Pada tahun 2016
Bank Umum Syariah yang memiliki nilai CAR paling tinggi adalah Maybank
Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 55,06 dan yang memiliki CAR paling
rendah adalah Bank Muamalat Indonesia dengan nilai sebesar 12,74.
70
Tabel 4.4 Biaya Operasional Pendapatan Operasional
No Kode Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 85,25 84,47 85,12 97,33 97,41 97,76
2 BSM 76,44 73,00 84,03 98,49 94,78 94,12
3 BMS 90,80 77,28 86,09 97,61 99,51 88,16
4 BRIS 99,56 86,63 90,42 99,47 93,79 91,33
5 BSB 93,86 91,59 92,29 96,73 91,99 91,76
6 BNIS 87,86 85,39 83,94 89,80 89,63 87,67
7 BJBS 84,07 110,41 85,76 91,01 98,78 122,77
8 BPS 74,30 50,76 81,31 82,58 89,29 96,17
9 BCAS 78,40 91,40 90,20 92,90 92,50 92,20
10 BVS 86,40 87,90 91,95 143,31 119,19 131,34
11 MSI 55,18 53,77 67,79 69,60 192,60 160,28
Sumber: Data Olahan
Keterangan:
: Nilai Maksimum
: Nilai Minimum
Grafik 4.3 Pergerakan Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
BMI
BSM
BMS
BRIS
BSB
BNIS
BJBS
BPS
BCAS
BVS
MSI
71
Pada tabel 4.3 dan grafik 4.3, dapat dilihat hasil statistik deskriptif
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai
BOPO paling tinggi adalah BRI Syariah dengan nilai sebesar 99,56 dan yang
memiliki BOPO paling rendah adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai
sebesar 55,18. Pada tahun 2012 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai BOPO
paling tinggi adalah Bank Jabar Banten Syariah dengan nilai sebesar 110,41 dan
yang memiliki BOPO paling rendah adalah Bank Panin Syariah dengan nilai
sebesar 50,76. Pada tahun 2013 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai BOPO
paling tinggi adalah Bank Syariah Bukopin dengan nilai sebesar 92,29 dan yang
memiliki BOPO paling rendah adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai
sebesar 67,79. Pada tahun 2014 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai BOPO
paling tinggi adalah Bank Victoria Syariah dengan nilai sebesar 143,31 dan yang
memiliki BOPO paling rendah adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai
sebesar 69,60. Pada tahun 2015 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai BOPO
paling tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 192,60
dan yang memiliki BOPO paling rendah adalah Bank Panin Syariah dengan nilai
sebesar 89,29. Pada tahun 2016 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai BOPO
paling tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 160,28
dan yang memiliki BOPO paling rendah adalah BNI Syariah dengan nilai
sebesar 87,67.
72
Tabel 4.5 Non Performing financing
No Kode Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 BMI 4,59 5,77 5,61 6,55 7,11 3,83
2 BSM 2,42 2,82 4,32 6,84 6,06 4,92
3 BMS 3,03 2,67 2,99 3,89 4,26 3,30
4 BRIS 2,77 3,00 4,06 4,60 4,86 4,57
5 BSB 1,74 4,59 4,27 4,07 2,99 3,17
6 BNIS 3,62 2,02 1,86 1,86 2,53 2,94
7 BJBS 1,36 4,46 4,35 5,84 6,93 17,91
8 BPS 0,88 0,20 1,02 0,53 2,63 2,26
9 BCAS 0,20 0,20 1,02 0,53 2,63 2,26
10 BVS 2,43 3,19 3,71 7,10 9,80 7,31
11 MSI 0,00 2,49 2,69 5,04 35,15 43,99
Sumber: Data Olahan
Keterangan:
: Nilai Maksimum
: Nilai Minimum
Grafik 4.4 Pergerakan Variabel Non Performing financing
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
MSI
BVS
BCAS
BPS
BJBS
BNIS
BSB
BRIS
BMS
BSM
BMI
73
Pada tabel 4.4 dan grafik 4.4, dapat dilihat hasil statistik deskriptif
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai
NPF paling tinggi adalah Bank Muamalat Indonesia dengan nilai sebesar 4,59
dan yang memiliki NPF paling rendah adalah Maybank Syariah Indonesia
dengan nilai sebesar 0,00. Pada tahun 2012 Bank Umum Syariah yang memiliki
nilai NPF paling tinggi adalah Bank Muamalat Indonesia dengan nilai sebesar
5,77 dan yang memiliki NPF paling rendah adalah Bank Panin Syariah dan BCA
Syariah dengan nilai yang sama sebesar 0,20. Pada tahun 2013 Bank Umum
Syariah yang memiliki nilai NPF paling tinggi adalah Bank Muamalat Indonesia
dengan nilai sebesar 5,61 dan yang memiliki NPF paling rendah adalah Bank
Panin Syariah dan BCA Syariah dengan nilai yang sama sebesar 1,02. Pada
tahun 2014 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai NPF paling tinggi adalah
Bank Victoria Syariah dengan nilai sebesar 7,10 dan yang memiliki NPF paling
rendah adalah Bank Panin Syariah dan BCA Syariah dengan nilai yang sama
sebesar 0,53. Pada tahun 2015 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai NPF
paling tinggi adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 35,15 dan
yang memiliki NPF paling rendah adalah BNI Syariah dengan nilai sebesar 2,53.
Pada tahun 2016 Bank Umum Syariah yang memiliki nilai NPF paling tinggi
adalah Maybank Syariah Indonesia dengan nilai sebesar 43,99 dan yang
memiliki NPF paling rendah adalah Bank Panin Syariah dan BCA Syariah
dengan nilai yang sama sebesar sebesar 2,26.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dimaksudkan ini adalah untuk menguji
apakah dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Pada uji
normalitas ini dilakukan dengan membandingkan nilai Jarque-Bera
dengan nilai Chi Square tabel. Jika nilai JB lebih kecil dari Chi Square
tabel maka data tersebut berdistribusi normal. Selain itu uji normalitas
74
juga dapat dilihat dari nilai probability, dimana jika probability lebih
besar dari nilai signifikan 0.05, maka data dinyatakan berdistribusi
normal.
Tabel 4.6
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: ResidualsSample 1 66Observations 66
Mean 2.52e-16Median 0.039434Maximum 1.567967Minimum -1.935729Std. Dev. 0.853572Skewness -0.247040Kurtosis 2.508041
Jarque-Bera 1.336879Probability 0.512508
Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak
dengan membandingkan nilai Jarque Bera dengan nilai Chi Square tabel,
yaitu :
1) Jika nilai JB > Chi Square, maka residualnya berdistribusi tidak
normal.
2) Jika nilai JB < Chi Square, maka residualnya berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil dari output pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai
Jarque Bera (1.336879) < nilai Chi Square (9.487729). Selain itu dengan
melihat nilai Probability (0.512508) > 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menentukan ada dan
tidaknya korelasi sempurna atau mendekati hubungan sempurna. Suatu
model regresi dikatakan bebas multikolinearitas jika mempunyai nilai
75
Variance Inflantion Factor (VIF) lebih dari angka 10. Hal itu dapat
dilihat pada tabel kolom Centered VIF sebagai berikut :
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 01/18/18 Time: 16:55
Sample: 1 66
Included observations: 66
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 1.412872 120.1109 NA
ROA 0.006421 6.270092 6.146699
CAR 7.41E-05 4.710220 1.304575
BOPO 0.000143 110.0869 5.384121
NPF 0.001171 6.834499 4.513874
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa variabel
independen memiliki nilai Variance Inflantion Factor (VIF) lebih kecil
dari 10, yaitu dengan masing-masing nilai sebesar 6.146699 untuk
variabel ROA, 1.304575 untuk variabel CAR, 5.384121 untuk variabel
BOPO, dan 4.513874 untuk variabel NPF. Jadi, dapat disimpulkan
seluruh variabel independen tersebut tidak ada yang lebih besar dari 10,
maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model
regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Dalam penelitian ini menggunakan uji white, uji ini dapat
menjelaskan apabila nilai Probabilitas Chi-Square lebih kecil dari α=5%
76
maka data bersifat heteroskedastisitas begitu pula sebaliknya. Maka
terlihat hasil pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.983054 Prob. F(4,61) 0.4236
Obs*R-squared 3.996882 Prob. Chi-Square(4) 0.4064
Scaled explained SS 2.574402 Prob. Chi-Square(4) 0.6314
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.3 menunjukkan nilai Prob. Chi-
Square adalah sebesar 0.4064 lebih besar daripada tingkat alpha 0.05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada
problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi.
Deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan metode
Breusch-Godfrey atau yang dikenal dengan uji Langrange Multiplier
(LM-Test) dengan melihat nilai probability Chi-Square < 0,05 maka data
tidak mengalami autokorelasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.017431 Prob. F(2,58) 0.3679
Obs*R-squared 2.203154 Prob. Chi-Square(2) 0.3323
77
Tabel menunjukkan nilai probability Chi-Square sebesar 0.3323
yang menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari tingkat alpha
5%, karena nilai probability Chi Square = 0.3323> 0,05 maka dapat
disimpulkan model tersebut tidak ada autokorelasi.
2. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi data panel. Data panel memiliki gabungan antara data time series dan
cross section dengan kata lain data panel merupakan data dari beberapa
individu sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu.75 Data semacam ini
memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust (kuat) terhadap
beberapa tipe pelanggaran yakni heteroskedastisitas dan normalitas. Di
samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data seperti ini dapat
diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih banyak (high
informational content).76
Seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya, hal terpenting dalam
melakukan analisis regresi data panel adalah pemilihan model estimasi yang
digunakan. Sejauh ini terdapat tiga model pendekatan estimasi yang biasa
digunakan pada regresi data panel, yaitu pendekatan dengan common effects
model, fixed effects model, dan random effects model. Untuk menentukan
jenis model yang paling tepat, maka dilakukan pengujian awal dengan
melakukan Uji Chow dan Uji Hausman.
75 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2013) h. 353
76 Moch. Doddy Ariefianto, Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan EVIEWS, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 148
78
a. Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk menentukan model mana yang paling
tepat apakah common effects atau fixed effects. Berikut ini pengujian
hipotesis Uji Chow sebagai berikut :
H0 : diterima, maka Commont Effect Model, uji selesai sampai disini.
H0 : ditolak, Fixed Effect Model, lanjut langkah berikutnya.
Jika nilai probabilitas Cross-section> 0.05 maka H0 diterima,
sehingga model yang digunakan yaitu pendekatan common effect.
Namun jika nilai probabilitas Cross-section< 0.05 maka H0 ditolak,
sehingga model yang digunakan yaitu pendekatan fixed effect. Hasil dari
Uji Chow dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.10
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: FIXED
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 24.175029 (10,51) 0.0000
Cross-section Chi-square 115.334629 10 0.0000
Berdasarkan hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas
Cross-section Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model fixed effect lebih baik
digunakan dalam penelitian ini dibandingkan menggunakan model
common effects.
b. Uji Hausman
Setelah diketahui bahwa model fixed effect lebih baik dari
common effect, tahap selanjutnya adalah melakukan Uji hausman untuk
menentukan model yang lebih tepat dalam penelitian ini apakah fixed
79
effect model atau random effect model. Uji ini dilakukan dengan melihat
probability cross section random. Dalam melakukan uji Hausman,
hipotesis yang digunakan yaitu :
H0 : diterima, random effect model,uji selesai sampai disini.
H0: ditolak, fixed effect model.
Dengan ketentuan jika nilai probabilitas Cross-section> 0.05
maka H0 diterima, sehingga model regresi yang paling tepat digunakan
yaitu pendekatan random effect. Namun jika nilai probabilitas Cross-
section < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model yang digunakan yaitu
pendekatan fixed effect.
Tabel 4.11
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 19.118849 4 0.0007
Berdasarkan hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas
Cross-section sebesar 0.0007 < 0.05, maka H0 diterima, sehingga model
fixed effect lebih baik digunakan dibandingkan menggunakan model random
effects.
80
3. Persamaan Model Regresi
Berdasarkan hasil output regresi model fixed effect model, maka
diperoleh persamaan model regresi yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikansi dengan Fixed Effect Model
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 01/17/18 Time: 08:37
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.50388 0.729616 19.87877 0.0000
ROA? 0.086389 0.043358 1.992452 0.0517
CAR? -0.039795 0.008128 -4.895845 0.0000
BOPO? 0.015658 0.007433 2.106452 0.0401
NPF? -0.005828 0.018995 -0.306851 0.7602
Fixed Effects (Cross)
BCAS—C -0.605357
BJBS—C -0.235735
BMI—C 1.553130
BMS—C -0.231302
BNIS—C 0.356462
BPS—C -0.314419
BRIS—C 0.755086
BSB--C -0.610634
BSM--C 1.716505
BVS--C -1.946838
MSI--C -0.436898
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.932772 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.914318 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.402206 Akaike info criterion 1.213011
Sum squared resid 8.250247 Schwarz criterion 1.710660
Log likelihood -25.02936 Hannan-Quinn criter. 1.409656
F-statistic 50.54393 Durbin-Watson stat 0.651581
Prob(F-statistic) 0.000000
81
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, maka didapat persamaan model
regresi antara variabel Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi
Operasional, dan Pembiayaan Bermasalah, sebagai berikut :
Yit = 𝛽0i + 𝛽1X1it + 𝛽2X2it + 𝛽3X3it +𝛽4X4it + 𝜀it
LN_JDMit = 14.50388 + 0.086389 ROAit - 0.039795 CARit + 0.015658
BOPOit - 0.005828 NPFit+ e
Dari model persamaan di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut:
a. Jika semua variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,
maka hal itu berarti variabel independen tidak terjadi kenaikan atau
penurunan maka nilai pertumbuhan deposito mudharabah bank
umum syariah adalah sebesar 14.50388.
b. Nilai koefisien regresi variabel ROA sebesar 0.086389 yang berarti
pada setiap kenaikan 1% ROA akan menyebabkan meningkatnya
pertumbuhan deposito mudharabah sebesar 0.086389%.
c. Nilai koefisien regresi variabel CAR sebesar -0.039795 yang berarti
pada setiap kenaikan 1% CAR akan menyebabkan menurunnya
variabel pertumbuhan deposito mudharabah sebesar -0.039795%.
d. Nilai koefisien regresi variabel BOPO sebesar 0.015658 yang berarti
pada setiap kenaikan 1% BOPO akan menyebabkan meningkatnya
variabel pertumbuhan deposito mudharabah sebesar 0.015658%.
e. Nilai koefisien regresi variabel NPF sebesar -0.005828 yang berarti
pada setiap kenaikan 1% NPF akan menyebabkan menurunnya
pertumbuhan deposito mudharabah sebesar -0.005828%.
82
Tabel 4.13
Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian
Fixed Effect (Cross) Coefficient
_BCAS—C -0.605357
_BJBS—C -0.235735
_BMI—C 1.553130
_BMS—C -0.231302
_BNIS—C 0.356462
_BPS—C -0.314419
_BRIS—C 0.755086
_BSB—C -0.610634
_BSM—C 1.716505
_BVS—C -1.946838
_MSI—C -0.436898
Sumber : Output Eviews 9
Berdasarkan tabel 4.13, maka didapat persamaan model regresi tiap
Bank Umum Syariah sebagai berikut:
1) Persamaan model regresi BCA Syariah
LN_JDM BCAS = -0.605357 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar -0.605357 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah BCA Syariah adalah sebesar -
0.605357.
2) Persamaan model regresi Bank Jabar Banten Syariah
LN_JDM BJBS = -0.235735 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar -0.235735 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Jabar Banten Syariah
adalah sebesar -0.235735.
83
3) Persamaan model regresi Bank Muamalat Indonesia
LN_JDM BMI = 1.553130 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar 1.553130 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Muamalat Indonesia
adalah sebesar 1.553130.
4) Persamaan model regresi Bank Mega Syariah
LN_JDM BMS = -0.231302 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar -0.231302 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Mega Syariah adalah
sebesar -0.231302.
5) Persamaan model regresi BNISyariah
LN_JDM BNIS = 0.356462 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar 0.356462 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah BNI Syariah adalah sebesar
0.356462.
6) Persamaan model regresi Bank Panin Syariah
LN_JDM BPS = -0.314419 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar -0.314419 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Panin Syariah adalah
sebesar -0.314419.
7) Persamaan Model Regresi BRISyariah
84
LN_JDM BRIS = 0.755086 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar 0.755086 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah BRI Syariah adalah sebesar
0.755086.
8) Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin
LN_JDM BSB = -0.610634 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar -0.610634 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Syariah Bukopin adalah
sebesar -0.610634.
9) Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri
LN_JDM BSM = 1.716505 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar 1.716505 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Syariah Mandiriadalah
sebesar 1.716505.
10) Persamaan model regresi Bank Victoria Syariah
LN_JDM BVS = -1.946838 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
Konstanta sebesar -1.946838 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Victoria Syariahadalah
sebesar -1.946838.
11) Persamaan model regresi Maybank Syariah Indonesia
LN_JDM MSI = -0.436898 + 0.086389 ROA - 0.039795 CAR +
0.015658 BOPO - 0.005828 NPF
85
Konstanta sebesar -0.436898 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, CAR, BOPO, NPF) adalah nol, maka
pertumbuhan deposito mudharabah Maybank Syariah Indonesia
adalah sebesar -0.436898.
4. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen (Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi
Operasional, Pembiayaan Bermasalah) terhadap variabel dependen yaitu
pertumbuhan deposito mudharabah secara parsial.
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dan
begitupun sebaliknya jika nilai t hitung < nilai t tabel maka H0 diterima
dan H1 ditolak. Dengan membandingkan antara nilai thitung> ttabel dengan
nilai signifikan α = 0,05 atau 95%, dimana df = (n – k) = (66 - 5)= 61,
maka didapat ttabel sebesar 1.999624. Berikut ini merupakan hasil output
uji t:
Tabel 4.14
Hasil Uji t
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 01/17/18 Time: 08:37
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.50388 0.729616 19.87877 0.0000
ROA? 0.086389 0.043358 1.992452 0.0517
CAR? -0.039795 0.008128 -4.895845 0.0000
86
BOPO? 0.015658 0.007433 2.106452 0.0401
NPF? -0.005828 0.018995 -0.306851 0.7602
Fixed Effects (Cross)
BCAS—C -0.605357
BJBS—C -0.235735
BMI—C 1.553130
BMS—C -0.231302
BNIS—C 0.356462
BPS—C -0.314419
BRIS—C 0.755086
BSB—C -0.610634
BSM—C 1.716505
BVS—C -1.946838
MSI—C -0.436898
Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengaruh Profitabilitas (Return On Asset) terhadap
Pertumbuhan Deposito Mudharabah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel diatas
menunjukkan nilai t-statistic sebesar 1.992452 dan nilai probabilitas
0.0517, dengan nilai tersebut maka didapatkan thitung1.992452< ttabel
1.999624 dan nilai probabilitas sebesar0.0517 > 0.05. Maka secara
statistik menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (Return On
Asset/ROA) secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah artinya H0 diterima dan
H1 ditolak.
2) Pengaruh Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) terhadap
Pertumbuhan Deposito Mudharabah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel diatas
menunjukkan nilai t-statistic sebesar -4.895845 dan nilai probabilitas
0.0000, dengan nilai tersebut maka didapatkan thitung-4.895845> ttabel
1.999624 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000< 0.05. Maka secara
statistik menunjukkan bahwa variabel Kecukupan Modal (Capital
87
Adequacy Ratio/CAR) secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah artinya H0
ditolak dan H1 diterima.
3) Pengaruh Efisiensi Operasional terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel diatas
menunjukkan nilai t-statistic sebesar 2.106452 dan nilai probabilitas
0.0401, dengan nilai tersebut maka didapatkan thitung2.106452 > ttabel
1.999624 dan nilai probabilitas sebesar 0.0401 < 0.05. Maka secara
statistik menunjukkan bahwa variabel Efisiensi Operasional (BOPO)
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
4) Pengaruh Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing)
terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel diatas
menunjukkan nilai nilai t-statistic sebesar -0.306851 dan nilai
probabilitas 0.7602, dengan nilai tersebut didapatkan thitung-0.306851
< ttabel 1.999624 dan nilai probabilitas sebesar 0.7602 > 0.05. Maka
secara statistik menunjukkan bahwa variabel Pembiayaan
Bermasalah (Non Performing Financing/NPF) tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah
artinya H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui signifikan pengaruh semua variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan
Uji F, yaitu dengan membandingkan antara Fhitung> ttabel dengan nilai
signifikansi 0.05 atau 5%. Diketahui bahwa Ftabel dengan tingkat 5% dan
df1 (k-1) = 4 dan df2 (n-k) = 62 diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,520101.
Berikut ini merupakan hasil output uji F:
88
Tabel 4.15
Hasil Uji F
R-squared 0.932772 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.914318 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.402206 Akaike info criterion 1.213011
Sum squared resid 8.250247 Schwarz criterion 1.710660
Log likelihood -25.02936 Hannan-Quinn criter. 1.409656
F-statistic 50.54393 Durbin-Watson stat 0.651581
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas,
Kecukupan Modal, Efisiensi Operasional dan Pembiayaan
Bermasalah secara simultan terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah.
H1 : Terdapat pengaruh secara signifikan antara Profitabilitas,
Kecukupan Modal, Efisiensi Operasional dan Pembiayaan
Bermasalah secara simultan terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah.
Berdasrakan hasil output uji F diatas dapat disimpulkan bahwa F-
Statistik atau F hitung sebesar 50.54393 dengan nilai probabilitas (F-
statistic) sebesar 0.000000. Maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih
besar dari Ftabel (50.54393> 2,520101). Selain itu dilihat juga dari nilai
Prob (F-statistic) sebesar 0.000000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, semua variabel
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan variabel independen yang digunakan dalam model
89
mampu menjelaskan variabel dependen, dapat dilihat dari besarannya
koefisien korelasi ganda (Adjusted R2).
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.932772 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.914318 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.402206 Akaike info criterion 1.213011
Sum squared resid 8.250247 Schwarz criterion 1.710660
Log likelihood -25.02936 Hannan-Quinn criter. 1.409656
F-statistic 50.54393 Durbin-Watson stat 0.651581
Prob(F-statistic) 0.000000
Dapat dilihat tabel diatas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
regresi dengan fixed effect model menghasilkan nilai Adjusted R-Square
sebesar 0.914318. Dengan adanya besaran nilai Adjusted R-Square dalam
penelitian tersebut yang berarti kemampuan variabel independen
(Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi Operasional dan Pembiayaan
Bermasalah) secara simultan dapat menjelaskan variabel dependen
(Pertumbuhan Deposito Mudharabah) sebesar 91.43% sedangkan
sisanya 8,57% dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi data panel
yang diteliti.
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Profitabilitas (Return
On Assets/ROA), Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), Efisiensi
Operasional/BOPO) dan Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing
/NPF) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah.Berikut ini
merupakan interpretasi hasil penelitian yang dilakukan antara variabel dependen
dengan variabel independen:
90
1. Profitabilitas (ROA) terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel menyatakan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak yang artinya variabel Return On Assets (ROA) tidak memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan lebih besar dari nilai α
(0.0517 > 0.05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur
Maya Kholidah (2015), Nur Indah Puspita Riskya (2016) dan Sri R. Nurleni
(2015) yang menyimpulkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
jumlah deposito mudharabah. Namun, hasil ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sisca Juliana (2017) yang menyatakan bahwa
ROA berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.
Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas dihitung menggunakan rasio
Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya
profitabilitas tidak mempengaruhi pertumbuhan deposito mudharabah,
ketidakpengaruhan deposito mudharabah disebabkan karena deposito
mudharabah bukanlah satu-satunya sumber dana bank, masih banyak
sumber dana lain untuk membiayai aktivitas perbankan syariah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kenaikan yang dialami deposito mudharabah
masih dibawah jumlah kenaikan pembiayaan yang tersalurkan. Dengan hal
ini menandakan bahwa pembiayaan tetap tersalurkan meskipun jumlahnya
melebihi dana deposito mudharabah. Kondisi tersebut mengartikan bahwa
deposito mudharabah tidak sepenuhnya mencover semua aktivitas
perbankan syariah dan dibuktikan dengan grafik kenaikan deposito
mudharabah bank syariah yang tidak diikuti dengan kenaikan atau
penurunan grafik profitabilitas bank syariah.
91
2. Kecukupan Modal (CAR) terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel menunjukkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima yang artinya variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan lebih kecil dari
nilai α (0.0000 > 0.05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Büyüksalvarcı and Abdioğlu (2011) yang menyatakan bahwa CAR
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.
Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur
Hakimah (2009) dan Mohhammed T. Abusharba (2013) yang menyatakan
bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah.
Hubungan antara CAR dan deposito mudharabah adalah negatif,
sehingga dapat diartikan bahwa CAR berpengaruh negatif yang signifikan
terhadap deposito mudharabah. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai
CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar. Dalam penelitian ini CAR yang
tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi
usahanya karena semakin besarnya cadangan modal yang digunakan untuk
menutupi risiko kerugian.
3. Efisiensi (BOPO) terhadap Pertumbuhan Deposito Mudharabah
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel menunjukkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima yang artinya variabel Efisiensi Operasional (BOPO)
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai signifikan lebih kecil dari
nilai α (0.0401 > 0.05).
92
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti
Juwariyah (2008) dan Sri R. Nurleni (2015) yang menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah. Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nur Indah Puspita Riskya (2016) yang menyatakan bahwa
BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah.
Alasan yang tepat untuk menjelaskan BOPO berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah karena semakin besar rasio
BOPO berarti semakin tidak efisien bank tersebut, efisiensi bank dikatakan
membaik ditunjukan oleh penurunan nilai BOPO. Hal ini menyatakan bahwa
semakin efisien bank tersebut kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil. Dengan demikian, akan meningkatkan
kepercayaan nasabah untuk mendepositokan uangnya di bank syariah karena
bank lebih efisien dalam menggunakan sumber dana yang ada.
4. Pembiayaan Bermasalah (NPF) terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel menyatakan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak yang artinya variabel Pembiayaan Bermasalah yang
diproksikan dengan NPF tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan
nilai signifikan lebih besar dari nilai α (0.7602 > 0.05).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dahsya Karesna (2017) dan Fitri Suci Lestari (2013) yang menyatakan
bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito mudharabah.
Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Masitoh (2016) dan Siti Nugraha (2014) yang menyatakan bahwa NPF
berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada perbankan
syariah di Indonesia.
93
Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah. NPF merupakan refleksi dari besarnya
pembiayaan bermasalah yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini
maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan
jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar. Hasil penelitian dari Fitri
Suci Lestari (2013) mengatakan bahwa jumlah NPF bank syariah sempat
tidak kunjung menurun akan tetapi masih dalam batas maksimum yang
diisyaratkan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu kenaikan NPF tidak
mengakibatkan menurunnya jumlah deposito mudharabah karena nilai
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) masih dapat menampung
kerugian yang mungkin timbul pada pembiayaan bermasalah. Kebanyakan
sebagian nasabah memang tidak memperhatikan besaran NPF yang dimiliki
oleh suatu bank dan sebagian nasabah hanya menginginkan untuk dapat
berinvestasi atau bermuamalah sesuai prinsip syariah yang bebas dari bunga.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab IV mengenai pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi
Operasional dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial, variabel Kecukupan Modal dan Efisiensi Operasional
memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah. Pada variabel Kecukupan Modal mempunyai pengaruh
signifikan negatif sebesar -4.895845 dengan nilai probabilitas 0.0000,
variabel Efisiensi Operasional mempunyai pengaruh signifikan positif
sebesar 2.106452 dengan nilai probabilitas 0.0401. Sementara variabel
Profitabilitas dan Pembiayaan Bermasalah secara parsial tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Pada
variabel Profitabilitas sebesar 1.992452 dan variabel Pembiayaan
Bermasalah sebesar -0.306851.
2. Secara simultan, berdasarkan hasil uji F variabel Profitabilitas, Kecukupan
Modal, Efisiensi Operasional dan Pembiayaan Bermasalah secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan deposito mudharabah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2016. Nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.914318 menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh
Profitabilitas, Kecukupan Modal, Efisiensi Operasional dan Pembiayaan
Bermasalah dalam menjelaskan pertumbuhan deposito mudharabah sebesar
91.43% dan sisanya 8,57% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang
diteliti.
3. Variabel Efisiensi Operasional merupakan variabel independen yang paling
dominan mempengaruhi pertumbuhan deposito mudharabah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2016 karena memiliki kontribusi
paling besar dengan koefisien sebesar 2.106452.
95
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang terangkum dalam
poin-poin kesimpulan di atas, saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat dan nasabah bank syariah
Hasi penelitian bahwa Profitabilitas (ROA), Capital (CAR), Efisiensi
Operasional (BOPO), dan Pembiayaan Bermasalah (NPF) berpengaruh
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah dengan tingkat kontribusi yang
berbeda-beda. Maka, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
penting dan akan menambah pengetahuan bagi nasabah bank syariah terkait
dengan produk deposito mudharabah. Sehingga dapat dijadikan landasan
dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi dalam bentuk deposito
mudharabah. Investor juga dapat memanfaatkan rasio keuangan yang
signifikan sebagai panduan dalam menentukan strategi berinvestasi bentuk.
Dapat memberikan perhatian dan dukungan penuh terhadap bank syariah
untuk ekonomi islam, yang kita ketahui mayoritas masyarakat Indonesia
adalah beragama islam, bahkan tak banyak juga mereka yang non muslim
mendepositokan uangnya di bank syariah. Dengan ini bank syariah mampu
memberikan kontribusi yang baik dalam masyarakat dalam berbagai
produknya untuk membantu masyarkat dalam pinjaman maupun investasi
yang berkelanjutan. Selain itu, pemerintah diharapkan dapat mempermudah
persyaratan dan birokrasi dalam memperbaiki mekanisme atau tata cara
penyaluran dana terhadap program pembiayaan bagi masyarakat agar lebih
mudah dan berdaya guna demi peningkatan umkm yang ada di Indonesia.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Dalam penelitian berikutnya disarankan tidak hanya menggunakan data
seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang ada di Indonesia saja tetapi
menggunakan sampel lain seperti UUS dan BPRS, sehingga dapat
mengetahui pengaruh apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan deposito
mudharabah di tempat lain. Keterbatasan data pada sampel menyebabkan
96
masalah dalam pengujian random effect model, sehingga dengan menambah
sampel diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan
lebih luas dan mampu menjelaskan pengaruh variabel-variabel tersebut
dengan hasil yang lebih baik dan sesuai dengan teori yang ada.
Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan
variabel-variabel lain yang memiliki pengaruh lebih kuat terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah, misalnya dapat memasukkan faktor
kualitatif sehingga model tidak hanya dapat menggambarkan faktor
kuantitatif saja namun juga faktor kualitatif. Selain itu juga peneliti dapat
mengguakan metode analisis yang berbeda seperti metode analisis VAR
VECM, dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menganalisis
dampak dan pengaruh secara jangka panjang maupun jangka pendek antara
variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti.
97
DAFTAR PUSTAKA
Abusharba, Mohammed T dkk. “Determinants of Capital Adequacy Ratio (CAR) in
Indonesian Islamic Commercial Banks”, Global Review of Accounting and
Finance, Vol. 4 No. 1, (Maret 2013): h. 159-170
Addawiyah, Rabiahtul. “Pengaruh IHSG, Harga Emas, Biaya Promosi, dan FDR
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus pada BUS dan UUS di
Indonesia Periode 2011-2015)”. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Al Arif, M. Nur Rianto. Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik Cetakan ke-1.
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015.
Al Arif, M. Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis.
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012.
Al Arif, M. Nur Rianto & Yuke Rahmawati. Manajemen Risiko Perbankan Syariah.
Jakarta: UIN PRESS, 2015.
Ariefianto, Moch. Doddy. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan
Eviews. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006.
Ascarya. Akad dan Produk Syariah Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
Darsono, dkk. Perbankan Syariah di Indonesia (Kelembagaan dan Kebijakan serta
Tantangan ke Depan, Edisi 1, Cet 1). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2017.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Diyanto, Volta & Enni Savitri. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Deposito Mudharabah Bank Syariah”, Pekbis JurnalVol. 7, No. 3,
(November 2015)
Giannini, Nur Gilang. “Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada
Bank Umum Syariah di Indonesia”, Accounting Analysis Journal (AAJ).
(Februari 2013)
98
Ginting, Ramlan. dkk. “Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank”. Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES)
Bank Indonesia. 2012.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005.
Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono. Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori,
Konsep, dan Aplikasi dengan Eviews 8. Semarang: Universitas Diponegoro,
2013.
Haron, Sudin & Norafifah Ahmad. “The Effects of Conventional Interest Rates and
Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in
Malaysia”. International Journal of Islamic Financial Services, Vol.1, No.
4, (2000).
Hendro, Tri dan Conny Tjandra Rahardja. Bank & Institusi Keuangan Non Bank Di
Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Modul Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2016.
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Cetakan 1. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-4,
2016.
Juliana, Sisca. “Analisa Pengaruh BOPO, Kecukupan Modal, Pembiayan Bermasalah,
Bagi Hasil dan Profitabilitas terhadap Simpanan Mudharabah pada Bank
Umum Syariah Periode 2011-2015”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syariif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Karnadi, Erwin B. Panduan Eviews Untuk Ekonometrika Dasar.
___________________.
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013.
99
Koyimah, Siti. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Syariah”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang, 2015.
Loen, Boy dan Sonny Ericson. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta,
Grasindo, 2007.
Machmud, Amir & Rukmana. Bank Syariah Teori, Kebijakan, Dan Studi Empiris Di
Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2010.
Masitoh, Sri. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Berjangka 1 Bulan, Non
Performing Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA) terhadap Jumlah
Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode
Januari 2012 - Juni 2015)”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan.
2005.
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Utsman. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Natalia, Evi dkk. “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku
Bunga Deposito Bank Umum terhadap Jumlah Simpanan Deposito
Mudharabah (Studi pada PT. Bank Syariah Mandiri periode 2009-2012)”.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 9, No. 1, (April 2014)
Nurastuti, Wiji. Teknologi Perbankan, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011.
Nurleni, S. Rahayu, Nurhayati dan Edi Sukarmanto. “Pengaruh Return on Asset (ROA)
dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap
Simpanan Deposito Mudharabah”. Prosiding Akuntansi Penelitian Sivitas
Akademika Unisba . ISSN: 2460-6561.
Pandia, Frianto. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Cet. 1, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2012.
100
Permata, Russely Inti Dwi dkk. “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah terhadap Tingkat Profitabilitas (Return On Equity) (Studi pada
Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2009-2012)”.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 12, No. 1, (Juli 2014)
Prasnanugraha, Ponttie. “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja
Bank Umum di Indonesia”. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang, 2007.
Rachmawati, E. & Syamsulhakim, E. “Factors Affecting Mudaraba Deposits in
Indonesia”. Working Paper in Economics and Development Studies,
International Islamic Banking and finance Conference, (Agustus 2004).
Rahayu, A.T. & Bambang Pranowo. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito
Bank Konvensional Terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di
Indonesia”, Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, Vol. 4, No. 1, (Maret
2012): h. 93
Retnadi, Djoko. Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2006.
Rivai, Vithzal. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007.
Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga, Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006.
Rizki, Aulia Rachman. “Pengaruh Bagi Hasil, Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang
Terhadap Simpanan Mudharabah”, Accounting Analysis Journal : 2013.
Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi.
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.
Rodoni, A. & Herni, A. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2014.
Ruslizar dan Rahmawaty, “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Desposito Mudharabah,
Financing To Deposito Ratio, dan Suku Bunga Deposito Terhadap
Pertumbuhan Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di
101
Indonesia”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi(JIMEKA), Vol. 1,
No. 2, (2016): h. 84-90
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI,
Edisi kelima, 2005.
Sjahdeini, S. Remy. Perbankan SyariahProduk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-2, 2015.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Kedua, Cet ke-6. Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2016.
Sriyana, Jaka. Metode Regresi Data Panel (Dilengkapi Analisis Kinerja Bank Syariah
di Indonesia), Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonosia, 2014.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonosia, Edisi Keempat, 2015.
Supranto, J. Ekonometrik. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Apliasi pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group,
Edisi Pertama, Cet ke-1, 2015.
Tarmidzi, Achmad & Wilyanto Kartiko Kusumo. 2003. Analisis Rasio-rasio Keuangan
Sebagai Indikatr Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan Di
Indonesia. Semarang: FE UNDIP
Umam, Khotibul. Perbankan Syariah: Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannya
di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet 1, 2016.
Usman, Husaini & Purnomo Setiadi Akbar. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi
Aksara, edisi kedua, cet 1, 2006.
Wibowo, Edy. Mengapa Memilih Bank Syariah?
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, Edisi ketiga, 2011.
www.ojk.go.id
www.bi.go.id
102
www.bankmuamalat.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.megasyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.paninbanksyariah.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.maybanksyariah.co.id
103
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian
BANK TAHUN LN_JDM ROA CAR BOPO NPF
BMI 2011 16,49998175 1,13 11,78 85,25 4,59
BMI 2012 16,82332322 0,20 11,03 84,47 5,77
BMI 2013 17,11705013 0,27 14,43 85,12 5,61
BMI 2014 17,26536254 0,17 13,91 97,33 6,55
BMI 2015 17,1114719 0,20 12,36 97,41 7,11
BMI 2016 17,05486106 0,22 12,74 97,76 3,83
BSM 2011 16,82435445 1,95 14,57 76,44 2,42
BSM 2012 16,90661392 2,25 13,82 73,00 2,82
BSM 2013 17,05764851 1,53 14,10 84,03 4,32
BSM 2014 17,22317515 -0,04 14,12 98,49 6,84
BSM 2015 17,24683787 0,56 12,85 94,78 6,06
BSM 2016 17,32888126 0,59 14,01 94,12 4,92
BMS 2011 14,71936548 1,58 12,03 90,80 3,03
BMS 2012 15,03830639 3,81 13,51 77,28 2,67
BMS 2013 15,52456192 2,33 12,99 86,09 2,99
BMS 2014 15,46120904 0,29 19,26 97,61 3,89
BMS 2015 15,07337592 0,30 18,74 99,51 4,26
BMS 2016 15,11112582 2,63 23,53 88,16 3,30
BRIS 2011 15,63805866 0,20 14,74 99,56 2,77
BRIS 2012 15,88488459 0,88 11,91 86,63 3,00
BRIS 2013 16,19828804 1,15 14,49 90,42 4,06
BRIS 2014 16,25864615 0,08 12,89 99,47 4,60
BRIS 2015 16,50829144 0,77 13,94 93,79 4,86
BRIS 2016 16,53608033 0,95 20,63 91,33 4,57
BSB 2011 14,26543711 0,52 15,29 93,86 1,74
BSB 2012 14,53906472 0,55 12,78 91,59 4,59
BSB 2013 14,79527437 0,69 11,10 92,29 4,27
BSB 2014 14,88201417 0,27 14,80 96,73 4,07
BSB 2015 15,05521318 0,79 16,31 91,99 2,99
BSB 2016 15,27758216 0,76 17,00 91,76 3,17
BNIS 2011 14,8145662 1,29 20,75 87,86 3,62
BNIS 2012 15,02752207 1,48 19,29 85,39 2,02
BNIS 2013 15,42722368 1,37 16,54 83,94 1,86
104
BNIS 2014 15,88989534 1,27 18,76 89,80 1,86
BNIS 2015 16,11731014 1,43 18,16 89,63 2,53
BNIS 2016 16,29410072 1,44 17,81 87,67 2,94
BJBS 2011 14,08828202 1,23 30,29 84,07 1,36
BJBS 2012 14,5385165 -0,59 21,09 110,41 4,46
BJBS 2013 14,92192996 0,91 17,99 85,76 4,35
BJBS 2014 15,13662566 0,72 15,78 91,01 5,84
BJBS 2015 15,22926759 0,25 22,53 98,78 6,93
BJBS 2016 15,24559642 -8,09 18,25 122,77 17,91
BPS 2011 12,72241105 1,75 61,98 74,30 0,88
BPS 2012 13,51851458 3,48 32,20 50,76 0,20
BPS 2013 14,29889797 1,03 20,83 81,31 1,02
BPS 2014 14,87272499 1,99 25,69 82,58 0,53
BPS 2015 15,35939098 1,14 20,30 89,29 2,63
BPS 2016 15,46236525 0,37 18,17 96,17 2,26
BCAS 2011 13,14467071 0,90 46,90 78,4 0,20
BCAS 2012 13,58948285 0,80 31,50 91,40 0,20
BCAS 2013 13,93420873 1,00 22,40 90,20 1,02
BCAS 2014 14,28362803 0,80 29,60 92,90 0,53
BCAS 2015 14,67495111 1,00 34,30 92,50 2,63
BCAS 2016 14,61110827 1,10 36,70 92,20 2,26
BVS 2011 12,49590989 6,93 45,20 86,40 2,43
BVS 2012 13,11518165 1,43 28,08 87,90 3,19
BVS 2013 13,47776111 0,50 18,40 91,95 3,71
BVS 2014 13,82526879 -1,87 15,27 143,31 7,10
BVS 2015 13,49180883 -2,36 16,14 119,19 9,80
BVS 2016 13,75296578 -2,19 15,98 131,34 7,31
MSI 2011 12,4333357 3,57 73,44 55,18 0,00
MSI 2012 12,6782645 2,88 63,89 53,77 2,49
MSI 2013 13,36079901 2,87 59,41 67,79 2,69
MSI 2014 13,24889382 3,61 52,13 69,60 5,04
MSI 2015 13,41427001 -20,13 38,40 192,60 35,15
MSI 2016 13,0615066 -9,51 55,06 160,28 43,99
105
Lampiran 2 : Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: ResidualsSample 1 66Observations 66
Mean 2.52e-16Median 0.039434Maximum 1.567967Minimum -1.935729Std. Dev. 0.853572Skewness -0.247040Kurtosis 2.508041
Jarque-Bera 1.336879Probability 0.512508
2. Uji Multikolinearitas
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 1.412872 120.1109 NA
ROA 0.006421 6.270092 6.146699
CAR 7.41E-05 4.710220 1.304575
BOPO 0.000143 110.0869 5.384121
NPF 0.001171 6.834499 4.513874
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.983054 Prob. F(4,61) 0.4236
Obs*R-squared 3.996882 Prob. Chi-Square(4) 0.4064
Scaled explained SS 2.574402 Prob. Chi-Square(4) 0.6314
106
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 01/18/18 Time: 16:56
Sample: 1 66
Included observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.248264 0.445761 2.800297 0.0068
ROA^2 0.000520 0.003680 0.141218 0.8882
CAR^2 -0.000208 0.000123 -1.684297 0.0972
BOPO^2 -4.53E-05 4.79E-05 -0.945333 0.3482
NPF^2 0.000398 0.000708 0.561934 0.5762
R-squared 0.060559 Mean dependent var 0.717547
Adjusted R-squared -0.001044 S.D. dependent var 0.887916
S.E. of regression 0.888380 Akaike info criterion 2.673899
Sum squared resid 48.14233 Schwarz criterion 2.839782
Log likelihood -83.23867 Hannan-Quinn criter. 2.739447
F-statistic 0.983054 Durbin-Watson stat 1.212950
Prob(F-statistic) 0.423562
4. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 1.017431 Prob. F(2,58) 0.3679
Obs*R-squared 2.203154 Prob. Chi-Square(2) 0.3323
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 01/18/18 Time: 16:58
Sample: 2 66
Included observations: 65
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
107
C -0.000808 0.084676 -0.009537 0.9924
D(ROA) 0.001423 0.044222 0.032167 0.9744
D(CAR) 0.002754 0.008762 0.314315 0.7544
D(BOPO) 0.001894 0.007697 0.246078 0.8065
D(NPF) -0.001856 0.027818 -0.066736 0.9470
RESID(-1) -0.047619 0.132250 -0.360065 0.7201
RESID(-2) -0.187447 0.133766 -1.401304 0.1665
R-squared 0.033895 Mean dependent var -2.78E-17
Adjusted R-squared -0.066047 S.D. dependent var 0.650301
S.E. of regression 0.671433 Akaike info criterion 2.142636
Sum squared resid 26.14770 Schwarz criterion 2.376800
Log likelihood -62.63566 Hannan-Quinn criter. 2.235029
F-statistic 0.339144 Durbin-Watson stat 2.079354
Prob(F-statistic) 0.913341
108
Lampiran 3 : Pemilihan Model Regresi Data Panel
1. Uji Common Effect
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 01/19/18 Time: 20:23
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 20.32754 1.188643 17.10147 0.0000
ROA? -0.042691 0.080130 -0.532775 0.5961
CAR? -0.083769 0.008607 -9.733069 0.0000
BOPO? -0.040279 0.011977 -3.363022 0.0013
NPF? 0.086028 0.034225 2.513575 0.0146
R-squared 0.614099 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.588794 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.881114 Akaike info criterion 2.657475
Sum squared resid 47.35808 Schwarz criterion 2.823358
Log likelihood -82.69667 Hannan-Quinn criter. 2.723023
F-statistic 24.26791 Durbin-Watson stat 0.680749
Prob(F-statistic) 0.000000
2. Uji Fixed Effect
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 01/17/18 Time: 08:37
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
109
C 14.50388 0.729616 19.87877 0.0000
ROA? 0.086389 0.043358 1.992452 0.0517
CAR? -0.039795 0.008128 -4.895845 0.0000
BOPO? 0.015658 0.007433 2.106452 0.0401
NPF? -0.005828 0.018995 -0.306851 0.7602
Fixed Effects (Cross)
BCAS--C -0.605357
BJBS--C -0.235735
BMI--C 1.553130
BMS--C -0.231302
BNIS--C 0.356462
BPS--C -0.314419
BRIS--C 0.755086
BSB--C -0.610634
BSM--C 1.716505
BVS--C -1.946838
MSI--C -0.436898
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.932772 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.914318 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.402206 Akaike info criterion 1.213011
Sum squared resid 8.250247 Schwarz criterion 1.710660
Log likelihood -25.02936 Hannan-Quinn criter. 1.409656
F-statistic 50.54393 Durbin-Watson stat 0.651581
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Uji Random Effect
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 01/17/18 Time: 08:37
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
110
Total pool (balanced) observations: 66
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 15.23005 0.733673 20.75864 0.0000
ROA? 0.077167 0.042422 1.819046 0.0738
CAR? -0.048401 0.007229 -6.695910 0.0000
BOPO? 0.009501 0.007224 1.315268 0.1933
NPF? 0.004283 0.018657 0.229551 0.8192
Random Effects (Cross)
BCAS--C -0.461365
BJBS--C -0.233901
BMI--C 1.349637
BMS--C -0.259254
BNIS--C 0.294834
BPS--C -0.275059
BRIS--C 0.651802
BSB--C -0.624357
BSM--C 1.502779
BVS--C -1.727064
MSI--C -0.218052
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.617973 0.7024
Idiosyncratic random 0.402206 0.2976
Weighted Statistics
R-squared 0.439122 Mean dependent var 3.862787
Adjusted R-squared 0.402343 S.D. dependent var 0.581170
S.E. of regression 0.449293 Sum squared resid 12.31371
F-statistic 11.93949 Durbin-Watson stat 0.475260
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.458816 Mean dependent var 15.04220
Sum squared resid 66.41453 Durbin-Watson stat 0.088116
111
4. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: FIXED
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 24.175029 (10,51) 0.0000
Cross-section Chi-square 115.334629 10 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Panel Least Squares
Date: 01/17/18 Time: 08:38
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 20.32754 1.188643 17.10147 0.0000
ROA? -0.042691 0.080130 -0.532775 0.5961
CAR? -0.083769 0.008607 -9.733069 0.0000
BOPO? -0.040279 0.011977 -3.363022 0.0013
NPF? 0.086028 0.034225 2.513575 0.0146
R-squared 0.614099 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.588794 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.881114 Akaike info criterion 2.657475
Sum squared resid 47.35808 Schwarz criterion 2.823358
Log likelihood -82.69667 Hannan-Quinn criter. 2.723023
F-statistic 24.26791 Durbin-Watson stat 0.680749
Prob(F-statistic) 0.000000
112
5. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: RANDOM
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 19.118849 4 0.0007
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
ROA? 0.086389 0.077167 0.000080 0.3035
CAR? -0.039795 -0.048401 0.000014 0.0206
BOPO? 0.015658 0.009501 0.000003 0.0004
NPF? -0.005828 0.004283 0.000013 0.0046
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: LN_JDM?
Method: Panel Least Squares
Date: 01/17/18 Time: 08:38
Sample: 1 6
Included observations: 6
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 66
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.50388 0.729616 19.87877 0.0000
ROA? 0.086389 0.043358 1.992452 0.0517
CAR? -0.039795 0.008128 -4.895845 0.0000
BOPO? 0.015658 0.007433 2.106452 0.0401
NPF? -0.005828 0.018995 -0.306851 0.7602
Effects Specification
113
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.932772 Mean dependent var 15.04220
Adjusted R-squared 0.914318 S.D. dependent var 1.374050
S.E. of regression 0.402206 Akaike info criterion 1.213011
Sum squared resid 8.250247 Schwarz criterion 1.710660
Log likelihood -25.02936 Hannan-Quinn criter. 1.409656
F-statistic 50.54393 Durbin-Watson stat 0.651581
Prob(F-statistic) 0.000000