analisis penggunaan opendaylight controller pada virtual...

Download Analisis Penggunaan Opendaylight Controller pada Virtual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11452/2/T1_672012115_Full... · at this time include complexity that leads to stasis,

If you can't read please download the document

Upload: truongkhuong

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Analisis Penggunaan Opendaylight Controller pada

    Virtual Local Area Network (VLAN) dengan Arsitektur

    Jaringan Software Defined Network (SDN)

    Artikel Ilmiah

    Yoyok Galih Syahrizal (672012115)

    Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Agustus 2016

  • Analisis Penggunaan Opendaylight Controller pada

    Virtual Local Area Network (VLAN) dengan Arsitektur

    Jaringan Software Defined Network (SDN)

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Oleh :

    Yoyok Galih Syahrizal (672012115)

    Sri Winarso Martyas Edi, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Agustus 2016

  • Analisis Penggunaan Opendaylight Controller pada Virtual Local

    Area Network (VLAN) dengan Arsitektur Jaringan Software

    Defined Network (SDN)

    1) Yoyok Galih Syahrizal, 2) Sri Winarso Martyas Edi

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

    Abstract

    Network technology has limitations at this time include complexity that leads to stasis,

    inconsistent policies, inability to scale and vendor dependence. For it were created

    Software Defined Network (SDN) network architecture. SDN is a new architecture in

    the network device that separates the control plane and data plane. Opendaylight is one

    of the open source platform for creating network-based Software Defined

    Network (SDN). From the results of research that has been done, the design of VLAN

    network-based Software Defined Network (SDN) using the Opendaylight controller can

    be run with either the appropriate function of the VLAN. The results of the analysis of

    performance between network based Software Defined Network (SDN) and the

    conventional network, retrieved the value of the average RTT delay and network SDN is

    0.0925 ms and ms 0.0632. And the average value of delay and conventional network RTT

    is 7,354 ms and 8,466 p. Of the average results it can be concluded that the Network

    Software Defined Network (SDN) is better than on conventional networks. In addition the

    value of the average delay on the Network Software Defined Network (SDN) is

    included in the category of very good according to the TIPHON.

    Keywords: Software Defined Network, VLAN, Opendaylight, OpenFLow

    Abstrak

    Teknologi jaringan pada saat ini memiliki keterbatasan diantaranya kompleksitas

    yang mengarahkan kearah statis, kebijakan yang tidak konsisten (berubah ubah),

    ketidakmampuan untuk diukur dan ketergantungan terhadap vendor. Untuk itu diciptakan arsitektur jaringan Software Defined Networking (SDN). SDN merupakan

    arsitektur baru dalam perangkat jaringan yang memisahkan control plane dan data plane.

    Opendaylight merupakan salah satu platform open source untuk membuat jaringan

    berbasis Software Defined Networking (SDN). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,

    perancangan jaringan VLAN berbasis Software Defined Networking (SDN) menggunakan

    kontroler Opendaylight dapat berjalan dengan baik sesuai fungsi dari VLAN. Hasil

    analisa peforma antara jaringan berbasis Sofware Defined Network (SDN) dan jaringan

    konvensional, diperoleh nilai rata-rata delay dan RTT pada jaringan SDN adalah 0.0925

    ms dan 0.0632 ms. Dan nilai rata-rata delay dan RTT pada jaringan konvensional adalah

    7.354 ms dan 8.466 ms. Dari hasil rata-rata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

    jaringan Sofware Defined Network (SDN) lebih baik dari pada jaringan konvensional.

    Selain itu nilai rata-rata delay pada jaringan Sofware Defined Network (SDN) termasuk

    dalam kategori sangat bagus menurut TIPHON.

    Kata Kunci: Software Defined Network, VLAN, Opendaylight, OpenFLow

    1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

  • 2

    1. Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, hampir sebagian besar dari

    perangkat teknologi saat ini terhubung antara satu perangkat dengan perangkat

    yang lainnya, dari hal tersebut membuat semakin kompleksnya jaringan saat ini.

    Untuk memenuhi kebutuhan jaringan pada era digital ini sangatlah susah, sebab

    jaringan berkembang dengan sangat lambat dan tidak signifikan. Karena jaringan

    yang ada pada saat ini bergantung pada vendor dan banyaknya protokol

    proprietary sehingga menyulitkan interkoneksi antara perangkat dengan vendor

    yang berbeda. Selain itu juga perangkat jaringan saat ini bersifat closed source,

    juga terbatasnya API (Application Programmable Interface) yang diberikan oleh

    vendor sehingga butuh upaya yang tinggi untuk mengatur perangkat. Teknologi jaringan sekarang ini memiliki keterbatasan diantaranya

    kompleksitas yang mengarahkan kearah statis, kebijakan yang tidak konsisten

    (berubah ubah), ketidakmampuan untuk diukur, dan ketergantungan terhadap

    vendor. Karena keterbatasan ini, maka industri jaringan mencapai satu titik tujuan

    untuk meresponnya dengan diciptakan sebuah arsitektur baru yang dikenal degan

    arsitektur Sofware Defined Network [1].

    Dari kondisi jaringan yang telah dibahas sebelumnya menjadi alasan mulai

    banyaknya penelitian dan percobaan platform SDN (Software Defined Network)

    yang merupakan salah satu evolusi teknologi jaringan sesuai dengan tuntutan yang

    berkembang. Dibandingkan dengan jaringan konvensional, Software Defined

    Network (SDN) memberikan kemudahan kepada pengguna dalam

    mengembangkan aplikasi pengontrol jaringan dengan memisahkan fungsi data

    plane dari control plane. Pemisahan ini juga memudahkan administrator

    mengontrol secara langsung paket yang berjalan melalui jaringan [2]. Jaringan

    konvensional merupakan jaringan yang sampai saat ini digunakan dimana

    arsitektur jaringan tersebut data plane dan control plane menjadi satu dalam

    perangkat jaringan tersebut. Untuk membangun jaringan berbasiskan Software

    Defined Netwok (SDN) maka dibutuhkan kontroler. Opendaylight merupakan

    salah satu framework untuk membangun jaringan berbasiskan SDN.

    OpenDayLight adalah sebuah proyek Open Source software dalam naungan Linux

    Foundation dan di dukung oleh beberapa vendor seperti Cisco, IBM, NEC, dan

    lain-lain. Mereka berkomitmen mendanai sumber daya software dan engineering

    sebagai framework open source untuk membantu menetapkan masa depan

    platform SDN open source .

    Selain teknologi Software Defined Netwok (SDN) yang telah dijelaskan

    sebelumnya, terdapat fitur VLAN (Virtual Local Area Network) yang ada pada

    switch untuk mengatasi semakin berkembang dan kompleksnya jaringan pada saat

    ini. VLAN merupakan metode untuk membagi satu physical netwok menjadi

    beberapa network, dengan kata lain VLAN membagi single broadcast domain

    pada perangkat switch menjadi multiple broadcast domain [3].

    Dari latar belakang diatas mendorong penulis untuk menganalisa

    penggunaan Opendaylight Controller pada Virtual Local Area Network (VLAN)

    dengan arsitektur jaringan Software Defined Network (SDN) dan menguji peforma delay dan RTT (Round Trip Time) dari jaringan berbasiskan Software Defined

  • 3

    Network dengan jaringan konvensional yang masih digunakan sampai saat ini

    dengan parameter pengujian penambahan jumlah host dan VLAN ID. Untuk

    membangun jaringan konvensional tersebut, pada penelitian ini menggunakan

    aplikasi GNS3 untuk mensimulasikan secara virtual jaringan tersebut.

    2. Tinjauan Pustaka

    Teknologi yang akan datang bertumpu pada internet, hampir sebagian

    besar perangkat teknologi saat ini membutuhkan koneksi internet. Hal tersebut

    mendorong untuk dibentuknya arsitektur baru dari jaringan yang ada pada saat ini,

    arsitektur jaringan yang berkembang saat ini adalah SDN (Software Defined

    Network). Telah banyak penelitian terdahulu mengenai kinerja jaringan SDN

    (Software Defined Network).

    Penelitian yang dibahas oleh Rohmat Tulloh yang melakukan penelitian

    tentang Software Defined Network dengan judul Simulasi Virtual Local Area

    Network (VLAN) Berbasis Software Defined Network (SDN) Menggunakan POX

    Controller [4]. Pada penelitian tersebut merancang dan menganalisa kinerja

    forwading VLAN pada jaringan berbasiskan Software Defined Network (SDN)

    menggunakan controller POX. Pengujian yang dilakukan adalah dengan

    meningkatkan jumlah host dan VLAN ID dan mengukur set-up time. Dan

    didapatkan set-up time bertambah seiiring dengan meningkatnya jumlah host.

    Selain itu mengukur latency dari protocol OpenFlow yang terjadi pada jaringan

    dipantau menggunakan parameter round trip time (RTT), hasil dari pengujian

    tersebut didapatkan latency stabil direntang 0,2 sampai 6 second walaupun jumlah

    VLAN ID dan background traffic bertambah.

    Penelitian lain yang dilakukan oleh Brayan Anggita Linuwih dengan judul

    Perancangan dan Analisis Metode Penjaluran Path Calculating menggunakan

    Algoritma Djikstra berbasiskan Software Defined Network pada jaringan LAN [5].

    Pada penelitian tersebut dilakukan analisa perbandingan kinerja metode pemilihan

    jalur terbaik dalam lalu lintas jaringan pada jaringan LAN berbasis Software

    Defined Network dengan jaringan konvensional yang juga menerapkan algoritma

    dijkstra. Pembuktian dialkukan dengan emulasi jaringan yang terdiri dari 11 buah

    switch yang saling terhubung dengan perangkat control plane (Ryu Controller)

    sebagai pengendali sebuah jaringan. Hasil pengujian yang diperoleh dari

    peformansi penerapan algoritma dijkstra berbasis jaringan SDN menunjukkan

    nilai keempat parameter QoS masih berada pada nilai yang menjadi standar ITU-T

    G.1010 dan memiliki jitter dan delay lebih baik dibandingkan penerapan OSPF

    berbasis jaringan konvensional.

    Perbedaan dari penelitian yang dilakukan terletak pada controller yang

    digunakan untuk merancang jaringan Software Defined Network (SDN).

    Controller yang digunakan adalah Opendaylight versi Helium SR4. Penelitian ini

    juga dilakukan analisa peforma delay dan RTT (Round Trip Time) antara jaringan

    berbasiskan Software Defined Network (SDN) dengan jaringan konvensional yang

    disimulasikan menggunakan aplikasi GNS3. Parameter yang digunakan adalah

    dengan menambahkan jumlah host dan vlan id.

  • 4

    Software Defined Networking (SDN) adalah sebuah pendekatan baru

    dalam mendesain, membangun, dan mengelola jaringan komputer. Konsep dasar

    SDN berkaitan erat dengan arsitektur perangkat networking seperti router, packet

    switch, LAN switch dan sebagainya. Secara umum dalam perangkat networking

    terdapat dua bagian, yaitu control plane dan data plane [6].

    Control plane adalah bagian yang berfungsi untuk mengatur logika pada

    perangkat networking seperti routing table, pemetaan jaringan, dan sebagainya.

    Data plane adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket yang

    masuk ke suatu port pada perangkat networking menuju port keluar dengan

    berkonsultasi kepada control plane. Pada gambar 1, digambarkan bagaimana

    logical dari arsitektur SDN, dimana merupakan jaringan pintar secara logical

    tersentralisasi berdasarkan software (software-base), dengan adanya SDN maka

    tidak lagi membutuhkan protocol standar, tetapi cukup hanya menerima intruksi

    dari sebuah SDN kontroler [1].

    Gambar 1 Arsitektur SDN (sumber : Open Network Foundation) [1]

    Switch OpenFlow tediri dari dua jenis, yang pertama adalah hardware-

    based switch, yang telah dijual secara komersial oleh beberapa vendor. Switch

    jenis ini telah memodifikasi hardware-nya, menggunakan TCAM dan

    menggunakan OS khusus untuk mengimplementasikan Flow-Table dan protokol

    OpenFlow. Jenis yang kedua adalah software-based switch yang menggunakan

    sistem UNIX / Linux untuk mengimplementasikan seluruh fungsi switch

    OpenFlow [7].

    Ketika switch Openflow terhubung dengan kontroler ada beberapa proses

    untuk melakukan komunikasi dengan sebuah kontroler. Pertama switch akan

    mengirimkan hello packet ke kontroler, kemudian kontroler akan mengirimkan

    hello packet kembali, proses kedua kontroler akan mengirimkan feature request

    packet, switch akan membalas dengan feature reply. Proses ketiga kontroler akan

    mengirimkan pesan set config ke switch untuk menetapkan flags dan max byte

    paket datapath yang harus dikirimkan ke kontroler. Proses keempat kontroler

    mengirimkan paket multipart request ke switch, paket tersebut meminta status

    dari datapath, setelah itu switch akan mengirimkan paket multipart reply dan

    mengirimkan paket packet in yang direquest sebelumnya ke kontroler. Tahap

    terakhir kontroler akan mengirimkan paket flow mod, dalam paket tersebut

    berisikan pesan untuk memodifikasi tabel flow untuk melakukan add, delete dan

    modifikasi. Untuk lebih jelasnya tentang proses komunikasi switch openflow dan

    kontroler dijelaskan pada Gambar 2 [14].

  • 5

    Gambar 2 Proses komunikasi openflow switch dengan kontroler (sumber : SDNHub)

    [14]

    Terdapat beberapa perbedaan mendasar dari switch komersial (switch

    biasa) dengan switch OpenFlow. Perbedaan tersebut seperti dijelaskan pada Tabel

    1.

    Tabel 1 Tabel Perbandingan switch (sumber : Chung Yik,EE) [8]

    Switch OpenFlow Switch Komersial (Switch Biasa)

    Terpisahnya control path dan data path Control path dan data path terdapat pada

    perangkat yang sama (tidak terpisah)

    Memungkinkan terjadi inovasi dalam jaringan Membatasi inovasi dalam jaringan

    Menyediakan platform yang dapat diteliti dan

    diujicobakan pada jaringan sesungguhnya

    Tetap dan sulit diujicobakan (dibuat tetap oleh

    vendor)

    Fungsi yang dapat didefinisikan oleh user

    (dapat diprogram)

    Arsitektur tertutup sehingga tidak dapat

    diprogram ulang

    Setiap keputusan untuk melakukan pengiriman

    dilakukan oleh kontroler

    Mengirirmkan semua paket yang diterima

    keluar dari switch

    Protokol OpenFlow adalah sebuah standard terbuka yang memungkinkan

    peneliti melakukan control langsung pada jalannya paket data yang akan dirouting

    kan pada jaringan. OpenFlow melakukan sentralisasi terhadap kerumitan dari

    jaringan kedalam sebuah software kontroler, sehingga seorang administrator dapat

    mengaturnya dengan mudah, hanya dengan mengatur kontroler tersebut.

    McKeown,N., memperkenalkan konsep OpenFlow ini dengan ide awal adalah

    menjadikan sebuah network dapat di program/ dikontrol [9].

    Gambar 3 OpenFlow Table Fields (sumber : Mateo,P) [7]

    Pada gambar 3, terlihat bahwa protokol OpenFlow terdiri dari 3 fields

    yaitu Header Fields, Counter dan Action. Header fields adalah sebuah packet

    header yang mendefinisikan flow, fields nya terdiri dari enkapsulasi seperti

    enkapsulasi segmen pada protokol VLAN ethernet standard, Counter adalah

  • 6

    sebuah fields yang menjaga jejak jumlah paket dan byte untuk setiap flow, dan

    waktu jejak paket terakhir cocok dengan flow (untuk membantu dalam membuang

    atau menonaktif-kan flow), dan Action adalah fields yang mendefinisikan

    bagaimana paket data akan diproses [7].

    VLAN (Virtual Local Area Network) merupakan metode untuk membagi

    satu physical netwok menjadi beberapa network dengan kata lain VLAN membagi

    single broadcast domain pada perangkat switch menjadi multiple broadcast

    domain. VLAN mengijinkan administrator untuk mengelompokkan host satu

    dengan yang lainnya bahkan jika host tidak pada switch yang sama [3].

    OpenDayLight adalah sebuah proyek Open Source software dalam

    naungan Linux Foundation. Tujuannya melanjutkan penerapan dan inovasi

    Software-Defined Networking (SDN) melalui penciptaan framework yang umum

    dikalangan industri [6].

    OpenDayLight merupakan sebuah implementasi dari konsep Software-

    Defined Network (SDN) dan memanfaatkan beberapa tools berikut : [7]

    Maven: OpenDayLight menggunakan Maven untuk lebih mudah membangun otomatisasi. Maven menggunakan pom.xml (Project Object

    Model) untuk script depedensi antara bundel dan juga untuk menjelaskan

    bundel apa untuk memuat dan dijalankan.

    OSGi: Kerangka ini adalah back-end dari OpenDayLight karena memungkinkan secara dinamis pemuatan bundel dan file paket JAR, dan

    mengikat bundel bersama-sama untuk xchanging informasi.

    Antarmuka JAVA: Java interface yang digunakan untuk aktifitas listening, spesifikasi, dan membentuk pola. Ini adalah aktifitas utama di

    mana bundel tertentu melaksanakan fungsi call-back untuk aktifitas dan

    juga untuk menunjukkan kondisi tertentu.

    REST API : Ini adalah northbound API seperti host tracker, flow programmer, static routing, dan sebagainya.

    Virtual Tenant Network (VTN) adalah suatu aplikasi yang menyediakan

    jaringan virtual multi-tenant pada kontroler SDN. Keunikan dari VTN adalah

    pemisahan logical plane. VTN memungkinkan pemisahan secara menyeluruh

    pada logical plane dari physical plane. Pengguna dapat mendesain dan mengelola

    setiap jarigan yang diinginkan tanpa harus mengetahui topologi jaringan fisik atau

    pembatasan bandwidth.

    Virtual Tenant Network (VTN) mengizinkan pengguna untuk menetapkan

    jaringan seperti pada jaringan konvensional L2/L3. Pada saat jaringan didesain di

    VTN, VTN secara otomatis akan dipetakan kedalam jaringan fisik, dan setelah itu

    akan dikonfigurasi pada setiap switch dengan memanfaatkan SDN control

    protocol. Definisi dari logical plane tidak hanya membenamkan kerumitan dari

    jaringan tetapi juga untuk mengelola suber daya jaringan yang lebih baik. VTN

    juga mengurangi waktu rekonfigurasi dari servis jaringan dan meminimalkan

    kesalahan konfigurasi jaringan.

    Untuk membangun VTN ada beberapa elemen yang terdapat pada VTN

    yang fungsinya sama seperti pada jaringan konvensional. Pada Tabel 2 merupakan

    penjelasan elemen untuk menyusun Virtual Tenant Network (VTN).

  • 7

    Tabel 2 Elemen Virtual Nework (sumber : Opendaylight) [10]

    Nama Virtual Network Penjelasan

    vBridge Penggambaran logical dari fungsi switch L2.

    vRouter Penggambaran logical dari fungsi router.

    vTep Penggambaran Logical dari Tunnel End Point -

    TEP

    vTunnel Penggambaran Logical dari Tunnel.

    vBypass Penggambaran Logical dari koneksi diantara

    controlled networks.

    Virtual Interfaces Penggambaran Logical dari end point pada

    node virtual.

    Virtual Link (vLink) Penggambaran Logical dari koneksi L1 antara

    virtual interfaces.

    Pada Gambar 4 merupakan contoh penyusunan virtual network. Pada

    Gambar 3 terdapat sebuah Virtual Tenant Network dengan nama VTN1. Didalam

    VTN1 terdapat VRT didefinisikan sebagai vRouter, BR1 dan BR2 didefinisikan

    sebagai vBridges. Interface dari vRouter dan vBridge dihubungkan menggunakan

    vLinks.

    Gambar 4 Susunan Virtual Tenant Network (VTN) (sumber : Opendaylight) [10]

    3. Metode Penelitian PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operating, Optimize)

    merupakan metodologi penelitian yang digunakan sebagai salah satu metode yang

    dikembangkan oleh Cisco dan sering digunakan untuk merancang infrastruktur

    jaringan komputer. PPDIOO dibagi menjadi beberapa tahapan seperti yang

    ditunjukan pada Gambar 5.

  • 8

    Gambar 5 Skema Metodologi PPDIOO (sumber : Cisco)[12]

    Tahap pertama dalam penelitian ini adalah prepare, tahap prepare adalah

    tahap untuk melakukan penyusunan rencana kegiatan agar penelitian dapat

    teroganisir dengan baik. Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan jaringan

    VLAN berbasis Software Defined Network, dan merancang jaringan VLAN

    konvensional menggunakan aplikasi GNS3 yang bertujuan untuk melakukan

    analisa peforma jaringan VLAN berbasiskan Software Defined Network (SDN)

    dengan jaringan VLAN konvensional dengan parameter delay dan RTT (Round

    Trip Time).

    Tahap kedua adalah plan dalam tahap ini mempersiaplan kebutuhan

    system berupa hardware maupun software yang dibutuhkan untuk membangun

    system. Berikut merupakan kebutuhan pada segi hardware pada Tabel 3 dan

    kebutuhan pada segi software pada Tabel 4.

    Tabel 3 Spesifikasi Hardware yang dipakai

    Hardware Spesifikasi

    Laptop Intel(R) Core(TM) i5 CPU

    M560 @ 2.67 GHz (4 CPUs)

    RAM 8 GB

    250 SATA HDD

    Tabel 4 Kebutuhan Software yang digunakan

    Kebutuhan Sistem Operasi Software

    Controller Ubuntu Server 14.04 LTS

    64 bit

    Opendaylight Helium

    SR4

    Mininet 2.3.1

    VTN Coordination CentOs 6.4 64 bit Opendaylight VTN

    Coordinator Helium SR4

    GNS3 Windows 7 64 bit GNS3 v1.4.0

    Tahap ketiga adalah design merupakan tahapan dimana dilakukan

    penggambaran topologi sistem yang akan dirancang dan disimulasikan. Pada

    Tabel 5 merupakan pengalamatan pada masing-masing server virtual.

  • 9

    Tabel 5 Pengalamatan IP Address Server Virtual

    Komputer Network Card IP Address

    Controller eth1 192.168.2.2

    VTN Coordinator eth1 192.168.2.1

    Gambar 6 Topologi Perancangan

    Pada Gambar 6 merupakan topologi dari perancangan jaringan VLAN berbasis

    Software Defined Network (SDN). Terdapat 2 buah server yaitu VTN coordinator

    dengan IP 192.168.2.1/24 dan controller opendaylight dengan IP 192.168.2.2/24.

    Pada sistem ini VTN coordinator bertugas sebagai eksternal aplikasi yang

    menyediakan REST interface untuk menggunakan virtualisasi VTN. VTN

    Coordinator berinteraksi dengan VTN manager plugin yang ada pada controller

    untuk mengimplementasikan konfigurasi. Pada controller opendaylight terdapat

    VTN manager plugin bertugas untuk berinteraksi dengan modul yang lainnya

    untuk mengimplementasikan komponen dari model VTN. Selain itu VTN

    manager plugin mempunyai tugas untuk menterjemahkan perintah pengguna dari

    VTN coordinator sebagai REST API ke VTN manager oleh komponen ODC

    driver.

    Pada Gambar 6 bagian mininet simulator merupakan simulator jaringan

    berbasis Software Defined Network (SDN) yang ditempatkan di opendaylight

    controller. Terdapat 4 buah openflow switch yang terkoneksi dengan opendaylight

    controller melalui localhost / 127.0.0.1. Pada switch openflow tabel forwading

    paket data ditentukan oleh opendaylight controller, switch openflow disini hanya

    berperan sebagai forwading data tabel yang telah ditentukan oleh opendaylight

    controller.

  • 10

    Tahap keempat adalah tahap implementasi pada tahap ini dimana semua

    yang telah direncanakan dan di design tersebut diterapkan. Pada tahap ini menguji

    sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik atau tidak. Langkah

    awalnya instalasi feature VTN Manager pada Opendaylight Controller, setelah

    diinstalasi kemudian melakukan konfigurasi VTN pada VTN Coordinator.

    Kemudian menjalankan Mininet Simulator dan mencoba test koneksi dengan cara

    ping antar host dengan VLAN ID yang sama. Ketika ping antar host dengan

    VLAN ID yang sama berhasil maka selanjutnya mencoba ping antar host dengan

    VLAN ID yang berbeda, ketika ping tidak bisa melakukan maka sistem yang

    dibangun sesuai dengan yang direncanakan.

    Tahap kelima adalah Operate merupakan tahap untuk melakukan uji coba

    terhadap sistem yang telah dibuat. Pada penelitian ini dilakukan uji peforma

    dengan parameter delay dan RTT (Round Trip Time). Hasil dari uji peforma

    tersebut dibandingkan dengan uji peforma jaringan konvensional. Hasil tersebut

    digunakan untuk analisa tentang masalah yang telah dijelaskan pada penelitian ini.

    Pada Gambar 7 merupakan uji skenario yang dilakukan pada penelitian ini.

    Gambar 7 Skenario proses pengujian peforma jaringan

    Tahap terakhir pada metodologi penelitian ini adalah tahap optimize, dari

    uji coba yang dilakukan menghasilkan beberapa analisa mengenai sistem yang

    sudah dibuat. Berdasarkan analisa yang didapat maka akan dilakukan perbaikan

    terhadap sistem. Sehingga sistem akan mengalami perubahan menjadi lebih baik

    dari sebelumnya.

  • 11

    4. Hasil dan Pembahasan

    Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai implementasi jaringan VLAN

    berbasiskan Software Defined Network (SDN) menggunakan opendaylight

    controller. Untuk melakukan mapping jaringan VLAN maka menambahkan fitur

    Virtual Tenant Network (VTN) pada controller. Seperti yang telah dijelaskan pada

    tahap design, ditambahkan sebuah server sebagai VTN coordinator. Tahap awal

    dilakukan implementasi adalah instalasi dan konfigurasi kontroler opendaylight.

    Pada penelitian ini menggunakan Opendaylight Helium SR-4. Kontroler

    opendaylight berfungsi sebagai data plane yaitu untuk menentukan kemana paket

    data akan diteruskan. Role yang telah ditentukan tersebut akan di masukkan pada

    setiap tabel flow yang ada pada OpenFlow switch Pada Tabel 6 merupkan

    langkah-langkah konfigurasi pada kontroler opendaylight.

    Tabel 6 Konfigurasi kontroler Opendaylight

    Langkah-langkah Konfigurasi

    Konfigurasi ip address eth1

    (untuk koneksi dengan VTN Coordinator )

    192.168.2.2

    Instalasi Opendaylight tar -zxvf distribution-karaf-0.2.4-Helium-

    SR4.tar.gz

    Instal Fitur Opendaylight feature:install odl-dlux-all

    feature:install odl-l2switch-switch

    feature:install odl-l2switch-all

    feature:install odl-l2switch-switch-ui

    feature:install odl-l2swicth-switch-rest

    feature:install odl-vtn-manager-all

    Instalasi Mininet Simulator apt-get install git

    git clone git://github.com/mininet/mininet

    git checkout b 2.2.0 2.2.0

    util/install.sh -nfv

    Tahap selanjutnya adalah instalasi dan konfigurasi VTN coordinator.

    VTN coordinator berfungsi untuk mengkonfigurasi fitur yang ada pada Virtual

    Tenant Network seperti vRouter, vBridge, vLink, dan lain-lain. VTN coordinator

    menerjemahkan REST API untuk mengkonfigurasi VTN pada kontroler

    opendaylight. VTN coordinator dinstal pada CentOS 64 bit dan juga harus ada

    beberapa fitur yang diinstal antara lain java OPENJDK 7, perl-Digest-SHA, uuid,

    libxslt, libcurl, unixODBC, json dan postgresql. Pada Tabel 7 merupakan langkah-

    langkah konfigurasi pada VTN coordinator.

    Tabel 7 Konfigurasi VTN Coordinator

    Langkah-langkah Konfigurasi

    Konfigurasi ip address eth1

    (untuk koneksi dengan kontroler Opendaylight)

    192.168.2.1

    Instalasi VTN Coordinator yum install java-1.7.0-openjdk-devel

    yum install perl-Digest-SHA uuid libxslt

    libcurl unixODBC json-c

    tar -C/ -jxvf distribution.vtn-coordinator-

    6.0.0.4-Helium-SR4-bin.tar.bz2

  • 12

    yum install postgresql91-libs postgresql91

    postgresql91-server postgresql-contrib

    postgresql91-odbc

    Setelah kontroler opendaylight dan VTN coordinator telah diinstalasi,

    maka dilakukan simulasi jaringan VLAN berbasis Software Defined Network

    (SDN). Tahap awal untuk melakukan simulasi adalah menjalankan kontroler

    opendaylight, untuk menjalankan kontroler tersebut dengan cara menjalankan

    perintah pada terminal /distribution-karaf-0.2.4-Helium-SR4/bin/./karaf. Pada

    Gambar 8 menunjukkan bahwa kontroler opendaylight telah bejalan.

    Gambar 8 Tampilan Kontroller Opendaylight ketika berjalan

    Tahap selanjutnya adalah menjalankan mininet simulator. Untuk

    menjalankan mininet, dilakukan dengan perintah mn --custom 2vlanid.py --topo

    mytopo --controller=remote,ip=192.168.2.2 --switch=ovsk. Setelah mininet

    berjalan maka selanjutnya adalah konfigurasi Virtual Tenant Network pada VTN

    coordinator. Untuk dapat melakukan mapping jaringan VLAN, maka pada

    langkah pertama adalah mendefinisikan informasi tentang kontroler. Informasi

    yang didefinisikan adalah IP kontroler adalah 192.168.2.2 dan kontroler id adalah

    controller1. Pada Gambar 9 merupakan REST API untuk mendefinisikan

    controller.

    Gambar 9 REST API untuk mendefinisikan kontroler

    Selanjutnya adalah membuat Virtual Tenant Network. VTN tersebut

    berfungsi sebagai jaringan virtual agar dapat mengimplementasikan elemen

    jaringan virtual seperti vBridge dan fungsi untuk melakukan VLAN mapping.

    Pada Gambar 10 merupakan REST API untuk membuat VTN.

    curl -v --user admin:adminpass -H content-type : application/json -X

    POST -d '{"controller": {"controller_id": "controller1",

    "ipaddr":"192.168.2.2",

    "type": "odc", "version": "1.0", "auditstatus":"enable"}}'

    http://127.0.0.1:8083/vtn-webapi/controllers

    curl -v --user admin:adminpass -H content-type : application/json -X

    POST -d '{"vtn" : {"vtn_name":"vtn1","description":"VTN1" }}'

    http://127.0.0.1:8083/vtn-webapi/vtns.json

  • 13

    Gambar 10 REST API untuk membuat Virtual Tenant Network

    Setelah VTN dibuat maka tahap selanjutnya membuat vBridge. Pada

    penelitian ini vBridge memiliki fungsi seperti perangkat yang bekerja pada layer 2

    untuk dapat melakukan mapping VLAN ID pada jaringan yang telah didesain.

    Pada Gambar 5 desain topologi terdapat 2 VLAN ID, maka agar dapat

    menghubungkan sesama VLAN ID tersebut dibutuhkan 2 buah vBridge. Dan

    didalam vBridge tersebut dimasukkan sebuah fungsi untuk dapat mengenali

    VLAN ID. Pada Gambar 11 dan 12 merupakan REST API untuk membuat

    vBridge1,vBridge2 dan fungsi VLAN map untuk VLAN ID 3 dan 4.

    Gambar 11 REST API untuk membuat vBridge1 dan fungsi VLAN map

    Gambar 12 REST API untuk membuat vBridge2 dan fungsi VLAN map

    Setelah semua telah dikonfigurasi, maka tahap selanjutnya menguji coba

    jaringan VLAN berbasis Software Defined Network (SDN) dapat berfungsi

    dengan baik atau tidak. Untuk menguji jaringan tersebut dilakukan ping pada

    setiap network. Pada penelitian ini memanfaatkan fungsi pingall pada mininet

    simulator untuk melakukan ping terhadap semua host. Pada Gambar 13

    merupakan hasil tes pingall dimana host dengan sesama VLAN ID dapat

    mengirimkan paket ICMP tetapi ketika berbeda VLAN ID tidak dapat melakukan

    pengiriman paket ICMP.

    Gambar 13 Hasil tes koneksi menggunakan pingall

    curl -v --user admin:adminpass -H content-type : application/json -X

    POST -d '{"vbridge" : {"vbr_name": "vBridge1", "controller_id":

    "controllerone","domain_id": "(DEFAULT)" }}'

    http://127.0.0.1:8083/vtn-webapi/vtns/vtn1/vbridges.json

    curl -v --user admin:adminpass -H content-type : application/json -X

    POST -d '{"vlanmap" : {"vlan_id": 3 }}' http://127.0.0.1:8083/vtn-

    webapi/vtns/vtn1/vbridges/vBridge1/vlanmaps.json

    curl -v --user admin:adminpass -H content-type : application/json -X

    POST -d '{"vbridge" : {"vbr_name": "vBridge2", "controller_id":

    "controllerone","domain_id": "(DEFAULT)" }}'

    http://127.0.0.1:8083/vtn-webapi/vtns/vtn1/vbridges.json

    curl -v --user admin:adminpass -H content-type : application/json -X

    POST -d '{"vlanmap" : {"vlan_id": 4 }}' http://127.0.0.1:8083/vtn-

    webapi/vtns/vtn1/vbridges/vBridge2/vlanmaps.json

  • 14

    Pada saat pengujian berupa ping dari host satu ke host lainnya, switch akan

    meminta tabel forwading untuk meneruskan paket ping tersebut sampai tujuan.

    Selanjutnya kontroler akan melakukan add flow ke semua tabel switch yang

    terkoneksi oleh kontroler opendaylight, setelah itu memproses paket tersebut pada

    bagian VLAN ID untuk di cek kedalam VTN manager, apakah VLAN ID tersebut

    telah terdaftar dalam VTN manager. Ketika VLAN ID tersebut sama dengan

    VLAN ID host tujuan maka dilanjutkan ke vBridge pada VTN manager dan

    dilanjutkan ke switch untuk mengirim paket tersebut sampai ke tujuan. Ketika

    VLAN ID tersebut tidak sama dengan host tujuan maka paket tersebut akan di

    drop.

    Pada Tabel 8 dan 9 merupakan tabel dari hasil analisa percobaan peforma

    yang diukur dari delay dan RTT (Round Trip Time). Hasil yang ada pada tabel

    tersebut merupakan rata-rata dari hasil 5 kali percobaan uji tes menggunakan tools

    ping. Selain itu juga ditambahkan parameter percobaan dengan menambahkan

    jumlah host dan VLAN ID pada jaringan tersebut. Pada Tabel 8 dan Tabel 9

    menunjukkan ketika setiap bertambahnya VLAN ID dan host nilai delay dan RTT

    akan semakin besar. Hal ini dikarenakan kinerja switch akan bertambah untuk

    melakukan broadcast pada setiap jaringan VLAN dan jaringan tersebut menjadi

    semakin padat. Hal tersebut membuat delay dan RTT nilainya bertambah pada

    jaringan berbasis SDN maupun jaringan konvensional.

    Tabel 8 Perbandingan delay dan RTT (Round Trip Time) jaringan SDN

    Jumlah VLAN ID Jumlah Host Delay

    (ms)

    RTT (Round Trip Time)

    (ms)

    2 VLAN ID 4 host 0.0378 0.534

    4 VLAN ID 8 host 0.061 0.594

    6 VLAN ID 12 host 0.089 0.6824

    8 VLAN ID 16 host 0.182 0.716

    Tabel 9 Perbandingan delay dan RTT (Round Trip Time) jaringan konvensional

    Dari tabel perbandingan 7 dan 8, dapat diperoleh hasil peforma

    perbandingan. Dari tabel tersebut nilai delay dan RTT pada jaringan SDN

    (Software Defined Network) lebih kecil dibandingan jaringan konvensional. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa peforma jaringan SDN (Software Defined Network)

    lebih baik dan efisien dari jaringan konvensional. Peforma dari SDN (Software

    Defined Network) lebih baik dikarenakan pemisahan control plane dari perangkat

    switch. Pemisahan control plane tersebut mempercepat penentuan tabel forwading

    data yang telah ditentukan oleh kontroler dan didistribusikan ke setiap switch

    menggunakan protocol OpenFlow. Pada jaringan konvensional control plane dan

    data plane menjadi satu pada perangkat switch. Maka pada saat penentuan tabel

    Jumlah VLAN ID Jumlah Host Delay

    (ms)

    RTT (Round Trip Time)

    (ms)

    2 VLAN ID 4 host 1.749 6.6736

    4 VLAN ID 8 host 3.164 8.2766

    6 VLAN ID 12 host 10.391 9.348

    8 VLAN ID 16 host 13.572 9.5658

  • 15

    forwading, pada setiap switch melakukan penentuan tabel pada setiap masing-

    masing switch tersebut. Hal tersebut membuat peforma pada jaringan

    konvensional kurang baik dan efisien dibandingkan jaringan SDN (Software

    Defined Network).

    Tabel 10 Standar TIPHON Delay / Latency (Sumber : TIPHON) [10]

    Kategori Latensi Besar Delay

    Sangat Bagus < 150 ms

    Bagus 150 s/d 300 ms

    Sedang 300 s/d 450 ms

    Jelek > 450 ms

    Tabel 10 merupakan tabel standarisasi kategori delay menurut TIPHON

    (Telecommunications and Internet Protocol Harmonzation Over Network). Jika

    dibandingankan dengan hasil analisa rata-rata delay pada jaringan SDN (Software

    Defined Network) adalah 0.0925 ms, maka jaringan SDN dikategorikan jaringan

    dengan latency sangat bagus. Pada jaringan konvensional hasil rata-rata nilai

    delay adalah 7.35 ms, jika menurut standart TIPHON nilai delay tersebut masih

    dalam kategori sangat bagus.

    5. Simpulan

    Implementasi dan simulasi penggunaan kontroler Opendaylight pada

    VLAN dengan arsitektur jaringan Sofware Defined Network (SDN) dapat

    berjalan dengan baik dan dapat melakukan mapping VLAN sesuai dengan desain

    jaringan yang dibutuhkan. Dan pada hasil analisa percobaan peforma antara

    jaringan berbasis Sofware Defined Network (SDN) dan jaringan konvensional,

    diperoleh nilai rata-rata delay dan RTT pada jaringan SDN adalah 0.0925 ms dan

    0.0632 ms. Dan nilai rata-rata delay dan RTT pada jaringan konvensional adalah

    7.354 ms dan 8.466 ms. Dari hasil rata-rata tersebut maka dapat disimpulkan

    bahwa jaringan Sofware Defined Network (SDN) lebih baik dari pada jaringan

    konvensional. Selain itu nilai rata-rata delay pada jaringan Sofware Defined

    Network (SDN) termasuk dalam kategori sangat bagus menurut TIPHON [12].

    Dari hasil implementasi dan analisa pada penelitian ini, maka jaringan berbasis

    Sofware Defined Network (SDN) dapat menggantikan jaringan konvensional yang

    masih digunakan pada saat ini, dan dapat mengatasi semakin kompleksnya

    jaringan saat ini. Dimana dengan jaringan berbasis SDN ini kita tidak harus

    mengkonfigurasi semua switch seperti pada jaringan konvensional, tetapi hanya

    mengkonfigurasi kontroler tersebut untuk mengkonfigurasi jaringan pada

    penelitian ini.

  • 16

    Daftar Pustaka

    [1] Open Networking Foundation, 2012, Software-Defined Networking The

    New Norm for Networks, https://www.opennetworking.org/images

    /stories/downloads/sdn-resources/white-papers/wp-sdn-newnorm.pdf.

    Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.

    [2] G. Patel, A.S. Athreya, and S. Erukulla. , 2013, OpenFlow based

    Dynamic Load Balanced Switching, COEN 233, Project Report.

    [3] Cisco, Understanding and Configuration VLAN, http://www.cisco.com

    /c/en/us/td/docs/switches/lan/catalyst4500/12-2/25ew/configuration/guide

    /conf/vlans.html. Diakses pada tanggal 25 Mei 2016.

    [4] Rohmat Tulloh, Ridha Muldina Negara, Arif Nur Hidayat, 2015,

    Simulasi Virtual Local Area Network (VLAN) Berbasis Software Defined

    Network (SDN) Menggunakan POX Controller, Telkom University.

    [5] Brayan Anggita Linuwih, Agus Virgono, Budhi Irawan, 2016,

    Perancangan dan Analisis Software Defined Network pada Jaringan Lan :

    Penerapan dan Analisis Metode Penjaluran Path Calculating

    Menggunakan Algoritma Dijkstra, Telkom University.

    [6] Hyojoon Kim, Nick Feamster, 2013, "Improving Network Management

    with Software Defined Networking".

    [7] Mateo,P. Manuel, 2009, OpenFlow Switching Performance ,

    POLITECNICO DITORINO.

    [8] Chung Yik,EE., 2012, "Implementation of an Open Flow Switch on

    Netfpga", Universitas Teknologi Malaysia.

    [9] McKeown,N., Anderson,T., Balakrishnan ,H., Parulkar,G., Peterson,L.,

    Rexford ,J., Shenker ,S.,Turner ,J., 2008 ,OpenFlow: Enabling Innovation

    in Campus Networks , Stanford University, http://archive.openflow.org/

    documents/openflow-wp-latest.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016.

    [10] Opendaylight, 2015, Opendaylight User Guide, https://www.

    opendaylight.org/sites/opendaylight/files/bk-user-guide.pdf. Diakses pada

    tanggal 10 Juni 2016.

    [11] Cisco, 2005, Creating Business Value and Operational Excellence with

    the Cisco Systems Lifecycle Service Approach.

    [12] TR 101 329 v2.1.1. 1999. Telecommunications and Internet Protocol

    Harmonzation Over Network (TIPHON); General aspect of Quality of

    Service (QoS).

    [13] Linux Foundation, 2013, "Industry Leaders Collaborate on OpenDaylight

    Project, Donate Key Technologies to Accelerate Software Defined

    Networking" , https://www.linuxfoundation.org/news-media/

    announcements/2013/04/industry-leaders-collaborate-opendaylight-

    project -donate-key. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2016.

    [14] SDNHub, OpenFlow version 1.3 tutorial , http://sdnhub.org/tutorials/

    openflow-1-3/. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2016

    https://www.opennetworking.org/images%20/stories%20/downloads/sdn-resources/white-papers/wp-sdn-newnorm.pdfhttps://www.opennetworking.org/images%20/stories%20/downloads/sdn-resources/white-papers/wp-sdn-newnorm.pdfhttp://archive.openflow.org/%20documents/openflow-wp-latest.pdfhttp://archive.openflow.org/%20documents/openflow-wp-latest.pdfhttp://www.linuxfoundation.org/news-media/announcements/2013/04/industry-leaders-collaborate-opendaylight-project-donate-keyhttp://www.linuxfoundation.org/news-media/announcements/2013/04/industry-leaders-collaborate-opendaylight-project-donate-keyhttp://www.linuxfoundation.org/news-media/announcements/2013/04/industry-leaders-collaborate-opendaylight-project-donate-keyhttps://www.linuxfoundation.org/news-media/http://sdnhub.org/tutorials/%20openflow-1-3/http://sdnhub.org/tutorials/%20openflow-1-3/