analisis pengukuran perilaku masyarakat … · dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini....

35
ANALISIS PENGUKURAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG OBAT DAN MAKANAN ILEGAL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS CHAID SARI WASMANA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: ngonhan

Post on 08-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS PENGUKURAN PERILAKU MASYARAKAT

TENTANG OBAT DAN MAKANAN ILEGAL MELALUI

PENDEKATAN ANALISIS CHAID

SARI WASMANA

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengukuran

Perilaku Masyarakat Tentang Obat dan Makanan Ilegal Melalui Pendekatan

Analisis CHAID adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Sari Wasmana

NIM G14100104

i

ABSTRAK

SARI WASMANA. Analisis Pengukuran Perilaku Masyarakat Tentang Obat dan

Makanan Ilegal Melalui Pendekatan Analisis CHAID. Dibimbing oleh ERFIANI

dan I MADE SUMERTAJAYA.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) adalah sebuah lembaga

yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Salah

satu fungsi utama Badan POM adalah melindungi masyarakat dari peredaran dan

penggunaan obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta

melakukan pengawasan secara komprehensif terhadap penyebarannya. Program

Badan POM tahun 2013 salah satunya ialah Gerakan Waspada Obat dan Makanan

Ilegal (GNWOMI). GNWOMI adalah sebuah survei berskala nasional guna

mengetahui potret pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap obat dan

makanan ilegal serta melakukan penilaian terhadap Program Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi (KIE) yang telah dilaksanakan Badan POM. Metode

statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis CHAID (Chi-square

Automatic Interaction Detector) dan statistika deskriptif. CHAID membagi

rangkaian data menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan peubah responnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan yang rendah dalam menentukan

ciri-ciri obat tradisional yang baik untuk dikonsumsi, sedangkan untuk kosmetik

dan produk pangan masyarakat telah menjadi konsumen yang cerdas. Analisis

CHAID untuk Program KIE menghasilkan empat segmen. Seluruh segmen

mayoritas memberikan penilaian yang bagus, namun untuk segmen pertama dan

keempat perlu diutamakan. Sikap responden terhadap obat dan makanan ilegal

dari hasil analisis CHAID menunjukkan responden telah menjadi konsumen yang

cerdas dalam memerangi peredaran obat dan makanan ilegal.

Kata kunci: analisis CHAID, Badan POM, GNWOMI, KIE, statistika deskriptif.

ABSTRACT

SARI WASMANA. Measurement Analysis Of society's Behavior About Illegal

Drugs and Food Using CHAID Analysis Approach. Supervised by ERFIANI and

I MADE SUMERTAJAYA.

Food and Drug Monitoring Agency (POM) is an institution in charge of

overseeing the distribution of medicines and food in Indonesia. One of the main

functions of the POM is to protect society from the distribution and use of drugs

and foods that does not meet health requirements as well as comprehensive

monitoring of its spreading. One of POM’s Program is GNWOMI. GNWOMI is a

nationwide survey to determine the face of knowledge, attitude, and behavior of

society towards illegal drugs and food as well as assessing the level of people's

satisfaction toward Communication Programs, Information, Education and

Communication (IEC) which has implemented by POM. CHAID Analysis (Chi-

square Automatic Interaction Detector) and descriptive statistics is a statistical

method used in this research. CHAID divides the data set into groups according to

ii

the response variable. The results of this study indicate that there is a low level of

knowledge in the community in determining the characteristics of traditional

medicines which is good for consumption, while for cosmetics and food products

our communities has become a smart consumer. CHAID analysis for the IEC

Program generated four segments. All of major elements provide a good

assessment, but for the first and fourth segments need to be prioritized.

Respondent’s attitudes towards illegal drugs and foods from the CHAID analysis

showed that respondents have become smart consumers in the fight against drugs

and illegal food trafficking.

Keywords: CHAID analysis, POM, GNWOMI, IEC, descriptive statistics.

iii

iv

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS PENGUKURAN PERILAKU MASYARAKAT

TENTANG OBAT DAN MAKANAN ILEGAL MELALUI

PENDEKATAN ANALISIS CHAID

SARI WASMANA

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

v

vi

Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Perilaku Masyarakat Tentang Obat dan

Makanan Ilegal Melalui Pendekatan Analisis CHAID

Nama : Sari Wasmana

NIM : G14100104

Disetujui oleh

Dr Ir I Erfiani, MSi

Pembimbing I

Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang

berjudul “Analisis Pengukuran Perilaku Masyarakat Tentang Obat dan Makanan

Ilegal Melalui Pendekatan Analisis CHAID” dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai syarat meraih gelar sarjana statistika pada Departemen

statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor. Skripsi ini juga disusun untuk mengembangkan wawasan penulis

mengenai obat dan makanan ilegal.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Erfiani, MSi dan

Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah

memberikan saran, masukan dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi

dari awal sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan

hormat dan terima kasih kepada mamah dan papah tercinta yang selalu

mendoakan, mengingatkan, memberi semangat, dukungan, dan kasih sayang tak

terhingga. Penulis juga tidak lupa berterima kasih kepada Ibu Nani dan Ibu Sandy

dari Badan POM Pusat, serta Pak Yudi dari Perusahaan Wahana Data Utama yang

telah membantu selama pengumpulan data. Terima kasih kepada pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Sari Wasmana

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODOLOGI 2

Data 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Karakteristik Demografi Responden 5

Kondisi Umum Pengetahuan Masyarakat Terhadap Obat Tradisional (OT) 7

Kondisi Umum Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kosmetik 8

Kondisi Umum Pengetahuan Masyarakat Terhadap Produk Pangan 9

Segmentasi Sikap Masyarakat Terhadap Obat dan Makanan ILegal 10

Segmentasi Penilaian Masyarakat Terhadap Program KIE 11

SIMPULAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

RIWAYAT HIDUP 21

ix

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik Segmentasi Hasil Analisis CHAID Program KIE Badan

POM 13

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan Penentuan Responden 3 2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan 6

3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan 6 4 Persentase pengetahuan responden terhadap keberadaan Badan POM 6 5 Pengetahuan responden tentang ciri-ciri OT yang baik 7 6 Pengetahuan responden tentang ciri-ciri kosmetik aman 8 7 Pengetahuan terhadap produk pangan yang tidak memiliki izin edar

Badan POM 9 8 Pohon klasifikasi analisis CHAID sikap terhadap obat dan makanan

ilegal 11

9 Pohon Klasifikasi Analisis CHAID Penilaian Masyarakat Terhadap

Program KIE 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jenis Peubah Yang Diamati 16 2 Target Sampling Frame Setiap Kota 17

3 Persentase Pengetahuan Responden Terhadap Obat Tradisional (OT) 18 4 Persentase Pengetahuan Responden Terhadap Kosmetik 19 5 Persentase Pengetahuan Responden Terhadap Produk Pangan 20

17

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Istilah ilegal umumnya digunakan untuk sesuatu yang negatif, arti ilegal

sendiri ialah sesuatu yang dilarang untuk beredar karena tidak memenuhi

persyaratan. Obat dan makanan ilegal di Indonesia dilarang untuk beredar dan

dikonsumsi. Indonesia memiliki sebuah lembaga yang bertugas mengawasi

peredaran dan penggunaan obat dan makanan ilegal yaitu Badan Pengawas Obat

dan Makanan (Badan POM). Salah satu fungsi utama Badan POM adalah

melindungi masyarakat dari peredaran dan penggunaan obat dan makanan yang

tidak memenuhi syarat kesehatan serta melakukan pengawasan secara

komprehensif terhadap penyebarannya.

Badan POM menyatakan obat dan makanan ilegal ialah obat dan makanan

yang diindikasi memiliki komposisi atau bahan yang tidak memenuhi standar

kesehatan serta berbahaya jika dikonsumsi secara berkala, sehingga dilarang

untuk digunakan ataupun beredar (Hana 2010).

Obat dan makanan ilegal yang dikonsumsi secara berkala dapat

menimbulkan beberapa kerugian bagi kesehatan konsumen, antara lain muntah,

kejang-kejang, kerusakan organ dalam tubuh, kanker, dan kematian. Obat dan

makanan ilegal mudah didapatkan melalui media online, pasar gelap, bahkan dari

oknum-oknum tertentu. Selama tahun 2012 Badan POM menemukan 451 kasus

pengedaran obat dan makanan secara ilegal hingga penjualan produk palsu,

sedangkan pada tahun 2013 bertambah yaitu 526 kasus pelanggaran. Badan POM

pun telah melakukan pengawasan obat dan makanan ilegal yang dipromosikan

melalui internet, apotek, dan toko obat tidak resmi. Tindak lanjut pengawasan

yaitu pada tahun 2013 Badan POM melakukan pemusnahan obat dan makanan

ilegal sebanyak 23 kali antara lain di Pekanbaru, Bandar Lampung, DKI Jakarta,

Palangka Raya, Palembang, Medan, Batam, Semarang, Serang, Jayapura,

Banjarmasin, Yogyakarta, Kupang, Mataram, Denpasar, Pontianak, Manado dan

Jakarta (www.detik.com).

Sepanjang tahun 2013 Badan POM memfokuskan pada pencegahan

peredaran obat dan makanan ilegal dengan memberdayakan masyarakat agar lebih

waspada terhadap peredaran obat dan makanan ilegal. Badan POM pun

mencanangkan sebuah program, yaitu Gerakan Nasional Waspada Obat dan

Makanan Ilegal (GNWOMI).

GNWOMI merupakan suatu gerakan nasional yang melibatkan seluruh

pihak baik instansi pemerintah, masyarakat umum dan stakeholder untuk berperan

aktif dan meningkatkan kesadaran dalam memerangi obat dan makanan ilegal.

Gerakan berskala nasional ini dilaksanakan di 10 Kota besar di Indonesia. Salah

satu keluaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut yaitu potret tentang

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap obat dan makanan ilegal dan

penilaian masyarakat terhadap Program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

(KIE) yang telah dilaksanakan Badan POM.

Analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini ialah statistika

deskriptif dan analisis CHAID. Konsep dasar yang digunakan analisis CHAID

pada dasarnya yaitu segmentasi dan citra produk pada bidang riset pemasaran.

2

Segmentasi biasaya dilakukan pada bidang pemasaran untuk melihat peta pasar

produk di mata konsumen. Produsen bisa menentukan strategi pemasaran yang

tepat agar produk diterima dan terjual dengan sukses. Prinsip yang sama

digunakan pada penelitian ini. Produk bisa dianalogikan dengan Program KIE

yang telah dilaksanakan Badan POM untuk masyarakat dan sikap masyarakat

tentang bahaya obat dan makanan ilegal. Analisis statistika deskriptif digunakan

untuk melihat karakteristik demografi responden, serta pengetahuan responden

terhadap obat dan makanan ilegal. Hasil analisis diharapkan membuat pihak

Badan POM mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat dan

makanan ilegal, serta dapat menyusun strategi yang tepat sasaran dalam

mengedukasi masyarakat tentang bahaya obat dan makanan ilegal melalui

Program KIE.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap obat dan

makanan ilegal.

2. Menyusun segmentasi penilaian masyarakat terhadap Program KIE.

METODOLOGI

Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder dari hasil survei GNWOMI

yang dilaksanakan oleh PT Wahana Data Utama, dilakukan pada bulan Oktober-

Desember 2013 di 10 kota besar yang mewakili empat pulau di Indonesia.

Penentuan sepuluh kota tersebut, berdasarkan kebijakan dari pihak Badan POM

karena ada indikasi bahwa sepuluh kota tersebut telah banyak beredar dengan

bebas obat-obatan ilegal, bahan dasar obat dan makanan ilegal, serta produk

makanan dan obat tradisional yang belum terdaftar Badan POM.

Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1014

responden. Metode penarikan contoh yang digunakan dalam survei ialah quota

sampling, responden dipilih berdasarkan kriteria dan dengan jumlah tertentu

sesuai dengan target responden yang telah ditentukan. Bagan penentuan

responden untuk pelaksanaan survei pada Lampiran 1.

Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara tatap muka (face to

face interview) menggunakan kuesioner. Jenis skala pengukuran yang digunakan

dalam penelitian ini ialah kategorik. Peubah yang digunakan dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi tiga yaitu, peubah demografi responden, peubah

penilaian responden mengenai Program KIE yang telah dilaksanakan oleh Badan

POM dan peubah sikap responden terhadap obat dan makanan ilegal. Peubah yang

digunakan untuk mengukur pengetahuan masyarakat terhadap obat dan makanan

ilegal yaitu melalui tiga pendekatan antara lain obat tradisonal (OT), kosmetik,

3

dan produk pangan. Rincian lengkap peubah yang digunakan dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Gambar 1 Bagan Penentuan Responden

Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika

deskriptif dan analisis CHAID. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat

karakteristik demografi responden dan pengetahuan responden terhadap obat dan

makanan ilegal. Analisis CHAID digunakan untuk segmentasi peubah penilaian

responden terhadap Program KIE yang telah dilaksanakan oleh Badan POM serta

peubah sikap responden terhadap obat dan makanan ilegal. Diharapkan hasil

analisis CHAID Badan POM dapat mengevaluasi Program KIE dari yang telah

dilaksanakan. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Melakukan cleaning data, salah satunya yaitu mengatasi missing value yang

terdapat pada peubah demografi responden.

2. Melakukan eksplorasi data dengan menggunakan statistika deskriptif terhadap

peubah demografi responden dan pengetahun responden.

3. Melakukan pengklasifikasian dengan analisis CHAID antara peubah-peubah

demografi dengan penilaian responden terhadap Program KIE yang telah

dilaksanakan Badan POM, serta sikap responden terhadap obat dan makanan

ilegal. Salah satu kegunaan dari metode klasifikasi berstruktur pohon seperti

CHAID adalah untuk segmentasi yang membagi sebuah sampel menjadi dua

atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan kriteria tertentu. Kelebihan dari

metode berstruktur pohon yaitu bersifat non-parametrik dan nonliniear, mudah

diinterpretasikan, dan sifatnya fleksibel. Tahapan analisis CHAID adalah

sebagai berikut (Faridhan et al. 2006, Gallagher et al 2010, Kunto et al 2006) :

Nasional

Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi

Medan, Padang,

Batam

JABODETABEK

, Semarang,

Surabaya

Pontianak,

Samarinda Manado,

Makassar

Sample

minimal 100

responden

Sample

minimal 100

responden

Sample

minimal 100

responden

Sample

minimal 100

responden

4

a. Penggabungan (merging).

1) Menghitung nilai statistik uji-khi kuadrat ( ) setiap pasangan kategori

menurut Agresti (1990) dengan rumus:

Keterangan:

, i = 1,…,r dan j = 1,…,c

: nilai harapan pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j

: banyaknya pengamatan pada baris ke-i dan kolom ke-j

: total banyaknya pengamatan pada baris ke-i

: total banyaknya pengamatan pada kolom ke-j

n : total banyaknya pengamatan

2) Mencari pasangan kategori peubah bebas X yang memiliki terkecil

berdasarkan peubah respon Y untuk setiap penduga X. Lalu membuat

tabulasi silang dua arah dengan kategori dari peubah bebas X sebagai

baris dan kategori dari peubah respon Y sebagai kolom.

3) Membandingkan dengan yang telah ditentukan sebelumnya

untuk setiap penduga X. Jika < maka pasangan akan

digabungkan ke dalam satu kategori baru. Jika ≥ maka

diteruskan ke langkah 3.

4) Jika kategori gabungan terdiri dari tiga atau lebih kategori asal, maka

dicari pemisah biner yang paling signifikan. Lalu nilai terbesar akan

dibandingkan dengan , apabila > maka kembali ke

tahap 1.

5) Menghitung untuk gugus kategori X dan kategori Y dengan

menggunakan koreksi Bonferroni apabila ada peubah yang tereduksi.

Pengali Bonferroni untuk masing-masing tipe peubah bebas adalah

berbeda. Kass (1980) menyebutkan bahwa pengali Bonferroni untuk

masing-masing jenis peubah bebas adalah:

1. Peubah Monotonik.

Kategori-kategori pada variabel ini dapat dikombinasikan atau

digabungkan oleh CHAID hanya jika keduanya berdekatan satu

sama lain, yaitu variabel-variabel yang kategorinya mengikuti

urutan aslinya (data ordinal). Pengali Bonferroni-nya adalah:

=

2. Peubah Bebas.

Kategori-kategori pada peubah ini dapat dikombinasikan atau

digabungkan walaupun keduanya berdekatan atau tidak (data

nominal). Pengali Bonferroni-nya adalah:

=

3. Peubah Mengambang (Floating).

Peubah yang salah satu kategorinya belum bisa dipastikan termasuk

ke dalam skala apa. Pengali Bonferroni-nya adalah:

5

= +

Keterangan :

M : pengali Bonferroni.

c : banyak kategori variabel bebas awal, c > r.

r : banyak kategori variabel bebas setelah penggabungan.

b. Pemisahan (splitting).

1) Jika ≥ , simpul dipisah berdasarkan gugus kategori peubah

bebas X.

2) Jika < , simpul tidak dipisah dan simpul tersebut

merupakan simpul akhir.

c. Penghetian (stopping).

Penghentian dilakukan apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut:

1) Jika pohon yang terbentuk telah mencapai batas nilai maksimum dari

spesifikasi, maka proses pertumbuhan akan berhenti.

2) Jika ukuran dari anak simpul kurang dari nilai ukuran anak simpul

minimum spesifikasi, serta tidak ada lagi peubah bebas X yang

signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Demografi Responden

Pada survei GNWOMI karakterisitk demografi responden yang diamati

adalah jenis kelamin, pendidikan, dan kota tempat tinggal. Berdasarkan jenis

kelamin, responden terdiri dari 50% laki-laki dan 50% perempuan. Kondisi ini

menggambarkan jumlah responden laki-laki dan perempuan seimbang. Gambar 2

menyajikan karakteristik responden berdasarkan pendidikan. Mayoritas responden

memiliki pendidikan rendah (SD/SMP/SMA/SMK) dengan persentase sebesar

67%, sedangkan sisanya untuk responden yang berpendidikan tinggi (S1/S2/S3)

yaitu 33%. Jumlah responden di setiap kota sama banyaknya, yaitu 10%. Total

target untuk survei GNWOMI ini adalah 1000 responden.

Karakterisitik demografi responden berdasarkan Gambar 3 mayoritas

responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dengan persentase

sebesar 21%, mahasiswa sebesar 20%, dan ibu rumah tangga 19%. Sisanya

responden yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI 15%, buruh 9%, tidak bekerja

atau pengangguran 6%, pekerja profesional yang terdiri dari

wiraswasta/pengusaha, dokter/pengacara/notaris/apoteker 5%, dan wartawan 0%.

Gambar 4 menunjukkan sebesar 92% responden mengetahui bahwa Badan

POM merupakan sebuah lembaga yang bertugas mengawasi peredaran dan

penggunaan obat dan makanan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan seluruh

responden untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

obat dan makanan ilegal dan menyusun segmentasi penilaian masyarakat terhadap

Program KIE, baik responden yang mengetahui Badan POM maupun yang tidak

mengetahui.

6

Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Gambar 4 Persentase pengetahuan responden terhadap keberadaan Badan POM

7

Kondisi Umum Pengetahuan Masyarakat Terhadap Obat Tradisional (OT)

Gambar 5 menyajikan pengetahuan responden tentang ciri-ciri obat

tradisional yang baik berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

Menurut Badan POM ciri-ciri obat tradisional yang baik ialah obat tradisional

yang telah terdaftar di Badan POM. Pada kenyataannya, sebagian besar responden

menyatakan bahwa ciri-ciri obat tradisional yang baik ialah obat tradisional yang

memiliki kandungan bahan alami. Pernyataan ciri-ciri obat tradisional yang baik

merupakan obat tradisional yang terdaftar di Badan POM memiliki persentase

yang lebih rendah. Kondisi tersebut menggambarkan masyarakat memiliki

pengetahuan yang rendah dalam mengkonsumsi obat tradisional.

Gambar 5 Pengetahuan responden tentang ciri-ciri OT yang baik

8

Kondisi Umum Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kosmetik

Gambar 6 menyajikan pengetahuan responden terhadap kosmetik yang

aman untuk digunakan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

Badan POM telah menyarankan untuk selalu menggunakan kosmetik yang

mencantunkan nama serta alamat produsen kosmetik tersebut, serta komposisi

kosmetik menggunakan Bahasa Indonesia. Kosmetik yang tidak memenuhi

ketentuan tersebut dapat membahayakan masyarakat. Pada kenyataannya

sebagian besar responden responden menyatakan kosmetik yang aman

menunjukkan informasi produk dalam Bahasa Indonesia dan mencantumkan nama

serta alamat produsen. Sebagian kecil responden akan menggunakan kosmetik

jika memutihkan kulit dalam waktu singkat. Kondisi tersebut menggambarkan,

masyarakat telah menjadi konsumen yang cerdas dalam penggunaan kosmetik.

Gambar 6 Pengetahuan responden tentang ciri-ciri kosmetik aman

9

Kondisi Umum Pengetahuan Masyarakat Terhadap Produk Pangan

Gambar 7 menyajikan pengetahuan responden terhadap produk pangan yang

tidak memiliki izin edar Badan POM. Badan POM menyatakan semua jenis

produk pangan olahan ataupun non-olahan wajib untuk didaftarkan terlebih

dahulu sebelum dipasarkan, agar Badan POM dapat memeriksa dan

menginformasikan kepada masyarakat bahwa komposisi yang terkandung didalam

produk pangan tersebut aman untuk dikonsumsi. Pada kenyataannya sebagian

besar responden memilih produk pangan yang tidak memiliki izin edar Badan

POM sebagai produk ilegal. Sebagian kecil menyatakan bahwa produk pangan

yang tidak memiliki izin edar Badan POM sebagai produk yang aman. Kondisi

tersebut menggambarkan bahwa masyarakat telah menjadi konsumen yang cerdas.

Gambar 7 Pengetahuan terhadap produk pangan yang tidak memiliki izin edar

Badan POM

10

Segmentasi Sikap Masyarakat Terhadap Obat dan Makanan ILegal

Analisis CHAID digunakan untuk menyusun segmentasi sikap responden

terhadap obat dan makanan ilegal. Peubah respon yang digunakan terdiri dari tiga

kategori yaitu (1) sikap responden yang sangat menentang dan ingin menjadi

konsumen cerdas, (2) sikap menentang dan mengecam oknum pelakunya, dan (3)

sikap biasa saja karena itu merupakan tugas pemerintah. Peubah bebas yang

digunakan untuk analisis CHAID yaitu jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan

kota. Seluruh peubah bebas dan peubah respon merupakan jenis data kategorik.

Penelitian ini menggunakan taraf nyata 0.05, parent node 50, child node 20, dan

maksimum kedalaman pohon (depth) 3. Pada umunya taraf nyata 0.05 digunakan

untuk penelitian dalam bidang sosial. Dalam penelitian ini, jika menggunakan

taraf nyata lebih dari 0.05 peubah bebas yang berhasil masuk ke dalam pohon

klasifikasi mejadi dua peubah bebas. Namun taraf nyata yang harus digunakan

yaitu 0.6, karena taraf nyata 0.6 tidak relevan untuk digunakan serta dapat

membuat kesimpulan tidak sah maka dalam penelitian ini tetap menggunakan

taraf nyata 0.05. Hasil analisis CHAID yaitu berupa pohon klasifikasi yang

disajikan pada Gambar 8.

Hasil analisis CHAID menunjukkan peubah bebas yang paling berpengaruh

terhadap peubah respon yaitu peubah pendidikan. Peubah pendidikan tidak

mengalami tahap penggabungan, karena peubah pendidikan telah terbentuk dua

kategori yaitu pendidikan rendah dan pendidikan lebih besar dari pendidikan

rendah atau tinggi. Tahap pemisahan tidak dilakukan, karena peubah bebas

pendidikan menjadi simpul akhir.

Hasil segmentasi dari pohon klasifikasi, segmen pertama dimulai dari node

pertama yaitu responden yang memiliki pendidikan rendah. Responden

menentukan sikap sangat menentang dan ingin menjadi konsumen cerdas (52.8%),

sikap menentang dan mengecam oknum pelakunya (35.1%), dan sikap biasa saja

karena merupakan tugas pemerintah (12.1%). Segmen kedua untuk node kedua,

untuk responden yang berpendidikan tinggi memilih untuk bersikap sangat

menentang dan ingin menjadi konsumen yang cerdas (63.0%), sikap menentang

dan mengecam oknum pelakunya (22.9%), dan sikap biasa saja karena merupakan

tugas pemerintah (7.1%).

Hubungan hasil analisis CHAID dengan hasil analisis statistika deskriptif

untuk mengukur pengetahuan responden terhadap OT, kosmetik, dan produk

pangan menunjukkan masyarakat telah menjadi konsumen yang cerdas dan tegas,

terlihat dari responden dapat menentukan kosmetik dan produk pangan yang

diijinkan untuk beredar dan dikonsumsi, serta menegaskan bahwa produk yang

tidak memiliki ijin edar Badan POM merupakan produk ilegal. Hal ini sesuai

dengan hasil analisis CHAID dengan mayoritas menentukan sikap sangat

menentang dan ingin menjadi konsumen yang cerdas. Namun beberapa responden

lebih memilih bersikap untuk tidak peduli atau mendukung terhadap peredaran

obat dan makanan ilegal yang semakin bebas dan mudah didapatkan.

11

Gambar 8 Pohon klasifikasi analisis CHAID sikap terhadap obat dan makanan

ilegal

Segmentasi Penilaian Masyarakat Terhadap Program KIE

Analisis CHAID digunakan untuk membentuk segmentasi penilaian

masyarakat terhadap Program KIE. Hasil dari analisis CHAID diharapkan dapat

menjadi masukan bagi Badan POM menyusun strategi atau melakukan evaluasi

Program KIE. Selain itu hasil analisis CHAID diharapkan dapat memberikan

gambaran penilaian masyarakat terhadap Program KIE.

Peubah respon yang digunakan terdiri dari empat kategori yaitu program

sudah sangat baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Peubah bebas yang

digunakan yaitu jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kota. Seluruh peubah

bebas dan peubah respon merupakan data kategorik. Penelitian ini menggunakan

taraf nyata 0.05, parent node 50, child node 20, dan maksimum kedalaman pohon

(depth) 3.

Hasil analisis CHAID menghasilkan pohon klasifikasi yang disajikan pada

Gambar 9 dan karakteristik masing-masing segmen pada Tabel 1. Analisis

CHAID menghasilkan empat segmen. Peubah penjelas yang berpengaruh terhadap

peubah respon adalah kota dan pekerjaan. Faktor utama membentuk tiga

kelompok kategori kota yaitu; (1) Batam, Makassar, dan Samarinda, (2)

12

JABODETABEK, Manado, dan Pontianak, (3) Medan, Padang, Semarang, dan

Surabaya. Peubah pekerjaan juga terjadi penggabungan menjadi dua kelompok

kategori yaitu; (1) Ibu Rumah Tangga (IRT), Tidak bekerja, PNS/TNI/POLRI,

dan buruh, (2) Wiraswasta/Pengusaha, Karyawan Swasta, dan Pekerja

Profesional.

Faktor utama yang memiliki keterkaitan dengan penilaian terhadap Program

KIE adalah kota tempat diadakannya survei GNWOMI. Pada umumnya di node

pertama yaitu responden yang berada di Kota Batam, Makassar, dan Samarinda

memberikan penilaian baik terhadap Program KIE, sedangkan penilaian sangat

tidak baik dipilih oleh jumlah responden yang lebih rendah. Responden yang

berada di Kota JABODETABEK, Manado, dan Pontianak pada node kedua

menunjukkan penilaian baik untuk Program KIE memiliki persentase tertinggi

dibandingkan dengan node yang lain, sedangkan untuk persentase terendah pada

penilaian sangat tidak baik. Node ketiga terdiri dari responden yang berada di

Kota Medan, Padang, Semarang, dan Surabaya. Responden pada node ketiga

mayoritas memberikan penilaian baik untuk Program KIE dan hanya sedikit

responden yang memberikan penilaian sangat tidak baik untuk Program KIE.

Faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan responden yang berada di Kota

Medan, Padang, Semarang, dan Surabaya adalah pekerjaan responden. Bagi

responden yang memiliki pekerjaan sebagai IRT, Tidak bekerja,

PNS/TNI/POLRI, dan buruh dan berada di Kota Medan, Padang, Semarang, dan

Surabaya pada umumnya memberikan penilaian baik untuk Program KIE,

sedangkan responden yang bekerja sebagai Wiraswasta/Pengusaha, Karyawan

Swasta, Pekerja Profesional, dan Mahasiswa cenderung memberikan penilaian

sangat tidak baik.

Berdasarkan Tabel 1 segmen pertama dimulai dari node pertama, segmen

kedua berada pada node kedua, segmen ketiga gabungan antara node ketiga

dengan node keempat, dan segmen keempat merupakan gabungan dari node

ketiga dan node kelima. Pada umumnya seluruh segmen memberikan penilaian

baik terhadap Program KIE yang telah dilaksanakan Badan POM selama tahun

2013. Keempat segmen yang terbentuk tersebut bila diurutkan dimulai dari

penilaian yang dominan tidak baik hingga baik yaitu; (1) Segmen pertama untuk

responden yang berada di Batam, Makassar, dan Samarinda. Pada segmen

pertama, penilaian untuk Program KIE yaitu tidak baik lebih dominan, jika

dibandingkan dengan segmen lain. (2) Segmen keempat untuk responden yang

berada di Kota Medan, Padang, Semarang, dan Surabaya serta memiliki pekerjaan

Wiraswasta/Pengusaha, Karyawan Swasta, Dokter/Pengacara/Notaris/Apoteker,

dan Mahasiswa. Kategori penilaian baik memiliki persentase yang tinggi, namun

untuk kategori penilaian sangat tidak baik memiliki jumlah responden paling

tinggi jika dibandingkan dengan segmen yang lain. (3) Segmen ketiga yaitu untuk

responden yang berada di Kota Medan, Padang, Semarang, dan Surabaya serta

memiliki pekerjaan IRT, Tidak bekerja, PNS/TNI/POLRI, dan buruh. Responden

cenderung memberikan kategori penilaian baik untuk Program KIE, sedangkan

kategori penilaian tidak baik dan sangat tidak baik memiliki persentase yang lebih

rendah jika dibandingkan segmen pertama dan keempat. (4) Segmen kedua untuk

responden yang berada di Kota JABODETABEK, Manado, dan Pontianak.

Kategori penilaian baik dan sudah sangat baik memiliki persentase tertinggi,

13

sedangkan kategori penilaian sangat tidak baik dan tidak baik memiliki persentase

yang lebih rendah jika dibandingkan dengan segmen yang lain.

Hasil segmentasi analisis CHAID menunjukkan Badan POM perlu

melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan Program KIE diseluruh segmen.

Namun ada beberapa segmen yang perlu diutamakan yaitu, segmen pertama dan

keempat. Hal tersebut perlu dilakukan agar Program KIE dapat lebih efektif, tepat

sasaran, dan merata di seluruh lapisan masyarakat.

Gambar 9 Pohon Klasifikasi Analisis CHAID Penilaian Masyarakat Terhadap

Program KIE

14

Tabel 1 Karakteristik Segmentasi Hasil Analisis CHAID Program KIE Badan

POM

Segmen Karakteristik responden

1 Responden yang berada di Kota Batam, Makassar, dan

Samarinda.

2 Responden yang berada di Kota JABODETABEK, Manado,

dan Pontianak.

3 Responden yang berada di Kota Medan, Padang, Semarang, dan

Surabaya. Pekerjaan sebagai IRT, Tidak Bekerja,

PNS/TNI/POLRI, dan Buruh.

4 Responden yang berada di Kota Medan, Padang, Semarang, dan

Surabaya. Pekerjaan sebagai Wiraswasta/Pengusaha, Karyawan

Swasta, Pekerja Profesional.

SIMPULAN

Hasil statistika deskriptif untuk pengetahuan masyarakat terhadap obat

tradisional, kosmetik, dan produk pangan memberikan kesimpulan yang

bermanfaat untuk Badan POM. Pengetahuan responden terhadap obat tradisional

menunjukkan bahwa masyarakat akan mengkonsumsi obat tradisonal yang

mengandung bahan alami dibandingkan dengan terdaftar di Badan POM.

Pengetahuan responden terhadap kosmetik menunjukkan bahwa responden lebih

mengutamakan kosmetik yang memberikan informasi dalam Bahasa Indonesia

dan mencantumkan nama serta alamat produsen, dibandingkan dengan kosmetik

yang memutihkan secara kilat. Pengetahuan responden mengenai produk pangan

yang tidak memiliki ijin edar Badan POM menunjukkan, sebagian besar

menjawab produk pangan tersebut sebagai produk ilegal.

Hasil analisis CHAID untuk sikap masyarakat terhadap obat dan makanan

ilegal menghasilkan 2 segmentasi. Peubah bebas yang berhasil masuk ke dalam

pohon klasifikasi hanyalah peubah pendidikan. Sebagian besar responden pada

kedua segmen telah menjadi konsumen yang cerdas dan tegas dalam memerangi

peredaran obat dan makanan ilegal. Penilaian responden terhadap Program KIE

melalui analisis CHAID terbentuk 4 segmen. Seluruh segmen memberikan

penilaian yang baik dan perlu dilakukan perbaikan untuk Program KIE, namun

beberapa perlu lebih diutamakan yaitu segmen pertama dan keempat. Segmen

pertama dan keempat memiliki persentase yang tinggi untuk kategori penilaian

sangat tidak baik dan tidak baik, jika dibandingkan dengan segmen yang lainnya.

15

DAFTAR PUSTAKA

Agresti A. 1990. Categorical Data Analysis. USA: University of Florida.

Faridhan YE, Susetyo B, Alamudi A. 2006. Metode Klasifikasi Berstruktur Pohon

dengan Algoritma CRUISE, QUEST, dan CHAID. Forum Statistika dan

Komputasi [Internet]. [diunduh 2013 Juni 2]; 11(1) : 20-28. Tersedia pada :

http://repository.ipb.ac.id

Gallagher CA, Monroe HH, Fish J. 2000. An Iterative Approach to Classification

Analysis [internet]. [diunduh 2013 Febuari 14]. Tersedia pada:

http://casact.org/pubs/dpp/dpp90/90dpp.237.pdf

Hana S. 2010. Pangan dan Obat Ilegal [internet]. [diunduh 2014 Juli 25]. Tersedia

pada: www.bpom.go.id Kass GV. 1980. An Exploratory Technique for Investigating Large Quantities of

Categorical Data. Applied Statistics [Internet]. [diunduh 2014 Febuari 14];

29(2) : 119-127. Tersedia pada : http://links.jstor.org/sici?sici=0035-

9254%281980%2929%3A2%3C119%3AAETFIL%3E2.0.CO%3B2-N.

Kunto YS, Hasana SN. 2006. Analisis CHAID Sebagai Alat Bantu Statistika untuk

Segmentasi Pasar (Studi Kasus pada Koperasi Syari’ah Al-Hidayah). Jurnal

Manajemen Pemasaran [Internet]. [ diunduh 2013 April 26]; 1(2): 88-98.

Tersedia pada: http: //puslit. petra. ac. Id /~puslit/ journals/dir. php?

DepartemenID=MAR

Ritschard G. 2010. CHAID and Earlier Supervised Tree Methods. Switzerland:

Dept of Econometrics, University of Geneva.

Rokach L, Maimon O. 2008. Data Mining and Knowledge Discovery Handbook.

USA: World Scientific.

16

Lampiran 1 Jenis Peubah Yang Diamati

Peubah Skala

Pengkuran

Kategori Peubah

Sikap responden

terhadap obat dan

makanan ilegal (Y1)

Diskret 1 = sangat menentang dan ingin menjadi

konsumen yang cerdas

2 = menentang dn mengencam oknum

pelaku

3 = biasa saja karena itu tugas pemerintah.

Penilaian responden

tentang progam KIE

yang telah

dilaksanakan Badan

POM (Y2)

Diskret 1 = sangat baik

2 = baik

3 = tidak baik

4 = sangat tidak baik

Jenis Kelamin (X1) Diskret 1 = laki-laki

2 = perempuan

Pekerjaan (X2) Diskret 1 = Wiraswasta/Pengusaha

2 = Karyawan Swasta

3 = PNS/TNI/POLRI

4 =

Dokter/Pengacara/Notaris/Apoteker/Warta

wan

5 = Buruh

6 = Mahasiswa/Pelajar

7 = Ibu Rumah Tangga (IRT)

8 = Tidak Bekerja

Pendidikan (X3) Diskret 1 = Tinggi (D3/S1/S2/S3)

2 = Rendah (SD/SMP/SMA)

Kota (X4) Diskret 1 = Medan

2 = Batam

3 = Padang

4 = JABODETABEK

5 = Semarang

6 = Surabaya

7 = Pontianak

8 = Samarinda

9 = Manado

10 = Makassar

17

Lampiran 2 Target Sampling Frame Setiap Kota

No Pekerjaan Jenis

Kelamin

Lulus Jumlah Total

SMP/

Sederajat

SMA/

Sederajat

Akademi/

Diploma

S1 S2/

S3

1 Wiraswasta/Pengusaha Laki-laki 1 1 1 3 5

Perempuan 1 1 2

2 Karyawan Swasta Laki-laki 3 3 3 3 12 20

Perempuan 2 2 2 2 8

3 PNS/TNI/POLRI Laki-laki 2 2 2 3 2 11 15

Perempuan 1 1 1 1 4

4 Pekerjaan Profesional Laki-laki 2 1 3 5

Perempuan 1 1 2

5 Buruh Laki-laki 4 4 8 10

Perempuan 1 1 2

6 Mahasiswa Laki-laki 10 10 20

Perempuan 10 10

7 Ibu Rumah Tangga Laki-laki

20 Perempuan 8 7 5 20

8 Tidak Bekerja Laki-laki 2 1 3 5

Perempuan 1 1 2

Jumlah 24 44 15 13 4 100 100

18

Lampiran 3 Persentase Pengetahuan Responden Terhadap Obat Tradisional (OT)

Peubah Respon Khasiatnya

‘cespleng’

Kandungan

Bahan Alami

Terdaftar di Badan

POM

Khasiatnya ‘cespleng’ dan

Mengandung Bahan Alami

Jenis Kelamin Laki-laki 9.00% 59.10% 7.24% 24.66%

Perempuan 5.77% 62.03% 3.58% 28.63%

Pendidikan Rendah 8.58% 61.83% 5.18% 24.41%

Tinggi 5.03% 57.99% 5.92% 7.24%

Pekerjaan Wiraswasta/Pengusaha 11.11% 62.96% 3.70% 22.22%

Karyawan Swasta 4.25% 63.68% 5.66% 26.42%

PNS/TNI/POLRI 6.58% 54.61% 7.89% 30.92%

Pekerja Profesional 7.69% 48.08% 5.77% 38.46%

Buruh 16.33% 61.22% 2.04% 20.41%

Mahasiswa 5.97% 63.18% 5.97% 24.88%

Ibu Rumah Tangga 7.07% 65.15% 3.03% 24.75%

Tidak Bekerja 8.51% 44.68% 12.77% 34.04%

19

Lampiran 4 Persentase Pengetahuan Responden Terhadap Kosmetik

Peubah Respon Informasi

Produk Bahasa

Indonesia

Mencantumkan

Nama dan

Alamat Produsen

Dalam

Waktu

Singkat

Memutihkan

Informasi Produk Bahasa

Indonesia dan

Mencantumkan Nama serta

Alamat Produsen

Jenis Kelamin Laki-laki 27.79% 20.74% 6.07% 45.40%

Perempuan 23.86% 21.47% 6.16% 48.51%

Pendidikan Rendah 22.29% 21.15% 6.51% 43.05%

Tinggi 18.93% 21.01% 5.33% 54.73%

Pekerjaan Wiraswasta/Pengusaha 25.93% 27.78% 5.56% 40.74%

Karyawan Swasta 30.19% 15.57% 5.66% 48.58%

PNS/TNI/POLRI 23.03% 22.37% 7.24% 47.37%

Pekerja Profesional 9.62% 21.15% 5.77% 63.46%

Buruh 39.80% 13.27% 8.16% 38.78%

Mahasiswa 19.90% 28.86% 2.49% 48.76%

Ibu Rumah Tangga 24.75% 20.71% 7.58% 46.97%

Tidak Bekerja 34.04% 19.15% 10.64% 36.71%

20

Lampiran 5 Persentase Pengetahuan Responden Terhadap Produk Pangan

Peubah Respon Produk Ilegal Produk Berbahaya Produk Palsu Produk Aman

Jenis Kelamin Laki-laki 74.36% 14.87% 8.22% 7.55%

Perempuan 79.32% 12.33% 7.55% 0.80%

Pendidikan Rendah 75.74% 14.20% 8.28% 1.78%

Tinggi 78.99% 12.43% 7.10% 1.48%

Pekerjaan Wiraswasta/Pengusaha 75.93% 18.52% 3.70% 1.85%

Karyawan Swasta 80.66% 10.38% 6.60% 2.36%

PNS/TNI/POLRI 75.00% 15.79% 7.89% 1.32%

Pekerja Profesional 78.58% 13.46% 5.77% 1.92%

Buruh 58.16% 21.43% 16.33% 4.08%

Mahasiswa 84.0% 9.95% 4.48% 1.49%

Ibu Rumah Tangga 77.27% 13.13% 9.09% 0.51%

Tidak Bekerja 70.21% 17.02% 12.77% 0.00%

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 08 Juli 1992 dari pasangan

Tatang Wasmana dan Anggrahini. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Sukabumi dan pada

tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan

diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata

kuliah Metode Statistika pada tahun ajaran 2013/2014 untuk program sarjana

Departemen Manajemen. Penulis juga aktif mengajar mata kuliah Metode

Statistika di bimbingan belajar dan privat mahasiswa Katalis. Selain itu, penulis

juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan Gamma Sigma Beta sebagai staf

Departemen Survey and Research pada periode kepengurusan tahun 2012 dan staf

Departemen Database Center pada periode kepengurusan tahun 2013. Bulan Juli-

Agustus 2013 penulis melaksanakan Praktik Lapang di Badan Pengawas Obat dan

Makanan (Badan POM).