analisis penyebab insiden keselamatan pasien...

184
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT X JAKARTA TESIS DEDE SRI MULYANA NPM. 1106118400 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, JANUARI 2013 Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Upload: buibao

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT X JAKARTA

TESIS

DEDE SRI MULYANA

NPM. 1106118400

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, JANUARI 2013

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 2: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT X JAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Administrasi Rumah Sakit

TESIS

DEDE SRI MULYANA

NPM. 1106118400

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, JANUARI 2013

i

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 3: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Tanggal :

Dede Sri Mulyana

1106118400

18 Januari 2013

ii

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 4: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 5: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Dede Sri Mulyana

NPM : 1106118400

Mahasiswa Program : S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Kajian Administrasi Rumah Sakit .

Tahun Akademik : 2012/2013

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tesis saya

yang berjudul :

ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT

DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT "X" JAKARTA

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima

sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Depok, 18 Januari2013

(Dedfij Sri Mulyana)

iv

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 6: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya

dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Administrasi Rumah Sakit pada

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT, Sang Khalik seluruh alam. Pemberi pertolongan yang tak terkira, yang

selalu ada untuk hamba-Nya. Yang Maha Pemberi Rahmat. Yang Maha Pembuat

Rencana Terindah untuk setiap hamba-Nya;

2. Ibu Prastuti Soewondo, SE, MPH, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk

mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini; semoga bimbingan yang telah ibu

berikan dalam penyusunan tesis ini bernilai ibadah disisi Allah SWT dan

mendapatkan pahalaNYA;

3. Kedua orang tua saya yang tidak pernah bosan selalu mendoakan anak-anaknya,

serta senantiasa memberikan dukungan untuk kemajuan anaknya;

4. Anak dan istri tercinta yang selalu memberikan perhatian dan dukungan semangat

selama menjalani perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini;

5. Pihak Rumah Sakit “X” Jakarta, yang telah memberikan izin melakukan penelitian

di rumah sakit tersebut dalam rangka memperoleh data;

6. Rekan – rekan perawat di unit rawat inap Rumah Sakit “X” Jakarta, yang telah

bersedia sebagai responden dalam pengambilan data penelitian;

7. Semua rekan kerja di Komite Mutu, terimakasih atas dukungan dan pengertiannya

selama ini;

Tentunya penelitian ini tidak lepas dari kesalahan atau kekurangan, baik secara

konteks maupun konten, sehingga peneliti memohon maaf sebesar-besarnya dan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 7: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

membuka diri untuk saran dan kritik untuk penelitian ini. Peneliti juga berharap akan

ada penelitian sejenis dan lebih baik dari penelitian ini untuk mengembangkan

keilmuwan mengenai keselamatan pasien di Indonesia.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 18 Januari 2013

Penulis

v

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 8: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah

ini:

Nama ; Dede Sri Mulyana

NPM : 1106118400

Program Studi ; Kajian Administrasi Rumah Sakit

Fakultas ; Kesehatan Masyarakat

Jenis Karya ; Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non Exclusive Royalty-Free

Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN OLEH PERAWAT DI

UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT "X" JAKARTA

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royati Non-Eksklusif

ini berarti Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat, dan mempublikasikan

tugas akhir saya tanpa izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat

dengan sebenarnya.

Dibuatdi : Depok Pada tanggal

: 18 Januari 2013 Yang

menyatakan,

vi

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 9: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Dede Sri Mulyana

Program Studi : Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit

Judul : Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh Perawat di

Unit Rawat Inap Rumah Sakit “X’ Jakarta

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, dan seterusnya. Sejak dideklarasikannya pelaksanaan Patient Safety di Rumah Sakit X pada tahun 2009 hingga tahun 2011, tercatat Insiden Keselamatan Pasien (IKP) sebanyak 171 kasus, dimana IKP paling banyak yaitu sekitar 60% terjadi di pelayanan rawat inap. Melalui penelitian ini, dianalisis penyebab terjadinya IKP di ruang perawatan Rumah Sakit X. Studi dilakukan terhadap 100 perawat pelaksana dengan menggunakan desain cross sectional untuk melihat bentuk hubungan antara variabel individu, kompleksitas pengobatan, kerjama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar Prosedur Operasional, dan kenyamanan tempat kerja terhadap kejadian IKP. Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik individu, yang terdiri dari usia, masa kerja, dan kompetensi; dan variabel kerja sama yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian IKP dengan nilai P value masing-masing sebesar 0.028, 0.010, 0.028, dan 0.012. Dengan kata lain variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian IKP adalah variabel karakteristik individu sehingga hasil studi ini bisa menjadi pertimbangan bagi Bagian SDM, Komite Keperawatan dan Bagian Keperawatan Rumah Sakit X dalam melakukan seleksi dan pengembangan SDM Keperawatan dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien. Kata kunci : keselamatan pasien, unit rawat inap, insiden keselamatan pasien, perawat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 10: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Dede Sri Mulyana

Study Progam : Post Graduate of Hospital Administrative Study

Title : Causes Analysis of Patient Safety Incident by Nurses at

Inpatient Unit in “X” Hospital Jakarta

Patient safety is a system to make patient care become safer. The systems include risk assessment, identifying and managing the risks associated with patient, and so on. Since the patient safety program has been declared in ‘X’ Hospital in 2009 until 2011, there are 171 cases recorded as a number of the patient safety incident (PSI), most cases about 60% occur in inpatient unit. Through this study, determinants of PSI in inpatient unit X Hospital are analyzed. Study is applied to 100 nursing staffs by cross sectional study design in order to observe the correlation between variable of individual characteristic, medication complexity, teamwork, interruption, communication, standard of procedure operational, and work place comfortable to PSI. Result shows that there is a significant correlation between variable of individual characteristic (include age, working time, and levels of competence) and teamwork to PSI, with the P value: 0.028, 0.010, 0.028, and 0.012. In other word, the most significant variable to PSI is individual characteristic variable so it could be a consideration to recruit and do improvement based on patient safety by Human Resources, Nursing Committee and Nursing Unit of X Hospital. Keyword: patient safety, inpatient unit, patient safety incident, nurse

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 11: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii

SURAT PERNYATAAN …………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………… v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………… vi

ABSTRAK………………………………………………………………….. vii

ABSTRACT………………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. x

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………. 4

1.3 Tujuan…………………………………………………………………... 5

1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………………. 5

1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………… 5

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………… 6

ix

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 12: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tatakelola Rumah Sakit dan Tatakelola Klinis …………………… 8

2.2. Keselamatan Pasien Rumah Sakit ………………………………… 9

2.2.1. Latar Belakang……………………………………………….. 9

2.2.2. Definisi Keselamatan Pasien ………………………………… 11

2.2.3. Tujuan Program Keselamatan Pasien ……………………….. 12

2.2.4. Tujuh Langkah Keselamatan Pasien ………………………… 12

2.2.5. Rekomendasi Kebijakan Terkait Keselamatan Pasien ………. 13

2.2.6. Lima Prinsip Keselamatan Pasien …………………………… 14

2.2.7. Enam Sasaran Keselamatan Pasien 14

2.3. Insiden Keselamatan Pasien ………………………………………. 19

2.3.1. Jenis-jenis Insiden Keselamatan Pasien …………………….. 20

2.3.2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Insiden

Keselamatan Pasien …………………………………………. 21

2.4. Manajemen Keperawatan …………………………………………. 32

2.4.1. Pengertian Perawat ………………….……………………….. 33

2.4.2. Peran dan Fungsi Perawat ……………………………………. 33

2.4.3. Pelayanan Keperawatan ……………………………………… 34

2.4.4. Asuhan Keperawatan ………………………………………… 35

2.4.5. Kompetensi Perawat………………………………………….. 36

BAB 3 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT “X”

3.1. Keyakinan Dasar, Nilai Dasar dan Tata Nilai Rumah Sakit X ……. 41

3.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit X …………………………………. 42

3.3. Sistem Manajemen Mutu Akreditasi Rumah Sakit dan ISO 42

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 13: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

9001:2008……………………………………………………………

3.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit X ………………………………... 43

3.5. Produk yang Dihasilkan Rumah Sakit X .…………………………. 48

3.6. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit X …………………………… 51

3.7. Sarana dan Prasarana ………………………………………………. 53

3.8. Kinerja Rumah Sakit X…………………………………………….. 54

3.9. Gambaran Umum Bagian Keperawatan Rumah Sakit X………….. 56

BAB 4 KERANGKA TEORI, KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1 Kerangka Teori ………………………………………………………. 60

4.2 Kerangka Konsep…………………………………………………….. 61

4.3 Hipotesis……………………………………………………………… 62

4.4 Definisi Operasional………………………………………………….. 64

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

5.1 Jenis Penelitian……………………………………………………….. 70

5.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………………… 70

5.3 Populasi dan Sampel……….…………………………………………. 70

5.3.1 Populasi……………………………………………………….. 70

5.3.2 Sampel………………………………………………………... 70

5.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 72

5.4.1 Sumber Data …………………………………………………. 72

5.4.2 Instrumen Penelitian …………………………………………. 73

5.4.3 Cara Pengumpulan Data ……………………………………... 73

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 14: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

5.4.4 Prosedur Penelitian …………………………………………... 73

5.5 Uji Penelitian…………………………………………………………. 74

5.6. Analisis Data…………………………………………………………. 75

BAB 6 HASIL PENELITIAN

6.1 Hasil Analisa Univariat…………………………………………….. 76

6.2 Hasil Analisis Bivariat……………………………………………… 83

BAB 7 PEMBAHASAN

7.1 Pelaksanaan Penelitian……………………………………………… 94

7.2 Keterbatasan Penelitian…………………………………………….. 94

7.3 Hasil Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien Berdasarkan Karakteristik Individu..…………

95

7.4 Insiden Keselamatan Pasien……………………………………….. 106

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan………………………………………………………… 107

8.2 Saran………………………………………………………………... 109

DAFTAR REFERENSI xiii

Lampiran

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 15: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Model Sistem Sosioteknikal ………………………………………..……..22

Tabel 3.1 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan ………………............52

Tabel 3.2 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Profesi ……………………………53

Table 3.3 Pola Ketenagaan Perawat………………………………………………….56

Tabel 6.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan...……………..77

Tabel 6.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja……………….77

Table 6.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenjang Kompetensi……..78

Table 6.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur…….………………78

Tabel 6.5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kompleksitas

Pengobatan…………………………………………………………………………..79

Tabel 6.6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Kerjasama dalam Unit….………………………………………………...................80 Tabel 6.7. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Gangguan/interupsi saat bekerja...……………………………….…………………..80 Tabel 6.8. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Komunikasi…………………….…………………………………………………….81 Tabel 6.9. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Standar Prosedur Operasional….………...……….………………………………….81 Tabel 6.10. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Kenyamanan Tempat Kerja……………………………..………………….82 Tabel 6.11. Distribusi Insiden Keselamatan Pasien .………………………..……….83 Table 6.12 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Perawat dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) ……………………………………………………………83 Table 6.13. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja Perawat dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)……………………………………………………………84

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 16: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Table 6.14 Distribusi Responden Menurut Kompetensi Perawat dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) ……….………………………………………….85 Table 6.15 Distribusi Responden Menurut Usia Perawat dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)………………………..…………………………………..86 Table 6.16 Distribusi Responden Menurut Kompleksitas Pengobatan pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)………………............88 Table 6.17 Distribusi Responden Menurut Persepsi Kerjasama pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)……………................88 Table 6.18 Distribusi Responden Menurut Persepsi Gangguan / Interupsi pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)……..………………….………89 Table 6.19 Distribusi Responden Menurut Persepsi Komunikasi pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)…………..……………………91 Table 6.20 Distribusi Responden Menurut Persepsi Terhadap SPO pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)……..………………………...91 Table 6.21 Distribusi Responden Menurut Persepsi Terhadap Kenyamanan dalam Tempat Kerja pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)……………………………………………………………………………….…92

x

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 17: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berkontribusi pada Insiden Keselamatan Pasien…..24

Gambar 2.2 Multi-Causal Theory “Swiss Cheese” Diagram ………………………25

Gambar 2.3 Model ‘Swiss Cheese’ ………………………………………………...26

Gambar 4.1 Kerangka Teori Insiden Keselamatan Pasien …………………………60

Gambar 4.2 Kerangka Konsep Penelitian..………………………………………….62

xi

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 18: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Kuesioner

Lampiran 2. Crosstab Hasil Analisis Data

Lampiran 3. Kuesioner Sebelum Uji Coba

Lampiran 4. Kuesioner Setelah Uji Coba

xii

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 19: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini

dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

terjadi pada pasien. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

diambil (Kemenkes, 2011). Di dalam keselamatan pasien terdapat istilah insiden

keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden yaitu setiap kejadian yang

tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan

cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan

(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan

Kejadian Potensial Cedera (KPC).

Menurut laporan dari IOM (Institute of Medicine) di Amerika tahun 1999

secara terbuka menyatakan bahwa paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien

meninggal di rumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan medis (medical

errors) yang sebetulnya bisa dicegah keadaan ini menyebabkan tuntutan hukum

yang dialami rumah sakit semakin meningkat. Kuantitas ini melebihi kematian

akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara dan AIDS. Penelitian Bates

(JAMA, 1995, 274; 29-34) menunjukkan bahwa peringkat paling tinggi

kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap ordering (49%),diikuti

tahap administration management (26%), pharmacy management (14%),

transcribing (11%). Kemudian pada tahun 2000, IOM menerbitkan laporan : “To

Err is Human”, Building a Safer Health System. Laporan itu mengemukakan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 20: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

2

Universitas Indonesia

penelitian di beberapa rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York tentang

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Di Utah dan Colorado ditemukan KTD

sebanyak 2,9%, 6,6% diantaranya menyebabkan kematian, sementara di New

York angka KTD sebedar 3,7% dengan angka kematian mencapai 13,6%. Angka

kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang

berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Dari publikasi

WHO pada tahun 2004 yang mengumpulkan angka – angka penelitian rumah

sakit di berbagai Negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan

KTD dengan rentang 3,2 – 16,6%.

Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R, et al

menemukan bahwa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan obat adalah :

komunikasi (19%), pemberian label (20%), nama pasien yang membingungkan

(13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%). Adapun kesalahan

yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain berhubungan dengan :

kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2%), kelelahan (0,3%),

kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam menyiapkan obat (7%).

Sedangkan menurut penelitian tersebut menurut jenis kesalahan yang paling

banyak adalah salah obat (22%), over dosis (17%), salah rute obat (8%), salah

tehnik (7%), dan kesalahan dalam monitoring (7%).

Ballard (2003) melaporkan bahwa bentuk KTD meliputi: 28%

merupakan reaksi dari pengobatan atau obat – obat yang diberikan, 42% adalah

kejadian yang mengancam kehidupan tetapi dapat dicegah, 20% pelayanan di

poliklinik, 10 – 30% kesalahan di laboratorium. Sementara itu bentuk KTD lain

yang dilaporkan oleh Mengis & Nicholini (2010) adalah berupa kesalahan

dalam pemberian obat dan terkait intervensi pembedahan.

Laporan di atas telah menggerakkan sistem kesehatan dunia untuk

merubah paradigma pelayanan kesehatan menuju keselamatan pasien (patient

safety). Gerakan ini berdampak juga terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia

melalui pembentukan KKPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) pada

tahun 2004. Pada tahun 2007 KKP-RS melaporankan insiden keselamatan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 21: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

3

Universitas Indonesia

pasien sebanyak 145 insiden yang terdiri dari KTD 46%, KNC 48% dan lain-

lain 6%, dan lokasi kejadian tersebut berdasarkan provinsi ditemukan DKI

Jakarta menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% diikuti Jawa Tengah 15,9%, DI

Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%,

Bali 1,4%, , Sulawesi Selatan 0,69% dan Aceh 0,68% . Berdasarkan Laporan

Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres PERSI Sep 2007),

kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24.8%) dari 10

besar insiden yang dilaporkan.

Perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peranan sangat

penting dalam proses pengobatan pasien. Perawat memiliki peran yang utama

dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong

klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pelayanan selama menjalani

perawatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian

yang benar dan jelas tentang pengobatan yang sedang dijalaninya, memberikan

pendidikan kepada pasien dan keluarganya setiap pelayanan yang diberikan dan

turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan

yang diberikan bersama dengan tenaga kesehatan lain.

Rumah sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan untuk mengembalikan

kepercayaan masyarakat diantaranya melalui Program Keselamatan Pasien

dimana World Health Organization (WHO) telah memulainya pada tahun 2004.

Di Indonesia Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKPRS) dicanangkan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 21 Agustus 2005. Setiap rumah

sakit membentuk tim keselamatan pasien rumah sakit. Gerakan Keselamatan

Pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem yang mencegah terjadinya cidera yang

disebabkan kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau

tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).

Terjadinya insiden keselamatan pasien di suatu rumah sakit, akan

memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien

pada khususnya karena sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang

ditimbulkan lainnya adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 22: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

4

Universitas Indonesia

terhadap pelayanan kesehatan. Rendahnya kualitas atau mutu asuhan yang

diberikan, karena keselamatan pasien merupakan bagian dari mutu (Flynn, 2002

dalam Cahyono, 2008).

1.2. Rumusan Masalah

Pengelolaan keselamatan pasien dalam pelayanan di rumah sakit berguna

untuk mengurangi tingkat kecacatan atau kesalahan dalam memberikan

pelayanan kepada pasien, oleh karena itu keselamatan pasien merupakan

prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit.

Terdapat faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya

insiden keselamatan pasien seperti yang dikemukakan oleh Leape (1994);

Dineen (2002); AHRQ (2003); Depkes (2008), Henrikson, et al (2008) meliputi

faktor karakteristik individu, sifat dasar pekerjaan, lingkungan fisik, interaksi

antara system & manusia, lingkungan organisasi dan sosial, manajemen, dan

lingkungan eksternal.

Sejak dideklarasikannya pelaksanaan Patient Safety di Rumah Sakit “X”

pada tahun 2009, tercatat sampai Desember 2011 jumlah Insiden Keselamatan

Pasien berjumlah 171 kasus. Dari jumlah tersebut sekitar 34,5% kasus terkait

penggunaan obat (medication error) dan 65,5% kasus lainnya seperti pasien

jatuh, salah identitas, salah hasil laboratorium, dan lain-lain. Berdasarkan insiden

keselamatan pasien tersebut maka yang tergolong ke dalam Kejadian Tidak

Diharapkan (KTD) sekitar 18%, Kejadian Tidak Cedera (KTC) sekitar 9,4%,

dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) sekitar 56%. Dari semua Insiden

Keselamatan Pasien yang terjadi di Rumah Sakit “X” tersebut sekitar 60 %

terjadi di ruang perawatan.

Didalam pelayanan di rumah sakit seperti yang tertuang dalam undang-

undang nomor 44 tahun 2009 bahwa rumah sakit berkewajiban memberi

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan

mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah

sakit, oleh karena itu rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 23: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

5

Universitas Indonesia

Sementara itu di unit rawat inap Rumah Sakit “X” telah terjadi Insiden

Keselamatan Pasien yang mencapai 60% dari total insiden, padahal perawat

merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit.

Hal ini menunjukan bahwa dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan

kepada pasien di ruang rawat inap belum mengutamakan aspek keselamatan

pasien secara optimal. Keadaan ini disebabkan belum diketahuinya penyebab

yang berhubungan dengan Insiden Keselamatan Pasien oleh perawat di unit

rawat inap Rumah Sakit “X” sehingga pihak manajemen tidak dapat melakukan

pencegahan secara tepat terhadap terjadinya insiden tersebut. Dengan

diketahuinya penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh perawat di unit rawat

inap, akan lebih mudah dalam melakukan pencegahan terhadap terjadinya

Insiden Keselamatan Pasien.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Melakukan identifikasi penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh

perawat di unit rawat inap Rumah Sakit “X” Jakarta.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui :

1.3.2.1 Analisa hubungan pendidikan perawat sebagai penyebab Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.2 Analisa hubungan pengalaman kerja perawat dengan Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.3 Analisa hubungan kompetensi perawat dengan Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.4 Analisa hubungan umur perawat dengan Insiden Keselamatan

Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.5 Analisa hubungan kompleksitas pengobatan dengan Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 24: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

6

Universitas Indonesia

1.3.2.6 Analisa hubungan kerja sama dalam unit dengan Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.7 Analisa hubungan gangguan atau interupsi pada perawat saat

bekerja dengan Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat inap

Rumah Sakit “X”.

1.3.2.8 Analisa hubungan komunikasi perawat dengan Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.9 Analisa hubungan pelaksanaan Standar Prosedur Operasional

yang dipakai perawat dengan Insiden Keselamatan Pasien di

unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

1.3.2.10 Analisa hubungan kenyamanan tempat kerja perawat dengan

Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit

“X”.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Keselamatan pasien merupakan bidang baru di dalam pelayanan

rumah sakit, sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang pelaksanaan

keselamatan pasien di rumah sakit.

1.4.2 Bagi institusi rumah sakit dan unit rawat inap

Insiden keselamatan pasien merupakan salah indikator mutu layanan

di rumah sakit. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

manajemen di Rumah Sakit “X” Jakarta dalam rangka memberikan

pelayanan yang aman, nyaman, dan bermutu tinggi. Dengan meningkatnya

keselamatan pasien diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah

sakit akan meningkat pula.

Disamping itu hasil penelitian ini dapat juga menjadi masukan untuk

Bagian Keperawatan dalam mengelola perawat di lapangan sehingga

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 25: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

7

Universitas Indonesia

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien lebih aman dan

tidak terjadi insiden keselamatan pasien, dan keselamatan pasien menjadi

lebih terjamin.

1.4.3 Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan pendidikan dan

pengajaran tentang Keselamatan Pasien terutama dalam hal aplikasinya

dilapangan. Mengingat keselamatan pasien merupakan issue penting

didalam perumahsakitan, diharapkan dalam pemberian materi kuliah

tentang keselamatan pasien dapat lebih mendalam dan aplikatif.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 26: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

8

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tatakelola Rumah Sakit dan Tatakelola Klinis

Rumah sakit merupakan sebuah organisasi pelayanan kesehatan yang

memiliki banyak komponen yang saling berinteraksi, dengan demikian

diperlukan tata kelola atau governance.

Rumah sakit memiliki elemen-elemen yang membuat rumah sakit

menjadi organisasi yang penuh dengan risiko, antara lain :

1. Pasien, yang memiliki banyak variabel antara lain jenis penyakit, umur, ras,

sex, pendidikan, ekonomi, budaya, dan sosial.

2. Staf, antara lain memiliki variabel kompetensi, keterampilan, pendidikan,

motivasi, dan kesesuaian

3. Proses, yang meliputi perbedaan, pedoman, guideline, dan prosedur

4. Sumber daya,

5. Informasi, yang harus memperhatikan kualitas dan sesuai bila diperlukan,

siap untuk dimanfaatkan

6. Organisasi; yang meliputi elemen filosofi, visi, misi, dukungan untuk

perbaikan pelayanan.

Keenam elemen di atas akan berdampak pada profesionalitas pelayanan

yang berujung pada risiko, terutama bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit

memerlukan tatakelola dalam menjalankan organisasinya. Tata kelola atau

governance adalah tindakan atau sikap dalam membentuk kebijakan dan

keseteraan (sebuah organisasi, atau kumpulan orang).

“Governance is the action or manner of conducting the policy and affairs of (a

state, organisation, or people) – Concise Oxford Dictionary (10th Edition)”

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 27: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

9

Universitas Indonesia

Dalam tata kelola / governance di rumah sakit terdapat dua komponen

risiko yaitu: Corporate governance dan Clinical governance seperti yang dikutip

dari Jacobalis S (2003).

1. Corporate governance yang menyebabkan risiko layanan usaha (corporate

risk) seperti :

a. Risiko kerugian asset

b. Risiko kerugian pendapatan bisnis

c. Risiko kerugian tuntutan hukuman

d. Risiko kesalahan SDM

e. Risiko kerugian akibat kelemahan sistem prosedur operasional baku

atau petunjuk pelaksanaan

f. Risiko korupsi, tindak criminal, ketidakjujuran karyawan

g. Risiko kerugian akibat bahaya kesejahteraan tenaga kerja yang tinggi.

2. Clinical governance

a. Risiko complain pasien

b. Risiko klaim pasien

c. Risiko kejadian-kejadian kritis (Critical incidents)

d. Risiko malpraktek

e. Risiko infeksi nosokomial

f. Risiko kesalahan medis

g. Risiko K3 (insiden keselamatan kerja)

Bentuk risiko governance yang saat ini tengah menjadi salah satu fokus para

praktisi rumah sakit seluruh dunia adalah clinical governance yakni yang terkait

dengan keselamatan pasien.

2.2 Keselamatan Pasien Rumah Sakit

2.2.1 Latar Belakang

Sejak awal tahun 1990, institusi rumah sakit selalu meningkatkan

mutu pada 3 (tiga) elemen yaitu struktur, proses dan outcome dengan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 28: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

10

Universitas Indonesia

bermacam-macam konsep dasar. Program regulasi yang diterapkan

terutama pada rumah sakit pemerintah seperti Penerapan Standar

Pelayanan Rumah Sakit, Quality Improvement, Perizinan, Akreditasi

Rumah Sakit, Crendentialing, Audit Medis, Indikator Klinis, Clinical

Governance, dan ISO. Meskipun program-program tersebut telah dapat

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit baik pada aspek struktur,

proses maupun outcome, namun masih saja terjadi adverse event yang

tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum. Oleh sebab itu, perlu

penerapan program lain yang lebih mengena langsung pada hubungan

dokter-pasien untuk lebih memperbaiki proses pelayanan (Kertadikara,

2008).

Dari berbagai cara meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit,

mulai dari Quality Assurance, Total Quality Control sampai yang terbaru

Continuing Total Quality Improvement (CTQI), sebenarnya berbasis yang

relatif sama yaitu “upaya”, jadi yang terpenting tidak hanya dibicarakan

kebaikan dan keunggulan, tetapi paling penting adalah dapat dikerjakan.

Ada 3 aspek mutu yaitu aspek klinis, aspek efiseinsi, dan aspek Patient

Safety (Sabarguna, 2009).

Aspek Patient Safety merupakan upaya menjaga mutu dengan

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil (Yahya, 2006).

Keberhasilan patient safety juga sangat tergantung pada individu

staf medis yang terkait dengan pelayanan pasien. Akibatnya banyak

muncul hambatan internal dalam pelaksanaannya. Ada lima karakteristik

hambatan personal yang sering muncul dalam penerapan patient safety

ini, yaitu (1) visi institusi mengenai keselamatan pasien tidak jelas, (2)

takut dihukum, (3) sistem untuk menganalisis kesalahan tidak memadai,

(4) tugas masing-masing staf yang terlalu kompleks, dan (5) teamwork

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 29: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

11

Universitas Indonesia

yang tidak adekuat (Kalisch BJ., Aebersold M. 2006 dalam Lestari,

2006).

2.2.2 Definisi Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu

sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem

tersebut meliputi : assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi

solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan

dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang

seharusnya dilakukan. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011, Tentang Keselamatan Pasien

Rumah Sakit).

Menurut IOM, keselamatan pasien (Patient Safety) didefinisikan

sebagai freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan

karena error yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai

rencana yang salah dalam mencapai tujuan. Accidental injury juga akibat

dari melaksanakan tindakan yang salah (commission) atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Accidental

injury dalam prakteknya akan berupa kejadian tidak diinginkan (near

miss).

Menurut Sir Liam Donaldson (Ketua WHO World Alliance For

Patient Safety, Forward Programme, 2006-2007) mengungkapkan bahwa

“Safe care is not an option. It is the right of every patient who entrusts

their care to our health care system” yaitu pelayanan kesehatan yang

aman bagi pasien bukan sebuah pilihan akan tetapi merupakan hak pasien

untuk percaya pada pelayanan yang diberikan oleh suatu sistem pelayanan

kesehatan.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 30: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

12

Universitas Indonesia

Dalam PERMENKES RI Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011)

disebutkan bahwa keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem

dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi

asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan

dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar

dari insiden dan tindak lanjut selanjutnya serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

2.2.3 Tujuan Program Keselamatan Pasien

Menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS),

tujuan program keselamatan pasien di rumah sakit antara lain :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat

3. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan kejadian tidak diharapkan.

2.2.4 Tujuh Langkah Keselamatan Pasien

Komite Keselamatan Pasien yang dibentuk Persatuan Rumah

Sakit Indonesia (PERSI) yang juga disupervisi oleh Departemen

Kesehatan tahun 2008 mencanangkan tujuh langkah keselamatan pasien

yang harus dijalankan di tiap rumah sakit, antara lain adalah :

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan

kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.

2. Pimpin dan dukung staf. Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat

dan jelas tentang keselamatan pasien.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 31: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

13

Universitas Indonesia

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Kembangkan sistem dan

proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen hal

yang potensial bermasalah

4. Kembangkan sistem pelaporan. Pastikan staf agar dengan mudah

dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur

pelaporan kepada KKP-RS.

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan cara-cara

komunikasi yang terbuka dengan pasien.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Dorong

staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana

dan mengapa kejadian itu timbul.

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

Gunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk

melakukan perubahan pada sistem pelayanan

2.2.5 Rekomendasi Kebijakan terkait Keselamatan Pasien

Rekomendasi Kebijakan Tingkat Nasional terkait Keselamatan

Pasien. Untuk kebijakan tingkat nasional, IOM merekomendasikan

beberapa hal yang terkait keselamatan pasien antara lain adalah (Kohn,

2000) :

1. Pembuatan standar untuk organisasi kesehatan dimana organisasi

kesehatan harus memberikan perhatian yang besar untuk program

keselamatan pasien. Regulator dan badan akreditasi mengharuskan

organisasi kesehatan untuk mengimplementasikan program

keselamatan pasien.

2. Pembuatan standar untuk profesi kesehatan yakni dengan test

periodik bagi dokter, perawat dan tenaga lain, sertifikasi, pembuatan

kurikulum keselamatan pasien, pelatihan, konferensi, jurnal dan

publikasi lain.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 32: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

14

Universitas Indonesia

2.2.6 Lima Prinsip Keselamatan Pasien

Selain program , Kohn (2000) menyusun pula lima prinsip untuk

merancang safety system di organisasi kesehatan yakni :

1) Prinsip 1 : Provide Leadership meliputi :

a. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tujuan utama/prioritas

b. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tanggung jawab bersama

c. Menunjuk/menugaskan seseorang yang bertanggung jawab untuk

program keselamatan

d. Menyediakan sumber daya manusia dan dana untuk analisis error

dan redesign sistem

e. Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk mengidentifikasi

“unsafe” dokter

2) Prinsip 2 : Memperhatikan keterbatasan manusia dalam perancangan

proses yakni:

a. Design job for safety

b. Menyederhanakan proses

c. Membuat standar proses

3) Prinsip 3 : Mengembangkan tim yang efektif

4) Prinsip 4 : Antisipasi untuk kejadian tak terduga :

a. Pendekatan proaktif,

b. Menyediakan antidotum dan

c. Training simulasi.

5) Prinsip 5 : Menciptakan atmosfer “Learning”

2.2.7 Enam Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan

disemua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety

Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 33: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

15

Universitas Indonesia

Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint

Commission International (JCI).

2.2.7.1. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien

Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien

dapat terjadi dihampir semua aspek/tahapan diagnosis dan

pengobatan. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua

kali pengecekan yaitu : pertama, untuk identifikasi pasien

sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau

pengobatan; kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan

terhadap individu tersebut.

Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif

dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi,

khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika

pemberian obat, darah, atau produk darah; pengambilan darah

dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau pemberian

pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan / atau prosedur

memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang

pasien , seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir

gelang identitas pasien, dan lain – lain. Nomor kamar pasien

atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan

dan/ atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas

berbeda di lokasi yang berbeda di rumah sakit, seperti pelayanan

rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi termasuk

identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses

kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/

atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan

situasi unutuk dapat diidentifikasi.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 34: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

16

Universitas Indonesia

2.2.7.2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap,

jelas,dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi

kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.

Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi

pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telpon.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah

pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan

hasil laboratorium klinik cito melalui telpon ke unit pelayanan.

Rumah Sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu

kebijakan dan / atau prosedur untuk perintah lisan dan telpon.

Kebijakan dan / atau prosedur juga menjelaskan bahwa

diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back)

bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi

gawat darurat di IGD atau ICU.

2.2.7.3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert)

Bila obat – obatan menjadi bagian dari rencana

pengobatan pasien, manajemen harus berperan secara kritis

untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu

diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering

menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius (sentinel

event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang

tidak diinginkan (adverse event) seperti obat-obatan yang

terlihat mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/ NORUM),

obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan

pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 35: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

17

Universitas Indonesia

sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih

pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan

magnesium sulfat (50% atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa

terjadi bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di

unit pelayanan pasien, atau bila perawat kontrak tidak

diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada

keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk

mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan

meningkatkan proses pengelolaan obat-obatan yang perlu

diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari

unit pelayanan pasien ke farmasi.

Rumah Sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu

kebijakan dan / atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat

yangperlu di waspadai berdasarkan data yang ada di rumah

sakit.

2.2.7.4. Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi

Salah lokasi, salah prosedur, pasien salah pada operasi

adalah sesuai yang menghawatirkan dan tidak jarang terjadi di

rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang

tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim bedah,

kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi

operasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi

lokasi operasi. Disamping itu asesmen pasien yang tidak

adekuat, penelaahan catatan medis tidak adekuat, budaya yang

tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim bedah,

permasalahan yang berhubungan dengan tulisan tangan yang

tidak terbaca dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor

kontribusi yang sering terjadi.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 36: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

18

Universitas Indonesia

Penandaan lokasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan

pada tanda yang mudah dikenali. Tanda itu harus digunakan

secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh operator /

orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan pada saat

pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat

sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan

pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur

(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multivel level (tulang belakang).

Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk :

1. Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar

2. Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil

pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik,

dan dipampang

3. Melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan /

atau implant yang dibutuhkan.

Tahap sebelum insisi (Time Out) memungkinkan semua

pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan. Time out dilakukan

ditempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan

dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi.

2.2.7.5. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan

terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya

untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para

profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam

semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 37: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

19

Universitas Indonesia

infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia

(seringkali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).

Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain

adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Rumah sakit

mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan

dan / atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk

hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk implementasi

petunjuk itu di rumah sakit.

2.2.7.6. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Jatuh

Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera

bagi pasien rawat inap. Dalam konteks populasi / masyarakat yang

dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit

perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan

untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa

termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol,

gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang

digunakan oleh pasien.

2.3 Insiden Keselamatan Pasien

Dalam Institue of Medication, patient safety didefinisikan sebagai: “An

adverse event results in unintended harm to the patient by an act of commission

or omission rather than by the underlying disease or condition of the patient.”

Sementara dalam Permenkes No 1691 tahun 2011, insiden keselamatan pasien

yang selanjutnya disebut insiden adalah. setiap kejadian yang tidak disengaja

dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang

dapat dicegah pada pasien. Insiden keselamatan pasien juga merupakan akibat

dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan

yang seharusnya diambil (omission) (Depkes, 2008). Namun demikian,

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 38: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

20

Universitas Indonesia

penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien di rumah sakit sangat kompleks,

melibatkan semua bagian dalam sistem yang berlaku dalam rumah sakit.

2.3.1. Jenis-jenis Insiden Keselamatan Pasien

Berdasarkan Permenkes No. 1691 Tahun 2011, tentang Keselamatan

Pasien Rumah Sakit, insiden keselamatan pasien terdiri dari :

2.3.1.1 Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan

cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau

tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan

karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Kejadian tersebut

dapat terjadi di semua tahapan dalam perawatan dari diagnosis,

pengobatan dan pencegahan ( Reason, 1990 dalam To Err Is

Human : Building A Safer Health System.)

2.3.1.2 Kejadian Tidak Cedera (KTC)

Suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak

mengakibatkan cedera.

2.3.1.3 Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

Kejadian Nyaris Cedera adalah terjadinya insiden yang

belum sampai terpapar ke pasien. Misalnya suatu obat dengan

overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan

membatalkannya sebelum obat diberikan kepada pasien.

2.3.1.4 Kejadian Potensial Cedera (KPC)

Kejadian Potensial Cedera adalah kondisi yang sangat

berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi

insiden. Misalnya obat-obatan LASA (Look Alike Sound Alike)

disimpan berdekatan.

2.3.1.5 Kejadian Sentinel

Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau

cedera yang serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat

tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 39: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

21

Universitas Indonesia

bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata 'sentinel' terkait dengan

keseriusan cedera yang terjadi (Mis. Amputasi pada kaki yang

salah, dst) sehingga pecarian fakta-fakta terhadap kejadian ini

mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan

prosedur yang berlaku.

2.3.2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Insiden Keselamatan Pasien

The Institute of Medicine’s (IOM’s), melalui laporannya yang

berjudul To Err is Human: Building a Safer Health System yaitu :

“Health care is composed of large set of interacting system—paramedic, and emergency, ambulatory, impatient care, and home health care; testing imaging laboratories; pharmacies; and so fort-that are coupled in loosely connected but intricate network of individuals, teams, procedures, regulations, communications, equipment, and devices that function with diffused management in a variable and uncertain environment. Physicians in community practice may be so tenuously connected that they do not even view themselves as part of the system of care”

Laporan tersebut menekankan bahwa yang meningkatkan

pencegahan terhadap insiden (adverse event) adalah berupa faktor yang

sistemik, artinya, tidak hanya berasal dari kinerja seorang perawat, dokter,

atau tenaga kesehatan lain (Sanders M et al, 1993). Laporan tersebut juga

memberi perhatian pada faktor komunitas manusia yang terlibat pada

masalah pelayanan kesehatan. Insiden keselamatan pasien dihasilkan dari

interaksi atau kecenderungan dari beberapa faktor yang diperlukan

kecuali beberapa faktor yang tidak sesuai. Kekurangan pada faktor-faktor

tersebut terlihat pada sistem, telah lama ada sebelum terjadi suatu insiden.

Yang menjadi poin penting adalah pada pemahaman bahwa ada

kebutuhan untuk menyadari dan memahami fungsi dari banyaknya sistem

yang masing-masing berkaitan dengan setiap penyedia layanan kesehatan

dan bagaimana kebijakan serta tindakan yang diambil pada suatu bagian

(dalam sistem tersebut) akan berdampak pada kemanan, kualitas dan

efisiensi pada sistem bagian lainnya.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 40: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

22

Universitas Indonesia

Sebuah istilah yang dikenal dalam bidang keselamatan pasien

adalah bahwa setiap sistem secara sempurna dirancang untuk meraih hasil

yang didapatkan (Henrisken et al, 2008). Istilah tersebut dipopulerkan

oleh seorang dokter. Donald Berwick dari Institut Pengembangan

Pelayanan Kesehatan, yang sangat fokus pada dasar sistem. Dengan

perspektif sistem, fokus adalah pada interaksi dan kebergantungan di

antara banyak komponen (yang membentuk sistem) dan tidak berarti

hanya komponen di dalam sistem tersebut saja. Beberapa peneliti telah

mengusulkan beberapa model sistem dengan faktor. Berikut ini adalah

perbandingan elemen-elemen model pada sistem sosioteknikal:

Tabel 2.1 Model Sistem Sosioteknikal

Authors Elemen-lemen model/faktor-faktor pada model sistem

Henriksen, Kaye, Morisseau 1993

1. Karakteristik Individu 2. Sifat Dasar Pekerjaan 3. Interaksi antara sistem dan

manusia 4. Lingkungan Fisik 5. Lingkungan sosial/Organisasi 6. Manajemen 7. Lingkungan Eksternal

Vincent 1998 1. Karakteristik pasien 2. Faktor Pekerjaan 3. Faktor individu 4. Lingkungan kerja 5. Faktor manajemen dan organisasi

Carayon, Smith 2000 1. Manusia (disiplin ilmu) 2. Teknologi dan Perangkat 3. Lingkungan Fisik 4. Target organisasi 5. Proses pelayanan

Pendekatan sistem memberikan perspektif yang luas dalam mencari

solusi dalam lingkungan secara fisik dan budaya. Sebagai contoh yaitu

bagaimana pengaturan unit, prosedur pelayanan kesehatan, transfer

pengetahuan oleh organisasi (organizational knowledge transfer),

kesalahan teknis, kurangnya kebijakan dan prosedur, komunikasi antar

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 41: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

23

Universitas Indonesia

tim dan isu dalam ketenagaan mempengaruhi seorang individu dalam

memberikan layanan yang aman dan berkualitas. Apabila hal tersebut

tidak terpenuhi maka akan menghasilkan error atau kesalahan (Carayon,

2003).

Menurut Carayon (2003), tipe error dan bahaya dapat terklarifikasi

menurut domain atau kejadian dalam spectrum pelayanan kesehatan. Akar

permasalahan dari bahaya teridentifikasi menurut definisi berikut yaitu:

a. Latent Failure yaitu melibatkan pengambilan keputusan yang

mempengaruhi kebijakan, prosedur organisasi dan alokasi sumber

daya

b. Active Failure yaitu kontak langsung dengan pasien

c. Organizational failure yaitu kegagalan secara tidak langsung yang

melibatkan manajemen, budaya, organisasi, proses/protokol,

transfer pengetahuan dan faktor eksternal.

d. Technical failure yaitu kegagalan secara tidak langsung dari fasilitas

atau sumberdaya eksternal.

Depkes, (2008) mengungkapkan bahwa faktor yang berkontribusi

terhadap terjadinya insiden keselamatan pasien adalah: faktor

eksternal/luar rumah sakit, faktor organisasi dan manajemen, faktor

lingkungan kerja, faktor tim, faktor petugas & kinerja, faktor tugas, faktor

pasien, dan faktor komunikasi.

Sementara itu Agency for Healthcare Research and

Quality/AHRQ (2003) mengatakan bahwa factor yang dapat

menimbulkan insiden keselamatan pasien adalah : komunikasi, arus

informasi yang tidak adekuat, masalah SDM, hal-hal yang berhubungan

dengan pasien, transfer pengetahuan di rumah sakit, alur kerja, kegagalan

teknis, kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat.

Bagan (gambar 2.1) di bawah ini menunjukkan komponen-

komponen atau faktor-faktor yang perlu dipahami tentang dasar

terjadinya adverse event atau insiden keselamatan pasien. Bagan tersebut

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 42: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

24

Universitas Indonesia

menunjukkan bagaimana setiap faktor berinteraksi satu sama lain. Ketika

faktor-faktor tersebut berfungsi secara bersamaan akan terbentuk barrier

atau sistem pertahanan terhadap insiden keselamatan pasien yang

sebenarnya dapat dicegah. Namun, apabila terdapat kekurangan atau

ketidaksesuaian pada komponen-komponen tersebut dan satu sama lain

bergerak terpisah maka hal itulah yang menjadi kekurangan sistem

sehingga adverse event dapat terjadi (Henriksen et al, 2008). Bagan di

bawah ini juga menunjukkan akar permasalahan sampai penyebab

langsung terjadinya insiden keselamatan pasien. Meski tersusun secara

bertingkat, setiap faktor tersebut tetap memiliki hubungan atau

berpengaruh terhadap insiden keselamatan pasien, seperti terlihat pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berkontribusi pada Insiden Keselamatan Pasien (Adverse Event) di Pelayanan Kesehatan (Henriksen Kerm et al,

2008).

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 43: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

25

Universitas Indonesia

Kekurangan yang terjadi akibat tidak berfungsinya komponen-

komponen sistem pertahanan tersebut menggambarkan “holes” atau

“lubang-lubang” pada tiap lapisan pertahanan sehingga kondisi yang

demikian membentuk apa yang lebih dikenal sebagai model “Swiss

Cheese” .

Gambar 2.2 Multi-Causal Theory “Swiss Cheese” Diagram (Reason, 1991)

Pada pelayanan kesehatan, kesalahan ‘aktif’ dapat disebabkan

oleh beberapa pelaku pelayanan kesehatan, seperti dokter, perawat,

teknisi, dan lain-lain, yang berada pada pelaksanaan atau tindakan,

bertanggung jawab pada pasien hingga pada ‘ujung tajam’ (lihat Gambar

2.3) (Cook R et al, 1994). Kondisi laten adalah faktor potensial yang

tersembunyi dan tertidur dalam sistem pelayanan kesehatan, faktor

potensial ini terdapat atau terjadi pada hulu di tingkatan yang lebih

terpencil, jauh dari ujung aktif (Henriksen Kerm et al, 2008).

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 44: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

26

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 Model ‘Swiss Cheese’ yang Menggambarkan lapisan pertahanan, hambatan dan perlindungan secara berturut-turut

Kondisi laten semacam ini lebih terorganisir, kontekstual, dan

berdifusi pada dasar bagan atau sistem yang terkait- dijuluki ‘ujung

tumpul’. Penampakkan antara kondisi laten dan kesalahan aktif pada

gambar di atas menunjukkan bahwa perawat, yang merupakan pemberi

layanan kesehatan yang akhir berinteraksi dengan pasien, adalah batas

terakhir dari pencegah insiden keselamatan pasien (medical error), dan

karenanya paling rentan. Dengan demikian, perawat dapat mewarisi

kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) oleh

orang/petugas lain yang berperan dalam sistem pelayanan kesehatan

(Reason J, 1990).

Dengan demikian pula, dapat disimpulkan bahwa potensi yang

menyebabkan insiden keselamatan pasien sebenarnya sudah ada atau

terjadi jauh sebelum dilakukannya pelayanan kesehatan pada pasien dan

perawat merupakan barrier terakhir dari terjadinya insiden tersebut pada

pasien.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap insiden keselamatan

pasien yang disampaikan oleh Carayon & Smith (2000); AHRQ (2003);

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 45: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

27

Universitas Indonesia

Depkes (2008); Henriksen, et al (2008); Vincent (1998); dapat

disimpulkan meliputi :

2.3.2.1 Karakteristik Individu

Pada gambar 2.1 (bagan tentang faktor-faktor yang

berkontribusi pada insiden keselamatan pasien) terlihat bahwa

karakteristik individu merupakan faktor yang berada pada barisan

pertama yang memiliki dampak secara langsung pada mutu

pelayanan dan meskipun mutu tersebut masih kemungkinan

dipertimbangkan untuk dapat diterima atau masih di bawah

standar baku. Karakteristik individu termasuk di antaranya adalah

kualitas yang dibawa individu tersebut ke dalam pekerjaan-seperti

pengetahuan, tingkat keterampilan, pengalaman, kecerdasan,

kemampuan mendeteksi, pendidikan dan pelatihan, dan bahkan

sikap seperti kewaspadaan, kelelahan, dan motivasi.

2.3.2.2 Sifat Dasar Pekerjaan

Sifat dasar pekerjaan merujuk pada karakteristik pekerjaan

itu sendiri dan meliputi pula sejauh mana prosedur yang

digunakan terdefinisi dengan baik, sifat alur kerja, beban pasien

pada puncak dan tidak, ada atau tidak adanya kerja sama tim,

kompleksitas perawatan, fungsional alat dan masa penyusutan,

interupsi dan pekerjaan yang ‘bersaing’, dan persyaratan fisik /

kognitif untuk melakukan pekerjaan. Meskipun studi empirik

terhadap dampak faktor-faktor yang berhubungan dengan

pekerjaan tidak sebanyak studi pada faktor-faktor manusia, faktor

ini tetap ada (Henrisken, Kerm., et al. 2008). Dengan

memperhatikan literature mengenai faktor-faktor yang

berhubungan manusia, ada banyak penelitian pada dampak dari

pekerjaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berkaitan

dengan kinerja manusia sebagian besar diambil dari pertahanan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 46: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

28

Universitas Indonesia

terkait operasi dan demikian pula pada industri lain yang sangat

berbahaya dimana kinerja keahlian manusia memainkan peran

penting.

2.3.2.3 Faktor lingkungan fisik

Yang terkait dengan faktor lingkungan fisik meliputi

pencahayaan, suara, temperature atau suhu ruangan, susunan tata

ruang, ventilasi. Pengelolaan gedung rumah sakit harus benar-

benar mamikirkan keselamatan baik bagi pasien maupun

keselamatan staf didalamnya dengan memperhatikan syarat-syarat

kesehatan lingkungan seperti yang sudah diatur di dalam

Permenkes nomor 1204/SK/X/2004 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Keuntungan dari lingkungan fisik kerja yang sengaja

dirancang untuk sifat dasar pekerjaan yang dilakukan telah

dipahami dengan baik pada industri lain yang berisiko tinggi

selama bertahun-tahun. Baru-baru ini, profesi pelayanan

kesehatan telah mulai mengapresiasi hubungan antara lingkungan

fisik (seperti desain pekerjaan, peralatan, dan rancangan fisik) dan

kinerja petugas (seperti efisiensi, pengurangan kesalahan, dan

kepuasan kerja). Pada garis ketiga di gamabr 2.1 juga

memperhitungkan pentingnya lingkungan fisik pada pelayanan

kesehatan.

2.3.2.4 Faktor interaksi antara sistem dan manusia

Yang termasuk dalam faktor ini meliputi perlengkapan

atau peralatan medis, lokasi atau peletakan alat-alat, pengontrolan

alat, pengontrolan perangkat lunak, penguasaan kertas kerja,

penguasaan teknologi informasi. Kesalahan medis sangat jarang

disebabkan oleh faktor kesalahan manusia secara individu, namun

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 47: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

29

Universitas Indonesia

lebih banyak disebabkan karena kesalahan system di rumah sakit

yang menyebabkan rantai dalam system terputus (Walshe &

Boaden, 2006).

Interaksi sistem dan manusia menunjuk pada tata dimana

dua sistem berinteraksi atau berkomunikasi dalam ruang lingkup

sistem. Perawat menggunakan perangkat medis dan peralatan

secara intensif dan dengan demikian memiliki banyak

pengalaman. Tetapi seringkali terdapat kesesuaian yang kurang

antara desain kontrol dan tampilan perangkat dengan kemampuan

serta pengetahuan dari pengguna atau perawat itu sendiri.

2.3.2.5 Faktor Organisasi dan Lingkungan Sosial

Lingkungan organisasi merupakan lingkungan manusia di

dalam organisasi melakukan perkerjaan mereka. Pengertian ini

dapat mengacu lingkungan suatu departemen, unit perusahaan

yang penting seperti pabrik, cabang, atau suatu organisasi secara

keseluruhan. Iklim lingkungan organisasi adalah konsep sistem

yang dinamis (Davis, 1996).

Lingkungan pekerjaan yakni lingkungan organisasi rumah

sakit dapat menentukkan kualitas dan keamanan pelayanan

perawat kepada pasien. Sebagai jumlah tenaga terbesar dalam

ketenagaan kesehatan, perawat mengaplikasikan pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman untuk memberikan variasi dan

perubahan kebutuhan pasien.

Kesalahan pada manusia (human error) dapat didefinisikan

sebagai kegagalan dari perencanaan dari tindakan mental atau

fisik yang terjadi atau penggunaan perencanaan yang salah dalam

mencapai suatu dampak atau keluaran. Kesalahan merupakan

suatu fenomena kognitif karena mencerminkan tindakan manusia

akibat dari aktivitas kognitif. Near miss dapat didefinisikan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 48: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

30

Universitas Indonesia

sebagai peristiwa, siatuasi, atau kejadian yang dapat tetapi belum

terjadi yang menyebabkan konsekuensi yang merugikan pasien.

Kejadian near miss merupakan potensi menjadi suatu faktor yang

dapat menjadi tindakan kesalahan atau membahayakan apabila

tidak ada perubahan dalam meminimalkan kejadiannya (Institut of

Medicine, 2004).

2.3.2.6 Faktor Manajemen

Faktor ini terdiri dari budaya keselamatan pasien,

kemudahan akses personel, pengembangan karyawan,

kemampuan kepemimpinan, kebijakan pimpinan dalam hal SDM,

financial, peralatan dan teknologi. Membangun budaya kesadaran

akan nilai keselamatan pasien, menciptakan kepemimpinan dan

budaya yang terbuka dan adil merupakan langkah pertama dalam

menetapkan keselamatan pasien rumah sakit (DepKes, 2008).

Kondisi yang tidak terencana dengan baik, kurang

tepatnya keputusan, atau tidak mengambil suatu tindakan,

berkaitan dengan manajer dan siapa pun yang berada pada jajaran

pengambil keputusan, adalah periode laten karena semua itu

terjadi sejak sangat lama, jauh dari tindakan pada 'akhir lancip'

(dalam Swiss Chesse Model) atau pada tindakan akhir yang

dilakukan oleh perawat dan petugas kesehatan lainnya.

Keputusan sering dibuat dengan cara longgar, tidak fokus, agak

kacau. Karena konsekuensi pengambilan keputusan bertambah

secara terus-menerus, berinteraksi dengan variabel lainnya, dan

tidak mudah untuk mengisolasi dan menentukkan, orang-orang

yang membuat kebijakan organisasi, membentuk budaya

organisasi, dan melaksanakan keputusan manajerial jarang

bertanggung jawab atas tindakan mereka. Sebagai contoh, tidak

adanya komitmen yang serius untuk meningkatkan kualitas dan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 49: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

31

Universitas Indonesia

keamanan pelayanan pada level manajemen adalah sebuah

kondisi laten atau sulit diubah yang bisa menjadi semu pada

waktu dimana konsekuensi insiden hanya ketika "kesalahan

penghakiman" menyelaraskan atau membiasakan diri dengan

variabel sistem lain seperti beban dan gangguan kerja yang

berlebihan, pemasangan peralatan yang dirancang buruk, dan

jadwal cepat dan padat dalam melayani pasien (Henrisken, Kerm.,

et al. 2008). Pada akhirnya, faktor manajemen sangat menentukan

dan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan termasuk pada

terjadinya insiden keselamatan pasien.

2.3.2.7 Lingkungan Eksternal

Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah pengetahuan

dasar, demograpi, teknologi terbaru, kebijakan pemerintah,

tekanan ekonomi, kebijakan kesehatan, kesadaran masyarakat,

iklim politik. Tekanan eksternal dapat memberikan dampak

terhadap usaha meningkatkan keselamatan pasien.

Tekanan eksternal dapat berupa tuntutan hukum, tuntutan

masyarakat terhadap mutu dan keselamatan pasien. Lingkungan

eksternal merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan agar

organisasi dapat memiliki komitmen yang tinggi dalam

menerapkan mutu melalui keselamatan pasien (Henriksen, et. Al,

2008). Tekanan lingkungan eksternal lainnya berupa regulasi

nasional terhadap kompetensi SDM pada pelayanan kesehatan

(standarisasi profesi, penilaian kompetensi staf, sertifikasi) dan

untuk institusi berupa akreditasi rumah sakit (Cahyono, 2008).

Meski dalam faktor manajemen terkesan bahwa faktor ini

lah yang menjadi sumber permasalahan, namun hal tersebut tidak

terlepas dari pengaruh atau lingkungan luar. Pelayanan kesehatan

adalah sistem terbuka, sebagaimana yang terlihat di bagan 2.1,

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 50: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

32

Universitas Indonesia

setiap tingkatan pada sistem akan mempengaruhi sistem yang

lebih rendah dan dipengaruhi oleh sistem yang lebih tinggi

sebagai timbal baliknya.

2.4 Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf

keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap

para pasien. Sementara tugas manajer keperawatan adalah merencanakan,

mengorganisir, memimpin serta mengontrol keuangan, material, dan sumber

daya manusia yang ada unutuk memberikan perawatan seefektif mungkin bagi

setiap pasien dan keluarganya. (Gillies, 1996).

Tahapan proses keperawatan meliputi menilai, mendiagnosa,

merencanakan, menerapkan, mengevaluasi, menilai kembali, mendiagnosa

kembali, dan merencanakan kembali. Proses manajemen keperawatan sejajar

dengan proses keperawatan sehingga manajemen keperawatan dimaksudkan

untuk memudahkan. Proses manajemen keperawatan seperti juga proses

keperawatan, terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan

rencana, pelaksanaan rencana, dan evaluasi hasil. (Gillies, 1996).

Proses manajemen keperawatan lebih dapat dimengerti melalui

pendekatan system yaitu rangkaian kejadian yang saling berhubungan,

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Setiap system terdiri atas

lima unsure yaitu: masukan/input, proses, keluaran/output, control dan umpan

balik/feedback. Masukan terdiri atas informasi, personalia, peralatan, dan

persediaan. Proses dalam manajemen keperawatan terdiri atas kelompok

manajerial yang memiliki kekuasaan terhadap perencanaan, pengarahan dan

pengawasan operasi keperawatan. Output dari proses manajemen keperawatan

adalah perawtana pasien, pembangunan staf dan penelitian. Pengawasan yang

digunakan dalam manajemen keperawatan diantaranya penilaian prestasi kinerja

karyawan. Sementara mekanisme umpan balik (feed back) yang digunakan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 51: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

33

Universitas Indonesia

terdiri atas laporan keuangan, audit asuhan keperawatan, dan jaminan

keselamatan. (Gillies, 1996).

2.4.1 Pengertian Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal

dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disyahkan

oleh pemerintah, sedangkan perawat profesional adalah perawat yang

mengikuti pendidikan keperawatan sekurang-kurangnya Diploma III

keperawaatan. Keperawatan sebagai profesi terdiri atas komponen disiplin

dan praktik (Gartinah.dkk, 1999).

Karakteristik keperawatan sebagi profesi menurut Gillies (1996)

yaitu (a) memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia yang sistemis

dan khusus, (b) mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia

secara konstan melalui penelitian, (c) melaksanakan pendidikan melalui

pendidikan tinggi, (d) menerapkan ilmu pengetahuan tentang tubuh

manusia dalam pelayanan, (e) berfungsi secara otonomi dalam

merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek profesional, (f)

memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat diatas kepentingan

pribadi, berpegang teguh pada tradisi leluhur dan etika profesi serta (g)

memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan

mendokumentasikan proses perawatan

2.4.2 Peran dan Fungsi Perawat

Gartinah,dkk (1999) dalam Yully (2011) mengemukakan bahwa

dalam praktek keperawatan, perawat melakukan peran dan fungsi sebagai

berikut :

a. Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan langsung kepada

pasien dengan menggunakan proses keperawatan.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 52: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

34

Universitas Indonesia

b. Sebagai advokat pasien, perawat berfungsi sebagai penghubung pasien

dengan tim kesehatan yang lain, membela kepentingan pasien dan

membantu klien dalam memahami semua informasi dan upaya

kesehatan yang diberikan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan

perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam

pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani

oleh pasien atau keluarganya.

c. Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan

kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan

keperawatan dan tindakan medik sehingga pasien dan keluarganya

dapat menerimanya.

d. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan

potensi yang ada secara terkoordinasi.

e. Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain

dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan

keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien.

f. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,

bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan pasien atau

keluarga agar menjadi sehat.

g. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai

tujuan yang diharapkan yaitu terpenuhinya kepuasan dasar dan

kepuasan perawat melakukan tugasnya.

2.4.3 Pelayanan Keperawatan

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan

individu, keluarga dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai,

mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan

kualitas hidup dari lahir sampai mati (Wales, 2010).

Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas

keperawatan yang dilakukan oleh para perawat dalam upaya

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 53: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

35

Universitas Indonesia

memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, keluarga, dan

masyarakat, sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan (Gillies,

1996)

Dalam hal peningkatan tenaga keperawatan, Carpetino (1999)

mengemukakan bahwa perkembangan pelayanan keperawatan saat ini

telah melahirkan paradigma keperawatan yang menuntut adanya

pelayanan keperawatan yang bermutu. Hal ini dapat dilihat dari adanya

dua fenomena sistem pelayanan keperawatan yakni perubahan sifat

pelayanan dari fakasional menjadi profesional dan terjadinya

pergeseran fokus pelayanan asuhan keperawatan. Fokus asuhan

keperawatan berubah dari peran kuratif dan promotif menjadi peran

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Disiplin dan motivasi tenaga keperawatan yang baik dalam

pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan harapan bagi semua

pengguna pelayanan. Disiplin dan motivasi yang rendah akan

berdampak negatif, karena pengguna jasa pelayanan akan meninggalkan

Puskesmas dan beralih ketempat pelayanan kesehatan lainnya. Untuk

itu diperlukan tenaga perawat yang profesional yang dapat memberikan

pelayanan keperawatan yang efektif, efisien dan bermutu.

Di Indonesia, perawat profesional baru mencapai 2% dari total

perawat yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan

Filipina yang sudah mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan

dua (Ilyas, 2001).

2.4.4 Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan

pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/

pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan

berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 54: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

36

Universitas Indonesia

berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah

yang dihadapi klien.

Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan

Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta

berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan

pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis

Data dan Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan

Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi).

Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi

kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar

manusia yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi

b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan

c. Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki

d. Kebutuhan akan harga diri

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan

yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat

keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi

dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang

optimal.

2.4.5. Kompetensi perawat

Kompetensi merupakan suatu kemampuan dan karakteristik yang

dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap

perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatannya,

sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 55: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

37

Universitas Indonesia

efisien serta sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan (DepKes,

2006).

SDM merupakan salah satu pilar dalam organisasi, SDM sebagai

salah satu faktor produksi harus benar – benar merupakan unsur utama

yang menciptakan dan merealisasikan keselamatan pasien, hal ini

ditampilkan dalam kompetensi yang dimiliki (Cahyono, 2008).

Tingkat kompetensi perawat di Rumah Sakit “X” terdiri dari 5 tingkatan

yaitu:

1. Perawat Klinik (PK) I

a. Pendidikan dan masa kerja

Pendidikan D III Keparawatan dengan Pengalaman kerja0 th

sampe dengan 3,5 th

Pendidikan S1 Ners / S1 Kebidanan dengan Pengalaman

kerja0 th – 3,5 th

b. Pelatihan

Pelatihan BTLS (dewasa/anak/ibu hamil)

Pelatihan perawatan luka

Service excellence

Pelatihan penanggulangan infeksi nosokomial

Pelatihan Patient Safety (Keselamatan Pasien)

Pelatihan kebakaran/disaster

Pelatihan komunikasi terapeutik

Pelatihan pelayanan islami

Pelatihan manajemen asuhan keperawatan

Pelatihan praktek profesi keperawatan etis legal dan peka

budaya

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 56: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

38

Universitas Indonesia

2. Perawat Klinik (PK) II

a. Pendidikan dan masa kerja

Pendidikan D III Keparawatan dengan Pengalaman kerja3,6

th – 6,5 th

Pendidikan S1 Ners / S1 Kebidanan dengan Pengalaman

kerja3,6 th – 6,5 th

b. Pelatihan

Pelatihan PK I (up date)

Pelatihan BTCLS (dewasa/anak/ibu hamil)

Pelatihan kardiologi dasar

Pelatihan perawatan luka

Pelatihan perawat professional

Peelatihan perawat kamar bedah I (untuk perawat OK)

Pelatihan perawat endoscopi (untuk perawat endoscopi)

Pelatiihan perawat HD (untuk perawat HD)

Pelatihan perawat maternitas I (RB)

Pelatihan perawat medical bedah I (untuk perawt medical

bedah)

Pelatihan perawt pediatric dan perinatologi I (untuk perawat

anak)

Pelatihan perawat emergensi I (untuk perawat UGD)

3. Perawat Klinik (PK) III

a. Pendidikan dan masa kerja

Pendidikan D III dengan Pengalaman kerja6,6 th sampai

dengan pension. Setiap 3 tahun diberikan kenaikan jenjang

karir melalui assessmen kompetensi pada level III A, III B,

III C, III D, dan III E. setelah III E diadakan assessment

kompetensi untuk refresh setiap 3 tahun.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 57: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

39

Universitas Indonesia

Pendidikan S1 (Ners) / S1 Kebidanan dengan ,Pengalaman

kerja6,6 th sampai dengan 9,5 th.

Pendidikan S2 Ners Spesialis dengan Pengalaman kerja0 –

3,5 th

b. Pelatihan

Pelatihan PK II (Up date)

Pelatihan BTCLS lanjutan /ACLS

Pelatihan perawat mahir ICU II (untuk perawat ICU)

Pelatihan perawat pediatric dan perinatologi II ( untuk

perawat anak dan kebidanan)

Pelatihan perawat medical bedah II (perawat medical bedah)

Pelatihan maternitas II (untuk kebidanan)

Pelatihan pediatric dan perinatologi II (perawat anak)

Pelatihan emergensi II (untuk perawat UGD)

4. Perawat Klinik (PK) IV

a. Pendidikan dan masa kerja

Pendidikan S1 (Ners) / S1 Kebidanan dengan Pengalaman

kerja9,6 th sampai dengan pension. Setiap 3 tahun diberikan

kenaikan jenjang karir melalui assessmen kompetensi pada

level IV A, IV B, IV C, dan IV D. setelah IV D diadakan

assessmen kompetensi untuk refresh setiap 3 tahun

Pendidikan S2 Ners – Spesialis dengan Pengalaman kerja3,6

th – 6,5 th

Pendidikan S3 Keperawatan dengan Pengalaman kerja0 – 3,5

th

b. Pelatihan

Pelatihan PK III (Up date)

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 58: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

40

Universitas Indonesia

5. Perawat Klinik (PK) V

a. Pendidikan dan masa kerja

Pendidikan S2 Ners – Spesialis dengan Pengalaman kerja6,6

tahun sampai pension. Setiap 3 tahun diadakan assessmen

kompetensi untuk refresh.

Pendidikan S3 keperawatan dengan Pengalaman kerja3,6

tahun sampai dengan pension. Setiap 3 tahun diberikan

kenaikan jenjang karir melalui assessmen kompetensi pada

level V A dan V B. setelah V B diadakan assessmen

kompetensi untuk refresh setiap 3 tahun.

b. Pelatihan

Pelatihan PK IV (Up date)

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 59: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

41

Universitas Indonesia

BAB 3

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT “X”

3.1. Keyakinan Dasar, Nilai Dasar dan Tata Nilai Rumah Sakit “X”

3.1.1. Keyakinan Dasar Rumah Sakit “X”

Keyakinan dasar ini diterapkan sebagai pembangkit semangat dalam

menjalankan tugas memberikan pelayanan yang terbaik kepada para

pengguna jasa rumah sakit. Keyakinan tersebut antara lain :

a. Bekerja sebagai ibadah kepada Allah SWT

b. Hubungan berbasis kepercayaan

c. Prakarsa

d. Kerja Tim

e. Focus ke customer

f. Profesionalisme

3.1.2. Nilai Dasar Rumah Sakit “X”

Nilai dasar Rumah Sakit “X” merupakan pemandu terwujudnya visi

dan misi di atas serta suatu sikap yang harus dimiliki oleh semua karyawan

Rumah Sakit “X”. Nilai dasar tersebut antara lain:

Kejujuran : Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan karena Allah

SWT semata.

Integritas : Kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah kita katakan.

Kebersihan : Kebersihan jiwa, tindakan dan lingkungan kerja

Penghargaan atas martabat manusia : Sikap menghargai manusia sebagai

makhluk yang bermartabat.

Keikhlasan : Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan karena Allah

SWT semata.

Keterbukaan Pikiran : Kemampuan untuk menerima pendapat orang lain.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 60: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

42

Universitas Indonesia

3.1.3. Tata Nilai Rumah Sakit “X”

Tata nilai dalam pemberian jasa pelayanan yang berlaku Rumah

Sakit “X” adalah mengutamakan ketulusan dan kejujuran, menghargai

martabat manusia, keadilan, kerja sama dan prakarsa.

3.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit “X”

3.2.1 Tugas Rumah Sakit “X” :

Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan

berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan

dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

3.2.2 Fungsi Rumah Sakit “X” :

3.2.2.1. Menyelenggarakan pelayanan medis;

3.2.2.2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;

3.2.2.3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;

3.2.2.4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;

3.2.2.5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;

3.2.2.6. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

3.3. Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit dan ISO 9001:2008

3.3.1 Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit

Rumah Sakit “X” telah menerapkan system manajemen mutu

akreditasi tingkat dasar (lima pelayanan) oleh Badan Akreditasi

Departemen Kesehatan RI pada bulan April 1998. Lima pelayanan yang

telah diakreditasi yaitu Unit Gawat Darurat, Administrasi, Keperawatan,

Pelayanan Medik dan Rekam Medik dengan hasil lulus. Saat ini Rumah

Sakit “X” telah mendapat Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Standar

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 61: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

43

Universitas Indonesia

Pelayanan pada tanggal 9 Desember 2009 dari Komisi Akreditasi Rumah

Sakit (KARS) Depertemen Kesehatan RI.

3.3.2 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Selain menerapkan system manajemen mutu akreditasi rumah

sakit, Rumah Sakit “X” juga telah mengikuti penilaian ISO 9001: 2000.

persiapan penilaian ISO 9001: 2000 dimulai pada tanggal 13 Juni 2002

dengan mempersiapkan dokumen manual mutu, prosedur mutu Prosedur

Operasional Baku Rumah Sakit “X”. Selanjutnya pada tanggal 22

November 2002, Rumah Sakit “X” mendapatkan sertifikat ISO 9001:

2000 untuk semua pelayanan. Hingga kini, Rumah Sakit “X” tetap

mempertahankan sertifikat ISO 9001: 2000 dengan melakukan renual

tiga tahun sekali; tahun 2005, 2008 dan 2011. Pada tanggal 18 Juli

2010 telah di upgrade menjadi ISO 9001:2008 untuk semua pelayanan.

3.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit “X”

Berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit “X” No: 193/ RSHJ/

WAS/ SK/ VIII/ 2009 tentang Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit “X”,

Rumah Sakit “X” terdiri dari Direktur yang dibantu oleh Wakil Direktur

Pelayanan dan SDM dan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan yang

kemudian membawahi beberapa bagian, antara lain : Bagian Keperawatan,

Bagian Pelayanan Klinik, Bagian Sumber Daya Manusia (SDM), Bagian

Sistim Informasi Manajemen (SIM), Bagian Pemasaran, Bagian Keuangan dan

Akuntansi, Bagian Umum, Bagian Mutu, Keselamatan Kesehatan Kerja dan

Lingkungan (MK3L), Komite Medik, Komite Keperawatan.

Dalam menjalankan kegiatan dalam sebuah organisasi perlu dilakukan

pengorganisasian supaya kegiatan dapat berjalan dengan teratur, lancar dan

sistematis. Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi diperlukan struktur

organisasi. Berdasarkan surat keputusan Direktur tentang strukutur organisasi

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 62: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

44

Universitas Indonesia

Rumah Sakit “X” terdiri dari Direktur yang dibantu oleh Wakil Direktur

Pelayanan dan SDM, Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan, yang

kemudian membawahi beberapa bagian yaitu:

3.4.1 Bagian Keperawatan

Bagian Keperawatan membawahi 3 sub bagian yaitu:

a. Sub Bagian Pengembangan Keperawatan

b. Sub Bagian Penunjang Keperawatan yang membawahi Koordinator

Gizi

c. Sub Bagian Pelayanan Keperawatan yang membawahi Kepala Ruangan

Rawat Inap, Rawat Jalan, PICU, dan NICU, ICU, Keperawatan ICU,

OK, Ruang Bersalin, Perinatal, Neonatus, UGD, Keperawatan UGD,

Sentral Opname, Poli Sore.

3.4.2 Bagian Pelayanan Medik

Bagian Pelayanan Medik dipimpin oleh Kepala Bagian Pelayanan

Medik sebagai Penanggung jawab yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Tugasnya adalah

melaksanakan pengelolaan kegiatan pelayanan medis rawat jalan dan rawat

inap. Adapun fungsinya yaitu:

a. Penyusunan rencana kebutuhan pelayanan serta pengembangan

pelayanan medis.

b. Koordinasi pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi kegiatan

dan mutu pelayanan medis.

c. Pengumpulan dan pengolahan data utilisasi serta koordinasi

pengusuluan peralatan medis.

Bagian pelayanan medik membawahi beberapa unit yaitu:

a. Sub Bagian Farmasi yang membawahi Koordinator Distribusi Rajal,

Koordinator Distribusi Ranap dan Koordinator Gudang Farmasi.

b. Laboratorium Klinik membawahi koordinator laboratorium

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 63: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

45

Universitas Indonesia

c. Bank Darah

d. Radiologi membawahi Koordinator Radiologi

e. Hemodialisa

f. Rehabilitasi Medik membawahi Koordinator Rehabilitasi Medik

g. Koordinator Rekam Medik

3.4.3 Bagian SDM

Bagian SDM dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai

Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Bagian SDM membawahi beberapa

koordinator sub bagian yaitu: Kesekretariatan, Pengelolaan SDM, dan

Pengembangan SDM.

3.4.4 Bagian SIM

Bagian SIM dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai

Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Tugasnya adalah melakukan control

dokumen, pelaksanaan desain dan operasi, serta pengembangan desain dan

sistem.

3.4.5 Bagian Pemasaran

Bagian Pemasaran dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai

Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Tugasnya adalah melaksanakan

kegiatan promosi, informasi, handling complain, pengaturan keamanan, serta

perencanaan pengembangan produk.

3.4.6 Bagian Keuangan dan Akuntansi

Bagian Keuangan dan Akuntansi dipimpin oleh Kepala Bagian yang

menjabat sebagai Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan. Sub Bagian

Keuangan membawahi:

a. Koordinator JP3

b. Koordinator Penerimaan (Bendahara)

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 64: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

46

Universitas Indonesia

c. Koordinator Pengeluaran (Bendahara)

d. Koordinator Penagihan Piutang

e. Koordinator Penganggaran dan Akuntansi

3.4.7 Bagian Umum

Bagian umum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian sebagai

Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan. Tugasnya adalah melaksanakan

urusan umum yang menunjang kegiatan di rumah sakit.

3.4.8 Komite Mutu

Komite Mutu dipimpin oleh seorang Ketua Komite sebagai

Penanggung jawab yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Wakil Direktur Pelayanan dan SDM. Bagian ini terdiri dari empat sub komite

yaitu, sub komite Mutu & Manajemen Risiko, sub komite K3 dan Patient

Safety, sub komite kesehatan lingkungan, dan sub komite Infeksi Nosokomial

& CSSD.

Adapun tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Sub komite Mutu & Manajemen Risiko adalah membuat atau revisi

dokumen ISO 9001:2000, melaksanakan tinjauan manajemen,

melaksanakan audit internal, membuat dan memantau pengisian PPI,

membuat pencapaian sasaran mutu RS, dan memastikan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000 di Rumah Sakit “X” berjalan sesuai

dengan rencana yang tertulis, membuat manajemen risiko terintegrasi

pada semua kegiatan di RS.

b. Sub komite K3 dan Patient Safety adalah membuat dan monitoring

program patient safety. Bekerjasama dengan sub komite mutu dan

manajemen risiko dalam pengendalian dan monitoring risiko. Analisa

terhadap keselamatan dan kesehatan terhadap manusia, alat, dan

lingkungan sampai pekerjaan tersebut dinyatakan aman.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 65: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

47

Universitas Indonesia

c. Sub komite kesehatan Lingkungan adalah menciptakan lingkungan

rumah sakit yang sehat yang meliputi penyehatan ruang dan bangunan,

makanan dan minuman, air dan tempat pencucian, penanganan sampah

dan limbah rumah sakit, sterilisasi dan disinfeksi, serta pengendalian

serangga dan bintang pengganggu.

d. Sub komite infeksi nosokomial & CSSD adalah melakukan pemantauan

dan pencegahan kejadian infeksi nosokomial, melakukan sterilisasi

sentral semua instrument dan perlengkapan lain yang harus steril dalam

rangka pelayanan.

3.4.9 Komite Medik

Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dairi tenaga ahli atau

profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur

Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.

Komite medik, merupakan wadah non struktural kelompok professional

medis yang keanggotaannya terdiri dair Ketua Kelompok Staf Medis atau

yang mewakili. Pembentukan Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Utama

untuk Pengalaman kerja3 (tiga) tahun. Komite Medik dipimpin oleh seorang

ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama. Tugas Komite

Medik adalah memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal

menyusun standar pelayanan medis, hak klinis khusus kepada Staf Medis

Fungsional, program pelayanan, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian

dan pengembangan.

3.4.10 Komite Keperawatan

Komite keperawatan merupakan wadah non struktural kelompok

professional keperawatan yang keanggotaannya terdiri dari ketua kelompok

staf atau yang mewakili. Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur

Utama untuk Pengalaman kerjakerja 3 (tiga) tahun. Komite Keperawatan

dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur

Utama. Tugas Komite Keperawatan adalah memberikan pertimbangan

kepada Direktur Utama dalam hal menyusun standar pelayanan keperawatan,

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 66: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

48

Universitas Indonesia

pengawasan dan pengendalian mutu keperawatan, program pelayanan,

pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.

3.5 Produk yang Dihasilkan Rumah Sakit “X”

3.5.1 Pelayanan Rawat Jalan

Rawat Jalan di Rumah Sakit “X” memiliki 16 Poliklinik yang

ditangani oleh dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis yang

berpengalaman di bidangnya. Poliklinik itu terdiri dari :

a) Poliklinik Kulit-Kelamin dan Perawatan Wajah

b) Poliklinik Mata

c) Poliklinik Gigi

d) Poliklinik Akupuntur

e) Poliklinik Jantung

f) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

g) Poliklinik Penyakit Dalam

h) Poliklinik Anak

i) Poliklinik Syaraf

j) Poliklinik THT dan Kepala Leher

k) Poliklinik Paru dan Pernafasan

l) Poliklinik Umum

m) Poliklinik Bedah

n) Poliklinik Kesehatan Jiwa

o) Poliklinik Konsultasi Gizi

p) Poliklinik Rehabilitasi Medis

3.5.2 Pelayanan Rawat Inap

Rumah Sakit “X” mempunyai 218 tempat tidur yang terbagi atas kelas

Super VIP, VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Kelas SVIP 4 buah tempat

tidur, kelas VIP 15 buah tempat tidur, kelas I 35 buah tempat tidur, kelas II 84

buah tempat tidur, kelas III 53 buah tempat tidur, Neonatus 12 buah tempat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 67: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

49

Universitas Indonesia

tidur, NICU 2 buah tempat tidur, ICU 5 buah tempat tidur, Ruang Bersalin 8

buah tempat tidur.

Fasilitas yang tersedia di kamar Super VIP dan VIP terdiri dari 1 tempat

tidur setiap kamar, 1 set meja kursi tamu/sofa, 1 set meja makan, kamar

mandi, lemari, kulkas, AC, dan Televisi. Fasilitas yang tersedia pada kelas I

terdiri dari 2 tempat tidur di setiap ruangan, AC, Televisi, kamar mandi dan 1

set meja kursi tamu/sofa.

3.5.3 Pelayanan Kamar Bedah (OK)

Ruang tindakan operasi yang tersedia bejumlah tiga kamar digunakan

untuk semua jenis operasi. Pasien kamar bedah bisa beraal dari Rawat inap,

rawat jalan, Ruang Bersalin, dan Gawat Darurat.

3.5.4 Pelayanan Ruang Bersalin

Sub bagian ruang Bersalin merupakan sub bagian keperawatan yang

memiliki kapasitas sembilan tempat tidur dan tiga ruang tindakan. Untuk

kelahiran normal dilakukan di ruang tindakan. Sedangkan untuk kelahiran

yang diharuskan seccio dialihkan ke kamar bedah. Pasien yang telah

melahirkan, diobservasi dahulu antara 2-3 jam, kemudian dibawa ke ruang

rawat gabung ibu dan bayi.

3.5.5 Pelayanan Ruang Intensif Care Unit (ICU) dan Intensive Cardio Care Unit

(ICCU)

Sub bagian ICU/ICCU merupakan ruangan yang disiapkan untuk

pasien yang membutuhkan perawatan secara intensif dan khusus. Pasien

ICU/ICCU membutuhkan banyak alat bantu perawatan dan perhatian lebih

sehingga tempatnya harus dipisahkan dengan pasien lain. Sub bagian

ICU/ICCU memiliki tujuh tempat tidur yang artinya hanya bisa menerima

tujuh pasien.

3.5.6 Pelayanan Gawat Darurat

Unit Gawat Darurat Rumah Sakit “X” dilengkapi dengan kamar bedah

minor (ruang tindakan) yang dilengkapi oksigen dan alat penyedot lendir

(suction) sentral, ruang resusitasi, dan ruang observasi. Peralatan medis yang

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 68: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

50

Universitas Indonesia

mendukung dalam kegiatan di unit ini di antaranya alat pemicu jantung, EKG

Monitor, Ventilator, Saturasi O2 dan lain-lain.

3.5.7 Pelayanan Farmasi

Sub bagian Farmasi merupakan salah satu bagian pelayanan untuk

pasien. Kegiatan yang dilaksanakan dalam sub Bagian Farmasi Rumah Sakit

“X” meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, dan penyimpanan,

distribusi dan evaluasi. Dalam pendistribusian, untuk pasien rawat inap

maupun ruang bersalin, ICU/ICCU atau gawat darurat, obat diambil oleh POS

(pembantu orang sakit atau Asisten Perawat) yang akan diserahkan kepada

perawat jaga ruangan untuk diberikan pada pasien yang dirawat sesuai dengan

jadwal pemberian obatnya.

3.5.8 Pelayanan Laboratorium

Sub Bagian Laboratorium Rumah Sakit “X” menyediakan fasilitas

pemerikasaan hematologi seperti pemeriksaan darah lengkap, golongan darah,

retikulosit, pemeriksaan kimia klinik seperti pemeriksaan ginjal, lemak, liver

fungsi test, pemeriksaan immunoserologi, urinalisa, dan faeces, bakteriologi,

mikrobiologi, dan Pantologi Anatomi. Dalam menyediakan darah, laboratorium

Rumah Sakit “X” bekerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia).

3.5.9 Pelayanan Radiologi

Untuk menunjang ketepatan deteksi problem kesehatan pasien, Rumah

Sakit “X” melengkapi Unit Radiologi dengan alat X-Ray, CT Scan

(Computerized Tomography Scanning), USG (Ultra Sono Graphy) Doppler,

Dental X-Ray, Panoramix dan Flouroscopy. Sub bagian ini melayani asien

rawat jalan maupun pasien dari luar yang membawa surat pengantar dari dokter

yang merujuk.

3.5.10 Sub Bagian Gizi Rumah Sakit

Sub bagian gizi Rumah Sakit “X” adalah salah satu unit dari

penunjang Pelayanan Keperawatan. Sub bagian ini melayani pasien yang

menjalani perawatan di rawat inap dan karyawan di bagian yang mempunyai

risiko terjadinya infeksi nosokomial. Makanan yang diberikan disesuaikan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 69: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

51

Universitas Indonesia

dengan kondisi dan jenis penyakit serta diet yang diberikan oleh dokter yang

merawat.

3.5.11 Sub Bagian Pemeliharaan Alat Kesehatan

Pemeliharaan di Rumah Sakit “X” mempunyai dua metode yaitu

preventive maintenance dan corrective maintenance. preventive maintenance

adalah pemeliharaan alat kesehatan secara rutin yang dilakukan setiap tiga

bulan sekali dan corrective maintenance adalah pemeliharaan perbaikan alat

kesehatan yang rusak yang dapat dilakukan sewaktu-waktu. Setiap bagian

dapat langsung menghubungi petugas alat kesehatan untuk memperbaiki alat

yang rusak. Alat kesehatan yang memerlukan perawatan atau perbaikan dapat

dilakukan di tempat atau dapat dibawa ke workshop jika tidak dapat

diselesaikan di tempat (bagian yang bersangkutan).

3.6 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit “X”

Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, aset

terbesar yang dimiliki rumah sakit adalah sumber daya manusia. Rumah Sakit

“X” memiliki jumlah SDM sebanyak 751 orang yang berkontribusi dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggan semaksimal mungkin. Komposisi

SDM Rumah Sakit “X” dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, profesi,

dan status karyawan.

Untuk tingkat pascasarjana terdapat 20 orang, tingkat sarjana 102

orang, tingkat Diploma IV 1 orang, tingkat Diploma III 400 orang, tingkat

Diploma I 1 orang. Tingkat SLTA atau setaranya terdapat 213 orang dan

SMP 10 orang serta tingkat SD terdapat 4 orang. Untuk perinciannya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 70: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

52

Universitas Indonesia

Tabel 3.1 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan

Pasca Sarjana Sarjana Diploma SD, SMP,

SLTA

S2 Administrasi RS 1

S1 Administrasi Niaga 1 D1 Sekretaris 1 SD 4

S2 Agama 1 S1 Agama 4 D3 Akuntansi 10 SKKA 6 S2 Anak 2 S1 Akuntansi 6 D3 Analis Kesehatan 16 SMA 159 S2 Anasthesi 2 S1 Apoteker 7 D3 Anasthesi 3 SMAK 7

S2 Bedah 1 S1 Arabic 0 D3 Manajemen Inf & Dokumen 1 SMEA 6

S2 Jantung 1 S1 Ekonomi 7 D3 Askes 0 SMF 17 S2 Jiwa 0 S1 Hukum 1 D3 Farmasi 16 SMP 10 S2 Kebidanan 1 S1 Kedokteran Gigi 2 D3 Fisioterapi 9 SPK 1

S2 Kulit 2 S1 Kedokteran Umum 6 D3 Gizi 8 SPRG 3

S2 Mata 1 S1 Keperawatan 43 D3 Kebidanan 28 STM 14

S2 Paru 0 S1 Kesehatan Masyarakat 12 D3 Keperawatan 261

S2 Patologi Klinik 1 S1 Komputer 1

D3 Kesehatan Lingkungan 1

S2 Penyakit Dalam 2

S1 Manajemen Informatika 1

D3 Kesehatan Masyarakat 10

S2 Radiologi 1 S1 Manajemen Administrasi 2 D3 Keuangan 2

S2 Rehab Medik 1 S1 Pendidikan 1 D3 Manajemen 9 S2 Syaraf 1 S1 Psikologis 3 D3 Manajemen Industri 0

S2 THT 2 S1 Sosial 2 D3 Manajemen Informatika 9

S1 Teknik 1 D3 Manajemen Perbankan 0

S1 Teknik Informatika 1 D3 Refraksionis 2

S1 Teknik Sipil 1 D3 Rekam Medik 1

D3 Teknik Elektromedik 2

D3 Teknik Informatika 1 D3 Teknik Rontgen 10

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 71: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

53

Universitas Indonesia

D3 Teknik Sipil 1 D4 Gizi 1

TOTAL 20 102 402 227 Sumber: Bagian SDM RS X Tahun 2012

Berdasarkan Ketenagaan atau Profesi

Tabel 3.2 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Profesi

S

u

m

b

e

Sumber: Bagian SDM RS X Tahun 2012

3.7 Sarana dan Prasarana

Selama berdiri, Rumah Sakit “X” terus berupaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dengan melengkapi saran dan prasarana yang dibutuhkan. Hingga kini, sarana

dan prasarana yang tersedia adalah sebagai berikut :

1. Listrik : 935 KVA +Genset 450 KVA

2. Air Bersih : kapasitas 144 m3

3. Pengelolaan limbah cair dengan menggunakan sistem Sewerage Waste

Treatment Plant (SWTP) dengan system biofilter aerob dan anaerob.

No. Ketenagaan Jumlah 1. Medis Dokter 27

Apoteker 7 2. Paramedis Perawatan Perawat 309

Bidan 29 Anasthesi 3

3. Paramedis Penunjang Analis Laboratorium 26 Refraksionis 2 Radiografer 11

Teknik Elektromedik 2 Fisioterapi 9

Asisten Apoteker 32 Ahli/ Penata Gizi 9

4. Penjaga Orang Sakit 45 5. Non Medis 240

TOTAL 751

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 72: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

54

Universitas Indonesia

Selain itu juga menggunakan system Waste Water Treatment Plant

(WWTP) dengan kapasitas 4 m3.

4. Pengelolaan limbah padat rumah tangga bekerja sama dengan Dinas

Kesehatan DKI Jakarta dengan kapasitas container sampah 6 m3. Limbah

padat medis dengan kapasitas incinerator 1.000 liter.

5. Telepon : 28 saluran

6. Ambulance : 3 unit

7. Ambulance jenazah : 3 unit (2 bekerja sama dengan pihak ketiga)

8. Kendaraan operasional : 4 unit

9. Kamar bedah

10. Perpustakaan

11. Kantin dan operasi

12. Anjungan Tunai Mandiri (BNI, BCA, Mandiri)

3.8 Kinerja Rumah Sakit “X”

Keberhasilan suatu rumah sakit dapat dilihat dari kinerja rumah sakit

tersebut. Kinerja berasal dari pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit

kepada para pelanggannya dalam periode wwaktu tertentu. Beberapa

indikator kinerja rumah sakit adalah sebagai berikut :

3.10.1. Bed Occupancy Rate (BOR)

Merupakan persentase pemanfaatan tempat tidur pada satuan waktu

tertentu. Indikator ini dapat memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat

pemanfaatan tempat tidur. Nilai parameter dari BOR yang ideal antara 60% -

85% (Wjayanto, 2008). Angka BOR Rumah Sakit “X” selama 3 tahun

terakhir, yaitu tahun 2009 dan 2010 telah mencapai nilai yang ideal yaitu 66

% dan 67,1 %, pada tahun 2011 terjadi penurunan yaitu 55,3 %, hal ini

disebabkan karena adanya renovasi ruang perawatan Hasanah I.

Rumus BOR:

Jumlah Hari Perawatan (HP)

Jumlah Tempat Tidur x Hari x 100%

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 73: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

55

Universitas Indonesia

3.10.2. Bed Turn Over (BTO)

BTO merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur. Menunjukkan

berapa kali tempat tidur terpakai dalam satu periode. Dengan indikator ini

dapat dilihat tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur (Wijayanto, 2008).

BTO yang ideal berkisar 40 - 50 kali. BTO Rumah Sakit “X” pada tahun

2009, 2010 dan 2011 sebesar 70 kali, 71 kali dan 60 kali. Hal ini

menunjukkan bahwa BTO Rumah Sakit “X” tidak ideal karena melebihi

angka BTO yang ideal. Agar Rumah Sakit “X” dapat mencapai BTO yang

ideal, sebaiknya Rumah Sakit “X” menambah jumlah tempat tidur di rawat

inap.

Rumus BTO :

3.10.3. Length of Stay (LOS)

LOS merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien di rumah sakit.

Selain berguna untuk menentukan tingkat efisiensi, juga dapat memberi

gambaran tentang mutu pelayanan rumah sakit. Nilai LOS yang ideal adalah

antara 3 - 6 hari (Wijayanto, 2008). Pada tahun 2009 - 2011, LOS Rumah

Sakit “X” telah mencapai nilai yang ideal, yaitu 3,5 hari.

3.10.4. Turn Over Interval (TOI)

TOI merupakan rata-rata hari tempat tidur tidak diisi dari saat diisi

terakhir sampai saat diisi berikutnya. Nilai ideal TOI adalah 1 - 3 hari

(Wijayanto, 2008). Pada tahun 2009, 2010, dan 2011, TOI Rumah Sakit “X”

termasuk dalam angka yang ideal, yaitu 2 hari, 2 hari, dan 3 hari.

Rumus TOI :

Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)

Jumlah tempat tidur

(Jumlah TT x Hari)- Hari perawatan RS

Jumlah pasien (hidup + mati)

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 74: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

56

Universitas Indonesia

3.9 Gambaran Umum Bagian Keperawatan Rumah Sakit “X”

3.9.1 Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

Sesuai dengan standar ketenagaan keperawatan di Rumah Sakit

Kemenkes RI tahun 2005, untuk itu ditetapkan Pola Ketenagaan dan

Kualifikasi Personil Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit “X” sebagai

berikut:

Table 3.3 Pola Ketenagaan Perawat

No Jabatan Pelayanan Jumlah Kualifikasi Personil

1 Kepala Bidang Keperawatan 1 Pendidikan : S1/S2 Keperawatan

Pelatihan :

1. Service Excellent 2. Leadership/Managerial Skill 3. Manajemen Keperawatan 4. Manajemen Umum

2 Ka.Sub.Pelayanan

Keperawatan

1 Pendidikan : S1 Keperawatan

Pelatihan :

1. Leadership Skill 2. Manajemen Pelayanan Keperawatan 3. Service Excellent 4. Manajemen Umum.

3 Ka.Sub.Pengembangan

keperawatan

1 Pendidikan : S1 Keperawatan

Pelatihan :

1. Leadership Skill 2. Manajemen Pelayanan

Keperawatan 3. Service Excellent 4. Manajemen Umum.

4 Ka.Sub.Penunjang

keperawatan

1 Pendidikan : S1 Keperawatan

Pelatihan :

1. Leadership Skill 2. Manajemen Pelayanan

Keperawatan 3. Service Excellent 4. Manajemen Umum.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 75: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

57

Universitas Indonesia

5 Kapala Ruang Perawatan 1 Pendidikan : S1 Keperawatan /D3 Kebidanan

Pelatihan :

Service Excellent, Leadership Skill, Manajemen Kepala Ruangan, pasien safety, Pengendalian infeksi nosokomial.

6 Klinikal Instruktur Ruang

Perawatan

2 Pendidikan : S1 Keperawatan/D3 Keperawatan/Kebidanan

Pelatihan :

Clinikal Instruktur, Kepribadian, Komunikasi terapeutik, PPGD, Perawatan Luka, Service Excellent, KMB, INOK, Pasien Safty, dokumentasi keperawatan, Pelayanan Islami, Bimbingan Khusnul Khotimah

7 Ka.Tim Perawatan 2-3 Pendidikan : S1 Keperawatan

Pelatihan :

Kepribadian, Komunikasi terapeutik, PPGD, Perawatan Luka, Service Excellent, KMB, INOK, Pasien Safty, dokumentasi keperawatan, Pelayanan Islami, Bimbingan Khusnul Khotimah

8 PJ.Shift Perawatan 3-4 Pendidikan : S1 Keperawatan

Pelatihan :

Kepribadian, Komunikasi terapeutik, PPGD, Perawatan Luka, Service Excellent, KMB, INOK, Pasien Safty, dokumentasi keperawatan, Pelayanan Islami, Bimbingan Khusnul Khotimah

9 Pelaksana Perawatan Sesuai

standar

Pendidikan : D3 Keperawatan

Pelatihan :

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 76: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

58

Universitas Indonesia

ruangan Komunikasi Terapeutik, PPGD, Perawatan Luka, Service Excellent, Interpretasi EKG, Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 10 kasus terbanyak, Perawatan Keperawatan Islami, Pengendalian Infeksi Nosokomial, Pelatihan Terapi Cairan, Analisa gas darah, Pemberian Terapi Oksigen dan analisa hasil Lab Elektrolit dan gula darah.

10 Pembantu Orang sakit (POS) Sesuai

standar

ruangan

Pendidikan : SMU+

Pelatihan : Service Excellent, Pelatihan POS.

3.9.2 Standar Fasilitas

Jumlah dan jenis peralatan di ruang rawat inap bervariasi tergantung

dari jenis ruangannya: (ruang dewasa, ruang anak-anak, ruang bayi dan ruang

maternitas). Ketentuan yang dipakai mengenai ruangan rawat inap di Rumah

Sakit “X” adalah :

- Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata.

- Tersedia ruangan khusus atau isolasi

- Penerangan yang adequat

- Suhu ruangan dengan AC central/split, suhu antara 22°C – 25°C

- Kelas SVIP : 1 kamar, 1 orang

- Kelas VIP : 1 kamar, 1 orang

- Kelas I : 1 kamar, 2 orang

- Kelas II : 1 kamar, 4 orang

- Kelas III : 1 kamar, 5 orang

- Ruang isolasi : 1 kamar, 1 orang

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 77: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

59

Universitas Indonesia

Standar alat-alat yang sangat mendasar yang harus tersedia di ruang

perawatan, antara lain:

1. Tempat tidur khusus (dapat diatur posisi pasien sesuai kebutuhan, dengan

menggunakan remote ataupun manual)

2. Alat pengukur tekanan darah, ada disemua ruang perawatan

3. Pulse oxymetri, ada sesuai kebutuhan ruangan

4. Alat BPM

5. Alat Syringe Pump

6. Alat Infus Pump

7. Alat E K G, ada di semua ruangan

8. Alat pengukur suhu (thermometer), ada sesuai kebutuhan pasien

9. Alat penghisap (suction) baik manual atau sentral

10. Oksigen manual atau sentral

11. Lampu sorot untuk melakukan tindakan (sesuai kebutuhan)

12. Trolley Emergency yang berisi alat dan obat untuk keadaan emergency :

Laringoskop, ambu bag, O2, obat-obatan (Sulfat Atropin, adrenalin, dll)

13. Stetoscope sesuai kebutuhan pasien

14. Kursi Roda

15. Lampu Rontgen

16. Timbangan Dewasa

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 78: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

60

Universitas Indonesia

BAB 4

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN

DEFINISI OPERASIONAL

4.1. Kerangka Teori

Merujuk pada model sistem milik Henriskey, Kaye, Morisseau (1993)

dalam Henriksen, Kerm., et al (2008) bahwa elemen-elemen yang terkait pada

kejadian inseiden keselamatan pasien faktor karakteristik individu, faktor sifat

dasar pekerjaan, faktor lingkungan fisik, interaksi system dan manusia, faktor

lingkungan organisasi dan lingkungan sosial, faktor manajemen, faktor

lingkungan eksternal, dan faktor pasien.

Gambar 4.1 Kerangka Teori Insiden Keselamatan Pasien (Henriskey, Kaye, Morisseau 1993 dalam Henrisken, Ker., et al, 2008)

Karakteristik individu : Pengetahuan, Keterampilan, Kapabilitas sensori & memori, Training & edukasi, Kelelahan & kewaspadaan, Tingkat pendidikan, Pengalaman kerja, Usia, motivasi, keterampilan, dst

Sifat Dasar Pekerjaan : alur atau cara kerja, beban pekerjaan, kerja sama tim, kompleksitas pekerjaan, kemampuan kognitif

Interaksi antara Sistem dan Manusia: system, peralatan, teknologi informasi, dst

Lingkungan Fisik: desain tempat dan peralatan kerja, suhu, kebisingan, pencahayaan

Lingkungan social/Organisasi: lingkungan organisasi, Komunikasi, SOP, Kekuasaan & kepemimpinan, dst

Manajemen: Struktur orgsnisasi, budaya safety, kepemimpinan, staffing, dst

Lingkungan Eksternal : Kebijakan kesehatan, demographyc, dst

INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 79: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

61

Universitas Indonesia

4.2. Kerangka Konsep

Sebagai landasan pikir untuk melakukan penelitian disusun kerangka

konsep yang dikembangkan lebih fokus berdasarkan teori yang mengacu pada

tinjauan pustaka. Kerangka konsep dapat dikatakan sebagai rangkuman dari

kerangka teori (Sastroasmoro & Ismael, 2010).

Di dalam penelitian ini, variabel independen dibatasi yakni meliputi

karakteristik individu, sifat dasar pekerjaan, dan lingkungan organisasi.

Pemilihan ketiga variable utama ini adalah karena mengingat ketiga variable

ini yang kemungkinan dapat diukur dengan indikator yang lebih jelas. Adapun

sub variabel yang termasuk di dalamnya, seperti tingkat pekerjaan, masa kerja,

dan usia adalah pembatasan yang dilakukan oleh peneliti, mengingat pembuat

model (Henriskey, et al (1993)) yang dirujuk tidak membatasi variable apa

yang termasuk dalam variable utama. Namun demikian, penentuan variabel-

variabel pendukung tersebut sesuai dengan apa yang tertera dalam penjelasan

dari pembuat konsep (Henriskey, et al (1993)) tersebut. Sementara, variable

dependen yang diteliti difokuskan pada Insiden Keselamatan Pasien.

Peneliti ingin mengetahui hubungan antara variable independen

meliputi faktor karakteristik individu perawat (tingkat pendidikan, pengalaman

kerja, kompetensi, umur), faktor sifat dasar pekerjaan (kompleksitas

pengobatan pasien, kerja sama dalam unit dan gangguan atau interupsi), faktor

lingkungan & organisasi (komunikasi, Standar Prosedur Operasional,

kenyamanan tempat kerja) dengan variabel dependen yaitu Insiden

Keselamatan Pasien.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 80: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

62

Universitas Indonesia

Kerangka konsep penelitian dapat dijelaskan dalam diagram konseptual sebagai

berikut :

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 4.2. Kerangka konsep penelitian faktor – faktor yang berhubungan dengan risiko insiden keselamatan pasien oleh perawat

4.3. Hipotesis

4.3.1 Hipotesis mayor

Karakteristik individu, faktor sifat dasar pekerjaan, dan faktor lingkungan organisasi & sosial sebagai penyebab terjadinya Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

Karakteristik individu : 1. Pendidikan 2. Pengalaman kerja 3. Kompetensi 4. Umur

Sifat dasar pekerjaan : 1. Kompleksitas pengobatan 2. Kerja sama dalam unit 3. Gangguan atau interupsi

Lingkungan organisasi & social : 1. Komunikasi 2. Standar Prosedur

Operasional 3. Kenyamanan tempat kerja

Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat

inap RS X

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 81: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

63

Universitas Indonesia

4.3.2. Hipotesis minor

4.3.2.1 Semakin rendah tingkat pendidikan perawat semakin tinggi Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.2 Semakin pendek pengalaman kerja perawat semakin tinggi Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.3 Semakin rendah tingkat kompetensi perawat semakin tinggi Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.4 Semakin muda umur perawat semakin tinggi Insiden Keselamatan

Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.5 Semakin kompleks pengobatan pasien semakin tinggi Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.6 Semakin rendah kerja sama antar perawat dalam memberikan

pelayanan semakin tinggi Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat

inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.7 Semakin banyak gangguan atau interupsi pada perawat saat bekerja

semakin tinggi Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah

Sakit “X”.

4.3.2.8 Semakin tidak efektif komunikasi perawat semakin tinggi Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

4.3.2.9 Semakin rendah pelaksanaan Standar Prosedur Operasional oleh

perawat semakin tinggi Insiden Keselamatan Pasien di unit rawat inap

Rumah Sakit “X”.

4.3.2.10 Semakin tidak nyaman tempat kerja semakin tinggi Insiden

Keselamatan Pasien di unit rawat inap Rumah Sakit “X”.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 82: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

64

Universitas Indonesia

4.4. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variable independen Pendidikan Ijazah yang diperoleh pada

bidang keperawatan Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. D3 Keperawatan 2. S1 Keperawatan

Ordinal

Pengalaman kerja

Periode waktu dalam tahun dimana perawat bekerja di unit rawat inap RS X

Mengisi Kuesioner

Kuesioner Lama Bekerja … tahun Untuk kepentingan analisis, dilakukan pengelompokan kembali berdasarkan nilai median : 1. ≤ 6 tahun

2. > 6 tahun

Rasio

Kompetensi

Level kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan standar yang dibuat oleh komite keperawatan RS X

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. PK I 2. PK II 3. PK III 4. PK IV 5. PK V Untuk kepentingan penelitian, jenjang kompetensi

Ordinal

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 83: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

65

Universitas Indonesia

dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cut of point : Kompetensi rendah : PK I dan PK II Kompetensi tinggi : PK III, PK IV, PK V

Umur

Usia perawat pada saat mengisi kuesioner

Mengisi Kuesioner

Kuesioner ….tahun

Untuk kepentingan analisis, dilakukan pengelompokan kembali: 1. ≤ 30 tahun

2. > 30 tahun

Rasio

Kompleksitas Pengobatan

Rata-rata jumlah diagnose penyakit pada pasien yang ditangani di unit tempat bekerja selama 1 bulan

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Sangat Kurang Setuju Untuk kepentingan analisis, hasil skor dikelompokkan berdasarkan nilai tengah

Nominal

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 84: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

66

Universitas Indonesia

skor dan uji normalitas: (1) Kompleks ≤ 10 (2) Tidak Kompleks >10

Kerja sama dalam unit

Persepsi perawat terhadap iklim kerja sama antar perawat, antara perawat dan dokter, dan antara perawat dan POS (Pembantu Orang Sakit) di unit tempat bekerja

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Sangat Kurang Setuju Untuk kepentingan analisis, hasil skor dikelompokkan berdasarkan nilai tengah skor dan uji normalitas : Kerjasama kurang ≤ 5 Kerjasama baik > 5

Ordinal

Gangguan atau interupsi

Adanya aktivitas lain yang harus dilakukan pada saat sedang memberikan pelayanan kepada pasien

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Sangat Kurang Setuju Untuk kepentingan analisis, hasil skor dikelompokkan

Odinal

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 85: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

67

Universitas Indonesia

berdasarkan nilai tengah skor dan uji normalitas: Gangguan tinggi n >10 Gangguan rendah ≤ 10

Komunikasi Keaktifan interaksi verbal perawat dengan sesama perawat dan antar profesi di unit tempat bekerja, serta dengan pasien/keluarga pasien yang terkait dengan asuhan keperawatan

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Sangat Kurang Setuju Untuk kepentingan analisis, hasil skor dikelompokkan berdasarkan nilai tengah skor dan uji normalitas: Komunikasi tidak efektif ≤ 9 Komunikasi efektif > 9

Ordinal

Standar Prosedur Operasional

Persepsi perawat terhadap standar prosedur operasional yang sistematis dan mudah dijalankan

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Sangat Kurang Setuju Untuk kepentingan

Nominal

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 86: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

68

Universitas Indonesia

analisis, peneliti mengelompokannya kembali: Persepsi tidak baik ≤ 13 Persepsi baik > 13

Kenyamanan tempat kerja

Persepsi perawat terhadap pencahayaan, suhu, dan tingkat kebisingan dalam mendukung konsentrasi kerja

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Sangat Kurang Setuju Untuk kepentingan analisis, peneliti mengelompokannya kembali: Tidak nyaman ≤ 13 Nyaman > 13

Nominal

Variable dependen Insiden Keselamatan Pasien

Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien

Mengisi Kuesioner

Kuesioner 1. Tidak Pernah 2. Kadang-Kadang 3. Sering 4. Selalu Untuk kepentingan

Nominal

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 87: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

69

Universitas Indonesia

analisis, peneliti mengelompokannya kembali: IKP Positif ≤ 90% skor

IKP Negatif > 90% skor

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 88: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

70

Universitas Indonesia

BAB 5

METODOLOGI PENELITIAN

5.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi

penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien oleh perawat di unit rawat

inap, dengan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya

insiden keselamatan pasien oleh objek penelitian. Dengan demikian, penelitian

ini menggunakan pendekatan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan

dengan survei analitik pendekatan kuantitatif menggunakan desain cross

sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

variable-variabel yang termasuk risiko dan efek dengan cara pendekatan

pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama. Sehingga dengan desain

ini hasil dapat diperoleh dengan cepat dan dapat dikumpulkan variabel yang

banyak, baik variable risiko maupun variable efek.

5.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit “X” di Jakarta khususnya di

unit rawat inap. Dengan waktu penelitian atau pengambilan data yaitu pada

bulan Desember Tahun 2012.

5.3. Populasi dan Sampel

5.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja

di Rumah Sakit “X” yang memiliki Pengalaman kerjalebih dari 1 tahun.

5.3.2. Sampel

5.3.2.1. Kriteria Inklusi

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 89: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

71

Universitas Indonesia

Responden yang memliki profesi sebagai perawat yang

bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit “X”, memiliki

Pengalaman kerjalebih dari 1 tahun.

5.3.2.2. Kriteria Eksklusi

Responden yang bekerja di Rumah Sakit “X” berprofesi

perawat namun menduduki jabatan struktural dan perawat yang

sedang melaksanakan cuti.

5.3.2.3. Besar Sampel

Besar sampel untuk penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus sampel minimal untuk satu populasi

(Lemeshow et.al) , yaitu:

n = Jumlah yang dibutuhkan

N = Jumlah Populasi

Z 1-α/2 = tingkat kepercayaan sebesar 95%

p = Proporsi keadaan yang akan dicari p=50% (0,5)

q = (1-p)

d = sampling error sebesar 10%

n = 225. (1.96)2 . (0.5). (0.5)

(0.1)2. (225-1) + (1.96)2. (0.5). (0.5)

= 216.09

2.24 + 0.9604

= 67

n = N. Z21-α/2PQ

d2 (N-1)+Z21-α/2PQ

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 90: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

72

Universitas Indonesia

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas

dari jumlah populasi sebesar 225 orang maka besar minimal

sampel yang diperlukan adalah 67 orang. Untuk menghindari

adanya drop out sample maka peneliti menambah jumlah

sampel sebanyak 10% dengan begitu jumlah sampel keseluruhan

adalah 74 orang. Namun berdasarkan pengalaman dari peneliti

sebelumnya yang sudah melakukan penelitian ditempat yang

sama, bahwa pengisian kuesioner oleh perawat mengalami

kesulitan dalam hal pengembalian kuesioner, hal ini disebabkan

kesibukan perawat dalam pekerjaan rutinnya. Oleh karena itu

pada penelitian yang saya lakukan penyebaran kuesioner lebih

banyak, yakni sejumlah 115 kuesioner.

5.3.2.4. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan

propotion random sampling yaitu pengambilan sampel dengan

memproporsikan sampel berdasarkan ruangan atau unit kerja

perawat. Sehingga diharapkan keseluruhan sampel mewakili

setiap ruangan atau unit kerja yang ada. Namun demikian,

pemilihan responden juga mempertimbangkan kriteria inklusi

dan eksklusi dari penelitian ini serta pertimbangan peneliti dan

dari kepala ruangan atau kepala perawat di tiap ruangan rawat

inap sampai memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.

5.4. Teknik Pengumpulan Data

5.4.1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data

primer. Sumber data primer berasal dari kuesioner yang memuat

beberapa faktor yakni faktor karakteristik individu perawat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 91: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

73

Universitas Indonesia

(pendidikan, masa kerja, kompetensi, umur), faktor sifat dasar

pekerjaan (kompleksitas pengobatan pasien, kerja sama dalam unit

dan gangguan atau interupsi), faktor lingkungan & organisasi

(komunikasi, Standar Prosedur Operasional, kenyamanan tempat

kerja).

5.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengukur variable

independen dan dependen. Kuesioner berisi pernyataan – pernyataan

yang terkait, untuk karakteristik individu mengenai variabel tingkat

pendidikan, masa kerja, kompetensi, dan umur; untuk sifat dasar

pekerjaan berisi pernyataan terkait variabel kompleksitas pengobatan,

kerjasama dalam unit, dan gangguan atau interupsi saat bekerja; serta

untuk lingkungan organisasi dan sosial yang berisi pertanyaan terkait

komunikasi, Standar Prosedur Operasional dan kenyamanan tempat

kerja.

5.4.3. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data untuk data kuantitatif adalah melalui

instrument kuesioner yang diisi dengan cara mengisi kuesioner.

5.4.4. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian saat pengumpulan data dengan cara

meminta persetujuan dari pihak rumah sakit. Kemudian peneliti

menyebarkan kuesioner kepada unit-unit terkait dengan meminta

persetujuan dengan kepala ruangan. Setelah kepala ruangan

menyetujui peneliti meminta sampel untuk mengisi kuesioner. Waktu

yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner adalah 10 menit hingga 15

menit. Kuesioner diisi pada hari kuesioner tersebut diberikan dan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 92: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

74

Universitas Indonesia

dikembalikan pada hari kuesioner diberikan setelah diisi oleh

responden.

5.5. Uji Penelitian

5.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 orang perawat di Rumah

Sakit “X”. uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui apakah

pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh

perawat. Untuk melihat validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan

pengujian yaitu :

1) Uji validitas instrumen mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Pengolahan

uji validitas instrumen penelitian ini dengan menggunakan metode

Item-Total Correlation.Pernyataan dinyatakan valid, jika r hitung ≥ r

tabel (Priyatno,2009).

2) Uji reliabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan

dengan alat pengukur yang sama. Dilakukan dengan menggunakan

teknik belah dua. Dengan teknik ini alat pengukur (kuesioner)

dibelah menjadi dua, kemudian dilakukan uji korelasi dengan rumus

korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan

kedua (Soekidjo Notoatmodjo,2010)

5.6. Analisis Data

Analisis data penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara:

1. Analisis Univariat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 93: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

75

Universitas Indonesia

Digunakan untuk melihat distribusi frekuensi berupa gambaran

statistik deskriptif dari masing-masing variabel.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan analisis hubungan antara setiap variabel bebas dengan

variabel terikat untuk melihat apakah hubungan yang terjadi bermakna

secara statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Squre untuk

menganalisis hubungan antara variabel bebas kategorik dengan variabel

terikat kategorik (Hastono, 2007).

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 94: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

76

Universitas Indonesia

BAB 6

HASIL PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan kuesioner yang belum pernah

ada sebelumnya, sehingga terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan hasil dari perbandingan

antara nilai r hasil dengan nilai r table (0,4132), terdapat beberapa pernyataan dalam

kuesioner yang tidak valid. Untuk pernyataan yang tidak valid lebih disebabkan

karena kurang jelasnya pernyataan tersebut karena berupa pernyataan positif dan

negative. Untuk itu dilakukan perubahan susunan kalimat sehingga pernyataan lebih

jelas dan penyusunan kembali posisi kalimat positif dan negative untuk

mempermudah pemahaman pernyataan.

6.1. Hasil Analisis Univariat

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah perawat yang

bekerja di RS X yang berjumlah 100 orang. Analisis univariat dilakukan

untuk melihat distribusi frekuensi atau proporsi dari seluruh variabel

independen dan dependen yang diteliti. Variabel independen pada penelitian

ini terdiri dari karakteristik individu, meliputi usia, pendidikan, Pengalaman

kerjadan kompetensi, kompleksitas pengobatan, kerjasama, gangguan,

komunikasi, Standar Prosedur Operasional dan kenyamanan tempat kerja.

Sementara itu, Variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah

Insiden Keselamatan Pasien.

6.1.1. Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini, yang dimaksud karakteristik individu responden

adalah mencakup umur, pendidikan terakhir, jenjang kompetensi, dan masa

kerja. Frekuensi tiap variable yang mewakili karakteristik individu tersebut

dapat dilihat pada table berikut ini:

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 95: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

77

Universitas Indonesia

Tabel 6.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Variabel Pendidikan

Frekuensi Persentase (%)

D3

S1

75

25

75%

25%

Total 100 100%

Distribusi pendidikan responden (perawat pelaksana) adalah pada

pendidikan D3 dan S1 Keperawatan. Dari hasil analisis univariat diketahui

bahwa responden yang berpendidikan D3 jauh lebih banyak dibandingkan

responden berpendidikan S1, dimana jumlah responden berpendidikan D3

adalah 75 responden atau sekitar 75%, sementara sisanya berpendidikan S1,

yaitu 25 responden atau sekitar 25%.

Table 6.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Variabel Pengalaman Kerja

Frekuensi Persentase (%)

≤ 6 tahun

> 6 tahun

77

23

77%

23%

Total 100 100%

Pengalaman kerja responden adalah dalam rentang 2 – 18 tahun.

Untuk kepentingan penelitian, pengalaman kerja dikelompokkan dari nilai

median pengalaman kerja tersebut, yaitu 6 tahun. Dari tabel 6.2 terlihat

bahwa responden yang memiliki lama kerja ≤ 6 tahun adalah lebih banyak

yaitu sejumlah 77 responden, sementara yang memiliki pengalaman kerja > 6

tahun adalah 23 responden.

Table 6.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenjang Kompetensi

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 96: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

78

Universitas Indonesia

Variabel Jenjang Kompetensi

Frekuensi Persentase (%)

Kompetensi rendah

Kompetensi tinggi

51

49

51%

49%

Total 100 100%

Jenjang kompetensi perawat di RS X terdiri dari level PK (Perawat

Klinik ) I hingga PK V, penetapan jenjang kompetensi ini berdasarkan

pendidikan, Pengalaman kerjadan pelatihan, kemudian dilakukan penilaian

secara periodik oleh Komite Keperawatan. Untuk meningkatkan level,

seorang perawat perlu mengikuti berbagai jenis pelatihan, termasuk pelatihan

keselamatan pasien. PK I dan PK II dapat dijadikan satu kelompok karena

memiliki kesamaan pada keikutsertaan dalam pelatihan keselamatan pasien

pada tingkatan yang sama. Sementara, pada PK III dan V telah

mengikuti pelatihan yang lebih lengkap termasuk mengenai keselamatan

pasien dalam tingkat lanjutan dan telah memiliki pengalaman yang lebih lama

dalam tahap implementasi penuh. Dari tabel 6.3 diketahui bahwa sebanyak 51

responden berkompetensi rendah atau dalam level PK I dan II, sementara

sisanya 49 responden lainnya berkompetensi tinggi atau sudah dalam level

PK III, IV, danV.

Tabel 6.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Variabel Umur

Frekuensi Persentase (%)

≤ 30 tahun

> 30 tahun

51

49

51%

49%

Total 100 100%

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 97: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

79

Universitas Indonesia

Dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa rata-rata usia perawat

yang menjadi responden adalah 30 tahun sehingga untuk kepentingan

penelitian, usia responden dikelompokkan berdasarkan nilai mean sehingga

terbentuk kelompok responden berusia ≤ 30 tahun sejumlah 51 orang dan

responden berusia > 30 tahun sebanyak 49 atau 49% dari total responden.

6.1.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap

Kompleksitas Pengobatan (Asuhan Keperawatan), Kerjasama,

Gangguan/Interupsi, Komunikasi, Standar Prosedur Operasional, dan

Kenyamanan Tempat Kerja Rumah Sakit “X”

Variabel kompleksitas pengobatan, kerjasama, gangguan/ interupsi,

komunikasi, kenyamanan tempat kerja dan standar prosedur operasional

dikembangkan dengan menggunakan data primer responden yang kemudian

di analisis dengan memperhatikan nilai tengah skor dan normalitas

persebaran data, seperti terlihat dalam table 6.5.

Tabel 6.5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Kompleksitas Pengobatan

Variabel

Kompleksitas Pengobatan

Frekuensi Persentase (%)

Kompleks

Tidak Kompleks

61

39

77%

23%

Total 100 100%

Tabel 6.5 di atas menggambarkan distribusi responden berdasarkan

setiap variabel. Terdapat sejumlah 61 responden yang berpersepsi bahwa

pasien yang dilakukan perawatan di unit kerjanya adalah kompleks. Artinya,

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 98: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

80

Universitas Indonesia

sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa asuhan keperawatan yang

dilakukan adalah kompleks.

Tabel 6.6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Kerjasama dalam Unit

Variabel

Kerjasama Frekuensi Persentase (%)

Kerjasama kurang

Kerjasama baik

75

25

75%

25%

Total 100 100%

Variabel kerjasama, menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpersepsi kerjasama kurang yaitu sebanyak 75 responden atau sekitar 75%,

sementara yang mempunyai persepsi kerjasama baik hanya 25 responden atau

sekitar 25%.

Tabel 6.7. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Gangguan/interupsi saat bekerja

Variabel

Gangguan Frekuensi Persentase (%)

Tinggi

Rendah

64

36

64%

36%

Total 100 100%

Pada table 6.7, variabel gangguan/interupsi saat bekerja, menunjukkan

bahwa sebagian besar responden berpersepsi mengalami gangguan tinggi

pada saat bekerja yaitu sebanyak 64 responden atau sekitar 64%, sementara

yang mempunyai persepsi gangguan rendah saat bekerja terdapat 36

responden atau sekitar 36%.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 99: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

81

Universitas Indonesia

Tabel 6.8. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Komunikasi

Variabel Komunikasi

Frekuensi Persentase (%)

Tidak efektif

Efektif

57

43

57%

43%

Total 100 100%

Pada table 6.8, variabel komunikasi, menunjukkan bahwa 57 atau

sekitar 57% responden berpersepsi komunikasi tidak efektif, yang berarti

bahwa mekanisme komunikasi antar profesi, dan antar sesama perawat tidak

berjalan dengan baik walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh dengan yang

berpersepsi komunikasi efektif. Sementara responden yang mempunyai

persepsi komunikasi efektif terdapat 43 responden atau sekitar 43%.

Tabel 6.9. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO)

Variabel

SPO Frekuensi Persentase (%)

Persepsi tidak baik

Persepsi baik

16

84

16%

84%

Total 100 100%

Variabel Standar Prosedur Operasional menunjukkan sebaliknya,

sebesar 84 orang berpersepsi baik terhadap SPO yang berarti bahwa sebagian

besar responden telah mengetahui adanya SPO, mengerti, dan mendapatkan

kegunaan SPO dalam menjalankan asuhan keperawatan yang aman, dan

sekitar 16% bisa dikatakan tidak mengetahui adanya dan manfaat SPO di unit

kerjanya.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 100: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

82

Universitas Indonesia

Tabel 6.10. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi terhadap Kenyamanan Tempat Kerja

Variabel Kenyamanan

Frekuensi Persentase (%)

Tidak Nyaman

Nyaman

88

12

88%

12%

Total 100 100%

Pada table 6.10, variabel kenyamanan tempat kerja, menunjukkan

bahwa 88% responden berpersepsi tempat kerja tidak nyaman yang berarti

bahwa responden sebagian besar merasakan ketidaknyamanan diruang

perawatan tempat bekerjanya. Sementara responden yang mempunyai

persepsi tempat kerja nyaman terdapat 12 responden atau sekitar 12%.

Persepsi atau penilaian yang kurang baik terhadap masing-masing

variabel menggambarkan kecenderungan responden terhadap kejadian

insiden keselamatan pasien. Semakin baik persepsi terhadap variabel-variabel

tersebut maka akan semakin risiko terjadinya IKP di unit tempat kerja

responden.

6.1.3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Variabel IKP pada penelitian ini berdasarkan skor yang dihitung dari

berbagai pertanyaan tentang insiden keselamatan pasien. Apabila skor kurang

dari atau sama dengan 90% maka dimasukkan ke kelompok IKP Positif yang

berarti menyebabkan IKP, dan jika skor lebih dari 90% dimasukkan dalam

kelompok IKP Negatif yang berarti tidak menyebabkan IKP. Penentuan

angka 90% ini berdasarkan kenyataan di lapangan dimana IKP adalah insiden

yang dapat berakibat fatal jika terjadi kepada pasien dan rumah sakit harus

mengutamakan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan, oleh

karena itu perawat tidak di tolerir melakukan kesalahan ketika memberikan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 101: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

83

Universitas Indonesia

pelayanan kepada pasien. Pada tabel 6.11 berikut ini tergambar distribusi

frekuensi responden berdasarkan kejadian IKP:

Tabel 6.11. Distribusi Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit “X”

Variabel Frekuensi Persentase

IKP Positif 51 51%

IKP Negatif 49 49%

Total 100 100%

Tabel 6.11. menunjukkan bahwa sebaran IKP terlihat cukup

mengkhawatirkan, dimana 51 IKP Positif (51%) yang berdasarkan penilaian

responden pernah melakukan kesalahan dan mengakibatkan insiden

keselematan pasien di unit kerja masing-masing. Sementara, jumlah IKP

Negatif tidak jauh berbeda yakni 49 (49%).

6.2. Hasil Analisis Bivariat

6.2.1. Hubungan antara Pendidikan dengan Insiden Keselamatan Pasien

Table 6.12. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Perawat dan

Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Pendidikan

Perawat

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negatif

n % n % n %

Pendidikan

D3

35 47% 40 53% 75 100%

0.492

0.2 – 1.2 0.204

Pendidikan

S1

16 64% 9 36% 25 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 102: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

84

Universitas Indonesia

Dari table 6.12 di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang

berpendidikan D3 jauh lebih banyak dari yang berpendidikan S1. Sebagian

besar, sebanyak 47%, dari jumlah responden yang berpendidikan D3

menyebabkan IKP (IKP Positif). Sementara pada responden yang

berpendidikan S1 memiliki proporsi yang lebih besar terhadap IKP. Akan

tetapi, jumlah perbedaan proporsi kedua kelompok responden berdasarkan

pendidikan ini tidak cukup menunjukkan hubungan antara variabel

pendidikan dengan terjadinya IKP. Hal ini juga terlihat pada P-value sebesar

0.204 yang menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi atau tidak ada

hubungan yang signifikan antara variabel pendidikan dengan kejadian IKP.

6.2.2. Hubungan antara Pengalaman kerjadengan Insiden Keselamatan Pasien

Table 6.13 Distribusi Responden Menurut Pengalaman kerjaPerawat dan

Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Masa Kerja IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

≤ 6 tahun 35 64% 20 36% 55 100% 3.172 1.395 – 7.210

0.010 > 6 tahun 16 36% 29 64% 45 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa responden terbagi dalam

kelompok masa kurang dan sama dengan 6 tahun dan lebih dari 6 tahun.

Jumlah responden yang memiliki Pengalaman kerja≤ tahun adalah 55 orang

sementara responden > 6 tahun adalah 45 orang. Pada kelompok responden

yang memiliki lama kerja ≤ 6 tahun, sebanyak 35 orang terkait atau

menyebabkan kejadian IKP (IKP Positif) sementara 20 lainnya tidak

demikian. Sementara, pada kelompok responden yang telah bekerja > 6

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 103: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

85

Universitas Indonesia

tahun, distribusi terhadap keterkaitannya dengan IKP bertolak belakang

dengan kelompok responden dengan Pengalaman kerja≤ 6 tahun.

Pada kolom p value dapat terlihat angka 0.010, dengan demikian bermakna

bahwa ada perbedaan proporsi antara Pengalaman kerjadengan terjadinya

IKP. Dengan kata lain, ada hubungan yang signifikan antara Pengalaman

kerjadengan kejadian IKP.

Dengan nilai OR sebesar 3.1 atau 3, dapat diintepretasikan pula bahwa

kelompok Pengalaman kerja≤ 6 tahun berisiko 3 kali lebih besar

menyebabkan insiden keselamatan pasien.

6.2.3. Hubungan antara Kompetensi dengan Insiden Keselamatan Pasien

Table 6.14 Distribusi Responden Menurut Kompetensi Perawat dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Kompetensi

Perawat

IKP Total OR

(95% CI)

P value

Positif Negative

n % n % n %

Kompetensi

Rendah

32 63% 19 37% 51 100%

2.659

1.2 – 5.9 0.028

Kompetensi

Tinggi

19 39% 30 61% 49 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

Table 6.14 menunjukkan proporsi antara kelompok responden

berdasarkan kompetensi dan hubungannya dengan kejadian insiden

keselamatan pasien (IKP). Dari keseluruhan, total responden berkompetensi

rendah hampir sama dengan responden berkompetensi tinggi. Angka

menunjukkan responden yang berkompetensi tinggi adalah 49 sementara

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 104: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

86

Universitas Indonesia

responden berkompetensi rendah adalah 51 responden. Pada kelompok

berkompetensi tinggi, responden yang terkait atau menyebabkan kejadian

IKP (IKP Positif) adalah sebanyak 19. Angka tersebut jauh lebih sedikit

dibandingkan jumlah responden berkompetensi tinggi yang tidak

menyebabkan IKP (IKP Negatif). Sementara itu, pada kelompok

berkompetensi rendah, responden yang terkait atau menyebabkan IKP jauh

lebih banyak (32 orang) dibandingkan dengan yang tidak menyebabkan IKP

(19 orang). P-value menunjukkan angka 0.028, artinya lebih kecil dari nilai p

value α (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi antara

kompetensi dengan kejadian insiden keselamatan pasien, atau ada hubungan

yang bermakna antara kompetensi dengan insiden keselamatan pasien.

Dilanjutkan dengan nilai OR sebesar 2.98 atau 3, yang berarti responden,

dalam hal ini perawat, yang memiliki kompetensi rendah memiliki risiko 3

kali lebih besar menyebabkan kejadian IKP dibandingkan yang memiliki

kompetensi tinggi.

6.2.4. Hubungan antara Usia dengan Insiden Keselamatan Pasien

Berikut ini analisis yang menggambarkan hubungan antara kelompok

usia dengan risiko dan kejadian Insiden Keselamatan Pasien di RS X:

Table 6.15 Distribusi Responden Menurut Usia Perawat dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Usia

Responden

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

≤ 30 tahun 32 63% 19 37% 51 51% 2.66

1.2 – 5.9 0.028

> 30 tahun 19 39% 30 61% 49 49%

Jumlah 51 51% 49 49% 100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 105: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

87

Universitas Indonesia

Dari table di atas dapat diketahui bahwa jumlah kelompok usia ≤ 30

tahun adalah 51 responden, lebih banyak dibandingkan kelompok usia > 30

tahun yang berjumlah 49 responden. Pada variabel usia ini terlihat bahwa

sebagian besar responden memiliki kecenderungan menyebabkan IKP (IKP

Positif). Sebaliknya, pada kelompok usia > 30 tahun, hanya sebagian kecil

yang terkait atau menyababkan IKP. Di akhir perhitungan analisis didapatkan

nilai p-value sebesar 0.028 yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna

antara usia dengan potensi insiden keselamatan pasien. Dengan nilai OR

sebesar 2.6 atau 3, dapat diintepretasikan pula bahwa kelompok usia ≤ 30

tahun berisiko 3 kali lebih besar menyebabkan insiden keselamatan pasien.

6.2.5. Hubungan antara Kompleksitas Pengobatan dengan Insiden

Keselamatan Pasien

Pada table 6.16 di bawah ini, terlihat bahwa responden yang memiliki

persepsi bahwa pengobatan yang kompleks berjumlah lebih banyak (61

orang) dibandingkan jumlah responden yang berpersepsi sebaliknya (39

orang). Dari kelompok responden yang memilki persepsi bahwa asuhan

keperawatan kompleks, sebanyak 29 orang tersebut terkait atau menyebabkan

IKP (IKP Positif), sementara 32 orang lainnya tidak terkait atau

menyebabkan IKP (IKP Negatif). Sedangkan, pada kelompok responden

yang memiliki persepsi kompleksitas pengobatan tidak kompleks, sebagian

besar di antaranya justru terkait atau menyebabkan IKP.

Dari proporsi keduanya telah terlihat bahwa tidak ada perbedaan proporsi

yang signifikan antara kedua kelompok (tidak kompleks dan kompleks) pada

risiko menyebabkan insiden keselamatan pasien. Hal itu diperkuat lagi

dengan nilai p-value yang lebih besar dari nilai p-value sebesar 0.255.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 106: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

88

Universitas Indonesia

Table 6.16 Distribusi Responden Menurut Kompleksitas Pengobatan pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Kompleksitas

Asuhan

keperawatan

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

Kompleks 29 48% 32 53% 61 100% 0.7

0.3 – 1.6 0.509 Tidak

Kompleks

22 56% 17 47% 39 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

6.2.6. Hubungan antara Kerja Sama dengan Insiden Keselamatan Pasien

Table 6.17 Distribusi Responden Menurut Persepsi Kerjasama pada Asuhan

Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Kerjasama dalam

Asuhan Keperawatan

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

Kerjasama kurang

26 68% 12 32% 38 100% 3.207

1.4 – 7.5 0.012

Kerjasama Baik

25 40% 37 60% 62 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

Gambaran perbedaan proporsi antara kerjasama dengan risiko

terjadinya insiden keselamatan pasien (IKP) ditunjukkan pada table 6.17 di

atas. Dari segi proporsi kerjasama, kelompok responden yang memiliki

persepsi terhadap kerjasama yang kurang baik berjumlah lebih sedikit, yaitu

38 orang, dibandingkan dengan responden yang berpersepsi kerjasama sudah

baik, yaitu 62 orang. Pada kelompok yang berpersepsi kerjasama kurang baik,

terlihat bahwa sebanyak 26 responden terkait atau menyebabkan IKP (IKP

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 107: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

89

Universitas Indonesia

Positif) sementara 12 lainya tidak. Artinya, pada kelompok responden yang

memiliki persepsi kerjasama kurang baik, sebagian besar terkait atau

menyebabkan kejadian IKP. Sementara pada kelompok yang berpersepsi baik

terhadap kerjasama, 37 responden atau sebagian besar responden tidak terkait

atau tidak menyebabkan kejadian insiden keselamatan pasien. Perbedaan

proporsi diperkuat dengan angka p-value sebesar 0.012 yang berarti ada

hubungan yang bermakna antara kerjasama dengan risiko menyebabkan

insiden keselamatan pasien. Pada nilai OR sebesar 3.2 dapat diartikan bahwa

kelompok yang memiliki persepsi kerjasama kurang baik memiliki risiko 3

kali lebih besar menyebabkan IKP dibandingkan dengan kelompok yang

memiliki perspesi kerjasama yang baik.

6.2.7. Hubungan antara Gangguan/Interupsi dengan Insiden Keselamatan

Pasien

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proporsi nilai pada

responden berdasarkan persepsinya pada gangguan/ interupsi dan risiko

menyebabkan insiden keselamatan pasien.

Table 6.18 Distribusi Responden Menurut Persepsi Gangguan / Interupsi pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Gangguan/

Interupsi

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

Gangguan

tinggi

36 56% 28 44% 64 100%

1.8

0.8 - 4.1 0.233

Gangguan

rendah

15 42% 21 58% 36 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 108: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

90

Universitas Indonesia

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang

berpersepsi terhadap gangguan pada asuhan keperawatan gangguan tinggi

lebih banyak dibandingkan yang berpersepsi sebaliknya. Sementara itu, pada

kelompok yang berpersepsi adanya gangguan/ interupsi yang tinggi dalam

asuhan keperawatan memiliki proporsi yang tidak jauh berbeda dalam hal

risiko terjadinya insiden keselamatan pasien. Pada kolom p value dapat

terlihat angka 0.233, dengan demikian bermakna bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara gangguan/interupsi pada saat kerja dengan kejadian

IKP.

6.2.8. Hubungan antara Komunikasi dengan Insiden Keselamatan Pasien

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan distribusi jumlah

responden yang terbagi dalam variable komunikasi yang terkait dengan risiko

insiden keselamatan pasien. Jumlah responden yang memiliki persepsi

terhadap komunikasi efektif pada asuhan keperawatan adalah jauh lebih

sedikit dibandingkan dengan kelompok yang memilikki persepsi sebaliknya.

Namun demikian tidak terlihat perbedaan proporsi yang signifikan jika

dibandingkan dengan risiko yang menyebabkan insiden keselamatan pasien.

Pada kelompok responden yang memiliki persepsi komuniksi efektif,

sebanyak 29 responden tidak menyebabkan insiden keselamatan pasien dan

28 respoden menyebabkan insiden keselamatan pasien. Sedangkan pada

kelompok responden yang memiliki komunikasi efektif, sebanyak 23

responden menyebabkan insiden keselamatan pasien dan 20 respoden tidak

menyebabkan insiden keselamatan pasien. Tidak adanya perbedaan proporsi

atau hubungan yang signifikan ditunjukkan pula oleh nilai p-value sebesar

0.818, lebih besar dari nilai alpha. Secara jelas, persebaran proporsi antara

kedua kelompok berdasarkan variable komunikasi adalah sebagai berikut:

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 109: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

91

Universitas Indonesia

Table 6.19 Distribusi Responden Menurut Persepsi Komunikasi pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Persepsi

terhadap

Komunikasi

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

Komunikasi

tidak efektif

28 49% 29 51% 57

0.840

(0,4-1.8) 0.818

Komunikasi

efektif

23 54% 20 46% 43 100%

Jumlah 56 55% 44 44% 100 100%

6.2.9. Hubungan antara SPO dengan Insiden Keselamatan Pasien

Table 6.20 Distribusi Responden Menurut Persepsi Terhadap SPO pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Persepsi

terhadap SPO

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

Persepsi

Tidak Baik

9 56% 7 44% 16 100% 1.286

0.4 – 3.7 0.853

Persepsi Baik 42 50% 42 50% 84 100%

Jumlah 51 56% 49 44% 100 100%

Tabel 6.20 di atas berisi persebaran jumlah responden berdasarkan

persepsinya terhadap SPO dan risiko yang menyebabkan terjadinya insiden

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 110: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

92

Universitas Indonesia

keselamatan pasien. Kelompok responden yang memiliki persepsi baik pada

SPO berjumlah jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki

persepsi tidak baik kepada SPO. Pada kelompok yang memiliki persepsi baik

dan menyebabkan IKP (IKP Positif) adalah 42 responden sementara

kelompok sebaliknya berjumlah 9 responden, sementara yang memiliki

persepsi tidak baik dan menyebabkan IKP berjumlah 9 sementara yang tidak

menyebabkan IKP (IKP Negative) adalah 7 responden. Nilai P-value pada

tabel di atas adalah 0.853 yang berarti tidak ada perbedaan proporsi atau

hubungan yang bermakna antara variable persepsi pada SPO dengan insiden

keselamatan pasien.

6.2.10. Hubungan antara Kenyamanan Tempat dengan Insiden Keselamatan

Pasien

Table 6.21 Distribusi Responden Menurut Persepsi Terhadap Kenyamanan dalam Tempat Kerja pada Asuhan Keperawatan dan Insiden Keselamatan

Pasien (IKP)

Kenyamanan

dalam

Tempat Kerja

IKP Total OR

(95% CI)

P

value Positif Negative

n % n % n %

Tidak

Nyaman

46 52% 42 48% 88 100% 1.533

0.5 – 5.2 0.703

Nyaman 5 42% 7 58% 12 100%

Jumlah 51 51% 49 49% 100 100%

Jumlah responden yang memiliki persepsi bahwa tempat kerja tidak

nyaman adalah jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki

persepsi sebaliknya. Pada kelompok persepsi bahwa tempat kerja tidak

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 111: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

93

Universitas Indonesia

nyaman, jumlah responden yang terkait atau menyebabkan insiden

keselamatan pasien jauh lebih banyak, yakni 46 responden, sementara sisanya

tidak terkait atau tidak menyebabkan IKP (IKP Negatif). Namun demikian,

pada kelompok yang memiliki persepsi nyaman pada tempat kerja, jumlah

responden yang tidak terkait atau tidak menyebabkan IKP lebih banyak dari

responden yang terkait atau menyebabkan IKP (IKP Positif). Pada variable

kenyamanan tempat yang dihubungkan dengan kejadian insiden keselamatan

pasien, terlihat bahwa nilai p-valuenya adalah 0.703 yang berarti tidak ada

perbedaan proporsi yang siginifikan atau hubungan yang bermakna antara

keduanya.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 112: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

94

Universitas Indonesia

BAB 7

PEMBAHASAN

7.1. Pelaksanaan Penelitian

Rancangan penelitian dimulai pada Oktober 2012 dan mulai dilakukan

pengambilan data pada pertengahan Desember dengan menyebarkan kuesioner.

Kuesioner berisi tentang pernyataan-pernyataan yang harus dipilih sesuai

dengan persepsi dan kenyataan yang dihadapi perawat di Ruang Rawat Inap RS

X mengenai insiden keselamatan pasien. Penyebaran kuesioner dilakukan

terhadap 115 perawat yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi akan tetapi

kuesioner yang kembali hanya 100, sudah melebihi jumlah sampel minimum.

Data hasil penelitian kemudian dianalisis dan dibahas satu per satu untuk

menjawab tujuan penelitian ini sendiri.

7.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dan referensi mengenai keselamatan pasien masih terbilang

sedikit di tingkat nasional, sehingga sulit pula untuk mencari pembanding untuk

memperkaya pembahasan. Selain itu, isu keselamatan pasien dapat dikatakan

sensitive untuk dinilai pada petugas kesehatan, dalam hal ini perawat. Dari segi

pengambilan data, akan lebih baik jika menggunakan metode wawancara untuk

memastikan responden mengerti betul tentang apa yang ditanyakan. Akan tetapi,

dengan keterbatasan peneliti yang juga adalah seorang yang bekerja maka hal ini

tidak dapat dilakukan.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 113: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

95

Universitas Indonesia

7.3. Hasil Analisis Penyebab Kejadian Insiden Keselamatan Pasien

Berdasarkan Karakteristik Individu (Usia, Pendidikan, Pengalaman

kerjadan Kompetensi), Kompleksitas Pengobatan, Kerjasama, Gangguan/

Interupsi, Komunikasi, Standar Prosedur Operasional, dan Kenyamanan

Tempat Kerja.

Insiden keselamatan pasien tidak terjadi hanya karena satu atau dua

penyebab melainkan banyak penyebab yang bisa berkontribusi, mulai dari

sistem yang menggerakkan pelayanan kesehatan, sarana & prasarana sampai

dengan kinerja perseorangan yang bersentuhan langsung dengan pasien, yang

kesemuanya berkolaborasi sehingga insiden tidak dapat dicegah. Demikian

pula pada pengendaliannya, suatu variabel yang berisiko menyebabkan insiden

keselamatan pasien harus dikendalikan secara menyeluruh meliputi sistem dan

lingkungan yang melingkupinya. Pada penelitian ini dilakukan analisis

terhadap sepuluh variabel, yaitu usia, pendidikan, masa kerja, kompetensi,

kompleksitas pengobatan, kerjasama, gangguan/ interupsi, komunikasi, Standar

Prosedur Operasioanl (SPO), dan kenyamanan tempat kerja. Dari kesepuluh

variabel tersebut terdapat empat variabel yang menjadi penyebab insiden

keselamatan pasien (IKP) yakni usia, masa kerja, kompetensi dan kerjasama.

Enam variabel lain yang tidak menjadi penyebab bisa jadi berhubungan pula

dengan terjadinya insiden keselamatan pasien akan tetapi dapat dikendalikan

oleh sistem dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Pada variabel usia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara usia dengan sebab terjadinya insiden

keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit “X”, yakni semakin

meningkatnya usia perawat maka terjadinya IKP semakin kecil sementara

semakin muda usia perawat kecenderungan terjadi IKP semakin besar. Secara

teori, umur berkaitan dengan tingkat kedewasaan dan maturasi, dalam arti

meningkatnya umur akan meningkat pula kedewasaan/ kematangan secara

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 114: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

96

Universitas Indonesia

teknis dan psikologis, serta semakin mampu melaksanakan tugasnya (Siagian,

1999). Davis dan Newstrom berpendapat bahwa semakin bertambahnya umur

maka akan semakin meningkat kepuasan kerja dan semakin berprestasi.

Penelitian ini sejalan pula dengan teori Robbins (2003) yang menyatakan

bahwa usia dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan

tanggung jawab seseorang. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin dewasa

usia perawat semakin baik kinerjanya dalam asuhan keperawatan yang aman

atau yang tidak menyebabkan IKP. Hubungan yang bermakna ini pun

diperkuat dengan nilai OR yang menjelaskan bahwa semakin muda usia

perawat maka ia memiliki risiko asuhan keperawatan yang tidak aman (baca:

menyebabkan IKP) 3 (tiga) kali lebih besar dari perawat yang dengan usia yang

lebih tua. Perawat dengan usia yang lebih dewasa/ tua memiliki kematangan

dalam berpikir dan bertindak serta memiliki kemampuan untuk mengenali dan

mencegah bahaya yang didapatkannya seiring dengan perkembangan usia dan

kematangannya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suhartati

(2002) bahwa terdapat kecenderungan semakin tua usia perawat semakin etik

dalam melakukan asuhan keperawatan. Kenyataan ini akan membuatnya lebih

berhati-hati dan memperhatikan secara seksama terhadap asuhan keperawatan

yang ia lakukan

Sementara pada variabel pendidikan, hasil penelitian tidak

menunjukkan hal yang serupa dengan variabel usia. Variabel pendidikan tidak

memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan

pasien. Menurut Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(DPP-PPNI, 1999), yang dimaksud dengan perawat adalah seseorang yang

telah menyelesaikan pendidikannya pada pendidikan formal keperawatan

minimal lulusan D3 Keperawatan. Latar belakang pendidikan akan

mempengaruhi perilaku seseorang dalam pekerjaannya (Likert dalam Gibson,

1996). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar keinginan

memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya (Siagian, 1997). Hasil

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 115: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

97

Universitas Indonesia

penelitian yang dilakukan oleh Anugrarini (2010) mengungkapkan ada

hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepatuhan perawat dalam

menerapkan pedoman keselamatan pasien. Namun demikian, hal tersebut tidak

terbukti pada penelitian ini. Hal ini bisa disebabkan karena pendidikan perawat

pelaksana di Rumah Sakit ‘X’ hampir seragam, yakni merupakan lulusan D3.

Tetapi dalam bekerja tidak hanya pendidikan formal saja yang harus dimiliki

oleh perawat melainkan harus dilengkapi dengan berbagai pelatihan-pelatihan

yang mendukung terhadap pekerjaan yang tidak didapatkan selama

menjalankan pendidikan. Sehingga dalam hal pebedaan pendidikan

Pengalaman kerjadan pelatihan-pelatihan yang didapatkan selama di Rumah

Sakit ‘X’ ini telah mampu mereduksi perbedaan yang besar antara lulusan D3

dengan S1. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan di Rumah Sakit ‘X’ ini dapat

dikatakan cukup sering, hampir setiap bulan dilaksanakan IHT (In House

Training) yang meningkatkan kemampuan perawat pelaksana. Selain itu,

terdapat sistem yang menjadi sarana terjadinya transfer wawasan dan skill

antara satu perawat dengan yang lain, dalam hal ini adalah briefing atau

‘operan’ dari satu shift ke shift lain dimana terjadi diskusi mengenai masalah

asuhan keperawatan yang perlu diatasi pada saat itu.

Menurut Alfredsdottir & Bjondottir. K (2008) pengalaman kerja menjadi

salah satu faktor kunci dalam keselamatan pasien di rumah sakit. Demikian

pula pada penelitian yang dilakukan Nurwidia (2012), Pengalaman kerja

menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap asuhan keperawatan yang

aman bagi pasien. Hal ini pun sejalan dengan hasil penelitian ini dimana

pengalaman kerja menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian

insiden keselamatan pasien. Pengalaman kerja menjadi faktor yang

berhubungan secara siginifikan pada kejadian insiden keselamatan pasien

karena ada kecenderungan dimana perawat yang telah bekerja lama di rumah

sakit memiliki kemampuan lebih baik dalam melakukan asuhan keperawatan

yang aman bagi pasien. Pengalaman kerja berkaitan dengan pengalaman

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 116: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

98

Universitas Indonesia

seseorang, dan pengalaman sangat dibutuhkan dalam melakukan asuhan

keperawatan kepada pasien. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh perawat akan

memberikan kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku

pada perawat tersebut yang menunjangnya dalam bekerja. Dengan Pengalaman

kerja yang lebih lama tentunya perawat akan memiliki pengalaman yang lebih

lama pula dalam menangani pasien dengan berbagai permasalahan yang

dihadapinya. Selain karena pengalaman yang telah banyak dimiliki,

Pengalaman kerja juga membuat perawat pelaksana lebih terampil dan berhati-

hati agar asuhan keperawatan yang dilakukan tidak menimbulkan cedera bagi

pasien. Dari hasil pengamatan lapangan yang dilakukan, ditemukan pula bahwa

IKP yang terjadi selama ini lebih banyak dilakukan oleh perawat yang masih

muda dengan Pengalaman kerja yang masih terbilang baru.

Variabel yang lain adalah kompetensi, dari hasil penelitian juga

menunjukkan hubungan yang signifikan pada kejadian insiden keselamatan

pasien. Kompetensi yang dimaksud pada penelitian ini adalah tingkat

kemampuan perawat dengan tingkat pendidikan tertentu setelah melalui

Pengalaman kerjadan berbagai pelatihan, jadi kompetensi lebih kearah skill

perawat yang difokuskan hanya untuk perawat professional klinik. Perawat

professional adalah perawat dengan latar belakang pendidikan tinggi, minimal

D3 keperawatan, sementara perawat klinik adalah perawat yang memberikan

asuhan keperawatan langsung kepada pasien/klien. Sehingga yang termasuk

kedalam kelompok kompetansi keperawatan adalah perawat dengan

pendidikan minimal D3 yang memberikan pelayanan langsung kepada

pasien/klien. Dengan penetapan tingkatan kompetensi ini menentukan terhadap

pengembangan jenjang karier professional perawat klinik melalui system

asesmen secara periodik yang dilakukan oleh Komite Keperawatan. Namun

demikian tingkat pendidikan saja tidak cukup menjamin untuk mencegah

terjadinya insiden keselamatan pasien, sehingga tetap perlu dilakukan

pelatihan-pelatihan keterampilan yang terkait dengan pelaksanaan asuhan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 117: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

99

Universitas Indonesia

keperawatan, karena yang paling dominan sebagai pembeda dalam tingkat

kompetensi perawat yang rendah dengan yang tinggi adalah pelatihan-pelatihan

yang sudah dilakukan oleh perawat. Keadaan ini terbukti dari bermaknanya

tingkat kompetensi terhadap kejadian insiden keselamatan pasien, dimana

perawat yang memiliki tingkat kompetensi rendah memiliki kecenderungan

menimbulkan insiden keselamatan pasien daripada yang tingkat kompetensinya

tinggi. Fenomena ini jelas menunjukan bahwa pelatihan sangat penting dalam

mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien. Pelatihan dinyatakan sebagai

bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan

meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam

waktu yang relative singkat. Keterampilan yang dimaksud dalam hal ini adalah

keterampilan dalam berbagai bentuk antara lain physical skil, intellectual skill,

social skill, dan managerial skill (Rivai dan Sagala, 2009). Jika dikaitkan

dengan pendapat tersebut maka pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini

merupakan pelatihan yang berorientasi pada peningkatan intellectual skill yang

berhubungan dengan keselamatan pasien. Banyaknya pelatihan yang telah

diikuti perawat mempengaruhi tingkat kompetensi perawat. Sistem jenjang

kompetensi yang disusun dan dijalankan oleh Komite Keperawatan Rumah

Sakit ‘X’ ini dinilai dari pendidikan, masa kerja, performa yang ditunjukkan

pada saat menjalankan asuhan keperawatan serta banyaknya pelatihan yang

sudah diikuti perawat tersebut. Hal yang demikian bisa menjadi pengaruh yang

kuat dalam menentukkan baik tidaknya seseorang dalam menjalankan asuhan

keperawatan, termasuk bagaimana perawat tersebut melakukan asuhan

keperawatan yang aman dan tidak menyebabkan insiden keselamatan pasien.

Akan tetapi secara statistic, pendidikan yang juga merupakan komponen

jenjang kompetensi perawat pelaksana tidak menunjukkan hubungan yang

signifikan terhadap terjadinya IKP. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa sebagian besar perawat di rumah sakit ini berpendidikan D3 akan tetapi

meskipun demikian tidak sedikit pula yang telah memiliki Pengalaman

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 118: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

100

Universitas Indonesia

kerjayang sangat lama, bahkan jauh lebih lama dibandingkan yang

berpendidikan S1. Sementara rumah sakit ini giat menyelenggarakan pelatihan

bagi perawat sehingga kemampuan dan keterampilan perawat berpendidikan

D3 pun jadi ter-Upgrade. Oleh sebab itu walaupun dalam penelitian ini

pendidikan tidak berpengaruh terhadap kejadian insiden keselamatan pasien,

tetapi tidak berarti demikian dengan kompetensi, karena didalam kompetensi

pendidikan hanya salah satu kriteria yang menentukan tingkat kompetensi

seseorang. Pelatihan yang sudah diikuti oleh perawat merupakan salah satu

kriteria yang menentukan tingkat kompetensi perawat, semakin banyak

pelatihan yang sudah dilakukan maka semakin tinggi tingkat kompetensi

perawat. Pelatihan dan tes yang dilakukan oleh Komite Keperawatan Rumah

Sakit “X” nyata menunjukkan adanya perbedaan kinerja dari tiap jenjang

kompetensi. Hal yang demikian bisa menjadi pengaruh yang kuat dalam

menentukkan baik tidaknya seseorang dalam menjalankan asuhan keperawatan,

termasuk bagaimana perawat tersebut melakukan asuhan keperawatan yang

aman dan tidak menyebabkan insiden keselamatan pasien. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kompetensi dengan

kejadian insiden keselamatan pasien. Pada hasil statistik juga menunjukkan

nilai OR sebesar 2.9 yang dapat diartikan bahwa responden, dalam hal ini

perawat, yang berkompetensi rendah memiliki kecenderungan 3 (tiga) kali

lebih besar dari yang berkompetensi tinggi untuk menyebabkan insiden

keselamatan pasien. Sebuah angka yang signifikan sehingga perlu diperhatikan

Komite Keperawatan Rumah Sakit “X” untuk meningkatkan kompetensi

perawat dalam rangka meningkatkan asuhan keperawatan yang aman bagi

pasien. Hasil ini sejalan dengan usia seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya

bahwa dalam penelitian ini memiliki hubungan dengan insiden keselamatan

pasien. Kondisi ini dapat dipahami karena pada umumnya perawat yang

memiliki kompetensi rendah cenderung usianya relative lebih muda.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 119: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

101

Universitas Indonesia

Penelitian yang dilakukan AHRQ (2007) menyebutkan bahwa pasien

dikategorikan ke dalam pasien kompleks adalah pasien dengan dua atau lebih

kondisi penyakit meliputi sakit fisik, sakit mental, atau keduanya, pasien

dengan perawatan yang baru atau berulang dalam satu tahun, berkontribusi

terhadap peningkatan risiko kematian, dan pasien dengan suatu kondisi yang

dapat mempengaruhi kondisi yang lain seperti perubahan ekspektasi harapan

hidup, interaksi antara pengobatan yang digunakan dan atau kontraindikasi

terapi. Dari penelitian yang sebelumnya dilakukan Hoffman dan Rohe (2010),

didapatkan beberapa faktor yang berkontribusi menyebabkan insiden

keselamatan pasien. Salah satunya adalah faktor pasien yang tidak lain adalah

bentuk pengobatan yang diperlukan, termasuk kompleksitas pengobatan yang

meliputi: penyakit, faktor sosial, kondisi psikis,hubungan antara pasien dengan

pihak rumah sakit. Namun demikian, penelitian ini belum mampu

menunjukkan hubungan yang bermakna antara kompleksitas pengobatan

dengan kejadian insiden keselamatan pasien yang dilakukan oleh perawat. Hal

ini bisa disebabkan banyak hal. Dari sisi responden, perawat pelaksana bisa jadi

merasakan perbedaan asuhan keperawatan yang perlu dilakukan pada pasien-

pasien di unit tempat ia bekerja. Akan tetapi, dengan Pengalaman

kerjaminimum satu tahun perawat pelaksana bisa jadi telah terbiasa dengan

kondisi tersebut. Disamping itu dari jawaban-jawaban pada kuesioner terlihat

bahwa rata-rata perawat tidak merasa kesulitan dengan asuhan keperawatan

yang perlu dilakukan di unit perawatan. Hal ini juga dapat dikarenakan

diagnose yang tidak terlalu kompleks seperti halnya di ruang perawatan khusus,

ICU, mengingat pengambilan data hanya dilakukan pada ruang perawatan

umum.

Kerjasama tim merupakan suatu kelompok kecil orang dengan

keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen pada tujuan bersama,

sasaran-sasaran kinerja dan pendekatan yang mereka jadikan tanggung jawab

bersama (Katzenbach & Douglas, dalam Cahyono, 2008). Kerjasama

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 120: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

102

Universitas Indonesia

merupakan bentuk attitude dari perawat dalam bekerja di dalam tim karena

membuat individu saling mengingatkan, mengoreksi, berkomunikasi sehingga

peluang terjadinya kesalahan dapat dihindari. Dalam penelitian ini, kerjasama

juga menjadi faktor yang bermakna pada terjadinya insiden keselamatan

pasien. Dengan nilai OR 2.99, faktor kerjasama menjadi indikator bahwa

perawat yang memiliki persepsi kurang baik terhadap kerjasama memiliki

kecenderungan menyebabkan insiden keselamatan pasien 3 (tiga) kali lebih

besar dari perawat yang memiliki persepsi sebaliknya. Hasil penelitian ini

sejalan dengan kenyataan dilapangan bahwa dalam melakukan asuhan

keperawatan kepada pasien, perawat melakukannya hanya kepada pasien yang

menjadi tanggungjawabnya dari pada bekerja dalam tim. Setiap perawat

memiliki tanggung jawab dan tugasnya tersendiri terhadap pasien sehingga

perawat lain tidak saling mengetahui terhadap pekerjaan rekannya. Keadaan ini

jelas tidak akan terjadi saling cross check terhadap pekerjaan masing-masing

sehingga potensi timbulnya kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan

akan besar. Dengan demikian, hasil secara statistik ini bisa menjadi masukan

bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan kerja sama antara perawat. Tidak

hanya untuk meningkatkan kinerja dalam asuhan keperawatan tetapi juga untuk

meningkatkan keselamatan pasien selama melakukan perawatan.

Secara statitistik, gangguan atau interupsi pada penelitian ini tidak

berhubungan secara signifikan dengan terjadinya insiden keselamatan pasien

pada ruang perawatan inap. Ketidakbermaknaan ini bisa dikarenakan gangguan

atau interupsi sudah membudaya di rumah sakit ini. Tugas perawat di ruang

perawatan tidak hanya melakukan asuhan keperawatan tetapi juga melakukan

pekerjaan administrative seperti pengisian rekam medis, memfasilitasi pasien

makan, berpakaian, mengantar dan menjemput pasien saat konsul ke unit atau

rumah sakit lain, dan mengisi formulir lain yang terkait dengan asuhan

keperawatan. Di luar itu, perawat di rumah sakit ini juga dilibatkan dalam

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 121: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

103

Universitas Indonesia

kegiatan rumah sakit yang menyebabkan terjadinya interaksi dengan banyak

pihak dan terlibat dalam pekerjaan lain di luar asuhan keperawatan.

Agency for Healthcare Research and Quality/AHRQ (2003)

mengungkapkan masalah komunikasi seperti kegagalan komunikasi verbal dan

non verbal, miskomunikasi antar staf, antar shift, komunikasi yang tidak

terdokumentasi dengan baik, merupakan hal yang dapat menimbulkan

kesalahan. Penelitian yang dilakukan oleh Manojlovich (2007) manyatakan

bahwa buruknya komunikasi antara dokter dan perawat merupakan salah satu

penyebab insiden atau kejadian yang tidak diharapkan yang dialami oleh pasien

yang dapat berdampak pada kematian pasien, terutama di ruangan-ruangan

intensif yang menangani kondisi kritis pada pasien. David Berlo (1960) dalam

Wulan (2011), menyatakan bahwa kualitas komunikasi ditentukan oleh

karakter empat elemen komunikasi, yaitu sumber, pesan, saluran, dan penerima

karakter sumber atau yang berinisiatif yang mempengaruhi keefektifan adalah

keahlian berkomunikasi, pengetahuan, sikap, dan latar belakang budaya. Dalam

hal ini, sumber komunikasi yang ada di ruang perawatan adalah dokter,

perawat dan pasien. Untuk karakter pesan yang menentukkan keefektifan

adalah struktur, isi, kode, dan perlakuan. Dalam hal ini, di rumah sakit tempat

penelitian dilakukan pesan terdapat pada buku operan shift, catatan perawat

yang dipegang sendiri oleh perawat yang bersangkutan, dan lembar catatan

medik harian pada berkas rekam medis. Sedangkan untuk karakter penerima

yang mempengaruhi keefektifan adalah keahlian komunikasi, pengetahuan,

sikap dan latar belakang budaya. Komunikasi di rumah sakit yang menjadi

sumber dan penerima di sini adalah dokter, perawat dan pasien sehingga

komunikasi merupakan bentuk attitude dari petugas kesehatan tersebut.

Akan tetapi, faktor komunikasi pada penelitian ini tidak menunjukkan

hubungan yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan pasien di

ruang perawatan. Komunikasi yang terjadi di ruang perawatan biasanya tidak

hanya secara lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan. Komunikasi lisan yang

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 122: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

104

Universitas Indonesia

telah berjalan dinilai cukup baik, hal ini dapat terlihat pada penilaian responden

terhadap komunikasi dengan rekan kerjanya pada kuesioner. Briefing atau

‘operan’ menjadi sarana untuk berkomunikasi secara lisan perihal asuhan

keperawatan yang perlu dilakukan perawat pelaksana yang menjalankan shift

selanjutnya. Namun demikian, dari hasil pengamatan di lapangan, komunikasi

tertulis yang dijalankan di lapangan sebenarnya telah menunjukkan risiko

terjadinya insiden keselamatan pasien. Salah satu bentuk komunikasi secara

tertulis adalah pengisian rekam medis. Dari sekian IKP yang dilaporkan, pernah

terjadi masalah komunikasi yang menyebabkan terjadinya IKP yang

disebabkan kurang lengkapnya pengisian rekam medis sehingga menimbulkan

persepsi yang salah dari perawat terhadap kondisi pasien yang sebenarnya.

Dengan demikian, meski secara statistik komunikasi tidak memiliki hubungan

yang bermakna pada kejadian IKP akan tetapi variabel ini tetap perlu

diperhatikan untuk menjaga keamanan pada asuhan keperawatan.

Peran perawat dalam keselamatan pasien yaitu memelihara keselamatan

pasien melalui transformasi lingkungan keperawatan yang lebih mendukung

keselamatan pasien dan peran perawat dalam keselamatan pasien melalui

penerapan standar keperawatan (IOM, 2000). Rumah Sakit ini telah lama

memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengatur pelaksanaan

asuhan keperawatan secara tertulis dan detail. Akan tetapi, dari hasil analisis

statistik, penelitian ini tidak menunjukkan hasil yang bermakna antara persepsi

perawat terhadap SPO dengan terjadinya insiden keselamatan pasien. Dilihat

dari distribusinya, perawat yang memiliki persepsi baik berjumlah jauh lebih

banyak dibandingkan dengan yang memiliki persepsi tidak baik. Hal ini juga

dapat menunjukkan bahwa SPO cukup terinternalisasi pada perawat sehingga

mendukung terhadap pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian terlihat bahwa

masih terdapat perawat yang memiliki persepsi tidak baik terhadap SPO yakni

sekitar 16% dari responden, hal ini bisa terjadi karena tidak semua perawat

mengetahui mengenai jenis SPO apa saja yang ada di unit kerjanya, sehingga

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 123: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

105

Universitas Indonesia

masih terdapat perawat yang bekerja tidak berdasarkan SPO yang ada. Dengan

demikian, perlu dilakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif

terhadap pelaksanaan SPO sehingga perawat pelaksana dapat mengubah

persepsi terhadap SPO selama ini dan dapat merasakan kebermanfaatan adanya

SPO untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang aman bagi pasien.

Variable lain yang terkait dengan insiden keselamatan pasien adalah

faktor lingkungan fisik yang meliputi: pencahayaan, tingkat kebisingan,

temperature atau suhu ruangan, susunan tata ruang, dan ventilasi. Pengelolaan

gedung rumah sakit harus benar-benar memikirkan standar keselamatan baik

bagi pasien maupun keselamatan staf dengan memperhatikan syarat-syarat

kesehatan lingkungan seperti yang sudah diatur di dalam Permenkes nomor

1204/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Dari hasil analisis, faktor kenyamanan tempat kerja tidak memiliki hubungan

yang bermakna dengan terjadinya insiden keselamatan pasien. Jika melihat

distribusi jumlah perawat berdasarkan persepsi terhadap kenyamanan tempat

kerja, sebagian besar memiliki persepsi kurang baik terhadap kenyamanan

tempat kerja. Meski demikian, kenyamanan tempat kerja tetap tidak cukup

menjadi faktor penentu terlaksananya asuhan keperawatan yang berpotensi

menimbulkan terjadinya insiden keselamatan pasien. Kondisi setiap ruang

perawatan di Rumah Sakit ‘X’ ini berbeda-beda. Ada yang telah direnovasi

sehingga ruangan menjadi lebih terang tetapi ada pula yang masih dalam

kondisi lama dimana lantai dan pencahayaan alami yang kurang menyebabkan

ruang perawatan dirasa kurang mendukung bagi perawat pelaksana, terutama

bagi perawat dengan Pengalaman kerjabaru. Meskipun demikian, dengan

melihat angka IKP yang sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa perawat yang

menjadi responden telah mampu beradaptasi dengan kondisi tempat kerja dan

kemampuan mereka pun telah terasah untuk tetap menjalankan asuhan

keperawatan yang aman bagi pasien.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 124: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

106

Universitas Indonesia

7.4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP)

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem

dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sementara, insiden

keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian

yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi

mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien. Dalam penelitian ini,

jumlah kejadian IKP (IKP Positif) berjumlah sedikit lebih besar daripada

jumlah tidak terjadi IKP (IKP Negatif), yakni 51 atau 51%. Angka ini meliputi

hampir separuhnya. Sementara itu, jika dilihat dari persebaran atau distribusi

nilai setiap variabel (independen, red), memiliki risiko menimbulkan insiden

keselamatan pasien. Jika melihat variabel yang berhubungan secara signifikan

dengan IKP, yaitu usia, masa kerja, kerjasama dan kompetensi, maka hasil ini

bisa menjadi dasar yang tajam untuk melakukan intervensi pada peningkatan

kerjasama, kemampuan atau kompetensi perawat untuk mengurangi risiko

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan. Namun demikian,

dengan adanya variabel kerja sama yang juga berhubungan secara bermakna

dengan terjadinya IKP maka intervensi juga perlu dilakukan secara komunal.

Meski varian perawat di Rumah Sakit ini cukup beragam diharapkan

keberagaman tersebut bisa menjadi faktor yang mendukung terlaksananya

sharing ilmu dan pengalaman sehingga pencegahan terhadap IKP bisa

dilakukan secara bersama-sama dan terjaga kontinuitasnya.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 125: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

107

Universitas Indonesia

BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan mencari penyebab terjadinya insiden keselamatan

pasien, baik itu yang berasal dari individu perawat seperti usia, pendidikan,

masa kerja, dan kompetensi maupun yang terkait dengan lingkungan seperti

kompleksitas pengobatan pada pasien, kerjasama dengan sesama profesi,

gangguan/ interupsi, komunikasi, persepsi terhadap SPO dan kenyamanan

tempat kerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa :

8.1.1 Ada hubungan yang bermakna antara usia perawat dengan terjadinya

IKP di ruang perawatan Rumah Sakit “X”. Semakin dewasa/ tua usia

perawat semakin berhubung tinggi risiko terjadinya insiden

keselamatan pasien di ruang perawatan tersebut.

8.1.2 Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan perawat dengan

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit

“X”.

8.1.3 Ada hubungan yang bermakna antara Pengalaman kerjadengan

terjadinya insiden keselamatan pasien

8.1.4 Ada hubungan yang bermakna antara tingkat kompetensi dengan

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit

“X”. Semakin tinggi kompetensi perawat semakin rendah risiko

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit

“X”.

8.1.5 Tidak ada hubungan yang bermakna antara kompleksitas pengobatan

dengan terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan

Rumah Sakit “X”.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 126: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

108

Universitas Indonesia

8.1.6 Ada hubungan yang bermakna antar kerjasama dengan terjadinya

insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit “X”.

semakin baik kerjasama antara perawat maka semakin rendah risiko

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit

“X”

8.1.7 Tidak ada hubungan yang bermakna antara gangguan/ interupsi dengan

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit

“X”

8.1.8 Tidak ada hubungan yang bermakna antara komunikasi dengan

terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan Rumah Sakit

“X”

8.1.9 Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap SPO

dengan terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan

Rumah Sakit “X”

8.1.10 Tidak ada hubungan yang bermakna antara kenyamanan tempat kerja

dengan terjadinya insiden keselamatan pasien di ruang perawatan

Rumah Sakit “X”

Dengan bermaknanya keterkaitan antara usia, masa kerja, dan kompetensi

dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu merupakan variabel yang lebih

berpengaruh dari yang lainnya dalam terjadinya insiden keselamatan pasien di

unit rawat inap. Termasuk pula variable kerjasama yang cenderung dipengaruhi

karakter individu yang terbuka satu sama lain. Hasil penelitian ini dapat

menjadi pertimbangan bagi pihak SDM sebagai salah satu dasar dalam

mengelola SDM pada perawat di unit rawat inap rumah sakit supaya lebih

memperhatikan karakteristik individu, sehingga pelayanan yang

mengutamakan keselamatan pasien dapat terwujud dengan baik. Intervensi

SDM dapat dimulai sejak penerimaan sampai proses pembinaan perawat yakni

dalam penerimaan perawat baru untuk memperhatikan latar belakang

pendidikan, pengalaman kerja, kompetensi yang dimiliki, dan karakter yang

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 127: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

109

Universitas Indonesia

terbuka pada sistem yang ada serta bersedia ditingkatkan kemampuannya demi

terlaksananya asuhan keperawatan yang aman bagi pasien serta melakukan

pembinaan bagi perawat yang tidak disiplin dalam bekerja.

8.2 Saran

Penelitian ini hanya dilakukan di unit rawat inap menggunakan metoda cross

sectional dengan analisis univariat dan bivariat saja. Analisis dengan bivariat

hanya akan menunjukkan variable independen yang berhubungan dengan

variable dependen secara terpisah satu sama lain sehingga tidak bisa secara

mutlak dijadikan kesimpulan sebagai acuan untuk melakukan intervensi atau

perbaikan system secara menyeluruh di rumah sakit. Namun demikian

berdasarkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai data awal untuk

melakukan intervensi oleh Rumah Sakit “X” dalam rangka meningkatkan

keselamatan pasien dalam asuhan keperawatan di unit rawat inap. Intervensi

tersebut perlu dilakukan oleh beberapa pihak yang terkait sehingga terjadi

sinergi yang baik untuk mendukung keselamatan pasien di unit rawat inap

rumah sakit secara menyeluruh.

Adapun saran – saran yang dapat kami berikan adalah :

8.2.1. Pihak Rumah Sakit “X”

1. Melalui Komite Keperawatan serta Komite Mutu, Keselamatan

Pasien dan Manajemen Risiko, mengawasi dan mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan dan SPO terkait keselamatan pasien meliputi:

Identifikasi Pasien; Kebijakan Komunikasi yang efektif dalam

pemberian informasi dan edukasi; Pedoman Peningkatan Keamanan

Obat yang Perlu Diwaspadai; Checklist Safe Surgery di Kamar

Bedah; Kebijakan Cuci Tangan; Kebijakan Pengurangan Risiko

Pasien Jatuh

2. Mengalokasikan dana yang cukup untuk melaksanakan pelatihan

keselamatan pasien untuk meningkatkan tingkat kompetensi perawat.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 128: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

110

Universitas Indonesia

3. Membuat kebijakan untuk penerapan system reward dan pembinaan

bagi perawat dalam upaya meningkatkan pelaksanaan program

keselamatan pasien, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh

Bagian SDM.

8.2.2. Bagian Keperawatan Rumah Sakit “X”

1. Dalam melakukan penempatan tenaga perawat diruang perawatan

supaya lebih merata jenjang kompetensinya, sehingga dalam suatu

ruang rawat inap terdiri dari PK I sampai PK V yang menyebar

secara merata.

2. Kepala ruangan harus melakukan sosialisasi secara rutin

diruangannya mengenai Standar Prosedur Operasional yang ada di

unit rawat inap, dan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

asuhan keperawatan supaya sesuai dengan SPO sehingga dapat lebih

menjamin keselamatan pasien. Bagi perawat yang dalam melakukan

asuhan keperawatan tidak sesuai dengan SPO harus diberikan sangsi

berupa teguran lisan sampai tertulis dan ditembuskan ke Bagian

SDM.

3. Setiap pergantian shift dilakukan briefing mengenai keselamatan

pasien yang dipimpin oleh kepala ruangan atau yang mewakilinya,

sehingga pelaksanaan keselamatan pasien akan lebih membudaya

pada semua perawat.

4. Membuat kombinasi dan jumlah yang tepat dalam penempatan

tenaga perawat, terutama dengan mempertimbangkan usia dan

kompetensi perawat.

5. Meningkatkan kerjasama tim antara perawat dan antara perawat

dengan profesi lain melalui pelaksanaan outbound secara bersama-

sama.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 129: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

111

Universitas Indonesia

8.2.3. Komite Keperawatan Rumah Sakit “X”

1. Melakukan ronde keperawatan secara rutin dan dilakukan

monitoring dan tindak lanjut terhadap temuan yang terkait dengan

keselamatan pasien.

2. Melakukan penilaian berkala secara konsisten terhadap kompetensi

perawat dan melakukan tindak lanjut nyata dari hasil penilaian

tersebut.

3. Melakukan rekredential kepada perawat minimal setiap 1 tahun

sekali, walaupun tanpa ada kenaikan jenjang kompetensi sehingga

kompetensi perawat akan lebih terkontrol.

4. Pelatihan yang terkait keselamatan pasien supaya kedalaman

materinya diberikan sama untuk semua level kompetensi, sehingga

pengetahuan dan keterampilan perawat mengenai keselamatan

pasien akan lebih merata.

8.2.4. Kepada Bagian SDM Rumah Sakit “X”

1. Melakukan pengelolaan SDM bekerjasama dengan bagian

keperawatan dan komite keperawatan dimulai dari seleksi perawat,

sampai pembinaan untuk memastikan perawat yang diterima dan

bekerja sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

2. Meningkatkan disiplin pegawai dengan melakukan pembinaan

terhadap SDM yang kinerjanya tidak sesuai dengan prosedur yang

berlaku dan memberikan reward bagi perawat yang berprestasi.

3. Bekerja sama dengan bagian keperawatan dalam penilaian kinerja

perawat kontrak untuk menentukkan perpanjangan atau penghentian

kontraknya.

8.2.5. Bagi peneliti selanjutnya

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 130: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

112

Universitas Indonesia

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan data awal untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengukur variable lain yang

belum diteliti. Penelitian dapat dilakukan dengan metode observasi dan

wawancara yang mendalam agar faktor yang berhubungan dapat lebih

tergali, karena keselamatan pasien merupakan hal yang sangat

kompleks yang tidak cukup dilihat dari penilaian kuesioner saja. Untuk

itu, diharapkan agar penelitian selanjutnya dilakukan dengan desain

studi kohort dengan analisis hingga multivariat. Studi kohort yang

merupakan studi jangka panjang akan menunjukkan variable yang

secara konsisten menjadi penyebab insiden keselamatan pasien dalam

kurun waktu tertentu. Sementara, analisis multivariat akan

menunjukkan variable yang paling berpengaruh di antara variable lain

yang menyebabkan insiden keselamatan pasien sehingga bentuk dan

sasaran intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau

meniadakan insiden keselamatan pasien pun akan lebih fokus.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 131: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

AHRQ (2003), Publication No. 07-E005. Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality Maret: 151. www.ahrq.gov, diperoleh 30 Agustus 2012 Anderson B, Root Cause Analysis: Simplified Tools and Techniques, Fagerhaug T Quality Press, Milwaukee, 2000. Anugrahini, C. (2010). Hubungan faktor individu dan organisasi dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety di RSAB Harapan Kita Jakarta. Tesis FIK UI. Tidak dipublikasikan. Ballard, K.A. (2003). Patient Safety: A Share Responsibility. Online Journal of issues in nursing. Volume 8 – 2003 No.3 Being Open. Communicating Patient Safety Incidents with Patients and their Carers. The National Patient Safety Agency, 2005. http://www.npsa.nhs.uk/site/media/documents/1456_Beingopenpolicy1_11.pdf, diperoleh 30 Agustus 2012

Cahyono, J.B. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Carayon, Pascale, Ayse P. Gurses. Nursing Workload and Patient Safety—A Human Factors Engineering Perspektive. Patient Safety and Quality: An Advance-Based Handbook for Nurses: Chapter 30. Vol. 2. 2008

Clarcke, Sean P, Nancy E. Donaldson. Nurse Staffing and Patient Care Quality and Safety in Nursing Practice. Patient Safety & Quality: An Evidence Based Handbook for Nurses: Chapter 25. Vol. 2. 2008.

Cook R, Woods D. Operating at the sharp end: the complexity of human error. In: Bogner M, ed. Human error in medicine. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.; 1994. p. 255-310.

Dean L. Gano,Copyright, Apollo Root Cause Analysis – A New Way of Thinking, Third edition, 2007

DepKes. (2006). Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Professional Perawat. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, DepKes RI

_______.(2008) Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta, KKPRS

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 132: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

_______.(2009) Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 44 Tahuun 2009, tentang Rumah Sakit, Jakarta

_______.(2009) Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 36 Tahuun 2009, tentang Kesehatan, Jakarta

_______.(2011) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No. 1691/Menkes/Per/VIII/2011, tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Dineen, M. (2002) Six Steps to Root Cause Analysis 18 September Consequence (Oxford, 2002, ISBN 0-9544328-0-0)

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan. (2008). Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keprrawatan Klinik di Sarana Kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan.

Gilies, D.A. (1994). Nursing Management: A system approach. (Third edition). Philadelphia: WB. Sauders

Henriksen, K., et. Al (2008). Patient Safety and Quality: an evidence base handbook for nurses. Rockville MD: Agency for Healthcare Research and Quality Publications. February 2011, http://www.ahrq.gov/QUAL/nurseshdbk/ Diperoleh 4 Agustus 2012

Hughes, R.G., & Clancy, M.C. (2005). Working Conditions that support patient safety. J Nurs Care Qual. Vol. 20, No. 4, pp. 289-292

Ilyas, Y. (1999). Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Cetakan pertama. Depok: Badan Penerbit FKM UI

Joint Commission International, Standar Akreditasi Rumah Sakit, Enam Sasaran Keselamatan Pasien. edisi ke-4. Januari 2011

L.T. Kohn, J.M. Corrigan, and M.S. Donaldson, eds., To Err IsHuman: Building a SaferHealth System (Washington: National Academies Press, 1999). L.L. Leape, “Error inMedicine,” Journal of the AmericanMedical Association 272, no. 23 (1994): 1851–1857; and J.R. Reason, Human Error (New York: Cambridge University Press, 1990).

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 133: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Manojlovich, M.,et. al. (2007). Healthy work environment, nurse-physician communication, and patient’s outcomes. American Journal of Critical Care vol. 16, pp. 536-43 Notoatmodjo, S. Prof. Dr, Metodologi Penelitian Kesehatan, Ed. Rev. – Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Reason J, Carthey J, deLeval M. Diagnosing “vulnerable system syndrome”: an essential prerequisite to effective risk management. Qual Health Care 2001;10(Suppl. II):ii21-ii25.

Reason, J. (2000). Human Error: modes and management. BMJ. 2000 March 18:320 (7237):768-770

Sanders M, McCormick E. Human factors engineering and design. New York: McGraw-Hill; 1993.

Shaw, R., et.al. (2005). Adverse events and near miss reporting in the NHS. Qual Saf Health Care, 2005, Aug; 14(4): 279-283

Siagian, S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

The National Patient Safety Agency, Seven Steps to Patient Safety A guide for NHS staff SSG/2003/01 – April 2004 (including the RCA tool kit) www.npsa.nhs.uk/health/resources/7steps, diperoleh 30 Agustus 2012

Trinkoff, A.M., et.al (2007). Personal safety for nurses. http://www.ahrq.gov/. diperoleh

Vincent, C., Taylor-Adams, S.E., Stanhope, N. (1998). Framework for analysis risk and safety in clinical medicine (British Medical Journal, 1998) pp 316,1154-7. WHO. (2005). World alliance for patient safety: WHO draft guidelines for adverse events reporting and learning systems. WHO: Geneva. _____.(2007). Nine life saving patient safety solution. http://www.who.int. Diperoleh 4 Agustus 2012 Yuliana, Terry. Analisis Pemberian Kompensasi Finansial dan Non Finansial dengan Kinerja Perawat PNS di Instalasi Rawat Inap A, B, C Rumah Sakit Bhayangkara TK I R. Said Sukanto Kramat Jati Tahun 2010. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2010.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 134: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Yully Harta Mustikawati. (2011). Analisis determinan Kejadian Nyaris Cedere dan Kejadian Tidak Diharapkan di Unit Perawatan Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Tesis FIK UI. Tidak dipublikasikan.

xiii

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 135: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Lampiran 1

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner 1

Case Processing Summary N % Cases Valid 19 82.6

Excluded(a) 4 17.4

Total 23 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.645 30 Item Statistics

Mean Std.

Deviation N c1 1.89 .875 19 c2 2.63 1.012 19 c3 1.53 1.020 19 c4 2.58 .607 19 c5 2.95 .780 19 c6 3.74 .452 19 c7 3.79 .419 19 c8 3.53 .612 19 c9 3.53 .612 19 c10 3.16 .958 19 c11 3.11 .567 19 c12 3.47 .612 19 c13 2.11 .809 19 c14 2.68 .946 19 c15 2.11 1.049 19 c16 3.68 .582 19 c17 3.16 .834 19 c18 3.37 .597 19 c19 3.47 .513 19 c20 3.21 1.032 19

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 136: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

c21 3.16 .501 19 c22 2.79 .535 19 c23 2.89 .658 19 c24 2.26 .733 19 c25 2.79 .535 19 c26 3.05 .621 19 c27 3.05 .621 19 c28 2.63 .895 19 c29 3.05 .780 19 c30 2.68 .885 19

Item-Total Statistics (Hasil Uji validitas)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

c1 86.16 43.140 .032 .654 c2 85.42 46.257 -.218 .685 c3 86.53 42.819 .031 .657 c4 85.47 43.596 .039 .648 c5 85.11 45.433 -.168 .669 c6 84.32 41.006 .529 .620 c7 84.26 41.094 .560 .620 c8 84.53 42.485 .177 .638 c9 84.53 43.152 .093 .644 c10 84.89 45.655 -.177 .678 c11 84.95 44.497 -.072 .655 c12 84.58 40.813 .495 .622 c13 85.95 52.164 .731 .718 c14 85.37 37.468 .511 .599 c15 85.95 42.719 .033 .658 c16 84.37 40.246 .499 .615 c17 84.89 40.099 .329 .623 c18 84.68 38.228 .770 .594 c19 84.58 39.702 .667 .607 c20 84.84 43.918 -.052 .667 c21 84.89 40.544 .545 .616 c22 85.26 41.205 .465 .624 c23 85.16 40.140 .444 .617 c24 85.79 41.287 .260 .631 c25 85.26 42.094 .273 .632 c26 85.00 41.778 .263 .632

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 137: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

c27 85.00 40.222 .465 .616 c28 85.42 37.813 .514 .601 c29 85.00 38.000 .589 .598 c30 85.37 38.801 .445 .611

Scale Statistics

Mean Variance Std.

Deviation N of Items

88.05 44.275 6.654 30

Uji Validitas

Nilai r tabel dilihat dengan tabel r dengan menggunakan df = n-2

r table = 0.4132

**) Menentukan nilai r hasil perhitungan

Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom "Corrected Item-Total Correlation"

***) Keputusan

Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan dengan nilai r hasil dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil> r tabel, maka pertanyaan tersebut valid

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 138: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Hasil Uji Validitas Reabilitas Kuesioner 2

Case Processing Summary N % Cases Valid 19 82.6

Excluded(a) 4 17.4

Total 23 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.840 20 Item Statistics Mean Std. Deviation N d31 3.79 .419 19 d32 3.63 .761 19 d33 3.42 .507 19 d34 3.58 .769 19 d35 3.58 .769 19 d36 3.74 .452 19 d37 3.84 .375 19 d38 3.47 .513 19 d39 3.89 .315 19 d40 3.53 .513 19 d41 3.95 .229 19 d42 3.42 .507 19 d43 3.11 .658 19 d44 3.63 .496 19 d45 3.42 .507 19 d46 3.74 .452 19 d47 3.84 .375 19 d48 2.95 1.177 19 d49 2.74 1.098 19 d50 2.11 1.150 19

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 139: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Item-Total Statistics,

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted d31 65.58 38.702 .774 .824 d32 65.74 35.982 .696 .818 d33 65.95 39.942 .423 .833 d34 65.79 35.509 .744 .815 d35 65.79 35.509 .744 .815 d36 65.63 40.690 .350 .836 d37 65.53 40.485 .480 .833 d38 65.89 39.544 .481 .831 d39 65.47 40.930 .467 .835 d40 65.84 37.363 .843 .818 d41 65.42 42.702 .053 .843 d42 65.95 39.497 .495 .831 d43 66.26 38.316 .511 .829 d44 65.74 42.316 .054 .845 d45 65.95 39.053 .568 .828 d46 65.63 39.801 .509 .831 d47 65.53 40.708 .432 .834 d48 66.42 32.146 .703 .816 d49 66.63 33.357 .659 .819 d50 67.26 48.538 .434 .896

Uji Validitas

Nilai r tabel dilihat dengan tabel r dengan menggunakan df = n-2

r table = 0.4132

**) Menentukan nilai r hasil perhitungan

Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom "Corrected Item-Total Correlation"

***) Keputusan

Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan dengan nilai r hasil dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil> r tabel, maka pertanyaan tersebut valid

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 140: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Lampiran 2 Crosstabs

Pendidikan * IKP90

Crosstab

35 40 7546.7% 53.3% 100.0%

16 9 2564.0% 36.0% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within PendidikanCount% within PendidikanCount% within Pendidikan

D3 Keperawatan

S1 Keperawatan

Pendidikan

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Case Processing Summary

100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Pendidikan * IKP90 kat_pengkerja * IKP90 Kat_kompetensi * IKP90 kat_usia * IKP90 kompleks1 * IKP90kerjasama * IKP90gangguan * IKP90 komunikasi * IKP90 SPO4 * IKP90Kenyamanan * IKP90

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 141: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Chi-Square Tests

2.254b 1 .1331.614 1 .2042.280 1 .131

.168 .102

2.232 1 .135

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.25.

b.

Risk Estimate

.492 .193 1.253

.729 .498 1.067

1.481 .843 2.604

100

Odds Ratio forPendidikan (D3Keperawatan / S1Keperawatan)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 142: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kat_pengkerja * IKP90 katmk * IKP90

Crosstab

35 20 5563.6% 36.4% 100.0%

16 29 4535.6% 64.4% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within katmkCount% within katmkCount% within katmk

<= 6 tahun

> 6 tahun

katmk

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

7.810b 1 .0056.726 1 .0107.913 1 .005

.009 .005

7.731 1 .005

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.05.

b.

Risk Estimate

3.172 1.395 7.210

1.790 1.151 2.782

.564 .374 .852

100

Odds Ratio for katmk(<= 6 tahun / > 6 tahun)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 143: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Kat_kompetensi * IKP90

Crosstab

32 19 5162.7% 37.3% 100.0%

19 30 4938.8% 61.2% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within Kat_kompetensiCount% within Kat_kompetensiCount% within Kat_kompetensi

Kompetensi Rendah

Kompetensi Tinggi

Kat_kompetensi

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

5.745b 1 .0174.826 1 .0285.801 1 .016

.027 .014

5.688 1 .017

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.01.

b.

Risk Estimate

2.659 1.186 5.964

1.618 1.073 2.439

.608 .400 .926

100

Odds Ratio for Kat_kompetensi(Kompetensi Rendah /Kompetensi Tinggi)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 144: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kat_usia * IKP90

Crosstab

32 19 5162.7% 37.3% 100.0%

19 30 4938.8% 61.2% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within kat_usiaCount% within kat_usiaCount% within kat_usia

<= 30 tahun

> 30 tahun

kat_usia

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

5.745b 1 .0174.826 1 .0285.801 1 .016

.027 .014

5.688 1 .017

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.01.

b.

Risk Estimate

2.659 1.186 5.964

1.618 1.073 2.439

.608 .400 .926

100

Odds Ratio for kat_usia(<= 30 tahun / > 30 tahun)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = TidakIKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 145: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kompleks1 * IKP90

Crosstab

29 32 6147.5% 52.5% 100.0%

22 17 3956.4% 43.6% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within kompleks1Count% within kompleks1Count% within kompleks1

Kompleks

Tidak Kompleks

kompleks1

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

.749b 1 .387

.436 1 .509

.750 1 .386.418 .255

.741 1 .389

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.11.

b.

Risk Estimate

.700 .312 1.571

.843 .575 1.234

1.203 .783 1.849

100

Odds Ratio forkompleks1 (Kompleks/ Tidak Kompleks)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 146: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kerjasama * IKP90 ks_kat * IKP90 Crosstabulation

IKP90 Total

IKP Tidak IKP IKP ks_kat 1.00 Count 26 12 38

% within ks_kat 68.4% 31.6% 100.0% 2.00 Count 25 37 62

% within ks_kat 40.3% 59.7% 100.0% Total Count 51 49 100

% within ks_kat 51.0% 49.0% 100.0% Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.443(b) 1 .006 Continuity Correction(a) 6.362 1 .012 Likelihood Ratio 7.579 1 .006 Fisher's Exact Test .008 .006 Linear-by-Linear Association 7.369 1 .007

N of Valid Cases 100 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.62. Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for ks_kat (1.00 / 2.00) 3.207 1.368 7.515

For cohort IKP90 = IKP 1.697 1.170 2.461 For cohort IKP90 = Tidak IKP .529 .318 .882

N of Valid Cases 100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 147: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

gangguan * IKP90

Crosstab

36 28 6456.3% 43.8% 100.0%

15 21 3641.7% 58.3% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within gangguanCount% within gangguanCount% within gangguan

Tinggi

Rendah

gangguan

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

1.961b 1 .1611.421 1 .2331.967 1 .161

.212 .117

1.941 1 .164

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.64.

b.

Risk Estimate

1.800 .788 4.113

1.350 .867 2.102

.750 .507 1.110

100

Odds Ratio for gangguan(Tinggi / Rendah)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = TidakIKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 148: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

komunikasi * IKP90

Crosstab

28 29 5749.1% 50.9% 100.0%

23 20 4353.5% 46.5% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within komunikasiCount% within komunikasiCount% within komunikasi

Tidak Efektif

Efektif

komunikasi

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

.187b 1 .665

.053 1 .818

.187 1 .665.691 .409

.185 1 .667

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.07.

b.

Risk Estimate

.840 .380 1.855

.918 .626 1.348

1.094 .726 1.648

100

Odds Ratio forkomunikasi (TidakEfektif / Efektif)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 149: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

SPO4 * IKP90

Crosstab

9 7 1656.3% 43.8% 100.0%

42 42 8450.0% 50.0% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within SPO4Count% within SPO4Count% within SPO4

Persepsi Tidak Baik

Persepsi Baik

SPO4

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

.210b 1 .647

.034 1 .853

.211 1 .646.787 .427

.208 1 .648

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.84.

b.

Risk Estimate

1.286 .438 3.772

1.125 .695 1.822

.875 .482 1.587

100

Odds Ratio for SPO4(Persepsi Tidak Baik /Persepsi Baik)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 150: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Kenyamanan * IKP90

Crosstab

46 42 8852.3% 47.7% 100.0%

5 7 1241.7% 58.3% 100.0%

51 49 10051.0% 49.0% 100.0%

Count% within KenyamananCount% within KenyamananCount% within Kenyamanan

Tidak Nyaman

Nyaman

Kenyamanan

Total

IKP Tidak IKPIKP90

Total

Chi-Square Tests

.475b 1 .491

.146 1 .703

.477 1 .490.550 .352

.471 1 .493

100

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.88.

b.

Risk Estimate

1.533 .452 5.201

1.255 .624 2.523

.818 .484 1.384

100

Odds Ratio forKenyamanan (TidakNyaman / Nyaman)For cohort IKP90 = IKPFor cohort IKP90 = Tidak IKPN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 151: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Tabel frekuensi

Variabel Usia (sebelum dikategorikan)

Statistics

usiaasli100

030.55.616

30.006.163

2246

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 152: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

usiaasli50454035302520

Freq

uenc

y

10

8

6

4

2

0

Histogram

Mean =30.55Std. Dev. =6.163

N =100

Variabel Usia (setelah dikategorikan)

kat_usia

51 51.0 51.0 51.049 49.0 49.0 100.0

100 100.0 100.0

<= 30 tahun> 30 tahunTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 153: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kat_usia2.521.510.5

Freq

uenc

y

80

60

40

20

0

Histogram

Mean =1.49Std. Dev. =0.502

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 154: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Pendidikan2.521.510.5

Freq

uenc

y

100

80

60

40

20

0

Histogram

Mean =1.25Std. Dev. =0.435

N =100

Variabel Pendidikan

Statistics

Pendidikan100

01.25.0441.00.435

12

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

Pendidikan

75 75.0 75.0 75.025 25.0 25.0 100.0

100 100.0 100.0

D3 KeperawatanS1 KeperawatanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 155: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel Kompetensi

Kat_kompetensi

51 51.0 51.0 51.049 49.0 49.0 100.0

100 100.0 100.0

Kompetensi RendahKompetensi TinggiTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Kat_kompetensi2.521.510.5

Freq

uenc

y

80

60

40

20

0

Histogram

Mean =1.49Std. Dev. =0.502

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 156: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel Masa Kerja (sebelum dikategorikan)

Statistics

Masakerja100

06.70.4556.00

4.5522

18

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

Masakerja20151050

Freq

uenc

y

40

30

20

10

0

Histogram

Mean =6.7Std. Dev. =4.552

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 157: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel Masa Kerja (setelah dikategorikan)

kat_masakerja

77 77.0 77.0 77.023 23.0 23.0 100.0

100 100.0 100.0

<= 10 tahun> 10 tahunTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

kat_masakerja2.521.510.5

Freq

uenc

y

100

80

60

40

20

0

Histogram

Mean =1.23Std. Dev. =0.423

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 158: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Kompleksitas Pengobatan

Statistics

skor_kompleleks100

010.23.144

10.001.441

715

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

skor_kompleleks

4 4.0 4.0 4.07 7.0 7.0 11.0

14 14.0 14.0 25.036 36.0 36.0 61.023 23.0 23.0 84.010 10.0 10.0 94.05 5.0 5.0 99.01 1.0 1.0 100.0

100 100.0 100.0

7891011121315Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 159: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel Kompleksitas Pengobatan (Setelah dikategorikan)

kompleks1

61 61.0 61.0 61.039 39.0 39.0 100.0

100 100.0 100.0

KompleksTidak KompleksTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

skor_kompleleks1614121086

Freq

uenc

y

40

30

20

10

0

Histogram

Mean =10.23Std. Dev. =1.441

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 160: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kompleks12.521.510.5

Freq

uenc

y

100

80

60

40

20

0

Histogram

Mean =1.39Std. Dev. =0.49

N =100

Variabel Kerjasama

Statistics

kerjasama_skor100

06.0600.139136.0000

1.391324.008.00

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 161: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kerjasama_skor9.008.007.006.005.004.003.00

Freq

uenc

y

30

20

10

0

Histogram

Mean =6.06Std. Dev. =1.391

N =100

kerjasama

75 75.0 75.0 75.025 25.0 25.0 100.0

100 100.0 100.0

Kerjasama KurangKerjasama BaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 162: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel Gangguan

Statistics

skor_gangguan100

013.04.131

13.001.310

1016

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

skor_gangguan18161412108

Freq

uenc

y

40

30

20

10

0

Histogram

Mean =13.04Std. Dev. =1.31

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 163: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

gangguan

64 64.0 64.0 64.036 36.0 36.0 100.0

100 100.0 100.0

TinggiRendahTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Variabel Komunikasi

Statistics

skor_komunikasi100

08.74.1949.00

1.9365

12

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 164: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

skor_komunikasi141210864

Freq

uenc

y

25

20

15

10

5

0

Histogram

Mean =8.74Std. Dev. =1.936

N =100

komunikasi

57 57.0 57.0 57.043 43.0 43.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak EfektifEfektifTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 165: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel SPO

Statistics

skor_spo100

010.50.194

11.001.936

514

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

skor_spo1512.5107.55

Freq

uenc

y

40

30

20

10

0

Histogram

Mean =10.5Std. Dev. =1.936

N =100

SPO4

16 16.0 16.0 16.084 84.0 84.0 100.0

100 100.0 100.0

Persepsi Tidak BaikPersepsi BaikTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 166: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Variabel Kenyamanan tempat kerja

Statistics

skor_kenyamanan100

011.14.267

11.002.674

520

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

skor_kenyamanan2015105

Freq

uenc

y

25

20

15

10

5

0

Histogram

Mean =11.14Std. Dev. =2.674

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 167: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Kenyamanan

88 88.0 88.0 88.012 12.0 12.0 100.0

100 100.0 100.0

Tidak NyamanNyamanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Variabel Insiden Keselamatan Pasien

Statistics

ikp_skor100

034.70.331

35.003.311

2440

ValidMissing

N

MeanStd. Error of MeanMedianStd. DeviationMinimumMaximum

ikp_skor40353025

Freq

uenc

y

20

15

10

5

0

Histogram

Mean =34.7Std. Dev. =3.311

N =100

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 168: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

IKP90

51 51.0 51.0 51.049 49.0 49.0 100.0

100 100.0 100.0

IKP Tidak IKPTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 169: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Lampiran 3

KUESIONER

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya, Dede Sri Mulyana, mahasiswa Program Pascasarjana Kajian Administrasi

Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, akan

mengadakan penelitian mengenai “Analisis penyebab Insiden Keselamatan Pasien

(IKP) di unit rawat inap Rumah Sakit “X” Jakarta”. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya Insiden Keselamatan

Pasien di ruang perawatan Rumah Sakit “X” Jakarta. Kerahasiaan dan informasi

yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh

karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab kuesioner

ini dengan sejujurnya dan memberikan penilaian yang objektif sesuai dengan fakta

yang sesungguhnya. Pernyataan dalam kuesioner ini sebanyak 50 pernyataan,

merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan kondisi umum pekerjaan

Bapak/Ibu/Saudara/i selama bekerja di Rumah Sakit. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i

akan sangat membantu dan besar manfaatnya dalam penelitian ini. Atas kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 170: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

A. Latar Belakang Responden

No Responden* : ………………………………………………

Unit Kerja : ………………………………………………

Usia : ….……………………………………………

Pendidikan Terakhir : ………………………………………………

Berapa lama Anda bekerja di rumah sakit ini ? …… tahun ……bulan

Berapa lama Anda bekerja di area/unit kerja Anda sekarang ini ?..…tahun…… bulan

Jenjang Kompetensi

PK I

PK II

PK III

PK IV

PK V

B. Petunjuak Pengisian

1. Survey ini bertujuan untuk meminta anda memberikan pendapat mengenai pekerjaan anda sehari-hari dalam memberikan pelayanan kepada pasien terkait dengan isu-isu keselamatan pasien. Survey ini kira-kira memerlukan 10 – 15 menit untuk mengisi keseluruhan pernyataan.

2. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting adalah menjawab pernyataan dengan jujur sesuai pendapat dan keadaan yang sebenarnya.

3. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i, karena kuesioner ini semata-mata bertujuan untuk penelitian dan bukan untuk mengevaluasi kinerja Anda.

4. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pernyataan dijawab, oleh karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pernyataan telah dijawab.

5. Silakan Anda mengisi dengan membubuhkan tanda ceklist ( V ) pada kolom

yang anda anggap benar, yaitu: Kuesioner 1, SS = Sangat Setuju; S = Setuju;

KS = Kurang Setuju; SKS = Sangat Kurang Setuju. Kuesioner 2, Tidak pernah;

Kadang-kadang; Sering; Selalu.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 171: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

6. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini,

mohon periksa kembali jawaban anda dan pastikan sudah lengkap terisi semua

pernyataan dalam kuesioner ini.

C. Kuesioner 1 (Sebelum Uji Validitas –Reliabilitas)

No Pernyataan SS S KS SKS

Kompleksitas Pengobatan

1 Dalam satu bulan terakhir Anda sering

menangani pasien dengan dua diagnose atau

lebih

2 Anda mampu menangani perawatan pasien di

unit tempat Anda bekerja secara sendiri

3 Pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien

membutuhkan bantuan rekan kerja

4 Anda mengalami kesulitan dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien yang banyak

mendapatkan tindakan medis

5 Anda mengalami kesulitan bilamana pasien

mendapatkan obat lebih dari 3 macam

Kerja sama dalam unit

6 Rekan kerja perawat di satu unit mampu

membantu menyelesaikan permasalahan dalam

asuhan keperawatan

7 Rekan kerja perawat di satu unit mampu

bekerja sama dengan baik dalam memberikan

pelayanan pada pasien

8 Rekan kerja perawat di satu unit memberi

bantuan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 172: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

9 Rekan kerja perawat di satu unit selalu

mengingatkan jika ada teman yang melakukan

kesalahan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien

10 Tidak ada teman kerja yang bisa membantu

ketika dibutuhkan dalama memeberikan asuhan

keperawatan pada pasien

Gangguan atau interupsi

11 Anda selalu mendapatkan pekerjaan di luar

tanggung jawab sebagai perawat pelaksana

12 Keharmonisan dan hubungan baik antara

perawat pelaksana telah terjalin di unit tempat

Anda bekerja

13 Anda tidak pernah melakukan beberapa

pekerjaan di tempat Anda bekerja dalam satu

waktu secara bersamaan

14 Anda mendapatkan pekerjaan lain yang harus

dilakukan pada saat sedang memberikan

pelayanan kepada pasien

15 Pembagian tugas dan tanggung jawab

pekerjaan tidak jelas

Komunikasi

16 Rekan kerja perawat di satu unit mampu

menciptakan komunikasi yang baik, sehingga

mendorong untuk memberikan pelayanan

terbaik kepada pasien

17 Dokter memberikan instruksi yang jelas

mengenai tindakan yang harus dilakukan oleh

perawat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 173: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

18 Rekan kerja saling mengingatkan jika ada yang

mengalami kesulitan dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan

19 Saling bertukar informasi mengenai kondisi

pasien yang menjadi tanggung jawabnya

20 Tidak selaliu menggunakan teknik SBAR

dalam melakukan komunikasi dengan profesi

lain.

Standar Prosedur Operasional

21 Standar Prosedur Operasional mengenai

tindakan asuhan keperawatan mudah

dimengerti

22 Standar Prosedur Operasional mengenai

tindakan asuhan keperawatan mudah

diterapkan

23 Standar Prosedur Operasional mudah diperoleh

ketika membutuhkannya

24 Standar Prosedur Operasional yang ada di unit

tempat bekerja membuat pekerjaan tidak

efektif dan efisien

25 Pada saat bekerja tidak pernah melihat Standar

Prosedur Operasional Baku

Kenyamanan tempat kerja

26 Kondisi sarana dan prasarana di tempat anda

bekerja mendukung dalam memberikan

pelayanan yang aman bagi pasien

27 Tingkat pencahayaan di ruang perawatan

mendukung dalam memberikan pelayanan

yang aman bagi pasien, misalnya saat

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 174: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

memeriksa bagian tubuh pasien, dll

28 Suhu ruangan ditempat anda bekerja

mendukung dalam memberikan pelayanan

yang aman bagi pasien

29 Tingkat kebisingan ditempat anda bekerja

mendukung dalam memberikan pelayanan

yang aman bagi pasien

30 Sistim pendingin udara/AC tidak berfungsi

dengan baik

D. Kuesioner 2

No Pernyataan Tidak

Pernah

Kadang-

kadang

Sering Selalu

31 Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang

mengakibatkan cedera pada pasien akibat

dari suatu tindakan atau tidak mengambil

tindakan yang seharusnya diambil

32 Salah memberikan obat kepada pasien

sehingga menyebabkan pasien mengalami

gangguan kesehatan diluar penyakitnya

33 Pasien ditempat anda bekerja terjatuh dari

tempat tidur sehingga pasien mengalami

cedera

34 Terjadi kesalahan dalam pengisisn data rekam

medik pasien, sehingga terjadi kesalahan

dalam pemberian tindakan dan pasien

mengalami cedera

35 Proses komunikasi antara petugas tidak

efektif sehingga terjadi insiden yang

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 175: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

mengakibatkan cedera pada pasien

36 Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang

mengakibatkan insiden yang sudah terpapar

ke pasien tetapi tidak mengakibatkan cedera

37 Salah memberikan obat kepada pasien tetapi

tidak mengakibatkan terjadinya gangguan

kesehatan lain

38 Pasien ditempat anda bekerja terjatuh dari

tempat tidur tetapi pasien mengalami cedera

39 Terjadi kesalahan dalam pengisisn data rekam

medik pasien, sehingga terjadi kesalahan

dalam pemberian tindakan tetapi pasien tidak

mengalami cedera

40 Proses komunikasi antara petugas tidak

efektif sehingga terjadi insiden tetapi tidak

mengakibatkan cedera pada pasien

41 Melaksanakan pelayanan kepada pasien yang

mengakibatkan Kejadian Nyaris Cedera, atau

terjadinya insiden yang belum sampai

terpapar ke pasien

42 Hampir salah memberikan obat kepada pasien

tetapi obat belum diberikan karena segera

diketahui

43 Pasien ditempat anda bekerja hampir terjatuh

dari tempat tidur tetapi tidak jadi karena

segera diketahui oleh petugas

44 Terjadi kesalahan dalam pengisisn data rekam

medik pasien, tetapi segera diketahui dan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 176: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

dilakukan perbaikan

45 Proses komunikasi antara petugas tidak

efektif tetapi tidak terjadi insiden pada pasien

46 Penyimpanan obat yang namanya hamper

sama diletakan berdekatan

47 Penyimpanan obat yang rupa/bentuk

kemasananya hamper sama diletakan

berdekatan

48 Pasien yang dirawat dipasang gelang identitas

pasien

49 Pasien yang dirawat dilakukan assessment

risiko pasien jatuh

50 Penandaan area yang akan dioperasi

dilakukan diruang rawat inap

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 177: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya, Dede Sri Mulyana, mahasiswa Program Pascasarjana Kajian Administrasi

Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, akan

mengadakan penelitian mengenai “Analisis penyebab Insiden Keselamatan Pasien

(IKP) di unit rawat inap Rumah Sakit “X” Jakarta”. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya Insiden Keselamatan

Pasien di ruang perawatan Rumah Sakit “X” Jakarta. Kerahasiaan dan informasi

yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh

karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab kuesioner

ini dengan sejujurnya dan memberikan penilaian yang objektif sesuai dengan fakta

yang sesungguhnya. Pernyataan dalam kuesioner ini sebanyak 50 pernyataan,

merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan kondisi umum pekerjaan

Bapak/Ibu/Saudara/i selama bekerja di Rumah Sakit. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i

akan sangat membantu dan besar manfaatnya dalam penelitian ini. Atas kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 178: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

A. Latar Belakang Responden

No Responden* : ………………………………………………

Unit Kerja : ………………………………………………

Usia : ….…………………………………………..

Pendidikan Terakhir : ………………………………………………

Berapa lama Anda bekerja di rumah sakit ini ? …… tahun ……bulan

Berapa lama Anda bekerja di area/unit kerja Anda sekarang ini ?..…tahun…… bulan

Jenjang Kompetensi

PK I PK II PK III PK IV PK V

B. Petunjuak Pengisian

7. Survey ini bertujuan untuk meminta anda memberikan pendapat mengenai pekerjaan anda sehari-hari dalam memberikan pelayanan kepada pasien terkait dengan isu-isu keselamatan pasien selama anda bekerja di RS “X” Jakarta. Survey ini kira-kira memerlukan 10 – 15 menit untuk mengisi keseluruhan pernyataan.

8. Kuesioner ini bukan tes dengan jawaban benar atau salah, yang terpenting adalah menjawab pernyataan dengan jujur sesuai pendapat dan keadaan yang sebenarnya.

9. Kami menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i, karena kuesioner ini semata-mata bertujuan untuk penelitian dan bukan untuk mengevaluasi kinerja Anda.

10. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila semua pernyataan dijawab, oleh karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pernyataan telah dijawab.

11. Silakan Anda mengisi dengan membubuhkan tanda ceklist ( V ) pada kolom

yang anda anggap benar, yaitu: Kuesioner 1, SS = Sangat Setuju; S = Setuju;

KS = Kurang Setuju; SKS = Sangat Kurang Setuju. Kuesioner 2, Tidak pernah;

Kadang-kadang; Sering; Selalu.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 179: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

12. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner

ini, mohon periksa kembali jawaban anda dan pastikan sudah lengkap terisi

semua pernyataan dalam kuesioner ini.

C. Kuesioner 1 (Pasca Uji Validitas-Reliabilitas)

No Pernyataan SS S KS SKS

Kompleksitas Pengobatan

1 Anda sering melakukan asuhan keperawatan kepada

pasien yang mempunyai dua diagnose penyakit atau

lebih

2 Pasien yang mempunyai dua diagnose penyakit atau

lebih, sulit dilakukan asuhan keperawatan

3 Pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien yang

mempunyai dua diagnose penyakit atau lebih

membutuhkan bantuan rekan kerja

4 Anda tidak mengalami kesulitan dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien yang banyak

mendapatkan tindakan medis

Kerja sama dalam unit

5 Rekan kerja perawat di ruangan dapat membantu

menyelesaikan permasalahan dalam asuhan

keperawatan

6 Rekan kerja perawat di ruangan mampu bekerja

sama dengan baik dalam memberikan pelayanan

pada pasien

7 Rekan kerja perawat di ruangan saling

mengingatkan jika ada teman yang melakukan

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 180: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien

8 Rekan kerja perawat di ruangan bisa membantu

ketika dibutuhkan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien

Gangguan atau interupsi

9 Anda sering mendapatkan pekerjaan lain di luar

tugas dan tanggung jawab anda sebagai perawat

pelaksana

10 Pada saat bekerja anda suka melakukan lebih dari

satu pekerjaan dalam waktu yang sama

11 Anda suka mendapatkan pekerjaan lain yang harus

dilakukan ketika sedang memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien

12 Keharmonisan dan hubungan baik antara perawat

di ruangan tempat anda bekerja telah terjalin

dengan baik

13 Pengaturan tugas dan tanggung jawab pekerjaan

diantara perawat sudah sesuai dan adil

Komunikasi

14 Rekan kerja perawat di ruangan mampu

menciptakan komunikasi yang baik, sehingga

mendorong untuk memberikan pelayanan terbaik

kepada pasien

15 Dokter memberikan instruksi tertulis dengan jelas

mengenai tindakan yang harus dilakukan oleh

perawat

16 Rekan kerja saling mengingatkan jika ada yang

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 181: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

mengalami kesulitan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan

17 Sesama rekan kerja saling bertukar informasi

mengenai kondisi pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

18 Selalu menggunakan teknik SBAR (Situation,

Background, Assessment, Rekomendation) dalam

melakukan komunikasi dengan profesi lain

Standar Prosedur Operasional

19 Standar Prosedur Operasional (SPO) mengenai

tindakan asuhan keperawatan dapat dimengerti dan

dipahami dengan baik

20 Standar Prosedur Operasional mempermudah

tindakan asuhan keperawatan

21 Standar Prosedur Operasional mudah diperoleh

ketika membutuhkannya

22 Standar Prosedur Operasional yang sudah ada

membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien

23 Selama bekerja di ruang perawatan belum pernah

membaca Standar Prosedur Operasional terkait

asuhan keperawatan

Kenyamanan tempat kerja

24 Kondisi sarana dan prasarana di tempat anda

bekerja mempermudah dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien

25 Tingkat pencahayaan di ruang perawatan

mendukung dalam memberikan asuhan

keperawatan yang aman bagi pasien

26 Suhu ruangan ditempat anda bekerja mendukung

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 182: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman

bagi pasien

27 Tingkat kebisingan ditempat anda bekerja

mendukung dalam memberikan asuhan

keperawatan yang aman bagi pasien

28 Sistim pendingin udara/AC di ruangan tempat anda

bekerja berfungsi dengan baik

D. Kuesioner 2

No Pernyataan Tidak Pernah

Kadang-kadang Sering Selalu

29 Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien

atau tidak melakukan asuhan keperawatan yang

seharusnya dilakukan sehingga mengakibatkan

kejadian nyaris cedera atau kejadian tidak

diharapkan pada pasien

30 Salah memberikan obat kepada pasien sehingga

menyebabkan pasien mengalami gangguan

kesehatan lain diluar penyakitnya

31 Pasien yang dirawat ditempat anda bekerja

terjatuh dari tempat tidur sehingga pasien

mengalami cedera

32 Terjadi kesalahan dalam pengisian data rekam

medik pasien

33 Komunikasi antara petugas kesehatan tidak

efektif sehingga terjadi insiden yang merugikan

pasien

34 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 183: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

pasien yang mengakibatkan insiden yang

merugikan pasien

35 Salah memberikan obat kepada pasien tetapi

tidak mengakibatkan terjadinya gangguan

kesehatan lain

36 Pasien yang dirawat ditempat anda bekerja

terjatuh dari tempat tidur tetapi pasien tidak

mengalami cedera

37 Komunikasi antara petugas kesehatan tidak

efektif tetapi tidak mengakibatkan terjadinya

insiden yang merugikan pasien

38 Memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien yang mengakibatkan Kejadian Nyaris

Cedera

39 Hampir salah memberikan obat kepada pasien

tetapi obat belum diberikan karena segera

diketahui

40 Pasien ditempat anda bekerja hampir terjatuh

dari tempat tidur tetapi tidak jadi karena segera

diketahui oleh petugas

41 Instruksi dokter tidak jelas sehingga terjadi

salah pengertian dalam melaksanakan

pelayanan

42 Obat yang mempunyai rupa/bentuk dan

namanya hampir sama diberi tanda

43 Melakukan metode 6 Benar dalam pelayanan

obat kepada pasien. (Benar Pasien, Benar Obat,

Benar Dosis, Benar Cara/rute pemberian, Benar

Waktu, Benar Dokumentasi)

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013

Page 184: ANALISIS PENYEBAB INSIDEN KESELAMATAN PASIEN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20334240-T32578-Dede Sri Mulyana.pdf · Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENYEBAB

Universitas Indonesia

44 Penyimpanan obat yang rupa/bentuk dan

namanya hampir sama diletakan terpisah

45 Pasien yang dirawat dipasang gelang identitas

pasien

46 Pasien yang dirawat dipasang gelang risiko

pasien jatuh

47 Pasien yang dirawat dipasang gelang risiko

alergi obat

48 Pasien yang dirawat dilakukan

assessment/penilaian risiko pasien jatuh

49 Penandaan area pada pasien yang akan

dioperasi dilakukan diruang rawat inap

50 Anda mencuci tangan setiap selesai

memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien.

Analisis penyebab..., Dede Sri Mulyana, FKM UI, 2013