analisis peranan investasi infrastruktur transportasi udara terhadap keselamatan penerbangan...
TRANSCRIPT
Analisis Peranan Investasi Infrastruktur Transportasi Udara Terhadap
Keselamatan Penerbangan Indonesia
Ricka Widardoe0906580413
FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN INFRASTRUKTURUNIVERSITAS INDONESIA
PENELTIAN SEBELUMNYASesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudara Dave Akhbarsah mahasiswa pasca sarjana Universitas Indonesia tahun 2009 tentang Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Keselamatan Penerbangan, memberikan kesimpulan : Poin b “banyak landasan pacu bandar udara yang tidak memenuhi standar
sehingga banyak menimbulkan kecelakaan”, dan Poin c “ATC masih mengalami miskomunikasi dengan pengelola bandar
udara maupun dengan pilot”.Kemudian, adanya saran yaitu : Poin 2 “kondisi landasan pacu di semua bandar udara di Indonesia harus
diaudit, dijaga selalu dalam keadaan bersih, dan bagi yang mengalami kerusakan segera diperbaiki sesuai standar yang ditetapkan”, dan
Poin 3 “semua personil ATC harus ditraining dan disertifikasi ulang tentang prosedur kerja ATC sesuai standar yang ditetapkan oleh ICAO”.
Dari informasi penelitian di atas, maka penulis mencoba menganalisanya melalui investasi oleh pemerintah pada pembangunan dan rehabilitasi dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan keselamatan penerbangan, dengan menggunakan asumsi 5 (lima) tahun terakhir. Selain dari itu, penulis mengkajinya melalui tingkat kecelakaan dan kejadian pesawat udara.
GLOBAL AIR TRAFFIC
Jejaring Penerbangan Domestik Dan Jumlah Kecelakaan Transportasi Udara Tahun 2007-2010
204
918
226 2
KE
RA
NG
KA
KO
NS
EP
Infrastruktur Keselamatan Penerbangan
Investasi
Pemerintah/BUMN
Navigasi Penerbang
an
Landasan Pacu
(Runway)
Swasta
Terminal Penumpang dan Barang
KE
RA
NG
KA
KO
NS
EP
Infrastruktur Keselamatan Penerbangan
Investasi
Pemerintah/BUMN
Navigasi Penerbang
an
Landasan Pacu
(Runway)
Swasta
Terminal Penumpang dan Barang
LATAR BELAKANG MASALAHInvestasi pembangunan infrastruktur transportasi sangat
berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional, mengingat bidang transportasi khususnya udara berperan penting dalam kegiatan distribusi barang dan jasa antar Negara dan ke seluruh pelosok tanah air yang masih sulit dijangkau dengan transportasi lainnya, termasuk terjadinya bencana alam yang juga dapat menutup akses bantuan ke daerah-daerah terpencil.
Pembangunan infrastruktur merupakan prioritas nasional dari pemerintah dengan mengupayakan tersedianya infrastruktur melalui pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi yang berkelanjutan, guna mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dengan harga yang terjangkau. Maka, diperlukan sumber pembiayaan investasi infrastruktur transportasi udara yang dipergunakan untuk kegiatan operasional dan pembangunan sektor transportasi, antara lain Belanja Pemerintah (APBN), Investasi BUMN dan Investasi Swasta.
LATAR BELAKANG MASALAHSesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 2009
tentang Penerbangan, keselamatan penerbangan Indonesia adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
Menurut informasi dan data statistik tingkat keselamatan penerbangan Indonesia kurun waktu 2005 Hingga 2008, accident maupun incident tercatat lebih dari 94 kali. Dari sedikitnya kasus keselamatan penerbangan Indonesia, baik itu accident maupun incident terjadi karena kondisi infrastruktur transportasi udara yang belum memadai.
Rum
usan
Mas
alah
Data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udaran dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), bahwa dari tahun 2007 hingga 2010 terjadi kecelakaan penerbangan sebanyak lebih dari 50 kali, angka yang cukup tinggi untuk suatu ukuran keselamatan penerbangan (untuk accident) dengan jumlah korban yang meninggal/hilang sebanyak 176 jiwa
Keselamatan Penerbangan bergantung pada berbagai faktor, misalnya Human error, Kondisi pesawat, Kondisi crew pesawat, Infrastruktur, dan faktor alam.Rumusan dari permasalahan yang akan dibahas, yaituBagaimana menganalisa tingkat kecelakaan
pesawat udara terhadap pembangunan infrastruktur penunjang keselamatan penerbangan Indonesia.
Bagaimana menganalisa investasi pemerintah pada sektor transportasi udara, dalam Anggaran Pembelanjaan Negara (APBN).
Accident-Incident Aircraft and Passenger FatalitiesKhusus dibidang keselamatan penerbangan, sebagaimana ditunjukkan pada tabel disamping, jumlah kecelakaan pada tahun 2005 sampai tahun 2008 mengalami fluktuasi, dilihat dari jumlah kecelakaan tertinggi terjadi pada tahun 2005-2007 sebanyak 69 kasus, dan jumlah terendah pada tahun 2008 sebanyak 25 kasus. Namun demikian yang menjadi tolak ukur dari topik permasalahan dunia penerbangan adalah sebagian besar jumlah penumpang meninggal akibat dari terjadinya kecelakaan penerbangan, sehingga kecelakaan yang betubi-tubi bagi penerbangan di Indonesia yang terjadi pada kurun waktu akhir tahun 2005 sampai awal tahun 2007 menjadi sorotan dunia yang memerlukan aksi perbaikan segera (Sumber Renstra Kemenhub).
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Accident-Incident 19 27 23 25 53 53
Passenger Fatalities 125 14 21 0 40 5
10
30
50
70
90
110
130
Accident-Incident dan Passenger Fasilities
Jum
lah
PROGRAM UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
• Program pembangunan transportasi udara, • Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana
transportasi udara, • Program restrukturisasi dan kelembagaan, serta • Program penyelenggaraan pimpinan pemerintah
dan kenegaraan. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam mewujudkan program pembangunan transportasi udara, misalnya pemberian subsidi angkutan udara dan angkutan BBM penerbangan perintis, atau melakukan pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan penerbangan.
PROGRAM UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
• Program pembangunan transportasi udara, • Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana
transportasi udara, • Program restrukturisasi dan kelembagaan, serta • Program penyelenggaraan pimpinan pemerintah
dan kenegaraan. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam mewujudkan program pembangunan transportasi udara, misalnya pemberian subsidi angkutan udara dan angkutan BBM penerbangan perintis, atau melakukan pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan penerbangan.
Target dan Realisasi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Navigasi Penerbangan Tahun 2005-2009
Penulis melihat adanya kurang efisensi dalam program pembangunan dan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana sektor transportasi udara selama kurun waktu 2005-2008, dimana realisasi program rehabilitasi dan pemeliharaan prasanara serta fasilitas keselamatan penerbangan tidak pernah mencapai target, dari target sebanyak 2.160 paket hanya 77 paket yang terealisasi atau 3,83% dari total persentase program tersebut (Sumber Renstra Kemenhub).
2005 2006 2007 2008 2009
Target 651 984 205 173 147
Realisasi 34 14 22 7 0
100
300
500
700
900
1100
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Nav-igasi Penerbangan
Paket
Target dan Realisasi Pembangunan Fasilitas Navigasi Penerbangan Tahun 2005-2009
Namun untuk pembangunan keselamatan penerbangan bahkan melebihi target dari 934 paket terealisasi menjadi 2.301 paket yang artinya bila realisasi melebihi target paket maka adanya pengurangan kualitas keselamatan penerbangan. Sedangkan anggaran program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana tidak dijelaskan, hanya pada tahun 2009 telah ditetapkan target sebanyak 147 paket dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 6.288.249.000 (Sumber Renstra Kemenhub).2005 2006 2007 2008 2009
Target 279 421 88 74 72
Realisasi 469 839 388 605 0
50
150
250
350
450
550
650
750
850
Pembangunan Fasilitas Navigasi Pener-bangan
Paket
Target dan Realisasi Fasilitasi Prasarana Landasan 2005-2009
Program rehabilitasi dan pemeliharaan serta fasilitas landasan di tahun 2005-2006 juga tidak mencapai target, namun tahun berikutnya jauh melebihi target, dengan total target seluas 2.831.925 m2
terealisasi menjadi 2.881.925 m2, untuk alokasi anggaran program rehabilitasi dan pemeliharaan landasan tahun 2005-2008 target sebesar Rp.507.746.213.000 terealisasi menjadi Rp. 475.304.929.000 (Sumber Renstra Kemenhub).
2005 2006 2007 2008 2009
Target 737498 1176686 102995 86516 728256
Realisasi 648341 631322 822342 779920 0
100,000
300,000
500,000
700,000
900,000
1,100,000
1,300,000
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Landasan
M2
Target dan Realisasi Investasi Landasan Tahun 2005-2009
Program rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas landasan dengan target total investasi sebesar Rp. 713.673.159.000 dan terealisasi sebesar Rp. 475.354.292.000.Untuk pembangunannya dengan total target seluas 2.831.951 m2 terealisasi menjadi 2.881.925 m2. (Sumber Renstra Kemenhub).
2005 2006 2007 2008 2009
Tar-get
71419086000
96866908000
160850255000
178609964000
205926946000
Re-al-isasi
61134604000
95277321000
159008498000
159934506000
0
25,000,000,000
75,000,000,000
125,000,000,000
175,000,000,000
225,000,000,000
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Landasan
Rupia
h
Target dan Realisasi Pembangunan Landasan Tahun 2005-2009
Program pembangunannya dengan total target seluas 981.265 m2 terealisasi menjadi 2.536.669 m2, Meskipun dari segi alokasi anggaran untuk pembangunan dan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana sektor transportasi udara tiap tahunnya meningkat, namun segi pemeliharaan belum optimal khususnya keselamatan penerbangan (Sumber Renstra Kemenhub).
2005 2006 2007 2008 2009
Target 316070 505579 44141 37078 78397
Realisasi 159998 1011499 383002 982170 0
100,000
300,000
500,000
700,000
900,000
1,100,000
Pembangunan Fasilitas Landasan
M2
Target dan Realisasi Investasi Landasan Tahun 2005-2009
Program pembangunannya dengan total target sebesar Rp. 2.640.458.699.000 terealisasi menjadi Rp. 2.155.172.956.000. Meskipun dari segi alokasi anggaran untuk pembangunan dan rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana sektor transportasi udara tiap tahunnya meningkat, namun segi pemeliharaan belum optimal khususnya keselamatan penerbangan (Sumber Renstra Kemenhub).
2005 2006 2007 2008 2009
Target 118376063000
204703478000
996008000000
1321371158000
0
Realisasi 102987174000
181492108000
708731198924
1161962476000
0
100,000,000,000
300,000,000,000
500,000,000,000
700,000,000,000
900,000,000,000
1,100,000,000,000
1,300,000,000,000
Pembangunan Fasilitas Landasan
Rupia
h
Investasi dan Fasilitasi PrasaranaNavigasi Penerbangan dan Landasan
No. Program Satuan Target Realisasi
1 Rehab dan Pemeliharaan Kespen Paket 2,160 77
2 Pembangunan Kespen Paket 934 2,301
3 Rehab dan Pemeliharaan Landasan
m2 2,831,951 2,881,925
Rupiah 713,673,159,000 475,354,929,000
4 Pembangunan Landasan
m2 981,265 2,536,669
Rupiah 2,640,458,699,000 2,155,172,956,924
Investasi Infrastruktur Transportasi Udara Tahun 2005-2009
Sesuai dengan alokasi anggaran pemerintah tahun 2005-2009, Kementerian Perhubungan memperoleh anggaran tahun 2005 sebesar Rp. 81,383, tahun 2006 Rp. 88,174 triliun, tahun 2007 Rp. 92,4 triliun, tahun 2008 Rp. 91,43 triliun dan tahun 2009 Rp. 97,9 triliun. Sedangkan untuk subsektor transportasi udara memperoleh alokasi anggaran pada tahun 2005 sebesar Rp.1,596,045,330,000, tahun 2006 Rp.1,745,529,742,000, tahun 2007 Rp.1,603,583,382,000, tahun 2008 Rp.3,171,100,172,000 dan tahun 2009 Rp.2,800,000,000,000.
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Alokasi APBN
1596045330000
1745529742000
1603583382000
3171100172000
2800000000000
3038000000000
250,000,000,000
750,000,000,000
1,250,000,000,000
1,750,000,000,000
2,250,000,000,000
2,750,000,000,000
3,250,000,000,000
Anggaran Kementerian Perhubungan berdasarkan APBN
Rupia
h
Perbandingan Target Investasi Pada Transportasi 2010-2014
Darat Kereta Api Laut Udara
Investasi 274000000 8076000000 2211521000 718000000
500,000,000
1,500,000,000
2,500,000,000
3,500,000,000
4,500,000,000
5,500,000,000
6,500,000,000
7,500,000,000
8,500,000,000
Target Investasi Transportasi
USD
Awal April 2010, Indonesia menjadi tuan rumah Infrastructure Asia 2010, Asia-pasific Ministerial Conference on Public-Private Partnership (PPP) for Infrastructure Development. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Kementrian Perhubungan untuk menarik peran aktif sektor swasta dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi. Sebanyak 30 proyek potensial ditawarkan, dengan nilai total mencapai USD 11 milliar. Adapun rincian dana pembangunan dan pengembangan yang dibutuhkan yaitu, Transportasi Darat sebesar USD 274 juta, Kereta Api sebesar USD 8,076 milliar, Pelabuhan Laut USD 2,124 milliar ditambah Rp.875,21 milliar dan Transportasi Udara USD 10 juta ditambah Rp.7,08 triliun
Infr
astr
uktu
r Uda
ra 2
010
BATA
SAN
MAS
ALAH Dalam melakukan penyusunan data
Tugas Akhir, perlu adanya pembatasan masalah untuk menganalisis dampak keselamatan penerbangan Indonesia, maka dari itu aspek masalah adalah membahas tentang perkembangan infrastruktur transportasi udara di Indonesia.
Adapun batasan masalah agar topik pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang, yaitu :A. Investasi pemerintah pada infrastruktur
transportasi nasional, terutama moda transportasi udara.
B. Analisis infrastruktur keselamatan penerbangan Indonesia seperti navigasi penerbangan dan landasan pacu (runway).
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun penulisan Tugas akhir dengan judul Analisis Peranan Investasi Infrastruktur Transportasi Udara Terhadap Keselamatan Penerbangan Indonesia, bertujuan sebagai berikut :Mengetahui dampak keselamatan penerbangan Indonesia
terhadap investasi infrastruktur transportasi udara.Mengetahui peranan investasi pemerintah terhadap hasil
pembangunan infrastruktur transportasi udara.
Manfaat Penelitian, diharapkan dapat memberikan peranan penting dalam menganalisa tingkat keselamatan penerbangan melalui pembangunan infrastruktur transportasi udara, khususnya yang berkaitan dengan investasi pembangunan infrastruktur transportasi nasional.
METODOLOGI PENELITIANMetode Pengumpulan Data Internet, adalah pengumpulan data-data melalui program-
program komputer yang berbasis internet guna mengetahui kondisi pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi udara Indonesia.
Literatur Buku, pengumpulan data-data melalui referensi buku-buku yang terdapat di perpustakaan.
Jurnal, adalah kumpulan data dan informasi yang terbit secara berkala sebagai referensi dan penunjang dalam penyusunan laporan tugas akhir.
Teknik Analisis DataDalam penyusunan tugas akhir ini, penulis melakukan teknik analisa data untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dengan beberapa langkah, yaitu: Analisa SWOT Questioner (Angket)
KESIMPULAN SEMENTARA Dari data rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas landasan,
tercatat bahwa pada tahun 2005 dan 2006 untuk target lebih tinggi dari pada realisasi, artinya pemanfaatan dalam pelaksanaan rehabilitasi dan pemeliharaan belum mencapai optimal. Sedangkan realisasi investasinya hampir mencapai target yang diharapkan, maka pada tahun tersebut rehabilitasi dan pemeliharan terhadap investasi tidak seimbang. Selanjutnya, di tahun 2007 dan 2008 terlihat realisasi lebih tinggi terhadap target, artinya kebutuhan rehabilitasi dan pemeliharaan melebihi batas maksimal target. Sedangkan realisasinya hampir mendekati target investasi, maka pada tahun tersebut rehabilitasi dan pemeliharaan terhadap investasi juga tidak seimbang. Kemudian, data dari pembangunan fasilitas landasan tercatat bahwa tahun 2005 realisasi pembangunan tidak mencapai target. Namun pada tahun 2006 sampai 2008, realisasi pembangunan melebihi target. Jika dibandingkan dengan nilai investasinya, dari tahun 2005 hingga 2008 tercatat realisasi investasi pembangunan tidak mencapai target.
KESIMPULAN SEMENTARA Dari data rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas keselamatan
penerbangan, tercatat bahwa tahun 2005 hingga 2008 realisasi tidak mencapai target, artinya banyak fasilitas keselamatan penerbangan yang belum bisa di maintenance atau kalibrasi untuk menunjang operasional penerbangan. Selanjutnya, untuk pembangunan fasilitasi keselamatan penerbangan tahun 2005 hingga 2008 menunjukkan realisasi pembangunan melebihi target. Informasi yang dapat diketahui dari data tersebut, pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan lebih banyak namun kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan sangat minim, padahal peralatan keselamatan penerbangan harus selalu diperiksa tiap berkala agar operasionalnya berfungsi dengan maksimal.
Dari data tabel kecelakaan dan kejadian yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebanyak 25 kasus, namun dengan jumlah korban 0 penumpang. Sedangkan kecelakaan dan kejadian yang terendah terjadi pada tahun 2005 sebanyak 19 kasus, namun dengan jumlah tertinggi yaitu 125 penumpang. Perhatian utama dalam hal keamanan dan keselamatan penerbangan, bukan dari jumlah rusaknya armada atau komponen barang, namun jumlah korban penumpang yang menjadi perhatian serius untuk pemerintah.
CONTOH ACCIDENT-INCIDENT
Kecelakaan dan Kejadian oleh faktor Navigasi penerbanganPada tanggal 9 April 2009, sebuah pesawat British
Aerospace BAe 146-300 dengan registrasi PK-BRD yang dioperasikan oleh PT. Aviastar Mandiri Airlines sebagai penerbangan penumpang dan kargo berjadwal, terbang dari Sentani menuju bandara Wamena. Awak pesawat terdiri dari 2 penerbang, 2 awak kabin, 1 teknisi dan 1 load master. Untuk navigasi penerbangan, dari Sentani pesawat terbang dengan aturan Instrument Flight Rules (IFR) namun pada saat turun dari ketinggian jelajah mendekati bandara Wamena, penerbangan menjadi Visual flight Rules (VFR) yang berdasarkan visual dengan melihat dataran. Hal ini karena tidak ada prosedur pendaratan (instrument approach procedure) yang menggunakan alat bantu radio navigasi yang ada di darat yang bisa digunakan di Wamena. Keadaan awan yang rendah berada di arah pendaratan untuk runway 15 di Wamena.
CONTOH ACCIDENT-INCIDENT
Pada tanggal 13 April 2010, sebuah pesawat Boeing 737-300 dengan registrasi PK-MDE yang dioperasikan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines dengan nomor penerbangan MZ-836, terbang dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Rendani Manokwari Papua. Awak pesawat berjumlah 7 orang dan penumpang berjumlah 103 orang. Untuk bantuan navigasi penerbangan, dugaan tidak terdapat alat bantu navigasi untuk approach dan landing di Manokwari, pelaksanaan approach dan landing harus dilakukan dengan Visual Flight Rules (VFR) yang hanya ada di landasan 35, precision approach path indicator (PAPI) terpasang pada landasan 35, tidak beroperasi pada saat kecelakaan.
JADW
AL P
ENEL
ITIA
NKegiatan
Januari2011
Februari2011
Maret2011
April2011
Mei2011
Juni2011
Identifikasi Masalah
Pengajuan Proposal
Persiapan Data
Pengumpulan Data
Penyusunan Laporan
Hasil Laporan
Perkiraan Pelaksanaan
Keterangan :Rencana Perkiraan hasil Kenyataan
SELESAI
Wassalamu’alaikum