analisis potensi pengemban gan ekonomi berbasis …

92
ANALISIS POTENSI PENGEMBAN GAN EKONOMI BERBASIS MASJID DI KOTA JAMBI SKRIPSI HERIANTO SIHOMBING NIM. EES150672 PEMBIMBING Dr. NOVI MUBYARTO, SE., ME AGUSTINA MUTIA, SE., M.EI PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MASJID DI KOTA JAMBI
AGUSTINA MUTIA, SE., M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
Nama : Herianto Sihombing
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jl. Ismail Malik Lr. Ananta Kupa No. 18 Rt. 043
Rw. –Kelurahan Mayang Mangurai Kec. Alam
Barajo Kota Jambi
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini yang
berjudul “Analisis Potensi Pengembangan Ekonomi Berbasis Masjid di Kota
Jambi” adalah benar karya asli saya kecuali kutipan-kutipan yang telah disebut
sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata
pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai
dengan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui
skripsi ini.
dapat dipergunakan seperlunya.
Jambi, Juli 2019
Pembimbing II : Agustina Mutia, SE., M.EI
Alamat : Jl. Arif Rahmad Hakim No.1Telanaipura Kota Jambi
36122 Telp./Fax: (0741)65600
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di-
Jambi
Setelah membaca dan melakukan perbaikan seperlunya, maka skripsi
saudara Herianto Sihombing yang berjudul “Analisis Potensi Pengembangan
Ekonomi Berbasis Masjid di Kota Jambi”telah disetujui dan dapat diajukan
untuk dimunaqosahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S. 1) dalam ilmu Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terimakasih, semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa, dan bangsa.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
NIP.19790309 200312 1 001 NIP.19690809 200312 2 002
iv
5
MOTTO
Artinya:
dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.di mana saja kamu berada
pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 1
1 Q.S. Al-Baqarah (2):148)
v
6
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang mampu ku utarakan selain rasa syukur kepada Allah SWT atas
nikmat dan karuniaNya dengan tuntasnya satu kewajibanku bagi kedua orang
tuaku yang jadi mentor dalam hidupku. Ayah/Ibu semua ini adalah hasil jerih
payah keringatmu untuk menjadikanku lebih baik.Dengan semua pengharapan
yang Ayah/Ibu inginkan.Perjuangan yang tak mengenal waktu ini, memberikan
beribu-ribu rasa bahagia dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan
skiripsi ini kupersembahkan kepadamu.
Ayah Nasrun Sihombing dan Ibu tercinta Sitiolina Rambe, beliaulah yang
mendidik dan membesarkanku dengan penuh cinta kasih sayang.Tiada kata lelah
untuk menuntunku, menasehatiku, memotivasiku dalam kondisi apapun.Hanya
kata terima kasih ku sampaikan kepada keduanya, semoga Allah SWT
memberikan umur yang panjang, kesehatan, dan kebahagian kepada Ayah/Ibu.
Kepada semua Kaka dan Abangku, Lenni Astuti Sihombing, S.Pd., Taufik
Ismail Sihombing, Tarmizi Taher Sihombing, Elida Warni Sihombing.
Merekalah tempat saya berkeluh kesah, yang memberi saya jalan keluar dari
semua problema hidup.dan kepada merekalah sebaik tempat pengaduan dan
tempat pengharapan dalam hidupku ini.
Kepada baberekku, Nur Ainun Sitohang., Praza Sitohang., Borukku Zeni
Sihombing., Pahrul Sihombing., meraka adalah yang selalu jadi penyemangat
dan menghibur saya di kala mulai lelah dalam menghadapi semua keluh kesah
saya.
Kepada Tulang Ali Murdani Rambe, S.Pd.,Amran Sholeh Manurung, Uda Dr.
H, SalimSihombing.,Tulang Wahid Ritonga, S. Pd., Abang Ahmad Rinaldi
Sitompul, S.Pd., Bapak Markos Harahap, SH., Bapak Drs.Ahmad Syukri
Nasution., Abang Alex Susanto., Bpk Ridel Polri.,Ammar Khadapi, S.Pd.,
Abang Ginda Harahap, S.Pd., Pandu., Tata.,Kaka Indah Harahap.,Ros
Malah Dewi, S.Pd., Sitiagustina, S.Pd., Meri Andani, S. pd.,Bapak
Muhili.,Abang Heri.,Kaharuddin Yahya Sihombing.,Ahmada Suwardi
Ritonga., Abang Indra Syaputra Ritonga, SE.,Panji Pulungan.,Husni.Terima
kasih telah menuntun langkahku dalam menimba ilmu di rantau orang, yang
memberikan saya power bisa mengenal betapa berarti suatu perjuangan.
Kepada Bapak Sugardi/Ibu Sekaligus ayah/ibu angkat ku, Bang
Teguh.,KakaNopi.Terima kasih atas kasih sayang yang kalian berikan dan
motivasinya. Semoga Bapak ibu Selalu sehat Selalu, Semoga Allah Membalas
semua kebaikan kepada bapak/ibu.
Untuk Bapak/Ibu Dosen Pembimbing saya Ibu Agustina Mutia, SE, M.EI, dan
Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE, ME.saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih.
Semoga ilimu dan bimbingan yang Bpk/Ibu berikan kepada saya, akan jadi ilmu
vi
7
saya ucapkan bayak terima kasih.
Kepada pengurus masjid Agung Al- falah KotaJambi Bapak H.Mislan Wair, Sp,
MM , Dr. Umar Yusup.,M.HI, Bpk Ali Shodiqin. semua pengurus masjid yang
tidak bisa sebutkan satu persatu dan kepengurusan masjid Nurul Hasanah lorong
gotong royong, Bapak, Drs. H. M. LohotHasibuan, H.A. Fauzi Busli, S. Pd., H.
Abu Bakar Kasim, SE.,Drs. H. Helimi Djalil., Ir.H. Junaidi.dan semua
pengurus masjid Nurul Hasanah saya ucapakan bayak terima kasih, karena sudah
memberikan saya kemuduhan dalam menimba data, wawancara, dan
dokomentasi, hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikan Bapak semua.
Kepada semua teman-teman seperjuanganku yang tercinta, Arif Hidayat.,M.
Toni.,Fiqie Al-ghipari., Suwandi., Ilham., Ayyub.terima kasih telah ikut
memberikan masukan dan dukungan atas skripsi saya ini. Tak lupa lupa kepada
semua teman posko 7 Kukerta.Terima kasih bayak atas semua kenangan indah
bersama kalian semua.
Dan kepada Semua Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,yang
senantiasa memberikan Doa, Dukungan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Semoga semuanya diberikan berkah, rahmat dan hidayah-Nya dari
Allah SWT.
vii
8
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui potensi masjid yang ada di Kota
Jambi.Masjid memliki perananan yang sangat penting dalam pengembangan
ekonomi, dakwah, pemberdayaan umat islam, pendidikan .Sayangnya saat ini
banyak masjid yang kehilangan fungsi-fungsi tersebut.Salah satu karena faktor
kepengurusannya. Masjid yang pengurusnya aktif, kegiatanya juga
aktif.Sedangkan masjid yang pengurusanya tidak aktif, kegiatanya juga tidak
aktif.Maka, agar masjid dapat menjalankan funsinya secara optimal, perlu adanya
suatu model rekrutmen SDM yang menghasilkan pengurus yang efektif dan
berkelanjutan.Penelitian ini mengambil masjid Agung Al- Falah Jambi sebagai
objek penelitian. Masjid Agung Al-Falah yang terletak di pusat kota
Jambi.Hasilnya Masjid Agung Al-Falah memiliki potensi diantaranya di bidang
pendidikan, koperasi masjid, perikanan, perdagangan dan tata kelola.
Kata Kunci: SDM, Pengembangan, Ekonomi Masjid.
viii
9
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, kesempatan sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kemudian tak lupa lupa penulis
mengiringkan sholawat dan salam kepada junjungan alam, kekasih allah Nabi
besar Muhammad SAW. Skripsi ini diberi judul: AnalisisPotensi
Pengembangan Ekonomi Berbasis Masjid di kota Jambi. Adapun tujuan dari
penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk meraih
gelar Sarjana Strata Satu (S. 1) dalam jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dalam penyelesaian skripsi
ini, penulis tidak sedikit mendapati rintangan dan hambatan baik dalam
pengumpulan data maupun dalam penyusunannya. Berkat adanya bantuan dari
berbagai pihak, terutama dari Ibu Agustina Mutia, SE., M. EI selaku pembimbing
satu (2) dan Bapak Dr. Novi Mubyanto, SE. ME selaku pembimbing dua (1). Hal
yang pantas panulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Serta kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.EI. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Rafidah, SE, M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE, M.EI., Ibu Dr.
Halimah., Djafar, M.Fil.I. Selaku Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
ix
10
3. Bapak Dr. Sucipto, S. Ag., MA. Dan Ibu G.W. I Awal Habibah, M.E.Sy.,
Selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program StudiEkonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak dan Ibu Dosen , dan seluruh civitas akademik Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak dan Ibu pengurus Masjid AL-Falah dan Masjid Nurul Hasanah
yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, Terutama kepada
sahabat saya Arif Hidayat, Suwandi, M.Toni, Fiqie Al-Ghipari. dan semua
teman-teman saya.
kesempurnaan.Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini.Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemafanya.
Semoga amal ibadah kita dinilai dan diterima oleh sang pencipta Allah SWT.
Jambi, Juli 2019
E. Kerangka Teori ..................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 24
G. Kerangka Fikir ...................................................................... 27
BAB II METODE PENELITIAN
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 31
D. Teknik Analisis Data ............................................................. 32
BAB III GAMABARAN UMUM
A. Temuan Umum ..................................................................... 35
2. Prakarsa Berdirinya Masjid Agung Al-Falah ................. 40
3. Proses Pembangunan Masjid .......................................... 40
4. Visi dan Misi ................................................................... 45
xi
12
BAB IV PEMBAHASAN
1. Potensi Ekonomi Masjid Agung Al-Falah .................. 50
a. Pendidikan .............................................................. 50
Ekonomi Berbasis Masjid ............................................ 57
Masjid merupakan pranata keagamaan yang tidak terpisahkan dari
kehidupan spiritual, sosial, dan kultural umat Islam. Dimana ada umat Islam,
maka disitu tentunya ada masjid. Islam menempatkan masjid dalamposisi
yang strategis. Secara umum masjid memiliki banyak fungsiantaralain bidang
sosial, pendidikan dan pemersatuumat sebagaimana dijelaskan Allah SWT
dalam Surah Al-Isra ayat: 1.


Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagai dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah maha mendengar lagi maha
mengetahui. 2
sebuah instrumen sosial masyarakat Islam yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada umumnya merupakan
salah satu perwujudan aspirasi umat Islam sebagai tempat ibadah yang
menduduki fungsi sentral. Mengingat fungsinya yang strategis, maka perlu
2 Q.S. Al-Isra (17) : 1.
2
pemakmurannya. 3
dari keimanan yang mereka hadapi dan sebagai konsekuensi dari perjuangan.
Disamping itu, masalah-masalah sosial lainnyasepertikemiskinan yang
memang selalu ada sepanjang zaman. Untuk mengatasi masalah sosial itu
Rasulullah SAW dan para sahabatnya menjadikan masjid sebagai tempat
kegiatan sosial, misalnya dengan mengumpulkan zakat, infaq, dan shadaqah
melalui masjid lalu menyalurkannya kepada para sahabat yang
membutuhkannya. Oleh karena itu, keberadaan masjid sangat besar fungsinya
pada masa Rasulullah dan hal itu dirasakan betul oleh masyarakat secara luas
sehingga masyarakat menjadi cinta pada masjid. 4 Dewan Masjid Indonesia
(DMI) menyatakan dewasainitercatat sekitar 800.000 masjid dan mushala
yang tersebar diseluruh tanah air. Namun, kebanyakan masjid-masjid dan
mushala tersebut belum berfungsi secara optimal. 5
Secara kultural, masjid dipandang sebagai lembaga yang baik,
bermoral, dan terpercaya karena kesan keagamaanyang lekat padanya. Hal ini
merupakan modal tersendiri bagi masjid yang mungkin modal ini
tidakdimiliki oleh lembaga-lembaga lain. Modal khas ini hendaknya dapat
dimanfaatkan oleh para pengurus masjid untuk memaksimalkan peran masjid
3 A. Bachrun Rifai dan Moch. Fakhruroji, Manajemen Masjid, (Bandung: Benang
Merah Press, 2005), hlm.14 4 Ahmad Yani. “Menuju Masjid Ideal”. ( Jakarta: LP2SI Haramain, cet 1 2001) h. 14
3 https://www.gomuslim.co.id/read/news/2018/11/12/9545/-p-dmi-terdata-ada-800-
kemiskinan.
fungsi sebagai sarana peribadatan saja bagi jamahnya. Masjid memilki misi
yang lebih luas mencakup bidang pendidikan agama dan pengetahuan, bidang
peningkatan hubungan sosial kemasyarakatan bagi para anggota jamaah, dan
peningkatan ekonomi jamaah, sesuai dengan potensi lokal yang tersedia. 6
Masjid bukan hanya sebatas pusat kegiatan ibadah bagi
parajamaahnya, tetapi masjid diharapkan dapat menjadi pusat aktivitas sosial
dan ekonomi bagi para jamaahnya. Konsep pengembangan menjadi penting
karena dapat memberikan perspektif positif terhadap pemanfaatan sumber
daya manusia melalui pengembangan masjid untuk kesejahteraan umat Islam.
Komunitas umat Islam yang diberdayakan tidak dipandang sebagai
komunitas yang menjadi objek pasif penerima pelayanan, melainkan sebuah
komunitas yang memiliki beragam potensi dan kemampuan yang dapat
diberdayakan. Kegiatan pengembangan umat Islam(mustahik)dapat dilakukan
melalui pendampingan dengan memberikan motivasi, meningkatkan
kesadaran, membina aspek pengetahuan dan sikapmeningkatkan kemampuan,
memobilisasi sumber produktif dan mengembangkan jaringan. 7
6
AhmadSutarmadi,Visi,Misi,danlangkahstrategis;PengurusDewanMasjidIndonesiada
jamaahnya merupakan sebuah cita-cita besar tentang revitalisasi fungsi masjid
sebagai wadah pengembangan untuk kesejahteraan umat Islam. Cita-cita besar
ini merupakan sesuatu yang sangat historis dan sesuai dengan konteksnya
karena dalam Islam idealnya masjid adalah pilar utama dalam pembinaan para
jamaah dan tokoh-tokoh Islam, disamping pilar-pilar penting lainnya seperti
pesantren menjadi tempat untuk pengkaderan ulama dan kyai,perguruantinggi
Islam untuk membina para intelektual dan cendikiawan muslim, serta
pengusaha yang menjadi pilar dalam membangun wirausahawan yang akan
menopang bagi kebangkitan umat Islam di Indonesia khususnya dan dunia
Islam pada umumnya. Namun, terpenting bagi pembentukanmasyarakat Islam.
Karena masyarakat muslim tidak akan terbentuk secara kokoh dan rapi kecuali
dengan adanya komitmen terhadap sistem, akidah dan tatanan Islam. Hal ini
tidak akan dapat dimunculkan kecuali dimasjid.
Peran masjid dengan baitul malnya sebagaimana dicontohkan para
sahabat Rasulullah dalam mengelola zakat, dapat dijadikan sebagai acuan
dalam mengelola dana yang berasal dari zakat, infaq dan shadaqah dari
masyarakat demi kesejahteraan masyarakat. Secara ekonomi zakat berfungsi
distributif, yaitu pendistribusian kembali (redistribusi) pendapatan dari
kaumberlebih kepada yang memerlukan, zakat memungkinkan adanya alokasi
konsumsi dan investasi. 8
Untuk menjawab problema umat yang semakin
meningkat, umat Islam perlu kembali ke masjid. Masjid dapat menjadi sentral
8 Euis Amalia. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. (Jakarta: RajaGrafindo
Persada. 2009) h.373-474
5
kekuatan umat.Di masa lalu, pada masa Nabi, masjid dapat diperankan secara
maksimal sebagai sentral umat Islam untuk berbagai kegiatan,
sepertiibadah,pendidikan, militer, sosial danekonomi.
oleh kemegahan bangunan masjid semata. Banyak ditemukan masjid yang
besar, namun sepi jamaah dan minim kegiatan. Namun patut bersyukur sejak
beberapa dekade terakhir cukup banyak yang aktif dengan berbagai kegiatan,
seperti pengajian rutin, konsultasi agama dan keluarga,
pelayananperpustakaan, pelayanan poliklinik, pengembangan ekonomi umat
dan lain-lain. Untuk itu yang diperlukan seharusnya adalah mensinkronkan
pengembangan potensi masjid dengan pengembangan potensizakat,wakafdan
lainnya untuk kepentinganumat.
Jambi tahun 2018 adalah 9
Tabel 1.1
Daftar Masjid dan Langgar di Kota Jambi Tahun 2018 10
NO KECAMATAN JUMLAH RUMAH IBADAH
KETERANGAN MASJID LANGGAR MUSHOLA
2 JAMBI TIMUR 38 66 70
3 JELUTUNG 49 60 35
4 KOTA BARU 120 34 78
5 PASAR JAMBI 12 109 7
9
atan_id=1151&tipologi_id=&keyword=&filter=FILTER 10
Wawancara dengan Bapak Najmi, M. Akib selaku pegawai Kemenag Kota Jambi 05
Oktober 2018
8 JAMBI
terletak di Kota Jambi ini merupakan masjid yang berpotensi melakukan
program pengembangan ekonomi dikarenakan masjid ini terletak dikawasan
yang strategis dan merupakan masjid yang dibanggakan masyarakat Kota
Jambi sekaligus masjid ini sering digunakan dalam hal acara-acara besar
seperti, pengajian, sekolah, acara pemerintahan, dan merupakan tempat
destinasti religi wajib di Kota Jambi. Selain itu masjid ini mempunyai
pengelolaan program (Idarah), memiliki pengeloalaan fisik (Ri’ayah) dan
memiliki program (Imarah) yang baik. Selain itu masjid Agung Al-Falah
memiliki pengelolaan, pendidikan, keungan dan saling bekerjasama dengan
masyarakat setempat.
Berangkat dari kenyataan ini, perlu dilakukan kajian lebih lanjut dan
mendalam. Tujuannya untuk lebih mengetahui eksistensi, potensi serta
strategi, di samping dapat dijadikan sebagai pilot project bagi pengembangan
ekonomi umat berbasis masjid. Pada tingkatan lanjut dapat dilakukan
diseminasi dan massalisasi program untuk masjid-masjidyangadajamaah dan
umat disekitarnya, terutama mereka yang mengalami himpitan ekonomi dan
kesulitan keluar dari belenggukemiskinan.
sebuah tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul: ANALISIS POTENSI
PENGEMBANGAN EKONOMI BERBASIS MASJID DI KOTA
JAMBI.
Agung Al-Falah?
dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi permaslahan ini pada
hal-hal yang hanya berkaitan dengan potensi pengembangan ekonomi berbasis
masjid di Kota Jambi yaitu masjid Agung Al-Falah Kota Jambi.
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
halpengembangan ekonomidiKota Jambi khususnya masjid Agung Al- Falah
Kota Jambi.
2. ManfaatPenelitian
a. Manfaatbagi Peneliti
menambah wawasan serta sebagai salah satu rujukan untuk meneliti
lebih lanjut dari sisi dan masalah penelitian yang sama dalam konteks
yang berbeda kedepannya.
berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan
mengadakan penelitian yang sama. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat berguna bagi seluruh mahasiswa untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa.
ekonomi umat berbasis masjid yang dilakukan oleh masjid-masjid
yang ada di Kota Jambidalam rangka bertanggung jawab terhadap
pengembangan umat sekitar masjid serta dalam rangka membantu
program pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan
kurangnya kesejahteraan di Indonesia.
Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to
potent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman lain, kata potensi
mengandung arti kekuatan, kemampuan, daya, baik yang belum maupun yang
sudah terwujud, tetapi belum optimal. Sementara dalam Kamus Umum
9
.
kemampuan. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinanuntuk
dikembangkan 12
.Potensi adalah sumber yang sangat besar yangbelum
diketahui dan yang belum diberikan pada waktu manusia lahir di dunia ini.
Potensi adalah kemampuan yang belum dibukakan, kuasa yangtersimpan,
kekuatan yang belum tersentuh, keberhasilan yang belumdigunakan, karunia
yang tersembunyi atau dengan kata lain potensi adalahkemampuan atau
kekuatan atau daya, dimana potensi dapat merupakanbawaan atau bakat dan
hasil stimulus atau latihan dalam perkembangan 13
, Potensi adalah
untuk dikembangkan 14
kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuatan,pengaruh, daya dan
kefungsian 15
pemahaman kepada kita bahwa potensi merupakan suatu daya yang dimiliki
oleh manusia, tetapi daya tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh
karena itu, yang menjadi tugas berikutnya bagimanusia yang berpotensi
11
194 12
Sukanto R Heidjrachman R Irawan, Pengantar Ekonomi Perusahaan Buku 1, BPFE
Yogyakarta, 1999, hlm.15, 13
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
PT.GramediaPustaka Utama, 2008), h. 1096. 15
Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Surabaya: Apollo, tt), h. 504.
10
apabila potensi yang dimiliki itu tidak dikembangkan melalui pembelajaran.
Potensi yang dimiliki oleh manusia dapat berkembang kearah yang baik atau
tidak baik. Jika seseorang hidup di lingkungan yang tidak baik, potensinya
juga akan berkembang kearah yang tidak baik sehingga perilakunya tidak
baik. Untuk mencegah perilaku yang tidak baik, manusia memerlukan usaha
yang sadar dan sistematis untuk menangkalnya. Usaha tersebut diperoleh
melalui pendidikan secara formal maupun nonformal, disamping pendidikan
pergaulan yang baik.
Sumber daya yang menjadi potensi masjid meliputi sumber daya
insani, sumber daya yang bersifat fisik (tangible), sumber daya yang bersifat
non-fisik (intangible). Sumber daya insani masjid merupakan elemen utama,
sebab manusia merupakan pengendalikan sumber daya yang lainnya 16
. Oleh
tenaga kerja, pengembangan dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan
dukungannya terhadap peningkatan efektivitas organisasi masjid yang dapat
dipertanggungjawabkan cara etis dan sosial 17
.
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2007), h. xi 17
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2007), 3
Disamping sumber daya insani, masjid memiliki potensi ekonomi
berupa sumber daya yang bersifat fisik, yaitu 1) tanah dan bangunan masjid
yang rata-rata merupakan harta wakaf dari kaum muslimin, 2) dana masjid
yang cukup besar, dimana dana tersebut terhimpun dari berbagai sumber
dengan jenis dananya meliputi dana zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Sumber
daya Intangible masjid adalah sumber daya yang tidak terlihat dalam neraca
keuangan organisasi, misalnya teknologi, inovasi, dan reputasi, dsb. Masjid
memiliki potensi sumber daya yang bersifat nonfisik seperti potensi sosial,
potensi spiritual, dan potensi intelektual.
Potensi sosial masjid sebenarnya terlihat include dengan kegiatan
ritual di masjid, yaitu kewajiban shalat berjamaah bagi kaum muslimin,
disamping terdapat berbagai kegiatan sosial masjid dalam arti fungsi sosial
masjid. Salah satu yang memperkuat persaudaraan antara kaum muslimin
adalah masjid. Karena dalam sehari saja kaum muslimin dapat bertemu
sebanyak 5 kali. Mengenai hal ini Rasulullah SAW memerintahkan umatnya
untuk mengikuti salat berjamaah di masjid. Bahkan setiap selesai shalat
Rasulullah SAW senantiasa memperhatikan para sahabatnya sebagai jamaah
shalat. Unsur penting modal sosial mengandung dimensi tanggung jawab atas
kewajiban, harapan, dan kepercayaan terhadap persoalan-persoalam dalam
struktur sosial 18
18
Khirjan Nahdi, “Dinamika Pesantren Nahdatul Wathan Dalam Perspektif Pendidikan,
Sosial, dan Moral” dalamIslamica, Vol. 7, No. 2,(Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2013), 381-405
12
dengan sebenar-benarnya 19
pada sesuatu yang bersifat material, intelektual, atau bidang sosial, tapi
berakar pada kekuatan dan pengaruh yang dihasilkan dari hubungan seseorang
dengan Tuhannya. Sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa masjid berfungsi
sebagai tempat ibadah ritual. Bersamaan dengan itu, masjid memiliki potensi
spiritual. Secara normatif al-Quran memaparkan bahwa modal spiritual hanya
dapat dibangun dari masjid dalam (QS. At Taubah : 18)


beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk”. 20
Berdasarkan petunjuk al Quran maupun hadits secara normatif bahwa
masjid memiliki potensi spiritual yang sangat luar biasa yang akan melekat
pada orang-orang yang memakmurkan masjid tersebut.
Masjid dalam fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah
merupakan lembaga sosial yang memiliki potensi intelektual yang sangat
19
Teukeu Aminudin, Masjid Dalam Pembangunan, (Yogyakarta : UII, 2008), 52 20
QS. At Taubah (9) : 18.
13
sekaligus sebagai sarana dakwah Islam. Kelompok-kelomok kajian tersebut
berupa kelompok pengajian orang tua, pemuda dan remaja, serta anak-anak.
3. Pengertian Pengembangan Ekonomi
Pengembangan menurut bahasa berasal dari kata daya yang berarti tenaga
atau kekuatan. Pengembangan adalah upaya membangun sumber daya dengan
mendorong, memotivasi dan meningkatkan kesadaran akan potensi yang
dimilki serta berupaya untuk mengembangkannya. 21
b. Ekonomi
Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa yunani, oicos
dan nomos. Oicos berarti rumah dan nomos berarti aturan. Jadi ekonomi
adalah aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia
dalam rumah tangga rakyat (volkhuisudin) maupun dalam rumah tangga
negara(staatshuishouding).
Jadi ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas
kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud disini berkaitan
dengan aktivitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-baranglangka. 22
Ada
21
Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Jogjakarta: BPFE, 2000) cet 1 h. 263 22
Asep Usman Ismail, Pengamalan Alquran Tentang Pemberdayaan Dhuafa,
(Jakarta:Dakwah Press, 2008) h.221
penduduk. Konsekuensi dari pengertian ini adalah jika dilakukan
pembangunan nasional yang merata secara vertikal dan horizontal maka hal
ini berati juga pembangunan ekonomi umat Islam. Kedua yang dimaksud
ekonomi umat adalah sektor-sektor yang dikuasai oleh muslim santri, batasan
ini memiliki batasan sendiri karena sulit membedakan mana yang santri dan
mana yang bukan santri, indikator ini sering digunakan untuk melihat sektor
ekonomi umat.
oleh gerakan islam. Keempat, arti ekonomi umat adalah segala kegiatan
ekonomi dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu
sandang,pangan,papan kesehatan dan pendidikan. Kelima,menurut muslim
nasution definisi ekonomi ekonomi umat adalah suatu sistem ekonomi
partisipatif yang memberikan akses fairdan adil bagi seluruh masyarakat di
dalam proses produksi dan distribusi serta konsumsi nasional tanpa harus
mengorbankan fungsi sumber daya alam dan lingkungan sebagai sistem
pendukung kehidupan masyarakat secara berkelanjutan. Berdasarkan definisi
tersebut maka secara operasional dapat dijabarkan bahwa ekonomi umat pada
dasarnya merupakan kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sektor rill yang
mampu menyerap potensi sumber daya yang ada dan tersedia di masyarakat
setempat secara swadaya dan hasilnya di tujukan untuk kemakmuran seluruh
anggota masyarakat bukan untuk orang atau golongan tertentu. Ekonomi islam
15
perspektif nilai-nilai Islam. Ekonomi Islam didefinisikan sebagai cabang ilmu
yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan
distribusi sumber daya yang yang langka, yang sejalan dengan ajaran Islam,
tanpa membatasi kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan
makro dan ekologis.
sehari-hari bagi individu maupun kelompok masyarakat dalam rangka
mengorganisir faktor produksi, distribusi dan pemanfaatan barang dan jasa
yang dihasilkan yang tunduk dalam peraturan/perundang-undangan Islam
(sunatullah). sistem ekonomi Islam adalah siste yang mandiri, bukan bagian
sistem ekonomi libera, komunis,sosial maupun campuran. 23
Oleh karena manusia sebagai khalifah dimuka bumi maka ia berkewajiban
mengelola alam untuk kepentingan umat manusia, dan kelak ia berkewajiban
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan.
Dalam menjalankan tugasnya, manusia mendapatkan kekayaan yang menjadi
miliknya unuk memenuhi kebutuhan diri beserta keluarganya dan sebagian
lagi untuk kepentingan masayarakat.
universal, artinya tidak terkait dengan sebuah ideologi tertentu. Ia dapat
dikembangkan dan diadopsi dari manapun selama tidak kontraproduktif
dengan sistem ekonomi yang diatur Islam. Hal ini sejalan dengan sabda
23
16
Rasulullah “Kalian lebih tau dengan urusan dunia kalian “ yang berati boleh
untuk mengembangkan kemampuan produksi secara kualitas maupun
kuantitas. 24
ada, haruslah dibentuk dan disesuaikan terlebih dahulu dalam kerangka Islam.
Dengan demikian kita dapat dengan tegas dan jelas memberikan pengertian
yang benar tentang istilah kebutuhan, dan keinginan dalam upaya
memecahkan problematika ekonomi manusia. 25
Teori ekonomi Islam sebenarnya bukan ilmu baru atau sesuatu yang
diturunkan secara mendasar dari teori ekonomi yang ada sekarang. Sejarah
membuktikan para pemikirIslam merupakan penemu atau peletak dasar semua
bidang ilmu.26
Masjid bagi umat Islam memiliki makna yang besar dalam kehidupan,
baik makna fisik maupun makna spiritual. Kata masjid itu sendiri berasal dari
kata sajada-yasjudu-masjidan (tempat sujud) 27
. Sementara Sidi Gazalba
tepat sembahyang. Perkataan masjid berasal dari bahasa arab. Kata pokoknya
sujadan, fi’il madinya sajada (ia sudah sujud) fi’il sajada diberi awalan ma,
24
Sholahuddin, Asas-Asas ekonomi Islam (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 )
Hal:5 25
Cetakan ke-2 2007) hal: 15 26
Adiwarman Aswar karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer (jakarta: gema
insani press, 2001) ha : 11 27
Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid, (Jogyakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996),
hal 1.
bentuk sajada menjadi masjidu, masjida 28
. Jadi ejaan aslinya adalah masjid
(dengan a). Pengambil alih kata masjid oleh bahasa indonesia umumnya
membawa proses perubahan bunyi a menjadi e, sehingga terjadilah bunyi
mesjid. Perubahan bunyi dari ma menjadi me, disebabkan tanggapan awalan
me dalam bahasa indonesia. Bahwa hal ini salah, sudah tentu kesalahan umum
seperti ini dalam indonesianisasi kata-kata asing sudah biasa. Dalam ilmu
bahasa sudah menjadi kaidah kalau suatu penyimpangan atau kesalahan
.
memakmurkan masjid. Allah SWT berfirman dalam Q.S At-taubah ayat:18


beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk. 30
Dimasa nabi muhammad SAWdan dimasa sesudahnya, masjid menjadi
pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan dibidang pemerintahan
28
Saidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam. Cet VI (Jakarta: Pustaka
Al husna 1994) h. 118 29
ibid 30
18
masjid adalah pusat kebudayaan Islam.Daritempat inilah, syiar keislaman
yang meliputi aspek duniawi dan ukhrowi, material-spiritual dimulai.
Berbagai catatan sejarah telahmenorehkandengan baik mengenai
kegemilangan peradaban Islam yang secara langsung tempaan jasmani,
ruhani, dan intelektual dipusatperadabanyaitumasjid 31
.
Umat Islam atau masyarakat adalah sekumpulan orang-orang Islam yang
hidup dalam satu jamaah pada suatu daerah tertentu, mereka beribadah
mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari seoptimal mungkin.
Semua kegiatan umat terpusat di majid dengan imam sebagai manajer yang
efektif dari setiap masjid. Masjid mempunyai daerah pembinaan tertentu dan
pembinaan diberikan secara maksimal kepada masyarakat disekelilingnya
yang menjadi jamaah tetap pada masjid tersebut. Sedangkan untuk jamaah
yang tidak tetap, layanan dapat diberikan dalam bentuk pemberian informasi
atau bantuan lain yang sesuai dengan fungsi masjid sebagai tempat beribadah
dalam arti yang luas.
Kehidupan dari umat Islam terkait erat dengan masjid yang didirikan
atas dasar iman. Penampilan dan manajemen masjid dapat memberi gambaran
tentang hubungan masjid dengan kualitas sumber daya manusia
disekelilinnya. Manajamen masjid harus dilaksanakan sebagi pengamalan dan
31
19
manusia lain,sebagaimana dalam Q.S Al-Baqarah diterangkan sebagai berikut.



merobohkannya mereka itu tidak pantas untuk memasukinya kecuali dengan
rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat
mendapat azab yang berat”. 32
6. Peran Masjid
sebagai tempat ibadah yang lebih bersifat sakral karena aktifitas didalammya
bernuansa spiritualistik yang bersifat ukhrowi. Sedangkan realitas dan
semangat umat islam menginginkan masjidbukansaja sebagai tempat ibadah
yang terpisah dan mengabaikan realitas kebutuhan umat. Padahal jika menilik
sejarah masa Rasulullah SAW, fungsi masjid tidak hanya mencakup wilayah
ritual an sich tetapi lebih pada fungsi masjid sebagai institusi masyarakat yang
mampu menjadi pusat kegiatan dan aktifitas yang berdimensi
sosialkemasyarakatan.
fungsi sebagai sarana peribadatan saja bagi jamaahnya. Masjid memilki misi
yang lebih luas mencakup bidang pendidikan agama dan pengetahuan, bidang
32 Al-Baqarah (2): 114.
.
keimananseseorang adalah fungsi utama masjid. Makna etimologis dari kata
masjid sendiri adalah tempat untuk bersujud. Kata ini berasal dari bahasa
Arab, sajada-yasjuda-sujudan, yang artinya bersujud.Sebagaimana kutipan
dari Drs. Sidi Gazalba, masjid adalah pusat ibadah dan kebudayaan Islam.
kutipan menurud Dr. Hamka masjid adalah suasana akhirat yang terletak di
tengan tengan dunia. Sedangkan menurud penulis Rohadi Abdul Fatah masjid
adalah tempat media pembinaan dan perjuangan ummat Islam yang efektif
dan efisien untuk meningkatkan agama Allah. 34
Kesimpulan dan statemen di atas berdasarkan evaluasi penulis terhadap
peristiwa hijrah Rasul, dimana hal itu merupakan puncak kesuksesan beliau
SAW dalam strategi perjuangan dan sebagai startingpoin dalam membentuk
masyrakat Islam, dengan menjadikan masjid sebagai medianya. Kesuksesan
Nabi dalam berjuang itu juga di mulai dari masjid ke masjid berikutnya.
Sebagaiman ketika Rasulullah ketika hijrah dalam keadaan diintai, dikejar dan
bahkan dibunuh, tapi sesampainya di Kota Madina, beliau tidak mendirikan
benteng pertahanan atau gedung pemerintahan untuk menyusun administrasi
33
AhmadSutarmadi,visi,misi,danlangkahstrategis;pengurusdewanmasjidindonesiada
Publishing House Januari 2010)
kompleks, yakni melahirkan masjid Kuba.
Sebagaima Firman Allah dalam Q.S Al-Jumuah 9 yang berbunyi.



“Wahai orang-orang yang beriman apa bila kamu telah diseur untuk
melaksanakan sholat pada hari Jum’at, maka segeralah kamu mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah
kamu di bumi, carilah karunia Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.
(Q.S. Al-Jumuah 62 : 9) 35
b. Sebagai Pusat Kegiatan Umat
Dalam fungsi sosialnya, masjid berperan untuk menyatukan masyarakat
muslim. Ketika Rasulullah hijrah dari mekah ke Madinah, maka usaha
pertama kali yang dilakukan beliau yaitu membangun masjid. Dengan
dibangunnya masjid, segala kegitan umat Islam yang sebelumnya dijalankan
secara individual kemudian diubah menjadi kegiatan kolektif. 36
c. Sebagai Tempat Pendidikan
Dalam Islam, pendidikan bermakna luas, yaitu upaya sadar untuk
membantu manusia menemukan jati dirinya sehingga bisa mengetahui dari
mana ia berasal, tercipta dari apa, mengapa ia dicipta, untuk apa ia dicipta, dan
35
tugasnya (beribadah menyembah Allah). Dengan demikian manusia akan
menyadari fungsinya sebagai khalifatul fil ard sekaligus sebagai abdilah
untuk menciptakan rahmat bagi sekalian alam. Dalam kehidupan Nabi pun
beliau sering memberikan pelajaran agama kepada sahabat-sahabatnya, yang
pelajaran itu pun dilakukan di masjid,dimana Nabi sebagai guru dan mukmin-
mukmin sebagai murid-muridnya. Hal ini diteruskan oleh sahabat-sahabat
beliau setelah nabi wafat.
d. Sebagai Pusat Politik
Rasulullah, jadi bukanlah suatu hal yang baru. Dimasjidlah Rasulullah selalu
mendiskusikan segala hal menyangkut perkembangan agama Islam, mengatur
strategi perang, merumuskan bentuk pemerintahan, dan dimasjidlah tempat
para panglima dan komandan memeras otak dan keringat untuk mengatur
strategi dan taktik perjuangan untuk meninggikan harkat dan martabat umat
Islam pada masa-masa berikutnya. 37
e. Sebagai Wadah Manajemen Ekonomi Umat
Masjid juga berfungsi sebagai wadah berkumpulnya para jamaah
yang memiliki kelebihan ilmu dan harta. Sebab itu, masjid juga harus
berfungsi sebagai pusat perencanaan dan manajemen pengembangan ekonomi
37
Ibid
23
dan bisnis umat. Jika kita perhatikan masjid-masjid besar dan bersejarah di
dunia Islam, khususnya, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berdiri di
sekitarnya pasar-pasar raksasa yang menyebabkan ekonomi kawasannya hidup
dan berkembang.
8. Pengertian Strategi
Ditinjau dari segi etimologi, kata strategi berasal dari bahasa yunani yaitu
strategos yang diambil daari kata strator yang berarti militer dan juga berarti
memimpin. Pada awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu
yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan
musuh dan memenangkanperang. 38
sesungguhnya dengan musuh. 39
Sedangkan menurut Stainner dan Minner adalah penempatan misi,
penempatan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal
38
Peengantar, (Jakarta: LPEEE UI, 1999), h.8 39
Fred R. David, Manajemen Strategis, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) edisi 10, h.33 40
Husein Umar, Strategic Manajemenn In Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2001), h.31
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan sasaraan utama organisasi
akantercapai. 41
Dari pengertian diatas, maka penulis penyimpulkan bahwa strategi adalah
seni dalam menggunakan kecakapan dalam menyusun suatu rencana untuk
mencapai sasaran dan tujuan-tujuan sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-
ancaman yang berfokus pada tujuan jangka panjang. Selain itu, dapat juga
disimpulkan sebagai rencana kerja yang memaksimalkan kekuatan dengan
mengaitkan secara efektif sasaran dan sumber daya organisasi untuk mencapai
suatu sasaran tujuan organisasi. Sumber daya organisasi berupa sumber daya
manusia sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan dan
mengembangkan sebuahorganisasi.
sumber dari penelitian terdahulu.
PENELITIAN
1
2002), h. 20
PENELITIAN
Rozzana Erziaty Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Studi Islam, UIN
Kalimantan MAB Banjarmasin tahun 2015 43
Carolina Imran Fakultas perbankan syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008
26
PENELITIAN
3
Mochammad
Arif
Budiman/2016
Mochammad Arif Budiman “Peran Masjid Dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di
Kota Banjarmasin” Skripsi Prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin hal. 4.
27
PENELITIAN
hal 2
PENELITIAN
peningkatan
dalam potensi (dalam bidang pengembangan potensi ekonomi berbasismasjid)
yang ada di masjid tersebut kemudian dikembangkan. Setelah menemukan
potensi yang ada barulah meneliti langkah-langkah pengembangan yang
digunakan oleh MasjidAgung Al-Falah Kota Jambi dalam hal pengembangan
ekonomi berbasis masjid. Sehingga masjid yang ada bukan hanya sekedar
tempat shalat saja, akan tetapi memberikan solusi bagi umat dalam hal
permasalahan ekonominya.
perekonomiaan berbasis masjid di Kota Jambi. Secara sederhana dapat terlihat
bahwa berhasilnya program potensi masjid yang diimplementasikan oleh
pengurus masjid akandapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Tetapi
sebaliknya jika potensi masjid yang diimplementasikan berjalan dengan
berbagai kendala, maka usaha dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
46
Tuti Kurnia “Strategi Pengembangan Peran Masjid di Kota Bogor” Skripsi Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda Bogor, 2018, hal 4
29
tidak akan tercapai.dan potensi masjid juga tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan dukungan masyarakat.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokas penelitian yang dipilih adalah masjid Agung Al- Falah yang terletak
di jalan Sultan Thaha No.60,legok Kota Jambi, Sekaligus masjid ini sering
digunakan dalam acara-acara besar seperti pengajian,sekolah,maupun dalam
acara pemerintahan, masjid ini juga merupakan tempat religi wajib di Kota
Jambi dan merupakan icon kebanggaan masyarakat Kota Jambi . Masjid
Agung Al-Falah Jambi juga dikenal sebagai simbol kemasyhuran masyarakat
Jambi dikenal dengan julukan masjid 1000 tiang, karena masjid ini dibangun
dengan konstruksi tahan gempa dan memili 232 buah tiang penyangga atap
dan kubah. Ornamen kaligrafi ayat-ayat Al-Quran nama-nama Allah, nama
Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin serta tidak menggunakan AC
(pendingin ruangan yang di lengkap dengan sebuah bedug yang terletak di
bagian depan masjid.
1. Jenis Penelitian
merupakan salah satu dari jenis penelitian yang termasuk dalam jenis
penelitian Kualitatf. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan
keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa
30
31
yang bersangkutan dengan situasi yg sedang terjadi, sikap dan pandangayang
sedang terjadi di dalam suatu masyrakat, pertentangan antara dua keadaan atau
lebih, hubungan antara variabel yang timbul, perbedaan antara fakta yang ada
serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi. Tujuan dari penelitian deskriptif
kualitatif searah dengan tujuan masalah serta pertanyaan peneliti /
indentifikasi masalah penelitian. Hal ini di sebabkan tujuan dari penelitian
iniakan menjawab pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan oleh rumusan
masalah serta pertanyaan peneliti/ indentifikasi masalah. tujuan ini
menentukan bagaimana mengelola atau menganalisis hasil penelitian yaitu
dengan membuat analisisnya memakai metode deskriptif kualitatif.
2. Jenis Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah berupa data primer dan
data sekunder.
a. Primer
1) Data primer adalah data data yang dikumpulkan langsung oleh si
pengguna dari obyek yang diselidiki.Untuk mendapat data primer ini,
penulis mengadakan observasi (pengamatan) serta wawancara kepada
pengusrus masjid Agung Al-Falah Kota Jambi. 47
2) Data perimer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
suatu organisasi dan perseorangan langsung dari obyeknya. 48
47
. Asra abudzar dan rudiyansyah.statististika terapan.in medika 2014 hal 14 48
.M.Syirman Yusi.metode penelitian ilmu social pendekatan kuantitatif.(Penerbit Citra
Book Indonesia,2009).hal 103
1) Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui
media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,
bukti yang telah ada ataupun arsip baik yang dipublikasikan ataupun
yang tidak dipublikasikan secara umum. 49
2) Data sekunder adalah data yang dikumpulkan tidak langsung dari
obyeknya, tetapi dikumpulkan dari sumber lain seperti majalah-
majalah, Koran, publikasi dan penerbitan resmi. 50
C. Teknik Pengumpulan Data
mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk mengukur
variabel diperlukan instrument penelitian dan instrument ini berfungsi untuk
digunakan mengumpulkan data. 51
a. Observasi
dengan pengumpulan dan pencatatan data secara sistematis terhada pobyek
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan agar
pokok permasalahan yang adadapat diteliti secara langsung pada pengurus
masjidAgung Al-Falah Kota Jambi.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press Fakultas Syariah
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Cet. Pertama, 2010), hal. 25
33
Wawancara menurut Nazir adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan sipenjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) 52
.
Peniliti menggunakan teknik wawancara ini langsung kepada pengurus masjid
dan format struktur pengurus masjid yang ada di masjid Al-Falah Kota Jambi.
c. Dokumentasi
mengambil data dari dokumen-dokumen yang telah ada. Metode dokumentasi
ini dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya yang berhubungan dengan focus penelitian. Dalam
penelitian ini dokumentasi digunakan untuk keperluan data dalam mengetahui
bagaimana keadaan masyarakat dilapangan. Data yang diperoleh digunakan
untuk menguji keseimbangan. 53
D. Teknik Analisis Data
dilakukan untuk mengidentifikasi Analisis Potensi pengembangan ekonomi
berbasis masjid di Kota Jambi yang didasarkan data deskriptif dari status,
52
Nazir Mohammad, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998) hal.5 53
Danang Sunyoto, Metode Penelitian Akuntansi, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2013),
hal. 23
keadaan, sikap, hubungan, atau sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi
objek penilitian.
maka langkah selanjutnya adalah mengelola data yang terkumpul dengan
menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan. Untuk
menganalisis data yang telah didapatkan oleh peneliti menggunakan tehnik
analisis data kuantitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan
keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menyiapkan seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui observasi, dokumentasi,
dan wawancara. 54
pengambilan data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari imformasi.
Jika jawaban dari wawancara tidak memuaskan, maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai dengan tahap tertentu sehingga data yang
didapatkan memuaskan.
a. Pengumpulan Data
terkait dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.
b. Data reduction (reduksi data)
54
tamannasional bukit barisan selatan. (Universitas Lampung, 2016) hal. 52.
35
mempokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah reduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik, seperti computer
mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. 55
c. Data display (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data, maka akan mudah untuk memehami apa yang terjadi, dan
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Dalam penelitian ini penyajian data diwujudkan dalam bentuk poto
dan gambar.
Langkah ketiga dalam analisis data kuantitaf menurud Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal dikemukakan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti-bukti buku yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel. 56
55
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017) hal. 338. 56
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 29
36
1) Profil Masjid Agung Al-Falah
Masjid Agung Al-Falah merupakan masjid terbesar di Provinsi Jambi,
Indonesia. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid 1000 Tiang, meskipun
jumlah tiangnya hanya 256 buah. Masjid ini terletak di Jalan Sultan Thaha
No. 60 Legok, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Masjid ini dibangun
pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1980. Bangunan masjid ini memang
hanya seperti sebuah pendopo terbuka dengan banyak tiang penyangga dan
satu kubah besar di atasnya. 57
Bentuk bangunan dengan konsep keterbukaan
tanpa sekat seperti ini menghasilkan konsep ramah.
Tanah lokasi di mana Masjid Agung ini berdiri, dulunya merupakan
pusat kerajaan Melayu Jambi. Namun pada tahun 1885 dikuasai penjajah
Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda. Hal tersebut
sejalan dengan penjelasan sejarawan Jambi, Junaidi T Nur, bahwa masjid
Agung Al falah ini berdiri di lahan bekas Istana Tanah Pilih dari Sultan
Thaha Syaifudin.
57
Wawancara Misalan Wair. Umur 57. Wakil Ketua masjid Al-falah. 09 Mei 2019
kesultanan Jambi. Saat itu, Balanda sangat marah dan mengancam akan
menyerang Istana. 58
Namun Sultan Thaha justru lebih dulu menyerang pos Belanda di
daerah Kumpe. Pasukan Belanda melakukan serangan balasan dan membumi
hanguskan komplek Istana Tanah Pilih. Tahun 1906 lokasi bekas istana
sultan tersebut dijadikan asrama tentara Belanda yang digunakan sebagai
tempat pemerintahan Karesidenan. Di era kemerdekaan sampai tahun 1970an
lokasi tersebut masih difungsikan sebagai asrama TNI di Jambi.
Pada awalnya gagasan pembangunan masjid Agung sudah
mengemuka tahun 1960-an oleh pemerintah Jambi, beserta tokoh tokoh Islam
Jambi. Namun, proses pembangunan masjid baru dimulai tahun 1971. Para
alim ulama dan tokoh tokoh Jambi diantaranya M.O. Bafaddal, H Hanafi,
Nurdin Hamzah, dan gubernur saat itu (Tambunan atau Nur Admadibrata )
Sepakat untuk membangun masjid agung di lokasi tersebut dan dan
merelokasi asrama TNI. Salah satu alasan kenapa masjid yang dibangun di
lokasi bersejarah tersebut adalah mengacu pada lambang Jambi yang terdapat
gambar masjid. Masjid Agung Al-Falah kota Jambi diresmikan
penggunaannya oleh presiden Soeharto padatanggal29September1980.
Masjid kebanggaan warga Jambi ini berdiri diatas lahan seluas lebih
dari 26.890 M2 atau lebih dari 2,7 Hektar, sedangkan luas bangunan masjid
adalah 6.400 M2 dengan ukuran 80m x 80m, dan mampu menampung 10
58
38
ribu jamaah sekaligus. Sedari awal bangunan masjid Agung hingga sekarang
tetap dipertahankan sesuai bentuk awalnya. Kalaupun ada renovasi hanya
penambahan ukiran pada mihrab imam, tanpa merombak bentuk awal
Masjid. dan mengganti pembungkus tiang di tahun 2008. 59
Masjid Agung Al-Falah kota Jambi dibangun lengkap dengan kubah
besar dan menara yang menjulang. Keseluruhan bangunan masjid
menggunakan material beton bertulang. Bila dipandang sepintas lalu, jejeran
tiang-tiang masjid berwarna putih yang ramping di masjid ini memiliki
kemiripan dengan tiang-tiang masjid agung kota Roma, Italia yang dibangun
jauh lebih belakangan dibanding dengan masjid Al-Falah di Jambi ini.
Jejeran ratusan tiang di masjid Al-Falah ini terbagi dua bentuk.
Bentuk pertama merupakan tiang tiang lansing bewarna putih dengan tiga
sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid sebelah luar. Dan bentuk
tiang kedua berupa tiang tiang silinder berbalut tembaga menopang struktur
kubah di area tengah bangunan masjid. Penggunaan material tembaga untuk
menutup tiang tiang silinder ini memberikan kesan antik namun megah pada
interior masjid Al-Falah.
Dirancang sebagai bangunan terbuka tanpa pintu dan jendela, benar
benar sejalan dengan nama masjid ini. Al-Falah dalam bahasa arab bila di
Indonesiakan menjadi kemenangan, menang bermakna memiliki kebebasan
tanpa kungkungan, mungkin filosofi itu juga yang menjadi dasar
59
Ibid
39
dibangunnya masjid ini dengan konsep terbuka. Agar muslim manapun bebas
masuk dan melaksanakan ibadah di masjid ini.
Sementara bagian dalam kubah di hias dengan ornamen garis garis
simetris mirip dengan garis garis lintang dan garis bujur bola bumi. Ring
besar di bawah kubah di hias dengan lukisan kaligrafi Al-Quran bewarna
emas. Sebuah lampu gantung berukuran sangat besar berbahan tembaga
memperindah tampilan ruang di bawah kubah. 60
2) Prakarsa Berdirinya Masjid Agung Al-Falah
Ide perencanaan program pemabangunan masjid Provinsi Jambi ini
telah dimulai pada tahun 1960-an oleh pemerintah dan dari beberapa
pemikiran tokoh-tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat Jambi yang
bertujuan untuk meningkatkan Syiar Islam, disamping akibat peningkatan
jumlah penduduk juga untuk mempermudah umat dalam menjalankan
ibadah.
termasuk lokasi, pendanaan dan sebagainya, maka pada tahun 1971 program
pembangunan masjid provinsi ini baru dapat dimulai. Pembangunan masjid
ini diprakarsai oleh Drs. H. Abdurrahman Sayoeti, Sekretaris Daerah
Provinsi Jambi ketika itu, dan dengan dukungan oleh sejumlah tokoh ulama,
pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat Jambi sepakat akan mendirikan
sebuah masjid Provinsi yang nantinya akan menjadi simbol kemasyuran
masyarakat Jambi. Para tokoh tersebut antara lain:
60
Ibid
40
2. Prof DR. H. Chatib Quzuwain
3. Prof DR. H. Sulaiman Abdullah
4. Tuan Guru H. Abdul Kadir Ibrahim
5. Tuan Guru H. Saman Muhi
6. Tuan Guru H. Nurdin Abdul Ghani
7. Tuan Guru M. Daut (Al-Hafizh)
8. Tuan Guru H. M. Jadawie
9. Tuan Guru H.M. Yusuf Dahali
10. Tuan Guru H. M. Zuhdito
11. Tuan Guru H. Said Magwie
12. Drs. H. Hasip Kalimuddin Syam
13. Tuan Guru H. Madjid Ghaffar
14. H. Abdurrahman Sayuti
16. Dan lain-lain
Tingkat I Provinsi Jambi RM. Noer Atmadibrata sekaligus dimohon kepada
beliau dapat meminta kembali “tanah yang bersejarah”, yaitu tanah pilih
kesultanan Jambi yang pada tahun 1885 dikuasai oleh belanda agar dijadikan
lokasi pembangunan masjid Provinsi. Tanah tersebut pernah dijadikan pusat
pemerintahan Belanda (benteng Belanda).
lokasi benteng tersebut dikuasai oleh pihak Korem 042 / Gapu. Selanjutnya
Gubernur melalui Sekretaris Daerah menghubungi Panglima Kodam II
Sriwijaya di Palembang untuk meminta kembali tanah tersebut sebagai lokasi
pembangunan masjid. Usaha ini membuahka hasil dengan disepakati dan
dikembalikan tanah tersebut kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang
dahulunya juga milik Pemerintah Kerajaan Melayu Jambi.
3) Proses Pembangunan Masjid
1) Tahap Pertama.
Dana : Rp. 30.600.000 (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan - Pembersihan lapangan/lokasi dan sebagainya
- Pagar Proyek/lokasi keliling
2) Tahap Kedua.
Pekerjaan : Pagar pintu, Steger, Plesteran, Beton, dan saluran
air.
42
4) Tahap keempat
Pekerjaan : Intalasi Listrik bagian dalam kubah dengan 540
mata lampu
- Penangkal petir
5) Tahap Kelima
Pekerjaan : - 64 Unit paying beton
6) Tahap Keenam
Pekerjaan : - 32 payung beton
hujan.
Dana : Rp.39.000.000,- ( APBD) Provinsi Jambi
43
= 1.375 m 2 dan membuat dingding mihrab.
8) Tahap kedelapan
Dana : Rp. 98.000.000,- (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan : 48 Unit payung beton
: Uragan tanah di bawah kubah dan unit payung
: Pasangan batu bata dinding kolam di keliling
bangunan
Dana : Rp. 50.000.000,- (BanPres RI)
Pekerjaan : Kaca musaik pada lobang lengkung kubah
: dan bawah lufiel kubah dengan atas payung
: Sebagian lantai Tralux ×410 M 2 .
: Dingding rooster beton dan tempat whudu.
10) Tahap Kesepuluh
Dana : Rp. 69.769.000,- ( APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan : Urangan pasir dibawah tagel Tralux
: Lantai tagel Tralux ukuran 40×40 cm = 3.070 M 2
11) Tahap Kesebelas
44
Pekerjaan : Pengukuran lapangan
beton.
muda
12) Tahap Kedua belas
Dana : 48.364.000,- (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan : Pagar tembok,Travo listrik,air mancur,
: instalasi lampu-lampu taman.
13) Tahap Ketiga belas
Dana : Rp.101.635.000,- ( APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan : kupasan tanaman halaman, jembatan penghubung
: jalan setapak sekitar taman, jalan setapak beton
:rumput/ pertamanan, plaza, Drainage/tangga masuk
: beton lengkung, Finishing.
Dana : Rp.37.790.000,- (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan : Bulan bintang 2 buah untuk kubah dan menara
: tulisan ayat-ayar Al-Quran pada dinding mihrab
: Prsasti, nama masjid dengan hurup stainless steel
: cat kolam keliling warna biru, entrance dengan
lantai bata
Disamping tahapan di atas secara terpisah telah selesai pula pembangunan
gedung Islamic Centre pada tahun anggaran 1974/1975 dengan biaya sebesar Rp.
55.000.000,- yang berdiri dari BanPres RI sebesar Rp.50.000.000,- dan ditambah
dengan anggaran Pemerintah Daerah tingkat I Jambi dan juga dibangunnya
sebuah menara yang selesai pembangunanya pada tahun anggaran 1976/1977
dengan ukuran:
Adapun tahap penyempurnaan masjid Agung Al- Falah pada tahun 19980/19981.
Dana : Rp. 10.000.000,-
wanita.
46
Mengingat tahapan pelaksanaan pembangunan masjid sudah dianggap
selesai untuk bisa di mampaatkan, maka Gubernur Jambi H. Maschum Syofyan,
SH berusaha dan meminta kesediaan Presiden RI.
Berkunjungnya ke jambi untuk meresmikannya, maka pada tanggal 29
September 1980 Presiden Soeharto meresmikan pemakaian masjid yang diberi
nama “Masjid Agung Al- Falah Jambi” yang menelan dana keseluruhan ketika itu
berjumlah Rp. 743.139.991,02,-. Sejak saat itu pemerintah dan masyarakat
Provinsi Jambi resmi memiliki sebuah masjid megah yang bernama masjid Agung
Al-Falah Jambi. yang berdiri di atas tanah seluas ± 26.890 M² atau ± 2,7 Ha, luas
bangunan masjid 80×80 M =6.400 M² dengan daya tampung ± 10.000 orang
jamaah. 61
peribadatan, wahana musyawarah dan menjaga talisilaturrahmi, lembaga
dakwah, pendidikan, pengembangan ilmu, dan budaya Islami, serta
ekonomi pemberdayaan umat, yang dilandasi oleh keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT.
masjid dan meningkatkan syiar Islam. Melalui badan kontak majelis
61
47
(Forsap), maupun pengajian antara magrib- isya ( PAMI) dan
sebagainya.
Jambi.
3. Mewujudkan masjid yang luas dan mampu bertahan lama, dengan
arsitektur yang mencerminkan panduan antara corak universal
arsitektur Islam, budaya lokal, dan tehnologi modern, seta dilengkapi
dengan berbagai macam fasilitas, agar dapat berpungsi sesuai dengan
tuntunan Rasululah SAW.
5. Menjadikan masjid Agung Al-Falah Kota Jambi sebagai symbol
kemsyhuran dan cita-cita masyarakat Jambi, yang mengedepankan
pengalaman agama dalam berbangsa dan bernegara yang tercermin
dalam lambang Negeri Sepujuk Jambi Sembilan Lurah. 62
5) Eksintensi M asjid Agung Al-falah.
Melihat semakin tumbuh dan berkembangnya keberadaan Masjid di
Profinsi Jambi mengindentifikasikan bahwa masyarakat Jambi yang
manyoritas muslim sangat memerlukan peningkatan pembangunan sarana
peribadatan, dimana masjid selain berfungsi sebagai tempat sholat dapat pula
berfungsi sebagai pusat bagi peningkatan untuk merpertebal rasa ukhuwwah
62
Tim penyusun, Buku Panduan Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi, hlm. 18
48
basyariyyah dan wathoniyah sesuai dengan kato adat adat melayu Negeri
Sepucuk Jambi Sembilan Lurah yang mengatokan “Adat bersandikan Syara
syara bersandikan Kitabullah, Syara mengato, adat memakai”. Dengan
demikian masyarakat Jambi dapat dengan khusu untuk menjalankan
kewajiban terutama dengan melaksanakan Sholat, menjalankan syiar agama,
menimba ilmu pengetahuan dan sebagainya yang bermamfaat pada kehidupan
duniawi dan ukhrawi sekaligus sebagai kemasyuran masyarakata Jambi. Dan
adapun masjid Agung Al-falah mempinyai beberapa eksistensi yang mana
masjid tersebut di tinjau setelah melakukan penelitian dan wawancara selama
proses observasi . peneliti menarik kesimpulan tentang exsintesi masjid Al-
falah di tinjau dari ekonomi Islam sekaligus masjid Al-falah sudah mampu
melaksanakan fungsinya sebagai tempat ibadah, akan tetapi masjid Agung Al-
falah sudah mampu melaksankan pungsinya di bidang yang lain seperti
dibidang pendidikan, perikanan, perdagangan. Namun juga juga dapat
dikatakan bahwa masjid Al-falah bisa juga menjadi agen perubahan sosial
masyarakat. Disamping itu masjid agung Al-falah selain masjid yang menjadi
masjid yang di jadikan icon kemasyuran masyarakat Jambi, juga masjid ini
mempunyai kekuatan yang sangat kuat karena di kelola oleh Takmir masjid
yang betul betul ahli dibidangnya dan juga dalam pengelolaanya tersamabung
langsung dengan Pemerintahan Kota Jambi. 63
63 Wawancara dengan ali biro kesramas Jambi 29 Mei 2019
49
Berdasakan hasil penenlitian terhadapa masjid Al-Falah Kota Jambi
yang berlokasi di jl. Sulthan thaha no. 60 Kel. Legok Kec. Telanaipura Kota
Jambi yang sekretariatnya berada digedung Islamic Center Jambi. Berikut ini
penulis akan mengemukakakn bagaian bagian potensi ekonomi yang
menyangkut di Masjid tersebut.
potensi tersebut adalah kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh satu
unsur atau badan untuk mrnyingkapi dan mengahadpi setiap masalah baik dari
faktor internal maupun eksternal.
rencana yang cemerlang dan dirancang secara sistematis dalam melakukaan
fungsi-fungsi menejemen untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi tersebut
secara optimal. Berikut ini adalah analisa potensi dan strategi yang dimiliki
masjid Agung Al-Falah Kota Jambi Kec. Telanaipura. Potensi yang
dihasilkan Masjid Agung Al-Falah dibidang ekonomi antara lain dibidang
pendidikan, koperasi, perikanan, perdagangan, dan tata kelola masjid Agung
Al-falah Kota Jambi.
a. Pendidikan
Dalam Islam, pendidikan bermakna luas, yaitu upaya sadar untuk
membantu manusia menemukan jati dirinya sehingga bisa mengetahui dari
mana ia berasal, tercipta dari apa, mengapa ia dicipta, untuk apa ia dicipta,
dan kemana kelak ia akan pergi dan mempertanggungjawabkan semua
prilaku selama hiudupnya. Idealnya, dengan pendidikan yang semakin
baik, ia (manusia) diharapkan dapat menemukan siapa sesungguhnya
dirinya dan apa tugasnya (beribadah menyembah Allah). Dengan demikian
manausia akan menyadari fungsinya sebagai khalifatul fil ard sekaligus
sebagai abdilah untuk menciptakan rahmat bagi sekalian alam. Dalam
kehidupan Nabi pun beliau sering memberikan pelajaran agama kepada
sahabat-sahabatnya, yang pelajaran itu pun di lakukan di masjid,di mana
Nabi sebagai guru dan mukmin-mukmin sebagai murid-muridnya. Hal ini
di teruskan oleh sahabat-sahabat beliau setelah nabi wafat. Seperti yang di
sampaikan Bapak Wair Mislan Sebagai wakil ketua kepengurusan masjid:
“Dari tahun kependirian masjid Al-falah tidak bisa di lepaskan dari
SDM salah satunya pendidikan, masjid ini memiliki yayasanSD, SMP,
Islam Al-falah jambi, yang dari yayasan ini sudah bayak potensi
ekonomi yang bisa di kembangkan. Salah satunya, biaya pendaftaran
siswa,spp yang mana uang tersebut di pergunakan untuk gaji guru
honorer.” 64
“Iya benar, masjid ini memiliki yayasan pendidikan di tambah dengan
TPA yang mana siswa, siswi bisa belajar Al-Qurana lebih mendalam,
64
Wawancara dengan Bapak. Wair Mislan, wakil ketua kepengurusan masjid Al-Falah 17
Mei 2019
pemerintah”. 65
kepada pelayanan yang dapat memberikan sumbangan yang kaya kepada
realisasi sasaran-sasaran suatu perekonomian Islam. Dengan penekanan
Islam pada persaudaraan, maka koperasi dalam berbagai berbagai
bentuknya dalam persoalan yang saling menguntungkan antara berbagai
pihak masyarakat dan pengurus masjid. Koperasi masjid bisa dihindari
dari para tadlis, taghrir dan bay „ najasy, ikhtikar, maysir, dan riba karena
mengedepankan prinsip-prinsip yang tidak bertentangan dengan syariat.
Seperti yang di sampaikan Bapak Shakrudin:
“Mengenai koperasi masjid Agung Al-falah ini, sebernya masih dalam
tahap pengembangan, dari pihak pengurus dan masyarah pernah
sosialisasi tentang ini, akan tetapi, kesadaran masyarkat masih minim,
akan tetapi kami dari pihak pengurus optimis kemungkinan tahun 2020
akan bisa kami berlakukan, yang bertujuan koperasi masjid ini dapat
membantu usaha-usaha kecil sampai menengah”. 66
Pernyataan tersebut juga disampaikan Ustad Jubir selaku imam
masjid Al-Falah Jambi:
antara pihah pengurus dan masyarakat yang benar-benar memerlukan
dana untuk usaha.bisa juga untuk mengurangi pengemis yang ada di
sekitar masjid ini”. 67
65
Wawancara dengan Bapak Ali shodiqin, pengurus masjid Al-Falah 20 Mei 2019 66
Wawancara dengan BapakShakrudin, pengurus masjid Al-Falah 20 Mei 2019 67
Wawancara denganUstad Jubir, imam masjid Al-Falah 24 Mei 2019
52
dan pemampaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati ini
berada di samping masjid Al-Falah. Perikan ini bertujuan usaha,
penetasan, pembibitan, dan pembesaran ikan. Dengan tujuan untuk
menciptakan nilai tamba ekonomi bagi masjid Al-Falah. Perikanan ini
bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan PerikananProvinsi Jambi.
Sebagaimana yang di samapaikan Bapak yohadi pengurus masjid:
“Kolam yang ada di samping ini merupakan suatu bentuk supaya
menjaga kelestarian lingkungan. Sekaligus ikan yang ada di
kolamini dilakukan dengan membeli bibit ikan terlebih dahulu,
setelah ikannya besar, baru kita jual atau di konsumsi, di kolam ini
ada bagian-bagian yang untuk ikan kecil, dan untuk ikan yang
ukuran besar, untuk ikan kecil berada di depan dekat mimbar”. 68
Pernyataan tersebut di dukung oleh pendapat Bapak Junaidi
Pengurus Humas Masjid Al-Falah:
Bukan hanya membantu di bidang ekonomi bae. Tapi jiga menjadi
daya tarik wisata tersendiri untuk masjid Al-Falah ini”. 69
d. Perdagangan
Salah Satu kebutuhan dasar setiap orang ialah makan dan minum
atau segala sesuatu untuk keberlangsungan hidup. Setiap orang wajib
berusaha sendiri semampunya untuk mencukupi segala kebutuhan yakni
dengan bekerja di bidang apa saja yang halal dengan niat untuk mencari
reski yang berkah di jalan Allah. Dilokasi halaman masjid Agung Al-Falah
68
Wawancara.dengan Bapak Yohadi, pengurus masjid Al-Falah 24 Mei 2019 69
Wawancara dengan Bapak Junaidi, Pengurus Humas masjid Al-Falah 24 Juni 2019
53
perdagangan, salah satunya di bidang makanan dan minuman yang bekerja
sama dengan pihak pengurus masjid, bukan hanya itu, masjid Agung Al-
Falah akan membangun Etalase (rumah kaca) yang akan dijadikan Boutiqe
penjualan busana muslim dan sebagainya. Seperti yang di sampaikan
Bapak Mislan Wair wakil ketua masjid Agung Al-Falah:
“Potensi ekonomi perdagangan di sekitar masjid Al-falah ini di
bidang makan, minuman ini telah bekerja sama dengan para
pedangan, selain itu, pedagang disini mau berkontribusi dengan
saling menjaga kebersihan, kenyamamanan dan mematuhi segala
aturan-aturan masjid. Kalau mengenai pembanguna Boutiqe
penjualan busana muslim itu, masih tahap perencanan dengan
pengurus dan pemerintah”. 70
Hal ini juga didukung oleh Bapak Ali pengurus masjid Agung Al-Falah:
“Iya,,, para pedagang yang berada di sekitar masjid ini telah
bekerja sama dengan pengurus masjid, selagi para pedagang yang
berjualan mau di ajak bekerja sama. Dan kalau mengenai Boutiqe
itu juga dalam tahap pengembangan ekonomi untuk kedepanya”. 71
Berbeda dengan Bapak Junaidi selaku pengurus humas masjid Al-Falah
dalam wawancaranya sebagai berikut:
adanya yang berani bertanggung jawab untuk menjaga atau
mengembangkan, dan masih kurangny pengetahuan tentang bisnis
boutik. Dan masih lemahnya perhatian pemerintah terhadap
kondisi masjid”. 72
potensi perdagangan di masjid Al-Falah diantaranya, perdagangan
70
Wawancara dengan Bapak Mislan Wair, Wakil Ketua masjid Al-Falah 17 Mei 2019 71
Wawancara dengan Bapak Ali, pengurus masjid Al-Falah 20 Mei 2019 72
Wawancara dengan Bapak Junaidi, Pengurus Humas masjid Al-Falah 24 Juni 2019
54
disektitar masjid, dan masjid Al-Falah juga meiliki potensi perdagangan di
bidang busana, dilihat dari segi masjid, bahwa masjid Al-Falah adalah icon
nya Jambi dan berada di pusat kota Jambi. Namun hal tersebut belum bisa
terlaksanakan dikarenakan beberapa kendala.
transparan, dan sesuai dengan akuntabilitas, tujuannya untuk membangunn
kepercayaan (trus) jamaah atau public. Semakin tinggi kepercayaan
masyarakat terhadap pengelolaan masjid teruma dalam pengelolaan
keuangan akan semakin para jamaah memberikan donasi, zakat, infak,
shodakah, syarat utama dalam tata kelola masjid adalah kepercayan, sesuai
dengan dengan ajaran RasulullahSAW. Hal ini sesuai apa yang dikatakana
Ustad Jubir imam masjid Agung Al-Falah:
“Tata kelola masjid Agung Al-falah sangat tranparasi, setiap sekali
seminggu akan di umumkan secara lisan pada hari Jum,at sebelum
menjelang azan. Kami dari pihak pengurus akan terbuka mengenai
pengeluaran, enerimaan hasil kotak amal, dan semua sumbangan
donator akan di umumkan, supaya kepercayaan antara pengurus
masjid dan masyarakat terjaga”. 73
Hal ini sejalan dengan pendapat Hendri Jamaah masjid Agung Al-
Falah:
“Iya benar,, saya sebagai jamaah tetap masjid agung, pada hari
Jum,at akan di umumkan oleh pengurus masjid tentang
pengeluaran per minggu, pemasukan, petugas-petugas Jum,at dll.
kalau menurud saya tata kelola dalam masjid Agung Al-falah
73
Wawancara dengan Ustad Jubir, imam masjid Al-Falah 24 Mei 2019
55
SDM kepengurusan masjid Agung Al-falah ini”. 74
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
potensi yang ada di masjid Al-Falah yaitu pendidikan, Koperasi,
perikanan, perdagangan, dan tata kelola yanag mana semuanya dikelola
secara baik dan terstruktur oleh petugas masjid. Namun ada beberapa
potensi yang belum bisa terlaksanakan yaitu dibidang perdagangan.
2. Program Kerja
Masjid, yang masing-masing mempunyai bidang masing- masing seperti
dibidang keagamaan dan komunikasi umat, dibidang ibadah, pendidikan,
pembinaan, kesejahteraan, sarana dan prasarana, kebersihan dan
keamanan, arsif, perpustakaan dan IT. Dari Takmir Masjid mempunyai
penasehat (Ustadz jubair), ketua (Fachrori Umar), wakil ketua (Mislan
Wair), sekretaris (Junaidi) dan bendahara( Sakhrudin). Usaha Ta’mirul
masjid (memakmurkan masjid) tentunya sarat dengan berbagai aktifitas
yang melekat didalamnya melalaui berbagai kegiatan yang telah
dilaksanakan antara lain:
a. Kegiatan Harian
1. Sholat maktubah dan nafilah, baik bagi karyawan, remaja masjid,
pelajar, masyrakat dan sebagainya.
74
Wawancara dengan Bapak Hendri, jamaah masjid Al-Falah 29 Mei 2019
56
5. Bimbingan tempat manasik Haji dan Umrah.
6. Pengajian setiap hari
7. Pendidikan bagi anak-anak Tk, SD, dan SMP yayasan Al-falah
Jambi
b. Kegiantan Mingguan
1. Sholat Jumat yang di siarkan langsung oleh RRI dan TVRI
(Insidentil)
c. Kegiatan Bulanan
1. Pengajian Al Quran bagi remaja pada setiap bulan.
2. Tablig dan Tausiyah setiap bulan bagi masyrakata Intelektual.
d. Kegiatan Tahunan.
2. Peringatan Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW.
3. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
4. Peringatan Nuzulul Quran.
5. Sholat Tarawih dengan Imam Tahfis 30 Juz setiap bulan
Ramadhan.
6. Tadarus Al-Quran oleh IPQAH Profinsi Jambi yang di siarkan
langsung RRI.
8. Sholat Idain ( Idul Fitri dan Idul Adha)
57
masyrakat kemudian mendistribusikannya kepada kaum duafa.
10. Mengumpulkn dan mendistribusikan Zakat Infaq dan Shodakoh
melalui BAZIZ Masjid agung Al-falah Jambi.
11. Mencetak buku himpunan khutbah Jumat. 75
3. Analisis startegi pengembangan pemberdayaan ekonomi berbasis
masjid
pemberdayaan ekonomi atau kegiatan usaha yang dimiliki oleh Masjid Agung
Al-Falah Kota Jambi, hanya beberapa bagian saja yang akan diuraikan dengan
pertimbangan analisa potensi yang dimiliki masing-masing instrument yang
dapat menunjang dalam pemberdayaan ekonomi jamaah, masyarakat sekitar
atau ummat.
Agung Al-Falah Kota Jambi ini mempunyai unit-unit yang menangani
program-program masjid. Untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat disini
kita punya unit-unit usaha yang menangani itu semua seperti Koperasi
Masjid, Perikanan, Perdagagan, jadi semua diurusi dengan Takmir Masjid
yang berkerja sama dengan Pemerintah Biro Kesramas Al-Falah dan
Pemerintah Kota Jambi.
58
Salah satu kegiatan ekonomi yang dimiliki oleh masjid yang mungkin
dapat dipraktekan dan dijadikan contoh sebagai basis pemberdayaan umat,
khususnya di bidang ekonomi dan pengentasan kemiskinan dan pembentukan
ekonomi berbasis masjid. Masjid dengan aktifitas kegiatan ekonomi yang
dimotori Koperasi Masjid yang didirikannya akan sanggup menjadi basis
pemberdayaan ekonomi para jamaahnya, maupun umat islam disekitarnya
secara luas. Umat itu dalam memaksimalkan peran dan fungsi masjid sebagai
sentral bagi umat islam dalam melakukan ektifitas terutama aktifitas
ekonominya maka masjid Agung Al-Falah Kota Jambi melakukan strategi
yakni dengan cara mendirikan Koperasi Masjid. 76
76
Wawancara dengan mislan wair pengurus masjid Al-falah 17 Mei 2019
59
sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Potensi ekonomi yang ada di masjid Agung Al-Falah adalah di bidang
pendidikan antara lain di bidang pembinaan siswa dan siswi yayasan SDN Al-
falah, TPA, tahfiz, kajian harian, mingguan,bulanan yang dikelola oleh pihak
yayasan dan kepengurusan masjid. Potensi ekonomi dibidang koperasi yang ada
di masjid Al-Falah masih dalam tahap pengembangan dengan kepengurusan
dengan masyarakat dan jamaah masjid. Potensi ekonomi di bidang perikanan
antara lain seperti ikan mujair, ikan mas dan sebagainya, dari hasil perikanan ini
akan dijual ke pasar sebagian dan sebagian lagi di pergunakan untuk komsumsi
bagi pengurus dan para jamaah masjid. Potensi ekonomi di bidang perdagangan
antara lain seperti menjual makanan dan minuman, pakaian muslim, akan tetapi di
bidang perdagangan ini masih dalam lebih mendalami dalam pengelolaanya
maupun pengembangannya. Potensi ekonomi di bidang tata kelola antara lain
menyediakan semua pasilitas, seperti, perpustaakan, ruang inap bagi para
pendakwah dan musapir, pos jaga, ruangan pendidikan,dan lain sebagainya.
59
60
yang diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, berkaitan dengan
analisis potensi pengembangan ekonomi berbasis masjid di Kota Jambi.
Adapun syarat-syarat yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Bagi Praksi Kepengurusan Masjid
Agar masjid tidak hanya di gunakan dalam spitual saja, maka para
pengerus harus lebih aktip, dan harus mempunyai SDM. Supaya
kemakmuran dan pengembangan masjid bisa mengatasi problema
masyarakat . Di tamba juga bagi para pengurus masjid harus orang yang
betul- betul di pilih, baik orang kaya harta, berpangkat, berpendidikan
supaya kepercayaan masyarakat dan jamaah jauh dari fitnah. Karena
kepercayan yang di berikan masyarakat itu harus di emban penuh supaya
masjid memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi Islam.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai referensi
dan dokumentasi baik pihak kampus sebagai acuan peneliti selanjutnya
dalam melakukan penelitian tentang analisis pengembangan ekonomi
berbasis masjid di kota Jambi. Meski penelitian ini masih jauh dari
kempurnaan dan banyak kekurangan karena peneliti dalam penelitiananya
mengalami berbagai kendala dalam pencarian informasi.
61
Demikian karya ini ditulis, semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi masyarakat umumnya khususnya bagi
kepengurasan masjid yang ada di kota jambi. Karya ini penulis sadari masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak tentunya sangat berarti untuk perbaikan dimasa mendatang.
Kebenaran hanya milik ALLAH SWT, lebih dan kurangNya penulis minta
maaf.
Anonim, Al-Quran dan Terjemahannya, Di penonegoro : Al-„Aliyy, 2006.
Abdul Fatah Rohadi, Manajemen Pemberdayaan Masjid, (Ciputyat. Kencana Mas
Publishing House Januari 2010)
Abi Hafiz,http://www.abihafiz.wordpress.com, Mei, 2013
Ahmad Yani. “Menuju Masjid Ideal”. ( Jakarta: LP2SI Haramain, cet 1 2001)
AhmadSutarmadi,Visi,Misi,danlangkahstrategis;Pengurus
Nasional, 1992),
Ekonomi Masyarakat Berbasis Masjid dI Kota Tasikmalaya” Skripsi
Universitas Siliwangi, 2016,
Masjid,(Bandung: Benang Merah Press, 2005),
Danang Sunyoto, Metode Penelitian Akuntansi, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2013),
Gramedia Pustaka Utama, 2008),
Erziaty Rozzana Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Studi Islam, UIN
Kalimantan MAB Banjarmasin tahun 2015
Euis Amalia. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. (Jakarta:
RajaGrafindo Persada. 2009)
Http//bataviase.co.id. di akses pada tanggal 10 Maret 2011
http://www.yadmi.or.idmasjid-sebagai-pusat-pengembangan-ekonomi-untuk-
Februari 2011
2008
campuran,(refika aditama 2016).
Khirjan Nahdi, “Dinamika Pesantren Nahdatul Wathan Dalam Perspektif
Pendidikan, Sosial, dan Moral” dalamIslamica, Vol. 7, No. 2,(Surabaya :
UIN Sunan Ampel, 2013),
Rosdakarya, 2005), hal. 4,
Citra Book Indonesia,2009).
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007),
Keuangan Syariah, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin
Muhammad Zulfikar. Pemberdayaan ekonomi masyarakat disekitar obyekwisata
tamannasional bukit barisan selatan. (Universitas Lampung, 2016)
Qurish shihab, wawasan alquran (Bandung: Mizan, 1998)
Riduan.Pengantar statistic sosilal.(Bandung Alfabeta 2014 ).
Saidi gazalba, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam. Cet VI (Jakarta:
Pustaka Al husna 1994)
1996),
Alfabeta,
Sukanto R Heidjrachman R Irawan, Pengantar Ekonomi Perusahaan Buku 1,
BPFE Yogyakarta, 1999,
64
Tim Penyusun, Buku Panduan Masjid Agung Al-Falah Jambi,
Totok Mardikanto, dkk. Pemberdayaan masyarakat, (Bandung, Alfabeta, 2017).
Tuti Kurnia “Strategi Pengembangan Peran Masjid di Kota Bogor” Skripsi
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Islam Universitas
Djuanda Bogor, 2018,
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2012),
aksara2006).
65
Teks Wawancara Skripsi:
P. Apa saja potensi yang ada di masjid?
N. Potensi yang ada di masjid Agung Al-falah ini bayak anatara lain di
bidang pendidikan, inpratuktur, perdagangan, perikanana dll.
P. Apakah peran bapak sebagai pengurus untuk meningkatkan potensi
ekonomi masjid ?
mimbina masyarakat untuk memanfaatkan masjid sebagaimana mestinya.
2. Aspek pengembangan potensi.
N. Iya sangat di butuhkan.
P. Apa manfaat potensi ekonomi masjid bagi masyarakat setempat?
N. Manfaat banyak di antaranya membantu masyarakat yang kurang mampu,
menjalin silaturrahmi dan hasilnya bisa membantu prekonomian ummat
khusnya yang kurang mampu.
P. Apakah bapak sering mengajak masyarakat dalam bidang meningkatkan
potensi ekonomi masjid?
N. Sangat sering,.
N. Ia saya mampu.
66
bapak?
N. Masjid mempunyai peranan yang sangat luas bagi masyarakat dan jama,ah
di antaranya di bidang spiritual, ekonomi, pendididikan, yang semua ini
banyak di lupakan oleh pengurus masjid. Tapi kami di masjid al-falah
sudah mengembangkan potensi-potensi yang ada.
P. Apakah dengan adanya potensi ini bapak semakin erat kerja antara satu
orang dengan yang lain?
N. Iya jelas, dengan adanya potensi yang terdapat dalam masjid Al-falah ini
kami bisa bekerja sama dengan bank Jambi, pemerintah, masyarakat dll.
5. Aspek strategi
potensi ekonomi masjid?
N. Kami sebagai pengurus selalau mengadakan rapat, dan jeramah untuk
membuka pola fikir masyarakat.
ekonomi masjid?
N. Strategi kami saat ini masih berlandaskan kepada pemerintah dan
pembinaan jama,ah setempat.
1. Aspek pengenalan Potensi
P. Apa saja potensi yang ada di masjid?
N. Kalo potensi di masjid ini bayak salah satu dibidang pendidikan.
P. Apakah peran bapak sebagai pengurus untuk meningkatkan potensi
ekonomi masjid?
meningkatkatkan potensi kami melakukan pembinanaan anak-anak di
bidang tahfiz Al-Quran.
2. Aspek pengembangan potensi.
N. Iya
P. Apa manfaat potensi ekonomi masjid bagi masyarakat setempat?
N. Manfat potensinya adalah biaya di bayar suka rela dan tidak ada paksaan.
3. Aspek peningkatan sumber daya manusia.
P. Apakah bapak sering mengajak masyarakat dalam bidang meningkatkan
potensi ekonomi masjid?
N. Iya sering. Terutama di bidang dakwah pengajian bapak-bapak kami selalu
mencoba pola fikir meraka tentang pungsi dan kemakmuran masjid ini.
P. Apakah bapak mampu menjalankan tugas?
N. Saya mampu kalo dalam pendidikan.
4. Aspek pembobotan atau penilaian potensi.
P. Apa kemampuan masjid untuk meningkatkan potensi ekonomi menurut
bapak?
68
N. Kemampuan masjid sebenarnya bayak, diantaranya karena masjid ini di
kelolala pemerintah dan di bantu dengan masyrakat ditambah dengan kas
masjid.
ekonomi masjid ?
N. Kalau peran saya mengajarkan kepada anak-anak dan kepada masyarakat
jama,ah supaya lebih tau betapa besar potensi yang ada di masjid ini.
5. Aspek strategi
potensi ekonomi masjid ?
N. Hambatan yang saya alami adalah sangat susah berurusan dengan
pemerintah.
ekonomi masjid?
69
N. Potensi masjid ini salah satunya kas yang sangat bayak.
P. Apakah peran bapak sebagai pengurus untuk meningkatkan potensi
ekonomi masjid?
N. Saya kalau mengenai mengenai peningkatan potensi kurang ikut aktif,
karena saya hanya tau tentang pengeluaran dan pendapatan masjid ini saja,
baik pendapatan kas dari kotak dan dana dari pemerintah.
2. Aspek pengembangan potensi.
N. Saya hanya mengetahui manfaat ekonomi bagi masyrakat hanya dibulan
Ramadhan saja dari zakat fitrah dan zakat mal saja.
3. Aspek peningkatan sumber daya manusia.
P. Apakah bapak sering mengajak masyarakat dalam bidang meningkatkan
potensi ekonomi masjid?
P. Apakah bapak mampu menjalankan tugas?
N. Kalo dalam menjalankan keuangan masjid dan penyaluran saya sanggup.
Tapi kalau dalam pengembangan ekonomi yang ada di masjid ini saya
kurang.
P. Apa kemampuan masjid untuk meningkatkan potensi ekonomi menurut
bapak?
70
kesadaran masyarakat sangat minim. Karena mengenai peningkatan
ekonomi ini sangat besar dukunganya dari kas. Ini tidak kas hanya
menumpu dan terus menumpuk.
ekonomi masjid?
N. Kalau peran saya mengurus pengeluaran dan pemasukan masjid saja.
5. Aspek strategi
potensi ekonomi masjid?
N. Hambatan saya tidak ada sebenarnya, karena saya cuma mengurus ke
uangan saja. Kalau pengembangan ekonomi itu seharusnya di dasari
dengan kesadaran jama,ah dan masyarakat.
P. Apakah strategi yang bapak gunakan untuk mengembangkan potensi
ekonomi masjid?
N. Strategi saya yaa, kalo memang sudah ada benar-benar akan mendukung.
Tapi untuk saat ini kami selaku pengurus sudah mulai mengoptimalkan
potensi yang ada di masjid ini.
71
P. Apa saja potensi yang ada di masjid?
N. Potensi yang ada di masjid ini di bidang pendidikan, perikanan, tata kelola
dll.
ekonomi masjid?
N. Selaku imam masjid di masjid ini saya selalu berusaha untuk menyadarkan
jama,ah untuk lebih mengembangkan masjid ini.
2. Aspek pengembangan potensi.
P. Apakah tehnologi di butuhkan untuk meningkatkan potensi masjid?
N. Sangat di butuhkan, terutama di bidang ibadah tehnologi kami gunakan
secara live kalau di hari jum,at dan menjelang ibadah sholat magrib.
P. Apa manfaat potensi ekonomi masjid bagi masyarakat setempat?
N. Manfaat potensi yang ada di sini sudah mulai di rasakan masyarakat, baik
dari dari zakat pitrah, zakat maal, dan pemberdayaan ikan yang di sini
sudah di nikmati oleh jama,ah dan para pengurus.
3. Aspek peningkatan sumber daya manusia.
P. Apakah bapak sering mengajak masyarakat dalam bidang meningkatkan
potensi ekonomi masjid?
N. Iya sering, terutama kepada semua pengurus kami selalu trobosan baru
untuk membuka pola fikir masyarakat untuk senantiasa mau berkontribusi
dalam pengembangan potensi ekonomi masjid ini.untuk saat ini kami
sudah melakukan pengembangan di bidang pendididkan, perikanan, tata
kelola, perdagangan dll.
72
N. Iya .saya mampu jika semua pengurus dan pemerintah mau berkontribusi
penuh dengan para jama,ah dan masyarakat.
4. Aspek p