analisis produksi program kata netizen kompas tv...
TRANSCRIPT
ANALISIS PRODUKSI PROGRAM KATA NETIZEN KOMPAS TV
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
HAFIZH FATHUR RIZQI
1112051100037
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada
Allah SWT karena atas nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat berjalan
dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan serta salam juga tidak lupa
ditunjukkan kepada Nabi besar Muhamad SAW.
Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh peneliti saat
menyelesaikan skripsi ini. Peneliti tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga
mendapatkan pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras.
Selain itu, peneliti menjadi lebih terbuka dalam berpikir bahwa Islam adalah agama
yang begitu menjunjung tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia.
Peneliti skripsi ini tentu memiliki beragam tantangan dalam pengerjaannya.
Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai pihak, peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Karena itu, dalam kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Orangtua tercinta, Ayahanda Zaini dan Ibunda Munirog yang sangat luar
biasa memerjuangkan dan mendukung peneliti untuk bisa meraih
pendidikan setinggi-tingginya, memberikan kasih sayang doa yang tak
terhingga sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj.
Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.
3. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan I Bidang Akdemik Dr. Siti
Napsiyah, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Sihabuddin Noor,
M.Ag., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Cecep Sastra Wijaya MA.
4. Ketua Jurusan Jurnalistik Kholis Ridho, M.Si., Sekretaris Jurusan
Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan
waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal
perkulihan.
5. Ibu Ade Rina Farida, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah begitu
bijaksana memberikan ilmunya kepada peneliti di tengah kesibukan yang
ii
padat, serta membimbing peneliti dengan sabar agar skripsi ini selesai
dengan baik dan juga bermanfaat.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengajari dan memberi ilmu kepada peneliti.
7. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tela berbaik hati dalam
meberikan buku-buku yang dibutuhkan oleh peneliti.
8. Untuk teman-teman Jurnalistik angkatan 2012, Harry Riandayasa, Roni
Kurniawan, Angga Satria Perkasa, Achmad Fauzi, Parama Sumbada, Alief
Mumtaz, Farouq Audah, Reza Amanda, M. Badruzaman, Yasir Arafat.
Terima kasih telah memberikan banyak moment yang menyenangkan
sehingga perkuliahan ini berkesan.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi yang tidak dapat
disebutan stau persatu. Semoga selalu dirahmati Allah SWT.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini, semoga apa yang telah peneliti lakukan dapat
bermanfaat untuk para pembaca, memberikan nilai kebaikan khususnya bagi
peneliti maupun pembaca sekalian dan semoga dapat menjadi kebaikan dalam
bidang dakwah dan komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aamiin Ya Rabbal Alamiiin
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Jakarta, 17 Juli 2019
Hafizh Fathur Rizqi
iii
ABSTRAK
Nama: Hafizh Fathur Rizqi
NIM: 1112051100037
Analisis Produksi Program Kata Netizen Kompas TV
Media sosial muncul karena adanya transformasi perkembangan teknologi di bidang
komunikasi dan informasi yang tumbuh pesat. Dewasa ini stasiun televisi banyak
menyelipkan program acaranya yang bersumber dari sosial media. Salah satu program
tersebut adalah Kata Netizen. Kata Netizen yang tayang di stasiun Kompas TV dengan
membahas isu-isu yang menjadi perbincangan hangat di ranah media sosial secara
mendalam.
Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat ke dalam
topik skripsi tentang bagaimana cara Tim Produksi Kata Netizen dalam
mempersiapkan, mengolah konten-konten yang ada di media sosial untuk ditarik ke
layar televisi? Dan bagaimana tahapan produksi yang dimulai dari pra produksi,
produksi, dan pasca produksi Kata Netizen Kompas TV?
Penelitian ini menggunkan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti melakukan wawancara
dengan produser Kata Netizen. Penelitian ini menggunakan teori arus berita Bass dan
Standart Operation Procedure (SOP) pada proses produksi siaran yang dilakukan
dengan tiga tahapan yaitu; Pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pra produksi
yaitu penemuan ide, perencanaan dan persiapan. Produksi yaitu saat proses shooting.
Dan yang terakhir, Pasca produksi yaitu penyuntingan, memberi efek suara, pengisi
suara dan lain-lain. Termasuk proses distribusi konten ke kanal Youtube resmi
Kompas TV.
Teori arus berita Bass melalui dua tahap, pertama yaitu pengumpulan dan penulisan,
dan kedua penyuntingan dan penayangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tahap
pengumpulan dikerjakan oleh Tim Provetic Indonesia. Kemudian konten yang
terkumpul ditulis, disunting dan ditayangkan oleh Tim Produksi Kata Netizen ke
dalam segmen Viral Flash.
Selanjutnya temuan Proses Tahapan Produksi menurut Fred Wibowo sebagai berikut:
Pertama, dalam proses tahapan produksi ditemukan PT. Provetic Indonesia dijadikan
Partner pada segmen Viral Flash, sedangkan penentuan tema oleh Tim Kata Netizen.
Kedua, Produksi dilakukan di studio Kompas TV dengan durasi tayang satu jam.
Ketiga, Pasca produksi tidak banyak dilakukan mengingat waktu yang sempit antara
waktu siar dengan waktu tayang, lalu ada kerjasama antara Tim Project Digital
Kompas TV dengan Tim produksi kata Netizen dalam mendistribusikan hasil produksi
ke Youtube.
Kata Kunci: Media Sosial, Kata Netizen, Kompas TV, Produksi Televisi, Program.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..vi
DAFTAR GAMBAR…………………………… .... ………………………………vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ............................................... 7
1. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
2. Perumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Signifikansi Penelitian ............................................................................... 8
1. Signifikansi Akademik ......................................................................... 8
2. Signifikansi Sosial ................................................................................ 9
E. Metodologi Penelitian ................................................................................ 9
1. Pendekatan dan Metode Penelitian......................................................... 9
2. Sumber Data ........................................................................................ 10
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 11
4. Teknik Analisis Data ........................................................................... 12
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan............................................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 17
A. Teori Komunikasi Massa ........................................................................... 17
B. Konsep Media Massa ................................................................................ 18
1. Definisi Media Massa .......................................................................... 18
2. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa ...................................... 19
3. Ruang Lingkup Televisi ...................................................................... 21
v
C. Konsep Talkshow ...................................................................................... 26
D. Konsep Media Sosial................................................................................. 28
E. Teori Arus Komunikasi Berita Bass ........................................................... 32
F. Proses Produksi ......................................................................................... 33
1. Materi Produksi ................................................................................... 33
2. Sarana Produksi ................................................................................... 34
3. Biaya Produksi .................................................................................... 34
4. Organisasi Pelaksanaan Produksi ......................................................... 35
5. Proses Tahapan Produksi Televisi ........................................................ 35
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN ................................................... 43
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Kompas TV ....................................... 43
1. Visi-Misi Kompas TV ......................................................................... 45
2. Program-program Kompas TV ............................................................ 46
B. Program Kata Netizen ............................................................................... 48
1. Profil Kata Netizen .............................................................................. 48
2. Tampilan Media Sosial Kata Netizen ................................................... 49
3. Tim Produksi Kata Netizen .................................................................. 50
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS .................................................................... 55
A. Teori Arus Berita (Bass) dalam Memilih Konten di Media Sosial .............. 55
1. Tahap Pengumpulan Bahan-bahan di Media Sosial .............................. 56
2. Tahap Penulisan Naskah Konten Media Sosial .................................... 60
3. Tahap Penyuntingan dan Editing Konten Media Sosial ........................ 62
4. Tahap Penayangan ............................................................................... 63
B. Proses Produksi Program Kata Netizen ...................................................... 64
1. Materi Produksi ................................................................................... 64
2. Sarana Produksi ................................................................................... 65
3. Biaya Produksi .................................................................................... 65
4. Organisasi Pelaksana Produksi ............................................................ 65
5. Tahapan Pelaksanaan Produksi ............................................................ 67
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 75
A. Kesimpulan ............................................................................................... 75
B. Saran: ........................................................................................................ 76
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Daftar Acara Kompas TV …… ……………………………….….48
TABEL 3.2 Struktur Tim Produksi Kata Netizen ………………………….,.…51
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Arus Berita Internal Dua Tahap Bass…………………….….32
Gambar 3.1 Tampilan Twitter Kata Netizen…………………………………….50
Gambar 3.2 Tampilan Instagram Kata Netizen………………………………….50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan komunikasi selalu
mengakomodir perubahan zaman. Keberadaan teknologi
mentransisi zaman dari konsep masyarakat agraris menuju
masyarakat industri kemudian masuk menuju masyarakat
informasi. Perkembangan teknologi informasi menjadikan
masyarakat beralih menjadi masyarakat informasi, karenanya
informasi menjadi faktor penting. Peran informasi sangat luas
memasuki bidang kehidupan. Maka tidak heran bila abad ini
disebut abad informasi.1
Abad Informasi ini disponsori oleh teknologi pada bidang
komunikasi dan informasi sehingga pola konsumsi masyarakat
terhadap informasi dan akses ke media massa mengalami
perubahan. Bila aktivitas media massa dulu hanya mengenal
media cetak dan elektronik, saat ini telah dikenal beragam media
massa berbasis internet.2 Internet yang dipadukan dengan media
konvensional memungkinkan penggunanya tidak hanya menjadi
1 Zulkarimien Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007) h. 11 2 Masduki dan Muzayin Nazaruddin, ed., Media, Jurnalisme dan
Budaya Popular (Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Indonesia & UII Press, 2008) h.102
2
khalayak media (audience) yang pasif, tetapi juga sebagai kreator
pesan yang aktif.3
Ranah komunikasi massa terpaksa berkembang lebih cepat
dengan munculnya internet yang menjadi bagian dari media
massa. Internet telah mengatasi ruang dan waktu dalam proses
penyebaran informasi, ditambah kini, internet diintegrasikan
dengan media massa lain seperti televisi, radio dan media cetak.
Bahkan media massa selain internet itu pada akhirnya
membutuhkan internet sebagai medium penyebaran informasi
pula.4
Pengguna dan penggunaan internet serta media sosial di
Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Mengacu pada hasil survey Asosasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) tentang Penetrasi dan Perilaku Pengguna
Internet Indonesia 2017, diperoleh data bahwa dari total populasi
penduduk Indonesia 262 juta orang, terdapat 143,26 juta jiwa
pengguna internet, angka ini mengalami penaikan bila
dibandingkan pada tahun 2016, yakni 132,7 juta jiwa.5 Sementara
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WeAreSocial yang
bekerjasama dengan Hootsuite per Januari 2018 menunjukan,
bahwa ada 130 juta orang merupakan pengguna media sosial,
angka ini meningkat dibandingkan data Januari 2017 yang
menunjukan 106 juta pengguna media sosial. Dari penelitian ini
3 Idi Subandy Ibrahim, Budaya Populer Sebagai Komunikasi:
Dinamika Popscape dan Mediascape Kontemporer di Indoensia, (Yogyakarta:
Jalasutra Anggota IKAPI, 2007) h. 38-39 4 Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Press,
2006) h. 60 5 Pdf Laporan Survei APJII_2017_v1.3
3
juga diperoleh bahwa 5 media sosial yang paling sering
digunakan adalah adalah Youtube di peringkat pertama,
Facebook kedua dan diikuti oleh Whatsapp, Instagram dan Line.6
Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan
pengguna merepresentasikan dirinya, berinteraksi, bekerjasama,
berkomunikasi dengan pengguna lain serta membangun ikatan
sosial secara virtual.7 Komunikasi bisa terjadi kapan saja, dimana
saja, tanpa harus bertatapan muka. Segala macam peristiwa,
informasi, pendapat personal atau komentar mudah dibagikan dan
di-viral-kan. Media sosial memungkinkan tiap orang untuk
memiliki medianya sendiri dan mengkreasikan konten miliki
sendiri.
Media sosial sebagai medium informasi kehadirannya
menjadi fenomenal. Media sosial telah banyak mengubah dunia,
memutarbalikkan banyak pemikiran dan teori ilmu komunikasi.
Tingkatan atau level komunikasi melebur dalam satu wadah yang
disebut jejaring sosial/media sosial. Utari (Komunikasi 2.0,
2011), menyatakan bahwa perkembangan media baru membawa
konsekuensi pergeseran dan perubahan dalam teori-teori
komunikasi massa. Karakteristik media yang selama ini dikenal,
melebur dalam media baru. Ini karena terbentuknya mass-self
comunication. Dalam media baru ada kombinasi antara
komunikasi interper-sonal dengan komunikasi massa.8
6 Dilansir dari slideshow laman https://digitalreport.wearesocial.com/ 7 Rully Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017) h. 11 8 Errika Dwi Setya Watie, Komunikasi dan Media Sosial, Jurnal THE
MESSENGER, Vol. III No 1, Edisi Juli 2011 h. 72
4
Media sosial bisa dikategorikan sebagai komunikasi massa
karena sifatnya mengandung diskursus publik. Komunikasi massa
merupakan level komunikasi terbesar dengan cakupan sasaran
komunikasi terbanyak. Komunikasi massa terdiri dari pesan-
pesan yang ditransmisikan ke sasaran audience yang banyak dan
tersebar luas, dengan menggunakan koran, majalah, televisi,
radio, dan internet. Kondisi ini juga ditemui dalam media sosial.
Apa yang diungkapkan seseorang dalam media sosial, akan bisa
dilihat khalayak banyak, sehingga komunikasi massa terjadi.9
Penggunaan media sosial oleh lembaga media konvensional
terasa faktual saat ini. Untuk menentukan sebuah segmen, topik
acara atau bahkan sebuah program yang berdiri sendiri, ada
kalanya industri televisi mendapat inspirasi atau menggali dari
apa yang sedang menjadi trending topic di media sosial. Bahkan
jika kita mengamati, saat ini sedang marak fenomena viral dari
panggung media sosial masuk ke layar panggung televisi.
Media televisi merupakan industri padat modal, padat
teknologi dan padat sumber daya manusia.10 Secara garis besar
program acara televisi terbagi atas dua, yaitu program informasi
dan program hiburan. Program informasi adalah jenis siaran yang
tujuannya memberikan tambahan pengetahuan kepada khalayak,
sementara program hiburan adalah bentuk siaran yang bertujuan
untuk menghibur audiens. Televisi sebagai media penyiaran
audio-visual saat ini masih menjadi pilihan utama bagi sebagian
9 Errika Dwi Setya Watie, Komunikasi dan Media Sosial, Jurnal THE
MESSENGER, Vol. III No 1, Edisi Juli 2011 h. 73 10 Morisson, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Prenada Media
Group) Cet. Ke-2, h. 3
5
masyarakat untuk mendapatkan akses hiburan dan informasi.
Adapun talk show, talk show dikategorikan menjadi dua macam,
yaitu talk show berita dan talk show nonfiksi. Talk show nonfiksi
merupakan program wicara yang lebih memfokuskan pada
keanekaragaman problem sosial dan human interest yang tidak
berkaitan dengan hardnews dan timeless. Sedangkan talk show
berita adalah program dialog khusus yang ditayangkan untuk
memperkuat keberadaan program hard news sebelumnya.11
Berdasarkan survey Nielsen Consumer Media View tahun
2017, penetrasi televisi masih memimpin dengan 96% disusul
dengan media luar ruang 53%, internet 44%, radio 37%, koran
7%, tabloid dan majalah 3%. Temuan ini membantah anggapan
yang banyak beredar bahwa televisi tradisional mulai
ditinggalkan penonton akibat berpindah ke platform digital.12
Dari hasil jejak pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
televisi masih memiliki daya magnetik yang kuat.
Kompas TV adalah salah satu stasiun televisi swasta nasional
di Indonesia. Program utama Kompas TV adalah program berita,
ini terlihat dari program-programnya yang bergerak ke arah
informasi. Pada awal tahun 2016 lalu Kompas TV meneguhkan
citramya menjadi stasiun penyiaran berita. Selain berita sebagai
program utamanya, Kompas TV juga menyajikan konten
tayangan televisi yang inspiratif dan informatif. Kompas TV aktif
11 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012) h. 230-231 12 https://www.nielsen.com/id/en/press-room/2017/TREN-BARU-DI-
KALANGAN-PENGGUNA-INTERNET-DI-INDONESIA.html
6
menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram,
Youtube dan Google+.
Dalam kaitannya dengan media sosial, Kompas TV
menghadirkan satu program televisi yang mengadopsi percakapan
publik di media sosial, yaitu Kata Netizen. Program ini secara
khusus membahas isu-isu terkini yang sedang ramai
diperbincangkan di media sosial. Program ini tayang Kamis
malam pukul 22:00-23:00. Program ini mengundang narasumber
terkait topik yang diangkat pada setiap episodenya dan juga para
pakar kompeten di bidangnya masing-masing untuk berkomentar
terkait isu-isu yang hangat di media sosial. Tidak jarang terjadi
dialog atau silang pendapat di antara sesama narasumber terkait
topik yang dibahas, namun penyampaian informasi tetap dikemas
secara santai. Sehingga publik lebih memahami tentang peristiwa
yang sedang terjadi di kehidupan sehari-hari yang diedarkan di
media sosial melalui tangan-tangan warganet.
Semua program televisi memiliki perencanaan dan proses
produksi yang profesional, segala hal yang berkaitan dengan
program harus dipikirkan agar menjadi tayangan yang bermutu
serta dapat diterima masyarkat. Kata Netizen, program yang
bersumber dari konten media sosial tentu memiliki tim produksi
dan riset yang kreatif agar tayangannya dapat dinikmati oleh
masyarakat.
Program Kata Netizen menjadi menarik dikaji karena
terdapat pengintegrasian antara dua medium komunikasi massa
yaitu televisi dan media sosial dalam memproduksi konten.
Konsep tayangan Kata Netizen menayangkan informasi yang
7
viral atau segmen viral flash dari warganet dengan kemasan
informatif, mendidik dan menghibur yang merupakan aktivitas
media sosial. Dan juga memiliki segmen talkshow yang
merupakan ciri khas acara televisi. Di samping itu, program ini
juga memiliki rating yang signifikan karena hingga saat ini
program Kata Netizen tetap tayang di Kompas TV.
Bukan hal yang mudah untuk memproduksi sebuah program
tayangan televisi. Terdapat langkah-langkah penting dalam
memproduksi sebuah program acara televise, termasuk program
Kata Netizen. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa
tertarik untuk meneliti keterkaitan antara media sosial dengan
media penyiaran televisi yang berelaborasi menciptakan suatu
tayangan. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “ANALISIS
PRODUKSI PROGRAM KATA NETIZEN KOMPAS TV”
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
diwakili oleh media sosial membawa implikasi pada dunia
penyiaran, khususnya industri televisi. Hiruk-pikuk panggung
sosial media dipandang seksi oleh industri layar kaca,
sehingga stasiun-stasiun televisi berlomba untuk menggali,
menyeleksi konten pada media sosial untuk kemudian
menciptakan, menyajikan ulang, mengulas fenomena tersebut,
atau bahkan tak jarang mengundang orang-orang yang sedang
trend/viral untuk hadir dalam layar televisi.
8
Salah satu program atau tayangan khusus yang
mengalokasikan waktu terkait kehebohan di sosial media ada
pada stasiun KompasTV, dengan program siaran Kata
Netizen. Tayangan ini mengkalkulasi perbincangan publik
yang ada di media sosial selama satu pekan untuk dibawa ke
ranah stasiun televisi. Dari sini, peneliti merasa tertarik untuk
melihat proses produksi dari media sosial ke media penyiaran.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang dan identifikasi
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Bagaimana proses pra-produksi, produksi dan
pasca-produksi Kata Netizen?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui dapur redaksi dari pra-produksi, saat
produksi, hingga pasca-produksi dalam kaitannya dengan
pemanfaatan media sosial.
D. Signifikansi Penelitian
1. Signifikansi Akademik
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontirbusi bagi
studi komunikasi, yaitu bidang kajian media baru dan
9
media konvensional. Kajian ini juga ikut menambah hasil-
hasil penelitian media khususnya analisis produksi suatu
program/tayangan di stasiun Televisi.
2. Signifikansi Sosial
Penelitian ini juga dapat menjadi bahan pengetahuan awal
untuk mengetahui komoditas informasi di media sosial
dan pertelevisian. Mengangkat fenomena kekuatan
aspirasi Netizen dalam menentukan tema program di
Televisi. Selanjutnya Penelitian ini juga berguna untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses dan
tahapan produksi siaran televisi.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.13 Pendekatan
kualitatif pada penerapannya menggunakan metode
pengumpulan data dan metode analisis non-kuantitatif
seperti penggunaan instrumen wawancara, studi pustaka,
serta dokumentasi dari hasil temuan di lapangan.14
13 Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014) h. 4 14 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004) h. 2
10
Sementara metode yang digunakan adalah analisis
deksriptif yang bersifat kualitatif. Penelitian ini akan
mendeskripsikan, menguraikan, dan memaparkan
informasi tentang proses produksi program Kata Netizen
Kompas TV. Metode deskriptif hanya memaparkan situasi
dan peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan
serta tidak menguji atau membuat prediksi.15
2. Sumber Data
1) Data Primer. Data primer adalah sumber data yang
diberikan langsung kepada peneliti. Data primer
diperoleh dari narasumber yang diwawancara.
Data dari bidang Litbang Kompas TV.
2) Data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung, misalnya lewat
orang lain atau studi pustaka.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan lebih dari satu teknik
pengumpulan data. Beberapa teknik yang digunakan
antara lain:
1) Observasi, yaitu kegiatan mengamati atau
melakukan penginderaan langsung terhadap suatu
kondisi, situasi, proses, aktivitas dan perilaku yang
dianggap dapat digunakan sebagai data pelengkap.
Observasi atau pengamatan langsung merupakan
15 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Kulitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1996) h. 24
11
salah satu teknik pengumpulan data yang sering
digunakan untuk jenis penelitian kualitatif.16
Penulis berkunjung langsung dan mengamati
objek penelitian.
2) Wawancara, merupakan bentuk komunikasi antara
dua orang, melibatkan seseorang yang ingin
memperoleh informasi dari seseorang dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
tujuan tertentu.17 Peneliti melakukan wawancara
dengan tim produksi dan tim kreatif program Kata
Netizen Kompas TV.
3) Dokumentasi, mengumpulkan dokumen-dokumen
yang relevan terkait dengan permasalahan yang
diteliti, yaitu mencari data yang berkaitan dengan
dokumen, foto dan transkip wawancara.
4) Studi Kepustakaan, yaitu data yang diperoleh dari
buku, jurnal, arsip kelembagaan dan lain
sebagainya.
5) Internet, untuk memperoleh data-data tambahan
yang relevan terkait dengan permasalahan
penelitian yang relevan.
16 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004) h. 186 17 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2009) h. 62
12
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif. Terdapat tiga jenis kegiatan
analisis data dalam metode penelitian kualitatif,18 yaitu:
1) Reduksi Data, reduksi data adalah bentuk analisis
untuk mempertajam, memilih, mefokuskan,
membuang, menyusun data dalam suatu cara
dimana kesimpulan akhir digambarkan.
2) Penyajian data, susunan informasi yang
memperbolehkan pendeskripsian kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Data utama dalam
penelitian kualitatif berupa kata-kata dan tindakan
melalui proses wawancara dan pengamatan
perilaku manusia, direkam melalui pencatatan
secara tertulis dan pengambilan gambar berupa
foto.
3) Kesimpulan dan Verifikasi, hasil akhir dari
penelitian adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Penarikan kesimpulan dalam
analisis data merupakan peninjauan kembali atau
mengoreksi ulang catatan-catatan data yang
diperoleh dan pemaknaan yang dilakukan dalam
data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
prinsip induktif (umum ke khusus) dengan
18 Mattew B. Milles, A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif:
Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru, (Jakarta: UI Press, 2010) h. 129-
133
13
mempertimbangkan pola data. Peneliti juga
melakukan interpretasi terhadap data yang
direduksi.
F. Tinjauan Pustaka
Mencegah terjadi kesamaan penelitan, maka dilakukan
peninjauan pada beberapa penelitan terdahulu. Untuk itu penulis
telah menelusuri beberapa jurnal, laporan penelitian ilmiah,
maupun skripsi. Merujuk beberapa penelitian yang dilakukan,
terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, di antaranya:
Pertama, skripsi Dewi Febriyanti (2013), mahasiswi Konsentrasi
Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul,
Studi Gatekeeping Dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis
Isi Isu Penyimpangan Publik di Program Berita Kompas TV).
Dalam penelitian ini, Dewi menguraikan produksi berita pada
program Berkas Kompas dengan menggunakan teori gatekeeping
dan teori hierarki pengaruh Pamela J. Shoemaker.
Kedua, skripsi Dewi Apriani (2015), mahasiswi Konsentrasi
Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
berjudul, Analisis Deskriptif Produksi Siaran Berita Dokumenter
Lentera Indonesia di Net TV. Dalam penelitian ini, Dewi
menggunakan analisis data model Miles dan Huberman dalam
mendeskripsikan proses produksi siaran berita dokumenter
Lentera Indonesia di Net TV.
14
Ketiga, skripsi Yosephina Damaris (2016), mahasiswi Ilmu
Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Banten dengan judul, Trending Topik Twitter Dalam Menentukan
Agenda Pemberitaan Di Media Konvensional (Studi Kasus
Pemberitaan di Kompas TV Periode Oktober-Desember 2015).
Penelitian ini menjelaskan keterkaitan hubungan media
konvensional dan media mainstream dengan menggunakan teori
Agenda Setting McCombs & L. Shaw dalam menentukan isu
pemberitaan di Kompas TV.
Kelima, skripsi Andre Anang Pratama (2017), mahasiswa
Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Jakarta berjudul, Rutinitas Media Dalam Program Pagi-
Pagi Net TV: Analisis Produksi Dengan Menggunakan Teori
Hierarki Pengaruh. Dalam penelitian ini, Andre menggunakan
teori hierarki pada level rutinitas media serta tiga tahapan
produksi menurut Fred Wibowo, yakni pra-produksi, produksi,
dan pasca-produksi untuk menjelaskan proses produksi pada
program Pagi-Pagi di Net TV.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017. Untuk
mempermudah pembahasan dalam penelitian, maka penulis
secara sistematis membagi skripsi ini menjadi lima bab yang
15
mana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-bab, dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, signifikansi
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS DAN KONSEPTUAL
Bab ini menguraikan sejumlah perangkat teori
dan konsep yang dipakai untuk mendukung
keperluan analisis data penelitian. Pada bab ini
diuraikan mengenai teori komunikasi massa, teori
arus berita dua tahap bass, proses produksi
televisi Sedangkan konseptualisasi meliputi
konseptualisasi media massa, talkshow, dan
media sosial.
BAB III : GAMBARAN PROGRAM KATA NETIZEN
KOMPASTV
Bab ini pertama-tama mendeskripsikan gambaran
umum stasiun KompasTV, sejarah singkat dan
visi misinya, kemudian masuk mendeskripsikan
program Kata Netizen yang memuat latar
belakang, profil, visi dan misi, susunan redaksi.
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
16
Bab ini membahas tentang temuan dan data di
lapangan. Yaitu bagaimana proses produksi
program Kata Netizen dilakukan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi penutup. Bab terakhir ini terdiri
dari kesimpulan saran-saran berdasarkan hasil
penelitian.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Komunikasi Massa
Komunikasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu
“common”. Komunikasi pada umumnya harus bersifat dua arah
dalam upaya pertukaran pikiran (idea) dan informasi menuju
terbentuknya pengertian bersama. Sedangkan, komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan
elektronik). Awal perkembangannya, komunikasi massa berasal
dari pengembangan kata media off mass communication (media
komunikasi massa). Media massa (atau saluran) yang dihasilkan
oleh teknologi modern.1
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik media audio-visual maupun media cetak.
Komunikasi massa selalu melibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
Apabila pesan itu disampaikan melalui media pertelevisian maka
proses komunikatornya melakukan penyampaian pesan melalui
teknologi audio-visual secara verbal maupun nonverbal dan
nyata.2
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana
dikemukakan oleh Bittner yang mengatakan komunikasi massa
adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013) h.4 2 Khomsahrial Ramli, Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2016)
h. 4
18
sejumlah besar orang (mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of
people). Bentuk media komunikasi yang termasuk sebagai
komunikasi massa adalah; radio siaran dan televisi keduanya
dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah
keduanya termasuk media cetak, dan internet termasuk dalam
media baru (new media).3
B. Konsep Media Massa
1. Definisi Media Massa
Media massa sering dimaknai sebagai alat
komunikasi yang mampu mengarahkan khalayak luas
secara bersama-sama dalam waktu yang bersamaan saat
memperhatikan sebuah pesan yang disampaikan.4 Media
massa berfungsi dalam menyebarkan pesan-pesan kepada
kelompok-kelompok tertentu yang tidak memiliki
hubungan secara langsung dengan sumber pesan.5
Media massa merupakan suatu institusi yang
berpengaruh dalam masyarakat saat ini. Media
memengaruhi segala aspek kehidupan dalam masyarakat,
seperti budaya, ekonomi, dan politik. Namun, tidak hanya
media saja yang bisa mempengaruhi masyarakat. Media
massa juga kerap terpengaruh oleh perubahan sikap
3 Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala-Erdinaya, Komunikasi Massa:
Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004) h. 4 Sudirman Tebba, dkk., Bisnis Media Massa di Indonesia, (Tangera-
ng: Pustaka Irvan, 2015) h. 43 5 Julia T. Wood, Komunikasi Teori dan Praktik (Komunikasi dalam
Kehidupan Kita) Edisi 6, (Jakarta: Salemba Humanika, 2013) h. 262
19
masyarakat, seperti kepercayaan, selera, minat, dan
perilaku.6
Media massa memiliki dua bentuk, yaitu media
cetak dan media elektronik. Media cetak maupun
elektronik mempunyai keunggulan tersendiri, yaitu
memberikan gambaran yang jelas dan rinci kepada para
penikmat atau penggunanya, sehingga mereka dengan
mudah dapat mengetahui apa yang terjadi di tempat lain
dalam waktu yang bersamaan.7
2. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan
Balai Pustaka, televisi adalah pesawat sistem penyiaran
gambar obyek bergerak yang disertai bunyi (suara)
melalui angkasa dengan menggunakan alat mengubah
cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang
listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yang didengar, digunakan untuk
penyiaran pertunjukan berita dan sebagainya oleh
gambar.8
Televisi merupakan salah satu bentuk media
sebagai alat komunikasi massa. Komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
6 Shirley Biagi, Media/Impact Pengantar Media Massa , (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010) h. 13 7 Nanang Supriatna, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Ekonomi), (Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2007) h. 99 8 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran: Teori dan Praktik,
(Bandung: Bandar Maju, 1993) h.21-22
20
sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk
massa yaitu radio siaran, televisi, film yang dikenal
sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah
yang keduanya termasuk media cetak.9
Media televisi sebagai media massa yang semakin
diminati oleh masyarakat mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan televisi dalam mempengaruhi
perilaku khalayak dan kekurangannya sebagai media
massa adalah sebagai berikut ini:10
1. Bersifat lihat-dengar (audiovisual).
2. Cepat mencapai khalayak yang relative tidak
terbatas jumlahnya.
3. Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam
suasana santai, rekreatif.
4. Televisi memiliki ciri-ciri personal yang lebih
besar dari media massa lainnya, atau
menyerupai komunikasi tatap muka.
Adapun kekurangan televisi, antara lain:
1. Jangkauan pemirsa massa, sehingga pemilihan
untuk pangsa pasar tertentu sering sulit
dilakukan.
2. Iklan relatif singkat, tidak mampu
menyampaikan data lengkap dan rinci
9 Rema Karyanti S, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar ,( Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2005) h.3 10 Andi Alimuddin Unde, Televisi & Masyarakat Pluralistik, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014) h. 11-12
21
3. Relatif mahal
4. Pembuatan iklan tv cukup lama.
3. Ruang Lingkup Televisi
a. Pengertian Program Siaran
Kata program berasal dari bahasa Inggris
programme atau program, yang berarti acara atau
rencana. Undang-undang Penyiaran Indonesia tidak
menggunakan kata program untuk acara tetapi
menggunakan istilah siaran yang didefinisikan
sebagai rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering
digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia
daripada kata siaran untuk mengacu kepada
pengertian acara. Program adalah segala hal yang
ditampilkan stasiun televisi penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiensnya.11
Menurut P.C.S Sutisno dalam buku Pedoman
Praktis Penulisan Skenario Televisi Video (1993),
mendefinisikan program televisi ialah bahan yang
telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur
video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis
memenuhi persyaratan layak siar serta telah
memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku.12
11 Morrison, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 199 12 PCS. Sutrisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan
Video, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993) Cet. Ke-1, h. 9
22
b. Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan
berbagai jenis program yang jumlahnya sangat
banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya
apa saja bisa disajikan program untuk ditayangkan di
televisi, selama program itu menarik dan disukai
audiens, serta tidak bertentangan dengan kesusilaan,
hukum dan peraturan yang berlaku. Berbagai jenis
program tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian berdasarkan jenisnya, yaitu:13
1) Program Informasi (Berita)
Program informasi adalah segala jenis siaran
yang tujuannya untuk memberikan tambahan
pengetahuan (informasi) kepada khalayak
audiens. Informasi yang disajikan tidak harus
selalu program berita dimana presenter
membacakan berita, tetapi segala bentuk
penyajian informasi termasuk talkshow
(perbincangan). Program informasi dibagi
menjadi dua garis besar, yaitu berita keras
(hard news) dan berita lunak (soft news).14
a. Berita keras (hard news) adalah segala
informasi penting dan atau menarik yang
harus segera disiarkan oleh media. Berita
13 Morisson, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 208 14 Morisson, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 209
23
keras dapat dibagi ke dalam beberapa
bentuk yaitu: straight news, features, dan
infotainment.15
Straight News adalah berita singkat, tidak
mendetail dan hanya menyajikan
informasi yang penting saja 5W+1H
(Who, what, where, when, why, and how)
terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
Feature merupakan berita ringan yang
menarik. Pengertian menarik disini ialah
lucu, aneh, unik dan menimbulkan
kekaguman dan sebagainya.
Infotainment adalah menyajikan
informasi mengenai kehidupan orang
terkenal di masyarakat yang rata-rata
bekerja di dunia hiburan seperti selebritis
atau artis.
b. Berita lunak (soft news) adalah segala
informasi yang penting dan menarik yang
disampaikan secara mendalam (indepth)
namun tidak harus segera ditayangkan.
Berita yang masuk kategori ini
ditayangkan pada suatu program
15 Morisson, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 210
24
tersendiri di luar program berita. Program
yang termasuk kategori berita lunak ini
adalah: current affair, magazine,
documenter dan talkshow.16
Current affair adalah program yang
menyajikan informasi yang terkait dengan
suatu berita penting yang muncul
sebelumnya namaun dibuat secara
lengkap dan mendalam. Current affair
dapat disajikan selama isu yang dibahas
masih mendapat perhatian khalayak.17
Magazine adalah program yang
menampilkan informasi ringan namun
mendalam, atau dengan kata lain
magazine adalah feature dengan durasi
lebih panjang. Magazine lebih
menekankan kepada aspek menarik suatu
informasi ketimbang pentingnya.18
Documenter adalah program informasi
yang bertujuan untuk pembelajaran dan
pendidikan dengan sajian yang menarik.
Program documenter biasanya
menceritakan mengenai suatu tempat,
16 Morisson, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 211 17 Morrison, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010)
h. 27 18 Morrison, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010)
h. 28
25
kehidupan, atau sejarah tokoh dan
sebagainya.19
Talkshow adalah program yang
menampilkan satu atau beberapa orang
untuk membahas topik yang dipandu oleh
seseorang pembawaacara (host). Mereka
yang diundang adalah orang-orang yang
berpengalaman langsung dengan
peristiwa atau topik yang diperbincangkan
atau mereka yang ahli dalam masalah
yang tengah dibahas.20
2) Program Hiburan (Entertainment)
Adapun program hiburan yaitu program
yang berorientasi memberikan hiburan kepada
penonton. Program yang termasuk dalam
kategori hiburan adalah drama, permainan
(games), musik dan pertunjukan.21
Drama adalah program televisi mengenai
cerita kehidupan atau karakter seseorang, yang
diperankan oleh aktris atau aktor yang
melibatkan alur cerita, emosi dan konflik.
Permainan atau Games merupakan program
yang melibatkan individu atau kelompok
19 Morrison, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010) h.
28 20 Morrison, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010)
h. 28 21 Rusman Latief, Yusiatie Utud, Siaran Televisi Nondrama Kreatif,
Produktif, Public Relations dan Iklan, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015) h. 5
26
untuk bersaing merebutkan sesuatu. Program
games ini sangat diminati oleh masyarakat.
Jenis program kategori permainan yaitu; Quiz.
Musik, program musik dapat ditampilkan
dalam format konser atau video klip
C. Konsep Talkshow
Talkshow merupakan suatu program interaktif atau dialog
dimana broadcasting televisi menghadirkan seorang tokoh di
bidang politik, kesehatan, ekonomi, psikologi yang berkaitan
dengan talk show tersebut.22 Konsep talkshow memberikan
informasi secara ringan agar mudah dicerna oleh penonton.
Obrolan yang dikembangkan biasanya mengangkat sisi
kemanusiaan. Feature semacam ini bisa dikategorikan dengan
news feature yaitu sisi lain dari suatu berita straight news yang
biasanya lebih menekankan pada sisi human interest dari suatu
berita.23
Menurut Bernard M. Timbridge, talkshow dibedakan menjadi
tiga subgenre utama berdasarkan waktu penayangannya, yaitu:24
1) The Late Night Entertainment Talk Show, talkshow
jenis ini berformat hiburan, tayang malam hari,
biasanya menghadirkan selebriti, bisa juga orang lain,
22 Eva Arifin, Broadcasting to be Broadcaster, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010) h. 64 23 Morrison, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010)
h. 26 24 Amelia Lusia, eBook Oprah Winfrey & Rahasia Sukses:
Menaklukan Panggung Talkshow, h. 102
27
dan mereka duduk berdekatan untuk membincangkan
topik yang dibahas.
2) The Daytime Audience-Participation Show, format
acara ini diciptakan oleh Phil Donahue pada 1967, Ia
terinspirasi dari radio-call in show. Ketika diterapkan
di televisi, penonton memenuhi studio karena ingin
berdialog langsung dengan pakar atau selebriti.
Berbeda dengan host lain, Donahue tampil berkeliling
untuk lebih akrab terhadap penonton lain.
3) The Early Morning News Talk Magazine Show format
acara talkshow ini adalah tayang sebelum tengah hari.
Penayangannya berubah-ubah setiap tahun sesuai
tuntutan industri penyiaran.
Jika dilihat dari gayanya, talkshow dibedakan
menjadi dua tipe utama, yaitu:25
1) Light Entertainment
Talkshow jenis ini dimulai dengan acara
mewawancarai selebriti, seperti bintang
film atau politisi. Dalam acara seperti ini,
pemandu acara duduk di belakang sebuah
meja dan mewawancarai tamu acara
tersebut. acara ini selalu memiliki atmosfer
positif, nyaman, ceria, dan disiarkan pada
malam hari.
25 Amelia Lusia, eBook Oprah Winfrey & Rahasia Sukses:
Menaklukan Panggung Talkshow, h. 102
28
Titik berat light entertainment ada pada
unsur sensasi dan drama. Mereka
menampilkan orang-orang tertentu sebagai
tamu dengan permasalahan yang
cenderung kontroversi.
2) Serious Discussion
Acara talkshow seperti ini lebih spesifik
jika ditinjau dari materinya. Isinya
berkonsentrasi pada topik khusus di bidang
politik atau sosial, bisa juga pada sesorang
yang menjadi incaran berita pada saat itu.
Dalam acara yang sedang trend saat itu,
factor keseriusan dengan pendekatan
jurnalistik tetap dipertahankan, namun
ditambahkan unsur personal yang lebih
mudah diadopsi oleh khlayak penonton.
D. Konsep Media Sosial
Dalam memberikan definisi terhadap media sosial,
diperlukan pendekatan dari teori-teori sosial untuk membedakan
secara jelas antara media sosial dengan media internet lainnya.
Definisi media sosial menurut Kaplan dan Haenlein adalah
sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar
ideologis dan teknologi web 2.0 yang memungkinkan terjadi
29
penciptaan dan pertukaran yang dihasilkan dari pengguna
konten.26
Media sosial dapat diartikan sebagai medium di internet
yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi
dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara
virtual.27 Kendati banyak kesamaan antara media sosial dan
media siber, namun ada perbadaan diantara keduanya, dimana
ada beberapa karakteristik dari media sosial yang tidak dimiliki
oleh media siber. Berikut adalah karakteristik dari media sosial:
a. Jaringan (Network) Antar Pengguna
Media sosial memiliki karakter jaringan sosial. Media
sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk di
dalam aringan atau internet. Jaringan yang terbentuk
antar pengguna merupakan jaringan yang secara
teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti
komputer, telepon genggam, atau tablet. Jaringan yang
dimaksud sebagai karakteristik media sosial adalah
media sosial pada dasarnya terbentuk dari sistem yang
berjejaring atau manusia yang saling terkoneksi dengan
bantuan teknologi.
b. Informasi (Information)
Informasi dapat dikatakan sebagai entitas penting
dalam media sosial. Sebab tidak seperti media lain di
26 Kaplan dan Haenlein, “Users of the Worlds, Unite! The Challenge
and opportunities of Social Media”. Bussines Horizon, 2010. h. 59 27 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi,, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015) h. 11
30
internet, pengguna media sosial mengkreasikan
representasi identitasnya, memproduksi konten, dan
melakukan informasi berdasarkan informasi. Bahkan
informasi menjadi semacam komoditas dalam
masyarakat informasi. Informasi diproduksi,
dipertukarkan, dan dikonsumsi yang menjadikan suatu
informasi tersebut bernilai.
c. Arsip (Archive)
Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah
karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah
tersimpan dan bisa diakses kapanpun dan melalui
perangkat apapun. Arsip juga merupakan salah satu
kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial.
Dengan mudahnya seseorang yang menyimpan data di
media sosial, dapat mengunggahnya lagi atau
melihatnya lagi kapan saja. Setiap informasi yang
diunggah tidak akan hilang begitu saja saat pergantian
hari, bulan maupun tahun.
d. Interaksi (Interactivity)
Secara sederhana, interaksi yang terjadi di media
sosial minimal berbentuk saling mengomentari atau
memberikan tanda tanda yang ada di media sosial.
Seperti halnya ketika kita melihat seseorang
mengunggah foto, kita bisa berinteraksi dengan orang
tersebut dengan cara memberikan like ataupun
komentar.
e. Simulasi Sosial (Simulation of Society)
31
Jean Baudrillad dalam Nasrullah mengungkapkan
makna simulasi bahwa kesadaran yang nyata di benak
khalayak semakin berkurang dan tergantikan dengan
realitas semu. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
imaji yang disajikan media secara terus menerus.
Khalayak seolah tidak dapat membedakan antara yang
nyata dan yang ada di layar kaca. Term Simulacra
digunakan oleh Boudrilad untuk menggambarkan
bagaimana relitas yang ada di media adalah bukan
cerminan suatu realitas. Di dalam media sosial,
interaksi yang terjadi memang menggambarkan
bahkan mirip sekali dengan realitas yang ada, akan
tetapi sebenarnya yang terjadi hanyalah simulasi dan
bahkan terkadang berbeda sekali dengan realitasnya.
f. Konten Oleh Pengguna (User-Generated Content)
Hal yang menjadi basis dari media sosial adalah
kekayaan informasi, karena setiap individu berhak
mengunggah informasi apapun. Oleh karena itulah
term ini menunjukkan bahwa setiap konten di media
sosial sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi
masing-masing individu atau pemilik akun.
g. Penyebaran (Share/Sharing)
Penyebaran terjadi dalam dua jenis. Pertama, melalui
konten dan kedua adalah perangkat. Di media sosial,
konten tidak hanya diproduksi oleh khalayak
pengguna, tetapi juga didistribusikan secara manual
oleh pengguna lain. Melalui perangkat, penyebaran
32
bisa dilihat bagaimana teknologi menyediakan
fasilitas untuk memerluas jangkauan, seperti yang ada
pada fitur share.
E. Teori Arus Komunikasi Berita Bass
Pada teori Bass dijelaskan proses pencarian dan
pengumpuan bahan berita atau proses produksi yang terjadi
dalam organisasi media massa, di mana prosesnya dapat dibagi
menjadi dua tahapan, yaitu perolehan beritan dan pengolahan
berita. Model Arus Berita dalam Teori Berita Bass ditunjukan
pada gambar di bawah ini:
TAHAP I TAHAP II
Gambar 2.1
Teori Arus Berita Internal Dua Tahap Bass
Pada tahap I, misalnya: penulis, wartawan, dan editor lokal
Pada tahap II, misalnya: redaksi dan penerjemah.
Pada tahap pertama Bass menjelaskan ketika para jurnalis
atau pencari berita membuat berita kasar berupa peristiwa, pidato
penting atau konferensi pers yang kemudian menjadi copy berita
atau bahan berita. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita
mengubah atau menggabungkan bahan berita tersebut menjadi
BAHAN
BERITA
PENCARI
BERITA
COPY
BERITA
PENGOLAH
BERITA
PRODUK
AKHIR
33
hasil akhir (surat kabar atau siaran berita) yang disiarkan kepada
khalayak.28
F. Proses Produksi
Setiap media massa pasti memiliki program yang akan
disampaikan kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan televise
yang memiliki beragam program untuk disuguhkan ke tengah
khalayak luas. Program-program yang akan disuguhkan itu sudah
melalui berbagai proses yang pada akhirnya terbentuk satu
program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses dibuatnya
program di televise biasa disebut dengan proses produksi. Di
mana maksud dari proses produksi adalah sekumpulan tindakan,
perbuatan atau pengolahan yang terarah dan teratur untuk
menghasilkan sebuah produk atau program.
Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara
untuk ditayangkan di televise. Proses produksi ini merupakan
perjalanan panjang yang melewati berbagai tahapan, melibatkan
banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian, dan
berbagai peralatan serta dukungan biaya.
Dalam merencanakan sebuah program televisi, seorang
produser professional akan dihadapkan pada lima hal yang
memerlukan pemikiran mendalam, yaitu:
1. Materi Produksi
Materi produksi merupakan segala sesuatu yang akan
diproduksi menjadi sebuah tayangan. Materi produksi
28 Dennis McQuail, Model-Model Komunikasi, Alih Bahasa Putu
Laxman Pendit (Jakarta: Uniprimas, 1985) h. 110
34
dapat beruapa apa saja yang dapat diolah menjadi
produksi yang bermutu dan layak siar. Materi produksi
harus dipikirkan secara matang agar bisa menarik
khalayak.
2. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah peralatan dan perlengkapan untuk
mengubah ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Ada
tiga pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat
produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit
perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan.
Selebihnya berfungsi sebagai alat penunjang produksi.
Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan
unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.
3. Biaya Produksi
Merencanakan biaya produksi membutuhkan pemikiran
yang cukup rumit. Biaya dalam sebuah produksi
merupakan hal yang harus mendapat dukungan finansial
dari stasiun televise yang bersangkutan. Perencanaan
biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan,
yaitu financial oriented dan quality oriented.29
a. Financial Oriented
Perencanaan produksi yang didasarkan pada
kemungkinan keuangan yang ada. Karena itu
tuntutan-tuntutan semisal menggunakan artis
29 Fred Wibowo, Teknik Produksi Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2007) h. 29
35
yang mahal, shooting terlalu jauh, konsumsi
yang mahal perlu diminimalisir agar proses
produksi berjalan lancer. Terutama produksi
televise yang memerlukan biaya yang realtif
mahal.
b. Quality Oriented
Perencanaan produksi yang didasari atas
tuntutan kualitas hasil produksi yang
maksimal. Dalam hal ini tidak ada kekurangan
masalah keuangan. Produksi diharapkan dapat
mendatangkan profit, baik dari segi nama baik
televisi maupun finansial
4. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Organisasi pelaksana produksi meliputi semua kru yang
bertugas dan juga semua pihak yang berkaitan dengan
proses produksi tersebut. seorang produser harus
menyusun rapi organisasinya agar produksi tidak
terhambat. Pada divisi pemberitaan atau news, secara
umum organisasi pelaksanaanya terdiri dari direktur
pemberitaan, produser, produser eksekutif, koordinator
liputan, kamerawan, editor, pengarah program, reporter
dan penyiar berita.
5. Proses Tahapan Produksi Televisi
Produksi adalah pengubahan bentuk naskah
menjadi bentuk audio dan visual, sesuai dengan kaidah-
kaidah yang berlaku bagi pertelevisian. Produksi program
36
televisi memiliki berbagai macam format dan materi.
Beberapa diantaranya terkadang memiliki prosuder atau
tata-laksana kerja yang berbeda. Setiap materi program
mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan karakteristik
dan spesifikasinya. Produksi siaran merupakan salah satu
bagian dari organisasi penyiaran yang bertugas menangani
produksi program acara.30
Untuk memproduksi program televisi ada standar
kerja yang disebut dengan Standard Operational Procedur
(SOP) yang berfungsi sebagai acuan dalam tahapan proses
produksi. SOP adalah standar kerja yang berlaku untuk
semua pelaksanaan produksi program siaran untuk
program hiburan maupun informasi, tetapi terkadang
untuk program informasi tidak selalu membutuhkan SOP,
khusus pada jenis program hard news yang materinya
update, aktual, faktual karena membutuhkan penyajian.31
Tahapan pelaksanaan produksi suatu program
televisi melibatkan banyak peralatan, orang dan biaya
besar. Selain memerlukan suatu organisasi yang rapih
juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas
dan efisien. Program acara televisi sebelum tayang,
sebenarnya telah melalui sejumlah tahapan-tahapan.
30 Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Grasindo,
1997) h. 24 31 Rusman Latief, Yusiate Utud, Siaran Televisi Nondrama Kreatif,
Produktif, Public Relations dan Iklan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015)
h.146
37
Tahapan Standard Operation Procedure (SOP)
pelaksanaan produksi televisi secara garis besar
dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu:32
1. Pra Produksi(Pre-Production)
Tahapan ini merupakan tahapan awal dari seluruh
kegiatan produksi siaran, karena itu disebut juga tahap
planning production. Pada tahap ini, program acara
berawal dari sebuah ide atau gagasan baik perorangan
atau kelompok, yang diteruskan dengan proses tukar
pikiran. Tahap pra-produksi ini terbagi menjadi tiga
bagian di antaranya:
1) Penemuan Ide
Tahapan ini dimulai ketika produser menemukan
ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan
naskah atau meminta penulis naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah
riset.
2) Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja
(time schedule), penyempurnaan naskah,
penelitian naskah, pemilihan bintang tamu, lokasi,
estimasi biaya, penyediaan biaya, waktu siaran dan
rencana lainnya yang merupakan bagian dari
32 Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Grasindo,
1997) h. 24
38
perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan
teliti.
3) Persiapan
Pada tahap ini meliputi semua hal yang berkaitan
dalam perencanaan, latihan penyiar, pembuatan
setting suara, meneliti dan melengkapi semua
perlengkapan yang diperlukan. Semua persiapan
ini paling baik sesuai dengan jangka waktu yang
sudah ditentukan.
2. Produksi (Production)
Pada tahap produksi, pada prinsipnya
memvisualisasikan konsep naskah atau rundown acara
agar dapat dinikmati pemirsa, dimana pada tahap ini
sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis
(engineering) dengan menggunakan peralatan dan
operator terhadap peralatan yang dioperasikan atau lebih
dikenal dengan istilah production service.33
Production service yang bersifat teknis (service)
seperti Technical Director (TD), Maintenance
Engineering dan Operator perangkat itu sendiri seperti
cameraman, audioman, lightingman dan yang
dikoordinasi (manajemen) bagian production departemen
seperti executive producer, tim kreatif maupun production
33 Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta:
Graha Ilmu) Edisi Kedua, Cet. Ke-I, h. 55
39
director yang akan mendirect program tersebut di
lapangan.34
Agar pelaksanaan shooting dapat berjalan lancar,
produser harus memikirkan penyusunan organisasi
pelaksanaan produksi serapi-rapinya. Suatu organisasi
pelaksanaan produksi yang tidak disusun dengan rapi
akan menghambat jalannya produksi. Dalam hal ini,
produser dapat dibantu dengan asisten produser yang akan
mendampingi produser dalam mengendalikan produksi.35
Berikut beberapa jenis teknik produksi program televisi36:
1) Tapping
Tapping merupakan kegiatan merekam adegan
dari naskah menjadi bentuk audio video (AV).
Pelaksanaan rekaman dapat dilakukan dengan
cara: (a) produksi dilaksanakan seluruhnya di
dalam studio; (b) dilaksanakan di luar studio; (c)
produksi dilakukan di dalam dan di luar studio.
2) Live
Live atau siaran langsung, dalam peraturan KPI
Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Perilaku
Penyiaran disebutkan, siaran langsung adalah
segala bentuk program siaran yang ditayangkan
tanpa penundaan waktu.
34 Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta:
Graha Ilmu) Edisi Kedua, Cet. Ke-I, h. 55 35 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta:
Pinus, 2007) h. 23 36 Rusman Latief, Yusiatie Utud, Siaran Televisi Nondrama Kreatif,
Produktif, Public Relations dan Iklan, (Jakarta: Prenadamedia Group) h.152
40
3. Pasca-Produksi (Post-Production)
Post production adalah tahapan akhir dari proses
produksi program sebelum on air. Paska produksi lebih
berorientasi untuk produksi program-program acara yang
bersifat tidak langsung (recording), karena untuk siaran
langsung biasanya didirect pada panel switcher oleh
Program Director (PD) untuk kemudian ditransmisikan
secara langsung (live) ke pemirsa.
Tahap penyelesaian paska produksi meliputi tiga langkah
utama, yaitu:37
1) Offline editing yaitu merangkai konsep acara
menjadi sesuatu yang tersusun rapi namun masih
kasar (belum diberi effect). Setelah proses
pengambilan gambar selesai, time code dari setiap
potongan gambar akan dicatat. Hal inipenting
untuk dilakukan agar memudahkan proses editing
online. Pada tahap ini, editor hanya mencatat time
code in dan time code out dari setiap potongan
gambar yang ingin diedit.
2) Online editing merupakan kelanjutan dari offline
editing. Dalam editing online, editor harus benar-
benar teliti memperhatikan tiap catatan time code
in dan time code out,karena pada saat editing
online merupakan tahap terakhir editing program
37 Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta:
Graha Ilmu), Edisi Kedua, Cet. Ke-I h. 56
41
untuk materi yang tidak/belum untuk disiarkan.
Materi program yang sudah melalui offline editing
akan disempurnakan dengan pemberian effect-
effect gambar, transisi gambar (solving) tujuannya
agar program acara yang sedang diproduksi
tampak lebih bagus.
3) Proses dubbing atau diberikan narasi bila
diperlukan. Narasi dapat dibuat sebelum proses
editing offline, di mana gambar yang diedit
mengikuti narasi, juga dapat dibuat setelah
susunan gambar tertata rapi kemudian buat
narasinya.
4) Mixing adalah tahapan menyesuaikan,
menyelaraskan, menyeimbangkan suara dan
pemberian efek suara berupa music pada program
(adegan) dengan memperhatikan kepentingan
gambar yang ditampilkan. Jika proses mixing
sudah selesai dilakukan preview. Mengecek
keseluruhan materi program. Kalau tidak ada
masalah, program tersebut siap on air, namun jika
ilustrasi musik dengan dialog belum seimbang
dapat dilakukan lagi penyempurnaan.
1) Proses titling yaitu pemberian tulisan bila
program acara yang diproduksi butuh
informasi berupa tulisan atau text terjemahan
maupun credit title pada akhir cerita.
42
2) Quality control, yaitu melakukan proses
pengawasan, penilaian, penentuan kelayakan,
menyeleksi dan memodifikasi konten program
melalui kegiatan preview program televisi.
Pengecekan materi bahan siaran dalam proses
penentuan kelayakan seluruh bahan siaran
apakah sudah OK atau masih revisi.38
38 Andi Fachruddin, Manajemen Pertelevisian Modern, (Yogyakarta:
ANDI, 2016) h.47
43
BAB III
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Kompas TV
Kompas Gramedia Group (KGG) melalui PT. Duta Visual
Nusantara Tivi Tujuh pada tanggal 22 Maret 2000 meresmikan
stasiun televise yang diberi nama TV7. Kurang dari 7 tahun
kepemilikan saham TV7 sebagian besar dijual ke PT. Trans
Corporation sehingga KGG tidak memiliki wewenang dalam
menentukan arah TV7. Pada tanggal 15 Desember 2006 secara
resmi TV7 berganti nama menjadi Trans7.
Pada tahun 2000 Kompas Gramedia Group merasa perlu
untuk mensinergikan visi misi yang dapat diaplikasikan melalui
audio visual yang perkembangannya semakin pesat. Diawali
dengan dibentuknya proyek Kompas Gramedia TV, proyek ini
memulai kegiatannya dengan membentuk Kompas Gramedia
Production yang memiliki tugas untuk memproduksi acara yang
value added bagi pemirasnya. Program-program yang
ditayangkan mengandung nilai-nilai kemanusiaan, nilai sosial dan
pendidikan. Proyek Kompas Gramedia TV (KGTV) sekaligus
mempersiapkan terbentuknya KGTV Network, Kompas Channel,
Kompas Gramedia Vision, dan Kompas TV.
Kompas TV merupakan unit usaha dari Kompas
Gramedia Group (KGG) yang sudah mulai beroperasi sejak 1963.
Kompas TV adalah perusahaan media yang menyajikan konten
tayangan televisi insipiratif dan menghibur untuk keluarga
Indonesia. Sesuai dengan visi-misi yang diusung, Kompas TV
44
mengemas program tayangan news, adventure & knowledge, dan
entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program
tayangan Kompas TV menekankan pada eksplorasi Indonesia
baik kekayaan alam, khazanah budaya, Indonesia kini, hingga
talenta berprestasi. Tidak berhenti pada program tayangan
televisi, tersedia pul produksi film layar lebar dengan jalan cerita
menarik dan didukung talenta seni berbakat Indonesia.
Pada tanggal 28 Juni 2011, Kompas TV mulai
menayangkan program-programnya di salah satu stasiun televisi
lokal. Sebagai content provider, Kompas TV tayang perdana
tanggal 9 September 2011 berbagai kota di Indonesia:
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Denpasar, Banjarmasin dan Makasar. Jumlah kota tersebut terus
bertambah lebih dari 100 kota di seluruh Indonesia. Kompas TV
memasok program tayangan hiburan dan berita pada stasiun
televisi lokal di berbagai kota di Indonesia yang terlibat dalam
proses kerja sama. Stasiun televisi lokal akan menayangkan 70%
program tayangan produksi Kompas TV dan 30% program
tayangan lokal. Selain itu, Kompas TV juga dapat dinikmati
melalui streaming di www.kompas.tv/live serta melalui berbagai
televisi berbayar termasuk diantaranya, K-Vision. Sejak tanggal 9
September 2011, Kompas TV bekerjasama dengan provider
televise berbayar yang menyediakan kanal bagi Kompas TV
sehingga memberikan tayangan dengan kualitas High Definition
(HD). Kualitas HD tersebut menyajikan gambar dengan resolusi
tinggi sehingga pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan
kontur jelas dan warna yang lebih tajam.
45
Kompas TV sebagai pionir kualitas High Definition
tengah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang
lazim digunakan secara internasional. Tumbuh dalam industri
televisi komersial dengan persaingan yang sangat ketat, Kompas
TV berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi sehingga
dapat selalu menyajikan program tayangan inspiratif dan
informative dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia.
Bagi sebuah televisi, adalah tanggung jawab besar untuk
membentuk moral bangsa.
1. Visi-Misi Kompas TV
“To be the most creative organization in Southeast Asia
to enlight people’s live with programmes and service that
inform, education and entertaint and to engage our audience
with independent, distinctive, and appealing mix of media
digital and content, delivered via multiplatform service.”
“Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara
dalam mencerahkan kehidupan manusia dengan
menayangkan program-program dan jasa yang bersifat
informative, edukatif, dan menghibur’ mengikat para
penonton dengan paduan program dan layanan yang mandiri,
berbeda, serta memikat dan disuguhkan melalui layanan
multiplatform.”
46
2. Program-program Kompas TV
Kategori Nama Program
Berita 1. Kompas Pagi
2. Kompas Siang
3. Kompas Petang
4. Kompas Malam
5. Kompas Update
6. Kompas Sport Pagi
7. Kompas Sport Petang
8. Kompas Sport Malam
9. Kilas Kompas
10. Kompas Dunia
11. Kompas Bisnis
12. Sapa Indonesia Pagi
13. Sapa Indonesia Siang
14. Sapa Indonesia Malam
15. Sapa Indonesia Akhir
Pekan
16. Breaking News
17. Indonesia Update
18. Kompas Sepekan
Features 1. Bedah Peristiwa
2. CS Fie
3. Berkas Kompas
4. Aiman
47
5. Target
6. Singkap
7. Jejak Kasus
8. Dua Arah
Talk Show 1. Satu Meja
2. Bincang Kita
3. Dua Arah
4. Inspirasi Dari Senayan
5. Kata Netizen
6. Rosi
Variety Show 1. A Day With
2. Food Story
3. Urban Cook
4. Menu Lokal
Penjelajahan 1. Explore Indonesia
2. Etalase
3. Weekend Yuk
4. Ring Of Fire
Adventure
Hiburan, Olahraga
dan Otomotif
1. Jalan-jalan
2. Stand Up Comedy
Indonesia
48
3. Football Inside
4. Sportypedia
Tabel 3.1 Daftar Acara Kompas TV1
B. Program Kata Netizen
1. Profil Kata Netizen
Kata netizen merupakan salah satu program talkshow
yang ada di Kompas TV. Program ini berada di bawah
naungan department atau divisi news and current affair yang
dimanegeri oleh bapak Zainal Bakti dan Ibu Rosiana Silalahi
sebagi Pemimpin redaksinya. Program talkshow Kata Netizen
didesain untuk menjadi tontonan talkshow alternatif di mana
talkshow-talkshow di televisi sudah terlalu mengusung
konsep biasa. Kata Netizen hadir dengan konsep integrasi
antara media sosial mainstream dengan media penyiaran
televisi.
Pengintegrasian ini dimaksudkan untuk mengcover
generasi millennial yang hidup berbarengan dengan
kemunculan teknologi digital (digital native) dan generasi
usia 40 tahun ke atas (digital immigrant) di mana mereka
masih memanfaatkan televisi sebagai akses informasi yang
utama. Program Kata Netizen ini secara khusus dan
mendalam membahas berbagai fenomena yang terjadi di
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_acara_Kompas_TV
49
media sosial selama satu pekan dengan mengambil pola news
dan dikemas dalam bentuk talkshow yang mengangkat isu-isu
faktual yang berkaitan langsung dengan peristiwa-peristiwa
nyata di kehidupan publik.
Program Kata Netizen dibawakan secara santai namun
sarat akan informasi yang mendalam. Berbeda dengan stasiun
televisi lain yang juga mengambil konten utamanya dari
media sosial. Umumnya acara-acara lain hanya mengutip,
mengangkat atau mencomot bahan-bahan dari media sosial
tanpa ada pembahasan substansinya apa, mengapa isinya
demikian dan seterusnya. Pada program Kata Netizen semua
dijelaskan, dicerahkan, dan diperoleh informasi tambahan
lewat talkshow yang dikonsepkan sejak meeting tim produksi.
Jika dilihat dari gayanya, talkshow Kata Netizen termasuk
dalam talkshow serious discussion, karena isinya
berkonsentrasi pada topik khusus di bidang politik dan sosial
atau pada seseorang atau peristiwa yang sedang menjadi
sorotan pada saat itu. Kata Netizen pertamakali tayang pada
16 Agustus 2017 dan disiarkan setiap Kamis pukul 22.00-
23.00 di Kompas TV dengan Riko Anggara sebagai pemandu
acara.
50
2. Tampilan Media Sosial Kata Netizen
Gambar 3.1 Tampilan Twitter Kata Netizen
Gambar 3.2 Tampilan Instagram Kata Netizen
51
3. Tim Produksi Kata Netizen
Pemimpin Redaksi Rosianna Silalahi
Wakil Pemimpin Redaksi Yogi Arif Nugraha
Penanggung Jawab Program Zaenal Bhakti
Eksekutif Produser Aria Radjasa
Produser Fandi Kurniawan
Pratomo Kurniawan
Penanggung Jawab
Operasional Produksi
Putradyatama
Penanggung Jawab
Pendukung Produksi
Arman Abdul Rahman
Penanggung Jawab Peliputan Alexander Wibisono
Unit Produksi Manajemen Dhina Aprilia
Associate Produser Akbar Ramadhan
Reporter Windia Rahmatika
Desy Arsyati
Penanggung Jawab Pengarah
Acara
dan Lapangan
Putra Herdanies
Pengarah Lapangan Meyunius Andreas
Klara Desita
Pengarah Acara Arief Ermawan
Syarif Debo Hidayat
Penata Gambar Studio dan
Current Affair
Daday Rahmat
52
Penata Gambar Imam Hanafi
Asril Mauryanto
Ari Dasis Siswantara
Haris Kurniawan
Andhika Espinoza
Ruang Kendali Program Nuki Firdaus
Penata Suara Kizzy Nindiana
Puji Susetyo
Dimas Agni
Penata Cahaya Caswadi
Sadana Boedhi
Operator Ruang Kendali Magdalena SP
Reza Pahlevi
Dody Setiawan
Wulandari
Penanggung Jawab Pasca
Produksi
Wandi Hermawan
Penyunting Gambar Mungki Pamungkas
Kartiko Adi
Sekretariat Produksi Herra Amaliyah
Unit Artis dan Narasumber Gugun Sujana
Penata Grafis Djajusman
Arie Adriyan
Asep Sutarman
Pusat Ruang Kendali Siar Daniel P
Justinus – Dwi
53
Ridwan – Sugi
Henri
Artistik Johanes Hartomo
Pelaksanaan Set Wahyu K – Gunawan
Perlengkapan Set Antoniette Louise
Penata Busana dan Tata Rias Hermansyah
Leni Maelani
Pengelolaan Fasilitas Studio Mamin Burhanuddin
Penanggung Jawab Teknik Jefri Partogi
Penanggung Jawab
Operasional Broadcast
M. Sudiantoro
Pengarah & Pendukung
Teknik
Oki Teguh Karya
Sumantri
Yogi Ilham
Penanggung Jawab Teknologi
dan Informasi
Shofi Ikhwandi
Transmisi dan Mekanikal
Elektrik
Agus Salim
Penanggung Jawab
Operasional Umum
Lucilla Octavianti
Operasional Umum Gunadi
Diah Lestari
Penanggung Jawab
Penjadwalan
Didi Istiadi
Penanggung Jawab Promo
Siar
Pitrus Setyadi
54
Pelaksana Promo Siar Amri Sitompul
Tommy Mosche
Penanggung Jawab Digital Haris Mahardika
Idham Saputra
Tabel 3.2 Struktur Tim Produksi Kata Netizen
55
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Teori Arus Berita (Bass) dalam Memilih Konten di Media
Sosial
Teori arus berita Bass menyatakan bahwa dalam sebuah
produksi konten, prosesnya akan melalui dua tahapan yang saling
berkaitan. Mengacu pada teori tersebut, penulis akan
menghubungkannya dengan proses produksi program Kata
Netizen di Kompas TV. Tahap pertama terjadi ketika para pencari
berita membuat berita kasar yang diperoleh dari peristiwa, pidato,
konferensi pers menjadi copy berita atau bahan berita. Kemudian
tahap kedua yang terjadi ketika para pengolah berita mengubah
atau menggabungkan bahan tersebut menjadi hasil akhir (sebuah
surat kabar atau siaran berita) yang disirakan kepada khalayak
umum.1
Dari penjelasan itu, produksi suatu program oleh media
dibagi ke dalam dua tahapan yang saling terkait. Tahap pertama
ditandai sebagai proses pengolahan dan pengumpulan bahan
berita. Ini terjadi ketika pencari berita atau reporter membuat
berita kasar menjadi copy berita atau bahan berita. Tahap kedua
atau selanjutnya terjadi ketika pengolah berita atau editor yang
bertugas menggabungkan bahan berita yang diperoleh menjadi
hasil akhir. Dalam hal ini adalah sebuah segmen Viral Flash kata
Netizen.
1 Dennis McQuail, Model-model Komunikasi. Alih Bahasa Putu Laxman
Pendit (Jakarta: Uni Primas, 1985) h. 110
56
Tahap I
1. Tahap Pengumpulan Bahan-bahan di Media Sosial
Kata netizen merupakan program yang secara
khusus mengulas fenomena yang marak diperbincangkan
di media sosial oleh warganet selama satu pekan. Program
ini pertama-tama dimulai oleh Segmen Viral Flash. Viral
Flash disusun oleh Reporter berdasarkan 5 topik teratas
yang paling banyak menyedot perhatian warganet di
media sosial. Dalam istilah sosial media twitter biasa
disebut trending topic, yakni suatu topik-topik atau
peristiwa popular yang sedang ramai diperbincangkan di
twitter. Semakin banyak cuitan tentang suatu peristiwa,
maka semakin besar pula rentetan peristiwa itu berada di
daftar trending topic twitter.
Trending topic di twitter mengacu oleh symbol
tagar “#” tagar ini membantu pengguna twitter untuk
memahami isu popular suatu peristiwa pada waktu
tertentu. Trending topic ada yang mampu bertahan lama,
dan ada juga yang tidak. Sebuah tren mampu bertahan
lama apabila terus-menerus dicuitkan oleh akun-akun baru
yang ikut mengomentari.
Selain twitter, Tim Kata Netizen juga menyoroti
media sosial Instagram. Pada instagram yang menjadi
acuan bukan hashtag “#” seperti pada twitter, tetapi
penilaian status viral melalui seberapa banyak likes dan
komentar suatu postingan yang diperbincangkan oleh
57
pengguna-pengguna akun Instagram. Berbeda dengan
twitter, Top Viral di Instagram biasanya didominasi oleh
selebgram, atau opinion leader yang memang dari segi
followers sudah sangat banyak.
Proses penghimpunan konten-konten di media
sosial melalui beberapa tahapan internal sesuai dengan
kebijakan redaksi program Kata Netizen. Konten yang
diangkat tidak sembarangan, mengingat banyaknya berita
bohong, adu domba dan caci-maki yang menjangkit
pengguna media sosial di Indonesia. Teori Gatekeeping
yang mengasumsikan bahwa suatu peristiwa sebelum
terbit atau siar harus melalui sejumlah penjaga gawang
semisal; reporter, editor, eksekutif produser, produser
program atau pemimpin redaksi.
Karena itu, proses pengumpulan konten-konten di
media sosial harus melalui beberapa tahapan internal
sesuai dengan kebijakan redaksi Program Kata Netizen.
Konsep kebijakan redaksional pada dasarnya adalah
rumusan para staf redaksi untuk menentukan seperti apa
produksi acara yang akan disirakan. Penenutuan ini
berdasarkan analisis kebutuhan pemirsa yang didukung
oleh inovasi pengelola media tersebut. kebijakan
redaksional dapat juga dimaknai sebagai agenda media
dalam menentukan program siaran.
Pada tahap ini, proses produksi berita dimulai dari
seluruh aktivitas warganet yang ada di media sosial. Bagi
tim redaksi Kata Netizen, media sosial merupakan lahan
58
produktif untuk menghasilkan berita atau tayangan
program siaran yang nantinya akan dijadikan acara
khusus. Lalu bahan-bahan mentah itu dikumpulkan oleh
tim produksi Kata Netizen. Adapun pengumpulan bahan
atau konten-konten dari media sosial adalah hasil kerja
Tim Digital Kompas TV yang memantau arus
perbincangan di media sosial
“Masyarakat sekarang ini juga jadi pemegang
kunci gerbang yang ikut menentukan konten, itu saya kira
berlaku dimana-mana. Seperti yang saya bilang tadi, Tim
Digital Kompas TV memantau apa yang viral di dunia
maya, lalu Tim Provetic mencari tahu kenapa bisa ramai,
angkanya seperti apa, kenapa menjadi ketertarikan bagi
masyarakat. Nah, Tim Produksi Kata Netizen tinggal
menggali, punya dampaknya nggak ini bagi masyarakat
jika ini kita tayangkan, atau menarik nggak ini kalo kita
angkat, timbul pro-kontra tidak, ada nggak news value-
nya. Jadi masyarakat punya peran yang umum saja, tapi
untuk arahnya konten tetap murni kita yang pegang.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa berita kasar untuk Viral Flash didapat
dari sinergi antara Tim Digital Kompas TV dengan
partner Kata Netizen, yaitu PT. Provetic Indonesia.
Setelah bahan-bahan mentah tersebut masuk ke meja
redaksi kata Netizen, selanjutnya produser menugaskan
59
seorang reporter untuk menggali informasi yang lebih
dalam lagi tentang bagaimana kronologinya, kenapa bisa
diperbincangkan sedemikian rupa. Reporter berperan
untuk mendapatkan data yang akurat, memperoleh fakta-
fakta untuk menambah pemahan mengenai informasi atau
fenomena tertentu yang dianggap menarik sebelum
dituangkan ke dalam naskah atau tulisan.
Produser meminta seorang reporter untuk memilih
konten viral apa yang sesuai dengan editorial Kompas TV
dengan menekankan studi riset. Riset dapat dirumuskan
sebagai pencarian pengetahuan atau setiap penyelidikan
sistematis terhadap fakta-fakta yang ada. Riset adalah
proses mengumpulkan, menganalisis dan menerjemahkan
informasi atau data secara sistematis, untuk menambah
pemahan kita terhadap suatu fenomena tertentu yang
menarik perhatian. Reporter meriset informasi sedalam
mungkin untuk memperkuat sajian berita yang nanti
ditayangkan. Jika peristiwanya viral namun tidak sesuai
dengan editorial Kompas, maka peristiwa itu tidak akan
mendapatkan prioritas.
“Jadi reporter kita tugaskan untuk riset konten
media sosial yang masuk dari Tim Provetic dan juga Tim
Digital Kompas TV. Riset bisa macem-macem, entah itu
hal yang serius, satire atau marah tergantung dari
fenomena yang lagi viral. Kita perdalam semuanya
sehingga bisa jadi tayangan yang informative, punya
dampak. Riset inilah yang tidak disediakan oleh Tim
60
Digital dan Provetic. Jadi mereka hanya memberi kita
data kuantitaif, nah data kualitatifnya kita yang bikin.”
Segmen Viral Flash berdurasi 15 menit. Dalam
segmen ini berisi informasi yang sedang menjadi hingar-
bingar atau kehebohan yang ada di media sosial,
pengumpulan bahan atau cara mendapatkan bahan
beritanya berawal dari Tim Digital Kompas TV mengirim
“berita kasar ke meja redaksi Kata Netizen. Lalu Kata
Netizen meminta Tim Provetic melihat berita-berita kasar
itu angkanya seperti apa. Ketika berita-berita kasar itu
sudah diterima Tim Redaksi Kata Netizen, barulah
tahapan penulisan naskah dilakukan.
2. Tahap Penulisan Naskah Konten Media Sosial
Tahapan selanjutnya yaitu penulisan naskah yang
dikerjakan oleh reporter yang meliput. Reporter
menuangkan apa yang didapat dalam peliputan ke dalam
sebuah tulisan atau naskah yang berfungsi sebagai
penjelasan dari gambar yang bersumber dari media sosial.
Copy berita atau bahan yang merupakan gambar
dari media sosial yang selanjutnya akan dipreview ulang
saat setelah meeting redaksi. Fenomena apa yang
termaktub dalam media sosial dijadikan sebagai bahan
berita oleh reporter berdasarkan seleksi-seleksi yang
memiliki kesesuaian dengan editorial Kompas TV. Jika
sudah sesuai dengan editorial, selanjutnya dituangkan ke
61
dalam naskah atau tulisan sebagai keterangan dari
interaksi-interaksi di media sosial.
Penulisan naskah harus singkat, jelas, padat, dan
sesuai dengan kronologi yang terjadi di media sosial.
Naskah yang baik ditulis oleh reporter dengan apa adanya
sesuai yang tertampil di media sosial. Dari naskah yang
telah ditulis, selanjutnya reporter menyerahkan kepada
produser. Setelah tulisan menjadi rapih usai diedit,
selanjutnya dilakukan proses dubbing.
Mengisi suara atau dubbing dilakukan dengan cara
merekam suara terlebih dahulu sebelum penyuntingan
gambar dimulai. Tahapannya adalah setelah konten atau
naskah selesai disusun oleh reporter, kemudian diserahkan
kepada editor untuk dikoreksi. Setelah tahapan ini selesai,
reporter menulis naskah yang sudah diperbaiki
berdasarkan saran dari editor atau produser. Dalam proses
dubbing di program Kata Netizen dilakukan oleh Tim
pengisi suara yang dinilai bersuara baik. Naskah
dibacakan oleh seorang dubber yang kemudian akan
direkam untuk selanjutnya digabungkan bersama gambar-
gambar.
“Konten-konten terpilih dari media sosial itu
dibuat narasinya oleh reporter dan dibaca oleh dubber,
setelah narasi dan gambar sudah mantap, kemudian kita
masuk proses dubbing.”
62
Tahap II
1. Tahap Penyuntingan dan Editing Konten Media Sosial
Penyuntingan dilakukan setelah proses pembuatan
narasi dan dubbing selesai dikerjakan. Segmen Viral Flash
hanya berdurasi 15 menit. Karena itu slide media sosial
dan suara yang telah jadi kemudian dipilih mana yang
akan dipakai, disusun dan diurutkan seefektif mungkin.
Setelah disatukan menjadi bagian yang utuh kemudian
dimasukkan efek suara. Pekerjaan ini dilakukan di ruang
editing yang dilakukan oleh editor atau penyunting
gambar.
Dalam keredaksian Kata Netizen, editor
didampingi oleh Associate produser dalam proses
mengedit gambar menjadi satu paket tayangan yang utuh.
Associate produser juga mencatat durasi editing dan
selanjutnya memasukkan ke dalam susunan acara atau
rundown. Setelah proses editing dan mixing selesai,
associate produser akan mempreview kembali hasil akhir
tersebut. Mereka meninjau kembali kecocokan gambar
dengan naskah yang telah didubbing.
Hasil akhir dari proses editing yang telah disetujui
oleh produser, selanjutnya akan disimpan oleh tim untuk
ditampilkan pada penayangan segmen Viral Flash.
63
2. Tahap Penayangan
Tahapan penayangan merupakan tahap akhir
dalam produksi sebuah program acara. Penayangan
konten Viral Flash yang telah menjadi satu kesatuan ini
disiarkan dari studio Kompas TV. Ketika penayangan
dimulai, sebelum masuk segmen Viral Flash, pertama-
tama pembawa acara atau host menjelaskan secara garis
besar latar belakang tema talkshow yang akan dibahas
setiap episodenya, termasuk menyebutkan narasumber
yang akan hadir untuk berbincang-bincang.
Ketika layar viral flash mulai ditampilkan, selama
proses penayangan ini akan melibatkan beberapa kru di
studio. Proses penayangan ini secara keseluruhan akan
dikomandoi oleh penanggung jawab arah acara dan
lapangan. Penanggung jawab arah acara dan lapangan
berkoordinasi dengan produser acara, yang banyak
bertanggung jawab terhadap masalah konten serta materi
berita.
Penanggung jawab arah acara dan lapangan
bertugas memberikan berbagai instruksi, seperti kapan
presenter harus memulai siaran, kapan viral flash akan
ditayangkan dan kapan saatnya talkshow dimulai, atau
mengenai perubahan yang terjadi saat penayangan. Dalam
memberikan arahan, seorang penanggung jawab arah
acara dan lapangan mengacu pada rundown acara yang
diserahkan oleh produser saat sebelum penayangan.
64
B. Proses Produksi Program Kata Netizen
Dalam meracik program acara televisi diperlukan
pemikiran kreatif dan inovatif agar menghasilkan tayangan yang
berkualitas dan memikat khalayak penonton. Suatu program
televisi melibatkan sumber daya manusia, biaya yang besar,
peralatan yang mumpuni, serta organisasi yang rapi dan terencana
dengan matang. Tahapan-tahapan produksi harus matang
dipikirkan agar efisien dan terarah.
Fred Wibowo dalam bukunya Teknik Produksi Program
Televisi mengemukakan lima hal penting yang harus dipikirkan
dengan jernih. Kelima hal itu adalah materi produksi, sarana
produksi, biaya produksi, organisasi pelaksana produksi, dan
yang terakhir adalah tahapan pelaksanaan produksi. Dalam
program Kata Netizen kelima hal tersebut sangat diperhatikan.
Kelima hal itu wajib dijalankan dalam proses produksi berita atau
talkshownya agar mendapat hasil siaran yang memberikan
informasi bagi masyarakat dan semakin diminati.
1. Materi Produksi
Materi produksi program Kata Netizen dibagi ke
dalam beberapa segmen. Setiap segmen diisin dengan
konten yang sudah melalui tahapan-tahapan produksi.
Dalam satu segmen ada hal yang khusus yang tidak ada
pada program talkshow-talkshow lain karena membahas
fenomena yang sedang marak diperbincangkan di media
sosial, biasanya diikuti oleh narasumber atau tamu yang
ikut masuk ke dalam perbincangan tersebut.
65
Untuk materi yang berkaitan dengan isu-isu yang
sedang menjadi topik di media sosial diperoleh dari Tim
Digital Kompas TV dan Tim dari PT. Provetic Indonesia.
Materi dari Tim Digital Kompas TV dan Tim Provetic
adalah materi mentah, lalu kemudian dimatangkan oleh
Tim Internal Kata Netizen sesuai dengan Editorial
Kompas TV. Jika sudah sesuai dengan editorial Kompas
TV, produser mendatangkan CEO Provetic untuk
menjelaskan fenomena yang sedang ramai
diperbincangkan itu. Materi produksi juga bisa diperoleh
dari ucapan atau ungkapan narasumber yang diundang
dalam segmen talkshow.
2. Sarana Produksi
Sarana dan prasarana produksi program Kata Netizen
antara lain; studio siaran, kamera dan perangkat
pelengkap seperti baterai, tripod, lighting, dan lain-lain.
Berbagai sarana dan prasarana itu sangat dibutuhkan
untuk memproduksi program Kata Netizen.
3. Biaya Produksi
Biaya produksi program kata Netizen sudah ada
penanggung jawabnya, yaitu Tim budgeting. Terkait
nominal produksi setiap episode, tidak dibeberkan.
4. Organisasi Pelaksana Produksi
Secara keorganisasian, Kata Netizen berada di bawah
departemen news and current affair Kompas TV. Adapun
66
yang bekerja dalam pelaksanaan produksi Kata Netizen
sebagai berikut:
1) Eksekutif Produser, orang yang bertanggung
jawab untuk mempersiapkan penayangan dan
materi apa saja yang akan diproduksi.
2) Produser. Tugas produser tidak jauh berbeda
dengan eksekutif produser hanya produser secara
langsung berhubungan dengan tim produksi yang
berada di bawahnya.
3) Asisten Produser, bertugas membantu produser.
4) Pengarah program, adalah orang yang bertanggung
jawab dalam kelancaran program Kata Netizen
saat penayangan berlangsung.
5) Editor, adalah orang yang bertanggung jawab
dalam proses penyuntingan naskah atau gambar
yang sudah ditulis oleh reporter dan yang telah
direkam oleh kamerawan.
6) Reporter, orang yang bertugas untuk mencari,
mengumpulkan, mengolah, meliput dan menulis
berita .
7) Kamerawan, orang yang meliput gambar baik
dalam proses peliputan di lapangan maupun saat
shooting di studio.
8) Penyiar atau host, orang yang tampil di depan
kamera dan membawakan acara Kata Netizen. Di
samping itu juga pembawa acara bertugas
memandu talkshow.
67
5. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Produksi program televisi tentu melalui berbagai
tahap pertimbangan untuk dilakukan agar dapat berjalan
lancar sesuai dengan yang diharapkan produser, untuk itu
seorang produser dibantu oleh beberapa kru yang
bertanggung jawab untuk kelancaran produksi program
tersebut. Dalam memproduksi suatu program televisi,
perlu ada upaya dan persiapan yang matang. Sukses atau
tidaknya suatu program televisi tergantung dari hasil kerja
tim produksi. Baik atau buruk suatu acara bukan hanya
dinilai dari teknik pengambilan gambar kamerawan atau
seorang pembawa acara di depan layar kaca. Lebih dari
itu, keberhasilan suatu program televisi merupakan hasil
kerja dari semua tim yang terlibat di dalamnya.
Bagian produksi program televisi merupakan
dapur dari sebuah stasiun televisi mengingat bagian
tersebut merupakan cikal-bakal suatu stasiun televisi
untuk menghasilkan acara-acara yang menarik dan
berkualitas untuk disajikan kepada penonton. Program
acara televisi sebelum ditayangkan akan melalui sejumlah
tahapan. Secara garis besar, setiap program televisi akan
melalui tiga tahapan, yaitu; pra-produksi (ide,
perencanaan, dan persiapan), produksi (pelaksanaan), dan
pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan).
68
a. Pra-produksi
Tahapan ini adalah yang paling penting karena
merupakan pondasi awal dari suatu produksi. Proses
produksi tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada
kematangan persiapan dan perencanaan yang baik.
Pada tahap ini peran produser dan tim kreatif sangat
signifikan. Ide-ide yang sudah dirumuskan bersama
kemudian direalisasikan untuk menghasilkan tayangan
yang memiliki nilai hiburan namun informatif. Dalam
tahapan pertama ini memiliki tiga bagian, yaitu:
1. Penemuan Ide
Program Kata Netizen mengharuskan ide yang
dipersiapkan harus bersifat edukatif dan menghibur.
Sehingga setiap episode memiliki pesan-pesan
informatif namun dibawakan secara ringan dan santai.
Penemuan ide dari setiap tayangan pertama-tama
dimulai dari tim yang terdiri dari; reporter, tim kreatif,
asisten produser yang mengonsep konten dari media
sosial, lalu setelah konsep sudah jadi kemudian
dikonsultasikan dengan Tim dari PT. Provetic
Indonesia. PT Provetic Indonesia adalah konsultan
startegis berbasis data dan juga pelopor dalam
pemantauan media sosial di Indonesia.
“ Ide untuk setiap episode khususnya
segmen Viral Flash itu hasil konsultasi tim produksi
Kata Netizen dengan PT. Provetic Indonesia. Provetic
itu kami menggunakan jasanya karena mereka punya
69
analisa untuk memonitoring aktivitas penggunaan
media sosial di Indonesia. Segudang data mereka
siapkan, lalu datanya diolah kembali untuk
menyelaraskan dengan tema dalam talkshow setiap
minggunya.”
Penentuan tema talkshow juga dilakukan pada
tahapan ini. Tema yang diangkat dalam program Kata
Netizen mengacu pada situasi terkini yang
membutuhkan skala prioritas berita dari rentetan
peristiwa yang terjadi.
“Talkshow itu biasanya diangkat dari
current affairs. Kita liat berita apa yang paling hangat,
dimana semua mata menyorot peristiwa itu. Dari
beberapa episode ada top viral paling atas tapi tidak
cocok dijadikan tema talkshow berdasarkan kriteria itu
tadi, informatif dan menghibur. Kita lebih
mengedepankan aspek informatif. Nah tapi tetap ramai
diperbincangkan hanya saja tidak paling atas di media
sosial. Biasanya kita jadikan rujukan untuk
mengklarifikasi dari narasumber yang kita undang. Di
sini pembawa acara kami brief untuk memintai
tanggapan si narasumber”
Setelah ide konseptual terbentuk, sudah
disetujui oleh produser dan sudah memenuhi standar
70
produksi siaran, maka tahapan selanjutnya adalah
merealisasikan ide tersebut untuk ditayangkan.
2. Perencanaan
Setelah penentuan ide sudah ditetapkan bersama,
maka tahapan selanjutnya adalah perencanaan. Hal
yang paling penting dalam proses perencanaan
program Kata Netizen adalah; (1)penyempurnaan
bahan script produksi agar jalannya acara tidak
melenceng dari ide yang dihasilkan, dan (2)pemilihan
bintang tamu yang punya kriteria sebagai narasumber
untuk dipastikan bisa hadir dalam talkshow.
Materi produksi berasal dari ide atau gagasan yang
diubah menjadi bentuk audio-visual. Ide yang ada
dibuat konsep dan format programnya, kemudian
dituangkan menjadi script atau rundown yang
merupakan rangkaian dari tayangan yang akan dibuat.
Pada tahapan perencanaan juga, Produser langsung
menunjuk Tim Penanggung Jawab Narasumber untuk
memastikan narasumber dapat menghadiri tema
talkshow yang sudah ditetapkan.
“Pemilihan narasumber itu ya harus
relevan dengan topik talkshow yang kita angkat. Kalo
secara garis besar temanya tentang peristiwa politik,
kita undang kedua pihak tokoh politik, pakar atau
akademisi di bidang keilmuan tersebut sebagai
penengah diskusi. Contoh soal gugatan MK kemarin,
71
kita undang pakar di bidang hukum, terus BPN dari
kedua kubu 01 dan 02. Yang bertugas untuk
memastikan kedatangan narasumber ada itu tim
penanggung jawab narasumber.”
3. Persiapan
Tahapan persiapan ini meliputi persiapan materi
dan persiapan teknis. Persiapan materi yaitu
memberikan script yang sudah jadi kepada seorang
pembawa acara untuk dijadikan pedoman, susunan
rundown acara dan keperluan lainnya untuk proses
produksi yang akan dilaksanakan. Yang termasuk
dalam persiapan teknis adalah set up studio tempat
pengambilan shooting, memastikan semua alat-alat
lainnya siap untuk memasuki tahapan produksi.
“Persiapannya itu tadi barusan kami
semua meeting untuk membahas tema apa yang bakal
dibahas Kamis malam nanti, Editorial Kompas seperti
ini, lalu kami tinggal ngikutin talkshow apa yang
cocok. Kemudian ada yang mengurus set-up studio,
desain studio. Tidak jauh bedalah dengan persiapan
produksi acara-acara televisi lain.”
b. Produksi
Setelah tahapan produksi selesai, produser dan tim
yang terlibat di dalamnya melakukan pelaksanaan
72
produksi yang dihasilkan pada saat proses tahapan pra-
produksi. Produksi merupakan kegiatan liputan atau
pengambilan gambar yang dilakukan bisa di dalam
studio maupun di luar studio. Pada proses produksi
program Kata Netizen shooting dilakuan di dalam
room studio Kompas TV. Pelaksanaan produksi
program Kata Netizen dilakukan pada hari Kamis
pukul 19:00 WIB secara tapping atau siaran tidak
langsung dengan proses shooting selama kurang lebih
satu jam, sesuai dengan durasi tayang Program Kata
Netizen. Siaran program tidak langsung merupakan
program yang sudah terlebih dulu melalui proses
editing dan pengambilan gambar sebelum ditayangkan.
Yang bertugas dalam proses produksi program
Kata Netizen di antaranya; Pembawa acara atau host,
Tim Provetic, kameramen, lightingman, tim
kreatif/reporter, tim penanggungjawab operasioal
produksi, produser, eksekutif produser. Tahapan
pelaksanaan produksi Kata Netizen semua tim produksi
memiliki tugas dan kewajiban masing-masing. Mereka
bertanggungjawab atas pekerjaan yang menjadi tugas
masing-masing.
“Namun yang harus diperhatikan dalam
tahapan produksi ini adalah memastikan setiap segmen
benar-benar terlaksana. Kata Netizen terdiri dari tiga
segmen; Pertama, segmen viral flash. Kedua, talkshow
dari Editorial. Ketiga, pengembangan talkshow yang
73
berasal dari salah satu tema viral flash. Kata Netizen
diproduksi secara tapping, tapi tidak ada proses
editing pada segmen talkshow.”
c. Pasca Produksi
Pasca produksi atau (post production) merupakan
tahapan terakhir dari proses keseluruhan kegiatan
peliputan gambar sampai materi itu dinyatakan selesai
dan siap disiarkan atau diputar kembali. Yang termasuk
dalam kegiatan pasca produksi adalah editing,
pengisian suara, memberi efek-efek tertentu
(backsound) dan lain-lain.
Pada program Kata Netizen, proses pasca-produksi
tidak banyak dilakukan mengingat jarak antara saat
produksi (shooting) dengan pasca produksi sangat
dekat. Kata Netizen shooting hari Kamis pukul 19.00
dan disiarkan pukul 22.00 pada hari yang sama. Karena
itu proses editing hanya terdapat pada segemen I, yaitu
viral flash. Pada dasarnya, pasca-produksi semua
program televisi hampir sama.
“Setelah selesai produksi, Kata Netizen hanya
tinggal menunggu jadwal untuk disiarkan pukul 22.00
berdasarkan schedule yang telah ditetapkan oleh
wilayah Divisi Programming, jadi untuk talkshow tidak
ada yang diedit. Adapun yang diedit hanya pada
segmen viral flash yaitu editor memberikan efek-efek
74
suara tertentu, bikin ilustrasi, pengisian suara pada
konten-konten media sosial dan semacam itu.”
Pada zaman digital seperti sekarang ini, setiap
program acara televisi melakukan pasca siar dengan
memasukkan produksinya ke ranah digital, yakni
platform media sosial Youtube. Program Kata Netizen
juga demikian, mereka mengunggah hasil keseluruhan
proses produksi yang telah menjadi tayangan utuh ke
kanal media sosial Youtube resmi Kompas TV. Hal ini
dilakukan selain sebagai arsip siaran Kata Netizen juga
untuk menjangkau jumlah penonton yang lebih banyak
untuk menonton melalui media Youtube.
“Untuk nge-publish video hasil produksi ke
Youtube itu ranahnya Tim Project Digital Kompas TV.
Semua program yang ada di Kompas TV itu pasti
berkoordinasi dengan Tim Video Distribution yang
berada pada naungan Tim Project Digital. Itu ada
kerja bareng tim produksi, tim Project Digital, dan tim
IT. Kita tinggal kasih deskripsi, caption-caption yang
diperlukan, nanti selebihnya mereka yang upload.
Biasanya hasil video sudah ada 2 jam setelah tayang di
televisi.”
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan observasi, menganalisa data hasil
wawancara untuk menjawab permasalahan dan
menuntaskan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan
sebelumnya, yaitu mengenai proses produksi program
Kata Netizen, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses produksi program Kata Netizen Kompas TV
melalui dua tahapan berdasarkan Teori Arus Berita
Bass. Tahap pertama saat tim redaksi Kata Netizen
menerima berita kasar dari Tim Digital Kompas TV
dan PT. Provetic Indonesia. Selanjutnya produser
menunjuk reporter untuk mengolah atau meliput berita
kasar itu menjadi hasil berita dengan tata-bahasa yang
baik. Tahap kedua yaitu penyuntingan konten-konten
yang sudah masuk, baik editing naskah ataupun
editing gambar hingga masuk tahap penayangan.
2. Pada proses pra produksi, Kata Netizen bekerjasama
dengan PT. Provetic Indonesia untuk menampilkan
segmen pertama yaitu Viral Flash. Sementara segmen
kedua dan ketiga, itu berasal dari hasil meeting Tim
Produksi Kata Netizen yang telah disetujui oleh
Penanggung Jawab Program.
3. Dalam proses produksinya Kata Netizen melakukan
taping. Meskipun demikian, proses waktu yang sempit
76
dari shooting ke jadwal siaran, tidak memungkinkan
program ini diedit secara mendalam seperti acara
program off-air lainnya.
4. Pada proses pasca produksi, segmen yang disunting
hanya segmen I, yaitu viral flash. Segmen ini adalah
satu-satunya segmen yang dimungkinkan untuk diberi
efek suara, pengisi suara dan sebagainya. Karena
segmen ini sudah dipersiapkan H-1 Program Kata
Netizen tayang.
5. Kata Netizen bekerja sama dengan tim Distribution
Video untuk mengunggah hasil keselurahan pra
hingga pasca produksi ke akun atau kanal media
Youtube Kompas TV.
6. Perbedaan dari teori Fred Wibowo dalam Standart
Operation Procedure (SOP) dengan teori arus berita
Bass dapat dilihat dari pembagian tahapannya saja.
Teori bass hanya melalui dua tahapan, sedangkan SOP
Fred Wibwo melalui tiga tahapan.
B. SARAN
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam
program Kata Netizen Kompas TV, maka ada beberapa
saran yang kiranya perlu untuk dijadikan bahan
pertimbangan, antara lain:
1. Program Kata Netizen adalah program yang
membahas isu-isu terkini yang ada di media sosial.
Namun sepemantauan peneliti, media sosial resmi
77
Kata Netizen kurang aktif dalam mempromosikan
acaranya, sehingga pengikut di akun resmi seperti
di akun instagram atau twitter sangat sedikit bila
dibandingkan talkshow-talkshow lain. Dan
penonton Kata Netizen di akun Youtube Kompas
TV pun bisa dibilang sedikit.
2. Hendaknya para pihak produser, kreatif dan tim
terus berinovasi untuk meningkatkan mutu
program Kata Netizen agar rating & share Kata
Netizen tinggi.
3. Talkshow yang terlalu malam sebaiknya disisipi
hiburan seperti, menampilkan music saat opening
atau closing jelang jeda untuk masuk ke segmen
berikutnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala-Erdinaya. Komunikasi
Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2004
Biagi, Shirley. Media/Impact Pengantar Media Massa, Jakarta:
Salemba Humanika, 2010
Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004
Eva Arifin, Eva. Broadcasting to be Broadcaster. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010
Fachruddin, Andi. Dasar-dasar Produksi Televisi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012
Fachruddin, Andi. Manajemen Pertelevisian Modern.
Yogyakarta: ANDI, 2016
Ibrahim, Subandy Idi. Budaya Populer Sebagai Komunikasi:
Dinamika Popscape dan Mediascape Kontemporer di Indoensia.
Yogyakarta: Jalasutra Anggota IKAPI, 2007
Julia T. Wood, Komunikasi Teori dan Praktik, Komunikasi dalam
Kehidupan Kita Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika, 2013
79
Kaplan dan Haenlein, “Users of the Worlds, Unite! The
Challenge and opportunities of Social Media”. Bussines Horizon,
2010
Lusia, Amelia. eBook Oprah Winfrey & Rahasia Sukses:
Menaklukan Panggung Talkshow.
Masduki dan Muzayin Nazaruddin, ed., Media, Jurnalisme dan
Budaya Popular Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Indonesia & UII Press. 2008
Mattew B. Milles, A. Michael Huberman, Analisis Data
Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta:
UI Press, 2010
McQuail, Denis. Model-Model Komunikasi, Alih Bahasa Putu
Laxman Pendit. Jakarta: Uniprimas, 1985.
Moeleong, J. Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014
Morisson, Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Prenada Media
Group. Cet. Ke-2
Morisson, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola
Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana, 2008
Nanang Supriatna, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial. Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Ekonomi. Jakarta: Grafindo Media Pratama,
2007
80
Nasrullah, Rulli. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya,
dan Sosioteknoloi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015
Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali
Press, 2006
Onong Uchjana Effendy,Uchajana Onong. Televisi Siaran: Teori
dan Praktik, Bandung: Bandar Maju, 1993
PCS. Sutrisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan
Video, Jakarta: PT. Grasindo. 1993 Cet. Ke-1
Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Kulitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1996
Ramli, Khomsahrial. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo, 2016
Rema Karyanti S, Rema. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005
Rusman Latief, Yusiate Utud, Siaran Televisi Nondrama Kreatif,
Produktif, Public Relations dan Iklan. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015
Setyobudi, Ciptono. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta:
Graha Ilmu Edisi Kedua, Cet. Ke-I
Sudirman Tebba, dkk., Bisnis Media Massa di Indonesia.
Tangerang: Pustaka Irvan, 2015
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,
2009
81
Unde, Alimuddin Andi. Televisi & Masyarakat Pluralistik.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2014
Wibowo, Fred. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Grasindo,
1997
Wibowo, Fred. Teknik Produksi Televisi. Yogyakarta: Pinus
Book Publisher, 2007
Nasution, Zulkarimien. Perkembangan Teknologi Komunikasi.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Jurnal
Errika Dwi Setya Watie, Komunikasi dan Media Sosial, Jurnal
THE MESSENGER, Vol. III No 1, Edisi Juli 2011
Laporan Survei APJII_2017_v1.3
Website
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_acara_Kompas_TV
https://digitalreport.wearesocial.com/
https://www.nielsen.com/id/en/press-room/2017/TREN-BARU-DI-
KALANGAN-PENGGUNA-INTERNET-DI-INDONESIA.html
LAMPIRAN
Dokumentasi Wawancara
Wawancara dengan Pratomo Kuniawan, produser Kata Netizen.
Wawancara dilakukan pada tanggal 9 Juli 2017 bertempat di GallerI
Bentara Budaya Jakarta, Kompas.
.
Wawancara dengan Akbar Ramadhan, Associate Produser Kata
Netizen. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2019 bertempat
di Galleri Bentara Budaya Jakarta, Kompas.
Dokumentasi proses on air program Kata Netizen
Transkrip Wawancara:
Pedoman Wawancara
Pedomanan wawancara ini disusun agar data yang diperoleh tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Secara garis besar TOR
wawancara ini dipisah menjadi tiga bagian, yaitu: profil program
Kata Netizen, kebijakan redaksional tim Kata Netizen, dan proses
produksi program Kata Netizen. Adapun pertanyaan yang
diajukan sebagai berikut:
A. Daftar Pertanyaan Profil Kata Netizen
1. Apa yang melatarbelakangi Program Kata Netizen?
Kata netizen dibuat karena untuk jadi program
alternative saat itu. Karena sudah terlalu biasa
talkshow-talkshow segala macam di mana segmen
millennial tidak tercover. Lalu dibikinlah program
kata netizen ini. Mencampurkan talkshow yang TV
banget sama media sosial mainstreamnya seperti apa.
2. Mengapa program ini dinamakan Kata Netizen?
Sesuai dengan konten acaranya yang memuat
pendapat-pendapat netizen di media sosial.
3. Apa yang menjadi tujuan, visi-misi program Kata
Netizen?
Pengintegrasian. Pengintegrasian ini dimaksudkan
untuk mengcover generasi millennial yang hidup
berbarengan dengan kemunculan teknologi digital
(digital native) yang jarang nonton televise dan
generasi usia 40 tahun ke atas (digital immigrant) di
mana mereka masih memanfaatkan televisi sebagai
akses informasi yang utama.
4. Kapan pertama kali program Kata Netizen tayang?
Pertama tayang tanggal 18 Agustus 2017.
5. Siapa target penonton program Kata Netizen?
Target Penonton usia 15 tahun keatas.
6. Format acara apa yang diusung Program Kata
Netizen?
Talkshow,. Kata netizen itu berada dibawah
department current affairs, di bawah divisi news dan
current affairs.
7. Berapa lama durasi program Kata Netizen sekali
tayang?
Satu jam.
8. Kenapa ditayangkan setiap Kamis Malam pada pukul
22.30?
Itu ranahnya programming, jadi yang menentukan jam
tayang itu wilayah programming
9. Ada berapa segmen dalam satu eposide?
Segmen satu adalah viral flash. Dua dan tiga itu
talkshow yang dipilih dari salah satu tema di viral
flash. Segmen keempat itu bisa pengembangan dari
segmen 2-3 bisa juga jadi segmen lain yang viral,
lucu, menarik, marah. Yang penting punya garis
editorial dengan persoalan yang dibahas di segmen 2
dan 3.
10. Apa yang membedakan Program Kata Netizen dengan
talkshow lain?
Apa yang dibahas di kata netizen itu adalah cara
menggabungkan televisi dan media sosial. Yang
dibahas adalah apa yang dibicarakan di media sosial,
dengan daftar viral flash. Apa yang mau kita bahas itu
tadi, kita yang pegang, yang bisa mempengaruhi
penonton, yang bisa memberi pencerahan, yang bisa
ngasih tambahan informasi dan sebagainya.
B. Daftar Pertanyaan Seputar Sosial Media Berkaitan dengan
Teori Arus Berita Bass
1. Apakah ada tim khusus dari Kata Netizen yang
berperan memantau sebaran informasi yang ada di
media sosial?
Tidak ada, itu tugasnya Tim Digital Kompas TV dan
Provetic Indonesia.
2. Bagaimana tim Kata Netizen melihat isu atau
fenomena yang sedang beredar dan popular yang
berasal dari olahan Tim Digital Kompas TV dan
Provetic?
Kita menggaet PT. Provetic Indonesia. Masyarakat
sekarang ini juga jadi pemegang kunci gerbang yang
ikut menentukan konten, itu saya kira berlaku dimana-
mana. Seperti yang saya bilang tadi, Tim Digital
Kompas TV memantau apa yang viral di dunia maya,
lalu Tim Provetic mencari tahu kenapa bisa ramai,
angkanya seperti apa, kenapa menjadi ketertarikan
bagi masyarakat. Nah, Tim Produksi Kata Netizen
tinggal menggali, punya dampaknya nggak ini bagi
masyarakat jika ini kita tayangkan, atau menarik
nggak ini kalo kita angkat, timbul pro-kontra tidak,
ada nggak news value-nya. Jadi masyarakat punya
peran yang umum saja, tapi untuk arahnya konten
tetap murni kita yang pegang.
3. Konten di media sosial apa yang paling banyak
dihimpun untuk dijadikan bahan mentah program Kata
Netizen?
Semua media sosial yang kita terima. Pada intinya
menjelaskan, dari yang kita pilih itu topiknya di media
sosial supaya orang-orang yang aktif di media sosial
juga tahu, oh ternyata persoalannya sebenernya ini.
Bisa jadi juga itu bentuk klarifikasi dari orang-orang
yang terlibat dari percakapan di media sosial. Bisa
juga orangnya nggak ada, tapi dijelaskan dari orang-
orang yang berwenang. Misalkan terkait masalah
hukum bisa polisi, bisa hakim, bisa jaksa bisa
pengacara. Kalo masalah psikologis anak, kita undang
psikolog, kita undang guru seperti itu.
4. Adakah standarisasi isi tertentu terkait isu yang
menjadi bahan perbincangan di jagat maya?
Jadi reporter kita tugaskan untuk riset konten media
sosial yang masuk dari Tim Provetic dan juga Tim
Digital Kompas TV. Riset bisa macem-macem, entah
itu hal yang serius, satire atau marah tergantung dari
fenomena yang lagi viral. Kita perdalam semuanya
sehingga bisa jadi tayangan yang informatif, punya
dampak. Riset inilah yang tidak disediakan oleh Tim
Digital dan Provetic. Jadi mereka hanya memberi kita
data kuantitaif, nah data kualitatifnya kita yang bikin.
5. Bagaimana tim redaksi Kata Netizen mengolah konten
di media sosial?
Apa aja nih yang viral menurut tim digital dengan
editorial kompas tv seperti apa. Lalu dilist, baru kita
kirim ke provetic, kita tanya angkanya seperti apa, jadi
Provetic itu sebagai partner. Kita harus tahu apa-apa
yang menjadi kepentingan publik yang menjadi hajat
hidup orang banyak, karena kompas tv merupakan tv
berita. Tidak mungkin kita membahas hal-hal yang
terkait dengan yang non berita. Konten-konten media
sosial yang sudah disetujui didalami dengan riset,
dibikin beritanya, dibuatkan narasi untuk nanti
didubbing editor. Viral flash hanya berdurasi 15 menit
sedangkan isu-isu viral setiap minggunya itu banyak.
Jadi nanti reporter nulis berita dan diedit supaya
naskah jadi singkat, jelas, padat.
C. Daftar Pertanyaan Terkait Proses Tahapan Produksi Kata
Netizen
1. Bagaimana tim produksi mengelola konten media
sosial mengolah ide dari segmen viral flash?
Ide untuk setiap episode khususnya segmen Viral
Flash itu hasil konsultasi tim produksi Kata Netizen
dengan PT. Provetic Indonesia. Provetic itu kami
menggunakan jasanya karena mereka punya analisa
untuk memonitoring aktivitas penggunaan media
sosial di Indonesia. Segudang data mereka siapkan,
lalu datanya diolah kembali untuk menyelaraskan
dengan tema dalam talkshow setiap minggunya.”
2. Bagaimana proses pemilihan tema pada talkshow Kata
Netizen?
Talkshow itu biasanya diangkat dari current affairs.
Kita liat berita apa yang paling hangat, dimana semua
mata menyorot peristiwa itu. Dari beberapa episode
ada top viral paling atas tapi tidak cocok dijadikan
tema talkshow berdasarkan kriteria itu tadi, informatif
dan menghibur. Kita lebih mengedepankan aspek
informatif. Nah tapi tetap ramai diperbincangkan
hanya saja tidak paling atas di media sosial. Biasanya
kita jadikan rujukan untuk mengklarifikasi dari
narasumber yang kita undang. Di sini pembawa acara
kami brief untuk memintai tanggapan si narasumber.
3. Bagaimana proses pra-produksi, produksi, pasca-
produksi Kata Netizen?
Barusan kita meeting untuk tahapan pra produksinya.
Yang baru kita tentukan tema talkshow yang
diangakat dari current affairs sesuai dengan editorial
Kompas TV. Talkshow itu biasanya diangkat dari
current affairs. Kita liat berita apa yang paling hangat,
dimana semua mata menyorot peristiwa itu. Dari
beberapa episode ada top viral paling atas tapi tidak
cocok dijadikan tema talkshow berdasarkan kriteria itu
tadi, informatif dan menghibur. Kita lebih
mengedepankan aspek informatif. Nah tapi tetap
ramai diperbincangkan hanya saja tidak paling atas di
media sosial. Biasanya kita jadikan rujukan untuk
mengklarifikasi dari narasumber yang kita undang. Di
sini pembawa acara kami brief untuk memintai
tanggapan si narasumber. Selanjutnya kita tentuin
narasumber dan kita ada penanggung jawabnya. Yang
pasti sesuai dengan tema yang mau kita bahas.
Pemilihan narasumber itu ya harus relevan dengan
topik talkshow yang kita angkat. Kalo secara garis
besar temanya tentang peristiwa politik, kita undang
kedua pihak tokoh politik, pakar atau akademisi di
bidang keilmuan tersebut sebagai penengah diskusi.
Contoh soal gugatan MK kemarin, kita undang pakar
di bidang hukum, terus BPN dari kedua kubu 01 dan
02. Yang bertugas untuk memastikan kedatangan
narasumber ada itu tim penanggung jawab
narasumber. Lalu ada tim support yang mengurus
desain studio, dan set up studio.
Untuk produksinya kita shooting atau ngambil gambar
hari kami jam 19.00 untuk mengantisipasi supaya
shooting tidak terlalu malam dan tayang di hari yang
sama jam 22.30. Yang bertugas dalam proses produksi
program Kata Netizen di antaranya; Pembawa acara
atau host, Tim Provetic, kameramen, lightingman, tim
kreatif/reporter, tim penanggungjawab operasioal
produksi, produser, eksekutif produser. Tahapan
pelaksanaan produksi Kata Netizen semua tim
produksi memiliki tugas dan kewajiban masing-
masing. Mereka bertanggungjawab atas pekerjaan
yang menjadi tugas masing-masing. Namun yang
harus diperhatikan dalam tahapan produksi ini adalah
memastikan setiap segmen benar-benar terlaksana.
Kata Netizen terdiri dari tiga segmen; Pertama,
segmen viral flash. Kedua, talkshow dari Editorial.
Ketiga, pengembangan talkshow yang berasal dari
salah satu tema viral flash. Kata Netizen diproduksi
secara tapping, tapi tidak ada proses editing pada
segmen talkshow. Untuk Pasca produksi yang
dilakukan proses editing hanya segmen viral flash.
Setelah selesai produksi masuk ke tahapan pasca
produksi, Kata Netizen hanya tinggal menunggu
jadwal untuk disiarkan pukul 22.00 berdasarkan
schedule yang telah ditetapkan oleh wilayah Divisi
Programming, jadi untuk talkshow tidak ada yang
diedit. Adapun yang diedit hanya pada segmen viral
flash yaitu editor memberikan efek-efek suara
tertentu, bikin ilustrasi, pengisian suara pada konten-
konten media sosial dan semacam itu. Tapi di kompas
TV tayangan yang sudah selesai bakal diupload ke
Youtube oleh Tim Digital Kompas TV. Untuk nge-
publish video hasil produksi ke Youtube itu ranahnya
Tim Project Digital Kompas TV. Semua program
yang ada di Kompas TV itu pasti berkoordinasi
dengan Tim Video Distribution yang berada pada
naungan Tim Project Digital. Itu ada kerja bareng tim
produksi, tim Project Digital, dan tim IT. Kita tinggal
kasih deskripsi, caption-caption yang diperlukan, nanti
selebihnya mereka yang upload. Biasanya hasil video
sudah ada 2 jam setelah tayang di televisi.”
4. Berapa lama proses produksi program Kata Netizen?
Satu jam, sesuai dengan durasi tayang.
5. Bagaimana rating program Kata Netizen?
Kita ada target rating. Rating baik.