analisis profitabilitas dan pertumbuhan … · kawan-kawan kelas akuntansi c angkatan 2009, ......
TRANSCRIPT
ANALISIS PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN
(SALES GROWTH) SEBELUM DAN SESUDAH BERSERTIFIKASI
ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
ZAHRA SEPTIANINGSIH
NIM. 109082000083
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Zahra Septianingsih
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 6 September 1991
3. Alamat : Jl. Depsos Raya Kav. H. Nazier RT 003/01
No. 65 Bintaro Jakarta Selatan 12330
4. Telepon : 021-7374513 / 08567275218
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD N Kebayoran Lama Selatan 02 Petang Tahun 1997-2003
2. SMP N 29 Jakarta Tahun 2003-2006
3. SMA N 47 Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Oxford Course Indonesia Bintaro Jakarta, English for Children and Adults,
2001-2005
2. Program Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2008-2009
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Paskibra SMP Negeri 29 Jakarta, 2003-2004
2. Anggota Language Club SMA Negeri 47 Jakarta, 2007-2008
3. Divisi Konsumsi JAMSIS (Jambore Siswa) SMA Negeri 47 Jakarta, 2008
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
vii
2. Seminar Nasional “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” dalam acara
Insurance Goes to Campus, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Mei
2010.
3. Workshop Komputer Akuntansi dengan menggunakan Zahir Accounting
Edisis Standar 5.1 oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAS)
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, 17 Maret 2012.
4. Seminar Public Speaking and Effective Presentation Skill bersama Meutya
Hafid, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 23
Mei 2013.
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Maulana Hasanudin
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 April 1963
3. Ibu : Iim Yuningsih
4. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 2 November 1968
5. Alamat : Jl. Depsos Raya Kav. H. Nazier RT 003/01
No. 65 Bintaro Jakarta Selatan 12330
6. Telepon : 021-7374513
7. Anak Ke-, dari : 1 dari 3 bersaudara
viii
ABSTRACT
PROFITABILITY AND SALES GROWTH ANALYSIS BEFORE AND
AFTER ISO 9001:2008 CERTIFICATION OF MANUFACTURING
COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The main objective of this research is to find the impact of stipulation of
ISO 9001:2008 series for companies profitability and sales growth before and
after companies getting ISO 9001:2008 certification.
The research population is the manufacture firm which are listed in
Indonesia Stock Exchange (IDX) and had received ISO 9001:2008 certification.
The research sample is taken with purposive sampling method which are 29
companies that complete sample selection criteria. The research period are from
two years prior certification to 2012.
The research find that there’s no significant difference in profitability (net
profit margin and ROI) and sales growth between before and after the companies
getting ISO 9001:2008 certification.
Keyword: Profitabilty, Net Profit Margin, Return On Investment, Sales Growth,
ISO 9001:2008 certification
ix
ABSTRAK
Analisis Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum
dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2008 Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan
sertifikasi ISO 9001:2008 tehadap profitabilitas dan sales growth perusahaan
sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008.
Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Sampel
penelitian diperoleh melalui metode purposive sampling dimana terdapat 29
perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Periode penelitian dari dua
tahun sebelum sertifikasi sampai dengan tahun 2012.
Penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada profitabilitas (net profit margin dan ROI) dan sales growth antara sebelum
dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008.
Kata kunci: Profitabilitas, Net Profit Margin, ROI, Sales Growth, Sertifikasi ISO
9001:2008
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa,
baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tua yang paling dan sangat saya cintai yaitu Ayahanda Maulana
Hasanudin dan Ibunda Iim Yuningsih yang dengan ikhlas dan penuh kasih
sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, bimbingan, nasihat,
dukungan serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Rini, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
6. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
xi
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
8. Kawan-kawan kelas Akuntansi C angkatan 2009, kalian adalah sahabat
terbaik yang telah memberikan pengalaman berharga selama masa kuliah.
Semoga tali persahabatan kita tidak akan pernah putus sampai kapanpun.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini sehingga
karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk kepentingan
bersama.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2013
Zahra Septianingsih
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................ viii
Abstrak ............................................................................................................... ix
Kata Pengantar ................................................................................................. x
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ................................................................................................ xv
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel ....................................... 9
1. Sejarah ISO .............................................................................. 9
2. Definisi dan Sejarah ISO 9001:2008 ...................................... 16
3. Profitabilitas ........................................................................... 22
4. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) ................................ 26
5. Hubungan Kualitas Barang/Jasa dengan Profitabilitas .......... 28
6. Hubungan Kualitas Barang/Jasa dengan Penjualan ............... 31
B. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 33
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 36
D. Hipotesis ..................................................................................... 38
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 39
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 39
D. Metode Analisis Data ................................................................... 40
1. Statistik Deskriptif .................................................................. 40
2. Uji Normalitas .......................................................................... 41
3. Uji Hipotesis ............................................................................. 42
a. Paired Sample T-Test ........................................................... 42
b. Wilcoxon Signed Rank-Test .................................................. 43
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 45
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 45
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 48
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................... 48
a. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................. 48
b. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 50
c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi ..................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 61
A. Kesimpulan ................................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65
LAMPIRAN ..................................................................................................... 70
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1. Tinjauan Penelitian Sebelumnya .............................................................. 33
3.1. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 44
4.1. Rincian Perolehan Sampel Penelitian ...................................................... 47
4.2. Data Perusahaan yang Menjadi Sampel ................................................... 47
4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 49
4.4. Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008 .... 51
4.5. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum dan Sesudah
Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 .................................................. 52
4.6. Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel ROI Sebelum dan Sesudah
Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 .................................................. 55
4.7. Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel Sales Growth Sebelum dan
Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 .................................... 58
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1. Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas .................................................. 29
2.2. Hubungan Kualitas dengan Penjualan ...................................................... 32
2.3. Kerangka Konseptual ................................................................................ 37
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Daftar Sampel ........................................................................................... 71
2. Hasil Output SPSS .................................................................................... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan berjalannya waktu, dilihat dari kondisi masyarakat dan di
zaman globalisasi saat ini, kebutuhan seseorang semakin meningkat dan
bervariasi, ini dikarenakan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan selera
konsumsi yang selalu berubah-ubah. Hal tersebut menciptakan kesadaran
seseorang dalam memilih produk yang berkualitas dengan lebih teliti dan
cermat. Pelanggan yang pintar pastinya selalu membandingkan kondisi suatu
produk dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain
untuk mendapatkan produk yang bermutu. Apabila mutu suatu produk yang
diinginkan tidak terpenuhi dengan baik maka mereka akan mengkonsumsi
produk lain yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumsi.
Tantangan global yang dihadapi dunia di era globalisasi saat ini tidak
dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta. Hal ini menuntut
seluruh pelaku bisnis untuk mempersiapkan diri agar mampu bertahan
(survive) dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat diantara
pelaku bisnis nasional maupun internasional (Psomas, 2009:128).
Kondisi tersebut menyadarkan perusahaan akan pentingnya mutu dan
usaha untuk meningkatkan daya saing dengan cara melakukan perbaikan
secara konsisten dan terus menerus agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan dan pasar. Mutu itu sendiri merupakan keseluruhan corak dan
2
karakteristik dari produk ataupun jasa yang berkemampuan untuk memenuhi
kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi (Heizer & Render,
2010:190).
Menurut Simmons (1999:2), “Salah satu kunci sukses agar dapat
bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui
standar-standar yang berlaku. Peningkatan kompetisi global telah
menimbulkan pengharapan konsumen yang semakin besar berkaitan dengan
kualitas”. Cara lain untuk menghadapi persaingan adalah menjalin hubungan
yang baik dengan konsumen. Loyalitas konsumen sangat berperan agar
perusahaan tetap dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, sangat penting bagi
perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan
perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik agar dapat membuat
konsumen tetap loyal pada produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan
(Astri, 2011:1).
Untuk menjamin adanya keseragaman dalam kualitas, maka perlu
dibentuk standar-standar yang sama pula. Dengan cara ini maka apa yang
dianggap sebagai produk yang berkualitas di suatu negara juga akan dapat
diterima di negara lainnya.
Ini merupakan aspek penting dalam liberalisasi perdagangan, sekarang
yang menjadi acuannya jelas yaitu ISO 9001:2008 yang merupakan seri-seri
dari ISO 9000 yang diakui secara global, yang merupakan standar layanan
internasional (Pardede, 2009:3). ISO 9001 merupakan standar internasional
yang mengatur sistem manajemen mutu (Quality Management System) dan
3
sering disebut sebagai ISO 9001: QMS. Adapun 2008 menunjukkan tahun
revisi, sedangkan ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu hasil revisi
tahun 2008. Sistem tersebut merupakan revisi terbaru yang diterbitkan bulan
Desember tahun 2008. Organisasi pengelola standar internasional ini adalah
International Organization for Standardization, bermarkas di Genewa Swiss,
didirikan pada 23 Februari 1947, dan beranggotakan 147 negara di mana
setiap negara diwakili oleh badan standarisasi nasional. Badan standar yang
dimaksud tersebut di Indonesia dikenal sebagai Komite Akreditasi Nasional
(Setyawan, 2008:1).
Standar dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menitikberatkan
pada efektivitas proses pengembangan berkelanjutan dengan pilar utama pola
berpikir PDCA (plan/merencanakan, do/melaksanakan, control/mengawasi,
act/menindaklanjuti). Pada setiap proses senantiasa melakukan perencanaan
yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, melakukan evaluasi
dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai, dan
monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang
terjadi di organisasi (Setyawan, 2008:3).
Syafrizal (2008:23) menyebut terdapat enam proses bisnis dalam
prosedur ISO 9001:2008 yang wajib ditetapkan dan terdokumentasi, yaitu: 1)
pengendalian dokumen; 2) pengendalian rekaman; 3) pengendalian produk
yang tidak sesuai; 4) audit internal; 5) tindakan koreksi; 6) tindakan
pencegahan. Jadi, untuk setiap bidang kegiatan mulai dari tahap perencanaan
4
sampai kepada evaluasi harus mengikuti prosedur dalam melaksanakan
pekerjaaannya, agar semua kegiatan dapat dipantau dengan baik.
Dalam praktiknya, aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien dapat
meningkatkan produktifitas perusahaan. Pemenuhan kepuasan konsumen atas
produk yang diberikan oleh perusahaan akan berdampak positif pada loyalitas
konsumen dan meningkatkan penjualan perusahaan yang akhirnya juga akan
meningkatkan laba (profit) perusahaan (Astri, 2011:2).
Aspek finansial adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000. Penerapan ISO 9000 harus
menjadi stimulus untuk perbaikan proses operasi dan sistem kerja. Perolehan
sertifikat ISO harus diikuti efisiensi biaya operasi dan overhead cost secara
signifikan karena dengan terdokumentasi setiap aktivitas organisasi, setiap
proses operasi adalah proses yang bernilai tambah sekaligus mereduksi proses
tak bernilai tambah yang tidak efisien dan tidak efektif (Pardede, 2009:3).
Perolehan dan penerapan sertifikat ISO dapat memicu perolehan
pendapatan perusahaan yang lebih tinggi karena terjadinya proses
improvement dalam sistem kerja dan sistem operasi. Menurut penelitian yang
dilakukan PT. Sucofindo dan PUSTAN Departemen Perindustrian dan
Perdagangan tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia
yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000, ditemukan fakta perolehan
sertifikat ISO 9000 memicu terjadinya beberapa dalam beberapa parameter
operasi antara lain: peningkatan dokumentasi, peningkatan proses, hubungan
kerja yang lebih antar unit kerja, fokus kepada pelanggan, mengurangi
5
scrap/rework, peningkatan produktivitas, concern terhadap kualitas
pelanggan, peningkatan penjualan, alat promosi yang efektif, mengurangi
komplain pelanggan dan peningkatan share pasar (Pardede, 2009:4).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001 membawa dampak yang sangat baik bagi
perusahaan yang diantaranya peningkatan kualitas pelanggan, peningkatan
penjualan, dan efisiensi biaya yang akan berdampak pada peningkatan profit
dalam jangka panjang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Pardede,
2009:4). Selain itu juga dengan memperoleh sertifikat ISO 9001, diharapkan
dapat memberikan dampak positif bagi pendapatan perusahaan, melalui
peningkatan nilai penjualan produk yang berkualitas dan memiliki harga yang
kompetitif, dimana setelah memperoleh sertifikat ISO, tingkat penjualan
perusahaan dapat lebih meningkat atau menurun.
Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmar
dan Pujiati (2003) dengan mengambil sampel 38 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta, 16 perusahaan memperoleh sertifikat tahun
1995, 12 perusahaan memperoleh sertifikat tahun 1996, 9 perusahaan
memperoleh sertifikat tahun 1997, dan hanya 1 perusahaan memperoleh
sertifikat tahun 1998. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga
variabel yaitu ROA, gross profit margin, dan sales growth. Dari penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan gross profit margin
antara satu tahun sebelumnya dan tiga tahun sesudah sertifikasi ISO seri 9000
pada perusahaan manufaktur di BEJ.
6
Namun penelitian yang dilakukan Cendrawati dan Melinda (2011)
dengan sampel 30 perusahaan untuk kelompok ISO maupun kelompok Non-
ISO dan 15 perusahaan untuk sampel kelompok ISO baru menghasilkan
kesimpulan bahwa sertifikasi ISO 9000 tidak berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan yang dinyatakan dengan ROI.
Untuk membuktikan sekali lagi mengenai pengaruh sertifikasi ISO
terhadap profitabilitas dan sales growth, maka penelitian kali ini mencoba
mengkaji dan menguji pengaruh adanya sertifikasi ISO versi terbaru yaitu
ISO 9001:2008. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Profitabilitas dan
Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah
Bersertifikasi ISO 9001:2008 Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Cendrawati dan Melinda Haryanto (2011). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:
1. Variabel dependen yang digunakan peneliti sebelumnya hanya berupa
rasio return on investments, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti
lebih mengembangkan pada permasalahan profitabilitas dan sales growth.
2. Sampel yang digunakan peneliti sebelumnya yaitu perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1999-2007 yang belum
dan telah memperoleh sertifikat ISO 9000, sedangkan pada penelitian kali
7
ini peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012 yang belum dan telah
memperoleh sertifikat ISO 9001:2008.
3. Versi ISO yang digunakan peneliti sebelumnya adalah ISO seri 9000 versi
lama, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti menggunakan ISO seri
9001 versi tahun 2008.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan profitabilitas yang diukur melalui net profit
margin dan ROI sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan (sales growth)
sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris tentang:
1. Untuk mengetahui perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah
memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia.
8
2. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan penjualan (sales growth)
sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti dan akademisi, sebagai bahan masukan dan menambah
pengetahuan dalam menganalisis pengaruh perolehan sertifikasi ISO
9001:2008 terhadap tingkat profitabilitas dan pertumbuhan penjualan
(sales growth) pada perusahaan manufaktur di BEI. Penelitian ini juga
bermanfaat untuk pengimplementasian teori-teori yang telah dipelajari
oleh peneliti selama perkuliahan.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan
informasi bagi perusahaan dalam menentukan dan menerapkan kebijakan
dan strategi untuk meningkatkan laba perusahaan.
3. Bagi pihak eksternal, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh
para investor, pemegang saham, kreditor, dan pemerintah sebagai acuan
pengambilan keputusan.
4. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis dan bacaan
yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai
pengaruh penerapan sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap profitabilitas dan
pertumbuhan penjualan (sales growth).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel
1. Sejarah ISO
ISO (International Organization for Standardization) adalah
Organisasi Internasional untuk Standarisasi yang berkantor pusat di
Jenewa, merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM atau NGO =
Non-Governmental Organization) penetap standar internasional yang
terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap negara yang
bekerja sama telah menghasilkan lebih dari 17.000 standar internasional
untuk bisnis, pemerintahan dan masyarakat umum.
Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS
dalam bahasa Inggris (International Organization for Standardization)
atau OIN dalam bahasa Perancis (Organisation Internationale de
Normalisation) sebelum akhirnya ditetapkan menggunakan nama ISO,
diambil dari bahasa Yunani isos yang berarti sama. Didirikan pada 23
Februari 1947 di Jenewa, Switzerland. ISO menetapkan standar-standar
industrial dan komersial dunia. ISO pada awalnya dibentuk untuk
membuat dan memperkenalkan standarisasi internasional untuk apa saja.
Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi,
ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan
lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang
10
wakil anggotanya dari 170 negara untuk duduk dalam Komite Teknis
(Technical Committee).
Meski ISO adalah organisasi non-pemerintah, kemampuannya untuk
menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau
standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan
organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi
konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah.
Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan
perusahaan-perusahaan besar.
a. ISO 9000
ISO 9000 merupakan kumpulan standar Sistem Manajemen Mutu
(SMM) yang dikeluarkan dan dipelihara oleh ISO/TC 176 kemudian
diselenggarakan oleh badan akreditasi dan sertifikasi. Selanjutnya suatu
organisasi atau perusahaan yang telah mendapat sertifikasi ISO 9000 ini
akan diperbolehkan menyatakan dirinya kepada publik sebagai “ISO
9001:2000 certified” atau “ISO 9001:2000 registered”. ISO 9000 terdiri
dari standar-standar berikut:
1) ISO 9000:2005, SMM – Landasan dasar dan kosa kata, meliputi dasar-
dasar mengenai apakah SMM itu dan juga berisi istilah dan kosa kata
yang digunakan dalam standar ISO seri 9000.
2) ISO 9001:2000, SMM – Persyaratan-persyaratan, berisi segala
ketentuan dan persyaratan standar yang harus dipenuhi oleh suatu
11
organisasi yang ingin menerapkan dan mengadopsi SMM-ISO 9000
tersebut.
3) ISO 9004:2000, SMM – Pedoman untuk peningkatan kinerja, meliputi
langkah-langkah melakukan peningkatan berkesinambungan.
Masih ada standar-standar lain dalam kelompok ISO 9000 yang
kodenya tidak diawali dengan angka ISO 900x, sebagai contoh: ISO
10007:1995 – mengenai manajemen konfigurasi, dimana untuk
kebanyakan organisasi ini hanyalah satu bagian dari suatu sistem
manajemen yang lengkap.
b. Sejarah ISO 9000
Pre ISO 9000
Selama perang dunia ke-2, terdapat banyak sekali persoalan mutu
dalam industri teknologi tinggi di Inggris, seperti amunisi yang meledak
saat masih di pabrik pembuatnya. Solusi yang dilakukan adalah dengan
mensyaratkan pabrik untuk mendokumentasikan prosedur serta
menunjukannya dengan bukti-bukti terdokumentasi untuk membuktikan
bahwa prosedur tersebut telah dilakukan sesuai dengan yang dituliskan.
Nama standar itu dikenal dengan kode BS 5750, dan diakui sebagai
standar manajemen sebab ia tidak menyatakan apa yang dibuat, tapi
bagaimana mengelola proses pembuatannya. Pada tahun 1971, British
Standard Institute menerbitkan standar Pemerintah Inggris yang pertama
12
untuk penjaminan kualitas, yaitu BS 9000, yang dikembangkan untuk
industri elektronik. Pada tahun 1974, BSI menerbitkan BS 5179, yang
merupakan petunjuk untuk jaminan kualitas.
Sekitar tahun 1970-an, BSI mengadakan pertemuan dengan industri
untuk menciptakan standar umum. Hasilnya adalah BS 5750 pada tahun
1979. Banyak industri yang sepakat untuk mengganti standar miliknya
dengan standar yang berlaku. Tujuan dari BS 5750 adalah memberi
dokumen kontrak umum bagi industri, mendemonstrasikan bahwa
produksi industri dapat dikontrol. Pada tahun 1987, pemerintah Inggris
meyakinkan ISO untuk mengadopsi BS 5750 sebagai standar
internasional, dan kemudian BS 5750 menjadi ISO 9000.
Versi 1987
ISO 9000:1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan
3 (tiga) model SMM, pemilihan didasarkan pada ruang lingkup aktivitas
suatu organisasi:
1) ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality
assurance) dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan
pelayanan bagi organisasi yang memiliki aktivitas menciptakan produk
baru.
2) ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi dan
pelayanan yang dasarnya sama dengan ISO 9001:1987 namun tanpa
aktivitas menciptakan produk baru.
13
3) ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir
saja.
ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer di Amerika Serikat
khususnya, namun juga cocok diterapkan pada manufaktur. Penekanan
standar ini adalah pada kesesuaian dengan prosedur-prosedur ketimbangan
proses manajemen secara keseluruhan.
Versi 1994
ISO 9000:1994 menekankan QA melalui tindakan preventif, sebagai
ganti dari hanya melakukan pemeriksaan pada produk akhir, namun tetap
melanjutkan pembuktian kepatuhan dengan prosedur-prosedur
terdokumentasi. Dan karenanya, seperti versi sebelumnya, organisasi
cenderung menghasilkan begitu banyak manual prosedur sehingga
membebani organisasi tersebut dengan rangkaian birokrasi yang tidak
perlu.
Versi 2000
ISO 9001:2000 memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003
menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan
pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara
langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Versi 2000 ini
membuat perubahan mendasar dalam konsep SMM ISO 9000 ini dengan
menempatkan manajemen proses sebagai landasan pengukuran,
14
pengamatan dan peningkatan tugas dan aktivitas organisasi, ketimbang
hanya melakukan inspeksi pada produk akhir. Versi 2000 ini juga
menuntut keterlibatan manajemen puncak dalam mengintegrasikan
manajemen mutu dengan sistem bisnis secara keseluruhan,
dan juga menghindari pendelegasian fungsi-fungsi manajemen mutu ke
administrator junior. Tujuan lainnya adalah meningkatkan efektivitas
melalui pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan
pelanggan dan peningkatan berkesinambungan.
Versi 2008
ISO telah me-release edisi terbaru dari standar ISO 9001, yaitu ISO
9001:2008, Quality Management System-Requirements, pada tanggal 14
Nopember lalu. ISO 9001:2008 tidak ada persyaratan baru. Namun ada
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam standar ISO 9001 versi terbaru ini,
yaitu:
1) Untuk membuktikan pemenuhan persyaratan ISO 9001:2008, organisasi
harus mampu menyediakan bukti objektif (tidak perlu terdokumentasi)
bahwa SMM telah diterapkan secara efektif.
2) Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan
jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM, guna memenuhi
persyaratan ISO 9001:2008. Bukan dokumentasi yang menentukan
proses.
15
3) ISO 9001:2008, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk
memilih pendokumentasian SMM, memungkinkan setiap organisasi
mengembangkan jumlah minimum dari dokumentasi yang diperlukan
untuk mendemonstrasikan perencanaan yang efektif, operasi dan
kontrol prosesnya serta penerapannya dan peningkatan dari efektifitas
SMM.
4) Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan Documented Quality
Management System, and not a System of Documents.
5) Selain itu juga disampaikan bahwa dalam masa transisi, dari ISO
9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International
Accreditation Forum) menyetujui sebuah implementation plan
diantaranya:
a) ISO 9001:2008 telah dipublikasikan pada 14 Nopember 2008
b) Satu tahun setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat
akreditasi yang diterbitkan (baru maupun resertifikasi) harus
mengacu pada ISO 9001:2008
c) 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang
diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku.
Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya
menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk
menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya.
Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000, sebaiknya
16
berpikiran bahwa sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama
dengan sertifikat ISO 9001:2008 pada masa transisi.
Organisasi yang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2000
sebaiknya berubah menggunakan ISO 9001:2008 untuk sertifikasinya.
Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa
auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya,
dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut. Konsultan dan
Lembaga pelatihan disarankan untuk mengetahui akan klarifikasi ISO
9001:2008 serta menentukan kebutuhan untuk memperbaharui program
pelatihan/dokumentasi dan perubahan lainnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pelatihan/konsultasi ISO 9001:2008. (Sumber: indonesia-
2. Definisi dan Sejarah ISO 9001:2008
ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan
diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang awam
mengira ISO berasal dari International Standard of Organization, sama
sekali BUKAN. ISO 9001 merupakan standar international yang mengatur
tentang Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System), oleh
karena itu seringkali disebut sebagai “ISO 9001, QMS” adapun tulisan
2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah sistem
manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008.
17
Pertanyaan berikut yang muncul, apakah ISO sering mengalami
revisi? Jawabnya: YA. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan
pengelolaan sistem manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak
untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin
beragam. Versi 2008 ini adalah versi terbaru yang diterbitkan pada
Desember 2008 lalu. Organisasi pengelola standar international ini adalah
International Organization for Standardization yang bermarkas di
Genewa – Swiss, didirikan pada 23 Februari 1947, kini beranggotakan
lebih dari 147 negara yang mana setiap negara diwakili oleh badan
standardisasi nasional (Indonesia diwakili oleh KAN). Marilah kita
setback sebentar pada bagaimana sejarah ISO 9001 ada hingga revisi
terakhir tahun 2008.
Sejarah ISO dimulai dari dunia militer sejak masa perang dunia II.
Pada tahun 1943, pasukan Inggris membutuhkan sekali banyak amunisi
untuk perang sehingga untuk kebutuhan ini dibutuhkan banyak sekali
supplier. Sebagai konsekuensinya, maka demi kebutuhan standarisasi
kualitas, mereka merasa perlu untuk menetapkan standar seleksi supplier.
Selanjutnya, 20 tahun kemudian perkembangan standarisasi ini menjadi
semakin dibutuhkan hingga pada tahun 1963, Departemen Pertahanan
Amerika mengeluarkan standar untuk kebutuhan militer yaitu MIL-Q-
9858A sebagai bagian dari MIL-STD series. Kemudian standar ini
diadopsi oleh NATO menjadi AQAP-1 (Allied Quality Assurance
18
Publication-1) dan diadopsi oleh militer Inggris sebagai DEF/STAN 05-8.
Seiring dengan kebutuhan implementasi yang semakin kompleks, maka
DEF/STAN 05-8 dikembangkan menjadi BS-5750 pada tahun 1979. Atas
usulan American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada
tahun 1987 melalui International Organization for Standardization,
standar BS-5750 diadopsi sebagai sebuah standar international yang
kemudian dinamai ISO 9000:1987. Ada 3 versi pilihan implementasi pada
versi 1987 ini yaitu yang menekankan pada aspek Quality Assurance,
aspek QA and Production dan Quality Assurance for Testing. Concern
utamanya adalah inspection product di akhir sebuah proses (dikenal
dengan final inspection) dan kepatuhan pada aturan system procedure yang
harus dipenuhi secara menyeluruh.
Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994, karena kebutuhan
guaranty quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh
ditekankan perlunya proses preventive action untuk menghindari
kesalahan pada proses yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk.
Namun demikian versi 1994 ini masih menganut system procedure yang
kaku dan cenderung document centre dibanding kebutuhan organisasi yang
disesuaikan dengan proses internal organisasi. Pada ISO 9000:1994
dikenal 3 versi, yaitu 9001 tentang design, 9002 tentang proses produksi,
dan 9003 tentang services.
Versi 1994 lebih fokus pada proses manufacturing dan sangat sulit
diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena banyaknya prosedur yang
19
harus dipenuhi (sedikitnya ada 20 klausa yang semuanya wajib di
dokumentasikan menjadi prosedur organisasi). Karena ketebatasan inilah,
maka technical committee melakukan review atas standar yang ada hingga
akhirnya lahirlah revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan
dari ISO 9001, 9002, dan 9003 versi 1994.
Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20 klausa wajib, tetapi lebih
pada proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi
sekecil apapun bisa mengimplementasi sistem ISO 9001:2000 dengan
berbagai pengecualian pada proses bisnisnya. Maka dikenal istilah BPM
atau Business Process Mapping, setiap organisasi harus memertakan
proses bisnisnya dan menjadikannya bagian utama dalam quality manual
perusahaan, walau demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6 prosedur
yang harus terdokumentasi, yaitu procedure Control of Document, Control
of Record, Control of Non-Conforming Product, Internal Audit, Corrective
Action, dan Preventive Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh
organisasi bisnis manapun.
Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk
penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi
2000 dengan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektifitas
proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000
mengatakan harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi
2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang
dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses
20
yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control process
outsourcing menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001
ini.
a. 8 Prinsip Manajemen
Seperti dijelaskan di atas bahwa ISO 9001 versi 2000 dan versi 2008
lebih mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam
organisasi perusahaan sehingga hampir semua jenis usaha bisa
mengimplementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 ini. Sistem ISO
9001:2008 fokus pada efektifitas process continual improvement dengan
pilar utama pola berpikir PDCA (plan/merencanakan, do/melaksanakan,
control/mengawasi, act/menindaklanjuti), dimana dalam setiap proses
senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang
terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta
tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar
benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.
Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses
implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah delapan prinsip
manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja sistem
agar proses yang berlangsung sesuai dengan fokus utama yaitu effective
continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud adalah:
1) Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi
sistem semata-mata untuk memuaskan customer.
21
2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam
mengawal implementasi sistem bahwa semua gerak organisasi selalu
terkontrol dalam satu komando dengan komitmen yang sama dan gerak
yang sinergi pada setiap elemen organisasi.
3) Keterlibatan semua orang : Semua elemen dalam organisasi terlibat dan
concern dalam implementasi sistem manajemen mutu sesuai fungsi
kerjanya masing-masing, bahkan hingga office boy sekalipun
hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan
kinerjanya layak serta berkualitas, pada fungsinya sebagai office boy.
4) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi sistem selalu mengikuti
alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan
proses dipetakan melalui proses bisnis. Dengan demikian, pemborosan
karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada
proses yang tidak terlaksana karena pelaksanaan yang tidak sesuai
dengan flow process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya
kepercayaan pelanggan.
5) Pendekatan Sistem ke Manajemen : Implementasi sistem
mengedepankan pendekatan pada cara pengelolaan (management)
proses bukan sekedar menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu
konsep kaizen, continual improvement sangat ditekankan. Pola
pengelolaannya bertujuan memperbaiki cara dalam menghilangkan akar
(penyebab) masalah dan melakukan improvement untuk menghilangkan
potensi masalah.
22
6) Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO
9001:2008.
7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap
keputusan dalam implementasi sistem selalu didasarkan pada fakta dan
data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak
dilaksanakannya sistem ISO 9001:2008.
8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier
bukanlah ‘pembantu’, tetapi mitra usaha, business partner karena itu
harus terjadi pola hubungan saling menguntungkan.
Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar
menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. (Sumber:
Dikutip dari Wawan Setyawan “Prinsip Dasar ISO 9001:2008”)
3. Profitabilitas
Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Menurut Syafri (1997:304), “Profitabilitas merupakan
hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan, dimana rasio ini
digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
dan sebagainya.”
23
Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
perusahaan. Rasio-rasio yang telah dibahas sejauh ini dapat memberikan
petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi
sebuah perusahaan, tetapi rasio profitabilitas (profitability ratio) akan
menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang
pada hasil-hasil operasi.
Menurut Almilia (2007:5), “Para investor tetap tertarik terhadap
profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-
satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan
perusahaan.”
Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan
tingkat Return on Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return
yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan
biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari
informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio
profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektifitas
perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Sedangkan
menurut Hanafi (2005:42), “Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu”.
24
Almilia (2007:5) mengatakan bahwa rasio profitabilitas yang diukur
dengan ROI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba
karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Ada tiga rasio yang biasa
digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu:
a. Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio
ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan
biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu
(Hanafi, 2005:42). Untuk menghitung profitabilitas perusahaan
digunakan rumus sebagai berikut:
Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara
umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
b. Return On Investment (ROI)
Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On
Asset (ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Hansen dan
Mowen (2003:98) mendefinisikan ROI sebagai laba yang dihasilkan per
25
dolar investasi. ROI merupakan ukuran kinerja yang paling umum
digunakan dalam evaluasi kinerja pusat investasi. Hal ini didasari
pemikiran bahwa penggunaan laba sebagai ukuran kinerja akan lebih
bermakna jika dihubungkan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk
menghasilkan laba tersebut.
ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan total aset. Semakin tinggi tingkat ROI suatu perusahaan,
semakin baik perusahaan tersebut.
c. Return On Equity (ROE)
Pada akhirnya, rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah
akhir” (bottom line), adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham
biasa, yang diukur sebagai tingkat pengembalian ekuitas saham biasa
(return on common equity – ROE) (Brigham dan Houston, 2009:109).
Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2000:64).
Return On Equity (ROE) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
26
4. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)
Pertumbuhan penjualan (sales growth) mencerminkan manifestasi
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai
prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan
juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam
suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-
kesempatan pada masa yang akan datang (Barton et al. 1989:78).
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke
tahun atau waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan
mencerminkan pendapatan meningkat.
Menurut Indrawati dan Suhendro (2006:90), pertumbuhan perusahaan
adalah perubahan total penjualan perusahaan. Menurut Devie (2003:35),
pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan
perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa
pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate) dengan melihat
keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan perusahaan
akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva
perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli
aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan menimbulkan
konsekuensi pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan. Untuk
meningkatkan angka pertumbuhan dilakukan penetapan akan angka
jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Secara keuangan
27
tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan mendasarkan pada
kemampuan keuangan perusahaan. Tingkat pertumbuhan yang ditentukan
dengan hanya melihat kemampuan keuangan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri (internal growth
rate) dan tingkat pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth
rate). Internal growth rate merupakan tingkat pertumbuhan maksimum
yang dapat dicapai perusahaan tanpa membutuhkan dana eksternal atau
tingkat pertumbuhan yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan.
Sustainble growth rate adalah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat
dicapai perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal tetapi dengan
memelihara perbandingan antara hutang dengan modal (debt to equity
ratio).
Menurut Ratnawati (2007:8), pertumbuhan perusahaan yang
berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh
tergantung pada bagaimana dukungan aset terhadap peningkatan
penjualan. Selain melalui tingkat penjualan, pertumbuhan perusahaan
dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau dengan kesempatan investasi
yang diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan
investasi (investement opportunity set).
Murni dan Andriana (2007:6) menyatakan, pendekatan pertumbuhan
perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan
pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
perusahaan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada
28
masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur
berdasarkan perubahan total penjualan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi
akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik
aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan
sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan
yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi
kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjakan
asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah
dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi
penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode
sebelumnya.
Ket : St = penjualan pada tahun ke t
St-1 = penjualan pada periode sebelumnya
5. Hubungan Kualitas Barang / Jasa dengan Profitabilitas
Menurut Puspitasari (2007:10), salah satu sertifikat ISO 9001:2000
adalah pengelolaan kualitas lebih baik, sehingga hasil penjualan dan profit
meningkat.
Menurut Hadiwiardjo (2000:94), manfaat-manfaat umum sistem
manajemen mutu yang efektif adalah:
29
1. Pelanggan-pelanggan yang puas dan setia karena barang dan jasa yang
lalu di produksi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Biaya-biaya operasional yang berkurang sebagai akibat pemborosan
dihilangkan dan efisiensi ditingkatkan sebagai suatu hasil dari
penghapusan ketidaksesuaian.
3. Daya saing dan profitabilitas diperbaiki karena biaya-biaya kegiatan
operasional berkurang.
4. Semangat pegawai ditingkatkan karena mereka bekerja dengan efisien.
Menurut Nasution (2005:42), keuntungan yang didapatkan perusahaan
karena menyediakan barang atau jasa berkualitas baik berasal dari
pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah,
gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan, seperti tercantum pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas
P
E
R
B
A
I
K
A
N
M
U
T
U
Memperbaiki
Posisi persaingan
Meningkatkan
Keluaran yang
Bebas dari
kerusakan
Harga yang lebih
tinggi
Meningkatkan
pangsa pasar
Meningkatkan
penghasilan
Meningkatkan
penghasilan
Meningkatkan
penghasilan
Sumber: Nasution, 2005:43
30
Hubungan-hubungan dalam gambar 2.1. dijelaskan sebagai berikut:
1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan
dengan kebutuhan barang dan jasa tertentu.
2. Penelitian pemasaran mengidentifikasikan kebutuhan tersebut dan
mendefinisikan dalam hal kualitas.
3. Pelanggan menganggap produk dan jasa perusahaan lebih
berkualitas daripada pesaingnya.
4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar
harga relatif tinggi daripada harga pesaing.
5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi,
produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi.
6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa
pasar.
7. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti
spesifikasi pelanggan lebih baik daripada para pesaing.
8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan
memproduksi yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali.
9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas
akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing.
10. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar,
dan biaya untuk menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan
perusahaan.
31
6. Hubungan Kualitas Barang / Jasa dengan Penjualan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang
yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih
tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan (Ahmar dan
Kurnia, tanpa tahun:9).
Menurut Ahmar dan Kurnia, perusahaan yang memiliki kualitas yang
lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara
ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik
konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini
pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan.
Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan
keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang
pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan
indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.
32
Gambar 2.2
Hubungan Kualitas dengan Penjualan
P
E
R
B
A
I
K
A
N
K
U
A
L
I
T
A
S
Memperbaiki
posisi
persaingan
J
A
M
I
N
A
N
K
U
A
L
I
T
A
S
Meningkatkan
keluaran yang
bebas dari
kerusakan
Harga yang lebih
tinggi
Meningkatkan
pangsa pasar
Mengurangi
biaya operasi
Meningkatkan
penjualan
Meningkatkan
laba
Sumber: Vincent Gasperz (2001) diolah
Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh PT. Sucofindo dan
Pusat Standarisasi Nasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan
pada tahun 1998, dengan responden 150 perusahaan di Indonesia yang
telah memperoleh ISO 9000, ditemukan fakta bahwa perolehan ISO 9000
telah memicu terjadinya beberapa dokumentasi, peningkatan proses,
hubungan kerja yang lebih baik, fokus terhadap konsumen, mengurangi
scrap product, peningkatan produktivitas, peningkatan kepuasan
pelanggan dan peningkatan penjualan serta peningkatan pangsa pasar.
(Kompas, 2004)
33
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Cendrawati dan
Melinda
Haryanto (2011)
Analisis Pengaruh
Sertifikasi ISO
9000 terhadap
Rasio Return On
Investments
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Return On
Investments
(ROI) dan ISO
9000
Sertifikasi ISO 9000 tidak
berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan yang dinyatakan
dengan ROI.
2. Biatna D. T dan
Thedy Janitra
(2011)
Dampak Standar
ISO 9000
Terhadap Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Return On
Asset (ROA),
profit margin
on sales, sales
growth, asset
turnover, ISO
9000
Sertifikasi ISO 9001/2/3:1994
memberikan kontribusi yang cukup
besar dan signifikan terhadap
proses produksi perusahaan, tetapi
tidak memiliki kontribusi yang
signifikan terhadap perusahaan
yang bersertifikasi ISO 9001:2000.
3. Nurmala Ahmar
dan Wiwik
Kurnia (tanpa
tahun)
Analisis
Perbandingan
Pertumbuhan
Penjualan (Sales
Growth) Sebelum
dan Sesudah
Memperoleh
Sertifikat ISO
9000 pada
Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Jakarta
Penjualan
domestik
(domestic sales
growth),
penjualan
asing (foreign
sales growth),
ISO 9000
Tidak ada perbedaan yang
signifikan untuk domestic sales
growth dan foreign sales growth
antara sebelum dan sesudah
memperoleh sertifikat ISO seri
9000.
4. R. Wilopo dan
Agung
Priyambodo
(2008)
Analisis Kinerja
Perusahaan dan
Kinerja Saham
Perusahaan
Sebelum dan
Sesudah
Memperoleh
Sertifikasi ISO
ROI, gross
profit margin,
sales growth,
return saham,
dan IHSG
Terdapat perbedaan signifikan
dalam sales growth setelah satu
tahun sertifikasi, tetapi tidak
terdapat perbedaan setelah dua dan
tiga tahun sertifikasi.
Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam ROA, GPM, dan
IHSG.
34
Tabel 2.1 (lanjutan)
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
9001:2000 (Studi
pada Perusahaan
Manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia)
Terdapat perbedaan yang signifikan
dalam return saham setelah
sertifikasi ISO 9001:2000
5. Mohd. Zulkifli
Mokhtar dan
Mohd Shaladdin
Muda (2012)
Comparative
study on
performance
measures and
attributes between
ISO and non-ISO
certification
companies
ROA, ROE,
ROS, Working
Capital (WC),
Tobin’s Q,
EVA, Cash
flow, ukuran
perusahaan,
company’s
growth,
struktur modal
perusahaan,
umur
perusahaan,
industry
category
Terdapat perbedaan yang signifikan
dalam ROA, ROS, WC, EVA, usia
perusahaan, ukuran perusahaan dan
industry category antara
perusahaan yang memiliki
sertifikasi ISO 9000 dengan yang
tidak memiliki sertifikasi ISO 9000.
Sales growth dan ROE perusahaan
yang bersertifikasi ISO 9000 lebih
tinggi dibandingkan yang tidak
memiliki sertifikasi ISO 9000.
6. Charles J.
Corbett et al.,
(2004)
The financial
impact of ISO
9000 certification
in the US: An
empirical analysis
ROA, ROS,
Tobin’s Q,
Sales,
COGS/Sales,
Sales/Assets
Perusahaan yang bersertifikasi ISO
9000 memiliki peningkatan yang
signifikan dalam kinerja keuangan
setelah 3 tahun memperoleh
sertifikasi ISO 9000.
7. Divesh S.
Sharma (2005)
The association
between ISO 9000
certification and
financial
performance
Profit margin,
sales growth,
dan EPS
Adanya peningkatan profit margin,
sales growth, dan EPS yang
signifikan setelah memperoleh
sertifikasi ISO 9000.
8. Dimitris
Tzelepis, Kostas
Tsekouras,
Dimitris Skuras
dan Efthalia
Dimara (2006)
The effects of ISO
9001 on firms’
productive
efficiency
Fixed assets to
the number of
employees,
fixed to total
assets, total
debt to equity
(DBTA), total
DBTA’s, profit
margin, ROA
Penerapan ISO 9001 dapat
mempengaruhi proses produksi
sebagai masukan manajerial untuk
proses produksi seperti modal dan
tenaga kerja dan dapat
mempengaruhi proses produksi
sebagai faktor pengurangan
inefisiensi manajerial.
35
Tabel 2.1 (lanjutan)
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
9. Inaaki Heras,
Gavin P.M.
Dick, Martoa
Casadesuas
(2002)
ISO 9000
registration’s
impact on sales
and profitability:
A longitudinal
analysis of
performance
before and after
accreditation
Sales growth,
ROA, dan ISO
9000
Tidak ditemukan bukti bahwa
sertifikasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
profitabilitas atau pertumbuhan
penjualan. Yang terbaik yang dapat
dikatakan
adalah bahwa biaya tambahan yang
terkait dengan akreditasi telah
ditemukan.
36
C. Kerangka Berpikir
Menurut Hamid (2012:15) mendefinisikan kerangka berpikir sebagai
berikut:
“Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan”.
Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai
masalah penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam
penelitian ini adalah ISO 9001:2008, profitabilitas, dan pertumbuhan
penjualan (sales growth). Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
37
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Quality
Assurance
Sertifikasi
ISO 9001:2008
Profitabilitas
Sales Growth
Paired sample t – test (distribusi data normal)
atau
Wilcoxon signed ranks test (distribusi data tidak normal)
Hasil pengujian & Pembahasan
Kesimpulan, Keterbatasan, & Saran
Sebelum Setelah
38
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu dapat diketahui
bahwa perbaikan kualitas mampu memberikan fundamental strategi bisnis
yang lebih baik. Perbaikan kualitas yang diatributkan dengan sertifikasi ISO
9000 diharapkan akan mampu meningkatkan tingkat profitabilitas yang
diukur dengan profit margin, ROI, dan juga meningkatkan pertumbuhan
penjualan (sales growth).
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan lagi
kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penelitian ini
memiliki hipotesis sebagai berikut:
Ha1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah
sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ha2 : Terdapat perbedaan return on investment antara sebelum dan sesudah
sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ha3 : Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah sertifikasi
ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian deskriptif
komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian diambil secara purpose sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel dengan tujuan, pertimbangan atau kriteria tertentu
(Sugiyono, 2006 : 78). Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Tidak sedang dalam proses delisting.
2. Telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 periode 2007-2012.
3. Tersedia laporan keuangan untuk satu, dan dua tahun sebelum dan satu,
dua, dan tiga tahun sesudah sertifikasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk keperluan analisis data, maka peneliti memerlukan data
pendukung yang berasal dari perusahaan. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan cara pengumpulan data, yaitu:
40
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain
yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Seluruh data bersumber dari laporan keuangan dan laporan tahunan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai
dengan 2012 yang telah dipublikasikan secara lengkap. Data penelitian
diperoleh dari situs BEI yaitu www.idx.co.id , website perusahaan, dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik,
yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for
Windows 21.0. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode
statistik deskriptif, uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov
(KS) Test dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard
41
deviation), varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan
skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:19).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data menjadi prasyarat pokok dalam analisis parametrik
seperti korelasi, uji perbandingan rata-rata, analisis varian dan sebagainya,
karena data-data yang akan dianalisis parametrik harus berdistribusi
normal. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2011:77).
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov (KS) Test. One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS)
Test digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah mengikuti
distribusi secara teoritis (distribusi normal, poisson, uniform, atau
exponential). Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ini biasanya
digunakan untuk menguji normalitas data berskala interval atau rasio
(Priyatno, 2012:132). Pengambilan keputusan didapat dari nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi
data dinyatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi
data dinyatakan tidak normal (Priyatno, 2012:136).
Pengujian normalitas data ini dilakukan untuk menentukan alat analisa
yang akan digunakan dalam uji hipotesa. Jika data berdistribusi normal
maka alat analisa yang digunakan adalah uji statistik yaitu paired sample t-
test. Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka alat analisa yang
digunakan adalah metode non-parametik Wilcoxon signed-rank test.
42
3. Uji Hipotesis
a. Paired sample t-test
Paired sample t-test atau uji t sampel berpasangan, yaitu analisis
yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok
sampel yang berpasangan atau berhubungan. Sampel yang berpasangan
maksudnya subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang
berbeda, seperti perlakuan sebelum dan sesudah (Priyatno, 2012:25).
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum
dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008
Ha : Ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan
sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008
2) Menentukan tingkat signifikansi, penelitian ini menggunakan uji dua
sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%
3) Memperoleh nilai signifikansi
4) Kriteria pengujian
H0 diterima jika signifikansi > 0,05
H0 ditolak jika signifikansi < 0,05
5) Membandingkan signifikansi
6) Menarik kesimpulan
43
b. Wilcoxon signed-rank test
Wilcoxon signed-rank test merupakan uji non-parametrik yang tidak
mensyaratkan distribusi data normal yang digunakan untuk menguji
apakah ada perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan.
Uji ini sering digunakan sebagai alternatif pengganti dari paired sample
t-test jika data tidak normal (Priyatno, 2011:318).
Tahap-tahap wilcoxon signed-rank test adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 : Tidak ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum
dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008
Ha : Ada perbedaan profitabilitas dan sales growth sebelum dan
sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008
2) Menentukan taraf signifikansi, penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi 0,05
3) Pengambilan keputusan
Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima
4) Menarik kesimpulan
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat satu variabel independen dan dua variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sertifikasi ISO
44
seri 9001:2008. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
profitabilitas dan sales growth yang diukur melalui:
a. Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga
bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-
biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio profit
margin yang diambil dalam penelitian ini yaitu Net Profit Margin (NPM).
b. Return On Investment (ROI)
Return On Investment (ROI) sering juga disebut sebagai Return On Asset
(ROA). ROI mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.
c. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)
Sales growth mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan
penjualan dari waktu ke waktu.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Rasio Rumus Skala
Net Profit Margin Laba bersih setelah pajak
Penjualan
Rasio
Return On Investment Laba bersih setelah pajak
Total Aset
Rasio
Sales Growth Sales t – Sales t-1
Sales t-1
Rasio
Sumber: diolah dari berbagai referensi
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh
sertifikasi ISO 9001:2008. Perusahaan manufaktur (manufacturing)
merupakan satu dari tiga macam perusahaan selain perusahaan dagang
(merchandising) dan perusahaan jasa (service) ditinjau dari jenis usaha dan
cara mendapatkan laba. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang
mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi
bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Industri manufaktur tersebut
memiliki beberapa sub bagian, yaitu industri kimia dasar, aneka industri, serta
industri barang dan konsumsi. Adapun ketiga sub bagian tersebut terdiri dari
beberapa jenis berikut:
1) Industri kimia dasar, terdiri dari:
a. Semen
b. Keramik, porselen, dan kaca
c. Logam dan sejenisnya
d. Kimia
e. Plastik dan kemasan
f. Pakan ternak
g. Kayu dan pengolahannya
46
h. Pulp dan kertas
2) Aneka industri, terdiri dari:
a. Otomotif dan komponen
b. Pakaian dan tekstil
c. Alas kaki
d. Kabel
e. Elektronika
3) Industri barang konsumsi, terdiri dari:
a. Makanan dan minuman
b. Pabrik rokok
c. Farmasi
d. Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga
e. Perkakas/perabot
Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 tersebut,
penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur yang
ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun data yang digunakan adalah
data sekunder yang berasal dari laporan keuangan, annual report, dan website
perusahaan manufaktur 2 tahun sebelum memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 dan 2-3 tahun setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 yang
tersedia melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website
www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berikut
47
adalah rincian perolehan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan analisis.
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 di tahun 2009, 2010, dan 2011
42
Memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 setelah tahun
2010
(12)
Tidak tersedia laporan keuangan tahunan per 31
Desember untuk 2 tahun setelah sertifikasi ISO
9001:2008
(1)
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel (memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada
tahun 2009 dan 2010)
29
Sumber: data sekunder yang diolah, 2013
Berikut ini adalah tabel data sampel perusahaan manufaktur yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel
No. Nama Perusahaan Kode Tahun Sertifikasi
1 Polychem Indonesia Tbk ADMG 2009
2 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 2009
3 Berlina Tbk BRNA 2009
4 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 2009
5 Indofarma Tbk INAF 2009
6 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 2009
7 Lion Metal Works Tbk LION 2009
8 Mayora Indah Tbk MYOR 2009
9 Holcim Indonesia Tbk SMCB 2009
10 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 2009
11 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 2009
12 Unilever Indonesia Tbk UNVR 2009
13 Voksel Electric Tbk VOKS 2009
14 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS 2009
15 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 2010
Bersambung pada halaman selanjutnya
48
Tabel 4.2 (lanjutan)
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel
16 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 2010
17 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 2010
18 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 2010
19 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 2010
20 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL 2010
21 Jembo Cable Company Tbk JECC 2010
22 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 2010
23 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 2010
24 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL 2010
25 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 2010
26 Bentoel International Investama Tbk RMBA 2010
27 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 2010
28 Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA 2010
29 Trias Sentosa Tbk TRST 2010
Sumber: data diolah
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian
a. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang
dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar
deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai analisis deskriptif yaitu menjelaskan deksripsi data
dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
49
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM_sebelum 29 -.13 .61 .0645 .11891
NPM_sesudah 29 -.04 .30 .0686 .07515
ROI_sebelum 29 -5.64 36.93 5.2600 7.30169
ROI_sesudah 29 -3.97 39.68 6.7762 8.35039
SG_sebelum 29 -49.18 57.32 12.9938 19.06781
SG_sesudah 29 -4.63 31.09 12.3528 8.56525
Valid N (listwise) 29
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa setelah perusahaan
memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, nilai minimum Net Profit
Margin (NPM) pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan
sebesar 0,09 yaitu dari -0,13 pada periode sebelum memperoleh ISO
9001:2008 menjadi -0,04 sesudah memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008. Nilai maximum NPM juga mengalami penurunan sebesar
0,31 yaitu dari 0,61 menjadi 0,30. Nilai rata-rata NPM mengalami
peningkatan sebesar 0,0041 yaitu dari 0,0645 menjadi 0,0686. Standar
deviasi mengalami penurunan sebesar 0,04376 yaitu dari 0,11891
menjadi 0,07515.
Uji statistik deskriptif untuk Return On Investments (ROI), nilai
minimum pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar
1,67 yaitu dari -5,64 menjadi -3,97. Nilai maximum mengalami
peningkatan sebesar 2,75 yaitu dari 36,93 menjadi 39,68. Nilai rata-rata
ROI mengalami peningkatan sebesar 1,5162 yaitu dari 5,2600 sebelum
50
memperoleh sertifikasi ISO menjadi 6,7762 sesudah memperoleh
sertifikasi ISO. Standar deviasi juga mengalami peningkatan sebesar
1,0487 yaitu dari 7,30169 menjadi 8,35039.
Uji statistik deskriptif untuk Sales Growth (SG), nilai minimum
pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 44,55
yaitu dari -49,18 menjadi -4,63. Nilai maximum mengalami penurunan
sebesar 26,23 yaitu dari 57,32 menjadi 31,09. Nilai rata-rata SG
mengalami penurunan sebesar 0,641 yaitu dari 12,9938 menjadi
12,3528. Untuk standar deviasi mengalami penurunan sebesar 10,50256
yaitu dari 19,06781 menjadi 8,56525.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2011:77). Uji normalitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan One Sample Kolmogorov
Smirnov. Hasil uji normalitas akan menentukan metode uji hipotesis
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Paired sample t-test
dilakukan jika datanya berdistribusi normal, dan Wilcoxon signed rank
test dilakukan jika data tidak berdistribusi normal.
Menurut Priyatno (2012:136) pengambilan keputusan untuk uji
normalitas adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05 maka data berdistribusi
normal
51
b. Jika nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal
Hasil uji normalitas untuk data perusahaan yang bersertifikasi ISO
9001:2008 dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Perusahaan yang Bersertifikasi ISO 9001:2008
Variabel Kolmogorov-
Smirnov Z
Asymp. Sig Keterangan
distribusi data
NPM sebelum 1,492 0,023 Tidak normal
NPM sesudah 1,168 0,131 Normal
ROI sebelum 1,027 0,242 Normal
ROI sesudah 0,865 0,443 Normal
Sales growth sebelum 0,966 0,308 Normal
Sales growth sesudah 0,580 0,890 Normal
Sumber: data sekunder yang diolah
Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
untuk variabel NPM pada periode sebelum memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 data tersebut tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05)
dan untuk periode sesudah memperoleh ISO 9001:2008 data
berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05), maka pengujian variabel
NPM menggunakan Wilcoxon signed rank test. Selanjutnya untuk data
ROI dan Sales growth baik periode sebelum maupun sesudah
memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008, data berdistribusi normal
(Asymp. Sig > 0,05), sehingga pengujian variabel menggunakan Paired
sample t-test.
52
c. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Interpretasi
1) Pengujian Hipotesis Pertama
Rumusan hipotesis untuk pengujian pertama adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan
sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan
manufaktur di BEI
Ha1 : Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan
sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan
manufaktur di BEI
Pengujian hipotesis pertama untuk variabel Net Profit Margin
(NPM) menggunakan wilcoxon signed rank test karena data tidak
berdistribusi normal. Melalui pengujian wilcoxon signed rank test
maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara
tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui NPM sebelum
dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil pengujian
wilcoxon signed rank test untuk NPM dapat dilihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank-Test Variabel NPM Sebelum
dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008
Test Statisticsa
NPM_sesudah -
NPM_sebelum
Z -1.589b
Asymp. Sig. (2-tailed) .112
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: data sekunder yang diolah
53
Hasil perbandingan pada rasio Net Profit Margin (NPM) antara
sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 diperoleh Z hitung sebesar -1,589 dan signifikansi
sebesar 0,112 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α >
0,05). Dengan demikian H0 diterima dan Ha1 ditolak yang berarti
tidak ada perbedaan NPM antara sebelum dan sesudah perusahaan
memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis
pertama yang menyatakan “Terdapat perbedaan net profit margin
antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada
perusahaan manufaktur di BEI” tidak dapat didukung.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam profitabilitas
yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan Biatna D. T dan Thedy Janitra
(2011), serta R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008). Tidak
adanya perbedaan NPM sebelum dan sesudah sertifikasi ISO
9001:2008 dikarenakan adanya kemungkinan bahwa sertifikasi
memerlukan dana yang cukup besar sehingga mempengaruhi laba
pada periode perolehan sertifikasi ISO 9001:2008, dengan demikian
dampak biaya yang tinggi tersebut ikut mempengaruhi kenaikan
biaya operasional perusahaan sehingga dapat disimpulkan bahwa
perusahaan belum mampu menekan biaya-biaya operasionalnya,
khususnya biaya untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Jika
54
dilihat dari perolehan NPM perusahaan untuk tiap tahunnya,
sebagian perusahaan mempunyai nilai yang masih dibawah rata-rata
NPM tiap tahun dari keseluruhan data.
Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena sertifikat ISO itu
sendiri sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa. Seperti kita
ketahui, setiap perusahaan baik itu perusahaan berskala besar atau
kecil pastinya harus mengutamakan kualitas dalam hal apapun dan
adanya jaminan dari kualitas yang dihasilkan. Jaminan kualitas
dengan sertifikat ISO sudah sangat biasa dan menjadi kurang
istimewa di mata masyarakat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sertifikat ISO
9001:2008 hanyalah sebagai sarana artifisial bagi manajemen
perusahaan untuk menunjukkan kepada masyarakat, khususnya
kepada investor bahwa manajemen perusahaan telah melakukan
upaya perbaikan kualitas manajemen, meski belum atau tidak diikuti
dengan perbaikan kinerja perusahaan (R. Wilopo dan Agung
Priyambodo, 2008:292).
2) Pengujian Hipotesis Kedua
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5% (0,05).
Adapun rumusan hipotesisnya adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah
sertifikasi ISO 900:2008 pada perusahaan manufaktur di BEI
55
Ha2 : Terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah
sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di
BEI
Pengujian hipotesis kedua menggunakan paired sample t-test
karena data berdistribusi normal. Melalui pengujian paired sample t-
test maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat profitabilitas perusahaan yang diukur melalui ROI
sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008. Hasil
pengujian paired sample t-test dapat dilihat dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel ROI Sebelum dan
Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 ROI_sebelum -
ROI_sesudah
-1.51621 5.17720 .96138 -3.48551 .45310 -1.577 28 .126
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil perbandingan pada rasio Return On Investment (ROI)
antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008 diperoleh t hitung sebesar -1,577 dan signifikansi sebesar
0,126 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α > 0,05).
Dengan demikian H0 diterima dan Ha2 ditolak yang berarti tidak ada
perbedaan ROI antara sebelum dan sesudah perusahaan memperoleh
56
sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis kedua
yang menyatakan “Terdapat perbedaan ROI antara sebelum dan
sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di
BEI” tidak dapat didukung.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam profitabilitas
yang diukur dengan Return On Investment (ROI) sejalan dengan
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cendrawati dan
Melinda Haryanto (2011), Biatna D. T dan Thedy Janitra (2011),
Inaaki Heras (2002), serta R. Wilopo dan Agung Priyambodo
(2008). Adanya ketidak-signifikan menurut penelitian Cendrawati
dan Melinda, dalam segi penelitian dapat disebabkan oleh berbagai
keterbatasan penelitian, seperti jumlah sampel yang terlalu sedikit,
jangka waktu pengamatan yang kurang panjang, serta diabaikannya
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ROI perusahaan.
Sementara itu, dari segi praktisi, hal ini dapat juga dijelaskan oleh
kegagalan dalam implementasi ISO 9001 pada beberapa perusahaan.
Kegagalan dalam implementasi ISO dapat berdampak negatif bagi
kinerja perusahaan.
Selain itu tidak adanya perbedaan ROI sebelum dan sesudah
sertifikasi ISO 9001:2008 mencerminkan bahwa kurangnya
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Di samping
itu perusahaan juga sebaiknya memperhatikan kualitas produk yang
57
dihasilkan agar mampu meningkatkan kepuasan pelanggan.
Perolehan sertifikasi sistem manajemen mutu ini hendaknya oleh
perusahaan harus dijadikan sebagai peningkatan yang
berkesinambungan kinerja perusahaan sebagai upaya untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5% (0,05).
Adapun rumusan hipotesisnya adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan
sesudah sertifikasi ISO 900:2008 pada perusahaan
manufaktur di BEI
Ha3 : Terdapat perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah
sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur di
BEI
Pengujian hipotesis ketiga menggunakan paired sample t-test
karena distribusi data normal. Melalui pengujian paired sample t-test
maka akan diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam
sales growth sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO
9001:2008. Hasil pengujian paired sample t-test dapat dilihat dalam
tabel 4.7.
58
Tabel 4.7
Hasil Uji Paired Sample T-Test Variabel Sales Growth Sebelum
dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 SG_sebelum -
SG_sesudah
.64103 17.18094 3.19042 -5.89425 7.17632 .201 28 .842
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil perbandingan pada rasio sales growth antara sebelum dan
sesudah perusahaan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008
diperoleh t hitung sebesar 0,201 dan signifikansi sebesar 0,842 yang
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α > 0,05). Dengan
demikian H0 diterima dan Ha3 ditolak yang berarti tidak ada
perbedaan sales growth antara sebelum dan sesudah perusahaan
memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis
ketiga yang menyatakan “Terdapat perbedaan sales growth antara
sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2008 pada perusahaan
manufaktur di BEI” tidak dapat didukung.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ahmar dan Kurnia (tanpa tahun), Biatna D. T
dan Thedy Janitra (2011), R. Wilopo dan Agung Priyambodo (2008),
Inaaki Heras (2002), namun tidak mendukung hasil penelitian
59
Divesh S. Sharma (2005), Corbett et al., (2004), dan Mokhtar
(2012). Menurut Ahmar dan Kurnia, adanya ketidak-signifikan
dalam sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh
sertifikasi ISO 9001:2008 diduga disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya adanya kemungkinan bahwa terdapat banyak faktor yang
berpengaruh pada pertumbuhan penjualan dan tidak
dipertimbangkan dalam penelitian ini, seperti dominasi pengaruh
kondisi ekonomi dan politik dalam dunia perdagangan.
Faktor lain yang menyebabkan tidak adanya perbedaan ini
menurut Ahmar dan Kurnia (tanpa tahun) antara lain dibutuhkan
suatu persiapan yang matang untuk memperoleh sertifikat ISO
9001:2008, sehingga ada kemungkinan bahwa perusahaan yang
menjadi sampel penelitian telah menerapkan sistem mutu sesuai ISO
seri 9000 jauh sebelum sertifikat diperoleh. Selain itu dapat
disebabkan oleh rendahnya komitmen manajemen, hal ini
menyebabkan penerapan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008
menjadi terbengkalai, padahal penerapan sistem manajemen kualitas
ini menuntut adanya komitmen dan tanggung jawab yang besar.
Sikap mental juga diduga memiliki pengaruh yang cukup
dominan karena diketahui bahwa terdapat perusahaan-perusahaan
yang dalam mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO,
dilakukan dengan motivasi yang tidak sehat yaitu hanya untuk
mengikuti tren semata untuk mengejar prestise sehingga
60
menyebabkan kemalasan yang nantinya akan menghambat jadwal
kerja yang telah ditentukan dalam penerapan sistem manajemen
kualitas (Juni Ima, 2003).
Adanya persaingan bisnis yang kompetitif di era globalisasi ini
yang menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk
dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga menyebabkan
konsumen cenderung untuk menggunakan produk lain yang
memiliki tingkat kualitas yang hampir sama dengan produk yang
diproduksi oleh perusahaan bersertifikasi ISO 9001:2008 tetapi
harganya lebih terjangkau.
Selain itu alasan lain yang timbul adalah karena masyarakat
kurang mengerti perbedaan beberapa sertifikasi ISO yang selama ini
beredar. Masyarakat kurang mengetahui secara pasti masing-masing
perbedaan ISO yang dikeluarkan dari tahun ke tahun, mulai dari isi,
manfaat, tujuan, kegunaan, dampaknya terhadap segala aspek, dan
lain sebagainya.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan diolah, serta pengujian
yang telah dilakukan terhadap 29 sampel perusahaan dengan menggunakan
uji beda yaitu paired sample t-test atau wilcoxon signed rank-test, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan net profit margin dan
ROI antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008.
2. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap sales growth antara sebelum dan sesudah memperoleh
sertifikasi ISO 9001:2008.
Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa setelah perusahaan memperoleh
sertifikasi ISO 9001:2008 ternyata belum mampu mempengaruhi nilai
profitabilitas dan sales growth perusahaan meningkat. Hal tersebut dapat
disebabkan karena rendahnya komitmen manajemen yang menyebabkan
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terbengkalai. Selain itu
belum terdapat peningkatan kualitas manajemen yang dicerminkan dari
kinerja NPM, ROI, serta sales growth.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diperolehnya sertifikasi ISO
9001:2008 bagi perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya
62
sebagai sebuah pengakuan secara domestik maupun secara internasional baik
produk, pelayanan, dan sistem manajemennya tetapi sertifikat ISO 9001:2008
tidak cukup menyebabkan kinerja keuangan perusahaan meningkat.
B. Saran
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
maka peneliti memberikan masukan yang dapat berguna bagi peneliti
selanjutnya dan bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk semua pihak
dan diharapkan di masa mendatang dapat menyajikan hasil penelitian yang
lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa saran antara lain:
1. Bagi penelitian selanjutnya:
a. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah cakupan sampel
penelitian sehingga tidak hanya tercakup pada perusahaan manufaktur
saja, tetapi juga menyertakan sampel seluruh perusahaan go public di
terdaftar Bursa Efek Indonesia yang telah menerima sertifikasi ISO
9001:2008. Dengan demikian dapat diperoleh hasil yang dapat
mewakili seluruh perusahan yang ada di Indonesia.
b. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel penelitian
tidak hanya pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia saja, tetapi juga mengambil sampel pada perusahaan-
perusahaan lain yang belum go public di Bursa Efek Indonesia.
c. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah indikator
profitabilitas lain seperti operating profit margin, gross profit margin,
63
dan return on equity. Selain itu untuk pertumbuhan penjualan (sales
growth) dapat dibedakan antara penjualan domestik dan penjualan asing
yang belum digunakan dalam penelitian ini. Sehingga dapat
memberikan hasil yang lebih akurat mengenai kinerja keuangan
sebelum dan sesudah perolehan ISO 9001:2008.
d. Penelitian di masa mendatang juga dapat menganalisis pengaruh
penerapan sertifikasi ISO dengan penghargaan lain seperti ICSA
(Indonesian Customer Satisfaction Award) dan ISRA (Indonesian
Sustainability Reporting Award), sebab di era globalisasi seperti
sekarang ini perusahaan-perusahaan membutuhkan suatu pengakuan
untuk dapat menarik minat pasar dan meningkatkan pertumbuhan
penjualan, antara lain dengan cara memperoleh ISRA dan menampilkan
logo-logo penghargaan seperti logo ISO dan ICSA.
2. Bagi perusahaan:
a. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 harus
benar-benar menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
sebagai sarana memperbaiki mutu perusahaan dan memenuhi
kepuasaan pelanggan. Sertifikasi ISO 9001:2008 harus dijadikan
sebagai keputusan strategis perusahaan dalam memperbaiki kinerja
perusahaan dan bukan hanya sebagai alasan untuk mengikuti tren atau
isu global saja.
b. Bagi seluruh perusahaan diharapkan dapat mempertimbangkan dengan
baik dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan untuk
64
menerapkan sertifikasi ISO 9001 atau tidak ataupun untuk
mempertahankannya, sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usaha dalam artian perusahaan akan mampu untuk
mengefisiensikan biaya-biaya, serta mampu bersaing di pasar global
dalam artian perusahaan dapat meningkatkan penjualan khususnya
penjualan asing.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, Nurmala. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh
Sertifikasi ISO 9000: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta”, Thesis Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro, 2002.
Ahmar, Nurmala dan Diyah Pujiati. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah
Memperoleh Sertifikasi ISO Seri 9000: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis,
Ventura, Volume 6 Nomor 3, 2003.
Ahmar, Nurmala dan Wiwik Kurnia. “Analisis Perbandingan Pertumbuhan
Penjualan (Sales Growth) Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO
9000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, n.d.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen SMART, ISBN 978-
97916976-06, 3 November 2007.
Barton, Sidney L, Ned C. Hill, dan Sirinivasan Sundaran. “An Empirical Test of
Stakeholder Theory Predictions of Capital Structure”, Journal of The
Financial Management Association, Spring.
Biatna, D.T, dan Thedy Janitra. “Dampak Standar ISO 9000 Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Jurnal Standardisasi BSN Vol.13 No.3, Jakarta, 2011.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,
Edisi 10 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Cendrawati, dan Melinda Haryanto. “Analisis Pengaruh Sertifikasi ISO 9000
terhadap Rasio Return On Investments Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13 No.
3, Hlm. 211-228, Desember 2011.
66
Clarensia, Jeany, Sri Rahayu, dan Nur Azizah. “Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Kebijakan Dividen terhadap
Harga Saham”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur, Hlm. 72-
88, Jakarta.
Corbett, C.J, Montes-Sancho, M.J., dan Kirsch, D.A. “The Financial Impact of
ISO 9000 Certification in the United States: An Empirical Analysis”,
Management Sciences, 2004.
Deitiana, Tita. “Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen
terhadap Harga Saham”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13 No.1, Hlm. 57-
66, STIE Trisakti, April 2011.
Gasperz, Vincent. “Total Quality Management”. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2001.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Hadiwiardjo, Bambang H dan Sulistijarningsih. “Memasuki Pasar Intenasional
dengan ISO 9000”, Ghalia, Jakarta, 2000.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. “Management Accounting”, Sixth
Edition, Cincinnati: South Western College Publishing, 2003.
Heizer, Jay dan Barry Render. “Manajemen Operasional”, Edisi Sembilan,
Salemba Empat, 2009.
Heras, Inaki., Dick, Gavin P. M., dan Casadesus, Marti. “ISO 9000 Registration’s
Impact on Sales and Profitability”, International Journal of Quality &
Reliability Management, Vol. 19 No. 6, pp. 774-791, 2002.
67
Hestiningtyas, Astri. “Analisis Aktivitas dan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah
Bersertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur di BEI”,
rangkuman skripsi STIE Perbanas, Surabaya, 2011.
Indrawati, Titik dan Suhendro. “Determinasi Capital Structure pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia Vol. 3 No.1, Hlm. 77-105, Januari-Juni 2006.
Indriani, Juni Ima. “Analisis Net Profit Margin Sebelum dan Sesudah Registrasi
ISO seri 9000 : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta”, Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya, 2003.
Mokhtar, Mohd Zulkifli dan Mohd Shaladdin Muda. “Comparative Study On
Performance Measures And Attributes Between ISO and Non-ISO
Certification Companies”, International Journal Of Business and
Management, 2012.
Nasution, M. N. “Manajemen Mutu Terpadu”, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2005.
Nugroho, Syafri. “ISO 9000 Series and Seri SNI 19 9000-1992 Versi 1987 dan
1994”, Abdi Tandur, Jakarta, 1997.
Pardede, Anthonius Y., “Pengaruh Penerapan Sertifikasi ISO 9001:2000
terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”,
Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara, Medan, 2009.
Priyatno, Duwi. “Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
Dengan SPSS”, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2012.
Priyatno, Duwi. “Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS”, Mediakom,
Yogyakarta, 2011.
Psomas, Evangelos L., and Christos V Fotopoulos. “A Meta Analysis of ISO
9001:2000 Research Findings and Future Research Proposals”, International
Journal of Quality and Service Sciences, 2009.
68
Puspitasari, Melda. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh
Sertifikasi ISO Seri 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara, Medan, 2007.
Setyawan, Wawan. “Prinsip Dasar ISO 9001:2008”, (online
http://www.brint.com , diakses 25 November 2012)
Sharma, Divesh S. “The Association Between ISO 9000 Certification And
Financial Performance”. The International Journal Of Accounting, Elsevier,
2005.
Simmons, Bret L, dan Margareth A White. “The Relationship Between ISO 9000
and Business Performance: Does Registration Really Matter?”, Journal of
Managerial Issues Vol. XI Number 3 Fall: 330-343, 1999.
Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian”, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung,
2006.
Syafrizal, M. “Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000”, Jurnal Manajerial 4(1),
2008.
Tzelepis, Dimitris, et al. “The effects of ISO 9001 on firms’ productive efficiency”,
International Journal of Operations & Production Management Vol. 26 No.
10 pp. 1146-1165 Emerald Group Publishing Limited, 2006.
Wilopo R. , dan Agung Priyambodo. “Analisis Kinerja Perusahaan dan Kinerja
Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO
9001:2000 : Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.6 No.3, Surabaya, 2008.
Yuanita, Saskia. “Pengaruh Kinerja Karyawan Melalui Penerapan ISO
9001:2008 dengan Memperhatikan Job Satisfaction dan Employee
Engagement (PT. Karya Adikita Galvanize)”, Jurnal Bisnis University,
Jakarta.
69
http://konsultaniso.web.id
http://pojokceleban.wordpress.com/2012/07/13/perusahaan-perusahaan-
manufaktur-yang-terdaftar-di-bei/
http://puskesmaskaliwiro.web.id/index.php?option=com_content&view=article&i
d=82:sejarah-iso-9001&catid=38:umum&Itemid=76
70
LAMPIRAN
71
LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL
72
Data Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Sampel yang Bersertifikasi ISO
9001:2008
NO KODE Net Profit Margin (NPM)
t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 TAHUN
1 ADMG 0,02 -0,07 0,01 0,06 0,05 2009
2 AMFG 0,08 0,10 0,14 0,13 0,12 2009
3 BRNA 0,03 0,04 0,06 0,07 0,07 2009
4 GDYR 0,04 0,07 0,04 0,01 0,03 2009
5 INAF 0,87 0,34 0,01 0,03 0,04 2009
6 JPFA 0,02 0,02 0,07 0,04 0,06 2009
7 LION 0,14 0,16 0,19 0,20 0,26 2009
8 MYOR 0,05 0,05 0,07 0,05 0,07 2009
9 SMCB 0,05 0,06 0,14 0,14 0,15 2009
10 TOTO 0,06 0,06 0,17 0,16 0,15 2009
11 UNIC 0,01 0,01 0,01 0,01 0,05 2009
12 UNVR 0,16 0,15 0,17 0,18 0,18 2009
13 VOKS 0,04 0,23 0,78 0,05 0,06 2009
14 YPAS 0,06 0,07 0,06 0,04 0,04 2009
15 ARNA 0,08 0,09 0,10 0,14 2010
16 FASW 0,01 0,10 0,03 0,00 2010
17 IGAR 0,02 0,05 0,11 0,08 2010
18 INKP 0,09 -0,09 0,01 0,02 2010
19 INRU 0,02 -0,07 0,00 -0,03 2010
20 IPOL 0,04 0,08 0,03 0,03 2010
21 JECC 0,00 0,02 0,02 0,03 2010
22 JPRS 0,07 0,01 0,06 0,02 2010
23 LMPI 0,01 0,02 0,01 0,00 2010
24 NIKL 0,05 0,04 -0,02 -0,05 2010
25 PRAS -0,04 -0,22 0,01 0,13 2010
26 RMBA 0,04 0,00 0,03 0,03 2010
27 TKIM 0,04 0,03 0,05 0,03 2010
28 TPIA 0,00 0,10 0,00 -0,04 2010
29 TRST 0,03 0,09 0,07 0,06 2010
73
Data Return On Investment (ROI) Perusahaan Sampel yang Bersertifikasi
ISO 9001:2008
NO KODE ROI (%)
t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 TAHUN
1 ADMG 1,39 -6,83 0,99 5,61 7,65 2009
2 AMFG 8,70 11,45 13,95 12,52 11,13 2009
3 BRNA 2,68 4,80 6,31 6,80 7,87 2009
4 GDYR 7,31 0,08 5,81 1,65 5,39 2009
5 INAF 1,10 0,52 1,71 3,32 3,57 2009
6 JPFA 4,47 5,28 13,74 7,87 9,83 2009
7 LION 11,71 14,95 12,71 14,36 19,69 2009
8 MYOR 7,48 6,71 11,00 7,33 8,95 2009
9 SMCB 2,35 3,68 7,94 9,63 11,35 2009
10 TOTO 6,17 6,14 17,75 16,33 15,54 2009
11 UNIC 1,27 1,30 1,48 2,21 0,84 2009
12 UNVR 36,84 37,01 38,93 39,73 40,38 2009
13 VOKS 6,67 0,45 0,89 7,03 8,66 2009
14 YPAS 10,74 10,35 10,55 7,44 4,71 2009
15 ARNA 7,38 7,77 11,54 16,93 2010
16 FASW 0,98 7,54 2,68 0,09 2010
17 IGAR 2,40 7,78 15,56 14,25 2010
18 INKP 3,39 -2,73 0,25 0,75 2010
19 INRU 0,65 -1,86 0,01 -1,00 2010
20 IPOL 2,69 5,50 2,36 2,56 2010
21 JECC 0,01 2,70 4,60 4,52 2010
22 JPRS 12,31 0,54 8,61 2,43 2010
23 LMPI 0,46 1,11 0,80 0,29 2010
24 NIKL 9,18 6,90 -2,09 -5,85 2010
25 PRAS -2,67 -8,61 0,94 7,18 2010
26 RMBA 5,37 0,58 4,83 -4,66 2010
27 TKIM 2,28 1,34 2,76 1,33 2010
28 TPIA -0,58 17,57 0,50 -5,18 2010
29 TRST 2,69 7,49 6,75 5,13 2010
74
Data Sales Growth (SG) Perusahaan Sampel yang Bersertifikasi ISO
9001:2008
NO KODE SALES GROWTH (%)
t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 TAHUN
1 ADMG 18,40 3,73 15,41 34,03 24,06 2009
2 AMFG 23,89 17,03 26,83 7,01 10,05 2009
3 BRNA 22,60 27,66 5,81 19,53 23,21 2009
4 GDYR 10,83 14,30 53,32 7,21 -1,89 2009
5 INAF 24,01 16,13 -6,86 14,84 -3,94 2009
6 JPFA 23,46 45,82 -2,68 12,02 14,07 2009
7 LION 25,33 27,87 5,23 29,15 24,41 2009
8 MYOR 43,47 38,16 51,22 30,86 11,18 2009
9 SMCB 25,45 27,92 0,28 26,23 19,77 2009
10 TOTO 8,10 26,93 14,40 19,65 17,50 2009
11 UNIC -1,41 7,79 27,54 28,45 -0,30 2009
12 UNVR 10,67 24,18 7,91 19,19 16,34 2009
13 VOKS 47,75 66,89 -24,26 53,84 23,31 2009
14 YPAS 38,20 15,14 24,92 7,09 10,93 2009
15 ARNA 27,64 10,34 11,14 20,70 2010
16 FASW 13,98 -9,70 21,79 -3,30 2010
17 IGAR 0,07 6,74 -4,36 8,52 2010
18 INKP 21,16 -22,12 2,01 -1,63 2010
19 INRU -16,07 -31,82 -7,12 18,60 2010
20 IPOL 35,26 1,15 15,91 9,63 2010
21 JECC 53,77 -32,55 52,57 -2,57 2010
22 JPRS 69,30 -58,66 49,93 -28,10 2010
23 LMPI 7,59 16,85 25,05 19,13 2010
24 NIKL 43,51 -19,48 -7,16 -2,09 2010
25 PRAS -37,60 -60,75 15,06 -6,12 2010
26 RMBA 29,54 2,37 13,09 -2,19 2010
27 TKIM 17,66 -13,59 2,99 -4,14 2010
28 TPIA 15,83 -4,98 18,26 3,99 2010
29 TRST 21,01 -13,22 16,06 -3,79 2010
75
Hasil Perhitungan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh
Sertifikasi ISO 9001:2008
No. KODE
NPM ROI (%) SG (%)
Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 ADMG -0,03 0,04 -2,72 4,75 11,07 24,50
2 AMFG 0,09 0,13 10,08 12,53 20,46 14,63
3 BRNA 0,04 0,07 3,74 6,99 25,13 16,18
4 GDYR 0,06 0,03 3,70 4,28 12,57 19,55
5 INAF 0,61 0,03 0,81 2,87 20,07 1,35
6 JPFA 0,02 0,06 4,88 10,48 34,64 7,80
7 LION 0,15 0,22 13,33 15,59 26,60 19,60
8 MYOR 0,05 0,06 7,10 9,09 40,82 31,09
9 SMCB 0,06 0,14 3,02 9,64 26,69 15,43
10 TOTO 0,06 0,16 6,16 16,54 17,52 17,18
11 UNIC 0,01 0,02 1,29 1,51 3,19 18,56
12 UNVR 0,16 0,18 36,93 39,68 17,43 14,48
13 VOKS 0,14 0,30 3,56 5,53 57,32 17,63
14 YPAS 0,07 0,05 10,55 7,57 26,67 14,31
15 ARNA 0,09 0,12 7,58 14,24 18,99 15,92
16 FASW 0,06 0,02 4,26 1,39 2,14 9,25
17 IGAR 0,04 0,10 5,09 14,91 3,41 2,08
18 INKP 0,00 0,02 0,33 0,50 -0,48 0,19
19 INRU -0,03 -0,02 -0,61 -0,50 -23,95 5,74
20 IPOL 0,06 0,03 4,10 2,46 18,21 12,77
21 JECC 0,01 0,03 1,36 4,56 10,61 25,00
22 JPRS 0,04 0,04 6,43 5,52 5,32 10,92
23 LMPI 0,02 0,01 0,79 0,55 12,22 22,09
24 NIKL 0,05 -0,04 8,04 -3,97 12,02 -4,63
25 PRAS -0,13 0,07 -5,64 4,06 -49,18 4,47
26 RMBA 0,02 0,03 2,98 0,09 15,96 5,45
27 TKIM 0,04 0,04 1,81 2,05 2,04 -0,58
28 TPIA 0,05 -0,02 8,50 -2,34 5,43 11,13
29 TRST 0,06 0,07 5,09 5,94 3,90 6,14
76
LAMPIRAN 2 HASIL OUTPUT
SPSS
77
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM_sebelum 29 -.13 .61 .0645 .11891
NPM_sesudah 29 -.04 .30 .0686 .07515
ROI_sebelum 29 -5.64 36.93 5.2600 7.30169
ROI_sesudah 29 -3.97 39.68 6.7762 8.35039
SG_sebelum 29 -49.18 57.32 12.9938 19.06781
SG_sesudah 29 -4.63 31.09 12.3528 8.56525
Valid N (listwise) 29
78
UJI NORMALITAS PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKAIS ISO 9001:2008
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NPM_sebelum NPM_sesudah ROI_sebelum ROI_sesudah SG_sebelum SG_sesudah
N 29 29 29 29 29 29
Normal Parametersa,b
Mean .0645 .0686 5.2600 6.7762 12.9938 12.3528
Std. Deviation .11891 .07515 7.30169 8.35039 19.06781 8.56525
Most Extreme Differences
Absolute .277 .217 .191 .161 .179 .108
Positive .277 .217 .191 .161 .133 .076
Negative -.190 -.121 -.146 -.123 -.179 -.108
Kolmogorov-Smirnov Z 1.492 1.168 1.027 .865 .966 .580
Asymp. Sig. (2-tailed) .023 .131 .242 .443 .308 .890
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
79
UJI WILCOXON SIGNED RANK-TEST NET PROFIT MARGIN (NPM)
PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
NPM_sesudah - NPM_sebelum
Negative Ranks 8a 15.38 123.00
Positive Ranks 19b 13.42 255.00
Ties 2c
Total 29
a. NPM_sesudah < NPM_sebelum
b. NPM_sesudah > NPM_sebelum
c. NPM_sesudah = NPM_sebelum
Test Statisticsa
NPM_sesudah -
NPM_sebelum
Z -1.589b
Asymp. Sig. (2-tailed) .112
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
80
UJI PAIRED SAMPLE T-TEST RETURN ON INVESTMENT (ROI)
PERUSAHAAN SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 ROI_sebelum 5.2600 29 7.30169 1.35589
ROI_sesudah 6.7762 29 8.35039 1.55063
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 ROI_sebelum & ROI_sesudah 29 .789 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 ROI_sebelum -
ROI_sesudah
-1.51621 5.17720 .96138 -3.48551 .45310 -1.577 28 .126
81
UJI PAIRED SAMPLE T-TEST SALES GROWTH PERUSAHAAN
SAMPEL YANG BERSERTIFIKASI ISO 9001:2008
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SG_sebelum 12.9938 29 19.06781 3.54080
SG_sesudah 12.3528 29 8.56525 1.59053
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SG_sebelum & SG_sesudah 29 .434 .019
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 SG_sebelum -
SG_sesudah
.64103 17.18094 3.19042 -5.89425 7.17632 .201 28 .842