analisis sam indonesia
DESCRIPTION
contoh analisis dengan menggunakan Social Accounting Matrix (SAM)TRANSCRIPT
1 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
Tugas Model Ekonomi by anton widodo, ambara sugama, randy cavendish, medi nopiana dan ajiv
parnata
1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan
Social Accounting Matrix (SAM) dapat digunakan sebagai alat pendataan ekonomi sekaligus
sebagai alat analisis dampak shock terhadap perekonomian suatu negara. Sebagai alat pendataan, SAM
dapat merangkum seluruh kegiatan transaksi ekonomi yang terjadi di suatu perekonomian dalam waktu
tertentu dan dapat memotret struktur sosial-ekonomi dalam suatu perekonomian.
Dalam analisis ekonomi, SAM dapat menunjukkan dengan baik dampak dari suatu kebijakan
ekonomi (sebagai salah satu bentuk shock) terhadap seluruh sektor dalam perekonomian yang dibagi
dalam tiga blok, yaitu blok faktor produksi, blok institusi, dan blok produksi, dan selanjutnya tiap-tiap
blok dikelompokkan kembali kedalam beberapa sektor.
Sesuai dengan kegunaan SAM, tulisan ini bertujuan menggunakan SAM sebagai alat analisis
untuk mengetahui :
a. Besarnya dampak shock yang terjadi pada suatu sektor dalam suatu blok, terhadap seluruh sektor
dalam perekonomian.
b. Jaringan transmisi (network of paths) pengaruh dari shock tersebut dalam mempengaruhi sektor
lain dalam blok yang sama atau blok yang berbeda.
2. Data
Data yang akan digunakan dalam analsis adalah data SAM Indonesia tahun 2005. Data ini
bersumber dari data Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) 2005 terbitan Badan Pusat Statistik (BPS),
yang telah dikonversi menjadi bentuk SAM.
3. Metodologi
Untuk mencapai tujuan pertama dari penulisan, akan digunakan konsep pengganda. Konsep
pengganda dalam analisis SAM, bertujuan untuk melihat seberapa besar dampak dari suatu shock yang
diberikan kepada suatu sektor dalam blok tertentu terhadap seluruh perekonomian. Shock tersebut
dapat berupa stimulus fiskal yang diberikan pemerintah, tambahan investasi swasta atau shock dalam
bentuk lainnya.
Besaran dampak global dari shock yang diberikan tersebut terhadap seluruh sektor dalam
semua blok matrik SAM, dapat dilihat dengan mendapatkan matriks pengganda global (Ma = (I-A)-1
)
berukuran 53 x 53, dengan pendekatan keterkaitan kebelakang. Selanjutnya, matriks Ma dapat dipecah
(didekomposisi) menjadi 3 matriks yang disebut matriks pengganda transfer (Ma1), matrik pengganda
open loop (Ma2) dan matriks pengganda close loop (Ma3), dimana Ma = Ma1 x Ma2 x Ma3. Kegunaan
2 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
ketiga matriks hasil dekomposisi tersebut adalah untuk mengetahui besarnya dampak shock yang
diberikan terhadap: (1) sektor lain dalam blok yang sama (Ma1) , (2) seluruh sektor dalam blok yang lain
(Ma2) dan (3) dampak balik kepada sektor yang pada awalnya diberikan shock setelah shock
mempengaruhi sektor lain dalam seluruh blok (Ma3).
Analisis Jalur Stuktural akan digunakan untuk mencapai tujuan kedua dari tulisan ini yaitu untuk
melihat jaringan transmisi pengaruh shock tersebut terhadap sektor dalam blok yang sama atau sektor
dalam blok yang berbeda.
Analisis Pengganda dan Jalur Struktural dalam tulisan ini akan dilakukan dalam bentuk 4
simulasi, yang masing-masing merupakan pemberian shock kepada 1 sektor dalam blok produksi.
Dengan kata lain, terdapat 4 sektor dalam blok produksi yang akan diberikan shock dalam 4 simulasi
yaitu: sektor listrik, gas dan air minum dalam simulasi 1, sektor bangunan dalam simulasi 2, sektor
perdagangan besar, eceran, jasa angkut dan pergudangan dalam simulasi 3, dan sektor restoran dalam
simulasi 4.
4. Analisis
4.1. Analisis Pengganda
4.1.1. Pengganda Global (Ma)
Misalkan shock yang terjadi berupa pemberian stimulus fiskal oleh pemerintah Indonesia Rp100
milyar terhadap empat sektor dalam blok produksi sebagaimana disebutkan dalam bagian metodologi.
Selanjutnya, besarnya pengaruh stimulus tersebut terhadap seluruh perekonomian telah dirangkum
dalam tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1. Dampak Shock terhadap Seluruh Blok dalam Perekonomian (dalam Milyar Rupiah)
No Blok dalam Tabel SAM Hasil Simulasi
Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4
1. Faktor Produksi 144,12 144,61 183,72 184,11
2. Institusi 183,06 178,09 219,89 221,65
3. Produksi 327,84 339,17 357,88 413,67
Sumber: Tabel SAM Nasional 2005, telah diolah kembali
Kolom Simulasi 1 sampai dengan Simulasi 4, pada tabel diatas masing-masing menunjukkan
besarnya dampak pemberian stimulus pada 4 sektor dalam blok produksi. Sebagai contoh, dalam
Simulasi 4, pemberian stimulus sebesar Rp100 milyar kepada sektor restoran dalam blok produksi
berdampak pada:
3 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
a. Peningkatan balas jasa untuk seluruh pekerja dan pemilik modal (yang terdapat dalam seluruh sektor
dalam blok faktor produksi), sebesar Rp184,11 milyar.
b. Peningkatan income seluruh sektor institusi yaitu rumah tangga, perusahaan dan pemerintahan
(yang terdapat dalam seluruh sektor dalam blok institusi), sebesar Rp221,65 milyar.
c. Peningkatan output seluruh sektor dalam blok produksi sebesar Rp413,67 milyar.
4.1.2. Pengganda Transfer
Sesuai dengan teorinya, pengganda transfer menunjukkan pengaruh shock pada suatu sektor
pada blok tertentu terhadap seluruh sektor pada blok yang sama. Hasil keempat simulasi
mengkonfirmasi teori tentang pengganda transfer tersebut, dimana sesuai analisis pengganda transfer,
shock hanya berpengaruh pada blok produksi saja.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Pengganda Transfer (dalam Milyar Rupiah)
No Sektor dalam Blok Produksi Hasil Simulasi
Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4
1 Pertanian tanaman Pangan 0,09 0,24 0,28 14,47
2 Tanaman Bahan Makanan Lainnya 1,06 0,84 0,33 3,99
3 Peternakan 0,05 0,14 0,16 10,38
4 Kehutanan dan Perburuan 0,07 2,66 0,12 0,10
5 Perikanan 0,02 0,07 0,08 4,86
6 Pertambangan Batu Bara, Bijih Logam, Minyak& Gas 20,48 3,60 1,46 0,81
7 Pertambangan dan Penggalian Lain 0,27 6,79 0,21 0,09
8 Industri Makanan, minuman 0,26 0,65 0,78 39,91
9 Industri Pemintalan, Tekstil dan Kulit 0,18 0,29 0,83 1,90
10 Industri kayu dan Bahan dari Kayu 0,11 5,14 0,43 0,11
11 Industri Kertas, Percetakan 4,54 20,27 4,61 1,64
12 Industri Kimia, Hasil Tanah Liat, Semen, Logam Dasar 30,07 21,14 7,05 4,45
13 Listrik Gas dan Air Minum 116,55 0,89 2,68 1,12
14 Bangunan 1,49 100,92 2,44 0,65
15 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Angkut dan Pergudangan 3,86 6,54 101,70 12,99
16 Restoran 0,26 1,07 1,33 100,33
17 Perhotelan 0,07 0,18 0,20 0,06
18 Angkutan Darat 1,44 2,54 3,63 1,82
19 Angkutan Udara dan Air 1,24 2,25 3,53 1,45
20 Komunikasi 0,29 0,52 0,38 0,37
21 Bank dan Lembaga Keu Non Bank 2,28 2,72 6,18 2,48
22 Real Estate dan Jasa Perusahaan 2,52 4,02 7,75 1,97
23 Pemerintahan 0,34 0,69 0,54 0,42
24 Sektor-Sektor Lainnya 0,87 1,46 3,08 1,07
Jumlah 188,42 185,59 149,78 207,42
Sumber: Tabel SAM Nasional 2005, telah diolah kembali
4 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
Tabel 4.2 menunjukkan hasil simulasi pengaruh pemberian shock Rp100 Milyar pada 4 sektor
sebagaimana yang telah disebutkan dalam bagian metodologi, dengan analisis pengganda transfer,
terhadap seluruh sektor pada blok produksi.
Sebagai contoh, hasil simulasi 1 menunujukkan bahwa shock Rp100 milyar pada sektor listrik,
gas dan air minum, menyebabkan peningkatan output seluruh sektor di blok produksi sebesar Rp188,42
milyar, dengan rincian output sektor listrik gas dan air minum meningkat sebesar Rp.116.55 milyar,
output sektor industri kimia, hasil tanah liat, semen dan logam dasar meningkat sebesar Rp.39.07 milyar
dan sisanya meningkatkan output 22 sektor lainnya sebesar Rp.41.80 milyar.
4.1.3. Pengganda Open Loop
Melalui tabel 4.3, pada blok faktor produksi dapat dilihat bahwa dengan adanya simulasi pada
sektor listrik, gas dan air minum, faktor produksi kapital (17) menerima dampak pengganda open loop
yang lebih tinggi dibanding faktor produksi tenaga kerja dengan nilai pengganda 25,914. Hal ini berarti,
apabila terjadi kenaikan investasi di sektor listrik, gas dan air minum sebesar Rp100 milyar, maka setelah
melalui keseluruhan sistem dalam blok sektor produksi dan sektor-sektor dalam blok institusi,
pendapatan faktor produksi kapital akan meningkat sebesar Rp25,914 milyar. Dari 16 (enam belas) jenis
tenaga kerja, ternyata tenaga kerja produksi, operator alat angkut, pekerja kasar penerima upah dan gaji
di perkotaan (6) menerima dampak pengganda open loop paling tinggi yaitu sebesar 3,325.
Simulasi sektor bangunan terhadap pendapatan blok faktor produksi dapat dilihat bahwa faktor
produksi kapital (17) masih menerima dampak pengganda open loop yang lebih tinggi dibanding faktor
produksi tenaga kerja dengan nilai pengganda 16,844. Hal ini berarti, apabila terjadi kenaikan investasi
di sektor bangunan sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok sektor
produksi dan sektor-sektor dalam blok institusi, pendapatan faktor produksi kapital akan meningkat
sebesar Rp16,844 milyar. Dari enam belas jenis tenaga kerja, ternyata tenaga kerja produksi, operator
alat angkut, pekerja kasar penerima upah dan gaji di perkotaan (6) masih menerima dampak pengganda
open loop paling tinggi yaitu sebesar 6,133. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan simulasi sebelumnya
pada sektor listrik, gas dan air minum.
Simulasi sektor perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan
terhadap pendapatan blok faktor produksi dapat dilihat bahwa faktor produksi tenaga kerja tata usaha,
penjualan dan jasa-jasa bukan penerima upah dan gaji di perkotaan (12) menerima dampak pengganda
open loop yang lebih tinggi dibanding faktor produksi kapital dengan nilai pengganda 21,368. Hal ini
berarti, apabila terjadi kenaikan investasi di sektor perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang
angkutan dan pergudangan sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok
sektor produksi dan sektor-sektor dalam blok institusi, pendapatan faktor produksi tenaga kerja tata
usaha, penjualan dan jasa-jasa bukan penerima upah dan gaji di perkotaan akan meningkat sebesar
5 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
Rp21,368 milyar. Pada blok faktor produksi ini, Kapital (17) tidak lagi menerima dampak pengganda
open loop paling tinggi yaitu hanya sebesar 9,140.
Tabel 4.3. Dampak Pengganda Open Loop (dalam Milyar Rupiah)
Uraian Sektor Faktor Produksi dan Institusi
No
Nilai Pengganda
Sim 1 Sim 2 Sim 3 Sim 4
Tenaga Kerja
Pertanian Penerima upah dan gaji di pedesaan 1 0,000 0,000 0,000 0,000
Penerima upah dan gaji di perkotaan 2 0,000 0,000 0,000 0,000
Bukan penerima upah dan gaji di pedesaan 3 0,000 0,000 0,000 0,000
Bukan penerima upah dan gaji di perkotaan 4 0,000 0,000 0,000 0,000
Produksi, Operator
Alat Angkut, Pekerja
Kasar
Penerima upah dan gaji di pedesaan 5 1,334 4,782 0,488 0,044
Penerima upah dan gaji di perkotaan 6 3,325 6,133 1,986 0,362
Bukan penerima upah dan gaji di pedesaan 7 0,053 1,570 0,201 0,080
Bukan penerima upah dan gaji di perkotaan 8 0,104 1,940 0,293 0,108
Tata Usaha, Penjualan
dan Jasa-jasa
Penerima upah dan gaji di pedesaan 9 0,415 0,064 2,419 2,491
Penerima upah dan gaji di perkotaan 10 2,600 0,902 11,965 12,427
Bukan penerima upah dan gaji di pedesaan 11 0,014 0,033 12,937 4,491
Bukan penerima upah dan gaji di perkotaan 12 0,039 0,159 21,368 8,300
Kepemimpinan,
Ketatalaksanaan,
Militer, Profesional,
Teknisi
Penerima upah dan gaji di pedesaan 13 0,351 0,072 0,194 0,051
Penerima upah dan gaji di perkotaan 14 0,863 1,338 1,491 0,492
Bukan penerima upah dan gaji di pedesaan 15 0,013 0,123 0,234 0,037
Bukan penerima upah dan gaji di perkotaan 16 0,023 0,507 0,239 0,158
Kapital
17 25,914 16,844 9,140 12,392
Rumah Tangga
Pertanian Buruh 18 1,058 1,114 1,960 1,477
Pengusaha memiliki tanah kurang dari 0,5 ha 19 1,326 1,528 2,837 2,189
memiliki tanah 0,5 ha-1,0 ha 20 0,964 1,238 1,487 0,846
memiliki tanah lebih dari 1,0 ha 21 1,069 0,935 1,297 1,073
Pedesaan Golongan bawah 22 2,655 4,782 10,304 4,666
Penerima pendapatan 23 0,744 1,149 0,870 0,560
Golongan atas 24 2,270 2,102 5,400 3,270
Perkotaan Golongan bawah 25 4,498 6,393 8,912 5,865
Penerima pendapatan 26 1,602 1,679 4,689 3,019
Golongan atas 27 4,121 4,124 20,783 11,797
Perusahaan
28 18,589 12,375 7,858 9,531
Pemerintahan 29 7,374 5,305 5,029 4,725
JUMLAH 81,318 77,192 134,381 90,452
Sumber: Tabel SAM Nasional 2005, telah diolah kembali.
Terakhir dari blok faktor produksi dapat dilihat bahwa dengan adanya simulasi pada sektor
restoran, faktor produksi tenaga kerja tata usaha, penjualan dan jasa-jasa penerima upah dan gaji di
perkotaan (10) menerima dampak pengganda open loop yang lebih tinggi dibanding faktor produksi
kapital dengan nilai pengganda 12,427. Hal ini berarti, apabila terjadi kenaikan investasi di sektor
restoran sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok sektor produksi
dan sektor-sektor dalam blok institusi, pendapatan faktor produksi tenaga kerja tata usaha, penjualan
dan jasa-jasa penerima upah dan gaji di perkotaan akan meningkat sebesar Rp12,427 milyar. Dalam blok
faktor produksi, Kapital (17) menerima dampak pengganda open loop kedua tertinggi yaitu sebesar
12,392.
Pada blok Institusi, simulasi yang dilakukan terhadap sektor listrik, gas dan air minum dapat
diperoleh dampak pengganda open loop paling tinggi yaitu dari rumah tangga perusahaan (28) sebesar
18,589. Hal ini berarti, apabila terjadi kenaikan investasi di sektor listrik, gas dan air minum sebesar
Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok institusi, pendapatan rumah tangga
6 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
perusahaan akan meningkat sebesar Rp18,589 milyar. Sedangkan di antara golongan household,
dampak pengganda open loop yang paling tinggi diterima oleh rumah tangga perkotaan golongan bawah
(22) sebesar 4,498.
Simulasi yang dilakukan terhadap sektor bangunan dapat diperoleh dampak pengganda open
loop paling tinggi yaitu dari rumah tangga perusahaan (28) sebesar 12,375. Hal ini berarti, apabila terjadi
kenaikan investasi di sektor bangunan sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem
dalam blok institusi, pendapatan rumah tangga perusahaan akan meningkat sebesar Rp12,375 milyar.
Sedangkan di antara golongan household, dampak pengganda open loop yang paling tinggi masih
diterima oleh rumah tangga perkotaan golongan bawah (22) sebesar 6.393.
Simulasi yang dilakukan terhadap sektor perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang
angkutan dan pergudangan dapat diperoleh dampak pengganda open loop paling tinggi yaitu dari rumah
tangga perkotaan golongan atas (27) sebesar 20,783. Hal ini berarti, apabila terjadi kenaikan investasi di
sektor perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan sebesar Rp100 milyar,
maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok institusi, pendapatan rumah tangga perusahaan
akan meningkat sebesar Rp20,783 milyar. Rumah tangga pedesaan penerima pendapatan (23)
menerima dampak pengganda open loop terkecil yaitu hanya sebesar 0,870.
Terakhir simulasi yang dilakukan terhadap sektor restoran dapat diperoleh dampak pengganda
open loop paling tinggi yaitu dari rumah tangga perkotaan golongan (27) atas sebesar 11,797. Hal ini
berarti, apabila terjadi kenaikan investasi di sektor restoran sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui
keseluruhan sistem dalam blok institusi, pendapatan rumah tangga perusahaan akan meningkat sebesar
Rp11,797 milyar. Rumah tangga pedesaan penerima pendapatan (23) menerima dampak pengganda
open loop terkecil yaitu hanya sebesar 0.560.
4.1.4. Pengganda Closed Loop
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada tiga sektor produksi yang menerima dampak pengganda
closed loop relatif tinggi dari sektor listrik, gas dan air minum. Ketiga sektor tersebut adalah sektor
industri makanan, minuman dan tembakau (37) sebesar 10,633; sektor industri kertas, percetakan, alat
angkutan barang dari logam dan industri lainnya (40) sebesar 6,252; dan sektor pemerintahan dan
pertahanan, pendidikan, kesehatan, jasa sosial lainnya, film & rekreasi (52) sebesar 4,956. Dengan
demikian dapat diartikan, jika dilakukan injeksi pada sektor listrik, gas dan air minum sebesar Rp100
milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok faktor produksi dan juga blok institusi,
permintaan output sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor industri kertas,
percetakan, alat angkutan barang dari logam dan sektor pemerintahan dan pertahanan, pendidikan,
kesehatan, jasa sosial lainnya, film & rekreasi masing-masing akan meningkat sebesar Rp10,633 milyar,
Rp6,252 milyar dan Rp4,956 milyar.
7 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
Tiga sektor produksi yang menerima dampak pengganda closed loop relatif tinggi dari sektor
bangunan adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau (37) sebesar 13,043; sektor industri
kertas, percetakan, alat angkutan barang dari logam dan industri lainnya (40) sebesar 7,528; dan sektor
pertanian tanaman pangan (30) sebesar 5,928. Sehingga dapat diartikan, apabila dilakukan injeksi pada
sektor bangunan sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok faktor
produksi dan juga blok institusi, permintaan output sektor industri makanan, minuman dan tembakau,
sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan barang dari logam dan sektor pertanian tanaman
pangan masing-masing akan meningkat sebesar Rp13,043 milyar, Rp7,528 milyar dan Rp5,928 milyar.
Tabel 4.4. Dampak Pengganda Closed Loop (dalam Milyar Rupiah)
Uraian Sektor dalam Blok Produksi No.
Sektor
Nilai Pengganda
Sim 1 Sim 2 Sim 3 Sim 4
Pertanian tanaman pangan 30 4,815 5,928 12,712 7,656
Tanaman bahan makanan lainnya 31 1,232 1,514 3,303 1,982
Peternakan 32 1,532 1,884 4,107 2,462
Kehutanan dan perburuan 33 0,129 0,155 0,345 0,207
Perikanan 34 1,709 2,109 4,647 2,774
Pertambangan batubara & bijih logam, pertambangan minyak dan gas 35 0,987 1,199 2,653 1,588
Pertambangan dan penggalian lainnya 36 0,082 0,096 0,202 0,123
Industri makanan, minuman dan tembakau 37 10,633 13,043 28,529 17,152
Industri pemintalan, tekstil dan kulit 38 1,902 2,361 5,134 3,051
Industri kayu dan barang-barang dari kayu 39 0,313 0,383 0,857 0,509
Industri kertas, percetakan, alat angkutan barang dari logam dan industri lainnya 40 6,252 7,528 16,842 10,114
Industri kimia, pupuk, hasil-hasil dari tanah liat & semen dan industri logam dasar 41 4,583 5,589 12,279 7,341
Listrik, gas dan air minum 42 101,150 1,391 3,115 1,863
Bangunan 43 0,561 100,634 1,302 0,803
Perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan 44 4,750 5,816 112,738 7,644
Restoran 45 3,328 4,027 8,861 105,322
Perhotelan 46 0,203 0,235 0,539 0,325
Angkutan darat 47 1,909 2,331 5,027 3,024
Angkutan udara dan air 48 2,300 2,769 6,195 3,707
Komunikasi 49 0,366 0,443 0,974 0,583
Bank dan lembaga keuangan non bank 50 2,306 2,775 6,307 3,769
Real estate dan jasa perusahaan 51 2,115 2,593 5,724 3,418
Pemerintahan & pertahanan, pendidikan, kesehatan, jasa social lainnya, film & rekreasi 52 4,956 5,685 11,519 7,104
Jasa perorangan, rumah tangga dan jasa lainnya 53 2,466 2,977 6,617 3,966
JUMLAH 160,579 173,467 260,527 196,487
Sumber: Tabel SAM Nasional 2005, telah diolah kembali.
Tiga sektor produksi yang menerima dampak pengganda closed loop relatif tinggi dari sektor
perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan adalah sektor industri
makanan, minuman dan tembakau (37) sebesar 28,529; sektor industri kertas, percetakan, alat
angkutan barang dari logam dan industri lainnya (40) sebesar 16,842; dan sektor pertanian tanaman
pangan (30) sebesar 12,712. Sehingga dapat diartikan, apabila dilakukan injeksi pada sektor
perdagangan besar dan eceran, jasa penunjang angkutan dan pergudangan sebesar Rp100 milyar, maka
setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok faktor produksi dan juga blok institusi, permintaan
output sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor industri kertas, percetakan, alat
8 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005
angkutan barang dari logam dan sektor pertanian tanaman pangan masing-masing akan meningkat
sebesar Rp28,529 milyar, Rp16,842 milyar dan Rp12,712 milyar.
Terakhir, tiga sektor produksi yang menerima dampak pengganda closed loop relatif tinggi dari
sektor restoran. Ketiga sektor tersebut adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau (37)
sebesar 17,152, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan barang dari logam dan industri lainnya
(40) sebesar 10,114 dan sektor pertanian tanaman pangan (30) sebesar 7,656. Sehingga dapat diartikan,
apabila dilakukan injeksi pada sektor restoran sebesar Rp100 milyar, maka setelah melalui keseluruhan
sistem dalam blok faktor produksi dan juga blok institusi, permintaan output sektor industri makanan,
minuman dan tembakau, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan barang dari logam dan sektor
pertanian tanaman pangan masing-masing akan meningkat sebesar Rp17,152 milyar, Rp10,114 milyar
dan Rp7,656 milyar.
4.2. Analisis Jalur Struktural
5. Kesimpulan
Menggunakan pendekatan Social Accounting Matrix, dapat kita lihat dampak yang terjadi akibat
pemberian fiscal shock pada suatu sektor produksi dalam perekonomian akan mengakibatkan
perubahan pada sektor lainnya dalam perekonomian, baik dalam blok faktor produksi, institusi, maupun
sektor produksi itu sendiri. Dalam analisis pengganda transfer, pemberian shock kepada sektor restoran
akan mengakibatkan perubahan yang paling signifikan dalam kondisi perekonomian Indonesia secara
keseluruhan. Analisis pengganda open loop menunjukkan bahwa pemberian shock pada sektor
perdagangan besar, eceran, jasa angkut dan pergudangan akan menyebabkan peningkatan yang paling
besar, sementara dalam analisis pengganda closed loop peningkatan paling besar dalam perekonomian
akan terjadi jika shock juga diberikan kepada perdagangan besar, eceran, jasa angkut dan pergudangan.
Kesimpulan SPA.....
Daftar Pustaka
Biro Pusat Statistik. 2006. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2005.
Mansuri, Yuri, dan Iwan J. Azis. 2003. Measuring Economy-wide Impacts of a Financial Shock. ASEAN
Economic Bulletin, Vol. 20, No. 2, hal 112-127.
Setyobudi, Dwi. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekspor Sektor Industri Pemintalan, Tekstil, dan Kulit pada
Perekonomian dan Distribusi Pendapatan (Pengamatan dengan Structural Path Analysis SNSE
Indonesia 1998 dan 2003). Thesis. Universitas Indonesia.
9 | Pengaruh Fiscal Shock Terhadap Perekonomian Indonesia: Pengamatan dengan Social Accounting Matriks Indonesia Tahun 2005