analisis semiotika john fiske dalam tayangan lentera

22
1 ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA INDONESIA EPISODE MEMBINA POTENSI PARA PENERUS BANGSA DI KEPULAUAN SULA Trivosa Pah 1 , Rini Darmastuti 2 Universitas Kristen Satya Wacana [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRACT Lentera Indonesia is one of the documentary programs by television station NET TV. This program displayed the story from the people who struggled to bring positive thinking and impact to the community. This program has a lot of signs and meanings. This article will be explained about Lentera Indonesia’s program edition “Building the potential of the nation’s next generation in Sula Island, North Maluku Province” which aired on May 6 th , 2018 and is located in the village of Lekokadai, Sula Island, Nort Maluku Province. This article conducted to find out the meaning of this episode. This article used a critical paradigm which is approached by John Fiske’s semiotic method, consist of reality level, representation level, and ideology level. Seen from every story that has been built from section 1 to 3, this program has been shown: 1. The struggles of a young girl named Yosa who have been fighting for education in remote areas in Indonesia, with a personality that is simple, creative, has a characteristic of leadership, and easy to blend with the people surrounding himself. 2. People besides the main character who inspires, struggles, and willingness the others in limited facilities and electricity.3. Shown the potential of this place which has been named by city of music in Indonesia. Keywods: John Fiske; semiotic; Lentera Indonesia; Sula Island. ABSTRAK Lentera Indonesia, merupakan salah satu program bergenre documenter yang dimiliki oleh stasiun televisi swasta NET.TV. Program ini menampilkan kisah perjuangan anak bangsa yang membawa dampak positif bagi masyarakat, yang sarat akan tanda-tanda dan pemaknaan. Tulisan ini akan membahas tayangan Lentera Indonesia episode “Membina Potensi Para Penerus Bangsa di Kepulauan Sula, Maluku Utara” yang tayang pada 6 Mei 2018 dan berlokasi di desaLekokadai, Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Tujuannya adalah untuk mengetahui makna dari episode ini. Tulisan ini didasarkan pada paradigma kritis dengan mendekatan semiotika John Fikse. Kode- kode sosial yang dikemukan oleh John Fiske terbagi menjadi 3 tahapan yaitu level realitas, level representatif dan level ideologi. Dilihat dari setiap cerita yang dibangun dari segmen 1 sampai 3, tayangan ini ingin menunjukkan 1. Perjuangan seorang anak muda yang bernama Yosa dalam memperjuangkan pendidikan di daerah pelosok yang ada di Indonesia, dengan kepribadian yang sederhana, kreatif, tegas, memiliki sifat pemimpin, dan mudah berbaur dengan lingkungan sekitar. 2. Pelajaran hidup yang menginspirasi, semangat perjuangan, kebaikan hati dan kerelaan memberi yang datang dari tokoh-tokoh lain selain tokoh utama, dalam keterbatasan fasilitas serta listrik 3. Potensi anak daerah Maluku yang dijuluki sebagai city of music in Indonesia. Kata Kunci: Semiotika, John Fiske, Lentera Indonesia, Kepulauan Sula

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

1

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARA

PENERUSBANGSADIKEPULAUANSULA

TrivosaPah1,RiniDarmastuti2UniversitasKristenSatyaWacana

[email protected],[email protected]

ABSTRACT

LenteraIndonesiaisoneofthedocumentaryprogramsbytelevisionstationNETTV.Thisprogramdisplayed the story from the peoplewho struggled to bring positive thinking and impact to thecommunity. This program has a lot of signs andmeanings. This articlewill be explained aboutLenteraIndonesia’sprogramedition“Buildingthepotentialofthenation’snextgenerationinSulaIsland, North Maluku Province” which aired on May 6th, 2018 and is located in the village ofLekokadai,SulaIsland,NortMalukuProvince.Thisarticleconductedtofindoutthemeaningofthisepisode.ThisarticleusedacriticalparadigmwhichisapproachedbyJohnFiske’ssemioticmethod,consistofrealitylevel,representationlevel,andideologylevel.Seenfromeverystorythathasbeenbuiltfromsection1to3,thisprogramhasbeenshown:1.ThestrugglesofayounggirlnamedYosawhohavebeenfightingforeducationinremoteareasinIndonesia,withapersonalitythatissimple,creative,hasacharacteristicofleadership,andeasytoblendwiththepeoplesurroundinghimself.2.Peoplebesidesthemaincharacterwhoinspires,struggles,andwillingnesstheothersinlimitedfacilitiesandelectricity.3.ShownthepotentialofthisplacewhichhasbeennamedbycityofmusicinIndonesia.Keywods:JohnFiske;semiotic;LenteraIndonesia;SulaIsland.

ABSTRAK

Lentera Indonesia, merupakan salah satu program bergenre documenter yang dimiliki olehstasiuntelevisiswastaNET.TV.Programinimenampilkankisahperjuangananakbangsayangmembawadampakpositifbagimasyarakat,yangsaratakantanda-tandadanpemaknaan.TulisaniniakanmembahastayanganLenteraIndonesiaepisode“MembinaPotensiParaPenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”yangtayangpada6Mei2018danberlokasididesaLekokadai,KepulauanSula,ProvinsiMalukuUtara.Tujuannyaadalahuntukmengetahuimaknadariepisodeini.TulisaninididasarkanpadaparadigmakritisdenganmendekatansemiotikaJohnFikse.Kode-kodesosialyangdikemukanolehJohnFisketerbagimenjadi3tahapanyaitulevelrealitas,levelrepresentatifdanlevelideologi.Dilihatdarisetiapceritayangdibangundarisegmen1sampai3,tayangan ini inginmenunjukkan1.PerjuanganseoranganakmudayangbernamaYosadalammemperjuangkanpendidikandidaerahpelosokyangadadiIndonesia,dengankepribadianyangsederhana, kreatif, tegas, memiliki sifat pemimpin, dan mudah berbaur dengan lingkungansekitar.2.Pelajaranhidupyangmenginspirasi,semangatperjuangan,kebaikanhatidankerelaanmemberi yang datang dari tokoh-tokoh lain selain tokoh utama, dalam keterbatasan fasilitassertalistrik3.PotensianakdaerahMalukuyangdijulukisebagaicityofmusicinIndonesia. KataKunci:Semiotika,JohnFiske,LenteraIndonesia,KepulauanSula

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

2

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

PENDAHULUANMemasuki abad ke-20, pertelevisian Indonesia berkembang pesat dan melahirkanbanyakstasiuntelevisi.Hinggasaatini,terdapatlebihdari300stasiuntelevisi,mulaidaristasiuntelevisinasional,swastamaupunlokal.Tayangan-tayangandalamstasiuninipunberagam,sepertiberita,hiburan,musik,talkshow,drama,olahraga,kerohanian,kuis,filmdanlain-lain.Setiaptayangantelevisiini,mempunyaitargetsasaranyangberbeda-bedaberdasar pada visi danmisi tayangan tersebut. Televisimerupakan salah satumediamassayangterdiridarikombinasiradio(broadcast)danfilm(movingpicture).Akibatnya,penontondi rumah-rumahketikamenangkap siaranTV,maka tanpadisadarimerekajugaakanmenangkapsiaranradio.Effendi(1993:174)mengatakan,dalamsetiapunsurtanyangantelevisiselaluadaunsur-unsurradio.Penontontidakmungkindapatmelihatgambar-gambaryangbergerakpadalayartelevisi,jikatidakadaunsur-unsurfilm.Disisi yang lain, televisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam membentukperilaku khalayak.Hal ini seperti yang dikatakan olehProf. Dr. R.Mar’at dariUnpad,bahwatayangantelevisipadaumumnyamempengaruhisikap,pandangan,persepsi,danperasaan para penonton. Inilah kekuatan televisi dan seringkali dipahami olehmasyarakat kita sebagai sebuahkewajaran. Jadi, bila adahal-hal yangmengakibatkanpenontonterharu, terpesona,atau latah,bukanlahsesuatuyang istimewa,sebabsalahsatu pengaruh psikologis dari televisi adalah keperkasaannya yang seakan-akanmenghipnotispenonton,sehinggamerekaterhanyutdalamketerlibatanpadakisahatauperistiwayangdihidangkantelevisi(Effendi,2002:122).Berbicaratentangtayangantelevisi,adaduakomponenpentingyangmenjadiperhatianyaitu segi auditif dan segi visual. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan, karena padaumumnya penonton akan lebih tertarik pada sebuah tayangan di televisi denganmempertimbangkansuaradanvisualnya.Penontonakantertarikdenganpenyiartelevisiatauorang-orangyang tampakdi layarkaca televisi, ketika ‘tokoh-tokoh’ yang tampiltersebutberparasmenarikdanmemilikisuarayangbaik.Padadasarnya,pengaruhdaritelevisi akan cepatditerima terutamapada aspekkognitif yangmeliputi pengetahuanakan kejahatan, aspek afektifmeliputi perasaan atau emosi akan tayangan kekerasanbahkan aspek behavioural yang meliputi tindakan untuk meniru adegan kekerasan(Wulandari, 2016:83). Dengan kata lain, keperkasaan televisi dalam mempengaruhikhalayakdandalammembangunpengaruhpadaaspekkognitif,afektifdansampaiaspekperilaku,sangatdipengaruhiolehfaktoraudiodanvisualdaritanyangantersebut.Berdasarkandaripemahamanini,makasetiapstasiuntelevisiberusahauntukmembuattayanganyangmenarikdenganmempertimbangankeseimbanganpadaaspekauditifdanvisual. Tujuannya adalah supaya pesan dari setiap tayangan mudah diterima olehkhalayakdanmampumembawapengaruhpadatatarankognitif,afektifdanbehavioral.SalahsatutelevisiyangsangatmemperhatikanhaliniadalahNetTV.PT.NetMediatama

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

3

Televisimerupakan stasiun swasta yang resmimengudara di pertelevisian Indonesiasejaktanggal26Mei2013.Stasiuntelevisiinimemilikikategoriprogramtayangan,yaitu:NetNews,NetEntertaiment,NetTalkshow,NetClassic,NetSitcom,NetDocumentaru,NetMagazie,Netseries,NetMusikdanNetSpecial.Salah satu tayangan dalam kategori Net Documentary adalah Lentera Indonesia.Tayangan yang ada sejak tahun 2013 ini mengangkat kisah nyata perjuangankemanusiaan di pelosok Negeri yang membawa dampak positif bagi masyarakat.Burdarasi 30 menit di layar kaca, tayangan ini seolah-olah berusaha menayangkanpermasalah yang dekat dengan keseharian masyarakat, seperti pendidikan,kesejahteraan,sosialdanekonomi.Layaknyatayangantelevisipadaumumnya,programLenteraIndonesiamemilikifungsiinformatif,edukatif,hiburan,dansaratdenganmaknapesan yanghendakdisampaikan kepadapenonton. Pesan-pesan tersebut ditampilkandalammekanisme lambang atau tanda-tanda berupa penampilan, percakapan, suara,lingkungandan sebagainya.Terkaitdenganpesan-pesanyangditampilkandari setiapepisodedariprogramLenteraIndonesia,makayangmenjadipertanyaanadalahmaknaapayangterkandungdarisetiappesanyangingindisampaikandaritayangantersebut?Pesan-pesan apa yang ingin disampaikanmelalui simbol-simbol yang digunakan darisetiaptayangan?Pembelajaranapayangingindisampaikankepadamasyarakat,melaluisimbol-simbolyangdigunakandarisetiapepisodedariprogramLenteraIndonesia?Untukmenjawabbeberapapertanyaandiatas,dapatdilakukandenganmengungkapkanmakna dari pesan yang disampaikan melalui cerita dari episode program LenteraIndonesia yang sarat akan simbol dan tanda. Pendekatan John Fiske dalam kajiansemiotika,merupakansalahsatucarayangbisakitagunakan.Dalamkajiansemiotikaini,JohnFiskemenjelaskantentangkode-kodesosialyangdigunakandiacaratelevisi.Diamembagikedalam3levelyaitulevelrealitas,levelrepresentatifdanlevelideology.JohnFiskemerupakanseorangahlifilsufdansejarawanasalAmerikaSerikatyanglahirpadatahun 1939. Melalui buku yang berjudul Television Culture (1987), dia mengkritisitayangan televisi yang berkaitan dengan isu ekonomi dan budaya. John Fiskemenerapkan semiotika pada teks-teks media dengan mengikuti tradisi poststrukturalisme danmenolakgagasan tentangpenontonyangmenerimahasilproduksimedia massa tanpa berpikir kritis. John Fiske mengatakan bahwa peristiwa yangditayangankandalamdunia televisi telahdienkodeolehkode-kodesosialyang terbagidalam3level,yaiturealitas,representasidanideologi.MenurutFiske,kode-kodeyangmunculataudigunakandalamacara-acaratelevisisalingberhubungansehingganantinyaakanmembentuk sebuahmakna,makna inilah yangmerupak anproses berpikir daripenonton.Dalamtulisanini,penulisakanmenggunakantigalevel(levelrealitas,levelrepresentatifdan level ideologi)yangdisampaikanoleh JohnFiske,untukmenemukanmaknayangtersiratdariepisodepadatayanganLenteraIndonesia.DenganberpijakpadaperingkatIndeks Pembangunan,maka penulismengangkat Program Lentera Indonesia episode

Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

4

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

“MembinaPotensiParaPenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara” yang tayangpada tanggal 6 Mei 2018 dan berlokasi di desaLekokadai, Kepulauan Sula, ProvinsiMalukuUtarasebagaibahankajianpadatulisanini.BerdasarkandataBadanPusatStatistik,IndekPembangunanManusiapadatahun2018,KepulauanSulakhususnyadesaLekokadai,pulauMorotaiyangdigunakansebagailatartempat pengambilan shooting episode pada program Lentera Indonesia mendudukiperingat9dari10pulauyangadadikepulauanSula.IndeksPembangunanManusia(IPM)merupakansuatuukuranprestasisuatudaerahatauwilayahatauNegaradalamdimensipembangunanmanusia. Dimensi pembangunmanusia terbagi atas tiga yaitu dimensikesehatan,dimensipendidikandandimensiekonomi(BadanPusatStatistikKabupatenSula, 2018:9). Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahuibagaimanaanalisissemiotikaJohnFiskedalampembentukanmaknamelalui3tahapan,yaitu: level realitas, level representatif dan level ideologi dalam tayangan LenteraIndonesia episodeMembina Potensi Para Penerus Bangsa di Kepulauan Sula, MalukuUtara”yangtayangpada6Mei2018.TINJAUANPUSTAKAMediaMassaSoyomukti dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2010:198) mengatakan bahwaistilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasisecaraterbukadandalamjarakjauhkepadabanyakorang(khalayak)dalamjarakwaktuyang ringkas. Bukan hanya sekedar alat, media massa juga institusionalisasi dalammasyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh masyarakatmelaluikekuasanyangadamaupunmelaluikesepakatan-kesepakatanlain.DenisMcQuaildalambukuTeoriKomunikasiMassa (1987:200)menguraikandefinisidan fungsimediamasa sebagai : a. Industripencipta lapangankerja,barang,dan jasaserta menghidupkan industri lain; b. Sumber kekuatan, alat control, manajemen daninovasimasyarakat;c.Wahanapengembangankebudayaan,tatacara,mode,gayahidup,dannorma;dand.Sumberdominanpenciptacitraindividu,kelompokdanmasyarakat.MenurutMcQuail (1987),dalamkehidupansehari-hari,kitabisamelihatkarakteristikmediamassaantaralainpublisitas,universalitas,periodisasi,kontinuitasdanaktualitas.Publisitasmenjelaskan bahwamediamassa adalah produk pesan dan informasi yangdisebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak, massa. Universalitasmengatakanbahwapesannyabersifatumumdantidakdibatasipadatema-temakhusus,berisisegalaaspekkehidupan,dansemuaperistiwadiberbagaitemapt,jugamenyangkutkepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakatumum). Periodisasi merupakan waktu terbit atau tayangannya bersifat tetap atau

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

5

berkala,misalnya harian ataumingguan, atau siaran sekian jamper hari. Kontinuitasmenunjukkankarakteristikmediamassayangberkesinambunganatau terusmenerussesuai denganperiodemengudara atau jadwal terbit. Aktualitasmenunjukkan bahwamediamassaberisihal-halbaru,seperti informasiataulaporanperistiwaterbaru,tipsbaru,dansebagainya.Aktualitas jugaberartikecepatanpenyampain informasikepadapublik.Peran media dalam membentuk opini publik dan mengarahkan opini massa sesuaikepentinganyangberkaitandenganbeberapapendekatan.Salahsatuteoriyangpalingdikenaladalah“AgendaSettingTheory”.Diyakinibahwaagendamediadapatmengaturagendapublik,danagendapublikpadagilirannyadapatmengaturagendapemerintah.Artinya,masalahapapunyangdieksposeterusmenerusolehbanyakmediapadawaktuyangsama,dapatdengancepatmempengaruhi topikpembicaraandimasyarakat luas(Soyomukti,2017:199).Media massa dibagi menjadi beberapa bentuk (Soyomukti, 2017 : 200-201), yaknipertama,MediaCetak,contohnyaadalahsuratkabar.Mediacetakmemilikicirisebagaiberikut a. Pesan yang disampaikan memuat unsur reproduksi utama, yaitu symbol,verbal, gambar dan warna; b. Bersifat portable: relative nyaman dan mudah dibawakemana-mana; bisa dibaca dimana saja danmembacanya dapat dilakukan berulang-ulang;c.Unsurumpanbalikyangada jugabersifatverbal (suratpembaca,kritik)dannon-verbal (penjualan); d. Isi pesan yang ada utamanya bersifat informatif; bagipenyampaian gagadan darimasyarakat (biasanya ada ruang gagasan dan opini, yangdisampaikan olehmasyarakat dalam bentuk tulisan), selain jugamemuat perdebatanatasisuyangmenjadipolemic;e.Relatifberbasdariregulasi(kontrilmelaluiperaturan),terutama di dalam masyarkat yang menganut system pers bebas; dan f. Wilayahjangkauannyamasihdidominasiolehmasyarkatperkotaan(urban).Kedua,MediaAudioVisual, misalnya televisi. Media Audio mimiliki ciri-ciri : a. Pesan yang disampaikanmelalui unsur reproduksi yang bersifat verbal, gambar, warna suara dan gerakan; b.Tidak portable, karena tidak bisa dibawa kemana-mana, kalua mau bisa saja, tetapitelevisi adalah peralatan teknologi komunikasi yang berat; c. Pesantidak juga bisadiulangkarenatampilanpesansekilassehinggacepatberlalu(tidakbisaditinjauulang);d. Bersifat serempak ; e. Umpan balik: verbal dan non-verbal; e. Industri komunikasiaudiovisualditunjangolehiklan,iurandansubsidipemerintah;f.Karakterpublikdanpengaturanyangketat(regulatedmedia);dang.Berisianekaragambentukinformasidanpesan(berita,hiburan,pendidikan,danlain-lain)TelevisiSejarah pertelevisian Indonesia mulai akhir tahun 1962 dengan lahirnya TVRI milikpemerintah. Tahun 1989 dengan mengacu pada SK Menteri Penerangan No.190/Kep/1987Oktober 1987 tentang ijin pembukaan saluran stasiun televisi swasta,munculRCTI(1989),SCTV(1990),TPI(1991),AN-Teve(1993),Indosiar(1995),MetroTV(2000),TV7(2001),TransTV(2002),GlobalTV(2002),TVOne(2008).Hadirnya

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

6

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

televisi swasta ini disambut oleh pers Indonesia sebagai alternatif yang akanmemperbaikikualitasdantayanganTVRI(Kitley,2001:268).Layar televisi Indonesia dipenuhi oleh ratusan program jurnalistik yang isinya relatifberseberangan antara isu-isu aktual yang terkait kepentingan publik seperti bencanabanjir,gempa,tsunami,dankelaparandenganisu-isuprivatsepertiskandalseks,korupsidanperilakumenyimpanglainnyadikalanganselebritispolitikdanhiburan(Masduki,2008:158).Memasuki tahun 2000-an, pertelevisian di Indonesia mulai berkembang pesat danmelahirkan banyak siaran televisi di Indonesia, baik yang jaringan nasional maupunlokal. Genre dalam setiap tayangan televisipun beragam, masing-masing bersaingmenghadirkan tayangan yang berbeda dan kreatif sehingga disukai oleh masyarakatIndonesia.Dalammembuatsebuahprogramtelevisi,semuaorangyangterlibatdalampembuatanprogram, mulai dari produser, jurnalis, sutradara, editor, dan quality control harusmengikutiproseduryangadadistasiuntelevisitersebutuntukmenghasilkanprogramyang berkualitas. Pembuatan program televisi biasanyamelewati berbagai tahap danmelibatkan banyak orang. Fachruddin (2016:2-10) dengan mengacu pada pendapatHerbert Zettl (seorang professor penyiaran dan seni berkomunikasi pada mediaelektronik di San FransiscoUniversity),menuliskan tahapan sebuah produksi televisiadalahsebagaiberikut:(1)Prepoductionplanning:fromideatoscript(a)ProgramIdea,produser biasanya akan mencari dan mengembangkan ide program sesuai dengankonsepacarayangdiinginkantargetaudience(b)ProductionModels,suatumetodeuntukmelihatlangsungketerkaitanantaraideyangsudahadadanapayangdiharapkanbisaterjadipadaaudienceyangdituju.(c)ProgramProposal,yangterdiriatas:programtitle,programobjective,targetaudience,showformat,Showtreatment,productionmethod,dantentative budget. (2) Preproduction Planning : Coordination (a) Schedules, produsermembuat jadwal serealistis dan berpegang teguh pada jadwal tersebut, menetapkanorang-orangyangterlibat,melakukanapa,kapandandimana.(b)PermitsandClearances,membuatsuratpermohonanijinakansangatmembantudalamkelancaranproduksi.(c)Promotion,melakukan promosimerupak an langkah vital sehingga program yangberkualitasdiketahuibanyakorang.Secaraumum,promoTVterdiridari2bagian,yaitu:Promo on air. Segala sesuatu yang dijadikan promosi oleh stasiun televisi khususnyadenganmenggunakan fasilitasmedia televisinya, seperti: trailer, teaser, super impose,runningtext,tagon,promocontinuity,danPromooffair.Promoyangtidakmenggunakantelevisi sebagai media promosinya, seperti: media cetak, Internet, Billboard, Transit,media penyiaran, dan Pamflet/brosur. (3) Line Producer: Host and Wacthdog.Selanjutnya, tugas akan dilanjutkan oleh seorang Line Producer yang akan menjadipenanggung jawab harian produksi dan mengawasi jalannya produksi. (4)Postproduction Activities. Jika programnya di produksi secara live, maka dibutuhkankehati-hatian yang tinggi, dan jika produksi live on tape (rekaman), maka harus

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

7

berkoordinasidenganpostproductionediting,diantaranya:(a)Postproductionediting,semua hasil liputan akan digabung menjadi satu, kemudian menyusunnya berdasarperencanaannaskahyangsudahdibuatsebelumnya.Hal-halyangdilakukandalamfaseini adalahmixing audio, subtitling,color correction dan sebagainya, dan sebelum finalediting,makaperludipreviewolehproduseruntukmelakukankoreksianterakhirpadaprogram yang akan disiarkan tersebut. (b) Evaluation and feedback, tidak menitikberatkanpadatuduhandansalingmenyalahkanmelainkanlebihmemintamasukanagarbisa diperbaiki di produksi selanjutnya. (c) Record keeping, pastikan setelah selesaiproduksi, semua hasil master edit disimpan dengan baik, aman dan terlindungi darikerusakanair,kelembapanudaradanlainsebagainya.SemiotikaJohnFiskeSemiotikaadalahcabangkeilmuantentangtandayangmempunyaiprinsip,sistemdanaturan-aturanyangkhususdanbaku.Semiotikaberbedadenganilmupengetahuanalamyangmemilikisifatkepastian,objektivitasdanketunggalan,karenasemiotikadibangunlebihterbukabagiberbagaiinterpretasi.Sebagaicabangilmuyangmempunyailingkupkajian luasdanmeliputihampirsemuabidangkehidupan,mengakibatkan terciptanyacabang-cabangsemiotikakhusus,yaitu:semiotikaseni,semiotikakedokteran,semiotikabinatang, semiotika arsitektur, semiotika fashion, semiotika film, semiotika sastradansemiotikatelevisi.Semiotikamembantuuntukmenafsirkanberbagai tandakomunikasi, baik tandaalammaupun tandabuatan, semiotikamampuuntukmenafsirkanmakna-maknabaik yangtersiratmaupuntersurat,karenapadadasarnyasemiotikaberdasarkanpadalogikaatausubjektivitas si penafsir itu sendiri, hal inilah yang memunculkan beberapa aliransemiotika, seperti aliran semiotika strukturalisme, pragmatism,post-modernismedanpembedanyaadalahsubjektivitasyangberdasarpadaepistimologis,ontologis,aksiologisdanmetodologis. Tanda-tanda yang ada dalam semiotika biasanya terdiri atas tandanatural,yaitutandayangterjadisecaraalami,dantandakonvensional,yaitutandayangkhusus dibuat untuk komunikasi. Semiotika John Fiske mengikuti aliran post-strukturalisme, aliran ini lahir karena ketidaksetujuan terhadap aliran strukturalismeyangdipeloporiolehFerdinandDeSaussureyangmengatakan tandadalamsemiotikaadalah sesuatu yang mengikat, dan tidak memberi kemungkinan akan terciptanyakreativitastanda-tandayangbarudanaliranpost-strukturalismemenolaksegalabentukketerikatandengankonvensi,aturanataukode-kodebaru,sebaliknya,iamembukaruangbagi model-model bahasa dan pertandaaan yang kreatif, produktif, subversive,transformative,bahkanterkadanganarkis(Piliang,2010:259).JohnFiske(2010)dalambuku Culture and Communication studies: sebuah pengantar paling kompehenresifmengatakankomunikasiadalahberbicarasatusamalain.Padatataranini,komunikasibisa dipahami dalam konteks dari pesan yang disampaikan melalui televisi, sebagaipenyebaraninformasi;ataubisajugadalambentukkomunikasinonverbalsepertigayarambutataupunkritiksastraJohnFiskeberasumsibahwasemuakomunikasimelibatkantanda(sign)dankode(codes).Tandaadalahartefakatautindakanyangmerujukpada

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

8

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

sesuatuyanglaindiluartandaitusendiri.Tandamenandakanconstruct,dankodeadalahsistem dimana tanda-tanda diorganisasikan dan yangmenentukan bagaimana tanda-tanda itumungkinberhubungan satu sama lain.Asumsi lainnya adalahbahwa tanda-tanda dan kode-kode itu ditrasmisikan atau dibuat tersedia pada yang lain danpenerimaantanda/kode/komunikasiadalahpraktikhubungansosial.Dalam pandangan Fiske, sebuah peristiwa dalam tayangan televisi akan menjadiperistiwatelevisiapabilatelahdienkodeolehkode-kodesosial,yangdikonstruksidalamtiga tahapan, yaitu realitas, representasi dan ideologi. Dalam tahapan realitas, acaratelevisimenampilkanrealitasperistiwadalamtampilanpakaian,lingkungan,perilaku,percakapan,gestur,ekspresi,suaradansebagainya.Dalamartianbahwa,semuabentuktayangantelevisibenar-benarmenampilkansesuatuyangnyataatausesuaifaktayangadaditengah-tengahmasyarkat.Sebagaicontoh,apabilasedangmemberitakanperistiwatsunami,makatayanganberitaharusmenampilkangambardetik-detiktsunami,dampaktsunami, rumah-rumah yang terkena tsunami, dan sebagainya. Tahapan Representasiadalahtindakanmenghadirkanataumempresentasikansesuatulewatsesuatuyanglaindiluardirinya,biasanyaberupatandaatausimbol(Piliang,2010:19).Representasidalamtayangantelevisiberkaitandengantechnicalcodes,sepertikamera, lighting,editing,musik dan suara, elemen-elemen inilah yang kemudian ditransmisikan ke dalam koderepresentasional yang dapat mengaktualisasikan realitas dalam tayangan televisi.Sedangkan tahapan Ideologi adalah sistem kepercayaan dan sistem nilai yangdirepresentasidalamberbagaimediadantindakansosial(Piliang,2010:16).Dalamtahapini,semuaelemendiorganisasikandandikategorikandalamkode-kodeideologis,sepertipatriakhi,individualisme,ras,kelas,materialisme,kapitalismedansebagainya.METODEPENELITIANTulisan ini didasarkan pada hasil penulisan yang dilakukan dengan menggunakanpendekatan analisis semiotik John Fiske dengan menggunakan paradigma kritis.Wimmer & Dominick dalam Kriyantono (2012:48), menyebut paradigma adalahseperangkatteori,prosedurdanasumsiyangdiyakiniolehseseorangtentangbagaimanamelihatataumemandangdunia,dalampenulisaniniparadigmayangdigunakanadalahkritis. Penulisan ini menghendaki pengamatan secara menyeluruh dari semua isiprogramLenteraIndonesiaepisode“MembinaPotensiParaPenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”yangtayangpada6Mei2018pukul14.30WIBdiNET.TV.Penulisaninitidakmengujihipotesisataumembuatprediksi.Dalam penulisan yang dilakukan, penulis mengacu pada 3 tahahapan dalam konsepsemiotika JohnnFiske,meliputipertama, Realitias yangdiamati dari penampilan, pakaian, tata rias, lingkungan, perilaku, dialog, gerakan, ekspresi, dan suara. Kedua,Representatif. Representatif diamati dari techinical codes seperti kamera, tata cahaya

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

9

(lighting),penyuntingan(editing),musikdansuara (backsound).Ketiga, Ideologiyangmeliputipatriakhi,individualisme,ras,kelas,materialismedankapitaslisme.Data yang digunakan sebagai dasar dari tulisan ini adalah data primer dan datasekunder.Dataprimerdiperolehdarihasilpengamatanatauobservasiterhadapobjekpenulisan dalam hal ini semua isi tayangan program Lentera Indonesia Episode“MembinaPotensiParaPenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”yang tayangpada6Mei2018pukul14.30WIBdiNET.Tv.Penulisakanmengamatisecaramenyeluruhagarmendapatkanpenjelasanmaknasesuaidengankajian semiotika JohnFiske.Datasekunderdiperolehdari hasilwawancaradenganproduser, editor serta reporterdanvideo jurnalis program Lentera Indonesia yang meliput tayangan Lentera IndonesiaEpisode“MembinaPotensiParaPenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”,buku-bukuteorisemiotikakomunikasi,film,danmedia,dabeberapasumberyangdiperolehdariinternetdanjurnalpenulisan.AnalisisdatayangdigunakandalampenulisaniniadalahanalisiyangdikemukakanolehJohnFiske.Langkah-langkahdalamanalisisdatadalampenulisaninidibagikedalamtigatahapanyaitutahapanrealitas,tahapanrepresentasidantahapanideologi,dimanaketigatahapanini,akandideskripsikanberdasarkaninterpretasidaripenulisterhadapmaknayangsesungguhnyadibalik tanda-tandayangada tayanganLentera Indonesiaepisode“MembinaPotensiParaPenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara” yang tayangpada6,Mei2018pukul14.30WIB.HASILDANPEMBAHASANProgram Lentera Indonesia adalah program acara televisi di NET.TV yang termasukdalamkategoriNet.Documentary.Programacaratelevisi inididasarkanpadastrukturproduksi televisi. Storey (2010: 12) mengatakan bahwa struktur produksi televisimengangkat topik, reportase, agenda, peristiwa-peristiwa, persons, citra khalayak,definisi situasi dari sumber-sumber yang lain serta formasi-formasi diskursif lainnyadalam struktur politik dan sosial kultural yang lebih luas dimana struktur produksitelevisimerupakanbagianyangdibedakan.TayanganLenteraIndonesiaepisode“MembinapotensiparapenerusbangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”yangtayangpadaMinggu,6Mei2018pukul14.30WIBmenceritakantentang Yosa Lano Vastia, seorang pengajar muda dari gerakan Indonesia Mengajar,sebuahgerakanpenempatansarjanamenjadigurubantudipelosok Indonesiaselamasatutahun.PemudiberdarahAcehini,ditempatkandikepulauanSula,DesaLekokadai,KecamatanMangoliBarat,MalukuUtara.Yosasudahmenjalanipengabdiansebagaigurubantuselama4bulandiSDInpresLekokadai.

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

10

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

Desa Lekokadai merupakan sebuah desa yang jauh dari ibukota Kabupaten. UntuksampaikedesaLekokadai,diperlukanwaktuyangcukuplamadanjarakyangcukupjauhdari ibukota kabupaten, yaitu dengan menempuh perjalanan laut selama 6 jam dandilanjutkandenganperjalanandaratselama1jam.DesaLekokadaimerupakansalahsatudesa di kepulauan sula dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, yaitu 300 jiwapenduduk. Sayangnya, dengan jumlah penduduk sebesar itu, sektor pendidikan didesaLekokadaiberadapadakondisiyangsangatmenyedihkan.DesainihanyamemilikisatuSekolahDasar,satuTKdanPaud.PadatayanganinijugadiceritakantentangsalahsatumuridYosayangdudukdibangkukelas6SDInpresLekokadai.MuridtersebutmemilikinamalengkapYuliusNggilodanmerupakansukuaslidesaLekokadaiyaitusukuKadai.SetiapharinyaYuliusditemaniadiknyaharusmenempuh jarak7kilometeratau45menitperjalanankakimenujukesekolah dan sepulang sekolah harus membantu orangtua di kebun demi memenuhikebutuhansehari-hari.MalamharinyaYuliusharusbelajardenganditemanilampupelitakarenaaliranlistrikbelumsampaikedesanya.Pada episode ini juga diceritakan tentang bangunan TK dan Paud yang masihmenumpangdisalahsaturumahwargayaiturumahMurudin.Dalamprosespendidikanyang terjadi di desaini, bukan hanya PakMurudin yang terlibat denganmemberikanfasilitaslistrikdanmeminjamkanruanganuntukTKdanPaud,anak-anakpakMurudinjugaturutambilbagiansebagaipengajar,danjugamenceritakantentangkeseharianYosadiluarkewajibannyasebagaigurubantu,YosajugasebagaianakangkatdarikepalaDesaLekokadai, pada hari libur sekolah, Yosa ikut membantu Ibunya Wa Jumiati untukmemetik sayur di kebun dan memberi makan ternak. Pada akhir episode inimenggambarkan kontribusi Yosa bagi SD Inpres Lekokadai ini,misalnya, ketika Yosamemberikanpelatihanuntukguru-guruyangadadiSekolahDasarituuntukmengetikmenggunakanlaptop.HallainyangdilakukanYosaadalahmengadakansenamsetiapharijumatdanmelatihsiswakelas6untuktampilmenyanyi lagu“YouRaiseMeUp”untukacaraperpisahankenaikankelaske jenjangSMPbersama-samadenganorangtuaparamurid.Secaralebihrinci,TayanganLenteraIndonesiaepisode“MembinapotensiparapenerusbangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”dirangkumdalamtabel1untukmenjelaskansegmen pertama, tabel 2 untuk menjelaskan segmen kedua dan tabel 3 untukmenjelaskansegmenketigadenganmenggunakanpendekatanJohnFiskeyaitudenganmelihatdarisisirealitas,representasidanideologi.

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

11

Tabel1.PenjelasanSegmen1LevelRealitas LevelRepresentatif LevelIdeologi

1. Kesederhanaan dankepolosan. Inidiperlihatkan dari caraberpak aian dan tidakadanya makeup yangberlebihan.

2. Identitas. IdentitasYosamelalui rompi yangdigunakannya selamamengajardisekolah,danmuslimah yang taat dariwarna pak aian yangselalugelap,yaitucoklat,hitam dan putih, danmuslimahyangberhijab.

3. Kedalam keintimantayangan. Gerakan yangdilakukan pada segmenini beragam sesuaidengan shootyangdiambilnya, hal inibertujuan untukmembawa kedalamkeintiman tayangan,sehingga penonton bisamemahamitayangan.

1. Teknik Kamera. Teknikkamera yang digunakandalam segmen 1 iniadalah medium shootdanlongshoot,teknikmediumshootbiasanyadigunakanpada terjadi percakapanatau wawancara denganobjek, hal ini bertujuanuntuk memperlihatkanmimikwajahdanekspresitokoh secara jelas danmembangun hubunganintim dengan tokoh yangsedang menjadi topikbahasanpadasegmenini.

2. Sudut pengambil. Sudutpengambilan beragam.Tujuannya adalah untukmemberi kejelasan akanaktifitas yang dilakukanoleh yosa dan anakmuridnya, biasanya inidilakukan sebagai tandauntukmengganti gambarselanjutnya yang akantampil.

Individual tokohutama adalahseorangyang:1. Optimis2. Tegas,3. Bersemangat4. KreatifHal ini diperkuatdengan narasipendukung, caraberbicara serta ide-ideyangdimilikiolehyosa, misalnya padaide metode belajartata surya secarakelompok danpengaplikasiannyaserta ide untukmembuat karya senidari sampah plasticyang ada daerahsekitar pinggirpantai.

SecarakeseluruhanSegmen1initerdiriatasshootprologataupembuka,shootpantun,shootbelajartatasuryadanshootmengolahsampah.Makadapatdilihatbahwasegmen1iniinginmembawapenontonuntukmelihatsisipendidikandaridesaLekokadai,danjugauntukmemperkenalkanTokohUtama,yaituYosaLanoVastiaterkaitkesehariannyasebagaiGurudiSDInpresLekokadai.Pemaknaan tayanganberdasaranalisis JohnFiske terbagikedalam3Levelyaitu levelrealitas, level representatif dan level ideologi. Level Realitas dalam tayangan inimenunjukkanbanyakmaknayangdiperlihatkandarikode-kode sosial yang termasukdalamkategorilevelini,seperti:penampilan,riasan,makeup,perilaku,gerakan,ekspresi,caraberbicaradanlingkunganyangadadidalamprologhinggashoottentangmengolahsampahplastik,TokohUtamapadasegmeninimendominasitayangandandiberiruang

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

12

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

untuk pengenalan dirinya baik melalui monolog maupun narasi, hal ini untukmembangunpengenalandanhubunganintimtokohutama.Pada prolog, level realitas yang dibangun melalui penampilan, memberikan maknakepadaTokohUtama,yaituYosasebagaiseorangmuslimahsederhanadanpolos,halinidiperlihatkandaripenampilan,riasandanmakeupyangdigunakanolehYosa,nampaktidakadariasandanmakeupyangberlebihan.PemilihanwarnapakaianyangdigunakanolehYosadalamsegmen1iniadalahbernuansagelap,warnagelapdalamagamaIslam,warna hitam melambangkan cinta dan bagi seorang muslimah adalah tidakmemperlihatkan bentuk lekuk tubuh. Penampilan anak-anak pada prolog inimenunjukankesederhanaandankeceriaan,hal inidiperlihatkandaricaraberpakaian,danwarna baju yang digunakan oleh anak-anak yaitu kuning danmerah, serta tidakadanya riasan/makeup pada tampilan anak-anak tersebut. Level representatif, padaprolog yangdibangunmelalui teknik kamera, settting/latar tempat, pencahayaandansuara ataumusik. Pada teknik kamera, digunakan 2 jenis pengambilan gambar, yaitumediumshootdan longshoot,hal inibertujuanuntukmenghasilkankomposisigambaryangsalingberhubunganuntukmembangunmooddanmembangunkeintimandenganparapenontondiawaltayangan.LevelideologiyangterciptadigambarkanpadaketegoriIndividualismedaritokohutama,bersumber dari narasi monolog Yosa, yangmenunjukan Yosa adalah seseorang yangmemiliki keyakinan dan optimis untuk menggali potensi tersembunyi anak-anakmuridnyasehingganantinyaakanmenjadihalyangluarbiasa,danjugakategoriras.Yosamengibaratkananak-anakdiDesaLekokadaisebagaimutiarahitam,namunpenggunaankatainitidaktepatuntukanak-anakdiDesaLekokadai,MalukuUtara,menurutWidarmiWijanadalambukuMutiaraHitamPotensiPapuayangTersembunyi(2007:ix),MutiarahitamadalahJulukankepadaanak-anakdiProvinsiPapuayangbertubuhgelapdankuat.PadashootPantun,Levelrealitasyangdibangunmelaluipenampilan,riasandanmakeupyangdigunakanYosadananakmuridnyamenggambarkankesederhanaandankepolosansertamenggambarkanidentitasYosasebagaipengajardariIndonesiamengajar.HalininampakdarirompiIndonesiaMengajaryangdiagunakan,yangmenunjukkanlembagayangmenanggungnyaketikamelakukantugasnyasebagaigurudiSDInpresLekokadai.Hallainnyaadalahcaraberbicaraanakmuridyangmembuatpantundaribahasasehari-harimasyarakatMaluku.Halinimenunjukankreatifitaskataperkatadalampantunyangtidak terbatas. Pada level representatif, diperlihatkan teknik medium shoot dan longshoot. Kedua teknik ini bertujuan untuk mengiring penonton kepada aktiftas yangdilakukan oleh objek dalam gambar. Pada pencahayaan menggunakan pencahayaannatural dari matahari, hal ini menunjukan gambar yang natural dan sesuai dengankeadaanaslinya.Pemilihanmusikpadashootiniadalahmusicdrumdengantempoyangcepat,menunjukansemangatdanmembangunmoodenergikdarianak-anakyangsedangbelajar. Hal ini diperkuat dengan pendapat Himawan Pratista dalama bukunyamemahamiFilmyangmenjelaskanbahwainstrumentmusikdegantempocepatbiasanya

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

13

digunakanuntukmembangunmoodyangenergik.Padalevelideologidibangunmelaluikategori Individual melalui pengenalan tokoh utama dari narasi serta foto-fotopendukung. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan intim antara penontondengantokohutama.Padashootbelajartatasurya,levelrealitasyangdibangunmelaluigerakandanekspresiYosa dan anakmuridmenunjukan keseriusan dalambelajar.Hal ini ditunjukkan darifokus anak-anak ketika mendengar penjelasan yang diberikan oleh Yosa. Pada levelrepresentatif,teknikpengambilankameraberagam,diantaranyamediumshootdanlongshoot.Dengansudutpengambilangambaryangberagamayaitulowangle,highangel,danover shoulder, semuanya ini digunakan untuk menghasilkanmood yang baik kepadapenonton, sehinggapenontondapatmemahami aktifitas yangdilakukandengan jelas.Pada level ideologi, ditunjukkan dengan seorang Yosa yang memiliki kreatifitas danketegasandalammemberiilmukepadaanakmuridnya.HalinidiperlihatkandarimetodebelajaryangdigunakanYosasertacaraberbicarayang lugasdantegas terkaitdenganmetodeyangiagunakan.Pada shootmengolah sampah, level realitas diperlihatkan dari kondisi lingkungan dipesisir pantai yangpenuhdengan sampah, baik sampahplastikmaupun sampahdaritumbuhanlautyangterbawaombakkeareapinggirpantai.Adasebanyaksatukarungsampah berukuran 20 kg berhasil dikumpulkan oelh Yosa dan anak-anak. Hal inimenunjukkankondisi lingkunganDesaLekokadaiyangkotor.Pada level representatif,tetap menggunakan teknik pengambilan gambar secara medium dan long shoot,menunjukan objek diambil dengan berbagai sudut yaituover shoulder, eye angleataupengambilangambarsejajardenganmata.Pengambilangambarinimenunjukkanbahwaobjekmemilikiukuransamasepertiaslinya.Padalevelideologi,menggambarseseorangYosayangkreatif,hal inidiperlihatkandari ideuntukmengajakanakmuridnyauntukmengolahsampahplastikyangbertebarandipinggirpantai.KemudianYosamengajakmurid-muridnya untuk membuat karya seni yang berasal dari sampah tersebut dannantinyaakandipajangdidalamkelas.Secarakeseluruhan,segmen1inimenggambarkankeseharianyosadisebagaigurubantudisekolahSDInpresLekokadai.Yosatakhanyamengajardidalamruangkelas,namunjugamemanfaatkanlingkungandiluarsekolahuntukbelajar,sepertihalamansekolah,danpesisirpantaidesaLekokadai.

Tabel2.PenjelasanSegmen2LevelRealitas LevelRepresentatif LevelIdeologi

1. Sederhanadanpolos.Ditunjukkan denganpenampilan, riasandan makeup yangdigunakan oleh para

1. Teknikpengambilan.Teknik pengambilangambarsamasepertipadasegmen1,yaitu

1. Individual. Individualdalam segmen iniberagama denganideologinya masing-masing, tokoh utama

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

14

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

tokoh sederhana danpolos.

2. Gerakan tubuh danekspresi tubuh.Gerakan tubuh danekspresi tubuh sesuaidengan aktifitas yangdilakukan, dan takjarang melibatkankontak batin atauperasaan sehinggapada tayangannampak ada objekyang matanyaberkaca-kaca yaituorang tua yulius, danlinanganairmatadariIbu Wajumiati ketikaberbicara tentangkeluarga.

3. Cara berbicara. Caraberbicara pun tetapmenggunakan bahasasehari-hari, hal inisemakinmempertambah nilainaturalketikagambardiambil.

medium shootdanlong shoot dengansudut pandangkamera yangberbeda, hal inisemakin membawapenonton kedalamcerita, danmembangun fokuspenonton.

2. Pemilihan seting.Pemilihan setingtempat pengambilangambar sesuaidengan aktifitasyang dilakukan, halini menunjukanadanya konsistensidan memberikesamaan antaraaktifitas dan setingtempatyangselaras.

sedikit ditampilkan,melainkanditampilkantokoh inspirasi lainnyadidesaLekokadai.

2. Kategori invidual.Kategori invidual yangsarat akan pemaknaanseperti, semangatberjuang diperlihatkanoleh Yulius,kerendahan hati dandermawandiperlihatkan oleh pakMuridin, dankehangatandiperlihatkan oleh IbuWajumiati.

Pada segmen 2, tayangan terdiri dari shoot Yulius salah seorang murid Yosa yangberjuanguntuksekolahwalaujarakantarsekolahdanrumahyangjauh.TokohyanglainadalahPak Muridin yangmemberi sebagiandari rumahnyauntukdijadikan sekolah.SegmeninijugamengangkattentangpotrethidupYosaketikaberadadirumahsebagaianakangkatdariIbukepalaDesaLekokadaiyaituIbuWajumiati.Berdasarkantampilangambarpadasegmen2ini,makapesanyangingindisampaikantidakhanyaberasaldaritokohutama,namuntokohlainyangmemilikiceritakehidupanyangpenuhinspirasi.Pemaknaantayanganberdasaranalisis JohnFisketerbagikedalam3LevelyaituLevelrealitas, Level representatif dan Level ideologi. Level realitas dalam tayangan inimenunjukan banyak makna yang diperlihatkan dari kode-kode sosial yang termasukdalam kategori, seperti penampilan, riasan,makeup, perilaku, gerakan, ekspresi, caraberbicaradanlingkungan.Padalevelrepresentatifdiperlihatkandalamkategori,sepertitenikkamera,pencahayaan,settingataulatartempat,dansuaramusikyangmengiringi.

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

15

Level ideologi diperlihatkan dalam kategori individual dan ras. Semua komponentayangandalamsegmeninisalingterkaitdanmembentuksertamenghasilanpemaknaanyanghendakdisampaikankepadapenonton.Tokohutamatidakterlaluditampilkanpadasegmenini,melainkantokohlainyangmemilikinilaiuntukmenginspirasimelaluiceritadanperjalananhidupnya.Padasegmen iniada shootyangsamasekali tidakmemilikiketerkaitandengan tokohutama,Yosa.ShoottersebutadalahtentangPakMuridindenganceritatentangsebagianrumahdan listrikyangdirelakanuntukdipakai sebagai sekolahTKdanPauddiDesaLekokadai. Penulis beranggapan bahwa tayangan ini hendak menyampaikan kepadapenontonbahwapemerintahdaerahDesaLekokadaimasihmemilikikepedulianyangrendah dengan pendidikan sejak dini. Akibatnya, sekolah untuk TK dan Paud harusmenumpang di rumah warga yang rela meminjamkan rumahnya dan memberikanlistriknyauntukdijadikansebagaitempatbelajar.Pada shoot Yulius, level realitas dibangun dalam penampilan, riasan, makeup, caraberbicara, lingkungan, gerakan dan ekspresi, semua kategori ini menggambarkanseorang anak yang hidupnya sederhana namun memiliki semangat untuk sekolah.Sekalipun harus menempuh jarak jauh untuk sampai ke sekolah, tetapi dia tetapsemangat.Yuliusharusmenempuhperjalananselama45menitdenganberjalankakikeSekolahnya. Setelah pulang sekolah, Yulius harus membantu orang tuanya berkebununtuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yulius tidak bisa bermain seperti anakseumurandiapadaumumnya.PadamalamhariYuliustetapbersemangatuntukbelajar,sekalipunhanyaditerangidengansebuahlampupelita,karenaaliranlistrikyangbelumadadidesanya.Padaepisodeiniditunjukkanekspresiorangtuanyayangberkaca-kacaketikameihatYuliussedangbelajar.PadabagianinimemilikimaknapengharapanorangtuaYulius terhadap anaknya.Hal inimenunjukan adanya kontak batin atauperasaanyangmendalamuntukanaknya.MengacudaripendapatJoeNarvarrodalamBukuCaraCepatMembacaBahasaTubuhtahun2017,mengatakanbahwaketikapandanganmatamemandang ke arah lain ketika sedang berbicara,maka pada saat itu sedang terjadiproses berpikir dengan jelas tanpa harus terganggu dengan memandangi oranglain.Pandangan mata ke arah bawah menggambarkan seseorang sedang memprosesperasaan,merenungataubahkanbersikapsopan.Padalevelrepresentatifdiperlihatkandariteknikkamerayangmasihsamasepertipadasegmen1yaitumediumshootdanlongshoot.Halinimemilikitujuanuntukmenghasilkanmooddankeintimanantaratampilangambardenganpenontonsehinggapenontonbisamasuk danmemahami isi tayangan tersebut. Pencahayaan pada shoot ini terdiri ataspencahayaanterangdarimataharidangelapketikamalamhari.Kondisiterkaitdenganpencahayaan ini inginmenunjukkanbahwadidesa ini listrikmasihmenjadihal yanglangka.Faktainidiperkuatdengannarasiyanginginmenyampaikankepadapenontonbahwaadagapyangsangatjauhdarisisikesejahteraanhidupantaramasyarakatdidesa

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

16

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

kadai inidenganmasyarakatkota.Kondisipadamalamhariyanggelapgulitadenganditemanisuarajangkrikmenunjukkansuasanayangsunyididesaini.Pada level ideologi, menampilan sosok Yulius dan keluarganya yang hidup penuhsemangatuntukkehidupanyang lebihbaikYuliusbersemangatuntuksekolah,sedangayahnyasemangatberkebundemimemenuhikebutuhansehari-hari.Keadaan inibisadimasukkankedalamkategoriindividualyangpositifdansaratakannilaimoralkepadaparapenonton.Disisiyanglain,keterbatasanbukanpenghalanguntuktetapmempunyaipengharapanuntukhariesok.Pada shoot Pak Muridn dan Sekolah TK & Paud, level realitas dibangun melaluipenampilan, riasan, makeup, cara berbicara, lingkungan, gerakan dan ekspresi.Komponen inilah yang membentuk pesan kepada penonton, sosok pak Muridinmenunjukanseorangyangbaikhatidandermawan.HalinidiperlihatkandaritampilangambarmengenairumahdanlistrikyangdiberikansebagaitempatsekolahTKdanPaud.Selain itu, pada bagian ini juga ditunjukkan keterlibatan kedua anaknya sebagai stafpengajar dan ada gerakanmemegangmeteran listrik dengandurasi 3 detik.Menurutpenulisgerakanmemegangmeteraninimempunyaipesanpositifsekaligusnegatif.Pesanpositifnya adalah ia memberikan tanda bahwameteran listrik inilah yang ia berikankepadasekolah.Sedangkanpesannegatifnya,gerakaninisepertigerakanmemamerkanmeteranlistrikkepadaparapenonton.Padabagianini,penulistidakmelihataktifitasdisekolah yang membutuhkan listrik, aktifitas disekolah yang terjadi adalah belajarmengajardenganmenggunakanpapantuliswhiteboarddanterjadipadasaatmataharimasihbersinar.Level representatif dibangunmelalui teknik gambar, settingatau latar tempat gambardiambil serta suara atau music. Teknik pengambilan gambar beragam diantaranyamedium shoot, medium close up, group shoot, long shoot, dengan berbagai sudutpengambilan gambar seperti eye angle, high angel, dan over shoulder. Pengambilangambarsepertiinimemilikitujuanuntukmenunjukandanmembangunemosipenontonterhadap tayangan. Level ideologi tercerminmelalui kategori individual yang dimilikiolehpakmuridinyaitukebaikanhatidandermawan.Halinidiperlihatkandarisebagianrumahyangiaberikanuntukdigunakansebagaisekolah.PadashootYosasebagaiwargalokal,diperlihatkankeseharianyosasebagaianakangkatkepala Desa, selama menjalani tugasnya sebagai guru di SD Inpres Lekokadai. Yosatinggalmenetapdirumahkepaladesa.YosamembantuIbuWajumiatidikebun,memetik,danmemberimakanternak.Padalevelrealitas,dibangunmelaluikategoripenampilan,riasan,makeup,lingkungan,caraberbicara,gerakandanekspresiyangmenggambarkanYosaseorangyangsederhanadandekatdenganIbuangkatnya.Halinidiperlihatkandaripenampilan,riasan,makeup,ekspresi,sertagerakan-gerakanyangadatayanganini.PadabagianinimemberipenggambaranjelaskepadapenontonterkaitdenganaktifitasYosaketika berada di rumah. Gambaran kehangatan hubungan Yosa dan ibu Wajumati

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

17

diperlihatkan dari canda tawa yang tercipta selama memanen dan memberi makanternak.Pada level representatif, teknik kamera, seting atau latar tempat pengambilan objek,pencahayaandansuaramusikpengiring,membawapenontonmasukkedalamsuasanayang dilakukan oleh objek. Teknik pengambilan gambar yang sama seperti shootsebelumnya. Seting megambil tempat di kebun, dengan menggunakan pencahayaanalami dari matahari dan musik pengiring dengan instrument drum bertempo cepat.Iringan musik ini membawa suasana atau mood penonton kedalam aktiftas yangdilakukanolehYosadanIbuWajumiati.Padalevelideologi,digambarkandalamadeganYosa sebagai seseorang yang rajin. Hal ini diperlihatkan dari aktifitas Yosa dalammembantuibunyauntukmemanensayurdikebundanmemberimakanhewanternakmilikkepaladesa.Secarakeselurahan,pesanyangdisampaikanpadaleveliniadalahtampilanceritahiduptokoh-tokoh selain tokoh utama yang sarat akan pemaknaan. Menurut penulis, padasegmen ini inginmenunjukkan nasib pendidikan di Indonesia yangmemprihatinkan.PendidikandiIndonesiabelumtersebarsecarameratabaikdikotamaupundidesa.SalahsatudaerahyangkondisipendidikannyamasihmemprihatinkanadalahpendidikandiDesaLekokadai,KepulauanSula,MalukuUtara.Desa ini hanyamemiliki satu SekolahDasar (SD)dan satuTamanKana-kanan sertaPaudyangmenumpangdi rumahsalahseorangwarganya.Kondisi iniseharusnyamendapatperhatiandarisemuapihakyangmemilikitanggungjawabdalambidangpendidikan,baikitupemerintahpusatmaupunpemerintah daerah. Pendidikan ini juga harus mendapat perhatian dari masyarakatIndonesia. Adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam bidangpendidikan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan Indeks PembangunanManusia(IPM)masyarakatIndonesiasemakinmeningkat.Secarakhususdesalekokadai,yangsaatinimenempatiurutanke-9IPMdiMalukuUtara.Perhatian pemerintah untuk Desa Lekokadai, Kepulauan Sula, Maluku Utara iniseharusyabukanhanyapadabidangpendidikansaja.FasilitasdaninfrastrukturdidesaLekokadaiyangmasihjauhdarikatacukupiniseharusnyajugamenjadiperhatian.Gapyangsangattinggidarifasilitasdaninfrastrukturdidesainidengandikota-kotabesardiIndonesia sudah saatnya diperkecil. Saatnya pemerintah pusat dan daerah lebihmeningkatkankesejahteraanmasyarakat,sehinggafasilitasdaninfrastrukturdidesainisemakin membaik. Fasilitas dan infrastruktur yang baik, akan mempengaruhipeningkatanperekonomiandanpendidikandidesaLekokadai.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

18

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

Tabel3.PenjelasanSegmen3LevelRealitas LevelRepresentatif LevelIdeologi

1. Sederhana dan polos.Penampilan, riasan danmakeup yang digunakanoleh para tokohsederhanadanpolos.

2. Gerakan. Gerakan yangada pada segmen inisesuai dengan aktivitasyangdilakukan.

3. Ekspresi. Ekspresiberagam,adacandatawa,namunadaekspresitidaknyaman dengandiperlihatkan dari arahmata yang mengecilseolah menolak cahayamataharimasuk.

1. Teknik pengambilgambar. Teknikpengambil gambarberagam, dengansudut pengambilangambar beragam, halini bertujuan untukmenbangun moodpenonton agar bisamemahami isitayangandenganjelas.

Individual yangdigambarkan oleh Yosaadalahseorangyang:

1. Kreatif2. Berjiwapemimpin

Halinidiperlihatkandarigambar Yosa yangmemimpin senam, danmelatih paduan suara,dan diperkuat dengannarasi yang mengatakanbahwa semenjak yosahadir di SD inpreslekokadai, setiap jumatpagi mulaidiberlakukansenampagibersamaparaguru.

Padasegmenini,hanyaterdiridari2shootyaitutentangYosayangmelakukansenambersamaguru-gurudiSDInpresLekokadaidanYosayangmemberilatihanpaduansuarakepadaanak-anakmuridkelas6untuktampilpadahariperpisahandenganguru-gurudan teman-teman mereka. Berdasarkan pada tayangan pada segmen 3 ini, secarakeseluruhanisitayangannyaterkaitdengankesenianyaitusenamdanpaduansuara.Mengacudari semiotika JohnFiske, analisis pada segmen ini terbagi kedalam3LevelyaituLevelrealitas,LevelrepresentatifdanLevelideologi.Levelrealitasdalamtayanganinimenunjukanbanyakmaknayangdiperlihatkandarikode-kodesosialyangtermasukdalamkategori, seperti: penampilan, riasan,makeup,perilaku, gerakan, ekspresi, caraberbicaradanlingkungan.Padalevelrepresentatifdiperlihatkandalamkategori,sepertitenikkamera,pencahayaan,settingataulatartempatsertasuaramusikyangmengiringi.Level ideologidiperlihatkanmelaluikategoriindividualitas.Tokohutamadigambarkansebagai orang yangmemberikan ide sehingga terlaksananya kedua kegiatan ini, yaitusenamdanlatihanpaduansuara.Pada shoot senam, level realitas dibangun melalui penampilan, riasan, makeup, caraberbicara,ekspresi,gerakandanlingkungan,penampilanpadashootinimenggambarkankeseragaman yang disengaja. Pada bagian ini ditampilkan guru-guru dan Yosa yangmenggunakanbajuformalberwarnaputihpolosdanbatik.Menurutpenulis,pakaianinitidaksesuaidenganaktiftasyangsedangdilakukandalamtayanganyaitusenam.Pada

Page 19: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

19

umumnya senam dilakukan dengan berpakaian olahraga atau pakaian yang bisamenyerapkeringatdenganbaik.Pada level representatif, melalui teknik gambar, seting tempat gambar diambil,pencahayaan danmusik pengiringmemberimakna tersirat kepada penonton. Teknikgambaryangdigunakanmasihsamasepertipadatayangansebelumnya,yaitumediumshootdanlongshootgambardiambildenganjarakdekatmaupunjauh.Halinidigunakanuntukmembawapenontonkepadaaktifitasyangdilakukanolehobjek.Menurutpenulis,setingtempattidaktepat.Halinidiperlihatkandaritempatyangdigunakanolehguru-guru ketikamelakukan senam di dalam ruangan guru dengan pencahayaanmatahariyangkurang,karenapintudanjendelayangtertutup.Halinitidaksamasepertisenamyang dilakukan pada umumnya di tempat luas dengan pencahayaan matahari yangbaik.Musik pengiringnya adalah lagu Pop daerah Maluku. Hal ini menunjukkankemampuanmasyarakatMalukuyangdijulukiolehCityofMusikdi Indonesia,karenamemilikilagudandigunakanuntuksenam.TidakhanyaterkenaldidaerahMaluku,laguPopMalukuiniseringdigunakanuntuksenamdiberbagaidaerahdi Indonesia.Musikdengantempocepatinisangatcocokuntukdijadikansebagailagusenam.Pada level Ideologi, mengambarkan seorang Yosa yang penuh kreativitas. Hal ini diperlihatkanmelaluiideYosauntukmelakukansenamdisekolahuntukmengisiaktivitasdi hari jumat pagi. Sayangnya, ide Yosa untukmelakukan senam di sekolah ini tidakmelibatkanmurid-muriduntukmelakukansenamyangsamadenganguru-guru.Pada shoot belajar paduan suara, level realitas dibangun melalui penampilan, riasan,makeup, cara berbicara, ekspresi, gerakan dan lingkungan. Yosa dan muridnyamenunjukkankesederhanaandankepolosan.Haliniterlihatdaripenampilan,riasandanmakeupyangdigunakan.EkspresidiperlihatkandarisalahsatumuridYosa,JeinKlauseyang pandangan matanya tidak memandang lurus kedepan namun kebawah dengangerakanmengecilkankelopakmataseolah-olahmenghalangimatahariuntukmasukkematapadasaatmenjadisoloisuntukmenyanyilagu“YouRaiseMeUp”dariJoshGroban.Halinimenunjukanketidakpercayaandanketidaknyamanan.Pada level representatif dibangun melalui teknik kamera, tempat gambar diambil,pencahayaan dan musik pengiring. Teknik kamera yang digunakan sangat beragam.Misalnyamediumshoot,mediuncloseup,longshoot,dengansudutpengambilangambaryangberagamdiantaranya:eyeangle,overshoulder,danhighangel,.Teknikinimemilikitujuanuntukmemberipenjelasankepadapenontonagarpenontondapatmasukkedalamceritayangdibangunpadatayangan.Tempatpengambilangambarterjadidi lapangansekolah Menurut penulis pemilihan tempat untuk berlatih paduan suara di tempatterbukatidaktepatkarenaterlalubanyakruanguntukmendengarjelassuara.Akibatnya,tidakdapatterdengardenganjelaskesalahan-kesalahanyangdilakukanolehparamurid.Musikyangdigunakanadalahmusicyangsamadenganprolog.Halinidilakukanuntukmenunjukan kepada penonton bahwa tayangan akan segera berakhir. Penulis

Page 20: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

20

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

menganggapbahwapemilihanlagu“YouRaiseMeUp”dariJoshGrobansebagaibentukucapansyukurkepadaTuhanYangMahaEsayangmemberikekuatansehinggamerekaanakmuridkelas6 telah selesaiberjuanguntukmenyelesaikanpendidikandi tingkatdasardanakanterusdikuatkanuntukmelewatibadaisetelahlulusdariSDuntuktahapselanjutnyaolehsangpencipta.Secarakeseluruhan,segmeninimenampilkanpotensidaerahmasyarakatMalukuyangkreatifdanberkaryadibidangmusik,danjugapotensianak-anakdiDesaLekokadaiyangbisabernyanyidenganbaik.Dalampandanganpenulis,tayanganpadasegmen3iniinginmemperlihatkan kepada penonton bahwa inilah daerah yang di sebut dengan city ofmusic in Indonesia. Daerah ini memiliki banyak potensi alami sejak dini, yang akanmenjadisuatukebangganbagidesadandaerahnyakelak.Setiapkode-kodedalamketiga tahapan inimembawapemaknaanpositif,membangundanmenginspirasi,didukungdengandata-datayangdiperkuatmelaluitayanganmaupunnarasi. Tayangan ini memberi inspirasi dari sisi yang berbeda, yaitu dari kehidupansederhanamasyarakatdiDesaLekokadaiyanghidupdenganmengandalkanhasilkebundan laut, serta keterbatasan akan arus listrik. Yang menarik, masyarakat di desa inimemiliki semangat untuk melakukan perubahan yang dimulai dari kesadaran akanpendidikansejakdini.Pesaninilahyangmenurutpenulisingindisampaikankepadaparapenonton,yaitupelajaranakannilaimoraluntukselalumengabdidenganketulusanhatidemimasadepanparapenerusBangsaIndonesia.SIMPULANPerkembangan industripertelevisiandi Indonesiasangatcepat,hal ini seiringdenganberkembangnyateknologiinformasi,pesan-pesanyanghendakdisampaikanolehmediapun dilakukanmelalui berbagai genre tayangan dari tayangan berita, hiburan,musik,talkshow, drama, olahraga, agama, kuis, film dan lain-lain yang target sasarannyaberbeda-bedaberdasarkanvisidanmisitayangantersebut.Salahsatutayangantersebutadalahtayangandocumenter.Ciri-ciridaritayangandocumenteradalahtayanganyangmenampilakannilairealitasdenganfakta-faktapendukung,sertatujuanakhirnyauntukmempengaruhiparapenonton.Dalam tayangan eps Yosa “Membina Potensi Para Penerus Bangsa di Kepulauan Sula,MalukuUtara”yangtayangpada6Mei2018inisaratakanmakna.Melaluipendekatansemiotika John Fiske, kode-kode sosial terbagimenjadi 3 tahapan yaitu level realitas,levelrepresentatifdanlevelideologidansemualevelinimembawasebuahpemaknaanbaik secara tersirat maupun tersurat kepada para penonton. Penulis mendapatkanpemaknaanakantokohutamaYosadengancarasederhana,dilihatdarisetiapceritayangdibangun dari segmen 1 sampai 3. Tayangan ini mencerminkan kepribadian yang

Page 21: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

21

sederhana, kreatif, tegas, memiliki sifat pemimpin, dan mudah berbaur denganlingkungansekitar.SelainYosasebagai tokohutama,ada tokoh lainyangdihadirkanpadasegmenkedua.Tayanganini inginmenjelaskankepadapenontonbahwatokoh-tokohinspiratifbukanhanya Yosa, seorang pendatang di Desa Lekokadai. Pendudukan asli di desa ini jugamemilikiceritayangbisamenginspirasiparapenonton.Berdasarkan analisis pembahasan,makapesan-pesan yang ingindisampaikankepadaPenontonmelalui tayangan Lentera Indonesia episodeMembina Potensi Para PenerusBangsadiKepulauanSula,MalukuUtara”yangtayangpada6Mei2018,adalah:(1)Padasegmen1,PerjuanganseoranganakmudayangbernamaYosadalammemperjuangkanpendidikan di daerah pelosok yang ada di Indonesia, dengan kepribadian yangsederhana, kreatif, tegas, memiliki sifat pemimpin, dan mudah berbaur denganlingkungansekitar.(2)Padasegmen2,menunjukanpelajaranhidupyangmenginspirasi,semangat perjuangan, kebaikan hati, kerelaanmemberi, dan kehangatan yang datangdari tokoh-tokoh lainselain tokohutama.(3)Padasegmen3,penontondibawauntukmenyaksikanpotensidaerahMalukuyangdijulukisebagaicityofmusicinIndonesia.Di sisi yang lain, tayangan Lentera Indonesia episodeMembina Potensi Para PenerusBangsa di Kepulauan Sula, Maluku Utara” yang tayang pada 6 Mei 2018 juga inginmengkritisitentangkondisipendidikandiIndonesiayangbelummerata,khususnyadiDesa Lekokadai. Kesadaran tokoh Yosa yangmengambil bagian dalam pendidikan didaerahini,inginmenyadarkankepadapemerintahdanmasyarakattentangpentingnyasentuhan pemerintah (pusat dan daerah) serta masyarakat untuk terlibat dalammembangunpendidikandidaerahini.DAFTARPUSTAKADenissMcQuail.1987.TeoriKomunikasiMasa:suatupengantar.Jakarta:Erlangga.

Effendy,OnongUchjana.1993.Ilmu,TeoridanFilsafatKomunikasi,Bandung:CitraAdityaBakti.

Fachrudin,Andi.2016.Dasar-dasarProduksiTelevisi:ProduksiBerita,Ffeatur,LaporanInvestigas,DokumenterdanTeknikEditing,Jakarta:PrenadaMedia

Fiske,J.danJ.Hartley.2003.ReadingTelevision,2ndedition.London:Routhledge

Fiske,John.2010.Culturalandcommunicationstudies:sebuhapengantarpalingkomprehensif.Yogyakarta:JalaSutra

Page 22: ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE DALAM TAYANGAN LENTERA

22

ANALISISSEMIOTIKAJOHNFISKEDALAMTAYANGANLENTERAINDONESIAEPISODEMEMBINAPOTENSIPARAPENERUSBANGSADIKEPULAUANSULATrivosaPah,RiniDharmastuti

BadanStatistik.2017.KatalogIndekPembangaunanManusiaKabupatenSula2017.BadanPusatStatistikKepulauanSula.

Navarro,JoedanMarvinKarlins.2017.CaraCepatMembacaBahasaTubuh2.Terjemahandariwhateverybodyissaying1stEditon.Jakarta:PT.ZaytunaUfukAbadi.

Piliang,YasrafA.2003.Hipersemiotika;TafsirCulturalStudiesAtasMatinyaMakna.Yogyakarta:Jalasutra

Pratista,Himawan.2008.MemahamiFilm.Yogyakarta:HomerianPusataka

Romli,Khomsahrial.2016.KomunikasiMassa.Jakarta:GramediaWidiasaranaIdonesia

Soyomukti,Nurani.2010.PengantarIlmuKomnikasi.Yogyakarta:Ar-RuzzMediaGroup

Wijayana,Widarmi.2007.MutiaraHitamPotensiPapuayangTersembunyi.Yogyakarta:PT.Grasindo.

Wulandari,EriSri,dkk.2016.Televisial,MerayakanBudayaMenonton,MembacaProgramTelevisi.Yogyakarta:BukuLitera