analisis sosiologi sastra dan nilai pendidikan …/analisis... · sistem kemasyarakat atau...

193
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Megister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh: Anjar Setianingsih S841008004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vucong

Post on 25-Feb-2018

274 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI

PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA

KARYA AHMAD FUADI

TESIS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Megister

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh:

Anjar Setianingsih

S841008004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI

Disusun Oleh:

Anjar Setianingsih S841008004

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Komisi Pembimbing

Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd.

NIP 19440315 1978041001

…………… …..……2012

Pembimbing II Dr. Andayani, M.Pd.

NIP. 196010301986012001

……………. …………2012

Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M. Pd. NIP 19440315 1978041001

Page 3: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI

Disusun Oleh:

Anjar Setianingsih S841008004

Tm Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.

NIP 196204071987031001

………………. ……… 2012

Sekretaris Dr. Nugraheni Eko W, M.Hum

NIP. 197007162002122001

………………. ……… 2012

Anggota Penguji

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd.

NIP 19440315 1978041001

………………. ……… 2012

Dr. Andayani, M.Pd

NIP. 196010301986012001

………………. ……… 2012

Telah dipertahankan di depan penguji

Dinyatakan telah memenuhi syarat

Pada tanggal …….…………. 2012

Direktur

Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.

Nip 196107171986011001

Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Indonesia

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd.

NIP 19440315 1978041001

Page 4: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Anjar Setianingsih

NIP : S841008004

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul ANALISIS

SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI

LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI adalah betul-betul karya saya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 4 Januari 2012

Yang membuat pernyataan,

Anjar Setianingsih

Page 5: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Persembahan:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Keluarga besar Bapak Sahono

3. Suami tercinta, Irsyad Afrianto

4. Anakku tersayang, Natasya Aura Putri

5. Almamater

Page 6: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Sungguh manusia diciptakan suka mengeluh. Apabila dia ditimpa

kesusahan, dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta), dia

jadi kikir. (QS Al-Ma’arij:19-21)

Mimpi adalah kunci untuk menakhlukan dunia

(Penulis)

Manusia tidak dilihat dari usianya, tetapi dari seberapa jauh dia bertumbuh dan berkembang serta memberikan kontribusi nyata bagi

dunia sesuai tingkat usianya.

(Xavier Quentin)

Page 7: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Sosiologi Sastra dan

Nilai Pendidikan pada Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi” dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Tesis ini berusaha menjelaskan dan mendeskripsikan Sosiologi Sastra

dan Nilai Pendidikan pada Novel Negeri Lima Menara dengan menggunakan

pendekatan Sosiologi Sastra.

Tesis dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar

magister pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini dapat diselesaikan

karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulismenyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., Direktur PPs UNS yang telah

memberikan izin penyusunan tesis ini;

2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., Ketua Program Studi Bahasa

Indonesia Program Pascasarjana UNS dan sekretaris program Prof. Dr.

Sarwiji Suwandi, M.Pd., yang telah membantu proses perkuliahan

sehingga dapat berjalan dengan lancar;

3. Prof. Dr. Herman J. Waluyo M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, ketulusan, ketelitian dan

penuh harapan sehingga tesis ini dapat tersusun dengan lancar;

Page 8: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Dr.Andayani,M.Pd sebagai pembimbing II yang telah, bimbingan,

masukan yang sangat berharga, serta memotivasi sampai ke lubuk hati

yang paling dalam sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan

dengan tepat waktu;

5. Seluruh Dosen Pascasarjana, ilmu yang diberikan oleh Bapak Ibu akan

menjadi bekal hidup penulis sebagai calon pegajar;

6. Suroto, S.pd dan Sukarti sebagai orang tua yang telah memberikan

dukungan dan motivasi sehingga jejang pendidikan Megister ini dapat

ditempuh dan diselesaikan dengan lancar.

7. Irsyad Afianto, S.pd selaku pendamping hidup yang telah memberikan

semangat dan motivasi.

8. Seluruh teman satu angkatan, staf TU Pascasarjana yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Semoga Allah Yang Maha Kaya membalas

kebaikan Bapak Ibu.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan tesis agar lebih

baik dan bermanfaat. Semoga Allah selalu menyertai langkah kita, sekarang dan

selamanya. Amin.

Surakarta, Januari 2012

Penulis,

Page 9: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS...................................................... .... iii

PERNYATAAN............................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiv

ABSTRACT ..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ...................... 8

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8

1. Kajian Tentang Novel .......................................................................... 8

a. Pengertian Novel ........................................................................ .... 8

Page 10: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

b. Jenis-Jenis Novel .............................................................................. 13

c. Unsur-Unsur Novel .......................................................................... 18

d. Novel sebagai Dokumen Sosial (Teeuw) ......................................... 28

2. Kajian Tentang Sosiologi Sastra ........................................................... 30

a. Pengertian Sastra .............................................................................. 30

b. Pengertian Sosiologi ......................................................................... 35

c. Pengertian Sosiologi Sastra .............................................................. 39

3. Hakikat Aspek Sosial Budaya................................................................. 55

4. Kajian Tentang Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel ........................... 65

a. Pengerian Nilai ................................................................................. 65

b. Pengertian Pendidikan ...................................................................... 67

c. Pengertian Nilai Pendidikan (Edukasi) dalam Novel...................... 68

B. Penelitian yang Relevan....................................................................... 78 C. Kerangka Berfikir................................................................................ 81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 83

A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………………. 83

B. Metode Penelitian…………………………………………………… 84

C. Data dan Sumber Data………………………………………………. 84

D. Teknik Cuplikan (Sampling)………………………………………… 85

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 86

F. Uji Validitas Data…………………………………………………… 87

G. Teknik Analisis Data………………………………………………... 88

H. Prosedur Penelitian…………………………………………………. 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 95

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 95

1. Pandangan Pengarang terhadap Novel Negeri Lima Menara

Page 11: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

karya Ahmad Fuadi .............................................................................. 95

2. Aspek Sosial Budaya tang terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara

karya Ahmad Fuadi ............................................................................. .. 109

a. Sistem Religi…………………………………………… ............... 110

1. Sistem Kepercayaan......................................................... ........... 110

2. Sistem Nilai dan Pandangan Hidup.................................... ....... 113

3. Komunikasi Keagamaan............................................... .............. 115

b. Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial............................... .. 116

1. Kekerabatan………………………………………………..... .. 116

2. Asosiasi dan Perkumpulan………………………………….. ... 118

c. System Pengetahuan……………………………………………... .. 121

d. Bahasa…………………………………………………………… .... 123

1. Lisan.................................................................................. ........ 123

1) Bahasa Minang............................................................... ..... 123

2) Bahasa Arab................................................................... ...... 125

3) Bahasa Inggris................................................................ ..... 132

2. Tulisan............................................................................... ........ 136

1) Bahasa Arab................................................................... ...... 136

2) Bahasa Inggris................................................................ ..... 137

e. Kesenian................................................................................... ......... 139

1. Kaligrafi............................................................................. ........ 139

2. Bangunan............................................................................ ....... 140

f. Sistem Mata Pencaharian............................................................. ..... 141

1. Guru................................................................................... ........ 141

2. Pegawai Pemda.................................................................... ...... 142

g. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.......................................... .. 143

1. Transportasi......................................................................... ...... 143

2. Peralatan komunikasi............................................................ ..... 145

Page 12: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

3. Peralatan Konsumsi dalam Bentuk Wadah............................ ..... 145

4. Pakaian................................................................................ ....... 146

5. Tempat Berlindung dan Perumahan .................................... ...... 147

3. Nilai-Nilai Pendidikan yang Terungkap dalam Novel Negeri Lima Menara

karya Ahmad Fuadi........................................................................ ....... 147

a. Nilai Vitalitas atau Kehidupan Sosial............................................ .... 148

b. Nilai Spiritual dan Nilai Agama................................................... ..... 149

c. Ungkapan Nilai Moral secara Positif dan secara Negatif.................. 152

d. Nilai Budaya.............................................................................. ........ 155

B. Pembahasan................................................................................... ........ 156

1. Pandangan Pengarang terhadap Pondok Madani dalam Novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi............................................................ ...... 156

2. Aspek Sosial Budaya yang Terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara karya

Ahmad Fuadi................................................................................. ........ 158

3. Nilai- Nilai Pendidikan yang Terungkap dalam Novel Negeri Lima Menara

katya Ahmad Fuadi........................................................................ ........ 161

BAB V PENUTUP................................................................................. ......... 163

A. Simpulan..................................................................................... ........ 163

B. Implikasi Hasil Penelitian.............................................................. ..... 165

C. Saran – Saran............................................................................... ....... 166

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... ...... 168

Page 13: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..................................... ........ 83

Page 14: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir ............................................................. 82

Gambar 2. Bagan model interatif Miles & Huberman ............................ ... 89

Page 15: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

ABSTRAK

ANJAR SETIANINGSIH. S841008004. 2011. SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI. Komisi Pembimbing Pertama Prof. Dr. Herman J. Waluyo M.Pd. Pembimbing Dua Dr.Andayani, M.Pd. Tesis: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini menjelaskan dan mendeskripsikan (1) pandangan pengarang terhadap Pondok Madani; (2) sosiologi sastra yang terungkap pada novel dan (3) nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Negeri Lima Menara. Novel berlatar pendidikan di pondok ini cukup menarik untuk dikaji melalui pendekatan sosiologi sastra, yaitu tentang perjuangan enam anak laki-laki yang belajar di Pondok Madani dan berlomba-lomba melukis negeri impiannya di langit.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian berupa dokumentasi berbentuk novel. Teknik cuplikan yang digunakan adalah purposive sampling, sampel mewakili informasinya. Teknik pengumpulan data mengkaji dokumen melalui content analysis. Uji validasi data menggunakan triangulasi data/sumber, triangulasi teori dan teori metode.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data interaktif yang meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan.

Penelitian ini menyimpulkan (1) pandangan pengarang terhadap novel; (2) aspek sosiologi sastra pada novel meliputi: a. Sistem Religi yang berupa Sistem Kepercayaan, Sistem Nilai dan Pandangan Hidup dan Komunikasi Keagamaan; b. Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan; c. Bahasa yang meliputi bahasa Lisan yaitu Bahasa Minang, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Tertulis yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris; d. Kesenian meliputi kaligrafi Dan Bangunan; e. Sistem Mata Pencaharian berupa Guru dan Pegawai Pemda; f. Sistem Peralatan Hidup Atau Teknologi dan Perumahan meliputi Transportasi, Peralatan Komunikasi, Peralatan Konsumsi dalam Bentuk Wadah dan Pakaian dan Tempat Berlindung (3) nilai-nilai pendidikan yang terungkap adalah nilai vitalitas dan kehidupan, nilai spiritual atau keagamaan, nilai moral yang positif dan negatif dan nilai budaya.

Kata Kunci: Pendekatan, Sosiologi Sastra, Nilai Pendidikan

Page 16: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

ABSTRACT

ANJAR SETIANINGSIH. S841008004. 2011. SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI. First Advisors Prof. Dr. Herman J. Waluyo M.Pd. second mentors Dr.Andayani, M.Pd. Thesis: Education Indonesian Studies Program in Graduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta.

This study explains and describes (1) views of the author against Madani Cottage (2) the sociology of literature which was revealed at the novel and (3) educational value contained in the Negeri Lima Menara novels. Novel set in education at the cottage is quite interesting to examine through sociological approach to literature, which is about the struggle of six boys who studied in Pondok Madani and the country vying to paint his dream in the sky.

This study is a qualitative research, which using qualitative descriptive methods. The research data is the form of a novel form of documentation. The technique used is footage of purposive sampling, the samples represent the information. Data collection techniques examine documents through content analysis. Test data validation using triangulation of data / sources, triangulation theory and the theory of the method.

Analysis technique used is an interactive data analysis that includes three components, namely data reduction, data presentation, and conclusions.

This study concludes (1) views of the author of the novel, (2) aspects of the sociology of literature in the novel which include: a. Religions systems of belief systems, value systems and views of Life and Religious Communication; b. Civic or social organization system which includes Kinship, Association or Society and Knowledge Systems; c. Oral language includes Minang Language, Arabic and English, and the written are Arabic and English; d. Art covers calligraphy And Building; e. Livelihood System of Teachers and Employees of Local Government; f. Life Or Equipment Systems Technology and Housing include Transportation, Communications Equipment, Appliances Consumption in the form of container, Clothing and Shelter (3) educational values expressed are the vitality and life, spiritual or religious values, moral values, and positive and negative cultural values. Keywords: Approaches, Sociology of Literature, Values Education

Page 17: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan sebuah karya seni. Sastra adalah hasil kegiatan

kreativitas seorang sastrawan. Sebuah karya sastra mencerminkan berbagai

masalah kehidupan manusia. Karya sastra dapat berinteraksi dengan lingkungan,

sesama manusia dan dengan Tuhannya.

Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:307) bahwa imajinasi dalam karya

sastra adalah imajinasi yang didasarkan atas kenyataan, imajinasi yang juga

diimajinasikan orang lain. Karya sastra tidak hanya berupa imajinasi saja,

melainkan berupa penghayatan dan perenungan secara sadar. Karya sastra hasil

sebuah imajinasi yang didasari atas kesadaran yang menghasilkan kreativitas

sebagai karya seni. Karena sebagai hasil imajinasi, karya sastra menciptakan

dunia sendiri. Meskipun kita juga menyadari tidak jarang karya sastra yang

menyajikan sebuah konteks realitas sosial.

Karya sastra sebagai hasil imajinasi, tidak hanya berguna sebagai hiburan

yang menyenangkan saja. Karya sastra juga berguna untuk menambah

pengalaman bagi pembaca.Lukens dalam Burhan Nurgiyantoro (2010 : 3)

mengatakan bahwa sastra memberikan dua hal utama, yaitu kesenangan dan

pemahaman. Sastra hadir kepada pembaca pertama-tama adalah memberikan

hiburan, hiburan yang menyenangkan. Sastra menampilkan cerita yang menarik,

mengajak pembaca untuk memanjakan fantasi, membawa pembaca ke suatu alur

1

Page 18: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kehidupan yang penuh daya suspens, daya yang menarik hati pembaca untuk ingin

tahu dan merasa terikat emosinya sehingga ikut larut dalam cerita, dan

kesemuanya itu di kemas dalam bahasa yang menarik

Meskipun sebuah karya imajinatif, karya sastra menampilkan suatu

gambaran kehidupan. Kehidupan itu sendiri merupakan kejadian yang nyata

dalam kehidupan sosial dan kultural (sosial and cultural facts). Kehidupan itu

diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Persoalan atau

peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat akan terjadi sepanjang masa. Artinya

terjadi pada masyarakat yang berbeda-beda menurut zaman. Bukan hanya

sekarang, melainkan terjadi pada setiap zaman. Persoalan itu juga akan

mempengaruhi kreativitas pemikiran seorang pencipta karya sastra, sehingga

memungkinkan muncul konflik atau ketegangan batin tersebut dalam bentuk

karya sastra.

Luxemburg (1984: 23) memaparkan bahwa sastra yang ditulis pada suatu

kurun waktu tertentu berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu.

Selain itu, sastra juga menggambarkan suatu kebudayaan yang tumbuh dalam

lingkungan masyarakat yang diangkat untuk menjadi ciri yang ditonjolkan dalam

karya tersebut. Di samping mengekspresikan dan mengemukakan persoalan hidup

yang terjadi, pengarang juga mengajak pembaca untuk ikut memecahkan

persoalan kehidupan. Karya satra tercipta karena adanya keinginan dari pengarang

dalam mengungkapkan kreativitasnya yang dituangkan melalui pola berpikir, ide,

gagasan, pesan dan prinsip yang berasal dari imajinasi dan realitas sosial budaya

pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai penyampaianya. Pencipta

Page 19: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sastra merupakan warga masyarakat yang dengan sengaja atau tidak sengaja

mencurahkan masalah kehidupan manusia dan masyarakat sebagai objek yang

dituangkan sebuah karya sastra. Karya sastra juga dipengaruhi oleh letak

geografis, adat istiadat yang menjadi objek kajian dan biasanya disesuaikan

dengan zaman yang ada.

Burhan Nurgiyantoro (2010:14) mengemukakan sastra dewasa dibagi

dalam tiga besar genre yaitu puisi, fiksi dan drama dengan masing-masing

memiliki subgenre. Untuk kajian prosa atau fiksi di Indonesia di bagi menjadi tiga

macam yaitu novel, cerpen dan roman. Novel merupakan karya rekaan yang

menggambarkan kehidupan, adat-istiadat, aturan serta budaya dalam suatu

masyarakat tertentu. Novel merupakan karya rekaan atau fiksi yang memberikan

gambaran aspek-aspek kehidupan yang dikemas dalam gaya bahasa yang

memikat. Kehidupan dalam sebuah novel digambarkan melalui tokoh,

perwatakan, setting, alur dan unsur instriksik lainnya. Dalam menyampaikan

keanekaragaman kebudayaan dan suatu ajaran atau nilai didikan kepada para

pembaca digambarkan dengan bahasa yang baik sehingga pembaca bisa

memahami novel tersebut.

Rene Wellek dan Austin Warren (1993:316) menjelaskan bahwa

sepanjang sejarah, orang telah tertarik dan mengganggap sastra lisan maupun

cetakan bernilai positif. Novel merupakan karya sastra yang memberikan nilai

positif bagi pembaca. Novel juga mengungkapkan kehidupan sosial untuk

mempelajari manusia pada zamannya. Novel yang memiliki kualitas baik

merupakan hasil rekaan dan polesan oleh penulisnya.

Page 20: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Novel Negeri Lima Menarakarya Ahmad Fuadi yang diterbitkan tahun

2009 dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengetahui sosiologi sastra dan nilai-

nilai pendidikan yang terkandung dalam novel tersebut. Novel Negeri Lima

menara mempunyai masalah-masalah kehidupan sosial budaya yang berasal dari

daerah masing-masing oleh para tokoh. Novel Negeri Lima menarajuga memiliki

nilai positif yaitu penjelasan nilai keteladanan dalam sebuah lembaga pendidikan

sehingga bisa dijadikan panutan bagi pembaca. Novel Negeri Lima menara karya

Ahmad Fuadi dipilih karena memiliki beberapa kelebihan baik dari segi isi atau

bahasanya dibandingkan novel yang lain.

Novel-novel lain yang mempunyai masalah-masalah sosial yaitu novel

Singkar karya Siti Aminah tahun 2008 dari Yogyakarta yang menceritakan

tentang masalah politik, pergerakan mahasiswa dan masalah rumah tangga, Novel

Para Priyayi karya Umar Kayam bercerita tentang seorang anak dari keluarga

buruh tani yang oleh orang tua dan sanak saudaranya diharapkan dapat menjadi

“sang pemula” untuk membangun dinasti keluarga priyayi kecil, Novel Di Kaki

Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari yang menggambarkan keadaan sosial

masyarakat Jawa Tengah, pada salah satu desa kecil bernama Desa Tanggir tahun

70-an dan lain-lain.

Novel Negeri Lima menara karya Ahmad Fuadi menggambarkan tentang

kisah seorang anak dari Kabupaten Agam, Bukittinggi yang melanjutkan sekolah

ke Pondok Madani di Jawa Timur. Keinginan masuk ke Podok Madani ini atas

permintaan ibunya. Yang menarik setelah masuk ke Pondok Madani, ia terkesan

dengan mantra dari kiayinya yaitu man jadda wa jadda, artinya bahwa siapa yang

Page 21: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

bersungguh-sungguh akan berhasil, kedisiplinan yang kuat, persabatan yang tak

pernah putus walau jarak memisahkan, dan cita-cita yang didasari dengan

keyakinan yang kuat. Kisah ini diperankan oleh enam anak yang berasal dari

berbagai daerah di Indonesia.

Latar pesantren yang kuat dengan kedisiplinan menjadi latar cerita yang

memikat dan memberikan nilai lebih bagi pembaca. Hal ini mengajarkan tentang

pergaulan yang kuat, mandiri, belajar keras dan sampai pada belajar menjadi

seorang pemimpi yang sejati. Kelebihan lain adalah gaya bahasa yang lugas dan

mudah dipahami serta pencitraan dalam novel Negeri Lima menara mudah

diekspresikan dan diinterprestasikan.

Adapun alasan diangkatnya sosiologi sastra dan nilai-nilai pendidikan

sebagai kajian karena novel Negeri Lima menara memiliki kelebihan tersendiri.

Apalagi didukung masalah kehidupan sosial yang terjadi selama di dalam

pesantren. Nilai pendidikan terlihat pada segala sesuatu yang terlihat melalui

proses pendidikan. Baik bentuk pengalaman di menara, tatap muka di kelas dan

hukuman yang dijatuhkan pada setiap anak yang melanggar peraturan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pandangan pengarang terhadap Pondok Madani dalam

novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi?

Page 22: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Bagaimanakah aspek sosial budaya yang terdapat dalam novel Negeri

Lima Menara karya Ahmad Fuadi?

3. Bagaimana nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan pandangan pengarang terhadap Pondok

Madani dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek sosial budaya yang terdapat

dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi.

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terdapat

dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi sumbangan bagi penelitian sastra khususnya dalam pengkajian

novel sebagai salah satu genre sastra.

b. Menambah wawasan tentang pengkajian nilai sosiologi sastra dan nilai

pendidikan khususnya novel yang nantinya dapat diterapkan atau menjadi

referensi untuk meneliti dan mengkaji novel yang lain.

c. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan penerapan

ranah ilmu sastra serta studi tentang karya sastra.

Page 23: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini mendeskripsikan sosiologi sastra dan nilai-nilai

pendidikan dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Guru

dapat mengajarkan nilai-nilai tersebut dapat dijadikan teladan bagi siswa

dalam menghadapi serta menyikapi setiap permasalahan yang terjadi

dalam kehidupan.

b. Bagi Siswa

Menambah perbendaharaan tentang kajian terhadap novel terutama

pengkajian nilai sosiologi sastra dan nilai pendidikan yang merupakan

salah satu materi ajar pada Pembelajaran Sastra.

c. Membantu pembaca atau penikmat sastra dalam menginterpretasikan

novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi sehingga pemaknaan

terhadap karya sastra akan lebih terarah.

Page 24: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Landasan Teori

1. Hakikat Novel

a. Pengertian Novel

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sekaligus disebu

sebagai fiksi. Istilah novel berasal dari kata novella yang berasal dari bahasa

Italia. Menurut Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002: 9), secara harafiah

novella berarti sebagai sebuah barang baru yang kecil yang kemudian diartikan

sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.

Abrams (1971: 110) menjelaskan bahwa

“Novel is term novel is now applied to great variety of writings that have in common only the attribute of being extended works of prose fiction. As an extended narrative, the novel is distinguished from the short story and from the work of midlle length called thenovelette. “

Abrams menjelaskan bahwa novel adalah istilah novel sekarang

diterapkan untuk berbagai macam tulisan yang berbentuk suatu karangan yang

berupa prosa fiksi. Karangan tersebut berupa cerita pendek dan prosa. Fiksi

adalah cerita rekaan atau dibuat-buat, sedangkan yang termasuk fiksi adalah

novel dan cerpen. Namun kadangkala fiksi juga sering digunakan sinonim dari

novel.

Burhan Nurgiyantoro (2002: 9-10) memaparkan bahwa dewasa ini istilah

novella atau novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia,

novellet yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak

8

Page 25: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

terlalu panjang namun juga tidakterlalu pendek. Meskipun dengan panjang yang

cukupan tersebut.

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Stamm dalam Journal

of College &Character Volume X, NO. 7, November 2009:

The possibilities of using this novel in courses on student development to make the understanding of identity development become more alive than through the more usual scholarly analyses. Given the emerging understanding of today’s millennium generation of college students, are particularly appropriate. Pop culture has played an educative role in the lives of the Millennial Generation. In thinking about novels as ethnographies of the college experience, both that of faculty as well as students, the possibilities are even more extensive, as exemplified by the previous illustrations. Comparison of academic novels from different time periods, for example, might serve to amplify other studies of the history and foundations of higher education. (Stamm, 2009: 2)

Berdasarkan pendapat di atas diharapkan novel mampu memberikan

pencerahan dan penyadaran kepada pelajar agar mereka dapat hidup

bermasyarakat dengan baik, saling menyadari perbedaan, dan lebih toleran kepada

masyarakat luas.Novel memberikan pelajaran kehidupan bagi pelajar. Hal ini akan

menjadi bekal bagi pelajar dalam memasuki kehidupan bermasyarakat nantinya.

Menurut Herman J. Waluyo (2002: 37) dalam novel terdapat 3 hal, antara

lain: (1) perubahan nasibdari tokoh cerita; (2) ada beberapa episode dalam

kehidupan tokoh utamanya; (3)biasanya tokoh utama tidak sampai mati.

Sejalan dengan pendapat di atas, Henry Guntur Tarigan (1993:165)

menyimpulkan berbagai definisi novel yang telah dipaparkan oleh para ahi teori

sastra, antara lain: (a) novel bergantung pada tokoh; (b) novel menyajikan lebih

dari satu impresi; (c) novel menyajikan lebih dari satu efek; dan (d) novel

menyajikan lebih dari satu emosi.

Page 26: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dengan kata lain, novel merupakan salah satu bentuk fiksi dalam bentuk

prosa yang memiliki panjang cukupan dalam arti tidak terlalu panjang dan juga

tidak terlalu pendek serta di dalamnya terkandung 3 hal yang berkaitan dengan

isicerita novel, antara lain: (1) perubahan nasib tokoh cerita; (2) ada beberapa

episode dalam kehidupan tokoh utamanya; (3) biasanya tokoh utama yang

diceritakan tidak sampai mati. Secara garis besar, novel merupakan sebuah

karangan yang memaparkan ide, gagasan atau khayalan dari penulisanya.

Hal tersebut sejalan dengan definisi novel yang terdapat di dalam The

American College Dictionary (dalam Henry Guntur Tarigan,1993: 120) novel

adalah (1) cabang dari sastra yang menyusun karya-karya narasi imajinatif,

terutama dalam bentuk prosa; (2) karya-karya dari jenis ini, seperti novel/

dongeng-dongeng; (3) sesuatu yang diadakan, dibuat-buat atau diimajinasikan,

suatu cerita yang disusun.

Sementara itu menurut Orr dalam Journal of European Studies.Volume, 9

No. 36 bahwa tujuan novel adalah penyadaran terhadap realitas.

Intended as an original contribution to the sociology of the novel. It is is concerned with the destiny of the modern novel itself. This destiny would appear to the needful resuscitation of tragic realism after its demise with or around, Orwell. (Orr, 1977: 304-305).

Orr (1977 :304-305) pada pernyataan di atas mengatakan bahwa kontribusi

asli untuk sosiologi pada novel. Hal ini berkaitan dengan novel modern tersebut.

Misalnya seperti hal yang diperlukan dalam peristiwa yang tragis, kematian atau

kejadian yang terjadi di sekitar kita.

Page 27: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Selanjutnya tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, Brooks (dalam

Henry Guntur Tarigan, 1993: 120) mendefinisikan fiksi sebagai sebuah bentuk

penyajian ataucara seseorang memandang hidup ini. Jadi karya fiksi memang

bukan nyata, tetapikarya sastra juga bukan kebohongan karena fiksi adalah suatu

jenis karya sastra yang menekankan kekuatan kesastraannya pada daya

penceritaannya. Karya sastra bukan hanya sebuah khayalan semata, tetapi juga

merupakan sebuah refleksi dari suatu hal yang dirasakan, dilihat, bahkan mungkin

juga dialami oleh penulis.

Sedikit berbeda dengan beberapa pendapat di atas, Goldmann (dalam

Faruk, 2010: 29) mendefinisikan novel sebagai cerita tentang suatu pencarian

yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero

yang problematik dalam sebuah dunia yang juga tergradasi. Nilai-nilai otentik

yang dimaksud tersebut adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah novel

yang dapat mengorganisasikan sebuah novel secara keseluruhan meskipun tidak

tertuang secara eksplisit.

Atar Semi (1993: 32) juga memaparkan pendapat yang tidak jauh berbeda

dengan pendapat-pendapat di atas, bahwa novel mengungkapkan suatu

konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan

yang tegas. Dalam hal ini novel lebih mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan

yang lebih mendalam dan disajikan dengan lebih halus. Pendapat tersebut dapat

diartikan bahwa sebuah novel merupakan suatu hasil imajinasi penulis yang

menggambarkan refleksi kehidupan tokoh dan segala masalah yang menyertainya

secara utuh dengan berbagai nilai yang turut membangun kelengkapan

Page 28: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sebuahcerita. Nilai-nilai yang terkandung di dalam novel tersebut tidak

dituangkan secara eksplisit oleh penulisnya dan nilai tersebut pada akhirnya dapat

diambil oleh pembaca sebagai sebuah pelajaran yang mungkin bermanfaat untuk

kehidupannya.

Novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang bersifat

artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur,

yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling

menguntungkan. Unsur-unsur tersebut turut membangun sebuah novel yang

kemudian membentuk sebuah totalitas tersebut. Secara tradisional, unsur-unsur

pembangun novel dapat dibedakan menjadi dua bagian walaupun tidak

sepenuhnya terpisah, unsur tersebut adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik (Burhan

Nurgiyantoro, 2002: 23).

Mengenai segi unsur dari dalam novel yang turut membangun jalinan

keutuhan sebuah novel, Burhan Nurgiyantoro (2002: 4) memaparkan bahwa novel

merupakan sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia yang imajiner,

dunia yang diharapakan menjadi model kehidupan yang nyata yang dibangun

melalui berbagai unsur intrinsik, seperti plot, setting, peristiwa, tokoh, tema, dan

sudut pandang.

Dari berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah

karya sastra yang berisi tentang rangkaian cerita yang memaparkan ide, gagasan,

maupun khayalan penulisnya. Akan tetapi, novel tidak hanya khayalan semata,

novel juga memaparkan tentang refleksi dari suatu hal yang dilihat, dirasa, bahkan

mungkin juga dialami oleh penulisnya. Keterjalinan cerita dan kesempurnaan

Page 29: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sebuah novel dapat dilihat dari beberapa unsur yaitu unsur intrinsik yang terdiri

dari alur, penokohan, setting, tema, dan sudut pandang serta unsur ekstrinsik yang

berupa latar belakang pengarang, amanat, dan berbagai unsur lain yang turut

membangun sebuah novel hingga novel tersebut dapat dengan mudah dipahami

oleh para penikmatnya.

b. Jenis-Jenis Novel

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2002: 16), novel terdiri dari dua macam

yaitu novel serius dan novel populer. Pembedaan novel tersebut sering mengalami

kekaburan makna. Hal ini disebabkan karena pembedaan tersebut cenderung

mengarah pada subjektifitas penikmat sastra. Para penikmat sastra beranggapan

bahwa novel yang ditulis oleh beberapa penulis tertentu dan penerbit tertentu yang

sering menerbitkan karya sastra yan cenderung “berat” kadar kesastraannya.

Novel serius merupakan novel yang mengandung unsur sastra yang kental. Novel

ini juga harus sanggup memberikan hal yang serba mungkin terjadi, dan itulah

makna dari sastra yang sastra.

Pada umunya novel serius mengandung tujuan yang tersirat didalamnya

untuk memberikan pengalaman yang berhargabagi pembaca, setidaknya novel

tersebut mampu mengajak pembacanya untuk meresapi dan merenungkan

masalah yang diangkat oleh sebuah novel (Burhan Nurgiyantoro, 2002: 18-19).

Dengan demikia, novel serius lebih mengarah pada suatu bentuk karya yang di

dalamnya terdapat sebuah pelajaran berharga yang dapat diambil oleh para

penikmat sastra melalui pemahaman yang mendalam.

Page 30: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Burhan Nurgiyantoro (2002: 18) mendefinisikan novel popular sebagai

novel yang popular pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya

pembaca di kalangan remaja.Namun, novel popular hanya bersifat

sementara,cepat ketinggalan zaman, dan tidak dapat memaksa pembacanya untuk

membaca sekali lagi novel tersebut.Selain itu, novel popular juga cepat

ditinggalkan oleh pembacanya setelah muncul novel yang lebih baru dan popular

(Burhan Nurgiyantoro, 2002: 16). Novel ini menampilkan masalah-masalah yang

aktual dan selalu menzaman namun hanya sampai pada tingkat permukaan saja,

tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih mendalam atau dengan

katalain tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Apabila hal tersebut terjadi

dalam penulisan novel popular maka novel akan menjadi lebih berat, menjadi

novelserius, dan bisa dimungkinkan akan ditinggalkan oleh pembacanya.

Sesuai dengan teori Lukacs, Goldmann (dalam Faruk, 2010: 31) membagi

novel menjadi tiga jenis, yaitu novel idealisme abstrak, novel psikologi, dan novel

pendidikan. Novel jenis pertama menampilkan sang hero yang penuh optimisme

dalam petualangan tanpa menyadari kompleksitas dunia. Dalam novel jenis kedua

sang hero cenderung pasif karena keluasan kesadarannya tidak tertampung oleh

dunia fantasi. Sedangkan dalam novel jenis ketiga sang hero telah melepaskan

pencariannya akan nilai-nilai yang otentik.

Di pihak lain Goldmann (dalam Nyoman Kutha Ratna, 2011: 126), yang

memandang karya sastra dalam kapasitas sebagai manifestasi aktivitas kultural,

mengungkapkan bahwa novellah karya sastra yang berhasil merekonstruksi

struktur mental dan kesadaran sosial secara memadai, yaitu dengan cara

Page 31: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menyajikannya melalui tokoh-tokoh dan peristiwa. Penggunaan tokoh-tokoh

imajiner juga merupakan salah satu keunggulan novel dalam usaha untuk

merekonstruksi dan memahami gejala sosial, perilaku impersonal, termasuk

peristiwa-peristiwa historis (Nyoman Kutha Ratna, 2011: 127).

Kita harus membedah struktur yang dimiliki suatu karya sastra untuk

memahaminya, khususnya novel. A. Teeuw (dalam Herman J. Waluyo, 2002: 59-

60) menyebutkan bahwa sebuah sistem sastra memiliki tiga aspek: pertama

eksterne strukturrelation, yaitu struktur yang terikat oleh sistem bahasa pengarang

terikat oleh bahasa yang dipakainya; kedua interne strukturrelation, yaitu struktur

dalam bagian-bagiannya saling menentukan dan saling berkaitan; dan ketiga

model dunia sekunder, yaitu model dunia yang dibangun oleh pengarang, dunia

fantasi atau dunia imajinasi.

Wellek dan Warren (1993: 75-130) menyebutkan adanya empat faktor

ekstrinsik yang saling berkaitan dengan makna karya sastra, yaitu biografi

pengarang, psikologis, sosial budaya masyarakat dan filosofis. Untuk memahami

sebuah novel, harus dilakukan pembedahan struktur yang dimiliki Kenney (1966:

6-7) berpendapat,

“To analyze a literary work is to identify the sparate parts that make it up (this correspondsroughly to the notion of tearing it to pieces), to determine the relationships among the parts, and to discover the relation of the parts, to the whole. The end of the analysis is always the understanding of the literary work as a unified and complex whole”.

Dari pendapat Kenney (1966:6-7) dijelaskan bahwa menganalisis sebuah

karya sastra dengan mengidentifikasi bagian-bagian karya yang membentuk,

dengan menentukan hubungan antar bagian-bagian, dan menemukan antar bagian-

Page 32: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

bagian secara keseluruhan. Analisis akhir suatu pemahaman karya sastra sebagai

satu kesatuan yang utuh dan kompleks.

Fiksi modern di bagi menjadi tiga golongan besar yaitu, bacaan hiburan,

cerita dengan kecenderungan konvensional, dan fiksi modern dengan

kecenderungan inkonvensional. Bacaan hiburan berfungsi sebagai sarana hiburan

bagi pembacanya. Pembagian cerita dengan kecenderungan konvensional dan

inkonvensional tersebut berkaitan dengan konvensi unsur-unsur intrinsik sastra.

Konvensional merupakan cerita yang masihberpegang pada aturan atau konvensi

sastra yang ada, sedangkan inkonvensional tidak berpegang dan bahkan

menyimpang dari konvensi atau aturan sastra yang telah ada. Pembedaan tersebut

sedikit berbeda dengan kategorisasi yang dilakukanoleh Goldmann.

Lubis (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993:165-166) mengkategorikan

novel menjadi beberapa jenis, antara lain roman avontur, roman psikologis, roman

detektif, roman sosial, roman politik, roman kolektif. Terdapat sedikit perbedaan

dari pengkategorian di atas adalah pembagian yang ada dalam Ensiklopedia

Indonesia (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 166), yaitu romansosial, roman

bersejarah, roman tendens, roman keluarga, roman psikologis.

Berdasar pada berbagai pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa secara

garis besar novel terbagi menjadi dua, yaitu novel serius dan novel popular. Novel

serius merupakan sebuah karya sastra yang memiliki kadar kesastraan yang tinggi

dan membutuhkan suatu pemahaman yang lebih untuk dapat memahaminya.

Novel serius cenderung mengangkat tema-tema yang lebih “berat”, seperti tema

tentang politik, pendidikan, psikologi, dan lai-lain.Novel popular merupakan

Page 33: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sebuah karya sastra yang berfungsi sebagai sebuah sarana hiburan.Meskipun

hanya sebagai sebuah sarana hiburan, novel popular tak lantas mengabaikan

konvensi-konvensi sastra yang ada.Novel popular tetap mengindahkan konvensi

sastra yang ada dan juga memiliki nilai estetis yang dapat dinikmati oleh pembaca

dan nilai pedagogis yang dapat dipetik oleh pembaca. Untuk memahaminya pun

pembaca tidak membutuhkan pemikiran yang lebih.

c. Unsur-Unsur Novel

Jakob Sumarjo (1982:11) mencantumkan unsur-unsur fiksi (novel) sebagai

berikut: (1) plot atau alur; (2) kerakter atau penokohan; (3) tema; (4) setting atau

latar; (5) suasana; (6) gaya; dan (7) sudut pandang penceritaan.

Berbeda dengan pendapat di atas, Zainuddin Fanani (2000 : 84)

mendefinisikan bahwa unsur-unsur prosa dibagi menjadi: (1) Tema; (2)

Penokohan; (3) Plot; dan (4) Setting.

Lebih lanjut lagi akan dipaparkan satu persatu struktur tersebut:

1. Plot

Plot sering juga disebut alur. Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka

awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang

berlawanan (Herman J. Waluyo, 2002: 8).

William Kenney (1966: 13-14) menyatakan:

“ plot reveals event to us, not only in their temporal, but also in relationships. Plot makes us aware of events not merely as elements in temporal series, but also as an intricate pattern of cause and effect”. “The structure of plot to recognize this much, however.Is only a beginning. We must consider in more specific terms the form this “arrangement” we call

Page 34: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

plot is likely to take. For, underlying the evident diversity of fiction, we may discern certain recurring patterns”.

Berpijak dari pendapat William Kenney (1966: 13-14) dapat dijelaskan

bahwa plot mengungkapkan suatu rencana, bukan hanya dalam duniawi penulis

tetapi juga dalam hal hubungan antar jalinan cerita.Plot merupakan peristiwa yang

tidak hanya sebagai elemen dalam seri temporal, tetapi juga sebagai pola sebab

akibat.

Alur/ Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orang

yang beranggapan bahwa alur merupakan unsur terpenting dalam sebuah cerita

diantara berbagai unsur fiksi yang lain. Hal tersebut disebabkan oleh, kejelasan

alur sebuah cerita erat kaitannya dengan jalinan antarperistiwa yang disajikan oleh

penulis sehingga dapat membantu mempermudah pemahaman kita terhadap

ceritayang ditampilkan.Kejelasan alur berarti kejelasan cerita, kesederhanaan alur

berarti kemudahan cerita untuk dimengerti (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 110).

Forster (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002: 113) mengemukakan bahwa

alur atau plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada

adanya hubungan kausalitas. Hal tersebut sejalan dengan Stanton (dalam Burhan

Nurgiyantoro, 2002: 113) yang menyebutkan bahwa alur adalah cerita yang berisi

urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat,

peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain.

Alur ada bermacam-macam, dilihat dari aspek urutan waktu terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang besagkutan atau lebih

tepatnya urutan penceritaan peristiwa-peristiwa yang ditampilkan, alur terbagi

menjadi:

Page 35: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Plot lurus/ progresif, alur/ plot sebuah novel dikatakan lurus atau progresif

apabila peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa –

peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa atau meyebabkan terjadinya

peristiwa yang kemudian. Atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal,

yaitu penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik, tengah/ konflik

meningkat, klimaks, dan akhir/ penyelesaian (Burhan Nurgiyantoro, 2002:154).

2) Plot Sorot-balik/ Flash-back, Urutan kejadian yang disajikan dalam dalam

sebuah karya fiksi dengan alur regresif tidak bersifat kronologis. Cerita tidak

dimulai dari tahap awal melainkan mungkin cerita disuguhkan mulai dari

tengah atau bahkan dari tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita disajikan.

Karya sastra dengan jenis ini, langsung menyuguhkan konflik bahkan telah

sampai pada konflik yang meruncing (Burhan Nurgiyantoro,2002:154).Dalam

menyajikan sebuah alur cerita, penulis umumnya memiliki tahapan–tahapan

atau urutan penceritaan yang berbeda-beda.

Berikut ini tahapan alur yangdijabarkan oleh Tasrif dalam Mochtar Lubis

(dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002:149) yang membedakan tahapan plot menjadi

lima bagian, antara lain:

1) Tahap situation (penyituasian), yaitu tahap yang terutama berisi pelukisan dan

pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap

pembukaan cerita, pemberian informasi awal. Tahap ini berfungsi sebagai

landasan tumpu cerita yang akan dikisahkan;

Page 36: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), pada tahap ini

masalah-masalah atau peristiwa-peristiwa yang menyulut konflik mulai

dimunculkan;

3) Tahap rising action (tahap peningkatan konflik), konflik-konflik yang

dimunculkan mulai berkebang atau dikembangkan kadar intensitasnya.

Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita mulai menegangkan;

4) Tahap climax (tahap klimaks), konflik dan atau pertentangan yang terjadi

padapara tokoh mulai mencapai puncaknya; dan

5) Tahap denouement (tahap penyelesaian), pada tahap ini konflik utama yang

telah mencapai klimaks mulai diberi jalan keluar begitu juga dengan konflik-

konflik tambahan yang lain juga mulai diberi jalan keluar.

Dari berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa alur atau plot adalah

rangkaian peristiwa yang disajikan secara kronologis oleh pengarang mulai dari

tahap awal atau tahap pegenalan tokoh, pemunculan konflik hingga konflik

tersebut dapat diselesaikan.

2. Perwatakan atau Penokohan

Penokohan adalah pelukisan tokoh atau pelaku cerita melalui sifat-sifat,

sikap dan tingkah lakunya dalam cerita (Zulfahnur, dkk., 1996: 29). Pengertian

penokohan tersebut, menurut Panuti Sudjiman (dalam Zulfahnur, dkk., 1996: 29)

merupakan individu rekaan berwujud atau binatang yang mengalami peristiwaatau

lakuan dalam cerita. Manusia yang menjadi tokoh dalam certa fiksi dapat

berkembang perwatakannya baik dari segi fisik maupun mentalnya.

Page 37: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Wellek danWarren (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993:133-134),

menyatakan ada beberapa cara yang digunakan pengarang untuk melukiskan rupa,

watak, dan pribadi para tokoh,yaitu: (1) Physical description, yaitu melukiskan

bentuk lahiriah tokoh yang dilakukanoleh pengarang; (2) Portroyal of througth

streem or of conscious though, yaitu pelukisan jalan pikiran pelakon atau tokoh

atau apa yang terlintas dalam pikiran pengarangnya; (3) Reaction of events, yaitu

pengarang melukiskan bagaimana reaksi tokoh ataulakon terhadap kejadian yang

ada; (4) Direct author analisys, yaitu pengarang menganalisis watak tokoh atau

lakon secara langsung; (5) Discussion of environment, yaitu pengarang

melukiskan keadaan sekitar lakonatau tokoh. Misalnya, melukiskan keadaan

kamar, sehingga pembaca akan memperoleh kesan secara jelas terhadap tokoh

yang ada; (6) Reaction of others about character, yaitu pengarang melukiskan

bagaimanapandangan-pandangan pelakon lain dalam suatu cerita terhadap

pelakon utama; dan (7) Conversation of others about character, yaitu pelakon

atau tokoh yang laindalam suatu carita memperbincangkan keadaan pelakon

utama dengan demikian maka secara tidak langsung pembaca mendapat kesan

tentang segala sesuatu mengenai pelakon utama.

Herman J. Waluyo (2002: 16) mengklasifikasikan tokoh menjadi beberapa

macam yaitu, pertama berdasar peranannya terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-

tokoh yaitu, tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada

satu atau dua tokoh protagonis utama yang dibantu oleh tokoh-tokoh lain yang

ikut terlibat sebagai pendukung cerita; tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang

cerita biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita, dan beberapa

Page 38: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

figur pembantu yang ikut menentang cerita; dan tokoh tritagonis, yaitu tokoh

pembantu baik untuk tokoh protagonist maupun tokoh antagonis.

Kedua berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, terdapat

tokoh-tokohyaitu, tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak

lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi dari pertikaian.Tokoh sentral adalah

tokoh protagonis maupun antagonis; tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau

tokoh penentang tokoh sentral.Bisa juga sebagai medium atau perantara tokoh

sentral.Dalam hal inimerupakan tokoh tritagonis; dan tokoh pembantu, yaitu

tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkapdalam mata rangkai cerita.

Ketiga hubungan antartokoh. Penokohan dan perwatakan mempunyai

hubungan yang sangat erat karena kedua unsur tersebut berada pada objek yang

sama yaitu tokoh atau suatu peran.Penokohan yang baik adalah yang dapat

menggambarkan tokoh-tokoh dan mengembangkan watak dari tokoh-tokoh

tersebut yang mewakili tipe-tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat.

Perkembangannya haruslah wajar dan dapat diterima berdasarkan hubungan

kausalitas. Penggambaran perwatakan dari tokoh-tokoh cerita disebut sebagai

penokohan.

Pengenalan tokoh dalam suatu cerita, menurut Jakob Sumardjo dan Saini

K. M. (1994:65), ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk memahami

karakter tokoh-tokoh dalam cerita, yaitu : (1) melalui apa yang diperbuatnya; (2)

melalui ucapan-ucapannya; (3) melalui gambaran fisik tokoh; (4) melalui pikiran-

pikirannya; (5) melalui penerangan langsung dari pengarang.

Page 39: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional),

dan penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik, psikis, dan sosial (fisiologis,

psikologis, dan sosiologis) (Herman J. Waluyo, 2002 : 17). Yang termasuk dalam

keadaan fisik tokoh adalah: umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah,

ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus

/gemuk, suka senyum/cemberut, dan sebagainya. Keadaan psikis meliputi watak,

kegemaran, mentalitas, standar moral, tempramen, ambisi, kompleks psikologi

yang dialami, keadaan emosinya dan sebagainya. Keadaan sosiologis meliputi

jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dan sebagainya.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah

watak tokoh yang berupa perilaku, ucapan maupun kebiasaan. Hubungan

antartokoh dapat dilihat dari perwatakan atau penokohan yang digambarkan oleh

pengarang. Dari penokohan tersebut akan tergambar tentang perilaku, cara

bicara,dan sikap dari para tokoh yang kemudian dapat digunakan untuk

menganalisis.

3. Tema

Tema/ theme, menurut Stanton (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002: 67)

adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Pendapat yang sama juga

disampaikan oleh Kenny (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002: 67) yang juga

menyatakan bahwa tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah

cerita. Lebih rinci lagi, Hartoko dan Rahmanto (dalam Burhan Nurgiyantoro,

2002: 67) mendefinisikan tema sebagai gagasan dasar umum yang menopang

Page 40: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam sebuah teks sastra sebagai

struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-

perbedaan.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh

Zulfahnur, dkk. (1996: 25) yang menyatakan bahwa tema adalah ide sentral yang

mendasari sebuah cerita, tema mempunyai tiga fungsi, yaitu: sebagai pedoman

bagi pengarang dalam menggarap cerita; sasaran atau tujuan penggarapan cerita:

dan mengikat peristiwa-peristiwa cerita dalam satu alur. Tema merupakan

maknakeseluruhan yang didukung cerita, dengan sendirinya ia akan

“tersembunyi” dibalik cerita yang mendukungnya. Oleh karena itu, untuk

menemukan tema dari sebuah cerita, haruslah disimpulkan terlebih dahulu

keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu dari sebuah

cerita.

Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema

berhubungan dengan premis dari prosa tersebut yang berhubungan pula dengan

nada dasar dari sebuah prosa dan sudut pandangan yang dikemukakan oleh

pengarangnya (Herman J. Waluyo, 2002: 24). Mengenai premis, ia juga

mengemukakan bahwa premis dapat juga disebut sebagi landasan pokok yang

menentukan arah tujuan lakon yang merupakan landasan bagi pola konstruksi

lakon.

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tema atau theme

adalah ide pokok dari sebuah cerita yang mengandung makna dari sebuah cerita

yang pada umunya tekandung secara tersirat, maka untuk menyimpulkan tema

Page 41: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dari sebuah karya fiksi haruslah menyimpulkannya secara keseluruhan terlebih

duhulu, melalui tema pula sebuah cerita dikembangkan oleh penulisnya.

4. Setting atau Latar

Setting sering juga disebut latar cerita. Asul Wiyanto(2004: 28).

berpendapat bahwa setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu

adegan.Latar adalah situasi tempat, ruang dan waktu terjadinya cerita.Tercakup di

dalamnya lingkungan geografis mulai dari rumah tangga, pekerjaan, benda-benda

dan alat-alat yang berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa cerita waktu,

suasana dan periode sejarah (Zulfahnur, dkk., 1996: 37).

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang diugkapkan oleh Abrams

(dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002: 216) landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. Latar atau setting yang

disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan.

Ada empat bagian penyusun setting menurut William Kenney(1966:40),

yaitu:

(1) the actual geographical location, including topographyscenery, even the details of a room’s interior; (2) the accupationsand modes of day-to-day existence of the characters; (3) the time inwhich the action takes plece,e.g, historical period, season of theyear; (4) the religious, moral, intellecctual, sosial, and emotional environment of the characters.

Mengacu dari pendapat William Kenney (1966 : 40) menjelaskan bagian

penyususn setting adalah (1) lokasi geografis yang sebenarnya, termasuk

Page 42: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

rancangan bentuk dan desain interior; (2) model karakter pemain sesuai dengan

kehidupan sehari-hari; (3) waktu pegambilan tempat, misalnya periode, sejarah,

musim dan tahun; (4) karakter yang mencerminkan keagamaan, moral,

lingkungan, sosial dan emosional.

Burhan Nurgiyantoro (2002: 227), menjelaskan unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu (1) latar tempat, yaitu mengacu pada

lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar

tempat disebut pula sebagai latar fisik (physical setting); (2) latar waktu, yaitu

berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi; (3) latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi. Hal itu dapat berupa kebiasaan hidup, tradisi, cara berpikir dan

bersikap, pandangan hidup, keyakinan, dan status sosial.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa setting atau latar

adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu peristiwa yang berhubungan

dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat pada suatu tempat dalam karya

fiksi.

d. Novel Sebagai Dokumen Sosial (Teeuw)

Karya sastra sebagai dokumen sosial, hal ini sesuai dengan

konsekuensinya untuk pemakaian karya sastra, khususnya roman, untuk tujuan

penelitian ilmu-ilmu sosial. Ada kalanya roman disebut sebagai dokumen sosial,

Page 43: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

walaupun sebutan ini dari segi tertentu ada benarnya. Namun roman tidak berarti

dapat dipergunakan langsung sebagai dokumen seperti laporan wartawan,

kumpulan data statistik dan lain-lainnya. Oleh karena itu tiap karya sastra ada

keterpaduan antara mimesis dan kreasi, antara kenyataan dan khayalan orang

harus hati-hati dalam mengambil data faktual dari tulisan rekaan, walaupun

tulisan itu sebenarnya sangat realis.

Sebagai penyedia data dan fakta roman tidak dapat dipercaya karena tidak

bisa diketahui di mana fakta berakhir dan rekaan dimulai. Penulis roman tidak

dapat dan tidak perlu mempertanggungjawabkan takaran kenyataan dalam isi

faktual karyanya. Dalam arti ini roman biasanya bukan dokumen sosial. Hanya

tulisan rekaan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada data yang

diperoleh dari sumber yang jelas bersifat dokumen sosial.

Novel merupakan karya rekaan. Karya rekaan memang merupakan

dokumen sosial, yang lebih dahulu disebut jalan keemapat ke kebenaran: lewat

sastra pembaca sering kali jauh lebih baik dari lewat tulisan sosiologi mana pun

juga, dapat menghayati hakikat eksistensi manusia dengan segala

permasalahannya (Teeuw, 1984:237).

Richard Hoggart dalam Teeuw (1984:237) menjelaskan bahwa sastra yang

baik menciptakan kembali rasa kehidupan, bobotnya dan susunannya.

Menciptakan kembali keseluruhan hidup yang dihayatinya, kehidupan emosi,

kehidupan budi, individu maupun sosial, dunia yang syarat obyek.Hal ini

diciptakannya bersama-sama dan secara saling keterjalinan, seperti terjadi dalam

Page 44: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kehidupan yang kita hayati sendiri.Sastra baik menciptakan kembali

kemendesakan hidup.Tetapi arti karya sastra semacam itu tidak bias ditangkap

dengan metode dan teknik ilmu-ilmu sosial. Untuk itu diperlukan kepekaan

kesastraan, kemahiran membaca, memahami dan menilai karya sastra sesuai

dengan ciri khasnya sebagai rekaan, yang diciptakan oleh manusia dengan dengan

daya cipta yang peka pula.

Hal ini diperkuat oleh Hoggart dalam Teeuw (1984:238) bahwa

pemahaman puitik, metaforik, intuitif adalah wujud pengetahuan, walaupun tidak

dapat diukur secara obyektif. Kesahihannya tergantung pada daya imajinasi

pengarang (imajinasi terkandung pula didalamnya penembusan, kekompleksan,

kejujuran) dan pada kemampuan kita sebagai pembaca untuk mengujinya dengan

rasa pengalaman sendiri.

Permasalahan dalam novel yang terjadi di dalam masyarakat, ketika

diangkat oleh pengarang melalui karya sastra sebagai dokumen sosiobudaya, akan

memberikan makna yang kompleks dan mengandung misi tertentu. Sehubungan

dengan hal itu, novel dianggap sebagai sebuah dokumen sosiobudaya yang

mengandung makna. Setiap makna yang terkandung pada sebuah novel tentunya

dapat diperoleh dari kajian berbagai aspek dan unsur yang membangunnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah karya sastra

dapat dikatakan sebagai dokumen sosial, jika karya sastra tersebut berdasarkan

cerita rekaan yang datanya diambil dari kehidupan masyarakat yang

Page 45: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sebenarnya.Hal ini sesuai dengan karya sastra berupa novel yang banyak

mengisahkan tentang kehidupan manusia.

2. Kajian tentang Sosiologi Sastra

a. Pengertian Sastra

Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sehingga,

berbatasan sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak.

Sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta; akar kata

sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, memberi petunjuk atau

instruksi. Akhiran –tra biasanya menujukkan alat, sarana. Maka dari itu sastra

dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran,

seperti silpasastra (buku arsitektur), kamasastra (buku petunjuk mengenai

petunjuk seni cinta) (Teeuw, 1984 : 23).

Selanjutnya Teeuw (1984 :22) juga merumuskan nama sastra sebenarnya

merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari nama yang digunakan dalam

masyarakat bahasa asing, khususnya eropa. Dalam bahasa Inggris sastra

dinamakan literature, dalam bahasa Jerman sastra dinamakan literature, dalam

bahasa Perancis literature. Nama susastra digunakan yang kurang lebih berarti

“tulisan yang indah” juga digunakan dalam masyarakat Eropa tersebut:

letterkunde dalam bahasa Belanda, belles-letters dalam bahasa Perancis.

Merujuk dari pendapat Teeuw di atas bahwa dalam usahanya untuk

merumuskan pengertian sastra memusatkan banyak perhatian pada pengertian

tulisan dengan berbagai cirinya.

Page 46: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Rene Wellek dan Austin Waren memberikan pengertian sastra sebagai

berikut:

“Sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan mantra bersifat sosial merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra meniru alam dan dunia subjektif kehidupan manusia.” (Rene Wellek dan Austin Warren, 1993:109)

Berhubungan dengan istilah sastra, Atar Semi (1993:8) menjelaskan sastra

adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah

manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Jakob Sumardjo dan Saini K. M. (1994:3) menjelaskan bahwa sastra

adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,

ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang

membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Sastra juga dapat diartikan sebagai hasil kreativitas pengarang yang

bersumber dari kehidupan manusia secara langsung atau melalui rekaannya

dengan bahasa sebagai medianya. Sastra dianggap sebagai karya yang berpusat

pada moral manusia (humanitat), yang di satu sisi terkait dengan sejarah dan pada

sisi lain pada filsafat (Darma dalam Retno Winarni, 2009:7).

Dari beberapa istilah sastra di atas yang dikemukakan oleh beberapa ahli

memiliki persamaan bahwa sastra sama-sama menggunakan media atau perantara

berupa bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi masayarakat. Bahasa

diciptakan oleh manusia berdasarkan tempat tinggalnya. Namun, kosa kata dalam

bahasa merupakan kesepakatan antar masyarakat. Selain bahasa, persamaan lain

Page 47: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

adalah obyeknya adalah manusia. Ungkapan karya sastra manusia tersebut berupa

kehidupan sehari-hari atau hasil imajinasi pengarang.

Sementara itu Sastra menurut Luxemburg (1984 : 5) merupakan sebuah

ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi. Sang seniman

menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di dalam semesta

alam, bahkan meyempurnakannya.

Merujuk dari pendapat di atas, sastra memang hidup dan berasal dari

masyarakat. Masyarakat mampu menciptakan karya sastra merupakan masyarakat

yang memiliki daya kreatifitas yang tinggi. Hasil karya tersebut akan dinikmati

oleh pembaca dan dijadikan pandahuan dalam kehidupan. Di mana karya sastra

mempunyai ide, gagasan dan nilai-nilai kehidupan yang baik dan patut diikuti

oleh masyarakat.

Secara intuitif, kita ketahui bahwa sastra termasuk dalam seni, tetapi juga

lebih dari seni.Sastra selalu bersinggungan dengan pengalaman manusia yang

lebih luas daripada yang bersifat estetik (seni) saja. Sastra selalu melibatkan

pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi dan etika.Dengan demikian sastra

cenderung menjadi lebih penting dan menarik perhatian pembaca dari pada

bentuknya sebagai penjelmaan pengungkapan seni. Pembicaraan sastra lebih

banyak berhubungan dengan kehidupan yang dipaparkan dalam karya sastra

daripada masalah estetikanya (Sastrowardoyo dalam Nani Tuloli, 2000:2).

Sementara itu Nani Tutoli (2000:2) mengatakan bahwa sastra merupakan

ungkapan batin seseorang melalui bahasa dengan cara penggambaran.

Page 48: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Penggambaran atau imajinasi ini dapat merupakan titian terhadap kenyataan

hidup, wawasan pengarang terhadap kenyataan kehidupan, dapat pula imajinasi

murni pengarang yang tidak berkaitan dengan kenyataan hidup (rekaan), atau

dambaan intuisi pengarang dan dapat pula sebagai campuran semuanya itu.

Merujuk dari beberapa pendapat di atas, untuk memudahkan pengertian

sastra, perlu dikembangkan beberapa pandangan sebagai berikut:

b. Dalam sastra ada penanganan bahan yang khusus, yang berlaku pada puisi dan prosa. Misalnya terdapat paralisme, kiasan, penggunaan bahasa yang tidak gramatikal, peristiwaan dan sudut pandang yang bermacam-macam. Maka untuk mengerti sastra kita haru kembali kepengetahuan tentang bahasa.

c. Ada anggapan bahwa sastra cenderung sebagai fiksi. Fiksionalitas ini dapat dikaji dalam sastra tulis maupun sastra lisan, juga terdapat pada semua ragam (puisi dan prosa)

d. Penggunaan tanda-tanda khusus dalam sastra, memungkinkan munculnya wawasan bersifat umum tentang keberadaan menusia sosial atau budaya dan intelektual.

e. Dengan memahami sastra sebagai sebagai karya fiksi, serta hubungan antara yang khusus dan umum, kita dapat menginterpretasikan sastra sesuai dengan wawasan kita. Dalam teks sastra, secara implisit terdapat banyak “tempat terbuka” bagi penafsiran dan pemahaman.

f. Penciptaan karya sastra berada pada ketegangan antara kreatikvitas dan konvensi. Karya sastra itu di satu pihak tergantung (terkait) dengan konvensi sastra, tetapi pada sisi lain dituntun keaslian dan kraatifitas peniptaan (Nani Tutoli, 2000:2-3)

Definisi-definisi sastra yang ada dijadikan patokan tentang pengertian

sastra, umumnya masih bersifat parsial sehingga belum mampu memberikan

gambaran pengertian sastra secara utuh. Keparsialan definisi tersebut oleh

Luxemburg (1984:4) digolongkan menjadi empat bagian yang meliputi:

a. Definisi yang mencakup aspek terlalu banyak, sering dilupakan antara definisi deskriptif mengenai sastra itu apa. Dengan devinisi

Page 49: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

evaluative yang berkaitan dengan nilai yang menentukan suatu karya bernilai tinggi atau tidak.

b. Definisi yang merupakan definisi ontologism, yaitu definisi yang mengungkapkan hakikat sebuah karya sastra sambil melupakan bahwa hendaknya didefinisikan di dalam situasi para pemakai atau pembaca sastra, norma dan deskripsi sering dicampurbaurkan sehingga tidak disadari bahwa sementara karya untuk orang ini termasuk sastra sedang munurut orang lain bukan sastra.

c. Definisi yang terlalu dititikberatkan pada contoh sastra Barat. Khususnya sejak jaman Renaissance, tanpa memperhitungkan sastra di luar jaman tersebut. Padahal di luar kebudayaan sastra Eropa, banyak dijumpai sastra yang berbeda yang mempunyai kekhasan.

d. Definisi yang hanya berkecenderungan dengan jenis-jenis sastra tertentu sehingga tidak relevan apabila diterapkan pada semua jenis sastra.

Pengertian tentang sastra (Luxemburg, 1984: 3-4) juga berlaku pada

zaman romantik. Beberapa pengertian sastra pada zaman romantik;

a. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah

imitasi. Sang seniman menciptakan sebuah dunia baru, meneruskan proses

penciptaan di alam semesta alam, bahkan menyempurnakannya. Sastra

terutama merupakan sesuatu luapan emosi yang spontan.

b. Sastra bersifat otonom , tidak mengacu pada yang lain, sastra tidak bersifat

komunikatif. Sang penyair hanya mencari keselarasan di dalam karyanya

sendiri. Dalil ini masih bergema di hampir setiap pendekatan terhadap sastra.

c. Karya sastra yang otonom itu bercirikan suatu koherensi. Pengertian

koherensi itu pertama-tama dapat ditafsirkan sebagai suatu keselarasan yang

mendalam antara bentuk dan isi.

d. Sastra menghindarkan sebuah sintesa antara hal-hal yang saling bertentangan.

Pertentangan-pertentangan tersebut aneka rupa bentuknya ada pertentangan

Page 50: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

antara yang di sadari dan yang tidak di sadari, antara pria dan wanita, antara

roh dan benda, dan seterusnnya.

e. Sastra mengungkapkan yang tak terungkapkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa sastra adalah hasil

kreatifittas masyarakat yang berupa ide, pengalaman, pemikiran dan perasaan

melalui media bahasa dengan cara penggambaran. Penggambaran atau imajinasi

ini dapat berupa titian terhadap kenyataan hidup, wawasan pengarang terhadap

kenyataan kehidupan, dapat pula imajinasi murni pengarang yang tidak berkaitan

dengan kenyataan hidup (rekaan), atau dambaan intuisi pengarang dan dapat pula

sebagai campuran semuanya itu.

b. Pengertian Sosiologi

Nyoman Kutha Ratna (2011:1) menjelaskan bahwa sosiologi berasal dari

akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman)

dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan

berikutnya mengalami perubahan makna, soio/socius berarti masyarakat,

logi/logos berarti ilmu. Jadi sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan

pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari

keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat , sifatnya umum,

rasional dan empiris.

Soerjono Soekanto (2010: 4) merumuskan “secara etimologis sosiologi

sastra berasal dari bahasa Latin socius yang berarti kawan dan logos dari kata

Yunani yang berarti ilmu”. Lebih lanjut Soekanto menjelaskan:

Page 51: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Secara singkat sosiologi adalah ilmu sosial yang objeknya adalah keseluruhan masyarakat dalam hubungannya dengan orang-orang di sekitar masyarakat itu. Sebagai ilmu sosial, sosiologi terutama menelaah gejala-gejala di masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, perubahan sosial dan kebudayaan serta perwujudannya. Selain itu sosiologi sastra juga mengupas gejala-gejala sosial yang tidak wajar dan gejala abnormal atau gejala patologis yang dapat menimbulkan masalah sosial. (Soerjono Soekanto, 1993: 395)

Swingewood (dalam Faruk, 2010: 1) mendefinisikan sosiologi sebagai

studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dan masyarakat, studi mengenai

lembaga-lembaga dan proses-proses sosial.

Berkaitan dengan pendapat di atas, Giddens dalam Faruk (2010:18)

mengatakan bahwa :

“…The study of human sosial life, groups, dan societies.it is a dazzling and compelling enterprise, having as its subject matter our own behavior as sosial beings. The scope of sociology is extremely wide, ranging from the analysis of passing encounters between individuals in the street up to the investigation of global sosial processes.”

Bertumpu pada penjelasan di atas bahwa Giddens dalam Faruk (2010:18)

mengatakan studi tentang kehidupan manusia, kelompok dan masyarakat.Studi

tersebut merupakan permasalahan manusia dalam kehidupan sosial. Ruang

lingkup sosiologi sangat luas mulai dari individu sampai proses sosial dalam

masyarakat.

Selanjutnya Pitirim Sorokin dalam Soerjono Soekanto (2010: 17)

mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masayarakat dengan politik dan lain sebagainya);

b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya);

Page 52: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala – gejala sosial.

Abdulsyani (2007:5) mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu

pengetahuan yang mempunyai obyek studi masyarakat.Sosiologi berkembang di

dalam masyarakat.Masyarakatlah yang menjadi obyek ilmu.Baik itu dilihat dari

aspek sosial, aturan, adat-istiadat, kebudayaan dan sebagainya.

Sosiologi sebenarnya mempelajari manusia sebagaimana ditemukan dan

dialami secara langsung dalam kenyataan keseharian kehidupan (Faruk, 2010:17).

Sebuah usaha untuk menemukan aturan, hukum dan pola-pola yang berulang dan

berlangsung dalam waktu relatif lama. Hal ini disebabkan obyek pengalaman

dalam kehidupan sehari-hari berlangsung tak beraraturan.Pengalaman tersebut

senantiasa berubah, hilang sesaat atau muncul kembali.

Michael Zeratta dalam Elizabeth dan Tom Burns (1973:11)

mendefinisikan sosiologi dalam novel:

In the sociology of the novel, sociologi is dealing with an art. True, narrative fiction is contained within language and takes most of its own character from it; the form and content of the novel derive more closely from sosial phenomena than do those of other arts, except perhaps cinema; novels often seem bound up with particular moments in the history of society; we are none the less concerned with a specific art.

Dalam sosiologi novel, ilmu sosiologi berhubungan dengan suatu

seni.Adalah benar, fiksi naratif termasuk dalam bahasa dan membentuk

karakternya sendiri paling banyak dari bahasa itu; bentuk dan isi novel mengambil

lebih dekat fenomena sosial dibanding bentuk kesenian lain kecuali, film; novel

seringkali terlihat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa tertentu dalam sejarah

manusia.

Page 53: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Suatu paradigma sosiologi mempelajari apa yang disebut sebagai institusi-

institusi sosial dan struktur sosial. Institusi sosial menurut Ritzer (dalam Faruk,

2010:19) adalah nilai-nilai dan norma-norma bersama yang diwujudkan dalam

suatu kebudayaan atau sub kebudayaan. Atau dalam pengertian yang lain:

“aways of actingand thingking that the individuals find pre-established,…already made,…imposed more or less in him … and that will survive him”

Sedangkan struktur sosial adalah “the net works of sosial relations in which processes of sosial interaction

become organized and through which sosial positions of individuals and subgroups become differentiated”

Berdasarkan penjelasan di atas institusi sosial menurut Ritzer (dalam

Faruk, 2010:19) adalah cara berfikir seorang individu sudah ada dalam dirinya.

Strutur sosial merupakan hubungan interaksi sosial yang terorganisasi dalam

individu dan kelompok sosial yang berbeda.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah suatu

ilmu yang mempelajari masyarakat serta gejala-gejala sosial yang timbul dalam

masyarakat yang bersifat umum, rasional dan empiris.

c. Pengertian Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra sebagai suatu jenis pendekatan terhadap sastra memiliki

paradigma dengan asumsi dan implikasi epistemologis yang berbeda daripada yang

telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-

penelitian sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah

Page 54: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan dengan demikian memiliki keterkaitan

resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem dan nilai dalam masyarakat tersebut.

Sebagai suatu bidang teori, maka sosiologi sastra dituntut memenuhi persyaratan-

persyaratan keilmuan dalam menangani objek sasarannya.

Istilah "sosiologi sastra" dalam ilmu sastra dimaksudkan untuk menyebut

para kritikus dan ahli sejarah sastra yang terutama memperhatikan hubungan

antara pengarang dengan kelas sosialnya, status sosial dan ideologinya, kondisi

ekonomi dalam profesinya, dan model pembaca yang ditujunya.Mereka

memandang bahwa karya sastra (baik aspek isi maupun bentuknya) secara mudak

terkondisi oleh lingkungan dan kekuatan sosial suatu periode tertentu (Abrams,

1971:178).

Sekalipun teori sosiologis sastra sudah diketengahkan orang sejak

sebelum Masehi, dalam disiplin ilmu sastra, teori sosiologi sastra merupakan

suatu bidang ilmu yang tergolong masih cukup muda (Damono, 1978:3) berkaitan

dengan kemantapan dan kemapanan teori ini dalam mengembangkan alat-alat

analisis sastra yang relatif masih lahil dibandingkan dengan teori sastra

berdasarkan prinsip otonomi sastra.

Sosiologi adalah ilmu objektf kategoris, membatasi diri pada apa yang

terjadi dewasa ini (das sein) bukan apa yang seharusnya terjadi (das solen).

Sebaliknya karya sastra bersifat evaluatif, subjektif, dan imajinatif. Menurut

Nyoman Kutha Ratna (2011: 2) ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra

yang perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan

Page 55: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain:(1) Pemahaman terhadap karya

sastra dengan pertimbangn aspek kemasyarakatannya;(2) Pemahaman terhadap

totalitas karya yang disertai dengan aspek kemasyarakatan yang terkandung di

dalamnya;(3) Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan

masyarakat yang melatarbelakangi; (4) Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah

(dialektik) anatara sastra dengan masyarakat; dan (5) Sosiologi sastra berusaha

menemukan kualits interdependensi antara sastra dengan masyarakat.

Endraswara (2010: 79) dalam bukunya Metodologi Pengajaran Sastra,

memberi pengertian bahwa sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada

masalah manusia karena sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia

dalam menentukan masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi.

Lebih lanjut Nurhayati Harahap (2006:31-32) dalam Jurnal Ilmiah dan

Bahasa menjelaskan bahwa sebuah karya sastra didekatidari hal-hal yang berada

di luar sastra itu sendiri (ekstrinsik) dengan memfokuskan perhatiannya pada latar

belakang sosiobudaya. Dalam ilmu sastra, pendekatan ini di sebut sosiologi

sastra,yaitu pendekatan sastra dengan mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatannya. Segi kemasyarakatan berhubungan dengan masyarakat yang

berada di sekitar sastra itu, baik penciptanya, gambaran masyarakat yang

diceritakannya itu dan pembacanya.

Sementara, Faruk (2010: 1) memberi pengertian bahwa sosiologi sastra

sebagai studi ilmiah dan objektf mengenai manusia dalam masyarakat, studi

mengenai lembaga dan proses-proses sosial. Selanjutnya, dikatakan bahwa

Page 56: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat

dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarakat itu bertahan

hidup. Lewat penelitian mengenai lembaga-lembaga sosial, agama, ekonomi,

politik dan keluarga yang secara bersama-sama membentuk apa yang disebut

sebagai struktur sosial, agama, ekonomi, politik, dan keluarga yang secara

bersama-sama membentuk apa yang disebut sebagai struktur sosial, sosiologi

dikatakan memperoleh gambaran mengenai cara-cara menyesuaikan dirinya

dengan dan ditentukan oleh masyarakat-masyarakat tertentu, gambaran mengenai

mekanisme sosialitas, proses belajar secara kultural yang dengannya individu-

individu dialokasikannya pada dan menerima peranan tertentu dalam struktur

sosial itu.

Sosiologi sastra memiliki perkembangan yang cukup pesat sejak

penelitian-penelitian yang menggunakan teori strukturalisme dianggap mengalami

stagnasi. Didorong oleh adanya kesadaran bahwa karya sastra harus difungsikan

sama dengan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka karya sastra harus

dipahami sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sistem komunikasi secara

keseluruhan.

Menurut Nyoman Kutha Ratna (2011: 332) ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan mengapa sastra memiliki kaitan erat dengan masyarakat dan

dengan demikian harus diteliti dalam kaitannya dengan masyarakat, sebagai

berikut; (1) Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh tukang cerita,

disalin oleh penyalin, ketiganya adalah anggota masyarakat;(2) Karya sastra hidup

Page 57: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam

masyarakat yang pada gilirannya juga difungsikan oleh masyarakat; (3) Medium

karya sastra baik lisan maupun tulisan dipinjam melalui kompetensi masyarakat

yang dengan sendirinya telah mengandung masalah kemasyarakatan; (4) Berbeda

denga ilmu pengetahuan, agama, dan adat-istiadat dan tradisi yang lain, dalam

karya sastra terkandung estetik, etika, bahkan juga logika. Masyarakat jelas sangat

berkepentigan terhadap ketiga aspek tersebut; (5) Sama dengan masyarakat, karya

sastra adalah hakikat intersubjektivitas, masyarakat menemukan citra dirinya

dalam suatu karya.

Sastra dapat dikatakan sebagai cermin masyarakat, atau diasumsikan

sebagai salinan kehidupan, tidak berarti struktur masyarakat seluruhnya dapat

tergambar dalam sastra. Yang didapat di dalamnya adalah gambaran masalah

masyarakat secara umum ditinjau dari sudut lingkungan tertentu yang terbatas dan

berperan sebagai mikrokosmos sosial. Seperti lingkungan bangsawan, penguasa,

gelandangan, rakyat jelata, dan sebagainya. Perkembangan sosiologi sastra

modern tidak terlepas dari Hippolyte Taine, seorang ahli sosiologi sastra modern

yang pertama membicarakan latar belakang timbulnya karya sastra besar,

menurutnya ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu ras, saat, dan lingkungan

(Abrams, 1971: 178).

Hubungan timbal-balik antara ras, saat, dan lingkungan inilah yang

menghasilkan struktur mental pengarang yang selanjutnya diwujudkan dalam

karya sastra. Sosiologi sastra ilmiah apabila menggunakan prinsip-prinsip

Page 58: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

penelitian seperti ilmu pasti, hukum. Karya sastra adalah fakta yang multi-

interpretable tentu kadar “kepastian” tidak sebanding dengan ilmu pasti. Yang

penting peneliti sosiologi karya sastra hendaknya mampu mengungkapkan hal ras,

saat, dan lingkungan.

Berkaitan dengan sosiologi sastra sebagai yang menonjol dilakukan oleh

kaum Marxisme yang mengemukakan bahwa sastra adalah refleksi masyarakat

yang dipengaruhi oleh kondisi sejarah. Sastra karenanya, merupakan suatu

refleksi llingkungan budaya dan merupakan suatu teks dialektik antara pengarang.

Situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah

dialektik yang dikembangkan dalam karya sastra.

Sebagaimana yang dikemukakan Damono, Swingewood (1972: 15) pun

mengingatkan bahwa dalam melakukan analisis sosiologi terhadap karya sastra,

kritikus harus berhati-hati dengan slogan “sastra adalah cermin masyarakat’’. Hal

ini melupakan pengarang, kesadaran, dan tujuannya. Dalam melukiskan

kenyataan, selain melalui refleksi, sebagai cermin, juga dengan cara refleksi

sebagai jalan belok. Seniman tidak semata melukiskan keadaan sesungguhnya,

tetapi mengubah sedemikian rupa kualitas kreativitasnya. Dalam hubungan ini

Teeuw (1984: 18-26) mengemukakan ada empat cara yang mungkin dilalui, yaitu

(a) afirmasi ( merupakan norma yang sudah ada, (b) restorasi ( sebagai ungkapan

kerinduan pada norma yang sudah usang), (c) negasi (dengan mengadakan

pemberontakan terhadap norma yang sedang beralaku, (d) inovasi (dengan

mengadakan pembaharuan terhadap norma yang ada).

Page 59: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Berkenaan dengan kaitan antara sosiologi dan sastra tampaknya

Swingewood (1972: 15) mempunyai cara pandang bahwa suatu jagad yang

merupakan tumpuan kecemasan, harapan, dan aspirasi manusia, karena di

samping sebagai makhluk sosial budaya akan sangat sarat termuat dalam karya

sastra. Hal inilah yang menjadi bahan kajian dalam telaah sosiologi sastra.

Berkaitan dengan sosiologi sastra Selo Soemardjan dan Soelaeman

Soemardi dalam Soerjono Soekanto (2010: 18) menyatakan bahwa sosiologi

sastra atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan

proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah

keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah

sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta

lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai

segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan

ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi

kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan

lain sebagainya. Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal

terjadinya perubahan-perubahan di dalam struktur sosial.

Sosiologi sastra Indonesia dengan sendirinya mempelajari hubungan yang

terjadi antara masyarakat Indonesia dengan sastra (di) Indonesia, gejala-gejala

baru yang timbul sebagai akibat antarhubungan tersebut (Nyoman Khuta Ratna,

2011: 8). Jadi, sosiologi sangat erat hubungannya dengan apa yang ada dalam

masyarakat. Dengan demikian, sosiologi tumbuh tidak dengan kekosongan sosial.

Page 60: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sastra tidak dapat dilepaskan dari lembaga-lembaga sosial, agama, politik,

keluarga, dan pendidikan atau sosial budaya, Hal ini dapat dipahami karena

pengarang mempunyai latar belakang sosial budaya pada saat dia menciptakan

karya sastra itu. Latar belakang budayanya menjadi sumber penciptaan, yang

mempengaruhi teknik dan isi karya sastranya (Nani Tuloli, 2000: 62).

Sosiologi sastra atau sosiokritik dianggap sebagai disiplin yang baru.

Sebagai disiplin yang berdiri sendiri. Sosiologi sastra berkembang dengan pesat

sejak penelitian-penelitian dengan memanfaatkan teori strukturalisme dianggap

mengalami kemunduran. Dipicu oleh kesadaran bahwa karya sastra harus

difungsikan sama dengan aspek-aspek kebudayaan yang lain, maka satu-satunya

cara adalah mengembalikan karya sastra ke tengah-tengah masyarakat,

memahaminya sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan system komunikasi

secara keseluruhan (Nyoman Kutha Ratna, 2011: 332).

Tujuan sosiologi sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra

dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan

dengan kenyataan (Nyoman Kutha Ratna, 2011: 11).

Dengan pertimbangan bahwa sosiologi sastra adalah analisis karya sastra

dalam kaitannya dengan masyarakat, maka model analisis yang dapat dilakukan

meliputi tiga macam, yaitu:

a. Menganalisis masalah-masalah sosial yang terkandung di dalam karya sastra

itu sendiri, kemudian menghubungkannya dengan kenyataan yang pernah

terjadi. Pada umumnya di sebut sebagai aspek ekstrinsik, model hubungan

yang terjadi di sebut refleksi

Page 61: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b. Sama dengan di atas, tetapi dengan cara menemukan hubungan antarstruktur,

bukan aspek-aspek tertentu, dengan model hubungan antarstruktur, bukan

aspek-aspek tertentu, dengan model hubungan yang bersifat dialektika.

c. Menganalisis karya dengan tujuan untuk memperoleh informasi tertentu,

dilakukan oleh disiplin tertentu. Model analisis inilah yang pada umumnya

menghasilkan penelitian karya sastra sebagai kedua (Nyoman Kutha Ratna,

2011:339-340)

Dikaitkan dengan perkembangan penelitian karya sastra, penelitian yang

kedualah yang dianggap lebih relevan. Dibandingkan dengan model penelitian

yang pertama dan ketiga, dalam penelitian yang kedua karya sastra bersifat aktif

dan dinamis sebab keseluruhan aspek karya sastra benar-benar berperanan.

Selanjutnya dikaitkan dengan ciri-ciri sosiologi sastra kontemporer, justru

masyarakatlah yang mengkondisikan karya sastra bukan sebaliknya.

Wellek dan Werren (1993: 111) membagi sosiologi sastra sebagai berikut:

Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan istitusi sastra, masalah yang

berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial status

pengarang, dan idiologi pengarang yang terlibat dari berbagai kegiatan pengarang

di luar karya sastra, karena setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat

dipelajari sebagai makhluk sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi

studi ini juga dapat meluas ke lingkungan tempat tinggal dan berasal. Dalam hal

ini, informasi tentang latar belakang keluarga, atau posisi ekonomi pengarang

Page 62: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

akan memiliki peran dalam pengungkapan masalah sosiologi pengarang (Wellek

dan Warren,1993:112)

Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang

menjadi pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa

yang menjadi tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini

mempelajari sastra sebagai dokumen sosial sebagai potret kenyataan sosial.

(Wellek dan Warren, 1993:122). Beranggapan dengan berdasarkan pada

penelitian Thomas Warton (penyusun sejarah puisi Inggris yang pertama) bahwa

sastra mempunyai kemampuan merekam ciri-ciri zamannya. Bagi Warton dan

para pengikutnya sastra adalah gudang adat-istiadat, buku sumber sejarah

peradaban.

Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan dampak sosial karya

sastra, pengarang dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat; seni tidak hanya

meniru kehidupan, tetapi juga membentuknya. Banyak orang meniru gaya hidup

tokoh-tokoh dunia rekaan dan diterapkan dalam kehidupannya.

Klasifikasi Wellek dan Warren sejalan dengan klasifikasi Ian Watt (dalam

Damono, 1978: 3-4) yang meliputi hal-hal berikut:

Konteks sosial pengarang, dalam hal ini ada kaitannya dengan posisi sosial

sastrawan dalam masyarakat, dan kaitannya dengan masyarakat pembaca

termasuk juga faktor-faktor sosial yang dapat mempengaruhi karya sastranya,

yang terutama harus diteliti yang berkaitan dengan: (a) bagaimana pengarang

Page 63: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mendapat mata pencahariannya, apakah ia mendapatkan dari pengayoman

masyarakat secara langsung, atau pekerjaan yang lainnya, (b) profesionalisme

dalam kepengaragannya, dan (c) masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.

Sastra sebagai cermin masyarakat, maksudnya seberapa jauh sastra dapat

dianggap cermin keadaan masyarakat. Pengertian “cermin” dalam hal ini masih

kabur, karena itu, banyak disalahtafsirkan dan disalahgunakan. Yang harus

diperhatikan dalam klasifikasi sastra sebagai cermin masyarakat adalah (a) sastra

mungkin tidak dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu ditulis,

sebab banyak ciri-ciri masyarakat ditampilkan dalam karya itu sudah tidak berlaku

lagi pada waktu ia ditulis, (b) sifat “lain dari yang lain” seorang pengarang sering

mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya, (c)

genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu, dan bukan

sikap sosial seluruh mayarakat, (d) sastra yang berusaha untuk menampilkan

keadaan masyarakat secermat-cermatnya mungkin saja tidak dapat dipercaya

sebagai cermin masyarakat. Sebaliknya, sastra yang sama sekali tidak

dimaksudkan untuk menggambarkan masyarakat mungkin masih dapat digunakan

sebagai bahan untuk mendapatkan informasi tentang masyarakat tertentu. Dengan

demikian, pandangan sosial pengarang diperhitungkan jika peneliti karya sastra

sebagai cermin masyarakat.

Fungsi sosial sastra, maksudnya seberapa jauh nilai sastra berkaitan

dengan nilai-nilai sosial. Dalam hubungan ini ada tiga hal yang harus diperhatikan

(1) sudut pandang ekstrim kaum Romantik yang menganggap sastra sama

Page 64: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

derajatnya dengan karya pendeta atau nabi. Karena itu, sastra harus berfungsi

sebagai pengbaharu dan perombak, (2) sastra sebagai penghibur saja, dan (3)

sastra harus mengajarkan sesuatu dengan cara menghibur.

Rahmat Djoko Pradopo (2001: 159) menyatakan sasaran sosiologi dapat

diperinci ke dalam beberapa bidang pokok seperti berikut: (a) Konteks sosial

pengarang. Konteks sosial pengarang membicarakan hubungannya dengan status

sosial sastrawan dalam masyarakat, masyarakat pembaca, serta keterlibatan

pengarang dalam menghasilkn karya sastra; (b) Sastra sebagai cermin masyarakat.

Maksudnya, sastra dianggap sebagai gambaran keadaan masyarakatnya dan (c)

Fungsi sosial sastra. Pada bidang ini terdapat hubungan antara nilai sastra dan

nilai sosial.

Selanjutnya Swingewood mendeskripsikan berbeda mengenai masalah

sosiologi sastra tersebut. Ia mengklasifikasikannya sebagai berikut.

a. Sosiologi dan sastra yang membicarakan tentang tiga pendekatan. Pertama, melihat karya sastra sebagai dokumen sosial budaya yang mencerminkan waktu zaman. Kedua, melihat segi penghasil karya sastra terutama kedudukan sosial pengarang. Ketiga, melihat tanggapan atau penerimaan masyarakat terhadap karya sastra.

b. Teori-teori sosial tentang sastra. Hal ini berhubungan dengan latar belakang sosial yang menimbulkan atau melahirkan suatu karya sastra.

c. Sastra dan strukturalisme. Hal ini berhubungan dengan teori strukturalisme.

d. Persoalan metode yang membicarakan metode positif dan metode dialektik. Metode positif tidak mengadakan penelitian terhadap karya sastra yang digunakan sebagai data. Dalam hal ini karya sastra yang dianggap sebagai dokumen yang mencatat unsur sosio budaya, sedangkan metode dialektik hanya menggunakan karya yang bernilai sastra. Yang berhubungan dengan sosio budaya bukan setiap unsurnya, tetapi keseluruhannya sebagai satu kesatuan (dalam Umar Yunus, 1986:1-2).

Page 65: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra dapat

meneliti melalui tiga perspektif, pertama, perspektif teks sastra, artinya peneliti

menganalisisnya sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya.

Kedua, persepektif biologis yaitu peneliti menganalisis dari sisi pengarang.

Perspektif ini akan berhubungan dengan kehidupan pengarang dan latar

kehidupan sosial, budayanya. Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti

menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra. Sosiologi karya sastra

itu sendiri lebih memperoleh tempat dalam penelitian sastra karena sumber-

sumber yang dijadikan acuan mencari keterkaitan antara permasalahan dalam

karya sastra dengan permasalahan dengan masyarakat lebih mudah diperoleh. Di

samping itu, permasalahan yang diangkat dalam karya sastra biasanya masih

relevan dalam kehidupan masyarakat.

Dalam bukunya A Glossary of Literature Term. Abrams(1971: 178)

menulis bahwa dari sosiologi sastra ada tiga perhatian yang dapat dilakukan oleh

kritikus atau peneliti yaitu: (1) Penulis dengan lingkungan budaya tempat ia

tinggal;(2) Karya, dengan kondisi sosial yang direfleksikan di dalamnya;(3)

Audien atau pembaca.

Lain halnya dengan pendapat Grebsten (dalam Damono, 1978)

mengungkapkan istilah pendekatan sosiologi kultural terhadap sastra sebagai

berikut: Pertama karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap apabila

dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah

menghasilkannya. Ia harus dipelajari dalam konteks yang seluas-luasnya dan tidak

Page 66: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

hanya dirinya sendiri. Setiap karya sastra adalah hasil dari pengaruh timbal-balik

yang rumit dari faktor-faktor sosial dan kultural. Karya sastra itu sendiri

merupakan objek kultural yang rumit. Bagimanapun karya sastra bukanlah suatu

gejala yang tersendiri.

Kedua gagasan yang ada dalam karya sastra sama pentingnya dengan

bentuk dan teknik penulisannya, bahkan boleh dikatakan bahwa bentuk dan teknik

itu ditentukan oleh gagasan tersebut. Tak ada karya sastra yang besar yang

diciptakan berdasarkan gagasan sepele dan dangkal; dalam pengertian ini sastra

adalah kegiatan yang sungguh-sunggug.

Ketiga setiap karya sastra yang bisa bertahan lama pada hakikatnya adalah

suatu moral, baik dalam hubungannya dengan kebudayaan sumbernya maupun

dalam hubungannya dengan orang per orang. Karya sastra bukan merupakan

moral dalam arti yang sempit, yaitu yang sesuai dengan suatu kode atau tindak

tanduk tertentu, melainkan dalam pengertian bahwa ia terlibat di dalam kehidupan

dan menampilkan tanggapan evaluatif terhadapnya. Dengan demikian sastra

adalah eksprimen moral.

Keempat masyarakat dapat mendekati karya sastra dari dua arah. Pertama,

sebagai sesuatu kekuatan atau faktor material, istimewa, dan kedua, sebagai tradisi

yakni kecenderungan spiritual kultural yang bersifat kolektif. Dengan demikian

bentuk dan isi karya sastra dapat mencerminkan perkembangan sosiologi, atau

menunjukkan perubahan-perubahan yang halus dalam watak kultural.

Page 67: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kelima kritik sastra seharusnya lebih dari sekedar perenungan estetis yang

tampa pamrih ia harus melibatkan diri dalam suatu tujuan tertentu. Kritik adalah

kegiatan yang terpenting yang harus mampu mempengaruhi penciptaaan sastra

tidak dengan cara mendikte sastrawan agar memilih tema tertentu misalnya,

melainkan dengan menciptakan iklim tertentu yang bermanfaat bagi penciptaan

seni besar.

Keenam kritikus bertanggung jawab baik kepada sastra masa silam

maupun sastra masa depan. Dari sumber sastra yang sangat luas itu kritikus harus

memilih yang sesuai untuk masa kini. Perhatiannya bukanlah seperti pengumpul

benda-benda kuno yang kerjanya hanya menyusun kembali, tetapi memberi

penafsiran seperti yang dibutuhkan oleh masa kini. Dan karena setiap generasi

membutuhkan pilihan yang berbeda-beda, tugas kritikus untuk menggali masa lalu

tak ada habisnya.

Lanjut Damono (1978: 14) mengemukakan bahwa segala yang ada di

dunia ini sebenarnya merupakan tiruan dari kenyataan tertinggi yang berada di

dunia gagasan. Seniman hanyalah meniru apa yang ada dalam kenyataan dan

hasilnya bukan suatu kenyataan.

Pandangan senada dikemukakan oleh Teeuw (1984: 220) mengatakan

bahwa dunia empirek tak mewakili dunia sesungguhnya, hanya dapat

mendekatinya lewat mimesis, penelaahan, dan pembayangan ataupun peniruan.

Lewat mimesis, penelaahan kenyataan mengungkapkan makna, hakikat kenyataan

itu. Oleh karena itu, seni yang baik harus truthful berani dan seniman harus

Page 68: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

bersifat modest, rendah hati. Seniman harus menyadari bahwa lewat seni dia

hanya dapat mendekati yang ideal.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra tidak terlepas

dari manusia dan masyarakat yang berpusat pada karya sastra sebagai objek yang

dibicarakan. Sosiologi sebagai suatu pendekatan terhadap karya sastra yang masih

mempertimbangkan karya sastra dan segi-segi sosial yang melatarbelakangi

masyarakat tersebut.

Berdasarkan teori tentang pengertian sosiologi sastra dari beberapa ahli di

atas, Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi sebagai kajian dalam

penelitian ini dianalisis berdasarkan sosiologi sastra Wellek dan Werren, aspek

sosiologi sastranya yaitu sosiologi pengarang dan sosiologi karya sastra. Sosiologi

pembaca menurut Wellek dan Werren dalam penelitian ini tidak dianalisis.

Pandangan Pengarang Terhadap Pondok Madani, Novel Negeri Lima

Menara bercerita tentang kehidupan di Pondok Madani atau Pondok Gontor

khusus Putra. Pengarang novel tersebut dalam menciptakan karyanya terinspirasi

dari pengalaman pribadinya. Novel tersebut bercerita mengenai pengarang sebagai

tokoh utama. Di mana pengarang bercerita tentang pertama kali masuk ke Pondok

Madani samapai lulus, ketidaksukaan pengarang masuk Pondok, pandangan

pengarang terhadap kehidupan di pondok dan pemberontakan hati pengarang.

Pandangan pengarang terhadap kehidupan pondok itulah yang akan di analisis

dalam penelitian ini.

Page 69: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Sosiologi karya sastra menurut Wellek dan Werren, seperti yang

dijelaskan di atas bahwa sosiologi karya sastra memperlajari makna yang terdapat

dalam karya sastra tersebut. Dalam hal ini karya sastra berupa novel Negeri Lima

Menara. Selain makna juga dipelajari tujuan yang terdapat dalam karya sastra.

Sosial Budaya, analisis sosiologi sastra menurut Wellek dan Werren

khususnya sosiologi karya sastra. Sosiologi tersebut membahas mengenai karya

sastra itu sendiri atau sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumen sosial

sebagai potret kenyataan sosial. Salah satunya yaitu sosial budaya.

3. Kajian tentangAspek Sosial Budaya

a. Pengertian Aspek Sosial Budaya

Menurut Fatimah Djajasudarma (1999: 26) aspek adalah cara

memandang struktur temporalintern suatu situasi yang dapat berupa keadaan,

peristiwa, dan proses.Keadaan bersifat statis, sedangkan peristiwa bersifat

dinamis. Peristiwa dikatakan dinamis jika dipandang sedang berlangsung

(imperaktif). Sosial artinya kebersamaan yang melekat pada individu

(Soelaeman, 1998: 123).

Jadi, aspek sosial dapat diartikan sebagai penginterpretasian terhadap

sudut pandang masyarakat. Aspek sosial merupakan sesuatu yang

memperhitungkan nilai penting antara sastra dan masyarakat, sehingga untuk

memahami permasalahan dalam suatu karya sastra, akan berhubungan dengan

realita sosial yang terdapat dalam masyarakat. Aspek sosial suatu karya sastra

Page 70: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

menangkap kenyataan kehidupan melalui berbagai permasalahannya. Selaras

dengan itu, Nyoman Kutha Ratna (2011: 11) menyatakan bahwa:

Analisis sosiologis memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, karya sastra sebagai produk masyarakat tertentu.Konsekuensinya, sebagai timbal balik, karya sastra mesti memberikan masukan, manfaat, terhadap struktur sosial yang menghasilkannya.Mekanisme tersebut seolah-olah bersifat imperatif, tetapi tidak dalam pengertian yang negatif.Artinya, antar hubungan yang terjadi tidak merugikan secara sepihak. Sebaliknya, antar hubungan akan menghasilkan proses regulasi dalam sistemnya masing-masing.

Jadi, karya sastra hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia

sehingga karya sastra sangat dekat dengan aspirasi masyarakat.Karya sastra yang

dihasilkan pengarang di dalamnya memuat masalah-masalah yang terdapat

dalam masyarakat.Dalam hubungan inilah, pengarang merupakan wakil dari

masyarakat.Oleh karena itu, penelitian terhadap karya sastra pada dasarnya

identik dengan meneliti seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Sebagaimana pendapat Luxemburg (1984: 23-24) yang membuat

hubungan antara sastra dan masyarakat dapat diteliti dengan berbagai cara.

(a) Yang diteliti ialah faktor-faktor di luar teks sendiri, gejala konteks sastra: teks sastra itu tidak ditinjau. Misalnya, dengan meneliti kedudukan pengarang di dalam masyarakat, sidang pembaca, penerbitan, dan seterusnya.

(b) Yang diteliti ialah hubungan antara aspek-aspek teks sastra dan

susunan masyarakat. Penilaian tidak hanya berdasarkan norma-norma estetik melainkan juga norma-norma politik dan etik.

Soelaeman (1998: 173) menyatakan bahwa aspek sosial dibedakan

menjadi beberapa bagian yang diuraikan sebagai berikut.

a. Budaya yaitu nilai, simbol, norma, dan pandangan hidup umumnya

dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat.

Page 71: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Pedesaan dan perkotaan yaitu suatu persekutuan hidup permanen pada

suatu tempat sifat yang khas.

c. Ekonomi, meliputi kemiskinan adalah kurangnya pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan beradadi garis

kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

hidup.

Lebih lanjut, Soelaeman (1998: 5) mengemukakan bahwa kehidupan

manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang

tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai

akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah

lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang satu dengan

masyarakat yang lain karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan dan

kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungan alamnya.

Masalah-masalah sosial merupakan hambatan dalam usaha untuk mencapai

sesuatu yang diinginkan.Pemecahannya mengunakan cara-cara yang

diketahauinya dan yang berlaku tetapi aplikasinya menghadapi kenyataan, hal

yang biasanya berlaku telah berubah, atau terlambat pelaksanaannya. Masalah-

masalah tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah

politik, masalah ekonomi, masalah agama, atau masalah-masalah lainnya

(Soelaeman, 1998: 6).

Menurut Soerjono Soekanto (2010: 54-55) yang dimaksud proses-proses

sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan

kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk

Page 72: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan

yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan

perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara

berbagai segi kehidupan bersama. Tiga bentuk interaksi sosial yaitu Persaingan

(Competition) dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau

kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui

bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian

umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik

perhatian publik atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa

mempergunakan ancaman atau kekerasan (Soerjono Soekanto, 2010: 83).

Adapun pertentangan (Pertikaian atau Conflict) adalah merupakan suatu proses

sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

dengan jalan menantang lawan yang disertai dengan ancaman dan/atau

kekerasan. (Soerjono Soekanto, 2010: 91).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek

sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal

balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan

kelompok manusia dan masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat yang

satu dengan masyarakat yang lain karena adanya perbedaan dalam tingkat

perkembangan dan kebudayaannya, sifat kependudukannya, dan keadaan

lingkungan alamnya. Aspek sosial masyarakat yang satu dengan masyarakat

yang lain berbeda.

Page 73: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai

hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,

kebudayaan disebut culuture, yang berasal dari bahasa latin Colore, yaitu

mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau

bertani. Kata culture juga kadang diartikan sebagai “kultur” dalam bahasa

Indonesia.

Edward Burnett Tylor (dalam Alo Liliwori, 2009: 107) menjelaskan

bahwa kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain dan

kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Adapun

Bounded et. al (dalam Alo Liliwori, 2009: 110) mendefinisikan bahwa

kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi

dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol

bahasa sebagai rangkaian simbol, yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan

budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang

kebudayaan yang diharapkan dapat ditemukan di dalam media, pemerintahan,

institusi agama, sistem pendidikan dan bermacam-macam.

Adapun P. Hariyono (2009: 23-24) mendefinisikan bahwa kebudayaan

berdasarkan pengertian luas dan pengertian sempit sebagai berikut,

1) Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia melalui proses belajar. Istilah

Page 74: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kebudayaan untuk menunjuk dan menekankan hasil karya fisik

manusia, sekalipun hasil karya fisik manusia ini sebenarnya tidak

lepas dari pengaruh pola pikir (gagasan) dan pola perilaku (tindakan

manusia.

2) Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut istilah budaya atau

sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan

sistem gagasan dan tindakan. Pengertian budaya atau kultur

dimaksudkan untuk menyebut nilai-nilai yang digunakan oleh

kelompok manusia dalam berpikir dan bertindak.

Kebudayaan (Koentjaraningrat, 2000: 9) adalah keseluruhan gagasan dan

karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan

dari budi dan karyanya itu. Lebih lanjut, Koentjaraningrat (2000: 5) berpendapat

bahwa kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan-

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola

dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Berdasarkan berbagai definisi kebudayaan menurut para ahli di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kebudayaan adalah sesuatu yang

akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan

yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari

kebudayaan itu bersifat abstrak. Adapun, perwujudan kebudayaan adalah benda-

Page 75: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahkluk yang berbudaya, berupa

perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,

yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

Unsur-unsur kebudayaan adalah rincian suatu kebudayaan agar dapat

kebudayaan yang khusus.Ada tujuh unsur kebudayaan yang merupakan isi

pokok dari setiap kebudayaan yang bersifat universal, yang artinya ada dalam

setiap kebudayaan dunia. (Hadi Rahman, 2009: 40).

Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur

kebudayaan antara lain C. Kluckhohn dalam bukunya Universal Categories of

Culture membahas kerangka-kerangka kebudayaan yang kemudian dijadikan

kerangka umum. Berdasarkan itu pulalah, Koentjaraningrat (dalam P. Hariyono,

2009: 38 dan Mg. Sri Wijiyati, 2007: 133) memaparkan tujuh unsur kebudayaan

sebagai berikut: (1) Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai

dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan dan upacara keagamaan; (2)

Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial: kekerabatan, asosiasi dan

perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup dan perkumpulan; (3)

Sistem pengetahuan: Flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan dan tubuh

manusia dan perilaku antar sesama manusia; (4) Bahasa: lisan dan tulisan; (5)

Kesenian: seni patung/pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vocal, music,

bangunan, dan kesusateraan; (6) Sistem mata pencaharian; berburu dan

mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan dan

perdagangan; dan (7) Sistem peralatan hidup atau teknologi: produksi, distribusi,

Page 76: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dan transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah,

pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan dan senjata.

Ketujuh unsur kebudayaan di atas, masing-masing memiliki tiga wujud

kebudayaan.Sehingga tiap-tiap kebudayaan dapat dijelaskan pada 1) wujud

budaya (gagasan, pola berpikir), 2) wujud sosial (tindakannya, pola aktivitas),

dan 3) wujud fisik. Keseluruhan sistem dalam wujud kebudayaan itu pada

akhirnya menjelma menjadi kebudayaan makro suatu masyarakat, yang memiliki

peraturan-peraturan antar unsur kebudayaan dan wujud kebudayaan (P.

Hariyono, 2009: 38).

Unsur-unsur kebudayaan yang disebut cultural universal atau

kebudayaan umum atau universal dapat dijumpai dalam kebudayaan manapun

kebudayaan yang bersifat pokok. Meminjam istilah Ralph Liton kebudayaan

umum dapat dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil yang disebut

cultural activity atau kegiatan-kegiatan kebudayaan.Cultural activity dapat

dipecah lagi menjadi unsur-unsur yang disebut triat complex atau rincian dari

kegiatan kebudayaan. Trias complek dibagi lagi atas unsur-unsur traits. Dan

traits dapat dibagi lagi atas items atau bagian terkecil yang membentuk traits.

Keterangan:

Cultural universal :mata pencaharian dan sistem-sistem sosial Cultural activity : pertanian, nelayan, peternakan, dsb Triats complex : sistem irigasi, teknik menanam, system mengolah

tanah Trait : sistem mengolah tanah dengan dibajak Items : unsur-unsur kecil dapat melepaskan diri satu

samalain (Mg. Sri. Wiyarti, 2007: 134-135)

Page 77: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Menurut Koentjaraningrat (2000: 5), ada tiga wujud kebudayaan sebagai

suatu sistem dari ide-ide dan konsep-konsep dari wujud kebudayaan sebagai

suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.

Pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma peraturan dan sebagainya.Wujud ini adalah wujud ideal dari kebudayaan.Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto.Lokasinya ada di dalam kepala-kepala. Atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Kedua, wujud kebudayaan yang sering disebut sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sitem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, maka sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasi. Ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut kebudayaan fisik, dan memerlukan keterengan banyak. Karena merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret, dan berupa benda-benda atau hal-hal yang diraba, dilihat, dan difoto.

Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Oleh

karena itu, ada tiga hal yang menjadi kata kunci dalam memahami sebuah

kebudayaan yaitu ide (mantefak), sistem sosial (sosiofak), dan wujud fisik

(artefak).

Berdasarkan teori tentang pengertian sosial budaya menurut para ahli di

atas, maka dalam penelitian ini mengacu pada teori sosial budaya yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat (2000: 5) bahwa kebudayaan adalah

keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar,

Page 78: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

beserta keseluruhan dari budi dan karyanya itu. Ada tujuh unsur kebudayaan yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Tujuh unsur kebudayaan tersebut adalah (1)

Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan

hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan; (2) Sistem kemasyarakatan

atau organisasi sosial : kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan,

sistem kesatuan hidup, perkumpulan; (3) Sistem pengetahuan : Flora dan fauna,

Waktu, ruang dan bilangan, Tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia;

(4) Bahasa : lisan dan tulisan; (5) Kesenian : seni patung/pahat, relief, lukis dan

gambar, rias, vokal, musik, bangunan, kesusateraan; (6) Sistem mata pencaharian

: berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan

dan perdagangan; (7) Sistem peralatan hidup atau teknologi : produksi, distribusi,

dan transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah,

pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan dan senjata.

Dari tujuh unsur kebudayaan yang dikemukaan oleh Koentjaraningrat

tersebut ada tiga wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari ide-ide dan konsep-

konsep dari wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas

manusia yang berpola Pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari

ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma peraturan dan sebagainya; Kedua,

wujud kebudayaan yang sering disebut sistem sosial, mengenai kelakuan berpola

dari manusia itu sendiri; . Ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil

karya manusia, disebut kebudayaan fisik.

Page 79: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b. Kebudayaan Minangkabau

Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok

etnikNusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah

penganut kebudayaannya meliputi Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian

utara Bengkulu, bagian barat Jambi, bagian selatan Sumatera Utara, barat daya

Aceh, dan juga Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang

Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk kepada nama

ibukota provinsi Sumatera Barat yaitu kota Padang. Namun, masyarakat ini

biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak (bermaksud

sama dengan orang Minang itu sendiri).

Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu

dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari

tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan

sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk

mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu

kerbau.Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang

besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak

kerbau yang lapar. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka

kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari

mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut.

Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama

Minangkabau, yang berasal dari ucapan "Manang kabau" (artinya menang

Page 80: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kerbau). Kisah tambo ini juga dijumpai dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan juga

menyebutkan bahwa kemenangan itu menjadikan negeri yang sebelumnya

bernama Periaman (Pariaman) menggunakan nama tersebut. Selanjutnya

penggunaan nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari,

yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten

Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

Dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit, Nagarakretagama tahun 1365

M, juga telah ada menyebutkan nama Minangkabau sebagai salah satu dari negeri

Melayu yang ditaklukannya. Sedangkan nama "Minang" (kerajaan Minanga) itu

sendiri juga telah disebutkan dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 Masehi dan

berbahasa Sanskerta. Dalam prasasti itu dinyatakan bahwa pendiri kerajaan

Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang bertolak dari "Minanga". Beberapa ahli

yang merujuk dari sumber prasasti itu menduga, kata baris ke-4 (...minanga) dan

ke-5 (tamvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi minangatamvan dan

diterjemahkan dengan makna sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud

diduga menunjuk kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar,

yaitu Sungai Kampar Kiri dan Sungai Kampar Kanan. Namun pendapat ini

dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tamvan" tidak ada

hubungannya dengan "temu", karena kata temu dan muara juga dijumpai pada

prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang lainnya. Oleh karena itu kata

Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan Minang itu sendiri.

Selanjutnya ada beberapa kebudayaan Minangkabau antara lain sebagai berikut:

Page 81: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Agama

Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk agama Islam, jika ada

masyarakatnya keluar dari agama islam (murtad), secara langsung yang

bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya

disebut "dibuang sepanjang adat". Agama Islam diperkirakan masuk melalui

kawasan pesisir timur, walaupun ada anggapan dari pesisir barat, terutama pada

kawasan Pariaman, namun kawasan Arcat (Aru dan Rokan) serta Inderagiri yang

berada pada pesisir timur juga telah menjadi kawasan pelabuhan Minangkabau,

dan Sungai Kampar maupun Batang Kuantan berhulu pada kawasan pedalaman

Minangkabau. Sebagaimana pepatah yang ada di masyarakat, Adat manurun,

Syara' mandaki (Adat diturunkan dari pedalaman ke pesisir, sementara agama

(Islam) datang dari pesisir ke pedalaman), serta hal ini juga dikaitkan dengan

penyebutan Orang Siak merujuk kepada orang-orang yang ahli dan tekun dalam

agama Islam, masih tetap digunakan di dataran tinggi Minangkabau.

Sebelum Islam diterima secara luas, masyarakat ini dari beberapa bukti

arkeologis menunjukan pernah memeluk agama Buddha terutama pada masa

kerajaan Sriwijaya, Dharmasraya, sampai pada masa-masa pemerintahan

Adityawarman dan anaknya Ananggawarman. Kemudian perubahan struktur

kerajaan dengan munculnya Kerajaan Pagaruyung yang telah mengadopsi Islam

dalam sistem pemerintahannya, walau sampai abad ke-16, Suma Oriental masih

menyebutkan dari 3 raja Minangkabau hanya satu yang telah memeluk Islam.

Page 82: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Kedatangan Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang dari Mekkah

sekitar tahun 1803, memainkan peranan penting dalam penegakan hukum Islam di

pedalaman Minangkabau. Walau di saat bersamaan muncul tantangan dari

masyarakat setempat yang masih terbiasa dalam tradisi adat, dan puncak dari

konflik ini muncul Perang Padri sebelum akhirnya muncul kesadaran bersama

bahwa Adat berazaskan Al-Qur'an.

2. Adat dan Budaya

Menurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh

dua orang bersaudara, Datuk Perpatih Nan Sebatang dan Datuk Ketumanggungan.

Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang demokratis,

sedangkan Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang

aristokratis. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan

ini saling isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.

Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan

menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik

pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin.

Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama

tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua

urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat.

Page 83: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3. Matrilineal

Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan

identitas masyarakat Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak

perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis

keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande (se-ibu). Sedangkan

ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan namaSumando (ipar) dan

diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga.

Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa

sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam

menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh

kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak

ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar tersebut menjadikan

perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah nan Gadang (pilar

utama rumah). Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap

aset ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih

tetap memegang otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.

Matrilineal tetap dipertahankan masyarakat Minangkabau sampai sekarang

walau hanya diajarkan secara turun temurun dan tidak ada sanksi adat yang

diberikan kepada yang tidak menjalankan sistem kekerabatan tersebut.Pada setiap

individu Minang misalnya, memiliki kecenderungan untuk menyerahkan harta

pusaka yang seharusnya dibagi kepada setiap anak menurut hukum faraidh dalam

Islamhanya kepada anak perempuannya. Anak perempuan itu nanti menyerahkan

Page 84: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pula kepada anak perempuannya pula. Begitu seterusnya. Sehingga Tsuyoshi Kato

dalam disertasinya menyebutkan bahwa sistem matrilineal akan semakin menguat

dalam diri orang-orang Minangkabau walau mereka telah menetap di kota-kota di

luar Minang sekalipun dan mulai mengenal sistem Patrilineal.

4. Bahasa

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu anak cabang bahasa

Austronesia. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai hubungan bahasa

Minangkabau dengan bahasa Melayu, ada yang menganggap bahasa yang

dituturkan masyarakat ini sebagai bagian dari dialek Melayu, karena banyaknya

kesamaan kosakata dan bentuk tuturan di dalamnya, sementara yang lain justru

beranggapan bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu

serta ada juga yang menyebut bahasa Minangkabau merupakan bahasa proto-

Melayu. Selain itu dalam masyarakat penutur bahasa Minang itu sendiri juga

sudah terdapat berbagai macam dialek bergantung kepada daerahnya masing-

masing.

Pengaruh bahasa lain yang diserap ke dalam Bahasa Minang umumnya

dari Sanskerta, Arab, Tamil, dan Persia. Kemudian kosakata Sanskerta dan Tamil

yang dijumpai pada beberapa prasasti di Minangkabau telah ditulis menggunakan

bermacam aksara di antaranya Dewanagari, Pallawa, dan Kawi. Menguatnya

Islam yang diterima secara luas juga mendorong masyarakatnya menggunakan

Abjad Jawi dalam penulisan sebelum berganti dengan Alfabet Latin.

Page 85: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

5. Kesenian

Masyarakat Minangkabau memiliki berbagai macam atraksi dan kesenian,

seperti tari-tarian yang biasa ditampilkan dalam pesta adat maupun perkawinan.

Di antara tari-tarian tersebut misalnya tari pasambahan merupakan tarian yang

dimainkan bermaksud sebagai ucapan selamat datang ataupun ungkapan rasa

hormat kepada tamu istimewa yang baru saja sampai, selanjutnya tari piring

merupakan bentuk tarian dengan gerak cepat dari para penarinya sambil

memegang piring pada telapak tangan masing-masing, yang diiringi dengan lagu

yang dimainkan oleh talempong dan saluang.

Silek atau Silat Minangkabau merupakan suatu seni bela diri tradisional

khas suku ini yang sudah berkembang sejak lama.Selain itu, adapula tarian yang

bercampur dengan silek yang disebut dengan randai.Randai biasa diiringi dengan

nyanyian atau disebut juga dengan sijobang, dalam randai ini juga terdapat seni

peran (acting) berdasarkan skenario.

Di samping itu, Minangkabau juga menonjol dalam seni berkata-kata.Ada

tiga genre seni berkata-kata, yaitu pasambahan (persembahan), indang, dan

salawat dulang.Seni berkata-kata atau bersilat lidah, lebih mengedepankan kata

sindiran, kiasan, ibarat, alegori, metafora, dan aphorisme. Dalam seni berkata-kata

seseorang diajarkan untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri, tanpa

menggunakan senjata dan kontak fisik.

Page 86: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

6. Rumah Adat

Rumah adat Minangkabau disebut dengan Rumah Gadang, yang biasanya

dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara

turun temurun. Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan

dibagi atas dua bagian muka dan belakang. Umumnya berbahan kayu, dan

sepintas kelihatan seperti bentuk rumah panggung dengan atap yang khas,

menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut gonjong dan dahulunya atap

ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Di halaman depan rumah

gadang, biasanya didirikan dua sampai enam buah Rangkiang yang digunakan

sebagai tempat penyimpanan padi milik keluarga yang menghuni rumah gadang

tersebut.

Namun hanya kaum perempuan dan suaminya, beserta anak-anak yang

jadi penghuni rumah gadang. Sedangkan laki-laki kaum tersebut yang sudah

beristri, menetap di rumah istrinya. Jika laki-laki anggota kaum belum menikah,

biasanya tidur di surau. Surau biasanya dibangun tidak jauh dari komplek rumah

gadang tersebut, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai

tempat tinggal lelaki dewasa namun belum menikah. Selain itu dalam budaya

Minangkabau, tidak semua kawasan boleh didirikan Rumah Gadang, hanya pada

kawasan yang telah berstatus nagari saja, rumah adat ini boleh ditegakkan.

Page 87: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

7. Perkawinan

Dalam adat budaya Minangkabau, perkawinan merupakan salah satu

peristiwa penting dalam siklus kehidupan, dan merupakan masa peralihan yang

sangat berarti dalam membentuk kelompok kecil keluarga baru pelanjut

keturunan. Bagi lelaki Minang, perkawinan juga menjadi proses untuk masuk

lingkungan baru, yakni pihak keluarga istrinya. Sedangkan bagi keluarga pihak

istri, menjadi salah satu proses dalam penambahan anggota di komunitas rumah

gadang mereka.

Dalam prosesi perkawinan adat Minangkabau, biasa disebut baralek,

mempunyai beberapa tahapan yang umum dilakukan.Dimulai dengan maminang

(meminang), manjapuik marapulai (menjemput pengantin pria), sampai

basandiang (bersanding di pelaminan). Setelah maminang dan muncul

kesepakatan manantuan hari (menentukan hari pernikahan), maka kemudian

dilanjutkan dengan pernikahan secara Islam yang biasa dilakukan di Mesjid,

sebelum kedua pengantin bersanding di pelaminan. Pada nagari tertentu setelah

ijab kabul di depan penghulu atau tuan kadi, mempelai pria akan diberikan gelar

baru sebagai panggilan penganti nama kecilnya. Kemudian masyarakat sekitar

akan memanggilnya dengan gelar baru tersebut. Gelar panggilan tersebut biasanya

bermulai dari sutan, bagindo atau sidi (sayyidi) di kawasan pesisir pantai.

Sedangkan di kawasan luhak limo puluah, pemberian gelar ini tidak berlaku.

Page 88: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

8. Masakan Khas

Masyarakat Minang juga dikenal akan aneka masakannya, dengan citarasa

yang pedas, serta dapat ditemukan hampir di seluruh Nusantara, bahkan sampai ke

luar negeri. Walau masakan ini kadang lebih dikenal dengan nama Masakan

Padang, meskipun begitu sebenarnya dikenal sebagai masakan etnik Minang

secara umum. Rendang salah satu masakan tradisional masyarakat Minang, pada

tahun 2011 dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s

50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN

International.

9. Sosial Kemasyarakatan

a) Persukuan

Suku dalam tatanan Masyarakat Minangkabau merupakan basis dari

organisasi sosial, sekaligus tempat pertarungan kekuasaan yang fundamental.

Pengertian awal kata suku dalam Bahasa Minang dapat bermaksud satu per-

empat, sehingga jika dikaitkan dengan pendirian suatu nagari di Minangkabau,

dapat dikatakan sempurna apabila telah terdiri dari komposisi empat suku yang

mendiami kawasan tersebut. Selanjutnya, setiap suku dalam tradisi Minang, diurut

dari garis keturunan yang sama dari pihak ibu, dan diyakini berasal dari satu

keturunan nenek moyang yang sama.

Selain sebagai basis politik, suku juga merupakan basis dari unit-unit

ekonomi. Kekayaan ditentukan oleh kepemilikan tanah keluarga, harta, dan

Page 89: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

sumber-sumber pemasukan lainnya yang semuanya itu dikenal sebagai harta

pusaka. Harta pusaka merupakan harta milik bersama dari seluruh anggota kaum-

keluarga. Harta pusaka tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat menjadi milik

pribadi. Harta pusaka semacam dana jaminan bersama untuk melindungi anggota

kaum-keluarga dari kemiskinan. Jika ada anggota keluarga yang mengalami

kesulitan atau tertimpa musibah, maka harta pusaka dapat digadaikan.

Suku terbagi-bagi ke dalam beberapa cabang keluarga yang lebih kecil

atau disebut payuang (payung). Adapun unit yang paling kecil setelah sapayuang

disebut saparuik. Sebuah paruik (perut) biasanya tinggal pada sebuah rumah

gadang secara bersama-sama

b) Nagari

Daerah Minangkabau terdiri atas banyak nagari. Nagari ini merupakan

daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada kekuasaan

sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari

yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat yang berbeda. Tiap

nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari pemimpin suku dari semua

suku yang ada di nagari tersebut. Dewan ini disebut dengan Kerapatan Adat

Nagari (KAN). Dari hasil musyawarah dan mufakat dalam dewan inilah sebuah

keputusan dan peraturan yang mengikat untuk nagari itu dihasilkan.

Faktor utama yang menentukan dinamika masyarakat Minangkabau adalah

terdapatnya kompetisi yang konstan antar nagari, kaum-keluarga, dan individu

Page 90: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

untuk mendapatkan status dan prestise. Oleh karenanya setiap kepala kaum akan

berlomba-lomba meningkatkan prestise kaum-keluarganya dengan mencari

kekayaan (berdagang) serta menyekolahkan anggota kaum ke tingkat yang paling

tinggi.

Dalam pembentukan suatu nagari sejak dahulunya telah dikenal dalam

istilah pepatah yang ada pada masyarakat adat Minang itu sendiri yaitu Dari

Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari,

Nagari ba Panghulu. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan

Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan Taratak, kemudian

berkembang menjadi Dusun, kemudian berkembang menjadi Koto dan kemudian

berkembang menjadi Nagari. Biasanya setiap nagari yang dibentuk minimal telah

terdiri dari 4 suku yang mendomisili kawasan tersebut.Selanjutnya sebagai pusat

administrasi nagari tersebut dibangunlah sebuah Balai Adat sekaligus sebagai

tempat pertemuan dalam mengambil keputusan bersama para penghulu di nagari

tersebut.

c) Penghulu

Penghulu atau biasa yang digelari dengan datuk, merupakan kepala kaum

keluarga yang diangkat oleh anggota keluarga untuk mengatur semua

permasalahan kaum. Penghulu biasanya seorang laki-laki yang terpilih di antara

anggota kaum laki-laki lainnya. Setiap kaum-keluarga akan memilih seorang laki-

laki yang pandai berbicara, bijaksana, dan memahami adat, untuk menduduki

posisi ini. Hal ini dikarenakan ia bertanggung jawab mengurusi semua harta

Page 91: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pusaka kaum, membimbing kemenakan, serta sebagai wakil kaum dalam

masyarakat nagari. Setiap penghulu berdiri sejajar dengan penghulu lainnya,

sehingga dalam rapat-rapat nagari semua suara penghulu yang mewakili setiap

kaum bernilai sama.

Seiring dengan bertambahnya anggota kaum, serta permasalahan dan

konflik intern yang timbul, maka kadang-kadang dalam sebuah keluarga posisi

kepenghuluan ini dipecah menjadi dua. Atau sebaliknya, anggota kaum yang

semakin sedikit jumlahnya, cenderung akan menggabungkan gelar

kepenghuluannya kepada keluarga lainnya yang sesuku. Hal ini mengakibatkan

berubah-ubahnya jumlah penghulu dalam suatu nagari.

Memiliki penghulu yang mewakili suara kaum dalam rapat nagari,

merupakan suatu prestise dan harga diri. Sehingga setiap kaum akan berusaha

sekuatnya memiliki penghulu sendiri. Kaum-keluarga yang gelar

kepenghuluannya sudah lama terlipat, akan berusaha membangkitkan kembali

posisinya dengan mencari kekayaan untuk "membeli" gelar penghulunya yang

telah lama terbenam. Bertegak penghulu memakan biaya cukup besar, sehingga

tekanan untuk menegakkan penghulu selalu muncul dari keluarga kaya.

d) Kerajaan

Dalam laporan de Stuerskepada pemerintah Hindia-Belanda, dinyatakan

bahwa di daerah pedalaman Minangkabau, tidak pernah ada suatu kekuasaan

pemerintahan terpusat di bawah seorang raja. Tetapi yang ada adalah nagari-

Page 92: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

nagari kecil yang mirip dengan pemerintahan polis-polis pada masa Yunani kuno.

Namun dari beberapa prasasti yang ditemukan pada kawasan pedalaman

Minangkabau, serta dari tambo yang ada pada masyarakat setempat, etnis

Minangkabau pernah berada dalam suatu sistem kerajaan yang kuat dengan

daerah kekuasaan meliputi pulau Sumatera dan bahkan sampai Semenanjung

Malaya. Beberapa kerajaaan yang ada di wilayah Minangkabau antara lain

Kerajaan Dharmasraya, Kerajaan Pagaruyung, dan Kerajaan Inderapura.

Sistem kerajaan ini masih dijumpai di Negeri Sembilan, salah satu

kawasan dengan komunitas masyarakat Minang yang signifikan di Semenanjung

Malaya. Pada awalnya masyarakat Minang di negeri ini menjemput seorang putra

Raja Alam Minangkabau untuk menjadi raja mereka, sebagaimana tradisi

masyarakat Minang sebelumnya, seperti yang diceritakan dalam Sulalatus Salatin.

c. Kebudayaan Pesantren

1. Unsur-unsur sebuah pesantren

Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita melihat

makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan

istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari pengertian

asrama-asrama bagi para santri. Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang

dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri

(Dhofier 1985:18). Maka pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal para

santri. Menurut Wahid (2001:171), “pondok pesantren mirip dengan akademi

Page 93: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

militer atau biara (monestory, convent) dalam arti bahwa mereka yang berada di

sana mengalami suatu kondisi totalitas.”

Sekarang di Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak

diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di

Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa (Azra, 2001:70).Pondok pesantren

di Jawa itu membentuk banyak macam-macam jenis. Perbedaan jenis-jenis

pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah

santri, pola kepemimpinan atau perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian,

ada unsur-unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren.

(Hasyim, 1998:39) Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kyai. masjid, santri,

pondok dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning), adalah elemen unik yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya.

2. Kyai

Peran penting kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan dan

pengurusan sebuah pesantren berarti dia merupakan unsur yang paling esensial.

Sebagai pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan pesantren banyak

bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta

ketrampilan kyai. Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia

adalah tokoh sentral dalam pesantren (Hasbullah, 1999:144).

Istilah kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa

(Ziemek, 1986:130). Dalam bahasa Jawa, perkataan kyai dipakai untuk tiga jenis

gelar yang berbeda, yaitu: (1) sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang

Page 94: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dianggap keramat; contohnya, “kyai garuda kencana” dipakai untuk sebutkan

kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta; (2) gelar kehormatan bagi orang-

orang tua pada umumnya; (3) gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada orang

ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar

kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya (Dhofier 1985:55).

3. Masjid

Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan erat dalam

tradisi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslimin selalu memanfaatkan

masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat lembaga pendidikan

Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani,sosial dan politik, dan pendidikan Islam,

masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang sangat penting bagi

masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid dianggap sebagai “tempat yang

paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima

waktu, khutbah, dan sembahyang Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.”

(Dhofier 1985:49) Biasanya yang pertama-tama didirikan oleh seorang kyai yang

ingin mengembangkan sebuah pesantren adalah masjid.Masjid itu terletak dekat

atau di belakang rumah kyai.

4. Santri

Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam perkembangan sebuah

pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren

adalah bahwa harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau

Page 95: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

murid itu sudah menetap di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa

disebut kyai dan mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.

Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan santri

mukim.Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak menetap dalam pondok

tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran

di pesantren. Santri kalong biasanya berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren

jadi tidak keberatan kalau sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera

atau puteri yang menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari

daerah jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap di sebuah

pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri karena dia harus

penuh cita-cita, memiliki keberanian yang cukup dan siap menghadapi sendiri

tantangan yang akan dialaminya di pesantren (Dhofier, 1985:52).

5. Pondok

Definisi singkat istilah ‘pondok’ adalah tempat sederhana yang merupakan

tempat tinggal kyai bersama para santrinya (Hasbullah, 1999:142). Di Jawa,

besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok yang sangat

kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai pondok yang memiliki

tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu.Tanpa memperhatikan

berapa jumlah santri, asrama santri wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri

laki-laki.

Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama

santri dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah, lapangan

Page 96: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian dan/atau lahan pertenakan. Kadang-

kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan kadang-kadang oleh

penduduk desa yang bekerja sama untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

Salah satu niat pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat

asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk

mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri

dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren.Santri harus memasak sendiri,

mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti memelihara lingkungan pondok.

Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam lain

seperti sistem pendidikan di daerah Minangkabau yang disebut surau atau sistem

yang digunakan di Afghanistan (Dhofier, 1985:45).

6. Kitab-Kitab Islam Klasik

Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk

pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam Islam dan Bahasa

Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam klasik sering disebut kitab

kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning.

Menurut Dhofier (1985:50), “pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab

Islam klasik…. merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam

lingkungan pesantren.” Pada saat ini, kebanyakan pesantren telah mengambil

pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting dalam

pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi

Page 97: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

kepentingan tinggi.Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab-kitab yang

sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan

tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang diajarkan

(Hasbullah, 1999:144).

Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan dalam kitab-kitab

Islam klasik, termasuk: 1) nahwu dan saraf (morfologi); 2) fiqh; 3) usul fiqh; 4)

hadis; 5) tafsir; 6) tauhid; 7) tasawwuf dan etika; dan 8) cabang-cabang lain

seperti tarikh dan balaghah. Semua jenis kitab ini dapat digolongkan kedalam

kelompok menurut tingkat ajarannya, misalnya: tingkat dasar, menengah dan

lanjut. Kitab yang diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya sama (Dhofier

1985:51).

7. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia

Sejak awal masuknya Islam ke Indonesia, pendidikan Islam merupakan

kepentingan tinggi bagi kaum muslimin.Tetapi hanya sedikit sekali yang dapat

kita ketahui tentang perkembangan pesantren di masa lalu, terutama sebelum

Indonesia dijajah Belanda, karena dokumentasi sejarah sangat kurang. Bukti yang

dapat kita pastikan menunjukkan bahwa pemerintah penjajahan Belanda memang

membawa kemajuan teknologi ke Indonesia dan memperkenalkan sistem dan

metode pendidikan baru.Namun, pemerintahan Belanda tidak melaksanakan

kebijaksanaan yang mendorong sistem pendidikan yang sudah ada di Indonesia,

yaitu sistem pendidikan Islam.Pemerintahan penjajahan Belanda membuat

Page 98: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kebijaksanaan dan peraturan yang membatasi dan merugikan pendidikan Islam.

Ini bisa kita lihat dari kebijaksanaan berikut.

Pada tahun 1882 pemerintah Belanda mendirikan Priesterreden

(Pengadilan Agama) yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan

pendidikan pesantren. Tidak begitu lama setelah itu, dikeluarkan Ordonansi tahun

1905 yang berisi peraturan bahwa guru-guru agama yang akan mengajar harus

mendapatkan izin dari pemerintah setempat. Peraturan yang lebih ketat lagi dibuat

pada tahun 1925 yang membatasi siapa yang boleh memberikan pelajaran

mengaji. Akhirnya, pada tahun 1932 peraturan dikeluarkan yang dapat

memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau

yang memberikan pelajaran yang tak disukai oleh pemerintah. (Dhofier 1985:41,

Zuhairini 1997:149)

Peraturan-peraturan tersebut membuktikan kekurangadilan kebijaksanaan

pemerintah penjajahan Belanda terhadap pendidikan Islam di Indonesia. Namun

demikian, pendidikan pondok pesantren juga menghadapi tantangan pada masa

kemerdekaan Indonesia. Setelah penyerahan kedaulatan pada tahun 1949,

pemerintah Republik Indonesia mendorong pembangunan sekolah umum seluas-

luasnya dan membuka secara luas jabatan-jabatan dalam administrasi modern bagi

bangsa Indonesia yang terdidik dalam sekolah-sekolah umum tersebut..Dampak

kebijaksanaan tersebut adalah bahwa kekuatan pesantren sebagai pusat pendidikan

Islam di Indonesia menurun. Ini berarti bahwa jumlah anak-anak muda yang dulu

tertarik kepada pendidikan pesantren menurun dibandingkan dengan anak-anak

muda yang ingin mengikuti pendidikan sekolah umum yang baru saja diperluas.

Page 99: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Akibatnya, banyak sekali pesantren-pesantren kecil mati sebab santrinya kurang

cukup banyak (Dhofier 1985:41).

Jika kita melihat peraturan-peraturan tersebut baik yang dikeluarkan

pemerintah Belanda selama bertahun-tahun maupun yang dibuat pemerintah RI,

memang masuk akal untuk menarik kesimpulan bahwa perkembangan dan

pertumbuhan sistem pendidikan Islam, dan terutama sistem pesantren, cukup

pelan karena ternyata sangat terbatas. Akan tetapi, apa yang dapat disaksikan

dalam sejarah adalah pertumbuhan pendidikan pesantren yang kuatnya dan

pesatnya luar biasa. Seperti yang dikatakan Zuhairini (1997:150), ternyata “jiwa

Islam tetap terpelihara dengan baik” di Indonesia.

4. Kajian tentang Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel

a. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia.Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna

bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki

ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai nilai.

Persahabatan sebagai nilai (positif/ baik) tidak akan berubah esensinya manakala ada

pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang

ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.

Nilai pada hakikatnya adalah hal-hal penting yang berhubungan dengan

menusia. Dengan kata lain, nilai adalah aturan yang menentukan sesuatu benda

atau perbuatan lebih tinggi, dikehendaki dari yang lain (Atar Semi, 1988:

54).Lebih lanjut Atar Semi mengatakan bahwa nilai juga menyangkut masalah

Page 100: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

bagaimana usaha untuk menentukan sesuatu itu berharga dari yang lain, serta

tentang apa yang dikehendaki atau ditolak

Rieseri Frondizi (2007: 20) menjelaskan bahwa nilai bersifat objektif dan

subjektif, tergantung dari sudut pandang yang memberikan penilaian. Nilai

bersifat objektif jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.

Nilai juga dapat bersifat subjektif jika eksistensi, makna, dan validitasnya

tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian.

Pengertian nilai menurut Ginanjar (2002: 14) adalah berkaitan dengan cara

bertingkah laku yang disukai dan keadaan akhir dari suatu eksistensi. Perbedaan

tingkah laku individu tergantung pada nilai yang diprioritaskan, yaitu

memprioritaskan nilai sosial atau nilai personal.

Dendy Sugono (2003: 111) menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terdapat

dalam karya sastra adalah sebagai berikut: nilai hedonik; nilai artistik; nilai

kultural; nilai etika, moral, dan agama; dan nilai praktis.

Nilai dapat dibedakan menjadi berikut ini: (1) nilai materi yang mencakup

kebutuhan pangan, sandang, dan papan; (2) nilai sosial mencakup kebutuhan

hidup bersama antarsesama yang meliputi kasih sayang, kepercayaan, kehangatan,

kemesraan, dan sebagainya; (3) nilai moral yang meliputi kejujuran dan tanggung

jawab atas kehidupan pribadi; (4) nilai estetika yang menyangkut keindahan dan

rasa seni; (5) nilai spiritual yang menyangkut kebutuhan manusia akan

kesempurnaan dan kelengkapan dirinya.

Page 101: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Dari pendapat para ahli di atas ditarik kesimpulan bahwa nilai adalah

keyakinan yang mampu mempengaruhi cara berpikir, cara bersikap maupun cara

bertindak dalam mencapai tujuan hidup jika dihayati dengan baik dan bersifat

objektif dan subjektif, tergantung dari sudut pandang yang memberikan penilaian.

b. Pengertian Pendidikan

Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nsional Bab I ketentuan umum pasal 1 disebutkan bahwa,

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (dalam Seodomo Hadi, 2003:108)

Soedomo Hadi (2003:18) mengatakan bahwa pendidikan adalah bantuan

atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak

didik dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan yang

dilakukan. Pendidikan mencakup pengalaman, pengertian, dan penyesuaian diri

dari pihak terdidik terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya menuju arah

pertumbuhan dan perkembangan.

Pendidikan pada hakikatnya juga berarti mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dari pernyataan tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam pendidikan, yaitu: a)

cerdas, berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

persoalan nyata. Cerdas bermakna kreatif, inovatif dan siap mengaplikasikan

ilmunya; b) hidup, memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan melakukan

hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi

Page 102: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan

dipertanggungjawabkan kepadaNya. Filosofi hidup ini sangat syarat akan makna

individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan

manusia, memberikan makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral, dan

tujuan hidup; c) bangsa, berarti manusia selain sebagai individu juga merupakan

makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain. Setiap individu

berkewajiban menyumbangkan pengetahuannya untuk masyarakat meningkatkan

derajat kemuliaan masyarakat sekitar dengan ilmu, sesuai dengan yang diajarkan

agama dan pendidikan. Indikator terpenting kemajuan suatu bangsa adalah

pendidikan dan pengajaran (Nyoman Kutha Ratna, 2010: 449).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana, bertanggung jawab mendewasakan anak bangsa

melalui pengajaran dan pelatihan yang dilakukan untuk mewujudkan proses

pengubah sikap dan tingkah laku agar peserta didik aktif mengembangkan potensi

diri melalui upaya pengajaran dan latihan.

c. Pengertian Nilai Pendidikan (Edukasi) dalam Novel

Dalam karya sastra yang baik sebagai karya imajinasi dan kreativitas

pengarang yang memberikan pengalaman bagi pembaca. Dengan kreativitas,

seorang pengarang mampu menyajikan keindahan rangkaian cerita, melainkan

juga memberikan pandangan yang berhubungan dengan renungan tentang agama,

filsafat dan beranekaragam pengalaman tentang problematika hidup.

Page 103: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Nilai-nilai pendidikan sangat erat kaitannya dengan karya sastra. Setiap

karya sastra yang baik (termasuk novel) selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur

yang bermanfaat bagi penikmatnya. Nilai pendidikan yang dimaksud dapat

mencapai nilai pendidikan moral, agama, sosial, maupun estetis (keindahan). Hal

ini sesuai dengan pernyataan Herman J. Waluyo (1990:27) bahwa nilai sastra

berarti kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan. Nilai sastra

dapat berupa nilai medial (menjadi sarana), nilai final (yang dikejar seseorang),

nilai kultural, nilai kesusilaan, dan nilai agama.

Selanjutnya kajian Carverand Richard P. Enfield (2006: 66) dalam Journal

education and culture, Vol 22berikut ini:

Offering an introduction to both John Dewey’s philosophy ofeducation and the 4-H Youth Development Program, this paper drawsclear connections between these two topics. Concepts explored includeDewey’s principles of continuity and interaction, and contagion withrespect to learning. Roles of educational leaders (including teachers) areinvestigated in the context of a discussion about the structuring ofopportunities for students to develop habits of meaningful and life- learning. Specific examples are described in depth to demonstrate, from aDeweyan perspective, the educational process and value of 4-Hparticipation. Brief comments are made about the place of 4-H in the U.S.system of public education.

Nilai pendidikan dalam karya sastra penting untuk membangun

masyarakat yang berkarakter kuat.Nilai pendidikan yang tergambar dalam interksi

antar tokoh dan kebiasaan-kebiasaan tokoh dalam novel sesuai dengan konsep

pendidikan kontekstual.

Nilai didik dalam karya sastra memang banyak diharapkan dapat memberi

solusi atas sebagian masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sastra merupakan

alat penting bagi pemikir-pemikir untuk menggerakkan pembaca pada kenyataan

Page 104: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dan menolongnya mengambil suatu keputusan apabila Ia menghadapi masalah

(M. Atar Semi, 1993: 20). Lubis (dalam H. Nani Tuloli, 1999: 233-234)

menambahkan bahwa dalam sastra (khususnya novel) akan melakukan berbagai

hal untuk mengubah dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Jadi novel dapat

berperan penting dalam proses perubahan masyarakat itu. Perubahan itu sebagai

berikut: (a) Menimbulkan kebiasaan membaca yang sangat dibutuhkan pada era

kemajuan IPTEKS; (b) Menimbulkan rasa simpati terhadap penderitaan

masyarakat dan berusaha untuk menanggulanginya; (c) Memantapkan budaya

yang beretika dan bermoral tinggi dalam kehidupan sebagai makhluk Tuhan

maupun anggota masyarakat; dan (d) Mencintai kebenaran, keberanian, kejujuran,

ketabahan, dan ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan.

Dendy Sugono (2003: 111) menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terdapat

dalam karya sastra adalah sebagai berikut: nilai hedonik (hedonic value), nilai

artistik (artistic value), nilai kultural (cultural value), nilai etika, moral, agama

(ethical, moral, religious value), dan nilai praktis (practice value). Berikut

penjelasan dari kelima nilai tersebut: (a) Nilai hedonik (hedonic value), yaitu nilai

yang dapat memberikan kesenangan secara langsung kepada pembaca; (b) Nilai

artistik (artistic value), yaitu nilai yang dapat dimanifestasikan sebagai suatu seni

atau ketrampilan dalam melakukan suatu pekerjaan; (c) Nilai kultural(cultural

value), yaitu nilaiyang dapat memberikan ataumengandung hubunganyang

mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, dan keagamaan; (d) Nilai etis,

moral, dan agama (ethical, moral, religious value), yaitu nilai yang dapat

memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika,

Page 105: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

moral, atau agama; dan (e) Nilai praktis (practice value), yaitu nilai yang

mengandung hal-hal praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Novel memiliki berbagai macam tema. Dendy Sugono (2003: 111)

menyatakan bahwa dengan membaca novel, pembaca akan memperoleh sesuatu

yang dapat memperkaya wawasan dan/atau meningkatkan harkat hidup. Dengan

kata lain, dalam novel ada sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan. Karena

itulah, karya sastra yang baik senantiasa mengandung nilai (value).

Sastrowardoyo (dalam H. Nani Tuloli, 1999: 232) menjelaskan bahwa

sebenarnya dalam masyarakat modern kesusastraan dapat berkembang dengan

subur dan nilai-nilainya dapat dirasakan manfaatnya oleh umum. Kesusastraan

sendiri mengandung potensi-potensi ke arah keluasan kemanusiaan dan semangat

hidup serta mengandung ekspresi total pribadi manusia yang meliputi tingkat

pengalaman biologi, sosial, intelektual, dan religius. Nilai-nilai seperti itu sangat

dibutuhkan oleh masyarakat modern karena merupakan hasil observasi yang teliti

dari pengarang yang dituangkan dalam karya sastra.

Butir-butir nilai seperti itu banyak terungkap dalam novel dan dapat

dijadikan sebagai bahan kajian, renungan, dan pegangan bagi para pembacanya

serta menumbuhkan sikap positif bagi para pembacanya (H. Nani Tuloli, 1999:

234). Hal itu sangat mendasar karena sastra juga mampu eksis dan dapat

menjembatani kehidupan di Indonesia yang plural dan miltikultural, sebagaimana

dinyatakan Suminto A. Sayuti (2006: 1) sebagai berikut: (a) Sastra mampu

menyuarakan perbedaan budaya agar saling memahami; (b) Karya sastra

Page 106: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

umumnya mengedepankan pluralisme budaya; (c) Sastra mempunyai kepedulian

yang tinggi pada mereka yang berbeda secara kultural; dan (d) Sastra menekankan

pentingnya relasi antarmanusia yang memusatkan perhatiannya pada timbulnya

sikap positif, tenggang rasa, berkembangnya konsep diri, dan menerima kehadiran

orang lain.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu: kedamaian, penghargaan,

cinta, toleransi, kejujuran, kerendahan hati, kerja sama, kebahagiaan, tanggung

jawab, kesederhanaan, kebebasan, dan persatuan. (a) Kedamaian yang ditandai

dengan tidak adanya kekerasan, adanya penerimaan, komunikasi keadilan,

komunikasi, ketenangan, dan sebagainya; (b) Penghargaan, yaitu mengenal

kualitas individu, karena setiap individu adalahberharga; (c) Cinta yang

berarti bahwa dalam pribadi yang baik selalu ada cinta yang tulus,

memberikan kebaikan, pemeliharaan dan pengertian, melenyapkan

kecemburuan, dan menjaga tingkah laku; (d) Toleransi, yakni sifat terbuka dan

reseptif pada indahnya perbedaan atau saling menghargai melalui saling

pengertian; (e) Kejujuran yang berarti menyatakan bahwa kebenaran tidak ada

kontradiksi dalam pikiran, kata atau tindakan serta tidak ada kemunafikan; (f)

Kerendahan hati yang artinya mengizinkan diri untuk tumbuh dalam

kemuliaan dan integritas; (g) Kerja sama yang disebabkan karena ada prinsip

saling menghargai, keberanian, pertimbangan pemeliharaan, membagi

keuntungan, dan adanya penerimaan; (h) Kebahagiaan sebagai akibat adanya

kepuasan; (i) Tanggung jawab, yaitu melakukan kewajiban dengan sepenuh hati;

(j) Kesederhanaan, maksudnya kemampuan mempertimbangkan hal-hal yang

Page 107: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

tidak perlu; (k) Kebebasan yang berarti adanya keseimbangan antara hak dan

kewajiban dan pilihan seimbang dengan konsekuensinya; dan (l) Persatuan

yang merupakan keharmonisan antara individu dalam suatu kelompok serta

dibangun dari saling berbagi pandangan, harapan, dan tujuan mulia atau

demi kebaikan bersama.

Dengan demikian, novel yang merupakan salah satu genre sastra pasti

mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat bermanfaat bagi pendidikan batin

pembacanya atau penikmatnya. Dengan demikian, bisa jadi novel dapat

memegang peran penting dalam mengatasi krisis moral maupun menurunnya

moral bangsa, khususnya generasi muda saat ini.

Ada beberapa nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari sebuah cerita

(dalam hal ini novel). Nilai pendidikan itu di antaranya adalah nilai yang

dikemukakan oleh Max Scheler. Dalam penelitian nilai-nilai yang diambil untuk

menganalisis nilai pendidikan adalah nilai yang dikemukan oleh Max

Scheler.maka nilai-nilai pada novel dapat dikemukakansebagai berikut:

1) Nilai Vitalitas atau Kehidupan Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh masyarakat, mengenai apa yang

dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,

orang menganggap menolong memiliki nilai baik, adapun mencuri bernilai

buruk.Nilai sosial termasuk pada nilai vitalitas atau kehidupan sosial.

Ukuran untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas

atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini sangat dipengaruhi

oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat yang satu

Page 108: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh masyarakat yang

tinggal diperkotaan lebih menyukai persaingan Karena dalam persaingan akan

muncul perubahan-perubahan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih

cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu

keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.

Kimbal Young mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak

dan sering tdak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

Adapun A.W Green memandang nilai sosial seabagai kesadaran yang secara

relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek. Menurut Woods, nilai sosial

merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang

mengarahkan tingkah laku dalam kehidpan sehari-hari,(Fikri, 2010).

Burhan Nurgiyantoro (2010: 334) menyatakan bahwa banyak karya

sastra yang memperjuangkan nasib rakyat kecil yang menderita, nasib rakyat

kecil yang memang perlu dibela, rakyat kecil yangseperti dipermainkan oleh

tangan-tangan kekuasaan, kekuasaan yang kini lebih berupakekuatan

ekonomi.Memperjuangkan nasib rakyat kecil yang dimaksudkan Burhan

Nurgiyantoro adalah perwujudan nilai moral dalam karya sastra.

2) Nilai Spiritual

a) Nilai agama

Agama adalah risalah yang disampaikan Allah kepada nabi sebagai

petunjuk bagi manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta

mengatur hubungan dan tanggung jawab kepada Allah, manusia dan masyarakat

serta alam sekitarnya.

Page 109: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Agama dan pandangan hidup kebanyakan orang menekankan kepada

ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan serta sikap menerima apayang

terjadi. Pandangan hidup yang demikian jelas memperhatikan apa yang dicari

adalah kebahagiaan jiwa, sebab agama adalah pakaian hati, batin atau jiwa.

Mangunwijaya (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 326) mengatakan

bahwa, kehadiran unsur keagamaan dan religious dalam sastra adalah suatu

keberadaan sastra itu sendiri.

Nilai religius dapat dikatakan nilai dasar kemanusiaan yang berkaitan

dengan ketuhanan secara umum dan diakui oleh semua pemeluk agama. Adapun

nila dasar religious, semua pemeluk agama mengakunya seperti: (1) membantu,

membela kaum yang lemah; (2) mengakui persamaan derajat manusia (hak azasi

manusia); (3) memperjuangkan keadilam, kebenaran, kejujuran, kemerdekaan,

dan perdamaian; (4) menentang adanya penindasan sesama manusia, dan lain

sebagainya.

b) Ungkapan Nilai Moral secara Positif dan secara Negatif

Nilai pendidikan merupakan hal-hal penting dan ajaran yang berguna

bagi kemanusaiaan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta menjadikan

manusia berbudaya. Nilai pendidikan adalah nilai yang bermoral. Moral

merupakan tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari nilai baik-buruk,

benar dan salah berdasarkan adat dan kebiasaan di mana individu itu berada.

Nilai moral di bagi dua yaitu segi positif dan negatifnya. Kedua hal itu perlu

diasampaikan, sebab kita dapat memperoleh teladan yang bermanfaat.Segi

positif harus ditonjolkan sebagai hal yang ditiru dan diteladani. Demikian segi

Page 110: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

negatif perlu juga diketahui serta disampaikan kepada pembaca. Hal ini

dimaksudkan agar kita tidak tersesat, bisa membedakan mana yang baik mana

yang buruk. Seperti halnya orang belajar. Ia akan berusaha untuk bertindak lebih

baik jika tidak tahu hal-hal yang buruk dan tidak pantas dilakukan. Nilai moral

mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang

menyangkut harkat dan martabat manusia, mencakup semua persoalan yang

boleh dikatakan tak terbatas.

Setiap karya sastra selalu berorientasi pada hal-hal yang bersifat

membangun melalui pesan moral. Nilai-nilai moral dalam karya sastra dapat

dijadikan bahan perenungan sekaligus menjadi kaidah pendamping dalam

menjalankan kegiatan kehidupan.

Sebuah karya sastra (novel) tentu saja dapat mengandung dan

menawarkan pesan moral, tentunya banyak sekali jenis moral dan wujud ajaran

moral yang dipesankan. Karya sastra disebut memiliki nilai moral apabila

menyajikan, mendukung, dan mengharagai nilai kehidupan yang berlaku. Moral

dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang

bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang

ingin disampaikan kepada pembaca. Moral dalam karya sastra dapat dipandang

sebagai amanat. Burhan Nurgiyantoro (2010: 324)

Berdasarkan dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nilai moral adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca,

pesan tersebut merupakan makna yang terkandung dalam suatu karya yaitu

makna yang diungkapkan lewat cerita.

Page 111: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

c) Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam

suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar

pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan

karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dan lainnya sebagai acuan prilaku

dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

Kluckhon dan Strodtbeck (dalam Koentjaraningrat, 2000: 78) menyatakan

bahwa konsepsi mengenai isi dari nilai budaya yang secara universal ada dalam

tiap kebudayaan menyangkut paling sedikit lima hal, yaitu 1) masalah human

nature, atau makna hidup manusia; 2) masalah man nature, atau makna dari

hubungan manusia dengan alam sekitarnya; 3) masalah time, atau persepsi

manusia mngenai waktu; 4) masalah activity, atau soal makna dari pekerjaan,

karya dan amal perbuatan manusia, dan 5) masalah relational, atau hubungan

manusia dengan sesama manusia. Kelima masala tersebut sering disebut sebagai

orientasi nilai budaya (value orientation).

Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi,

misi atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau

organisasi. Ada tiga hal yang terkait dengan nila-nilai budaya yaitu:

1) Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata.

2) Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto

tersebut.

3) Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan

menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak

Page 112: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

terlihat).

B. Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan teori di atas diketemukan hasil penelitian terdahulu.

Berikut akan dipaparkan penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

Penelitian yang telah dilakukan oleh Purwoko tahun 2009 berjudul Novel

Kutahu Matiku Karya Nwi Palupi (Tinjauan Sosiologi Sastra dan Nilai

Pendidikan).Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: (1) latar tempat

mempengaruhi sikap dan keyakinan Klara tentang apa yang dirasakan dan dilihat

tetapi yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain; (2) makna nilai pendidikan

dengan tinjauan sosiologi, antara lain: (a) Nilai pendidikan religius atau agama,

(b) Nilai pendidikan ilmu pengetahuan, (c) Nilai pendidikan sosial, (d) Nilai

pendidikan ekonomi, (e) nilai pendidikan politik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Purwoko adalahpenggunaan

pendekatan yang dipakai untuk mengkaji karya sastra yakni sama-sama

menggunakan pendekatan sosoilogi sastra dan penggunaan obyek penelitian

berupa novel. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Purwoko adalah

penggunaan obyek penelitian di atas menggunakan novel Kutahu Matiku Karya

Nwi Palupi sedangkan obyek penelitian ini adalah novel Negeri Lima Menara

karya Ahmad Fuadi.

Renee N. Easter, Joseph A. Caruso and Anne P. Vonderheide (2010,493-

502) yang dimuat di dalam Journal of Language Teaching. Hasil penelitian yang

Page 113: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

dimuat di dalamn Journal ini dikemukakan bahwa mencatat perkembangan novel

terbaru dan aplikasinya sehingga menjadi komprehensif, yaitu dengan

mengeksplorasi kemajuan instrumental yang menunjukkan peningkatan dalam

kemampuan analisis.Persamaan penelitian ini dengan penelitian Renee N. Easter

adalah penggunaan obyek penelitian berupa novel.Adaapun perbedaan penelitian

Renee N. Easter dengan penelitian ini adalah penggunaan pendekatan yang

dipakai.Penelitian Renee N. Easter menggunakan pendekatan eksplorasi, adapun

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi

sastra.

Casey Brienza (2010, 105-119) yang dimuat di dalam Journal of Language

Teaching. Hasil penelitian yang dimuat di dalamn Journal ini dikemukakan bahwa

pendekatan sosiologis untuk mempelajari seni dan sastra dan menunjukkan nilai

sebagai intervensi metodologi dalam bidang studi komik. Pendekatan ini

berpendapat bahwa semua karya seni termasuk komik adalah produk dari aktivitas

manusia kolektif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Casey Brienza

adalah penggunaan pendekatan yang dipakai untuk mengkaji karya sastra yakni

sama-sama menggunakan pendekatan sosoilogi sastra. Adapun perbedaan

penelitian Casey Brienza dengan penelitian ini adalah penggunaan obyek

penelitian di atas menggunakan komik adapun obyek penelitian ini adalah novel

Negeri Lima Menara

Brian Conway (2010, vol 4) yang dimuat di dalam Journal of Language

Teaching. Hasil penelitian yang dimuat di dalam Journal ini dikemukakan bahwa

pembelajaran pemahaman dengan cakupan luas tentang ilmu sosial dan ilmu

Page 114: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pengetahuan dalam sosiologi, psikologi, antropoligi dan geografi. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian Brian Conway adalah penggunaan pendekatan

yang dipakai dalam pembelajaran pemahaman yakni sama-sama menggunakan

pendekatan sosoilogi. Adapun perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini

adalah penggunaan obyek penelitian Brian Conway adalah pembelajaran secara

umum sedangkan obyek penelitian ini adalah novel Negeri Lima Menara.

Diana Crane (2010, vol 4) yang dimuat di dalam Journal of Language

Teaching. Hasil penelitian yang dimuat di dalam Journal ini dikemukakan bahwa

hubungan antara sosiologi budaya dan pendekatan budaya diluar disiplin ilmu

sosial. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Diana Crane adalah

penggunaan pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran yakni sama-sama

menggunakan pendekatan sosoilogi budaya. Adapun perbedaan penelitian Diana

Crane dengan penelitian ini adalah obyek penelitian di atas adalah disiplin ilmu

sosial sedangkan obyek penelitian ini adalah novel Negeri Lima Menara.

C. Kerangka Berfikir

Karya sastra merupakan satu bentuk kebudayaan, sehingga tidak dapat

dipisahkan dari lingkungan yang telah membentuknya. Salah satu bentuk karya

sastra adalah novel. Novel merupakan cerminan keadaan sosial dari kurun waktu

tertentu. Novel berbicara mengenai manusia dan kemanusiaan. Di dalam novel

terkandung fenomena-fenomena sosial yang ditampilkan oleh pengarang. Oleh

karena itu kehadiran karya sastra tidak dapat terlepas dari situasi dan kondisi

sosial masyarakat.

Page 115: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Analisis Sosiologi Sastra

dan Nilai Pendidikan dalam Novel Negeri Lima Menara Karya Ahmad Fuadi”.

Dengan menggunakan Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi sebagai

objek penelitian, penulis akan mengkaji novel tersebut dengan sosiologi sastra.

Penulis berupaya mendeskripsikan pandangan pengarang terhadap Pondok

Madani dalam Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi, aspek sosial

budaya yang terdapat dalam Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi, dan Nilai

pendidikan dalam Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Setelah ketiga

rumusan dianalisis barulah ditarik simpulan. Untuk lebih jelasnya, alur kerangka

berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut,

Page 116: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 1: Alur kerangka berpikir

Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi

Pandangan pengarang terhadap Pondok Madani dalam Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi

Aspek sosial budaya yang terdapat Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi

Nilai-nilai Pendidikan

Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad

Fuadi

Totalitas Makan Novel

Pendekatan Sosiologi Sastra

Page 117: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

101

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data dokumen

berupa novel yaitu novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi sebagai objek

penelitiannya, maka penelitian ini berupa kajian novel, maka objek kajian

penelitiannya adalah novel itu sendiri. Adapun rincian penelitian ini tidak

terpancang waktu dan tempat. Waktu dan pelaksanaan jenis kegiatan dalam

penelitian ini dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 1. Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

NO Waktu

Kegiatan

Bulan

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6

1. Persiapan xx

2. Pembuatan Proposal

xx

3. Revisi Proposal xx

4. Pengumpulan Data xx xx

5. Pengolahan dan Analisis

Data

xx x

6. Penyusunan Laporan hasil

penelitian

xxxx xx

7. Revisi Laporan Hasil

Penelitian

xx xx

Page 118: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode kualitatif

deskriptif menurut H.B Sutopo (2002 : 40) menjelaskan bahwa:

Penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat tau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar sajian angka atau frekuensi. Penelitian menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna mendukung penyajian data. Oleh karena itu penelitian kualitatif secara umum sering disebut sebagai pendekatan kualitatif deskripsi. Penelitian ini akan mendeskripsikan pandangan pengarang Ahmad Fuadi

terhadap karya sastranya yaitu novel Negeri Lima Menara. Aspek sosial budaya

yang terjadi dalam novel Negeri Lima Menara dan Nilai-nilai pendidikan dalam

novel Negeri Lima Menara .

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data atau informasi penting yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian

ini berupa data kualitatif yang berwujud ungkapan atau kalimat yang ada dalam

novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi.

Adapun data yang dikumpulkan harus sesuai dengan pendekatan sosiologi

sastra yang memfokuskan diri pada data:

a. Data pandangan pengarang terhadap isi novelnya. Pengarang dibicarakan

terlebih dahulu dengan anggapan bahwa pengarang adalah kunci penentu

tentang apa dan bagaimana aspek sosial budaya dimanfaatkan;

b. Data sosial budaya yang ada dalam novel Negeri Lima Menara;

Page 119: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

c. Data nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel Negeri Lima Menara;

2. Sumber Data

Sumber data penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian sebagai

berikut:

a. Dokumen berupa bahan tertulis yaitu isi novel Negeri Lima Menara karya

Ahmad Fuadi diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2009, tebal

423 halaman.

b. Narasumber atau informan berupa manusia yang memiliki informasi terkait:

Nama : Ahmad Fuadi

Tempat/Tgl Lahir : Bukittinggi, 1972

Alamat : Bintaro, Jakarta

Keterangan : Penulis Novel Negeri Lima Menara

D. Teknik Cuplikan (Sampling)

Sutopo (2002 : 55) mengatakan bahwa teknik cuplikan merupakan suatu

bentuk khusus atau proses bagi pemusatan sumber data dalam penelitian yang

mengarah pada seleksi dari sifatnya yang internal tersebut mengarah pada

kemungkinan generalisasi teoritis). Oleh karena itu pada penelitian ini

menggunakan teknik cuplikan purposive sampling yaitu:

Sumber data yang digunakan di sini tidak sebagai sumber data yang mewakili populasinya tetapi seperti telah disebutkan di depan, lebih cenderung mewakili informasinya...., dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasyalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002:56).

Page 120: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Penelitian ini mencuplik bagian-bagian dalam novel Negeri Lima Menara

karya Ahmad Fuadi yang mewaili informasi penting agar bisa digunakan untuk

analisis. Selain itu, juga mencuplik bagian buku dan internet yang bisa

memberikan informasi penunjang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan selama pengumpulan data yaitu teknik interaktif

meliputi wawancara dan teknik noninteraktif meliputi mancatat dokumen atau

arsip (content analysis).

1. Melakukan Wawancara

Wawanacara dilakukan secara tidak terstruktur kerena peneliti merasa

tidak tahu mengeni apa yang terjadi sebenarnya dan ingin menggali informasi

secara mendalam dan lengkap dari narasumbernya (Sutopo, 2002:59). Wawancara

berlangsung melalui email dengan pengarang novel Negeri Lima Menara yaitu

Ahmad Fuadi. Hasil wawancara dilampirkan di lampiran halaman 202.

2. Mengkaji Dokumen dan Arsip (content analisys)

Sumber data yang berupa arsip dan dokumen biasanya merupakan data

pokok dalam penelitian historis, terutama untuk mendukukung proses interprestasi

dari setiap peristiwa yang diteliti. Dokumen yang ditemukan wajib dikaji

kebenarannya, baik secara eksternal (kritik eksternal) yang berkaitan dengan

kaslian dokumen, dan juga secara internal (kritik internal) yang berkaitan dengan

kebenaran isi dokumen atau pernyataan yang ada (Sutopo, 2002:70). Pengkajian

Page 121: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

dokumen tersebut dilakukan dengan teknik analisis isi (content analisys). Langkah

kerjanya adalah:

a. Menentukan teks yang dipakai sebagai objek penelitian, yaitu novel Negeri

Lima Menara (2009) karya Ahmad Fuadi.

b. Melakukan dua tahap pembacaan sastra, heuristik dan hermeneutik. Membaca

novel Negeri Lima Menara dan sumber-sumber tertulis lainnya.

1) Teknik simak, yakni melakukan penyimakan secara cermat, terarah dan

teliti terhadap data primer yaitu novel Negeri Lima Menara. Data

sekunder berupa buku, jurnal, dan artikel dalam rangka memperoleh data

tentang pandangan pengarang, sosial budaya dan nilai-nilai pendidikan.

Teknik simak dilakukan dengan cara berulang-ulang sambil memberi

tanda-tanda khusus pada data yang diperlukan.

2) Teknik catat, hasil penyimakan terhadap data ditampung dan dicatat untuk

digunakan dalam penyusunan laporan.

F. Uji Validitas Data

Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakkan validitas triangulasi

teori. TriangguIasi merupakan teknik yang didasari poIa piker fenomenoIogi yang

bersifat muItiperspektif Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap,

diperlukan tidak hanya satu cara pandang (Sutopo. 2002: 92). Sedangkan teknik

trianggulasi yang digunakan adalah:

1) Trianggulasi Sumber atau Trianggualsi Data. Cara ini mengarahkan agar di

Page 122: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

dalam mengumpulkan data, wajib mengggunakan beragam sumber data yang

berbeda-beda. Sumber data yang digunakan dalam peneIitian terdiri dari dua

sumber data yang berbeda. Yaitu:

(a) sumber yang berupa dokumen atau arsip dari buku-buku ilmiah, jurnal

ilmiah, artikel yang berbeda,dianalisis dengan metode content analysis;

(b) informan atau narasurnber (rnanusia) dijaring dengan cara

wawancara mendalam secara tertulis. Narasumber tersebut yaitu:

Pengarang Ahmad Fuadi berkedudukan di Jakarta dengan email

[email protected]

2) Trianggulasi Teori.

TriangguIasi jenis ini dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari

satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji, (Sutopo, 2002: 9~;).

Ada beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) teori

pengkajian sastra; (2) teori sosiologi; dan (3) teori sosiologi

3) Trianggulasi Metode. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan

data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan

data yang berbeda, (Sutopo, 2002:95). Yaitu:

a. Dokumen atau arsip novel Negeri Lima Menara;

b. Wawancara melalui email dengan narasumber Ahmad Fuadi

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian

karena dengan menganalisis data yang diteliti akan dapat diketahui makna atau

Page 123: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

jawaban pemecahan masalahnya. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy J.

Moleong (2010: 248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, menyintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain. Adapun teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif, seperti yang

dikemukakan oleh Matthew B. Miles & A. Michael Huberman (1992 :20), yang

terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan

simpulan atau verifikasi. Aktivitas ketiga komponen itu dilakukan dalam bentuk

interaktif dengan proses pengumpulan data. Langkah-langkah di dalam analisis

data tersebut dapat dilihat di dalam bagan berikut ini

Gambar 2. Bagan Model Interaktif Miles & Huberman (1992 :20)

1. Reduksi Data

Data dikumpulkan dari dokumen dan arsip, serta hasil wawancara. Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan kesimpulan

Pengumpulan Data

Page 124: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

tersebut direduksi, diidentifikasi untuk mendapatkan hal yang pokok. Identifikasi

difokuskan padahal yang terpenting terkait dengan focus dan masalah penelitian.

Data dikoding, kemudian dimaknai, dicari terna atau polanya (melalui proses

penyuntingan dan pemberiankode). Reduksi data dilakukan terus menerus selama

proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini data disederhanakan, yang tidak

diperlukan disortir untuk rnemberi kemudahan dalam penarnpilan, penyajian,

serta untuk menarik kesimpulan sementara.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan

data dari dokumen dan arsif berupa novel Negeri Lima Menara, melakukan studi

pustaka dari buku-buku yang relevan, internet. Data dikumpul juga dari hasil

wawancara dengan narasumber yaitu pengarang novel.

Data yang diperoleh di atas direduksi, dipilih hal-hal pokoksaja yang

terkait dengan permasalahan. Yaitu, tentang pandangan pengarang, sosial budaya

nilai-nilaipendidikan dan kualitas novel.Data tersebut dikoding, dikelompokan,

dimaknai dan dihubung-hubungkan supaya mendapatkan relevansi antara data

yang diperoleh dengan permasalahan. Hasil wawancara untuk mendukung teori

dan mendapatkan sirnpulan yang benar terhadap data dokumen.

2. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mudah untuk dapat

melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data

penelitian.Data-data dikelompokan dan disusun sesuai dengan rumusan masalah

yang telah ditentukan sebelumnya. Termasuk kesimpulan- kesimpulan sementara

diperoleh padawaktu data direduksi. Data tentang pandangan pengarang, sosial

Page 125: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

budaya, nilai-nilai pendidikan dan kualitas novel ditayangkan.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian

dilakukan. Sejak pertama proses pengumpulan data, mulai menganalisis dan

mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari polatema, hubungan

persarnaan, hipotesis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesirnpulan yang

masih bersifat tentatife.

Dalam tahapan penarikan sirnpulan dari katagori-katagori data yang telah

direduksi dan disajikan untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir rnampu

menjawab permasalahan yang dihadapi. Bertambahnya data melalui verifikasi

secara terus menerus, akan diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded.

Simpulan disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas.

Bila simpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan data

dalam reduksi maupun sajian datanya, maka wajib kembali melakukan kegiatan

pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang

telah dikembangkannya dan juga sebagai usaha bagi pendalarnan data, (Sutopo,

2002: 120).

Dalam model tersebut ketiga komponen analisis berjalan bersamaan pada

waktu kegiatan pengumpulan data. Begitu penyusunan catatan lapangan lengkap,

reduksi data segera dibuat, dan seterusnya dengan pengembangan bentuk susunan

sajian data yang bersifat sementara, (Sutopo, 2002 : 121).

Sebagai upaya yang berkelanjutan, berulang dan terus-rnenerus. Masalah

reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasi menjadi gambaran

Page 126: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

keberhasilan. Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan sebagai

sesuatu yang jalin-rnenjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan

data, (Miles &Huberman, 1992 : 19-20).

Selain analisis di atas, digunakan juga analisis data dengan metode

induktif dengan langkah menelaah terhadap fakta-fakta yang khusus, Pemyataan

yang khusus, dan peristiwa yang kongret. Kemudian digeneralisasi untuk

mendapat kesimpulan secara umum. Membaca peristiwa-peristiwa khusus tentang

sosial budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam novel Negeri Lima Menara,

kemudian dihubungkan dengan kejadian-kejadian umum dalam kehidupan nyata

secara umum.

H. Prosedur Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, prosedur penelitian yang peneliti

lakukan meliputi beberapa tahap sesuai arahan Lexy J. Moleong (2010: 247-268)

sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, dengan langkah:

a. Menentukan objek yang akan dipakai sebagai bahan penelitian, yaitu novel

Negeri Lima Menara karyaAhmad Fuadi (2009);

b. Mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang mendukung kegiatan

penelitian, meliputi buku-buku referensi dan artikeI-artikel sastra yang

menunjang penelitian.

2. Melakukan dua tahap pembacaan sastra, yaitu pembacaan heuristik dan

hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah tahap orientasi untuk memperoleh

Page 127: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

gambaran umum ataue ksplorasi awal terhadap objek yang diteliti.

Pembacaan hermeneutika dalah tahap eksplorasi fokus.

3. Menganalisis objek penelitian dengan mendaftar wacana-wacana tentang

sosial budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam novel Negeri Lima

Menara;

4. Data direduksi. Reduksi data dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi.

Pernyataan-pernyataan perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya:

a. Susun dalam satua-satuan, dan dibuat penjelasan secara deskriptif pada

masing-masing data yang diperoleh berdasarkan teori yang ada;

b. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan;

c. Kategori-kategori dibuat sambil melakukan koding atau penafsiran data;

d. Mengaitkan dengan realitas atau teks yang saling berlawanan dan

kontradisi dalam novel;

e. Mensejajarkan dan membandingkan dengan wacana-wacana atau realitas

di luar teks novel sebagai upaya intertekstual.

f. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data;

g. Memakai teori sosiologi sastra Rene Wellek dalam mengkaji novel

Negeri Lima Menara.

5. Penyajian data, data disajikan berdasarkan hasil penelitian dan perumusan

masalah.

6. Penarikan simpulan secara deskripsi;

7. Tahap pengecekan keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan penelitian yang

ada terutama mengadakan tringulasi, pengecekan anggota dan auditing yang

Page 128: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam mengungkapkan

fakta atau interpretasi.

Berdasarkan model analisis interaktif, tetap bergerak di antara tiga dengan

proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.

Kemudian sesudah pengumpulan data berakhir, bergerak di antara tiga komponen

analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa. Reduksi data selalu

dilakukan, bila simpulan dirasa kurang, maka data kembali dikumpulkan

kemasalah lebih fokus untuk mencari pendukung simpulan yang telah

dikembangkan dan juga sebagai usaha pendalaman data.

Page 129: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pandangan Pengarang Terhadap Pondok Madani dalam Novel Negeri

Lima Menara Karya Ahmad Fuadi

Ahmad Fuadi lahir di Bayur, di sebuah kampung yang kecil. Kampung itu

terletak di Danau Minanjau. A. Fuadi lahir pada tanggal 30 Desember 1972. Fuadi

menulis novel ini terinspirasi oleh pengalaman pribadi ketika menempuh

pendidikan. Pendidikan di Pondok Gontor memberikan kenikmatan yang

mencerahkan kehidupan. Semua tokoh dalam novel Negeri Lima Menara

terinspirasi oleh sosok asli. Karakter yang ada dalam tokoh, juga merupakan

gabungan dari beberapa karakter yang sebenarnya.

Pandangan Ahmad Fuadi terhadap Pondok Madani dalam novel Negeri

Lima Menara, merupakan tempat yang mengajarkan tentang kehidupan yang

percaya dan bertakwa terhadap Tuhan. Selain itu pengarang juga berpandangan

bahwa Pondok Madani merupakan tempat untuk membentuk karakter seseorang

dan menjadikan manusia berwawasan luas.

Murid Pondok Madani dibekali dengan iman yang kuat, pintar dan

berkarakter tersebut, tidak terlepas dari pendidik Pondok. Pengajar Pondok

Madani sebagian besar adalah lulusan Inggris dan Mesir. Menurut Ahmad Fuadi,

kyai Pondok Madani tidak hanya mengajarkan agama. Belajar agama dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan membaca buku, pengajian,

113

Page 130: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

atau lewat internet. Pondok Pesantren adalah tempat belajar kehidupan secara

total. Artinya belajar mengenai kehidupan yang nantinya akan diterapkan dalam

masyarakat.

Di Pondok Madani, murid belajar dengan pembiasaan yang baik dan

teratur selama 24 jam. Selama 24 jam tersebut semua aktivitas dipantau oleh para

kyai. Kegiatan di Pondok Madani antara lain belajar cara belajar (learn how to

learn), etos kerja sampai tujuan hidup. Di Pondok Madani juga diwajibkan untuk

menulis karangan sebanyak tiga kali dalam seminggu dan menulis teks pidato

dalam tiga bahasa. Semua kegiatan tersebut dipantau dan diperiksa oleh kyai

dengat ketat.

Menurut Ahmad Fuadi pembiasaan positif tersebut memudahkannya

menulis sampai sekarang. Menulis perlu etos kerja yang keras dan kejernihan visi

tentang hidup. Selain hal tersebut, dengan adanya pembiasaan yang positif Ahmad

Fuadi mendapatkan beberapa beasiswa ke luar negeri. Hal itu terjadi karena

adanya semangat dan motifasi yang diajarkan di Pondok Madani. Kesempatan

Ahmad Fuadi untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri antara lain di Inggris,

London, Amerika Serikat dan singapura.

Ahmad Fuadi memang tidak salah pilih bersekolah di Pondok Madani.

Selain penjelasan di atas, Pondok Madani juga merupakan tempat membentuk

anak muda dengan totalitas pendidikan yang iklas. Artinya, pengajar di pondok

Madani memberikan pendidikan yang mengajarkan keikhlasan. Selain itu kyai

Pondok Madani memberikan ilmu yang dimiliki dengan ikhlas dan hanya

Page 131: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

mengharapkan pahala dari Allah. Ahmad Fuadi sangat beruntung bisa masuk ke

Pondok Madani.

Pondok Madani juga memberikan bekal hidup bagi anak didiknya. Bekal

tersebut antara lain bekal untuk mengarungi hidup. Dimana kehidupan itu

terkadang senang dan susah. Bekal tersebut tertanam di dalam pikiran dan hati.

Bekal itu berupa ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama.

Keduanya saling berjalan beriringan untuk mengarungi kehidupan. Namun,

penanaman dan penerapan bekal setiap individu di Pondok Madani itu berbeda-

beda.

Selanjutnya pandangan Ahmad Fuadi terhadap Pondok Madani adalah

kepercayaan Pondok yang mengharuskan murid pondok menggunakan bahasa

asing selama 24 jam. Bahasa asing tersebut adalah bahasa Arab dan bahasa

Inggris. Setiap murid diwajibkan menggunakan bahasa asing dengan harapan agar

semua murid bisa berbahasa asing dengan lancar. Dimana bahasa asing

merupakan kunci utama untuk menjelajah dunia.

Semua dapat dilakukan dan didapat oleh Ahmad Fuadi berkat semangat,

motivasi, kesungguhan, doa dan kerja keras. Salah satunya adalah motivasi yang

diajarkan di Pondok Madani. Motivasi tersebut adalah man jadda wajadda artinya

siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Menurut pandangan

pengarang man jadda wajadda harus diimbangi dengan usaha keras. Setiap

keberhasilan pasti ada jaranya. Jarak tersebut tidak bisa ditentukan berapa

lamanya. Jarak tersebut harus diisi dengan kesabaran. Man jadda wajadda saja

Page 132: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

tidak cukup, tetapi harus dilengkapi dengan man shabara zhafira artinya siapa

yang sabar akan beruntung.

2. Aspek Sosial Budaya yang Terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara

Karya Ahmad Fuadi

Aspek sosial budaya yang terdapat dalam sebuah novel Negeri Lima

Menara yang mendasari sebuah cerita rekaan. Menurut para ahli memandang

bahwa karya sastra sebagai dokumen sosial budaya. Menurut Koentjaraningrat

(2000: 9) kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus

dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari budi dan karyanya itu.

Sementara itu, Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai

komponen atau unsur kebudayaan antara lain C. Kluckhohn dalam bukunya

Universal Categories of Culture membahas kerangka-kerangka kebudayaan yang

kemudian dijadikan kerangka umum. Berdasarkan itu pulalah, Koentjaraningrat

(dalam P. Hariyono, 2009: 38 dan Mg. Sri Wijiyati, 2007: 133) memaparkan tujuh

unsur kebudayaan sebagai berikut: (1) sistem religi; (2) sistem kemasyarakatan

atau organisasi sosial; (3) sistem pengetahuan; (4) bahasa; (5) kesenian; (6) sistem

mata pencaharian hidup; dan (7) sistem peralatan hidup atau teknologi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sosial budaya yang terdapat dalam novel

Negeri Lima Menara adalah sistem religi, sistem kemasyarakan atau komunikasi

sosial, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan

sistem peralatan hidup dan teknologi.

Page 133: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

a. Sistem Religi

1) Sistem Kepercayaan

Masyarakat Minang merupakan pemeluk agama islam. Apabila ada

masyarakat yang keluar dari agama islam (murtad), secara langsung yang

bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya

disebut "dibuang sepanjang adat". Kedatangan Haji Miskin, Haji Sumanik dan

Haji Piobang dari Mekkah sekitar tahun 1803, memainkan peranan penting dalam

penegakan hukum Islam di pedalaman Minangkabau. Walau di saat bersamaan

muncul tantangan dari masyarakat setempat yang masih terbiasa dalam tradisi

adat, dan puncak dari konflik ini muncul Perang Padri sebelum akhirnya muncul

kesadaran bersama bahwa Adat berazaskan Al-Qur'an.

Amak Alif menganjurkan Alif untuk masuk ke Pondok, Amak percaya

bahwa Alif akan menjadi pemimpin agama yang hebat. Bagaimanapun juga garis

keturunan Amaak adalah garis keturunan ulama. Alif tidak mau melanjutkan

sekolah ke pondok. Alif ingin melanjutkan ke SMA dan kuliah agar bisa seperti

Habibie. Amaak tetap tidak mengijinkan karena bersekolah di SMA

membutuhkan uang yang banyak. hal ini sesuai kutipan dalam novel:

Tapi aku tidak ingin…

Waang anak pandai dan berbakat. Waang akan jadi pemimpin umat yang besar. Apalagi waang punya darah ulama dari dua kakekmu.(AHMAD FUADI, 2011 : 9)

Page 134: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Sementara itu, Alif bersedia bersekolah di pondok. Namun pondok yang

dipilih adalah Pondok Madani di Jawa Timur. Pelajaran agama di pondok dapat

dilakukan setiap saat. Hal ini terungkap dalam novel sebagai berikut:

“Terima kasih atas pertanyaannya Pak. Menurut Kyai kami, pendidikan PM tidak membedakan agama dan non agama. Semuanya satu dan semuanya berhubungan. Agama langsung dipraktekkan dalam kegiatan sehari-hari. Di Madani, agama adalah oksigen, dia ada dimana-mana,” Jelas Burhan lancar. (AHMAD FUADI, 2011 : 35)

Pendidikan agama di Pondok Madani tidak mengenal waktu. Setiap saat

agama selalu diajarkan di pondok. Kiai di pondok membuat aturan agama harus

diajarkan setiap saat. Di sela-sela pelajaran umum juga diberikan materi agama.

Hal ini sesuai dengan pertanyaan dari bapak Alif. Bahwa di pondok banyak

dijarkan tentang pelajaran umum, kapan agama akan di ajarkan? Dengan senang

hati pemandu pondok menjelaskan bahwa agama di pondok diajarkan setiap

waktu.

Pendidikan agama islam dalam novel ini sangat kental sekali. Setiap detail

diceritakan dengan sanagat menarik. Ini menandakan bahwa ajaran di pondok

memang sangat ketat. Apalagi soal agama islam. Di pondok waktu sholat memang

segala aktifitas harus dihentikan. Semua harus datang ke masjid pada waktu sholat

Magrib. Namun, untuk sholat lainnya dilakukan di kamar masing-masing. Hal ini

dilakukan untuk melatih murid agar bisa menjadi imam bagi orang lain. Hal ini

sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Shalat Magrib di masjid jami` dihadiri seluruh penduduk sekolah. Karena hampir semua orang hadir, kecuali yang sakit atau pura-pura sakit, waktu seperempat jam setelah shalat dimanfaatkan untuk memberikan maklumat penting bagi semua warga. Kismul I`lam, bagian yang khusus mengurusi

Page 135: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

pengumuman tampil di depan jamaah. Ditemani secarik kertas dan kepercayaan diri, mereka membacakan pengumuman. (AHMAD FUADI, 2011 : 70)

Kami termenung-menung meresapi pesan yang menggugah ini. Awan-awan sumber khayal kami sekarang berganti warna menjadi merah terang, seiring dengan merapatnya matahari ke peraduannya. Lonceng berdentang, waktunya kami ke masjid menunaikan Maghrib. (AHMAD FUADI, 2011 : 211)

Untuk sholat isya, subuh, dhuhur, ashar dan sholat sunah dilakukan di

kamar sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sistem religi dalam novel tersebut

sangat menonjol. Shalat malam biasa Alif dan kawan-kawan kerjakan. Shalat dan

berdoa merupakan usaha yang dilakukan agar semua pekerjaan dan kesulitan

dalam belajar bisa teratasi. Hanya kepada Tuhanlah semua memohon dan

meminta bantuan. Semua itu dilakukan dengan khusuk dan ikhlas. Hal ini sesuai

dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Aku membentang sajadah dan melakukan shalat Tahajud. Di akhir rakaat, aku benamkan ke sajadah sebuah sujud yang panjang dan dalam. Aku coba memusatkan perhatian kepadaNya dan menghilang selainNya. Pelan-pelan aku merasa badanku semakin mengecil dan mengecil dan mengkerut hanya menjadi setitik debu yang melayang-layang di semesta luas yang diciptakanNYa. Betapa keci dan tidak berartinya didiku, dan betapa luas kekuasanNya. Dengan segala kerendahan hati, aku bisikkan doaku.

“Ya Allah, hamba datang mengadu kepadaMu dengan hati rusuh dan berharap. Ujian pelajaran Muthala`ah tinggal besok, tapi aku belum siap dan belum hapal pelajaran. HambaMu ini datang meminta kelapangan pikiran dan kemudahan untuk mendapat ilmu dan bisa menghapal dan lulus ujian dengan baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar terhadap doa hamba yang kesulitan. Amiiinnn”.

Alhamdulillah, selesai tahajud badanku terasa lebih enteng dan segar. Aku siap sahirul lail, belajar keras dini hari sampai subuh. Dengan setumpuk buku di tangan, sarung melilit leher dan sebuah sajadah, aku bergabung dengan para pelajar malam lainnya di teras asrama. Ada belasan orang yang sudah lebih dulu membuka buku pelajaran di tengah malam buta ini. Ada yang bersila, ada yang berselonjor, ada yang menopang punggungnya dengan dinding, dengan bermacam gaya. Tapi semuanya sama: mulut komat-kamit, buku terbuka di tangan, sarung melilit leher, segelas kopi

Page 136: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dan duduk diatas hamparan sajadah. Sekilas mereka seperti sedang naik permadani terbang. (AHMAD FUADI, 2011 : 197-198)

Dengan sholat tahajud badan juga terasa ringan dan segar. Apalagi

menjelang ujian, banyak murid yang melakukan doa malam dan belajar malam.

Sungguh hal yang jarang dilaukan oleh orang awam.

2) Sistem Nilai dan Pandangan Hidup

Pandangan hidup yang terungkap dalam novel Negeri Lima Menara

adalah kata mujarab yang sampaikan oleh Ustad Salman. Kata mujarab yang

memikat semua orang tersebut adalah Man Jadda Wajada. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel seperti di bawah ini:

Man jadda wajada : sepotong kata asing ini bak mantera ajaib yang ampuh bekerja. Dalam hitungan beberapa helaan napas saja, kami bagai tersengat ribuan tawon. Kami tiga puluh anak tanggung, menjerit balik, tidak mau kalah kenceng.

“Man jadda wajada!”

Berkali-kali, berulang-ulang, sampai tenggorokan panas dan suara serak. Ingar bingar ini berdesibel tinggi. Telingaku panas dan berdenging-denging sementara wajah kami merah padam memfosir tenaga. Kaca jendela yang tipis sampai bergetar-getar disebelahku. Bahkan, meja kayuku pun berkilat-kilat basah, kuyup oleh liur yang ikut berloncatan setiap berteriak lantang.

Tapi kami tahu, mata laki-laki kurus yang enerjik ini tidak dimuati aura jahat. Dia dengan royal membagi energi positif yang sangat besar dan meletup-letup. Kami tersengat menikatinya. Seperti sumbu kecil terpecik api, mulai terbakar, membesar, dan terang!

Dengan wajah berseri-seri dan senyum senti menyilang di wajahnya, laki-laki ini hilir mudik diantara bangku-bangku murid baru, mengulang-ulang mantera ajaib ini di depan kami bertiga puluh. Setiap dia berteriak, kami menyela balik dengan kata yang sama man jadda wajada. Mantera ajaib berbahasa Arab ini bermakna tegas: “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil!!”. (AHMAD FUADI, 2011 : 40-41)

Page 137: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Kata-kata mujarab man jadda wajada artinya bahwa siapa yang

bersungguh-sungguh akan berhasil. Kata itulah yang pertama kali diberikan

kepada murid baru. Man jadda wajada diberikan kepada murid baru untuk

memotivasi. Bahkan kata-kata itu diucapkan berkali-kali sampai melekat di dalam

hati. Bahwa segala sesuatu itu apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh akan

membuahkan hasil.

Setiap kelas, setiap mulut berlomba-lomba menyuarakan man jadda

wajada dengan lantang. Bahkan suara itu sampai membahana ke Ponorogo.

Hampir satu jam perlombaan menyuarakan man jadda wajada itu dilakukan.

Namun, tak satupun dari murid yang protes. Justru kata itulah sampai sekarang

tetap terpatri di dalam hati dan jiwa setiap murid. Walaupun sudah keluar dari

pondok man jadda wajada tetap membahana keliang telinga setiap orang. Hal ini

terlihat terlihat dalam kutipan novel sebagai berikut:

Selain kelas kami, puluhan kelas lain juga demikian. Masing-masing dikomandoi seorang kondaktur yang energik, menyalakan “man jadda wajada”. Hampir satu jam non stop, kalimat ini bersahut-sahutan dan bertalu-talu. Koor ini bergelombang seperti guruh di musim hujan, menyesaki udara pagi di sebuah desa terpencil di udik Ponorogo.

Inilah pelajaran hari pertama kami di PM. Kata mutiara sederhana tapi kuat. Yang menjadi kompas kehidupan kami kelak. (AHMAD FUADI, 2011 : 41)

“Man jadda wajada,” teriakku pada diri sendiri. Sepotong syair Arab yang diajarkan di hari pertama masuk kelas membakar tekadku. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. (AHMAD FUADI, 2011 : 82)

Rumus man jadda wajada terbukti mujarab. Kesungguhanku segera dibalas kontan. (AHMAD FUADI, 2011 : 82)

Page 138: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Siapapun yang meresapi dan melaksanakan kata man jadda wajada

dengan sungguh-sungguh. Maka, usahanya itu akan segera di balas kebaikan oleh

Tuhan. Hal itu dilakukan oleh Alif sekaligus pengarang novel tersebut. Alif

dengan sungguh-sungguh berdoa dan berusaha. Usaha tersebut tidak sia-sia. Alif

mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, semua itu tidak terlepas dari suratan

takdir Allah SWT.

3) Komunikasi Keagamaan

Komunikasi keagamaan juga terdapat dalam novel Negeri Lima Menara.

Komunikasi keagamaan ini terjadi ketika Alif, Atang dan Baso berlibur ke rumah

Atang di Bandung. Komunikasi keagamaan yang terdapat dalam kutipan novel ini

adalah komunikasi keagamaan berupa dakwah. Dahwah itu dilakukan di masjid

Universitas Unpad Bandung. Hal tersebut sesuai dengan pesan Kiai Rais. Bahwa

dinamapun kalian berada sampaikan kebaikan atau nasehat walaupun hanya satu

ayat. Kiai Rais adalah pimpinan Pondok Madani. Kutipan dalam novel tersebut

adalah sebagai berikut:

“Silakan gunakan liburan untuk berjalan, melihat alam dan masyarakat di sekitar kalian. Dimana pun dan kapanpun, kalian adalah murid PM. Sampaikanlah kebaikan dan nasehat walau satu ayat”, begitu pesan singkat Kiai Rais di acara melepas libur minggu lalu. Kesempatan seperti yang disampaikan Atang adalah pelajari di luar PM, menjalanan amanah Kiai Rais dan melaksanakan ajaran Nabi Muhammad, Billighual anni walau aayah. Sampaikanlah sesuatu dariku, walau hanya sepotong ayat. (AHMAD FUADI, 2011 : 219)

Undangan dari Universitas Unpad sudah diterima Atang. Undangan

tersebut berisi tentang permintaan mengisi dahwah setelah sholat Ashar di masjid

Universitas Unpad. Mulanya Atang, Alif dan Baso tercengang melihat banyaknya

Page 139: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

jamaah yang ada di masjid tersebut. Tetapi, karena pendidikan di Pondok Madani

yang sangat ketat dan berkualitas tinggi. Hal itu bisa di tepis oleh ketiga orang

tersebut. Dengan semangat yang tinggi, ketiganya membawakan dahwah dengan

tiga bahasa. Bahasa Indonesia, bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Jamaah yang ada

di masjid itu terkagum-kagum dengan dahwah Atang, Alif dan Baso. Semuanya

sungguh sangat bagus. Hal itu sesuai dengan kutipan pada novel tersebut sebagai

berikut:

Seperti undangan yang diterima Atang, kami datang ke Masjid Unpad sebelum Ashar. Diluar dugaan, shalat Ashar berjamaah di masjid kampus ini penuh. Aku sempat agak grogi melihat jamaah yang beragam, mulai dari mahasiswa, dosen, masyarakat umum dan terutama para mahasiswa yang manis-manis.tapi begitu aku tampil di mimbar membawakan pidato bahasa Inggris favoritku yang berjudul “How Islam Solves Our Problems”, pelan-pelan grogiku menguap. Semua teks pidato dan potongan dalil masih aku hafal dengan baik. (AHMAD FUADI, 2011 : 220)

b. Sistem Kemasyarakatan atau Komunikasi Sosial

1) Kekerabatan

Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan

identitas masyarakat Minang. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal

dengan Samande (se-ibu). Sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat

dengan nama Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga.

Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa

sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam

menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh

kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak

Page 140: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

ibu), dan penghulu (kepala suku). Matrilineal tetap dipertahankan masyarakat

Minangkabau sampai sekarang walau hanya diajarkan secara turun temurun dan

tidak ada sanksi adat yang diberikan kepada yang tidak menjalankan sistem

kekerabatan tersebut.

Hal tersebut sesuai dengan tokoh Amaak. Amaak menyarankan Alif agar

bersekolah di Pondok Pesantren. Semua keputusan tersebut berada di tangan

Amaak. Sedangkan ayah hanya diam dan menuruti keputusan Amaak. Hal ini

sesuai dengan kutipan dalam novel Negeri Lima menara sebagai berikut:

“Amak ingin anak laki-lakiku menjadi seorang pemimpin agama yang hebat dengan pengetahuan yang luas. Seperti Biaya Hamka yang sekampung dengan kita itu. Melakukan amar ma`ruf nahi munkar, mengajak orang kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran,” kata Amak pelan-pelan.

Beliau berhenti sebentar untuk menarik napas. Aku cuma mendengarkan. Kepalaku kini terasa melayang.

Setelah menenangkan diri sejenak dan menghela nafas panjang, Amak meneruskan dengan suara gemetar.

“Jadi Amak minta dengan sangat waang tidak masuk SMA. Bukan karena uang tapi supaya ada bibit unggul yang masuk madrasah aliyah” (AHMAD FUADI, 2011 : 8)

Dalam kutipan di atas, Amak memegang peranan penting di dalam

keluarga. Amak yang memutuskan segala segala sesuatu yang ada di keluarga.

Ayah Alif hanya berperan sebagai tamu dalam keluarga. Amak yang berbicara

kepada Alif. Amak berharap Alif bersedia untuk melanjutkan sekolah ke

madrasah aliyah atau sering disebut sebagai pondok pesantren.

Page 141: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

2) Asosiasi dan Perkumpulan

Asosiasi dan perkumpulan yang terdapat dalan Novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi ini berupa asosiasi persahatan sahibul menara di

manara masjid yang dilakukan setiap sore menjelang maghrib. Sahibul menara

berasal dari bahasa Arab. Kata Sahibul kerab digunakan untuk menyatakan

kepunyaan. Sahibul menara itu terdiri dari Alif, Baso, Atang, Said, Raja dan

Dulmajid. Kutipan dalam novel antara lain sebagai berikut:

Setelah termenung beberapa lama, Said berteriak.

“Aku tahu di mana kita bisa berkumpul tanpa diganggu dan tempatnya dekat dengan masjid. Yuk !” kata dia langsung berjalan cepat dan memaksa kami ikut.

........................................................................................................................

Kami sepakat, kaki menara ini tempat yang sangat cocok untuk berkumpul. Pertama, dekat dengan masjid, kapanpun lonceng shalat berbunyi, kami tinggal berjalan sedikit langsung sampai di masjid. Kedua, relatif tidak terpantau para petugas keamanan yang terlalu sibuk menyatroni asrama demi asrama. Semen berundak ini cukup tersembunyi karena di tutupi taman, sementara kami bisa memantau keadaan PM melalui sela-sela dedaunan. Ketiga, tempat ini teduh dan memungkinkan kami berlama-lama, untuk belajar, ngobrol, bahkan tidur-tiduran sambil lurus menatap langit ditemani ujung menara yang lancip mrngkilap.

Di bawah bayangan menara ini kami lewatkan waktu untuk bercerita tentang impian-impian kami, membahas pelajaran tadi siang, ditemani kacang sukro. Bagaikan menara cita-cita kami tinggi menjulang. Kami ingin sampai di puncak-puncak mimpi kalak. (AHMAD FUADI, 2011 : 93-94)

Di menara tersebut merupakan tempat untuk berkumpul. Membahas

pelajaran tadi siang. Membicarakan pelajaran yang sulit, menghafal, diskusi dan

menghayal negara yang diimpikan. Masing-masing anggota sahibul menara

memiliki cita-cita. Cita-cita itu dilukiskan di awan dengan gambar negara sesuai

keinginan masing-masing anggota sahibul menara. Alif ingin melihat awan itu

Page 142: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

sebagai benua Amerika, Raja melihat awan seperti benua Eropa, Atang melihat

awan itu sebagai negara Timur Tengah dan Afrika, Baso lebih suka melihat awan

itu sebagai benua Asia dan Afrika, dan Dulmajid serta Said lebih suka melihat

awan itu tetap sebagai negara Indonesia. Hal ini sesuai dengan kutipan novel

sebagai berikut:

Kini di bawah menara PM, imajinasiku kembali melihat awan-awan ini menjelma menjadi peta dunia. Tepatnya menjadi daratan yang didatangi Columbus sekitar 500 tahun silam: Benua Amerika.

........................................................................................................................

(AHMAD FUADI, 2011 : 207)

Selain perkumpulan sahibul menara di menara masjid, Aula juga

merupakan tempat berkumpul bagi semua murid PM. di aula tersebut sebagian

kegitan di lakukan. Hal itu sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut

Sehabis Isya, murid-murid berbodong-bondong memenuhi aula. Ratusan kursi disusun sampai ke teras untuk menampung tiga ribu orang. Semua orang mengobrol seperti dengungan ribuan tawon transmigrasi. Di panggung duduk berjejer beberapa ustad senior dan kiai. Sebuah tulisan besar menggantung sebagai latar: Pekan Perkenalan Siswa PM. (AHMAD FUADI, 2011 : 48)

Malamnya, semua murid dikumpulkan di aula untuk menyaksikan pembukaan musim ujian oleh Kiai Rais, seakan-akan ujian adalah sebuah hari besar keramat ketiga setelah Idul Adha dan Idul Fitri. (AHMAD FUADI, 2011 : 189-190)

Aku layangkan pandanganku ke aula di seberang Al-Barq. Jam 2 malam, aula ini sudah ramai seperti pasar subuh! Puluhan lampu semprong berkerlap-kerlip di atas setiap meja pasukan sahirul lail. Ketika angin malam berhembus, mata apinya serentak menari-nari seperti kunang. (AHMAD FUADI, 2011 : 198)

Pengumuman kelulusan kita sudah ada, bisa di lihat di aula,” seru Said sebagai ketua angkatan kami berteriak-teriak setelah subuh. Walau masih pegal-pegal dengan perjalanan keliling Jawa Timur kemarin, kami tidak sabar untuk berbondong-bondong ke aula. Walau sudah bertawakal

Page 143: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

sepenuh hati, tetap saja hatiku berdebur-debur ketika melihat pengumuman yang di tempel di aula. (AHMAD FUADI, 2011 : 395)

Aula merupakan tempat untuk perkumpulan murid baru. Di aula tersebut

murid baru di beri amanat, pengumuman dan nasehat yang berkaitan dengan

pendidikan di Pondok Madani. Biasanya para kiai dari Pondok Madani yang

memimpin pertemuan tersebut. Semua murid baru harus mengikuti acara tersebut.

Selain perkumpulan untuk murid bari, aula juga digunakan untuk belajar para

murid ketika akan menghadapi ujian. Semua murid belajar di aula, bahkan aula

diubah menjadi perkemahan masal. Semua itu dilakukan demi ujian. Ujian bagi

Pondok Madni adalah hari yang istimewa selain Hari Idul Fitri dan Idul Adha.

Aula juga digunakan untuk menyampaikan pengumuman kelulusan bagi murid

kelas enam. Hal itu semua dilakukan di aula.

c. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan ini berhubungan dengan tubuh manusia dan hubungan

antar sesama manusia. Sistem pengetahuan yang terkait dengan novel Negeri

Lima menara ini adalah sistem pengetahuan tentang pengetahuan dan sistem

pengetahuan tentang pengajaran di Pondok yang bersifat modern. Hal ini sesuai

dengan kutipan dalam novel Negeri Lima Menara sebagai berikut

Masih segar dalam ingatanku bagaimana senior kelas enam tahun lalu membuat gempar dengan show mereka. Di tengah gelapnya aula, tahu-tahu sesosok tubuh terbang! Benar-benar terbang di atas kepala penonton. Lebih hebat lagi, badannya diliputi api yang menyala-nyala. Ini adegan yang mempersonifikasikan iblis yang melayang-layang siap membakar nafsu manusia. Rahasia efek itu adalah membaluri baju pemadam kebakaran dengan spritus untuk menyulut api, dan mencantolkan baju berisi pemberat ini ke kabel berjalan. Untyuk keamanan, tentu saja tidak ada orang di dalam baju ini. Selama berbulan-bulan, kami tidak bosan

Page 144: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

membahasnya. Kelas enam tahun lalu bahkan disebut “The Fire Maker”. (AHMAD FUADI, 2011 : 338)

Bagi siswa kelas enam di Pondok Madani, diwajibkan menampilkan

sebuah pentas. Pesta itu dihadiri oleh seluruh warga Pondok Madani dan

masyarakat sekitar. Hal ini berhubungan dengan sistem pengetahuan yaitu bahwa

siswa kelas enam tahun lalu berhasil membuat pesta yang luar biasa. Pesta

pertunjukan itu biasa di sebut dengan Class Six Show. Class Six Show yang

ditampilakan senior kelas enam tahun lalu yaitu bercerita tentang iblis yang

melayang-layang di udara. Iblis itu melayang dengan tubuh terbakar oleh api.

Dengan pertunjukan itu, menunjukkan bahwa sistem pengetahuan murid kelas

enam sudah maju dan kreatif. Terbukti dengan menampilkan iblis yang melayang,

digunakan manusia tiruan yang memakai baju pemadam kebakaran. Rahasianya

adalah baju pemadam itu dibalur dengan spiritus untuk menyulut api. Baju itu

diletakan pada kabel berjalan. Sehingga, pertunjukan itu benar-benar seperti

dalam kehidupan nyata.

Sistem pengetahuan lain adalah kelas Alif yang menampilkan pertunjukan

Class Six Show dengan cerita Ibnu Batutah. Class Six Show ini juga spektakuler.

Hal ini terlihat pada kutipan novel yang menceritakan perjalanan Ibnu Batutah

dalam menyebarkan agama islam. Ide itu disampaikan oleh Atang. Ketika Ibnu

Batutah berjalan topan badai, maka penonton juga merasakan angin kencang.

Waktu Ibnu Batutah terkena hujan tropis, penonton juga ikut merasakan basah

karena hujan. Ibnu Batutah edang berjalan menembus kabut Himalaya, maka

penonton juga harus ikut tersesat bersamanya. Hal ini sesuai dengan kutipan dalan

novel sebagai berikut:

Page 145: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

“Aku punya ide,” kata Atang menggebu-gebu, seminggu sebelum hati H. “jadi, kawan-kawan, aku ingin kita membuat teater yang panggungnya tidak terbatas di panggung depan, tapi panggungnya juga ada di tempat duduk penonoton. Kalau Ibnu Batutah sedang berjalan menembus topan badai, maka penonton akan ikut di terpa angin kencang, kalau dia sedang kena hujan tropis, penonton ikut basah oleh percikan air, kalau dia sedang menembus kabut Himalayala, penonton juga harus ikut tersesat bersamanya.” (AHMAD FUADI, 2011 : 340)

Namun, untuk melaksanakan ide cemerlang itu, membutuhkan

pengorbanan. Untuk membuat asap buatan, Alif, Said dan Atang harus pergi ke

Surabaya. Bahan utama untuk membuat asap itu adalah karbon dioksida kering.

Karbon dioksida bersuhu rendah yang dipadatkan, sehingga apabila terkena udara

sedikit saja, karbon dioksida akan mengeluarkan asap banyak. Istilah ilmiahnya

ada kondensasi, sehingga asap tersebut bisa kita lihat seperti kabut.

Sementara itu sistem pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran

yang bersifat modern adalah pengajaran mengenai penggunaan bahasa asing.

Penggunaan bahasa asing wajib bagi semua murid. Bagi murid baru diberi

kesempatan untuk belajar selama empat bulan. Siapa yang melanggarnya akan

mendapatkan sanksi. Hal ini sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Dan yang tidak kalah penting, bagi anak baru, kalian hanya punya waktu empat bulan untuk boleh berbicara bahasa Indonesia. Setelah empat bulan, semua wajib berbahasa Inggris dan Arab, 24 jam. Percaya kalian bisa kalau berusaha. Sesungguhnya bahasa asing adalah anak kunci jendela-jendela dunia.” (AHMAD FUADI, 2011 : 51)

Bahasa Asing yang perlu dipelajari oleh murid adalah bahasa Arab dan

bahasa Inggris. Bagaimanapun juga bahasa asing adalah kunci untuk membuka

jendela dunia. Pondok Madani berharap lulusan pondok bisa bersaing di kancah

dunia.

Page 146: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

d. Bahasa

Bahasa dalam unsur kebudayaan yang di kemukakan oleh

Koentjaraningrat ada dua macam, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa

yang terdapat dalam novel Negeri Lima Menara ini adalah bahasa lisan dan

bahasa tulisan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Minang, bahasa Indonesia,

bahasa Arab dan bahasa Inggris.

1. Lisan

1. Bahasa Minang

Alif sebagai tokoh utama berasal dari kampung Bayur, Minanjau. Bahasa

daerah Minangkabau adalah bahasa Minang. Bahasa derah itu digunakan sebagai

alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat pada novel Negeri

Lima Menara. Bahasa Minang yang terdapat dalam novel Negeri Lima Menara

adalah sebagai berikut

“Buyuang, sejak waang masih di kandungan, Amak selalu punya cita-cita,” mata Amak kembali menatapku. (AHMAD FUADI, 2011 : 8)

Buyuang merupakan pangilan untuk anak laki-laki di kampung Minanjau.

Buyuang adalah panggilan Alif. Biasa Amaak memanggil Alif dengan sebutan

Buyuang. Waang adalah kata ganti orang kedua tunggal yaitu artinya kamu.

Waang diucapakan Amaak kepada Alif. Hal itu ducapakan ketika Amaak

membujuk Alif untuk masuk sekolah ke Pondok.

Sementara itu kata ambo kata ganti orang pertama, yaitu saya. Kata ambo

dianggap lebih sopan dan dipakai ketika bicara dengan orang yang dihormati.

Page 147: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Sebutan kata ambo ini digunakan Alif ketika berbicara dengan ibunya. Alif

membela diri bahwa Alif tidak berbakat dalam agama. Alif lebih senang

melanjutkan sekolah ke SMA. Namun, ibu Alif tetap kukuh agar Alif melanjutkan

sekolah ke Pondok. Bahkan ibu Alif mengatakan bahwa orang tua lain mengirim

anaknya ke sekolah madrasah bukan berarti anak tersebut cadiak. Cadiak artinya

adalah pintar. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Tapi Amak, ambo tidak berbakat dengan ilmu agama. Ambo ingin menjadi insinyur dan ahli ekonomi,” tangkisku sengit. Mukaku merah dan mata terasa panas. (AHMAD FUADI, 2011 : 9)

“Tapi bukan salah ambo, orang tua lain mengirim anak yang kurang cadiak masuk madrasah...” (AHMAD FUADI, 2011 : 9)

Di dalam novel Negeri Lima Menara juga terdapat bahasa Minang yang

berbentuk sebuah kalimat percakapan. “Alah kanai lo baliak. Kita kena lagi!”

Kalimat tersebut adalah kalimat yang dilontarkan oleh Etek Muncak dan

keneknya secara bersamaan. Kalimat “Alah kanai lo baliak. Kita kena lagi!”

artinya bahwa roda belakang bus tersebut pecah. Hal tersebut sesuai dengan

kutipan dalam novel sebagai berikut:

BLAAR! Bus tiba-tiba bergetar dan oleng. Semua penumpang berteriak kaget. Amukan di perutku tiba-tiba surut, pudur seperti lilin di henbus angin. Pak Etek Muncak dan kenek bersamaan berseru, “Alah kanai lo baliak. Kita kena lagi!”. Roda belakang pecah. (AHMAD FUADI, 2011 : 21)

Kalimat Minang lain yang ditemukan adalah “ndak ba’a do” artinya

adalah sebentar lagi perjalanan menyebrang pulau akan sampai. “ndak ba’a do”

disampaikan oleh bapak kepada Alif. Karena perjalanan laut ketika itu sangat

menakutkan. Tiba-tiba gelombang laut tinggi. Kapal tergocang, penumpangnya

Page 148: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

bagai dilempar kesana- kemari. Hal ini sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai

berikut:

“ndak ba’a do”, sebentar lagi kita sampai!” seru ayah mencoba menenangkan sambil menggamit bahuku. Padahal setengah jam yang lalu pelayaran kami mulus, gemericik air yang di belah haluan terasa menentramkan hati. (AHMAD FUADI, 2011 : 22)

2. Bahasa Arab

Bahasa resmi di Pondok Madani dalam novel tersebut adalah bahasa Arab

dan Bahasa Inggris. Bahasa Arab yang disanpaikan secara lisan dalam novel

tersebut sangat banyak sekali. Bahasa Arab yang terdapat dalam novel adalah

sebagai berikut:

Bahasa Arab digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari di Pondok

Madani. Bahasa Arab merupakan bahasa wajib yang harus digunakan oleh semua

murid. Namun, kalimat “uthulubul ilma walau bisshin”, artinya ”tuntutlah ilmu,

bahkan walau ke negeri sejauh Cina” ini disampaikan oleh Alif ketika Alif akan

pergi ke Pondok Madani di Jawa Timur. Hal ini sesuai dengan kutipan pada

novel sebagai berikut:

Bujukan mereka agar tetap tinggal di kampung telah kukalahkan dengan argumen berbahasa Arab yang terdengar gagah, “uthulubul ilma walau bisshin”, artinya ”tuntutlah ilmu, bahkan walau ke negeri sejauh Cina”. (AHMAD FUADI, 2011 : 17)

Sementara itu, setelah tiba di Pondok Madani Alif dan bapaknya di sambut

dengan ramah oleh panitia pendaftaran dari Pondok Madani. Disela-sela perkataan

panitia pendaftaran dari Pondok tersebut ada beberapa kalimat dengan bahasa

Page 149: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Arab. Kalimat tersebut adalah “Shabahal khair ya akhi Burhan.” Artinya adalah

ini rombongan tamu pertama hari ini. Semua delapan orang. Hal tersebut

diucapkan oleh Ismail kepada Burhan. Burhan adalah panitia pendaftaran. Burhan

menjawab perkataan Ismail dengan kalimat bahasa Arab yaitu “Syukron ya akhi.”

Artinya yaitu terima kasih. Hal tersebut sesuai dengan kutipan pada novel sebagai

berikut:

Ismail meloncat turun dari bus. Kerikil yang diinjak oleh hak sepatunya berderik-derik. Dia menyerahkan selembar daftar penumpang ke seorang anak muda berwajah riang yang telah menunggu di luar mobil. Sebuah dasi berkelir biru laut menggantung rapi di kerah leher baju putihnya. “Shabahal khair ya akhi Burhan. Ini rombongan tamu pertama hari ini. Semua delapan orang,” kata Ismail.

“Syukron ya akhi. Terima kasih. Kami akan beri pelayanan terbaik. (AHMAD FUADI, 2011 : 29-30)

Bahasa Arab selalu digunakan dalam pembelajaran. Misalnya, Ustad

Salman. Ustad Salman mengajarkan Bahasa Arab. Beliau mengajar dengan

menggunakan metode yang mudah dipahami oleh murid. Metode tersebut adalah

metode dengar, ikuti, teriakkan dan ulangi lagi. Tidak ada terjemahan bahasa

Indonesia sama sekali. Namun, metode tersebut sangat ampuh untuk

menginternalisasi bahasa baru ke dalam sel otak dan membangun refleks bahasa

yang tertahan lama. Inilah sistem bahasa yang membuat Pondok Madani terkenal

dengan kemampuan muridnya berbicara aktif. Seperti kutipan dalam novel di

bawah ini, ada kalimat “Quuluu jamaaatan... maa haaza? Haaza kitaabun.”

Artinya apa yang saya pegang ini? Ini adalah buku. Hal tersebut sesuai dengan

kutipan sebagai berikut:

Page 150: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Lalu dengan gerakan tangan, dia mengisyaratkan untuk bersama-sama mengulang apa yang disebutkanya tadi dengan keras. “Quuluu jamaaatan... maa haaza? Haaza kitaabun.” (AHMAD FUADI, 2011 : 110)

Murid baru membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi bahasa

asing. Hal tersebut diakui semua murid baru. Dalam waktu empat bulan murid

baru harus bisa menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kata “Kaifa

arabiyatuka ya akhi. Khalas lancar?” “aadi faqad. Sedikit-sedikit, astathi.”

Merupakan kata-kata yang diucapkan oleh murid baru. “Kaifa arabiyatuka ya

akhi. Khalas lancar?” artinya bagaimana bahasa Arab yang kamu kuasai, apakah

lancar? Kalimat itu selalu diucapakan oleh kiai atau murid senior kepada murid

baru. Kata “aadi faqad. Sedikit-sedikit, astathi.” Artinya sedikit-sedikit murid

baru bisa berbahasa Arab. Walaupun sepenuhnya belum bisa lancar. Seperti

kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Kaifa arabiyatuka ya akhi. Khalas lancar?”

“aadi faqad. Sedikit-sedikit, astathi.”

Itulah broken Arabic yang sering muncul diantara anak tahun pertama. Kami saling bartanya bagaimana kemampuan bahasa Arab. Dengan seadanya, kami jawab, ya sudah sedikit-sedikit. Walau belum menguasai grammar dengan cepat, kami berusaha menggunakan kosa kata Arab. (AHMAD FUADI, 2011 : 132).

Itulah masalah yang selalu muncul pada murid baru. Masalah tersebut

adalah penggunaan bahasa Arab. Dengan penguasaan kosa kata sedikit, digunakan

dalam komunikasi sehari-hari. Hal tersebut membantu dan mempercepat

penguasaan Bahasa Arab murid.

Bahasa Arab juga digunakan untuk memberikan semangat dalam

pertandingan bulu tangkis. Karena tidak boleh menggunakan bahasa Indonesia,

Page 151: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

maka semua murid yang melihat pertandingan bulu tangkis berbicara dengan

bahasa Arab. Kata “Idrib...Idrib... Idrib... qawaiyyan... Hit...Hit hit harder!” kata

tersebut adalah kata penyemangat bagi tim Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan

kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Idrib...Idrib... Idrib... qawaiyyan... Hit...Hit hit harder!” suaraku sampai parau meneriaki setiap pukulan Indonesia. (AHMAD FUADI, 2011 : 187)

Berpijak dari pernyataan di atas, bahasa Arab juga digunakan kiai untuk

memberikan motivasi, nasehat dan semangat kepada murid. Motivasi, nasehat dan

semangat tersebut disampaikan para kiai ketika akan menghadapi ujian. Ujian di

Pondok Madani berlangsung selama dua minggu. Seperti kata “Uthlub ilma minal

mahdi ila lahdi” artinya Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat. Setelah

memberikan nasehat, pertemuan itu ditutup dengan doa bersama. Seperti kata

“Allahummaftah alaina hikmatan alaina birahmatika ya arhamarrahimin.”

artinya Tuhan kami, bukanlah kepada kami hikmah dan bantulah kami dengan

rahmatMu, wahai sang Maha Pengasih. doa tersebu adalah doa meminta

perlindungan agar ilmu yang di dapatkan selama pendidikan di Pondok Madani

bisa masuk ke dalam sumsum otak. Hal tersebut sesuai dengan kutipan pada novel

sebagai berikut:

“Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada ditempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalaku, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua”. Kiai Rais memulai wejangannya dengan lemah lembut. Beliau menegaskan keutamaan menuntut ilmu, bahkan sampai disebutkan siapa yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia mendapat kehormatan sebagai mujahid, pejuang Allah. Bahkan kalau mati dalam proses mencari ilmu, dia akan diganjar dengan gelar syahid dan berhak mendapat derajat premium di akhirat nanti. Tidak main-main, Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired.

Page 152: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Uthlub ilma minal mahdi ila lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.(AHMAD FUADI, 2011 : 190)

“Kerahkan semua kemampuan kalian belajar!” Berikan yang terbaik! Baru setelah segala usaha disempurnakan berdoalah dan bertawakalah. Tugas kita hanya sampai usaha dan doa, serahkan kepada Tuhan selebihnya, ikhlaskan keputusan kepadaNya, sehingga kita tidak akan pernah stres dalam hidup ini. Stres hanya bagi orang yang belum berusaha dan tawakal. Ma`annajah, good luck”. Intonasi lembutnya belum berubah menjadi berkorbar-kobar. Kiai Rais telah menyentrum 300 murid kesayangannya. Kami bertepuk tangan dengan gempita. (AHMAD FUADI, 2011 : 190)

Acara malam ini ditutup dengan dia Kiai Rais yang kami amini dengan sepenuh hati, meminta Tuhan untuk membuka hati dan pikiran kami dalam menerima nur ilmu tadi. Allahummaftah alaina hikmatan alaina birahmatika ya arhamarrahimin. Tuhan kami, bukanlah kepada kami hikmah dan bantulah kami dengan rahmatMu, wahai sang Maha Pengasih. Said dan Atang lebih lama membenamkan mukanya di telapak tangan mereka yang terbuka setelah doa berakhir. Memang, akhir-akhir ini kedua kawanku harus berjuang keras untuk bisa mengejar pelajaran. (AHMAD FUADI, 2011 : 190-191)

Pondok Madani memiliki sistem penjagaan keamanan yang ketat. Sistem

keamanan itu khususnya dilakukan pada malam hari. Pondok Madani memiliki

lahan yang sangat luas, peternakan dan perkebunan. Setiap malam murid Pondok

Madani mendapat giliran untuk berjaga. Hal tersebut dinamakan bulis lail atau

ronda malam. Bagi yang bertugas ronda malam mendapat keringanan untuk tidur

sore. Ketika jam untuk ronda, maka murid yang diberjaga segera dibangunkan.

Seperti kata “Qum ya akhi.” Artinya Ayo bangun. Semua murid yang bertugas

bangun untuk berjaga. Supaya berjaga tidak mengantuk, ada tim khusus yang

menyediakan kopi. Seperti kata “Hoi, la tan’as daiman,” artinya ini kopi datang!”

Alif dan Dulmajid mendapat tugas di dekat sungai. Mata Alif dan Dulmajid tetap

mengantuk. Walaupun sudah minum kopi. Alif dan Dulmajid tertidur. Sergapan

tyson datang secara tiba-tiba membangunkan dengan air. Sepert kutipan

“Qiyaman ya akhi!”

Page 153: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Sergapan tyson membuat Alif dan Dulmajid terjaga. Tiba-tiba dari arah

sungai terdengar suara gemericik, seperti orang berjalan. Alif dan Dulmajid segera

bersiap-siap untuk menangkap maling tersebut. Dengan sigap maling itu bisa

dikalahkan oleh Alif dan Dulmajid. Atas keberaniannya itu Alif dan Dulmajid

tidak jadi di hukum. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai

berikut:

“Qum ya akhi. Ayo bangun. Waktunya bertugas. Cepat berkumpul di kantor keamanan pusat untuk briefing dan pembagian lokasi kalian,” katanya di depan kami yang masih menguap dan mengucek-ngucek mata. (AHMAD FUADI, 2011 : 238)

“Qum ya akhi, kok sudah tidur, belum habis ceritaku,” aku goyang-goyang bahunya. (AHMAD FUADI, 2011 : 244)

“Hoi, la tan’as daiman, ini kopi datang!” kata Ali melihat kami yang berwajah tidur. Sabrun menuangkan cairan hitam ke gelas kami dengan gayung plastik. (AHMAD FUADI, 2011 : 244)

“Qiyaman ya akhi!” yang punya tangan ini menggeram. Geraman yang ku kenal. Geraman Tyson. Ya Tuhan. Tangan kirinya memegang botol air yang digunakan untuk membasahi mukaku. Melihat aku bangun, sekarang dia menjentikkan air ke muka Dul yang segera mencelat dan terjengkang dari kursinya karena kaget. (AHMAD FUADI, 2011 : 245)

Sementara itu kalimat “Kullukum ra’in wakullukum masulun an

raiyatihi,” artinya setiap orang adalah pemimpin, tidak peduli siapapun, paling

tidak untuk diri mereka sendiri. Itu kata-kata nasehat bahwa murid Pondok

Madani harus bisa menjadi seorang pemimpin. Hal tersebut sesuai dengan kutipan

dalam novel sebagai berikut:

“Kullukum ra’in wakullukum masulun an raiyatihi,” ini kata-kata penting untuk leadership di PM. setiap orang adalah pemimpin, tidak peduli siapapun, paling tidak untuk diri mereka sendiri. (AHMAD FUADI, 2011 : 297)

Page 154: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Dalam bahasa Arab ucapan kata terima kasih juga banyak terdapat dalam

novel Negeri Lima Menara. Seperti “Syukran ya akhi,” artinya terima kasih. Hal

tersebut sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Syukran ya akhi, gitu dong, sering-sering kita dikasih bonus,” sahutku senang hati. Hanya pada hari spesial saja kami dapat jatah makan mewah dengan daging, susu, dan kurma. Misalnya menjelang ujian, hari raya, atau hari kami naik kelas enam. (AHMAD FUADI, 2011 : 289-290)

“Syukran ya akhi, telah mau mendengarkan keluh kesah ini,” katanya lirih. Kilau lainnya kembali luruh dari sudut matanya. Basah. (AHMAD FUADI, 2011 : 363)

3. Bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan bahasa yang wajib dikuasai murid selain

bahasa Arab. Hal ini diterapkan guna mengantisipasi kemajuan zaman. Bahasa

Inggris merupakan bahasa resmi internasional. Sehingga harapan ke depan,

lulusan Pondok Madani bisa fasih menggunakan Bahasa Inggris.

Bahasa Inggris banyak terdapat dalam novel Negeri Lima Menara. Hal ini

terjadi karena dalam novel Negeri Lima Menara terdapat beberapa tokoh orang

asing. Bahasa Inggris yang terdapat dalam novel Negeri Lima Menara adalah

sebagai berikut:

Rasanya tidak ada yang melebihi cara PM mengistimewakan waktu ujiannya. Ujian maraton sepanjang 15 hari disambut bagai pesta akbar, riuh dan semarak. You can feel the exam in the air. Itulah the moment of truth seorang pencari ilmu untuk membuktikan bahwa jerih payah belajar selama ini mendatangkan hasil setimpal, yaitu meresapnya ilmu tadi sampai ke sumsumnya. (AHMAD FUADI, 2011 : 189)

Page 155: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Bahasa Inggris yang terdapat dalam kutipan di atas adalah “You can feel

the exam in the air”artinya bahwa kamu buktikan bahwa usahumu belajar selama

ini akan mendapatkan hasil yang setimpal. Kata “the moment of truth” artinya

suasana atau momen yang bagus. Kalimat tersebut digunakan ketika akan

diadakan ujian maraton.

Bahasa Inggris juga ditemukan dalam percakapan di pesawat. Percakapan

tersebut antara Alif dan pramugari pesawat terbang. Ketika itu Alif melakukan

perjalanan Washington DC-London dengan menggunakan pesawat British

Airways. Seperti kata “Would you like something to drink, sir?” Artinya Anda

mau minum apa, pak? Kata tersebut diucapkan oleh pramugari pesawat dengan

logat bahasa Inggris yang kental. Alif menjawab dengan “Acup of tea would be

lovely,” artinya secangkir teh yang manis. Pramugari tersebut menjawab

“certainly, Sir.” Artinya baiklah, pak. Pramugari tersebut segera menuangkan teh

ke dalam cangkir. Bahasa Inggris yang digunakan dalam percakapan tersebut

merupakan bahasa resmi internasional yang dibawakan dengan sopan oleh

pramugari. Alif sebagai lawan bicara berusaha membalas percakapan tersebut

dengan ramah dan sopan. Sehingga percakapan tersebut dapat berjalan dengan

baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan novel sebagai berikut:

“Would you like something to drink, sir?” tawar sebuah suara merdu beraksen British yang lengket. Aku tergeragapdan mengucek-ngucek mata. Pelan-pelan bagai lensa auto focus, pandanganku memejam.

“Acup of tea would be lovely,” sahutku. Aku agak memaksa menggunakan gaya orang British yang katanya suka menggunakan kata “lovely”

“certainly, Sir.” Dia mencurahkan isi poci putihnya ke cangkirku. (AHMAD FUADI, 2011 : 286)

Page 156: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Sementara itu, pramugari yang berambut merah tersebut datang. Pramugari

menawarkan “dessert” makanan pencuci mulut. Ada beberapa pilihan makanan

penutup diantaranya ada “chocolate baklava, qatayef with cheese dan Arabian ice

cream with date.” Alif memilih makanan pencuci mulut “Arabian ice cream with

date” yaitu es krem dari arab. Hal tersebut sesuai dengan kutipan pada novel

sebagai berikut:

Si rambut merah datang lagi dengan memamerkan senyum customer service yang sama.

“Sir, kami punya beberapa pilihan dessert ala Timur Tengah. Apakah anda tertarik mencoba?”

“Kami punya chocolate baklava, qatayef with cheese dan Arabian ice cream with date.”

“Sepertinya yang terakhir enak, boleh minta yang itu?”

“Certainly, Sir.” (AHMAD FUADI, 2011 : 287)

Bahasa Inggris tidak hanya digunakan oleh murid dan kiai Pondok

Madani. Tetapi tukang masak juga menggunakan bahasa Inggris dengan lancar.

Hal ini terbukti seperti kata “Good morning my friend,” atinya selamat pagi

teman. Tukang masak Pondok Madani menyediakan kurma untuk merayakan

keberhasilan kenaikan kelas. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dalam novel

sebagai berikut:

“Good morning my friend, untuk merayakan hari keberhasilan kita naik kelas enam, kami menyediakan kurma hari ini untuk mencuci mulut,” katanya tersenyum lebar menyodorkan 3 buah hitam berkilat-kilat. (AHMAD FUADI, 2011 : 289)

Selanjutnya, bahasa Inggris juga digunakan ketika Alif dipilih sebagai

student speaker. Pidato tersebut untuk menyambut Dubes Inggris yaitu McGregor.

Page 157: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Ketika tiba waktu menyampaikan pidato, pembawa acara memanggil Alif dengan

Bahasa Inggris yaitu “Your excellency, one of our student would like to welcom

you. Mr. Alif Fikri...” artinya ananda mulia, salah satu murid kami akan

menyampaikan sambutan, yaitu pak Alif Fikri... Hal tersebut sesuai dengan

kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Your excellency, one of our student would like to welcom you. Mr. Alif Fikri...” Undang MC sambil menganggukkan dagu yang duduk mengkerut di ujung aula.tiba-tiba kerongkongakku terasa kering dan dasiku terasa mencekik. (AHMAD FUADI, 2011 :318)

Sementara itu diakhir acara, Alif berjabat tangan dengan Dubes Inggris.

Dubes Inggris sangat senang dengan pidato yang dibawakan oleh Alif. Dubes

Inggris berjabat tangan sambil berkata “Indeed, a very good speech. I like your

idea on how to strengthen the relationship between west and the east.” Artinya

memang bagus pidatomu. Aku suka ide dengan idemu yang membahas tentang

cara memperkuat hubungan antara negara barat dan timur. Alif Fikri hanya bisa

membalas dengan ucapan “...thank you Sir, thank you, Sir...” artinya adalah

terima kasih pak. Hal ini sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Di akhir acara, aku sempat bersalaman dan berfoto bersama Pak Dubes dan Kiai Rais. Tanganku tenggelam di dalam tangan Dubes yang besar dan empuk. Diayun-ayunkannya tanganku beberapa kali sambil berkata, “Indeed, a very good speech. I like your idea on how to strengthen the relationship between west and the east.”

Aku senyum-senyum sambil berulang-ulang menyebut...thank you Sir, thank you, Sir... (AHMAD FUADI, 2011 : 320)

Bahasa Inggris yang ditemukan selanjutnya adalah kalimat “It’s official,

we are good to go!” artinya itu acara resmi, kita diizinkan untuk melaksanakan

acara tersebut. Hal tersebut merupakan ucapan yang disampaikan Ustad Salman

Page 158: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

kepada murid. Bahwa acara kilas 70 yang telah direncanakan disetujui oleh Kiai

Rais. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

“It’s official, we are good to go!” seru Ustad Salman sambil melempar kepalanya ke udara. “Kiai Rais setuju kiita punya Kilas 70.” (AHMAD FUADI, 2011 : 327)

2. Tulisan

1. Bahasa Arab

Bahasa kedua menurut Koentjaraningrat adalah bahasa tulisan. Bahasa

tulisan yaitu bahasa dalam wujud tulisan. Hal ini juga terdapat dalam novel

Negeri Lima Menara. Seperti kutipan di bawah ini. Kata “Man thalabal ‘ula

sahiral layali.” Ini merupakan pepatah dalam bahasa Arab. Artinya adalah Siapa

yang ingin mendapatkan kemuliyaan, maka bekerjalah sampai jauh malam.

Seperti kutipan dalam novel sebagai berikut:

Sahirul lail maknanya kira-kira begadang sampai jauh malam untuk belajar dan membaca buku. Sebuah pepatah Arab berbunyi: Man thalabal ‘ula sahiral layali. Siapa yang ingin mendapatkan kemuliyaan, maka bekerjalah sampai jauh malam. Dan aku ingin mencari kemuliyaan itu. (AHMAD FUADI, 2011 : 196)

Tulisan Arab selanjutkanya adalah kata “Ma’an Najah,” artinya “semoga

sukses dalam ujian”. Ini merupakan kata penyemangat bagi murid. Dalam kutipan

tersebut sebentar lagi akan diadakan ujian selama dua minggu. Di Pondok Madani

diberi sepanduk yang berisikan semangat dan motivasi. Salah satunya yaitu poster

yang bertuliskan “Ma’an Najah”. Seperti kutipan dalam novel sebagai berikut:

Pagi itu, tepat dua minggu sebelum hari pertama ujian, aku terbengong-bengong melihat suasana PM yang baru. Ma’an Najah, “semoga sukses dalam ujian” dalam bentuk poster selebaran kami temukan di ruang kelas,

Page 159: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

asrama, kantindi pohon-pohon, bahkan di lapangan basket. (AHMAD FUADI, 2011 : 189)

Sementara itu, ketika Alif berada di dalam pesawat terbang menuju ke

London, Alif mencoba makanan pencuci mulut. Makanan itu berupa setangkup es

krim yang puncaknya di beri kurma dari Jeddah. Penyajian es krim tersebut kartu

yang berisikan pesan. Pesan tersebut adalah “This Ajwa date is imported from a

natural farmoff Jeddah, believed by muslims as the favorite fruit of the Prophet

Muhammad. Enjoy your dessert.” Artinya kurma yang terdapat dalam es krim

tersebut, adalah kurma dari Jeddah. Jenis Kurma itu adalah makanan favorit nabi

Muhammad SAW. Selamat menikmati makanan ini. Hal ini sesuai dengan kutipan

dalam novel sebagai berikut:

Dengan rapi dia meletakkan sebuah mankok kecil, setangkup es krim berwarna krem, ditaburi hazelnut, dan dipuncaki sebutir kurma yang mengkilat-kilat. Sebuah kartu kecil bercorak gambar kubah menemani pesananku.

Tulisannya: This Ajwa date is imported from a natural farmoff Jeddah, believed by muslims as the favorite fruit of the Prophet Muhammad. Enjoy your dessert. (AHMAD FUADI, 2011 : 287-288)

2. Bahasa Inggris

Selain bahasa Arab, bahasa tulis berupa bahasa Inggris juga terdapat

dalam novel Negeri Lima Menara. Seperti tulisan “we are going back to Trafalgar

Square today.” Artinya mereka akan kembali ke Trafalgar Square besuk. Hal ini

merupakan salah satu pelajaran murid di Pondok Madani. Pelajaran membaca

bahasa Inggris. Sehingga bagi murid yang belum begitu paham mengenai bahasa

Inggris, membacanya harus dieja. Selain itu, ada juga contoh membaca kalimat

“Waath thaimi izzz ith naung”. Maksudnya “what time is it now”. Artinya jam

Page 160: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

berapa sekarang? Namun, dalam mengeja kata now tersebut harus dengan

berdengung panjang. Seperti membaca bahasa Arab. Hal tersebut sesuai dengan

kutipan sebagai berikut:

“Wai ari guingg tho Trrafalghaar Siquarri tudayyy,” bacanya tegang, sementara butir-butir peluh mengucur deras dari jidatnya yang lebar. Tulisannya yang dibacanya: “we are going back to Trafalgar Square today.” “Waath thaimi izzz ith naung”. Maksudnya “what time is it now”. Time di baca dengan thaim dengan menggunakan huruf tha tebal yang sempurna sekali. Now, di baca dengan berdengung panjang, persis seperti dia membaca mad panjang tiga harakat dengan ilmu tajwid. (AHMAD FUADI, 2011 : 118) Peraturan di Pondok Madani menganjurkan kepada muridnya untuk

mengirim surat kepada perusahaan luar negeri. Surat tersebut berisi permintaan

bantuan buku yang menunjang pembelajaran di Pondok Madani. Ketika itu Alif

mengirim surat ke radio Amerika. Setrelah berapa lama Alif mendapat balasan.

Balasan surat tersebut berisi buku. Surat tersebut bertuliskan “Mr. Fikri, enjoy

your free copy of this book. Thank you. VOA Indonesian service.” Artinya bapak

Fikri silakan menikmati buku gratis permintaan anda. Terima kasih. Dari bagian

VOC Indonesia. Hla ini sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Wah buku percakapan Indonesia-American English dari radio Amerika!” teriakku kaget. Secarik surat pendek menyertai dan berbunyi: “Mr. Fikri, enjoy your free copy of this book. Thank you. VOA Indonesian service.” (AHMAD FUADI, 2011 : 174)

Sementara itu, tulisan bahasa Inggris terdapat dalam poster. Poster tersebut

di tempel menjelang ujian dilaksanakan. Poster yang berisi “You can feel the exam

in the air” artinya bahwa usaha belajar yang maksimal akan mendatangkan hasil

yang setimpal. Itulah the moment of truth. Itulah suasana yang dinantikan. Hal

tersebut sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Page 161: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Rasanya tidak ada yang melebihi cara PM mengistimewakan wakyu ujian. Ujian maraton sepanjang 15 hari di sambut bagai pesta akbar, riuh dan semarak. You can feel the exam in the air. Itulah the moment of truth seorang pencari ilmu untuk membuktikan bahwa jerih payah belajar selama ini mendatangkan hasil setimpal, yaitu meresapnya ilmu tadi sampai ke sumsumnya.( AHMAD FUADI, 2011 : 189)

e. Kesenian

Kesenian merupakan salah satu unsur yang dikemukakan oleh

Koentjaraningrat. Kesenian yang terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara

berupa kesenian kaligrafi dan bangunan.

1. Kaligrafi

Kaligrafi merupakan salah satu mata pelajaran di Pondok Madani.

Kaligrafi tersebut belajar mengenai menulis arab yang indah. Ketika ujian,

kaligrafi juga diujikan. Pelajaran kaligrafi juga merupakan pelajaran yang

digemari oleh Alif. Hal ini sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Ujian hari akhir adalah dua pelajaran favoritku: kaligrafi Arab dan bahasa Inggris. Walau bukan pelajaran utama, untuk kaligrafi, aku mempersiapkan diri lebih dari para Sahibul Menara. Kaligrafi tidak dihapalkan, tapi dipraktekkan. Dengan tekun, aku menulis berlembar-lembar kertas dengan menggunakan beragam gaya kaligrafi yang diajarkan dan yang belum diajarkan. Aku bahkan meminjam beberapa buku referensi kaligrafi terbitan Mesir dan lokal. Qalam pena khusus kaligrafi pun aku siapkan dengan berbagai ukuran. Semua aku lakukan dengan penuh antusiasme. Dengan gembira dan percaya diri aku mengerjakan soal ujian kaligrafi dan Bahasa Inggris. Inilah hari tersuksesku dalam ujian kali ini. (AHMAD FUADI, 2011 : 203)

Page 162: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

2. Bangunan

Selanjutnya bangunan dalam unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat

ini merupakan kesenian. Bangunan yang digambarkan dalam novel Negeri Lima

Menara adalah bangunan pondok Madani dan menara. Bangunan di Pondok

Madani memang sangat luas. Bangunan tersebut terdiri dari beberapa bagian yang

memiliki fungsi tersendiri. Bangunan pertama berupa masjid. Bangunan kedua

berupa aula serba guna. Aula tersebut berguna untuk semua kegiatan penting

seperti: pegelaran teater, musik, diskusi ilmiah, upacara selamat datang buat siswa

baru dan penyambutan tamu penting. Bangunan ketiga asrama, yaitu gedung yang

digunakan untuk menginap bagi murid baru. Hal ini sesuai dengan kutipan dalam

novel sebagai berikut:

“yang kedua adalah aula serba guna. Di sini semua kegiatan penting berlangsung. Pegelaran teater, musik, diskusi ilmiah, upacara selamat datang buuat siswa baru dan penyambutan tamu penting,” kata Burhan sambil memipin kami melewati aula. Gedung ini seukuran hampir setengah lapangan sepak bola dan diujungnya ada panggung serta tirai pertunjukan. Tampak mukanya minimalis dengan gaya art-deco, bergaris-garis lurus. Sederhana tapi megah. Di atas gerbangnya yang menghadap ke luar, tergantung jam antik dan tulisan dari besi berlapis krom: Pondok Madani.

Rombongan kecil kami melintasi lapangan besar yang berada di depan masjid dan balai pertemuan menuju bangunan memanjang berbentuk huruf L. Dindingnya dikapur putih bersih, atap segitiganya dilapisi genteng berwarna bata dan ubinya berwarna semen mengkilat. Kusen, jendela dan tiangnya dilaburi cat minyak hijau muda. Bangunan sederhana yang tampak bersih dan terawat ini terdiri dari 14 kamar besar. Bangunan ini semakin teduh dengan beberapa pohon rindang dan kolam air mancur di halamnnya.

“Gedung ini salah satu asrama murid dan dikenal baik oleh semua alumni, karena setiap anak tahun pertama akan tinggal di asrama yang bernama Al-Barq, yang berarti petir. Kami ingin anak baru bisa menggelegar sekuat

Page 163: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

petir dan bersinar seterang petir,” terang pemandu kami. Mata Raja yang berdiri disebelahku berbinar-binar. (AHMAD FUADI, 2011 : 32)

Bangunan selanjutnya adalah Menara. Menar adalah tempat berkumpulnya

Sahibul Menara. Di kaki menara itu, Sahibul menara mengadakan diskusi, belajar

dan berkhayal tentang masa depannya. Manara itu dibangun dengan menjulang

tinggi dengan gaya arsitektur Turki. Puncak menara itu berupa kubah yang

mengkilat dan lancip serta terdapat corong pengeras suara. Hal tersebut sesuai

dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Tepat disamping kanan Masjid Jami, menjulang menara yang diilhami arsitektur gaya Turki yang kokoh, efisien, tanpa melupakan keindahan. Menara dipucuki oleh sebuah kubah metal yang mengkilat dan lancip ujungnya. Di leher kubah ini menyembul empat corong pengeras suara yang selalu setia mengabarkan panggilan shalat sampai berkolo-kilo meter jauhnya.(AHMAD FUADI, 2011 : 93)

f. Sistem Mata Pencaharian

Mata pencaharian yang terdapat dalam novel Negeri Lima Menara adalah

guru dan pegawai pemkab. Hal ini terlihat pada mata pencaharian orang tua Alif

dan orang tua Atang. Hal ini dapat terlihat pada kutipan novel sebagai berikut:

1. Guru

Walau berprofesi sebagai guru madrasah, beliau pengajar matematika, seringkali pendapatnya lain dengan amak. Misalnya, ayah percaya untuk berjuang bagi agama, orang tidak harus masuk madrasah. Dia lebih sering menyebut-nyebut keteladanan Bung Hatta, Bung Sjahrir,. Pak Natsir, atau Haji Agus Salim, di banding Buya Hamka. Padahal latar belakang religius ayahku tidak kalah kuat. Ayah dari ayahku adalah ulama yang terkenal di Minangkabau.(AHMAD FUADI, 2011 : 10)

Page 164: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Berdasarkan kutipan di atas, menjelaskan bahwa pekerjaan ayah Alif

adalah seorang guru matematika di madrasah. Hal tersebut tidak terlepas dari

kewajiban seorang kepala keluarga yaitu mencari nafkah. Walaupun ayah Alif

berprofesi sebagai guru. Beliau lebih banyak diam yang berkaitan dengan sekolah

Alif.

Sementara itu yang berperan dalam urusan pendidikan Alif adalah Amak.

Amak bekerja sebagai seorang guru di sekolah swasta. Bahkan Amak rela tidak

dibayar. Hal itu dilakukan Amak, supaya mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang

ijadikan pegangan hidup di masa depan. Hal itu dapat terlihat pada kutipan dalam

novel sebagai berikut:

Beberapa hari setelah eforia kelulusan mulai kisut, Amak mengajakku duduk dilankan rumah.amakku seorang perempuan berbadan kurus dan mungil. Wajahnya sekurus badannnya, dengan sepasang mata yang bersih dan dinaungi alis tebal. Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja. Kalau keluar rumah selalu menggunakan baju kurung yang dipadu dengan kain atau rok panjang. Tidak pernah celana panjang. Kepalanya selalu ditutup songkok dan dilehernya digantung selendang. Dia menamatkan SPG bertepatan dengan pemberontakan G30S, sehingga negara yang sedang kacau tidak mampu segera mengangkatnya menjadi guru. Amak terpaksa menjadi guru sukarelayang hanya dibayar dengan beras selama 7 tahun, sebelum dianggakat menjadi pegawai negeri. (AHMAD FUADI, 2011 : 6)

2. Pegawai Pemda

Pegawai pemerintahan daerah merupakan mata pencaharian yang terdapat

dalam novel Negri Lima Menara. Pegawai daerah ini adalah mata pencaharian

Pak Yunus. Pak Yunus adalah ayah Atang. Keluarga Pak Yunus tinggal di

Bandung. Hal ini sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Page 165: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

Pak Yunus adalah pegawai Pemda Bandung dan aktif di Muhammadyah. Kaca depan rumahnya menempel sebuah stiker hujau dengan gambar matahari di tengahnya. “Dari mulai orang tua saya sudah aktif dipengurus cabang Muhammadyah,” katanya Pak Yunus. (AHMAD FUADI, 2011 : 218)

g. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Sistem peralatan hidup dan teknologi merupakan tujuh unsur kebudayaan

yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Sistem peralatan hidup dan teknologi

ini berhubungan dengan transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi

dalam bentuk wadah, pakaian dan tempat berlindung. Hal ini dapat terlihat pada

kutipan novel sebagai berikut:

1. Transportasi

Bersama ayah, aku menumpang bus kecil Harmonis yang terkentut-kentut merayapi kelok Ampek Puluah Ampek. Jalan mendaki dengan 44 kelok patah. Kawasan Danau Minanjau menyerupai kuali raksasa, dan kami sekarang memanjat pinggir kuali untuk keluar. Makin lama kami makin tinggi di atas Danau Minanjau. Dalam satu jam permukaan danau yang biru tenang itu menghilang dari pandangan mata. Berganti dengan horison yang didomonasi dua puncak gunung yang gagah, merapi yang kepundan aktifnya mengeluarkan asap dan Singgalang yang puncaknya dipeluk awan. Tujuan kami ke kaki Merapi, Kota Bukittinggi. Di kota sejuk ini kami berhenti di loket bus antar pulau, P.O.ANS. Dari ayah aku tahu kalau PO itu kependekan dari perusahaan oto bus. (AHMAD FUADI, 2011 : 15)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa transportasi yang digunakan Alif dan

ayah adalah bus. Bus digunakan sebagai alat transportasi menuju ke Pondok

madani yang ada di Jawa Timur. Hal tersebut dipilih karena tiket bus lebih murah.

Mengingat keluarga Alif berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Menggunakan armada pesawat tidak mampu membeli tiketnya.

Page 166: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Jawa Timur terletak di sebelah selatan pulau Sumatra. Untuk sampai ke

Pulau Jawa harus menyebrang pulau. Alat transportasi yang digunakan adalah

kapal. Kapal merupakan alat transportasi laut. Alif dan ayah menyebrang laut

dengan menggunakan ferry. Ketika menyebrang lautan pada waktu malam hari,

ombak sangat besar. Sebingga Alif marasa takut, cemas dan mual. Hal ini sesuai

dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Pegangan yang kuat,” terriak laki-laki bercambang lembat dengan seragam kelasi kepada penumpang ferry raksasa yang aku tumpangi. Dari laut yang gulita, deburan demi deburan terus datang menampar badan kapal, bagai tidak setuju dengan perjalananku. Lampu ruang penumpang mengeridip setiap goyangan keras datang. Angin bersiut-siutan melontarkan tempiasair laut yang terasa asin di mulut. Muka dan bajuku basah.

Aku segera mencekal erat pagar besi dengan tangan kanan. Tapi aku tetap terhuyung ke kanan, ketika kapal besar menampar lambung ferry. Mukaku terasa pias karena cemas dan mual.berkali-kali aku komat-kamit memasang doa, agar laut kembali tenang. Ayah memeluk tiang besi disebelahnya. (AHMAD FUADI, 2011 : 22)

Sementara itu, ketika Alif sudah lulus dari Pondok Madani dan lulus

kuliah mendapat kesempatan untuk bertemu dengan dua kawan lama di Podok

Madani. Pertemuannya itu dilakukan di London. Untuk sampai di London Alif

menggunakan armada pesawat terbang. Hal ini dapat terlihat pada kutipan dalam

novel sebagai berikut:

Penerbangan Washington DC-London dengan Britis Air Ways sungguh nyaman. Aku tertidur nyenyak hampir empat jam. Sebuah tidur yang penuh mimpi. Mimpi yang deras dengan kenangan hidupku masa lalu bersama 5 bocah nusantara yang terdampar disebuah kampung di Jawa dalam misi merebut mimpi mereka. (AHMAD FUADI, 2011 : 286)

Page 167: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

2. Peralatan Komunikasi

Peralatan komunikasi yang digunakan dalam novel Negeri Lima Menara

adalah surat. Surat merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk

berkomunikasi dalam jarang yang sangat jauh. Alif berhubungan dengan

pamannya yang ada di Mesir dengan saling berkirim surat. Hal ini dilakukan

beberapa bulan sekali. Begitu juga Alif ketika berada di Pondok Madani. Supaya

dapat berkomunikasi dengan keluarga di Minangkabau dan berkomunikasi dengan

temannya, Alif mengguankan alat komunikasi surat. Hal tersebut dilakukan

karena pada zaman tersebut telephon masih sangat jarang. Hal tersebut sesuai

dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Aku baca surat Pak Etek Gindo dengan penerangan sinar matahari yang menyelinap dari sela-sela dinding kayu. Dia mendoakan aku lulus dengan baik dan memberi usul. (AHMAD FUADI, 2011 : 12)

3. Peralatan Konsumsi dalam Bentuk Wadah

Peralatan konsumsi yang diguanakan di Pondok Madani adalah piring dan

gelas. Setiap anak membawa piring dan gelas sendiri-sendiri untuk makan. Dapur

tempat untuk menyediakan makanan tidak menyediakan peralatan makan. Petugas

dapur hanya melayani murid yang membawa piring dan gelas sendiri serta

kupon.kupon tersebut digunakan untuk mendapatkan lauk. Hal ini dapat terlihat

pada kutipan dalam novel sebagai berikut:

Di PM, dapur tidak menyediakan alat makan, kami harus membawa piring dan gelas sendiri-sendiri. Untuk mendapatkan lauk kami harus membawa potongan kupon makan. Setiap bulan kami mendapat selembar kertas besar seperti kalender yang memuat angka dari satu sampai tiga puluh satu.

Page 168: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Setiap kali makan kami membawa sobekan angka yang sesuai dengan tanggal hari ini.

“Intadzir. Tunggu. Saya lupa dimana menaruh kupon makan,” balasku sambil mengaduk-aduk lemari.

“Cepat, kita akan kalah dengan asrama sebelah!”

“Iya, tapi saya tidak punya kupon.”

“Ma fisy. Tidak ada. Ya nasib hari ini kurang baik”, gumanku berlalu tanpa kupon penting ini. Aku pasrah, tidak ada kupon, tidak ada rendang. Sambil menenteng piring dan gelas masing-masing, kami berlari-lari kecil ke dapur umum. Kalau kami terlambat sedikit saja, antrian bisa mengular sampai ke halaman dapur. (AHMAD FUADI, 2011 : 120-121)

4. Pakaian

Pakaian adalah mahkota yang digunakan untuk menutupi badan. Pakaian

yang digunakan bagi murid Pondok Madani sudah di tentukan. Yaitu berupa kaos

baju olah raga dan baju pramuka, serta bawahan sarung ketika sholat. Semua

seragam tersebut sudah ditulis pada daftar belanja wajib bagi murid baru. Hal ini

dapat terlihat pada kutipan dalam novel sebagai berikut:

Perlengkapan pakaian

1. Sarung 2. Ikat Pinggang 3. Kopiah 4. Baju Pramuka 5. Baju Olahraga (kaos dan training pack) 6. Papan nama untuk disematkan di baju. Latar belakang ungu untuk

anak kelas 1. Waktu pembuatan 10 menit. (AHMAD FUADI, 2011 : 58)

Page 169: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

5. Tempat Berlindung dan Perumahan

Setiap murid yang masuk di Pondok Madani tidak diperbolehkan untuk

pulang. Sehingga siapa pun yang masuk Pondok Madani menempati asrama yang

sudah disediakan. Asrama tersebut dibangun di atas tanah yang sangat luas.

Asrama Pondok Madani bisa menampung ratusan murid. Hal ini sesuai dengan

kutipan dalam novel sebagai berikut:

“Gedung ini salah satu asrama murid dan dikenal baik oleh semua alumni, karena setiap anak tahun pertama akan tinggal di asrama yang bernama Al-Barq, yang berarti petir. Kami ingin anak baru bisa menggelegar sekuat petir dan bersinar seterang petir,” terang pemandu kami. Mata Raja yang berdiri disebelahku berbinar-binar. (AHMAD FUADI, 2011 : 32)

3. Nilai-Nilai Pendidikan yang Terungkap dalam Novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan

berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau

berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan

memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai nilai.

Ada beberapa nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari sebuah cerita

(dalam hal ini novel). Nilai pendidikan itu di antaranya adalah nilai yang

dikemukakan oleh Max Scheler. Dalam penelitian nilai-nilai yang diambil untuk

menganalisis nilai pendidikan adalah nilai yang dikemukan oleh Max Scheler.

maka nilai-nilai pada novel dapat dikemukakan sebagai berikut:

Page 170: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

a. Nilai Vitalitas atau Kehidupan Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh masyarakat, mengenai apa

yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai

contoh, orang menganggap menolong memiliki nilai baik, adapun mencuri

bernilai buruk. Nilai sosial termasuk pada nilai vitalitas atau kehidupan sosial.

Ukuran untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk,

pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Oleh karena itu,

masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai.

Kehidupan sosial keluarga Alif berada di antara golongan menengah

ke bawah. Kedua orang tua Alif adalah seorang guru Madrasah. Alif tinggal

disebuah rumah kontrakan beratap seng dan bendinding kayu. Alif yang sejak

kecil bersekolah di madrasah, setelah lulut Madrasah Tsanawiyah atau setara

SMP ingin melanjutkan di sekolahan Umum. Menurutnya ia merasa sudah

cukup bekal agama yang dimilikinya selama sekolah di madrasah.

Kehidupan warga tempat Alif tinggal; banyak yang menyekolahkan ke

sekolahan agama karena tidak punya uang, karena ongkos masuk sekolaha

madrasah lebih murah dibandingkan di sekolahan negeri. Hal ini terlihat

dalam kutipan berikut ini “beberapa orang tua menyekolahkan anak ke

sekolah agama karena tidak punya cukup uang. Ongkos masuk madrasah

lebih murah....:”(AHMAD FUADI, 2011:6).

Kehidupan keluarga alif yang serba kekurangan juga nampak dalam

kutipan berikut:

Page 171: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Tidak ada waktu lagi. Menurut informasi dari surat pak Etek Gindo, waktu pendaftaran Pondok Madani ditutup empat hari lagi, padahal butuh tiga hari jalan darat untuk sampai di jawa Timur. Tiket pesawat tidah terjangkau oleh kantung keluargaku. “ kita naik bus saja ke jawa besok pagi,” kata Ayah yang akan mengantarku, (AHMAD FUADI, 2011: 14) Kutipan di atas menerangkan bahwa keluarga Alif tidak mampu

membelikan tiket pesawat terbang untuk menuju Pondok Madani yang

terletak di Jawa Timur. Ketika itu jika dilaluli perjalan darat dari pulau

sumatra menuju jawa timur membutuhkan waktu sekitar 3 hari, dan

pendaftaran Pondok Madani hanya tinggal 4 hari lagi.

b. Nilai Spiritual atau Nilai agama

Agama adalah risalah yang disampaikan Allah kepada nabi sebagai

petunjuk bagi manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata

sertamengatur hubungan dan tanggung jawab kepada Allah, manusia dan

masyarakat serta alam sekitarnya.

Agama dan pandangan hidup kebanyakan orang menekankan kepada

ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan serta sikap menerima apayang

terjadi. Pandangan hidup yang demikian jelas memperhatikan apa yang dicari

adalah kebahagiaan jiwa, sebab agama adalah pakaian hati, batin atau jiwa.

Amak Alif menganjurkan Alif untuk masuk ke Pondok, Amak percaya

bahwa Alif akan menjadi pemimpin agama yang hebat. Bagaimanapun juga garis

keturunan Amaak adalah garis keturunan ulama. Alif tidak mau melanjutkan

sekolah ke pondok. Alif ingin melanjutkan ke SMA dan kuliah agar bisa seperti

Page 172: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Habibie. Amaak tetap tidak mengijinkan karena bersekolah di SMA

membutuhkan uang yang banyak. hal ini sesuai kutipan dalam novel:

Tapi aku tidak ingin…

Waang anak pandai dan berbakat. Waang akan jadi pemimpin umat yang besar. Apalagi waang punya darah ulama dari dua kakekmu.(AHMAD FUADI, 2011 : 9)

Sementara itu, Alif bersedia bersekolah di pondok. Namun pondok yang

dipilih adalah Pondok Madani di Jawa Timur. Pelajaran agama di pondok dapat

dilakukan setiap saat. Hal ini terungkap dalam novel sebagai berikut:

“Terima kasih atas pertanyaannya Pak. Menurut Kyai kami, pendidikan PM tidak membedakan agama dan non agama. Semuanya satu dan semuanya berhubungan. Agama langsung dipraktekkan dalam kegiatan sehari-hari. Di Madani, agama adalah oksigen, dia ada dimana-mana,” Jelas Burhan lancar. (AHMAD FUADI, 2011 : 35)

Pendidikan agama di Pondok Madani tidak mengenal waktu. Setiap saat

agama selalu diajarkan di pondok. Kiai di pondok membuat aturan agama harus

diajarkan setiap saat. Di sela-sela pelajaran umum juga diberikan materi agama.

Hal ini sesuai dengan pertanyaan dari bapak Alif. Bahwa di pondok banyak

dijarkan tentang pelajaran umum, kapan agama akan di ajarkan? Dengan senang

hati pemandu pondok menjelaskan bahwa agama di pondok diajarkan setiap

waktu.

Pendidikan agama islam dalam novel ini sangat kental sekali. Setiap detail

diceritakan dengan sanagat menarik. Ini menandakan bahwa ajaran di pondok

memang sangat ketat. Apalagi soal agama islam. Di pondok waktu sholat memang

segala aktifitas harus dihentikan. Semua harus datang ke masjid pada waktu sholat

Magrib. Namun, untuk sholat lainnya dilakukan di kamar masing-masing. Hal ini

Page 173: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

dilakukan untuk melatih murid agar bisa menjadi imam bagi orang lain. Hal ini

sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Shalat Magrib di masjid jami` dihadiri seluruh penduduk sekolah. Karena hampir semua orang hadir, kecuali yang sakit atau pura-pura sakit, waktu seperempat jam setelah shalat dimanfaatkan untuk memberikan maklumat penting bagi semua warga. Kismul I`lam, bagian yang khusus mengurusi pengumuman tampil di depan jamaah. Ditemani secarik kertas dan kepercayaan diri, mereka membacakan pengumuman. (AHMAD FUADI, 2011 : 70)

Kami termenung-menung meresapi pesan yang menggugah ini. Awan-awan sumber khayal kami sekarang berganti warna menjadi merah terang, seiring dengan merapatnya matahari ke peraduannya. Lonceng berdentang, waktunya kami ke masjid menunaikan Maghrib. (AHMAD FUADI, 2011 : 211)

Untuk sholat isya, subuh, dhuhur, ashar dan sholat sunah dilakukan di

kamar sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sistem religi dalam novel tersebut

sangat menonjol. Shalat malam biasa Alif dan kawan-kawan kerjakan. Shalat dan

berdoa merupakan usaha yang dilakukan agar semua pekerjaan dan kesulitan

dalam belajar bisa teratasi. Karena hanya kepada Tuhanlah semua memohon dan

meminta bantuan. Semua itu dilakukan dengan khusuk dan ikhlas. Hal ini sesuai

dengan kutipan dalam novel sebagai berikut:

Aku membentang sajadah dan melakukan shalat Tahajud. Di akhir rakaat, aku benamkan ke sajadah sebuah sujud yang panjang dan dalam. Aku coba memusatkan perhatian kepadaNya dan menghilang selainNya. Pelan-pelan aku merasa badanku semakin mengecil dan mengecil dan mengkerut hanya menjadi setitik debu yang melayang-layang di semesta luas yang diciptakanNYa. Betapa keci dan tidak berartinya didiku, dan betapa luas kekuasanNya. Dengan segala kerendahan hati, aku bisikkan doaku.

“Ya Allah, hamba datang mengadu kepadaMu dengan hati rusuh dan berharap. Ujian pelajaran Muthala`ah tinggal besok, tapi aku belum siap dan belum hapal pelajaran. HambaMu ini datang meminta kelapangan pikiran dan kemudahan untuk mendapat ilmu dan bisa menghapal dan

Page 174: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

lulus ujian dengan baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar terhadap doa hamba yang kesulitan. Amiiinnn”.

Alhamdulillah, selesai tahajud badanku terasa lebih enteng dan segar. Aku siap sahirul lail, belajar keras dini hari sampai subuh. Dengan setumpuk buku di tangan, sarung melilit leher dan sebuah sajadah, aku bergabung dengan para pelajar malam lainnya di teras asrama. Ada belasan orang yang sudah lebih dulu membuka buku pelajaran di tengah malam buta ini. Ada yang bersila, ada yang berselonjor, ada yang menopang punggungnya dengan dinding, dengan bermacam gaya. Tapi semuanya sama: mulut komat-kamit, buku terbuka di tangan, sarung melilit leher, segelas kopi dan duduk diatas hamparan sajadah. Sekilas mereka seperti sedang naik permadani terbang. (AHMAD FUADI, 2011 : 197-198)

Dengan sholat tahajud badan juga terasa ringan dan segar. Apalagi

menjelang ujian, banyak murid yang melakukan doa malam dan belajar malam.

Sungguh hal yang jarang dilaukan oleh orang awam.

c. Ungkapan Nilai Moral secara Positif dan secara Negatif

Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan

organis, harmonis, dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.

Adapun filsafat pendidikan nasional adalah suatu sistem yang mengatur

dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas

landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa “Pancasila” yang diabdikan demi

kepentingan bangsa dan Negara dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan

Negara Indonesia.

Nilai pendidikan merupakan hal-hal penting dan ajaran yang berguna

bagi kemanusaiaan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta menjadikan

manusia berbudaya. Nilai pendidikan adalah nilai yang bermoral. Moral

merupakan tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari nilai baik-buruk,

Page 175: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

benar dan salah berdasarkan adat dan kebiasaan di mana individu itu berada.

Nilai moral di bagi dua yaitu segi positif dan negatifnya. Kedua hal itu perlu

diasampaikan, sebab kita dapat memperoleh teladan yang bermanfaat. Segi

positif harus ditonjolkan sebagai hal yang ditiru dan diteladani. Demikian segi

negatif perlu juga diketahui serta disampaikan kepada pembaca. Hal ini

dimaksudkan agar kita tidak tersesat, bisa membedakan mana yang baik mana

yang buruk. Seperti halnya orang belajar. Ia akan berusaha untuk bertindak lebih

baik jika tidak tahu hal-hal yang buruk dan tidak pantas dilakukan. Nilai moral

mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang

menyangkut harkat dan martabat manusia, mencakup semua persoalan yang

boleh dikatakan tak terbatas.

Pandangan hidup yang terungkap dalam novel Negeri Lima Menara

adalah kata mujarab yang sampaikan oleh Ustad Salman. Kata mujarab yang

memikat semua orang tersebut adalah Man Jadda Wajada. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan novel seperti di bawah ini:

Man jadda wajada : sepotong kata asing ini bak mantera ajaib yang ampuh bekerja. Dalam hitungan beberapa helaan napas saja, kami bagai tersengat ribuan tawon. Kami tiga puluh anak tanggung, menjerit balik, tidak mau kalah kenceng.

“Man jadda wajada!”

Berkali-kali, berulang-ulang, sampai tenggorokan panas dan suara serak. Ingar bingar ini berdesibel tinggi. Telingaku panas dan berdenging-denging sementara wajah kami merah padam memfosir tenaga. Kaca jendela yang tipis sampai bergetar-getar disebelahku. Bahkan, meja kayuku pun berkilat-kilat basah, kuyup oleh liur yang ikut berloncatan setiap berteriak lantang.

Tapi kami tahu, mata laki-laki kurus yang enerjik ini tidak dimuati aura jahat. Dia dengan royal membagi energi positif yang sangat besar dan

Page 176: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

meletup-letup. Kami tersengat menikatinya. Seperti sumbu kecil terpecik api, mulai terbakar, membesar, dan terang!

Dengan wajah berseri-seri dan senyum senti menyilang di wajahnya, laki-laki ini hilir mudik diantara bangku-bangku murid baru, mengulang-ulang mantera ajaib ini di depan kami bertiga puluh. Setiap dia berteriak, kami menyela balik dengan kata yang sama man jadda wajada. Mantera ajaib berbahasa Arab ini bermakna tegas: “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil!!”. (AHMAD FUADI, 2011 : 40-41)

Kata-kata mujarab man jadda wajada artinya bahwa siapa yang

bersungguh-sungguh akan berhasil. Kata itulah yang pertama kali diberikan

kepada murid baru. Man jadda wajada diberikan kepada murid baru untuk

memotivasi. Bahkan kata-kata itu diucapkan berkali-kali sampai melekat di dalam

hati. Bahwa segala sesuatu itu apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh akan

membuahkan hasil.

Setiap kelas, setiap mulut berlomba-lomba menyuarakan man jadda

wajada dengan lantang. Bahkan suara itu sampai membahana ke Ponorogo.

Hampir satu jam perlombaan menyuarakan man jadda wajada itu dilakukan.

Namun, tak satupun dari murid yang protes. Justru kata itulah sampai sekarang

tetap terpatri di dalam hati dan jiwa setiap murid. Walaupun sudah keluar dari

pondok man jadda wajada tetap membahana keliang telinga setiap orang. Hal ini

terlihat terlihat dalam kutipan novel sebagai berikut:

Selain kelas kami, puluhan kelas lain juga demikian. Masing-masing dikomandoi seorang kondaktur yang energik, menyalakan “man jadda wajada”. Hampir satu jam non stop, kalimat ini bersahut-sahutan dan bertalu-talu. Koor ini bergelombang seperti guruh di musim hujan, menyesaki udara pagi di sebuah desa terpencil di udik Ponorogo.

Inilah pelajaran hari pertama kami di PM. Kata mutiara sederhana tapi kuat. Yang menjadi kompas kehidupan kami kelak. (AHMAD FUADI, 2011 : 41)

Page 177: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

“Man jadda wajada,” teriakku pada diri sendiri. Sepotong syair Arab yang diajarkan di hari pertama masuk kelas membakar tekadku. Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses. (AHMAD FUADI, 2011 : 82)

Rumus man jadda wajada terbukti mujarab. Kesungguhanku segera dibalas kontan. (AHMAD FUADI, 2011 : 82)

Siapapun yang meresapi dan melaksanakan kata man jadda wajada

dengan sungguh-sungguh. Maka, usahanya itu akan segera di balas kebaikan oleh

Tuhan. Hal itu dilakukan oleh Alif sekaligus pengarang novel tersebut. Alif

dengan sungguh-sungguh berdoa dan berusaha. Usaha tersebut tidak sia-sia. Alif

mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, semua itu tidak terlepas dari suratan

takdir Allah SWT.

d. Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam

suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar

pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik

tertentu yang dapat dibedakan dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan

atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

Nilai budaya yang terungkap dalam novel yaitu kepercayaan orang

Minang mengenai rumah makan Padang. Supremasi orang Minang soal makanan

sangat terlihat dalam perjalanan menuju ke Pondok Madani. Perjalanan dengan

menggunakan bus tersebut terlihat begitu jelas. Hal ini sesuai dengan kutipan

dalam novel sebagai berikut:

Page 178: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Supremasi orang Minang soal makanan sangat tampak dalam perjalanan ini. Hampir semua tempat makan di pinggir jalan lintas Sumatera dan Padang memakai tanduk dan bertuliskan “RM Padang”. Di dalam ruangannya yang lapang tersusun meja dan kursi yang jumlahnya ratusan. Speaker yang berbentuk kotak-kotak kayu ada di setiap sudut ruangan dan tidak henti-henti memperdengarkan lagi pop minang. (AHMAD FUADI, 2011 : 23)

Orang Minang yang membuka lestoran makanan selalu menggunakan atap

tanduk dan bertuliskan “RM Padang”. Atap tanduk merupakan salah satu ciri

rumah gadang. Rumah gadang merupakan rumah adat daerah Minangkabau. Bagi

sebagian besar orang menggunakan atap tanduk menonjolkan salah satu ciri khas

kebudayaan daerah. Hal itulah yang menjadi ciri khas orang Padang.

Selain itu juga menggunakan tulisan RM Padang. Itu merupakan satu

kesatuan dengan atap bertanduk. Kedua ciri khas tersebut tidak bisa dipisahkan.

Ibarat langit dengan bumi. Keduanya merupakan budaya dari orang Minang.

Selain itu, kebudaayaan lain dari Minang adalah tingkat derajat pedas pada

makanan rendang. Semakin jauh dari Padang derajat pedasnya semakin

berkurang. Hal inilah yang menjadi kebudayaan yang sudah dianut oleh

masayarakat Padang secar turun temurun.

B. Pembahasan

1. Pandangan Pengarang Terhadap Pondok Madani dalam Novel Negeri

Lima Menara

Langkah yang dilakukan pengarang dalam menciptakan karyanya

terispirasi dari kisah pribadinya. Awalnya pengarang terpaksa masuk di

Page 179: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

pendidikan Pondok Madani. Pengarang ingin mewujudkan cita-cita menjadi

seperti Habibie. Akan tetapi, keinginannya di tentang oleh orang tua pengarang.

Keinginan untuk masuk Pondok Madani timbul karena surat dari Etek Gindo.

Keputusan pengarang untuk melanjutkan ke pondok merupakan keputusan

setengah hati. Selanjutnya keputusannya itu sirna seiring berjalannya waktu dan

terlaksananya pembelajaran di Pondok Madani.

Ahmad fuadi sebagai pengarang novel Negeri Lima Menara memandang

Pondok Madani adalah tempat membangun karakter anak bangsa. Dimana lulusan

Pondok Madani mampu bersaing di dunia kerja dan mampu bersaing di kancah

luar negeri. Selain itu Pondok Madani merupakan tempat mengajarkan ilmu

pengetahuan dan wawasan yang luas.

Hal ini sesuai dengan pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah

dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 UU Sisdiknas. Karakter bangsa

merupakan Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang

yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini

dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan

bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur,

berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi

seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter

bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan

melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia

hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter

individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya

Page 180: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya

dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta

didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. (Pedoman

Sekolah, 2010)

Selanjutnya pengarang memiliki pandangan bahwa pengarang merupakan

orang yang paling beruntung bisa menjadi murid Pondok Madani. Beruntung

Pondok Madani telah memberi bekal ilmu pembangun karakter. Pengarang juga

merasa menjadi seorang anak muda yang dibentuk dengan totalitas pendidikan

yang iklas. Pondok Madani telah memberikan bekal untuk mengarungi kehidupan

ini. Baik kehidupan yang senang maupun kehidupan yang susah. Bekal tersebut

melekat di dalam otak dan hati. Namun, semua itu tidak bisa lepas dari motivasi

para kiai yang ada di Pondok Madani.

2. Aspek Sosial Budaya yang Terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara

Karya Ahmad Fuadi

Koentjaraningrat (dalam P. Hariyono, 2009: 38 dan Mg. Sri Wijiyati,

2007: 133) memaparkan tujuh unsur kebudayaan sebagai berikut: (1) Sistem

religi; (2) Sistem kemasyarakatan atau organisasi social; (3) Sistem pengetahuan;

(4) Bahasa; (5) Kesenian; (6)Sistem mata pencaharian; dan (7) Sistem peralatan

hidup atau teknologi.

Ketujuh unsur kebudayaan di atas, masing-masing memiliki tiga wujud

kebudayaan. Sehingga tiap-tiap kebudayaan dapat dijelaskan pada 1) wujud

Page 181: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

budaya (gagasan, pola berpikir), 2) wujud sosial (tindakannya, pola aktivitas),

dan 3) wujud fisik. Keseluruhan sistem dalam wujud kebudayaan itu pada

akhirnya menjelma menjadi kebudayaan makro suatu masyarakat, yang memiliki

peraturan-peraturan antar unsur kebudayaan dan wujud kebudayaan (P.

Hariyono, 2009: 38).

Sosial budaya yang terdapat dalam novel Negeri Lima Menara sesuai

dengan tujuh unsur yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (dalam P. Hariyono,

2009: 38 dan Mg. Sri Wijiyati, 2007: 133). Sistem religi yang terdapat dalam

novel adalah menganut agama islam. Novel tersebut bercerita tentang kehidupan

sehari-hari di Pondok Madani. Di mana di Pondok sarat dengan pendidikan agama

yang sangat kental.

Selanjutnya sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, terdapat

organisasi berupa perkumpulan enam murid Pondok Madani. Perkumpulan enam

anak tersebut dinamakan Sahibul Menara. Tempat berkumpu Sahibul Menara

adalah di manara masjid Pondok Madani. Kegiatan yang dilakukan adalah belajar,

diskusi dan berkhayal tentang impian masing-masing anggota Sahibul Menara.

Impian tersebut adalah impian untuk pergi ke luar negeri. Selain di Menara masjid

perkumpulan juga dilakukan di aula. Aula merupakan tempat perkumpulan semua

murid Pondok Madani.

Sistem pengetahuan juga terdapat dalam novel tersebut. Sistem

pengetahuan yang terdapat dalam novel bahwa murid kelas enam Pondok Madani

mampu membuat pertunjukan. Pertunjukan itu sangat spektakuler. Sehingga

disebut sebagai pertunjukan class six show.

Page 182: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

Sementara itu bahasa yang terdapat dalam novel berupa bahasa lisan dan

bahasa tulisan. Bahasa lisan terdiri dari bahasa Minang, bahasa Inggris dan bahasa

Arab. Sedangkan bahasa tulisan berupa bahasa Inggris dan bahasa Arab. Untuk

bidang kesenian terdapat kesenian berupa kaligrafi dan kesenian bangunan

Pondok Madani yang menawan.Sistem mata pencaharian yang terdapat dalam

novel yaitu guru dan pegawai Pemda. Guru merupakan mata pencaharian orang

tua Alif. Orang tua Atang yang tinggal di Bandung bekerja sebagai pegawai

Pemda.

Unsur kebudayaan yang terakhir yaitu sistem peralatan hidup dan

teknologi terdiri dari transportasi, alat komunikasi, peralatan konsumsi dalam

bentuk wadah dan pakaian. Transportasi yang digunakan Alif untuk pergi ke

Pondok Madani adalah bus dan kapal. Namun, setelah lulus dari Pondok Madani

dan sukses Alif belajar di luar negeri. Untuk dapat keluar negeri, Alif

menggunakan alat transportasi pesawat terbang. Selanjutnya, peralatan

komunikasi berguna untuk mengetahui keadaan dan kabar berita, maka dalam

novel tersebut terdapat peralatan komunikasi berupa surat. Lain halnya dengan

peralatan konsumsi dalam bentuk wadah. Peralatan makan yang digunakan di

Pondok Madani adalah piring dan gelas. Terakhir adalah pakaian. Pakaian

seragam di Pondok Madani sudah ditentukan yaitu pakaian pramuka, sarung dan

pakaian olah raga.

Page 183: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

3. Nilai-Nilai Pendidikan yang Terungkap dalam Novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi

Nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari novel Negeri Lima Menara

adalah nilai pendidikan yang dikemukakan oleh Max Scheler. Dalam penelitian

ini nilai-nilai yang diambil untuk menganalisis nilai pendidikan adalah nilai yang

dikemukan oleh Max Scheler. maka nilai-nilai pada novel dapat

dikemukakanyaitu nilai vitalitas atau kehidupan sosial, nilai religius atau

keagamaan, nilai moran positif dan negatif dan nilai budaya.

Nilai vitalitas atau kehidupan sosial yaitu mengenai kehidupan sosial

keluarga Alif yang sederhana. Sehingga orang tua Alif tidak mampu

menyekolahkan Alif ke sekolah negeri. Namun, orang tua Alif menganjurkan

untuk bersekolah di Pondok yang biayanya jauh lebih murah.

Nilai pendidikan selanjutnya yaitu nilai religius atau keagamaan. Alif

menuruti nasehat orang tua untuk masuk ke Pondok. Di Pondok Madani terdapat

pembelajaran agama yang diajarkan setiap waktu. Di mana pun berada, pelajaran

agama selalu dipelajari. Hal ini terbukti sesuai dengan kutipan,

“Terima kasih atas pertanyaannya Pak. Menurut Kyai kami, pendidikan PM tidak membedakan agama dan non agama. Semuanya satu dan semuanya berhubungan. Agama langsung dipraktekkan dalam kegiatan sehari-hari. Di Madani, agama adalah oksigen, dia ada dimana-mana,” Jelas Burhan lancar. (AHMAD FUADI, 2011 : 35)

Sementara itu nilai moral yang positif dan negatif berupa kalimat mujarab

yang mendatang motivasi dan semangat tinggi. Kata mujarab tersebut adalah man

jadda wajadda. Artinya siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh maka akan

Page 184: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

sukses.

Nilai pendidikan terakhir yaitu nilai budaya. Budaya merupakan sesuatu

yang dianut oleh masyarakat setempat. Berkaitan dengan nilai budaya tersebut,

dalam novel Negeri Lima Menara terdapat nilai budaya mengenai kepercayaan

orang Minang tentang rumah makan Padang. Dalam mendirikan rumah makan

Padang bangunannya terdapat atap bertanduk dan bertuliskan “RM Padang”.

Page 185: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pandangan Pengarang terhadap Pondok Madani dalam Novel Negeri

Lima Menara karya Ahmad Fuadi

Pandangan Ahmad Fuadi terhadap Pondok Madani dalam novel Negeri

Lima Menara, merupakan tempat yang mengajarkan kehidupan yang percaya dan

bertakwa terhadap Tuhan. Selain itu pengarang juga berpandangan bahwa Pondok

Madani merupakan tempat untuk membentuk karakter seseorang dan menjadikan

manusia berwawasan luas. Pondok Madani merupakan pondok yang memberi

bekal hidup kepada murid dan mengharuskan muridnya untuk menggunakan

bahasa asing selama 24 jam. Semua itu dapat dilakukan dengan usaha dan kerja

keras seperti motivasi yang diajarkan di pondok man jadda wajadda.

2. Aspek Sosial Budaya yang Terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara

Karya Ahmad Fuadi

a. Sistem Religi meliputi (1) sistem kepercayaan yang menganut ajaran Agama

Islam; (2) sistem nilai dan pandangan hidup yaitu berupa kata yang mujarab

“man jadda wajadda”; dan (3) komunikasi keagamaan berupa dahwah;

b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi (1) sistem kekerabatan

masyarakat Minangkabau yang matrilinial dan (2) asosiasi dan perkumpulan

169

Page 186: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

Sahibul Menara di menara masjid sebelum Magrib dan aula yang digunakan

sebagai perkumpulan murid untuk melakukan kegiatan;

c. Sistem pengetahuan berupa kemampuan membuat Pesta pertunjukan itu

biasa di sebut dengan Class Six Show. Class Six Show yang ditampilkan

murid senior kelas enam dan pengajaran pondok yang bersifat modern yaitu

penggunaan bahasa asing selama 24 jam;

d. Bahasa, bahasa yang terdapat dalam Novel Negeri Lima Menara adalah

bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan berupa bahasa Minang, bahasa

Arab dan bahasa Inggris. Bahasa tulis berupa bahasa Arab dan bahasa Inggris.

e. Kesenian berupa kesenian kaligrafi dan bangunan;

f. Sistem mata pencaharian yaitu berupa guru dan pegawai Pemda;

g. Sistem peralata hidup dan komunikasi berupa (1) transportasi yaitu berupa

bus dan kapal; (2) peralatan komunikasi berupa surat; (3) bentuk peralatan

komunikasi dalam bentuk wadah berupa piring dan gelas; dan (4) pakaian

yang digunakan setiap hari di dalam pondok yaitu berupa sarung, baju

pramuka dan baju olah raga.

3. Nilai-Nilai Pendidikan yang Terungkap dalam Novel Negeri Lima Menara

karya Ahmad Fuadi

a. Nilai Vitalitas atau Kehidupan Sosial yang berupa kisah kehidupan keluarga

Alif yang sederhana.

b. Nilai spiritual atau nilai agama yang tokohnya beragama islam dan

menampilkan kesediaan Alif untuk masuk ke Pondok

Page 187: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

c. Nilai moral yang positif dan negatif, nilai tersebut berupa nilai moral yang

positif yaitu adanya pembelajaran pertama dengan menggunakan kata yang

mujarab “man jadda wajadda”

d. Nilai budaya berupa supremasi masyarakat mengenai rumah makan padang

yang terdapat atap bertanduk dan bertuliskan “RM Padang”.

B. Implikasi

Penelitian ini melakukan pengkajian terhadap karya sastra novel berjudul

Analisis Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan dalam Novel Negeri Lima Menara

karya Ahmad Fuadi. Hasil penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain

yang relevan memiliki hubungan positif. Implikasi tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut

1. Menjadi alternatif bahan materi pengajaran sastra

Pada aspek pendidikan, penelitian ini dapat memberikan alternatif

bahan materi pengajaran sastra. Pengajaran sastra seharusnya difokuskan pada

upaya untuk memiliki kemampuan apresiasi, kemampuan untuk memiliki

sikap dan nilai, tidak terbatas hanya pada pengetahuan atau menghafal judul

dan pengarang karya sastra. Di dalam hal tersebut tercakup masalah

pemberian tanggapan terhadap karya sastra. Dalam pengajaran sastra, siswa

harus diarahkan pada penilaian karya sastra secara objektif. Maka, hal ini akan

membentuk jiwa sastra yang tidak hanya menampilkan prestasi akademis,

tetapi juga mengembangkan karakter diri yang potensial.

Page 188: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

2. Pencapaian dalam proses pengajaran sastra

Penelitian ini mengkaji objek karya sastra berbentuk novel berjudul

Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Memang, karya novel memiliki

jumlah halaman yang banyak sehingga diperlukan waktu banyak dalam proses

apresiasi karya. Meskipun demikian, hasil analisis pada aspek sosiologi pada

novel tersebut telah memberikan gambaran awal yang sederhana terhadap

kandungan novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Pemahaman

merupakan tahapan kelanjutan atas pengenalan aspek fisik sastra berupa

wujud buku. Sosiologi sastra terkandung di dalam dan di luar karya sastra.

Oleh karena itu, pendidik harus memberikan arahan jelas terhadap aspek

pencapaian pembelajaran apresiasi sastra. Dengan begitu ada persiapan berupa

bahan materi yang telah disederhanakan sehingga dapat dipahami siswa secara

baik.

3. Pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

Bagi guru, pengkajian terhadap karya sastra novel melalui pendekatan

sosiologi sastra bisa dikembangkan dalam pola pengajaran apresiasi karya

sastra kepada siswa. Kajian ini memberikan fakta sastra dari dalam karya itu

sendiri juga dari luar karya sastra, berupa pengarang kreatifnya dan latar sosial

budaya masyarakat pembentuknya. Dalam hal ini patokan pengajaran bukan

hanya pada aspek kognitif, melainkan juga pada aspek afektif bahkan

psikomotoriknya. Hal tersebut dapat dicapai dengan peran pendidik yang tidak

hanya menyampaikan kaidah pemahaman sosiologi, tetapi juga pada aspek

nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sastra tersebut. Artinya, pendidik

Page 189: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

juga menggugah kesadaran siswa sebagai manusia dengan memberikan

gambaran keteladanan dari nilai-nilai edukatif cerita sastra tersebut.

4. Sebagai salah satu pendidikan nilai moral

Media pembelajaran dapat diambil dari berbagai sumber, termasuk

dari sebuah kisah atau cerita. Cerita novel Negeri Lima Menara karya Ahmad

Fuadi merupakan cerita yang mengandung nilai pendidikan, terutama nilai

moral. Novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi pendidikan di Pondok

Madani. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam novel tersebut menggambarkan

karakteristik manusia dengan sisi kemanusiaan yang dimiliki. Manusia

merasakan suka dan duka, tertawa dan menangis, juga emosi dan pemaaf. Hal

itu merupakan cerminan bagi pembaca dalam menjalani hidup dalam

kehidupan masyarakat juga dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat.

Novel tersebut memberikan gambaran lengkap sosok manusia dengan realitas

masalah yang dihadapi dalam hidup di pondok. Sikap dan perilaku yang

dilakukan dalam menangani masalah yang terjadi menjadi contoh yang bisa

diteladani. Oleh karena itu, novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi

dapat dijadikan sebagai sumber pengajaran.

5. Aspek keteladanan

Bagi siswa, materi dengan objek novel yang menggambarkan realitas

masyarakat memberikan variasi materi belajar terhadap apresiasi karya sastra.

Siswa juga akan merasa terdorong aspek kesadarannya jati dirinya sebagai

insan cendekia. Cerita yang bermakna dalam dan menggugah motivasi dari

novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi memberikan kedalaman arti

Page 190: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

tersendiri bagi siswa. Pada akhirnya siswa akan menemukan keteladanan yang

utuh saat mereka menghadapi realitas kehidupan yang mereka jalani.

6. Aspek pelestarian seni budaya Minangkabau melalui pendidikan

Wujud lain dari implikasi penelitian ini yaitu pada pelestarian budaya,

khususnya dalam hal ini seni budaya Minangkabau sebagaimana menjadi

cerita novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi. Aktivitas penelitian

yang dilakukan penulis merupakan bentuk kepedulian yang secara sederhana

dari tindakan yang bisa dilakukan dalam aspek pelestarian seni budaya

Minangkabau. Sebagai hal sederhana penulis akan mencapai pemahaman

dasar terhadap seni budaya yang memang harus dilestarikan yang ditampilkan

dalam karya sastra tersebut.

Keluhuran seni budaya Minangkabau perlu diwariskan dari generasi ke

generasi. Aspek awal yang bisa dilakukan yaitu dengan proses show up

“menunjukkan” eksistensi seni budaya tersebut. Hal itu bisa dicapai dengan

pelaksanaan penelitian ini. Meluasnya efek ini ketika terjadi akumulasi dari

pengaruh positif yang diperoleh oleh masyarakat pembaca karya sastra ini.

Setiap pembaca akan memberikan pengaruh yang lebih luas dengan

penyebaran terhadap nilai-nilai seni budaya yang terkandung dalam karya

sastra manakala terjadi proses interaksi yang lebih meluas.

Oleh karena itu, proses pelestarian seni budaya Minangkabau

kemudian dapat lebih dikembangkan, bahkan bisa dilakukan secara lebih

sistematis. Aplikasi yang lebih mudah mengarah pada media pendidikan.

Page 191: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

Penyelenggaraan pengajaran sastra menjadi salah satu sarana yang bisa

diandalkan. Sistematika yang dimiliki proses pengajaran bisa menempatkan

karya sastra ini sebagai bahan ajar apresiasi karya sastra. Diharapkan proses

pengajaran menjadi sarana pelestarian seni budaya yang efektif. Penanaman

nilai-nilai luhur seni budaya Minangkabau dapat dilakukan terprogram,

kontinyu, terarah, terpantau secara baik.

7. Pengembangan kualitas dan kompetensi penelitian sastra

Pada aspek penelitian ilimiah, hasil penelitian ini menambah kuantitas

dan kualitas penelitian ilmiah, khususnya kajian di bidang karya sastra. Secara

kuantitas, penelitian ini akan menjadi dokumen sastra yang dapat dijadikan

sebagai bahan referensi dalam penelitian yang akan dilakukan di masa datang.

Oleh karena itu, penelitian ini juga mendorong kegiatan ilmiah karena akan

memberikan motivasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan penelitian.

Tumbuhnya motivasi kegiatan ilmiah juga akan meningkatkan kompetensi

atau kualitas kajian terhadap penelitian. Para peneliti lain akan melakukan

peningkatan kualitas penelitian mulai dari materi yang dikaji sampai ke

metodologi sehingga penelitian pada masa selanjutnya akan lebih berkembang

dan bervariasi.

8. Memberikan paradigma positif sastra kepada masyarakat pembaca

Kajian sastra merupakan alternative bagi mahasiswa atau peneliti yang

memiliki sense kecenderungan terhadap dunia sastra. Paradigma pengkajian

terhadap karya sastra sendiri akan mengubah persepsi masyarakat yang

cenderung memandang sastra sebagai sesuatu yang abstrak dan imajinatif

Page 192: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

belaka. Fakta yang bisa dimunculkan yaitu dengan peningkatan kualitas

penelitian serta hasil penelitian yang ternyata menyodorkan solusi dalam

menyelesaikan masalah kemanusiaan di masyarakat.

9. Cermin edukasi masyarakat

Pada aspek sosial masyarakat penelitian terhadap novel Negeri Lima

Menara karya Ahmad Fuadi ini dapat menjadi cermin bagi masyarakat

pembaca. Pembaca merupakan pribadi-pribadi yang hidup di masyarakat.

Demikian juga tokoh-tokoh dalam novel merupakan perwujudan pribadi

manusia dalam media cerita. Pengalaman-pengalaman peristiwa yang terjadi

pada tokoh bisa menjadi teladan yang bijak tanpa dengan menggurui.

Masyarakat pembaca pun dapat belajar dari interaksi sosial yang positif dari

cerita yang diperlihatkan dalam novel tersebut.

Dengan akal pikiranya, masyarakat pembaca akan dapat bertindak dan

berperilaku dengan baik melalui hikmah yang diambil dari deskripsi peristiwa

dalam cerita novel tersebut karena pada hakikatnya karya sastra merupakan

wujud realitas yang dituangkan dalam sebuah cerita. Perwujudan sikap dan

perilaku yang santun di dalam masyarakat akan membentuk sistem

kemasyarakatan yang baik.

C. Saran

Pada penelitian ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Pada aspek pendidikan, pendidik bahasa dan sastra sebaiknya melakukan

pengajaran dengan sistematika yang runtut dan detail agar mudah dipahami

Page 193: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN …/Analisis... · Sistem Kemasyarakat atau Organisasi Sosial yang meliputi Kekerabatan, Asosiasi atau Perkumpulan dan Sistem Pengetahuan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

dan mendapatkan makna novel yang mendalam. Pencapaian maksimal

terhadap pengajaran apresiasi sastra harus diwujudkan secara baik, mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, pengajaran tidak

terpatok pada hafalan, tetapi pada proses apresiasi yang mendalam. Di

samping itu, pendidik tidak boleh melupakan berkenaan penanaman nilai

moral serta kesadaran pelestarian seni budaya kepada siswa.

2. Siswa sebaiknya melakukan pengalaman belajar sastra yang lebih intens

karena dengan hal ini maka pencapaian prestasi siswa tidak hanya pada

akademis, tetapi juga pada perubahan behaviour.

3. Peneliti yang memiliki sense terhadap kajian sastra sebaiknya senantiasa

melakukan peningkatan kompetensi dan kualitas pengkajian sastra. Pengkajian

sastra bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan yang ada juga dengan objek

karya sastra mutakhir yang memiliki tingkat kerumitan yang kompleks.

4. Masyarakat pembaca sebaiknya melakukan implementasi yang positif sebagai

hasil interaksinya dengan sastra sehingga menjadi fakta nyata yang bisa

menjadi pengaruh meluas terhadap perwujudan efek-efek potensial di

masyarakat.