analisis spasial stasiun pengisian bahan bakar …/analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
ANALISIS SPASIAL
STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)
DI KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2011
SKRIPSI
Disusun oleh:
Andri Yulianto
K5404017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ANALISIS SPASIAL
STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)
DI KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2011
Oleh:
Andri Yulianto
K5404017
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Tanggal :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRAK
Andri Yulianto. K5404017. ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. April 2012.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011, (2) Mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011, (3) Mengetahui tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif spasial. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data sekunder dan teknik analisis peta.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 adalah sebagai berikut: (a) berdasarkan jenis BBM yang dijual di SPBU terdapat 2 macam yaitu premium dan solar sebanyak 73,68%, dan premium, solar adalah 26,32%, (2) berdasarkan Jam Operasional SPBU dibedakan berdasarkan jam operasional 24 jam dan 18 jam (05.00 – 21.00). Persentase SPBU dengan jam opersional 24 jam adalah 68,42% sedangkan persentase operasional 18 jam adalaah 31,58 %, (c) distribusi SPBU berdasarkan jumlah pompa/dispenser dapat bedakan menjadi empat yaitu : SPBU 3 pompa, SPBU 4 pompa, SPBU 5 pompa dan SPBU 6 pompa. SPBU dengan 3 dispenser berjumlah 9 47,37 %, SPBU dengan 4 dispenser berjumlah 7 dengan persentase 36,84 %, SPBU dengan 5 dispenser berjumlah 2 dengan persentase 10,53 % sedangkan SPBU dengan 6 dispenser berjumlah 1 dengan persentase 5,26 % (2) kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011.Berdasarkan skoring kualitas sarana dan prasaran SPBU di Karanganyar termasuk dalam kualifikasi sangat baik, karena telah lulus kelayakan dan sertifikasi PASTI PAS, (3) tingkat layanan SPBU ini di indikasikan dari omset penjualan BBM di tiap SPBU. Untuk jenis premium SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU 44.577.17 (Bejen, Karanganyar) sebanyak 24.000 liter perhari. Omset penjualan premium terendah adalah SPBU 44.577.03 (Waru, Kebakkramat) sebesar 5000 liter perhari. Dalam penjualan solar SPBU 44.577.01 (Papahan) ialah SPBU dengan omset penjualan solar terendah dengan omset rata-rata 1500 liter perhari. Sedangkan SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU 44.577.08 (SPBU Rosalia Indah) dengan omset rata-rata 38.000 liter perhari. Omset penjualan BBM jenis pertamax sangat minim kecil di tiap-tiap SPBU rata-rata kurang dari 500 liter perhari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRACT
Andri Yulianto. K5404017. SPATIAL ANALYSIS OF GENERAL REFUELINGSTATION (GAS STATIONS) IN THE DISTRICT OF KARANGANYAR 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Sebelas Maret. April 2012.
The purpose of this study was to: (1) Knowing the spatial distribution of gas stations in Karanganyar District in 2011, (2) Knowing the quality of facilities and infrastructure of gas stations in Karanganyar District in 2011, (3) Knowing the level of service stations in Karanganyar District in 2011.
This study was used descriptive geography. Data was collected through observation, interviews, documentation and questionnaires. Data analysis was done by using secondary data analysis and map analysis techniques.
The results of this study were: (1) the spatial distribution of gas stations in Karanganyar District in 2011 are as follows: (a) by type of fuel sold at gas stations there are 2 kinds of premium and diesel fuel as much as 73.68%, and premium, diesel is 26, 32%, (2) by Operating Hours pump operating hours divided by 24 hours and 18 hours (05:00 to 21:00). The percentage of stations with 24-hour operational hours is 68.42% while the percentage of operating 18 hours adalaah 31.58%, (c) the distribution of the pump based on the number of pumps / dispensers can be differentiated into four, namely: the pump 3 pumps, 4 pump gas station, gas station pumps 5 and 6 pump gas station. Gas station with three dispenser totaling 9 47.37%, with 4 dispenser gas stations amounted to 7 by the percentage of 36.84%, the pump dispenser numbered 2 to 5 with a percentage of 10.53% while the pump dispenser numbered 1 to 6 with a percentage 5.26% ( 2) the quality of facilities and infrastructure of filling stations in the District of 2011.Berdasarkan Karanganyar scoring quality facilities and gas stations in Karanganyar including the very well qualified, having passed the eligibility and certify PAS SURE, (3) the level of service is indicated from this gas station fuel sales turnover on each pump. For this type of premium pump gas station with the highest turnover 44.577.17 (Bejen, Karanganyar) 24,000 liters per day, while turnover of the lowest premium is the pump 44.577.03 (Waru, Kebakkramat) of 5000 liters per day. The sale of diesel pump 44.577.01 (Papahan) is the pump with the lowest turnover of diesel with an average turnover of 1500 liters per day. While the pump is the pump with the highest turnover 44.577.08 (Rosalia Indah gas stations) with an average turnover of 38 000 liters per day. Fuel sales turnover was minimal pertamax small type at each station on average less than 500 liters per day.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi pada saat ini sangat mempengaruhi segi kehidupan
manusia dalam bertindak. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat menjadikan
persaingan dalam kehidupan bermasyarakat semakin ketat. Tuntutan kebutuhan
hidup masyarakat semakin meningkat karena terpengaruh oleh dua kondisi
tersebut, sehingga menuntut masyarakat untuk melakukan mobilitas dalam
mengejar kebutuhannya. Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi memerlukan
kebutuhan sarana dan prasarana aksesbilitas yang baik, maka pada saat sekarang
ini kebutuhan akan sarana transportasi menjadi salah satu fenomena yang menarik
untuk menjadi pemikiran tersendiri. Transportasi meskipun hanya merupakan satu
bagian saja dari suatu proses keseluruhan, mempunyai peran penting dan
berpengaruh terhadap sistem kegiatan penduduk yang terpisah-pisah sehingga
untuk kenyamannya perlu adanya komunikasi tertentu yang menghubungkan
bagian-bagian tersebut (Hobbs, 1987 : 13).
Meningkatnya jumlah pemilikan kendaraan bermotor baik di daerah
perkotaan maupun di pedesaan, dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur
peningkatan taraf hidup masyarakat dari segi ekonomi dan juga menunjukkan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk melakukan mobilitas dengan
sarana dan prasarana transportasi yang nyaman dan aman. Sebagai contoh
kabupaten Karanganyar merupakan kota yang mengalami pertumbuhan dengan
pesat. Konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian semakin meningkat
sejalan dengan pertumbuhan penduduknya. Di Kabupaten Karanganyar terjadi
peningkatan pembangunan, terutama adalah pembangunan industri-industri di
berbagai lokasi di wilayah Kabupaten Karanganyar.
Kabupaten Karanganyar merupakan wilayah yang mengalami
perkembangan dalam bidang industri, pariwisata serta pertanian. Kegiatan di
bidang industri, pertanian dan pariwisata tersebut menimbulkan suatu peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mobilitas. Peningkatan mobilitas di berbagai bidang tersebut berimbas pada
meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar minyak yang berupa premium, solar
maupun pertamax. Kabupaten karanganyar merupakan wilayah yang di lewati
jalur Surakarta-Surabaya yang setiap tahun mengalami peningkatan kepadatan
lalu lintas, serta sebagai jalur alternatif dari Surakarta menuju Magetan. Tingkat
kepadatan lalu lintas di Kabupaten Karanganyar dari waktu ke waktu semakin
tinggi terlihat dari pengguna kendaraan bermotor pribadi yang semakin
bertambah. Melihat kenyataan tersebut, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
kebutuhan bahan bakar kendaraan bermotor semakin lama menunjukkan angka
yang semakin meningkat. Berbagai sarana transportasi saat ini masih
menggunakan bahan bakar minyak, sehingga kebutuhan akan jenis bahan bakar
ini juga semakin meningkat. Sarana transportasi yang pada saat sekarang ini
masih menggunakan bahan bakar minyak mendapat sorotan sebagai bahan bakar
yang tidak ramah lingkungan, namun pada kenyataannya bahan bakar minyak
masih menjadi bahan bakar utama kinerja mesin kendaraan bermotor terutama di
negara-negara sedang berkembang termasuk pula di Indonesia.
Meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar kendaraan bermotor berupa
premium, solar serta pertamax, maka jumlah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum) harus ditambah jumlahnya pula. Sehingga kebutuhan akan
premium dan solar untuk kendaraan bermotor tercukupi dan peningkatan
pelayanan SPBU. SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) mempunyai
fungsi sebagai pemasok dan pemasar BBM (Bahan Bakar Minyak) terutama
premium, solar dan pertamax, selain itu juga sebagai tempat istirahat yang
menunjang kenyamanan para pengguna sarana transportasi.
Penyediaan SPBU saat ini berkecenderungan ditargetkan berdasarkan
kepentingan ekonominya. Hal ini dapat dilihat dari lokasi pendirian SPBU yang
keberadaanya pada di lokasi ramai misalkan, pasar, instansi, pertigaan maupun
perempatan jalan. SPBU pada jalur propisi biasanya mempunyai fungsi ganda
yaitu “open system” dan “close system”. SPBU yang bersifat open system
melayani pengguna transportasi dari luar dan dalam wilayah SPBU itu sendiri,
namun tidak semua fungsi itu berjalan sebagaimana mestinya, sedangkan close
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
system, berarti SPBU itu didirikan memang unuk melayani ke dalam wilayah
SPBU itu sendiri.
Seiring kemajuan jaman dan persaingan pasar antar SPBU maka PT.
PERTAMINA selaku penyedia BBM bagi SPBU menerapakan standar kualitas
dan layanan bagi masyarakat. Untuk menjaga kualitas dan layanan maka PT.
PERTAMINA menetapkan sarana dan prasarana standar yang wajib dimiliki oleh
setiap SPBU.
Sarana dan prasarana standar tersebut dapat mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap SPBU, yang dulunya kepercayaan terhadap SPBU tercemar
karena sarana dan prasarana yang kurang, penakaran yang tidak tepat,
pencampuran BBM dengan zat lain, pemberian kembalian yang tidak tepat, serta
pelayanan yang asal-asalan dari operator SPBU. Sarana dan prasarana serta
pelayanan yang baik dari SPBU dapat mengembalikan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap SPBU serta meningkatnya omset penjualan bagi SPBU.
Tingkat pelayanan SPBU mengacu pada bagaimana SPBU tersebut dapat
memenuhi kebutuhan akan bahan bakar minyak bagi masyarakat sekitar SPBU
maupun dari luar daerah.
Dalam penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
menganalisis data. Sistem Informasi Geografis (SIG) secara umum didefinisikan
sebagai sebuah sistem informasi yang mengatur, memanipulasi, dan menganalisa
data spasial.
Geographical Information Sistem (GIS) didefinisikan sebagai suatu
sistem yang terintegrasi menggunakan perangkat komputer (hardware &
software) untuk melakukan proses secara berkelanjutan dan menyeluruh
meliputi pengumpulan data, penyimpanan data, pengaksesan data,
analisa dan menampilkan data menggunakan posisi obyek di permukaan
bumi yang terintegrasi untuk mendukung pengambilan
keputusan.(Prasadja,2000: 1)
Kunci utama SIG adalah hubungan yang eksplisit/terlihat antara
kenampakan geografis yang ditampilkan pada peta dengan data atribut yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
menggambarkan atau mendeskripsikan atau menginformasikan kenampakan-
kenampakan geografis tersebut.
Pengkajian geografi secara umum dibedakan dalam dua hal, pertama obyek
yang berkaitan dengan material dan kedua adalah obyek formal. Obyek material
ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmoster,
anthroposfer, pedosfer dan biosfer. Obyek formal geografi berupa pendekatan
(cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks
itu geografi memiliki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu
lain, pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial
approach), selain pendekatan keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali
adanya pendekatan lingkungan (ecological approach) dan pendekatan kompleks
wilayah (regional complex approach).
Dalam penelitian ini pengkajian geografi dilakukan berdasarkan obyek
formal yang menggunakan pendekatan analisis keruangan. Pendekatan keruangan
merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi
ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat
dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern) dan proses
(spatial proceses). Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang
khas dari ilmu geografi pada pelaksanaan pendekatan keruangan studi geografi
harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip itu
adalah prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Dalam melakukan kajian
keruangan diperlukan alat bantu untuk melakukan observasi atau mempelajari
fenomena-fenomena geografi yang sangat luas sehingga perlu dikecilkan agar
dapat dicakup semua dalam pandangan manusia.
Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan
kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh
permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk
yang dapat mudah diobservasi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
komunikasi. Suatu peta yang menggambarkan fenomena-fenomena geografikal
tidak hanya sekedar mengecilkan suatu fenomena saja, tetapi lebih dari itu. Jika
peta itu dibuat dan didesain dengan baik merupakan alat yang baik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kepentingan melaporkan (recording), memperagakan (displaying), menganalisis
(analyzing) dan secara umum untuk pemahaman saling hubungan (spatial-
relationship). Fungsi peta yang paling penting adalah menempatkan fenomena-
fenomena geografis ke dalam batas pandangan manusia (Sinaga, 1999:2).
Dari latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul : “Analisis Spasial Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun
2011?
2. Bagaimanakah kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten
Karanganyar tahun 2011 ?
3. Bagaimanakah tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun
2011 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun
2011.
2. Mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten
Karanganyar tahun 2011.
3. Mengetahui tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun
2011.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi 2 macam meliputi manfaat teoritis
yang merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan manfaat praktis yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menyangkut pembahasan khusus dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang
kompleks.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
dalam bidang geografi khususnya pemetaan dan mengkaji secara spasial
keberadaan SPBU.
b. Penelitian ini merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teori-teori
yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam penerapannya dilapangan.
c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang lain di masa yang akan
datang.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para
pembaca yang ingin memulai atau mengembangkan jasa SPBU.
b. Sebagai bahan pustaka bagi pembelajaran siswa SMA kelas XII untuk
semester genap, dalam standar kompetensi analisis wilayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ialah sarana pengisian bahan
bakar kendaraan bermotor yang disediakan untuk pemenuhan kebutuhan bahan
bakar kendaraan bermotor masyarakat umum dimana harga diatur oleh pemerintah
melalui peraturan pemerintah atau undang-undang. Dipandang dari segi
manfaatnya, SPBU di dalam penelitian ini adalah SPBU yang menyediakan bahan
bakar untuk kepentingan umum bukan merupakan SPBK (Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Khusus) yaitu sarana pengisian bahan bakar instansi tertentu.
Pemilihan lokasi pembangunan SPBU dilakukan dengan cara menentukan daerah
yang sesuai baik dilihat dari segi biaya pembangunan serta pengaruh terhadap
masyarakat sekitar SPBU tersebut.
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana
umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna
memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar
sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus. Dalam pembangunan sebuah
SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan dibangun
menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan
besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan
untuk akses jalan lokal minimal 700 m². (http://spbu.pertamina.com)
2. Standar Mutu Pelayanan SPBU
Dalam mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SPBU,
PT. PERTAMINA sebagai distributor resmi bagi SPBU meluncurkan program
untuk meningkat standar mutu pelayanan. Standar mutu pelayanan tersebut, antara
lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
a. Pertamina Way adalah program yang diluncurkan oleh PT. Pertamina
dengan penerapan standar pelayanan yang terdiri dari 5 (lima) elemen,
yaitu pelayanan staff yang terlatih dan bermotivasi, jaminan kualitas dan
kuantitas, fasilitas dan peralatan yang terawat dengan baik, memiliki
format fisik yang konsisten, dan penawaran produk dan pelayanan
bernilai tambah dengan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam,
Senyum, Sapa). (http://spbu.pertamina.com)
Gambar 1. Logo Pertamina Way
b. Pasti Pas adalah SPBU yang telah mendapatkan sertifikat Pasti Pas! dari
auditor independen dengan jaminan pelayanan terbaik yang memenuhi
standar kelas dunia. Konsumen akan mendapatkan kualitas dan kuantitas
BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas yang nyaman.
(http://spbu.pertamina.com)
Gambar 2. Logo Pasti Pas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Sarana dan Prasarana Standar SPBU
Sarana dan Prasarana Standar yang Wajib dimiliki Oleh Setiap SPBU
adalah sebagai berikut :
a. Sarana pemadam kebakaran
b. Sarana lindungan lingkungan:
1) Instalasi pengolahan limbah.
2) Instalasi oil catcher dan well catcher: Saluran yang digunakan untuk
mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat
penampungan.
3) Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau
tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang
disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.
4) Saluran bangunan/drainase.
c. Sistem Keamanan:
1) Memiliki pipa ventilasi tangki pendam
2) Memiliki ground point/strip tahan karat
3) Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman
4) Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.
d. Sistem Pencahayaan:
1) SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan
jalur pengisian BBM
2) Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU
mudah dilihat oleh pengendara.
e. Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT.
Pertamina berupa:
1) Tangki pendam
2) Pompa
3) Pulau pompa.
f. Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU
g. Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
h. Lambang PT. Pertamina
i. Generator
j. Racun Api
k. Fasilitas umum:
1) Toilet
2) Mushola
3) Lahan parkir.
l. Instalasi listrik dan air yang memadai
m.Rambu-rambu standar PT. Pertamina:
1) Dilarang merokok
2) Dilarang menggunakan telepon seluler
3) Jagalah kebersihan
4) Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.
(http://spbu.pertamina.com)
4. Standar bangunan SPBU menurut PT. PERTAMINA
Standar bangunan SPBU menurut PT. PERTAMINA adalah sebagai
berikut:
a. Desain bangunan harus disesuaikan dengan karakter lingkungan sekitar
(contoh: letak pintu masuk, pintu keluar, dan lain-lain).
b. Elemen bangunan yang adaptif terhadap iklim dan lingkungan (sirip
penangkal sinar matahari, jendela yang menjorok kedalam, dan
penggunaan material dan tekstur yang tepat).
c. Desain bangunan SPBU harus disesuaikan dengan bangunan di
lingkungan sekitar yang dominan.
d. Arsitektur bangunan sarana pendukung harus terintegrasi dengan
bangunan utama.
e. Seluruh fasade bangunan harus mengekspresikan detail dan karakter
arsitektur yang konsisten.
f. Variasi bentuk dan garis atap yang menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
g. Bangunan harus adaptif terhadap panas matahari dan pantulan sinar
matahari dengan merancang sirip penangkal sinar matahari dan jalur
pejalan kaki/ trotoar yang tertutup dengan atap.
h. Bangunan dibagi-bagi menjadi komponen yang berskala lebih kecil
untuk menghindari bentuk massa yang terlalu besar.
i. Panduan untuk kanopi adalah sebagai berikut:
1) Integrasi antara kanopi tempat pompa bensin dan bangunan
diperbolehkan
2) Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah kanopi tidak
lebih dari 13’9’’. Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari 17’
3) Ceiling kanopi tidak harus menggunakan bahan yang bertekstur atau
flat, tidak diperbolehkan menggunakan material yang mengkilat atau
bisa memantulkan cahaya
4) Tidak diperbolehkan menggunakan lampu tabung pada warna logo
perusahaan.
j. Panduan untuk pump island adalah sebagai berikut:
1) Pump island ini terdiri dari fuel dispenser, refuse container, alat
pembayaran otomatis, bollard pengaman, dan peralatan lainnya.
2) Desain pump island harus terintergrasi dengan struktur lainnya dalam
lokasi, yaitu dengan menggunakan warna, material dan detail
arsitektur yang harmonis.
3) Minimalisasi warna dari komponen-komponen pump island, termasuk
dispenser, bollard dan lain-lain.
k. Sirkulasi/jalur masuk dan keluar:
1) Jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat pompa dan ke
tempat antrian dekat pompa, mudah pula untuk berbelok pada saat
keluar dari tempat pompa tanpa terhalang apa-apa dan jarak pandang
yang baik bagi pengemudi pada saat kembali memasuki jalan raya
2) Pintu masuk dan keluar dari SPBU tidak boleh saling bersilangan
3) Jumlah lajur masuk minimum 2 (dua) lajur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Lajur keluar minimum 3 (tiga) lajur atau sama dengan lajur pengisian
BBM
5) Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 m.
(http://spbu.pertamina.com)
5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Lokasi SPBU
Dalam mendirikan sebuah usaha baru, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dan dipenuhi agar usaha yang dijalankan tersebut memperoleh hasil
yang maksimal. Faktor yang mempengaruhi lokasi SPBU adalah sebagai berikut :
a. Aksesbilitas Lokasi
Adanya jaringan jalan merupakan kunci aksesibilitas suatu lokasi usaha
SPBU. Aksesibilitas disini menunjukkan kemudahan dalam jangkauan
utamanya jika patokannya dengan jenis jalannya. Hal ini karena
berkaitan dengan pergerakan arus lalu-lintas yang menghubungkan
berbagai kawasan. Arus lalu-lintas tentunya dipengaruhi oleh adanya
hirarki fungsi jalannya. Hirarki fungsi jalan sesuai dengan UU No.13/
1980 Tentang Jalan yaitu Jalan Arteri, Jalan Kolektor, dan Jalan Lokal.
Jenis jalan yang digunakan untuk mengukur kedekatan suatu SPBU
dengan jalan yaitu jalan arteri (primer maupun sekunder) dan jalan
kolektor (primer maupun sekunder).
b. Jarak SPBU
Perhitungan jarak antar SPBU terdekat menjadi salah satu faktor penentu
dalam pertimbangan ekonomis karena hal ini menentukan timbulnya
persaingan antar SPBU yang satu dengan yang lainnya. Penghitungan
jarak antar SPBU ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Tabel 1. Klasifikasi jarak antar SPBU
No. Klas Kondisi (Km)1. Sangat dekat 1 – <2,52. Dekat 2,5 - <53. Sedang 5 – <7,54. Jauh 7,5 - <105. Sangat jauh >10Sumber : DPU, Bina Marga 2004
6. Pendekatan Keruangan dalam Geografi
Pengkajian geografi secara umum dibedakan dalam dua hal, pertama objek
yang berkaitan dengan material dan kedua adalah objek formal. Obyek material
ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer,
biosfer, dan antroposfer. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu
geografi memiliki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain,
pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach),
pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks
wilayah (regionalcomplexapproach) (http://www.Malang.ac.id/geografi.htm).
Pada penelitian ini pengkajian geografi dilakukan berdasarkan objek formal
yang menggunakan pendekatan analisa keruangan. Pendekatan keruangan
merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi
ruang sebagai penekanan. Menurut Yunus dalam Nasrullah (2006: 8) eksistensi
ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure),
pola (spatial pattern), dan proses (spatial processes). Menurut Sumaatmadja
(1981 : 11) pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas
geografi, pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi geografi ini, harus
tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku yaitu prinsip penyebaran,
interelasi, dan deskripsi.
Lebih lanjut dalam analisa keruangan dipelajari perbedaan lokasi mengenai
sifat-sifat penting yang diwujudkan dalam pertanyaan geografis seperti yang
dikemukakan oleh Bintarto (1991 :12), yakni faktor-faktor apakah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
menguasai pola penyebaran tersebut dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah
agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan lebih wajar. Sejalan dengan teori
tersebut maka dalam penelitian ini dipelajari mengenai pola keruangan SPBU dan
pengetahuan akan faktor penyebab penyebarannya.
7. Analisis Keruangan
Keruangan adalah segala sesuatu yang memberi ruang bagi obyek materi
padat dan memiliki kesatuan utuh dengan lingkungan sekitarnya (UU No. 1 Tahun
1992).
Ruang menurut Blaut dalam Wahyuni (2002: 6) dibedakan menjadi ruang
absolut, ruang relatif dan ruang relasional. Ruang absolut atau Euclidian space
adalah ruang yang merupakan wadah yang bersifat khas, fisik dan empiris yang
ditentukan berdasarkan ukuran geometri, berdimensi 3 yaitu panjang, lebar dan
tinggi. Ruang relatif adalah ruang berlangsungnya suatu relasi kegiatan yang
terikat pada proses dan waktu. Pertanyaan utama dalam peneltitian berkenaan
dengan ruang relatif adalah : Apa ? Letaknya di mana ? Ruang relasional adalah
ruang yang berisi dan mencerminkan dirinya sendiri yang berupa hubungan
dengan obyek lain. Suatu proses kegiatan selalu berhubungan dan terikat dengan
lokasi. Ruang relasional selalu berkaitan dengan referensi organisasi, keruangan
dan interaksi keruangan yang berkaitan dengan lokasi.
Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat
penting maupun seri sifat-sifat yang penting, dengan pertanyaan mengenai faktor-
faktor yang menguasai pola persebaran dan bagaimana pola tersebut diubah agar
penyebaran tersebut menjadi lebih efisien dan wajar. Dengan kata lain dapat
diutarakan bahwa dalam analisis keruangan yang harus diperhatikan adalah
pertama penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua penyediaan
ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan
(Bintarto, 1982: 12).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Analisis keruangan dalam geografi bermanfaat dalam aplikasinya terhadap
permasalahan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada unsur penting geografi
yaitu :
a. Kesatuan Keruangan : Dalam hal ini dipelajari tentang unit keruangan,
seperti region atau areas. Selain itu juga dianalisis keruangan seperti luas
dan sifat wilayah, interaksi antar wilayah, fungsi ruang dan sebagainya.
b. Pola Keruangan : Dipelajari mengenai pola keruangan misalnya
mendeteksi daerah surplus dan daerah minus air.
c. Struktur Keruangan Wilayah : Dalam hal ini dipelajari mengenai
organisasi atau struktur keruangan (tata ruang) proses perubahannya dan
status.
8. Tingkat Layanan SPBU
Menurut Wykof (dalam Tjiptono, 2000: 45) “Kualitas pelayanan adalah
tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan demikian ada
faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service &
perceived service. Lebih lanjut Parasuraman, Zithaml & Berry (1985: 48)
berpendapat bahwa “jika pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived
service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
sebagai kualitas yang memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui
harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsi sebagai kualitas yang
ideal, sebaliknya jika pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik
tidaknya kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia jasa
(pelayanan) dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
Tingkat layanan SPBU dalam penelitian ini ialah berapa jumlah bahan bakar
berupa premium, solar dan pertamax yang dikeluarkan oleh SPBU dalam
pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan bakar terhadap masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
9. Pemetaan
Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi, biasanya dalam skala
tertentu dan digambarkan diatas bidang datar melalui suatu proyeksi. (Sinaga,
1995 : 5).
Menurut international Cartographic Asociation (ICA) dalam Sinaga
(1995:5) mengemukakan peta adalah suatu representasi/gambaran unsure-unsur
atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau
yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan
umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan
bumi dengan menggunakan caradan atau metode tertentu sehingga didapatkan
hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta serta teknik pencetakan peta.
(Subagio, 2003 :12).
Peta tematik adalah peta yang memperlihatkan data-data secara kualitatif
dan atau kuantitatif pada unsur-unsur yang spesifik. Peta tematik dapat
membantu secara umum perencanaan suatu daerah, administrasi, manajemen,
perusahaan-perusahaan swasta, pendidikan, perencanaan militer, dan lain-lain.
(Aziz, 1997: 26). Penyaji data-data dalam peta tematik ini digambarkan dengan
memakai pernyataan-pernyataan dan symbol-simbol tertentu. Pernyataan dan
symbol tersebut mewakili dan menerangkan data-data yang diperlukan. Symbol
yang digunakan itu adalah symbol titik, garis, dan luas/ daerah, sedangkan
pernyataan-pernyataan yang mewakili data-data yang bersangkutan (di atas peta
tematik) pada dasarnya brhubungan dengan lokasi, posisi, dan luasnya. (Aziz,
1997 :26)
Symbol adalah suatu alat untuk memudahkan komunikasi. Symbol ini
mempunyai arti dan bentuk. Dengan mengetahui arti dan bentuk symbol-simbol
tersebut, maka pemilihan symbol harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari peta tematik. Pada hakekatnya dengan memetakan symbol-simbol tersebut,
tema dari suatu peta dapat terbaca dengan mudah. Symbol-simbol ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
digambarkan secara jelas dan menonjol, serta biasanya diberi warna. (Aziz,
1997:27)
Tugas kartografer adalah mendesain peta. Tahapan dalam mendesain peta
meliputi :
a. Desain letak peta/komposisi peta
Desain tata letak/komposisi peta adalah merancang susunan dan
pengaturan masing-masing informasi tepi peta, agar peta menarik dan efisien.
Komposisi peta meliputi judul peta, skala peta baik grafis maupun numeric,
orientasi, inset, legenda, indeks peta, sumber data, sumber peta, nama penyusun
peta, garis tepi peta, garis lintang dan bujur, serta daerah yang dicakup.
Penempatan unsure-unsur tersebut ke dalam peta dipengaruhi oleh bentuk
daerah penelitian, efisiensi kertas, dan skala peta, oleh karena itu letak dan
ukuran huruf atau angka yang ditempatkan pada peta harus Nampak serasi dan
harmonis sehingga member kesan yang menarik bagi pengguna/pembaca peta.
b. Desain peta dasar
Dalam membuat peta tematik diperlukan peta dasar yang berfungsi sebagai
latar belakang penempatan dan orientasi secara geografi dari tema yang akan
dibuat. Pemilihan skala peta berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
1) Sesuai dengan tujuan pemetaan
2) Tidak banyak data yang dihilangkan
3) Datanya dapat digambarkan dengan jelas
4) Unit penggambaran terkecil masih nampak tergambar dengan jelas.
c. Desain isi peta
Desain isi peta adalah merancang informasi ke dalam bentuk symbol.titik,
garis, dan area akan menentukan ukuran atau nilai.
Desain isi peta pada hakekatnya mendesain symbol dalam proses
pemetaan suatu data. Symbol merupakan penyajian dalam bentuk gambar yang
menarik dan mudah dipahami oleh pengguna peta atau sbagai alat komunikasi
untuk menyampaikan informasi suatu tema pada peta tematik. Menurut Sinaga
(1999 :11-13) sifat data dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori dasar :
1) Positional data (datatitik) : tanpa dimensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Linear data (data garis) : ketinggian dan jarak adalah aspek yang
mendominasi data garis.
3) Areal data (data luas) : data dua dimensi
4) Volumetric data (data volume) : data tiga dimensi.
Dalam simbolisasi suatu peta untuk membedakan bermacam-macam data,
harus dibuat bermacam-macam kenampakan agar mudah dimengerti oleh
pemakai peta. Kenampakan yang berbeda-beda bisa diperoleh dari warna, value,
ukuran, bentuk, spasi, orientasi dan lokasi. (Prihandito,1989 :23). Visual
variables disebut juga kenampakan yang berbeda-beda, Variabel visual (Sinaga,
1997 :11-13) ada 6 yaitu :
1) Form (bentuk)
2) Size (ukuran)
3) Orientation (arah)
4) Value (nilai terang gelapnya symbol)
5) Density (ukuran yang berbeda dari value yang sama)
6) Colour (warna)
Hubungan antara symbol, variable visual dan persepsi sangat erat. Symbol
yang dibuat dengan kenampakan yang berbeda-beda (visual variable) akan
menimbulkan persepsi. Persepsi/kesan (Sinaga :1999 :11-13) yaitu bila
seseorang melihat peta, segera akan timbul dalam pikirannya bahwa peta
tersebut membawa suatu nilai dan pembaca akan mendapatkan kesan
(perception) dari peta yang diamatinya.
10. Fungsi dan Jenis Peta
a. Fungsi peta
Semua peta mempunyai suatu hal yang sifatnya umum yaitu menambah
pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi pengguna peta dan hampir semua
perencanaan pembangunan memerlukan peta sebelum perencanaan tersebut
dimulai. Hal ini sesuai dengan fungsi peta dalam perencanaan regional dan
kegiatan penelitian seperti yang dikemukakan Sinaga (19995 :7) adalah sebagai
berikut ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Fungsi peta untuk perencanaan regional, sebagai berikut :
a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang
karakter dari suatu daerah.
b. Sebagai suatu alat menganalisa untuk mendapatkan suatu
kesimpulan.
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian
yang dilakukan.
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
2. Fungsi peta dalam kegiatan penelitian
Dalam suatu kegiatan penelitian peta berfungsi sebagai :
a. Alat bantu sebelum melakukan survey untuk mendapatkan
gambaran tentang daerah yang akan diteliti.
b. Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya
memasukkan data yan ditemukan dilapangan.
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.
Menurut Sinaga (1995 :7) ada 4 fungsi peta, yaitu :
1. Memperlihatkan posisi atau lokasi relative;
2. Memperlihatkan ukuran;
3. Memperlihatkan bentuk;
4. Menghimpun data dan menyeleksi.
b. Jenis peta
Ditinjau dari isinya peta dikelompokkan menjadi peta umum dan peta
khusus. Peta umum berisi gambaran umum tentang permukaan bumi, seperti
gunung, bukit, sungai, pemukiman dan lain-lain. Peta khusus/tematik adalah
peta yang menggambarkan data kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan
suatu unsure-unsur yang ada hubungannya dengan detail topografi. (Bos, E.S
dalam Kurnawan, 2007 : 17)
Banyak factor yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peta.
Menurut Bos, E.S dalam Sinaga (1999: 23) dasar pengklasifikasian secara umum
adalah tergantung pada :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Skala (Scale)
a) >1:10.000 : skala sangat besar
b) <1:100.000 – 10.000 : skala besar
c) 1:100.000 – 1:1.000.000 : skala sedang
d) >1:1.000.000 : skala kecil
2. Maksud/tujuan (Purpose), dibedakan menjadi :
a) Peta Pendidikan
b) Peta Ilmu pengetahuan
c) Peta Informasi umum
d) Peta Turis
e) Peta Navigasi
f) Peta Aplikasi
g) Peta Perencanaan
3. Isi (Content), dibedakan menjadi :
a) Peta-peta Topografis
b) Peta-peta Tematik
c) Peta-peta Navigasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Nasrullah (2007) dengan judul “Kajian Pola
Persebaran Keruangan Kantor Cabang Perbankan di Perkotaan Jogjakarta
2007” yang bertujuan mengetahui pola persebaran kantor cabang bank di
Perkotaan Jogjakarta, mengetahui faktor yang mempengaruhi pola sebaran kantor
cabang bank di Perkotaan Jogjakarta dan menentukan arahan pengembangan
lokasi kantor cabang bank di Perkotaan Jogjakarta. Dalam penelitian tersebut
menggunakan metode survei atau pengamatan dan pengukuran di lapangan berupa
data primer sebagai pelengkap dan sekunder yang didapatkan lewat studi instansi
untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan. Analisis data dengan
kuantitatif melalui tabel frekuensi dan tabel silang serta statistik inferensi (regresi
dan koefisien kontingensi) yang ditunjang dengan analisis peta (analisis tetangga
terdekat), dan analisis kualitatif dengan studi kebijakan pemerintah dan beberapa
literatur untuk menjelaskan fenomena secara rasional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lokasi kantor cabang bank di perkotaan Jogjakarta cenderung
mengelompok dipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara kota
(kecamatan depok) karena pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan mudah
dijangkau. Sebagai tempat terakumulasinya berbagai aktivitas baik ekonomi,
sosial maupun pendidikan tercapai. Tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara karakteristik nasabah dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak
terbatas pada segmen usia, jenis kelamin maupun cara mencapai bank. Faktor
geografis yang secara signifikan mempengaruhi pola sebaran kantor cabang bank
adalah indeks persebaran kampus perguruan tinggi dan jarak dengan kampus.
Kampus perguruan tinggi dinilai memiliki kemampuan untuk mendorong
terbentuknya kluster kegiatan bisnis disekitarnya. Arahan pengembangan lokasi
kantor cabang bank diharapkan akan beralih keluar Kota Jogjakarta yaitu wilayah
pinggiran di utara dan timur laut kota mengikuti arah perkembangan perguruan
tinggi dan permukiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Persamaan penelitian yang dilakukan Nasrullah (2007) dengan penelitian
penulis ialah sama-sama tema dalam penelitiannya adalah distribusi spasial, tetapi
berbeda dalam objek kajian serta variabelnya.
Penelitian yang dilakukan Eviliyanto (2008) dengan judul “Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) Perbankan di Kota Surakarta Tahun 2007” yang
bertujuan mengetahui sebaran ATM di Kota Surakarta, mengetahui pola
persebaran ATM di Kota Surakarta, mengetahui karakateristik bank dan
karakteristik nasabah terhadap distribusi ATM di Kota Surakarta serta
mengetahui tingkat layanan ATM di Kota Surakarta. Dalam penelitian tersebut
menggunakan metode diskriptif dengan cara prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan subyek atau obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya. Bentuk dari penelitian ini adalah
penelitian kualitatif sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian dengan
metode deskriptif untuk mendeskripsikan pola persebaran Anjungan Tunai
Mandiri (ATM), faktor-faktor yang berpengaruh atau mempengaruhi lokasi
Anjungan Tunai Mandiri (ATM), serta tingkat layanan Anjungan Tunai Mandiri
terhadap para nasabahnya di Kota Surakarta tahun 2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Berdasarkan status bank distribusi ATM banyak terdapat di
sektor perdagangan dan jasa dengan persentase ATM milik swasta lebih besar
dibandingkan milik pemerintah (BUMN).Distribusi ATM dengan jenis single
memiliki persentase lebih banyak dibandingkan jenis double / multiple yang
terdapat di sektor perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan dan lain-
lain.Berdasarkan letaknya distribusi ATM di kantor bank dan mall memiliki
persentase lebih besar dibandingkan di tempat lain, sedangkan distribusi ATM
berdasarkan lokasinya mendominasi disektor perdagangan dan jasa. Berdasarkan
status jalan distribusi ATM paling banyak terdapat di jalan lokal sebesar 81,25%.
Berdasarkan tipologinya distribusi ATM paling banyak terdapat pada tipe lokasi
perdagangan dan jasa sebesar 86,11%. Berdasarkan analisis tetangga terdekat pola
distribusi spasial ATM BCA, BNI dan Mandiri tiap kecamatan random dan
mendekati random. Berdasarkan struktur tata ruang kota, aktivitas sosial ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dan jumlah penduduk sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi ATM oleh
pihak bank, sedangkan karakteristik nasabah Bank BRI dan BTN berdasarkan
tingkat pendidikan SMA dan S1 memiliki jumlah lebih besar dibandingkan
dengan tingkat pendidikan lain.Berdasarkan faktor kondisi mesin, kondisi ruang,
letak, tersedianya lahan parkir dan tingkat keamanan pada unit ATM Bank BRI
dan BTN sudah memenuhi syarat pelayanan kepada nasabah.
Persamaan penelitian yang dilakukan Eviliyanto (2008) dengan penelitian
penulis ialah sama-sama tema dalam penelitiannya adalah distribusi spasial, tetapi
berbeda dalam objek kajian serta variabelnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Rahmawati (2004) dengan judul
“Analisis Wilayah Untuk Lokasi Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di
Pekalongan” yang bertujuan mengetahui kesesuaian distribusi lokasi SPBU di
daerash penelitian dengan distribusi arus lalu lintas, mengetahui variasi distribusi
lokasi SPBU terhadap jumlah dan jenis penyediaan serta penggunaan bahan bakar
di daerah penelitian, mengetahui wilayah yang memungkinkan untuk
pembangunan lokasi SPBU baru di daerah penelitian. Dalam penelitian tersebut
menggunakan metode observasi dengan pengamatan dan pengukuran data di
lapangan dan analisis data sekunder. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
Herlina Rahmawati adalah analisis kesesuaian lokasi SPBU dengan distribusi lalu
lintas, variasi distribusi SPBU terhadap jenis penyediaan bahan bakar,
pembangunan lokasi baru SPBU.
Persamaan penelitian yang di lakukan Herlina Rahmawati (2004) dengan
penelitian penulis ialah sama-sama mengkaji tentang SPBU tetapi berbeda dalam
hasil. Peneletian Herlina Rahmawti menentukan kesesuaian lokasi SPBU
sedangkan penelitian penulis menentukan distribusi SPBU serta kualitas
pelayanan SPBU terhadap konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2 Hasil Penelitian Yang Relevan
No. Judul penelitian Peneliti, tahun
penelitian
Tujuan Metode Hasil
1. Kajian Pola
Persebaran
Keruangan Kantor
Cabang Perbankan
di Perkotaan
Jogjakarta
(Skripsi)
Fahmi
Nasrullah,
2007
1. Mengetahui pola persebaran kantor
cabang bank di perkotaan jogjakarta.
2. Mengetahui faktor yang
mempengaruhi pola sebaran kantor cabang
bank di perkotaan jogjakarta.
3. Menentukan arahan pengembangan
lokasi kantor cabang bank di Perkotaan
Jogjakarta.
Metode
survei
1. Lokasi kantor cabang bank di perkotaan jogjakarta cenderung
mengelompok didipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara
kota (Kec. Depok) karema pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan
mudah dijangkau.
2. Tidak trdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik nasabah
dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak terbatas pada segmen usia,
jenis kelamin maupun cara mencapai bank.
3. Faktor geografis yang secara signifikan mempengaruhi pola sebaran
kantor cabang bank adalah indeks persebaran kampus perguruan tinggi dan
jarak dengan kampus.
4. Arahan pengembangan lokasi kantor cabang bank diharapkan akan
beralih ke luar kota jogjakarta yaitu wilayah pinggiran di utara dan timur laut
kota mengikuti arah perkembangan perguruan tinggi dan permukiman.
2. Anjungan Tunai
Mandiri (ATM)
Perbankan di Kota
Surakarta Tahun
2007
(Skripsi)
Eviliyanto,
2008
Mengetahui sebaran ATM di Kota Surakarta.
Mengetahui pola persebaran ATM di Kota
Surakarta.
Mengetahui karakateristik bank dan
karakteristik nasabah terhadap distribusi ATM
di Kota Surakarta.
Mengetahui tingkat layanan ATM di Kota
Surakarta
Metode
deskriptif
1. Distribusi ATM di Kota Surakarta berdasarkan status bank distribusi
ATM banyak terdapat di sektor perdagangan dan jasa dengan persentase
ATM milik swasta lebih besar dibandingkan milik pemerintah. Distribusi
ATM dengan jenis single memiliki persentase lebih banyak dibandingkan
jenis double / multiple yang terdapat di sektor perdagangan dan jasa,
kesehatan, pendidikan. Berdasarkan letaknya distribusi ATM di kantor bank
dan mall memiliki persentase lebih besar dibandingkan di tempat lain,
sedangkan distribusi ATM berdasarkan lokasinya mendominasi disektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
perdagangan dan jasa. Berdasarkan status jalan distribusi ATM paling banyak
terdapat di jalan lokal. Berdasarkan tipologinya distribusi ATM paling banyak
terdapat pada tipe lokasi perdagangan dan jasa.
2. Berdasarkan analisis tetangga terdekat pola distribusi spasial ATM
BCA, BNI dan Mandiri tiap kecamatan random dan mendekati random.
3. Berdasarkan struktur tata ruang kota, aktivitas sosial ekonomi dan
jumlah penduduk sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi ATM oleh
pihak bank, sedangkan karakteristik nasabah Bank BRI dan BTN berdasarkan
tingkat pendidikan SMA dan S1 memiliki jumlah lebih besar dibandingkan
dengan tingkat pendidikan lain
3. Analisis Wilayah
Untuk Lokasi
Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum
(SPBU) di
Pekalongan
(Skripsi)
Herlina
Rahmawati
(2004)
1. Mengetahui kesesuaian distribusi lokasi
SPBU di daerash penelitian dengan
distribusi arus lalu lintas,
2. Mengetahui variasi distribusi lokasi
SPBU terhadap jumlah dan jenis
penyediaan serta penggunaan bahan
bakar di daerah penelitian,
3. Mengetahui wilayah yang
memungkinkan untuk pembangunan
lokasi SPBU baru di daerah penelitian
Metode
survei
1. Analisis kesesuaian lokasi SPBU dengan distribusi lalu lintas,
2. Variasi distribusi SPBU terhadap jenis penyediaan bahan bakar,
3. Pembangunan lokasi baru SPBU
-
4. Analisis Spasial
Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum
Andri
Yulianto,
2011
1. Mengetahui distribusi spasial SPBU
di Kabupaten Karanganyar tahun
2011.
Metode
deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
(SPBU) Di
Kabupaten
Karanganyar Tahun
2011
(Skripsi)
2. Mengetahui kualitas sarana dan
prasarana SPBU di Kabupaten
Karanganyar tahun 2011.
3. Mengetahui tingkat layanan SPBU di
Kabupaten Karanganyar tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Kerangka Berfikir
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana
umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna
memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar
sejenis premium, solar dan pertamax. Seiring kemajuan jaman dan persaingan
pasar antar SPBU maka PT. PERTAMINA selaku penyedia BBM bagi SPBU
menerapakan standar kualitas dan layanan bagi masyarakat. Untuk menjaga
kualitas dan layanan maka PT. PERTAMINA menetapkan sarana dan prasarana
standar yang wajib dimiliki oleh setiap SPBU.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang berpengaruh terhadap
peningkatan kebutuhan akan bahan bakar minyak. SPBU sebagai penyedia bahan
bakar minyak harus meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanannya untuk
pemenuhan kebutuhan akan bahan bakar minyak kendaraan bermotor. Dalam
kuantitas SPBU analisis spasial digunakan untuk mengetahui tingkat
keterjangkauan pelayanan bahan bakar terhadap konsumen. Dalam kualitas SPBU
dapat diamati dari sarana prasarana berdasarkan standar PERTAMINA dan
tingkat pelayanan dapat dilihat dari jumlah penjualan rata-rata bahan bakar
minyak untuk pemenuhan bahan bakar minyak bagi masyarakat di dalam wilayah
SPBU maupun di luar wilayah SPBU tersebut.
Data persebaran, sarana prasarana dan tingkat layanan SPBU dapat disajikan
dalam bentuk peta berupa Peta sebaran SPBU, Peta Sarana dan Prasarana SPBU
dan Peta Tingkat Layanan SPBU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 3. Kerangka Berfikir
Kuantitas Kualitas
Distribusi
Data penjualan SPBU (premium, solar dan pertamax)
Tingkat layanan
Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor
SPBU
Sarana dan prasarana :1.Sarana pemadam
kebakaran2.Sarana lindungan
lingkungan3.Sistem Keamanan4.Sistem Pencahayaan5.Peralatan dan kelengkapan
filling BBM6.Duiker7.Sensor api dan perangkat
Pemadam kebakaran8.Lambang PT. Pertamina9.Generator10. Racun Api11. Fasilitas umum12. Instalasi listrik dan air
yang memadai13. Rambu-rambu standar
PT. Pertamina
Distribusi SPBU, Kualitas sarana prasrana SPBU dan tingkat layanan SPBU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah
dengan obyek penelitian seluruh SPBU yang secara administratif terletak di
wilayah tersebut. Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan karena
pertambahan kepemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Karanganyar yang
semakin meningkat serta tingkat aksesbilitas yang tinggi, seiring kebutuhan
sumber bahan bakar yang tinggi pula.
2. Waktu Penelitian
Jenis kegiatan
Tahun 2011
Juli Agust Sept Okt Nov Des
Jan-
April
‘12
Tahap Persiapan
Penyusunan
Proposal
Penyusunan
Instrument
Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan
Laporan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Mardalis (2002: 24) mengemukakan bahwa “Metode diartikan sebagai suatu
cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Penelitian itu sendiri
diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis
untuk mewujudkan kebenaran”.
Menurut Mulyana (2004: 146) “Metode penelitian adalah teknik-teknik
spesifik dalam penelitian”. Nawawi dalam Tika (1997: 2) mengemukakan bahwa
“Metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah
dalam menggali kebenaran pengetahuan”.
Nawawi (1983: 62) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau
obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif spasial dengan
analisa menggunakan peta. Metode deskriptif spasial merupakan suatu metode
penelitian dengan cara memecahkan suatu masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan berdasarkan fakta yang menghasilkan data deskriptif
secara spasial tentang data yang diamati. Deskriptif geografis dalam penelitian ini
adalah uraian tentang persebaran spasial SPBU, uraian tentang kualitas sarana dan
prasarana SPBU serta uraian tentang tingkat layanan SPBU.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya
dengan yang diteliti”. Data primer dalam penelitian ini meliputi : lokasi SPBU
secara spasial di Kota Surakarta yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan
dengan menggunakan GPS, data kualitas sarana dan prasarana SPBU diperoleh
dengan menggunakan teknik angket kepada pengelola SPBU serta teknik survey
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
langsung di SPBU Kabupaten Karangganyar dan tingkat layanan SPBU diperoleh
dengan menggunakan angket dan wawancara yang ditujukan kepada pengelola
SPBU.
2. Data Sekunder
Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data sekunder adalah data yang
lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi, walaupun yang
dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli”.
Tabel 3 Jenis Data Sekunder Yang Digunakan Dalam Penelitian
No Jenis Data Sumber
1 Alamat SPBU Depo PT. PERTAMINA cabang Surakarta
2 Kependudukan BPS
3 Data penjualan SPBU SPBU
4 Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
lembar 1408-131, 1408-342, 1408-343,
1408-344, 1508-131, 1508-132, 1508-
133, 1508-134
Bakosurtanal
D. Populasi
Populasi berarti keseluruhan individu dalam ruang lingkup yang ingin
diteliti. Populasi dibedakan menjadi populasi sasaran dan populasi sampel.
Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam area/wilayah/lokasi/kurun
waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi sampel adalah keseluruhan
individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai
untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel yang berdasarkan kerangka
sampelnya. Adapun kerangka sampel adalah seluruh daftar individu yang menjadi
satuan analisis yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya. (Sugiarto,
dkk; 2003). Penelitian ini merupakan penelitian populasi sehingga tidak
menggunakan sampel. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan populasi yang meliputi seluruh SPBU yang berada di Kabupaten
Karanganyar yang berjumlah 19 SPBU.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang
ada pada obyek penelitian.
Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah lokasi SPBU di
Kabupaten Karanganyar. Data diperoleh dengan cara melakukan pencatatan dan
pengamatan dengan menggunakan GPS yang mengacu pada fenomena yang
diteliti. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang ada di
lapangan yaitu data mengenai persebaran lokasi SPBU di Kabupaten
Karanganyar.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
melihat sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengutip pada sumber data
yang telah tersedia. Nawawi (1995: 95) mengemukakan definisi teknik
dokumentasi yaitu : cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi
dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian,
baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain.
Dalam penelitian ini sumber tertulis berdasarkan dokumen meliputi data
kependudukan dari BPS Kabupaten Karanganyar, data nama dan alamat SPBU
dari Depo PT. PERTAMINA Cabang Kota Surakarta serta data penjualan tiap
SPBU di Kabupaten Karanganyar.
3. Wawancara
Mardalis (2002: 64) berpendapat bahwa “Wawancara adalah teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang
yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti”.
Wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur di mana
responden berdasarkan yang dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas dan
biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi serta lebih
mengetahui informasi yang diperlukan. Pertanyaan yang diajukan tidak disusun
lebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari
responden. Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-
hari. Wawancara pada penelitian guna memperoleh data yang lengkap lebih baik
dan dapat dipercaya. Wawancara dilakukan dengan pengelola SPBU di Kabupaten
Karanganyar terkait data jumlah pemakaian bahan bakar yang terjual dan
preferensi pemilihan lokasi pendirian SPBU.
4. Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Angket pada penelitian ini
digunakan untuk mengetahui tingkat layanan SPBU serta kualitas sarana
prasarana SPBU yang ditujukan kepada pengelola SPBU
F. Analisis Data
Patton dalam Moleong (1990: 103) bependapat bahwa “Analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori
dan satuan uraian dasar”.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data sekunder dan teknik analisis peta, teknik analisis data sekunder
dengan cara mentabulasi ke dalam bentuk tabel dan grafik maupun peta,
kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data yang perlu dianalisis
adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Analisis Distribusi Spasial SPBU
Distribusi SPBU pada tahun 2011 dapat diketahui dengan menggunakan
analisis peta yaitu peta distribusi SPBU di Kabupaten Karangganyar.
2. Analisis Kualitas Sarana dan Prasarana SPBU
Untuk mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU digunakan teknik
survey dan wawancara, kemudian hasil dari survey dan wawancara di SPBU di
skoring terhadap ada atau tidaknya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SPBU
serta kondisi sarana dan prasrana tersebut. Selanjutnya jumlah nilai dari skoring
sarana dan prasarana tersebut di kualifikasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 4 Scoring Sarana dan Prasarana SPBU
No. Sarana dan Prasarana Harkat1 Sarana pemadam kebakaran 32 Sarana lindungan lingkungan
a. Instalasi pengolahan limbahb. Instalasi oil catcher dan well catcherc. Instalasi sumur pantaud. Saluran drainase
1111
3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendamb. Grount point/strip tahan karatc. Dinding pembatas/pagar pengamand. Rambu-rambu peringatan
3132
4 Sistem pencahayaan 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM
c. Tangki pendamd. Pompae. Pulau pompa
333
6 Duiker 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 38 Lambang PT. PERTAMINA 19 Generator 310 Racun api 111 Fasilitas umum
a. Toiletb. Musholac. Lahan parkir
222
12 Instalasi listrik dan air yang memadai 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA
a. Dilarang merokokb. Dilarang menggunakan telepon selulerc. Jagalah kebersihand. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran
2213
Sumber : (http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi
Keterangan : nilai tertinggi adalah 3 (tiga) sedangkan nilai terendah adalah 1
(satu). Asumsi nilai tertinggi 3 dan nilai terendah 1 adalah tingkat pentingnya
sarana dan prasarana. Total skor terendah : 26, total skor tertinggi : 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 5 Klasifikasi Kualitas Sarana dan Prasarana SPBU
No. Klas Total skoring
1. Kurang baik 26-35
2. Baik 35-44
3. Sangat baik 44-53
Sumber : (http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi
Keterangan : nilai tertinggi skoring 53 nilai terendah skoring 26, pengklasifikasian
kualitas sarana prasarana SPBU dengan asumsi nilai tertinggi harkat di kurangi
nilai terendah dibagi 3 klas (kurang baik, baik serta sangat baik).
3. Analisis Tingkat Layanan SPBU
Untuk mengetahui tingkat layanan SPBU di gunakan teknik survey di
SPBU dan wawancara terhadap pengelola SPBU tentang tingkat penjualan
premium, solar dan pertamax di SPBU. Data penjualan premium, solar dan
pertamax untuk mengetahui tingkat layanan SPBU terhadap pengguna kendaraan
bermotor (sepeda motor dan mobil).
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan penjelasan yang memberikan gambaran
tentang keseluruhan dari kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data yang
terkumpul, sampai dengan penulisan laporan. Prosedur dalam penelitian ini dapat
dirinci sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan (4 Juli 2011)
Tahap persiapan merupakan tahap paling awal dalam sebuah penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Menentukan lokasi dan waktu penelitian
b. Mengamati permasalahan yang ada pada lokasi yang telah ditentukan
c. Survei ketersediaan data
d. Studi pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Tahap Penyusunan Proposal Penelitian (4 Agustus 2011)
Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap persiapan, yaitu
berupa kegiatan merumuskan permasalahan yang ada ke dalam tulisan
berupa proposal penelitian yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori dan
metodologi penelitian.
3. Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian (15 September- 12 Oktober
2011)
Kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan sarana yang digunakan
untuk mengumpulkan data.
4. Tahap Pengumpulan Data (Oktober-November 2011)
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa mengumpulkan melalui
studi dokumen dan observasi dilapangan.
5. Tahap Analisis Data (November-Desember 2011)
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah terkumpul untuk
kemudian dideskripsikan.
6. Tahap Penulisan Laporan Penelitian (Januari-April 2012)
Tahap ini merupakan tahap penyusunan laporan penelitian berupa skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Letak, Luas, dan Batas
a. Letak
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Jawa Tengah yang sedang mengalami perkembangan dalam bidang industri,
pariwisata serta pertanian .Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka
Kabupaten Karanganyar terletak antara 1100 40’ – 1100 70’ Bujur Timur dan
70 28” - 70 46” Lintang Selatan. (Karanganyar Dalam Angka Tahun 2010)
b. Luas
Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha. Kabupaten
Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan yaitu Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo,
Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan,
Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat,
Mojogedang, Kerjo dan Jenawi.
17 kecamatan tersebut terbagi menjadi 177 desa/kelurahan ( 15 kelurahan
dan 162 desa). Kecamatan Gondangrejo dan Kecamatan Mojogedang
mempunyai pembagian desa yang terbanyak diantara Kecamatan yang lain
dengan 13 desa/kelurahan, sedangkan pembagian desa/kelurahan terkecil
adalah Kecamatan Jaten dengan 8 desa/kelurahan.
Desa/kelurahan tersebut terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876
RW dan 6.358 RT. Kecamatan Jumapolo memiliki jumlah dusun terbesar yakni
102 dusun, sedangkan jumlah dusun yang terkecil ada di Kecamatan Jenawi
sebesar 34. Jumlah Dukuh terbesar dimiliki oleh Karangpandan, Kerjo, dan
Kecamatan Karanganyar, masing-masing sebesar 197, 193, dan 191, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah dukuh terkecil adalah Tawangmangu
sebanyak 82.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 6 Luas wilayah Kabupaten Karanganyar per Kecamatan
No Kecamatan Luas(Ha) Desa/ Kelurahan
Dusun Dukuh Rt Rw
1. Jatipuro 40,36 10 86 100 124 3082. Jatiyoso 67,16 9 81 88 112 2843. Jumapolo 55,67 12 102 137 109 3084. Jumantono 53,55 11 61 117 117 3285. Matesih 26,27 9 78 155 107 3266. Tawangmangu 70,03 10 39 82 99 3477. Ngargoyoso 65,34 9 50 166 102 2878. Karangpandan 34,11 11 65 197 122 2999. Karanganyar 43,03 12 55 191 159 54810. Tasikmadu 27,6 10 57 93 80 43611. Jaten 25,55 8 46 105 101 54512. Colomadu 15,64 11 50 126 109 50013. Gondangrejo 56,8 13 78 157 95 49914. Kebakkramat 36,46 10 58 119 124 39115. Mojogedang 53,31 13 83 147 164 46616. Kerjo 46,82 10 68 193 92 27617. Jenawi 56,08 9 34 140 60 215
Jumlah 773,78 177 1091 2313 1876 6458Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Batas
Kabupaten Karanganyar secara administratif mempunyai batas-batas
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
2. Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur (Kabupaten Magetan)
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo
4. Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali
Untuk lebih jelasnya mengenai daerah administrasi Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Peta1. Peta ini menampilkan kondisi secara
administrasi seperti letak secara astronomis, batas kabupaten, batas kecamatan,
batas kelurahan, serta lokasi kantor pemerintah kecamatan, lokasi kantor
pemerintahan kelurahan, sungai, jalan, dan lain-lain. Peta administrasi dapat
dilihat dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Penggunaan Lahan
Berdasarkan data sekunder yang dimuat Karanganyar Dalam Angka Tahun
2010, diketahui bahwa secara umum luas lahan di Kabupaten karanyar adalah
77.378,64 Ha. Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten karanganyar ialah
sebagai berikut : Sawah seluas 22.459,80 Ha, pekarangan dan bangunan seluas
21.213,99 Ha, tegalan atau kebun seluas 17.836,49 Ha, padang gembala seluas
219,67 Ha, tambak atau kolam seluas 25,54 Ha, hutan negara seluas 9.729,50 Ha,
perkebunan seluas 3.251,51 Ha, serta lain lain seluas 2.641,14 Ha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 7. Penggunaan Lahan di KaranganyarNo. Kecamatan Luas
wilayah(Ha)Sawah Pekarangan/
bangunanTegalan/ kebun
Padang gembala
Tambak/ kolam
Rawa Hutan negara
Perkebunan Lain-lain
1. Jatipuro 4.036,50 1.510,16 1.381,92 973,32 60,00 1,00 - 49,51 - 59,592. Jatiyoso 6.716,49 1.319,05 1.245,73 2.906,20 - - - 1.025,00 - 220,513. Jumapolo 5.567,02 1.740,81 2.123,92 1.589,01 - 0,97 - - - 112,314. Jumantono 5.355,44 1.603,87 1.712,71 1.875,14 33,20 0,10 - - - 130,425. Matesih 2.626,63 1.272,02 900,06 217,58 - 0,70 - 91,00 - 145,276. Tawangmangu 7.003,16 711,36 631,23 1.316,82 4,00 - - 4.187,34 38,14 114,277. Ngargoyoso 6.533,94 690,30 842,27 1.266,34 16,79 0,50 - 2.775,98 784,68 157,088. Karangpandan 3.411,08 1.491,40 1.219,29 535,26 6,43 1,10 - - 40,61 116,999. Karanganyar 4.302,64 1.788,12 1.506,53 563,24 - - - - 122,00 322,2610. Tasikmadu 2.759,73 1.677,03 671,58 73,68 - 4,54 - - 0,64 332,2611. Jaten 2.554,81 1.265,53 1.081,74 40,67 4,19 - - - - 162,6812. Colomadu 1.564,17 527,52 901,94 58,05 - 2,70 - - 4,60 69,3613. Gondangrejo 5.679,95 1.073,78 1.768,94 2.664,89 37,39 - - - - 134,9514. Kebakkramat 3.645,63 2.102,19 1.198,55 223,90 1,90 2,67 - - - 116,4215. Mojogedang 5.330,90 2.018,82 2.060,29 843,23 23,50 9,93 - - 254,32 120,8116. Kerjo 4.682,27 1.129,24 1.216,60 701,75 21,52 1,17 - - 1.395,30 216,6917. Jenawi 5.608,28 538,60 750,69 1987,41 10,75 0,16 - 1.600,67 611,22 108,78
Jumlah 77.378,64 22.459,80 21.213,99 17.836,49 219,67 25,54 - 9.729,50 3.251,51 2.641,14
Tabel 7. Penggunaan Lahan di Kabupaten Karanganyar (Sumber : Karanganyar Dalam Angka Tahun 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kabupaten
Karanganyar didominasi oleh sawah dan bangunan yang masing-masing sawah
seluas 22.459,80 Ha dan bangunan seluas 21.213,99 Ha dan sisanya adalah
tegalan, hutan negara,perkebunan dan lain-lain. Untuk memperjelas penggunaan
lahan kota Surakarta, berikut ini disajikan Peta 2 yang menggambarkan detail
kenampakan yang ada pada peta penggunaan lahan dibawah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3. Kondisi Penduduk
Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi sosial di Kabupaten
Karanganyar, berikut ini dikemukakan data mengenai jumlah dan persebaran
penduduk, kepadatan penduduk serta komposisi penduduk.
a. Jumlah dan persebaran penduduk
Menurut data yang dimuat Karanganyar Dalam Angka Tahun 2011 jumlah
penduduk di abupaten Karanganyar adalah sebesar 878.210 jiwa, terdiri dari
436.901 jiwa penduduk laki-laki dan 441.309 jiwa penduduk perempuan yang
tersebar di 17 kecamatan. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk di Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Karanganyar
No. Kecamatan Luas wilayah Jumlah penduduk1. Jatipuro 40,36 38.3522. Jatiyoso 67,16 40.7093. Jumapolo 55,67 48.4384. Jumantono 53,55 49.8125. Matesih 26,27 46.2456. Tawangmangu 70,03 45.6637. Ngargoyoso 65,34 35.8458. Karangpandan 34,11 43.8029. Karanganyar 43,03 77.41310. Tasikmadu 27,6 57.32611. Jaten 25,55 71.10912. Colomadu 15,64 61.84313. Gondangrejo 56,8 69.89714. Kebakkramat 36,46 59.86415. Mojogedang 53,31 66.02916. Kerjo 46,82 37.94717. Jenawi 56,08 27.916
Jumlah 773,78 878.210Sumber : Karanganyar Dalam Angka tahun 2010
Dari Tabel 8 ditunjukkan bahwa Kecamatan Karanganyar mempunyai
jumlah penduduk terbesar yaitu 77.413 jiwa atau 8,81%, sedangkan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
mempunyai jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Jenawi yaitu sebesar
27.916 jiwa atau 3,18%.
b. Kepadatan Penduduk
Untuk mengetahui kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat dilakukan
dengan cara membandingkan jumlah penduduk dengan luas daerah yang
ditempati, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk = -------------------------
Luas Wilayah
Berdasarkan Tabel 8 dapat dihitung kepadatan penduduk di Kabupaten
Karanganyar sebagai berikut :
878.210
Kepadatan Penduduk = ---------------
773,78
= 1.135 Jiwa/Km2
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 tentang komposisi penduduk dan
kepadatan tiap Kecamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 9. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karanganyar
No. Kecamatan Luas wilayah (Km2)
Jumlah penduduk (jiwa)
Kepadatan penduduk(jiwa/Km2)
1. Jatipuro 40,36 38.352 9502. Jatiyoso 67,16 40.709 6063. Jumapolo 55,67 48.438 8704. Jumantono 53,55 49.812 9305. Matesih 26,27 46.245 1.7606. Tawangmangu 70,03 45.663 6527. Ngargoyoso 65,34 35.845 5498. Karangpandan 34,11 43.802 1.2849. Karanganyar 43,03 77.413 1.79910. Tasikmadu 27,6 57.326 2.07711. Jaten 25,55 71.109 2.78312. Colomadu 15,64 61.843 3.95413. Gondangrejo 56,8 69.897 1.23114. Kebakkramat 36,46 59.864 1.64215. Mojogedang 53,31 66.029 1.23916. Kerjo 46,82 37.947 81017. Jenawi 56,08 27.916 498
Jumlah 773,78 878.210 1.135
Sumber : Karanganyar Dalam Angka Tahun 2010
Jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2011 sebesar 878.210
jiwa, sedangkan kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar sebesar 1.135
jiwa/km2. Kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan Colomadu yaitu sebanyak
3.954 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Jenawi
yaitu 498 jiwa/km².
Mantra (1985: 35) mengklasifikasikan kepadatan penduduk aritmatik pada
suatu daerah pada Tabel 10 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 10. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk
No Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Keterangan
1
2
3
4
5
6
≤ 101
101 – 500
501 – 1000
1001 – 2000
2001 – 3000
≥ 3000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi Sekali
Sumber : Mantra(1985:35)
Berdasarkan rumus dan perhitungan kepadatan penduduk di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar termasuk
dalam kriteria kepadatan penduduk kelompok 4 atau tinggi dengan kepadatan
penduduk yaitu 1001 – 2000.
c. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah gambaran susunan penduduk yang dibuat
berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama.
Komposisi-komposisi penduduk dapat menentukan kualitas penduduk dari segi
kehidupannya dan dari segi sosial seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan.
Komposisi penduduk dalam penelitian ini yang berkaitan atau ada relevansi
dengan judul penelitian ini adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, menurut tingkat pendidikan dan menurut mata pencaharian.
1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah variabel yang
penting dalam sebuah kependudukan. Dengan diketahuinya komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk mengetahui
pertambahan penduduk, perpindahan penduduk dan dapat digunakan sebagai
petunjuk atau dasar untuk menyusun beberapa kebijakan pemerintah yang dalam
hal ini berkaitan dengan masalah pendidikan, penyusunan kebijakan penduduk
seperti masalah keluarga berencana dan masalah ketenagakerjaan. Selain itu
dengan mengetahui komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
diharapkan dapat diketahui penduduk baik yang belum produktif, produktif
maupun yang sudah tidak produktif lagi.
Untuk mengetahui secara rinci komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Karanganyar
Golongan Umur
Laki-Laki(jiwa)
Perempuan(jiwa)
Jumlah (jiwa)
0 - 4 35.804 34.638 70.4425 - 9 37.800 37.035 74.83510-14 40.054 39.569 79.62315 - 19 41.716 41.309 83.02520 - 24 39.170 38.766 77.93625 - 29 36.501 36.306 72.80730 - 34 33.683 33.652 67.33535 - 39 30.731 30.907 61.63840 - 44 27.849 28.033 55.88245 - 49 24.470 24.686 49.15650 - 54 20.676 21.156 41.83255 - 59 17.768 18.449 36.21760 - 64 15.487 16.354 31.84165 - 69 13.511 14.751 28.26270 - 74 11.242 13.065 24.30775 + 10.439 12.633 23.072Jumlah 436.901 441.309 878.210
Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010
Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten
Karanganyar menurut umur adalah kelompok umur 0-14 tahun yaitu sebesar
224.900 jiwa (25,61 %), kelompok umur 15-64 tahun sebesar 577.669 jiwa
(65,78%), sedangkan kelompok umur 65+ sebesar 75.641 jiwa (8,61 %). Jika
dilihat dari jenis kelamin maka jumlah penduduk antara golongan laki-laki dan
perempuan rata-rata hampir sama. Meskipun jumlah penduduk perempuan lebih
banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 12 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2010
No. Jenis Kelamin Jumlah
Jiwa %
1
2
Laki-laki
Perempuan
436.901
441.309
49,75
50,25
Jumlah 878.210 100,00
Sumber: Karanganyar dalam angka tahin 2010
Berdasarkan tabel 12, maka dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten
Karanganyar antara laki-laki dan perempuan lebih banyak penduduk perempuan
yaitu sebesar 441.309 jiwa (50,25%), sedangkan penduduk laki-laki sebesar
436.901 (49,75%). Dari data tersebut dapat diketahui pada besarnya jenis kelamin
atau Sex Ratio (SR) yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan. Perhitungan Sex Ratio dirumuskan sebagai berikut:
Sex Ratio (SR) =
Keterangan :
SR = Rasio Jenis Kelamin
a = Jumlah Penduduk Laki-laki
b = Jumlah Penduduk Perempuan
Dengan rumus di atas dapat dihitung besarnya rasio jenis kelamin
penduduk di Kecamatan Jebres sebagai berikut :
436.901 Sex Ratio (SR) = ------------ x 100
441.309 = 99
Dari hasil perbandingan di atas, maka dapat diperoleh bahwa Sex Ratio 99,
ini berarti bahwa untuk setiap 99 penduduk laki-laki sebanding dengan 100
penduduk perempuan. Apabila angka tersebut jauh di bawah 100, dapat
menimbulkan masalah karena ini berarti di daerah tersebut kekurangan penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
laki-laki, akibatnya antara lain kekurangan tenaga laki-laki untuk melaksanakan
pembangunan.
Rasio jenis kelamin dapat pula dibuat berdasarkan kelompok umur, berikut
akan disajikan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Karanganyar
menurut kelompok umur tahun 2011.
Tabel 13. Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Kabupaten Karanganyar
Tahun 2010
Golongan Umur Laki-Laki Perempuan Sex Ratio0 - 4 35.804 34.638 1035 - 9 37.800 37.035 10210-14 40.054 39.569 10115 - 19 41.716 41.309 10120 - 24 39.170 38.766 10125 - 29 36.501 36.306 10030 - 34 33.683 33.652 10035 - 39 30.731 30.907 9940 - 44 27.849 28.033 9945 - 49 24.470 24.686 9950 - 54 20.676 21.156 9855 - 59 17.768 18.449 9660 - 64 15.487 16.354 9565 - 69 13.511 14.751 9270 - 74 11.242 13.065 8675 + 10.439 12.633 83
jumlah 436.901 441.309 99Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki, sehingga secara
total SR (Sex Ratio) lebih kecil dari 100 (jumlah penduduk perempuan lebih
banyak daripada jumlah penduduk laki-laki).
2) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah juga dapat dijadikan dasar
untuk mengetahui potensi suatu daerah tentang sumberdaya manusianya.
Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia itu sendiri maupun
pembangunan ekonomi.
Pendidikan diakui secara luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan
manusia. Dengan mengetahui tingkat pendidikan penduduk suatu masyarakat,
dapat diketahui masalah sosial apa yang harus dipecahkan serta aspek kehidupan
apa yang harus dikembangkan.
Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah pengelompokan
penduduk berdasarkan pendidikannya, baik mereka yang belum masuk sekolah
maupun yang sudah tamat perguruan tinggi. Komposisi penduduk menurut
pendidikan digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran penduduk terhadap
dunia pendidikan.
Pendidikan sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap
perkembangan diri seseorang, dengan pendidikan dapat mendewasakan seseorang
karena dengan adanya pendidikan maka secara langsung akan menghadapi banyak
permasalahan baik di lingkungan maupun masalah yang diberikan oleh pendidik.
Suatu komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan juga dapat
memberikan gambaran tentang tingkat pendidikan di suatu daerah, tingkat
pendidikan penduduk di suatu daerah dapat mencerminkan status sosial
masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat maka secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir dalam kehidupan
bermasyarakat. Tingkat pendidikan juga berhubungan dengan pemilihan jenis
aktivitas di luar sektor pertanian.
Berikut ini disajikan data komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan
di Kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2010
No Tingkat Pendidikan JumlahOrang
1234567
Tamat Akademi / PTTamat SLTATamat SLTPTamat SDTidak Tamat SDBelum Tamat SDTidak Sekolah
30.214131.516143.410293.14360.77982.32660.422
Sumber: Karanganyar dalam angka tahun 2010
3) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Komposisi penduduk menurut mata pencaharian adalah pengelompokan
penduduk berdasarkan mata pencaharian. Komposisi ini digunakan untuk melihat
dan menggambarkan struktur daerah secara umum dan lebih lanjut dapat pula
menggambarkan potensi dan sumberdaya penduduk yang ada pada suatu daerah.
Di dalamnya juga memperlihatkan jenis pekerjaan yang ada di suatu daerah
beserta jumlahnya. Dengan mengetahui mata pencaharian penduduk daerah
tertentu akan dapat diketahui potensi yang ada di daerah tersebut. Banyak hal
mengenai kehidupan sosial suatu negara/masyarakat dapat dijabarkan jika
diketahui komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya, komposisi jenis
pekerjaannya, dan fakta-fakta lain mengenai angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat,
atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang
dan jasa. Di Kabupaten Karanganyar jenis pekerjaan diklasifikasikan menjadi 10
pekerjaan. Jenis pekerjaan yang dimaksud meliputi Petani Sendiri, Buruh Tani,
Pengusaha, Buruh Industri, Buruh Bangunan, Pedagang, Angkutan,
PNS/POLRI/TNI, Pensiunan dan lain-lain. Lain-lain pada klasifikasi mata
pencaharian di Kabupaten Karanganyar maksudnya jenis pekerjaan yang belum
tercakup di dalam jenis pekerjaan yang telah disebutkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kondisi demikian menunjukkan bahwa Kabupaten Karanganyar mempunyai
banyak potensi yang dapat dikembangkan, ini terbukti dari berbagai jenis
pekerjaan ditekuni oleh penduduk setempat yang tersebar di lima kecamatan.
Jumlah total penduduk yang telah termasuk dalam angkatan kerja di Kabupaten
Karanganyar sebesar 434.759 jiwa. Mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada
Tabel 15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 15. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kabupaten Karanganyar Tahun 2010
No.
Kecamatan Petani Sendiri
Buruh Tani
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Perdagangan
Pengangkutan
PNS/POLISI/TNI
Pensiunan
Lain-Lain Jumlah
1 Jatipuro 9.221 3.786 213 649 1.562 1.190 153 574 213 14.562 32.1232 Jatiyoso 7.418 4.761 222 456 1.232 1.621 269 542 171 17.405 34.0973 Jumapolo 10.696 4.017 281 629 1.250 1.985 199 550 280 20.684 40.5714 Jumantono 10.270 4.375 223 2.525 2.249 1.571 112 460 190 19.750 41.7255 Matesih 8.091 6.620 351 2.577 2.559 2.436 268 865 459 14.375 38.6016 Tawangmangu 12.156 4.492 491 1.153 1.805 3.497 385 783 431 12.923 38.1167 Ngargoyoso 9.917 3.606 198 1.976 1.729 2.940 475 416 206 8.455 29.9188 Karangpandan 7.188 3.467 586 4.441 3.382 2.602 309 839 473 13.277 36.5649 Karanganyar 9.091 3.501 1.091 19.447 3.314 4.014 702 2.965 1.223 19.147 64.49510 Tasikmadu 7.081 3.584 382 15.400 3.101 2.389 214 2.078 621 12.907 47.75711 Jaten 2.055 1.218 1.387 16.356 3.566 2.696 871 3.353 1.923 25.818 59.24312 Colomadu 1.367 1.063 915 7.400 3.406 1.894 421 3.001 1.535 30.521 51.52313 Gondangrejo 8.070 5.534 1.006 10.721 7.261 1.609 637 533 1.296 21.565 58.23214 Kebakkramat 6.959 3.335 1.491 12.331 3.193 1.428 234 1.030 400 19.472 49.87315 Mojogedang 11.623 7.410 820 6.249 5.320 2.103 501 972 388 19.728 55.11416 Kerjo 7.636 3.671 353 3.094 3.499 1.395 369 801 335 10.523 31.67617 Jenawi 6.718 3.100 302 1.659 1.921 1.098 150 398 149 7.807 23.302
Jumlah 135.557 67.540 10.312 107.063 50.349 36.468 6.269 20.160 10.293 288.919 732.930Sumber : Karanganyar dalam angka tahin 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa diantara jenis pekerjaan / mata
pencaharian penduduk Kabupaten Karanganyar petani sendiri merupakan jenis
pekerjaan yang paling banyak ditekuni yaitu sekitar 235.557 petani yang tersebar
di 17 kecamatan, sedangkan pekerjaan yang paling sedikit adalah pengangkutan.
Kondisi ini disebabkan oleh masih banyaknya lahan sawah di kabupaten
Karanganyar sekitar 224,59 Km2.
Jumlah pengusaha yang ada di Kabupaten Karanganyar sebanyak 10.312
jiwa, paling banyak terdapat di Kecamatan Kebakkramat yaitu sebesar 1.491
jiwa sedangkan paling sedikit terdapat di Kecamatan Ngargoyoso sebesar 198
jiwa dan selebihnya terdapat di kecamatan lain. Buruh industri paling banyak
berasal dari Kecamatan Karanganyar sebesar 19.447 jiwa, berikutnya Kecamatan
Jaten sebesar 16.356 jiwa dan Kecamatan Tasikmadu sebesar 15.400 jiwa dan
selebihnya berasal dari Kecamatan yang lain.
d. Kondisi Transportasi
Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi ttransportasi di
Kabupaten Karangganyar, berikut dikemukakan data mengenai panjang jalan dan
kodisi jalan, jumlah kendaraan bermotor menurut jenis kendaraan dan bulan.
1) Panjang Jalan dan Kodisi Jalan
Menurut data yang di muat Karanganyar Dalam Angka Tahun 2011, jalan di
Kabupaten Karanganyar dapat dirinci menjadi jalan Negara, jalan Propinsi serta
jalan Kabupaten. Untuk mengetahui lebih rinci panjang jalan serta kondisi jalan di
sajikan data pada tabel 16.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 16. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Karanganyar
Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010
UraianJalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten
2009 2010 .2009 2010 2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jenis Permukaan
1. Aspal
2. Kerikil
3. Tanah
4. Tidak dirinci
Kondisi Jalan
1. Baik
2. Sedang
3. Rusak
4. Rusak Berat
Kelas Jalan
1. Kelas I
2. Kelas II
3. Kelas III
4. Kelas III A
5. Kelas III B
6. Kelas III C
7. Tidak dirinci
16,90
0
0
0
16,90
0
0
0
16,90
0
0
0
0
0
0
17,5
0
0
0
3,9
13,6
0
0
0
17,5
0
0
0
0
0
95,03
0
0
0
37,94
57,09
0
0
0
37,94
57,09
0
0
0
0
85,3
0
0
0
34,05
51,25
0
0
0
0
85,3
0
0
0
0
355,70
460,20
0
0
355,70
460,20
0
0
0
0
0
0
0
0
815,90
841,62
0
0
0
338,44
204,45
245,88
52,85
0
0
0
0
0
841,62
0
Jumlah 16,90 17,5 95,03 85,3 815,90 841,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2) Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan dan Bulan.
Pembagian kendaraan berdasar jenis kendaraan di Kabupaten Karanganyar
dapat terbagi menjadi A1 :Sedan, Station, Jeep dan sejenisnya (Preman), A2 :
Taxi, Sedan, St.Wagon (Umum), B1 : Bus, Microbus(Preman), B2 : Bus,
Microbus (Umum), C1 : Pick Up, Truk (Preman), C2 : Pick Up, Truk (Umum), D
: Alat Berat, E : Sepeda Motor. Untuk lebih rincinya di sajikan dalam tabel 17.
Tabel 17. Jumlah kendaraan berdasar Jenis
BulanJenis Kendaraan
A1 A2 B1 B2 C1
-1 -2 -3 -4 -5 -6
1. Januari 1.131 8 23 32 589
2. Pebruari 1.109 7 17 42 600
3. Maret 1.154 27 28 16 584
4. April 1.330 22 17 33 611
5. Mei 1.103 22 24 34 643
6. Juni 1.169 38 22 69 574
7. Juli 1.170 18 10 62 579
8. Agustus 1.280 23 20 33 599
9. September 1.318 22 23 60 548
10. Oktober 1.392 27 21 44 670
11. Nopember 1.135 3 18 38 580
12. Desember 1.288 43 29 34 706
Jml. Th. 2010 14.579 260 252 497 7.283
Jml. Th. 2009 13.288 295 233 490 6.894
Jml. Th .2008 11.985 299 234 593 6.611
Jml. Th. 2007 11.300 309 243 546 6.333
Jml. Th. 2006 10.602 321 255 549 6.122
Jml. Th. 2005 9.497 302 247 541 5.870
Sumber : UP3AD Samsat Karanganyar (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Lanjutan Tabel 17
BulanJenis Kendaraan
JumlahC2 D E
-1 -7 -8 -9 -10
1. Januari 7 - 15.284 17.074
2. Pebruari 6 3 13.042 14.826
3. Maret 4 - 14.438 16.251
4. April 2 - 14.715 16.730
5. Mei 4 1 13.812 15.643
6. Juni 1 1 13.773 15.647
7. Juli 5 3 15.523 17.370
8. Agustus 9 1 15.619 17.584
9. September 7 2 15.189 17.169
10. Oktober 10 4 17.359 19.527
11. Nopember 11 1 15.942 17.728
12. Desember 11 1 15.748 17.860
Jml. Th. 2010 77 17 180.444 203.409
Jml. Th. 2009 30 10 166.253 187.501
Jml. Th. 2008 12 2 150.557 170.293
Jml. Th. 2007 10 1 137,701 156.443
Jml. Th. 2006 13 1 126,531 144.394
Jml. Th. 2005 13 - 113,161 129.631
Sumber : UP3AD Samsat Karanganyar (2010)Keterangan : A1 : Sedan, Station, Jeep dan sejenisnya (Preman), A2 : Taxi, Sedan, St.Wagon (Umum), B1 : Bus, Microbus(Preman), B2 : Bus, Microbus (Umum), C1 : Pick Up, Truk (Preman),C2 : Pick Up, Truk (Umum), D : Alat Berat, E : Sepeda Motor.
e. Kondisi Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2006 Kabupaten
Karanganyar atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp. 6.904.990,49 dan atas
dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp. 4.654.054,50. Pertumbuhan ekonomi
yang ditunjukkan oleh perkembangan PDRB, pada tahun 2006 ADHB sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
10,93 % dan ADHK sebesar 5,74 %. Jika dilihat dari sektor, ADHB maka sektor
industri pengolahan mempunyai kontribusi yang paling besar, yaitu 52,88 %,
sektor pertanian : 19,47 %, sektor perdagangan : 10,09 %, sektor jasa-jasa :
8,03%. Sedang sektor-sektor lain kurang dari 5 %.
Tabel.18. Data Pertumbuhan ekonomi (PDRB) selama tahun 2003 –
2009:
Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
ADHB
ADHK
11,15
3,32
11,86
4,03
11,35
5,49
10,74
5,08
11,59
5,74
11,22
5,75
9,10
4,56
Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010
Berdasarkan Tabel 18, pada tahun 2003 sampai dengan 2005 Kabupaten
Karanganyar mengalami peningkatan ekonomi, sedangkan pada tahun 2006
mengalami penurunan dari 5,49 menjadi 5,08. Tahun 2007 dan 2008
mengalami peningkatan menjadi 5,75 dan pada tahun 2009 menrun lagi
menjadi 4,56.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
B. Hasil Penelitian
1. Distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011
Untuk mengetahui persebaran SPBU perlu dilakukan analisis distribusi
seluruh SPBU di wilayah penelitian. Di Kabupaten Karanganyar terdapat 19 unit
SPBU di wilayah tersebut. Distribusi SPBU di Kabupaten Karanganyar adalah
sebagai berikut :
Tabel 19. Nama SPBU dan alamat SPBU
No.Nama
SPBUAlamat SPBU
Ordinat
X Y
1 44.571.05 Jl. Adi Sucipto Colomadu 472682 9167210
2 44.577.01 Jl. Solo-Karanganyar, Papahan Karanganyar 473513 9166770
3 44.577.02 Jl. Solo-Sragen Km 10 Kebakkramat 469888 9166910
4 44.577.03 Jl. Solo-Sragen Km 16 Waru Kebakkramat 477046 9167170
5 44.577.04 Jl. Lawu, Doplang Karangpandan 479106 9172260
6 44.577.05 Jl. Raya Solo-Purwodadi Km 10, Gondangrejo 506732 9158350
7 44.577.06 Jl. Lawu Popongan Karanganyar 498332 9158750
8 44.577.07 Jl. Raya Ngaliyan, Lalung Karanganyar 502870 9155000
9 44.577.08 Jl. Ringroad Utara Solo-Sragen, Kebakkramat 492833 9160790
10 44.577.09 Jl. Adi Sucipto, Bolon, Colomadu 487759 9165740
11 44.577.10 Jl. Adi Sucipto, Colomadu 488798 9167400
12 44.577.11 Jl. Ringroad Utara Solo-Sragen, Mojosongo 488769 9167030
13 44.577.12 Jl. Adi Sumarmo, Klodran Colomadu 490674 9170700
14 44.577.13 Jl. Solo-Karanganyar km 2, Degen, Jaten 501240 9148380
15 44.577.14 Dawung, Matesih 488855 9162290
16 44.577.15 Jl Solo-Sragen Km 9 Sroyo 494273 9159010
17 44.577.16 Jl. Solo-Sragen Km 7, Kemiri Kebakkramat 494716 9160170
18 44.577.17 Jl. Lawu, Bejen, Karanganyar 486748 9166880
19 44.577.18 Kwangsan, Jumapolo 486199 9166600
Sumber : observasi lapangan (2011)
Peta 3. Peta persebaran SPBU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan Peta 3, dapat diketahui bahwa jumlah SPBU yang berada di
Kabuppaten Karanganyar terdapat 19 SPBU yang tersebar di beberapa Kecapatan
yang di lalui jalan nasional dan jalan utama. Di Kecamatan Colomadu terdapat 4
SPBU yaitu SPBU 44.571.05, SPBU 44.577.09, SPBU 44.577.10, SPBU
44.577.12. Di Kecamatan Colomadu terdapat 4 SPBU karena di lalui jalan
Nasional dan merupakan jalur alternatif keluar masuk Kota Surakarta dari sisi
barat.
Wilayah Kecamatan Gondangrejo yang merupakan Jalur Solo-Purwodadi
hanya terdapat 1 SPBU yaitu SPBU 44.577.05 yang terdapat di jalan Raya Solo-
Purwodadi Km 10 kecamatan Gondangrejo.
Di jalur lingkar utara atau ringroad yang masuk wilayah kecamatan
Kebakkramat terdapat 2 SPBU yaitu SPBU 44.577.08 dan SPBU 44.577.11,
sedangkan di jalur utama Solo-Sragen yangmasuk dalam wilayah kecamatan
Kebakkramat dan Kecamatan terdapat 4 SPBU di karenakan merupakan jalan
nasional antar Propinsi yang di lalui banyak kendaraan bermotor. SPBU yang
terdapat di jalur ini ialah SPBU 44.577.16, SPBU 44.577.15, SPBU 44.577.02 dan
SPBU 44.577.03.
Lokasi SPBU terbanyak terdapat di jalur Solo-Karanganyar di karenakan
merupakan jalur nasional dan melalui Ibukota Kabupaten Karanganyar yang
masuk wilayah Kecamatan Jaten, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan
Karangpandan terdapat 5 SPBU, SPBU tersebut ialah SPBU 44.57713, SPBU
44.577.01, SPBU 44.577.17, SPBU 44.577.06 serta SPBU 44.577.04.
Untuk jalan lokal yang di jadikan jalur alternatif dari Karanganyar Menuju
Wonogiri yang melalui Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo serta
Kecamatan Jatipuro terdapat 2 SPBU yang masuk dalam wilayah Kecamatan
Karanganyar dan Kecamatan Jumapolo, SBPB tersebut ialah SPBU 44.577.07 dan
SPBU 44.577.18. Sedangkan jalur alternatif Karanganyar-Tawangmangu yang
merupakan jalan lokal terdapat 1 SPBU yaitu SPBU 44.577.14 yang masuk dalam
wilayah Kecamatan Matesih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
a. Distribusi SPBU Berdasarkan Jenis BBM
Jenis BBM pada penelitian dibedakan menjadi 2 kategori yaitu SPBU dengan unit
yang dijual premium, solar, pertamax dan premium, solar. Persentase jumlah SPBU
dengan penjualan premium, solar pertamax lebih besar dibandingkan dengan jumlah
persentase premium, solar dan pertamax yaitu sebesar 73,68%, sedangkan persentase
jumlah SPBU yang hanya menjual premium, solar adalah 26,32%. Hal ini menunjukkan
kawasan-kawasan kendaraan bermotor yang menggunakan tenaga pertamax. Untuk
mengetahui distribusi SPBU berdasarkan jenis penjualan BBM dapat dilihat pada Tabel
20.
Tabel 20. Jenis BBM yang di jual di SPBU
No Nama Spbu Jenis BBM
1. 44.571.05 Premium, Solar, Pertamax
2. 44.577.01 Premium, Solar
3. 44.577.02 Premium, Solar Pertamax
4. 44.577.03 Premium, Solar, Pertamax
5. 44.577.04 Premium, Solar
6. 44.577.05 Premium, Solar
7. 44.577.06 Premium, Solar
8. 44.577.07 Premium, Solar
9. 44.577.08 Premium, Solar, Pertamax
10. 44.577.09 Premium, Solar, Pertamax
11. 44.577.10 Premium, Solar, Pertamax
12. 44.577.11 Premium, Solar, Pertamax
13. 44.577.12 Premium, Solar, Pertamax
14. 44.577.13 Premium, Solar, Pertamax
15. 44.577.14 Premium, Solar, Pertamax
16. 44.577.15 Premium, Solar, Pertamax
17. 44.577.16 Premium, Solar, Pertamax
18. 44.577.17 Premium, Solar, Pertamax
19. 44.577.18 Premium, Solar, Pertamax
Sumber : observasi lapangan (2011)
Peta 4. Peta distribusi jenis BBM yang di Jual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berdasarkan Peta 4 dapat di ketahui bahwa SPBU di kabupaten
Karanganyar berdasr jenis BBM terdapat 2 jenis SPBU yaitu SPBU yang
melayani premium, solar dan pertamax serta SPBU yang melayani premium dan
solar. SPBU yang melayani premium, solar dan pertamax berjumlah 13 SPBU
sedangkan SPBU yang melayani premium dan solar saja sebanyak 6 SPBU.
Di Kecamatan Colomadu terdapat 4 SPBU yaitu SPBU 44.571.05, SPBU
44.577.09, SPBU 44.577.10, SPBU 44.577.12. SPBU-SPBU tersebut semuanya
melayani premium, solar dan pertamax. SPBU yang berada di wilayah Kecamatan
Gondangrejo yang merupakan Jalur Solo-Purwodadi , SPBU 44.577.05 hanya
melayani jenis BBM premium dan solar.
Di jalur lingkar utara atau ringroad, SPBU 44.577.08 dan SPBU 44.577.11
melayani jenis BBM premium,solar dan pertamax. Sama halnya dengan SPBU
yang berada di jalur utama Solo-Sragen,SPBU 44.577.16, SPBU 44.577.15,
SPBU 44.577.02 dan SPBU 44.577.03 juga melayani jenis BBM premium,solar
dan pertamax.
Berbeda dengan SPBU yang berada di jalur utama Solo-Karanganyar-
Tawangmangu tidak semuanya melayani jenis BBM yang lengkap (premium,solar
dan pertamax). SPBU 44.577.13 dan SPBU 44.577.17 ialah SPBU yang melayani
jenis BBM secara lengkap (premium, solar dan pertamax), sedangkan SPBU yang
hanya melayani jenis BBM premium dan solar saja ialah SPBU 44.577.01, SPBU
44.577.04 dan SPBU 44.577.06.
Untuk jalan lokal, jalur alternatif dari Karanganyar Menuju Wonogiri yang
melalui Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo serta Kecamatan
Jatipuro,SPBU 44.577.07 hanya melayani jenis BBM premium dan solar saja,
sedangkan SPBU 44.577.18 melayani jenis BBM lengkap premium, solar dan
pertamax. SPBU yang berada di jalur alternatif Karanganyar-Tawangmangu,
SPBU 44.577.14 melayani jenis BBM lengkap atau premium, solar dan pertamax.
Adanya perbedaan pelayanan jenis BBM di setiap SPBU di karenakan dari
kebutuhan pengguna kendaraan bermotor yang melewati jalur dari lokasi SPBU
tersebut, untuk SPBU yang berada di jalan nasional rata-rata melayani jenis BBM
lengkap sedangkan untuk SPBU yang berlokasi di jalan utama tidak semuanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
melayani jenis BBM secara lengkap misalkan SPBU SPBU 44.577.01, SPBU
44.577.04, SPBU 44.577.05 dan SPBU 44.577.06. keempat SPBU tersebut tidak
melayani jenis BBM pertamax walaupun jalur di lokasi tersebut lalu-lintasnya
ramai atau padat,di karenakan SPBU-SPBU tersebut termasuk SPBU yang telah
lama berdiri yang hanya mempunyai tangki penampungan dua jenis saja
(premium dan solar). Terdapat 3 SPBU yang berlokasi di jalan lokal tetapi
melayani jenis pertamax yaitu SPBU 44.577.12, SPBU 44.577.14 dan SPBU
44.577.18 melayani jenis pertamax di karenakan termasuk SPBU yang baru
berdiri atau beroperasi.
b. Berdasarkan Jam Operasional
Jam Operasional SPBU dibedakan berdasarkan jam operasional 24 jam dan
18 jam (05.00 – 21.00). Persentase jumlah SPBU dengan jam operasional 24 jam
lebih banyak di bandingkan dengan prosentase jumlah SPBU dengan jam
operasional 18 jam (05.00-21.00). Persentase SPBU dengan jam opersional 24
jam adalah 68,42% sedangkan persentase operasional 18 jam adalaah 31,58 %.
Adanya perbedaan jam operasional tiap-tiap SPBU yang berbeda dikarenakan
wilayah SPBU itu berada, untuk SPBU di daerah pinggiran dan jarang di lalui
kendaraan bermotor biasanya jam operasionalnya 18 jam. Alasan jam operasional
SPBU 18 jam berdasarkan wawancara terhadap penggelola SPBU rata-rata sama
yaitu letak SPBU yang berada di pinggiran serta alasan keamanan lingkungan
sekitar SPBU tersebut. SPBU dengan jam operasional 24 jam biasa terdapat pada
jalur jalan dengan lalu lintas ramai dan letak SPBU tersebut di wilayah ramai.
Untuk mengetahui distribusi SPBU berdasarkan jam operasional pelayanan dapat
di lihat pada tabel 21, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 21. Jam operasional SPBU
No Nama Spbu Jam Operasional
1. 44.571.05 05.00-21.00 (18 Jam)
2. 44.577.01 24 Jam
3. 44.577.02 24 Jam
4. 44.577.03 24 Jam
5. 44.577.04 24 Jam
6. 44.577.05 05.00-21.00 (18 Jam)
7. 44.577.06 24 Jam
8. 44.577.07 05.00-21.00 (18 Jam)
9. 44.577.08 24 Jam
10. 44.577.09 24 Jam
11. 44.577.10 24 Jam
12. 44.577.11 24 Jam
13. 44.577.12 05.00-21.00 (18 Jam)
14. 44.577.13 24 Jam
15. 44.577.14 05.00-21.00 (18 Jam)
16. 44.577.15 24 Jam
17. 44.577.16 24 Jam
18. 44.577.17 24 Jam
19. 44.577.18 05.00-21.00 (18 Jam)
Sumber : observasi lapangan (2011)
Peta 5. Peta Distribusi SPBU berdasar jam operasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Dari peta 5, Peta Distribusi SPBU berdasar jam operasional dapat di
diketahui bahwa terdapat dua jenis SPBU dalam jam operasional pelayanan
terhadap masyarakat, yaitu SPBU yang beroperasional 24 jam serta SPBU yang
beroperasional 18 jam (jam 00.05-21.00). SPBU yang beroperasional 24 jam
berjumlah 13 SPBU yaitu SPBU 44.577.01, SPBU 44.577.02, SPBU 44.577.03,
SPBU 44.577.04, SPBU 44.577.06, SPBU 44.577.08, SPBU 44.577.09, SPBU
44.577.10, SPBU 44.577.11, SPBU 44.577.13, SPBU 44.577.15, SPBU
44.577.16, dan SPBU 44.577.17.
SPBU yang beroperasional 18 jam (jam 05.00-21.00) berjumlah 6 SPBU
yaitu SPBU 44.571.05, SPBU 44.577.05, SPBU 44.577.07, SPBU 44.577.12,
SPBU 44.577.14 dan SPBU 44.577.18.
Alasan adanya perbedaan jam operasional antar SPBU ialah SPBU tersebut
berlokasi di lingkungan yang sepi, karena alasan keamanan SPBU hanya
beroperasi sampai jam 21.00; kepadatan lalulintas yang melalui jalur jalan SPBU
berlokasi biasanya SPBU yang berada pada jalan lokal, kecuali SPBU 44.571.05
dan SPBU 44.577.05 yang berlokasi di jalur jalan utama tetapi hanya
beroperasional 18 jam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
c. Berdasarkan Jumlah Dispenser/Pompa
Distribusi SPBU berdasarkan jumlah pompa/dispenser dapat bedakan
menjadi empat yaitu : SPBU 3 pompa, SPBU 4 pompa, SPBU 5 pompa dan SPBU
6 pompa. Untuk mengetahui distribusi SPBU berdasrkan jumlah dispenser dapat
di lihat pada tabel 22 sebagai berikut :
Tabel 22. Jumlah Dispenser (Pompa) SPBU
No Nama Spbu Jumlah Dispenser
1. 44.571.05 3
2. 44.577.01 3
3. 44.577.02 3
4. 44.577.03 4
5. 44.577.04 3
6. 44.577.05 4
7. 44.577.06 3
8. 44.577.07 3
9. 44.577.08 6
10. 44.577.09 4
11. 44.577.10 4
12. 44.577.11 4
13. 44.577.12 4
14. 44.577.13 5
15. 44.577.14 3
16. 44.577.15 4
17. 44.577.16 3
18. 44.577.17 5
19. 44.577.18 3
Sumber : observasi lapangan (2011)
Peta 6. Peta Distribusi SPBU berdasarkan Jumlah Dispenser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Berdasarkan peta 6 dapat diketahui distribusi SPBU dengan 3 dispenser
berjumlah 9 SPBU yaitu SPBU 44.571.05, SPBU 44.577.01, SPBU 44.577.02,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
SPBU 44.577.04, SPBU 44.577.06, SPBU 44.577.07, SPBU 44.577.14, SPBU
44.577.16, dan SPBU 44.577.18; untuk SPBU dengan 4 dispenser berjumlah 7
SPBU yaitu SPBU 44.577.03, SPBU 44.577.05, SPBU 44.577.09, SPBU
44.577.10, SPBU 44.577.11, SPBU 44.577.12 dan SPBU 44.577.015; untuk
SPBU dengan 5 dispenser berjumlah 2 SPBU yaitu SPBU 44.577.13 dan SPBU
44.577.17; sedangkan SPBU dengan 6 dispenser berjumlah 1 SPBU yaitu SPBU
44.577.08.
Berdasarkan pengamatan dilapangan faktor yang menentukan perbedaan
jumlah dispenser atau pompa pada SPBU berbeda ialah jumlah konsumen yang
menngunakan jasa SPBU tersebut.
2. Kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar
tahun 2011
Untuk mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU digunakan teknik
survey, angket dan wawancara, kemudian hasilnya di skoring terhadap ada atau
tidaknya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SPBU serta keadaan atau
kondisi dari sarana dan prasarana SPBU. Selanjutnya jumlah nilai dari scoring
sarana dan prasarana tersebut di kualifikasikan. Rincian scoring nilai tertinggi
adalah 3 (tiga) sedangkan nilai terendah adalah 1 (satu). Asumsi nilai tertinggi 3
dan nilai terendah 1 adalah tingkat pentingnya sarana dan prasarana dan kondisi
sarana dan prasarana tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 23. Tabel harkat sarana dan prasarana SPBU
No. Sarana dan Prasarana Harkat1 Sarana pemadam kebakaran 3
2
Sarana lindungan lingkungana. Instalasi pengolahan limbah 1
b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1
c. Instalasi sumur pantau 1d. Saluran drainase 1
3
Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3b. Grount point/strip tahan karat 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3d. Rambu-rambu peringatan 2
4 Sistem pencahayaan 2
5
Peralatan dan kelengkapan filling BBM
a. Tangki pendam 3b. Pompa 3c. Pulau pompa 3
6 Duiker 2
7Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran
3
8 Lambang PT. PERTAMINA 19 Generator 310 Racun api 1
11
Fasilitas umuma. Toilet 2b. Mushola 2c. Lahan parkir 2
12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2
13
Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA
a. Dilarang merokok 2
b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2
c. Jagalah kebersihan 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran
3
Sumber : http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 24 Skoring kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar
No. Sarana dan PrasaranaNama SPBU
44.571.05 44.571.01 44.571.02 44.571.03 44.571.04 44.571.05 44.571.06 44.571.07 44.571.081 Sarana pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 3 3 3 32 Sarana lindungan lingkungan
a. Instalasi pengolahan limbah 1 1 1 1 1 1 1 1 1b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1 1 1 0 1 1 1 1 1c. Instalasi sumur pantau 1 1 1 1 1 1 1 1 1d. Saluran drainase 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3 3 3 3 3 3 3 3 3b. Grount point/strip tahan karat 1 1 1 1 1 1 1 1 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3 3 3 3 3 3 3 3 3d. Rambu-rambu peringatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 Sistem pencahayaan 2 2 2 2 2 2 2 2 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM
a. Tangki pendam 3 3 3 3 3 3 3 3 3b. Pompa 2 2 2 2 3 3 2 3 3c. Pulau pompa 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 Duiker 1 1 1 1 2 2 2 2 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 2 3 2 2 2 2 2 2 28 Lambang PT. PERTAMINA 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Generator 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 Racun api 1 0 1 1 1 1 1 1 111 Fasilitas umum
a. Toilet 1 1 2 2 2 2 2 2 2b. Mushola 2 2 2 2 2 2 2 2 2c. Lahan parkir 2 2 2 2 2 2 2 1 2
12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2 2 2 2 2 2 2 2 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA
a. Dilarang merokok 2 2 2 2 2 2 2 2 2b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2 2 2 2 2 2 2 2 2c. Jagalah kebersihan 1 1 1 1 1 1 1 1 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Total 49 49 50 49 52 52 51 51 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Lanjutan Tabel 24
No. Sarana dan PrasaranaNama SPBU
44.571.09 44.571.10 44.571.11 44.571.12 44.571.13 44.571.141 Sarana pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 32 Sarana lindungan lingkungan
a. Instalasi pengolahan limbah 1 1 1 1 1 1b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1 1 1 1 1 1c. Instalasi sumur pantau 1 1 1 1 1 1d. Saluran drainase 1 1 1 1 1 1
3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3 3 3 3 3 3b. Grount point/strip tahan karat 1 1 1 1 1 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3 3 3 3 3 3d. Rambu-rambu peringatan 2 2 2 2 2 2
4 Sistem pencahayaan 2 2 2 2 2 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM
a. Tangki pendam 3 3 3 3 3 3b. Pompa 3 3 3 3 3 3c. Pulau pompa 3 3 3 3 3 3
6 Duiker 2 2 2 2 2 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 2 2 2 2 2 28 Lambang PT. PERTAMINA 1 1 1 1 1 19 Generator 3 3 3 3 3 3
10 Racun api 1 1 1 1 1 111 Fasilitas umum
a. Toilet 2 2 2 2 2 2b. Mushola 2 2 2 2 2 2c. Lahan parkir 2 2 2 2 2 2
12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2 2 2 2 2 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA
a. Dilarang merokok 2 2 2 2 2 2b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2 2 2 2 2 2c. Jagalah kebersihan 1 1 1 1 1 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 3
Total 52 52 52 52 52 52Lanjutan Tabel 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
No. Sarana dan PrasaranaNama SPBU
44.571.15 44.571.16 44.571.17 44.571.181 Sarana pemadam kebakaran 3 3 3 32 Sarana lindungan lingkungan
a. Instalasi pengolahan limbah 1 1 1 1b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1 1 1 1c. Instalasi sumur pantau 1 1 1 1d. Saluran drainase 1 1 1 1
3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3 3 3 3b. Grount point/strip tahan karat 1 1 1 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3 3 3 3d. Rambu-rambu peringatan 2 2 2 2
4 Sistem pencahayaan 2 2 2 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM
a. Tangki pendam 3 3 3 3b. Pompa 3 3 3 3c. Pulau pompa 3 3 3 3
6 Duiker 2 2 2 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 2 2 2 28 Lambang PT. PERTAMINA 1 1 1 19 Generator 3 3 3 3
10 Racun api 1 1 1 111 Fasilitas umum
a. Toilet 2 2 2 2b. Mushola 2 2 2 2c. Lahan parkir 2 2 2 2
12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2 2 2 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA
a. Dilarang merokok 2 2 2 2b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2 2 2 2c. Jagalah kebersihan 1 1 1 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran 3 3 3 3
Total 52 52 52 52sumber : observasi lapangan (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Berdasar tabel 24, dapat diketahui bahwa rata nilai total skoring pada tiap-
tiap SPBU tidak ada perbedaan yang jauh yang berkisar anatara 49-52. Nilai total
tersebut berdasarkan pengamatan di lapangan yang di dasarkan ada tidaknya
sarana prasarana standart serta kondisi sarana dan prasarana tersebut. Yang
membedakan nilai antar SPBU adalah antara kondisi toilet yang bersih dan
nyaman, kondisi pompa/dispenser serta ada tidaknya duiker. Untuk duiker ini
SPBU model bangunan lama yang belum di rehap tidak mempunyai sarana
duiker. Untuk pompa/dispenser untuk SPBU yang baru atau sudah di rehap rata-
rat keadaan maupun kualitasnyamasih bagus.
Berdasarkan hasil total skoring terhadap masing-masing SPBU dapat di
kualifikasikan sebagai berikut :
Tabel 25. Klasifikasi Kualitas Sarana dan Prasarana SPBU
No. Klas Total skoring
1. Kurang baik 26-35
2. Baik 35-44
3. Sangat baik 44-53
Sumber : (http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi
Keterangan : nilai tertinggi skoring 53 nilai terendah skoring 26
Berdasarkan tabel kualifikasi kuailitas sarana dan prasarana SPBU di atas
maka SPBU di seluruh wilayah Kabupaten Karanganyar berada pada kualifikasi
sangat baik. Di karenakan SPBU di wilayah Kabupaten Karanganyar sudah
mengikuti standarisasi dan sertifikasi kelayakan PASTI PAS.
3. Tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011
Untuk mengetahui tingkat layanan SPBU di gunakan teknik survey di
SPBU dan wawancara terhadap pengelola SPBU tentang tingkat penjualan
premium, solar dan pertamax di SPBU. Data penjualan premium, solar dan
pertamax untuk mengetahui tingkat layanan SPBU terhadap pengguna kendaraan
bermotor (sepeda motor dan mobil).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Dari survey di lapangan, didapatkan data penjualan premium, solar dan
pertamax tiap-tiap SPBU. Data penjualan SPBU rata-rata dalam 1 hari dapat di
lihat sebagai berikut :
Tabel 26. Hasil omset penjualan SPBU
No Nama Spbu
Jumlah Penjualan Rata-Rata Perhari
(Liter)
Premium Solar Pertamax
1. 44.571.05 10000 2000 50
2. 44.577.01 7000 1500
3. 44.577.02 8000 4000 10
4. 44.577.03 5000 4000 100
5. 44.577.04 10000 3000
6. 44.577.05 9000 4000
7. 44.577.06 15000 3200
8. 44.577.07 15000 5000
9. 44.577.08 7000 38000 100
10. 44.577.09 20000 5000 100
11. 44.577.10 21000 11000 200
12. 44.577.11 7000 6000 80
13. 44.577.12 16000 3000 100
14. 44.577.13 28000 12000 500
15. 44.577.14 19000 3500 10
16. 44.577.15 12.000 15.000 200
17. 44.577.16 7000 6000 100
18. 44.577.17 24000 12000 500
19. 44.577.18 13000 3000 50
Sumber : observasi lapangan (2011)
Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui untuk penjualan premium tertinggi
terdapat di SPBU 44.577.17 (Bejen, Karanganyar) sebanyak 24.000 liter perhari
dengan pembeli 70% adalah sepeda motor, 20% mobil, dan 10% penjual eceran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Di SPBU ini penjualan premium tertinggi berdasarkan survey karena letak SPBU
yang berada di dekat pusat keramaian kota Karanganyar serta kualitas SPBU itu
sendiri yang sangat baik dalam kualitas sarana dan prasarana serta kualitas
pelayanan dari operator. Omset penjualan premium terendah adalah SPBU
44.577.03 (Waru, Kebakkramat) sebesar 5000 liter perhari. Terdapat perbedaan
yang signifikan dalam penjualan premium antar SPBU di karenakan letak SPBU
tersebut yang di lalui oleh jalur ramai apa tidak, tingkat pelayan operator, serta
kualitas sarana dan prasarana SPBU.
Dalam penjualan solar SPBU 44.577.01 (Papahan) ialah SPBU dengan
omset penjualan solar terendah dengan omset rata-rata 1500 liter perhari.
Sedangkan SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU 44.577.08 (SPBU Rosalia
Indah) dengan omset rata-rata 38.000 liter perhari. SPBU 44.577.08 memiliki
omset penjualan tertinggi di karenakan SPBU ini merupakan SPBU milik
ORGANDA Rosalia Indah, yang mana armada Organda tersebut dalam mingisi
BBM harus di SPBU tersebut.
Omset penjualan BBM jenis pertamax sangat minim kecil di tiap-tiap SPBU
di karenakan BBM jenis ini harganya mahal dan tidak bersubsisidi. Kebanyakan
masyarakat lebih memilih premium di bandingkan pertamax. Bahkan ada
beberapa SPBU yang tidak melayani penjualan BBM jenis pertamax. Omset
penjualan pertamax tertinggi terdapat di SPBU 44.577.13 dan SPBU 44.577.17
dengan omset penjualan rata-rata perhari 500 liter. Di SPBU tersebut penjualan
pertamax yang tertinggi di karenakan letak SPBU tersebut yang berdekat dengan
pusat keramaian serta jalur lalu lintas ramai, sedangkan untuk omset penjualan
pertamax terendah adalah SPBU 44.577.02 dan SPBU 44.577.14 dengan rata-rat
penjualan 10 liter perhari. Banyak pengelola SPBU berpendapat bahwa minimnya
minat akan pertamax di karenakan harga jenis BBM ini yang mahal serta
kesadaran masyarakat golongan atas yang sangat kurang bahkan tidak ada untuk
membeli BBM non subsidi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 adalah
sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis BBM yang dijual di SPBU terdapat 2 macam
yaitu premium dan solar sebanyak 73,68%, dan premium, solar adalah
26,32%.
b. Berdasarkan Jam Operasional SPBU dibedakan berdasarkan jam
operasional 24 jam dan 18 jam (05.00 – 21.00). Persentase SPBU dengan
jam opersional 24 jam adalah 68,42% sedangkan persentase operasional
18 jam adalaah 31,58 %.
c. Distribusi SPBU berdasarkan jumlah pompa/dispenser dapat
bedakan menjadi empat yaitu : SPBU 3 pompa, SPBU 4 pompa, SPBU 5
pompa dan SPBU 6 pompa. SPBU dengan 3 dispenser berjumlah 9
47,37%, SPBU dengan 4 dispenser berjumlah 7 dengan persentase
36,84%, SPBU dengan 5 dispenser berjumlah 2 dengan persentase 10,53%
sedangkan SPBU dengan 6 dispenser berjumlah 1 dengan persentase
5,26%.
2. Kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun
2011
Berdasarkan skoring kualitas sarana dan prasaran SPBU di Karanganyar
termasuk dalam kualifikasi sangat baik, karena telah lulus kelayakan dan
sertifikasi PASTI PAS.
3. Tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011.
Tingkat layanan SPBU ini di indikasikan dari omset penjualan BBM di tiap
SPBU. Untuk jenis premium SPBU yang dengan omset tertinggi adalah SPBU
44.577.17 (Bejen, Karanganyar) sebanyak 24.000 liter perhari. Omset
penjualan premium terendah adalah SPBU 44.577.03 (Waru, Kebakkramat)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
sebesar 5000 liter perhari. Dalam penjualan solar SPBU 44.577.01 (Papahan)
ialah SPBU dengan omset penjualan solar terendah dengan omset rata-rata
1500 liter perhari. Sedangkan SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU
44.577.08 (SPBU Rosalia Indah) dengan omset rata-rata 38.000 liter perhari di
karenakan SPBU ini merupakan milik perusahaan yang bergerak di bidang
transportasi, paket kilat. Semua armadanya mengisi BBM di SPBU tersebut.
Omset penjualan BBM jenis pertamax sangat minim kecil di tiap-tiap SPBU
rata-rata kurang dari 500 liter perhari.
B. Implikasi
Dari kesimpulan yang telah diuraikan maka dapat dijelaskan implikasinya
sebagai berikut:
1. Dengan mengetahui distribusi spasial SPBU dapat direkomendasikan
kepada instansi yang terkait.
2. Dapat memberikan sumbangan untuk menambah kompetensi profesional
guru geografi dalam pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah Menengah
Atas (SMA) pada standar kompetensi dan kompetensi dasar seperti pada Tabel
27 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 27. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Geografi pada Sekolah Menengah Atas (SMA)
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1 Mempraktikkan
keterampilan dasar peta dan
pemetaan
Mendeskripsikan
prinsip-prinsip dasar
peta dan pemetaan
Menunjukkan
komponen komponen
peta
Membuat peta
wilayah pada bidang
datar.
2 Memahami pemanfaatan
citra penginderaan jauh dan
Sistem Informasi Geografi
(SIG)
- Menjelaskan
pemanfaatan citra
penginderaan jauh
- Menjelaskan
pemanfaatan Sistem
Informasi Geografi
Mengidentifikasi beberapa
manfaat SIG dalam kajian
geografi
3 Menganalisis wilayah dan
pewilayahan
Menganalisis pola
persebaran, spasial,
hubungan serta
interaksi spasial desa
dan kota
Mengidentifikasi
potensi desa dengan
perkembangan desa kota
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang
mempengaruhi
terjadinya interaksi
spasial desa - kota
Sumber: Silabus Geografi SMA
C. Saran
1. Praktis
a. Masih perlunya kajian mendalam oleh SPBU dalam penyediaan
fasilitas tambahan di SPBU.
b. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas sarana dan
prasarana oleh pihak SPBU dalam kenyamanan konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
2. Teoritis
Masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka
bagi pihak atau peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang SPBU hendaknya
perlu melakukan kajian lebih mendalam agar dapat memecahkan masalah yang
berkaitan dengan SPBU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Azwini, Kartoyo, 1981. Dasar-Dasar Demografi.Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia
Bintarto, R. dan Hadisumarno, S, 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.
BPS Kabupaten Karanganyar, 2010. Karanganyar Dalam Angka. Surakarta: BPS Kota Surakarta.
E-Learning Geografi Lingkungan, 2005. Geografi Lingkungan dan Proses Hidrologis. http://www.Malang.ac.id/geografi.htm.
Hadi, Soedomo, dkk, 2003. Pengantar Pendidikan. Surakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Mardalis, 2002. Metode penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nasrullah, Fahmi, 2006. Kajian Pola Persebaran Keruangan Kantor Cabang Perbankan di Perkotaan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Nawawi, Hadari.1995.Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
http://spbu.pertamina.com
Eviliyanto, 2007. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Perbankan di Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNS
Sinaga, Maruli. 1999. Pemetaan Data Statistik. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM
Subagio. 2003. Pengetahuan peta. Bandung : Institut Teknologi Bandung
Aziz, Lukman & Rochman Ridwan. 1997. Peta Tematik. Bandung : Departemen Geodesi ITB
Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Surakhmad, Winarno, 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: TARSITO.
Tika Pabundu, 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.