analisis strategi pemasaran produk asuransi … · organisasi exom (executive organitation of...
TRANSCRIPT
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK ASURANSI
KESEHATAN TENAGA KERJA PADA PT JAMSOSTEK
(persero) CABANG BOGOR I, JAWA BARAT
Oleh
WILFRIDUS DELFRI OTEMUSU
H24104076
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK ASURANSI
KESEHATAN TENAGA KERJA PADA PT JAMSOSTEK
(persero) CABANG BOGOR I, JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
WILFRIDUS DELFRI OTEMUSU
H24104076
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
RINGKASAN
WILFRIDUS DELFRI OTEMUSU. Analisis Strategi Pemasaran Produk
Asuransi Kesehatan Tenaga Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang
Bogor I. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH
Asuransi merupakan salah satu bidang jasa yang dilakukan untuk
mengantisipasi masalah gejolak sosial dan ekonomi di masyarakat. PT
JAMSOSTEK Cabang Bogor I hadir dengan tujuan meningkatkan kinerja
perusahaan dalam melayani masyarakat Bogor untuk mengikuti program asuransi
Kesehatan. Bauran pemasaran terbentuk berdasarkan keinginan perusahaan untuk
dapat menginformasikan melalui periklanan, penjualan personal, pemasaran
langsung, promosi penjualan, publisitas dan interaktif media. Penelitian ini
bertujuan (1)Megidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan PT
JAMSOSTEK Cabang Bogor I saat ini, (2) Menganalisis faktor-faktor internal
(kekuatan dan kelemahan)yang mempengaruhi strategi bauran pemasaran PT.
JAMSOSTEK Cabang Bogor I, dan (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Oktober 2013 hingga bulan Desember
2013. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder data primer berasal dari
hasil wawancara terhadap 3 orang berpengalaman yang dipilih dengan sengaja
yaitu kabid pemasaran, kabid umum & SDM, dan 1 orang Account Officer Ibu
Rossana. Sedangkan data sekunder diperoleh dari observasi dan pencarian di
website resmi perusahaan. Pemberian kuesioner dipilih secara sengaja dengan
pertimbangan responden mengetahui dengan baik pelaksanaan pemasaran yang
telah diterapkan perusahaan.
Dengan matriks QSPM didapatkan alternatif strategi yang dapat
diimplementasikan oleh PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I, Berdasarkan tabel
nilai daya tarik didapatkan alternatif strategi pemasaran yang dapat
diimplementasikan oleh PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I. Strategi alternatif
terpilih menambah manfaat kepesertaan yang dapat menarik minat nasabah
(peserta), promosi melalui jaringan mirta kerja, dan melakukan kegiatan
pemasaran langsung yang informatif untuk menarik minat mitra pengusaha dan
tenaga kerja. Merupakan strategi alternatif tertinggi Berdasarkan tabel 18, maka
didapatkan strategi dengan nilai daya tarik tertinggi yaitu melakukan kegiatan
pemasaran langsung yang informatif untuk menarik minat mitra pengusaha dan
tenaga kerja. Dalam melakukan pemasarannya perusahaan melakukan seminar
yang dapat dilakukan dalam menginformasikan keunggulan produk, manfaat,
syarat dan informasi lainnya yang mungkin diketahui peserta yang hadir dalam
seminar. mampu meningkatkan minat mitra pengusaha di seluruh daerah kota
bogor dan sekitarnya.
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama Wilfridus Delfri Otemusu Dilahirkan di Bogor pada
hari Minggu, 2 Oktober 1988 sebagai anak pertama dari 3 bersaudara dari
pasangan Alvonsus Otemusu dan Naety Nendayany. Pendidikan formal yang
dilalui penulis adalah SDN Citeureup 2 , SMP Mardi Yuana lalu pindah ke SMP
Kuwwa Kencana , SMA Eka Wijaya , di terima di Diploma III Manajemen
Pemasaran Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Jakarta dan melanjutkan S1 di departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Selama menyelesaikan jenjang S1 di IPB, penulis pernah masuk dalam
organisasi EXOM (Executive Organitation Of Management) dan menjabat
sebagai Ketua KOMINFO (Komunikasi dan Info) pada tahun 2011-2012 yang
bekerja dalam memberikan informasi dan menjembatani mahasiswa alih jenis
dalam menyampaikan informasi apapun terkait akademis maupun non-akademis.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Penulis melakukan penelitian
dengan judul skripsi “Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi Kesehatan
Tenaga Kerja pada PT Jamsostek Cabang Bogor I, Jawa Barat dibawah bimbingan
Ir. Mimin Aminah, MM.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Judul skripsi ini adalah Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi
Kesehatan Tenaga Kerja pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bogor I.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Sarjana Alih jenis Manajemen Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang membangun sebagai
perbaikan untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang
berkepentingan dan memberikan manfaat bagi yang membaca.
Bogor, 21 Juli 2014
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu membimbing. Memberikan saran dan
dorongan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Mimin Aminah, MM Selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan
banyak memberikan bimbingan, masukan, dan arahan hingga penyelesaian
skripsi ini.
2. Bapak Sudiono selaku KaBid pemasaran Formal PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I yang telah mengizinkan penulis meneliti perusahaannya.
3. Bapak Agus Salaim Staff Umum dan SDM PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I. Yang memberikan waktunya untuk memberikan banyak
informasi ketenagakerjaan.
4. Ayahanda dan Ibunda tercinta, dan keluarga besar OTEMUSU yang telah
banyak memberikan dukungan, semangat dan segala kasih sayang serta
doanya selama ini.
5. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung, menyemangati
penulis. Mbah (Pramadyka), Abok (Arnold), Awiw(Ari), Nijam(Syibil),
Yanda, Reza, Tikul(kartika), Kemas, Angger, M. Ikhsan, Prass,
Onte(Fanur), Agoy(Yoga), Eneng(Nia) dan teman-teman lainnya yang
penulis tidak dapat disebutkan satu-persatu
Bogor 21 Juli 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... x
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Strategi Pemasaran Jasa ................................................................................ 5
2.2 Analisis Strategi Pemasaran ........................................................................................ 7
2.2.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan ..................................................... 7
2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan .................................................. 9
2.2.3 Analisis Strategi-strategi Alternatif.............................................................. 16
2.3 Asuransi Jiwa ............................................................................................................. 17
2.4 Asuransi PT JAMSOSTEK ....................................................................................... 19
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................................................. 20
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran................................................................................................... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................... 24
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................... 24
3.4.1 Pengolahan Data ............................................................................................ 24
3.4.2 Analisis Data.................................................................................................. 25
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Lingkungan Internal Perusahaan ............................................................................... 39
4.1.1 Segmentation, Targetting, dan Positioning.................................................. 39
4.1.2 Marketing Mix ............................................................................................... 41
4.2 Lingkungan Ekternal Perusahaan .............................................................................. 45
4.2.1 Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri ........................................... 45
4.2.2 Ancaman dari Produk Pengganti .................................................................. 47
vii
4.2.3 Kekuatan Tawar-menawar Pemasok ............................................................ 47
4.2.4 Kekuatan Tawa-menawar Pembeli .............................................................. 47
4.2.5 Ancaman Pendatang Baru............................................................................. 48
4.2.6 Sosial .............................................................................................................. 48
4.2.7 Teknologi ....................................................................................................... 49
4.2.8 Ekonomi ......................................................................................................... 49
4.2.9 Politik ............................................................................................................. 49
4.3 Analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan ........................................... 50
4.3.1 Analisis IFE ................................................................................................... 50
4.3.2 Analisis EFE .................................................................................................. 55
4.3.3 Analisis Matriks IE ....................................................................................... 60
4.4 Analisis SWOT .......................................................................................................... 61
4.5 Penentuan Alternatif Strategi .................................................................................... 65
4.6 Implikasi Manajerial .................................................................................................. 66
KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan ................................................................................................................ 68
2 Saran ........................................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 71
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 72
viii
DAFTAR TABEL
1. Perkembangan asuransi diindonesia ....................................................................................... 1
2. Informasi kepesertaan program paket 2010-2012 .................................................................. 3
3. Definisi strategi-strategi ........................................................................................................... 7
4. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .......................................................................... 30
5. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ........................................................................ 30
6. Matriks QSPM ........................................................................................................................ 36
7. Informasi kepesertaanpemeliharaan kesehatan 2010-2012 ................................................. 42
8. Segmentasi jaminan sosial ..................................................................................................... 43
9. Komposisi karyawan PT JAMSOSTEK ............................................................................... 47
10. Persaingan asuransi jiwa ........................................................................................................ 50
11. Simulasi biaya ........................................................................................................................ 55
12. Perbandingan lokasi kantor ................................................................................................... 57
13. Perbandingan tenaga marketing ............................................................................................ 58
14. Hasil analisis IFE ................................................................................................................... 59
15. Pusat kesehatan kota bogor.................................................................................................... 62
16. Hasil analisis EFE .................................................................................................................. 65
17. Matriks SWOT PT. JAMSOSTEK Cabang Bogor I............................................................ 67 18. Bobot dan prioritas alternatif strategi PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I ......................... 72
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................... 26
2. Matriks IE ...................................................................................................... 33
3. Matriks SWOT .............................................................................................. 34
4. Perubahan premi asuransi ............................................................................. 46
5. Grafik nilai tukar rupiah ............................................................................... 64
6. Hasil pengolahan data analisis matriks IE ................................................... 66
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur organisasi ........................................................................................ 78
xi
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan psikologis
saja, tetapi juga manusia memerlukan kebutuhan yang lain, yaitu bahwa
manusia memerlukan kebutuhan akan rasa aman, baik terhadap jiwa,
kesehatan, kebendaan dan lain sebagainya. Di era modern sekarang,
kebutuhan akan rasa aman dapat diperoleh melalui jasa asuransi. Jasa asuransi
merupakan salah satu implementasi kebutuhan akan rasa aman tersebut,
dimana prinsip dari jasa asuransi adalah memberikan perlindungan akan rasa
aman terhadap obyek yang dijaminkan, seperti jiwa, kecelakaan, hari tua,
kerugian (kebakaran/kehilangan) dan lain-lain.
Bisnis dibidang jasa semakin berkembang dan menjadi peluang yang
besar di masa yang akan datang ditandai dengan pertumbuhan perusahaan
perasuransian pada setiap tahunnya. Pertumbuhan asuransi berdasarkan aset,
investasi, premi dan klaim di sajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan asuransi di Indonesia
Perkembangan asuransi jiwa di indonesia 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
Aset 102,4 141,6 188,4 221,5 246,8
Premi 50,3 61,7 75,49 92,35 73,6
Klaim 31,5 38,78 51,9 58,78 48,62
Investasi 90,6 128,3 167,7 196,6 219,8
Sumber : Bapepam-LK (2012)
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dimaksudkan untuk melindungi atau
menyembuhkan peserta asuransi dari berbagai macam penyakit yang berimbas
pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat melaksanakan
tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan
(kuratif). Oleh karena upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak
sedikit dan memberatkan jika dibebankan pada perseorangan, maka sudah
selayaknya diupayakan penanggulan kemampuan mayarakat melalui program
2
jaminan sosial kerja. Di samping itu pengusaha tetap berkewajiban
mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif). Dengan demikian diharapkan tercapainya derajat
kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang produktif bagi
pembangunan.
Di Indonesia, perkembangan Perlindungan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (Sosial) bagi Tenaga Kerja dimulai pada tahun 1947 dengan
dikeluarkannya UU No. 33 tahun 1947 jo UU No. 2 tahun 1951, tentang
kecelakaan kerja, dan mewajibkan pengesahan pembayaran ganti rugi kepada
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja. Hal tersebut didukung dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Perburuhan No. 15/1957, yang mengatur
tentang bantuan kepada badan yang menyelenggarakan usaha jaminan social
buruh, dan dilaksanakan oleh Yayasan Sosial Buruh. Perkembangan
kehidupan masyarakat kerja di indonesia semakin kompleks telah mendorong
meningkatnya kebutuhan atas biaya pemeliharaan kesehatan dan biaya
pengobatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka berbagai sistem
pemeliharaan kesehatan dikembangkan.
Program perlindungan kesehatan kerja PT JAMSOSTEK merupakan
Perusahaan BUMN yang mengatur kesejahteraan masyarakat kerja (Tenaga
kerja). Jaminan kesehatan yang diberikan oleh PT. JAMSOSTEK (persero)
kepada tenaga kerja. Berupa Jaminan kecelakaan kerja, kematian, jaminan Hri
tua, dan pemeliharaan kesehatan yang diberikan melalui jaringan kerja sama
dengan berbagai pusat kesehatan seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas
serta pusat kesehatan lainnya yang tersebar hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Penyelenggaraan program jamsostek dilaksanakan secara
berjenjang, terstruktur, dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan meliputi rawat jalan tingkat pertama berupa pemeriksaan dan
pengobatan dokter umum dan dokter gigi, rawat jalan tingkat lanjutan oleh
dokter spesialis, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan pertolongan
persalinan, penunjang diagnostik, pelayanan khusus serta pelayanan gawat
darurat.
3
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I hadir dengan produk perlindungan
tenaga kerja yang telah dibentuk berdasarkan undang-undang perlindungan
tenaga kerja. Bagi masyarakat kerja khusus daerah bogor pasti banyak
menghadapi resiko kecelakaan kerja yang sering terjadi dalam menjalani tugas
kerja. PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bogor 1 hadir di tengah-tengah
masyarakat kerja untuk melindungi kehidupan tenaga kerja dari sakit,
kecelakaan kerja, hari tua dan kematian.
Tabel 2. Informasi kepersertaan program Paket 2010-2012
Program
Paket
2010 2011 2012
Perusahaan TK Perushaaan TK Perusahaan TK
JKK, JHT,
JKM
(Paket A)
1.115 135.646 1.298 145.771 1.571 158.356
JKK, JKM
(Paket B) 0 2 0 166 0 166
JPK (Paket
C) 393 32.488 504 43.483 691 55.305
Sumber: PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I (2014)
Berdasarkan data di tabel 2 jumlah perusahaan dan tenaga kerja peserta
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I yang berada di kabupaten bogor terus
meningkat tiap tahunnya (2010-2012) pada tahun 2011 terjadi penambahan
perusahaan peserta sebesar 1.115 menjadi 1.298 perusahaan dan pada tahun
berikutnya yaitu 2012 terjadi penambahan kepesertaan sebesar dari 1.298
menjadi 1571 perusahaan. PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I mengalami
peningkatan kepesertaan selama periode 2010-2012. Namun, strategi
pemasaran seperti apakah yang dilakukan oleh PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I sehingga terjadi peningkatan jumlah kepesertaan dan bagaimana PT
JAMSOSTEK Cabang Bogor I menghadapi persaingan dan menyeleksi
strategi alternatif yang dapat diimplementasikan PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I dalam mempromosikan produk-produknya .
4
1.2. Perumusan Masalah
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I mengalami peningkatan pada tahun
2010 hingga 2012 disajikan pada tabel 2. Perumusan masalah dari penelitian
ini ialah untuk mengetahui strategi pemasaran apakah yang telah dilakukan
dan paling mempengaruhi peningkatan jumlah peserta perlindungan sosial
tenaga kerja pada periode 2010-2012. Perumusan masalah pada penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan PT . JAMSOSTEK
Cabang Bogor I saat ini ?
2. Faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) apa saja
yang mempengaruhi strategi pemasaran PT JAMSOSTEK Cabang
BogorI ?
3. Alternatif strategi pemasaran apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai
dengan keadaan PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penilitian terhadap PT JAMSOSTEK(Persero) Cabang
Bogor I ini adalah :
1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan PT
JAMSOSTEK Cabang Bogor I saat ini.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan) yang mempengaruhi strategi pemasaran PT.
JAMSOSTEK Cabang Bogor I
3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran PT. JAMSOSTEK Cabang
Bogor I.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan
Melalui Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan
kepada manajemen PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I dalam
mempertahankan keunggulan di dunia asuransi kesehatan.
2. Lingkungan Perguruan Tinggi
5
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi kalangan
akademis dan mahasiswa tentang keefektivan dari bauran pemasaran
perusahaan PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal serta menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I, Jawa Barat terhadap produk Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan
alternative strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan agar dapat bertahan
dan terus berkembang dalam menghadapi persaingan ekonomi yang semakin
ketat. Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup manajemen pemasaran
mengenai strategi pemasaran produk.
6
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Macam-macam Strategi
Pada prinsipnya strategi generik dikelompokan menjadi 4 kelompok
strategi berdasarkan model strategi generik dari Fred R. David, yaitu :
a. Strategi Integrasi (Integration Strategy)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan
yang lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya, misalnya
melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri.(intergasi
kedepan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal)
b. Strategi Intensif (Intensive Strategy)
Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk
meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang
ada.(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk)
c. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru.
Strategi ini makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya
tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan
yang berbeda-beda.(diversivikasi terkait dan diversivikasi tak terkait)
d. Strategi Bertahan (Defensive Strategy)
Strategi ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan agar
terlepas dari kerugian yang lebih besar atau dengan kata lain untuk
menghindari kebangkrutan perusahaan.(penciutan, divestasi, dan
likuidasi)
Berdasarkan matriks IE strategi dibagi menjadi tiga bagian implikasi
strategi yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk
sebagai tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau
integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal)
bisa menjadi yang paling tepatbagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divisi masuk
7
strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain) penetrasi pasar dan
pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan
dalam jenis divisi ini. Ketiga, penciutan dan divestasi adalah dua strategi yang
digunakan dalam panen atau divestasi (harvest or divest).
Tabel 3. Definisi strategi-strategi
Strategi Definisi
Penetrasi pasar
Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk
atau jasa saat ini dipasar yang ada sekarang melalui
upaya-upaya pemasaran yang lebih baik
Pengembangan pasar Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah
geografis baru
Pengembangan produk
Mengupayakan peningkatan penjualan melalui
perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan
produk atau jasa baru
Integrasi ke depan Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar
atau distributor
Integrasi ke belakang Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pemasok perusahaan
Integrasi Horizontal Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pesaing
Diversifikasi Terkait Menambah produk atau jasa yang baru namun masih
berkaitan
Diversifiaksi tak
terkait
Menambah produk atau jasa yang baru namun tidak
berkaitan
Penciutan
Pengelompokan ulang (regrouping) melalui
pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan
dan laba yang menurun
Divestasi Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah
organisasi
Likuidasi Penjualan seluruh aset perusahan, secara terpisah-pisah,
untuk kekayaan berwujudnya Sumber : Fred R David Manajemen Strategi 2009
2.2.Analisis Strategi Pemasaran
2.2.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Menurut Umar (2003), lingkungan internal merupakan aspek-aspek
yang ada di dalam perusahaan. Analisis ligkungan internal adalah suatu
proses dalam perencanaan strategi yang mengkaji faktor internal
perusahaan untuk menentukan di mana perusahaan memiliki kekuatan,
8
dan kelemahan yang berarti, sehingga dapat memanfaatkan peluang dan
menghindari ancaman dengan cara paling efektif. Factor-faktor yang
terkait dengan lingkungan internal meliputi segmentation, targeting dan
positioning serta marketing mix.
1. Segmentation, Targeting, dan Positioning
a. Segmentation
Menurut Kasmir (2005), segmentasi merupakan kegiatan
membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang
berbeda yang mungkin memerlukan produk atau ramuan
pemasaran tersendiri. Segmentasi pasar dapat dikelompokan
berdasarkan:
1. Segmentasi berdasarkan Geografik
Segmentasi berdasarkan geografik, artinya membagi pasar
berdasarkan wilayah tertentus seperti jenis bangsa, provinsi,
kabupaten, kecamatan, atau lainnya.
2. Segmentasi berdsarkan Demografik
Segmentasi berdasarkan deografik maksudnya membagi pasar
berdasarkan kependudukan secara umum seperti umur, jenis
kelamin, ukuran keluarga daur hidup keluarga, pendaptan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, kebanggasaan, tingkat
social atau lainnya.
3. Segmentasi berdasarkan Psikografik
Segmentasi berdasarkan psikografik maksudnya membagi
pasar berdasarkan kriteria yaitu kelas social, gaya hidup,
karakteristik kepribadian, atau lainnya.
4. Segmentasi berdasarkan Perilaku
Segmentasi berdasar Perilaku disusun berdasarkan tingkah
laku atau kebiasaan masyarakat atau pengetahuan, sikap,
kegunaan, tanggap, terhadap suatu produk, atau lainnya
Segmentasi pasar digunakan untuk mendesain produk-
produk yang lebih responsive terhadap kebutuhan apsar, mencari
peluang, merumuskan pesan-pesan komunikasi yang efektif dan
9
efesien, melayani lebih baik, menciptakan keunggulan bersaing,
menganalisis perilaku konsumen, dan sebagainnya segmentasi
pasar adalah untuk meningkatkan ketepatan saasaran dari suatu
perusahaan.
b. Targeting
Menurut Kasmir (2005), targeting artinya mengevaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian melalui salah satu segmen
pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan
cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen
kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.
Targeting adalah suatu proses mengevaluasi beragam
segmen dan memutuskan berpa banyak dan mana yang akan
dibidik. Dalam mengevaluasi segmen-segmen pasar berbeda,
perusahaan harus melihat pada tiga faktor, yaitu ukuran segmen,
daya tarik segmen, dan tujuan serta seumber daya perusahaan.
Sedangkan memilih segmen pasar dapat dilakukan pada segmen
tunggal, bebrapa segmen (selektif), atau semua segmen (purwanto,
2008).
c. Positioning
Penentuan posisi psaar bagi produk ataupun jasa suatu
perusahaan sangat penting. Menentukan posisi pasar yaitu
menentukan posisis yang kompetitif untuk produk suatu pasar.
Pengertian posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang di
definisikan oleh nasabah atau konsumen atas dasar atribut-
atributnya. Untuk menentukan posisi pasar perlu dilakukan strategi
yang benar, sehingga posisi pasar yang diinginkan tepat pada
sasaranya. Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi
pasar perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang di
harapkan optimal.
Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi
penentuan posisi pasar yaitu identifikasi keunggulan kompetitif
10
yang tepat, dan mewujudkan serta mengkomunikasikan posisi
yang dipilih (Kasmir, 2005). Penentuan posisi (positioning)
merupakan tindakan untuk merancang penawaran dan citra
perusahaan agar menempati suatu posisi kompetitif yang berarti
dan berbeda dalam benak pelanggan yang menjadi sasarannya
(Purwanto, 2008).
2. Marketing Mix
Menurut Kotler dan Keller (2009), para pemasar
menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang
diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk
suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Untuk
pemasaran pada produk, marketing mix tidak hanya meliputi
product, price, place, dan promotion saja, juga meliputi tiga
elemen tambahan yaitu people, process, dan physical evidence.
a. Produk (product)
Produk adalah mengelola unsur produk termasuk
perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat
untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada
dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang
mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa (Kotler dan
Keller, 2009). Produk adalah semua komponen kinerja jasa yang
menciptakan nilai bagi pelanggan. Dalam hal ini manajer harus
memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan
beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya, dengan
merujuk pada manfaat yang dinginkan pelanggan dan seberapa
tinggi daya saing produk tersebut.
b. Harga (Price)
Harga adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang
akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa
dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan
11
harga, pembayaran ongkos angkot dan berbagai variabel yang
bersangkutan (Kotler dan Keller, 2009). Harga menjelaskan
pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk
membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga memperlihatkan
kepada manajemen berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan
dalam memperoleh manfaat suatu produk jasa. Manajer jasa
harus juga mengenali dan bila memungkinkan, mencari cara
untuk meminimalkan biaya yang harus ditanggung pelanggan
dalam membeli dan menggunakan jasa tersebut, termasuk
waktu, usaha fisik dan mental, dan pengalaman buruk.
c. Tempat (Place)
Tempat dalam hal ini meliputi kegiatan perusahaan yang
membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Hal ini terkait
dengan distribusi barang untuk menggapai pelanggan sasaran
(Kotler dan Keller, 2009). Tempat menjelaskan keputusan
manajemen tentang kapan, di mana, dan bagaimana
menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen
produk ke pelanggan melibatkan keputusan tentang tempat dan
waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi
fisik atau elektronik dan atau keduanya, serta bergantung pada
sifat jasa yang diberikan (Lovelock dan Wright, 2007).
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa
yang baru pada perusahaan melalui iklan (Kotler dan Keller,
2009). Promosi adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah
komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi
pelanggan terhadap jasa tertentu. Komponen ini memainkan tiga
peran penting yaitu menyediakan informasi dan saran yang
dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan
suatu produk, dan mendorong pelanggan untuk mengambil
tindakan pada suatu waktu. Dalam pemasaran jasa, banyak
12
komunikasi bersifat mendidik, khususnya untuk pelanggan baru.
Perusahaan dapat mengajarkan mereka tentang manfaat jasa, di
mana dan kapan mendapatkannya, dan bagaimana terlibat dalam
prosesnya. Komunikasi dapat disampaikan oleh orang-orang
seperti tenaga penjual dan pelatih atau melalui media seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, reklame, brosur, dan website
(Lovelock dan Wright, 2007).
e. Sumbar Daya Manusia (People)
Menurut Lovelock dan Wright (2007), people merupakan
karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat
dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi
langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan
perusahaan. Sifat dan interaksi ini sangat mempengaruhi
persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa. Pelanggan sering
menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian
terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut.
Perusahaan jasa yang berhasil menyediakan upaya yang cukup
besar untuk merekrut, melatih, dan memotivasi karyawannya,
khususnya. Tetapi bukan semata-mata orang yang berhubungan
langsung dengan pelanggan.
f. Proses (Process)
Proses adalah metode pengoperasian atau serangkaian
tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang
diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Untuk
menciptakan dan menyampaikan elemen produk kepada
pelanggan diperlukan desain dan implementasi dari proses yang
efektif. Sebuah proses menjelaskan metode dan urutan kerja dari
sistem yang beroperasi. Proses yang desainnya buruk akan
mengganggu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi, dan
penyampaian jasa yang tidak efektif. Sama halnya, proses yang
buruk menyulitkan para staf garis depan untuk melakukan
tugasnya dengan baik, yang berakibat rendahnya produktivitas,
13
dalam meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan
(Lovelock dan Wright, 2007).
g. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik merupakan petunjuk visual atau berwujud
lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Gedung, tanah,
kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-
tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya yang
memberi bukti atas kualitas jasa. Perusahaan jasa perlu mengelola
bukti fisik secara hati-hati karena dapat mempengaruhi kesan
pelanggan. Dalam pemasaran jasa yang hanya memiliki sedikit
elemen berwujud, seperti asuransi, iklan sering digunakan untuk
menciptakan lambang-lambang bermakna tertentu. Misalnya,
payung mungkin melambangkan perlindungan dan benteng
melambangkan keamanan (Lovelock dan Wright, 2007).
2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari berbagai variable
(peluang dan ancaman) yang berada diluar suatu organisasi dan berada
diluar pengendalian jangka pendek manajemen puncak (Kotler dan Keller,
2009). Peluang adalah suatu bidang kebutuhanpembeli dimana perusahaan
dapat beroperasi secara menguntungkan. Ancaman adalah tantangan akibat
kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang
akan mengurangi penjualan dan laba jika tidak dilanjutkan dengan
pemasaran defensive. Menurut Umar (2003), lingkungan eksternal dibagi
ke dalam dua kategori, yakni:
1. Lingkungan Jauh
Lingkungan Jauh perusahaan terdiri dari factor-faktor yang
pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Lingkungan jauh
ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaaan untuk maju,
sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman. Faktor-faktor utama
yang bias diperhatikan adalah factor politik, ekonomi, social dan
teknologi (Umar, 2003).
14
a. Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi
factor penting bagi para pengusaha. Beberapa hal utama yang perlu
diperhatikan dari factor poloti agar bisnis dapat berkembang
dengan baik, adalah undang-undang tentang lingkungan dan
perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas
pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan
system perpajakan (Umar, 2003). Lingkungan politik atau undang-
undang maksudnyaadalah lembaga yang mengawasi perusahaan
seperti badan pemerintah, kelompok penekan yang mempengaruhi
dan membatasi ruang gerak oraganisasi dan individu dalam suatu
masyarakat seperti tumbuhnya Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang ikut mengawasi perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung (Kasmir, 2005).
Falsafah pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan
dapat berunah sewaktu-waktu dan ini merupakan aspek penting
yang harus ditelaah para perencana strategi. Tindakan pemerintah
dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha atau adakalanya
keduanya secara bersamaan. Beberapa contoh peluang atau
kemudahan usaha yang lebih besar dalam persaingan, yaitu
pemerintah merupakan pembeli pasar untuk barang dan jasa,
pemerintah memberikan subsidi pada perusahaan dan industry,
pemerintah melindungi produsen dalam negri terhadap pesaing luar
negeri yang tidak adil, perubahan kebijakan pemerintah dapat
memperbesar peluang dan munculnya bisnis baru bagi perusahaan.
Di samping mendorong dan membantu, pemerintah juga
menciptakan ancaman, ini berarti mempengaruhi kelangsungan
hidup dan keuntungan secara negative. Banyak peraturan dapat
membatasi pilihan strategi sejumlah perusahaan, diantaranya yaitu
kebijakan pemerintah yang mengubah kondisi ekonomi , undang-
undang pajak, dan sebagainya yang dapat menimbulkan ancaman
bagi amsing-masing perusahaan (Purwanto, 2008).
15
b. Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara
adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga,
investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja
(Umar, 2003).
Menurut Kasmir (2005), lingkungan ekonomis merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan
konsumen. Daya beli ini dapat diukur dari tingkat pendapatan
masyarakat dan perkembangan tingkat harga-harga umum. Faktor-
faktor yang menyebabkan perubahan daya beli nasabah adalah
perubahan pendapatan dan perubahan harga-harga produk dan jasa di
pasar.
Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan di masa yang
akan datang dapat mempengaruhi keberuntungan dan strategi
perusahaan. Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dianalisis dan
didiagnosis kebanyakan perusahaan termasuk: (1) Tahapan siklus
bisnis. Perekonomian dapat digolongkan ke dalam keadaan depresi,
resesi, kebangkitan (recovery), atau kemakmuran; (2) Gejala inflasi
dan deflasi dalam harga barang dan jasa. Jika inflasi sangat tajam,
mungkin diadakan pengendalian upah dan harga; (3) Kebijakan
keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi uang dalam
hubungannya dengan uang asing; (4) Kebijakan fiskal, tingkat pajak
untuk perusahaan dan perseorangan; (5) Neraca pembayaran, surplus
atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan dengan luar
negeri. Setiap segi ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya
mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun
kegagalan strategi. Dengan kata lain, setiap segi tersebut dapat
berperan sebagai peluang ataupun ancaman (Purwanto, 2008).
c. Sosial
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-
16
orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagaimana yang
dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis,
religius, pendidikan, dan etnis (Umar, 2003). Lingkungan sosial atau
kultural merupakan lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang
mempengaruhi nilai di masyarakat seperti persepsi, preferensi, dan
perilaku masyarakat terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan (Kasmir, 2005).
Faktor sosial terpusat pada nilai dan sikap orang, pelanggan, dan
karyawan yang dapat mempengaruhi strategi. Nilai-nilai terwujud ke
dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan
terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan
dengan karyawan (Purwanto, 2008).
d. Teknologi
Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lainnya dalam
lingkungan umum merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi
perusahaan. Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah
produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses
manufaktur, praktik-praktik pemasaran, dan posisi persaingan.
Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, perkembangan
produk, merubah relative competitive cost serta membuat barang dan
jasa menjadi cepat usang. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau
menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan, menciptakan
proses produksi yang lebih singkat, menciptakan kelangkaan pada
tenaga teknikal serta mampu merubah nilai-nilai dan harapan
stakeholder (Umar, 2003).
Lingkungan teknologi merupakan kekuatan-kekuatan yang
menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui
pengembangan produk baru serta mampu menangkap peluang-
peluang yang ada (Kasmir, 2005). Lingkungan teknologi juga diukur
melalui laju pertumbuhan dan tingginya anggaran penelitian dan
pengembangan (Litbang). Perencanaan strategi yang efektif meneliti
lingkungan untuk mencari perubahan teknologi yang dapat
mempengaruhi bahan baku, operasi serta produk dengan jasa
17
perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang besar
untuk meningkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan
perusahaan (Purwanto, 2008).
2. Lingkungan Industri
Menurut Purwanto (2008), strategi dan tujuan perusahaan
dipengaruhi oleh daya saing industri di mana mereka memilih untuk
menjalankan bisnis dan posisi sektor industri tersebut. Suatu industri
dapat digambarkan sebagai serangkaian perusahaan yang bersaing satu
sama lain untuk meraih pangsa pasar yang tinggi dalam mencapai skala
ekonomi dan strategi yang telah ditentukan. Intensitas persaingan dalam
suatu industri atau perusahaan bukanlah masalah kebetulan atau masih
buruk. Sebaliknya, persaingan dalam industri berakar pada struktur
ekonomi yang mendasarinya dengan berjalan di luar perilaku pesaing-
pesaing yang ada. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung
pada lima kekuatan pesaing pokok. Menurut David (2009), hakikat
persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima
kekuatan yang disebut Model Lima Kekuatan Porter (Porter‟s Five-Forces
Model), yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, kemungkinan
masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk substitusi,
kekuatan tawar-menawar penjual atau pemasok, dan kekuatan tawar-
menawar pembeli atau konsumen. yaitu sebagai berikut:
1. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Perencanaan strategi yang efektif menaruh perhatian pada jenis
konsumen serta kebutuhan dan keinginan konsumen. Mereka juga
berkepentingan dengan siapa dan di mana calon konsumen berada dan
kecenderungan di masa depan. Sektor ini membahas tiga faktor yang
mencakup perencanaan strategi sebagai bagian dari analisis industri
mereka atas sektor konsumen, yaitu identitas pembeli, faktor-faktor
demografi yang menciptakan perubahan dalam golongan-golongan
konsumen tertentu, dan lokasi geografi pasar.
18
2. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Para pemasok memberikan modal, tenaga kerja, bahan dan
sebagainya kepada suatu perusahaan. Perencana strategi yang efektif
berkepentingan dengan perubahan pemasok di dalam lingkungan.
Perencana strategi harus meneliti biaya dan tersedianya semua faktor
produksi yang digunakan dalam perusahaan. Biaya dan ketersediaan
bahan baku, sub perakitan, uang, tenaga sampai pada batas yang lebih
kecil, karyawan juga terpengaruh oleh hubungan kekuatan antara
perusahaan dan pemasok.
3. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Rivalitas (rivalry) dikalangan pesaing yang ada berbentuk
perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-
taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan
meningkatkan pelayanan atau jaminan terhadap pelanggan.
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya
tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada
kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya. Dengan
demikian, dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi
gerakan tersebut, artinya perusahaan-perusahaan saling
ketergantungan satu sama lain (mutually dependent).
4. Ancaman dari Produk Pengganti
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti
yang luas, dengan industri-industri yang menghasilkan produk
pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri
dengan menetapkan harga pagu (ceiling price) yang dapat diberikan
oleh perusahaan industri. Semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh produk pengganti, maka semakin ketat pembatasan
laba industri. Produk pengganti yang perlu mendapat perhatian besar,
yaitu produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki
harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri dan
dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
5. Ancaman Masuk Pendatang Baru
19
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru,
keinginan merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya
yang besar. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri
tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi
dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh
pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan atau
pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari
pesaing lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah.
Terdapat tujuh sumber utama rintangan masuk yaitu:
a. Skala ekonomis, dapat terjadi pada hampir semua fungsi bisnis,
meliputi manufaktur, pembelian, penelitian dan pengembangan,
pemasaran, jaringan pelayanan, distribusi, dan sebagainya.
b. Diferensiasi produk, artinya perusahaan tertentu mempunyai
identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan oleh
periklanan, pelayanan terhadap pelanggan, perbedaan produk di
masa yang lampau, atau sekedar karena merupakan perusahaan
pertama yang memasuki industri. Diferensiasi menciptakan
hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan
biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang ada.
c. Kebutuhan modal, untuk menanamkan modal yang besar bila akan
memasuki industri, dapat bersaing menciptakan hambatan masuk,
khususnya jika modal tersebut diperuntukkan untuk periklanan
yang tidak dapat kembali lagi atau untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan yang penuh risiko.
d. Biaya beralih pemasok, hambatan masuk tercipta dengan adanya
biaya peralihan pemasok (switching costs) yaitu biaya satu kali
(one time cost) yang harus dikeluarkan pembeli bilamana
berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok
lainnya. Biaya peralihan ini dapat meliputi biaya melatih
karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, dan waktu untuk
menguji atau menerima sumber baru.
e. Akses ke saluran distribusi, makin terbatasnya saluran distribusi
untuk suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah banyak
20
mengikat saluran ini, jelas akan berat usaha untuk masuk ke dalam
industri.
f. Biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala, perusahaan
yang mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh
pendatang baru yang akan masuk tidak peduli berapapun besarnya
dan berapapun pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru
tersebut.
g. Kebijakan pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau bahkan
menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.
2.3. Asuransi Jiwa
Asuransi pada umumnya adalah suatu perjanjian timbal balik dalam mana
pihak penanggung dengan menerima premi mengikatkan diri untuk memberikan
pembayaran kepada pengambil asuransi atau orang yang ditunjuk, karena
terjadinya peristiwa yang belum pasti. Yang disebutkan di dalam perjanjian, baik
karena pengambil asuransi atau tertunjuk menderita kerugian yang disebabkan
oleh peristiwa lain, maupun karena peristiwa tadi mengenai hidup dan kesehatan.
Asuransi jiwa sendiri menurut H.M.N Purwosutjipto adalah "Asuransi
jiwa dapat diartikan sebagai pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal
balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan penanggung dengan mana
penutup asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan membayar
uang premi kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat
langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah
lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan mengikat diri untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk untuk penutup
asuransi sebagai penikmatnya".
Dari segi jaminan, asuransi jiwa merupakan asuransi dengan manusia
sebagai kepentingan interest yang diasuransikan berbeda dengan asuransi
kerugian, dengan harta benda sebagai kepentingan yang diasuransikan. Dan
pengertian ini di atas dengan membayar premi setiap tahun atau selama suatu
jangka waktu terbatas, seseorang tertanggung sebagai imbalan dari premi yang
dibayarkan kepada penanggung menerima jaminan yaitu :
21
1. Pada hari tua tertanggung akan diberikan sejumlah uang sebagai santunan
biaya hidup.
2. Bila tertanggung meninggal dunia, akan diberikan sejumlah uang kepada
ahli waris tertanggung sebagai santunan biaya hidup.
3. Bila tertanggung mengalami kecelakaan fisik, akan diberikan sejumlah uang
santunan biaya hidup bila tertanggung menjadi cacat tetap/ biaya
pengobatan.
Kemudian dari segi sosial, asuransi dapat diartikan sebagai suatu rencana
sosial yang bertujuan memberikan santunan kepada orang yang menderita karena
ditimpa musibah, yang santunannya diambil dari kontribusi yang dikumpulkan
dari semua pihak yang berpartisipasi dalam rencana sosial itu.
Sedangkan dari segi ekonomi, adalah suatu disiplin ilmu tentang usaha
manusia mencari kepuasan guna memenuhi kebutuhan kesejahteraan hidup,
dengan cara berusaha mencapai hasil maksimal dengan pengorbanan minimal,
namun upaya manusia untuk mencari dan memenuhi kebutuhan hidup tidak
selalu berhasil karena setiap upaya maupun perbuatan mengandung resiko. Jadi
pada hakekatnya asuransi jiwa merupakan pelimpahan resiko oleh tertanggung
kepada. penanggung agar kerugian yang diderita oleh tertanggung dijamin oleh
penanggung.
Kemudian dari segi finansial, perusahaan asuransi menghimpun dana dari
para tertanggung dalam bentuk premi. Dari dana yang terkumpul itu, sebagian
untuk dana klaim, dan bagian yang lainnya diinvestasikan dalam bentuk
deposito, dalam surat-surat berharga (saham, obligasi) dalam aktiva tetap seperti
kantor, dan rumah untuk disewakan sehingga memperoleh penghasilan.
2.4.Asuransi PT JAMSOSTEK
PT Jamsostek (persero) Terbentuk berdasarkan Undang-Undang (UU)
No. 33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri
Perburuhan (PMP) No. 48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan
bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No. 15/1957
tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh (YSB), PMP No.5/1964 tentang
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU
No.14/1969 tentang “Pokok-Pokok Tenaga Kerja”, secara kronologis proses
lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
22
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program
asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja
atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit
pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu
Perusahaan Umum (Perum) ASTEK. Tonggak penting berikutnya adalah
lahirnya UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT JAMSOSTEK
sebagai badan penyelenggara JAMSOSTEK. Program JAMSOSTEK
memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi
tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya
arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau
seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko social.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU
No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang
berhubungan dengan Amandemen Undang Undang Dasar (UUD) 1945
dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi:
"Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan
rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam
meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak
normative tenaga kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT
Jamsostek (persero) memberikan perlindungan 4 program, yang mencakup
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),
Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi
seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Dengan penyelenggaraan yang makin
maju, program PT JAMSOSTEK khususnya PT JAMSOSTEK (persero)
23
Cabang Bogor I tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi
juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi
kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Rachmanda (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Strategi
Bauran Promosi AJB Bumiputra 1912 Cabang Siliwangi Bogor. Dengan hasil
kesimpulan bahwa bentuk bauran prmosi AJB Bumiputra cabang Siliwangi Bogor
terdiri dari (1) periklanan ; media cetak dan media luar ruang; (2) penjualan
personal : jasa Agency; (3) promosi penjualan : pemberian hadiah berupa jam dan
payung; (4) pemasaran langsung : menghubungi lembaga pemerintahan dan
swasta melalui telepon,handphone dan faksimil; (5) publisitas : membuat wadah
publisitas berupa Bumiputra news dan warta Bumiputra; dan (6) interaktif media :
pebuatan situs www.bumiputra1912.com dan email cabang siliwangi
Mariani (2009) melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Faktor
Produk, Harga, Promosi, dan Pelayanan Yang Mempengaruhi Nasabah Untuk
Menggunakan Jasa Asuransi CIGNA Wilayah Medan”. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui dan menganalisis faktor produk, harga, promosi, dan pelayanan
terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa asuransi CIGNA wilayah
Medan. Hasil penelitian menunjuk kan bahwa faktor produk, harga, promosi, dan
pelayanan mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa asuransi
CIGNA wilayah medan. Di dalam penelitian tersebut, teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linear berganda.
Malau (2009) Malakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Strategi
Pemasaran Dalam Meningkatkan Minat Konsumen Pada Jasa Asuransi PT.
JAMSOSTEK (Persero) Cabang Belawan Medan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Strategi Pemasaran Dalam
Meningkatkan Minat Konsumen Pada Jasa Asuransi PT. JAMSOSTEK (Persero)
Cabang Belawan Medan. Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan
purposive sampling dengan membagikan kuesioner pada nasabah yang berusia 17
tahun keatas dan merupakan nasabah PT. JAMSOSOTEK (Persero) Cabang
Belawan Medan minimal setahun. Metode analisis yang dipergunakan adalah
metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis
24
regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian
signifikan parsial (Uji-t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan
signifikan hanya variabel Promotion (X3) terhadap minat konsumen pada jasa
asuransi PT. JAMSOSTEK (Persero) Cabang Belawan Medan. Sedangkan
variabel product (X1), pricing (X2), place (X4), people (X5) dan customer service
(X6) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat konsumen pada jasa asuransi
PT. JAMSOSTEK (Persero) Cabang Belawan.
25
III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Bagi perusahaan jasa, salah satu cara utama untuk membedakan
dirinya sendiri adalah secara konsisten memberikan mutu pelayanan lebih
tinggi dari pada persaingan. Visi PT JAMSOSEK adalah menjadi lembaga
jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan
memberikan manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya. Misi PT
JAMSOSTEK adalah sebagai badan penyelengra jaminan sosial tenaga kerja
yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerjaq serta menjadi mitra
terpercaya bagi tenaga kerja, pengusaha dan negara.
PT. JAMSOSTEK adalah BUMN yang ditunjuk oleh pemerintah
untuk mengelola dana dari masyarakat, khususnya tenaga kerja swasta.
Perusahaan ini memiliki 4 jenis program jaminan yaitu program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan(JPK), Jaminan Kematian(JK), Jaminan Kecelakaan
Kerja(JKK), dan JaminanHari Tua(JHT). Hingga saat ini PT JAMSOSTEK
terus berupaya mengembangkan sistem manajemen untuk memenuhi
kepuasan pelangan.
Dalam mengkaji alternatif strategi pemasaran perludilakukan analisis
lingkungan perusahaan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Dimana lingkungan internal mencakup segmentation, targetting, dan
positioning PT JAMSOSTEK sedangkan, lingkungan eksternal mencakup
lingkungan jauh (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi) lingkungan industri
(kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok,
persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk
pengganti, ancaman masuk pendatang baru).
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dianggap penting. Matriks Eksternal Factor Evaluation
(EFE) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan.berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting
26
karena dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
perusahaan.
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Alternatif strategi dihasilkan matriks IE dan SWOT. Matriks IE
digunakan untuk memposisikan suatu SBU perusahaan ke dalam matriks
yang terdiri dari 9 sel. Matriks SWOT merupakan alat analisis yang penting
untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi(SO,
Visi dan Misi PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
Produk Asuransi Kesehatan
Tenaga Kerja PT JAMSOSTEK
Lingkungan Perusahaan
Analisis Lingkungan
Internal
Analisis Lingkungan
Eksternal
Segmentation, Targetting,
Positioning dan Marketing
Mix
Lingkungan Jauh dan Lingkungan Industri
Matriks Internal Factor
Evaluation (IFE)
Matriks Eksternal Factor
Evaluation (EFE)
Alternatif Strategi
Pemasaran
Strategi Pemasaran Terbaik
Matriks IE dan
Matriks SWOT
QSPM
27
WO, ST, dan WT). Setelah sekumpulan alternatif strategi muncul dari hasil
analisis SWOT maka selanjutnya digunakan matriks QSP. Matriks QSP
memberikan gambaran kelebihan-kelebihan relatof dari masing-masing
strategi yang selanjutnya memberikan dasar objektif untuk dapat memilih
salah satu dari beberapa strategi spesifik yang menjadi strategi pilihan PT
JAMSOSTEK Cabang Bogor I.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT JAMSOSTEK(persero) Cabang
Bogor I, Bogor – Jawa Barat yang terletak di Jln. Ahmad Yani 68 Tanah
Sareal Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari
2013 hinga bulan Oktober 2013.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner
yang dipilih dengan sengaja Kabid Umum & SDM, Kabid Pemasaran, dan
enam orang Account Officer. Wawancara yang dilakukan mengenai hal-hal
yang terkait dengan tujuan penelitian. Sedangkan kuesioner digunakan untuk
membrikan pertimbangan dalam menentukan bobot peringkat pada matriks
IFE, EFE dan matriks IE serta menentukan daya tarik relatif pada QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix). Data sekunder diperoleh dari studi
pustaka, data-data yang dimiliki PT. JAMSOSTEK Cabang Bogor I serta
artikel dari website yang terkait dengan penelitian.
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.4.1 Pengolahan data
Analisis dalam penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I. Data dan informasi yang diperoleh dari lingkungan internal
berupa segmentasi, target pasar, dan posisi pasar serta bauran pemasaran
yang dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sama halnya dengan data dan
informasi yang diperoleh dari lingkungan eksternal perusahaan mengenai
28
lingkungan jauh dan industry diklasifikasikan secara kualitatif untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Sedangkan
untuk pengolahan dan analisis secara kuantitatif, yaitu dengan
menggunakan Microsoft Excel.
3.4.2 Analisis Data
Setelah mengolah dan menganalisis lingkungan internal dan
eksternal perusahaan, maka dapat dilakukan tahap selanjutnya dengan
merumuskan strategi melalui tiga tahapan. Tahap pertama adalah tahap
masukan dengan menggunakan Internal Factor Evaluation (IFE) matriks
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan serta External Factor Evaluation
(EFE) matriks untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Tahap kedua adalah
pencocokan dengan menggunakan matriks Internal Eksternal (IE) dan
matriks SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats). Matriks
IE digunakan untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail dan
matriks SWOT digunakan untuk memperoleh alternatif-alternatif strategi
pemasaran yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Tahap
terakhir adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan
matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk
menentukan dan memilih strategi pemasaran yang terbaik dan tepat bagi
perusahaan.
a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor
Evaluation (EFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan
informasiaspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa
fungsional perusahaan(pemasaran).
29
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.
Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE
dan EFE. Selanjutnya tahapan kerja dalam pembuatan matriks IFE
menurut Umar (2008) adalah sebagai berikut:
1. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal yaitu
kekuatan dan kelemahan.
2. Tentukan bobot dari critical success factors di atas dengan skala
yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitupun
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot dicari dan dihitung berdasarkan
rata-rata industrinya.
3. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, di
mana:
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan sedangkan bobot
mengacu pada industri di mana perusahaan berada.
4. Kalikan bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di
bawah 2,5 menunjukan bahwa secara internal, perusahaan adalah
lemah, sedangkan jika nilainya di atas 2,5 menunjukan posisi
internal kuat. Tabel IFE dapat dilihat pada Tabel 4.
Critical success
Factors
Bobot Rating Skor
Kekuatan
30
Tabel 4. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Setelah melalui tahap analisis faktor-faktor internal, selanjutnya
adalah melakukan analisis faktor-faktor eksternal. Menurut Umar (2008),
matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan,
baik berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal
perusahaan yang akan dianalisis yaitu lingkungan jauh dan lingkungan
industri. Tabel matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Tahapan kerja dalam pembuatan matriks EFE menurut Umar (2008) sebagai
berikut:
1. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha)
untuk aspek eksternal yang mencakup perihal opportunities (peluang)
dan threats (ancaman) bagi perusahaan.
2. Tentukan bobot dari critical success factors sebelumnya dengan skala
yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula
sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus bernilai 1,0. Nilai bobot dicari
dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.
Kelemahan
Critical success
Factors
Bobot Rating Skor
Kekuatan
Kelemahan
31
3. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, di
mana:
1 = di bawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata
4 = sangat bagus
Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan
demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor
semua critical success factors.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan
yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan
merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang
ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara
itu, skor total sebesar 1,0 menunjukan bahwa perusahaan tidak
memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari
ancaman-ancaman eksternal. Seperti halnya pada matriks IFE, matriks
EFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak
berdampak pada jumlah bobot karena selalu berjumlah 1,0.
b. Matriks Internal-External (IE)
Menurut Umar (2008), matriks Internal Eksternal (IE) bermanfaat
untuk memposisikan suatu Strategy Business Unit (SBU) perusahaan ke
dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Matriks IE serupa dengan BCG
Matrix terutama pada kedua alat yang berperan dalam memetakan
Strategy Business Unit (SBU) perusahaan dalam sebuah diagram
skematis, di mana ukuran dari lingkaran memperlihatkan persentase
kontribusi pendapatan, dan pie slice memperlihatkan persentase
kontribusi keuntungan.
Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari matriks
IFE pada sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Perlu
diingatkan kembali bahwa masing-masing SBU perusahaan harus
32
membentuk IFE Matrix dan EFE Matrix-nya. Pada sumbu X dari matriks
IE, skornya ada tiga, yaitu skor 1,0 - 1,99 menyatakan bahwa posisi
internal adalah lemah, skor 2,0 – 2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor
3,0 – 4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang
dipakai untuk EFE Matrix, skor 1,0 – 1,99 adalah rendah, skor 2,0 – 2,99
adalah sedang, dan skor 3,0 – 4,0 adalah tinggi. Matriks IE memiliki tiga
implikasi strategi yang berbeda, yaitu:
1. SBU (Strategy Business Unit) yang berada pada sel I, II, atau IV
dapat diartikan sebagai Grow dan Build. Strategi-strategi yang
cocok bagi SBU ini adalah Strategi Intensif seperti Market
Penetration, Market Development, dan Product Development atau
Strategi Terintegrasi seperti Backward Integration, Forward
Integration, dan Horizontal Integration.
2. SBU yang berada pada sel-sel III, V, atau VII paling baik
dikendalikan dengan strategi-strategi Hold dan Maintain. Strategi-
strategi yang umum dipakai yaitu strategi Market Penetration dan
Product Development.
3. SBU yang berada pada sel-sel VI, VIII, atau IX dapat meggunakan
strategi Harvest atau Divestiture.
Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang
mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I. Matriks IE dapat
dilihat pada Gambar 2.
33
Gambar 2. Matriks IE (Umar, 2008)
c. Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT)
Menurut Rangkuti (2008), analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan strengths
(kekuatan) dan opportunities (peluang), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan weaknesses (kelemahan) dan threats (ancaman). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman
dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, sehingga analisis
tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi perusahaan.
Menurut Umar (2008), matriks Threats-Opportunities-Weaknesses-
Strengths (TOWS) merupakan matching tool yang penting untuk
membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat
tipe strategi yang dimaksud yaitu:
Strategi SO (Strengths – Opportunities)
Strategi WO (Weaknesses – Opportunities)
Strategi ST (Strengths – Threats)
Strategi WT (Weaknesses – Threats)
34
Sebagaimana matriks-matriks sebelumnya memerlukan key success
factors, matriks SWOT pun demikian. Pada matriks ini, menentukan key
success factors untuk lingkungan eksternal dan internal merupakan bagian
yang sulit sehingga dibutuhkan judgment yang baik. Sementara itu, tidak
satu pun matching tool yang dianggap paling baik. Lebih jelasnya untuk
lebih memahami empat tipe strategi dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Matriks SWOT (Umar, 2008)
Strategi SO (Strengths – Opportunities)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umumnya,
perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi WO, ST, atau WT
untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki
banyak kelemahan, mau tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan
itu agar menjadi kuat
35
Sedangkan, jika perusahaan menghadapi banyak ancaman, perusahaan
harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada
peluang-peluang yang ada.
Strategi WO (Weaknesses – Opportunities)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan
internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
Terkadang perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan
peluang-peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal.
Strategi ST (Strengths – Threats)
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Hal ini bukan
berarti bahwa perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan
ancaman.
Strategi WT (Weaknesses – Threats)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu
perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan
ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi berbahaya.
Perusahaan harus terus berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan
melakukan strategi-strategi seperti merger, declared bankrupitcy, retrench,
atau liquidation.
Secara lebih jelas, berikut ini adalah delapan tahap bagaimana penentuan
strategi dibangun melalui matriks TOWS/SWOT yaitu sebagai berikut:
1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan
2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan
3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan
5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal
dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
36
7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman
eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
d. Quantitaive Strategy Planning Matrix (QSPM)
Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) yaitu teknik yang
dipakai pada tahap ketiga dari kerangka kerja analisis formulasi strategi.
Teknik ini secara jelas menunjukan strategi alternatif mana yang paling
baik untuk dipilih. QSPM menggunkan input dari analisis pada tahap
pertama dan matching results pada tahap kedua yang memberikan
informasi untuk analisis selanjutnya melalui QSPM ditahap ketiga. QSPM
adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk
melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan
key success factors internal-eksternal yang telah didefinisikan sebelumnya.
Jadi, secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan
kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih,
untuk menentukan strategi yang mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar, 2008). Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel
6
Tabel 6. Matriks QSPM
Faktor-faktor strategis Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
Jumlah Nilai Daya Tarik
Keterangan : AS : Attractive Score (nilai daya tarik)
TAS : Total Attractive Score (total nilai daya tarik)
37
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
PT Jamsostek (Persero) merupakan salah satu BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) yang bertugas menyelenggarakan program jaminan sosial
menurut Undang-undang Republik Indonesia No.40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial. BUMN lain yang ditugaskan menyelenggarakan
program jaminan social adalah PT ASKES, PT ASABRI, dan PT TASPEN.
PT ASKES bertugas memberikan jaminan atau asuransi kepada Pegawai
Negeri Sipil, khususnya di bidang kesehatan. PT ASABRI merupakan
penyelenggara jaminan sosial bagi Anggota ABRI/TNI, sedangkan PT
TASPEN merupakan perusahaan asuransi untuk pensiunan pegawai negeri.
PT Jamsostek (Persero) sendiri adalah penyelenggara jaminan sosial bagi
karyawan perusahaan atau swasta.
Perlindungan Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja dimulai pada tahun
1947 dengan dikeluarkannya UU No. 33 tahun 1947 jo UU No. 2 tahun
1951, tentang kecelakaan kerja, dan mewajibkan pengesahan pembayaran
ganti rugi kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja. Hal
tersebut didukung dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perburuhan
No. 15/1957, yang mengatur tentang bantuan kepada badan yang
menyelenggarakan usaha jaminan social buruh, dan dilaksanakan oleh
Yayasan Sosial Buruh. Melalui Keputusan Menteri Perburuhan No. 5/1969,
dibentuk Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS) untuk melaksanakan
program asuransi sakit, hamil, melahirkan dan meninggal dunia. Program ini
diatur melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3/1967 yang
kepesertaannya secara sukarela. Disamping itu, YDJS juga melaksanakan
program-program hari raya, cuti, sakit, dan meninggal dunia bagi pekerja
yang bekerja pada pemborong di PT Caltex Pacific Indonesia, yang diatur
dengan Peraturan Direkur Hubungan Perburuhan No. 4/1968. Setelah itu
diterbitkan UU No. 14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga
38
kerja mengatur tentang penyelenggaraan/asuransi sosial bagi tenaga kerja
beserta keluarganya, yang pelaksanaannya akan diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
Pada tahun 1970, YDJS menyelenggarakan asuransi kecelakaan
kerja bagi tenaga kerja sektor konstruksi yang diatur melalui Surat
Keputusan Gubernur. YDJS juga ditunjuk sebagai penyelenggara program-
program yang berkaitan dengan hari raya, cuti, sakit, kecelakaan kerja,
meninggal dunia bagi tenaga kerja yang bekerja pada pemborong di sektor
pertambangan minyak dan gas bumi. Hal ini diputuskan berdasarkan SKB
Menaker dan Menteri Pertambangan No. 660/kpts/Men/1975 dan No.
205/Kpts/M/Pertamb/1975.
Pada tanggal 5 Desember 1977, pemerintah menerbitkan PP No.
33/1977 tentang Pelaksanaan Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(Astek), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan
BUMN untuk mengikuti program Astek. Bersamaan dengan itu, diterbitkan
pula PP No.34/1977 tentang Perum Astek sebagai badan penyelenggara
program Astek. Program yang ditangani masih terbatas pada Asuransi
Kecelakaan Kerja (AKK), Asuransi Kematian (AK), dan Tabungan Hari
Tua (THT). Pada tahun 1990, status Astek sebagai Perum kemudian berubah
menjadi Perseroan Terbatas (PT) melalui PP No. 19/1990. Pada tahun yang
sama, Menteri Tenaga Kerja mengeluarkan Permen No. 40/1990 tentang
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja (JPKTK). Pada tahun 1992
JPKTK dikukuhkan dalam.
UU No. 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan nama
Jaminan Pemeliharaan kesehatan (JPK). UU yang berlaku efektif 1 Juli
1992 mewajibkan perusahaan menyelenggarakan empat program Jamsostek,
yakni Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan
Kematian (JKM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Dalam PP
No. 36 tahun 1995, PT Jamsostek (Persero) bertugas menyelenggarakan
program Jamsostek yang berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 guna dapat
memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja beserta keluarganya
terhadap resiko kecelakaan, sakit, kematian dan hari tua.
39
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang
berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal
34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah
mengesahkan amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara
mengembangkan system jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan
rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam
meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan
sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan
keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang
lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social
security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas
pada masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses
yang panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No.2/1951 tentang
kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 48/1952 jo
PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan
kesehatan buruh, PMP No. 15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial
Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial
(YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga
Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja
semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut
landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program
asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi
40
kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK.
Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara
ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No. 3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP
No.36/1995 ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan
perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja
dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus
penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau
seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004,Pemerintah juga menerbitkan UU
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang
berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal
34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah
mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan
rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam
meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak
normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT
Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 program, yang mencakup
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),
Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi
seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek
tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan
aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan
masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
41
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT Jamsostek adalah menjadi lembaga jaminan sosial tenaga
kerja terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan memberikan manfaat
optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya
Misi PT Jamsostek adalah sebagai badan peyelenggara jaminan
sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja
serta menjadi mitra terpercaya bagi;
Tenaga kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga
kerja dan keluarga.
Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja dan
meningkatkan produktivitas.
Negara : Berperan serta dalam pembangunan
4.1.3 Kegiatan Umum Perusahaan
PT. JAMSOSTEK (PERSERO) adalah Badan Usaha Milik
pemerintah RI yang ditujuk sebagai badan Penyelenggara Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan melalui pemerintah No. 36 Tahun 1995. Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) adalah program public yang
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko social
ekonomi tertentu yang penyelenggraannya menggunkan mekanisme
asuransi social.
Sebagai program publik, JAMSOSTEK memberikan hak dan
membebani kewajiban secara pasti (Compulsory) bagi perusahaan dan
tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 1992, berupa
santunan tunai dan pelayanan medis, sedangkan kewajiban peserta adalah
tertib administrasi membayar iuran.
42
Tabel 7. Informasi kepersertaan pemeliharaan kesehatan 2010-2012
Tahun Peserta
Tenaga kerja Keluarga Tertanggung
2010 32.488 48.708 81.196
2011 43.483 63.257 106.740
2012 55.305 82.698 138.003
Sumber : PT. JAMSOSTEK Cabang Bogor I(2013)
Dalam mempertahankan pasarnya PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
selalu melakukan pemasaran Above the Line : media cetak dan elektronik
Below the Line : E-Mail dan Kunjungan. PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
mendapatkan data perusahaan-perusahaan baru didaerah bogor dari dinas
ketenagakerjaan, berdasarkan data yang ada perusahaan melakukan kontak
seperti telepon dan E-mail kepada pihak hrd perusahaan dalam rangka
memberikan penawaran perlindungan kesehatan terhadap tenaga kerja yang
banyak berkontribusi dalam kemajuan perusahaan, PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I akan mengirimkan salah satu Account Officer untuk
melakukan seminar perlindungan tenaga kerja mulai dari pemeliharaan
kesehatan, kecelakaan kerja, kematian dan hari tua. Hal ini dilakukkan
dalam rangka mensejahterakan kehidupan tenaga kerja indonesia khususnya
daerah bogor. Selain itu, PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I akan melayani
jika pihak perusahaan datang sendiri mendaftarkan perusahaannya sebagai
mitra yang bekerja sama dalam mensejahterakan kehidupan tenaga kerjanya
tanpa harus dilayangkan proposal pengajuan kerja sama yang biasa di
lakukan pihak Account Officer PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I.
4.2. Lingkungan Internal perusahaan
4.2.1 Segmentation, Targeting dan Positioning
a. Segmentation
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor 1 sendiri mengarah pada sisi
demografis yang merupakan segmen pasar yang potensial dan
merupakan orientasi dari Perusahaan dalam menetapkan sasaran tujuan
untuk produk jasanya, PT JAMSOSTEK Cabang Bogor 1 melihat
43
peluang yang bisa dijadikan sasaran yaitu perusahaan percetakan,
penerbitan atau dokumentasi, manufakturing dan lain-lain, didaerah
bogor dan sekitarnya sendiri terdapat banyak perusahaan yang
beroperasional menggunakan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak.
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor 1 mensegmentasikan produknya untuk
banyak perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja ini dikarenakan
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor 1 menyesuaikan dengan tujuan utama
yaitu memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dari berbagai
resiko kerja sehari-hari.
Tabel 8. Segmentasi Jaminan Sosial
TABEL SEGMENTASI JAMINAN SOSIAL
N
o Aspek
Asuransi Sosial Bantuan
Sosial Pegawai
negeri/TNI Swasta Informal
1 Tujuan Program Melindungi Peserta dari Resiko-Resiko
sosial dan Stabilisasi Pendapatan
Pengetasan
Kemiskinan
2 Kepesertaan Otomatis Tidak
Otomatis
Tidak
Otomati
s
Means Tested
3 Sifat
kepesertaan Wajib Wajib
Umum
Sukarel
a
Target
4 Pembiayaan Otomatis dari
APBN
Iuran dari
Peserta
Iuran
dari
Peserta
Pajak
Pendapatan
5 Pembebanan
Iuran
Pemerintah dan
PNS/TNI
Perusahaan
dan
Tenaga
Kerja
Tenaga
Kerja Pemerintah
6 Manfaat
Desain Manfaat Dasar Sama untuk peserta
Asurasi Sosial Seiring dengan Tingkat
kesejahteraan
Desain
Manfaat Dasar
Sumber www.jamsostek.co.id
44
b. Targeting
Direktur Utama PT Jamsostek (Persero), Elvyn G Masassya
mengatakan ada 5 poin yang ditargetkan oleh PT JAMSOSTEK pusat
dan dilaksanakan di cabang perusahaan (termasuk Cabang Bogor I),
dalam proses tranformasi menuju BPJS Ketenagakerjaan. Pertama,
peningkatan kepesertaan dan perluasan pasar. Dalam hal ini, PT
Jamsostek (Persero) menargetkan peningkatan peserta Jamsostek aktif
pada segmen pegawai negri, swasta dan pekerja informal pada tahun
2014. Kedua, pengembangan program manfaat dan investasi pelayanan
prima. Meliputi pelayanan inti dan pelayanan tambahan. Pelayanan
tambahan itu, meliputi housing benefit, food benefit, health benefit dan
transportation benefit. Ketiga, pengembangan komunikasi yang
terintegrasi. baik elektronik, visual, media sosial dan komunitas.
Keempat, memperkenalkan operasional execellent dan merupakan
bisnis baru dengan mengimplementasikan smart card sebagai pengganti
Kartu Jamsostek yang lama. Sedangkan yang Kelima, yakni
pengembangan human capital change management dan penguatan
BCG,
Pada desember 2013 PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bogor
I, menargetkan peningkatan jumlah perusahaan peserta jaminan
kesehatan sebesar 294, tenaga kerja sebesar 51.732 orang dan target
iuran sebersar Rp. 302.117.685.000.-
c. Positioning
Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah
persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. PT
JAMSOSTEK Telah menerapkan Perlindungan Kesehatan terhadap
tenaga kerja selama lebih dari 60 tahun. Brand Image sebagai badan
penyelenggara perlindungan sosial bagi tenaga kerja sudah melekat bila
masyarakat mendengar nama PT JAMSOSTEK. Namun, dalam
rakernas PT JAMSOSTEK (6/12/13) 5 poin yang ditargetkan akan
dijadikan sebagai pondasi eksekusi tahun 2014 bagi PT JAMSOSTEK
untuk bertranformasi menuju BPJS Ketenagakerjaan pada 2014
45
mendatang. Target dan tujuannya adalah mengubah persepsi
masyarakat bahwa jaminan sosial adalah merupakan kebutuhan dan
investasi.
4.2.2 Marketing Mix
A. Promosi (Promotion)
Promosi yang dilakukan PT JAMSOSTEK selain lewat media
iklan di koran, brosur, spanduk, baliho dan video iklan elektronik serta
website. PT JAMSOSTEK sering melakukan kunjungan ke perusahaan-
perusahaan dalam rangka kegiatan seminar perlindungan sosial tenaga
kerja dan pemerikasaan kesehatan gratis dilingkungan perusahaan.
Kegiatan-kegiatan ini sebagai wujud komitmen dalam menjaring mitra
kerja dan memberikan pelayanan terbaik kepada mitra kerja PT
JAMSOSTEK.
B. Tempat (Place)
Lokasi PT JAMSOSTEK (Pusat) berada di alamat Jalan Jendral
Gatot Subroto No.79, Kuningan Setiabudi, Jakarta 12940. Untuk
wilayah bogor PT JAMSOSTEK beralamatkan di Jalan Pemuda No.28
Tanah Sareal Kota Bogor. PT JAMSOSTEK telah membuka 51 kantor
cabang dan kantor pembantu di akhir tahun 2013 Pembukaan outlet
baru itu, bagian pemenuhan 497 kanal distribusi PT JAMSOSTEK
yang telah bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan Kelas dunia
pertanggal 1 Januari 2014. Dengan begitu, Jamsostek nantinya memiliki
11 Kantor Wilayah yang bertugas mengkoordinasikan 497 kantor
cabang dan kantor pembantu yang beroperasi di seluruh Indonesia.
46
C. Harga (Price)
Gambar 4 Perubahan premi asuransi
Premi asuransi disesuaikan dengan status si tenaga kerja apabila
tenaga kerja lajang maka akan dikenakan premi sebesar 3% dari upah
minimum regional. Sedangkan, untuk tenaga kerja kawin dikenakan
premi asuransi sebesar 6% dari upah minimum regional. Untuk program
Jaminan Hari Tua (JHT) premi dibayarkan oleh perusahaan sebesar
3,7%dan tenaga kerja ikut membayar sebesar 2% dari pendapatan
tenaga kerja. Perusahaan juga ikut membayarkan program Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar0.24%-1.74%, serta Jaminan Kematian
(JK) 0.3%.
D. People
Seiring dengan kemajuan pertumbuhan kinerja perusahaan,
pertumbuhan karyawan merupakan salah satu aspek strategis yang
memegang peranan penting dalam laju gerak kinerja perusahaan di
masa kini dan mendatang PT JAMSOSTEK tidak hanya
memperhatikan peningkata kualitas karyawan dari sisi kompetensi saja,
akan tetapi juga memperhatikan pentingnya komposisi karyawan sesuai
dengan kebutuhan pengembangan perusahaan.
47
Tabel 9 Komposisi Karyawan PT JAMSOSTEK
Sumber : PT JAMSOSTEK
E. Proses (Process)
1. Peserta dapat mengajukan klaim perorangan hanya pada kasus
sebagai berikut:
Kasus Emergensi (Kegawat-daruratan atas indikasi medis)
sesuai kriteria emergensi.
Persalinan Normal di luar jaringan PPK.
Persalinan penyulit dengan tindakan elektif /terencana
(tindakan sudah diketahui sebelumnya) antenatal care
(Pemeriksaan masa hamil) dan atau persalinan dilakukan di
luar jaringan PPK diberi bantuan sebesar maksimal sesuai
persalinan normal Rp. 500.000,- (sesuai Permenakertrans
Nomor PER-12/VI/2007).
Pelayanan Khusus; gigi palsu, mata palsu, alat bantu
dengar, prothesa anggota gerak tangan dan kaki.
2. Peserta mengajukan klaim disertai dokumen pendukung
sebagai syarat klaim yang telah ditetapkan oleh PT Jamsostek
(Persero).
48
3. PT Jamsostek (Persero) melakukan pemeriksaan terhadap
berkas yang diterima, berkas klaim yang belum lengkap akan
dikembalikan berikut catatan kekurangan berkas.
4. Bila dianggap sudah memenuhi syarat maka klaim dapat
diproses.
5. Apabila setelah dilakukan verifikasi ternyata ada hal tertentu
yang tidak dapat diproses (kurangnya informasi berkas klaim),
maka Bidang Jaminan/Bidang JPK PT Jamsostek (Persero)
akan menginformasikan melalui surat pemberitahuan atau
telepon kepada peserta melaluiperusahaan.
PT Jamsostek (Persero) melaksanakan pembayaran disertai dengan
rincian pembayaran sesuai ketentuan setelah proses verifikasi klaim
selesai.
F. Bukti Fisik (Phycal Evidance)
Bukti fisik dari PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I yaitu berupa
kantor cabang yang terletask di Jl. Pemuda no28 tanah sareal-Bogor.
Bagnunan dua lantai dengan cat tembok yang didominasi warna putih
itu baru saja diresmikan pada tanggal 19 desember 2013 dalam rangka
menyambut transformasi perusahaan menjadi BPJS Ketenagakerjaan
yang mulai berjalan pada 1 januari 2014.
G. Produk (Product)
Jaminan sosial tenaga kerja adalah program publik yang
memberikan perlindungan sosial bagi tenaga kerja dengan dilandasi
filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial
ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme
asuransi sosial. Berdsarkan undang-undang no. 3 tahun 1992 mengatur
4 jenis program PT JAMSOSTEK yaitu:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat kerja
49
sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat
hubungan kerja
2. Jaminan Kematian
Jaminan kematian dibayarkan kepada ahli waris dari peserta
yang meninggal dunia bukan karena kecelakaam kerja sebagai
tammbahan bagi jaminan hari tua yang jumlahnya belum optimal.
3. Jaminan Hari Tua
Diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang
iurannya ditanggung pengusaha dantenaga kerja dimana
kemanfaatnya sesuai dengan iuran terkumpul ditambah hasil
pengembangannya.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pelayanan pemeliharaan kesehatan yang bersifat dsar
diberikan kepada tenaga kerja maupun keluarganya dengan
maksimum 3 (tiga) orang anak.
4.3. Lingkungan eksternal perusahaan
4.3.1 Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Terlalu banyaknya jumlah perusahaan asuransi jiwa membuat
tingkat persaingan dalam industri ini sangat ketat. Perebutan ceruk
pasar yang membuat industri asuransi jiwa memaksa terjadinya perang
tarif. Perisatiwa perang tarif adalah suatu kondisi dimana perusahaan
asuransi saling bersaing dan berebut mendapatkan pasar dengan
melakukan penurunan harga premi. Perusahaan yang menawarkan
premi terlalu rendah akan menjadi alternatif terbaik bagi nasabah. Pada
jangka pendek tampaknya menguntungkan nasabah tetapi pada jangka
menengah dan panjang perusahaan asuransi menghadapi situasi yang
sulit pada saat klaim terjadi dana-dana premi tidak menukupi untuk
mengatasi klaim terutama klaim industrial. Pada akhirnyanasabah harus
menerima proses penyelesaian klaim yang berlarut-larut atau bahkan
perusahaan mencoba mengelak untuk membayar klaim dengan dalih
50
seolah-olah kejadian atau peristiwa yang telah terjadi tidak pas untuk
dibayar klaimnya.
Tabel 10. Persaingan asuransi jiwa
Sumber : www.allianzasuransi.blogspot.com
4.3.2 Ancaman dari Produk Pengganti
Ancaman terhadap produk (barang atau jasa) adalah produk
substitusi. Produk substitusi dari asuransi diindonesia adalah (1)
Ketatnya persaingan bank yang menawarkan berbagai macam produk
seperti, deposito dengan bunga tinggi (2) Produk bank yang
menawarkan bunga tinggi dengan menabung dibank bisa mendapatkan
kelebihan tambahan seperti, perlindungan asuransi (3) Banyak
investasi-investasi yang mengakibatkan asuransi jadi tidak menarik
51
diantaranya adalah saham, reksadana, dan forex (4) semakin banyak
broker-broker berdiri.
4.3.3 Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Untuk industri jasa seperti asuransi jiwa, yang dimaksud pemasok
adalah perusahaan reasuransi. Namun perusahaan reasuransi bertindak
sebagai pemasok ketika klaim terjadi, terutama klaim yang jumlahnya
sangat besar. Ketika bisnis besar diperoleh maka sesuai dengan
ketentuan yang berlaku perusahan tidak dapat menyimpan seluruh
premi tersebut. Perusahaan wajib membagikan bisnis tersebut kepada
perusahaan asuransi lain atau perusahaan reasuransi ketika terjadi
klaim, maka pembayarannya akan dilakukan oleh perusahaan bersama
perusahan asuransi lain atau perusahaan reasuransi yang terlibat dalam
bisnis tersebut.
4.3.4 Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Produk asuransi yang dihadirkan PT JAMSOSTEK dibuat untuk
menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan yang timbul sebagai produk
asuransi perlindungan sosial tenaga kerja. Pihak PT JAMSOSTEK
selaku perusahaan asuransi akan menawarkan produk-produk yang
dibutuhkan dengan menganalisis kecocokan dengan nasabah/mitra kerja
dengan membuat ilustrasi biaya dan manfaat produk sesuai kebutuhan
mitra kerja PT JAMSOSTEK.
4.3.5 Ancaman Pendatang baru
Masuknya pendatang baru dalam industri asuransi jiwa dapat
memeperburuk situasi persaingan yang kini sudah sangat ketat.
Perusahaan-perusahaan jiwa maupun kerugian yang sekarang ini
banyak bermunculan. Terutama perusahaan-perusahaan asuransi jiwa
luar negeri. Keuntungan dalam bisnis inilah yang menarik banyak
investor untuk datang dan mencicipi manisnya bisnis ini. Hal ini
disebabkan penetrasi pasar yang kurang, yakni kurang dari lima persen
terhadap total penduduk yang diperkirakan mencapai 260 juta jiwa.
Ceruk pasar yang besar inilah yang membuat banyak investor
berlomba-lomba menanamkan modalnya.di tahun lalu asosiasi asuransi
52
jiwa indonesia(AAJI) mencatat sedikitnya tiga perusahaan asuransi jiwa
baru meramaikan industri asuransi jiwa, terdiri dari PT Asuransi Jiwa
Syariah Amanah Jiwa Giri Artha, PT Asuransi Jiwa Mega Indonesia
dan PT asuransi Jiwa Reliance Indonesia. Belum termasuk perusahaan-
perusahaan asuransi jiwa yang di akusisi atau berganti kepemilikan.
4.3.6 Sosial
Masyarakat indonesia masih jauh dari pola hidup sehat bahkan
berdasarkan survei yang diinisiasi perusahaan AIA Group di 15 negara
di asia pasifik, indonesia menempati peringkat terendah dalam
penerapan pola hidup sehat. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan
masyarakat khususnya indonesia akan pentingnya hidup sehat. survei di
15 negara di mana AIA Grup berada itu melibatkan 10.245 responden
dengan usia 18-65 tahun. Khusus di Indonesia, ada 750 responden yang
tersebar di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Kegiatan yang paling sering
dilakukan adalah menonton film (57%), jumlah yang jauh lebih tinggi
dari kegiatan aktif seperti berolahraga (hanya 26%). Angka itu jauh di
bawah jumlah rata-rata negara-negara lain yang sebesar 39%. Kegiatan
lain adalah berkumpul bersama teman-teman (49%), menghabiskan
waktu bersama keluarga dan anak (45%) untuk melepas stres.
4.3.7 Teknologi
Perkembangan teknolgi saat ini sangat pesat karena sudah
mencakup dibanyak industri dalam menuhi tantangan kerja saat ini
yang menuntut adanya perbaikan kinerja dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi. Dampak dari perkembangan teknologi pada
industri asuransi cukup besar karena dapat meningkatkan customer
value secaraa signifikan dan pada saat yang sama menurunkan biaya
tinggi dari sistem distribusi tradisional secara signifikan pula. Dalam
dunia asuransi teknologi berguna untuk melakukan pemasaran atau
sebagai media promosi ke seluruh pelosok kota di indonesia yang telah
terintegrasi oleh koneksi internet (jaringan internet) tanpa harus
mendatanginya satu-persatu.
53
4.3.8 Ekonomi
Ekonomi indonesia masih dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah
terhadap dollar yang terus berada di zona merah (lemah) hal ini dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap
asuransi jiwa menjadi turun. Dalam mengantisipasi kondisi
perekonomian indonesia yang terus tidak stabil diharapkan industri
asuransi dapat melakukan diversifikasi jenis asuransi yang dipakai dan
memeperbanyak sektor asuransi mikro kepada kalangan menengah ke
bawah sebab asuransi mikro tidak terlalu sensitif terhadap
perekonomian global, berbeda dengan jenis asuransi deposito yang
sangat bergantung pada kondisi perekonomian negara.
4.3.9 Politik
Dalam mencapai misi sebagai lembaga penyelenggara jaminan
sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungann dasar bagi tenaga
kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi pengusaha, tenaga kerja dan
negara. PT JAMSOSTEK memerlukan kemauan politik yang kuat dari
pemerintah yang ditunjukan dengan kesungguhan pemerintah untuk
menyelesaikan pembentukan peraturan pelaksanaan UU SJSM dan UU
BPJS sebagai dasar hukum yang efektifndalam pnyelengaraan program
jaminan kesehatan. Selanjutnya penyediaan fasilitas kesehatan dan
sumber daya kesehatan yang diperlukan dengan dukungan dana dari
APBN dan APBD yang memadai. Sayangnya pemerintah lebih
cenderung untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk
program bantuan sosial ketimbang jaminan sosial.
4.4. Analisis Lingkungan Internal dan Ekternal Perusahaan
Analisis internal dan eksternal pada PT. JAMSOSTEK Cabang
Bogor I yang menangani perlindungan tenaga kerja di daerah bogor
eksternal pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan internal perusahaan dalam memanfaatkan kesempatan dan
menindaklanjuti ancaman dari eksternal perusahaan. Analisis ini dilakukan
dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
dihadapi perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal diperoleh dengan
54
melakukan wawancara kepada para pakar yang telah berpengalaman
dalam bidang pemasaran di perusahaan.
Faktor faktor internal dan eksternal yang didapat dari hasil
wawancara dimasukkan ke dalam matriks IFE dan matriks EFE. Matriks
IFE untuk faktor-faktor internal dan matriks EFE untuk faktor-faktor
eksternal pada pemasaran di perusahaan. Kemudian dilakukan
pembobotan terhadap semua faktor untuk mendapatkan skor internal dan
eksternal pada pemasaran di perusahaan. Skor yang telah diperoleh pada
masing-masing matriks kemudian dimasukkan ke dalam matriks IE.
Matriks IE berfungsi untuk mengetahui posisi strategi pemasaran pada PT.
JAMSOSTEK Cabang Bogor I.
4.4.1 Analisis IFE
Matriks IFE berisikan unsur-unsur internal perusahaan yang
terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan terhadap pemasaran
di perusahaan.Unsur-unsur dari kekuatan dan kelemahan dalam
matriks IFE tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar
peranan faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan terhadap
bidang pemasaran PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bogor I.
Berikut adalah faktor kekuatan dan kelemahan yang teridentifikasi :
1. Kekuatan
a. Modal dari Negara dan kestabilan keuangan
PT JAMSOSTEK merupakan salah satu perusahaan
BUMN penyelengara program jaminan sosial, dan sudah
menjadi kewajiban negara dalam memberikan perlindungan
sosial ekonomi. Dalam hal permodalan PT JAMSOSTEK telah
mendapat dana khusus yang diberikan oleh negara dalam
APBN demi kelangsungan produksi yang ada
b. Biaya premi yang ringan
PT. JAMSOSTEK Cabang Bogor I menghadirkan
produk-produk perlindungan keseahtan bagi tenaga kerja
dengan biaya premi yang rendah namun tidak mengurangi
55
manfaat yang ada. Untuk tenaga kerja lajang di kenakan biaya
sebersar 3% dari pendapatan bulanan. sedangkan tenaga kerja
berkeluarga dikenakan biaya sebesar 6%.
Tabel 11. Simulasi Biaya
Sumber : PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
c. Kualitas Produk yang baik
Produk jamsostek di bentuk berdasarkan undang-undang
perindungan tenaga kerja dimana produk ini memberikan hak-
dari seorang tenaga kerja berupa perlindungan kesehatan dari
aktivitas kerja yang di wajibkan perusahaan. Produk kesehatan
ini dapat di gunakan di berbagai kota dan daerah dari
puskesmas, klinik, dokter spesialis, hingga rumah sakit besar
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I juga akan
memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat kerja
sampai tiba kembali kerumah atau menderita penyakit akibat
aktivitas kerja. Hal ini menjadi nilai kualitas yang baik
dibandingkan produk pesaing.
d. Membina hubungan baik degnan mitra pengusaha.
Sebagai salah satu cabang dari perusahaan BUMN yang
bergerak di bidang penjaminan kesehatan PT. JAMSOSTEK
Cabang Bogor I mengadakan kegiatan Forum Komunikasi
Peserta Program Jamsostek. Kegiatan ini diikutin oleh seluruh
56
perusahaan peserta perlindungan sosial tenaga kerja. tujuan
kegiatan itu sebagai salah satu sarana untuk senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan dan pemahaman peserta tentang
program dan manfaat jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek);
membina hubungan baik dan mempererat ikatan komunikasi
antara peserta dengan badan penyelenggara program
Jamsostek; untuk mendapatkan masukan, kritik dan saran guna
penyempurnaan pelayanan kepada peserta, sehingga dapat
tercapainya Customer Satisfaction; sosialisasi dan
implementasi program e-Payment untuk memudahkan
administrasi pembayaran iuran; tertib administrasi pendaftaran,
kepesertaan dan iuran, untuk mendukung kecepatan dan
keakuratan dalam memberikan pelayanan kepada seluruh
peserta
e. Inovasi produk kesehatan
Inovasi dalam memasarkan produk-produk perlindungan
kesehatan PT JAMOSTEK Cabang Bogor I menambahkan
manfaat pelayanan kesehatan bagi keluarga tenaga kerja untuk
penyakit kronis dan kritis. Seperti tindakan hemodialisa (Rp.
700.000/kasus), Tindakan medis penyakit kanker(Rp.
35.000.000/kasus per tahun), tindak medis peyakit AIDS (Rp.
20.000.000/kasus per tahun), dan biaya transplantasi organ
tubuh ginjal, hati atau sumsum tulang belakang(Rp.
50.000.000/kasus per tahun).
2. Kelemahan
a. Lokasi kantor cabang yang kurang strategis
PT Jamsostek Cabang Bogor I beralamat di Jalan
pemuda no. 28 tanah sareal Bogor dimana lokasi tersebut
kurang strategis untuk sebuah perusahaan asuransi kesehatan
tingkat nasional. Dibandingkan para pesaing yang berlokasi
strategi di jalan-jalan utama kota bogor sehingga lebih mudah
di jangkau masyarakat kota bogor. Ini menjadi nilai minus bagi
57
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I. Sebagai pembanding PT
Jiwasraya cabang perwakilan bogor yang beralamat di Jalan
Pajajaran No. 45.
Tabel 12. Perbandingan lokasi kantor
Perusahaan Angkutan Umum No. Trayek Angkutan
Jamsostek 2 Trayek 16 & 07
Jiwasraya 10 Trayek 01, 01A, 03, 05, 06, 08,
09, 10, 11 & 13
Sumber : www.bogorkota.go.id
b. Belum menggunakan SIM yang baik
Dalam kegiatan operasionalnya PT. JAMSOSTEK
cabang Bogor I belum menggunakan sistem informasi
manajemen yang menyeluruh. Dalam hal ini masih terdapat
beberapa kegiatan operasional yang masih dikerjakan dengan
sistem manual dan dengan pengisisan checklist dan belum
terintegrasi dengan baik dengan penyimpanan data/file dengan
sistem komputerisasi, sehingga kegiatan operasional yang ada
belum berlangsung dengan optimal.
c. Promosi yang kurang optimal.
PT. JAMSOSTEK (persero) melakukan pemasaran yang
kurang gencar seperti yang di lakukan perusahaan asuransi
jiwa lainya yang terletak di kota bogor. Media elektronik dan
cetak menjadi tempat perusahaan asuransi jiwa pesaing
memperkenalkan produk kesehatannya. Kegiatan pemasaran di
anggap kurang optimal dalam memperkenalkan produk-
produknya kepada masayarakat kerja ataupun kepada
perusahaan selaku pengguna jasa Tenaga kerja. Promosi
perusahaan seperti spanduk dan papan reklame tercatat dari
1571 mitra pengusaha hanya 298 mitra yang menaruh spanduk
perlindungan jamsostek di depan pintu masuk perusahaan. Dan
dari 1200 papan reklame yang tersebar di bogor PT
58
JAMSOSTEK Cabang Bogor I hanya memasang promosinya
di 15 tempat/tahun.
d. Kekurangan tenaga marketing dan sales
Jumlah Account Officer yang aktif di PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I berjumlah 6 orang sedangkan jumlah
perusahaan di Bogor mencapai ratusan maka kurangnya tenaga
pemasar di PT Jamsostek Cabang Bogor I kurang mampu
melayani banyaknya perusahaan di daerah Bogor Karena
terkendala oleh jumlah Account Officer yang sedikit. 1 orang
Account Officer harus terus berhubungan baik dengan
perusahan-perusahan yang berada dibawah pengurusannya
belum lagi target perusahaan yang mengharuskan menambah
jumlah peserta perusahaan baru setiap tahunnya.
Tabel 13. Perbandingan tenaga marketing
No Perusahaan Tenaga
marketing Keterangan
1 JAMSOSTEK
Cabang Bogor I 6 6 orang Account
Officer
2
Jiwasraya
Perwakilan
Bogor 78
6 supervisor
62 agen dan
10 penagih
3
AJB Bumiputera
1912 Cabang
siliwangi bogor 49
12 supervisor
37 agen
Sumber : PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
Berdasarkan data Tabel 13. Terlihat jelas kekuatan
tenaga marketing yang dimiliki perusahaan kalah jumah
dengan perusahaan asuransi lainnya. Tenaga pemasaran
PTJAMSOSTEK Cabang Bogor I tidak lebih dari 10 orang
sedangkan pesaing hadir dengan 30 orang lebih tenaga
pemasaran.
59
Tabel 14. Hasil Analisis IFE
No. Faktor Internal Rataan
Bobot
Rataan
Rating
Skor
Kekuatan
1. Modal dari negara dan kestabilan
keuangan
4,625 3,875 0,574
2 Biaya premi yang ringan 0.094 3.5 0.330
3 Kualitas produk yang baik 3,125 3,25 0,325
4. Membina hubungan baik dengan
mitra pengusaha
3 3,375 0,324
5. Inovasi produk kesehatan 3,25 3,125 0,325
Kelemahan
1. Lokasi perusahaan/outlet kurang
strategis
0,096 1,375 0,132
2. Kurangnya tenaga marketing dan
sales
0,088 1,875 0,165
3. Promosi yang kurang optimal 0,128 1,125 0,144
4. Belum menggunakan SIM yang
baik
0,100 1.625 0,163
Total 1 2,676
Sumber : Olahan 2013
Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 9 menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi kekuatan utama PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I adalah Modal sendiri dan kestabilan keuangan dengan skor
terbobot 0,574. Sedangkan hasil matriks IFE yang menjadi faktor
kelemahan utama PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I adalah
Kurangnya tenaga Marketing dan Sales. Skor terbobot paling tinggi
pada kedua faktor kelemahan tersebut adalah sebesar 0,165.
Skor total dari perhitungan matriks IFE secara keseluruhan
adalah sebesar 2,676. Skor ini menunjukkan bahwa posisi internal
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I adalah rata-rata.
60
4.3.2 Analisis EFE Matriks EFE berisikan unsur-unsur internal perusahaan yang
terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan terhadap pemasaran
di perusahaan.Unsur-unsur dari peluang dan ancaman dalam matriks
EFE tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar peranan
faktor-faktor eksternal yang dimiliki PT JAMSOTEK Cabang Bogor
I. Berikut adalah faktor-faktor eksternal yang menjadi faktor sebagai
peluang dan ancaman tersebut:
1. Peluang
a. Perkembangan teknologi, komputerisasi, komunikasi,
informatika dan transportasi untuk produktifitas.
Dampak perkembangan teknologi informasi pada
industri asuransi cukup besar karena dapat meningkatkan
customer value secaraa signifikan dan pada saat yang sama
menurunkan biaya tinggi sistem distribusi tradisional secara
signifikan pula. Teknologi informasi mampu memberi
peningkatan dramatis pada kepuasan konsumen, seperti
pelayanan konsumen yang lebih cepat. Dibidang pemasaran TI
dapat membantu menjadi media promosi komunikasi dan
informasi produk yang diintegrasikan melalui situs perusahaan
yang ada di internet. Melalui teknologi internet perusahaan
dapat memberikan informasi yang benar dan tepatkepada
nasabah atau calon nasabah mengenai info produk, tarif premi,
kesehatankeuangan perusahaan, daftar kantor cabang.
Komunikasi septar dunia asuransi kesehatan bahkan komplain
klaim.
b. Adanya undang-undang yang mengatur perlindungan tenaga
kerja.
Pada tahun 1977 dengan dikeluarkannya peraturan
pemerintah (PP) No. 33 tahun 1977, yang mewajibkan setiap
pemberi kerja atau pengusaha swasta dan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) untuk mengikuti program asuransi Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK). Program ASTEK
61
diselenggarakan sejak tahun 1978 sampai 1990 oleh perum
Astek, yang kemudian diubah statusnya menjadi PT.
Astek(Persero) pada tahun 1992. PT JAMSOSTEK (persero)
adalah salah satu perusahaan jasa BUMN yang bergerak dalam
bidang asuransi tenaga kerja. Hingga saat ini PT.
JAMSOSTEK (persero) terus berupaya menetapkan dan
mengembangkan system manajemen kualitas secara sistematik
untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan proses
secara terus menerus.
c. Segmen pasar yang besar karena kesadaran akan pentingnya
asuransi sebagai bentuk proteksi dan investasi.
Segmen pasar yang masih belum di masukin oleh pasar
asuransi kesehatan lainnya adalah Sektor Informal dimana
sektor ini merupakan sektor tenaga kerja kontrak yang bekerja
dalam proyek jasa konstruksi pembangunan gedung, jalan tol,
perumahan. Segmen ini menjadi pasar yang potensial
mengingat belum ada asuransi pesaing yang melindungi tenaga
kerja kontrak ini dalam sebuah layanan asuransi perlindungan
tenaga kerja(Informal).
d. Jumlah Mitra kerja yang telah bekerja sama
Saat ini layanan jamsostek bisa di gunakan di banyak
pelayanan kesehatan di Kota Bogor mulai dari rumah sakit
besar di tengah kota bogor hingga klinik yang berlokasi di
pelosok kabupaten bogor. PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
banyak melakukan kerja sama dengan klinik hingga rumah
sakit yang berada dikota bogor dan sekitarnya agar semakin
memeperkuat positioning sebagai lembaga perlindungan
asuransi sosial tenaga kerja yang terpercaya dalam hal
pelayanan kesehatan.
Tabel 15. Pusat kesehatan kota bogor
62
Keterangan Bogor
selatan
Bogor
timur
Bogor
utara
Bogor
tengah
Bogor
barat
Tanah
sareal
Jumlah
Dokter
umum
16 32 49 36 49 29 211
Dokter
spesialis
6 27 32 33 61 7 161
Dokter gigi 3 7 10 5 18 12 55
Klinik 13 19 25 15 25 17 114
Lab.
Kesehatan
5 3 4 8 8 6 34
Rumah sakit 1 1 1 3 3 1 10
Puskesmas 10 6 9 8 10 9 52
Sumber : PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
2. Ancaman
a. Gencarnya promosi dari pihak pesaing.
Perkembangan teknologi yang cepat membuat banyak
hal menjadi praktis. Salah satunya yaitu Promosi asuransi
perlindungan kesehatan dari pihak pesaing semakin gencar
dan mulai diminati masyarakat. Hal ini menjadi ancaman bagi
PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I karena menyebabkan daya
jual Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) sebagai pelanggan
dari PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I menjadi menurun.
Contoh MNC Life promosi produk asuransi ringan premi,
Hario Siaga hadir memberikan solusi bagi masyarakat
kalangan menengah ke bawah yang juga ingin menikmati
adanya fasilitas asuransi. Dengan premi yang sangat
terjangkau yaitu Rp.55.000 per tahun, masyarakat dapat
menikmati santunan sebesar 3 juta rupiahuntuk penggantian
biaya pengobatan dan 30 juta rupiah untuk biaya santunan
duka.
Promosi pesaing seperti AJB BUMIPUTERA
mempromosikan produknya dengan menjadi sponsor utama di
tim sepakbola nasional Persema Malang. Sedangkan,
Jiwasraya melakukan promosi lewat media cetak majalah yang
hadir setiap bulan dan dibagikan kepada sebagian nasabahnya.
b. Pendatang baru dengan konsep produk yang sama/serupa.
63
Persaingan dalam dunia kerja sudah menjadi hal yang
lumrah bahkan persaingan bisa saja datang dari pendatang baru
di bidang asuransi kesehatan. Hal ini menjadi tantangan baru
bagi jamsostek dalam mempertahankan pangsa dengan terus
menjaga hubungan baik terhadap nasabah lama dan terus
mengembangkan pangsa pasar asuransi kesehatan khususnya
di kota bogor. Pendatang baru didunia asuransi
MNC Life yang merupakan group MNC sebagai salah
satu perusahaan asuransi memberikan salah satu solusi
khususnya bagi masyarakat kalangan bawah yang ingin
mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan.
Asuransi Garda Medika merupakan produk asuransi
yang dibentuk oleh OTO grup pada tahun 2010 produk
kesehatan ini menyasar pada pasar perlindungan karyawan
perusahaan pada situsnya produk ini memberikan layanan
Basic Product dan Additional Product.
c. Kondisi ekonomi yang selalu fluktuatif.
Keadaan perrekonomian indonesia yang kurang baik dan
terus terombang-ambing oleh efek tingginya nilai tukar jual
dollar (USD/IDR) menjadi faktor yang memepengaruhi pola
konsumsi dan daya beli masyarakat, dan kesadaran masyarakat
akan kebutuhan masyarakat akan asuransi. Ketika inflasi naik
maka sejumlah kebutuhan pokok akan ikut naik. Inflasi secara
langsung mempengaruhi kinerja (tingkat laba) perusahaan di
sektor riil serta daya beli masyarakat. Kenaikan inflasi juga
semakin melemahkan daya beli masyarakat. sehingga
menyebabkan naiknya berbagai kebutuhan pokok masyarakat
maka jika kebutuhan utama sudah tinggi sudah pasti keinginan
untuk berasuransi berkurang hal ini menjadi sebuah ancaman.
Karena kebanyakan perusahaan tidak mendaftarkan tenaga
kerjanya dalam perlindungan JAMSOSTEK disebabkan oleh
kendala biaya produksi.
64
Gambar 5 Grafik nilai tukar rupiah
d. Kurangnya rasa peduli perusahaan terhadap jaminan
keselamatan tenaga kerja.
Jumlah lapangan kerja (perusahaan) barang dan jasa
tengah melangami peningkatan namun hal ini tidak diikuti oleh
jumlah kepesertaan penjaminan kesehatan tenaga kerja yang
dilindingi oleh jamsostek. Kurangnya kepedulian perusahaan
terhadap tenaga kerjanya tarjadi akibat biaya produksi yang
naik akibat kondisi ekonomi indonesia yang melemah terlihat
dari nilai tukar USD/IDR yang lemah. Karena tujuan utama
setiap perusahaan adalah profit, namun dengan kenaikan inflasi
tujuan perusahaan tersebut sulit dicapai maka perlindungan
sosial tenaga kerjanya pun tidak menjadi kepentingan yang di
dahulukan perusahaan karena lebih memikirkan keuntungan
perusahaan di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik.
Untuk memperoleh nilai bobot, rating, dan skor dari masing-
masing faktor internal hasil dari analisis EFE, faktor-faktor eksternal
tersebut diberikan penilaian kepada para pakar. Berikut hasil
penilaian para pakar terhadap Jaminan pemeliharaan Kesehatan PT
JAMSOSTEK Cabang Bogor I (Tabel 16):
65
Tabel 16. Hasil analisis EFE
No. Faktor Eksternal Rataan
Bobot
Rataan
Nilai Skor
Peluang
1. Perkembangan teknologi
komputerisasi, komunikasi
informatika transportasi untuk
kinerja
0.120 2.625 0.351
2. Kesadaran akan pentinngnya
asuransi sebagai bentuk proteksi
dan investasi
0.106 3.125 0.331
3. Jumlah mitra kerja yang bekerja
sama
0.101 2.75 0.279
4. Adnya undang-undang yang
mengatur perlindungan tenaga
kerja
0.106 3.75 0.622
Ancaman
1. Pendatang baru dengan konsep
produk yang sama
0.0124 3.375 0.420
2. Gencarnya promosi dari pihak
pesaing
0.157 3.75 0.588
3. Kondisi ekonomi yang fluktiatif 0.106 2.625 0.278
4. Kurangnya rasa peduli
perusahaan terhadap
perlindungan sosial tenaga kerja
0.120 2.875 0.344
Total 1.00 3.177
Sumber : Olahan 2013
Hasil analisis matriks EFE pada Tabel 9 menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi peluang utama perusahaan dalam bidang
pemasaran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I adalah Adanya Undang-Undang yang mengatur
perindungan tenaga kerja dengan skor terbobot 0,622. Sedangkan
yang menjadi faktor ancaman utama dalam pemasaran Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I
adalahGencarnya promosi dari pihak pesaing dengan skor terbobot
0,588.
66
Hasil perhitungan skor total secara keseluruhan matriks EFE
adalah sebesar 3.177. Skor ini menunjukan bahwa posisi eksternal
pemasaran PTJAMSOSTEK Cabang Bogor I adalah rata-rata
4.3.3 Analisis Matriks IE
Analisis IE adalah analisis yang berfungsi dalam menentukan
suatu strategi perusahaan dengan memposisikan kekuatan internal
perusahaan dan pengaruh eksternal lingkungan yang dihadapi
perusahaan. Analisis IE bergantung terhadap hasil dari matrik IFE
dan EFE yang telah diidentifikasi sebelumnya. Total dari skor
terbobot dari matriks IFE dan EFE digambarkan pada matriks IE.
Total skor dari matriks IFE ditempatkan pada sumbu x dan total skor
matriks EFE ditempatkan pada sumbu y pada matriks IE.
Gambar 6. Hasil pengolahan data analisis matriks IE
Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan
matriks IFE diperoleh total skor sebesar 2,676 dan matriks EFE
sebesar 3.177. Hasil pemetaan sumbu x dan sumbu y dari matriks IE
digambarkan pada Gambar 6, Sel pemasaran perusahaan berada pada
posisi Grow and Build, strategi yang dapat diterapkan berupa
penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.
Penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan penigkatan
pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada dipasar saat ini
melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. pengembangan
pasar, ialah pengenalan produkatau jasa yang ada saat ini ke
wilayah-wilayah geografis yang baru. dan pengembangan produk
67
adalahsebuah strategi yang mengupayakan penjualan dengan cara
memperbaikiatau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini.
(David, 2009). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk
merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT
4.4 Analisis SWOT
Faktor-faktor penentu strategi pemasaran di perusahaan yang
terangkum pada faktor internal dan eksternal, dapat diformulasikan menjadi
empat macam alternatif strategi dari analisis SWOT. Analisis berdasarkan
faktor kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman ekternal
penentuan strategi pemasaran pada perusahaan digolongkan menjadi strategi
S-O, W-O, S-T, dan W-T. Hasil dari analisis SWOT terdapat pada Tabel 17.
Tabel 17. matriks SWOT PT. JAMSOSTEK Cabang Bogor I
IFE
EFE
Kekuatan (S)
1. Modal dari negara dan kestabilan
keuangan
2. Biaya premi yang ringan
3. Inovasi produk kesehatan 4. Kualitas produk yang baik
5. Membna hubungan baik dengan
mitra pengusaha
Kelemahan (W)
1. Promosi yang kurang optimal
2. Belum menggunakan SIM
yang baik
3. Lokasi perusahaan/outlet kurang strategis
4. Kurangnya pelatihan pada
bagian pemasar
Peluang (O)
1. Adanya undang-undang yang
mengatur perlindungan tenaga
kerja 2. Perkembangan teknologi
komperasi, komunikasi,
informatika, dan transportasi
3. Segmen pasar yang besar karena Kesadaran akan
pentingnya asuransi sebagai
bentuk proteksi dan investasi
4. Jumlah mitra kerja yang bisa bekerja sama
Strategi S-O
Investasi pada infrastruktur di bidang teknologi informasi dan
memperluas pangsa pasar.
S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4
Promosi melalui mitra kerja S2, S3, S4, O1, O4
Strategi W-O
Menambah manfaat kepesertaan yang dapat menarik minat
nasabah (peserta)
W1, W2, W4, O3
Memanfaatkan kemajuan
teknologi internet sebagai sarana
pelayanan promosi yang efektif
dan efesien dengan biaya lebih rendah.
W3, O2, O4
68
Sumber : Olahan 2013
Strategi S-O (strategi kekuatan-peluang)
a. Investasi pada infrastruktur di bidang teknologi informasi dalam
memperluas pangsa pasar. (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4)
Strategi pengembangan infrastruktur di bidang teknologi
(komputerisasi) digunakan untuk mempertahankan pasar yang ada melalui
pelayanan berbasis teknologi komputerisasi (input data dan proses klaim
peserta) dan media elektronik (internet) sebagai media pemasaran yang
saat ini banyak digunakan dalam menginformasikan keunggulan produk,
manfaat, syarat dan informasi lainnya yang mungkin di akses peserta yang
mengunjungi halaman website perusahaan. Sehingga mampu menjangkau
mitra kerja di seluruh daerah kabupaten bogor yang terintegrasi koneksi
internet.
b. Promosi melalui jaringan mitra kerja (S2, S3, S4, O1, O4)
Melakukan promosi yang intensif melalui mitra kerja yang telah
bekerja sama dengan isi berupa pengenalan produk yang ada saat ini serta
manfaat yang dimiliki oleh setiap produk yang ada akann mampu
memberikan pengetahuan yang cukup bagi masyarakan kerja yang
IFE
EFE
Kekuatan (S)
6. Modal dari negara dan kestabilan
keuangan 7. Biaya premi yang ringan
8. Inovasi produk kesehatan
9. Kualitas produk yang baik 10. Membna hubungan baik
dengan mitra pengusaha
Kelemahan (W)
5. Promosi yang kurang optimal
6. Belum menggunakan SIM yang baik
7. Lokasi perusahaan/outlet
kurang strategis 8. Kurangnya pelatihan pada
bagian pemasar
Ancaman (T)
1. Gencarnya promosi dari pihak pesaing
2. Pendatang baru dengan konsep
produk yang sama
3. Kurangnya rasa peduli perusahaan terhadap
keselamatan tenaga kerja
4. Kondisi ekonomi yang
fluktuatif
Strategi S-T
Mempromosikan produk asuransi
dengan diskon prime rate
T1, T2, T3, T4, S1, S2, S3, S4, S5
Strategi W-T
Melakukan kegiatan pemasaran
langsung yang informatif untuk menarik minat mitra pengusaha
dan tenaga kerja.
T1, T2, T3, T4, W1, W2, W3, W4
69
berkunjung di pusat-pusat kesehatan yang tersebar dikota bogor. Strategi
pemasaran lewat mitra kerja. Pemasaran lewat mitra kerja merupakan
strategi untuk pengenalan produk serta manfaatnya bagi peserta(tenaga
kerja), kegiatan memanfaatkan media periklanan seperti spanduk,
banner,dan brosur yang terpajang di setiap mitra kerja PT JAMSOSTEK
yang tersebar hingga pelosok juga bisa dilakukan PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I. pemasaran banner atau spanduk di depan gedung, area
pabrik/ perusahaan, areal kontriksi dan Membuat iklan versi terbaru di
media periklanan berupa baliho besar pada area-area srategis yang hadir di
sepanjang jalan kota bogor serta internet dan koran lokal dalam menjaring
peserta baru merupakan pemasaran yang gencar mengingat tenaga
pemasar yang ada masih terbilang kurang jika melihat dari perusahaan
BUMN berskala nasional. pemasaran lewat internet, mitra kerja dan
tambahan tenaga pemasaran Bisa dilakukan sebagai rangkaian promosi
pengenalan produk perlindungan sosial tenaga kerja beserta manfaat yang
akan dirasakan. Pemasaran seperti ini cukup efektif dalam menarik minat
peserta asuransi kesehatan
Strategi W-O (kelemahan-peluang)
a. Menambah manfaat kepesertaan yang dapat menarik minat nasabah
(peserta) (W1, W2, W4, O3)
Ketatnya persaingan asuransi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
baik dari perusahaan asuransi lokal maupun serbuan dari perusahaan
asuransi luar negeri dalam merebut minat konsumen menimbulakan bnyak
sekali inovasi-invasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Strategi
Penambahan manfaat dari kepesertaaan perlindungan sosial tenaga kerja
diharapkan terus mampu mempertahankan peningkatan kepesertaan yang
selama 3 tahun terakhir menunjukan angka positif. Seperti peningkatan
pembiayaan operasi ringan maupun operasi khusus yang harus ditangani
dokter spesialis..
b. Memanfaatkan kemajuan teknologi internet sebagai sarana pelayanan
promosi yang efektif dan efesien dengan biaya lebih rendah (W3, O1, O2,
O4)
70
Pesatnya kemajuan komunikasi diindonesia terus terjadi bebagai
layanan dan pemasaran terus memanfaatkan kemajuan yang ada dalam
menjaring nasabah/peserta perlindngan kesehatan. Dengan adanya layanan
teknologi internet yang banyak digunakan oleh perusahaan asuransi di
indonesia maka tidak menutup kemungkinan PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I dapat melakukan hal yang yang serupa dengan pesaingna dengan
melakukan promosi lewat internet disamping untuk menekan biaya
pemasaran dan pengenalan lebih lanjut mengenai produk yang ada pihak
perusahaan dalam hal ini JAMSOSTEK tidak perlu melakukan banyak
kegiatan. Cukup dengan menghadirkan layanan interaktif berupa website
yang dapat di akses berbagai kalangan, kapanpun dan dimanapun
informasi produk dapat dipahami oleh banyak kalangan yang mengakses
maupun yang terintegrasi koneksi komunikasi internet.
Strategi S-T (strategi kekuatan-ancaman)
Mempromosikan produk asuransi dengan diskon prime rate. (T1, T2, T3,
T4, S1, S2, S3, S4, S5)
Persaingan produk asuransi menuntut PT JAMSOSTEK terus melakukan
inovasi salah satu yang dapat dilakukan adalah memberikan diskon prime
rate yang banyak dilakukan perusahaan yang tengah bersaing yaitu
dengan memberikan pengurangan biaya terhadap layanan jasa dengan
tidak mengurangi manfaat di dalamnya dengan beberapa ketentuan yang
dapat disepakati. Dengan melakukan hal ini PT JAMSOSTEK Cabang
Bogor I dapat terus bersaing dengan perusahaan asuransi jiwa yang hadir d
kota bogor.
Strategi W-T(strategi kelemahan-ancaman)
71
Melakukan kegiatan pemasaran langsung yang informatif untuk menarik
minat mitra pengusaha dan tenaga kerja (T1, T2, T3, T4, W1, W2, W3,
W4)
Kegiatan pemasaran langsung (Direct Selling) merupakan strategi
pemasaran yang efektif dalam memperkenalkan produk kesehatan tenaga
kerja kepada perusahaan-perusahaan yang hadir di kota bogor dan
sekitarnya. Kungjungan yang rutin dirasa kurang menginformasikan
produk dan manfaatnya. Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai strategi
pemasaran yang sangat efektif dan memberikan pengetahuan lebih
mengenai manfaat serta keunggulan menjadi mitra kerja ialah Kegiatan
seminar. kegiatan ini dapat menjadi ajang tanya jawab bagi perusahaan
dan tenaga kerja sebagai calon mitra kerja dalam mengenal lebih jauh hak
dan kewajibannya. kegiatan tambahan yang dapat dilakukan ialah
pelatihan K3 sebagai kegiatan lanjutan dari seminar.
4.5 Penentuan Alternatif Strategi
Alternatif strategi yang didapatkan dari hasil analisis lingkungan
internal dan eksternal, serta hasil pencocokan dari analisis matriks IE dan
SWOT.
Alternatif-alternatif strategi yang dapat diterapkan sebagai berikut :
a. Investasi pada infrastruktur di bidang teknologi informasi dalam
memperluas pangsa pasar.
b. Promosi melalui jaringan mitra kerja.
c. Menambahkan manfaat kepesertaan yang dapat menarik minat
nasabah (peserta).
d. Memanfaatkan kemajuan teknologi internet sebagai sarana pelayanan
promosi yang efektifdan efesien dengan biaya yang lebih rendah
e. Mempromosikan produk asuransi dengan diskon prime rate
f. Melakukan kegiatan pemasaran langsung yang informatif untuk
menarik minat mitra pengusaha dan tenaga kerja.
Tabel 18. Bobot dan prioritas alternatif strategi PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I
72
Strategi prioritas Total Nilai daya
tarik
Urutan
prioritas
Investasi pada infrastruktur di bidang
teknologi informasi dalam
memperluas pangsa pasar 4,6695 4
Promosi melalui jaringan mitra kerja 5,3539 2
Menambah manfaat kepesertaan yang
dapat menarik minat nasabah (peserta) 4,9271 3
Memanfaatkan kemajuan teknologi
internet sebagai sarana pelayanan
promosi yang efektifdan efesien
dengan biaya yang lebih rendah
43498 5
Mempromosikan produk asuransi
dengan diskon prime rate 42429 6
Melakukan kegiatan pemasaran
langsung yang informatif untuk
menarik minat mitra pengusaha dan
tenaga kerja.
5,4702 1
Sumber : Hasil olahan 2014
4.6 Implikasi Manajerial
Tabel analisis SWOT menghasilkan kegiatan alternatif yang dapat
dilakukan perusahaan. dapat ditetapkan beberapa alternatif strategi seperti
yang terlihat dalam matriks SWOT pada tabel 17. Dari beberapa alternatif
strategi yang sudah diformulasikan dengan matriks QSP didapatkan
prioritas strategi yang dapat diimplementasikan oleh PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I. berdasarkan hasil penelitian nilai daya tarik Melakukan
kegiatan pemasaran langsung yang informatif untuk menarik minat mitra
pengusaha dan tenaga kerja merupakan strategi dengan nilai daya tarik
tertinggi yaitu 5,4702. Diikuti oleh strategi promosi melalui mitra kerja
dengan nilai daya tarik sebesar 5,3539 pada posisi kedua dan untuk lebih
lengkapnya terdapat pada tabel 18.
Strategi alternatif terpilih dapat dilakukan untuk Penetrasi pangsa
pasar yang lebih besar dengan memasuki pangsa pasar baru yaitu informal.
Informal ialah pekerja kontrak yang bekerja untuk perusahaan dalam
jangka waktu yang singkat yang diikat dalam sebuah kontrak kerja. tidak
hanya karyawan kantoran atau pabrik tetapi juga pekerja Informal atau
pekerja kontrak yang bekerja pada bidang konstruksi pembangunan jalan,
mall, gedung dll. Pekerja informal tidak pernah mendapatkan perlindungan
73
kesehatan PT JAMSOSTEK padahal kegiatan pembangunan tersebut
beresiko tinggi, penyakit yang menghinggapi hingga yang terparah ialah
kematian. Pasar pekerja informal sendiri lingkungan pasar yang potensial
karena tingginya laju pertumbuhan pembangunan di kota bogor dan
sekitarnya. Melakukan kunjungan ke calon mitra pengusaha dikota bogor
dan sekitarnya merupakan langkah awal yang dapat dilakukan dalam
menjaring perusahaaan perserta jamsostek yang baru.
Kegiatan yang ditambahkan dalam Melakukan kegiatan pemasaran
langsung yang informatif untuk menarik minat mitra pengusaha dan tenaga
kerja ialah kegiatan seminar. Seminar menjadi kegiatan lebih yang dapat
dilakukan perusahaan dalam menarik minat mitra pengusaha dalam hal
pengenalan, pengetahuan dan manfaat produk yang dapat di nikmati oleh
peserta perlindungan sosial jamsostek. kegiatan pelatihan keselamatan
kerja dapat menjadi nilai tambah PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I dalam
memasuki pangsa pasar yang baru (Informal).
74
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
a. Bentuk strategi pemasaran di PT. JAMSOSTEK Cabang Bogor I saat
ini terdiri dari (1) periklanan : media cetak dan media elektronik ; (2)
Personal Selling : Account Officer melakukan kunjungan ke
perusahaan-perusahaan untuk memberikan edukasi mengenai
pentingnya asuransi perlindungan tenaga kerja sebagai kewajiban
perusahaan memberikan hak-hak tenaga kerja (3) pemasaran langsung
: menghubungi lembaga pemerintahan dan swasta melalui telepon
kunjungan, handphone dan faksimil; (4) adanya publisitas berupa
majalah bulanan yaitu GEMA JAMSOSTEK (5) interaktif media :
pembuatan situs www.jamsostek.co.id
b. Faktor internal yang memepengaruhi strategi pemasaran PT
JAMOSTEK Cabang Bogor I ialah : Kekuatan (1) modal dari negara
dan kestabilan keuangan (2) Biaya premi yang ringan (3) kualitas
produk yang baik (4) inovasi produk kesehatan (5) Membina
hubungan baik dengan mitra pengusaha. Sedangkan Kelemahan (1)
Lokasi perusahaan kurang strategis (2) kurangnnya tenaga marketing
dan sales (3) promosi yang kurang optimal (4) belum menggunakan
SIM yang baik
c. Berdasarkan tabel nilai daya tarik didapatkan alternatif strategi
pemasaran yang dapat diimplementasikan oleh PT JAMSOSTEK
Cabang Bogor I. Strategi alternatif terpilih menambah manfaat
kepesertaan yang dapat menarik minat nasabah (peserta), promosi
melalui jaringan mirta kerja, dan melakukan kegiatan pemasaran
langsung yang informatif untuk menarik minat mitra pengusaha dan
tenaga kerja. Strategi dengan nilai daya tarik tertinggi yaitu
melakukan kegiatan pemasaran langsung yang informatif untuk
menarik minat mitra pengusaha dan tenaga kerja.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan pemasaran
langsung yang informatif untuk menarik minat mitra pengusaha dan
75
tenaga kerja ialah kegiatan seminar. Seminar menjadi kegiatan
tambahan yang dapat dilakukan perusahaan dalam menarik minat
mitra pengusaha dalam hal pengenalan, pengetahuan dan manfaat
produk yang dapat di serap oleh peserta perlindungan sosial jamsostek
yang hadir dalam seminar. kegiatan pelatihan keselamatan kerja dapat
menjadi nilai tambah PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I dalam
memasuki pangsa pasar yang baru (Informal).
2. Saran
a. Sebagai perusahaan bertaraf nasional PT JAMSOSTEK (persero)
Cabang Bogor I harus mampu memaksimalkan kekuatan mereknya
dimedia elektronik dan cetak khususnya daerah bogor. Karena dengan
begitu perusahaan yang berkecimpung dalam dunia asuranasi ini
diharapkan mampu mempertahankan peningkatan kepesertaan 3 (tiga)
tahun terakhir.
b. PT JAMSOSTEK Cabang Bogor I memiliki peluang di mitra kerja
yang telah bekerja sama dalam menghadapi gencarnya promosi produk
dari pihak pesaing dan pendatang baru dengan konsep yang sama di
kota bogor dan sekitarnya.
c. PT JAMSOSTEK (persero) Cabang Bogor I harus mengejar
ketertinggalan dibidang teknologi informasi. Cara yang dapat
dilakukan dengan meningkatkan pelayanan berbasis IT. Sehingga
kegiatan Klaim asuransi Kesehatan dapat terlaksana dengan cepat
untuk menghindari penumpukan peserta di ruang tunggu klaim
asuransi. Peningkatan pelayanan ini harus di ikuti dengan penambahan
jumlah tenaga kerja di bidang pelayanan pelanggan berbasis IT sebagai
upaya untuk memberikan layanan terbaik terhadap peserta
penjamianan Pemeliharaan Kesehatan belangsung lancar dan sesuai
yang diharapkan Tenaga Kerja yang tengah mengajukan klaim.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abraham. 2012. Fungsi Pemasaran. BPFE, Yogyakarta.
Alma, B 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta, Bandung
David, F 2009. Manajemen Strategi : Konsep-Konsep. PT Indeks kelompok
Gramedia, Jakarta.
[Internet].[28 April 2014]. Tersedia pada :
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/siaran_pers_pm/20
12/pdf/Siaran-Pers-Akhir-Tahun-2012
Kotler, P. 2012. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler dan G. Armstrong. 2012 Prinsip-Prinsip Pemasaran(Terjemahan). Erlangga
Jakarta
Lovelock, C.H. dan L.K. Wright. 2005 Manajemen Pemasaran Jasa. PT Indeks
kelompok Gramedia, Jakarta.
Purwanto.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Saladin, D. 2004. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan
dan pengendalian. Linda Karya, Bandung.
Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta
Struktur Organisasi Kacab Bogor I
Kakacab
2a/XIV
Kabid Pemasaran
2c/VIII
Kabid Pelayanan
2c/XII
Kabid Keuangan
2c/XI
Kabid Tek, Informasi
2c/IX
Kabid Umum dan SDM
3a/X
Account Officer
1.Denny D,SE 3a/XI
2. Rossana S – 3a/XI
3. Eka Damayanti - 3b/X
4. Fahd Mirza GS – 4b/VII
5. Tomjon – 4c/VII
6. Marina E S. – 4b/VII
Verifikator Akutansi
VA 1- 4a/VIII
Data Administrator
4c/VII
Adm. Umum & SDM
4b/IX
Verifikator Jaminan
1. VJ 1 - 4b/VIII
2. VJ 2 - 4b/V
C S O
1. CSO 1 - 4c/VIII
2. CSO 2 - 4b/VI
3. CSO 3 - 4c/VIII
Ver. Anggaran dan Pajak
VP 1 - 4c/VIII
Pembukuan
1. 4c/VIII
2. 4c/VIII
Kasir
Technical Support
Data Operator
Adm. Umum &SDM
4b/VII
Arsiparis
1. 5a/VI
2. 6b/IV
3. 6b/IV
Sekertaris
Kabid JPK
2c/X
P S O
3b/IX
Verifikator JPK
4b/VII
Pet. Pengadaan
Kabid Progsus
Account Officer
Program Khusus
Kredit Officer
Admnistrator
PKP/KBL
Petugas Adm.
Program Khushs
Data Administrator
Lampiran 1