analisis teknik, metode, dan ideologi …/analisis... · penelitian ini merupakan penelitian...

147
i ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE VERSI SERIAL TV BBC TESIS Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan Oleh: Prima Purbasari S130809011 Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: hanga

Post on 09-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

i

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN DALAM

SUBTITLE FILM JANE EYRE

VERSI SERIAL TV BBC

TESIS

Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Magister Program Studi Linguistik

Minat Utama Linguistik Penerjemahan

Oleh:

Prima Purbasari

S130809011

Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan

Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Prima Purbasari

NIM : S130809011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “Analisis Teknik,

Metode, dan Ideologi Penerjemahan dalam Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV

BBC” adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya yang

terdapat dalam tesis ini diberi tanda citasi dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari pernyataan saya tersebut terbukti tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, 12 Desember 2011

Yang membuat pernyataan,

Prima Purbasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

iv

PERSEMBAHAN

Mama dan Ayah,

Adek-Adekku,

Sahabat-Sahabat,

Terima kasih untuk doa, supports, dan bantuannya…

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

v

MOTTO

Tak pernah terlambat untuk bermimpi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil „alamin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas

petunjuk, bimbingan, serta pertolonganNYA sehingga penulis bisa menyelesaikan

penelitian ini.

Dengan tulus penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D, Ketua Program Studi Linguistik

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai

pembimbing I yang telah menyediakan waktu, kemudahan, serta bimbingan dan saran

dalam menyelesaikan tesis ini,

3. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D selaku pembimbing II yang telah memberikan

waktu, kemudahan dan bimbingan serta sarannya selama proses penulisan tesis ini,

4. Semua dosen Program Pascasarjana UNS yang mengampu pada Program Linguistik

Minat Utama Penerjemahan,

5. Semua karyawan perpustakaan dan biro administrasi yang telah memberi bantuan

demi kelancaran penulisan tesis ini,

6. Kedua orang tua (Drs. Dwi Priyo Basuki, M.Si dan Khuzaemah, S.Pd., M.M.) yang

tak pernah letih dan lupa dalam memberikan doa, semangat, nasihat, dan dukungan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

vii

adik-adik (Priza dan Prizqi) yang juga ikut mendoakan dan menyemangati; serta

segenap keluarga besar yang turut mendoakan.

7. Agustin Widiani dan Mas Bayu Budiharjo yang bersedia terlibat dan memberikan

bantuan untuk penulisan tesis ini.

8. Rohmita Khoirun Nisaa‟ yang juga memberikan bantuan dan dukungan selama ini.

9. Sahabat-sahabat dan teman-teman LP 2009: Mita, Agustin, Mbak Ria, Mbak Beta, Bu

Titik, Bu Dewi, Reni, Mbak Fella, Mas Bayu, dan Mas Rahmat yang telah

memberikan saran, semangat, inspirasi dan juga bantuan selama masa kuliah dan

proses penulisan tesis, serta semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

dan selalu memberikan bantuan, inspirasi, semangat, dan doa kepada penulis.

Dalam kesempatan ini tidak ada yang bisa penulis sampaikan selain ucapan

terima kasih yang tulus. Teriring doa semoga rahmat dan hidayah Allah SWT

senantiasa tercurah kepada mereka atas kebaikan yang diberikan kepada penulis.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan dalam studi

penerjemahan.

Surakarta, Desember 2011

Prima Purbasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

viii

ABSTRAK

Prima Purbasari. S130809011. 2011. Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi

Penerjemahan dalam Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV BBC. Tesis.

Pascasarjana Program Magister Linguistik, Minat Utama Penerjemahan.

Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Pembimbing: (1) Prof. Drs. M.R.

Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D. (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

Film dapat menjadi daya tarik yang mendunia serta menjadi media edukasi

bagi masyarakat di dunia, terutama bila dilengkapi dengan subtitle yang dapat

menyalurkan pesan dari film tersebut. Namun, bahasa lisan perlu dibuat lebih ringkas

ketika digunakan sebagai bahasa tertulis dalam subtitle sehingga timbul batasan-

batasan tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan penerjemah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi

penerjemahan yang digunakan dalam subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC,

serta mendiskripsikan dampak penggunaannya terhadap kualitas subtitle dari aspek

keakuratan (accuracy), keberterimaan (acceptability) serta keterbacaan (readability).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk

kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis sumber data. Sumber data pertama

adalah dokumen yang berupa transkrip film Jane Eyre beserta teks terjemahannya

(subtitle) dalam Bahasa Indonesia. Sumber data kedua berupa informasi yang didapat

dari responden/rater. Pengumpulan data dilakukan melalui identifikasi teknik, metode,

dan ideologi dengan pengkajian dokumen, penyebaran kuesioner dan wawancara

mendalam. Pemilihan sampel data dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Model analisis sesuai

dengan model analisis etnografi yang diusulkan oleh Spradley.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 jenis teknik penerjemahan

dari 685 teknik yang digunakan dalam menerjemahkan film Jane Eyre yang berupa

teks audio dan visual. Berdasarkan frekuensi penggunaannya, secara berurutan teknik-

teknik tersebut adalah: penerjemahan literal 156 (22, 77%), transposisi 137 (20%),

kompresi linguistik 110 (16, 05%), padanan lazim 98 (14, 30%), amplifikasi linguistik

41 (5, 98%), amplifikasi 36 (5, 25%), reduksi 35 (5, 10%), modulasi 35 (5, 10%),

partikularisasi 19 (2, 77%), peminjaman murni 9 (1, 31%), kalke 8 (1, 16%), dan

generalisasi 1 (0, 14%). Berdasarkan teknik yang dominan muncul, penerjemah

cenderung menggunakan metode penerjemahan komunikatif dengan ideologi

domestikasi. Dampak dari penggunaan teknik, metode dan ideologi penerjemahan

yang dipilih terhadap kualitas terjemahan ialah didapatkannya nilai overall quality 2,

82 dengan nilai rata-rata keakuratan terjemahan 2, 74, keberterimaan 2, 88 dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

ix

keterbacaan 2, 98. Hal ini mengindikasikan bahwa subtitle film ini memiliki kualitas

keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan yang baik. Teknik yang paling banyak

memberikan kontribusi positif terhadap tingkat keakuratan, keberterimaan, dan

keterbacaan terjemahan adalah teknik partikularisasi, peminjaman murni, kalke, dan

generalisasi. Teknik penerjemahan yang paling banyak mengurangi tingkat

keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan adalah teknik reduksi.

Sebagai salah satu jenis penerjemahan film yang berbeda dengan jenis

penerjemahan lain karena adanya beberapa batasan tertentu, faktor-faktor legibility

perlu diperhatikan dalam subtitling. Pilihan kata yang tepat serta bentuk yang sepadan

dalam bahasa sasaran juga penting untuk diperhatikan karena makna dan kesan yang

diterima pemirsa bisa berbeda dengan maksud penulis asli.

Kata Kunci: subtitle, subtitling, teknik penerjemahan, metode penerjemahan, ideologi

penerjemahan, kualitas terjemahan, keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

x

ABSTRACT

Prima Purbasari. S130809011. 2011. Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi

Penerjemahan dalam Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV BBC. Thesis.

Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in Translation Studies. Sebelas

Maret University. Surakarta. Thesis Advisor: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan,

M.Ed., M.A., Ph.D. (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

Beside becoming a world-wide attraction, film can also be a means of

education especially if subtitle is provided. However, spoken language is needed to be

summarized when it is used as a written language in subtitling. Therefore, certain rules

occur and it may affect the translator‟s decision. The aims of this research are to

identify and describe the translation techniques, method and ideology used in the

subtitle of the BBC television series, Jane Eyre and also to describe the subtitle‟s

quality as the impact of techniques, method and ideology applied, in terms of

accuracy, acceptability, and readability.

This research is a descriptive, qualitative research, and focuses on a single

case. It involves two kinds of data sources. The first data source is the film transcript

of Jane Eyre and its subtitle in Indonesian. The second data source is the information

collected from respondents/rater. Techniques of collecting data are document analysis,

questionnaire distribution, and in-depth interview. Purposive sampling is applied in

this research. During the data collection process, the analysis is also conducted. The

model of analysis is ethnographic analysis.

The research findings show that there are 12 kinds of translation techniques

from 685 techniques applied in translating the audio and visual text of Jane Eyre.

Based on the frequencies, the techniques are literal translation 156 (22, 77%),

transposition 137 (20%), linguistic compression 110 (16, 05%), established equivalent

98 (14, 30%), linguistic amplification 41 (5, 98%), amplification 36 (5, 25%),

reduction 35 (5, 10%), modulation 35 (5, 10%), particularization 19 (2, 77%), pure

borrowing 9 (1, 31%), calque 8 (1, 16%), and generalization 1 (0, 14%). Based on the

dominant techniques that occur, the translator tends to use communicative translation

method and domestication as the ideology. Then, the impact of the application of those

translation techniques, method, and ideology toward the translation quality is the

overall quality score 2, 82 with the average score of accuracy 2, 74, acceptability 2,

88, and readability 2, 98. These indicate that the subtitle has a good quality. The

translation techniques which give the most positive contribution for the translation

quality are particularization, pure borrowing, calque, and generalization. The

technique which gives the most negative contribution is reduction.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xi

In subtitling, legibility factors are important to be noticed and taken into

consideration. The appropriate choice of words and equivalent forms in target

language are also important to be concerned because the meaning and impression

received by the audience may be different with the writer‟s intention.

Keywords: subtitle, subtitling, translation technique, translation method, translation

ideology, translation quality, accuracy, acceptability and readabilit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xii

DAFTAR ISI

Persetujuan Pembimbing ............................................................................................ ii

Pengesahan Tesis ....................................................................................................... iii

Pernyataan .................................................................................................................. iv

Persembahan .............................................................................................................. v

Motto .......................................................................................................................... vi

Kata Pengantar ........................................................................................................... vii

Abstrak ....................................................................................................................... ix

Abstract ...................................................................................................................... xi

Daftar Isi..................................................................................................................... xii

Daftar Gambar ............................................................................................................ xviii

Daftar Tabel ............................................................................................................... xix

Daftar Lampiran ......................................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian........................................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Penerjemahan .......................................................................................... 9

1.1. Pengertian Penerjemahan ............................................................... 9

1.2. Proses Penerjemahan ..................................................................... 10

1.3. Teknik Penerjemahan .................................................................... 12

1.4. Metode Penerjemahan ................................................................... 18

1.5. Ideologi Penerjemahan .................................................................. 22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xiii

1.6. Kualitas Terjemahan ...................................................................... 23

2. Film........... .............................................................................................. 26

3. Subtitling ................................................................................................ 27

3.1. Subtitling Sebagai Penerjemahan Audiovisual .............................. 27

3.2. Jenis-Jenis Subtitling ..................................................................... 30

3.3 Standardisasi Subtitling ................................................................. 33

3.4. Kendala dan Keterbatasan Subtitling ............................................. 36

4. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37

B. Kerangka Pikir ............................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 41

B. Data dan Sumber Data ................................................................................. 42

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 44

D. Teknik Cuplikan .......................................................................................... 48

E. Validitas Data .............................................................................................. 50

F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 51

G. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 53

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian

1. Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan ............................................... 55

1.1. Teknik Penerjemahan............................................................................ 55

1. Penerjemahan Literal .......................................................................... 56

2. Transposisi .......................................................................................... 57

3. Kompresi Linguistik ........................................................................... 59

4. Padanan Lazim ................................................................................... 60

5. Amplifikasi Linguistik........................................................................ 62

6. Amplifikasi ......................................................................................... 64

7. Reduksi ............................................................................................... 65

8. Modulasi ............................................................................................ 67

9. Partikularisasi .................................................................................... 68

10. Peminjaman Murni ........................................................................... 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xiv

11. Kalke ................................................................................................ 71

12. Generalisasi ...................................................................................... 72

1.2. Metode Penerjemahan ........................................................................... 73

1.3. Ideologi Penerjemahan ......................................................................... 76

2. Kualitas Subtitle Film Jane Eyre ................................................................. 76

1. Keakuratan Subtitle Film Jane Eyre ..................................................... 77

1.1. Terjemahan akurat ....................................................................... 77

1.2. Terjemahan kurang akurat ........................................................... 79

1.3 Terjemahan tidak akurat .............................................................. 84

2. Keberterimaan Subtitle Film Jane Eyre ................................................ 86

2.1. Terjemahan berterima .................................................................. 86

2.2. Terjemahan kurang berterima ..................................................... 89

2.3 Terjemahan tidak berterima ......................................................... 91

3. Keterbacaan Subtitle Film Jane Eyre .................................................... 92

3.1. Terjemahan yang mudah dipahami ............................................. 95

3.2. Terjemahan yang agak sulit dipahami ......................................... 97

B. Pembahasan

1. Dampak Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan terhadap Kualitas

Subtitle Film Jane Eyre ................................................................................ 98

a. Dampak Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan ............... 100

1. Penerjemahan Literal .......................................................................... 102

2. Transposisi .......................................................................................... 103

3. Kompresi Linguistik ........................................................................... 104

4. Padanan Lazim ................................................................................... 105

5. Amplifikasi Linguistik........................................................................ 106

6. Amplifikasi ......................................................................................... 107

7. Reduksi ............................................................................................... 108

8. Modulasi ............................................................................................ 109

9. Partikularisasi .................................................................................... 110

10. Peminjaman Murni ........................................................................... 110

11. Kalke ................................................................................................ 111

12. Generalisasi ...................................................................................... 111

b. Dampak Metode Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan ............. 112

c. Dampak Ideologi Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan ............ 118

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 123

B. Saran .......................................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 127

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram V Newmark ............................................................................... 19

Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir........................................................................... 40

Gambar 3. Skema Trianggulasi Data ......................................................................... 50

Gambar 4. Skema Trianggulasi Metode..................................................................... 51

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Penilaian Keakuratan ...................................................................... 46

Tabel 2. Skala Penilaian Keberterimaan ................................................................. 47

Tabel 3. Skala Penilaian Keterbacaan ..................................................................... 47

Tabel 4. Contoh Identifikasi Teknik Penerjemahan ................................................ 52

Tabel 5. Contoh Analisis Komponen ...................................................................... 53

Tabel 6. Teknik-Teknik Penerjemahan dalam Subtitle film Jane Eyre .................. 56

Tabel 7. Contoh Penggunaan Teknik Penerjemahan Literal ................................... 57

Tabel 8. Contoh Penggunaan Teknik Transposisi................................................... 58

Tabel 9. Contoh Penggunaan Teknik Kompresi Linguistik .................................... 59

Tabel 10. Contoh Penggunaan Teknik Padanan Lazim ............................................ 60

Tabel 11. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi Linguistik ................................ 63

Tabel 12. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi .................................................. 64

Tabel 13. Contoh Penggunaan Teknik Reduksi ........................................................ 65

Tabel 14. Contoh Penggunaan Teknik Modulasi ...................................................... 67

Tabel 15. Contoh Penggunaan Teknik Partikularisasi .............................................. 69

Tabel 16. Contoh Penggunaan Teknik Peminjaman Murni ...................................... 70

Tabel 17. Contoh Penggunaan Teknik Kalke ........................................................... 71

Tabel 18. Contoh Penggunaan Teknik Generalisasi ................................................. 72

Tabel 19. Contoh Terjemahan Akurat ....................................................................... 77

Tabel 20. Contoh Terjemahan Kurang Akurat .......................................................... 79

Tabel 21. Contoh Terjemahan Tidak Akurat ............................................................ 84

Tabel 22. Contoh Terjemahan Berterima .................................................................. 87

Tabel 23. Contoh Terjemahan Kurang Berterima ..................................................... 89

Tabel 24. Contoh Terjemahan Tidak Berterima ....................................................... 91

Tabel 25. Contoh Terjemahan yang Mudah Dipahami ............................................. 95

Tabel 26. Contoh Terjemahan yang Agak Sulit Dipahami ....................................... 98

Tabel 27. Teknik Penerjemahan dan Dampaknya terhadap Kualitas Terjemahan

Subtitle film Jane Eyre .............................................................................. 99

Tabel 28. Komponensial Teknik, Metode, Ideologi, dan Kualitas Subtitle Film

Jane Eyre ................................................................................................... 130

Tabel 29. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kualitas Terjemahan Subtitle Film

Jane Eyre ................................................................................................... 159

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

xviii

.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Komponensial Teknik, Metode, Ideologi, dan Kualitas Subtitle

Film Jane Eyre.. .................................................................................... 130

Lampiran 2. Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Kualitas Terjemahan Subtitle Film

Jane Eyre. . ........................................................................................... 159

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

Analisis Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan dalam

Subtitle Film Jane Eyre Versi Serial TV BBC

Prima Purbasari1

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Esd.,M.A.,Ph.D2 Drs. Riyadi

Santosa, M.WEsd.,Ph.D3

ABSTRACT

2011. Thesis. Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in

Translation Studies. Sebelas Maret University. Surakarta.

Thesis Advisor: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A.,

Ph.D. (2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

Beside becoming a world-wide attraction, film can also be a means

of education especially if subtitle is provided. However, spoken

language is needed to be summarized when it is used as a written

language in subtitling. Therefore, certain rules occur and it may

affect the translator’s decision. The aims of this research are to

identify and describe the translation techniques, method and

ideology used in the subtitle of the BBC television series, Jane

Eyre and also to describe the subtitle’s quality as the impact of

techniques, method and ideology applied, in terms of accuracy,

acceptability, and readability.

This research is a descriptive, qualitative research, and focuses on a

single case. It involves two kinds of data sources. The first data

source is the film transcript of Jane Eyre and its subtitle in

Indonesian. The second data source is the information collected

from respondents/rater. Techniques of collecting data are document

analysis, questionnaire distribution, and in-depth interview.

Purposive sampling is applied in this research. During the data

collection process, the analysis is also conducted. The model of

analysis is ethnographic analysis.

1 Mahasiswa Jurusan Program Studi Linguistik dengan NIM S130809011

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

The research findings show that there are 12 kinds of translation

techniques from 685 techniques applied in translating the audio

and visual text of Jane Eyre. Based on the frequencies, the

techniques are literal translation 156 (22, 77%), transposition 137

(20%), linguistic compression 110 (16, 05%), established

equivalent 98 (14, 30%), linguistic amplification 41 (5, 98%),

amplification 36 (5, 25%), reduction 35 (5, 10%), modulation 35

(5, 10%), particularization 19 (2, 77%), pure borrowing 9 (1, 31%),

calque 8 (1, 16%), and generalization 1 (0, 14%). Based on the

dominant techniques that occur, the translator tends to use

communicative translation method and domestication as the

ideology. Then, the impact of the application of those translation

techniques, method, and ideology toward the translation quality is

the overall quality score 2, 82 with the average score of accuracy 2,

74, acceptability 2, 88, and readability 2, 98. These indicate that

the subtitle has a good quality. The translation techniques which

give the most positive contribution for the translation quality are

particularization, pure borrowing, calque, and generalization. The

technique which gives the most negative contribution is reduction.

In subtitling, legibility factors are important to be noticed and

taken into consideration. The appropriate choice of words and

equivalent forms in target language are also important to be

concerned because the meaning and impression received by the

audience may be different with the writer’s intention.

Keywords: subtitle, subtitling, translation technique, translation

method, translation ideology, translation quality, accuracy,

acceptability and readability.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI

PENERJEMAHAN DALAM SUBTITLE FILM JANE EYRE

VERSI SERIAL TV BBC

Prima Purbasari1

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Esd.,M.A.,Ph.D2 Drs. Riyadi

Santosa, M.WEsd.,Ph.D3

ABSTRAK

2011. Tesis. Pascasarjana Program Magister Linguistik, Minat

Utama Penerjemahan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Pembimbing: (1) Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D.

(2) Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D.

Film dapat menjadi daya tarik yang mendunia serta menjadi media

edukasi bagi masyarakat di dunia, terutama bila dilengkapi dengan

subtitle yang dapat menyalurkan pesan dari film tersebut. Namun,

bahasa lisan perlu dibuat lebih ringkas ketika digunakan sebagai

bahasa tertulis dalam subtitle sehingga timbul batasan-batasan

tertentu yang dapat mempengaruhi keputusan penerjemah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan

mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang

digunakan dalam subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC,

serta mendiskripsikan dampak penggunaannya terhadap kualitas

subtitle dari aspek keakuratan (accuracy), keberterimaan

(acceptability) serta keterbacaan (readability).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang

untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis sumber

data. Sumber data pertama adalah dokumen yang berupa transkrip

film Jane Eyre beserta teks terjemahannya (subtitle) dalam Bahasa

Indonesia. Sumber data kedua berupa informasi yang didapat dari

responden/rater. Pengumpulan data dilakukan melalui identifikasi

teknik, metode, dan ideologi dengan pengkajian dokumen,

1 Mahasiswa Jurusan Program Studi Linguistik dengan NIM S130809011

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam. Pemilihan

sampel data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis

dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Model

analisis sesuai dengan model analisis etnografi yang diusulkan oleh

Spradley.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 12 jenis teknik

penerjemahan

dari 685 teknik yang digunakan dalam menerjemahkan film Jane

Eyre yang berupa teks audio dan visual. Berdasarkan frekuensi

penggunaannya, secara berurutan teknik-teknik tersebut adalah:

penerjemahan literal 156 (22, 77%), transposisi 137 (20%),

kompresi linguistik 110 (16, 05%), padanan lazim 98 (14, 30%),

amplifikasi linguistik 41 (5, 98%), amplifikasi 36 (5, 25%), reduksi

35 (5, 10%), modulasi 35 (5, 10%), partikularisasi 19 (2, 77%),

peminjaman murni 9 (1, 31%), kalke 8 (1, 16%), dan generalisasi 1

(0, 14%). Berdasarkan teknik yang dominan muncul, penerjemah

cenderung menggunakan metode penerjemahan komunikatif

dengan ideologi domestikasi. Dampak dari penggunaan teknik,

metode dan ideologi penerjemahan yang dipilih terhadap kualitas

terjemahan ialah didapatkannya nilai overall quality 2, 82 dengan

nilai rata-rata keakuratan terjemahan 2, 74, keberterimaan 2, 88

dan keterbacaan 2, 98. Hal ini mengindikasikan bahwa subtitle film

ini memiliki kualitas keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan

yang baik. Teknik yang paling banyak memberikan kontribusi

positif terhadap tingkat keakuratan, keberterimaan, dan

keterbacaan terjemahan adalah teknik partikularisasi, peminjaman

murni, kalke, dan generalisasi. Teknik penerjemahan yang paling

banyak mengurangi tingkat keakuratan, keberterimaan, dan

keterbacaan terjemahan adalah teknik reduksi.

Sebagai salah satu jenis penerjemahan film yang berbeda dengan

jenis penerjemahan lain karena adanya beberapa batasan tertentu,

faktor-faktor legibility perlu diperhatikan dalam subtitling. Pilihan

kata yang tepat serta bentuk yang sepadan dalam bahasa sasaran

juga penting untuk diperhatikan karena makna dan kesan yang

diterima pemirsa bisa berbeda dengan maksud penulis asli.

Kata Kunci: subtitle, subtitling, teknik penerjemahan, metode

penerjemahan, ideologi penerjemahan, kualitas terjemahan,

keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film telah menjadi alternatif yang menarik bagi sebagian besar masyarakat

baik sebagai sarana hiburan maupun edukasi. Istilah film berasal dari

photographic film (juga disebut dengan filmstock) yang dahulu digunakan sebagai

alat untuk merekam dan menampilkan gambar-gambar yang bergerak. Film

banyak dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk seni yang penting karena

selain menghibur dan mendidik, film juga dapat memberikan pencerahan serta

inspirasi bagi para penontonnya. Film diciptakan oleh atau berdasarkan budaya

tertentu sehingga apa yang dihasilkan pun merupakan refleksi dari budaya

tersebut. Film apapun dapat menjadi daya tarik yang mendunia serta menjadi

media edukasi bagi masyarakat di seluruh dunia, terutama bila dilengkapi dengan

dubbing (sulih suara) atau subtitle yang dapat menyediakan terjemahan dialog

dalam film serta mampu menyalurkan pesan dari film tersebut. Melalui film,

masyarakat dapat mengetahui dan memahami budaya-budaya negara lain. Hingga

saat ini, budaya tetap menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Dengan

melihat budaya lain melalui film, masyarakat dapat memperkaya pengetahuan

mereka akan budaya serta diharapkan mampu melihat perspektif lain dari hal yang

sama, pun dengan pandangan yang berbeda dan hal ini dapat terwujud melalui

bantuan dubbing atau subtitle, salah satu jenis penerjemahan.

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

2

Terdapat dua pendekatan dasar ketika melakukan transfer dialog lisan

suatu program dari satu bahasa ke bahasa yang lain, baik hasil akhirnya berupa

lisan seperti produksi aslinya ataupun ditransformasikan menjadi teks tulis. Jika

pendekatan pertama yang dikehendaki, maka prosesnya disebut sebagai dubbing

dan disebut dengan subtitling jika pilihan kedua yang digunakan (Cintas, 2009).

Karena faktor ekonomis, memerlukan lebih sedikit biaya dibandingkan dubbing,

subtitling menjadi pilihan yang bijak bagi pihak-pihak yang bekerja dalam bisnis

film. Subtitling pun lebih sering digunakan daripada dubbing, namun hal ini

bukan berarti bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan subtitling

lebih sedikit. Umumnya, sesuai pernyataan O’Connell (2007), orang dapat

berbicara lebih cepat dibandingkan saat membaca, yang mengakibatkan perlunya

bahasa lisan dibuat lebih ringkas ketika akan digunakan sebagai bahasa tertulis

dalam subtitle. Hal ini menyebabkan timbulnya space dan time constraint atau

batasan tempat dan waktu yang dapat mempengaruhi keputusan penerjemah.

Batasan tempat timbul seiring terbatasnya jumlah tempat yang disediakan untuk

subtitle. Faktor ini memiliki pengaruh terhadap pemilihan kata, lebih luas lagi;

berpengaruh terhadap kualitas hasil terjemahan subtitle. Selain itu, sebagai suatu

kesatuan, unsur-unsur lain yang terdapat dalam film semisal intonasi, gerak tubuh,

maupun unsur non verbal lainnya harus tetap diperhatikan dan dijadikan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan ketika menerjemahkan. Faktor

perbedaan budaya juga menjadi kendala tersendiri bagi seorang penerjemah film.

Adanya suatu anggapan bahwa negara yang kaya cenderung memakai

dubbing dalam menerjemahkan film atau program televisi sedangkan negara-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

3

negara miskin lebih memilih untuk menggunakan subtitling tidaklah tepat untuk

dikatakan saat ini karena terdapat beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi

pilihan maupun tingkat intensitas penggunaan dubbing atau subtitling. Faktor-

faktor yang juga merupakan tren baru tersebut adalah biaya dan waktu yang

tersedia, jenis atau genre program, status bahasa sumber dan bahasa target

(sebagai bahasa internasional, bahasa utama atau bahasa minoritas misalnya),

serta hubungan yang ada di antara faktor-faktor tersebut (O’Connell, 2007). Di

Indonesia, sebagai contoh, tingginya minat terhadap film-film berbahasa asing

dapat dilihat dari ramainya pengunjung bioskop-bioskop yang seringkali

menampilkan film-film berbahasa Inggris terbaru dan maraknya tempat

persewaan film yang menyediakan berbagai film berbahasa asing lainnya baik

dalam bentuk VCD ataupun DVD. Hal ini meningkatkan minat terhadap

subtitling. Banyaknya film-film maupun program-program televisi (yang bahasa

sumbernya mayoritas adalah Bahasa Inggris) yang didistribusikan ke Indonesia

dalam selang waktu yang relatif cepat antara film yang satu dengan lainnya

membuat subtitling menjadi pilihan yang tepat untuk penerjemahan film

meskipun dubbing juga tetap digunakan untuk genre-genre acara televisi tertentu,

serial televisi untuk anak-anak misalnya.

Uraian mengenai film sebagai media massa serta perannya dalam dunia

sosial ini menarik minat penulis untuk menjadikan film sebagai obyek penelitian.

Dalam penelitian ini, film yang dipilih sebagai obyek adalah Jane Eyre versi serial

televisi yang ditayangkan oleh BBC pada tahun 2006. Film dipilih dalam bentuk

VCD karena VCD lebih mudah dijangkau masyarakat karena lebih mudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

4

dijumpai di berbagai rental film. Serial ini dibuat berdasarkan sebuh novel karya

Charlotte Bronte yang diterbitkan pada tahun 1847. Novel dengan judul yang

sama ini telah diadaptasi ke dalam berbagai film bisu, film televisi, layar lebar,

drama musikal, pertunjukan radio, dan berbagai karya literatur. Menurut

Wikipedia; terdapat 7 film bisu antara tahun 1910-1926, 11 film layar lebar sekitar

tahun 1934-2011, 9 pertunjukan musikal dari 1994 hingga 2009, sebuah

pertunjukan radio pada tahun 1943, 9 serial atau film televisi di tahun 1952-2006,

sebuah graphic novel di tahun 2003 berjudul Jane Eyre: The Graphic Novel, dan

20 karya literatur yang diterbitkan dari tahun 1938 sampai 2010. Di Indonesia

sendiri, novel Jane Eyre dicetak kembali pada tahun 2011. Ini menunjukkan

besarnya minat para penikmat novel maupun film karya Bronte sehingga

mendorong para pembuat film, produser-produser maupun kelompok atau

individu-individu lainnya untuk memproduksi berbagai bentuk hiburan yang

terinspirasi oleh novel Jane Eyre ini. Dinilai sebagai sebuah bentuk adaptasi yang

berhasil, miniseri berjudul sama yang ditayangkan BBC One di Inggris pada tahun

2006 yang menjadi obyek bahasan dalam penelitian ini telah meraih critical

acclaim serta nominasi-nominasi bergengsi dari berbagai acara penghargaan.

Penayangan serial televisi Jane Eyre produksi BBC di luar Inggris sendiri yaitu

Amerika, Spanyol dan Portugal, menurut situs Wikipedia telah menarik minat

banyak penonton. Di Spanyol contohnya, serial ini memiliki sekitar 17,7%

pemirsa dari total pemirsa televisi Spanyol. Hal inilah yang juga menarik minat

penulis untuk menjadikan salah satu film televisi hasil adaptasi novel Jane Eyre

sebagai obyek penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

5

Beberapa penelitian mengenai subtitle atau teks terjemahan film telah

dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian dengan judul “Kajian

Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif Dalam Teks Terjemahan Film American

Beauty” oleh Adventina Putrianti pada tahun 2007. Penelitian terkait lainnya

dilakukan oleh Asrofin Nur Kholilah dalam tesisnya yang berjudul “Analisis

Teknik dan Kualitas Subtitle Film My Mom’s New Boyfriend” pada tahun 2010.

Sama-sama mengacu pada subtitling, terdapat beberapa perbedaan antara

penelitian ini dengan kedua penelitian sebelumnya. Obyek penelitian ini berupa

serial televisi, sedangkan obyek penelitian kedua penelitian di atas berupa film

layar lebar atau film bioskop. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui jenis-jenis teknik penerjemahan, metode dan ideologi yang diterapkan

dalam subtitle Jane Eyre serta dampak penggunaan teknik-teknik, metode, dan

ideologi penerjemahan tersebut terhadap kualitas terjemahannya. Permasalahan

ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Putrianti (2007), yaitu kajian

terjemahan tindak ilokusi ekspresif. Tindak ilokusi merupakan salah satu kategori

Tindak Tutur atau Speech Act, selain tindak lokusi dan perlokusi, yang pertama

kali diungkapkan oleh Austin (1962) dalam bukunya How to Do Things with

Words. Tindak Tutur merupakan salah satu teori dalam kajian Pragmatik

sedangkan penelitian ini murni mengkaji subtitling atau penerjemahan film.

Dalam penelitiannya, dikaji pula tingkat kesepadanan makna dan bentuk tindak

ilokusi ekspresif dalam bahasa sumber (Bahasa Inggris) kedalam bahasa sasaran

(Bahasa Indonesia) namun tidak mengkaji serta teknik penerjemahan yang

digunakan. Meskipun sama-sama mengkaji teknik penerjemahan serta dampak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

6

penerapannya terhadap kualitas subtitle, merujuk pada penelitian kedua yang

dilakukan oleh Kholifah (2010), penelitian ini dapat disebut berbeda karena

mengkaji metode serta ideologi yang digunakan oleh penerjemah. Secara ringkas,

gap yang ada antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. jenis-jenis teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang digunakan oleh

penerjemah dalam subtitle film.

2. dampak teknik, metode, dan ideologi penerjemahan tersebut terhadap kualitas

subtitle yang dihasilkan.

B. Pembatasan Masalah

Dengan tujuan untuk membuat tesis ini lebih terarah dan fokus, perlu

diketahui bahwa penulis hanya mengkaji subtitle yang terdapat dalam film Jane

Eyre versi serial televisi yang diproduksi oleh stasiun televisi Inggris BBC One

tahun 2006 versi VCD, bukan dalam bentuk film bioskop maupun DVD. Mini seri

ini terdiri dari empat episode yang masing-masing episodenya memiliki durasi

tayang rata-rata 50 menit. Dalam hal ini, hanya episode pertama yang dipilih

sebagai data karena selain panjang durasi yang sama antar tiap episode, episode

awal adalah episode penting yang memberikan gambaran mengenai latar belakang

Jane Eyre, tokoh utama serial ini. Data yang dianalisis berupa dialog; satuan

lingual yang terdiri atas kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung teknik

penerjemahan, maupun unsur lain dalam bentuk tertulis yang merupakan bagian

dari serial televisi tersebut. Karena penelitian ini berfokus pada subtitling atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

7

penerjemahan film dari Bahasa Inggris sebagai bahasa sumber ke dalam Bahasa

Indonesia sebagai bahasa sasaran maka dialog dalam bahasa lain, dalam hal ini

dialog dalam Bahasa Prancis, tidak diikutsertakan dalam proses analisis.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam proposal tesis ini dapat dipaparkan

sebagai berikut:

1. Teknik, metode, dan ideologi penerjemahan apa yang digunakan oleh

penerjemah dalam subtitle film Jane Eyre versi serial televisi BBC?

2. Bagaimana dampak teknik, metode, dan ideologi penerjemahan tersebut

terhadap kualitas hasil terjemahan atau subtitle film Jane Eyre versi serial

televisi BBC?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah yang telah disebutkan di atas,

tujuan proposal tesis ini adalah:

1. Mendeskripsikan teknik-teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang

digunakan oleh penerjemah dalam membuat subtitle film Jane Eyre versi

serial televisi BBC.

2. Mendeskripsikan dampak penggunaan teknik, metode dan ideologi

penerjemahan terhadap kualitas subtitle film Jane Eyre versi serial televisi

BBC.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

8

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, tesis ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang

lebih jelas dan terperinci kepada pembaca mengenai penerjemahan film atau

subtitling, terutama penerjemahan film yang didistribusikan dalam bentuk VCD.

Diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai mengenai teknik-teknik

yang biasa digunakan dalam penerjemahan film serta informasi mengenai jenis

metode dan ideologi yang kemungkinan besar cenderung sering digunakan dalam

penerjemahan film.

Secara praktis, tesis ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau

bahan pertimbangan bagi penulis-penulis lain, terutama yang berkecimpung di

bidang terjemahan yang berniat membuat karya tulis mengenai kualitas karya

terjemahan film atau subtitle maupun jenis penerjemahan audiovisual lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Penerjemahan

1.1. Pengertian Penerjemahan

Pada dasarnya, semua definisi yang ada mengenai istilah penerjemahan

mengarah pada hal yang sama, yaitu bahwa yang disebut dengan penerjemahan

adalah suatu upaya untuk mengalihkan pesan dari suatu bahasa ke dalam bahasa

lain. Catford (1974: 20) memberikan gagasan mengenai penerjemahan sebagai

penggantian suatu teks tertulis dalam suatu bahasa (BSu) dengan teks dalam

bahasa lain (BSa) yang sepadan. Definisi yang diberikan oleh Catford ini masih

sederhana, belum mencakup makna, pesan, maupun bentuk di dalam

penerjemahan. Namun, Nida dan Taber (1969:12) menyatakan bahwa

penerjemahan adalah menciptakan kembali makna dalam bahasa sasaran padanan

alami yang paling mendekati pesan dalam bahasa sumber, pertama dalam makna

dan kedua dalam gaya. House (2001) mengemukakan bahwa makna yang

terkandung dalam suatu bentuk yang diterjemahkan (suatu unit linguistik) harus

diberikan secara sepadan/ekuivalen dalam setiap terjemahannya dalam bahasa

apapun. Dalam hal ini, Larson (1984) menjelaskan bahwa menerjemahkan pada

dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain. „Bentuk‟ yang

dimaksud disini adalah bahasa, baik verbal maupun non-verbal.

9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

10

Terkait hal ini, Munday (2001: 1) memberikan pengertian tersendiri

tentang penerjemahan, yakni:

an act of communication which attempts to relay, across cultural

linguistic boundaries, another act of communication which may have

been intended for different purposes and different readers.

Melalui definisi ini, Munday menggolongkan penerjemahan sebagai tindak

komunikasi yang berupaya menyampaikan pesan yang melintasi batasan

linguistik dan budaya. Lebih jauh, tujuan dari penerjemahan itu sendiri bisa

berbeda-beda sebagaimana beragamnya pembaca. Terkait hal ini, bahasa

merupakan unsur utama dalam bidang penerjemahan, dan karena bahasa adalah

bagian dari kebudayaan maka penerjemahan tidak saja bisa dipahami sebagai

pengalihan bentuk dan makna tetapi juga budaya (Hoed, 1992:80).

1.2. Proses Penerjemahan

Dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tentulah

akan melalui sebuah proses. Begitupun dalam melakukan aktifitas penerjemahan

akan terjadi proses penerjemahan. Proses penerjemahan adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah dalam memproses pengalihan

informasi yang ada dalam bahasa sumber (BSu) kedalam bahasa sasaran (BSa).

Menurut Nida dan Taber (1969:33) penerjemahan merupakan proses

yang kompleks karenanya penerjemahan berlangsung dalam tiga tahap yakni:

A. Tahap analisis (analysis)

Dalam menganalisa sebuah teks, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah menganalisa teks yang akan diterjemahkan dengan tujuan untuk

mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh si penulis asli dan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

11

mengidentifikasi kata-kata sulit dan istilah teknis dari kalimat kompleks. Dalam

tahap ini, penerjemah menganalisis teks BSu dalam hal hubungan gramatikal dan

makna serta rangkaian kata-kata untuk memahami makna atau isi secara

keseluruhan. Hal-hal yang dianalisis berupa aspek linguistik dan aspek

ekstralinguistik. Unsur-unsur kebahasaan seperti unsur-unsur kata, struktur tata

bahasa, dan konteks komunikasi termasuk dalam unsur linguistik. Unsur

ekstralinguistik terkait dengan sosio budaya teks BSu yang merupakan bagian tak

terpisahkan dari bahasa itu.

B. Pengalihan (transfer)

Setelah penerjemah benar-benar memahami makna yang terkandung

dalam bahasa sumber dan juga struktur bahasa sumber, langkah berikutnya dalam

proses penerjemahan adalah pengalihan makna. Pada tahapan ini penerjemah

mulai menerjemahkan dalam pikiran dan dituliskan ke dalam BSa, mencari

padanan kata yang tepat dari BSu ke dalam BSa. Pada tahap ini juga seorang

penerjemah memutuskan ideologi mana yang akan digunakan (foreignization

atau domestication), metode apa yang akan dipakai dan teknik apa yang akan

diaplikasikan dengan mempertimbangkan tiga aspek yaitu keakuratan (accuracy),

kewajaran (naturalness), dan keterbacaan (readability).

C. Penyelarasan (restructuring)

Restrukturisasi atau penyelarasan isi pesan pada BSa adalah tahap akhir

dalam proses penerjemahan. Tahap ini merupakan penyesuaian hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

12

penerjemahan dengan kaidah dan pemikiran pembaca BSa dalam bentuk bahasa

yang sewajar mungkin. Dalam tahapan ini seorang penerjemah membuat hasil

terjemahannya yang luwes dan mudah dipahami agar pembaca tidak merasa

seperti merasa membaca teks terjemahan. Beberapa penerjemah menyatakan

bahwa tujuan dari restructuring adalah; mengecek penggunaan istilah-istilah

teknis secara konsisten, meyakinkan struktur kalimat terjemahan dengan tata

Bahasa Indonesia, dan mempertimbangkan apakah kalimat-kalimat kompleks

seharusnya ditulis kembali menjadi kalimat yang lebih sederhana agar mudah

dimengerti.

1.3. Teknik Penerjemahan

Ketika menerjemahkan, seorang penerjemah pasti mengalami kesulitan

dalam memecahkan masalah-masalah pada tataran unit bahasa yang kecil seperti

kata, frasa atau kalimat. Istilah strategi penerjemahan sering digunakan, padahal

strategi ini terwujud dalam teknik penerjemahan yang terlihat pada produk atau

hasil terjemahan. Untuk lebih memahami kedua istilah tersebut, Molina dan Albir

(2002:508) memberikan definisi sebagai berikut:

strategies open the way to finding a suitable solution for translation unit.

The solution will be materialized by using a particular technique.

Therefore, strategies and techniques occupy different places in problem

solving: strategies are part of the process, techniques affect the result.

Molina dan Albir (2002: 509) mendefinisikan teknik penerjemahan

sebagai prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana

kesepadanan terjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada berbagai satuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

13

lingual. Di bawah ini dikemukakan teknik penerjemahan versi Molina dan Albir

(2002: 509-511):

a. Transposisi (Transposition)

Merupakan teknik penggantian kategori tata bahasa (gramatikal) BSu kedalam

BSa yang dianggap lebih sesuai.

BSu : how hungry you are

BSa : kau lapar sekali.

b. Modulasi (Modulation)

Dengan teknik ini, penerjemah mengubah sudut pandang, fokus, atau kategori

kognitif dalam kaitannya dengan BSu.

BSu : she does the laundry

BSa : ia tukang cuci kami.

c. Adaptasi (Adaptation)

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengubah unsur budaya pada BSu ke

dalam budaya BSa.

BSu : how’s Jefry?

BSa : bagaimana kabar Jupri?

d. Amplifikasi (Amplification)

Teknik ini mengungkapkan pesan secara eksplisit atau memparafrasekan suatu

informasi yang implisit dari BSu ke dalam BSa. Teknik ini biasanya

digunakan dalam pengalihbahasaan (interpreting) dan dubbing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

14

BSu : you must change

BSa : kau harus ganti pakaian.

e. Peminjaman (Borrowing)

Borrowing merupakan teknik penerjemahan yang memungkinkan penerjemah

meminjam kata atau ungkapan dari BSu, peminjamannya bisa berupa

peminjaman murni (pure borrowing) maupun peminjaman yang telah

dinaturalisasikan (naturalized borrowing) baik dalam bentuk morfologi

ataupun pengucapan yang disesuaikan dalam BSa.

1) Pure Borrowing

BSu : hotel

BSa : hotel

2) Naturalized Borrowing

BSu : calculator

BSa : kalkulator.

f. Kalke (Calque)

Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun frasa

dari BSu ke dalam BSa yang dapat berwujud leksikal atau struktural.

BSu : a smile

BSa : sebuah senyuman.

g. Kompensasi (Compensation)

Teknik memperkenalkan unsur-unsur pesan, informasi, atau pengaruh

stilistika teks BSu ke dalam teks BSa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

15

BSu : enter, stranger, but take heed

of what awaits the sin of greed

BSa : masuklah, orang asing, tetapi berhati-hatilah

terhadap dosa yang harus ditanggung orang serakah.

h. Penerjemahan Literal (Literal Translation)

Penerjemahan kata atau ekspresi dari BSu ke BSa secara kata per kata tetapi

strukturnya sudah mengikuti aturan BSa.

BSu : look at his wings

BSa : lihat sayapnya.

i. Kreasi Diskursif (Discursive Creation)

Teknik ini digunakan untuk menentukan padanan sementara untuk istilah yang

maknanya tidak terduga dan keluar konteks. Teknik ini biasanya diterapkam

untuk menerjemahkan judul buku atau film.

Contoh:

BSu : Shopaholic and Sister

BSa : Si Gila Belanja Punya Kakak.

j. Padanan Lazim (Established Equivalent)

Teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim digunakan atau

diakui baik dalam kamus atau penggunaan bahasa sehari-hari dalam BSa.

BSu : afternoon, miss

BSa : selamat siang, Nona.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

16

k. Generalisasi (Generalization)

Dalam teknik ini penerjemah mengubah istilah asing yang bersifat khusus

menjadi lebih dikenal dan umum dalam BSa.

BSu : flat

BSa : apartemen

l. Partikularisasi (Particularization)

Teknik ini merupakan kebalikan dari generalisasi. Penjelasan yang lebih

konkrit dan jelas lebih diutamakan oleh penerjemah dalam BSa, sementara itu

dalam BSu hanya diberikan istilah umum saja.

BSu : it is upholstered with velvets and furs

BSa : perabotannya berlapis beludru dan bulu binatang.

m. Amplifikasi Linguistik (Linguistic Amplification)

Teknik penambahan elemen-elemen linguistik dalam teks BSa agar lebih

sesuai dan mudah dimengerti. Teknik ini biasa digunakan dalam consecutive

interpreting dan dubbing (sulih suara).

BSu : but never here

BSa : tapi tak pernah kulihat di sini.

n. Kompresi Linguistik (Linguistic Compression)

Penerapan teknik ini dilakukan dengan mensintesa unsur-unsur linguistik

dalam teks BSa. Teknik ini biasa digunakan dalam simultaneous interpreting

dan subtitling.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

17

BSu : there’s still plenty of rooms

BSa : masih banyak tempat

o. Reduksi (Reduction)

Teknik ini menekankan pada pemadatan teks dari BSu ke dalam BSa,

merupakan kebalikan dari amplifikasi.

BSu : keep fighting spirit!

BSa : bersemangatlah!

p. Substitusi (Substitution)

Teknik ini umumnya digunakan dalam pengalihbahasaan dengan cara

mengubah unsur-unsur linguistik ke dalam paralinguistik (berhubungan

dengan intonasi dan gerakan tubuh) atau sebaliknya.

BSu : he shakes his head (paralinguistik)

BSa : dia tidak setuju

q. Variasi (Variation)

Dengan teknik ini penerjemah mengubah unsur-unsur linguistik dan

paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik, perubahan tona, gaya

bahasa, dialek sosial, dan juga dialek geografis. Teknik ini biasanya digunakan

untuk menerjemahkan naskah drama dan cerita anak-anak.

BSu : hello, babe

BSa : halo, cewek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

18

r. Deskripsi (Description)

Penggantian istilah atau ungkapan dalam BSu baik dengan deskripsi bentuk

atau fungsinya maupun keduanya.

Bsu: Panettone (I)

BSa: The traditional Italian cake eaten on New Year’s eve (E)

1.4. Metode Penerjemahan

Metode penerjemahan merupakan cara sebuah proses penerjemahan

dilakukan sesuai tujuan penerjemah, yaitu opsi global yang berdampak pada teks

bahasa sasaran secara keseluruhan atau konteks makro yang memberi pengertian

bahwa metode tersebut telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya (Molina

dan Albir, 2002). Sebelum melakukan kegiatan penerjemahan, seorang

penerjemah harus memperhatikan karakteristik pembaca targetnya dan untuk

keperluan apa hasil terjemahannya nanti, sehingga penerjemah bisa memutuskan

metode apa yang akan digunakan dalam menerjemahkan suatu teks. Venuti

(1995:20-21) menyimpulkan bahwa dalam konteks makro ada dua kecenderungan

yang muncul mengenai bagaimana bentuk dan cara penerjemahan yang diinginkan

masyarakat. Namun, dua kecenderungan ini menunjukkan perbedaan yang kuat,

satu sisi meyakini bahwa terjemahan yang baik adalah yang dekat dengan budaya

dan bahasa sumber (foreignizing atau foreignisasi), sementara yang lain meyakini

bahwa terjemahan yang baik harus dekat dengan budaya dan bahasa sasaran

(domestication atau domestikasi).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

19

Sehubungan dengan ini, Newmark (1988:45) membagi metode

penerjemahan menjadi 8 berdasarkan tujuan dan pertimbangan „untuk siapa‟

penerjemahan dilakukan. Empat dari delapan metode berorientasi pada BSu, dan

empat yang lainnya berorientasi pada BSa. Kedelapan metode itu digambarkan

dalam diagram yang disebut diagram V. Berikut adalah diagram yang dimaksud:

SL emphasis TL emphasis

word-for-word translation adaptation

literal translation free translation

faithful translation idiomatic translation

semantic translation communicative translation

Gambar 1: Diagram V

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai metode-metode

tersebut. Metode no 1 - 4 adalah metode yang berorientasi pada bahasa sumber,

sedangkan metode no 5 - 8 merupakan metode-metode yang berorientasi pada

bahasa sasaran.

1. Penerjemahan Kata demi Kata (Word for Word Translation)

Penerjemahan ini masih terikat pada struktur BSu tanpa sedikitpun

penyesuaian terhadap struktur BSa. Nababan (2003) menyatakan bahwa

penerjemah hanya mencari padanan kata BSu dalam BSa tanpa mengubah

susunan kata dalam terjemahannya. Susunan kata dalam BSa sama persis dengan

susunan kata dalam kalimat BSu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

20

2. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)

Metode ini dilakukan dengan melakukan perubahan struktur kalimat pada

BSa. Pada awalnya penerjemah menerjemahkan teks dalam BSu secara kata demi

kata kemudian disesuaikan dengan susunan kata dalam BSa namun kata-kata

maupun gaya bahasa dalam BSu masih dipertahankan.

3. Penerjemahan Setia (Faithful Translation)

Penerjemahan ini dilakukan untuk memproduksi makna kontekstual teks

asli namun tetap mempertahankan aspek bentuk atau struktur gramatikal BSu

sehingga pembaca masih dapat melihat kesetiaan pada segi bentuknya. Karena

berpegang teguh pada makna dan tujuan teks BSu, maka hasil terjemahannya

seringkali terasa kaku. Hoed (2006: 57) mengungkapkan bahwa metode ini

dipergunakan untuk memperkenalkan metafora asing, ungkapan, dan istilah baru

untuk mengisi kekosongan ungkapan dan istilah dalam BSa.

4. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation)

Dibandingkan dengan penerjemahan setia, penerjemahan ini lebih luwes

dan memperhatikan kaidah-kaidah BSa. Berdasarkan pernyataan yang diberikan

oleh Newmark (1988: 46), penerjemahan semantik dilakukan dengan tetap

mempertimbangkan unsur estetika dalam BSu dengan tetap memperhatikan

makna.

5. Adaptasi (Adaptation)

Metode ini merupakan metode yang paling bebas dalam hal keterikatan

dengan budaya dan bahasa sumber. Sebagai contoh; latar belakang budaya,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

21

konteks sosial, nama tokoh, tema, dan alur dari sebuah karya sastra dapat diubah

sesuai dengan budaya BSa.

6. Penerjemahan Bebas (Free Translation)

Metode ini mengutamakan kesepadanan pesan teks BSu dengan pesan teks

BSa namun seringkali tidak mempertimbangkan bentuk teks. Terjemahan yang

dihasilkan bisa lebih panjang atau lebih pendek dari teks BSu karena

penerjemahan bebas biasanya dilakukan dengan cara parafrase.

7. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)

Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mereproduksi pesan dalam

BSu namun nuansa maknanya cenderung sedikit menyimpang jika dibandingkan

dengan teks asli. Biasanya hal ini dilakukan melalui penggunaan kolokasi dan

ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam BSu.

8. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation)

Metode ini menekankan pada efek yang ditimbulkan kepada pembacanya

dengan menitikberatkan pada reproduksi makna kontekstual sehingga aspek

kebahasaan maupun isinya langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Newmark

(1988: 47) mengatakan bahwa

communicative translation attempts to render the exact contextual meaning

of the original in such a way that both content and language are readily

acceptable and comprehensible to the readership.

Penerjemahan komunikatif ini memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

22

1.5. Ideologi Penerjemahan

Ideologi penerjemahan mendasari seorang penerjemah dalam melakukan

kegiatan penerjemahan, termasuk pengambilan keputusan untuk teknik dan

metode penerjemahan yang akan digunakan. Ideologi penerjemahan merupakan

suatu kecenderungan terhadap salah satu dari dua kutub yang berlawanan, yaitu

foreignisasi atau ideologi yang berorientasi pada bahasa sumber dan domestikasi,

ideologi yang berorientasi pada bahasa sasaran (Venuti dalam Hoed, 2006).

Shuttleworth dan Cowie dalam Yang (2010) memberikan pengertian bahwa:

domestication designates the type of translation in which a transparent,

fluent style is adopted to minimize the strangeness of the foreign text for

target language readers, while foreignization means a target text is

produced which deliberately breaks target conventions by retaining

something of the foreignness of the original.

Dalam penerjemahan domestikasi atau domesticating translation, nilai-nilai

budaya yang dominan yang terdapat dalam masyarakat BSa dapat terbawa pada

saat proses penerjemahan serta menciptakan ilusi transparasi domestikasi

perbedaan linguistik dan budaya antara BSu dan BSa. Nida dan Taber dalam Hoed

(2004) mengatakan bahwa penerjemahan yang berorientasi pada keberterimaan

dalam bahasa pembacanya merupakan penerjemahan yang baik. Venuti (1995)

menyarankan penggunaan ideologi foreignisasi sebagai solusi terhadap

perselisihan penerjemahan istilah-istilah budaya demi mencegah terjadinya

permasalahan dalam hal budaya. Namun menurut Munday (2001), pembaca

bahasa sasaran akan merasakan keberadaan si penerjemah jika ideologi

foreignisasi ini diterapkan dalam suatu terjemahan dan pembaca akan merasa

bahwa mereka sedang membaca teks terjemahan. Pilihan untuk menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

23

ideologi domestikasi atau foreignisasi sepenuhnya merupakan hak penerjemah.

Seperti yang dikemukakan oleh Hoed (2004) bahwa ideologi penerjemahan adalah

prinsip atau keyakinan tentang „benar atau salah‟ dalam penerjemahan. Hal ini

tentu saja bersifat sangat relatif dan berkaitan dengan faktor-faktor di luar proses

penerjemahan. Pembaca sasaran dan tujuan suatu penerjemahan itu dilakukan

menentukan „benar atau salahnya‟ suatu terjemahan. Demikian, dapat dikatakan

bahwa seorang penerjemah yang menganut ideologi domestikasi cenderung

mengusahakan keberterimaan dalam budaya dan bahasa sasaran dan cenderung

menggunakan metode yang berorientasi pada bahasa sasaran. Sedangkan

penerjemah dengan ideologi foreignisasi cenderung mempertahankan gaya penulis

asli, sehingga lebih cenderung menggunakan metode penerjemahan yang

menekankan pada budaya dan bahasa sumber.

1.6. Kualitas Terjemahan

Beberapa kriteria, pendekatan dan cara lain diusulkan dalam menilai

kualitas hasil terjemahan, misalnya, teknik cloze test, meminta respon pembaca

dengan alternatif jawaban/terjemahan, teknik penjelasan ke rekan, membaca teks

dengan suara keras, dan mempublikasikan draf hasil terjemahan (Nida & Taber,

1969:169-173); terjemahan balik, uji pengetahuan, uji perfomansi (Brislin, 1976);

dan pendekatan berdasar fungsionalistik (functionalistic, “skopos”-related

approach (Reis dan Vermeer, 1971 dalam House, 2001:245) namun teknik dan

pendekatan tersebut masih memiliki kekurangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

24

Berikutnya, Nababan (2004) mengusulkan kajian kualitas terjemahan ini

dikaitkan dengan tiga aspek, yakni tingkat keakuratan, tingkat keberterimaan, dan

tingkat keterbacaan.

a. Keakuratan atau ketepatan (accuracy)

Istilah keakuratan (accuracy) dalam evaluasi penerjemahan sering

digunakan untuk menyatakan sejauh mana terjemahan sesuai dengan teks aslinya

(Shuttleworth & Cowie, 1997:3). Keakuratan merupakan kesesuaian atau

ketepatan pesan yang disampaikan antara BSu dan BSa. Akurasi berhubungan erat

dengan padanan. Hal yang menjadi prioritas dalam penerjemahan bukan

kesejajaran formal (formal correspondence) tapi kesepadanan pesan (equivalence)

antara teks BSu dan BSa. Demikian, yang lebih dipentingkan adalah penyampaian

pesan secara sepadan (Hoed, 2006). Machali (2000:110) menyatakan bahwa

ketepatan ini dapat dilihat dari aspek linguistik (struktur gramatika), semantik, dan

pragmatik. Keakuratan (accuracy) tidak hanya dilihat dari ketepatan pemilihan

kata, tetapi juga ketepatan gramatikal, kesepadanan makna, dan pragmatik.

b. Keberterimaan (acceptability)

Keberterimaan mengarah pada kelaziman dan kealamiahan teks

terjemahan dalam BSa sesuai dengan kaidah dan norma kebahasaan pembaca

BSa. Teks tersebut harus dapat diterima dan dipahami maksudnya oleh pembaca

sasaran. Pembaca akan memahami makna yang terkandung dalam kalimat-kalimat

yang membentuk suatu teks terjemahan dan kemudian mengaitkannya dengan

konteks situasi teks tersebut. Istilah keberterimaan (acceptability) ini digunakan

untuk menyatakan ketaatan terjemahan pada aturan linguistik dan norma tekstual

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

25

bahasa sasaran (Toury dalam Shuttleworth & Cowie, 1997:2). Toury memberikan

gagasan bahwa suatu terjemahan akan menjadi adequate jika norma yang diikuti

berasal dari budaya dan bahasa sumber, sedangkan terjemahan tersebut disebut

berterima (acceptable) jika norma yang diikuti berasal dari budaya dan bahasa

sasaran (dalam Munday, 2001).

c. Keterbacaan (readibility)

Keterbacaan (readibility), merujuk pada Sakri dalam Nababan (2003:62),

merupakan derajat kemudahan sebuah tulisan untuk dibaca dan dipahami

maksudnya. Suatu teks terjemahan dapat dinilai mempunyai tingkat keterbacaan

yang tinggi jika teks tersebut mudah dibaca dan pembaca dapat menangkap pesan

yang disampaikan, terlepas dari masalah kesesuaian pesan tersebut dengan pesan

yang terdapat dalam teks BSu. Dengan kata lain, pembaca berperan sebagai

subjek yang menentukan tingkat keterbacaan sebuah teks.

Lebih lanjut, tingkat keterbacaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu; panjang rata-rata kalimat, jumlah kata baru, serta kompleksitas gramatikal

bahasa yang digunakan (Richard et al dan Sakri dalam Nababan, 2003). Selain

faktor kebahasaan, tingkat keterbacaan juga dipengaruhi oleh latar pendidikan dan

budaya pembaca sasaran. Terkait dengan subtitle, sebagai sumber data penelitian,

keterbacaan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu legibility dan readability.

Seperti yang diungkapkan oleh Gottlieb (dalam Spanakaki, 2007) bahwa subtitle

dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif untuk mencapai tingkat keterbacaan

yang tinggi merupakan subtitle yang baik. Legibility mencakup hal-hal seputar

posisi pemenggalan kata dalam satu baris, jumlah panjang baris, ukuran dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

26

warna huruf, penggunaan tanda baca, typeface serta waktu kemunculan teks.

Readibility terkait dengan penyederhanaan kosakata dan struktur kalimat,

penggabungan dialog-dialog pendek dan penghilangan, serta kecenderungan

untuk menetralkan dialog atau ujaran yang tidak baku menjadi lebih jelas dan

sesuai standart. Secara ringkas, readability lebih mengacu pada perubahan-

perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam pengalihan informasi pada bahasa

sumber agar dapat dipahami oleh pemirsa, sedangkan legibility berhubungan

dengan penampilan (appearance) teks pada layar.

2. Film

Film sama seperti bangunan, buku, dan simfoni; artefak yang dibuat oleh

manusia untuk kepentingan-kepentingan manusia itu sendiri (human purposes).

Melalui sebuah film, kita disuguhi gambar-gambar yang bergerak, rangkaian

gambar yang ditampilkan dengan cepat dan berurutan. Ada berbagai jenis film

yang dapat dijumpai, seperti; dokumenter, fiksi, live-action, atau animasi.

Para pembuat film dan penonton juga memberikan kategori untuk film

berdasarkan genre, suatu hal yang lebih mudah dikenali daripada didefinisikan.

Seperti yang disebutkan oleh Bordwell dan Thompson (1997: 51), beberapa genre

tersebut adalah western (film barat), musikal, aksi, horor, komedi, romansa, dan

sebagainya. Karena film fiksi popular di kalangan masyarakat, maka genre fiksi

lebih mudah dipikirkan daripada genre lainnya. Namun film dokumenter pun

mempunyai genrenya sendiri seperti film propaganda atau film

instruksional/instructional sedangkan genre yang terkenal dari film eksperimental

adalah “found-footage”. Meski begitu, dalam banyak kasus, kategori-kategori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

27

genre tidak selalu berada pada jenis-jenis film tertentu. Para ahli setuju bahwa

tidak ada patokan yang pasti untuk menentukan genre dari sebuah film.

Lebih jauh, konten atau isi sebuah film tidaklah muncul begitu saja,

namun ada sebagai hasil dari proses produksi film; audiensi tidak membuat

pilihan terhadap film secara sembarangan, tapi dengan keinginan untuk dihibur

atau untuk mendapat inspirasi atau pencerahan melalui cara-cara tertentu;

produser tidak sembarangan membuat film tetapi berdasar pada masukan-

masukan yang diberikan audiensi. Bisa dikatakan, terdapat hubungan yang

kompleks dan tak pasti antara film-film di era tertentu dan “masyarakat” yang ada

di tempat film-film tersebut dibuat dan dikonsumsi. Film memang document

cultural, namun apa yang didokumentasikan adalah hubungan kompleks antara

pembaca, teks fiksi, penulis, dan budaya (Allen dan Gomery, 1985: 166).

3. Subtitling

3.1. Subtitling Sebagai Penerjemahan Audiovisual

Terdapat dua pendekatan dasar ketika melakukan transfer dialog lisan

suatu program dari satu bahasa ke bahasa yang lain, baik hasil akhirnya berupa

lisan seperti produksi aslinya ataupun ditransformasikan menjadi teks tulis. Jika

pilihan pertama yang dikehendaki, maka bahasa asli digantikan oleh bahasa lain,

bahasa target. Proses ini umumnya dikenal sebagai „revoicing‟. Penggantian

bahasa lisan ini bisa jadi perubahan total, hal ini terjadi ketika pemirsa target tidak

bisa lagi mendengar bahasa sumber (dikenal dengan dubbing atau lip sync), atau

perubahan sebagian, yaitu ketika dialog lisan bahasa sumber masih dapat

terdengar samar-samar seperti dalam kasus voiceover. Meskipun benar halnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

28

bahwa kebiasaan, kecondongan budaya, serta pertimbangan finansial telah

menjadikan dubbing, subtitling, dan voiceover sebagai tiga jenis penerjemahan

(audiovisual translation modes) yang paling sering atau lazim digunakan, namun

bukan berarti bahwa ketiga jenis penerjemahan audiovisual tersebut adalah satu-

satunya pilihan dalam industri ini. Penulis-penulis seperti Luyken et al. (1991)

dan Díaz Cintas (1999) memberikan 10 jenis multilingual transfer yang berbeda

dalam bidang komunikasi audiovisual. Namun, dikarenakan ketiga jenis

penerjemahan audiovisual yang telah disebut sebelumnya merupakan jenis

penerjemahan yang paling umum, maka hanya tiga audiovisual translation modes

ini yang akan diberikan definisinya.

Suatu penerjemahan audiovisual dapat disebut dengan dubbing atau sulih

suara ketika original soundtrack yang terdiri atas dialog para aktor dan aktris

suatu film atau tayangan televisi digantikan dengan rekaman suara bahasa sasaran

yang me-reproduksi pesan aslinya. Tentu saja harus dipastikan bahwa suara

bahasa sasaran sudah sinkron dengan gerakan bibir para aktor dan aktris yang

terlihat di layar hingga bisa membuat para pemirsanya percaya bahwa pemain-

pemain film tersebut memang berbicara bahasa mereka, bahasa sasaran. Yang

disebut dengan subtitling adalah penyajian teks tertulis yang biasanya terletak di

bagian bawah layar yang bertujuan untuk menyampaikan dialog yang terdengar

dari suatu program televisi atau film kedalam bahasa sasaran. Bukan hanya

ucapan-ucapan yang terdengar saja, namun elemen-elemen linguistik lainnya,

yaitu gambar-gambar visual seperti; selipan-selipan, huruf, graffiti, spanduk atau

sejenisnya; maupun soundtrack (lagu-lagu, voices off) juga turut diterjemahkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

29

Sedangkan yang dimaksud dengan voiceover adalah pengurangan tingkat volume

suara yang terdengar dalam bahasa asli/bahasa sumber seminimal mungkin. Ini

dilakukan untuk memastikan bahwa terjemahan dialog lisan, yang sengaja dibuat

terdengar lebih dominan dari suara dialog asli, dapat terdengar dengan baik oleh

penonton dalam bahasa sasaran. Umumnya penonton diberi kesempatan untuk

mendengar dialog dalam bahasa sumber selama beberapa detik pertama sebelum

volume suara dikurangi dan dialog terjemahan terdengar lebih dominan. Rekaman

dialog terjemahan berakhir beberapa detik sebelum dialog asli selesai diucapkan

sehingga memungkinkan penonton untuk mendengar suara asli para aktor atau

aktris dalam volume normal sekali lagi (Cintas, 2009: 4).

Seperti yang diungkapkan oleh Cintas (2009: 4), Romero Fresco (2006)

berkata bahwa sifat independen audiovisual translation sebagai disiplin ilmu yang

bebas dan sifat ketergantungannya pada disiplin ilmu yang terkait lainnya

merupakan dua gagasan dasar yang untuk beberapa hal dianggap sebagai studi

yang paling bermanfaat mengenai penerjemahan audiovisual. Meskipun terdengar

saling bertentangan namun Romero Fresco (2006) berargumen bahwa kedua cara

untuk memahami penerjemahan audiovisual ini sesungguhnya melengkapi satu

sama lain. Sebagai bidang studi independen dalam domain yang lebih luas dari

studi penerjemahan, penerjemahan audiovisual lebih merupakan sebuah bagian

utuh dari tempatnya sendiri daripada menjadi bagian dari sebuah cabang ilmu;

penerjemahan literatur misalnya. Pakar-pakar berpengaruh dalam ilmu

penerjemahan seperti Bassnett (2002) dan Snell-Hornby (1995), dalam Cintas

(2009), menempatkan dubbing dan subtitling pada area yang lebih besar dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

30

penerjemahan literatur, menyamakannya dengan „penerjemahan film bioskop‟ dan

„penerjemahan film‟ meskipun rasanya kurang tepat untuk menyamakan

penerjemahan audiovisual dengan penerjemahan film karena film hanyalah bagian

kecil dari berbagai jenis program-program audiovisual yang seringkali

diterjemahkan: seperti dokumenter, serial televisi, reality show, atau video game.

Film atau sinema merupakan sebuah refleksi suatu realitas, kehidupan

nyata, namun film juga bisa merubah realitas tersebut dengan membentuk

gambaran-gambaran maupun hal-hal klise tertentu dan membentuk persepsi para

pemirsanya tentang dunia. Dengan wewenang yang diberikan sebagai bentuk

tekanan dari media, maka tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa

audiovisual translation ialah media yang tidak hanya menyaring informasi tapi

juga asumsi-asumsi serta nilai-nilai masyarakat tertentu yang kemudian ditransfer

ke dalam budaya-budaya lain. Film dan produksi-produksi audiovisual lainnya

merupakan satu dari piranti-piranti pokok yang menyampaikan kejadian sehari-

hari, stereotip, dan isu-isu tentang kategori-kategori sosial. Dubbing, voiceover

serta subtitling memungkinkan pandangan-pandangan tersebut untuk dapat

diakses oleh audiensi.

3.2. Jenis-Jenis Subtitling

Subtitling tidak selalu melibatkan dua bahasa, bisa interlingual atau

intralingual. Intralingual subtitling, yang melibatkan satu bahasa, umumnya dapat

diasosikan dengan jenis subtitle yang ditujukan untuk orang yang tidak bisa

mendengar atau mengalami masalah pendengaran. Real time subtitle yang dibuat

dan disiarkan sesaat setelah tuturan-tuturan asli diucapkan secara live di layar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

31

adalah contoh intralingual subtitling. Selain dipergunakan untuk membantu

orang-orang yang mempunyai kesulitan dalam mendengar, subtitling jenis ini

dapat pula bermanfaat bagi kelompok masyarakat minoritas lainnya; seperti para

imigran, pengungsi, atau siswa asing yang dapat memanfaatkan jenis subtitle ini

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka karena selain audio, program

televisi tertentu juga menampilkan teks tertulisnya (Vanderplank dalam O‟connell

dalam Kuhiwczak dan Littau, 2007).

Subtitling memungkinkan trek suara asli bahasa sumber tetap muncul

sehingga Danan (dalam Vanderplank dalam Kuhiwczak dan Littau, 2007)

menyatakan bahwa secara tak langsung, interlingual subtitling turut andil dalam

menciptakan serta meningkatkan ketertarikan terhadap penggunaan bahasa asing

dan sekaligus minat terhadap budayanya. Subtitling acapkali menjadi pilihan bagi

pemirsa dengan tingkat pendidikan yang bagus, terlebih bila mereka memiliki

cukup pengetahuan tentang budaya dan bahasa sumber.

Sehubungan dengan hal ini, Gottlieb (1998) memberikan definisi

mengenai kedua jenis subtitling dari sudut pandang linguistik sebagai berikut:

a. Intralinguistik

Merupakan bentuk subtitle yang sesuai dengan bahasa asli. Subtitling ini

bisa dikatakan bersifat vertikal karena hanya menuangkan informasi lisan

ke dalam bentuk teks tertulis, hanya berubah dalam hal mode bukan

bahasa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

32

b. Interlinguistik

Subtitling ini melibatkan dua bahasa, bahasa asli yang dituangkan ke

dalam teks bahasa sasaran. Subtitling ini bersifat diagonal sebab

penerjemah harus mentransfer informasi lisan dalam bahasa sumber dan

kemudian dialihkan ke dalam bahasa sasaran sekaligus dalam bentuk teks

sehingga terjadi perubahan mode dan bahasa.

Sedangkan secara teknis, (O‟Connell 2007) mengajukan dua jenis

subtitling, yaitu:

a. Closed Subtitling

Jenis subtitling ini ditampilkan dalam bentuk teletext yang sifatnya

optional, yang berarti bahwa teks bisa ditampilkan atau dihilangkan sesuai

dengan keinginan penonton atau pemirsanya. Subtitling ini umumnya

digunakan untuk memfasilitasi penyandang tunga rungu dalam

mendapatkan informasi. Pembuatan subtitle jenis ini biasanya disesuaikan

dengan kebutuhan khusus penyandang tuna rungu dan memasukkan

beberapa informasi tambahan sehingga subtitle ini cenderung berupa

ringkasan dengan beberapa penjelasan.

b. Open Subtitling

Bertentangan dengan sifat closed subtitling, open subtitling yang biasa

dijumpai dalam film bioskop atau program televisi tertentu ini tidak dapat

dihilangkan oleh pemirsanya. Subtitle ditampilkan sebagai satu kesatuan

dengan film. Subtitle jenis inilah yang digunakan untuk menerjemahkan

film yang trek suara aslinya (original soundtrack) berupa bahasa asing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

33

oleh karena itu subtitling ini identik dengan interlingual translation,

melibatkan dua bahasa.

3.3. Standardisasi Subtitling

Subtitling maupun dubbing dapat dianggap sebagai jenis penerjemahan

film yang kompleks. Menurut Caillé (dalam Zatlin, 2005: 128), dubbing

menempatkan penegasan khusus pada fonetik sedangkan penekanan khusus pada

segi semantik dapat ditemui dalam subtitling. Sejumlah konvensi telah tercipta

untuk memudahkan pemirsa dalam membaca subtitle. Umumnya, ketika dialog

antara dua pembicara ditampilkan pada layar, tiap tuturan tertulisnya dapat

dikenali dari garis pemisah dan tiap barisnya tertulis secara justified, bukan

centered. Bay (dalam Zatlin, 2005: 133), menemukan sebuah keuntungan dalam

memakai huruf miring atau italic untuk tuturan dari pembicara kedua. Dengan

begini, pemirsanya lebih aware atau lebih mudah mengenali pergantian suara

dalam dialog. Contoh yang diberikan adalah sebagai berikut:

“ - Why are you crying?

- Because I want to! ”

Sesuai aturan dalam grammar Bahasa Inggris, huruf miring juga dapat digunakan

pada kata atau istilah asing dan dapat pula digunakan pada tuturan yang tertulis

sebagai voice over atau ucapan seorang narator dalam film atau program televisi.

Sedangkan untuk lirik lagu yang diterjemahkan, Karamitroglou (dalam Zatlin,

2005) menganjurkan penggunaan huruf miring yang disertai tanda petik. Selain

itu, baik bold-face ataupun garis bawah diperbolehkan dalam subtitling.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

34

Untuk lebih jelasnya, Karamitroglou (1998) memaparkan aturan-aturan

dalam standarisasi subtitling yang mengacu pada panduan subtitling untuk

produksi program televisi di Eropa berikut ini:

1. Posisi pada layar: Teks ditempatkan pada bagian bawah layar sehingga

tidak menutupi gambar. Baris terendah setidaknya seperdua belas dari

total tinggi layar. Posisi teks berada di tengah bagian bawah.

2. Untuk segmentasi dan panjang baris: penempatan baris seharusnya

proporsional antara baris atas dan bawah serta diusahakan agar memiliki

panjang yang sama karena pemirsa terbiasa dengan teks berbentuk segi

empat daripada berbentuk segitiga.

3. Jumlah baris: jumlah yang diperbolehkan maksimal dua baris teks per

tayang dan menempati paling tidak dua per dua belas dari total tinggi

layar. Jika hanya terdiri dari satu baris, hendaknya diletakkan di bagian

bawah.

4. Jumlah karakter per baris: masing-masing baris berjumlah tak lebih dari

35 karakter huruf dan tanda baca untuk meminimalkan reduksi pesan.

Baris yang sampai melebihi 40 karakter akan mempengaruhi legibility

teks karena kemungkinan besar ukuran font harus diperkecil.

5. Durasi: penonton atau pemirsa berusia 14-65 dari kalangan sosial

menengah dan berpendidikan baik memiliki kemampuan membaca

dengan kecepatan rata-rata 150-180 kata per menit yang berarti sekitar

dua atau tiga kata per detik. Dengan demikian, teks dua baris terdiri dari

14-16 kata yang membutuhkan waktu setidaknya 5, 5 detik. Sementara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

35

teks satu baris rata-rata terdiri dari 7-8 kata dan membutuhkan sekitar 3,5

detik per tayang.

6. Tanda baca: tanda titik dipergunakan di setiap akhir ujaran karakter atau

aktor yang berbicara. Tanda tanya (?) dan seru (!) digunakan untuk

menunjukkan pertanyaan dan perintah, seruan yang dikatakan oleh aktor.

Sementara garis pemisah (-) diletakkan sebelum ujaran masing-masing

aktor. Penanda ini umumnya digunakan untuk teks yang berbentuk dialog

dan melibatkan lebih dari satu karakter atau aktor. Tanda garis miring (/)

pun dapat digunakan untuk tujuan yang sama.

7. Bahasa lisan: idealnya, bahasa lisan diterjemahkan dengan gaya bahasa

yang sama untuk mendapatkan efek yang sama, namun penggabungan

kalimat atau ujaran perlu dihindari karena dapat mengganggu penonton

atau pemirsa selama image reading.

8. Kategori faktor-faktor linguistik yang bisa dihilangkan:

a. padding expression, yaitu ekspresi yang hampir tidak memiliki

muatan semantik dan kemunculannya bersifat fungsional untuk

mempertahankan alur ujaran yang wajar. Contoh ekspresi ini antara

lain; well, you know, as I say, dan sebagainya.

b. Tautological cumulative adjectives/adverbs seperti; great big, super

extra, teeny weeny yang mana kata pertama memiliki peran dalam

penekanan dan bisa digabungkan menjadi satu kata yang sepadan

menjadi huge, extremely, dan tiny.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

36

c. responsive expression seperti yes, no, ok, please, thanks, thank you,

atau sorry bisa dihilangkan dengan asumsi bahwa ungkapan-ungkapan

tersebut telah dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat dunia.

3.4. Kendala dan Keterbatasan Subtitling

Banyak terdapat batasan-batasan dalam subtitling yang berikut ini secara

ringkas dapat terangkum ke dalam empat batasan-batasan utama yang menjadi

sebab atas timbulnya kesulitan-kesulitan tertentu, dalam hal sinkronisasi, bagi

penerjemah subtitle (Hatim dan Mason, 1997):

1. Pergeseran mode dari bentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Ini

mengakibatkan ciri-ciri tutur tertentu; seperti dialek tidak baku, intonasi,

alih kode, dan turn-taking; secara otomatis tidak dapat ditunjukkan dalam

bentuk tertulis bahasa sasaran.

2. Terikat oleh beberapa faktor yang telah ditentukan terkait dengan media

atau saluran tempat pengalihan pesan tersebut berlangsung. Faktor-faktor

ini adalah batasan jumlah spasi (umumnya maksimal 33 atau 40 spasi per

baris dalam kasus tertentu, tak lebih dari dua baris setiap muncul pada

layar) dan judul ditampilkan selama minimal dua detik dan maksimal

tujuh detik.

3. Faktor-faktor pada poin kedua menyebabkan terjadinya reduksi pada teks

bahasa sumber sehingga penerjemah harus menetapkan strategi-strategi

koherensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal atas pengalihan pesan

dari teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang bentuknya lebih

ringkas. Dalam komunikasi langsung, penambahan jumlah tuturan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

37

melebihi normal dapat memberikan kesempatan lebih banyak atau waktu

yang lebih lama bagi lawan bicara untuk menangkap maksud pembicara

yang sesungguhnya. Sedangkan dalam subtitling, jumlah tuturan yang

berlebihan ini justru dikurangi sehingga kesempatan untuk dapat lebih

mudah memahami makna suatu tuturan pun menjadi berkurang. Tidak

seperti bentuk komunikasi tertulis lainnya, subtitling tidak

memungkinkan pembacanya untuk menelesuri kembali atau membaca

ulang teks dalam memahami makna.

4. Keharusan untuk menyesuaikan dengan gambar visual. Audio dan

gambar visual merupakan dua elemen yang tak terpisahkan dalam film

sehingga koherensi antara subtitle dengan gambar-gambar bergerak pun

harus tetap ada. Penyesuaian subtitle dengan gambar yang terdapat di

layar ini menjadi suatu batasan yang menimbulkan permasalahan lain

lagi.

4. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian mengenai subtitle atau teks terjemahan film telah

dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah penelitian dengan judul “Kajian

Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif Dalam Teks Terjemahan Film American

Beauty” oleh Adventina Putrianti pada tahun 2007. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerjemahan tindak ilokusi ekspresif,

kesepadanan teks terjemahan tindak ilokusi ekspresif dan keberterimaan teks

terjemahan tindak ilokusi ekspresif dalam film American Beauty. Melalui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

38

penelitian ini, diketahui bahwa sejumlah 70% dari keseluruhan data dinilai

berterima dan sebanyak 30% dari data yang mengandung tindak ilokusi ekspresif

tidak berterima.

Penelitian lainnya, yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan oleh

Asrofin Nur Kholilah dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Teknik dan Kualitas

Subtitle Film My Mom’s New Boyfriend” pada tahun 2010. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui teknik-teknik yang diaplikasikan dalam

menerjemahkan subtitle film My Mom’s New Boyfriend serta mengetahui tingkat

keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan subtitle film tersebut. Berdasarkan

hasil penelitiannya, terdapat sebelas teknik penerjemahan yang muncul, yaitu:

padanan tetap, modulasi, kompresi linguistik, amplifikasi, transposisi

pengurangan/penghilangan, generalisasi, peminjaman/naturalisasi, partikularisasi,

penerjemahan literal, dan adaptasi. Dari 326 data, sebanyak 281 data (86%)

diterjemahkan dengan akurat; 39 data (12%) diterjemahkan dengan kurang akurat;

dan 6 data (2%) diterjemahkan dengan tidak akurat. Dari segi keberterimaan, 301

data (92%) dinilai sebagai terjemahan yang berterima; 20 data (6%) dinilai oleh

para rater sebagai terjemahan yang kurang berterima; dan 5 data (2%) sebagai

terjemahan yang tidak berterima. Sebagai kesimpulan akhir dari penelitian

tersebut, subtitle ini cukup mudah dipahami meskipun terdapat beberapa istilah

asing. Karena prosentasenya kecil, maka tidak mengganggu proses pembacaan

gambar sehingga pemirsa tetap terbantu dengan teks tersebut. Dari rincian

analisis, maka disimpulkan bahwa subtitle film My Mom’s New Boyfriend

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

39

memiliki kualitas terjemahan yang baik karena akurat, berterima dan mudah

dipahami.

B. Kerangka Pikir

Sebagai landasan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, dalam tesis

ini, diperlukan adanya kerangka pikir untuk memberikan gambaran tentang alur

pemikiran yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Untuk lebih jelasnya,

alur pikir ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

40

Teks bahasa

sasaran

(subtitle film

Jane Eyre)

Teks bahasa

sumber

(dialog dalam

film Jane Eyre)

Teknik

Metode

Ideologi

Kualitas Subtitle

Keterbacaan Keberterimaan Keakuratan

Responden/Pemirsa Pembaca Ahli/Rater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang menggunakan pendekatan

kualitatif karena satuan terjemahan (translation unit) yang dikaji berada pada

tataran kata, frasa, klausa, dan kalimat. Penelitian ini disebut pula dengan

penelitian kualitatif deskriptif karena data yang disajikan lebih bermakna dan

dapat memberikan pemahaman yang nyata dibandingkan data berupa angka atau

frekuensi. Jenis penelitian bersifat holistik serta lentur dan terbuka. Disebut

holistik karena beragam permasalahan selalu dipandang tanpa melepas kondisi

lain yang berada dalam konteksnya. Variabel sebab dan variabel akibat saling

berinteraksi dan saling mempengaruhi. Desainnya bersifat lentur dan terbuka

sebab penelitian dapat berkembang terus selama pengumpulan data di lapangan

(Sutopo, 2006: 38).

Sesuai dengan gagasan Yin (dalam Sutopo, 2006), penelitian ini disebut

sebagai penelitian terpancang atau embedded research karena fokus penelitian,

dalam hal ini berupa subtitling, telah ditentukan sebelumnya (Sutopo, 2006).

Bentuk rancangan penelitian ini adalah suatu studi kasus (case research) karena

berusaha mendeskripsikan suatu latar, objek atau suatu peristiwa tertentu secara

mendalam. Dikatakan sebagai studi kasus tunggal, merujuk pada Sutopo (2006:

136), karena tidak ada usaha maupun pemikiran untuk melakukan generalisasi dan

hasil penelitian selalu terikat pada kekhususan karakteristik konteks yang dipilih

41

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

42

serta hanya terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Orientasi penelitian ini

adalah produk atau karya terjemahan, yakni subtitle film.

Penelitian ini juga dapat dilihat sebagai penelitian etnografi, salah satu

jenis penelitian kualitatif. Spradley (1997: 16) mengemukakan bahwa berbagai

perbedaan budaya dan cara berinteraksi orang-orang yang memiliki perspektif

berbeda dapat diketahui melalui etnografi. Memahami rumpun manusia,

memahami masyarakat yang kompleks, merupakan salah satu tujuan penelitian

etnografi. Film sebagai salah satu produk seni tidak terlepas dari isu budaya,

terlebih lagi bila distribusi film tersebut bersifat internasional seperti hampir

seluruh film berbahasa Inggris. Ketika film dipertontonkan di luar negara tempat

produksinya, yang juga berbeda budaya, subtitle yang dibuat pun dapat

mempengaruhi penyampaian makna budaya asli. Untuk alasan inilah model

analisis etnografi dirasa cocok untuk diterapkan dalam penelitian ini.

B. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan

kalimat yang mengandung teknik penerjemahan dalam film Jane Eyre versi serial

televisi BBC tahun 2006 yang tersaji dalam bentuk subtitle. Sedangkan sumber

data penelitian ini berupa:

1. Dokumen, yaitu transkrip film serial televisi berbahasa Inggris Jane Eyre

episode pertama produksi stasiun televisi BBC One tahun 2006 beserta teks

terjemahan Bahasa Indonesia yang terdapat dalam mini seri tersebut dalam bentuk

subtitle. Data yang diambil berupa satuan lingual pada tataran kata, frasa, klausa,

maupun kalimat yang mengandung teknik penerjemahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

43

Jane Eyre merupakan serial televisi bergenre drama karya sutradara

Susanna White dengan Sandy Welch sebagai penulis screenplaynya. Serial ini

bercerita tentang gadis bernama Jane Eyre yang diasuh tanpa kasih sayang oleh

bibinya. Ia kemudian dikirim ke Lowood Institution. Tumbuh sebagai guru di

sekolah tersebut, Jane kemudian dipekerjakan sebagai guru pribadi Adele. Ia jatuh

cinta pada Ayah angkat Adele sekaligus pemilik Thornfield Hall, Edward

Rochester, seorang bangsawan yang mempunyai rahasia besar. Jane Eyre adalah

seorang gadis yang berusaha untuk mempertahankan jiwa bebasnya di tengah-

tengah berbagai masalah yang muncul sebagai bagian dari konspirasi masyarakat

dan keadaan saat itu. Menurut situs http://www.filmeducation.org/, film ini

mengangkat banyak isu yang sama dengan keadaan pada zaman penulisnya,

Charlotte Brontë. Selain di Inggris, serial yang ditayangkan oleh stasiun tv BBC

One ini juga ditayangkan di Amerika, Spanyol, dan Portugal. Mini seri ini telah

mendapat critical acclaim serta nominasi-nominasi bergengsi dari berbagai acara

penghargaan. Masuk dalam berbagai nominasi, Jane Eyre memenangkan

beberapa penghargaan seperti Outstanding Art Direction for a Miniseries or

Movie, Outstanding Costumes for a Miniseries, dan Outstanding Hairstyling for a

Miniseries dalam Primetime Emmy Awards, serta meraih Best Make-Up and Hair

Design dalam BAFTA TV Awards.

2. Informan, yang terdiri atas rater dan responden (pemirsa) yang membantu

penilaian kualitas terjemahan. Rater yang terlibat dalam penilaian keakuratan,

sejumlah tiga orang, dipilih sesuai kriteria yang telah ditentukan, yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

44

a. memiliki pengetahuan tentang penerjemahan dan/atau memiliki keahlian

dalam bidang penerjemahan,

b. menguasai tata Bahasa Inggris dan/atau Bahasa Indonesia dengan baik serta

penggunaannya terutama terkait dengan subtitling,

c. memiliki latar belakang pendidikan bahasa,

d. bersedia terlibat dalam penelitian ini.

Sedangkan rater untuk menilai tingkat keberterimaan dipilih sesuai kriteria

berikut ini:

a. memiliki pengetahuan tentang penerjemahan dan/atau memiliki keahlian

dalam bidang penerjemahan,

b. menguasai tata Bahasa Indonesia dengan baik serta penggunaannya,

c. memiliki latar belakang pendidikan bahasa,

d. bersedia terlibat dalam penelitian ini.

Responden (pemirsa) yang dilibatkan dalam penilaian keterbacaan subtitle,

sejumlah tiga orang, akan dipilih sesuai kriteria berikut:

a. menguasai Bahasa Indonesia dengan baik,

b. berusia 18 tahun keatas,

c. menggemari film, dan belum pernah menonton film Jane Eyre.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mengkaji dokumen dan arsip (content analysis), kuesioner, dan wawancara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

45

1. Analisis dokumen

Dalam bukunya, Ary (2002: 442) menekankan bahwa tujuan dari analisis

konten atau analisis dokumen adalah mengidentifikasi karakteristik-karakteristik

yang telah ditetapkan dalam obyek tertulis maupun visual. Buku, koran, program

televisi, film, iklan, serta komposisi musikal adalah beberapa jenis material yang

dapat dikaji dengan pendekatan ini, content atau document analysis. Karena

sumber data dalam penelitian ini adalah subtitle serial televisi Jane Eyre yang

tersaji dalam bentuk tertulis, maka salah satu teknik pengumpulan data berupa

analisis dokumen. Dokumen tertulis dan arsip seringkali menjadi sumber data atau

sumber informasi yang penting dalam penelitian kualitatif, oleh karena itu perlu

dilakukan teknik mencatat dokumen ini untuk memperoleh beragam hal sesuai

dengan kebutuhan dan tujuan peneliti (Yin dalam Sutopo, 2006:81). Dalam

melakukan analisis dokumen, langkah-langkah yang ditempuh ialah:

a. Mengamati VCD serial televisi Jane Eyre dan membaca subtitle yang

terdapat di bagian bawah layar.

b. Mencatat unsur-unsur dalam film, baik yang berbentuk audio maupun

visual, yang tersaji sebagai subtitle dalam bahasa sasaran (Bahasa

Indonesia) untuk kemudian dibandingkan dengan transkrip film dalam

bahasa sumber (Bahasa Inggris).

c. Mengidentifikasi teknik-teknik penerjemahan yang digunakan.

d. Mengidentifikasi metode dan ideologi penerjemahan yang digunakan.

e. Melakukan analisis ketepatan, keberterimaan, dan keterbacaan data.

f. Melakukan penilaian terhadap data yang telah dianalisis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

46

2. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan untuk pengumpulan data dalam suatu

penelitian. Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis,

namun bentuk tertulis lebih sering digunakan (Sutopo, 2006). Dalam penelitian ini

kuesioner bertujuan untuk mendapatkan data awal dalam memperoleh informasi

mengenai kualitas terjemahan dari segi keakuratan, keterbacaan, dan

keberterimaan terjemahan. Selanjutnya dijadikan acuan dalam wawancara untuk

memperoleh informasi lebih mendalam. Seperti yang ditegaskan oleh Sutopo

(2006: 82), kuesioner terbuka (open-ended questionnaire) memungkinkan peneliti

untuk memberi kesempatan pada informan agar dapat memaparkan alasan atau

penjelasan, argumen, dan pernyataan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Berikut adalah tabel skala penilaian kualitas terjemahan yang digunakan

untuk mengukur tingkat keakuratan, keberterimaan serta keterbacaan dalam

subtitle film Jane Eyre dari Nababan (2010):

Tabel 1. Skala Penilaian Keakuratan

Skala Kategori Indikator

3 Akurat

Pesan tersampaikan secara akurat ke dalam

bahasa sasaran, tidak terjadi distori makna.

2 Kurang Akurat Pesan tersampaikan secara akurat ke dalam

bahasa sasaran, namun terjadi distorsi makna,

terjemahan makna ganda atau penghilangan

makna.

1 Tidak Akurat Pesan tidak tersampaikan secara akurat ke dalam

bahasa sasaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

47

Tabel 2. Skala Penilaian Keberterimaan

Skala Kategori Indikator

3 Berterima

Terjemahan terasa alamiah dan sesuai dengan

kaidah dan budaya bahasa sasaran.

2 Kurang Berterima Terjemahan terasa kurang alamiah, terdapat

sedikit bagian yang kurang sesuai dengan kaidah

dan budaya bahasa sasaran.

1 Tidak

Berterima

Terjemahan tidak alamiah, tidak sesuai dengan

kaidah dan budaya bahasa sasaran.

Tabel 3. Skala Penilaian Keterbacaan

Skala Kategori Indikator

3 Tingkat

Keterbacaan Tinggi

Terjemahan mudah dipahami oleh pemirsa.

2 Tingkat

Keterbacaan Sedang

Terjemahan dapat dipahami, namun ada bagian

tertentu yang kurang dapat dipahami oleh

pemirsa.

1 Tingkat

Keterbacaan Rendah

Terjemahan sulit dipahami oleh pemirsa.

3. Wawancara

Sutopo (2006: 67) menyatakan bahwa manusia dalam posisinya sebagai

narasumber atau informan berperan sebagai sumber data yang sangat penting

untuk penelitian kualitatif. Maka dari itu, wawancara adalah salah satu teknik

yang baik untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini. Untuk penelitian

ini, wawancara hanya dilakukan jika sekiranya ditemukan kesulitan dalam proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

48

analisis data maupun jika diperlukan konfirmasi atau informasi lebih lanjut

mengenai data yang diperoleh dari kuesioner. Wawancara akan dilakukan dengan

informan yang telah dipilih secara selektif (purposive sampling) berdasarkan

kriteria yang telah disebutkan sebelumnya pada penjelasan mengenai data dan

sumber data. Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan metode mendalam (in-

depth interviewing). Sesuai dengan penjelasan dari Moleong (2000: 148),

wawancara mendalam adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan

maksud tertentu.

D. Teknik Cuplikan

Sutopo (2006: 63) memberikan pemahaman bahwa teknik cuplikan adalah

bentuk khusus atau merupakan proses bagi pemusatan sumber data yang

mengarah pada seleksi. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang teknik

cuplikannya cenderung berupa teknik acak (random sampling), teknik cuplikan

dalam penelitian kualitatif lebih bersifat selektif karena cuplikan diambil bukan

untuk mewakili populasi, namun informasinya. Teknik cuplikan yang diterapkan

dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau criterion based sampling

yang digunakan untuk menentukan sumber data maupun informan yang dipilih

berdasarkan posisi dengan akses tertentu dalam kaitannya dengan informasi yang

dibutuhkan dan dipastikan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap.

Informan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah

disebutkan sebelumnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah subtitle film

Jane Eyre yang dipilih karena banyaknya berbagai media hiburan yang tercipta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

49

sebagai hasil adaptasi atau terinspirasi film ini sejak tahun 1910 hingga saat ini.

Hal ini menunjukkan besarnya animo masyarakat akan film maupun novel

aslinya. Karena dinilai sebagai suatu bentuk adaptasi yang berhasil dan „jujur‟,

besarnya jumlah pemirsa yang didapat, serta terdaftar dalam berbagai nominasi

acara penghargaan dan memenangkan berbagai penghargaan; Jane Eyre versi

serial televisi tahun 2006 ini yang diambil sebagai obyek penelitian. Karena VCD

lebih mudah dijangkau oleh masyarakat dan tetap diminati seiring maraknya DVD

maka film dipilih dalam versi VCD.

Mini seri ini terdiri dari empat episode yang masing-masing episodenya

memiliki durasi tayang rata-rata 50 menit. Dalam hal ini, hanya episode pertama

yang akan dipilih sebagai data karena selain panjang durasi yang sama antar tiap

episode, episode awal adalah episode penting yang memberikan gambaran

mengenai latar belakang Jane Eyre, tokoh utama serial ini. Dalam episode ini

dapat pula dijumpai lebih banyak dialog yang direduksi bahkan tidak

diterjemahkan. Episode pertama ini juga menunjukkan lebih banyak dialog dalam

Bahasa Prancis yang menggambarkan pertemuan dua budaya, Inggris dan Prancis.

Secara otomatis pula, dialog-dialog berbahasa Prancis maupun terjemahannya

dalam Bahasa Inggris (yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

yang ditampilkan dalam bentuk tertulis sebagai bagian dari subtitle tidak termasuk

sebagai data. Hal ini dikarenakan fokus penelitian adalah penerjemahan film

berbahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

50

E. Validitas Data

Dalam penelitian ini dikembangkan dua teknik triangulasi dari empat

teknik yang dianjurkan Patton dalam Sutopo (2006: 92) yaitu:

1) Trianggulasi Data (data triangulation).

Trianggulasi sumber data diarahkan untuk memperoleh informasi

mengenai kualitas terjemahan dari sumber data yang berbeda agar data dapat lebih

teruji kebenarannya setelah dibandingkan dengan data yang sama namun

diperoleh dari sumber data yang berbeda . Sumber data yang dimaksud adalah

dokumen (subtitle) dan informan yang terdiri dari rater dan responden. Berikut

adalah skema trianggulasi data dengan modifikasi.

Analisis dokumen Dokumen/arsip

Data Rater

Kuesioner Responden

Gambar 3. Skema Trianggulasi Data (Sutopo, 2006 :96)

2) Trianggulasi Metode (methodological triangulation).

Trianggulasi metode juga digunakan untuk lebih memastikan kemantapan

informasi terkait kualitas terjemahan namun dilakukan pada sumber yang sama

dengan penekanan pada teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda

seperti yang tampak berikut ini (skema dibuat dengan modifikasi):

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

51

Kuesioner

Informan (rater dan responden)

Data Wawancara

Analisis dokumen Dokumen/arsip

Gambar 4. Skema Trianggulasi Metode (Sutopo, 2006 :96)

F. Teknik Analisis Data

Content analysis diterapkan dalam teknik analisis data dalam penelitian ini

dengan pendekatan penerjemahan (teknik, metode, ideologi dan kualitas).

Tahapan-tahapan dalam menganalisis data untuk penelitian ini, sesuai dengan

yang dianjurkan oleh Spradley (1997) untuk penelitian etnografi, meliputi analisis

domain; analisis taksonomi; analisis komponen; dan analisis tema yang

berikutnya akan digambarkan melalui tabel-tabel dibawah ini.

1. Analisis Domain

Pemilahan terhadap data yang dikumpulkan mulai dilakukan pada tahap

ini untuk mengetahui apakah data tersebut seluruhnya memang data yang

diperlukan atau ada yang tidak termasuk data.

Contoh data : Bsu: where is the rat?

BSa: dimana tikus itu?

Contoh bukan data : BSu: merci, merci.

BSa: thank you.

Kata merci berasal dari Bahasa Prancis, maka kata ini tidak termasuk sebagai data

karena bahasa sumber yang diperlukan sebagai data adalah Bahasa Inggris.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

52

2. Analisis Taksonomi

Data kemudian diidentifikasi jenis-jenis teknik penerjemahannya. Teknik-

teknik penerjemahan yang menjadi acuan disini merupakan usulan Molina dan

Albir (2002).

Tabel 4. Contoh Identifikasi Teknik Penerjemahan

No data BSu BSa Teknik Penerjemahan

001 Where is the rat? Dimana tikus itu? Penerjemahan literal,

transposisi

015 We haven’t got all

day.

Kita tak punya waktu

seharian

Amplifikasi

Meskipun definisi, teknik penerjemahan literal mirip dengan teknik Kalke

(Calque), namun teknik yang digunakan dalam menerjemahkan data nomor 001

adalah teknik penerjemahan literal karena satu kata tidak harus diterjemahkan

dengan satu kata dalam bahasa sasaran. Sedangkan data nomor 015 diterjemahkan

dengan teknik amplifikasi karena kata benda all day yang secara harfiah dapat

diterjemahkan “seharian” diganti dengan penggunaan istilah yang lebih jelas

dalam bahasa sasaran, yaitu “waktu seharian.”

3. Analisis Komponen

Hubungan antar data dengan kualitas terjemahannya (keakuratan,

keberterimaan, dan keterbacaan) dapat diketahui melalui tahapan analisis ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

53

Tabel 5. Contoh Analisis Komponen

No

BSu BSa Teknik Metode Ideologi Kualitas

Keakuratan Keberterimaan Keterbacaan

42 Kalke Akurat:

Kurang

Akurat:

Tidak

Akurat:

Berterima:

Kurang

Berterima:

Tidak

Berterima:

Terbaca:

Kurang

Terbaca:

Tidak

Terbaca:

Dalam analisis komponen ini, data yang telah diketahui jenis teknik, metode, dan

ideologi penerjemahannya akan dinilai tingkat keakuratan, keberterimaan, serta

keterbacaannya.

4. Tema Budaya (Cultural Value)

Tema budaya atau cultural value dalam penelitian ini berupa penilaian

akhir mengenai kualitas terjemahan yang dapat diketahui setelah pelaksanaan

ketiga tahapan analisis di atas.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengamati VCD serial televisi Jane Eyre dan membaca subtitle yang

terdapat di bagian bawah layar.

2. Memilih data dengan menerapkan teknik analisis domain dan kemudian

dipilah sebelum akhirnya diberi nomor urut sesuai dengan waktu

kemunculan kata, frasa, atau kalimat yang muncul pada layar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

54

3. Data yang telah terkumpul diberi kode berdasarkan bahasa sumber, bahasa

sasaran, dan nomor urut, sebagai contoh:

Kode : BSu/001

Keterangan : Bsu : bahasa sumber

001 : nomor urut data

Kode : BSa/001

Keterangan : BSa : bahasa sasaran

001 : nomor urut data

4. Dengan menggunakan teknik analisis taksonomi, data kemudian dicatat

dan diidentifikasi jenis teknik penerjemahannya serta metode dan ideologi

penerjemahannya.

5. Pada tahap ini, data disusun dalam bentuk kuesioner untuk disebarkan

kepada para informan guna memperoleh informasi berbentuk nilai

mengenai kualitas terjemahan yang dihasilkan.

6. Untuk mengetahui dampak penggunaan teknik, metode, dan ideologi

penerjemahan terhadap kualitas hasil terjemahan, teknik analisis

komponen dilakukan. Data yang telah diidentifikasi teknik, metode serta

ideologi penerjemahannya kemudian dibandingkan dengan informasi

penilaian kualitas terjemahan yang didapat dari informan dan dilakukan

wawancara.

7. Analisis data dilaksanakan untuk mencari tema budaya.

8. Berdasarkan semua tahapan analisis yang telah dilakukan, dibuat suatu

kesimpulan sebagai tahap akhir penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

55

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian mengenai teknik, metode, ideologi,

dan kualitas subtitle film serial televisi Jane Eyre produksi stasiun televisi Inggris

BBC One berikut pembahasan tentang dampak penggunaan teknik-teknik tersebut

terhadap kualitas subtitle film secara keseluruhan.

Temuan penelitian dan pembahasan pada bab ini akan disajikan dalam tiga

bagian: hasil identifikasi teknik-teknik penerjemahan, metode, serta ideologi

penerjemahan; kualitas subtitle film Jane Eyre; dan pemaparan mengenai dampak

teknik, metode, dan ideologi penerjemahan terhadap kualitas subtitle.

A. Temuan Penelitian

1. Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan

1.1. Teknik Penerjemahan

Setelah melalui beberapa tahapan analisis, dengan menerapkan teknik

analisis taksonomi yang disarankan oleh Spradley (1997) dalam metode etnografi,

didapatkan 12 jenis teknik penerjemahan sejumlah 685 teknik. Setelah melalui

proses identifikasi, diketahui bahwa lebih dari satu teknik diterapkan pada

beberapa ujaran. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jenis-jenis teknik

penerjemahan dan frekuensi penggunaannya.

55

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

56

Tabel 6. Teknik-Teknik Penerjemahan dalam Subtitle film Jane Eyre

No Teknik Jumlah Persentase

1. Penerjemahan literal 156 22, 77 %

2. Transposisi 137 20 %

3. Kompresi Linguistik 110 16, 05 %

4. Padanan Lazim 98 14, 30 %

5. Amplifikasi Linguistik 41 5, 98 %

6. Amplifikasi 36 5, 25 %

7. Reduksi 35 5, 10 %

8. Modulasi 35 5, 10 %

9. Partikularisasi 19 2, 77 %

10. Peminjaman Murni 9 1, 31 %

11. Kalke 8 1, 16 %

12. Generalisasi 1 0, 14 %

Jumlah 685 100 %

Teknik-teknik ini diterapkan dalam 407 data yang diperoleh sebagai hasil

dari analisis domain saat awal pemilihan data. Dalam mengidentifikasi jenis-jenis

teknik penerjemahan ini, acuan yang digunakan adalah kedelapan belas teknik

penerjemahan yang disarankan oleh Molina dan Albir (2002). Selanjutnya adalah

penjabaran lebih lanjut mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam subtitle

Jane Eyre versi BBC tahun 2006 dengan beberapa contohnya.

1. Penerjemahan Literal

Literal translation, yang juga dikenal dengan penerjemahan harfiah,

merupakan teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

57

kata atau ungkapan secara kata demi kata. Baik bentuk atau struktur kalimat, frasa

maupun kata dalam BSa seharusnya sesuai dengan fungsi dan makna BSu. Dari

keseluruhan teknik yang teridentifikasi, mayoritas merupakan teknik

penerjemahan literal, yaitu sejumlah 156 teknik (22, 77 %). Dari total 685 teknik,

beberapa contoh penerapannya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 7. Contoh Penggunaan Teknik Penerjemahan Literal

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. I won’t shoot you. Aku tak akan menembakmu.

2. What is your name, child? Siapa namamu, Nak?

3. I think when we grow up, we have

to be teachers.

Kurasa jika kita dewasa, kita harus

menjadi guru.

4. God has already taken her, Jane. Tuhan sudah mengambilnya, Jane.

Melalui tabel di atas dapat dilihat bahwa struktur BSa sama dengan BSu

tetapi beberapa diantaranya tidak hanya diterjemahkan dengan teknik ini, tetapi

juga menggunakan teknik lain seperti yang dapat terlihat dari ujaran no 2, yaitu

teknik padanan lazim sehingga kata child menjadi “nak” dalam BSa. Dalam

Bahasa Indonesia, kata panggilan “nak” sudah lazim dipakai untuk ditujukan pada

anak kecil.

2. Transposisi

Teknik kedua setelah penerjemahan literal, yang paling banyak digunakan

adalah transposisi. Perbedaan tata bahasa antara bahasa sumber dan bahasa

sasaran dapat diatasi salah satunya dengan menerapkan teknik transposisi, yaitu

mengganti kategori gramatikal BSu. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa teknik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

58

tersebut cukup sering digunakan, yakni sejumlah 137 teknik (20%). Hal ini

disebabkan oleh perbedaan struktur kalimat yang signifikan antara BSu dan BSa.

Tabel 8. Contoh Penggunaan Teknik Transposisi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. I hope you slept well. Kuharap tidurmu nyenyak.

2. Where do you live? Di mana rumahmu?

3. The thought of presents makes her

live and breathe.

Memikirkan hadiah membuatnya

hidup dan bernafas.

4. But he has ... He has had

disappointments in his life.

Tapi ia pernah dikecewakan.

Pengaruh teknik transposisi dapat dilihat pada perubahan kelas kata pada

ujaran no 1. Kata slept yang merupakan kata kerja berubah menjadi kata benda

dalam BSa, yaitu “tidur.” Pada ujaran yang sama, teknik modulasi juga terlibat di

dalamnya. Dengan tetap mempertahankan struktur BSu, kalimat dalam BSu dapat

diterjemahkan menjadi “kuharap kau tidur dengan nyenyak”, namun teknik

modulasi yang digunakan disini menyebabkan terjadinya perubahan fokus dalam

kalimat BSa. Pada BSu penekanan terdapat pada kata you yang dalam hal ini

ditujukan untuk Jane, sedangkan pada BSa penekanan diletakkan pada kata

“tidur.” Perubahan fokus ini tidak berpengaruh pada makna maupun pesan dalam

BSu.

Untuk ujaran no 2, perubahan kelas kata terjadi pada kata live dalam BSu

yang berupa kata kerja menjadi “rumah” yang merupakan kata benda. Teknik

modulasi juga mempengaruhi perubahan sudut pandang pada BSu dan BSa.

Tuturan dalam BSu yang berarti “dimana kau tinggal?” diterjemahkan menjadi

“dimana rumahmu?.” Lebih lanjut, kata benda dengan cetak tebal pada ujaran no

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

59

1, 3, dan no 4 berubah menjadi kata kerja dalam BSa. Pada ujaran no 4, terlihat

bahwa teknik kompresi linguistik membuat beberapa kata menjadi lebih singkat

namun tetap jelas, yakni but he has… he has had diterjemahkan menjadi “tapi ia

pernah” dan disappointments in his life diringkas menjadi “dikecewakan.” Hal ini

tentu saja efektif dalam subtitling karena menghemat beberapa karakter dan

pemirsa pun memerlukan lebih sedikit waktu untuk membaca serta memahami

maksud ujaran dalam BSa tersebut.

3. Kompresi Linguistik

Teknik yang dipakai untuk mensintesa unsur-unsur linguistik dalam BSa

ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi linguistik. Jumlah frekuensi

penggunaan teknik kompresi linguistik ini adalah 110 (16, 05%).

Tabel 9. Contoh Penggunaan Teknik Kompresi Linguistik

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. You must have been travelling all

day.

Pasti perjalananmu lama.

2. Ah! I don’t think Miss Adèle can

wait any longer.

Sepertinya Nn. Adele sudah tak

sabar lagi.

3. What are you doing standing over

there where I can’t see you?

Kenapa kau berdiri di tempat yang

tak bisa kulihat?

4. Oh! I can see there is another

problem.

Sepertinya ada masalah lain.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa ujaran dalam BSa yang

tidak didapat murni dari penerapan teknik kompresi linguistik tetapi juga hasil

dari penerapan teknik lain. Ujaran no 1 dan no 2 adalah contoh dari hal ini. Ujaran

no 1 dapat diterjemahkan menjadi “kau pasti telah bepergian selama seharian”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

60

namun alternatif lain muncul dalam BSa, yaitu seperti yang tertera dalam tabel.

Selain beberapa kata dalam BSu dihilangkan, lebih tepatnya disintesa menjadi

lebih ringkas, ujaran ini juga merupakan hasil dari teknik modulasi. Seperti yang

tertulis pada ujaran no 1, cara lain untuk menerjemahkan ujaran ini dari sudut

pandang yang berbeda adalah “pasti perjalananmu lama.” Sedangkan pada ujaran

no 2, jelas terlihat bahwa kata panggilan “nona” adalah padanan lazim bagi miss,

begitu juga dengan singkatan yang umum digunakan dalam BSu, yaitu “Nn.”

Kata-kata I don’t think yang diterjemahkan menjadi “sepertinya” memperlihatkan

adanya penerapan teknik kompresi linguistik dalam ujaran ini.

4. Padanan Lazim

Menduduki tingkat presentase terbesar ketiga, teknik ini digunakan

sebanyak 98 kali (14, 30%). Teknik padanan lazim atau established equivalent

adalah teknik penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim dikenal dan

digunakan dalam BSa.

Tabel 10. Contoh Penggunaan Teknik Padanan Lazim

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. My goodness, Miss Eyre. Astaga, Nn. Eyre.

2. Oh, thank goodness, you will be

able to understand her.

Syukurlah, kau bisa mengerti kata-

katanya.

3. Damn it! Christ! Sial!

4. Excuse me, sir? Maaf, Tuan?

Kata goodness, merujuk pada Oxford Advanced Learner’s Dictionary

(1995), dideskripsikan dengan: used in exclamation instead of God; expressing

relief; expressing protest; expressing surprise. Dalam kasus ini, kata goodness

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

61

yang digunakan untuk mengekspresikan rasa terkejut pada ujaran no 1 dan no 2

memiliki makna yang berbeda karena diujarkan pada konteks situasi yang

berbeda. Pada ujaran no 1, ungkapan my goodness menunjukkan rasa terkejut atau

kaget. Ungkapan ini diujarkan oleh Ny.Fairfax, kepala pelayan di Thornfield Hall,

saat melihat betapa lahap Jane memakan hidangan yang disediakan Ny. Fairfax

untuknya. Malam itu ia baru tiba di Thornfield Hall dan terlihat sangat lapar

setelah perjalanan jauh dari Institut Lowood. Lain halnya dengan kata goodness

yang terdapat dalam ungkapan thank goodness yang juga diucapkan oleh

Ny.Fairfax. Pada ujaran no 2, ungkapan ini digunakan untuk mengekspresikan

rasa terkejut bahwa ternyata Jane bisa memahami lirik lagu yang dinyanyikan oleh

Adele dan juga merupakan wujud rasa syukur atau perasaan lega karena Jane

memiliki kemampuan berbahasa Prancis. Ibu Adele, anak asuh pemilik Thornfield

Hall, adalah perempuan berkewarganegaraan Prancis. Oleh karena itu, meskipun

pada pada dasarnya Adele juga memahami Bahasa Inggris, Ny.Fairfax merasa

lega menyadari hal ini dan berharap komunikasi antara Adele dan Jane sebagai

guru privatnya dapat berjalan baik. Selain padanan lazim, teknik amplifikasi

linguistik juga diterapkan pada ujaran no 2, tuturan …you will be able to

understand her sebenarnya dapat diterjemahkan menjadi “… kau bisa

memahaminya” tetapi pada BSa ditambahkan unsur linguistik yang telah ditandai

dengan garis bawah berikut ini: “kau bisa mengerti kata-katanya.”

Selanjutnya, ungkapan damn it pada ujaran no 3 memiliki padanan kata

yang lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia, “sial”, sedangkan ungkapan

Christ! dalam BSa dihilangkan dengan penggunaan teknik reduksi karena dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

62

Bahasa Indonesia tidak dapat dijumpai padanan yang tepat dan penggunaan kata

“sial” sudah dapat mengungkapkan keseluruhan pesan dalam BSu. Kata ini sudah

mewakili perasaan kesal penuturnya, Edward Rochester, yang merasa kesal dan

marah karena kudanya tiba-tiba berhenti berlari karena terkejut dengan

keberadaan Jane sehingga menyebabkan ia terjatuh dari punggung kuda. Selain

itu, akan terasa aneh jika kata ini diterjemahkan menjadi “Tuhan” atau

“Tuhanku.” Ungkapan ini tidak biasa diucapkan oleh penutur Bahasa Indonesia

saat dalam keadaan marah.

Teknik padanan lazim ini juga tepat untuk diterapkan pada ujaran no 4.

Ungkapan excuse me, sir? dalam konteks ini tidak bermakna “permisi” namun

berarti ucapan minta maaf yang diucapkan jika seseorang tidak memahami atau

mungkin tidak mendengar tuturan lawan bicaranya. Ungkapan ini adalah alternatif

lain dari ungkapan pardon me. Ini adalah ungkapan yang dituturkan Jane sebagai

reaksi atas pertanyaan tiba-tiba dan terdengar kurang bersahabat dari seseorang

yang baru saja dikenalnya, Tn.Rochester. Majikan barunya tersebut bertanya apa

Jane mengharapkan hadiah darinya, yang baru saja pulang dari perjalanan jauh.

Pertanyaan semacam ini tentu saja mengejutkan dan terdengar tidak sopan karena

tidak berupa sebuah salam yang biasa diucapkan oleh orang-orang yang baru

saling mengenal.

5. Amplifikasi Linguistik

Teknik yang digunakan untuk menambahkan unsur-unsur linguistik dalam

terjemahan agar lebih sesuai dengan kaidah BSa ini mempunyai fungsi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

63

berlawanan dengan teknik kompresi linguistik. Diketahui ada 41 teknik semacam

ini (5, 98%).

Tabel 11. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi Linguistik

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. Oh, I thought I saw someone at

the window.

Tapi sepertinya aku melihat

seseorang di balik jendelanya.

2. Now you can tell me what she is

singing?

Sekarang kau bisa beritahu aku lagu

apa yang ia nyanyikan?

3. You must change. Kau harus ganti pakaian.

4. Miss Eyre, can we proceed? Nn. Eyre, kita bisa teruskan

pembicaraan?

Teknik amplifikasi linguistik diterapkan disini untuk memperjelas maksud

ujaran tokoh dalam mini seri ini dengan menambahkan beberapa kata sesuai

konteks. Ujaran no 1 misalnya, bagian ujaran … at the window dalam BSa

berubah menjadi “… di balik jendelanya” karena yang dimaksud Jane, tokoh yang

mengucapkan ujaran ini, ia tidak benar-benar melihat seseorang di jendela,

dengan jendela terbuka. Ia hanya melihat siluet seseorang di balik jendela. Tanpa

perlu menambahkan unsur-unsur linguistik atau informasi tambahan, ujaran no 2

dan 4 sebenarnya tetap dapat diterjemahkan dengan baik. Ujaran no 2 sebagai

contoh, tanpa mengikutsertakan kata “lagu” dalam BSa, pemirsa sebenarnya tetap

dapat mengetahui bahwa yang sedang Adele nyanyikan adalah sebuah lagu.

Didukung pula dengan adanya faktor visualisasi dan trek suara yang menunjukkan

Adele sedang menari dan bernyanyi. Begitu pula dengan BSa pada ujaran no 4

yang sebenarnya cukup bisa diatasi dengan ujaran “Nn.Eyre, bisa kita lanjutkan?”

misalnya. Tanpa adanya kata “pembicaraan” dalam BSa, pemirsa masih dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

64

memahami bahwa apa yang dimaksud penutur, dalam cerita ini adalah

Tn.Rochester, adalah melanjutkan pembicaraan karena sejak tadi Jane dan

Tn.Rochester memang sedang berbicara.

6. Amplifikasi

Intensitas pemakaian teknik ini lebih banyak jika dibandingkan dengan

teknik reduksi, yakni 36 teknik (5, 25%). Berlawanan dengan teknik reduksi,

teknik amplifikasi digunakan jika diperlukan tambahan informasi yang tidak

terdapat dalam BSu untuk mempermudah penyampaian pesan.

Tabel 12. Contoh Penggunaan Teknik Amplifikasi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. We haven’t got all day. Kita tak punya waktu seharian.

2. I was fully occupied. Melukis menyita pikiranku.

3. He is very changeable. Suasana hatinya mudah berubah.

4. So, on our whirlwind tour, we

alight in Paris.

Jadi dalam perjalanan kami

berkeliling dunia kami tiba di Paris.

Teknik ini sangat bermanfaat untuk menerjemahkan ujaran no 2, sebagai

contoh, karena dalam BSu tidak tersurat informasi bahwa yang menyita pikiran

Jane sebagai penutur dalam dialog ini adalah melukis. Perlu diketahui bahwa

ujaran ini disampaikan Jane sebagai jawaban atas pertanyaan Tn.Rochester yang

bertanya apakah Jane merasa bahagia saat melukis. Ujaran tersebut kemudian

dilanjutkan Jane dengan perkataan I was not unhappy. BSa yang muncul dalam

subtitle tentu dapat mempermudah pemirsa dalam memahami maksud ujaran Jane

dalam dialog ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

65

Teknik amplifikasi juga sangat berguna untuk mengungkap maksud

penutur dalam BSu pada ujaran no 4. Berdasarkan Oxford Advanced Learner’s

Dictionary, “perjalanan berkeliling dunia” merupakan terjemahan yang bagus

untuk istilah whirlwind yang berarti a column of air that turns round and round

very rapidly (1995). Pemirsa tentu sangat terbantu dengan terjemahan yang ada

dalam BSa untuk istilah whirlwind tour meskipun tidak terdapat informasi yang

jelas apakah yang dimaksud dengan perjalanan berkeliling ini memang

perjalananan mengelilingi dunia atau hanya mengunjungi berbagai negara.

7. Reduksi

Tidak selisih banyak dengan jumlah teknik amplifikasi yang digunakan

dalam subtitle Jane Eyre, 35 (5, 10%) teknik yang diidentifikasi merupakan teknik

reduksi. Teknik yang menekankan pada pemampatan informasi BSu ke dalam

BSa ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi.

Tabel 13. Contoh Penggunaan Teknik Reduksi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. VOYAGES AND TRAVELS

ILLUSTRATED

PETUALANGAN DAN

PERJALANAN

2. Mrs. Fairfax …I don’t think I can

wait any longer.

3. I was just thinking, sir, it’s ... Not

many employers would ask the

opinion of someone they pay £30 a

year to.

Aku sedang berpikir, tak banyak

majikan yang meminta pendapat

seseorang yang bekerja untuk

mereka.

4. An exotic bird. –

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

66

Tabel 13 menunjukkan beberapa kata atau ujaran maupun informasi

tertentu tidak diterjemahkan ke dalam BSa. Ujaran no 1 bukanlah sebuah ujaran

sebagai bagian dari dialog dalam Jane Eyre tetapi judul buku milik Jane yang

selalu dibawanya kemanapun ia pergi hingga dewasa dan tinggal di Thornfield

Hall, tempatnya bekerja sebagai guru pribadi. Judul buku ini muncul di awal

cerita dan menjadi ujaran pertama dalam analisis ini. Dalam mini seri ini, pemirsa

dapat melihat bahwa buku tersebut adalah buku bergambar karena di dalamnya

terdapat berbagai gambar tempat-tempat yang disukai Jane, dipertegas dengan

tulisan ILLUSTRATED pada sampul buku. Meskipun dalam BSa tidak ditemui

terjemahan dari kata ini, pemirsa cukup dibantu dengan adanya visualisasi yang

tersedia.

Ujaran no 2 yang merupakan ujaran yang disampaikan Adele dari

kejauhan ini, trek suaranya pun terdengar samar-samar, sama sekali tidak

dijumpai dalam subtitle Jane Eyre. Hal yang terjadi karena penerapan teknik

reduksi ini juga tidak mengganggu penyampaian pesan, bahkan memberikan jeda

waktu lebih bagi pemirsa, dari kegiatan membaca subtitle, sehingga pemirsa pun

dapat dengan nyaman menikmati visualisasi yang ada. Hal ini dikarenakan

Ny.Fairfax yang saat itu akan memperkenalkan Jane pada Adele mengulangi

perkataan Adele tersebut dengan berkata pada Jane: I don’t think Miss Adele can

wait any longer dan terjemahannya muncul dalam subtitle. Ujaran Adele yang

disampaikan pada Jane tersebut tersampaikan pula pada pemirsa. Sama halnya

dengan ujaran no 4, keseluruhan ujaran tidak dijumpai dalam subtitle. Dengan

melakukan penyesuaian, ujaran ini bisa saja diterjemahkan menjadi “perempuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

67

yang eksotis” misalnya, karena burung biasanya identik dengan kecantikan atau

keindahan. Namun gambaran mengenai Celine Varens, orang yang dimaksud

lewat ujaran ini, masih dapat ditangkap oleh pemirsa karena sebelumnya

Rochester telah mendeskripsikannya sebagai seorang wanita yang sangat cantik

lewat ujaran she is very beautiful. Terlebih, dengan adanya faktor visualisasi,

pemirsa dapat melihat bahwa perempuan tersebut memang seorang gadis yang

cantik. Ujaran an exotic bird ditambahkan untuk menambah kesan betapa

menariknya gadis cantik tersebut

Pengaruh teknik reduksi juga mempengaruhi ujaran no 3. Informasi bahwa

besar gaji Jane per tahunnya adalah 30 pounds tidak disampaikan dalam BSa.

Akan tetapi hal ini tidak berpengaruh pada jalan cerita karena besar gaji Jane

tersebut tidak pernah diungkit lagi pada adegan-adegan selanjutnya dan tidak

menjadi persoalan tertentu.

8. Modulasi

Ketika terdapat perubahan sudut pandang, fokus, atau kategori kognitif

dalam BSa; maka hampir dapat dipastikan bahwa teknik modulasi terlibat di

dalamnya. Setelah melalui tahap analisis taksonomi, didapatkan 35 teknik

modulasi (5, 10%). Jumlah ini sama dengan frekuensi penggunaan teknik reduksi.

Tabel 14. Contoh Penggunaan Teknik Modulasi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. That child has the devil in her,

I’ve always said!

Sudah kubilang dia memang anak

iblis.

2. That will amuse even him. Dia pasti tertawa.

3. No, you don’t belong here. Kau tak boleh kemari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

68

4. She is a dancer. Ia pandai berdansa.

Maksud ujaran yang dicetak tebal pada ujaran no 1 dalam BSu kurang

lebih adalah “ada iblis dalam dirinya” yang kemudian pada akhirnya menjadi

“anak iblis” dalam BSa. Perubahan sudut pandang ini memang tidak merubah

pesan asli dalam BSu, rasa tidak suka penuturnya pada orang yang dimaksud,

yaitu Jane, juga dapat dirasakan lewat ujaran sejenis ini. Akan tetapi sebutan atau

istilah “anak iblis” terasa lebih kuat dan memiliki lebih banyak nilai negatif di

dalamnya jika dibandingkan dengan ungkapan dalam BSu, has the devil in her,

yang lebih mengacu pada sifat buruk yang ada pada Jane.

Perubahan sudut pandang karena pengaruh teknik modulasi juga dapat

dirasakan melalui ujaran no 4. Kata benda a dancer kemudian diterjemahkan

menjadi “pandai berdansa” dalam BSa dengan asumsi bahwa seorang penari tentu

pandai berdansa. Lebih jauh, tidak ada kepastian apakah yang dimaksud dengan

penutur ujaran ini, Tn.Rochester, adalah Celine Varens memang berprofesi

sebagai penari atau hanya sebuah ungkapan untuk memberikan kesan bahwa dia

memang pintar berdansa seperti yang muncul dalam BSa, pun tidak ada faktor

visualisasi yang mendukung hal ini. Meskipun begitu, hal ini tidak menghalangi

pemirsa dalam menangkap pesan yang ada dalam ujaran tersebut, keseluruhan

dialog maupun jalan cerita karena hal ini tidak menjadi fokus cerita.

9. Partikularisasi

Teknik partikularisasi ini diperlukan untuk menyediakan istilah yang lebih

khusus dalam BSa. Dalam hal ini, terdapat 19 kata atau istilah (2, 77%) yang lebih

tepat diterjemahkan dengan teknik ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

69

Tabel 15. Contoh Penggunaan Teknik Partikularisasi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. You’re so small. Kau sangat kurus.

2. And he does find beauty. Dan ia menemukan gadis cantik itu.

3. I’ve seen one like this in the West

Indies.

Aku pernah lihat capung seperti ini

di Hindia Barat.

4. It is upholstered with velvets and

furs.

Perabotannya berlapis beludru dan

bulu binatang.

Untuk beberapa kasus seperti yang terdapat dalam tabel di atas, teknik

partikularisasi memang efektif untuk dipergunakan, khususnya untuk ujaran no 2

dan no 4. Kata benda beauty dalam ujaran no 2 berarti kecantikan atau keindahan

dan bisa berarti seorang perempuan cantik. Dengan memakai istilah yang lebih

khusus dan menyesuaikan dengan konteks serta visualisasi yang ada, kata ini

diterjemahkan dengan baik menjadi “gadis cantik.”

Penggunaan istilah yang lebih khusus dalam BSa untuk kata furs juga

dirasa tepat. Yang dimaksud dengan “bulu” disini bisa saja bukan bulu binatang

tetapi bulu buatan seperti yang terdapat pada baju atau sarung bantal biasa.

Namun, menyesuaikan dengan konteks situasi maupun mendasarkan penilaian

pada ujaran-ujaran yang diucapkan Tn.Rochester sebelum maupun sesudahnya,

yakni: imagine a suite of rooms in a particularly gorgeous Parisian hotel dan

everything is sensuous to the touch, the best that this youngish man’s money can

buy, maka terjemahan “bulu binatang” dalam BSa terdengar tepat dan masuk akal.

Mengacu pada ujaran-ujaran tersebut, hotel di Paris ini digambarkan sebagai hotel

yang mewah, indah dan tentu dilengkapi dengan segala perabotan mahal, seperti

bulu binatang tentunya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

70

10. Peminjaman Murni

Teknik peminjaman murni atau pure borrowing termasuk dalam tiga

teknik terakhir yang paling sedikit diterapkan dalam subtitle mini seri ini, hanya

diterapkan dalam 9 ujaran (1, 31%). Teknik ini diterapkan jika tidak terdapat

padanan istilah atau ungkapan dalam BSa.

Tabel 16. Contoh Penggunaan Teknik Peminjaman Murni

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. ward of Mr. Rochester of

Thornfield Hall.

…anak asuh dari Tn. Rochester

pemilik Thornfield Hall.

2. Musk and amber. Musk dan amber.

Seperti yang terlihat, Thornfield Hall (pada ujaran no 1) adalah nama

tempat Jane bekerja, tempat kastil milik Edward Rochester terletak. Nama tempat

asing, seperti nama negara atau kota, yang telah dikenal secara umum dalam BSa

biasanya memiliki padanan kata dan dapat disampaikan pada BSa dengan teknik

padanan lazim. Dalam Bahasa Indonesia sebagai contoh, England lebih dikenal

dengan Inggris dan padanan nama kota Canada adalah Kanada. Namun Thornfield

Hall tidak dikenal dengan baik dalam BSa dan tidak ada padanan kata yang lazim

digunakan maka tetap ditulis seperti ini dalam BSa. Sedangkan musk dan amber

(pada ujaran no 2) adalah jenis wewangian yang berasal dari tumbuhan yang tidak

terdapat di Indonesia. Dari Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995)

didapatkan suatu definisi, yaitu a substance with a strong smell produced by a

certain type of male deer, it is used in making perfume. Dalam kamus ini juga

tersedia pengertian musk yang merupakan nama bunga, yaitu musk-roses yang

merupakan sejenis bunga mawar yang berbau seperti musk. Amber merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

71

sejenis zat organik berwarna coklat kekuning-kuningan yang didapatkan dari

pohon pinus melalui proses tertentu (fossilization). Jenis zat bernama musk dan

amber ini tidak dikenal luas dalam lingkungan BSa dan tidak memiliki padanan

istilah yang tepat dalam BSa sehingga teknik peminjaman murni perlu diterapkan

pada ujaran no 2.

11. Kalke

Teknik yang dipakai untuk menerjemahkan sebuah kata atau frasa secara

literal ini hampir sama dengan teknik penerjemahan literal, namun terjemahan

yang dihasilkan teknik kalke dapat memiliki kesamaan secara leksikal ataupun

struktural dengan BSu sedangkan teknik penerjemahan literal lebih mementingkan

kesamaan dalam struktur kalimat. Jauh lebih sedikit dari penerjemahan literal,

teknik kalke hanya diterapkan dalam 8 kata atau frasa (1, 16%).

Tabel 17. Contoh Penggunaan Teknik Kalke

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. VOYAGES AND TRAVELS

ILLUSTRATED

PETUALANGAN DAN

PERJALANAN

2. Liar Pembohong.

3. Quiet! Tenanglah!

4. Sit! Duduk.

Selain adanya penerapan teknik reduksi pada ujaran no 1 seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, semua ujaran pada tabel 17 diterjemahkan secara literal

dengan teknik kalke. Sebagai informasi, ujaran no 1 dan no 2 bukan ujaran-ujaran

audible yang terdapat dalam dialog Jane Eyre tetapi tulisan yang terdapat pada

sampul buku milik Jane (ujaran no 1) dan tulisan pada papan kayu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

72

tergantung di leher Jane saat ia sedang dihukum untuk berdiri dengan mengenakan

papan (ujaran no 2).

12. Generalisasi

Merupakan kebalikan dari teknik partikularisasi, dalam penelitian ini

hanya hanya dijumpai 1 teknik generalisasi (0, 14%). Teknik generalisasi dapat

diidentifikasi dari pemakaian istilah yang lebih umum atau netral dalam BSa.

Tabel 18. Contoh Penggunaan Teknik Generalisasi

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. And what happens to disobedient

deceitful girls when they die?

Dan apa yang terjadi pada anak

pembangkang dan pembohong..jika

mereka meninggal?

Dengan menggunakan teknik generalisasi, kata girls yang sebenarnya

memiliki arti “anak-anak perempuan” diganti dengan istilah yang lebih umum

dalam BSa, yakni kata “anak.”

Sebagai salah satu jenis penerjemahan audiovisual, bukan hanya dialog

berupa trek suara atau audio dalam mini seri ini yang diterjemahkan ke dalam

bentuk subtitle, namun unsur-unsur visual lain yang tidak audible yang terdapat di

dalamnya juga. Dalam episode pertama Jane Eyre yang menjadi kajian dalam

penelitian ini, hanya terdapat dua bentuk subtitle yang merupakan terjemahan dari

wujud visual dalam mini seri ini, yaitu judul sebuah buku yang kebetulan muncul

pertama kali pada awal cerita dan sebuah kata yang tertulis pada papan yang

tergantung pada leher Jane, sang tokoh utama. Secara berurutan, kedua kata-kata

tersebut adalah voyages and travels illustrated dan liar yang diterjemahkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

73

menjadi “petualangan dan perjalanan” dengan menggunakan teknik kalke dan

reduksi serta kata “pembohong” yang diterjemahkan dengan teknik kalke.

1.2. Metode Penerjemahan

Dari hasil pembahasan sebelumnya mengenai teknik-teknik penerjemahan,

diketahui bahwa dari seluruh jenis teknik yang digunakan pada subtitle film Jane

Eyre yaitu sebanyak 12 teknik, 3 teknik diantaranya meupakan teknik-teknik

penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber, yakni: 1) penerjemahan

literal; 2) peminjaman murni; dan 3) kalke. Kemudian, 9 teknik lainnya yakni: 1)

padanan lazim; 2) transposisi; 3) amplifikasi; 4) amplifikasi linguistik; 5) reduksi;

6) modulasi; 7) kompresi linguistik; 8) partikularisasi; dan 9) generalisasi,

termasuk teknik-teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran.

Teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber memiliki jumlah total

frekuensi pemggunaan 173 kali atau sebanyak 25, 24% dan sejumlah 512 lainnya

merupakan frekuensi penggunaan teknik penerjemahan yang berorientasi pada

bahasa sasaran dengan jumlah prosentase 74, 76%. Dari jumlah tersebut dapat

dilihat bahwa teknik-teknik yang digunakan lebih banyak berorientasi pada bahasa

sasaran sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa metode yang dipergunakan

juga cenderung berorientasi pada bahasa sasaran. Sesuai dengan jenis-jenis

metode penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark (1988), dari empat

metode yang berorientasi pada bahasa sasaran; yaitu adaptasi, penerjemahan

bebas, penerjemahan idiomatik, dan penerjemahan komunikatif; metode yang

cenderung digunakan penerjemah dalam penerjemahan subtitle film Jane Eyre

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

74

adalah penerjemahan komunikatif. Metode ini digunakan dengan mengalihkan

makna kontekstual teks asli secara tepat sehingga aspek kebahasaan maupun

isinya langsung dapat dimengerti oleh pembaca tanpa menimbulkan kesulitan bagi

pembacanya. Penerjemahan komunikatif menekankan pada efek yang ditimbulkan

kepada pembacanya dengan memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam BSu

dan BSa, seperti unsur-unsur budaya.

Ciri-ciri metode penerjemahan ini dapat ditemui dalam subtitle film Jane

Eyre. Pemakaian istilah-istilah yang lazim atau dikenal dalam bahasa sasaran

merupakan salah satunya, contohnya adalah kata benda pada ujaran no 275, Ah!

Mercenary girl!, yang diterjemahkan ke dalam BSa dengan teknik padanan lazim

menjadi “gadis mata duitan!.” Istilah ini telah dikenal masyarakat dalam BSa

secara luas dan menimbulkan kesan tersendiri bagi pemirsa film ini karena istilah

ini berkaitan dengan budaya dalam BSa. Menilik definisi kata sifat mercenary

dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995), yaitu mainly concerned

with making money or gaining some personal advantage, maka padanan kata

benda yang digunakan dalam BSa dirasa sudah tepat. Penggunaan istilah semacam

ini juga dapat ditemui dalam ujaran no 283, all young people wish to travel. Kata-

kata bergaris bawah pada ujaran tersebut diterjemahkan ke dalam BSa menjadi

“muda-mudi.” Kesan atau efek yang ditimbulkan kepada pemirsa film tentu akan

berbeda jika kata-kata all young people ini diterjemahkan dengan menggunakan

istilah yang berbeda, “orang-orang muda” atau “semua anak muda” misalnya.

Meskipun istilah “anak muda” merupakan istilah yang lazim dalam BSa, istilah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

75

“muda-mudi” lebih dekat dengan pemirsa dalam BSa karena “kekhasan” gaya

Bahasa Indonesia lebih terasa.

Ciri lain dari penerjemahan komunikatif, yaitu pengalihan makna

kontekstual untuk memudahkan pemahaman pemirsa, dapat pula ditemui dalam

subtitle film ini. Contoh yang tepat untuk hal ini adalah ujaran even if they find

kindness and food and a fire. Kata-kata bergaris bawah pada ujaran BSu tersebut

diterjemahkan menjadi “meski mereka hidup berkecukupan”. Ujaran ini memang

tergolong terjemahan yang kurang akurat, namun sangat berterima di dalam BSa.

Terjemahan ini disebut sebagai terjemahan dengan tingkat keberterimaan tinggi

karena dalam BSa, hubungan antara makanan dan api atau perapian dengan

kehidupan yang nyaman atau berkecukupan tidak dapat dipahami dengan baik

atau dengan kata lain, tidak ada relasi antara keduanya. Hal ini dikarenakan

perbedaan kondisi lingkungan dan cuaca antara kedua negara. Negara tempat

pemirsa BSu berada memiliki empat musim berbeda yang salah satunya adalah

musim dingin. Saat musim ini tiba, persediaan makanan (dan kayu bakar) yang

cukup, dan perapian menjadi pusat perhatian atau hal yang sangat penting bagi

para penduduknya, terutama penduduk Inggris pada tahun 1848, setting waktu

yang diceritakan pada film. Karena udara yang dingin, para penduduk

memerlukan perapian untuk menghangatkan badan. Pada masa sekarang ini,

fungsi api perapian dapat digantikan dengan alat pemanas ruangan. Sedangkan

Indonesia, tempat para pemirsa BSa berada, hanya memiliki dua musim tidak

termasuk musim dingin atau salju. Sehingga konsep makanan dan perapian serta

hubungannya dengan tingkat kehidupan yang nyaman tidak ada dalam budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

76

BSa. Oleh karena itu, dengan penggunaan teknik kompresi linguistik maupun

reduksi, penerjemah memutuskan untuk memakai istilah “hidup berkecukupan”

untuk memberikan gambaran yang jelas dan mudah dipahami oleh pemirsa BSa.

1.3. Ideologi Penerjemahan

Melalui hasil yang didapatkan dari analisis dan pembahasan mengenai

teknik dan metode penerjemahan yang diterapkan dalam penerjemahan film Jane

Eyre, dapat disimpulkan bahwa ideologi penerjemahan yang cenderung digunakan

oleh penerjemah dalam menerjemahkan ujaran-ujaran berupa dialog dalam film

ini adalah ideologi domestikasi. Sebelumnya, didapatkan hasil bahwa teknik-

teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan setiap ujaran dalam

film cenderung dekat pada BSa sehingga metode yang digunakan pun berorientasi

pada BSa. Dalam penerjemahan domestikasi atau domesticating translation, nilai-

nilai budaya yang dominan yang terdapat dalam masyarakat BSa dapat terbawa

pada saat proses penerjemahan berlangsung. Hal ini terlihat jelas dalam subtitle

film Jane Eyre.

2. Kualitas Subtitle Film Jane Eyre

Penilaian kualitas subtitle dari segi keakuratan, keberterimaan, dan

keterbacaan merupakan salah satu rumusan masalah dalam penelitian ini.

Menggunakan skala 1-3 sebagai instrumen untuk analisis, dengan masing-masing

kriteria yang telah dijelaskan pada bab 3, dilibatkan tiga orang rater untuk

menentukan nilai masing-masing data. Ketiga skor yang diberikan oleh para rater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

77

tersebut kemudian akan diambil nilai rata-ratanya. Skor dengan rata-rata ini

berfungsi sebagai instrumen yang dipergunakan untuk membantu pendeskripsian

data. Berikut adalah pemaparan mengenai kualitas subtitle film Jane Eyre.

1. Keakuratan Subtitle Film Jane Eyre

Keakuratan merupakan kesesuaian atau ketepatan pesan yang disampaikan

antara BSu dan BSa. Menggunakan skala penilaian tingkat keakuratan seperti

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, hasil yang didapat adalah terjemahan

yang akurat sebanyak 319 (78, 37%), terjemahan yang kurang akurat sebanyak 79

(19, 41%), dan terjemahan yang tidak akurat sebanyak 9 (2, 21%).

1.1. Terjemahan akurat

Terjemahan yang termasuk dalam kategori ini adalah ujaran yang

pesannya tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran dan tidak terjadi

distori makna. Dengan nilai rata-rata keakuratan 2, 66 – 3, berikut ini merupakan

contoh subtitle yang diterjemahkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.

Tabel 19. Contoh Terjemahan Akurat

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. I am not a liar. Aku bukan pembohong

2. Your aunt tells me that you are a

deceitful child.

Bibimu bilang kau pembohong.

3. She’s not part of the family. Ia bukan anggota keluarga kami.

4. Didn’t they feed you? Mereka memberimu makan?

Ujaran no 1 - 3 mendapatkan nilai masing-masing 3 dari para rater karena

pesan tersampaikan dengan baik tanpa ada perubahan makna pada BSa. Teknik

literal digunakan untuk menerjemahkan ujaran no 1, sedangkan ujaran no 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

78

diterjemahkan dengan menggunakan teknik kompresi linguistik. Meskipun

dilakukan sintesa unsur-unsur linguistik dalam BSu, namun tidak terjadi

perubahan pesan pada BSa. Karena teknik literal merupakan teknik

menerjemahkan secara kata per kata, maka terjemahan yang dihasilkan memiliki

pesan yang sepadan dengan BSu.

Teknik amplifikasi dan amplifikasi linguistik yang digunakan untuk

menerjemahkan kata-kata dalam BSu pada ujaran no 3 berpengaruh terhadap

tingkat keakuratan terjemahan yang dihasilkan. Dalam kasus ini, kedua teknik

tersebut memberikan pengaruh yang positif untuk nilai keakuratannya, yaitu nilai

3. Kata benda the family diterjemahkan dengan menggunakan teknik amplifikasi

menjadi “anggota keluarga kami” pada ujaran no 3. Penambahan kata atau

informasi dalam BSa membuat pesan yang terkandung dalam ujaran-ujaran BSu

tersebut menjadi jelas dan menghasilkan terjemahan yang akurat.

Berbeda dengan ujaran-ujaran sebelumnya, ujaran no 4 memiliki nilai rata-

rata keakuratan 2, 66 karena terjemahan yang dihasilkan dari penerapan teknik

kompresi linguistik dan transposisi ini dirasa memiliki pesan yang sedikit berbeda

dengan BSu. Walaupun pemirsa masih dapat menangkap pesan dalam BSa,

namun tetap terdapat perbedaan makna. Menurut rater pertama, terjemahan

seharusnya menjadi “tidakkah mereka memberimu makan?” Terdapat penekanan

dalam ujaran ini yang menandakan rasa penasaran atau sedikit tidak percaya.

Dalam adegan saat salah satu tokoh film Jane Eyre yaitu Tn. Rochester

mengucapkan ujaran ini, dia dan Jane Eyre yang merupakan guru pribadi anak

angkatnya sedang bercakap-cakap. Ini merupakan percakapan pertama mereka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

79

sebagai majikan dan salah satu orang yang ia pekerjakan. Tn. Rochester

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum dan pribadi kepada Jane.

Ia sedang menyampaikan rasa kagumnya karena Jane bisa bertahan di Institut

Lowood selama delapan tahun dan berkata bahwa Jane terlihat sangat kurus

sebelum akhirnya ia bertanya: didn’t they feed you? Ketika diterjemahkan menjadi

“mereka memberimu makan?,” ujaran ini terdengar sebagai pertanyaan umum

saja, yang diajukan oleh seseorang tanpa asumsi apapun tentang pertanyaan yang

diajukannya. Sedangkan ujaran dalam BSu diajukan dengan asumsi bahwa Jane

tidak diberi cukup makan saat ia berada di Institut Lowood, tempatnya tinggal

dulu, karena Jane terlihat sangat kurus sehingga Tn.Rochester bertanya untuk

memastikan dugaannya dengan penekanan pada kata didn’t atau yang berarti

“tidakkah” dalam BSa. Namun, secara umum pesan telah tersampaikan dengan

baik pada BSa sehingga terjemahan ini termasuk terjemahan yang akurat.

1.2. Terjemahan kurang akurat

Karena pesan tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran, namun

terjadi distorsi makna, terjemahan makna ganda atau penghilangan makna maka

79 terjemahan dalam penelitian ini tergolong terjemahan yang kurang akurat

seperti yang dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Contoh Terjemahan Kurang Akurat

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. She is a dancer. Ia pandai berdansa.

2. Please help me! Let me out! Let

me out! Let me out!

keluarkan aku!

3. I have tried so very hard. Aku sudah berusaha keras.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

80

4. Oh, thank goodness, you will be

able to understand her.

Syukurlah, kau bisa mengerti kata-

katanya.

Terjemahan-terjemahan ini memiliki nilai rata-rata keakuratan 2 - 2, 33.

Nilai 2 diperoleh untuk dua ujaran pertama dan dua ujaran selanjutnya

memperoleh nilai yang lebih tinggi, 2, 33, namun tetap tergolong terjemahan yang

kurang akurat karena informasi tidak tersampaikan dalam BSa atau terdapat

beberapa kata yang tidak diterjemahkan dengan padanan kata yang tepat sehingga

sebagian pesan tidak tersampaikan ke dalam BSa. Adjective “pandai berdansa”

dalam ujaran pertama BSa pada tabel 20 yang diterjemahkan dengan teknik

modulasi dan transposisi, sebagai contoh, bukan terjemahan yang tepat untuk

istilah dancer. Perubahan sudut pandang; dari “ia seorang penari” (BSu) menjadi

“ia pandai berdansa” (BSa) seharusnya tidak merubah pesan asli ujaran ini, dan

memang pemirsa masih dapat memahami maksud ujaran Tn.Rochester, tokoh

dalam film ini, bahwa Celine pandai berdansa. Namun, perubahan kelas kata dari

kata benda menjadi kata sifat membuat kalimat BSa kurang akurat. Seseorang

yang berprofesi sebagai penari tentu pandai menari atau berdansa tetapi tidak

dapat dipastikan bahwa orang yang pandai berdansa adalah seorang penari.

Untuk ujaran selanjutnya, teknik reduksi rupanya cukup berdampak

terhadap pesan dalam ujaran BSa. Terlihat dalam tabel, kalimat please help me

tidak diterjemahkan. Sedangkan teknik kompresi linguistik yang juga diterapkan

pada ujaran no 2 menghasilkan terjemahan yang efektif. Mengingat sumber data

dalam penelitian ini adalah subtitle atau terjemahan teks film maka banyak hal

yang perlu diperhatikan karena adanya beberapa batasan-batasan tertentu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

81

membedakannya dengan jenis terjemahan lainnya, seperti batasan tempat dan

waktu. Karena terbatasnya tempat pada layar dan keharusan untuk menyesuaikan

waktu kemunculan teks pada layar dengan ujaran para tokoh dalam film atau

faktor visual lainnya, maka terjemahan pun diharapkan tidak terlalu panjang

karena dikhawatirkan akan mengganggu pandangan, konsentrasi pada gambar di

layar maupun jalan cerita, atau pemahaman pemirsa film terhadap terjemahan itu

sendiri. Beberapa teknik yang diharapkan dapat mengatasi masalah ini adalah

teknik reduksi dan kompresi linguistik, mengingat kedua teknik ini diterapkan

dengan melakukan pemadatan teks dan penghilangan beberapa unsur linguistik

dalam teks BSa. Kedua teknik ini juga cukup sering digunakan dalam

penerjemahan film.

Tampak pada tabel, ujaran let me out! yang diujarkan sebanyak tiga kali

oleh Jane terjemahannya hanya tertulis satu kali saja, yaitu “keluarkan aku!”.

Dalam subtitling, ujaran-ujaran semacam ini memang hendaknya diringkas

dengan cara menulis terjemahannya satu kali saja namun terpampang pada layar

dengan waktu kemunculan yang cukup lama sesuai dengan ujaran sang tokoh

pada film, waktu kemunculan teks berakhir hingga ia selesai mengucapkan ujaran

tersebut. Contoh lain untuk terjemahan teks subtitle semacam ini pada film Jane

Eyre adalah kata “Helen.” Dalam adegan tersebut, Jane menyebut nama temannya

yang saat itu baru meninggal dunia karena sakit sebanyak empat kali. Namun pada

layar yang tampak hanya 1 kata dan muncul selama 2, 7 detik, durasi waktu yang

cukup panjang untuk sebuah kata dengan enam karakter huruf, disesuaikan

dengan lamanya Jane mengucapkan kata tersebut pada film. Karena kata atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

82

kalimatnya sama, maka ujaran semacam ini tidak perlu diulang atau

diterjemahkan sebanyak kata atau kalimat pada BSu sebab pemirsa sudah

dipastikan dapat memahami teks tersebut.

Salah satu rater memberikan nilai keakuratan 3 untuk dua ujaran terakhir

pada tabel, tetapi dua rater lainnya menilai bahwa kedua ujaran ini tergolong

kurang akurat sebab terdapat kata-kata yang cukup crucial namun tidak

diterjemahkan. Ujaran no 3 misalnya, kata-kata yang bergaris bawah pada ujaran I

have tried so very hard tidak diterjemahkan. Frasa so very hard hanya

diterjemahkan menjadi “berusaha keras” padahal Ny. Reed, Bibi Jane yang

mengucapkan ujaran ini, memberi penekanan pada kata-katanya. Kata very yang

berarti “sangat” diucapkan dengan tambahan kata so yang jika diartikan dalam

BSa adalah “aku sudah berusaha sangat sangat keras” atau “aku sudah berusaha

sangat keras sekali”. Pemakaian dua kata bermakna sama yang sebenarnya

mubazir ini diutarakan oleh Ny. Reed dengan maksud memberi pemahaman pada

lawan bicaranya, Tn. Brocklehurst yang kemudian menjadi kepala sekolah tempat

Jane disekolahkan, bahwa ia tidak sekedar sangat berusaha keras tetapi berusaha

sekuat tenaganya untuk mengasuh Jane dan berusaha menjadikannya anak yang

baik. Sedikit menilik pada cerita film ini, sebenarnya Bibi Jane berbohong pada

Tn. Brocklehurst dengan berujar seperti ini. Ia sama sekali tidak berusaha

mengasuh maupun mendidik Jane dengan baik karena ia membenci Jane. Semasa

hidupnya, suami Ny. Reed sangat menyayangi adik perempuan dan anaknya, yaitu

Jane, melebihi kasih sayangnya pada istrinya sendiri. Karena inilah Ny. Reed

membenci Jane dan berniat mengirimnya ke asrama sekolah milik Tn.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

83

Brocklehurst yang dikenal sebagai sekolah dengan tingkat kematian para siswanya

yang tinggi. Institud Lowood, nama sekolah ini, memiliki kondisi lingkungan

yang tidak sehat dan para gurunya tidak memperhatikan asupan makanan siswa-

siswanya sehingga banyak siswa yang tidak dapat bertahan hidup karena terserang

berbagai penyakit. Ujaran no 3 ia pergunakan sebagai alasan agar tampak wajar;

memberi kesan bahwa Jane adalah seorang gadis kecil yang benar-benar nakal dan

susah diatur, dan mencegah pertanyaan atau kecurigaan tertentu, misalnya seperti;

mengapa orang kaya sepertinya mengirim keponakannya ke sekolah seperti itu

dan tidak menyekolahkannya di sekolah bergengsi atau sekolah khusus

bangsawan. Teknik reduksi yang digunakan disini tidak memberikan kontribusi

yang positif untuk hasil terjemahannya, terutama keakuratan terjemahannya.

Sama halnya dengan permasalahan pada ujaran sebelumnya, kata-kata

dengan cetak tebal pada ujaran terakhir tidak tersampaikan dengan baik ke dalam

BSa, lebih tepatnya tidak diterjemahkan. Teknik kompresi linguistik kurang tepat

untuk menerjemahkan ujaran ini. Dinilai kurang akurat dengan nilai rata-rata

keakuratan 2, 33, ujaran ini seharusnya diterjemahkan menjadi “syukurlah, kau

akan dapat memahami kata-katanya.” Ujaran ini disampaikan Ny. Fairfax, sang

kepala pelayan, sebagai ungkapan rasa syukur atau senang karena Jane dapat

memahami Bahasa Prancis, bahasa yang sering digunakan Adele sebagai gadis

keturunan Prancis, sehingga diharapkan dan dapat dipastikan bahwa Jane akan

mengerti semua perkataaan Adele dalam Bahasa Prancis nantinya. Pesan pada

BSa disini menjadi sedikit berbeda. Ucapan syukur ini bukan hanya dimaksudkan

untuk saat itu saja, karena Jane bisa memahami ucapan Adele ketika itu, tetapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

84

juga disampaikan sebagai perasaan senang karena Jane bisa berbahasa Prancis

sehingga komunikasi Jane dengan Adele sebagai anak didiknya nanti akan

berjalan dengan baik.

1.2. Terjemahan tidak akurat

Kategori ketiga adalah subtitle yang diterjemahkan secara tidak akurat

karena pesan sama sekali tidak tersampaikan ke dalam BSa. Dalam penelitian ini

ditemukan 15 ujaran yang tergolong tidak akurat dengan nilai rata-rata keakuratan

antara 1 sampai 1, 33.

Tabel 21. Contoh Terjemahan Tidak Akurat

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. An exotic bird. -

2. Mrs. Fairfax …I don’t think I can

wait any longer

-

3. And it’s very overrated. Dan mereka salah besar.

4. I do not think there is anything in

science that will allow that, sir.

Kurasa itu tak ada hubungannya

dengan kepandaian, Tuan.

Nilai keakuratan 1 diberikan oleh para rater untuk ujaran no 1-3. Terlihat

dengan jelas bahwa ujaran no 1 dan 2 memang tidak akurat karena ujaran dalam

BSu sama sekali tidak diterjemahkan dan tidak dimunculkan pada layar sebagai

bagian dari subtitle film Jane Eyre. Pemadatan teks berusaha dilakukan pada

kedua ujaran ini, tetapi penghilangan teks pada hal ini bisa berakibat pada

hilangnya informasi untuk para pemirsa film Jane Eyre. Sama halnya dengan

penjelasan yang diberikan sebelumnya pada kategori subtitle yang kurang akurat,

teknik reduksi yang diterapkan disini tidak menghasilkan terjemahan yang efektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

85

karena adanya penghilangan informasi. Ujaran no 1 sebenarnya merupakan suatu

perumpamaan yang digunakan Tn. Rochester untuk mendeskripsikan Celine,

wanita cantik berkebangsaan Prancis yang merupakan mantan kekasihnya. Karena

tidak diterjemahkan, tentu saja pemirsa kehilangan sedikit informasi tentang

Celine. Ujaran no 2 sebenarnya dikatakan oleh Adele yang saat itu berada di

dalam sebuah gedung untuk menyambut kedatangan Jane sebagai guru pribadi

barunya. Ia merasa tidak sabar untuk segera bertemu dengan Jane hingga ia

memanggil Ny. Fairfax. Suara Adele memang samar-samar, namun pemirsa tentu

masih dapat mendengarnya. Tidak tampaknya terjemahan dari ucapan Adele

tersebut pada layar tentu mengundang rasa penasaran para pemirsa film karena

pemirsa dapat mendengar suara Adele tapi kemungkinan tidak dapat memahami

apa yang sudah dikatakannya. Selanjutnya pada ujaran no 3, kata overrated tidak

diterjemahkan dengan benar. “Salah besar” bukanlah arti sesungguhnya untuk

kata tersebut, seharusnya kata ini diterjemahkan manjadi “melebih-lebihkan” atau

“berlebihan.” Teknik amplifikasi yang seharusnya bisa memberikan penjelasan

lebih dalam hal penyampaian pesan tidak menghasilkan terjemahan dengan

tingkat keakuratan yang tinggi.

Dalam salah satu adegan, Jane memberikan jawaban pada Tn. Rochester

yang bertanya apakah ia tampan dengan ujaran no, sir. Jawaban ini membuatnya

mengajukan pertanyaan lain, yakni apakah sekarang Jane akan menganggapnya

tampan jika ia berkata bahwa kekayaannya sejumlah 20 ribu pound. Jawaban yang

diberikan Jane adalah ujaran ini: I do not think there is anything in science that

will allow that, sir. Ujaran “...itu tak ada hubungannya dengan kepandaian” sama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

86

sekali berbeda dengan makna ujaran dalam BSu. Maksud Jane yang sebenarnya

adalah tidak ada suatu prinsip atau hukum tertentu yang mengatakan bahwa

seorang pria tentu terlihat tampan jika ia kaya. Dengan nilai rata-rata keakuratan

1, 33 ujaran yang dihasilkan lewat penerapan teknik padanan lazim dan

transposisi ini tergolong terjemahan yang tidak akurat

Nilai rata-rata keakuratan yang didapatkan untuk seluruh ujaran adalah 2,

74. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa subtitle film Jane Eyre memiliki tingkat

keakuratan yang tinggi karena pesan yang terdapat pada BSu dapat tersampaikan

dengan baik ke dalam BSa.

2. Keberterimaan Subtitle Film Jane Eyre

Aspek penting yang menduduki urutan kedua dalam penilaian kualitas

suatu terjemahan adalah keberterimaan atau acceptability. Keberterimaan

mengarah pada kelaziman dan kealamiahan teks terjemahan. Suatu terjemahan

harus disesuaikan dengan kaidah dan norma kebahasaan pembaca BSa, dalam

penelitian ini adalah pemirsa film Jane Eyre. Sesuai dengan skala yang telah

ditentukan, telah didapatkan sejumlah terjemahan yang berterima sebanyak 379

(93, 12%), terjemahan yang kurang berterima sebanyak 25 (6, 14%), dan 3

terjemahan yang tidak berterima (0, 73%).

2.1. Terjemahan berterima

Terjemahan yang terasa alamiah dan sesuai dengan kaidah dan budaya

bahasa sasaran merupakan indikasi terjemahan yang berterima atau memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

87

tingkat keberterimaan yang tinggi. Beberapa contoh ujaran tertulis pada tabel 22

berikut dengan nilai keberterimaan rata-rata 2, 66 - 3.

Tabel 22. Contoh Terjemahan Berterima

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. If you take advantage of the

education here, if you are not too

rebellious, and if you are patient,

then you’ll find your way out.

Kalau kau ambil manfaatnya, tidak

membangkang dan sabar maka kau

akan keluar dari sini.

2. There’s always a light burning in

the tower.

Lampu selalu dinyalakan di

menara.

3. All young people wish to travel. Muda-mudi biasanya senang

bepergian.

4. Hello … Shouldn’t you be in the

portrait?

Halo. Bukankah kau seharusnya

ikut berfoto keluarga?

Ujaran no 1 sampai no 3 ditetapkan sebagai terjemahan yang berterima

dengan nilai rata-rata keberterimaan 3. Sama dengan ujaran-ujaran yang tergolong

akurat pada kategori terjemahan yang akurat, meskipun beberapa unsur linguistik

tidak muncul pada ujaran BSa, namun teknik kompresi linguistik yang diterapkan

pada ujaran no 1 tidak menjadikan terjemahan ini tidak berterima atau memiliki

tingkat keberterimaan yang rendah karena kalimatnya tetap terdengar alamiah.

Selain ujaran no 1, nilai rata-rata keberterimaan 3 juga didapat untuk ujaran no 2

yang diterjemahkan dengan teknik modulasi. Teknik yang dilakukan dengan

merubah sudut pandang, fokus, maupun kategori kognitif dalam hubungannya

dengan teks BSu ini pun diterapkan pada ujaran no 1. Teknik ini memberikan

pengaruh positif terhadap tingkat keberterimaan terjemahan yang dihasilkan.

Perubahan sudut pandang dan fokus dalam BSa sudah dilakukan dengan tepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

88

tanpa membuat terjemahan terasa kaku, tetap sesuai dengan kaidah dan norma

BSa.

Pemakaian istilah-istilah yang lebih mudah dipahami dan dikenal oleh

masyarakat BSa dapat membantu pemirsa agar lebih nyaman dalam membaca

subtitle sehingga tidak dibutuhkan banyak waktu untuk membaca subtitle dan

pemirsa tetap dapat menikmati unsur visual yang disajikan dalam film. Hal ini

dapat dimungkinkan dengan menggunakan teknik padanan lazim seperti yang

dilakukan dalam menerjemahkan istilah young people pada ujaran no 3. Seperti

tampak pada tabel, istilah “muda-mudi” sudah dikenal luas dan terdengar akrab

bagi pemirsa Indonesia dan tentu saja berterima.

Frasa “berfoto keluarga” pada ujaran terakhir, dinilai terdengar janggal

oleh salah satu rater. Akan terdengar lebih baik jika ujaran ini diganti dengan frasa

“foto keluarga” atau “berfoto bersama.” Dalam Bsu memang tidak disebutkan

bahwa sang fotografer, orang yang mengucapkan ujaran ini, bertanya mengapa

Jane tidak ikut berfoto bersama dengan anggota keluarga lainnya. Namun teknik

amplifikasi diterapkan dengan maksud memberikan tambahan informasi pada

pemirsa, yang sebenarnya tidak diperlukan mengingat faktor-faktor visual pada

layar yang dapat membantu pemahaman pemirsa terhadap keseluruhan subtitle

sehingga potrait diterjemahkan menjadi “berfoto keluarga.” Pada kategori

keakuratan, ujaran ini memiliki nilai rata-rata keakuratan 2, 33 yang berarti

tergolong terjemahan kurang akurat karena pada layar tampak bahwa sang

fotografer sedang melukis Ny. Reed dan keluarganya bukan memotret mereka

dengan kamera. Hal inilah yang menyebabkan terjemahan ini kurang akurat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

89

Tetapi, ujaran ini tergolong terjemahan yang berterima karena masih sesuai

dengan kaidah dan budaya BSa.

2.2. Terjemahan kurang berterima

25 terjemahan dalam penelitian ini merupakan terjemahan yang terasa

kurang alamiah dan kurang sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran.

Terjemahan-terjemahan yang dinilai kurang berterima ini memiliki nilai rata-rata

keberterimaan yang berkisar dari angka 2 hingga 2, 33.

Tabel 23. Contoh Terjemahan Kurang Berterima

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. Are you injured, sir? Kau terluka, Tuan?

2. It is a summer evening and there is

perfume in the air.

Malam itu di sebuah musim panas,

harum parfum memenuhi ruangan.

3. I have little experience of them. Pengalamanku pada hadiah sangat

sedikit.

4. The ideas all yours? Semua dari idemu sendiri?

Ujaran no 1 memiliki nilai rata-rata keberterimaan 2, 33 sebagai hasil dari

penerapan teknik literal. Selain teknik tersebut, teknik padanan lazim berperan

dalam menerjemahkan beberapa kata dalam ujaran BSu yakni kata sapaan sir

yang diterjemahkan menjadi “tuan.” Kata sapaan dalam BSa ini merupakan diksi

atau pilihan kata yang tepat untuk istilah sir karena kata ini telah dikenal luas di

kalangan masyarakat pengguna BSa. Namun kata you yang menyertai penggunaan

kata sir tidak diterjemahkan dengan baik sesuai konteks dalam scene disini. Kata

yang bergaris bawah pada ujaran “kau terluka, Tuan?” semestinya diganti dengan

kata sapaan “anda” sebab ujaran ini ditujukan Jane kepada Tn. Rochester, seorang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

90

yang lebih tua darinya; terlihat sebagai seseorang yang kaya berdasarkan

penampilannya; serta sebagai seseorang yang baru, maka Jane berusaha bersikap

hormat dengan menyebut Tn. Rochester dengan sapaan “tuan.” Dalam BSa,

penggunaan kata sapaan ini lumrah disertai dengan kata “anda.”

Pada ujaran-ujaran selanjutnya yang masing-masing memiliki nilai rata-

rata keberterimaan 2, beberapa kata terdengar janggal seperti yang dapat

diperhatikan pada kata-kata bergaris bawah pada ujaran no 2 berikut “malam itu

di sebuah musim panas, harum parfum memenuhi ruangan.” Kata preposisi

“sebuah” tidak tepat untuk disandingkan dengan frasa “musim panas.” Seharusnya

kata preposisi yang tepat adalah “suatu” sehingga terjemahannya “malam itu di

suatu musim panas...” terdengar alamiah dan berterima. Begitu pula pada ujaran

no 3, yakni I have little experience of them, terdapat kata yang tidak

diterjemahkan dengan pilihan kata yang sepadan. Selain ujaran “pengalamanku

pada hadiah sangat sedikit” terdengar janggal dan tidak alamiah maupun sesuai

dengan kaidah BSa, kata experience tidak diterjemahkan dengan memperhatikan

konteks yang ada. Teknik amplifikasi yang dipergunakan dengan melakukan

pengeksplisitan kata them menjadi “hadiah” maupun teknik transposisi tidak

memberikan dampak yang baik pada hasil terjemahan. Ujaran ini disampaikan

Jane sebagai jawaban ketika Tn. Rochester bertanya apa ia menyukai hadiah. Jane

berkata bahwa ia tak tahu karena ia tidak pernah mendapatkan hadiah sehingga

pengetahuannya tentang hadiah juga sedikit seperti yang diungkapkannya pada

ujaran I believe they are generally though pleasant things, sir. Inilah maksud

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

91

sebenarnya dari ujaran Jane. Jadi experience sebaiknya diterjemahkan menjadi

“pengetahuan.”

2.1. Terjemahan tidak berterima

Hanya terdapat 3 (0, 73%) terjemahan dalam penelitian ini yang tidak

dapat disebut sebagai terjemahan yang tidak alamiah serta tidak sesuai dengan

kaidah dan budaya bahasa sasaran. Terjemahan-terjemahan tersebut memiliki nilai

rata-rata keberterimaan 1.

Tabel 24. Contoh Terjemahan Tidak Berterima

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. Uncle Reed, please don’t come

back.

-

2. Mrs. Fairfax …I don’t think I can

wait any longer

-

3. An exotic bird. -

Pada tabel 24 tampak dengan jelas bahwa tidak terdapat ujaran dalam BSa

pada kolom Bahasa Sasaran. Dengan menerapkan teknik reduksi, ketiga ujaran ini

sama sekali tidak diterjemahkan ke dalam BSa.

Berdasarkan pada penghitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-

rata keberterimaan 2, 88 untuk subtitle film Jane Eyre. Ini berarti bahwa subtitle

film ini dapat disebut sebagai subtitle dengan tingkat keberterimaan tinggi, sudah

alamiah dan sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

92

3. Keterbacaan Subtitle Film Jane Eyre

Menghasilkan suatu teks terjemahan yang mudah dibaca dan dipahami

oleh pembaca merupakan salah satu tujuan utama dari kegiatan penerjemahan.

Untuk mengukur serta mengetahui tingkat keterbacaan subtitle film Jane Eyre,

sebuah kuesioner telah dibagikan kepada responden dengan kriteria yang telah

disampaikan pada bab 3. Kuesioner terdiri dari delapan pertanyaan dengan bobot

tertentu. Tiga pertanyaan diantaranya menyangkut readability dan lima

pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan – pertanyaan seputar legibility subtitle

film Jane Eyre. Readability lebih mengacu pada perubahan-perubahan kualitatif

dan kuantitatif dalam pengalihan informasi pada bahasa sumber agar dapat

dipahami oleh pemirsa, sedangkan legibility mengacu pada penampilan

(appearance) teks pada layar. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bab

2, tingkat keterbacaan pada subtitle tidak dapat terlepas dari kedua aspek tersebut.

Seluruh teknik dengan frekuensi penggunaan sebanyak 685 teknik berikut metode

penerjemahan komunikatif dan ideologi domestikasi dalam subtitle film Jane Eyre

ini juga berpengaruh terhadap tingkat keterbacaan subtitle.

Sebagai respon atas pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut lebility

dalam subtitle, seluruh pemirsa film Jane Eyre tersebut mengungkapkan bahwa

subtitle atau teks terjemahan film Jane Eyre tidak terlalu panjang per tayangnya

yang berarti bahwa jumlah kata per baris dan jumlah baris per tayang telah sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam subtitling. Kesimpulan ini juga

didasarkan pada penghitungan jumlah karakter huruf per baris, pada subtitle film

Jane Eyre, yang telah dilakukan sebelumnya. Dari sebanyak 221 teks subtitle

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

93

yang terdiri dari dua baris dan 74 teks subtitle yang hanya terdiri dari satu baris,

didapatkan hanya sebanyak 10 teks subtitle yang terdiri lebih dari 35 karakter

namun tidak lebih dari 40 karakter huruf dan tanda baca. Pada subtitle film Jane

Eyre, tidak terdapat teks yang terdiri lebih dari dua baris per tayang. Merujuk pada

standardisasi subtitling yang dinyatakan oleh Karamitloglou (1998), teks pada

layar sebaiknya berjumlah maksimal dua baris per tayang dengan masing-masing

baris yang tak lebih dari 35 karakter huruf dan tanda baca karena baris yang terdiri

lebih dari 40 karakter akan berpengaruh pada ukuran huruf yang kemungkinan

akan diperkecil karena keterbatasan tempat pada layar.

Sehubungan dengan hal tersebut, ukuran huruf pada subtitle film Jane

Eyre, sebagian responden menyatakan bahwa huruf pada subtitle film ini

berukuran sedang dan lainnya menyatakan huruf berukuran cukup besar dan jelas.

Berkaitan dengan penempatan atau posisi subtitle pada layar, posisi subtitle film

Jane Eyre sama sekali tidak mengganggu pandangan responden saat

memperhatikan gambar pada layar. Ini merupakan jawaban yang diberikan oleh

seluruh responden. Meskipun satu orang responden mengatakan ada sejumlah

gambar yang tertutupi teks dalam beberapa adegan, responden tersebut

menyatakan tidak bermasalah dengan penempatan subtitle secara keseluruhan.

Batasan tempat dan waktu yang berlaku dalam subtitling tidak hanya

memberikan dampak pada jumlah karakter maupun penempatan teks, tetapi juga

berdampak pada waktu tayang atau durasi setiap teks. Pada penerjemahan film,

sinkronisasi juga harus diperhatikan karena audio dan gambar visual merupakan

dua elemen yang tak terpisahkan dalam film sehingga koherensi antara subtitle

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

94

dengan gambar-gambar bergerak pun harus tetap ada agar tidak mengganggu

pemirsa dalam menikmati sebuah film. Untuk itu, sebuah pertanyaan tentang

sinkronisasi kemunculan teks dengan dialog tokoh pada film pun diberikan pada

kuesioner ini. Beberapa responden menyatakan subtitle muncul bersamaan dengan

ujaran tokoh pada film dan satu responden menyatakan subtitle muncul segera

setelah ujaran tokoh pada film terdengar.

Untuk pertanyaan seputar readability, didapatkan hasil bahwa tidak ada

responden yang merasa bahwa teks terjemahan film ini sulit untuk dipahami

dengan alasan bahwa teks terjemahan film ini cukup mudah dipahami karena tata

bahasa yang digunakan sederhana dan tidak ada ejaan yang membingungkan.

Alasan lainnya adalah karena subtitling Jane Eyre memiliki kosakata yang baik;

bahasa yang digunakan sederhana dan runtut; bahasanya sangat familiar jadi

mudah untuk dipahami dan diikuti. Selanjutnya, seluruh responden menjawab

bahwa tidak ada istilah-istilah dalam subtitle film Jane Eyre yang mengganggu

atau sulit untuk dipahami. Sebagai jawaban atas pertanyaan terakhir, diketahui

bahwa para responden merasa terbantu dengan subtitle yang disediakan untuk film

Jane Eyre.

Untuk mengetahui tingkat keterbacaan subtitle Jane Eyre secara

keseluruhan melalui penilaian untuk tiap terjemahannya, kuesioner diberikan

kepada tiga orang rater dengan skala penilaian keterbacaan yang terdapat pada bab

3 sebagai acuan pemberian nilai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

95

3.1. Terjemahan mudah dipahami

. Hasil yang didapatkan melalui kuesioner tersebut, tidak ada terjemahan

yang dapat dikategorikan sebagai terjemahan yang tidak terbaca atau sulit

dipahami oleh pemirsa film. Sebanyak 406 (99, 75%) terjemahan tergolong

sebagai terjemahan yang mudah dipahami pemirsa atau memiliki tingkat

keterbacaan yang tinggi. Contoh terjemahan dengan nilai rata-rata keterbacaan 2,

66 - 3 selanjutnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 25. Contoh Terjemahan yang Mudah Dipahami

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. Did I do the right thing? Apakah tindakanku benar?

2. I did not bewitch your horse, sir. Aku tak menyihir kudamu, Tuan.

3. Now get off back to Thornfield

Hall, if that is indeed where you

live.

Pulanglah ke Thornfield Hall jika

di sana kau tinggal.

4. Take her up to the Red Room

immediately!

Bawa dia ke kamar merah, cepat.

Seperti disebutkan sebelumnya, diketahui bahwa keseluruhan ujaran

mudah dipahami dengan baik oleh pemirsa, tidak ada pemakaian kata atau istilah

yang membingungkan. Merujuk pada tabel, ujaran no 1 - 3 mendapat nilai rata-

rata keterbacaan 3 dari para rater. Teknik kompresi linguistik dan transposisi yang

diterapkan pada ujaran no 1 menghasilkan terjemahan yang baik dan mudah

dipahami pemirsa film Jane Eyre. Beberapa unsur linguistik yang dihilangkan

pada ujaran-ujaran BSu dengan penggunaan teknik kompresi linguistik tidak

membuat terjemahan menjadi membingungkan atau susah dipahami. Begitu pula

dengan pemakaian teknik transposisi. Teknik ini dibutuhkan untuk menghasilkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

96

terjemahan dengan struktur kalimat BSa yang tepat karena perbedaan struktur

bahasa yang ada antara BSu dan BSa.

Pemilihan istilah yang tepat dan umum dalam BSa merupakan salah satu

aspek yang memberikan kemudahan tersendiri bagi pemirsa film untuk

memahami subtitle. Istilah pada ujaran no 2 yang diterjemahkan dengan

menggunakan teknik padanan lazim sebagai contohnya; kata “Tuan” merupakan

istilah yang cocok untuk mengganti kata sir dalam BSa. Tidak berbeda dengan

teknik sebelumnya, pemakaian teknik peminjaman murni disini tidak

menimbulkan kesulitan bagi pemirsa dalam membaca subtitle. Nama tempat

“Thornfield Hall” yang tetap diterjemahkan apa adanya ke dalam BSa pada ujaran

no 3 tidak mengganggu pemahaman pemirsa. Melalui dialog dan bantuan gambar

visual dalam film, secara otomatis tentu pemirsa dapat memahami bahwa

“Thornfield Hall” adalah nama sebuah lokasi, tempat kastil milik Tn.Rochester

berada. Jika nama tempat ini tidak diterjemahkan dengan memakai teknik

peminjaman murni namun memakai teknik naturalisasi atau adaptasi misalnya,

kemungkinan besar terjemahan yang dihasilkan terasa aneh dan tidak sesuai

konteks cerita dalam film.

Kata benda “kamar merah” lah yang menjadi pokok permasalahan

penilaian keterbacaan untuk ujaran no 4. Terjemahan yang muncul sebagai hasil

penerapan teknik literal, transposisi, dan terutama teknik reduksi ini dianggap

cukup membingungkan. Untuk seseorang yang belum melihat film Jane Eyre

dipastikan memang akan menemui kesulitan dalam memahami maksud kata benda

ini. Tentu akan timbul pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan kamar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

97

merah ini dan kemungkinan muncul gambaran tentang sebuah kamar yang seluruh

tembok atau mungkin seluruh perabotannya bercat merah. Namun bagi pemirsa

yang telah memperhatikan film ini, istilah “kamar merah” dapat dipahami dengan

baik. Perlu diperhatikan kembali bahwa subtitle maupun trek suara dalam film dan

gambar visual yang ada merupakan suatu kesatuan. Ketika ujaran ini diujarkan

oleh Ny. Reed, gambar visual pada layar menunjukkan adegan saat Jane dibawa

dengan paksa menuju kamar merah yang dimaksud, yang terletak di lantai atas.

Sesampainya di kamar tersebut, terlihat bahwa pencahayaan yang ada membuat

ruangan itu terlihat berwarna merah. Selanjutnya Jane berteriak minta tolong agar

ia segera dikeluarkan dari kamar itu karena seketika itu juga seorang laki-laki

dengan rambut yang berantakan dan mengenakan baju tidur berwarna putih,

bangun dari tempat tidurnya. Permainan cahaya dan suara musik yang menjadi

bagian dari adegan dalam film itu menciptakan suasana atau atmosfir yang cukup

seram dan mendebarkan. Lewat adegan ini dan adegan-adegan selanjutnya,

pemirsa tentu dapat memahami bahwa kamar merah yang dimaksud adalah kamar

tidur suami Ny. Reed, paman Jane, yang telah meninggal. Mempertimbangkan hal

tersebut, terjemahan ini masih tergolong terjemahan yang mudah dipahami.

3.2. Terjemahan kurang dapat dipahami

Dari seluruh ujaran yang diteliti, hanya terdapat 1 (0, 24%) terjemahan

yang agak sulit dipahami oleh pemirsa film Jane Eyre. Terjemahan ini

mendapatkan nilai rata-rata keterbacaan 2, 33 dari para rater yang terlibat dalam

penelitian ini. Terjemahan yang masuk kategori ini dapat dilihat pada tabel 26.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

98

Tabel 26. Contoh Terjemahan yang Kurang Dapat Dipahami

No Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

1. Girls, look how the sun casts

shadows on the flowers.

Anak-anak, lihat bayangan yang

dibuat matahari di atas bunga-bunga.

Nilai rata-rata keterbacaan 2, 33 ditetapkan untuk terjemahan ini karena

terjemahan yang dihasilkan melalui penggunaan teknik padanan lazim dan

modulasi ini kurang dapat dipahami dengan baik.

Demikian, dengan nilai rata-rata keterbacaan 2, 98, subtitle film Jane Eyre

dapat dinilai sebagai subtitle dengan tingkat keterbacaan yang tinggi karena

seluruh pemirsa film sebagai responden penelitian ini tidak menemui masalah

yang berarti dalam memahami keseluruhan subtitle.

B. Pembahasan

1. Dampak Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan terhadap Kualitas

Subtitle Film Jane Eyre

Dalam karya terjemahan, teknik-teknik, metode serta ideologi

penerjemahan yang dipilih dan digunakan oleh penerjemah akan berpengaruh

terhadap kualitas terjemahan yang dihasilkan; yang terdiri dari aspek keakuratan,

keberterimaan, dan keterbacaan. Berikut adalah kajian mengenai dampak 12

teknik penerjemahan, metode penerjemahan komunikatif, dan ideologi

domestikasi yang digunakan dalam menerjemahkan subtitle film Jane Eyre

terhadap kualitas subtitle film tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

99

Tabel 27. Teknik Penerjemahan dan Dampaknya terhadap Kualitas Terjemahan Subtitle film Jane Eyre.

No Teknik Metode Ideologi Jumlah Keakuratan Keberterimaan Keterbacaan

A KA TA B KB TB MD KD TD

1. Literal

Penerjemahan

Komunikatif

Domestikasi 156 98,07% 1, 92% - 98,07% 1, 92% - 100% - -

2. Transposisi

137 96,35% 2, 91% 0,72% 97,81% 2,18% - 100% - -

3. Kompresi

Linguistik

110 75,45% 21,81% 2,72% 93,63% 6,36% - 100% - -

4. Padanan

Lazim

98 97,95% 2,04% - 97,95% 2,04% - 100% - -

5. Amplifikasi

Linguistik

41 68,29% 24,39% 7,31% 95,12% 4,87% - 100% - -

6. Amplifikasi

36 72,22% 25% 2,77% 94,44% 5,55% - 100% - -

7. Reduksi 35 48,57% 37,14% 14,28% 88,57% 2,85% 8,57% 100% - -

8. Modulasi 35 57,14% 37,14% 5,71% 85,71% 14,28% - 97,14

%

2,85% -

9. Partikularisa

si

19 100% - - 100% - - 100% - -

10. Peminjaman

Murni

9 100% - - 100% - - 100% - -

11. Kalke

8 100% - - 100% - - 100% - -

12. Generalisasi

1 100% - - 100% - - 100% - -

A : Akurat B : Berterima MD : Mudah Dipahami

KA : Kurang Akurat KB : Kurang Berterima KD : Kurang Dapat Dipahami

TA : Tidak Akurat TB : Tidak Berterima TD : Tidak Dapat Dipahami

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

100

a. Dampak Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan

Melalui tabel 27 di atas, terlihat bahwa teknik penerjemahan literal

mempunyai frekuensi penggunaan yang paling banyak diantara teknik-teknik

penerjemahan lainnya dan menghasilkan terjemahan yang mayoritas akurat,

berterima, dan mudah dipahami oleh pemirsa film Jane Eyre. Meskipun teknik

yang paling sering digunakan dalam menerjemahkan dialog serta kata atau

kalimat berwujud visual dalam film Jane Eyre ini merupakan salah satu teknik

yang berorientasi pada bahasa sumber, tidak berarti bahwa metode dan ideologi

penerjemahan dalam subtitle film ini cenderung berorientasi pada bahasa sumber.

Hal ini disebabkan teknik penerjemahan yang berorientasi pada BSu, termasuk

teknik penerjemahan literal, memiliki jumlah frekuensi penggunaan 173 kali atau

sebanyak 25, 24% dan frekuensi penggunaan sejumlah 512 lainnya merupakan

teknik penerjemahan yang berorientasi pada BSa dengan jumlah presentase 74,

76%. Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa teknik-teknik yang digunakan lebih

banyak berorientasi pada bahasa sasaran sehingga ditarik kesimpulan bahwa

metode yang dipergunakan cenderung berorientasi pada bahasa sasaran.

Dapat diketahui pula bahwa teknik penerjemahan yang paling banyak

memberikan kontribusi positif sehingga seluruh terjemahan yang dihasilkan

termasuk kategori terjemahan yang akurat, berterima, dan mudah dipahami adalah

teknik partikularisasi, peminjaman murni, kalke, dan generalisasi. Selanjutnya,

teknik padanan lazim digunakan sebanyak 98 kali dan menghasilkan 98, 63%

terjemahan yang akurat, berterima, dan mudah dipahami oleh pemirsa film. Di

lain sisi, teknik yang kurang memberikan pengaruh yang positif terhadap kualitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

101

terjemahan secara keseluruhan adalah teknik modulasi. Teknik ini merupakan

satu-satunya teknik yang menyebabkan 1 terjemahan kurang dapat dipahami oleh

pemirsa film. 18 terjemahan atau 37, 14% terjemahan yang dihasilkan kurang

akurat, 5 terjemahan (14, 28%) kurang berterima, dan 1 terjemahan (2, 85%) agak

sulit dipahami oleh pemirsa. Dalam urutan selanjutnya adalah teknik reduksi, dan

urutan ketiga adalah teknik amplifikasi. Penggunaan teknik reduksi ini juga

ternyata mempunyai dampak yang paling negatif terhadap kualitas terjemahan

dalam subtitle film Jane Eyre. Dari frekuensi penggunaan sebanyak 35; 14, 28%

diantaranya adalah terjemahan dengan kategori tidak akurat dan 8, 57%

terjemahan yang dihasilkan tidak berterima. Urutan setelahnya ialah teknik

amplifikasi linguistik dengan jumlah terjemahan yang tidak akurat sebanyak 7,

31% dan teknik kompresi linguistik dengan tingkat keakuratan 7, 31%.

Untuk aspek keakuratan, teknik yang memberikan dampak paling positif

adalah teknik literal (98, 07%). Teknik yang menghasilkan terjemahan kurang

akurat dengan jumlah terjemahan paling dominan adalah teknik reduksi dan

modulasi (37, 14%). Teknik reduksi juga merupakan teknik yang menyebabkan

terjemahannya tidak akurat dengan jumlah paling besar (14, 28%). Dalam aspek

keberterimaan, teknik literal juga memberikan dampak paling positif (98, 07%).

Teknik modulasi menghasilkan terjemahan yang mayoritas kurang berterima

diantara semuanya (14, 28%) dan satu-satunya terjemahan yang tidak berterima

dihasilkan oleh teknik reduksi (8, 57%). Teknik modulasi pun merupakan satu-

satunya teknik yang membuat hasil terjemahannya tidak seluruhnya mudah

dipahami, hanya 97, 14 % dan 2, 85% kurang dapat dipahami. Teknik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

102

partikularisasi, peminjaman murni, kalke, dan generalisasi yang berhasil

menghasilkan terjemahan yang seluruhnya akurat, berterima, dan mudah dipahami

pemirsa tidak termasuk sebagai bahan pertimbangan disini.

1. Penerjemahan Literal

Dari keseluruhan teknik yang teridentifikasi, penerjemahan literal

mempunyai frekuensi penggunaan 156 kali (22, 77 % dari keseluruhan teknik).

Teknik ini menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima sebanyak 98,

07%, dan seluruhnya mudah dipahami oleh permirsa film. Sedangkan hasil

terjemahannya yang kurang akurat dan kurang berterima berjumlah 1, 92%, serta

tidak ada terjemahan yang tidak akurat dan tidak berterima. Karena teknik literal

merupakan teknik menerjemahkan secara kata per kata maka, dalam penelitian ini,

terjemahan yang dihasilkan mayoritas memiliki pesan yang sepadan dengan BSu.

Berikut adalah contoh terjemahan yang kurang akurat dan kurang berterima:

BSu: does Miss Eyre require a present?

BSa: apakah Nn. Eyre perlu hadiah?

Terjemahan ini kurang akurat karena pilihan kata atau diksi yang

dipergunakan dalam BSa kurang tepat. Kata require memang dapat diartikan

kedalam BSa dengan kata “perlu”, namun kata ini kurang sesuai untuk

dipergunakan dalam konteks ini. Adele, anak yang dirawat Tn. Rochester,

bertanya padanya apakah ia membawa hadiah untuk Jane sepulangnya dari

bepergian. Kemudian Tn. Rochester mengucapkan kalimat tersebut, does Miss

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

103

Eyre require a present?, sehingga pilihan kata yang tepat untuk konteks ini adalah

“ingin” atau “menginginkan”: “apakah Nn. Eyre menginginkan hadiah?”

BSu: they go to heaven.

BSa: mereka pergi ke surga.

Kalimat “mereka pergi ke surga” terdengar kurang alamiah untuk kalangan

masyarakat BSa. Teknik literal rupanya tidak cukup efektif untuk digunakan

dalam menerjemahkan ujaran ini agar dapat menghasilkan terjemahan yang

berterima. Ujaran dalam BSu ini seharusnya diterjemahkan menjadi “mereka

masuk surga”. Ujaran semacam ini tentu lebih berterima bagi pemirsa BSa.

2. Transposisi

Teknik transposisi digunakan sebanyak 137 kali (20%). Teknik ini

menghasilkan 96, 35% terjemahan yang akurat, 97, 81% terjemahan yang

berterima, dan seluruhnya mudah dipahami dengan baik oleh pemirsa film Jane

Eyre. Terjemahan yang kurang akurat berjumlah 2, 91%, terdapat 0, 72%

terjemahan yang tidak akurat, dan 2, 18% terjemahan yang dihasilkan kurang

berterima. Salah satu contohnya adalah ujaran no 267.

BSu: a very small one

BSa: senyum yang sangat kecil

Selain teknik literal, teknik transposisi juga memberikan dampak yang

kurang positif untuk kualitas terjemahan ujaran ini sehingga terjemahannya

menjadi kurang berterima. Akan lebih baik jika adjektif “kecil” disini

diterjemahkan menjadi “sekilas.”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

104

BSu: how long is it since you have sat beside the fire and eaten a hearty meal

BSa: kapan terakhir kau duduk di dekat perapian dan makan makanan sehat?

Menilik Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995), arti kata hearty

adalah large; contohnya eat a hearty breakfast; have a hearty appetite.

Kemungkinan besar penerjemah salah mengartikan hearty sebagai healthy

sehingga a hearty meal diterjemahkan menjadi “makanan sehat’ dan menjadikan

terjemahan dalam BSa kurang akurat.

3. Kompresi Linguistik

Sebagai hasil dari proses identifikasi yang telah dilakukan, terdapat 110

(16, 05%) teknik kompresi linguistik yang digunakan penerjemah dalam

penerjemahan film ini. Mayoritas terjemahan yang dihasilkan akurat, berterima,

dan mudah dipahami pemirsa film, secara berurutan prosentasenya adalah 75,

45%; 93, 63%; dan 100%. Terjemahan yang kurang akurat dan kurang berterima

prosentasenya 21, 81% dan 6, 36%, serta terdapat 2, 72% terjemahan yang tidak

akurat. Sebagian contohnya adalah sebagai berikut:

BSu: I think you may have a little of the witch about you.

BSa: kurasa kau juga punya sifat buruk.

“Sifat buruk”, terjemahan frasa a little of the witch, tidak bisa disebut

sebagai terjemahan yang tepat, menjadikan terjemahan ini tergolong tidak akurat

karena pesan dalam BSa sama sekali berbeda dengan pesan asli dalam BSu.

Teknik kompresi linguistik yang digunakan untuk menerjemahkan frasa ini tidak

memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil terjemahannya. Yang dimaksud

Tn. Rochester, sang penutur, bukan “sifat buruk” tetapi arti sebenarnya dari kata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

105

witch yaitu “sihir” karena ujaran Tn. Rochester selanjutnya adalah you bewitched

my horse yang diterjemahkan dengan baik menjadi “kau sudah menyihir kudaku.”

Pada pertemuan pertama mereka, ia juga mengatakan hal yang sama, bahwa Jane

telah menyihir kudanya.

Dalam subtitling, teknik kompresi linguistik memang bisa membantu

penerjemah dalam memenuhi salah satu persyaratan subtitle yang baik, yaitu

terjemahan harus ringkas namun tetap jelas. Namun dalam beberapa kasus, demi

mencapai tujuan ini, penerjemah film Jane Eyre kurang memperhatikan pesan

yang semestinya tetap tersampaikan dengan baik dalam BSa.

4. Padanan Lazim

Sebagai teknik penerjemahan yang memberikan kontribusi paling besar

untuk kualitas subtitle film Jane Eyre di antara teknik-teknik yang berorientasi

pada BSa. Dengan jumlah 98 teknik, teknik ini menghasilkan terjemahan yang 97,

95% akurat, 97, 95% berterima, dan seluruhnya mudah dipahami, serta hanya 2,

04% terjemahan yang kurang akurat dan kurang berterima. Dalam subtiling,

teknik ini memang membantu menyediakan akses bagi pemirsa film agar subtitle

dapat berterima dan mudah dipahami sehingga tidak mengurangi kenyamanan

pemirsa dalam menikmati film, namun dalam penelitian ini ditemukan dua

terjemahan yang kurang berterima, contohnya yaitu:

BSu: I did not bewitch your horse, sir.

BSa: Aku tak menyihir kudamu, Tuan.

Kata sapaan dalam BSa ini merupakan diksi atau pilihan kata yang tepat

untuk istilah sir karena kata ini telah dikenal luas di kalangan masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

106

pengguna BSa. Namun kata your yang menyertai penggunaan kata sir tidak

diterjemahkan dengan baik sesuai konteks dalam scene disini. Kata sapaan dalam

BSa semestinya diganti dengan kata sapaan “anda” sehingga terjemahannya

menjadi “kuda anda” sebab ujaran ini ditujukan Jane kepada Tn. Rochester,

seorang yang lebih tua darinya dan juga sebagai seseorang yang baru dikenalnya.

Dalam BSa, penggunaan kata sapaan ini lumrah disertai dengan kata “anda.”

5. Amplifikasi Linguistik

Untuk membantu pemirsa film, pemberian tambahan penjelasan atau

informasi perlu dilakukan agar terjemahan menjadi lebih jelas dan mudah

dipahami. Sejumlah 41 teknik amplifikasi linguistik yang digunakan penerjemah

film ini membuat 68, 29% terjemahannya akurat, 95, 12% berterima, dan

semuanya mudah dipahami. Sebagian kecil, yakni 24, 39% dan 4, 87%

terjemahannya kurang akurat dan kurang berterima. Salah satu terjemahan yang

kurang akurat ialah:

BSu: someone else can look at his unpleasant face

BSa: biar orang lain saja yang melihat muka buruknya itu

“Buruk” bukanlah terjemahan yang tepat untuk kata sifat unpleasant.

Dalam ujaran BSu, yang dimaksud dengan unpleasant face adalah “wajah yang

tidak menyenangkan.” Tidak selalu berarti bahwa seseorang dengan wajah tidak

menyenangkan berwajah buruk. Menurut Oxford Advanded Learner’s Dictionary

(1995), arti kata pleasant adalah giving pleasure to the mind, feelings or senses;

enjoyable dan polite and friendly, sehingga seseorang yang wajahnya tidak terlihat

ramah dapat pula disebut sebagai seseorang dengan wajah tidak menyenangkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

107

Secara keseluruhan pun terjemahan dalam BSa kurang akurat karena pesan yang

tersampaikan berbeda. Pada dialog sebelumnya, seorang prajurit Amerika

bertanya pada Celine dimana kekasihnya saat itu dan ia menjawab bahwa Edward

sedang pergi berjudi. Kemudian prajurit tersebut berkata someone else can look at

his unpleasant face yang akan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi “orang lain

bisa melihat wajahnya yang tidak menyenangkan itu.” Akan timbul kesan bahwa

si penutur tidak ingin bertemu dengan Edward, orang yang dimaksud disini, jika

terjemahannya menjadi “biar orang lain saja yang melihat muka buruknya itu.”

6. Amplifikasi

Penerjemah dapat pula mengeksplisitkan atau memparafrasekan informasi

tertentu yang terdapat dalam film jika dirasa pemirsa akan kesulitan memahami

maksud terjemahan jika diterjemahkan apa adanya atau tanpa tambahan informasi.

Dalam subtitle, kemungkinan seperti ini dapat terjadi karena perbedaan budaya

antara BSu dan BSa. Melalui penerapan teknik amplifikasi, 72, 22% terjemahan

yang dihasilkan akurat, 94, 44% terjemahan berterima, dan seluruhnya mudah

dipahami pemirsa. Diketahui hanya 25% terjemahan yang kurang akurat, 2, 77%

diantaranya tidak akurat, dan 5, 55% kurang berterima, contoh terjemahannya

yaitu:

BSu: I’d more likely find Pilot poring over the flora and fauna of the South

American flatlands.

BSa: mungkin aku lebih sering melihat Pilot membuka buku flora-fauna di

Amerika Selatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

108

Teknik amplifikasi dapat memberikan kemudahan bagi para pemirsa

dalam memahami terjemahan, namun dapat pula menghasilkan terjemahan yang

ambigu atau memiliki makna taksa sehingga terjemahannya kurang akurat. Kata-

kata bergaris bawah pada BSa berikut dinilai ambigu, “mungkin aku lebih sering

melihat Pilot membuka buku flora-fauna di Amerika Selatan”. Frasa ini memiliki

dua makna; bahwa anjing peliharaan Tn. Rochester, Pilot, membuka buku tentang

flora-fauna saat ia sedang berada di Amerika Selatan dan makna kedua adalah

Pilot sedang membuka buku yang berisi atau membahas flora-fauna yang ada di

Amerika Selatan. Berdasarkan ujaran pada BSu, makna kedua lah yang

dimaksudkan disini. Akan lebih baik jika frasa bergaris bawah tersebut diubah

menjadi “membuka buku tentang flora-fauna Amerika Selatan” misalnya.

7. Reduksi

Untuk mencapai tujuan efisiensi yang diperlukan dalam membuat subtitle,

teknik reduksi digunakan dalam memadatkan informasi dalam BSu. Dalam

menjaga keakuratan pesan, tentu hal ini cukup beresiko. Dalam subtitle film Jane

Eyre, teknik ini menghasilkan terjemahan kurang akurat, tidak akurat, dan tidak

berterima yang paling banyak, yakni sejumlah 37, 14%, 14, 28%, dan 8, 57% dari

seluruh terjemahan sedangkan terjemahan yang kurang berterima berjumlah 2,

85%. Meskipun begitu, teknik ini cukup efektif untuk digunakan dalam

menerjemahkan film Jane Eyre karena mayoritas terjemahannya akurat (48, 57%),

berterima (88, 57%), dan sepenuhnya mudah dipahami pemirsa, salah satu

contohnya:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

109

BSu: take her up to the Red Room immediately!

BSa: bawa dia ke kamar merah, cepat.

Dengan memakai teknik reduksi, kata up dalam BSu tidak diterjemahkan

sehingga informasi tambahan bahwa “kamar merah” yang dimaksud terletak di

lantai atas tidak tersampaikan sehingga terjemahannya kurang akurat.

8. Modulasi

Memiliki jumlah frekuensi pemakaian yang sama dengan teknik reduksi,

yaitu sebanyak 35 kali, teknik modulasi juga menyebabkan terjemahan yang

dihasilkan 37, 14% kurang akurat. Namun sebagian besar terjemahannya sudah

akurat, berterima, dan mudah dipahami yang secara berurutan prosentasenya

adalah 57, 14%, 85, 71% dan 97, 14%. Sebagian kecil terjemahan yang kurang

akurat ada sebanyak 37, 14%, 5, 71% tidak akurat, 14, 28% kurang berterima, dan

2, 85% terjemahannya kurang dapat dipahami pemirsa film. Teknik ini merupakan

satu-satunya teknik yang menyebabkan satu terjemahan kurang dapat dipahami

oleh pemirsa film Jane Eyre, yaitu:

BSu: girls, look how the sun casts shadows on the flowers.

BSa: anak-anak, lihat bayangan yang dibuat matahari di atas bunga-bunga.

Penerapan teknik modulasi yang menyebabkan perubahan fokus pada BSa

menimbulkan kesulitan bagi pemirsa dalam memahami maksud beberapa kata

dalam BSa “…lihat bayangan yang dibuat matahari di atas bunga-bunga.”

Terjemahan ini tentu akan lebih mudah dipahami jika diganti dengan kata-kata

yang lebih umum dan luwes, misalnya “… lihat bayangan di atas bunga-bunga

itu”. Tanpa menambahkan kata-kata “yang dibuat matahari”, tentu pemirsa telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

110

memiliki pemahaman umum bahwa bayangan timbul karena adanya matahari atau

sinar dari sumber cahaya lain. Gambar visual pada layar yang menunjukkan

bahwa adegan dalam film tersebut terjadi di siang hari pun mendukung hal ini.

9. Partikularisasi

Dalam subtitle film Jane Eyre, penggunaan teknik partikularisasi

ditemukan sebanyak 19 kali dan menghasilkan terjemahan-terjemahan yang

sepenuhnya akurat, berterima, dan mudah dipahami pemirsa film karena

pemakaian istilah yang lebih khusus membuat pemirsa lebih mudah memahami

maksud terjemahan, contohnya:

BSu: or rather, beauty finds him

BSa: atau gadis cantik itulah yang menemukannya.

10. Peminjaman Murni

Teknik peminjaman murni merupakan satu dari empat teknik

penerjemahan yang memberikan kontribusi paling besar bagi tingkat kualitas

terjemahan. Karena meminjam istilah dalam BSu untuk dipakai dalam BSa, dapat

dipastikan bahwa terjemahannya tentu akurat. Satu dari 9 terjemahannya adalah:

BSu: ah, there’s Thornfield Hall now, miss.

BSa: itu Thornfield Hall, Nona.

Thornfield Hall adalah nama tempat Jane bekerja, tempat kastil milik

Edward Rochester terletak. Karena terikat konteks tempat dan situasi, nama

tempat seperti ini biasanya tetap digunakan atau ditulis seperti ini dalam subtitle

film berbahasa asing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

111

11. Kalke

Karena diterjemahkan secara literal, maka 8 terjemahan kata atau frasa

dalam subtitle film Jane Eyre ini memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, bahkan

seluruhnya berterima dan mudah dipahami oleh pemirsa film, sebagai contohnya:

BSu: a smile

BSa: sebuah senyuman.

12. Generalisasi

Pemakaian istilah yang baik lebih khusus, dengan menggunakan teknik

partikularisasi, maupun lebih umum dapat membantu memudahkan pemahaman

pemirsa film Jane Eyre dalam membaca subtitle. Teknik generalisasi hanya

dipergunakan satu kali untuk menerjemahkan kalimat tanya berikut ini:

BSu: and what happens to disobedient deceitful girls when they die?

BSa: dan apa yang terjadi pada anak pembangkang dan pembohong jika mereka

meninggal?

Kata girls yang sebenarnya memiliki arti “anak-anak perempuan” diganti

dengan istilah yang lebih umum dalam BSa, yakni kata “anak.” Tuturan ini

memang ditujukan Tn.Brocklehurst pada Jane yang saat itu adalah seorang gadis

yang masih kecil, namun dengan menggunakan girls, bukan berarti ucapan

Tn.Brocklehurst saat itu hanya dimaksudkan untuk anak-anak perempuan. Kata

yang ditandai dengan cetak tebal ini juga efektif digunakan agar hasil terjemahan

tetap ringkas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

112

b. Dampak Metode Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan

Menurut Newmark (1988), hanya metode penerjemahan semantik dan

penerjemahan komunikatif yang dapat mencapai dua tujuan utama kegiatan

penerjemahan, yaitu keakuratan dan faktor ekonomi. Ia mengungkapkan bahwa

metode penerjemahan komunikatif, yang cenderung digunakan oleh penerjemah

film Jane Eyre, dipergunakan dengan memerhatikan dan mengutamakan

kemampuan atau pengetahuan linguistik pembacanya. Teknik-teknik

penerjemahan, yang tentu saja berorientasi pada BSa, yang mendukung hal ini

adalah teknik padanan lazim, transposisi, amplifikasi, amplifikasi linguistik,

partikularisasi, dan generalisasi. Penambahan informasi maupun unsur-unsur

linguistik seperti yang biasa dilakukan dengan menerapkan teknik amplifikasi dan

amplifikasi linguistik dalam kegiatan penerjemahan jelas menunjukkan bahwa

teknik-teknik ini berpihak pada pembaca, mempertimbangkan pengetahuan yang

dimiliki pembaca sasarannya. Kedua teknik ini memberikan akses yang lebih baik

bagi para pembaca sasaran, pemirsa film dalam hal ini, untuk bisa memahami

maksud atau pesan ujaran-ujaran dalam subtitle dengan mudah. Pemakaian teknik

padanan lazim, transposisi, amplifikasi, dan amplifikasi linguistik menghasilkan

terjemahan yang seluruhnya mudah dipahami.

Mencakup seluruh aspek kualitas terjemahan, teknik partikularisasi dan

generalisasi menghasilkan terjemahan yang seluruhnya akurat, berterima, dan

mudah dipahami. Sedangkan teknik transposisi tentu dibutuhkan untuk mengatasi

perbedaan struktur kalimat atau bahasa antara BSu dan BSa. Namun dari segi

keterbacaan, 12 teknik penerjemahan ini seluruhnya menghasilkan terjemahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

113

dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Hanya terdapat satu terjemahan yang

kurang dapat dipahami yang dihasilkan oleh teknik modulasi yang dapat

digambarkan dengan prosentase 2, 85%. Terjemahan ini adalah data no 64 yakni

“anak-anak, lihat bayangan yang dibuat matahari di atas bunga-bunga.” Perubahan

fokus yang terjadi karena penerapan teknik modulasi ini kurang dapat

memberikan dampak yang positif untuk tingkat keterbacaan terjemahan sehingga

menimbulkan kesulitan bagi pemirsa film Jane Eyre dalam memahami maksud

terjemahan. Terjemahan ini tentu akan lebih mudah dipahami jika diganti dengan

kata-kata yang lebih umum dan luwes, misalnya “… lihat bayangan di atas bunga-

bunga itu”. Tanpa menambahkan kata-kata “yang dibuat matahari”, tentu pemirsa

telah memiliki pemahaman umum bahwa bayangan timbul karena adanya

matahari atau sinar dari sumber cahaya lain. Gambar visual pada layar yang

menunjukkan bahwa adegan dalam film tersebut terjadi di siang hari pun

mendukung hal ini. Karena metode penerjemahan komunikatif ini memang

dipergunakan untuk menghasilkan teks yang dapat diterima pembaca sasarannya

dengan baik, tentu saja terjemahan yang dihasilkan, yakni subtitle film Jane Eyre,

hampir 100% terbaca atau mudah dipahami pemirsa film ini.

Selanjutnya, dikatakan pula bahwa dengan menggunakan metode

penerjemahan komunikatif, komponen-komponen budaya yang terdapat dalam

BSu dialihkan dan dijelaskan secara kultural menggunakan istilah-istilah BSa

yang baik sepadan maupun netral. Dari 12 teknik yang digunakan dalam

menerjemahkan teks audio maupun visual dalam film Jane Eyre, teknik padanan

lazim memfasilitasi hal ini. Meskipun frekuensi pemakaian teknik ini jauh lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

114

sedikit dibandingkan teknik literal, namun teknik padanan lazim memberikan

sumbangan yang paling besar dan positif untuk kualitas subtitle Jane Eyre. 97,

59% terjemahan yang dihasilkan akurat dan berterima serta seluruhnya memiliki

tingkat keterbacaan yang tinggi.

Selain itu, menurut Newmark (1988) metode penerjemahan komunikatif

bersifat sosial, berkonsentrasi pada pesan yang terdapat dalam teks BSu,

cenderung sederhana, jelas dan singkat, dan menghasilkan teks terjemahan yang

natural. Terjemahan yang natural tentu tidak bisa lepas dari aspek keberterimaan

karena suatu terjemahan harus alamiah dan sesuai dengan kaidah dan budaya

bahasa sasaran agar dapat disebut sebagai terjemahan yang natural. Terlihat

bahwa ke 12 teknik penerjemahan yang digunakan disini menghasilkan

terjemahan-terjemahan yang rata-rata berterima, bahkan dapat dikatakan bahwa

hampir seluruh terjemahan memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi karena

terjemahan yang termasuk dalam kategori terjemahan yang kurang berterima dan

tidak berterima hanya minoritas. Teknik partikularisasi, peminjaman murni, kalke,

dan generalisasi menghasilkan terjemahan yang seluruhnya berterima. Hanya

teknik reduksi yang memberikan dampak tidak positif bagi tingkat keberterimaan

terjemahan sejumlah tiga data atau 8, 57% dari 35 terjemahan yang dihasilkan

melalui penerapan teknik ini. Data yang dimaksud tersebut adalah data no 10, 107,

dan no 359. Ujaran-ujaran BSu ini tidak hanya tidak berterima, namun juga

tergolong tidak akurat, dan tidak terbaca karena sama sekali tidak diterjemahkan

ke dalam BSa padahal memiliki kontribusi cukup penting bagi kelancaran alur

cerita pada film dan maksud ujaran yang dikandung sebenarnya dapat membantu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

115

pemahaman pemirsa film jika ujaran-ujaran tersebut diterjemahkan. Secara

berurutan, ujaran tersebut adalah uncle Reed, please don’t come back; Mrs.

Fairfax …I don’t think I can wait any longer; dan an exotic bird.

Terkait dengan terjemahan yang cenderung sederhana, jelas, dan singkat;

teknik reduksi dan kompresi linguistik adalah teknik-teknik penerjemahan dari 12

teknik yang dapat membantu terciptanya terjemahan semacam ini. Terjemahan

yang ringkas namun jelas merupakan salah satu tujuan utama subtitling karena

penerjemahan ini memiliki batasan-batasan tertentu yang harus diperhatikan saat

menerjemahkan teks BSu yang tidak dimiliki oleh jenis penerjemahan lain.

Batasan atau kendala yang dimaksud sehubungan dengan hal ini adalah waktu

tayang dan tempat yang tersedia pada layar televisi maupun bioskop. Seperti yang

telah dijelaskan pada bab 2, subtitle film harus memenuhi standarisasi yang ada.

Dalam hal ini, diantaranya adalah jumlah baris maksimal dua, jumlah karakter

yang terdiri dari huruf dan tanda baca tidak boleh lebih dari 35 karakter, dan

beberapa faktor legibility teks lainnya. Mempertimbangkan hal ini, pemadatan

maupun pengurangan informasi dapat dilakukan dengan penerapan teknik reduksi

dan kompresi linguistik. Kedua teknik ini tepat untuk dipergunakan untuk

beberapa kasus tertentu karena teks BSu yang terlalu singkat dapat pula

diterjemahkan dengan memberikan tambahan informasi melalui penerapan teknik

amplifikasi dan amplifikasi linguistik misalnya. Teknik reduksi dan kompresi

linguistik menghasilkan terjemahan yang seluruhnya mudah dipahami atau tingkat

keterbacaannya tinggi. Meskipun terdapat beberapa terjemahan yang kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

116

akurat, tidak akurat dan kurang berterima namun hanya minoritas, jumlahnya

lebih sedikit dibandingkan hasil terjemahan yang akurat dan berterima.

Tidak seperti teknik reduksi yang menghasilkan 8, 57% terjemahan yang

tidak berterima, terjemahan yang didapatkan sebagai hasil penerapan teknik

kompresi linguistik tidak ada yang termasuk golongan ini. Dalam hal keakuratan

dan keberterimaan, teknik kompresi linguistik memang menghasilkan terjemahan

yang lebih baik dibandingkan teknik reduksi karena teknik ini hanya

menghilangkan beberapa unsur linguistik dengan tetap memperhatikan informasi

yang terkandung dalam ujaran BSu tanpa menghilangkannya. Sedangkan teknik

reduksi disini seringkali dipergunakan dengan menghilangkan beberapa informasi

yang cukup penting sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik pada BSa dan

pada beberapa kasus tidak terkesan alamiah. Teknik ini memang memberikan

kontribusi yang paling sedikit untuk kualitas subtitle Jane Eyre. Pengurangan atau

penghilangan informasi untuk memadatkan terjemahan dalam memenuhi syarat

efisiensi maupun penambahan informasi untuk memberikan akses atau

kemudahan bagi pemirsa film dalam membaca dan memahami maksud ujaran-

ujaran dalam film Jane Eyre tidak selalu dapat menghasilkan atau menjadikan

subtitle tersebut efektif. Pengurangan atau penambahan informasi yang tidak tepat

dan berlebihan dapat menuntun pada suatu kemungkinan bahwa terjemahan yang

dihasilkan mempunyai kualitas terjemahan yang kurang ataupun tidak baik.

Telah disebutkan sebelumnya, metode penerjemahan komunikatif

mengutamakan penyampaian pesan pada BSu yang berarti bahwa metode ini

sangat concern dengan aspek keakuratan. Tampak pada tabel 27, seluruh teknik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

117

yang digunakan dalam penerjemahan film Jane Eyre ini menghasilkan terjemahan

yang mayoritas akurat. Nilai rata-rata keakuratan subtitle film Jane Eyre yang

didapatkan adalah 2, 74 sehingga dapat ditetapkan sebagai terjemahan dengan

tingkat keakuratan yang tinggi.

Newmark (1988) juga menuturkan bahwa tujuan lain dari penerjemahan

seharusnya untuk mencapai “efek ekuivalen”; yakni untuk menghasilkan efek

yang sama pada pembaca, atau mendekati, seperti efek yang diterima atau

dirasakan oleh pembaca BSu. Respon pembaca bahkan dapat diperhitungkan

sebagai salah satu tingkat keberhasilan penerjemahan. Hal ini juga berkaitan

dengan aspek keberterimaan pada hasil terjemahan. Metode penerjemahan

komunikatif, yang menempatkan kemampuan berbahasa dan pengetahuan yang

dimiliki pembaca sasaran sebagai pertimbangan utama, diharapkan dapat

menghasilkan terjemahan yang membawa efek yang sepadan bagi pembaca

sasaran. Hal ini terbukti benar adanya karena seluruh pemirsa film Jane Eyre

berpendapat bahwa tidak ada istilah-istilah yang membingungkan, kosakata yang

digunakan penerjemah cukup baik, dan hanya sebagian kecil terjemahan yang

dirasa tidak berterima atau menciptakan efek yang sepadan seperti yang

diharapkan. Sebelumnya telah dipaparkan bahwa ke 12 teknik penerjemahan yang

digunakan dalam penerjemahan film ini memberikan sumbangan yang positif

untuk aspek keberterimaan subtitle Jane Eyre. Lebih lanjut, pada temuan

penelitian dijabarkan bahwa terdapat sebanyak 379 terjemahan (93, 12%) yang

berterima, 25 (6, 14%) terjemahan yang kurang berterima, dan hanya 3 (0, 73%)

terjemahan yang tidak berterima dan nilai rata-rata keberterimaan yang didapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

118

adalah 2, 88. Ini menandakan bahwa terjemahan subtitle film Jane Eyre ini

termasuk terjemahan dengan tingkat keberterimaan yang tinggi karena terasa

alamiah dan tidak melanggar kaidah dan budaya bahasa sasaran.

c. Dampak Ideologi Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan

Ideologi penerjemahan merupakan suatu kecenderungan terhadap salah

satu dari dua kutub yang berlawanan, yaitu foreignisasi atau ideologi yang

berorientasi pada bahasa sumber dan domestikasi, ideologi yang berorientasi pada

bahasa sasaran (Venuti dalam Hoed, 2006). Karena merupakan suatu

kecenderungan, maka terdapat kemungkinan bahwa dalam analisis suatu teks

terjemahan ditemukan dua ideologi penerjemahan di dalamnya. Ini berarti, baik

disadari oleh penerjemah ataupun tidak, metode dan teknik penerjemahan yang

dipilih dan dipergunakan berorientasi pada BSu dan juga berorientasi pada BSa.

Hal ini juga ditemukan dalam subtitle film Jane Eyre, terdapat dua ideologi yaitu

foreignisasi dan domestikasi.

Sehubungan dengan ideologi foreignisasi, tampak pada tabel 27 bahwa

dari 4 teknik yang menghasilkan terjemahan yang seluruhnya akurat; berterima;

dan mudah dipahami, dua diantaranya adalah teknik peminjaman murni dan kalke

yang berorientasi pada BSu dan teknik-teknik lainnya berorientasi pada BSa, yaitu

partikularisasi dan generalisasi. Meskipun jumlahnya minoritas, kedua teknik

yang berorientasi pada BSu ini ikut memberikan sumbangan yang positif untuk

kualitas subtitle Jane Eyre. Teknik terakhir yang berorientasi pada BSu adalah

teknik literal. Teknik ini memiliki jumlah frekuensi penggunaan yang paling

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

119

banyak diantara kedua belas teknik lainnya dan menduduki urutan kedua setelah

keempat teknik yang telah dibahas sebelumnya dalam hal memberikan dampak

yang positif bagi kualitas terjemahan. Dari ketiga teknik tersebut (literal,

peminjaman murni, dan kalke), dapat diketahui bahwa metode yang digunakan

ialah salah satu metode yang berorientasi pada BSu, yaitu metode penerjemahan

harfiah karena teknik literal paling menonjol diantara ketiganya. Dengan metode

ini, pada awalnya penerjemah menerjemahkan teks dalam BSu secara kata demi

kata kemudian disesuaikan dengan susunan kata dalam BSa namun kata-kata

maupun gaya bahasa dalam BSu masih dipertahankan. Meskipun begitu, metode

penerjemahan yang cenderung dominan dalam subtitle Jane Eyre adalah metode

yang berorientasi pada BSa dan ideologi penerjemahan yang lebih cenderung

digunakan oleh penerjemah adalah ideologi domestikasi. Ini terlihat dari jumlah

frekuensi penggunaan teknik-teknik penerjemahan yang berorientasi pada BSa

lebih banyak (512 kali) dibandingkan dengan teknik-teknik yang berorientasi pada

BSu (173 kali).

Dalam subtitle Jane Eyre, metode penerjemahan komunikatif lah yang

cenderung dipergunakan oleh penerjemah. Karena metode penerjemahan

komunikatif merupakan salah satu dari empat metode penerjemahan yang

menekankan atau berorientasi pada bahasa sasaran, mengacu pada diagram V

Newmark (1988), maka dapat diketahui bahwa ideologi penerjemahan yang

cenderung digunakan penerjemah dalam menerjemahkan teks audio maupun

visual dalam film Jane Eyre adalah ideologi domestikasi. Ideologi ini digunakan

untuk menerjemahkan teks BSu yang pembaca sasarannya luas atau ditujukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

120

untuk pembaca dalam jumlah besar. Film Jane Eyre ini memang ditujukan dan

dapat ditonton oleh pemirsa dari berbagai kalangan, khususnya bagi pemirsa

remaja dan dewasa. Diungkapkan oleh Shuttleworth dan Cowie dalam Yang

(2010) bahwa

domestication designates the type of translation in which a transparent,

fluent style is adopted to minimize the strangeness of the foreign text for

target language readers.

Ini menegaskan bahwa ideologi domestikasi mementingkan aspek

keberterimaan dalam menerjemahkan suatu teks. Telah dijabarkan sebelumnya,

metode penerjemahan komunikatif digunakan dengan tujuan menghasilkan

terjemahan yang natural, dengan kata lain metode ini juga menaruh perhatian pada

aspek keberterimaan sehingga kesimpulan bahwa kecenderungan ideologi sang

penerjemah film Jane Eyre ini ialah ideologi domestikasi adalah tepat adanya.

Seperti yang diketahui, subtitle film Jane Eyre dinilai sebagai terjemahan dengan

tingkat keberterimaan yang tinggi. Teknik-teknik penerjemahan yang

menyumbangkan kontribusi paling positif untuk aspek keberterimaan ini adalah

teknik partikularisasi dan generalisasi. Kedua teknik ini adalah teknik

penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran, dua dari beberapa teknik

yang dapat membantu maksud penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang

alamiah. Mengacu pada definisi Shuttleworth dan Cowie dalam Yang (2010),

ideologi domestikasi yang dipilih penerjemah dapat membantu meminimalisasi

“keanehan” dalam teks BSu agar dapat berterima bagi pembaca sasaran.

Sebagai hasil dari analisis terhadap subtitle film Jane Eyre yang telah

dilakukan secara menyeluruh dan mendalam, dapat ditarik suatu kesimpulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

121

bahwa 12 jenis teknik, metode penerjemahan komunikatif, serta ideologi

domestikasi yang cenderung digunakan penerjemah dalam menerjemahkan

ujaran-ujaran dalam film baik yang berupa dialog (audio) dan visual, memberikan

dampak yang positif terhadap keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan

subtitle. Mengacu pada analisis tentang dampak teknik, metode, dan ideologi

penerjemahan terhadap kualitas terjemahan yang dihasilkan, tampak bahwa

teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran

maupun yang berorientasi pada bahasa sumber dapat menghasilkan terjemahan

yang mayoritas atau hampir seluruhnya akurat, berterima, dan mudah dipahami

pemirsa film. Namun, teknik-teknik yang berorientasi pada bahasa sasaran lebih

banyak memberikan kontribusi yang positif untuk kualitas subtitle dengan jumlah

total frekuensi penggunaan yang lebih besar.

Sebagai contoh, penggunaan teknik transposisi yang merupakan salah satu

teknik yang berorientasi pada bahasa sasaran, menghasilkan terjemahan yang

mayoritas akurat, berterima, dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Dalam

hal ini, dari 137 teknik transposisi yang dididentifikasi, hanya terdapat 4 teknik

yang menghasilkan terjemahan kurang akurat, 1 teknik berdampak pada

terjemahan yang tidak akurat, 3 teknik menghasilkan terjemahan yang kurang

berterima, dan terjemahan yang kurang terbaca merupakan dampak dari

penerapan teknik transposisi dengan frekuensi penggunaan 2 kali. Karena

diterapkan dengan cara merubah kategori tata bahasa (gramatikal) BSu ke dalam

BSa yang dianggap lebih sesuai, teknik ini seringkali memberikan dampak positif

terhadap kualitas terjemahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

122

Sedangkan teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber

menghasilkan beberapa terjemahan yang kurang akurat, kurang berterima, dan

cukup sulit dipahami oleh pemirsa. Sebagai contohnya adalah penggunaan teknik

penerjemahan literal yang paling sering digunakan, yaitu sebanyak 156 data (22,

77 %). Diantara ketiga teknik yang berorientasi pada bahasa sumber, teknik ini

paling banyak menghasilkan beberapa terjemahan yang akurat, namun kurang

berterima meskipun masih dapat dipahami oleh pemirsa film. Teknik ini

diterapkan dengan cara menerjemahkan kata atau suatu ungkapan secara kata per

kata tanpa menjadikan faktor-faktor lain, seperti budaya BSa misalnya, sebagai

bahan pertimbangan dalam menerjemahkan. Hal ini berbeda dengan teknik

padanan lazim, contohnya, sebagai salah satu teknik yang berorientasi pada

bahasa sasaran karena teknik ini menggunakan istilah yang sudah lazim

digunakan dan diakui dalam kamus BSa maupun dalam komunikasi sehari-hari.

Setelah dilakukan pembobotan untuk penilaian kualitas terjemahan secara

keseluruhan seperti yang disarankan oleh Nababan (2010), nilai overall quality

yang didapatkan adalah 2, 82. Nilai rata-rata keakuratan subtitle film Jane Eyre

adalah 2, 74, sedangkan nilai rata-rata keberterimaan subtitle adalah 2, 88, dan

nilai rata-rata keterbacaannya adalah 2, 98. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa pesan dalam subtitle film Jane Eyre telah tersampaikan secara akurat ke

dalam bahasa sasaran, tidak terjadi distorsi makna. Terjemahan-terjemahannya

alamiah dan sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran. Terjemahan teks

audio dan visual film Jane Eyre ini juga dapat dengan mudah dipahami oleh

pemirsa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi dua sub bab, yaitu kesimpulan atas hasil penelitian dan

pembahasan mengenai teknik, metode, dan ideologi penerjemahan serta kualitas

subtitle film Jane Eyre dan saran bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai teknik, metode, dan ideologi

penerjemahan beserta kualitas subtitle film Jane Eyre, dapat ditarik kesimpulan

mengenai beberapa hal sebagai berikut:

1. Terdapat 12 jenis teknik penerjemahan yang diterapkan dalam

menerjemahkan unsur-unsur dalam film Jane Eyre berupa audio atau trek

suara yang tersaji dalam bentuk dialog dan unsur-unsur yang berwujud

visual. 3 teknik diantaranya; yaitu penerjemahan literal, peminjaman

murni, dan kalke, berorientasi pada bahasa sumber. 9 teknik lainnya

berorientasi pada bahasa sasaran, yakni transposisi, kompresi linguistik,

padanan lazim, amplifikasi linguistik, amplifikasi, reduksi, modulasi,

partikularisasi, generalisasi, dan adaptasi.

2. Teknik-teknik penerjemahan yang memberikan kontribusi paling besar

untuk kualitas subtitle film Jane Eyre adalah teknik partikularisasi,

peminjaman murni, kalke, dan generalisasi. Disesuaikan dengan situasi

tertentu, pemakaian istilah yang baik lebih khusus atau lebih umum,

maupun peminjaman istilah dari bahasa sumber, dapat membantu

123

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

124

memudahkan pemahaman pemirsa karena kemungkinan pesan

tersampaikan dengan baik lebih besar. Teknik yang kurang memberikan

pengaruh positif terhadap kualitas terjemahan secara keseluruhan adalah

teknik modulasi karena satu terjemahan yang dihasilkan tidak berterima.

Ini adalah satu-satunya terjemahan yang tidak berterima dalam subtitle

film ini. Sedangkan teknik penerjemahan yang memberikan kontribusi

paling sedikit dan memberikan dampak negatif bagi tingkat keakuratan

dan keberterimaan subtitle film ini adalah teknik reduksi karena seringkali

menyebabkan kurang lengkapnya informasi tertentu dalam terjemahan

yang dihasilkan.

3. Metode dan ideologi penerjemahan yang cenderung digunakan penerjemah

adalah metode penerjemahan komunikatif dan ideologi domestikasi karena

teknik-teknik yang diterapkan cenderung lebih dekat kepada bahasa

sasaran. Ideologi domestikasi mementingkan aspek keberterimaan dan

metode penerjemahan komunikatif digunakan dengan tujuan menghasilkan

terjemahan yang natural. Dengan kata lain, metode ini juga menaruh

perhatian lebih pada aspek keberterimaan.

4. Nilai overall quality untuk subtitle film Jane Eyre yang didapatkan adalah

2, 82 sehingga subtitle dapat dinilai sebagai terjemahan yang akurat,

berterima, dan mudah dipahami oleh pemirsa karena pesan dalam subtitle

film Jane Eyre telah tersampaikan secara akurat ke dalam bahasa sasaran

dan tidak terjadi distorsi makna. Terjemahan-terjemahannya alamiah dan

sesuai dengan kaidah dan budaya bahasa sasaran. Selain itu, terjemahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

125

teks audio dan visual film Jane Eyre ini juga dapat dengan mudah

dipahami oleh pemirsa.

B. Saran

1. Subtitling memang merupakan salah satu jenis penerjemahan film yang

berbeda dengan jenis penerjemahan lain karena adanya beberapa batasan,

salah satu batasan yang paling terlihat jelas adalah batasan tempat dan

waktu. Hal ini menuntut penerjemah untuk lebih hati-hati dan

memperhatikan faktor-faktor legibility lainnya. Beberapa teknik yang

diharapkan dapat mendukung keefektifan subtitle adalah teknik reduksi

dan kompresi linguistik. Namun dalam menerjemahkan ujaran-ujaran

dalam film Jane Eyre penerjemah diharapkan lebih berhati-hati dan cermat

dalam menggunakan teknik kompresi linguistik. Dibandingkan dengan

teknik-teknik lainnya, teknik ini seringkali menghasilkan terjemahan yang

kurang akurat. Beberapa informasi yang cukup penting seringkali tidak

diterjemahkan atau dihilangkan.

2. Pilihan kata atau diksi maupun padanan kata yang tepat juga penting untuk

diperhatikan dalam penerjemahan film ini karena makna dan kesan yang

diterima pemirsa bisa berbeda dengan maksud penulis dialog film tersebut.

Untuk menimbulkan kesan yang sama seperti ujaran aslinya, seharusnya

ungkapan dalam bahasa sumber diterjemahkan ke dalam bentuk ungkapan

yang sepadan dalam bahasa sasaran, seperti idiom misalnya.

3. Penelitian ini masih jauh dari sempurna sehingga penelitian lebih lanjut

dan mendalam mengenai subtitling perlu dilakukan. Terutama penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: ANALISIS TEKNIK, METODE, DAN IDEOLOGI …/Analisis... · Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Dalam penelitian ini terdapat 2

126

pada jenis penerjemahan audiovisual lain, baik dengan pendekatan yang

sama atau berbeda, misalnya dengan pendekatan pragmatik atau semantik.

4. Penerjemah film Jane Eyre tidak terlibat menjadi informan dalam

penelitian ini sehingga informasi yang didapatkan kurang terperinci dan

mendalam. Contohnya, berkaitan dengan saran sebelumnya, ialah hal

pemakaian teknik reduksi yang berdampak pada hilangnya beberapa

informasi penting dalam film. Tidak dapat diketahui dengan pasti apakah

hal ini sengaja dilakukan oleh penerjemah demi keefektifan subtitle atau

dikarenakan penerjemah tidak memahami istilah tertentu sehingga

direduksi begitu saja. Oleh karena itu, diharapkan penerjemah dapat ikut

terlibat dalam penelitian selanjutnya agar analisis data dapat menjadi lebih

lengkap dan mendetail.

5. Teknik partikularisasi dan generalisasi, dua teknik penerjemahan yang

saling bertolak belakang, menghasilkan terjemahan yang seluruhnya

akurat, berterima, dan mudah dipahami oleh pemirsa film Jane Eyre.

Alasan dibalik pemakaian istilah yang lebih khusus maupun lebih umum

dalam bahasa sasaran ini perlu diketahui dan dikaji lebih lanjut agar

pembahasan penelitian semakin mendalam dan lebih menarik. Misalnya,

penerjemah memutuskan untuk menggunakan kedua teknik ini untuk

mempermudah pemahaman pemirsa film Jane Eyre karena beberapa

istilah berkaitan dengan budaya atau adakah sebab dan alasan lain.

Berkaitan dengan saran sebelumnya, keterlibatan penerjemah sangat

dibutuhkan untuk mengungkap hal-hal seperti ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user