analisis transposisi dan modulasi pada …/analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA TERJEMAHAN PETUNJUK PEMAKAIAN
PRODUK-PRODUK ORIFLAME
THESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik
Minat Utama Linguistik Penerjemahan
Lusi Susilawati S130908009
PROGRAM STUDI LINGUISTIK MINAT UTAMA LINGUISTIK PENERJEMAHAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA TERJEMAHAN PETUNJUK PEMAKAIAN
PRODUK-PRODUK ORIFLAME
Disusun oleh:
Lusi Susilawati S130908009
Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing
Pada tanggal: 8 Maret 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D 1944.06021.196511.2001 1963.0328.199201.1001
Mengetahui
Ketua Program Studi Linguistik
Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D 1963.0328.199201.1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI
PADA TERJEMAHAN PETUNJUK PEMAKAIAN PRODUK-PRODUK ORIFLAME
Disusun oleh:
Lusi Susilawati S130908009
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal: 23 Maret 2010
Jabatan Nama Tanda tangan
Ketua : Prof. Dr. Kunardi Hardjoprawiro ……………...
Sekretaris : Dr. Djatmika. M.A ………………
Anggora Penguji: 1. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana ………………
2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D ……………....
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Linguistik
Prof. Drs Suranto, M.Sc., Ph.D., Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D 195708201985031004 196303281992011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Lusi Susilawati
NIM : S130908009 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Analisis Transposisi Dan Modulasi Pada Terjemahan Petunjuk Pemakaian Produk-Produk Oriflame adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya yang terdapat dalam tesis ini diberi tanda citasi dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyaata di kemudian hari pernyataan saya tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang diperoleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Maret 2010 Yang membuat pernyataan,
Lusi Susilawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Untuk mamaku tercinta Hj. Inar Sunarmah
Suamiku tercinta Ir.Suwarno
dan anakku tersayang Nazwa Aurelia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu tidak
selesai (dari suatu masalah), kerjakanlah dengan sungguh - sungguh (urusan) yang
lain dan hanya kepada Tuhan – mu lah hendaknya kamu berharap.
(Al – Insyirah : 6 – 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t yang selalu
memberikan bimbingan dan pertolongan kepada penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan tulus kepada:
1. Prof. Drs Suranto, M.Sc., Ph.D., Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D, Ketua Program Studi
Linguistik Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
sekaligus sebagai pembimbing II yang telah memberikan kesempatan,
kemudahan serta bimbingan dan saran untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana yang juga dengan penuh kesabaran telah
memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Nani Wimpi, Director Oriflame Solo, yang telah membantu dalam
pengumpulan data dan bersedia untuk memberikan beberapa informasi
yang sangat berarti bagi penulis.
5. Sumardiono, S.S dan Pristinian Yugaswara, S.Pd. yang telah bersedia
untuk menjadi rater di sela-sela kesibukannya dalam menerjemahkan dan
menyelesaika studinya dan telah memberikan penilaian dan saran yang
kritis terhadap data-data yang disediakan.
6. Semua dosen Program Pascasarjana UNS yang mengampu pada Program
Linguistik Minat Utama penerjemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Semua karyawan perpustakaan dan biro administrasi yang telah memberi
bantuan demi kelancaran penulisan tesis ini.
8. Teman – teman angkatan 2008 Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret yang telah memberikan semangat dan saran kepada penulis
9. Ir. Suwarno, suami dan teman hidupku yang selalu memberikan dorongan
dan semangat dalam dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Nazwa Aurelia, putriku tersayang yang selalu senantiasa menemani dalam
setiap langkahku.
Hanya ucapan terima kasih dan doa yang tulus yang dapat penulis
sampaikan pada kesempatan ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan pahala
dan rahmat-Nya kepada mereka atas kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap dunia penerjemahan dan Oriflame.
Surakarta, Maret 2010
Lusi Susilawati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABTSRAK
Lusi Susilawati. S 130908009. 2009. Analisis Transposisi dan Modulasi pada Terjemahan Petunjuk Pemakaian Produk-Produk Oriflame, Thesis. Program Magister Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini adalah penelitian tentang analisis bentuk-bentuk transposisi dan modulasi yang digunakan oleh penerjemah pada terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame. Tujuan penelitian ini adalah; pertama untuk mengidentifikasi bentuk transposisi dan modulasi yang terdapat pada terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame terhadap kualitas terjemahan dalam hal keakuratan dan keberterimaan. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi dampak penerapan bentuk transposisi dan modulasi pada kualitas terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame dalam hal keakuratan dan keberterimaan, dan tujuan terakhir adalah untuk mengidentifikasi teknik mana yang paling baik terhadap keakuratan dan keberterimaan.
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data penelitian ini teks terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame dan juga para informan. Data tersebut diidentifikasi bentuk-bentuk transposisi dan modulasinya. Untuk mengetahui nilai keakuratan dan keberterimaan, data tersebut dinilai oleh tiga rater yang berkecimpung di bidang penerjemahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk transposisi dan modulasi yang digunakan oleh penerjemah berdampak terhadap kualitas terjemahan, konsumen dan target penjualan, yaitu masih terdapat beberapa penyimpangan makna pesan dalam Bsu yang tidak tersampaikan. Akibatnya, Penyimpangan ini berpengaruh terhadap kesalahan penggunaan produk tersebut sehingga berakibat fatal terhadap konsumen. Kemudian berkenaan dengan keakuratan dan keberterimaan terjemahan, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 172 data yang diteliti terdapat 64% data yang dikategorikan sebagai transposisi akurat. Dinilai dari sisi keberterimaan, sebanyak 72,2% dinilai sebagai transposisi berterima. Sementara itu hasil penelitian terhadap penilaian bentuk-bentuk modulasi tercatat 62,8% data yang dinilai akurat dan hasil keberterimaan bentuk modulasi adalah 78,5% data dikategorikan modulasi berterima.
Skor rata-rata yang diperoleh menunjukkan bahwa teknik transposisi lebih baik terhadap nilai keakuratan dan untuk keberterimaan lebih baik menggunakan teknik modulasi. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa penerjemah perlu mengenal lebih jauh tentang produk-produk Oriflame sehingga istilah-istilah yang berhubungan dengan kosmetika dapat diterjemahkan dengan menggunakan padanan yang akurat dan berterima. Hal ini bertujuan agar konsumen menggunakan produk Oriflame dengan tepat sehingga mereka puas yang akhirnya dapat mempertinggi tingkat penjualan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT
Lusi Susilawati. S 130908009. 2009. An Analysis of Transposition and Modulation in the Translation of Oriflame Products Direction. Thesis. Master Degree Program in Translation. Post Graduate Program Sebelas Maret University of Surakarta. This is a research about an analysis of transposition and modulation used by the translator in the translation of Oriflame products direction. The aims of this research are first to identify the impacts of transposition and modulation used in the Oriflame direction toward the quality of translation, consumers, and the target of sales. The second purpose of the research is to identify the quality of the Oriflame direction in the matters of accuracy and acceptability, and the last purpose is to identify which technique is better toward the accuracy and acceptability. The method applied in the research is descriptive qualitative. The data sources of this research are texts of Oriflame direction for use, and informers. The transposition and modulation from the data are identified. Meanwhile, to assess the accuracy and acceptability, the data are read by three raters who are experts in translation.
The result of this research shows that the transposition and modulation used by the translator have some impacts to the quality of translation, consumers and the target of sales because there are some deviations of meaning which are not conveyed from the source language. As a result, the deviation has the impact to the mistakes in using the product, therefore it has a fatal impact to the consumers.
Related to the accuracy and acceptability, the research’s results shows that from 172 data, there are 64% categorized as accurate transposition and 72,7% are categorized as acceptable transposition. Meanwhile, the result of modulation analysis, it is noted that 62,8% data are categorized as accurate modulation and 78,5% are categorized as acceptable modulation.
From the scores obtained, they indicate that transposition technique is better toward the accuracy assessment and modulation technique is better for the acceptability assessment. This research implicates that it is important for the translator to exhaustively learn the products of Oriflame so that the terms related to the cosmetic could be translated using the accurate and the acceptable equivalence. It is intended to make the consumers use Oriflame precisely, thus they are satisfied. As the result, it could raise the rate of sale level.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING………………………………...................... ii
PENGESAHAN PENGUJI………………………………………................... iii
PERNYATAAN……………………………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………....vii
ABSTRAK…………………………………………………………………….. ix
ABSTRACT…………………………………………………………………… x
DAFTAR ISI……………………………………………………………………xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL…………………………………………. xiv
BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………. 1
2. Batasan Masalah…………………………………………………………… 5
3. Rumusan Masalah…………………………………………………………. . 5
4. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… . 6
Manfaat Penelitian………………………………………………………... .. 6
BAB II: KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR………………….…….. 8
1. Sekilas tentang Produk Oriflame………………………..………………… 8
2. Penerjemahan……………………………………………………………….11
3. Metode Penerjemahan……………………………………………………....19
4. Teknik Penerjemahan…………………………………………….….……...24
5. Transposis………………………………………………..……………...31
6. Modulasi.…………………………………………………………………....37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Penilaian Kualitas Terjemahan……………………………………………...41
8. Kerangka Pikir……………………………………………………………...50
BAB III: METODE PENELITIAN…………………………………………… 56
1. Metode Penelitian………………………………….………………………. 52
2. Sumber Data dan Data…………………………………………………….. 52
3. Teknik Cuplikan…………………………………………………………… 53
4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………… 54
5. Validitas Data……………………………………………………………… 56
6. Teknik Analisis Data……………………………………………………… 57
7. Prosedur Penelitian………………………………………………………… 58
BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………60
A. Deskripsi Data…………………………………………………………….. 60
B. Hasil Analisis dan Pembahasan…………………………………………… 61
1. Hasil Analisis Bentuk-Bentuk Transposisi…………………………….. 62
2. Hasil Analisis Penggunaan Transposisi………………………………... 72
3. Hasil Analisis Bentuk-Bentuk Modulasi………………………….........101
4. Hasil Analisis Penggunaan Modulasi…………………………………..107
5. Dampak Penerapan Transposisi dan Modulasi........................................137
6. Teknik Penerjemahan Lebih Paling Baik...............................................139
BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN DAN SARAN………...114
1. Simpulan……………………………………………………….………….141
2. Implikasi Penelitian ………………………………………………….......144
3. Saran………………………………………………………………………144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....146
LAMPIRAN…………………………………………………………………...148
1. Data Alternatif Perbaikan Terjemahan Petunjuk Pemakaian Oriflame…..148
2. Data Penelitian…………………………………………………………....159
3. Kuesioner Tingkat Keakuratan dan Keberterimaan ...................................171
4. Kuesioner Konsumen dan Member Oriflame..............................................174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
A. GAMBAR 01 : Proses Penerjemahan…………………………………………2
B. GAMBAR 02 : Diagram V………………………………………………......19
C. GAMBAR 03 : Diagram Kerangka Pikir…………………………………….51
D. TABEL :
1. Tabel Nilai Keakuratan Transposisi……………………………………..134
2. Tabel Nilai Keberterimaan Transposisi……………………………….....135
3. Tabel Nilai Keakuratan Modulasi…………………………………….…136
4. Tabel Nilai Keberterimaan Modulasi………………………….................137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Peningkatan perekonomian berakibat pada peningkatan kebutuhan
hidup yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan primer,
sekunder dan tersier. Pemenuhan kebutuhan tersebut harus dilakukan secara
bertingkat sesuai dengan derajat kepentingan kebutuhan tersebut.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kebutuhan tersebut saat ini telah
mengalami perubahan tingkat dalam pemenuhan kebutuhannya. Sebagai
contoh adalah kebutuhan untuk merawat wajah dan tubuh, terutama bagi para
wanita. Mereka beranggapan bahwa mereka merasa lebih percaya diri jika
secara fisik mereka memiliki penampilan yang menarik, seperti memiliki tubuh
yang proporsional dan berwajah putih dan bersih. Perawatan tersebut dilakukan
mulai dengan cara tradisional sampai dengan cara-cara yang menggunakan
teknologi mutakhir.
Namun tidak semua wanita bisa melakukannya di salon atau di pusat-
pusat perawatan kecantikan tersebut karena beberapa alasan seperti tidak
adanya waktu (karena dibutuhkan waktu yang tidak sedikit) atau memang
karena biaya yang terbatas, sementara mereka tetap memerlukan perawatan-
perawatan tersebut tetapi juga tidak ingin menggunakan produk yang biasa-
biasa saja. Akhirnya, solusi yang bisa dilakukan adalah dengan cara membeli
produk-produk yang berkualitas namun dengan biaya yang masih terjangkau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Produk yang dimaksud adalah produk-produk yang bisa diperoleh melalui
penjualan dengan sistem pemasaran berjenjang (multi-level marketing), yaitu
penjualan yang dilakukan dengan cara menawarkan produk langsung ke
konsumen oleh penjual/konsultan. Jenis penjualan ini dianggap efektif karena
konsumen tidak harus meluangkan banyak waktu untuk berbelanja di luar.
Bahkan untuk menggunakan produk, para konsumen cukup membaca petunjuk
pemakaian yang terdapat pada produk tersebut.
Salah satu dari multi level marketing (MLM) tersebut adalah Oriflame
(Natural Swedish Cosmetics). Karena Oriflame telah tersebar di beberapa
negara maka petunjuk pemakaian pada kemasan produknya diterjemahkan ke
dalam beberapa bahasa (3-29 bahasa), termasuk diantaranya adalah bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia.
Namun karena produk-produk tersebut ukurannya kecil, petunjuk
pemakaian produk tersebut disampaikan dengan bahasa yang sangat singkat,
sehingga besar kemungkinan pembaca tidak bisa memahami maksud dari teks
tersebut .
Oleh karenanya, para anggota (konsultan) diwajibkan untuk mengikuti
pertemuan rutin untuk mengupas segala sesuatu yang berhubungan dengan
produk tersebut (product knowledge) terutama pada produk-produk yang baru
diluncurkan (karena setiap bulan selalu ada produk baru). Namun tidak semua
konsultan bisa mengikuti acara tersebut dikarenakan kesibukannya sebagai
pekerja ataupun ibu rumah tangga. Akhirnya, mereka hanya mengandalkan
petunjuk singkat yang tertera pada produk tersebut. Padahal jika terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
kesalahan dalam pemakaian ataupun dalam pemilihan jenis produk yang tidak
sesuai dengan jenis kulit akan berakibat fatal pada kulit tersebut yang tentu saja
dapat merugikan konsumen.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai kualitas hasil terjemahan petunjuk pemakaian pada
produk-produk Oriflame. Dalam penelitian ini penulis menganalisa makna
kata, frasa dan kalimat dalam terjemahan petunjuk pamakaian produk-produk
Oriflame yang difokuskan pada bentuk-bentuk modulasi dan transposisi yang
dilakukan penerjemah. Apakah penyampaian informasi yang terdapat dalam
bahasa sasaran (Bsa) sudah tepat atau belum. Sebagai contoh adalah
penggunaan kata apply dalam bahasa sumber (Bsu) yang diterjemahkan
“gunakan”, sedangkan menurut kamus berarti “terapkan”. Sehingga pembaca
menjadi bingung apa yang dimaksud dengan kata tersebut, apakah kosmetik
tersebut dioleskan, di usapkan, digosokkan ataukah diratakan. Penerjemahan
dari kata apply yang bermakna ‘terapkan’ menjadi ‘gunakan’ merupakan
bentuk modulasi.
Contoh lain adalah penggunaan bentuk transposisi. Dalam Bsu terdapat
kalimat “Spray on after cleansing over the face and neck. Can also be used for
instant comfort through out the day”. Kalimat-kalimat tersebut diterjemahkan
menjadi ”Semprotkan pada wajah dan leher setelah menggunakan cleanser.
Bisa juga sebagai penyejuk wajah sehari-hari”. Kata ‘the day’ yang merupakan
nomina tunggal diubah menjadi nomina jamak pada Bsa yaitu ‘sehari-hari’.
Perubahan nomima tunggal dalam Bsu menjadi menjadi nomina jamak dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Bsa dan sebaliknya merupakan bentuk transposisi. Transposisi atau pergeseran
bentuk dalam penerjemahan merupakan sesuatu yang bersifat wajib atau
pilihan, maksudnya hal ini sah-sah saja dilakukan selama bertujuan untuk
mencari keakuratan dan keberterimaan dalam Bsa, namun apa yang akan
terjadi jika penggunaan transposisi tersebut justru mengalami penyimpangan
makna dan mengakibatkan pesan tidak tersampaikan? Jika hal ini terjadi,
terutama dalam petunjuk penggunan perawatan wajah, maka dikhawatirkan
akan terjadi kesalahan dalam penggunaanya, sehingga terjadi sesuatu yang
tidak diharapkan. Selain itu juga dikawatirkan akan berpengaruh terhadap
target pembeli.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam penerjemahan terdapat beberapa
teknik menerjemahkan namun mengapa penerjemah produk Oriflame ini
menggunakan teknik transposisi dan modulasi saja? Mengapa juga tidak
menggunakan teknik yang lain? Hal ini perlu diteliti karena kesalahan
penerjemahan ditakutkan akan berdampak bukan hanya bagi konsumen saja
tapi juga pada target pembelian. Karena hal inilah peneliti bermaksud
menganalisa hasil terjemahan tersebut dengan judul “Analisis Transposisi dan
Modulasi pada Terjemahan Petunjuk Pemakaian Produk-Produk
Oriflame”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
2. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini akan terarah dan
teranalisa secara mendalam. Pembatasan masalah dilakukan dengan cara :
a. Membatasi kajian pada masalah metode
Pada penelitian ini, kajian diarahkan pada bentuk-bentuk transposisi dan
modulasi yang terdapat dalam teks tersebut.
b. Membatasi data yang akan diteliti
Oriflame memiliki ratusan produk dari berbagai macam perawatan mulai
dari perawatan rambut, wajah, tubuh, sampai perawatan kaki. Juga mulai
dari perawatan untuk bayi, anak-anak, remaja, sampai perawatan untuk
dewasa. Dalam penelitian ini peneliti akan membatasi penelitian pada
produk-produk untuk perawatan remaja dan dewasa saja karena menurut
pengamatan peneliti produk-produk tersebutlah yang paling sering di
konsumsi.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah bentuk trasnposisi dan modulasi pada terjemahan
petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame?
b. Bagaimanakah dampak penerapan teknik transposisi dan modulasi
pada kualitas terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame
dalam Bsa dalam hal keakuratan dan keberterimaaan?
c. Teknik manakah yang paling baik terhadap keakuratan dan
keberterimaan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengidentifikasi bentuk transposisi dan modulasi yang terdapat pada
terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame.
b. Mengidentifikasi dampak penerapan teknik transposisi dan modulasi
pada kualitas terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk
Oriflame dalam hal keakuratan dan keberterimaan.
c. Mengidentifikasi Teknik mana yang paling baik terhadap keakuratan
dan keberterimaan.
5. Manfaat Penelitian
Hasil kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
dokumen niaga, para praktisi, dan akademisi bidang perjemahanan, para
konsultan dan konsumen Oriflame, peneliti pada khususnya dan mahasiswa
penerjemahan pada umumnya. Adapun manfaat praktis yang bisa di peroleh
adalah :
a. Dapat memperjelas hubungan makna yang terdapat dalam terjemahan
petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame.
b. Dapat memberikan gambaran tentang kualitas terjemahan petunjuk
pemakaian produk-produk Oriflame bagi para peminat penerjemahan.
Sedangkan secara teoritis manfaat yang dapat diperoleh adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
a. Dapat memberikan gambaran tentang cara seorang penerjemah melakukan
pergeseran-pergeseran makna dalam bentuk modulasi dan transposisi agar
makna yang tersampaikan akurat dan berterima dalam Bsa.
b. Dapat dijadikan salah satu referensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan
dengan penelitian ini. Kajian teori meliputi Produk Oriflame, Teori
Penerjemahan khususnya tentang Transposisi dan Modulasi serta
hubungannya dengan keakuratan dan keberterimaan. Selain itu untuk
menggambarkan alur berpikir peneliti, akan disajikan kerangka pikir yang
mencakup analisis dan hubungannya dengan teori.
1. Sekilas tentang Produk Oriflame
Oriflame adalah sebuah perusahaan kosmetika yang didirikan di
Stockholm Swedia tahun 1967 oleh dua orang bersaudara yaitu Jonas dan
Robert af Jochnick. Visi mereka adalah menciptakan sebuah perusahaan
kosmetika yang menawarkan rangkaian perawatan kulit yang berbeda
dibandingkan dengan produk lainnya yang ada saat itu, yaitu terbuat dari
bahan-bahan alami dan tidak diujicobakan pada hewan.
Mereka berkomitmen untuk menawarkan produk-produk yang berkualitas
tinggi dengan harga terjangkau. Mereka juga hendak memperkenalkan metode
baru dan inovatif dalam menjual produk dari individu ke individu dengan
membebaskan kepada para pelanggan untuk memperoleh saran dari orang yang
mereka kenal (konsultan) sehingga membuat para pelanggan lebih percaya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
nyaman dan puas. Para konsultan pun dapat memperoleh penghasilan dan
peluang karier yang tak terbatas.
Konsultan adalah seseorang yang mendaftar menjadi anggota (member)
Oriflame dengan keuntungan yang luar biasa dan dengan syarat yang sangat
mudah yaitu dengan hanya membayar empat puluh ribu rupiah saja dan
mengumpulkan kartu identitas maka secara otomatis ia telah menjadi member/
konsultan. Disebut konsultan karena dia dituntut untuk dapat diajak konsultasi
seputar produk yang akan digunakan oleh konsumen yaitu dengan memberikan
saran atau masukan tentang produk apa yang seharusnya digunakan oleh
konsumen yang sesuai dengan jenis kulit dan usianya.
Perusahaan Oriflame ini telah memiliki 1.600.000 konsultan yang tersebar
diseluruh dunia. Indonesia adalah pangsa pasar pertamanya di kawasan Asia.
Oriflame masuk ke Indonesia pada tahun 1987 di bawah PT. Orindo Alam
Ayu Jakarta. Dalam setahun Oriflame mencetak 72 juta katalog dalam 35
bahasa dengan jumlah produk kurang lebih 600 produk dalam satu katalog
yang di terbitkan satu bulan sekali.
Saat ini Oriflame telah terdaftar di bursa Stockholm yang terkemuka dan
telah beroperasi di 55 negara dengan penjualan yang sangat pesat bahkan
mengalami pertumbuhan tercepat di dunia yakni mencapai total penjualan 700
juta Euro.
Produk-produk Oriflame meliputi kosmetika, produk wewangian, parfum,
make-up, perawatan tubuh dan perawatan rambut. Produk Oriflame
mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
a. Produk-produknya tidak diujikan pada hewan melainkan pada
sukarelawan dengan menjamin keamanan, kecocokan, serta
efektifitas termasuk bagi kulit yang sensitif.
b. Menekankan penggunaan bahan-bahan dan sari pati alami.
c. Produk-produknya dijamin murni dan berkualitas tinggi dibawah
pengawasan mutu dan lingkungan yang ketat.
d. Menggunakan aerosol* yang akrab dan aman terhadap ozon
e. Kemasannya dapat didaur ulang dan aman terhadap lingkungan.
Selain mempunyai keunggulan produk, Oriflame juga mempunyai
keunggulan lain yaitu dari segi bisnis bagi para konsultannya. Mereka akan
menemukan peluang yang tak terbatas untuk mewujudkan impiannya. Karena
dengan sistem penjualan bertingkat dan dengan menjual produk dengan cara
yang sangat mudah, para konsultan akan mendapatkan beberapa keuntungan,
seperti keuntungan langsung dari penjualan sebesar 23%, mendapatkan reward
(penghargaan) berupa cash award (uang tunai) dan kesempatan mengikuti
Konferensi Nasional dan Interrnasional bagi mereka yang mencapai level
tertentu dalam penjualan. Oleh karenanya Oriflame mempunyai motto “Make
Money Today and Fulfill Your Dreams Tomorrow”. Sedangkan bagi konsumen
keunggulan yang akan dirasakan berupa saran pribadi mengenai produk-produk
yang sesuai, menghemat waktu dan nyaman karena diantar langsung ke rumah-
rumah mereka dan adanya jaminan produk bergaransi.
*Aerosol adalah partikel sebagian atau keseluruhan yang mengandung mikroorganisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
2. Penerjemahan
2.1. Pengertian Penerjemahan
Ketika seseorang dihadapkan pada komunikasi (baik lisan maupun
tulisan) dengan dua bahasa dimana seseorang tadi tidak bisa akses ke dalam
salah satu bahasa tersebut maka ia akan membutuhkan penerjemah atau
interpreter.
Kegiatan penerjemahan telah terjadi sejak jaman kuno yaitu sejak abad 2
SM. Oleh karenanya sudah banyak definisi yang berbeda-beda yang
dikemukakan oleh para ahli. Namun pada dasarnya semua menyatakan hal
yang sama bahwa yang disebut dengan penerjemahan adalah suatu upaya
untuk mengalihkan pesan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain.
Sebagaimana dinyatakan oleh Nida dan Taber (1969:12), bahwa
penerjemahan adalah menciptakan kembali makna dalam bahasa sasaran
padanan alami yang paling mendekati pesan dalam bahasa sumber, pertama
dalam makna dan kedua dalam gaya. Sedangkan menurut Larson (1999)
penerjemahan merupakan proses pemindahan makna dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran. Dari pernyataan tersebut kita tahu bahwa hal yang
paling penting dalam penerjemahan adalah masalah pemahaman makna.
2. 2. Proses penerjemahan
Dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tentulah
akan melalui sebuah proses. Begitupun dalam melakukan aktifitas
penerjemahan akan terjadi proses penerjemahan. Proses Penerjemahan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
memproses pengalihan informasi yang ada dalam bahasa sumber Bsu)
kedalam bahasa sasaran (Bsa). Nababan, (2008:24) menyatakan bahwa
“Proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian yang dilakukan
oleh seorang penerjemah dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran
(Bsa). Sedangkan menurut Nida dan Taber (1969:33) Penerjemahan
merupakan proses yang kompleks karenanya penerjemahan berlangsung
dalam tiga tahap yakni :
A (Source) B (Receptor)
( Analysis) (Restructuring)
X (Transfer) Y
Gambar 1: Proses penerjemahan.
a. Analisis (Analysis)
Dalam menganalisa sebuah teks, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menganalisa teks yang akan diterjemahkan dengan tujuan untuk
mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh si penulis asli dan untuk
mengidentifikasi kata-kata sulit dan istilah teknis dari kalimat kompleks. Nida
and Taber (1969: 33-35) menyatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
“There are three major steps in analysis : (1) determining the meaningful relationships between the words and combinations of words, (2) the referential meaning of the words and special combinations of words, (3) the connotative meaning i.e. how the user of the language react, whether positively or negatively to the words and combinations of them”.
Jadi pada tahap ini penerjemah harus mengetahui makna (meliputi
hubungan makna, referensi makna dan konotatif makna) dan struktur dalam
bahasa sumber.
b. Pengalihan (Transfer)
Setelah penerjemah benar-benar memahami makna yang terkandung
dalam bahasa sumber dan juga struktur bahasa sumber, langkah berikutnya
dalam proses penerjemahan adalah pengalihan makna. Pada tahapan ini
penerjemah harus dapat mencari padanan kata yang tepat dari Bsu ke dalam
Bsa. Pada tahap ini juga seorang penerjemah memutuskan ideologi mana
yang akan digunakan (foreignization atau domestication), metode apa yang
akan dipakai dan teknik apa yang akan diaplikasikan dengan
mempertimbangkan tiga aspek yaitu keakuratan (accuracy), kewajaran
(naturalness), dan keterbacaan (readability).
c. Penyelarasan (Restructuring)
Tahapan terakhir dalam proses penerjemahan adalah restructuring atau
penyusunan, yaitu penyesuaian hasil penerjemahan dengan kaidah dan
pemikiran pembaca Bsa dalam bentuk bahasa yang sewajar mungkin. Nababan
(2008:28) menyatakan “Pada tahap penyelarasan, seorang penerjemah perlu
memperhatikan ragam bahasa untuk menentukan gaya bahasa yang sesuai
dengan teks yang diterjemahkan”. Dalam tahapan ini seorang penerjemah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
membuat hasil terjemahannya mudah dipahami agar pembaca tidak merasa
seperti merasa membaca teks terjemahan. Beberapa penerjemah menyatakan
bahwa tujuan dari restructuring adalah ;
- Mengecek penggunaan istilah-istilah teknis secara konsisten.
- Meyakinkan struktur kalimat terjemahan dengan tata bahasa Indonesia.
- Mempertimbangkan apakah kalimat-kalimat kompleks seharusnya ditulis
kembali menjadi kalimat yang lebih sederhana agar mudah dimengerti.
Berbeda dengan Nida, ahli penerjemahan lain, Larson (1984: 477),
menyatakan bahwa proses penerjemahan meliputi beberapa langkah berikut:
1. Preparation ( Persiapan)
Pada tahap awal penerjemahan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
oleh seorang penerjemah seperti materi yang akan diterjemahkan, kamus Bsu
dan kamus istilah, alat-alat tulis serta keperluan lainnya. Yang tidak kalah
pentingnya adalah sorang penerjemah sebaiknya sudah terbiasa menulis dalam
Bsa. Larson juga menyatakan bahwa “Good writers make good translator.
They are used to putting the forms of the language on paper”, “Penulis yang
baik dapat menjadi penerjemah yang baik”, karena ia terbiasa meletakkan
bentuk bahasa dalam kertas”. Dengan terbiasa menulis seorang penerjemah
akan dengan mudah menuliskan pesan yang telah didapat dari Bsu ke dalam
Bsa.
2. Analysis ( Analisis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
Pada tahap analisis ini yang harus dilakukan seorang penerjemah adalah
membaca teks Bsu secara keseluruhan, apabila diperlukan dilakukan secara
berulang-ulang dengan tujuan agar pesan yang ada dalam Bsu dapat ditangkap
secara utuh dan konteksnya pun dapat dipahami dengan baik. Kemudian
seorang penerjemah juga harus mengetahui informasi yang tentang sasaran
hasil terjemahan (translation brief); siapa konsumen dari terjemahannya, untuk
keperluan apa digunakan, untuk dipresentasikan dimana. Disamping itu dengan
membaca seorang penerjemah akan dapat memahami gaya bahasa penulisnya.
Cara lain untuk memahami gaya penulisan seseorang bisa juga dengan
mengetahui latar belakang si penulis dengan membaca biografinya.
Larson (1999: 478) menyatakan bahwa “As the translator reads through
the text, he should note down any lexical items which seem to be key words.
These will be words which are crucial to an understanding the text”. “Ketika
penerjemah membaca teks yang akan diterjemahkan, ia harus mencatat unsur
leksikal yang sepertinya merupakan kata-kata kunci, yaitu kata-kata penting
untuk memahami teks tersebut”. Dengan mencatat kata-kata kunci dan kata-
kata sulit yang muncul dalam sebuah teks dan mencari padanan yang tepat
akan memudahkan penerjemah dalam melakukan pekerjaannya karena dalam
sebuah teks mungkin saja kata yang sama muncul lebih dari satu kali, jadi
penerjemah bisa merujuk kepada padanan kata yang telah ditemukannya
diawal untuk kata yang sama selanjutnya.
Selanjutnya menurut Bell (1991: 45-54) dalam menganalisa teks Bsu ada
tiga hal yang perlu dianalisa, yang pertama adalah analisa sintaksis yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
dengan menentukan MOOD system, theme dan rheme dari sebuah kalimat.
Yang kedua adalah analisa semantik yaitu mencari makna dari hubungan antar
kata, hubungan yang logis antara partisipan dengan proses dan bagaimana
bahasa mengungkapkan pengalaman dan logika. Yang terakhir adalah analisa
pragmatik yaitu yang berhubungan dengan analisis domain (the field covered
by the text; the role it is playing in the communicative activity; what the clause
is for; what the sender intended to convey and its communicative value), Tenor
(the relationship with the receiver which the sender indicates through the
choices made in the text), dan mode (the medium selected for realizing the
text). Dengan kata lain analisa pragmatik yaitu memahami makna berdasarkan
konteksnya. Sejalan dengan itu Nababan (2008: 26) mengatakan bahwa:
“Analisa kebahasaan yang dilakukan terhadap teks bahasa menyentuh berbagai tataran, seperti tataran kalimat, klausa, frasa dan kata. Analisis pada tataran-tataran itu dianggap perlu karena pada hakekatnya setiap teks dibentuk dari tataran-tataran tersebut.”
Jadi untuk mendapatkan terjemahan yang baik semua aspek
kebahasaannya harus dianalisa, mulai dari kata, frase, klausa, kalimat, makna
semantik, makna pragmatik, dan lain sebagainya. Seorang penerjemah juga
diperbolehkan memotong kalimat yang terlalu panjang dengan menjadikannya
beberapa kalimat atau merekonstruksi kalimat yang dirasa terlalu berbelit-belit
agar lebih mudah dimengerti selama makna yang terdapat dalam teks Bsu tidak
ada yang hilang atau berubah.
3. Transfer ( Pengalihan )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
Setelah melakukan analisa pada teks Bsu dan memahami makna yang
terdapat dalam Bsu maka langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah
adalah mengalihkan pesan atau makna yang terdapat dalam teks Bsu kedalam
Bsa dengan padanan kata yang tepat.
4. Initial draft ( Konsep Awal )
Konsep awal ini biasanya dimulai dari tingkat paragraf karena apabila
suatu konsep paragraf sudah dipahami maka penerjemahan akan mudah
dilakukan. Sewaktu membuat konsep awal tidak tertutup kemungkinan akan
adanya gerakan maju mundur dari teks Bsu ke Bsa. Penerjemah tidak boleh
mengabaikan bentuk teks Bsu sewaktu mengalihkan makna karena ada kalanya
padanan yang terbaik dalam Bsa sama dengan bentuk teks Bsu atau sebaliknya.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penerjemah adalah tingkat keterbacaan
terjemahannya oleh konsumen, karena pada umumnya konsumen berasal dari
latar belakang ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan yang berbeda.
5. Reworking the Initial Draft ( Pengerjaan Kembali Konsep Awal )
Larson (1984: 482) mengatakan bahwa:
“The reworking of an initial draft should not be undertaken until a larger section is completed. It is best if the draft has been left untouched for a week or two. In this way the translator comes with a fresh look at it and is able to be more objective in his evaluation and reworking of it. The reworking of the initial draft includes checking for naturalness and for accuracy”.
Menurut Larson akan lebih baik bila pengerjaan kembali konsep awal
dilakukan setelah konsep awal tidak disentuh selama satu atau dua minggu, hal
ini bertujuan agar penerjemah bisa mengerjakannya kembali dengan pandangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
yang baru dan lebih objektif dalam mengevaluasi pekerjaan yang telah
dilakukannya. Pengerjaan kembali ini juga memeriksa dua hal yaitu kewajaran
mencakup bentuk gramatikal yang salah atau konstruksi yang tidak jelas,
bagian yang terlalu berbelit-belit, bagian yang urutannya salah atau frase yang
janggal, bagian yang penghubungnya salah atau tidak lancar, adanya
pertentangan kolokasi, makna yang kedengaran asing dan gaya dan ketepatan
dari makna. Dan ketepatan yang mencakup sesuatu yang dihilangkan, sesuatu
yang ditambahkan, makna yang berbeda dan makna yang nihil dalam artian
bentuk yang digunakan tidak menyampaikan makna sama sekali.
6. Test the Translation ( Pengujian Terjemahan )
Untuk menguji terjemahan hendaknya dilihat keakuratan terjemahan
tersebut, dapat dipahami, adanya kesepadanan kata dan lain sebagainya.
Penerjemah juga bisa meminta tolong kepada yang lebih ahli untuk membaca
terjemahannya (proof reader) sebelum diserahkan ke penerbit. Kritik, masukan
dan saran dari pembaca sangat berpengaruh terhadap baik atau tidaknya sebuah
terjemahan.
7. Polishing the Initial Draft (Penyempurnaan Terjemahan)
Setelah selesai melakukan tes terhadap sebuah terjemahan maka langkah
selanjutnya adalah menulis kembali pada terjemahan tersebut dengan
memperbaiki semua kesalahan-kesalahan (berupa padanan kata, gaya bahasa,
pemilihan kata, makna yang kurang tepat, penulisan tanda baca dan lain
sebagainya) yang terdapat pada terjemahan ketika dilakukan pengujian.
8. Preparation to the Publisher ( Persiapan Naskah Untuk Penerbit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
Naskah terjemahan yang telah selesai ditulis kembali dengan rapi sesuai
dengan kaidah penulisan yang benar dapat diserahkan pada penerbit untuk
diterbitkan.
3. Metode Penerjemahan
Metode penerjemahan merupakan suatu proses penerjemahan yang
digunakan untuk mengungkapkan tujuan penerjemah. Newmark (1988:45)
membagi metode penerjemahan menjadi 8 berdasarkan tujuan dan
pertimbangan ‘untuk siap’ penerjemahan dilakukan. Empat dari delapan
metode berorientasi pada Bsu, dan empat yang lainnya berorientasi pada Bsa.
Kedelapan metode itu diagramkan dalam diagram yang disebut diagram V.
Berikut adalah diagram yang dimaksud:
SL emphasis TL emphasis
Word-for-word translation Adaptation Literal translation Free translation Faithful translation Idiomatic translation Semantic translation Communicative translation
Gambar 2: Diagram V
a. Word- for - Word Translation (Penerjemahan Kata demi Kata)
Metode penerjemahan ini merupakan penerjemahan yang dilakukan kata
demi kata dimana urutan kata dalam Bsu tetap dipertahankan tanpa
melihat konteks katanya.Tujuan utama dari metode ini adalah untuk
memahami mekanisme Bsu dan menafsirkan teks yang sulit pada proses
awal penerjemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
Contoh : Bsu = Saya akan pergi ke Bali besok
Bsa = I will go to Bali tomorrow.
b. Literal Translation (Penerjemahan Harfiah)
Pada penerjemahan harfiah struktur gramatikal Bsu dicari padanannya
yang paling dekat dengan Bsa, namun penerjemahan kata-kata leksikal
diterjemahkan tersendiri (diluar konteks). Hal ini sangat berbeda dengan
Catford (1974: 25) dimana dalam penerjemahan harfiah yang pada
awalnya diterjemahkan secara kata demi kata, di beberapa bagian lain
dilakukan perubahan sepenuhnya dengan beradaptasi pada Bsa yang
bertujuan untuk menghasilkan penerjemahan yang alami dalam Bsa.
Berbeda dengan kedua pendapat diatas, Nababan (2008: 9) menyatakan
bahwa Penerjemahan Harfiah (literal translation) terletak antara
penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas. Kegiatan
penerjemahan dilakukan dengan cara menyesuaikan susunan kata dalam
kalimat terjemahannya yang sesuai dengan kata dalam kalimat Bsa setelah
melakukan penerjemahan kata demi kata terlebih dahulu. Penerjemah
melakukan jenis penerjemahan ini jika struktur kalimat Bsu berbeda
dengan struktur kalimat Bsa. Sebagai contoh adalah:
Kalimat Bsu Terjemahan kata demi kata
Terjemahan Harfiah
Terjemahan Bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
c. Faithful Translation (Penerjemahan Setia)
Penerjemahan setia berusaha untuk menghasilkan kembali makna
kontekstual penulis asli pada struktur gramatikal Bsa. Dalam hal ini
penerjemah lebih memihak penulis asli dalam Bsu meskipun kadang-
kadang hasil terjemahan dalam Bsa masih terasa kaku karena kewajaran
dalam penyampaian pesan tidak begitu diperhatikan.
Contoh : Bsu = It’s raining cats and dogs
Bsa = Hujan kucing dan anjing
Contoh tersebut sangat kaku dalam Bsu karena dalam Bahasa Indonesia
tidak mengenal konsep seperti itu, oleh karenanya kalimat tersebut
diterjemahkan menjadi “Hujannya seperti suara kucing dan anjing” namun
tetap saja masih terasa janggal karena orang Indonesia tidak merasakan
suara tersebut menyerupai suara hujan.
d. Semantic Translation (Penerjemahan Semantik)
Berbeda dengan penerjemahan setia yang terkesan kaku, penerjemahan
semantik merupakan penerjemahan yang lebih fleksibel dimana
penerjemah dapat menggunakan empatinya pada penulis asli selain itu
aspek keindahan dalam penerjemahan ini mula diperhatikan. Sebagai
Every one needs a shoulder to cry on
Setiap orang membutuhkan pundak untuk menangis
Semua orang membutuhkan tempat bersandar
Semua orang membutuhkan tempat untuk mengadu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
contoh adalah kalimat sapaan dalam bahasa jawa ‘Badhe tindak pundhi,
pakde?’ Kalimat tersebut bisa diungkapkan oleh dua orang pembicara
yang berbeda yaitu oleh seorang anak kepada pakdenya (kakak dari ayah si
anak) atau bisa diungkapkan oleh siapa saja yang menyapa seorang laki-
laki setengah baya yang usianya lebih tua dari si pembicara sebagai
ungkapan kesopanan. Jika hal inilah yang dimaksud, maka kata ‘pakde’
jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris tidak bisa diterjemahkan
menjadi ‘uncle’ karena konteksnya berbeda. Kata tersebut cukup
diterjemahkan menjadi sir (pak).
e. Adaptation (Saduran)
Saduran merupakan sebuah metode penerjemahan yang bentuknya paling
bebas. Biasanya digunakan untuk drama, komedi, dan puisi dimana tema,
dan alur cerita, tetap dipertahankan, tapi tokoh-tokohnya disulih dengan
tokoh-tokoh lokal, misalnya ‘rubah’ disulih menjadi ‘kancil’. Perubahan
terjadi hanya pada aspek-aspek budaya agar sesuai dengan budaya yang
terdapat pada Bsa.
f. Free Translation (Penerjemahan Bebas)
Penerjemahan bebas menghasilkan terjemahan yang tidak terlalu
mengidahkan aturan-aturan bentuk bahasa yang terdapat pada teks Bsu
namun lebih mengutamakan pada isi atau makna dari Bsu tersebut.
Biasanya terjadi pada penerjemahan ungkapan atau peribahasa. Contoh
dari jenis penerjemahan ini adalah:
Ungkapan: Bsu : Hanging out
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
Bsa : Nongkrong
Peribahasa : Bsu : Make hay while the sun shines
Bsa : Sedia payung sebelum hujan
g. Idiomatic Translation (Penerjemahan Idiomatis)
Penerjemahan idiomatis menghasilkan pesan yang sesungguhnya dari
penulis asli namun cenderung merubah sedikit maknanya karena adanya
ungkapan-ungkapan idiomatis yang tidak terdapat dalam teks.
h. Communicative Translation (Penerjemahan komunikatif)
Pada metode yang terakhir ini penerjemah berusaha untuk menerjemahkan
makna kontekstual dari teks Bsu sedemikian rupa agar isi dan bahasanya
berterima dan dapat dipahami oleh para pembacanya. Penerjemahan
komunikatif sangat memperhatikan keefektifan bahasa penerjemahan.
Kalimat ‘Keep off the grass!’ misalnya, diterjemahkan menjadi ‘Dilarang
menginjak rumput’. Kata ‘keep off’ yang bermakna ‘tahan’ tidak
diterjemahkan sebagai mestinya melainkan diubah menjadi dilarang
menginjak karena dari segi pembaca kalimat tersebut lebih berterima.
Sementara itu ahli penerjemahan lain, Jacobson dalam Suryawinata dan
Hariyanto (2003: 33), menggunakan istilah metode dengan jenis. Menurutnya
jenis penerjemahan terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Intra Bahasa (Intralingual Translation)
Adalah sebuah jenis penerjemahan yang mengubah suatu teks yang
menjadi teks lain berdasarkan interpretasi penerjemah. Namun jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
penerjemahan ini belum bisa dikatakan penerjemahan sesungguhnya karena
dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sama. Sebagai contoh adalah
cerita yang berjudul ‘Romeo and Juliet’ karya Shakespeare yang ditulis dalam
bentuk novel berbahasa Inggris. Namun oleh penerjemah ditulis ulang dalam
bentuk dialog pada sebuah naskah film.
b. Antar Bahasa (Interlingual Translation)
Yaitu penerjemahan yang melibatkan dua bahasa dengan tujuan untuk
mengalihkan pesan dari Bsu ke dalam Bsa.
c. Intersemiotik (Intersemiotic Translation)
Jenis penerjemahan ini merupakan suatu penerjemahan yang meliputi
penafsiran sebuah teks ke dalam bentuk atau sistem tanda lain. Sebagai
contoh adalah penafsiran novel ‘Harry Potter’ menjadi film dengan judul
yang sama.
4. Teknik Penerjemahan
Dalam penerjemahan kita dituntut memecahkan persoalan-persoalan
penerjemahan pada tataran kata, kalimat atau paragraf. Cara
penanggulangannya disebut ‘teknik’ (Hoed, 2006:12). Hoed membaginya
menjadi 9 teknik, yaitu:
a. Transposisi
Transposisi yaitu suatu teknik penerjemahan yang mengubah struktur
kalimat agar dapat memperoleh terjemahan yang betul.
Contoh : Trade secrets and confidential rahasia dagang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
b. Modulasi
Teknik modulasi memberikan padanan yang secara semantik berbeda
artinya atau cakupan maknanya, tetapi dalam konteks yang bersangkutan
memberikan pesan yang dimaksud.
Contoh: The laws of Germany govern this agreement Perjanjian
ini diatur oleh hukum Jerman.
c. Penerjemahan Deskriptif
Dalam teknik ini penerjemah membuat uraian yang berisi makna kata yang
bersangkutan, karena tidak menemukan padanan kata Bsu, baik karena
tidak tahu maupun karena tidak ada atau belum ada dalam Bsa.
Contoh: Licensed software Perangkat lunak yang dilisensikan.
d. Penjelasan Tambahan (Contextual Conditioning)
Teknik penerjemahan dengan memberi penjelasan tambahan adalah suatu
teknik yang memberikan kata-kata khusus untuk menjelaskan suatu kata
yang tidak dapat difahami, misalnya nama makanan dan minuman yang
dianggap asing oleh khalayak pembaca Bsa.
Contoh: He is fond of sushi with wasabi Ia suka sekali sushi dengan
bumbu wasabi.
e. Catatan Kaki
Teknik penerjemahan ini memberikan keterangan dalam bentuk catatan
kaki untuk memperjelas makna kata terjemahan, sebab tanpa kata
penjelasan tersebut kata terjemahan diperkirakan tidak akan dipahami
dengan baik oleh pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
Contoh: All the software in your phone semua perangkat lunak dalam
telepon seluler.
* Ini adalah teks tentang Perjanjian Lisensi yang mengandung pengertian bahwa perangkat lunak itu dimasukkan ke dalam telepon sekluler dan bukan telepon biasa.
Tanpa penjelasan ini mungkin orang akan menganggap telepon biasa.
f. Penerjemahan Fonologis
Dalam teknik penerjemahan ini dibuat kata baru dengan mengambil bunyi
kata yang bersangkutan dalam Bsu untuk disesuaikan dengan sistem bunyi
(fonologi) dan ejaan (grafologi) Bsa.
Contoh: emitent miten; democratie (Belanda) demokrasi
g. Penerjemahan Resmi/ Baku
Teknik penerjemahan resmi langsung menggunakan sejumlah istilah,
nama dan ungkapan yang sudah baku atau resmi dalam Bsa.
Contoh: input masukan (umum), asupan (kedokteran), input (ekonomi,
teknik listrik).
h. Tidak diberikan Padanan
Teknik ini untuk sementara tidak mengutip bahasa aslinya karena belum
ditemukan terjemahannya dalam bsa.
Contoh: An on line “clip-wrap” licence suatu lisensi “on-line clip
wrap”.
i. Padanan Budaya
Teknik penerjemahan padanan budaya merupakan suatu teknik
menerjemahkan dengan memberikan padanan berupa unsur kebudayaan
yang ada pada Bsu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
Contoh: “A” level exam (Inggris) ujian SPMB
Diplome de baccalaureat (Perancis) ijazah SMA (4.3.2)
Sementara itu Molina dan Albir (2002: 498 - 512) memberikan 18
klasifikasi teknik yang bisa diterapkan oleh seorang penerjemah. Teknik-
teknik tersebut meliputi :
a. Adaptasi (Adaptation)
Teknik ini bertujuan untuk mengganti unsur budaya pada Bsu ke
dalam Bsa.
Contoh: ‘Football’ dalam Bsu yang diterjemahkan menjadi bal-
balan dalam Bsa (Bahasa Jawa).
b. Amplifikasi ( Amplification)
Teknik ini mengungkapkan pesan secara eksplisit atau memparafrase
suatu frase yang implisit dalam Bsu.
Contoh: ‘Spaghetti’ (Italian food) yang di terjemahkan menjadi
makanan italia berupa mie yang di sajikan dengan saus
daging tomat dan ditaburi dengan keju.
c. Peminjaman (Borrowing)
Borrowing merupakan suatu teknik menerjemahkan dimana
penerjemah meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber, baik
sebagai peminjaman murni (pure borrowing) atau peminjaman yang
telah dinaturalisasikan (naturalized borrowing).
Contoh: Blender menjadi blender (pure borrowing)
Calculator menjadi kalkulator (naturalized borrowing)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
d. Calque (Calque)
Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata
maupun frasa dari bahasa sumber.
Contoh: ‘Formal Education’ diterjemahkan menjadi pendidikan
formal.
e. Kompensasi (Compensation)
Teknik penerjemahan dimana penerjemah memperkenalkan unsur-
unsur pesan atau informasi atau pengaruh stilistika teks Bsu di tempat
lain dalam teks Bsa.
Contoh:
Bsu : Enter, stranger, but take heed.
Of what awaits the sin of the greed.
Bsa : Masuklah, orang asing, tetapi berhati-hatilah
Terhadap dosa yang harus ditanggung orang serakah
f. Deskripsi (Description)
Teknik ini diterapkan untuk menggantikan sebuah istilah atau
ungkapan dengan deskripsi baik dalam bentuk maupun fungsinya.
Contoh: ‘Jaipong’ (Sundanese) menjadi ‘a Traditional Sundanese
dance performed in some traditional event’.
g. Kreasi Discursive (Discursive Creation)
Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara
yang tidak terduga atau keluar konteks. Teknik ini biasanya dipakai
dalam menerjemahkan judul buku, novel atau judul film.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
Contoh: Bsu : The Black Swan (Nassim Nicholas Taleb)
Bsa : Rahasia Terjadinya Peristiwa-Peristiwa Langka
Yang Tak Terduga.
h. Pemadanan yang Lazim (Established Equivalent)
Lebih cenderung untuk menggunakan istilah atau ekspresi yang
sudah dikenal (baik di dalam kamus maupun penggunaan kata sehari-
hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan secara harfiah.
Contoh: Bsu : Red rose
Bsa : Mawar merah
i. Generalisasi (Generalization)
Teknik ini lebih cenderung menggunakan istilah yang lebih umum
atau yang lebih netral dari istilah asing yang bersifat khusus.
Contoh: Bsu : Arcade
Bsa : Kanopi
j. Amplifikasi linguistik (Linguistic Amplification)
Teknik ini ditambah untuk menambah unsur-unsur linguistik dalam
teks Bsa agar lebih sesuai dengan kaidah Bsa. Teknik ini biasa
digunakan dalam ‘consecutive interpreting’ atau ‘dubbing’ (sulih
suara).
Contoh: Bsu : I get it
Bsa : Biar saya saja yang mengangkat telepon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
k. Kompresi Linguistik (Linguistic Compression)
Merupakan teknik penerjemahan dengan cara mensintesa unsur-unsur
linguistik dalam teks Bsa yang biasanya diterapkan penerjemah
dalam pengalihbahasaan film (sub-titling).
Contoh: Bsu : You must find out!
Bsa : Carilah!
l. Modulasi (Modulation)
Dalam teknik ini penerjemah mengubah sudut pandang, fokus atau
kategori kognitif dalam kaitannya dengan dengan Bsu.
Contoh: Bsu : I cut my finger
Bsa : Jariku teriris
m. Partikulasi (Particularization)
Teknik ini lebih memfokuskan pada penggunan istilah yang lebih
kongkrit atau persis.
Contoh: Bsu : I meet the leader to confirm the campaign.
Bsa :Saya menemui pemimpin partai untuk
mengkonfirmasi kampanye.
n. Reduksi (Reduction)
Teknik ini memfokuskan pada pemadatan teks dari Bsu ke dalam
Bsa. Teknik ini merupakan kebalikan dari amplifikasi.
Contoh: Bsu : Keep fighting spirit!
Bsa : Bersemangatlah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
o. Subtitusi (Subtitution)
Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik ke paralinguistik
(yang berhubungan dengan intonasi dengan isyarat tubuh) dan
sebaliknya. Teknik ini biasanya dipakai dalam pengalihbahasaan
secara lisan.
Contoh : Bsu : He shakes his head
Bsa : Dia tidak setuju.
p. Transposisi (Transposition)
Teknik ini adalah mengubah kategori gramatikal. Teknik ini sama
dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit.
Contoh: Bsu : You must get the money
Bsa : Uang itu harus kamu dapatkan.
q. Variasi (Variation)
Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik
yang mempengaruhi variasi linguistik perubahan tone secara tekstual,
gaya bahasa, dialek sosial, dan juga dialek geografis. Biasanya teknik
ini diterapkan dalam penerjemahan drama.
Contoh: Bsu : Hello, babe?
Bsa : Halo, cewek?
5. Transposisi
Transposisi merupakan pergeseran bentuk. Catford menyebutnya sebagai
‘shift’, sedangkan Vinay dan Darbelnet dalam Newmark (1988: 85)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
menyebutnya sebagai ‘transposition’. Pergeseran atau ‘shift’ yang dimaksud
adalah suatu prosedur penerjemahan yang melibatkan pengubahan bentuk
gramatikal dari Bsu ke Bsa. Seperti yang dinyatakan oleh Newmark (1988: 85-
89) “a translation procedure involving in the grammar from SL to TL”.
Sedangkan Catford (1965: 73) menyatakan “By shift we mean departures from
formal correspondence in the process of going from the SL to the TL”.
Newmark membagi transposisi menjadi beberapa tipe yaitu:
a. Perubahan dari bentuk tunggal menjadi jamak.
Contoh: Bsu : Clean the furniture, please!
Bsa : Tolong bersihkan mebel-mebel tersebut!
b. Pergeseran terjadi ketika struktur gramatika Bsu tidak terdapat
dalam Bsa.
Contoh: Bsu : The grass needs cutting
Bsa :Rumput itu harus di potong.
c. Pergeseran tipe ketiga adalah pergeseran dimana penerjemahan
harfiah dilakukan secara gramatikal. Namun tidak sesuai dengan
penggunaan yang wajar dalam Bsa.
Contoh: Bsu : The situation remains critical
Bsa : Situasinya masih genting.
Sementara itu, Vinay dan Darbelnet yang terdapat dalam Newmark (1988:
86) menawarkan beberapa kemungkinan pergeseran yang berbeda dalam
penerjemahan. Berikut beberapa versi transposisi menurut Vinay dan Darbelnet:
a. Kata kerja dalam Bsu berubah menjadi kata benda dalam Bsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
Contoh: Bsu : I attempt to be the winner
Bsa : Usaha saya untuk menjadi juara
b. Konjungsi dalam Bsu berubah menjadi Kata sifat dalam Bsa.
Contoh: Bsu : The book is such an exclusive one that I like it.
Bsa :Saya menyukai buku yang begitu ekslusif
tersebut.
c. Klausa dalam Bsu berubah menjadi kelompok nomina dalam Bsa.
Contoh: Bsu : I got a nice vacation.
Bsa : Liburan yang menyenangkan.
d. Kelompok verbal dalam Bsu berubah menjadi verba.
Contoh: Bsu : I have just got the bag washed by my sister.
Bsa : Tas saya dicuci adik saya.
e. Kelompok nomina dalam Bsu berubah menjadi nomina dalam Bsa.
Contoh: Bsu : I drink a cup of bitter hot green Chinese tea.
Bsa : Saya minum secangkir teh.
f. Kalimat kompleks dalam Bsu berubah menjadi kalimat sederhana
dalam Bsa.
Contoh: Bsu : I was swimming with my daughter in the swimming
pool at 5.pm yesterday when you called me.
Bsa : Saya kemarin berenang.
g. Tipe transposisi terakhir adalah pergeseran untuk mengisi
kekosongan kosa kata dengan menggunakan struktur gramatikal.
Transposisi tertentu muncul dengan menggunakan linguistik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
berbeda dapat dianggap sebagai pilihan gaya bahasa. Oleh karenanya
kalimat yang kompleks dapat diubah secara normal menjadi kalimat
koordinat atau diubah menjadi dua kalimat sederhana.
Contoh: Bsu : He is (may be) very pleasant, but his wife is
arrogant.
Bsa : Dia menyenangkan tapi istrinya tidak.
Sementara itu Machali (2000: 63-68) membagi trasposisi menjadi empat
jenis, yaitu:
a. Pergeseran bentuk wajib dan otomatis yang disebabkan oleh sistem
dan kaidah bahasa. Dalam hal ini penerjemah tidak mempunyai
pilihan lain selain melakukannya.
Beberapa nomina jamak dalam bahasa Inggris menjadi
tunggal dalam bahasa Indonesia.Contoh:
Bsa : a pair of trousers
Bsu : sebuah celana
Pengulangan adjektiva atau kata sifat dalam bahasa
Indonesia yang maknanya menunjukkan variasi yang
tersirat dalam adjektiva menjadi penjamakan nominanya
dalam Bahasa Inggris. Contoh:
Bsu : Rumah di Jakarta bagus-bagus
Bsa : The houses in Jakarta are built beautifully.
Adjektiva + nomina menjadi nomina + pemberi sifat.
Contoh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
Bsu : beautiful woman
Bsa : wanita (yang) cantik
b. Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur gramatikal dalam
Bsu tidak ada dalam Bsa.
Peletakkan objek di latar depan dalam bahasa Indonesia
tidak ada dalam konsep struktur grammatikal bahasa
Inggris, kecuali dalam kalimat pasif atau struktur khusus,
sehingga terjadi pergeseran bentuk menjadi struktur kalimat
berita biasa. Contoh:
Bsu : Buku itu harus kita bawa
Bsa : We must bring the book
Peletakkan verba di latar depan dalam bahasa Indonesia
tidak lazim dalam struktur bahasa Inggris, kecuali dalam
kalimat imperatif. Maka padanannya menjadi struktur
kalimat berita biasa. Contoh:
Bsu : Telah disahkan penggunaanya
Bsa : Its usage has been approved.
c. Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran
pengungkapan.
Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi verba dalam Bsa.
Contoh:
Bsu : …to train intellectual men for the persuits of an
intellectual life.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
Bsa : …untuk melatih para intelektual untuk mengejar
kehidupan intelektual.
Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa.
Contoh:
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
Adj + nomina nomina + nomina
Medical student mahasiswa kedokteran
Klausa dalam bentuk partisipium (bergaris bawah) dalam
Bsu dinyatakan secara penuh dan eksplisit dalam Bsa.
Contoh:
Bsu : The approval signed by the doctor is valid
Bsa : Persetujuan yang ditandatangani oleh…..
Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak)
transitif dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa.
Contoh:
Adjektiva + nomina nomina + klausa
Thinking person orang yang berpikir
Semua struktur yang oleh Catford (1965: 8) disebut
pergeseran kelas adalah transposisi. Contoh:
Bsu : The neighbours were hostile to the family.
Bsa : Para tetangga itu memusuhi keluarga tersebut
(adjektiva verba)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
d. Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa kata
(termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam Bahasa
Indonesia) dengan menggunakan suatu struktur grammatikal.
Suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam Bsu yang
dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam Bsa.
Contoh:
Bsu : Perjanjian inilah yang diacu.
Bsa : It is this agreement which is referred to (not
anything else)
Pergeseran unit dalam ‘istilah’ Catford (1965) termasuk
dalam transposisi jenis ini yaitu misalnya dari kata menjadi
klausa, frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang sering
kita jumpai dalam penerjemahan kata-kata lepas bahasa
Inggris. Contoh:
- Adept : sangat terampil
- Amenity : sikap ramah tamah, tata karma, sopan
santun.
- Deliberate : dengan sengaja, tenang dan berhati-hati.
6. Modulasi
Modulasi adalah sebuah variasi terhadap perubahan sudut pandang dan
perspektif atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan Bsu. Hal ini senada
dengan Viney dan Darbelnet dalam Newmark (1988: 88) bahwa modulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
adalah “a variation through a change of view point, of perspektifve (éclairage)
and very often of category of thought.” Sedangkan menurut Hoed (2006: 74)
modulasi merupakan pemberian padanan oleh penerjemah secara semantik
berbeda sudut pandang artinya cakupan maknanya, tetapi dalam konteks yang
bersangkutan memberikan pesan/ maksud yang sama. Hal tersebut dapat dilihat
pada contoh berikut:
Bsu : The laws of Germany govern this Agreement.
Bsa : Perjanjian ini diatur oleh hukum Jerman.
Dalam contoh diatas kita melihat makna pasif menerjemahkan makna aktif
atau sudut pandang aktif diterjemahkan menjadi pasif.
Sementara itu Suryawinata dan Hariyanto (2003: 75) menyatakan bahwa
modulasi adalah strategi untuk menerjemahkan kata, frase atau kalimat. Hal ini
dilakukan jika penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak
menghasilkan terjemahan yang wajar dan luwes. Sebagai contoh adalah:
Bsu : Tiada banding
Bsa : There was no comparison
Pada contoh diatas penerjemah memandang makna kalimat secara
keseluruhan berbeda dengan penulisnya. Kalimat Bsu mementingkan orang
yang diajak berbicara, yang diperintah. Akan tetapi terjemahannya
mementingkan kenyataan yang dibicarakan, yaitu tidak ada bandingannya.
Disini frase verba diganti dengan frase nomina. Ahli penerjemahan lain,
Machali (2000:69) mengambil konsep modulasi berdasarkan pandangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
Newmark (1998) yang menamai modulasi menjadi modulasi wajib dan
modulasi bebas.
Modulasi wajib dilakukan apabila suatu kata, frase ataupu struktur tidak
ada padanannya dalam Bsa sehingga perlu dimunculkan. Berikut beberapa
contohnya:
a. Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam Bsa.
Contoh: Kata lessor dan lessee dalam bahasa Inggris.
Biasanya kata lessee diterjemahkan sebagai ‘penyewa’ tetapi
padanan untuk kata lessor tidak ada. Maka padanannya dapat dicari
dengan mengubah sudut pandangnya atau dicari kebalikannya:
‘Orang/pihak yang menyewakan atau pemberi sewa’.
b. Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan sebaliknya.
Contoh:
Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris:
Bsu : The problem is hard to solve
Bsa : Masalah itu sukar (untuk) dipecahkan (kaya
‘untuk’ bersifat manasuka)
Konstruksi pasif nol dalam bahasa Indonesia menjadi
konstruksi aktif dalam bahasa Inggris.
Bsu : laporan itu akan saya sampaikan besok pagi
Bsa : I will submit the report tomorrow morning
c. Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu
modulasi dengan menyatukannuya dalam bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
Contoh:
Bsu : Buku tersebut telah disahkan penggunaannya oleh
Dikti.
Bsa : The use of the book has been approved by Dikti.
Bsu : Gerakan Nonblok dituntut peranannya.
Bsa : The role of the Non-aligned Movement has been
persued.
Sedangkan modulasi bebas adalah prosedur penerjemahan yang dilakukan
karena alasan linguistik, misalnya untuk memperjelas makna menimbulkan
kesetalian dalam Bsa, dan sebagainya. Berikut beberapa contohnya:
a. Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam bsu.
Bsu : ‘These conflicts, which more often that not have regional
causes…’ (perhatikan kata-kata yang bergaris bawah).
Bsa : Konflik-konflik ini yang lebih sering disebabkan oleh
sebab-sebab regional … (perhatikanlah bahwa penerjemah
tidak menerjemahkan kata than not).
b. Frase prepositional sebab-akibat dalam Bsu menjadi Klausa sebab
akibat dalam Bsa.
Bsu : We all suffer from the consequences of environmental
degradation.
Bsa :Kita semua menderita karena (adanya) penurunan mutu
lingkungan.
c. Bentuk negatif ganda dalam Bsu menjadi positif dalam Bsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
Contoh:
Bsu : Conflicts are bound to occur.
Bsa : Konflik militer tak urung terjadi juga.
7. Penilaian Kualitas Terjemahan
Penilaian penerjemahan sangatlah penting namun penilaian tersebut
dianggap betul ataupun salah sangatlah relatif. Seperti yang dinyatakan oleh Ivir
dalam House (Meta: 2001) bahwa “Equivalence is…relative and not
absolute,…”.Oleh karenanya penilaian dalam suatu penerjemahan sangatlah sulit
untuk dilakukan.
Newmark dalam Hoed (2006: 92-98) menyebutkan ada empat jenis
penilaian dalam penerjemahan, yaitu:
a. Translation as a science
Penilainan ini melihat suatu hasil terjemahan (betul-salahnya)
berdasarkan kriteria kebahasaan. Misalnya menerjemahkan ‘Uncle
Tom’s cabin’ menjadi ‘Kabin Paman Tom’. Ini sebuah kesalahan yang
tidak ‘relatif’ karena ‘cabin’ disini berati ‘gubug’ atau ‘pondok’
sedangkan ‘kabin’ dalam bahasa Indonesia berarti ‘kamar di kapal’
atau ‘bagian pesawat terbang tempat penumpang’. Dengan demikian
kesalahan seperti ini sifatnya mutlak. Dalam hal ini kita berbicara
mengenai ‘betul-salah’.
b. Translation as a Craft
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
Disini penerjemahan dianggap suatu kiat, yakni upaya penerjemahan
untuk mencapai padanan yang cocok dan memenuhi aspek kewajaran
dalam Bsa. Rekayasa kebahasaan menjadi penting dan berakibat
menyimpang jauh dari kesejajaran formal. Disisni sudah tidak
membicarakan ‘betul-salah’, namun mana yang dianggap lebih baik
dalam penarjemahan. Sebagai contoh adalah kalimat ‘passangers can
enjoy ride’ yang diterjemahkan menjadi ‘para penumpang dapat
menikmati perjalanan’. Kata ‘passanger’ (jamak) diterjemahkan
menjadi ‘para penumpang’ (bukan penumpang-penumpang) dan ‘ride’
diterjemahkan ‘perjalanan’ Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa
upaya ini bukan hanya pengalihbahasaan tetapi suatu kiat agar hasil
terjemahan dapat diterima oleh pembaca sebagai bahasa Indonesia
yang ‘wajar’. Dalam penerjemahan ini kita tidak berbicara ‘betul-
salah’ melainkan ‘baik-buruk’.
c. Translation as an Art
Panerjemahan ini menyangkut estetis, yakni apabila penerjemahan
tidak hanya merupakan proses pengalihan pesan tetapi juga
‘penciptaan’ yang biasanya terjadi pada penerjemahan sastra atau
tulisan yang bersifat liris. Misalnya dalam menerjemahkan ‘to be or
not to be’ milik Shakespeare yang oleh sebagian penerjemah tidak
diterjemahkan menjadi ‘ada atau tiada’. Ungkapan yang sudah sangat
begitu kenal di kalangan peminat sastra itu menurut mereka sebaiknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
tidak diterjemahkan karena maknanya lebih dari sekedar apa yang
tertulis. Disini kita sudah berbicara ‘baik-buruk’ bukan ‘betul-salah’.
d. Translation as a Test
Ini menyangkut pilihan terjemahan yang bersifat pribadi, yakni apabila
pilihan terjemahan merupakan hasil pertimbangan berdasarkan selera.
Misalnya kata ‘however’ yang bisa diterjemahkan menjadi ‘namun’
atau ‘akan tetapi’ sesuai dengan selera penerjemah. Disini masalah
‘baik-buruk’ makin menonjol dan mempunyai warna subjektif yang
kuat.
Larson (1984: 489-501) mengatakan bahwa untuk menguji sebuah
terjemahan ada 5 langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a. Comparison With The Source Language (Perbandingan dengan Teks
Bsu)
Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk memeriksa apakah padanan
informasi dalam teks Bsu sudah dimasukkan semua kedalam Bsa, tidak
ada yang tertinggal, dihilangkan, ditambahkan atau yang berbeda.
b. Back-Translation (Terjemahan Balik)
Penerjemahan balik ini hendaknya dilakukan dengan meminta orang
lain yang juga menguasai teks Bsu dan teks Bsa. Orang ini diminta
untuk menulis dalam teks Bsu apa yang didapatnya dari Bsa tanpa
memperlihatkan kepadanya teks Bsu yang diterjemahkan oleh
penerjemah.
c. Comprehension Test (Tes Pemahaman)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat apakah terjemahan itu dapat
dimengerti secara tepat oleh konsumen yang sebelumnya tidak pernah
melihat terjemahan itu. Pengujian ini hendaknya dilakukan oleh orang
yang lancar menggunakan bahasa sasaran. Apabila terjemahan
diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat, maka hendaknya orang
tua, muda, orang terpelajar diikutsertakan menjadi responden.
Seandainya terjemahan ini diperuntukkan bagi kalangan tertentu saja
maka yang jadi respondennya juga kalangan tertentu tersebut.
d. Naturalness Test ( Test Kewajaran )
Tes ini bertujuan untuk melihat apakah bentuk terjemahan itu wajar dan
apakah gaya bahasanya juga sesuai. Pengujian ini hendaknya dilakukan
oleh mereka yang mengerti Bsu dan Bsa, juga mereka yang mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang prinsip penerjemahan. Pemeriksa yang
sudah terlatih akan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk
sebuah terjemahan.
e. Readability Test (Test Keterbacaan)
Keterbacaan teks merupakan seberapa mudahnya sebuah teks dipahami
oleh pembaca. Tes ini bisa dilakukan dengan meminta seseorang
membaca terjemahan ini dengan bersuara. Sewaktu orang itu membaca,
penguji harus memperhatikan dan mencatat bagian mana yang
membuat pembaca ragu-ragu, atau berhenti dan membaca ulang dan
tidak mengerti mengapa teks itu mengatakan demikian. Pembaca yang
terpelajar akan dapat dengan mudah memahami struktur kalimat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
agak rumit sedangkan pembaca yang kurang terpelajar akan kesulitan.
Inilah alasan kenapa tes keterbacaan sangat perlu dilakukan.
f. Consistency Test (Test Konsistensi )
Tes konsistensi digunakan untuk menguji sebuah terjemahan yang
pengerjaannya memakan waktu yang lama. Bisa saja penerjemah tidak
konsisten dalam menggunakan padanan sebuah istilah. Kalaupun harus
menggunakan padanan kata yang berbeda seorang penerjemah harus
tahu alasannya mengapa menggunakan istilah yang berbeda tersebut.
Selain itu Larson (1984: 485) juga menyatakan bahwa “There are three
main reasons for testing a translation. The translator wants to be sure his
translation is accurate, clear and natural”.
Sementara itu Nababan (2008: 85-92) menyatakan bahwa kritik terhadap
suatu karya terjemahan bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
dalam terjemahan. Penelitian terhadap mutu terjemahan tersebut terfokus pada
tiga hal, yaitu ketepatan pengalihan pesan (accuracy), ketepatan pengungkapan
pesan dalam Bsu (clarity), dan kealamiahan bahasa terjemahan (naturalness).
Selanjutnya Nababan juga menjelaskan bahwa kualitas suatu terjemahan pada
umumnya dikaitkan dengan tingkat keakuratan pengalihan pesan dan tingkat
keterbacaan teks Bsa.
Dari pernyatan-pernyataan para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penilaian kualitas suatu karya terjemahan melibatkan tiga komponen
yakni kekuratan (accuracy), keterbacaan (readibility) dan keberterimaan
(acceptability).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
A. Keakuratan (accuracy)
Keakuratan adalah ketepatan penyampaian pesan dari Bsu ke Bsa.
Seperti yang dinyatakan oleh Nababan (2004: 61) bahwa keakuratan
terjemahan berhubungan dengan seberapa jauh isi teks Bsu tersampaikan
dengan benar dalam Bsa. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan
Sadtono (1985: 12) bahwa pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan
pentingnya ketepatan pada segi arti yang harus diutamakan dalam
penerjemahan, yaitu:
- setiap bahasa menyatakan suatu pengalaman dengan menggunakan
simbol-simbol perkataan tertentu, dan
- terdapat perbedaan antara satu bahasa dengan bahasa yang lain
dalam cara menyusun dan mengatur simbol-simbol untuk
menyatakan suatu pengalaman
B. Keterbacaan Teks
Tercapainya derajat keterbacaan teks yang memadai seharusnya
menjadi tujuan dari penerjemahan. Keterbacaan (readability) teks menurut
Richard et al dalam Nababan (2008: 62) adalah ‘how easily written
materials can be read and understood’. Sedangkan Sakri berpendapat
bahwa keterbacaan adalah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk
dipahami maksudnya. Dari kedua definisi itu tersirat bahwa faktor pembaca
menjadi penentu tingkat keterbacaan suatu teks.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan suatu
teks, Richard et al dalam Nababan (2008: 63) menyebutkan antara lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxii
panjang rata-rata kalimat, jumlah kata-kata baru, dan kompleksitas
gramatikal dari bahasa yang digunakan. Sementara itu Nababan (2008:68)
menambahkan beberapa faktor lain dalam keterbacaan yaitu:
a. Penggunaan kata-kata baru
Kata baru adalah kata yang tidak lazim atau bahkan asing bagi pembaca
sebuah teks. Hal ini akan mengakibatkan keterbacaan teks menjadi
rendah. Sebagai contoh adalah kata ‘nirlandas” yang berarti ‘kata
kerja’ intransitif’ yang mungkin hanya ketahui oleh orang-orang yang
bergelut di bidang kebahasaan.
b. Penggunaan kata asing dan daerah
Saat ini sering sekali kata asing atau daerah yang muncul dalam
berbagai teks bahkan dalam surat kabar ataupun majalah. Hal ini akan
membuat pembaca kebingungan ketika mereka tidak mengetahui apa
yang dimaksud dengan kata asing atau daerah tersebut. Sebagai contoh
adalah ketika sebuah surat kabar harian yang ada di kota Solo (Solopos)
pada tanggal 18 Mei 2009 yang memuat artikel berjudul “Butet
Ngunduh Mantu”. Bagi mereka yang bukan orang Jawa akan sangat
sulit memahami kata tersebut, sehingga diperlukan catatan kaki dalam
artikel tersebut karena seperti kita ketahui bahwa di kota Solo banyak
sekali pendatang dari berbagai daerah.
c. Penggunaan kalimat bahasa asing
Penggunaan kalimat asing kadang-kadang muncul pada sebuah teks,
terutama pada cerita pendek ataupun novel yang biasanya menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiii
suatu lokasi dimana terjadinya sebuah percakapan ataupun dengan
siapa percakapan tersebut berlangsung. Sebagai contoh ketika
diceritakan seseorang yang pergi ke suatu negara untuk menimba ilmu
lalu terjadi suatu percakapan dalam bahasa negara tersebut. Tentu saja
pembaca tidak mampu untuk memahami kalimat asing tersebut.
d. Penggunaan kata taksa,
Kata taksa adalah kata yang memiliki lebih dari satu makna. Kalimat
‘The truck driver stopped at the pub and drained the dragon’ akan
mengakibatkan dua makna yang berbeda yaitu, ‘Supir truk tersebut
berhenti di pub dan mengeringkan radiatornya’ atau ‘Supir truk tersebut
berhenti di pub dan pergi ke toilet’. Karena ‘drained the drago’n adalah
idiom yang dipakai di Australia yang merupakan ‘euphemism’
(penghalusan kata) untuk kata ‘toilet’ (buang air kecil).
e. Penggunaan kalimat tidak lengkap
Kalimat lengkap menunjuk pada unsur-unsur kalimat seperti subjek,
predikat, objek dan keterangan. Jika salah satu unsur tersebut tidak
terdapat dalam satu kalimat maka kalimat tersebut bisa dikatakan
kalimat tidak lengkap. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan
kesulitan bagi pembaca untuk memahami pesan yang dimaksudkan
oleh penulis. Sebagai contoh ‘Sasha, the cleverest student in this class’.
Kalimat ini belum lengkap karena tidak memiliki predikat.
f. Panjang rata-rata kalimat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
Panjang rata-rata kalimat menunjuk pada jumlah rata-rata kalimat
dalam suatu teks. Namun tidak semua kalimat yang panjang selalu sulit
dipahami atau sebaliknya kalimat pendek juga belum tentu mudah
dipahami. Hal ini tergantung pada pemahaman pembaca dalam setiap
makna kata pada kalimat tersebut.
g. Alur pikiran yang tidak runtut dan tidak logis
Kadang-kadang teks Bsu yang akan diterjemahkan belum tentu
memiliki kalimat atau paragraf yang baik dilihat dari sisi gramatikal
dan juga tidak memilii alur pikiran yang tidak runtut sehingga hal ini
akan mengakibatkan kesulitan untuk dipahami.
h. Penggunaan kalimat kompleks
Penggunaan kalimat kompleks juga akan menentukan tinggi rendahnya
tingkat keterbacaan suatu teks karena kalimat kompleks memiliki lebih
dari satu gagasan yang dirangkum dalam satu kalimat.
C. Keberterimaan
Keberterimaan teks terjemahan berhubungan dengan pembaca teks
tersebut. Pembaca akan mengerti penggunaan bahasa secara alamiah sesuai
dengan situasi yang melingkupi teks tersebut melalui rangkaian kalimat
yang membentuk teks. Jika rangkaian kalimat tersebut tidak bisa saling
berhubungan dan bahkan tidak lazim bagi pembaca teks tersebut maka teks
terjemahan yang dihasilkan itu bisa dikatakan tidak berterima. Oleh
karenanya, dalam suatu teks terjemahan penerjemah sudah seharusnya
mampu untuk merangkai kalimat sedemikian rupa tanpa mengurangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
makna yang terkandung didalamnya agar maksud dari kalimat tersebut bisa
diterima oleh pembacanya.
8. Kerangka Pikir
Diagram kerangka pikir berikut digunakan dengan tujuan agar alur
berpikir peneliti akan terarah. Dari diagram kerangka pikir tersebut terlihat
bahwa materi utama adalah bahasa sumber yakni terjemahan petunjuk
pamakaian produk-produk Oriflame yang diterjemahkan kedalam Berbagai
bahasa yang salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Pertama peneliti
mengidentifikasi kata, frase ataupun kalimat yang berhubungan dengan
bentuk-bentuk transposisi dan modulasi yang kemudian hasil dari analisa yang
diperoleh diuji kualitasnya oleh informan yang telah di pilih dan oleh peneliti
sendiri dengan cara pengujian melalui keakuratan dan keberterimaan. Berikut
diagram kerangka pikir dari peneliti:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
Gambar 3 : Diagram Kerangka Pikir
Teks Bsa
Penerjemah Teks Bsu
Kualitas Terjemahan
Informan
Keberterimaan
Transposisi dan Modulasi
Keakuratan
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
BAB III
METODE PENELITAN
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan
jenis deskrptif, yaitu suatu penelitian yang mengungkap informasi kualitatif
dan menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, gejala atau
fenomena-fenomena yang bisa ditangkap. Dalam hal ini peneliti
memfokuskan pada penelitian bentuk-bentuk transposisi dan modulasi pada
petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame. Oleh karenanya, dilihat dari sisi
orientasinya, penelitian ini berorientasi pada produk. (Shuttleworth and
Cowie, 1998: 131).
2. Sumber Data dan Data
Dalam suatu penelitian, sumber data merupakan sesuatu yang sifatnya
wajib karena penelitian tidak akan terjadi jika tidak ada sumber data. Dalam
penelitian kualitatif terdapat beberapa jenis sumber data. Sutopo (2006: 57-61)
membagi menjadi lima jenis, diantaranya:
- Narasumber (informan)
- Peristiwa, aktifitas dan perilaku
- Tempat atau lokasi
- Benda, gambar dan rekaman
- Dokumen dan arsip.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
Sumber data dalam penelitian ini adalah produk-produk Oriflame dan
Informan. Informan yang dimaksud adalah mereka yang menguasai Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia dengan latar belakang pendidikan Magister
Program Linguistik Penerjemahan. Selain itu peneliti juga melibatkan
informan dari salah satu ahli kosmetika dengan kriteria sudah menjalankan
usaha Oriflame selama minimal 5 tahun dan telah berhasil mendapatkan ‘cash
award' dan ‘reward’, yaitu seorang ‘Director’ Oriflame Surakarta. Hal ini
dilakukan agar penelitian lebih lengkap dan mendalam, seperti yang
dinyatakan oleh Sutopo (2006: 58):
“Dalam memilih siapa yang menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya sesuai dengan akses informasi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan penelitiannya. Kesalahan memilih informan, akan berakibat kurang mantapnya data yang diperoleh dalam penelitian, atau bahkan datanya menjadi tidak lengkap dan kurang mendalam, serta validitasnya sangat kurang mantap yang selanjutnya dapat mempersulit proses analisis dan pemahaman mengenai permasalahannya.”
Sedangkan data yang diteliti berupa satuan lingual yang berada pada
tataran kata, frase dan kalimat dalam teks terjemahan petunjuk pemakaian
produk-produk Oriflame.
3. Teknik Cuplikan (Sampling)
Teknik cuplikan dilakukan dengan tujuan agar proses pengambilan
sumber data terfokus dan mengarah pada seleksi. Fokus teknik cuplikan dalam
penelitian ini adalah teknik ‘purposive sampling’, yaitu teknik yang dalam
pelaksanaan pengambilan cuplikannya berdasarkan atas berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
pertimbangan tertentu. Teknik cuplikan dengan berbagai alasan dasarnya ini
lebih tepat bila dinyatakan sebagai teknik ‘Criterion-Based Selection’ (Goetz
& LeCompte : 1984 dalam Sutopo 2006 :64).
Adapun data yang dicuplik dalam penelitian berupa kata, frasa dan
kalimat (yang berhubungan dengan masalah-masalah transposisi dan
modulasi) dan informan. Informan yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu.
4. Teknik Pengumpulan data
Dalam teknik pengumpulan data, kualitas data yang diperoleh sangat
tergantung dari kualitas penelitiannya. Oleh karenanya peneliti harus
menyadari bahwa posisi dan peran utamanya adalah pengumpulan data
(human instrument). (Sutopo, 2006: 67). Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah mengkaji dokumen dan arsip (content analysis) atau
teknik baca dan catat, kuesioner dan wawancara mendalam (in-depth
interview).
1.1. Mengkaji Dokumen (Content Analysis)
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang menggunakan
content analysis dilakukan dengan beberapa langkah, diantaranya:
a. Mengumpulkan, memilih dan memilah produk-produk yang dikonsumsi
oleh remaja dan dewasa baik pria maupun wanita (kecuali produk anak
dan bayi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
b. Membaca dan mencermati petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame
secara keseluruhan.
c. Menandai kata, frase dan kalimat yang berhubungan dengan transposisi
dan modulasi
d. Mencatat semua kata, frase dan kalimat yang berhubungan dengan
transposisi dan modulasi.
e. Memasangkan kartu data versi bahasa Inggris dengan versi bahasa
Indonesia.
1.2. Kuesioner (Questionnaire)
Aktifitas pengumpulan data melalui kuesioner dipilih karena hal ini
sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat data yang diperoleh. Peneliti
membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
transposisi dan modulasi serta hubungannya tentang keakuratan dan
keberterimaan makna. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dibagi menjadi
dua, yaitu pertanyaan yang bersifat tertutup (informan memilih alternatif
jawaban) dan yang bersifat terbuka (informan menulis pendapat dan
komentarnya secara objektif). Kuesioner ini ditujukan pada ahli
penerjemahan, anggota dan konsumen Oriflame.
1.3. Wawancara Mendalam (In-depth interview)
Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
kemantapan data yang telah diperoleh. Kegiatan wawancara ini dilakukan
dengan beberapa tahap, yaitu:
- Menentukan narasumber yang diwawancarai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
- Menghubungi narasumber tersebut tentang kesediaannya untuk
diwawancara, kemudian melakukan appointment mengenai waktu dan
tempat wawancara.
- Melaksanakan wawancara.
Pada waktu wawancara, peneliti membuat cacatan pendek (catatan
dengan kata kunci) agar tidak lupa mengenai informasi yang telah
diterima. Selanjutnya dibuat catatan lengkap atau biasa disebut dengan
‘field note’.
- Menganalisa hasil wawancara.
Wawancara ini ditujukan pada ahli kosmetika.
5. Validitas Data
Pada bagian ini, data yang telah diperoleh, diusahakan kemantapan dan
kebenarannya, yaitu dengan cara meneliti kembali data-data tersebut melalui
teknik keabsahan data. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh
derajat validitas dan reliable data dalam penelitian.
Teknik keabsahan data merupakan teknik pengembangan validitas data
dengan berbagai macam teknik triangulasi. Yaitu triangulasi data, triangulasi
peneliti, triangulasi metode, dan triangulasi teori. (Sutopo, 2006:92). Namun
pada penelitian ini teknik triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber
data. Triangulasi ini memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda
untuk menjadi data yang sejenis, sehingga diperoleh data yang saling
melengkapi dan dianggap valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
Sumber data dalam penelitian ini adalah produk-produk Oriflame dan
informan. Peneliti mencari bentuk transposisi dan modulasi pada data pertama
yang tidak akurat dan tidak berterima pada kalimat terjemahannya yang
kemudian dikaji secara mendalam. Sedangkan untuk memantapkan kebenaran
data, peneliti melakukan wawancara mendalam dengan sumber data yang
kedua, yaitu informan.
Selain itu peneliti juga menggunakan teknik teknik triangulasi metode,
yaitu dengan cara membatasi sumber data diteliti. Pembatasan data yang
dimaksud adalah tidak mengikutsertrakan produk-produk untuk anak dan bayi
dengan alasan produk tersebut jarang sekali dikonsumsi.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis yang bersifat induktif, yaitu penelitian yang diawali dengan
pengumpulan data, mengembangkan teori-teori, atau dugaan-dugaan, menguji
validitas data dan selanjutnya menemukan jawaban dari permasalahan sebagai
kesimpulan akhir. Dalam pengumpulan data, diperoleh informasi-informasi
yang dibutuhkan yang kemudian dikembangkan berbagai macam refleksi yang
mengarah pada usaha pemantapan simpulan awal, perluasan dan pendalaman
data pada waktu dilakukan data berikutnya.
Sedangkan model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
model analisis interaktif. Dalam analisis interaktif dilakukan perbandingan
data yang diperoleh melalui wawancara dengan data dari hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
sebagai usaha simpulan yang dicoba untuk dikembangkan dan validitas
datanya dengan melihat tingkat kesamaannya, perbedaannya atau
kemungkinan lainnya.
Komponen analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi
data, sajian data, dan penarikan simpulan dan verifikasi (Sutopo, 2006: 88).
Yang dimaksud dengan reduksi data adalah proses menyeleksi,
memfokuskan dan menyederhanakan data yang telah diperoleh untuk
selanjutkan dibuat kode-kode khusus agar mudah dianalisis lebih lanjut.
Komponen kedua adalah sajian data, yakni narasi mengenai berbagai hal
yang terjadi yang ditemukan dilapangan sehingga memungkinkan peneliti
untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan atas
pemahaman yang terdiri atas rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan
peneliti tersebut dapat dilakukan (Sutopo, 2006: 114-115).
Komponen yang terakhir adalah penarikan simpulan dan verifikasi.
Setelah semua informasi yang diperlukan memadai untuk direduksi dan
disajikan, maka penarikan simpulan dapat dilakukan. Namun jika ternyata
masih terdapat kejanggalan atau keraguan dalam simpulan, verifikasi masih
dapat dilakukan dengan cara menelusuri ulang data yang meragukan.
7. Prosedur penelitian
Prosedur kegiatan penelitian dapat di deskripsikan sebagai berikut:
7.1. Persiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
a. Menentukan objek penelitian.
b. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Melaksanakan seminar proposal.
e. Merevisi proposal berdasarkan hasil seminar.
f. Menyusun jadwal kegiatan penelitian secara rinci.
7.2. Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan data dengan cara membaca teks Bsu dan Bsa.
b. Mencatat data-data yang termasuk dalam transposisi dan modulasi
c. Menulis sampel penelitian.
d. Memberi kode-kode tertentu pada data yang telah direduksi.
e. Mewawancarai informan.
f. Mengembangkan teknik pengembangan validitas data.
g. Menyusun data sesuai dengan masalah yang diteliti.
7.3. Analisis data
a. Menganalisis data secara teliti
b. Melakukan penarikan kesimpulan
7.4. Penulisan Laporan
a. Menyusun laporan
b. Mereview laporan dan melakukan perbaikan jika ada yang perlu
diperbaiki.
c. Melaksanakan ujian dan merevisi hasil ujian
BAB IV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dibahas hasil penelitian mengenai “Analisis
Transposisi dan Modulasi pada Terjemahan Petunjuk Pemakaian Produk-
Produk Oriflame”. Pembahasan tersebut akan dijelaskan secara sistematis sesuai
dengan urutan permasalahan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.
Berikut adalah sistematika pembahasan yang dimaksud: Bentuk-bentuk
penggunaan transposisi dan modulasi menjadi fokus utama dalam pembahasan ini
yang kemudian disusul dengan pembahasan mengenai penggunaan bentuk-bentuk
tersebut yang kemudian diajukan beberapa alternatif perbaikan terhadap hasil
terjemahan tersebut.
Untuk mempermudah dalam memahami permasalahan tersebut peneliti
terlebih dahulu akan menyajikan deskripsi data sebelum akhirnya melakukan
analisis dan pembahasan.
A. Deskripsi Data
Seperti dijelaskan pada Bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui mengapa penerjemah lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk
transposisi dan modulasi pada terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk
Oriflame dan seberapa jauh bentuk-bentuk tersebut berpengaruh terhadap tingkat
penjualan produk tersebut. Data tersebut diambil dari beberapa produk Orilame
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvi
yang mencetak terjemahan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia diantara
29 bahasa yang tercantum.
Produk Oriflame merupakan produk perawatan tubuh yang diterjemahkan
ke dalam beberapa bahasa. Oleh karena itu, penerjemah harus mampu
menerjemahkan teks tersebut sebaik mungkin karena jika yang dimaksud oleh
penulis asli dalam Bsu tidak tersampaikan akan berakibat pada cara pemakaian
dan tingkat penjualan produk tersebut. Itulah sebabnya penerjemah banyak
menggunakan beberapa sudut pandang dan melakukan pergeseran-pergeseran agar
hasil terjemahan tersebut mudah dipahami, sepadan maknanya dan akurat
informasinya karena struktur Bsu dan Bsa memiliki sistem dan struktur bahasa
yang berbeda.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
Pada analisis ini peneliti menggunakan pengkodean agar lebih efektif dan
lebih mudah melakukannya. Pengkodean yang dimaksud adalah dengan cara
menggunakan inisial dari masing-masing bentuk transposisi dan modulasi beserta
kata, frase dan kalimat yang terdapat dalam masing-masing produk. Semua data
disandingkan teks bahasa sumber (Tsu) dan teks bahasa sasarannya (Tsa),
kemudian dianalisis bentuk dan penggunaan transposisi dan juga modulasinya.
Dalam satu produk terdapat beberapa kata, frase dan kalimat yang masing-masing
menjadi beberapa data. Setiap data tersebut kemudian di beri kode. Sebagai
contoh adalah kode ‘Tsu.Tr.A.1.35a’. Kode tersebut berarti singkatan dari teks
bahasa sumber bentuk transposisi jenis A yaitu “Pergeseran bentuk wajib dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvii
otomatis yang disebabkan oleh sistem dan kaidah bahasa. Dalam hal ini
penerjemah tidak mempunyai pilihan lain selain melakukannya. Angka 1
menunjukkan bagian pertama dari bentuk transposisi yaitu “Nomina Jamak dalam
Bahasa Inggris menjadi tunggal dalam Bahasa Indonesia dan sebaliknya”.
Sementara itu angka 30 menunjukkan data ke-30, sedangkan huruf a kecil
menunjukkan adanya bentuk transposisi tipe ini pada data tersebut yang lebih dari
satu data.
1. Hasil Analisis bentuk-bentuk Transposisi
Dalam analisis ini peneliti mengacu pada teori transposisi yang
dikemukakan oleh Newmark yang kemudian teori tersebut dibenarkan dan
diikuti oleh Machali. Hal ini dilakukan karena teori tersebut lebih lengkap
dan lebih detail dibandingkan dengan teori transposisi yang dikemukakan
oleh ahli yang lainnya. Dari 57 produk yang diteliti terdapat 172 data (terdiri
dari kata, frase dan kalimat) yang hampir semuanya mengalami proses
transposisi. Bagi peneliti pergeseran tersebut merupakan permasalahan yang
harus dibahas karena akan berpengaruh terhadap pemakaian ataupun
penjualan produk tersebut. Berikut adalah analisa peneliti:
A. Pergeseran bentuk wajib dan otomatis yang disebabkan oleh sistem dan
kaidah bahasa. Dalam hal ini penerjemah tidak mempunyai pilihan lain
selain melakukannya.
1. Nomina Jamak dalam Bahasa Inggris menjadi tunggal dalam Bahasa
Indonesia dan sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxviii
Pada transposisi tipe pertama ini dapat dilihat pada data nomor:
Tsu.Tr.A.1.31/Tsa.Tr.A.1.27.
Bsu = Vitamin E Cream. Nourishing care to moisturize and
soften dry skin. Apply to cleansed skin, paying special
attention to drier areas.
Bsa = Vitamin E Cream memberi nutrisi, melembabkan dan
melembutkan kulit kering. Gunakan pada kulit yang telah
dibersihkan. Berikan perhatian khusus pada daerah yang
lebih kering.
Pada data diatas pergeseran dari nomina jamak ‘drier areas’
menjadi nomina tunggal ‘daerah yang lebih kering’ dilakukan oleh
penerjemah karena alasan tertentu yaitu adanya struktur bahasa yang
berbeda antara Bsu dan Bsa sehingga penerjemah tidak mempunyai
pilihan lain untuk melakukannya.
Berikut adalah beberapa data yang menunjukkan adanya transposisi
bentuk yang pertama:
Tsu.Tr.A.1.3/Tsa.Tr.A.1.4 Tsu.Tr.A.1.52/Tsa.Tr.A.1.45
Tsu.Tr.A.1.18./Tsa.Tr.A.1.17 Tsu.Tr.
A.1.58a/Tsa.Tr.A.1.50a
Tsu.Tr. A.1.31/Tsa.Tr.A.1.27 Tsu.Tr.
A.1.58b/Tsa.Tr.A.1.49b
Tsu.Tr. A.1.35a/Tsa.Tr.A.1.30a Tsu.Tr. A.1.64/Tsa.Tr.A.1.56
Tsu.Tr. A.1.35b/Tsa.Tr.A.1.30b Tsu.Tr. A.1.68/Tsa.Tr.A.1.59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxix
Tsu.Tr. A.1.35c/Tsa.Tr.A.1.30c Tsu.Tr.A.1.73/Tsa.Tr.A.1.64
Tsu.Tr. A.1.35d/Tsa.Tr.A.1.30d Tsu.Tr. A.1.85/Tsa.Tr.A.1.76
Tsu.Tr. A.1.35e/Tsa.Tr.A.1.30e Tsu.Tr. A.1.96/Tsa.Tr.A.1.81
Tsu.Tr. A.1.47/Tsa.Tr.A.1.41 Tsu.Tr.
A.1.106/Tsa.Tr.A.1.90
Tsu.Tr. A.1.48/Tsa.Tr.A.1.42 Tsu.Tr.
A.1.145/Tsa.Tr.A.1.136
2. Adjektiva + nomina menjadi nomina + pemberi sifat
Contoh terjemahan bentuk transposisi yang kedua terdapat pada data
nomor Tsu.Tr.A.2.4/Tsa.Tr.A.2.5:
Bsu = Cleansing and toning gel with organic tea tree oil, gently
removes impurities and excess sebum. Massage over wet face,
rinse off. For oily and blemish prone skin.
Bsa = Gel pembersih dan penyegar wajah dengan tea tree oil. Secara
lembut mengangkat kotoran dan sisa sebum. Pijat ke seluruh
wajah yang basah lalu bilas sampai bersih. Untuk jenis kulit
yang berminyak dan cenderung berjerawat.
Pada data tersebut terdapat frase nomina dengan bentuk
adjektiva + nomina (wet face) yang diterjemahkan dengan bentuk nomina
+ pemberi sifat (wajah yang basah). Data pada Bsu tersebut berpola head
+ modifier sedangkan pada Bsa berpola sebaliknya yaitu modifier +
head. Data-data yang termasuk pada bentuk transposisi ke-2 ini meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxx
Tsu.Tr.A.2.1/Tsa.Tr.A.2.1 Tsu.Tr.A.2.102/Tsa.Tr.A.2.87
Tsu.Tr.A.2.4/Tsa.Tr.A.2.5 Tsu.Tr.A.2.116/Tsa.Tr.A.2.102
Tsu.Tr.A.2.13/Tsa.Tr.A.2.12 Tsu.Tr.A.2.108a/Tsa.Tr.A.2.104a
Tsu.Tr.A.2.16/Tsa.Tr.A.2.15 Tsu.Tr.A.2.108b/Tsa.Tr.A.2.104b
Tsu.Tr.A.2.30/Tsa.Tr.A.2.26 Tsu.Tr.A.2.119/Tsa.Tr.A.2.105
Tsu.Tr.A.2.43a/Tsa.Tr.A.2.37a Tsu.Tr.A.2.123a/Tsa.Tr.A.2.109a
Tsu.Tr.A.2.43b/Tsa.Tr.A.2.37b Tsu.Tr.A.2.123b/Tsa.Tr.A.2.109b
Tsu.Tr.A.2.48/Tsa.Tr.A.2.42 Tsu.Tr.A.2.127/Tsa.Tr.A.2.113
Tsu.Tr.A.2.55/Tsa.Tr.A.2.48 Tsu.Tr.A.2.133/Tsa.Tr.A.2.123
Tsu.Tr.A.2.58/Tsa.Tr.A.2.50 Tsu.Tr.A.2.134/Tsa.Tr.A.2.124
Tsu.Tr.A.2.62/Tsa.Tr.A.2.54 Tsu.Tr.A.2.139/Tsa.Tr.A.2.129
Tsu.Tr.A.2.63/Tsa.Tr.A.2.55 Tsu.Tr.A.2.140/Tsa.Tr.A.2.130
Tsu.Tr.A.2.78a/Tsa.Tr.A.2.69 Tsu.Tr.A.2.157/Tsa.Tr.A.2.145
Tsu.Tr.A.2.78b/Tsa.Tr.A.2.70 Tsu.Tr.A.2.163a/Tsa.Tr.A.2.151a
Tsu.Tr.A.2.79/Tsa.Tr.A.2.73 Tsu.Tr.A.2.163b/Tsa.Tr.A.2.151b
Tsu.Tr.A.2.97/Tsa.Tr.A.2.82
B. Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur gramatikal dalam Bsu
tidak ada dalam Bsa (Peletakkan verba di latar depan dalam bahasa
Indonesia tidak lazim dalam struktur bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat
imperatif. Maka padanannya menjadi struktur kalimat berita biasa).
Seperti halnya dalam Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris pun
terdapat kata kerja yang diletakkan diawal kalimat yang sebenarnya juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxi
merupakan sesuatu yang tidak biasa digunakan. Pergeseran tipe ini terdapat
didalam beberapa data tersebut dibawah ini:
Tsu.Tr.B.9/Tsa.Tr.B.9 Tsu.Tr.B.30/Tsa.Tr.B.26
Tsu.Tr.B.10/Tsa.Tr.B.10 Tsu.Tr.B.53/Tsa.Tr.B.46
Tsu.Tr.B.13/Tsa.Tr.B.12 Tsu.Tr.B.66/Tsa.Tr.B.57
Tsu.Tr.B.16/Tsa.Tr.B.15 Tsu.Tr.B.75/Tsa.Tr.B.66
Tsu.Tr.B.18/Tsa.Tr.B.17 Tsu.Tr.B.112/Tsa.Tr.B.98
Tsu.Tr.B.20/Tsa.Tr.B.18 Tsu.Tr.B.126/Tsa.Tr.B.112
Tsu.Tr.B.25/Tsa.Tr.B.23 Tsu.Tr.B.165/Tsa.Tr.B.152
Tsu.Tr.B.28/Tsa.Tr.B.25 Tsu.Tr.B.170/Tsa.Tr.B.156
Contoh dari pergeseran ini terdapat pada data nomor
Tsu.Tr.B.13/Tsa.Tr.B.12:
Bsu = Contains Chamomile to soothe sensitive skin. Massage onto face
and neck and tissue off
Bsa = Mengandung chamomile untuk menyejukkan kulit sensitif.
Pijatkan pada wajah dan leher lalu bersihkan dengan tissue.
Pada data tersebut terdapat kata kerja yang diletakkan di awal kalimat
yaitu pada kata ‘contains’, begitupun pada hasil terjemahannya yang juga
meletakkan kata kerja di awal kaimat yaitu kata ‘mengandung’.
C. Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran pengungkapan
1. Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi verba dalam Bsa
Berikut adalah contoh dari pergeseran tipe ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxii
Bsu = 2 in 1 Cleanser and Toner: Apply every night and morning on
cotton wool and sweep over face and neck.
Bsa = 2 in 1 Pembersih sekaligus Penyegar: Usapkan pada wajah dan
leher dengan menggunakan kapas setiap pagi dan malam hari.
Pada kalimat Bsu tersebut terdapat frase nomina ‘on cotton wool’
yang bermakna ‘pada kapas’. Namun penerjemah teks tersebut merubah
bentuknya menjadi verba (dengan menggunakan kapas). Pergeseran
bentuk ini tersebar pada beberapa nomor data berikut ini:
Tsu.Tr.C.1.9/Tsa.Tr.C.1.9 Tsu.Tr.C.1.67/Tsa.Tr.C.1.58
Tsu.Tr.C.1.12/Tsa.Tr.C.1.11 Tsu.Tr.C.1.99/Tsa.Tr.C.1.85
Tsu.Tr.C.1.34/Tsa.Tr.C.1.30 Tsu.Tr.C.1.110/Tsa.Tr.C.1.95
Tsu.Tr.C.1.33/Tsa.Tr.C.1.29 Tsu.Tr.C.1.114/Tsa.Tr.C.1.100
Tsu.Tr.C.1.48/Tsa.Tr.C.1.42 Tsu.Tr.C.1.129/Tsa.Tr.C.1.119
Tsu.Tr.C.1.51/Tsa.Tr.C.1.44 Tsu.Tr.C.1.138/Tsa.Tr.C.1.128
2. Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa nominal
dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa.
Perubahan bentuk ini terdapat pada data-data berikut:
Tsu.Tr.C.2.3/Tsa.Tr.C.2.3
Tsu.Tr.C.2.121/Tsa.Tr.C.2.107
Tsu.Tr.C.2.18/Tsa.Tr.C.2.16
Tsu.Tr.C.2.126/Tsa.Tr.C.2.112
Tsu.Tr.C.2.57/Tsa.Tr.C.2.49 Tsu.
Tr.C.2.131/Tsa.Tr.C.2.121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiii
Tsu.Tr.C.2.61/Tsa.Tr.C.2.54
Tsu.Tr.C.2.133/Tsa.Tr.C.2.123
Tsu.Tr.C.2.90/Tsa.Tr.C.2.80
Tsu.Tr.C.2.138/Tsa.Tr.C.2.128 Kode nomor
Tsu.Tr.C.2.3/Tsa.Tr.C.2.3 merupakan salah satu contoh contoh dari
pergeseran tersebut:
Bsu : Cleansing and toning gel with organic tea tree oil
Bsa : Gel pembersih dan penyegar wajah dengan tea tree oil.
Frase ‘Cleansing and toning gel’ pada teks Bsu yang merupakan
gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frase nominal
diterjemahkan kedalam Bsu menjadi ‘Gel pembersih dan penyegar wajah’
yang merupakan bentukan dari nomina (gel, penyegar) dan nomina
(pembersih, penyegar wajah).
3. Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak) transitif
dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa.
Contoh dari pergeseran ini terdapat pada kode bernomor
Tsu.Tr.C.3.31/Tsa.Tr.C.3.27, yaitu:
Bsu : Apply to cleansed skin, paying special attention to drier areas.
Bsa : Gunakan pada kulit yang telah dibersihkan.
Pada data tersebut frase ‘cleansed skin’ dalam Bsu merupakan
bentukan dari kata kerja tak transitif ‘cleansed’ yang berfungsi sebagai
adjektif. Frase tersebut diterjemahkan kedalam Bsa menjadi bentuk lain
yaitu nomina + klausa (kulit yang telah dibersihkan). Pergeseran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiv
terjadi karena bentuk kata kerja ke-3 dalam Bsu merupakan kata kerja
pasif participle yang jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia
sebagai Bsa akan menjadi kalimat pasif yang lengkap karena struktur
dalam Bsu (Bahasa Inggris) sangat berbeda dengan struktur Bsa (Bahasa
Indonesia).
Pergeseran bentuk ini dapat ditemukan pada data-data berikut:
Tsu.Tr.C.3.31a/Tsa.Tr.C.3.27
Tsu.Tr.C.3.132/Tsa.Tr.C.3.122
Tsu.Tr.C.3.31b/Tsa.Tr.C.3.28
Tsu.Tr.C.3.142/Tsa.Tr.C.3.132
Tsu.Tr.C.3.62/Tsa.Tr.C.3.54
Tsu.Tr.C.3.144/Tsa.Tr.C.3.135
Tsu.Tr.C.3.109/Tsa.Tr.C.3.94
Tsu.Tr.C.3.150/Tsa.Tr.C.3.138
Tsu.Tr.C.3.114/Tsa.Tr.C.3.100
Tsu.Tr.C.3.172/Tsa.Tr.C.3.158
Tsu.Tr.C.3.129/Tsa.Tr.C.3.117
4. Semua struktur yang oleh Catford (1965) disebut pergeseran kelas
adalah transposisi.
Contoh dari pergeseran ini terdapat pada data nomor
Tsu.Tr.C.4.85/Tsa.Tr.C.4.77:
Bsu : Use only as directed
Bsa : Gunakan sesuai petunjuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
Kata ‘directed’ pada data tersebut merupakan kata kerja bentuk ke-3 dari
‘direct’ namun hasil terjemahannya menjadi kata benda yaitu ‘petunjuk’.
Perubahan kelas kata dari verba menjadi nomina dilakukan oleh
penerjemah sebagai keputusan akhir yang memang harus dilakukan
karena adanya sistem dan kaidah bahasa yang berbeda antara Bsu dan
Bsa. Dalam hal ini penerjemah tidak mempunyai pilihan lain selain
melakukannya.
Data-data berikut merupakan data dari bentuk transposisi pergeseran
kelas:
Tsu.Tr.C.4.14/Tsa.Tr.C.13 Tsu.Tr.C.4.85/Tsa.Tr.C.4.77
Tsu.Tr.C.4.22/Tsa.Tr.C.4.21
Tsu.Tr.C.4.99/Tsa.Tr.C.4.85
Tsu.Tr.C.4.24/Tsa.Tr.C.4.22
Tsu.Tr.C.4.103/Tsa.Tr.C.4.88
Tsu.Tr.C.4.32/Tsa.Tr.C.4.29
Tsu.Tr.C.4.107/Tsa.Tr.C.4.92
Tsu.Tr.C.4.35/Tsa.Tr.C.4.30
Tsu.Tr.C.4.118/Tsa.Tr.C.4.104
Tsu.Tr.C.4.39/Tsa.Tr.C.4.33
Tsu.Tr.C.4.119/Tsa.Tr.C.4.105
Tsu.Tr.C.4.67/Tsa.Tr.C.4.58
Tsu.Tr.C.4.125/Tsa.Tr.C.4.111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvi
Tsu.Tr.C.4.80/Tsa.Tr.C.4.71
Tsu.Tr.C.4.156/Tsa.Tr.C.4.145
Tsu.Tr.C.4.82/Tsa.Tr.C.4.73
Tsu.Tr.C.4.162/Tsa.Tr.C.4.150
Dari ke 18 nomor tersebut diatas menunjukkan berbagai macam perubahan
struktur kelas yang menurut Catford tetap di sebut sebagai transposisi.
Perubahan tersebut diantaranya adalah perubahan dari adverbial menjadi
adjektiva, verbal menjadi nomina, nomina menjadi adverbial, nomina
menjadi verbal.
D. Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa kata
(termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam Bahasa Indonesia)
dengan menggunakan suatu struktur grammatikal (Pergeseran unit
dalam ‘istilah’ Catford (1965) termasuk dalam transposisi jenis ini yaitu
misalnya dari kata menjadi klausa, frase menjadi klausa, dan
sebagainya, yang sering kita jumpai dalam penerjemahan kata-kata
lepas bahasa Inggris.)
Tsu.Tr.D.23/Tsa.Tr.D.21 Tsu.Tr.D.108/Tsa.Tr.D.93
Tsu.Tr.D.37/Tsa.Tr.D.32 Tsu.Tr.D.112/Tsa.Tr.D.98
Tsu.Tr.D.38/Tsa.Tr.D.32 Tsu.Tr.D.114/Tsa.Tr.D.100
Tsu.Tr.D.41/Tsa.Tr.D.35 Tsu.Tr.D.132/Tsa.Tr.D.122
Tsu.Tr.D.55/Tsa.Tr.D.48 Tsu.Tr.D.144/Tsa.Tr.D.135
Tsu.Tr.D.56/Tsa.Tr.D.48 Tsu.Tr.D.161/Tsa.Tr.D.149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvii
Tsu.Tr.D./62Tsa.Tr.D.54 Tsu.Tr.D.171/Tsa.Tr.D.157
Tsu.Tr.D.99/Tsa.Tr.D.85 TsuTr.D.172/Tsa.Tr.D158
Keenam belas data tersebut diatas merupakan data yang mengalami
pergeseran unit yaitu perubahan dari kata menjadi frasa atau kalimat, frasa
menjadi kalimat atau sebaliknya. Perubahan unit tersebut dilakukan oleh
penerjemah agar pembaca lebih memahami maksud dari petunjuk pemakaian
tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Sebagai
contoh adalah data nomor Tsu.Tr.D.172/Tsa.Tr.D.158 berikut:
Bsu = Dot on targeted area.
Bsa = Totolkan pada kulit yang bernoda
‘Targetted area’ yang merupakan unit frase berubah terjemahannya
menjadi unit klausa yaitu ‘kulit yang bernoda’.
Setelah data-data tersebut dianalisis terdapat beberapa bentuk
transposisi yang tidak muncul dalam petunjuk pemakaian produk-produk
Oriflame. Bentuk- bentuk tersebut yaitu;
1. Pengulangan adjektiva atau kata sifat yang terdapat dalam Bahasa
Indonesia yang maknanya menunjukkan variasi yang tersirat dalam
adjektiva menjadi penjamakan nominanya dalam Bahasa Inggris.
2. Peletakkan objek dilatar depan dalam bahasa Indonesia tidak ada
dalam struktur gramatikal Bahasa Inggris kecuali dalam kalimat pasif
atau struktur khusus, sehinga terjadi pergeseran bentuk menjadi
struktur kalimat berita biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
3. Klausa dalam bentuk partisipium (bergaris bawah) dalam Bsu
dinyatakan secara penuh dan eksplisit dalam Bsa.
4. Suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam Bsu yang dinyatakan
dengan konstruksi gramatikal dalam Bsa.
2. Hasil Analisis penggunaan Transposisi
A. Transposisi ketegori akurat
Suatu hasil terjemahan dikategorikan akurat apabila pesan dalam bahasa
sumber tersampaikan sepenuhnya dalam teks bahasa sasaran.
Menurut penilaian para rater, terjemahan yang menggunakan bentuk
transposisi berkategori akurat (TA) adalah terjemahan yang terdapat pada data
nomor Tsu.Tr. A.1.64/Tsa.Tr.A.1.56/TA;
Tsu : Apply to damp skin and rinse off.
Tsa : Gunakan pada kulit yang kusam dan bilas hingga bersih.
Pada data tersebut terdapat frase nomina yang merupakan bentukan dari
adjektiva dan nomina yaitu ‘damp skin’ yang berpola MD (menerangkan –
diterangkan). Penerjemah teks ini menerjemahkannya ke dalam Bahasa
Indonesia dengan pola DM (diterangkan – menerangkan) yaitu ‘kulit yang
kusam’. Pola tersebut sudah tepat karena sesuai dengan kaidah yang berlaku
dalam Bahasa Indonesia dan makna yang terdapat dalam Bsu sudah
tersampaikan sepenuhnya kedalam Bsa. Berikut adalah nomor-nomor data
yang termasuk dalam bentuk transposisi kategori akurat:
a. Transpoisisi bentuk 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
(Nomina Jamak dalam Bahasa Inggris menjadi tunggal dalam
Bahasa Indonesia dan sebaliknya)
1. Tsu.Tr. A.1.31/Tsa.Tr.A.1.27/TA
2. - Tsu.Tr. A.1.35a/Tsa.Tr.A.1.30a/TA
- Tsu.Tr. A.1.35b/Tsa.Tr.A.1.30b/TA
- Tsu.Tr. A.1.35c/Tsa.Tr.A.1.30c/TA
- Tsu.Tr. A.1.35d/Tsa.Tr.A.1.30d/TA
- Tsu.Tr. A.1.35e/Tsa.Tr.A.1.30e/TA
3. Tsu.Tr. A.1.48/Tsa.Tr.A.1.42/TA
4. Tsu.Tr.A.1.52/Tsa.Tr.A.1.45/TA
5. Tsu.Tr. A.1.58a/Tsa.Tr.A.1.50a/TA
6. Tsu.Tr. A.1.58b/Tsa.Tr.A.1.49b/TA
7. Tsu.Tr. A.1.64/Tsa.Tr.A.1.56/TA
8. Tsu.Tr. A.1.68/Tsa.Tr.A.1.59/TA
9. Tsu.Tr.A.1.73/Tsa.Tr.A.1.64/TA
10. Tsu.Tr. A.1.85/Tsa.Tr.A.1.76/TA
11. Tsu.Tr. A.1.106/Tsa.Tr.A.1.90/TA
12. Tsu.Tr. A.1.145/Tsa.Tr.A.1.136/TA
b. Transposisi bentuk 2
(Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.A.2.4/Tsa.Tr.A.2.5/TA
2. Tsu.Tr.A.2.13/Tsa.Tr.A.2.12/TA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
3. Tsu.Tr.A.2.16/Tsa.Tr.A.2.15/TA
4. - Tsu.Tr.A.2.43a/Tsa.Tr.A.2.37a/TA
- Tsu.Tr.A.2.43b/Tsa.Tr.A.2.37b /TA
5. Tsu.Tr.A.2.48/Tsa.Tr.A.2.42/TA
6. Tsu.Tr.A.2.55/Tsa.Tr.A.2.48/TA
7. Tsu.Tr.A.2.58/Tsa.Tr.A.2.50/TA
8. Tsu.Tr.A.2.62/Tsa.Tr.A.2.54/TA
9. Tsu.Tr.A.2.63/Tsa.Tr.A.2.55/TA
10. - Tsu.Tr.A.2.78a/Tsa.Tr.A.2.69/TA
- Tsu.Tr.A.2.78b/Tsa.Tr.A.2.70/TA
11. Tsu.Tr.A.2.79/Tsa.Tr.A.2.73/TA
12. Tsu.Tr.A.2.97/Tsa.Tr.A.2.82/TA
13. Tsu.Tr.A.2.102/Tsa.Tr.A.2.87/TA
14. Tsu.Tr.A.2.116/Tsa.Tr.A.2.102/TA
15. - Tsu.Tr.A.2.118a/Tsa.Tr.A.2.104a/TA
- Tsu.Tr.A.2.118b/Tsa.Tr.A.2.104b/TA
16. Tsu.Tr.A.2.119/Tsa.Tr.A.2.105/TA
17. - Tsu.Tr.A.2.123a/Tsa.Tr.A.2.109a/TA
- Tsu.Tr.A.2.123b/Tsa.Tr.A.2.109b/TA
18. Tsu.Tr.A.2.134/Tsa.Tr.A.2.124/TA
19. Tsu.Tr.A.2.139/Tsa.Tr.A.2.129/TA
20. Tsu.Tr.A.2.140/Tsa.Tr.A.2.130/TA
21. Tsu.Tr.A.2.157/Tsa.Tr.A.2.145/TA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xci
22. Tsu.Tr.A.2.183a/Tsa.Tr.A.2.151a/TA
23. Tsu.Tr.A.2.1163bTsa.Tr.A.2.151b/TA
c. Transposisi bentuk 3
(Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur gramatikal
dalam Bsu tidak ada dalam Bsa (Peletakkan verba di latar depan
dalam bahasa Indonesia tidak lazim dalam struktur bahasa Inggris,
kecuali dalam kalimat imperatif. Maka padanannya menjadi struktur
kalimat berita biasa).
1. Tsu.Tr.B.9/Tsa.Tr.B.9/TA
2. Tsu.Tr.B.10/Tsa.Tr.B.10/TA
3. Tsu.Tr.B.13/Tsa.Tr.B.12/TA
4. Tsu.Tr.B.16/Tsa.Tr.B.15/TA
5. Tsu.Tr.B.25/Tsa.Tr.B.23/TA
6. Tsu.Tr.B.28/Tsa.Tr.B.25/TA
7. Tsu.Tr.B.53/Tsa.Tr.B.46/TA
8. Tsu.Tr.B.75/Tsa.Tr.B.66/TA
9. Tsu.Tr.B.112/Tsa.Tr.B.98/TA
10. Tsu.Tr.B.126/Tsa.Tr.B.112/TA
11. Tsu.Tr.B.165/Tsa.Tr.B.152/TA
12. Tsu.Tr.B.170/Tsa.Tr.B.156/TA
d. Transposisi bentuk 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcii
(Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran
pengungkapan Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi verba
dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.1.9/Tsa.Tr.C.1.9/TA
2. Tsu.Tr.C.1.33/Tsa.Tr.C.1.29/TA
3. Tsu.Tr.C.1.34/Tsa.Tr.C.1.30/TA
4. Tsu.Tr.C.1.48/Tsa.Tr.C.1.42/TA
5. Tsu.Tr.C.1.99/Tsa.Tr.C.1.85/TA
6. Tsu.Tr.C.1.110/Tsa.Tr.C.1.195/TA
7. Tsu.Tr.C.1.114Tsa.Tr.C.1.100/TA
8. Tsu.Tr.C.1.129/Tsa.Tr.C.1.119/TA
9. Tsu.Tr.C.1.138/Tsa.Tr.C.1.128/TA
e. Transposisi bentuk 5
(Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa.)
1. Tsu.Tr.C.2.3/Tsa.Tr.C.2.3/TA
2. Tsu.Tr.C.2.61/Tsa.Tr.C.2.54/TA
3. Tsu.Tr.C.2.90/Tsa.Tr.C.2.80/TA
4. Tsu.Tr.C.2.121/Tsa.Tr.C.2.107/TA
5. Tsu.Tr.C.2.126/Tsa.Tr.C.2.112/TA
f. Transposisi bentuk 6
(Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak)
transitif dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciii
1. - Tsu.Tr.C.3.31a/Tsa.Tr.C.3.27/TA
- Tsu.Tr.C.3.31b/Tsa.Tr.C.3.28/TA
2. Tsu.Tr.C.3.62/Tsa.Tr.C.3.54/TA
3. Tsu.Tr.C.3.114/Tsa.Tr.C.3.100/TA
4. Tsu.Tr.C.3.129/Tsa.Tr.C.3.117/TA
5. Tsu.Tr.C.3.142/Tsa.Tr.C.3.132/TA
6. Tsu.Tr.C.3.150/Tsa.Tr.C.3.138/TA
7. Tsu.Tr.C.3.172/Tsa.Tr.C.3.158/TA
g. Transposisi bentuk 7
(Semua struktur yang oleh Catford (1965) disebut pergeseran
kelas adalah transposisi)
1. Tsu.Tr.C.4.14/Tsa.Tr.C.4.13/TA
2. Tsu.Tr.C.4.24/Tsa.Tr.C.4.22/TA
3. Tsu.Tr.C.4.35/Tsa.Tr.C.4.30/TA
4. Tsu.Tr.C.4.39/Tsa.Tr.C.4.33/TA
5. Tsu.Tr.C.4.80/Tsa.Tr.C.4.71/TA
6. Tsu.Tr.C.4.82/Tsa.Tr.C.4.73/TA
7. Tsu.Tr.C.4.85/Tsa.Tr.C.4.77/TA
8. Tsu.Tr.C.4.99/Tsa.Tr.C.4.85/TA
9. Tsu.Tr.C.4.103/Tsa.Tr.C.4.88/TA
10. Tsu.Tr.C.4.107/Tsa.Tr.C.4.92/TA
11. Tsu.Tr.C.4.118/Tsa.Tr.C.4.104/TA
12. Tsu.Tr.C.4.119Tsa.Tr.C.4.105/TA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciv
13. Tsu.Tr.C.4.125/Tsa.Tr.C.4.111/TA
14. Tsu.Tr.C.4.156Tsa.Tr.C.4.145/TA
15. Tsu.Tr.C.4.162Tsa.Tr.C.4.150/TA
h. Transposisi bentuk 8
(Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa
kata (termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam Bahasa
Indonesia) dengan menggunakan suatu struktur grammatikal
(Pergeseran unit dalam ‘istilah’ Catford (1965) termasuk dalam
transposisi jenis ini yaitu misalnya dari kata menjadi klausa,
frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang sering kita jumpai
dalam kata-kata lepas Bahasa Inggris)
1. Tsu.Tr.D.38/Tsa.Tr.D.32/TA
2. Tsu.Tr.D.55/Tsa.Tr.D.48/TA
3. Tsu.Tr.D.56/Tsa.Tr.D.48/TA
4. Tsu.Tr.D./62Tsa.Tr.D.54/TA
5. Tsu.Tr.D.99/Tsa.Tr.D.85/TA
6. Tsu.Tr.D.112/Tsa.Tr.D.98/TA
7. Tsu.Tr.D.114/Tsa.Tr.D.100/TA
8. Tsu.Tr.D.161/Tsa.Tr.D.149/TA
9. Tsu.Tr.D.172/Tsa.Tr.D.158/TA
B. Transposisi kategori kurang akurat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcv
Yang dimaksud dengan hasil terjemahan yang kurang akurat adalah
apabila ada sebagian pesan yang menyimpang/tidak tersampaikan dalam
teks bahasa sasaran. Terjemahan yang kurang akurat berdasarkan
penilaian rater terdapat pada data nomor
Tsu.Tr.C.1.51./Tsa.Tr.C.1.44/KA/Alt, yaitu;
Tsu = 2 in 1 Cleanser and Toner: Apply every night and morning on
cotton wool and sweep over face and neck.
Tsa = 2 in 1 Pembersih sekaligus Penyegar: Usapkan pada wajah dan
leher dengan menggunakan kapas setiap pagi dan malam hari.
Pada kalimat Bsu tersebut terdapat frasa nomina ‘on cotton wool’
yang bermakna ‘pada kapas’. Namun penerjemah teks tersebut merubah
bentuknya menjadi verba (dengan menggunakan kapas). Jelas makna yang
terkandung didalamnya sangat menyimpang karena petunjuk pemakaian
yang dimaksud adalah bahwa produk tersebut di tuangkan di atas kapas
lalu diusapkan pada kulit wajah sedangkan dalam Bsa diatas pembaca
cenderung menggunakannya dengan cara mengoleskan dahulu ‘cleanser’
nya ke kulit wajah lalu diusap-usapkan oleh kapas. Jika hal ini terjadi
maka kotoran tidak akan terangkat karena ‘cleanser’ terlanjur menyerap ke
dalam pori-pori kulit. Jika hal ini sering dilakukan berulang-ulang maka
kandungan minyak di dalam kulit akan bertambah dan mengakibatkan
kulit menjadi berminyak. Karena jenis produk ini dapat digunakan untuk
semua jenis kulit termasuk jenis kulit yang berminyak maka akan
berbahaya sekali jika kulit yang telah berminyak tersebut bertambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvi
banyak kandungannya. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan kulit
menjadi mudah berjerawat karena kotoran akan mudah menempel pada
kulit yang berminyak. Peristiwa ini tidak menutup kemungkinan akan
membuat konsumen jera untuk menggunakan produk ini dan sudah pasti
mereka akan beralih menggunakan produk lain dan hal ini berakibat akan
berkurangnya konsumen yang mengkonsumsi produk ini. Untuk
menghindari terjadinya hal tersebut perlu diberikan alternatif perbaikan
terjemahan sebagai berikut:
“2 in 1 Pembersih sekaligus Penyegar: Tuangkan pada kapas lalu
usapkan pada wajah dan leher setiap pagi dan malam”.
(Tsu.Tr.C.1.51./Tsa.Tr.C.1.44/TKA/Alt).
Beberapa data yang termasuk pada kategori terjemahan transposisi
kurang akurat (TKA) adalah data-data dengan nomor:
a. Transposisi bentuk 1
(Nomina Jamak dalam Bahasa Inggris menjadi tunggal
dalam Bahasa Indonesia dan sebaliknya).
1. Tsu.Tr.A.1.3/Tsa.Tr.A.1.4/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.A.1.18/Tsa.Tr.A.1.17/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.A.1.96/Tsa.Tr.A.1.81/TKA/Alt
b. Transposisi bentuk 2
(Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.A.2.1/Tsa.Tr.A.2.1/TKA/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvii
2. Tsu.Tr.A.2.30/Tsa.Tr.A.2.26/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.A.2.127/Tsa.Tr.A.2.133/TKA/Alt
4. Tsu.Tr.A.2.133/Tsa.Tr.A.1.123/TKA/Alt
c. Transposisi bentuk 3
(Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur
gramatikal dalam Bsu tidak ada dalam Bsa (Peletakkan verba
di latar depan dalam bahasa Indonesia tidak lazim dalam struktur
bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat imperatif. Maka
padanannya menjadi struktur kalimat berita biasa).
1. Tsu.Tr.B.18/Tsa.Tr.B.217/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.B.20/Tsa.Tr.B.18/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.B.30/Tsa.Tr.B.26/TKA/Alt
4. Tsu.Tr.B.66/Tsa.Tr.B.57/TKA/Alt
d. Transposisi bentuk 4
(Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran
pengungkapan Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi
verba dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.1.12/Tsa.Tr.C.1.11/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.C.151/Tsa.Tr.C.1.44/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.C/.1.67/Tsa.Tr.C.1.58/TKA/Alt
e. Transposisi bentuk 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcviii
(Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.2.18/Tsa.Tr.C.2.16/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.C.2.57/Tsa.Tr.C2.49/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.C.2.131/Tsa.Tr.C.121/TKA/Alt
4. Tsu.Tr.C.2.133/Tsa.Tr.C.123/TKA/Alt
5. Tsu.Tr.C.2.138/Tsa.Tr.C.128/TKA/Alt
f. Transposisi bentuk 6
(Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak)
transitif dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.3.109/Tsa.Tr.C.3.94/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.C.3.132/Tsa.Tr.C.3.122/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.C.3.144/Tsa.Tr.C.3.135/TKA/Alt
g. Transposisi bentuk 7
(Semua struktur yang oleh Catford (1965) disebut
pergeseran kelas adalah transposisi)
1. Tsu.Tr.C.4.32/Tsa.Tr.C.4.29/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.C.4.67/Tsa.Tr.C.4.58/TKA/Alt
h. Transposisi bentuk 8
(Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan
kosa kata (termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam
Bahasa Indonesia) dengan menggunakan suatu struktur
grammatikal (Pergeseran unit dalam ‘istilah’ Catford (1965)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcix
termasuk dalam transposisi jenis ini yaitu misalnya dari kata
menjadi klausa, frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang
sering kita jumpai dalam kata-kata lepas Bahasa Inggris)
1. Tsu.Tr.D.23/Tsa.Tr.D.21/TKA/Alt
2. Tsu.Tr.D.37/Tsa.Tr.D.21/TKA/Alt
3. Tsu.Tr.D.41/Tsa.Tr.D.35/TKA/Alt
4. Tsu.Tr.D.108/Tsa.Tr.D.93/TKA/Alt
5. Tsu.Tr.D.132/Tsa.Tr.D.122/TKA/Alt
6. Tsu.Tr.D.144/Tsa.Tr.D.135TKA/Alt
7. Tsu.Tr.D.171/Tsa.Tr.D.157/TKA/Alt
C. Transposisi Kategori sangat tidak akurat
Suatu hasil terjemahan dinilai sangat tidak akurat (STA) apabila
kata, frase atau kalimat tidak diterjemahkan yang menyebabkan pesan
tidak tersampaikan sama sekali dalam teks Bsa. Dari hasil penilaian
para rater dapat disimpulkan bahwa data yang merupakan hasil
terjemahannya sangat tidak akurat adalah data nomor
Tsu.Tr.A.1.47/Tsa.Tr.A.1.41/STA/Alt;
Tsu : Giordany Gold Age-Defying Foundation.
Tsa : Giordany Gold Age-Defying Foundation untuk semua
jenis kulit.
Pada data tersebut teks dalam bahasa sumber tidak diterjemahkan
sama sekali kedalam bahasa sasaran sehingga pesan yang terkandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c
didalammnya tidak tersampaikan. Jelas hal ini akan membuat calon
pembeli atau bahkan pengguna produk tersebut kebingungan.
Memang sebagian besar pengguna produk tersebut bahkan masyarakat
pada umumnya terutama para wanita mengetahui dengan pasti apa
yang dimaksud dengan kata ‘foundation’, yaitu ‘alas bedak’. Namun
tidak semua orang tahu apa yang dimaksud dengan ‘Giordany Gold
Age-Defying’. Tanpa mengetahui makna frase tersebut sudah
dipastikan akan mengakibatkan salah sasaran maksudnya produk
tersebut digunakan oleh orang yang sebetulnya tidak seharusnya
menggunakannya. Mereka yang tidak mengetahui makna dari teks
tersebut akan menganggap bahwa produk tersebut adalah produk alas
bedak yang dapat digunakan oleh siapa saja, padahal sebenarnya
produk tersebut adalah produk yang ditujukkan untuk mencegah
penuaan dini, sehingga produk tersebut hanya boleh digunakan oleh
pemakai yang berusia diatas 30 tahun, bukan untuk semua usia. Oleh
karenanya teks terjemahan dari produk ini dinilai sangat tidak akurat
oleh semua rater. Selain itu dari hasil kuesioner yang disebar dan
telah diisi oleh beberapa konsumen baik yang sudah menjadi anggota
maupun tidak menyatakan bahwa sebaiknya petunjuk pemakaian
diterjemahkan secara lengkap dan mudah dimengerti. Bahkan
diantaranya ada yang menyatakan bahwa ketidakjelasan dari hasil
terjemahan tersebut mempengaruhi tingkat penjualan produk mereka.
Hal itu terjadi ketika seorang pembeli yang membeli produk tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ci
merasa kecewa karena hasil riasan yang dia gunakan tidak
memuaskan. Pembeli tersebut menganggap alas bedak ini sama
fungsinya dengan alas bedak pada umumnya yaitu untuk membuat
hasil riasan lebih sempurna, menyamarkan ketidak sempurnaan
(seperti adanya noda hitam) secara instan, dan membuat hasil riasan
lebih tebal. Namun dia merasa hasil riasan dari produk tersebut sangat
tipis tidak seperti yang diharapkan akhirnya pembeli tersebut tidak
melanjutkan menggunakan produk ini dan dia mengklaim bahwa
semua produk Oriflame buruk. Maka untuk menghindari kejadian
serupa sebaiknya teks tersebut diterjemahkan menjadi sebagai berikut:
“Alas bedak Giordani Gold Anti Penuaan Dini”
Kata “Giordani Gold’ Tidak harus diterjemahkan karena kata
tersebut merupakan salah satu bagian dari jenis merek yang ada dalam
Oriflame. Data lain yang termasuk kedalam transposisi sangat kurang
akurat adalah data dengan nomor
Tsu.Tr.C.4.22/Tsa.Tr.C.4.21/STA/Alt;
Selain itu data-data lainnya yang termasuk ke dalam transpoisi
kategori ini adalah data-data dengan nomor sebagai berikut:
a. Data yang tidak diterjemahkan namum muncul teks Bsu-nya
dalam teks Bsa
Tsu.Tr.6/Tsa.Tr.7/STA/Alt Tsu.Tr.
98/Tsa.Tr.83/STA/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cii
Tsu.Tr. 22/Tsa.Tr.20/STA/Alt Tsu.Tr.
111/Tsa.Tr.97/STA/Alt
Tsu.Tr.40/Tsa.Tr.34/STA/Alt Tsu.Tr.117
/Tsa.Tr.103/STA/Alt
Tsu.Tr. 70/Tsa.Tr.61/STA/Alt Tsu.Tr.
120/Tsa.Tr.106/STA/Alt
Tsu.Tr. 77/Tsa.Tr.68/STA/Alt
Tsu.Tr.153/Tsa.Tr.141/STA/Alt
Tsu.Tr. 81/Tsa.Tr.72/STA/Alt
Tsu.Tr.155/Tsa.Tr.144/STA/Alt
Tsu.Tr. 83/Tsa.Tr.74/STA/Alt
Tsu.Tr.164/Tsa.Tr.152/STA/Alt
b. Data yang tidak diterjemahkan bahkan tidak dimunculkan
teks Bsu-nya dalam teks Bsa (deletion= mengalami
penghilangan)
Tsu.Tr. 19/STA/Alt
Tsu.Tr. 27/STA/Alt
Tsu.Tr. 65/STA/Alt
Tsu.Tr. 100/STA/Alt
Tsu.Tr. 104/STA/Alt
Tsu.Tr.107 /STA/Alt
D. Transposisi kategori berterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ciii
Suatu hasil terjemahan dinilai berterima apabila bahasa terjemahan
alamiah dan sesuai dengan kaidah kebahasaan pada bahasa sasaran.
Terjemahan tidak terasa seperti hasil terjemahan. Dari ketiga inter-rater
yang menilai hasil terjemahan dalam penelitian ini menyatakan bahwa
data nomor Tsu.Tr. 1.68/Tsa.Tr.A.1.56/BT merupakan data yang
dikategorikan berterima (BT);
Tsu : Gently massage with fingertips, leave for 5 minutes and
rinse.
Tsa : Pijat lembut dengan ujung jari, biarkan selama 5 menit
lalu bilas sampai bersih.
Pada data tersebut terjadi pergeseran secara gramatikal yaitu
pergeseran adverbial (gently) dalam Bsu menjadi adjektiva (lembut)
dalam Bsa, namun perubahan tersebut tidak mempengaruhi makna
yang terkandung didalamnya, pesan yang terdapat di dalam teks Bsu
sudah tersampaikan karena pergeseran ini sebagai variasi yang
digunakan oleh penerjemah agar hasil terjemahannya menjadi
alamiah. Sebaliknya jika fungsi kata sebagai adverbial tetap
dipertahankan bentuknya dalam Bsa justru akan terlihat janggal
karena akan muncul dua kata yang sama yaitu kata ‘dengan’ yang
akan mengakibatkan hasil terjemahan tidak alamiah bahkan menjadi
janggal (pijat dengan lembut dengan ujung jari).
Pergeseran lainnya yang terdapat pada data tersebut adalah
pergeseran nomina jamak (fingertips) menjadi tunggal (ujung jari).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
civ
Pergeseran inipun dianggap wajar karena adanya perbedaan struktur Bsu
dengan Bsa sehingga walaupun terjadi pergeseran namum pesan yang
terkandung pada teks Bsu sudah tersampaikan dalam teks Bsa.
Beberapa nomor data berikut adalah data-data yang menurut hasil
penilaian rater sebagai transposisi dengan kategori berterima:
a. Transpoisisi bentuk 1
(Nomina Jamak dalam Bahasa Inggris menjadi tunggal dalam
Bahasa Indonesia dan sebaliknya).
1. Tsu.Tr. A.1.3/Tsa.Tr.A.1.4/BT
2. Tsu.Tr. A.1.18/Tsa.Tr.A.1.17/BT
3. Tsu.Tr. A.1.31/Tsa.Tr.A.1.27/BT
4. - Tsu.Tr. A.1.35a/Tsa.Tr.A.1.30a/BT
- Tsu.Tr. A.1.35b/Tsa.Tr.A.1.30b/BT
- Tsu.Tr. A.1.35c/Tsa.Tr.A.1.30c/BT
- Tsu.Tr. A.1.35d/Tsa.Tr.A.1.30d/BT
- Tsu.Tr. A.1.35e/Tsa.Tr.A.1.30e/BT
5. Tsu.Tr. A.1.48/Tsa.Tr.A.1.42/BT
6. Tsu.Tr.A.1.52/Tsa.Tr.A.1.45/BT
7. - Tsu.Tr. A.1.58a/Tsa.Tr.A.1.50a/BT
- Tsu.Tr. A.1.58b/Tsa.Tr.A.1.49b/BT
8. Tsu.Tr. A.1.64/Tsa.Tr.A.1.56/BT
9. Tsu.Tr. A.1.68/Tsa.Tr.A.1.59/BT
10. Tsu.Tr.A.1.73/Tsa.Tr.A.1.64/BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cv
11. Tsu.Tr. A.1.85/Tsa.Tr.A.1.76/BT
12. Tsu.Tr. A.1.106/Tsa.Tr.A.1.90/BT
13. Tsu.Tr. A.1.145/Tsa.Tr.A.1.136/BT
b. Transposisi bentuk 2
(Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa)
1. Tsu.Tr. A.2.1/Tsa.Tr.A.2.1/BT
2. Tsu.Tr.A.2.4/Tsa.Tr.A.2.5/BT
3. Tsu.Tr.A.2.13/Tsa.Tr.A.2.12/BT
4. Tsu.Tr.A.2.16/Tsa.Tr.A.2.15/BT
5. Tsu.Tr. A.2.30/Tsa.Tr.A.2.26/BT
6. Tsu.Tr.A.2.43a/Tsa.Tr.A.2.37a/BT
7. Tsu.Tr.A.2.43b/Tsa.Tr.A.2.37b/BT
8. Tsu.Tr.A.2.48/Tsa.Tr.A.2.42/BT
9. Tsu.Tr.A.2.55/Tsa.Tr.A.2.48/BT
10. Tsu.Tr.A.2.58/Tsa.Tr.A.2.50/BT
11. Tsu.Tr.A.2.62/Tsa.Tr.A.2.54/BT
12. Tsu.Tr.A.2.63/Tsa.Tr.A.2.55/BT
13. - Tsu.Tr.A.2.78a/Tsa.Tr.A.2.69/BT
- Tsu.Tr.A.2.78b/Tsa.Tr.A.2.70/BT
14. Tsu.Tr.A.2.79/Tsa.Tr.A.2.73/BT
15. Tsu.Tr.A.2.97/Tsa.Tr.A.2.82/BT
16. Tsu.Tr.A.2.102/Tsa.Tr.A.2.87/BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cvi
17. Tsu.Tr.A.2.116/Tsa.Tr.A.2.102/BT
18. - Tsu.Tr.A.2.118a/Tsa.Tr.A.2.104a/BT
- Tsu.Tr.A.2.118b/Tsa.Tr.A.2.104b/BT
19. Tsu.Tr.A.2.119/Tsa.Tr.A.2.105/BT
20. - Tsu.Tr.A.2.123a/Tsa.Tr.A.2.109a/BT
- Tsu.Tr.A.2.123b/Tsa.Tr.A.2.109b/BT
21. Tsu.Tr. A.2.127/Tsa.Tr.A.2.113/BT
22. Tsu.Tr.A.2.134/Tsa.Tr.A.2.124/BT
23. Tsu.Tr.A.2.139/Tsa.Tr.A.2.129/BT
24. Tsu.Tr.A.2.140/Tsa.Tr.A.2.130/BT
25. Tsu.Tr.A.2.157/Tsa.Tr.A.2.145/BT
26.- Tsu.Tr.A.2.183a/Tsa.Tr.A.2.151a/BT
- Tsu.Tr.A.2.1163bTsa.Tr.A.2.151b/BT
c. Transposisi bentuk 3
(Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur gramatikal
dalam Bsu tidak ada dalam Bsa (Peletakkan verba di latar depan
dalam bahasa Indonesia tidak lazim dalam struktur bahasa Inggris,
kecuali dalam kalimat imperatif. Maka padanannya menjadi struktur
kalimat berita biasa)
1. Tsu.Tr.B.9/Tsa.Tr.B.9/BT
2. Tsu.Tr.B.10/Tsa.Tr.B.10/BT
3. Tsu.Tr.B.13/Tsa.Tr.B.12/BT
4. Tsu.Tr.B.16/Tsa.Tr.B.15/BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cvii
5. Tsu.Tr. B.18/Tsa.Tr.B.17/BT
6. Tsu.Tr. B.20/Tsa.Tr.B.18/BT
7. Tsu.Tr.B.25/Tsa.Tr.B.23/BT
8. Tsu.Tr.B.28/Tsa.Tr.B.25/BT
9. Tsu.Tr.B.53/Tsa.Tr.B.46/BT
10. Tsu.Tr. B.66/Tsa.Tr.B.57/BT
11. Tsu.Tr.B.75/Tsa.Tr.B.66/BT
12. Tsu.Tr.B.112/Tsa.Tr.B.98/BT
13. Tsu.Tr.B.126/Tsa.Tr.B.112/BT
14. Tsu.Tr.B.165/Tsa.Tr.B.152/BT
15. Tsu.Tr.B.170/Tsa.Tr.B.156/BT
d. Transposisi bentuk 4
(Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran
pengungkapan Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi verba
dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.1.9/Tsa.Tr.C.1.9/BT
2. Tsu.Tr. C.1.12/Tsa.Tr.C.1.11/BT
3. Tsu.Tr.C.1.33/Tsa.Tr.C.1.29/BT
4. Tsu.Tr.C.1.34/Tsa.Tr.C.1.30/BT
5. Tsu.Tr.C.1.48/Tsa.Tr.C.1.42/BT
6. Tsu.Tr. C.1.51/Tsa.Tr.C.1.44/BT
7. Tsu.Tr. C.1.67/Tsa.Tr.A.1.58/BT
8. Tsu.Tr.C.1.99/Tsa.Tr.C.1.85/BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cviii
9. Tsu.Tr.C.1.110/Tsa.Tr.C.1.195/BT
10. Tsu.Tr.C.1.114Tsa.Tr.C.1.100/BT
11. Tsu.Tr.C.1.129/Tsa.Tr.C.1.119/BT
12. Tsu.Tr.C.1.138/Tsa.Tr.C.1.128/BT
e. Transposisi bentuk 5
(Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa
nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.2.3/Tsa.Tr.C.2.3/BT
2. Tsu.Tr.C.2.18/Tsa.Tr.C.2.49/BT
3. Tsu.Tr.C.2.61/Tsa.Tr.C.2.54/BT
4. Tsu.Tr.C.2.90/Tsa.Tr.C.2.80/BT
5. Tsu.Tr.C.2.126/Tsa.Tr.C.2.112/BT
6. Tsu.Tr.C.2.138/Tsa.Tr.C.2.128/BT
f. Transposisi bentuk 6
(Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak)
transitif dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa)
1. - Tsu.Tr.C.3.31a/Tsa.Tr.C.3.27/BT
- Tsu.Tr.C.3.31b/Tsa.Tr.C.3.28/BT
2. Tsu.Tr.C.3.169/Tsa.Tr.C.3.94/BT
3. Tsu.Tr.C.3.114/Tsa.Tr.C.3.100/BT
4. Tsu.Tr.C.3.129/Tsa.Tr.C.3.117/BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cix
5. Tsu.Tr.C.3.132/Tsa.Tr.C.3.122/BT
6. Tsu.Tr.C.3.142/Tsa.Tr.C.3.132/BT
7. Tsu.Tr.C.3.150/Tsa.Tr.C.3.138/BT
8. Tsu.Tr.C.3.172/Tsa.Tr.C.3.158/BT
g. Transposisi bentuk 7
(Semua struktur yang oleh Catford (1965) disebut pergeseran
kelas adalah transposisi)
1. Tsu.Tr.C.4.24/Tsa.Tr.C.4.22/BT
2. Tsu.Tr.C.4.32/Tsa.Tr.C.4.29/BT
3. Tsu.Tr.C.4.35/Tsa.Tr.C.4.30/BT
4. Tsu.Tr.C.4.39/Tsa.Tr.C.4.33/BT
5. Tsu.Tr.C.4.67/Tsa.Tr.C.4.58/BT
6. Tsu.Tr.C.4.80/Tsa.Tr.C.4.71/BT
7. Tsu.Tr.C.4.82/Tsa.Tr.C.4.73/BT
8. Tsu.Tr.C.4.85/Tsa.Tr.C.4.77/BT
9. Tsu.Tr.C.4.99/Tsa.Tr.C.4.85/TA
10. Tsu.Tr.C.4.103/Tsa.Tr.C.4.88/BT
11. Tsu.Tr.C.4.107/Tsa.Tr.C.4.92/BT
12. Tsu.Tr.C.4.118/Tsa.Tr.C.4.104/BT
13. Tsu.Tr.C.4.119Tsa.Tr.C.4.105/BT
14. Tsu.Tr.C.4.125/Tsa.Tr.C.4.111/BT
15. Tsu.Tr.C.4.156Tsa.Tr.C.4.145/BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cx
16. Tsu.Tr.C.4.162Tsa.Tr.C.4.150/BT
h. Transposisi bentuk 8
(Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa
kata (termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam Bahasa
Indonesia) dengan menggunakan suatu struktur grammatikal
(Pergeseran unit dalam ‘istilah’ Catford (1965) termasuk dalam
transposisi jenis ini yaitu misalnya dari kata menjadi klausa,
frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang sering kita jumpai
dalam kata-kata lepas Bahasa Inggris)
1. Tsu.Tr.D.23/Tsa.Tr.C.D.21/BT
2. Tsu.Tr.D.37/Tsa.Tr.D.32/BT
3. Tsu.Tr.D.38/Tsa.Tr.D.32/BT
4. Tsu.Tr.D.41/Tsa.Tr.C.2D.35/BT
5. Tsu.Tr.D.55/Tsa.Tr.D.48/BT
6. Tsu.Tr.D.56/Tsa.Tr.D.48/BT
7. Tsu.Tr.D.99/Tsa.Tr.D.85/BT
8. Tsu.Tr.D.112/Tsa.Tr.D.98/BT
9. Tsu.Tr.D.114/Tsa.Tr.D.100/BT
10. Tsu.Tr.D.132/Tsa.Tr.D.122/BT
11. Tsu.Tr.D.161/Tsa.Tr.D.149/BT
12. Tsu.Tr.D.171/Tsa.Tr.D.157/BT
13. Tsu.Tr.D.172/Tsa.Tr.D.158/BT
E. Transposisi kurang berterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxi
Yang dimaksud dengan kategori transposisi kurang berterima (TKB)
adalah apabila bahasa terjemahan kurang alamiah karena ada kejanggalan
pada tataran kata, frase ataupun kalimat namun sebagian besar terjemahan
terasa alamiah. Salah satu data yang termasuk pada transposisi kategori ini
adalah data dengan nomor Tsu.Tr.A.1.96/Tsa.Tr.A.181/TKB/Alt;
Tsu : With a unique blend of moisturizers, chamomile and primrose to
soften and soothe.
Tsa : Pelembab dengan perpaduan Chamomile dan Primrose
menjadikan kaki anda terasa lebih halus dan sejuk.
Hasil terjemahan data tersebut terasa sangat tidak alamiah karena
terdapat kejanggalan pada kata ‘chammomile’ dan kata ‘primrose’ yang
sama sekali tidak diterjemahkan pada bahasa sasaran. Pengguna produk
tidak tahu pasti kandungan apa yang terdapat dalam produk tersebut. Akan
terdapat efek yang berbeda jika kedua kata tersebut diterjemahkan karena
bagi kebanyakan orang pada umumnya kata tersebut masih sangat asing.
‘Chamomile’ adalah tanaman obat-obatan yang berasal dari Jerman
yaitu tumbuhan semusim dari keluarga bunga matahari asteraceae.
Tumbuhan ini dapat digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, radang
pada usus dan sebagai obat tidur (penenang), pembersih mulut, dapat
digunakan juga sebagai herbal dan lain-lain. Oleh karenanya banyak sekali
manfaat yang bisa diperoleh dari tumbuhan jenis ini.
Selain itu kata lain yang tidak diterjemahkan adalah kata
‘primrose’ yang bermakna ‘bunga ros liar’. Bunga ros jenis ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxii
mengandung minyak yang berkhasiat untuk membantu menurunkan kadar
kolesterol, menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah penyempitan
pembuluh darah yang baik untuk kesehatan organ-organ tubuh seperti
kulit, rambut, jantung, paru-paru, ginjal dan lain-lain
(www.farmasiku.com/index.php).
Jika kedua kata ini diterjemahkan dan beri penjelasan singkat maka
sudah dipastikan pengguna produk ini akan semakin yakin terhadap
manfaat yang terkandung didalamnya dan secara otomatis dia akan terus
menggunakan produk ini untuk perawatan kakinya agar tetap indah. Hal
ini akan menimbulkan peningkatan dalam penjualan bagi konsultan atau
minimal pengguna produk ini tidak berhenti untuk menggunakannya.
Hal lain yang membuat hasil terjemahan tersebut menjadi kurang
alamiah adalah pergeseran kelas kata yang dilakukan oleh penerjemah,
yaitu kelas kata kerja (soften dan soothe) menjadi kata kata sifat (halus dan
sejuk). Dalam hal ini peneliti menganggap penerjemah terlalu berani
menggunakan wewenangnya sebagai penerjemah karena pergeseran yang
dilakukannya sangat menyimpang. Kata ‘soften’ yang bermakna
‘menghaluskan’ sangat berbeda dengan kata ‘terasa halus’. Penambahan
kata ‘terasa’ menunjukkan bahwa produk tersebut hanya mempunyai efek
halus saja (halus dan sejuknya hanya sebentar, tidak benar-benar halus da
tidak benar-benar sejuk). Lain halnya jika diterjemahkan apa adanya yang
sesuai kelas katanya yaitu ’menghaluskan’ dan ‘menyejukkan’.
Terjemahan ini akan lebih meyakinkan pengguna karena memang fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxiii
dari produk ini adalah untuk menghaluskan dan menyejukkan kulit kaki
terutama bagian telapak kaki yang kasar. Agar hasil terjemahan
berpengaruh terhadap peningkatan penjualan, sebaiknya hasil terjemahan
tersebut diperbaiki menjadi sebagai berikut;
“Dengan perpaduan pelembab yang unik dari bunga matahari dan
ros liar yang berfungsi untuk menghaluskan dan menyejukkan kulit kaki
anda.”
Data-data yang menunjukkan adanya pergeseran bentuk transposisi
yang kurang berterima adalah data-data dengan nomor sebagai berikut:
a. Transposisi bentuk 1
(Nomina Jamak dalam Bahasa Inggris menjadi tunggal dalam
Bahasa Indonesia dan sebaliknya)
1. Tsu.Tr.A.1.96/sa.Tr.A.1.81/TKB/Alt
b. Transposisi bentuk 3
(Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak)
transitif dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.A.2.97/Tsa.Tr.A.2.82/TKB/Alt
2. Tsu.Tr.A.2.133/Tsa.Tr.A.2.123/TKB/Alt
c. Transposisi bentuk 4
(Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran
pengungkapan Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi verba
dalam Bsa)
1. Tsu.Tr.C.2.57/Tsa.Tr.C.2.49/TKB/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxiv
2. Tsu.Tr.C.2.121/Tsa.Tr.C.2.107/TKB/Alt
3. Tsu.Tr.C.2.133/Tsa.Tr.C.2.123/TKB/Alt
d. Transposisi bentuk 8
(Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa
kata (termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam Bahasa
Indonesia) dengan menggunakan suatu struktur grammatikal
(Pergeseran unit dalam ‘istilah’ Catford (1965) termasuk
dalam transposisi jenis ini yaitu misalnya dari kata menjadi
klausa, frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang sering kita
jumpai dalam penerjemahan kata-kata lepas bahasa Inggris)
1. Tsu.Tr.D.108/Tsa.Tr.D.93/TKB/Alt
F. Transposisi Tidak berterima
Suatu teks terjemahan dinilai tidak berterima apabila hasil
terjemahan tersebut tidak alamiah dan terasa janggal sebagai kalimat
bahasa Indonesia. Data yang termasuk dalam kategori transposisi tidak
berterima (TTB) adalah data nomor
Tsu.Tr.C.4.22/Tsa.Tr.C.4.21/TTB/Alt;
Tsu : Oriflame 2 – 1 Anti-Dandruft Shampoo and Conditioner.
Tsa : Oriflame 2 – 1 Anti-Dandruft Shampoo and Conditioner.
Pada data tersebut teks dalam Bsu sama sekali tidak diterjemahkan
kedalam Bsa. Dua rater menilai terjemahan tersebut sebagai terjemahan
yang tidak alamiah, namum rater terakhir tidak memberi tanggapannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxv
karena menurutnya teks tersebut tidak harus diterjemahkan selama itu
merupakan nama produk. Disisi lain rater tersebut menemukan ketidak
konsistenan dari penerjemah karena sebagian besar nama produk
diterjemahkan ke dalam Bsa. Menurutnya jika memang nama produk
tidak diterjemahkan sebaiknya seluruh produk tidak diterjemahkan tanpa
kecuali untuk mempertahankan produk asli dengan syarat tetap diberi
penjelasan singkat agar tidak membingungkan pengguna produk tersebut
yang akan membawa kearah pemakaian yang salah. Dari hasil analisa
peneliti sendiri, hasil terjemahan produk ini menunjukkan adanya
beberapa produk yang diterjemahkan kedalam Bsa, adapula yang tidak
diterjemahkan bahkan ada yang tidak dimunculkan kembali nama
produknya. Maka agar hasil terjemahan lebih alamiah dan tidak terasa
janggal sebaiknya nama produk tetap diterjemahkan ke dalam Bsa
sehingga pengguna produk akan lebih memahami maksud dari teks
tersebut. Berikut adalah alternatif dari terjemahan untuk tersebut:
“Shampo sekaligus kondisioner Oriflame untuk menghilangkan
ketombe”.
Data lainnya yang termasuk ke dalam terjemahan yang tidak
berterima adalah data-data bernomor:
a. Data yang tidak diterjemahkan namum muncul teks Bsu-nya
dalam teks Bsa
Tsu.Tr.6/Tsa.Tr.7/TTB/Alt Tsu.Tr.
98/Tsa.Tr.83/TTB/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxvi
Tsu.Tr. 22/Tsa.Tr.20/TTBAlt Tsu.Tr.
111/Tsa.Tr.97/TTB/Alt
Tsu.Tr.40/Tsa.Tr.34/TTB/Alt Tsu.Tr.117
/Tsa.Tr.103/TTB/Alt
Tsu.Tr. 70/Tsa.Tr.61/TTB/Alt Tsu.Tr.
120/Tsa.Tr.106/TTB/Alt
Tsu.Tr. 77/Tsa.Tr.68/TTB/Alt
Tsu.Tr.153/Tsa.Tr.141/TTB/Alt
Tsu.Tr. 81/Tsa.Tr.72/TTB/Alt
Tsu.Tr.155/Tsa.Tr.144/TTB/Alt
Tsu.Tr. 83/Tsa.Tr.74/TTB/Alt
Tsu.Tr.164/Tsa.Tr.152/TTB/Alt
b. Data yang tidak diterjemahkan bahkan tidak dimunculkan
teks Bsu-nya dalam teks Bsa (deletion= mengalami
penghilangan)
Tsu.Tr. 19/TTB/Alt
Tsu.Tr. 27/TTB/Alt
Tsu.Tr. 65/TTB/Alt
Tsu.Tr. 100/TTB/Alt
Tsu.Tr. 104/TTB/Alt
Tsu.Tr.107 /TTB/Alt
3. Hasil Analisis bentuk-bentuk Modulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxvii
Seperti halnya analisis pada bentuk transposisi, dalam analisis modulasi
pun peneliti mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Newmark yang
diikuti oleh Machali dengan alasan yang sama yaitu karena teori tersebut
lebih lengkap dan lebih detail dibandingkan dengan teori modulasi yang
dikemukakan oleh ahli lainnya.
Seperti dikemukakan pada Bab 2 bahwa yang dimaksud modulasi
adalah sebuah variasi terhadap perubahan sudut pandang dan perspektif atau
kategori kognitif dalam kaitannya dengan Bsu. Perubahan sudut pandang ini
pada umumnya dilakukan oleh penerjemah sebagai strategi untuk
menghasilkan terjemahan yang wajar dan luwes. Hal ini juga dilakukan oleh
penerjemah pada petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame. Dari sekian
banyak kata, frasa dan kalimat terdapat beberapa perubahan sudut pandang.
Bagi peneliti pergeseran modulasipun merupakan permasalahan yang harus
dibahas karena akan berpengaruh terhadap pemakaian ataupun penjualan
produk tersebut. Berikut adalah analisa peneliti:
A. Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam Bsa
Tsu.Md.A.7/Tsa.Md.A.8 Tsu.Md.A.119/Tsa.Md.A.105
Tsu.Md.A.10/Tsa.Md.A.10
Tsu.Md.A.121a/Tsa.Md.A.107a
Tsu.Md.A.12/Tsa.Md.A.12
Tsu.Md.A.121b/Tsa.Md.A.107b
Tsu.Md.A.23a/Tsa.Md.A.21a
Tsu.Md.A.121c/Tsa.Md.A.107c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxviii
Tsu.Md.A.23b/Tsa.Md.A.21b Tsu.Md.A.123/Tsa.Md.A.109
Tsu.Md.A.31a/Tsa.Md.A.27 Tsu.Md.A.127/Tsa.Md.A.115
Tsu.Md.A.31b/Tsa.Md.A.28 Tsu.Md.A.129/Tsa.Md.A.119
Tsu.Md.A.35/Tsa.Md.A.30 Tsu.Md.A.131/Tsa.Md.A.121
Tsu.Md.A.39a/Tsa.Md.A.33a
Tsu.Md.A.135a/Tsa.Md.A.135a
Tsu.Md.A.39b/Tsa.Md.A.33b
Tsu.Md.A.135b/Tsa.Md.A.135b
Tsu.Md.A.39c/Tsa.Md.A.33c Tsu.Md.A.137/Tsa.Md.A.127
Tsu.Md.A.44/Tsa.Md.A.38 Tsu.Md.A.139/Tsa.Md.A.129
Tsu.Md.A.48a/Tsa.Md.A.42a Tsu.Md.A.142/Tsa.Md.A.132
Tsu.Md.A.48a/Tsa.Md.A.42b Tsu.Md.A.157/Tsa.Md.A.143
Tsu.Md.A.51/Tsa.Md.A.44 Tsu.Md.A.159/Tsa.Md.A.147
Tsu.Md.A.52/Tsa.Md.A.45
Tsu.Md.A.161a/Tsa.Md.A.149a
Tsu.Md.A.63/Tsa.Md.A.55
Tsu.Md.A.161b/Tsa.Md.A.149b
Tsu.Md.A.66/Tsa.Md.A.57
Tsu.Md.A.162a/Tsa.Md.A.150a
Tsu.Md.A.67/Tsa.Md.A.58
Tsu.Md.A.162b/Tsa.Md.A.150b
Tsu.Md.A.71/Tsa.Md.A.62
Tsu.Md.A.162c/Tsa.Md.A.150c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxix
Tsu.Md.A.76/Tsa.Md.A.67 Tsu.Md.A.164/Tsa.Md.A.152
Tsu.Md.A.79/Tsa.Md.A.71 Tsu.Md.A.171/Tsa.Md.A.157
Tsu.Md.A.115/Tsa.Md.A.101
Tsu.Md.A172a/Tsa.Md.A.158a
Tsu.Md.A.172b/Tsa.Md.A.15
8b
Keempat puluh sembilan data diatas menunjukkan adanya
pergeseran sudut pandang pada modulasi bentuk yang pertama dimana
kata yang sebenarnya diterjemahkan dengan menggunakan kata lainnya,
sebagai contoh adalah data nomor Tsu.Md.A.12/Tsa.Md.A.11 berikut ini:
Tsu : Gentle cleansing milk comfortably and thoroughly cleans skin.
Tsa : Cleansing milk yang membersihkan kulit dengan lembut dan
nyaman
Pada data tersebut kata ‘thoroughly’ secara leksikal bermakna
‘secara cermat’, ‘secara teliti’, ‘sepenuhnya’ dan ‘bukan kepalang’ namun
dalam data tersebut diterjemahkan menjadi ‘dengan lembut’.
B. Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan sebaliknya,
(Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris)
Contoh dari modulasi bentuk ini terdapat pada data nomor
Tsu.Md.B.2/Tsa.Md.B.2:
Bsu : Shake before use.
Bsa : Kocok sebelum digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxx
Pada contoh data tersebut terdapat perubahan sudut pandang
dimana kata kerja ‘use’ yang merupakan kata kerja aktif diterjemahkan
menjadi ‘digunakan’ yaitu kata kerja bentuk pasif. Data-data yang
termasuk dalam bentuk modulasi ini tersebar dalam nomor-nomor berikut
ini:
Tsu.Md.B.2/Tsa.Md.B.2 Tsu.Md.B.108/Tsa.Md.B.93
Tsu.Md.B.18/Tsa.Md.B.17 Tsu.Md.B.110/Tsa.Md.B.95
Tsu.Md.B.25/Tsa.Md.B.23
Tsu.Md.B.126a/Tsa.Md.B.112a
Tsu.Md.B.27/Tsa.Md.B.25
Tsu.Md.B.126b/Tsa.Md.B.112b
Tsu.Md.B.32/Tsa.Md.B.29 Tsu.Md.B.129/Tsa.Md.B.119
Tsu.Md.B.46/Tsa.Md.B.40 Tsu.Md.B.139/Tsa.Md.B.129
Tsu.Md.B.49/Tsa.Md.B.43 Tsu.Md.B.145/Tsa.Md.B.137
Tsu.Md.B.84/Tsa.Md.B.75
Tsu.Md.B.149/Tsa.Md.B.139a
Tsu.Md.B.85/Tsa.Md.B.77
Tsu.Md.B.151/Tsa.Md.B.139b
Tsu.Md.B.91/Tsa.Md.B.79 Tsu.Md.B.161/Tsa.Md.B.149
Tsu.Md.B.107/Tsa.Md.B.92
C. Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu modulasi
dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxi
Contoh dari bentuk modulasi ini dapat terdapat pada kode nomer
Tsu.Md.C.32,33/Tsa.Md.C.29 :
Bsu : Intensive slender gel with a Lipo-sculpting Complex to help a
re-sculpt and firm body silhouette.(Tsu.Md.C.32)
Bsu : A light, easily absorbed gel with delicate cooling effect.
(Tsu.Md.C.33)
Bsa : Intensive slender gel dengan a Lipo-sculpting Complex yang
menyejukkan dan mudah menyerap untuk membantu agar kulit
tubuh tetap indah.
Hasil terjemahan dalam Bsa menunjukkan bahwa subjek kalimat
tersebut merupakan gabungan dari kedua data berkode Tsu.Md.C.32 dan
Tsu.Md.C.32. Bentuk-bentuk modulasi ini tersebar dalam data-data
berikut:
Tsu.Md.C.32,33/Tsa.Md.C.29 Tsu.Md.C.104/Tsa.Md.C.100
Tsu.Md.C.62/Tsa.Md.C.54 Tsu.Md.C.144/Tsa.Md.C.135
Tsu.Md.C.95,96/Tsa.Md.C.81
Tsu.Md.C.167,168/Tsa.Md.C.154
Tsu.Md.C.108/Tsa.Md.C.93
D. Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam Bsu
Data dengan kode-kode nomor berikut merupakan data yang
termasuk dalam modulasi bentuk D:
Tsu.Md.D.1/Tsa.Md.D.1 Tsu.Md.D.105/Tsa.Md.D.89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxii
Tsu.Md.D.4/Tsa.Md.D.10 Tsu.Md.D.109/Tsa.Md.D.94
Tsu.Md.D.18/Tsa.Md.D.17 Tsu.Md.D.129/Tsa.Md.D.115
Tsu.Md.D.25/Tsa.Md.D.23 Tsu.Md.D.131/Tsa.Md.D.121
Tsu.Md.D.32/Tsa.Md.D.29 Tsu.Md.D.133/Tsa.Md.D.123
Tsu.Md.D.39/Tsa.Md.D.33 Tsu.Md.D.168/Tsa.Md.D.155
Tsu.Md.D.48/Tsa.Md.D.42 Tsu.Md.D.169/Tsa.Md.D.156
Tsu.Md.D.51/Tsa.Md.D.44 Tsu.Md.D.96/Tsa.Md.D.81
E. Bentuk negatif ganda dalam Bsu menjadi positif dalam Bsa
Modulasi bentuk ini hanya terdapat pada 6 data saja yaitu data-data
dengan nomor berikut:
Tsu.Md.E.19/Tsa.Md.E.18
Tsu.Md.E.53/Tsa.Md.E.46
Tsu.Md.E.86/Tsa.Md.E.78
Tsu.Md.E.129/Tsa.Md.E.119
Tsu.Md.E.145/Tsa.Md.E.137
Tsu.Md.E.165.Tsa.Md.E.152
Contoh dari pergeseran sudut pandang bentuk ini terdapat pada data
dengan nomor Tsu.Md.E.20/Tsa.Md.E.18, yaitu:
Bsu : Effective against perspirant and bad odours.
Bsa : Efektif mengurangi keringat berlebih dan bau badan tak sedap.
Frase ‘bad odours’ dalam Bsu merupakan frase positif yang
diterjemahkan menjadi bentuk negatif yaitu ‘bau badan tak sedap’.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxiii
Dari hasil analisis pergeseran sudut pandang, terdapat beberapa
bentuk modulasi yang tidak terdapat dalam petunjuk pemakaian produk-
produk Oriflame. Bentuk-bentuk yang dimaksud adalah sebagai
berikut;
1. Konstruksi pasif nol dalam Bahasa Indonesia menjadi konstruksi aktif
dalam Bahasa Inggris.
2. Frase prepositional sebab-akibat dalam Bsu menjadi Klausa sebab
akibat dalam Bsa.
4. Hasil analisis Penggunaan Modulasi
A. Modulasi kategori akurat
Yang dimaksud dengan modulasi yang dikategorikan akurat
adalah apabila pesan dalam bahasa sumber tersampaikan sepenuhnya
dalam teks bahasa sasaran. Menurut penilaian inter-rater, terjemahan yang
menggunakan bentuk modulasi berkategori akurat (MA) adalah
terjemahan yang terdapat pada data nomor
Tsu.Md.A.35/Tsa.Md.A.125/MA;
Tsu : Apply with fingertip or sponge for a natural peachy glow.
Tsa :Oleskan dengan menggunakan ujng jari atau sepon untuk
mendapatkan kemilau alami yang mempesona.
Pada data diatas kata ‘apply’ dalam Bsu diterjemahkan menjadi
‘oleskan’ dalam Bsa padahal secara leksikal kata tersebut bermakna
‘gunakan’, ‘terapkan’, dan ‘pakai’. Perubahan sudut pandang ini dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxiv
oleh penerjemah agar pengguna produk tersebut tahu pasti bagaimana cara
pemakaian produk tersebut dengan baik. Selain itu bahasa terjemahan
menjadi sangat alamiah dan sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam Bsa.
Oleh karenaya data tersebut dinilai berterima oleh para rater. Sementra itu
terdapat juga perubahan sudut pandang lainnya yaitu perubahan kata
‘peachy’ yang bermakna ‘hebat’, ‘bagus’ dan ‘benar’ secara leksikal
menjadi kata ‘mempesona’. Perubahan ini tidak mengurangi pesan yang
terdapat dalam Bsu namun justru mempertegas makna yang terkandung
didalamnya. Beberapa data yang dinilai berkategori modulasi akurat
adalah data-data dengan nomor sebagai berikut:
a. Modulasi bentuk 1
(Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam
Bsa)
1. Tsu.Md.A.5/Tsa.Md.A.6/MA
2. Tsu.Md.A.7/Tsa.Md.A.8/MA
3. Tsu.Md.A.10/Tsa.Md.A.10/MA
4. Tsu.Md.A.24/Tsa.Md.A.22/MA
5. Tsu.Md.A.31/Tsa.Md.A.27/MA
6. Tsu.Md.A.35/Tsa.Md.A.30/MA
7. - Tsu.Md.A.39a/Tsa.Md.A.33a/MA
- Tsu.Md.A.39b/Tsa.Md.33b/MA
- Tsu.Md.A.39c/Tsa.Md.A.33c/MA
8. - Tsu.Md.A.48a/Tsa.Md.A.42/MA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxv
- Tsu.Md.A.48a/Tsa.Md.A.48b/MA
9. Tsu.Md.A.52/Tsa.Md.A.45/MA
10. Tsu.Md.A.63/Tsa.Md.A.55/MA
11. Tsu.Md.A.71/Tsa.Md.A.62/MA
12. Tsu.Md.A.76/Tsa.Md.A.67/MA
13. Tsu.Md.A.79/Tsa.Md.A.71/MA
14. Tsu.Md.A.115/Tsa.Md.A.101/MA
15. Tsu.Md.A.119/Tsa.Md.A.105/MA
16. Tsu.Md.A.123/Tsa.Md.A.1409/MA
17. Tsu.Md.A.129/Tsa.Md.A.119/MA
18. Tsu.Md.A.139/Tsa.Md.A.129/MA
19. Tsu.Md.A.142/Tsa.Md.A.132/MA
20. Tsu.Md.A.157/Tsa.Md.A.143/MA
21. Tsu.Md.A.159/Tsa.Md.A.147/MA
22. - Tsu.Md.A.161a/Tsa.Md.A.149a/MA
- Tsu.Md.A.161b/Tsa.Md.A.149b/MA
23. - Tsu.Md.A.162a/Tsa.Md.A.150a/MA
- Tsu.Md.A.161b/Tsa.Md.A.149b/MA
24. - Tsu.Md.A.162a/Tsa.Md.A.149b/MA
- Tsu.Md.A.162b/Tsa.Md.A.150b/MA
- Tsu.Md.A.162c/Tsa.Md.A.150c/MA
25. - Tsu.Md.A172a/Tsa.Md.A.158a/MA
- Tsu.Md.A.172b/Tsa.Md.A.158b/MA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxvi
b. Modulasi bentuk 2
(Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan
sebaliknya, (Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris))
1. Tsu.Md.B.2/Tsa.Md.B.2/MA
2. Tsu.Md.B.25/Tsa.Md.B.23/MA
3. Tsu.Md.B.46/Tsa.Md.B.40/MA
4. Tsu.Md.B.49/Tsa.Md.B.43/MA
5. Tsu.Md.B.84/Tsa.Md.B.75/MA
6. Tsu.Md.B.85/Tsa.Md.B.77/MA
7. Tsu.Md.B.91/Tsa.Md.B.79/MA
8. Tsu.Md.B.107/Tsa.Md.B.92/MA
9. Tsu.Md.B.126b/Tsa.Md.B.92/MA
10. Tsu.Md.B.129/Tsa.Md.B.112/MA
11. Tsu.Md.B.139/Tsa.Md.B.119/MA
12. Tsu.Md.B.145/Tsa.Md.B.137/MA
13. Tsu.Md.B.149/Tsa.Md.B.9139a/MA
14. Tsu.Md.B.151/Tsa.Md.B.139b/MA
15. Tsu.Md.B.161/Tsa.Md.B.149/MA
c. Modulasi bentuk 3
(Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu
modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxvii
1. Tsu.Md.C.32/Tsa.Md.C.29/MA
2. Tsu.Md.C.33/Tsa.Md.C.29/MA
3. Tsu.Md.C.95/Tsa.Md.C.81/MA
4. Tsu.Md.C.96/Tsa.Md.C.81/MA
d. Modulasi bentuk 4
(Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam
Bsu)
1. Tsu.Md.D.1/Tsa.Md.D.1/MA
2. Tsu.Md.D.4/Tsa.Md.D.10/MA
3. Tsu.Md.D.18/Tsa.Md.D.17/MA
4. Tsu.Md.D.25Tsa.Md.D.23/MA
5. Tsu.Md.D.32Tsa.Md.D.29/MA
6. Tsu.Md.D.39/Tsa.Md.D.33/MA
7. Tsu.Md.D.48/Tsa.Md.D.42/MA
8. Tsu.Md.D.105/Tsa.Md.D.89/MA
9. Tsu.Md.D.129/Tsa.Md.D.94/MA
10. Tsu.Md.D.131/Tsa.Md.D.115/MA
11. Tsu.Md.D.168/Tsa.Md.D.121/MA
e. Modulasi bentuk 5
(Bentuk negatif ganda dalam Bsu menjadi positif dalam Bsa)
1. Tsu.Md.E.19/Tsa.Md.E.18/MA
2. Tsu.Md.E.53/Tsa.Md.E.46/MA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxviii
3. Tsu.Md.E.86/Tsa.Md.E.78 /MA
4. Tsu.Md.E.129/Tsa.Md.E.119/MA
5. Tsu.Md.E.145/Tsa.Md.E.137/MA
6. Tsu.Md.E.165/Tsa.Md.E.152/MA
B. Modulasi kategori kurang akurat
Suatu hasil terjemahan dianggap kurang akurat apabila ada sebagian
pesan yang menyimpang/tidak tersampaikan dalam teks Bsa. Kriteria
ketidak akuratan penggunaan modulasi diukur berdasarkan:
a. Tidak digunakannya kata atau ungkapan Bsa yang maknanya kurang
lebih sama dengan Bsu dan pesannya tidak tersampaikan.
b. Padanan yang dihasilkan tidak wajar, tidak alamiah dan tidak lazim
digunakan oleh penutur bahasa.
Berdasarkan hasil penilaian para rater data berikut merupakan
modulasi kategorti tidak akurat (MTA).
Data nomor Tsu.Md.A.137/Tsa.Md.A.127:
Tsu : Apply wiyh finger tips or sponge
Tsa : Gunakan dengan bantuan ujung jari atau sponge.
Pada data tersebut penggunaan kata ‘apply’ dalam Bsu diterjemahkan
menjadi ‘gunakan’. Jika diterjemahkan seperti itu pembaca akan bingung
apa yang dimaksud dengan kata tersebut, apakah kosmetika tersebut
dipakai dengan cara dioleskan, di usapkan, digosokkan ataukah diratakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxix
Produk dari data ini merupakan produk ‘foundation’atau ‘alas bedak’
yang pemakaiannya sangat berbeda dengan penggunaan perawatan wajah
lainnya seperti pembersih, penyegar, pelembab, masker ataupun scrub.
Produk-produk tersebut digunakan dengan cara mengusapkanya dari arah
bawah wajah menuju ke atas dengan tujuan agar kulit wajah kita tetap
kencang, sebaliknya jika digunakan dari atas wajah ke bawah dan
dilakukan secara terus-menerus setiap kali menggunakan produk-produk
tersebut maka sudah dipastikan kulit wajah kita akan turun/mengendur.
Namun berbeda dengan alas bedak dimana cara pemakaiannya justru harus
dari bagian wajah atas ke bawah mengikuti tumbuhnya bulu-bulu halus
pada wajah dengan tujuan agar hasil riasan lebih merata dan lebih halus.
Oleh karenanya penggunaan bentuk modulasi yang dilakukan oleh
penerjemah tidak tepat karena terjadi pergeseran makna yang
mengakibatkan pesan pada Bsu kurang tersampaikan dalam Bsa.
Sebaiknya penerjemah mengunakan bentuk modulasi yang tepat dan bisa
juga menambahkan teknik lain yaitu teknik ‘addition’ atau penambahan
agar maknanya lebih tersampaikan.
Selain itu yang membuat data tersebut tidak akurat adalah tidak
diterjemahkannya kata ‘sponge’ ke dalam Bsa. Kata tersebut tidak alamiah
dan tidak digunakan oleh penutur Bsa.
Meskipun demikian dua rater menilai hasil terjemahan tersebut sudah
akurat. Peneliti menganggap kedua rater tersebut menilai demikian karena
pengetahuannya yang minim terhadap cara pemakaian produk ‘alas bedak’
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxx
karena memang rater yang menilai bukan dari kalangan yang berlatar
belakang ahli kecantikan. Lain halnya yang dinyatakan oleh informan yang
merupakan ahli kosmetika yang menyatakan cara penggunaan beberapa
produk dengan benar. Hasil kuesioner dari para member menyatakan
bahwa mereka pernah mengalami keluhan dari konsumennya karena salah
pemakaian produk ini yang mengakibatkan hasil riasan tidak sempurna.
Agar kejadian ini tidak terulang perlu kiranya diberikan alternatif
perbaikan terhadap data tersebut, yaitu:
“Oles dan ratakan ke arah atas dengan bantuan ujung jari atau sepon”.
Berikut adalah data-data yang merupakan kategori terjemahan dengan
penggunaan modulasi kurang akurat:
a. Modulasi bentuk 1
(Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam Bsa)
1. Tsu.Md.A.12/Tsa.Md.A.11/MKA/Alt
2. - Tsu.Md.A.23a/Tsa.Md.A.21a/MKA/Alt
- Tsu.Md.A.23b/Tsa.Md.A.21b/MKA/Alt
3. Tsu.Md.A.27/Tsa.Md.A.115/MKA/Alt
4. Tsu.Md.A.23b/Tsa.Md.A.21b/MKA/Alt
5. Tsu.Md.A.44/Tsa.Md.A.38/MKA/Alt
6. Tsu.Md.A.51/Tsa.Md.A.44/MKA/Alt
7. Tsu.Md.A.66/Tsa.Md.A.57/MKA/Alt
8. Tsu.Md.A.67/Tsa.Md.A.58/MKA/Alt
9. Tsu.Md.A.131/Tsa.Md.A.121/MKA/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxi
10. Tsu.Md.A.137/Tsa.Md.A.127/MKA/Alt
11. Tsu.Md.A.171/Tsa.Md.A.157/MKA/Alt
b. Modulasi bentuk 2
(Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan
sebaliknya, (Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris))
1. Tsu.Md.B.18/Tsa.Md.B.72/MKA/Alt
2. Tsu.Md.B.126a/Tsa.Md.B.112a/MKA/Alt
c. Modulasi bentuk 3
(Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu
modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris)
1. Tsu.Md.C.32,33/Tsa.Md.C.29/MKA/Alt
2. Tsu.Md.C.108/Tsa.Md.C.93/MKA/Alt
d. Modulasi bentuk 4
(Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam
Bsu)
1. Tsu.Md.D.1/Tsa.Md.D.1/MKA/Alt
2. Tsu.Md.D.18/Tsa.Md.D.17/MKA/Alt
3. Tsu.Md.D.32Tsa.Md.D.29/MKA/Alt
4. Tsu.Md.D.51/Tsa.Md.D.44/MKA/Alt
5. Tsu.Md.D.96/Tsa.Md.D.81/MKA/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxii
6. Tsu.Md.D.105/Tsa.Md.D.89/MKA/Alt
7. Tsu.Md.D.109/Tsa.Md.D.94/MKA/ALt
8. Tsu.Md.D.131/Tsa.Md.D.121/MKA/Alt
9. Tsu.Md.D.133/Tsa.Md.D.123/MKA/Alt
10. Tsu.Md.D.168/Tsa.Md.D.155/MKA/Alt
11. Tsu.Md.D.169/Tsa.Md.D.156/MKA/Alt
C. Modulasi kategori sangat tidak akurat
Yang dimaksud dengan hasil terjemahan yang sangat tidak akurat
adalah apabila kata, frase atau kalimat tidak diterjemahkan yang
menyebabkan pesan tidak tersampaikan sama sekali dalam teks bahasa
sasaran. Sementara itu yang dimaksud dengan modulasi sangat tidak
akurat (MSTA) adalah tidak adanya kesepadanan makna yang terkandung
dalam Bsu dan Bsa. Kriteria ketidak- akuratan penggunaan modulasi
diukur berdasarkan:
a. Tidak digunakannya kata atau ungkapan Bsa yang maknanya
kurang lebih sama dalam Bsu dan pesannya tidak tersampaikan.
b. Padanan yang dihasilkan terasa tidak wajar, tidak alamiah, dan
tidak lazim digunakan oleh penutur Bsa.
Hasil terjemahan yang menunjukkan adanya modulasi sangat tidak
akurat adalah data dengan nomor Tsu.Md.A.164/Tsa.Md.A.152:
Tsu : Serene 24Hr Antiperspirant Deodorant
Tsa : …………………………………………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxiii
Pada data tersebut Teks Bsu bukan hanya tidak diterjemahkan ke
dalam teks Bsa tapi juga tidak dimunculkan sama sekali dalam Bsa. Hal ini
jelas akan membuat pengguna produk tersebut bukan hanya tidak
mengetahui produk jenis apa namun juga tidak mengerti manfaat di balik
produk tersebut. Sebagian pengguna produk tersebut mungkin sudah tahu
pasti apa yang dimaksud dengan ‘deodorant’ namun belum tentu diantara
mereka memahami secara pasti apa yang dimaksud dengan kata ‘Serene
dan kata ‘anti perspirant’ yang sesunguhnya bermakna
‘menenangkan/menentramkan’ dan ‘menghilangkan keringat berlebih’.
Khusus untuk ketidak akuratan dari data tersebut sesunguhnya tidak begitu
berpengaruh terhadap tingkat penjualan namun sangat berpengaruh pada
kenyamanan si pengguna produk tersebut karena pesan yang
sesungguhnya yang terdapat dalam teks Bsu tidak tersampaikan
sepenuhnya dalam teks Bsa. Agar konsumen lebih memahami makna yang
terkandung pada produk tersebut sebaiknya diberikan alternatif terjemahan
yaitu:
‘Deodoran penghilang keringat berlebih yang menenangkan’
Data-data yang termasuk dalam modulasi ketegorisangat tidak akurat
adalah sebagai berikut:
a. Modulasi bentuk 1
(Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada
dalam Bsa)
1.Tsu.Md.A.164/Tsa.Md.A.152/MSTA/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxiv
b. Modulasi bentuk 2
(Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan
sebaliknya, (Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris))
1. Tsu.Md.B.27/Tsa.Md.A.25/MSTA/Alt
2. Tsu.Md.B.32/Tsa.Md.B.29/MSTA/Alt
c. Modulasi bentuk 3
(Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia
perlu modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa
Inggris)
1. Tsu.Md.C.95,96/Tsa.Md.C.81/MSTA/Alt
2. Tsu.Md.C.104/Tsa.Md.C.100/MSTA/Alt
3. Tsu.Md.C.167,168/Tsa.Md.C.154/MSTA/Alt
d. Modulasi bentuk 4
(Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat
dalam Bsu)
Tsu.Md. 19/MSTA/Alt
Tsu.Md. 27/MSTA/Alt
Tsu.Md. 65/MSTA/Alt
Tsu.Md. 100/MSTA/Alt
Tsu.Md. 104/MSTA/Alt
Tsu.Md.107 /MSTA/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxv
e. Data yang tidak diterjemahkan namum muncul teks Bsu-
nya dalam teks Bsa
Tsu.Md.6/Tsa.Md.7/MSTA/Alt
Tsu.Md.40/Tsa.Md.34/MSTA/Alt
Tsu.Md. 70/Tsa.Md.61/MSTA/Alt
Tsu.Md. 77/Tsa.Md.68/MSTA/Alt
Tsu.Md.81/Tsa.Md.72/MSTA/Alt
Tsu.Md.98/Tsa.Md.83/MSTA/Alt
Tsu.Md.111/Tsa.Md.97/MSTA/Alt
Tsu.Md117/Tsa.Md.103/MSTA/Alt
Tsu.Md.120/Tsa.Md.106/MSTA/Alt
Tsu.Md.153/Tsa.Md.141/MSTA/Alt
Tsu.Md.155/Tsa.Md.144/MSTA/Alt
Tsu.Md.164/Tsa.Md.152/MSTA/Alt
D. Modulasi kategori Berterima
Hasil terjemahan yang mengalami pergeseran sudut pandang
dinilai berterima jika bahasa terjemahan alamiah dan sesuai dengan kaidah
kebahasaan dalam Bsa. Terjemahan tersebut tidak terasa seperti hasil
terjemahnan. Contoh dari hasil terjemahan dengan menggunakan bentuk
modulasi kategori berterima (MB) adalah data bernomor
Tsu.Md.B.110/Tsa.Md.B.95/MB:
Tsu : Gently massage over wet skin, avoid eye area rinse with water
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxvi
Tsa : Pijatkan secara lembut pada kulit yang telah dibasahi lalu bilas
sampai bersih.
Pada data diatas terjadi pergeseran sudut pandang, yaitu
pergeseran struktur aktif dalam Bsu menjadi struktur pasif dalam Bsa.
Pergeseran tersebut dilakukan penerjemah agar hasil terjemahan lebih
alamiah dan mudah dipahami oleh pengguna produk tersebut. Frase ‘wet
skin’ yang diterjemahkan menjadi ‘wajah yang telah dibasahi’ sudah tepat
menurut para rater maupun menurut informan dibandingkan jika
diterjemahkan dengan mempertahankan bentuk asli Bsu-nya karena akan
berbeda sekali antara ‘wajah yang basah’ dengan ‘wajah yang telah
dibasahi’. Jika diterjemahkan dengan ‘wajah yang basah’ akan membuat
pembaca bingung ‘basah’ yang dimaksud seperti apa; apakah basah karena
keringat atau karena air bersih atau bahkan menggunakan ‘toner’
(penyegar) yang biasanya digunakan untuk pembersih. Namun jika
diterjemahkan dengan ‘wajah yang telah dibasahi’ tentu saja pembaca
akan mengerti bahwa wajah tersebut terlebih dahulu dibasahi dengan air
biasa bukan basah karena keringat ataupun yang lainnya karena memang
pemakaian ‘scrub’ dilakukan setelah mengunakan busa pembersih ataupun
pembersih dan penyegar yang kemudian harus dibasuh terlebih dahulu
dengan air biasa. Hasil terjemahan lainnya yang termasuk dalam modulasi
kategori berterima menurut inter-rater adalah:
a. Modulasi bentuk 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxvii
(Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam
Bsa)
1. Tsu.Md.A.5/Tsa.Md.A.6/MB
2. Tsu.Md.A.7/Tsa.Md.A.8/MB
3. Tsu.Md.A.10/Tsa.Md.A.10/MB
4. Tsu.Md.A.12/Tsa.Md.A.11/MB
5. Tsu.Md.A.24/Tsa.Md.A.22/MB
6. Tsu.Md.A.31/Tsa.Md.A.27/MB
7. Tsu.Md.A.35/Tsa.Md.A.30/MB
8. - Tsu.Md.A.39a/Tsa.Md.A.33a/MB
- Tsu.Md.A.39b/Tsa.Md.33b/MB
- Tsu.Md.A.39c/Tsa.Md.A.33c/MB
9. Tsu.Md.A.44/Tsa.Md.A.38/MB
10. - Tsu.Md.A.48a/Tsa.Md.A.42/MB
- Tsu.Md.A.48a/Tsa.Md.A.48b/MB
11. Tsu.Md.A.51/Tsa.Md.A.44/MB
12. Tsu.Md.A.52/Tsa.Md.A.45/MB
13. Tsu.Md.A.63/Tsa.Md.A.55/MB
14. Tsu.Md.A.66/Tsa.Md.A.10/MB
15. Tsu.Md.A.10/Tsa.Md.A.57/MB
16. Tsu.Md.A.71/Tsa.Md.A.62/MB
17. Tsu.Md.A.76/Tsa.Md.A.67/MB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxviii
18. Tsu.Md.A.79/Tsa.Md.A.71/MB
19. Tsu.Md.A.115/Tsa.Md.A.101/MB
20. Tsu.Md.A.119/Tsa.Md.A.105/MB
21. Tsu.Md.A.129/Tsa.Md.A.119/MB
22. Tsu.Md.A.131/Tsa.Md.A.121/MB
23. - Tsu.Md.A.135a/Tsa.Md.A.135a/MB
- Tsu.Md.A.135b/Tsa.Md.A.135b/MB
24. Tsu.Md.A.137/Tsa.Md.A.127/MB
25. Tsu.Md.A.139/Tsa.Md.A.129/MB
26. Tsu.Md.A.142/Tsa.Md.A.132/MB
27. Tsu.Md.A.157/Tsa.Md.A.143/MB
28. Tsu.Md.A.159/Tsa.Md.A.147/MB
29. - Tsu.Md.A.161a/Tsa.Md.A.149a/MB
- Tsu.Md.A.161b/Tsa.Md.A.149b/MB
30. - Tsu.Md.A.162a/Tsa.Md.A.150a/MB
- Tsu.Md.A.161b/Tsa.Md.A.149b/MB
31.- Tsu.Md.A.162a/Tsa.Md.A.149b/MB
- Tsu.Md.A.162b/Tsa.Md.A.150b/MB
- Tsu.Md.A.162c/Tsa.Md.A.150c/MB
32. Tsu.Md.A.171/Tsa.Md.A.157/MB
33. Tsu.Md.A172a/Tsa.Md.A.158a/MB
34. Tsu.Md.A.172b/Tsa.Md.A.158b/MB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxxix
b. Modulasi bentuk 2
(Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan
sebaliknya, (Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris))
1. Tsu.Md.B.2/Tsa.Md.B.2/MB
2. Tsu.Md.B.18/Tsa.Md.B.17/MB
3. Tsu.Md.B.25/Tsa.Md.B.23/MB
4. Tsu.Md.B.27/Tsa.Md.B.25/MB
5. Tsu.Md.B.32/Tsa.Md.B.29/MB
6. Tsu.Md.B.46/Tsa.Md.B.40/MB
7. Tsu.Md.B.49/Tsa.Md.B.43/MB
8. Tsu.Md.B.84/Tsa.Md.B.75/MB
9. Tsu.Md.B.85/Tsa.Md.B.77/MB
10. Tsu.Md.B.91/Tsa.Md.B.79/MB
11. Tsu.Md.B.107/Tsa.Md.B.92/MB
12. Tsu.Md.B.110/Tsa.Md.B.95/MB
13. - Tsu.Md.B.126a/Tsa.Md.B.112a/MB
- Tsu.Md.B.126b/Tsa.Md.B.92/MB
14. Tsu.Md.B.129/Tsa.Md.B.112/MB
15. Tsu.Md.B.139/Tsa.Md.B.119/MB
16. Tsu.Md.B.145/Tsa.Md.B.137/MB
17. Tsu.Md.B.149/Tsa.Md.B.9139a/MB
18. Tsu.Md.B.151/Tsa.Md.B.139b/MB
19. Tsu.Md.B.161/Tsa.Md.B.149/MB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxl
f. Modulasi bentuk 3
(Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu
modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris)
1. Tsu.Md.C.32/Tsa.Md.C.29/MB
2. Tsu.Md.C.33/Tsa.Md.C.29/MB
3. Tsu.Md.C.95/Tsa.Md.C.81/MB
4. Tsu.Md.C.96/Tsa.Md.C.81/MB
g. Modulasi bentuk 4
(Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam
Bsu)
1. Tsu.Md.D.1/Tsa.Md.D.1/MB
2. Tsu.Md.D.4/Tsa.Md.D.10/MB
3. Tsu.Md.D.18/Tsa.Md.D.17/MB
4. Tsu.Md.D.25Tsa.Md.D.23/MB
5. Tsu.Md.D.32Tsa.Md.D.29/MB
6. Tsu.Md.D.39/Tsa.Md.D.33/MB
7. Tsu.Md.D.48/Tsa.Md.D.42/MB
8. Tsu.Md.D.105/Tsa.Md.D.89/MB
9. Tsu.Md.D.109/Tsa.Md.D.94/MB
10. Tsu.Md.D.129/Tsa.Md.D.94/MB
11. Tsu.Md.D.131/Tsa.Md.D.115/MB
12. Tsu.Md.D.168/Tsa.Md.D.121/MB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxli
h. Modulasi bentuk 5
(Bentuk negatif ganda dalam Bsu menjadi positif dalam Bsa)
1. Tsu.Md.E.19/Tsa.Md.E.18/MBT
2. Tsu.Md.E.53/Tsa.Md.E.46/MBT
3. Tsu.Md.E.86/Tsa.Md.E.78 /MBT
4. Tsu.Md.E.129/Tsa.Md.E.119/MBT
5. Tsu.Md.E.145/Tsa.Md.E.137/MBT
6. Tsu.Md.E.165/Tsa.Md.E.152/MBT
E. Modulasi kategori Kurang Berterima
Jika bahasa dari suatu hasil terjemahan kurang alamiah karena ada
kejanggalan pada tataran kata, frase ataupun kalimat namun sebagian
besar terjemahan terasa alamiah maka hasil terjemahan tersebut dianggap
kurang berterima. Pergeseran sudut pandang yang dikategorikan kurang
berterima yang terdapat dalam penelitian ini terdapat pada 9 data. Salah
satu dari datanya adalah data yang bernomor Tsu.Md.A.5
/Tsa.Md.A.6/MKB/Alt:
Tsu : For Oily and blemish prone skin.
Tsa : Untuk jenis kulit yang berminyak dan cenderung berjerawat.
Kata ‘blemish’ dalam Bsu secara leksikal bermakna ‘cacat’, ‘cela,
‘mencemarkan’, ‘merusak’, ‘menodai’. Namun kata tersebut
diterjemahkan menjadi ‘berjerawat’ dalam Bsa. Akibatnya produk ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxlii
dianggap sebagai produk untuk perawatan kulit yang berjerawat saja oleh
semua member dan konsumen bahkan informan yang diwawancaraipun
menyatakan bahwa produk tersebut merupakan produk khusus yang
digunakan untuk kulit yang berjerawat saja. Jelas pergeseran modulasi
pada terjemahan tersebut mengakibatkan penyimpangan makna antara
makna yang terdapat dalam Bsu dan Bsa. Hal ini juga sudah pasti akan
berpengaruh terhadap target penjualan para member. Penjualan akan
meningkat jika penerjemah mengartikan kata tersebut secara leksikal
karena tidak hanya produk ini nantinya tidak hanya digunakan untuk
kulit yang berjerawat saja namun untuk semua jenis kulit yang
mengalami masalah seperti luka, infeksi kulit, penyakit yang disebabkan
oleh jamur,dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan manfaat dari bahan yang
terkandung didalamnya yaitu ‘tea tree oil’ (minyak dari tanaman teh):
Antiseptic/bacterial properties: a general disinfectant that fights
bacteria in all kinds wounds infections (antiseptik yang melawan
bakteri terhadap luka dan infeksi apapun)
Anti-fungal properties: treats fungal diseases affecting humans and
animals (mengobati penyakit yang disebabkan oleh jamur yang
menyerang manusia maupun hewan
Anti-viral properties: fights may common infectious disease
(melawan penyakit infeksi umum)
Anti-imflammatory properties: Good skin penetration capabilities
(kemampuan penetrasi yang baik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxliii
Anti implammatory (melawan radang pada kulit)
Anti-microbial properties:Extremely low potentialfor skin irritation
or sensation (memiliki potensi iritasi dan sensitivitas yang rendah)
Mmuno-stimulant: helps the body to fight off all kinds of infections.
This is especially important if the body is weakened already
(membantu tubuh melawan infeksi terutama jika daya tahan tubuh
sedang lemah).
Selain itu manfaat lain dari tree tea oil adalah:
Membersihkan permukaankulit tanpa merusak jaringan kulit
Memulihkan kulit yang luka tanpa merusak jaringan kulit yang
baru
(monicantik.wordpress.co./2008/10/19, www.teatreeoiluses.com/)
Agar pesan yang terkandung dalam Bsu tersampaikan pada Bsa dan
agar tingkat penjualan para konsultan lebih besar, maka perlu kiranya
diberikan alternatif perbaikan terjemahan dari data tersebut sebagai
berikut:
“Untuk jenis kulit yang berminyak dan cenderung bermasalah”
Delapan data lainnya yang dikategorikan dalam modulasi kurang
berterima (MKB) tersebar pada data nomor:
a. Modulasi bentuk 1
(Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam
Bsa)
1. Tsu.Md.A.121a /Tsa.Md.A.107a/MKB/Alt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxliv
2. Tsu.Md.A.121b /Tsa.Md.A.107b/MKB/Alt
3. Tsu.Md.A.121c /Tsa.Md.A.107c/MKB/Alt
b. Modulasi bentuk 2
(Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan
sebaliknya, (Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris)
1.Tsu.Md.B.108 /Tsa.Md.A.93/MKB/Alt
c. Modulasi bentuk 3
(Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu
modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris)
1.Tsu.Md.C.108 /Tsa.Md.C.93/MKB/Alt
d. Modulasi bentuk 4
(Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam
Bsu)
1. Tsu.Md.D.51/Tsa.Md.D.44/MKB/Alt
2. Tsu.Md.D.133/Tsa.Md.D.123/MKB/Alt
3. Tsu.Md.D.169/Tsa.Md.D.156/MKB/Alt
F. Modulasi kategori Tidak Berterima
Kategori terakhir dari hasil penilaian rater terhadap hasil
terjemahan pemakaian produk-produk Oriflame ini adalah modulasi
kategori tidak berterima (MTB). Hasil terjemahan dinilai tidak berterima
ketika hasil terjemahan tidak alamiah dan terasa janggal sebagai kalimat
Bahasa Indonesia. Data dengan nomor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxlv
Tsu.Md.D.6/Tsa.Md.D.7/MTB/Alt merupakan salah satu data yang
termasuk ke dalam kategori ini. Berikut adalah data yang dimaksud:
Tsu : Gentle and hydrating cleanser
Tsa : Gentle and hydrating cleanser
Teks dalam Bsu pada data tersebut sama sekali tidak diterjemahkan
dalam Bsa, penerjemah hanya memunculkan kembali dalam teks yang
terdapat pada Bsu. Tidak jelas maksudnya apa yang pasti para rater
menganggap hal ini karena memang nama jenis produk yang tidak usah
diterjemahkan. Meskipun demikian sebaiknya penerjemah tetap
memberikan teknik tertentu agar pengguna produk tersebut tetap
mengetahui nama produknya. Teknik yang dimaksud adalah teknik
‘description’ (deskripsi). Teknik ini diterapkan untuk menggantikan
sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi baik dalam bentuk
maupun fungsinya. Namun jika memang nama produk boleh
diterjemahkan maka sebisa mungkin teks dalam Bsu diterjemahkan ke
dalam Bsa. Agar hasil terjemahan tersebut dapat lebih berterima maka
perlu kiranya diberikan alternatif terjemahan:
Alternatif terjemahan dengan bentuk modulasi:
Tsu : Gentle and hydrating cleanser
Tsa : Pembersih lembut yang mengandung molekul air
Alternatif terjemahan dengan deskripsi:
“Gentle and hydrating cleanser”(pembersih lembut yang
mengandung molekul air)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxlvi
Beberapa data yang termasuk kedalam modulasi kategori tidak
tepat terdapat pada data-data dengan nomor berikut:
a. Modulasi bentuk 1
(Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam
Bsa)
1. Tsu.Md.A.164/Tsa.Md.A.152/MTB/Alt
b. Modulasi bentuk 3
(Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu
modulasi dengan menyatukannya dalam bahasa Inggris)
1. Tsu.Md.C.104/Tsa.Md.C.100/MTB/Alt
2. Tsu.Md.C.167Tsa.Md.C.154/MTB/Alt
3. Tsu.Md.C.168/Tsa.Md.C.154/MTB/Alt
c. Modulasi bentuk 4
(Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam
Bsu)
Tsu.Md. 19/MTB/Alt
Tsu.Md. 27/MTB/Alt
Tsu.Md. 65/MTB/Alt
Tsu.Md. 100/MTB/Alt
Tsu.Md. 104/MTBAlt
Tsu.Md.107 /MTB/Alt
d. Data yang tidak diterjemahkan namum muncul teks Bsu-nya
dalam teks Bsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxlvii
Tsu.Md.6/Tsa.Md.7/MTB/Alt
Tsu.Md.40/Tsa.Md.34/MTB/Alt
Tsu.Md. 70/Tsa.Md.61/MTB/Alt
Tsu.Md. 77/Tsa.Md.68/MTB/Alt
Tsu.Md.81/Tsa.Md.72/MTB/Alt
Tsu.Md.98/Tsa.Md.83/MTB/Alt
Tsu.Md.111/Tsa.Md.97/MTB/Alt
Tsu.Md117/Tsa.Md.103/MTB/Alt
Tsu.Md.120/Tsa.Md.106/MTB/Alt
Tsu.Md.153/Tsa.Md.141/MTB/Alt
Tsu.Md.155/Tsa.Md.144/MTB/Alt
Tsu.Md.164/Tsa.Md.152/MTB/Alt
Dari hasil analisis terhadap data-data tersebut diperoleh data-data yang
menggunakan beberapa bentuk transposisi dan modulasi dengan kategori
akurat, kurang akurat dan sangat tidak akurat. Sementara itu dari hasil
penilaian tingkat keberterimaan, data-data yang telah dileliti juga menunjukkan
adanya bentuk-bentuk transposisi dan modulasi yang dikategorikan berteriman,
kurang berterima dan tidak berterima. Agar hasil terjemahan tersebut menjadi
suatu terjemahan yang akurat dan berterima dan sesuai dengan teori transposisi
dan modulasi yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab II, maka maka
peneliti memberikan alternatif terjemahannya.
Dari uraian analisis diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxlviii
1. Penggunaan bentuk-bentuk transposisi dengan kategori akurat,
kurang akurat dan sangat tidak akurat.
Seperti dinyatakan sebelumnya, bahwa data dalam penelitian ini
adalah 172 data yang terdiri dari kata, frase dan kalimat. Dari seluruh data
tersebut terdapat 64% data yang dikategorikan sebagai transposisi akurat
(TA) karena telah memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan
teori yang telah ditetapkan. 23,8% dari data tersebut dinilai oleh inter-rater
sebagai transposisi yang berkategori kurang akurat (KA), dan 12,2%
menunjukkan adanya transposisi sangat kurang akurat (SKA) karena data
tersebut tidak diterjemahkan sama sekali namun teks Bsu pada data
tersebut masih muncul dalam teks Bsa, artinya penerjemahan dalam hal
ini menggunakan teknik pure borrowing dan juga terdapat data yang sama
sekali tidak dimunculkan teks Bsu-nya kedalam teks Bsa. Sementara dari
data yang telah diteliti terdapat data yang tidak menunjukkan adanya
transposisi (Non transposisi =NP) karena data tersebut menjadi bagian dari
modulasi dan sebagian memang tidak termasuk keduanya, namun peneliti
tidak menghilangkan data tersebut karena masih bagian dari satu produk.
Data NP ini berjumlah 29 produk dengan prosentase TA sebanyak 65,5%,
KA 31% dan SKA 3,5%.
Berikut adalah tabel jumlah dan prosentasi bentuk-bentuk
transposisi berkategori akurat, tidak akurat dan sangat tidak akurat:
Trasnposisi Kategori Transposisi TOTAL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxlix
Bentuk ke- Akurat Kurang Akurat Sangat Kurang Akurat
1 11
(78,6%)
3
(21,4%)
0
(0%)
14
(100%)
2 23
(85,2)
4
(14,8%)
0
(0%)
27
(100%)
3 12
(75%)
4
(25%)
0
(0%)
16
(100%)
4 9
(81,8%)
4
(18,2)
0
(0%)
13
(100%)
5 5
(50%)
5
(50%)
0
(0%)
10
(100%)
6 7
(70%)
3
(30%)
0
(0%)
10
(100%)
7 15
(88,2%)
2
(11,8%)
0
(0%)
17
(100%)
8 9
(56,2%)
7
(43,8%)
0
(0%)
16
(100%)
Non
Transposisi
19
(65,5%)
9
(31%)
1
(3,5%)
29
(100%)
Tidak
Diterjemahkan
0
(0%)
0
(0%)
20
(100%)
20
(100%)
TOTAL 110
( 64%)
41
(23,8%)
21
(12,2%)
172
(100%)
Tabel: 2
Tabel Nilai Keakuratan Transposisi
2. Penggunaan bentuk-bentuk transposisi dengan kategori berterima,
kurang akurat dan tidak berterima.
Dinilai dari sisi keberterimaan, bentuk-bentuk transposisi pada data
tersebut menunjukkan adanya nilai keberterimaan sebanyak 131 data atau
72,2% dan data yang kurang berterima berjumlah 21 data atau 12,2%.
Sementara itu jumlah data yang dinilai tidak berterima berjumlah 20 data
(11,6%). Seperti halnya yang terdapat pada penilaian terhadap keakuratan,
dalam penilaian keberterimaan juga terdapat beberapa data yang bukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cl
termasuk ke dalam transposisi yaitu sebanyak 26 data dengan prosentase
80,8% atau 20 data yang dinilai berterima dan 19,2% atau 5 data yang
dinilai berterima.
Tabel berikut menunjukkan hasil penelitian tentang penilaian
keberterimaan terhadap bentuk-bentuk transposisi berdasarkan penilaian
para rater:
Trasnposisi
Bentuk ke- Kategori Transposisi TOTAL
Berterima Kurang Berterima Tidak Berterima
1 13
(92,9%)
1
(7,1%)
0
(0%)
14
(100%)
2 26
(89,7%)
3
(10,3%)
0
(0%)
29
(100%)
3 15
(78,9%)
4
(21,1%)
0
(0%)
19
(100%)
4 12
(60%)
8
(40%)
0
(0%)
20
(100%)
5 6
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
6
(100%)
6 9
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
9
(100%)
7 16
(100%)
0
(0%)
0
(0%)
16
(100%)
8 13
(100%)
0
(0%0
0
(0%)
13
(100%)
Non
Transposisi
21
(80,8%)
5
(19,2%)
0
(0%)
26
(100%)
Tidak
Diterjemahkan
0
(0%)
0
(0%)
20
(100%)
20
(100%)
TOTAL 131 (76,2%)
(76,2%)
21 (12,2%)
(12,2%)
20 (11,6%)
(11,6%)
172 (100%)
(100%)
Tabel : 3 Tabel Nilai keberterimaanTransposisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cli
3. Penggunaan bentuk-bentuk modulasi dengan kategori akurat, kurang
akurat dan sangat tidak akurat.
Hasil penelitian terhadap penilaian bentuk-bentuk modulasi tercatat
108 (62,8%) data yang dinilai akurat, 30 (17,5%) data dinilai kurang akurat
dan 34 (19,7%) data dinilai sangat kurang akurat. Hasil penilaian tersebut
meliputi beberapa data yang merupakan bukan bentuk modulasi, yaitu
sebanyak 47 (90,4%) data yang dinilai akurat dan 5 (9,6%) data yang
dinilai kurang akurat.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah dan prosentase
bentuk-bentuk modulasi dengan kategori akurat, kurang akurat dan sangat
kurang akurat:
Modulasi
Bentuk ke- Modulasi Kategori TOTAL
Akurat Kurang Akurat Sangat Kurang Akurat
1 25 (69,4%) 10 (27,8%) 1 (2,8%) 36 (100%)
2 15 (79%) 2 (10,5%) 2 (10,5%) 19 (100%)
3 4 (44,5%) 2 (22,2%) 3 (33,3%) 9 (100%)
4 11 (36,7%) 11 (36,7%) 8 (26,6%) 30 (100%)
5 6 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 6 (100%)
Non
Modulasi
47
(90,4%)
5
(9,6%)
0
(0%)
52
(100%)
Tidak
Diterjemahkan
0
(0%)
0
(0%)
20
(100%)
20
(100%)
TOTAL 108 (62,8%) 30 (17,5%) 34 (19,7%) 172 (100%)
Tabel: 4
Tabel Nilai Keakuratan Modulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clii
4. Tabel jumlah dan prosentase modulasi berkategori berterima,
kurang berterima akurat dan sangat tidak berterima:
Hasil penelitian yang terakhir berdasarkan penilain para rater
adalah penilaian terhadap bentuk-bentuk modulasi yang terdapat pada
terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame. Dari 172 data
yang diteliti tercatat 135 (78,5%) data yang dikategorikan modulasi
berterima dan 6 (3,5%) data dinilai kurang berterima. Sementara itu 31
(18%) dinilai sebagai modulasi dengan kategori tidak berterima.
Tabel berikut menunjukkan jumlah dan prosentasi bentuk-bentuk
modulasi dengan ketegori modulasi berterima, kurang berterima dan tidak
berterima:
Modulasi
Bentuk ke- Modulasi Kategori TOTAL
Berterima Kurang Berterima Tidak Berterima
1 33 (94,3%) 1 (2,85%) 1 (2,85%) 35 (100%)
2 19 (95%) 1 (5%) 0 ( 0%) 20 (100%)
3 4 (50%) 1 (12,5%) 3 (37,5%) 8 (100%)
4 12 (60%) 1 (5%) 7 (35%) 20 (100%)
5 6 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 6 (100%)
Non
Modulasi
61
(96,8%)
6
(3,2%)
0
(0%)
63
(100%)
Tidak
Diterjemahkan
0
(0%)
0
0%)
20
(100%)
20
(100%)
TOTAL 135 (78,5%) 6 (3,5%) 31 (18%) 172 (100%)
Tabel : 5
Tabel Nilai Keberterimaan Modulasi
5. Dampak Penerapan Transposisi dan Modulasi
Dari hasil analisis pada penerapan bentuk-bentuk transposisi dan
modulasi pada petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame, terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cliii
beberapa dampak negatif baik terhadap konsumen maupun konsultannya,
yaitu konsumen merasa tidak nyaman dan direpotkan dengan istilah -
istilah kandungan yang terdapat pada produk tersebut karena istilah
tersebut tidak diterjemahkan. Selain itu, terdapat beberapa nama produk
yang juga tidak diterjemahkan bahkan tidak dimunculkan lagi dalam Bsa.
Konsumen juga mengalami kebingungan terhadap cara pemakaian produk
ketika produk tersebut harus digunakan dengan menggunakan aplikator
atau alat tertentu seperti kapas ataupun spons terutama untuk produk –
produk perawatan wajah sehingga terjadi kesalahan dalam pemakaian
produk tersebut yang akhirnya berakibat fatal kulit terutama kulit wajah,
seperti terjadinya iritasi, bertambahnya kandungan minyak yang berakibat
pada timbulnya jerawat, tidak meratanya hasil riasan terutama dalam
penggunaan produk alas bedak yang menuntut cara tertentu dalam
pemakaiannya.
Sementara itu, dalam Oriflame terdapat beberapa produk khusus
untuk perawatan kulit wajah yang dikategorikan dalam beberapa
kelompok usia (remaja, dewasa, semua usia) ataupun jenis kulit (normal,
berminyak, kering, kombinasi dan semua jenis kulit). Dari beberapa
kategori tersebut beberapa diantaranya dicantumkan dalam produk namun
banyak pula dari produk- produk tersebut yang tidak terdapat
pencantuman kategori kelompok tersebut, namun dengan menggunaan
istilah tertentu seperti ‘anti ageing’ (anti penuaan dini = untuk usia 30
keatas) yang juga tidak diterjemahkan oleh penerjemah, sebagai akibatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cliv
beberapa konsumen menganggap produk tersebut bisa digunakan oleh
semua kelompok usia.
Penerapan bentuk – bentuk transposisi dan modulasi dalam teks
terjemahan tersebut tidak hanya berdampak bagi konsumen namun juga
bagi para konsultannya. Konsumen yang merasa kecewa tidak lagi
mengkonsumsi produk tersebut lagi dan akibatnya penjualan menjadi
menurun. Tidak hanya itu saja, sebuah produk yang seharusnya digunakan
berkali – kali (sehingga produk cepat habis dan diharapkan membeli lagi
dalam waktu yang tidak berselang lama ) penggunaanya dalam sehari
menjadi berkurang hanya karena perubahan bentuk dari nomina jamak
menjadi tunggal. Sudah dapat dipastikan produk tersebut dalan waktu satu
bulan belum habis dan akibatnya konsumen produk tersebut tidak segera
membelinya.
6. Teknik Penerjemahan yang Lebih Baik
Dari hasil analisa, diperoleh bahwa teknik transposisi merupakan
teknik yang lebih baik terhadap nilai keakuratan dan untuk nilai
keberterimaan lebih baik menggunakan teknik modulasi. Hal ini
disebabkan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 172 data
yang diteliti terdapat 64% data yang dikategorikan sebagai transposisi
akurat. Dinilai dari sisi keberterimaan, sebanyak 72,2% dinilai sebagai
transposisi berterima. Sementara itu, hasil penelitian terhadap penilaian
bentuk-bentuk modulasi tercatat 62,8% data yang dinilai akurat dan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clv
keberterimaan bentuk modulasi adalah 78,5% data dikategorikan modulasi
berterima.
Selain itu, Penelitian ini mengimplikasikan bahwa penerjemah
perlu mengenal lebih jauh tentang produk-produk Oriflame sehingga
istilah-istilah yang berhubungan dengan kosmetika dapat diterjemahkan
dengan menggunakan padanan yang akurat dan berterima. Hal ini
bertujuan agar konsumen menggunakan produk Oriflame dengan tepat
sehingga mereka puas yang akhirnya dapat mempertinggi tingkat
penjualan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clvi
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari analisis yang telah dipaparkan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan
bahwa;
1. Dalam teks terjemahan petunjuk pemakaian produk-produk Oriflame
terdapat beberapa bentuk transposisi (pergeseran) dan modulasi (sudut
pandang) yang di gunakan oleh penerjemah. Bentuk-bentuk tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Bentuk-bentuk Transposisi:
- Pergeseran bentuk wajib dan otomatis
- Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur gramatikal dalam
Bsu tidak ada dalam Bsa
- Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran pengungkapan
- Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa kata.
b. Bentuk-bentuk Modulasi:
- Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam Bsa
- Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan sebaliknya
- Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia
- Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam Bsu
- Bentuk negatif ganda dalam Bsu menjadi positif dalam Bsa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clvii
Bentuk-bentuk tersebut digunakan oleh penerjemah karena
adanya perbedaan struktur bahasa antara Bahasa Sumber (Bsu) dan Bahasa
Sasaran (Bsa). Selain itu, penggunaan bentuk-bentuk tersebut juga
dilakukan hanya sebagai variasi saja dengan tujuan untuk mencari
keakuratan dan keberterimaan dalam Bsa.
2. Sementara itu, penggunaan bentuk transposisi dan modulasi yang
diterapkan oleh penerjemah tidak hanya berpengaruh positif bagi pada
konsumen maupun para konsultan (member). Beberapa data yang
mengalami perubahan bentuk dan perubahan sudut pandang tersebut ada
yang berdampak negatif bagi para konsumen dan para konsultan yaitu
terjadi kesalahan dalam pemakaian produk tersebut sehingga
mengakibatkan efek buruk terhadap kulit wajah dan bagian tubuh lainnya
yang membuat konsumen tidak merasa nyaman. Bagi para konsultan hal
tersebut berakibat pada berkurangnya target pembelian. Salah satu
penyebab dari dampak tersebut adalah kompetensi penerjemah yang
kurang terhadap istilah-istilah produk kecantikan.
3. Dari hasil analisis terhadap data-data tersebut diperoleh data-data yang
menggunakan beberapa bentuk transposisi dan modulasi dengan kategori
akurat, kurang akurat dan sangat tidak akurat. Sementara itu dari hasil
penilaian tingkat keberterimaan, data-data yang telah diteliti juga
menunjukkan adanya bentuk-bentuk transposisi dan modulasi yang
dikategorikan berterima, kurang berterima dan tidak berterima. Sementara
itu, dari skor rata-rata yang diperoleh menunjukkan bahwa teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clviii
transposisi lebih baik atau berkualitas terhadap nilai keakuratan dan untuk
kualitas terjemahan terhadap keberterimaan lebih baik menggunakan
teknik modulasi. Hal ini berdasarkan dari skor rata-rata yang diperoleh
dari hasil penilaian ketiga rater yakni dari seluruh data tersebut terdapat
64% data yang dikategorikan sebagai transposisi akurat (TA) karena telah
memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan teori yang telah
ditetapkan. 23,8% dari data tersebut dinilai oleh inter-rater sebagai
transposisi yang berkategori kurang akurat (KA), dan 12,2% menunjukkan
adanya transposisi sangat kurang akurat (SKA). Terdapat pula data yang
tidak termasuk dalam transposisi (NP) yang berjumlah 29 produk dengan
prosentase TA sebanyak 65,5%, KA 31% dan SKA 3,5%. Dinilai dari sisi
keberterimaan, bentuk-bentuk transposisi pada data tersebut menunjukkan
adanya nilai keberterimaan sebanyak 131 data atau 72,2% dan data yang
kurang berterima berjumlah 21 data atau 12,2%. Sementara itu jumlah data
yang dinilai tidak berterima berjumlah 20 data (11,6%). Seperti halnya
yang terdapat pada penilaian terhadap keakuratan, dalam penilaian
keberterimaan juga terdapat beberapa data yang bukan termasuk ke dalam
transposisi yaitu sebanyak 26 data dengan prosentase 80,8% atau 20 data
yang dinilai berterima dan 19,2% atau 5 data yang dinilai berterima.
Sementara itu penilaian para rater terhadap bentuk-bentuk modulasi
menunjukkan bahwa tercatat 135 (78,5%) data yang dikategorikan
modulasi berterima dan 6 (3,5%) data dinilai kurang berterima. Sementara
itu 31 (18%) dinilai sebagai modulasi dengan kategori tidak berterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clix
B. Implikasi Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dari hasil penelitian
ini mengimplikasikan perlunya penerjemah untuk meningkatkan keterampilannya
untuk dapat memahami istilah-istilah maupun seluk beluk mengenai produk
kecantikan terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk menerjemahkan
teks yang berhubungan dengan perawatan tubuh agar tercapai kualitas terhadap
keakuratan dan keberterimaan. Kenyataan ini diperoleh dari hasil penelitian
bahwa peneliti menemukan; 1) beberapa istilah yang tidak diterjemahkan ke
dalam Bsu, 2) terdapat ketidakkonsistenan dari penerjemah dimana nama produk
ada yang diterjemahkn ada pula yang tidak, 3) banyaknya tanda baca yang salah,
4) terdapat beberapa tulisan yang salah dalam pengejaannya.
C. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan implikasi tersebut, peneliti mengajukan
beberapa saran dengan tujuan agar penerjemah dapat melakukan tugasnya lebih
baik lagi, yaitu;
a. Penerjemah harus meningkatkan kompetensinya dalam bidang produk-produk
kecantikan tubuh terutama mengenai istilah-istilah dan cara pemakaian dari
produk yang teks pemakainnya akan diterjemahkan dengan cara berkonsultasi
dahulu dengan pihak perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
clx
b. Penerjemah sebaiknya berasal dari kalangan yang mengerti tentang seluk
beluk kosmetika terutama produk-produk Oriflame.
c. Penerjemah seharusnya konsisten terhadap istilah-istilah yang diterjemahkan
karena ada beberapa nama produk yang diterjemahkan dalam Bsa ada pula
yang tidak diterjemahkan.
d. Istilah-istilah khusus seperti bahan-bahan alami yang terkadung didalam
produk Oriflame sebaiknya diterjemahkan agar konsumen lebih tertarik untuk
membeli dan menggunakan produk tersebut.