analisis tren teknologi
TRANSCRIPT
1.1. Tren Teknologi
Pada bagian ini akan dibahas beberapa tren teknologi yang berpotensi untuk relevan digunakan atau
diterapkan di lingkungan KSEI, baik dari aplikasi dan infrastruktur.
1.1.1. Tren Teknologi Aplikasi
Java
Jawa, pertama kali diluncurkan di Sun Microsystems pada tahun 1995, sampai saat ini tetap menjadi bagian penting dari teknologi informasi. Hal ini dibuktikan pada chart bulanan Tiobe (www.tiobe.com) bahwa bahasa JAVA merupakan bahasa pemrograman yang paling populer, mengalahkan C dan semua bahasa pemrograman yang lain. Dua tahun lalu, Oracle mengakuisisi Sun dan dengan demikian menjadi vendor yang bertanggung jawab atas perkembangan JAVA, meskipun JAVA pada dasarnya merupakan community-driven development.
Oracle memiliki rencana ambisius untuk JAVA dalam dua tahun ke depan, dengan niat untuk meningkatkan JAVA Standar, Mikro, dan versi Enterprise dengan kemampuan mulai dari Mac OS X sampai pada kemampuan komputasi cloud. Bagian dari rencana itu menutup support terhadap Java Standard Enterprise versi 6, dan dalam bahasan berikutnya akan mencakup roadmap dari Oracle.
Secara commercial Oracle sebagai vendor pengembang JAVA sudah melakukan publikasi terhadap versi JAVA yang mereka support. Adapun roadmapnya dapat dilihat dari gambar tabel diatas. Yang menarik adalah pada saat ini secara umum KSEI menggunakan versi java 1.4 dan 1.6. Untuk itu mungkin perlu dipertimbangkan untuk melakukan upgrade ke JAVA SE 7, karena premier support JAVA SE 7 sampai dengan Juli 2016.
Sebagai tambahan pada pertengahan Juni 2012, Oracle akan mengembangkan JAVA EE yang dari versi 7 menjadi versi 8. Adapun enhancement akan lebih kepada kemampuan cloud, modularity, dan HTML 5. Pada Juni 2013, Oracle juga menargetkan peningkatan fitur di JDK 8 dengan meningkatkan operatibility antara javascript, JVM convergence, JavaFX 3.0, dan Java closures. Masing-masing proyeknya berkode proyek Jigsaw dan proyek lambda.
Middleware
Untuk menunjang integrasi informasi dan aplikasi, salah satu solusi yang menjadi best practices saat ini
adalah implementasi Service Oriented Architecture (SOA). Pembuatan Service Oriented Architecture
sebagai basis integrasi antar system. Solusi SOA ini akan memisahkan business logic dari sistem. Solusi
yang ditawarkan tersebut akan memiliki berbagai keuntungan baik dari sisi bisnis maupun IT. Adapun
keuntungan dari sisi bisnis antara lain:
Efficiency: memaksimalkan business process dengan mentransformasikan business process yang
berdiri sendiri-sendiri yang didalamnya mengandung proses-proses yang sama yang diulang-
ulang, menjadi layanan-layanan yang dipakai bersama. Dengan begini sistem menjadi lebih
efisien dan biaya pemeliharaan menjadi lebih ringan.
Agility: kecepatan dalam pemenuhan layanan-layanan bisnis utama, dan peningkatan layanan
ke konsumen, mitra dan karyawan.
Adaptability: kemudahan dalam melakukan perubahan sistem
Optimization: sistem yang lebih mudah dimengerti memungkinkan kerja sama yang lebih baik
antara bagian business dan IT.
Sementara dari sisi IT, keuntungan mengimplementasikan SOA adalah antara lain:
Responsiveness: IT menjadi lebih responsif dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan bisnis.
Reduced complexity: dengan mengganti sistem integrasi titik ke titik dengan sistem yang
berdasarkan layanan dengan kompatibilitas yang berdasarkan standard akan mengurangi
kerumitan sistem dan biaya.
Increased IT Efficiency:
o Peningkatan kerja-sama antar modul
o Otomatisasi proses dari awal sampai selesai, dengan tahapan-tahapan yang lebih jelas
o Memaksimalkan aset-aset yang sudah ada dengan mekanisme “reuse”
o Memungkinkan migrasi dari sistem lama secara bertahap
Reduced redundancy: pengurangan data dan sistem (proses) yang tidak diperlukan dengan
pemakaian layanan yang digunakan secara bersama.
Memaksimalkan investasi IT yang sudah ada:
o Memaksimalkan aplikasi-aplikasi lama sebagai “re-usable services”.
o Mengurangi integrasi, pemeliharaan dan biaya operasional.
o Mengurangi tingkat resiko dan mempermudah pengembangan.
Modularity: memungkinkan pengembangan yang bertahap, mempermudah dan mempercepat
proses pengembangan.
Standard-based: mengurangi ketergantungan pada platform, protokol, adapter atau teknologi
tertentu saja.
Berikut ini adalah ilustrasi sederhana konsep arsitektur berbasis Service (SOA), dengan pemisahan layer
proses bisnis, interface, aplikasi, dan data.
Gambar 1. Ilustrasi Service Oriented Architecture (SOA)
Business Process Management (BPM)
Proses bisnis sangat krusial di semua industri dan yang membedakan satu bisnis dengan yang lainnya.
Sayangnya, bisnis proses saat ini masih belum dilaksanakan secara efisien. SOA memiliki Business
Process Management (BPM) yang mengikuti standarisasi BPMN 2.0 and BPEL, dimana bisnis proses yang
dilakukan secara manual, akan digantikan dengan proses automasi atau aplikasi untuk modeling,
automasi, dan optimisasi proses bisnis di sistem TI. Proses bisnis akan dikelompokkan dengan conteks
BPM, dan mempermudah kegunaannya dari proses bisnis yang sederhana sampai yang kompleks.
Keuntungan yang didapatkan dari BPM adalah:
Efisiensi dari bisnis proses manual
Transparansi dalam proses bisnis
Adaptasi dalam perubahan situasi bisnis
Gambar 2 berikut memperlihatkan ilustrasi kolaborasi dalam Business Process Management (BPM).
Gambar 2. Ilustrasi Kolaborasi Dalam Business Process Management
Business Activity Monitoring (BAM)
Selain menciptakan ruang komunikasi antar aplikasi, SOA juga memiliki fitur Monitoring, Business
Activity Monitoring (BAM). Melalui BAM, proses bisnis, transaksi dan services dapat di monitor apabila
timbul event atau kejadian, Business Risk, Problem Root Cause, atau bila terjadi keterlambatan atau
kegagalan dalam aktivitas yang dijalankan di atas SOA.
BAM memberikan data service dan transaksi untuk memungkinkan para user dan pengambil keputusan
di level corporate untuk mengawasi aktifitas service dan transaksi terkait proses bisnis. BAM
memberikan data secara real-time untuk indikator performa bisnis dengan mengintegrasikan lingkungan
IT dengan mekanisme yang standard, seperti Web Services, messaging (JMS, Oracle AQ, IBM MQ, Sonic
MQ, Tipco), database, XML data sources, flat files dan JCA adapters. Berikut ilustrasi BAM dalam bentuk
diagram.
Gambar 3. Ilustrasi Business Activity Monitoring (BAM)
Informasi dan aktifitas yang di olah oleh BAM ini juga memungkinkan dan bermanfaat dalam
perusahaan melayani internal dan juga eksternal, yang akan memberikan business value bagi
perusahaan. Adapun diantara keuntungan dari BAM adalah:
Percepatan pembuatan produk atau jasa baru ke pasar/pelanggan
Meningkatkan pelayanan pelanggan dan dapat mengimplementasi layanan self-service
Mengintegrasikan services dan data serta sistem yang transparan
Memodernisasi infrastruktur untuk meningkatkan hubungan antara aspek bisnis perusahaan
dengan aspek teknologi informasi.
1.1.2. Tren Teknologi Infrastruktur SoftwareTren teknologi yang dibahas pada bagian ini adalah tren infrastruktur cloud dan tren infrastruktur
virtualisasi.
Cloud Computing
Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis
Internet. Cloud adalah metafora dari internet, sebagaimana cloud yang sering digambarkan di diagram
jaringan komputer, cloud dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks
yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi
informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat
Internet tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya.
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing
adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan
tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop,
komputer tablet, notebook, desktop, handheld dan lain-lain. "Cloud Computing adalah suatu konsep
umum yang mencakup Software as a Service (SaaS), Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang
dikenal luas, dengan tujuan umum berupa memanfaatkan akses Internet untuk memberikan kebutuhan
bagi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum yang dapat diakses
melalui internet dimana aplikasi dan data tersimpan di server milik Google. Cloud Computing saat ini
merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing
ini adalah iCloud
Saat ini ada banyak alasan mengapa Cloud Computing infrastruktur sedang menjadi tren teknologi saat
ini, adapun beberapa alasan tersebut adalah:
Biaya
Cloud Computing secara signifikan menurunkan biaya investasi. Menggunakan Cloud Computing,
terutama di Windows platform, dapat dimulai dari invest minimum dan berkembang sesuai dengan
kebutuhan ditambah lagi user hanya membayar sesuai dengan apa yang dipergunakan.
Efektif
Mengapa Cloud paling efektif? hal ini dimungkinkan karena user benar-benar mengakses ke server
yang berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhannya sehingga mengurangi pemborosan resources
yang biasanya sering terjadi.
Memiliki scalability yang luas.
Cloud Computing menyediakan solusi kepada pelanggan melalui infrastruktur komersial serbaguna,
handal, dan juga sangat mudah ditangani. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk mengontrol
resources dari cloud computing yang digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Ini terdiri
dari hal-hal seperti kapasitas space hard drive, memori, processor dan lain-lain. User dapat dengan
mudah untuk mengurangi atau meningkatkan kebutuhannya terhadap resource tersebut tanpa
perlu melakukan install ulang di system yang baru.
Keandalan
Dalam sisi keandalan cloud computing memiliki sifat keandalan yang tinggi antara lain seperti
otomatis fail-over, cluster teknologi, Network Load Balance Teknologi dan lain-lain.
Mudah Setup dan Aksesibilitas
Cloud Computing sangatlah udah untuk di implementasikan. Sehingga memungkinkan user untuk
mengakses resources secara on-line dengan cepat. Mesin akan siap untuk digunakan hanya dalam
beberapa saat setelah perjanjian kerjasama dikonfirmasi dari perusahaan penyedia jasa Cloud
Computing. Pembatasan serta hak istimewa dapat dengan mudah diterapkan dan dihapus sesuai
dengan kebutuhan user.
Virtualisasi
Virtualisasi pertama kali dikembangkan pada tahun 1960-an untuk melakukan partisi hardware
mainframe besar, untuk penggunaan hardware yang lebih baik. Saat ini, komputer yang berjalan
menggunakan arsitektur x86 dihadapkan dengan masalah yang sama dari ‘kekakuan’ dan utilisasi rendah
pada mainframe pada tahun 1960an.
Virtualisasi adalah metode untuk menjalankan beberapa sistem operasi virtual independen pada sebuah
komputer fisik. Ini adalah cara untuk memaksimalkan sumber daya fisik dalam memaksimalkan investasi
pada hardware. Hukum Moore telah secara akurat memprediksi pertumbuhan eksponensial kekuatan
komputasi dan kebutuhan perangkat keras untuk menyelesaikan tugas-tugas komputasi yang sama.
Bahkan saat ini terbukti untuk mengubah server 1U dapat dilakukan dengan sangat murah dari dual-
socket dual-core prosesor menjadi delapan atau bahkan 16 virtual server yang menjalankan 16 sistem
operasi virtual.
Dengan menerapkan virtualisasi pada infrastruktur TI, dapat diperoleh peningkatan efisiensi, utilisasi,
dan fleksibilitas dari aset yang telah dimiliki. Penerapan virtualisasi ini dapat mengurangi sebagian
pekerjaan IT administrator dari tugas-tugas administrasi mengatur server, untuk kemudian dialihkan
pada pekerjaan pengembangan dan inovasi.
Sebuah riset mengungkap bahwa sekitar 70% dari anggaran IT pada infrastruktur yang tidak ter-
virtualisasi dihabiskan untuk pemeliharaan infrastrukturnya dibandingkan untuk pengembangan sumber
daya manusianya.
Adapun empat alasan utama mengapa kita harus memulai menggunakan software virtualisasi, terlepas
dari perlunya pula kajian kelayakan finansial, adalah:
Mendapatkan lebih dari sumber daya yang sekarang sudah ada
Mengumpulkan infrastruktur yang menggunakan sumber daya sejenis dan mematahkan persepsi
model “satu server untuk satu satu aplikasi” dengan mengkonsolidasi server-server yang ada.
Mengurangi biaya data center karena adanya pengurangan infrastruktur fisikal dan meningkatkan
kinerja server sampai ke tingkat administrator
Lebih sedikit server fisik dan menyangkut dengan hardware IT berarti mengurangi biaya sewa data
center dan mengurangi punggunaan listrik dan juga pendingin. Tools manajemen server yang lebih
baik dapat meningkatkan kinerja anggota anda dalam mengelola infrastruktur.
Meningkatkan kehandalan dari hardware dan juga aplikasi untuk meningkatkan kontinuitas bisnis
Dengan aman mem-backup dan dan memindahkan seluruh server tanpa ada interupsi dari sisi
services yang ada di dalam server tersebut. Mengurangi downtime yang sudah terencana, dan juga
server bisa kembali menyala jika terjadi kerusakan yang tidak direncanakan.
Mendapatkan cara pengelolaan yang fleksibel
Memberikan respon lebih baik terhadap perubahan pasar dengan manajemen sumber daya yang
dinamis, pengawasan server yang lebih cepat dan mempercepat pengelolaan aplikasi dan juga
desktop.
Sebuah infrastruktur virtual memungkinkan Anda melakukan sharing terhadap sumber daya fisik Anda
dari beberapa mesin di seluruh infrastruktur Anda. Sebuah virtual machine memungkinkan Anda berbagi
sumber daya dari komputer fisik tunggal di mesin virtual untuk efisiensi maksimum. Sumber daya dibagi
pada beberapa mesin virtual dan aplikasi. Kebutuhan bisnis Anda adalah kekuatan pendorong di
belakang pemetaan dinamis sumber daya fisik infrastruktur Anda sampai aplikasi-bahkan sebagai
kebutuhan tersebut berkembang dan berubah. Dengan melakukan agregasi server x86 Anda bersama
dengan jaringan dan penyimpanan ke dalam pool terpadu dari sumber daya TI yang dapat dimanfaatkan
oleh aplikasi yang kapan dan di mana mereka dibutuhkan. Optimalisasi sumber daya ini mendorong
fleksibilitas yang lebih besar dalam organisasi dan mengakibatkan biaya yang lebih rendah untuk biaya
operasional.
1.1.3. Tren Teknologi Infrastruktur HardwareTren server dan storage saat ini mengusung konsep service-oriented, di mana kekuatan pemrosesan
komputer dianggap sebagai utilitas yang hanya dibayar oleh klien jika diperlukan atau digunakan.
Penciptaan sebuah versi virtual (dalam arti harafiah ‘bukan sebenarnya’), suatu entitas seperti sistem
operasi, server, perangkat penyimpanan yang dikenal dengan sistem virtualisasi menjadi tren teknologi
informasi saat ini. Virtualisasi sistem operasi adalah penggunaan perangkat lunak untuk memungkinkan
satu perangkat keras untuk menjalankan beberapa sistem operasi pada saat yang sama. Teknologi ini
dimulai pada mainframe beberapa dekade yang lalu agar administrator dapat menghindari pemborosan
daya proses mahal atau dengan kata lain meningkatkan efisiensi. Berikut adalah beberapa bentuk dari
implementasi teknologi virtualisasi.
Konsolidasi, mengandung pengertian sentralisasi dan standardisasi dari semua perangkat yang ada
sehingga menghasilkan suatu jaringan yang cerdas.
Virtualisasi, mengatur sumber daya agar lebih efisien dan menjadi independen dari infrastruktur
fisik.
Otomatisasi, melakukan provisioning yang dinamis dan manajemen informasi untuk mencapai
ketahanan bisnis.
Gambar 4. Ilustrasi Mengenai Virtualisasi
Berikut adalah penjelasan mengenai teknologi visrtualisasi dalam hal storage/penyimpanan dan server:
Virtualisasi penyimpanan adalah penggabungan penyimpanan fisik dari jaringan beberapa
perangkat penyimpanan kedalam apa yang tampaknya menjadi satu perangkat penyimpanan yang
dikelola oleh konsol pusat Penyimpanan virtualisasi yang umumdigunakan di storage area
networks (SAN).
Virtualisasi server (Server virtualization) adalah penyembunyian sumber daya server (termasuk
jumlah dan identitas individu server fisik, prosesor, dan sistem operasi) dari server pengguna.
Tujuannya adalah untuk menghindarkan pengguna dari keharusan untuk memahami dan mengatur
rincian rumit sumber daya server dengan tetap memungkinkan resource sharing untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan memelihara kapasitas untuk expansion.
1.1.4. Tren Teknologi Infrastruktur Network…Dengan menggunakan konsep SONA (Service Oriented Netwok Architecture),yaitu sebuah open Framework untuk sebuah Infrastruktur jaringan yang berbasis pada services. Sebuah Topologi jaringan yang berbasis SONA adalah sebuah jaringan yang menyelaraskan antara bisnis strategi dan investasi IT. Sebagai tulang punggung dari sebuah proses bisnis maka IT Network menjadi sesuatu yang kritikal. SONA (Service Oriented Network Architecture) merupakan sebuah pendekatan di bidang architecture jaringan yang dikeluarkan oleh Cisco System. SONA memberikan panduan, praktik terbaik, dan cetak biru untuk menyelaraskan layanan jaringan dan aplikasi untuk menunjang bisnis.
1.1.5. Tren Best Practice Tata Kelola ITBanyak sekali framework atau standar yang dapat digunakan atau diadopsi untuk mengimplementasikan
IT Governance, baik itu standar atau framework IT maupun non-IT. Berdasarkan hasil penelitian IT
Governance Institute (ITGI), berikut ini adalah daftar framework yang paling banyak diacu (5 besar)
dalam penerapan IT Governance tahun 2011:
IT Infrastructure Library dan ISO 20000
ISO 17799, ISO 27000, Information Security Framework
Six Sigma
Control Objective of Information and related Technology (COBIT)
Project Management Book Of Knowledge (PMBOK)
Gambar 5 berikut memperlihatkan hasil penelitian yang dimaksud.
Gambar 5. IT Governance Framework
Dari framework dan standar di atas, unit fungsional pengelola teknologi informasi dan komunkasi KSEI
telah mengimplementasikan ITIL dan COBIT. ITIL dan COBIT yang diimplementasikan di KSEI, telah
memiliki ukuran kematangan, rekomendasi dan tindak lanjut dalam implementasinya. Oleh karena itu,
kedua framework tersebut dapat dijadikan landasan dalam membangun tata kelola teknologi informasi,
termasuk proses, organisasi, kebijakan dan prosedur di lingkungan KSEI. Sebagai tambahan aspek
keamanan, ISO 27000 menjadi bagian dari acuan untuk memastikan bahwa Information Security juga
termasuk ke dalam ruang lingkup tata kelola teknologi informasi KSEI.
Pada ilustrasi Gambar 6 di bawah ini diilustrasikan ruang lingkup dari best practices dalam penyusunan
Tata Kelola IT. Dapat dilihat bahwa COBIT memiliki cakupan yang luas, sementara detilnya tidak terlalu
dalam. Sementara ISO 9000 dan ISO 27000 secara spesifik mengatur area Quality Management dan
Information Security Management secara mendalam. Di lain pihak, untuk kebutuhan operasional IT,
sebaiknya mengacu ke ITIL yang dapat memberikan referensi mengenai “How To”.
Gambar 6. Ruang Lingkup IT Governance Best Practice Framework / Standard
1.1.6. Tren Teknologi Data CenterPerancangan data center berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian didefinisikan berbagai
perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi bersamaan dengan perencanaan
infrastruktur data center yang lain. Ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tiernya
menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center
menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association).
Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, seperti yang tercantum dalam TIA harus
diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut:
Availability
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-
menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya
suatu kerusakan yangberarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati
zero-failure untuk seluruh komponennya.
Scalability dan flexibility
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika
adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang
cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.
Security
Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem
keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-
fisik.
Tabel 1 berikut memperlihatkan spesifikasi setiap tier pada standar TIA 942 mengenai data center.
Tabel 1. Spesifikasi Detil Setiap Tier Pada Standar Data Center
PARAMETER TIER I - BASIC
TIER II - REDUNDANT COMPONENTS
TIER III - CONCURRENTLY MAINTAINABLE
TIER IV - FAULT TOLERANT
Tingkat availabilitas
99671% 99741% 99982% 99995%
Sifat terhadap gangguan (terencana atau tidak)
Rentan Agak Rentan Tidak rentan terhadap gangguan terencana (karena sudah ada skenario penanggulangan), namun masih rentan terhadap gangguan tidak terencana
Tidak Rentan
Keadaan power dan cooling distribution
Single path with no redundancy
Single path with redundant component (N+1)
Multiple power and cooling distribution path tetapi hanya satu path yang aktif, termasuk komponen yang redundant (N+1)
Multiple active power and cooling distribution path termasuk komponen yang redundant 2(N+1)
Ketersediaan raised floor, UPS, generator
Bisa ada maupun tidak
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Harus punya raised floor, UPS dan generator
Waktu implementasi
3 bulan 3-6 bulan 15-20 bulan 15-20 bulan
Downtime tahunan
28.8 jam 22.0 jam 1.6 jam 0.4 jam
Cara untuk melakukan maintenance preventif
Harus di shutdown keseluruhan
Hanya untuk power path dan beberapa bagian lain dari infrastruktur yang memerlukan proses shutdown
Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup untuk menampung beban yang dipunyai sistem utama ketika sistem tersebut di maintenance
Skala data center yang cocok dibangun
Kecil Sedang Besar (skala enterprise) Besar (skala enterprise)