analisis unjuk kerja routing protokol spray and … · addition of the time-to-live (ttl), increase...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT
DI JARINGAN OPPORTUNISTIC
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika
oleh :
Maria Irmgrad Ratu
125314027
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERFORMANCE ANALYSIS OF THE ROUTING PROTOCOL SPRAY
AND WAIT IN OPPORTUNISTIC NETWORKS
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana
Komputer Degree in Informatics Engineering Department
By:
Maria Irmgrad Ratu
125314027
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT
DI JARINGAN OPPORTUNISTIC
Oleh
Maria Irmgrad Ratu
125314027
Telah disetujui oleh:
Pembimbing,
Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D Tanggal, 19 September 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
SKRIPSI
ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT
DI JARINGAN OPPORTUNISTIC
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
MARIA IRMGRAD RATU
NIM: 125314027
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
Pada tanggal, 26 Agustus 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Yogyakarta, Agustus 2016
Yogyakarta, 19 September 2016
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. ……………….
Sekretaris : Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ……………….
Anggota : Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. ……………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“If God answers your prayer, He is increasing your faith. If He delays, He is
increasing your patience. If He does not answer your prayer, He is preparing the
best for you.”
St. Theresa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN LEMBAR KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Agustus 2016
Penulis
Maria Irmgrad Ratu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Irmgrad Ratu
NIM : 125314027
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
ANALISIS UNJUK KERJA ROUTING PROTOKOL SPRAY AND WAIT
DI JARINGAN OPPORTUNISTIC
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 25 Agustus 2016
Penulis
Maria Irmgrad Ratu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Opportunistic Network (OppNet) merupakan jaringan wireless yang tidak
membutuhkan infrastruktur dalam pembentukannya. Pada Opportunistic Network
tidak menjamin adanya jalur antara source dan destination setiap saat dikarenakan
node selalu bergerak dan terus berpindah (mobile).
Pada penelitian ini penulis melakukan pengujian terhadap Routing Protokol
Epidemc dan Routing Protokol Spray And Wait dengan menggunakan
ONEsimulator. Parameter yang digunakan adalah Delivery Probability, Overhead
Ratio, Average Latency, Buffer Occupancy, dan Messages Drop. Skenario yang
digunakan pada setiap pengujian adalah luas area yang tetap dengan penambahan
jumlah node, penambahan ukuran buffer, penambahan Time-To-Live (TTL),
penambahan jumlah copy message (L Copy), dan penambahan jumlah node dan
jumlah copy (30%).
Pengujian menunjukkan Protokol Routing Epidemic mengalami peningkatan
pada Delivery Probability dan Average Latency yang baik, hal itu dikarenakan
Epidemic selalu memberikan copy message setiap kali bertemu dengan relay node
tanpa mempedulikan resources. Sedangkan Protokol Routing Spray and Wait
bagus pada Overhead Ratio, hal itu dikarenakan Spray and Wait membatasi
jumlah copy message yang diberikan kepada relay node untuk mengurangi cost
pada Routing Epidemic. Tetapi Latency pada Spray and Wait menjadi sangat
tinggi dibandingkan dengan Epidemic, hal itu dikarenakan Spray And Wait
membatasi jumlah copy dan ada fase Wait.
Kata Kunci: Opportunistic Network, Epidemic, Spray and Wait, Delivery
Probability, Overhead Ratio, Average Latency,Buffer Occupancy, Drop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Opportunistic Network (OppNet) is a wireless network that does not need
any infrastructure in the formation. Opportunistic Network can not guarantee a
path between the source and the destination because the node always and keep
moving (mobile).
In this research, the researcher tested the Epidemic Routing Protocols and
Spray And Wait Routing Protocol using ONEsimulator. The parameters used are
Delivery Probability, Overhead Ratio, Average Latency, Buffer Occupancy, and
Number of Drop Messages. The scenarios used in each test is the width of the
remain area with the increase number of nodes, increase of the buffer size, the
addition of the Time-To-Live (TTL), increase number of copy message (L Copy),
and the increase number of nodes and copies (30%).
Epidemic Routing Protocols Tests showed the good improvement of
Delivery Probability and Latency Average Probability, because Epidemic Routing
Protocol always provides copy messages whenever it met a relay node without
regarding the resources. While Spray and Wait Routing Protocols shows a good
result on the Overhead Ratio, because Spray and Wait limit the number of copy
message given to a relay node to reduce cost on the Epidemic Routing. However
the Latency on Spray and Wait become very high than the Epidemic, which is
caused by the Spray and Wait that limit the number of copies and the Wait phase
availability.
Keywords: Opportunistic Network, Epidemic, Spray and Wait, Delivery
Probability, Overhead Ratio, Average Latency, Buffer Occupancy, Messages
Drop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis Unjuk
Kerja Routing Protokol Spray and Wait di Jaringan Opportunistic”. Tugas akhir
ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai syarat akademik untuk
memperoleh gelar sarjana komputer program studi Teknik Informatika
Universitas Santa Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis baik selama penelitian maupun saat
mengerjakan tugas akhir ini. Uacapan terima kasih sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani dalam proses tugas akhir.
2. Orang tua, Bapak Daniel Ratu dan Ibu Karolina Martha Ratu-Bureni, K
Yuli, K Marlin, K Tris, Anton, Inna, K Erny, Sefrit dan Cindy, yang telah
memberikan dukungan baik spiritual maupun material.
3. Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing tugas
akhir, atas kesabaran dalam membimbing, memberikan semangat, waktu,
dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
4. Puspaningtyas Sanjoyo Adi S.T., M.Kom. selaku dosen Pembimbing
Akademik, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
5. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
6. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
7. Seluruh dosen Teknik Informatika atas ilmu yang telah diberikan semasa
kuliah dan semangat membantu penulis dalam mengerjakan tugas akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Mas Danang selaku laboran Laboratorium Jaringan Komputer Teknik
Informatika, atas bantuannya menyediakan tempat untuk mengerjakan tugas
akhir.
9. Teman seperjuangan Opportunistic Network (Hilary “Iing”, Ricky, Aldy,
Parta, Blasius), teman-teman Teknik Informatika kelas A, teman-teman
Jaringan Komputer angkatan 2012, terima kasih atas dukungan, doa dan
semangat yang diberikan.
10. Sahabat Unny dan Noberth yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
untuk penulis.
11. Teman-teman kost Putri Aulia (Tere, Elvira, Wiwi, Tesa, Visky, Gerly, Dea,
Best, Titis) atas dukungan yang diberikan kepada penulis.
12. Partner dan teman terbaik, Thomas Aquino Ceunfin, atas dukungan,
semangat, motivasi, waktu, doa dan kesabaran yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan tugas
akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk hasil yang lebih baik di masa
mendatang.
Penulis,
Maria Irmgrad Ratu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
A THESIS ............................................................................................................... ii
SKRIPSI ................................................................................................................. iii
SKRIPSI ................................................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN LEMBAR KEASLIAN KARYA ............................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Metodologi Penelitian .............................................................................. 4
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
2.1 Jaringan Nirkabel (Wireless) .................................................................... 7
2.2 Mobile Ad Hoc Nerwork (MANET) ........................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.3 Jaringan Opportunistic (OppNet) ............................................................. 8
2.3.1 Karakteristik jaringan Opportunistic ................................................. 9
2.3.2 Aplikasi Jaringan Opportunistic ...................................................... 10
2.3.3 Protokol Routing ............................................................................. 11
2.4 Epidemic Routing ................................................................................... 12
2.5 Spray and Wait Routing Protocol ........................................................... 14
2.5.1 Fase Spray ....................................................................................... 16
2.5.2 Fase Wait ......................................................................................... 16
2.6 Direct Delivery Router ........................................................................... 19
2.7 ONEsimulator ......................................................................................... 21
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ............................................................... 22
3.1 Skenario Spray and Wait ........................................................................ 22
3.1.1 Random Waypoint .......................................................................... 23
3.1.2 Working Day Movement Model (WDM) ........................................ 24
3.2 Parameter Unjuk Kerja ........................................................................... 28
3.2.1 Delivery Probability ........................................................................ 29
3.2.2 Overhead Ratio................................................................................ 29
3.2.3 Average Latency ............................................................................. 30
3.2.4 Buffer Occupancy ........................................................................... 30
3.2.5 Messages Dropped .......................................................................... 31
3.3 Topologi Jaringan ................................................................................... 31
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ............................................................. 32
4.1 Random Waypoint .................................................................................. 32
4.1.1 Penambahan Jumlah Node (Density) .............................................. 32
4.1.2 Penambahan Ukuran Buffer ............................................................ 38
4.1.3 Penambahan Time To Live (TTL) .................................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2 Working Day Movement Model ............................................................ 50
4.2.1 Penambahan Node (Density)........................................................... 50
4.2.2 Penambahan Ukuran Buffer ............................................................ 56
4.2.3 Penambahan Time To Live (TTL) .................................................. 61
4.3 Penambahan Copy Messages “L Copies” .............................................. 66
4.3.1 Delivery Probability ........................................................................ 66
4.3.2 Overhead Ratio................................................................................ 67
4.3.3 Average Latency ............................................................................. 68
4.3.3 Dropped Message ............................................................................ 69
4.4 Penambahan Node(density) dan Penambahan jumlah L Copies ............ 72
4.4.1 Delivery Probability ........................................................................ 72
4.4.2 Overhead Ratio................................................................................ 73
4.4.3 Average Latency ............................................................................. 74
4.4.4 Dropped Message ............................................................................ 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 78
a. Kesimpulan ............................................................................................. 78
b. Saran ....................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79
LAMPIRAN .......................................................................................................... 81
1. Default Setting ........................................................................................ 81
2. Default Seeting Menggunakan Pergerakan Random Waypoint ............. 83
3. Default Setting Menggunakan Pergerakan Working Day ...................... 92
4. Listing Program Epidemic .................................................................... 101
5. Listing Program Spray And Wait ......................................................... 102
6. Listing Program Direct Delivery .......................................................... 105
7. Listing Program Average Buffer Occupancy ....................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Parameter Utama ONEsimulator (Parameter yang tidak di ubah) ........ 28
Tabel 3.2 Tabel simulasi skenario Penambahan Jumlah Node (Density) ............. 28
Tabel 3.3 Tabel simulasi skenario Penambahan Ukuran Buffer ........................... 28
Tabel 3. 4 Tabel simulasi skenario Penambahan Time To Live (TTL) ................. 28
Tabel 3.5 Tabel simulasi skenario Penambahan Jumlah Copy message (L-copies)
pada protokol Spray and Wait ............................................................................... 29
Tabel 3.6 Tabel simulasi skenario Penambahan jumlah message (L-copies) 30%
dari jumlah node .................................................................................................... 29
Tabel 4.1 Hasil pengujian Delivery Probability Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
random waypoint ................................................................................................... 32
Tabel 4.2 Hasil pengujian Overhead Ratio Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
random waypoint ................................................................................................... 32
Tabel 4.3 Hasil pengujian Average Latency Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
random waypoint ................................................................................................... 32
Tabel 4.4 Hasil pengujian Messages Dropped Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
random waypoint ................................................................................................... 33
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Delivery Probability Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan random waypoint ................ 38
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan random waypoint ................ 38
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Average LAtency Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan random waypoint ................ 38
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Message Dropped Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan random waypoint ................ 39
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Delivery Probability Penambahan Time To Live pada
Protokol Epidemic dan Spray and Wait ................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Time To Live pada
Protokol Epidemic dan Spray and Wait ................................................................ 44
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Average Latency Penambahan Time To Live pada
Protokol Epidemic dan Spray and Wait ................................................................ 44
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Messages Dropped Penambahan Time To Live pada
Protokol Epidemic dan Spray and Wait ................................................................ 45
Tabel 4.13 Hasil pengujian Delivery Probability Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
working day ........................................................................................................... 50
Tabel 4.14 Hasil pengujian Overhead Ratio Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
Working Day ......................................................................................................... 50
Tabel 4.15 Hasil pengujian Average Latency Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
Working Day ......................................................................................................... 50
Tabel 4.16 Hasil pengujian Messages Dropped Penambahan Jumlah Node pada
protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery menggunakan Pergerakan
Working Day ......................................................................................................... 51
Tabel 4.17 Pengujian Delivery Probability Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan Working Day ...................... 56
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan Working Day ...................... 56
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Average Latency Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan working day ........................ 56
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Messages Dropped Penambahan Ukuran Buffer Pada
protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan working day ........................ 57
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Delivery Probability Penambahan Time To Live Pada
Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and Wait menggunakan
Pergerakan working day ........................................................................................ 61
Tabel 4.22 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Time To Live Pada
Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and Wait menggunakan
Pergerakan working day ........................................................................................ 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.23 Hasil Pengujian Average Latcency Penambahan Time To Live Pada
Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and Wait menggunakan
Pergerakan working day ........................................................................................ 61
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Messages Dropped Penambahan Time To Live Pada
Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and Wait menggunakan
Pergerakan working day ........................................................................................ 62
Tabel 4.25 Hasil pengujian Delivery Probability dengan Penambahan copy
messages pada protokol Spray and Wait. .............................................................. 66
Tabel 4.26 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan Copy Messages
pada protokol Spray and Wait. .............................................................................. 67
Tabel 4.27 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan copy messages
pada protokol Spray and Wait dan Epidemic. ....................................................... 68
Tabel 4.28 Hasil pengujian Messages Dropped dengan Penambahan copy message
pada protokol Spray and Wait. .............................................................................. 69
Tabel 4.29 Hasil pengujian Delivery Probability dengan Penambahan jumlah node
dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait. .............. 72
Tabel 4.30 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan jumlah node dan
penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait. ..................... 73
Tabel 4.31 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan jumlah node
dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait ............... 74
Tabel 4.32 Hasil pengujian Dropped Message dengan Penambahan jumlah node
dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait ............... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Metode Store-carry-Forward pada jaringan Opportunistic ................. 9
Gambar 2.2 Bundle Layer ....................................................................................... 9
Gambar 2.3 Ilustrasi Routing Protokol Epidemic ................................................. 13
Gambar 2.4 Contoh Intermittenly Connected Mobile Networks (ICMN) ............ 15
Gambar 2.5 Strategi Routing Protokol Spray and Wait ........................................ 17
Gambar 2.6 Binary Spray and Wait ...................................................................... 18
Gambar 2.7 Ilustrasi Protokol Routing Direct Delivery ....................................... 20
Gambar 3.1 protokol Spray and Wait ................................................................... 23
Gambar 3.2 Random Waypoint ............................................................................ 23
Gambar 3.3 Working Day ..................................................................................... 25
Gambar 3.4 Screenshoot jaringan Opportunistic .................................................. 31
Gambar 4.1 Dampak Penambahan Jumlah Node Terhadap Routing Protokol
Epidemic, Spray and Wait dan Delivery Probability ............................................ 34
Gambar 4.2 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 25 menggunakan Pergerakan random waypoint. ............................ 36
Gambar 4.3 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 50 menggunakan Pergerakan Random Waypoint. .......................... 36
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 75 menggunakan Pergerakan Random Waypoint. .......................... 37
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 100 menggunakan Pergerakan Random Waypoint. ........................ 37
Gambar 4.6 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 125 menggunakan Pergerakan Random Waypoint. ........................ 37
Gambar 4.7 Dampak Penambahan Ukuran Jumlah Buffer Terhadap Protokol
Epidemic dan Spray and Wait. .............................................................................. 40
Gambar 4.8 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Ukuran Buffer
5MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint ............................................. 41
Gambar 4.9 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
10MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint. .......................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 4.10 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
15MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint. .......................................... 42
Gambar 4.11 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
20MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint .......................................... 42
Gambar 4.12 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
25MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint ........................................... 43
Gambar 4.13 Dampak Penambahan Time To Live pada Protokol Epidemic dan
Spray and Wait ...................................................................................................... 46
Gambar 4.14 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 360 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint ......................... 47
Gambar 4.15 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 720 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint ......................... 48
Gambar 4.16 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 1080 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint ....................... 48
Gambar 4.17 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 1440 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint ....................... 48
Gambar 4.18 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 1880 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint ....................... 49
Gambar 4.19 Dampak Penambahan Jumlah Node Terhadap Routing Protokol
Epidemic, Spray and Wait dan Delivery Probability ............................................ 52
Gambar 4.20 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 25 menggunakan Pergerakan Working Day ................................................ 54
Gambar 4.21 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 50 menggunakan Pergerakan Working Day ................................................ 54
Gambar 4.22 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 75 menggunakan Pergerakan Working Day ................................................ 54
Gambar 4.23 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 100 menggunakan Pergerakan Working Day .............................................. 55
Gambar 4.24 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 125 menggunakan Pergerakan Working Day .............................................. 55
Gambar 4.25 Dampak Penambahan Ukuran Jumlah Buffer Terhadap Protokol
Epidemic dan Spray and Wait ............................................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Gambar 4.26 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 5 MB menggunakan Pergerakan Working Day ......................................... 59
Gambar 4.27 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 10 MB menggunakan Pergerakan Working Day ....................................... 59
Gambar 4.28 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 15 MB menggunakan Pergerakan Working Day ....................................... 59
Gambar 4.29 Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran Buffer 20
MB menggunakan Pergerakan Working Day ....................................................... 60
Gambar 4.30 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 25 MB menggunakan Pergerakan Working Day ....................................... 60
Gambar 4.31 Dampak Penambahan Time To Live pada Protokol Epidemic dan
Spray and Wait ...................................................................................................... 63
Gambar 4.32 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 360 minutes menggunakan Pergerakan Working Day ............................ 64
Gambar 4.33 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 720 minutes menggunakan Pergerakan Working Day ............................ 64
Gambar 4.34 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 1080 minutes menggunakan Pergerakan working day ............................ 65
Gambar 4.35 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live menggunakan Pergerakan working day .................................................. 65
Gambar 4.36 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 1880 minutes menggunakan Pergerakan working day ............................ 65
Gambar 4.37 Hasil Delivery Probability Rotuing Protokol Spray and Wait
menggunakan Pergerakan random waypoint dan working day ............................ 66
Gambar 4.38 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan Copy
Messages pada protokol Spray and Wait .............................................................. 67
Gambar 4.39 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan copy
messages pada protokol Spray and Wait dan Epidemic ........................................ 68
Gambar 4.40 Hasil pengujian Messages Dropped dengan Penambahan copy
message pada protokol Spray and Wait ................................................................ 69
Gambar 4.41 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan Penambahan 5
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar 4.42 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan Penambahan 7
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 70
Gambar 4.43 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan Penambahan 9
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 71
Gambar 4.44 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan Penambahan 11
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 71
Gambar 4.45 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan copy message
pada protokol Spray and Wait ............................................................................... 71
Gambar 4.46 Hasil pengujian Delivery Probability dengan Penambahan jumlah
node dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait....... 72
Gambar 4.47 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan jumlah node
dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait ............... 73
Gambar 4.48 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan jumlah node
dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait ............... 74
Gambar 4.49 Hasil pengujian Dropped Message dengan Penambahan jumlah node
dan penambahan jumlah copy message pada protokol Spray and Wait ............... 75
Gambar 4.50 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 25 Node dan 7
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 76
Gambar 4.51 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 50 Node dan 15
copy message pada protokol Spray and Wait. ...................................................... 76
Gambar 4.52 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 75 Node dan 22
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 76
Gambar 4.53 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 100 Node dan 30
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 77
Gambar 4.54 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 125 Node dan 37
copy message pada protokol Spray and Wait ....................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecepatan perkembangan jaringan saat ini menjadi salah satu hal
yang sangat penting dalam dunia. Namun dengan suksesnya jaringan sebagai
penyedia informasi tidak jauh dari kendala yang dapat diatasi dengan
memanfaatkan Jaringan Opportunistic.
Perkembangan jaringan terdiri dari dua jenis jaringan, pertama
jaringan yang dikembangkan jaringan kabel (wired) dan yang kedua jaringan
nirkabel (wireless) dimana jaringan nirkabel menggunakan udara sebagai
perantara untuk pertukaran informasi. Topologi jaringan nirkabel terdiri dari
dua bagian yaitu topologi jaringan nirkabel yang menggunakan infrastruktur
(Based-Network) dan topologi jaringan tanpa memerlukan infrastruktur atau
dalam penggunaannya tanpa membangun infrastruktur (not Based-Network)
yang disebut dengan Mobile Ad Hoc Network (MANET). MANET adalah
sebuah konsep komunikasi yang tidak memerlukan infrastruktur dan
menggunakan multi-hop wireless communication (komputer, tablet, laptop,
hp). Tetapi MANET selalu tersedia end-to-end path antara source dan
destination.
Pada jaringan MANET setiap node dalam jaringan dapat bertindak
sebagai penyedia router (relay) untuk penghubung dengan node yang lain,
sehingga semua node pada jaringan bertanggungjawab dalam proses
komunikasi dan transportasi data [1]. Jaringan MANET bersifat sementara
sehingga tidak memerlukan instalasi seperti pada jaringan berbasis
infrastruktur. Beberapa contoh penerapan MANET antara lain pembangunan
pusat-pusat komunikasi di daerah bencana alam yang mengalami kerusakan
prasarana jaringan komunikasi fisik, sarana koneksi internet pada booth
suatu event yang tidak dimungkinkan untuk membangun jaringan kabel atau
ketersediaan layanan jaringan [2]. Inteferensi pada MANET sangat besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
hal itu disebabkan karena pergerakan node di MANET yang tidak dapat
diprediksi dan topologi jaringan yang berubah begitu cepat.
Pada routing protokol di MANET yang dimaksudkan dengan cost
adalah biaya untuk membawa paket sampai di destination. Cost di MANET
diasumsikan dengan banyaknya buffer yang dipakai dan banyaknya control
paket yang dibutuhkan. Cost berhubungan dengan dua hal, cost yang
pertama berhubungan dengan buffer atau storage dan cost yang kedua
adalah power atau baterai. Fungsi utama routing pada MANET adalah
mencari jalur dari source ke destination. Tantangan pada MANET adalah
link terputus karena node yang sering berpindah-pindah, paket lost
dikarenakan transmisi error, bandwidth yang terbatas dan perubahan
topologi jaringan yang terjadi secara dinamis.
Jaringan yang dibangun tanpa menggunakan infrastruktur yang
kedua adalah jaringan Opportunistic. Jaringan Opportunistic dirancang
untuk digunakan pada situasi yang ekstrim dan tidak membutuhkan
pengiriman yang cepat, dimana koneksi pada Jaringan Opportunistic tidak
tersedia secara terus-menerus. Jaringan Opportunistic telah dikembangkan
pada berbagai kebutuhan seperti pemantauan binatang di alam bebas
(ZebraNet), transportasi (vehicular network), akses Internet pedesaan
(village network), komunikasi antar manusia (mobile social network) dan
penggunaan pada penanganan pada bencana (disaster mitigation networks).
Pada jaringan Opportunistic node memiliki mobilitas yang tinggi,
dimana setiap node menyiapkan buffer yang terbatas, bandwidth yang
terbatas tetapi disisi lain pemilihan routing yang efisien. Routing Spray and
Wait pada jaringan Opportunistic berusaha untuk memperbaiki routing
protokol Epidemic yang berbasis multiple copy tanpa mempedulikan
penggunaan buffer [1]. Ketika menggunakan single copy dimana hanya satu
message yang dapat diteruskan ke node destination. Namun strategi ini
kurang efektif karena mengurangi kinerja jaringan berupa ratio pengiriman
dan semakin meningkatnya delay pada jaringan. Dengan adanya jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Opportunistic, layanan Internet dapat diterapkan untuk area yang memiliki
karakteristik delay yang lama, tingkat loss yang tinggi dan rendahnya tingkat
konektivitas.
Penerapan routing protokol multi-copy untuk meningkatkan kinerja
jaringan dalam hal ini untuk memaksimalkan ratio pengiriman atau delivery
ratio dan meminimalkan delay. Penerapan protokol routing multiple copy
menjadi pilihan karena lebih baik dibandingkan dengan single copy. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis protokol Spray and Wait terhadap
protokol Epidemic. Untuk menganalisis kinerja routing pada jaringan
Opportunistic khususnya pada routing protokol Spray and Wait diukur
dengan menggunakan parameter unjuk kerjayaitu Delivery Probability,
Overhead Ratio, Average Latency, Buffer Occupancy, dan Dropped
Messages.
Hal ini dapat dilihat dengan penambahan jumlah node, penambahan
ukuran buffer, penambahan Time-To-Live (TTL), membatasi jumlah copy
pada Spray And Wait yang sangat berpengaruh pada Delivery Probability,
Overhead Ratio, Average Latency, Buffer Occupancy, dan Dropped
Messages.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang
didapat adalah Analisis Unjuk Kerja Routing Protokol Spray And Wait di
Jaringan Opportunsitic dengan skenario pergerakan yaitu Random Waypoint
dan Working Day.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pelakasanaan tugas akhir ini, masalah dibatasi sebagai berikut :
1. Pengujian Routing Protokol Spray and Wait dibandingkan terhadap
Epidemic
2. Pengujian dilakukan dengan menggunakan ONEsimulator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Parameter unjuk kerja yang digunakan adalah Delivery Probability,
Overhead Ratio, Average Latency, Buffer Occupancy dan Dropped
Messages.
4. Variabel yang digunakan adalah penambahan jumlah node, penambahan
ukuran buffer, penambahan Time-To-Live (TTL), penambahan jumlah
copy messages (L), dan penambahan jumlah Node dan jumlah Copy
message (L Copy).
1.4 Tujuan Penelitian
Tugas akhir ini bertujuan untuk meneliti dan mengetahui Trade-Off
dari routing protkol Spray and Wait terhadap Epidemic yang diukur dengan
parameter unjuk kerja yaitu Delivery Probability, Overhead Ratio, Average
Latency, Buffer Occupancy dan Dropped Messages dan penambahan jumlah
copy message (L).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan pertimbangan dalam
menentukan routing protokol yang lebih baik untuk hubungan komunikasi
pada Oppurtunistic Network.
1.6 Metodologi Penelitian
Adapun metologi penelitian dan langkah-langkah yang digunakan
dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mengumpulkan berbagai macam referensi dan mempelajari teori-teori
yang mendukung penulisan, seperti :
1. Teori jaringan Opportunistic
2. Teori Routing Protokol Spray and Wait terhadap Epidemic
3. Teori tentang Delivery Probability, Overhead Ratio, Average
Latency, Buffer Occupancy dan Dropped Messages.
4. Teori ONEsimulator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5. Tahap-tahap dalam membangun jaringan menggunakan
ONEsimulator.
2. Perancangan
Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut :
1. Penambahan jumlah node(density).
2. Penambahan ukuran buffer.
3. Penambahan Time-To-Live (waktu hidup sebuah message untuk
sampai ke destination).
4. Penambahan jumlah copy message (L)
5. Kecepatan pergerakan node (Random Waypoint, Working Day)
3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data
Simulasi jaringan Opportunistic pada tugas akhir ini menggunakan
ONEsimulator.
4. Analisis data Simulasi
Dalam tahap ini penulis menganalisis hasil pengukuran yang
diperoleh pada proses simulasi. Analisis dihasilkan dengan melakukan
pengamatan dari beberapa kali pengukuran yang menggunakan skenario
simulasi yang berbeda.
5. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan didasarkan pada beberapa parameter unjuk
kerja yang diperoleh pada proses analisis data.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini perlu membagi sistematika
penulisan menjadi 5 bab, yang lebih jelas dapat dilihat dibawah ini :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang yang diambil dari judul Tugas
Akhir “ Analisis Unjuk Kerja Routing Protokol Spray and Wait di Jaringan
Opportunistic”, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian dan sistematika penulisan Tugas Akhir yang menjelaskan
secara garis besar substansi yang diberikan pada masing-masing bab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang pengertian Opportunistic Network (Oppnet),
topologi OppNet, parameter unjuk kerja jaringan pada protokol Spray and
Wait, ONEsimulator dan protokol routing.
BAB III : PERANCANGAN PENELITIAN
Bab ini membahas bagaimana cara perancangan infrastruktur dalam
melakukan penelitian, serta parameter-parameter yang digunakan sebagai
bahan penelitian
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tahap pengujian simulasi dan analisis data hasil simulasi.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian serta saran yang dilakukan
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Nirkabel (Wireless)
Jaringan wireless merupakan media yang menyediakan pertukaran
data menggunakan media udara. Jaringan wireless memiliki trade-off.
Keuntungan dari wireless adalah mobilitas yang tinggi dan dapat digunakan
hingga jaringan berskala besar dalam sebuah perusahaan, sedangkan
kerugiannya adalah adanya interferensi radio oleh cuaca atau bahkan
terhalang oleh gedung-gedung bertingkat, pepohonan atau perbukitan.
Jaringan wireless yang paling populer adalah Wireless Local Area Networks
(WLAN) yang distandarisasi oleh IEEE (Institute of Electrical and
Electronic Engineers). IEEE merupakan sebuah organisasi independen yang
mengatur beberapa standar dalam jaringan lokal dengan menggunakan
media kabel dan jaringan wireless. Topologi jaringan nirkabel dibagi
menjadi dua yaitu topologi nirkabel dengan berbasisi infrastruktur (access
point) dan topologi nirkabel tanpa menggunakan infrasktruktur[1].
2.2 Mobile Ad Hoc Nerwork (MANET)
Jaringan MANET bersifat sementara sehingga tidak memerlukan
instalasi seperti pada jaringan berbasis infrastruktur. Tetapi routing di
MANET menyediakan end-to-end path dari source ke destination. Beberapa
contoh penerapan MANET antara lain pembangunan pusat-pusat
komunikasi di daerah bencana alam yang mengalami kerusakan prasarana
jaringan komunikasi fisik, sarana koneksi internet pada booth suatu event
yang tidak dimungkinkan untuk membangun jaringan kabel atau
ketersediaan layanan jaringan [2]. Inteferensi pada MANET sangat besar,
hal itu disebabkan karena pergerakan node di MANET yang tidak dapat
diprediksi dan topologi jaringan yang berubah begitu cepat.
Pada routing protokol di MANET yang dimaksudkan dengan cost
adalah biaya untuk membawa paket sampai di destination. Cost di MANET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diasumsikan dengan banyaknya buffer yang dipakai dan banyaknya control
paket yang dibutuhkan. Cost berhubungan dengan dua hal, cost yang
pertama berhubungan dengan buffer atau storage dan cost yang kedua
adalah power atau baterai. Fungsi utama routing pada MANET adalah
mencari jalur dari source ke destination. Tantangan pada MANET adalah
link terputus karena node yang sering berpindah-pindah, paket lost
dikarenakan transmisi error, bandwidth yang terbatas dan perubahan
topologi jaringan yang terjadi secara dinamis.
2.3 Jaringan Opportunistic (OppNet)
Jaringan Opportunistic merupakan jaringan nirkabel dimana terjadi
pemutusan dan latency yang tinggi pada tiap-tiap node. Pada Jaringan
Opportunistic tidak ada jalur end-to-end path antara node untuk jangka
waktu yang panjang atau tidak ada jalur yang terbentuk secara langsung dari
source node ke destinaton node. Jaringan Opportunistic dirancang untuk
beroperasi secara efektif pada jarak ekstrim yang ditemui dalam komunikasi
ruang angkasa dan digunakan untuk komunikasi antar planet inter-planetary
network [8] menggunakan gelombang elektromagnetik (kecepatan cahaya).
Dalam Jaringan Opportunistic sebagian besar source node mengirim
messages ke destination tanpa membangun atau membentuk jalur lengkap
end-to-end atau konektivitas antara tiap node. Jalur ada secara kebetulan
atau jalur akan terbentuk secara kebetulan ketika node bertemu sehingga
jalur sangat mudah terputus atau arah jalur dapat berubah setelah jalur
terbentuk. Jaringan Opportunistic tidak menjamin adanya jalur antara source
node dan destination node setiap saat.
Paket di jaringan Opportunistic diasumsikan seperti bundle. Dalam
jaringan Opportunistic proses store-carry-forward dilakukan pada sebuah
layer tambahan yang disebut bundle layer dan data yang tersimpan
sementara disebut bundle. Apabila suatu saat salah satu node yang menjadi
router bermasalah, maka jaringan di Opportunistic tetap dapat bekerja.
messages akan ditahan di node (router) terakhir yang masih berfungsi.
Selanjutnya message tersebut akan diteruskan ke node berikutnya apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
node berikutnya telah berfungsi normal. Jaringan Opportunistic selalu dapat
bekerja pada jaringan yang penuh hambatan. Forwading data dalam jaringan
Opportunistic terjadi jika tidak ada koneksi yang tersedia pada waktu
tertentu maka node source perlu menyimpan dan membawa pesan sampai ke
node berikutnya :
Gambar 2.1 Metode Store-carry-Forward pada jaringan Opportunistic
Metode store-carry-forward memiliki konsekuensi yaitu setiap node
harus memiliki media penyimpanan (storage). Storage akan digunakan
untuk menyimpan messages apabila koneksi dengan node berikutnya belum
tersedia atau terputus.
Gambar 2.2 Bundle Layer
2.3.1 Karakteristik jaringan Opportunistic
Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah :
a. Terjadinya Pemutusan topologi jaringan
Tidak ada koneksi antara node karena terjadi perubahan
topologi jaringan. Hal ini dikarenakan node bergerak secara acak
atau node berpindah secara terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Intermittent Connectivity
Link yang terputus secara terus menerus atau tidak
tersedianya jalur end-to-end antara source dan destination.
c. Latency yang Tinggi
Latency didefinisikan sebagai end-to-enddelay antara node.
Latency tinggi terjadi karena jumlah pemutusan antara node yang
terjadi secara terus menerus.
d. Low Data Rate
Data Rate adalah tingkat yang menggambarkan jumlah
pesan yang disampaikan dibawah jangka waktu tertentu. Low Data
Rate terjadi karena delay yang lama antara transmisi.
e. Sumber Daya Yang Terbatas
Jaringan Opportunistic memiliki kendala pada sumber daya
(Resources). Hal ini membutuhkan desain protokol untuk
mengefesienkan sumber daya. Dengan kata lain, penggunaan node
harus mengkonsumsi sumber daya perangkat keras secara terbatas
seperrti baterai. Selain itu, protokol routing yang baik akan
mempengaruhi sumber dari beberapa node. Sebagai contoh, node
dapat memilih untuk mengalihkan beberapa bundel mereka untuk
disimpan ke node lain untuk membebaskan memori atau untuk
mengurangi biaya transmisi.
2.3.2 Aplikasi Jaringan Opportunistic
Jaringan Opportunistic didesain untuk digunakan pada situasi
yang ekstrim (sesuatu yang tidak membutuhkan pengiriman yang
cepat). Jaringan Opportunistic dapat mengirimkan messages di
jaringan yang memiliki medan yang sulit atau koneksinya tidak
tersedia secara terus-menerus. Beberapa contoh aplikasi pada jaringan
Opportunistic adalah kondisi ekstrim atau darurat dimana dukungan
infrastruktur hampir tidak ada, operasi militer dan pada daerah yang
terkena bencana yang besar (daerah pasca bencana).Pada situasi pasca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bencana, asumsi ini kemungkinan tidak berlaku ketika sebagian atau
seluruh infrastruktur jaringan hancur atau terputus.
Jaringan Opportunistic dapat digunakan untuk penanganan
khasus pasca bencana. Oleh karena itu aplikasi di jaringan
Opportunistic mentolerir keterlambatan yang sangat lama karena
koneksi yang terputus secara terus menerus karena pergerakan node
yang random. Beberapa network yang mengikuti paradigma ini
adalah Wildlife tracking sensor networks (dijalankan di Afrika untuk
memantau pergerakan Zebra (ZebraNet)), Military networks dan
Inter-planetary network (project NASA), communication in Rural
Villages dengan tujuan untuk membawa konektivitas Internet untuk
daerah pedesaan dan dapat digunakan pada kondisi emergency [8].
2.3.3 Protokol Routing
Protokol routing merupakan aturan dalam routing protokol
dalam proses pengiriman dan pertukaran data (berupa blok-blok data)
dari sebuah node ke node yang lain dalam jaringan. Jaringan
Opportunistic adalah sekumpulan node yang bergerak secara mobile
dan berkomunikasi secara wireless. Perangkat tersebut dapat
berkomunikasi dengan node yang lain selama masih berada dalam
jangkauan perangkat radio (radio range) yang sama. Node yang
bersifat sebagai penghubung (relay node) digunakan untuk
meneruskan message dari source node ke destination node.
Sebuah jaringan wireless akan mengorganisir dirinya sendiri
dan beradaptasi dengan sekitarnya. Ini berarti jaringan tersebut dapat
terbentuk tanpa sistem infrastruktur. Perangkat pada jaringan
Opportunistic harus mampu mendeteksi keberadaan perangkat lain
untuk melakukan komunikasi dan berbagi informasi.
Routing merupakan perpindahan informasi diseluruh jaringan
dari source node ke destination node dengan minimal satu node
berperan sebagai perantara (relay node). Routing dibagi menjadi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bagian. Yang pertama adalah protokol routing yang berfungsi untuk
menentukan bagaimana node berkomunikasi dan membagikan
informasi dengan node lainnya yang memungkinkan node source
untuk memilih rute yang optimal ke node destination dalam sebuah
jaringan komputer. Fungsi utama dari routing pada jaringan
Opportunistic adalah mencari jalur dari node source ke node
destination. Protokol routing akan menyebarkan informasi pertama
kali ke relay node, kemudian ke seluruh jaringan.
Strategi routing pada jaringan Opportunistic dibagi menjadi
dua yaitu: flooding (replikasi) dan forwading. Pada strategi flooding
copy message akan dikirim ke relay nodes dan kemudian disimpan
sampai salah satu relay node bertemu dengan destination node.
Contoh penggunaan strategi flooding adalah routing Epidemic,
dimana pada prinsipnya Epidemic tidak memerlukan pengetahuan
tentang topologi jaringan, karena Epidemic menggunakan mekanisme
copy message untuk meningkankan delivery probability dan
meminimalkan latency, tetapi penggunaan strategi flooding
mengakibatkan boros resources (buffer) dan baterai (node power).
Strategi yang kedua adalah forwading dimana penggunaan
strategi forwading memerlukan pengetahuan tentang topologi jaringan
untuk memilih jalur terbaik ke node destination. Message akan
diteruskan dari node ke node yang lain sepanjang jalur terbaik. Setiap
node akan menentukkan relay node yang baik berdasarkan routing
metric tertentu untuk setiap message agar delivery probability yang
diterima destination node tinggi. Contoh penggunaan strategi ini
adalah protokol Spray And Focus.
2.4 Epidemic Routing
Routing Epidemic menggunakan konsep flooding (replikasi) di
jaringan mobile[4] yang koneksinya tidak tersedia secara terus menerus. Hal
ini merupakan salah satu strategi yang pertama kali digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memungkinkan pengiriman messagepada jaringan Opportunistic. Pada
Epidemic setiap node menyimpan daftar semua message yang dibawa (ID
node) yang pengirimannya tertunda. Setiap kali bertemu node lain, relay
node saling bertukar informasi message (summery vector) untuk mengecek
apakah node memiliki kesamaan ID. Routing Epidemic sangat boros buffer
karena ketika bertemu dengan node lain, node source akan memberikan
copy message ke semua node relay. Karena terbatasannya kapasitas
wireless yang merupakan tipikal dari jaringan wireless maka message akan
di drop dan ditransmisikan ulang (retransmissions).
Salah satu pendekatan sederhana untuk mengurangi overhead of
flooding adalah dengan hanya sekali memforward sebuah copy message
dengan probabilitas P < 1[8]. Pada routing Epidemic, Delivery Ratio dan
Delivery Delay bagus karena setiap kali node bertemu dengan node yang
lain selalu menyebarkan copy message atau mengcopy message ke node
tetangga yang dijumpai. Sehingga dalam hal ini routing Epidemic sebagai
Basedline dalam pengerjaan routing protokol Spray and Wait. Contoh
routing protokol Epidemic seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.3 Ilustrasi Routing Protokol Epidemic
Konsep Protokol Epidemic adalah konsep flooding. Apabila node S
mengenerate copy message dan bertemu dengan node C maka node S akan
memberikan copy message kepada node C. Hal yang sama akan dilakukan
oleh node C ketika bertemu dengan node relay yang lain sampi salah satu
node bertemu dengan node destiantion dan memberikan copy pesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Algoritma Epidemic (Nj)
while Ni is contact with Nj do
send summary_vector(Nj)
receive summary_vector (Ni)
while∃ m ϵ buffer(Nj) do
if ∃ m ϵ buffer(Nj) ≠ ∃ m ϵ buffer(Ni)
then replicate (m, Ni)
end if
end while
end while
2.5 Spray and Wait Routing Protocol
Routing Spray and Wait mengatasi masalah flooding[4] yang terjadi
pada routing Epidemic, tetapi pada Spray and Wait berusaha untuk
mengontrol jumlah copy message untuk mengurangi cost pada
konsepflooding pada Epidemic. Awalnya penyebaran message dilakukan
dengan cara yang sama dengan Epidemic. Ketika message telah menyebar di
setiap relay node untuk menjamin bahwa setidaknya salah satu dari relay
node akan menemukan node destination dengan cepat (dengan probabilitas
yang tinggi), ketika node destination tidak ditemukan maka relay node dapat
melakukan transmisi secara langsung ke node destination (direct
transmission). Dengan kata lain, routing Spray and Wait merupakan trade-
off antara strategi single-copy dan strategi multi-copy.
Jika routing protokol di jaringan Opportunistic (OppNet) salah
satunya menggunakan multiple-copy atau mengcopy message ke semua
relay node yang ditemui dengan tujuan agar Delivery Ratio dan latency
yangbagus. Tetapi konsekuensi dari multiple-copy itu sendiri adalah
penggunaan node resourcenya. Contoh resources adalah buffer dan power
atau baterai. Menurut Spyropoulus et al. Spray and Wait mengambil
keuntungn dari Routing Epidemic dengan transmisi message lebih cepat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Delivery Ratio yang tinggi dan proses forwading ke destination secara
langsung. Tujuan dari routing Spray and Wait adalah mengontrol
floodingdengan membatasi atau mengurangi jumlah copy (L) yang dibuat
dan mengurangi overhead di Epidemic yang berhubungan dengan jumlah
node (N).
Pergerakan node atau skenario dari routing Spray and Wait yang
digunakan adalah random waypoint dan working day. Kerugian dari routing
protokol Spray and Wait adalah latency yang tinggi, Random Movement
(node bergerak secara acak). Secara khusus protokol routing yang efisien
dalam hal ini harus :
Melakukan transmisi secara signifikan dari epidemic dan konsep routing
yang berbasis flooding pada semua kondisi.
Menghasilkan pertentangan yang rendah terutama dibawah semua
kondisi.
Mencapai latency yang lebih baik dari skema single-copy dan multiple-
copy untuk mencapai titik optimal.
Menjadi sangat scalable, yaitu routing tetap menjaga perilaku kinerja
meskipun terjadi perubahan ukuran jaringan maupun kepadatan node.
Ketika akan mentransmisikan copy message, routing Spray and Wait
selalu konsisten mengikuti dua fase yang terbentuk pada routing itu
sendiri (Binary Spray).
Gambar 2.4 Contoh Intermittenly Connected Mobile Networks (ICMN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
S adalah node Soruce dan D adalah node Destination, dalam hal ini
tidak ada jalur yang terhubung secara langsung dari node Source ke node
Destination. Dalam keadaan ini semua protokol konvensional akan gagal
dalam hal pengiriman pesan secara langsung. Pada skema routing protokol,
node source mengirimkan copy message ke node destination dengan cara
mengcopy message ke node tetangga atau node “relay” atau L message
copies diteruskan oleh node source untuk L relay yang berbeda.
Routing Spray and Wait terdiri dari dua fase yaitu :
2.5.1 Fase Spray
Fase yang pertama adalah fase Spray dimana node Source
mengenerate L copies untuk disebarkan ke relay node.Fase Spray
membatasi message yang dicopy untuk meminimalkan penggunaan
sumber daya (resource) jaringan. Pada fase Spray, proses multi-cast
dilakukan untuk mengirim beberapa copy message dari source ke
relay node. Jika destination tidak ditemukan dalam fase Spray maka
node akan memasuki tahap “wait” dimana setiap relay node yang
memiliki copy message menunggu sampai node tujuan ditemukan
untuk mentransmisikan message.
2.5.2 Fase Wait
Fase yang kedua adalah fase Wait. Jika node destination tidak
ditemukan dalam fase Spray, maka setiap relay node yang membawa
copy Lmelakukan transmisi langsung ke node destination yaitu
meneruskan message hanya untuk node destination. Pada fase Wait
node diperbolehkan untuk menyampaikan message ke node
destination menggunakan transmisi secara langsung (direct
transmission) ketika Time-To-Livenya berakhir. Pada fase Wait
sebuah node akan meneruskan message ke relay node yang lain
sampai tersisa satu message saja, dan relay node yang hanya
memegang satu copy message akan masuk dalam fase Wait. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
fase ini, relay node akan menunggu sampai bertemu node destination
dan melakukan transmisi.
Gambar 2.5 Strategi Routing Protokol Spray and Wait
Intermittently Connected Mobile Networks (ICMN) adalah
jalur wireless yang tersebar dimana-mana yang sebagian besar
nodenya tidak memiliki jalur (path) lengkap atau tidak terhubung
secara langsung dari node source ke node destination atau tidak ada -
end-to-end path. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian yang terputus
dengan waktu yang bervariasi dari kumpulan node[4].
Pada Binary Spray and Wait, baik node source maupun node
relay membawa copy message n (n > 1) forwading tokens dan
bertemu dengan relay node yang tidak memiliki copy message maka
node yang membawa copy message akan memforwadcopy message
ke node yang lain. Node yang memiliki forwadingtoken akan
mengcopy message n/2 ke relay node. Ketika node memiliki copy
message tapi hanya dengan satu forwading token maka node akan
masuk dalam fase wait dan menunggu sampai node bertemu dengan
node destination untuk mentrasmisikan copy message secara
langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.6 Binary Spray and Wait
Pada fase Spray, copy message akan didistribusikan secara
cepat ke relay node yang lain seperti pohon biner yang ditunjukan
pada gambar diatas. Asumsikan node S menghasilkan message
dengan empat forwadingtoken, ketika node S bertemu dengan node
A tanpa copy message maka node S akan memforwading copy
message dan memberikan dua forwadingtoken ke node A. Kemudian
node S dan node A akan mengulangi operasi serupa sampai mereka
hanya memiliki satu forwading token dan akan masuk dalam fase
kedua yaitu fase wait, dimana node S dan node A yang tidak
memiliki forwading token n > 1 akan menunggu sampai bertemu
dengan node destination untuk mentransmisikan messagenya secara
langsung. Strategi Spray And Wait yang membatasi copy message
sehingga mengkonsumsi sumber daya di jaringan lebih sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Algoritma Spray And Wait (Nj)
Ln
replicate(m,n)
calculate_floor(nm/2)
while Ni is contact with node Nj
while∃ m ϵ buffer(Nj)
while∃ m ϵ buffer(Nj) ≠ ∃ m ϵ buffer (Ni)
if nm=1 && Ni is not final
skip
end if
else
then forward (m,floor(nm))
end
end while
end while
end while
L = copy message
n = jumlah node
m = initial copy message
calculate_floor(nm/2)= pembulatan kebawah apabila copy
message digenerate dalam jumlah ganjil.
2.6 Direct Delivery Router
Direct Delivery (Spyropoulos et al., 2004), node source membawa
bundle sampai bertemu dengan node destination[11]. Pada routing protokol
Direct Delivery, node source membuat messages baru dan mengirimkan
langsung message tersebut ke node tujuan (destination). Hal ini tentunya
sangat berpengaruh pada probabilitas pengiriman, overhead ratio dan
latency. Ketika TTL pesan habis pada saat node source belum sempat
memberikan pesan pada node destination maka pesan akan di drop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.7 Ilustrasi Protokol Routing Direct Delivery
Ketika node S mengenerate new message dan bertemu dengan node
C, node B dan node A, maka node S akan mengecek apakah node C, node B
dan node A merupakan destination atau bukan, jika node C bukan
destination maka node S todak akan memberikan message kepada node C.
Selanjutnya node S akan terus bergeraka sampai bertemu dengan destination
dan memberikan message secara langsung kepada node destination (direct
transmmission).
Algoritma Direct Delivery (Nj)
while Ni is contact with Nj do
send summary_vector (Nj)
receive summary_vector (Ni)
while∃ m ϵ buffer(Nj)
while∃ m ϵ buffer(Nj) ≠ ∃ m ϵ buffer (Ni) do
if Ni is not final
skip
end if
else
if Ni is final
then forward (m)
end if
end while
end while
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.7 ONEsimulator
The ONE (Opportunistic Network Environment) Simulator
merupakan aplikasi untuk simluasi agent-based discrete event, pada setiap
bagian dari simulasi, aplikasi memperbaharui nomor dari modul yang
menerapkan fungsi dari simulasi. Fungsi utama ONE simulator adalah
memodelkan pergerakan node, hubungan antar node, routing dan
penanganan pesan. Hasil dan analisis didapatkan melalui visualisasi, laporan
dan post-processing tools. Pergerakan node diimplementasikan
menggunakan beberapa model pergerakan. Pergerakan node yang digunakan
adalah Random Waypoint dan Working Day. Fungsi routing diterapkan
menggunakan modul yang menentukan untuk meneruskan pesan selama
terjadi kontak. Tahap terakhir, pesan tersebut dibangkitkan melalui event
generator. Pesan selalu dalam bentuk unicast, memiliki satu sumber dan host
tujuan di dalam simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Dalam routing protokol Spray and Wait, digunakan beberapa variabel
untuk melihat performa dan unjuk kerja dari routing protokol Spray and Wait itu
sendiri yaitu dilihat dari penambahan jumlah node (density), penambahan ukuran
buffer, penambahan Time To Live (TTL), penambahan jumlah copy message (L)
yang berpengaruh terhadap Delivery Probability, Overhead Ratio, Average
Latency, Messages Dropped dan Buffer Occupancy. Message pada jaringan
Opportunistic menggunakan skema forwading multicopy untuk meningkatkan
efisiensi bahwa pesan yang dikirm berhasil, tetapi beban jaringan meningkat
karenacost yang dibutuhkan sangat besar.
Routing protokol Spray and Wait [Spyropoulos et al 2005]bekerja sedikit
hampir sama dengan Epidemic tetapi pada routing Spray and Wait membatasi
copy messageyang tersebar di jaringan. Setiap message yang dibuat di copy dalam
jumlah tertentu. Setiap node yang memiliki lebih dari satu copy message yang
ditinggalkan, dapat memberikan satu copy message ke node yang lain (dalam
waktu normal) atau dapat memberikan setengah dari copy message (the binary
mode)[4].Routing protokol Epidemic dibuat tanpa mempedulikan buffer (buffer
unlimited), delivery ratio pada Epidemic bagus, tetapi cost yang dibutuhkan juga
besar, sehingga dibuat Protokol Spray and Wait, dimana jumlah copy message
pada protokol ini dibatasi untuk mengurangi cost yang besar pada Epidemic.
3.1 Skenario Spray and Wait
Pergerakan node pada jaringan Opportunisticbergerak secara random.
Ada beberapa skenario dalam protokol Spray and Wait :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 3.1 protokol Spray and Wait
3.1.1 Random Waypoint
Model pergerakan Random Waypoint merupakan model
pergerakan yang standar, dimana node bergerak dan berpindah
secara random (acak) untuk pergerakan pada pengguna ponsel tetapi
ada pouse time. Pergerakan node yang random juga menentukan
destination secara random. Setiap node mobilitas mulai bergerak
secara random atau acak dan berhenti beberapa saat untuk jangka
waktu tertentu (pause time), ketika waktu jeda berakhir, node akan
menentukan destinantion secara acak dengan kecepatan yang
acak.Probabilitas dalam pengiriman pesan menggunakan pola
pergerakan random mengasumsikan semua node memiliki
probabilitas yang sama. Gambar dibawah ini adalah contoh
pergerakan node secara random:
Gambar 3.1 Random Waypoint
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3.1.2 Working Day Movement Model (WDM)
Model pergerakan ini dikembangkan dengan menggabungkan
model gerakan yang berbeda secara bersama-sama. Pergerakan pada
Working Day menggunakan submodel [5]. Submodel ini terdiri dari
tiga kegiatan utama yang berbeda. Dimana Node berada di rumah,
node bekerja dan node melakukan aktivitas dengan node yang lain
pada malam hari. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling umum
dan menggunakan sebagian besar hari kerja untuk sebagian besar
node. Ada banyak pergerakan manusia yang dapat digunakan, namun
pada pergerakan ini diasumsikan untuk menggunakan tiga kegiatan
diatas dikarenakan pergerakan node pada kegiatan ini mengakibatkan
dampak secara keseluruhan dimana kegiatan dilakukan secara
berulang setiap hari (periodik) [5]. Pergerakan ini menggabungkan
antara masyarakat dan hubungan sosial, dimana masyarakat dan
hubungan sosial terbentuk ketika sekumpulan node melakukan
kegiatan yang sama di tempat yang sama.
Asumsikan bahwa node dengan rumah yang sama adalah
anggota keluarga, sementara node dengan lokasi kantor yang sama
adalah rekan-rekan kerjanya. Node melakukan kegiatan sehari-hari
dimulai dari rumah dipagi hari. Node ditugaskan untuk bangun pagi
yang menandakan kegiatan dimulai dari rumah. Node menggunakan
waktu bangun pagi yang sama setiap pagi selama simulasi
berlangsung. Variasi waktu bangun pagi berbeda ritme dengan
kehidupan nyata. Pada saat bangun pagi, node meninggalkan rumah,
dan menggunakan metode transportasi yang berberda untuk pergi ke
tempat kerja. Node melakukan aktivitas dengan menggunakan
submodels kendaraan yang berbeda yaitu menggunakan mobil atau
bus. Waktu kerja di konfigurasi. Setelah bekerja, node memutuskan
apakah node akan pergi keluar pada malam hari atau memutuskan
untuk pulang ke rumah. Setiap submodels menggunakan transmissi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
antar lokasi yang berbeda-beda. Kelompok pengguna yang berbeda
memiliki lokasi yang berbeda dimana kegiatan berlangsung.
Gambar 3.3 Working Day
3.1.2.1 Home Activity Submodel
Home Activity Submodels[5] digunakan untuk
waktu malam hari sampai tengah malam. Setiap node
awalnya ditugaskan dititik peta pada lokasi rumahnya.
Kegiatan node di rumah terdiri dari perangkat (hp, laptop)
yang berpindah di beberapa, menonton TV, memasak, tidur
dan lain-lain.
3.1.2.2 Office Activity Submodel
Office Activity Submodel[5] adalah model gerakan
didalam kantor dimana karyawan memiliki meja dan
kadang-kadang perlu berjalan ke tempat-tempat lain untuk
pert54emuan atau kadang hanya untuk berbicara singkat
dengan seseorang. Gerakan dalam kantor akan dimulai
ketika node mencapai pintu, node mulai berjalan menuju
meja dengan kecepatan berjalan didefenisikan dalam
pengaturan. Ketika mencapai meja node berhenti untuk
beberapa waktu.
Ketika node bangun dari waktu jeda, node memilih
titik kooridinat yang baru secara acak di dalam kantor, node
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berjalan dan menunggu untuk beberapa waktu. Tujuan node
bergerak dari meja ke titik koordinat secara acak adalah
bahwa meja tiap node yang saling berdekatan akan lebih
sering bertemu satu dengan yang lain, dan meja yang
terletak disamping satu sama lain akan berada dalam satu
jangkauan radio yang sama.
3.1.2.3 Evening Acitivity Submodel
Evening Activity Submodel[5] adalah model
kegiatan yang dilakukan pada malam hari setelah bekerja.
Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok. Model kegiatan
ini dapat diartikan sebagai belanja, berjalan di jalan, pergi
ke restoran atau bar. Setiap node pada awal simulasi
ditugaskan di tempat pertemuan favorit. Ketika sebuah
node sudah berakhir hari kerjanya, node ditugaskan untuk
berkelompok berdasarkan tempat pertemuan favoritnya.
Node kemudian akan menggukan submodel
transportasi untuk pidah ke tempat. Node berjalan di dalam
kelompok sepanjang jalan dan jarak tertentu yang sudah
ditetapkan dalam pengaturan, dan kemudian node akan
berhenti untuk waktu yang lama yang sudah ditetapkan
dalam pengaturan dan akhirnya berpisah dan berjalan
kembali ke rumah masing-masing.
3.1.2.4 Transport Submodel
Node bergerak dirumah, kantor dan aktivitas di
malam hari menggunakan submodel transportasi, selama
simulasi, pergerakan node ditetapkan untuk menggunakan
mobil untuk transportasi antar kegiatan. Node yang tidak
bergerak menggunakan mobil akan menggunakan bus atau
berjalan. Node yang bergerak menggunakan mobil hanya
menggunakan submodel mobil untuk semua transportasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Node yang bergeral menggunakan mobil dapat mentransfer
paket pada jarak yang jauh dengan lebih cepat.
Model transportasi dibagi menjadi tiga bagian :
Walking Submodel
Node yang berjalan menggunakan jalan dengan
kecepatan konstan terhadap tujuan..
Car Submodel
Node yang memiliki mobil dapat melakukan perjalanan
dengan kecepatan yang lebih tinggi antara lokasi yang
berbeda.
Bus Submodel
Node yang tidak memiliki mobil dapat menggunakan
bus untuk bepergian lebih cepat. Bus dapat membawa
lebih dari satu node pada waktu yang sama.
Diasumsikan setiap node yang tidak memiliki mobil tahu
satu rute bus. Hal ini dapat menggunakan bus yang
melewati rute. Jika node memutuskan untuk menggunakan
bus, node menggunkan walkingsubmodels ke halte bus
terdekat dan menunggu bus[5]. Ketika bus tiba, node
memasuki bus dan berjalan sampai bus berhenti di halte
terdekat dengan tujuan. Kemudian node beralih dengan
walking submodels untuk mencapai tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3.2 Parameter Unjuk Kerja
Pada penelitian ini sudah ditentukan parameter unjuk kerjajaringan
pada routing protokol Epidemic terhadap Spray and Wait. Ada beberapa
parameter bersifat Utama dan tidak diubah-ubah dan dipakai pada setiap
pengujian.
Tabel 3.1 Parameter Utama ONEsimulator (Parameter yang tidak di ubah)
Simulation time 259200 (3 hari)
Simulation Area 4500x4000(width x height; meters)
Message Generation Interval 1 Jam
Node Speed 1.5- 2.5Mbps
Transmission Speed 250kBps
Transmission Range 10Meter
Message Size 10kB
Tabel 3.2 Tabel simulasi skenario Penambahan Jumlah Node (Density)
Movement Model Random Waypoint, Working Day
Number of hosts 25, 50, 75, 100, 125
Node Buffer Size 10 MB
TTL 1440 minutes
Tabel 3.3 Tabel simulasi skenarioPenambahan Ukuran Buffer
Movement Model Random Waypoint, Working Day
Number of hosts 50
Node Buffer Size 5; 10; 15; 20; 25MB
TTL 1440 minutes
Tabel 3.4 Tabel simulasi skenario Penambahan Time To Live (TTL)
Movement Model Random Waypoint, Working Day
Number of hosts 50
Node Buffer Size 10 MB
Time To Live 360; 720; 1080; 1440; 1880 minutes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 3.5 Tabel simulasi skenario Penambahan Jumlah Copy message (L-
copies) pada protokol Spray and Wait
Movement Model Random Waypoint, Working Day
Number of hosts 50
Node Buffer Size 10 MB
TTL 1440 minutes
Lcopies 5; 7; 9; 11; 13
Tabel 3.6 Tabel simulasi skenario Penambahan jumlah message (L-copies)
30% dari jumlah node
Movement Model Random Waypoint, Working Day
Number of hosts 25; 50; 75; 100; 125
Node Buffer Size 10 MB
TTL 1440 minutes
Lcopies 7; 15; 22; 30; 37
3.2.1 Delivery Probability
Delivery Probability merupakan banyaknya message yang
terkirim ke destiantion yang tepat dan banyaknya message yang
dibuat (dalam hal ini message yang original atau ‘new message’
bukan copyan messagenya).
𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠
3.2.2 Overhead Ratio
Overhead Ratio merupakan banyaknya jumlah pesan yang
direlay/terkirm dari jumlah copy yang dibuat. Dalam hal ini copy
adalah costnya. Cost adalah sesuatu yang harus digunakan,
contohnya : energy(baterai), banyaknyabuffer(storage) yang dipakai
dan banyaknya control message yang dibutuhkan. Jika cost pada
jaringan MANET yang diukur adalah jumlah control messagenya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
asumsinya jika control message yang dipakai banyak, maka
bandwidthdan baterai yang digunakan juga banyak. Pada jaringan
Opportunistic cost yang diukur adalah jumlah copy messagenya
bukan control message dan tidak sebanyak di Manet, karena
pertemuan node tidak menghabiskan waktu yang lama. Pada jaringan
Opportunistic, jika ingin menaikkan Delivery Probability maka
costnya harus diperbesar.
𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑦𝑒𝑑 − 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑
𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑
3.2.3 Average Latency
Yang dimaksud dengan Average Latency adalah rata-rata
end-to-enddelivery delay. Jika ada message, kapan message itu
dibuat dan kapan messagae itu sampai ke destination, dan yang
dihitung adalah copyan message yang pertama kali sampai ke
destination. Jika ada banyak copyan maka message yang dihitung
adalah message yang pertama kali sampai ketujuan, dan message
yang lainnya akan diabaikan atau di drop.
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 =𝑆𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑜𝑓 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑀𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒𝑠
3.2.4 Buffer Occupancy
Buffer Occupancy merupakan rata-rata (Average) jumlah
ruang buffer yang dipakai. Untuk mengecek buffer occupancy
dilakukan dengan mengetahui banyaknya drop message
(menunjukkan berapa kejadian terjadinya buffer overflow dan
menjelaskan berapa banyak buffer overflow (buffernya penuh atau
meluap).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3.2.5 Messages Dropped
Messages drop adalah sejumlah message yang di drop ketika
message disimpan dalam buffer. Ada dua kemungkinan message di
drop. Yang pertama message di drop karena Time-To-Live (TTL), hal
ini dikarenakan message memiliki ukuran masa hidup yang terbatas
atau message di drop karena kadaluwarsa sebelum relay node
bertemu dengan node destination. Yang kedua message di drop
karena buffer. Ketika node source terus mengenerate message, maka
node yang menerima copy pesan akan disimpan dalam buffer, ketika
terlalu lama disimpan dalam buffer dan mengakibatkan buffer penuh
(buffer overflow) maka message akan di drop dengan tujuan agar
buffer dapat menyimpan message yang lebih baru yang di generate
oleh node source.
3.3 Topologi Jaringan
Bentuk topologi jaringan pada Opportunistic Network tidak dapat
diprediksi hal itu dikarenakan topologi jaringan dirancang secara random
(acak). Pergerakan node dan koneksi yang tidak tetap mengakibatkan
topologi jaringan terus berubah. Berikut adalah salah satu contoh topologi
jaringan pada jaringan Opportunistic menggunakan ONEsimulator:
Gambar 3.4 Screenshoot jaringan Opportunistic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk melakukan pengujian pada routing protokol Spray and Wait
terhadap Epidemic dan Direct Delivery maka dilakukan dengan beberapa skenario
seperti dibawah.
4.1 Random Waypoint
4.1.1 Penambahan Jumlah Node (Density)
Tabel 4.1 Hasil pengujian Delivery Probability Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan random waypoint
Jumlah
Node
Delivery Probability
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 0.6479 0.4789 0.3034
50 Node 0.7324 0.5261 0.2773
75 Node 0.8732 0.6056 0.2017
100 Node 0.9437 0.6761 0.1513
125 Node 0.9859 0.6901 0.1345
Tabel 4.2 Hasil pengujian Overhead Ratio Penambahan Jumlah Node
pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan random waypoint
Jumlah
Node
Overhead Ratio
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 26.6304 4.9592 0
50 Node 56.4231 5.7500 0
75 Node 76.9677 6.4186 0
100 Node 93.7857 6.8611 0
125 Node 123.9254 8.0588 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 4.3 Hasil pengujian Average Latency Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan random waypoint
Jumlah
Node
Average Latency
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 43234.2696 46475.6445 27714.6875
50 Node 32314.3731 39762.3235 32949.2636
75 Node 19615.9516 39619.7581 39219.7944
100 Node 16137.2343 36819.0979 42946.6292
125 Node 10533.8418 34640.4102 44206.0874
Tabel 4.4 Hasil pengujian Messages Dropped Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan random waypoint
Jumlah
Node
Messages Dropped
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 1056 218 95
50 Node 2296 223 95
75 Node 3478 233 95
100 Node 4653 233 95
125 Node 5828 235 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 4.1 Dampak Penambahan Jumlah Node Terhadap Routing Protokol
Epidemic, Spray and Wait dan Delivery Probability
Dari hasil penelitian, grafik 4.1 menunjukkan bahwa ketika node
ditambahkan maka Delivery Probability (lihat grafik a) juga akan cenderung naik,
hal itu dikarenakan ketika node source mengenerate message maka semakin
banyak relay node yang akan membantu untuk membawa message yang akan di
transmisikan. Berbeda dengan Delivery Probability pada Direct Delivery yang
mengalami penurunan ketika jumlah node ditambahkan, hal itu dikarenakan
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
25 50 75 100 125
Del
iver
y P
rob
ab
ilit
y
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
0
20
40
60
80
100
120
140
25 50 75 100 125
Over
hea
d R
ati
o
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
25 50 75 100 125
Aver
age
Late
ncy
(M
ilis
econ
d)
Random Waypoint
Epidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
25 50 75 100 125
Dro
pp
ed
Random Waypoint
Epidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
(a) Delivery Probability (b) Overhead Ratio
(c) Avergae Latency (d) Messages Dropped
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Routing Direct Delivery tidak memberikan copy kepada relay node. Pada Routing
Direct Delivery relay node hanya berisi ID node destination. Apabila penambahan
node dilakukan pada Routing Direct Delivery, hal itu hanya akan memperlambat
kinerja Routing Direct Delivery dikarenakan node source akan mengalami
kesulitan untuk bertemu dengan node destination, karena setiap ketemu dengan
relay node, node source akan mengecek apakah node yang ditemui adalah node
destination atau bukan, jika bukan node destination maka node source akan
melakukan pengecekan sampai bertemu dengan node destination sehingga hal itu
akan berpengaruh pada latency yang juga akan tinggi.
Sedangkan pengujian Overhead Ratio (lihat grafik b), grafik menunjukkan
bahwa semakin bertambahnya jumlah node menyebabkan semakin meningkat
pula overhead ratio pada setiap protokol. Overhead Ratio pada Epidemic terus
meningkat dikarenakan Epidemic berbasis flooding, hal ini mengakibatkan
semakin banyaknya cost atau biaya yang digunakan untuk menyampaikan
message ke node destination. Overhead Spray and Wait berada pada posisi yang
kedua, hal itu dikarenakan Spray and Wait membatasi jumlah copy dan hanya
memberikan copy message kepada relay node secara binary, sedangkan pada
protokol Direct Delivery, tidak ada relay node yang membantu menyampaikan
message ke node destination karena hanya node source yang akan memberikan
copy message secara langsung kepada node destination, sehingga tidak
membebani jaringan dan tidak membutuhkan cost atau biaya untuk meneruskan
copy message ke node destination.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa latency (lihat gambar c) pada
skenario penambahan jumlah node pada Epidemic semakin bagus, dikarenakan
semakin banyak jumlah node maka semakin banyak pula node yang membantu
untuk merelaykan message secara cepat ke node destinantion, sedangkan pada
Spray and Wait latency semakin bagus tetapi masih lebih tinggi dari Epidemic
dikarenakan Spray and Wait membatasi jumlah copy dan ada fase wait, dimana
node yang memegang copy message tidak <1 copy message maka node akan
menunggu sampai bertemu dengan node destination, hal itulah yang
mengakibatkan latency pada Spray and Wait lebih tinggi dari Epidemic. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
protokol Direct Delivery, latency semakin meningkat dikarenakan penambahan
jumlah node mengakibatkan node source yang membawa copy message semakin
sering bertemu dengan lebih banyak jumlah node dan memastikan bahwa node
yang ditemui adalah node destination, jika node destination sudah ditemui maka
node source akan langsung memberikan copy message.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa message yang di drop (lihat grafik d)
pada Epidemic disebabkan oleh Time-To-Live yang terbatas. Berbeda dengan
message drop pada Direct Delivery yang cenderung konstan dikarenakan tidak
ada message yang dititipkan ke relay node dan interval yang di create cenderung
sama. Untuk melihat jumlah message yang di drop, dapat dilihat pada penggunaan
buffer pada setiap node di jaringan pada buffer dibawah. Hal itu dapat dilihat pada
grafik Buffer Occupancy dibawah ini.
Gambar 4.2 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 25 menggunakan Pergerakan random waypoint.
Gambar 4.3 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 50 menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 25 Random Waypoint
EpidemicSpray and WaitDirect Delivery
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 50 Random Waypoint
Epidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 75 menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 100 menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
Gambar 4.6 Hasil Pengujian Penggunaan Buffer Occupancy pada Penambahan
Jumlah Node 125 menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 75 Random Waypoint Epidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 100 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 3 6 9
12
15
18
21
25
28
31
34
37
40
43
46
49
52
55
58
61
64
67
70
73
76
79
82
85
88
91
94
97
100
103
106
109
112
115
118
121
124
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 125 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.1.2 Penambahan Ukuran Buffer
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Delivery Probability Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
random waypoint
Ukuran Buffer
Delivery Probability
Epidemic Spray And Wait
5 M 0.7873 0.5211
10 M 0.8451 0.6056
15 M 0.8873 0.6338
20 M 0.9437 0.6901
25 M 0.9577 0.7324
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
random waypoint
Ukuran Buffer
Overhead Ratio
Epidemic Spray And Wait
5 M 43.6765 4.7308
10 M 46.2985 4.9592
15 M 48.0159 5.9778
20 M 48.6984 6.3023
25 M 51.0833 7.5405
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Average LAtency Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
random waypoint
Ukuran Buffer
Average Latency
Epidemic Spray And Wait
5 M 29123.4381 43116.2023
10 M 24437.4917 39589.6081
15 M 23016.3074 34640.4102
20 M 20575.6030 34437.9467
25 M 19880.0159 29705.2846
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Message Dropped Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
random waypoint
Ukuran Buffer
Messages Dropped
Epidemic Spray And Wait
5 M 2175 232
10 M 2293 218
15 M 2302 235
20 M 2303 221
25 M 2281 231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 4.7 Dampak Penambahan Ukuran Jumlah Buffer Terhadap Protokol
Epidemic dan Spray and Wait.
Dari hasil pengujian, grafik 4.2 menunjukkan probabilitas pengiriman
(lihat grafik a) dengan kapasitas buffer yang diubah-ubah. Peningkatan ukuran
buffer berdampak pada probabilitas pengiriman, hal ini berarti semakin tinggi
ukuran buffer maka akan ada banyak message yang disimpan dalam buffer.
Dari hasil pengujian grafik (lihat grafik b) menunjukkan Overhead Ratio
atau biaya yang digunakan untuk pengiriman message pada ukuran buffer yang
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
5 10 15 20 25
Del
iver
y P
rob
ab
ilit
y
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
0
10
20
30
40
50
60
5 10 15 20 25
Over
hea
d R
ati
o
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
5 10 15 20 25
Aver
age
Late
ncy
(M
ilis
econ
d)
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
0
500
1000
1500
2000
2500
5 10 15 20 25
Dro
pp
ed
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
(a) Delivery Probability (b) Overhead Ratio
(c) Average Latency (d) Messages Dropped
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
bervariasi. Overhead akan meningkat karena berkaitan dengan jumlah message
yang diteruskan (ditransmisikan).
Dari hasil penelitian, grafik (lihat grafik c) menunjukkan latency pada
Epidemic lebih bagus dibandingkan dengan protokol Spray and Wait, hal itu
dikarenakan semakin banyak message yang di create dan ditampung dalam buffer
untuk di teruskan pada relay node yang ditemui, latency pada ukuran buffer 5
MB tinggi dikarenakan banyak messages yang di drop akibat TTL habis sebelum
messages sampai pada destination, sehingga ketika semakin besar buffer yang
gunakan, maka semakin banyak menyimpan message di dalam buffer untuk
diteruskan ke destination sehingga latency pada buffer 10 MB mulai turun.
Dari hasil pengujian grafik (lihat grafik d) menunjukkan bahwa message
yang di drop pada kedua protokol meningkat dikarenakan TTL messages habis
sebelum sampai pada node destination, karena message terlalu lama disimpan
dalam buffer. Hal itu dapat dilihat dari rata-rata penggunaan Buffer Occupancy
seperti pada grafik dibawah.
Gambar 4.8 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Ukuran Buffer
5MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 5 MB Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.9 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
10MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
Gambar 4.10 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
15MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
Gambar 4.11 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
20MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 10 MB Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 15 MB Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 20 MB Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.12 Hasil Pengujian Buffer Occupancy pada Penambahan Jumlah Buffer
25MB menggunakan Pergerakan Random Waypoint
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 25 MB Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4.1.3 Penambahan Time To Live (TTL)
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Delivery Probability Penambahan Time To
Live pada Protokol Epidemic dan Spray and Wait
Time To Live
Delivery Probability
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 0.2676 0.1127
720 Minutes 0.6634 0.3183
1080 Minutes 0.8169 0.4028
1440 Minutes 0.8218 0.6037
1880 Minutes 0.8310 0.5138
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Time To
Live pada Protokol Epidemic dan Spray and Wait
Time To Live
Overhead Ratio
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 83.4211 20.875
720 Minutes 59.7250 5.4706
1080 Minutes 47.5424 4.0702
1440 Minutes 46.1897 3.1642
1880 Minutes 43.4348 2.8657
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Average Latency Penambahan Time To
Live pada Protokol Epidemic dan Spray and Wait
Time To Live
Average Latency
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 29817.8898 49812.5638
720 Minutes 20927.3250 33433.2900
1080 Minutes 17133.3073 32299.8545
1440 Minutes 13666.8276 25168.8000
1880 Minutes 11232.1158 39831.4631
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.1 2 Hasil Pengujian Messages Dropped Penambahan Time To
Live pada Protokol Epidemic dan Spray and Wait
Time To Live
Messages Dropped
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 2506 274
720 Minutes 2376 265
1080 Minutes 2302 255
1440 Minutes 1960 221
1880 Minutes 1960 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4.13 Dampak Penambahan Time To Live pada Protokol Epidemic dan
Spray and Wait
Dari hasil pengujian, grafik (lihat grafik a) menunjukkan bawha Delivery
Probability pada kedua protokolredah ketika TTL (time-to-live) ditambahkan. Hal
ini berpengaruh pada delivery probability yang mencapai titik maksimum pada
1440 menit (1 hari) karena sesuai dengan waktu simulasi yang disetting tiga hari
lamanya, apabila TTL terus bertambah menjadi 1880 (30 jam) maka Delivery
Probability akan menurun dikarenakan message akan di simpan lebih lama pada
buffer.
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
360 720 1080 1440 1880
Del
iver
y P
rob
ab
ilit
y
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
360 720 1080 1440 1880
Over
hea
d R
ati
o
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
360 720 1080 1440 1880
Aver
age
Late
ncy
(M
ilis
econ
d)
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
360 720 1080 1440 1880
Dro
pp
ed
Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
(d) Messages Dropped (c) Average Latency
(a) Delivery Probability (b) Overhead Ratio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dari hasil pengujian, grafik (lihat grafik b) menunjukkan bahwa ketika TTL
disetting 360 menit (6 jam) sampai 1440 (24 jam) maka Overhead Ratio
mengalami penurunan.
Dari hasil pengujian diatas, grafik (lihat grafik d) menunjukkan bahwa
ketika TTL ditambahkan maka latency pada setiap penambahan TTL akan naik,
hal itu dikarenakan semakin lama TTL maka copy message akan lebih lama
disimpan dalam buffer. Dari skenario pergerakan diatas, latency pada Spray and
Wait yang paling tinggi dikarenakan Spray and Wait menyimpan copy message
terlalu lama dan menunggu untuk bertemu dengan destination.
Dari hasil penelitian, grafik (lihat grafik d) menunjukkan bahwa ketika TTL
ditambahkan maka message yang di drop karena buffer overflow. Peningkatan
TTL mencapai titik maksimum pada 1440 menit (24 jam) dimana message yang
di drop karena TTL semakin menurun, dan message yang di drop mengalami
kenaikan ketika TTL ditambahkan menjadi 1880 (30 jam) karena ketika TTL
ditambahkan maka message akan semakin lama disimpan dalam buffer. Hal itu
dapat dilihat pada penggunaan buffer pada node di jaringan ketika TTL di
tambahkan.
Gambar 4.14 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 360 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 360 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.15 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 720 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
Gambar 4.16 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 1080 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
Gambar 4.17 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 1440 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 720 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 1080 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 1440 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.18 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Time To
Live 1880 minutes menggunakan Pergerakan Random Waypoint.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 1880 Random WaypointEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4.2 Working Day Movement Model
4.2.1 Penambahan Node (Density)
Tabel 4.73 Hasil pengujian Delivery Probability Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan Working Day
Jumlah Node
Delivery Probability
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 0.6901 0.4930 0.2116
50 Node 0.7746 0.5493 0.2017
75 Node 0.7887 0.6338 0.1933
100 Node 0.8028 0.6479 0.1842
125 Node 0.8127 0.6883 0.1008
Tabel 4.14 Hasil pengujian Overhead Ratio Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan Working Day
Jumlah Node
Overhead Ratio
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 26.2500 5.2941 0
50 Node 48.9818 5.5128 0
75 Node 74.0877 6.0217 0
100 Node 122.2281 6.0889 0
125 Node 128.8367 7.5714 0
Tabel 4.15 Hasil pengujian Average Latency Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan Working Day
Jumlah Node
Average Latency
Epidemic Spray And Wait Direct Delivery
25 Node 41469.1109 45957.0311 29949.8667
50 Node 40245.0265 42268.6826 40282.9130
75 Node 31274.5357 34048.6821 43284.3917
100 Node 19335.8211 26521.8608 44326.2666
125 Node 17021.8632 25051.3200 45150.1913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.16 Hasil pengujian Messages Dropped Penambahan Jumlah
Node pada protokol Spray and Wait, Epidemic dan Direct Delivery
menggunakan Pergerakan Working Day
Jumlah Node
Message Dropped
Epidemic Spray And wait Direct Delivery
25 Node 1121 204 95
50 Node 2263 225 95
75 Node 3478 225 95
100 Node 4628 233 95
125 Node 5793 235 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 4.19 Dampak Penambahan Jumlah Node Terhadap Routing Protokol
Epidemic, Spray and Wait dan Delivery Probability
Dari hasil penelitian, grafik diatas menunjukkan bahwa ketika
penambahan node dan menggunakan pergerakan working day, Delivery
Probability (lihat grafika) meningkat tetapi tidak sebagus Delivery Probability
ketika menggunakan pergerakan random waypoint, hal itu dikarenakan
pergerakan working day menggunakan pergerakan yang real, dimana simulasi
dilakukan berdasarkan pengelompokkan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
25 50 75 100 125
Del
iver
y P
rob
ab
ilit
y
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
0
20
40
60
80
100
120
140
25 50 75 100 125
Over
hea
d R
ati
o
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
25 50 75 100 125
Aver
age
Late
ncy
(M
ilis
econ
d)
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
Number of Nodes
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
25 50 75 100 125
Dro
pp
ed
Working Day
EpidemicSpray and WaitDirect Delivery
Number of Nodes
(b) Delivery Probability (b)Overhead Ratio
(c)Avergae Latency (d)Messages Dropped
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
manusia, hal itu mengakibatkan cost yang dibutuhkan meningkat (lihat grafik)
dikarenakan semakin banyak node yang menyimpan message yang digenerate
oleh node source untuk diberikan ketika bertemu dengan node destination.
Pada Protokol Spray and Wait cost tidak meningkat seperti pada protokol
Epidemic dikarenakan Spray and Wait membatasi jumlah copy. Sedangkan pada
Direct Delivery, tidak ada cost yang dibutuhkan dikarenakan node source tidak
memberikan copy message pada , tetapi node source langsung mentransmisikan
message ketika bertemu dengan node destination. Sedangkan latency pada
Epidemic menurun ketika penambahan node, dikarenakan Epidemic memberikan
copy message kepada setiap node yang ditemui. Sedangkan latency pada Spray
and Wait meningkat dikarenakan Spray and Wait membatasi jumlah copy
message dan masih ada fase wait ketika hanya memegang satu copy message dan
menunggu untuk memberikan copy ketika bertemu dengan node destination.
Latency pada Direct Delivery (lihat grafik d) paling tinggi, hal ini
dikarenakan node destiantion tidak memberikan copy message kepada , sehingga
ketika node ditambahkan maka maka node destination semakin kesulitan untuk
bertemu dengan node destination karena pada Direct Delivery hanya berisi ID
apakah node tersebut node destination, jika node destination maka node source
akan memberikan copy message, jika bukan node destination maka node source
akan terus melakukan pengecekan sampai bertemu dengan node destination dan
memberikan copy message pada node destination “direct transmission”. Ketika
terjadi penambahan node, maka message yang di drop akan semakin meningkat
dikarenakan pada Epidemic node source terus mengenerate copy message untuk
diteruskan oleh relay node, message di drop karena TTL. Ketika penambahan
node maka ukuran buffer akan disetting sebesar mungkin karena Epidemic bekerja
tanpa mempersoalkan resources.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.20 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 25 menggunakan Pergerakan Working Day.
Gambar 4.21 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 50 menggunakan Pergerakan Working Day.
Gambar 4.22 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 75 menggunakan Pergerakan Working Day.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 25 Working Day
EpidemicSpray and Wait
Direct Delivery
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 50 Working Day
Epidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 75 Working Day
EpidemicSpray and Wait
Direct Delivery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.23 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 100 menggunakan Pergerakan Working Day.
Gambar 4.24 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada penambahan Jumlah
Node 125 menggunakan Pergerakan Working Day.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 87 89 91 93 95 97 99
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 100 Working DayEpidemicSpray and WaitDirect Delivery
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 3 6 9
12
15
18
21
25
28
31
34
37
40
43
46
49
52
55
58
61
64
67
70
73
76
79
82
85
88
91
94
97
100
103
106
109
112
115
118
121
124
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 125 Working DayEpidemic
Spray and Wait
Direct Delivery
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.2.2 Penambahan Ukuran Buffer
Tabel 4.17 Pengujian Delivery Probability Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
Working Day
Ukuran Buffer
Delivery Probability
Epidemic Spray And Wait
5 M 0.7183 0.6338
10 M 0.8169 0.7183
15 M 0.8850 0.8028
20 M 0.9296 0.8911
25 M 0.9859 0.9459
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
Working Day
Ukuran Buffer
Overhead Ratio
Epidemic Spray And Wait
5 M 46.7119 41.0857
10 M 47.0645 41.4143
15 M 49.4643 44.7121
20 M 52.0000 48.0000
25 M 60.6250 52.2157
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Average Latency Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
Working Day
T
l
Ukuran Buffer
Average Latency
Epidemic Spray And Wait
5 M 30231.6563 38675.3724
10 M 22559.4065 37277.4275
15 M 21499.7254 34782.5924
20 M 20113.7288 28445.6914
25 M 16966.9964 19754.3600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Messages Dropped Penambahan Ukuran
Buffer Pada protokol Spray and Wait menggunakan Pergerakan
Working Day
Ukuran Buffer
Messages Dropped
Epidemic Spray And Wait
5 M 2302 171
10 M 2266 189
15 M 2297 227
20 M 2281 235
25 M 2303 235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4.25 Dampak Penambahan Ukuran Jumlah Buffer Terhadap Protokol
Epidemic dan Spray and Wait
Dari hasil penelitian, grafik menunjukkan Delivery Probability pada
Epidemic semakin meningkat, dikarenakan ketika penambahan ukuran buffer
maka semakin banyak pula copy message yang akan tampung dalam buffer,
sehingga probabilitas message sampai ke node destination besar. Hal ini
berpengaruh pada cost (lihat grafik b) di Epidemic yang juga terus meningkat,
karena copy message disimpan dalam buffer sebelum bertemu dengan node
destination. Drop pada kedua protokol semakin meningkat dikarenakan time to
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
5 10 15 20 25
Del
iver
y P
rob
ab
ilit
y
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
0
10
20
30
40
50
60
70
5 10 15 20 25
Over
hea
d R
ati
o
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
5 10 15 20 25
Aver
age
Late
ncy
(M
ilis
econ
d)
Working Day Epidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
0
500
1000
1500
2000
2500
5 10 15 20 25
Dro
pp
ed
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Buffer Size (MBytes)
(a) Delivery Probability (b)Overhead Ratio
(c) Avergae Latency (d) Messages Dropped
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
live. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan buffer pada setiap node dijaringan
ketika buffer ditambahkan pada seperti pada Buffer Occupancy dibawah ini:
Gambar 4.26 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 5 MB menggunakan Pergerakan Working Day
Gambar 4.27 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 10 MB menggunakan Pergerakan Working Day
Gambar 4.28 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran
Buffer 15 MB menggunakan Pergerakan Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 5 MB Working DayEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 10 MB Working DayEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 15 MB Working DayEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.29 Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran Buffer 20
MB menggunakan Pergerakan Working Day
Gambar 4.30 Penggunaan Buffer Occupancy Pada Penambahan Ukuran Buffer 25
MB menggunakan Pergerakan Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 20 MB Working DayEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Buffer 25 MB Working DayEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.2.3 Penambahan Time To Live (TTL)
Tabel 4.81 Hasil Pengujian Delivery Probability Penambahan Time
To Live Pada Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and
Wait menggunakan Pergerakan working day
Time To Live
Delivery Probability
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 0.5634 0.1268
720 Minutes 0.8296 0.4225
1080 Minutes 0.8451 0.4648
1440 Minutes 0.8873 0.7324
1880 Minutes 0.9437 0.6620
Tabel 4.22 Hasil Pengujian Overhead Ratio Penambahan Time To
Live Pada Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and
Wait menggunakan Pergerakan working day
Time To Live
Overhead Ratio
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 51.0833 22.6667
720 Minutes 48.5397 9.3000
1080 Minutes 46.2985 7.3030
1440 Minutes 42.0000 4.7308
1880 Minutes 28.1000 5.7234
Tabel 4.23 Hasil Pengujian Average Latcency Penambahan Time To
Live Pada Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and
Wait menggunakan Pergerakan working day
Time To Live
Average Latency
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 29123.4381 54925.7549
720 Minutes 24437.4917 45925.7549
1080 Minutes 22263.5121 38978.1761
1440 Minutes 17575.6030 25673.8105
1880 Minutes 14168.9250 28539.4875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Messages Dropped Penambahan Time To
Live Pada Protokol Spray and Wait pada Epidemic dan Spray and
Wait menggunakan Pergerakan working day
Time To Live
Messages Dropped
Epidemic Spray And Wait
360 Minutes 2673 201
720 Minutes 2303 225
1080 Minutes 2303 216
1440 Minutes 1960 235
1880 Minutes 2587 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.21 Dampak Penambahan Time To Live pada Protokol Epidemic dan Spray
and Wait
Dari hasil pengujian, grafik diatas menggunakan pergerakan Working Day
menunjukkan bahwa Delivery Probability (lihat grafik a) pada Epidemic
meningkat dan mencapai titik optimum pada titik 1440 menit (1 hari) dan ketika
time to live ditingkatkan menjadi 1880 menit maka delivery probability menurun.
Apabila time to live terus ditingkatkan maka probabilitas message sampai ke
destination akan menurun karena message akan disimpan dalam buffer untuk
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
360 720 1080 1440 1880
Del
iver
y P
rob
ab
ilit
y
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
0
10
20
30
40
50
60
360 720 1080 1440 1880
Over
hea
d R
ati
o
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
360 720 1080 1440 1880
Aver
age
Late
ncy
(M
ilis
econ
d)
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
360 720 1080 1440 1880
Dro
pp
ed
Working DayEpidemic
Spray and Wait
Time (Minutes)
(a) Delivery Probability (b)Overhead Ratio
(c) Avergae Latency (d) Messages Dropped
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
waktu yang cukup lama. Ketika TTL ditingkatkan maka cost (lihat grafik b)
menurun dikarenakan ketika node relay akan bertemu untuk memberikan copy
message maka copy message dengan ID yang sama masih ada di dalam buffer
sehingga tidak akan diberikan, hal itu dikarenakan message disimpan dalam buffer
sampai TTL habis dan akan di drop.Ketika TTL ditambahkan maka latency pada
Epidemic lebih baik dari Spray and Wait, hal itu dikarenakan Spray and Wait
membatasi jumlah copy message dan menyimpan message terlalu lama di dalam
buffer, sehingga mengakibatkan buffer overflow. Hal itu dapat dilihat pada
penggunaan Buffer dibawah ini :
Gambar 4.32 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 360 minutes menggunakan Pergerakan Working Day
Gambar 4.33 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 720 minutes menggunakan Pergerakan Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 360 Working DayEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 720 Working DayEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.34 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 1080 minutes menggunakan Pergerakan working day
Gambar 4.35 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live menggunakan Pergerakan working day
Gambar 4.36 Rata-rata Penggunaan Buffer Occupancy pada Penmabahan Time
To Live 1880 minutes menggunakan Pergerakan working day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 1080 Working DayEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 1440 Working DayEpidemic
Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
TTL 1880 Working DayEpidemic
Spray and Wait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.3 Penambahan Copy Messages “L Copies”
4.3.1 Delivery Probability
Tabel 4.25 Hasil pengujian Delivery Probability dengan Penambahan
copy messages pada protokol Spray and Wait.
Jumlah L Copies
Delivery Probability
Random Waypoint Working day
L 5 0.5377 0.4056
L 7 0.7169 0.5746
L 9 0.8284 0.7887
L 11 0.8465 0.8028
L 13 0.8732 0.8159
Gambar 4.37 Hasil Delivery Probability Rotuing Protokol Spray and
Wait menggunakan Pergerakan random waypoint dan working day.
Dari hasil penelitian, grafik diatas menunjukkan bahwa ketika
L copy ditambahkan maka probabilitas message sampai ke destination
semakin besar. Hal itu dikarenakan semakin banyak message yang
akan diteruskan oleh . Dari kedua pergerakan diatas, pada pergerakan
Random Waypoint grafik probabilitas message sampai ke destination
lebih besar, hal itu dikarenakan pergerakan Random Waypoint
bergerak secara acak dan probabilitas node yang satu bertemu dengan
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
5 7 9 11 13
Deli
very
Pro
ba
bil
ity
L Copies
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
node yang lain sama, berbeda dengan probabilitas message pada
pergerakan Working Day, dimana node cenderung berkumpul dengan
komunitas sehingga probabilitas node bertemu dengan node yang lain
tidak sama sehingga berpengaruh pada delivery probability message
sampai ke destination. Pada skenario ini node di setting tetap dengan
jumlah 50 node hanya jumlah copy yang ditambahkan.
4.3.2 Overhead Ratio
Tabel 4.26 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan
Copy Messages pada protokol Spray and Wait
Jumlah L Copies
Overhead Ratio
Random Waypoint Working day
L 5 4.2353 4.9298
L 7 6.3276 6.1964
L 9 10.2745 10.2791
L 11 10.7742 10.0571
L 13 11.7358 11.0182
Gambar 4.38 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan
Copy Messages pada protokol Spray and Wait.
Dari hasil penelitian, grafik diatas menunjukkan bahwa ketika
L Copy ditingkatkan maka akan berpengaruh juga terhadap Overhead
Ratio, dimana semakin meningkat karena message yang akan
0
2
4
6
8
10
12
14
5 7 9 11 13
Overh
ea
d R
ati
o
L Copies
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
diteruskan ke destination membutuhkan cost yang semakin besar pula.
Pada penelitian diatas penambahan jumlah copy ditingkatkan secara
acak. Pada pergerakan Working Day, cost yang dibutuhkan semakin
besar dikarenakan node cenderung berkumpul dengan komunitasnya
masing-masing sehingga cost pun akan semakin tinggi agar message
dapat sampai ke destination. Sedangkan pada pergerakan Random
Waypoint, cost yang dibutuhkan juga semakin meningkat, tetapi tidak
sebesar yang dibutuhkan pada pergerakan Working Day, karena node
pada pergerakan Random Waypoint bergerak secara acak dan tidak
berkumpul dengan komunitasnya.
4.3.3 Average Latency
Tabel 4.27 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan
copy messages pada protokol Spray and Wait dan Epidemic
Jumlah L Copies
Average Latency
Random Waypoint Working day
L 5 33325.3706 35488.7614
L 7 31636.1276 35445.3429
L 9 30954.9353 32826.1036
L 11 28850.9717 31862.9857
L 13 20892.5355 22840.7093
Gambar 4.39 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan
copy messages pada protokol Spray and Wait dan Epidemic
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
5 7 9 11 13
Avera
ge L
ate
ncy
(M
ilis
eco
nd
)
L Copies
Spray And Wait Random Waypoint
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari hari penelitian, grafik diatas menunjukkan bahwa ketika
L copy ditambahkan pada Spray and Wait maka latency akan semakin
menurun, hal itu dikarenakan semakin banyak relay node yang akan
membantu merelaykan message yang lebih banyak, sehingga
probabilitas message sampai ke destination semakin besar dan latency
juga semakin menurun, tetapi konsekuensinya adalah cost yang
dibutuhkan semakin besar. Sedangkan latency juga masih tetap tinggi
pada pergerakan Working Day karena aktivitas yang dilakukan oleh
manusia pada umumnya adalah berkumpul dengan komunitasnya.
4.3.3 Dropped Message
Tabel 4.28 Hasil pengujian Messages Dropped dengan Penambahan
copy message pada protokol Spray and Wait
Jumlah L Copies Dropped
Random Waypoint Working Day
L 5 205 235
L 7 326 322
L 9 410 411
L 11 497 515
L 13 497 508
Gambar 4.10 Hasil pengujian Messages Dropped dengan Penambahan
copy message pada protokol Spray and Wait
0
100
200
300
400
500
600
5 7 9 11 13
Dro
pp
ed
L Copies
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dari hasil penelitian, grafik menunjukkan bahwa ketika
penambahan jumlah copy message maka message yang di drop akan
semakin meningkat, hal itu dikarenakan TTL pada message habis atau
berakhir sebelum message sampai ke destination. Message yang di
drop pada pergerakan Working Day lebih banyak karena terlalu lama
menunggu untuk sampai pada node destination.
Gambar 4.41 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan
Penambahan 5 copy message pada protokol Spray and Wait
Gambar 4.42 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan
Penambahan 7 copy message pada protokol Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222325262728293031323334353637383940414243444546474849
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
L Copie 5Random Waypoint
Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222325262728293031323334353637383940414243444546474849
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
L Copie 7 Random Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.43 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan
Penambahan 9 copy message pada protokol Spray and Wait
Gambar 4.44 Rata-rata penggunaan Buffer Occupancy dengan
Penambahan 11 copy message pada protokol Spray and Wait
Gambar 4.45 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan copy
message pada protokol Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222325262728293031323334353637383940414243444546474849
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
L Copie 9Random Waypoint
Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
L Copie 11Random Waypoint
Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222325262728293031323334353637383940414243444546474849
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
L Copie 13Random Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4.4 Penambahan Node(density) dan Penambahan jumlah L Copies
4.4.1 Delivery Probability
Tabel 4.29 Hasil pengujian Delivery Probability dengan Penambahan
jumlah node dan penambahan jumlah copy message pada protokol
Spray and Wait.
Jumlah
Node
Jumlah L
Copies %
Delivery Probability
Random Waypoint Working day
25 Node L 7 0.5493 0.3944
50 Node L 15 0.7042 0.507
75 Node L 22 0.9155 0.7606
100 Node L 30 0.9577 0.8028
125 Node L 37 0.9437 0.9155
Gambar 4.46 Hasil pengujian Delivery Probability dengan
Penambahan jumlah node dan penambahan jumlah copy message
pada protokol Spray and Wait.
Dari hasil penelitian, grafik diatas menunjukkan bahwa ketika
jumlah node dan jumlah copy ditingkatkan, maka probabilitas node
untuk ketemu dengan destination semakin besar, dan semakin banyak
yang membantu untuk membawa semakin banyak message pula untuk
bertemu dengan destination. Sehingga probabilitas message sampai ke
node destination semakin besar, hal itu dilihat dari grafik pengujian
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
L Copie 7 15 23 31 39
Node 25 50 75 100 125
Deli
very
Pro
ba
bil
ity
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dimana delivery probabilitas message semakin meningkat ketika
jumlah node dan jumlah pesan ditingkatkan.
4.4.2 Overhead Ratio
Tabel 4.30 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan
jumlah node dan penambahan jumlah copy message pada protokol
Spray and Wait.
Jumlah Node Jumlah L
Copies %
Overhead Ratio
Random Waypoint Working day
25 Node L 7 0.5493 0.3944
50 Node L 15 0.7042 0.507
75 Node L 22 0.9155 0.7606
100 Node L 30 0.9577 0.8028
125 Node L 37 0.9437 0.9155
Gambar 4.47 Hasil pengujian Overhead Ratio dengan Penambahan
jumlah node dan penambahan jumlah copy message pada protokol
Spray and Wait.
Dari hasil pengujian, grafik diatas menunjukkan bahwa ketika
jumlah node dan jumlah copy message ditambahkan maka Overhead
Ratio juga meningkat, hal itu dikarenakan semakin banyak node yang
akan membantu untuk merelaykan message maka cost yang
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
L Copie 7 15 23 31 39
Node 25 50 75 100 125
Overh
ea
d R
ati
o
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dibutuhkan akan semakin besar agar pesan dapat sampai ke node
destination.
4.4.3 Average Latency
Tabel 4.31 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan
jumlah node dan penambahan jumlah copy message pada protokol
Spray and Wait
Jumlah Node Jumlah L
Copies %
Average Latency
Random Waypoint Working Day
25 Node L 7 34048.6821 38865.6571
50 Node L 15 30091.6220 41385.7722
75 Node L 22 29542.6215 35190.8694
100 Node L 30 23762.2132 34311.7031
125 Node L 37 15322.9000 18015.9262
Gambar 4.48 Hasil pengujian Average Latency dengan Penambahan
jumlah node dan penambahan jumlah copy message pada protokol
Spray and Wait
Dari hasil penelitian, grafik menunjukkan bahwa ketika
jumlah L copi ditingkatkan dan jumlah node juga ditingkatkan
maka latency pada Spray and Wait akan menurun, dikarenakan
semakin banyak node yang akan membantu untuk merelaykan
message dan probabilitas node ketemu dengan destination akan
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
L Copie 7 15 23 31 39
Node 25 50 75 100 125
Avera
ge L
ate
ncy
(M
ilis
eco
nd
)
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
semakin besar sehingga message akan teruskan ke destination
semakin besar.
4.4.4 Dropped Message
Tabel 4.32 Hasil pengujian Dropped Message dengan Penambahan
jumlah node dan penambahan jumlah copy message pada protokol
Spray and Wait
Jumlah
Node
Jumlah L
Copies %
Dropped
Random Waypoint Working day
25 Node L 7 286 308
50 Node L 15 657 622
75 Node L 22 1016 1029
100 Node L 30 1403 1410
125 Node L 37 2437 1738
Gambar 4.49 Hasil pengujian Dropped Message dengan
Penambahan jumlah node dan penambahan jumlah copy message
pada protokol Spray and Wait.
Dari hasil penelitian, grafik diatas menunjukkan bahwa
ketika L copy ditambahkan maka akan semakin banyak message
yang di drop karena TTL yang dimiliki oleh message terbatas,
sehingga message akan di drop sebelum bertemu dengan node
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
L Copie 7 15 23 31 39
Node 25 50 75 100 125
Dro
pp
ed
Spray And WaitRandom Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
destination. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan Buffer
Occupancy yang dapat dilihat pada grafik dibawah:
Gambar 4.50 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 25
Node dan 7 copy message pada protokol Spray and Wait
Gambar 4.51 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 50
Node dan 15 copy message pada protokol Spray and Wait.
Gambar 4.52 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan 75
Node dan 22 copy message pada protokol Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 25, L Copie 7Random Waypoint
Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222325262728293031323334353637383940414243444546474849
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 50, L Copie 15Random Waypoint
Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 75, L Copie 22Random Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.53 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan
100 Node dan 30 copy message pada protokol Spray and Wait
Gambar 4.54 Rata-rata penggunaan buffer dengan Penambahan
125 Node dan 37 copy message pada protokol Spray and Wait
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 3 6 9 12 15 18 21 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88 91 94 97
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 100, L Copie 30Random Waypoint
Working Day
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 3 6 9
12
15
18
21
25
28
31
34
37
40
43
46
49
52
55
58
61
64
67
70
73
76
79
82
85
88
91
94
97
100
103
106
109
112
115
118
121
124
Aver
age
Bu
ffer
Occ
up
an
cy (
%)
Node ID
Node 125, L Copie 37Random Waypoint
Working Day
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Konsep flooding pada routing Epidemic menghasilkan tingkat
Delivery Probability yang tinggi dan Latency yang rendah, tetapi
Epidemic memerlukan storage (node buffer) yang lebih besar.
Protokol Routing Epidemic semakin baik jika ukuran buffer
ditambahkan. Hal itu akan berpengaruh pada Delivery Probability
yang semakin meningkat dan Latency yang semakin bagus, tetapi
Overhead Ratio menjadi sangat tinggi karena semakin banyak copy
message maka cost yang dibutuhkan akan semakin besar pula.
2. Protokol Spray and Wait bagus dalam hal memperbaiki cost pada
Protokol Epidemic, karena Spray and Wait membatasi jumlah copy
messages sehingga cost yang dibutuhkan Spray and Wait tidak sebesar
cost pada Epidemic, tetapi Delivery Probability menjadi rendah dan
Latency pada Spray and Wait semakin tinggi.
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya perlu dipelajari cara kerja Source Spray and Wait dan
Binary Spray and Wait, untuk mengetahui Trade-Off dari masing-masing
protokol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
[1] Schiller, Jochen H, Mobile Communications, Great Britain 2000, Second
Edition, 2003.
[2] Aprillando, A. 2007. Cara Kerja dan Kinerja Protokol Optimized Link
State Routing (OLSR) pada Mobile Ad hoc networks (MANET), Tugas
Akhir. Jakarta: Fakultas Teknik Unika AtmaJaya
[3] A. Vahdat and D. Becker. Epidemic routing for partially connected ad
hoc networks. Technical Report CS-200006, Duke University, Apr. 2000.
[4] T. Spyropoulos, K. Psounis, C.S. Raghavendra, “Spray and Wait: An
Efficient Routing Scheme for Intermittenly Connected Mobile
Networks”, IEEE ACM SIGCOMM Workshops on Delay-Tolerant
Networking 2007. White Plains, New York, March 2007.
[5] Ekman.F., Keranen.A., Jouni Karvo and Jorg Ott, “Working Day
Movement Model”, Helsinki University TKK, Dept. of Communications
and Networking. May 26, 2008, Hong Kong SAR, China.
[5] Gao. L, Yu. Shui, Luan. T.H, Zhou. W, Delay Tolerant Networks, Spinger
Cham Heidelberg, New York Dordrecht London 2015. (L. Gao et al.,
Delay Tolerant Networks, SpingerBrief in Computer Science, DOI
10.1007/978-3-319-18108-0_1)
[6] Sanjeev.C, M., &Mukane.S.M.(2003). Impact Of Relay Nodes On
Performance Of DTN Using Spray And Wait Protocol. International
Journal of Electrical, Electronics and Data Communication, I(-9), 57-61.
[7] H.Huang, Zhang.Z, Zhou.W, “Spray And Wait Routing Based on Position
Prediction in Opportunistic Networks,” Department of Electrical
Engineering and Informartion Science, University of Science and
Technology of China. Hefei, China. ISBN: 978-1-61284-840-2, IEEE-
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
[8] Patel.B., Dave.K., Pandya.V., “Spray And Wait Routing Protocol in Delay
Tolerant Network” International Journal of Enggineering Technology and
Advanced Engineering (IJETAE) ISSN: 225002459, ISO 9001:2008
Certified Journal, Vol.4 Issue 5, May 2004)
[9] Y.-C. Tseng, S.-Y NI, Y.-S. Chen, and J.-P. Sheu. The broadcast storm
problem in a mobile ad hoc network. Wirel. Net., 8(2/3):153-167, 2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN
1. Default Setting
# # Default settings for the simulation # ## Scenario settings Scenario.name = default_scenario Scenario.simulateConnections = true Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 43200 ## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to # For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface # Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k btInterface.transmitRange = 10 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 10M highspeedInterface.transmitRange = 1000 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 6 ## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all #for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups Group.movementModel = ShortestPathMapBasedMovement Group.router = EpidemicRouter Group.bufferSize = 5M Group.waitTime = 0, 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
# All nodes have the bluetooth interface Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 0.5, 1.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = 300 Group.nrofHosts = 40 # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = p # group2 specific settings Group2.groupID = c # cars can drive only on roads Group2.okMaps = 1 # 10-50 km/h Group2.speed = 2.7, 13.9 # another group of pedestrians Group3.groupID = w # The Tram groups Group4.groupID = t Group4.bufferSize = 50M Group4.movementModel = MapRouteMovement Group4.routeFile = data/tram3.wkt Group4.routeType = 1 Group4.waitTime = 10, 30 Group4.speed = 7, 10 Group4.nrofHosts = 2 Group4.nrofInterfaces = 2 Group4.interface1 = btInterface Group4.interface2 = highspeedInterface Group5.groupID = t Group5.bufferSize = 50M Group5.movementModel = MapRouteMovement Group5.routeFile = data/tram4.wkt Group5.routeType = 2 Group5.waitTime = 10, 30 Group5.speed = 7, 10 Group5.nrofHosts = 2 Group6.groupID = t Group6.bufferSize = 50M Group6.movementModel = MapRouteMovement Group6.routeFile = data/tram10.wkt Group6.routeType = 2 Group6.waitTime = 10, 30 Group6.speed = 7, 10 Group6.nrofHosts = 2 ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = 1 # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator # (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 25,35 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 500k,1M # range of message source/destination addresses Events1.hosts = 0,125 # Message ID prefix Events1.prefix = M ## Movement model settings
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
# seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = 1 # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 3400 # How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4 MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 1 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting) Report.reportDir = reports/ # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport ## Default settings for some routers settings ProphetRouter.secondsInTimeUnit = 30 SprayAndWaitRouter.nrofCopies = 6 SprayAndWaitRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation ## see World class for details. Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
2. Default Seeting Menggunakan Pergerakan Random Waypoint
a. Epidemic Router # # Default settings for the simulation # ## Scenario settings #Scenario.name = EpidemicRWPLTTL Scenario.name = EpidemicRWP_Buffer Scenario.simulateConnections = true
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 259200 #3 hari ## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to # For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface #Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k btInterface.transmitRange = 10 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 10M highspeedInterface.transmitRange = 10 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 1 ## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all # for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups Group.movementModel = RandomWaypoint Group.router = EpidemicRouter Group.bufferSize = 10M Group.waitTime = 0, 300 # All nodes have the bluetooth interface
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 1.5 , 2.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = [360; 720; 1080; 1440; 1880] Group.nrofHosts = 50 # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = RWP ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = 1 # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator # (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 3600,3650 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 10k # range of message source/destination addresses #Events1.hosts = 0,49 # Message ID prefix Events1.prefix = M Events1.hosts = 1, 1 Events1.tohosts = 24, 24 ## Movement model settings # seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = [11; 3; 5; 7; 9] #MovementModel.rngSeed = 3 # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 4000 # How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4 MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 7 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting) #Report.reportDir= [reports/Node50TTL300Buffer20M070416/1; reports/Node50TTL300Buffer20M070416/2;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
reports/Node50TTL300Buffer20M070416/3; reports/Node50TTL300Buffer20M070416/4; reports/Node50TTL300Buffer20M070416/5] Report.reportDir= [reports/Epidemic_RandomWaypoinTTL/360;reports/Epidemic_RandomWaypoinTTL/720;reports/Epidemic_RandomWaypoinTTL/1080;reports/Epidemic_RandomWaypoinTTL/1440;reports/Epidemic_RandomWaypoinTTL/1880] #Report.reportDir = reports/EpidemicRWPCoba # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport Report.report2 = TrafficReport Report.report3 = BufferOccupancyReport Report.report4 = BufferVsTtlReport Report.report5 = BufferOverflowReport Report.report6 = BufferOccupancyReportA Report.report7 = BufferOccupancyArrayReport ## Default settings for some routers settings EpidemicRouter.secondsInTimeUnit = 30 #EpidemicRouter.nrofCopies = 250 #EpidemicRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation ## see World class for details. Optimization.connectionAlg = 2 Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
b. Spray And Wait Router
# # Default settings for the simulation # ## Scenario settings Scenario.name = SprayandWait_LCOPIES Scenario.simulateConnections = true Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 259200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to # For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface # Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k btInterface.transmitRange = 10 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 10M highspeedInterface.transmitRange = 10 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 1 ## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all # for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups Group.movementModel = RandomWaypoint Group.router = SprayAndWaitRouter Group.bufferSize = 10M Group.waitTime = 0, 300 # All nodes have the bluetooth interface Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 1.5 , 2.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = 1440
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Group.nrofHosts = 50 # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = p ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = [1; 2; 3; 4; 5] # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator # (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 3600, 3650 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 10k # range of message source/destination addresses #Events1.hosts = 0,125 # Message ID prefix Events1.prefix = M Events1.hosts = 1, 1 Events1.tohosts = 24, 24 ## Movement model settings # seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = [423; 524; 653; 724; 857] # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 4000 # How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4 MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 7 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting) #Report.reportDir = reports/SprayandWaitRWPcoba Report.reportDir = [reports/SPWRWPNodeLCOPIES/5; reports/SPWRWPNodeLCOPIES/7; reports/SPWRWPNodeLCOPIES/9; reports/SPWRWPNodeLCOPIES/11; reports/SPWRWPNodeLCOPIES/13] # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Report.report2 = TrafficReport Report.report3 = BufferOccupancyReport Report.report4 = BufferVsTtlReport Report.report5 = BufferOverflowReport Report.report6 = BufferOccupancyReportA Report.report7 = BufferOccupancyArrayReport ## Default settings for some routers settings SprayAndWaitRouter.secondsInTimeUnit = 30 SprayAndWaitRouter.nrofCopies = [5; 7; 9; 11; 13] SprayAndWaitRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation ## see World class for details. Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
c. Direct Delivery Router # # Default settings for the simulation # ## Scenario settings Scenario.name = DirectDelivey Scenario.simulateConnections = true Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 432000 ## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to # For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface # Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
btInterface.transmitRange = 10 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 10M highspeedInterface.transmitRange = 1000 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 1 ## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all # for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups Group.movementModel = RandomWaypoint Group.router = DirectDeliveryRouter Group.bufferSize = 10M Group.waitTime = 0, 300 # All nodes have the bluetooth interface Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 1.5 , 2.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = 1440 Group.nrofHosts = 125 # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = p ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = 1 # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
# (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 3600, 3650 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 10k # range of message source/destination addresses #Events1.hosts = 0,125 Events1.hosts = 1, 1 Events1.tohosts = 24, 24 # Message ID prefix Events1.prefix = M ## Movement model settings # seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = 4 # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 4000 # How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4 MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 7 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting) #Report.reportDir = [reports/DD/25;reports/DD/50;reports/DD/75;reports/DD/100;reports/DD/125] Report.reportDir = reports/DDRWP/125 # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport Report.report2 = TrafficReport Report.report3 = BufferOccupancyReport Report.report4 = BufferVsTtlReport Report.report5 = BufferOverflowReport Report.report6 = BufferOccupancyReportA Report.report7 = BufferOccupancyArrayReport ## Default settings for some routers settings DirectDeliveryRouter.secondsInTimeUnit = 30 #DirectDeliveryRouter.nrofCopies = 5 #DirectDeliveryRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
## see World class for details. Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
3. Default Setting Menggunakan Pergerakan Working Day
a. Epidemic Router
# # Default settings for the simulation # ## Scenario settings Scenario.name = EpidemicWorkingDayTTL Scenario.simulateConnections = true Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 259200 #3 hari ## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to # For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface # Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k btInterface.transmitRange = 100 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 20M highspeedInterface.transmitRange = 10 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all # for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups Group.movementModel = WorkingDayMovement Group.router = EpidemicRouter Group.bufferSize = 10M Group.waitTime = 0, 300 # All nodes have the bluetooth interface Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 1.5 , 2.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = [360; 720; 1080; 1440; 1880] Group.nrofHosts = 50 #WORKING DAY Group.workDayLength = 28800 Group.nrOfOffices = 10 Group.officeSize = 100 Group.officeWaitTimeParetoCoeff = 0.5 Group.officeMinWaitTime = 10 Group.officeMaxWaitTime = 10000 Group.timeDiffSTD = 7200 Group.nrOfMeetingSpots = 5 Group.minGroupSize = 1 Group.maxGroupSize = 3 Group.probGoShoppingAfterWork = 0.5 Group.shoppingControlSystemNr = 2 Group.maxAfterShoppingStopTime = 200 Group.minAfterShoppingStopTime = 100 Group.ownCarProb = 1 Group.busControlSystemNr = 1 Group2.shoppingControlSystemNr = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Group2.meetingSpotsFile=data/HelsinkiMedium/A_meetingspots.wkt Group2.officeLocationsFile=data/HelsinkiMedium/A_offices.wkt Group2.homeLocationsFile=data/HelsinkiMedium/A_homes.wkt # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = p ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = 1 # The source nodes -- nodes that create the messages # Lower bound is inclusive; upper bound is exclusive Events1.hosts = 1, 1 Events1.tohosts = 24, 24 # The destinations of the messages created # Lower bound is inclusive; upper bound is exclusive # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator # (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 3600, 3650 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 10k # range of message source/destination addresses #Events1.hosts = 0,49 # Message ID prefix Events1.prefix = M ## Movement model settings # seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = [11; 3; 5; 7; 9] # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 4000 # How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4 MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 7 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Report.reportDir = [reports/Epidemic_WDMTTL/360;reports/Epidemic_WDMTTL/720;reports/Epidemic_WDMTTL/1080;reports/Epidemic_WDMTTL/1440;reports/Epidemic_WDMTTL/1880] #Report.reportDir = reports/Epidemic_WDMBufferCoba # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport Report.report2 = TrafficReport Report.report3 = BufferOccupancyReport Report.report4 = BufferVsTtlReport Report.report5 = BufferOverflowReport Report.report6 = BufferOccupancyReportA Report.report7 = BufferOccupancyArrayReport ## Default settings for some routers settings EpidemicRouter.secondsInTimeUnit = 30 #EpidemicRouter.nrofCopies = 250 #EpidemicRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation ## see World class for details. Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
b. Spray And Wait Router
# # Default settings for the simulation # ## Scenario settings Scenario.name = SprayAndWaitWorkingDayLCOPIES Scenario.simulateConnections = true Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 259200 ## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
# For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface # Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k btInterface.transmitRange = 100 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 20M highspeedInterface.transmitRange = 10 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 1 ## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all # for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups Group.movementModel = WorkingDayMovement Group.router = SprayAndWaitRouter Group.bufferSize = 10M Group.waitTime = 0, 300 # All nodes have the bluetooth interface Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 1.5 , 2.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = 1440 Group.nrofHosts = 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
#WORKING DAY Group.busControlSystemNr = 5 Group.workDayLength = 28800 Group.nrOfOffices = 10 Group.officeSize = 100 Group.officeWaitTimeParetoCoeff = 0.5 Group.officeMinWaitTime = 10 Group.officeMaxWaitTime = 20 Group.timeDiffSTD = 7200 Group.nrOfMeetingSpots = 5 Group.minGroupSize = 1 Group.maxGroupSize = 3 Group.shoppingControlSystemNr = 2 Group.maxAfterShoppingStopTime = 200 Group.minAfterShoppingStopTime = 100 Group.ownCarProb = 1 Group.probGoShoppingAfterWork = 0.5 Group2.shoppingControlSystemNr = 1 Group2.meetingSpotsFile=data/HelsinkiMedium/A_meetingspots.wkt Group2.officeLocationsFile=data/HelsinkiMedium/A_offices.wkt Group2.homeLocationsFile=data/HelsinkiMedium/A_homes.wkt # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = p ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = 3 #Events.nrof = 7 # The source nodes -- nodes that create the messages # Lower bound is inclusive; upper bound is exclusive Events1.hosts = 1, 1 Events1.tohosts = 24, 24 # The destinations of the messages created # Lower bound is inclusive; upper bound is exclusive # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator # (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 3600,3650 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 10k # range of message source/destination addresses #Events1.hosts = 0,49 # Message ID prefix Events1.prefix = M ## Movement model settings # seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = 95 # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 4000 # How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 7 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting) #Report.reportDir = [reports/SPWWorkingDayLCOPIES/5; reports/SPWWorkingDayLCOPIES/7; reports/SPWWorkingDayLCOPIES/9; reports/SPWWorkingDayLCOPIES/11; reports/SPWWorkingDayLCOPIES/13] #Report.reportDir= [reports/SPW_WDMBuffer/5;reports/SPW_WDMBuffer/10;reports/SPW_WDMBuffer/15;reports/SPW_WDMBuffer/20;reports/SPW_WDMBuffer/25] Report.reportDir = reports/SPW_WorkingDayLCOPIES/13 # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport Report.report2 = TrafficReport Report.report3 = BufferOccupancyReport Report.report4 = BufferVsTtlReport Report.report5 = BufferOverflowReport Report.report6 = BufferOccupancyReportA Report.report7 = BufferOccupancyArrayReport ## Default settings for some routers settings SprayAndWaitRouter.secondsInTimeUnit = 30 SprayAndWaitRouter.nrofCopies = 13 SprayAndWaitRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation ## see World class for details. Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
c. Direct Delivery
# # Default settings for the simulation # ## Scenario settings Scenario.name = DirectDelivey Scenario.simulateConnections = true Scenario.updateInterval = 0.1 # 43200s == 12h Scenario.endTime = 432000 ## Interface-specific settings: # type : which interface class the interface belongs to # For different types, the sub-parameters are interface-specific # For SimpleBroadcastInterface, the parameters are: # transmitSpeed : transmit speed of the interface (bytes per second) # transmitRange : range of the interface (meters) # "Bluetooth" interface for all nodes btInterface.type = SimpleBroadcastInterface # Transmit speed of 2 Mbps = 250kBps btInterface.transmitSpeed = 250k btInterface.transmitRange = 10 # High speed, long range, interface for group 4 highspeedInterface.type = SimpleBroadcastInterface highspeedInterface.transmitSpeed = 10M highspeedInterface.transmitRange = 1000 # Define 6 different node groups Scenario.nrofHostGroups = 1 ## Group-specific settings: # groupID : Group's identifier. Used as the prefix of host names # nrofHosts: number of hosts in the group # movementModel: movement model of the hosts (valid class name from movement package) # waitTime: minimum and maximum wait times (seconds) after reaching destination # speed: minimum and maximum speeds (m/s) when moving on a path # bufferSize: size of the message buffer (bytes) # router: router used to route messages (valid class name from routing package) # activeTimes: Time intervals when the nodes in the group are active (start1, end1, start2, end2, ...) # msgTtl : TTL (minutes) of the messages created by this host group, default=infinite ## Group and movement model specific settings # pois: Points Of Interest indexes and probabilities (poiIndex1, poiProb1, poiIndex2, poiProb2, ... ) # for ShortestPathMapBasedMovement # okMaps : which map nodes are OK for the group (map file indexes), default=all # for all MapBasedMovent models # routeFile: route's file path - for MapRouteMovement # routeType: route's type - for MapRouteMovement # Common settings for all groups
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Group.movementModel = WorkingDayMovement Group.router = DirectDeliveryRouter Group.bufferSize = 10M Group.waitTime = 0, 300 # All nodes have the bluetooth interface Group.nrofInterfaces = 1 Group.interface1 = btInterface # Walking speeds Group.speed = 1.5 , 2.5 # Message TTL of 300 minutes (5 hours) Group.msgTtl = 1440 Group.nrofHosts = 125 # group1 (pedestrians) specific settings Group1.groupID = p #WORKING DAY Group.workDayLength = 28800 Group.nrOfOffices = 10 Group.officeSize = 100 Group.officeWaitTimeParetoCoeff = 0.5 Group.officeMinWaitTime = 10 Group.officeMaxWaitTime = 10000 Group.timeDiffSTD = 7200 Group.nrOfMeetingSpots = 5 Group.minGroupSize = 1 Group.maxGroupSize = 3 Group.probGoShoppingAfterWork = 0.5 Group.shoppingControlSystemNr = 2 Group.maxAfterShoppingStopTime = 200 Group.minAfterShoppingStopTime = 100 Group.ownCarProb = 1 Group.busControlSystemNr = 1 Group2.shoppingControlSystemNr = 1 Group2.meetingSpotsFile=data/HelsinkiMedium/A_meetingspots.wkt Group2.officeLocationsFile=data/HelsinkiMedium/A_offices.wkt Group2.homeLocationsFile=data/HelsinkiMedium/A_homes.wkt ## Message creation parameters # How many event generators Events.nrof = 1 # Class of the first event generator Events1.class = MessageEventGenerator # (following settings are specific for the MessageEventGenerator class) # Creation interval in seconds (one new message every 25 to 35 seconds) Events1.interval = 3600, 3650 # Message sizes (500kB - 1MB) Events1.size = 10k # range of message source/destination addresses #Events1.hosts = 0,125 Events1.hosts = 1, 1 Events1.tohosts = 24, 24 # Message ID prefix Events1.prefix = M ## Movement model settings # seed for movement models' pseudo random number generator (default = 0) MovementModel.rngSeed = 6 # World's size for Movement Models without implicit size (width, height; meters) MovementModel.worldSize = 4500, 4000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
# How long time to move hosts in the world before real simulation MovementModel.warmup = 1000 ## Map based movement -movement model specific settings MapBasedMovement.nrofMapFiles = 4 MapBasedMovement.mapFile1 = data/roads.wkt MapBasedMovement.mapFile2 = data/main_roads.wkt MapBasedMovement.mapFile3 = data/pedestrian_paths.wkt MapBasedMovement.mapFile4 = data/shops.wkt ## Reports - all report names have to be valid report classes # how many reports to load Report.nrofReports = 7 # length of the warm up period (simulated seconds) Report.warmup = 0 # default directory of reports (can be overridden per Report with output setting) #Report.reportDir = [reports/DD_WDM/25;reports/DD_WDM/50;reports/DD_WDM/75;reports/DD_WDM/100;reports/DD_WDM/125] Report.reportDir = reports/DDWDM/125 # Report classes to load Report.report1 = MessageStatsReport Report.report2 = TrafficReport Report.report3 = BufferOccupancyReport Report.report4 = BufferVsTtlReport Report.report5 = BufferOverflowReport Report.report6 = BufferOccupancyReportA Report.report7 = BufferOccupancyArrayReport ## Default settings for some routers settings DirectDeliveryRouter.secondsInTimeUnit = 30 DirectDeliveryRouter.nrofCopies = 1 #DirectDeliveryRouter.binaryMode = true ## Optimization settings -- these affect the speed of the simulation ## see World class for details. Optimization.cellSizeMult = 5 Optimization.randomizeUpdateOrder = true ## GUI settings # GUI underlay image settings GUI.UnderlayImage.fileName = data/helsinki_underlay.png # Image offset in pixels (x, y) GUI.UnderlayImage.offset = 64, 20 # Scaling factor for the image GUI.UnderlayImage.scale = 4.75 # Image rotation (radians) GUI.UnderlayImage.rotate = -0.015 # how many events to show in the log panel (default = 30) GUI.EventLogPanel.nrofEvents = 100 # Regular Expression log filter (see Pattern-class from the Java API for RE-matching details) #GUI.EventLogPanel.REfilter = .*p[1-9]<->p[1-9]$
4. Listing Program Epidemic * Copyright 2010 Aalto University, ComNet * Released under GPLv3. See LICENSE.txt for details.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
*/ package routing; import core.Settings; /** * Epidemic message router with drop-oldest buffer and only single transferring * connections at a time. */ public class EpidemicRouter extends ActiveRouter { /** * Constructor. Creates a new message router based on the settings in * the given Settings object. * @param s The settings object */ public EpidemicRouter(Settings s) { super(s); System.setProperty("java.util.Arrays.useLegacyMergeSort", "true"); //TODO: read&use epidemic router specific settings (if any) } /** * Copy constructor. * @param r The router prototype where setting values are copied from */ protected EpidemicRouter(EpidemicRouter r) { super(r); //TODO: copy epidemic settings here (if any) } @Override public void update() { super.update(); if (isTransferring() || !canStartTransfer()) { return; // transferring, don't try other connections yet } // Try first the messages that can be delivered to final recipient if (exchangeDeliverableMessages() != null) { return; // started a transfer, don't try others (yet) } // then try any/all message to any/all connection this.tryAllMessagesToAllConnections(); } @Override public EpidemicRouter replicate() { return new EpidemicRouter(this); } }
5. Listing Program Spray And Wait /* * Copyright 2010 Aalto University, ComNet * Released under GPLv3. See LICENSE.txt for details. */ package routing; import java.util.ArrayList; import java.util.List; import core.Connection; import core.DTNHost; import core.Message; import core.Settings; /**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
* Implementation of Spray and wait router as depicted in * <I>Spray and Wait: An Efficient Routing Scheme for Intermittently * Connected Mobile Networks</I> by Thrasyvoulos Spyropoulus et al. * */ public class SprayAndWaitRouter extends ActiveRouter { /** identifier for the initial number of copies setting ({@value})*/ public static final String NROF_COPIES = "nrofCopies"; /** identifier for the binary-mode setting ({@value})*/ public static final String BINARY_MODE = "binaryMode"; /** SprayAndWait router's settings name space ({@value})*/ public static final String SPRAYANDWAIT_NS= "SprayAndWaitRouter"; /** Message property key */ public static final String MSG_COUNT_PROPERTY= SPRAYANDWAIT_NS + "." +"copies"; protected int initialNrofCopies; protected boolean isBinary; public SprayAndWaitRouter(Settings s) { super(s); Settings snwSettings = new Settings(SPRAYANDWAIT_NS); initialNrofCopies = snwSettings.getInt(NROF_COPIES); isBinary = snwSettings.getBoolean( BINARY_MODE); } /** * Copy constructor. * @param r The router prototype where setting values are copied from */ protected SprayAndWaitRouter(SprayAndWaitRouter r) { super(r); this.initialNrofCopies = r.initialNrofCopies; this.isBinary = r.isBinary; } @Override public int receiveMessage(Message m, DTNHost from) { return super.receiveMessage(m, from); } @Override public Message messageTransferred(String id, DTNHost from) { Message msg = super.messageTransferred(id, from); IntegernrofCopies= (Integer)msg.getProperty(MSG_COUNT_PROPERTY); assert nrofCopies != null : "Not a SnW message: " + msg; if (isBinary) { /* in binary S'n'W the receiving node gets ceil(n/2) copies */ nrofCopies = (int)Math.ceil(nrofCopies/2.0); } else { /* in standard S'n'W the receiving node gets only single copy */ nrofCopies = 1; } msg.updateProperty(MSG_COUNT_PROPERTY,nrofCopies); return msg; } @Override public boolean createNewMessage(Message msg) { makeRoomForNewMessage(msg.getSize());
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
msg.setTtl(this.msgTtl); msg.addProperty(MSG_COUNT_PROPERTY,new Integer(initialNrofCopies)); addToMessages(msg, true); return true; } @Override public void update() { super.update(); if (!canStartTransfer() || isTransferring()) { return; // nothing to transfer or is currently transferring } /* try messages that could be delivered to final recipient */ if (exchangeDeliverableMessages() != null) { return; } /* create a list of SAWMessages that have copies left to distribute */ @SuppressWarnings(value = "unchecked") List<Message>copiesLeft= sortByQueueMode(getMessagesWithCopiesLeft()); if (copiesLeft.size() > 0) { /* try to send those messages */ this.tryMessagesToConnections(copiesLeft, getConnections()); } } /** * Creates and returns a list of messages this router is currently * carrying and still has copies left to distribute (nrof copies > 1). * @return A list of messages that have copies left */ protected List<Message> getMessagesWithCopiesLeft() { List<Message> list = new ArrayList<Message>(); for (Message m : getMessageCollection()) { Integer nrofCopies= (Integer)m.getProperty(MSG_COUNT_PROPERTY); assert nrofCopies != null : "SnW message " + m + " didn't have " + "nrof copies property!"; if (nrofCopies > 1) { list.add(m); } } return list; } /** * Called just before a transfer is finalized (by * {@link ActiveRouter#update()}). * Reduces the number of copies we have left for a message. * In binary Spray and Wait, sending host is left with floor(n/2) copies, * but in standard mode, nrof copies left is reduced by one. */ @Override protected void transferDone(Connection con) { Integer nrofCopies; String msgId = con.getMessage().getId(); /* get this router's copy of the message */ Message msg = getMessage(msgId); if (msg == null) { // message has been dropped from the buffer after..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
return; // ..start of transfer -> no need to reduce amount of copies } /* reduce the amount of copies left */ nrofCopies = (Integer)msg.getProperty(MSG_COUNT_PROPERTY); if (isBinary) { nrofCopies /= 2; } else { nrofCopies--; } msg.updateProperty(MSG_COUNT_PROPERTY, nrofCopies); } @Override public SprayAndWaitRouter replicate() { return new SprayAndWaitRouter(this); } }
6. Listing Program Direct Delivery /* * Copyright 2010 Aalto University, ComNet * Released under GPLv3. See LICENSE.txt for details. */ package routing; import core.Settings; /** * Router that will deliver messages only to the final recipient. */ public class DirectDeliveryRouter extends ActiveRouter { public DirectDeliveryRouter(Settings s) { super(s); } protected DirectDeliveryRouter(DirectDeliveryRouter r) { super(r); } @Override public void update() { super.update(); if (isTransferring() || !canStartTransfer()) { return; // can't start a new transfer } // Try only the messages that can be delivered to final recipient if (exchangeDeliverableMessages() != null) { return; // started a transfer } } @Override public DirectDeliveryRouter replicate() { return new DirectDeliveryRouter(this); } }
7. Listing Program Average Buffer Occupancy package report; /** * Records the average buffer occupancy and its variance with format: * <p> * <Simulation time><average buffer occupancy % [0..100]><variance>
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
* </p> * */ import java.util.*; //import java.util.List; //import java.util.Map; import core.DTNHost; import core.Settings; import core.SimClock; import core.UpdateListener; public class BufferOccupancyReportA extends Report implements UpdateListener { /** * Record occupancy every nth second -setting id ({@value}). * Defines the interval how often (seconds) a new snapshot of buffer * occupancy is taken previous:5 */ public static final String BUFFER_REPORT_INTERVAL = "occupancyInterval"; /** Default value for the snapshot interval */ public static final int DEFAULT_BUFFER_REPORT_INTERVAL = 3600; private double lastRecord = Double.MIN_VALUE; private int interval; private Map<DTNHost, Double> bufferCounts = new HashMap<DTNHost, Double>(); private int updateCounter = 0; //new added public BufferOccupancyReportA() { super(); Settings settings = getSettings(); if (settings.contains(BUFFER_REPORT_INTERVAL)) { interval = settings.getInt(BUFFER_REPORT_INTERVAL); } else { interval = -1; /* not found; use default */ } if (interval < 0) { /* not found or invalid value -> use default */ interval = DEFAULT_BUFFER_REPORT_INTERVAL; } } public void updated(List<DTNHost> hosts) { if (isWarmup()) { return; } if (SimClock.getTime() - lastRecord >= interval) { lastRecord = SimClock.getTime(); printLine(hosts); updateCounter++; // new added } /** for (DTNHost ho : hosts ) { double temp = ho.getBufferOccupancy(); temp = (temp<=100.0)?(temp):(100.0); if (bufferCounts.containsKey(ho.getAddress())) bufferCounts.put(ho.getAddress(), (bufferCounts.get(ho.getAddress()+temp))/2); else bufferCounts.put(ho.getAddress(), temp); } } */ } /**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
* Prints a snapshot of the average buffer occupancy * @param hosts The list of hosts in the simulation */ private void printLine(List<DTNHost> hosts) { /** double bufferOccupancy = 0.0; double bo2 = 0.0; for (DTNHost h : hosts) { double tmp = h.getBufferOccupancy(); tmp = (tmp<=100.0)?(tmp):(100.0); bufferOccupancy += tmp; bo2 += (tmp*tmp)/100.0; } double E_X = bufferOccupancy / hosts.size(); double Var_X = bo2 / hosts.size() - (E_X*E_X)/100.0; String output = format(SimClock.getTime()) + " " + format(E_X) + " " + format(Var_X); write(output); */ for (DTNHost h : hosts ) { double temp = h.getBufferOccupancy(); temp = (temp<=100.0)?(temp):(100.0); if (bufferCounts.containsKey(h)){ //bufferCounts.put(h, (bufferCounts.get(h)+temp)/2); seems WRONG bufferCounts.put(h, bufferCounts.get(h)+temp); //write (""+ bufferCounts.get(h)); } else { bufferCounts.put(h, temp); //write (""+ bufferCounts.get(h)); } } } @Override public void done() { for (Map.Entry<DTNHost, Double> entry : bufferCounts.entrySet()) { DTNHost a = entry.getKey(); Integer b = a.getAddress(); Double avgBuffer = entry.getValue()/updateCounter; write("" + b + ' ' + avgBuffer); //write("" + b + ' ' + entry.getValue()); } super.done(); } }
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI