analisis unsur intrinsik

21
ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “KUTITIPKAN CINTAKU PADAMU” KARYA SEPTHI PERMENDKARET MAKALAH Oleh : 1. Nurul Ristiana 2. Roudhotul Ulumiyah 3. Umi Syafa’atun Khasanah iv

Upload: ryeza-winger-becks

Post on 03-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ANALISIS UNSUR INTRINSIK.

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

ANALISIS UNSUR INTRINSIK

CERPEN “KUTITIPKAN CINTAKU PADAMU”

KARYA SEPTHI PERMENDKARET

MAKALAH

Oleh :

1. Nurul Ristiana

2. Roudhotul Ulumiyah

3. Umi Syafa’atun Khasanah

iv

Page 2: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

YAYASAN PONDOK PESANTREN ATTANWIR

MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH TALUN

SUMBERREJO – BOJONEGORO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS UNSUR INTRINSIK

CERPEN “KUTITIPKAN CINTAKU PADAMU”

KARYA SEPTHI PERMENDKARET

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

Guru Bidang Studi : H. Jama’ah, S.Pd

Oleh :

1. Nurul Ristiana

iv

Page 3: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

2. Roudhotul Ulumiyah

3. Umi Syafa’atun Khasanah

YAYASAN PONDOK PESANTREN ATTANWIR

MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH TALUN

SUMBERREJO – BOJONEGORO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia, pada :

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat : Yayasan Pondok Pesantren At Tanwir Madrasah

Aliyah Islamiyah Talun,Sumberrejo,Bojonegoro.

Talun, ….Mei 2013

Mengetahui,

Mudirut Madrasah Pembimbing

Drs. MUSTAM, S.Pd H. JAMA’AH, S.Pd

iv

Page 4: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas berkat dan rahmat-nya,

sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah, yaitu yang berjudul ; Analisis

Unsur Intrinsik Cerpen “Kutitipkan Cintaku Padamu” Karya Septhi

Permendkaret.. Suatu hal yang yang tidak dapat dipungkiri sekarang bahwa setiap

orang ketika di hadapkan dalam suatu permasalahan dan terkadang sulit mencari

pemecahan masasalahnya, disini pemakalah mencoba untuk menganalisis makna

kehidupan melalui makalah yang kami buat ini.

Pemakalah mengucapkan banyak terima kasih kepada guru bahasa

Indonesia yaitu Ust. H. Jama’ah, S.Pd. yang telah membimbing pemakalah agar

dapatmengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.

Untuk dapat memahami unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah cerpen

dan mengartikan makna dalam cerpen tersebut, semoga pemakalah dapat

memahami, menelaah, mengartikan, serta dapat melaksanakan dalam kehidupan

sehari-hari, yang pada akhirnya kita akan bias mengoreksi diri dan bias

membandingkan mana yang baik dan mana yang buruk.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

kami sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan. Mungkin dalam

penyusunan makalah ini ada suatu kesalahan kami mohon kritik dan saran dari

pembaca.

Bojonegoro, 20 Mei 2013

Penyusun

iv

Page 5: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................1

C. Batasan Masalah ..............................................................................................1

D. Rumusan Masalah.............................................................................................2

E. Tujuan Pembahasan..........................................................................................2

F. Kajian Pustaka .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................5

A. Penokohan Cerpen “Kutitipkan Cintaku Padamu” Karya Septhi

Permendkaret....................................................................................................5

B. Latar/ setting Cerpen “Kutitipkan Cintaku Padamu” Karya Septhi

Permendkaret....................................................................................................7

C. Amanat Cerpen “Perempuan Dalam Baju Zirah” Karya Trudonahu

Abdurrahman Raffles.......................................................................................9

BAB III PENUTUP .....................................................................................................11

A. Kesimpulan ......................................................................................................11

B. Saran ................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................13

iv

Page 6: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

KUTITIPKAN CINTAKU PADAMU

Cerpen Karya: Septhi Permendtkaret

Muhammad Aqil Al Fatih… Itu nama salah satu mahasiswa sekaligus

seniorku. Mahasiswa lain biasa memanggilnya ‘Aqil’, tapi tidak denganku, aku

lebih senang memanggilnya ‘Alfath’. Kebiasaanku mengganti nama orang

memang sudah melekat kuat pada diriku.

Semua berawal dari PROSPEK. Kebetulan aku mahasiswa baru disalah

satu Universitas Islam di kota Sangatta Kaltim. Jadi mau tidak mau aku harus

mengikuti “Program Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus” (PROSPEK). Oh

iya, namaku ‘Azzna’, nama yang diambil dari nama depan dan akhiran, begitulah

orang-orang mendeskripsikannya.

Lengkapnya ‘Azzatul Khusna’. Waktu itu tepat seorang panitia prospek

berteriak nyaring disampingku. ‘Owh My God, very noisy…!!!’ hanya kata itu

yang aku ucapkan dalam hati. Setelah aku membelokkan kepalaku kurang lebih

berbelok 90 derajat, kira-kira segitulah, karna aku juga tidak sempat mengukur

berapa derajat kepalaku berbelok. Seorang laki-laki bertubuh tidak terlalu tinggi,

berhidung mancung dan kalau aku bandingkan dengan laki-laki kebanyakan, dia

termasuk laki-laki yang berkulit putih bersih, wajahnya terlihat sangat kalem dan

religius.

Tapi lupakan dulu gambaran dari panitia yang aku ceritakan tadi, karna

aku juga bukan type-kal cewe yang selalu menomor satukan fisikly. Dan

semenjak itu ada kebencian yang tertanam dihatiku. Aku hanya kurang suka

dengan sikapnya itu, aku tidak suka ada orang yang berteriak didekatku.

Waktu terus berjalan, dari prospek hari pertama, hari kedua, hari ketiga,

dan aku merasa ada yang aneh denganku. Diam-diam aku suka memperhatikan

seniorku itu, bahkan dengan berbagai alasan aku mendekatinya, tidak bisa disebut

mendekatinya juga, karna aku hanya ingin melihatnya lebih dekat, paling tidak

iv

Page 7: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

dari jarak yang tidak lebih dari satu meter. ‘sampah’.. yahh hanya itu yang bisa

aku jadikan alasan. Dia berdiri tidak jauh dari tong sampah berukuran sedang, dua

kali aku mondar-mandir memungut kertas/ plastic yang tidak terpakai, jelas

memang aku seperti orang yang kurang kerjaan, tapi aacchhh.. aku tidak peduli,

aku hanya ingin melihat kakak senior, just it.

Tiba waktunya para mahasiswa baru (peserta prospek., termasuk aku)

harus meminta tanda tangan panitia-panitia prospek. Banyak panitia yang baik

hati memberikan tanda tangannya tanpa si mahasiswa harus bersusah payah

menuruti satu persatu perintah dari panitia. Tapi sepertinya hanya aku yang aneh,

aku sibuk mencari dimana keberadaan salah satu panitia disana. Alhamdulillah,

aku melihatnya, ‘Thanks God’, aku langsung mendekati rerumunan mahasiswa

yang sedang asik meminta tanda tangan dari seorang panitia. Dan kini bukan satu

meter lagi jarak aku dengan panitia itu.

Aku bisa melihat jelas wajahnya, dia berada tepat dihadapanku, aku

melihat dia bertanda tangan atas nama ‘Muhammad Aqil Al Fatih’. Itu dia

namanya, sekarang aku tau siapa namanya. Nama yang indah seperti keindahan

yang terpancar dari wajahnya. Dan otomatis, aku tidak mau melewatkan

kesempatan itu, setelah mendapat tanda tangannya, aku masih tetap berdiri tegap

disana, memandangnya dengan kekaguman yang luar biasa, mengagumi ciptaan

Allah dengan jantung yang terus berdetak kencang.

Prospek hari ke’empat, sekaligus prospek terakhir yang kami ikuti, aku dan

mahasiswa lainnya, senang, sedih bercampur seperti gado-gado yang tidak enak

dibenakku. Pukul dua siang, seorang dosen memberikan materi terakhirnya. Aku

mendengarkan dengan seksama, tetapi otakku terhenti saat aku menyadari

‘Muhammad Aqil Al Fatih’ berdiri disamping kursi yang sedang kududuki.

‘Astaga, Kak Alfath’,.. aku terpekik pelan, aku terlalu senang dengan detik ini,

detik yang memporak-porandakan otak dan hatiku. Dan bukan lagi seperti gado-

gado yang bercampur aduk, melainkan seperti tomat yang diblender,

berkolaborasi dengan gula, air, es batu yang teraduk dalam satu tempat.

(huuuhhhh.. …) aku menarik pelan nafasku dan mulai mencari inspirasi untuk

iv

Page 8: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

memunculkan ide-ide konyol sesion 2, selain ide sampah kemarin. (Ohh inspirasi..

datanglah.. datanglah..)

Aku menjatuhkan pulpenku, bertujuan agar Kak Alfath bersedia

mengambilkan untukku, dan sial.. pulpen itu tidak bisa diajak kolaborasi dengan

baik. Ntah apanya yang salah, tanganku yang terlalu berdosa atau memang

pulpenku yang sedang tidak mood bekerjasama denganku. Pulpen itu meluncur

dengan tidak terkontrol. Alhasil, seorang laki-laki bertubuh besar yang duduk

didepanku berbaik hati mengambil pulpen itu untukku. ‘makasih’.. itu yang aku

ucapkan pada laki-laki itu dengan imbuhan senyum kecut yang sok’ manis.

Berhubung hari terakhir prospek, jadi malamnya diadakan acara ‘malam

penutupan prospek’. Panjang ceritanya aku bisa dapat nomor HP Kak Alfath,

tetap dengan berbagai alasan konyol, yang intinya, seusai prospek aku sudah

ber’sms’an dengannya, yang aku tau sekarang, dia orang yang cukup pendiam,

kaku seperti robot, atau memang karna aku yang belum mengenalnya lebih dekat.

Tapi tenang saudara-saudara, sikap Kak Alfath yang seperti itu tidak lantas

mematahkan semangatku.

Kampus mengadakan kemah mahasiswa disebuah pedesaan selama empat

hari. Selama kemah mahasiswa itu, aku semakin menambah pengalaman dan

wawasanku. Berbaur dengan warga sekitar, sangat menyenangkan. Terlebih lagi

dengan adanya Kak Alfath, meski ada dia, tidak setiap saat aku bisa bertemu

dengannya. Kami memang ber’sms’an, tapi bukan berarti kami jadi dekat, yang

seperti aku bilang tadi, Kak Alfath seperti robot, tidak asik, kalaupun tidak

sengaja aku bertemu dengannya, tidak ada tegur sapa sama sekali. Lambat laun,

masih melalui sms, aku mulai tidak canggung lagi, obrolanku juga agak menjurus

kearah rayuan, aku tidak peduli, aku bukan orang yang gengsi untuk merayu

lawan jenisku, jelas yang aku maksud disini bukan rayuan seperti perempuan

genit, nakal atau sebagainya. Kalau tidak percaya, aku akan beri salah satu rayuan

terbaikku itu,

“Ehm.. kalau boleh jujur, ada satu hal yang aku suka dari kakak, aku suka

mata kakak, indah,, bersinar,, aku boleh panggil kakak bintang?”. . gimana

iv

Page 9: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

menurut kalian? Bukan seperti perempuan genit yang berusaha menggoda lawan

jenisnya kan? Dari situ Kak Alfath mulai merespon, aku tidak tau itu harapan atau

hanya sekedar formalitas saja. Kak Alfath juga mulai tidak canggung membalas

kata-kataku, kami bisa lebih saling mengenal satu sama lain, dengan berbagai

pertanyaan yang bertujuan memancing sang idolapun kukerahkan satu persatu,

hingga aku tau banyak tentang Kak Alfath, dari makanan favorit, minuman

favoritnya sampai hal terkecil aku berusaha untuk mengetahuinya. Dia terlihat

lebih menyenangkan bila seperti ini.

And all my love

I’m holding on forever

Reaching for the love that seem

So far..

So i say a little prayer

Andhope my dream will take me

There

Where the skies are blue

To see you once again my love

Oversees from coast to coast

To find the place i love the most

Where the fields are green

To see you once again my love

Lirik lagu favoritku ‘westlife-my love’ persis menggambarkan perasaanku

saat ini. Empat hari berlalu, ‘kemah mahasiswapun hanya bisa dikenang.

Akhirnya aku kembali dirumah. Aku masih bingung dengan perasaanku kepada

Kak Alfath. Aku terus memikirkannya, dan itu membuat hatiku tidak tenang.

Seusai shalat maghrib, aku menengadahkan tanganku pada-Nya.

“Ya Allah,, Ya Rob,, nama Kak Alfath sungguh semakin melekat dihati

ini, kebencian yang pernah tertanam pada diri hamba kepada Kak Alfath sudah

tidak ada dihati hamba, kebencian itu lantas menjadi jembatan untuk hamba

iv

Page 10: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

masuk kedalam hati Kak Alfath, tentu hamba hanya ingin selalu melihat Kak

Alfath dalam keadaan yang baik, berikanlah yang terbaik untuknya, amiinn..”

Didalam bait doaku, aku selalu melampirkan nama Kak Alfath, perasaanku

akhir-akhir ini gelisah tidak melihat Kak Alfath. Ini pertama kali aku merasakan

hal aneh seumur hidupku. Apa aku jatuh cinta? Ntahlah.. sepertinya begitu.

Semakin hari aku semakin tersiksa dengan perasaan ini, aku menangis dalam

keheningan malam-malamku. Dadaku terasa sesak bila terus-terusan sepeti ini,

cinta pertama yang kualami terasa menyesakkan. Bukan hanya perasaanku, tapi

semua yang aku punya untuk mencintai Kak Alfath, semuanya terasa sakit.

Kembali aku berdoa pada shalat tahajud yang aku lakukan,

“Maha Suci Allah.. Engkau yang tau perasaan hamba, sungguh sampai

detik ini, hamba tidak bisa berhenti memikirkan Kak Alfath,” tanpa kusadari air

mata jatuh tepat dimukena putih yang aku kenakan. “Apa hamba salah jika hamba

mengharapkan Kak Alfath mempunyai perasaan yang sama? Apa hamba terlalu

egois jika hamba berpikir seperti itu? Tunjukan jalanmu Ya Allah..”

Tidak bisa memiliki orang yang kusayang, terlebih lagi ini cinta

pertamaku, itu sangat menyedihkan. Apa yang harus kulakukan agar Kak Alfath

bisa sedikit membuka hatinya untukku?

Kurang lebih beberapa hari ini aku mencari tau informasi tentang Kak

Alfath melalui teman-teman seangkatannya. Kini aku tau, perempuan seperti apa

yang bisa menarik hatinya. Aku memulai dengan merubah penampilanku menjadi

lebih feminim, semua orang tau aku bukan perempuan yang bisa dikatakan

feminim, bahkan sangat jauh dari itu, aku lebih sering memakai rok sekarang,

walaupun itu tidak nyaman untukku, tapi kalau dipikir dengan akal sehat, memang

bagus merubah diri menjadi yang lebih baik, karna kodrat seorang perempuan

harus seperti itu.

Malam ini aku memberanikan diri untuk menanyakan suatu pada Kak

Alfath melalui sms yang aku kirimkan padanya, aku juga bukan perempuan yang

suka berlama-lama berbasa-basi. Ini sms yang aku kirimkan,

iv

Page 11: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

“Kak, apa kakak udah punya pacar?”. Seketika aku merasa bodoh menanyakan hal

itu, tapi inilah tujuan utamaku. Azzna bodoh.. apa kamu siap dengan jawaban Kak

Alfath nantinya? Bagaimana kalau jawabannya hanya membuat kamu semakin

sakit? Apa yang akan kamu lakukan? Menangis dan terus-terusan mengadu pada

Sang pemberi hidup? Bisikku pada diriku sendiri. Dengan perasaaan kacau aku

menunggu balasan dari Kak Alfath. Getar Hpku menghentikan segala pertanyaan

aneh yang meraung-raung meminta jawaban diotakku. Bismillah…. sembari

membuka sms itu, “Iya, kakak sudah punya pacar dik, dikampung.” Degggg….

kali ini bukan lagi sakit yang aku rasa, tapi rasa nyeri yang tidak terkendali, aku

merasa berdosa telah menyukai dan berharap pada orang yang notabene sudah

menjadi pacar perempuan lain. Air mataku sekejap bercucuran menolak kenyataan

ini. Apa aku menyesal bertanya seperti ini? Kenapa aku harus menanyakan hal

ini? Kenapa Kak Alfath tidak mengerti perasaanku? Kenapa semuanya tidak

berpihak padaku? Berbagai kata ‘kenapa’ memenuhi otakku kini. Sms ini tidak

aku lanjutkan, aku tidak mau mendengar pernyataan selanjutnya yang akan Kak

Alfath ucapkan. Aku hanya ingin tidur, yahh.. dengan tidur aku bisa melupakan

smuanya, sakit hati, air mata, semuanya…

Paginya aku kembali terbangun, tepat setengah empat pagi aku mengambil

air wudhu. Shalat tahajudku kali ini terasa berbeda, karna mataku sedikit

terjanggal, mataku terlihat sangat sembab, efek dari tangisan semalam.

Tiba saatnya aku memanjatkan doa seusai shalat,“Engkaulah tempat

terbaik untuk mengadu, hanya Engkau penenang hati dan jiwaku saat ini, Ya

Allah kenyataan ini sungguh sangat menyakitkan, hamba mencintai Kak Alfath

sebesar yang Engkau ketahui, atas dasar keridhoanmu, hamba bisa mencintainya

seperti ini. Sepenuhnya hamba titipkan cintaku pada-Mu, lindungilah Kak

Alfath…”

Satu minggu setelah itu, aku mendapati kabar bahwa ayahku harus

berpindah kerja di Jambi, aku dan keluargaku terpaksa ikut pindah, dan kuliahku

juga harus terhenti, mungkin aku memang harus memulainya dikota lain, karena

ayah akan menetap kerja di Jambi, jadi aku tidak takut lagi memulainya dari nol.

iv

Page 12: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

Masih ada waktu untuk aku menulis surat untuk Kak Alfath, karna hanya

dia yang pertama kali kuingat sebelum perpindahanku.

Paginya pukul tujuh, Airin teman dekatku dikampus kerumah, seperti

halnya seorang sahabat, ia menemuiku mengucapkan salam perpisahan sebelum ia

pergi kuliah. Tidak lupa aku menitipkan suratku itu pada Airin, Airin yang

mengerti benar bagaimana awal cerita aku membenci hingga menyukai Kak

Alfath sekaligus sahabat terbaik yang aku miliki.

Mobil avanza berwarna silver milik Om’ku sudah datang, Om’ku yang

akan mengantarkan aku dan keluargaku menuju bandara Balikpapan. Pelukan

hangat dari Airin membuatku tenang.

“Hati-hati Na.. jaga dirimu baik-baik.. .” ucap Airin padaku dengan mata

berkaca-kaca.“Iya Rin, jangan nangis ach.. makin jelek tau.” Balasku dengan tetap

terlihat cool. “Sakit ya Na..” “Aku baik, makanya selalu doakan aku supaya selalu

baik agar kita bisa bertemu lagi esok.” Kataku dengan sedikit menahan tangis,

meski aku tau yang Airin maksud memang bukan fisikku, melainkan sakit hatiku.

Tepat setengah delapan Aku dan keluargaku berangkat. Sekarang aku sudah

berada dipersimpangan Bontang, Airin pasti sudah bertemu dengan Kak Alfath

dan memberikan suratku.

“Assalamualaikum Kak Alfath… Memory otakku seolah tidak berhenti

memutar setiap kenangan tentang Kak Alfath sewaktu aku menulis surat ini.

‘Muhamamad Aqil Al Fatih’.. mungkin ini kali pertama aku menyebut nama

kakak, dan aku tidak pernah berharap menjadi yang terakhir kalinya, karna aku

berkeinginan suatu saat nanti tepat dihadapan kakak, aku bisa menyebutkan nama

kakak dengan lengkap, walaupun hal itu dirasa sulit, karna bahkan aku tidak tau

bisa bertemu kakak lagi atau tidak.

Kakak tentu ingat pertama kali aku meminta izin ingin memanggil kakak

‘bintang’..? pada saat itulah aku merasakan perasaan itu, perasaan yang mungkin

orang biasa menyebutnya dengan cinta.. . aku cukup senang bisa mengenal kakak,

tidak ada sedikitpun penyesalan yang aku rasa. Sampai akhirnya aku tau sudah

iv

Page 13: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

ada perempuan beruntung yang memiliki kakak. Sumpah, demi tiap tetes air

mataku, aku berat menerima kenyataan itu, kenyataan yang menghancurkan hati

dan jiwaku. Satu detik dimana aku rasa, aku telah benar-benar mencintai kakak.

Tapi ada hal yang paling rendah dan berdosa, yaitu kalau aku iri dengan

perempuan yang sudah memiliki hati kakak. Aku sadar, hidup itu pilihan, sama

seperti cinta, aku bisa memilih melupakan kakak atau tidak sama sekali, dan dua-

duanya tetap ada resiko. Aku hanya ingin melupakan hal yang bisa aku lupakan

dan tidak ingin memaksakan diri untuk melupakan hal yang sulit untuk lupakan,

dan itu kakak.

Jangan timbulkan pertanyaan knapa aku menyukai kakak, karna sampai

nafasku berhenti berhembus, aku tidak akan pernah mengetahui alasan knapa aku

menyukai kakak, aku hanya tau sebuah rasa yang tulus ialah seonggok rasa yang

tidak beralasan.

Kakak sepeti malaikat untukku, malaikat yang sedikit banyak sudah

mengajarkan arti kedewasaan, mengikhlaskan sesuatu yang belum berpihak

padaku, berubah menjadi yang lebih baik, dan semuanya. Terimakasih dan maaf.

Wassalam… .”

Dering HP menghentikan lamunanku. ‘Airin’.. . ada apa dia meneleponku.

“Hallo, assalamualaikum ..” ucapku.

“Walaikumsalam.. .Azzna, aku mohon sekarang kamu putar balik, Kak Aqil ingin

menemuimu.” Dengan suara yang terdengar terdesa-desa.

“Tapi….”

“Aku mohon. ..” pinta Airin. “Hanya kali ini, aku yakin keluargamu akan

mengerti.”

Lima menit lamanya aku berhasil membujuk orang tua dan Om’ku.

Setelah setengah jam perjalanan, aku sampai diKampus, karna tadi Airin sempat

sms menyuruhku langsung ke Kampus. Jantungku berdegup kencang sekali.

Didepan salah satu ruangan, aku melangkahkan kakiku perlahan. Banyak orang

disana, terlihat Airin menghampiriku. “Azzna..,..” kemudian Airin terdiam.

iv

Page 14: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

Langkah kakiku membuat orang-orang disana beralih melihat kearahku.

Aku melihat seorang laki-laki terbaring lemah ditengah-tengah rerumunan orang

yang sekarang melihat kearahku. Aku mendekati laki-laki itu, jantungku tidak lagi

berdegup kencang, tapi serasa berhenti melihat laki-laki yang sekarang sudah

berada didepanku. ‘Kak Alfath’.. . wajahnya terlihat aneh. ‘Sabar Na..,’ aku

seperti mendengar sayup-sayup suara Airin, dan beberapa isakan tangis orang-

orang disekitarku.

“Kak Alfath. .. apa kakak kedinginan? Udara sangat panas diluar, dan

bukannya kakak pernah cerita kalau kakak sangat menyukai warna coklat? Kakak

bilang hampir semua barang-barang yang kakak punya bewarna coklat, tapi knapa

sekarang kakak memakai selimut putih ini?” ucapku.

“Kakak juga berbohong hari ini, kakak juga cerita kalau kakak suka sekali

dengan jus jeruk, bahkan kakak bilang selalu menolak jika diberi minuman selain

jus jeruk, lalu kenapa air yang menempel dibibir kakak bewarna merah? Itu

seperti bukan warna jus jeruk.”

Aku berusaha sedikit mendekatkan telingaku pada hidung mancung Kak

Alfath, dan memejamkan mataku, mencoba merasakan hembusan nafasnya.

“Kak, knapa kakak menahan nafas seperti ini? Tolong jawab kak.” Kataku sambil

menahan tangis.

“Setelah membaca suratmu, Kak Aqil sudah berusaha mengejarmu Jan,

Kak Aqil bilang, dia hanya ingin mendengar smuanya langsung dari kamu, tapi

takdir berkata lain, motor yang dipakai Kak Aqil oleng dan smuanya terjadi.

Semuanya terlambat sebelum dibawa ke Rumah Sakit.” Ucap Airin dengan sedikit

terisak.

Kali ini tangisku benar-benar pecah. .. Aku memang sudah sepenuhnya

menitipkan cintaku Pada-Nya.. Kak Alfath pergi untuk selamanya.. .

*THE END *…

iv

Page 15: ANALISIS UNSUR INTRINSIK

iv