analisis usaha pedagang ikan pada pasar ikan di …repository.utu.ac.id/768/1/bab i_v.pdf5 maka...
TRANSCRIPT
ANALISIS USAHA PEDAGANG IKAN PADA PASARIKAN DI KECAMATAN SEUNAGAN
KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
JAISAL RAMADHI10C10432029
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH
2014
ANALISIS USAHA PEDAGANG IKAN PADA PASARIKAN DI KECAMATAN SEUNAGAN
KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
JAISAL RAMADHI10C10432029
Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PerikananPada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH
2014
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor Perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan, terutama
dalam hal mendatangkan devisa. Akan tetapi sektor perikanan selama ini belum
mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal
bila sektor perikanan di kelola secara serius akan memberikan konstribusi yang lebih
besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat menegaskan kemiskinan
masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan dan petani Ikan.(Mulyadi,2005)
Pedagang ikan yang menjual ikan di pasar salah satu merupakan bagian yang
sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap ikan di
alam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya
adalah ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau
secara enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat
penting untuk dikonsumsi oleh manusia.
Permintaan ikan di Indonesia semakin meningkat, apalagi di daerah-daerah
dekat pesisir hampir semua mengkonsumsi ikan. Permintaan ikan di Keucamatan
Seunagan hingga saat ini juga semakin meningkat yang membuat para pedagang
pasar ikan di Kecamatan Seunagan semakin meningkat pula dalam penyediaan ikan
yang di butuhkan. Tidak hanya itu pedagang ikan di Kecamatan Seunagan juga sudah
2
terpecah menjadi 3 pasar yaitu pasar Kuta Paya dan Parom. Terbaginya pasar
tersebut adalah disebabkan karena penuhnya pasar Jeuram atau yang sering disebut
sebagai pasar induk yang dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan untuk pasar Kuta Paya
dan Parom saat ini masih menggunakan lahan masyarakat.
Dari ketiga pasar tersebut memiliki persamaan fungsi yang menimbukan
persaingan, maka dari berbagai pasar tersebut tetap mempertahankan konsep dan fisik
masing-masing. Jarak pasar yang hampir berdekatan menyebabkan pembeli puas
memilih pasar yang akan di kunjungi. Jadi dengan permasalahan inilah menimbulkan
perlu untuk dilakukan penelitian untuk mengetahui pendapatan rata-rata pedagang
ikan di Kecamatan Seunagan .
Penelitian pendapatan pedagang ikan ini mengambil lokasi pada beberapa
pasar ikan kecamatan Seunagan diarahkan terutama tentang keberadaan pedagang
dari berbagai pasar di Kecamatan Seunagan untuk memilih pasar yang lebih banyak
diminati oleh konsumen untuk salah satu sarana yang mendukung sehingga
pendapatan lebih menjamin. Untuk mendapat kriteria pedagang dan memahami betul
tentang konsep pasar seperti kebersihan yang hingga saat ini pasar Parom maupun
Kuta Paya masih menggunakan lahan masyarakat agar mampu mengatasi akan
kelemahan yang cendrung dengan masalah kotor, becek, supaya meningkatnya
pengunjung pasar sehingga pendapatan pedagang bisa meningkat.
1.2. Rumusan Masalah
Secara umum usaha penjualan ikan memiliki kontribusi yang cukup penting
dalam ketersediannya hasil perikanan untuk kebutuhan masyarakat dalam sehari-
3
hari. Peranan pedagang ikan di kecamatan Seunagan memiliki keterbatasan, baik
dalam aspek penjualan maupun pasar yang sekarang terbagi menjadi 3 pasar. Disisi
lain kondisi hasil pendapatan dari usaha pedagang ikan yang dikatagorikan bisa
mencukupi kebutuhan keluarga dan seperti besar akan kecilnya keuntungan pedagang
belum diketahui.
Sehubungan dengan permasalahan diatas dirasa perlu dilakukan penelitian
pada usaha pedagang ikan di Kecamatan Seunagan. Hal ini penting untuk keperluan
monitoring bagi pemerintah daerah agar menentukan kebijakan-kebijakan demi
keberlanjutan usaha pedagang ikan di Kecamatan Senagan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pendapatan pedagang ikan di Pasar Jeuram, Parom
dan Kuta paya kecamatan Seunagan.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi suatu gambaran dan informasi
kepada masyarakat mengenai prospek dan keuntungan diperoleh oleh pedagang ikan
di Keucamatan Seunagan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agribisnis Perikanan
Indonesia memiliki potensi perikanan cukup besar yang dapat menjadi salah
satu andalan bahan pangan sekaligus sumber pendapatan devisa memalui ekspor.
Meskipun demikian, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di
sebabkan oleh lemahnya sisi pengolahan dan pemasaran. Permasahan pertama yang
dihadapi adalah tidak akuratnya data sumberdaya, ketidakpastian bahan mentah dan
tidak berjalannya sistem industri pengolahan ikan (Hardjamulia, 2000).
Perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengelolahan
sampai pemasaran hasilnya. Sedang yang di maksud sumber perikanan ialah binatang
dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan baik darat maupun laut
(Mubyarto,1994).
Usaha penjualan ikan lazimnya di lakukan di berbagai daerah cenderung
menjadi pekerjaan pokok bagi pedagang ikan peranan kepala rumah tangga yang
harus menghidupi keluarganya yang bekerja di bidang perikanan (Casrinah 2003).
Persamaan fungsi yang dimiliki oleh pusat belanja pasar ikan tradisional
menimbulkan persaingan antara ketiga pasar,Jeuram,Parom dan Kuta paya dari
jumlah pedagang pemasokan dan dekatnya dengan kosumen.
2.2. Pemasaran Perikanan
Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam menjalankan usaha
perikanan, karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh
terhadap naik-turunnya pendapatan nelayan. Produksi akan sia-sia bila harga rendah,
5
maka pemasaran harus baik dan sesuai yang di harapkan. Hal ini mempengaruhi
terjadinya naik-turunnyan harga oleh karena itu penting untuk meneliti tingkat
pemasaran daerah yaitu perikanan darat. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena
dengan sistem pemasaran yang cepat dan tepat maka pedagang akan memperoleh
pendapatan yang cepat dan jelas (Deasy yunawati, 2008).
Usaha Pemasaran ikan dipengaruhi oleh tangkapan nelayan yaitu apabila
kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan berjalan lancar keadaan harga stabil
sebaliknya pada nelayan tidak aktif melaut baik hari pantang melaut maupun kondisi
musim harga ikan pemasaran akan naik walaupun ikan yang di jual sudah beberapa
hari, selanjutnya akan mempengaruhi pendapatan pedagang ikan enceran. Karena
prioritas pasar hanya menampung stok ikan dalam satu hari jika tidak, ikan tersebut
tidak segar kemudian kurang diminati oleh konsumen (Parwinia 2005).
2.3. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencenaan, inplementasi dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli untuk
mencapai sasaran organisasi, (Daryanto, 2011).
Kegiatan utama manajemen pemasaran adalah suatu perangkat yang terdiri
dari saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan
pemasaran usaha pedagang ikan yang bisa memberikan keputusan dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang dilayani (Daryanto, 2011).
6
2.4. Arus biaya
1. Biaya Investasi
Biaya Investasi adalah seluruh biaya yang di keluarkan mulai kegiatan
itu berlangsung sampai tersebut mulai berjalan. Seperti biaya investasi pada
kegiatan pedagang ikan yaitu penyediaan tempat dan fiber lainnya.
2. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dibebankan setiap hari/bulan seperti
sewa tempat.
3. Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang tidak langsung untuk menjadi
suatu biaya bila penjualannya tinggi maka semakin tinggi biaya yang di
butuhkan.
4. Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
tenaga kerja sesuai hasil yang didapatkan.
2.5. Distribusi Pemasaran
Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk
menyalurkan barang hasil produksinya ke konsumen. Saluran distribusi digunakan itu
dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industri ataupun
konsumen akhir (Daryanto, 2011).
Gambar 1. Saluran pemasaran (Daryanto, 2011).
Pabrik Pedagangbesar
Pengencer Konsumen
7
2.6 Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh pedagang dari aktifias,
kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Bagi pedagang
pendapatan kurang penting dibandikan keuntungan yang merupakan penerimaan
sejumlah uang setelah dikurangi pengeluaran.
2.7 Analisis Finansial
Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui cash flow (arus aliran kas)
yang terdiri dari cash inflow (arus Penerimaan kas) dan cas out flow (arus kas
pengeluaran). Untuk melihat keadaan suatu usaha dapat dihitung melalui R/C ratio,
PP (payback period), dan BEB (break event point).
8
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dipasar Jeuram,Parom dan Kuta Paya, pada Bulan
Mei hingga Juni 2014 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh.
Secara sengaja memilih daerah ini dikarenakan ada tiga pasar ikan selain itu karena
pasar Jeuram merupakan pasar induk yang sentra dalam penjualannya sangat tinggi.
3.2. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Lembar kuisioner Lembar pertanyaan
2 Polpen Untuk mencatat
3 Buku catatan Untuk menyimpan informasi
4 Kamera photo Sebagai dokumentasi
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di lakukan dengan menggunakan metode survei
penggunaan survey dalam metode penelitian sehingga dapat melibatkan beberapa
responden yang merupakan responden adalah praktisi yang banyak memiliki
informasi yang terkaid (Nazir 1993). Wawancara di lakukan untuk mendapatkan
informasi tentang para pedagang ikan di pasar Jeuram Kecamatan Seunagan.
9
3.4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel randong sampling
(acak ) yaitu: dapat mengambil 30% dari pedagang ikan yang ada pada pasar ikan
Jeuram, Parom dan Kuta paya.
3.5. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data skunder, adalah sebagai berikut:
3.4.1. Data Primer
Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan terutama untuk tujuan
atas pertanyaan yang sedang dilakukan. Churchir, Gilbert A. (2005). Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dari data yang didapatkan secara langsung dari
lapangan dalam bentuk wawancara ataupun dengan menggunakan kuisioner.
3.4.2. Data Skunder
Data skunder merupakan informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan
studi yang sedang dilakukan saat ini dan untuk beberapa tujuan lain. Churchir, Gilbert
A. (2005). Dalam penelitian ini data skunder diperoleh dari laporan-laporan
menunjang baik dari instansi maupun lembaga swasta lainnya.
3.6. Analisa Usaha
Analisa usaha merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kegiatan usaha mengalami keuntungan atau tidak, serta mengukur
keberlanjutan usaha tersebut. Analisa usaha dalam perikanan merupakan pemeriksaan
10
keuangan untuk mengetahui keberhasilan usaha yang telah dicapai selama kegiatan
usaha perikanan dilaksanakan (Rahardi, 1996).
3.5.1. Parameter Analisa Usaha
Beberapa parameter yang digunakan dalam analisa usaha adalah keuntungan,
revenue-cost ratio (R/C), break even point (BEP), dan payback priode (PP) (Rahardi,
1998).
a) R/C Rasio
Analisi R/C rasio digunakan untuk mengetahui setiap nilai rupiah biaya yang
digunakan dalam kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai rupiah
penerimaan. Kegiatan usaha yang menguntungkan memiliki nilai R/C yang besar.
R/C Rasio=
b) Payback periode (PP)
Analisis payback periode (PP) digunakan untuk mengetahui berapa lama
waktu yang diperlukan untuk menutup biaya investasi.
Payback periode =
Total Pendapatan
Total Biaya
Total Investasi
Laba Usaha
11
d) Break even point (BEP)
Break even point (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan
produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan
atau impas.
BEP =
e) Keuntungan (laba)
Keuntungan adalah selisih dari pendapatan dan biaya total yang dikeluarkan.
Keuntungan yang dimaksud adalah bahwa biaya pendapatan harus lebih besar dari
biaya total.
Laba per periode = penerimaan - biaya total
3.7. Analisa Data
Analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut
(whitney,1960) di dalam acuan diskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
yang tepat. Analisa diskriptif dilakukan untuk mengetahui pendapatan pedagang ikan
di pasar Jeuram, Parom, Kuta paya yang di peroleh dari data primer data skunder :
Tabel 2. Populasi dan Sampel Penelitian
No Uraian Populasi Sampel (30%)
1 Pedagang Pasar Ikan Jeuram 15 5
2 Pedagang Pasar Ikan Kuta Paya 10 3
3 Pedagang Ikan Pasar Parom 8 2
Total 34 10
Biaya Total
Jumlah Produksi
12
3.8. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
skunder. Data primer diperoleh dari pedagang di Kecamatan Seunagan melakukan
dengan observasi dan menggunakan daftar kuisioner yang telah dipersiapkan.
Sedangkan skunder diperoleh dari instansi dan Dinas perikanan dan Kantor Camat
dengan cara wawancara.
13
IV. KEADAAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
4.1. Kondisi Umum Tempat Penelitian
Kabupaten Nagan Raya adalah salah satu kabupaten dalam
Provinsi Aceh, Indonesia. Dengan ibukotanya Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya
letak geografis 03040 - 04038 BT dengan luas wilayah ± 3.363,72 km2 memiliki
penduduk 132.663 jiwa dan Kabupaten Nagan Raya ini berjarak sekitar 287 km.
Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002
sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat.
Lokasi Penelitian di Keucamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya dengan
luas wilayah 140.05 km2 yang jumlah penduduknya ± 17.546 jiwa. Jumlah penduduk
Keucamatan Seunagan secara total 17.546 jiwa atau 11,4 % dari penduduk
Kabupaten Nagan Raya yang terdiri dari laki-laki 8.758 jiwa (5,7 %) dan
perempuan 8.698 jiwa (5,7 %).
Adapun batas wilayah Keucamatan Seunagan adalah ;
Sebelah Utara berbatas dengan Keucamatan Beutong
Sebelah Timur berbatas dengan Keucamatan Seunagan Timur
Sebelah Barat berbatas dengan Keucamatan Suka Makmue
Sebelah Selatan berbatas dengan Keucamatan Kuala
Untuk rincian penduduk per desa di Keucamatan Seunagan bisa dilihat pada
tabel 3 dibawah ini:
14
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di Keucamatan Seunagan
No Nama Desa KK KK JumlahL P
1 Blang Murong 212 516 534 1.0502 Paya Undang 159 152 226 3783 Nigan 265 503 524 1.0274 Alue Buloh 72 161 111 2725 Kuta Baro 263 613 621 1.2346 Blang Muling 54 102 154 2567 Kulu 177 290 326 6168 Blang Puuk Kulu 128 237 243 4809 Kuta Aceh 99 150 153 303
10 Krung Ceuko 107 226 219 44511 Kuta Paya 159 220 201 42112 Pante Cermen 124 217 198 41513 Rambong Cut 57 102 85 18714 Rambong Rayek 60 105 105 21015 Gampong Cot 119 181 211 39216 Cot lhe lhe 72 138 111 24917 Jeuram 165 323 362 68518 Latong 272 506 565 1.07119 Alue Buloh 66 131 111 24220 Padang 133 257 246 50321 Parom 165 363 362 71522 Lhok Parom 68 132 155 28823 Kuta Sayeh 59 108 109 21724 Pereulak 68 116 104 22025 Blang Baro 116 268 236 50426 Alue Tho 249 437 455 89227 Alue Dodok 46 78 68 14628 Sapek 170 262 279 51429 Kuta Kembang 99 172 177 34930 Cot Kumbang 53 100 1003 2.00331 Krueng Mangkom 23 25 28 5332 Krueng Ceh 126 230 191 42133 Blang Pu’uk Nigan 82 156 159 31534 Blang Pateuk 63 98 109 20735 Bantang 63 98 107 205
Jumlah 8.758 8.698 17.456
Sumber : 2013 BPS Kabupaten Nagan Raya
15
4.1.1. Mata pencaharian Penduduk
Penduduk Keucamatan Seunagan yang berjumlah ± 17.546 jiwa terdiri dari 35
desa ini memiliki mata pencaharian berbeda. Pada umumnya mata pencaharian
penduduk Keucamatan Seunagan adalah petani (53 %), PNS (10%) Pedagang (10 %)
sedangkan mata pencaharian terkecil adalah Swasta (5 %), buruh (7 %),
pengangguran (7 %) , untuk lebih jelas presentase mata pencaharian penduduk dapat
dilihat pada tabel dibawah ini;
Table 4. Sumber Pencaharian Masyarakat Menurut Persentase
No Mata Pencaharian Jumlah Orang Persentase
1 Petani 5.936 53 %
2 Pedagang 1.436 10 %
3 PNS 2.170 15 %
4 Swasta 775 5 %
5 Buruh 899 7 %
6 Pengangguran 456 3 %
Jumlah 11.672 100 %
Sumber : BPS Nagan Raya 2013
4.1.3. Penduduk Tingkat Kelompok Usia Sekolah
Penduduk tingkat kelompok usia di Keucamtan Seunagan masih sangat
sejajar antara muda,tua dan lainnya tidak jauh berbeda pada tahap pertumbuhannya
karena Keucamatan ini masih berkembang untuk menuju maju.
Untuk mengetahui penduduk tingkat kelompok usia balita, remaja, muda dan
tua di Keucamatan Seunagan lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini ;
16
Tabel 5. Pendududuk Tingkat Kelompok Usia
No Kelompok Usia(th)
Jumlah Presentase (%)
1 0 – 6 1.477 8,4 %
2 7 – 12 1.934 11 %
3 13 – 18 1.976 11 %
4 19 – 24 2.049 12 %
5 25 – 29 1.817 10 %
6 30 – 49 3.766 21 %
7 50-69 2.867 15 %
8 70+ 1.809 10 %
Jumlah 17.546 100 %
Sumber : Badan Pusat Statistik Nagan Raya 2013
4.2. Pasar Ikan Kecamatan Seunagan
Jumlah pasar ikan di Kecamatan Seunagan adalah 3 unit, Jeuram, Parom dan
Kuta Paya, di Jeuram merupakan pasar tua di Keucamatan Seunagan yang
sebelumnya juga pernah pindah di Kuta Paya namun pada tahun 2003 Pasar milik
pemerintah ini pindah lagi ke Jeuram, kemudian timbul pecahan hingga menjadi tiga.
Dari kedua pasar lagi adalah milik masyarakat yang bertempat di desa Parom dan
Kuta paya. Pecahan pasar ini disebabkan penuhnya Pasar Jeuram, sehingga banyak
pedagang yang mendapatkan tempat jauh kebelakang.
4.3. Pedagang Ikan Kecamatan Senagan
Dari hasil penelitian pedagang pasar ikan di Keucamatan Seunagan yang
berjumlah 35 orang kebanyakan pedagang tetap yang menjadi pedagang ikan secara
17
turun-temurun. Disamping menjual ikan mereka juga mempunyai kerja sampingan
seperti, petani dan perkebunan.
Pedagang ikan dipasar Keucamatan Seunagan umumnya menjual ikan seperti
ikan tongkol, tuna, pari, gabus, bandeng, karang merah, kerling, nila, mas, teri,
dencis, lele local, udang galah dan kepiting. Karena ikan-ikan tersebut memiliki
permintaan konsumen yang tinggi. Sedangkan untuk membeli ikan dapat dari Blang
Pidie dan Meulaboh.
4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan
Pendapatan pedagang ikan biasanya dipengaruh oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor yang berpengaruhi pada pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Seunagan
adalah sebagai berikut :
1. Musim kenduri seperti Maulid, dan sebagainya. Pada musim ini permintaan
ikan lebih tinggi jadi pendapatan pedagang meningkat
2. Kondisi pasar. Pada keadaan pasar kotor, becek dan bauk, jika seperti ini
pendapatan pedagang menurun karena pengunjung pasarnya menurun.
4. Lokasi dan transportasi, jika pasar ikan penuh pedagang banyak muge liar
yang berjualan diluar lokasi (illegal) agar dekat dengan konsumen secara
otomatis pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Senagan menurun karena
ini sangat berpengaruh.
Dari hasil penelitian beberapa faktor diatas yang sering mempengaruhi
pendapatan usaha pedagang ikan di Kecamatan Seunagan. Dari semua masalah
18
tersebut belum berpengaruh pada hasil keuntungan yang diperoleh pedagang ikan
Kecamatan Seunagan, total dari semua pedagang memiliki keuntungan.
19
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Analisa Biaya
Analisa biaya dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang dapat dicapai
melalui investasi usaha.
1. Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk mendirikan usaha maka
biaya investasi yang harus dikeluarkan oleh pedagang, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini ;
Tabel 6. Biaya Investasi Pedagang ikan di Keucamatan Seunagan
No Nama Pedagang Biaya investasi @Rp
1 Samsuar 17,943,000
2 Hendri 10,943,000
3 Ibnu Hajar 12,743,000
4 Cek Nasir 8,943,000
5 Khairuddin 12,743,000
6 Safrizal 16,943,600
7 Robi 12,748,600
8 Pondi 10,943,600
9 Hendra 7,943,600
10 Iwan 6,743,600Jumlah 118,630,600Rata-rata 11,863,000
Pada tabel 6 diatas menjelaskan yang bahwa ketika ingin menjadi pedagang
ikan harus mengeluarkan dana seperti pada pedagang ikan di Keucamatan Seunagan
20
yaitu sekitar sebesar 11.863.000 karena jika dana tersebut sudah terpenuhi, maka
sudah bisa memulai usahanya.
3. Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang bebankan setiap hari dan besarnya
dipengaruhi oleh lamanya waktu berdagang ikan di Keucamatan Seunagan. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 7. Rincian Biaya variabel
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwasannya setiap minggu pedagang ikan di
Keucamatan Seunagan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 5.656.500, dalam satu
minggu, untuk mencari dalam dalam satu tahun 5.656.500 x 4 = 22. 626. 000,
kemudian 22. 626.000 x 12 = 271.512.000. Jadi pengeluaran biaya variabel dalam
satu tahun adalah 271.512.000.
No Nama Responden Jumlah biaya/minggu (Rp)
1 Samsuar 6.202.0002 Hendri 5.712.0003 Ibnu Hajar 5.586.0004 Cek Nasir 6.062.0005 Khairuddin 6.153.0006 Safrizal 6.202.0007 Robi 5.572.0008 Pondi 5.278.0009 Hendra 5.509.000
10 Iwan 5.194.000Jumlah 21.553.000Rata-rata 5.656.500
21
4. Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja yaitu biaya hasil pendapatan yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja dari hasil yang didapatkan. Gaji tenaga kerja ditetapkan 50.000/hari, Seperti di
uraikan pada tabel 8 sebagai berikut ;
Tabel 8. Nilai upah tenaga kerja Per Hari
No Nama Responden Per minggu @Rp
1 Samsuar 350.000
2 Hendri 700.000
3 Ibnu Hajar -
4 Cek Nasir 350.000
5 Khairuddin -
6 Safrizal 700.000
7 Robi -
8 Pondi 350.000
9 Hendra 350.000
10 Iwan 350.000
Jumlah 3.150.000
Rata-rata 315.000
Dari tabel diatas dapat kita pahami bahwa dalam satu minggu biaya yang
dikeluarkan untuk upah tenaga kerja Rp 315.000 per pedagang, maka dalam setahun
di hitung sebagai berikut ;
315.000 x 4 = 1.260.000
1.260.000 x 12 = 15.120.000
Jadi pengeluaran upah tenaga kerja dalam satu tahun yang dikeluarkan oleh
pedagang ikan di Keucamatan Seunagan adalah Rp 15.120.000.
22
5. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah untuk menghitung penurunan kegunaan aktiva tetap
yang mengalami dari penyusutan dari suatu periode ke periode berikutnya, karena
pemakaian dan jumlah keuntungan yang diperoleh pengusaha. Semuanya aktifitas
tetap secara terus menerus merupakan elemen yang menyebabkan terjadinya
penyusutan. Seperti pada tabel dibawah ini ;
Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu
umur ekonomis
Tabel 9. Biaya penyusutan pedagang ikan di Keucamatan Seunagan
No Nama Pedagang Nilai penyusutan Bulan (Rp)
1 Samsuar 5,043,5002 Hendri 2,703,5003 Ibnu Hajar 3,370,5004 Cek Nasir 3,036,5005 Khairuddin 4,936,500
6 Safrizal 2,936,5007 Robi 5,036,5008 Pondi 2,703,5009 Hendra 2,370,500
10 Iwan 1,370,500
Jumlah 33,508,000Rata-rata 3,350,800
Tabel diatas 9 menjelaskan semua pedagang memiliki biaya penyusutan,
untuk mendapatkan nilai penyusutan pada tiap komponen perlu dicari dengan
menggunakan metode yang disebut garis lurus dengan adanya pemotongan terhadap
23
nilai residu, dan kemudian nilai perolehan di bagi dengan umur ekonomi, maka hasil
yang di dapatkan adalah 3.350.800 dalam setahun.
5.1.2. Analisis Distribusi pemasaran
Distribusi lembaga pamasaran yang terdapat dipasar ikan Kecamatan
Seunagan berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 lembaga pemasaran, yaitu ; nelayan,
toke bangku, pedagang, dan konsumen, seperti pada gambar dibawah ini ;
Gambar 2. Distribusi Pemasaran Pedagang di Keucamatan Seunagan
5.1.3. Nilai Produksi
Menurut data dari pedagang ikan di Keucamatan Seunagan Kabupaten Nagan
Raya, hasil pendapatan pedagang memenuhi kebutuhan rumah tangga, nilai yang
dicapai dapat dilihat pada tabel berikut ini ;
Tabel 10. Hasil penjualan perminggu
No Nama Penjualan Per Minggu(Rp)1 Samsuar 8,400,0002 Hendri 6,125,0003 Ibnu Hajar 7,000,0004 Cek Nasir 7,000,0005 Khairuddin 7,000,0006 Safrizal 9,450,0007 Robi 7,000,0008 Pondi 8,400,0009 Hendra 5,250,000
10 Iwan 6,125,000
Jumlah 71,750,000Rata-rata 7,175,000Sumber : Pedagang ikan Keucamatan Seunagan
Nelayan KonsumenPedagangToke Bangku
24
Hasil pengamatan dilapangan bahwa nilai produksi rata-rata yang didapatkan
oleh pedagang ikan per orang di Keucamatan Seunagan adalah sekitar 34 kg terjual
dalam satu hari untuk perminggunya sekitar 280 kg dengan nilai pendapatan
Rp.7.175.000 perminggu, untuk perbulan di kali dengan minggu yaitu 28.700.000
sedangkan per tahun pendapatan adalah Rp 344.400.000
5.1.4. Analisa Pendapatan
Analisa Pendapatan dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang dapat
dicapai melalui investasi pedagang, selanjutnya penilaian terhadap peluang investasi
dapat memberi keuntungan baik. Maka dengan itu jenis-jenis biaya perlu diperhatikan
oleh pedagang sebelum memulainya, yaitu sebagai berikut ;
5.1.5. Keuntungan (laba)
Keuntungan adalah selisih dari pendapatan dan biaya total yang dikeluarkan.
Keuntungan yang dimaksud adalah bahwa biaya pendapatan harus lebih besar dari
biaya total.
Laba per periode = penerimaan - biaya total
= 344.400.000 – 289,982,800
= 54.417.200
Dari hasil hitungan per periode untuk pertahun biaya pendapatan yang
termasuk dalam keuntungan (laba) bersih yang dimiliki oleh pedagang ikan di
Kecamatan Seunagan dalam per tahun adalah Rp 54.417.200.
25
5.6. R/C Rasio
Analisis rasio untuk mengetahui setiap nilai rupiah biaya digunakan dalam
kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai rupiah penerimaan.
R/C Rasio =
= = 1,18
R/c rasio mendapatkan nilai 1,18 , ini bisa mencerminkan tingkat efisiensi
pedagang rendah menunjukkan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan
yang terserap dalam biaya juga rendah dan tersedia untuk laba besar.
5.7. Payback period (PP)
Analisis payback period merupakan metode yang mengukur seberapa cepat
investasi bisa kembali, karena itu hasil bukan presentase melainkan satuan waktu
(bulan, tahun, dan sebagainya) dapat dihitung sebagai berikut ;
PP =
= 3,9
Investasi
Laba Usaha
11.863.000
301.845.800
Total Pendapatan
Total Biaya
344.400.000
289.982.800
26
Dari analisis Payback period (PP) mendapatkat angka 3,9. Jadi modal
investasi akan kembali dalam jangka waktu 3,9 bulan. Jadi usaha ini layak
dikembangkan oleh pedagang ikan di Keucamatan Seunagan.
5.8. Break event point (BEP)
Break event point (BEP) merupakan untuk mengetahui hasil penjualan
minimal atau hasil pembelian dari pedagang ikan di Kecamatan Seunagan.
BEP =
= 8.656
Dari hasil hitungan Nilai Break event point / BEP, yang di peroleh adalah
8.656 Artinya pedagang ikan di Kecamatan Seunagan harus menjual 8.656 kg agar
terjadi break event point. Ketika setelah itu baru memperoleh keuntungan bersih.
5.9. Harga Ikan
Berdasarkan harga ikan yang ditetapkan oleh pedagang ikan di Keucamatan
Seunagan maka dari ketiga pasar yang ada di Keucamatan Seunagan tidak ada beda.
Harga ikan yang dijual oleh pedagang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Biaya Total
Jumlah Produksi
289.982.800
33.500
27
Tabel 11. Harga Ikan di Keucamatan Seunagan
No Nama Ikan Harga Beli per Kg Harga Jual per Kg
1 Pari 17.000 30.000
2 Kelangsing 25.000 30.000
3 Kakap 35.000 50.000
4 Teri 20.000 25.000
5 Kepiting 40.000 50.000
6 Kerling 80.000 100.000
7 Lele lokal 55.000 70.000
8 Nila 25.000 40.000
9 Mas 35.000 50.000
10 Tuna 18.000 25.000
11 Tongkol 22.000 30.000
12 Bawal 50.000 70.000
13 Bandeng 20.000 25.000
14 Udang laut 25.000 35.000
15 Kepiting bakau 40.000 50.000
16 Hiu 12.000 20.000
17 Belut 55.000 70.000
18 Bolo 16.000 20.000
19 Bandeng 20.000 25.000
20 Gabus 25.000 40.000
Sumber : Pedagang ikan di Keucamatan Seunagan
Pada tabel 11 di atas sudah dijelaskan harga ikan di Keucamatan Seunagan
sebagaimana yang dapatkan dari pedagang ikan dilapangan, ini merupakan harga
yang sedang ditetapkan saat ini, dari berbagai pasar di Keucamatan Seunagan
memiliki harga yang sama.
28
5.2.2. Pembahasan
5.2.1. Pendapatan Pedagang
Pendapatan pedagang ikan Keucamatan Seunagan Cendrung memiliki
penghasilan berbeda meski harga ikan yang dijual sama. Oleh karena itu pedapatan di
Keucamatan Seunagan lebih ke pasar Jeuram dikarenakan pasar Jeuram menjual ikan
lebih lengkap dan kualitas ikan pun lebih banyak bagus, selain itu pasar Jeuram juga
menyediakan sembako seperti sayu-sayuran maka konsumen lebih banyak yang
mengunjung dan membeli pasar Jeuram. Untuk tempat jualan pedagang lebih jelas
bisa lihat pada tabel dibawah ini ;
Tabel 12. Tempat jualan pedagang
No Nama Tempat jualan
1 Samsuar Jeuram
2 Hendri Kuta Paya
3 Ibnu Hajar Kuta Paya
4 Cek Nasir Jeuram
5 Khairuddin Jeuram
6 Safrizal Jeuram
7 Robi Parom
8 Pondi Jeuram
9 Hendra Parom
10 Iwan Parom
Dari tabel 12 di atas dapat kita lihat tempat penjualan ikan masing-masing
pedagang ikan di Keucamatan Seunagan. Sedangkan untuk pendapatan pedagang
untuk hari, bulan dan tahun pada masing-masing pasar ikan di Keucamatan Seunagan
Kabupaten Nagan Raya, dapat dilihat pada Grafik dibawah ini ;
29
Gambar 3. Grafik pendapatan pedagang ikan Keucamatan Seunagan
5.2.2. Masalah Yang Dihadapi Masing-masing Pedagang Ikan
Berdasarkan hasil data dilapangan kalau pedagang ikan Jeuram ada masalah
kondisi pasarnya jika musim hujan kemudian terjadinya becek, kotor, dan bau jadi
pelanggan akan menurun mengunjung pasar, sedangkan Kuta Paya masing
menggunakan lahan masyarakat pasar yang belum tetap bisa jadi berubah-rubah.
Masalah yang dihadapi pasar Parom juga hal yang sama dengan Kuta Paya masih
menggunakan lahan masyarakat malah khususnya pasar Parom sudah mendapat
himbauan dari Pemkab agar tidak lagi menjual pada tempat tersebut tapi mereka
masih menindaklanjut.
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
60,000,000
70,000,000
80,000,000
90,000,000
Jeuram Kuta Paya Parom
Hari
Minggu
Bulan
30
Tidak Ada Perbedaan Harga
Dari ketiga pasar yang terdapat di Keucamatan Seunagan tidak ada perbedaan
harga disebabkan karena mereka untuk membeli ikannya pada tempat yang sama
yaitu Meulaboh dan Blang Pidie.
31
VI. KESIMPULAN SARAN
Kesimpulan
1. Pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Seunagan rata-rata mendapatkan
Rp 4.534.766. dalam per bulan sehingga untuk pertahun memperoleh biaya
Rp 54.417.200, mencukupi kebutuhan dalam keluarga ditanggung, selain
itu usaha pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Seunagan selama
berbeda tempat dapat mempengaruhi pada pendapatan, seperti pasar Kuta
Paya dan Parom masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor yang belum
mendukung seperti penyediaan sayur maupun daging lainnya.
2. Dari hasil hitungan, nilai R/C mendapat 1,18, ini mencerminkan usaha yang
baik, karena jika nilai Ratio <1 maka usaha tersebut rugi. serta PP
memperoleh nilai 3,9 jadi modal investasi akan kembali dalam 3,9 bulan
dan BEP sebesar 8.656 jadi setiap pedagang di Kecamatan Seunagan harus
menjual 8.656 kg setelah itu baru memiliki keuntungan bersih.
3. Pedagang ikan Jeuram pendapatannya lebih tinggi dibandingkan dengan
pasar Parom dan Kuta Paya. Karena pasar Jeuram lebih banyak di
kunjungi oleh konsumen karena pasar tersebut merupakan pasar induk dan
pedagang pasar Jeuram pun lebih banyak serta pasar Jeuram juga
tersedianya bahan sayur-sayuran.
Saran
Kepada pemerintah daerah agar dapat membantu membangun pasar yang
lebih relativ sesuai yang di harapkan supaya kalangan pedagang ikan lebih
32
mudah dalam mengembangkan usaha dagangnya, dan menyediakan fasilitas
lain yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asnah, 1997. Analisis Produksi dan Pemasaran Apel di Kabupaten MalangPropinsi Jawa Timur. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Aniya W. 2004. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas WahidHasyim. Semarang.
Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) 2014. Buku Induk Kabupaten Nagan Raya
Casrinah, 2003. Sistem Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan Laut di TempatPelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari Kabupaten Pemalang. Skripsi S1.Fakultas Perikanan Universitas Pancasakti. Tegal.
Cahyono, B.T. Manajemen Pemasaran “Analisis Agribisnis dan Industri”. STIEIPWI Program Magister Manajemen.
Daryanto, 2011 Manajemen Pemasaran Cet. I Bandung
Deasy Y, 2008 Analisi dan sistem pembagian hasil Nelayan Bermotor<5 GT dan 5-9GT S1 Sumatera Utara.
Dinas Perikanan Dan Kelautan 2014. Letak Geografis Nagan Raya
Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian, 1982. Pemasaran HasilPerikanan. Jakarta.
Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Fita Ikfa Priyana, 2006. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada UsahaPenangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Gillnet. Skripsi S1 UniversitasDiponegoro. Semarang.
Hanafiah, A.M, Saefuddin, A.M, 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. UI Press.Jakarta.
Kotler, P. 1984. Manajemen Pemasaran. Edisi empat. Erlangga. Jakarta.
Mulyadi,2001. Harga Jual, . Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi ketiga. LP3ES. Jakarta.
Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Parwinia, 2005. Makalah Falsafah Sains Evaluasi Kebijakan Perikanan MengenaiPengembangan Agribisnis Terpadu. Program Pasca Sarjana S3 ITB. Bogor.
Riza A, 2008 Analisis Finalsial Penggunaan Alat Tangkap Trammer Net diPerairan Suak Seumaseh Kabupaten Aceh Barat.
Soekartawi, 2002., Analisis Usaha Tani. Penerbit BPFE. Yogyakarta.