andi syahputra

29
MAKALAH Tentang TEHNIK DAN SISTEM EVALUASI Disusun oleh: Nama : ANDI SYAHPUTRA Jurusan : PAI-VI-B DOSEN PEMBIMBING Dra. ASNAH, MA . BADAN LAYANAN UMUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MANDAILING NATAL (BLU-STAIM) PANYABUNGAN T.A. 2012-2013

Upload: bayo-parlungun

Post on 29-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Andi Syahputra

MAKALAH

Tentang

TEHNIK DAN SISTEM EVALUASI

Disusun oleh:

Nama : ANDI SYAHPUTRA

Jurusan : PAI-VI-B

DOSEN PEMBIMBINGDra. ASNAH, MA

.

BADAN LAYANAN UMUM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MANDAILING NATAL

(BLU-STAIM) PANYABUNGAN

T.A. 2012-2013

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Andi Syahputra

Proses belajar mengajar merupakan suatu system yang terdiri atas beberapa komponen

yang saling berkaitan (interpenden) dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. salah satunya

ialah evaluasi. Evaluasi sangatlah berperan penting dalam sistem pengajaran karena dengan

diadakannya evaluasi ini, prestasi para siswa dapat diketahui setelah menyelesaikan program

belajar yang dicapai para siswa dalam kurun waktu tertentu, dapat diketahui ketetapan metode

mengajar yang digunakan dalam menyajikan pelajaran, serta dapat diketahui tercapai dan

tidaknya tujuan intruksional dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian evaluai berfungsi pula

sebagai feed back (umpan balik ) dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar (PBM), aspek evaluasi sering kali terabaikan. artinya

dosen, guru, atau intrukstur terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran

saja. Perkuliahan atau pelajaran bejalan dengan baik, pratikum berjalan rapi, namun saat

membuat soal ujian atau soal pratikum, yang bersangkutan sudah tidak lagi melihat sasaran

belajar (sasbel) yang pernah dibuatnya. Akibatnya, soal ujian yang dibuat seperti jatuh dari langit

saja. Artinya dosen membuat soal ujian tersebut menjadi seadanya atau seingatnya saja, tanpa

harus memenuhi kriteria pembuatan soal ujian yang baik dan benar, misalnya apakah soal ujian

tersebut sudah sesuai dengan sasbel; apakah memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik dsb.

Dalam pembuatan soal ujian atau evaluasi hasil belajar, perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1. memberikan ukuran yang dipakai; seperti bagaimana mengukur, menilai dan

mengevaluasi sebagai kata-kata kunci yang sering digunakan dalam diskusi materi

evaluasi hasil belajar.

2. mendiskusikan tentang fungsi penilaian untuk memperoleh pemahaman tentang hal-hal

apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu ujian.

3. melaksanakan standar penilaian ujian yang baik, dibutuhkan mutu ujian yang baik pula.

4. merancang soal-soal ujian dalam stuktur soal sedemikian rupa sehingga jumlah maupun

derajat kesukaran soal tetap relevan dengan pencapaian sasaran belajar (sasbel) yang

telah ditetapkan dalam rancangan kegiatan belajar mengajar (RKBM) .

Page 3: Andi Syahputra

5. mengingat derajat kesukaran soal dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tiap-tiap soal

perlu mendapat bobot soal menurut relevansinya dengan sasbel.

6. sesudah proses membuat, menstrukturkan dan menentukan bobot soal, soal-soal tersebut

dapatlah disajikan melalui ujian. Setelah itu dilakukan pengukuran dan penilaian hasil

belajar

7. langkah terakhir adalah pengambilan keputusan atas hasil evaluasi ujian.

BAB II

EVALUASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Page 4: Andi Syahputra

A. Pengertian Evaluasi

Istilah evaluasi sering disamakan dengan istilah mengukur atau menilai. Sehingga orang-

orang lebih cenderung mengarahkan kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama

sehingga dalam memakai hanya tergantung dari kata mana yang sedang siap atau pantas

untuk di gunakan. Untuk dapat mengetahui persamaan, perbedaan, dan hubungan ketiga

kata tersebut dapat di pahami melalui 2 contoh berikut :

1. adi disuruh memilih dua pensil yang tidak sama panjangnya, maka adi memilih

pensil yang lebih panjang.

2. seorang ibu sedang memilih jeruk, maka ibu tersebut memilih jeruk yangbesar,

kuning, kulitnya halus, karena menurut pengalamannya jeruk-jeruk yang

demikian rasanya akan manis.

Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum menentukan pilihan manusia

selalu mengadakan “proses penilaian “ , dan untuk sebelum mengadakan “proses penilaian”

kita akan terlebih dahulu melakukan “proses pengukuran”. Dua langkah kegiatan yang

dilalui sebelum mengambil sebuah pilihan itulah yang disebut mengadakan evaluasi yakni

mengukur dan menilai, kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita melakukan

pengukuran.

1. mengukur ialah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat

kuantitatif.

2. menilai ialah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik

menurut penilaian, bersifat kualitatif.

3. evaluasi ialah meliputi dua langkah diata, yaitu mengukur dan menilai.

Disini juga beberapa ahli pendidikan berpendapat mengenai pengertian evaluasi, antara

lain :

Page 5: Andi Syahputra

1. Sudirman N dkk(1991 :241) mengemukakan rumusan bahwa penilaian atau

evaluasi berarti suatu tindakan untuk menentukan sesuatu.

2. Menhers & Lehman, 1978: 5) mengemukakan bahwa evaluasi ialah suatu proses

merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan

untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut ,

maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan proses yang sengaja

direncakan untuk memperoleh informasi atau data. Berdasarkan data tersebut

kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Informasi atau data yang

dikumpulkan itu harus sesuai dengan tujuan evaluasi yang direncakan.

Tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud

dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran , yaitu :

a. Kegiatan evaluasi merupakan proses sistematis . ini berarti bahwa evaluasi

(dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan

secara berkesinambungan. Kegiatan evaluasi dilakukan pada permulaan.

Selama program satuan pelajaran berlangsung, dan pada akhir program

setelah program itu dianggap selesai.

b. Didalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang

menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Maksud data disini ialah

berupa perilaku atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil

ulangan, atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir caturwulan,

nilai mindsemester, nilai ujian akhir semester dsb. Dengan hasil ini

diambillah suatu keputusan sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi

yang sedang dilaksanakan. Ketetapan keputusan hasil evaluasi bergantung

kepada keshohihan dan objektivitas dan yang digunakan dalam

pengambilan keputusan.

c. Setiap kegiatan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat

dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai . adapun

tujuan pengajaran criteria pokok dalam penilaian tujuan pengajaran dan

Page 6: Andi Syahputra

proses belajar mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak

dapat dipisahkan satu dari yang lainnya. Secara bagan dapat digambarkar

sebagai berikut :

3. Muhammad Ali, 1992 : 113 ) mengemukakan bahwa evaluasi sebagai alat

penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, oleh karena itu evaluasi harus

dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka

keberhasilan belajar, tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan

balik (feed back)dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan.

4. Yahya Qohar Al-haj, 1985 : 2) mengemukakan bahwa evaluasi pada dasarnya

ialah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan criteria tertentu, untuk

menetapkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif dimulai dari informasi kuantitatif

dan kualitatif. Instrument (alat) yang digunakan harus cukup shohih, kukuh dan

praktis serta jujur, dan diolah dengan tepat dan digambarkan pemakaiannya.

B. Kegunaan Evaluasi

Kegunaan evaluasi dapat dilihat secara khusus dan umum, secara khusus kegunaan

evaluasi ditinjau dari segi siswa, guru, dan sekolah.

1. kegunaan evaluasi dari segi siswa :

dengan diadakannya evaluasi, siswa dapat mengetahui sejauhmanana

telah mengikuti pelajaran yang telah diberikan guru. Jika hasil yang

diterima memuaskan, akibatnya siswa akan mempunyai motivasi

cukup besar untuk belajar lebih giat agar lain kali mendapatkan nilai

yang memuaskan lagi, tapi mungkin sebaliknya siswa akan merasa

puas dengan hasil yang diperolehnya dan usahanya kurang gigih lagi

untuk lain kalinya. Dan jika seorang siswa mendapatkan nilai yang

kurang memuaskan menurutnya, hal itu juga akan memacu

semangatnya untuk lebih baik lagi agar hal tersebut tidak terulang lagi,

Page 7: Andi Syahputra

namun bagi siswa yang lemah kemampuannya, akan terjadi putus asa

dengan hasil yang kurang memuaskan yang diterimanya.

2. kegunaan evaluasi bagi guru

Untuk mencari tingkat kemampuan siswa, bakat, minat yang mereka

milki. Hal ini berfungsi dalam upaya membantu siswa agar dapat

ditempatkan pada situasi belajar yang lebih tepat sesuai dengan bakat

dan minatnya, misalnya penentuan program pilihan untuk penjurusan.

Untuk mengetahui latar belakang siswa tertentu yang memerlukan

bantuan khusus karena mengalami kesulitan belajar.

Untuk mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan

pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan pelajaran dan

siswa-siswa mana yang belum menguasai bahan pelajaran. Dengan

demikian guru dapat memusatkan perhatiannya kepada siswa-siswa

yang belum berhasil. dengan diketahui sebab-sebabya maka

diberikanlah kepadanya perhatian dan perilaku yang lebih sehingga

keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan.

Untuk mengetahui ketetapan materi pelajaran bagi siswa

Untuk mengetahui sejauhmana efesiensi metode, teknik dan alat bantu

yang digunakan oleh guru.

3. kegunaan evaluasi bagi sekolah

untuk mengetahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah

sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan

cermin kualitas suatu sekolah

sebagai bahan pertimbangan tepat tidaknya kurikulum yang ditetapkan

oleh perencanaan sekolah dimasa-masa yang akan datang.

Page 8: Andi Syahputra

Hasil penilaian dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, apakah

standar yang diterapkan telah terpenuhi atau belum. Pemenuhan standar

akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh siswa.

Secara umum kegunaan evaluasi yaitu sebagai berikut :

1. Proses seleksi

2. proses diagnosa, jika evaluasi diadakan cukup memenuhi syarat, maka guru

dapat melakukan diagnosa kepada siswa-siswanya tentang kemampuan dan

kelemahan siswa dan penyebab kelemahan tersebut sehingga agar lebih

mudah cara untuk mengatasinya.

3. proses penempatan ialah untuk dapat menentukan dikelompok mana seorang

siswa akan ditempatkan.

4. proses pengukuran keberhasilan ialah untuk mengetahui sejauh mana program

telah berhasil diterapkan. Keberhasilan program tersebut ditentukan oleh

beberapa factor, yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan

system administrasi.

Adapun jika dilihat dari fungsinya, ialah sebagai berikut :

1. fungsi administrative ialah untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku

rapor.

2. fungsi promosi ialah untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.

3. fungsi diagnostic ialah untuk mengindentifikasi kesulitan belajar siswa dan

merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).

4. sumber data BP ialah untuk memasukan data siswa tertentu yang memerlukan

bimbingan dan penyuluhan.

Page 9: Andi Syahputra

5. bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang

meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PBM.

C. Teknik Evaluasi

Instrument (alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untukmempermudah seseorang untuk

melaksanakan tugas atau mencapai tujun secara lebih efektif dan efesien. alat evaluasi

tersebut dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil

seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunkan

cara atau teknik yaitu yang dikenal dengan teknik evaluasi. Teknik evaluasi terebut terbagi

kedalam dua macam , yaitu teknik nontes dan teknik tes.

1. teknik nontes

yang tergolong teknik nontes ialah :

- skala bertingkat ( rating scale)

- kuesioner (questionair)

- daftar cocok (check list)

- wawancara (interview)

- pengamatan ( observation)

- riwayat hidup.

a. Skala Bertingkat (rating scale)

Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil

pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilsaian

terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk

skala.

Page 10: Andi Syahputra

b. Kuesioner (questionair)

Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah daftar

pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden). Dengan kuesioner

ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap

atau pendapatnya dsb.

Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

I. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada :

1) Kuesioner langsung

Kuesioner ini diisi da dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta jawaban

tentang dirinya.

2) Kuesioner tidak langsung

Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.

Dan digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga,

dsb.

II. Ditinjau dari segi menjawab

1) Kuesioner tertutup

Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi

hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

2) Kuesioner terbuka

Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan

pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk meminta pendapat seseorang.

c. Daftar vocok (check list)

Page 11: Andi Syahputra

Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya singkast-singkat), disini

responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok( ) ditempat yang sudah

disediaka.

d. Wawancara

Wawancara(interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak

Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu :

1) Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk

mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah

dibuat oleh subjek evaluasi.

2) Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, sehingga responden

pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah

dipersiapkan oleh penanya.

e. pengamatan (observastion)

pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam obervasi

(pengamatan), yaitu :

1) observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam

pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang

sedang diamati.

2) Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah didaftar

secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam observasi ini

Page 12: Andi Syahputra

pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian pengamat tidak

dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.

3) Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi dalam

kelompok.

f. Riwayat hidup

riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa

kehidupannya.

II. Teknik tes

tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh

data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang tepat dan

cepat (Amir daien indrakusuma, “evaluasi pendidikan) tes ini ada 3 macam,

yaitu :

a) tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat

dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada 4 tingkat,

antara lain :

- tes diagnostic ke-1 dilakuka terhadap calon siswa sebagai input, untuk

mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang

merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang

dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah

bahasa inggis entering behaviour test.

- Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai

mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes penempatan

(placement test).

Page 13: Andi Syahputra

- Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena

tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru

denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes

diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu belum

dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut belum

menguasai bahan.

- Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran.

Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan

yang ia berikan.

b) Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan

post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa

telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program tertentu.evalusi formatif

mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu saendiri.

Manfaat bagi siswa

- Untuk mengetahui apakah siswa sudah mengetahui bahan program secara

menyeluruh.

- Penguat (reinforcement) bagi siswa.

- Usaha perbaikan. Setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahannya, yang

kemudiannya termotivasi untuk meningkatkan pengusaan terhadap bahan

pelajaran.

- Sebagai diagnosis. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa mengetrahui

bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.

Manfaat bagi guru

Page 14: Andi Syahputra

- Mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.

Sehingga menentukan bagi guru dalam mengubah atau tetap dalam

menggunakan strategi mengajar.

- Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik

siswa.

- Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.

Manfat bagi program

- Diketahui apakah program yang telah diberikan sudah tepat dalam arti sesuai

dengan kecakapan anak.

- Diketahui apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan

prasyarat yang belum diperhatikan.

- Diketahui apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil

yang akan dicapai.

- Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang di gunakan sudah tepat.

c) Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan

pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan

semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif

ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian

yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa

menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran

tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian ini

adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau

mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.

Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :

Page 15: Andi Syahputra

- Untuk menentukan nilai.

- Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok

dalm menerima program berikutnya.

d) Tes formatif dan tes sumtif dalam praktek

Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian,

sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir

caturwulan atau akhir semester.

Dalam buku seri III B dari kurukulum 1975 tentang pedoman penilaian

dijelaskan bahwa tes formatif harus dilaksanakan oleh guru setiap mengakhiri

satu sub pokok bahasan, sedangkan tes sumatif dilasksanakan setiap mengakhiri

satu pokok bahasan (dalam program yang lebih beasar). Dan apabila pengertian

ini dihubungkan dengan yang telah dibicarakan pada alinea sebelumnya, yaitu

bahwa tes sumatif dilaksanakan sebagai ulangan umum, maka tes yang

dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini dapat dipandang sebagai tes subsumatif

atau tes unit, sedangkan ulangan umum itulah yang diusebut tes sumatif.

Adapun teknik ealuasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh Daryanto dalam bukunya

yang berjudul “evaluasi pendidiakan “ada 4, yaitu :

1) Measurement model

Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap berbagai

aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan individual atau

kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan dan perencanaan

pendidikan bagi para siswa di sekolah,

Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup

kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat, sikap

dan juga kepribadian siswa.

Page 16: Andi Syahputra

Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar antara 2

anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang berbeda sebagai

variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes tersebut untuk

mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk digunakan.

2) Congruence model

Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian (congruence)

antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil belajar yang telah

dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini berguna bagi

kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk memberikan

informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol belajar yang telah

dicapai.

Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan pada akhir

kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik pengetahuan maupun

aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.

4 langkah pokok untuk menyusun congruence model :

Merumuskan atau mempertegas tujuan pengajaran.

Menetapkan “tes situation” yang diperlukan

Menyusun alat evaluasi.

Menggunakab hasil evaluasi.

3) Educational system eavaluation model

Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan performance dari

berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan sejumlah criteria

tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan judgment mengenai system

yang dinilai tersebut.

Page 17: Andi Syahputra

Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam

kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun data subjektif atau

judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll). Adapun pendekata yang

ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi adalah :

1. membandingkan performance setiap demensi system dengan criteria intern dalam

system itu sendiri.

2. membandingkan performance setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar system

yang bersangkutan.

empat demensi yang diperlukan dalam proses pengembangan system pendidikan

(provus)design, operation program, interim products dan terminal products.

4) Illuminative Model

Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk kepentingan

pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan

sistemyang sedang dikembangkan.

Objek evaluasi yang diajukan model ini mencangkup :

Latar belakang da perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan.

Proses pelaksanaan system itu sendiri.

Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa.

Kesukaran-kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan

pelaksanaannya dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam

melaksanakan evaluasi tersebut bersifat terbuka atau open-ended dan dalam

melaporkan hasil evaluasi lebih banyak digunakan cara deskritif dalam penyajian

informasinya.

D. Syarat –syarat Penyusunan Evaluasi

Page 18: Andi Syahputra

Penyusunan alat evaluasi bukanlah merupakan suatu hal yang mudah karena diperlukan

beberapa syarat agar suatu tes atau evaluasi dikatakanb baik atau memenuhi standar. Suatu

tes atau evaluasi yang baik harus memiliki syrat-syarat sebagai berikut :

1. Validitas

Sebuah tes dikatakan valid (sahih) apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur. (Scarvia B. Anderson dkk. Ensyclopedia of Educational Evaluation).

Validitas sebuah tes bukan ditekankan pada tesnya itu sendiri, tetapi lebih ditekankan

pada hasil pengetesan atau skornya.

Validitas suatu tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan pengalaman. Hal

pertamas diperoleh ialah validitas logis (logical validity) dan yang kedusa ialah

validitas empitis (empirical validity). Inilah yang akan dijadikan dasar

pengelompokan validitas tes.

Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu :

Validitas logis (logical validity)

Validitas empiris ( empirical validity)

Validitas logis untuk sebuah instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan

hasil penalaran kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang

bersangkutan sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.

Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :

Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi.

Validitas konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan

yang mesti dievaluasi.

Validitas empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila

sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan membandingkan instrument yang bersangkutan

Page 19: Andi Syahputra

dengan kriterioum (sebuah ukuran). Sedangkan kriterium yang digunakan sebagai

pembanding kondosi instrument ada duas macam, yaitu :

Concurrent validity (validitas ada sekarang) : ialah instrument yang kondisinya sesuai

dengan kriterium yang sudah ada.

Predictive validity ( validitas ramalan ) : ialah instrument yang kondisinya belum ada,

tetapi yang akan terjadi dimasa yang akan dating (yang diramalkan)

Dengan kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang masing-

masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal ada empat

validitas, yaitu :

1. validitas isi

2. validitas konstruk

3. validitasd “ada sekarang”

4. validitas predictive.

2. Reabilitas

Kata reabilitas diambil dri bahasa inggris yaitu “reliable” yang artinya dapat dipercaya atau

keajegan yang sifatnya tidak berubah dari waktu kewaktu. Atau bisa juga diartikan dengan

“ketepatan”.

Cara-cara mencari besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :

1. metode bentuk pararel (equivalent)

2. metode tes ulang ( tes-retest method)

3. metode belah dua (split – half method)

3. Objektivitas

Page 20: Andi Syahputra

Objektivitas ialah tidak adanya unsure pribadi yang mempengaruhi. Dan apabila dikaitkan

dengan reabilitasd maka objektivitas menekankan ketetapan (covsistency) pada system

scoring, sedang reabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

4. Praktibilitas

Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila te tersebut bersifat praktis,

mudah pengadministrasiannya.

Tes yang praktis ialah tes yang :

mudah dilaksanakan

mudah pemeriksaannya

dilengkapi dengan petunjuk-petrunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau

diawali oleh orang lain.

5. Ekonomis

Maksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos

atau biaya mahal, tenaga banyak, dan waktu yang lama.

6. Kemampuan Membandingkan

Tes yang baik, harus dapat membedakan kemampuan anak sesuai dengan tingkat kepandaian

siswa. Suatu tes yang sangat sukar atau sangat mudah bukanlah merupakan suatu evaluasi

yang baik karena tes yang demikian tidak memiliki kemamampuan untuk membandingkan

Page 21: Andi Syahputra

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, syaeful Bahri : 2005. “ Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif ; suatu

pendekatan teoritis psikologis “ Jakarta : PT. Rineka Cipta.

suharna : 1984. “ Testologi Pengantar “ Jakarta : PT. Bina Askara

Daryanto: 1999. “ Evaluasi pendidikan “, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi : 1996, “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan” Jakarta : Bumi Askara

Ngalim, Muhammad Purwanto : 1992 “ Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran”,

Bandung : PT. Rosda Karya

Uzer, Muhammad Usman dan Lilis setiawati : 1993, “ Upaya optimalisasi kegiatan belajar

Mengajar”, Bandung : PT. Rosda Karya

Syah, Muhaibin : 2000 “ Psikologi Pendidikan “ Bandung : PT. Rosda Karya