anemia 3 (lp)

Upload: dea-annisa-kusuma-ollong

Post on 30-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB II

PAGE

BAB II

TINJAUAN TEORITISA. Pengertian AnemiaRendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas Haemoglobin dan volume padat sel darah merah (haemotokrit) perseratus milliliter darah kurang dari normal. (Brunner & Suddarth, 2001)B. PatofisiologisAdanya kegagalan sumsum (eritropoesis) akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau idiopatik atau kehilangan sel darah merah merah berlebihan atau hemolisis (destruksi) atau keduanya dapat mengakibatkan anemia. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik yang berbentuk bilirubin masuk ke dalam pembuluh darah. Apabila sel darah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma dan konsentrasi plasma melebihi kapasitas haptoglobin plasma, hemoglobin akan terdifusi dalam glomerolus ginjal dan ke dalam urine.Anemia kehamilan lebih sering terjadi karena dalam kehamilan, kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.

Dalam kehamilan terjadi pengenceran darah karena volume darah yang meningkat tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan betambahnya plasma. Nilai normal Ht pada wanita hamil yaitu 33 %. Perbandingannya yaitu plasma 30 %, sel darah merah 18 %, dan hemoglobin 19 %. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, karena pengenceran tersebut menjadikan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil. Kerja jantung menjadi ringan bila vikositas darah rendah, resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik. Pada perdarahan saat melahirkan, jumlah unsur besi yang hilang hanya sedikit dibandingkan bila darahnya kental.

Bertambahnya darah pada kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.Pada ketinggian permukaan laut, wanita hamil mengalami anemi pada :

Trimester I, jika kadar Hb < 11 gram/dl atau kadar Ht 37 %

Trimester II, jika kadar Hb < 10,5 gram/dl atau Ht < 35 %

Trimester III, jika kadar Hb < 10 gram/dl atau Ht < 33 %

Pada ketinggian > 1500 kaki di atas permukaan laut kadar Hb < 14 gram/dl mengindikasikan anemia.C. Penyebab

a. Kehilangan darah

1. akut: pendarahan

2. kronis: haemoroid

b. Ketidakseimbangan produksi sel darah merah ; anemia aplastik

c. Peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis)

1. genetik

: sickle sel anemia, thalasemia

2. jangkitan: autoimun, drug induce

d. Kekurangan nutrisi

1. Anemia defisiensi besi

2. Anemia megaloblastik : defisiensi vitamin B12 dan Asam folat

D. Macam-macam anemia

1. Anemia karena kehilangan darah

a. Patofisiologi

Haemoragie (akut/kronik)

Penurunan jumlah sel darah merah

Penurunan perfusi ke jaringan

O2 ke jaringan menurun/hypoxiab. Respon kompensasi tubuh terhadap hypoxia Peningkatan CO2 dan respirasi

Peningkatan O2 oleh Hb

Penambahan volume plasma (mengeluarkan dari jaringan)

Distribusi ulang darah ke organ-organ vital

c. Tanda dan gejala

1) Jika hilang 30 % mendadak

Diaporesis

Gelisah

Dypsnoe/ shock

Pucat

Tachycardi

2) Jika terjadi hypoxia cerebral

Sakit kepala

Pusing

Tinitus

3) Hipoksia kronis

Anoreksia

Nausea

Konstipasi

Diare

Stomatitis

d. Terapi

Transfusi darah

2. Anemia Aplastik

Suatu keadaan yang menggambarkan insufisiensi pembentukan sel darah merah. Penderita mengalami pansitopenia; defisiensi erithrosit, lekosit, trombosit.

a. Penyebab

Sel precursor dalam sumsum tulang dan penggantian sumsum tulang dengan lemak.

Kongenital

Agen neoplastik/sitotoksik

Terapi radiasi

Antibiotik tertentu Obat-obatan antikonvulsan

Infeksi virus (hepatitis)

Bahan yang sering menyebabkan aplasia sumsum tulang (mis; benzene, turunan benzene.b. Tanda dan gejala

Dihubungkan dengan kondisi pansitopenia ;

Defisiensi sel darah merah : lemah, wajah pucat, sclera anemis, seesak nafas saat latihan

Defisiensi trombosit : ekimosis dan ptekie, epictaksis, perdarahan saluran cerna, sistem perkemihan, dan susunan syaraf pusat

Defisiensi lekosit, granulosit : mudah terinfeksi, demam, sepsis.

Sering ditemukan adenopati dan hepatomegali

c. Therapi

Transplantasi sumsum tulang

Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG)

Transfusi darah

3. Talasemia

Merupakan anemi hemolitik dimana terjadi lisis sel darah merah karena penurunan sintesis hemoglobin sehingga produksi sel darah merah menurun dan hemolitik kronis. Talasemia merupakan gangguan herediter yang disebabkan kelainan sintesis rantai beta globin dan rantai alfa-globin. Talasemia ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin abnormal dalam erithrosit (hipokromia), eritrosit dengan ukuran lebih kecil dari normal (mikrositosis), kerusakan elemen darah (hemolisis) dan anemi.Talasemi dibagi menjadi 2 :

a. Talasemi minor : tanpa gejala berat

b. Talasemi mayor: gejala mirip dengan hemolitik anemia : jaundice, cholelithiasis, spenomegali.Talasemia mayor dapat meperburuk kehamilan. Preeklamsia lebih umum terjadi pada wanita yang menderita talasemia mayor. Talasemia mayor dapat diasosiasikan dengan bayi lahir rendah dan peningkatan limbah (wastage)janin. Frekwensi distress janin akibat hipoksia lebih tinggi daripada frekuensi distres janin pada wanita hamil normal.Individu yang menderita talasemia minor mengalami anemia persisten, tetapi sel darah merah dapat normal atau meningkat. Kehamilan tidak memperburuk talasemia minor atau kehamilan tidak akan diperburuk oleh penyakit tersebut. Individu memiliki masa hidup yang normal walaupun kadar hemoglobinnya menurun secara moderat.Therapi : transfusi darah

4. Anemia Defisiensi

a. Defisiensi zat besi

Keadaan dimana kandungan besi tubuh total turun di bawah tingkat normal. Besi dibutuhkan untuk sintesa hemoglobin.

a) Penyebab

Perdarahan : gastritis, ulkus, tumor saluran cerna, perdarahan menstruasi yang berlebihan.

Makanan yang kurang zat besinya

Gangguan absorsi

Alkoholisme kronis

Kebutuhan yang meningkat : kehamilan

b) Tanda dan gejala

Pucat, glositis (lidah licin dan merah, stomatitis, keilitis angular)

Koilinika (kuku jari cekung)

Pendarahan dan eksudat retina pada anemia berat Hb < 5 mg %

Plumer vision yaitu disfagia (ciri khas anemia defisiensi zat besi)

Pada pemeriksaan laboratorium : kadar Hb lebih rendah dibanding Ht dan hitung sel darah merah (se kecil dan rendah Hb/ mikrositosis dan hipokromia); kadar serum rendah; sel darah putih biasanya normal; jumlah trombosit berbeda-beda

c) Terapi

Pemberian terapi besi oral : sulfat ferosus, glukonat ferosus, fumarat ferosus

Hindari tablet salut enteric yang kurang diabsorsi

Pada kasus tertentu, pemberian besi dekstran IM/IV, bila besi oral tidak dapat diabsorsi.

b. Anemia Megaloblastik

Disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat menunjukkan perubahan yang sama antara sumsum tulang dan darah tepi, karena kedua kandungan ini esensial bagi sintesis DNA.

Terjadi hyperplasia (peningkatan abnormal jumlah sel darah normal) sumsum tulang, beberapa mengalami multinukleasi, namun beberapa sel mati, sehingga jumlah sel matang sedikit, maka terjadilah pansitopenia.

1) Defisiensi Vitamin B12, sebagai akibat asupan diet yang tidak adequat, terjadi pada : a) Penderita vegetarian

b) Adanya malabsorsi akibat :

Kelainan lambung : anemi pernisiosa, kelainan kongenitas, gastrektomi.

Kelainan usus : intestinal loop syndrome, tropical sprue, post reseksi ileum.

Tanda dan gejala :

Lemah, tidak bertenaga

Pucat

Lidah merah, halus, nyeri

Konfusi : parestesia ekstremitas dan gangguan keseimbangan tulang belakang (rusak).

Tanpa penanganan : meninggal setelah beberapa tahun karena gagal jantung kongestif.

2) Defisiensi Asam folat

Asam folat merupakan vitamin yang diperlukan untuk pembentukan sel darah yang normal yang disimpan dalam berbagai bentuk senyawa dan jumlahnya lebih kecil disbanding B12.

Kebutuhan asam folat meningkat pada wanita hamil, peminum alcohol, anemia hemolitik kronis.

Penyebab : Malnutrisi

Malabsorsi asam folat, penyakit coliac, peminum alcohol,

Kebutuhan yang meningkat, kehamilan laktasi, anemia hemolitik, keganasan

Ekresi asam folat berlebihan melalui urine, misalnya : penyakit hati aktif/jantung Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu5. Anemia Hemolitika

Pada anemi hemolitika, eritrosit memiliki rentang usia yang memendek. Sumsum tulang mengkompensasi sebagian dengan memproduksi sel darah merah baru 3 X atau lebih dibanding kecepatan normal. Sumsum tulang menjadi hiperseluler akibat proliferasi eritrosit.

6. Anemia Hemolitika

a. Sferositosis turunan

Suatu anemia turunan ditandai dengan sel darah merah kecil berbentuk sferis dan pembesaran limpa. Penanganannya : pengambilan limpa secara bedahb. Anemia sel sabit

Suatu penyakit yang disebabkan hemoglobin yang abnormal dalam darah. Anemia hemolitika berat akibat defek pada molekul hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. Defeknya merupakan substansi asam amino pada rantai hemoglobin.

Pola hemoglobin yang berbentuk sabit, tetapi memiliki masa hidup sel darah normal dan biasanya hanya menimbulkan gejala klinis ringan. Individu dengan anemia sel sabit mengalami kekambuhan (krisis) demam dan nyeri pada abdomen atau ekstremitas pada awal masa kanak-kanak. Serangan ini disebabkan oklusi pembuluh darah (dari sel-sel abnormal), hipoksia jaringan, edema dan destruksi sel darah merah. Anemia yang terjadi pada kehamilan normal memperburuk anemia sel sabit dan menimbulkan banyak krisis. Wanita hamil yang mengalami anemia sel sabit rentan terhadap pielonefitis, ulkus di tungkai, infark tulang, kardiopati, gagal jantung kongestif, hematuri, UTI dan pre-eklamsi. Kelahiran sesaria diijinkan hanya jika ada indikasi obstetri. Kontrasepsi oral dikontraindikasikan. Terapi medis, termasuk transfusi darah, mempertahankan hematokrit sekurang-kurangnya 30 %.E. Pengaruh anemia dalam kehamilan

Anemia dalam kehamilan mempunyai pengaruh yang kurang baik kepada ibu dan janin baik dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyulit yang mungkin timbul :

1. Abortus

2. Partus prematurus

3. Partus lama karena insertia uteri

4. Pendarahan post partum karena atonia uteri

5. Syok

6. Infeksi intra dan post partum

7. Anemia yang berat (Hb < 4 mg/dl) dapat menyebabkan dekompensatio cordis.

8. Kematian mudigah

9. Kematian perinatal

10. Prematuritas11. Cacat bawaan

12. Sediaan besi kurang

F. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Biodata Pengumpulan data diri klien sangat penting karena keadaan darah berhubungan dengan usia, jenis kelamin, ras, dan tempat tinggal seseorang. Riwayat kesehatan

Keluhan utama : pusing, lemas Riwayat kesehatan sekarang (dikembangkan dengan PQRST )

Kaji sejak kapan keluhan dirasakan

Pengobatan yang sudah dilakukan

Riwayat kesehatan dahulu

Kaji penggunaan obat-obatan

Adakah riwayat pendarahan?

Kaji riwayat penyakit infeksi, penyakit hepar, penyakit kronis

Kaji riwayat kehamilan :GPA

Kaji riwayat penyulit kehamilan

Riwayat kesehatan keluarga

2. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan head to toe dengan spesifik/focus pada tanda dan gejala anemia yang mempengaruhi sistem tubuh.

3. Pola aktivitas

Dikaji saat sebelum hamil dan saat ini

4. Tingkat pengetahuan

Kaji pengetahuan klien tentang penyebab defisiensi

Kaji pengetahuan tentang sumber makanan (nutrisi) Kaji kemampuan memperoleh dan menyiapkan makanan

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi2. Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hypovolemia

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan/kelemahan

4. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang5. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

6. Potensial injuri berhubungan dengan kelemahan

7. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia

8. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan leucopenia

6. Intervensi keperawatan

1. Bantu ADL

2. Atur posisi tidur klien

3. Batasi/ kurangi aktivitas klien

4. Observasi TTV

5. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian O2, transfusi, obat-obatan, zat besi.

6. Kolaborasi dengan bagian laboratorium untuk cek Hb & Ht.

7. Lakukan ambulasi

8. Berikan nutrisi TKTP

9. Kaji gangguan mual/muntah

10. Timbang berat badan

11. Berikan hidrasi yang adekuat

12. Hindari terjadinya infeksi dan perdarahan

13. Informasikan tentang penyebab anemi defisiensi

14. Penyuluhan kesehatan tetntang pencegahan anemi

15. Hindarkan potensi stressor

16. Kaji tingkat stress klien dan hubungan klien dengan teman pergaulan, pasangan, atau anggota keluarga

17. Berikan dukungan/motivasi

18. Bantu pemenuhan kebutuhan rasa aman

Pencegahan :

Berikan wanita hamil sulfat ferros/glukonas ferosus 1 tablet/ hari

Wanita hamil harus mengkonsumsi makanan tinggi protein, sayuran, yang mengandung mineral dan vitamin

Monitor Hb

7. Test Diagnostik

Laboratorium: Darah : Hb, Ht, RBC, MCV, MCHK, CT, BT, LED, Leukosit, Trombosit, AGD.

Urine : Figlu Test, absortion test, clearance test.

Tes Schilling

BAB III

KESIMPULAN

Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas Haemoglobin dan volume padat sel darah merah (haemotokrit) perseratus milliliter darah kurang dari normal. Penyebabnya bermacam-macam; kehilangan darah, kerusakan sel darah itu sendiri, kelainan atau bawaan genetik, dan kekurangan nutrisi.

Anemia bermacam-macam jenisnya yaitu Anemia karena kehilangan darah; Anemia Aplastik; Thalasemia; Anemia Defisiensi (Defisiensi zat besi dan Anemia Megaloblastik; defisiensi vit B12 dan asam folat). Sehingga tanda dan gejalanya pun berbeda.Anemia dalam kehamilan mempunyai pengaruh yang buruk dalam kehamilan, persalinan dan nifas.maka dari itu dibutuhkan pengakajian yang spesifik dan focus pada tanda dan gejala sehingga dapat diberikan intervensi keperawatan yang efektif sesuai prioritas diagnosa.Pencegahan anemia pada ibu hamil yaitu :

Wanita hamil diberi sulfat ferros/glukonas ferosus 1 tablet/ hari

Konsumsi hamil diberi makanan tinggi protein, sayuran, yang mengandung mineral dan vitamin

Monitor HbPencegahan lebih baik daripada pengobatan mengingat akan timbul masalah yang kompleks bila tidak segera tertangani.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2.

Edisi 8. Jakarta : EGC

Hellen Famer. 2001. Perawatan Maternal. Edisi 2. Jakarta : EGCIrene M Bobak & Margaret D. Jensen. 2004. Perawatan Maternitas. Edisi 4.

Jakarta : EGCMarilynn E. Doengoes & Mary Frances Moor House. 2001. Rencana Perawatan

Maternal/Bayi. Jakarta : EGC

YBP-SP. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta

PAGE 13