anemia pada lansia dengan gastritis kronik dengan pendekatan.pptx

32
ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT PADA BULAN JULI 2013 STUDI KASUS PASIEN Pembimbing : Rifda Wulansari. SP. M,kes Disusun Oleh : AJI PRABOWO (110.2008.014)

Upload: aji-prabowo

Post on 26-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

IKM

TRANSCRIPT

Page 1: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT PADA BULAN JULI 2013

 

STUDI KASUS PASIEN

Pembimbing : Rifda Wulansari. SP. M,kes

Disusun Oleh : AJI PRABOWO

(110.2008.014)

Page 2: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Identitas Pasien

Nama : Tn. JoniJenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 65 tahunAnak ke : SatuPekerjaan : MerbotPendidikan : Tidak tamat SDAgama : IslamAlamat : Tanah Abang – Jakarta PusatSuku : JawaStatus Pernikahan :DudaNo. CM : 05591/13Tanggal Berobat : 18 Juli 2013

Page 3: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

ANAMNESA

Keluhan Utama : Mual sejak 1 hari yang lalu

 Keluhan Tambahan : perut terasa kembung, nafsu makan menurun, pusing, lemas dan nyeri ulu hati.

 

Page 4: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskemas Tanah Abang dengan keluhan mual yang sudah dialami nya sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengeluh perut nya terasa mual ketika pasien terlambat makan, namun hilang ketika sudah makan. Mual yang dirasakan tidak sampai menimbulkan muntah. Pasien juga mengeluh perutnya terasa kembung, pusing dan nyeri di bagian ulu hati nya. Pasien mengaku pola makan pasien tidak teratur, dalam sehari pasien makan hanya 1 – 2 kali sehari sehingga membuat badannya menjadi lemas.

Selain itu pasien juga hanya mampu membeli makanan yang murah sebagai lauk pauk nya seperti tempe dan tahu. Pasien juga jarang memakan ikan, daging, dan buah, hal ini sering dilakukan pasien karena pasien kesulitan dalam ekonomi nya. Dan pasien merasakan nafsu makan nya menurun yang sudah dialami nya sejak 6 bulan yang lalu. Pasien sudah mencoba membeli obat-obatan warung namun tidak ada perubahan. Pasien merasa beberapa bulan ini berat badan nya terasa menurun sehingga membuat pasien menjadi cemas dan khawatir akan dirinya terjadi apa-apa.

Page 5: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Riwayat Penyakit Dahulu:Hipertensi (-), DM (-)

  Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada

Page 6: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bertempat tinggal di mesjid karena pasien tidak mempunyai rumah. Pasien bekerja sebagai merbot di mesjid yang ditempatinya dan biaya hidup pasien berasal dari orang-orang sekitarnya dan pengelola masjid. Dalam sebulan penghasilan pasien tidak menetap, menurut nya paling besar sebulan pasien mendapatkan Rp. 500.000,-. Dengan penghasilan ini, pasien tidak dapat menabung karena uangnya habis untuk keperluan sehari-hari. Pengobatan pasien dibiayai sendiri oleh pasien.

Page 7: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Riwayat Kebiasaan :

Kebiasaan pasien sehari-harinya adalah bekerja mengurus dan membersihkan masjid seperti menyapu dan mengepel. Untuk kebiasaan makan pasien, pasien jarang untuk makan. Terkadang sehari pasien hanya makan 1 kali atau 2 kali. Pasien jarang mengkonsumsi ikan, telor, daging dan sayur. Karena keterbatasan ekonomi pasien lebih sering mengkonsumsi tempe dan tahu. Pasien sudah tidak merokok lagi sejak lima tahun yang lalu.

Page 8: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital sign : Kesadaran : Compos Mentis Tek. Darah : 120/80 mmHg Frek. Nadi : 88 x/menit Frek Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 37,0◦

3. Status Gizi : BB : 44 Kg TB : 154 cm BB Ideal : (154-100) – ((154-100) x 10%) = 48,6 kg IMT : BB (kg)/TB2(m)

: 44/(1.54)2 = 15,9 kg/m2

Kesan : Gizi kurang

Page 9: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Status GeneralisKepala

◦ Bentuk : normocephal◦ Rambut : hitam, tidak mudah dicabut◦ Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, refleks cahaya

(+/+)◦ Telinga : bentuk normal, tidak terdapat sekret◦ Hidung : septum tidak deviasi, tidak ada sekret, nafas cuping hidung (+)◦ Tenggorokan : tidak hiperemis◦ Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor◦ Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)

Thorak ◦ Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis◦ Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus cordis tidak teraba.◦ Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)◦ Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I

dan II regular, murmur (-), gallop (-)Abdomen

◦ Inspeksi: perut datar,simetris◦ Auskultasi : bising usus (+) ◦ Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba◦ Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness(-)

Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

Kulit : tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik. 

5. Status lokalis : -

Page 10: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Usulan Pemeriksaan Penunjang

EndoskopiPemeriksaan darah rutin

Page 11: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga Pasien A. Identitas Kepala Keluarga :

◦ Nama : Tn. A (Bapak Pasien)◦ Usia : 55 tahun.

B. Identitas Ibu Pasien: ◦ Nama : Ny. W (Ibu pasien)◦ Usia : 40 tahun.

C. Identitas Pasangan Pasien :◦ Nama : Ny. S (Istri pasien)◦ Usia : 50 tahun

Struktur Komposisi Keluarga: Pasien termasuk bentuk keluarga single family karena

pasien hidup sendirian karena ditinggal meninggal oleh istri dan kedua orang tuanya.

Page 12: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Anggota keluarga yang Tinggal Bersama

No NamaKedudukan dalam

Keluarga Jenis Kel Umur Pendi-

dikan

PekerjaanKeterangan

Tambahan

1. Tn. A Kepala Keluarga L 55 th - - Bapak pasien

2. Ny. W Ibu Pasien P 45 th - - Ibu pasien

3. Ny. S Istri P 55 th SD IRT Istri Pasien

4. Tn. Joni Anak L 65 th SD Merbot Pasien

Page 13: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Status kepemilikan mesjid : milik warga Tanah Abang

Daerah perumahan: padat bersih

Karakteristik Masjid dan Lingkungan Kesimpulan

Luas masjid : 50 x 50 m2 Tn. Joni bertempat tinggal di mesjid karena tidak

punya rumah sendiri. Pasien tidur di dalam masjid

berukuran 40 x 40 m2, dengan beralasan karpet

dan kipas angin. Pencahayaan dan sirkulasi udara

yang cukup. Ketersediaan air bersih, jamban yang

bersih dan pembuangan sampah cukup baik.

Halaman masjid : teras 10 x 5 m2

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 1 orang

Tingkat masjid :

Lantai masjid : keramik

Dinding masjid : semen

Jamban : Ada

Tempat bermain : Tidak Ada

Penerangan listrik : 2000 watt

Ketersediaan air bersih : Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidupa. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

Page 14: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Denah Masjid

Page 15: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,elektronik peralatan RT)Pasien tidak memiliki apa-apa.

 3. Penilaian Perilaku Kesehatan

Keluarga: ◦Tempat berobat : Puskemas.◦Asuransi/Jaminan kesehatan : Tidak ada

Page 16: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan

kesehatan

Berjalan kaki Pasien jika sakit berobat ke puskesmas

yang dekat dengan tempat tinggalnya,

karena jarak masjid ke puskesmas

dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

Pasien merasa cukup puas dengan

pelayanan kesehatan yang ada di

puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

Page 17: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:Keluarga Tn. Joni (pasien) memiliki kebiasaan

makan sehari satu atau dua kali dengan menu makanan sehari-hari yang hampir sama seperti tempe dan tahu. Pasien jarang membeli ikan, ayam dan buah. Pasien lebih sering membeli di luar makanan nya di bandingkan dengan memasak sendiri. Pasien lebih sering tidak teratur dalam pola makannya. b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Menu makanan Tn. Joni yang selalu ada saat pasien makan sehari-harinya berupa nasi, tahu dan tempe. Jarang sekali disertai menu makan lainnya seperti sayur, tahu, tempe, telor, ikan atau daging.

Page 18: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah : Tanggal 15 Juli 2013

◦ Sahur: 1 centong nasi dan 2 buah tempe◦ Buka puasa : 1 centong nasi, 1 buah tempe dan 1 buah

perkedel Tanggal 16 Juli 2013

◦ Sahur: 1 centong nasi, 1 buah tahu dan 1 buah tempe◦ Buka puasa : 1 centong nasi, sambal dan 2 buah tempe

Tanggal 17 Juli 2013◦ Sahur : 1 centong nasi, 1 piring sayur kangkung dan ikan asin◦ Buka puasa : 1 centong nasi dan 2 buah tahu

Interpretasi terhadap food recall pasien : Pasien hanya mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung karbohidrat tanpa memperhatikan protein dan lemak. Pasien juga tidak bervariatif dalam menu makanan nya, lebih sering tahu dan tempe. Pasien juga tidak mengkonsumsi buah, sayur dan susu.

Page 19: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:Fasilitas yang tersedia sangat kurang sekali sehingga menyulitkan pasien

untuk melaksanakan pola hidup sehat dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan untuk dirinya. Pasien merupakan anak tunggal, orang tua nya sudah meninggal sejak pasien berusia 6 bulan. Dan istri pasien telah meninggal sejak 10 tahun yang lalu. Sejak itu pasien di rawat oleh masyarakat dan di beri tempat tinggal di dalam masjid. Pasien tidak mempunyai sanak saudara dari bapak nya maupun ibu nya. Jika pasien sakit, semuanya diurus sendiri oleh pasien, termasuk datang ke puskesmas untuk berobat. Namun pasien mengikuti selalu mengikuti kegiatan keagamaan di dalam masjid sehingga membuat pasien merasa tenang.

 b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien memiliki kesulitan ekonomi, sehingga pasien tidak bisa membeli makanan yang bergizi dan bervariatif untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

 

Page 20: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

B. Genogram1. Bentuk Keluarga :

Bentuk keluarga pasien ini adalah single family (duda), karena pasien ditinggal mati oleh istrinya dan pasien tidak mempunyai anak.

2.Tahapan siklus keluarga:Pasien ini telah mencapai tahap ke delapan dalam siklus keluarganya yaitu pasien sudah lansia.

Page 21: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Family map

Page 22: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

C.Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

 

Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga pasien, keluarga tersebut termasuk dengan status ekonomi yang rendah, karena pasien kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan karena sulitnya ekonomi keluarga ini, pasien menjadi jarang makan dan tidak dapat membeli makanan yang bervariatif sehingga kebutuhan gizi seimbang pasien tidak terpenuhi. Hal ini yang membuat pasien suka mengeluh nyeri di ulu hati nya. Sedangkan untuk biaya berobat pasien, semuanya ditanggung sendiri. Pasien hidup dengan bantuan dari orang sekitarnya.

Masalah dalam fungsi biologis : ◦ Secara umum pasien tinggal di dalam masjid, walaupun dalam

keadaan bersih lingkungan masjid nya tetapi tidak ada orang lain yang mempunyai gejala-gejala terjadinya penyakit menular maupun penyakit lainnya pada keluarga tersebut, kecuali pasien yang diketahui menderita gastritis kronis dan ini terjadi berulang. Pola makan dan pola hidup pasien juga yang menunjang terjadinya gangguan kekurangan gizi.

Page 23: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Masalah dalam fungsi psikologis: ◦ Pasien hidup sendirian karena istrinya sudah meninggal dan tidak mempunyai anak,

sehinggga jika terjadi apa-apa pasien selalu mengurus hidupnya sendiri.

Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: ◦ Pasien tidak mempunyai penghasilan menetap, pasien hidup dari pemberian orang-

orang dan dari pengelola masjid sehingga pasien sulit untuk memenuhi kehidupan nya.

Masalah lingkungan : ◦ Pasien bertempat tinggal di dalam masjid, walaupun mempunyai lingkungan yang

bersih namun masjidnya berada di lingkungan yang cukup padat penduduk dengan letak masjidnya berada di tengah-tengah pasar.

Masalah perilaku kesehatan : ◦ Pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun, hal tersebut

tidak ditunjang dengan usaha pasien dalam merubah pola hidup dan pola makan pasien.

 

Page 24: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Diagnosis Holistik (Multiaksial

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi pasien terhadap penyakit)

Pasien mengeluh mual dan sakit di bagian ulu hatinya, sehingga membuat pasien datang ke puskesmas untuk berobat walaupun jarak dari tempat tinggal ke puskesmas nya jauh namun masih dapat dijangkau dengan berjalan kaki, karena keterbatasan ekonomi pasien untuk naik kendaraan umum. Pasien berobat dengan harapan ingin sembuh, karena pasien sudah sering mengalami hal seperti ini. Pasien memiliki kekhwatiran jika penyakitnya tidak disembuhkan, pasien merasa dirinya akan meninggal.

2. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)Berdasarkan anamnesa didapatkan adanya keluhan mual yang disertai

nyeri di bagian ulu hati dan pusing sejak 1 hari yang lalu sebelum datang ke puskesmas. Mual yang dirasakan nya muncul jika pasien telat makan. Pasien mengaku pola makan pasien tidak teratur, dalam sehari pasien hanya makan 1 – 2 kali. Nyeri di ulu hatinya muncul karena pasien merasa ingin muntah tapi tidak bisa muntah. Pasien juga mengeluh kepalanya pusing namun hilang timbul, hilang bila pasien telah makan.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan, conjungtiva terlihat anemis, nyeri tekan (+) di bagian epigastrium nya dan dari hasil pemeriksaan IMT pasienm 15,9 kg/m2 yang berarti pasien mengalami gizi kurang.

Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien terdiagnosis mengalami gastritis kronik dengan anemia.

Page 25: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

3. Aspek risiko internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Pasien bekerja membersihkan lingkungan masjid tidak menentu

waktu nya di karena pasien bertempat tinggal di dalam masjidnya. Pasien tidak mendapatkan penghasilan tambahan dan hanya mendapatkan bantuan dari orang-orang sekitarnya. Sehingga pola makan pasien tidak teratur karena keterbatasan ekonomi, pasien jarang makan hanya 1 -2 kali dalam sehari. Dan pasien tidak mengkonsumsi makanan yang bervariatif hanya dengan tahu dan tempe. Sehingga tidak memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak pasien.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Pasien tidak memiliki keluarga, karena istri pasien telah meninggal dan pasien tidak mempunyai anak. Apabila pasien sakit tidak ada keluarganya yang mengurusnya. Sehingga pasien mengurus semua kehidupan nya sendirian termasuk dalam mengurus pola makan nya.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.

Page 26: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan

Aspek

personal-Memberikan obat

penghilang rasa mual

dan pusing.

-Memberitahukan

diagnosis yang tepat ke

pasien, bahwa pasien

mengalami anemia

dengan gastritis kronik.

-Memberikan nasihat

dan bimbingan agar

pasien dapat mengerti

dengan kondisi nya yang

sekarang.

Pasien Pada saat di

puskesmas dan

kunjungan rumah

Pasien sudah tidak

merasa mual lagi.

Pasien mengerti

penyakit yang di

deritanya

Pasien dapat

mengurangi

kekhawatiran akan

penyakit yang

dideritanya.

Page 27: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek klinik Terapi :

- Omeprazol 20 mg 0-0-1’

- Ranitidin 25 mg 2 x1

- Paracetamol 500 mg 3 x1

- Fe 200 mg 1 x1

Membantu menghitung kebutuhan kalori :

- Kebutuhan kalori Pria = 30kkal/kg

- Berat Badan Ideal Pasien BBI = 48,6 kg

- Keb. Kalori basal = 30 kkal x 48,6 kg = 1.458 kkal

- Aktivitas fisik (AF) = 20% x 1.458 = 291,6 kkal

- Koreksi Gizi = 20% x 1.458 = 291,6 kkal

- Kebutuhan kalori total = KB+AF = 1458 + 291,6 +

291,6 = 2041,2 kkal/hari

Memberitahukan pola makan yang baik kepada

pasien

Makan pagi

Nasi 1 centong

Telor 1 butir

Sayur kankung

Pisang ambon 1 potong

Makan siang

Nasi 1 porsi

Tempe goreng 1 potong

Tahu bacem 1 potong

Sayur bayam 1 porsi

Apel 1 buah

Makan malam

Nasi 1 porsi

Ikan bandeng 1 potong

Sop ayam 1 porsi

Pepaya 1 potong

Pasien Pada saat dipuskesmas Pasien memiliki kesadaran untuk rutin meminum obat

dan menjaga pola makan nya. Dalam perhitungan

kebutuhan kalori pasien dapat tercapai dengan menu

makanan yang seimbang.

Page 28: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspekrisik

o internal

Mengkonsumsi makanan

4 sehat dan 5 sempurna.

Memberitahukan pasien

untuk berolah raga ringan

secara rutin 15 – 20 menit

sebanyak 3x seminggu

seperti jogging.

Pasien Pada saat pasien

berobat ke

Puskesmas

Pasien dapat menjaga

poal makan nya dan lebih

bervariatif.

Pasien mampu menjaga

kebugaran tubuhnya agar

terjaganya berat badan

pasien dalam kondisi

normal .

Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

psikososial

keluarga

Memberi pengarahan

kepada orang disekitar

pasien untuk

mengingatkan pasien

untuk terus teratur minum

obat.

Orang

terdekat

pasien

Pada saat

kunjungan ke

tempat tinggal

pasien

Orang terdekat pasien dapat

mengingatkan pasien untuk

meminum obat secara teratur

dan menjaga pola makannya.

Aspek

fungsional

Menyarankan pasien untuk

dapat menjagan kesehatan

badannya, seperti melakukan

olahraga rutin dan mengikuti

pola makan seimbang

Pasien Pada saat di

Puskesmas dan

kunjungan tempat

tinggal pasien.

Pasien dapat meningkatkan

kualitas hidupnya serta

menjaga pola makanan nya.

Page 29: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Analisa Kasus

Aspek PersonalPasien datang karena kesadarannya sendiri ke Puskesmas sebagai

respon terhadap kekhawatiran pasien akan keluhan yang dialaminya, dimana setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Pasien memiliki harapan untuk melangsungkan hidupnya berdasarkan dari analisis aspek personal pada diri pasien. Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien bahwa pasien mengalami gastritis kronik dengan gizi kurang, menjelaskan pada pasien bahwa jangan khawatir terhadap penyakitnya, karena dapat disembuhkan jika diobati dan mengikuti saran dari dokter.

Pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan peningkatan kualitas hidup pasien, pasien juga mampu menghilangkan kekhawatiran akan penyakitnya dengan mengikuti saran-saran yang diberikan oleh dokter.

Page 30: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Aspek KlinikDari hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien mempunyai keluhan mual

yang disertai nyeri di bagian ulu hati nya sejak satu hari yang lalu sebelum dating ke puskesmas. Keluhan muncul jika pasien telat makan. Riwayat sering terlambat makan diakui oleh pasien. Sehari pasien makan hanya 1-2 kali. Terkadang pasien sering merasa pusing. Pusing yang dirasakan nya hilang timbul. Sebelumnya pasien juga pernah mengalami keluhan yang serupa akan tetapi hilang dengan obat-obatan warung.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tidak adanya kelainan, terutama yang mengarah kepada terjadinya gizi kurang, namun didapatkan bahwa BB pasien 44 kg dengan Tinggi Badan 154 cm, sehingga didapatkan IMT pasien adalah 15,9 kg/m2, dimana IMT pasien tersebut termasuk pada gizi kurang.

Rencana penatalakasanaan adalah :Terapi : Omeprazol 20 mg 0-0-1 Ranitidin 25 mg 2 x1

Paracetamol 500 mg 3 x1 Fe 200 mg 1 x1

Gizi : Serta memberikan edukasi mengenai gizi seimbang untuk lansia, misalnya kalori yang dibutuhkan sehari-harinya 2041,2 kkal/ hari. Dengan 3 kali makan besar, 2 kali makan kecil. Dan me,biasakan diri untuk memakan makanan yang lebioh bervariatif.

Page 31: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

  Aspek Internal

Pasien bekerja untuk membersihkan masjid dari pukul 04.00 sampai pukul 20.00 karena pasien bertempat tinggal di sana. Untuk pola makan, pasien tidak mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan bergizi. Pasien hanya makan dengan tahu tempe setiap harinya. Sehingga membuat pasien menjadi sering mengeluh lemas karena kurang masukan gizi lainnya.

Rencana penatalaksanaan adalahGaya hidup :

Sebaiknya pasien bisa beristirahat dengan cukupPola makan :◦ menganjurkan pasien untuk makan 3 kali sehari makan besar, 2 kali makan kecil dan

memperhatikan makanan 4 sehat dan 5 sempurna

Ekonomi :◦ Pasien dianjurkan mencari penghasilan tambahan

 

Diharapkan pasien tidak merasakan mual dan nyeri di ulu hatinya lagi. Pasien bisa beraktivitas dan mencari penghasilan tambahan untuk bisa membeli makanan yang bervariatif agar gizi pasien terpenuhi.

Page 32: ANEMIA PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS KRONIK DENGAN PENDEKATAN.pptx

Aspek Psikososial KeluargaPasien tidak memiliki keluarga lagi karena istri pasien telah meninggal dan pasien

tidak mempunyai anak. Sehingga tidak ada yang memperhatikan kebutuhan dalam memenuhi gizi seimbang pasien.

Rencana penatalaksanaan adalah menganjurkan kepada orang terdekat pasien untuk mengingatkan pasien untuk menjaga dan mengatur pola makan yang baik.

Aspek fungsionalDalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu

dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, sehingga disarankan kepada pasien untuk dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti melakukan olahraga rutin, mengikuti pola makan seimbang, dan makan teratur. Dengan demikian diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, serta tidak mudah nyeri ulu hati lagi.

Prognosis1. Ad vitam : bonam2. Ad sanationam : bonam3. Ad fungsionam : bonam