anestesi umum dengan tube endotracheal pada kasus sinusitis
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
1/42
ANESTESI UMUM DENGAN TUBE
ENDOTRACHEAL PADA KASUS SINUSITIS
Laporan Kasus Ini Dibuat Untuk Melengkapi Persyaratan Kepaniteraan
Klinik Senior di SMF Anestesi RSU. Dr. Pirngadi Medan
Disusun oleh:
1. Tika Robintang Napitupulu 210210236
2. Nurul Rahmah 111001221
3. Zulfindra rifin !1110"0123
#. meliah Ri$ki %sb !1110"02&&
&. ndre %a$a$i 111001023
6. 'athma is(ah Rahman !1110"02"3
!. Rahma(anti )ulia *inting 11100123+
Pembimbing:
dr. Emmy Lidya Anas, Sp. An, M. Kes
SMF ANESTESI
RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN
!"#
KATA PENGANTAR
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
2/42
,u-i dan s(ukur penulis uapkan kehadiran llah /T atas rahmat dan
karuniaN(a sehingga penulis dapat men(elesaikan laporan kasus ini guna
memenuhi pers(aratan epaniteraan linik /enior di /4' nestesi Rumah /akit
5mum Dr. ,irngadi 4edan dengan -udul $Anes%esi Um&m Dengan Tube
Endotracheal Pada Kas&s Sin&si%is'.
,ada kesempatan ini tidak lupa penulis menguapkan ban(ak terima
kasih kepada dr. mm( 7id(a nas /p. n 4. es atas bimbingan dan
arahann(a selama mengikuti epaniteraan linik /enior di /4' nestesi Rumah
/akit 5mum Dr. ,irngadi 4edan.
,enulis sadar laporan kasus ini pasti tidak luput dari kesalahan
kesalahan baik berupa salah ketik maupun kesalahan pada bahasa maupun
tataletakn(a. ,ada kesempatan ini penulis memohon maaf kepada para pembaa.
ritik dan saran diterima agar penulis dapat memperbaikin(a lagi agar lebih
sempurna.
%arapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dalammenambah ilmu pengetahuan serta dapat men-adi arahan dalam
mengimplementasikan ilmu kedokteran dalam praktek di mas(arakat
tas perhatiann(a penulis menguapkan terima kasih.
4edan 4aret 2016
,enulis
DAFTAR ISI
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
3/42
%alaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR GAM(AR.......................................................................................iii
(A( I PENDA)ULUAN................................................................................."
(A( II TIN*AUAN PUSTAKA......................................................................
2.1 Definisi nestesi..............................................................................2
2.2 nestesi 5mum................................................................................2
2.3 ,remedikasi......................................................................................#
2.# 8nduksi nestesi...............................................................................!
2.& 8ntubasi ndotrakeal........................................................................+
2.6 9bat9bat nestesi 5mum............................................................13
2.! ,emulihan ,asa nestesi..............................................................1+
2." /inusitis..........................................................................................21
(A( III KESIMPULAN................................................................................+!
(A( I LAP-RAN ANESTESI...................................................................++
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................+
DAFTAR GAM(AR
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
4/42
Nomor udul %alaman
Gambar ." : 8ntubasi ndotrakeal................................................................+
Gambar . : Endotraceal !ube.................................................................10
Gambar .+ : 7aringoskop...........................................................................11
Gambar . : *rade 4allampati..................................................................12
Gambar ./ : natomi /inus........................................................................21
Gambar .# : /inusitis..................................................................................22
(A( I
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
5/42
PENDA)ULUAN
nestesi ;pembiusan< berasal dari bahasa )unani an =tidak tanpa= dan
aest"tos =persepsi kemampuan untuk merasa=> seara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainn(a (ang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. ata anestesi
diperkenalkan oleh 9li?er endell %olmes pada tahun 1"#6 (ang menggambarkan
keadaan tidak sadar (ang bersifat sementara karena pemberian obat dengan tu-uan
untuk menghilangkan n(eri tanpa menghilangkan kesadaran pasien. nestesi (ang
sempurna harus memenuhi 3 s(arat ;Trias nestesi> (aitu: %ipnotik ;hilang
kesadaran> nalgetik ;hilang perasaan sakit> Relaksan ;relaksasi otototot>.1
nestesi umum atau general anestesia merupakan suatu keadaan dimana
hilangn(a kesadaran disertai dengan hilangn(a perasaan sakit di seluruh tubuh
akibat pemberian obatobatan anestesi dan bersifat re?ersible. nestesi umum
dapat diberikan seara intra?ena inhalasi dan intramuskular.1
/inus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia (ang sulit
dideskripsi karena bentukn(a sangat ber?ariasi pada tiap indi?idu. da empat
pasang sinus paranasal mulai dari (ang terbesar (aitu sinus maksila sinus frontal
sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.2
/inusitis didefiniskan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal dapat
berupa sinusitis maksilla sinusitis etmoid sinusitis frontalis sinusitis spenoidalis.
/inusitis merupakan pen(akit (ang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari
hari bahkan dianggap sebagai salah satu pen(ebab gangguan kesehatan tersering
di 8ndonesia.2
5mumn(a sinusitis disertai atau dipiu oleh rhinitis sehingga disebut
rinosinusitis. ,en(ebab utaman(a ialah selesma ;co##on cold > (ang merupakan
infeksi ?irus (ang selan-utn(a dapat diikuti infeksi bakteri.2
(A( II
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
6/42
TIN*AUAN PUSTAKA
." De0inisi Anes%esi
nestesi ;pembiusan< berasal dari bahasa )unani an =tidak tanpa= dan
aest"tos =persepsi kemampuan untuk merasa=> seara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainn(a (ang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. ata anestesi
diperkenalkan oleh 9li?er endell %olmes pada tahun 1"#6 (ang menggambarkan
keadaan tidak sadar (ang bersifat sementara karena pemberian obat dengan tu-uan
untuk menghilangkan n(eri tanpa menghilangkan kesadaran pasien. nestesi (ang
sempurna harus memenuhi 3 s(arat ;Trias nestesi> (aitu :1
a. %ipnotik hilang kesadaran
b. nalgetik hilang perasaan sakit
. Relaksan relaksasi otototot
. Anes%esi Um&m
nestesi umum atau general anestesia merupakan suatu keadaan dimana
hilangn(a kesadaran disertai dengan hilangn(a perasaan sakit di seluruh tubuh
akibat pemberian obatobatan anestesi dan bersifat re$ersible. nestesi umum
dapat diberikan seara intra?ena inhalasi dan intramuskular 1.
8ndikasi anestesi umum :1
• ,ada ba(i dan anakanak
•,embedahan pada orang [email protected] dimana anestesi umum lebih disukai oleh
ahli bedah @alaupun dapat dilakukan dengan anestesi lokal
• 9perasi besar
• ,asien dengan gangguan mental
• ,embedahan (ang lama
• ,embedahan (ang dengan lokal anestesi tidak begitu praktis dan memuaskan
• ,asien dengan obatobatan anestesi lokal pernah mengalami alergi.
Teknik anestesi umum ada 3 (aitu :2
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
7/42
a. nestesi umum intra?ena merupakan salah satu teknik anestesi umum (ang
dilakukan dengan -alan men(untikkan obat anestesi parenteral langsung ke
dalam pembuluh darah ?ena.
b. nestesi umum inhalasi merupakan salah satu teknik anestesi umum (ang
dilakukan dengan -alan memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi (ang
berupa gas dan atau airan (ang mudah menguap dengan obatobat pilihan
(aitu N29 %alotan nfluran 8sofluran /e?ofluran Desfluran dengan
kategori menggunakan sungkup muka Endotrakeal tube nafas spontan
Endotrakeal tube nafas terkontrol.
. nestesi berimbang merupakan teknik anestesi dengan mempergunakankombinasi obatobatan baik obat anestesi intra?ena maupun obat anestesi
inhalasi atau kombinasi teknik anestesi umum dengan analgesia regional
untuk menapai trias anestesi seara optimal dan berimbang.
/ebelum dilakukan tindakan anestesi sebaikn(a dilakukan persiapan pre
anestesi. un-ungan preanestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien sebelum
pasien men-alani suatu tindakan operasi. ,ersiapanpersiapan (ang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:2
a. namnesis
[email protected](at tentang apakah pasien pernah mendapat anestesi sebelumn(a
sangatlah penting untuk mengetahui apakah ada halhal (ang perlu mendapat
perhatian khusus misaln(a alergi mualmuntah n(eri otot gatalgatal atau
sesak nafas.
b. ,emeriksaan fisik
,emeriksaan keadaan gigi tindakan buka mulut lidah (ang relatif besar
sangat penting untuk mengetahui apakah akan men(ulitkan tindakan
laringoskopi intubasi. ,emeriksaan rutin lain seara sistematik tentang
keadaan umum tentu tidak boleh [email protected] seperti inspeksi palpasi perkusi
dan auskultasi semua sistem organ tubuh pasien.
. ,emeriksaan laboratorium
,emeriksaan laboratorium hendakn(a atas indikasi (ang tepat sesuai dengan
dugaan pen(akit (ang sedang diurigai. ,emeriksaan laboratorium rutin (ang
sebaikn(a dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap ;%b leukosit masa
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
8/42
perdarahan dan masa pembekuan> dan urinalisis.,ada pasien (ang berusia di
atas &0 tahun sebaikn(a dilakukan pemeriksaan foto toraks dan *.
d. lasifikasi status fisik
lasifikasi (ang la$im digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang
ialah (ang berasal dari !e A#erican Society o% Anestesiologists ;/> :2
• / 1 : pasien sehat organik fisiologik psikiatrik biokimia
• / 2 : pasien dengan pen(akit sistemik ringan atau sedang
• / 3 : pasien dengan pen(akit sistemik berat sehingga akti?itas rutin
terbatas
• / # : pasien dengan pen(akit sistemik berat tidak dapat melakukan
akti?itas rutin dan pen(akitn(a merupakan anaman kehidupann(a setiapsaat
• / & : pasien sekarat (ang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan
kehidupann(a tidak akan lebih dari 2# -am.
• / 6 : pasien dengan kematian batang otak dan organn(a siap untuk
ditransplantasi.
• lasifikasi / -uga dipakai pada pembedahan darurat dengan
menantumkan tanda darurat ;: EMER&E'() > misaln(a / 8 atau
88.
.+ Premedi1asi
,remedikasi ialah pemberian obat 12 -am sebelum induksi anestesi. Tu-uan
premedikasi:2
4eredakan keemasan dan ketakutan
4emperlanar induksi anestesi
4engurangi sekresi kelen-ar ludah dan bronkus
4engurangi refleks (ang tidak diharapkan 4engurangi isi airan lambung
4engurangi rasa sakit
4enghilangkan efek samping dari obat sebelum dan selama anestesi
4enurunkan basal metabolisme tubuh
9batobat premedikasi dosisn(a disesuaikan dengan berat badan dan
keadaan umum pasien. Aiasan(a premedikasi diberikan intramuskuler 1 -am
sebelumn(a atau per oral 2 -am sebelum anestesi.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
9/42
Aeberapa ahli anestesi menghindari penggunaan opium untuk premedikasi
-ika anestesin(a menakup pernapasan spontan dengan ampuran eterBudara. 9bat
(ang ban(ak digunakan:
nalgetik opium : 4orfin 01& mgBkgbb intramuskuler
,etidin 10 mgBkgbb intramuskuler
/edatif : Dia$epam 01& mgBkgbb oralBintramuskuler
,entobarbital 3 mgBkgbb per oral atau [email protected]
1& mgBkgbb intramuskuler
,rometa$in 0& mgBkgbb per oral
loral hidrat sirup 30 mgBkgbb
Cagolitik antisialagog ue: tropin 002 mgBkgbb intramuskuler atau
intra?ena pada saat induksi maksimal 0& mg
ntasida : Ranitidine 1&0 mg per oral setiap 12 -am dan
2 -am sebelum operasi
9mepra$ole #0 mg 3# -am sebelum operasi
4etolopramide 10 mg per oral sebelum operasi
Sebe2&m ind&1si anas%esi
/ebelum memulai periksalah [email protected] pasien dengan teliti. Tanggung [email protected]
untuk pemeriksaan ulang ini berada pada ahli bedah dan ahli anatesi. ,eriksalah
apakah pasien sudah dipersiapkan untuk operasi dan tidak makanBminum
sekurangkurangn(a 6 -am sebelumn(a meskipun ba(i (ang masih men(usui
han(a dipuasakan 3 -am ;untuk induksi anastesi pada operasi darurat lambung
mungkin penuh>. 5kurlah nadi dan tekanan darah dan buatlah pasien relaks sebisa
mungkin. sisten (ang membantu induksi harus terlatih dan berpengalaman.
angan menginduksi pasien sendirian sa-a tanpa asisten.
nak
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
10/42
Pemeri1saan A2a%
,enting sekali bila kita memeriksa alatalat sebelum melakukan anastesi
karena keselamatan pasien tergantung pada hal ini. ita harus mempun(ai daftar
halhal (ang harus diperiksadan gantungkan pada alat anastesi (ang sering
digunakan.
,ertama (akinlah [email protected] alat (ang akan dipergunakan beker-a dengan
baik. ika kita menggunakan gas kompresi periksalah tekanan pada silinder (ang
digunakan dan silinder adangan. ,eriksalah apakah ?apori$er sudah disambung
dengan tepat tanpa ada (ang boor hilang atau terlepas sistem pernapasan dan
aliran gas ke pasien ber-alan dengan baik dan aman. ika kita tidak (akin dengan
sistem pernapasan obalah pada diri kita ;gas anastesi dimatikan>. ,eriksalah
fungsi alat resusitasi ;harus selalu ada untuk persiapan bila ter-adi kesalahan aliran
gas> laringoskop pipa dan alat penghisap. ita -uga harus (akin [email protected] pasien
berbaring pada me-a atau kereta dorong (ang dapat diatur dengan epat ke dalam
posisi kepala [email protected] bila ter-adi hipotensi mendadak atau muntah. ,ersiapkan
obat (ang akan digunakan dalam spuit (ang diberi label dan (akinkan [email protected] obat
itu masih baik kondisin(a. /ebelum melakukan induksi anastesi (akinkan aliran
infus adekuat dengan memasukkan -arum [email protected] atau kanula dalam ?ena
besar untuk operasi besar infus dengan airan (ang tepat harus segera dimulai.
. Ind&1si Anes%esi
8nduksi anestesi ialah tindakan untuk membuat pasien dari sadar men-adi
tidak sadar sehingga memungkinkan dimulain(a anestesi dan pembedahan.
/ebelum memulai induksi anestesi sela(akn(a disiapkan peralatan dan obat
obatan (ang diperlukan sehingga seandain(a ter-adi keadaan [email protected] dapat diatasi
dengan lebih epat dan lebih baik. 5ntuk persiapan induksi anestesi sebaikn(a
kita ingat kata /TT8/:2
S 3 Scope
/tetoskop untuk mendengarkan suara paru dan -antung. Laringo*Scope pilih
bilah atau daun ;blade> (ang sesuai dengan usia pasien. 7ampu harus ukup
terang.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
11/42
T 3 Tubes
,ipa trakea pilih sesuai usia. 5siaE & tahun tanpa balon ;cu%%ed > dan F & tahun
dengan balon ;cu%%ed >.
A 3 Airway
,ipa mulutfaring ;&uedel+ orotraceal air,ay> atau pipa hidungfaring
;naso*traceal air,ay>. ,ipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar
untuk men-aga supa(a lidah tidak men(umbat -alan nafas
T 3 Tape
,lester untuk fiksasi pipa supa(a tidak terdorong atau terabut.
I 3 Introducer
4andrin atau stilet dari [email protected] dibungkus plastik ;kabel> (ang mudah
dibengkokkan untuk pemandu supa(a pipa trakea mudah dimasukkan.
4 3 Connector
,en(ambung antara pipa dan peralatan anestesi.
S 3 Suction
,en(edot lendir ludah dan lainlainn(a.
Ind&1si in%ra5ena
8nduksi intra?ena paling ban(ak diker-akan dan digemari apalagi sudah
terpasang -alur ?ena karena epat dan men(enangkan. 8nduksi intra?ena
hendakn(a diker-akan dengan hatihati perlahanlahan lembut dan terkendali.
9bat induksi bolus disuntikkan dalam keepatan antara 3060 detik. /elama
induksi anestesi pernapasan pasien nadi dan tekanan darah harus [email protected] dan
selalu diberikan oksigen. 8nduksi ara ini diker-akan pada pasien (ang kooperatif.
Tiopental ;tiopenton pentotal> diberikan seara intra?ena dengan
kepekatan 2&G dan dosis antara 3! mgBkgAA. eluar ?ena men(ebabkan n(eri.
,ada anak dan manula digunakan dosis rendah dan [email protected] muda sehat dosistinggi.
,ropofol ;reofol dipri?an> intra?ena dengan kepekatan 1G menggunakan
dosis 23 mgBkgAA.
etamin intra?ena dengan dosis 12 mgBkgAA. ,asa anestesi dengan
ketamin sering menimbulkan halusinasi karena itu sebelumn(a dian-urkan
menggunakan sedati?e seperti mida$olam. etamin tidak dian-urkan pada pasien
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
12/42
dengan tekanan darah tinggi ;tekanan darah F160 mm%g>. etamin men(ebabkan
pasien tidak sadar tetapi dengan mata terbuka.
Ind&1si In%am&s1&2ar
/ampai sekarang han(a ketamin (ang dapat diberikan seara
intramuskular dengan dosis &! mgBkgAA dan setelah 3& menit pasien tidur.
Ind&1si in6a2asi
8nduksi inhalasi han(a dapat dilakukan apabila -alan napas bersih sehingga
obat anestesi dapat masuk. ika -alan napas tersumbat maka obat anestesi tidak
dapat masuk dan anestesi didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga anestesi akan
dangkal. ika hal ini ter-adi bersihkan -alan napas. 8nduksi inhalasi -uga
digunakan untuk anakanak (ang takut pada -arum.
./ In%&basi End7%ra1ea2
)ang dimaksud dengan intubasi endotrakeal ialah memasukkan pipa
pernafasan (ang terbuat dari porteH ke dalam trakea guna membantu pernafasan
penderita atau @aktu memberikan anestesi seara inhalasi.2
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
13/42
Gambar .": 8ntubasi ndotrakeal
8ndikasi intubasi endotrakeal :2
1. 4en-aga -alan nafas (ang bebas oleh sebab apapun2. 4empermudah ?entilasi positif dan oksigenasi3. ,enegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi#. 9perasioperasi pada kepala leher mulut hidung dan tenggorokan&. ,ada ban(ak operasi abdominal untuk men-amin pernapasan (ang tenang dan
tak ada ketegangan6.
,ada operasi intrathorakal supa(a -alan nafas selalu terkontrol!. 5ntuk menegah kontaminasi trakea". Aila dipakai controlled $entilation maka tanpa pipa endotrakeal dengan
pengisian uffn(a dapat ter-adi inflasi ke dalam gaster +. ,ada pasienpasien (ang mudah timbul laringospasme10. ,ada pasienpasien dengan fiksasi ?oal ord2
eberhasilan intubasi tergantung pada 3 hal penting (aitu :1
nestesi (ang adekuat dan relaksasi otototot kepala leher dan laring (ang
ukup
,osisi kepala dan leher (ang tepat
,enggunaan apparatus (ang tepat untuk prosedur tersebut
latalat (ang digunakan dalam intubasi endotrakeal :2
a. ,ipa endotrakea
Aerfungsi mengantar gas anestesik langsung ke dalam trakea dan biasan(a
dibuat dari bahan standar poli?inilklorida. 5kuran diameter lubang pipa trakea
dalam milimeter. arena penampang trakea ba(i anak keil dan [email protected] berbeda
penampang melintang trakea ba(i dan anak keil di [email protected] usia & tahun hampir
bulat sedangkan [email protected] seperti huruf D maka untuk ba(i dan anak keil
digunakan tanpa uff dan untuk anak besar dan [email protected] dengan uff supa(a tidak
boor. ,ipa endotrakea dapat dimasukkan melalui mulut atau melalui hidung.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
14/42
Gambar .: Endotraceal !ube
ara memilih pipa endotrakea untuk ba(i dan anak keil :
Diameter dalam pipa trakea ;mm> I # J K umur ;thn>
,an-ang pipa orotrakeal ;m> I 12 J L umur ;thn>
,an-ang pipa nasotrakeal ;m> I 12 J L umur ;thn>
b. 7aringoskop
'ungsi laring ialah menegah benda asing masuk paru. 7aringoskop ialah
alat (ang digunakan untuk melihat laring seara langsung supa(a kita dapatmemasukkan pipa trakea dengan baik dan benar. /eara garis besar dikenal dua
maam laringoskop :
Ailah lurus ;straight bladesB 4agillB 4iller>
Ailah lengkung ;ur?ed bladesB 4aintosh>
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
15/42
Gambar .+: 7aringoskop
Peni2aian Ma22ampa%i
Dalam anestesi skor 4allampati digunakan untuk memprediksi
kemudahan intubasi. %al ini ditentukan dengan melihat anatomi rongga mulut
khusus itu didasarkan pada ?isibilitas dasar u?ula pilar fauial. lasifikasi
tampakan faring pada saat mulut terbuka maksimal dan lidah di-ulurkan maksimal
menurut 4allampati dibagi men-adi # grade:3
• &rade 8 : ,ilar faring u?ula dan palatum mole terlihat -elas
• &rade 88 :5?ula dan palatum mole terlihat sedangkan pilar faring
tidak terlihat
• &rade 888 : %an(a palatum mole (ang terlihat
• &rade 8C : ,ilar faring u?ula dan palatum mole tidak terlihat.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
16/42
Gambar .: rade Ma22ampa%i
esulitan dalam teknik intubasi:1
9tototot leher (ang pendek dengan gigi geligi (ang lengkap
4ulut (ang pan-ang dan sempit dengan arus palatum (ang tinggi
*igi inisi?um atas (ang menon-ol ;rabbit teeth>
esulitan membuka mulut
5?ula tidak terlihat ;mallampati 3 dan #>
bnormalitas pada daerah ser?ikal
ontraktur -aringan leher
omplikasi pada intubasi endotrakeal :2
4emar M oedem laring
Strec in-ury
'on speci%ic granulo#a laryn
/tenosis trakea
Trauma gigi geligi
7aserasi bibir gusi dan laring
spirasi spasme bronkus
.# -ba%8-ba% Anes%esi Um&m
9batobat (ang sering digunakan dalam anestesi umum adalah:2
8. *as nestesi
Dalam dunia modern anestetik inhalasi (ang umum digunakan untuk praktek
klinik ialah N29 %alotan nfluran 8sofluran Desfluran dan
/e?ofluran.4ekanisme ker-a obat anestetik inhalasi sangat rumit sehingga masih
men-adi misteri dalam farmakologi modern.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
17/42
mbilan al?eolus gas atau uap anestetik inhalasi ditentukan oleh sifat fisikn(a :
1. mbilan oleh paru
2. Difusi gas dari paru ke darah
3. Distribusi oleh darah ke otak dan organ lainn(a.
Aerikut adalah -enis gas anestetik inhalasi diantaran(a:
1. N29
N29 merupakan salah satu gas anestetim (ag tak [email protected] bau manis tak
iritasi tak terbakar dan pemberian anestesi dengan N 29 harus disertai oksigen
minimal 2&G. *as ini bersifat anestetik lemah tetapi analgesin(a kuat. ,ada akhir anestesi setelah N29 dihentikan maka N29 akan epat keluar mengisi al?eoli
sehingga ter-adi pengeneran oksigen dan ter-adilah hipoksia difusi. 5ntuk
menghindari ter-adin(a hipoksia difusi berikan oksigen 100G selama &10 menit.
2. %alotan
%alotan merupakan gas (ang baun(a enak dan tak merangsang -alan
napas maka sering digunakan sebagai induksi anestesi kombinasi dengan N29.
%alotan merupakan anestetik kuat dengan efek analgesia lemah dimana induksi
dan tahapan anestesi dilalui dengan mulus bahkan pasien akan segera bangun
setelah anestetik dihentikan. ,ada napas spontan rumatan anestesi sekitar 12 ?ol
G dan pada napas kendali sekitar 0&1 ?olG (ang tentun(a disesuaikan dengan
klinis pasien.
3. 8sofluran
8sofluran berbau ta-am kadar obat (ang tinggi dalam udara inspirasi
men(ebabkan pasien menahan napas dan batuk. /etelah premedikasi induksi
diapai dalam kurang dari 10 menit di mana umumn(a digunakan barbiturat
intra?ena untuk memperepat induksi.Tanda untuk mengamati kedalaman anestesi
adalah penurunan tekanan darah ?olume dan frekuensi napas serta peningkatan
frekuensi den(ut -antung. 4enurunkan la-u metabolisme pada otak terhadap
oksigen tetapi meningkatkan aliran darah otak dan tekanan intrakranial.
#. Desfluran
4erupakan airan (ang mudah terbakar tapi tidak mudah meledak bersifat
absorben dan tidak korosif untuk logam.arena sukar menguap dibutuhkan
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
18/42
?aporiser khusus untuk desfluran.Desfluran lebih digunakan untuk prosedur bedah
singkat atau bedah [email protected] -alan.Desfluran bersifat iritatif sehingga menimbulkan
batuk spasme laring sesak napas sehingga tidak digunakan untuk induksi.
Desfluran bersifat K kali lebih poten dibanding agen anestetik inhalasi lain tapi
1! kali lebih poten dibanding N29.
&. /e?ofluran
/ama haln(a dengan desfluran se?ofluran terhalogenisasi dengan fluorin.
,eningkatan kadar al?eolar (ang epat membuatn(a mena-di pilihan (ang tepat
untuk induksi inhalasi (ang epat dan mulus untuk pasien anak maupun [email protected]
8nduksi inhalasi #"G se?ofluran dalam &0G kombinasi N29 dan oksigen dapat
diapai dalam 13 menit. Aaun(a tidak men(engat dan tidak merangsang -alan
napas sehingga digemari untuk induksi anestesi inhalasi disamping halotan.
/etelah pemberian dihentikan se?ofluran epat dieliminasi dari tubuh.
88. 9batobat nestesi 8ntra?ena
)ang dimaksud dengan intra?enous anestesi adalah anestesi (ang
diberikan dengan ara suntikan $at ;obat> anestesi melalui ?ena2.
. %ipnosis2
1. *olongan barbiturat ;pentotal>
/uatu larutan alkali dengan ker-a hipnotikn(a kuat sekali dan
induksin(a epat ;30#0 detik> dengan suntikan intra?ena tetapi dalam
@aktu singkat ker-an(a habis seperti $at anestesi inhalasi barbiturat
ini men(ebabkan kehilangan kesadaran dengan -alan memblok kontrol
brainstem.
ara pemberiann(a dimulai dengan test dose 2&!& mg kemudian
sebagai induksi diteruskan dengan pemberian 1&0300 mg selang
@aktu pemberian 1&20 detik ;untuk orang [email protected]>.
2. Aen$odia$epin
eunggulan ben$odia$epine dari barbiturate (aitu rendahn(a tingkat
toleransi obat potensi pen(alahgunaan (ang rendah margin dosis aman
(ang lebar dan tidak menginduksi en$im mikrosom di hati. Aen$odia$epin
telah ban(ak digunakan sebagai pengganti barbiturat sebagai premedikasi
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
19/42
dan menimbulkan sedasi pada pasien dalam monitorng anestesi.
fek farmakologi ben$odia$epine merupakan akibat aksi ga##a*
a#inobutyric acid ;*A> sebagai neurotransmitter penghambat di otak.
Aen$odia$epine tidak mengaktifkan reseptor *A melainkan
meningkatkan kepekaan reseptor *A terhadap neurotransmitter
penghambat. Dosis : Dia$epam : induksi 02 06 mgBkg 8C 4ida$olam :
induksi : 01& 0#& mgBkg 8C.
3. ,ropofol
,ropofol ;dipri?an reofol> dikemas dalam airan emulsi lemak [email protected]
putih susu bersifat isotoni dengan kepekatan 1G ;1 mlI 10 mg>. /untikan
intra?ena sering men(ebabkan n(eri sehingga beberapa detik sebelumn(a
diberikan lidokain 12 mgBkgAA intra?ena.
Dosis bolus untuk induksi 22.& mgBkgAA dosis rumatan untuk anestesi
intra?ena total #12 mgBkgAAB-am dan dosis sedasi untuk [email protected]
intensif 0.2 mgBkgAA. ,engeneran propofol han(a boleh dengan
dekstrosa &G. ,ada manula dosis harus dikurangi pada anak E 3 thn dan
pada @anita hamil tidak dian-urkan.#. etamin
etamin mempun(ai sifat analgesik anestestik dan kataleptik dengan
ker-a singkat. fek anestesin(a ditimbulkan oleh penghambatan efek
membran dan neurotransmitter eksitasi asam glutamat pada reseptor N
metilDaspartat. /ifat analgesikn(a sangat kuat untuk sistem somatik
tetapi lemah untuk sistem ?iseral. etamin tidak men(ebabkan relaksasi
otot lurik bahkan kadangkadang tonusn(a sedikit meninggi. Dosis
ketamin adalah 12 mgBkgAA 8C atau 310 mgBkgAA 84. nestesi dengan
ketamin [email protected] dengan ter-adin(a disosiasi mental pada 1& detik pertama
kadang sampai halusinasi. eadaan ini dikenal sebagai anestesi disosiatif.
Disosiasi ini sering disertai keadaan kataleptik berupa dilatasi pupil
sali?asi lakrimasi gerakangerakan tungkai spontan peningkatan tonus
otot. esadaran segera pulih setelah 101& menit analgesia bertahan
sampai #0 menit sedangkan amnesia berlangsung sampai 12 -am.
http://farmatika.blogspot.com/http://farmatika.blogspot.com/
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
20/42
A. nalgetik 2
1. 4orfin
fek ker-a dari morfin ;dan -uga opioid pada umumn(a> relatife selektif
(akni tidak begitu mempengaruhi unsur sensoris lain (aitu rasa raba rasa
getar ;?ibrasi> penglihatan dan pendengaran < bahkan persepsi n(eripun
tidak selalu hilang setelah pemberian morfin dosis terapi.
fek analgesi morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme < ;1> morfin
meninggikan ambang rangsang n(eri < ;2> morfin dapat mempengaharui
emosi artin(a morfin dapat mengubah reaksi (ang timbul dikorteks
serebri pada @aktu persepsi n(eri diterima oleh korteks serebri dari
thalamus < ;3> morfin memudahkan tidur dan pada @aktu tidur ambang
rangsang n(eri meningkat.
Dosis an-uran untuk menghilangkan atau mengguranggi n(eri sedang
adalah 0102 mgB kg AA. 5ntuk n(eri hebat pada [email protected] 12 mg
intra?ena dan dapat diulang sesuai (amg diperlukan.
2. 'entanil
Dosis fentan(l adalah 2& mgBkgAA 8C. 'entan(l merupakan opioid
sintetik dari kelompok fenilpiperidin dan beker-a sebagai agonis reseptor
O. 'entan(l ban(ak digunakan untuk anestetik karena @aktu untuk
menapai punak analgesia lebih singkat efekn(a epat berakhir setelah
dosis keil (ang diberikan seara bolus dan relatif kurang mempengaruhi
kardio?askular.
3. 4eridipin
4eperidin han(a digunakan untuk menimbulkan analgesia. ,ada beberapa
keadaan klinis meperidin diindikasikan atas dasar masa ker-an(a (anglebih pendek daripada morfin. 4eperidin digunakan -uga untuk
menimbulkan analgesia obstetrik dan sebagai obat preanestetik untuk
menimbulkan analgesia obstetrik dibandingkan dengan morfin meperidin
kurang karena men(ebabkan depresi nafas pada -anin.
/ediaan (ang tersedia adalah tablet &0 dan 100 mg < suntikan 10 mgBml 2&
mgBml &0 mgBml !& mgBml 100 mgBml. < larutan oral &0 mgBml.
/ebagian besar pasien tertolong dengan dosis parenteral 100 mg. Dosis
untuk ba(i dan anak < 11" mgBkg AA.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
21/42
. ,elumpuh 9tot ;4usle RelaHant>2
9bat pelumpuh otot adalah obatB $at anestesi (ang diberikan kepada pasien
seara intramuskular atau intra?ena (ang bertu-uan untuk menapai relaksasi dari
otototot rangka dan memudahkan dilakukann(a operasi.
a. ,elumpuh otot depolarisasi
,elumpuh otot depolarisasi beker-a seperti asetilkolin tetapi di elah saraf otot
tidak dirusak oleh kolinesterase sehingga ukup lama berada di elah sipnatiksehingga ter-adilah depolarisasi ditandai oleh fasikulasi (ang disusul relaksasi
otot lurik.)ang termasuk golongan ini adalah suksinilkolin dengan dosis 12
mgBkgAA 8C.
b. ,elumpuh otot nondepolarisasi
,elumpuh otot nondepolarisasi berikatan dengan reseptor nikotinik
kolinergik tetapi tak men(ebabkan depolarisasi han(a menghalangi
asetilkolin menempatin(a sehingga asetilkolin tak dapat beker-a.
D7sis 9mg1g((; D&rasi 9meni%;
7ong ting
1. Dtubokurarin
2. ,ankuronium
3. 4etakurin
#. ,ipekuronium
&. Doksakurium
6. lkurium
0#06
00"012
020#
00&012
00200"
01&03
3060
3060
#060
#060
#&60
#060
8ntermediate ting
1. *allamin
2. trakurium
3. Cekuronium
#. Rokuronium
&. istauronium
#6
0&06
0102
0612
01&02
3060
20#&
2&#&
3060
30#&
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
22/42
/hort ting
1. 4i?akurium
2. Ropauronium
0202&
1&2
101&
1&30
.< Pem&2i6an Pas=a Anes%esi
/ebelum pasien dipindahkan ke ruangan setelah dilakukan operasi baik
dari anestesi umum atau analgesia regional seara rutin dikelola di kamar pulih
atau unit [email protected] pasa anestesi ;RR Reco$ery Roo# atau ,5 Post
Anestesia (are Unit >.
/ebagai ahli anastesi anda bertanggung [email protected] terhadap [email protected] pasien
pada saat pemulihan. 7akukan obser?asi dengan mengukur nadi tekanan darah
dan frekuensi pernafasan seara teratur dan perhatikan bila ada keadaan abnormal
dan perdarahan (ang berlan-ut.
,ada -am pertama setelah anestesi merupakan saat (ang paling berbaha(a
bagi pasien. Reflek perlindungan -alan napas masih tertekan @alaupun pasien
tampak sudah bangun dan efek sisa obat (ang diberikan dapat mendepresi
pernapasan. N(eri pada luka khususn(a pada thoraks dan abdomen bagian atas
akan menghambat pasien untuk mengambil napas dalam atau batuk. 8ni dapat
men(ebabkan berkembangn(a infeksi di dada atau kolaps dasar paru dengan
hipoksia lebih lan-ut. ,asien (g masih belum sadar betul sebaikn(a dibaringkan
dalam posisi miring tetapi pasien dengan insisi abdomen bila sudah benarbenar
sadar biasan(a pernafasann(a lebih enak dalam keadaan duduk atau bersandar.
9ksigen harus selalu diberikan seara rutin pada pasien (ang sakit dan pasien (g
men-alani operasi (ang lama. ara (ang paling ekonomis untuk memberikan
oksigen selama masa pemulihan adalah melalui kateter nasofaring lunak 0&1
7Bmenit (ang akan menghasilkan udara inspirasi dengan konsistensi oksigen 30
#0G. ika dibutuhkan analgetik kuat misaln(a opium berikan dosis pertama
seara intra?ena sehingga anda dapat menghitung dosis (g diperlukan untuk
[email protected] rasa sakit dan -uga bisa mengobser?asi bila ter-adi depresi
pernapasan.Aila dibutuhkan dosis intra?ena tersebut kemudian dapat diberikan
seara intramuskular.
Tempa% pem&2i6an
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
23/42
Tempat (ang terbaik untuk masa pemulihan adalah kamar operasi itu
sendiri dimana semua peralatan dan obatobatan (ang diperlukan untuk resusitasi
tersedia. kan tetapi biasan(a pasien dipindahkan ke ruang pemulihan sehingga
kamar operasi dapat dibersihkan dan digunakan untuk operasi berikutn(a. Ruang
pemulihan harus bersih dekat dengan kamar operasi sehingga anda bisa epat
melihat pasien bila ter-adi sesuatu. lat penghisap harus selalu tersedia -uga
oksigen dan peralatan resusitasi. ,asien (ang tidak sadar -angan dikirim ke
bangsal.
/ebelum pasien meninggalkan ruang pemulihan kita harus melakukan
penilaian pemulihan pasa anestesi. /alah satun(a berdasarkan Aldrete Score.
Nilai 2 1 0
esadaran /adar orientasi
baik
Dapat
dibangunkan
Tidak dapat
dibangunkan
arna 4erah muda
;pink> tanpa 92
/a92 +2G
,uat kehitaman
perlu 92 /a92
F+0G
/ianosis dengan
92 /a92 tetap
E+0G
kti?itas # ekstremitas
bergerak
2 ekstremitas
bergerak
Tidak ada
ekstremitas
bergerak
Respirasi Dapat bernapas
dalam
Aatuk
Napas dangkal
/esak napas
pnue atau
obstruksi
ardio?askular Tekanan darah
berubah E20G
Aerubah 2030 G Aerubah F&0G
riteria pindah dari unit [email protected] pasa anestesi -ika nilai + atau 10.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
24/42
.>. Sin&si%is
Gambar ./: natomi /inus
Terdapat empat pasang sinus paranasal mulai dari (ang terbesar (aitu sinus
maksila sinus frontal sinus etmoid dan sinus sphenoid kanan dan kiri. da 2
golongan besar sinus paranasalis (aitu golongan anterior sinus paranasalis (aitu
sinus frontalis sinus ethmoidalis anterior dan sinus maksilaris. /erta golongan
posterior sinus paranasalis (aitu sinus etmoidalis posterior dan sinus sfenoidalis.
/inus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulangtulang kepala sehingga
terbentuk rongga di dalam tulang. /emua sinus memiliki muara atau ostium ke
dalam rongga hidung.
Aeberapa teori (ang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain :
;1> /ebagai pengatur kondisi udara ;ir onditioning>
;2> /ebagai penahan suhu ;Thermal 8nsulators>
;3> 4embantu keseimbangan kepala
;#> 4embantu resonansi suara
;&> /ebagai peredam perubahan tekanan udara
;6> 4embantu produksi mukus
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
25/42
/inusitis adalah radang mukosa sinus paranasal bila mengenai beberapa sinus
disebut multisinusitis sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut
pansinusitis.
/esuai dengan anatomi sinus (ang terkena dapat dibagi men-adi sinusitis
maksila sinusitis ethmoid sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid.10
Gambar .#: /inusitis
Pa%70isi727gi
Dalam keadaan fisiologis sinus adalah steril. /inusitis dapat ter-adi bila
klirens silier sekret sinus berkurang atau ostia sinus men-adi tersumbat (ang
men(ebabkan retensi sekret tekanan sinus negatif dan berkurangn(a tekanan
parsial oksigen. 7ingkungan ini ook untuk pertumbuhan organisme patogen.
pabila ter-adi infeksi karena ?irus bakteri ataupun -amur pada sinus (ang berisi
sekret ini maka ter-adilah sinusitis.
,ada dasarn(a patofisiologi dari sinusitis dipengaruhi oleh 3 faktor (aitu
obstruksi drainase sinus /sinus ostia0+ kerusakan pada silia dan kuantitas dan
kualitas mukosa. /ekitar +0 G pasien (ang mengalami 8/, akan memberikan
bukti gambaran radiologis (ang melibatkan sinus paranasal . 8nfeksi ?irus akan
men(ebabkan ter-adin(a oedem pada dinding hidung dan sinus sehingga
men(ebabkan ter-adin(a pen(empitan atau obstruksi pada ostiu# sinus dan
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
26/42
berpengaruh pada mekanisme drainase dalam sinus. Cirus (ang menginfeksi
tersebut dapat memproduksi en$im dan neura#inidase (ang mengendurkan
mukosa sinus dan memperepat difusi ?irus pada lapisan mukosilia. %al ini
men(ebabkan silia men-adi kurang aktif dan sekret (ang diproduksi sinus men-adi
lebih kental (ang merupakan media (ang sangat baik untuk berkembangn(a
bakteri patogen. /ilia (ang kurang aktif fungsin(a tersebut terganggu oleh
ter-adin(a akumulasi airan pada sinus. dan(a bakteri dan lapisan mukosilia
(ang abnormal meningkatkan kemungkinan ter-adin(a reinfeksi atau reinokulasi
dari ?irus. onsumsi oksigen oleh bakteri akan men(ebabkan keadaan hipoksia di
dalam sinus dan akan memberikan media (ang menguntungkan untuk
berkembangn(a bakteri anaerob. ,enurunan -umlah oksigen -uga akan
mempengaruhi pergerakan silia dan akti?itas leukosit. Sinusitis kronis dapat
disebabkan oleh fungsi lapisan mukosilia (ang tidak adekuat obstruksi sehingga
drainase sekret terganggu dan terdapatn(a beberapa bakteri patogen.
K2asi0i1asi
4enurut dams berdasarkan per-alanan pen(akitn(a terbagi atas :
1> /inusitis kut (aitu sinusitis (ang berlangsungbeberapa hari sampai
minggu.2> /inusitis /ubkut (aitu sinusitis (ang berlangsung antara minggu
sampai bulan.3> /inusitis ronis (aitu sinusitis (ang berlangsung beberapa bulan
sampai tahun. 10
Aerdasarkan ge-ala sinusitis -uga dibedakan men-adi :1> /inusitis kut : memiliki tandatanda peradangan akut.2> /inusitis /ubkut : sinusitis (ang memiliki tandatanda peradangan
akut (ang telah mereda. ,erubahan histologik mukosa sinus paranasal
masih re?ersible.3> /inusitis ronis : perubahan histologik mukosa sinus paranasal sudah
irre?ersible. 4isaln(a berubah men-adi -aringan granulasi dan
polipoid. 10
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
27/42
Ge?a2a 12inis
4anifestasi klinis sinusitis dapat dinilai melalui ge-ala sub-ektif dan ge-ala
ob-ektif. *e-ala sub-ektif sinusitis akut dapat bersifat sistemik dan lokal. *e-ala
sistemik berupa demam dan rasa lesu. *e-ala lokal dapat kita temukan pada
daerah hidung sinus paranasal dan tempat lainn(a sebagai n(eri alih /re%%ered
pain0.
Sin&si%is A1&%
Dari anamnesis biasan(a didahului oleh infeksi saluran nafas atas
;terutama pada anak keil berupa batuk dan pilek (ang lama lebih dari ! hari.
• *e-ala /inusitis 4aksilaris
/ub-ektif dibagi men-adi ge-ala sistemik (aitu demam dan lesu serta
ge-ala ge-ala lokal (aitu hidung tersumbat ingus kental (ang kadang berbau dan
mengalir ke nasofaring ;post nasal drip halitosis sakit kepala (ang lebih berat
pada pagi hari n(eri di daerah sinus (ang terkena serta kadang disertai n(eri alih
ke tempat lain.
,ada peradangan aktif sinus maksila atau frontal n(eri biasan(a
sesuaidengan daerah (ang terkena. ,ada sinusitis maksila n(eri terasa di [email protected]
kelopak mata dan kadang men(ebar ke al?eolus hingga terasa di gigi. N(eri alih
dirasakan di dahi dan depan telinga. a-ah terasa bengkak penuh dan gigi n(eri
pada gerakan kepala mendadak misaln(a [email protected] naik atau turun tangga.
/eringkali terdapat n(eri pipi khas (ang tumpul dan menusuk. /ekret
mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. Aatuk iritatif
non produktif seringkali ada.
• /inusitis tmoidalis
*e-ala berupa n(eri (ang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius
kadangkadang n(eri dibola mata atau belakangn(a terutama bila mata
digerakkan. N(eri alih di pelipis post nasal drip dan sumbatan hidung.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
28/42
• /inusitis 'rontalis
/inusitis frontalis akut hampir selalu bersamasama dengan infeksi sinusetmoidalis anterior. *e-ala sub(ektif terdapat n(eri kepala (ang khas n(eri
berlokasi di atas alis mata biasan(a pada pagi hari dan memburuk men-elang
tengah hari kemudian perlahanlahan mereda hingga men-elang malam.
,asien biasan(a men(atakan [email protected] dahi terasa n(eri bila disentuh dan
mungkin terdapat pembengkakan supra orbita.
• /inusitis /fenoidalis
,ada sinusitis sfenodalis rasa n(eri terlokalisasi di ?erteH oksipital di belakang bola mata dan di daerah mastoid. Namun pen(akit ini lebih la$im
men-adi bagian dari pansinusitis sehingga ge-alan(a sering men-adi satu dengan
ge-ala infeksi sinus lainn(a.
Diagn7sis
Diagnosis sinusitis ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penun-ang.
• Ge?a2a s&bye1%i0 :
*e-ala sistemik (aitu : demam dan rasa lesu serta ge-ala lokal (aitu :
hidung tersumbat ingus kental (ang kadang berbau dan mengalir ke nasofaring
; postnasal drip> halitosis sakit kepala (ang lebih berat pada pagi hari mulai
pukul 10 atau 11 pagi berakir pukul 3 atau # sore n(eri di daerah sinus (ang
terkena serta kadang n(eri alih ke tempat lain.3
". Sin&si%is Ma1si2aris N(eri pipi menandakan sinusitis maksila. *e-ala sinusitis maksilaris akut
berupa demam malaise dan n(eri kepala (ang tak -elas (ang biasan(a reda
dengan pemberian analgetik biasa seperti aspirin. a-ah terasa bengkak penuh
dan gigi terasa n(eri pada gerakan kepala mendadak misaln(a [email protected] naik atau
turun tangga. /eringkali terdapat n(eri pipi khas (ang tumpul dan menusuk serta
n(eri pada palpasi dan perkusi. /ekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan
terkadang berbau busuk.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
29/42
. Sin&si%is E%m7ida2is
/inusitis etmoidalis akut terisolasi lebih la$im pada anak seringkali
bermanifestasi timbul pembengkakan peri orbital terutama di sudut mata bagian
medial. Dari anamnesis didapatkan n(eri (ang dirasakan di pangkal hidung dan
kantus medius kadangkadang n(eri di bola mata atau di belakangn(a terutama
bila mata digerakkan. ,emeriksaan fisik didapatkan n(eri tekan pada pangkal
hidung.
+. Sin&si%is Fr7n%a2is
N(eri berlokasi di atas alis mata biasan(a pada pagi hari dan memburuk
men-elang tengah hari kemudian perlahanlahan mereda hingga men-elang
malam. ,asien biasan(a men(atakan [email protected] dahi terasa n(eri bila disentuh dan
mungkin terdapat pembengkakan supra orbita. ,emeriksaan fisik n(eri (ang
hebat pada palpasi atau perkusi di atas daerah sinus (ang terinfeksi
• Ge?a2a -bye1%i0 :
,embengkakan pada sinus maksila terlihat di pipi dan kelopak mata
[email protected] pada sinusitis frontal terlihat di dahi dan kelopak mata atas pada sinusitis
ethmoid -arang timbul pembengkakan keuali -ika terdapat komplikasi.
• Pada R6in7s17pi An%eri7r
Tampak mukosa konka hiperemis dan edema pada sinusitis maksila
sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak nanah di meatus medius
sedangkan pada sinusitis ethmoid posterior dan dansinusitis sphenoid nanah
tampak keluar dari meatus superior. ,ada sinusitis akut tidak ditemukan polip
tumor maupun komplikasi sinusitis. ika ditemukan maka kita harus melakukan
penatalaksanaan (ang sesuai.
• Pada Rin7s17pi P7s%eri7r
Tampak pus di nasofaring ;post nasal drip>. ,ada posisional test (akni
pasien mengambil posisi su-ud selama kurang lebih & menit dan pr7571asi %es%
(akni suction dimasukkan pada hidung pemeriksa memenet hidung pasien
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
30/42
kemudian pasien disuruh menelan luda% dan menutup mulut dengan rapat. ika
positif sinusitis maksilaris maka akan keluar pus dari hidung.
• Transi2&minasi
Transiluminasi mempun(ai manfaat (ang terbatas han(a dapat untuk
memeriksa sinus maksilla dan sinus frontal bila fasilitas pemeriksaan radiologi
tidak ada. Aila pada pemeriksaan transiluminasi tampak gelap di daerah
infraorbita mungkin berarti antrum menebal atau terdapat neoplasma di dalam
antrum. &10
• Gambaran Radi727gis
,emeriksaan radiologis untuk mendapatkan informasi dan untuk
menge?aluasi sinus paranasal adalah< pemeriksaan foto kepala dengan berbagai
posisi (ang khas pemeriksaan tomogram dan pemeriksaan (!*Scan. Dengan
pemeriksaan radiologis tersebut para ahli radiologi dapat memberikan gambaran
anatomi atau ?ariasi anatomi kelainankelainan patologis pada sinus paranasalis
dan struktur tulang sekitarn(a sehingga dapat memberikan diagnosis (ang lebih
dini.
Pena%a2a1sanaan
Tu-uan terapi sinusitis adalah <
1. 4emperepat pen(embuhan
2. 4enegah komplikasi
3. 4enegah perubahan men-adi kronik
,rinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di 94 sehingga draenase
dan ?entilasi sinussinus pulih seara alami.
&
/8N5/8T8/ 5T
Tu-uan dari terapi sinusitis akut adalah memperbaiki fungsi mukosilia dan
mengontrol infeksi.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
31/42
a. Terapi sinusitis karena infeksi ?irus tidak memerlukan antibiotika. Terapi
standart nonantibiotika diantaran(a topical steroid dan atau oral
decongestan+ #ucolytics+ dan intranasal saline spray. b. /edangkan untuk terapi sinusitis akut bacterial diberikan terapi
medikamentosa berupa antibiotik empirik ;2H2# -am>. ntibiotik (ang
diberikan lini 8 selama 1# hari (akni golongan penisilin atau
otrimoHa$ol dan terapi tambahan (akni obat dekongestan oral J topikal
mukolitik untuk memperlanar drainase dan analgetik untuk
menghilangkan rasa n(eri. ,ada pasien atopi diberikan antihistamin atau
kortikosteroid topikal. ika ada perbaikan maka pemberian antibiotik
diteruskan sampai menukupi 101# hari. ika tidak ada perbaikan maka
diberikan terapi antibiotik lini 88 selama 1# hari (akni amoksisilin
kla?ulanatBampisilin sulbaktam ephalosporin generasi 88 makrolid dan
terapi tambahan.&
K7mp2i1asi
T/an penting dilakukan dalam men-elaskan dera-at pen(akit sinus dan
dera-at infeksi di luar sinus pada orbita -aringan lunak dan kranium. ,emeriksaan
ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter kronis atau berkomplikasi.+3
1. omplikasi 9rbita
/inusitis ethmoidalis merupakan pen(ebab komplikasi pada orbita (ang
tersering. ,embengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut
namun sinus frontalis dan sinus maksilaris -uga terletak di dekat orbita dan dapat
menimbulkan infeksi isi orbita.
Terdapat & tahapan :
a. ,eradangan atau reaksi edema (ang ringan. Ter-adi pada isi orbita akibat
infeksi sinus ethmoidalis didekatn(a. eadaan ini terutama ditemukan
pada anak karena lamina papirasea (ang memisahkan orbita dan sinus
ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.
b. /elulitis orbita edema bersifat difus dan bakteri telah seara aktif
mengin?asi isi orbita namun pus belum terbentuk.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
32/42
. bses subperiosteal pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang
orbita men(ebabkan proptosis dan kemosis.
d. bses orbita pus telah menembus periosteum dan berampur dengan isi
orbita. Tahap ini disertai dengan ge-ala sisa neuritis optik dan kebutaan
unilateral (ang lebih serius. eterbatasan gerak otot ekstraokular mata
(ang tersering dan kemosis kon-ungti?a merupakan tanda khas abses
orbita -uga proptosis (ang makin bertambah.
e. Trombosis sinus ka?ernosus merupakan akibat pen(ebaran bakteri melalui
saluran ?ena kedalam sinus ka?ernosus kemudian terbentuk suatu
tromboflebitis septik. /eara patognomonik thrombosis sinus ka?ernosusterdiri dari <
- 9ftalmoplegia
- emosis kon-uti?a
- *angguan penglihatan (ang berat
- elemahan pasien
- Tandatanda meningitis oleh karena letak sinus ka?ernosus
(ang berdekatan dengan saraf ranial 88 888 8C C8 serta
berdekatan -uga dengan otak.
2. 4ukoselDalam sinus frontalis ethmoidalis dan sfenoidalis kista ini dapat
membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarn(a.ista ini dapat
bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat
menggeser mata ke lateral.Dalam sinus sfenoidalis kista dapat menimbulkan
diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatn(a.
3. omplikasi 8ntra ranial
a. 4eningitis kut salah satu komplikasi sinusitis (ang terberat adalah
meningitis akut infeksi dari sinus paranasalis dapat men(ebar sepan-ang
saluran ?ena atau langsung dari sinus (ang berdekatan seperti [email protected]
dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat
sistem sel udara ethmoidalis.
b. bses dura adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna
kranium sering kali mengikuti sinusitis frontalis. ,roses ini timbul lambat
sehingga pasien han(a mengeluh n(eri kepala dan sebelum pus (ang
terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial. bses subdural
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
33/42
adalah kumpulan pus diantara duramater dan arahnoid atau permukaan
otak. *e-ala (ang timbul sama dengan abses dura.
. bses otak setelah sistem ?ena dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi
maka dapat ter-adi perluasan metastatik seara hematogen ke dalam otak.
Terapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik (ang intensif drainase
seara bedah pada ruangan (ang mengalami abses dan penegahan
pen(ebaran infeksi.
#. 9steomielitis dan abses subperiosteal
(A( III
KESIMPULAN
nestesi ;pembiusan< berasal dari bahasa )unani an =tidak tanpa= dan
aest"tos=persepsi kemampuan untuk merasa=> seara umum berarti suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainn(a (ang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
34/42
nestesi umum endotrakeal merupakan teknik anestesi dengan
mempergunakan kombinasi obatobatan baik obat anesthesia intra?ena maupun
obat anestesi inhalasi dan memasukkan pipa pernafasan (ang terbuat dari porteH ke
dalam trakea guna membantu pernafasan pada penderita atau @aktu memberikan
anestesi seara inhalasi.
/inusitis adalah radang mukosa sinus paranasal bila mengenai beberapa
sinus disebut multisinusitis sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal
disebut pansinusitis. /esuai dengan anatomi sinus (ang terkena dapat dibagi
men-adi sinusitis maksila sinusitis ethmoid sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid.
DAFTAR PUSTAKA
1. /iahaan 9. Dr. ,rof. 201&. nastesi 5mum dan nastesi 7okal. 4edan :
'akultas edokteran 548 B 5N,R8 < %al : 13".
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
35/42
2. 7atief / dkk. 2010. ,etun-uk ,raktis nestesiologi edisi 88 etakan kelima.
akarta : Aagian nestesiologi dan Terapi 8ntensif 'akultas edokteran
5ni?ersitas 8ndonesia < %al : 2++0.
3. Dobson A4. Dharma . 2012. ,enuntun ,raktis nestesi. orld %ealth
9rgani$ation. *. %al #! 110
#. *@innutt 7.2012. atatan uliah nestesi linis. disi 3. *.
&. Torp( 4 7(nm . 2011. *eneral nesthesia. Col 30&. No 10. 4 ;The
ournal of the merian 4edial ssoiation>. ;diakses tanggal 2"022016
http: [email protected]>
6. hristoper D. 201&. *eneral nesthesia. Departement of nesthesiolog(.
/tandford 5ni?ersit( shool of 4ediine. ;diakses 2"022016 http:
emediine.medsape.om>
!. Aoies 7. R dams * 7 dkk. Aoeis 1uku A-ar Penyakit !2! disi eenam.
*.
". Aroek ,CD. Debru(ne ' 'eenstram4ares %4. 1uku Saku Il#u
Keseatan !enggorokan idung dan !elingga. 200+. akarta: *
+. /oepardi .dkk. 1uku A-ar Il#u Keseatan !elinga 2idung !enggorok
Kepala 3 Leer disi eenam. 200!. akarta. 'akultas edokteran
5ni?ersitas 8ndonesia10. T-okronegoro 5tama %. ,enatalaksanaan ,en(akit Dan elainan Telinga
%idung Tenggorokan. 2003. akarta: '58
(A( I
LAP-RAN ANESTESI
ANAMNESA PRI(ADI
Nama : dikson *inting
5mur : &3 tahun
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
36/42
eniskelamin : 7aki laki
gama : ,rotestan
/uku : Aatak
AA : 6" kg
No R4 : +" !# 0#
ANAMNESA [email protected]
eluhan utama : N(eri di @a-ah
Telaah :
%al ini dialami os P 1 bulan ini dan memberat 3 hari ini. @aln(a os
mengeluhkan @a-ahn(a sering terasa n(eri. /akit terutama dirasakan pada daerah
@a-ah di dekat hidung. /akit dirasakan seperti tertusuk tusuk dan @a-ah terasa
penuh. /elain itu hidung terasa tersumbat dan sering keluar airan seperti ingus
[email protected] putih kental dan berbau. adang terasa airan mengalir ke tenggorokan.
9s -uga mengeluhkan sering menium bau busuk dari hidungn(a. %idung sering
tersumbat dan bersinbersin terutama -ika terkena uaa dingin dan sering pada
pagi hari. adangkadang keluhan disertai badan terasa lemas batuk dan pilek
terus menerus dan sering kambuh demam tidak ada.
/ebelumn(a 9s sering berobat ke dokter untuk mengobati pen(akitn(a
dan diberikan obat minum namun menurut os tidak ada perubahan (ang berarti
dari pen(akitn(a.
R,T :
R,9 : Tidak -elas
KEAADAAN PRA (EDA)
S%a%&s Presen%
/ensorium : ompos mentis
5B,B* : /edang BsedangB sedang
Tekanan darah : 110B"0 mm%g
'rekuensi nadi : "# HBi
'rekuensi nafas : 20 HBi
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
37/42
Temperatur : 36.!o
nemis : ;>
8kterik : ;>
/ianosis : ;>
Dipsnoe : ;>
9edem : ;>
S%a%&s L71a2isa%a
a. epala
4ata : R ;JBJ> pupil isokor kon-ungti?a palpebra inferior anemis;B>
ikterik ;B>
%idung : /eret ;J>
Telinga : Dalam batas normal
4ulut : Dalam batas normal
b. 7eher : ,embesaran *A ;>
. ThoraH
8nspeksi : /imetris fusiformis
,alpasi : /tem fremitus kanan I kiri
,erkusi : /onor di kedua lapangan paru
uskultasi : /, I ?esikuler
/T I ;>
d. bdomen
8nspeksi : /imetris
,alpasi : /oepel n(eri tekan ;>
,erkusi : Timpani
uskultasi : ,eristaltik ;J> Normal
e. kstremitas superior : Tidak terdapat kelainan
f. kstremitas inferior : Tidak terdapat kelainang. *enitalia eksterna : Tidak terdapat kelainan
Pemeri1saan Pen&n?ang
Lab7ra%7ri&m 9%angga2 "! 0ebr&ari !"#;
%b 1#! gBd7
%t #&& G
7eukosit 6020 uB7
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
38/42
Trombosit 2#1.000 uB7
*D ad random "# mgBd7
Natrium 13! mmolB7alium &0 mmolB7
lorida 116 mmolB7
/*9T 26 5B7
/*,T 20 5B7
5reum 1+ mgBd7
reatinin 0++ mgBd7
Rontgen ; Tanggal 10 februari 2016> : Tidak tampak kelainan radiologis pada or
dan pulmo
/inus ,aranasal : Tampak sinusitis maHillaris bilateral
Tampak sinusitis frontal bilateral
* ; Tanggal 10 februari 2016> : /inus ritme !&HBi Toleransi operasi [email protected]
Risk
T /N : Tidak dilakukan pemeriksaan
5/* : Tidak dilakukan pemeriksaan
KEADAAN PRA (EDA) 9F-LL- UP ANESTESI;
(" 9(rea%6;
[email protected]( : lear
'rekuensi pernafasan : 20 HBi
/uara pernafasan : Cesikuler
/uara tambahan : ;>
[email protected](at asmaBsesakBbatukBalergi: BBBJ
( 9(277d;
kral : %angatBmerahBkering
Tekanan darah : 110B!0 mm%g
'rekuensi nadi : "# HBi
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
39/42
TBC : ukup
Temperatur : 36.!o
on-.palp inferior puatBhiperemisBikterik :BB
(+ 9(rain;
/ensorium :ompos mentis
R : JBJ
,upil : 8sokor
Reflek fisiologis : J
Reflek patologis :
[email protected](at ke-angB muntah pro(ektilB n(eri kepalaB pandangan kabur : B B B
( 9(2adder;
5rine : J
Colume : ukup
arna : uning
ateter :
(/ 9(7Be2;
bdomen : /oepel
,eristalti : ;J> Normal
4ualB4untah : JBJ
AAB'latus : JBJ
N*T :
(# 9(7ne;
'raktur :
7uka bakar :
9edem :
Diagn7sis : Sin&si%is C K7n1a )iper%r7pi
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
40/42
S%a%&s 0isi1 : ASA I
Ren=ana %inda1an : An%r7s%7mi C T&rbine=%7mi
Ren=ana anes%esi : GA8ETT
Anes%esi
,ersiapan pasien
,asien puasa se-ak pukul 00.00 @ib
,emasangan infus pada dorsum manus sinistra dengan airan R7
,ersiapan alat
• /tetoskop
• Tensimeter
• 4e-a operasi dan perangkat operasi
• Laryngoscopy
• TT no !&
• /ution
• Centilator
• mbu bag
• 8nfus set
• boath no 1" *
• /puit 3
• /puit &
• /puit 10
-ba% 7ba% yang dipa1ai
,remedikasi :
o 4ida$olam & mg
o 'entan(l 1&0 mg
4edikasi :
o ,ropofol 100 mg
o traurium 3& mg
/ebelum operasi selesai :
o etorola 30 mg
o 4etolopramide 10 mg
Ur&%an pe2a1sanaan anas%esi
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
41/42
- airan pre operasi :R7 &00 ml
- ,rosedur anastesi :
• ,asien dibaringkan di me-a operasi dalam posisi supine• 8nfuse R7 terpasang di lengan kiri
• ,emasangan tensi meter di lengan kanan
• ,emasangan oksimetri di ibu -ari kanan pasien
• ,emasangan elektroda pengukuran frekuensi nadi dan frekuensi nafas
Teknik anastesi : ,reoksigenasi 92 &10 menit 8n-.4ida$olam &
mg8n-.fentan(l 1&0 mginduksi ,ropofol 100 mg/leep non apnoe
8n-. traurium 3& mg/leep apnoe8nsersi TT no !& uff;J> /,
kananIkiri'iksasi.
DURANTE -PERASI
1. 4empertahankan hemodinamik stabil dan monitoring airan infuse.
2. 4emonitoring saturasi 92 tekanan darah nadi dan napas setiap 1& menit.
*am TD
9mm)g;
Nadi
9meni%;
RR
9meni%;
Sa-
9;
".+! 130B"0 !0 20 ++G
"./ 130B"0 !2 20 ++G
3. 4onitoring perdarahan
- ,erdarahan
assaQbasah : 0 H 10 I 0
assa L basah: #H & I 20
/ution : 100
%anduk :
Total :120
8nfuse R7 oBt regio dorsum manus sinistra
,re operasi : R7 &00 ml
Durante operasi : R7 1000 ml
5rine output
Durante operasi : 0
AC : !0 H 6" I #!60
A7 10G I #!6 20G I +&6 30G I1#2"
-
8/15/2019 Anestesi Umum Dengan Tube Endotracheal Pada Kasus Sinusitis
42/42
KETERANGAN TAM(A)AN
- Diagnosis pasa bedah : ,ost /inusitis J onka hipertropi
- 7ama anastesi :12.20 13.00 @ib
- 7ama operasi :12.30 12.&0 @ib
8nstruksi ,asa Aedah :
• Aed rest head up 300
• 92 2 7Bi ?ia nasal kanul• 8n-eksi etorola 30 mgB " -am• 8n-eksi 4etolopramid 10 mgB" -am• ntibiotik dan terapi lain sesuai T/• ,antau ?ital sign per 1& menit selama 2 -am di RR • ek %b post operasi bila %b E ! lapor ke dokter -aga• TD sistol E+0 mm%g atau F160 mm%g diastole E60 mm%g atau F110
mm%g %R E60HBi atau %RF120 HBi RRE10 HBi atau F32HBi T E 3& o
atau F 3" o lapor dokter -aga•
,antau urin output bila E0& BkgAAB-am lapor dokter -aga.