anfis persarafan

Upload: atika-caroline

Post on 14-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

anatomi fisiologi sistem persarafan

TRANSCRIPT

BAB IILANDASAN TEORITIS

Pada bab ini, penulis akan menguraikan landasan teoritis yang terdiri dari anatomi dan fisiologi persarafan, konsep dasar stroke serta asuhan keperawatan pada klien denganstroke non hemoragik.

A. Anatomi Fisiologi Sistem PersarafanSistem persarafan dan sistem hormonal merupakan bagian-bagian tubuh yang saling berkomunikasi dan saling berhubungan. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengkoordinasi, menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem persarafan mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Pengaturan saraf tersebut memungkinkan terjalinnya komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah terdapat kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi, dan gerakan. Jadi kemampuan untuk memahami, mempelajari, dan merespons suatu rangsangan merupakan hasil kerja terintegrasi sistem persarafan yang mencapai puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. (Muttaqin,2008;hal.2)Menurut Tarwoto (2007) Sistem saaraf manusia mempunyai struktur yang komplek dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Satu fungsi saraf terganggu secara fisiologi akan berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang lain.

1. Sel Penyusun Jaringan Sarafa. Sel-sel neurogliaSel neuroglia membentuk jaringan penyokong yang berada didalam SSP menyelubungi neuron. Ada tiga bentuk sel glia : mikroglia, astrosit dan oligodendroglia. Sel oligodendroglia berfungsi untuk menghasilkan myelin yang menutupi serabut-serabut didalam SSP. Sementara neuron-neuron kehilangan kemampuannya untuk menjalani mitosis pada awal kehidupan individu, sel neuroglia mempertahankan kemampuan mitosis ini sepanjang kehidupan seseorang. Oleh karena itu lesi-lesi SSP nonmetastase lebih banyak mengenai sel-sel glia daripada sel neuron. Sejalan dengan membesarnya tumor sel glia, bagaimanapun perbesaran ini jelas memberikan efek buruk pada neuron yang berdekatan awalnya dengan menyebabkan tekanan dan kemudian dengan meningkatkan reaksi inflamasi bersamaan dengan tekanan. Bahan yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sabngat mirip (counterpart) dari sel oligodendroglia pembentuk mielin pada sistem saraf perifer adalah sel Schwann. (Gallo,2010;hal.132)b. NeuronMerupakan unit fungsional dasar dari sistem persarafan dan sistem semua informasi serta aktivitasbaik sensori, motorik atau integratif yang dihasilkan oleh neuron ini. (Gallo,2010;hal.132)Ciri yang tepat dari neuron individual adalah ditentukan oleh fungsi spesifiknya. Beberapa neuron sangat besar dan mungkin mempunyai panjang sampai serabut saraf yang sangat panjang yang kevcepatan transmisinya mencapai sepanjang 100 m/detik, sementara neuron yang lebih kecil dengan serabut-serabut yang sangat kecil memperlihatkan kecepatan 1 m/detik. Beberapa neuron berhubungan dengan banyak neuron yang berebeda dalam suatu jaringan, dan yang lainnya memiliki bebrapa hubungan dengan sel-sel lain neuron lainnya dari sistem saraf. (Gallo,2010;hal.132)Menurut perkiraan ada 12 milliar neuron dalam SSP. Tiga perempat dari neuron tersebut terletak dalam korteks serebri, tempat informasi ditransmisikan melalui sistem saraf. Proses ini mencakup tidak hanya penentuan tentang respons-respons yang sesuai dan efektif tetapi juga penyimpananmemori dan perkembangan dari motorik asosiatif dan pola pikir. (Gallo,2010;hal.132)

Gambar 1.1 : Neuron, Neuroglia, dan Mielin (Hidayat, 2011)

2. Susunan Sistem Saraf Menurut Tarwoto (2007) susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom atau saraf spinal dan saraf kranial.

a. Susunan Saraf PusatSusunan saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medulla spinalis. SSP menerima asupan sensori melalui serabut sensori (dendrit) di dalam saraf spinal dan saraf kranial dan mengirimkan impuls-impuls motorik melalui akson-akson dalam saraf yang sama. SSP juga mengandung sejumlah besar neuron-neuron yang secara keseluruhan terkandung di dalamnya. Neuron-neuron ini disebut neuron internunsial, atau interneuron, dan dapat berada di dalam otak dan medulla atau menghubungkan satu dengan yang lainnya. Masing-masing dari tujuh bagian otrak utama dan kemudian medulla spinalis akan dibungkus dengan singkat. (Gallo,2010;hal.138) (lihat gambar 1.2)

Gambar : 1.2 Susunan Saraf Pusat (Sumber : www.medicinesia.com diakses pada tanggal 8 Juni 2014)

1) OtakOtak berisi 10 miliar neuron yang menjadi kompleks secara kesatuan fungsional. Otak lebih kompleks daripada batang otak. Berat otak manusia yaitu 2% dari berat badan orang dewasa. Otak menerima 15% dari curah jantung, memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh, dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. (Muttaqin,2008;hal.4)

Gambar 1.3 Ringkasan fungsional bagian-bagian sistem saraf pusat(Sumber: Simon dan Schuster, Fundamental of Anatomy and Physiology, edisi ke-4, New Jersey: Prentice Hall, Inc.,1998 dikutip dari Muttaqin,2008,hal.5)

Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolism oksidasi glukosa. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah berhenti selama 10 detik saja, maka kesadaran akan hilang dan penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan yang tidak irreversible. Hipoglikemia yang berkepanjangan juga dapat merusak jaringan otak. Aktivitas otak yang tidak pernah berhenti ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistem efektor perifer tubuh, di samping berfungsi sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, impuls yang keluar, dan tingkah laku. (Muttaqin,2008;hal.5)Otak manusia mengandung 98% jaringan saraf tubuh. Kisaran berat otak sekitar 1,4 kg dan mempunyai isi sekitar 1200 cc (71 inch3). Otak laki-laki lebih besar 10% daripada otak perempuan dan tidak ada korelasi yang berarti antara besar otak dan tingkat inteligen. (Muttaqin,2008;hal.5)a. CerebrumCerebrum adalah bagian otak yang paling besar, kira-kira 80% dari berat otak. Cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh korpus kallosum. Setiap hemisfer terbagi atas empat lobus yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan oksipital.(1) Lobus FrontalBerfungsi sebagai aktivitas motorik, fungsi intelektual, emosi dan fungsi fisik. Pada bagian prontal kiri terdapat Area Broca yang berfungsi sebagai pusat motorik bahasa dan mengontrol ekspirasi bicara.(2) Lobus parietalTerdapat sensasi primer dari korteks berfungsi sebagai proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba, tekan, perubahan suhu ringan dan pendengaran.(3) Lobus temporalMengandung area auditorius, tempat tujuan area asosiasi primer untuk informasi auditorik dan mencakup Area Wernicke tempat interpretasi bau dan penyimpanan bahasa.(4) Lobus occipitalMengandung area visual otak, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna refleks visual. Lobus ini menerima informasi yang berasal dari retina mata.

Gambar 1.4 Pembagian Lobus Cerebrum(Sumber: learningwithqadriani-qadriani.blogspot.com diakses tanggal 8 Juni 2014)

b. Batang OtakMenurut Muttaqin (2008) bagian-bagian batang otak dari atas ke bawah adalah pons dan edula oblongata. Di seluruh batang otak banyak ditemukan jaras-jaras yang berjalan naik dan turun. Batang otak merupakan pusat relai dan refleks dari SSP.

(1) PonsPons (dalam bahasa latin jembatan) merupakan serabut yang menghubungkan kedua hemisfer serebelum serta menghubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan medula oblongata di bawah. Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernapasan. Nukleus saraf kranial V (trigeminus), VI (abdusen), dan VII (fasialis) terdapat disini. (2) Medula oblongataMedula oblongata merupakan pusat reflek yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah.(3) MesenfalonMesenfalon (otak tengah) merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons. Mesenfalon membuat pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata serta memutar mata.(4) DiensefalonDiensefalon adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan struktur-struktur disekitar ventrikel ketiga dan membentuk inti bagian dalam serebrum. Diensefalon memproses rangsang sensorik dan membantu mencetuskan atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsang-rangsang tersebut.

c. CerebellumCerebellum tereletak tepat pada posterior dan superior dari medula oblongata. Cerebellum menerima sampel dari semua asupan impuls sensori somesthetik asenden juga impuls motorik desenden. Manfaat dari penghubung ini memungkinkan cerebellum untuk mempertemukan kehendak stimulus motorik dengan data sensori actual. Cerebellum mengirimkan pesannya sendiri ke basal ganglia dan korteks, juga ke bagian batang otak utuk melakukan tiga dasar fungsi bawah sadar yaitu (1) menghasilkan kehalusan, keseimbangan, keharmonisan dan koordinasi gerak otot rangka; (2) mempertahankan keseimbangan tubuh; (3) mengatur postur tubuh tanpa kejang atau gerakan tanpa kompensasi atau tanda bergoyang-goyang. Penyakit cerebellum dapat menimbulkan gejala-gejala tertentu terutama gangguan cara berjalan, keseimbangan ataksia (terlalu stabil atau kurang stabil dalam berjalan) dan tremor. (Gallo,2010;hal.141)d. MeningenBagian bawah tengkorak dan medula spinalis ditutupi oleh tiga membrane atau meningen. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung, dan memelihara otak. Meningen terdiri atas durameter, arakhnoid, dan piameter. (Batticaca,2011;hal.2) (1) DurameterDurameter adalah lapisan paling luar meningen yang menutupi otak dan medula spinalis. Durameter merupakan serabut berwarna abu-abu yang bersifat liat, tebal, dan tidak elastis. (Batticaca,2011;hal.3)(2) ArakhnoidArakhnoid adalah membrane bagian tengah, tipis, dan bentuk seperti laba-laba. Membrane ini berwarna putih karena tidak dialiri darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus khoroid (choroid plexus) yang memproduksi cairan serebrospinal (CSS). Pada orang dewasa, jumlah CSS normal yang diproduksi adalah 500 ml/hari dan sebanyak 150 ml diabsorbsi oleh villi. (3) PiameterPiameter merupakan lapisan dalam, tipis, merupakan membrane vaskuler yang membungkus seluruh permukaan otak.

e. Sirkulasi SerebralSirkulasi serebral menerima kira-kira 20% dari curah jantung atau 750 ml per menit. Sirkulasi ini sangat dibutuhkan karena otak tidak menyimpan makanan, sementara kebutuhan metabolismnye tinggi. Darah arteri mengalir dari bawah dan darah vena mengalir dari atas. Kurangnya penambahan aliran darah kolateral dapat menyebabkan jaringan rusak secara permanen (irreversible).Otak diperdarahi oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri vertebralis adalah cabang dari arteri subklavia yang mengalir ke belakang bagian vertikal dan masuk tengkorak melalui foramen magnum, lalu saling berhubungan menjadi arteri basilaris pada batang otak. Arteri vertebrobasilaris paling banyak memperdarahi otak bagian posterior. Arteri basilaris membagi menjadi dua cabang pada arteri serebralis bagian posterior.Aliran darah dari sirkulus willisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi anterior dan posterior serebral, arteri arteri pada sirkulus willisi memberi rute alternatif pada aliran darah jika salah satu peran arteri mayor tersumbat. (Batticaca,2011;hal.8)2) Medula SpinalisMedula spinalis dan batang otak membentuk struktur kontinu yang keluar dari hemisfer serebral dan bertugas sebagai penghubung otak dan saraf perifer. Panjangnya rata-rata 45 cm dan menipis pada jari-jari. Medulla spinalis yang memanjang dari foramen magnum di dasar tengkorak sampai bagian atas lumbal kedua adalah akar saraf. Akar saraf yang memanjang melebihi konus dan menyerupai ekor kuda disebut kauda equina. (Batticaca,2011;hal.11)Medula spinalis tersusun dari 33 segmen servikal, 12 segmen torakal, 5 segmen lumbal, 5 segmen sacral, dan 5 segmen koksigeus. Medula spinalis mempunyai 31 pasang saraf spinal, masing-masing segmen mempunyai satu percabangan untuk setiap sisi. Medula spinalis terdiri atas substansia alba. Di dalam substansia grisea terletak di daerah eksternal dan substansia alba pada bagian internal. Pada medula spinalis, substansia grisea berada di bagian tengah, sedangkan substansia alba mengelilingi substansia grisea. (Batticaca,2011;hal.12) b. Susunan Saraf TepiDi dalam kepala ada dua belas saraf kranial, beberapa diantaranya adalah serabut campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja. Kedua belas saraf kranial ini terbagi menjadi dua susunan yaitu :1) Susunan Saraf SomatikSusunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.2) Susunan Saraf OtonomDinamakan otonom, karena aktivitasnya tidak di kontrol oleh kehendak. Menurut fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari 2 bagian, yaitu :a) Susunan Saraf SimpatisSaraf simpatis distimulasi oleh emosi, seperti rasa takut, marah, gembira. Sistem syaraf ini membantu tubuh berespon terhadap emosi dengan memberikan otot suplai darah yang kaya dengan O2.b) Susuanan Saraf ParasimpatisSistem saraf parasimpatis mempunyai pengaruh yang bertolak belakang dengan saraf simpatis yaitu menstimulasi sistem pencernaan dan merangsang keluaran asam lambung dan aktivitas peristaltik.Adapun fungsi masing-masing saraf kranial pada sistem persarafan dapat dilihat pada gambar berikut :

No.Syaraf KranialKomponen Fungsi

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

XI

XIIAlfaktoris

Optikus

Okulomotorius

Trokhearis

Trigeminus

N. ofsalmikus

N. maksilaris

N. mandibulari

Abdusen

Fasialis

Akustikus

Glosofaringius

Vagus

Accesorius

Hipaglasus Sensorik

Sensorik

Motorik

Motorik

Motorik dan sensorik

Motorik dan sensorik

Sensorik

Motorik dan sensorik

Motorik

MotorikSensorik

Sensorik

Motorik

Sensorik

Motorik Sensorik

Motorik

Motorik Penciuman, penghidu

Tajam penglihatan dan lapang pandangMengangkat kelopak mata atas

Pergerakan bola mata keatas dan kebawah

Kulit kepala dan kelompak mata atas

Rahang atas, palatum dan hidung

Rahang bawah dan lidah

Kontraksi pupil dan penggoyang sisi mata

Ekspresi wajah, otot wajah

Sensasi lidah pada 2/3 bagian belakang (rasa manis, asam & asin)

Pendengaran dan keseimbangan

Faring : menelan, reflek muntahFaring : lidah posterior, termasuk rasa pahit

Kemampuan menelan, reflek muntahSensasi faring, laring

Pergerakan kepala, otot leher dan bahuPergerakan lidah dan kekuatan lidah

Tabel 1.1 : Komponen Dan Fungsi Saraf Kranial (sumber :Arif Mutaqin, 2008)

B. Konsep Dasar Stroke Non Hemoragik1. PengertianStroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan (Muttaqin, 2008;hal.130).Stroke non hemoragik merupakan komplikasi dari penyakit vaskular, yang ditandai dengan gejala penurunan tekanan darah mendadak, takikardi, pucat, dan pernapasan yang tidak teratur. (Batticaca,2011;hal.56)Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stroke non hemoragik merupakan kondisi dimana terjadi kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kejaringan otak berkurang yang disebabkan karena obstruksi total atau sebagian pembuluh darah otak dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular.2. EtiologiMenurut Arif Muttaqin (2008), penyebab terjadinya Stroke Non Hemoragik adalah :a. Trombosis SerebralTrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya. Trombus ini biasa terbentuk di arteri besar yang bercabang dan pada lumen yang terjadi akibat timbunan plak aterosklerotik. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan trombosis otak :1) Aterosklerosis : mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.2) Hiperkoagulasi pada polisitemia : darah bertambah kental, peningkatan viskositas atau hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebri.3) Arteritis (radang pada arteri)

Trombosis

Gambar 1.5 : Trombosis Pada Otak (http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 8 Juni 2014)

b. Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Emboli terjadi ketika gumpalan darah atau plak terlepas dan menuju ke otak. Ketika stenosis terjadi, aliran darah menjadi berkurang atau sepenuhnya tersumbat sehingga menyebabkan terjadinya iskemia dan stroke. Cardioembolik merupakan emboli pemicu stroke. Rendahnya aliran darah / menetapnya darah didalam rongga jantung menyebabkan terjadinya pembentukan bekuan darah. Penyebab cardioembolik yang paling umum adalah fibrilasi atrium (disritmia jantung yang paling umum pada lansia), penyakit jantung rematik, infark miokard akut, endokarditis, stenosis katup mitral, katup jantung prostetik dan penyakit jantung lainnya. c. Hemoragi (Perdarahan)Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, edema dan mungkin herniasi otak.Menurut Muttaqin (2008) faktor-faktor resiko stroke non hemoragik diantaranya :a. Hipertensi, merupakan faktor resiko utamab. Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebral berasal dari jantungc. Kolestrol tinggid. Obesitase. Peningkatan hematokrit meningkatkan resiko infark serebralf. Diabetes terkait dengan aterogenesis terakselerasig. Kontrasepsi oral (khususnya dengan hipertensi, merokok dan kadar estrogen tinggi)

3. PatofisiologiInfark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskuler) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Aterosklerosis sering sebagai factor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dan plak arterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Trombus dapat lepas dari dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus mengakibatkan Iskemia jaringan otak pada area yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan epada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau rupture.Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral. Perubahan yang disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversible untuk waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible jika anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung. (Muttaqin, 2008)

Pathways

4. Manifestasi KlinisTanda dan gejala stroke sangat bervariasi, tergantung bagian otak yang terkena. Namun secara umum dapat dikemukakan tanda dan gejala yang sering dijumpai, antara lain :a. Timbul rasa kesemutan pada seisi badan, mati rasa, terasa seperti terbakar, atau terkena cabaib. Lemas atau bahkan kelumpuhan pada seisi badan, sebelah kanan atau kiri sajac. Mulut, lidah mencong bila diluruskan. Mudah diamati jika sedang berkumur, tidak sempurna atau air muncrat dari mulutd. Gangguan menelan, atau bila minum sering tersedake. Gangguan bicara, berupa pelo, atau aksentuasi kata-kata sulit dimengerti (afasia). Bahkan bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatahf. Tidak mampu membaca dan menulis. Kadang-kadang diawali dengan perubahan tulisan yang tidak seperti biasa, karena tulisan lebih jelekg. Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecilh. Kurang mampu memahami pembicaraan orang laini. Kemampuan intelektual menurun drastis, bahkan tidak mampu berhitung, menjadi pelupaj. Fungsi indra terganggu sehingga bisa terjadi gangguan pernglihatan berupa sebagian berupa sebagian lapang pandang tidak terlihat atau gelap, juga pendengaran berkurangk. Gangguan pada suasana emosi, menjadi lebih mudah menangis atau tertawal. Kelopak mata sulit dibuka, atau dalam keadaan terkatupm. Gerakan badan tidak terkoordinasi sehingga berjalan sempoyongan, atau kehilangan koordinasi pada seisi badann. Gangguan kesadaran, pingsan bahkan sampai koma

5. KomplikasiMenurut Tarwoto (2007) komplikasi stroke meliputi :a. Kejang b. Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)c. Tonus otot abnormal (menurun)d. Kontraktur (kekakuan sendi)e. Trombosis vena f. Malnutrisi g. Aspirasi h. Inkontinensia urine

6. PencegahanMenurut Batticaca (2011) pencegahan stroke yang dapat dilakukan yaitu :a. Hindari merokok, kopi dan alcoholb. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan ideal (cegah kegemukan)c. Batasi intake garam bagi penderita hipertensid. Batasi makanan berkolesterol dan lemak (daging, durian, alpukat, keju,dan lainnya)e. Pertahankan diet dengan gizi seimbang (banyak makan buah dan sayuran)f. Olahraga yang teratur7. Pemeriksaan Diagnostika. Angiografi serebralMembantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malfromasi vaskuler.b. Lumbal FungsiTekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.c. CT ScanPemindaian ini memperlihatan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.d. MRI Magnetic Imaging Resonance (MRI) menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besarnya / luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.

e. USG DopplerUntuk mengindentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)f. EEGPemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.g. Pemeriksaan Laboratorium1) Lumbal pungsi2) Pemeriksaan darah rutin3) Pemeriksaan kimia darah, pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali4) Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.

8. Penatalaksanaana. Penatalaksanaan Umum1) Fase akuta) Pertahankan jalan napas, pemberian oksigen, penggunaan ventilator.b) Monitor peningkatan tekanan intravena.c) Monitor fungsi pernapasan: analisa gas darah.d) Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG.e) Evaluasi status cairan dan elektrolit.f) Kontrol kejang jika ada dengan pemberian obat antikonvulsan dan cegah resiko injuri.g) Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi lambung.h) Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan.i) Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran, keadaan pupil, fungsi sensorik dan motorik, nervus dan refleks.2) Fase rehabilitasia) Pertahankan nutrisi yang adekuat.b) Program manajemen bladder dan bowel.c) Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendid) Pertahankan integritas kulit.e) Pertahankan komunikasi yang efektif.f) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari.g) Persiapan pasien pulang.b. Pengobatan konservatif1) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS)2) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.3) Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan trombus dan embolisasi.4) Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.c. Pengobatan pembedahanMenurut Muttaqin (2008) tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral1) Endosteroktomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher.2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh klien TIA

C. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Stroke Non HemoragikPola asuhan keperawatan yang tepat adalah melalui proses keperawatan yang mulai dari proses pengkajian sampai tindakan yang akan diberikan (Arief Muttaqin,2008)1. Pengkajian Sekundera. Aktivitas dan istirahat.Gejala : Kesulitan dalam beraktivitas; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis, mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot)Tanda : Perubahan tingkat kesadaran, perubahan tonus otot (flaksid atau spastis), paraliysis (hemiplegia), kelemahan umum, gangguan penglihatanb. SirkulasiGejala : Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung, endokarditis bakterial)Tanda : Hipertensi arterial, Disritmia, perubahan EKG. Pulsasi : kemungkinan bervariasi, denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.c. Integritas egoGejala : Perasaan tidak berdaya, hilang harapan.Tanda : Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediaan, kegembiraan, kesulitan berekspresi diri.d. EliminasiGejala : Inkontinensia, anuria. Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara usus (ileus paralitik)e. Makan / minumGejala : Nafsu makan hilang. Nausea / vomitus menandakan adanya Peningkatan Tekanan Intra Kranial. Kehilangan sensasi lidah, pipi, tenggorokan, disfagia. Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah.Tanda : Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan faring), obesitas.f. Sensori NeuralGejala : Pusing, Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati. Penglihatan berkurang. Sentuhan: kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral (sisi yang sama). Gangguan rasa pengecapan dan penciumanTanda : Menurut Muttaqin (2008), pada pemeriksaan saraf kranial klien dengan stroke kemungkinan ditemukan : Saraf I. Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman. Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensorik primer di antara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada klien dengan hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh. Saraf III, IV, dan VI. Apabila akibat stroke mengakibatkan paralisis sesisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral di sisi yang sakit. Saraf V. Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigeminus, didapatkan penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah. Penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral dan kelumpuhan sesisi otot-otot pterigoideus internus dan eksternus. Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat. Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi. Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik, kesukaran membuka mulut. Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indra pengecapan normalg. Nyeri / kenyamananGejala : Sakit kepala yang bervariasi intensitasnyaTanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasialh. RespirasiGejala : Perokok (faktor resiko)i. KeamananTanda : Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan. Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit. Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali. Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin / gangguan regulasi suhu tubuh. Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri.j. Interaksi sosialGejala : Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi2. Diagnosa Keperawatan