angga haditya

26
FAMILY LIFE CYCLE DALAM KEDOKTERAN KELUARGA Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Disusun Oleh: ANGGA HADITYA 030.09.022 i

Upload: nanda-soraya

Post on 13-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kk

TRANSCRIPT

FAMILY LIFE CYCLE DALAM KEDOKTERAN KELUARGA

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang

Disusun Oleh:

ANGGA HADITYA

030.09.022

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 29 JUNI 2015 – 12 SEPTEMBER 2015

i

LEMBAR PENGESAHAN

FAMILY LIFE CYCLE DALAM KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang

Oleh :

Angga Haditya

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta

030.09.022

Semarang, 30 Agustus 2015

Telah diuji, direvisi, dan disetujui oleh:

Pembimbing

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ‘Family Life Cycle Dalam

Kedokteran Keluarga’.

Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas Kepaniteraan

Klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Dipenogoro Semarang.

Tentunya penulis berharap pembuatan laporan ini tidak hanya berfungsi sebagai apa

yang telah disebutkan di atas, namun besar harapan penulis, laporan ini juga dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak

kekurangannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima

semua saran dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini.

Semarang, 30 Agusutus 2015

Penulis

Angga Haditya

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang......................................................................... 1

1.2. Ruang Lingkup Pembahasan................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan..................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2

2.1. Prinsip Kedokteran Keluarga................................................... 2

2.2. Family Life Cyle (Siklus Hidup Keluarga)............................. 3

2.3. Pembagian Tahapan Siklus Kehidupan................................... 4

2.4. Fungsi Dasar Keluarga............................................................ 11

BAB III KESIMPULAN.............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia melewati tahap demi tahap perkembangan dalam kehidupannya. Pada

setiap tahap perkembangan terdapat tugas-tugas perkembangan yaitu tugas yang

muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu. Salah satu

tugas perkembangan pada masa dewasa dini yaitu perkawinan dan mulai

membentuk keluarga.

Dalam setiap pernikahan, setiap pasangan akan melewati urutan perubahan

dalam komposisi, peran, dan hubungan dari saat pasangan menikah hingga

mereka meninggal yang disebut sebagai Family Life Cycle.

Keluarga adalah sekelompok individu yang hidup bersama melalui hubungan

darah, persetujuan hukum dan ataupun adanya tanggung jawab sosial. keluarga

terdiri atas individu yang terus berinteraksi, hidup bersama, berubah dan tumbuh.

Keluarga merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup

dan meneruskan eksistensi dan fungsi dasar keluarga penting untuk dijalankan

oleh semua anggota keluarga.

1.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai siklus hidup keluarga yang terdiri

dari beberapa tahap dan aplikasi dalam praktek pelayanan kesehatan.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan

klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Dipenogoro

Semarang dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai siklus kehidupan

keluarga.

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kedokteran Keluarga 1

1. Pelayanan yang bersinambung (continuity of care)

Pelayanan yang bersinambung adalah pelayanan kesehatan yang

mana satu dokter bertemu pasiennya dan idealnya juga keluarganya dalam

keadaan sakit maupun sehat. Dengan pelayanan yang bersinambung akan

terbentuk hubungan yang didasari kepercayaan terhadap dokternya dan

perjalanan waktu akan membentuk kepercayaan ini.

2. Pelayanan yang menyeluruh (comprehensiveness)

Komprehensif bearti kita memandang pasien tidah hanya sisi

biologis saja tetapi juga dari sisi social dan psikologisnya. Oleh sebab itu,

seorang dokter keluarga memandang pasiennya secara keseluruhan

dalamkonteks memperhatikan semua aspek sebelum membuat diagnose

dan rencana pengobatannya.

3. Pelayanan yang terkoordinasi (Coordination of care)

Dokter keluarga berperan sebagai orkestrator pelayanan kesehatan

bagi pasiennya, yang mengkoordinasikan semua pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan pasien. Dokter keluarga bertanggungjawab menjadi guide bagi

pasiennya dalam sistem pelayanan kesehatan, yang berperan dalam

memberikan advokasi.

4. Masyarakat (Community)

Pekerjaan, budaya dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam

komunitas yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien.

2

5. Pencegahan (Prevention)

Pencegahan penyakit memiliki banyak aspek, termasuk pengenalan

faktor risiko penyakit dan promosi kesehatan gaya hidup sehat.

Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah yang mungkin

memiliki efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarga.

Pencegahan adalah mengenali faktor resiko terjadinya suatu

penyakit, seperti riwayat penyakit tersebut dalam keluarga dan melakukan

skrining untuk menemukan kasus dini dan pencegahan sedini mungkin.

6. Keluarga (Family)

Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian

dari keluarganya dan memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan

pengaruh keluarga terhadap penyakit. Dokter keluarga juga mengenali

keluarga yang berfungsi baik dan keluarga yang disfungsi dan

menggunakan kedua pengetahuan ini dalam mendiagnosa dan memberikan

terapi kepada pasiennya.

2.2. Siklus Hidup Keluarga

Dalam setiap pernikahan, setiap pasangan akan melewati urutan

perubahan dalam komposisi, peran, dan hubungan dari saat pasangan

menikah hingga mereka meninggal yang disebut sebagai Family Life

Cycle.2

Pengetahuan tentang siklus hidup keluarga dapat membantu dalam

mengerti setiap tantangan dan permasalahan di setiap tahap kehidupan,

bagaimana dampak dari kejadian-kejadian di kehidupan terhadap

psikologis maupun psikososial dari manusia.1

3

Siklus kehidupan keluarga menggambarkan susunan dari

perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan setiap individu

dalam sebuah keluarga. Selain itu menggambarkan juga evolusi yang

terjadi dari sebuah hubungan perkawinan. Siklus hidup keluarga juga

menggambarkan perkembangan secara siklus dari keluarga.1

Dengan memahami siklus kehidupan keluarga, kita dapat

memprediksi dan membuat kronologi dari masalah-masalah yang terjadi

dalam keluarga yang berkaitan dengan siklus tersebut. Selain itu, kita

dapat mengantisipasi dan mencegah terjadinya efek terhadap kesehatan

dari masalah keluarga yang timbul.1

2.3 Pembagian Tahapan Siklus Kehidupan 1

1. Dewasa dan belum menikah (unattached young adult)

Pada tahapan ini seorang individu akan memformulasikan hal-hal

yang menjadi tujuan hidupnya dalam perkembangannya untuk menjadi

"seseorang". Termasuk dalam membentuk sebuah keluarga.

Masalah-masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah :

i. Masalah media

Akne, dysmenorrhea dan masalah yang berhubungan dengan seks

seperti penyakit kelamin dan kehamilan yang tak diinginkan.

ii. Masalah emosional

Psikosomatis yang berhubungan dengan pekerjaan baru, depresi

karena penyesuaian terhadap lingkungan baru dan ekspektasi dari

orang-orang terdekat.

iii. Masalah sosial

Tekanan dari teman-teman dalam penggunaan alkohol, merokok,

tekanan dari pacar untuk menikah.

4

2. Tahap awal perkawinan (the newly married couple)

Pada tahap ini sering terjadi penggabungan dua keluarga melalui

sebuah perkawinan. Ini adalah masa transisi bagi pasangan yang baru

menikah dari kehidupan lajang pasangan suami isteri.

Masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah :

i. Masalah medis

Kehamilan yang terlalu cepat, penyakit kelamin, masalah

ginekologi dan fertilitas.

ii. Masalah emosional dan sosial

Depresi karena cepat menikah atau karena kehamilan yang tidak

diinginkan, masalah perbedaan komunikasi dan kepribadian antar

suami istri, masalah dengan mertua dan masalah keuangan.

Ada beberapa tahapan dalam perkawinan :

a. Tahapan bulan madu (honeymoon stage) : 0-2 tahun

Masalah yang sering terjadi disini adalah komitmen terhadap

perkawinan tersebut. Setiap pasangan harus berdiferensiasi dari

keluarga masing-masing dan mengatur waktu antara pasangan,

keluarga dan teman.

b. Tahapan awal perkawinan (early marriage stage) : 2-10 tahun

Masalah yang sering terjadi adalah bagaimana mematangkan

hubungan perkawinan. Setiap pasangan harus menjaga romatisme

dalam perkawinan, mengatur waktu agar seimbang antara

kebersamaan dan perpisahan dan memperbaharui komitmen

perkawinan.

5

c. Tahap pertengahan perkawinan (middle marriage stage) : 10-25

tahun

Masalah emosional yang muncul adalah menelaah kembali

hubungan perkawinan. Setiap pasangan harus menyesuaikan diri

terhadap perubahan yang terjadi pada usia pertengahan dan harus

memperbaharui perkawinan.

d. Tahap jangka panjang perkawinan (long term marriage stage) : >25

tahun

Masalah emosional yang muncul adalah perpisahan dan

perencanaan dalam menghadapi kehidupan usia lanjut. Pasangan

harus menjaga fungsi dari masing-masing pasangan dan jika terjadi

harus menghadapi kematian dari pasangan.

3. Tahap keluarga dengan anak-anak (the family with young children)

Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga beranjak dewasa. Pada

tahap ini juga anak-anak mulai sekolah, yang merupakan kontak

pertamanya dengan orang lain di luar keluarganya.

i. Masalah media

Masalah kandungan dan kebidanan, keluarga berencana, penyakit

kelamin.

ii. Masalah emosional dan sosial

Tekanan dari teman sebaya di lingkungannya dalam penggunaan

alkohol, narkoba, perselingkuhan, gangguan dalam kemampuan

seks, masalah pekerjaan, masalah dalam mengasuh anak, masalah

keuangan.

6

4. Tahap keluarga dengan anak-anak dewasa (the family with adolescent)

Pada saat anak-anak beranjak dewasa, pasangan tersebut mulai

memasuki usia pertengahan dan orang tua mereka memasuki usia lanjut.

i. Masalah medis

Masalah penggunaan obat-obat terlarang pada anak, akne, bau

badan, masalah menstruasi pada anak dan tanda-tanda

premenopause pada orang tua.

ii. Masalah sosial dan emosional

Anak bereksperimen dalam seks, homoseksual pada anak, konflik

dengan orang tua, tekanan teman sebaya dan krisis usia

pertengahan pada orang tua

5. Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (launching

family)

Tahap ini dimulai saat anak pertama mulai meninggalkan rumah

keluarga dan berakhir setelah anak terakhir juga meninggalkan rumah

keluargan.

i. Masalah medis

Masalah obstetri dan ginekologi, masalah kesehatan yang terjadi

secara episodik, masalah kesehatan yang berhubungan dengan

remaja dan dewasa muda, penyakit degeneratif pada orang tua.

ii. Masalah sosial dan ekonomi

Masalah kemandirian, konflik dengan orang tua, sindroma

kesepian pada orang tua, penurunan karir sejalan dengan

bertambahnya usia orang tua.

7

6. Tahap keluarga pada usia lanjut (family in later life)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah,

dilanjutkan dengan pensiunnya salah satu atau kedua pasangan dan

berakhirnya saat keduanya meninggal.

Masalah yang sering muncul adalah

i. Masalah media

Penyakit degeneratif, masalah menopausal, masalah urologis.

ii. Masalah sosial dan ekonomi

Depresi karena ditinggal mati pasangan, kesepian, psikosomatis

karena ditinggal anak-anak.

Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-Stage

Family Life Cycle) dan setiap tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas

tersendiri: 3

1. “Married couples (without children)” (Pasangan nikah dan belum

memiliki anak).

a. Membina hubungan intim dan memuaskan.

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

sosial.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni:

keluarga suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri.

2. “Childbearing Family (oldest child birth-30 month)” (Keluarga dengan

seorang anak pertama yang baru lahir).

a. Persiapan menjadi orang tua.

8

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual, dan kegiatan.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. “Families with preschool children (oldest child 2,5-6 years)” (Keluarga

dengan anak pertama yang berusia prasekolah).

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak lain juga harus terpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga

maupun dengan masyarakat.

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. “Families with School Children (Oldest child 6-13 years )” (Keluarga

dengan anak yang telah masuk sekolah dasar).

a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan

lingkungan.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi

kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baikdi sekolah

maupun di luar sekolah.

5. “Families with teenagers (oldest child 13- 20 years)” (Keluarga dengan

anak yang telah remaja).

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.

b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

9

c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang

tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orangtua melepas

otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali

muncul konflik orang tua dan anaknya yang berusia remaja.

6. “Families launching young adults (first child gone to last child’s leaving

home)” (Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah).

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Membantu orang tua memasuki masa tua.

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. “Middle Aged Parents (empty nest to retirement)” (Keluarga dengan

orang tua yang telah pensiun).

a. Mempertahankan kesehatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak.

c. Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus utama dalam usia keluarga ini antara lain: mempertahankan

kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,

menikmati hidup, pekerjaan dan sebagainya.

8. “Aging family members (retirement to death of bothspouse)” (Keluarga

dengan orang tua yang telah lanjut usia).

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik dan pendapatan.

c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

10

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

e. Melakukan life review.

f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas

utama keluarga pada tahap ini.

2.4 Fungsi Dasar Keluarga

Fungsi dasar setiap keluarga haruslah difasilitasi mulai dari awal

pembentukan. Keluarga memerlukan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup dan

meneruskan eksistensi. Kebutuhan tersebut termasuk interaksi antar individu,

pelindung psikososial (rumah dan tempat tinggal), suplai makanan dan kebutuhan

pokok, keuangan dan pelayanan kesehatan.4

Penting mengetahui bahwa fungsi dasar keluarga dijalankan oleh semua

anggota keluarga sebagai kelompok, termasuk anak dalam usia berapa pun. Maka

itu, fungsi keluarga sebagai kelompok akan lebih maksimal dibandingkan dengan

fungsi individual.4

Terdapat dua pembagian besar dari fungsi dasar keluarga, yaitu :

1. Prosees primer intrafamilial

Termasuk didalamnya adalah pelindung psikososial, suplai kebutuhan

pokok (terutamanya makanan), keuangan dan kesehatan. Fungsi-fungsi

tersebut merupakan fungsi dasar dimana tanpa fungsi tersebut, keluarga

tidak akan bertahan. Fungsi ini mulai bekerja dari fase siklus kehidupan

keluarga yang pertama dan terus berlanjut pada fase-fase berikutnya.4

2. Proses ekstrafamilial

Termasuk aspek sosial dan budaya. Keluarga berperan sebagai mediator

pertama yang memperkenalkan anggota keluarga kepada komunitas. Fungsi

ini mulai bekerja pada fase pertengahan dan seterusnya.4

11

BAB III

KESIMPULAN

Siklus hidup keluarga penting dan patut diketahui oleh dokter keluarga dalam menerapkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendekatan berbasis keluarga.

Keluarga merupakan kesatuan biopsikososial primer yang berfungsi sebagai satu kesatuan psikis. Keluarga bukanlah sesuatu yang bersifat statis, tetapi terus berubah, berkembang dan bersifat dinamis.

Pernikahan adalah hubungan keluarga yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap masalah kesehatan. Bahkan jika faktor-faktor lain sudah dikontrol, status marital tetap menentukan mortalitas dan morbiditas dari penyakit-penyakit tertentu,

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Fujiati, I.I. (2005). Dasar-dasar Kedokteran Keluarga, Medan: USUpress

2. Sigelman, Carol. K., Rider, Elizabeth A. (2003). Life-Span Human

Development(4th ed). Belmont California: Wadsworth Publishing

Company.

3. Lefrancois, Guy. (1993). The Life-Span (4th ed.). Belmont California:

Wadsworth Publishing Company.

4. Sholevar G.P., Schwoeri L.D. (2003). Clinical Application, Textbook of

Family and Couples Therapy. American Psychiatric Publishing, Inc.

13